PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS PROSEDUR BERBASIS …digilib.unila.ac.id/54613/3/TESIS TANPA BAB...
Transcript of PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS PROSEDUR BERBASIS …digilib.unila.ac.id/54613/3/TESIS TANPA BAB...
PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS PROSEDUR
BERBASIS MIND MAPP UNTUK
SISWA SMP KELAS VII
(TESIS)
Oleh
ERMA NOVERDA ZAHARA RA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
iii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS PROSEDUR
BERBASIS MIND MAPP UNTUK SISWA SMP KELAS VII
Oleh
ERMA NOVERDA ZAHARA RA
Penelitian didasarkan pada temuan masalah pembelajaran teks prosedur di kelas
VII SMP Negeri 7 Kota Metro yaitu sebagian besar peserta didik belum mencapai
tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar pembelajaran menulis teks
prosedur yang sudah ditetapkan. Sesuai dengan permasalahan yang ditemukan,
tujuan penelitian dirumuskan untuk mendeskripsikan 1) Karakteristik LKPD
menulis teks prosedur berbasis mind mapp, 2) Kelayakan LKPD menulis teks
prosedur berbasis mind map, dan 3)Efektivitas LKPD menulis teks prosedur
berbasis mind mapp.
Penelitian ini menggunakan metode Research And Development (R&D).
Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala likert dan juga kuesioner yang
disusun berdasarkan kisi-kisi instrumen. Validitas ahli materi menguji dari sisi isi,
materi, dan kebahasaan. Validasi ahli media dari sisi gambar dan desain, praktisi
dan peserta didik yang menguji keterpakaian LKPDmenulisteksprosedur berbasis
mind mapp. Analisis data uji kelayakan LKPDmenulisteksprosedur berbasis mind
mapp menggunakan analisis kuantitatif deskriptif dengan nilai rata-rata dan
iv
persentase, dan untuk menguji efektifitas LKPDmenulisteksprosedur berbasis
mind mapdigunakan analisis N-Gain.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) KarakteristikLKPD menulisteksprosedur
berbasis mind map memiliki kombinasi warna menarik, materi atau isi untuk
meningkatkan kemampuan berfikir sistematis, terstruktur, dan kreatif serta tugas
dan kegiatan peserta didik dalam LKPD disusun dengan memperhatikan tingkat
kesulitan, 2) LKPD menulisteksprosedur berbasis mind mapmemiliki kelayakan
yang sangat baik dari segi desain/grafis, bahasa, dan isi. Uji kelayakan produk
oleh ahli materi mendapat skor 94,7%. Uji kelayakan produk oleh ahli media
mendapat skor 89,5%. Uji kelayakan produk oleh praktisi memperoleh skor
90,5%. Hasil uji validator mendapatkan skor rata-rata 91,5% dengan kategori
sangat layak, 3)LKPD menulis teks prosedur berbasis mind mapp untuk
SMP/MTs kelas VII cukup efektif. Hal itu terlihat dari analisa statistik rata-rata
N-(gain). Secara total atau keseluruhan nilai rata-rata N-(gain) yang diperoleh dari
uji efektifitas pada skala besar adalah 0,39 dan berada pada kategori sedang.
Kesimpulan nilai efektifitas tersebut juga didukung dari perbedaan nilai rata rata
prates dan pascates, yaitu pada saat prates sebesar 77 dan pada saat pascatest
sebesar 86, dengan demikian terjadi peningkatan skor sebesar 9 poin.
Kata kunci : LKPD , teks prosedur, mind mapp
v
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT STUDENT WORKSHEET (LKPD) OF
WRITTING PROCEDURE TEXT BASED MIND MAPP FOR 7th GRADE
STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL
By
ERMA NOVERDA ZAHARA RA
The research is based on the findings of the procedure text learning problem in 7th
GRADE STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL Metro City, that is, most
of the students have not reached the learning objectives in accordance with the
basic competencies of learning to write the prescribed procedure text. In
accordance with the problems found, the research objectives were formulated to
describe 1) LKPD characteristics to write a mind-mapp-based procedure text, 2)
LKPD feasibility to write a mind map-based procedure text, and 3) LKPD
effectiveness writing text-minded procedure procedures.
This study uses the research and development (R & D) method. The research
instrument used was the Likert scale and also a questionnaire that was arranged
based on the instrument lattice. The validity of the material expert examines the
content, material, and linguistic aspects. Validation of media experts from the
image and design side, practitioners and students who tested LKPD of writing
procedure text based mind mapp. Data analysis of LKPD feasibility test writes
text procedure based mind mapp using descriptive quantitative analysis with mean
vi
and percentage values, and to test the effectiveness of LKPD writing text
proceduresbasedmind map is used N-Gain analysis.
The results showed that 1) the characteristics of LKPD of writing procedure text
based mind mapp had an interesting color combination, material or content to
improve the ability to think systematically, structurally, and creatively as well as
the tasks and activities of students in LKPD arranged with attention to the level of
difficulty, 2) LKPD of writing procedure text based mind mapp has very good
feasibility in terms of design / graphics, language, and content. Product feasibility
tests by material experts received a score of 94.7%. Product feasibility tests by
media experts got a score of 89.5%. The product feasibility test by practitioners
obtained a score of 90.5%. The validator test results obtained an average score of
91.5% in the very feasible category, 3) LKPD of writing procedure text based
mind mapp for class VII SMP / MTs quite effective. This can be seen from the
average N- (gain) analysis. In total or the overall average value of N- (gain)
obtained from the effectiveness test on a large scale is 0.39 and is in the medium
category. The conclusion of the value of effectiveness is also supported by the
difference in the average pre-test and post-test values, namely at the time of pre-
test of 77 and at post-test time of 86, thus increasing the score by 9 points.
Keywords: LKPD, procedure text, mind mapp
PENGEMBANGAN LKPD MENULIS TEKS PROSEDUR
BERBASIS MIND MAPP UNTUK
SISWA SMP KELAS VII
Oleh
ERMA NOVERDA ZAHARA RA
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
MAGISTER PENDIDIKAN
Pada
Program Pascasarjana Magister Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2018
xi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Erma Noverda Zahara RA dilahirkan di Brajasakti, Way
Jepara, Lampung Timur pada tanggal 11 November
1978. Anak kelima dari enam bersaudara pasangan
Bapak RA. Zainuddin dan Ibu Rochaya.
Pendidikan formal dimulai dari SD Negeri 1 Metro Pusat
dan lulus pada tahun 1993. Melanjutkan pendidikan di SMP N 3 Metro Pusat dan
lulus pada tahun 1995. Pada tahun 1998 lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Metro. Pada tahun 1998 melanjutkan studi sebagai mahasiswa D3
Bahasa dan Sastra Daerah Lampung di Universitas Lampung. Di tahun 2007 telah
menyelesaikan penddikan S1 Bahasa dan Sastra Indonesia di STKIP PGRI Metro.
Pada tahun 2016 tercatat sebagai mahsiswa S2 Magister Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia di Universitas Lampung.
Pengalaman mengajar yang pernah dialami penulis: tahun 2003 mengajar
Program Studi Bahasa dan Sastra Lampung di SMP Negeri 1 Metro dengan status
guru bantu , tahun 2005 diangkat menjadi CPNS di tempat yang sama. Tahun
2011 sampai sekarang mengajar Bahasa Indonesia di SMP Negeri 7 Metro.
xii
MOTTO
"Bertaqwalah kepada Allah, maka Dia akan membimbingmu. Sesungguhnya
Allah mengetahui segala sesuatu”
(Qs. Al Baqarah: 282)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya”
(QS. Al Baqarah ayat 286)
xiii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT dan sholawat serta salam senantiasa kupanjatkan
pada junjungan Nabi Muhammad SAW.
Tesis ini kupersembahkan untuk:
1. Suamiku Kuswadi, S.IP., terima kasih atas kasih sayang, perhatian, dan doa.
2. Ibu dan Bapak tersayang, yang selalu mendoakan keberhasilanku dan
kebahagiaan dunia akherat.
3. Anak-anakku Iqbal, Ridho, dan Mirza, yang menjadi penyemangat hidupku.
4. Almamaterku tercinta, Universitas Lampung
xiv
SANWACANA
Puji syukur kepada Allah SWT atas nikmat sehat dan kekuatan dalam
menyelesaikan tesis yang berjudul Pengembangan LKPD Menulis Teks Prosdur
Berbasis Mind Mapp untuk Siswa SMP Kelas VII ini dapat terselesaikan. Salawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SWT, teladan
sepanjang masa.
Perjuangan yang luar biasa telah peneliti tempuh untuk merampungkan tesis ini.
Kendati demikian, tanpa doa, dukungan, bantuan, dan bimbingan berbagai pihak
tesis ini hanya keniscayaan belaka. Tesis ini disusun sebagai salah satu
persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Prof. Drs. Mustofa, MA., Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Lampung;
3. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
4. Dr. Edi Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia;
xv
5. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Seni dan selaku validator untuk bahan ajar dari unsur materi
pembelajaran;
6. Dr. Sumarti, M.Hum., selaku pembimbing I yang selalu sabar memotivasi
dan membimbing untuk penyelesaian tesis ini;
7. Dr. Siti Samhati, M.Pd., selaku pembimbing II yang selalu sabar
memotivasi dan membimbing untuk penyelesaian tesis ini;
8. Dr. Iing Sunarti, M.Pd. selaku dosen pembahas dan pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi serta
kritik dalam penyelesaian tesis ini;
9. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd., selaku dosen pembahas yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi serta kritik dalam
penyelesaian tesis ini;
10. Dr. Herpratiwi, M.Pd., selaku validator untuk bahan ajar dari unsur media
pembelajaran;
11. Seluruh Dosen di lingkungan Program Magister Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Lampung yang selalu memberikan arahan
dan motivasi;
12. Kepala Sekolah, Guru dan Seluruh warga SMP Negeri 7 Metro;
13. Staf Administrasi Program Pascasarjana Magister Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia FKIP, Universitas Lampung;
14. Orang tua tercinta, Hi. RA. Zainuddin dan Hj. Rochaya yang tiada henti
memberikan doa yang begitu tulus;
15. Keluarga kecilku, Kuswadi, imamku dan anak-anakku tersayang, yang
menjadi penyemangat utnuk menyelesaikan tesis ini;
16. Teman-teman MPBSI angkatan 2016 yang selalu memberi motivasi;
xvi
17. Almamater tercinta yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis;
18. Semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya tesis ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT
dan semoga tesis ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Amin.
Bandarlampung, Oktober 2018
Erma Noverda Zahara RA.
xvii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
ABSTRAK...................................................................................... .................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ vii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. viii
LEMBAR PERNYATAAN.................................................................. ........... ix
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... x
MOTTO .......................................................................................................... xi
PERSEMBAHAN ............................................................................................. xii
SANWACANA ................................................................................................. xiii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xxi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 13
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 13
1.4 Spesifikasi Produk Pengembangan................................... ............ 14
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................... 17
1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 18
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Teori Belajar .................................................................................... 19
2.2 Teori Belajar Bahasa ....................................................................... 22
2.3 Bahan Ajar ....................................................................................... 28
2.3.1 Pengertian Bahan Ajar .......................................................... 28
2.3.2 Fungsi Bahan Ajar .................................................................. 29
2.3.3 Struktur Bahan Ajar ............................................................... 30
2.3.4 Jenis-jenis Bahan Ajar ............................................................ 30
2.3.5 Prinsip Pengembangan Bahan Ajar ....................................... 31
2.3.6 Tujuan dan Manfaat Bahan Ajar ............................................ 36
2.4 Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) ......................................... 37
2.4.1 Pengertian LKPD ................................................................... 37
2.4.2 Fungsi LKPD ......................................................................... 38
2.4.3 Tujuan LKPD ......................................................................... 40
xviii
2.4.4 Langkah Membuat LKPD ...................................................... 41
2.4.5 Kriteria Kualitas LKPD ......................................................... 42
2.4.6 Kelebihan dan Kekurangan LKPD ....................................... 43
2.5 Teks Prosedur .................................................................................. 44
2.5.1 Pengertian Teks Prosedur ...................................................... 44
2.5.2 Ciri-ciri Teks Prosedur .......................................................... 45
2.5.3 Sruktur Teks Prosedur .......................................................... 46
2.5.4 Langkah Penyusunan Teks Prosedur ..................................... 47
2.6 Mind Mapp ..................................................................................... 48
2.6.1 Pengertian Mind Mapp .......................................................... 48
2.6.2 Jenis-jenis Mind Mapp ........................................................... 50
2.6.3 Cara Membuat Mind Mapp .................................................... 51
2.6.4 Struktur Mind Mapp .............................................................. 55
2.6.5 Manfaat Mind Mapp .............................................................. 55
2.6.6 Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapp ................................ 58
2.7 Keterampilan Menulis ...................................................................... 58
2.7.1 Pengertian Menulis .............................................................. 59
2.7.2 Tujuan Menulis ................................................................... 60
2.7.3 Manfaat Menulis ................................................................. 61
2.7.4 Tujuan Pembelajaran Menulis ............................................. 62
2.7.5 Prinsip-Prinsp Pembelajaran Menulis ................................. 64
2.7.6 Tahap Menulis ..................................................................... 65
2.8 Lembar Kerja Peserta Didik Menulis Teks Prosedur
Berbasis Mind Mapp.......................................................... .............. 66
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian ............................................................................ 71
3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan ......................................... 73
3.3 Sumber Data dan Data..................................................................... 78
3.4 Pengumpulan Data .......................................................................... 79
3.5 Instrumen Penelitian ........................................................................ 79
3.6 Validitas Instrumen ......................................................................... 86
3.7 Teknik Analisis Data ....................................................................... 87
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 90
4.1.1 Penelitian Pendahuluan .......................................................... 90
4.1.1.1 Kompetensi Siswa Menulis Teks Prosedur ......................... 91
4.1.1.2 Penilaian Bahan Ajar Menulis Teks Prosedur
dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia ........................... 95
4.1.2.3 Analisis Kebutuhan ............................................................ 98
4.2 Pengembangan Produk ..................................................................... 99
4.2.1 Desain Produk Awal .............................................................. 99
4.2.2 Validasi Produk ...................................................................... 107
4.2.2.1Validasi Ahli Materi ..................................................... 107
4.2.2.2Validasi Ahli Media .................................................... 109
4.2.2.3Validasi Praktisi .......................................................... 111
xix
4.2.3 Perbaikan Desain .................................................................... 114
4.2.4 Uji Coba Produk ..................................................................... 119
4.2.4.1 Uji Coba skala Kecil ................................................. 119
4.2.4.2 Uji Coba Skala Besar ................................................. 122
4.2.4.3 Rekapitulasi Penilaian Skor Uji Coba Skala Besar .... 131
4.2.5 Revisi Produk ......................................................................... 132
4.2.6 Produk Akhir Bahan Ajar........................................................ 135
4.3 Pembahasan ...................................................................................... 136
4.3.1 Proses Pengembangan Produk ................................................ 136
4.3.2 Karakteristik Produk ............................................................... 142
4.3.3 Analisis Kelayakan Produk ................................................... 144
4.3.4 Keefektifan LKPD Menulis Teks Prosedur
Berbasis Mind Mapp .............................................................. 148
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan .......................................................................................... 155
5.2 Saran ................................................................................................. 157
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 158
LAMPIRAN ....................................................................................................... 170
xx
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1.1 Hasil Identifikasi Masalah Ketercapaian Kompetensi Dasar
Pembelajaran Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 7
Kota Metro Tahun 2017/2018 ......................................................... 4
Tabel 2.1 Struktur Bahan Ajar Cetak .............................................................. 30
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Uji validasi LKPD Berbasis Mind Mapp
untuk Ahli Materi dan Guru ............................................................ 80
Tabel 3.2 Koesioner Penilaian untuk Ahli Materi dan Guru ........................... 81
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Penilain LKPD Berbasis Mind Mapp
untuk Siswa ................................................................................... 82
Tabel 3.4 Koesioner Penilaian untuk Siswa ................................................... 83
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Bahan Ajar Teks Prosedur .............. 86
Tabel 3.6 Instrumen Angket Kebutuhan Bahan Ajar Teks Prosedur .............. 87
Tabel 3.7 Aturan Pemberian Skor untuk Ahli Materi, Reviewer (guru) ......... 89
Tabel 3.8 Aturan Pemberian Skor untuk Penilaian Siswa ............................. 89
Tabel 3.9 Kriteria Tingkat Kelayakan ........................................................... 90
Tabel 4.1 Kompetensi Siswa Menulis Teks Prosedur ...................................... 91
Tabel 4.2 Identitas Buku ................................................................................. 96
Tabel 4.3 Penilaian Bahan Ajar Menulis Teks Prosedur ............................... 96
xxi
Tabel 4.4 Hasil Validasi Ahli Materi ............................................................... 107
Tabel 4.5 Hasil Validasi Ahli Media. .............................................................. 110
Tabel 4.6 Hasil Validasi Ahli Praktisi.............................................................. 112
Tabel 4.7 Saran Perbaikan .............................................................................. 114
Tabel 4.8 Rekapitulasi Kelayakan Produk ...................................................... 131
Tabel 4.9 Saran Perbaikan Guru Bahasa dan Sastra Indonesia ........................ 134
Tabel 4.10 Saran Perbaikan Siswa ................................................................... 135
Tabel 4.11. Rekapitulasi Uji Efektifitas Produk Pada SMP N 7 Metro ............ 149
Tabel 4.12. Rekapitulasi Uji Efektifitas Produk Pada SMP N 9 Metro. ........... 150
Tabel 4.13 Rekapitulasi Uji Efektifitas Produk pada SMP Kartikatama
Metro ............................................................................................... 152
Tabel 4.14. Perbandingan Nilai Hasil Pratest dan Pascatest ............................. 154
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1.1 LKPD Menulis Teks Prosedur Berbasis Mind Mapp .................... 16
Gambar 3.1 Struktur Teks Prosedur .................................................................. 46
Gambar 3.2 Mind Mapp Silabus ....................................................................... 50
Gambar 3.3 Mind Mapp Bap ............................................................................ 51
Gambar 3.4 Mind Mapp Paragraf ...................................................................... 51
Gambar 3.5 Langkah-langkah R&D .................................................................. 72
Gambar 3.6 Langkah-langkah Penelitian ........................................................... 78
.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia tidak pernah terlepas dari aktivitas atau kegiatan belajar di dalam
kehidupan. Belajar tidak pernah dibatasi oleh usia, tempat maupun waktu. Belajar
merupakan kegiatan atau aktivitas sadar secara jasmani maupun rohani melalui
proses memahami, menyimak, mendengarkan, membaca, dan lainnya, untuk
memperoleh pengetahuan dengan pembuktian adanya perubahan dari yang tidak
bisa menjadi bisa atau perubahan perilaku. Inti dari proses pendidikan adalah
belajar dan pembelajaran.Pendidikan bukan hanya sebuah kewajiban yang
dimiliki manusia, melainkan pendidikan adalah sebuah kebutuhan. Manusia akan
lebih berkembang dengan adanya pendidikan. Pendidikan merupakan upaya yang
dilakukan secara sadar oleh manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan
segala potensi-potensi yang dibawa sejak lahir.
Pendidikan merupakan usaha untuk menciptakan generasi yang berkualitas dan
memiliki daya saing. Upaya untuk menciptakan generasi yang berkualitas maka
harus dapat meningkatkan mutu pendidikan diantaranya dengan memperbaiki
mutu pembelajaran yang tidak hanya penyampaian materi saja, tetapi juga harus
mentransfer nilai-nilai moral yang baik untuk peserta didik (Nurhadi,2016:3).
2
Pendidikan secara formal dilakukan oleh suatu lembaga yang sering disebut
dengan sekolah. Proses pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh komponen yang
terkait, yaitu peran kerja sama antara guru dan siswa. Guru dalam pembelajaran
memiliki peran yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan pendidikan yang
memiliki tanggung jawab besar dalam proses pembelajaran.
Melihat hal tersebut maka seorang guru dituntut semaksimal mungkin dalam
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa.Pembelajaran dalam
kurikulum 2013 menuntut siswa agar lebih aktif dalam memperoleh pengetahuan
itu sendiri dan guru yang mampu menyelenggarakan pembelajaran yang
berorientasi pada aktivitas siswa dalam menemukan dan menetapkan makna
secara mandiri sehingga akan mampu menumbuhkan tingkat berpikir tinggi pada
siswa. Sejalan dengan pandangan konstruktivisme bahwa pengetahuan yang
bersifat personal sehingga makna yang diperoleh dapat dikonstruksikan oleh
siswa itu sendiri melalui pengalaman.
Pembelajaran yang aktif tidak terpaku pada buku ajar yang disediakan oleh
sekolah. Namun, diperlukan bahan ajar yang mampu menunjang dan memberikan
pengalaman bagi siswa. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan adalah
lembar kegiatan peserta didik (LKPD). LKPD akan memberikan manfaat bagi
guru dan siswa. Guru akan memiliki bahan ajar yang siap digunakan, sedangkan
siswa akan mendapatkan pengalaman belajar mandiri dan belajar memahami tugas
tertulis yang tertuang dalam LKPD.
3
Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan angket analisisbersama guru kelas
yang dilakukankelas VII SMP Negeri 7 Kota Metro, guru sudah menggunakan
kurikulum 2013. Guru kelas yang bersangkutan sudah menggunakan buku yang
sesuai dengan kurikulum 2013. Buku kurikulum 2013 yang ada di sekolah
jumlahnya masih terbatas. Setiap dua peserta didik masih menggunakan satu buku
untuk bersama. Jadi, guru dan kepala sekolah memberikan kebijakan untuk setiap
peserta didik membeli buku dari penerbit yang sesuai dengan kurikulum 2013
untuk menunjang belajar peserta didik baik di rumah maupun di sekolah.
Kondisi yang ada dalam buku ajar paket pelajaran bahasa Indonesia kelas VII,
cenderung berisi tentang deskripsi perintah yang dijadikan acuan bagi guru dan
juga peserta didik dalam menjalankan pembelajaran, dan sedikit diberikan
gambar. Model buku ajar tersebut, bagi peserta didik setingkat SMA tentu bukan
menjadi suatu persoalan yang signifikan, akan tetapi bagi peserta didik setingkat
SMP model buku ajar yang seperti itu masih cenderung membingungkan dan
butuh lebih untuk memahami instruksi-instruksinya. Dampak yang kemungkinan
muncul dari hal tersebut adalah siswa kurang memahami perintah, siswa lambat
menyelesaikan tugas yang diberikan, tujuan pembelajaran sulit untuk
tercapaisehingga kompetensi dasar yang diharapkan tidak tercapai.
Data empiris tentang permasalahan yang dialami oleh peserta didik dalam
mempelajari teks prosedur, dilakukan identifikasi terhadap tigapuluh peserta didik
kelas VII di SMP Negeri di Kota Metro tahun pelajaran 2017/2018, dengan
melihat indikator ketercapaian pembelajaran teks prosedur yangtelah dilakukan
4
melalui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Ringkasan tingkat ketercapaian
kompetensi pembelajaran teks prosedur dapat disajikan sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Identifikasi Masalah Ketercapaian Kompetensi Dasar
Pembelajaran Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP N 7 Kota Metro
Tahun 2017/2018
No Kompetensi Dasar
Tingkat Ketercapaian
Rendah % Sedang % Tinggi %
1 Mengidentifikasi
teks prosedur
tentang cara
melakukan sesuatu
dan cara membuat
dari berbagai
sumber yang dibaca
dan didengar.
16 53,33 12 40 2 6,67
2 Menyimpulkan isi
teks prosedur yang
dibaca dan
didengar.
19 63,33 6 20 5 16,
67
3 Menelaah struktur
dan aspek
kebahasaan teks
prosedur tentang
cara melakukan
sesuatu dan cara
membuat dari
berbagai sumber
yang dibaca dan
didengar.
16 53,33 14 46,67 0 0
4 Menyajikan data
rangkaian kegiatan
ke dalam bentuk
teks prosedur
dengan
memperhatikan
struktur, unsur
kebahasaan dan isi
secara lisan dan
tulisan
14 46,67 14 46,67 2 6, 67
5
Data yang disajikan pada tabel di atas menggambarkan bahwa jika dilihat secara
umum dan rata-rata maka kompetensi dalam menulis teks prosedur masih
rendah.Aspek mengidentifikasi teks prosedur berada pada komponen yanng
paling cukup rendah. Hal ini menjadi suatu indikasi bahwa pembelajaran bahasa
Indonesia yang dilakukan selama ini belum menumbuhkan ketajaman berfikir dan
analisis dari peserta didik. Peserta didik masih mengalami kesulitan dalam
mengidentifikasi dan mengkomunikasikan dalam bentuk tulisan apa yang
didengar dan dilihat. Dari aspek menyimpulkan apa yang didengar dan dilihat
dalam bentuk tulisan berada pada kondisi yang sangat rendah. Hal ini
menandakan bahwa skema berfikir dalam otaknya belum dirangsang untuk
sistematis dan terstruktur sehingga stimulus yang didapat susah untuk dioleh
dalam bentuk bahasa tulisan. Komponen yang ketiga, yaitu menelaah struktur dan
aspek kebahasaan teks prosedur. Komponen ini mengindikasikan masih
rendahnya peserta didik untuk mengkonstruksi kembali stimulus yang didengar
dan dilihat menjadi suatu kalimat tekstual yang runtut dan sistematis. Masalah
pada komponen ketiga tersebut, didukung dengan masih rendahnya peserta didik
untuk menyajikan data rangkaian kegiatan ke dalam bentuk teks prosedur dengan
memperhatikan struktur, unsur kebahasaan dan isi secara lisan dan tulisan.
Analisis dari permasalahan yang ditemukan berdasarkan data di atas menunjukkan
bahwa kompetensi menulis teks prosedur yang dimiliki oleh peserta didik secara
umum masih sangat rendah. Menurut Kosasih (2013: 67) teks prosedur kompleks
merupakan teks yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap, jelas, dan
terperinci tentang cara melakukan sesuatu. Berdasarkan konsep dasar tersebut
dapat diidentifikasi karakter dari pembelajaran teks prosedur yaitu peserta didik
6
diharapkan mampu untuk menyusun dan menjelaskan teks prosedur. Pada aspek
ini, dari hasil prasurvey diketahui bahwa peserta didik masih cukup rendah
sehingga peserta didik hendaknya diberikan latihan yang cukup dan bervariatif
dalam menulis teks prosedur yaitu melalui LKPD. Melalui LKPD peserta didik
akan terbiasa untuk berlatih menulis dan perlahan-lahan tulisan yang disusun akan
sistematis dan juga komponen dalam isi tulisan akan bisa lebih terrinci.
Selanjutnya, dalam konsep menulis teks prosedur selain kemampuan menulis,
aspek yang menjadi orientasi menulis teks prosedur adalah langkah yang jelas,
lengkap, terperinci tentang cara melakukan sesuatu. Salah satu upaya untuk
membangun kemampuan tersebut adalah menggunakan mind map. Berdasarkan
rasionalisasi untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan, peneliti
mengembangkan LKPD menulis teks prosedur dengan mendesain berbasis mind
map. LKPD yang berorientasi pada pengembangan keterampilan dan kreatifitas
peserta didik akan merangsang kemampuan mengembangankan ide dan gagasan,
serta keterampilan dalam menyampaikan ide secara runtut dan detail dalam suatu
tulisan. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Dalman (2015: 3)
menjelaskan konsep menulis adalah suatu kegiatan berupa penyampaian pesan
(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau mediannya. Menulis merupakan sebuah proses kreatif
menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulisan dalam tujuan misalnya
memberitahu, meyakinkan, atau menghibur.
Selama ini, kualitas pembelajaran menyusun teks prosedur pada peserta didik
masih rendah. Hal inidapatdilihatdarihasilpenelitianpendahuluan yang
dilakukanterhadapdelapan guru di kota Metro. Menurutguru SMP Negeri 7
7
Metro, kualitas pembelajaran rendah karena kurangnya bahan ajar yang
menunjang pembelajaran sehingga dibutuhkannya sebuah LKPD yang membuat
siswa tertarik untuk menulis teks prosedur berbasis mind mapp. Mind mapp
digunakan sebagai inovasi dalam lembar kerja peserta didik menulis teks prosedur
diharapkan dengan menggunakan mind mapp kemampuan berfikir peserta didik
lebih tersetruktur, dan sistematis dapat meningkat. Desain dan tampilan mind
mapp yang menarik, dengan menyajikan pecahan-pecahan subtema dari tema
utama, akan merangsang skema otak dan fikiran pesera didik menjadi lebih
sistematis dan kreatif. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Mike Hernacki
(2003: 153) bahwa peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak
dengan menggunakan citra visual dalam prasarana grafis lainnya untuk
membentuk kesan. Visualisasi dari koneksi-koneksi subtema dari suatu topik yang
disajikan menggunakan mind mapp akan lebih menarik dan memotivasi
kemampuan berfikir peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitianpendahuluanpada pembelajaran menulis teks prosedur
diketahui bahwa guru belum menerapkan metode yang inovatif dalam kegiatan
pembelajaran. Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran lebih banyak
menggunakan metode ceramah. Hal tersebut menyebabkan tidak ada interaksi
antara guru dan peserta didik, sehingga peserta didik tidak antusias dalam
mengikuti pembelajaran menyusun teks prosedur. Selain itu, guru belum
menggunakan LKPD yang sesuai dalam pembelajaran menyusun teks prosedur.
Guru hanya menggunakan buku paket atau buku pelajaran lainnya dalam
mengajar.
8
Sementara itu, faktor yang berasal dari peserta didik meliputi kurangnya minat
dan motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran menyusun teks
prosedur. Dalam proses pembelajaran menyusun teks prosedur, peserta didik
belum dapat menyusun teks prosedur secara detail, peserta didik merasa
kebingungan harus menulis apa dan harus mulai dari apa. Peserta didik belum
dapat menyusun kalimat dengan struktur kalimat yang baik dan benar. Peserta
didik belum memerhatikan kaidah kebahasaan dalam menyusun teks prosedur.
Berdasarkan hal-hal di atas seperti kurangnya motivasi dan antusias peserta didik
dalam mengikuti pembelajaran, kesulitan dalam menyusun teks prosedur, metode
pembelajaran yang masih didominasi oleh guru. Sebaiknya guru mencari suatu
pendekatan atau inovasi baru untuk meningkatkan keterampilan menyusun teks
prosedur sehingga pembelajaran tidak terpaku pada konsep konvensional. Konsep
konvensional tersebut yakni guru hanya ceramah dan peserta didik hanya
mendengarkan penjelasan dari guru kemudian mengerjakan apa yang
diperintahkan oleh guru.
Masalah-masalah yang muncul dalam pembelajaran menyusun teks prosedur
membutuhkan penerapan metode pembelajaran yang tepat oleh guru untuk
memperbaiki kualitas pembelajaran baik kualitas proses maupun kualitas hasil.
Berkaitan dengan hal tersebut, guru bahasa Indonesia dituntut untuk mampu
menciptakan pembelajaran yang interaktif dan menarik. Salah satu usaha yang
dapat dilakukan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif
dan sesuai dengan materi pembelajaran. Metode tersebut dapat dilakukan melalui
bahan ajar pembelajaran. LKPD yang tepat digunakan dalam proses pembelajaran
9
tersebut adalah berbasis mind map.Mind mapp ini diterapkan dalam materi
pelajaran teks prosedur.
Mind map diharapkan mampu menjembatani siswa dengan pembelajaran dan
menumbuhkan minat bagi siswa yang tentu membuat siswa lebih mengerti tentang
materi. Mind mapp tersebut juga harus bisa langsung dipahami oleh siswa.Oleh
karena itu, pengembangan LKPD pembelajaran berbasis mind mapp dalam
pembelajaran teks prosedur ini dirasa sangat penting untuk menjawab persoalan-
persoalan siswa dan guru dalam pembelajaran menulis teks prosedur.
Berdasarkan pada permasalahan penguasaan atau ketercapaian pembelajaran teks
prosedur, perlu dilakukan pengembangan bahan ajar teks prosedur.
Pengembangan bahan ajar yang dilakukan yaitu dengan mendesain bahan ajar
teks prosedur menggunakan mind mapp. Mind mapp digunakan dalam bahan ajar
teks prosedur sebagai pedomanatau menuntun peserta didik memahami struktur
teks yang diberikan. Mind mapp akan menuntun pemikiran peserta didik terhadap
rangkaian kegiatan yang dilakukan pada bacaan/teks dan selanjutnya diperkuat
melalui deskripsi perintah dari teks prosedur.
Kajian empiris melalui suatu riset terkait dengan pengembangan bahan ajar sudah
beberapa kali dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Riset yang telah dilakukan
bertujuan untuk melakukan pengembangan bahan ajar, ataupun metode
pembelajaran bahasa Indonesia memberikan sumbangan pemikiran yang cukup
besar untuk menjadi salah satu referensi dalam menentukan alternatif solusi
permasalahan. Salah satu hasil penelitian yang dilakukan oleh Artifa Sorraya
(2014) tentang Pengembangan Bahan Ajar Teks Prosedur Kompleks dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Kelas X SMK menjelaskan bahwa Bahan
10
ajar bahasa Indonesia yang dikembangkan secara sistematis dan berurutan dari (1)
tahap pembangunan konteks yang berisi materi pembelajaran yang bersifat
teoritis, (2) tahap pemodelan teks yang berisi contoh-contoh, (3) latihan
pemahaman yang berisi soal-soal yang mengacu pada indikator KD, (4)
rangkuman yaitu bentuk ringkas materi pembelajaran, (5) evaluasi yang berisi
soal tes objektif dan subjektif, dan (6) refleksi yang berisi kesan-kesan siswa,
lebih mudah dipahami oleh peserta didik dan memberikan hasil yang lebih efektif
dalam pencapaian kompetensi peserta didik.
Selain itu, riset yang menjadikan objek penelitiannya mind mapp juga dilakukan
oleh Desi Krisna Br. Purba (2014) yang meneliti tentang Efektivitas Teknik Mind
Map (Peta Pikiran) Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Siswa Kelas VII SMP. Hasil penelitian yang dilakukan memberikan suatu
gambaran bahwa penerapan teknik mind mapp (peta pikiran) terbukti dapat
meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis karangan narasi. Karena terlihat
adanya peningkatan skor dari pretest yang semula nilai rata-rata siswa sebesar
59,52 pada kategori cukup meningkat menjadi 77,38 pada kategori baik atau
dalam bentuk persentase meningkat sebesar 30%. Hasil riset yang menjadikan
mind mapp sebagai objek pengembangan bahan ajar menjadi suatu pijakan bagi
saya untuk mengembangkan dalam bentuk bahan ajar sebagai upaya
meningkatkan kompetensi menulis teks prosedur pada peserta didik SMP kelas
VII.
Merujuk kepada hasil riset tersebut di atas, perlu dikembangkan bahan ajar teks
prosedur dengan mind mapp berangkat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh I
11
Gusti Ngurah Oka Agustawan,dkk (2014) yang menggunakan teknik mind
mapping untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan fakta dan
opini pada tajuk rencana Bali Post di kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sawan. Hasil
dari penelitian menggunakan teknik Mind mapping yaitu: (1) tercapainya
peningkatan dan ketuntasan hasil belajar menentukan fakta dan opini siswa kelas
XI IPA 2 SMA Negeri 1 Sawan dengan penggunaan teknik mind mapp, (2)
pembelajaran menentukan fakta dan opini dengan menggunakan teknik mind
mapp mampu meningkatkan aktivitas belajar mengajar yang berupa interaksi
antarwarga belajar (3) meningkatnya respons siswa terhadap penggunaan teknik
mind mapp. Melalui penelitian pengembangan bahan ajar teks prosedur dengan
mind mapp diharapkan peserta didik akan lebih mudah menguasai kompetensi
menulis pada pelajaran bahasa Indonesia.
Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu ada tindak lanjut dengan solusi untuk
memperbaiki pembelajaran yang dapat menumbuhkan berpikir kritis siswa.
Sejalan dengan konteks kurikulum 2013, menurut Abidin (2014:8) yang
mengharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan luas,
kemampuan berpikir kritis, dan kreatif.Dengan kemampuan berpikir kritis, siswa
akan dapat menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik,
mengklasifikasi dan membedakan secara tajam, memilih, mengidentifikasi,
mengkaji, menyusun serta mengembangkannya ke arah yang lebih sempurna.
Selain itu, siswa juga mampu mengembangkan diri dalam membuat keputusan
serta menyelesaikan masalah.
12
Menurut Lukitasari (2013: 11) Seseorang yang mampu berpikir kritis akan dapat
mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara tepat, mengumpulkan berbagai
informasi yang dibutuhkan, mampu secara kreatif dan efisien memilah-milah
informasi sehingga sampai pada kesimpulan dan keputusan yang dapat dipercaya
serta dapat dipertanggungjawabkan. Menurut Satria (2014:90) LKPD dapat
menjadi alternatif penunjang untuk melatih keterampilan berpikir kritis pada
siswa, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami suatu masalah yang
ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari. LKPD dapat digunakan sebagai sarana
kegiatan yang berhubungan dengan penelitian atau diskusi bersama teman dalam
proses pembelajaran. Selain itu, pendekatan pembelajaran juga berperan penting
dalam pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatif,
inovatif, dan menyenangkan guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Olsen dalam Gunduz, et al (2015:527)
bahwa perspektif umum dari berpikir kritis untuk meningkatkan keterampilan
menulis adalah siswa mengonstruksi pengetahuan yang pada dasarnya merupakan
proses pembelajaran yang melibatkan perubahan. Konstruksi adalah proses
pembelajaran. Menurut Budiningsih (2005:58) teori belajar kontruktivis
merupakan proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan itu harus dilakukan
oleh pembelajar atau siswa itu sendiri. Siswa harus aktif melakukankegiatan,
aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang
dipelajari. Pengembangan keterampilan menulis siswa menggunakan mind mapp
untuk membangkitkan berpikir kritis siswa. Hal ini terkait dengan kompetensi
dasaryang tertera di silabus kelas VII yaitu 3.6 Menelaah Struktur dan aspek
kebahasaan teks prosedur tentang cara melakukan sesuatu dan cara membuat
13
(cara memainkan alat musik\tarian, cara membuat kuliner khas daerah) dari
berbagai sumber yang dibaca dan didengar. Selanjutnya, pada Kompetensi
Dasar4.6 Menyajikan data rangkaian kegiatan ke dalam bentuk teks prosedur
(tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cindera
mata) dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan isi.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini mengangkat judul
―Pengembangan LKPD Menulis Teks Prosedur Berbasis Mind Mapp untuk Siswa
SMP Kelas VII‖.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh beberapa rumusan masalah sebagai
berikut.
1. BagaimanakahkarakteristikLKPD menulis teks prosedur berbasismind mapp
untuk siswa SMP kelas VII?
2. Bagaimanakah kelayakan LKPD menulis teks prosedur berbasismind mapp
untuk siswa SMP kelas VII?
3. Bagaimanakah efektivitas LKPD menulis teks prosedur berbasismind mapp
untuk siswa SMP kelas VII?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian inibertujuan untuk mendeskripsikan hal-
hal berikut.
1. Karakteristik LKPD menulis teks prosedur berbasis mind mapp untuk siswa
SMP kelas VII.
14
2. Kelayakan LKPD menulis teks prosedur berbasis mind mapp untuk siswa
SMP kelas VII.
3. Efektivitas LKPD menulis teks prosedur berbasis mind mapp untuk siswa
SMP kelas VII.
1.4 Spesifikasi Produk Pengembangan
LKPD yang biasa digunakan guru berupa LKPD yang diproduksi dan dijualoleh
penerbit. Secara umum LKPD yang digunakan selama ini adalah LKPDyang
bersifat sebagai lembar kerja yang berisi tentang rangkuman materi dansoal-soal
yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Berikut data analisisLKPD yang selama
ini biasa digunakan di SMP.
1) LKPD yang digunakan peserta didik untuk kegiatan belajar di kelas kurang
bervariasi khususnya yang berkaitan dengan teks prosedur.
2) Hal ini membuat diperlukan adanya inovasi bahan ajar yang lebih menarik dan
efektif demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis LKPD yang selama ini digunakan di sekolah, perlu
dikembangkan LKPD dengan spesifikasi penelitian pengembangan produk LKPD
yang dikembangkan berdasarkan kurikulum 2013. Pelaksanaan pembelajaran
menyusun teks prosedur berbasis mind mapp merupakan pendekatan
pembelajaran dengan mengintegrasikan konsep berpikir kritis untuk memahami
sebuah konsep tertentu.
15
Tabel 1.2 Spesifikasi Pengembangan LKPD Berbasis Mind Mapp
No Komponen Pengembangan
1 Cover Gambar sesuai dengan tema
a. Judul Sesuai dengan materi
b. Materi Sesuai dengan materi dalam kd
c. Kelas VII SMP
d. Waktu Disesuaikan dengan kecapain KI dan KD serta
indikator
2 Pemetaan
Kompetensi
Dasar
Mengintegrasikan KI dan KD
3 Petunjuk
Kegiatan
Berisikan petunjuk kegiatan yang akan dilakukan
peserta didik.
4 Materi Pokok
dan Informasi
Pendukung
Materi pokok dan informasi pendukung merupakan
wacana yang digunakan dalam acuan materi
pembelajaran yang harus dikembangkan sehingga
peserta didik bisa mengembangkan sendiri materi
seperti apa yang perlu ditambahkan sesuai kebutuhan.
6 Tugas-tugas
dan Langkah
Kegiatan
Mengemukakan pengetahuan awal
Menyelidiki dan menemukan konsep
Penjelasan dan solusi
Mengaplikasikan pemahaman konseptual
7 Penilaian Penilaian dilakukan terhadap kompetensi siswa dan
pencapaian indikator. Penilaian yang dilakukan yaitu
pada kognitif siswa dengan melihat perbedaan hasil
belajar pada pretest dan posttest. Soal berbentuk
pilihan ganda.
16
LKPD yang akan dikembangkan sebagai berikut.
1. Cover
Lembar cover yang akan dikembangkan dibuat dengan gambar berwarna dan
menarik dari LKPD biasanya. Judul yang ditulis dengan tema yang sesuai
dengan kurikulum. Identitas kelas, ditulis dengan jelas. Berikut ini gambaran
pengembangan dari bagian cover.
\
Gambar 1.1 LKPD menulis teks prosedur berbasis mind mapp
2. Tugas-tugas dan Langkah Kegiatan
Tugas dan langkah kegiatan tidak hanya berupa soal yang harus dijawab
individu, melainkan banyak kegiatan bersama dengan teman dalam bentuk
diskusi. Ini membantu peserta didik dalam menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis siswa dalam menulis teks prosedur kompleks, serta terbiasa
dalam mengemukakan pendapat di kelas. Selain itu, LKPD ini melibatkan
peran orang tua untuk membantu peserta didik belajar dirumah, baik
sebagai informan terkait atau sebagai pengawas peserta didik dalam
menggali informasi di luar sekolah.
17
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini sebagai berikut.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan
dalam pengembangan LKPD berbasis mind mapp sebagai sumber belajar,
khususnya guru kelas VII SMP dapat mengkaji kelebihan dan kekurangan
daripembelajaran dengan menggunakan pengembangan LKPD sebagai
sumberbelajar.
2. Manfaat Praktis
Produk penelitian ini secara praktis memiliki manfaat bagi siswa, guru dan
peneliti lain.
a) Bagi Siswa
Membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dan memberi
kemudahan dalam pembelajaran. Selain itu membantu dalam
meningkatkan keterampilan dengan menggunakan LKPD berbasis mind
mapp.
b) Bagi Guru
Membantu guru dalam memperkaya bahan ajar yang nantinya dapat
digunakan untuk mengajar.
c) Bagi Peneliti lain
Hasil dan produk penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan,
dikembangkan dalam penelitian selanjutnya dan dapat lebih fokus pada
media pembelajaran yang lebih interaktif sesuai perkembangannya,
18
lengkap, dan sempurna serta penyesuaian terhadap kurikulum yang
berlaku.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam ruang lingkup sebagai berikut.
1. Penelitian ini dilakukan di jenjang SMP.
LKPD menulis teks prosedur yang dikembangkan pada penelitian ini berbasis
mind mapp. Kompetensi Dasar (KD) pada penelitian ini merujuk pada
Kurikulum 2013 edisi revisi yang terdapat pada kelas VII SMP/MTsN yakni
pada KD 3.6 Menelaah struktur dan aspek kebahasaan teks prosedur tentang
cara melakukan sesuatu dan cara membuat (cara memainkan alat musik/tarian
daerah, cara membuat kuliner khas daerah) dari berbagai sumber yang dibaca
dan didengar dan pada 4.6 Menyajikan data rangkaian kegiatan ke dalam
bentuk teks prosedur (tentang cara memainkan alat musik daerah, tarian
daerah,cara membuat cinderamata) dengan memperhatikan struktur, unsur
kebahasaan, dan isi
2. Model pengembangan yang digunakan untuk mengembangkan LKPD ini
adalah model pengembangan Brog &Gall.
3. Model pengembangan Brog &Gall yang digunakan di adaptasi menjadi tujuh
langkah.
4. Penelitian ini dibatasi pada tiga sekolah SMP di Kota Metro.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
Kajian Teori yang dibahas meliputi (1) teori belajar, (2) teori belajar bahasa, 3)
bahan ajar, 4) lembar kegiatan peserta didik, 5) teks prosedur,6) mind mapp,7)
Kompetensi Menulis.
2.1Teori Belajar
Belajar merupakan suatu kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena dengan
belajar seseorang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
semua itu baik bagi dirinya maupun orang lain dalam kehidupan bermasyarakat.
Belajar menurut Sudjana (dalam Hamiyah, 2014: 2) adalah suatu proses yang
ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan tersebut dapat berupa
perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, tingkah laku, dan perubahan dalam
aspek lainnya pada seseorang yang belajar.
Susanto (2013: 4) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang dalam keadaan sadar dan disengaja untuk memperoleh
suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru yang akibatnya terjadi
perubahan perilaku seseorang yang wajar dan baik dalam berpikir, merasa,
maupun bertindak. Belajar menurut Sutikno (2014: 180) merupakan suatu proses
20
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan dari beberapa pengertian tentang belajar, maka dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang
dapat diperoleh dengan pengalaman yang tidak hanya mendapatkan pengetahuan
baru melainkan menghasilkan perubahan tingkah laku.Snelbecker (1974: 5)
berpendapat bahwa perumusan teori itu bukan hanya penting, melainkan juga vital
bagi psikologi dan pendidikan agar dapat maju dan berkembang, serta
memecahkan masalah-masalah yang ditemukan dalam setiap bidang ilmu. Dalam
penggunaan secara umum, teori-teori berarti sejumlah proposisi yang terintegrasi
secara sintaktik, serta digunakan untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-
peristiwa yang diamati.
Menurut Gagne (1984) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana
suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar
dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan yang di dalamnya terjadi
hubungan-hubungan antara stimulus dan respons. Teori belajar dikelompokkan
menjadi teori sebelum abad ke-20 serta teori belajar selama dan sesudah abad ke-
20. Pengelompokan ini dilakukan karena sebelum abad ke-20, teori belajar
dikembangkan berdasarkan pemikiran filosofis, tanpa dilandasi eksperimen,
sedangkan teori belajar abad ke-20 dikembangkan secara ilmiah. Teori belajar
abad ke-20 dibagi menjadi dua keluarga, yaitu keluarga teori perilaku dan
keluarga teori kognitif.
21
Semua ahli psikologi yang mendukung pandangan perilaku berpendapat bahwa
mereka yang meneliti belajar hendaknya mendasarkan kesimpulannya atas
observasi tentang perilaku eksternal dan terbuka organisme-organisme. Akan
tetapi, mereka berbeda dalam dua hal, yaitu dalam bagaimana mereka meneliti
belajar dan dalam bentuk-bentuk belajar yang mereka analisis. Studi secara ilmiah
tentang belajar baru dimulai pada akhir abad ke-19. Dengan menggunakan teknik-
teknik dari sains, para ahli mulai melakukan eksperimen untuk memahami
bagaimana manusia dan hewan belajar.
Penganut teori belajar kognitif berpendapat bahwa perilaku yang tidak dapat
diamati pun dapat dipelajari secara ilmiah. Sebagian besar dari mereka ini
terutama tertarik pada teori yang disebut teori pemrosesan informasi. Para ahli
psikologi kognitif mengemukakan suatu kerangka teoretis yang dikenal dengan
model pemrosesan informasi. Peristiwa-peristiwa mental diuraikan sebagai
transformasi-transformasi informasi dari input (stimulus) ke output (respons).
Model pemrosesan informasi dapat digambarkan sebagai kumpulan kotak yang
dihubungkan dengan garis-garis. Kotak-kotak itu menggambarkan fungsi-fungsi
atau keadaan sistem, dan garis-garis menggambarkan transformasi yang terjadi
dari satu keadaan ke keadaan yang lain. Dalam model ini, informasi dalam bentuk
energi fisik tertentu diterima oleh reseptor yang peka terhadap energi dalam
bentuk-bentuk tertentu itu. Reseptor-reseptor ini mengirimkan tanda-tanda dalam
bentuk impuls-impuls elektrokimia ke otak. Jadi transformasi pertama yang
dialami informasi ialah dari berbagai bentuk energi ke satu bentuk yang sama.
22
2.2 Teori Belajar Bahasa
Ada beberapa teori belajar bahasa seperti; teori belajar bahasa behaviorisme,
nativisme, kognitifisme, fungsional, konstruktivisme, himanisme, dan sibernetik.
Tokoh aliran behavirisme ini adalah John B. Watson (1878-1958) yang di
Amerika dikenal sebagai bapak Behaviorisme. Teorinya memusatkan
perhatiannya pada aspek yang dirasakan secara langsung pada perilaku berbahasa
serta hubungan antara stimulus dan respons pada dunia sekelilingnya. Menurut
teori ini, semua perilaku, termasuk tindak balas (respons) ditimbulkan oleh adanya
rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah diamati dan diketahui maka gerak
balas pun dapat diprediksikan. Watson juga dengan tegas menolak pengaruh
naluri (instinct) dan kesadaran terhadap perilaku. Jadi setiap perilaku dapat
dipelajari menurut hubungan stimulus-respons.
Istilah nativisme dihasilkan dari pernyataan mendasar bahwa pembelajaran bahasa
ditentukan oleh bakat. Setiap manusia dilahirkan sudah memiliki bakat untuk
memperoleh dan belajar bahasa. Teori tentang bakat bahasa itu memperoleh
dukungan dari berbagai sisi. Eric Lenneberg (1967) membuat proposisi bahwa
bahasa itu merupakan perilaku khusus manusia dan bahwa cara pemahaman
tertentu, pengkategorian kemampuan, dan mekanisme bahasa yang lain yang
berhubungan ditentukan secara biologis.
Chomsky dalam Hadley (1993: 48) yang merupakan tokoh utama golongan ini
mengatakan bahwasannya hanya manusialah satu-satunya makhluk Tuhan yang
dapat melakukan komunikasi lewat bahasa verbal. Selain itu bahasa juga sangat
kompleks oleh sebab itu tidak mungkin manusia belajar bahasa dari makhluk
23
Tuhan yang lain. Chomsky juga menyatakan bahwa setiap anak yang lahir ke
dunia telah memiliki bekal dengan apa yang disebutnya ―alat penguasaan bahasa‖
atau LAD (language Acquisition Device). Chomsky dalam Hadley (1993:50)
mengemukakan bahwa belajar bahasa merupakan kompetensi khusus bukan
sekedar subset belajar secara umum. Cara berbahasa jauh lebih rumit dari sekedar
penetapan Stimulus-Respon. Chomsky dalam Hadley (1993: 48) mengatakan
bahwa eksistensi bakat bermanfaat untuk menjelaskan rahasia penguasaan bahasa
pertama anak dalam waktu singkat, karena adanya LAD. Menurut golongan ini
belajar bahasa pada hakikatnya hanyalah proses pengisian detil kaidah-kaidah atau
struktur aturan-aturan bahasa ke dalam LAD yang sudah tersedia secara alamiah
pada manusia tersebut.
Pada tahun 60-an golongan kognitivistik mencoba mengusulkan pendekatan baru
dalam studi pemerolehan bahasa. Pendekatan tersebut mereka namakan
pendekatan kognitif. Pendekatan kaum behavioristik bersifat empiris maka
pendekatan yang dianut golongan kognitivistik lebih bersifat rasionalis. Konsep
sentral dari pendekatan ini yakni kemampuan berbahasa seseorang berasal dan
diperoleh sebagai akibat dari kematangan kognitif sang anak. Mereka
beranggapan bahwa bahasa itu distrukturkan atau dikendalikan oleh nalar
manusia. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa harus berlandas pada atau
diturunkan dari perkembangan dan perubahan yang lebih mendasar dan lebih
umum di dalam kognisi manusia. Urutan-urutan perkembangan kognisi seorang
anak akan menentukan urutan-urutan perkembangan bahasa dirinya. Menurut
aliran ini kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita menafsirkan peristiwa atau
kejadian yang terjadi di dalam lingkungan. Titik awal teori kognitif adalah
24
anggapan terhadap kapasitas kognitif anak dalam menemukan struktur dalam
bahasa yang didengar di sekelilingnya. Pemahaman, produksi, komprehensi
bahasa pada anak dipandang sebagai hasil dari proses kognitif anak yang secara
terus menerus berubah dan berkembang. Jadi stimulus merupakan masukan bagi
anak yang berproses dalam otak. Pada otak terjadi mekanisme mental internal
yang diatur oleh pengatur kognitif, kemudian keluar
sebagai hasil pengolahan kognitif.
Konsep sentral teori kognitif adalah kemampuan berbahasa anak berasal dari
kematangan kognitifnya. Proses belajar bahasa secara kognitif merupakan proses
berpikir yang kompleks karena menyangkut lapisan bahasa yang terdalam.
Lapisan bahasa tersebut meliputi: ingatan, persepsi, pikiran, makna, dan emosi
yang saling berpengaruh pada struktur jiwa manusia. Slobin menyatakan bahwa
dalam semua bahasa, belajar makna bergantung pada perkembangan kognitif dan
urutan perkembangannya lebih ditentukan oleh kompleksitas makna itu dari pada
kompleksitas bentuknya. Menurutnya ada dua hal yang menentukan model teori
belajar bahasa fungsional yaitu: Pada asas fungsional, perkembangan diikuti oleh
perkembangan kapasitas komunikatif dan konseptual yang beroperasi dalam
konjungsi dengan skema batin konjungsi. Pada asas formal, perkembangan diikuti
oleh kapasitas perseptual dan pemerosesan informasi yang bekerja dalam
konjungsi dan skema batin tata bahasa.
Akhir-akhir ini semakin jelas bahwa fungsi bahasa berkembang dengan baik di
luar pikiran kognitif dan struktur memori. Di sini tampak bahwa kontruktivis
sosial menekankan prespektif fungsional. Bahasa pada hakikatnya digunakan
25
untuk komunikasi interaktif. Oleh sebab itu kajian yang cocok untuk itu adalah
kajian tentang fungsi komunikatif bahasa, fungsi pragmatik dan komunikatif
dikaji dengan segala variabilitasnya.
Jean Piaget dan Leu Vygotski adalah dua nama yang selalu diasosiasikan dengan
kontruktivisme. Ahli kontruktivisme menyatakan bahwa manusia membentuk
versi mereka sendiri terhadap kenyataan, mereka menggandakan beragam cara
untuk mengetahui dan menggambarkan sesuatu untuk mempelajari pemerolehan
bahasa pertama dan kedua. Pembelajaran harus dibangun secara aktif oleh
pembelajar itu sendiri dari pada dijelaskan secara rinci oleh orang lain. Dengan
demikian pengetahuan yang diperoleh didapatkan dari pengalaman. Namun
demikian, dalam membangun pengalaman siswa harus memiliki kesempatan
untuk mengungkapkan pikirannya, menguji ide-ide tersebut melalui eksperimen
dan percakapan atau tanya jawab, serta untuk mengamati dan membandingkan
fenomena yang sedang diujikan dengan aspek lain dalam kehidupan mereka.
Selain itu juga guru memainkan peranan penting dalam mendorong siswa untuk
memperhatikan seluruh proses pembelajaran serta menawarkan berbagai cara
eksplorasi dan pendekatan.
Siswa dapat benar-benar memahami konsep ilmiah dan sains karena telah
mengalaminya. Penjelasan mendetail dari guru belum tentu mencerminkan
pemahaman siswa mengerti kata-kata ilmiahnya, tapi tidak memahami konsepnya.
Namun jika siswa telah mencobanya sendiri, maka pemahaman yang didapat tidak
hanya berupa kata-kata saja, namun berupa konsep.
26
Teori humanis muncul diilhami oleh perkembangan dalam psikologi yaitu
psikologi Humanisme. Sesuai pendapat yang dikemukakan oleh McNeil (1977)
―In many instances, communicative language programmes have incorporated
educational phylosophies based on humanistic psikology or view which in the
context of goals for other subject areas has been called „the humanistic
curriculum‟.‖ Teori humanisme dalam pengajaran bahasa pernah
diimplementasikan dalam sebuah kurikulum pengajaran bahasa dengan
istilah Humanistic curriculum yang diterapkan di Amerika utara di akhir tahun
1960-an dan awal tahun 1970-an. Kurikulum ini menekankan pada pembagian
pengawasan dan tanggungjawab bersama antar seluruh siswa didik.
Humanistic curiculum menekankan pada pola pikir, perasaan dan tingkah laku
siswa dengan menghubungkan materi yang diajarkan pada kebutuhan dasar dan
kebutuhan hidup siswa. Teori ini menganggap bahwa setiap siswa sebagai objek
pembelajaran memiliki alasan yang berbeda dalam mempelajari bahasa.Tujuan
utama dari teori ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa agar bisa
berkembang di tengah masyarakat. The deepest goal or purpose is to develop the
whole persons within a human society. (McNeil, 1977).
Teori Humanisme dalam pangajaran bahasa banyak dipengaruhi oleh pemikiran
para ahli psikologi humanisme seperti Abraham Maslow, Carl Roger, Fritz Peers
dan Erich Berne. Para ahli psikologi tersebut menciptakan sebuah teori dimana
pendidikan berpusat pada siswa (learner centered-pedagogy). Praktiknya dalam
dunia pendidikan yaitu dengan menggabungkan pengembangan kognitif dan
afektif siswa. Dalam teori humanisme, setiap siswa memiliki tanggung jawab
27
terhadap pembelajaran mereka masing-masing, mampu mengambil keputusan
sendiri, memilih dan mengusulkan aktivitas yang akan dilakukan mengungkapkan
perasaan dan pendapat mengenai kebutuhan, kemampuan, dan kesenangannya.
Istilah sibernetika berasal dari bahasa Yunani (Cybernetics berarti pilot).
IstilahCybernetics yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia menjadi
sibernetika, pertama kali digunakan tahun 1945 oleh Nobert Wiener dalam
bukunya yang berjudul Cybernetics. Nobert mendefinisikan Cybernetics sebagai
"The study of control and communication in the animal and the machine." Istilah
sibernetika digunakan juga oleh Alan Scrivener (2002) dalam bukunya 'A
Curriculum for Cybernetics and Systems Theory.' bahwa"Study of systems which
can be mapped using loops (or more complicated looping structures) in the
network defining the flow of information. Systems of automatic control will of
necessity use at least one loop of information flow providing feedback." Artinya
studi mengenai sistem yang bisa dipetakan menggunakan loops (berbagai putaran)
atau susunan sistem putaran yang rumit dalam jaringan yang menjelaskan arus
informasi. Sistem pengontrol secara otomatis akan bermanfaat, satu putaran
informasi minimal akan menghasilkan feedback. Sementara Ludwig Bertalanffy
memandang fungsi sibernetik dalam berkomunikasi. "Cybernetics is a theory of
control systems based on communication (transfer of information) between
systems and environment and within the system, and control (feedback) of the
system's function in regard to environment. Sibernetika adalah teori sistem
pengontrol yang didasarkan pada komunikasi (penyampaian informasi) antara
sistem dan lingkungan dan antar sistem, pengontrol (feedback) dari sistem
berfungsi dengan memperhatikan lingkungan.
28
Seiring perkembangan teknologi informasi yang diluncurkan oleh para ilmuwan
dari Amerika sejak tahun 1966, penggunaan komputer sebagai media untuk
menyampaikan informasi berkembang pesat. Teknologi ini juga dimanfaatkan
dunia pendidikan terutama guru untuk berkomunikasi sesama relasi, mencari
handout (buku materi ajar), menerangkan materi pelajaran atau pelatihan, bahkan
untuk mengevaluasi hasil belajar siswa. Prinsip dasar teori sibernetik yaitu
menghargai adanya 'perbedaan', bahwa suatu hal akan memiliki perbedaan dengan
yang lainnya, atau bahwa sesuatu akan berubah seiring perkembangan waktu.
Teori sibernetik diimplementasikan dalam beberapa pendekatan pengajaran
(teaching approach) dan metode pembelajaran, yang sudah banyak diterapkan di
Indonesia. Misalnya virtual learning, e-learning, dll.
2.3 Bahan Ajar
Pengembangan bahan ajar menulis teks prosedur berbasis mind mapp merupakan
sebuah pengembangan LKPD. Sebelum melakukan kegiatan pengembangan
tersebut lebih dahulu diperlukan pemahaman terhadap hakikat belajar.Berikut ini
diuraikan selengkapnya tentang bahan ajar dari depdiknas (2008) maupun
pendapat para ahli.
2.3.1 Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan salah satu komponen penunjang belajar yang digunakan
dalamproses pembelajaran. Menurut Fathurrohman & Sutikno (2010: 14)
bahan/materi ajar merupakan medium untuk mencapai tujuan pengajaran yang
―dikonsumsi‖ oleh peserta didik. Bahan ajarmerupakan materi yang terus
berkembang secara dinamis seiring dengan kemajuan dan tuntutan perkembangan
29
masyarakat. Menurut Prastowo (2015: 6) bahan ajar adalah segala bentuk bahan
yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar.
Menurut Majid (2013: 174) bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat
dan teks yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Menurut Hamdani (2011: 120) bahan ajar adalah bagian dari
sumber belajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun
secara sistematis yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau
suasana yangmemungkinkan peserta didik untuk belajar.
2.3.2 Fungsi Bahan Ajar
Lebih lanjut Djamarah (2014: 330) menyebutkan lima fungsi bahan ajar
dalampembelajaran sebagai berikut:
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepatlaju
belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebihbaik dan
(b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi,sehingga dapat lebih
banyak membina dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih
individual,dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan
tradisional; dan(b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang
sesuai dengan kemampuannya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:(a)
perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b)
pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian
30
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan
kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secaralebih
konkret.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan
antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang
sifatnya konkret; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
2.3.3 Struktur Bahan Ajar
Beraneka macam jenis bahan ajar cetak memiliki struktur yang berbeda-beda
sesuai dengan karekteristiknya masing-masing.Guna mengetahui perbedaan
dimaksud dapat dilihat pada matrik berikut ini.
Tabel 2.1 StrukturBahan Ajar Cetak
(Printed) No. Komponen Ht Bu Ml LKS Bro Lf Wch F/Gb Mo/M
1. Judul √ √ √ √ √ √ √ √ √ 2. Petunjukbelajar - √ √ - - - - - 3. KD/MP - √ √ √ √ √ ** ** ** 4. Informasipendukung √ √ √ √ √ ** ** ** 5. Latihan - √ √ - - - - - - 6. Tugas/langkahkerja - √ √ - - - ** ** 7. Penilaian - √ √ √ √ √ ** ** **
Ht:handout, Bu:Buku, Ml:Modul, LKS:Lembar Kegiatan Siswa, Bro:Brosur,
Lf:Leaflet, Wch:Wallchart, F/Gb:Foto/Gambar, Mo/M:Model/Maket(Depdiknas,
2008: 18).
2.3.4 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar
Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan
karakteristik dan setting atau lingkungan sosial siswa;
31
a. Membantu siswa dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping
bukubuku teks yang terkadang sulit diperoleh;
b. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar
sendiri, yakni pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan
sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, kedua, tidak lagi bergantung kepada buku
teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi labih kaya
karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, keempat,
menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan
ajar, kelima, bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang
efektif antara guru dengan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya kepada
gurunya. Di samping itu, guru juga dapat memperoleh manfaat lain, misalnya
tulisan tersebut dapat diajukan untuk menambah angka kredit saat kenaikan
pangkat ataupun dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
2.3.5 Jenis Bahan Ajar
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan
menjadiempat kategori, yaitu bahan cetak (printed) seperti antara lain handout,
buku,modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar,
model/maket.Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan
compact diskaudio. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video
compact disk, film. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching
material) seperti CAI(Computer Assisted Instruction), compact disk (CD)
32
multimedia pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based
learning materials).(Depdiknas, 2008: 11)
Selanjutnya pada penelitian ini akan dibahas tentang bahan ajar cetak. Bahan ajar
cetak dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak tersusun
secara baik, bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan, yaitu a)
bahantertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi
seorangguru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang
dipelajari; b) biaya untuk pengadaannya relatif sedikit; c) bahan tertulis
cepatdigunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah; d) susunannya
menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu; e) bahan
tertulis relative ringan dan dapat dibaca di mana saja; f) bahan ajar yang baik akan
dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai,
mencatat, membuat sketsa; g) bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah
dokumen yangbernilai besar; h) pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri.
Berikut macam-macam bahan ajar cetak menurut Depdiknas (2008:12-15).
a. Handout
Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambilkan dari
beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau
KDdan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout
dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara download dari
internet, atau menyadur dari sebuah buku.
33
b. Buku
Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran
daripengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara,
misalnyahasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman,
otobiografi, atau hasilimajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Buku
adalah sejumlah lembarankertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan
diberi kulit. Buku sebagaibahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu
pengetahuan hasil analisisterhadap kurikulum dalam bentuk tertulis.Buku
yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baikdan
mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar
danketerangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang
sesuaidengan ide penulisannya.
c. Modul
Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik
dapatbelajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga
modul berisipaling tidak tentang, 1) petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru); 2)
kompetensiyang akan dicapai; 3) content atau isi materi; 4) informasi
pendukung; 5) latihan- latihan;6) petunjuk kerja, dapat berupa Lembar Kerja
(LK); 7) evaluasi; 8)balikan terhadap hasil evaluasi.Sebuah modul akan
bermakna kalau peserta didik dapat dengan mudahmenggunakannya.
Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang pesertadidik yang
memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepatmenyelesaikan satu
atau lebih KD dibandingkan dengan peserta didik lainnya.Dengan demikian
maka modul harus menggambarkan KD yang akan dicapai olehpeserta didik,
34
disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik, menarik, dilengkapi dengan
ilustrasi.
d. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar Kegiatan Siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran
berisitugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan
biasanya berupa petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu
tugas. Suatu tugasyang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD
yang akan dicapainya. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat
dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku
lain atau referensi lainyang terkait dengan materi tugasnya. Keuntungan
adanya lembar kegiatan bagiguru, yakni memudahkan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, sedangkan bagi siswa akan belajar secara
mandiri dan belajar memahami dan menjalankan suatu tugas tertulis. Dalam
menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki pengetahuan
danketerampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus memenuhi
paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/tidaknya sebuah KD
dikuasai oleh peserta didik.
e. Brosur
Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun
secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan
dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat
tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian, brosur dapat
35
dimanfaatkan sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD
yang harus dikuasai oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar
yang menarik karena bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran
brosur tidak terlalu banyak,maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja.
Ilustrasi dalam sebuah brosurakan menambah menarik minat peserta didik
untuk menggunakannya.
f. Leaflet
Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara
cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana,
singkatserta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat
materi yangdapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih
KD.
g. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus atau proses
ataugrafik yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart
terlihat lebih menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain
dengan menggunakan tata warna dan pengaturan proporsi yang baik.
Wallchart biasanya masuk dalamkategori alat bantu melaksanakan
pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart didesain sebagai bahan ajar.
Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart harus memenuhi kriteria
sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan tentang KD dan
materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan untuk berapa
36
lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contohwall chart tentang
siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan lingkungannya.
h. Foto atau Gambar
Foto ataugambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan
yangbaik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar
siswa dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih
KD. Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang
diingat 20%, dandari melihat yang diingat 30%. Foto atau gambar yang
didesain secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan
ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan
tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.
2.3.6 Prinsip Pengembangan Bahan Ajar
Prinsip pengembangan bahan ajar yang harus dilakukan guru, Depdiknas
(2008:10-11) menyarankan bahwa pengembangan bahan ajar hendaklah
memerhatikan prinsip-prinsip pembelajaran. Di antara prinsip pembelajaran
tersebut sebagai berikut.
1. Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari konkret untuk
memahami yang abstrak.
2. Pengulangan akan memperkuat pemahaman.
3. Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa.
4. Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
belajar.
37
5. Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan
mencapai ketinggian tertentu.
6. Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong siswa untuk terus
mencapai tujuan.
2.4 Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
LKPD atau lembar kerja peserta didik merupakan salah satu bahan ajar yang dapat
membantu proses pembelajaran dan meningkatkan kompetensi peserta didik.
2.4 1 Pengertian LKPD
LKPD merupakan salah satu sumber belajar yang dapat dikembangkan oleh guru
sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKPD berperan sangat besar
dalam proses pembelajaran karena bertujuan untuk mempermudah peserta didik
melakukan proses-proses belajar, selain itu dapat meningkatkan aktivitas peserta
didik dalam belajar dan penggunaannya dalam pembelajaran dapat membantu
guru untuk mengarahkan peserta didiknya menemukan konsep-konsep melalui
aktivitasnya sendiri. Menurut Arsyad (dalam Isnaningsih, 2013: 137) berpendapat
bahwa LKPD sebagai sumber belajar yang dapat digunakan sebagai alternatif
media pembelajaran dan termasuk juga media cetak hasil pengembangan
teknologi berupa buku dan berisikan materi visual. Sedangkan menurut Choo, dkk
(2011: 519) lembar kerja sebagai alat instruksional yang terdiri dari serangkaian
pertanyaan dan informasi yang dirancang untuk membimbing peserta didik untuk
memahami ide-ide yang kompleks karena mereka bekerja secara sistematis.
Peserta didik dapat berkonsultasi dengan menggunakan lembar kerja ini untuk
memantau sejauh mana mereka mengalami kemajuan dalam pemecahan masalah.
38
Menurut Ozmen & Yildirim (2011: 13) LKPD adalah suatu lembaran yang berisi
pekerjaan atau bahan-bahan yang membuat peserta didik lebih aktif dalam
mengambil makna dari proses pembelajaran. Selain itu, menurut Toman,
(2013:174) Lembar kegiatan adalah salah satu metode pengajaran yang dapat
dilakukan secara individu atau kerja kelompok dan memungkinkan
pengembangan konseptual, di dalam LKPD akan mendapatkan materi, tugas, dan
arahan terstruktur. Menurut Sahin & Yildirm (dalam Bakirci dkk, 2011: 1463)
LKPD adalah dokumen tertulis yang mencakup kegiatan untuk membangun
aktivitas peserta didik selama pembelajaran.Pada proses kegiatan penyelidikan
membutuhkan LKPD sebagai panduan untuk memahami materi pembelajaran.
Hal ini dijelaskan oleh Trianto (2011: 11) yang menyatakan bahwa LKPD adalah
panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan
atau pemecahan masalah. Lembar kegiatan ini dapat berupa panduan untuk latihan
pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk pengembangan semua
aspek pembelajaran dalambentuk panduan eksperimen atau demonstrasi. LKPD
berisi lembaran kegiatan yang berfungsi sebagai penuntun bagi peserta didik
untuk menyelesaikan suatu masalah dalam pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan tentang bahan ajar oleh pendapat ahli, LKPD merupakan
bahan ajar media cetak yang berisi lembaran-lembaran pekerjaan atau bahan-
bahan sebagai panduan peserta didik belajar secara aktif dan membangun aktivitas
melakukan kegiatan penyelidikan dan pemecahan masalah.
2.4.2 Fungsi LKPD
Berdasarkan pengertian di atas LKPD memiliki beberapa fungsi. Menurut
Prastowo (2012:205) LKPD memiliki 4 fungsi sebagai berikut.
39
1) Sebagai bahan ajar yang meminimalkan peran pendidik, namun lebih
mengaktifkan peserta didik.
2) Sebagai bahan ajar yang mempermudah untuk memahami materi yang
diberikan.
3) Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih, serta
4) Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.
Selain sebagai media pembelajaran LKPD juga mempunyai fungsi lain sebagai
berikut.
1. Merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau
memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan pembelajaran,
2. Dapat digunakan untuk mempercepat proses pengajaran dan menghemat
waktu penyampaian topik,
3. Dapat untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai oleh
peserta didik,
4. Dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas,
5. Membantu peserta didik dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar,
6. Dapat membantu meningkatkan minat peserta didik jika LKPD disusun
secara rapi, sistematis mudah dipahami oleh peserta didik sehingga menarik
perhatian peserta didik,
7. Dapat menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik dan meningkatkan
motivasi belajar dan rasa ingin tahu,
8. Dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikal
karena peserta didik dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kelompok,
40
9. Dapat melatih peserta didik menggunakan waktu seefektif mungkin, dan
10. Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah.
2.4.3 Tujuan LKPD
Penyusunan LKPD tentunya memiliki tujuan agar pembelajaran didalam kelas
menjadi lebih efektif dan efisien. Seperti yang dikemukakan oleh Lee (2014: 96)
guru menggunakan LKPD dengan tujuan untuk mendukung belajar, yang
mendorong pembelajaran dikelas menjadi aktif. Pada LKPD berisi pertanyaan-
pertanyaan yang dapat menarik minat siswa saat dipasangkan dengan metode
pengajaran. LKPD dapat digunakan oleh guru untuk memahami pengetahuan
siswa sebelumnya, hasil belajar, dan proses pembelajaran, pada saat yang sama,
mereka dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa untuk memantau kemajuan
belajar mereka sendiri.
Tujuan dari penyusunan LKPD menurut pendapat Prastowo, (2011:206) adalah
sebagai berikut.
a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk berinteraksi
dengan materi yang diberikan.
b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan peserta didik
terhadap materi yang diberikan.
c. Melatih kemandirian belajar peserta didik.
d. Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada peserta didik.
e. Memperkuat dan menunjang tujuan pembelajaran dan ketercapaian indikator
serta kompetensi dasar dan kompetensi inti yang sesuaidengan kurikulum
yang berlaku.
f. Membantu peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
41
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
LKPD adalah untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.
Selain itu mendorong pembelajaran menjadi lebih aktif khususnya bagi peserta
didik.
2.4.4 Langkah-langkah Membuat LKPD
Langkah-langkah penyusunan LKPD menurut Prastowo (2015: 211-215) sebagai
berikut.
a. Analisis Kurikulum
Langkah ini merupakan awal penyusunan LKPD. Tahap ini juga menentukan
materi mana yang memerlukan LKPD . Pada umumnya, analisis dilakukan
denganmelihat materi pokok, pengalaman belajar,materi yang akan diajarkan,
dan kompetensi yang harus dimiliki peserta didik.
b. Menyusun Peta Kebutuhan LKPD
Langkah ini merupakan tahap untuk mengetahui jumlah LKPD yangharus
ditulis serta melihat sekuensi atau urutan LKPD nya.
c. Menentukan judul-judul LKPD
Pada langkah ini, satu kompetensi dasar dapat dijadikan sebagai judul LKPD
jika kompetensi tersebut diuraikan ke dalam materi-materi pokok maksimal
empat materi pokok, jika lebih dari empat materi pokok maka kompetensi
dasar dapat dipecah menjadi dua judul.
d. Menulis LKPD
Pada tahap ini ada empat hal yang perlu dilakukan, yaitu (1) merumuskan
kompetensi dasar, (2) menentukan alat penilaian, (3) menyusun materi, dan (4)
memperhatikan struktur bahan ajar.
42
Berdasarkan pendapat ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-
langkah dalam menyusun LKPD berawal dari a) menganalisis kurikulum, b)
menyusun peta kebutuhan LKPD, c) menentukan judul-judul LKPD, dan d)
menulis LKPD.
2.4.5 Kriteria Kualitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Dalam sebuah pembelajaran LKPD memiliki peranan yang sangat penting, karena
LKPD merupakan pedoman pendidik dalam melakukan kegiatan pembelajaran
dan pemberian tugas-tugas kepada peserta didik. LKPD yang disusun harus
memenuhi persyaratan-persyaratan berikut ini, yaitu syarat dikdatik, syarat
konstruksi, dan syarat teknik menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis
(Rohaeti 2008:3).
a. Syarat-syarat Dikdatik
LKPD yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat didaktik dapat
dijabarkan sebagai berikut.
a) Mengajak peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.
b) Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep
c) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta
didik sesuai dengan ciri K13.
d) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi social, emosional, moral,
dan estetika pada diri peserta didik.
b. Syarat-syarat Konstruksi
LKPD yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat konstruksi sebagai
berikut.
43
a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak
b) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.
c. Syarat-syarat TeknikTulisan
1) Gunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau romawi.
2) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang
diberi garis bawah.
3) Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari satu kata dalam satu baris.
4) Gunakan bingkai untuk menentukan kaliamat perintah dan jawaban
peserta didik.
5) Usahakan agar besarnya huruf dan gambar sesuai.
2.4.6 Kelebihan dan Kekurangan LKPD
LKPD memiliki kekurangan dan kelebihan di antaranya:
a. Kelebihan LKPD
1) LKPD dapat digunakan dalam pemberian tugas oleh guru. Harga LKPD
murah dan terjangkau sehingga semua peserta didik dapat membelinya.
2) Materi dalam LKPD disampaikan secara singkat dan jelas.
b. Kekurangan LKPD
LKPD belum memenuhi syarat-syarat LKPD yang baik. LKPD yang baik
yaitu harus memenuhi syarat dikdaktik, konstruksi, dan teknik. Berikut
kekurangan LKPD yang digunakan.
1) Tugas-tugas yang terdapat dalam LKPD hanya berupa soal tanpa ada
contoh yang jelas.
44
2) LKPD kurang menarik sehingga peserta didik menjadi cepat bosan. Hal
tersebut menunjukan tidak terpenuhinya syarat dikdatik LKPD yang baik.
3) LKPD belum sesuai dengan kurikulum, lalu antara materi dan tugas
terkadang tidak sesuai.
2.5 Teks Prosedur
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam keterampilan menulis pada siswa SMP
kelas VII dalam Kurikulum 2013 terdapat 14 jenis teks, salah satunya adalah teks
prosedur.
2.5.1 Pengertian Teks Prosedur
Teks prosedur adalah bagian dari pembentukan kompetensi menulis bagi peserta
didik. Kosasih (2013: 131) mengatakan bahwa teks prosedur kompleks adalah
teks yang yang menjelaskan langkah langkah secara lengkap dan jelas tentang
cara melakukan sesuatu. Pembelajaran Bahasa Indonesia pada implementasi
kurikulum 2013 saat ini berbasis teks dan dilaksanakan dengan menerapakan
prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata
kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses
pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa
bersifat fungsional, yaitu pengguna bahasa tidak dapat dilepaskan dari konteks
karena bentuk bahasa yang digunakan mencerminkan ide, sikap, nilai, dan
ideologi penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan
kemampuan berpikir manusia (Kemendikbud, 2014).
Teks diartikan satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan
sosial baik secara lisan maupun tulisan dengan struktur berpikir yang lengkap
45
(Mahsun 2014: 1). Menurut Mahsun (2014: 30) teks prosedur/arahan merupakan
salah satu dari jenis teks yang termasuk genre faktual subgenre prosedural. Materi
menyusun teks prosedur termuat dalam KI 3 Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata,
serta pada KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan menguraikan, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/ teori. Materi menulis teks prosedur ini juga terdapat dalam KD 4.6
Menyajikan data rangkaian kegiatan ke dalam bentuk teks prosedur (tentang cara
memainkan alat musik daerah, tarian daerah, cara membuat cinderamata, dll)
dengan memperhatikan struktur, unsur kebahasaan, dan Ciri teks prosedur dari
segi isinya ada tiga: (a) panduan langkah-langkah yang harus dilakukan, (b)
aturan atau batasan dalam hal bahan/kegiatan dalam melakukan kegiatan, (c) isi
kegiatan yang dilakukan secara urut (kalau tidak urut disebut tips).
Prosedur kompleks adalah langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai
tujuan (Kemdikbud, 2013: 44) Menurut Kosasih (2013: 67) teks prosedur
kompleks merupakan teks yang menjelaskan langkah-langkah secara lengkap,
jelas, dan terperinci tentang cara melakukan sesuatu.
2.5.2 Ciri-ciri Teks Prosedur
Ciri teks prosedur dari segi bahasa yang digunakan sebagai berikut.
a. Kalimat perintah karena pada teks prosedur pembaca berfokus untuk
melakukan suatu kegiatan,
46
b. Selain kalimat perintah juga diberikan saran, dan larangan agar diperoleh
hasil maksimal pada waktu menggunakan, membuat,
c. penggunaan kata dengan ukuran akurat (¼ tepung, 5 buah rimpang kunyit),
d. menggunakan kelompok kalimat dengan batasan yang jelas (rebus hingga
menjadi bubur, lipat bagian ujung kanan sehingga membentuk segitiga sama
kaki).
2.5.3 Struktur Teks Prosedur
Teks prosedur memuat bagian-bagian yang memperlihatkan tujuan, bahan dan alat
yang digunakan, serta langkah-langkah kerja yang harus dilakukan. Struktur teks
prosedur terdiri atas judul, pengantar yang menjelaskan tujuan, sejumlah bahan
yang diperlukan untuk melaksanakan suatu prosedur, dan urutan langkah-langkah.
Meskipun demikian, bagian bahan dan alat tidak menjadi struktur utama dalam
teks prosedur karena bahan dan alat juga disebutkan dalam bagian langkah-
langkah. Bagian bahan dan alat tersebut sifatnya opsional. Dengan demikian,
struktur utama bangunan teks prosedur adalah tujuan dan langkah-langkah.
Struktur Teks
Gambar 3.1 Struktur Teks Prosedur
Tujuan
Langkah-langkah
47
Berikut penjelasan dari setiap struktur tersebut.
a. Bagian Tujuan, bagian tujuan dari teks prosedur dapat berupa judul dan juga
berisikan tujuan dari pembuatan teks prosedur tersebut atau hasil akhir yang
akan di capai jika kita melakukan tahapan pada teks prosedur tersebut.
b. Bagian langkah-langkah, bagian ini berisikan langkah-langkah yang harus
ditempuh untuk memperoleh hasil sesuai dengan tujuan teks prosedur. Pada
bagian ini setiap langkah harus dilakukan secara urut tidak boleh secara acak
dalam melakukannya.
2.5.4 Langkah Penyusunan Teks Prosedur
Berikut adalah cara penulisan teks prosedur yang baik dan benar.
1. Pertama kalian harus menentukan topik
2. Menghimpun informasi dan menulis kerangka karangan
3. Mengeksplor informasi yang telah diterima, serta memikirkan langkah-
langkahnya
4. Menentukan judul
5. Merakit teks prosedur kompleks secara utuh
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam penulisan teks prosedur sebagai
berikut.
1. Kalimat yang akan digunakan harus sesuai dengan karakteristik teks prosedur
kompleks
2. Instruksi yang akan diberikan kepada pembaca harus jelas/mudah dipahami,
dimengerti
48
3. Bahasa yang digunakan singkat, jelas, padat dan mudah di pahami
4. Urutan langkah-langkahnya harus runtut/urut
2.6 Mind Mapp
LKPD yang akan dikembangkan adalah LKPD berbasis mind mapp. Berikut ini
akan diuraikan tentang mind mapp menurut beberapa ahli.
2.6.1 Pengertian Mind Mapp
Mind mapp adalah salah satu alat berpikir kreatif yang merupakan sarana untuk
menggali kreativitas. Menurut Bobbi de Porter dan Hernacki (dalam Ahmad
Kuseni 2011: 152) mind map merupakan teknik pendekatan keseluruhan otak
dengan menggunakan cerita visual dan perangkat grafis lainnya, untuk
membentuk suatu kesan yang lebih mendalam. Menurut Windura (dalam Ahmad
Kuseni 2011: 113) mind mapp sangat baik untuk kegiatan intropeksi diri baik bagi
peserta didik. Sehingga, mind mapp juga sangat ampuh untuk mengevaluasi diri
sendiri, termasuk anda. Mind mapp akan lebih obyektif dalam mengemukakan
fakta-fakta mengenai diri, mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai dirinya
sendiri secara utuh, serta mampu merencanakan suatu perubahan positif yang akan
dilakukan dimasa mendatang untuk menjadi orang yang lebih baik.
Trianto (2009: 158) menjelaskan bahwa mind mapp adalah ilustrasi grafis konkret
yang mengidikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan konsep-
konsep lain pada kategori yang sama. Menurut Porter, dkk (2008: 175) metode ini
dapat membantu kita mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman
terhadap materi, membuat mengorganisasikan materi, dan memberikan wawasan
49
baru karena di dalamnya membuat kata-kata kunci dalam sebuah topik. Menurut
Mike Hernacki (2003: 153) peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan
otak dengan menggunakan citra visual dalam prasarana grafis lainnya untuk
membentuk kesan. Dengan berimajinasi, berangan-angan atau berkhayal sesuatu
dengan menggunakan alat indera dapat menghubung-hubungkan (asosiasi)
gambar yang satu dengan yang lain karena mind mapp sarat dengan gambar dan
warna.
Buzan (2006: 94) mind mapp mendorong kreativitas peserta didik untuk
memunculkan ide-ide cermelang, merencanakan sesuatu dengan khas atau
menggugah imajinasi, menemukan solusi yang inspiratif, untuk menyelesaikan
masalah atau cara baru untuk memotivasi diri dan orang lain. Lebih lanjut, Buzan
menjelaskan bahwa mind mapp adalah cara termudah untuk meletakkan informasi
kedalam otak dan mengambil informasi dari luar kedalam otak. Menurut Istarani
(2011: 56). Kalau peserta didik dapat memfokuskan pikiran pada kajian itu, maka
ia akan berkonsentrasi dan melakukan pembelajaran dengan baik sehingga pada
akhirnya peserta didik memiliki keterampilan dalam berpikir. Berdasarkan
pendapat para ahli di atas adalah bahwa dengan membuat peta pikiran peserta
didik dilatih untuk berfikir, berimajinasi, berkreasi mengorganisasikan informasi
dan memicu ide-ide orisinil atau baru yang berbeda dari yang telah ada. Mind
mapp sangat baik untuk kegiatan intropeksi diri baik bagi peserta didik. Sehingga
mind mapp juga sangat ampuh untuk mengevaluasi diri sendiri dalam
mengembangkan kreativitas belajar peserta didik. Mind map dapat membantu kita
mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi,
50
membantu mengorganisasikan materi, dan memberikan wawasan baru karena di
dalamnya membuat kata-kata kunci dalam sebuah topik.
2.6.2 Jenis-Jenis Mind Mapp
Berikut beberapa jenis mind mapp, di antaranya:
a. Mind Mapp Silabus
Mind Mapp Silabus atau mind mapp makro adalah jenis mind mapp yang
membantu memberikan gambaran tentang apoa yang dipelajari dan biasanya mind
mapp ini dibuat dengan ukuran besar dan ditempel di dinding. Berikut contoh
mind mapp silabus.
sumber : gurudigital.id
Gambar 3.2 Mind Mapp silabus
b. Mind Map Bab
Mind mapp ini dibuat berdasarkan masing-masing bab yang telah dipelajari,
namun harus diringkas poin penting atau garus besarnya saja untuk mudah
mengingatnya. Berikut contoh mind mapp bab.
51
sumber : gurudigital.id
Gambar 3.3 Mind Mapp Bab
c. Mind Map Paragraf
Jenis mind mapp ini dapat memberikan informasi secara lengkap karena selain
bisa melihat ringkasan setiap bab, bisa juga mengetahui ringkasan penjelasan.
Berikut contoh mind mapp paragraf. Mind map ini dapat dibuat di buku teks kecil,
contohnya.
sumber : gurudigital.id
Gambar 3.4 Mind Mapp Paragraf
2.6.3 Cara Membuat Mind Mapp
Mengkreasikan mind mapp menjadi bahan dalam pengembangan bahan ajar,
hendaknya harus memperhatikan karakter dari bahan ajar dan peserta didik. Arend
(1997: 258) menjelaskan cara-cara membuat mind mapp sebagai berikut.
52
Langlah 1. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi
sejumlah konsep
Langkah 2.Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang
menunjang ide utama
Langkah 3. Tempatkan ide-ide utama di tengah atau dipuncak peta
Langkah 4. Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang
secara visual menunjukkan hubungan ide–ide tersebut dengan
ide utama.
Lebih lanjut, Trianto ( 2009: 160) menjelaskan langkah-langkah dalam membuat
mind mapp yaitu 1) memilih suatau bahan bacaan, 2) menentukan konsep-konsep
yang relevan, 3) mengurutkan konsep-konsep dari yang inklusif ke yang kurang
inklusif, 4) menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep yang
inklusif diletakkan dibagian atau lalu dihubungkan dengan kata penghubung,
misalnya ―terdiri atas‖, ―menggunakan‖, dll.
Menurut Buzan (2006:15) ada tujuh langkah yang sama ditempuh dalam
pembuatan mind mapp yaitu.
1. Mulailah dan bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan
mendatar, karena memulai dan tengah memberi kebebasan kepada otak untuk
menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih
bebas dan alami.
2. Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral anda, karena sebuah gambar
bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah
53
gambar sentral akan lebih menanik, membantu kita tetap terfokus, membantu
kita berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita.
3. Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar,
warna membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran
kreatif dan menyenangkan.
Berdasarkan penelitian bahwa warna bisa menggairahkan dan menenangkan kita.
Kita menyukai warna karena warna itu alamiah dan lebih menarik dan pada dunia
buatan yang hitam-putih (Wycoff, 2005 : 77). Menurut Wycoff (2005 : 77)
menambahkan warna pada mind mapp adalah langkah maju yang alami. Warna
dapat digunakan dalam beberapa cara.
a) penataan, warna bisa digunakan untuk menyoroti wilayah-wilayah berbeda
pada mind mapp untuk menata informasi menjadi beberapa wilayah bahasan
terpisah.
b) urun rembuk, setelah sesi awal urun rembuk, anda mungkin ingin kembali
dan menyoroti gagasan dengan warna lain untuk urun rembuk berikutnya,
atau untuk memilih poin-poin kunci. Ada kelompok memberikan warna
berlainan pada setiap pesertanya agar sumbangan pikirannya bisa segera
dikenali.
c) presentasi, informasi yang dipresentasikan dalam wilayah yang ditandai
dengan warna lebih mudah diingat.
d) aliran gagasan, jika energi anda menurun, atau gagasan anda terhenti selagi
memetakan pikiran, mengubah warna kadang-kadang dapat membantu
dimulainya saluran pikiran lain.
54
4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-
cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya. Karena
otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau
empat) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan
lebih mudah mengerti dan mengingat.
5. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus karena garis lurus
akan membosankan otak.
6. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal
memberi lebih banyak data dan fleksibilitas kepada mind map. Setiap kata
tunggal atau gambar adalah seperti pengganda, menghasilkan sederet asosiasi
dan hubungannya sendiri. Bila kita menggunakan kata tunggal, setiap kata ini
akan pergi bebas karenanya lebih bisa memicu ide dan pikiran baru. Kalimat
atau ungkapan cenderung menghambat efek ini.
Hal ini juga diungkapkan oleh Wycoff (2005: 71) bahwa yang dimaksud dengan
kata kunci adalah kata benda dengan kata kerja yang mengandung banyak makna.
Letakkan kata saja pada garis, karena hal itu akan memungkinkan asosiasi dengan
kata tersebut lebih banyak. Sebaiknya ditulis dengan menggunakan huruf cetak
karena akan terjadi gambaran visual dalam pikiran dan lebih mudah dibaca.
7. Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna
seribu kata.
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan mind mapp yaitu
1. Pastikan tema utama terletak di tengah-tengah
55
2. Tema utama, akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan
tema utama.
3. Hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna atau spidol
4. Gunakan huruf besar, huruf besar akan mendorong kita untuk hanya
menuliskan poin-poin penting saja.
2.6.4 Struktur Mind Mapp
Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak untuk
menyerap pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide
yangberkaitan satu sama lain. Implementasi mindmapp dalam kegiatan
pembelajaran diharapkan mampu meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Strukur mind Mapp dimulai dengan suatu konsep atau tema tunggal yang
memiliki banyak pemikiran yang menjadi umpan kepada siswa untuk berpikir dan
menghasilkan banyak gagasan mengenaisuatu konsep atau tema tunggal tersebut.
Mindmapp adalah mediayang tepat digunakan untuk menghubungkan antara
materi intidan hubungannya dengan materi yang lainnya.
Mengoptimalkan kemampuan otak anak, melatih untuk berpikir kritis dan
inovatif, serta menumbuh kembangkan nilai-nilai karakter positif dalam diri
seorang anak. Mindmapp melatiotak untuk berkonsentrasi dan mengoptimalkan
otak anak untuk berpikir.
2.6.5 Manfaat Mind Mapp
Manfaat mind mapp adalah mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan
pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasikan materi, dan
56
memberikan wawasan baru karena di dalamnya memuat kata-kata kunci dalam
sebuah topik. Menurut Bobbi DePorter (2007: 173) mind mapp memiliki beberapa
manfaat.
a) Fleksibel
Seorang pembicara tiba-tiba teringat untuk menjelaskan suatu hal tentang
pemikiran, kita dapat dengan mudah menambahkannya di tempat yang sesuai
dalam Peta Pikiran kita tanpa harus kebingungan.
b) Dapat memusatkan pikiran
Kita tidak perlu berfikir untuk menangkap setiap kata yang dibicarakan.
Sebaliknya, kita dapat berkonsentrasi pada gagasannya.
c) Meningkatkan pemahaman
Ketika membaca suatu tulisan atau laporan tekhnik, peta pikiran akan
meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan tinjauan ulang yang sangat
berarti nantinya.
d) Menyenangkan
Imajinasi dan kreativitas kita tidak terbatas dan hal itu menjadikan pembuatan
dan peninjauan ulang catatan lebih menyenangkan.
Menurut Ariana (2012: 112) yang mengatakan bahwa ketika siswa menggunakan
mind mapp siswa tidak hanya aktif dalam pembelajaran tapi mereka juga dapat
melihat hasil dari usaha mereka sehingga belajar menjadi menyenangkan, penuh
arti dan bermakna.
57
Buzan (2006:113) menjelaskan manfaat dan penggunaan mind mapp adalah.
1. Memberikan pandangan menyeluruh pokok masalah pada area yang luas
2. Membantu merencanakan arah tujuan
3. Mengumpulkan informasi dan data yang terkait tujuan yang hendak dicapai
4. Mendorong pemecahan masalah dengen lebih kreatif
5. Menyenangkan untuk dibaca, dilihat dan kreatif.
Pengembangan LKPD menggunakan mind mapp diharapkan pembelajaran lebih
mudah dicapai, lebih menyenangkan, dan mampu mengembangkan kreativitas
dari peserta didik.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas manfaat mind mapp dapat diambil
kesimpulan bahwa dengan menggunakan mind mapp untuk pra-pemaparan
menunjukkan pengaruh positif secara konsisten pada kemajuan peserta didik.
Memetakan ide menjadi sebuah cara bagi peserta didik untuk
mengonseptualisasikan ide, membentuk pikiran mereka, dan menciptakan
pemahaman yang lebih baik tentang apa yang mereka ketahui. Oleh karena itu,
penggunaan mind mapp oleh peserta didik juga dapat mengasah siswa untuk
menghasilkan ide-ide baru. Peserta didik akan berusaha menggali lebih dalam
kemampuannya untuk menghasilkan gambar mind mapp yang lebih bagus lagi
dari yang sebelumnya.
58
2.6.6 Kelebihan dan Kekurangan Mind Mapp
Berikut ini akan dijelaskan tentang kelebihan dan kekurangan mind mapp.
a. Kelebihan Mind Mapp
Adapun kelebihan mind map, di antaranya:
1) Lebih mudah melihat gambaran keseluruhan
2) Membantu otak untuk mengatur, mengingat, membandingkan dan
membuat hubungan
3) Memudahkan penambahan informasi baru
4) Pengkajian ulang dapat dilakukan lebih cepat
b. Kekurangan Mind Mapp
Adapun kekurangan mind map, di antaranya:
1) Waktu terbuang untuk mencari kata kunci pengingat, karena kata kunci
pengingat terpisah oleh jarak
2) Waktu terbuang untuk menulis kata-kata yang tidak berhubungan dengan
ingatan
3) Waktu terbuang untuk membaca kembali kata-kata yang tidak penting
2.7 Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang
mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis,
seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud
dan tujuannya.
59
2.7.1 Pengertian Menulis
Keterampilan dan kompetensi menulis merupakan tuntutan yang telah ditetapkan
oleh kementerian kebudayaan (2014) yaitu
Sebagai bagian dari Kurikulum 2013 yang menekankan pentingnya
keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan,
kemampuan berbahasa yang dituntut tersebut dibentuk melalui
pembelajaran berkelanjutan: dimulai dengan meningkatkan kompetensi
pengetahuan tentang jenis, kaidah dan konteks suatu teks, dilanjutkan
dengan kompetensi keterampilan menyajikan suatu teks tulis dan lisan
baik terencana maupun spontan, dan bermuara pada pembentukan sikap
kesantunan berbahasa dan penghargaan terhadap Bahasa Indonesia sebagai
warisan budaya bangsa.
Pembelajaran bahasa Indonesia pada tingkat satuan pendidikan menengah (SMP)
peningkatan kompetensi menulis menjadi suatu yang harus diperhatikan oleh
pendidik, khususnya guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalman (2015: 3)
menjelaskan konsep menulis adalah suatu kegiatan berupa penyampaian pesan
(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau mediannya. Menulis merupakan sebuah proses kreatif
menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulisan dalam tujuan, misalnya
memberitahu, meyakinkan, atau menghibur.
Hal yang sama diungkapkan oleh Huda (2014: 9) tentang konsep menulis yaitu
adalah proses melahirkan pikiran atau perasaan, seperti mengarang, membuat
surat dengan tulisan. Gie (2002:3) menyatakan; ―menulis adalah segenap
rangkaian seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis kepada
masyarakat pembaca untuk dipahami.‖ Senada dengan pendapat di atas,
Depdiknas (2014: 19) menyatakan; ― menulis adalah melahirkan pikiran atau
perasaan dengan tulisan.’ Sedangkan Yunus (2007: 13) menyatakan; ―menulis
60
adalah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai alat atau medianya.‖
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
kegiatan komunikasi yang berupa penyampaian pesan dengan menggunakan
bahasa tulis sebagai media.
2.7.2 Tujuan Menulis
Komunikasi dapat terjadi melalui tulisan, karena tulisan bisa dikatakan sebagai
media penghubung maksud dan tujuan antara si penulis dengan si pembaca.
Seperti yang dikatakan oleh Hugo Hartig dalam Tarigan (2008: 25) bahwa ada
beberapa tujuan menulis seperti berikut ini.
1. Tujuan Penugasan
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak memunyai tujuan sama sekali. Penulis
menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. Misalnya,
siswa menulis rangkuman buku, sekertaris membuat laporan.
2. Tujuan Altruistik
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya dan ingin membuat hidup para
pembaca lebih menyenangkan dengan karyanya.
3. Tujuan Persuasif
Tulisan ini bertujuan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan
yang diutarakan.
61
4. Tujuan Informasional
Tulisan ini bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan atau
penerangan kepada para pembaca.
5. Tujuan Pernyataan Diri
Tulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan diri sang pengarang kepada
pembaca.
6. Tujuan Kreatif
Tujuan penulisan ini berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Namun,
keinginan penulis disini lebih cenderung kepada keinginan untuk mencapai
norma dan nilai estetika/seni/keindahan yang ideal.
7. Tujuan Pemecahan Masalah
Dalam tulisan ini, penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis
menjelaskan secara detil tentang pikiran-pikiran, ide-ide dan gagasannya
sendiri agar dimengerti oleh pembaca.
2.7.3 Manfaat Menulis
Tarigan (2008: 16) mengemukakan ada empat manfaat dari menulis yaitu:
1. Menulis menyenangkan dalam hal penjelajahan diri pribadi. Kegiatan menulis
dapat menjadi hal yang sangat menyenangkan karena dengan menulis,
seseorang mampu menjelajahi potensi dirinya.
2. Menulis membuat kita sadar akan kehidupan. Dalam kegiatan menulis,
kepekaan dan keterbukaan pikiran akan lingkungan sekitar dapat membuat
seseorang menyadari makna kehidupan sebenarnya.
3. Menulis membantu kita memahami diri kita lebih baik. Salah satu dari tujuan
menulis adalah untuk pernyataan diri. Dengan menulis, seseorang mampu
62
menyelami kepribadiannya sendiri dan secara tidak langsung, seorang penulis
dapat memahami kepribadiannya sendiri.
4. Menulis membantu memecahkan masalah. Salah satu tujuan dari menulis itu
adalah untuk memecah masalah. Tidak semua masalah dapat terselesaikan
dengan cara berbicara atau berdebat. Menulis bisa menjadi satu alternatif
untuk memecahkan masalah jika tidak memungkinkan untuk berbicara.
Pada dasarnya ketika seseorang menulis, orang tersebut menciptakan sebuah
karya yang mengungkapkan pikiran dan perasaannya tentang sesuatu yang ia
alami sendiri dan tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Ketika seseorang
menuangkan idenya kedalam berbagai bentuk tulisan seperti cerpen, karangan dan
lainnya, pada prinsipnya ia sedang mengalami proses kreativitas.
2.7.4 Tujuan Pembelajaran Menulis
Menulis adalah suatu proses yang dalam sistem kerjanya melibatkan banyak
kompenen bagi si penulis. Oleh karena itu, pembelajaran yang berorientasi pada
kegiatan menulis akan lebih efektif daripada jika hanya pembelajaran yang
bersifat audiovisoal. Sebagai proses kreatif, Dalman (2015) menjelaskan unsur
yang terdapat pada proses menulis, di antaranya:
a. Penulis sebagai penyampai pesan
b. Pesan atau isi tulisan
c. Saluran atau media berupa tulisan
d. Pembaca sebagai penerima pesan
Lebih lanjut, Dalman menjelaskan tentang tujuan dari pembelajaran menulis
yaitu:
63
a. Peningkatan kecerdasan
b. Pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas
c. Penumbuhan keberanian
d. Pendorong kemauan dan kemapuan mengumpulkan informasi
Tujuan dari aktifitas menulis juga diungkapkan oleh Melinda (2014: 2) mengutip
pernyataan dari Tangpermpoon yaitu In genre-based approach, the focus of
writing is to integrate the knowledge of a particular genre and its communicative
purpose, these help learners to produce their written products to communicate to
others in the same discourse community. Pembelajaran menulis merupakan upaya
membantu para pembelajar untuk mampu menghasilkan tulisan yang digunakan
sebagai bentuk komunikasi kepada orang lain.
Secara spesifik, pada kurikulum 2013 menekankan peserta didiknya untuk lebih
aktif, kreatif, dan inovatif. Guna menghasilkan peserta didik yang aktif, kreatif,
dan inovatif dalam pembelajaran maka peserta didik harus mampu melakukan
aktivitas mengamati, menanya, mencoba, dan mengomunikasikan. Salah satu
mata pelajaran penting dalam Kurikulum 2013 adalah mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Mata pelajaran bahasa Indonesia menekankan materi pada aspek
kemampuan berbahasa yang berkelanjutan. Kemampuan berbahasa dimulai
dengan peningkatan pengetahuan tentang jenis, pengertian dan konteks suatu teks,
dilanjutkan peningkatan keterampilan menyajikan teks secara tulis atau lisan, serta
pembentukan karakter berbahasa yang baik dan benar sesuai tujuan kurikulum.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran menulis
adalah tercapainya serangkaian keterampilan dari peserta didik untuk dapat
64
mengembangkan kemampuan berfikir yang dituangkan dalam bentuk tulisan
sebagai media untuk mengkomunikasikan buah pikirannya kepada orang lain.
2.7.5 Prinsip-prinsip Pembelajaran Menulis
Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari
pembelajaran membaca. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran
keterampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampilan
menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar, berbicara, dan membaca.
Proses mengemukakan yang perlu diperhatikan dalam menulis adalah
1) menggunakan kata dalam kalimat secara tepat makna,
2) menggunakan kata dengan bentuk yang tepat,
3) menggunakankata dalam distribusi yang tepat,
4) merangkaikan kata dalam frasa secara tepat,
5) menyusun klausa atau kalimat dengan susunan yang tepat,
6) merangkaikan kalimat dalam kesatuan yang lebih besar (paragraf) secara
tepat dan baik,
7) menyusun wacana dari paragraf-paragraf dengan baik,
8) membuat karangan (wacana) dengan corak tertentu, deskripsi, narasi,
eksposisi, persuasi, argumentasi,
9) membuat surat (macam-macam surat),
10) menyadur tulisan (pidato menjadi prosa),
11) membuat laporan (penelitian, pengalaman, dan sesuatu yang disaksikan),
12) mengalihkan kalimat (aktif menjadi pasif dan sebaliknya, kalimat langsung
menjadi kalimat tak langsung),
65
13) mengubah wacana(wacana percakapan menjadi wacana cerita atau
sebaliknya).
2.7.6 Tahap Menulis
Menulis dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan untuk menyatakan gagasan atau
pendapat secara tertulis, ini berarti menulis adalah suatu aktivitas yang
membutuhkan proses dalam pengerjaannya. Proses menulis ada 3 tahap, tahap-
tahap tersebut sebagai berikut.
1. Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan tahap pertama, tahap prapenulisan atau tahap persiapan
adalah ketika pembelajar menyiapkan diri, mengumpulkan informasi,
merumuskan masalah, menetukan fokus, mengolah informasi, menarik
tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi,
membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya kognitifnya yang akan
diproses selanjutnya. Pada tahap prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih
topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan dan
informasiyang diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam
bentuk karangka karangan.
2. Tahap Penulisan
Pada tahap penulisan, kita mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat
dalam kerangka karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang
telah kita pilih dan kita kumpulkan. Seperti yang kita ketahui, struktur
karangan terdiri atas bagian awal, isi, dan akhir.Awal paragraf berfungsi
untuk memperkenalkan dan sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok
tulisan kita, bagian ini sangat menentukan.Isi karangan menyajikan bahasan
66
topik atai ide utama karangan, berikut hal-hal yang menjelaskan atau
mendukung ide tersebut, seperti contoh, ilustrasi, informasi, bukti, atau
alasan.Akhir karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide
inti dan penekanan ide-ide penting.Bagian ini berisi simpulan, dan ditambah
rekomendasi atau saran bila diperlukan.
3. Tahap Pascapenulisan
Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang kita
hasilkan.Kegiatanya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan(revisi).Kegiatan
penyuntingan dan perbaikan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Membaca keseluruhan karangan.
b. Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki atau memberi catatan bila ada
hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, disempurnakan.
c. Melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.
2.8 Lembar Kerja Peserta DidikMenulis Teks Prosedur Berbasis Mind Mapp
LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembaran-lembaran kertas berisi
materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang
harus dikerjakan oleh siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus
dicapai (Prastowo, Andi. 2011). LKPD menulis teks prosedur disusun mengacu
kepada upaya untuk mencapai tujuan atau kompetensi peserta didik pada suatu
mata pelajaran ataupun bahan ajar. Penggunaan LKPD dalam pembelajaran
memberikan manfaat, antara lain: a) mengaktifkan peserta didik dalam belajar; b)
membantu peserta didik dalam mengembangkan dan menemukan konsep
67
berdasarkan pendeskripsian hasil pengamatan dan data yang diperoleh dalam
kegiatan eksperimen; c) melatih peserta didik menemukan konsep melalui
pendekatan keterampilan proses; d) membantu peserta didik dalam memperoleh
catatan materi pembelajaran yang dipelajari melalui kegiatan yang dilakukan di
sekolah; e) membantu guru menyusun atau merencanakan kegiatan pembelajaran
yang meliputi pendekatan dan metode hasil belajar, pemilihan media dan evaluasi
belajar Depdiknas. 2008.
Pengembangan LKPD menulis teks prosedur berbasis mind mapp bertujuan agar
siswa memahami dan lebih mampu membangun konsep-konsep dalam suatu teks
menjadi lebih terstruktur. Penggunaan mind mapp dalam pengembangan LKPD
menulis teks prosedur bertujuan agar, peserta didik mudah dalam pengerjaan
tugas, berfikir kreatif, serta terbangunnya konsep-konsep yang utuh dari suatu
prosedur atau rangkaian membuat atau melakukan sesuatu.
Struktur LKPD menulis teks prosedur berbasis mind mapp yang dikembangkan
terdiri dari komponen-komponen berikut.
1) Sampul
Sampul LKPD berisi judul LKPD, kelas, dan nama penulis serta didesain
dengan warna hijau membuat LKPD nampak lebih menarik dan
membangkitkan minat dan motivasi peserta didik
2) Kata Pengantar
kata pengantar berisi ucapan rasa syukur dan terima kasih serta sambutan
di dalamnya terdapat kalimat pengharapan dan juga penjelasan terkait
tema dan isi makalah yang dibuat.
68
3) Daftar Isi
Daftar Isi adalah halaman yang menjadi petunjuk isi pokok dalam tesis.
4) Kompetensi Inti
KI 3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI 4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis,l membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan dsumber lain
yang sama dalam sudut pandang / teori.
5) Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.6 Menelaah struktur dan aspek
kebahasaan teks prosedur
tentang cara melakukan
sesuatu dan cara membuat
(cara memainkan alat
musik/tarian daerah, cara
membuat kuliner khas
daerah) dari berbagai sumber
yang dibaca dan didengar
3.6.1 Mencermati struktur teks
prosedur
3.6.2 Mengidentifikasi bagian-
bagian teks prosedur
3.6.3 Memperbaiki dan
melengkapi teks prosedur
4.6 Menyajikan data rangkaian
kegiatan ke dalam bentuk
4.61 Menulis teksp prosedur
dengan memperhatikan
69
teks prosedur (tentang cara
memainkan alat musik
daerah, tarian daerah,cara
membuat cinderamata)
dengan memperhatikan
struktur, unsur kebahasaan,
dan isi
pilihan kata, kelengkapan
struktur, dan kaidah
penggunaan kata,
kalimat/tanda baca
4.6.2 Menyajikan teks prosedur
secara lisan
6) Petunjuk Penggunaan LKPD
Berisi tentang cara/langkah-langkah dalam menggunakan LKPD
7) Peta Konsep
8) Uraian Materi
Meteri yang akan dibahas meliputi pengertian, struktur, Tujuan, jenis-
jenis teks prosedur, dan langkah-langkah pembuatan teks prosedur.
70
9) Kegiatan siswa
Tugas yang dibuat sudah berbasis mind mapp sehingga siswa lebih
mudah dalam mengerjakan tugas.
10) Literasi
Berisi informasi yang dibutuhkan siswa untuk menambah wawasan siswa
tentang teks prosedur
11) Rubrik Penilaian
Rubrik ini dibuat agar siswa dapat melakukan penilaian terhadap hasil
kerja temannya.
12) Daftar Pustaka
Rujukan yang dijadikan landasan teori.
13) Sampul Belakang
Sampul belakang diberi warena hijau agar sesuai dengan sampul depan
LKPD.
71
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Kegiatan ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian ini menggunakan
metode pengembangan (Research and Development). Metode pengembangan
(Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut
(Sugiyono, 2015: 407).
Penelitian pengembangan bidang pendidikan merupakan suatu jenis penelitian
yang bertujuan menghasilkan produk untuk kepentingan pendidikan
pembelajaran. Menguji kelayakan, berarti produk yang diciptakan atau dihasilkan
harus diuji coba pada subjek tertentu untuk melihat kelayakan dari produk yang
dihasilkan.
Penelitian pengembangan materi ajar menulis teks prosedur berbasis mind mapp
ini, penulis mengacu pada pendapat Sugiyono (2015: 407), langkah- langkah
pengembangan antara lain: 1) Potensi dan Masalah, 2) Pengumpulan data, 3)
Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Perbaikan Desain, 6) Uji Coba Produk I, 7)
Revisi Produk, 8) Uji Coba Produk II, 9) Revisi Produk Tahap Akhir, 10)
Produksi Masal dan Uji Masal ( Produk Akhir). Dari hasil pengembangan produk
72
tersebut kemudian dilakukan penilaian terhadap produk menulis teks prosedur
berbasis mind mapp yang berbasis menulis teks prosedur berbasis mind mapp,
untuk mengetahui layak tidaknya materi ajar yang berbentuk LKPD ini digunakan
dalam pembelajaan Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Menengah Pertama
kelas VII semester I.
Gambar 3.1 langkah-langkah pengembangan Research and Development (R&D)
(Sugiyono, 2015: 407)
Dalam rangka penilaian kelayakan produk sebagai bahan ajar yang baik,
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif
merupakan metode yang melukiskan suatu keadaan objektif atau peristiwa
tertentu berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana mestinya yang
kemudian diiringi dengan upaya pengambilan kesimpulan berdasarkan fakta-fakta
historis tersebut (Nawawi, 1994:73). Oleh karena itu, metode deskriptif dalam
penelitian ini digunakan untuk mengambil atau menganalisa berupa komentar,
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data
Desain Produk
Validasi Desain
Revisi Desain Uji Coba Prodouk I
Revisi Produk Uji Coba Produk II
Revisi Produk II
Produk Masal
73
kritik, saran, koreksian, maupun penilaian yang diberikan oleh penilai seperti ahli
materi, guru bahasa Indonesia, dan siswa.
Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian (contohnya: perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dan lain sebagainya) secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,
2006:6).Pada penelitian ini peneliti hanya memberikan penafsiran terhadap hasil
dari pengumpulan data, sehingga hanya diperoleh informasi sebanyak-banyaknya
dari subyek terhadap masukan LKPD materi ajar menulis teks prosedur berbasis
mind mapp untuk siswa kelas VII SMP.
Penelitian deskriptif kualitatif pada penelitian ini yaitu menarasikan dan
mendeskripsikan hasil-hasil yang diperoleh dari penilaian yang diberikan oleh
subjek penelitian yaitu ahli materi, guru bahasa Indonesia, dan siswa SMP.
Pendeskripsian tersebut dilakukan menggunakan kata-kata guna membangun
sebuah makna untuk menjabarkan rumusan-rumusan masalah yang sudah
ditentukan
3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Prosedur dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan Sugiyono
(2015: 407), langkah-langkahnya sebagai berikut: 1) Potensi dan Masalah, 2)
Pengumpulan data, 3) Desain Produk, 4) Validasi Desain, 5) Perbaikan Desain, 6)
Uji Coba Produk , 7) Revisi Produk, 8) Produk Akhir. Penelitian pengembangan
yang dilakukan tidak sampai pada tahap produk masal/penyebaran produk, tetapi
74
hanya sampai pada tahap uji coba. Pada penelitian ini uji coba yang dilakukan
adalah uji coba terbatas. Uji coba tersebut dilakukan dalam 3 sekolah (SMP).
Tiap-tiap sekolah terdiri dari 1 guru Bahasa dan Sastra Indonesia dan 30 peserta
didik, sehingga jumlah keseluruhan penguji coba yaitu 3 orang guru Bahasa dan
Sastra Indonesia dan 30 peserta didik. Tahapan–tahapan dalam Researh and
Development/R&D ini secara rinci dapat dijelaskan berikut.
1) Potensi dan Masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang dapat didayagunakan sehingga memiliki
nilai tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang
diharapkan dan yang terjadi (Sugiyono, 2015: 409). Berdasarkan pernyataan
di atas, potensi adalah keteramila menulis teks prosedur siswasaat ini belum
dapat dikatakan baik, apabila keterampilan menulis siswa sudah baik, maka
mereka dapat memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara. Masalah yang
ada adalah kurangnya menulis teks prosedur berbasis mind mapp yang
berorientasi pada peningkatan kemampuan pemahaman menulis para siswa.
2) Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data adalah analisis kebutuhan terhadap produk yang
akan dikembangkan, dalam hal ini produk yang akan dikembangkan adalah
materi ajar menulis teks prosedur berbasis mind mapp untuk meningkatkan
keterampilan menulis siswa. Tahap ini meliputi analisis kurikulum dan
analisis berbagai LKPD referensi.
(a) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan dengan mengidentifikasi kompetensi, baik
kompetensi inti maupun kompetinsi dasar untuk memahami kedalaman
75
dan keluasan kompetensi yang akan dikembangkan dalam menulis teks
prosedur berbasis mind mapp yang kemudiakan akan terealisasikan
dalam indikator dan tujuan pencapaian pembelajaran. Setelah itu juga
akan dianalisis sejauh mana keterkaitan bahan ajar dengan kurikulum
yang digunakan di sekolah tersebut.
(b) Mengkaji berbagai referensi mutakhir terkait dengan penyusunan terhadap
meteri ajar sastra, seperti: LKPD menulis teks prosedur berbasis mind
mapp, menulis teks prosedur berbasis mind mapp pada siswa SMP kelas
VII, situs-situs menulis teks prosedur berbasis mind mapp SMP kelas VII,
maupun situs lain yang berkaitan dengan gambar-gambar yang diperlukan
dalam pembuatan menulis teks prosedur berbasis mind mapp.
3) Desain Produk
Berdasarkan analisis kebutuhan, maka langkah selanjutnya adalah membuat
desain atau produk yang akan dikembangkan dalam kaitanya desain produk
berupa materi ajar menulis teks prosedur berbasis mind mapp. Sebagai berikut
langkah-langkah pengembangannya.
(a) Menentukan materi yang akan dikembangkan berdasarkan karakteristik
siswa.
(b) Merumuskan butir-butir materi.
(c) Menyusun soal latihan dan evaluasi.
(d) Rancangan didesain berdasarkan jenis teks prosedur yang akan dianalisis
yang akan dijadikan sebagai pembelajaran sastra pada menulis teks
prosedur berbasis mind mapp.
76
(e) Tahap penyusunan kelengkapan materi, yaitu menyusun desain LKPD
menulis teks prosedur berbasis mind mapp sesuai dengan Kurikulum 2013,
menyusun gambar-gambar yang dibutuhkan, dan tata letak.
4) Validasi Desain
Validasi desain adalah proses penilaian rancangan produk yang dilakukan
dengan memberikan penilaian berdasarkan pemikiran rasional, sebelum uji
lapangan. Dalam validasi desain bahan ajar menulis teks prosedur berbasis
mind mapp pada SMP kelas VII akan dilakukan oleh pakar atau orang yang
ahli dibidangnya. Validasi desain dalam penelitian ini dikaji oleh satu dosen
ahli materi yang relevan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh masukan dan
penilaian untuk penyempurnaan. Proses dalam validasi desain tersebut
melihat beberapa aspekkelayakannya yaitu, isi, keterbacaan, penyajian,
Grafis.
5) Perbaikan Desain
Setelah validasi desain menulis teks prosedur berbasis mind mapp divalidasi
melalui dosen pembimbing, dan pakar/ahli, maka dapat ditemukan
kelemahan dan masukan-masukan atau saran demi penyempurnaan menulis
teks prosedur berbasis mind mapp. Berdasarkan kelemahan dan saran
tersebut, selanjutnya dilakukan perbaikan desain penelitian materi ajar
menulis teks prosedur berbasis mind mapp.
6) Uji Coba Produk
Setelah perbaikan desain, dilakukan uji coba atau langsung digunakan. Pihak-
pihak yang berpartisipasi dalam uji coba tersebut adalah guru Bahasa dan
77
Sastra Indonesia dan siswa SMP kelas VII. Tahap ini dilaksanakan dengan
cara mengadakan penilaian terhadap menulis teks prosedur berbasis mind
mapp untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa SMP kelas VII,
kepada 3 orang guru Bahasa dan Sastra Indonesia dengan disertai pangajuan
pengisian instrumen penilaian kelayakan menulis teks prosedur berbasis mind
mapp. Selanjutnya dilakukan uji coba kepada siswa SMP kelas VII untuk
memperoleh tanggapan peserta terhadap menulis teks prosedur berbasis mind
mapp yang dikembangkan.
7) Revisi Produk
Revisi produk adalah merevisi produk yang telah dicobakan dengan tujuan
untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan produk LKPD menulis teks
prosedur berbasis mind mapp dengan judul LKPD “Menulis Teks Prosedur
Berbasis Mind Mapp” tersebut. Revisi produk dilakukan berdasarkan
masukan dari pengguna produk, baik dari guru maupun siswanya. Masukan
perbaikan produk nantinya diambil dari data pertanyaan langsung maupun
data koesioner guru dan siswa.
8) Produk Akhir
Produk akhir merupakan produk yang telah direvisi setelah uji coba dan
mendapat penilaian serta saran dari guru Bahasa dan Sastra Indonesia serta
siswa SMP Negeri 9 Metro, SMP Negeri 7 Metro, dan SMP Kartikatama
berdasarkan koesioner maupun secara langsung.
Tahap-tahap penelitian pengembangan yang telah dipaparkan di atas,
selanjutnya dapat dilihat dalam gambar berikut ini.
78
Gambar 3.2 Langkah penelitian
3.3 Sumber Data dan Data
Sumber data merupakan subjek dari mana data dapat diperoleh (Arikunto, 2013:
172). Sumber data dalam penelitian ini adalah menulis teks prosedur berbasis
mind mapp,ahli materi, guru, dan siswa. Validasi diperoleh dari 1 dosen
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai ahli materi. Guru berkedudukan
sebagai responden dalam pemerolehan data. begitupun juga dengan siswa, siswa
sebagai responden dalam pemerolehan atau informasi.
Data merupakan hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka
(Arikunto, 2013: 161). Data dalam penelitian ini adalah pengembangan materi
ajar menulis teks prosedur berbasis mind mapp dan kelayakan menulis teks
prosedur berbasis mind mapp untuk meningkatkan keterampilan menulis.
Potensi dan Masalah
(Karakter Siswa &
Bahan Ajar)
Pengumpulan Data
(Kurikulum & Referensi)
Desain Produk (Penyusunan Meteri Ajar Sastra dalam Bentuk Buku: Desain Materi, Soal, Gambar Terkait)
Validasi Desain oleh Para Pakar
Revisi Desain
Uji Coba Produk I
Revisi Produk I
Produk Akhir
Bahan Ajar
79
3.4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
angket.Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden. Penelitian ini menggunakan angket untuk
menilai dan menguji kelayakan materi ajar menulis teks prosedur berbasis mind
mapp, angket tersebut akan diisi oleh ahli meteri, reviewer yaitu guru dan siswa.
3.5 Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk menilai kelayakan LKPD menulis teks
prosedur berbasis mind mapp. Instrumen yang digunakan berbentuk
kuesioner/angket. Penelitian ini menggunakan lembar angket tentang kelayakan
lembar kerja peserta didik menulis teks prosedur berbasis mind mapp yang telah
disusun.Penelitian ini menggunakan angket berbentuk Skala Likert untuk
mengetahui penilaian ahli materi, guru, dan siswa terhadap kelayakan LKPD
menulis teks prosedur berbasis mind mapp.Angket berbentuk Skala Likert
menggunakan 5 dan 4 kategori penilaian.Skala Likert untuk penilaian ahli materi
dan guru menggunakan 5 kategori. Sedangkan untuk siswa menggunkan Skala
Likert dengan 4 kategori. Lembar angket yang diberikan kepada ahli materi dan
guru berbeda dengan lembar angket yang diberikan kepada siswa. Perbedaan
terletak pada butir penilaiannya saja. Penilaian dilakukan terhadap 4 aspek
kreteria, yaitu aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafisan. Aspek
kriteria kelayakan materi ajar menulis teks prosedur berbasis mind mapp ini
menggunakan penilaian kelayaan materi ajar yang dikembangkan berdasarkan
panduan pengembangan bahan ajar Departemen Pendidikan Nasional tahun 2008
(Depdiknas, 2008:29).
80
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk
checklist ataupun pilihan ganda (Sugiyono, 2015: 135), penelitian ini
menggunakan bentuk Checklist (Ѵ) pada kolom yang tersedia.Berikut ini bentuk
koesioner yang digunakan untuk ahli materi, guru, dan siswa.
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Angket Uji Validasi LKPD Berbasis Mind Mapp untuk
Ahli Materi dan Guru
No Aspek Indikator Jumlah
Soal
Nomor
Soal
1 Kelayakan Isi
a. Kesesuaian KI dan KD pada
LKPD
b. Kesesuaian LKPD dengan
kebutuhan siswa
c. Kesesuaian LKPD dengan
kebuthan bahan ajar
d. Substansi materi
e. Manfaat LKPD
f. Kesesuaian LKPD dengan nilai-
nilai, moralitas, sosial
1
1
1
1
1
1
2
3
4
5
2 Kebahasaan
a. Keterbacaan LKPD
b. Kejelasan informasi pada LKPD
c. Kesesuaian bahasa yang
digunakan pada LKPD dengan
kaidah Bahasa Indonesia
d. Penggunaan bahasa secara
efektif dan efisien
1
1
1
1
6
7
8
9
3 Sajian
a. Kejelasan tujuan LKPD
b. Urutan penyajian materi LKPD
c. Pemberian Motivasi pada LKPD
d. Interaktivitas (Stimulus dan
respon) pada LKPD
e. Kelengkapan informasi LKPD
1
1
1
1
1
10
11
12
13
14
4 Kegrafisan
a. Penggunaan Font pada LKPD
b. Lay out, tata letak LKPD
c. Ilustrasi, grafis, gambar, foto
pada LKPD
d. Desain tampilan LKPD
1
1
1
1
15
16
17
18
19
81
Berdasarkan kisi-kisi tersebut, maka disusun instrumen yang digunakan untuk
validitas ahli terhadap lembar kerja peserta didik menulis teks prosedur berbasis
mind mapp sebagai berikut.
Tabel 3.2 Koesioner Penilaian untuk Ahli Materi dan Guru
No Komponen Alternatif Penilaian Dekripsi/ Saran
Validator SB B C K SK
1 KELAYAKAN ISI
a. Kesesuaian dengan KI, KD
b. Kesesuaian dengan kebutuhan siswa
c. Kesesuaian dengan kebutuhan bahan
ajar
d. Kebenaran substansi materi
e. Manfaat untuk penambahan
wawasan pengetahuan
f. Kesesuaian dengan nilai-nilai,
moralitas, sosial
2 KEBAHASAAN
a. Keterbacaan
b. Kejelasan informasi
c. Kesesuaian dengan kaidah Bahasa
Indonesia
d. Penggunaan bahasa secara efektif
dan efisien
3 SAJIAN
a. Kejelasan tujuan
b. Urutan penyajian
c. Pemberian motivasi
d. Interaktivitas (stimulus dan respond)
e. Kelengkapan informasi
82
4 KEGRAFISAN
a. Penggunaan font (jenis dan ukuran)
b. Lay out, tata letak
c. Ilustrasi, grafis, gambar, foto
d. Desain tampilan
Keterangan:
SK (Sangat Kurang) = 1
K (Kurang) = 2
C (Cukup) = 3
B (Baik) = 4
SB (Sangat Baik) = 5
Lembar angket yang diberikan kepada siswa yaitu, aspek kelayakan isi,
keterbacaan, sajian, dan kegrafisan. Kisi-kisi kelayakan lembar kerja peserta didik
teks prosedur berbasis mind mapp akan dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Penilain LKPD Berbasis Mind Mapp untuk
Siswa
No Aspek Indikator Jumlah
Soal
Nomor
Soal
1 Kelayakan Isi
a. Kejelasan materi LKPD
b. Materi dalam LKPD mudah
dipahami
c. Keruntutan materi LKPD
d. Kesesuaian materi dengan
nilai, moral, sosial
1
1
1
1
1
1
2
3
4
5
2 Keterbacaan
bahasa
a. Kalimat dan paragraf tidak
menimbulkan makna ganda
b. Kalimat dan paragraf mudah
dipahami
c. Bahasa yang digunakan
komunikatif
1
1
1
1
6
7
8
9
3 Penyajian
Materi
a. Penyajian materi LKPD
menyenangkan
b. Penyajian materi memberi
kesempatan melaksanakan
tugas mandiri
c. Penyajian materi menuntun
siswa berfikir kritis, kreatif,
inovatif
d. Penyajian materi menuntun
1
1
1
1
3
10
11
12
13
14,15,16
83
siswa aktif menggali
informasi
e. Penyajian materi menuntun
siswa dapat mengambil
keputusan
f. Penyajian materi menuntun
siswa berkomunikasi dengan
baik
g. Penyajian contoh
memperjelas pemahaman
siswa
h. Tes dan evaluasi dapat
menguji pemahaman siswa
1
1
1
3
1
17
18
19
20,21,22
23
4 Grafis
a. Posisi letak gambar
b. Desain gambar pada LKPD
c. Ukuran dan jenis huruf
d. Desain sampul
1
1
1
1
24
25
26
27
Berdasarkan kisi-kisi di atas, maka dijabarkan menjadi kuesiner yang akan
diberikan kepada peserta didik sebagai berikut.
Tabel 3. 4 Bentuk Koesioner Penilaian untuk Siswa
No Komponen
Alternatif
Penilaian Dekripsi/
Saran
Penilain SS S RG TS
1 Aspek Kelayakan Isi
a. Materi yang disajikan dalam LKPD ini jelas
b. Materi dalam LKPD ini mudah dipahami
c. Meteri yang disajikan dalam LKPD ini runtut
d. Kesesuaian materi yang disajikan dengan nilai,
moral, sosial dalam kehidupan
2 Aspek Keterbacaan Bahasa
a. Kalimat dan paragraf yang digunakan jelas dan
tidak menimbulkan makna ganda
b. Kalimat dan paragraf yang digunakan pada
meteri ajar ini mudah dipahami
c. Bahasa yang digunakan dalam materi ajar ini
84
komunikatif
3 Penyajian Materi
a. Penyajian materi dalam LKPD ini
menimbulkan suasana menyenangkan
b. Penyajian materi memberikan kesempatan
melaksanakan tugas secara mandiri
c. Penyajian materi ajar ini dapat menuntun
siswa berpikir kritis
d. Penyajian materi ajar ini dapat menuntun
siswa berpikir kreatif
e. Penyajian materi ajar ini dapat menuntun
siswa berpikir inovatif
f. Penyajian materi ajar ini dapat menuntun
siswa menggali informasi
g. Penyajian materi ajar ini dapat menuntun
siswa untuk dapat mengambil keputusan
h. Penyajian dapat menuntun siswa untuk
berkomunikasi yang baik dengan siswa
i. Penyajian contoh untuk memperjelas
pemahaman siswa
j. Penyajian bagan dan gambar untuk
mempermudah pemahaman siswa terhadap
materi
k. Penyajian latihan soal mempermudah siswa
dalam mengerjakan
l. LKPD ini memuat tes latihan dan evaluasi
yang dapat menguji seberapa jauh pemahaman
saya tentang materi teks prosedur
4 Grafis
a. Letak gambar seimbang antara teks dengan
gambar
b. Ukuran, bentuk, dan warna gambar menarik
siswa dalam membaca dan belajar karya
sastra
c. Jenis dan ukuran huruf mudah dibaca
d. Sampul LKPD memberi kemenarikan siswa
85
Keterangan:
STS (Sangat Tidak Setuju) = 1
TS (Tidak Setuju) = 2
S (Setuju) = 3
SS (Sangat Setuju) = 4
Sedangkan untuk melakukan analisis kebutuhan atau masalah terkait dengan
menulis teks prosedur, maka disusun kisi-kisi instrumen masalah bahan ajar
menulis teks prosedur sebagai berikut.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Menulis Teks Prosedur
No Aspek Indikator Jumlah
Soal
Nomor
Soal
1 Jenis Buku ajar Jenis buku ajar yang digunakan
oleh guru 1 1
2 Kelayakan
Buku
1. Kelayakan isi/materi buku
2. Kelayanan bahasa pada
buku ajar
3. Kelayanan sajian buku ajar
4. Kelengkapan materi buku
ajar
1
1
1
1
2
3
4
5
3 Tahap
pembelajaran
Tahap pembelajaran
menulis teks prosedur
1 6
4
Tingkat
capaian
pembelajaran
1. Materi merangsang
berfikir kritis
2. Pembelajaran sudah
membuat peserta didik
berpikir kritis
3. Pembelajaran sudah sesuai
tingkatan peserta didik
SMP
1
1
1
7
8
9
Setelah disusun kisi-kisi maka dilanjutkan dengan membuat instrumen yang
didasarkan pada kisi-kisi yang telah tersusunsebagai berikut.
86
Tabel. 3.5 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Bahan Ajar Teks Prosedur
No. Pertanyaan Jawaban
1. Buku apa yang digunakan siswa dalam
pembelajaran bahasa Indonesia kelas
VII?
2. Bagaimana kelayakan isi/ materi yang
terdapat dalam buku tersebut yang
berkaitan dengan pembelajaran teks
prosedur
3. Bagaimana segi bahasa buku bahan ajar
tersebut?
4. Bagaimana penyajian materinya?
5. Apakah buku yang digunakan siswa dan
guru sudah lengkap materinya?
6. Sampai tahap seperti apa pembelajaran
bahasa khususnya teks prosedur kelas
VII?
7. Apakah materi yang digunakan guru dan
siswa membuat siswa berpikir kritis?
8. Apakah dalam pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya teks prosedur dapat
membuat siswa berpikir kritis?
9. Apakah materi teks tersebut yang
digunakan sudah sesuai dengan tingkatan
siswa SMP?
3.6 Validitas Instrumen
Instrumen yang digunakan perlu diuji validitasnya. Validitas mempunyai arti
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu
instrumen (Arikunto, 2013: 211). Dalam penelitian ini menggunakan validitas
internal. Pada validitas internal menggunakan pengujian validitas konstrak.
Validitas konstrak dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkonsultasikan
produk secara teoretis kepada dosen pembimbing atau ahli materi. Para ahli
menilai kelayakan produk yang akan digunakan di lapangan. Setelah pengujian
dari para ahli selesai, kemudian diteruskan dengan uji coba produk. Produk
tersebut diujicobakan terhadap sampel pada suatu populasi.
87
3.7 Teknik Analisis Data
Setelah semua data terkumpul, tahap terakhir adalah analisis data yaitu dengan
menggunakan deskriptif kualitatif. Analisis data yang dilakukan adalah menelaah
RPP dan LKPD teks prosedur yang digunakan, lembar angket siswa dan guru,
lembar validitas untuk uji ahli.
a. Analisis Telaah LKPD Teks Prosedur yang digunakan
Tahap ini merupakan tahap analisis terhadap menulis teks prosedur berbasis
mind mapp dari berbagai LKPD teks prosedurdan versi yang berbeda pula,
kemudian diubah dengan versi yang berbeda.
b. Analisis Lembar Angket Ahli Materi, Reviewer (Guru Bahasa dan Sastra
Indonesia)
Angket ini diubah dari bentuk kualitatif menjadi kuantitatif dengan ketentuan
sebagai berikut. Aturan pemberian skor di bawah ini sesuai menurut Sugiyono
(2015:135).
Tabel 3. 6 Aturan Pemberian Skor untuk Ahli Materi, Reviewer (guru)
Kategori Skor
SK (Sangat Kurang) 1
K (Kurang) 2
C (Cukup) 3
B (Baik) 4
SB (Sangat Baik) 5
88
Tabel 3.7 Aturan Pemberian Skor untuk Penilaian Siswa
Kategori Skor
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Setuju (S) 3
Sangat Setuju (SS) 4
c. Setelah data terkumpul, kemudian dihitung skor rata-rata setiap aspek kriteria
yang dinilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudjana, 2010:109)
keterangan:
= skor rata-rata
n = jumlah penilaian ΣX = jumlah skor
d. Setelah menghitung skor rata-rata seluruh kriteria penilaian, kemudian diubah
ke dalam hasil persentase/proporsi. Skor persentase diperoleh dengan cara
menghitung rata-rata jawaban berdasarkan instrumen penilaian menurut 1 ahli
materi, 3 guru Bahasa dan Sastra Indonesia, dan 87 siswa SMP kelas VII.
Rumus menghitung persentase kelayakan LKPD menulis teks prosedur
berbasis mind mapp yaitu:
Skor dari penghitungan tersebut akan menunjukkan tingkat kelayakan LKPD
materi ajar menulis teks prosedur berbasis mind mapp dari ahli materi, guru
dan siswa dari 3 sekolah yaitu kelas VII SMPN 7 Metro, SMPN 9 Metro, dan
=
89
SMP Kartikatama. Hasil persentase skor tersebut kemudian diubah kedalam
data kualitatif dengan menggunakan interpretasi skor menurut Riduwan &
Sunarto (2009: 23).
Tabel 3.8 Kriteria Tingkat Kelayakan
No Rentang Skor Kriteria
1 0%— 20% Sangat Kurang Layak
2 21%— 40% Kurang Layak
3 41%— 60% Cukup Layak
4 61%— 80% Layak
5 81%— 100% Sangat Layak
(Sumber: Riduwan & Sunarto, 2009:23)
e. Analisis tingkat kefektifan LKPD berbasis mind mapp.
Untuk mengetahui efektifitas dari LKPD berbasis mind mapp terhadap
kompetensi menulis peserta didik atau sampel uji coba, maka analisis
terhadap data penelitian yang terkumpul dilakukan dengan rumus N-gain
sebagai berikut:
N-Gain =skor postest– skortes kemampuan awal
skor maksimum – skorTes Kemampuan Awal
Keterangan:
N-Gain =Gainyangternormalisasi
Pratest=Nilai awal pembelajaran
Posttes=Nilai akhir pembelajaran
KriteriaIndeks Gain:
a. Skor (g) ≥0,70 kategori tinggi.
b. Skor 0,30≤(g)≥0,70 kategor Sedang.
c. Skor (g)>0,30 kategori Rendah.
155
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan tujuan serta pembahasan hasil penelitian pengembangan LKPD
menulis teks prosedur berbasis mind mapp dapat disimpulkan sebagai berikut.
14) Produk yang dihasilkan berupa LKPD yang terdiri atas tiga bagian, yaitu
sampul depan, isi, dan sampul belakang. Bagian sampul depan didesain
semenarik mungkin dan disesuaikan dengan hasil validasi ahli materi, ahli
media, dan praktisi. Bagian sampul meliputi judul LKPD, kelas, dan nama
penulis serta didesain dengan warna hijau membuat LKPD nampak lebih
menarik dan membangkitkan minat dan motivasi peserta didik.
Bagian isi meliputi kata pengantar, daftar Isi, kompetensi inti, kompetensi
dasar dan indikator pencapaian kompetensi, petunjuk penggunaan LKPD,
peta konsep, meteri, kegiatan siswa, literasi, rubrik penilaian, dan daftar
pustaka. Bagian sampul belakang diberi warna hijau menyesuiaikan dengan
sampul depan.
15) Kelayakan LKPD menulis teks prosedur berbasis mind mapp untuk siswa
kelas VII yang telah dikembangkan mendapatkan tingkat kelayakan yaitu
―Sangat Layak‖. Penilaian tersebut berdasarkan 1ahli materi,1 ahli media, 1
156
praktisi, 3 guru bahasa dan sastra Indonesia, dan 87siswa SMP Negeri dari
tiga sekolah yang dijadikan penelitian.
a. Validasi materi memperoleh skor akhir dengan persentase 94,7%
b. Validasi ahli media memperoleh skor 89,5%
c. Validasi praktisi memperoleh skor 90,5%
d. Penilaian guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP Negeri 7 Metro
memperoleh skor 88.4%
e. Penilaian guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP Negeri 9 Metro
memperoleh skor 86.3%
f. Penilaian guru bahasa dan sastra Indonesia di SMP Kartikatama Metro
memperoleh skor 91,5%
g. Penilaian siswa di SMP Negeri 7 Metro memperoleh skor 81.5%
h. Penilaian siswa di SMP Negeri 9 Metro memperoleh skor 85.1%
i. Penilaian siswadi SMP Kartikatama Metro memperoleh skor 85.5%
16) LKPD menulis teks prosedur berbasis mind mapp untuk SMP/MTs kelas VII
cukup efektif. Hal itu terlihat dari analisa statistik rata-rata N-(gain). Secara
total atau keseluruhan nilai rata-rata N-(gain) yang diperoleh dari uji
efektifitas pada skala besar adalah 0,39 dan berada pada kategori sedang.
Kesimpulan nilai efektifitas tersebut juga didukung dari perbedaan nilai rata
rata prates dan pascates, yaitu pada saat prates sebesar 77dan pada saat
pascatest sebesar 86, dengan demikian terjadi peningkatan skor sebesar 9
poin.
157
5.2 SARAN
Saran bagi guru bahasa Indonesia sebaiknya tidak hanya memanfaatkan satu jenis
bahan ajar tetapi juga dapat mengembangkan bahan ajar sesuai denagn kebutuhan
pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan LKPD sebagai salah satu bahan ajar
pembelajaran menulis teks prosedur agar pembelajaran lebih menarik dan
memudahkan siswa dalam memahami materi. LKPD berbasis mind mapp menjadi
salah satu bahan ajar yang layak direkomendasikan sebagai lembar kerja yang
efektif untuk digunakan dalam mencapai tujuan pembelajaran menulis teks
prosedur.
90
DAFTAR PUSTAKA
Ariana, Monica (2002) Mind Mapping and Batsterning Of Method Taching.
Arifyadi, (2012: 32) Model Pembelajaran Kooperatif. (online), http. Model
Pembelajaran Kooperatif.Blogspot.com.
Arikunto, Suharsini. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka
Cipta. Jakarta.
Bakirci, dkk. 2011. Th Effect Of Simulation Techniqu And Worksheets On
Formal Operational Stage In Science And Technology Lssons. Procedia
Sosial and Behavioral Selences 15 (2011) 1462-1469.
Budiningsih, C. Asri, 2005. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.
Buzan, Toni, 2006.Buku Pintar Mind Mapp. Jakarta: Gramdia Pustaka Utama.
Choo, Serene S.Y dkk, 2011. Effect Of Worrksheet Scaffolds on Students
Learning in Problem Based Learning. Journal Adv in Health Science
Education, Springerlink (2011) 16:517-528.
Depdiknas, 2006. Standar Isi Untuk Pendidikan Satuan Dasar dan Menengah,
Jakarta: Depdiknas.
Fathurrohman, Pupu & Sutikno. 2010. Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum & Konsem Islami. Refika Aditama. Bandung.
Gunduz, N & Hursen, C. 2015. Constructisim in Teaching and Learning, Content
Analysis Evaluation, Procedia Social and Behavioral Sciences,Vol 191,
Hal 526 – 533.
Isnaningsih, 2013. Penerapan Lembar Kegiatan (LKS) Discovery Berorientasi
Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesesia. Vol 2, hal 136-141.
Kosasih, Engkos, 2013. Kreatif Berbahasa Indonsia Untuk SMK Kelas X. Jakarta:
Erlangga.
Lee, Che-Di, 2014. Worksheet Usage, Reading Achievment, Classes’ Lack of
Readiness, and Science Achievement A Cross-Country Comparison.
International Journal of Education in Mathematics, Science and
Technology. Vol 2, No.2. Hal 96-106.
91
Lukitasari, D.R. 2013. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Krisis Siswa
Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Berbantuan Film
Sebagai SUmber Belajar Pada Pokok Bahasan Sikap Pantang Menyerah
dan Ulet Kelas X Pm SMK N 1 Batang. Universitas Negeri Semarang,
Semarang.
Majid, Abdul, 2012, Bahan Ajar Siswa. Remaja Rosda Karya: Bandung.
Nurhadi, 2016. Penyusunan Buku Pelajaran Bahasa, Yogyakarta: UNY.
Ozmen & Yildrim, 2011. Effct of Worksheet on Studen’ts Succes: Acid And
Based Sample. Journal of Turkish Education, Vol 2 Issue 2.
Prastowo, Andi 2013, Pengembangan Bahan Ajar Tematik Panduan Lengkap
Aplikatif. Diva Press. Yogyakarta.
Riduwan dan Sunarto, 2009, Pengantar Statistika. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: ALFABETA.
Satria, 2014. Pengembangan Lembar Kerja (LKs) Berorientasi Inkuiri Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas IX Pada
Tema Virgin Coconut Oil (VCO). Jurnal Pendidikan Sains e-Pensa, Vol
2, No 2, Hal 89-94.
Ssusanto, Ahmad, 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran. Kencana Prenada
Media Groupm, Jakarta.
Sutikno, M. Sobry. 2014. Metode & Model-model Pembelajaran. Holistica.
Lombok.
Trianto, 2011. Mendesain Pembelajaran Inovatif-Produktif, Kencana Prenada
Mdia Group. Jakarta.