PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB...

106
PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK SISWA SMA KELAS XI TESIS Oleh HUSNUL HOTIMAH PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Transcript of PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB...

Page 1: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN

LOKAL UNTUK SISWA SMA KELAS XI

TESIS

Oleh

HUSNUL HOTIMAH

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

THE DEVELOPMENT OF LKPD WRITING SHORT STORIES

BASED ON LOCAL WISDOM

FOR CLASS XI HIGH SCHOOL STUDENTS

By

HUSNUL HOTIMAH

Abstract

The limitations of teaching materials are one of the problems faced by teachers in

the learning process, especially learning to write short stories. From these

problems, the purpose of this research is to produce a product in the form of

LKPD (Student Activity Sheet) to write local wisdom based short stories for high

school students of class XI. This is intended to help students explore ideas and

ideas in a short text form. The development of teaching materials is based on the

needs of students who have difficulty developing ideas in writing short story texts.

The use or basis of local wisdom is intended to make it easier for students to

develop their ideas and ideas into short story text.

This research uses Research and Development (R & D) research and development

methods. The research was carried out by adapting seven of the ten steps in

research and development. This research was conducted through observation,

interviews, and questionnaires at three schools in Lampung Province, namely Al-

Huda Jati Agung High School, South Lampung, Tri Sukses Natar High School,

South Lampung, and Abung Barat 1 State High School North Lampung

2018/2019 academic year. Validation of product design is carried out by relevant

experts / experts and peer evaluations are then tested on students at the school.

he results show that, (1) Products that have been developed are LKPD (Student

Worksheets) writing short stories based on local wisdom, (2) expert testing

(material testing, practitioner testing, and media testing) with feasibility of 87%,

88%, and 86%, (3) based on trials in schools, teachers and students from three

schools gave feasibility assessments to LKPD writing short stories based on local

wisdom. The results of the assessment show that the teaching material / material

in the form of LKPD writing short stories based on local wisdom is appropriate

for use in learning short story text in class XI.

Keywords: LKPD, Writing Short Story, Local Wisdom.

Page 3: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

Oleh

Husnul Hotimah

ABSTRAK

Keterbatasan bahan ajar menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh guru

dalam proses pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis cerpen. Dari

permasalahan tersebut diperlukan tujuan penelitian ini ialah menghasilkan produk

berupa LKPD (Lembar Kegiatan Peserta Didik) menulis cerpen berbasis kearifan

lokal untuk siswa kelas XI SMA. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa

dalam menggali ide dan gagasannya ke dalam sebuah bentuk teks cerpen.

Pengembangan bahan ajar didasarkan kebutuhan siswa yang kesulitan untuk

mengembangkan ide dalam menulis teks cerpen. Penggunaan atau basis kearifan

lokal dimaksudkan untuk memudahkan siswa mengembangkan ide dan

gagasannya menjadi tulisan teks cerpen.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan Research and

Development (R & D). Penelitian dilaksanakan dengan mengadaptasi tujuh dari

sepuluh langkah dalam penelitian dan pengembangan. Penelitian ini dilaksanakan

melalui observasi, wawancara, dan penyebaran angket pada tiga sekolah di

Provinsi Lampung yaitu SMA Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan, SMA Tri

Sukses Natar Lampung Selatan, dan SMA Negeri 1 Abung Barat Lampung Utara

tahun pelajaran 2018/2019. Validasi rancangan produk dilakukan oleh ahli/pakar

yang relevan dan penilaian teman sejawat kemudian diujicobakan kepada peserta

didik di sekolah tersebut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) Produk yang telah dikembangkan adalah

LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) menulis cerpen berbasis kearifan lokal, (2)

telah dilakukan uji ahli (uji materi, uji praktisi, dan uji media) dengan kelayakan

yakni 87%, 88%, dan 86%, (3) berdasarkan uji coba di sekolah, guru dan siswa

dari tiga sekolah memberikan penilaian kelayakan kepada LKPD menulis cerpen

berbasis kearifan lokal. Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan

ajar berupa LKPD menulis cerpen berbasis kearifan lokal layak digunakan dalam

pembelajaran teks cerpen kelas XI.

Kata kunci: LKPD, Menulis Cerpen, Kearifan Lokal.

PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN

LOKAL UNTUK SISWA SMA KELAS XI

Page 4: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN

LOKAL UNTUK SISWA SMA KELAS XI

Oleh

HUSNUL HOTIMAH

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar

MAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 5: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa
Page 6: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa
Page 7: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa
Page 8: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara pada tanggal 16 Januari 1994.

Penulis adalah anak ke enam dari enam bersaudara pasangan Akhim Tatang

Wahyu dan Nurhaidah.

Jenjang akademik penulis pertama kali dimulai dengan menempuh pendidikan di

TK Islam Ibunurusyd Kotabumi Lampung Utara pada tahun 1999 dan selesai pada

tahun 2000, Sekolah Dasar (SD) Islam Ibnurusyd Kotabumi Lampung Utara pada

tahun 2000 dan selesai pada tahun 2006, kemudian melanjutkan di Madrasah

Tsanawiyah Negeri 1 Kotabumi Lampung Utara pada tahun 2006 dan selesai pada

tahun 2008. Memasuki jenjang berikutnya, penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 15 Bandar Lampung pada tahun 2008 dan

menamatkannya pada tahun 2011. Pada tahun yang sama (2011), penulis diterima

sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, STKIP-PGRI Bandar

Lampung dan menyelesaikan pendidikannya pada 2015.

Pada tahun 2016, penulis melanjutkan ke jenjang pendidikan Strata 2 di Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, Program Studi Magister

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kini, penulis menjadi tenaga pendidik di

SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan SMA Negeri 1 Abung Barat Lampung

Utara.

Page 9: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

MOTO

,٤, :٥:

٨: ,٧: ,٦: آ

Artinya:

“ 4. Yang mengajar (manusia) dengan pena”

“ 5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”

“ 6. Sekali-kali tidak! Sungguh, manusia itu benar-benar melampaui batas”

“ 7. Apabila melihat dirinya serba cukup”

“ 8. Sungguh, hanya kepada Tuhanmulah tempat kembali-mu”

(Qs. Al-„Alaq ayat 4-8)

Page 10: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan bahagia atas segala rahmat yang telah diberikan

Allah SWT, penulis mempersembahkan karya tulis ini kepada orang-orang

terkasih berikut.

1. Ayahanda tercinta Hi. Akhim Tatang Wahyu dan Ibundaku tersayang Hj.

Nurhaidah dengan segala limpahan kasih sayang, yang mendoakan tiada henti

agar aku selalu diberikan kemudahan dan kelancaran oleh Allah Subhanahu

Wataala dalam belajar dan motivasi terbesarku untuk meraih cita-cita, serta

pengorbanan yang tidak akan mungkin terbalaskan.

2. Kakak-kakakku Wahyu Bakti, Dian Nugraha, Firmasyah, dan Aan

Andriansyah serta mbakku Meilisa kalianlah yang selalu memberikan motivasi

dan semangat hidupku.

3. Keluarga besarku, atas motivasi yang telah diberikan dan doa yang terus

terucap untuk keberhasilanku.

4. Sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan doa dan dukungan.

5. Dosen-dosen tercinta yang telah bersedia memberikan ilmu pengetahuan yang

bermanfaat.

6. Almamater tercinta Universitas Lampung.

Page 11: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

SANWACANA

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

“Pengembangan LKPD Menulis Cerpen Berbasis Kearifan Lokal untuk Siswa

Kelas XI SMA”. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

gelar Magister pada Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan,Universitas Lampung.

Penulis telah banyak menerima bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai

pihak dalam proses penyelesaian tesis ini. Sebagai wujud rasa hormat, penulis

menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak berikut.

1. Prof. Dr.Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P. selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Prof. Drs. Mustofa, M.A,Ph.D. selaku Direktur PascasarjanaUniversitas

Lampung;

3. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas lampung;

4. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Seni dan selaku Pembimbing I tesis, terima kasih atas bimbingan yang telah

Bapak berikan selama ini;

Page 12: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

5. Dr. Edi Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Magister Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia dan selaku selaku validator untuk bahan ajar dari

unsur materi pembelajaran yang telah memberikan dorongan, bimbingan,

nasihat, dan kritik serta dukungan dalam penyelesaian tesis ini;

6. Dr. Siti Samhati, M.Pd., selaku Pembimbing II, terima kasih atas kesabaran,

semangat, dan bimbingan yang telah Ibu berikan kepada penulis selama ini;

7. Dr. Farida Ariyani, M.Pd., selaku pembahas I, terima kasih atas kesabaran,

masukan dan saran yang telah Ibu berikan kepada penulis selama ini;

8. Dr. Nurlaksana Eko Rusminto, M.Pd., selaku pembahas II, terima kasih atas

nasihat dan saran yang telah Bapak berikan kepada penulis;

9. Dr. Riswandi, M.Pd., selaku validator untuk bahan ajar dari unsur media

pembelajaran;

10. Bapak dan Ibu dosen di lingkungan Program Magister Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Universitas Lampung yang telah membekali penulis dengan

ilmu pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan;

11. Rekan-rekan Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia angkatan 2016 yang selalu memberikan semangat dan motivasi

kepada penulis;

12. Meilisa, M.Pd, selaku guru bahasa Indonesia SMAN 2 Bandar Lampung

sekaligus validator praktisi;

13. Kh.Parjilah, S.Pd., selaku guru Bahasa Indonesia SMA Al-Huda Jati Agung

terima kasih telah memberikan saran dan masukan serta telah membantu

selama proses penelitian;

Page 13: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

14. Hepi Rosanti, S.Pd., guru Bahasa Indonesia di SMA Tri Sukses Natarterima

kasih telah memberikan saran dan masukan serta telah membantu selama

proses penelitian;

15. Desmiati, S.Pd., guru Bahasa Indonesia SMAN 1 Abung Barat terima kasih

telah memberikan saran dan masukan serta telah membantu selama proses

penelitian;

16. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam kelancaran penyusunan

tesis ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya

serta kemuliaan atas kebaikan dan pengorbanan bagi kita semua. Semoga tesis ini

bermanfaat untuk kemajuan pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Amin.

Bandar Lampung, 16 Juli 2018

Penulis

Husnul Hotimah

Page 14: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

ABSTRAK ............................................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iv

HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... vii

MOTO ................................................................................................................... viii

PERSEMBAHAN ................................................................................................. ix

SANWACANA ..................................................................................................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xvi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 10

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1 Hakikat Bahan Ajar ................................................................................... 11

2.1.1 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar ................................. 12

2.1.2 Bentuk Bahan Ajar .......................................................................... 14

2.1.3 Struktur Bahan Ajar ........................................................................ 19

2.1.2.1 LKPD .................................................................................. 20

2.1.2.2 Kriteria Kualitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ...... 22

2.1.2.3 Langkah-Langkah Menyusun LKPD .................................. 24

2.1.2.4 Tujuan LKPD ..................................................................... 26

2.1.2.5 Syarat-Syarat LKPD .......................................................... 27

2.2 Hakikat Menulis ......................................................................................... 29

2.2.1 Tujuan Menulis ............................................................................... 30

2.2.2 Manfaat Menulis ............................................................................. 32

2.2.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Menulis ............................................ 33

2.2.4 Keterampilan Menulis ..................................................................... 34

2.2.5 Tahap Menulis ................................................................................. 35

2.3 Cerita Pendek (Cerpen) .............................................................................. 36

2.3.1 Ciri-Ciri Cerita Pendek .................................................................... 38

Page 15: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

2.3.2 Unsur Instrinsik ............................................................................... 39

2.3.3 Unsur Ekstrinsik .............................................................................. 42

2.3.4 Teknik Penulisan Cerpen ................................................................ 43

2.4 Hakikat Kearifan Lokal ............................................................................. 46

2.4.1 Pengertian Kebudayaan ................................................................... 46

2.4.2 Kearifan Lokal ................................................................................. 47

2.4.3 Kearifan Lokal dalam Budaya Lampung ........................................ 51

2.4.4 Piil Pesinggiri dalam Konteks Teks ................................................ 56

2.4.5 Kebudayaan Lampung dalam Pembelajaran ................................... 58

BAB III. METODE PENGEMBANGAN

3.1 Model Pengembangan ................................................................................ 62

3.2 Prosedur Pengembangan ............................................................................ 64

3.2.1 Studi Pendahuluan ............................................................................ 66

3.2.2 Proses Pengembangan Produk ......................................................... 68

3.2.2.1 Uji Praktisi atau Teman Sejawat .......................................... 68

3.2.2.2 Uji Ahli atau Pakar .............................................................. 68

3.2.2.3 Uji Lapangan dalam Kelompok Kecil ................................. 69

3.2.2.4 Uji Lapangan dalam Kelompok Besar ................................. 69

3.3 Data, Instrumen, dan Subjek Penelitian ..................................................... 70

3.3.1 Sumber Data ..................................................................................... 70

3.3.2 Instrumen .......................................................................................... 70

3.3.3 Subjek Penelitian .............................................................................. 82

3.4 Teknik Analisis Data .................................................................................. 83

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 86

4.1.1 StudiPendahuluan ............................................................................. 86

4.1.1.1 Potensi Pengembangan LKPD ............................................. 87

4.1.1.2 Pengumpulan Data Pengembangan LKPD .......................... 94

4.1.2 Pengembangan Produk Awal ........................................................... 98

4.1.3 Evaluasi dan Revisi .......................................................................... 101

4.1.3.1 Hasil Uji Ahli ....................................................................... 102

4.1.3.2 Hasil Uji Teman Sejawat/Praktisi ........................................ 105

4.1.3.3 Uji Coba Produk LKPD ....................................................... 110

4.2 Pembahasan ................................................................................................ 120

4.2.1 Pengembangan LKPD Berbasis Kearifan Lokal .............................. 120

4.2.2 Evaluasi Penggunaan LKPD ............................................................ 124

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan..................................................................................................... 130

5.2 Saran........................................................................................................... 131

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kisi-kisi Angket Wawancara Guru terhadap Kebutuhan LKPD ................... 86

3.2 Kisi-kisi Angket Wawancara Siswa terhadap Kebutuhan LKPD .................. 87

3.3 Kisi-kisi Angket Uji Ahli atau Pakar ............................................................. 88

3.4 Instrumen Evaluatif Formatif LKPD Menulis Cerpen ................................... 89

3.5 Kisi-kisi Instrumen Teman Sejawat atau Praktisi Uji Coba LKPD ............... 91

3.6 Instrumen Penilaian Teman Sejawat/Praktisi. ............................................... 92

3.7 Instrumen Uji Coba LKPD kepada Siswa sebagai Pengguna. ....................... 95

3.8 Penilaian Kelayakan Pengembangan LKPD. ................................................. 98

3.9 Konversi Penilaian Pengembangan LKPD. ................................................... 99

4.1 Analisis Hasil Wawancara Guru Tentang Kebutuhan Bahan Ajar ................ 102

4.2 Analisis Hasil Wawancara Siswa Tentang Kebutuhan Bahan Ajar ............... 106

4.3 Indikator Pencapaian Kompetensi Dasar ....................................................... 110

4.4 Hasil Evaluasi Pakar/Ahli Materi Terhadap LKPD Menulis Narasi Berbasis

Cerita Rakyat Lampung ................................................................................. 117

4.5 Hasil Evaluasi Pakar/Ahli Media Terhadap LKPD Menulis Narasi Berbasis

Cerita Rakyat Lampung ................................................................................. 119

4.6 Hasil Evaluasi Teman Sejawat/Praktisi Terhadap LKPD Menulis Narasi

Berbasis Cerita Rakyat Lampung................................................................... 121

4.7 Kategori Skala Likert Penilaian Kelayakan Pengembangan LKPD.............. 123

4.8 Kisi-kisi Uji Coba Kelayakan Produk LKPD................................................ 125

4.9 Hasil Uji Penggunaan LKPD pada Kelompok Kecil..................................... 127

4.10 Hasil Uji Penggunaan LKPD Kelas Besar di SMP Al-Huda Jati Agung... 129

4.11 Hasil Uji Penggunaan LKPD Kelas Besar di SMP Tri Sukses Natar......... 130

4.12 Hasil Uji Penggunaan LKPD Kelas Besar di SMPN 2 Bandar Lampung.. 132

4.13 Uji Penggunaan LKPD pada Kelas Besar................................................... 134

Page 17: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

3.1 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development (R&D)

Menurut Borg dan Gall .................................................................................. 79

3.2 Tahapan-Tahapan R&D Adaptasi Borg dan Gall .......................................... 81

4.1 Bahan Ajar Bahasa Indonesia pada Kompetensi Inti (KI 4) Keterampilan

Menulis ........................................................................................................... 112

4.2 Desain Struktur Fisik Produk Awal LKPD. ................................................... 113

Page 18: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran sentral dalam pembelajaran intelektual, sosial, dan emosional peserta

didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.

Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan

budaya orang lain, mengemukakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan

kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Keberhasilan guru dalam menjalankan tugasnya dapat memengaruhi proses pembelajaran di

kelas. Pembelajaran tidak dapat dilakukan dengan asal-asalan melainkan harus dilakukan

dengan perencanaan yang baik. Proses merencanakan pembelajaran ini bukan hanya dimulai

dengan menyusun RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) melainkan proses sistematis

yang dilakukan dari tahap penentuan kebutuhan hingga menguji keefektifan desain

pembelajaran yang dikembangkan. Salah satu langkah dalam mengembangkan desain

pembelajaran adalah dengan mengembangkan bahan ajar atau materi pembelajaran.

Bahan ajar merupakan komponen penting dalam kurikulum. Selain itu, materi pembelajaran

atau bahan ajar merupakan hal penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah

satu kegiatan dalam meningkatkan kompetensi dan hasil belajar peserta didik adalah

merancang bahan ajar. Bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan

guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Daryanto dan

Dwicahyo, 2014: 171). Ketersediaan bahan ajar sesuai tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar

yang dikembangkan harus sesuai dengan kurikulum. Bahan ajar yang dikembangkan harus

Page 19: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

2

disesuaikan dengan karakteristik siswa sebagai sasaran. Karakteristik tersebut meliputi

lingkungan sosial, budaya, geografis, maupun tahapan perkembangan siswa. Dengan

demikian, yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan bahan ajar di sekolah yakni

karakteristik siswa dan kebutuhan siswa sesuai kurikulum, yaitu menuntut adanya partisipasi

dan keaktifan siswa lebih banyak dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, guru hendaknya

menyiapkan diri dalam menyajikan bahan ajar yang dapat memudahkan peserta didik dalam

belajar dan sebagai sarana penunjang pembelajaran agar mencapai tujuan secara maksimal.

Pengembangan bahan ajar dapat memberikan manfaat bagi guru agar tidak lagi bergantung

kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh dan bahan ajar lebih mudah serta

singkat untuk dicerna oleh peserta didik. Selain itu, pengembangan bahan ajar juga dapat

memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar secara mandiri dan mengurangi

ketergantungan terhadap kehadiran guru, serta memberikan kemudahan dalam mempelajari

kompetensi yang harus dikuasai. Dengan demikian, peranan bahan ajar sebagai salah satu

komponen pembelajaran sangat penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar bagi peserta

didik.

Terdapat beberapa jenis bahan ajar, seperti handout, modul, LKPD (lembar kerja peserta

didik), brosur, leaflet, dan lain sebagainya. Sejalan dengan pernyataan tersebut, bahan ajar

yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar berupa LKPD. Menurut

Prastowo (2012:204) LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak yang berupa lembaran-

lembaran yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk yang harus dilaksanakan oleh peserta

didik. Lembar kerja peserta didik adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus

dikerjakan oleh peserta didik.Lembar kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah

untuk menyelesaikan suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan yang jelas

kompetensi yang akan dicapai (Madjid, 2013: 176).

Page 20: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

3

Mengembangkan bahan ajar referensinya dapat diperoleh dari berbagai sumber baik berupa

pengalaman ataupun pengetahuan sendiri, ataupun penggalian informasi dari narasumber baik

orang ahli maupun teman sejawat. Demikian pula referensi dapat kita peroleh dari buku-

buku, media masa, internet, dll. Namun demikian, kalaupun bahan yang sesuai dengan

kurikulum cukup melimpah bukan berarti kita tidak perlu mengembangkan bahan sendiri.

Bagi siswa, bahan ajar yang terlalu banyak membuat mereka bingung, untuk itu maka guru

perlu membuat bahan ajar untuk menjadi pedoman bagi siswa.

Selanjutnya, ketersediaan bahan ajar harus dapat menjawab atau memecahkan masalah

ataupun kesulitan dalam belajar. Terdapat sejumlah materi pembelajaran yang membuat

siswa sulit untuk memahaminya ataupun guru sulit untuk menjelaskannya. Kesulitan tersebut

dapat saja terjadi karena materi tersebut abstrak, rumit, asing, dsb. Mengatasi kesulitan ini

maka perlu dikembangkan bahan ajar yang tepat. Apabila materi pembelajaran yang akan

disampaikan bersifat abstrak, maka bahan ajar harus mampu membantu siswa

menggambarkan sesuatu yang abstrak tertentu, misalnya dengan penggunaan gambar, poto,

bagan, skema, dll. Demikian pula materi yang rumit, harus dapat dijelaskan dengan cara yang

sederhana, sesuai dengan tingkat berpikir siswa, sehingga menjadi lebih mudah dipahami.

Alasan pengembangan bahan ajar berupa LKPD disesuaikan dengan analisis kebutuhan yang

telah dilakukan oleh penulis pada studi pendahuluan. Studi pendahuluan dilakukan di SMA

Al-Huda Jatiagung Lampung Selatan, SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan, dan SMA

Negeri 1 Abung Barat Lampung Utara dengan teknik wawancara dan observasi.

Berdasarkan studi pendahuluan didapatkan hasil wawancara angket pada tiga sekolah bahwa

ketersedian bahan ajar LKPD yang digunakan di dua sekolah pada studi pendahuluan yang

peneliti lakukan belum ada,tetapi ada satu sekolah yang menggunakan LKPD hanya saja

LKPD yang digunakan bukan buatan guru mata pelajaran, LKPD yang digunakan juga belum

Page 21: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

4

melengkapi materi mengenai cerpen. Kesesuaian dengan standar kompetensi pembelajaran

bahwa panduan kegiatan belajar siswa yang menggunakan buku cetak yang telah disediakan

oleh pihak sekolah sudah sesuai dengan KI dan KD pembelajaran menulis cerpen hanya saja

pada penyajian bahan ajar yang digunakan di sekolah pada panduan langkah-langkah menulis

cerpen kurang aplikatif.

Pada pengayaan materi menulis cerpen guru menggunakan lembar kerja yang telah

disediakan oleh guru mata pelajaran tetapi ada pula satu sekolah yang menggunakan

pengayaan materi dengan LKPD yang telah mereka gunakan. Masih banyak kendala ketika

memberikan materi menulis cerpen bagi guru walaupun ada panduan yang telah mereka

gunakan karena panduan yang mereka gunakan masih kurang jelas mengenai materi menulis

cerpen, maka perlu adanya LKPD khusus menulis cerpen untuk menunjang kegiatan

pembelajaran peserta didik dalam menulis cerpen serta harus ada upaya dan alternatif dalam

memberikan motivasi bagi siswa agar menulis cerpen dapat menyenangkan dan lebih mudah

peserta didik mempelajarinya. Hal ini menunjukkan bahwa selama ini siswa belum

memperoleh hasil yang maksimal pada materi menulis cerpen. Guru bidang studi bahasa

Indonesia juga menjelaskan siswa memang kurang memiliki minat dengan keterampilan

menulis. Hal tersebut disebabkan siswa juga tidak memiliki kecakapan dalam

mengembangkan ide dan gagasannya ke dalam sebuah tulisan.

Guru biasanya memberikan tema secara bebas dalam pembelajaran menulis cerpen kepada

siswa dengan harapan siswa lebih bebas dalam mengekspresikan ide ke dalam sebuah cerpen,

akan tetapi siswa justru semakin tidak tearah dalam menentukan ide cerita, tokoh dan konflik

yang terjadi dalam cerita. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, guru mata

pelajaran yang ada di sekolah tersebut menyetujui bahwa peneliti membuat LKPD menulis

cerpen berbasis kearifan lokal supaya peserta didik dapat lebih mudah menentukan ide, topik

Page 22: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

5

serta dapat menuangkan ide tersebut ke dalam sebuah tulisan berdasarkan pengetahuan yang

mereka miliki serta dapat melestarikan kearifan lokal yang ada di Lampung. Selain

kekurangtertarikan siswa pada materi tersebut, bahan ajar yang digunakan guru pada materi

cerpen juga masih belum maksimal. Guru hanya menyampaikan materi secara sekilas tanpa

penjelasan mendalam terutama mengenai teknik menulis dan menemukan ide untuk menulis.

Oleh karena itu, minat belajar siswa terhadap materi menulis cerpen masih rendah, maka

hasil belajar siswa pun dikategorikan rendah. Bahan ajar yang digunakan guru dalam

menyampaikan materi pun hanya berupa satu buah buku paket tanpa adanya bahan penunjang

lainnya tetapi ada pula yang menggunakan bahan ajar yang lainnya. Menyikapi persoalan

tersebut maka menulis cerpen dengan bermediakan kearifan lokal sangat diperlukan.

Menulis cerpen berdasarkan kearifan lokal sekitar ini akan membuat siswa lebih memahami

dan dapat mendalami ketika peserta didik menuangkan ide-ide yang mereka dapatkan dari

lingkungan sekitar mengenai kearifan lokal. Serta peserta didik dapat pula mengenal budaya-

budaya Lampung seperti legenda-legenda Lampung, khas Lampung, ritual-ritual Lampung,

kebudayaan Lampung, makanan khas Lampung, dll. Kenyataan tersebut akan mempermudah

siswa dalam belajar menulis cerita pendek (cerpen) karena menjadi sebuah strategi

pembelajaran yang dibimbing oleh guru. Karena penulis meneliti di daerah Lampung, maka

kearifan lokal yang akan dibahas pada penelitian adalah di daerah Lampung.

Kenyataannya peserta didik ketika dihadapkan dengan situasi mengenai budaya-budaya lokal

di lingkungan sekitar yang disusun menjadi sebuah model pembelajaran menulis, ternyata

masih banyak ditemukan berbagai faktor penghambat proses pembelajaran menulis cerpen

tersebut. Hal ini terjadi karena lingkungan belum sepenuhnya dipahami oleh peserta didik

sebagai sebuah potensi bahan tulisan, keterbatasan guru dalam memahami langkah-langkah

pembelajaran menulis, keterbatasan kemampuan menganalisis sebab akibat suatu peristiwa

Page 23: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

6

yang dialami dan keterbatasan kemampuan memahami apa, siapa, di mana, apabila, mengapa

dan bagaimana menyusun unsur instrinsik cerpen. Oleh karena itu, untuk menguasai

keterampilan menulis cerpen ternyata masih memerlukan penekanan penerapan model

pembelajaran menulis cerpen yang teruji, memenuhi kriteria pemodelan menulis, dan yang

lebih utama adalah dapat mempermudah kegiatan menulis cerpen dalam proses pembelajaran

berbasis kearifan lokal.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar yang didasarkan dari kearifan

lokal yang terdapat di daerah penelitian. Kearifan lokal sendiri adalah unsur bagian dari

tradisi masyarakat suatu daerah, yaitu nilai-nilai dari alam untuk mengajak dan mengajarkan

tentang bagaimana “membaca” potensi alam dan menuliskannya kembali sebagai tradisi yang

diterima secara universal oleh masyarakat. Kearifan lokal juga bisa bearti nilai tradisi untuk

menyelaraskan kehidupan manusia dengan cara menghargai, memelihara dan melestarikan

alam lingkungan. Dapat dipahami bahwa kearifan lokal adalah pengetahuan yang

dikembangkan oleh para leluhur secara turun-temurun dalam menyiasati lingkungan hidup

sekitar mereka, menjadikan pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan

serta meneruskan itu dari generasi ke generasi. Beberapa bentuk pengetahuan tradisional itu

muncul lewat cerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-nyanyian, ritual-ritual, dan juga aturan

atau hukum setempat.

Berdasarkan permasalahan yang ada, pengembangan bahan ajar dalam menulis cerpen bisa

dilandasi oleh kearifan lokal yang terdapat di Lampung. Selain sebagai salah satu untuk

mengembangkan LKPD dalam materi pembelajaran menulis cerpen, penulis juga tertarik

untuk mengangkat kearifan lokal yang penting dan bermanfaat terlebih ketika masyarakat

lokal termasuk siswa yang mewarisi sistem pengetahuan tersebut mau menerima hal itu

sebagai bagian dari kehidupan mereka.

Page 24: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

7

Pentingnya mengembangkan LKPD menulis cerpen berbasis kearifan lokal agar siswa lebih

mudah memahami dan mengetahui bagaimana menulis cerpen yang baik dan benar,

mengetahui budaya-budaya lokal serta memudahkan peserta didik dalam melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan LKPD menulis cerpen berbasis kearifan lokal.

Pembelajaran menulis cerita pendek merupakan salah satu materi yang terdapat dalam silabus

Kurikulum 2013 khususnya kelas XI semester ganjil. Cerita pendek sebagai salah satu karya

sastra yang berbentuk prosa merupakan hal yang sangat populer di kalangan masyarakat.

Suyanto (2012: 46) mengartikan cerita pendek sebagai cerita berbentuk prosa yang pendek.

Pendek memiliki arti yang sangat relatif, dalam hal ini bisa diartikan habis dibaca sekali

duduk.

Teks cerita pendek tertera pada silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu pada

Kompetensi Inti 4 (KI 4) mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret

(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang

dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori dan kompetensi

dasar (KD) 3.9 Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita pendek dalam buku kumpulan

cerita pendek, (KD) 4.9 Mengkonstruksi sebuah cerita dengan memperhatikan unsur-unsur

pembangun cerpen. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut diperlukan kesiapan yang

baik dan juga maksimal dari guru untuk membelajarkan teks cerita pendek di kelas.

Penelitian tentang pengembangan pernah dilakukan oleh Dina Ramamadhanti, Irfani Basri,

Abdurrahman dengan judul Pengembangan Modul Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis

Contextual Teaching and Learning (CTL).Dalam penelitian ini yang dikembangkan adalah

bahan ajar modul menulis cerpen dan hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut bahwa

Page 25: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

8

buku teks pelajaran Bahasa Indonesia yang digunakan dalam pembelajaran bermanfaat untuk

memudahkan guru memberikan materi yang diajarkan. Penelitian selanjutnya juga dilakukan

oleh Agus Wismanto yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Bermuatan Budi Pekerti

Pada Pembelajaran Menulis Cerpen. Dalam penelitian ini yang dikembangkan adalah

mengembangkan bahan ajar yang mengandung tema etika pada siswa ketika menulis cerita

pendek. Hasil yang diperoleh dalam penelitian tersebut mendeskripsikan karakteristik cerita

pendek dalam belajar menulis cerpen yang mengandung nilai-nilai etika bagi siswa dandapat

digunakan gurusebagai alternatif model pembelajaran di sekolah untuk mengetahui

perkembangan yang dialami peserta didik, melatih kerja sama antar peserta didik, memberi

perhatian pada peserta didik, meningkatkan efektivitas proses pengajaran dan memahami

etika tersebut.

Kemudian diteliti juga olehWiryanti, dkk dengan judul Materi Ajar Teks Deskriptif

Berbudaya Lokal Guna Mendukung Pembelajaran Memahami Teks Tanggapan Deskriptif

Siswa VII di SMPN 1 Singaraja. Penelitani ini menjelaskan tentang penelitian pengembangan

materi ajar teks deskriptif yang dikembangkan sesuai dengan kurikulum 2013 dan dilandasi

oleh budaya lokal buleleng memiliki tingkat validitas materi ajar berkualifikasi baik sangat

efektif dalam tahap uji lapangan tergolong sangat baik. Ketiga penelitian tersebut mempunyai

persamaan yaitu mengenai pengembangan bahan ajar dan penulis juga melakukan

pengembangan bahan ajar berupa LKPD. Akan tetapi, penelitian sebelumnya ini berbeda

dengan penelitian yang akan diteliti oleh penulis karena penelitian sebelumnya membahas

mengenai berbasis CTL, budi pekerti dan budaya lokal guna mendukung pembelajaran

menulis cerpen sedangkan penulis membahas mengenai berbasis kearifan lokal. Dari ketiga

penelitian tersebut dipandang perlu untuk dijadikan acuan bagi peneliti dalam melakukan

penelitian. Berdasarkan latar belakang masalah dan rincian atas, penulis merasa perlu untuk

Page 26: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

9

meneliti Pengembangan LKPD Pembelajaran Menulis Cerpen Berbasis Kearifan LokalPada

Siswa Kelas XI SMA.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka rumusan masalah

dari penelitian ini adalah

1. Bagaimanakah pengembangan produk berupa LKPD pembelajaran menulis cerpen

berbasis kearifan lokal untuk siswa kelas XI SMA?

2. Bagaimanakah kelayakan LKPD pembelajaran menulis cerpen berbasis kearifan lokal

siswa kelas XI SMA?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk

1. Mendeskripsikan pengembangan bahan ajar berupa LKPD menulis cerpen berbasis

kearifan lokal untuk siswa kelas XI SMA.

2. Mendeskripsikan kelayakan LKPD pembelajaran menulis cerpen berbasis kearifan

lokal untuk siswa kelas XI SMA?

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.

Adapun manfaat tersebut, yaitu sebagai berikut.

a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk

mengembangkan bahan ajar mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran

menulis cerpen dan menambah perbendaharaan bahan ajar yang berbasis kearifan lokal

pada pembelajaran Bahasa Indonesia tingkat SMA.

Page 27: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

10

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian pengembangan ini dibedakan menjadi tiga, yaitu bagi

peserta didik, bagi guru, dan bagi sekolah. Secara terinci diuraikan sebagai berikut.

1. Manfaat bagi peserta didik, hasil penelitian pengembangan ini dapat membantu

peserta didik agar mampu menulis cerpen berbasis kearifan lokal.

2. Manfaat bagi guru, hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai

alternatif atau bahan rujukan untuk pembelajaran menulis, khususnya cerita pendek

(cerpen) dan memberikan informasi tentang bagaimana menulis cerpen berbasis

kearifan lokal pada siswa SMA.

3. Manfaat bagi sekolah, hasil penelitian pengembangan ini dapat digunakan sebagai

bahan pengambilan kebijakan sekolah berkaitan dengan bahan ajar, khususnya bahan

ajar yang berbasis kearifan lokal untuk pembelajaran Bahasa Indonesia.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut.

1. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas XI SMA Al-Huda Jati Agung Lampung

Selatan, SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan, dan SMA N 1 Abung Barat Lampung

Utara tahun pelajaran 2018/2019

2. Objek penelitian ini adalah pengembangan LKPD berbasis kearifan lokal dan kemampuan

menulis cerpen siswa kelas XI SMA.

3. Lokasi uji kelompok besar dalam penelitian ini dilaksanakan di SMA Al-Huda Jati Agung

Lampung Selatan, SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan, dan SMA N 1 Abung Barat

Lampung Utara.

4. Waktu penelitian ini adalah tahun pelajaran 2018/2019.

Page 28: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Hakikat Bahan Ajar

Pengembangan LKPD pembelajaran menulis teks cerpen berbasis kearifan lokal

untuk peserta didik kelas XI SMA merupakan sebuah penelitian pengembangan

bahan ajar. Sebelum melakukan kegiatan pengembangan tersebut diperlukan

pemahaman terhadap hakikat dari bahan ajar.

Bahan ajar merupakan informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru atau

instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan

ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktor

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud

bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar adalah

seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak

sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan bahan ajar yang sesuai

dengan kurikulum, karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru

atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang

dimaksudkan berupa bahan tertulis dan tidak tertulis (Madjid, 2013: 173).

Dijelaskan juga oleh (Daryanto dan Dwicahyono, 2014: 171). Bahan ajar adalah

seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak

Page 29: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

12

sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa untuk

belajar guru harus memiliki atau menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan:

1. kurikulum

2. karakteristik sasaran

3. tuntutan pemecahan masalah belajar.

Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar

terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa

dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara

terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri atas pengetahuan (fakta, konsep,

prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai (Depdiknas, 2006: 3). Atas

dasar definisi ini, bahan ajar dapat pula diartikan sebagai seperangkat fakta,

konsep, prinsip, prosedur, dan atau generalisasi yang dirancang secara khusus

untuk memudahkan pengajaran. Secara lebih sempit bahan ajar juga biasanya

disebut sebagai materi pembelajaran. Materi pembelajaran dengan demikian dapat

dikatakan sebagai program yang disusun guru untuk mengembangkan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif terhadap pembelajaran yang

diturunkan dari kurikulum yang berlaku.

2.1.1 Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar

Bahan ajar dibuat untuk tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih baik dan agar

tercapai situasi belajar siswa yang lebih berkualitas. Abidin (2014: 263)

mengemukakan bahwa bahan ajar juga memiliki fungsi penting bagi

pembelajaran. Beberapa fungsi bahan ajar tersebut adalah sebagai berikut.

Page 30: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

13

(1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses

pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

diajarkan kepada siswa.

(2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam

proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang

seharusnya dipelajari/dikuasainya.

(3) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

Dijelaskan pula oleh Widaryanti (2013: 1-2) bahwa penyusunan bahan ajar

tentunya memiliki tujuan. Adapun tujuan penyusunan bahan ajar adalah sebagai

berikut.

(1) Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai

dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.

(2) Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping

buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.

(3) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Lebih lanjut, dijelaskan olehnya bahwa selain memiliki tujuan dalam

penyusunannya, bahan ajar juga memiliki sejumlah manfaat, baik manfaat bagi

guru maupun bagi peserta didik. Berikut penjabarannya.

(1) Manfaat bagi Guru

Manfaat bagi guru di antaranya diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan

kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik tidak lagi

bergantung kepada buku teks yang terkadang sulit diperoleh; memperkaya

karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, menambah

Page 31: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

14

khasanah pengetahuan dan pemahaman guru dalam menulis bahan ajar;

membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan peserta

didik karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya; dan

menambah angka kredit DUPAK (Daftar Usulan Pengusulan Angka Kredit)

jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

(2) Manfaat bagi Peserta Didik

Manfaat bagi peserta didik antara lain dapat menciptakan kegiatan

pembelajaran menjadi lebih menarik, kesempatan untuk belajar secara

mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru dan

mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus

dikuasainya.

2.1.2 Bentuk Bahan Ajar

Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi

empat kategori, yaitu:

a. Bahan cetak (printed) antara lain handout, buku, modul, lembar kegiatan

siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model atau maket.

b. Bahan ajar dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact

diskaudio.

c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk dan

film.

d. Bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching material) seperti

CAI (Computer Assisted Instruction), compact disk (CD) interaktif

(Madjid, 2013: 174).

Page 32: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

15

Selanjutnya pada penelitian ini hanya akan dibahas tentang bahan ajar cetak yaitu

lembar kerja peserta didik (LKPD). Bahan ajar cetak dapat ditampilkan dalam

berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan

mendatangkan beberapa keuntungan, yaitu:

a) bahan tertulis biasanya menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan

bagi seorang guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana

yang sedang dipelajari;

b) biaya untuk pengadaannya relatif sedikit;

c) bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dipindah-pindah secara mudah;

d) susunannya menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi

individu;

e) bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja;

f) bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan

aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa;

g) bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai

besar;

h) pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri (Madjid, 2013: 175).

Madjid (2013: 175) mengemukakan bahwa jenis bahan ajar cetak, antara lain

handout, buku, lembar kegiatan siswa, poster, brosur, dan leaflet. Berikut

penjelasan secara lengkap.

a. Handout

Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk

memperkaya pengetahuan peserta didik. Handout biasanya diambilkan dari

beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan atau KD

Page 33: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

16

dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat

diperoleh dengan berbagai cara, antara lain dengan cara download dari internet,

atau menyadur dari sebuah buku.

b. Buku

Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari

pengarangnya. Oleh pengarangnya isi buku didapat dari berbagai cara misalnya

hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi pengalaman, otobiografi, atau hasil

imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi. Buku adalah sejumlah lembaran

kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Buku sebagai

bahan ajar merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis

terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku yang baik adalah buku yang

ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan

secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku

juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisannya.

c. Modul

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta didik dapat

belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi

paling tidak berisi tentang komponen dasar bahan ajar, menggambarkan KD yang

akan dicapai peserta didik, disajikan dengan menggunakan bahasa yang baik,

menarik, dan dilengkapi ilustrasi.

d. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar Kegiatan Siswa (student worksheet) adalah lembaran-lembaran berisi

tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar kegiatan biasanya berupa

Page 34: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

17

petunjuk dan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang

diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas KD yang akan dicapainya.

Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta

didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain

yang terkait dengan materi tugasnya. Keuntungan adanya lembar kegiatan bagi

guru, yakni memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sedangkan

bagi siswa akan belajar secara mandiri dan belajar memahami dan menjalankan

suatu tugas tertulis. Dalam menyiapkannya guru harus cermat dan memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang memadai, karena sebuah lembar kerja harus

memenuhi paling tidak kriteria yang berkaitan dengan tercapai/ tidaknya sebuah

KD dikuasai oleh peserta didik.

e. Brosur

Brosur adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun

secara bersistem atau cetakan yang hanya terdiri atas beberapa halaman dan

dilipat tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi

lengkap tentang perusahaan atau organisasi (Kamus besar Bahasa Indonesia, Edisi

Kedua, Balai Pustaka, 1996). Dengan demikian, brosur dapat dimanfaatkan

sebagai bahan ajar, selama sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai

oleh siswa. Mungkin saja brosur dapat menjadi bahan ajar yang menarik karena

bentuknya yang menarik dan praktis. Agar lembaran brosur tidak terlalu banyak,

maka brosur didesain hanya memuat satu KD saja. Ilustrasi dalam sebuah brosur

akan menambah menarik minat peserta didik untuk menggunakannya.

Page 35: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

18

f. Leaflet

Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak

dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat

dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat

serta mudah dipahami. Leaflet sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang

dapat menggiring peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD.

g. Wallchart

Wallchart adalah bahan cetak, biasanya berupa bagan siklus atau proses ataugrafik

yang bermakna menunjukkan posisi tertentu. Agar wallchart terlihat lebih

menarik bagi siswa maupun guru, maka wallchart didesain dengan menggunakan

tata warna dan pengaturan proporsi yang baik. Wallchart biasanya masuk dalam

kategori alat bantu melaksanakan pembelajaran, namun dalam hal ini wallchart

didesain sebagai bahan ajar. Karena didesain sebagai bahan ajar, maka wallchart

harus memenuhi kriteria sebagai bahan ajar antara lain bahwa memiliki kejelasan

tentang KD dan materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik, diajarkan

untuk berapa lama, dan bagaimana cara menggunakannya. Sebagai contoh

wallchart tentang siklus makhluk hidup binatang antara ular, tikus dan

lingkungannya.

h. Foto atau Gambar

Foto atau gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu rancangan yang

baik agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto atau gambar siswa

dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya menguasai satu atau lebih KD.

Melalui membaca yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat

Page 36: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

19

20%, dan dari melihat yang diingat 30%. Foto atau gambar yang didesain secara

baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan ajar ini dalam

menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis. Bahan tertulis dapat berupa

petunjuk cara menggunakannya dan atau bahan tes.

2.1.3 Struktur Bahan Ajar

Dalam penyusunan bahan ajar terdapat perbedaan dalam strukturnya antara bahan

ajar yang satu dengan bahan ajar yang lain. Guna mengetahui perbedaan-

perbedaan dimaksud dapat dilihat pada matrik berikut ini:

Tabel 2.1 Struktur Bahan Ajar Cetak (Printed)

No. Komponen Ht Bu Ml LKPD Bro Lf Wch F/Gb Mo/M

1. Judul √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Petunjuk

belajar

- √ √ - - - - -

3. KD/MP - √ √ √ √ √ ** ** **

4. Informasi

pendukung

√ √ √ √ √ ** ** **

5. Latihan - √ √ - - - - - -

6. Tugas/L.kerja - √ √ - - - ** **

7. Penilaian - √ √ √ √ √ ** ** **

Ht: handout, Bu:Buku, Ml:Modul, LKPD:Lembar Kegiatan Peserta Didik,

Bro:Brosur, Lf:Leaflet, Wch:Wallchart, F/Gb:Foto/ Gambar, Mo/M:

Model/Maket (Depdiknas, 2008:18)

Berdasarkan beberapa jenis bahan ajar tersebut maka yang dibahas dan dijadikan

bahan ajar adalah jenis LKPD atau disebut juga dengan LKS. Pembahasannya

sebagai berikut.

Page 37: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

20

2.1.2.1 LKPD

Istilah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) atau biasa disebut dengan LKS

(Lembar Kerja Siswa) merupakan sebuah perangkat pembelajaran yang

berperan penting dalam pembelajaran. LKPD dan LKS merupakan dua hal yang

sama, yaitu berupa lembar kerja yang harus dikerjakan oleh peserta didik atau

siswa. Menurut Depdiknas (2008: 23) lembar kegiatan peserta didik/siswa adalah

lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembar

kegiatan siswa akan memuat paling tidak; judul, KD yang akan dicapai, waktu

penyelesaian, peralatan/bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas,

informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang

harus dikerjakan.

Menurut Prastowo (2012: 204) LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak yang

berupa lembaran-lembaran yang berisi materi, ringkasan dan petunjuk yang harus

dilaksanakan oleh peserta didik. Dalam hal ini tugas-tugas tersebut sudah

disesuaikan dengan kompetensi dasar yang harus dicapai.

Jadi, berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa LKPD merupakan

sebuah kumpulan lembaran-lembaran kertas yang berisi materi, tugas-tugas yang

harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran, serta langkah-langkah yang harus

dilakukan dalam pembelajaran. Tugas-tugas yang diberikan dalam LKPD harus

jelas dan sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai dapat tercapai dengan baik, sesuai dengan

apa yang diharapkan.

Page 38: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

21

Menurut Prastowo (2012: 205) dalam menyiapkan LKPD, ada beberapa syarat

yang mesti dipenuhi oleh pendidik. Pendidik harus cermat, serta memiliki

pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk bisa membuat LKPD yang

bagus. Sebuah LKPD harus memenuhi kriteria yang berkaitan dengan tercapai

atau tidaknya sebuah kompetensi dasar yang harus dikuasi dan dipahami oleh

peserta didik.

Berdasarkan pengertian di atas LKPD memiliki beberapa fungsi. Menurut

Prastowo (2012: 205) LKPD memiliki 4 fungsi sebagai berikut.

1. Sebagai bahan ajar yang meminimalkan peran pendidik, tetapi lebih

mengaktifkan peserta didik.

2. Sebagai bahan ajar yang mempermudah untuk memahami materi yang

diberikan.

3. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan kaya tugas untuk berlatih.

4. Memudahkan pelaksanaan pengajaran kepada peserta didik.

Selain sebagai media pembelajaran, LKPD juga mempunyai fungsi lain sebagai

berikut:

1. merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pengajaran atau

memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan pembelajaran,

2. dapat digunakan untuk mempercepat proses pengajaran dan menghemat waktu

penyampaian topik,

3. dapat untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah dikuasai oleh peserta

didik,

4. dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas,

Page 39: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

22

5. membantu peserta didik dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar,

6. dapat membantu meningkatkan minat peserta didik jika LKPD disusun secara

rapi, sistematis, mudah dipahami oleh peserta didik sehingga menarik perhatian

peserta didik,

7. dapat menumbuhkan kepercayaan diri peserta didik dan meningkatkan

motivasi belajar, serta rasa ingin tahu,

8. dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan, kelompok atau klasikal

karena peserta didik dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan kelompok,

9. dapat melatih peserta didik menggunakan waktu seefektif mungkin, dan

10. dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah.

Terkait dengan penyusunan sebuah LKPD tentunya memiliki tujuan. Berikut

beberapa tujuan penyusunan LKPD adalah sebagai berikut.

1. Memudahkan peserta didik dalam memahami materi-materi yang diajarkan

dalam pembelajaran.

2. Memberikan tugas-tugas yang menunjang pemahaman peserta didik terhadap

materi yang diberikan.

3. Menjadikan peserta didik lebih mandiri.

4. Meringankan tugas pendidik dalam memberikan tugas kepada peserta didik.

2.1.2.2 Kriteria Kualitas Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Dalam sebuah pembelajaran, LKPD memiliki peranan yang sangat penting,

karena LKPD merupakan pedoman pendidik dalam melakukan kegiatan

pembelajaran dan pemberian tugas-tugas kepada peserta didik. LKPD yang

disusun harus memenuhi persyaratan-persyaratan berikut ini, yaitu syarat didaktik,

Page 40: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

23

syarat konstruksi, dan syarat teknik (Rohaeti, 2008: 3).LKPD yang berkualitas

harus memenuhi syarat-syarat didaktik dapat dijabarkan sebagai berikut.

a) Mengajak peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.

b) Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep.

c) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik

sesuai dengan ciri KTSP.

d) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan

estetika pada diri peserta didik.

e) Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi.

LKPD yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat konstruksi sebagai berikut.

a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.

b) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.

Selain itu, LKPD juga harus memenuhi kriteria teknik, baik dari segi tulisan,

gambar, maupun penampilan. Berikut penjelasannya.

(1) Dari segi tulisan maka LKPD harus dapat menggunakan huruf cetak dan tidak

menggunakan huruf latin atau romawi. Gunakan huruf tebal yang agak besar

untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah. Gunakan kalimat

pendek, tidak boleh lebih dari satu kata dalam satu baris.Gunakan bingkai

untuk menentukan kalimat perintah dan jawaban peserta didik dan usahan agar

besarnya huruf dan gambar sesuai.

(2) Dari segi gambar, gambar yang baik dalam LKPD adalah gambar yang dapat

menyampaikan isi dari materi pelajaran yang disampaikan atau sedang

dipelajari agar peserta didik lebih memahami materi yang di sampaikan.

(3) Dari segi penampilan, LKPD harus menarik karena anak akan melihat LKPD

Page 41: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

24

dan lebih tertarik pada sampulnya. Maka LKPD dibuat semenarik mungkin.

2.1.2.3 Langkah-Langkah Menyusun LKPD

LKPD merupakan hal penting yang menunjang pembelajaran, maka dari itu

penyusunan LKPD harus dilakukan secara baik dan LKPD yang disusun harus

inovatif dan kreatif. Penyusunan LKPD harus memperhatikan langkah-langkah

dan kaidah penyusunan LKPD yang baik. Menurut Prastowo (2012: 212) langkah-

langkah dalam menyusun LKPD adalah sebagai berikut.

(1) Melakukan Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum merupakan langkah pertama dalam penyusunan LKPD.

Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang

memerlukan bahan ajar LKPD. Materi yang digunakan ditentukan dengan cara

melakukan analisis terhadap materi pokok, pengalaman belajar, serta materi

yang diajarkan.

(2) Menyusun Peta Kebutuhan LKPD

Peta kebutuhan LKPD sangat diperlukan untuk mengetahui jumlah LKPD

yang harus ditulis serta melihat urutan LKPD-nya. Menyusun peta kebutuhan

diambil dari hasil analisis kurikulum dan kebutuhan yang diperlukan dalam

pembelajaran sesuai dengan hasil analisis. Hal-hal yang biasa dianalisis untuk

menyusun peta kebutuhan diantaranya, SK, KD, indikator pencapaian, dan

LKPD yang sudah digunakan.

(3) Menentukan Judul LKPD

Judul ditentukan dengan melihat hasil analisis standar kompetensi dan

kompetensi dasar, materi-materi pokok, atau dari pengalaman belajar yang

terdapat dalam kurikulum. Satu kompetensi dasar dapat dikembangkan

Page 42: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

25

menjadi sebuah judul LKPD. Jika kompetensi dasar tersebut tidak terlalu

besar.

(4) Penulisan LKPD

Dalam penulisan LKPD terdapat langkah-langkah yang harus diperhatikan.

Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun LKPD.

a) Merumuskan Kompetensi Dasar

Untuk merumuskan kompetensi dasar dapat dilakukan dengan melihat

pada kurikulum yang berlaku. Kompetensi dasar merupakan turunan dari

standar kompetensi. Untuk mencapai kompetensi dasar peserta didik harus

mencapai indikator-indikator yang merupakan turunan dari kompetensi

dasar.

b) Menentukan Alat Penilaian

LKPD yang baik harus memiliki alat penilaian untuk menilai semua yang

sudah dilakukan. Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja

peserta didik. Alat penilaian dapat berupa soal pilihan ganda dan soal

essai. Penilaian yang dilakukan didasarkan pada kompetensi peserta didik,

maka alat penilaian yang cocok adalah menggunakan pendekatan Penilaian

Acuan Patokan (PAP). Dengan demikian, pendidik dapat melakukan

penilaian melalui proses dan hasilnya.

c) Menyusun Materi

Sebuah LKPD di dalamnya terdapat materi pelajaran yang akan dipelajari.

Materi dalam LKPD harus sesuai dengan kompetensi dasar yang akan

dicapai. Ketika menyusun materi untuk LKPD ada beberapa hal yang

harus diperhatikan. Materi LKPD dapat berupa informasi pendukung dan

Page 43: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

26

gambaran umum mengenai ruang lingkup materi yang akan dipelajari.

Materi dalam LKPD dapat diambil dari berbagai sumber seperti, buku,

majalah, jurnal, internet, dan sebagainya. Tugas-tugas yang diberikan

dalam LKPD harus tuliskan secara jelas guna mengurangi hal-hal yang

seharusnya dapat dilakukan oleh peserta didik.

d) Memperhatikan Struktur LKPD

Langkah ini merupakan langkah terakhir yang dilakukan dalam

penyusunan LKPD. Guru terlebih dahulu harus memahami segala sesuatu

yang akan kita gunakan dalam penyusunan LKPD, terutama bagian dasar

dalam penyusunan LKPD sebelum melakukan penyusunan LKPD.

Komponen penyusun LKPD harus sesuai, apabila salah satu komponen

penyusun LKPD tidak sesuai maka LKPD tidak akan terbentuk.

2.1.2.4 Tujuan LKPD

Menurut Hamdani (2011: 74) lembar kerja pesertadidik merupakansalah satu

jenis alat bantupembelajaran. Tujuan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang

dikeluarkan Depdiknas (2009: 18) dijelaskan bahwa LKPD bertujuan untuk (1)

mengaktifkan peserta didik dalam proses kegiatan pembelajaran, (2) membantu

peserta didik mengembangkan konsep, (3) melatih peserta didik untuk

menemukan dan mengembangkan keterampilan proses, (4) sebagai pedoman

guru dan peserta didik dalam melaksanakan proses kegiatan pembelajaran, (5)

membantu peserta didik dalam memperoleh informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui proses kegiatan pembelajaran secara sistematis, (6) membantu

peserta didik dalam memperoleh catatan materi yang dipelajari melalui kegiatan

pembelajaran. Menurut Kurt (dalam Töman., dkk, 2013: 174), lembar kerja yang

Page 44: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

27

terdiri dari bahan kegiatan individu peserta didik yang dilakukan pada saat

belajar topik dan juga memungkinkan peserta didik untuk mengambil tanggung

jawab untuk pembelajaran mereka sendiri dengan langkah-langkah dan proses

yang diberikan terkait dengan kegiatan tersebut. Menurut Lee (2014: 96), bahwa

lembar kerja dapat berguna dalam hal prestasi akademik.

2.1.2.5 Syarat-Syarat LKPD

Menurut Siddiq (2008), penyusunan LKPD harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut :

a. Syarat didaktik, Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) sebagai salah satu

bentuk sarana berlangsungnya proses belajar mengajar haruslah memenuhi

persyaratan didaktik, artinya suatu LKPD harus mengikuti asas belajar-

mengajar yang efektif, yaitu memperhatikan adanya perbedaan individual,

sehingga LKPD yang baik itu adalah yang dapat digunakan baik oleh siswa

yang lamban, yang sedang maupun yang pandai, menekankan pada proses

untuk menemukan konsep- konsep sehingga LKPD dapat berfungsi sebagai

petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari tahu, memiliki variasi stimulus

melalui berbagai mediadan kegiatan siswa, dapat mengembangkan

kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri

siswa, pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi

siswa (intelektual, emosional dan sebagainya), bukan ditentukan oleh materi

bahan pelajaran.

b. Syarat konstruksi,yang dimaksud dengan syarat konstruksi adalah syarat-

syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa

Page 45: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

28

kata, tingkat kesukaran,dan kejelasan yang pada hakikatnya haruslah tepat

guna dalam arti dapat dimengerti oleh siswa. Syarat konstruksi LKPD

yang baik adalah:

1. Menggunakan bahasayang sesuai dengan tingkat kedewasaan siswa

dan menggunakan struktur kalimat yang jelas;

2. Memiliki taat urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan

siswa menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka dan tidak mengacu

pada buku sumber yang diluar kemampuan keterbacaan siswa;

3. Menyediakan ruang yang cukup untuk memberi keleluasaaan pada

siswa untuk menulis maupun menggambarkan pada LKPD,

menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek, lebih banyak

menggunakan ilustrasi dari pada kata-kata;

4. Memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari pelajaran itu

sebagai sumber motivasi, mempunyai identitas untuk memudahkan.

c. Syarat teknis, dari segi teknis memiliki beberapa pembahasan yaitu:

1. Tulisan

Menggunakan huruf cetak dan tidak menggunakan huruf latin atau

romawi, menggunakan huruf tebal yang agak besar, bukan huruf biasa

yang diberi garis bawah, menggunakan tidak lebih dari 10 kata dalam

satu baris, menggunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah

dengan jawaban siswa, mengusahakan agar perbandingan besarnya huruf

dengan besarnya gambar serasi.

Page 46: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

29

2. Gambar

Gambar yang baik untuk LKPD adalah yang dapat menyampaikan

pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada penguna LKPD.

Lebih penting adalah kejelasan isi atau pesan dari gambar itu secara

keseluruhan.

3. Penampilan

Penampilan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah LKPD. Apabila

suatu LKPD ditampilkan dengan penuh kata-kata, kemudian ada

sederetan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa, hal ini akan

menimbulkan kesan jenuh sehingga membosankan atau tidak menarik.

Apabila ditampilkan dengan gambarnya saja, itu tidak mungkin karena

pesannya atau isinya tidak akan sampai. Jadi yang baik adalah LKPD

yang memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.

2.2 Hakikat Menulis

Keterampilan menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

mempunyai peranan penting di dalam kehidupan manusia. Dengan menulis,

seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk mencapai maksud

dan tujuannya. Seperti yang dikemukakan oleh(Tarigan, 2008: 22) bahwa

menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain

dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa

dan gambaran grafik itu.

Page 47: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

30

Menurut Dalman, (2012: 4) menulis adalah proses penyampaian pikiran, angan-

angan, perasaan dalam bentuk lambang atau tanda atau tulisan yang bermakna.

Dalam kegiatan menulis terdapat suatu kegiatan merangkai, menyusun,

melukiskan suatu lambang atau tanda atau tulisan berupa kumpulan huruf yang

membentuk kata, kumpulan kata membentuk kelompok kata atau kalimat,

kumpulan kata membentuk paragraf, dan kumpulan paragraf membentuk wacana

atau karangan yang utuh dan bermakna.

Dari pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah

mengungkapkan ide atau gagasannya dalam bentuk karangan secara leluasa.

Dalam hal ini, menulis itu membutuhkan skemata yang luas sehingga si penulis

mampu menuangkan ide, gagasan, pendapatnya dengan mudah dan lancar.

2.2.1 Tujuan Menulis

Komunikasi dapat terjadi melalui tulisan, karena tulisan bisa dikatakan sebagai

media penghubung maksud dan tujuan antara si penulis dengan si pembaca.

Seperti yang dikatakan oleh Hugo Hartig dalam Tarigan (2008: 25) bahwa ada

beberapa tujuan menulis seperti berikut ini.

1. Tujuan Penugasan (Assignment Purpose)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak memunyai tujuan sama sekali. Penulis

menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri. Misalnya, siswa

menulis rangkuman buku, sekertaris membuat laporan.

Page 48: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

31

2. Tujuan Altruistik (Altruistik purpose)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan

para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan

dan penalarannya dan ingin membuat hidup para pembaca lebih menyenangkan

dengan karyanya.

3. Tujuan Persuasif (Persuasive Purpose)

Tulisan ini bertujuan untuk meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan yang

diutarakan.

4. Tujuan Informasional (Informasional Purpose)

Tulisan ini bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan atau penerangan

kepada para pembaca.

5. Tujuan Pernyataan Diri (Self-Ekspressive Purpose)

Tulisan ini bertujuan untuk memperkenalkan diri sang pengarang kepada

pembaca.

6. Tujuan Kreatif (Creative Purpose)

Tujuan penulisan ini berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Namun,

keinginan penulis disini lebih cenderung kepada keinginan untuk mencapai norma

dan nilai estetika/ seni/ keindahan yang ideal.

7. Tujuan Pemecahan Masalah (Problem-Solving Purpose)

Dalam tulisan ini, penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis

menjelaskan secara detil tentang pikiran-pikiran, ide-ide dan gagasannya sendiri

agar dimengerti oleh pembaca.

Page 49: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

32

2.2.2 Manfaat Menulis

Tarigan (2008: 16) mengemukakan ada empat manfaat dari menulis, yaitu:

1. Menulis menyenangkan dalam hal penjelajahan diri pribadi. Kegiatan menulis

dapat menjadi hal yang sangat menyenangkan karena dengan menulis,

seseorang mampu menjelajahi potensi dirinya.

2. Menulis membuat kita sadar akan kehidupan. Dalam kegiatan menulis,

kepekaan dan keterbukaan pikiran akan lingkungan sekitar dapat membuat

seseorang menyadari makna kehidupan sebenarnya.

3. Menulis membantu kita memahami diri kita lebih baik. Salah satu dari tujuan

menulis adalah untuk pernyataan diri. Dengan menulis, seseorang mampu

menyelami kepribadiannya sendiri dan secara tidak langsung, seorang penulis

dapat memahami kepribadiannya sendiri.

4. Menulis membantu memecahkan masalah. Salah satu tujuan dari menulis itu

adalah untuk memecah masalah. Tidak semua masalah dapat terselesaikan

dengan cara berbicara atau berdebat. Menulis bisa menjadi satu alternatif

untuk memecahkan masalah jika tidak memungkinkan untuk berbicara.

Pada dasarnya ketika seseorang menulis, orang tersebut menciptakan sebuah

karya yang mengungkapkan pikiran dan perasaannya tentang sesuatu yang ia

alami sendiri dan tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Ketika seseorang

menuangkan idenya kedalam berbagai bentuk tulisan seperti cerpen, karangan dan

lainnya, pada prinsipnya ia sedang mengalami proses kreativitas.

Page 50: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

33

2.2.3 Prinsip-Prinsip Pembelajaran Menulis

Pembelajaran menulis dalam bahasa Indonesia tidak dapat dilepaskan dari

pembelajaran membaca. Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran

keterampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampilan

menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar, berbicara, dan membaca.

Badudu (1992: 17) mengemukakan yang perlu diperhatikan dalam menulis, yaitu

1. Menggunakan kata dalam kalimat secara tepat makna,

2. Menggunakan kata dengan bentuk yang tepat,

3. Menggunakan kata dalam distribusi yang tepat,

4. Merangkaikan kata dalam frasa secara tepat,

5. Menyusun klausa atau kalimat dengan susunan yang tepat,

6. Merangkaikan kalimat dalam kesatuan yang lebih besar (paragraf) secara

tepat dan baik,

7. Menyusun wacana dari paragraf-paragraf dengan baik,

8. Membuat karangan (wacana) dengan corak tertentu, deskripsi, narasi,

eksposisi, persuasi, argumentasi,

9. Membuat surat (macam-macam surat),

10. Menyadur tulisan (pidato menjadi prosa),

11. Membuat laporan (penelitian, pengalaman, dan sesuatu yang disaksikan),

12. Mengalihkan kalimat (aktif menjadi pasif dan sebaliknya, kalimat langsung

menjadi kalimat tak langsung),

13. Mengubah wacana (wacana percakapan menjadi wacana cerita atau

sebaliknya).

Page 51: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

34

2.2.4 Keterampilan Menulis

Untuk dapat menulis secara efektif, penulis perlu melakukan langkah-langkah

sebagai berikut.

1. Seorang penulis harus mempunyai aturan dalam menulis serta jelas objek

tulisannya,

2. Sebelum menulis harus terlebih dahulu menyusun kerangka karangan,

3. Merumuskan tujuan penulisan,

4. Tulisan selalu berfokus pada topik,

5. Untuk memperjelas ide-ide yang abstrak gunakan contoh,

6. Gunakan kata atau kalimat yang tepat dan jelas,

7. Hindari bias gender dan penggunaan kata ganti orang pertama yang

berlebihan.

Langkah penulisan diatas perlu diperhatikan oleh seorang penulis agar hasil

tulisannya lebih efektif karena dalam karangan ada lima unsur yang dimiliki

karangan tersebut,yaitu:

1. Isi karangan : hal atau gagasan yang dikemukakan;

2. Bentuk karangan: susunan atau cara menyajikan isi kedalam pola kalimat;

3. Tata bahasa: penggunaan tata bahasa dan pola kalimat yang tepat;

4. Gaya pilihan struktur dan kosakata untuk memberikan nada atau warna

terhadap karangan;

5. Penggunaan ejaan dan tanda baca.

Keterampilan menulisdapat diklasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang

berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam

melaksanakan keterampilan menulis dan hasil produk menulis itu. Klasifikasi

Page 52: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

35

keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian

produk menulis atas empat kategori, yaitu: karangan narasi, eksposisi, deskripsi,

dan argumentasi.

2.2.5 Tahap Menulis

Menulis dapat diartikan sebagai suatu kebiasaan untuk menyatakan gagasan atau

pendapat secara tertulis, ini berarti menulis adalah suatu aktivitas yang

membutuhkan proses dalam pengerjaannya. Dalman (2014: 15) menyatakan

bahwa proses menulis ada 3 tahap, tahap-tahap tersebut sebagai berikut.

1. Tahap Prapenulisan (Persiapan)

Tahap ini merupakan tahap pertama, tahap prapenulisan atau tahap persiapan

adalah ketika pembelajar menyiapkan diri, mengumpulkan informasi,

merumuskan masalah, menetukan fokus, mengolah informasi, menarik

tafsiran dan inferensi terhadap realitas yang dihadapinya, berdiskusi,

membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya kognitifnya yang akan

diproses selanjutnya. Pada tahap prapenulisan ini terdapat aktivitas memilih

topik, menetapkan tujuan dan sasaran, mengumpulkan bahan dan

informasiyang diperlukan, serta mengorganisasikan ide atau gagasan dalam

bentuk karangka karangan.

2. Tahap Penulisan

Pada tahap penulisan, kita mengembangkan butir demi butir ide yang terdapat

dalam kerangka karangan, dengan memanfaatkan bahan atau informasi yang

telah kita pilih dan kita kumpulkan. Seperti yang kita ketahui, struktur

karangan terdiri atas bagian awal, isi, dan akhir. Awal paragraf berfungsi

untuk memperkenalkan dan sekaligus menggiring pembaca terhadap pokok

Page 53: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

36

tulisan kita, bagian ini sangat menentukan. Karena itu, upayakan awal

karangan semenarik mungkin. Isi karangan menyajikan bahasan topik atau

ide utama karangan, berikut hal-hal yang menjelaskan atau mendukung ide

tersebut, seperti contoh, ilustrasi, informasi, bukti, atau alasan. Akhir

karangan berfungsi untuk mengembalikan pembaca pada ide-ide inti dan

penekanan ide-ide penting. Bagian ini berisi simpulan, dan ditambah

rekomendasi atau saran bila diperlukan.

3. Tahap Pascapenulisan

Tahap ini merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan buram yang kita

hasilkan. Kegiatanya terdiri atas penyuntingan dan perbaikan (revisi).

Kegiatan penyuntingan dan perbaikan dapat dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut.

a. Membaca keseluruhan karangan.

b. Menandai hal-hal yang perlu diperbaiki atau memberi catatan bila ada

hal-hal yang harus diganti, ditambahkan, disempurnakan.

c. Melakukan perbaikan sesuai dengan temuan saat penyuntingan.

2.3 Cerita Pendek (Cerpen)

Cerita pendek adalah fiksi pendek yang selesai dibaca dalam “sekali duduk”.

Cerita pendek hanya memiliki satu arti, satu krisis dan satu efek untuk

pembacanya. Pengarang cerpen hanya ingin mengemukakan suatu hal secara

tajam. Inilah sebabnya dalam cerpen amat dituntut ekonomi bahasa. Segalanya

harus terseleksi secara ketat, agar apa yang hendak dikemukakan sampai pada

pembacanya secara tajam. Ketajaman inilah tujuan dari penulisan cerita pendek

(Sumardjo, 2007: 202). Menurut Thahar (1999: 1) Cerita pendek, atau yang lebih

Page 54: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

37

populer dengan akronim cerpen, merupakan salah satu jenis fiksi yang paling

banyak ditulis orang. Cerpen mempunyai pembaca dan pendengar yang disiarkan

melalui radio. Dengan kata lain, menulis cerpen merupakan lahan pekerjaan

produktif dan memiliki prospek masa depan yang cerah. Menurut Thahar (1999:

2) cerpen dapat dibaca sambil menunggu atau sekadar membunuh waktu yang

membosankan, kalau kebetulan ada bacaan berupa majalah atau koran, maupun

kumpulan cerpen.

Pengertian cerita pendek yang dikemukakan oleh Priyatni, (2012: 127) bahwa

cerpen adalah cerita yang panjangnya kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap,

isinya padat, lengkap, memiliki kesatuan, dan mengandung efek kesan yang

mendalam. Sedangkan unsur-unsur pembangunanya, pada dasarnya sama dengan

novel. Selain cerpen, saat ini juga dikenal istilah novelet. Dilihat dari jumlah kata,

novelet tentunya lebih panjang daripada cerpen, namun lebih pendek dari pada

novel. Rupanya ada kecenderungan untuk menyajikan cerita yang tidak terlalu

pendek, seperti cerpen, namun juga tidak terlalu panjang seperti novel, dan karya

yang demikian ini dinamai novelet.

Sejalan dengan pendapat di atas, bahwa Kosasih (2012: 34) mengemukakan cerita

pendek (cerpen) merupakan cerita yang menurut wujud fisiknya berbentuk

pendek. Ukuran panjang pendeknya suatu cerita memang relatif. Namun, pada

umumnya cerita pendek merupakan cerita yang habis dibaca sekitar sepuluh menit

atau setengah jam. Jumlah katanya sekitar 500-5.000 kata. Karena itu, cerita

pendek sering diungkapkan dengan cerita yang dapat dibaca dalam sekali duduk.

Oleh karena itu, cerita pendek pada umumnya bertema sederhana. Jumlah

Page 55: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

38

tokohnya terbatas. Jalan ceritanya sederhana dan latarnya meliputi ruang lingkup

yang terbatas.

Berdasarkan pendapat pakar di atas dapat disimpulkan bahwa cerpen adalah cerita

pendek yang wujud fisiknya berbentuk pendek yang hanya dibaca sekali duduk

saja.

2.3.1 Ciri-Ciri Cerita Pendek

Cerita pendek mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (1) cerita pendek singkat,

padu, dan intensif, (2) unsur utama cerita pendek adalah adegan, tokoh, dan gerak

(3) bahasa cerita pendek haruslah tajam, sugestif, dan menarik perhatian, (4) cerita

pendek haruslah mengandung interprestasi pengarang tentang konsepsinya

mengenai kehidupan, (5) cerita pendek harus mempunyai seorang pelaku utama,

(6) cerita pendek bergantung pada situasi , (7) cerita pendek memberikan satu

kebulatan efek, (8) dalam cerita pendek harus menimbukan perasaan pada

pembaca, (9) cerita pendek menyajikan satu emosi (Tarigan, 2011: 180).

Dijelaskan pula oleh Sugiarto (2015: 110) bahwa cerpen bukanlah sekadar cerita

pendek (singkat). Cerpen adalah salah satu karya fiksi yang memiliki ciri-ciri

yang membedakannya dengan bentuk fiksi prosa lainnya. Adapun ciri-ciri khas

sebuah cerpen adalah sebagai berikut.

a. Hanya mengungkapkan satu masalah tunggal sehingga sering dikatakan

hanya mengandung satu ide yang disebut ide pusat,

b. Pemusatan perhatian kepada satu tokoh utama pada satu situasi tertentu,

c. Sumber cerita dari kehidupan sehari-hari, baik pengalaman sendiri maupun

orang lain,

Page 56: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

39

d. Umumnya sangat ekonomis dalam penggunaan kata-kata dan kata-kata

tersebut adalah kata-kata yang sering digunakan dan dikenal masyarakat,

e. Biasanya bisa meninggalkan kesan mendalam efek pada perasaan pembaca.

2.3.2 Unsur Instrinsik

Cerpen dibangun oleh unsur-unsur intrinsik sebagai unsur dasarnya. Kosasih

(2012: 34) memaparkan sebagai berikut.

(1) Alur

Alur (plot) merupakan pola pengembangan cerita yang terbentuk sebab akibat.

Secara umum, alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut.

a) Pengenalan situasi cerita (exposition). Dalam bagian ini, pengarang

memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antar tokoh.

b) Pengungkapkan peristiwa (complication). Dalam bagian ini, disajikan

peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan,

ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

c) Menuju pada adanya konflik (rising action). Terjadi peningkatan perhatian

kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang

menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.

d) Puncak konflik (turning point). Bagan ini disebut pula sebagai klimaks.

Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini

pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah

dia berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.

e) Penyelesaian (ending)

Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang nasib-nasib

yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Namun

Page 57: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

40

ada pula cerpen yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada

imajinasi pembaca. Jadi, akhir ceritanya itu dibiarkan menggantung, tanpa

ada penyelesaian.

(2) Penokohan

Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan

karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Di dalam penokohan terdapat beberapa

aspek penokohan yaitu teknik analitik atau penggambaran langsung,

penggambaran fisik dan perilaku tokoh, penggambaran lingkungan kehidupan

tokoh, penggambaran tata kebahasaan tokoh, pengungkapkan jalan pikiran

tokoh.

(3) Latar

Latar atau setting merupakan tempat dan waktu berlangsungnya kejadian

dalam cerita. Latar berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan

pembaca terhadap jalannya cerita ataupun pada karakter tokoh. Macam-

macam latar yaitu latar tempat dan latar waktu.

(4) Tema

Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema suatu cerita

menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan,

kekuasaan, kasih sayang, kecemberuan dan sebagainya. Tema jarang

dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat memberikan tema

suatu cerpen, seorang pembaca harus terlebih dahulu mengenali unsur-unsur

instrinsik yang dipakai oleh pengarang untuk mengembangkan cerita fiksinya.

Page 58: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

41

(5) Amanat

Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak

disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu. Amanat tersirat

di balik kata-kata yang disusun, dan juga berada di balik tema yang

diungkapkan. Karena itu, amanat selalu berhubungan dengan tema cerita itu.

Sejalan dengan pendapat Suyanto (2012: 46) cerita pendek dibangun oleh unsur-

unsur yang saling terpadu. Unsur-unsur tersebut adalah tokoh dan penokohan,

alur, latar, gaya bahasa, dan sudut pandang.

(1) Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku cerita. Tokoh tidak selalu berwujud manusia, tapi

tergantung pada siapa atau apa yang diceritakannya itu dalam cerita. Watak

atau karakter adalah sifat dan sikap para tokoh tersebut. Adapun penokohan

atau perwatakan adalah cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dan watak-

wataknya itu dalam suatu cerita.

(2) Alur dan pengaluran

Alur dianggap sama dengan jalan cerita. Pendefinisian itu sebenarnya tidak

tepat. Jalan cerita adalah peristiwa demi peristiwa yang terjadi susul

menyusul. Lebih dari itu adalah rangkaian peristiwa yang saling berkaitan

karena hubungan sebab akibat.

(3) Latar

Latar dalam cerita dapat diklasifikasikan menjadi: (1) latar tempat, yaitu latar

yang merupakan lokasi tempat terjadinya peristiwa cerita, baik itu nama kota,

jalan, gedung, rumah, dan lain-lain; (2) latar waktu, yaitu latar yang

Page 59: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

42

berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa cerita; (3) latar sosial, yaitu

keadaan yang berupa adat istiadat, budaya, nilai-nilai/ norma, dan sejenisnya

yang ada di tempat peristiwa cerita.

(4) Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan bahasa seorang pengarang untuk

mencapai efek estetis dan kekuatan daya ungkap. Untuk mencapai hal tersebut

pengarang memberdayakan unsur-unsur style tersebut, yaitu dengan diksi

(pemilihan kata), pencitraan (penggambaran sesuatu yang seolah-olah dapat

diindera pembaca), majas, dan gaya retoris.

(5) Penceritaan

Penceritaan, atau sering disebut juga sudut pandang, yakni dilihat dari sudut

mana pengarang (narator) bercerita, terbagi menjadi 2, yaitu pencerita intern

dan pencerita ekstern. Pencerita intern adalah pencerita yang hadir di dalam

teks sebagai tokoh. Cirinya adalah dengan memakai kata ganti aku. Pencerita

ekstern bersifat sebaliknya, ia tidak hadir dalam teks (berada di luar teks) dan

menyebut tokoh-tokoh dengan kata ganti orang ketiga atau menyebut nama.

(6) Tema

Tema adalah ide atau gagasan yang disampaikan pengarang dalam ceritanya.

Tema ini akan diketahui setelah seluruh unsur prosa-fiksi itu dikaji.

2.3.3 Unsur Ekstrinsik

Cerpen memiliki unsur ekstrinsik selain unsur intrinsiknya. Dijelaskan oleh

Nurgiyantoro (2010: 10) cerpen dan novel sebagai karya fiksi mempunyai

persamaan. Keduanya dibangun oleh unsur-unsur pembangun yang sama.

Keduanya dibangun dari dua unsur intrinsik dan ekstrinsik. Cerpen dan novel

Page 60: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

43

sama-sama memiliki unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut pandang, dan

lain lain. Hal serupa juga dikemukakan oleh Sukada (2013: 56) bahwa aspek

intrinsik karya sastra ialah analisis mengenai karya sastra itu sendiri, tanpa

melihat kaitannya dengan data di luar cipta sastra tersebut. Kaitannya terhadap

aspek ekstrinsik hanyalah dalam hubungan menetapkan nilai isinya.

Kosasih (2012: 46) di dalam cerpen mempunyai nilai-nilai yang terkandung dalam

isi teks. Adapun nilai-nilai yang terkandung sebagai berikut

a. Nilai-nilai budaya berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya

cipta manusia.

b. Nilai-nilai moral berkaitan dengan perbuatan baik dan buruk yang menjadi

dasar kehidupan manusia dan masyarakatnya.

c. Nilai agama berkaitan dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan

Allah dan utusan-utusannya.

d. Nilai politik berkaitan dengan cara manusia dalam meraih kekusasan.

2.3.4 Teknis Penulisan Cerpen

Menurut Sugiarto (2015: 132) Teknis penulisan cerpen didasarkan pada tahap

penulisan sebagaimana yang akan dijelaskan. Berikut teknis penulisan cerpen

langkah demi langkah.

1. Memilih Bahan

Tahap pertama adalah memilih bahan, memilih bahan yang dimaksud dalam

teknis penulisan ini bukan sekadar memilih, melainkan memilih sekaligus

menuliskannya. Bahan cerpen tak perlu muluk-muluk atau yang aneh-aneh.

Cukup cari bahan cerita yang ada disekitar kita. Sebuah peristiwa yang benar-

benar terjadi.

Page 61: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

44

2. Membuat Judul

Judul merupakan hakikat sebuah cerita (cerpen). Judul memberi gambaran

terhadap apa yang akan diceritakan dan berkaitan erat dengan elemen-elemen

yang membangun cerita. Dengan demikian, judul bisa mengacu kepada tema,

latar, tokoh, konflik, akhir cerita dan sebagainya. Judul bisa dibuat sebelum

ataupun sesudah cerpen ditulis. Bahkan, ketika sedang menulis cerpen pun

kita bisa membuat judul jika memang saat itu berkelebat sebuah ide judul

yang menarik. Meskipun demikian, saran yang lebih baik judul dibuat

sebelum cerpen ditulis.

Berikut beberapa hal teknis yang harus diperhatikan berkaitan dengan judul

cerpen.

a. Judul dan nama pengarang ditulis di awal cerpen, bukan di akhir cerpen.

Artinya, judul dan nama pengarang harus ditulis terlebih dahulu sebelum

isi cerpen.

b. Judul sebaiknya singkat (tidak terlalu panjang), mudah dibaca atau

diucapkan, mudah dipahami, serta mudah diingat.

c. Judul sebaiknya menggambarkan isi cerpen dan menarik minat pembaca.

d. Perhatikan cara penulisan huruf kapital. Dalam menulis judul, huruf

pertama semua kata ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan

kata hubung (di, ke, dari, dan, yang, untuk). Jika kata depan dan kata

hubung ini terletak di awal judul, huruf pertama kata-kata ini juga ditulis

dengan huruf kapital.

Page 62: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

45

3. Menulis Opini

Setelah memilih bahan dan membuat judul, langkah selanjutnya adalah

menulis opini berdasarkan pada bahan yang telah kita pilih.

4. Berkhayal

Cerpen merupakan karya fiksi. Meskipun ide cerpen berasal dari peristiwa

nyata, cerpen tetaplah dianggap sebagai karya fiksi. Dengan demikian, unsur

imajinasi atau khayalan merupakan unsur yang sangat penting. Karena

imajinasi adalah unsur yang sangat penting, sebagai penulis cerpen kita

dituntut untuk pandai-pandai berimajinasi. Tidak hanya itu, kita juga dituntut

untuk dapat mengolah imajinasi tersebut sedemikian rupa dan menuliskan

kembali dalam bahasa yang sederhana sehingga akan memberi kenikmatan

kepada pembaca ketika membaca cerpen yang kita tulis.

5. Mengembangkan Khayalan

Langkah kelima dalam menulis cerpen adalah mengembangkan khayalan.

Setelah menentukan sudut pandang penceritaan terhadap bentuk kasar cerpen,

tiba saatnya mengembangkan imajinasi berdasarkan bentuk kasar tersebut.

Cara paling sederhana adalah menuliskan imajinasi apa saja yang terlintas di

kepala berkaitan dengan bentuk kasar cerpen. Agar lebih mudah, tulislah

imajinasi-imajinasi tersebut dalam bentuk daftar kalimat.

Setelah diperoleh daftar kalimat berdasarkan imajinasi, susunlah daftar

kalimat tersebut secara berurutan. Setiap kalimat bisa dikembangkan menjadi

satu atau beberapa paragraf. Dengan demikian, kalimat-kalimat tersebut tidak

lain adalah draf atau kerangka cerpen yang akan kita tulis.

Page 63: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

46

6. Baca Ulang

Langkah terakhir dalam menulis cerpen adalah membaca ulang cerpen yang

telah kita tulis. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membaca

ulang sebuah cerpen yang kita tulis adalah sebagai berikut.

a. Periksa penggunaan tanda baca

b. Periksa urutan cerita

c. Jika pembacaan ulang telah dilakukan, simpan cerita yang sudah “jadi”

selama beberapa waktu lamanya. Pada lain kesempatan, baca kembali

cerpen yang telah “jadi” tersebut. Mungkin ada hal-hal baru yang perlu

ditambahkan. Jika memang hal-hal baru itu akan semakin membuat

cerpen tersebut lebih baik, tak masalah memasukkan hal-hal baru tersebut.

Mengubah atau memperbaiki cerpen yang sudah “jadi” agar lebih baik

bukanlah hal yang dilarang. Tentu dengan catatan bahwa cerpen tersebut

belum dipublikasikan di media.

2.4 Hakikat Kearifan Lokal

2.4.1 Pengertian Kebudayaan

Menurut Wiranata (2011: 95), kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta yaitu

buddhayah, bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan

demikian, kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Dalam

bahasa Latin makna ini sama dengan colere yang berarti mengolah, mengerjakan,

terutama menyangkut tanah. Konsep tersebut lambat laun berkembang menjadi

segala upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam.

Page 64: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

47

Dalam Wiranata (2011: 95) dikemukakan beberapa definisi tentang kebudayaan.

Beberapa definisi tentang kebudayaan, di antaranya:

1. E.B. Tylor (1871)

Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya

terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat

istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia

sebagai anggota masyarakat.

2. R. Linton (1947)

Kebudayaan adalah konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah

laku, yang unsur pembentukkannya didukung dan diteruskan oleh anggota

masyarakat tertentu.

3. W.H. Kelly dan C. Kluckhohn (1952)

Kebudayaan adalah pola hidup yang tercipta dalam sejarah, yang eksplisit,

implisit, rasional, nonrasional, yang terdapat pada setiap waktu sebagai

pedoman yang potensial bagi tingkah laku manusia (Wiranata, 2011: 95).

2.4.2 Kearifan Lokal

Menurut Aminudin (2013: 8), bila dilihat dari kamus Inggris-Indonesia,

pengertian kearifan lokal terdiri atas dua kata, yaitu kearifan (wisdom) dan lokal

(lokal). Lokal yang berarti setempat, sementara wisdom berarti kebijaksanaan.

Dengan demikian, kearifan lokal merupakan gagasan-gagasan atau nilai-nilai,

pandangan setempat atau (lokal) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai

baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Page 65: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

48

Menurut Wagiran (2012: 332), lingkup kearifan lokal dibagi menjadi delapan,

yaitu 1) norma-norma lokal yang dikembangkan, seperti pantangan dan kewajiban,

2) ritual dan tradisi masyarakat serta makna dibaliknya, 3) lagu-lagu rakyat,

legenda, mitos,dan cerita rakyat yang biasanya mengandung pelajaran atau pesan-

pesan tertentu yang hanya dikenali oleh komunitas lokal, 4) informasi data dan

pengetahuan yang terhimpun pada diri sesepuh masyarakat, tetua adat, pemimpin

spiritual, 5) manuskrip atau kitab-kitab suci yang diyakini kebenarannya oleh

masyarakat, 6) cara-cara komunitas lokal dalam memenuhi kehidupannya sehari-

hari, 7) alat bahan yang dipergunakan untuk kebutuhan tertentu, dan 8) kondisi

sumber daya alam atau lingkungan yang biasa dimanfaatkan dalam kehidupan

masyarakat sehari-hari.

Rahyono (dalam Yani Paryono, 2017: 213) kearifan lokal adalah kecerdasan

manusia yang dimiliki oleh kelompok etnis tertentu yang diperoleh melalui

pengalaman masyarakat. Artinya, kearifan lokal merupakan hasil dari, masyarakat

tertentu melalui pengalaman tertentu mereka dan belum tentu dialami oleh

masyarakat yang lain. Hal senada juga diungkapkan oleh (Apriyanto dalam Yani

Paryono, 2017: 213) bahwa kearifan lokal merupakan berbagai nilai yang

diciptakan, dikembangkan, dan dipertahankan oleh masyarakat yang menjadi

pedoman hidup mereka.

Keempat pendapat tersebut sejalan dengan UU RI Nomor 32 Tahun 2009 tentang

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup menyatakan bahwa kearifan lokal

merupakan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara

lain melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari. Dengan demikian,

kearifan lokal dapat dipahami sebagai ide-ide dan pengetahuan setempat yang

Page 66: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

49

bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik dan berbudi luhur, yang dimiliki,

dipedoman dan dilaksanakan oleh seluruh anggota masyarakat.

Hadikusuma (dalam Ariyani, 2017: 14) Masyarakat Adat secara garis besar terbagi

dalam dua kelompok adat, yakni kelompok sai batin dan kelompok adat pepadun.

Kedua kelompok masyarakat adat ini memiliki kebudayaan yang luar biasa

kayanya, dengan nilai-nilai luhur yang sangat tinggi lagi mulia.

Kearifan lokal juga merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak

dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya

diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari

mulut ke mulut. Kearifan lokal di masyarakat dapat berwujud apa saja seperti ada

di dalam cerita rakyat, peribahasa, lagu, dan permainan rakyat. Kearifan lokal

sebagai suatu pengetahuan yang ditemukan oleh masyarakat lokal tertentu melalui

kumpulan pengalaman dalam mencoba dan diintegrasikan dengan pemahaman

terhadap budaya dan keadaan alam suatu tempat. Oleh karena itu, nilai-nilai

kearifan lokal memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Kearifan lokal adalah bentuk warisan peradaban yang dilakukan secara terus

menerus dari generasi, ke generasi.

2. Kearifan lokal dianggap mampu untuk mengendalikan berbagai pengaruh dari

luar.

3. Kearifan lokal biasanya menyangkut nilai dan moral pada masyarakat

setempat.

4. Kearifan lokal tidak tertuliskan, namun tetap diakui sebagai kekayaan dalam

berbagai segi pandangan hukum, dan

5. Kearifan lokal ialah bentuk sifat yang melekat pada seseorang berdasarkan

pada asalnya.

Page 67: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

50

Dalam kearifan lokal terkandung pula kearifan budaya lokal. Kearifan budaya

lokal sendiri adalah pengetahuan lokal yang sudah sedemikian menyatu dengan

sistem kepercayaan, norma, dan budaya serta diekspresikan dalam tradisi dan

mitos yang dianut dalam jangka waktu yang lama. Kearifan lokal adalah budaya

luhur yang diciptakan nenek moyang lewat sebuah pengalaman yang akhirnya

menjadi sebuah pola-pola tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Keraf (2002:

45) bahwa kearifan lokal (tradisional) adalah semua bentuk pengetahuan,

keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang

menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis.

Sistem nilai berupa konsepsi yang hidup dalam alam pikiran masyarakat sebagai

sesuatu yang amat bernilai dalam kehidupan.Wujudnya dapat berupa adat istiadat,

tata hukum, atau norma-norma yang mengatur langkah dan tindak budaya yang

adab. Itulah yang biasa dinamakan dengan kearifan lokal (Faruk, 1994: 71).

Wagiran (2012: 333) mengatakan bahwa upaya pengembangan pendidikan

kearifan lokal tidak akan terselenggara dengan baik tanpa peran serta

masyarakat secara optimal. Keikut sertaan berbagai unsur dalam masyarakat

dalam mengambil prakarsa dan menjadi penyelenggara program pendidikan

merupakan kontribusi yang sangat berharga yang perlu mendapat perhatian dan

apresiasi. Berbagai bentuk kearifan lokal yang merupakan daya dukung bagi

penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan dalam masyarakat antara lain

sebagai berikut.

1. Kearifan lokal masyarakat dalam bentuk peraturan tertulis,

2. Kearifan lokal dalam menjaga keharmonisan hubungan antar sesama manusia,

3. Kearifan lokal yang berkaitan dengan seni.

Page 68: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

51

4. Kearifan lokal dalam sistem anjuran (tidak tertulis), tetapi disepakati dalam

rapat yang dihadiri unsur-unsur masyarakat untuk mewujudkan kecerdasan

warga.

2.4.3 Kearifan Lokal dalam Budaya Lampung

Setiap masyarakat pasti memiliki adat dan budaya. Kebudayaan diwariskan secara

turun-temurun dari generasi-kegenerasi. Kebudayaan wajib untuk dijaga dan

dilestrarikan.

a. Bahasa

Kastri (2016: 67) mengemukakan bahwa kata “Tabik Pun” sebagai salam

pembuka, secara harfiah, tabik pun artinya hormat saya, sedangkan pun artinya

orang-orang yang terhormat. Secara keseluruhan tabik pun berarti „hormat saya

kepada orang orang yang terhormat‟. Biasanya salam hormat ini dijawab oleh

hadirin dengan kata ya pun. Ya pun artinya „ya, hormat kami juga‟. Dalam rangka

pelestarian kearifan lokal Lampung, pemerintah Provinsi Lampung berperan serta

menuangkan hal ini ke dalam peraturan daerah. Masyarakat Lampung pun patut

merasa bangga pada Peraturan Pemerintah Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang

Pemeliharaan Kebudayaan Lampung dan sejak dikeluarkannya Pergub No. 39

Tahun 2014 pada Bab 1 Pasal 1 No. 8 yang menegaskan Muatan Lokal Wajib

adalah kompetensi wajib yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,

termasuk keunggulan daerah.

b. Piil Pesenggiri

Kastri (2016: 44) memaparkan Piil Pesenggiri sebagai Falsafah Hidup Lampung.

Bentuk kearifan lokal Lampung yang khas mengandung nilai budaya luhur adalah

Page 69: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

52

piil pesenggiri. Piil pesenggiri ini mengandung pandangan hidup masyarakat yang

diletakkan sebagai pedoman dalam tata pergaulan untuk memelihara kerukunan,

kesejahteraan, dan keadilan. Piil pesenggiri merupakan harga diri yang berkaitan

dengan perasaan kompetensi dan nilai pribadi atau merupakan perpaduan antara

kepercayaan dan penghormatan diri. Seseorang yang memiliki piil pesenggiri

yang kuat berarti mempunyai perasaan penuh keyakinan, penuh tanggung jawab,

berkompeten, dan sanggup mengatasi masalah-masalah kehidupan. Relevan

dengan pendapat Kastri, Umar Rusdi (dalam Siska, 2017: 28) menjelaskan

terdapat kutipan yang menandakan kekhasan orang Lampung. Kutipan tersebut

berbunyi seperti di bawah ini.

“ tandonou ulun Lappung, wat Piil Pesenggiri, you balak piil ngemik malou

ngigau diri. Ulah nou bejuluk you beadek, iling mewari ngejuk ngakuk nemui

nyimah. Ulah nou pandai you nengah you nyappur, nyubali jejamou begawiy

balak, sakai sambayan” ( Umar Rusdi, dkk. dalam Siska, 2017: 28)

Terjemahannya :

Tandanya orang Lampung, ada Piil Pesenggiri, ia berjiwa besar, mempunyai

malu, menghargai diri-karena lebih, bernama besar dan bergelar. Suka bersaudara,

beri memberi terbuka tangan. Karena pandai, ia ramah suka bergaul. Mengolah

bersama pekerjaan besar, tolong menolong. ( Umar Rusdi, dkk. dalam Siska,

2017: 28)

Rusdi (dalam Siska, 2017: 28) ada lima unsur Piil Pesenggiri antara lain sebagai

berikut.

1. Piil Pesenggiri, keharusan hidup bermoral tinggi, berjiwa besar, tahu diri dan

kewajiban.

2. Sakai-sambaian, keharusan hidup berjiwa sosial, tolong-menolong tanpa

pamrih dan gotong royong.

Page 70: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

53

3. Nemui-nyimah, keharusan berlaku sopan santun terhadap sesama anggota

masyarakat, terbuka tangan baik moril maupun materil kepada siapa saja.

4. Nengah-nyappur, keharusan ikut bergaul dalam masyarakat ikut memberikan

sumbangan pikiran, pendapat dan inisiatif bagi kebaikan hidup bersama.

5. Bejuluk-beadek, keharusan berjuang meningkatkan derajat kehidupan, bertata

tertib dan bertata krama.

Bagan 2.2 Piil Pesinggiri

Sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Rusdi, Kastri (2016: 44) dalam

Peraturan Gubernur Lampung No. 31 tahun 2009 pasal 4 d dikatakan bahwa piil

pesenggiri pada hakikatnya merupakan nilai dasar yang melekat pada setiap

anggota masyarakat Lampung yang intinya terletak pada keharusan untuk

mempunyai/memiliki hati nurani yang positif (bermoral tinggi atau berjiwa besar)

sehingga senantiasa dapat hidup secara logis, etis, dan estetis.

c. Sistem Penyembangan

Secara terminologi menurut Maria (dalam Kalik, 2003: 16) penyembangan yakni

orang yang mewarisi jabatan kepemimpinan dalam ruang lingkup tertentu.

Penyembangan memiliki tingkatan-tingkatan tertentu, antara lain sebagai berikut.

a) Penyembang Marga, yakni seorang pimpinan yang memiliki ruang lingkup

tingkat marga dan tiap marga itu terdiri dari beberapa kampung/ desa.

Piil Pesinggiri

Sakai

Sambayan

Nemui-

Nyimah

Nengah-

Nyappur

Bejuluk

Beadek

Page 71: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

54

b) Penyembang Tiyuh, yaitu pimpinan adat tingkat kampung berada pada posisi

satu tingkat dibawah penyembang Marga dan hanya terdiri dari beberapa klik/

suku/ kebudayan/ jurai (keturunan).

c) Penyembang Suku/ Kebudayan, pemimpin adat dari satu keturunan sebagai

elemen dari satu masyarakat kampung.

d. Berbagai Nama Acara Makan

Junayah (dalam Kastri, 2016: 51) menjelaskan adanya berbagai nama acara makan

di Provinsi Lampung, antara lain sebagai berikut.

1. Nyuak Mengan „mengundang makan‟. Kata kerja cuak berarti undang; nyuak

berarti „mengundang makan‟.

2. Tandang Mengan „bertandang makan‟ atau „berwisata makan‟. Acara ini

dilakukan bersama-sama pergi ke suatu tempat dilakukan di sekitar desa,

seperti di tepi sungai, di pinggir sawah atau ladang, atau di tengah kebun.

3. Mengan Balak „makan besar‟ ialah makan dengan beragam menu (biasanya

menu yang disukai bersama). Mengan balak „makan besar‟ hampir sama

dengan tandang mengan „bertandang makan‟.

4. Mengan-mengan „makan-makan‟ bertujuan untuk menjalin keakraban atau

sekadar mencari kesenangan‟. Agar acara mengan-mengan „makan-makan‟ itu

berlangsung menyenangkan, biasanya lauk makan diberitahukan sebelumnya

atau disepakati lebih dahulu oleh orang-orang yang ikut serta.

5. Pangan „makan bersama‟. Pangan berarti „makan bersama besan, sanak

saudara pengantin perempuan, dan para tamu undangan‟. Pangan „makan

bersama‟ itu hanya dilakukan dalam gawei „upacara adat pernikahan‟ yang

dilangsungkan di tempat pengantin laki-laki.

Page 72: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

55

6. Ngundah (ken) Mengan „menyajikan makan‟ untuk orang yang berkunjung

(dilakukan ketika ada orang yang dihormati atau tamu dekat). Acara itu

diadakan sebagai penghargaan, persahabatan, persaudaraan, atau keakraban di

antara yang menyajikan makan dan yang disajikan makanan.

e. Kesenian

a. Sastra Lisan Lampung

Sujadi (2013: 111) menjelaskan sastra lisan Lampung biasanya menjadi bagian

yang penting dari khazanah budaya etnis Lampung. Beberapa sastra lisan

Lampung adalah sebagai berikut.

1. Sesikun adalah peribahasa dalam bahasa Lampung yang memiliki arti kiasan.

Fungsinya sebagai alat pemberi nasihat, motivasi, sindiran, celaan, sanjungan,

dan perbandingan.

2. Seganing adalah ungkapan yang dikemukakan secara samar-samar untuk

mengasah pikiran, biasanya digunakan dalam permainan.

3. Memang adalah perkataan atau ucapan yang dapat mendatangkan daya gaib

yang dipercaya dapat menyembuhkan, dapat mendatangkan musibah, dan

sebagainya.

4. Warahan adalah suatu cerita yang pada dasarnya disampaikan secara lisan; bisa

berbentuk epos, sage, fabel, legenda, dan mitos.

b. Lagu-lagu Rakyat

Sujadi (2013: 54) mengemukakan bahwa lagu rakyat Lampung di antaranya;

Lipang Lipang Dang, Sang Bumi Ruwa Jurai, Tepui-tepui, Angon Lesoh,

Ngegham, Sughat Lappung, Pung Kelapo Kupung, Bumi Lampung, Puncak Sai

Page 73: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

56

Indah, Cangget Agung, Tigham Pupaghda, Menganai Toho, Tanoh Lada, dan

Penyandangan.

a) Cerita Rakyat

Provinsi Lampung memiliki banyak cerita rakyat, Sujadi (2013: 53)

mengemukakan budaya lisan merupakan pilar istimewa dari budaya Lampung.

Judul cerita rakyat Lampung misalnya, 1) Si Pahit Lidah dan Si Mata Empat, 2)

Ompung Silamponga, 3) Asal Usul Danau Ranau, 4) Sumur Bandung, dan 5)

Buaya Perompak.

2.4.4 Piil Pesinggiri dalam Konteks Teks

Mahsun (dalam Ariyani, 2017: 16) menyebutkan bahwa teks merupakan jalan

menuju pemahaman tentang bahasa. Itu sebabnya, teks menurutnya merupakan

bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu

dalam konteks situasi. Secara inti maksudnya adalah ungkapan pernyataan suatu

kegiatan sosial yang bersifat verbal.

Batasan tersebut mengandung pengertian bahwa setiap pemakaian bahasa selalu

memiliki tujuan. Tujuan yang dimaksudkan di sini tentu tujuan sosial, karena

bahasa tidak lain merupakan sarana untuk melaksanakan proses sosial. Bahasa

yang digunakan dengan tujuan sosial tertentu itulah yang melahirkan teks.

Mahsun (Ariyani, 2017: 16).

Piil pesinggiri dirumuskan oleh masyarakat adat Lampung dalam rangka

mencapai tujuan sosial tertentu. Dalam konteks ini, piil pesinggiri kita posisikan

sebagai teks. Setiap teks yang merupakan wujud dari proses sosial yang

Page 74: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

57

berlangsung dalam konteks situasi tertentu memiliki muatan nilai-nilai atau

norma-norma kultural. Sejalan dengan pandangan ini, Parsons (dalam Mahsun,

2014: 4) menyatakan bahwa sistem budaya (nilai atau norma) akan mengontrol

sistem tingkah laku manusia melalui sistem sosial dan sistem kepribadian, yang

secara skematis diperlihatkan sebagai berikut.

Bagan 2.3 Bagan Sistem Budaya

(Sumber: Mahsun (dalam Ariyani, 2017: 17)

Sistem tingkah laku inilah yang konkret dan teramati. Bahasa sebagai sistem

tingkah laku, dalam hal ini tingkah laku verbal, memiliki energi untuk

melaksanakan apa yang diperintahkan sistem di atasnya karena bahasa tidak

hanya menjadi salah satu unsur kebudayaan manusia tetapi juga merupakan

wadah kebudayaan itu sendiri apa yang tergambar baik pada sistem kepribadian,

sistem sosial, maupun sistem budaya. Bagaimana wujud sistem kepribadian, yang

menjadi refleksi sosial dan sistem budaya sebagai sistem diatasnya, bahasa tidak

hanya dapat merefleksikannya tetapi juga perekam tentang informasi yang

terdapat pada sistem-sistem diatas tersebut. (Ariyani, 2017: 17).

Sistem Budaya

Sistem Sosial

Sistem Kepribadian

Sistem Tingkah Laku

Page 75: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

58

Budaya piil pesinggiri, bisa dimaknai sebagai sistem nilai, atau pandangan hidup

bagi orang Lampung. Menurut Koentaraningrat (dalam Ariyani, 2017: 18), sistem

nilai budaya merupakan tingkat paling tinggi dan paling abstrak dari adat istiadat.

Hak itu disebabkan karena nilai budaya merupakan konsep-konsep mengenai

sesuatu yang ada dalam alam pikiran sebagian besar masyarakat Lampung yang

mereka anggap bernilai, berharga, dan penting dalam hidup sehingga dapat

berfungsi sebagai suatu pedoman yang memberi arah dan orientasi pada

kehidupan para warga masyarakat Lampung.

Pelestarian budaya Piil Pesinggiri merupakan sebentuk upaya kesadaran

masyarakat dalam menyikapi segala kemungkinan, tantangan terhadap gempuran

budaya, baik dari dalam kondisi (multikultural) maupun dalam konteks budaya

globalisasi. Ariyani (2017: 18).

2.4.4 Kebudayaan Lampung dalam Pembelajaran

Berdasarkan prinsip pengembangan kurikulum nilai-nilai kearifan lokal dapat

dimasukkan dalam pembelajaran. Salah satunya adalah pembelajaran Bahasa

Indonesia untuk materi menulis cerpen. Pemillihan tema kebudayaan Lampung

sebagai bagian dari kekayaan budaya nasional dapat menjadi daya tarik sekaligus

penyampaian nilai moral atau kebanggaan terhadap budaya khususnya Lampung

dengan mengadaptasi nilai-nilai luhur dalam kehidupan modern. Dengan

demikian, pengenalan budaya dan karakteristik kearifan lokal dapat disampaikan

melalui cerpen untuk memberikan makna kearifan lokal dan menambahkan

wawasan cinta kebangsaan, diantaranya terkait dengan tema pariwisata, kuliner,

adat budaya dan lainnya.

Page 76: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

59

Menurut Manurung (2013: 113), dalam era modern, pembelajaran bahasa yang

berperspektif kearifan lokal disekolah-sekolah dapat

1. Mengembangkan dan menumbuhkan nilai-nilai positif manusia, seperti

suka menolong, berbuat baik, beriman, dan bertakwa;

2. Mengajarkan pesan moral kepada manusia,terutama pemimpin, agar

berbuat yang sesuai dengan harapan masyarakat, mencintai keadilan,

kebenaran, dan kejujuran;

3. Mendorong orang untuk bekerja keras demi kepentingan dirinya dan

kepentingan bersama;

4. Memperkukuh dan menumbuh kembangkan karakter pribadi, identitas dan

ketahanan bangsa yang positif, tangguh, dan kuat, demi mencapai cita-cita

bangsa dan negara.

Pengembangan pendidikan bertema nilai-nilai budaya lokal yang bertujuan untuk

meningkatkan wawasan siswa dengan mempertahankan nilai luhur budaya

kedaerahan dapat diterapkan. Pada pembelajaran menyusun teks cerpen,

kehadiran permasalah kontekstual tentang nilai-nilai kearifan lokal, khususnya

kebudayaan Lampung yang dialami dan berada disekitar siswa, seharusnya dapat

membantu mengarahkan siswa untuk mengembangkan ide mengikuti tahapan

menyusun cerpen berdasarkan tujuan penyampaian cerpennya. Nilai-nilai kearifan

lokal Lampung yang disisipkan dalam menyusun naskah teks cerpen akan

memberi makna pada pelestarian kebudayaan daerah dan menambahkan wawasan

cinta kebangsaan. Pengayaan materi menyajikan nilai-nilai kearifan lokal

Lampung dapat meliputi kekayaan pariwisata, kuliner, norma adat, serta

kebudayaan daerah.

Page 77: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

60

Pemilihan tema mengenai keterkaitan budaya sebagai daya tarik dalam dunia

pariwisata yang dikemas dengan apik dalam suatu kegiatan terjadwal juga

merupakan bagian dari mengenalkan kearifan lokal Lampung. Hal ini sebagai

objek wisata budaya seperti peninggalan sejarah dan purbakala berupa candi,

patung, prasasti dan situs purbakala ataupun berupa peninggalan-peninggalan

budaya yang terdapat dalam museum serta karya-karya kesenian yang dikemas

dalam acara-acara pariwisata. Di Lampung, selain Festival Krakatau yang

menampilkan keragaman seni budaya daerah, beberapa acara-acara pariwisata

serupa yang bertajuk festival juga dilakukan oleh setiap kota atau kabupaten di

Provinsi Lampung. Sebagai contoh lain, Festival Teluk Semaka (Tanggamus),

Festival Stabas (Lambar), Festival Kotabumi Bettah (Lampura), Festival Way

Kambas (Lamtim), dan sebagainya.

Tabel 2.2 Peta Konsep Pengembangan LKPD Menulis Cerpen Berbasis

Kearifan Lokal Lampung untuk Siswa Kelas XI SMA

Kompetesi Inti 3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah

konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,

memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar,

dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori.

Kompetensi Dasar

3.9 Menganalisis unsur-unsur pembangun cerita

pendek dalam buku kumpulan cerita pendek,

4.9 Mengkonstruksi sebuah cerita dengan

memperhatikan unsur-unsur pembangun cerpen.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut

diperlukan kesiapan yang baik dan juga

maksimal dari guru untuk membelajarkan teks

cerita pendek di kelas.

Page 78: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

61

Indikator Bahan Ajar 1. Analisis kebutuhan bahan ajar (analisis SK-KD-

Indikator).

2. Analisis sumber belajar.

3. Pemilihan dan penentuan bahan ajar.

Indikator Teks

Cerpen

1. Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman

penulis.

2. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa

peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa

semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.

3. Berdasarkan konflik karena tanpa konflik

biasanya cerita tidak menarik.

4. Memiliki nilai estetika.

Indikator Kearifan

Lokal

1. Norma-norma lokal yang dikembangkan, seperti,

pantangan dan kewajiban.

2. Ritual dan tradisi masyarakat serta makna

dibaliknya.

3. Lagu-lagu rakyat, legenda, mitos, dan cerita

rakyat yang biasanya mengandung pelajaran atau

pesan-pesan tertentu yang hanya dikenali oleh

komunitas lokal.

4. Informasi data dan pengetahuan yang terhimpun

pada diri sesepuh masyarakat, tetua adat,

pemimpin spiritual.

5. Manuskrip atau kitab-kitab suci yang diyakini

kebenarannya oleh masyarakat.

6. Cara-cara komunitas lokal dalam memenuhi

kehidupannya sehari-hari.

7. Alat-bahan yang dipergunakan untuk kebutuhan

tertentu, dan.

8. Kondisi sumber daya alam/ lingkungan yang

biasa dimanfaatkan dalam kehidupan masyarakat

sehari-hari.

Indikator LKPD 1. Melakukan analisis kurikulum; KI, KD, indikator

dan materi pembelajaran.

2. Menyusun peta kebutuhan bahan ajar.

3. Menentukan judul bahan ajar.

4. Menulis bahan ajar.

5. Menentukan alat penilaian.

Page 79: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

62

BAB III

METODE PENGEMBANGAN

3.1 Model Pengembangan

Penelitian ini adalah pengembangan LKPD menulis cerpen berbasis kearifan

lokaluntuk siswa SMA kelas XI. Bahan ajar yang berupa Lembar Kerja Peserta

Didik (LKPD) tersebut diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan hasil

belajar siswa mengenai materi menulis cerpen. Pengembangan bahan ajar ini

didasarkan pada penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya

Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan ini

merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu melalui

analisis kebutuhan serta menguji keefektifan produk tersebut.

Hasil dari penelitian pengembangan tidak hanya pengembangan sebuah produk

melainkan juga untuk menemukan pengetahuan baru atau jawaban atas

permasalahan praktis. Metode penelitian dan pengembangan juga didefinisikan

sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011: 297).

Selanjutnya, penelitian pengembangan atau research and development (R&D)

adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk

memperbaiki praktik (Sukmadinata, 2009). Penelitian pengembangan juga

diartikan sebagai suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu

produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat

Page 80: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

63

dipertanggung jawabkan (Sujadi, 2003: 164).

Sejalan dengan hal tersebut, menurut Richey and Klein (2007: 1), pengembangan

adalah proses penerjemahan spesifikasi desain kedalam bentuk fisik yang

berkaitan dengan desain belajar sistematik, pengembangan dan evaluasi

memproses dengan maksud menetapkan dasar empiris untuk mengkreasikan

produk pembelajaran dan non-pembelajaran yang baru atau model peningkatan

pengembangan yang sudah ada. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu

digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji

keefektifan produk tersebut agar dapat berfungsi di masyarakat luas maka

diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan prosuk tersebut.

Dari beberapa pendapat pakar di atas, penulis menentukan model pengembangan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development (R&D)

Borg and Gall yang selanjutnya lebih dikenal dengan research and development

(R&D) dengan langkah-langkah diadaptasi oleh peneliti. Dalam model RDR

dikelompokkan menjadi tiga kegiatan, yakni penelitian pendahuluan, penelitian

pengembangan, dan penelitian uji efektivitas. Namun, dalam penelitian ini peneliti

hanya mengembangkan dua kegiatan yakni penelitian pendahuluan dengan

menerapkan pendekatan deskriptif kualitatif dan penelitian pengembangan

produk. Pada tahap penelitian pengembangan, peneliti mendesain model yang

berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) untuk pembelajaran menulis cerpen

berbasis kearifan lokal. Penggunaan penelitian Research and Development (R&D)

sesuai dengan tujuan penelitian ini, yakni mengembangkan bahan ajar LKPD.

Page 81: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

64

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur dalam penelitian ini adalah mengikuti prosedur penelitian dan

pengembangan menurut Borg & Gall yang terdiri atas sepuluh langkah (tahap).

Sepuluh tahap tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Bagan 3.1 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and

Development(R&D) menurut Borg dan Gall

Prosedur dalam penelitian ini adalah mengikuti penelitian pengembangan menurut

Borg dan Gall yang terdiri atas sepuluh tahapan, Tahap (1) pengumpulan

informasi dan kajian literer; (2) penyusunan desain dan model pengembangan; (3)

pengumpulan data lapangan; (4) analisis data awal; (5) penyusunan model

pengembangan; (6) uji coba lapangan; (7) workshop penyusunan model; (8)

review pakar; (9) penyempurnaan model; (10) penyusunan model. Namun, jika

penelitian mengikuti kesepuluh tahapan tersebut tentu menyulitkan bagi peneliti

dari segi waktu dan pembiayaan. Mengutip pendapat Borg and Gall “Yang terbaik

Research

and

Information

Collecting

Planning Develop

Preliminary

Form of

Product

b

Prelimi-

nary Field

Resting

Main

Product

Revision

Main Field

Testing

Operational

product

revision

Operational

field testing

Final

product

revision

Final

product

revision

Page 82: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

65

adalah melakukan proyek dengan skala kecil yang hanya melibatkan sedikit

rancangan pembelajaran yang asli, Anda perlu menghidari penggunaan media

pembelajaran yang mahal seperti film. Cara lain untuk memperkecil proyek

adalah membatasi pengembangan hanya beberapa langkah dari tahapan

penelitian dan pengembangan” (Borg and Gall, 1989: 798).Atas dasar ini, peneliti

memodifikasi kesepuluh tahapan pengembangan tersebut di atas menjadi 7

tahap. Hal ini dilakukan dengan alasan dari segi kemampuan, biaya dan waktu

peneliti serta disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Langkah-langkah hasil

modifikasi tersebut dibagi menjadi 3 tahapan utama, yaitu:

1) penelitian pendahuluan,

2) pengembangan bahan ajar, dan

3) pengembangan produk bahan ajar.

Tiga tahapan tersebut di dalamnya terdapat tahapan-tahapan, yaitu (1) studi

pendahuluan; (2) membuat rancangan desain produk; (3) mengembangkan bentuk

produk awal; (4) melalukan uji awal (penilaian praktisi);(5) melakukan revisi

awal; (6) melakukan uji pakar atau ahli; (7) melakukan revisi kedua; (8)

melakukan uji coba kelompok kecil; (9) Revisi ketiga; (10) uji coba kelas besar

dan, (11) tahap pengembangan produk.

Page 83: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

66

Bagan 3.2 Tahapan-tahapan R & D Adaptasi dari Borg and Gall

3.2.1 Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh informasi awal tentang

kebutuhan, kondisi, dan kelayakan guna untuk pengembangan bahan ajar menulis

tekscerpen. Hasil studi diperlukan untuk mendesain dan mengembangkan produk

yang akan dilaksanakan. Studi pendahuluan dilaksanakan di SMAAl-Huda Jati

Agung Lampung Selatan, SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan, dan SMA

Negeri 1 Abung Barat Lampung Utara. Studi pendahuluan dilakukan dengan

teknik sebagai berikut.

1. Dokumentasi

Studi ini dilakukan dengan menelaah dokumentasi-dokumentasi yang berkaitan

dengan bahan ajar yang LKPD dalam pembelajaran menulis tekscerpen.

Membuat

Prototipe

bahan ajar

Penilaian

teman

sejawat

Uji pakar

atau ahli

Revisi

2

Uji coba

kelas

terbatas Revisi 3 Uji Coba

kelas besar Revisi 4

Proses

pengembangan

produk

Produk bahan

ajar

Produk

akhir

Revisi

1

Kajian

konseptual Studi

lapangan

Analisis

kebutuhan

Tahap I

Penelitian

pendahuluan

Page 84: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

67

Dokumentasi dilakukan pada perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP,

buku paket siswa, media, kondisi guru, siswa, dan perpustakaan sekolah.

2. Observasi

Teknik observasi lapangan dilakukan dengan mengamati langsung proses

pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh deskripsi kegiatan

guru dalam metode atau teknik pembelajaran, menggunakan memanfaatkan

bahan ajar, menggunakan media, mengevaluasi pembelajaran, dan sikap siswa

dalam kegiatan pembelajaran.

3. Angket

Pemberian angket ditujukan kepada guru dan siswa. Tujuan penyebaran angket

untuk mendapatkan deskripsi tentang kondisi pembelajaran dan bahan ajar.

4. Wawancara

Wawancara dan diskusi dilakukan dengan guru, siswa, dan kepala sekolah

untuk mengetahui secara langsung kondisi pembelajaran yang dilakukan

berkaitan dengan pendekatan yang digunakan dan motivasi siswa dalam

mengikuti pembelajaran.

Fokus utama dalam studi pendahuluan adalah mendapatkan deskripsi kebutuhan

bahan ajar menulis tekscerpen. Dasar yang digunakan adalah penyebaran angket

tentang perlunya bahan ajar menulis tekscerpen. Hasil observasi, wawancara, dan

angket tersebut dianalisis dengan teknik triangulasi untuk mendapatkan deskripsi

yang tepat tentang kondisi pembelajaran dan bahan ajar. Hasil analisis kebutuhan

berupa deskripsi bahan ajar yang diperlukan, yaitu bahan ajar LKPD berbasis

kearifan lokal yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa SMA. Hasil studi

Page 85: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

68

pendahuluan dijadikan landasan untuk menetapkan desain produk bahan ajar

LKPD berbasis kearifan lokal.

3.2.2 Proses Pengembangan Produk

Setelah desain produk bahan ajar LKPD berbasis kearifan lokal, selanjutnya

adalah proses pembuatan produk awal. Pembuatan produk awal ini didasari oleh

desain struktur yang dihasilkan pada tahap studi pendahuluan, setelah dibuat

produk awal bahan ajar LKPD berbasis kearifan lokal, langkah selanjutnya adalah

melakukan pengujian serangkaian proses pengembangan produk. Proses

pengembangan melalui beberapa tahapan, yaitu uji praktisi atau teman sejawat, uji

ahli atau pakar yang relevan dengan bidang kajian, uji lapangan skala kelompok

kecil dan skala luas atau kelas besar.

3.2.2.1 Uji Praktisi atau Teman Sejawat

Uji teman sejawat dilakukan untuk memperoleh masukan sebanyak mungkin dari

praktisi atau teman sejawat, yaitu guru Bahasa Indonesia. Praktisi adalah orang

yang sering diajak diskusi untuk memberi penilaian, kritik, saran, dan masukan-

masukan yang berguna untuk perbaikan (revisi) bahan ajar yang dikembangkan

sampai siap diujikan pada tahap selanjutnya. Adapun penilaiannya meliputi

bahasa, kesesuaian isi, kemenarikan penyajian dan kegrafikan diukur

menggunakan angket yang diisi oleh guru. Hasil observasi selanjutnya dianalisis

secara deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif.

3.2.2.2 Uji Ahli atau Pakar

Pelaksanaan uji ahli atau pakar dimaksudkan untuk memperoleh masukan dari

ahli atau pakar yang memiliki kompetensi pada bidang yang relevan. Dalam hal

Page 86: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

69

ini adalah ahli di bidang materi Bahasa dan Sastra Indonesiadan ahli teknologi

pendidikan. Hasil uji ahli atau pakar berupa komentar, kritik, saran, dan koreksi

terhadap penilaian produk pengembangan. Uji ahli dilakukan dengan diskusi,

wawancara, dan angket. Penilaian ahli atau pakar untuk merevisi desain produk

sampai produk layak digunakan.

3.2.2.3 Uji Coba Lapangan dalam Kelompok Kecil

Uji lapangan dalam kelompok kecil melibatkan 10 siswa kelas XI yang diambil

secara acak. Uji lapangan dalam kelompok kecil dan revisi dilakukan kolaborasi

antara peneliti dan guru berbekal saran dan komentar dari siswa sebagai pengguna

bahan ajar. Uji coba lapangan dalam kelompok kecil dilakukan untuk mengetahui

respon siswa mengenai kelayakan penggunaan LKPD melalui angket uji

kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan LKPD. Hasil uji lapangan kelompok

kecil akan dimanfaatkan untuk merevisi rancangan produk LKPD sebelum

diujikan dalam kelompok besar.

3.2.2.4 Uji Coba Lapangan dalam Kelompok Besar

Uji coba ini dilakukan di tiga sekolah berbeda yaitu SMA Al-Huda Jati Agung

Lampung Selatan, SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan, dan SMA Negeri 1

Abung Barat. Uji coba kelompok besar juga dilakukan pada guru dan berupa

angket. Hasil uji coba dan revisi produk dilakukan bersama antara peneliti dan

kolaborasi dengan teman sejawat. Uji coba pada kelas besar untuk mengetahui

kelayakan produk bahan ajar.

Page 87: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

70

3.3 Data, Instrumen, dan Subjek Penelitian

Data penelitian ini yakni pertama, data kualitatif. Data kualitatif yang berupa data

deskriptif yakni berisi komentar, kritik, saran, koreksi, dan penilaian yang

diberikan oleh praktisi dan pakar terhadap produk. Data deskriptif juga berupa

ujaran (lisan dan tulis) dari guru, siswa, perilaku guru dan siswa, dan sikap guru

dan siswa dalam proses pembelajaran. Data reflektif berupa komentar dan

interpretasi atau tafsiran atas data deskriptif tersebut oleh peneliti.

3.3.1 Sumber Data

Dalam penelitian ini terdapat dua kategori sumber data penelitian. Pertama,

sumber data kebutuhan produk bahan ajar LKPD berbasis kearifan lokal, terdiri

atas siswa kelas XISMA Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan, siswa kelas XI

SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan, siswa kelas XI SMA Negeri 1 Abung

Barat Lampung Utara, dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang mengampu

pada kelas XI sebanyak 3 orang guru tempat dilaksanakan uji bahan ajar. Kedua,

sumber data validasi produk yang akan menilai produk bahan ajar dari praktisi

dan pakar ahli/pakar dari Universitas Lampung.

3.3.2 Instrumen

Instrumen penelitian digunakan untuk menilai kelayakan LKPD menulis teks

cerpen berbasis kearifan lokal. Instrumen yang digunakan berbentuk kuesioner

atau angket. Penelitian ini menggunakan lembar angket tentang kelayakan LKPD

pembelajaran menulis teks cerpen berbasis kearifan lokal yang telah disusun.

Page 88: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

71

Penelitian ini menggunakan angket berbentuk Skala Likert untuk mengetahui

penilaian ahli materi, ahli media, ahli praktisi, guru, dan siswa terhadap kelayakan

LKPD menulis cerpen. Angket berbentuk Skala Likert menggunakan 5 dan 4

kategori penilaian. Skala Likert untuk penilaian untuk ahli, guru dan siswa

menggunakan 5 kategori. Lembar angket yang diberikan kepada ahli, guru dan

siswa berbeda. Perbedaan terletak pad abutir penilaiannya saja. Penilaian

dilakukan terhadap 4 aspek kriteria, yaitu aspek kelayakan isi, kebahasaan, sajian,

dan kegrafisan. Aspek kriteria kelayakan bahan ajar pembelajaran menulis teks

cerpen berbasis kearifan lokal ini menggunakan penilaian kelayakan materi ajar

yang dikembangkan berdasarkan panduan pengembangan bahan ajar Departemen

Pendidikan Nasional tahun 2008 (Depdiknas, 2008: 29).

Instrumen penelitian yang menggunakan skala likert dapat dibuat dalam bentuk

ceklis ataupun pilihan ganda (Sugiyono, 2015: 135), penelitian ini menggunakan

bentuk ceklis (√) pada kolom yang tersedia. Berikut ini koesioner yang digunakan

untuk ahli, guru, dan siswa.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Angket Wawancara Guru terhadap Kebutuhan LKPD

No INDIKATOR Jumlah

Soal

No

Soal

A Ketersediaan Bahan Ajar

Apakah Bapak/Ibu menggunakan bahan ajar sebagai

panduan siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis

cerpen?

1 1

Jika ada, apakah bahan ajar tersebut buatan sendiri?

1 2

Jika tidak ada, apa panduan pembelajaran menulis cerpen

yang biasa digunakan?

1 3

B Kesesuaian dengan Standar Kompetensi Pembelajaran

Apakah panduan kegiatan belajar siswa yang digunakan

sudah sesuai dengan KI dan KD pembelajaran menulis

cerpen?

1

4

Page 89: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

72

Jika tidak sesuai, apa kekurangan panduan kegiatan tersebut

yang masih harus diperbaiki atau dilengkapi?

1 5

Bahan ajar tidak hanya memuat teori saja, tetapi bisa

diaplikasikan dalam praktek?

1 6

C Penyajian

Apakah bahan ajar yang digunakan memudahkan

Bapak/Ibu dalam mencapai tujuan belajar siswa yaitu

mampu mengidentifikasikan struktur dan ciri kebahasaan

pada teks cerpen?

1 7

Apakah bahan ajar yang digunakan memberikan panduan

langkah-langkah belajar menulis cerpen secara kontekstual?

1

8

Adakah Bapak/Ibu mengalami kendala menggunakan

panduan yang ada?

1 9

Jika ada, kendala apa yang mendasari kesulitan

mengajarkan menulis cerpen kepada siswa?

1 10

C Pengayaan Materi

Apakah panduan kegiatan belajar siswa yang digunakan

memberikan pengayaan materi?

1 11

Jika ada, pengayaan seperti apa yang disajikan dalam materi

menulis cerpen ini?

1 12

Jika tidak ada, pengayaan seperti apa yang diinginkan

dalam pembelajaran menulis cerpen?

1 13

Apakah Bapak/Ibu membutuhkan panduan kegiatan dalam

bentuk LKPD untuk membantu membelajarkan materi

menulis cerpen pada siswa?

1 14

D Penambahan Kearifan Lokal

Apakah Bapak/Ibu setuju jika ada pembelajaran LKPD

yang dilengkapi dengan kearifan lokal khususnya pada

materi menulis cerpen?

1 15

Selain pada guru, wawancara juga dilakukan pada siswa untuk mengetahui

kebutuhan LKPD sebagai panduan pembelajaran menulis cerpen.

Page 90: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

73

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Wawancara Siswa terhadap Kebutuhan LKPD

No INDIKATOR Jumlah

Soal

No

Soal

A Ketersediaan LKPD

Apakah Anda menggunakan bahan ajar sebagai panduan

dalam kegiatan pembelajaran menulis cerpen?

1 1

Jika tidak ada, apa panduan pembelajaran menulis cerpen

yang biasa digunakan?

1 2

B Kesesuaian dengan Standar Kompetensi Pembelajaran

Apakah panduan kegiatan belajar sesuai dengan tujuan

pembelajaran menulis cerpen?

1

3

Jika tidak sesuai, apa kekurangan panduan kegiatan tersebut

yang masih harus diperbaiki atau dilengkapi?

1 4

C Penyajian

Apakah bahan ajar yang digunakan memudahkan siswa

dalam mencapai tujuan belajar siswa yaitu mampu

mengidentifikasikan struktur dan ciri kebahasaan pada teks

cerpen?

1 5

Apakah Anda mengalami kendala dalam

mengidentifikasikan struktur teks cerpen dengan

menggunakan panduan yang ada?

1

6

Jika ada, kendala apa yang mendasari kesulitan khususnya

dalam mengidentifikasikan struktur teks cerpen?

1 7

Apakah Anda membutuhkan panduan kegiatan dalam

bentuk LKPD khususnya pada materi menulis cerpen?

1 8

D Pengayaan Materi

Apakah panduan kegiatan belajar yang Anda gunakan

memberikan pengayaan materi?

1 9

Jika ada, pengayaan seperti apa yang disajikan dalam materi

menulis cerpen?

1 10

Jika tidak ada, pengayaan seperti apa yang diinginkan

dalam pembelajaran menulis cerpen?

1 11

Apakah Anda membutuhkan panduan kegiatan dalam

bentuk LKPD untuk membantu mempelajari materi menulis

cerpen?

1 12

Validasi pakar/ahli melalui angket uji pakar/ahli untuk menilai kelayakan LKPD

yang dihasilkan. Angket berupa lembar instrumen evaluasi formatif LKPD

menulis cerpenberbasis kearifan lokalmengacu pada panduan penyusunan bahan

ajar Depdiknas (2008:16).

Page 91: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

74

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Uji Ahli atau Pakar

No INDIKATOR Jumlah

Soal

No

Soal

A Kelayakan Isi

Kesesuaian LKPD dengan KI dan KD 1 1

Kesesuaian LKPD dengan indikator

1 2

Kesesuaian kegiatan pembelajaran dan manfaat untuk

penambahan wawasan pengetahuan

1 3

Kesesuaian dengan kebutuhan pembelajaran menulis cerpen

1 4

Kesesuaian LKPD dengan kebutuhan guru atau siswa 1 5

Kesesuaian kegiatan terkait sikap sosial, pengetahuan, dan

keterampilan

1

6

Kesesuaian bahan ajar menggunakan kalimat-kalimat yang

efektif

1 7

Kesesuian LKPD dengan penggunaan kalimat-kalimat

efektif dan paragraf-paragraf yang tidak terlalu panjang

1 8

Kesesuian LKPD yang tidak hanya memuat teori saja, tetapi

bisa diaplikasikan dalam praktik lembar kerja peserta didik

1 9

Langkah-langkah dalam LKPD sudah membimbing siswa

berlatih menulis cerpen berbasis kearifan lokal

1 10

B Kebahasaan

Keterbacaan tulisan 1 11

Kejelasan informasi pembelajaran 1 12

Kejelasan tujuan pembelajaran

1 13

Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia 1 14

Penggunaan bahasa yang tidak menimbulkan penafsiran

ganda

1 15

Kejelasan cara penggunaan LKPD 1 16

C Kemenarikan Penyajian

Kesesuaian isi materi secara menarik dan menyenangkan 1 17

Kombinasi antara gambar dan tulisan pada sampul (cover)

LKPD menarik

1 18

Kesesuaian materi yang disajikan secara runtut 1 19

LKPD disusun dengan memandu siswa bekerja sama

dengan temannya

1 20

Page 92: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

75

Materi disajikan dengan petunjuk kegiatan melakukan secara

jelas

1 21

Pertanyaan-pertanyaan dalam LKPD sudah menuntun siswa

untuk menemukan konsep

1 22

D Kegrafikan

Ketepatan tata letak, ilustrasi, gambar, tabel dan foto 1 23

Ketepatan memilih ukuran huruf, dan kesesuian desain

tampilan/karakter/ simbol/ logo, penggunaan warna

1 24

Penggunaan font (jenis dan ukuran) 1 25

Tabel 3.4 Instrumen Evaluasi Formatif LKPD Menulis Cerpen

No. INDIKATOR PENILAIAN

Jawaban Tanggapan/

Saran

Perbaikan

TS

(1)

KS

(2)

S

(3)

SS

(4)

A Kelayakan Isi

1 Kesesuaian LKPD dengan KI dan

KD

2 Kesesuaian LKPD dengan indikator

3 Kesesuaian kegiatan

pembelajaran dan manfaat untuk

penambahan wawasan

pengetahuan

4 Kesesuaian dengan kebutuhan

pembelajaran menulis cerpen

5 Kesesuaian LKPD dengan kebutuhan

guru dan siswa

6 Kesesuaian kegiatan terkait sikap

sosial, pengetahuan, dan

keterampilan

7 Kesesuaian bahan ajar menggunakan

kalimat-kalimat yang efektif

8 KesesuaianLKPD dengan

penggunaan kalimat-kalimat efektif

dan paragraf-paragraf yang tidak

terlalu panjang

9 Kesesuaian LKPD yang tidak hanya

memuat teori saja, tetapi bisa

diaplikasikan dalam parkatik lembar

kerja peserta didik

10 Langkah-langkah dalam LKPD

sudah membimbing siswa berlatih

menulis cerpen berbasis kearifan

lokal

B Kebahasaan

Page 93: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

76

11 Keterbacaan tulisan

12 Kejelasan informasi pembelajaran

13 Kejelasan tujuan pembelajaran

14 Kesesuaian dengan kaidah bahasa

Indonesia

15 Penggunaan bahasa yang tidak

menimbulkan penafsiran ganda

16 Kejelasan cara penggunaan LKPD

C Kemenarikan Penyajian

17 Kesesuaian isi materi secara menarik

dan menyenangkan

18 Kombinasi antara gambar dan tulisan

pada sampul (cover) LKPD menarik

19 Kesesuain materi yang disajikan secara

runtut

20 LKPD disusun dengan memandu siswa

bekerja sama dengan temannya

21 Materi disajikan dengan petunjuk

kegiatan melakukan secara jelas

22 Pertanyaan-pertanyaan dalam LKPD

sudah menuntun siswa untuk

menemukan konsep

D Kegrafikan

23 Ketepatan tata letak, ilustrasi,

gambar, tabel dan foto

24 Ketepatan memilih ukuran huruf, dan

kesesuaian

desaintampilan/karakter/simbol/logo,

penggunaan warna

25 Penggunaan font (jenis dan ukuran)

Sumber Instrumen Evaluasi Formatif LKPD (Depdiknas, 2008: 16)

Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang paling

sesuai berdasarkan kriteria 1 = tidak sesuai, 2 = kurang sesuai, 3 = sesuai, 4 =

sangat sesuai. Selain penilaian, validator ahli atau pakar juga memberikan saran

perbaikan LKPD sehingga layak digunakan.

1. Angket penilaian teman sejawat atau praktisi untuk menilai kelayakan

penggunaan LKPD dalam pembelajaran.

Page 94: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

77

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Teman Sejawat/ Praktisi Uji Coba LKPD

No INDIKATOR Jumlah

Soal

No

Soal

A Bahasa

LKPD menggunakan bahasa yang mudah dipahami 1 1

LKPD menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai

dengan EYD

1 2

LKPD menggunakan kalimat-kalimat yang efektif

1 3

LKPD menggunakan paragraf-paragraf yang tidak terlalu

panjang

1 4

B Isi Bahan Ajar

Materi yang disajikan sistematis 1

5

LKPD relevan dengan perkembangan zaman

1 6

Materi pembelajaran disajikan dengan memasukkan

kearifan lokal (pada kegiatan siswa menulis cerpen)

1 7

LKPD tidak hanya memuat teori saja tetapi bisa

diaplikasikan dalam praktik

1 8

Materi dalam LKPD disajikan secara kontekstual sesuai

dengan lingkungan belajar

1 9

LKPD memudahkan dalam memahami materi pelajaran 1

10

C Kemenarikan Penyajian

LKPD menyajikan materi secara menarik dan

menyenangkan

1 11

Contoh-contoh dalam LKPD sesuai dengan lingkungan

dan masalah anak didik

1 12

Materi disajikan secara runtut

1 13

Materi yang disajikan melibatkan siswa secara aktif

1 14

Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi dasar

yang ada dalam kurikulum

1 15

Bahan ajar memuat glosarium

1 16

Bahan ajar yang disusun sudah memandu siswa bekerja

sama dengan temannya

1 17

Materi disajikan dengan petunjuk cara melakukan secara

jelas

1 18

Page 95: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

78

Bahan ajar terdapat perintah menyelelesaikan tugas secara

kelompok

1 19

Bahan ajar mengajak siswa untuk melakukan kesimpulan

tentang materi yang dibahas

1 20

Bahan ajar mengajak siswa untuk merefleksi diri tentang

pemahaman yang didapat

1 21

D Kegrafikan

Bahan ajar memenuhi kelengkapan fisik anatomi buku,

sampul, perwajahan awal

1 22

Bahan ajar memuat daftar pustaka dan glosarium

1 23

Bahan ajar memiliki ilustrasi dan penggunaan warna yang

sesuai

1 24

Bahan ajar membangkitkan motivasi untuk belajar

1 25

Tabel 3.6 Instrumen Penilaian Teman Sejawat / Praktisi Uji Coba LKPD

Indikator Aspek Pilihan Jawaban

1 2 3 4

Bahasa LKPD menggunakan bahasa yang

mudah dipahami.

LKPD menggunakan bahasa

Indonesia yang sesuai dengan kaidah

EBI.

LKPD menggunakan kalimat-

kalimat yang efektif.

LKPD menggunakan paragraf-

paragraf yang tidak terlalu panjang.

Isi LKPD Materi yang disajikan sistematis.

Materi pembelajaran disajikan

dengan memanfaatkan

alamsekitar/pengalaman siswa (pada

kegiatan siswa menulis cerpen).

LKPD tidak hanya memuat teori

saja, tetapi bisa diaplikasikan dalam

praktik.

Materi dalam LKPD disajikan secara

kontekstual sesuai dengan

lingkungan belajar.

LKPD memudahkan dalam

Page 96: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

79

Indikator Aspek Pilihan Jawaban

1 2 3 4

memahami materi pelajaran.

Kemenarikan

Penyajian

Bahan ajar menyajikan materi secara

menarik dan menyenangkan.

Contoh-contoh dalam bahan ajar

sesuai dengan lingkungan dan

masalah anak didik.

Materi disajikan secara runtut.

Materi yang disajikan melibatkan

siswa secara aktif.

Materi yang disajikan sesuai dengan

kompetensi dasar yang ada dalam

kurikulum.

Bahan ajar memuat glosarium.

Bahan ajar menimbulkan motivasi

belajar bagi anak.

Bahan ajar disusun dengan memandu

siswa bekerja sama dengan

temannya.

Materi disajikan dengan petunjuk

cara melakukan secara jelas.

Bahan ajar terdapat perintah

menyelesaikan tugas secara

kelompok.

Bahan ajar mengajak siswa untuk

melakukan kesimpulan tentang

materi yang dibahas.

Bahan ajar mengajak siswa untuk

merefleksi diri tentang pemahaman

yang didapat.

Kegrafisan LKPD memenuhi kelengkapan fisik

anatomi buku, sampul, perwajahan

awal.

Memuat daftar pustaka dan

glosarium.

Bahan ajar memiliki ilustrasi dan

penggunaan warna yang sesuai.

LKPD membangkitkan motivasi

untuk belajar.

Penilaian oleh teman sejawat atau praktisi yaitu guru Bahasa Indonesia yang

dilakukan dengan memberi tanda centang (√) pada kolom yang paling sesuai

Page 97: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

80

berdasarkan kriteria 1 = tidak sesuai, 2 = kurang sesuai, 3 = sesuai, 4 = sangat

sesuai. Selain penilaian, guru sebagai pengguna LKPD juga memberikan saran

perbaikan sehingga LKPD yang dikembangkan layak untuk digunakan.

2. Angket uji coba produk LKPD sebagai bahan ajar dalam pembelajaran

menulis cerpenyang diberikan kepada siswa. Angket diberikan untuk

mengetahui tanggapan siswa terhadap LKPD yang telah dihasilkan melalui

dua tahap, yaitu uji kelas kecil dan uji kelas besar atau kelas pembelajaran

sebenarnya. Tanggapan siswa pada kelas kecil menjadi masukan perbaikan

sebelum diujicobakan pada kelas pembelajaran.

Penilaian angket dilakukan menggunakan skala likert dengan kriteria TM

(Tidak Menarik/Sesuai) = 1, KM (Kurang Menarik/Sesuai) = 2, M

(Menarik/Sesuai) = 3, SM (Sangat Menarik/Sesuai) = 4.

Tabel 3.7 Instrumen Uji Coba LKPD kepada Siswa sebagai Pengguna

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Keterangan TM

(1)

KM

(2)

M

(3)

SM

(4)

A. Kemenarikan LKPD

1.

Apakah variasi penggunaan huruf

(ukuran, bentuk, jenis dan warna)

membuat LKPD menarik dipelajari?

2. Apakah ilustrasi yang ada membuat

LKPD menarik dipelajari?

3. Apakah desain lay out membuat

LKPD menarik dipelajari?

4. Apakah penggunaan variasi warna

membuat LKPD menarik dipelajari?

5. Apakah dengan penggunaan

gambar-gambar membuat LKPD

Page 98: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

81

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Keterangan TM

(1)

KM

(2)

M

(3)

SM

(4)

menarik dipelajari?

6. Apakah kesesuaian permasalahan

membuat LKPD menarik dipelajari?

7. Apakah dengan adanya contoh

membuat LKPD menarik dipelajari?

8. Apakah kesesuaian gambar

membuat LKPD menarik dipelajari?

9.

Apakah soal-soal latihan dan tes

formatif dalam LKPD menarik

untuk dikerjakan?

10. Apakah format keseluruhan LKPD

membuat LKPD menarik dipelajari?

B. Kemudahan Penggunaan

11.

Apakah cakupan isi LKPD

mempermudah Anda menggunakan

bahan ajar?

12.

Apakah kejelasan isi LKPD

mempermudahAnda menggunakan

bahan ajar?

13.

Apakah alur penyajian LKPD

mempermudah Anda menggunakan

bahan ajar?

14.

Apakah bahasa yang digunakan

dalam LKPD dapat dipahami secara

jelas sehingga mempermudah Anda

menggunakan bahan ajar?

15.

Apakah kejelasan pemaparan materi

LKPD mempermudah Anda

menggunakan bahan ajar?

16.

Apakah petunjuk/perintah/panduan

dalam LKPD dapat dipahami

maksudnya secara jelas sehingga

mempermudah Anda menggunakan

bahan ajar?

17. Apakah pertanyaan-pertanyaan

Page 99: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

82

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Keterangan TM

(1)

KM

(2)

M

(3)

SM

(4)

dalam LKPD dapat Anda pahami

maksudnya secara jelas sehingga

mempermudah penggunaan bahan

ajar?

C. Kemanfaatan LKPD Pembelajaran

18.

Apakah LKPD membantu Anda

meningkatkan minat mempelajari

materi?

19.

Apakah LKPD membantu Anda

mempelajari materi secara lebih

mudah?

20.

Apakah evaluasi (soal latihan)yang

ada membantu Anda mengetahui

kemampuan konsep yang Anda

kuasai?

3.3.3 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan tiga tahap pokok

penelitian. Tiga tahap pokok tersebut, yaitu subjek penelitian pada tahap studi

pendahuluan, tahap pengembangan, dan tahap implementasi. Adapun dalam tahap

pendahuluan dilakukan di tiga sekolah, yaitu SMAAl-Huda Jati Agung Lampung

Selatan, SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan, dan SMA Negeri 1 Abung

Barat Lampung Utara guna memperoleh informasi awal tentang kebutuhan bahan

ajar, kondisi pembelajaran dan penggunaan bahan ajar, dan kelayakan

dilakukannya pengembangan bahan ajar. Setelah itu, uji kelompok kecil dilakukan

di SMA Negeri 1 Abung Barat. Adapun uji kelompok besar akan dilaksanakan di

SMA Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan, SMA Tri Sukses Natar Lampung

Selatan, dan SMA Negeri 1 Abung Barat.

Page 100: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

83

3.4 Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, tahap terakhir adalah analisis data yaitu dengan

menggunakan deskriptif kualitatif. Analisis data yang dilakukan adalah menelaah

RPP dan buku paket digunakan, lembar angket siswa dan guru, lembar validitas

untuk uji ahli.

a. Analisis Telaah Buku Paket yang Digunakan

Tahap ini untuk mengetahui materi teks cerpen yang seharusnya diajarkan

untuk siswa SMA kelas XI.

b. Analisis Lembar Angket Ahli Materi, Ahli Media, Reviewer (Guru Bahasa

Indonesia) diubah dari bentuk kualitatif menjadi kuantitatif dengan ketentuan

sebagai berikut. Aturan pemberian skor di bawah ini sesuai menurut

Sugiyono (2015: 135).

Tabel 3.8 Aturan Pemberian Skor untuk Ahli Materi, Ahli Media,

Ahli Praktisi dan Guru

Kategori Skor

TS (Tidak Sesuai) 1

KS (Kurang Sesuai) 2

S (Sesuai) 3

SS (Sangat Sesuai) 4

Tabel 3.9 Aturan Pemberian Skor untuk Penilaian Siswa

Kategori Skor

Tidak Menarik (TM) 1

Kurang Menarik (KM) 2

Menarik (M) 3

Sangat Menarik (SM) 4

Page 101: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

84

c. Setelah data terkumpul, kemudian dihitung skor rata-rata setiap aspek

kriteria yang dinilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudjana,

2010: 109).

Keterangan:

X = skor rata-rata

n = jumlah penilaian

d. Setelah menghitungskor rata-rata seluruh kriteria penilaian, kemudian

diubah ke dalam hasil persentase atau proporsi. Skor persentase diperoleh

dengan cara menghitung rata-rata jawaban berdasarkan instrumen

penilaian menurut ahli materi. Ahli media, 3 guru Bahasa Indonesia, dan

siswa SMA kelas XI. Rumus menghitung persentase kelayakan bahan ajar

yaitu:

Skor dari perhitungan tersebut akan menunjukkan tingkat kelayakan bahan ajar

“LKPD Menulis Teks Cerpen berbasis Kearifan Lokal” dari ahli media, ahli

materi, ahli praktisi, guru dan siswa dari tiga sekolah yaitu kelas XI SMA Al-

Huda Jati Agung Lampung Selatan, SMA Tri Sukses Natar Lampung Selatan, dan

SMA N 1 Abung Barat Lampung Utara. Hasil persentase skor tersebut kemudian

diubah kedalam data kualitatif dengan menggunakan interpretasi skor menurut

Riduwan& Sunarto (2009: 23)

Page 102: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

85

Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Kelayakan

Rentang Skor

(%) Kriteria

0%-20% Sangat Kurang Layak

21%-40% Kurang Layak

41%-60% Cukup Layak

61%-80% Layak

81%-100% Sangat Layak

(Sumber: Riduwan & Sunarto, 2009: 23)

Page 103: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

131

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan mengenai pengembangan

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menulis cerpen berbasis kearifan lokal dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut.

1. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk bahan ajar berupa LKPD

menulis cerpen berbasis kearifan lokal yang secara umum mampu memenuhi

kebutuhan bahan ajar LKPD menulis cerpen untuk siswa kelas XI SMA di

SMA Al Huda Jati Agung Lampung Selatan, SMA Tri Sukses Natar Lampung

Selatan, dan SMA Negeri 1 Abung Barat Lampung Utara.

2. LKPD yang dikembangkan dalam penelitian ini telah divalidasi oleh pakar/ahli

di bidang materi dan media. Selain itu, LKPD juga diujikan kepada guru mata

pelajaran Bahasa Indonesia selaku praktisi. Uji coba produk pada kelas kecil,

dan uji coba produk pada kelas besar dilakukan sebagai bentuk evaluasi

rancangan produk LKPD. Uji kelayakan LKPD oleh praktisi, guru Bahasa

Indonesia pada kelas XI di SMA Al-Huda Jati Agung Lampung Selatan, SMA

Tri Sukses Natar Lampung Selatan, dan SMA Negeri 1 Abung Barat Lampung

Utara didapat skor rata-rata 91 dengan kategori layak. Adapun uji penggunaan

LKPD responden siswa diperoleh nilai sebesar 86,56 dengan kategori layak.

Dengan demikian, LKPD menulis cerpen berbasis kearifan lokal ini layak

untuk digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa kelas XI SMA.

Page 104: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

131

5.2 Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagi guru dan sekolah, LKPD cerpen tidak harus didapat dengan membeli akan

tetapi dapat dibuat dan diciptakan sendiri. Oleh sebab itu, seorang guru harus

terus menggali potensi diri dan potensi yang ada di lingkungan sekitar. Jadi,

diharapkan dengan penulisan LKPD cerpen berbasis kearifan lokal ini dapat

membuka cakrawala pendidik untuk membuat LKPD cerpen berbasis kearifan

lokal, demi meningkatkan minat belajar peserta didiknya dan mengetahui

mengenai kearifan lokal Lampung melalui pembelajaran bahasa dan sastra

Indonesia.

2. Bagi peserta didik, LKPD sangat penting untuk mempermudah peserta didik

dalam menulis cerpen dan mengetahui mengenai kearifan lokal Lampung serta

melestraikan keragaman kebudayaan Lampung.

3. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian sejenis, dapat

menggunakan LKPD yang telah dikembangkan sebagai referensi guna

menambah wawasan bagi peneliti tentang LKPD berbasis kearifan lokal pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis cerpen.

4. LKPD ini juga memberikan sebuah pandangan bahwa dalam pembuatan bahan

ajar sebaiknya juga memperhatikan kondisi geografis setiap wilayah yang akan

menggunakannya, sehingga siswa juga memiliki pengalaman yang tidak jauh

berbeda dengan realita dan materi dalam LKPD tersebut.

Page 105: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum

2013. Bandung: PT Refika Aditama.

Aminudin. 2013. Menjaga Lingkungan Hidup dengan Kearifan Lokal. Bandung:

CV. Titian Ilmu.

Ariyani, Farida. 2017. Repsentasi Dua Budaya Dalam Bingkai Adat Perkawinan

Lampung (Lampung-Jawa). Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Badudu. J.S. 1992. Mahir Berbahasa Indonesia Petunjuk Guru Bahasa Indonesia.

Semarang: Thoha Putra.

Borg danGall. 2003. Educational Research an Introduction, Seventh Editions.

University of Oregon. United State of America.

Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Daryanto dan Dwicahyono. 2014. Pengembangan Perangkat Pembelajaran.

Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta:

Dirjendikdasmen.

Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hadikusuma, Hilman. 1996. Adat Istiadat Daerah Lampung. Bandar Lampung:

CV Arian Jaya.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PustakaSetia.

Keraf, Gorys. 2002. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

Kosasih, E. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersatra. Bandung: Yrama Widya.

Majid, Abdul. 2013. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Manurung, Rosida Tiurma. 2013. “Kearifan Lokal Bahasa dan Sastra dalam

Masyarakat Lintas Budaya”. Jurnal Zenit. Volume 2 Nomor 2 Agustus

2013.

Page 106: PENGEMBANGAN LKPD MENULIS CERPEN BERBASIS KEARIFAN …digilib.unila.ac.id/55676/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Hasil penilaian tersebut menunjukkan bahwa materi/bahan ajar berupa

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Yogjakarta: Diva Press.

Priyatni, Endah Tri. 2012. Membaca Sastra Dengan Ancangan Literasi Kritis.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumardjo, Jakob. 2007. Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sujadi, Firman. 2013. Lampung Sai Bumi Ruwa Jurai. Jakarta: Cita Insan Madani.

Suyanto, Edi. 2012. Perilaku Tokoh Dalam Cerpen Indonesia. Bandar Lampung:

Universitas Lampung.

Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Tarigan, H.G. 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Thahar, Harris Effendi. 1999. Kiat Menulis Cerita Pendek. Bandung: Angkasa.

Widaryanti, Erma. (2013) Tujuan dan Manfaat Penyusunan Bahan Ajar.

http://ermawidaryanti.blogspot.co.id/2013/04/tujuan-dan-manfaat-

penyusunan-bahan-ajar.html

Wagiran. 2012. Pengembangan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Hamemayu

Hayuning Bawana (Identifikasi Nilai-Nilai Karakter Berbasis Budaya)

Jurnal Pendidikan Karakter Tahun II, Nomor 3.

Wiranata, I Gede A.B. 2011. Antropologi Budaya Lampung. Bandung: Citra

Aditya Bai.

Yunus, dkk. 2013. Keterampilan Menulis. Tangerang: Universitas Terbuka.

Syani, Abdul. 2013: http//staff.unila.ac.id/abdulsyani. (diakses 20 Januari 2018:

20.08)

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/bsp/article/view/5019(diakses 23 September

2017: 07.08 WIB)

https://www.kamerabudaya.com/2017/11/inilah-5-tarian-tradisional-dari-

lampung-dan-penjelasannya.html(diakses 24 September 2018: 10.00)