PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH...

186
PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI SMA UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: Aemilianus Ganda Prima Irawan 151224063 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH...

Page 1: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN

DI SMA UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER

KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Aemilianus Ganda Prima Irawan

151224063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

i

PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN

DI SMA UNTUK MENANAMKAN NILAI-NILAI KARAKTER

KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Aemilianus Ganda Prima Irawan

151224063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... iv

MOTO .................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS ................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................. viii

ABSTRACT ............................................................................................ ix

KATA PENGANTAR ........................................................................... x

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................. xvii

DAFTAR BAGAN ................................................................................. xviii

DAFTAR GRAFIK ............................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xx

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

1.2 Batasan Masalah.......................................................................... 4

1.3 Rumusan Masalah ....................................................................... 5

1.4 Tujuan ......................................................................................... 5

1.5 Manfaat ....................................................................................... 5

1.6 Spesifikasi Produk ....................................................................... 6

1.7 Definisi Operasional.................................................................... 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

xiv

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................... 9

2.1 Penelitian yang Relevan .............................................................. 9

2.2 Landasan Teori ............................................................................ 11

2.2.1 Keterampilan Membaca Pemahaman .......................................... 12

2.2.1.1 Hakikat Membaca Pemahaman ................................................... 12

2.2.1.2 Tingkat Membaca Pemahaman ................................................... 15

2.2.1.3 Indikator Membaca Pemahaman ................................................. 18

2.2.1.4 Tujuan Membaca Pemahaman .................................................... 19

2.2.1.5 Tahap-Tahap Membaca ............................................................... 20

2.2.2 Metode Active Learning .............................................................. 22

2.2.2.1 Hakikat Metode Active Learning ................................................ 22

2.2.2.2 Langkah-Langkah Strategi Information Search .......................... 24

2.2.3 Modul Pembelajaran ................................................................... 25

2.2.3.1 Hakikat Modul Digital ................................................................ 25

2.2.3.2 Tujuan Modul .............................................................................. 26

2.2.3.3 Prinsip Penulisan Modul ............................................................. 27

2.2.3.4 Struktur Penulisan Modul ........................................................... 28

2.2.3.5 Prosedur Penulisan Modul .......................................................... 33

2.2.4 Cerita Rakyat ............................................................................... 37

2.2.4.1 Hakikat Cerita Rakyat ................................................................. 38

2.2.4.2 Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta ............................... 39

2.2.4.3 Karakteristik Cerita Rakyat ......................................................... 40

2.2.4.4 Unsur Intrinsik ............................................................................ 42

2.2.4.5 Unsur Ekstrinsik .......................................................................... 45

2.2.5 Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan ............................................ 46

2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 49

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 49

3.2 Sumber Data dan Data ................................................................ 49

3.3 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

xv

3.4 Instrumen Penelitian.................................................................... 50

3.5 Teknik Analisis Data ................................................................... 52

3.6 Prosedur Penelitian...................................................................... 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 61

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 61

4.1.1 Hasil Studi Pendahuluan ............................................................. 61

4.1.1.1 Deskripsi Wawancara Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Terkait Pengembangan Modul Digital Membaca Pemahaman

Teks Cerita Rakyat ..................................................................... 63

4.1.1.2 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Siswa Terkait Pengalaman

Awal dalam Membaca Pemahaman Teks Cerita Rakyat ............ 63

4.1.2 Pengembangan Modul Digital Membaca Pemahaman Teks

Cerita Rakyat ............................................................................... 66

4.1.2.1 Penentuan Tujuan ........................................................................ 67

4.1.2.2 Pemilihan Bahan ......................................................................... 68

4.1.2.3 Penyusunan Kerangka ................................................................. 68

4.1.2.4 Penyusunan Modul ...................................................................... 69

4.1.3 Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli ....................................... 69

4.1.3.1 Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli ....................................... 69

4.1.4 Revisi .......................................................................................... 76

4.1.5 Data Hasil Uji Coba Produk ........................................................ 78

4.1.5.1 Deskripsi Hasil Uji Coba Produk ................................................ 78

4.1.5.2 Deskripsi Hasil Validasi Siswa ................................................... 79

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 82

4.2.1 Deskripsi Modul .......................................................................... 82

4.2.2 Deskripsi Data Hasil Validasi ..................................................... 87

4.2.2.1 Deskripsi Data Hasil Validasi oleh Dosen Ahli .......................... 87

4.2.2.2 Deskripsi Data Hasil Validasi oleh Siswa ................................... 90

4.2.3 Analisis Kelayakan Modul .......................................................... 92

4.2.4 Kajian Produk Akhir ................................................................... 94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

xvi

BAB V PENUTUP ................................................................................. 100

5.1 Simpulan ..................................................................................... 100

5.2 Saran ............................................................................................ 102

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 104

BIOGRAFI PENULIS .......................................................................... 107

LAMPIRAN ........................................................................................... 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

xvii

DAFTAR TABEL

3.1 Konversi Nilai dan Skala Sikap .................................................. 53

3.2 Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan

Penilaian Acuan Patokan (PAP).................................................. 54

4.1 Hasil Analisis Angket Pengalaman Awal Siswa dalam

Membaca Pemahaman Teks Cerita Rakyat................................. 64

4.2 Data Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II .................... 70

4.3 Data Skor Rata-Rata Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ali II

pada Seluruh Aspek ...................................................................... 74

4.4 Data Hasil Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Materi ........... 79

4.5 Data Hasil Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Penyajian ...... 80

4.6 Hasil Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Bahasa ................... 80

4.7 Data Hasil Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Kegrafikan .... 81

4.8 Data Hasil Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Media ........... 81

4.9 Data Rekapitulasi Hasil Validasi oleh Dosen Ahli dan Siswa ...... 88

4.10 Analisis Kelayakan Modul Berdasarkan Validasi Dosen Ahli

dan Siswa .................................................................................... 92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

xviii

DAFTAR BAGAN

2.1 Alur Kerangka Berpikir............................................................... 48

3.1 Prosedur Penelitian Menurut Borg dan Gall

(dalam Sugiyono, 2017) .............................................................. 55

3.2 Prosedur Penelitian Lima Tahap ................................................. 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

xix

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Grafik Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II pada

Aspek Isi/Materi ............................................................................ 70

4.2 Grafik Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II pada

Aspek Penyajian ............................................................................ 71

4.3 Grafik Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II pada

Aspek Bahasa................................................................................. 72

4.4 Grafik Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II pada

Aspek Kegrafikan .......................................................................... 73

4.5 Grafik Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II pada

Aspek Media .................................................................................. 74

4.6 Grafik Perbandingan Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli

II ..................................................................................................... 88

4.7 Grafik Data Hasil Validasi Modul oleh Siswa .............................. 90

4.8 Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Validasi Modul

oleh Dosen Ahli dan Siswa ........................................................... 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

xx

DAFTAR GAMBAR

2.1 Contoh Sistematika Uraian Modul .............................................. 31

2.2 Contoh Sistematika Penomoran dalam Modul ............................ 32

4.1 Sampul Depan Modul ................................................................. 85

4.2 Kajian Produk Awal pada Aspek Isi/Materi ............................... 91

4.3 Kajian Produk Akhir pada Aspek Isi/Materi ............................... 94

4.4 Kajian Produk Awal pada Aspek Penyajian ............................... 95

4.5 Kajian Produk Akhir pada Aspek Penyajian ............................... 96

4.6 Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa ................................... 96

4.7 Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa ................................... 97

4.8 Kajian Produk Awal pada Aspek Kegrafikan ............................. 97

4.9 Kajian Produk Akhir pada Aspek Kegrafikan ............................ 98

4.10 Kajian Produk Awal pada Aspek Media ..................................... 98

4.11 Kajian Produk Akhir pada Aspek Media ................................... 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Fakultas Ilmu Keguruan dan

Pendidikan Universitas Sanata Dharma ............................... 108

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan

Politik Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta.... 109

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan, Pemuda, dan

Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta ............................... 110

Lampiran 4 Surat Permohonan Validasi Dosen Ahli I............................ 111

Lampiran 5 Surat Permohonan Validasi Dosen Ahli I............................ 112

Lampiran 6 Kisi-Kisi Angket Pemahaman Awal Siswa ......................... 113

Lampiran 7 Kisi-Kisi Wawancara Guru Mata Pelajaran ........................ 114

Lampiran 8 Kisi-Kisi Angket Validasi Dosen Ahli ................................ 115

Lampiran 9 Kisi-Kisi Angket Validasi Siswa ......................................... 117

Lampiran 10 Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran............................. 118

Lampiran 11 Hasil Angket Pengalaman Awal Siswa ............................. 120

Lampiran 12 Rekap Analisis Pengalaman Awal Siswa .......................... 126

Lampiran 13 Kategorisasi Analisis Angket Pengalaman Awal Siswa.... 128

Lampiran 14 Komentar Analisis ............................................................. 129

Lampiran 15 Hasil Validasi Dosen Ahli I ............................................... 130

Lampiran 16 Rekap Hitungan Hasil Angket Validasi Dosen Ahli I ....... 137

Lampiran 17 Hasil Validasi Dosen Ahli II ............................................. 140

Lampiran 18 Rekap Hitungan Hasil Angket Validasi Dosen Ahli I ....... 147

Lampiran 19 Rekap Hitungan Hasil Angket Validasi Dosen Ahli I dan

Dosen Ahli II ...................................................................... 150

Lampiran 20 Daftar Hadir Responden Peserta Uji Coba Produk ........... 151

Lampiran 21 Hasil Angket Validasi Siswa ............................................. 152

Lampiran 22 Rekap Butir Pernyataan Validasi Siswa ............................ 156

Lampiran 23 Kategorisasi Penilaian Modul oleh Siswa ......................... 160

Lampiran 24 Hasil Penugasan Uji Coba ................................................. 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

1

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan dikaji tujuh subbab, yaitu (1) latar belakang masalah, (2)

batasan masalah, (3)rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat

penelitian, (6) spesifikasi produk dan, (7) definisi operasional. Berikut ini rincian

subbab pada bagian pendahuluan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi dan informasi saat ini telah berkembang dengan pesat. Setiap segi

kehidupan terintegrasi dengan teknologi. Bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan

sebagainya juga mengalami perkembangan. Perkembangan tersebut membawa

dampak yang positif, di antaranya 1) Dengan adanya internet dapat melakukan

komunikasi dimana saja dengan pengguna di seluruh dunia; 2) Mempermudah

pertukaran data, dan informasi melalui email, newsgroup dan sebagainya; 3)

Mempermudah proses pembelajaran melalui layanan online. Misalkan saja dalam

pendaftaran tes, pembayaran, perkuliahan, penugasa, pembahasan kasus, ujian,

dan penilaian; 4) Mempermudah dalam bertransaksi dan berbisnis

(school.bsi.ac.id).

Dunia pendidikan juga mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Pemanfaatan berbagai teknologi digunakan dalam dunia pendidikan untuk

menunjang kemajuan. Aplikasi-aplikasi seperti “Ruang Guru” telah menjadi

sarana pembelajaran yang mandiri bagi siswa. Selain itu Pendaftaran Seleksi

Nasioanal Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dapat dilakukan secara online.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

2

Perkembangan yang terjadi tidak dapat dihindari. Dalam dunia pendidikan,

pengaruh perkembangan teknologi membuat proses pembelajaran lebih menarik

dan mudah. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran mulai mengalami

perubahan karena adanya teknologi. Seorang ilmuwan bernama Rosenberg (via

Subroto 2015) menyatakan bahwa pergeseran yang terjadi di antaranya: 1) dari

pelatihan ke penampilan, 2) dari ruang kelas ke tempat yang tidak terbatas, 3) dari

kertas ke paperless, dan 4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan dan 5) dari

waktu siklus ke waktu nyata.

Pengaruh teknologi membuat sekolah-sekolah harus memanfaatkan

perkembangan tersebut untuk memajukan pembelajaran di sekolah. Berdasarkan

observasi di salah satu SMK yaitu SMK 1 Yogyakarta, pemanfaatan teknologi

dalam pembelajaran masih sangat kurang. Hanya beberapa mata pelajaran seperti

akuntansi, TIK, dan pemasaran saja yang menggunakan laboratorium komputer.

Pembelajaran bahasa Indonesia sebenarnya bisa menggunakan laboratorium

komputer. Namun dorongan yang kurang kuat dan kemampuan guru menjadi

salah satu kendala.

Pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan di SMK 1 Yogyakarta hanya

menggunakan buku, slide power point, dan video. Secara keseluruhan guru hanya

menggunakan media buku dan slide power point. Peserta didik bahkan mengeluh

ketika pembelajaran menggunakan media buku. Pembelajaran dengan

menggunakan buku dianggap tidak menarik. Akibatnya peserta didik menjadi

tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Selain buku,

terkadang guru juga memberikan teks yang disiapkan untuk sejumlah siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

3

Biaya yang digunakan untuk mengkopi juga tidak murah, Rp200,00 per

lembarnya. Hal tersebut tentunya tidak efisien dan juga boros.

Hal yang harus diperhatikan dalam pembelajaran selain penggunaan sumber

belajar dan media pembelajaran adalah memperhatikan motivasi belajar. Hakim

menjelaskan bahwa motivasi merupakan dorongan (kehendak) yang berasal dari

dalam diri seseorang untuk mencapai sebuah tujuan yang hendak dicapai (dalam

Suprihatin, 2015:74). Penjelasan mengenai motivasi dapat disimpulkan bahwa

motivasi merupakan sebuah dorongan keinginan untuk mencapai suatu tujuan

dengan sebuah tindakan. Sebuah proses pembelejaran juga membutuhkan

motivasi. Tanpa adanya motivasi, maka pembelajaran akan berjalan tidak baik

karena tidak ada dorongan untuk mencapai sebuah tujuan. Prestasi biasanya

merupakan tujuan utama yang ingin diraih oleh pembelajar.

Djamarah menjelaskan ada tiga bentuk motivasi yaitu 1) motivasi sebagai

pendorong untuk mempengaruhi sikap dalam pembelajaran; 2) motivasi sebagai

penggerak perbuatan; dan 3) motivasi sebagai pengarah perbuatan (dalam

Suprihatin, 2015:81). Penjelasan Djamarah menyebutkan bahwa motivasi itu

penting dalam sebuah pembelajaran. Jika dikaitkan dengan permasalahan

sebelumnya yaitu pembelajaran yang membosankan, maka motivasi dapat

dimunculkan dari suatu hal yang baru dalam penggunaan media pembelajaran.

Penggunaan media seperti modul digital sangat jarang digunakan. Modul

digital sendiri dapat digunakan dalam berbagai bidang mata pelajaran di sekolah.

Modul adalah salah satu sarana yang dapat dikembangkan. Pengembangan modul

bukan dalam bentuk kertas, tetapi dalam bentuk digital atau elektronik. Tujuan

utamanya tentu untuk menghemat dan efisien dalam melakukan pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

4

Selain hemat, dengan modul digital yang memiliki tampilan yang menarik tentu

akan mendorong siswa lebih bersemangat dalam belajar.

Modul digital akan membuat siswa lebih mandiri dalam melakukan

pembelajaran. Selain itu juga akan mengurangi penggunaan kertas untuk tetap

menjaga kelestarian lingkungan. Kemudahan juga akan diperoleh oleh guru dan

siswa dalam setiap melakukan pembelajaran. Penggunaan modul digital memiliki

beberapa keuntungan seperti: 1) menghemat biaya; 2) lebih menarik; 3)

menghemat penggunaan kertas; 4) memudahkan siswa dalam pembelajaran dan

lain sebagainya.

Berdasarkan pemaparan masalah di atas, perlu dilakukan penelitian yang

berjudul “Pengembangan Modul Digital Keterampilan Membaca Pemahaman Di

SMA Kelas X Untuk Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan Melalui

Cerita Rakyat Daerah Yogyakarta”. Modul yang akan dikembangkan oleh

peneliti diharapkan mampu memajukan pembelajaran. Pendidikan berbasis

teknologi tercermin dalam pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan

modul digital. Pembelajaran yang diharapkan peneliti akan lebih menarik, efisien,

dan mudah dilakukan dengan adanya penggunaan modul digital yang akan

disusun.

1.2 Batasan Masalah

Batasan masalah bertujuan agar permasalahan yang terdapat dalam penelitian

terpusat dan tidak menimbulkan kebingunan. Masalah yang diteliti dalam

penelitian ini dibatasi pada Pengembangan Modul Digital Membaca Pemahaman

Di Sma Untuk Menanamkan Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan Melalui Cerita

Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

5

1. Penelitian ini hanya membatasi modul digital meskipun terdapat jenis

bahan ajar yang lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan

pemahaman dan keterampilan membaca pemahaman.

2. Penelitian ini membatasi pada pendekatan pembelajaran active learning

saja meskipun terdapat jenis pendekatan pembelajaran lain yang dapat

digunakan oleh pengajar.

3. Penelitian ini membatasi hanya pada pemahaman dan keterampilan

membaca pemahaman walaupun terdapat jenis membaca yang lainnya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah yang digunakan peneliti

adalah “Bagaimana pengembangan modul digital keterampilan membaca

pemahaman di SMA kelas X untuk menanamkan nilai-nilai karakter

keindonesiaan melalui cerita rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta?”.

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

menghasilkan modul digital keterampilan membaca pemahaman dengan

memanfaatkan cerita rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta bagi siswa SMA kelas

X untuk menanamkan nilai-nilai karakter keindonesiaan.

1.5 Manfaat

Terdapat dua manfaat yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Manfaat

teoretis berkaitan dengan pengembangan teori. Manfaat praktis berkaitan dengan

kontribusi yang dapat langsung dirasakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

6

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, peneliti dapat menunjukkan pengembangan modul digital

pemebalajaran keterampilan membaca pemahaman dengan memanfaatkan

cerita rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta bagi siswa SMA.

2. Manfaat Praktis

Melalui penelitian ini, peneliti dapat memberikan distribusi kepada peneliti

selanjutnya yang akan meneliti tentang pengembangan modul digital dengan

topik yang lain, tetapi masih relevan dengan penelitian ini. Selain itu juga

dapat digunakan oleh pendidik untuk pembelajaran di kelas.

1.6 Spesifikasi Produk

Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa: 1) sumber referensi yang

tersedia untuk pembelajaran cerita rakyat masih terbatas; 2) belum ada modul

pembelajaran bahasa Indonesia secara khusus untuk keterampilan membaca

pemahaman teks cerita rakyat; 3) adanya kendala dalam memahami bahasa dalam

teks cerita rakyat; 4) kurangnya konsentrasi saat membaca; 5) pentingya relevansi

amanat dalam cerita rakyat terhadap kehidupan sehari-hari; dan 6) responden

susah memahami isi cerita.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengumpulan informasi melalui kuesioner

dan wawancara, maka peneliti akan mengembangkan modul yang memuat: 1)

penerapan teori membaca pemahaman; 2) cerita rakyat Daerah Istimewa

Yogyakarta yang mengandung nilai-nilai karakter keindonesiaan; 3) metode

belajar active learning; dan 4) berbentuk digital.

Teori membaca pemahaman akan diterapkan dalam setiap aktivitas membaca.

Teori tersebut berupa tingkat pemahaman membaca dan tahap-tahap membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

7

Cerita rakyat yang digunakan berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

Penggunaan cerita rakyat dipilih berdasarkan nilai-nilai yang sesuai dengan

karakter bangsa Indonesia.

Pendekatan yang digunakan dalam modul digital adalah metode active

learning. Keaktifan aspek psikomotorik, afektif, dan kognitif menjadi titik utama

dari metode active learning. Selain ketiga nilai positif tersebut, modul yang

dikembangkan juga memiliki keunggulan dalam bentuk media digital. Modul

disusun dalam bentuk flipbook.

1.7 Definisi Operasional

Peneliti memberikan definisi operasional dalam penelitian ini. hal tersebut

bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman ataupun keambiguan. Definisi

operasioanal yang terdapat dalam penelitian ini terdiri dari modul, membaca

pemahaman, metode active learning, dan nilai-nilai karakter Indonesia. Berikut

uraian dari setiap definisi operasional.

1. Modul

Jerrold E, Kemp dalam Wena (2009:231) mendefinisikan modul

sebagai paket pembelajaran mandiri yang berisi satu topik materi pelajaran

dan membutuhkan waktu belajar beberapa jauh untuk seminggu. Modul

pada umumnya disusun agar dapat digunakan secara mandiri dalam proses

pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Penggunaan modul akan

menjadikan siswa lebih mandiri dan tidak bergantung dengan pengajar.

2. Membaca Pemahaman

Menurut Somadayo (2011:10), membaca pemahaman merupakan

suatu proses pencarian informasi dalam suatu teks yang melibatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

8

pengetahuan dan pengalaman pembaca untuk menemukan pengetahuan

baru. Pengetahuan lama yang dimiliki pembaca akan dihubungkan dengan

isi teks atau bahan bacaan. Pencarian informasi yang diharapkan bukan

hanya secara eksplisit saja, tetapi juga secara implisit. Kegiatan membaca

pemahaman memiliki tingkatan mulai dari tingkat literal, tingkat

interpretasi, tingkat kritis, dan tingkat kreatif (Smith dalam Ampuni,

1998).

3. Nilai-Nilai Karakter Indonesia

Nilai-nilai karakter bangsa Indonesia termuat dalam pendidikan

karakter. Menurut Kementrian Pendidikan Nasional (2011:5), pendidikan

karakter merupakan upaya untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan

UUD 1945 melalui dunia pendidikan. Delapan belas nilai tersebut terdiri

dari (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin), (5) kerja keras, (6)

kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat

kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat

atau komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli

lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab (Kementrian

Pendidikan Nasional, 2011:8).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab dua berisikan tiga subbab yaitu (1) penelitian yang relevan, (2) landasan

teori, dan (3) kerangka berpikir. Berikut penjelasan dari ketiga subbab pada

bagian bab dua.

2.1 Penelitian Yang Relevan

Terdapat tiga penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan

oleh Peneliti. Dua penelitian tersebut dilakukan oleh Sutriono Hariadi, Muakibatul

Hasanah, Wahyudi Siswanto (2018), Ainun Mardiah, Heri Suwignyo, Dedi

Kuswandi (2016), dan Erni Dwi Haryanti (2010). Penelitian Erni Dwi Haryanti

berjudul “Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan Melalui Media

Gambar Seri Pada Siswa Kelas I Sd Negeri 02 Mojowetan, Kecamatan Banjarejo,

Kabupaten Blora, Tahun 2009/ 2010”. Tujuan penelitian yang dilakukan Erni

untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan yang diketahui masih

rendah.

Erni Dwi Haryanti menjelaskan permasalahan utama berkaitan dengan

keterampilan membaca pemula yang masih sangat rendah. Dari permasalahan

tersebut, Erni merumuskan masalah yaitu apakah media gambar seri dapat

meningkatkan keterampilan membaca permulaan siswa kelas I SD Negeri 02

Mojowetan, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora tahun 2009 / 2010. Sumber

data yang digunakan oleh Erni diperoleh dari siswa kelas 1 SD Negeri 02

Mojowetan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

10

wawancara, tes, dan kajian dokumen. Teknik analisis data yang dilakukan Erni

dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Kesimpulan

dari penelitian yang dilakukan oleh Erni Dwi Haryanti menunjukkan bahwa

penggunaan gambar berseri dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat

meningkatkan ketrampilan membaca permulaan pada siswa kelas I SD 02

Mojowetan.

Penelitian yang relevan kedua yang dilakukan oleh Sutriono Hariadi,

Muakibatul Hasanah, Wahyudi Siswanto (2018). Penelitian termuat dalam Jurnal

Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan tahun 2018 Universitas Negeri

Malang. Judul penelitian yang dilakukan oleh Sutriono dan kawan-kawan yaitu

“Modul Membaca Kritis Teks Laporan Hasil Observasi untuk Siswa Kelas VII”.

Tujuan penelitian yang dilakukan Sutriono dan kawan-kawan untuk menghasilkan

modul membaca kritis teks laporan hasil observasi. Metode penelitian peneletian

dan pengembangan (R&D) digunakan oleh peneliti. Sumber data diperoleh

peneliti dari siswa kelas VII SMP. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian

yang dilakukan Sutriono dan kawan-kawan menunjukkan bahwa (1) modul

membaca kritis teks laporan hasil observasi untuk siswa kelas VII yang

dikembangkan sudah lengkap dan sesuai dari aspek isi, penyajian materi, bahasa,

dan kegrafikan serta layak digunakan dalam pembelajaran membaca kritis siswa

kelas VII dan (2) modul tersebut efektif untuk meningkatkan kemampuan memba

kritis siswa kelas VII.

Penelitian yang relevan selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh

Ainun Mardiah dan kawan-kawan. Penelitian tersebut berjudul Pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

11

Modul Membaca Intensif Materi Cerita Petualangan Berbasis Saintifik. Penelitian

ini termuat dalam Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan tahun

2016. Penelitian dilakukan dengan model prosedural ADDIE. Model prosedural

ADDIE yaitu model yang melakukan lima tahap (1) analisis, (2) desain, (3)

pengembangan, (4) implementasi, (5) evaluasi. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa produk modul membaca intensif materi cerita petualangan

berbasis saintifik dikategorikan layak karena memenuhi kriteria kevalidan dan

keefektifan.

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memiliki persamaan dan

perbedaan dengan penelitian yang relevan. Persamaan dengan ketiga penelitian

yang dijelaskan di atas adalah sama-sama melakukan penelitian dalam

keterampilan membaca. Terdapat produk yang juga dihasilkan yaitu modul.

Perbedaannya adalah penelitian yang akan dilakukan peneliti menghasilkan modul

digital.

2.2 Landasan Teori

Landasan teori yang digunakan oleh peneliti terdiri (1) teori keterampilan

membaca pemahaman yang terdiri dari hakikat membaca pemahaman,tingkatan

membaca pemahaman, tujuan membaca pemahaman, dan tahap-tahap membaca;

(2) teori metode active learning; (3) teori modul pembelajaran yang terdiri dari

hakikat modul, fungsi dan tujuan modul, prinsip penulisan modul, prosedur

penulisan modul, dan struktur penulisan modul; (4) teori cerita rakyat yang terdiri

dari hakikat cerita rakyat serta unsur intrinsik dan ekstrinsik; (5) nilai-nilai

karakter keindonesiaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

12

Kajian teori yang terdapat dalam penelitian ini akan digunakan penulis dalam

mengembangkan keterampilan membaca pemahaman teks cerita rakyat berupa

modul digital. Berikut penjabaran dari landasan teori yang digunakan oleh

penulis.

2.2.1 Keterampilan Membaca Pemahaman

Dalam subbab ini akan dijelaskan mengenai (1) hakikat membaca

pemahaman, (2) tingkat membaca pemahaman, (3) indikator membaca

pemahaman, (4) tujuan membaca pemahaman, dan (5) tahap membaca. Berikut

penjelasan dari kelima bagian dari subbab.

2.2.1.1 Hakikat Membaca Pemahaman

Menurut Nurhadi (2016:2) membaca dapat dikategorikan menjadi dua hal,

yakni membaca secara sempit dan membaca secara luas. Kegiatan membaca

secara sempit berbeda dengan kegiatan membaca secara luas. Membaca secara

sempit dilakukan hanya untuk menemukan informasi yang terdapat di dalam teks.

Kegiatn membaca sempit tidak dilakukan secara mendalam karena hanya

memiliki tujuan yang sangat sederhana. Membaca dalam arti luas dapat diartikan

dengan suatu proses kegiatan untuk menemukan informasi di dalam teks, tetapi

diimbangi dengan kemampuan dalam berpikir kritis. Tujuan dari berpikir kritis

yakni untuk menangkap ide yang disampaikan penulis, bukan hanya makna yang

disampaikan penulis melalui teks.

Menurut Anderson dalam Tarigan (2008:7), membaca merupakan suatu proses

kegiatan dalam membaca sandi. Sandi-sandi yang dibaca dalam bentuk tulisan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

13

mengandung makna. Sandi yang tertulis dapat berbentuk kata, kalimat, dan

paragraf. Dalam proses pembacaan sandi terjadi perubahan tulisan/cetakan

menjadi sebuah bunyi yang memiliki arti atau makna.

Membaca adalah proses yang dilakukan oleh pembaca dalam upaya

menemukan pesan atau makna yang disampaikan oleh penulis dalam teks. Pesan

yang disampaikan oleh penulis dapat berbentuk terusat dan tersirat. Pesan tersurat

berarti terdapat dalam bentuk kata-kata tertulis dalam teks yang langsung

ditemukan oleh pembaca. Sementara pesan tersirat berarti suatu makna yang tidak

tertuliskan secara langsung, atau lebih dikenal makna terselubung. Kegiatan

proses membaca yang baik adalah mampu menemukan pesan tersirat dan tersurat

yang disampaikan oleh penulis melalui teks yang disusunnya (Hodgson via

Tarigan 2008:7).

Dari berbagai pengertian membaca menurut para ahli, peneliti menyimpulkan

bahwa secara umum membaca merupakan kegiatan menafsirkan arti yang tertulis

dalam bentuk huruf, kata, klausa, atau kalimat. Pembaca akan menemukan makna

atau pesan yang disampaikan oleh penulis. Tujuan kegiatan membaca yang utama

tentu untuk mencari informasi yang dibutuhkan oleh pembaca.

Tarigan (2008) mengklasifikasikan kegiatan membaca ke dalam empat

macam yaitu membaca nyaring, membaca dalam hati, membaca telaah isi, dan

membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi diklasifikasikan lagi menjadi

membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis dan membaca ide.

Berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan, peneliti akan membahas

mengenai membaca pemahaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

14

Membaca pemahaman menurut Tarigan merupakan proses kegiatan mencari

informasi yang dibutuhkan pembaca dengan tujuan untuk memahami norma

kesastraan, resensi kritis, drama tulis, dan pola-pola fiksi (Tarigan, 2008:58).

Membaca pemahaman dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk

memahami isi bacaan. Kegiatan ini melibatkan dua keterampilan yaitu

keterampilan visual dan keterampilan kognitif.

Membaca yang bertujuan memahami makna atau pesan penulis sering disebut

membaca pemahaman (reading comprehension). Snow (2002:11) “we define

reading comprehension as the process of simultaneously extracting and

constructing meaning through interaction and involvement with written

language”. Snow menyatakan bahwa yang dimaksud dengan membaca

pemahaman adalah proses penggalian dan pembentukan makna secara simultan

melalui interaksi dan keterlibatan dengan bahasa tulis.

Abidin, (2012:60) mengartikan membaca pemahaman sebagai proses yang

dilakukan secara sungguh-sungguh oleh pembaca dalam upaya menemukan

informasi, pesan, dan makna yang terkandung dalam sebuah bacaan. Pesan,

informasi, ataupun makna yang dijelaskan oleh Abidin merujuk pada makna

tersirat ataupun tersirat.

Kemampuan membaca pemahaman sangat penting bagi siswa. Membaca

sebuah karya sastra merupakan salah satu kegiatan membaca pemahaman. Cerita

rakyat, hikayat, cerita pendek, dan puisi merupakan karya sastra yang dipelajari

siswa. Pada penelitian ini, Kompetensi Dasar (KD) yang dipilih yaitu 3.7

Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

15

baik lisan maupun tulis dan 4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat)

yang didengar dan dibaca. Kegiatan membaca pemamahaman dapat dilakukan

sesuai dengan KD yang terdapat dalam Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kurikulum 2013 revisi 2017, yaitu KD 3.7 dan 4.7.

2.2.1.2 Tingkat Membaca Pemahaman

Kegiatan membaca pemahaman memiliki berbagai tingkatan. Para ahli

menjelaskan berbagai tingkatan tersebut. Harold. L. Herber (1978) dalam

Djojosuroto (2006:69-70) mengklasifikasikan atau menggolongkan tingkat

membaca pemahaman menjadi tiga yaitu tingkat literal, tingkat interpretative, dan

tingkat applied.

Pada tingkat literal, pembaca akan memahami apa yang dituliskan penulis

melalui kata-kata. Pembaca menentukan apa yang dikatakan penulis secara

eksplisist dalam sebuah teks. Pembaca membutuhkan informasi yang terkait

dengan pengetahuan tentang bahasa. pengetahuan tersebut berupa kosntruksi kata,

kosa kata, konstruksi kalimat, dan makna kata untuk memahami isi teks secara

tepat.

Tingkat yang kedua adalah interpretative atau intepretasi. Pada pemahaman

tingkat ini, pembaca menentukan maksud penulis memalui apa yang dikatakan

atau dituliskan oleh penulis. Pembaca harus menemukan maksud penulis yang

bersifat implisit, artinya memahami apa yang dikatakan penulis meskipun penulis

tidak mengatakannya. Namun masih memiliki bukti yang dapat ditemukan di

dalam teks. Pada tingkat ini konsep ide bersifat intrinsik, artinya menghubungkan

apa yang dipahami dari informasi yang diperoleh melalui pemahaman literal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

16

Tingkat yang terakhir adalah tingkat applied. Pada pemahaman tingkat ini,

pembaca menggunakan rancangannya untuk memahami apa yang ditemukan di

dalam teks. Tingkat aplikasi konsepnya bersifat ekstrinsik bukan intrinsic.

Bersifat ekstrinsik karena konsepnya berada di luar teks, tetapi masih berkaitan

dengan gagasan yang terdapat di dalam reks. Pada tingkat aplikasi dapat terjadi

kesulitan memahami relevansi. Hal itu menunjukkan bahwa pembaca memiliki

masalah pada tingkat pemahaman aplikasi atau applied.

Ahli lain yakni Smith mengklasifikasikan pemahaman bacaan menjadi empat

tingkat. Keempat tingkat tersebut yaitu pemahaman literal, interpretasi, membaca

kritis, dan membaca kreatif (Ampuni, 1998). Burns dkk. dalam Pranowo

(2015:156) juga sejalan dengan Smith yang juga menggolongkan tingkat

pemahaman menjadi empat. Pemahaman literal dijelaskan sebagai keterampilan

membaca yang hanya mendapatkan arti atau makna dari kata-kata, kalimat-

kalimat, dan ide-ide atau gagasan dalam konteks. Pemahaman literal menunjukan

pada proses kognitif yang rendah karena hanya mengetahui arti atau makna dari

kata, kalimat, atau gagasan saja.

Pemahaman tingkat yang kedua adalah interpretasi. Secara harafiah

interpretasi dapat diartikan pandangan. Namun yang dimaksudkan dalam tingkat

ini adalah kemampuan berpikir yang dihubungkan dengan mengidentifikasi alas

an, menemukan hubungan, meramalkan penyelesaian, dan membandingkan.

Tingkat yang ketiga adalah membaca kritis. Tingkat ini meliputi level-level

yang sebelumnya. Hanya saja ditambahkan kegiatan menilai atau mengevaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

17

bacaan. Pembaca melakukan penilaian terhadap hasil karya tulis yang dibuat oleh

penulis.

Tingkat yang terakhir adalah membaca kreatif. Pada tingkat ini, pembaca

menerapkan ide atau pengetahuan yang didapatkan dari teks ke dalam situasi baru.

Pengetahuan yang lama dan pengetahuan yang baru dapat dijadikan sebagai

wujud membentuk konsep yang baru. Melalui membaca kretaif, pembaca dapat

menemukan cara pandang yang baru serta mampu menyelesaikan permasalahan

(Otto dkk. via Ampuni, 1998).

Dari kedua ahli, peneliti menyimpulkan bahwa tingkat membaca pemahaman

memiliki tingkatan dari yang paling rendah ke yang paling tinggi. Pemahaman

literal merupakan tingkat yang rendah karena hanya menemukan makna atau arti

dari kata dan kalimat yang terdapat di dalam teks. Tingkat yang paling tinggi

adalah membaca kreatif atau tingkat applied. Peneliti akan menggunakan empat

tingkat membaca pemahaman yang dicetuskan oleh Smith dan Burns. Keempat

tingkat dirasa lebih rinci dan lebih mendalam dalam mengukur tingkat

kemampuan membaca pemahaman dibandingkan dengan tingkat membaca

pemahaman yang dijelaskan Harold. Membaca pemahaman sekilas terlihat rendah

atau mudah. Namun dalam aktualisasinya, membaca pemahaman memiliki tingkat

lebih tinggi dan kompleks. Jika dimasukkan dalam taksonomi Bloom revisi

Anderson, maka tahap kreatif berada di C6 atau tingkat mengkreasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

18

2.2.1.3 Indikator Membaca Pemahaman

Setiap kegiatan membaca memiliki indikator yang dapat mengukur

pemahaman pembaca terhadap bacaan yang telah dibacanya. Kegiatan membaca

pemahaman memiliki indikator yang dapat mengukur pemahaman seseorang.

Menurut Brown dalam Abidin (2012:60), indikator yang menyatakan bahwa

membaca pemahaman dapat tercapai yaitu:

1. Pembaca merespon secara fisik terhadap perintah dalam kegiatan

membaca. Respon fisik yang dimaksud adalah sebuah tindakan. Misalkan

saja terdapat perintah untuk mengerjakan soal secara tertulis, lalu

pembaca akan menjawab pertanyaan-pertanyaan secara tertulis.

2. Pembaca mampu memilih alternatif bukti pemahaman, baik secara lisan

ataupun tulis.

3. Mampu menyampaikan secara lisan mengenai bahan bacaan yang telah

dibacanya.

4. Mampu menjawab pertanyaan yang terkait dengan isi bahan bacaan.

5. Pembaca mampu menemukan dan mencatat pesan-pesan penting atau

pokok dari bahan bacaan.

6. Pembaca mampu menyusun bagian akhir cerita apabila bahan bacaan yang

dibaca berupa cerita fiksi. Maksudnya pembaca mampu menentukan

ending atau akhir dari sebuah cerita fiksi yang telah dibacanya.

7. Pembaca mampu menulis cerita berdasarkan bahan bacaan yang dibacanya

dengan versi menurut pembaca. Salah satu indikator yang paling mudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

19

yakni pembaca mampu menceritakan cerita yang telah dibaca dengan

menggunakan bahasanya sendiri.

8. Pembaca mampu memerankan cerita yang telah dibacanya. Ketika

pembaca mampu memerankan cerita yang dibacanya baik memerankan

tokoh ataupun peristiwa yang terjadi, maka pembaca tersebut memenuhi

salah satu indikator.

9. Pembaca mampu mengubah dari satu wacana ke bentuk wacana yang

lainnya. Kemampuan membaca pemahaman dapat diukur pula ketika

pembaca mampu mengubah bentuk wacana. Misalkan saja dari bentuk

cerita rakyat pembaca dapat mengubah menjadi bentuk cerita pendek atau

cerita bergambar.

Peneliti menyimpulkan bahwa dari sembilan indikator yang dicetuskan Brown

tersebut terdiri dari hal yang paling mudah ke yang paling sulit. Indikator yang

paling mudah dicapai yaitu pembaca mampu menjawab pertanyaan setelah

melakukan kegiatan membaca. Indikator yang paling sulit yaitu kemampuan

pembaca untuk mengaplikasikan suatu hal ke bentuk yang lain.

2.2.1.4 Tujuan Membaca Pemahaman

Somadayo (20011:11) menjelaskan bahwa tujuan utama dari membaca

pemahaman adalah untuk memahami isi dari teks yang dibaca. Pemahaman yang

dilakukan bukan hanya sebagian dari teks, tetapi secara menyeluruh. Pemahaman

sebuah teks tidak dapat dipisahkan dari konteks. Apabila memahami bacaan

dilakukan secara terpenggal, maka informasi yang didapatkan tidak utuh bahkan

bisa menyebabkan kesalahan informasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

20

Anderson dalam Somadayo (2011:12) menjelaskan bahwa tujuan membaca

pemahaman ada enam yaitu 1) membaca untuk menemukan rincian-rincian dan

fakta-fakta; 2) membaca untuk menemukan ide pokok bacaan; 3) membaca untuk

menemukan organisasi urutan teks; 4) membaca untuk memperoleh suatu

kesimpulan; 5) membaca untuk memperoleh klasifikasi atau penggolongan; dan 6)

membaca untuk membandingkan. Keenam tujuan membaca pemahaman yang

dicetuskan oleh Anderson memiliki jenjang yang paling mudah hingga ke yang

paling sulit.

Peneliti menyimpulkan bahwa tujuan membaca pemahaman adalah mampu

memahami informasi secara utuh sebuah teks. Informasi yang dipahami berupa

informasi tersirat ataupun tersurat. Hal yang terpenting setelah mampu memahami

teks yaitu mampu menerapkan informasi yang diperoleh dalam kegiatan sehari-

hari.

2.2.1.5 Tahap-Tahap Membaca

Setiap kegiatan selalu mengandung langkah-langkah yang harus dilakukan.

Kegiatan membaca juga terdapat langkah-langkahnya. Secara umum kegiatan

membaca terdiri dari tahap prabaca, tahap saat baca, dan tahap pascabaca.

Masing-masing tahap tersebut merupakan kegiatan yang berbeda. Tahap prabaca

dilakukan sebelum kegiatan membaca. Tahap saat baca dilakukan saat sedang

melakukan kegiatan membaca. Tahap pascabaca terjadi setelah kegiatan membaca

selesai. Ketiga tahap tersebut dijelaskan oleh Nurhadi (2016:4-5). Perinciannya

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

21

1. Tahap Prabaca

Tahap prabaca merupakan tahap awal dalam kegiatan membaca.

Pada tahap ini pembaca diharapkan memiliki motivasi dan tujuan dalam

membaca. Sangat penting untuk menentukan tujuan membaca, sehingga

tujuan tersebut akan dicapai oleh pembaca. Tahap awal dilakukan untuk

mempersiapkan berbagai hal. Pemilihan bahan bacaan juga akan

mempengaruhi kelancaran kegiatan membaca. Menyusun pertanyaan juga

sangat penting dilakukan di tahap prabaca. Sebab dengan menyusun

pertanyaan akan memudahkan pembaca dalam mencari informasi yang

dibutuhkan.

2. Tahap Saat Baca

Tahap membaca yang selanjutnya adalah tahap saat baca. Tahap

membaca merupakan tahap utama atau yang menjadi bagian inti dalam

kegiatan membaca. Pembaca akan memperoleh informasi atau ide yang

disampaikan oleh penulis. Informasi atau ide tersebutlah nanti yang akan

berguna bagi pembaca untuk menentukan sikap di tahap pascabaca. Selain

itu tahap saat baca juga akan membuka wawasan pembaca, pemahaman

pembaca, serta menghubungkan gagasan-gagasan penulis dengan

pembaca. Pada tahap saat baca terdapat dua teknik membaca yaitu

skimming dan scanning. Skimming merupakan teknik membaca yang

dilakukan untuk menemukan ide pokok sebuah bacaan, sedangkan

scanning adalah teknik membaca untuk mendapatkan informasi dan fakta-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

22

fakta khusus yang tersurat dalam bahan bacaan (Mintowati dalam

Somadayo, 2011:44).

3. Tahap Pascabaca

Tahap yang terakhir adalah tahap pascabaca. Dalam tahap

pascabaca, pembaca diharapkan mampu menemukan gagasan-gagasan

baru, menumbuhkan sikap kritis, serta menentukan sikap baik menolak

gagasan penulis ataupun menyanggah gagasan penulis.

2.2.2 Metode Active Learning

Subbab bagian metode active learning terdiri dari dua bagian yaitu 1)

hakikat metode active learning dan 2) langkah-langkah strategi information

search. Berikut ini penjabaran dari kedua bagian dalam subbab.

2.2.2.1 Hakikat Metode Active Learning

Silberman (2007:2) menjelaskan bahwa belajar bukan hanya mendengar

dan melihat saja, tetapi belajar yang baik adalah melakukan dan mengajarkan.

Siswa dapat melakukan diskusi untuk menemukan pengetahuan dan keterampilan.

Namun siswa dapat dikatakan lebih baik ketika siswa tersebut mampu menguasai

materi dan mengajarkan pada temannya. Pernyataan tersebutlah yang menjadi

dasar dalam pembelajaran aktif atau active learning.

Bownell, Charless, dan Eison (via Wibisono, 2014:2) mendefinisikan

bahwa yang dimaksud dengan active learning sebagai aktivitas instruksional yang

melibatkan pembelajar secara aktif dalam mengerjakan sesuatu dan berpikir

tentang apa yang mereka lakukan. Keaktifan siswa menjadi hal utama dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

23

metode active learning. Siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran baik

dari segi kognitif, afektif, ataupun psikomotorik. Selain keaktifan pembelajar,

menurut Bownell dkk. pembelajaran aktif learning juga memiliki petunjuk dalam

pelaksanaannya.

UC Davis TAC handbook University of California (dalam Wibisono,

2014:2) menjelaskan bahwa active learning merupakan sebuah metode dalam

belajar yang melibatkan pembelajar dengan menggunakan cara mereka sendiri

dalam belajar. Keterlibatan pembelajar sangat penting, sebab pembelajarlah yang

akan melakukan kegiatan belajar dengan cara mereka. Pembelajaran yang baik

dapat membentuk siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi baik secara

individu atau kelompok.

Peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar aktif

merupakan sebuah metode dalam belajar yang dilakukan oleh pembelajar dengan

cara mereka sendiri secara aktif untuk mengembangkan keterampilan, sikap, dan

pengetahuan. Keaktifan pembelajar bertujuan untuk mengembangkan kognitif dan

emosional. Keaktifan tersebut dapat tercipta melalui kegiatan diskusi yang

dilakukan dengan pembelajar lain.

Metode active learning akan diterapkan dalam modul pembelajaran.

Metode active learning diharapkan mampu mengembangkan keaktifan pembelajar

dalam hal psikomotorik, kognitif, dan afektif. Siswa akan menjadi lebih mandiri

dan mampu berkembang dengan metode active learning. Pemecahan masalah atau

persoalanpun dapat dilakukan secara mandiri ataupun berkelompok. Metode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

24

active learning memiliki berbagai teknik dalam penerapannya. Peneliti

menggunakan teknik information serch.

2.2.2.2 Langkah-Langkah Information Search

Teknik pencarian informasi atau information search merupakan proses

belajar yang memberikan kesempatan siswa untuk mencari informasi secara

mandiri dalam sebuah kelompok. Berikut langkah-langkah metode active learning

dengan teknik information search (Silberman, 2007: 152-153).

1. Membentuk kelompok pertanyaan yang bisa dijawab dengan cara mencari

informasi dari sumber referensi. Sumber dapat berupa selebaran, dokumen,

buku teks, buku panduan, komputer untuk mengakses informasi dan

sebagainya.

2. Berilah pertanyaan sesuai dengan topik atau materi pembelajaran yang

akan diajarkan.

3. Berikan kebebasan dalam kelompok kecil tersebut dalam mencari

informasi.

4. Setelah selesai, tinjau kembali jawaban siswa. Jawaban dapat

dikembangkan untuk memperluas jangkauan belajar.

Peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah teknik information search

dapat diterapkan dalam pembelajaran. Penerapannya dapat dilakukan secara

mandiri oleh siswa ataupun dengan bantuan guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

25

2.2.3 Modul Pembelajaran

Subbab modul pembelajaran terdiri dari lima poin bagian yaitu (1) hakikat

modul digital, (2) tujuan modul, (3) prinsip penulisan modul, (4) struktur

penulisan modul, dan (5) proses penulisan modul. Berikut penjelasan dari bagian

subbab modul pembelajaran.

2.2.3.1 Hakikat Modul Digital

Menurut Sanjaya (2012:257), yang dimaksud dengan modul merupakan

salah satu sumber belajar berbentuk cetak yang memiliki program lengkap, mulai

dari rumusan tujuan, materi pembelajaran, cara mempelajarinya, tugas, hingga

soal evaluasi yang harus dikerjakan siswa untuk mengukur keberhasilan dalam

belajar. Pemahaman sederhana yang dapat ditangkap dari penjelasan Sanjaya

adalah bahwa modul berbentuk paket. Kelengkapan akan segala komponen

menjadikan modul sebagai suatu paket pembelajaran (sumber belajar) yang dapat

menunjang kemandirian siswa.

Russel dalam Wena (2009:230) menjelaskan bahwa modul merupakan

suatu paket pembelajaran yang berisi sebuah unit konsep tunggal. Tidak berbeda

jauh dengan Sanjaya, Russel mendefinisikan modul sebagai sebuah paket

pembelajaran. Paket pembelajaran tersebut tentunya bersifat sistematis dan runtut.

Hal tersebut akan mempermudah pembelajar dalam menggunakannya secara

mandiri.

Jerrold E, Kemp dalam Wena (2009:231) mendefinisikan modul sebagai

paket pembelajaran mandiri yang berisi satu topik materi pelajaran dan

membutuhkan waktu belajar beberapa jauh untuk seminggu. Paket pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

26

yang tersaji didalam modul tak lepas juga dari berapa lama modul tersebut dapat

diselesaikan. Setiap topik yang terdapat di dalam modul hendaknya memiliki

waktu penggunaan yang dapat diatur.

Houston dan Howson dalam Wena (2009:230) menjelaskan bahwa modul

merupakan seperangkat aktivitas yang bertujuan mempermudah siswa dalam

melakukan pembelajaran untuk mencapai tujuan belajarnya. Pendapat Houston

dan Howson tidak berbeda jauh dari pendapat sebelumnya. Modul berisikan

kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dalam rangka mencapai tujuan

belajarnya sesuai dengan topic yang terdapat di dalam modul.

Peneliti menyimpulkan bahwa modul secara umum merupakan suatu

rangkaian alat kegiatan belajar yang disusun secara sistematis. Modul disusun

untuk melatih kemandirian siswa dalam belajar serta dapat digunakan sebagai

salah satu alat ukur karena memiliki berbagai bentuk soal latihan. Sementara yang

dimaksud dengan modul digital merupakan sumber belajar bagi siswa yang

disusun secara sistematis dan ringkas yang dimuat dalam bentuk digital atau

elektronik. Isi dari modul digital sama dengan isi modul tercetak, hanya saja di

dalam modul digital dapat ditambahkan video, rekaman suara, atau gambar tiga

dimensi yang juga menunjang pembelajaran.

2.2.3.2 Tujuan Modul

Setiap penyusunan buku teks, modul, ataupun berbagai sumber belajar

memiliki tujuan tertentu. Begitu juga dengan penyusunan modul yang memiliki

tujuan. Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:5), tujuan penyusunan

modul yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

27

1. Memudahkan penyajian pesan bagi siswa. Artinya bukan pesan yang

hanya bersifat verbal, tetapi juga secara tertulis.

2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar

maupun guru/ instruktur.

3. Memotivasi siswa dalam melakukan pembelajaran serta menumbuhkan

kemandirian di dalam diri siswa.

4. Memungkinkan siswa atau pembelajar dapat mengukur atau mengevaluasi

sendiri hasil belajarnya.

Menurut peneliti, tujuan penyusunan modul yang dijelaskan oleh

Direktorat Tenaga Kependidikan sangat sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

Pembelajaran di sekolah tidak selamanya berasal dari guru, maka diperlukan

sebuah modul agar siswa mampu belajar secara mandiri. Penggunaan modul yang

dikemas secara menarik juga akan meningkatkan antusias siswa dalam belajar.

2.2.3.3 Prinsip Penulisan Modul

Dalam penulisan modul perlu memerhatikan prinsip-prinsip tertentu.

Tujuannya agar tidak melenceng dari prinsip-prinsip dasar penulisan modul.

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:9) terdapat 4 prinsip, yaitu:

1. Peserta belajar harus diberikan secara jelas hasil belajar yang menjadi

tujuannya. Adanya hasil belajar akan dijadikan harapan dan timbangan

akan untuk dirinya sendiri. Peserta belajar akan menimbang apakah

pembelajaran dengan modul sudah tercapai dengan baik atau belum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

28

2. Peserta belajar perlu diuji untuk menentukan apakah telah mencapai tujuan

pembelajaran atau belum. Modul harus memuat tes untuk mengetahui

ketercapaian dalam pembelajaran dan memberikan umpan balik.

3. Penyusunan bahan ajar harus diurutkan dari yang termudah hingga yang

sulit, dari yang pengetahuan ke penerapan. Tujuannya adalah

mempermudah pembelajar dalam menggunakan modul.

4. Peserta belajar diberikan umpan balik dengan tujuan dapat mengamati

proses belajar dan mendapatkan pembenaran atau perbaikan jika

diperlukan.

Berdasarkan penjelasan Direktorat Tenaga Kependidikan, peneliti

menyimpulkan bahwa keempat prinsip harus terpenuhi. Keempat prinsip akan

mempermudah dalam menentukan terpenuhi atau tidaknya tujuan belajar,

mengukur ketercapaian belajar melalui tes, mempermudah pembelajar dalam

penggunaan, dan memberikan umpan balik kepada pembelajar.

2.2.3.4 Struktur Penulisan Modul

Penulisan modul dilakukan untuk mempermudah pembelajaran yang

dilakukan siswa. Secara umum modul terdiri dari tiga bagian yaitu bagian

pembuka, bagian inti, dan bagian penutup. Menurut Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008:21-25), berikut adalah susunan modul:

1. Bagian Pembuka

Dalam bagian pembuka modul terdiri dari: (a) judul; (b) daftar isi; (c)

peta informasi; (d) daftar tujuan kompetensi (Direktorat Tenaga

Kependidikan, 2008). Berikut penjelasan dari bagian pembuka:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

29

a) Judul

Judul merupakan hal yang penting. Melalui sebuah judul

pembelajar dapat terangsang. Judul sebaiknya dibuat semenarik mungkin

sehingga memunculkan motivasi. Kesesuain pemberian judul juga akan

memberikan tentang isi yang terdapat di dalam modul. Salah satu contoh

judul yang menarik adalah “Ayo Belajar Cerita Rakyat”.

b) Daftar isi

Penyusunan daftar isi di dalam modul berisikan topik-topik

bahasan. Tujuannya agar pembelajar mengetahui apa saja isi dari bahasan

tersebut. Pemberian nomor diperlukan untuk mempermudah pembelajar

dalam mencari topik-topik.

c) Peta informasi

Peta informasi merupakan gambaran topik yang akan dipelajari dan

juga kaitan antar topik. Peta informasi dapat digambarkan dengan sebuah

diagram.

d) Daftar tujuan kompetensi

Tujuan kompetensi dituliskan di dalam modul dengan tujuan unuk

mengetahui sikap, keterampilan, atau pengetahuan yang harus dikuasai dan

dicapai dalam pembelajaran.

2. Bagian Inti

Bagian inti dalam sebuah modul terdiri dari : (a) pendahuluan; (b)

hubungan materi dengan pembelajaran yang lain; (c) uraian materi; (d)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

30

penugasan; (e) rangkuman (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008).

Berikut penjelasan dari bagian-bagian inti modul pembelajaran.

a) Pendahuluan

Pendahuluan disajikan untuk memberikan gambaran danmotivasi.

Fungsi dari pendahuluan berupa: (1) memberikan gambaran umum

mengenai isi materi pembelajaran dalam sebuah modul; (2) meyakinkan

dan memotivasi pembelajar bahwa materi yang akan dipelajari dalam

modul sangat bermanfaat bagi mereka; (3) meluruskan harapan pembelajar

mengenai materi yang akan dipelajari; (4) mengaitkan materi yang akan

dipelajari dengan materi sebelumnya; (5) memberikan petunjuk bagaimana

materi akan disajikan.

b) Hubungan materi dengan pembelajaran yang lain

Materi yang terdapat di dalam modul sebaiknya disusun secara

lengkap. Dengan begitu , materi yang ada di modul akan mudah dipahami

dan dipelajari siswa. Jika menghendaki pembelajar untuk memperluas

wawasan materi, maka sebaiknya diberikan arahan bagaimana untuk

mengaksesnya dengan cara mencantumkan sumber materi tersebut.

c) Uraian materi

Uraian materi merupakan hal pokok yang terdapat dalam modul

pembelajaran. Uraian materi yang sangat terperinci akan mempermudah

dalam mempelajarinya. Penyusunan uraian materi dilakukan secara

sistemastis. Meteri yang diuraikan sebaiknya jangan terlalu luas sehingga

tidak akan menyebabkan kebingungan bagi pembelajar. Jika materi terlalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

31

banyak, sebaiknya disusun dalam beberapa Kegiatan Belajar (KB). Berikut

contoh sususan dari Kegiatan Belajar (KB).

Gambar 2.1 Contoh Sistematika Uraian Modul

Dalam penulisan uraian materi Kegiatan Belajar hendaknya

disusun sedemikian rupa jelasnya. Organisasikan antarbab, antarunit, dan

antarparagraf dengan susunan dan alur yang mudah dipahami oleh

pembelajar. Organisasikan pula anatar judul, sub judul, dan uraian

sehingga mudah dimengerti.

Penjudulan merupakan alat bantu bagi pembelajar dalam

menemukan topik pembahasan. Penjudulan untuk setiap jenjang sebaiknya

dituliskan secara berbeda. Berikut contoh penjudulan.

Kegiatan Belajar 1

A. Tujuan Kompetensi

B. Uraian Materi

C. Tes Formatif

D. Tugas

E. Rangkuman

Kegiatan Belajar 2

A. Tujuan Kompetensi

B. Uraian Materi

C. Tes Formatif

D. Tugas

E. Rangkuman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

32

Gambar 2.2 Contoh Sistematika Penomoran dalam Modul

d) Penugasan

Penugasan yang terdapat dalam modul diberikan dengan tujuan

untuk melatih siswa akan apa yang dipelajari serta mempertegas bagian-

bagian penting. Apabila siswa diminta untuk menghafal, maka dalam

penugasan harus dipertegas agar sesui dengan tujuannya.

e) Rangkuman

Rangkuman merupakan isi-isi pokok pembahasan yang ada di

dalam modul. Rangkuman dapat dikatakan sebagai keseluruhan materi

yang ada dalam modul, tetapi disajikan lebih ringkas. Letak rangkuman

berada di akhir bagian modul.

3. Bagian Penutup

Bagian Penutup terdiri dari tiga sub bagian. Ketiganya yaitu (a)

glossarium; (b) tes akhir; dan (c) indeks (Direktorat Tenaga Kependidikan,

2008). Berikut adalah penjelasan dari ketiga sub bagian.

a) Glosarium atau daftar istilah

Glosari merupakan daftar kata yang disusun dan disertai

penjelasan. Pembuatan glosari bertujuan untuk mempermudah dalam

memahami atau mengingat suatu konsep yang telah dipelajari sebelumnya.

A. JUDUL

1. Sub Judul

a. Anak Judul (Sub dari sub judul)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

33

b) Tes akhir

Tes akhir termasuk dalam bentuk latihan berupa soal-soal yang

terdapat dalam modul. Biasanya tes akhir diberikan setelah pembelajar

mempelajari suatu bagian yang ada dalam modul.

c) Indeks

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang dimaksud

dengan indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang terdapat di

dalam buku atau modul. Indeks terletak di bagian akhir dari modul atau

buku. Penyusunan dilakukan berdasarkan urutan abjad yang memberikan

informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah tersebut ditemukan.

2.2.3.5 Prosedur Penulisan Modul

Pengembangan sebuah produk pembelajaran perlu dilakukan. Diperlukan

langkah-langkah dalam setiap penyusunan produk pembelajaran. Modul

pembelajaran disusun sesuai dengan langkah-langkah. Menurut Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008:12-16) prosedur penulisan sebuah modul terdiri dari lima

tahap yaitu (1) analisis kebutuhan modul, (2) penyusunan draft, (3) uji coba, (4)

validasi, dan (5) revisi. Berikut penjelasan prosedur penulisan modul menurut

Direktorat Tenaga Kependidikan

1. Analisis Kebutuhan Modul

Analisis kebutuhan modul dilakukan pada tahap yang paling awal.

Tujuan analisis kebutuhan modul yaitu untuk menganalisis kompetensi atau

tujuan yang akan dikembangkan dalam modul. Selain itu, analisis kebutuhan

modul juga bertujuan untuk menentukan jumlah dan judul modul yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

34

diperlukan untuk mencapai sebuah kompetensi. Menurut Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008:12), langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam

analisis kebutuhan sebagai berikut:

a. Tetapkan kompetensi yang terdapat di dalam garis-garis besar

program pembelajaran yang akan disusun modulnya.

b. Identifikasi dan tentukan ruang lingkup unit kompetensi tersebut.

c. Identifikasi dan tentukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

dipersyaratkan.

d. Tentukan judul modul yang akan ditulis.

e. Kegiatan analisis kebutuhan modul dilaksanakan pada periode awal

pengembangan modul.

Analisis kebutuhan sangatlah penting. Hal tersebut dijadikan pedoman

utama dalam penyusunan sebuah modul. Menurut peneliti, langkah-langkah

analisis kebutuhan menurut Direktorat Tenaga Kependidikan sudah runtut dan

jelas. Langkah pertama yaitu menentukan kompetensi yang akan dijadikan

sebagai gambaran utama. Kedua, menentukan ruang lingkup yang lebih

spesifik dari kompetensi utama. Ketiga, menentukan ranah afektif,

psikomotorik, atau kognitif yang dipersyaratkan. Setelah selesai, selanjutnya

menentukan judul.

2. Penyusunan Draf

Langkah kedua yang dilakukan adalah menyusun draf. Dalam KBBI,

yang di sebut dengan draf adalah rancangan atau konsep. Jadi dalam

penyusunan modul juga memerlukan sebuah rancangan. Tujuan penyusunan

draf untuk menyusun modul sesuai dengan kompetensi atau sub kompetensi.

Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:13), langkah-langkah yang

dilakukan dalam menyusun draf sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

35

a. Tetapkan judul modul

b. Tetapkan tujuan akhir yaitu kemampuan yang harus dicapai oleh

peserta didik setelah selesai mempelajari satu modul

c. Tetapkan tujuan antara yaitu kemampuan spesifik yang menunjang

tujuan akhir

d. Tetapkan garis-garis besar atau outline modul

e. Kembangkan materi pada garis-garis besar

f. Periksa ulang draft yang telah dihasilkan

Peneliti menyimpulkan bahwa langkah-langkah penyusunan draf menurut

Direktorat Tenaga Kependidikan sudah sangat jelas dan runtut. Hal tersebut

akan mempermudah peneliti dalam mengembangkan produk modul digital.

Terdapat satu langkah yaitu menentukan judul modul yang akan peneliti tidak

lakukan. Sebab langkah tersebut telah dilakukan pada tahap analisis

kebutuhan.

3. Uji Coba

Draf modul yang telah selesai disusun hendaknya kemudian di uji

coba. Pelaksanaan uji coba dilakukan terhadap peserta didik dengan jumlah

terbatas. Uji coba draf bertujuan untuk: (a) mengetahui kemampuan dan

kemudahan dalam memahami dan menggunakan modul; (b) mengetahui

efisiensi waktu belajar dengan menggunakan sebuah modul; (c) mengetahui

efektifitas modul dalam pembelajaran. Menurut Direktorat Tenaga

Kependidikan (2008:14), langkah melakukan uji coba sebagai berikut.

a. Siapkan dan gandakan draft modul yang akan diuji cobakan

sebanyak peserta yang akan diikutkan dalam uji coba.

b. Susun instrumen pendukung uji coba.

c. Distribusikan draft modul dan instrumen pendukung uji coba kepada

peserta uji coba.

d. Informasikan kepada peserta uji coba tentang tujuan uji coba dan

kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta uji coba.

e. Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen uji coba.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

36

f. Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukan yang dijaring

melalui instrumen uji coba

.

Berdasarkan langkah-langkah tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa

pelaksanaan uji coba hendaknya dilakukan secara runtut dan dipersiapkan

sebaik mungkin. Pelaksanaan uji coba akan menghasilkan masukan-masukan

baik kekurangan ataupun kelebihan. Dari hasil tersebut akan mempermudah

dalam memperbaiki modul yang disusun.

4. Validasi

Langkah keempat adalah melakukan validasi. Proses validasi bertujuan

untuk mengukur tingkat keabsahan. Permintaan atau pengesahan sebuah

modul sangat penting dilalkukan agar mendapat pengakuan yang sah sesuai

dengan kebutuhan modul sehingga modul layak dan cocok untuk digunakan.

Proses validasi dilakukan oleh ahli-ahli sesuai bidangnya. Menurut Direktorat

Tenaga Kependidikan (2008:15), langkah-langkah validasi sebuah modul yang

harus ditempuh sebagai berikut.

a. Siapkan dan gandakan draft modul yang akan divalidasi sesuai

dengan banyaknya validator yang terlibat.

b. Susun instrumen pendukung validasi.

c. Distribusikan draft modul dan instrumen validasi kepada peserta

validator.

d. Informasikan kepada validator tentang tujuan validasi dan kegiatan

yang harus dilakukan oleh validator.

e. Kumpulkan kembali draft modul dan instrumen validasi.

f. Proses dan simpulkan hasil pengumpulan masukkan yang dijaring

melalui instrumen validasi.

Validasi akan dilakukan oleh dosen ahli. Peneliti akan mengajukan

validasi kepada dosen ahli agar produk yang disusun dapat

dipertanggungjawabkan. Selain untuk menguji keabsaahan, validasi juga akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

37

dijadikan sebagai dasar perbaikan berdasarkan masukan dari dosen ahli atas

kekurangan dari produk yang disusun oleh peneliti.

5. Revisi

Langkah terakhir yaitu melakukan revisi. Proses revisi bertujuan untuk

memperoleh draf modul yang paling baik dan sempurna. Jika modul sudah

direvisi, maka modul tersebut siap diproduksi untuk memenuhi kebutuhan

dalam pembelajaran. Perbaikan modul meliputi aspek (a) pengorganisasian

materi pembelajaran, (b) penggunaan metode instruksional, (c) penggunaan

bahasa, dan (d) pengorganisasian tata tulis dan perwajahan (Direktorat Tenaga

Kependidikan, 2008:16).

Menurut peneliti, hasil validasi hendaknya ditindak lanjuti dengan

melakukan langkah revisi. Peneliti dapat melakukan perbaikan pada aspek-

aspek yang kurang bagus terhadap produk yang disusun. Menurut Direktorat

Tenaga Kependidikan terdapat empat aspek, yaitu materi, bahasa, penyajian,

dan kegrafikan. Dari keempat aspek, peneliti menambahkan satu aspek yaitu

media. Alasan peneliti menambahkan aspek media karena produk yang

dikembangkan peneliti memuat aspek media.

2.2.4 Cerita Rakyat

Bagian subbab ini berisikan (1) hakikat cerita rakyat, (2) cerita rakyat

Daerah Istimewa Yogyakarta, (3) karakteristik cerita rakyat, (4) unsur intrinsik,

dan (5) unsur ekstrinsik. Berikut penjelasan dari subbab cerita rakyat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

38

2.2.4.1 Hakikat Cerita Rakyat

Menurut Bosch dalam Kanzannudin (2017:26) yang dimaksud cerita

rakyat adalah cerita yang berkembang dan berkaitan dengan kebudyaan manusia.

Artinya sebuah cerita rakyat memiliki unsur-unsur kebudayaan yang berasal dari

masyakarat. Tak berbeda jauh dengan Bosch, Hutomo dalam Kanzannudin

(2017:26) berpendapat bahwa cerita rakyat memiliki nilai-nilai yang luhur dalam

masyarakat terlebih pada kebudayaannya. Memang setiap cerita memiliki nilai-

nilai, namun yang terkandung dalam cerita rakyat biasanya berupa nilai-nilai

tradisional.

Suhita dan Purwahida (2018:39) mendefinisikan cerita rakyat merupakan

cerita yang berkembang dalam masyarakat tradisional yang disebarkan secara

lisan dari generasi ke generasi. Merujuk pada pendapat Suhita dan Purwahida,

cerita rakyat memang dikenal sebagai cerita yang turun-temurun diceritakan oleh

masyarakat. Penyebaran yang dilakukan secara lisan membuat cerita rakyat

memiliki beberapa variasi atau bentuk.

Beberapa pengertian menurut ahli, dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan cerita rakyat adalah sebuah cerita yang disebarluaskan secara

lisan dan turun-temurun serta mengandung nilai-nilai kebudayaan masyarakat.

Cerita rakyat dapat berkembang dalam beberapa versi atau bentuk karena

penyebarannya bersifat lisan, bukan tertulis. Nilai-nilai yang terkandung dalam

cerita rakyat dapat berbeda-beda sesuai dengan tempat berkembangnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

39

2.2.4.2 Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta

Berbagai daerah memiliki cerita rakyat yang khas. Cerita tersebut berupa

legenda, mitos, fabel, hikayat, ataupun sage. Daerah Istimewa Yogyakarta juga

memiliki cerita rakyat yang terkenal di antaranya adalah Roro Jonggrang, Nyi

Roro Kidul, dan Candi Prambanan. Cerita rakyat yang digunakan oleh peneliti

diambil dari Antologi Cerita Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta karya Dhanu

Priyo Prabowo dan situs website dari www.jogjaprov.go.id.

Cerita rakyat yang digunakan terdapat empat, yaitu Kyai Bodho, Ki Ageng

Paker, Raksasa Penjaga Gunung Merapi, dan Goa Kiskendo. Kyai Bodho (dalam

www.jogjaprov.go.id) menceritakan kisah seorang abdi dalem Keraton

Yogyakarta yang memiliki kesaktian. Cerita Kyai Bodho memuat nilai agama

yang sangat sesuai dengan nilai karakter bangsa Indonesia. Maka, cerita tersebut

digunakan dalam modul yang disusun oleh peneliti.

Cerita rakyat Ki Ageng Paker (Prabowo, 2004: 179-183) menceritakan

tentang asal-usul sebuah desa di kawasan Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten

Bantul. Nilai-nilai yang termuat dalam cerita tersebut adalah nilai mencintai

hewan, nilai agama, dan nilai tolong-menolong. Nilai-nilai tersebut sesuai dengan

karakter bangsa Indonesia sehingga cocok dijadikan bahan bacaan di dalam

modul.

Cerita rakyat selanjutnya adalah Raksasa Penjaga Gunung Merapi

(Prabowo, 2004: 130-136). Cerita ini menceritakan tentang seorang hamba yang

diutus Panembahan Senapati untuk menjaga Kerajaan Mataram dari bencana

Gunung Merapi. Hamba tersebut berubah wujud dari manusia menjadi raksasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

40

Nilai-nilai yang terkandung dalam cerita ini adalah nilai religius dan nilai budaya

atau tradisi.

Goa Kiskendo (Prabowo, 2004: 137-146) merupakan sebuah cerita yang

mengisahkan asal-usul terbentuknya Gua Kiskendo di Kabupaten Kulon Progo.

Cerita tersebut memiliki nilai agama, nilai musyawarah dan mufakat, dan nilai

sosial. Nilai-nilai tersebut sangat baik untuk dipelajari oleh siswa, sehingga cerita

tersebut dijadikan sebagai bahan bacaan

2.2.4.3 Karakteristik Cerita Rakyat

Karya sastra yang terdiri dari puisi, prosa, dan drama memiliki

karaktersitik tersendiri. Cerita rakyat yang sangat kental dengan kehidupan

masyarakat Indonesiapun memiliki karakteristik. Danandjaja (2002) menyebutkan

bahwa cerita rakyat memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut:

1. diceritakan secara turun-temurun

2. bersifat tradisional

3. dapat memiliki beberapa versi

4. anonim

5. memiliki fungsi

6. bersifat pralogis

7. berkembang di daerah tertentu.

Peneliti menyimpulkan bahwa ciri-ciri yang disebutkan oleh Danandjaja

memang sangat cocok dengan perkembangan cerita rakyat. Pertama, cerita rakyat

memang diceritakan dari generasi ke generasi. Hal tersebut sangat mungkin

terjadi, sebab cerita rakyat dianggap masyarakat benar-benar terjadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

41

Kedua, cerita rakyat akan memiliki beberapa versi. Hal tersebut dapat

terjadi karena tidak adanya dokumen secara tertulis. Cerita rakyat hanya

diceritakan secara lisan oleh masyarakat, maka cerita rakyat tersebut dapat

berubah-ubah meskipun memiliki nilai atau amanat yang sama. Ciri-ciri cerita

rakyat yang dikenal anonim atau tidak diketahui pengarangnya juga sangat sesuai.

Ciri tersebut sangat mungkin terjadi, karena sifat penceritaannya dilakukan secara

lisan. Adanya beberapa versi cerita rakyat juga akan membuat susah diketahui

nama pengarangnya.

Ketiga, cerita rakyat bersifat pralogis. Karakteristik tersebut memang

benar, sebab beberapa cerita rakyat yag pernah dibaca oleh peneliti memiliki hal-

hal diluar nalar manusia. Pralogis dapat diartikan sebagai hal diluar nalar manusia.

Salah satu contohnya yaitu perubahan wujud manusia menjadi raksasa dalam

cerita rakyat Raksasa Penjaga Gunung Merapi.

Keempat, cerita rakyat memang berkembang di daerah tertentu dan

memiliki fungsi. Cerita rakyat yang berkembang di Indonesia sangat banyak.

Setiap daerah memiliki cerita rakyat yang berbeda beda, misalkan saja cerita

rakyat Candi Prambanan yang berasal dari Yogyakarta, cerita rakyat Malin

Kundang yang berasal Sumatra Barat, dan sebagainya. Banyaknya cerita rakyat di

Indonesia memiliki fungsi tersendiri. Fungsi tersebut berupa perantara dalam

menyampaikan pesan moral terhadap masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

42

2.2.4.4 Unsur Intrinsik

Unsur pembangun yang ada dalam sebuah cerita terdapat dua macam, yaitu

unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik (Nurgiyantoro, 2005:22-23). Unsur intrsinsik

adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur inilah yang

menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara

faktual akan ditemukan jika seseorng membaca karya sastra. Unsur intrinsik

sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun

sebuah cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat suatu

karya sastra menarik. Unsur intrinsik yang ada didalam sebuah cerita yaitu

peristiwa, cerita, plot, alur, setting atau latar, sudut pandang, tema, gaya bahasa,

amanat dan lain-lain(Nurgiyantoro, 2005:23).

Unsur intrinsik merupakan sebuah unsur pembangun cerita yang berasal dari

dalam cerita (Suhita, 2018:32). Maksud penjelasan dari Suhita mengenai unsur

intrinsik berasal dari dalam cerita yaitu unsur intrinsik ditemukan dan disajikan

dalam cerita secara tersurat. Terdapat tujuh macam unsur intrinsik, yaitu tema,

tokoh dan penokohan, latar, alur, amanat, sudut pandang, dan gaya bahasa.

Berikut penjelasan dari ketujuh unsur intrinsik sebuah cerita.

1. Tema

Menurut Sayuti (2000:191), tema merupakan pokok cerita atau dasar

cerita yang ditemukan oleh pembaca. Tema adalah masalah pokok yang

mendasari sebuah karya sastra (Suhita dan Purwahida, 2018:32) Mudahnya,

tema merukan inti suatu cerita. Tema menjadi unsur pokok yang terdapat

dalam sebuah karya sastra baik berupa prosa, puisi, ataupun drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

43

2. Tokoh dan Penokohan

Tokoh merupakan pelaku yang terdapat dalam karya sastra(Suhita dan

Purwahida, 2018:34). Berdasarkan perannya, tokoh dapat dibagi menjadi tiga

yakni tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Tokoh memiliki peran

penting yakni membangun cerita. Tokoh protagonis adalah tokoh yang

berwatak baik, tokoh antagonis adalah tokoh yang berwatak jahat, dan

tritagonis adalah tokoh yang bersifat sebagai pengah. Berdasarkan fungsinya

tokoh dapat dibagi tiga yakni tokoh utama, pembantu, dan tambahan (Suhita

dan Purwahida, 2018: 34). Tokoh utama merupakan pemeran sentral dalam

sebuah cerita. Tokoh pembantu adalah tokoh yang berperan melengkapi tokoh

utama. Tokoh tambahan tidak begitu memiliki peran dalam sebuah cerita

dibandingkan dengan tokoh utama dan tokoh pembantu. Penokohan

merupakan watak yang terdapat dalam tokoh. Tokoh dan penokohan adalah

dua hal yang berbeda.

3. Alur

Alur atau plot dapat diartikan tidak hanya sebagai peristiwa-peristiwa

yang diceritakan dengan panjang lebar dalam suatu rangkaian tertentu, tetapi

juga merupakan penyusunan yang dilakukan oleh penulisnya mengenai

peristiwa-peristiwa tersebut berdasarkan hubungan-hubungan kausalitasnya

(Sayuti, 2000:31).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

44

4. Latar

Secara garis besar deskripsi latar fiksi dapat dikategorikan menjadi tiga

bagian, yakni latar tempat, waktu, dan sosial (Sayuti, 2000:127). Latar tempat

adalah hal yang berkaitan dengan geografis, latar waktu berkaitan dengan

masalah historis, dan latar sosial berkaitan dengan kehidupan masyarakat.

5. Amanat

Amanat selalu ditemukan dalam sebuah cerita fiksi. Menurut Suhita

dan Purwahida (2018:33) amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan

penulis melalui karyanya kepada para pembaca. Dalam penyampaiannya,

amanat dapat disampaikan secara tersurat atau tersirat.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang atau point of view memasalahkan siapa yang bercerita.

Menurut Suhita dan Purwahida (2018:36), yang dimaksud dengan sudut

pandang adalah cara pengarang menempatkan posisi dalam sebuah cerita.

Sudut pandang dapat dikategorikan menjadi tiga yakni sudut pandang orang

pertama, sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan sudut pandang orang

ketiga terbatas.

7. Gaya dan Nada

Gaya (gaya bahasa) merupakan cara pengungkapan seseorang yang

khas bagi seorang pengarang. Suhita dan Purwahida (2018:36), menjelaskan

bahwa gaya bahasa adalah cara pengarang memproduksi sebuah cerita melalui

fitur-fitur bahasa. Fitur-fitur yang dimaksud adalah diksi, imajeri, dan pola

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

45

kalimat. Nada berhubungan dengan pilihan gaya untuk mengekspresikan sikap

tertentu.

2.2.4.5 Unsur Ekstrinsik

Unsur-unsur ekstrinsik sebuah novel terdapat beberapa macam.

Diantaranya adalah nilai-nilai (sosial, budaya, politik, ekonomi, religius, moral

dan lainnya), latar belakang pengarang, situasi dan kondisi, dan sebagainya.

Pertama adalah latar belakang pengarang. Latar belakang pengarang adalah faktor

yang dapat mempengaruhi sebuah novel. Latar belakang pengarang terdiri dari

biografi, aliran sastra, dan kondisi psikologis. Biografi adalah riwayat hidup

penulis, tentang pendidikan, prestasi dan sebagainya. Aliran sastra seorang

pengarang juga mampu mempengaruhi suatu novel. Kondisi psikologis pengarang

yang berupa pemilihan tema, bahasa yang digunakan, alur yang digunakan,

keyakinan pengarang dan sebagainya juga termasuk dalam latar belakang

pengarang.

Kedua adalah situasi dan kondisi. Situasi yang sedang berkembang atau

terjadi di tengah-tengah masyarakat, seperti ideologi, sikap sosial, budaya, politik,

dan juga kondisi perekonomian masyarakat. Latar budaya masyarakat muncul

dalam cerita dapat dituliskan dalam bentuk setting maupun dialog antar tokoh.

Ketiga adalah nilai-nilai yang terdapat dalam sebuah novel. Nilai yang

terdapat dalam sebuah novel berupa nilai sosial, nilai moral, nilai religius, dan

nilai budaya. Nilai agama atau religius yaitu nilai-nilai yang ada di dalam cerita

yang berkaitan dengan ajaran agama tertentu. Nilai moral yaitu nilai-nilai dalam

cerita yang berkaitan dengan akhlak/perangai cerita baik yang buruk maupun yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

46

baik. Nilai budaya adalah nilai-nilai dalam suatu cerita yang berkaitan dengan

kebiasaan, tradisi atau adat istiadat. Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan

dengan tata pergaulan antara individu dengan masyarakat.

2.2.5 Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan

Menurut Kementrian Pendidikan Nasional(2011:5), yang dimaksud

dengan pendidikan karakter merupakan upaya menerapkan perwujudan nilai-nilai

Pancasila dan UUD 1945 melalui pendidikan. Dalam rangka lebih memperkuat

pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari

agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional yaitu: (1) religius, (2)

jujur, (3) toleransi, (4) disiplin), (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8)

demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air,

(12) menghargai prestasi, (13) bersahabat atau komunikatif, (14) cinta damai, (15)

gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab

(Kementrian Pendidikan Nasional, 2011:8).

Nilai-nilai pendidikan karakter secara keseluruhan terdiri dari 18 nilai.

Kedelapan belas nilai tersebut diambil sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa

Indonesia. Misalkan saja nilai gotong royong yang termasuk ke dalam nilai sosial

atau peduli sosial. Nilai musyawarah yang termasuk ke dalam nilai demokratis.

Percaya akan Tuhan yang termasuk ke dalam nilai religius. Pantang menyerah

termasuk dalam nilai kerja keras dan masih banyak lagi.

Nilai-nilai yang sesuai dengan karakter bangsa Indonesia semuanya

termuat ke dalam unsur ekstrinsik cerita rakyat, terutama unsur nilai atau moral

value. Hal tersebut menjadikan cerita rakyat sebagai salah satu sarana untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

47

menyalurkan nilai-nilai karakter keindonesiaan yang termuat dalam pendidikan

karakter kepada peserta didik.

2.3 Kerangka Berpikir

Pembelajaran bahasa Indonesia di kenal sangat membosankan bagi siswa.

Keadaan tersebut mempengaruhi terhadap daya serap materi yang diberikan oleh

guru matapelajaran. Pembelajaran yagg dilakukan oleh guru dirasa kurang

memotivasi.efisiensi dan efektivitas pembelajaran yang dilakukan saat ini kurang

terlaksana dengan baik. Apalagi jika dikaitkan dengan pembelajaran bahasa

Indonesia tentang cerita rakyat. Siswa mendengar kata “cerita rakyat” saja sudah

merasa malas untuk mempelajarinya.

Cerita rakyat dalam pembelajaran bahasa Indonesia memiliki nilai positif

yang dapat diperoleh. Menumbuhkan rasa cinta tanah air atau daerah,

mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita rakyat, amanat

yang dapat diimplementasikan, serta berbagai hal dapat didapatkan dari membaca

cerita rakyat. Dalam pembelajaran Kurikulum 2013 saat ini yang mengedepankan

pendidikan karakter penggunaan cerita rakyat sangat membantu dalam penanaman

nilai-nilai pendidikan karakter. Nilai-nilai tersebut tentunya sesuai dengan

karakter bangsa Indonesia.

Beranjak dari permasalahan pembelajaran dan pemanfaat cerita rakyat, maka

diperlukan pengembangan terhadap sumber belajar. Salah satunya adalah

pemanfaatan modul pembelajaran. Modul pembelajaran saat ini diperlukan

pengembangan untuk mendorong penggunaan modul dalam pembelajaran. Modul

yang dikembangkan bukan lagi dalam bentuk tercetak, namun dalam bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

48

digital sesuai dengan perkembangan zaman. Maka dari itu, peneliti menyusun

kerrangka berpikir sebagai berikut.

Bagan 2.1 Alur Kerangka Berpikir

Kemajuan ilmu

pengetahuan dan

teknologi

Peningkatan mutu pembelajaran

Pembelajaran

yang belum

efektif dan efisien

Materi

pembelajaran

cerita rakyat

Penyusunan modul digital pembelajaran

bahasa Indonesia

Validasi Ahli

Materi dari Guru

Validasi Ahli

Media dari Dosen

Validasi Ahli

Materi dari Dosen

Uji coba dan revisi dari modul pembelajaran

bahasa Indonesia materi cerita rakyat

Produksi akhir

modul digital

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bagian ini terdiri dari beberapa subbab yaitu 1) jenis penelitian, 2) sumber

data dan data, 3) teknik pengumpulan data, 4) instrumen penelitian, 5) teknik

analisis data, dan 6) prosedur penelitian. Berikut ini uraian dari enam subbab.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian pengembangan atau sering disebut research and development (r&d).

Menurut Sugiyono (2011: 297), penelitian pengembangan merupakan sebuah

peneltian yang menghasilkan produk tertentu dan melakukan uji keefektifan

produk tersebut. Jika diakitkan dengan pendidikan, produk yang dapat dihasilkan

berupa modul, buku cetak, atau berbagai alat yang dapat menunjang

pembelajaran.

Peneliti akan mengembangkan penelitian tentang modul digital

pembelajaran. Modul akan digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran di

sekolah. Selain itu juga untuk menambah berbagai sumber belajar yang dapat

digunakan oleh guru.

3.2 Sumber Data dan Data

Sumber data penelitian ini adalah guru matapelajaran bahasa Indonesia

dan siswa kelas X SMA Negeri 3 Bantul. Penelitian akan dilaksanakan di SMA

Negeri 3 Bantul yang beralamat di Gaten, Trirenggo, Bantul, Daerah Istimewa

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

50

Data penelitian diperoleh dari guru matapelajaran bahasa Indonesia dan

siswa kelas X. Data yang bersumber dari guru matapelajaran dan siswa berupa (1)

hasil wawancara terkait dengan penggunaan modul; (2) hasil validasi modul oleh

siswa dan dosen ahli. yang dibuat peneliti dan diisi oleh guru matapelajaran

bahasa Indonesia.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Sumber data dan data penelitian telah diuraikan di atas, selanjutnya

peneliti harus menentukan teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan yang

dilakukan oleh peneliti adalah teknik nontes yang terdiri dari wawancara dan

angket. Teknik nontes merupakan alat penilaian yang digunakan oleh seorang

peneliti untuk memperoleh data tanpa harus memberikan tes kepada responden

(Nurgiyantoro, 2010:90). Artinya responden tidak memerlukan tingkat berpikir

yang tinggi, karena biasanya yang diukur berdasarkan pengalaman saja. Teknik

nontes dilakukan bukan untuk mengukur tingkat intelegensi seseorang, namun

biasanya untuk mengetahui pengalaman seseorang akan suatu hal.

3.4 Instrumen Penelitian

Teknik yang digunakan oleh peneliti berupa teknik nontes. Terdapat

berbagai macam teknik nontes yaitu wawancara, angket, dan observasi. Dari

ketiga teknik, peneliti menggunakan teknik wawancara dan kuesioner atau

angket. Berikut penjelasan dari instrumen wawancara dan kuesioner.

1. Instrumen Angket

Menurut Nurgiyantoro (2010:91), angket merupakan serangkaian

(daftar) pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik (dalam penelitian:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

51

responden) mengenai masalah-masalah tertentu, yang bertujuan untuk

mendapatkan tanggapan dari peserta didik (responden) tersebut.

Penggunaan angket mempermudah peneliti dalam menemukan data.

Angket yang disusun berisikan poin-poin pernyataan mengenai masalah

yang diangkat dalam penelitian. Pengisian angket dilakuakan dengan

memberikan tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan.

Jawaban dapat berupa pernyataan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak

Tahu (TT), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang sering

digunakan dalam penelitian. Melalui angket, peneliti akan mendapatkan

data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan menggunakan angket atau

kuesioner pada dasarnya memiliki persamaan dengan teknik wawancara.

Perbedaannya adalah wawancara dilakukan secara lisan, sedangkan angket

dilakukan secara tertulis.

2. Instrumen Wawancara

Selain menggunakan instrument angket, peneliti juga akan

menggunakan instrument wawancara. Tujuan penggunaan instrumen

wawancara agar lebih mudah dalam mencari data dari narasumber yang

terpercaya. Wawancara merupakan suatu cara yang digunakan oleh

pewawancara untuk menemukan informasi yang dibutuhkan melalui

kegiatan tanya jawab kepada narasumber (Nurgiyantoro, 2010:96).

Narasumber diberikan pertanyaan-pertanyaan oleh pewawancara yang

dilakukan secara lisan. Dalam hal ini peneliti akan membuat kisi-kisi

wawancara agar tidak meluas dari topik yang dituliskan. Selain membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

52

kisi-kisi, peneliti juga akan menyusun daftar pertanyaan yang disesuaikan

dengan kisi-kisi yang telah disusun.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang didapatkan oleh peneliti selanjutnya akan diproses dan

diinterpretasikan. Data yang akan dioalah yaitu hasil wawancara terhadap guru

matapelajaran, hasil kuesioner atau angket siswa, serta validasi dosen ahli.

1. Analisis Hasil Wawancara

Hasil wawancara terhadap guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang

telah didapatkan kemudian dianalisis. Teknik yang digunakan adalah

analisis data kualitatif. Wawancara dilakukan diawal tahap pengumpulan

data oleh peniliti. Hasil wawancara kemudian diproses dengan cara: 1)

melakukan transkrip hasil wawancara; 2) merangkum hasil transkrip

wawancara; 3) menganalisis data wawancara untuk menyimpulkan

kebutuhan pengembangan modul digital membaca pemahaman teks cerita

rakyat; 4) menjadikan data sebagai salah satu acuan oleh peneliti dalam

melakukan pengembangan produk modul digital membaca pemahaman

teks cerita rakyat.

2. Analisis Angket/Kuesioner Siswa

Angket atau kuesioner selanjutnya dianalisis dengan menggunakan

skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur suatu pendpat, sikap,

pandangan seseorang atau kelompok terhadap suatu peristiwa. Langkah-

langkah yang dilakukan sebagai berikut.

a. Mengubah skor tiap butir pertanyaan dengan kriteria skor sebagai

berikut. Konversi ini mengacu pada Nurgiyantoro (2010:92).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

53

Tabel 3.1 Konversi Nilai dan Skala Sikap

Keterangan Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Tidak Tahu 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

b. Menjumlah skor setiap butir pertanyaan.

Rumus: T x Pn

Keterangan

T : Total jumlah responden yang memilih

Pn : Pilihan skor angka Likert

c. Menghitung skor ideal tertinggi dan skor ideal terendah.

Skor ideal tertinggi (X) diperoleh dengan cara menghitung hasil

kali jumlah responden dengan skor maksimal tiap butir soal. Skor

ideal terendah (Y) diperoleh dengan cara menghitung hasil kali

jumlah rsponden dengan skor minimal tiap butir soal.

Rumus:

X : jumlah responden x 5 (skor maksimal)

Y : jumlah responden x 1 (skor minimal)

d. Menghitung persentase dengan skor yang diperoleh dibagi dengan

skor maksimal dan dikalikan 100%.

e. Setelah selesai, kemudian mengubah persentase ke dalam bentuk

kategori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

54

3. Analisis Validasi Produk

Modul yang telah selesai disusun selanjutnya akan dilakukan

validasi oleh dosen ahli dan juga siswa. Data yang diperoleh dari validasi

dosen ahli dan siswa dikategorikan menjadi dua macam data yaitu data

kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif yang didapatkan peneliti

berupa kritikan atau saran yang dikemukakan oleh dosen ahli dan siswa.

Data kualitatif tersebut akan dijadikan sebagai bahan perbaikan modul

yang telah selesai disusun.

Data kualitatif yang didapatkan oleh peneliti akan dioalah dengan

menggunakan skala Likert secara statistik deskriptif. Adapun langkah-

langkah yang harus dilakukan yaitu: a) pengumpulan data kasar; b)

pemberian skor, untuk analisis kuantitatif; c) mengonversikan skor yang

diperoleh menjadi nilai dengan skala lima menggunakan acuan konversi

pendekatan PAP (penilaian acuan patokan) berikut ini (Sukardjo dalam

Septiaji, 2018:81).

Tabel 3.2 Konversi Nilai Skala Lima Berdasarkan Penilaian Acuan

Patokan (PAP)

Kategori Interval Skor

Sangat Baik x>Xi+ 1,80 SBi

Baik Xi+ 0,60 SBi< x ≤ Xi+ 1,80 SBi

Cukup Baik Xi- 0,060 SBi< x ≤ Xi+ 0,60 SBi

Kurang Baik Xi- 1,80 SBi < x ≤ Xi- 0,60 SBi

Sangat Kurang Baik X≤ Xi- 1,80 SBi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

55

Keterangan:

Xi : rerata ideal = 1

2 (skor maksimal ideal+skor minimal ideal)

SBi : simpangan baku ideal = 1

6 (skor maksimal ideal-skor minimal

ideal)

3.6 Prosedur Penelitian

Borg menyusun sepuluh langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

penelitian dan pengembangan. Berikut adalah kesepuluh langkah-langkah

menurut Borg dan Gall.

Bagan 3.1 Bagan Prosedur Penelitian menurut Borg dan Gall (dalam Sugiyono,

2017)

Langkah-langkah menurut Borg dan Gall (Sugiyono, 2017: 298-310) dapat

dijelaskan sebagai berikut ini.

1. Research and informatioan collecting (potensi dan masalah)

Potensi dan Masalah

PerencanaanDesain Produk

Validasi Desain

Revisi DesainUji Coba Produk

Revisi Produk

Uji Coba Pemakaian

Revisi Produk

Produksi Masal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

56

Tahap pertama peneliti akan mencari berbagai informasi dari lietartur terkait,

melakukan pengukuran kebutuhan, penelitian skala kecil, persiapan untuk

merumuskan kerangka kerja penelitian.

2. Planning (perencanaan)

Tahap kedua yakni perencanaan. Peneliti menyusun rencana penelitian yang

terdiri dari kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian,

merumuskan tujuan penelitian, menyusun langkah-langkah penelitian, dan

kemungkinan melakukan uji coba dalam lingkup terbatas.

3. Develop preliminary from of product (pengembangan draf produk)

Tahap ketiga adalah mengembangkan draf produk. Peneliti mengembangkan

awal susunan produk yang akan dihasilkan. Selain itu juga menyiapkan

berbagai komponen pendukung, bahan pembelajaran, pedoman dan buku

petunjuk, serta melakukan evaluasi terhadap kelayakan instrument

pendukung.

4. Preliminary field testing (uji coba lapangan awal)

Tahap keempat adalah melakukan uj coba lapangan awal. Uji coba dapat

dilakukan dalam skala terbatas yang terdiri dari 6-12 subjek. Pada tahap ini,

langkah pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan melalui wawancara,

observasi, atau angket.

5. Main product revision (merevisi hasil uji coba)

Tahap selanjutnya adalah melakukan revisi. Tahap perbaikan dilakukan

setelah produk melalui tahap uji coba awal. Dalam proses berbaikan dapat

dilakukan berulang kali untuk menemukan bentuk produk yang sempurna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

57

6. Main field testing (uji coba lapangan)

Tahap selanjutnya adalah tahap uji coba utama. Proses uji coba yang utama

dapat dilakukan terhadap seluruh responden. Uji coba akan dilakukan pada

siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 3 Bantul.

7. Operational product revision (penyempurnaan produk hasil uji lapangan)

Peneliti akan memperbaiki dan menyempurnakan produk yang telah melalui

tahap uji coba yang lebih luas. Bentuk produk yang telah disempurnakan

merupakan model operasioanal yang siap untuk divalidasi.

8. Operational field testing (uji pelaksanaan lapangan)

Langkah uji validasi terhadap model operasional yang telah dihasilkan. Uji

validasi dilakukan dengan melibatkan responden yang lebih besar

9. Final product revision (penyempurnaan produk akhir)

Penyempurnaan ini merupakan penyempurnaan terakhir pada produk

sehingga menghasilkan produk akhir yang siap untuk disebarluaskan.

10. Dessimination and implementation (diseminasi dan implementasi)

Tahap terakhir yaitu melakukan penyebarluasn. Produk dapat disebarluaskan

melalui penerbitan, penulisan hasil penelitian dalam jurnal, dan sebagainya.

Langkah-langkah Borg dan Gall terdapat 10, tetapi peneliti membuat

langkah lebih sederhana. Peneliti hanya akan menggunakan lima langkah saja

yaitu (1) penelitian dan pengambilan informasi, (2) pengembangan produk, (3) uji

validasi, (4) revisi produk tahap 1, dan (5) uji coba produk. Penyederhanaan

dilakukan oleh peneliti mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan finansial.

Peneliti merasa bahwa keenam tahap sudah mampu mewakili kesepuluh tahap

utama dari Borg dan Gall.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

58

1. Studi Pendahuluan

Penelitian yang dilakukan peneliti adalah mengembangkan produk modul

digital pembelajaran. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 3 Bantul. Informasi

yang diperoleh oleh peneliti dilakukan melalui wawancara dan pengisian

angket/kuesioner. Wawancara dilakukan kepada pihak sekolah, yaitu guru mata

pelajaran bahasa Indonesia. Angket/kuesioner diberikan kepada siswa kelas X

yang nantinya juga akan dijadikan sebuah data.

Peneliti juga harus melakukan studi literature yang sesuai dengan penelitian

yang dilakukan. Tujuannya adalah untuk menambah informasi dari sumber-

sumber yang relevan. Sehingga informasi yang diperoleh bukan hanya dari

siswa dan guru, namun juga dari sumber literature terkait dengan penelitian

yang dilakukan.

2. Pengembangan Produk

Pengembangan produk merupakan langkah bagi peneliti untuk

mengumpulkan bahan dan juga menyusun produk. Pengembangan produk

dilakukan setelah menemukan informasi dari guru dan peserta didik melalui

angket dan wawancara. Pada tahap ini peneliti akan menyusun produk yang

akan dibuat, yaitu modul digital. Langkah awal yang harus dilakukan adalah

menentukan judul, tujuan, pemilihan bahan, penyusunan kerangka, dan

pengumpulan bahan.

Pengumpulan materi dilakukan melalui berbagai sumber. Jika materi sudah

dirasa cukup, maka peneliti akan melakukan penyusunan modul digital. Modul

digital disusun sesuia dengan ketentuan dalam penyusunan modul yang berlaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

59

3. Uji Validasi

Uji validasi perlu dilakukan setelah pengembangan produk selesai

dilakukan. Menurut Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:14) menjelaskan

bahwa yang dimaksud dengan validasi adalah proses pengesahan atau

persetujuan terkait dengan kesesuaian modul. Orang yang melakukan pengujian

validasi tentunya adalah orang-orang yang berkopeten. Tahap uji validasi

dilakukan oleh dosen ahli serta guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Validasi

dilakukan dengan memberikan angket/kuesioner pada dosen ahli dan guru mata

pelajaran bahasa Indonesi. Angket yang diberikan untuk menilai kelayakan dari

segi isi materi, bahasa, penyajian, dan kegrafikan. Tujuan utama validasi agar

sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

4. Revisi

Langkah selanjutnya adalah melakukan revisi tahap pertama. Menurut

Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:15), yang dimaksud dengan revisi

adalah proses perbaikan atau penyempurnaan modul yang dilakukan setelah

melalui tahap uji coba dan validasi. Revisi dilakukan setelah mendapatkan

penilai dari dosen ahli melalui angket yang diberikan. Kekurangan dan

kelebihan produk akan diperbaiki sesui dengan arahahan yang diberikan dosen

ahli. Kegiatan melakukan revisi ini tentunya untuk memperbaiki segala

kekurangan yang terdapat di dalam modul pembelajaran.

5. Uji Coba Produk

Langkah selanjutnya setelah melakukan revisi tahap pertema, peneliti akan

melakukan uji coba terhadap produk yang telah dibuat. Modul digital akan diuji

cobakan pada siswa kelas X di SMA Negeri 3 Bantul. Siswa akan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

60

modul digital dalam pembelajaran yang dilakukan. Jika tahap revisi yang kedua

telah selesai, maka penelitian yang dilakukan sudah selesai.

Bagan 3.2 Prosedur Penelitian Lima Tahap

Studi Pendahuluan

Pengembangan Produk

Uji Validasi

Revisi Uji Coba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan mengkaji dua subbab yaitu 1) hasil penelitian dan 2)

pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian terdiri dari lima langkah penelitian

yang peneliti lakukan. Subbab pembahasan hasil penelitian berisi 1) deskripsi

modul, 2) deskripsi data hasil validasi, 3) deskripsi hasil tes siswa, dan 4) analisis

kelayakan modul.

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian dan Pengembangan atau yang dikenal Reasearch and

Development (R&D) menurut Borg dan Gall adalah penelitian yang dilakukan

untuk mengembangkan sebuah produk. Terdapat sepuluh langkah yang harus

dilakukan dalam penelitian ini, namun peneliti akan menyederhanakan menjadi

lima langkah. Penyederhanaan dilakukan untuk menghemat biaya, tenaga, dan

waktu karena terbatas. Keenam langkah tersebut adalah (1) penelitian dan

pengumpulan informasi, (2) pengembangan produk, (3) validasi produk, (4)

revisi tahap 1, dan (5) uji coba produk. Berikut ini deskripsi keenam tahap yang

telah dilakukan.

4.1.1 Hasil Studi Pendahuluan

Hasil penelitian dan pengumpulan informasi merupakan tahap pertama

yang dilakukan oleh peneliti. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara

terhadap guru bahasa Indonesia dan menyebarkan angket kepada siswa yang

dijadikan sebagai sumber data. Selurh data digunakan sebagai masukan dalam

penyusunan modul digital yang dilakukan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

62

Sebelum melakukan pengambilan data, peneliti terlebih dahulu melakukan

penyusunan kisi-kisi. Hal ini menjadi sangat penting karena kisi-kisi dijadikan

sebuah pedoman dalam menyusun instrument penelitian. Tujuan dari penyusunan

kisi-kisi untuk mengarahkan isi instrumen sesuai dengan kebutuhan dan tetap

fokus pada hal yang akan diteliti. kisi-kisi yang telah disusun selanjutnya

digunakan dalam penyusunan soal-soal untuk instrument. Setelah kisi-kisi dan

instrument selesai disusun sebaiknya dilakukan validasi oleh dosen pembimbing.

Tujuan validasi untuk mengetahui apakah sesuai dengan kebutuhan dan kelayakan

instrument sebelum digunakan dalam pengumpulan informasi.

Setelah validasi instrument selesai dilakukan, peneliti selanjutnya

melakukan pengumpulan informasi. Wawancara dilakukan untuk mengetahui

kebutuhan bahan ajar dalam bentuk modul digital membaca pemahaman teks

cerita rakyat. Narasumber yang diwawancarai adalah Ibu Dra. Sulastri selaku guru

mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA N 3 Bantul.

Selain itu, instrumen angket dibagikan kepada siswakelas X IPS 3 SMA

Negeri 3 Bantul yang berjumlah 27 siswa. Angket diberikan ketika pembelajaran

belum dimulai dengan cara memberikan tanda centang (√) serta komentar pada

kolom yang di sediakan. Tujuan pengisian angket untuk mengetahui pengalaman

awal siswa dalam membaca pemahaman teks cerita rakyat. Selain itu juga untuk

mengetahui pentingnya pembelajaran membaca pemahaman, mengetahui

kesulitan belajar, dan mengetahui masukkan tentang pembuatan modul digital

membaca pemahaman teks cerita rakyat yang akan disusun oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

63

4.1.1.1 Deskripsi Wawancara Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Terkait Pengembangan Modul Digital Membaca Pemahaman Teks

Cerita Rakyat

Wawancara dilakukan pada hari Rabu, 9 Januari 2019 di SMA Negeri 3

Bantul. Sebagai narasumber adalah Ibu Dra. Sulastri, beliau adalah guru mata

pelajaran bahasa Indonesia. Hasil wawancara menunjukkan bahwa narasumber

tertarik untuk menggunakan modul digital dalam pembelajaran tentang teks cerita

rakyat. Selama ini siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Tetapi

dalam pembelajaran yang berkaitan dengan memahami cerita rakyat terkadang

terkendala dengan penggunaan bahasa yang sedikit rumit serta susahnya

berkonsentrasi saat membaca teks. Selain itu sumber referensi terkait dengan

cerita rakyat juga masih sedikit, hanya berasal dari buku paket saja. Banyak

manfaat yang didapatkan dengan menggunakan modul, salah satunya menambah

referensi belajar.

Narasumber berharap modul digital yang dikembangkan menarik bagi

siswa. Serta dapat mudah diakses, misalkan saja dapat dibuka dengan

menggunakan smartphone. Alasannya karena siswa lebih suka menggunakan

smartphone untuk mencari informasi. Isi yang disajikan dalam modul digital juga

diharapkan lebih jelas sehingga membantu siswa dalam belajar.

4.1.1.2 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Siswa Terkait Pengalaman Awal

dalam Membaca Pemahaman Teks Cerita Rakyat

Informasi yang dibutuhkan peneliti akan membantu dalam penyusunan

modul digital. Pada tahap awal, peneliti melakukan pencarian informasi dengan

menyebarkan angket. Kegiatan dilakukan pada hari Rabu, 9 Januari 2019 terhadap

siswa kelas X IPS 3 di SMA Negeri 3 Bantul. Pengambilan data angket dimulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

64

pukul 07.30 WIB sampai dengan pukul 07.50 WIB. Jumlah responden sebanyak

27 orang peserta didik. Angket dibagikan kepada responden yang kemudian

melakukan pengisian dengan memberikan tanda centang (√) dan mengisi kolom

komentar. Tujuan dari pengisian angket yaitu untuk mengetahui pengalaman awal

siswa terkait dengan pembelajaran membaca teks cerita rakyat, mengetahui

kesulitan belajar, mengetahui pentingnya pembelajaran membaca teks cerita

rakyat, dan memperoleh masukan yang digunakan untuk menyusun modul digital

oleh peneliti. Berikut adalah penjelasan tabel rata-rata hasil pemerolehan data

kuesioner atau angket.

Tabel 4.1 Hasil Analisis Angket Pengalaman Awal Siswa dalam Membaca

Pemahaman Teks Cerita Rakyat

No Deskripsi Penilaian Ʃ

Skor

(n=27)

�̅� % Kategori

1. Keterampilan membaca

pemahaman sangat penting

bagi siswa

130 4,81 96,2% Sangat

Setuju

2. Membaca pemahaman

membutuhkan tingkat

konsentrasi yang tinggi

121 4,48 89,6% Sangat

Setuju

3. Strategi pembelajaran yang

tepat dalam membaca

pemahaman teks cerita rakyat

penting untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa

108 4,00 80% Setuju

4. Strategi pembelajaran yang

tepat dalam membaca

pemahaman teks cerita rakyat

penting untuk mencapai

kompetensi belajar siswa

111 4,11 82,2% Sangat

Setuju

5. Penggunaan modul digital

mempermudah penguasaan

materi terkait membaca

pemahaman teks cerita rakyat

115 4,25 85,1% Sangat

Setuju

6. Modul digital lebih menarik 108 4,00 80% Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

65

dibandingkan dengan modul

tercetak

7. Penggunaan modul digital

memotivasi dalam

pembelajaran

109 4,03 80,7% Sangat

Setuju

8. Cerita rakyat mengandung

amanat atau pesan yang relevan

dengan kehidupan

126 4,66 93,3% Sangat

Setuju

9. Sumber referensi cerita rakyat

daerah Yogyakarta mudah

ditemukan

98 3,62 72,5% Setuju

10. Nilai-nilai karakter

keindonesiaan terdapat dalam

cerita rakyat daerah

Yogyakarta

95 3,51 70,3% Setuju

x̅ 112,1 4,15 82,9% Sangat

Setuju

Berdasarkan tabel di atas, skor rata-rata yang diperoleh sebesar 4,15 atau

82,9% dengan kategori “Sangat Setuju”. Skor tersebut menunjukkan bahwa siswa

sangat setuju dalam isi pernyataan yang terdapat di angket. Skor tertinggi yaitu

96,2% yang menyatakan bahwa siswa sangat setuju jika keterampilan membaca

sangat penting. Selain itu, siswa sangat setuju dengan pernyataan bahwa cerita

rakyat mengandung amanat yang relevan dengan kehidupan saat ini. Pernyataan

amanat yang relevan mencapai skor 93,3%.

Hasil komentar analisis yang terdapat di dalam angket menunjukkan

bahwa sebanyak 26% siswa mengalami kendala dalam penggunaan bahasa cerita

rakyat dan kurangnya konsentrasi dalam membaca. Sebanyak 38% siswa

menginginkan cerita rakyat yang mudah dipahami dari segi isi dan bahasa serta

menarik untuk dibaca. Siswa juga mengharapkan modul yang menarik dan

berwarna dengan pencapaian skor sebanyak 22%.

Studi pendahuluan menunjukkan bahwa: 1) sumber referensi yang

tersedia untuk pembelajaran cerita rakyat masih terbatas; 2) belum ada modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

66

pembelajaran bahasa Indonesia secara khusus untuk keterampilan membaca

pemahaman teks cerita rakyat; 3) adanya kendala dalam memahami bahasa dalam

teks cerita rakyat; 4) kurangnya konsentrasi saat membaca; 5) adanya relevansi

amanat dalam cerita rakyat terhadap kehidupan sehari-hari; dan 6) responden

susah memahami isi cerita.

Dari hasil tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa dalam penyusunan

modul digital harus memperhatikan isi, bahasa, relevansi amanat dalam cerita

rakyat, panjang-pendeknya cerita. Isi modul harus memuat materi pembelajaran

yang disertai dengan contoh. Penggunaan bahasapun harus sesuai dengan

kebutuhan siswa, artinya tidak terlalu rumit untuk dipahami dan juga sederhana.

Cerita rakyat pun dipilih dengan cermat agar sesuai dengan nilai-nilai atau moral

value yang memuat nilai-nilai karakter bangsa Indonesia. Relevansi amanat

dalam penyusunan modul juga harus disesuaikan dengan keadaan saat ini, artinya

amanat dapat ditemukan dan diimplementasikan dalam kehidupan saat ini.

Modul yang akan disusunpun akan didesain berwarna dan memuat ilustrasi agar

menarik bagi siswa.

4.1.2 Pengembangan Modul Digital Membaca Pemahaman Teks Cerita

Rakyat

Penyusunan modul digital pembelajaran dilakukan berdasarkan studi

pendahuluan yang diperoleh dari wawancara dan kuesioner. Langkah awal yang

dilakukan peneliti adalah menentukan sebuah judul. Peneliti menentukan judul

“Membaca Pemahaman Teks Cerita Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai Karakter

Keindonesiaan dengan Metode Active Learning”. Setelah menentukan judul,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

67

langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan, memilih bahan, menyusun

kerangka, dan menyusun modul.

4.1.2.1 Penentuan Tujuan

Langkah pertama yang dilakukan dalam pengembangan modul adalah

menentukan tujuan. Hal ini sangat penting karena menunjukkan kompetensi apa

yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran menggunakan modul. Tujuan

yang disusun harus sesuai dengan Kompetensi Dasar yang ditemukan dalam

kurikulum. Tujuan umum yang disusun dalam modul adalah siswa mampu

melakukan kegiatan membaca pemahaman untuk menemukan dan

mengaplikasikan nilai-nilai yang terdapat di dalam cerita rakyat.

Tujuan khusus yang terdapat di dalam modul dibagi menjadi tiga bagian

berdasarkan setiap baba tau kegiatan belajar. Kegiatan belajar I memiliki tujuan

khusus, yaitu (1) siswa mampu memahami kegiatan membaca pemahaman, (2)

siswa mampu memahami tingkat pemahaman yang terdapat dalam kegiatan

membaca pemahaman, dan (3) siswa mampu memahami tahap-tahap kegiatan

membaca pemahaman.

Tujuan khusus dari kegiatan belajar II, yaitu (1) siswa mampu

menentukan isi, unsur intrinsik, dan karakteristik cerita rakyat dalam tingkat

pemahaman literal dan (2) siswa mampu menentukan isi, unsur intrinsik, dan

karakteristik cerita rakyat dalam tingkat pemahaman interpretasi. Adapun tujuan

khusus dalam kegiatan belajar III, yaitu (1) siswa mampu mengevaluasi nilai-

nilai karakter bangsa Indonesia dalam tingkat pemahaman kritis dan (2) siswa

mampu mengaplikasikan nilai-nilai karakter bangsa Indonesia dalam tingkat

pemahaman kreatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

68

4.1.2.2 Pemilihan Bahan

Tahap selanjutnya adalah pemilihan bahan. Teori, gambar, dan contoh

dipilih sesuai dengan kebutuhan yang terdapat dalam modul pembelajaran. Bagian

kegiatan mbelajar I berisikan hakikat membaca pemahaman, tujuan membaca

pemahaman, tingkat membaca pemahaman, dan prosedur atau tahap kegiatan

membaca pemahaman. Hakikat cerita rakyat, unsur intrinsik, dan karakteristik

cerita rakyat merupakan teori yang dimasukkan dalam bagian kegiatan belajar II.

Bagian kegiatan belajar III berisikan materi konsep nilai kehidupan dan nilai

karakter bangsa Indonesia. Materi berkaitan dengan konsep diharapkan mapu

dipahami secara mandiri oleh siswa.

Selain materi konsep, pada setiap kegiatan belajar juga disajikan gambar

dan bagan yang bertujuan memperjelas materi yang diberikan. Tujuan lain

digunakannya gambar dan bagan adalah untuk memberikan menarik sehingga

tidak membuat jenuh siswa dalam belajar. Gambar dan bagan yang disajikan

disesuaikan dengan materi-materi yang ada pada setiap kegiatan belajar.

4.1.2.3 Penyusunan Kerangka

Pada penyusunan kerangka ini bertujuan agar modul yang disusun runtut

dan sistematis. Peneliti menyusun kerangka modul sebagai berikut: (1) halaman

judul, (2) kata pengantar, (3) deskripsi modul, (4) petunjuk penggunaan modul,

(5) daftar isi, (6) isi materi mengenai cerita rakyat, (7) latihan, (8) rangkuman, (9)

tes formatif, (10) refleksi, (11) evaluasi, (12) daftar pustaka, (13) kunci jawaban,

dan (14) glosarium.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

69

4.1.2.4 Penyusunan Modul

Bahan bacaan, bahan video, bahan audio, dan gambar yang telah

dikumpulkan selanjutnya disusun berdasarkan keperluan. Materi-materi disusun

sesuai dengan kerangka yang telah dibuat. Selanjutnya disisipkan video, audio,

gambar, ataupun tabel yang diperlukan ke dalam. Penggunaan video, audio,

gambar, dan tabel bertujuan untuk memperjelas dan melengkapi materi-materi

yang telah disajikan. Peneliti menggunakan tiga video untuk bagian isi dan tiga

audio untuk bagian pembuka.

4.1.3 Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli

Setelah selesai melakukan penyusunan produk modul dalam bentuk

digital, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh penelitih adalah melakukan uji

validasi. Uji validasi dilakukan oleh dosen ahli. Uji validasi menggunakan

angket/kuesioner yang berisikan aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek bahasa,

aspek kegrafikan, dan aspek media. Berikut hasil data validasi dosen ahli.

4.1.3.1 Hasil Validasi Modul oleh Dosen Ahli

Validasi merupakan proses pengesahan terhadap suatu produk terhadap

kesesuaian kebutuhan yang dilakukan oleh ahli (Direktorat Tenaga Kependidikan,

2008:14). Proses validasi yang diajukan peneliti dilakukan oleh dua dosen ahli.

Dosen ahli I adalah Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. dosen ahli II adalah

Bapak Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. Data hasil validasi meliputi aspek isi/materi,

aspek penyajian, aspek bahasa, aspek kegrafikan, dan aspek media. Berikut ini

disajikan hasil validasi oleh dosen ahli I dan II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

70

Tabel 4.2 Data Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II

Dosen Ahli No Kelayakan Aspek Skor Rata-

rata

Kategori

1

1 Kelayakan Isi 3,7 Baik

2 Kelayakan Penyajian 3,5 Baik

3 Kelayakan Bahasa 3,8 Baik

4 Kelayakan Kegrafikan 3,9 Baik

5 Kelayakan Media 3,4 Baik

Jumlah 18,3

Baik Rata-rata 3,66

Persentase 73,2%

2

1 Kelayakan Isi 3,7 Baik

2 Kelayakan Penyajian 4,0 Baik

3 Kelayakan Bahasa 3,8 Baik

4 Kelayakan Kegrafikan 3,8 Baik

5 Kelayakan Media 4,0 Baik

Jumlah 19,3

Baik Rata-rata 3,86

Persentase 77,2%

1. Penilaian Kelayakan Isi/Materi

Diagram berikut menguraikan hasil validasi dosen ahli I dan II dari aspek

isi/materi. Aspek isi/materi memiliki 14 butir penilaian. Berikut disajikan hasil

validasi dosen ahli I dan II.

Grafik 4.1 Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II pada Aspek

Kelayakan Isi

3,7 3,7

0

1

2

3

4

5

Aspek Kelayakan Isi

Hasil Validasi Dosen Ahli I dan II pada Aspek Kelayakan Isi

Dosen Ahli I

Dosen Ahli II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

71

Berdasarkan digram di atas, dapat disimpulkan bahwa aspek isi

mendapatkan penilaian yang sama antara dosen ahli I dengan dosen ahli II

yakni 3,7. Hasil tersebut termasuk dalam kategori “Baik”. Persentase yang

diperoleh mencapai 74%.

2. Penilaian Kelayakan Penyajian

Diagram berikut menguraikan hasil validasi dosen ahli I dan II dari aspek

penyajian. Aspek penyajian memiliki 8 butir penilaian. Berikut disajikan hasil

validasi dosen ahli I dan II.

Grafik 4.2 Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II pada Aspek Kelayakan

Penyajian

Berdasarkan diagram di atas, aspek kelayakan penyajian mendapatkan

kategori “Baik” dari kedua dosen ahli. Dosen ahli I memberikan penilaian

dengan rata-rata 3,5 sedangkan dosen ahli II memberikan nilai dengan rata-

rata 4,0. Persentase yang didapatkan dari dosen ahli I sebesar 70%, sedangkan

dari dosen ahli II sebesar 80%.

3,54

0

1

2

3

4

5

Aspek Kelayakan Penyajian

Hasil Validasi Dosen Ahli I dan II pada Aspek Kelayakan Penyajian

Dosen Ahli I

Dosen Ahli II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

72

3. Penilaian Kelayakan Bahasa

Diagram berikut menguraikan hasil validasi dosen ahli I dan II dari aspek

bahasa. Aspek bahasa memiliki 6 butir penilaian. Berikut disajikan hasil

validasi dosen ahli I dan II.

Grafik 4.3 Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II pada Aspek

Kelayakan Bahasa

Aspek kelayakan bahasa mendapatkan nilai rata-rata 3,8 dari dosen

ahli I dan II. Nilai tersebut termasuk dalam kategori “Baik”. Persentase yang

diperoleh dari kedua dosen ahli sebesar 77%. Terdapat kurang ketelitian

peneliti dalam menulis, sehingga memperoleh komentar dari dosen ahli I.

4. Penilaian Kelayakan Kegrafikan

Diagram berikut menguraikan hasil validasi dosen ahli I dan II dari aspek

kegrafikan. Aspek kegrafikan memiliki 9 butir penilaian. Berikut disajikan

hasil validasi dosen ahli I dan II.

3,8 3,8

0

1

2

3

4

5

Aspek Kelayakan Bahasa

Hasil Validasi Dosen Ahli I dan II pada Aspek Kelayakan Bahasa

Dosen Ahli I

Dosen Ahli II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

73

Grafik 4.4 Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II pada Aspek Kelayakan

Kegrafikan

Berdasarkan diagram di atas, aspek kelayakan kegrafikan mendapatkan

kategori “Baik”. Dosen ahli I memberikan penilaian dengan rata-rata 3,9.

Dosen ahli II memberikan penilaian dengan rata-rata 3,8. Persentase yang

diperoleh sebesar 78% dari dosen ahli I, sedangkan dari dosen ahli II sebesar

76%. Hal tersebut sudah baik, namun perlu dioptimalkan dalam aspek

kegrafikan.

5. Penilaian Kelayakan Media

Diagram berikut menguraikan hasil validasi dosen ahli I dan II dari aspek

media. Aspek media memiliki 5 butir penilaian. Berikut disajikan hasil

validasi dosen ahli I dan II.

3,9 3,8

0

1

2

3

4

5

Aspek Kelayakan Kegrafikkan

Hasil Validasi Dosen Ahli I dan II pada Aspek Kelayakan Kegrafikkan

Dosen Ahli I

Dosen Ahli II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

74

Grafik 4.5 Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II pada Aspek

Kelayakan Media

Aspek kelayakan media mendapatkan kategori “Baik” dari kedua

dosen ahli. Dosen ahli I memberikan penilaian dengan rata-rata 3,4. Dosen

ahli II memberikan penilaian dengan rata-rata 4,0. Persentase yang

diperoleh sebesar 68% dari dosen ahli I, sedangkan dari dosen ahli II

sebesar 80%. Terdapat komentar agar modul dilengkapi dengan gambar

atau ikon yang menunjukkan tombol navigasi. Berdasarkan data hasil

validasi dosen ahli I dan II, maka diperoleh skor rata-rata validasi yang

disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.3 Data Skor Rata-Rata Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II pada

Seluruh Aspek

Dosen

Ahli

No Kelayakan Aspek Skor Rata-

rata

Kategori

1

1 Kelayakan Isi 3,7 Baik

2 Kelayakan Penyajian 3,5 Baik

3 Kelayakan Bahasa 3,8 Baik

4 Kelayakan Kegrafikan 3,9 Baik

5 Kelayakan Media 3,4 Baik

Jumlah 18,3 Baik

Rata-rata 3,66

3,4

4

0

1

2

3

4

5

Aspek Kelayakan Media

Hasil Validasi Dosen Ahli I dan II pada Aspek Kelayakan Media

Dosen Ahli I

Dosen Ahli II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

75

Persentase 73,2%

2

1 Kelayakan Isi 3,7 Baik

2 Kelayakan Penyajian 4,0 Baik

3 Kelayakan Bahasa 3,8 Baik

4 Kelayakan Kegrafikan 3,8 Baik

5 Kelayakan Media 4,0 Baik

Jumlah 19,3

Baik Rata-rata 3,86

Persentase 77,2

Hasil

Rata-rata

Validasi

Dosen

Ahli 1

dan

Dosen

Ahli 2

1 Kelayakan Isi 3,7 Baik

2 Kelayakan Penyajian 3,75 Baik

3 Kelayakan Bahasa 3,8 Baik

4 Kelayakan Kegrafikan 3,85 Baik

5 Kelayakan Media 3,7 Baik

Jumlah 18,8

Baik Rata-rata 3,76

Persentase 75,2

Tabel tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan modul

digital pembelajaran yang peneliti susun termasuk dalam kategori “Baik”.

Skor rata-rata yang diperoleh dari dosen ahli I dan dosen ahli II yakni 3,76.

Skor rata-rata tertinggi diperoleh aspek kegrafikan dengan nilai 3,85,

sedangkan skor rata-rata terendah diperoleh aspek isi dan media dengan

nilai 3,7.

4.1.4 Revisi

Produk modul digital telah divalidasi oleh dua dosen ahli. Berdasarkan

validasi dosen ahli, peneliti mendapatkan beberapa masukan dan saran untuk

melakukan perbaikan produk modul digital. Revisi merupakan sebuah proses

penyempurnaan yang dilakukan setelah melalui tahap validasi dan uji coba

(Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:15). Berikut ini beberapa hal yang harus

peneliti revisi untuk memperbaiki modul digital pembelajaran dengan judul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

76

Modul Digital Membaca Pemahaman Teks Cerita Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai

Karakter Keindonesiaan dengan Metode Active Learning.

1. Resivisi Aspek Isi

Secara keseluruhan aspek isi/materi mendapatkan penilaian baik dari

validator. Beberapa komentar dari validator memberikan tanggapan untuk

memvariasi bentuk soal, mengoptimalkan penyajian materi secara

komunikatif, mengoptimalkan kualitas butir-butir soal, dan menggunakan

cerita rakyat yang memiliki nilai-nilai karakter keindonesiaan.

2. Revisi Aspek Penyajian

Validator meberikan beberapa tanggapan dalam aspek penyajian.

Tanggapan tersebut diantaranya yaitu menambah ilustrasi, kata, atau kalimat

untuk menambah motivasi, mengoptimalkan pembahasan yang lebih

mengarah pada belajar aktif, dan menyempurnakan penyajian materi agar

dapat merangsang siswa dalam berpikir kritis. Secara keseluruhan validator

memberikan penilaian baik.

3. Revisi Aspek Bahasa

Dalam aspek bahasa, validator memberikan kritikan terkait kurang

telitinya dalam pengetikan. Beberapa perintah juga harus dibenahi karena

salah penyusunan kalimat yang mengakibatkan kalimat tidak memiliki arti.

Secara keseluruhan validator memberikan penilaian yang baik.

4. Revisi Aspek Kegrafikan

Validator memberikan komentar kepada peneliti untuk lebih agar dapat

mengoptimalkan kembali bagian ilustrasi memberikan gambaran isi yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

77

jelas. Dalam aspek kegrafikan, validator menyampaikan bahwa secara

keseluruhan sudah baik.

5. Revisi Aspek Media

Aspek media mendapatkan komentar dari dosen ahli untuk memperjelas

tombol-tombol navigasi/petunjuk yang digunakan dalam modul digital. Hal

tersebut dirasa kurang optimal karena membuat kurang jelas. Disarankan oleh

dosen ahli untuk menambahkan ikon-ikon tombol navigasi seperti tombol

play atau putar untuk video dan audio. Secara keseluruhan aspek media

dinilai sudah baik oleh validator.

4.1.5 Data Hasil Uji Coba Produk

Tahap setelah melakukan revisi yaitu tahap uji coba produk. Tahap uji

coba produk modul digital pembelajaran dilakukan oleh siswa kelas X IPS 3 SMA

Negeri 3 Bantul. Berikut uraian hasil uji coba produk modul digital pembelajaran

yang berjudul Modul Digital Membaca Pemahaman Teks Cerita Rakyat

Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan dengan Metode Active Learning.

4.1.5.1 Deskripsi Uji Coba Produk

Rangkaian uji coba terdiri dari dua kegiatan yaitu pembelajaran mandiri

dengan menggunakan modul digital dan pengisian angket validasi siswa. Uji coba

dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Juni 2019 bertempat di ruang kelas X IPS 3 SMA

Negeri 3 Bantul, Yogyakarta. Uji coba diikuti oleh 20 orang siswa siswi kelas X

IPS 3. Dalam kegiatan awal pembelajaran, siswa diberikan modul pembelajaran

yang dicetak. Selanjutnya siswa diberikan kesempatan bergilir untuk mencoba

produk modul digital pembelajaran secara berkelompok dengan laptop yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

78

disediakan oleh peneliti. Setelah selesai mencoba, selanjutnya siswa siswi

mengikuti langkah-langkah pembelajaran yang terdapat di dalam modul dan

mengerjakan soal-soal yang disajikan. Kegiatan belajar mandiri dilakukan kurang

lebih selama satu setengah jam. Dalam kegiatan ini peneliti hanya berkerja

sebagai fasilitator.

Setelah kegiatan belajar mandiri menggunakan modul pembelajaran telah

selesai, selanjutnya siswa melakukan pengisian instrumen validasi siswa.

Pengisian instrumen validasi siswa dilakukan kurang lebih selama tiga puluh

menit. Indikator penilaian yang harus diisi sebanyak 20 butir. Setelah instrument

validasi selesai diisi oleh siswa, selanjutnya dikumpulkan kepada peneliti di akhir

waktu.

4.1.5.2 Deskripsi Hasil Validasi Siswa

Instrumen validasi siswa terdiri dari 20 butir indikator penilaian, kolom

komentar dan saran, serta kesimpulan kelayakan modul pembelajaran. Berikut ini

hasil validasi siswa kelas X IPS 3 SMA Negeri 3 Bantul yang terdiri dari 20

responden.

1. Penilaian Aspek Isi

Tabel berikut ini menguraikan hasil validasi siswa pada saat uji coba produk

modul digital pembelajaran. Penilaian aspek kelayakan isi terdiri dari 7 butir

penilaian. Berikut disajikan rata-rata hasil validasi siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

79

Tabel 4.4 Data Hasil Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Isi/Materi

No Kode Indikator Penilaian Skor Rata-rata

(n=20)

1 1 Materi yang terdapat dalam modul memuat

definisi dan contoh sehingga mudah saya

pahami.

4,1

2 2 Materi di dalam modul dilengkapi dengan

bagan yang memudahkan saya dalam

memahami materi.

4,2

3 3 Tahap-tahap membaca (prabaca, saat baca,

pascabaca) terdapat dalam modul dan sudah

tepat.

4,05

4 4 Tahap prabaca memotivasi saya dalam

mengikuti kegiatan membaca

4,1

5 5 Soal dalam tahap pascabaca terdiri dari yang

paling mudah hingga yang paling sulit.

4,15

6 6 Cerita rakyat yang digunakan sangat

memotivasi saya karena belum saya ketahui

4,0

7 7 Cerita rakyat memiliki nilai-nilai karakter

bangsa Indonesia yang dapat saya teladani.

4,25

Jumlah 28,85

Skor Rata-rata 4,12

Persentase 80%

Kategori Baik

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 20 respondes siswa-siswi kelas X IPS 3,

aspek kelayakan isi atau materi memperoleh skor rata-rata 4,12 dengan kategori

“Baik”.

2. Penilaian Aspek Penyajian

Tabel berikut ini menguraikan hasil validasi siswa pada saat uji coba produk

modul digital pembelajaran. Penilaian aspek kelayakan penyajian terdiri dari 2

butir penilaian. Berikut disajikan rata-rata hasil validasi siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

80

Tabel 4.5 Data Hasil Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Penyajian

No Kode Indikator Penilaian Skor Rata-rata

(n=20)

1 8 Modul ini lengkap (terdapat materi, latihan,

dan tes formatif) yang dapat saya gunakan

dalam belajar.

4,05

2 9 Terdapat glosarium yang memudahkan saya

dalam memahami suatu istilah

4,2

Jumlah 8,25

Skor Rata-rata 4,125

Persentase 83%

Kategori Baik

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 20 respondes siswa-siswi kelas X IPS 3,

aspek kelayakan penyajian memperoleh skor rata-rata 4,125 dengan kategori

“Baik”.

3. Penilaian Aspek Bahasa

Tabel berikut ini menguraikan hasil validasi siswa pada saat uji coba produk

modul digital pembelajaran. Penilaian aspek kelayakan bahasa terdiri dari 2 butir

penilaian. Berikut disajikan rata-rata hasil validasi siswa.

Tabel 4.6 Data Hasil Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Bahasa

No Kode Indikator Penilaian Skor Rata-rata

(n=20)

1 10 Kalimat yang digunakan mudah saya pahami. 3,8

2 11 Kalimat yang digunakan tidak mengandung

makna ganda atau memiliki banyak

penafsiran.

3,4

Jumlah 7,2

Skor Rata-rata 3,6

Persentase 72%

Kategori Baik

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 20 respondes siswa-siswi kelas X IPS 3,

aspek kelayakan bahasa memperoleh skor rata-rata 3,6 dengan kategori “Baik”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

81

4. Penilaian Aspek Kegrafikan

Tabel berikut ini menguraikan hasil validasi siswa pada saat uji coba produk

modul digital pembelajaran. Penilaian aspek kelayakan isi terdiri dari 4 butir

penilaian. Berikut disajikan rata-rata hasil validasi siswa.

Tabel 4.7 Data Hasil Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Kegrafikan

No Kode Indikator Penilaian Skor Rata-rata

(n=20)

1 12 Gambar dan judul dalam sampul depan bagian

modul menggambarkan isi modul.

4,05

2 13 Sampul bagian depan modul menarik bagi

saya.

4,05

3 14 Pemisah antar bagian dalam modul jelas 3,7

4 15 Penempatan judul, subjudul, dan penomoran

jelas.

4,2

Jumlah 16

Skor Rata-rata 4,0

Persentase 80%

Kategori Baik

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 20 respondes siswa-siswi kelas X IPS 3,

aspek kelayakan kegrafikan memperoleh skor rata-rata 4,0 dengan kategori

“Baik”.

5. Penilaian Aspek Media

Tabel berikut ini menguraikan hasil validasi siswa pada saat uji coba produk

modul digital pembelajaran. Penilaian aspek kelayakan isi terdiri dari 5 butir

penilaian. Berikut disajikan rata-rata hasil validasi siswa.

Tabel 4.8 Data Hasil Validasi Siswa pada Aspek Kelayakan Media

No Kode Indikator Penilaian Skor Rata-rata

(n=20)

1 16 Slide media mudah dikontrol. 4,2

2 17 Secara umum modul pembelajaran mudah

digunakan bagi saya.

3,95

3 18 Tombol navigasi mudah digunakan. 3,85

4 19 Ilustrasi gambar dan video menarik bagi saya. 4,4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

82

5 20 Audio dan video memiliki kualitas yang baik. 4,3

Jumlah 20,7

Skor Rata-rata 4,14

Persentase 83%

Kategori Baik

Berdasarkan hasil uji coba terhadap 20 respondes siswa-siswi kelas X IPS 3,

aspek kelayakan media memperoleh skor rata-rata 4,14 dengan kategori “Baik”.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan penelitian terdiri dari 1) deskripsi modul, 2)deskripsi data hasil

validasi, dan 3) analisis kelayakan modul. Berikut penjelasan secara lebih

mendalam.

4.2.1 Deskripsi Modul

Menurut Sanjaya (2012:257), yang dimaksud dengan modul merupakan

salah satu sumber belajar berbentuk cetak yang memiliki program lengkap, mulai

dari rumusan tujuan, materi pembelajaran, cara mempelajarinya, tugas, hingga

soal evaluasi yang harus dikerjakan siswa untuk mengukur keberhasilan dalam

belajar. Modul diharpkaan mampu menuntun pembelajar secara mandiri dalam

menguasai sebuah materi. Modul digital Membaca Pemahaman Teks Cerita

Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan dengan Metode Active

Learning disusun berdasarkan tujuan yang akan dicapai.

Bagian inti terdiri dari dua kegiatan belajar atau bab. Modul digital ini

disusun menyesuaikan dengan Kompetensi Dasar 3.7 Mengdentifikasi nilai-nilai

dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat (hikayat) baik lisan maupun tulis dan

Kompetensi Dasar 4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang telah

dibaca. Kegiatan belajar satu berisikan materi karakteristik cerita rakyat dan unsur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

83

intrinsik cerita rakyat. Terdapat dua aktivitas utama membaca yang disajikan

dalam kegiatan belajar satu. Aktivitas pertama yakni memahami karakteristik dan

unsur intrinsik cerita rakyat yang dilengkapi dengan soal-soal tingkat pemahaman

literal. Aktivitas kedua yaitu menentukan isi, karakteristik, dan unsur intrinsik

cerita rakyat yang dilengkapi dengan soal-soal tingkat pemahaman interpretasi.

Kegiatan belajar dua berisikan materi nilai-nilai cerita rakyat, nilai-nilai

karakter keindonesiaan dalam cerita rakyat, dan langkah langkah menceritakan

kembali isi cerita rakyat. Bagian kegiatan belajar dua juga terdiri dari dua aktivitas

utama. Aktivitas pertama yakni menilai relevansi nilai-nilai cerita rakyat dengan

kehidupan sehari-hari yang disertai dengan soal-soal tingkat pemahaman kritis.

Aktivitas kedua yaitu menceritakan kembali isi cerita rakyat yang disertai dengan

soal-soal tingkat pemahaman kreatif.

Kegiatan membaca yang terdapat dalam modul menerapkan teori

membaca pemahaman. Smith dalam Somadayo (2011:9) menyebutkan bahwa

membaca pemahaman adalah proses yang dilakukan pembaca untuk

menghubungkan informasi yang lama dengan yang baru. Penggabungan informasi

lama dengan yang baru bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan baru. Setiap

aktivitas membaca terdiri dari tahap prabaca, saat baca, dan pasca baca yang

kemudian disajikan soal-soal sesuai dengan tingkat pemahaman. Soal-soal

tersebut terdiri dari tingkat literal, interpretasi, kritis, dan keratif yang mengacu

pada tingkat pemahaman Smith (dalam Ampuni, 1998).

Modul pembelajaran Membaca Pemahaman Teks Cerita Rakyat

Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan dengan Metode Active Learning

menggunakan metode active learning. Bownell, Charless, dan Eison (via

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

84

Wibisono, 2014:2) mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan active learning

sebagai aktivitas instruksional yang melibatkan pembelajar secara aktif dalam

mengerjakan sesuatu dan berpikir tentang apa yang mereka lakukan. Keaktifan

siswa dalam berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi hal utama yang

diperhatikan dalam metode active learning. Modul Membaca Pemahaman Teks

Cerita Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan dengan Metode

Active Learning menuntut siswa untuk mampu berdinamika kelompok secara

aktif, mencari informasi secara aktif, dan memecahkan masalah secara mandiri

ataupun berkelompok.

Modul pembelajaran yang peneliti susun ini menggunakan cerita rakyat

Daerah Istimewa Yogyakarta. Suhita dan Purwahida (2018:39) mendefinisikan

cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang dalam masyarakat tradisional

yang disebarkan secara lisan dari generasi ke generasi. Cerita rakyat yang

digunakan yaitu Kyai Bodho, Ki Ageng Paker, Goa Kiskenda, dan Raksasa

Penjaga Gunung Merapi dalam buku Antologi Cerita Rakyat Daerah Istimewa

Yogyakarta karya Dhani Priyo Prabowo. Cerita rakyat yang digunakan dipilih

berdasarkan nilai-nilai yang memuat nilai karakter keindonesiaan, sehingga sesuai

dengan kebutuhan.

Aspek penyajian modul Membaca Pemahaman Teks Cerita Rakyat

Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan dengan Metode Active Learning

mengacu pada Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:21-25) yang terdiri dari

tiga bagian yaitu pendahuluan, isi, dan penutup. Bagian pendahuluan terdiri dari

halaman judul, kata pengantar, deskripsi modul, petunjuk penggunaan, daftar isi,

dan kompetensi inti. Bagian isi atau inti terdiri dari dua kegiatan belajar/bab yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

85

Kegiatan Belajar I dan Kegiatan Belajar II. Setiap kegiatan belajar atau bab terdiri

dari tujuan kompetensi, peta konsep, pengantar, materi pokok, contoh, aktivitas

membaca, soal latihan, rangkuman, tes formatif, dan refleksi.

Bagian penutup terdiri dari tes evaluasi, daftar pustaka, kunci jawaban,

dan glosarium. Tes evaluasi bertujuan untuk mengkukur kemampuan siswa dalam

mempelajari modul. Daftar pustaka disajikan agar siswa mampu menemukan

sumber referensi yang terdapat dalam modul. Kunci jawaban berfungsi untuk

mencocokan hasil tes formatif dan tes evaluasi. Glosarium merupakan daftar kata-

kata operasional yang terdapat di dalam modul.

Aspek bahasa yang digunakan dalam modul Membaca Pemahaman Teks

Cerita Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan dengan Metode

Active Learning adalah sederhana dan komunikatif. Hal tersebut bertujuan agar

siswa dapat memahami setiap materi dan perintah yang terdapat di dalam modul

dengan mudah. Selain itu juga agar tidak membuat siswa bingung dalam

memaknai setiap kata atau kalimat.

Gambar 4.1 Sampul Depan Modul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

86

Aspek kegrafikan yang digunakan peneliti dalam menyusun disesuaikan

dengan standar yang ada. Ukuran kertas yang digunakan adalah A4 (21cm x

29,7cm). Bagian sampul menggunakan beberapa jenis huruf yaitu League

Spartan, Berkshire Swash, Advent Pro Bold, dan Roboto.. Pada bagian isi,

peneliti menggunakan tiga jenis huruf yaitu Times New Roman, STZhongsong,

Rockwell Extra Bold, Calibri, dan Forte. Materi ditulis dengan huruf Time New

Roman dengan ukuran 14 spasi 1,5 dan cerita rakyat ditulis dengan huruf

STZhongsong dengan ukuran 14 spasi 1. Tujuan dari perbedaan spasi antara

materi dengan bahan bacaan adalah untuk membedakan keduanya.

Dalam aspek media, peneliti menggunakan video dan audio untuk

menambah variasi. Video yang disajikan berada pada bagian materi ataupun

aktivitas membaca, sedangkan audio digunakan untuk bagian pendahuluan modul

dan beberapa perintah dalam isi modul. Terdapat pula tombol-tombol navigasi

yang berguna untuk perintah tertentu. Seperti tombol play untuk memutar video,

tombol anak panah untuk membuka slide, dan sebagainya.

Modul Membaca Pemahaman Teks Cerita Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai

Karakter Keindonesiaan dengan Metode Active Learning ini disusun dengan

memberikan daya tarik tersendiri. Pertama, modul Membaca Pemahaman Teks

Cerita Rakyat ini belum banyak ditemukan. Dalam kenyataannya kemampuan

membaca pemahaman sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Sebab kegiatan

membaca pemahaman menuntut siswa untuk mampu berpikir dari hal yang mudah

ke hal yang lebih rumit. Kedua, modul pembelajaran ini bukan dalam bentuk

konvensional atau cetak, melainkan dalam bentuk digital. Kebutuhan saat ini

mendorong perubahan dari bentuk konvensional ke digital sesuai dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

87

kemajuan teknologi dan informasi, sehingga modul digital ini diharapkan mampu

mempermudah dan menarik siswa dalam belajar. Selain itu dengan adanya audio

dan video yang digunakan akan menambah inovasi dalam sebuah modul

pembelajaran. Ketiga, cerita rakyat yang digunakan berasal dari Daerah Istimewa

Yogyakarta. Penggunaan cerita yang berasal dari daerah lingkungan/tempat

tertentu diharapkan mampu menambah wawasan siswa. Selain itu juga untuk

menanamkan nilai-nilai yang terdapat dalam cerita rakyat tersebut.

4.2.2 Deskripsi Data Hasil Validasi

Bagian ini akan menjelaskan hasil validasi dari dosen ahli dan siswa

peserta uji coba modul digital pembelajaran yang berjudul Membaca Pemahaman

Teks Cerita Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan dengan

Metode Active Learning. Berikut penjelasan lebih rincinya.

4.2.2.1 Deskripsi Data Hasil Validasi oleh Dosen Ahli

Validasi yang dilakukan sebanyak satu kali. Terdapat dua dosen ahli yang

melakukan validasi modul pembelajaran peneliti. Dosen ahli pertama adalah Dr.

R. Kunjana Rahardi, M.Hum. Dosen ahli kedua adalah Prof. Dr. Pranowo, M.Pd.

Berikut ini disajikan grafik perbandingan dosen ahli I dan dosen ahli II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

88

Grafik 4.6 Perbandingan Hasil Validasi Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II

Grafik di atas menunjukkan bahwa hasil validasi yang dilakukan oleh

dosen ahli I dan dosen ahli II tidak memiliki perbedaan yang terlalu signifikan.

Skor rata-rata tertinggi diperoleh dalam aspek penyajian dan media yang

diberikan oleh dosen ahli II dengan nilai 4,0. Skor rata-rata terendah diperoleh

aspek media yang diberikan oleh dosen ahli I dengan nilai 3,4. Berikut disajikan

rekapitulasi rata-rata hasil validasi dosen ahli I dan II.

Tabel 4.9 Data Rekapitulasi Hasil Validasi Oleh Dosen Ahli

Dosen Ahli No Kelayakan Aspek Skor Rata-

rata

Kategori

1

1 Kelayakan Isi 3,7 Baik

2 Kelayakan Penyajian 3,5 Baik

3 Kelayakan Bahasa 3,8 Baik

4 Kelayakan Kegrafikan 3,9 Baik

5 Kelayakan Media 3,4 Baik

Jumlah 18,3

Baik Rata-rata 3,66

Persentase 73,2%

3,7

3,5

3,8 3,9

3,43,7

4

3,8 3,8

4

0

1

2

3

4

5

Isi Penyajian Bahasa Kegrafikkan Media

Dosen Ahli I

Dosen Ahli II

Sk

ala

Pe

nil

aia

n

Aspek Penilaian

Perbandingan Hasil Validasi

Dosen Ahli I dan Dosen Ahli II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

89

2

1 Kelayakan Isi 3,7 Baik

2 Kelayakan Penyajian 4,0 Baik

3 Kelayakan Bahasa 3,8 Baik

4 Kelayakan Kegrafikan 3,8 Baik

5 Kelayakan Media 4,0 Baik

Jumlah 19,3

Baik Rata-rata 3,86

Persentase 77,2%

Hasil Rata-

rata

Validasi

Dosen Ahli

1 dan

Dosen Ahli

2

1 Kelayakan Isi 3,7 Baik

2 Kelayakan Penyajian 3,75 Baik

3 Kelayakan Bahasa 3,8 Baik

4 Kelayakan Kegrafikan 3,85 Baik

5 Kelayakan Media 3,7 Baik

Jumlah 18,8

Baik Rata-rata 3,76

Persentase 75,2%

Berdasarkan tabel rekapitulasi hasil validasi di atas, modul Membaca

Pemahaman Tesk Cerita Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan

dengan Metode active learning mendapat skor rata-rata 3,76 dengan kategori

“Baik” untuk seluruh aspek penilaiannya. Aspek kegrafikan memperoleh

penilaian tertinggi dengan rata-rata 3,85, sedangkang aspek media da nisi

memperoleh penilaian terendah dengan rata-rata 3,7. Maka, berdasarkan hasil

validasi yang dilakukan oleh dosen ahli I dan dosen ahli II, modul digital yang

dikembang oleh peneliti dinyatakan layak digunakan sebagai bahan ajar membaca

teks cerita rakyat dikalangan SMA kelas X.

4.2.2.2 Deskripsi Data Hasil Validasi oleh Siswa

Uji coba dilakukan terhadap 20 responden siswa-siswi kelas X IPS 3 SMA

Negeri 3 Bantul. Responden memberikan penilaian melalui isntrumen validasi

yang terdiri dari aspek isi, aspek penyajian, aspek bahasa, aspek kegrafikan, dan

aspek media. Berdasarkan hasil validasi siswa, modul digital membaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

90

pemahaman teks cerita rakyat yang dikembangkan oleh peneliti memperoleh nilai

kategori “Baik”. Berikut ini disajikan grafik hasil uji coba siswa terhadap modul

digital pembelajaran yang dikembangkan peneliti.

Grafik 4.7 Data Hasil Validasi Modul oleh Siswa

Berdasarkan grafik hasil uji coba yang diikuti oleh 20 responden siswa

siswi kelas X IPS 3, dapat diketahui bahwa aspek medi memperoleh skor rata-rata

tertinggi dengan nilai 4,14. Hal tersebut menandakan bahwa media pembelajaran

berupa modul digital sangat menarik bagi mereka. Keberadaan modul digital

memberikan sebuah semangat dan inovasi dalam pembelajaran. Aspek bahasa

mendapatkan skor rata-rata terendah dengan nilai 3,6. Terdapat beberapa istilah

kata yang membingungkan siswa, sehingga menghambat pembelajaran yang

dilakukan. Maka, berdasarkan hasil validasi siswa uji coba produk, modul

Membaca Pemahaman Tesk Cerita Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai Karakter

Keindonesiaan dengan Metode active learning dinyatakan layak digunakan

4,12 4,125

3,64 4,14

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

Isi Penyajian Bahasa Kegrafikkan Media

Hasil Validasi Modul oleh SiswaS

kala P

enilaian

Aspek Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

91

sebagai bahan ajar membaca teks cerita rakyat di kelas X SMA. Berikut disajikan

diagram perbandingan hasil validasi menurut dosen ahli dan siswa.

Grafik 4.8 Perbandingan Rata-Rata Hasil Validasi Modul menurut Dosen Ahli dan Siswa

Grafik perbandingan rata-rata hasil validasi yang dilakukan oleh dosen ahli

dan siswa menunjukkan hasil yang beragam. Aspek bahasa memperoleh skor rata-

rata terendah pada hasil validasi siswa dengan skor 3,6, sedangkan aspek media

mendapatkan skor rata-rata tertinggi pada hasil validasi siswa dengan skor 4,14.

Hasil rata-rata validasi modul digital membaca pemahaman teks cerita rakyat

menurut dosen ahli dan menurut siswa memperoleh kategori “Baik” untuk semua

aspek penilaian.

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

Isi Penyajian Bahasa Kegrafikkan Media

3,7 3,75 3,8 3,85 3,7

4,12 4,125

3,6

4 4,14

Dosen Ahli

Siswa

Perbandingan Rata-Rata Hasil Validasi Modul menurut Dosen Ahli dan

Siswa

Skal

aP

en

ilaia

n

Aspek Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

92

4.2.3 Analisis Kelayakan Modul

Setelah modul selesai divalidasi oleh dosen ahli dan telah melalui tahap uji

coba, selanjutnya akan dilakukan analisis kelayakan modul. Aspek-aspek yang

dianalisis meliputi aspek isi, aspek penyajian, aspek bahasa, aspek kegrafikan, dan

aspek media.

Tabel 4.10 Analisis Kelayakan Modul Berdasarkan Validasi Dosen Ahli dan

Siswa

Dosen Ahli No Kelayakan Aspek Skor Rata-

rata

Kategori

Hasil Rata-

rata

Validasi

Dosen Ahli

1 dan

Dosen Ahli

2

1 Kelayakan Isi 3,7 Baik

2 Kelayakan Penyajian 3,75 Baik

3 Kelayakan Bahasa 3,8 Baik

4 Kelayakan Kegrafikan 3,85 Baik

5 Kelayakan Media 3,7 Baik

Jumlah 18,8

Baik Rata-rata 3,76

Persentase 75,2%

Hasil

Validasi

Siswa

1 Kelayakan Isi 4,12 Baik

2 Kelayakan Penyajian 4,125 Baik

3 Kelayakan Bahasa 3,6 Baik

4 Kelayakan Kegrafikan 4 Baik

5 Kelayakan Media 4,14 Baik

Jumlah 20

Baik Rata-rata 4

Persentase 80%

1. Aspek Isi

Aspek isi memperoleh skor rata-rata dari dosen ahli sebesar 3,7

dengan kategori “Baik”, sedangkan skor rata-rata dari siswa memperoleh

skor 4,12 dengan kategori “Baik”. Berdasarkan hasil validasi dari dosen

ahli dan uji coba siswa, maka modul yang berjudul Membaca Pemahaman

Tesk Cerita Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

93

dengan Metode active learning pada aspek isi/materi dinyatakan layak

digunakan.

2. Aspek Penyajian

Aspek penyajian memperoleh skor rata-rata dari dosen ahli sebesar

3,75 dengan kategori “Baik”, sedangkan skor rata-rata dari siswa

memperoleh skor 4,125 dengan kategori “Baik”. Berdasarkan hasil

validasi dari dosen ahli dan uji coba siswa, maka modul yang

dikembangkan peneliti dinyatakan layak digunakan dari sisi aspek

penyajian.

3. Aspek Bahasa

Aspek bahasa memperoleh skor rata-rata dari dosen ahli sebesar

3,8 dengan kategori “Baik”, sedangkan skor rata-rata dari siswa

memperoleh skor 3,6 dengan kategori “Baik”. Berdasarkan hasil validasi

dari dosen ahli dan uji coba siswa, maka modul digital membaca

pemahaman teks cerita rakyat pada aspek isi/materi dinyatakan layak

digunakan.

4. Aspek Kegrafikan

Aspek kegrafikan memperoleh skor rata-rata dari dosen ahli

sebesar 3,85 dengan kategori “Baik”, sedangkan skor rata-rata dari siswa

memperoleh skor 4,0 dengan kategori “Baik”. Aspek kegrafikan modul

dinyatakan layak digunakan berdasarkan hasil validasi dosen ahli dan uji

coba siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

94

5. Aspek Media

Aspek isi memperoleh skor rata-rata dari dosen ahli sebesar 3,7

dengan kategori “Baik”, sedangkan skor rata-rata dari siswa memperoleh

skor 4,14 dengan kategori “Baik”. Berdasarkan hasil validasi dari dosen

ahli dan uji coba siswa, maka modul ini pada aspek media dinyatakan

layak digunakan.

4.2.4 Kajian Produk Akhir

Modul yang peneliti kembangkan telah melalui lima tahap penelitian yaitu

penelitian dan pengumpulan informasi, pengembangan produk, uji validasi, revisi,

dan uji coba. Produk direvisi berdasarkan komentar dan saran dari hasil validasi

yang dilakukan oleh dosen ahli. Adapun kajian produk akhir dijelaskan sebagai

berikut ini.

1. Aspek Isi/Materi

Aspek isi/materi memperoleh penilaian baik dari dosen ahli.

Terdapat masukkan untuk memberikan variasi soal agar tidak

membosankan. Berikut gambar kajian produk awal dan kajian produk

akhir pada aspek isi

Gambar 4.2 Kajian Produk Awal pada Aspek isi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

95

Gambar 4.3 Kajian Produk Akhir pada Aspek Isi

2. Aspek Penyajian

Secara keseluruhan penyajian memperoleh penilaian baik dari

kedua dosen ahli. Aspek penyajian mendapatkan komentar untuk lebih

mengoptimalkan motivasi melalui ilustrasi. Gambar di bawah ini

merupakan kajian produk awal dan kajian produk akhir pada aspek isi.

Gambar 4.4 Kajian Produk Awal pada Aspek Penyajian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

96

Gambar 4.5 Kajian Produk Akhir pada Aspek Penyajian

3. Aspek Bahasa

Aspek bahasa mendapatkan penilaian baik dari kedua dosen ahli. Salah

satu dosen ahli memberikan komentar untuk lebih teliti dalam hal

pengetikan dan tanda baca agar tidak terjadi kesalahan. Gambar di bawah

ini merupakan kajian produk awal dan kajian produk akhir dalam aspek

bahasa.

Gambar 4.6 Kajian Produk Awal pada Aspek Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

97

Gambar 4.7 Kajian Produk Akhir pada Aspek Bahasa

4. Aspek Kegrafikan

Dosen ahli memberikan komentar untuk mengoptimalkan aspek

kegrafikan yang ada di dalam modul. Tujuannya agar lebih memperjelas

siswa dalam memberikan gambaran terkait materi melalui ilustrasi.

Gambar di bawah ini merupakan perbandingan kajian produk awal dan

kajian produk akhir pada aspek kegrafikan.

Gambar 4.8 Kajian Produk Awal pada Aspek Kegrafikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

98

Gambar 4.9 Kajian Produk Akhir pada Aspek Kegrafikan

5. Aspek Media

Aspek media memperoleh penilaian baik dari kedua dosen ahli.

Terdapat masukkan untuk memberikan ikon di bagian modul. Tujuan

pemberian ikon yaitu untuk mempermudah dalam petunjuk penggunaan.

Gambar di bawah ini adalah kajian produk awal dan kajian produk akhir

pada aspek media.

4.10 Kajian Produk Awal pada Aspek Media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

99

Gambar 4.11 Kajian Produk Akhir pad Aspek Media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

100

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini akan dikaji dua subbab yaitu 1) simpulan dan 2) saran.

Simpulan berisi rangkuman atas keseluruhan penelitian ini, sedangkan saran

merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan

produk berupa modul digital yang berjudul Membaca Pemahaman Tesk Cerita

Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai Karakter Keindonesiaan dengan Metode active

learning, diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Pertama, hasil studi pendahuluan

menunjukan bahwa: 1) sumber referensi yang tersedia untuk pembelajaran cerita

rakyat masih terbatas; 2) belum ada modul pembelajaran bahasa Indonesia secara

khusus untuk keterampilan membaca pemahaman teks cerita rakyat; 3) adanya

kendala dalam memahami bahasa dalam teks cerita rakyat; 4) kurangnya

konsentrasi saat membaca; 5) pentingya relevansi amanat dalam cerita rakyat

terhadap kehidupan sehari-hari; dan 6) responden susah memahami isi cerita. Dari

butir-butir permasalahan tersebut, peneliti menemukan kendala yang harus diatasi.

Dengan demikian, peneliti menawarkan sebuah modul digital pembelajaran

keterampilan Membaca Pemahaman Teks Cerita Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai

Karakter Keindonesiaan dengan Metode Active Learning yang diintegrasikan

dalam modul.

Kedua, pengembangan modul berdasarkan studi pendahuluan yang sudah

dilakukan peneliti. Modul yang dikembangkan memiliki kekhasan: 1) menerapkan

teori membaca pemahaman; 2) menggunakan cerita rakyat Daerah Istimewa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

101

Yogyakarta yang memuat nilai-nilai karakter keindonesiaan; 3) dikembangkan

berdasarkan metode active learning; dan 4) modul berbentuk digital. Hasil

validasi diperoleh berdasarkan penilaian dosen ahli dan uji coba siswa. Kelayakan

yang dinilai dalam validasi terdiri dari aspek isi/materi, aspek penyajian, aspek

bahasa, aspek kegrafikan, dan aspek media. Tahap revisi produk dilakukan

berdasarkan hasil validasi oleh dosen ahli. Perbaikan yang dilakukan yaitu

memvariasi bentuk soal, memperjelas materi, menambahkan ilustrasi untuk

menambah motivasi, mengoptimalkan pembahasan yang lebih mengarah pada

belajar aktif, memperbaiki kesalahan pengetikan dan susunan kata, menambahkan

gambar atau ilustrasi untuk mendukung penjelasan materi, menambahkan ikon

dalam buku, dan memperjelas tombol navigasi. Hasil uji coba produk

mendapatkan kategori “Baik” berdasarkan penilaian siswa. Uji coba diikuti

sebanyak 20 responden.

Ketiga, hasil validasi siswa memperoleh skor rata-rata 4,12 untuk aspek

isi/materi, 4,125 untuk aspek penyajian, 3,6 untuk aspek bahasa, 4,0 untuk aspek

kegrafikan, dan 4,14 untuk aspek media. Kelima aspek hasil validasi siswa

memperoleh kategori “Baik”. Hasil validasi dosen ahli memperoleh skor rata-rata

3,7 untuk aspek isi/materi, 3,75 untuk aspek penyajian, 3,8 untuk aspek bahasa,

3,85 untuk aspek kegrafikan, dan 3,7 untuk aspek media. Modul digital

pembelajaran memperoleh penilaian dengan kategori “Baik” dari dosen ahli.

Berdasarkan hasil validasi dari dosen ahli dan uji coba siswa, maka bahan ajar

modul digital Membaca Pemahaman Tesk Cerita Rakyat Bermuatan Nilai-Nilai

Karakter Keindonesiaan dengan Metode active learning layak digunakan dengan

memperoleh kategori “Baik”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

102

5.2 Saran

Peneliti menyampaikan beberapa saran yang diharapkan berguna bagi

pihak-pihak terkait. Saran tersebut ditujukan kepada 1) guru, 2) siswa, dan 3)

peneliti lain. berikut ini perincian dari ketiga saran tersebut.

1. Bagi Guru

Para guru diharapkan lebih memperhatikan kemampuan membaca pemahaman

siswa dan meningkatkan minat membaca siswa, karena keterampilan membaca

pemahaman akan menciptakan kreativitas dan kritis terhadap pola pikir siswa.

Kemampuan membaca pemahaman sangat penting bagi siswa untuk

menumbuhkan sifat berpikir kritis. Peneliti menggunakan pendekatan belajar aktif

secara umum yang dirasa masih kurang memotivasi. Oleh karena itu guru

disarankan untuk lebih memotivasi siswa dalam keterampilan membaca

pemahaman dan menggunakan pendekatan belajar aktif yang lebih spesifik.

2. Bagi Siswa

Bagi para siswa diharapkan mampu meningkatkan minat membaca dan

membangun kesadaran akan pentingnya keterampilan membaca pemahaman.

Siswa harus mampu membangun pola pikir yang kritis dan kreatif, sehingga

secara tidak langsung mampu menerapkan keterampilan membaca pemahaman

dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan

dalam keterampilan membaca pemahaman.

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini tak lepas dari kekurangan, baik kekurangan dalam hal

materi, bahasa, dan desain. Peneliti lain diharapkan mampu mengembangkan

penelitian ini menjadi lebih baik dan sempurna lagi. Penelitian ini diharapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

103

mampu memberikan inspirasi dan informasi mengenai penelitian pengembangan

dalam aspek keterampilan membaca pemahaman, sehingga dapat memotivasi

penelitian selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

104

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. (2012). Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: Refika Aditama.

Borg. W. R. Dan Gall. M. D. (1983). Educational Research: An Introduction

(4th). New York: Longman.

Danandjaja, James. (2002). Folklor Indonesia: Ilmu gossip, Dongeng, dan Lain-

lain. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Direktorat Tenaga Kependidikan. (2008). Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat

Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan

Departemen Pendidikan Nasional.

Djojosuroto, Kinayati. Prinsip-Prinsip Membaca Pemahaman. Jurnal Kajian

Linguistik dan Sastra Vol.18(2006),No.34:hlm. 67-78.

Hariadi, Sutriono, Muakibatul Hasanah, dan Wahyudi Siswanto.. “Modul

Membaca Kritis Teks Laporan Hasil Observasi UntukSiswa Kelas VII”.

Jurnal Pendidikan:Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol.3(2018):

hlm. 340-348.

Haryanti, Erni Dwi. (2010). Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan

Melalui Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas I Sd Negeri02 Mojowetan,

Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora,Tahun 2009/ 2010. Surakarta:

Universitas Sebelas Maret.

Kanzunnudin, Mohammad. (2017). “Peran Cerita Prosa Rakyat Dalam

Pendidikan Karakter Siswa”. Seminar Nasional Pembelajaran Bahasa

dan Sastra Indonesia Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembentukan

Karakter Bangsa. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP

Universitas Muria Kudus.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan

Karakter. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum

dan Pembukuan.

Mardiah, Ainun, Heri Suwignyo, dan Dedi Kuswandi. “Pengembangan Modul

Membaca Intensif Materi Cerita Petualangan Berbasis Saintifik”. Jurnal

Pendidikan:Teori, Penelitian, dan Pengembangan Vol. 1(2016):

hlm.1115-1119.

Nurgiyantoro, Burhan. (2005). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

105

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Nurhadi. (2016). Teknik Membaca. Jakarta: Bumi Aksara.

Prabowo, Dhannu Priyo. (2004). Antologi Cerita Rakyat Daerah Istimewa

Yogyakarta. Jakarta: Pusat Bahasa.

Pranowo dan Antonius Herujianto. “Faktor dan Strategi Pengembangan Budaya

Baca Melalui Membaca Pemahaman Mahasiswa”. Linguistik Indonesia,

Vol. 33(2015), No. 2: hlm. 153-171.

Sanjaya, Wina. (2012). Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Prenamedia Group.

Sayuti, Suminto.A. (2000). Berkenalan dengan Prosa Fiksi.Yogyakarta: Gama

Media.

Septiaji, Antonius Haris. (2018). Pengembangan Modul Digital Menulis Artikel

Opini Berperspektif Logika Toulmin. Skripsi S1. Yogyakarta: Prodi PBSI

FKIP USD.

Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.

Jogjakarta: Pustaka Insan Madani.

Snow, Chaterine.E. (2002). Reading for Understanding: toward a reseach and

development program in reading comprehension. Santa Monica: RAND

Subroto, Gatot. (2015). Peran dan Tantangan TIK (Internet) dalam Pembangunan

Pendidikan Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan, Badan

Penelitian dan Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R and D.

Bandung: Alfabeta.

Suhita dan Rahma Purwahida. (2018). Apresiasi Sastra Indonesia dan

Pembelajarannya. Bandung: Rosdakarya.

Suprihatin, Siti. “Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”.

Jurnal PROMOSI Pendidikan Ekonomi UM Metro, Vol.3(2015),

No.1:hlm. 73-82.

Somadayo, Samsu. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

106

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu

Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Wibisono, Dermawan. 2014. Active Learning With Case Method: Cara Havard

Menjadi No. 1 di Dunia Mempertajam Analisis, Logika dan Daya Ingat

Mahasiswa. Yogyakarta: ANDI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

107

BIOGRAFI PENULIS

Aemilianus Ganda Prima Irawan lahir di Bantul, 21 Juli 1996.

Ia berasal dari Kelurahan Triharjo, Kecamatan Pandak,

Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pendidikan taman kanak-kanak di tempu di TK Pusporini dan

melanjutkan ke jenjang pendidikan sekolah dasar di SD

Kanisius Pijenan, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul. Setelah itu melanjutkan

sekolah di SMP Kanisius Bambanglipuro pada tahun 2009. Tahun 2012 ia

melanjutkan ke jenjang sekolah menengah di SMA Negeri 3 Bantul. Tahun 2015

ia melanjutkan studi di Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

108

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

109

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

110

Lampiran 3 Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

Daerah Istimewa Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

111

Lampiran 4 Surat Permohonan Validasi Dosen Ahli I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

112

Lampiran 5 Surat Permohonan Validasi Dosen Ahli II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

113

Lampiran 6 Kisi-Kisi Angket Pemahaman Awal Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

114

Lampiran 7 Kisi-Kisi Wawancara Guru Mata Pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

115

Lampiran 8 Kisi-Kisi Angket Validasi Dosen Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

117

Lampiran 9 Kisi-Kisi Angket Validasi Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

118

Lampiran 10 Hasil Wawancara Guru Mata Pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

120

Lampiran 11 Hasil Angket Pengalaman Awal Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

126

Lam

pir

an

12 R

ekap A

nali

sis

Pen

gala

man

Aw

a S

isw

a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

128

Lam

pir

an

13 K

ate

gori

sasi

An

ali

sis

An

gket

Pen

gala

man

Aw

al

Sis

wa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

129

Lampiran 14 Komentar Analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

130

Lampiran 15 Hasil Validasi Dosen Ahli I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

137

Lam

pir

an

16

Rek

ap H

itu

nga

n H

asi

l A

ngket

Vali

dasi

Dose

n A

hli

I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

140

Lampiran 17 Hasil Validasi Dosen Ahli II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

147

Lam

pir

an

18 R

ekap H

itu

ngan

Hasi

l A

ngket

Vali

dasi

Dose

n A

hli

II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

150

Lam

pir

an

19 R

ekap H

asi

l A

ng

ket

Vali

dasi

Dose

n A

hli

I d

an

Dose

n A

hli

II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

151

Lampiran 20 Daftar Hadir Responden Peserta Uji Coba Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

152

Lampiran 21 Hasil Angket Validasi Siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

158

Lam

pir

an

22 R

ekap B

uti

r P

ern

yata

an

Vali

dasi

Sis

wa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

160

Lam

pir

an

23 K

ate

gori

sasi

Pen

ila

ian

Modu

l ole

h S

isw

a

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

163

Lampiran 24 Hasil Penugasan Uji Coba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL MEMBACA PEMAHAMAN DI … · KEINDONESIAAN MELALUI CERITA RAKYAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI