PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIRTUAL …digilib.unila.ac.id/23586/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIRTUAL …digilib.unila.ac.id/23586/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIRTUAL LAB DALAMPRAKTIKUM PENURUNAN TEKANAN UAP DAN
KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
Skripsi
Oleh
RIZKI SUCI ASIH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
iii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIRTUAL LAB DALAM
PRAKTIKUM PENURUNAN TEKANAN UAP DAN
KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
Oleh
RIZKI SUCI ASIH
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk men-
deskripsikan kevalidan, penilaian guru, tanggapan siswa, dan keterlaksanaan
Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih
larutan. Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode penelitian dan
pengembangan (R&D). Tahapan penelitian pengembangan ini dimulai dari
menganalisis potensi dan masalah, mengumpulkan informasi, desain produk,
validasi desain, revisi desain, uji coba produk secara terbatas,merevisi produk
sesuai saran yang didapatkan pada uji coba terbatas kemudian melakukan uji
keterlaksanaan produk di SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai pada kelas XI IPA 1
yang berjumlah 24 siswa. Kevalidan Virtual Lab hasil pengembangan diukur
berdasarkan hasil validasi ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Virtual Lab
dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan memiliki
validitas yang sangat tinggi berdasarkan hasil persentase rata-rata penilaian
validator terhadap aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan kemudahan penggunaan.
iv
Berdasarkan hal tersebut maka Virtual Lab hasil pengembangan dinyatakan valid.
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada uji coba terbatas, Virtual Lab hasil
pengembangan dinyatakan layak dan terlaksana dengan baik dalam pembelajaran
yang dilihat dari perolehan rata-rata skor jawaban guru pada aspek kesesuaian isi
dan kemudahan penggunaan dengan kriteria sangat tinggi; skor jawaban siswa
terhadap aspek kemudahan penggunaan dengan kriteria sangat tinggi; respon
positif siswa setelah pembelajaran menggunakan Virtual Lab hasil
pengembangan; dan hasil penilaian observer terhadap keterlaksanaan dengan
kriteria sangat tinggi.
Kata kunci : virtual lab, penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, sifat
koligatif larutan
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIRTUAL LAB DALAMPRAKTIKUM PENURUNAN TEKANAN UAP DAN
KENAIKAN TITIK DIDIH LARUTAN
Oleh
RIZKI SUCI ASIH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Ganjar Agung 14/1 Kecamatan
Metro Barat, Kota Metro pada tanggal 7 Februari 1994
sebagai putri keempat dari empat bersaudara buah hati
Bapak Tugiono dan Ibu Sumarmi. Adapun riwayat
pendidikan penulis yaitu pada tahun 2006 lulus dari SD
Negeri 8 Metro Barat, kemudian pada tahun 2009 lulus
dari SMP Negeri 3 Metro, dan melanjutkan jenjang pendidikandi SMA Negeri 1
Metro pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012.
Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai Mahasiswi Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung melalui jalur tertulis
Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan memperoleh
beasiswa Bidikmisi. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten
tutor mata kuliah Kimia Dasar I dan aktif dalam organisasi kampus yaitu
Himpunan Mahasiswa Eksakta (Himasakta) dari tahun 2014 hingga tahun 2015.
Pada tahun 2015 penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terinte-
grasi (KKN-KT) FKIP Universitas Lampung di SMA Negeri 1 Pagar Dewa di
Desa Sidomulyo Kecamatan Pagar Dewa Kabupaten Lampung Barat.
PERSEMBAHAN
Dengan Menyebut Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang Dengan baitan-baitan syukur kepada-Nya “Alhamdulillahirabbil
‘alamin” kupersembahkan lembaran goresan tinta ini kepada:
Ayah dan IbuYang telah membesarkan dan mendidikku, yang selalu memberikan
kasihsayang dan motivasi untukku, yang tak lelah berdoa untuk
kebaikanku, yang rela berlelah dan meneteskan keringat demi
impian-impianku
Kakak-kakakkuYang selalu mendukungku, yang memberi warna di hidupku, yang rela
membagi apa yang kalian miliki, yang rela berjuang untuk keberhasilanku,
yang rela mendahulukan kepentinganku diatas kepentingan pribadi kalian
Rekan dan sahabatku
Yang selalu hadir menemani dan memberikan dukungan saat kepercayaan
diriku menurun,Yang selalu memberikan semangat, nasehat, motivasi dan
waktu untukku
Almamaterku tercinta…
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.”(QS: Al-Insyirah:6)
“Anak muda yang bersemangat selalu lebih berhasil daripada yangmalas dan pesimis. Memang semangat tidak menjamin sukses tapi tidak
ada sukses tanpa semangat”
(Mario Teguh)
“Lihatlah ke bawah untuk syukurmu, lihatlah ke atas untuksemangatmu”
(Ayah dan Ibu)
“Orang sukses adalah orang yang berguna bagi sekitarnya”
(Rizki Suci Asih)
x
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan
Media Pembelajaran Virtual Lab dalam Praktikum Penurunan Tekanan Uap dan
Kenaikan Titik Didih Larutan” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana
pendidikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, pemimpin umat Islam akhir zaman. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.
4. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku Pembimbing I atas kesediaan, keikhlasan,
dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran, kritik, dan motivasi dalam
proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Pembimbing II atas kesediaannya memberi
bimbingan dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Sunyono, M.Si., selaku Pembahas atas kesediaannya memberikan
kritik dan saran yang sangat bermanfaat dalam proses perbaikan skripsi ini.
xi
7. Ibu Lisa Tania, S. Pd. M. Sc., selaku Pembimbing Akademik atas kesediaannya
memberikan nasehat, kritik, dan motivasi selama menjalani studi di Program
Studi Pendidikan Kimia.
8. Bapak Mahfudz Fauzi S, S.Pd., M.Sc., selaku validator yang telah bersedia
memberikan kritik dan saran yang sangat bermanfaat dalam penyusunan Virtual
Lab ini
9. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia dan segenap civitas akademik
Jurusan MIPA FKIP Universitas Lampung.
10. Bapak Drs. Iswanto, S. Pd., selaku kepala sekolah, Ibu Rika Rusma Dewi, S. Pd.,
selaku guru mitra, siswa-siswi, dan staf TU SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai
yang telah membantu penulis selama penelitian.
11. Ayah, Ibu, Kakak dan semua anggota keluarga yang selalu mendukungku,
memberikan doa-doa mustajabnya. Terima kasih atas kasih sayang kalian.
12. Teman-temanku di Pendidikan Kimia 2012, kakak dan adik tingkat, tim skripsi
yaitu Elmina, Melia, Ayuda, dan teman-teman KKN-KT Sidomulyo Pagar Dewa
Lampung Barat yang telah memberikan dukungan, doa, dan semangat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi besar
harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan
umumnya bagi pembaca. Aamiin
Bandar Lampung, Agustus 2016
Penulis,
Rizki Suci Asih
xii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
E. Ruang Lingkup..................................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9
A. Media Pembelajaran ............................................................................ 9
B. Virtual Lab........................................................................................... 15
C. Analisis Konsep Sifaft Koligatif Larutan ............................................ 19
III. METODE PENELITIAN............................................................................ 21
A. Metode Penelitian ................................................................................ 21
B. Alur Penelitian ..................................................................................... 21
C. Langkah-langkah Penelitian................................................................. 23
D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 27
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 30
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 31
xiii
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................... 37
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 37
1. Hasil Studi Pendahuluan............................................................... 37
2. Hasil Perencanaan Virtual Lab ..................................................... 39
3. Hasil Pengembangan Virtual Lab ................................................. 42
4. Hasil validasi ahli, uji coba terbatas, dan uji keterlaksanaan secara
terbatas .......................................................................................... 53
B. Pembahasan......................................................................................... 63
V. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 69
A. Simpulan .............................................................................................. 69
B. Saran .................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Analisis SKL KI-KD ......................................................................... 72
2. Analisis Konsep ................................................................................ 79
3. Silabus ............................................................................................... 83
4. RPP Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih Larutan .... 100
5. Hasil Analisis Kebutuhan Guru......................................................... 120
6. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa ....................................................... 126
7. Angket Validasi Kesesuaian Isi ........................................................ 132
8. Rekapitulasi Hasil Validasi Kesesuaian Isi ....................................... 134
9. Angket Validasi Konstruksi .............................................................. 136
10. Rekapitulasi Hasil Validasi Konstruksi ............................................. 138
11. Angket Validasi Kemudahan Penggunaan ........................................ 140
xiv
12. Rekapitulasi Hasil Kemudahan Penggunaan..................................... 142
13. Angket Penilaian Guru Pada Aspek Kesesuaian Isi .......................... 145
14. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Kesesuaian Isi Pada
Guru ................................................................................................... 147
15. Angket Penilaian Guru Pada Aspek Kemudahan Penggunaan ......... 149
16. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Kemudahan
Penggunaan Pada Guru...................................................................... 151
17. Angket Tanggapan Siswa Pada Aspek Kemudahan Penggunaan ..... 154
18. Tabulasi Jawaban Angket Kemudahan Penggunaan Uji Coba Terbatas
Pada Siswa......................................................................................... 156
19. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Keterbacaan Pada
Siswa.................................................................................................. 160
20. Angket Keterlaksanaan Virtual Lab ................................................. 162
21. Persentase dan Kriteria Keterlaksanaan Virtual Lab ......................... 164
22. Angket Respon Siswa Pada Uji Keterlaksanaan ............................... 166
23. Tabulasi Jawaban Angket Respon Siswa Pada Uji Keterlaksanaan.. 167
24. Persentase dan Kriteria Hasil Respon Siswa ..................................... 169
25. Flowchart Virtual Lab Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik
Didih Larutan..................................................................................... 171
26. Storyboard Virtual Lab Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik
Didih Larutan..................................................................................... 172
27. Petunjuk Penggunaan Virtual Lab Penurunan Tekanan Uap dan
Kenaikan Titik Didih Larutan
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Analisis Konsep Sifat Koligatif Larutan.........................................................20
2. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert............................................36
3. Tafsiran persentase angket ..............................................................................38
4. Contoh storyboard ..........................................................................................41
5. Persentase rata-rata respon siswa pada lima aspek yang dinilai setelah
menggunakan Virtual Lab hasil pengembangan dalam pembelajaran ...........62
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Alur penelitian pengembangan Virtual lab .............................................2
2. Flowchart virtual lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan
kenaikan titik didih larutan....................................................................40
3. Tampilan utama (home) ........................................................................42
4. Tampilan log in .....................................................................................43
5. Tampilan luar lab ..................................................................................44
6. Tampilan pilihan praktikum ..................................................................44
7. Lemari alat dan bahan ...........................................................................45
8. Ruang laboratorium pada Virtual Lab hasil pengembangan .................46
9. Percobaan penentuan tekanan uap pelarut murni dan visualisasi
submikroskopisnya................................................................................47
10. Percobaan penurunan tekanan uap larutan dan visualisasi
submikroskopisnya................................................................................47
11. Tabel hasil pengamatan .........................................................................48
12. Evaluasi pada Virtual Lab hasil pengembangan ...................................49
13. Cover luar dan dalam pada petunjuk penggunaan Virtual Lab.............50
14. Kata pengantar pada petunjuk penggunaan Virtual Lab .......................51
15. KI-KD, indikator, dan petunjuk penggunaan Virtual Lab.....................51
xvii
16. Prosedur percobaan ...............................................................................52
17. Cover belakang petunjuk penggunaan Virtual Lab...............................52
18. Persentase skor validasi ahli..................................................................54
19. Hasil penilaian guru terhadap Virtual Lab hasil pengembangan ..........58
20. Hasil penilaian observer terhadap keterlaksanaan Virtual Lab hasil
pengembangan.......................................................................................61
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Analisis SKL KI-KD................................................................................... 722. Analisis Konsep ......................................................................................... 793. Silabus......................................................................................................... 834. RPP Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih Larutan ............. 1005. Hasil Analisis Kebutuhan Guru .................................................................. 1206. Hasil Analisis Kebutuhan Siswa................................................................. 1267. Angket Validasi Kesesuaian Isi ................................................................. 1328. Rekapitulasi Hasil Validasi Kesesuaian Isi................................................. 1349. Angket Validasi Konstruksi ........................................................................ 13610. Rekapitulasi Hasil Validasi Konstruksi ...................................................... 13811. Angket Validasi Kemudahan Penggunaan.................................................. 14012. Rekapitulasi Hasil Kemudahan Penggunaan .............................................. 14213. Angket Penilaian Guru Pada Aspek Kesesuaian Isi ................................... 14514. PersentasedanKriteriaHasilUjiCobaTerbatasKesesuaian Isi
Pada Guru.................................................................................................... 14715. Angket Penilaian Guru Pada Aspek Kemudahan Penggunaan................... 14916. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Kemudahan Penggunaan
Pada Guru.................................................................................................... 15117. Angket Tanggapan Siswa Pada Aspek Kemudahan Penggunaan............... 15418. Tabulasi Jawaban Angket Kemudahan Penggunaan Uji Coba Terbatas
Pada Siswa .................................................................................................. 15619. Persentase dan Kriteria Hasil Uji Coba Terbatas Keterbacaan
Pada Siswa .................................................................................................. 16020. Angket Keterlaksanaan Virtual Lab ........................................................... 16221. Persentase dan Kriteria Keterlaksanaan Virtual Lab .................................. 16422. Angket Respon Siswa Pada Uji Keterlaksanaan......................................... 16623. Tabulasi Jawaban Angket Respon Siswa Pada Uji
Keterlaksanaan ............................................................................................ 16724. Persentase dan Kriteria Hasil Respon Siswa .............................................. 16925. Flowchart Virtual Lab Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih
Larutan ........................................................................................................ 17126. Storyboard Virtual Lab Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih
Larutan ........................................................................................................ 17227. Petunjuk Penggunaan Virtual Lab Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan
Titik Didih Larutan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran IPA atau sains menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan
cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh sebab
itu, pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mem-
pelajari diri sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut
dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari (Tim Penyusun, 2006).
Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manu-
sia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti serta diperoleh melalui metode ter-
tentu, teratur, sistematis, berobyek, bermetode, dan berlaku secara universal
(Ribkawati, dkk, 2012). Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan teoritis
yang diperoleh atau disusun melalui cara yang khas dan khusus yaitu dengan
melakukan observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori, dan seterusnya
saling mengait antara cara satu dengan cara yang lain (Ribkawati, dkk, 2012).
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa IPA merupakan pengetahuan dari hasil
kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah
yang berupa metode ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi
(Ribkawati, dkk, 2012).
Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu dalam rumpun IPA sehingga karakteristik-
nya sama dengan IPA (Tim Penyusun, 2006). Karakteristik tersebut yaitu ilmu
kimia diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk mencari jawab-
an atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam khususnya
yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan
energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA/MA mempelajari
segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan,
dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran (Tim
Penyusun, 2014).
Kimia dipelajari melalui proses dan sikap ilmiah. Proses itu misalnya pengamatan
dan eksperimen, sedangkan sikap ilmiah misalnya objektif dan jujur pada saat me-
ngumpulkan dan menganalisis data. Kimia sebagai proses atau metode penyelidi-
kan (discovery/inquiry) meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegia-
tan ilmiah untuk memperoleh produk-produk kimia, mulai dari menemukan masa-
lah, mengumpulkan fakta-fakta terkait masalah, membuat asumsi, mengendalikan
variabel, melakukan observasi, melakukan pengukuran, melakukan inferensi,
memprediksi, mengumpulkan dan mengolah data hasil observasi atau pengukuran,
serta menyimpulkan dan mengomunikasikan (Tim Penyusun, 2014). Saintis
memperoleh penemuan-penemuan yang dapat berupa fakta, konsep, teori, prinsip,
dan hukum dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah itu. Penemuan-
3
penemuan itulah yang disebut produk kimia. Sejalan dengan hal itu, mata pel-
ajaran kimia di SMA memiliki tujuan memperoleh pengalaman dalam menerap-
kan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan
pengujian hipotesis dengan melakukan eksperimen (yang mungkin melibatkan
penggunaan instrumen), pengambilan data, pengolahan dan interpretasi data, serta
mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan tertulis (Tim Penyusun,
2014).
Berdasarkan Permendikbud Nomor 59 tahun 2014 lampiran Ic pada kompetensi
dasar kimia kelas XII terdapat Kompetensi Dasar (KD) pengetahuan dan keteram-
pilan yang harus dicapai oleh siswa melalui percobaan atau eksperimen. Kompe-
tensi-kompetensi dasar tersebut diantaranya adalah kompetensi dasar 3.1 (penge-
tahuan) dan 4.1 (keterampilan). Kompetensi dasar pengetahuan tersebut yaitu
menganalisis penyebab adanya fenomena sifat koligatif larutan pada penurunan
tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
Kemudian kompetensi dasar keterampilan yaitu menyajikan hasil analisis ber-
dasarkan data percobaan terkait penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmosis larutan. Oleh sebab itu, percobaan
atau eksperimen sangat penting dalam ketercapaian kompetensi dasar kimia pada
materi sifat koligatif larutan khususnya penurunan tekanan uap dan kenaikan titik
didih larutan.
Pada kenyataannya, kegiatan praktikum pada pembelajaran kimia SMA/MA
khususnya pada materi penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan
masih jarang dilakukan. Altun, dkk (2009) dalam penelitiannya menyatakan
4
bahwa kegiatan praktikum di beberapa sekolah tidak terlaksana karena beberapa
alasan, seperti tidak adanya laboratorium kimia yaitu berbagi dengan laboratorium
fisika dan biologi, penyimpanan zat kimia berbahaya yang tidak aman, kondisi
kelas yang kurang kondusif, keterbatasan waktu, keterbatasan alat, biaya peralatan
yang kurang terjangkau serta keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan
laboratorium secara efektif.
Oleh sebab itu, perlu adanya suatu alternatif agar kegiatan praktikum tetap terlak-
sana meskipun tidak dapat dilaksanakan di laboratorium yaitu dengan diberikan
suatu media pembelajaran. Menurut Rusman, dkk (2012) penggunaan media
pembelajaran dalam pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
tenaga, dan daya indra dimana sering terjadi dalam pembelajaran menjelaskan
objek pembelajaran yang sifatnya sangat luas atau sempit, besar atau kecil, atau-
pun bahaya sehingga memerlukan alat bantu untuk menjelaskan, mendekatkan
pada objek yang dimaksud. Selain itu, dengan menggunakan media pembelajaran,
siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar karena media pembelajaran mem-
berikan bantuan pemahaman kepada siswa yang kurang memiliki kecakapan men-
dengar, atau melihat, atau konsentrasi dalam belajar, serta menimbulkan gairah
belajar karena ada interaksi langsung antara siswa dengan sumber belajar.
Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah Virtual Lab.
Menurut Hawkins (2013) Virtual Lab berfungsi sebagai sarana untuk membantu
siswa mengakses informasi serta berinteraksi dengan cara yang berbeda. Virtual
Lab dapat memberikan siswa pemahaman yang lebih baik terutama pada level
molekuler karena media ini dapat memvisualisasikan suatu percobaan yang tidak
5
dapat dilaksanakan di laboratorium. Siswa diharapkan dapat aktif dalam pembel-
ajaran menggunakan Virtual Lab karena media ini dijalankan oleh siswa. Selain
itu, Virtual Lab dapat menghemat waktu maupun biaya yang selama ini menjadi
hambatan tidak terlaksananya kegiatan praktikum.
Pendapat serupa dari Tatli dan Ayas (2012) yang menyatakan bahwa Virtual Lab
sebagai faktor pendukung bagi laboratorium nyata dalam meningkatkan peng-
alaman belajar siswa dan memfasilitasi siswa untuk melakukan praktikum secara
interaktif, mengendalikan alat dan bahan, dan mengumpulkan data. Selain itu,
menurut Davenport, dkk (2012) Virtual Lab dapat membantu menciptakan akti-
vitas yang interaktif yang dapat membantu pemahaman siswa tentang kesulitan
konsep IPA.
Berdasarkan fakta yang diperoleh dari studi lapangan yang dilaksanakan di lima
sekolah di Kota Metro dan satu sekolah di Kabupaten Lampung Timur, sebanyak
72,97% siswa dan 66,66% guru menyatakan bahwa dalam pembelajaran materi
penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan tidak dilaksanakan eks-
perimen dengan alasan keterbatasan waktu serta sarana dan prasarana laborato-
rium yang belum memadai. Kemudian diperoleh hasil analisis bahwa sebanyak
100% guru dan 82,43% siswa menyatakan perlu adanya pengembangan media
pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan
titik didih larutan.
Oleh sebab itu, berkaitan dengan berbagai permasalahan tersebut, maka peneliti
melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Virtual
6
Lab dalam Praktikum Penurunan Tekanan Uap dan Kenaikan Titik Didih
Larutan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana tingkat validitas media pembelajaran Virtual Lab dalam prak-
tikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan dari hasil
pengembangan yang dilakukan?
2. Bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap media pembelajaran Virtual
Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan
dari hasil pengembangan yang dilakukan?
3. Bagaimana keterlaksanaan media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum
penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan dari hasil pengem-
bangan yang dilakukan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian dan
pengembangan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui tingkat kevalidan dari media pembelajaran Virtual Lab dalam
praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan yang telah
dikembangkan.
7
2. Mendeskripsikan tanggapan guru dan siswa terhadap media pembelajaran
Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih
larutan.
3. Mendeskripsikan keterlaksanaan media pembelajaran Virtual Lab dalam
praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
D. Manfaat Penelitian
Pengembangan yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Guru
Menambah media pembelajaran baru, alternatif jika tidak dapat dilaksanakan
praktikum di laboratorium, diharapkan dapat membuat guru lebih kreatif dan
mengikuti perkembangan IPTEK dalam mengembangkan media pembel-
ajaran.
2. Siswa
Penggunaan media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan
tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan diharapkan menambah pe-
mahaman siswa terhadap materi meskipun praktikum tidak secara nyata.
Selain itu menambah minat siswa baik dalam belajar maupun melakukan
kegiatan praktikum di laboratorium.
3. Sekolah
Mampu menjadi sarana pendukung pembelajaran terutama bagi sekolah
dengan sarana dan prasarana laboratorium yang belum memadai. Selain itu,
menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan
8
mutu atau kualitas pendidikan terutama pada mata pelajaran kimia pada
pembelajaran kimia di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Pengembangan adalah proses untuk mengembangkan produk baru atau me-
nyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan
(Sujadi, 2003). Pada penelitian ini, produk pendidikan yang dikembangkan
adalah media pembelajaran untuk siswa berupa Virtual Lab.
2. Virtual Lab yang dikembangkan merupakan suatu simulasi percobaan yang
dioperasikan menggunakan komputer atau laptop dimana siswa seolah-olah
menjalankan percobaan seperti di laboratorium nyata.
3. Virtual Lab yang dikembangkan pada praktikum penurunan tekanan uap dan
kenaikan titik didih larutan yang termasuk dalam sifat koligatif larutan.
4. Virtual Lab yang dikembangkan terbatas hanya pada larutan non elektrolit.
Larutan non elektrolit merupakan larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yag secara harfiah berarti ‘tengah’,
‘perantara’, atau ‘pengantar’. Media (dalam bahasa Arab) adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi, dalam pengertian ini,
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajara mengajar cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual dan verbal (Arsyad, 2014).
Heinich, dkk (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang me-
ngantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio,
rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya
adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau infor-
masi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran
maka media itu disebut media pembelajaran (Arsyad, 2014).
10
Media pembelajaran merupakan suatu teknologi pembawa pesan yang dapat di-
gunakan untuk keperluan pembelajaran; media pembelajaran merupakan sarana
fisik untuk menyampaikan materi pelajaran (Rusman, dkk, 2012). Media pembel-
ajaran merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar
termamsuk teknologi perangkat keras (Rusman, dkk, 2012). Hakikatnya, media
pembelajaran sebagai wahana untuk menyampaikan pesan atau informasi dari
sumber pesan diteruskan pada penerima. Pesan atau bahan ajar yang disampaikan
adalah materi pembelajaran untuk mencapai tujua pembelajaran atau sejumlah
kompetensi yang telah dirumuskan, sehingga dalam prosesnya memerlukan media
sebagai subsistem pembelajaran (Rusman, dkk, 2012).
Gagne’ dan Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa:
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untukmenyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari anara lain buku,tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambarbingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain,media adalah komponen-komponen sumber belajar atau wahana fisik yangmengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapatmerangsang siswa untuk belajar (Arsyad, 2014).
Menurut Susilana dan Riyana (2009) media pembelajaran selalu terdiri atas dua
unsur penting, yaitu unsur peralatan atau perangkat keras (hardware) dan unsur
pesan yang dibawanya (message/software). Dengan demikian perlu diperhatikan
bahwa media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan,
namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar
yang dibawakan oleh media tersebut. Perangkat lunak (software) adalah
informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa,
sedangkan perakngkat keras (hardware) adalah sarana aatau peralatan yang
11
digunakan untuk menyajikan pesan atau bahan ajar tersebut (Susilana dan Riyana,
2009). Jadi, media pembelajaran merupakan wadah dari pesan, materi yang ingin
disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan tujuan yang ingin dicapai adalah
proses pembelajaran (Susilana dan Riyana, 2009).
2. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely (1971) dalam (Arsyad, 2014) mengemukakan tiga ciri media
yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat
dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (atau kurang efisien)
melakukannya.
a. Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media mereka, menyimpan, melestari-
kan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif ini,
media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada
satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu. Ciri ini amat
penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek yang telah direkam
atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.
b. Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media meniliki
ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan
kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan
gambar time-lapse recording. Media (rekman video atau audio) dapat diedit
sehingga guru hanya menampulkan bagian-bagian penting/utama dari cera-
mah, pidato, atau urutan suatu kejadian dengan memotong bagian-bagian
12
yang tidak diperlukan. Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit
hasil rekaman juga dapat menghemat waktu. Akan tetapi, kemampuan media
dari ciri manipulatif ini memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena
apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau
pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan
penafsiran yang tentu saja akan membingungkan.
c. Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditrans-
portasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan
kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama
mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam dalam format media apa
saja, ia dapat diproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara ber-
samaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang di suatu
tempat. Konsistensi informasi yang telah direkan akan terjamin sama atau
hampir sama dengan aslinya.
3. Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Rusman, dkk (2012) media pembelajaran memiliki fungsi yangsangat strategis dalam pembelajaran. Sering kali terjadi banyaknya siswayang tidak tau atau kurang memahami materi pelajaran yang disampaikanguru atau pembentukkan kompetensi yang diberikan pada siswadikarenakan ketiadaan atau kurang optimalnya pemberdayaan mediapembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Ada beberapa fungsi media pembelajaran dalam pembelajaran menurut Rusman,
dkk (2012) diantaranya:
13
a. Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran meru-
pakan alat bantu yang dapat memperjelas, mempermudah, mempercepat
penyampaian pesan atau materi pelajaran kepada para siswa, sehingga inti
materi pelajaran secara utuuh dapat disampaikan pada para siswa.
b. Sebagai komponen dari subsistem pembelajaran. Pembelajaran merupakan
suatu sistem yang mana di dalamnya memiliki sub-sub komponen diantaranya
adalah komponen media pembelajaran. Dengan demikian, media pem-
belajaran merupakan subkomponen yang dapat menentukan keberhasilan
proses maupun hasil pembelajaran.
c. Sebagai pengarah dalam pembelajaran. Salah satu fungsi dari media pem-
belajaran adalah sebagai pengarah pesan atau materi apa yang akan disam-
paikan, atau kompetensi apa nyang akan dikembangkan untuk dimiliki siswa.
d. Sebagai permainan atau membangkitkan perhatian dan motivasi siswa.
Media pembelajaran dapat membangkitkan perhatian dan motivasi siswa
dalam belajar, karena media pembelajaran dapat mengakomodasi semua ke-
cakapan siswa dalam belajar. Media pembelajaran dapat memberikan ban-
tuan pemahaman pada siswa yang kurang memiliki kecakapan mendengar
atau melihat atau yang kurang memiliki konsentrasi dalam belajar.
e. Meningkatkan hasil dan proses pembelajaran. Secara kualitas dan kuantitas,
media pembelajaran sangat memberikan kontribusi terhadap hasil maupun
proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penggunaan media pembelajar-
an harus memperhatikan rambu-rambu mekanisme media pembelajaran.
f. Mengurangi terjadinya verbalisme. Dalam pembelajaran sering terjadi siswa
mengalami verbalisme karena apa yang diterangkan atau dijelaskan guru
14
lebih bersifat abstrak atau tidak ada wujud, tidak ada ilustrasi nyata atau salah
contoh, sehingga siswa hanya bisa mengatakan tetapi tidak memahami
bentuk, wujud atau karakteristik objek. Dengan demikian, media pembel-
ajaran dapat berfungsi sebagai alat yang efektif dalam memperjelas pesan
yang disampaikan.
g. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra. Sering terjadi
dalam pembelajaran menjelaskan objek pembelajaran yang sifatnya luas, be-
sar, atau sempit, kecil atau bahaya, sehingga memerlukan alat bantu untuk
menjelaskan, mendekatkan pada objek yang dimaksud.
Adapun menurut Vaughan (2004), media pembelajaran dapat memprovokasi peru-
bahan secara radikal dalam proses pengajaran pada dekade-dekade mendatang,
khususnya saat siswa yang cerdas menemukan bahwa mereka dapat keluar dari
batasan metode pengajaran tradisional. Pada dekade tersebut terjadi perubahan
dari model pembelajaran ‘transmisi’ atau ‘siswa pasif’ ke model Kolb tentang
“Pembelajaran Eksperiansial” atau ‘siswa aktif’. Guru dalam beberapa hal lebih
sebagai pembimbing dan mentor, fasilitator pembelajaran, yang memimpin siswa
untuk mengikuti proses pembelajaran, bukan sebagai penyedia informasi dan
pembelajaran yang utama. Siswa menjadi inti dari proses pengajaran dan pembel-
ajaran. Media pembelajaran merupakan subjek yang sensitif dan berbau politik di
kalangan pendidik, jadi perangkat lunak guru terkadang diposisikan sebagai
“pengaya” proses pembelajaran, bukan pengganti yang potensial untuk metode
tradisional berbasis guru (Vaughan, 2004). Karya Warren Longmire dari San
Fransisco mengorganisasikan subjek permasalahan ke dalam “Objek
Pembelajaran” atau “titik-titik” dari materi pembelajaran untuk memperkaya ob-
15
jek pembelajaran (seperti blok-blok bangunan Lego) yang memiliki daya rekat
lama dan aplikasi multifungsi (Vaughan, 2004).
Levie dan Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khu-
susnya media visual yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi
kompensatoris. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang ber-
kaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pel-
ajaran. Fungsi afektif dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar
(atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat meng-
gugah emosi dan sikap siswa. Fungsi kognitif, terlihat dari temuan-temuan pene-
litian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang
terkandung dalam gambar. Fungsi kompensatoris, terlihat sari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu
siswa yang lemah salam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks
dan mengingatnya kembali (Arsyad, 2014).
B. Virtual Lab
1. Pengertian Virtual Lab
Virtual Lab merupakan salah satu format multimedia pembelajaran yang dikate-
gorikan ke dalam kelompok simulasi dan percobaan atau eksperimen. Format
simulasi merupakan format yang mencoba menyamai proses dinamis yang terjadi
di dunia nyata, misalnya untuk mensimulasikan persawat terbang, dimana peng-
16
guna seolah-olah melakukan aktifitas menerbangkan pesawat terbang, menjalan-
kan usaha kecil, atau pengendalian pembangkit listrik tenaga nuklir dan lain-lain
(Daryanto, 2013). Pada dasarnya format ini mencoba memberikan pengalaman
masalah dunia nyata yang biasanya berhubungan dengan suatu resiko (Daryanto,
2013).
Adapun format percobaan atau eksperimen mirip dengan format simulasi, namun
lebih ditujukan pada kegiatan praktikum di laboratorium IPA, biologi atau kimia.
Program menyediakan serangkaian peralatan dan bahan, kemudian pengguna bisa
melakukan percobaan atau eksperimen sesuai petunjuk dan kemudian bisa
mengembangkan eksperimen-eksperimen lain berdasarkan petunjuk tersebut.
Diharapkan pada akhirnya pengguna dapat menjelaskan suatu konsep atau feno-
mena tertentu berdasarkan eksperimen yang mereka lakukan secara maya tersebut
(Daryanto, 2013).
Purwanti (2012) mendefinisikan Virtual Lab sebagai berikut:
Virtual Lab adalah berupa software komputer yang memiliki kemampuanuntuk melakukan modeling peralatan komputer secara matematis yang di-sajikan melalui sebuah simulasi. Virtual Lab diperlukan untuk memper-kuat pemahaman konsep dalam proses pembelajaran. Virtual Lab bukan-lah pengganti tetapi bagian dari laboratorium riil yang digunakan untukmelengkapi dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada. VirtualLab mungkin tidak perlu komprehensif, namun pada prinsipnya adalahbentuk upaya pengintegrasian TIK dalam kurikulum pembelajaran IPAdengan tujuan: (1) memberikan alat kepada siswa untuk bekerja dalamIPA; (2) memberikan kesempatan kepada siswa dalam rangka memperolehpemahaman yang lebih mendalam tentang IPA, bila dibandingkan denganpengajaran konvensional yang telah diperolehnya; (3) mendorong siswauntuk mengungkap permasalahan IPA dalam cara yang sama denganbagaimana para ahli bekerja dalam konteks penelitiannya.
17
Virtual laboratory atau lebih dikenal dengan virtual lab merupakan pengem-
bangan teknologi komputer sebagai suatu bentuk objek multimedia interaktif
(Budhu, 2002). Objek multimedia interaktif terdiri dari bermacam format hete-
rogen, termasuk teks, hiperteks, suara, gambar, animasi, video, dan grafik. Virtual
Lab merupakan objek multimedia interaktif yang kompleks dan termasuk bentuk
digital baru, dengan tujuan pembelajaran implisit atau eksplisit (Budhu, 2002).
2. Fungsi Virtual Lab
Tatli dan Ayas (2012) menyatakan bahwa:
Virtual Lab sebagai faktor pendukung untuk memperkaya pengalaman danmemotivasi peserta didik untuk melakukan percobaan secara interaktif.Sehingga, Virtual Lab dapat didefiniskan sebagai serangkaian programkomputer yang dapat memvisualisasikan fenomena yang abstrak atau per-cobaan yang rumit dilakukan di laboratorium nyata, sehingga dapat me-ningkatkan aktivitas belajar dalam upaya mengembangkan keterampilanyang dibutuhkan dalam pemecahan masalah.
Menurut Yuniarti, dkk (2012) Virtual Lab sebagai media pembelajaran berbasis
komputer sebagai solusi untuk mensimulasikan kegiatan percobaan di laborato-
rium. Adapun menurut Henlenti, dkk (2014) Virtual Lab dapat digunakan untuk
mentransfer pengetahuan baik yang konseptual maupun yang prosedural. Virtual
Lab dapat digunakan untuk mengatasi terbatasnya alat dan zat kimia untuk
praktikum, dapat memberikan visualisasi bagaimana praktikum itu dilakukan
(Haryanto, 2013).
Virtual Lab sebagai suatu produk inovasi media pembelajaran berbasis komputer
dan teknologi dapat diterapkan di sekolah dengan teknologi informasi dalam pro-
ses pembelajarannya. Virtual Lab lebih murah, aman dan cocok digunakan oleh
18
siswa yang memiliki gaya belajar visual karena siswa dapat mengeksplorasi
Virtual Lab sesuai kecepatan dan kebutuhannya. Virtual Lab sangat berguna
sebagai media untuk mengajar yang aman dan murah (Jian, dkk, 2005; Saleh, dkk,
2009; Dobrzanki & Honysz, 2010).
3. Keunggulan dan Kelemahan Virtual Lab
Menurut tim Laboratorium Digital Arsitektur (2010), keunggulan laboratorium
maya (Virtual Lab) ini antara lain:
a. Mengandalkan peralatan komputer yang bersifat serbaguna (dapatdigunakan untuk menulis, menggambar hingga mensimulasikanfenomena nyata)
b. Mempunyai kemampuan hampir tak terbatas dalam permodelankarena tidak tergantung oleh kondisi alam nyata (skala, grafitasi,ketersediaan bahan, dll)
c. Relatif lebih murah pengadaan, perawatan, dan operasionalnyadibandingkan laboratorium konvensional.
d. Relatif lebih aman (dari bahaya, api, gas, basah, dll)e. Tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak untuk
pengoperasiannyaf. Memberikan hasil perhitungan yang lebih akurat, presisi serta cepat
Keunggulan Virtual Lab juga disampaikan oleh Chan (2009) yaitu:
a. dapat digunakan kapan saja dan dimana sajab. mengajak siswa untuk mempunyai kesempatan lebih dalam
melakukan eksperimen khususnya dalam keterbatasan waktu,kerumitan eksperimen dan resiko kecelakaan
c. meningkatkan antusiasme belajar siswa melalui interaktivitasd. meningkatkan kemampuan penggunaan ITe. menghubungkan dan memperkuat teori yang didapat di kelasf. lebih efektif dalam hal biaya khususnya percobaan dengan tingkat
kesalahan yang tinggig. mampu memberikan umpan balik.
Menurut Farreira (2012) kelemahan dalam pemanfaatan laboratorium virtual
adalah kurangnya pengalaman secara riil di laboratorium nyata dan keterampilan
19
dalam mengoperasikan komputer sehingga terjadi kebingungan peserta didik
dalam merangkai alat dan mengoperasikannya, laboratorium virtual tidak
memberikan pengalaman di lapangan secara nyata, dan tidak berpengaruh apapun
terhadap keterampilan kinerja siswa dalam kegiatan praktikum.
C. Analisis Konsep
Herron et al. (Fadiawati, 2011) berpendapat bahwa belum ada definisi tentang
konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan
dengan ide. Markle dan Tieman (Fadiawati, 2011) mendefinisikan konsep se-
bagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada.
Lebih lanjut lagi, Herron et al. (Fadiawati, 2011) mengemukakan bahwa analisis
konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru da-
lam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur
ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk.
Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau
label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi
konsep, contoh, dan non contoh. Analisis konsep dari materi sifat koligatif larutan
dapat dilihat pada lampiran 2. Berikut adalah peta konsep dari materi sifat koligatif
larutan dapat dilihat pada Gambar 1.
Dinyatakan dalam bentuk
Gambar 1. Peta konsep sifat koligatif larutan
Dijelaskan melalui
Sifat koligatiflarutan
Penurunantitik beku
Tekananosmotik
Penurunantekanan uap
Kenaikantitik didih
Konsentrasi
Larutannonelektrolit
Larutanelektrolit
Fraksimol
FaktorVan’Hoff
molalitas Molaritas
Dipengaruhi oleh
eh Terdiri dariDipengaruhi
oleh
eh
meliputi
P = P0. Xpatau
ΔP = Po. Xt
ΔTb= Tblar – Tbpelatau
ΔTb = Kb .m
ΔTf= Tfpel – Tflaratau
ΔTf = Kf .mπ = MRT
DiagramPT
20
21
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran Vir-
tual Lab ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Develop-
ment /R&D). Menurut Sugiyono (2011) metode penelitian dan pengembangan
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu
dan menguji keefektifan produk tersebut. Berikut ini merupakan langkah-langkah
penggunaan metode Research and Development (R&D): 1) Potensi dan Masalah.
2) Mengumpulkan Informasi. 3) Desain Produk. 4) Validasi Desain. 5) Perbaik-
an Desain. 6) Uji Coba Produk. 7) Revisi Produk. 8) Uji Coba Pemakaian. 9)
Revisi Produk. 10) Produksi Massal.
Pada penelitian hanya dilakukan sampai tahap revisi produk setelah uji coba pro-
duk secara terbatas. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu dan keahlian pe-
neliti untuk melakukan tahap-tahap selanjutnya.
B. Alur Penelitian
Pada penelitian dan pengembangan terdapat tiga tahap alur penelitian secara garis
besar, yaitu 1). Studi Pendahulan 2). Pengembangan Produk dan 3). Uji coba pro-
duk. Alur pada penelitian dan pengembangan ini dapat dilihat pada Gambar 1.
22
1. Studi Pendahuluan
2. Pengembangan Produk
3. Penilaian / Tanggapan terhadap Produk
Keterangan :
= Aktivitas
= Hasil (berupa produk virtual lab)
= Pilihan terhadap hasil analisis
= Arah proses / aktivitas berikutnya
= Arah siklus kegiatan / aktivitas
Gambar 1. Alur penelitian (Dimodifikasi dari Sunyono (2008) dalam Sannah
(2015))
Ya
Tidak
Perancanganvirtual lab
PenyusunanInstrumenPenilaianTerhadapProduk(Angket)
Draf I (virtual labdan instrumen
penilaian)
Valid ?Validasi
Ahli
Draf IRevisi
Draf IIRevisi kecil
Penilaian TerhadapProduk oleh guru dansiswa (Uji CobaTerbatas)
Draf III (virtual lab)Revisi virtual lab HasilPenilaian oleh guru dansiswa
Potensi dan Masalah Studi LapanganStudi Pustaka
- Analisis KI dan KD- Pengembangan Silabus- Pembuatan Analisis Konsep- Pembuatan RPP
Wawancara guru dan siswa dienam SMA di Kota Mero danKabupaten Lampung Timurmengenai kegiatan praktikumdan virtual lab dalampraktikum penurunan tekananuap dan kenaikan titik didihlarutan.
Penilaian keterlaksanaan mediapembelajaran Virtual Lab. Hasil Penilaian Keterlaksanaan
Hasil Respon Siswa TerhadapPembelajaran Dengan Virtual Lab
23
C. Langkah-langkah penelitian
Berdasarkan alur penelitian di atas, maka dapat dijelaskan langkah-langkah yang
dilakukan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Studi Pendahuluan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap studi pendahuluan yaitu sebagai
berikut :
a) Potensi masalah
Penelitian dilakukan karena adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala
sesuatu yang apabila digunakan akan mempunyai nilai tambah, sedangkan ma-
salah adalah penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Data
tentang potensi dan masalah dicari agar produk yang dihasilkan nantinya dapat
bermanfaat. Potensi dalam penelitian ini adalah sudah adanya laboratorium di
sekolah namun masalahnya adalah belum dilaksanakannya praktikum penurunan
tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
b) Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mengkaji materi untuk Virtual Lab yang akan
dikembangkan, yaitu mengenai praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan
titik didih larutan, yang dilakukan dengan mengkaji kompetensi inti (KI), kompe-
tensi dasar (KD), analisis konsep, silabus, dan RPP pada praktikum penurunan te-
kanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
24
c) Studi Lapangan
Studi lapangan pada penelitian ini dilakukan di lima SMA/MA Kota Metro yaitu
SMA N 1 Metro, SMAN 2 Metro, SMA N 4 Metro, SMA Muhammadiyah Metro,
MAN 1 Metro dan 1 SMA/MA di Kabupaten Lampung Timur yaitu MAN 1 Lam-
pung Timur. Instrumen yang digunakan adalah lembar pedoman wawancara dan
angket. Wawancara dilakukan pada pada guru bidang studi kimia kelas XII se-
dangkan angket diberikan kepada 20 orang siswa kelas XII di enam SMA/MA ter-
sebut. Analisis studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui dilakukan atau
tidaknya kegiatan praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larut-
an dan sudah digunakan atau belum virtual lab dalam praktikum penurunan tekan-
an uap dan kenaikan titik didih larutan dalam pembelajaran di sekolah apabila
praktikum dalam materi tersebut tidak dilaksanakan di laboratorium.
2. Pengembangan Produk
a) Desain produk Virtual Lab dan penyusunan instrumen penilaian produk
Desain produk dilakukan dengan pembuatan rancangan produk terlebih dahulu
lalu dilanjutkan dengan pengembangan produk yaitu berupa media pembelajaran
Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih
larutan. Pembuatan rancangan produk dan pengembangan produk mengacu pada
hasil wawancara dengan guru dan siswa saat melakukan studi pendahuluan. Hal-
hal yang dilakukan dalam penyusunan desain produk awal ini adalah :
1) Membuat konsep Virtual Lab. Pada tahap ini yang dilakukan adalah menen-
tukan percobaan yang sesuai dengan materi penurunan tekanan uap dan ke-
25
naikan titik didih larutan dan menyusun beberapa pertanyaan yang nantinya
akan dimuat dalam Virtual Lab.
2) Penyusunan Virtual Lab. Pada tahap ini yang akan dilakukan adalah pemi-
lihan atau pembuatan gambar latar belakang pada tampilan Virtual Lab yaitu
seolah-olah siswa berada di laboratorium nyata, pembuatan gambar alat-alat
praktikum dan properti dalam laboratorium (seperti meja, lemari, dan lain-
lain), pemilihan jenis dan ukuran huruf, serta menyesuaikan tata letak pada
tampilan Virtual Lab. Penyusunan Virtual Lab ini menggunakan program
Macromedia Flash 8, sedangkan pembuatan dan pengeditan gambar
menggunakan program Corel Draw 12.
3) Membuat bagian-bagian pelengkap Virtual Lab. Bagian-bagian pelengkap
Virtual Lab ini adalah petunjuk penggunaan Virtual Lab.
Produk yang dikembangkan dikatakan baik jika memenuhi kriteria valid dan prak-
tis, dimana untuk mengukur kevalidan dan kepratisan diperlukan instrumen. Pada
tahap ini disusun juga instrumen yang digunakan untuk penilaian kualitas produk.
Adapun instrumen yang disusun yaitu angket validasi ahli, angket penilaian guru,
angket respon siswa. Aspek kevalidan dinilai berdasarkan hasil validasi ahli.
Kepraktisan dinilai berdasarkan hasil penilaian guru dan siswa terhadap Virtual
Lab hasil pengembangan.
b) Validasi desain
Setelah dilakukan penyusunan Virtual Lab, kemudian Virtual Lab ini akan divali-
dasi 3 orang dosen ahli dari pendidikan kimia. Validasi ini terdiri dari validasi
kesesuaian isi, konstruksi, dan kemudahan penggunaan. Validasi kesesuaian isi
26
adalah penilaian kesesuaian isi Virtual Lab terhadap Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD), kesesuaian indikator, materi, kesesuaian penggunaan
gambar, serta kesesuaian urutan materi dengan indikator. Validasi konstruksi
adalah penilaian kesesuaian konstruksi Virtual Lab dengan langkah-langkah prak-
tikum. Validasi kemudahan penggunaan dimaksudkan untuk menilai kemudahan
penggunaan Virtual Lab dan kemudahan panduan penggunaan.
c) Perbaikan desain
Berdasarkan hasil penilaian dan saran-saran dari validator, maka dilakukan per-
baikan sesuai dengan saran yang diberikan dan mengkonsultasikan hasil revisi
produk Virtual Lab, lalu produk hasil revisi tersebut dapat diujicobakan secara
terbatas.
3. Uji Coba terhadap Produk
a) Uji Coba Terbatas
Setelah dihasilkan Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan ke-
naikan titik didih larutan yang telah divalidasi oleh ahli dan dilakukan revisi, maka
dilakukan uji coba produk secara terbatas di SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai.
Pada uji coba produk secara terbatas ini dilakukan penyebaran angket yang di-
maksudkan untuk mengetahui penilaian guru dan respon siswa terhadap Virtual
Lab hasil pengembangan. Penilaian guru meliputi aspek kesesuaian isi dan kons-
truksi. Sedangkan untuk siswa meliputi aspek keterbacaan dan kepraktisan Virtual
Lab. Pengambilan sampel pada tahap uji coba produk dilakukan dengan
pertimbangan teknis, dikarenakan tidak dapat dilakukannya uji coba pada sekolah
27
yang setara pada penelitian pendahuluan sehingga dilakukan pada SMA Negeri 1
Labuhan Maringgai.
Virtual Lab hasil pengembangan diujicobakan secara terbatas pada 24 siswa kelas
XI IPA dan dua orang guru kimia di salah satu SMA Negeri 1 Labuhan Maringgai.
Teknik uji ini menggunakan lembar angket tanggapan guru dan siswa.
b) Revisi produk
Tahap akhir yang dilakukan pada penelitian ini adalah revisi dan penyempurnaan
Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih
larutan. Revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil pengisian angket pada
pada uji coba terbatas dan kemudian mengonsultasikan hasil revisi dengan dosen
pembimbing. Hasil revisi tersebut merupakan produk akhir dari pengembangan
Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih
larutan.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Instrumen pada studi lapangan
Instrumen ini berbentuk pedoman wawancara terhadap guru yang disusun untuk
mengetahui dilaksanakan atau tidaknya praktikum pada materi penurunan tekanan
uap dan kenaikan titik didih larutan, kendalah-kendala tidak terlaksananya prak-
tikum, media pembelajaran yang telah digunakan, dan perlu tidaknya pengem-
bangan media pembelajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap
28
dan kenaikan titik didih larutan. Selain itu, instrumen ini juga digunakan untuk
meminta masukan dari guru maupun siswa dalam mengembangkan media pem-
belajaran Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik
didih larutan.
2. Instrumen pada validasi ahli
a) Instrumen validasi aspek kesesuaian isi dengan kurikulum
Instrumen ini berbentuk angket yang disusun untuk mengetahui kesesuaian isi
produk dengan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang telah di-
tetapkan. Hasil dari validasi kesesuaian isi ini akan berfungsi sebagai masukan
dan merevisi produk sebagai penyempurnaan pengembangan produk itu sendiri.
b) Instrumen validasi aspek konstruksi
Instrumen ini berbentuk angket yang disusun untuk mengetahui konstruksi produk
yang meliputi kesesuaian langkah-langkah percobaan yang digunakan pada Vir-
tual Lab pada praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
Hasil validasi ini berfungsi untuk memberi masukan terhadap pengembangan
Virtual Lab dan untuk melakukan revisi Virtual Lab.
c) Instrumen validasi aspek kemudahan penggunaan
Instrumen ini berbentuk angket dan disusun untuk mengetahui apakah Virtual Lab
yang dikembangkan ini memiliki kemudahan dalam petunjuk atau panduan dan
pengoperasian atau penggunaannya. Hasil dari validasi ini akan berfungsi sebagai
masukan dan merevisi produk sebagai penyempurnaan pengembangan produk itu
sendiri.
29
3. Instrumen pada uji coba terbatas
Berikut adalah instrumen-instrumen yang digunakan pada tahap uji coba terbatas:
a) Instrumen tanggapan guru
Instrumen ini berbentuk angket dan didalamnnya terdapat pernyataan-pernyataan
yang dimaksudkan untuk menilai aspek kesesuaian isi dengan kurikulum dan
kemudahan penggunaan dari Virtual Lab yang dikembangkan. Pada angket ini
juga dilengkapi dengan kolom komentar yang dimaksudkan memberikan ruang
kepada guru bila terdapat masukan untuk bahan pertimbangan perbaikan Virtual
Lab.
b) Instrumen tanggapan siswa
Instrumen ini berbentuk angket dan didalamnnya terdapat pernyataan-pernyataan
yang dimaksudkan untuk menilai aspek kemudahan penggunaan dari Virtual Lab
yang dikembangkan. Pada angket ini juga dilengkapi dengan kolom komentar
yang dimaksudkan memberikan ruang kepada siswa bila terdapat masukan untuk
bahan pertimbangan perbaikan Virtual Lab.
4. Instrumen keterlaksanaan Virtual Lab
a. Lembar observasi keterlaksanaan
Instrumen ini berupa lembar observasi yang terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk
mengetahui tanggapan pengamat terhadap keterlaksanaan kegiatan dalam Virtual
Lab yang dikembangkan. Instrumen ini juga dilengkapi dengan kolom tanggapan/
30
saran. Lembar observasi keterlaksanaan ini diadopsi dari instrumen observasi ke-
terlaksanaan yang dikembangkan oleh Sunyono (2014).
b. Angket respon siswa
Instrumen ini berupa angket yang berisi pernyataan-pernyataan untuk mengetahui
respon siswa setelah belajar menggunakan Virtual Lab hasil pengembangan. Pada
instrumen ini terdapat 2 pilihan jawaban yang berupa jawaban respon positif dan
respon negatif dan juga disertai kolom untuk menuliskan alasan dari jawaban yang
dipilih. Angket respon siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan dengan
ini diadopsi dari Sunyono (2014).
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan wa-
wancara dan angket. Pada penelitian ini, angket yang digunakan berupa angket
dengan jawaban tertutup yaitu jawaban setuju (ST), ragu-ragu (RR), dan tidak
setuju (TS) serta ditanggapi dengan memberi saran pada kolom yang telah
disediakan.
Angket atau kuisioner digunakan pada saat validasi desain oleh pakar dan pada uji
co-ba terbatas. Validasi dilakukan dengan memperlihatkan Virtual Lab, kemudian
meminta validator untuk mengisi angket validasi. Validasi ini terdiri dari validasi
kesesuain isi dengan kurikulum, konstruksi, dan kemudahan penggunaan. Pada
uji terbatas, pengumpulan data dilakukan dengan memberikan Virtual Lab,
kemudian meminta guru untuk mengisi angket kesesuain isi dengan kurikulum
dan kemudahan penggunaan. Virtual Lab juga diberikan kepada siswa, kemudian
31
meminta siswa mengisi angket aspek kemudahan penggunaan yang telah
disediakan setelah menggunakan Virtual Lab.
Wawancara adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh infor-
masi dari orang yang diwawancarai. Wawancara pada penelitian ini adalah wa-
wancara terstruktur dengan menggunakan pedoman wawancara dengan jawaban
yang terbuka.
Pada penelitian pengembangan ini, wawancara dilakukan pada studi lapangan.
Pada studi lapangan, wawancara dilakukan terhadap enam guru mata pelajaran
kimia dan 74 siswa di enam SMA negeri dan swasta di Kota Metro dan Kabupa-
ten Lampung Timur dengan tujuan untuk analisis kebutuhan guru dan siswa serta
mendapatkan masukan dalam pengembangan media pembelajaran Virtual Lab
dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan.
F. Teknik Analisis Data
1. Teknik analisis data hasil wawancara pada studi pendahuluan
Adapun kegiatan dalam teknik analisis data wawancara dilakukan dengan cara:
a. Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan
pertanyaan wawancara.
b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-
dasarkan pertanyaan wawancara dan banyaknya sampel.
c. Menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya per-
sentase setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat di-
32
analisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persen-
tase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:
(Sudjana, 2005)
Keterangan : = Persentase pilihan jawaban-i
= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i
= Jumlah seluruh responden
d. Menjelaskan hasil presentasi jawaban responden dalam bentuk deskriptif
naratif.
2. Teknik analisis data angket penilaian guru dan siswa terhadap Virtual
Lab
Data yang diolah pada angket ini adalah data dari angket validasi (kesesuaian isi,
konstruksi, dan kemudahan penggunaan) dan angket penilaian guru dan siswa
terhadap virtual lab hasil pengembangan. Adapun kegiatan dalam teknik analisis
data angket dilakukan dengan cara :
a. mengkode dan mengklasifikasikan data, bertujuan untuk mengelompokkan
jawaban berdasarkan pertanyaan angket. Pada pengkodean data ini dibuat
buku kode yang merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi
yang hendak diukur, pertanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi
tersebut serta kode jawaban setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jawaban-
nya.
%100% N
JJ
i
in
inJ%
iJ
N
33
b. melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban
berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket).
c. memberi skor jawaban responden.
Penskoran jawaban responden dalam angket dilakukan berdasarkan skala
Likert dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert .
No Pilihan Jawaban Skor1 Setuju (ST) 32 Ragu-ragu (RR) 23 Tidak setuju (TS) 1
d. mengolah jumlah skor jawaban responden
Pengolahan jumlah skor (S) jawaban angket adalah sebagai berikut :
1) Skor untuk pernyataan Setuju (ST)
Skor = 3 x jumlah responden yang menjawab ST
2) Skor untuk pernyataan Ragu-ragu (RR)
Skor = 2 x jumlah responden yang menjawab RR
3) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)
Skor = 1 x jumlah responden yang menjawab TS
e. menghitung persentase jawaban angket pada setiap pernyataan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
(Sudjana, 2005)
Keterangan : = Persentase jawaban pernyataan ke-i pada angket
%100% maks
in S
SX
inX%
34
= Jumlah skor jawaban total
= Skor maksimum yang diharapkan
f. menghitung rata-rata persentase jawaban setiap angket untuk mengetahui ting-
kat kesesuaian isi, konstrusi dan keterbacaan virtual lab dengan rumus sebagai
berikut:
(Sudjana , 2005)
Keterangan : = Rata-rata persentase jawaban pertanyaan pada
angket
= jumlah persentase jawaban pertanyaan total pada
angket
= jumlah pertanyaan pada angket.
g. menafsirkan persentase angket dengan menggunakan tafsiran Arikunto (2010),
yang dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tafsiran persentase angket.
Persentase Kriteria80,1%-100% Sangat tinggi60,1%-80% Tinggi40,1%-60% Sedang20,1%-40% Rendah0,0%-20% Sangat rendah
3. Teknik analisis data lembar observasi keterlaksanaan Virtual Lab
Adapun teknik analisis data lembar observasi pada uji keterlaksanaan LKS meng-
gunakan cara :
S
maksS
n
XX
in
i
%
%
iX%
inX%
n
35
a. menghitung persentase jumlah skor untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
Virtual Lab dengan cara sebagai berikut :
% X =∑S∑ S maks
x 100 % (Sudjana, 2005)
Keterangan : % X = Persentase jawaban pernyataan pada lembarobservasi
= Jumlah skor jawaban total
maks= Skor maksimum yang diharapkan
b. menafsirkan persentase jawaban pertanyaan secara keseluruhan dengan
menggunakan tafsiran berdasarkan Arikunto (2010) pada Tabel 3.
4. Teknik analisis data angket respon siswa setelah menggunakan VirtualLab hasil pengembangan dalam proses pembelajaran
Adapun teknik analisis data angket respon siswa setelah pembelajaran dengan
Virtual Lab hasil pengembangan menggunakan cara :
a. Mengklasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban berdasarkan
pernyataan angket.
b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-
dasarkan pernyataan angket dan banyaknya sampel.
c. Menghitung persentase jawaban siswa, bertujuan untuk melihat besarnya per-
sentase setiap jawaban dari pernyataan sehingga data yang diperoleh dapat di-
analisis sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persen-
tase jawaban responden setiap item adalah sebagai berikut:
S
S
36
(Sudjana, 2005)
Keterangan : = Persentase pilihan jawaban-i
= Jumlah responden yang menjawab jawaban-i
= Jumlah seluruh responden
d. Menafsirkan persentase jawaban responden. Presentase jawaban responden
diinterpretasikan dengan menggunakan tafsiran presentase berdasarkan
Arikunto (2010) pada Tabel 3.
%100% N
JJ
i
in
inJ%
iJ
N
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulkan
sebagai berikut:
1. Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih
larutan memiliki tingkat validitas yang sangat tinggi berdasarkan hasil
penilaian aspek kesesuaian isi, konstruksi, dan kemudahan penggunaaan
sehingga layak digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah. Hal ini
dibuktikan dengan hasil penilaian dari validator pada aspek kesesuaian isi,
aspek konstruksi, dan aspek kemudahan penggunaan dengan ketiganya
termasuk dalam kriteria sangat tinggi.
2. Hasil tanggapan guru terhadap aspek kesesuaian isi dengan kurikulum, dan
aspek kemudahan penggunaan memiliki kriteria yang sangat tinggi serta
respon siswa terhadap aspek kemudahan penggunaan juga memiliki kriteria
sangat tinggi.
3. Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap dan kenaikan titik didih
larutan memiliki keterlaksanaan yang sangat tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh
hasil penilaiaan keterlaksanaan oleh observer dengan kriteria sangat tinggi, dan
hasil respon siswa setelah menggunakan Virtual Lab hasil pengembangan pada
pembelajaran dengan kriteria sangat tinggi.
70
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, disarankan agar :
1. Perlu adanya perhatian terhadap waktu dan tempat pelaksanaan uji coba
terbatas. Tempat uji coba terbatas virtual lab baiknya dilakukan di sekolah
yang memiliki jumlah komputer memadai sehingga uji coba dapat dilakukan
dengan maksimal.
2. Sebelum uji keterlaksanaan sebaiknya peneliti mengkondisikan siswa untuk
membawa alat-alat yang akan diperlukan saat pembelajaran, misalnya laptop
jika jumlah komputer disekolah kurang memadai sehingga dapat
mengantisipasi hal-hal yang sekiranya dapat manjadi hambatan saat
keterlaksanaan.
3. Virtual Lab yang dikembangkan ini hanya disusun pada praktikum penurunan
tekanan uap dan kenaikan titik didih larutan, sehingga diharapkan
pengembangan Virtual Lab serupa pada praktikum kimia lainnya.
4. Penelitian pengembangan Virtual Lab dalam praktikum penurunan tekanan uap
dan kenaikan titik didih larutan hanya dilakukan sampai tahap uji coba terbatas
dan uji keterlaksanaan, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
menguji efektifitasnya pada tahapan penelitian berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Altun, E., Demirdag, B., Feyzioglu, B., Ates, A., & Cobanoglu, I. 2009.Developing an Interactive Virtual Chemistry Laboratory Enriched withConstructivist Learning Activities for Secondary Schools. Proceedings ofSocial and Behavioral Sciences. 1 (1): 1895-1898.
Arikunto, S. 2008. Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Budhu, M. 2002. Virtual Laboratories for Engineering Education. KonferensiInternasional di Teknologi Pendidikan Manchester, Kerajaan Inggris.
Chan, C. 2009. Evaluating Learning Experiences in Virtual Laboratory TrainingThrough Student Perceptions: a Case Study in Electrical and ElectronicEngineering at The University of Hong Kong. Journal of the HigherEducation Academy Engineering Subject Centre. 4 (2): 10.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran:Peranannya Sangat Penting dalamMencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Davenport, J. L., Rafferty, A., Timms, M. J., Yaron, D. & Karabinos, M (2012).ChemVLab+: Evaluating a Virtual Lab Tutor for High School Chemistry.The Proceedings of the 2012 International Conference of the LearningSciences.
Dobrzanski, L.A & Honysz ,R. 2010. The Idea of Material Science VirtualLaboratory. Journal of Achievements in Materials and ManufacturingEngineering. 42 (1-2): 196-203.
Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang StrukturAtom dari SMA hingga Perguruang Tinggi. Disertasi. SPs-UPI.Bandung.
Farreira. 2012. Manfaat Laboratorium Virtual. [online]http://kampus.okezone.com/read/2012/03/373/591563/india-luncurkan-laboratorium-virtual. Diakses pukul 10.18 WIB tanggal 20 Januari 2016.
72
Haryanto. 2013. Pengaruh Penggunaan Laboratorium Virtual TerhadapPsikomotor Siswa Pada Praktikum Laju Reaksi Kelas XI IPA SMAN 7Sarolangun. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.
Hawkins, I. C. 2013. Virtual Lab versus Tradisional Laboratory : Which is MoreEffective for Teach Electrochemistry?. Dissertation for the Degree ofDoctor of Philosophy in Math and Science Education of Middle TennesseeState University.
Henlenti., Syamsurizal., Asyhar, R. 2014 Pengembangan Media PraktikumLaboratorium Virtual untuk Pembelajaran Optika Kelas VIII SMP Negeri1 Tungkal Ulu. Jurnal Pendidikan IPA Universitas Jambi. 3 (2): 58.
Jian, B., D.J., dan Billet, E. 2005. Development of A Virtual LaboratoryExperiment for Biology. European Journal of Open, Distance andElearning. 1 (195): 1-8.
Prasetyo, W. 2012. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) DenganPendekatan PMR Pada Materi Lingkaran di Kelas VIII SMPN 2 Kepoh-baru Bojonegoro.Mathedunesa Journal, 1(1): 1-8[Online].http://ejournal.unesa.ac.id. Diakses pukul 21.33 WIB tanggal 16 Juni 2016.
Purwanti, W. 2012. Pemanfaatan Laboratorium Virtual pada Pembelajaran IPA.Pelatihan Digitalisasi Perangkat dan Media Pembelajaran IPA UntukMeningkatkan Kualitas Pembelajaran di Era Baru” di SMP 3Muhammadiyah Depok. Yogyakarta. FMIPA UNY.
Ribkawati., Endang R.W; Sri Wulan P.R; R. Syaifuddin. 2012. IlmuKealamiahan Dasar. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rusman., Kurniawan, D., dan Riyana, C. 2012. Pembelajaran Berbasis TeknologiInformasi dan Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Saleh, K.F., Mohamed, A.M., dan Madkour, H. 2009. Developing VirtualLaboratory Environment for Engine Education. International Journal ofArts and Sciences. 3 (1): 9-17.
Sannah, I. N. 2015. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis PendekatanSaintifik dengan Model Discovery Learning pada Materi Teori AtomBohr. Skripsi. Universitas Laampung. Bandar Lampung.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:Alfabeta.
Sujadi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta.
73
Sunyono. 2008. Development of Students Worksheet Base on Environment toSains Material of Yunior High School in Class VII on Semester I.Proceeding of The 2nd International Seminar of Science Education – UPI.
Susilana, R dan Riyana, C. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan,Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima.
Tatli, Z dan Ayas, A. 2012. Virtual Chemistry Laboratory: Effect ofContructivist Learning Environment. Turkish Journal of DiatanceEducation. 13 (1): 166.
Tim LAD. 2010. LAD - Tujuan dan Sasaran. [online]http://arsitekuajy.tripod.com/lad/lad_intro.html. Diakses pukul 09.30 WIBtanggal 20 Januari 2016.
Tim Penyusun. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BadanStandar Nasional Pendidikan.
Tim Penyusun. 2014. Permen Nomor 59 tentang Kurikulum SMA, KarakteristikMata Pelajaran Kimia Lampiran III 10d tentang Mapel Peminatan Kimia.Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Vaughan, T. 2004. Multimedia: Making It Work (Diterjemahkan oleh TheresiaArie Prabawati dan Agnes Heni Triyuliana). Yogyakarta: ANDI.
Yuniarti, F., Dewi, P., dan Susanti, R. 2012. Pengembangan Virtual LaboratorySebagai Media Pembelajaran Berbasis Komputer Pada Materi PembiakanVirus. Jurnal Pendidikan Biologi Unnes. 1(1): 28.