PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

183
PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI BERBASIS METODE MONTESSORI UNTUK CALON MAHASISWA ASAL MAPPI PAPUA ANGKATAN 2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Disusun Oleh: Elisabeth Inosensia Marlin NIM: 141224007 Disusun oleh: Elisabeth Inosensia Marlin NIM: 141224007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Page 1: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI

BERBASIS METODE MONTESSORI UNTUK CALON MAHASISWA

ASAL MAPPI PAPUA ANGKATAN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun Oleh:

Elisabeth Inosensia Marlin

NIM: 141224007

Disusun oleh:

Elisabeth Inosensia Marlin

NIM: 141224007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

i

PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI

BERBASIS METODE MONTESSORI UNTUK CALON MAHASISWA

ASAL MAPPI PAPUA ANGKATAN 2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun Oleh:

Elisabeth Inosensia Marlin

NIM: 141224007

Disusun oleh:

Elisabeth Inosensia Marlin

NIM: 141224007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

iv

iv

Halaman Persembahan

Karya ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai setiap langkah saya

Kedua orang tua saya, Basilius Blasius Gili dan Asteria Wasiyah. Adik-adik saya

tercinta serta keluarga saya yang selalu mendukung saya dan memberikan

semangat, sehingga saya selalu yakin untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Sahabat tercinta, Merici Dicta, Maria Rosari, Maria Benita, dan Sr. Ika yang

selalu berusaha memahami saya, membantu, serta mendukung saya dalam

meyelesaikan karya ini.

.Teman-teman di kelas A PBSI 2014 dan Keluarga Besar PBSI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

v

v

MOTTO

Guru adalah murid, murid adalah guru.

(Rm. Y.B. Mangunwijaya)

Dimana hati diletakan disitu proses dimulai.

(Elisabeth Inosensia Marlin)

Kita tidak perlu televisi karna kita punya imajinasi.

(Spongebob Squerpants)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

vi

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Desember 2019

Peneliti

Elisabeth Inosensia Marlin

NIM: 141224007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

vii

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta:

Nama : Elisabeth Inosensia Marlin

Nomor Mahasiswa : 141224007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang

berjudul:

Pengembangan media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode

Montessori untuk calon mahasiswa asal Mappi Papua angkatan 2018

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak

untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, dan mendistribusikan secara teratas, dan

mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dibuat di Yogyakarta,

Pada tanggal, 12 Desember 2019

Yang menyatakan,

Elisabeth Inosensia Marlin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

viii

viii

ABSTRAK

Marlin, Elisabeth Inosensia. 2019. Pengembangan media kartu tanda baca dua

dimensi berbasis metode montessori untuk calon mahasiswa asal mappi

papua angkatan 2018. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media yang dapat membantu

calon mahasiswa asal Mappi Papua memahami penggunaan tanda baca sesuai

kaidah yang ada. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini yaitu, (1)

Bagaimana proses pengembangan media kartu tanda baca dua dimensi (TABA

2D) berbasis metode Montessori untuk membantu calon mahasiswa asal Mappi

Papua dalam menggunakan tanda baca? (2) Bagaimana kualitas media kartu tanda

baca dua dimensi (TABA 2D) yang layak dikembangkan untuk membantu calon

mahasiswa asal Mappi Papua dalam menggunakan tanda baca?

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research &

Development). Proses pengembangan media pembelajaran berbasis Montessori

tersebut menggunakan enam langkah pengembangan yaitu meliputi (1) potensi

dan masalah, (2) pengumpula data, (3) desain produk, (4) validasi produk, (5)

revisi desain, (6) uji coba terbatas. Media pembelajaran divalidasi oleh tiga

validator. Skor rata-rata yang diperoleh dari hasil validasi adalah sebesar 3,5

dengan kategori sangat baik jika dilihat dari aspek menarik, bergradasi, auto-

educaion, auto-correction, dan kontekstual.

Uji coba dilakukan kepada 26 calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi

Papua. Hasil uji coba tersebut menunjukan bahwa calon mahasiswa lebih tertarik

belajar menggunakan media dan lebih mampu memahami pengunaan tanda baca

pada keterampilan menulis menggunakan media. Hal ini dibuktikan dari hasil

kerja posttest yang mengalami peningkatan sebesar 81% dari hasil pretest.

Kata kunci: Penelitian pengembangan, media pembelajaran, metode Montessori,

dan tanda baca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

ix

ix

ABSTRACT

Marlin, Elisabeth Inosensia. 2019. The Development of Punctuation Marks with

Two Dimensions’ Card Media based on Montessori Method for college

students’ candidates from Mappi Papua batch 2018. Thesis. Yogyakarta:

Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Teaching and

Education, Sanata Dharma University.

This research aims to yield the media which is able to assist the college

students’ candidates from Mappi Papua, particularly in apprehending the use of

punctuation marks properly and rule-based grammar. The problems which

become the background of this research are, (1) How is the development’s process

of punctuation marks with two dimensions (TABA 2D) based on Montessori

Method to assist the college students’ candidates from Mippi Papua in using the

punctuation marks? (2) How is the quality of punctuation marks with two

dimensions’ card media which viable to be developed especially to assist the

college students’ candidates from Mippi Papua in using the punctuation marks?

This research used research and development method. As a result, the

development’s process of learning media based on Montessori Method used six

development processes which included; (1) potential and problems, (2) data

collection, (3) product design, (4) product validation, (5) design revision, (6)

limited trial. The learning media in this research is validated by three validators.

The average scores which are collected through the results of validation is 3.5

with very good categorization, particularly when it seen through the enticing

aspect, shades, auto-education, auto-correction, and contextual.

The trial is done to the twenty six college students’ candidates from Mappi

Papua. The result shows that the college students are more interested and more

understand to learn the punctuation marks in writing competency by using the

media. This result is proved through the posttest which improved into eighty one

percent from the pretest.

Keywords: development research, learning media, Montessori Method,

punctuation marks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

x

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang

senantiasa memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “pengembangan media kartu tanda baca dua

dimensi berbasis metode montessori untuk calon mahasiswa asal mappi papua”.

Skripsi ini disusun oleh penulis sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan

dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih-Nya kepada saya.

2. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si,. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Kaprodi dan dosen

pembimbing yang telah dengan sabar membimbing, mengarahkan dan

memotovasi saya dalam menyelasikan skripsi ini.

4. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., Danang Satria Nugraha S.S., M.A. dan

Irine Kurniastuti, M.Psi yang telah berkenan membantu memvalidasi

instrumen dan produk, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang

telah mendidik, membimbing, dan mendukung penulis dalam

menyelesaikan skripsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

xi

xi

6. Tanjung Pripambudi dan Rosensi Galih Susandi yang telah meluangkan

waktu untuk membantu penelitian beserta seluruh calon mahasiswa asal

kabupaten Mappi Papua yang juga telah mendukung kelancaran proses

penelitian.

7. Keluarga penulis tercinta, Bapak Basilius Blasius Gili, Ibu Asteria

Wasiyah, Gregorius Refirsto Yanus Desira, serta Benedita Anastasya

Carolina, yang selalu memberikan semangat dan dukungannya setiap hari

untuk penulis.

8. Teman-teman dan sahabat seperjuangan yang selalu memberikan semangat

dan dukungannya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Teman-teman PBSI kelas A angkatan 2014 atas semangat dan

dukungannya.

Yogyakarta, 12 Desember 2019

Elisabeth Inosensia Marlin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

xii

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ vi

HALAMAN PUBLIKASI ................................................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6

E. Batasan Istilah .............................................................................................. 8

F. Spesifikasi Produk ........................................................................................ 9

BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 14

A. Penelitian Terdahulu Yang Relevan........................................................... 14

1. Penelitian Tentang Pengembangan Media Berbasis Metode Montessori

2. Penelitian Tentang Kemampuan Penggunaan Tanda Baca .................. 15

B. Kajian Teori ............................................................................................... 19

1. Teori Perkembangan Kognitif .............................................................. 19

2. Media Pembelajaran ............................................................................. 21

3. Montessori ............................................................................................ 25

4. Tanda Baca ........................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 45

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 45

B. Setting Penelitian ....................................................................................... 46

1. Objek Penelitian ................................................................................... 46

2. Subjek Penelitian .................................................................................. 47

3. Tempat Penelitian................................................................................. 47

4. Waktu Penelitian .................................................................................. 48

C. Prosedur Pengembangan ............................................................................ 48

1. Potensi dan Masalah ............................................................................. 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

xiii

xiii

2. Pengumpulan Data ............................................................................... 51

3. Desain Produk ...................................................................................... 52

4. Validasi Produk .................................................................................... 53

5. Revisi Desain ....................................................................................... 53

6. Uji Coba Produk ................................................................................... 54

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 55

1. Observasi .............................................................................................. 55

2. Wawancara ........................................................................................... 56

3. Kuisioner .............................................................................................. 57

4. Tes ........................................................................................................ 58

5. Trianggulasi.......................................................................................... 59

E. Instrument Penelitian ................................................................................. 61

1. Instrument Observasi ........................................................................... 61

2. Instrument Wawancara......................................................................... 62

3. Instrument Kuisioner Validasi Produk ................................................. 64

4. Instrument Tes ...................................................................................... 66

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 67

1. Analisis Data Kualitatif ........................................................................ 68

2. Analisis Data Kuantitatif ...................................................................... 68

3. Analisis Data Hasil Tes ........................................................................ 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA ...................................... 73

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 73

1. Identifikasi Potensi Dan Masalah......................................................... 74

2. Pengumpulan Data ............................................................................... 82

3. Desain Produk ...................................................................................... 91

4. Validasi Produk .................................................................................... 95

5. Revisi Produk ....................................................................................... 96

6. Uji Coba Produk ................................................................................. 108

B. Produk Akhir dan Pembahasan ................................................................ 115

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 115

A. Kesimpulan .............................................................................................. 115

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 116

C. Saran ......................................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

xiv

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 17

Table 3.1 Kisi-kisi Observasi ............................................................................................... 62

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Pengajar Bahasa Indonesia .............................. 63

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Calon Mahasiswa ............................................ 64

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuisioner Validasi Produk .................................................................... 65

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ...................................................................... 67

Tabel 3.6 Konversi Data Kualitatif ke Kuantitatif ............................................................... 70

Tabel 4.1 Hasil Observasi .................................................................................................... 75

Tabel 4.2 Hasil Validasi Instrumen Kuisioner Validasi Produk .......................................... 93

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Validasi Produk Media ............................................................... 94

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Validasi Produk Album .............................................................. 94

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Pretest ..................................................... 94

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Posttest ................................................... 96

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pre-test .................................................................................. 97

Tabel 4.8 Jadwal Kegiatan Pembelajaran ............................................................................ 98

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Post-test ................................................................................. 98

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Pretest dan Post-test ........................................................... 99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

xv

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kartu Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D) .................................... 11

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaanMetode Research and Development

(R&D) .................................................................................................................... 48

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan yang Digunakan Peneliti ........... 49

Gambar 3.3 Trianggulasi Teknik Pengumpulan Data ............................................ 59

Gambar 3.4 Trianggulasi Sumber Data Wawancara .............................................. 60

Gambar 3.5 Rumus Rerata Hasil Penilaian Instrumen........................................... 68

Gambar 3.6 Rumus Penentuan Jarak Interval ........................................................ 69

Gambar 3.7 Rumus Penilaian Hasil Tes ................................................................ 70

Gambar 3.8 Rumus Rerata Nilai Calon Mahasiswa............................................... 71

Gambar 3.9 Rumus Presentase Kenaikan Nilai Pretest dan Posttest ..................... 71

Gambar 4.1 Trianggulasi Sumber Data Wawancara .............................................. 81

Gambar 4.2 Media Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D) ................................... 82

Gambar 4.3 Kartu Materi Tanda Baca ................................................................... 83

Gambar 4.4 Kartu Kata dan Frasa .......................................................................... 84

Gambar 4.5 Kartu Pengendali Kesalahan Tahap 1 ................................................ 85

Gambar 4.6 Kartu Klausa dan Kalimat .................................................................. 86

Gambar 4.7 Kartu Pengendali Kesalahan Tahap 2 ................................................ 86

Gambar 4.8 Desain Album atau Buku Panduan Penggunaan Media ..................... 87

Gambar 4.9 Area Kerja Mahasiswa Pertemuan Pertama ....................................... 94

Gambar 4.10 Area Kerja Mahasiswa Pertemuan Kedua ........................................ 97

Gambar 4.11 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest .............................................. 100

Gambar 4.12 Rerata Nilai Pretest dan Posttest .................................................... 101

Gambar 5.1 Media Kartu Tanda Baca Dua Dimensi (TABA) ............................ 106

Gambar 5.2 Kartu Kategori Tanda Baca ............................................................. 106

Gambar 5.3 Kartu Materi .................................................................................... 106

Gambar 5.4 Kartu Kata dan Kartu Pengendali Kesalahan .................................. 107

Gambar 5.5 Kartu Frasa dan Kartu Pengendali Kesalahan ................................. 107

Gambar 5.6 Kartu Klausa dan Kartu Pengendali Kesalahan .............................. 107

Gambar 5.7 Kartu Kalimat dan Kartu Pengendali Kesalahan ............................. 107

Gambar 5.8 Album / Buku Panduan Penggnaan ................................................. 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakekatnya fungsi bahasa dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat

ekspresi jiwa, alat komunikasi, alat beradaptasi dan alat kontrol sosial (Mulyati,

2016: 3-8). Menurut Sastromiharjo (dalam Hidayat, 2009:3) berbahasa merupakan

kegiatan yang selalu mengisi bidang pendidikan kehidupan umat manusia misalnya,

bidang ekonomi, hukum, politik dan pendidikan. Kegiatan tersebut berlangsung baik

secara transaksional maupun interaksional. Melalui kegiatan tersebut penggunaan

bahasa berusaha memaparkan, memberi alasan, menceritakan, atau menyaranan

sesuatu.

Kemampuan menulis berkembang melalui pelatihan selama lebih dari dua

dekade ketika seseorang anak tumbuh dan mempelajari keterampilan

mengomposisikan selama masa akhir remaja dan awal dewasa. Penulis pemula

berkembang dari tingkat penyampaian pengetahuan ketingkat transformasi

pengetahuan, yaitu penulis dewasa. Penulis profesional terus berkembang

ketingkat ahli yaitu penciptaan pengetahuan yang mana penggambaran isi penulis,

teks, dan intepretasi pembaca terhadap teks termanipulasi oleh memori kerja.

Transformasi pengetahuan, dan khususnya penciptaan pegetahuan, hanya muncul

jika ada perhatian yang cukup untuk menciptakan pengawasan terhadap

pemeliharaan representasi teks demikian juga dengan perencanaan konsep isi,

teks, ulasan isi dan teks menurut Cahyani (dalam Hidayat, 2009:165).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Perkembangan kognitif anak menunjukan perkembangan dari cara berfikir

anak. Ada faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut, yaitu faktor dalam

faktor yang ada di dalam diri anak antara lain faktor bawaan maupun yang

diperoleh termasuk di dalam ini antara lain hal-hal yang dturunkan dari orangtua,

unsur berfikir dan kemampuan intelektual, keadaan kelenjar zat-zat dalam tubuh,

dan emosi serta sifat-sifat tertentu. Faktor luar meliputi keluarga, gizi, budaya,

teman sebaya atau teman bermain. Unsur keluarga sangat mempengaruhi terhadap

sikap dan tingkah laku anak, begitu juga dengan aspek-aspek perkembangan yang

lain (Ahmad Susanto, 2012 dalam Ichsan dan Chusnandari, 2018; 218).

Berdasarkan teori dari para ahli yang telah disebutkan di atas, menulis

merupakan keterampilan berbahasa yang penting dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia, dalam arti lain, pembelajaran Bahasa Indonesia tidak bisa lepas dari

keterampilan berbahasa khususnya menulis. Penggunaan tanda baca yang baik

dan benar juga merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam

keterampilan menulis pada pelajaran Bahasa Indonesia. Perkembangan kognitif

mahasiswa dapat dilihat dari kemampuannya dalam menggunakan tanda baca

dalam tulisan yang dibuat. Kemampuan dalam menggunakan tanda baca dalam

prembelajaran Bahasa Indonesia dapat dilatih dengan menggunakan media

pembelajaran. Selama proses pembelajaran dengan adanya media, mahasiswa

dapat lebih memahami materi karena dibantu dengan media konkretnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

3

Namun, dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia pengajar seringkali

tidak menggunakan media konkret sebagai penunjang pembelajaran.

Pembelajaran sebaiknya dilakukan tidak hanya bersifat hafalan saja namun juga

mahasiswa diajak praktek menggunakan media yang disediakan oleh guru.

Dengan adanya media konkret lebih membantu mahasiswa dalam meningkatkan

kemamampuan belajar dibandingkan pembelajaran tanpa penggunaan media. Oleh

karena itu, diperlukan alat yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran agar

mahasiswa lebih menguasai materi bahkan materi yang sulit dapat lebih mudah

diterima oleh mahasiswa.

Penggunaan tanda baca dengan baik dan benar sangat penting dikuasai oleh

semua pembelajar. Sejak Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas guru

telah mengajarkan penulisan kata, frasa, klausa dan kalimat disertai tanda baca.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada calon mahasiswa asal

Kabupaten Mappi Papua ketika melakukan matrikulasi mata pelajaran Bahasa

Indonesia, calon mahasiswa dihadapkan pada bacaan yang menggunakan cukup

banyak tanda baca. Perlu diketahui bahwa, pemahaman mahasiswa tentang

penggunaan tanda baca tidak sama rata. Pemahaman mahasiswa terkait materi

pembelajaran termasuk dalam ranah kognitif.

Calon mahasiswa asal Mappi Papua dipilih oleh peneliti menjadi subjek

ujicoba produk yang dikembangkan. Alasan peneliti memilih calon mahsiswa asal

Mappi Papua yaitu, pertama calon mahasiswa masih tergolong sedang terlibat

dalam kegiatan pembelajaran yang tengah diteliti. Kedua, calon mahasiswa

mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi terkait pengembangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

4

produk TABA 2D. Ketiga, selama masa perkuliahan para calon mahaiswa akan

menggunakan tanda baca pada tugas yang dibuatnya. Keempat, kemampuan

dalam menggunakan tanda baca oleh calon mahasiswa asal Mappi Papua masih

kurang.

Ketika calon mahasiswa diberikan teks bacaan, masih ada beberapa calon

mahasiswa yang mengalami kesulitan memahami isi bacaan. Penguasaan kosakata

menjadi faktor utama dalam masalah ini. Pendampingan pengajar sangat

dibutuhkan dalam kondisi ini, setelah pengajar memberikan teks bacaan

mahasiswa diminta mengerjakan soal berdasarkan teks bacaan tersebut.

Berdasarkan jawaban para mahasiswa, masih ada mahasiswa yang tidak

menngunakan tanda baca dalam tulisan yang dibuatnya.

Selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung, peneliti juga

tidak menemukan penggunaan media pembelajaran konkret, pengajar hanya

menjelaskan penggunaan tanda baca yang baik dan benar dengan ceramah.

Setelah beberapa pertemuan, mahasiswa masih kurang tepat menggunakan tanda

baca dalam tulisan yang dibuatnya. Hal ini bisa disebabkan karena mahasiswa

tidak belajar dengan media konkret, pembelajaran menggunakan media dianggap

mampu membantu calon mahasiswa dalam mengatasi masalahnya. Dengan

adanya media calon mahasiswa akan lebih aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran serta meminimalisir kesalahan yang akan dilakukan oleh calon

mahasiswa. Pembelajaran menggunakan media akan membantu calon mahasiswa

memahami penggunaan tanda baca yang baik dan benar karena melalui media

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

5

yang ada calon mahasiswa akan terlibat langsung dalam proses penggunaan tanda

baca.

Metode Montessori adalah metode yang bersandar pada perinsipnya, bahwa

pendidikan seorang anak harus muncul dari dan bertepatan dengan tahap-tahap

perkembangan anak itu sendiri. Maria Montessori meyakini bahwa anak-anak

mengalami kemajuan melalui serangkaian tahap perkembangan, masing-masing

tahap memerlukan jenis pembelajaran yang dirancang secara tepat dan spesifik

(Gutek, 2013). Dengan hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja calon

mahasiswa tentu tidak melakukan kegiatan apapun untuk lebih memahami

penggunaan tanda baca yang baik dan benar.

Berdasarkan teori Gutek tersebut, peneliti merasa bahwa media pembelajaran

Bahasa Indonesia berbasis metode Montessori adalah sebuah solusi yang tepat

dari masalah yang telah ditemukan di lapangan. Calon mahasiswa yang kurang

mampu menggunakan tanda baca dengan baik dan benar dalam keterampilan

menulis. Media berbasis Montessori mampu menumbuhkan niat belajar calon

mahasiswa dengan pengalamannya sendiri, maka anak akan memperoleh

pengetahuan melalui usahanya sendiri. Selain itu, media pembelajaran Bahasa

Indonesia untuk calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua berbasis

Montessori belum pernah dikembangkan sebelumnya sehingga peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian serta membuat desain media pembelajaran tanda

baca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

6

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti menuliskan dua rumusan masalah yaitu sebagai

berkut.

1. Bagaimana proses pengembangan media kartu tanda baca dua dimensi

(TABA 2D) berbasis metode Montessori untuk membantu calon mahasiswa

asal Mappi Papua dalam menggunakan tanda baca?

2. Bagaimana kualitas media kartu tanda baca dua dimensi (TABA 2D) yang

layak dikembangkan untuk membantu calon mahasiswa asal Mappi Papua

dalam menggunakan tanda baca?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan proses pengembangan media kartu tanda baca dua dimensi

(TABA 2D) berbasis metode Montessori untuk membantu calon mahasiswa

asal Mappi Papua dalam menggunakan tanda baca.

2. Mendeskripsikan kualitas media Montessori untuk membantu calon

mahasiswa dalam menggunakan tanda baca.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Bagi Calon mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

7

Calon mahasiswa memiliki pengalaman langsung terhadap pembelajaran

Bahasa Indonesia secara aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan penggunaan

media pembelajaran berbasis Montessori. Calon mahasiswa akan mampu

menggunakan tanda baca dengan biak dan benar dalam penulisan kalimat atau

paragraf yang nantinya sangat bermanfaat bagi calon mahasiswa ketika mengikuti

perkuliahan.

2. Bagi Pengajar

Pengajar dapat memiliki inspirasi baru dalam mengembangkan media

pembelajaran, serta memberi pemahaman kepada pengajar bahwa media

pembelajaran sangatlah penting digunakan dalam mengatasi kesalahan yang

dilakukan calon mahasiswa selama proses pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Penelitian ini memberikan pemikiran baru bagi calon mahasiswa untuk

mengembangkan media pembelajaran yang baru dan inovatif dalam membantu

pembelajar selama proses pembelajaran. Penelitian ini juga memberikan

pengalaman baru kepada calon mahasiswa tentang pengembangan media

pembelajaran Montessori.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

8

E. Batasan Istilah

1. Calon Mahasiswa Asal Kabupaten Mappi Papua

Calon mahasiswa Mappi Papua merupakan calon mahasiswa yang sedang

menjalani matrikulasi selama 1 tahun. Matrikulasi ini diakukan untuk memberikan

bekal pelajaran dasar sebelum menjadi mahasiswa.

2. Metode Montessori

Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar

dengan tingkat perkembangan anak dan peran aktivitas fisik. Metode Montessori

mengajak anak untuk belajar mandiri dan juga akan bermain dengan aneka

permainan yang mendidik.

3. Media Montessori

Media Montessori dirancang secara sederhana dan menarik, bertujuan untuk

melatih anak belajar secara mandiri, memberi kesempatan pada anak untuk

bereksplorasi, serta membantu anak mengetahui dan memperbaiki kesalahannya

sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

9

4. Tanda Baca

Tanda baca merupakan simbol dalam Bahasa Indonesia yang digunakan dalam

keterampilan berbahasa menulis, untuk menunjukan struktur suatu tulisan. Tanda

baca juga akan menentukan intonasi dan jeda dalam kalimat yang dibacakan.

5. Kartu Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D)

Kartu tanda baca dua dimensi (TABA 2D) merupakan media yang

dikembangkan dalam penelitian ini. TABA merupakan singkatan dari Tanda

Baca, yang dibuat dalam bentuk kartu 2 dimensi. Media ini buat dengan bentuk

persegi empat memiliki warna dan ukuran yang sama. Setiap kartu dilengkapi

tanda baca yang terdapat dalam Bahasa Indonesia.

F. Spesifikasi Produk

Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini terdiri dari

lima komponen media, yaitu kartu tanda baca dua dimensi (TABA 2D), kartu

kategori, kartu material, kartu kata dan frasa tahap satu beserta kartu pengendali

kesalahan, kartu klausa dan kalimat tahap dua beserta kartu pengendali kesalahan,

serta buku panduan TABA 2D. Berikut penjelasan dan gambar dari kelima

komponen tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

10

1. Kartu Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D)

Kartu ini terdiri dari 15 kartu yang masing-masing berisikan tanda baca dalam

Bahasa Indonesia dengan warna dan ukuran yang sama. Setiap kartu tanda baca

memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama yaitu 2,5 cm berwarna kuning.

Kartu ini digunakan dengan kartu kata, frasa, klausa dan kalimat.

Gambar 1.1 Kartu Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D)

2. Kartu Kategori

Kartu ini terdiri dari kartu tanda baca yang berukuran 7x5 cm dengan warna

dasar kuning berjumlah 15 kartu, serta kartu yang berisikan penjelasan dari fungsi

penggunaan tanda baca dengan warna dasar putih berjumlah 40 kartu.

Gambar 1.2 Kartu Kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

11

3. Kartu Material

Kartu terdapat dua sisi dengan ukuran 12x8 cm. Bagian depan berisikan tanda

baca dengan warna dasar kartu kuning. Bagian belakang berisikan penjelasan dari

fungsi penggunaan tanda baca dengan warna dasar putih.

Gambar 1.3 Kartu Material

4. Kartu Kata dan Frasa Tahap Satu Beserta Kartu Pengendali Kesalahan

Kartu ini terdiri dari kartu kata dan frasa yang digunakan bersamaan dengan

kartu TABA 2D berukuran 3x8 cm berwarna putih berjumlah 78 kartu. Kartu

pengendali kesalahan adalah kartu yang berisikan kata dan frasa yang sudah

tersusun dengan tanda baca, berukuran 3x8 cm berwarna putih berjumlah 34

kartu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

12

Gambar 1.4 Kartu Kata dan Frasa Tahap Satu Beserta Kartu Pengendali

Kesalahan

5. Kartu Klausa dan Kalimat Tahap Dua Beserta Kartu Pengendali

Kesalahan

Kartu ini terdiri dari klausa dan kalimat yang digunakan bersamaan dengan

kartu TABA 2D berukuran 3x8 cm berwarna putih berjumlah 60 kartu. Kartu

pengendali kesalahan adalah kartu yang berisikan klausa dan kalimat yang sudah

tersusun dengan tanda baca, berukuran 3x8 cm berwarna putih berjumlah 36

kartu.

Gambar 1.5 Kartu Klausa dan Kalimat Tahap Dua Beserta Kartu Pengendali

Kesalahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

13

6. Buku Panduan TABA 2D

Buku ini merupakan buku yang berisikan petunjuk dalam menggunakan

media TABA 2D. Buku ini berukuran 19x26 cm dengan cover berwarna

kuning.

Gambar 1.6 Buku Panduan TABA 2D

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

1. Penelitian Tentang Pengembangan Media Berbasis Metode Montessori

Yuniastuti (2017) mengembangkan media pembelajaran IPA berbasis

Montessori. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan

pengembangan (R&D). Model pengembangan yang digunakan adalah model

Sugiyono serta Borg dan Gall yang kemudian dimodifikasi menjadi lima yang

meliputi (1) potensi dan masalah, (2) perencanaan, (3) pengembangan desain, (4)

validasi produk, dan (5) uji coba produk. Hasil validasi media pembelajaran oleh

ahli, menunjukan (1) kualitas media pembelajaran sangat baik, dengan rerata skor

sebesar 3,85, (2) nilai posttest lebih tinggi dari pretest dengan selisih rerata nilai

sebesar 24, media pembelajaran akar tumbuhan berbasis Montessori memiiki

kualitas sangat baik dan membantu siswa dalam memahami akar tumbuhan.

Astuti (2017) melakukan penelitian tentang pengembangan media kartu abjad

berbasis metode Montessori. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian

yang berawal dari adanya potensi dan masalah terkait membaca dan menulis

permulaan. Penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Researc and

Development). Proses pengembangan media berbasis metode Montessori tersebut

menggunakan enam langkah pengembangan yang meliputi (1) potensi dan

masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) uji validasi desain, (5)

revisi desain produk, (6) uji coba produk. Media kartu abjad berbasis Montessori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

15

memiliki kualitas sangat baik dilihat dari perolehan skor validasi ahli yaitu sebesar

3,48 sehingga media kartu abjad yang sudah dikembangkan layak untuk

digunakan.

2. Penelitian Tentang Kemampuan Penggunaan Tanda Baca

Nurmawati, dkk (2014) melakukan penelitian dalam meningkatkan

kemampuan menggunakan tanda baca titik, tanda baca koma, dan tanda baca titik

dua dalam kalimat dengan menggunakan metode latihan siswa kelas IV SD.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan menggunakan tanda baca titik, tanda koma, dan tanda

titik dua pada mahasiswa kelas IV SDN Atananga melalui metode latihan.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang

terdiri dari dua siklus yaitu tes pra tindakan dan tes akhir tindakan serta setiap

siklus terdiri atas perencanaan. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Atananga

dengan melibatkan 12 orang siswa terdiri atas 5 orang laki-laki dan 7 orang

perempuan karena pada berdasarkan hasil observasi awal masih banyak siswa

yang belum mampu menulis kalimat dengan menggunakan tanda baca yang tepat

sehingga perlu untuk ditingkatkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tes

awal pra tindakan tindakan diperoleh ketuntasan klasikal 41,66% dan daya serap

klasikal 55,83%. siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 58% dan daya serap

klasikal 60,83%. Pada tindakan siklus II diperoleh ketuntasan klasikal 91,66% dan

daya serap klasikal 80%. Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran

dengan menerapkan metode latihan dapat meningkatkan kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

16

menggunakan tanda baca titik, koma, titik dua pada siswa kelas IV pada

pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN Atananga.

Halimatussakdiah, dkk melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui pemahaman mahasiswa mengenai penggunaan tanda baca yang sesuai

dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Penelitian dilaksanakan di Fakultas

Ekonomi UNIMED dengan populasi sebanyak 34 orang dan sampel yang

digunakan sebanyak 20 orang dimana sampel diambil secara acak. Teknik

pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu dengan memberikan tes

pemahaman kepada 20 sampel yang dipilih serta metode penelitian yang

digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil analisis data menunjukan bahwa

hanya sebanyak 25% yang sangat paham mengenai penggunaantanda baca yang

sesuai dengan EYD sedangkan 10% paham, 20% cukup paham dan presentase

kurang paham mengambil porsi terbesar yaitu sebanyak 45%. Hasil ini

menunjukan bahwa mahasiswa masih kurang paham mengenai penggunaantanda

baca yang sesuai dengan EYD. Hal ini mungkin disebabkan adanya gangguan

pada kegiatan belajar mengajar. Diharapkan gangguan yang mungkin muncul

dapat diperkecil dan bagi mahaiswa diharapkan untuk terus belajar dan

memperbaiki kemampuan mengenai pemahaman tanda baca karena

penggunaantanda baca yang sesuai akan mempermudah pembaca untuk mengerti

maksud yang ingin disampaikan oleh penulis.

Penelitian-penelitian yang relevan dengan penelitian ini, dapat dilihat pada

tabel 2.1 berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

17

Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan

Metode Montessori PenggunaanTanda Baca

Pengembangan Media Pembelajaran

IPA SD Materi Akar Tumbuhan

Berbasis Media Montessori

Peningkatan Kemampuan

Menggunakan Tanda Baca Titik,

Koma, dan Titik Dua dalam Kalimat

Dengan Menggunakan Metode

Latihan siswa Kelas IV SDN

Atananga

Pengembangan Kartu Abjad Berbasis

Metode Montessori untuk Latihan

Membaca dan Menulis Permula

Pemahaman PenggunaanTanda Baca

Sesuai dengan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD) Pada

Mahasiswa Jurusan Akuntansi Kelas

A 2012 FE UNIMED

Yang diteliti

Pengembangan Media Kartu Tanda Baca Dua Dimensi Berbasis Metode

Montessori Untuk Calon Mahasiswa Asal Mappi Papua

Berdasarkan keempat penelitian yang dianggap peneliti relevan dapat di

simpulkan bahwa, keempat penelitian tersebut memiliki kontribusi yang cukup

besar bagi penelitian ini. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ada persamaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

18

dan perbedaan dengan penelitian ini. Pada penelitian pertama membahas

mengenai pengembangan media pembelajaran IPA SD materi akar tumbuhan

berbasis montessori. Persamaan penelitian pertama dengan penelitian ini, yaitu

peneliti sama-sama mengembangkan media pembelajaran berbasis montessori

dengan menggunakan model penelitian Reserch and Development. Sedangkan,

perbedaan penelitian pertama dengan penelitian ini terletak pada model

pengembangan yang digunakan oleh peneliti. Persamaan dengan penelitian kedua

yaitu, peneliti sama-sama mengembangkan media berupa kartu hanya saja pada

penelitian kedua peneliti mengembangkan kartu abjad sedangkan, pada penelitian

ini peneliti mengembangkan media berupa kartu yang berisi tanda baca.

Perbedaaannya dengan penelitian kedua, yaitu tujuan pengembangan media yang

dikembangkan serta subjek penelitian yang digunakan oleh peneliti. Pada

penelitian ketiga dan keempat persamaannya adalah peneliti membahas topik

tanda baca dan bertujuan untuk meningkatkan pemaham dalam menggunakan

tanda baca. Hanya saja, yang membedakan penelitian ini dengan penelitian ketiga

dan keempat, yaitu pada penelitian ini mengembangkan sebuah media sedangkan

pada penelitian ketiga dan keempat hanya terfokus pada pemahaman dan

peningkatan keamampuan penggunaan tanda baca dibantu dengan metode

tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

19

B. Kajian Teori

1. Teori Perkembangan Kogitif Menurut Jean Piaget

Teori perkembangan kognitif anak yang menjadi landasan dalam penelitian

ini adalah teori perkembangan kognitif menurut Jean Piaget (1896-1980). Teori

tersebut peneliti gunakan karena memiliki kesesuaian dengan tahap

perkembangan kognitif subjek penelitian serta sesuai dengan metode Montessori

yang berlandaskan pada perkembangan kognitif anak.

Piaget membagi tahap perkembangan kognitif anak dalam 4 tahap yaitu tahap

sensorimotor, tahap pra-operasional, tahap oprasional konkret, dan tahap

operasional formal. Tahap sensorimotor ditandai dengan inteligensi anak yang

lebih didasarkan pada tindakan indrawi anak terhadap lingkungannya, seperti

melihat, meraba, menjamah, mendengar, membau, dan lainnya. Pada tahap ini,

anak belum dapat berbicara dengan bahasa. Tahap praoprasional ditandai dengan

adanya fungsi semiotik, yaitu penggunaan simbol atau tanda untuk menyatakan

atau menjelaskan suatu objek yang saat itu tidak berada bersama subjek. Tahap

oprasional konkret ditandai dengan perkembangan sistem pemikiran yang

didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Anak sudah

memperkembangkan oprasi-oprasi logis. Tahap oprasional formal seorang remaja

sudah dapat berfikir logis, berfikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan

proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa

yang dapat diamati saat itu (Piaget 1981 dalam Suparno 2001; 88).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

20

Tahap perkembangan kognitif yang sesuai dengan subjek penelitian ini adalah

tahap operasional formal. Pada tahap perkembangan ini, seorang remaja sudah

dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran teoritis formal berdasarkan

proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat mengambil kesimpulan lepas dari apa

yang dapat diamati saat itu (Piaget & Inhelder, 1969; Piaget, 1981 dalam Suparno,

2001; 88).

Menurut Ginsburg dan Opper (1988) dalam Suparno 2001;88, seseorang pada

tahap ini sudah mempunyai tingkat ekuilibrium yang tinggi. Ia dapat berpikir

fleksibel dan efektif, serta mampu berhadapan dengan persoalan yang kompleks.

Ia dapat berfikir fleksibel karena dapat melihat semua unsur dan kemungkinan

yang ada. Ia dapat berfikir efektif karena dapat meilihat pemikiran mana yang

cocok untuk persoalan yang dihadapi. Ia dapat memikirkan bersama banyak

kemungkinan dalam suatu analisis. Ia dapat membuat suatu deasin untuk suatu

percobaan yang memerlukan percobaan yang memerlukan pemikiran dan

penggunaan banyak variabel secara bersamaan.

Berdasarkan tahap perkembangan kognitif menurut Piaget, calon mahasiswa

asal Kabupaten Mappi Papua berada pada tahap oprasional formal. Sifat pokok

pada tahap oprasional formal adalah pemikiran dedukatif hipotesis, induktif

saintifik, dan abstraktif reflektif. Perkembangan pemikiran pada tahap ini sudah

sama dengan pemikiran orang dewasa secara kualitatif. Perbedaan dengan

pemikiran orang dewasa hanya terletak pada kuantitas, yaitu banyaknya skema

pada orang dewasa (Suparno 2001;88).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

21

Perkembangan kognitif anak menunjukan perkembangan dari cara berfikir

anak. Ada faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi aspek-aspek perkembangan antara lain: (Ahmad

Susanto, 2012 dalam Ichsan dan Chusnandari, 2018; 218).

1. Faktor Dalam (entern) yaitu faktor yang ada di dalam diri anak antara lain,

faktor bawaan maupun yang diperoleh termasuk di dalam ini antara lain hal-hal

yang dirutunkan dari orangtua, unsur berfikir dan kemampuan intelektual,

keadaan kelenjar dalam tubuh, emosi serta sifat-sifat tertentu.

2. Faktor Luar (ekstern) meliputi keluarga, gizi, budaya, teman sebaya atau teman

bermain. Unsur keluarga sangat mempengaruhi terhadap sikap dan tingkah

laku anak, begitujuga dengan aspek-aspek perkembangan yang lain.

2. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 892), mendefinisikan kata media

sebagai alat dan bahan yang digunakan dalam proses pengajaran atau

pembelajaran. Winkel (dalam Suprihatiningrum 2016;15) mengatakan bahwa

belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi

aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam

pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Dari pengertian itu dapat

disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat dan bahan yang

digunakan dalam aktivitas mental/psikis untuk menghasilkan sejumlah perubahan

dalam pengetahuan-pemahaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

22

Media pembelajaran adalah alat pelajaran yang telah diisi program

pembelajaran (Pranowo, 2014: 284). Pranowo juga mengatakan agar materi

pembelajaran dapat diserap oleh pembelajar sebanyak-banyaknya, guru harus

melakukan berbagai usaha. Usaha yang dilakukan oleh guru antara lain (a)

memberi porsi belajar kepada pembelajar lebih banyak, (b) mempersiapkan materi

pembelajaran secara rinci sebelumnya, (c) mempersiapkan teknik dan strategi

tertentu, (d) mempersiapkan media dan alat pembelajaran tertentu, (e)

menciptakan suasana di kelas yang kondusif untuk belajar pembelajaran dan

sebagainya. Berdasarkan pengetian media pembelajaran yang telah disampaikan

Pranowo, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang

berisi program yang dilakukan menggunakan beberapa usaha. Media

pembelajaran yang digunakan akan berhasil apabila guru melakukan bebrapa

usaha seperti yang telah disebutkan di atas.

Arsyad (2014: 3) mengatakan kata media berasal dari bahasa Latin medius

yang secara harafiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Geralach &

Ely (dalam Arsyad 2014:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara

garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang

membuat mahasiswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.

Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah. Berdasarkan dua

pengertian media pembelajaran yang dikatakan oleh dua ahli tersebut, dapat

disimpulkan bawa media pembelajaran merupakan penghubung yang membantu

mahasiswa memahami pembelajaran dengan baik melalui buku, dan alat lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

23

Berdasarkan pengertian media menurut ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran merupakan alat dan bahan yang digunakan dalam aktivitas

mental/psikis untuk menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-

pemahaman.

b. Media Pembelajaran Montessori

Lillard dalam Mbawo (2018: 12) mengungkapkan bahwa media Montessori

dirancang secara mendetail sehingga anak dapat menggunakannya secara mandiri.

Media Montessori terdiri dari tiga unsur penting yang harus selalu diperhatikan,

yaitu membangun kemandirian anak dan membangun akademik anak, memiliki

nilai seni, dan mengembangkan rasa tanggung jawab serta menjaga media yang ia

miliki. Media yang dikembangkan memiliki prinsip kesederhanaan, daya tahan,

keindahan, mengembangkan kreativitas, dan anak belajar dari penemuan serta

memberikan kepada anak kesempatan untuk memperbaiki kesalahan mereka

sendiri.

c. Ciri Media Pembelajaran Montessori

Setiap media pembelajaran yang dibuat dalam Montessori akan mempunyai

tujuan penggunaannya dan maknanya sendiri. Karakteristik media yang digunakan

dalam kelas Montessori yaitu:

1) Menarik

Montessori (2003:81) dalam Mbawo (2018:13) menjelaskan bahwa setiap

media pembelajaran harus mengandung unsur keindahan. Unsur keindahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

24

tersebut dapat dilihat dari segi warna, bentuk media, kualitas media, dll.

Montessori percaya dengan warna dan bentuk dapat mengundang minat dan

ketertarikan mahasiswa untuk belajar lebih giat dan menarik.

2) Bergradasi

Gradasi yang dimaksud yaitu media pembelajaran yang digunakan

melibatkan lebih dari satu indra. Selain itu, bergradasi juga dapat dilihat dari daya

guna media yang dapat digunakan oleh tingkat usia berbeda.

3) Memiliki Pengendali Kesalahan (Auto-Correction)

Lillard (1972:63) dalam Mbawo (2018:13-14) mengatakan bahwa pengendali

kesalahan adalah semua jenis indicator yang dapat menunjukan kepada kita

apakah yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai atau

tidak. Dengan adanya kartu pengendali kesalahan atau control of error ini akan

membantu anak mengidentifikasi kesalahannya serta memperbaikinya secara

mandiri.

4) Mengajarkan Mahasiswa Secara Mandiri (Auto-Education)

Lillard (1972:51) dalam Mbawo (2018:14) mengatakan bahwa auto-

education akan membantu anak belajar sendiri dan mengurangi keterlibatan guru.

5) Kontekstual

Montessori mengemukakan bahwa belajar hendaknya disesuaikan dengan

konteks (Lillard dalam Mbawo 2018:14).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

25

3. Montessori

Metode Montessori adalah metode yang dikembangkan oleh Maria

Montessori. Metode Montessori sangat menekankan prinsip kebebasan anak

dalam beraktifitas di lingkungan yang disiapkan. Menurut prinsipnya tentang

belajar mandiri, kebebasan seorang anak memungkinkan anak untuk memilih

kegiatan belajar mereka sendiri (Gutek, 2015: 31)

Gutek (2013: 75-76) menjelaskan bahwa Montessori mengidentifikasi

pendidikan sebagai sebuah proses dinamis dimana anak-anak berkembang

menurut ketentuan diri kehidupan mereka. Montessori merangsang anak menuju

aktivitas diri untuk melaukan kegiatan-kegiatan yang mendukung pertumbuhan,

yang mengantar kepada perkembangan lebih lanjut dan kemandirian lebih besar.

Kemandirian yang didasarkan pada kebebasan untuk menjadi aktif merupakan

ketentuan dalam mengerjakan tugas dengan benar. Montessori menyiapkan bahan-

bahan pembelajaran yang bersifat mengoreksi diri sendiri yang digunakan untuk

melatih dan mengembangkan indra-indra dan pemikiran untuk mencapai

kemandirian.

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti berpendapat bahwa media

pembelajaran berbasis metode Montessori adalah alat yang dirancang sesuai

karakteristik Montessori dan perkembangan anak. Jadi, media kartu tanda baca

dua dimensi (TABA 2D) adalah media yang dirancang bertujuan untuk membantu

anak belajar secara mandiri dan berkonsentrasi dalam memecahkan masalah yang

ditemukan dalam belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

26

4. Tanda Baca

Dalam bahasa tuli, tanda baca ini sangat penting karena dengan adanya tanda

baca itu kita akan terbantu untuk dapat memahami suatu tulisan. Dalam sistem

ejaaan dikenal adanya tanda baca titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:),

tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda petik (“...”), tanda hubung (-), tanda pisah (--

), tanda kurung ([...]), tanda garis miring (/), dan tanda penyingkat (‘) Chaer

(2011:170-171).

Dalam Bahasa Indonesia terdapat 15 tanda baca yang didalamnnya ada aturan

penggunaannya masing-masing. Aturan penggunaan tanda baca tersebut di tulis

dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesi. Berikut merupakan

penjelasan penggunaan tanda baca menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia (PUEBI) Hani’ah (2018:39).

1. Jenis-jenis Tanda Baca

A. Tanda Titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan.

Misalnya:

- Mereka duduk di sana.

- Dia akan datang pada pertemuan itu.

2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,

atau daftar.

Misalnya:

a. Kondisi Kebahasaan di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

27

1. Bahasa Indonesa

a. Kedudukan

b. Fungsi

b. Bahasa Daerah

1. Kedudukan

2. Fungsi

c. Bahasa Asing

1. Kedudukan

2. Fungsi

1. Payokan Umum

1.1 Isi Kerangka

1.2 Ilustrasi

1.2.1 Gambar Tangan

1.2.2 Tabel

1.2.3 Grafik

2. Patokan Khusus

...

...

Catatan:

(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah

bertanda kurung dalam suatu perincian.

Misalnya:

Bahasa Indonesiaberkedudukan sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

28

1) bahasa nasional yang berfungsi, antara lain,

(a) lambang kebanggan nasional,

(b) identitas nasional, dan

(c) alat pemersatu bangsa;

2) bahasa negara ...

(2) tanda titik tidak dipakai pada akhir pedoman digital yang lebih

dari satu angka (seperti pada 2b).

(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir

dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka dalam

judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.

Misalnya:

Tabel 1 Kondisi Kebahasaan di Indonesia

Tabel 1.2 Kondisi Bahasa Daerah di Indonesia

Bagan 2 Struktur Organisasi

Bagan 2.1 Bagian Umum

Grafik 4 Sikap Masyarakat Perkotaan terhadap Bahasa

Indonesia

Grafik 4.1 Sikap Masyarakat Berdasarkan Usia

Gamabar 1 Gedung Cakrawala

Gambar 1.1 Ruang Rapat

3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang

menunjukan waktu atau jangka waktu.

Misalnya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

29

- pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35

menit, 20 detik)

- 01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

- 00.20.30 jam (20 menit, 30 detik)

- 00.00.30 jam (30 detik)

4. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul

tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat

terbit.

Misalnya:

- Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008.

- Peta Bahasa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.

5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang

menunjukan jumlah.

Misalnya:

- Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.

- Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.

Catatan:

(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya yang tidak menunjukan jumlah.

Misalnya:

- Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.

- Kata sila terdapat dalam Kamus Besar Bahasa IndonesiaPusat

Bahasa halaman 1305.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

30

- Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.

(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala

karangan, ilustri, atau tabel.

Misalnya:

- Acara Kunjungan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

- Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)

- Gambar 3 Alat Ucap Manusia

(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) alamat penerima dan

pengirim surat serta (b) tanggal surat.

Misalnya:

- Yth. Direktur Taman Ismail Marzuki

Jalan Cikini Raya No.73

Menteng

Jakarta 10330

- Yth. Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Jalan Daksinapati Barat IV

Rawamangun

Jakarta Timur

- 21 April 2013

- Jakarta, 15 Mei 2013 (tanpa kop surat)

B. Tanda Koma (,)

1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau

pembilangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

31

Misalnya:

Telfon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.

Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.

Satu, dua, ... tiga!

2. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan

sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).

Misalnya:

Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.

Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.

Dia membaca cerita pendek, sedangkan adiknya melukis panorama.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk

kalimatnya.

Misalnya:

Kalau diundang, saya akan datang.

Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.

Agar memiliki wawasan yang luas, kita harus banyak membaca buku.

Catatan:

Tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.

Misalnya:

Saya akan data kalau diundang.

Dia mempunyai banyak teman karena baik hati.

Kita harus membaa banyak buku agar memiliki wawasan yang

luas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

32

4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung

antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan

dengan itu dan meskipun demikian.

Misalnya:

Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh

beamahasiswa belajar di luar negri.

Anak itu memang rajin membaca sejak kecil. Jadi, wajar kalau dia

menjadi bintang pelajar.

Orang tuanya kurang mampu. Meskipun demikian, anak-anaknya

berhasil menjadi sarjana.

5. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah,

aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, sperti Bu, Dik, atau

Nak.

Misalnya:

O, begitu?

Wah, bukan main!

Hati-hati, ya, jalannya licin!

Nak, kapan selesai kuliahmu?

Siapa namamu, Dik?

Dia baik sekali, Bu.

6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain

dalam kalimat.

Misalnya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

33

Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”

“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena

manusia adalah makhluk sosial.”

Catatan: tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan

C. Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat diganti sebagai pengganti kata penghubung untuk

memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam

kalimat majemuk.

Misalnya:

Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.

Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca

cerita pendek.

2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.

Misalnya:

Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah

(1) berkewarganegaraan Indonesia;

(2) berijazah sarjana S-1;

(3) berbadan sehat; dan

(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

D. Tanda Titik Dua (:)

1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti

pemerincian atau penjelasan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

34

Misalnya:

Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan: hidup atau

mati.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian.

Misalnya:

(1) Ketua : Ahmad Wijaya

Sekretaris : Siti Aryani

Bendahara : Aulia Arimbi

(2) Narasumber : Prof. Dr. Rahmat Effendi

Pemandu : Abdul Gani, M.Hum.

Pencatat : Sri Astuti Amelia, S.Pd.

3. Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan

pelaku dalam percakapan.

Misalnya:

Ibu: “Bawa koper ini, Nak!”

Amir: “Baik, Bu.”

Ibu: “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”

E. Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh

pergantian baris.

Misalnya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

35

Di samping cara lama, diterapkan juga ca-

ra baru ….

Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-

put laut.

Kini ada cara yang baru untuk meng-

ukur panas.

2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.

Misalnya:

anak-anak

berulang-ulang

kemerah-merahan

3. Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang

dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja

satu-satu.

Misalnya:

11-11-2013

p-a-n-i-t-i-a

4. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur Bahasa Indonesia dengan unsur

bahasa daerah atau bahasa asing.

Misalnya:

di-sowan-i (bahasa Jawa, ‘didatangi’)

ber-pariban (bahasa Batak, ‘bersaudara sepupu’)

di-back up

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

36

me-recall

pen-tackle-an

F. Tanda Pisah (--)

1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat

yang memberi penjelasan di luar bangun kalimat.

Misalnya:

Kemerdekaan bangsa itu -- saya yakin akan tercapai -- diperjuangkan

oleh bangsa itu sendiri.

Keberhasilan itu -- kita sependapat -- dapat dicapai jika kita mau

berusaha keras.

2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi

atau keterangan yang lain.

Misalnya:

- Soekarno-Hatta -- Proklamator Kemerdekaan RI -- diabadikan

menjadi nama bandar udara internasional.

- Rangkaian temuan ini -- evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan

atom -- telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

- Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia -- amanat Sumpah

Pemuda -- harus terus digelorakan.

3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti

‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.

Misalnya:

Tahun 2010 -- 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

37

Tanggal 5 -- 10 April 2013

Jakarta -- Bandung

G. Tanda Tanya (?)

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya:

Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?

Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?

2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat

yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Misalnya:

Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).

Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

H. Tanda Seru (!)

1. Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa

seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,

atau emosi yang kuat.

Misalnya:

Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!

Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!

Bayarlah pajak tepat pada waktunya!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

38

Masa! Dia bersikap seperti itu?

Merdeka!

I. Tanda Elipsis (...)

1. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau

kutipan ada bagian yang dihilangkan.

Misalnya:

Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara

ialah ….

..., lain lubuk lain ikannya.

2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.

Misalnya:

“Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”

“Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”

Catatan:

(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.

(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah

titik empat buah).

J. Tanda Petik (“…”)

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari

pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.

Misalnya:

“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

39

Menurut Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Repub-

lik Indonesia Tahun 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh

pendidikan.”

2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron,artikel,

naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.

Misalnya:

Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.

Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”!

3. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau

kata yang mempunyai arti khusus.

Misalnya:

“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.

Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

K. Tanda Petik Tunggal (‘…’)

1. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam

petikan lain.

Misalnya:

Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”

“Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa letihku

lenyap seketika,” ujar Pak Hamdan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

40

2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau

penjelasan kata atau ungkapan.

Misalnya:

tergugat ‘yang digugat’

retina ‘dinding mata sebelah dalam’

noken ‘tas khas Papua’

tadulako ‘panglima’

L. Tanda Kurung ((…))

1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Misalnya:

Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).

Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk).

Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.

2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan

bagian utama kalimat.

Misalnya:

Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal

di Bali) ditulis pada tahun 1962.

Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan

baru pasar dalam negeri.

3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di

dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.

Misalnya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

41

Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.

Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.

4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan

sebagai penanda pemerincian.

Misalnya:

Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan

(c) tenaga kerja.

Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan

(1) akta kelahiran,

(2) ijazah terakhir, dan

(3) surat keterangan kesehatan.

M. Tanda Kurung Siku ([…])

1. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata

sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam

naskah asli yang ditulis orang lain.

Misalnya:

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah

Bahasa Indonesia.

Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia

dirayakan secara khidmat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

42

2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas

yang terdapat dalam tanda kurung.

Misalnya:

Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab

II [lihat halaman35─38]) perlu dibentangkan di sini.

N. Tanda Garis Miring (/)

1. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan

penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.

Misalnya:

Nomor: 7/PK/II/2013

Jalan Kramat III/10

tahun ajaran 2012/2013

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.

Misalnya:

mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’

dikirimkan lewat darat/laut ‘dikirimkan lewat darat atau lewat

laut’

buku dan/atau majalah ‘buku dan majalah atau buku atau

majalah’

harganya Rp1.500,00/lembar ‘harganya Rp1.500,00 setiap lembar’

3. Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata

sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam

naskah asli yang ditulis orang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

43

Misalnya:

Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapakali.

Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa.

Dia sedang menyelesaikan /h/utangnya di bank.

O. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

1. Tanda penyingkat dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau

bagian angka tahun dalam konteks tertentu.

Misalnya:

Dia ‘kan kusurati. (‘kan = akan)

Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)

5-2-‘13 (’13 = 2013)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

44

C. Kerangka Berpikir

Masalah penggunaan tanda

baca

Media Pembelajaran

Mengajak

berinteraksi dengan

lingkungan belajar

Meningkatkan

pemahaman terkait

materi pembelajaran

Pemanfaatan media yang masih

terbatas

Media kartu tanda baca dua

dimensi berbasis metode

Montessori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

45

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran berupa

kartu tanda baca. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian dan pengembangan atau lebih dikenal dengan penelitian R & D

(Research and Develpment). Menurut Sugiyono (2012: 297) metode penelitian &

pengembangan atau dalam bahasa Inggris Research and Development adalah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian dan pengembangan berfungsi

untuk memvalidasi dan mengembangkan produk. Memvalidasi produk, berarti

produk itu telah ada, dan peneliti hanya menguji efektivitas atau validitas produk

tersebut. Mengembangkan produk dalam arti luas dapat berupa memperbaharui

produk yang telah ada (sehingga menjadi lebih praktis, efektif, efisien) atau

menciptakan produk baru (yang sebelumnya belum pernah ada) (Sugiyono,

2015:28). Peneliti pun memutuskan untuk menggunakan desain penelitian dan

pengembangan menurut Sugiyono (2012:298).

Tujuan akhir dari penelitian dan pengembangan ini yaitu 1) menghasilkan

suatu produk tertentu yang dianggap andal karena telah melewati pengkajian terus

menerus; 2) produk yang dihasilkan adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan

lapangan; 3) proses pengembangan produk dimulai dari pengembangan produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

46

awal sampai sudah divalidasi, dilakukan secara ilmiah dengan menganalisis data

secara empiris (Sanjaya, 2013:130).

Berdasarkan beberapa teori di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penelitian

dan pengembangan merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk

mengembangkan atau menyempurnakan suatu produk yang disesuaikan dengan

kebutuhan lapangan sehingga menjadi lebih praktis, efektif, efisien.

B. Setting Penelitian

Bagian ini memaparkan tentang (1) objek penelitian, (2) subjek penelitian,

serta (3) lokasi dan waktu penelitian. Berikut penjelasan setting peelitian lebih

rinci.

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pegembangan media Kartu TABA 2D berbasis

metode Montessori. Media ini disebut Kartu Tanda Baca Dua Dimesi yang

digunakan untuk pelajaran bahsa Indonesia. Tujan dari dikembangkannya media

ini yaitu untuk membantu calon mahasiswa memahami penggunaan tanda baca

dengan baik dan benar sesuai PUEBI. Media ini dirancang untuk calon mahasiswa

asal Mappi Papua yang sedang mengikuti matrikulasi selama satu tahun, tetapi

tidak menutup kemungkinan dapat digunakan oleh mahasiswa jenjang sekolah

apapun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

47

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah sekelompok calon mahasiswa asal Kabupaten

Mappi Papua angkatan 2018 yang berjumlah 26 calon mahasiswa. Pemilihan

calon mahasiswa tersebut berdasarkan hasil rekomendasi dari pengajar Bahasa

Indonesia dan hasil pengamatan secara langsung pada saat pembelajaran. 26

mahasiswa ini berasal dari salah satu kabupaten di Provinsi Papua. Sebuah

kabupaten yang terdiri atas 15 distrik/kecamatan, 2 kelurahan dan jumlah

penduduk 102.113 jiwa (2017). Kegiatan ekonomi daerah ini tidak terlepas dari

kebiasaan masyarakat yang sejak dulu suka berburu, berkebun dan hidup

berpindah-pindah. Potensi ekonomi yang nyata bagi masyarakat adalah mencari

kayu gaharu sampai ke pedalaman hutan (Wikipedia). Kualitas pendidikan di

kabupaten ini dapat dikatakan kurang baik, hal ini dibuktikan dari fasilitas yang

kurang memadai baik pengajar maupun sarana dan prasarana. Oleh karena itu,

kebutuhan pendidikan di Kabupaten Mappi kurang terpenuhi. Sedangkan, faktor

seperti lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat sangat mempengaruhi

perkembangan kognitif anak.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma yang beralamat di

Jl. Ahmad Jazuli No.2, Kotabaru, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah

Istimewa Yogyakarta 55224. Calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

48

Desain Produk Validasi

Produk Potensi dan

Masalah

Pengumpulan

data

Revisi Desain Uji coba

Produk Revisi Produk Uji coba

Penggunaan

Revisi Produk Produk Masal

melaksanakan kaegiatan pembelajaran (matrikulasi) selama satu semester di

kampus ini.

4. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan ini dimulai dari bulan

Januari 2019 – Oktober 2019.

C. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian dan pengembangan ini mengadopsi dari model Sugiyono

(2012: 298) yang terdiri dari langkah. Berikut adalah langkah-langkah tersebut.

Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaanMetode Research and Development (R&D)

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono terdiri

dari 1 langkah, yaitu: dimulai dari adanya potensi dan masalah, kemudian peneliti

melakukan studi literatur dan pengumpulan data yang berkaitan dengan potensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

49

dan masalah yang ditemukan oleh peneliti. Setelah data terkumpul dapat

dilanjutkan dengan membuat desain produk yang kemudian akan divalidas oleh

para ahli. Desain produk yang telah divalidasi oleh para ahli kemudian direvisi

dan dilanjukan dengan pembuatan produk. Setelelah prouduk tersebut jadi maka

peneliti akan melakukan uji coba terbatas kepada bebrapa subjek yang telah

dipilih oleh peneliti. Setelah diuji cobakan kepada beberapa subjek produk

tersebut akan direvisi untuk pertama kalinya dan akan diuji coba penggunaannya

pada subjek dalam jumlah yang lebih banyak. Langkah berikutnya yaitu revisi

kedua dan akan diakhiri dengan produk masal.

Pada penelitian ini, peneliti memodifikasi langkah-langkah tersebut menjadi

enam langkah agar sesuai dengan langkah yang akan dilakukan peneliti. Peneliti

memodifikasi langkah penelitian menjadi enam, karena dalam pengembangan

produk ini peneliti tidak melakukan revisi produk untuk yang kedua kalinya dan

tidak memerbanyak produk. Produk yang akan dibuat hanya akan diuji pada

sekelompok calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua yang sedang

mengikuti matrikulasi di Universitas Sanata Dharma. Keenam langkah tersebut

meliputi (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4)

validasi desain, (5) revisi desain, (6) uji coba produk. Prosedur pengembangan

dan penelitian ini dijelaskan dalam gambar berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

50

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan yang Digunakan Peneliti

Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian dan pengembangan

yang digunakan oleh peneliti:

1. Potensi dan Masalah

Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah

segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Sebagai

contoh dalam bidang sosial dan pendidikan, misalnya kita punya potensi

penduduk usia kerja yang cukup banyak, sehingga melalui model pendidikan

tertentu dapat diberdayakan sebagai tenaga kerja pertanian atau industri yang

berbasis bahan mentah alam Indonesia. Semua potensi akan berkembang menjadi

masalah bila kita tidak dapat mendayagunakan potensi-potensi tersebut. Misalnya

kita punya cadangan sumber daya alam yang banyak, tetapi tidak dapat

mendayagunakannya, sehingga akan menjadi masalah. Namun juga, masalah bisa

dijadikan potensi, apabila kita dapat mendayagunkannya.

Pengumpula

n data

Potensi dan

Masalah

Desain

Produk

Validasi

Produk

Revisi

Desain

Uji Coba

terbatas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

51

Masalah, seperti yang telah dikemukan adalah penyimpangan antara yang

diharapkan dengan yang terjadi. Potensi dan masalah yang dikemukan dalam

penelitian harus ditunjukan dengan data empirik. Data tentang potensi dan

masalah tidak harus dicari sendiri, tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang

lain, atau dokumentasi laporan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih

up to date (Sugiyono, 2012: 298-299).

Dalam penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti, peneliti

menemukan masalah yang seringkali terjadi dalam proses belajar Bahasa

Indonesia, yaitu penggunaan tanda baca. Peneliti menganggap kesalahan

penggunaan tanda baca dalam proses belajar calon mahasiswa Kabupaten Mappi

Papua merupakan sebuah masalah dan menjadi potensi dalam mengembangkan

sebuah produk kartu tanda baca. Produk yang akan dikembangkan oleh peneliti

diharapkan mampu membantu meningkatkan penggunaan tanda baca mahasiswa

yang sempat menjadi masalah.

2. Pengumpulkan Data

Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka

selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai data dari lapangan dan studi literatur

yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang

diharakan dapat mengatasi masalah tersebut (Sugiyono, 2012: 300).

Peneliti mengumpulkan data dengan melakukan observasi dalam kelas dan

wawancara kepada pengajar serta calon mahasiswa. Sebelum pengumpulan data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

52

dilakukan, penelti menyiapkan instrumen penelitian yang terlebih dahulu

divalidasi oleh ahli pembelajaran Bahasa Indonesia serta ahli Montessori. Peneliti

melakukan observasi pada setiap kelas Bahasa Indonesia terkait proses belajar

calon mahasiswa serta penggunaan media pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain

itu peneliti juga melakukan kegiatan wawacara dengan pengajar Bahasa Indonesia

dan juga empat calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua. Selanjutya, hasil

dari observasi dan wawancara akan dianalisis terkait karakteristik belajar calon

mahasiswa yang akan menjadi landasan peneliti dalam mengembangkan media.

Dengan pengumpulan data yang dilakukan, maka peneliti juga akan mendapatkan

hasil yang bisa dijadikan acuan dalam pembuatan produk yang efektif demi

menyelesaikan masalah yang ditemukan oleh peneliti.

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development

bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan

melalui penelitian R&D diharapkan dapat meningkatkan produktivitas

pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, dan berkualitas, dan relevam

dengan kebutuhan. Hasil akhir dari kegiatan penelitian dan pengembangan adalah

produk baru, yang lengkap dengan spesifikasinya. Desain produk harus

diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai

pegangan untuk menilai dan membuatnya (Sugiyono, 2012: 300-301).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

53

Desain produk yang dibuat oleh peneliti bisa dalam bentuk gambar, bagan,

atau uraian ringkasan, sehingga akan memudahkan pihak lain dalam

memahaminya. Penjabaran desain produk yang baik dan jelas dapat membantu

peneliti dalam mengembangkan produknya. Pihak lain atau ahli akan menilai

desain yang telah peneliti buat dan akan memberi masukan atau kritik apabila

masih ada desin yang efektif apabila diimplementasikan dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia.

4. Validasi Produk

Validasi produk merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan

produk, dalam hal ini metode mengajar baru secara rasional akan lebih efektif dari

yang lama atau tidak. Dikatakan rasional, karena validasi disini masih bersifat

penilaian berdasarkan pemikiran rasional dari para ahli dan praktisi, dan belum

pengujian yang bersifat dicobakan secara empiris.

Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar

atau tenaga ahli dan praktisi yang sudah berpengalaman untuk menilai produk

baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut,

sehingga selanjutnya dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi

peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut,

berikut keunggulannya (Sugiyono, 2012: 302). Desain produk yang telah

dikembangkan oleh peneliti akan divalidasi oleh ahli Bahasa Indonesia, ahli

Montessori dan pengajar Bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

54

5. Revisi Desain

Selain desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli

lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut

selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain (Sugiyono,

2012: 302). Peneliti akan memperbaiki produk yang akan di hasilkan sesuai

dengan hasil validasi yang telah dilakukan pada langkah sebelumnya. Kelemahan

produk yang telah diterima peneliti hasil validasi akan di kembangkan menjadi

lebih baik sesuai masukan para ahli dan pakar.

6. Uji coba Produk

Langkah penting dalam penelitian ini yaitu uji coba produk. Pada pengujian

produk peneliti sebelumnya sudah melakukan pengujian internal (pengujian

berdasarkan pendapat dan penilaian ahli). Setelah pengujian internal tersebut,

peneliti melakukan pengujian eksternal (pengujian lapangan dengan subjek

penelitian) dalam Sugiyono (2015:451).

Pada tahap pengujian eksternal dilakukan dengan cara mencobakan produk

yang telah dikembangkan dalam situasi nyata. Menurut Borg and Gall (2003)

tahap pengujian eksternal terdiri dari 8 langkah, yaitu (1) produk; (2) uji coba

lapangan terbatas; (3) revisi produk 1; (4) uji coba lapangan utama; (5) revisi

produk 2; (6) uji coba lapangan oprasional; (7) revisi produk 3; (8) diseminasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

55

implementasi. Dalam penelitian ini, peneliti hanya sampai pada tahap kedua yaitu

uji coba lapangan terbatas. Pengujian lapangan terbatas bisa dilakukan pada 1

sampai 3 sekolah, menggunakan 6 sampai 12 subjek (Sugiyono, 2015:491-492).

Peneliti melakukan uji coba terbatas dengan calon mahasiswa asal Mappi Papua

dengan subjek berjumlah 26 mahasiswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan salah satu bentuk pengumpulan data

primer. Observasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik dan

selektif dalam mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi

(Widi, 2010: 236). Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2017: 224)

mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi (participant

observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar (overt

observation and covert observation), dan observasi yang tak berstruktur

(unstructured observation). Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi partisipatif.

Peneiti melakukan observasi partisipatif untuk mengetahui potensi dan

masalah yang ada. Dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati apa yang

dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi

dalam aktivitas mereka (Sugiyono, 2017: 225).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

56

Data yang diperoleh dari observasi yang lakukan peneliti terhadap proses

belajar calon mahasiswa berupa situasi belajar dalam kelas. Sekelompok calon

mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua yang sedang melalukan matrikulasi di

Universitas Sanata Dharma. Aspek yang diamati oleh peneliti yaitu ketersediaan

media pembelajaran Bahasa Indonesia untuk tanda baca yang digunakan oleh

pengajar dalam proses pembelajaran, serta penggunaan tanda baca oleh calon

mahasiswa dalam karya tulis.

2. Wawancara

Metode wawancara sering digunakan untuk mendapatkan informasi dari

orang atau masyarakat. Dalam perjalanan hidupnya seseorang dapat memperoleh

informasi melalui berbagai bentuk interaksi dengan orang lainnya. setiap interaksi

orang-per-orang diantara dua atau lebih individu dengan tujuan yang spesifik

dalam pemikirannya disebut sebagai wawancara (Widi, 2010: 241). Adapun jenis

wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur.

Kekuatan utama wawancara tidak terstruktur ini adalah kebebasan yang

diberikan pada peneliti dalam hal isi dan struktur wawancara memungkinkan para

peneliti melakukan kajian yang lebih mendalam dan sesuai dengan apapun yang

dikehendakinya. Peneliti mempunyai kebebasan dalam merumuskan pertanyaan

dan cara menjelaskannya kepada responden serta diskusi yang menyertainya.

Wawancara seperti ini dapat dilakukan terhadap individu maupun kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

57

(Widi, 2010: 243). Wawancara ditujukan kepada pengajar mata pelajaran Bahasa

Indonesia dan juga kepada calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua.

Data yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan

pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia berupa tanggapan mengenai

keterampilan berbahasa apa yang dirasa pengajar perlu ditingkatkan oleh calon

mahasiswa, pemahaman calon mahasiswa terkait nama lambang tanda baca,

pemahaman calon mahasiswa terkait penggunaan tanda baca dalam kalimat yang

dibuatnya terkait keterampilan berbahasa menulis, tanda baca yang paling sering

digunakan selama pembelajaran, strategi dan media apa yang digunakan selama

dan dalam mengajarkan penggunaantanda baca serta kesulitan juga usaha yang

dilakukan pengajar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada dalam

penggunaantanda baca oleh calon mahasiswa.

3. Kuisioner

Kuisioner merupakan daftar tertulis pertanyaan yang harus dijawab oleh

responden. Seringkali daftar pertanyaan tertulis tersebut telah disertai pilihan

jawaban-jawaban untuk dipilih responden guna menjawab pertanyaan-pertanyan

tersebut. Melalui metode pengumpulan data ini, responden membaca daftar

pertanyaan tertulis yang diberikan, dan untuk selanjutnya menuliskan jawaban

atau memilih jawaban yang telah disediakan. Perbedaan metode wawancara dan

kuisioner adalah bahwa pada metode pertama peneliti menanyakan semua daftar

pertanyaan kepada responden untuk dijawab, sementara peneliti mencatat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

58

jawaban-jawaban yang diberikan responden. Sedangkan pada metode kedua,

responden yang membaca dan menjawab serta mencatat sendiri jawabannya.

Artinya pada pengumpulan data menggunakan kuisioner, tidak ada yang

menjelaskan secara langsung terhadap responden tentang semua pertanyaan yang

diajukan, sehingga semua pertanyaan yang tertulis harus jelas dan mudah

dimengerti. Penataan tulisan pada kuisioner juga harus mudah terbaca dan tidak

membingungkan serta sebaiknya disusun secara interaktif agar responden merasa

ada seseorang yang mengajaknya berbicara.

a. Kuisioner Validasi Desain oleh Ahli

Kuisioner validasi produk oleh ahli dilakukan dengan tujuan memperoleh

data dalam menentukan kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti.

Validasi produk dilakukan dengan tujuan supaya mengetahui kekurangan pada

produk yang dikembangkan. Validasi produk dilakukan oleh ahli Bahasa

Indonesia, ahli Montessori, pengajar Bahasa Indonesia.

4. Tes

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka

melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai

pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau di

jawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek prilaku peserta didik (Arifin,

2009: 118). Widoyoko (2009: 49-78) mengkategorikan tes menjadi dua yaitu tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

59

objektif dan tes subjektif. Tes objektif adalah bentuk tes yang mengandung

kemungkinan jawaban jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta tes,

sedangkan tes subjektif merupakan tes yang pada umumnya berbentuk uraian. Tes

bentuk uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang

jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara

mendeskripsikan pikiran pesrta tes (Asmawi Zaenal dan Noehi Nasution dalam

Widoyoko, 2009:78). Dalam penelitian ini, kategori tes yang digunakan oleh

peneliti yaitu tes subjektif tipe tes uraian bebas, yaitu bentuk tes uraian yang

memberi kebebasan kepada peserta tes untuk mengorganisasikan dan

mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tes (Widoyoko,

2009: 79).

Dalam penelitan ini, peneliti menyiapkan soal pretest dan posttest. Pretest

akan dilakukan pada peremuan pertama dalam pembelajaran tanpa mengunakan

media. Setelah peneliti melakukan pretest dan mendapatkan hasil, selanjutnya

peneliti melakukan posttest. Posttest dilakukan setelah uji coba terbatas untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar calon mahasiswa menggunakan tanda baca

dengan media pembelajaran. Dengan demikian, posttest digunakan oleh peneliti

untuk membuktikan kualitas penggunaan media TABA 2D dalam penggunaan

tanda baca oleh calon mahasiswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

60

5. Trianggulasi

Dalam teknik pengumpulan data, trianggulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2015: 242)

Sugiyono (2015 :242) membedakan trianggulasi menjadi dua macam yaitu

trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber. Trianggulasi teknik berarti penelitian

menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan

data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi pertisipatif,

wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara

serempak. Sedangkan trianggulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

Peneliti mengumpulkan data menggunakan trianggulasi teknik. Trianggulasi

teknik pada penelitian ini dihasilkan melalui data yang dikumpulkan dengan

kegiatan observasi dan wawancara. Berikut adalah trianggulasi data yang

dilakukan oleh peneliti dan disajikan dalam gambar 3.3.

Gambar 3.3 Trianggulasi Teknik Pengumpulan Data

Gambar di atas terdapat dua teknik dalam mengumpulkan data dalam

penggunaan media pembelajaran dalam Bahasa Indonesia. Teknik yang digunakan

oleh peneliti terdiri dari dua teknik yaitu observasi dan wawancara. Data dari

kedua teknik tersebut yaitu observasi dan wawancara akan dianalisis untuk

Observasi Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

61

mempertimbangkan pembuatan media pembelajaran yang disesuaikan dengan

kebutuhan pengajar dan calon mahasiswa. Peneliti menggunakan teknik

trianggulasi untuk menganalisis data observasi dan wawancara dengan pengajar

serta mahasiswa. Berikut merupakan gambar trianggulasi berdasarkan data

analisis kebutuhan yang peneliti dapat selama melakukan penelitian dan

penyusunan skripsi.

Gambar 3.4 Trianggulasi Sumber Data Wawancara

Bagan di atas merupakan dua sumber data dalam wawancara, yaitu pengajar

dam calon mahasiswa. Wawancara dilakuakan untuk memperoleh pendapat

narasumber mengenai penggunaan media pembelajaran dan kesulitan calon

mahasiswa dalam menggunakan tanda baca pada mata kuliah Bahasa Indonesia.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat ukur seperti tes, kuisioner, pedoman

wawancara dan pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan

data dalam suatu penelitian (Sugiyono, 2015: 156). Instrumen penelitian yang

akan digunakan oleh peneliti ada dua komponen yaitu observasi dan wawancara.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai instrumen yang akan digunakan oleh

peneliti selama proses penelitian berlangsung.

Pengajar Calon mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

62

1. Instrumen Observasi

Instrumen observasi disusun oleh peneliti sebagai acuan yang akan digunakan

selama observasi. Instrumen observasi juga disusun untuk melihat ketersedian

media pembelajaran serta penggunaan tanda baca dalam penulisan paragraf oleh

calon mahasiswa. Kisi-kisi instrumen observasi disajikan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi

Objek yang Diamati No Item

Adanya media pembelajaran yang untuk pembelajaran Bahasa

Indonesia.

1

Adanya penggunaan tanda baca pada lembar kerja calon

mahasiswa.

2

Instrumen observasi tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk

mengumpulakan data yang valid selama penelitian. Uji validasi yang dilakukan

adalah validasi konstruk. Validasi konstruk mengacu pada sejauh mana suatu

instrumen mengukur konsep dari suatu teori, yaitu yang menjadi dasar

penyusunanan instrumen. Definisi atau konsep yang diukur berasal dari teori yang

digunakan (Widoyoko, 2009: 131).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

63

2. Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara ini dibuat dan digunakan oleh peneliti sebagai acuan

ketika melakukan wawancara kepada pengajar Bahasa Indonesia dan calon

mahasiswa Kabupaten Mappi Papua. Wawancara ini bertujuan menganalisis

kebutuhan calon mahasiswa yang berkaitan dengan penggunaan media

pembelajaran tanda baca dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam melakukan

wawancara peneliti menyiapkan daftar pertanyaan secara singkat dan mudah di

mengerti oleh responden saat peneliti bertanya. Pertanyaan yang ditanyakan oleh

peneliti dapat berkembang sesuai dengan jawaban yang diungkapkan responden.

a. Wawancara Kepada Pengajar Bahasa Indonesia

Wawancara dengan pengajar Bahasa Indonesia bertujuan supaya peneliti

mengetahui ketersediaan media pembelajaran serta proses pembelajaran Bahasa

Indonesia. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti secara tidak terstruktur,

namun menggunakan instrumen wawancara sebagai acuan untuk membuat

pertanyaan wawancara. Kisi-kisi instrumen wawancara dengan pengajar Bahasa

Indonesia dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Pengajar Bahasa Indonesia

No Topik Pertanyaan

1 Identitas

2 Proses pembelajaran Bahasa Indonseia

3 Penggunaanmedia pembelajaran selama proses

kegiatan belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

64

4 Kesulitan yang dialami pengajar

5 Kesulitan yang dialami calon mahasiswa

6 Usaha yang dilakukan pengajar

7 Saran untuk pengembangan produk

b. Wawancara Kepada Calon mahasiswa Mappi Papua

Wawancara dilakukan dengan calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua

supaya peneliti mengetahui kesulitan belajar yang dialami calon mahasiswa dalam

menggunakan tanda baca dengan baik dan benar pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Kisi-kisi instrumen wawancara terhadap calon mahasiswa asal

Kabupaten Mappi Papua dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Calon Mahasiswa

No Topik Pertanyaan

1 Identitas

2 Proses kegiaan belajar calon mahasiswa

3 Penggunaanmedia pembelajaran

4 Kesulitan yang dialami calon mahasiswa

5 Usaha yang dilakukan calon mahasiswa

6 Pengembangan media pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

65

3. Instrumen Kuisioner Validasi Produk

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan kuisioner validasi produk

oleh ahli. Kuisioner yang dibuat oleh peneliti digunkan untuk memperoleh data

dalam menentukan kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti. Berikut

kisi-kisi dai ketiga kuisioner yang dibuat oleh peneliti.

Kuisioner yang dibuat oleh peneliti menggunakan lima aspek yang sesuai

dengan karakteristik Montessori yaitu menarik, bergradasi, kontekstual, auto-

education, dan auto-corection. Kuisioner yang dibuat dan diberikan kepada ahli

serta pengajar berisikan 12 pertanyaan. Kisi-kisi analisis kebutuhan disusun

dengan mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Fransisca

Mbawo (2018:37).

Kuisioner validasi produk yang peneliti buat dalam penelitian ini, berguna

untuk mengetahui kualitas produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kuisioner

validasi produk akan diberikan dan divalidasi oleh ahli Bahasa Indonesia, ahli

Montessori dan pengajar Bahasa Indonesia. Kisi-kisi validasi produk

menggunakan lima aspek yang sesuai dengan karakteristik Montessori yaitu

menarik, bergradasi, kontekstual, auto-education, dan auto-corection, dengan

mengadopsi dan memodifikasi dari penelitian yang dilakukan Fransisca Mbawo

(2018:37). Berikut tabel 3.4 berisi mengenai kisi-kisi kuisioner validasi produk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

66

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuisioner Validasi Produk

Indikator Deskripsi

Menarik

1. Media pembelajaran memiliki warna yang menarik

2. Bentuk media menarik

3. Cara kerja media pembelajaran mudah dan menarik

Bergradasi 1. Media pembelajaran memiliki bentuk 2 dimensi

2. Melibatkan lebih dari satu indra

Auto-Education

1. Membantu mahasiswa memahami penggunaan

tanda baca dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

2. Membantu mahasiswa belajar secara mandiri

Auto-Correction

1. Media ini dilengkapi dengan pengendali kesalahan

2. Media ini membantu mahasiswa menemukan

kesalahan sendiri dalam proses belajar

3. Media ini membantu mahasiswa menemukan

jawaban yang benar

Kontekstual

1. Memanfaatkan benda dari lingkungan sekitar

tempat belajar

2. Sekolah/pengajar dapat memproduksi sendiri

dengan mudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

67

4. Instrumen Tes

Kegiatan penilaian hasil belajar memerlukan instrumen untuk mengukur hasil

belajar yang akan dinilai. Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan

pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek

(Widoyoko, 2014:93). Peneliti menyiapkan soal pretest dan posttest untuk

mahasiswa berupa tes uraian bebas. Kisi-kisi soal pretest dan posttest dapat dilihat

pada tabel 3.5 dibawah ini.

Tabel 3.5 Kisi-kisi soal pretest dan posttest

No Indikator

1 Membuat kalimat menggunakan tanda baca

dengan baik dan benar.

F. Teknk Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke

dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2015: 368). Teknik analisis data ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

68

dilakukan oleh peneliti setelah peneliti mendapatkan seluruh data yang dibutuhkan

melalui berbagai instrumen penelitian yang telah dibuat.

1. Analisis Data Kualitatif

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

observasi dan wawancara. Setelah semua pengambilan data dilaksanakan peneliti

akan menganalisis data observasi dan wawancara dengan teknik analisis data

kuatitatif. Berikut adalah penjelasan dari setiap teknik pengumpulan data.

Analisis data yang pertama yaitu hasil observasi dan wawancara. Data diolah

dengan cara pertama, membaca hasil observasi dan wawancara yang sebelumnya

telah dilakukan oleh peneliti. Kedua, mencari kata kunci atau pokok dari hasil

observasi dan wawancara. Ketiga, membuat kesimpulan sementara dari hasil

tersebut (Astuti, 2017: 49). Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui

kebutuhan mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam

materi penggunaan tanda baca. Setelah data diolah menggunakan tahapan

tersebut, data kualitatif diolah dengan menggunakan teknik trianggulasi. Hal ini

dilakukan untuk melihat kesesuaian jawaban dari masing-masing sumber.

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari penilaian instrumen observasi dan wawancara,

instrument pretest dan posttest, instrumen kuisioner validasi produk, serta uji hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

69

validasi produk oleh ahli. Analisis data pertama yang dilakukan, yaitu terhadap

hasil validasi instrumen observasi dan wawancara serta instrument pretest dan

posttest oleh ahli Bahasa Indonesia. Selanjutnya, data hasil validasi instrumen

kuisioner validasi produk, serta uji hasil validasi produk oleh tiga ahli. Instrumen

yang telah diberi nilai diolah untuk memperoleh rerata skor. Rerata hasil penilaian

dihitung dengan rumus pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Rumus Rerata Hasil Penilaian Instrumen

Perolehan skor dapat diolah dengan menghitung jumlah skor yang diperoleh

lalu dibagi dengan jumlah item soal yang buat. Setelah mendapatkan hasil akhir

maka akan disesuaikan dengan kategori nilai beserta klasifikasi yang telah

ditentukan. Kategori Penskoran ditentukan denan mengadopsi aturan pemberian

skor dan klasifikasi hasil penilaian berdasarkan pendapat Widoyoko (Widoyoko,

2014: 144).

1. Skor pernyataan yang negatif kebalikan dari pernyataan yang positif.

2. Jumlah skor tertinggi ideal = jumlah pernyataan atau aspek penilaian x

jumlah pilihan (gradasi skor dalam rubrik).

3. Skor akhir = (jumlah skor yang diperoleh: skor tertinggi ideal) x jumlah kelas

interval.

4. Jumlah kelas interval = skala hasil penilaian. Artinya kalau penilaian

menggunakan skala 4, hasil penilaian diklasifikasikan menjadi 4 interval.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

70

5. Penentuan jarak interval (Ji) diperoleh dengan rumus:

Gambar 3.6 Rumus Penentuan Jarak Interval

Keterangan: t = skor tertinggi ideal dalam skala, r = skor terendah ideal dalam

skala, dan Jk = jumlah kelas interval.

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dibuat klasifikasi hasil penilaian dengan

skala 4 sebagai contoh, adalah sebagai berikut:

a. Skor tertinggi ideal = 4

b. Skor terendah ideal = 1

c. Jarak interval = (4-1)/4 = 0,75

d. Klasifikasi hasil penilaian =

Tabel 3.6 Konversi Data Kualitatif ke Kuantitatif

Skor Akhir Klasifikasi

>3,25 - 4,00 Sangat Baik (SB)

>2,50 - 3,25 Baik (B)

>1,75 - 2,50 Cukup (C)

1,00 - 1,75 Kurang (K)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

71

3. Analisis Data Hasil Tes

Tipe soal pretest dan posttest yang diberikan kepada calon mahasiswa

merupakan bentuk tes tipe uraian bebas yang jumlahnya 15 soal untuk pretest dan

10 soal untuk posttest. Penilaian terhadap hasil pretest dan posttest berdasarkan

kriteria penilaian jika benar nilainya 1 dan jika salah nilainnya 0. Rumus analisis

data hasil tes yang digunakan oleh peneliti diambil dari penelitian sebelumnya

oleh Mbawo (2018:40). Nilai-nilai dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut.

Gambar 3.7 Rumus Penilaian Hasil Tes

Langkah berikutnya adalah menghitung rerata tes yang diperoleh oleh

semua anak dengan cara sebagai berikut.

Gambar 3.8 Rumus Rerata Nilai Calon Mahasiswa

Kemudaian langkah terakhir yaitu peneliti membandingkan nilai hasil

pretest dengan posttest dengan cara menghitung persentase peningkatan nilai

dengan menggunakan rumus berikut.

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

72

Gambar 3.9 Rumus Persentase Peningkatan Nilai Pretest dan Posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

73

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada subbab ini dipaparkan uraian mengenai persiapan sampai dengan

pelaksanaan proses penelitian oleh peneliti. Peneliti akan membahas prosedur

pengembangan dan kualitas media pembelajaran kartu tanda baca berbasis metode

Montessori untuk calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua.

1. Idenifikasi Potensi dan Masalah

Berdasarkan prosedur pengembangan menurut Sugiyono (2012: 298) langkah

pertama dalam penelitian ini adalah peneliti mengetahui potensi dan masalah yang

ada terkait dengan penggunaan tanda baca pada calon mahasiswa asal Kabupaten

Mappi Papua. Tanda baca dalam Bahasa Indonesia sangat penting dalam

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menulis. Struktur kalimat yang benar

sangat dipengaruhi dengan penggunaan tanda baca yang benar pula.

Potensi yang dilihat peneliti adalah panggunaan tanda baca dengan baik dan

benar dapat membantu calon mahasiswa pada keterampilan menulis dalam mata

kuliah Bahasa Indonesia. Selama masa perkuliahan calon mahasiswa akan

dihadapan pada kalimat sampai paragraf yang akan menggunakan banyak tanda

baca. Pengetahuan akan penggunaan tanda baca dengan baik dan benar sangat

besar manfaatnya bagi calon mahasiswa contohnya dalam menulis karya ilmiah.

Masalah yang terjadi yaitu masih ada calon mahasiswa yang mengalami kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

74

dalam penggunakan tanda baca dengan baik dan benar. Penggunaan tanda baca

oleh calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua dengan baik dan benar yang

dimaksud oleh peneliti yaitu, seluruh calon mahasiswa mampu menggunakan

tanda baca pada keterampilan menulis sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan

Bahasa Indonesia.

Masalah yang muncul bisa disebabkan karena pengajar belum mampu

menciptakan metode pembelajaran yang paling efektif serta media pembelajaran

yang menarik untuk digunakan dan membantu calon mahasiswa dalam

penggunaan tanda baca. Melihat dari permasalahan yang ada, maka peneliti akan

membuat media pembelajaran kartu tanda baca berbasis metode Montessori untuk

membantu calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua dalam penggunaan

tanda baca dengan baik dan benar.

2. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data sudah menggunakan trianggulasi.

Dalam teknik pengumpulan data, trianggulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik

penggumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2012: 300). Data

yang diperoleh peneliti dengan teknik trianggulasi ini adalah data hasil observasi

dan wawancara. Berikut adalah penjelasan dari pengumpulan data observasi dan

wawancara yang telah diperoleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

75

a. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat penggunaan media

pembelajaran selama proses belajar dikelas serta penggunaan tanda baca dengan

baik dan benar dalam tulisan berupa paragraf milik calon mahasiswa. Peneliti

melakukan observasi di seluruh kelas calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi

Papua yang terdiri dari empat kelas yaitu kelas A, B, C, dan D. Peneliti juga

melakukan observasi dengan melihat tulisan berupa paragraf yang dibuat oleh

calon mahasiswa dalam lembar kerja selama perkuliahan. Sebelumnya pedoman

observasi divalidasi terlebih dahulu oleh ahli. Berdasarkan hasil validasi dari ahli

Bahasa Indonesia, instrumen penelitian yang buat oleh peneliti dianggap cukup

untuk digunakan sebagai instrumen observasi. Peneliti memperbaiki instrumen

observasi berdasarkan saran yang diberikan oleh ahli Bahasa Indonesia.

Peneliti melakukan kegiatan observasi pada tanggal 10 Desember 2018 hasil

observasi dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Observasi

No Objek yang Diamati Ya Tidak Catatan

1

Terdapat media

pembelajaran

Montessori dalam

pembelajaran Bahasa

Indonesia

Tidak ada media pembelajaran konkret

yang di letakan di dalam kelas khususnya

media Montessori, karena dari pihak

kampus memang tidak menyediakan

media untuk calon mahasiswa Mappi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

76

No Objek yang Diamati Ya Tidak Catatan

Media pembelajaran yang digunakan oleh

calon mahasiswa dibuat oleh pengajar

berupa teks bacaan saja. Tidak ada media

khusus lainnya karena pada kelas calon

mahasiswa, pengajar sudah tidak perlu

membahas materi tertentu dengan media

pembelajaran yang menarik.

2

Penggunaan tanda

baca pada karya tulis

yang dibuat oleh calon

mahasiswa.

Calon mahasiswa menggunakan tanda

baca pada tulisan yang dibuatnya. Tanda

baca yang paling sering ditemukan

peneliti dalam paragraf yang ditulis oleh

calon mahasiswa yaitu hanya tanda baca

titik dan koma. Tanda seru dan tanda

tanya ada namun bukan pada paragraf

melainkan hanya pada kalimat saja.

Berdasarkan observasi 50 lembar kerja

milik calon mahasiswa, peneliti

menemukan sekitar 20 calon mahasiswa

masih salah dalam penggunan tanda baca

pada paragraf. Penggunaan tanda titik

pada akhir kalimat hampir semua calon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

77

No Objek yang Diamati Ya Tidak Catatan

mahasiswa sudah benar, namun

penggunaan tanda koma masih banyak

yang salah. Karena pada lembar kerja

calon mahasiswa hanya dtemukan tanda

baca titik dan koma, untuk penggunaan

tanda baca lainnya belum begitu terlihat

kesalahannya.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti

mengambil kesimpulan bahwa dalam proses pembelajaan di kelas pengajar tidak

menggunakan media pembelajaran khusus untuk tanda baca, pengajar hanya

menggunakan media berupa teks bacaan saja. Dari 50 lembar kerja calon

mahasiswa yang berisikan tulisan dalam bentuk paragraf. Peneliti melihat 30

calon mahasiswa menulis paragraf menggunakan tanda baca dengan baik dan

benar sesuai kaidah, sedangkan sisanya yang berjumlah 20 calon mahasiswa

kurang mampu meggunakan tanda baca dengan baik dan benar sesuai kaidah.

b. Wawancara

Pengumpulan data yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti yaitu wawancara

dengan pengajar Bahasa Indonesia berjumlah dua pengajar. Wawancara ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

78

bertujuan mengetahui pendapat calon mahasiswa mengenai pembelajaran Bahasa

Indonesia, penggunan media pembelajaran Bahasa Indonesia, serta mengetahui

kesulitan belajar calon mahasiswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Sebelum

peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan pengajar, insrumen wawancara

divalidasi terlebih dahulu oleh ahli pembelajaran Bahasa Indonesia.

1. Wawancara dengan Pengajar Bahasa Indonesia

Peneliti melakukan wawancara dengan pengajar Bahasa Indonesia, kegiatan

wawancara dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2018. Peneliti

mewawancarai pengajar Bahasa Indonesia yang mengajar calon mahasiswa

mappi bernama Eka Tanjung Pripambudi dan Rosensi Galih Susandi.

Pedamping kelas A, B dan D, serta sudah mengajar Bahasa Indonesia selama 4

bulan.

Peneliti menanyakan proses pembelajaran Bahasa Indonseia. Pengajar

melakukan proses pembelajaran bahasa Indonesia sebanyak empat kali

pertemuan dalam satu minggu dua kali pertemuan di kampus dan dua pertemuan

lagi di asrama calon mahasiswa Mappi. Pengertian tanda baca menurut pengajar,

tanda baca merupakan bagian penting dalam sebuah kalimat dan paragraf. Calon

mahasiswa sangat perlu diajarkan penggunaan tanda baca dengan baik dan benar

karena sangat penting dalam penulisan kalimat sampai paragraf. Pengunaan

tanda baca dengan baik dan benar akan memperjelas penyampaian pesan pada

kalimat yang dibuat oleh calon mahasiswa. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia

tidak ada kompetensi khusus yang mempelajari tanda baca, pembelajaran tanda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

79

baca diintegrasikan dengan materi lainnya. Selama proses pembelajaran

berlangsung pengajar menggunakan pendekatan komunikatif. Selama empat

bulan pembelajaran, tanda baca yang paling sering digunakan oleh calon

mahasiswa hanyalah tanda baca titik, tanda koma, tanda tanya, dan tanda seru.

Calon mahasiswa menggunakan tanda titik dan tanda koma pada paragraf

deskriptif dan naratif sedangkan tanda seru dan tanda tanya digunakan dalam

kalimat tanya dan kalimat perintah.

Perihal penggunaan media pembelajaran selama proses kegiatan belajar.

Pengajar tidak membuatkan media permainan, pengajar hanya mengunakan teks

bacaan sebagai media untuk calon mahasiswa. Karena penggunaan media

pembelajaran yang menarik sudah sangat jarang digunakan dalam kelas calon

mahasiswa. pengajar sering mengunakan teks bacaan dalam mengajar khususnya

untuk mengajarkan pengunaan tanda baca dengan baik dan benar.

Pengajar tidak mengalami kesulitan, kesulitan justru dialami oleh calon

mahasiswanya itu sendiri. Kesulitan yang dialami oleh calon mahasiswa antara

lain semangat belajar yang semakin menurun pada beberapa calon mahasiswa,

terlambat masuk kelas, untuk beberapa calon mahasiswa masih ada yang belum

lancar dalam membaca karena beberapa faktor. Usaha yang dilakukan pengajar

dalam mengalami kesulitan tersebut yaitu dengan menjadi pengajar yang tegas

namun tidak galak, agar calon mahasiswa tetap mau mengikuti proses belajar

dengan baik dan semangat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

80

Pengajar memberi saran untuk produk yang sedang dikembangkan oleh

peneliti, yaitu pembuatan media sebaiknya menggunakan warna yang cerah

karena hampir semua calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua menyukai

warna yang cerah, misalkan warna merah, kuning, hijau, biru.

2. Wawancara dengan Calon mahasiswa Asal Mappi Papua

Wawancara kedua yang dilakukan leh peneliti yaitu melakukan wawancara

dengan calon mahasiswa asal kabupaten Mapi Papua.Wawancara dilakukan oleh

peneliti bertujuan untuk mengetahui penggunaanmeda pembelajaran Bahasa

Indonesia serta kesulian yang dialami calon mahasiswa selama proses belajar.

Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan calon mahasiswa pada

tangga 20 November 2018. Peneliti menanyakan proses kegiatan belajar di kelas.

Selama matrikulasi Bahasa Indonesia seluruh calon mahasiswa mampu mengikuti

pembelajaran di kelas dengan baik. Untuk materi yang menggunakan banyak tand

baca, masih ada calon mahasiswa yang belum mampu menggunakan tanda baca

dengan baik dan benar sesuai kaidah. Tidak ada media pembelajaran yang bisa

digunakan untuk belajar sambil bermain. Media yang biasa digunakan oleh

pengajar hanya sebatas teks bacaan saja.

Perihal kesulitan yang dihadapi calon mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia, masih ada calon mahasiswa yang belum menguasai keterampilan

membaca dikarenakan berbagai faktor, misalnya saja kemampuan melihat yang

sudah tidak baik. Kosa kata yang diketahui calon mahasiswa hanya sedikit,

sehingga apabila ada kosa kata baru maka akan mempengaruhi arti dari satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

81

kalimat yang ada. Usaha yang dilakukan oleh calon mahasiswa dengan

menumbuhkan semangat belajar dalam diri, terus belajar dan tidak mudah putus

asa.

Berdasarkan hasil wawancara kedua sumber tersebut, dapat disimpulkan

bahwa tidak ada penggunaan media pembelajaran yang digunakan oleh pengajar

selain teks bacaan. Pengajar hanya menggunakan teks bacaan yang kemudian

akan menjadi lembar kerja calon mahasiswa. Media konkret untuk pembelajaran

Bahasa Indonesia untuk calon mahasiswa asal Kabupaten Mappi Papua sangat

minim. Pengajar belum pernah menggunakan media konkret selama proses

pembelajaran di kelas. Hal tersebut dapat dilihat dari jawaban narasumber pada

trianggulasi sumber data wawancara gambar 4.1.

Gambar 4.1 Trianggulasi Sumber Data Wawancara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

82

3. Desain Produk

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu media kartu tanda baca dua

dimensi (TABA 2D). Peneliti juga menambahkan kartu materi, kartu kata, frasa,

klausa, kalimat dan buku panduan untuk pengajar. Media ini dikembangkan

berdasarkan karakteristik meda Montessori yaitu menarik, begradasi, aut-

education, auto-correction, dan kontekstual.

1. Desain Media TABA 2D

Dalam tahap ini peneliti akan dimulai dengan mempersiapkan alat dan bahan

yang akan digunakan untuk membuat media TABA 2D seperti:

1. Corel Draw X7

2. PC/Komputer yang sudah terinstal browser internet

3. Buku sebagai sumber belajar

4. Printer (percetakan)

5. Kertas ivory, gunting, kater, penggaris besi, label, dan plastik klip.

Setelah semua alat dan bahan sudah disiapkan tahap selanjutnya adalah

memproduksi TABA 2D berbasis metode Montessori.

1. Pembuatan Produk

Pada tahap ini peneliti mengembangkan produk yang diberi nama TABA 2D.

produk tersebut terdiri dari 5 komponen kartu, yaitu kartu tanda baca dua dimensi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

83

kartu material, kartu kategori, kartu kata dan frasa (tahap 1) beserta kartu

pengendali kesalahan, dan kartu klausa dan kalimat (tahap 2) beserta kartu

pengendali kesalahan.

Kelima komponen kartu tersebut memiliki background warna dan ukuran

kartu yang berbeda. Semua kartu dicetak dengan kertas ivory 260. Setelah semua

kartu dicetak langkah selanjutnya akan divalidasi oleh ahli Bahasa Indonesia, ahli

Montessori, dan pengajar Bahasa Indonesia.

a) Pemilihan Betuk dan Warna Kartu

Pemilihan bentuk merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan

oleh peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran. Berdasarkan

karakteristik media Montessori menarik dan bergradasi. Pemilihan bentuk dan

warna yang menarik pada media pembelajaran akan mempengaruhi minat belajar

oleh calon mahasiswa. Pemilihan bentuk kartu dua dimensi melibatkan lebih dari

satu indra sehingga mengajak mahasiswa belajar lebih interaktif tidak hanya

melihat. Berikut gambar pemilihan bentuk dan warna kartu tanda baca, kartu

material, kartu kata, frasa, klausa, dan kalimat serta kartu kategori.

Gambar 4.2 Pemilihan Betuk dan Warna Kartu

Depan Belakang Depan Belakang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

84

Depan Belakang Depan dan Belakang Sama

b) Pemilihan Ukuran

Pemilihan ukuran kartu peneliti dilakuan secara langsung oleh peneliti dan

disesuaikan dengan kartu permaianan yang biasa digunakan dimasyarakat. Ukuran

kartu materi sempat diubah oleh peneliti bedasarkan hasil saran oleh validaror

Montessori, yaitu memperbesar ukuran kartu materi. Berikut gambar pemilihan

ukuran kartu tanda baca, kartu material, kartu kata, frasa, klausa, dan kalimat serta

kartu kategori.

Gambar 4.3 Pemilihan Warna

Depan Belakang Depan Belakang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

85

Depan Belakang Depan dan Belakang Sama

c) Penambahan Materi, Tanda Baca, Kata, Frasa, Klausa, dan Kalimat

Penambahan materi pada setiap komponen kartu didasarkan kebutuhan kartu

yang kan dikembangkan oleh peneliti. Berikut gambar penambahan materi, tanda

baca, kata, frasa, klausa, dan kalimat kartu tanda baca, kartu material, kartu kata,

frasa, klausa, dan kalimat serta kartu kategori.

Gambar 4.4 Penambahan Materi, Tanda Baca, Kata, Frasa, Klausa, dan

Kalimat

Depan Belakang Depan Belakang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

86

Depan Belakang Depan dan Belakang Sama

Berikut peneliti memaparkan kelima komponen media pembelajaran yang

peneliti kembangkan.

1. Kartu Tanda Baca 2 Dimensi (TABA 2D)

Kartu tanda baca merupakan kartu utama dalam media ini, kartu tanda baca

ini terdiri dari 15 tanda baca seperti tanda titik, tanda koma, tanda tanya, tanda

seru, titik dua, tanda kutip dua, tanda pisah, tanda garis miring, tanda hubung,

tanda elipsis, tanda kutip satu/apostrof, tanda kurung siku, tanda kurung, tanda

kutip tunggal, dan tanda titik koma. Kartu tanda baca ini dibuat dengan bahan

kertas ivory 380 karena memiliki ketebalan dan kualitas kertas yang baik. Kartu

ini akan digunakan bersamaan dengan kartu kata, kartu frasa serta kartu kalimat.

Berikut ini adalah desain media TABA 2D seperti gambar dibawah ini.

dipakai pada akhir

kalimat

pernyataan.

Kura kura

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

87

Gambar 4.4 Media Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D)

Berdasarkan gambar 4.2, dapat dilihat bahwa 15 kartu tanda baca berbentuk

persegi mempunyai warna, bentuk dan ukuran yang sama, serta didalamnya

berisikan setiap tanda baca yang ada dalam Bahasa Indonesia. Pemberian warna

kuning pada dasar kartu memiliki arti kehangatan dan rasa bahagia sehingga

menimbulkan hasrat untuk bermain. Selain itu, warna kuning juga mengandung

makna optimis, semangat dan ceria. Kartu tanda baca ini berbentuk persegi empat

dengan panjang 2,5 cm serta lebar 2,5 cm.

2. Desain Kartu Materi Tanda Baca

Kartu materi merupakan kartu yang berisikan tanda baca beserta penjelasan

fungsi dan contohnya. Kartu materi dapat digunakan sebagai pengendali

kesalahan atau sebagai sumber belajar bagi pengguna media ini. Peneliti membuat

kartu dengan menggunakan program Microsoft Word. Kartu materi tanda baca

yang dibuat oleh peneliti terdiri dari 15 tanda baca. Desain kartu materi tanda baca

dapat dilihat pada gambar 4.3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

88

Gambar 4.5 Kartu Materi Tanda Baca

Cara yang dilakukan untuk membuat kartu pengendali kesalahan yaitu pertama

klik insert, lalu klik shape dan memilih bentuk rectangle dan selanjutnya

digambar pada word yang telah dibuka. Bentuk rectangle akan digunakan sebagai

bagian depan dan belakang dengan ukuran yang sama namun warna berbeda.

Bagian depan berwarna kuning sedangkan bagian belakang berwarna putih.

Kedua, memasukan gambar tanda baca dengan cara klik insert, lalu klik picture,

dan selanjutnya memilih gambar tanda baca yang akan dimasukan. Ketiga,

menuliskan fungsi setiap tanda baca sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia. Font Times New Roman 12. Keempat, dikonvert ke PDF sehingga

bentuk serta ukuran gambar tidak berubah.

3. Desain Kartu Kata dan Frasa

Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang

bebas atau satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri (KBBI daring). Frasa adalah

satuan sintaksis yang terdiri dari dua buah kata atau lebih, yang di dalam klausa

menduduki fungsi-fungsi sintaksis (Chaer, 2015;120). Kartu kata dan frasa disini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

89

merupakan kartu potongan kata dan frasa yang digunakan untuk latihan

memasangkan tanda baca yang sesuai. Kartu kata dan frasa digunakan pada tahap

1 dalam proses pembelajaran dengan beberapa kartu tanda baca. Kartu kata dan

frasa dapat di lihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.6 Kartu Kata dan Frasa

Kartu Kata Kartu Frasa

Langkah-langkah membuat kartu kata dan frasa sangatlah mudah yaitu, hanya

membuat bentuk rectangle ukuran 3 cm x 8 cm dan menuliskan kata dan frasa

pada kotak rectangle yang telah dibuat. Setelah selesai membuat semua kartu

yang dibutuhkan, dikonvert ke PDF dan di print dengan kertas ivory 380 lalu

mengguntingnya sesuai dengan bentuk kartu.

Gambar 4.7 Kartu Pengendali Kesalahan Tahap 1

Kartu Kata Kartu Frasa

Kartu kata dan frasa tahap 1 juga dilengkapi dengan kartu pengendali

kesalahan yang berfungsi sebagai jawaban sehingga pengguna dapat mengoreksi

Kura-kura Jalan Malioboro

II/10

Kura kura Jalan

Malioboro II 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

90

jawabannya secara mandiri. Kartu pengendali kesalahan tahap 1 dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.

4. Desain Kartu Klausa dan Kalimat

Klausa adalah satuan sintaksis yang bersifat prediktif. Artinya, di dalam

satuan atau konstruksi itu terdapat sebuah predikat, bila tidak terdapat predikat,

maka satuan itu bukan sebuah klausa. Kalimat adalah satuan sintaksis yang

dibangun oleh konstituen dasar dan intonasi final (Chaer, 2015;150-165). Kartu

klausa dan kalimat merupakan kartu yang digunakan untuk latihan memasangkan

tanda baca yang sesuai. Kartu klausa dan kalimat digunakan pada tahap 2 dalam

proses pembelajaran. Kartu ini digunakan setelah selesai melakukan kegiatan

pembelajaran pada tahap 1. Pada tahap ini pengguna akan diminta untuk

memasangkan tanda baca pada klausa dan kalimat. Kartu klausa dan kalimat

dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.8 Kartu Klausa dan Kalimat

Kartu Klausa Kartu Kalimat

Sama seperti kartu kata dan frasa pada tahap 1, kartu klausa dan kalimat

tahap 2 ini juga dilengkapi dengan kartu pengendali kesalahan. Berikut ini adalah

kartu pengendali kesalahan.

Aduh sakit sekali Ayahku tinggal di Solo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

91

Gambar 4.9 Kartu Pengendali Kesalahan Tahap 2

Kartu Klausa Kartu Kalimat

5. Desain Album

Buku ini merupakan buku pendamping untuk pengajar menggunakan media

kartu tanda baca. Buku ini, berisikan penjelasan media kartu tanda baca berbasis

Montessori (TABA 2D) untuk pembelajaran Bahasa Indonesia, langkah-langkah

penggunaan media kartu tanda baca, serta soal latihan.

Gambar 4.10 Desain Album atau Buku Panduan Penggunaan Media

4. Validasi Produk

Setelah peneliti mengembangkan produk langkah selanjutnya adalah

melakukan uji kelayakan media atau validasi.Media divalidasi oleh tiga validator,

Aduh, sakit

sekali! Ayahku tinggal di

Solo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

92

yaitu ahli Bahasa Indonesia, ahli Montessori, pengajar Bahasa Indoensia.

Validasi dilakukan setelah semua produk selesai sebelum ujicoba produk.

Pengidentifikasian kuesioner ini menggunakan skala likert dengan 5 skala yaitu, 1=

sangat kurang, 2= kurang, 3= cukup, 4= baik, 5= sangat baik. Responden akan

memberikan pendapat mereka dengan cara memberikan tanda centang (√) pada kolom

skala yang sudah disediakan. Pengklasifikasian data kuantitatif dalam skala likert ini

digunakan rumus yaitu 100 dibagi jumlah skor pada skala likert yaitu 5. Untuk

pengklasifikasian data secara kualitatif dalam skala likert ini terdiri dari 5 kategori yaitu

sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi.

b. Uji Instrumen Validasi Produk

Uji instrumen validasi produk dilakukan oleh ahli Bahasa Indonesia. Ahli

Bahasa Indonesia ini adalah dosen PBSI yang mengampu beberapa mata kuliah di

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Peneliti menyerahkan

instrumen kepada ahli pada tanggal 20 Februari 2019 kemudian karena ada

beberapa kesalahan dalam pembuatan instrumen validasi produk, peneliti merevisi

instrumen.

Sebelum peneliti menyerahkan instrumen kuisioner validasi pproduk,

sebelumnya peneliti memberikan instrument tersebut kepada ahli Bahasa

Indonesia untuk divalidasi terlebih dahulu instrumennya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

93

Tabel 4.2 Hasil Validasi Instrumen Kuisioner Validasi Produk

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh total skor 53 dibagi dengan jumlah pernyataan

sebanyak 14 dan mendapatkan hasil 3,7. Skor ini termasuk rentang 3,25< X ≤4,00

dengan kategori sangat baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa instrument ini dapat

digunakan untuk validasi produk tanpa revisi.

a. Data Hasil Validasi Produk

Penilaian produk pengembangan media dilakukan oleh ahli Bahasa Indonesia,

ahli Montessori, dan pengajar calon mahasiswa Mappi. Peneliti membuat

kuisioner validasi produk berisikan 12 pernyataan sesuai dengan karakteristik

media berbasis Montessosi yaitu (1) menarik (2) bergradasi (3) auto-correction

(4) auto-education (5) kontekstual. Tujuan dari dibuatnya kuisioner ini yaitu

untuk melihat kelayakan produk yang dikembangkan oleh peneliti sebelum

dilakuakan uji coba lapangan terbatas. Berikut tabel hasil penilaian produk media

dan produk album.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

94

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Validasi Produk Media

Tabel 4.4 Hasil Penilaian Validasi Produk Album

1) Ahli Pembelajaran Bahasa Indonesia

Penilaian produk pembelajaran dilakukan oleh ahli Bahasa Indonesia yang

merupakan dosen PBSI. Dosen ahli mengampu mata kuliah Bahasa Indonesia

yang berkaitan dengan media pembelajaran. Total skor yang diperoleh dari hasil

validasi produk oleh ahli yaitu 20 sehingga reratanya 3,33. Skor ini termasuk

rentang 3,25< X ≤4,00 dengan kategori sangat baik. Tidak ada komentar tertulis

maupun lisan mengenai perubahan yang harus dilakukan peneliti sehingga

validator mengatakan produk sudah bisa digunakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

95

2) Ahli Montessori

Penilaian produk dilakukan oleh ahli Montessori pada tanggal 25 Juli 2019.

Peneliti diminta mempresentasikan cara penggunaan media kartu tanda baca dua

dimensi dan albumnya. Total skor yang diperoleh dari hasil validasi produk oleh

ahli yaitu 3 sehingga reratanya 3,25. Skor ini termasuk rentang 3,25< X ≤4,00

dengan kategori sangat baik sehingga produk dapat digunakan. Ahli juga

memberikan beberapa komentar untuk ditambahkan dalam media Kartu Tanda

Baca Dua Dimensi, yaitu memberikan kode pada setiap kartu kata, frasa, klausa

dan kalimat. Peneliti juga perlu menambahkan kode pada kartu pengendali

kesalahan serta mengubah ukuran kartu materinya untuk menjadi lebih besar.

3) Pengajar Bahasa Indonesia Calon Mahasiswa Mappi

Total skor yang diperoleh dari validasi media yaitu 43 dengan rerata 3,6 dan

penilaian untuk album yaitu sangat baik dengan rerata 21 Skor ini termasuk

rentang 3,5 dengan kategori sangat baik sehingga produk ini dapat digunakan.

Validator juga meberikan komentar lisan untuk ditambahkan pada produk.

5. Revisi Produk

Berdasarkan hasil validasi produk, produk yang dikembangkan oleh peneliti

mendapat kategori sangat baik namun masih ada kartu yang perlu direvisi. Oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

96

karena itu, pada media peneliti perlu melakukan revisi sesuai yang disarankan

validaror tetapi pada album peneliti tidak perlu melakukan revisi.

a. Pembuatan Produk

Produk yang dibuat oleh peneliti terdiri dari media dan album. Media yang

dibuat terdiri dari kartu media Tanda Baca Dua Dimensi, kartu kata dan frasa

berserta kartu pengendali kesalahannya (tahap 1), kartu klausa dan kalimat beserta

kartu pengendali kesalahannya (tahap 2), dan kartu materi. Kartu TABA 2D

memiliki warna dan ukuran yang sama yaitu 2,5 cm, kartu tahap 1 dan tahap 2

meiliki ukuran 3x8 cm serta kartu materi memiliki ukuran 12x8 cm. Sedangkan,

album yang dibuat merupakan buku panduan yang berisikan langkah-langkah

mengunakan media dan soal latihan menggunakan media TABA 2D.

6. Uji coba Produk

a. Uji Validasi Instrumen Tes

Uji instrumen tes dilakukan dilakukan oleh ahli Bahasa Indonesia yang

merupakan dosen PBSI mengampu mata kuliah Bahasa Indonesia.

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Pretest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

97

Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Validasi Instrumen Posttest

Berdasarkan tabel di atas dapat dilhat bahwa instrumen tes baik pretest

maupun posttest maupun posttest memiliki rerata skor 2,85. Jika dilihat pada tabel

3.5 (halaman 65) klasifkasi skor ini termasuk rentang dengan kategori baik

sehingga instrumen pretest maupun posttest dapat digunakan dengan revisi sesuai

saran.

b. Pembelajaran dengan Media

1. Pretest

Setelah instumen divalidasi oleh ahli dan dinyatakan sudah layak digunakan

untuk penelitian maka sebelum melakukan pembelajaran mengunakanmedia

TABA 2D peneliti memberikan pre-test kepada mahasiswa. Pre-test ini bertujuan

untuk mengetahui kemampuan awal mahasiswa sebelum menggunakan media

pembelajaran berbasis Montessori. Pre-test dilakukan pada tanggal 18 Oktober

2019 di K46 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Hasil pre-test dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

98

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Pre-test

2. Uji coba Produk dalam Pembelajaran

Uji coba produk dilaksanakan sebanyak dua pertemuan, yaitu pada tanggal 18

dan 21 Oktober 2019. Subjek dari uji coba ini adalah 26 mahasiswa asal Mappi

Papua yang dipilih berdasarkan saran dosen Bahasa Indonesia. Sebelum

melakukan pembelajaran, peneliti mengkonsultasikan jadwal pertemuan yang

kemudain disarankan pada jam matrikulasi Bahasa Indonesia. Waktu yang paling

tepat adalah hari Jumat dan Senin, karena di hari tersebut mahasiswa tidak

memiliki jam kuliah yang padat. Berikut ini peneliti mendeskripsikan pengalaman

pembelajaran selama dua pertemuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

99

Tabel 4.8 Jadwal Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan Hari/tanggal/jam Materi

I Jumat, 18 Oktober 2019

Pukul 10.00-12.00

Pengenalan media TABA 2D: kartu

media Tanda Baca Dua Dimensi, kartu

kategori serta kartu kata dan frasa

berserta kartu pengendali kesalahannya

(tahap 1)

II Senin, 21 Oktober 2019

Pukul 15.00-18.00

kartu klausa dan kalimat beserta kartu

pengendali kesalahannya (tahap 2),

kartu materi serta post-test.

a. Pertemuan Pertama

Pada tanggal 18 Oktober 2019 peneliti mulai pertemuan pertama di K46

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti masuk ke ruangan bersama

dengan dua pengajar, mahasiswa mulai antusias dengan ekspresi penasaran

dengan media yang dibawa peneliti. Peneliti sebelumnya sudah pernah mengajar

subjek yang akan diteliti pada jam pelajaran matrikulasi. Jadi, para mahasiswa

sudah mengenal dan pernah belajar bersama peneliti.

Peneliti memulai pembelajaran dengan mempersiapkan area kerja

memperkenalkan diri terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan memperkenalkan

media tersebut pada mahasiswa. Setelah semua mahasiswa megetahui bagian-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

100

bagian media yang ada, peneliti meulai pembelajaran sesuai tahap dan langkah

pebelajaran. Berikut adalah gambar area kerja mahasiswa.

Gambar 4.11 Area Kerja Mahasiswa Pertemuan Pertama

Peneliti memperkenalkan penggunan tanda baca menggunakan katu tanda

baca sebagai medianya, dengan tanya jawab. Peneliti mengawali pertanyan

dengan “Tanda baca apa saja yang sudah kalian kenal dan pelajari sampai saat

ini?”. Sebelumnya seluruh mahasiswa sudah melaksanakan pembelajaran Bahasa

Indonesia yang secara langsung ada pengunaan tanda baca dalam pembuatan

kalimat pada matrikulasi, namun belum semua tanda baca yang dipelajari. “Kami

sudah belajar tanda titik, tanda koma, tanda tanya, tanda seru, itu saja sepertinya”.

Mereka menggingat bahwa belum semua tanda baca yang mereka pelajari, karena

tidak ada materi secara khusus yang mengajarkan penggunaan tanda baca. Setelah

mendapatkan jawaban dari mahasiswa penliti menanyakan nama setiap kartu

tanda baca yang tediri dari 15 tanda baca. Berdasarkan jawaban yang mereka

lontarkan, sekalipun mereka belum menggunakan dalam pembelajaran atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

101

penulisan kalimat namun mereka sudah cukup banyak mengetahui nama tanda

baca yang ada. Masih ada beberapa tanda baca yang mereka kurang ketahui atau

bedakan, misalnya tanda baca apostrof, tanda baca elipsis, perbedaan tanda baca

hubung dan pisah. Meskipun demikian, peneliti bisa menyimpulkan mahasiswa

sudah mampu mengenal cukup banyak tanda baca.

Setelah peneliti memperkenalkan bagian-bagian media yang akan digunakan

pada pembelajaran ini, kemudian peneliti menjelaskan tahap pertama yang akan

mahasiswa lakukan, yaitu memasangkan kartu tanda baca dengan kartu materi

berdasarkan kategori bentuk. Setelah mahasiswa menyelesaikan tahap ini,

dilanjukan pada tahap berikutnya yaitu mulai menggunakan kartu tanda baca pada

kartu kata dan frasa. Mahasiswa diminta menyusun kartu kata dan frasa yang ada

menggunakan tanda baca dengan baik dan benar. Setelah mahasiswa menyususn

semua kartu menggunakan tanda baca peneliti memberikan kartu pengendali

kesalahan untuk dicek oleh mahasiswa sendiri hasil pekerjaan mereka. Apabila

mahasiswa sudah selesai menyusun kata dan frasa menggunakan tanda baca

dengan baik dan benar. Langkah terakhir dalam pertemuan ini diakhiri dengan

mengulang kembali apa yang telah didapat dan dipelajari menggunakan kartu

tanda baca.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2019 dengan materi

pembelajaran kelas klausa dan kalimat. Pembelajaran diawali dengan review

materi kelas kata dan frasa yang pada pertemuan pertama sudah dilakukan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

102

mahasiswa. Peneliti menanyakan bagaimana penggunaan tanda baca yang baik

dan benar dalam kata dan frasa yang kemarin sudah dipelajari. Peneliti meminta

kepada mahasiswa untuk kembali mengerjakan beberapa kartu menggunakan

tanda baca dengan baik dan benar. Setelah mahasiswa mengerjakan, peneliti

memberikan kartu dengan pengendali kesalahan untuk mahasiswa kembali

mengecek pekerjaan mereka apakah sudah benar.

Pada pertemuan kedua mahasiswa sudah lebih menguasai penggunaan tanda

baca pada kata dan frasa, walaupun masih ada beberapa tanda baca yang

digunakan belum tepat. Mahasiswa yang awalnya belum memahami perbedaan

tanda baca hubung dengan tanda baca pisah terbantu dengan kartu pengendali

kesalahan. Dalam hal ini, mahasiswa sudah mampu membuat definisi sendiri dan

memecahkan permasalahan yang ada dengan menemukan kesalahan mereka.

Selain itu, mahasiswa juga sudah mampu membuat contoh lain dari kartu kata dan

frasa yang ada dengan menggunakan tanda baca.

Gambar 4.12 Area Kerja Mahasiswa Pertemuan Ke 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

103

Setelah review materi kata dan frasa selesai, pada pertemuan ini peneliti

menjelaskan langkah terakhir dalam media tanda baca dua dimensi ini. Kegiatan

pembelajaran diawali dengan memperkenalkan kartu yang akan digunakan,

komponen medianya sama seperti pada tahap pertama. Pada tahap ini yang

berbeda adalah kartu klausa dan kalimat, mahasiswa diminta untuk membuat

sebuah klausa dan kalimat menggunakan kartu yang sudah ada disertai

penggunaan tanda baca yang baik dan benar. Pada tahap ini, mahasiswa diminta

untuk lebih fokus dan teliti dalam mengerjakan. Peneliti memberikan kartu klausa

dan kalimat serta kartu tanda baca dua dimensi yang kemudian meminta

mahasiswa menyususnnya. Setelah mahasiswa dapat menyususn kartu-kartu

tersebut menjadi sebuah klausa dan kalimat, peneliti memberikan kartu dengan

pengendali kesalahan dari klausa dan kalimat. Fungsi dari kartu ini sama seperti

pada tahap pertama, mahasiswa dapat mengecek pekerjaannya menggunakan

kartu pengendali kesalahan apakah sudah benar atau belum tanpa bantuan

pengajar. Apabila semua mahasiswa sudah mampu menyusun klausa dan kalimat

menggunakan tanda baca dengan benar. Maka tahap selanjutnya yaitu mahasiswa

mengerjakan soal post-test.

3. Posttest

Uji coba produk dilaksanakan sebanyak dua pertemuan, yaitu pada tangga 18

dan 21 Oktober 2019. Subjek dari uji coba produk ini adalah 26 orang yang

dipilih secara acak oleh dosen Bahasa Indonesia. Peneliti sebelumnya

mengkonsultasikan terlebih dahulu oleh dosen Bahasa Indonesia terkait waktu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

104

pembelajaan dan disarankan untuk dilakukan diluar jam pembelajaran. Berikut ini

adalah jadwal kegiatan pembelajaan dalam pelaksanaan uji coba.

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Post-test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

105

4. Data dan Analisis

Data yang dianalisis pada tes merupakan data hasil pretest dan posttest.

Dalam penelitian ini, kategori tes yang digunakan oleh peneliti yaitu tes subjektif

tipe tes uraian bebas, soal tesnya berupa perintah untuk membuat sebuah kalimat

menggunakan tanda baca dengan baik dan benar. Rekapitulasi hasil pretest dan

posttest dapat dilihat pada gambar 4.9 dan 4.11.

Pada tabel 4.7 dapat dilihat bahwa nilai pretest terendah diperoleh oleh A, E,

I, J, O, Y yaitu 33,3 namun mengalami peningkatan pada nilai posttest (tabel

4.11) yaitu: A mendapat nilai 80, E mendapat nilai 80, I mendapat nilai 80, J

mendapat nilai 70, O mendapat nilai 70, dan Y mendapat nilai 70. Terlihat

peningkatan yang signifikan oleh beberapa mahasiswa tersebut. Perbandingan hsil

nilai pretest dan psosttest dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

106

Nilai Rerata

Pretetst 41

Posttest 74.6

0

20

40

60

80

Nila

i

RATA-RATA NILAI PRETEST DAN POSTTEST

Berdasarkan data nilai keduanya dapat dikatakan bahwa nilai yang diperoleh

mahmahasiswa pada saat pretest dan posttest menunjukan adanya peningkatan

yang sangat signifikan. Peningkatan nilai pretest dan posttest mahasiswa.

Selain itu, dapat dilihat perbedaan rerata nilai pretest dan posttest. Pada

pretest nilai rerata 41,0 sedangkan pada rerata niali posttest 74,6. Dengan

demikian, dapat dilihat selisih adalah 33,6. Berikut ini adalah grafik perbandingan

serta rerata nilai pretest dan posttest.

Gambar 4.13 Perbandingan Nilai Pretest dan Posttest

Gamabar 4.14 Rerata Nilai Pretest dan Posttest

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Pretest 33 40 53 40 33 40 40 53 33 33 40 40 40 46 33 40 46 46 40 40 40 46 40 46 33 46

Posttest 80 90 90 80 80 70 70 70 80 70 70 70 80 70 70 70 70 80 70 80 60 70 70 80 70 80

0.0

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

Nila

i

PERBANDINGAN NILAI PRETEST DAN POSTTEST

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

107

Berdasarkan gambar 4.10 dapat dilihat perbedaan rerata nilai yaitu

mengalami peningkatan dengan rerata pretest 41 menjadi 74,6 pada nilai rerata

posttest. Rumus analisis data hasil tes yang digunakan oleh peneliti diambil dari

penelitian sebelumnya oleh Mbawo (2018:40). Persentase kenaikan hasil belajar

mahasiswa dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Rumus Persentase Kenaikan Nilai

=

=

=

=

= 81%

Jadi, persentase kenaikan hasil belajar mahasiswa yaitu 81%

Berdasarkan hasil perhitungan, persentase kenaikan nilai mahasiswa dari

pretest dan postest yaitu sebesar 81%. Dengan demikian, pembelajaran

menggunakan media tanda baca dua dimensi berbasis metode Montessori dapat

membantu mahasiswa memahami penggunaan tanda baca dalam keterampilan

menulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

108

B. Produk Akhir dan Pembahasan

1. Produk Akhir

Produk akhir penelitian ini adalah media pembelajaran kartu tanda baca dua

dimensi (TABA 2D) berbasis metode Montessori untuk membantu calon

mahasiswa asal Mappi Papua. Pengembangan produk ini melewati enam tahap

penelitian yaitu, (1) potensi dan masalah, (2) pengumpula data, (3) desain produk,

(4) validasi produk, (5) revisi desain, (6) uji coba terbatas. Media kartu tanda baca

dua dimensi (TABA 2D) telah layak untuk diujicobakan kepada calon mahasiswa

berdasarkan hasil validasi dari para ahli. Dari hasil validasi produk oleh ahli

Bahasa Indonesia diperoleh skor 3,6, ahli Montessori diperoleh skor 3,25,

pengajar Bahasa Indonesia diperoleh skor 3,6. Berdasarkan hasil validasi dari

ketiga ahli tersebut media kartu tanda baca dua dimensi (TABA 2D) mendapat

skor rerata 3,5 dengan kategori sangat baik. Berikut ini adalah produk akhir yang

telah melewati enam tahap penelitian.

Gambar 4.15 Media Kartu Tanda Baca Dua Dimensi (TABA 2D)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

109

Pada gambar 4.11 media kartu tanda baca dua dimensi (TABA 2D)

berjumlah 15 kartu tanda baca sesuai PUEBI. Kartu TABA 2D digunakan dengan

komponen kartu tahap 1 dan tahap 2. Kartu tanda baca ini mempermudah calon

mahasiswa dalam menggunakan tanda baca pada kata, frasa, klausa dan kalimat.

Gambar 4.16 Kartu Kategori Tanda Baca

Pada gambar 4.12 karu kategori tanda baca digunakan pada langkah

pertama. Sebelumnya, para calon mahasiswa menyususn kartu kategori, calon

mahsiswa bebas menyusun kartu sesuai kategori kartu yang ingin dipelajari

terlebih dahulu. Kartu ini terdiri dari 15 kartu tanda baca dengan warna dasar

kuning, serta kartu yang berisikan penjelasan dari fungsi penggunaan tanda baca

dengan warna dasar putih berjumlah 40 kartu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

110

Gambar 4.17 Kartu Materi

Pada gambar 4.13 kartu materi digunakan oleh calon mahsiswa sebagai kartu

pemberi informasi penggunaan tanda baca sesuai PUEBI. Calon mahsiswa akan

menggunakan kartu materi pada setiap langkah penggunan media. Bagian depan

berisikan tanda baca dengan warna dasar kartu kuning. Bagian belakang berisikan

penjelasan dari fungsi penggunaan tanda baca dengan warna dasar putih.

Gambar 4.18 Kartu Kata dan Kartu Pengendali Kesalahan

Gambar 4.19 Kartu Frasa dan Kartu Pengendali Kesalahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

111

Pada gambar 4.14 dan 4.15 kartu kata dan frasa digunakan pada tahap 1,

calon mahasiswa bebas untuk menyususn kartu mana saja dengan memasangkan

kartu tersebut dengan kartu tanda baca. Kartu ini terdiri dari kartu kata dan frasa

yang berjumlah 78 kartu. Kartu kata dan frasa juga dilengkapi dengan kartu

pengendali kesalahan. Kartu pengendali kesalahan adalah kartu yang berisikan

kata dan frasa yang sudah tersusun dengan tanda baca berjumlah 34 kartu.

Gambar 4.20 Kartu Klausa dan Kartu Pengendali Kesalahan

Gambar 4.21 Kartu Kalimat dan Kartu Pengendali Kesalahan

Pada gambar 4.16 dan 4.17 kartu klausa dan kalimat digunakan pada tahap 2,

calon mahasiswa bebas untuk menyususn kartu mana saja dengan memasangkan

kartu tersebut dengan kartu tanda baca. Kartu ini terdiri dari kartu klausa dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

112

kalimat yang berjumlah 60 kartu. Kartu klausa dan kalimat juga dilengkapi

dengan kartu pengendali kesalahan. Kartu pengendali kesalahan adalah kartu yang

berisikan klausa dan kalimat yang sudah tersusun dengan tanda baca berjumlah 36

kartu.

Gambar 4.22 Album / Buku Panduan Penggnaan

Pada gambar 4.18 album/buku panduan penggunaan dibuat oleh peneliti

untuk pengajar. Buku ini merupakan buku yang berisikan petunjuk dalam

menggunakan media TABA 2D.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

113

2. Pembahasan

Media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode Montessori telah

melalui proses validasi oleh tiga trianggulator yang terdiri dari ahli Bahasa

Indonesia memperoleh skor 3,25 dengan kriteria sangat baik, dari ahli Montessori

memperoleh skor 3,6 dengan kriteria sangat baik, dan dari pengajar Bahasa

Indonesia memperoleh skor 3,5 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil

validasi dari ketiga validator tersebut diperoleh skor rerata 3,5. Jika dilihat dalan

tabel 4.3 skor ini termasuk rentang 3,25< X ≤4,00. Selain itu, album/buku

panduan penggunaan yang juga dikembangakan oleh peneliti telah divalidasi oleh

tiga ahli yang terdiri dari ahli Bahasa Indonesia ahli Montessori pengajar Bahasa

Indonesia. Dari penilaian tersebut diperoleh hasil skor 3,27 dengan kriteria baik.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media dan juga album yang

dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam kategori sangat baik dan layak

digunakan.

Media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode Montessori ini memiliki

kualitas sangat baik jika dilihat dari segi karakteristik Montessori, yaitu menarik,

bergradasi, auto-educational, auto-correction, dan kontekstual. Media dibuat

untuk menarik perhatian dari calon mahasiswa (Gutek, 2013:235-239). Media

kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode Montessori ini, menarik dilihat dari

bentuk media yang memiliki warna cerah serta cara penggunaannya yang menarik

dalam pembelajaran. Media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode

Montessori ini, bergradasi dilihat dari bentuk media yang memiliki bentuk dua

dimensi serta dalam penggunaanya melibatkan lebih dari satu indra. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

114

media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode Montessori ini juga dapat

digunakan dalam berbagai usia. Media kartu tanda baca dua dimensi berbasis

metode Montessori ini, auto-educational dilihat dari fungsi media yang dapat

membantu mahasiswa dalam mempelajari penggunaan tanda baca pada

keterampilan menulis secara mandiri. Media kartu tanda baca dua dimensi

berbasis metode Montessori ini, auto-correction dilihat dari komponen media

yang terdiri dari kartu pengendali kesalahan sehingga mahasiswa mampu

menemukan kesalahannya sendiri selama proses belajar. Media kartu tanda baca

dua dimensi berbasis metode Montessori ini, kontekstual dilihat dari bahan yang

digunakan dalam pembuatan media ini, calon mahasiswa dapat dengan mudah

menemukan bahan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode Montessori ini memiliki

kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari media yang dikembangkan ini adalah

kartu tanda baca dua dimensi ini terdiri dari 15 tanda baca yang ada dalam Bahasa

Indonesia dan disertai dengan kartu yang sekaligus menjelaskan penggunan tanda

baca yang tepat dalam kata, frasa, klausa sampai kalimat. Produk yang

dikembangkan tidak hanya memiliki kelebihan saja, melainkan terdapat beberapa

kekurangan, yaitu pada komponen kartu kata, farasa, klausa dan kalimat yang

jumlahnya terbatas dan membutuhkan tempat belajar yang cukup luas karena

media terdiri dari lima komponen kartu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

115

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses pengembangan dan penelitian media pembelajaran berbasis Powtoon

untuk materi fabel kelas VII telah selesai dilakukan dan dibahas sesuai dengan hasil

yang telah diperoleh. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut ini.

Pengembangan media kartu tanda baca dua dimensi berbasis metode

Montessori untuk calon mahasiswa asal Mappi Papua adalah sebagai berikut:

Pertama, potensi yang ada mengenai penggunaan tanda baca pada keterampilan

menulis yang disertai masalah mahasiswa berupa kesulitan menggunakan tanda

baca dengan baik dan benar. Kedua, pengumpulan data yang diperoleh melalui

trianggulasi berupa hasil wawancara dan observasi. Hasil wawancara diperoleh

dari dua sumber yaitu pengajar dan mahasiswa. Ketiga, desain produk berupa

pengembangan media berbasis metode Motessori berdasarkan karakteristik dari

Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan

kontekstual. Keempat, validasi produk yang dilakukan oleh tiga ahli, yaitu ahli

Bahasa Indonesia, ahli Montessori, dan pengajar Bahasa Indonesia. Kelima, revisi

produk dilakukan setelah melihat hasil validasi yang dilakukan oleh ahli,

berdasarkan saran dan komentar yang diberikan. Keenam, uji coba terbatas

dilakukan oleh 26 mahasiswa dengan tujuan mendapatkan data keefektifan media

pembelajaran serta kemampuan penggunaan tanda baca oleh mahasiswa setelah

menggunakan media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

116

Kartu tanda baca dua dimensi (TABA 2D) berbasis metode Montessori untuk

membantu calon mahasiswa asal Mappi Papua dalam penggunaan tanda baca pada

keterampilan menulis, dikembangkan oleh peneliti melalui tahap-tahap

pengembangan salah satunya yaitu validasi produk oleh ahli. Produk divalidasi

oleh tiga ahli, yaitu ahli Bahasa Indonesia, ahli Montessori, dan pengajar Bahasa

Indonesia. Dari hasil validasi produk oleh ahli Bahasa Indonesia diperoleh skor

3,6, ahli Montessori diperoleh skor 3,25, pengajar Bahasa Indonesia diperoleh

skor 3,6. Berdasarkan hasil validasi dari ketiga ahli tersebut media kartu tanda

baca dua dimensi (TABA 2D) mendapat skor rerata 3,5 dengan kategori sangat

baik.

B. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini antara lain:

1. Komponen kartu kata, farasa, klausa dan kalimat yang jumlahnya terbatas

sehingga contoh penggunaan tanda bacanya terbatas.

2. Membutuhkan tempat belajar yang cukup luas karena media terdiri dari lima

komponen kartu.

C. Saran

Saran yang dapat dpertimbangkan bagi penelitian selanjunya adalah sebagai

berkut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

117

1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan dapat membuat media kartu tanda

baca dua dimensi dengan komponen kartu kata, farasa, klausa dan kalimat

yang lebih banyak. Sehingga contoh penggnaan setiap tanda bacanya

beragam.

2. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan mampu menyediakan tempat belajar

yang lebih luas karena media terdiri dari lima komponen kartu yang setiap

komponenya terdiri lebih dari 10 kartu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Daftar Pustaka

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Astuti. 2017. Pengembangan Kartu Abjad Berbasis Metode Montessori untuk

Latihan Membaca dan Menulis Permulaan. Skripsi S1. FKIP PGSD

Universitas Sanata Dharma

Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2015. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta:

Rineka Cipta

Gutek, Gerald Lee. 2013. Metode Monttesori. USA: Rowman & Littlefield

Publisher.

Halimatussakdiah, dkk. 2014. Pemahaman Penggunaan Tanda Baca Sesuai

Dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) Pada Mahasiswa Jurusan

Akuntansi Kelas A 2012 FE UNIMED. Skripsi S1. FKIP PBSI Universitas

Negri Medan.

Haris, dkk. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Hani’ah, Munnal. Panduan Terlengkap PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Idonesia). Yogyakarta: Laksana.

Hidayat. 2009

Ichsan dan Chusnandari. 2018

Jalianus, Nizwardani dan Ambiyar. 2016. Media & Sumber Pembelajaran.

Jakarta: Kencana.

Kemendikbud. 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan

Pengembangan dan Pembinaaan Bahasa.

Keraf, Gorys. 1980. Komposisi. Flores: Nusa Indah.

Mbawo. 2018. Pengembangan Media Simbol Kata Tiga Dimensi Bebrbasis

Metode Montessori untuk Membantu siswa Sekolah Dasar Memahami Kelas

Kata Bahasa Indoensia. Skripsi S1. FKIP PGSD Universitas Sanata Dharma.

Mulyati, Y. 2016 Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Nurmawati, dkk. 2014. Peningkatan KemampuanMenggunakan Tanda Baca Titik,

Koma, dan Titik Dua dalam Kalimat dengan Menggunakan Metode Latihan

Siswa Kelas IV SDN Atananga Kec. Bumi Raya Kab. Morowali. Jurnal S1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Tadulako.

Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kecana

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta.

Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:

Kanisius.

Suprihatiningsih, Jamil. 2016. Strategi pembelajaran. Yogyakarta: Ar-ruzz

Media.

Widi. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widoyoko. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yuniastuti. 2017. Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Akar

Tumbuhan Berbasis Metode Montessori.

Situs web

Arti Warna Menurut Para Ahli. Diakses dari situs https://goodminds.id/arti-

warna/. Diunduh pada tanggal 25 Januari 2018 Pukul 19.54 WIB.

Kabupaten Mappi Papua. Diakses dari situs

https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Mappi Diunduh pada tanggal 24

Agustus 2018 Pukul 16.25 WIB.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Diakses dari situs

https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Diunduh pada tanggal 16 Februari 2018 Pukul

15.17 WIB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: PENGEMBANGAN MEDIA KARTU TANDA BACA DUA DIMENSI …

Scanned by CamScanner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI