Karakteristik Dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha
-
Upload
rizky-lutfi-s -
Category
Documents
-
view
150 -
download
1
description
Transcript of Karakteristik Dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha
-
i
KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA
MAHASISWA PENGUSAHA
DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
FRANDY TAQWA SUBACHTIAR
H34080093
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2013
-
ii
KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA
MAHASISWA PENGUSAHA
DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
FRANDY TAQWA SUBACHTIAR
H34080093
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2013
-
ABSTRAK
FRANDY TAQWA SUBACHTIAR. Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Mahasiswa
Pengusaha di Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh BURHANUDDIN.
Kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting untuk kesejahteraan masyarakat.
Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan adalah generasi muda yaitu
mahasiswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan perilaku
mahasiswa pengusaha IPB dan menganalisis hubungan antara karakteristik individu dengan
perilaku wirausahanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik mahasiswa
pengusaha yang memiliki perilaku tertinggi adalah mahasiswa pengusaha perempuan,
memiliki IPK antara 3,00-3,50, pekerjaan ayah dan ibu sebagai pegawai swasta, jenis usaha
selain pertanian, sumber modal dari dana hibah, menjalankan usaha lebih dari dua tahun,
mempunyai penghasilan lebih dari enam juta per bulan, dan aktif ikut serta dalam komunitas
wirausaha.Berdasarkan hasil uji Range Spearmandan uji Chi-Square menunjukkan bahwa
sebagian besar karakteristik responden tidak memiliki hubungan yang nyata dengan unsur-
unsur perilaku wirausaha. Hanya terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ibu dengan
pengetahuan wirausaha, lama usaha dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha usaha
dengan tindakan wirausaha, lama usaha dengan perilaku wirausaha, dan keikutsertaan
komunitas bisnis dengan sikap wirausaha.
Kata kunci: kewirausahaan, karakteristik, perilaku, mahasiswa pengusaha
ABSTRACT
Entrepreneurship is essential to the welfare of the community. One of the drivers and
the main actors of the youth entrepreneurship is the student. The aims of this study was to
analyze the characteristics and behaviors of entrepreneurs IPB students and analyze the
relationship between individual characteristics of entrepreneurial behavior. Results showed
that characteristics of student entrepreneurs who have the highest behavior are women
entrepreneurs, have a GPA between 3.00 to 3.50, the father and mother work as private
employees, type of business other than farming, sources of capital grants, operating more
than two years, have income more than six million per month, and actively participate in the
entrepreneurial community. Based on the range Spearman correlation test and Chi-Square
showed that most of the characteristics of the respondents had no real relationship with the
elements contained in entrepreneurial behavior. There is a real relation between mother work
with an entrepreneurial knowledge, a period of entrepreneurial businesses with the
knowledge, period of entrepreneurial businesses with action, and participation of the
business community with an entrepreneurial attitude.
Keywords: entrepreneurship, characteristics, behavior, student entrepreneurs
-
iii
RINGKASAN
FRANDY TAQWA SUBACHTIAR. Karakteristik dan Perilaku Wirausaha
Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor. Skripsi. Departemen
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di
bawah bimbingan BURHANUDDIN).
Data BPS menunjukkan bahwa jumlah pengangguran terbuka pada bulan
Agustus 2012 mencapai angka 7.244.956 orang. Tingkat pengangguran yang
tinggi menyebabkan munculnya masalah-masalah baru seperti kemiskinan dan
kriminalitas. Salah satu solusi mengatasi pengangguran adalah dengan
menciptakan lapangan pekerjaan melalui jalur wirausaha. Kewirausahaan
memiliki peranan yang sangat penting bagi kesejahteraan masyarakat.
Kewirausahaan berperan menambah daya tampung tenaga kerja, generator
pembangunan, memberdayakan karyawan, dan hidup efisien. Jiwa kewirausahaan
akan mendorong seseorang memanfaatkan peluang yang ada menjadi sesuatu
yang menguntungkan. Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan
adalah para generasi muda yaitu mahasiswa. Mahasiswa pengusaha Institut
Pertanian Bogor tentunya memiliki karakteristik khas dan perilaku yang berbeda
dengan wirausaha lain yang bukan mahasiswa karena mahasiswa mempunyai
peran ganda yaitu sebagai seorang akademisi sekaligus sebagai pengusaha.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik dan perilaku
mahasiswa pengusaha IPB serta menganalisis hubungan antara karakteristik
individu dengan perilaku wirausahanya. Karakteristik yang diteliti meliputi jenis
kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang digeluti,
sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, dan keikutsertaan
dalam komunitas wirausaha. Sedangkan perilaku wirausaha yang dianalisis
meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha. Lokasi
penelitian ini adalah di lingkungan sekitar kampus Institut Pertanian Bogor. Alat
analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistika
Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, dan Analisis Chi-Square (Khi
Kuadrat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa
pengusaha Institut Pertanian Bogor adalah mahasiswa berjenis kelamin laki-laki
yang berasal dari keluarga pegawai negeri sipil, mempunyai usaha di bidang
pertanian, baru memulai usahanya kurang dari satu tahun, dan aktif ikut serta
dalam komunitas kewirausahaan. Karakteristik mahasiswa pengusaha yang
memiliki perilaku tertinggi adalah mahasiswa pengusaha perempuan, pekerjaan
ayah dan ibu sebagai pegawai swasta, jenis usaha selain pertanian, sumber modal
dari dana hibah, menjalankan usaha lebih dari dua tahun, mempunyai penghasilan
lebih dari enam juta per bulan, dan aktif ikut serta dalam komunitas wirausaha.
Berdasarkan hasil uji korelasi range Spearman dan Chi-Square
menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik mahasiswa pengusaha memiliki
hubungan tidak nyata dengan unsur-unsur yang terdapat dalam perilaku
wirausaha. Hanya terdapat hubungan nyata antara pekerjaan Ibu dengan
pengetahuan wirausaha, lama usaha dengan pengetahuan wirausaha, lama usaha
dengan tindakan wirausaha, lama usaha dengan perilaku wirausaha, dan
keikutsertaan dalam komunitas wirausaha dengan sikap wirausaha.
-
iv
KARAKTERISTIK DAN PERILAKU WIRAUSAHA
MAHASISWA PENGUSAHA
DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FRANDY TAQWA SUBACHTIAR
H34080093
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
-
v
Judul Skripsi : Karakteristik dan Perilaku Wirausaha
Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor
Nama : Frandy Taqwa Subachtiar
NIM : H34080093
Disetujui,
Pembimbing
Ir. Burhanuddin, MM NIP. 19680215 199903 1 001
Diketahui
Ketua Departemen Agribisnis
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
-
vi
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Karakteristik dan
Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor adalah
karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Mei 2013
Frandy Taqwa Subachtiar
H34080093
-
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Frandy Taqwa Subachtiar, dilahirkan di kota Kediri pada
tanggal 13 Februari 1989. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari
pasangan Bapak Imam Muchsin dan Ibu Dewi Maryam.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Kunjang II Kediri
pada tahun 2002. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1
Kunjang dan pernah menjabat sebagai ketua OSIS. Pada tahun 2005, penulis
melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 2 Pare dan lulus pada tahun 2008
kemudian melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor. Penulis
berhasil diterima menjadi mahasiswa di Departemen Agribisnis, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan
Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2008.
Selama masa perkuliahan, penulis telah dikenal sebagai sosok pengusaha
muda. Perusahaan yang telah didirikan oleh penulis adalah PENDEKAR GRUP
yang merupakan perusahaan dalam bidang sandang kreatif. Beberapa prestasi
yang telah diraih penulis berhubungan dengan wirausaha antara lain menjadi juara
pertama Bisnis Challange SAKERAH IMAJATIM IPB 2009, menjadi
narasumber di RRI Bogor dengan tema Berwirausaha Saat Mahasiswa, Siapa
Takut!, menjadi pembicara dalam kajian kewirausahaan HIPMA IPB dengan
tema Strategi Mengembangkan Ide dalam Berbisnis dan Pengembangan
Kreativitas dalam Usaha, tulisan berjudul Kebangkitan Entrepreneurship Negeri
ini dimuat di media online okezone.com pada Februari 2011, dan terakhir diliput
oleh tabloid INSPIRASI edisi Januari 2013 sebagai sosok Inspiratif.
Penulis juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan, antara lain sebagai
Sekjen LDF FORMASI IPB tahun 2010-2011, sebagai Sekjen HIPMI PT IPB
tahun 2012, dan sebagai Ketua Divisi Kewirausahaan IMAJATIM IPB tahun
2009-2010.
Penulis juga memiliki prestasi di luar kampus antara lain menjadi finalis
putra Jawa Timur sebagai duta wisata Jawa Timur 2011, juara pertama putra
favorit Jawa Timur 2011, dan sebagai penerima beasiswa mahasiswa berprestasi
PPSDMS Nurul Fikri tahun 2010-2012.
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Karakteristik dan
Perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha di Institut Pertanian Bogor.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan perilaku
wirausaha mahasiswa pengusaha Institut pertanian Bogor serta menganalisis
hubungan antara karakteristik individu dengan perilaku wirausahanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena
keterbatasan penulis dan berbagai kendala yang dihadapi. Harapan penulis,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Bogor, Mei 2013
Frandy Taqwa Subachtiar
-
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
segala nikmat dan kasih sayang-Nya sehingga penulis senantiasa mendapatkan
kemudahan-kemudahan dari awal penyusunan hingga akhir penyelesaian skripsi
ini. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ir. Burhanuddin, MM selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan,
arahan, waktu, kesabaran, serta pelajaran berharga selama penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
2. Suprehatin, SP, MAB selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan,
arahan, waktu, kesabaran, serta pelajaran berharga selama penelitian dan
penyusunan skripsi ini.
3. Yeka Hendra Fatika, SP selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan masukan dan bimbingan yang sangat berarti bagi penulis.
4. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku penguji utama dan Ir. Wahyu Budi Priatna,
Msi selaku dosen penguji perwakilan Komisi Pendidikan yang telah
memberikan saran serta masukan untuk perbaikan skripsi penulis.
5. Ibunda tercinta Dewi Maryam atas segala kasih sayang, semangat, serta doa-
doa yang tulus untuk keberhasilan anak-anaknya. Ayahanda tercinta Imam
Muchsin atas segala pengajaran tentang kesabaran, keberanian, keuletan, dan
semangat hidup yang luar biasa. Semoga ini bisa menjadi salah satu hadiah
terindah untuk Ayah dan Ibu.
6. Kakak-kakakku yang luar biasa, Nugroho Hadi Ichda Saputra dan Iqlima Dwi
kurnia, atas dukungan dan dorongan semangatnya yang selalu menjadi
penyemangat bagi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
7. Keluarga besar PENDEKAR GRUP, khususnya kepada Agung Suryo
Wibowo, Firman Raditya, Ivan Noor, Riki Prasetyo, Dani Yoga, Baharudin,
dan Azis yang telah memberikan dukungan, bantuan, dan semangat sehingga
penulis semakin bersemangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
8. Keluarga besar PPSDMS Nurul Fikri khususnya kepada Ustadz Musholi,
Bang Bachtiar Firdaus, Bang Adji, Bang Nazrul Anwar, dan segenap teman-
teman seperjuangan Ary Kristianto, Affan iqbal, Asep Syarifudin, Rinaldy,
-
x
Yuris Aprilian, dan semua keluarga besar PPSDMS regional 5 Bogor yang
tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
9. Pihak Direktorat Kemahasiswaan IPB atas bantuan yang telah diberikan
dalam penelitian ini.
10. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati Departemen Agribisnis dan Fakultas
Ekonomi dan Manajemen IPB.
11. Keluarga besar mentee YOT Pojok BNI IPB khususnya mas Taufan Akbari
yang telah mengajarkan ilmu karakter yang sangat penting bagi
pengembangan diri penulis.
12. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya.
13. Firman Raditya yang telah bersedia menjadi pembahas seminar penulis.
14. Teman-teman satu lingkaran dan ustadz Hidayat.
15. Teman-teman penghuni kosan sarang rayap khususnya Kahfi dan Affan.
16. Teman-teman pengurus FORMASI FEM IPB.
17. Teman-teman Agribisnis yang luar biasa, khususnya angkatan 45 (Jauhar
Samudra, Firman Raditya, Tubagus, Vaudhan, Arifah, Rendi, Elisa, Edwin)
dan teman-teman satu gladikarya di Desa Gudangkahuripan (Herawati, Risti,
Stefi, dan Junita).
18. Saudara-saudaraku seperjuangan di manapun kalian berada, pengusaha muda
yang berjuang untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat, ingatlah
bahwa Allah melihat dan malaikat mencatat segala perjuangan dan
pengorbanan kita.
19. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Bogor, Mei 2013
Frandy Taqwa Subachtiar
-
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah .......................................................... 3 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................ 4 1.4. Manfaat Penelitian .......................................................... 4 1.5. Ruang Lingkup ................................................................ 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 6
2.1. Karakteristik Individu ....................................................... 6
2.2. Perilaku Wirausaha .......................................................... 6
2.3. Penelitian Terdahulu ....................................................... 7
III. KERANGKA PEMIKIRAN .................................................... 9
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................ 9
3.1.1. Wirausaha dan Kewirausahaan............................... 9
3.1.2. Karakteristik Individu ........................................... 10
3.1.3. Perilaku Wirausaha ................................................. 11
3.1.3.1. Pengetahuan Wirausaha .......................... 11
3.1.3.2. Sikap Wirausaha ..................................... 11
3.1.3.3. Tindakan Wirausaha ............................... 12
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ................................... 12
IV. METODE PENELITIAN ......................................................... 14
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................... 14
4.2. Jenis dan Sumber Data .................................................... 14
4.3. Populasi dan Sampel ....................................................... 14
4.4. Data dan Instrumentasi .................................................... 16
4.5. Metode Pengumpulan Data ............................................. 16
4.4. Metode Pengolahan Data ............................................... 17
4.4.1. Analisis Statistika Deskriptif .................................. 17
4.4.2. Analisis Chi-Square dan Range Spearman ............ 19
V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 20
5.1. Sejarah Ringkas IPB ......................................................... 20
5.2. Lokasi Kampus IPB ........................................................ 21
5.3. Visi dan Misi IPB ............................................................ 22
5.4. Motto dan Tujuan IPB ..................................................... 23
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 24
6.1. Karakteristik Mahasiswa Wirausaha IPB ........................ 24
6.1.1. Jenis Kelamin ........................................................ 24
6.1.2. Fakultas ................................................................. 25
6.1.3. Indeks Prestasi Kumulatif ..................................... 26
6.1.4. Pekerjaan Ayah ..................................................... 27
-
ii
6.1.5. Pekerjaan Ibu ......................................................... 28
6.1.6. Jenis Usaha ............................................................ 30
6.1.7. Sumber Modal Usaha ............................................ 30
6.1.8. Lama Usaha ........................................................... 32
6.1.9. Penghasilan Usaha Per Bulan ................................ 33
6.1.10.Keikutsertaan Dalam Komunitas Wirausaha ........ 34
6.2. Perilaku Wirausaha ......................................................... 35
6.3. Hubungan antara Karakteristik Responden dengan
Perilaku Wirausaha .......................................................... 38
VII. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 46
7.1. Kesimpulan ...................................................................... 47
7.2. Saran ................................................................................ 48
DAFTAR PUSATAKA ........................................................................... 49
LAMPIRAN ........................................................................................... 52
-
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Kelompok Populasi dan Sampel Penelitian ................................ 18
2. Kriteria Penilaian Skor Kuesioner ............................................. 21
3. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku
Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................................... 27
4. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku
Berdasarkan Fakultas ................................................................ 27
5. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku
Berdasarkan IPK ....................................................................... 28
6. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku
Berdasarkan Pekerjaan Ayah ..................................................... 29
7. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku
Berdasarkan Pekerjaan Ibu ........................................................ 30
8. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku
Berdasarkan Jenis Usaha ........................................................... 31
9. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku
Berdasarkan Sumber Modal Usaha ........................................... 31
10. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku
Berdasarkan Lama Usaha .......................................................... 32
11. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku
Berdasarkan Penghasilan Usaha ................................................ 33
12. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku
Berdasarkan Keikutsertaan dalam Komunitas ........................... 34
13. Rataan Hitung Skor Perilaku Responden .................................. 35
14. Sebaran Responden Berdasarkan Unsur-Unsur Perilaku
Wirausaha .................................................................................. 35
15. Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Wirausaha
Responden ................................................................................. 38
-
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ........................................... 49
2. Hasil Uji Chi Square dan Range Spearman ............................... 52
-
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar
di dunia. Potensi sumberdaya manusia yang besar merupakan aset bernilai bagi
bangsa. Tetapi potensi sumberdaya manusia bisa menjadi sebuah bomerang dan
menjadi sumber berbagai permasalahan jika sumberdaya manusia yang ada
mempunyai kualitas rendah. Data BPS menunjukkan bahwa jumlah
pengangguran terbuka pada bulan Agustus 2012 mencapai angka 7.244.956
orang.1Tingkat pengangguran yang tinggi menyebabkan munculnya masalah-
masalah baru seperti kemiskinan dan kriminalitas. Pengangguran menjadi
masalah yang serius sehingga menjadi sebuah tantangan untuk menciptakan
lapangan kerja baru. Salah satu solusi mengatasi pengangguran adalah dengan
berusaha menciptakan lapangan pekerjaan sendiri melalui jalur wirausaha.
Menurut Alma (1999) kewirausahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi
kesejahteraan masyarakat. Kewirausahaan berperan menambah daya tampung
tenaga kerja, generator pembangunan, contoh bagi masyarakat lain, membantu
orang lain, memberdayakan karyawan, hidup efisien, dan menjaga keserasian
lingkungan. Jiwa kewirausahaan akan mendorong seseorang memanfaatkan
peluang yang ada menjadi sesuatu yang menguntungkan.
Semangat kewirausahaan di Indonesia telah mencuri perhatian pada
periode krisis ekonomi 1997. Selama krisis terjadi, ternyata usaha-usaha kecil
menunjukkan ketahanannya bahkan menjadi sabuk pengaman bagi perokonomian
bangsa secara kesuluruhan. Fungsi penyelamatan ini bisa dilihat pada sektor-
sektor penyediaan kebutuhan pokok rakyat melalui kegiatan produksi dan
distribusi. Hal yang sama juga ditunjukkan ketika dunia mengalami krisis pada
penghujung tahun 2008 yang dipicu oleh krisis kredit perumahan di Amerika
Serikat yang efeknya menjalar ke polosok dunia termasuk Indonesia. Berdasarkan
sebuah survei yang dipublikasikan HSBC pada Januari 2009 menunjukkan bahwa
13 persen usaha kecil menengah Indonesia justru merencanakan menambah
pegawai padahal kondisi ekonomi pada waktu itu cenderung menurun.
1Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2004 2012.
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel [Diakses pada 20 November 2012]
-
2
Salah satu penggerak dan pelaku utama kewirausahaan adalah para
generasi muda yaitu pemuda. Zimmerer dan Scarborough (1998), diacu dalam
Riyanti (2003), menggambarkan bahwa usia potensial saat seseorang memulai
usaha sendiri adalah pada usia 20-24 tahun yang merupakan kisaran usia
mahasiswa. Sebagai intelektual muda, peran mahasiswa di sini sangat penting
untuk mendorong munculnya wirausaha-wirausaha baru dan menjadi pelaku
utama wirausaha muda negeri ini.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
menyatakan bahwa hanya 17 persen lulusan perguruan tinggi yang tertarik
menjadi wirausahawan. Lulusan sarjana lebih memilih hidup aman dan nyaman
dengan mencari kerja. Sadar akan pentingnya kewirausahaan, pemerintah melalui
Kemenkop UMKM mendukung inisiatif berbagai pihak dalam mengadakan
pelatihan atau pengembangan kewirausahaan, khususnya bagi mahasiswa yang
akan lulus dari perguruan tinggi.
Institut Pertanian Bogor sebagai salah satu perguruan tinggi negeri juga
memahami pentingnya kewirausahaan. Hal ini tercermin pada visi Institut
Pertanian Bogor, yaitu Menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia
dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter
kewirausahaan. Visi ini diimplementasikan oleh IPB dengan menyelenggarakan
berbagai program dengan tujuan utama mendorong minat mahasiswa menjadi
wirausaha muda. Berbagai program baik yang berupa kerja sama dengan pihak
lain maupun yang murni diadakan sendiri oleh Institut Pertanian Bogor antara
lain adalah Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK), Program
Mahasiswa Wirausaha (PMW), program Wirausaha Muda Mandiri (WMM), dan
program Pojok Wirausaha BNI dan Young On Top.
Munculnya wirausaha-wirausaha muda baru dari golongan mahasiswa
mengandung arti bahwa persepsi mahasiswa terhadap kewirausahaan mulai
berubah. Kewirausahaan dianggap menjadi sebuah pilihan pekerjaan yang layak
dan terhormat serta menjadi alternatif pilihan untuk masa depan yang lebih baik
bagi seorang lulusan sarjana dan bukan lagi menjadi sebuah pilihan terakhir bagi
mahasiswa. Keberadaan mahasiswa pengusaha perlu mendapatkan apresiasi
tersendiri, mengingat mereka adalah calon-calon pengusaha masa depan yang
-
3
akan memajukan perekonomian bangsa dengan menciptakan lapangan pekerjaan
baru.
Mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor memiliki karakteristik
khas dan perilaku yang berbeda dengan pengusaha lain yang bukan mahasiswa.
Hal ini karena mahasiswa pengusaha mempunyai peran ganda. Di satu sisi
mahasiswa pengusaha harus menjalankan kewajibannya belajar di kampus, di sisi
lain mahasiswa pengusaha harus mampu mengelola bisnis yang dimilikinya.
Berbagai hambatan dan tantangan pasti dihadapi para mahasiswa yang telah
memilih berwirausaha. Hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi mereka para
mahasiswa pengusaha. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki oleh seorang
mahasiswa, bukan berarti mahasiswa pengusaha tidak mempunyai prestasi.
Karakter dan perilaku khas yang dimiliki mahasiswa pengusaha akan menjadi
objek penelitian yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut.
1.2. Perumusan Masalah
Mahasiswa pengusaha memiliki karakteristik khas dan perilaku yang
berbeda dengan pengusaha lain yang bukan mahasiswa karena mahasiswa
pengusaha mempunyai peran ganda yaitu sebagai mahasiswa dan sebagai
pengusaha. Tidak semua mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor memilih
tetap menjadi pengusaha setelah lulus dari perguruan tinggi. Keputusan untuk
beralih profesi menjadi selain pengusaha disebabkan beberapa alasan seperti
alasan kemantapan dan kesiapan diri menjadi pengusaha maupun karena alasan
tekanan dari orang tua. Dalam hal ini, pentingnya mahasiswa pengusaha memiliki
perilaku wirausaha yang baik agar meningkatkan kemungkinan keberhasilan
dalam usaha sehingga akan berpengaruh terhadap kemantapan diri menjadi
pengusaha setelah lulus dan mendapat kepercayaan dari orang tua dalam hal
memilih profesi sebagai seorang pengusaha. Diperlukan adanya kajian penelitian
mengenai karakteristik mahasiswa pengusaha serta hubungannya dengan perilaku
wirausaha mahasiswa pengusaha sehingga akan diketahui karakteristik mana yang
berhubungan dengan perilaku wirausaha. Hasil Penelitian ini dapat menjadi
pertimbangan bagi IPB, dan lembaga-lembaga yang terkait dengan kewirausahaan
untuk meningkatkan perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor.
-
4
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini adalah :
1. Bagaimana karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor?
2. Bagaimana perilaku mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik wirausaha mahasiswa pengusaha
Institut Pertanian Bogor dengan perilaku wirausahanya?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusahan masalah yang ada, tujuan penelitian adalah :
1. Mendeskripsikan karakteristik mahasiswa pengusaha Institut Pertanian
Bogor.
2. Menganalisis perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha Institut Pertanian
Bogor.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik mahasiswa pengusaha Institut
Pertanian Bogor dengan perilaku wirausahanya.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Institut Pertanian Bogor, hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan masukan dan evaluasi terhadap metode pembelajaran
kewirausahaan serta pembinaan-pembinaan yang diberikan berkaitan
dengan kewirausahaan untuk meningkatkan perilaku wirausaha
mahasiswa dan jumlah mahasiswa pengusaha.
2. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana latihan bagi
penulis dalam menulis dan menganalisis serta mengaplikasikan konsep-
konsep ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah.
3. Bagi Pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan
studi pustaka bagi pembaca tentang karakteristik dan perilaku wirausaha
mahasiswa pengusaha, serta menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya
mengenai kewirausahaan khususnya kewirausahaan di kalangan
mahasiswa.
-
5
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mengenai karakteristik dan perilaku wirausaha mahasiswa
pengusaha Institut Pertanian Bogor. Karakteristik yang diteliti meliputi jenis
kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang digeluti,
sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, dan keikutsertaan
dalam komunitas wirausaha. Sedangkan perilaku wirausaha yang dianalisis
meliputi pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha. Lokasi
penelitian ini adalah di daerah sekitar Kampus Institut Pertanian Bogor. Alat
analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistika
Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, Analisis Chi Square, dan analisis
tabel silang antara karakteristik dan perilaku wirausaha.
-
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Individu
Menurut Kotler (1980) dalam Ilyas dan Sudarnika (2002), karakteristik
individu dapat dikategorikan menjadi dua yaitu demografik dan psikografik.
Karakteristik demografi mencakup jenis kelamin, umur, penghasilan, pekerjaan,
pendidikan, ras, agama, kebangsaan, ukuran keluarga, dan tingkat sosial.
Sedangkan gaya hidup dan kepribadian merupakan karakteristik psikografik.
Lionberger (1960) dalam Pambudy (1999) menjelaskan bahwa
karakteristik individu seseorang meliputi umur, pendidikan, dan karakteristik
psikologis. Hijriyah (2004) pada penelitiannya memasukkan umur, tingkat
pendidikan formal, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berdagang, lama
bekerja, pasokan ayam, dan penerimaan usaha sebagai komponen karakteristik
individu responden, sedangkan Yuliantin (2009) memasukkan usia, jenis kelamin,
IPK, sifat, dan kepribadian sebagai komponen karakteristik individu.
2.2. Perilaku Wirausaha
Perilaku wirausaha adalah segala kegiatan ekonomi dan bisnis yang
polanya dicirikan oleh unsur-unsur kewirausahaan yaitu inovasi, kepemimpinan,
akumulasi modal, manajerial dan keberanian menanggung risiko. Pendidikan,
pengalaman usaha, motivasi, dan lokasi usaha berpengaruh terhadap perilaku
wirausaha (Yuliadini 2000).
Wijandi dalam Setiawan (2003) mengemukakan bahwa perilaku wirausaha
adalah pengetahuan, sikap mental, dan keterampilan serta sikap kewaspadaan
yang merupakan perpaduan unsur pengetahuan dan sikap mental terhadap masa
yang akan datang. Menurut Lunandi dalam Ramanti (2006), perilaku seseorang
dipengaruhi oleh sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimilikinya serta
dalam hal tertentu oleh material yang tersedia. Oleh karena itu, proses belajar
manusia dewasa ke arah perubahan perilaku hendaknya digerakkan melalui usaha
perubahan sikap baru, memberinya pengetahuan baru, dan dalam hal tertentu
disertai dengan penyediaan material baru.
Atmakusuma dalam Setiawan (2003), pengetahuan didefenisikan sebagai
tingkat kemampuan berpikir seseorang. Pada umumnya kemampuan berpikir lebih
-
7
banyak ditentukan oleh tingkat pendidikan baik formal maupun non formal,
meskipun secara langsung tidak ada kaitan antara pengetahuan atau pendidikan
dengan semangat berusaha. Dalam menjalankan usahanyas seorang wirausahawan
perlu memiliki beberapa pengetahuan dasar yang memadai agar usahanya
berhasil. Pengetahuan yang dimiliki seseorang akan berkembang seiring dengan
majunya zaman dan teknologi. Sebagai pelaku usaha maka pengetahuan yang
terkini harus didapat dan diikuti untuk kemajuan usahanya.
Pambudy (1999) menjelaskan sikap dasar seorang wirausaha adalah
kemauan yang kuat, kemampuan dan kesempatan untuk selalu memperhatikan
usahanya. Keterampilan adalah suatu kemauan dan kemampuan serta kesempatan
yang ada pada diri seseorang untuk selalu menggunakan semua organ fisiknya
dalam mengembangkan usahanya tersebut. Unsur ini berhubungan dengan kerja
fisik anggota badan terutama tangan, kaki, dan mulut (suara) untuk bekerja.
2.3. Penelitian terdahulu
Pambudy et al. (2011) dalam penelitiannya bertujuan untuk menganalisis
perilaku wirausaha mahasiswa Institut Pertanian Bogor secara keselurahan.
Populasi dalam kajian tersebut adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor
program sarjana. Sampel kajian ditentukan dengan teknik cluster random
unproporsional sampling yang diambil dari sembilan fakultas di Institut
Pertanian Bogor. Metode pengolahan data menggunakan Analisis Statistika
Deskriptif, Analisis Korelasi Rank Spearman, Analisis Korelasi Chi-Square, dan
Analisis Plotter. Karakteristik individu responden yang dikaji dibedakan atas jenis
kelamin, fakultas, Indeks Prestasi Kumulatif, uang saku per bulan, pekerjaan
Ayah, pekerjaan Ibu, suku daerah, keikutsertaan dalam pelatihan kewirausahaan,
keikutsertaan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa, dan kegiatan berwirausaha
yang sedang dijalankan. Perilaku wirausaha yang dikaji terdiri dari pengetahuan,
sikap, dan tindakan wirausaha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku
wirausaha mahasiswa IPB tergolong tinggi, dengan pengetahuan wirausaha yang
sangat tinggi, sikap wirausaha sedang, dan tindakan wirausaha yang tinggi. Faktor
yang mempengaruhi perilaku dan karakter wirausaha mahasiswa IPB adalah
semester, angkatan, IPK, uang saku, uang dari orang tua, mengikuti pelatihan
PKM, dan pengalaman berwirausaha.
-
8
Azzahra (2009) dalam penelitiannya bertujuan menganalisis karakteristik
dan perilaku mahasiswa Institut Pertanian Bogor peserta Program Kreativitas
Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Pengembangan Kewirausahaan
Mahasiswa (PPKM). Responden penelitian ini berjumlah 25 orang dengan
menggunakan metode sensus. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis
Statistika Deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik responden, serta
Analisis Korelasi Rank Spearman dan Chi-Square untuk menganalisis hubungan
antara karakteristik individu responden dengan perilaku wirausahanya.
Karakteristik individu yang diteliti meliputi jenis kelamin, fakultas, minor, Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK), uang saku per bulan, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu,
suku daerah, bidang usaha PKMK, bidang usaha PPKM, keikutsertaan dalam
PKMK sebelum tahun 2009, dan pengambilan mata kuliah kewirausahaan.
Sedangkan perilaku wirausaha yang diteliti terdiri dari pengetahuan, sikap, dan
perilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 36 persen responden
memiliki perilaku wirausaha tinggi dan 64 persen sangat tinggi. Pada taraf 0,05
terdapat hubungan nyata antara pekerjaan ayah dengan tindakan wirausaha, suku
daerah dengan tindakan wirausaha, dan keikutsertaan pada seminar/pelatihan
kewirausahaan dengan sikap dan perilaku wirausaha.
Penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pambudy et al. (2011) dan Azzahra (2009). Perbedaan terletak pada objek
penelitian yang dilakukan, metode penentuan sample, serta analisis yang
dilakukan terhadap karakteristik dan perilaku wirausaha. Responden penelitian ini
adalah mahasiswa pengusaha di Institut Pertanian Bogor dengan menggunakan
metode purposive sampling.
-
9
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Wirausaha dan Kewirausahaan
Joewono (2010) dalam bukunya berjudul The Five Arrows of
Entrepreneurship, meredifinisi kewirausahaan sebagai sebuah gairah untuk
mengembangkan sebuah bisnis baru. Bisnis yang dikembangkan seorang
wirausaha tidak hanya bisnis independen yang dimiliki oleh satu orang atau lebih
akan tetapi juga bisa berupa bisnis yang dikembangkan dalam sebuah perusahaan
atau sering disebut sebagai corporate entrepreneurship.
Sutanto (2002) menyatakan bahwa kewirausahaan adalah suatu sikap
mental yang berani menanggung risiko, berani berdiri di atas kaki sendiri, dan
berpikiran maju. Sikap mental ini perlu ditanamkan serta ditumbuhkembangkan
dalam diri angkatan muda Indonesia, agar dapat mengejar ketertinggalan dengan
bangsa-bangsa lain di dunia.
Wirausaha adalah seseorang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk
membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Hal ini berarti wirausaha harus
mempunyai mental mandiri dan berani memulai usaha, mempunyai keyakinan dan
percaya diri yang tinggi akan peluang yang ada dan yakin berhasil sekalipun
dalam kondisi tidak pasti. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu
berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat
memberikan keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal yang biasa karena
mereka memegang prinsip bahwa kerugian adalah sebuah faktor yang sepaket
dengan kesuksesan. Bahkan, semakin besar risiko suatu bisnis, semakin besar pula
keuntungan yang akan diperoleh (Kasmir 2006).
Perhatian besar pada kewirausahaan antara lain tergambar pada World
Entrepreneurship Forum ketiga di Lyon, Perancis pada November 2010
menghasilkan rekomendasi yang diberi judul Shaping The World of 2050 : The
Entrepreneurial Impact. Beberapa rekomendasi dari forum tersebut adalah :
1) Percepatan pengembangan perusahaan inovatif dan hight growth.
Kewirausahaan bisa ditingkatkan dengan penyelenggaraan pertemuan para
wirausaha sukses di seluruh dunia, mendukung perspektif internasional
-
10
mereka, dan menciptakan kondisi saling berbagi pengalaman serta
mengembangkan jejaring global inkubator growth. Penyelenggaraan temu
bisnis perusahaan multinasional dengan para wirausaha baru juga akan efektif
untuk mendorong kewirausahaan.
2) Mendorong kewirausahaan Base of the Pyramid (BoP).
Kewirausaan bisa ditumbuhkembangkan dengan mempercepat perubahan
mindset warga miskin, menyusun kebijakan pemerintah yang kondusif dan
menciptakan inkubator melalui BoP.
3) Mempromosikan lingkungan yang mendorong kewirausahaan di daerah.
Kewirausahaan bisa ditingkatkan melalui pengembangan kerja sama riset
dengan berbagai pihak terkait, mengangkat duta wirausaha dengan kepala
daerah sebagai motor utama.
4) Mengedukasi wirausaha dunia.
Edukasi bisa dilakukan secara optimal dengan merancang sistem akreditasi
dan metode pengajaran yang dibutuhkan untuk mempercepat terciptanya
wawasan kewirausahaan, mendorong kreatifitas dan keberanian mengambil
risiko, mendorong berbagai pihak untuk menghargai kewirausahaan baik dari
segi sosial maupun ekonomi.
3.1.2. Karakteristik Individu
Menurut Rakhmat (2001), karakteristik individu adalah ciri yang dimiliki
seseorang yang ditampilkan melalui pola pikir, pola tindak, dan pola sikap.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi karakteristik manusia yaitu faktor
personal dan faktor situasional. Robbins (1996) mengemukakan bahwa
karakteristik individu terdiri dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, dan
kedudukan seseorang.
Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu penelitian Pambudy at al. (2011)
dan Azzahra (2009) serta penyesuaian dengan kondisi responden, maka
karakteristik individu yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi jenis
kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang digeluti,
sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, serta keikutsertaan
dalam komunitas wirausaha.
-
11
3.1.3. Perilaku Wirausaha
Hersey dan Blanchard (1992) menyatakan bahwa perilaku pada dasarnya
berorientasi tujuan, pada umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh
tujuan tertentu. Perilaku adalah semua aktifitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmojo 2003).
Rakhmat (2001) menyatakan bahwa perilaku dapat dibedakan ke dalam
tiga ranah yaitu ranah kognitif atau pengetahuan, ranah afektif atau sikap, dan
ranah psikomotorik atau keterampilan atau tindakan. Komponen pengetahuan
dalam perilaku meliputi awareness dan knowledge terhadap suatu obyek atau
fenomena. Komponen sikap mengacu pada liking dan preference, sedangkan
komponen keterampilan mengacu pada intention dan actual behaviour terhadap
suatu obyek atau fenomena.
Mengacu kepada teori yang dikemukakan Rakhmat (2001), maka unsur-
unsur perilaku dalam penelitian ini terdiri dari tiga ranah yaitu pengetahuan,
sikap, dan perilaku. Penelitian ini membahas tentang perilaku wirausaha, sehingga
variabel perilaku yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan
wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha.
3.1.3.1. Pengetahuan Wirausaha
Pengetahuan diartikan sebagai kemampuan seseorang mengingat-ingat
kembali nama, istilah, ide, gejala, rumus, dan sebagainya tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunakannya. Ranah kognitif adalah ranah yang
mencakup kegiatan mental. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses
berpikir, yang salah satunya adalah pengetahuan. Pengetahuan adalah kemampuan
seseorang untuk mengingat-ngingat kembali atau mengenali kembali tentang
nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus, dan sebagainya, tanpa mengharapkan
kemampuan untuk menggunakannya (Sudjono 1996).
3.1.3.2. Sikap Wirausaha
Menurut Notoatmojo (2003), ranah afektif adalah ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif
-
12
tingkat tinggi. Sikap merupakan respon seseorang yang masih tertutup terhadap
suatu stimulus.
Lima pengertian sikap menurut Rakhmat (2001) yaitu: Pertama, sikap
adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Objek sikap boleh berupa benda, orang,
tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. Kedua, sikap mempunyai daya
penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga
menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan
apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan, dan apa yang harus dihindari.
Ketiga, sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok
cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan. Keempat, sikap
mengandung aspek evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak
menyenangkan. Kelima, sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir,
tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.
3.1.3.3. Tindakan Wirausaha
Tindakan adalah kemampuan yang ada pada diri seseorang untuk selalu
menggunakan semua organ fisiknya dalam mengembangkan usahanya tersebut.
Tindakan berhubungan dengan kerja fisik anggota badan terutama tangan, kaki
dan mulut (suara) untuk berkerja (Pambudy 1999). Tindakan merupakan ranah
yang berkaitan dengan keterampilan setelah seseorang menerima pengalaman
belajar tertentu. Tindakan wirausaha adalah perbuatan seseorang dalam mengenali
produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk
pengadaan produk, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Tindakan wirausaha merupakan perilaku wirausaha yang paling nyata dan mudah
diamati. Tindakan dapat menjadi cerminan dari pengetahuan dan sikap seorang
wirausaha. Tindakan inilah yang paling besar pengaruhnya terhadap keberhasilan
dalam berwirausaha.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Berdasarkan penelitian terdahulu yaitu penelitian Pambudy et al. (2011)
dan Azzahra (2009) serta penyesuaian dengan kondisi responden, maka
karakteristik individu yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi jenis
-
13
kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, jenis usaha yang digeluti,
sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, serta keikutsertaan
dalam komunitas wirausaha. Mengacu kepada teori yang dikemukakan Rakhmat
(2001), unsur-unsur perilaku dalam penelitian ini terdiri dari tiga ranah yaitu
pengetahuan, sikap, dan perilaku. Penelitian ini membahas tentang perilaku
wirausaha, sehingga variabel perilaku yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengetahuan wirausaha, sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha. Gambar 1 di
bawah ini menggambarkan tentang kerangka operasional penelitian.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Karakteristik dan Perilaku
Wirausaha Mahasiswa Pengusaha Institut Pertanian Bogor
Masalah Pengangguran di Indonesia,
Kewirausahaan merupakan salah satu
solusi mengatasi pengangguran
Mahasiswa Pengusaha IPB
Karakteristik mahasiswa
pengusaha
Perilaku Wirausaha
1.Jenis kelamin 2. Fakultas
3. IPK
4. Pekerjaan ayah 5. Pekerjaan Ibu
6. Jenis usaha yang digeluti
7. Sumber modal usaha 8. Penghasilan usaha per bulan
9. Lama usaha
10. Keikutsertaan dalam komunitas
kewirausahaan
1. Pengetahuan
Wirausaha
2. Sikap Wirausaha
3. Tindakan Wirausaha
Rekomendasi strategi bagi IPB dalam menerima,
mengelola, dan mencetak mahasiswa pengusaha.
Potensi wirausaha di kalangan mahasiswa
-
14
IV. METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah sekitar kampus Institut Pertanian Bogor
(IPB) Dramaga Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi
dilakukan dengan sengaja berdasarkan pertimbangan bahwa Institut Pertanian
Bogor merupakan salah satu perguruan tinggi yang mencetak banyak mahasiswa
pengusaha. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2012 hingga April 2013.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer berupa keterangan mengenai karakteristik responden
dan perilaku wirausahanya yang didapat melalui pengisian kuesioner. Kuesioner
berisi pertanyaan yang mengarah kepada pengumpulan data-data yang diperlukan
dalam penelitian. Data sekunder berupa daftar responden yang diperoleh melalui
data Direktorat Kemahasiswaan IPB, HIPMI PT IPB, YOT BNI IPB, IPB EC, dan
studi literatur baik melalui buku, artikel, maupun internet.
4.3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa pengusaha Institut
Pertanian Bogor. Pengertian mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor pada
penelitian ini adalah setiap orang yang menjalankan usaha bisnis nyata,
mempunyai produk barang atau jasa komersil yang ditawarkan kepada konsumen
dan masih berstatus sebagai mahasiswa aktif di Institut Pertanian Bogor. Populasi
penelitian yaitu mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor yang terdiri dari
berbagai kelompok populasi. Data populasi mahasiswa pengusaha Institut
Pertanian Bogor diperoleh dari basis data CDA, basis data HIPMI PT IPB,
Mahasiswa pengusaha di Pojok BNI YOT IPB 2012, dan mahasiswa pengusaha di
IPB Entrepreneur Community.
-
15
Tabel 1. Kelompok Populasi dan Sampel Penelitian
No Kelompok Populasi Populasi Sampel
Sampel
diolah
1 Basis data CDA ( WMM dan
PMW )
267 133 103
2 Basis data HIPMI PT IPB 68 56 54
3 Mahasiswa pengusaha di Pojok
BNI YOT IPB 2012
50 37 37
4 Mahasiswa pengusaha di IPB
Entrepreneur Community
58 32 32
Jumlah total 443 258 226
Sumber : CDA IPB, HIMPI PT IPB, dan data primer (2012)
Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 258 yang ditentukan
dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling artinya bahwa
penetuan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat
terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian dalam hal ini penelitian
dilakukan terhadap mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor. Ternyata
tidak semua orang dalam kelompok populasi adalah mahasiswa pengusaha.
Sehingga peneliti melakukan pengecekan satu persatu terhadap anggota populasi
apakah memenuhi kriteria penelitian ataukah tidak. Pengecekan dilakukan secara
langsung melalui tatap muka dan telepon. Setelah dilakukan pengecekan, terpilih
258 responden yang akan diberikan kuesioner penelitian. Kuesioner diberikan
secara langsung secara tatap muka kepada responden dan melalui email.
Sebanyak 32 kuesioner yang dikirim melalui e-mail tidak kembali kepada peneliti
karena alasan kesibukan dan alasan sudah lulus dari IPB sehingga tidak masuk
dalam kriteria sebagai responden. Akhirnya jumlah keseluruhan kuesioner yang
diolah berjumlah 226 kuesioner.
4.4. Data dan Instrumentasi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, alat
penyimpan data elektronik, dan alat tulis menulis. Sebelum kuesioner diberikan
kepada responden, maka dilakukan uji reliabilitas dan uji validitas. Uji validitas
-
16
digunakan untuk mengetahui valid tidaknya instrumen pengukuran. Instrumen
dikatakan valid apabila dapat mengukur apa yang semestinya diukur atau mampu
mengukur apa yang ingin dicari secara tepat. Valid tidaknya suatu instrumen
dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item dengan skor totalnya
pada taraf signifikan 5%. Singarimbun (1989) menyatakan bahwa reliabilitas
adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan Untuk mengetahui apakah alat ukur reliable atau tidak,
diuji dengan menggunakan metode Alpha Cronbach. Sebuah instrumen dianggap
telah memiliki tingkat keandalan yang dapat diterima, jika nilai koefisien
reliabilitas yang terukur adalah lebih besar atau sama dengan 0,6.
Uji validitas dan realibilitas pada penelitian ini dilakukan terhadap 30
orang responden sebagai pengujian awal kuesioner. Hasil uji validitas
menunjukkan semua pertanyaan valid untuk digunakan dalam penelitian
(Lampiran 1). Hasil akhir dari uji reliabilitas menunjukkan Cronbachs Alpha
lebih besar dari 0,600 yaitu sebesar 0,752 untuk pertanyaan pengetahuan
wirausaha, 0,784 untuk pertanyaan sikap wirausaha, dan 0,803 untuk pertanyaan
tindakan wirausaha. Hal ini berarti semua pertanyaan reliabel untuk digunakan
dalam penelitian. Setelah melalui tahap uji validitas dan realibilitas, kuesioner
disebar kepada responden lainnya.
4.5. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan mulai 6 Mei 2012. Kegiatan ini bertempat di
kampus IPB Dramaga dan sekitarnya dengan pengisian kuesioner oleh responden,
studi literatu. Pengisian kuesioner oleh responden dilakukan dengan temu
langsung dan pengisian lewat e-mail.
Kuesioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis berhubungan
masalah penelitian, dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-jawaban yang
mempunyai makna dalam menguji hipotesis atau yang mengarah kepada tujuan
penelitian. Nazir (2005) menjelaskan bahwa setiap pertanyaan merupakan bagian
dari hipotesis yang diuji, maka secara umum isi dari kuesioner dapat berupa :
1) Pertanyaan tentang fakta
2) Pertanyaan tentang pendapat
3) Pertanyaan tentang persepsi diri.
-
17
Penelitian ini menggunakan pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka.
Pertanyaan tertutup membatasi jawaban responden. Responden diberi suatu
pertanyaan dengan pilihan jawaban, namun tidak punya kesempatan menulis
tanggapannya sendiri. Jenis pertanyaan tertutup lainnya ialah pertanyaan dua
pilihan. Jenis pertanyaan ini membatasi responden karena hanya memungkinkan
untuk memilih salah satu dari dua pilihan, seperti ya atau tidak, benar atau salah,
setuju atau tidak setuju. Pertanyaan tertutup digunakan untuk mengetahui hal-hal
yang mempunyai sedikit alternatif jawaban seperti umur, pendapatan, kepunyaan,
dan hal lain yang dapat dijawab dengan sedikit alternatif jawaban. Berbeda
dengan pertanyaan tertutup, pertanyaan terbuka memberikan pilihan bagi
responden untuk memberikan alternatif jawaban yang bermacam-macam. Mereka
terbuka dan bebas merespons setiap pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan terbuka
dan tertutup diberikan untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik
responden. Pertanyaan untuk unsur pengetahuan wirausaha diberikan dalam
bentuk pertanyaan tertutup benar/salah. Pertanyaan untuk unsur sikap wirausaha
diberikan dalam bentuk pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban skala likert
lima kategori mulai dari sangat tidak sesuai hingga sangat sesuai dan pertanyaan
untuk unsur tindakan wirausaha berupa pertanyaan ya/tidak.
4.6. Metode Pengolahan Data
Ada tiga jenis analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
Analisis Statistika Deskriptif, Analisis tabel silang, Analisis Korelasi Range
Spearman, dan Analisis Korelasi Chi-Square.
4.6.1. Analisis Statistika Deskriptif dan Tabel Silang
Dalam penelitian ini, Analisis Statistika Deskriptif digunakan untuk
mendeskripsikan karakteristik dan perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha
Institut Pertanian Bogor. Data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah dan
disajikan dalam bentuk tabel dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama.
Hasil yang diperoleh kemudian dipersentase berdasarkan jumlah responden dan
tabulasi silang antara karakteristik dan perilaku wirausaha.
Menurut Nazir (2005), nilai pusat digunakan untuk mewakili keseluruhan
skor yang terdapat dalam data. Jenis ukuran nilai pusat yang dipakai adalah rata-
-
18
rata hitung (mean). Mean adalah kecenderungan tengah yang memberikan
gambaran umum dari suatu seri pengamatan. Rata-rata hitung dapat dirumuskan
sebagai berikut:
=
Keterangan : = nilai rata-rata
i = Pengamatan ke-i
N = jumlah data
Menurut Nazir (2005), pembagian klasifikasi penilaian untuk pengetahuan,
sikap, tindakan, dan perilakau, dapat dilakukan dengan formulasi sebagai berikut :
=R
Keterangan:
= besar interval kelas
R = range
k = jumlah interval kelas
Tabel 2. Kriteria Penilaian Skor Kuesioner
No Range skor
pengetahuan
Range skor
sikap
Range skor
tindakan
Range skor
perilaku
Kriteria
1 0-20 20-36 0-20 20-76 Sangat
rendah
2 20-40 36-52 20-40 76-132 Rendah
3 40-60 52-68 40-60 132-188 Sedang
4 60-80 68-84 60-80 188-244 Tinggi
5 80-100 84-100 80-100 244-300 Sangat tinggi
Skor untuk pengetahuan dan tindakan wirausaha dilakukan dengan nilai
tertinggi 100 dan terendah 0 sedangkan pemberian skor untuk sikap wirausaha
nilai terendah 20 dan nilai tertinggi 10 karena pengetahuan diukur dengan skala
likert. Skor perilaku wirausaha adalah penjumlahan dari skor pengetahuan, sikap,
dan tindakan dengan skor tertinggi 300 dan skor terendah 20. Kriteria penilaian
skor secara rinci ditunjukkan pada Tabel 2.
-
19
Analisis tabel silang dilakukan untuk menghubungkan variabel
karakteristik dengan variabel perilaku. Dengan melakukan analisis ini, dapat
diketahui perbedaan tinggi rendahnya perilaku wirausaha pada masing-masing
karakteristik. Analisis ini dilakukan dengan menghubungkan total skor rata-rata
perilaku yang diperoleh dari hasil pengolahan kuesioner penelitian.
4.6.2 . Analisis Chi-Square dan Range Spearman
Nazir (2005) menyatakan bahwa uji Chi-square digunakan untuk menguji
apakah beberapa ukuran nominal berhubungan satu sama lain atau tidak. Uji
tersebut berguna untuk menguji apakah dua atau lebih populasi mempunyai
distribisi yang sama. Secara umum, uji Chi-Square digunakan dalam penelitian
untuk mencari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara
beberapa populasi. Sedangkan Analisis Korelasi Rank Spearman digunakan jika
pengamatan dari dua variabel minimal dalam bentuk skala ordinal .
Analisis Korelasi Chi-Square dan Rank Spearman digunakan untuk
mengetahui hubungan antara karakteristik mahasiswa pengusaha Institut
Pertanian Bogor dengan perilaku wirausahanya. Variabel karakteristik yang
berupa data kategori seperti jenis kelamin, fakultas, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu,
jenis usaha, dan sumber modal dapat dianalisis menggunakan uji Chi-Square.
sementara variabel lainnya seperti IPK, penghasilan per bulan, lama usaha, dan
keikutsertaan dalam komunitas kewirausahaan yang merupkan data ordinal
menggunakan uji Korelasi Range Spearman .
-
20
V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Sejarah Ringkas Institut Pertanian Bogor
Cikal bakal Institut Pertanian Bogor (IPB) diawali dengan adanya lembaga
pendidikan tinggi sebagai kelanjutan dari lembaga pendidikan menengah dan
tinggi pertanian serta kedokteran hewan yang dimulai pada awal abad ke-20 di
Bogor. Lembaga pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middlebare
Landbouw School, Middlebare Bosbouw School, dan Nederlandsch Indische
Veeartsen School.
Landbouw Hogenschool dibuka kembali dengan nama Faculteit voor
Landbouw-wetwnschappen sebagai kelanjutan Landbouw Hogenschool yang
mempunyai jurusan Pertanian dan Kehutanan pada tahun 1947. Kemudian
Faculteit voor Landbouw-wetenschappen berubah nama menjadi Fakultas
Pertanian UI dengan tiga jurusan yaitu Sosial Ekonomi, Pengetahuan Alam, dan
Kehutanan pada tahun 1950 serta dibentuk jurusan Perikanan Darat pada tahun
1957. Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan
(PTIP) Nomor 91 tahun 1963, Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan,
Fakultas Peternakan UI melepaskan diri menjadi Institut Pertanian Bogor pada
tanggal 1 September 1963.2
Awalnya IPB hanya terdiri dari lima fakultas yaitu Fakutas Pertanian,
Fakultas Kehutanan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan, dan
Fakultas Perikanan. IPB berkembang menjadi enam fakultas dengan didirikannya
Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian pada tahun 1964 yang saat ini
bernama Fakultas Teknologi Pertanian. Sekolah pascasarjana pertama di
Indonesia dibuka di IPB yang pada tahun 1980 diresmikan menjadi Fakultas
Pascasarjana IPB. Fakultas Pascasarjana IPB beralih status menjadi Program
Pendidikan Pascasarjana dengan terbitnya PP 30/1990.3
Institut Pertanian Bogor membuka Fakultas Sains dan Matematika pada
tahun 1981 dan berubah nama menjadi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam pada tahun 1983. IPB mulai menyelenggarakan Program
2Tahap Embrional http://ipb.ac.id/about/history-of-ipb-embrional-step [ diakses pada 16
September 2012] 3Loc.cit
-
21
Diploma Pada tahun 1979 dan menjadi Fakultas Politeknik Pertanian pada tahun
1980. IPB membuka program pendidikan pascasarjana professional setingkat S2
dalam bidang Manajemen Agribisnis pada tahun 1992.
Institut Pertanian Bogor membuka Fakultas Ekonomi dan Manajemen
pada tahun 2000. IPB telah ditetapkan menjadi Institut Pertanian Bogor sebagai
Badan Hukum Milik Negara pada tanggal 26 Desember 2000 melalui Peraturan
Pemerintah Nomor 154. IPB mulai menerapkan Kurikulum sistem mayor minor
karena sesuai dengan Kebijakan Dasar Pendidikan IPB mengenai pengembangan
kurikulum program pendidikan. Kurikulum ini mulai berlaku bagi mahasiswa
tahun masuk 2005/2006. Akhirnya IPB membentuk fakultas baru dengan nama
Fakultas Ekologi Manusia pada tahun 2006.4
5.2. Lokasi Kampus IPB
Institut Pertanian Bogor memiliki lima Kampus yang tersebar di beberapa
lokasi yaitu:
1. Kampus IPB Darmaga seluas 267 Ha digunakan sebagai kantor rektorat dan
pusat kegiatan belajar-mengajar S1, S2 dan S3.
2. Kampus IPB Baranangsiang Bogor seluas 11,5 Ha digunakan sebagai pusat
kegiatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat serta pendidikan
pascasarjana eksekutif.
3. Kampus IPB Taman Kencana Bogor seluas 3.4 Ha yang direncanakan untuk
pendirian rumah sakit internasional.
4. Kampus IPB Gunung Gede Bogor seluas 14.5 Ha sebagai pusat kegiatan
pendidikan manajemen dan bisnis yang dilengkapi dengan techno-park.
5. Kampus IPB Cilibende Bogor seluas 3.2 Ha sebagai pusat kegiatan
pendidikan vokasional diploma.
Institut Pertanian Bogor memiliki 385 laboratorium fisik dan 12 Lahan
Percobaan untuk membekali keterampilan mahasiswa dalam bentuk "hands on
practical training" yang tersebar di daerah Darmaga (33 Ha), Sukamantri (39.13
Ha), Sindangbarang (937 Ha), Pasir Kuda (1.86 Ha), Tajur (20.42 Ha), Babakan
(10.51 Ha), Jonggol-Kabupaten Bogor (268.74 Ha), Pasir Sarongge-Cianjur (7.13
4Tahap Pendewasaan http://ipb.ac.id/about/history-of-ipb-maturation-phase ( Diakses pada 16
September 2012]
-
22
Ha), Gunung Walat (350 Ha) danPelabuhan Ratu-Sukabumi (5.23 Ha), Ancol-
Jakarta (0.2 Ha), Pulau Tinjil-Pandeglang (600 Ha). Terdapat UPT Bahasa dan
UPT Lab Terpadu yang digunakan untuk praktikum mahasiswa dan wahana
penelitian untuk mahasiswa S1, S2, S3 maupun dosen IPB. Institut Pertanian
Bogor memiliki perpustakaan yang terkatagori 5 besar di Indonesia dan
dilengkapi dengan IPB electronic library semuanya untuk melayani informasi
yang lengkap dan mutakhir kepada mahasiswa. 5
Institut Pertanian Bogor menyediakan asrama mahasiswa bagi mahasiswa
tingkat persiapan bersama dengan kapasitas 3000 orang. Di sekeliling kampus
terdapat Bank dan ATM, Poliklinik, sarana ibadah, bus keliling kampus dan track
sepeda kampus semuanya untuk mempermudah aktivitas warga IPB. Kampus juga
menyediakan Gymnasium, Pusat Kegiatan Mahasiswa, dan Gedung Olah Raga
untuk menunjang pengembangan bakat dan minat.
5.3. Visi dan Misi Institut Pertanian Bogor
Visi Institut Pertanian Bogor adalah Menjadi perguruan tinggi berbasis
riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta
berkarakter kewirausahaan.
Misi Institut Pertanian Bogor adalah :6
1) Menyelengarakan pendidikan tinggi bermutu tinggi dan pembinaan
kemahasiswaan yang komprehensif dalam rangka meningkatkan daya
saing bangsa.
2) Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai kebutuhan
masyarakat agraris dan bahari pada masa sekarang dan kecenderungan
pada masa yang akan datang.
3) Membangun sistem manajemen perguruan tinggi yang berkarakter
kewirausahaan, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
4) Mendorong terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan
hak asasi manusia.
5 Lokasi Kampus http://ipb.ac.id/about/campus-location [ Diakses pada 16 September 2012]
6 Visi dan Misi http://ipb.ac.id/about/vision-and-mission [ Diakses pada 16 September 2012]
-
23
5.4. Motto dan Tujuan Institut Pertanian Bogor
Motto Institut Pertanian Bogor adalah Mencari dan Memberi yang
Terbaik.
Tujuan dari Institut Pertanian Bogor adalah:
1) Menguatkan sistem pendidikan dan kemahasiswaan dengan fokus
menghasilkan lulusan yang kompeten, cerdas dan kompetitif.
2) Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian terintegrasi sehingga
menghasilkan temuan ilmu pengetahuan, paket teknologi yang bermutu
dan bermanfaat bagi masyarakat.
3) Meningkatkan kesejahteraan dosen, tenaga penunjang, dan bantuan/subsidi
bagi pendidikan mahasiswa.
4) Meningkatkan kapasitas sumberdaya untuk membangun ketangguhan
institut.
5) Menguatkan sistem manajemen untuk menyempurnakan sistem
manajemen institut dalam rangka mencapai kesehatan organisasi.
-
24
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Karakteristik Mahasiswa Pengusaha Institut Pertanian Bogor
Karakteristik responden yang akan diteliti pada penelitian ini adalah
jenis kelamin, fakultas, IPK, pekerjaan Ayah, pekerjaan Ibu, jenis usaha yang
digeluti, sumber modal usaha, penghasilan usaha per bulan, lama usaha, dan
keikutsertaan dalam komunitas kewirausahaan. Karakteristik responden yang
diteliti dapat menjadi sumber informasi yang berharga bagi pihak-pihak yang
membutuhkan informasi mengenai karakteristik mahasiswa pengusaha Institut
Pertanian Bogor.
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif Institut Pertanian
Bogor yang mempunyai kegiatan bisnis atau yang sedang menjalankan usahanya.
Jumlah responden yang diberikan kuesioner berjumlah 258 mahasiswa. Akan
tetapi kuesioner yang terkumpul dan diolah sebagai data sebanyak 226 kuesioner.
Hal ini disebabkan kendala yang dihadapi saat mengumpulkan kembali kuesioner
dari para responden. Sebanyak 12 responden sudah lulus dan sisanya sebanyak 20
responden tidak mengembalikan kuesioner penelitian dengan alasan yang
berbeda-beda. Berikut ini akan dibahas satu persatu mengenai karakteristik
mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor.
6.1.1. Jenis Kelamin
Jumlah responden pada penelitian ini berjumlah 226 mahasiswa
pengusaha. Responden laki-laki berjumlah 155 orang dengan persentase sebesar
68,6 persen dan responden perempuan berjumlah 71 orang dengan persentase
sebesar 31,4 persen. Data ini menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki lebih
banyak yang berwirausaha dari pada mahasiswa perempuan. Perempuan lebih
sedikit yang tertarik berwirausaha saat mahasiswa karena perempuan lebih
memilih fokus pada kuliah daripada merintis usaha saat mahasiswa yang menurut
mereka akan menyita banyak waktu dan tenaga. Berbeda dengan laki-laki yang
memilih berwirausaha sejak mahasiswa, mereka memilih menjadi wirausaha sejak
mahasiswa karena ingin hidup mandiri dan sudah mempunyai penghasilan yang
layak saat lulus perguruan tinggi.
-
25
Tabel 3. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Jenis
Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1 Laki-laki 155 83,05 81,30 81,08 245,43
2 Perempuan 71 81,64 82,70 83,07 247,41
Total/ Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05
Sumber : Kuesioner Penelitian Diolah (2012)
Tabel 3 menunjukkan bahwa skor rata-rata perilaku wirausaha mahasiswa
pengusaha perempuan lebih tinggi dari laki-laki. Walaupun perbedaan kecil, hal
ini menunjukkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama-sama mampu
mempunyai perilaku wirausaha yang baik. Hal ini karena kemajuan teknologi dan
informasi yang sangat canggih, akses informasi yang bisa diakses siapapun tanpa
batasan jenis kelamin. Bahkan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
perempuan mempunyai perilaku yang lebih tinggi dalam sikap dan tindakan. Hasil
ini tidak mengherankan, terbukti banyak bermunculan saat ini pengusaha wanita
yang sukses. Maraknya bisnis online sangat berpengaruh terhadap gaya dan cara
dalam berbisnis. Banyak sekali pelaku bisnis online wanita yang menjual
produknya seperti aneka baju muslim, aksesoris wanita, kosmetik, hingga obat-
obatan herbal secara online.
6.1.2. Fakultas
Tabel 4 menunjukkan bahwa fakultas teknologi pertanian mempunyai
mahasiswa yang berwirausaha paling banyak sebesar 52 orang atau sekitar 23
persen dari total responden. Disusul oleh fakultas ekonomi dan manajemen
sebesar 41 orang atau sebesar 18 persen. Fakultas pertanian di urutan ketiga
dengan jumlah mahasiswa yang berwirausaha berjumlah 33 orang atau sebesar 15
persen. Fakultas peternakan berjumlah 27 mahasiswa wirausaha atau sebesar 13
persen.
Hasil data ini menunjukkan bahwa semangat untuk berwirausaha tidak
hanya berasal dari fakultas yang langsung berkaitan dengan mata kuliah
kewirusahaan seperti fakultas Ekonomi dan Manajemen melainkan juga berasal
dari fakultas lain seperti fakultas Teknologi Pertanian dengan jumlah responden
terbesar yaitu 23 persen. Skor rata-rata perilaku wirausaha hampir sama di setiap
-
26
fakultas. Hal ini bisa terjadi karena pada masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB)
seluruh mahasiswa Institut Pertanian Bogor memperoleh mata kuliah wajib
kewirausahaan. Selain itu, iklim kewirausahaan yang tumbuh subur di Institut
Pertanian Bogor dengan adanya program-program kewirausahaan seperti seminar,
workshop, dan pelatihan kewirausahaan juga mendukung mahasiswa untuk
berwirausaha tanpa adanya batasan fakultas.
Tabel 4. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Fakultas
No Fakultas Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1 Pertanian 34 83,38 81,24 80,15 244,77
2 Kedokteran
Hewan
10 83,00 81,20 82,50 246,70
3 Perikanan dan
ilmu Kelautan
17 83,50 82,90 82,40 248,80
4 Peternakan 29 82,20 81,70 82,80 246,70
5 Kehutanan 5 84,20 82,70 80,80 247,70
6 Teknologi
Pertanian
52 82,10 80,50 81,20 243,80
7 Matetamatika
dan IPA
24 83,40 82,90 84,00 250,30
8 Ekonomi dan
Manajemen
40 82,60 81,70 81,60 245,90
9 Ekologi
Manusia
15 78,30 83,9 80,30 242,50
Total/ Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05
Sumber : Kuesioner Penelitian Diolah (2012)
Skor perilaku tertinggi berasal dari fakultas matematika dan IPA, hal ini
karena terlihat dari daftar responden bahwa mahasiswa pengusaha yang berasal
dari fakultas matematika dan IPA sebagian besar sudah memulai usahanya lebih
dari satu tahun. Hal ini berkaitan dengan penjelasan selanjutnya mengenai lama
usaha dimana semakin lama seseorang menjalani kegiatan usaha, maka semakin
tinggi perilaku wirausahanya.
-
27
6.1.3. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Hasil data yang terkumpul menunjukkan bahwa mahasiswa Institut
Pertanian Bogor yang berwirausaha mempunyai prestasi akademik cukup baik.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa persentase terbesar sebesar 37,2
persen mahasiswa wirausaha mempunyai IPK antara 2,50 sampai 3,00.
Sementara sebanyak 29,2 persen wirausaha mahasiswa mempunyai IPK antara
3,00 sampai 3,50. Hasil secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan IPK
No IPK Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1 < 2,00 1 80,00 76,00 80,00 236,00
2 2,00 2,50 33 83,10 80,10 81,00 244,20
3 2,50 3,00 84 82,00 81,70 81,50 245,20
4 3,00 3,50 66 82,80 82,60 82,60 248,00
5 >3,50 42 83,10 82,30 81,70 247,10
Total/ Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05
Sumber : Data Primer (2012)
Hasil ini menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa mengenai
kewirausahaan sudah mulai berubah. Dulu, kewirausahaan atau profesi sebagai
wirausaha identik dengan orang yang gagal akademik atau kurang pintar di kelas.
Akan tetapi saat ini, wirausaha banyak menjadi pilihan bagi mahasiswa yang juga
berprestasi secara akademik di kelas. Hal ini juga merupakan dampak dari
gencarnya program-program kewirausahaan yang dilakukan pemerintah dan juga
IPB untuk meningkatkan jumlah wirausaha melalui seminar-seminar dan
pelatihan bisnis.
Skor rata-rata perilaku wirausaha mempunyai kecenderungan naik seiring
dengan kenaikan IPK responden walaupun kembali turun pada kelompok terakhir
yaitu IPK diatas 3,5. Bagaimanapun juga, kemampuan kognitif tidak boleh
disepelekan oleh seorang pengusaha apalagi oleh seorang mahasiswa pengusaha.
Karena selain sebagai pengusaha, mahasiswa pengusaha juga mempunyai
kewajiban untuk menuntut ilmu dan mengikuti pelajaran di kampus IPB.
-
28
6.1.4. Pekerjaan Ayah
Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan ayah mahasiswa
pengusaha IPB adalah sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebesar 35,8 persen,
diikuti oleh profesi sebagai pegawai swasta sebesar 27,9 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa profesi ayah tidak berpengaruh terhadap keputusan
mahasiswa wirausaha Institut Pertanian Bogor untuk mengikuti jejak profesi sang
ayah.
Tabel 6. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Pekerjaan
Ayah
No Pekerjaan Ayah Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1 PNS 81 83,60 81,10 81,00 245,70
2 Pegawai Swasta 63 82,40 81,80 82,70 246,90
3 Wirausaha 39 81,50 81,00 81,60 244,10
4 Petani 12 80,00 83,30 75,80 239,10
5 Tidak bekerja 11 82,90 80,40 82,90 246,20
6 Lainnya 20 80,70 82,10 82,70 245,50
Total/ Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05
Sumber : Data Primer (2012)
Hasil ini menunjukkan bahwa responden ingin melakukan hal yang
berbeda dengan memilih profesi yang berbeda dengan profesi sang Ayah. Selain
itu, dengan berwirausaha responden ingin merubah kehidupan ke arah yang lebih
baik dengan penghasilan yang lebih besar serta kebebasan dalam mengelola
waktu.
Skor rata-rata perilaku wirausaha hampir sama di setiap profesi sang ayah.
Skor tertinggi berada pada profesi ayah sebagai pegawai swasta dan ayah yang
tidak bekerja. Kondisi ayah yang sangat sibuk bekerja sebagai pegawai swasta
sehingga tidak mempunyai waktu bagi keluarga, mungkin menjadi motivasi bagi
responden untuk lebih bersemangat dalam berwirausaha, sehingga semakin cepat
mencapai kebebasan dalam pengelolaan waktu. Kondisi ayah yang tidak bekerja
menjadi semangat dan motivasi untuk merubah kehidupan yang lebih dengan
berwirausaha.
-
29
6.1.5. Pekerjaan Ibu
Tabel 7 menunjukkan bahwa pekerjaan Ibu responden yang paling besar
adalah sebagai pegawai negeri sipil yaitu sebanyak 74 orang atau sebesar 32,7
persen. Disusul kemudian yang tidak bekerja sebanyak 56 orang atau sebesar 24,8
persen. Hasil ini menunjukkan bahwa pekerjaan ibu tidak mempengaruhi
keputusan responden untuk mengikuti jejak profesi sang ibu.
Seperti pada karakter pekerjaan ayah, responden memilih berwirausaha
karena ingin melakukan hal berbeda yang lebih bermanfaat dengan menciptakan
lapangan pekerjaan serta keinginan meningkatkan kesejahteraan hidup dengan
penghasilan yang lebih besar dan kebebasan pengelolaan waktu.
Tabel 7. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Pekerjaan
.Ibu
No Pekerjaan Ibu Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1 PNS 74 82,00 80,80 80,60 243,40
2 Pegawai
Swasta
32 83,60 84,30 83,60 251,50
3 Wirausaha 45 80,80 81,50 82,00 244,30
4 Petani 11 85,00 82,30 80,40 247,70
5 Tidak bekerja 56 84,40 81,70 82,30 248,40
6 Lainnya 8 78,80 80,50 80,60 239,90
Total 226 82,62 81,73 81,70 246,05
Sumber : Data Primer (2012)
Skor rata-rata perilaku wirausaha yang menarik di sini adalah skor rata-
rata sikap pada profesi ibu sebagai pegawai swasta yang mempunyai perbedaan
cukup besar dibandingkan skor rata-rata yang lain. Kondisi ibu yang sangat sibuk
bekerja sebagai pegawai swasta membuat ibu tidak mempunyai waktu banyak
bagi keluarga. Hal ini bisa menjadi motivasi bagi responden untuk lebih
bersemangat dalam berwirausaha sehingga lebih cepat mencapai kebebasan dalam
pengelolaan waktu.
-
30
6.1.6. Jenis Usaha
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dari semua fakultas yang ada
mempunyai kompetensi dasar dalam ilmu pertanian. Kompetensi dasar ini
diberikan sejak awal di waktu Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan ditambah di
fakultas masing-masing. Hal ini sedikit banyak juga mempengaruhi terhadap jenis
usaha yang dilakukan oleh mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor. Selain
itu, bidang pertanian memang mencakup bidang yang luas mulai dari pertanian
pangan hingga pertanian non pangan, bidang usaha hulu hingga bidang usaha
hilir. Tabel 8 menunjukkan bahwa jenis usaha yang dilakukan oleh responden
sebagian besar berada di bidang pertanian. Data selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 8.
Bidang usaha pertanian adalah bidang usaha luas yang mencakup segala
jenis kegiatan bisnis mulai dari hulu sampai kegiatan bisnis hilir. Institut Pertanian
Bogor mendirikan fakultas dari A sampai I dalam rangka memberikan
kompetensi yang lengkap mulai dari hulu sampai hilir. Masing-masing
kompetensi khusus yang dimiliki oleh mahasiswa mempunyai peluang bisnis yang
dapat dikembangkan menjadi sebuah bisnis yang menguntungkan.
Tabel 8. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Jenis Usaha
No Jenis Usaha Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1 Pertanian 134 82,60 81,50 81,30 245,40
2 Non
Pertanian
92 82,70 82,10 82,30 247,10
Total/Rata-rata 226 82,62 81,73 81,70 246,05
Sumber : Data Primer (2012)
Skor rata-rata perilaku wirausaha responden yang mempunyai usaha di
bidang pertanian dengan responden yang berwirausaha di bidang non pertanian
hampir sama. Semua bisnis mempunyai karakter dan tingkat kesulitan masing-
masing. Kesuksesan atau kegagalan bisnis tidak semata-mata bergantung kepada
jenis usaha yang dijalankan, tetapi sangat bergantung kepada baik buruknya
pengelolaan suatu bisnis.
-
31
6.1.7. Sumber Modal Usaha
Modal usaha merupakan salah satu komponen penting dalam menjalankan
sebuah usaha. Meskipun modal bukanlah syarat utama untuk memulai dan
menjalankan usaha, tetapi keterbatasan modal akan menjadi masalah serius bagi
pengusaha jika pelaku usaha tidak mengetahui sumber mendapatkan modal
tersebut. Sebagai pelaku usaha, mahasiswa wirausaha Institut Pertanian Bogor
membutuhkan modal untuk menjalankan usahanya. Tabel 9 menunjukkan sumber
modal yang didapatkan oleh responden.
Sebagian besar responden memperoleh sumber modal dari investor
terdekat seperti temen dekat dan keluarga dengan sistem bagi hasil. Jumlah
responden dengan pembiayaan investor berjumlah 97 orang atau sebesar 42,9
persen. Responden memilih mendapatkan modal dari investor karena cara ini
adalah cara paling mudah untuk mendapatkan modal yang lumayan besar dengan
syarat-syarat yang tidak sulit.
Tabel 9. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Sumber
Modal Usaha
No Sumber Modal Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1 Sendiri 52 82,70 81,70 81,70 246,10
2 Investor
(Kerabat,
keluarga, teman,
dll)
97 81,80 81,50 80,80 244,10
3 Dana Hibah
(PKMK, PMW)
28 83,90 81,00 84,30 249,20
4 Lembaga
Keuangan
(Bank, BPR, dll)
1 80,00 75,00 80,00 235,00
5 Lainnya
(perlombaan,
patungan)
48 83,60 82,90 82,10 248,60
Total 226 82,62 81,73 81,70 246,05
Sumber : Data Primer (2012)
-
32
Sumber modal kedua dan ketiga berasal dari diri sendiri dan patungan
dengan teman atau kolaborasi yaitu sebesar 23 persen dan 21,2 persen. Sebanyak
12,4 persen responden memperoleh modal dari dana hibah. Responden ini adalah
mahasiswa yang mengawali usahanya dari keikutsertaan dalam program
Kreatifitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKMK) dan Program Mahasiswa
Wirausaha (PMW CDA IPB) yang sampai saat ini bertahan dan terus berjalan.
Responden dalam kategori ini mempunyai skor rata-rata perilaku tertinggi karena
mahasiswa pengusaha yang mengikuti program ini mendapatkan pelatihan secara
intensif dari pihak bank mandiri serta adanya mekanisme controling terhadap
kegiatan bisnis yang dilakukan sebagai bentuk pertanggung jawaban. Pendanaan
usaha melalui lembaga keuangan berada pada urutan yang terakhir, karena
mahasiswa mengalami kendala syarat-syarat pendanaan dan administrasi sehingga
kucuran dana yang diperoleh mahasiswa dari lembaga keuangan masih sangat
sulit.
6.1.8. Lama Usaha
Pengalaman tidak akan bisa dibeli dengan uang. Kata-kata tersebut berarti
bahwa pengalaman dalam berusaha sangatlah penting dalam keberhasilan sebuah
usaha. Pengalaman dalam berwirausaha dapat diukur dengan lamanya usaha.
Semakin lama pelaku usaha menjalankan usahanya, maka semakin banyak ilmu
dan pengetahuan yang diperoleh tentang bidang usaha yang digeluti. Tabel berikut
ini memperlihatkan secara lengkap sebaran responden berdasarakan lama usaha
yang dilakukan.
Tabel 10. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan Lama
Usaha
No Lama Usaha Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1 < 1 tahun 135 80,80 81,50 80,10 242,40
2 1 2 tahun 67 84,60 82,20 83,30 250,10
3 >2 tahun 24 86,90 82,40 85,80 255,10
Total 226 82,62 81,73 81,70 246,05
Sumber : Data Primer (2012)
-
33
Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa sebagian besar responden yaitu
sebesar 59,7 persen baru memulai usahanya dan masih berjalan kurang dari satu
tahun. Sebesar 29,6 persen mahasiswa telah menjalankan usahanya selama rentan
waktu satu sampai dua tahun. Sedangkan mahasiswa yang telah menjalankan
usahanya selama lebih dari dua tahun sebesar 10,6 persen atau sebanyak 24 orang
mahasiswa. Hasil data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden
adalah sebagai pemula dalam bisnis. Masa awal memulai bisnis adalah masa yang
paling sulit dalam mendirikan suatu bisnis.
Berdasarkan Tabel 10 terlihat jelas bahwa skor rata-rata perilaku
responden mengalami kenaikan sesuai dengan lama usahanya. Semakin lama
responden dalam berwirausaha, maka semakin tinggi perilaku wirausahanya.
Perbedaan yang sangat jelas terdapat pada pengetahuan, tindakan, dan perilaku
wirausaha responden.
6.1.9. Penghasilan Usaha per Bulan
Besarnya jumlah penghasilan pelaku usaha merupakan salah satu indikator
keberhasilan sebuah usaha. Penghasilan yang dimaksud di sini adalah penghasilan
bersih yang diterima oleh pengusaha selama satu bulan. Sebagai pelaku usaha,
mahasiswa pengusaha Institut Pertanian Bogor juga mempunyai penghasilan
yang berbeda-beda jumlahnya. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Sebaran Responden dan Rataan Skor Perilaku Berdasarkan
.Penghasilan Usaha per Bulan
No Penghasilan Jumlah Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1 < 1 juta 119 82,50 81,50 81,80 245,80
2 1 juta 3 juta 61 82,70 82,00 80,70 245,40
3 3 juta 6 juta 32 82,30 82,20 82,70 247,20
4 >6 juta 14 85,00 82,20 84,20 251,40
Total 226 82,62 81,73 81,70 246,05
Sumber : Data Primer (2012)