PENGEMBANGAN KREATIVITAS WIRAUSAHA MAHASISWA …€¦ · pengembangan kreativitas wirausaha...
Transcript of PENGEMBANGAN KREATIVITAS WIRAUSAHA MAHASISWA …€¦ · pengembangan kreativitas wirausaha...
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Kewirausahaan LPPM Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, 29 Juli 2017 ISBN : 978-602-50181-0-7
PROSIDING 2017 “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun Indonesia” 138
PENGEMBANGAN KREATIVITAS WIRAUSAHA MAHASISWA
MELALUI KOMUNITAS PENULIS
Dina Purnama Sari Bahasa Inggris, Akademi Bahasa Asing BSI Jakarta
E-mail : [email protected] HP: 087881530152
Abstrak; Keterampilan menulis merupakan kemampuan mengolah kata yang dituangkan dalam ragam tulis. Dengan keterampilan menulis, maka mahasiswa dapat mengembangkan bakat serta
minatnya menjadi seorang writerpreneurship, untuk berbagai macam tujuan, seperti skripsi, tugas kuliah, artikel, opini, feature, puisi, cerpen, novel, dan naskah drama. Writerpreneurship
merupakan penulis yang berprofesi tak hanya menulis tapi mampu menjual tulisannya melalui
berbagai media, salah satunya dapat dikembangkan melalui komunitas penulis. Tujuan penelitian
yang didasarkan pada hasil kajian pustaka dengan pendekatan deskiptif ini, di mana obyek yang diteliti berkaitan dengan komunitas penulis, diharapkan dapat menjawab pertanyaan hubungan
pengembangan kreativitas wirausaha mahasiswa dalam menulis (writerpreneurship) dengan
keberadaan komunitas penulis saat ini. Diharapkan, dengan bergabungnya mahasiswa di komunitas penulis, dapat mengembangkan minat dan bakat menulisnya serta menghasilkan kreativitas
wirausaha sebagai writerpreneurship.
Kata Kunci: wirausaha mahasiswa, writerpreneurship, kreativitas
Abstract; Writing is a word-processing skill set forth in various writing styles. These skills are owned by students for various purposes, such as thesis, college assignments, articles, opinions,
features, poems, short stories, novels, and drama script. With the writing skills, the students can
develop the talent and interest to become a writerpreneurship. Writerpreneurship is a writer who works not only writing but able to sell his writings through various media, one of them through the
author community. The purpose of this paper is based on the results of a literature review with the
approach qualitative descriptively titled "Development of Entrepreneurship Student Creativity
Through Community of Writers" and published on the National Panel Discussion Entrepreneurship Education "Advancing Entrepreneurship in Effort to Build Indonesia", Saturday,
July 29, 2017 in Jakarta Unindra and e- Proceedings. Objects studied are related to the
community of writers who can develop the creativity of writing into writerpreneurship. Hopefully, with the joining of students in the community of writers, can develop interest and talent to write it
as well as generate entrepreneurial creativity as writerpreneurship. Writing is a word-processing
skill set forth in various writing styles. These skills are owned by students for various purposes,
such as thesis, college assignments, articles, opinions, features, poems, short stories, novels, and drama script. With the writing skills, the students can develop the talent and interest to become a
writerpreneurship. Writerpreneurship is a writer who works not only writing but able to sell his
writings through various media, one of them through the author community. The purpose of this paper is based on the results of a literature review with the approach qualitative descriptively
titled "Development of Entrepreneurship Student Creativity Through Community of Writers" and
published on the National Panel Discussion Entrepreneurship Education "Advancing Entrepreneurship in Effort to Build Indonesia", Saturday, July 29, 2017 in Jakarta Unindra and e-
Proceedings. Objects studied are related to the community of writers who can develop the
creativity of writing into writerpreneurship. Hopefully, with the joining of students in the
community of writers, can develop interest and talent to write it as well as generate entrepreneurial creativity as writerpreneurship.
Keywords: student entrepreneur, writerpreneurship, creativity
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Kewirausahaan LPPM Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, 29 Juli 2017 ISBN : 978-602-50181-0-7
PROSIDING 2017 “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun Indonesia” 139
PENDAHULUAN
Menulis merupakan keterampilan yang dapat dilakukan oleh masyarakat dari
berbagai kalangan, salah satunya adalah mahasiswa. Keterampilan tersebut dilatih melalui
berbagai macam kegiatan, seperti laporan tugas akhir, skripsi, proposal, dan makalah.
Adapun, penulisannya sesuai dengan genrenya, yaitu fiksi atau nonfiksi. Jadi, keterampilan
menulis seorang mahasiswa tidak hanya dipengaruhi bakat tetapi juga latihan menulis.
Oleh karena itu, agar keterampilannya meningkat, bergabung dengan komunitas penulis
merupakan salah satu pilihan untuk mengembangkan hal tersebut. Diharapkan, dengan
bergabung komunitas penulis, mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan menulis
serta kreativitasnya. Kreativitas tersebut tak hanya mengolah kalimat tapi juga
memasarkan dan menjual produknya yang berupa naskah.
Saat ini, komunitas penulis beraneka ragam, baik online maupun offline. Selain itu,
anggotanya pun terdiri dari berbagai usia dan disesuaikan dengan minat anggotanya.
Keanggotaan bisa diatur sesuai dengan kesepakatan bersama atau berdasarkan pendirinya
yang disetujui oleh para anggota lainnya. Untuk mengetahui keberadaaan komunitas
tersebut, mahasiswa dapat memanfaatkan jaringan di dunia maya, seperti media sosial,
blog, vblog, media massa online, pertemanan di kampus, dan media literasi lainnya. Media
literasi merupakan salah satu media yang mampu mengakomodasi kebutuhan
penggunanya. Media literasi terdiri dari media cetak dan elektronik. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa menulis dapat dijadikan profesi kemudian berkembang menjadi
writerpreneurship.
Kemampuan memasarkan dan menjual karya tulisan kepada orang lain tak hanya
diperoleh melalui komunitas penulis. Pengalaman dan pengetahuan lainnya diperoleh
melalui mata kuliah kewirausahaan di perguruan tinggi. Secara umum, mata kuliah
tersebut diharapkan menghasilkan generasi cerdas yang mandiri, kreatif, inovatif dan
mampu menciptakan berbagai peluang pekerjaan (usaha). Oleh sebab itu, mahasiswa yang
memperoleh pendidikan kewirausahaan mampu memajukan kewirausahaan dalam upaya
membangun Indonesia. Agar tujuan tersebut tercapai, maka diperlukan peran aktif dari
pihak lembaga pendidikan. Pihak lembaga pendidikan dapat melakukan banyak hal, di
antaranya penyusunan kurikulum, meningkatkan sumber daya insani (dosen, staf, dan
mahasiswa), membentuk entrepreneurship center, kerja sama dengan dunia usaha dan
instansi pemerintah serta institusi atau lembaga lain yang berkaitan dengan kewirausahaan,
dan memberikan penghargaan kewirausahaan. Selain itu, mahasiswa juga berperan aktif
memajukan usahanya melalui kegiatan lain di luar kampus, seperti bergabung dengan
komunitas penulis.
Adapun, tujuan penulisan ini dibuat berdasarkan hasil kajian pustaka dengan
pendekatan deskiptif kualitatif yang berjudul “Pengembangan Kreativitas Wirausaha
Mahasiswa Melalui Komunitas Penulis” dan dipublikasikan pada Diskusi Panel Nasional
Pendidikan Kewirausahaan “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun
Indonesia”, Sabtu 29 Juli 2017 di Unindra Jakarta serta e-prosiding. Obyek yang diteliti
berkaitan dengan komunitas penulis yang dapat mengembangkan kreativitas menulis
menjadi writerpreneurship. Komunitas tersebut yang dijadikan bahan kajian pustaka
adalah Forum Lingkar Pena dan beberapa komunitas penulis lainnya.
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Kewirausahaan LPPM Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, 29 Juli 2017 ISBN : 978-602-50181-0-7
PROSIDING 2017 “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun Indonesia” 140
PEMBAHASAN
Pengembangan Kreativitas Wirausaha Mahasiswa Melalui Komunitas Penulis
Mengapa menulis?
Menulis merupakan pekerjaan profesional yang dibutuhkan penerbit, institusi,
perusahaan, organisasi, atau lainnya (Kang Arul, 2010: 3).
Menulis merupakan keterampilan berbahasa setelah membaca. Di dalamnya,
diperlukan kemampuan berbahasa yang baik dan benar sesuai dengan peruntukannya.
Yaitu, menguasai tata bahasa dan pembahasan isi di dalamnya. Oleh karena itu, untuk
menghasilkan tulisan yang baik dan benar, penulis perlu membaca banyak referensi.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa menulis dapat dikembangkan menjadi
writerpreneurship dengan beberapa penguasaan ilmu lainnya.
Komunitas penulis
Merujuk pada penjelasan Tonnies dalam bukunya Community and Asociation yang
terbit tahun 1955, komunitas terbagi dua, yaitu Gemeinschaft dan Gesellschaft (Rulli
Nasrullah, 2010: 141 – 143). Gemeinschaft merujuk pada jenis komunitas yang berkarakter
dimana setiap individu maupun aspek sosial yang ada pada komunitas tersebut berinteraksi
secara vertikal dan horizontal, berjalan dengan stabil dalam waktu yang lama, adalah hasil
dari adanya pertukaran ritual maupun simbol-simbol sebagaimana yang terjadi dalam
interkasi sosial secara nyata yang dibangun face-to-face interaction. Pada pemahaman ini,
komunitas tradisional. Gesellschaf kebalikan gemeinschaft, disebabkan oleh semakin
banyaknya urbanisasi di kota-kota besar, Tonnies menjelaskan bahwa jenis komunitas ini
memiliki kepentingan yang berbeda-beda, komitmen yang berbeda, dan tidak adanya
ikatan antar individu juga norma dan nilai-nilai yang menjadi pengikatnya, hubungan antar
individu sangat dangkal dan lebih bersifat instrumen formal belaka.
Kata community menurut Syahyuti dalam Karlina M. Sari
(lib.ui.ac.id/file?file=digital/126796-RB13K38p-Peran%20Library-Literatur.pdf diunduh
Jumat, 27 Agustus 2017), berasal dari bahasa Latin, yaitu “Cum” yang mengandung arti
together (kebersamaan) dan “Munus”, yang bermakna the gift (memberi) antara satu sama
lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunitas merupakan sekelompok orang yang saling
berbagi dan mendukung antara satu dengan yang lainnya.
Secara umum, definisi komunitas, yaitu pertama, terbentuk dari sekelompok orang;
kedua, saling berinteraksi secara sosial di antara anggota kelompok itu; ketiga, berdasarkan
adanya kesamaan kebutuhan atau tujuan dalam diri mereka atau di antara anggota
kelompok yang lain; dan keempat, adanya wilayah-wilayah individu yang terbuka untuk
anggota kelompok yang lain, misalnya waktu (Karlina M. Sari,
lib.ui.ac.id/file?file=digital/126796-RB13K38p-Peran%20Library-Literatur.pdf diunduh
Jumat, 27 Agustus 2017).
Berdasarkan bentuk dan karakteristiknya (Etienne Wenger, dalam Karlina M. Sari,
lib.ui.ac.id/file?file=digital/126796-RB13K38p-Peran%20Library-Literatur.pdf diunduh
Jumat, 27 Agustus 2017):
a. Besar dan kecil, dapat dilihat berdasarkan jumlah anggota yang bisa mencapai
1000 anggota. Jika anggotanya banyak, maka biasanya dibagi menjadi sub divisi
berdasarkan wilayah sub tertentu.
b. Terpusat dan tersebar untuk wilayahnya baik satu domisi maupun berbeda.
c. Berumur panjang atau berumur pendek, bisa tahunan atau pun kurang lebih dari
jangka tersebut,
d. Internal atau eksternal. Sebuah komunitas dapat bertahan sepenuhnya dalam unit
bisnis atau bekerja sama dengan organisasi yang berbeda.
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Kewirausahaan LPPM Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, 29 Juli 2017 ISBN : 978-602-50181-0-7
PROSIDING 2017 “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun Indonesia” 141
e. Homogen atau heterogen dari latar belakang keanggotaannya.
f. Spontan atau disengaja untuk pendirian dan pengembangannya.
g. Tidak dikenal atau dibawahi sebuah institusi.
Ada beberapa alasan mengapa seseorang bergabung dengan komunitas penulis, di
antaranya, yaitu (Dina Purnama Sari, 2017: 11).
a. Mengisi waktu luang. Biasanya, hal ini dilakukan karena seseorang memiliki
banyak waktu senggang sehingga memutuskan untuk bergabung dengan komunitas
penulis.
b. Mewujudkan cita-cita sebagai penulis, penerjemah, dan hal-hal terkait dengan tulis-
menulis. Biasanya, hal ini merupakan salah satu alasan yang diberikan oleh peserta
seminar atau workshop kepenulisan. Mereka berharap dapat mewujudkan cita-
citanya sebagai penulis, penerjemah, atau pun profesi lainnya di bidang tulis-
menulis. Secara umum, peserta yang memiliki alasan ini memiliki kemampuan
dasar menulis yang cukup baik sehingga perlu dikembangkan.
c. Memperluas jaringan pertemanan dan rekan bisnis. Alasan ketiga dilatarbelakangi
oleh keperluan memperluas jaringan pertemanan dan rekan bisnis. Dengan
mendapatkan jaringan pertemanan, maka akan memudahkan peserta menjadi
penulis baik hobi maupun profesi. Adapun, rekan bisnis diperoleh melalui
komunitas penulis agar memudahkan mencari team atau rekan bisnis dalam proses
naskah. Keterampilan menulis untuk alasan ketiga bukan merupakan hal utama
yang dimiliki oleh peserta.
d. Menyalurkan hobi menulis. Alasan keempat dilatarbelakangi oleh pengembangan
bakat dan minat menulis peserta seminar atau workshop tulis-menulis.
e. Sebatas tertarik karena pertemanan. Alasan kelima dilatarbelakangi oleh
ketertarikan menulis karena pertemanan yang diawali tawaran salah seorang
anggota komunitas penulis kepada temannya yang diluar komunitas tersebut untuk
bergabung sebagai anggota. Perekrutan dilakukan saat penerimaan anggota baru di
komunitas penulis.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa komunitas penulis adalah sekelompok
orang yang saling berbagi dan mendukung antara satu dengan yang lainnya serta saling
berkomunikasi berkaitan dengan dunia tulis-menulis untuk mencapai tujuan komunitas
tersebut.
Kreativitas
Definisi kreatif menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Kang Arul (2010:
22-23), yaitu (1) memiliki daya cipta; hasil daya khayal (penyair, komponis, pelukis, dan
sebagainya) dan (2) ciptaan buah pikiran atau kecerdasan akal manusia. Secara etimologi,
kreativitas merujuk pada makna kemampuan untuk mencipta atau daya cipta (Kang Arul,
2010: 23). Lebih lanjut, Kang Arul (2010: 23) menyimpulkan bahwa penulis atau calon
penulis sebaiknya memiliki kemampuan untuk mencipta naskah yang layak diterbitkan.
Kelayakan tersebut tidak hanya berkaitan dengan ketaatan pemakaian tanda baca,
kelengkapan kalimat, tapi juga faktor judul, keunikan penyajian tema atau sesuai dengan
moment penerbitan naskah.
Kreativitas wirausaha mahasiswa di bidang tulis-menulis, salah satunya dilakukan
melalui perencanaan promosi (Kang Arul, 2010: 87 – 90). Perencanaan promosi ini
berkaitan dengan pendekatan komunitas, pameran, bedah buku, maupun kegiatan promosi
lainnya. Hal utamanya adalah membuat segmentasi pasar dan menyusun cara untuk
menembus pasar tersebut. Kemudian, dipilih sesuai dengan jenis bukunya sehingga dapat
dirancang teknik promosi dan penyebaran buku sebelum diterbitkan. Selain itu, promosi
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Kewirausahaan LPPM Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, 29 Juli 2017 ISBN : 978-602-50181-0-7
PROSIDING 2017 “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun Indonesia” 142
dilakukan berdasarkan latar belakang penulis, sasaran pembaca, sumber daya manusia,
ketersediaan infrastruktur pemasaran, diferensiasi naskah, pengemasan naskah hingga
menarik minat pembaca, publishing policy, editorial policy, dan dana yang diperlukan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang
untuk menghasilkan suatu karya. Karya itu diperoleh melalui hasil kecerdasan akal
manusia, hasil daya khayal, dan sebagainya.
Writers marketing
Menurut Kang Arul (2010, 1-8), Writers Marketing merupakan salah satu
pemahaman yang dapat dilakukan agar sukses menulis, memasarkan, dan menjual naskah.
Writers Marketing merupakan perpaduan antara kemampuan menulis (writing) dan aspek
menjual (marketing) yang dikombinasikan dengan kemampuan berkomunikasi
(communication), dan melakukan promosi (promotion). Writing adalah setiap orang yang
memutuskan menjadi penulis, ia harus mampu dan ahli tentang menulis, baik menulis fiksi
maupun nonfiksi. Hal ini merupakan syarat mutlak bagi seorang penulis. Marketing
merupakan kemampuan untuk menjual naskah yang dihasilkan penulis. Kemampuan ini
penting karena penerbitan dan media merupakan industri bisnis sehingga penulis
diharapkan mampu memilih penerbit dan media yang sesuai dengan genrenya atau mampu
memenuhi harapan penerbit dan media.
Communication merupakan aspek penting bagi penulis untuk menjalin hubungan
dengan penerbit, media, institusi, atau user sebagai (calon) klien. Aspek ini berkaitan
dengan bagaimana membuka hubungan baik dengan klien, menjaga dan mengelola tugas-
tugas yang diberikan, serta memastikan bahwa klien puas dengan hasil yang dikerjakan.
Promotion merupakan kemampuan penulis untuk melakukan promosi terhadap
brand atau keberadaan penulis itu sendiri. Dengan demikian, klien akan mengetahui
kemampuan penulis dan menggunakan kemampuannya tersebut.
Kang Arul (2010: 5 – 33) mendefinisikan writers marketing sebagai puzzle yang
membentuk penulis menjadi penulis professional dengan delapan kata kunci, yaitu culture,
concept, consistency, creativity, competency-credibility, client focus, dan client
networking. Culture berkaitan dengan mengelola waktu, serta membiasakan diri untuk
menulis dan membaca. Consistency berkaitan dengan konsistensi menghasilkan karya,
seperti komitmen, kedisiplinan, dan niat. Concept berkaitan dengan konsep yang dapat
dipilih, yaitu apakah menulis merupakan pilihan menjadi profesi atau mengisi waktu
luang. Creativity berkaitan dengan menghasilkan karya yang bagus, pengelolaan tema
yang unik, menciptakan jaringan ke penerbit, melakukan promosi, menerapkan marketing
communication, dan mengetahui serta memanfaatkan naskah di berbagai penerbit dan
media. Competency-credibility berkaitan dengan kompetensi yang memadai serta
bertanggung jawab untuk menulis dan menghasilkan sebuah naskah berdasarkan sumber
ilmu yang sesuai dengan genre-nya. Client focus dan client networking berkaitan dengan
penulis mampu menjalin kerja sama dengan pihak redaksi atau penerbit sebagai pihak
yang akan membantu proses naskah yang dihasilkan.
Ilmu lainnya berkaitan dengan writers marketing adalah katalog (Kang Arul, 2010:
94 – 95). Yaitu, pertama, kontak penerbit. Katalog seharusnya terdiri dari informasi alamat
perusahaan penerbitan dan nomor telepon dan e-mail yang bisa dihubungi. Dengan
menggunakan informasi tersebut, penulis mudah untuk menghubungi penerbit. Untuk
mendapatnya, penulis dapat mengembangkan networking (jaringan) baik online maupun
offline. Kedua, tema buku. Membaca katalog berarti membaca tema buku apa saja yang
diterbitkan penerbit tersebut. Dengan mengetahui tema-tema tersebut, penulis
mengirimkan naskah sesuai dengan yang dibutuhkan penerbit. Ketiga, yang belum
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Kewirausahaan LPPM Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, 29 Juli 2017 ISBN : 978-602-50181-0-7
PROSIDING 2017 “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun Indonesia” 143
diterbitkan. Katalog yang dikumpulkan adalah dokumentasi buku-buku yang pernah
diterbitkan oleh penerbit. Dengan demikian, penulis mengetahui topik naskah yang akan
ditulisnya atau yang telah ditulisnya apakah sudah pernah diterbitkan oleh penerbit
tersebut ataukah belum pernah diterbitkan.
Berkaitan dengan writers marketing, dapat disimpulkan bahwa penulis tidak hanya
mampu menghasilkan karya tulisannya di media literasi, tapi juga mampu mempromosikan
dan menjualnya. Kemampuan tersebut dapat dikuasai melalui kemampuan menulis,
berkomunikasi, menjual dan promosi sehingga akan menghasilkan wirausaha mahasiswa
di bidang penulis, yaitu writerpreneurship. Writerpreneurship memerlukan keterampilan
khusus agar berhasil. Oleh karena itu, diharapkan penulis mampu menjaga stamina
menulisnya dengan catatan harian, bersosialisasi dengan penulis, rajin membaca tulisan
orang lain, dan selalui berinovasi sehingga kreativitas sebagai penulis akan berkembang.
Social marketing
Hal lain berkaitan dengan kreativitas wirausaha mahasiswa di bidang penulis
adalah social entrepreneurship (Alex Nicholls, 2006:7),”Social entrepreneurs have a
vision of the future come true. It is up to us to help them succeed in order to ensure that the
failures of the past do not become the failures of the future, and to build a world where all
the people, regardless of geography, background, or economic status, enjoy and employ
the full range of their talents and abilities.” Artinya, seorang wirausahawan sosial
memiliki visi masa depan yang akan diwujudkan menjadi kenyataan. Hal tersebut
membantu mereka untuk berhasil dalam rangka pemahaman bahwa kegagalan masa lalu
tidak menjadi kegagalan masa depan sehingga hal tersebut dibangun untuk semua orang
tanpa dipengaruhi oleh geografis, sosial, dan ekonomi dengan menggunakan berbagai
bakat dan kemampuan mereka sehingga dapat dinikmati. Wirausahawan sosial merupakan
salah satu pemahaman kewirausahaan baik teori maupun aplikasi pelaksanaannya dan
dimanfaatkan bagi instansi, akademisi, ataupun legislator.
Wirausahawan sosial dapat dipergunakan pada negara-negara berkembang, salah
satunya Indonesia. Hal tersebut karena dipengaruhi perkembangan komunikasi global dan
teknologi. Perubahan yang cukup pesat dengan tumbuhnya perusahaan multinasional
mengakibatkan lahirnya wirausahawan sosial. Sebagai mahasiswa yang sedang
berwirausaha, hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bakat dan
kemampuannya di bidang penulis. Perusahaan multinasional memerlukan penulis untuk
mempromosikan produk mereka di berbagai media melalui tulisan. Hal ini dapat
dimanfaatkan maksimal oleh mahasiswa sebagai individu dengan kreativitasnya sebagai
wirausaha. Selain itu, mahasiswa dapat melakukannya dengan teman-teman dengan
bekerja sama sebagai satu kelompok atau team di komunitas penulis untuk berkreativitas.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa wirausahawan sosial merupakan teori
dan praktik yang dapat dilakukan oleh mahasiswa di bidang penulis. Wirausahawan sosial
dipengaruhi perkembangan komunikasi dan teknologi dan berdampak pada perubahan
yang positif. Yaitu, pengaruh perubahan perilaku yang baik untuk skala publik. Hal
tersebut disebabkan oleh hubungan baik organisasi nirlaba.
Beberapa komunitas penulis offline dan online
Berdasarkan data Jumlah ISBN yang diterbitkan 2010 – 2015, diperoleh minat baca
dan menulis di Indonesia cukup rendah. Akan tetapi, data tersebut berdasarkan jumlah
ISBN (International Standar Book Number). Berikut adalah datanya:
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Kewirausahaan LPPM Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, 29 Juli 2017 ISBN : 978-602-50181-0-7
PROSIDING 2017 “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun Indonesia” 144
Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan jumlah minat membaca dan menulis
seseorang tidak terlalu menggembirakan bagi pihak penerbit. Akan tetapi, walaupun
demikian, beberapa orang yang bergabung dalam komunitas penulis terus berupaya untuk
meningkatkan minat baca dan menulis. Beberapa di antaranya, yaitu sebagai berikut.
a.Forum Lingkar Pena (FLP) terdiri dari para penulis produktif yang berusia muda
dan produktif, pembaca karya anak bangsa, dan pecinta dunia literasi yang berdiri sejak
tahun 1997. FLP merupakan salah satu organisasi penulis muslim yang banyak tersebar di
beberapa daerah di Indonesia dan di luar negara Indonesia. Sebagai organisasi, FLP
menjadi bagian dari unit sosial yang terstruktur dan ter-manage untuk mencapai tujuan
bersama. (Forum Lingkar Pena. 2013. “Profil” http://flp.or.id/profil/. diunduh Jumat, 28
Juli 2017).
FLP dikritik sebagai pabrik penulis produktif namun minim kualitas. Hal tersebut
dilatarbelakangi mayoritas anggota FLP yang merupakan penulis pemula, berusia muda—
bahkan juga anak-anak sehingga mereka masih berproses belajar dalam tulis-menulis
dengan ilmu yang minim. Hal itulah yang menyebabkan karya-karya anggota FLP masih
perlu banyak perbaikan. Walaupun demikian, sebagian karya anggota FLP telah
mendapatkan penghargaan baik tingkat nasional maupun internasional (Forum Lingkar
Pena. 2013. “Profil” http://flp.or.id/profil/. diunduh Jumat, 28 Juli 2017).
Adapun, visi dan misi FLP adalah sebagai berikut (Forum Lingkar Pena. 2013. “Profil”
http://flp.or.id/profil/. diunduh Jumat, 28 Juli 2017).
Visi
Organisasi yang memberikan pencerahan melalui tulisan.
Misi
1. Meningkatkan mutu dan produktivitas karya anggota sebagai sumbangsih berarti bagi
masyarakat.
2. Membangun jaringan penulis yang menghasilkan karya-karya berkualitas dan
mencerdaskan.
3. Meningkatkan budaya membaca dan menulis di kalangan masyarakat.
4. Memperjuangkan kehidupan yang lebih baik bagi penulis.
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Kewirausahaan LPPM Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, 29 Juli 2017 ISBN : 978-602-50181-0-7
PROSIDING 2017 “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun Indonesia” 145
FLP sebagai komunitas penulis memiliki beberapa program kerja, yaitu internal, eksternal,
dan 10 program unggulan (Forum Lingkar Pena. 2013. “Program Kerja” http://flp.or.id/program-kerja/. diunduh Jumat, 28 Juli 2017).
Eksternal 1. Aktif memberikan sumbangan karya di dunia literasi Indonesia dengan karya yang
bermutu, mencerahkan, dan memiliki nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil
‘alaminserta meluaskan pengaruh karya FLP di ranah internasional.
2. Memperjuangkan agar karya-karya FLP menjadi referensi dan arus utama dunia
literasi di Indonesia.
3. Aktif terlibat dalam pengembangan minat membaca dan menulis masyarakat
Indonesia.
4. Meluaskan jejaring dan bersinergi dengan berbagai organisasi dan instansi yang
memiliki kesamaan visi dan misi dengan FLP, baik dalam maupun luar negeri, swasta
maupun pemerintah.
Internal 1. Terbentuknya sistem pengaderan yang menghasilkan penulis yang memiliki
kemampuan mupuni dalam kepenulisan, keorganisasian, dan keislaman.
2. Tercapainya kemandirian finansial organisasi.
3. Terbentuknya tata kelola organisasi yang modern, efisien, dan transparan.
10 Program Unggulan Untuk mencapai tujuan tersebut, Badan Pengurus Pusat FLP 2013-2017 membuat
10 Program Unggulan yakni CAHAYA PELITA BERSAMA*:
CAHAYA PELITA BERSAMA akan menjadi bingkai kerja BPP FLP 2013-2017 yang
akan hingga ke wilayah-wilayah, cabang-cabang, dan ranting-ranting, baik di Indonesia
maupun mancanegara. Apa penjabaran dari program tersebut?
1. Rumah Cahaya. Merupakan akronim dari “Rumah Baca dan Hasilkan Karya.”
Rumah Cahaya akan dikelola secara modern, bukan sekadar ruang perpustakaan dan
sekretariat FLP, tapi juga menjadi tempat berkarya, tempat mencurahkan ide, dan juga
menjadi ujung tombak program-program FLP yang berhubungan dengan masyarakat.
2. Agen Perubahan. Pengaderan di FLP tidak semata mencetak seseorang yang
memiliki kekuatan dalam karya, tapi juga mahir berorganisasi dan memiliki
pemahaman keislaman yang baik. Diharapkan dari “kawah candradimuka” kaderisasi
FLP, akan terbentuk stok pemimpin berkualitas, yang siap menjadi agen perubahan di
tengah masyarakat.
3. 100 Buku Per tahun. FLP adalah komunitas penulis yang bertujuan membangun
Indonesia Membaca dan Menulis. Setiap pengurus di tingkat pusat, wilayah, cabang
hingga ranting akan berkompetisi dalam kebaikan untuk menghasilkan buku setiap
tahun.
4. Pondok Pena Karya. FLP akan mengembangkan sentra pembelajaran terpadu yang
meliputi kepenulisan, jurnalistik, sinematografi, kepemimpinan, writerpreneurship,
serta keislaman yang moderat.
5. Portal Literasi. Menyadari kemajuan dunia teknologi informasi dan perubahan cara
masyarakat dunia dalam mengakses informasi, FLP akan merancang portal literasi
dalam tiga bahasa yakni Indonesia, Inggris, dan Arab, yang aktif dan interaktif.
6. Jurnal Literasi FLP. Dokumentasi karya akan digencarkan melalui penerbitan jurnal
dan atau majalah yang terbit secara berkala.
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Kewirausahaan LPPM Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, 29 Juli 2017 ISBN : 978-602-50181-0-7
PROSIDING 2017 “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun Indonesia” 146
7. Transliterasi Karya FLP. Sumbangan karya anggota FLP seyogyanya tidak hanya
bisa dinikmati masyarakat Indonesia, etapi juga masyarakat dunia. Dalam
kepengurusan ini, karya-karya FLP akan mulai diupayakan diterjemahkan ke dalam
bahasa asing, bekerjasama dengan penerbit-penerbit di luar negeri.
8. Bisnis Barakah. FLP menyadari bahwa salah satu mesin penggerak organisasi adalah
dana. Untuk itu FLP akan mengelola bisnis-bisnis yang barakah, transparan, dan
berlandaskan syariat-Nya sebagai sumber pemasukan dana.
9. Soliditas Organisasi. Dunia literasi bukan hanya kerja individual, tapi juga kerja
komunal. FLP akan mengupayakan tata kelola organisasi yang modern, egaliter, dan
mengedepankan kepentingan umat dan organisasi di atas kepentingan individu.
10. Islam Rahmatan Lil ‘alamin. FLP akan berupaya penuh menjadi organisasi yang
membawa rahmat bagi semesta alam. FLP bukan organisasi yang menggunakan alat-
alat kebencian, fitnah, dan adu domba sebagai senjata. Karya-karya FLP memberikan
hiburan sekaligus pencerahan, memberikan solusi serta mengeratkan kebersamaan,
memilih arus literasi yang santun, bijak, dan sesuai budaya Indonesia.
Sehubungan dengan FLP sebagai komunitas penulis, mahasiswa dapat
mengembangkan kreativitas wirausahanya di bidang tulis-menulis. Pada profil FLP
melalui website resminya, dapat diketahui keanggotaan dan hal lainnya berkaitan FLP atau
pun dunia tulis-menulis.
Sebagai organisasi besar dengan struktur cabang, wilayah, dan pusat, maka sebagai
writerpreneurship, mahasiswa dapat bergabung menjadi anggota aktif di dalamnya.
Tahapan pertama adalah mendaftar keanggotaan kemudian mengikuti kegiatan perekrutan
di dalamnya. Aturan keanggotaan FLP diatur dalam AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran
Rumah Tangga) yang dipatuhi oleh anggotanya. AD/ART dapat diperbaharui sesuai
kesepakatan pada Musyawarah Nasional yang diselenggarakan lima tahun sekali.
Kreativitas menulis dalam menuangkan ide dengan genre yang sesuai target
pembaca dapat disalurkan melalui FLP. Selain itu, menulis dikembangkan tak hanya
sebatas hobi namun juga profesi. Pengembangannya dapat menerapkan ilmu writer
marketing. Yaitu, aktif menulis di berbagai media, misalnya mengikuti perlombaan
menulis, mengirimkan tulisan ke media massa, menulis naskah buku, dan skenario. Selain
itu, aktif mengikuti kegiatan FLP karena dengan aktif dalam keanggotaan FLP, akan
memperluas jaringan, akses komunikasi global, serta memudahkan memasarkan dan
menjual karya tulisan kepada sesama anggota atau dibantu oleh anggota untuk dijual
kembali kepada pihak lain di luar anggota.
Untuk mengetahui genre tulisan apa saja yang terdapat pada FLP, dapat dilihat
pada link berikut: http://flp.or.id/ atau b. http://komunita.id/. Berikut adalah profilnya
(tentang”. http://komunita.id/tentang/):
Tentang Komunitas Indonesia
Sejak awal berdirinya, ide negara Indonesia -yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan
ribuan pulau- bermula dari berbagai komunitas dan ikatan sosial yang bersatu. Dalam
perjalanannya, gagasan tersebut pun mengalami banyak ujian, namun hebatnya selalu
dapat bertahan. Selama ini komunitas dikenal sebagai ikatan sosial yang berfungsi untuk
mendapat dan menyebarkan informasi, serta membangun kesatuan untuk mencapai tujuan
bersama. Ikatan sosial antarindividu dalam komunitas dan antara komunitas yang satu
dengan yang lainnya lah yang hingga kini membentuk jati diri Indonesia.
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Kewirausahaan LPPM Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, 29 Juli 2017 ISBN : 978-602-50181-0-7
PROSIDING 2017 “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun Indonesia” 147
Pertumbuhan komunitas di Indonesia sendiri mengalami ledakan di tahun 2009 hingga
2010, seiring dengan kemunculan media sosial dan mobile devices. Namun seiring
berjalannya waktu, gempita komunitas di Indonesia seakan berkurang dan mulai meredup
gaungnya. Informasi lengkap seputar komunitas pun tak mudah dijumpai, terlebih karena
tak ada platform digital yang mengkhususkan diri di pengembangan komunitas di
Indonesia.
Bangkit Komunitas 2016
Hal itulah yang melatar belakangi SEBANGSA untuk menggagas sebuah gerakan bernama
“Bangkit Komunitas 2016”. Di dalamnya terdapat 3 elemen pendukung, yaitu Kamar
Penasihat Komunitas, Situs Online Komunitas (www.komunita.id), dan SEBANGSA
sendiri sebagai Media Sosial yang bertujuan membangun komunitas.
Pusat Informasi Komunitas KOMUNITA.ID hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan informasi mengenai
komunitas-komunitas di Indonesia. Mulai dari direktori komunitas, liputan acara, profil
komunitas, profil penggagas komunitas, hingga tips ala komunitas pun tersaji dengan
lengkap. Situs ini diharapkan dapat menjadi media informatif dan interaktif yang sanggup
menghubungkan komunitas satu dengan yang lainnya, termasuk orang-orang yang
memiliki minat untuk berkomunitas.
KOMUNITA.ID juga akan menyediakan informasi tentang pengembangan komunitas,
berupa panduan, tips dan juga lesson learned dalam berkomunitas dengan harapan
komunitas Indonesia dapat tumbuh lebih bermanfaat lagi bagi masyarakat Indonesia.
Untuk saran, kritik, dan penawaran kerja sama (media partnership, sponsorship,
community partnership) kirim ke: [email protected]
Komunita. id merupakan portal berita yang menyebarkan informasi berkaitan
kegiatan aneka komunitas, salah satunya komunitas penulis, yaitu dengan mengacu pada
link http://komunita.id/?s=kepenulisan&post_type=listing. Dengan adanya pilihan
direktori komunitas kepenulisan pada website http http://komunita.id/, maka mahasiswa
dapat mengembangkan writerpreneurship. Penguasaan keterampilan menulis, teknologi,
komunikasi, pemasaran, serta penjualan merupakan modal dasar yang dapat dikembangkan
oleh mahasiswa. https://www.goodreads.com/ . Berikut adalah profilnya (Goodreads.
2007. “about us”. https://www.goodreads.com/about/us. diunduh Jumat, 28 Juli 2017.)
Who We Are
Goodreads is the world’s largest site for readers and book recommendations. Our mission
is to help people find and share books they love. Goodreads launched in January 2007.
Our Team »
A Few Things You Can Do On Goodreads
See what books your friends are reading.
Track the books you're reading, have read, and want to read.
Check out your personalized book recommendations. Our recommendation engine
analyzes 20 billion data points to give suggestions tailored to your literary tastes.
Find out if a book is a good fit for you from our community’s reviews.
A Message From Our CEO and Co-Founder
When I was in second grade, I discovered the Hardy Boys series. Ever since, I've loved to
read — both for fun and to improve my mind. And I'm always looking for the next great
book.
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Kewirausahaan LPPM Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, 29 Juli 2017 ISBN : 978-602-50181-0-7
PROSIDING 2017 “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun Indonesia” 148
One afternoon while I was scanning a friend's bookshelf for ideas, it struck me: when I
want to know what books to read, I'd rather turn to a friend than any random person or
bestseller list.
So I decided to build a website – a place where I could see my friends' bookshelves and
learn about what they thought of all their books. Elizabeth, my co-founder (and now my
wife) wrote the site copy and I wrote the code. We started in my living room, motivated by
the belief that there was a better way to discover and discuss good books, and that we
could build it.
Goodreads is that site. It is a place where you can see what your friends are reading and
vice versa. You can create "bookshelves" to organize what you've read (or want to read).
You can comment on each other's reviews. You can find your next favorite book. And on
this journey with your friends you can explore new territory, gather information, and
expand your mind.
Knowledge is power, and power is best shared among readers.
Otis Chandler
CEO and Co-Founder
Komunitas goodreads merupakan komunitas pembaca buku dari beberapa genre.
Sebagai penulis, diperlukan referensi yang cukup sebagai bahan tulisan. Referensi tersebut
dapat diperoleh melalui berbagai cara, misalnya membeli di toko buku, meminjam di
perpustakaan, memfotokopi beberapa halaman penting, dan meminjam kepada teman atau
kerabat dan keluarga. Perolehan referensi dapat dilakukan baik online maupun offline.
Dengan demikian, kreativitas wirausaha mahasiswa di komunitas penulis tak hanya
bergabung menjadi anggota kemudian memasarkan hasil tulisannya, tetapi juga menambah
referensi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pada komunitas goodreads, anggotanya dapat membaca referensi sesuai genre yang
disukai atau diperlukan sebagai tambahan informasi. Kemudian, mereka akan diminta
memberikan rating pada referensi yang dipilih. Para anggota juga dapat mengetahui
referensi apa saja yang telah dibaca oleh anggota lain melalui website goodreads setelah
terdaftar resmi dalam keanggotaannya. Pemanfaatan komunitas ini dapat meningkatkan
kreativitas wirausaha mahasiswa. Dengan semakin banyak membaca, maka katalog bacaan
mahasiswa pun semakin banyak dan mumpuni sehingga dapat dijadikan sebagai landasan
ide menulis dan membuka wawasan keilmuan.
Pemanfaatan jaringan dapat dimaksimalkan dengan sebaik-baiknya oleh wirausaha
mahasiswa. Pengamalan wirausaha sosial juga turut berperan aktif di dalamnya karena
keanekaragaman keanggota pada komunitas goodreads.
Pada komunitas goodreads, tak hanya sebatas membaca dan memberikan rating,
namun juga diberikan aneka kuis, trivia, goodreads choice awards, dan penjualan buku
online. Hal tersebut memudahkan anggotanya untuk menambah wawasan keilmuan
kepenulisan baik fiksi maupun nonfiksi.
PENUTUP
Berdasarkan hasil kajian pustaka yang telah penulis lakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa menulis dapat dijadikan profesi dan menghasilkan keuntungan jika dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya. Di antara kedua keuntungan tersebut dapat dikembangkan oleh
wirausaha mahasiswa melalui pendidikan kewirausahaan, kreativitas, dan aktif sebagai
anggota komunitas penulis. Dengan demikian, menjadi writerpreneurship merupakan salah
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Kewirausahaan LPPM Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, 29 Juli 2017 ISBN : 978-602-50181-0-7
PROSIDING 2017 “Memajukan Kewirausahaan dalam Upaya Membangun Indonesia” 149
satu hasil dari proses pendidikan kewirausahaan sebagai upaya memajukan kewirausahaan
dalam upaya membangun Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Forum Lingkar Pena. 2013. “Profil” http://flp.or.id/profil/. diunduh Jumat, 28 Juli 2017.
Forum Lingkar Pena. 2013. “Program Kerja” http://flp.or.id/program-kerja/. diunduh
Jumat, 28 Juli 2017.
Goodreads. 2007. “about us”. https://www.goodreads.com/about/us. diunduh Jumat, 28
Juli 2017.
Kang Arul. 2010. A Complete Guide for Writerpreneurship. Yogyakarta: Citra Media.
Kuswara, Heri. “Strategi Perguruan Tinggi Mewujudkan Entrepreneurial Campus”. dalam
http://www.dikti.go.id/strategi-perguruan-tinggi-mewujudkan-entrepreneurial-
campus/ diunduh pada Jumat 28 Juli 2017. Dikti, 3 Feb 2012.
Media Lintas Komunitas Indonesia. 2016. “komunitas kepenulisan”.
http://komunita.id/?s=kepenulisan&post_type=listing. Diunduh Jumat, 28 Juli
2017.
Media Lintas Komunitas Indonesia. 2016. “tentang”. http://komunita.id/tentang/. Diunduh
Jumat, 28 Juli 2017.
Nasrullah, Rulli. 2012. Komunikasi Antarbudaya di era Budaya Siber. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup.
Nicholls, Alex, edit. 2006. Social Entrepreneurship. New Models of Suistanable Social
Change. USA: Oxford University Press.
Sari, Dina Purnama. 2017. “Pemanfaatan Komunitas Kepenulisan sebagai Literasi Media”.
Dipresentasikan pada Jumat Ilmiah, 9 Juli 2017, BSI Kampus Cabang Ciledug
(G2).
Sari, Karlina M. 2009. “Bab 2 Tinjauan Literatur”. dalam
lib.ui.ac.id/file?file=digital/126796-RB13K38p-Peran%20Library-
Literatur.pdf diunduh Jumat, 27 Agustus 2017.
Wright, Mike. dkk., 2007. Academic Entrepreneurship in Europe. USA: Edward Elgar
Publishing Limited.
Zain, EM. 2014. “BAB II Kajian Teori”.digilib.uinsby.ac.id/181/6/Bab%202.pdf. Diunduh
4 Juni 2017.
Halaman Persembahan
Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada kedua orangtua (H. Drs., Achmad Chotibudin,
M.M., dan Hj. Titin Ida Priatni); suami (Ali Basauli Hasibuan S.E., M.M.,) dan almarhum
kakak saya (Ahmad Zaen Muarif S.E.,) yang meninggal dunia pada Rabu, 19 Juli 2017.
Semoga karya ilmiah ini memberikan manfaat bagi dunia pendidikan.