PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

185
SCENARIO PLANNING PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA MALANG SKRIPSI Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya SHOOFIA AYU AZIIZAH NIM. 145030100111008 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK MALANG 2018

Transcript of PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

Page 1: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

SCENARIO PLANNING

PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI

JODIPAN, KOTA MALANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana

Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

SHOOFIA AYU AZIIZAH

NIM. 145030100111008

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

MALANG

2018

Page 2: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

ii

MOTTO HIDUP

Karena sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada

kemudahan. Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada

kemudahan (Q.S. Al-Insyirah 5-6)

Page 3: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

iii

Page 4: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

iv

Page 5: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

v

Page 6: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

vi

RINGKASAN

Aziizah, Shoofia Ayu. 2018. Scenario Planning Pengembangan Kampung

Warna Warni Jodipan, Kota Malang. Dosen Pembimbing : Oscar Radyan

Danar, S. AP, M. AP, Ph. D

Keunikan Kampung Warna Warni Jodipan telah menarik minat wisatawan

untuk mengunjunginya. Hal tersebut membuat Pemerintah Kota Malang

meresmikannya sebagai salah satu kampung wisata di Kota Malang. Tetapi

adanya bencana banjir yang mengintai kawasan tersebut serta keberadaan

Kampung Warna Warni di atas tanah illegal, membuatnya termasuk dalam

permukiman yang akan di pindahkan secara bertahap oleh pemerintah.

Permasalahan tersebut membuat Kampung Warna Warni memiliki tingkat

ketidakpastian yang tinggi dalam pengembangannya, sehingga pendekatan

Scenario Planning menjadi relevan untuk digunakan dalam penelitian ini.

Scenario Planning adalah bagian dari perencanaan strategis yang berkaitan

dengan alat dan teknologi untuk mengelola ketidakpastian masa depan.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Data dalam penelitian

ini diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi di lapangan.

Sedangkan analisis data pada penelitian ini menggunakan metode dalam scenario

planning yaitu TAID (Tracking, Analysing, Imaging, Deciding).

Pada analisis kondisi pengembangan Kampung Warna Warni ditemukan

bahwa adanya perubahan menuju ke arah yang lebih baik pada aspek lingkungan,

sosial dan ekonomi yang dirasakan masyarakat akibat pengembangan Kampung

Warna Warni. Pada analisis keberlanjutan, diawali dengan tahap tracking untuk

menentukan focal concern yaitu Kebijakan dan Modal (modal manusia dan modal

finansial). Kemudian pada tahap analyzing dilakukan analisis terhadap focal

concern dan menghasilkan 4 (empat) skenario yaitu : (1) Scenario I (Kebijakan

Mendukung, Modal Mendukung), (2) Scenario II (Kebijakan Mendukung, Modal

Tidak Mendukung), (3) Scenario III (Kebijakan Tidak Mendukung, Modal

Mendukung), (4) Scenario IV (Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Tidak

Mendukung). Sedangkan pada tahap imaging ditentukan visi yang ingin dicapai

pada masing masing scenario. Setelah menentukan visi, maka berlanjut pada

tahap deciding untuk memutuskan strategi pada masing-masing scenario tersebut,

yaitu : (1) Pada scenario I, peneliti merekomendasikan strategi Pembangunan

Berkelanjutan. (2) Pada scenario II, peneliti merekomendasikan strategi

Pemberdayaan Masyarakat. (3) Pada scenario III, peneliti merekomendasikan

strategi Relokasi Berbasis Masyarakat. (4) Pada scenario IV, peneliti

merekomendasikan strategi Revitalisasi dan Relokasi.

Kata Kunci : Scenario Planning, Kampung Wisata, Kampung Warna Warni,

Metode TAID, WUS Analysis.

Page 7: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

vii

SUMMARY

Aziizah, Shoofia Ayu. 2018. Scenario Planning Development of Kampung

Warna Warni Jodipan, Malang City. Supervisor: Oscar Radyan Danar, S. AP,

M. AP, Ph. D

The uniqueness of Kampung Warna Warni has to interest tourists for visit

it. That is make the Malang City Government to inaugurate this village to be one

of tourism village in Malang City. But the flood disaster and the existence of

Kampung Warna Warni on illegal land, make this village included in the

settlements that will be moved gradually by the government. These problems

make this village have a high degree of uncertainty in development, so Scenario

Planning approach becomes relevant for used in this research. Scenario Planning

is part of strategic planning related to tools and technology to manage future

uncertainty.

This research is descriptive-qualitative research. The data in this research

is obtained through observation, interview, and documentation in the field. While

data analysis in this research use method in scenario planning that is TAID

(Tracking, Analyzing, Imaging, Deciding).

In the analysis of the development conditions of Kampung Warna Warni

found that there is a change towards a better direction on the environmental, social

and economic aspects that people perceive due to the development of Kampung

Warna Warni. In the analysis of sustainability, begins with the tracking stage to

determine the focal concern of the Policy and Capital (human capital and financial

capital). Then, at the analyzing stage, an analysis of focal concerns and four

scenarios are: (1) Scenario I (Support Policy, Supporting Capital), (2) Scenario II

(Supporting Policy, Unsupporting Capital), (3) Scenario III (Policy Not

Supporting, Supporting Capital), (4) Scenario IV (Policy Not Supporting, Capital

Not Supporting). While at the imaging stage determined the vision to be achieved

in each scenario. After determining the vision, it continues at the deciding stage to

decide the strategy in each scenario, namely: (1) In scenario I, the researcher

recommends the strategy of Sustainable Development. (2) In scenario II, the

researcher recommends Community Empowerment strategy. (3) In scenario III,

researchers recommend a Community Based Relocation strategy. (4) In scenario

IV, the researcher recommends Relocation and Revitalization strategy.

Keywords: Scenario Planning, Tourism Village, Kampung Warna Warni, TAID

Method, WUS Analysis.

Page 8: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan banyak kemudahan dan kelancaran

kepada penulis selama proses penyusunan skripsi, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Scenario Planning Pengembangan

Kampung Warna Warni Jodipan, Kota Malang”. Tidak lupa shalawat dan

salam kita curahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam,

manusia mulia yang merupakan idola dan suri tauladan bagi kita yang selalu kita

nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu

Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Penulisan skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa adanya doa, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terimakasih kepada :

1. Keluargaku tersayang (Bapak Hari, Ibu Indah, Mas Andi, Mbak Ria).

2. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono, MS selaku dekan Fakultas Ilmu

Administrasi, Bapak Drs. Andy Fefta Wijaya, MDA, Ph.D selaku Ketua

Jurusan Administrasi Publik, Bapak Dr. Fadillah Amin, M. AP, Ph. D selaku

Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik serta seluruh staf Fakultas Ilmu

Administrasi Publik Universitas Brawijaya.

Page 9: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

ix

3. Bapak Oscar Radyan Danar, S. AP., M. AP., Ph. D selaku dosen pembimbing

penulis yang selalu sabar membimbing penulis dalam penyusunan skripsi.

4. Teman-teman di Fakultas Ilmu Administrasi yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu yang telah memberikan semangat, doa serta motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bagi semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi dalam penyusunan

skripsi ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membantu.

Malang, 30 Mei 2018

Penulis

Page 10: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

x

DAFTAR ISI

MOTTO ......................................................................................................... ii

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ iii

TANDA PENGESAHAN ............................................................................... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................ v

RINGKASAN................................................................................................. vi

SUMMARY.................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 12

C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 13

E. Sistematika Pembahasan ........................................................................... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 16

A. Administrasi Publik .................................................................................. 16

B. Administrasi Pembangunan dan Perencanaan Pembangunan ..................... 18

C. Perencanaan Skenario (Scenario Planning)............................................... 21

D. Pariwisata ................................................................................................ 30

E. Kampung Wisata ...................................................................................... 31

F. Hubungan Administrasi Publik, Administrasi Pembangunan,

Perencanaan Pembangunan, Perencanaan Skenario (Scenario Planning) .. 32

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 35

A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 35

B. Fokus Penelitian ....................................................................................... 36

C. Lokasi dan Situs Penelitian ....................................................................... 37

D. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 38

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 40

F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 41

G. Analisis Data ............................................................................................ 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 47

A. Gambaran Umum Penelitian ..................................................................... 47

1. Gambaran Umum Kota Malang ............................................................ 47

a. Kondisi Geografis .......................................................................... 47

Page 11: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

xi

b. Kondisi Demografis ....................................................................... 49

c. Kondisi Permukiman Kumuh ......................................................... 52

2. Organisasi Perangkat Daerah Kota Malang........................................... 54

a. Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang ................... 54

1. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang ................ 54

2. Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang ............... 54

3. Tugas Pokok ............................................................................. 54

4. Fungsi....................................................................................... 55

b. Profil Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan

Kota Malang ................................................................................... 56

1. Visi Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Kota

Malang ............................................................................... 56

2. Misi Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Kota

Malang ............................................................................... 56

3. Tugas Pokok ....................................................................... 56

4. Fungsi ................................................................................. 57

c. Sekertaris Daerah Kota Malang (Bagian Sumber Daya Alam dan

Pengembangan Infrastruktur) ......................................................... 57

1. Visi Bagian Sumber Daya Alam dan Pengembangan

Infrastruktur ....................................................................... 58

2. Misi Bagian Sumber Daya Alam dan Pengembangan

Infrastruktur ........................................................................ 58

3. Tugas Pokok ....................................................................... 58

4. Fungsi ................................................................................ 58

3. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................... 59

a. Kondisi Geografis Kelurahan Jodipan............................................. 59

b. Kondisi Penduduk Kelurahan Jodipan ............................................ 61

c. Kondisi Sosial ............................................................................... 62

d. Kondisi Ekonomi............................................................................ 63

B. Penyajian Data ........................................................................................... 64

1. Kondisi Pengembangan Kampung Warna Warni Ditinjau Dari Aspek

Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi ........................................................ 64

a. Aspek Lingkungan ......................................................................... 65

b. Aspek Sosial ................................................................................... 74

c. Aspek Ekonomi .............................................................................. 78

2. Analisis Terhadap Keberlanjutan Kampung Warna Warni Jodipan, Kota

Malang Dengan Pendekatan Scenario Planning .................................... 83

a. Tracking (Pelacakan) ...................................................................... 84

b. Analysing (Analisis) ...................................................................... 98

c. Imaging (Penggambaran) ................................................................ 99

d. Deciding (Memutuskan) ................................................................ 99

C. Pembahasan ............................................................................................... 100

1. Kondisi Pengembangan Kampung Warna Warni Ditinjau Dari Aspek

Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi ........................................................ 100

a. Aspek Lingkungan ......................................................................... 100

b. Aspek Sosial ................................................................................... 103

Page 12: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

xii

c. Aspek Ekonomi .............................................................................. 105

2. Analisis Terhadap Keberlanjutan Kampung Warna Warni Jodipan, Kota

Malang Dengan Pendekatan Scenario Planning .................................... 106

a. Tracking (Pelacakan) .................................................................... 106

b. Analysing (Analisis) ...................................................................... 117

1. Scenario I ................................................................................. 117

2. Scenario II ................................................................................ 120

3. Scenario III............................................................................... 123

4. Scenario IV .............................................................................. 125

c. Imaging (Penggambaran) .............................................................. 128

d. Deciding (Memutuskan) ............................................................... 131

1. Scenario I Kebijakan Mendukung, Modal Mendukung ............. 131

2. Scenario II Kebijakan Mendukung, Modal Tidak Mendukung

................................................................................................. 132

3. Scenario III Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Mendukung .. 133

4. Scenario IV Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Tidak

Mendukung ................................................................................ 134

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 135

A. Kesimpulan .............................................................................................. 135

B. Saran.......................................................................................................... 140

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 142

Page 13: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Prioritas Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Tahun 2015............ 3

Tabel 2. Permukiman Kumuh Kota Malang .......................................................... 5

Tabel 3. Jumlah Wisatawan Domestik dan Mancanegara di Kota Malang

Tahun 2015-2016 .................................................................................... 6

Tabel 4. Perbedaan antara Scenario Planning, Visi, dan Forecasting .................... 22

Tabel 5. Data Informan .......................................................................................... 39

Tabel 6. Luas Wilayah Kecamatan, Jumlah Kelurahan dan Jumlah RW dan

RT Se-Kota Malang Kondisi Tahun 2013 ................................................ 49

Tabel 7. Permukiman Kumuh Kota Malang .......................................................... 53

Tabel 8. Batas-Batas Kelurahan Jodipan ............................................................... 59

Tabel 9. Data Pembagian Wilayah Pemerintahan Kelurahan Jodipan .................... 61

Tabel 10. Data Kepadatan Penduduk Kelurahan Jodipan ....................................... 61

Tabel 11.Kondisi Perekonomian Kelurahan Jodipan Dilihat dari Pekerjaan

Kepala Keluarga .................................................................................... 63

Tabel 12. Kondisi Kesehatan Masyarakat Kelurahan Jodipan ................................. 69

Tabel 13.Kondisi Perekonomian Kelurahan Jodipan Dilihat Dari Pekerjaan

Kepala Keluarga .................................................................................... 79

Tabel 14. SWOT .................................................................................................... 106

Tabel 15. Scenario I: Kebijakan Mendukung, Modal Mendukung .......................... 118

Tabel 16. Scenario II: Kebijakan Mendukung, Modal Tidak Mendukung ............... 120

Tabel 17. Scenario III: Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Mendukung ............. 123

Tabel 18. Scenario IV: Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Tidak

Mendukung .......................................................................................... 126

Page 14: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Overview Of TAIDA Process................................................................ 25

Gambar 2. The relation between scenarios and certain trends compared with a

play in the theatre ............................................................................... 28

Gambar 3. Scenario cross that constitutes four different scenarios based on two

uncertainties ....................................................................................... 38

Gambar 4. Peta Kota Malang ................................................................................ 48

Gambar 5. Peta Kelurahan Jodipan........................................................................ 60

Gambar 6. Kampung Jodipan Sebelum Menjadi Kampung Warna Warni .............. 65

Gambar 7. MCK Kampung Jodipan Sebelum Menjadi Kampung Warna Warni .... 68

Gambar 8. Kampung Warna Warni ...................................................................... 70

Gambar 9. Fasilitas MCK Sekarang Di Kampung Warna Warni ........................... 72

Gambar 10. Lingkungan Kampung Warna Warni ................................................... 73

Gambar 11. Perpustakaan Mini Di Kampung Warna Warni ................................... 73

Gambar 12. Warung Milik Masyarakat Di Kampung Warna Warni ........................ 81

Gambar 13. Warung Milik Masyarakat Di Kampung Warna Warni ........................ 81

Gambar 14. Penjaga Tiket Di Kampung Warna Warni ........................................... 82

Gambar 15. Matrix Logika Skenario .................................................................... 117

Gambar 16. Distribusi Strategi Pada Masing-Masing Skenario Pengembangan

Kampung Warna Warni....................................................................... 131

Page 15: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

xv

DAFTAR SINGKATAN

APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BABs : Buang Air Besar Sembarangan

BARENLITBANG : Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan

CSR : Corporate Sosial Responsibility

DAS : Daerah Aliran Sungai

DB : Demam Berdarah

Guys Pro : Guys Of Public Relation

Ha : Hektar Area

IAA : Indonesia Attractivness Award

IKM : Indeks Kepuasan Masyarakat

INDANA : Inti Daya Guna Aneka Warna

Kel. : Kelurahan

KemenPUPR : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

KK : Kepala Keluarga

KU-APBD : Kebijakan Umum- Anggaran Pendapatan da Belanja Daerah

KUD : Koperasi Unit Desa

L : Laki- Laki

LAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

LAN : Lembaga Administrasi Negara

Marcom : Marketing Communication

MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah

MCK : Mandi Cuci Kakus

MOU : Memorandum Of Understanding

Page 16: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

xvi

P : Perempuan

PAD : Pendapatan Asli Daerah

POKDARWIS : Kelompok Sadar Wisata

PNS : Pegawai Negeri Sipil

PPAS : Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

PT : Perseroan Terbatas

RKPD : Rencana Kerja Pembangunan Daerah

RP2KPKP : Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman

Kumuh Perkotaan

RPJMD : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

RPJPD : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

RT : Rukun Tetangga

RW : Rukun Warga

SDA : Sumber Daya Alam

SDM : Sumber Daya Manusia

SO : Strengths Opportunities

SOP : Standar Operasional dan Prosedur

SPM : Standar Pelayanan Minimal

SPP : Standar Pelayanan Publik

ST : Strengths Threats

TAIDA : Tracking, Analysing, Imaging, Deciding, Acting

TBC : Tubercolosis

Tbk : Terbuka

UMM : Universitas Muhammadiyah Malang

UPT : Unit Pengendali Teknis

Page 17: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

xvii

WO : Weaknesses Opportunities

WNA : Warga Negara Asing

WNI : Warga Negara Indonesia

WT : Weaknesses Threats

WUS : Why, Utilize, Should

Page 18: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah suatu negara dengan jumlah penduduk yang tinggi dengan

sebaran penduduk yang tidak merata. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

(2017:83) pada tahun 2016 jumlah penduduk mencapai 258.705,0 juta jiwa.

Sedangkan menurut data KemenPUPR (2015:35) sebaran penduduk Indonesia

menurut pulau besar tahun 2013 adalah : Jawa (57,06%), Sumatera (21,52%),

Sulawesi (7,32%), Kalimantan (5,93%), Bali dan Nusa Tenggara (5,51%), dan

Maluku dan Papua (2,65%).

Implikasi dari tingginya jumlah penduduk adalah kebutuhan perumahan yang

cukup tinggi, khususnya pada daerah perkotaan. Tingginya jumlah penduduk di

daerah perkotaan salah satunya dipengaruhi oleh tingkat urbanisasi. Tingginya

arus urbanisasi akibat menumpuknya sumber mata pencaharian di kawasan

perkotaan menjadi magnet yang cukup kuat bagi masyarakat perdesaan, terutama

golongan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) untuk bekerja di kawasan

perkotaan dan tinggal di lahan lahan ilegal yang mendekati pusat kota, hingga

akhirnya menciptakan lingkungan permukiman kumuh (RP2KPKP, 2016:1).

Permukiman kumuh menurut Undang Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman, adalah permukiman yang tidak layak huni

karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan

kualitas bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat.

Page 19: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

2

Tingginya jumlah penduduk ditambah dengan sebaran penduduk yang tidak

merata dan cenderung terpusat di perkotaan, tentu saja tidak seimbang dengan

jumlah ruang di perkotaan. Sehingga masyarakat yang memiliki keterbatasan

dalam ekonomi, tak jarang lebih memilih mendirikan permukiman secara ilegal.

Permukiman ilegal Inilah yang menyebabkan munculnya permukiman kumuh.

Permukiman ilegal yang tidak mendapat tanggapan serius dari pemerintah

semakin lama akan semakin bertambah jumlahnya serta berkembang secara tidak

teratur yang kemudian akan menjadi kumuh dan tentunya menyebabkan

penurunan kualitas hidup (Budihardjo, 2005 dalam Meiske, 2016:1).

Disampaikan oleh Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman,

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dwityo Akoro Soeranto,

di kantor PU, Kamis (1/10/2015) bahwa permukiman kumuh di Indonesia saat ini

telah mencapai 38.000 hektar di perkotaan atau setara 10% dari total kawasan

pemukiman. Jumlah permukiman kumuh yang tinggi membuat pemerintahan

Presiden Joko Widodo menargetkan pada 2019 Indonesia terbebas dari

permukiman kumuh (Pratama, 2015). Banyaknya jumlah permukiman kumuh

tidak sejalan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Pasal 28H ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera

lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik

dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Masyarakat yang tinggal

di permukiman kumuh dalam hal ini masih belum terpenuhi hak nya untuk

mendapatkan tempat tinggal, lingkungan hidup yang baik dan sehat dari

Page 20: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

3

pemerintah sebagai yang bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar

masyarakatnya.

Menurut KemenPUPR (2015:169) di tahun 2015, terdapat 56 kabupaten/kota

yang menjadi program prioritas penanganan kawasan permukiman kumuh.

Kabupaten/kota yang termasuk dalam prioritas penanganan kawasan permukiman

kumuh antara lain:

Tabel 1. Prioritas Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Tahun 2015

No. PROVINSI KABUPATEN/KOTA

1. Aceh Kota Banda Aceh

2. Aceh Kota Langsa

3. Aceh Kota Lhokseumawe

4. Sumatera Utara Kota Medan

5. Sumatera Barat Kota Padang

6. Sumatera Barat Kota Payakumbuh

7. Sumatera Barat Solok

8. Riau Kota Pekanbaru

9. Jambi Kota Sungai Penuh

10. Sumatera Selatan Kota Lubuklinggau

11. Bengkulu Kota Bengkulu

12. Lampung Kota Bandar Lampung

13. Kepulauan Bangka Belitung Kota Pangkal Pinang

14. Kepulauan Riau Kota Batam

15. Jawa Barat Kota Bandung

16. Jawa Barat Kota Bogor

17. Jawa Barat Kota Sukabumi

18. Jawa Tengah Banyumas

19. Jawa Tengah Kendal

20. Jawa Tengah Kota Pekalongan

21. Jawa Tengah Kota Surakarta

22. Jawa Tengah Semarang

23. Jawa Tengah Sukoharjo

24. Jawa Tengah Grobogan

25. DI Yogyakarta Kota Yogyakarta

26. Jawa Timur Kota Malang

27. Jawa Timur Kota Pasuruan

28. Jawa Timur Kota Probolinggo

29. Jawa Timur Sidoarjo

30. Banten Kota Serang

Page 21: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

4

31. Bali Kota Denpasar

32. Bali Tabanan

33. Nusa Tenggara Barat Kota Mataram

34. Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah

35. Nusa Tenggara Timur Belu

36. Nusa Tenggara Timur Kota Kupang

37. Kalimantan Barat Kota Pontianak

38. Kalimantan Tengah Sukamara

39. Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin

40. Kalimantan Timur Kota Bontang

41. Sulawesi Utara Kota Bitung

42. Sulawesi Tengah Kota Palu

43. Sulawesi Tengah Parigi Moutong

44. Sulawesi Selatan Kota Makassar

45. Sulawesi Selatan Kota Pare-Pare

46. Sulawesi Selatan Takalar

47. Sulawesi Tenggara Kota Bau-Bau

48. Sulawesi Tenggara Kota Kendari

49. Sulawesi Tenggara Wakatobi

50. Gorontalo Kota Gorontalo

51. Gorontalo Pohuwato

52. Sulawesi Barat Mamuju

53. Maluku Utara Kota Ternate

54. Papua Barat Manokwari

55. Papua Barat Sorong

56. Papua Kota Jayapura

Sumber : KemenPUPR, 2015

Berdasarkan tabel tersebut, Kota Malang termasuk dalam prioritas

penanganan kawasan permukiman kumuh. Tidak hanya masuk sebagai menjadi

program prioritas penanganan kawasan permukiman kumuh, disampaikan oleh

Wakil Wali Kota Malang Sutiaji usai Kegiatan Kolaborasi Program Kota Tanpa

Kumuh di RT 01 RW 06 Kelurahan Dinoyo Kecamatan Lowokwaru

Kota Malang, Senin (9/1/2017) bahwa Kota Malang ternyata merupakan kota

dengan jumlah kelurahan kumuh terbanyak di Jawa Timur. Berdasarkan hal

tersebut, tentu saja pemerintah Kota Malang harus bekerja lebih keras dalam

mengentaskan permukiman kumuh menjadi lebih baik (Wahyunik, 2017).

Page 22: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

5

Adapun kelurahan yang termasuk dalam daftar permukiman kumuh di Kota

Malang adalah:

Tabel 2. Permukiman Kumuh Kota Malang

No Kecamatan Kelurahan

1. Kec. Klojen Kel. Kasin

Kel Sukoharjo

Kel.Kidul Dalem

Kel. Kauman

Kel.Oro-Oro Dowo

Kel. Samaan

Kel. Bareng

Kel. Penanggungan

Kel.Gadingkasri

2. Kec. Sukun Kel. Sukun

Kel. Ciptomulyo

Kel.Tanjungrejo

Kel. Bandulan

3. Kec. Kedungkandang Kel. Mergosono

Kel. Kotalama

4. Kel. Lowokwaru Kel.Lowokwaru

Kel. Sumbersari

5. Kec. Blimbing Kel. Polehan

Kel. Jodipan

Sumber: RPJMD Kota Malang, 2013

Salah satu upaya mengatasi permukiman kumuh adalah dengan

mengembangkan daerah yang sebelumnya kumuh menjadi destinasi pariwisata.

Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan di dukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

Daerah permukiman kumuh yang kemudian dijadikan sebagai destinasi

pariwisata lebih dikenal dengan nama kampung wisata. Menurut Lane

(Setyaningsih, et al., 2015) kampung wisata merupakan serangkaian kegiatan

Page 23: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

6

pariwisata yang bertempat di kawasan kampung. Menjadikan daerah kumuh

sebagai kampung wisata, tentu saja pemerintah dan masyarakat mendapat dua

keuntungan sekaligus, yakni berkurangnya daerah kumuh dan meningkatnya

pertumbuhan ekonomi di Kota Malang. Mengingat jumlah wisatawan yang cukup

tinggi, kampung wisata kemudian menjadi pilihan bagi pemerintah Kota Malang

dalam mengurangi permukiman kumuh.

Tabel 3. Jumlah Wisatawan Domestik dan Mancanegara Di Kota

Malang Tahun 2015-2016

No.

Bulan

2015 2016

Wisatawan

Domestik

Wisatawan

Mancanegara

Wisatawan

Domestik

Wisatawan

Mancanegara

1. Januari 282.715 725 267.696 763

2. Februari 185.504 718 246.255 764

3. Maret 202.342 524 248.123 754

4. April 194.389 498 257.305 727

5. Mei 203.710 481 243.187 688

6. Juni 247.410 654 320.867 693

7. Juli 271.825 706 385.763 759

8. Agustus 235.388 650 353.288 704

9. September 231.498 681 379.339 807

10. Oktober 253.906 674 383.522 881

11. November 310.383 769 406.619 950

12. Desember 757.652 1.674 495.110 1.045

Jumlah 3.376.722 8.754 3.987.074 9.535

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2017

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Malang (2017), pada tahun

2015 jumlah wisatawan mancanegara mencapai 8.754 orang, sedangkan

wisatawan domestik mencapai 3.376.722 orang. Pada tahun 2016 jumlah

wisatawan mancanegara mencapai 9.535 orang dan wisatawan domestik mencapai

3.987.074 orang. Data tersebut menunjukan bahwa wisatawan domestik maupun

mancanegara semakin meningkat setiap tahunnya. Tentu ini dapat menjadi

motivasi bagi Pemerintah Kota Malang untuk semakin mengembangkan potensi

pariwisata di daerahnya, termasuk potensi kampung wisata. Selain itu atas inovasi

Page 24: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

7

dalam mengembangkan permukiman kumuh menjadi kampung wisata,

Pemerintah Kota Malang telah mendapat penghargaan dalam ajang Indonesia

Attractivness Award (IAA) yang digelar PT. Tempo Inti Media Tbk yang bekerja

sama dengan Frontier Consulting Group di Hotel Westin, Jakarta, Jumat malam

(29/09/2017). Kota Malang berhasil meraih dua penghargaan bergengsi sekaligus,

yakni sebagai “Kota Potensial Wisata” dan “Kota Terbaik” versi IAA.

Penghargaan yang dirah Kota Malang ini diterima langsung oleh Wali Kota

Malang H. Moch. Anton (Bidang Informasi Publik, 2017).

Pengembangan kampung wisata di daerah permukiman kumuh salah satunya

berada di Kampung Warna Warni Jodipan. Sebelumnya kampung wisata ini

adalah salah satu daerah permukiman kumuh yang ada di Kota Malang.

Munculnya Kampung Warna Warni berawal dari inisiasi beberapa mahasiswa

Universitas Muhamadiyah Malang (UMM) yang tergabung dalam tim Guyspro,

seperti disampaikan Nabila (22th) yang merupakan ketua tim Guyspro :

“Berawal dari sebuah tugas praktikum Public Relation 2 “Manajemen

Event”, dimana kami (tim Guys Pro) harus mencari real client. Real client

inilah yang kedepannya harus berkenan di analisis kegiatannya, diobservasi,

sehingga kita temukan permasalahannya, dan kita sebagai praktisi Public

Relation-nya mempunyai jawaban untuk permasalahan tersebut.

Alhamdulilah Guyspro mendapatkan client PT. INDANA, perusahaan asli

Malang dengan cat Decofresh yang bergerak di bidang painting dan coating.

Setelah bertemu dengan pihak Marketing Communication-nya, ternyata

pihak perusahaan menginginkan adanya CSR. Dan kamipun menganalisis

bahwasanya CSR PT.INDANA pun cenderung hanya bersifat charity, belum

menyentuh suistainability. Sehingga kami carilah target yang sesuai dengan

konsep CSR mereka, dan terpilihlah Jodipan”

Nabila menambahkan bahwa tidak ada inisiasi untuk membentuk kampung

Jodipan sebagai kampung wisata. Kampung Jodipan dipilih lantaran termasuk

salah satu kampung kumuh di Kota Malang, serta terdapat kebiasaan masyarakat

Page 25: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

8

yang buruk yaitu membuang sampah ke sungai. Sehingga dengan adanya program

pengecatan kampung tersebut menjadi kampung warna warni, perilaku

masyarakat turut berubah mengingat telah memiliki kampung yang cantik, indah,

dan berwarna. Hasil dari program tersebut menarik perhatian masyarakat luas

yang ingin berfoto dan mengunjungi kampung tersebut. Melihat antusiasme yang

tinggi dari masyarakat luar untuk berkunjung ke permukiman tersebut, maka

masyarakat mulai membuka permukiman tersebut sebagai tempat pariwisata, hal

ini kemudian mendapat dukungan Pemerintah Kota Malang (Berdasarkan

wawancara pada tanggal 6 Oktober 2017).

Pengembangan Kampung Warna Warni Jodipan ini sayangnya menimbulkan

polemik tersendiri di Kota Malang. Pasalnya Kampung Warna Warni Jodipan

tersebut berada di sekitar bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.

Permukiman ini tentu saja termasuk permukiman ilegal, dikarenakan telah

melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai Pasal 22

ayat (2), peraturan tersebut melarang mendirikan bangunan di daerah sempadan

sungai yang bertujuan untuk kepentingan pengendali banjir.

Selain melanggar peraturan, adanya permukiman di daerah tersebut juga

sangat berpotensi mengancam Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Hal tersebut

berdampak secara langsung terhadap penurunan kualitas sumber daya air.

Menurut Pyerwianto (Yetti, 2011:10), kawasan Sungai Brantas di Kota Malang

menunjukkan kemunduran kualitas air akibat limbah domestik mengingat

sebagian besar penduduk di pinggiran Sungai Brantas mengandalkan air sungai

Page 26: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

9

tersebut untuk sumber kebutuhan airnya disamping adanya penurunan kualitas

lingkungan sungai itu sendiri.

Demi nama pengembangan obyek wisata terkadang suatu daerah kurang

memperhatikan kelestarian lingkungan. Pembangunan Kampung Warna Warni

Jodipan di Kota Malang secara jelas berpotensi menyebabkan degradasi

lingkungan. Ancaman bencana ekologis sebagai dampak dari pengembangan

sektor pariwisata perlu diminimalisir. Tetapi problematika dalam pengembangan

Kampung Warna Warni Jodipan cukup kompleks. Berdasarkan Peraturan Daerah

Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Malang Tahun 2010-2030 dalam Pasal 48, Kampung Wisata Warna Warni

Jodipan termasuk dalam permukiman di lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Brantas yang akan secara bertahap dipindahkan. Hal ini tidak sejalan dengan

kenyataan bahwa pembangunan di obyek wisata tersebut semakin masif dilakukan

oleh masyarakat yang mendapat persetujuan dan dukungan dari Pemerintah Kota

Malang.

Pengembangan obyek wisata di daerah Jodipan tersebut selain bertentangan

dengan peraturan, juga memiliki resiko bencana. Hal ini karena sepanjang Daerah

Aliran Sungai Brantas, merupakan salah satu daerah rawan bencana di Kota

Malang. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Wali Kota Malang Sutiaji di Balai

Kota Malang, Kamis (27/10/2016), bahwa Pemerintah Kota Malang akan

mengkaji potensi risiko bencana di Kampung Warna Warni setelah adanya rumah

yang ambruk akibat banjir yang melanda daerah tersebut pada saat hujan (Hartik,

2016). Risiko bencana banjir di kawasan Kampung Warna Warni kenyataannya

Page 27: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

10

masih terus menjadi ancaman yang nyata bagi masyarakat yang tinggal di daerah

tersebut. Hujan yang mengguyur pada Jumat (17/11/2017) kembali menyebabkan

banjir di Kampung Warna Warni. Air sungai yang meluap hingga berjarak 7

(tujuh) meter dari bibir sungai dan tinggi muka air yang naik hingga 2 (dua) meter

membuat masyarakat khawatir banjir akan menggenangi permukiman tersebut

(Ratri, 2017).

Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, peneliti merasa tertarik untuk

melakukan penelitian terkait pengembangan Kampung Warna Warni. Penelitian

ini menjadi menarik untuk dilakukan karena terdapat beragam masalah yang ada

dalam pengembangan Kampung Wisata Warna Warni Jodipan. Obyek wisata

yang telah mendapat apresiasi dari berbagai pihak dan tentunya telah menjadi

salah satu destinasi wisata baru andalan Kota Malang ini sayangnya memiliki

ketidakpastian terkait keberlanjutannya sebagai permukiman ataupun sebagai

destinasi wisata. Selain itu status sebagai permukiman ilegal, yang secara jelas

telah melanggar Undang-Undang, tetapi Pemerintah justru mendukung

keberlanjutan permukiman Jodipan baik sebagai sebuah permukiman dan sebagai

kampung wisata, ditambah dengan resiko bencana yang mengintai permukiman

tersebut.

Tingkat ketidakpastian yang tinggi merupakan salah satu indikator kuat

penggunaan pendekatan scenario planning dalam sebuah penelitian. Scenario

planning adalah alat dan upaya untuk memahami masa depan, sehingga

diharapkan dapat mengurangi resiko yang dapat terjadi dari sebuah perubahan

lingkungan yang dinamis dan kompleks. Scenario planning akan melihat

Page 28: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

11

kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Fungsi scenario

planning adalah sebagai inspirasi dalam mengembangkan pemikiran/ ide/

gagasan/ kebijakan dan sebagai penyaring (filters) atas resiko yang mungkin

terjadi. Melalui perencanaan skenario akan dapat membantu proses pembangunan

nantinya (Lindgren dan Bandhold 2003:25). Oleh karena itu, penelitian deskriptif-

kualitatif ini akan menggunakan perencanaan yang tepat untuk menggambarkan

situasi yang ada yaitu dengan pendekatan scenario planning. Penulisan scenario

berkaitan erat dengan perencanaan strategis yang akan menentukan langkah dan

pemilihan keputusan terbaik untuk menjalankan perencanaan skenario.

Scenario Planning akan mengarahkan pemerintah serta masyarakat dalam

mengembangkan Kampung Warna Warni Jodipan. Pada scenario planning

pengembangan Kampung Warna Warni Jodipan, pengerjaan scenario planning

membutuhkan metode. Metode yang digunakan dalam scenario planning pada

penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Tracking (Pelacakan),

Analyzing (Menganalisis), Imaging (Penggambaran), Deciding (Memutuskan),

Acting (Bertindak) atau dikenal dengan TAIDA yakni sebagai kerangka berfikir

dalam menggambarkan kemungkinan masa depan (Lindgreen dan Bandhold,

2003:48). Tetapi dalam penelitian ini tidak berlanjut kepada tahap Acting

(Bertindak), karena keterbatasan jangkauan peneliti untuk mengambil tindakan

dan menindaklanjuti terkait pengembangan Kampung Warna Warni. Berdasarkan

uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Scenario Planning

Pengembangan Kampung Warna Warni Jodipan, Kota Malang”

Page 29: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

12

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada uraian latar belakang di atas, maka terdapat permasalahan

penting yang memerlukan kajian mendalam, sehingga penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi pengembangan Kampung Warna Warni Jodipan, Kota

Malang ditinjau dari aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi?

2. Bagaimana analisis terhadap keberlanjutan Kampung Warna Warni

Jodipan, Kota Malang dengan pendekatan scenario planning ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kondisi pengembangan

Kampung Warna Warni Jodipan, Kota Malang.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis terhadap keberlanjutan

Kampung Warna Warni Jodipan, Kota Malang dengan pendekatan

scenario planning.

Page 30: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

13

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat atau kontribusi bagi

pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:

1. Pihak Akademis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan

pemikiran untuk mengetahui analisis terhadap keberlanjutan Kampung

Warna Warni Jodipan, Kota Malang.

b. Untuk menjadi bahan acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan

Administrasi Publik dan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian

selanjutnya yang terkait dengan pendekatan scenario planning dalam

pengembangan Kampung Warna Warni Jodipan, Kota Malang.

2. Pihak Praktisi

a. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan mengenai pendekatan

scenario planning dalam analisis pengembangan Kampung Warna

Warni Jodipan, Kota Malang.

b. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi gambaran pemerintah

dalam mengkaji mengenai pendekatan scenario planning dalam

pengembangan Kampung Warna Warni Jodipan, Kota Malang.

E. Sistematika Pembahasan

Upaya untuk memberikan kemudahan dalam memahami isi skripsi ini secara

keseluruhan dan agar terdapatnya susunan yang logis dan sistematis, maka

penulisan dalam penelitian ini mengacu pada sistematika sebagai berikut:

Page 31: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

14

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian yaitu Scenario

Planning Pengembangan Kampung Warna Warni Jodipan, Kota Malang. Dalam

bab ini juga memaparkan rumusan masalah sebagai batasan penelitian, kemudian

penjelasan terkait tujuan penelitian, kontribusi penelitian baik secara akademis

maupun praktis, dan sistematika pembahasan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini merupakan paparan dan uraian teori sebagai landasan yang digunakan

peneliti untuk menyusun penelitian ini. Teori atau konsep yang dipaparkan dalam

bab ini juga dapat digunakan sebagai instrumen analisis data yang telah didapat

oleh peneliti di lapangan. Pada bab ini dipaparkan teori terkait administrasi

publik, administrasi pembangunan, perencanaan pembangunan, scenario

planning, dan kampung wisata. Teori- teori yang dipaparkan akan menjadi

landasan peneliti dalam menganalisis permasalahan yang diangkat pada

penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas metode penelitian apa yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini. Metode penelitian ini terdiri dari: jenis penelitian, fokus penelitian,

pemilihan lokasi dan situs penelitian beserta alasanya, jenis dan sumber data,

teknik pengumpulan data, analisis data, dan keabsahan data.

Page 32: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Bab ini meliputi

penyajian data yang diperoleh selama penelitian dilakukan, sesuai dengan fokus

penelitian yang merupakan jawaban dari rumusan masalah, kemudian analisis

data.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan

berdasarkan data yang telah dipaparkan dan analisa teoritik oleh peneliti.

Page 33: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Administrasi Publik

Administrasi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang telah lama dipelajari

dan telah diorganisasi menjadi sebuah rangkaian teori. Administrasi telah

dipandang sebagai ilmu, karena mempunyai sosok subject matter yang tersusun

dengan rapi dan terorganisasi dengan baik (Indradi, 2016:6). Terdapat 8 unsur

administrasi menurut The Liang Gie (Indradi, 2016:17): organisasi, manajemen,

tata hubungan komunikasi, kepegawaian, keuangan, perbekalan, tata usaha

perkantoran, dan perwakilan/hubungan masyarakat. Administrasi yang baik

seharusnya memiliki kedelapan unsur tersebut.

Administrasi lebih menekankan implikasinya terhadap pengelolaan

organisasi, yaitu bagaimana menerapkannya ke dalam pengelolaan organisasi,

khususnya pada level strategi atau penentuan arah organisasi (pemimpin atau

executive) (Kusdi, 2009:10). Prioritas administrasi adalah menciptakan tingkat

efektivitas dan efisiensi yang optimal, baik dalam melaksanakan aktivitas-

aktivitas utama dan aktivitas penunjang maupun dalam upaya pencapaian tujuan

organisasi secara keseluruhan (Zulkifli, 2005:24).

Administrasi sebagai ilmu dikenal di Indonesia setelah sekitar 11 tahun

Indonesia merdeka pasca diterbitkannya buku Woodrow Wilson “A study of

Administration”. Kemudian untuk mengembangkan dan memajukan ilmu

Page 34: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

17

administrasi negara di Indonesia, maka pemerintah Indonesia mendirikan

Lembaga Administrasi Negara (LAN) . Perkembangan konsep Ilmu Administrasi

Negara telah mengalami pergeseran titik tekan. Pergeseran yang dimaksud adalah

makna public sebagai Negara, menjadi public sebagai masyarakat. Bukan lagi

hanya berorientasi kepada aktivitas oleh negara, tetapi menjadi oleh, untuk, dan

kepada masyarakat (Utomo, (2005:7). Menurut Gerald Caiden (Thoha, 1990:8)

bahwa disiplin administrasi negara ini pada hakekatnya adalah suatu disiplin yang

menanggapi masalah masalah pelaksanaan persoalan persoalan masyarakat

(public affairs), dan management dari usaha usaha masyarakat (public business).

Menurut Nicholas Henry (Indradi, 2010:116) :

“administrasi publik adalah suatu kombinasi yang kompleks antara teori

dan praktik, dengan tujuan mempromosikan pemahaman terhadap

pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat yang diperintah dan

juga mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap

kebutuhan sosial. Administrasi publik berusaha melembagakan praktek

praktek manajemen agar sesuai dengan nilai efektivitas, efisiensi dan

pemenuhan kebutuhan masyarakat secara lebih baik.”

Menurut R.C. Chandler dan J.C Plano (Indradi, 2016:105) administrasi

publik adalah proses di mana sumber daya dan personel publik diorganisir dan

dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola

(manage) keputusan-keputusan dalam kebijakan publik.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka administrasi publik, menurut penulis

adalah merupakan kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok manusia dengan

memprioritaskan proses yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan publik

secara keseluruhan.

Page 35: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

18

B. Administrasi Pembangunan dan Perencanaan Pembangunan

Menurut Tjokroamidjojo (1995:10) administrasi pembangunan adalah suatu

pendekatan, atau pemikiran baru pada ilmu administrasi negara. Sedangkan

menurut Riggs (1986:75) adalah berbagai usaha yang diorganisasikan untuk

melaksanakan program-program atau proyek-proyek terkait guna mencapai

sasaran pembangunan. Dalam arti lain, administrasi pembangunan bukan hanya

usaha pemerintah dalam melaksanakan program terencana untuk mebentuk

lingkungan fisik saja, tetapi juga memuat perjuangan dalam meningkatkan

kemampuan melaksanakan berbagai program (Riggs,1986:77). Dapat disimpulkan

bahwa definisi dari administrasi pembangunan adalah upaya yang terorganisir dari

sekumpulan manusia untuk mencapai sasaran pembangunan.

Kemudian terdapat ciri-ciri dalam administrasi pembangunan. Pertama,

orientasinya kepada usaha-usaha ke arah perubahan-perubahan keadaan yang

dianggap lebih baik. Orientasi terhadap perubahan juga berarti bahwa administrasi

pembangunan berorientasi pada kegiatan-kegiatan nyata dan pencapaian tujuan.

Kedua, pendekatan administrasi pembangunan adalah bahwa perbaikan dan

penyempurnaan administrasi dikaitkan dengan aspek perkembangan di bidang-

bidang lain seperti ekonomi, sosial, politik, dan lain-lain (Tjokroamidjodjo,

1985:11).

Dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan tentu saja membutuhkan

sebuah perencanaan yang baik. Perencanaan dilakukan agar pelaksanaan kegiatan

dalam mencapai tujuan dapat lebih teratur. Perencanaan menurut Siagian (1994:

108) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penetuan

Page 36: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

19

secara matang dari pada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang

dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan dalam

Tjokroamidjodjo (1995:12) perencanaan dalam arti seluas luasnya adalah proses

mempersiapkan secara sistematis suatu kegiatan yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan tertentu.

Menurut Ginandjar Kartasasmita (Puguh, 2016: 17) pembangunan adalah

suatu proses perubahan kearah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan

secara terencana. Sedangkan pembangunan sendiri merupakan konsep yang saling

terkait diantara stakeholder yang ada di dalamnya untuk membentuk kebijakan

pembangunan strategis, sehingga tercipta kemakmuran yang berkeadilan (Faqih,

2014:30). Definisi tersebut menunjukkan bahwa dalam sebuah pembangunan

berkaitan erat dengan adanya perencanaan.

Sedangkan perencanaan pembangunan menurut Albert Waterston

(Tjokroamidjodjo, 1995:12) menyebutkan bahwa melihat kedepan dengan

mengambil pilihan berbagai alternatif dari kegiatan untuk mencapai tujuan masa

depan tersebut dengan terus mengikuti agar supaya pelaksanaannya tidak

menyimpang dari tujuan. Sedangkan menurut Tjokroamidjojo (1995:12)

perencanaan pembangunan adalah suatu pengarahan penggunaan sumber- sumber

pembangunan (termasuk sumber- sumber ekonomi) yang terbatas adanya, untuk

mencapai tujuan- tujuan keadaan sosial ekonomi yang lebih baik secara lebih

efisien dan efektif.

Sebuah perencanaan belum tentu merupakan suatu perencanaan

pembangunan. Agar dapat disebut perencanaan pembangunan, harus terdapat ciri-

Page 37: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

20

ciri tertentu serta tujuan yang bersifat pembangunan. Tjokroamidjojo (1995: 49)

menyebutkan ciri- ciri suatu perencanaan pembangunan, antara lain:

a. Usaha dicerminkan dalam rencana untuk mencapai perkembangan sosial

ekonomi yang tetap. Hal ini dicerminkan dalam usaha peningkatan

produksi nasional.

b. Usaha yang dicerminkan dalam rencana untuk meningkatkan pendapatan

per kapita. Ciri ini merupakan kelanjutan dari ciri pertama.

c. Usaha untuk mengadakan perubahan struktur ekonomi.

d. Dalam perencanaan pembangunan adalah perluasan kesempatan kerja.

e. Terdapat usaha pemerataan pembangunan.

f. Terdapat usaha pembinaan lembaga- lembaga ekonomi masyarakat yang

lebih menunjang kegiatan- kegiatan pembangunan.

g. Terdapat usaha sedemikian rupa supaya kemampuan membangun secara

bertahap lebih di dasarkan kepada kemampuan nasional.

h. Terdapat usaha secara terus menerus menjaga stabilitas ekonomi.

Ciri perencanaan pembangunan diatas menunjukkan adanya peranan

pemerintah sebagai pendorong Pembangunan, terutama pada negara baru

berkembang. Selain ciri tersebut diatas, terdapat tahap-tahap dalam suatu proses

perencanaan pembangunan (Tjokroamidjojo, 1995:57-60), yaitu:

a. Penyusun rencana.

b. Penyusunan program rencana.

c. Tahap berikutnya dalam proses perencanaan adalah pelaksanaan rencana.

d. Tahap berikutnya adalah dilakukan pengawasan atas pelaksanaan rencana.

e. Dalam proses perencanaan perlu dilakukan pula evaluasi.

Dalam melaksanakan tahap perencanaan pembangunan, tentu harus

memperhatikan unsur- unsur pokok dalam perencanaan pembangunan. Beberapa

unsur pokok tersebut adalah (Tjokroamidjojo, 1995: 62-65):

a. Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan.

b. Adanya kerangka rencana.

c. Perkiraan sumber- sumber pembangunan merupakan unsur pokok dalam

penyusunan rencana pembangunan.

d. Uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten.

e. Program investasi.

f. Administrasi pembangunan.

Page 38: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

21

C. Perencanaan Skenario (Scenario Planning)

Lindgreen dan Bandhold (2003:22) menjelaskan bahwa perencanaan skenario

tidak hanya tentang penulisan skenario, tetapi sesuatu yang lebih, sesuatu yang

lebih erat terkait dengan perencanaan strategis. Scenario planning adalah alat dan

upaya untuk memahami masa depan, sehingga diharapkan dapat mengurangi

resiko yang dapat terjadi dari sebuah perubahan lingkungan yang dinamis dan

kompleks. Sedangkan scenario planning menurut Mintzberg (Lindgreen dan

Bandhold, 2003: 25-26) adalah alat perencanaan strategis yang efektif untuk

perencanaan jangka menengah sampai jangka panjang pada suatu kondisi yang

tidak pasti. Scenario planning membantu kita untuk mempertajam strategi,

menyusun rencana untuk hal yang tidak terduga dan terus mencari kearah yang

benar dan pada isu yang tepat. Tetapi penulisan skenario bukan hanya instrumen

perencanaan, tapi juga merupakan alat pembelajaran yang efektif . Berfikir dalam

skenario membantu kita memahami logika perkembangan (the logic of

developments), mengklarifikasi kekuatan pendorong (clarify driving forces),

faktor kunci (key factors), pemain kunci (key players), dan potensi untuk

memberikan pengaruh. Scenario planning adalah perencanaan masa depan di era

ketika perencanaan strategis tradisional sudah usang.

Scenario planning memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi dalam hal

mengidentifikasi ketidakpastian masa depan dan berguna dalam menerapkan

alternatif-alternatif rencana strategis suatu organisasi. Scenario planning tidak

hanya memberi gambaran atas apa yang diinginkan terjadi, apa yang diperkirakan

terjadi, dan apa yang mungkin terjadi namun juga apa yang tidak diinginkan

Page 39: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

22

terjadi (Faqih, 2014:37). Menurut Lindgreen dan Bandhold (2003:21) bahwa

scenario planning bukanlah suatu ramalan atau perkiraan ( a forecasting) maupun

sebuah visi. Perbedaan antara Scenario Planning, Visi, dan Forecasting:

Tabel 4. Perbedaan antara Scenario Planning, Visi, dan Forecasting

Scenario Planning

Forecasting Visi

Possible, Plausible

futures

(Kemungkinan, masa

depan yang masuk akal)

Probable futures

(Kemungkinan masa

depan)

Desired future

(masa depan yang

diinginkan)

Uncertaintly based

(Berbasis ketidakpastian)

Based on certain

relations

(Berdasarkan hubungan

tertentu)

Value based

(Berdasarkan nilai)

Illustrate risk

(Ilustrasi terhadap resiko)

Hide risk

(Menyembunyikan

resiko)

Hide risk

(Menyembunyikan

resiko)

Qualitative or

quantitative

(Kualitatif atau

kuantitatif)

Quantitative

(Kuantitatif)

Usually Qualitative

(Biasanya Kualitatif)

Needed to know what we

decide

(Diperlukan untuk

mengetahui apa yang

akan diputuskan)

Needed to dare to

decided

(Diperlukan untuk berani

memutuskan)

Energizing

(Diperlukan untuk

menghimpun kekuatan

dalam memutuskan)

Strong on medium to

long-term perspective

and medium to high

uncertainties

(Kuat dalam perspektif

jangka panjang dan

menengah dengan

ketidakpastian yang

tinggi)

Strong on short-term

perspective and low

degree of certainty

(Kuat dalam perspektif

jangka pendek dengan

ketidakpastian yang

rendah)

Functions as triggers for

voluntary change

(Sebagai pemicu dalam

perubahan fungsi secara

sukarela)

Sumber : Lindgreen, M dan H, Bandhold, 2003:24

Berdasarkan tabel tersebut, dapat kita lihat perbedaan antara skenario, visi,

dan peramalan. Konsep yang berbeda, meskipun memiliki tujuan yang sama yaitu

untuk melihat masa depan. Namun skenario melihat dan memahami sejarah

Page 40: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

23

terlebih dahulu sebelum membuat skenario. Terdapat identifikasi sehingga dapat

mengetahui peluang, ancaman, kelebihan, dan kelemahan dari sebuah isu yang

akan di skenario-kan. Skenario dibuat berdasarkan kenyataan yang telah terjadi

dan sedang terjadi untuk menggambarkan masa yang akan datang.

Dalam penulisannya tentu saja perencanaan skenario memiliki tujuan.

Perencanaan skenario bertujuan membantu membuat gambaran yang jelas terkait

dengan masa depan yang diinginkan. Masa depan tersebut akan digambarkan

dengan melihat kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi di masa depan.

Fungsi scenario planning adalah sebagai inspirasi dalam mengembangkan

pemikiran/ ide/ gagasan/ kebijakan dan sebagai penyaring (filters) atas resiko

yang mungkin terjadi. Melalui perencanaan skenario akan dapat membantu proses

pembangunan nantinya (Lindgren dan Bandhold 2003:25).

Sedangkan manfaat perencanaan skenario menurut Shell (Ringland, 2002:4):

a. Skenario membantu kita untuk memahami hari ini lebih baik dengan

menggambarkan hari besok, meningkatkan visi secara luas dan

memungkinkan kita untuk perubahan tempat sebelumnya.

b. Berfikir masa depan dengan efektif membawa penurunan dalam

tingkat manajemen krisis dan meningkatkan kemampuan manajemen,

terutama perubahan manajemen.

c. Skenario menyediakan mekanisme yang efektif untuk menilai ada

strategi dan rencana dan pengembangan, serta menilai pilihan.

Terdapat beberapa kriteria dalam membuat skenario, menurut Lindgreen dan

Bandhold (2003:32) kriteria tersebut adalah : a) Decision-making power, b)

Plausibility, c) Alternatives, d) Consistency, e) Differentiation, f) Memorability, g)

Challange. Penjelasan dari kriteria tersebut adalah :

Page 41: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

24

a) Kekuasaan dalam membuat keputusan (Decision making-power). Setiap

skenario yang telah ditetapkan sebelumnya, harus memberikan wawasan

yang luas untuk mempertimbangkan jawaban atas setiap permasalahan

yang timbul. Kekuasaan diperlukan untuk mempertegas, memperjelas,

dan membangun sebuah konsistensi dari jawaban semua permasalahan

dalam bentuk keputusan- keputusan. Untuk itulah, setiap organisasi

membutuhkan suatu kekuasaan yang telah dilengkapi dengan tujuan

keputusan.

b) Masuk akal (Plausibility). Skenario yang dikembangkan harus berada

dalam batas- batas kejadian yang mungkin terjadi di masa yang akan

datang dan kejadian tersebut harus bersifat realistis (diterima akal sehat

atau berlandaskan pada bukti dilapangan dan mengacu pada data data

akurat).

c) Alternatif (Alternatives). Secara umum, semua kemungkinan skenario

memiliki kesamaan, akan tetapi karena kemungkinan skenario tidak

memiliki batas waktu tertentu maka rentan terhadap ketidakpastian.

Ketidakpastian ini akan ditutupi oleh adanya set skenario ( skenario yang

telah ditetapkan sebelumnya) atau dengan kata lain dari empat

kemungkinan skenario, hanya ada satu kemungkinan skenario yang

paling realistis untuk dijadikan alternatif dalam memecahkan masalah.

d) Konsistensi (Consistency). Setiap skenario harus memiliki konsistensi

internal dalam menjalankan kemungkinan skenario yang ada. Tanpa

konsistensi internal pelakunya, maka skenario tidak akan dipercaya

publik.

e) Diferensiasi (Differentiation). Skenario harus berbeda secara struktural

atau berbeda secara kualitatif. Perbedaan ini tidak hanya pada makna dan

garis besarnya saja, namun harus mengembangkan perbedaan lainnya

diluar variasi dasar skenario.

f) Diingat (Memorability). Skenario yang baik adalah skenario yang mudah

diingat dan dibedakan. Untuk itulah, maka perlu adanya batasan terhadap

jumlah skenario yang akan diambil.

g) Menantang (Challenge). Skenario menantang kebijaksanaan organisasi

tentang masa depan, yang akan menempatkan skenario pada porsi

sebenarnya. Organisasi ditantang untuk membuat dan memberikan

kebijaksanaan yang dapat diterima dimasa depan.

Penjelasan diatas tentang penggunaan scenario planning harus memenuhi

syarat yang telah dijabarkan diatas. Tujuannya adalah agar scenario planning

yang dibuat benar benar mencakup segala aspek yang ada dan mengantisipasi

permasalahan yang dapat terjadi di masa depan.

Page 42: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

25

1. Metode Penyusunan Perencanaan Skenario (Scenario Planning)

Lindgreen dan Bandhold (2003:48) telah memberi langkah- langkah

yang dapat dilakukan dalam menyusun skenario, yang lebih dikenal dengan

TAIDA (Tracking, Analysing, Imaging, Deciding, Acting). Berikut ini akan

dijelaskan dalam gambar tentang proses scenario planning dengan metode

TAIDA.

Gambar 1. Overview Of TAIDA Process

Sumber : Lindgreen dan Bandhold, 2003:48

Dalam Lindgreen dan Bandhold (2003: 49) menjelaskan:

1. Tracking (Pelacakan). Langkah pertama dalam proses TAIDA adalah

pelacakan. Tujuan utama langkah ini adalah untuk melacak dan

menggambarkan perubahan di dunia sekitar yang mungkin berdampak

pada pertanyaan utama. Dalam Lindgren dan Bandhold (2003: 55)

tracking adalah tahapan yang berhubungan dengan trend, drivers, dan

ketidakpastian yang perlu dipertimbangkan selama mereka mempengaruhi

masa depan (focal question). Dalam tahap ini kita harus mempelajari

sejarah atau masa lalu dari apa yang akan kita teliti dengan pendekatan

scenario planning. Karena, agar kita dapat mengetahui apa saja kelemahan

dan kekuatan yang dimiliki. Memperhatikan kemungkinan terbaik dan

terburuk yang dapat berpotensi muncul. Kita perlu mempelajari masa lalu

untuk dapat memproyeksikan masa depan. Sehingga kita dapat

mengetahui dan mempertimbangkan sebuah ketidakpastian yang terdapat

Tracking Analysing Imaging Deciding Acting

Page 43: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

26

di dalamnya. Dalam Lindgren dan Bandhold (2003:50) terdapat cara

mengidentifikasi trend sendiri melalui beberapa metode :

a. Media Scanning

Media scanning adalah metode sederhana yang popular dalam

melihat secara berkelanjutan sebuah perubahan lingkungan dan

terkadang untuk peninjauan dan inspirasi dalam memulai sebuah

proses perencanaan skenario. Media scanning yang sederhana dapat

melengkapi dengan baik untuk menganalisis trend yang telah

diidentifikasi. Dalam penelitian ini, metode media scanning menjadi

metode pilihan dalam mengidentifikasi trend, karena metode ini lebih

mudah untuk dilakukan sendiri oleh peneliti.

b. Internet Search

Sementara pemindaian media cetak adalah cara cepat untuk

mendapatkan inspirasi dan gagasan atau gambaran umum suatu area,

pencarian di Internet biasanya merupakan cara tercepat untuk

mendapatkan verifikasi tren atau hipotesis pertama. Internet

merupakan sumber untuk melengkapi dan mengeksplorasi sebuah data

dalam penelitian kualitatif.

c. Delphi

Metode Delphi merupakan sebuah pendekatan yang bertujuan

untuk mendapatkan perkiraan masa depan secara kualitatif melalui

wawancara terstruktur dengan para ahli.

Page 44: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

27

d. Expert Panels

Metode ini mempertemukan kumpulan para ahli dalam suatu panel

diskusi untuk membicarakan masa depan. Panel ini lebih banyak

berperan sebagai penasehat sebelum keputusan atau strategi diambil

oleh pengambil kebijakan.

e. Focus Group

Metode ini mengusung konsep diskusi dimana peserta diskusi tidak

harus seorang ahli, melainkan orang-orang yang memiliki peran

strategis serta pembahasannya lebih spesifik.

f. Web Panels and Web Polls

Metode ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada

masyarakat umum dengan menggunakan akses internet, lebih tepatnya

pada web panels dan web polls.

g. Professional Network

Komunitas jaringan profesional berbasis internet seperti LinkedIn

atau lebih banyak jaringan khusus juga merupakan awal yang sangat

baik untuk mengambil pendapat ahli, dan dapat digunakan sebagai

basis rekrutmen untuk panel ahli.

2. Analysing (Menganalisa). Dengan pelacakan yang dilakukan, langkah

selanjutnya adalah menganalisa perubahan dan menghasilkan skenario.

Tahap analisis bertujuan untuk mengidentifikasi drivers (kekuatan utama)

serta konsekuensi dalam memahami bagaimana trend melakukan interaksi

(Lindgreen dan Bandhold, 2003:60). Tahap analysing (menganalisis)

Page 45: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

28

THE CERTAIN

TRENDS

dilakukan dengan menganalisis konsekuensi yang dapat muncul sebagai

akibat dari adanya tantangan dan peluang. Dalam tahap ini logika skenario

dikembangkan, setelah sebelumnya mengidentifikasi masa lalu dan

kemudian mempelajari sejarahnya. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk

meminimalisir dampak yang mungkin terjadi serta menganalisisnya.

Sehingga dapat diketahui konsekuensi apa saja yang akan dihadapi baik di

masa sekarang ataupun masa yang akan datang. Dalam tahapan ini

terdapat beberapa action yang dapat dilakukan menurut Lindgrend dan

Bandhold, yaitu:

a. Analisis Interelasi Antara Trend

Untuk mendapat pemahaman yang lebih dalam tentang masa depan,

tidak cukup bila melihat trend secara terpisah. Peneliti harus menggali

lebih dalam ke dalam sistem dan memahami dampak yang ada pada

masing- masing trend sehingga memungkinkan peneliti untuk

menggambarkan masa depan (Lindgren dan Bandhold , 2003:156).

b. Membangun skenario

Gambar 2. The relation between scenarios and certain trends

compared with a play in the theatre.

Sumber : Lindgreen dan Bandhold, 2003:69

Setelah memahami interelasi trend serta sistem dari trend, maka

tahap selanjutnya adalah memulai membangun skenario. Pembangunan

SCENARIO 1

SCENARIO 2

SCENARIO 4

SCENARIO 3

Page 46: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

29

skenario identik dengan upaya untuk merangkum gambar pasti yang

berarti berkaitan erat dengan ekspektasi pasti perencana yang ingin

dilakukan dalam pembangunan masa depan (Zulfitri, 2015:70).

c. Efektivitas Komunikasi Skenario

Tahapan terakhir berkaitan dengan kemampuan menyampaikan

skenario yang telah dibangun. Terdapat beberapa teknik penyampaian

yang direkomendasikan Lindgren dan Bandhold, yaitu melalui

penyampaian skenario yang sangat deskriptif dan tema atau judul yang

mudah diingat, melalui rentetan cerita yang baik, deskripsi naratif dan

terakhir melalui tabel deskripsi perbandingan (Lindgrend dan Bandhold,

2003: 68-70).

3. Imaging (Penggambaran). Setelah mengumpulkan wawasan tentang masa

depan yang masuk akal, sekarang saatnya untuk membuat gambar dari apa

yang diinginkan. Imaging merupakan tahap untuk membuat suatu

gambaran tentang masa depan yang diharapkan melalui suatu visi. Visi

merupakan hasil dari sebuah gagasan yang positif tentang masa depan

yang diharapkan. Dengan adanya visi, maka terdapat deskripsi yang jelas

mengenai masa depan sesuai dengan skenario yang diharapkan. Tahap

imaging juga merupakan tahap identifikasi dalam sebuah kemungkinan

dan juga dampak yang dapat terjadi ketika skenario muncul serta

membangun visi atas sesuatu yang diinginkan (vision of what desired)

(Lindgreen dan Bandhold, 2003:82).

Page 47: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

30

4. Deciding (Memutuskan). Dalam fase proses ini, kami mengidentifikasi

area pengembangan dan strategi untuk memenuhi ancaman dan mencapai

visi dan sasaran. Deciding (memutuskan) merupakan tahap dimana segala

sesuatu diputuskan secara bersama- sama. Kesemua tahapan (tracking,

analysing, dan imaging) sebelumnya merupakan instrumen yang penting

dalam tahap ini yang dapat digunakan dalam pertimbangan perumusan

strategi. Pada dasarnya dalam tahap ini terdapat fokus dalam membahas

perumusan strategi. Atau dapat diartikan bahwa tahap deciding

berhubungan dengan identifikasi atas beberapa pilihan dan strategi

(Lindgreen dan Bandhold, 2003:88).

5. Acting (Bertindak). Pada konteks acting jarang memberikan hasil jika

dilakukan tanpa bertindak. Bertindak adalah tentang mengambil tindakan

dan menindaklanjuti (Lindgreen dan Bandhold, 2003:99).

D. Pariwisata

Menurut Kodhyat (1983: 4) dalam Primadani (2013) pariwisata

merupakan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang bersifat

sementara, yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok, sebagai usaha

mencari keseimbangan dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam

dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu. Sedangkan Musanef (1995: 11)

berpendapat bahwa pariwisata adalah sebagai suatu perjalanan yang

dilakukan sementara waktu, dan dilakukan dari satu tempat ke tempat lain

untuk menikmati perjalanan bertamasya dan berekreasi. Sehingga pariwisata

Page 48: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

31

menurut peneliti adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang ke tempat lain dengan tujuan untuk berekreasi.

Terdapat 4 (empat) kriteria pariwisata menurut Yoeti (2008:8), yaitu:

1. Perjalanan dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, perjalanan

dilakukan di luar tempat kediaman di mana orang itu biasanya tinggal.

2. Tujuan perjalanan dilakukan semata-mata untuk bersenang- senang,

tanpa mencari nafkah di negara, kota atau DTW (Daerah Tujuan Wisata)

yang dikunjungi.

3. Uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawa dari negara asalnya,

dimana dia bisa tinggal atau berdiam, dan bukan diperoleh karena hasil

usaha selama dalam perjalanan wisata yang dilakukan.

4. Perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau lebih.

E. Kampung Wisata

Kampung wisata merupakan serangkaian kegiatan pariwisata yang bertempat

di kawasan kampung (Lane, 1994 dalam Setyaningsih, et al., 2015). Kampung

wisata adalah suatu bentuk pariwisata yang bertumpu pada objek dan daya tarik

yang menyuguhkan kehidupan kampung dengan karakter keunikan khusus dalam

masyarakat setempat termasuk budayanya, yang berpeluang untuk dijadikan

komoditi bagi pengunjung atau wisatawan, dan semua hasil dari kegiatan di dalam

kampung tersebut akan dinikmati oleh masyarakat setempat secara langsung.

Peran aktif partisipasi masyarakat sangat menentukan kelangsungan di dalam

destinasi kampung wisata.

Menurut Setyaningsih, et al., (2015) kampung wisata merupakan bentuk

pariwisata yang bertumpu pada potensi kearifan lokal objek dan daya tarik dari

kehidupan kampung dengan karakter keunikan khusus masyarakat lokal (fisik dan

non fisik), yang dapat berpeluang menjadi asset komoditi bagi pengunjung atau

wisatawan untuk menikmati, dan semua yang dihasilkan oleh kegiatan kampung

Page 49: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

32

tersebut akan bermanfaat bagi masyarakat lokal. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa kampung wisata adalah sebuah kampung yang memiliki ciri khas atau

keunikan yang dijadikan objek wisata dan digerakkan oleh partisipasi aktif

masyarakatnya.

F. Hubungan Administrasi Publik, Administrasi Pembangunan dan

Perencanaan Pembangunan, dan Perencanaan Skenario (Scenario

Planning)

Berangkat dari kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok manusia dengan

memprioritaskan proses yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan publik

secara keseluruhan. Kemudian di dorong oleh tuntutan zaman yang selalu ingin

melakukan pembangunan terhadap segala aspek yang mendukung keberlanjutan

kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik, maka diperlukan pengarahan

penggunaan sumber-sumber pembangunan (termasuk sumber-sumber ekonomi)

yang terbatas adanya, untuk mencapai tujuan- tujuan keadaan sosial ekonomi

yang lebih baik secara lebih efisien dan efektif. Akan tetapi dalam mencapai

sebuah tujuan publik, tentu saja dalam prosesnya akan ada kendala dan

kemungkinan untuk gagal dalam mencapai tujuan tersebut, terutama bila tingkat

ketidakpastian sebuah tujuan publik itu cukup tinggi untuk dicapai. Sehingga

dalam mencapai tujuan publik dalam rangka melakukan pembangunan di semua

aspek yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat, diperlukan

penggambaran berbagai kemungkinan masa depan dan dengan demikian

membantu para pengambil keputusan untuk merancang strategi yang kuat untuk

Page 50: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

33

kesejahteraan masyarakat. Dari penjelasan tersebut terdapat hubungan antara

administrasi publik- administrasi pembangunan- perencanaan pembangunan-

perencanaan skenario (scenario planning).

Teori yang diperlukan untuk mengungkap solusi terhadap permasalahan yang

diangkat dalam penelitian ini adalah administrasi publik, administrasi

pembangunan, perencanaan pembangunan, perencanaan skenario (scenario

planning). Alasannya adalah dalam pengembangan kampung wisata di daerah

permukiman kumuh Jodipan tentu saja mengandung tujuan publik yang ingin

dicapai oleh pemerintah, masyarakat dan stakeholder yang terlibat. Sekumpulan

orang tersebut yang bekerja sama dalam mencapai tujuan publik merupakan ciri

dari kegiatan administrasi publik.

Tujuan publik yang hendak dicapai tersebut adalah tentang pengembangan

kampung wisata di daerah yang berlatar belakang permukiman kumuh lagi illegal,

agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Tujuan tersebut dapat

dikategorikan sebagai tujuan pembangunan. Sekelompok orang yang

berkepentingan dalam hal ini tentu bekerja sama untuk mencapai tujuan

pembangunan tersebut dengan cara yang efektif dan efisien. Upaya yang

dilakukan tentu harus terorganisir dengan baik dan mendapat pengarahan yang

baik agar tujuan pembangunan kampung wisata tersebut dapat berjalan maksimal.

Ini membuktikan bahwa terdapat ciri- ciri kegiatan administrasi pembangunan.

Selain itu apabila terdapat kegiatan administrasi pembangunan, maka terdapat

kegiatan perencanaan pembangunan. Hal ini karena administrasi pembangunan

merupakan salah satu unsur dalam perencanaan pembangunan.

Page 51: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

34

Akan tetapi melihat latar bekang penelitian ini yang mengungkapkan bahwa

dalam pengembangan Kampung Warna-Warni Jodipan terdapat tingkat

ketidakpastian yang tinggi, oleh karena itu dibutuhkan alat dan upaya untuk

memahami masa depan, sehingga diharapkan dapat mengurangi resiko yang dapat

terjadi. Hal tersebut merupakan alasan utama penggunaan pendekatan skenario

dalam penelitian ini. Dari semua deskripsi diatas, dapat kita simpulkan bahwa

teori yang digunakan dalam penelitian ini saling berkaitan satu sama lain.

Kesemua deskripsi yang diungkapkan peneliti tersebut mengandung korelasi dari

teori administrasi publik, administrasi pembangunan, perencanaan pembangunan

dan perencanaan skenario (scenario planning).

Page 52: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif-kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode penelitian yang

menggambarkan, menganalisa dan membandingkan semua data atau keadaan

subyek atau obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain lain)

sesuai dengan kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini dan selanjutnya

mencoba memberikan solusi dari permasalahan di dalamnya (Widi, 2010:84).

Penelitian deskriptif digunakan untuk mempelajari permasalahan dalam

masyarakat. Ciri umum metode deskriptif salah satunya dalah perhatian yang

terpusat pada masalah yang terdapat saat penelitian dilakukan.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mencoba memahami fenomena

dalam seting dan konteks naturalnya (bukan dalam laboratorium) dimana peneliti

tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang diamati (Leedy & Ormrod

2005; Patton 2001; Saunders, Lewis & Thornhill 2007) dalam Sarosa (2012:7).

Sedangkan menurut Creswell (Herdiansyah, 2011:8) bahwa penelitian kualitatif

adalah suatu proses penelitian ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami

masalah masalah manusia dalam konteks sosial dengan menciptakan gambaran

menyeluruh dan kompleks yang disajikan, melaporkan pandangan terperinci dari

Page 53: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

36

para sumber informasi, serta dilakukan dalam setting yang alamiah tanpa adanya

intervensi apa pun dari peneliti.

Alasan peneliti menggunakan penelitian deskriptif-kualitatif, karena

permasalahan dan topik dalam penelitian ini yang membutuhkan eksplorasi secara

mendalam agar peneliti dapat menjelaskan dengan lebih rinci terkait fenomena

yang terjadi serta untuk kepentingan pengembangan teori yang digunakan

mengenai scenario planning pengembangan Kampung Warna Warni Jodipan.

Selain itu penggunaan metode deskriptif dalam penelitian ini agar dapat

mendeskripsikan keadaan subyek dan obyek berdasarkan fakta yang ada di

lapangan.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian adalah batasan dalam melakukan penelitian yang bertujuan

agar penelitian yang ilakukan tidak melebar dari fokus yang ditentukan. Adapun

yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis kondisi pengembangan Kampung Warna Warni ditinjau dari

aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

2. Analisis terhadap keberlanjutan Kampung Warna Warni Jodipan, Kota

Malang dengan pendekatan scenario planning.

Tahap dalam penyusunan scenario planning pengembangan Kampung Warna

Warni Jodipan di Kota Malang :

Page 54: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

37

1. Tracking (Pelacakan). Pada tahap ini dilakukan pelacakan terhadap

sejarah dan permasalahan di Kampung Warna Warni Jodipan, Kota

Malang.

2. Analysing (Analisis). Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap focal

concern yang paling berpengaruh terhadap keberlanjutan Kampung

Warna Warni Jodipan, Kota Malang.

3. Imaging (Penggambaran). Pada tahap ini peneliti menentukan visi yang

sesuai untuk masing-masing skenario.

4. Deciding (Memutuskan). Pada tahap ini peneliti memutuskan beberapa

aktivitas yang perlu dilakukan pada masing-masing skenario.

C. Lokasi dan Situs Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Sehubungan dengan fokus penelitian, peneliti tentu saja harus

menentukan lokasi penelitian untuk dapat mencari data yang relevan sesuai

dengan fenomena yang diteliti. Berdasarkan lokasi penelitian ini, diharapkan

peneliti akan mendapatkan data dan informasi sesuai dengan tema, masalah,

dan fokus penelitian yang telah ditetapkan. Lokasi yang ditetapkan dalam

penelitian ini adalah Kota Malang tepatnya di Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Malang, Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan

Kota Malang, dan Bagian Sumber Daya Alam dan Pengembangan

Infrastruktur Kota Malang.

Page 55: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

38

2. Situs Penelitian

Situs penelitian adalah tempat yang digunakan oleh peneliti untuk

memperoleh data dan informasi guna menjawab permasalahan sesuai dengan

fokus penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan Kampung Warna

Warni Jodipan sebagai situs penelitian. Hal ini di dasarkan pada

pertimbangan bahwa lokasi atau tempat memungkinkan untuk diperoleh data

atau informasi yang akurat dan relevan dengan permasalahan penelitian.

D. Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang penting dalam sebuah penelitian. Menurut

Lofland dan Lofland (Moleong, 2012:157) sumber data utama dalam penelitian

kualitatif ialah berbentuk kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan yang meliputi dokumen, foto, dan sebagainya. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Menurut

Sugiyono (2009:225) sumber data diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Data Primer, adalah sumber data yang langsung memberikan informasi

kepada pengumpul data. Dengan demikian, sumber data dalam penelitian

ini adalah informan, yaitu orang orang yang diamati dan memberikan

data berupa kata- kata atau tindakan yang berkaitan serta mengetahui dan

memahami permasalahan yang di teliti. Adapun sumber data informan

yang terkait dengan penelitian ini adalah:

Page 56: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

39

Tabel 5. Data Informan

No Nama, Usia Instansi

1. Doni, 30 th Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan

Kota Malang (Staf Bidang Infrastruktur

Pengembangan Wilayah)

2. Agung Habuana, 45 th Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang

(Kepala Seksi Promosi)

3. Endang, 48 th Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang

(Kepala Seksi Destinasi Pariwisata)

4. Pandu Zanuar, 36 th Pemerintah Kota Malang (Staf Bagian Sumber Daya

Alam dan Pengembangan Infrastruktur)

5. Nabila Firdausiyah, 22 th Guys Pro (Ketua Tim)

6. Feri Fadli, 31 th PT. INDANA (Marketing Communication)

7. Soni Parin, 70 th Ketua RW 02 Kampung Jodipan

8. Novitasari Sutrisno, 26 th Masyarakat Kampung Jodipan

9. Siti Aminah, 48 th Masyarakat Kampung Jodipan

10. Maria, 30 th Masyarakat Kampung Jodipan

2. Data Sekunder, adalah sumber data yang tidak secara langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder dalam

penelitian ini adalah :

a. Data Pemerintah berupa RPJMD Kota Malang Tahun 2013-2018,

Profil Kelurahan Jodipan 2012, LAKIP Kota Malang 2015, Surat

Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang

Nomor: 64/2017 Tentang POKDARWIS.

b. Literatur, jurnal-jurnal atau tulisan sebagai pembanding dari data

yang telah diperoleh, yaitu buku-buku referensi dan media

elektronik.

Page 57: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

40

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Arikunto (Gunawan, 2014:143) menyebutkan bahwa observasi

merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis.

Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan melakukan pendekatan

pada narasumber dalam penelitian serta mengunjungi dan mengamati secara

langsung kondisi Kampung Warna Warni Jodipan. Data yang diperoleh

dalam observasi ini adalah berupa catatan lapangan yang dikumpulkan

secara sistematis. Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen dalam

Moleong (2013, 209) yaitu catatan tertulis tentang apa yang di dengar,

dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi

terhadap data dalam penelitian kualitatif.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif. Wawancara didefinisikan

sebagai diskusi antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu (Kahn &

Cannell 1957 dalam Sarosa, 2012: 45). Dalam penelitian ini dilakukan

wawancara dengan cara memberikan beberapa pertanyaan sesuai dengan

tema penelitian kepada narasumber yang sesuai dengan data yang diperoleh.

Wawancara pada penelitian ini menggunakan jenis wawancara

terstruktur. Menurut Guba dan Lincoln (1981) dalam Moleong (2013,190)

Page 58: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

41

wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan.

c. Dokumentasi

Bungin (Gunawan, 2014:177) berpendapat bahwa teknik dokumentasi

adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian sosial untuk menelusuri data historis. Dokumentasi dalam

penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data berupa dokumen yang

diperlukan dalam penelitian. Dokumentasi ini berupa pengambilan foto/

gambar terkait kondisi Kampung Warna Warni.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah sarana yang digunakan untuk mengumpulkan

data penelitian. Adapun instrumen dalam penelitian ini adalah:

1. Peneliti, untuk melaksanakan observasi, wawancara pada sumber data

dan obyek yang diteliti serta untuk memperoleh data dari dokumentasi.

2. Interview Guide (Daftar Pertanyaan). Dalam upaya untuk menggali

informasi yang rinci dalam kegiatan wawancara, serta agar peneliti bisa

lebih terarah dan tetap relevan terhadap masalah dalam penelitian (Lihat

Lampiran).

3. Perangkat penunjang, meliputi alat bantu berupa alat untuk mencatat dan

alat bantu lain untuk merekam.

Page 59: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

42

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis data yang direkomendasikan oleh Lindgren dan Bandhold dalam scenario

planning. Terdapat beberapa tahapan dalam analisis yang dikemukakan oleh

Lindgren dan Bandhold, yaitu Tracking, Analysing, Imaging, Deciding, dan

Acting. Akan tetapi dalam penelitian ini tahap Acting akan dikesampingkan

karena kebutuhan penelitian ini.

Penjelasan dari masing- masing tahapan tersebut adalah :

1. Tracking

Tracking (Pelacakan) merupakan tahap pertama yang harus dilakukan

dalam metode TAIDA. Dalam Lindgren dan Bandhold (2003: 55) tracking

adalah tahapan yang berhubungan dengan trend, drivers, dan ketidakpastian

yang perlu dipertimbangkan selama mereka mempengaruhi masa depan

(focal question). Dalam tahap ini kita harus mempelajari sejarah atau masa

lalu dari apa yang akan kita teliti dengan pendekatan scenario planning.

Karena, agar kita dapat mengetahui apa saja kelemahan dan kekuatan yang

dimiliki. Memperhatikan kemungkinan terbaik dan terburuk yang dapat

berpotensi muncul. Kita perlu mempelajari masa lalu untuk dapat

memproyeksikan masa depan. Sehingga kita dapat mengetahui dan

mempertimbangkan sebuah ketidakpastian yang terdapat di dalamnya.

Dalam Lindgren dan Bandhold (2003: 50-60) terdapat beberapa metode

yang ditawarkan dalam mengidentifikasi trend, akan tetapi dalam penelitian

ini hanya menggunakan metode sebagai berikut:

Page 60: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

43

a. Media Scanning

Media scanning adalah metode sederhana yang populer dalam

melihat secara berkelanjutan sebuah perubahan lingkungan dan

terkadang untuk peninjauan dan inspirasi dalam memulai sebuah proses

perencanaan skenario. Media scanning yang sederhana dapat

melengkapi dengan baik untuk menganalisis trend yang telah

diidentifikasi. Dalam penelitian ini, metode media scanning menjadi

metode pilihan dalam mengidentifikasi trend, karena metode ini lebih

mudah untuk dilakukan sendiri oleh peneliti.

b. Internet Search

Sementara pemindaian media cetak adalah cara cepat untuk

mendapatkan inspirasi dan gagasan atau gambaran umum suatu area,

pencarian di Internet biasanya merupakan cara tercepat untuk

mendapatkan verifikasi trend atau hipotesis pertama. Internet merupakan

sumber untuk melengkapi dan mengeksplorasi sebuah data dalam

penelitian kualitatif.

Pada tahap tracking yang dilakukan, peneliti menelusuri trend, drivers,

sejarah dan ketidakpastian dalam pengembangan Kampung Warna Warni.

Selain itu peneliti menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,

Opportunities, Threats) untuk melihat keberadaan faktor eksternal (ancaman

dan peluang), serta mengenali faktor internal (kekuatan dan kelemahan)

yang dimiliki dalam pengembangan Kampung Warna Warni sehingga

Page 61: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

44

peneliti dapat menentukan focal concern yang akan digunakan untuk

memproyeksikan masa depan dari pengembangan Kampung Warna Warni.

2. Analysing

Tahap analysing (menganalisis) dilakukan dengan menganalisis konsekuensi

yang dapat muncul sebagai akibat dari adanya tantangan dan peluang. Dalam

tahap ini logika skenario dikembangkan, setelah sebelumnya mengidentifikasi

masa lalu dan kemudian mempelajari sejarahnya. Hal ini dilakukan sebagai cara

untuk meminimalisir dampak yang mungkin terjadi serta menganalisisnya.

Sehingga dapat diketahui konsekuensi apa saja yang akan dihadapi baik di masa

sekarang ataupun masa yang akan datang.

Pada tahap analyzing, peneliti melakukan analisis pada focal concern yang

ditentukan dari hasil tracking sebelumnya. Pada tahap ini akan menghasilkan

perencanaan terbaik (the best planning) dan perencanaan terburuk (the worst

planning) yang di sinkronkan dengan aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi.

Kemudian akan dibuat skenario I, II, III, dan IV dan ditentukan strategi yang

digunakan untuk mengatasi permasalahan pada masing-masing skenario.

3. Imaging

Merupakan tahap untuk membuat suatu gambaran tentang masa depan yang

diharapkan melalui suatu visi. Visi merupakan hasil dari sebuah gagasan yang

positif tentang masa depan yang diharapkan. Dengan adanya visi, maka terdapat

deskripsi yang jelas mengenai masa depan sesuai dengan skenario yang

Page 62: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

45

diharapkan. Tahap imaging juga merupakan tahap identifikasi dalam sebuah

kemungkinan dan juga dampak yang dapat terjadi ketika skenario muncul serta

membangun visi atas sesuatu yang diinginkan (vision of what desired).

Pada penelitian ini, dalam tahap imaging akan ditentukan visi yang sesuai

untuk masing-masing skenario. Peneliti menentukan visi berdasarkan

permasalahan, potensi, serta dampak yang ditimbulkan pada Kampung Warna

Warni. Kemudian ditentukan gambaran masa depan yang diinginkan terjadi pada

masa depan berupa visi dalam skenario tersebut.

4. Deciding

Selanjutnya, metode terakhir dalam penelitian ini adalah deciding

(memutuskan). Merupakan tahap dimana segala sesuatu diputuskan secara

bersama- sama. Kesemua tahapan (tracking, analysing, dan imaging) sebelumnya

merupakan instrumen yang penting dalam tahap ini yang dapat digunakan dalam

pertimbangan perumusan strategi. Pada dasarnya dalam tahap ini terdapat fokus

dalam membahas perumusan strategi. Atau dapat diartikan bahwa tahap deciding

berhubungan dengan identifikasi atas beberapa pilihan dan strategi. Dengan

menggunakan WUS Analysis dapat mengevaluasi rekomendasi strategi yang telah

dirumuskan. Analisis WUS merupakan analisis yang berhubungan dengan 3 hal :

1. Apakah berkontribusi terhadap tujuan yang ditetapkan (why) ?

2. Apakah memanfaatkan kekuatan yang ada (utilize) ?

3. Apakah cocok dengan lingkungan di masa depan (should) ?

Page 63: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

46

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan WUS Analysis pada bab 4,

untuk mengevaluasi rekomendasi strategi pada masing-masing skenario yang

telah dirumuskan. Kemudian akan ditentukan beberapa aktivitas yang dapat

dilakukan pada strategi tersebut.

Page 64: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

1. Gambaran Umum Kota Malang

a. Kondisi Geografis

Secara geografis Kota Malang terletak pada posisi 112,06 - 112,07°

Bujur Timur dan 7,06° - 8,02° Lintang Selatan sehingga membentuk

wilayah dengan luas sebesar 11.006 ha atau 110,06 km2. Meskipun hanya

memiliki wilayah yang relatif kecil, namun Kota Malang merupakan kota

terbesar kedua di Jawa Timur setelah Surabaya (RPJMD Kota Malang,

2013). Kota Malang berada di tengah-tengah wilayah administrasi

Kabupaten Malang dengan wilayah batas administrasi (RPJMD Kota

Malang, 2013), sebagai berikut:

1. Sebelah Utara: Kecamatan Singosari dan Kecamatan Karangploso

Kabupaten Malang

2. Sebelah Timur: Kecamatan Pakis dan Kecamatan Tumpang

Kabupaten Malang

3. Sebelah Selatan: Kecamatan Tajinan dan Kecamatan Pakisaji

Kabupaten Malang

4. Sebelah Barat: Kecamatan Wagir dan Kecamatan Dau Kabupaten

Malang

Page 65: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

48

Wilayah batas administrasi Kota Malang lebih jelasnya dapat dilihat

pada gambar dibawah ini:

Gambar 4. Peta Kota Malang

Sumber: RPJMD Kota Malang, 2013

Selain wilayah batas administrasi, Kota Malang yang termasuk

daerah dataran tinggi juga dikelilingi oleh beberapa gunung. Hal itu

menyebabkan Kota Malang memiliki udara yang sejuk. Gunung-gunung

yang mengelilingi Kota Malang antara lain:

1. Gunung Arjuno di sebelah Utara.

2. Gunung Semeru di sebelah Timur.

Page 66: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

49

3. Gunung Kawi dan Panderman di sebelah Barat.

4. Gunung Kelud di sebelah Selatan.

b. Kondisi Demografis

Dalam ketetapan tentang pembagian wilayah, Kota Malang secara

administratif terbagi menjadi 5 (lima) kecamatan dengan jumlah

kelurahan sebanyak 57 (lima puluh tujuh) kelurahan. Dari 57 kelurahan

tersebut, terbagi lagi menjadi 544 Rukun Warga (RW) dan 4.071 Rukun

Tetangga (RT). Adapun rincian data kelurahan, RW dan RT pada

masing-masing kecamatan di Kota Malang sebagai berikut:

Tabel 6. Luas Wilayah Kecamatan, Jumlah Kelurahan dan

Jumlah RW dan RT Se-Kota Malang Kondisi Tahun 2013

No Kecamatan Luas

Area

(km)

%

Terhadap

Luas

Kota

Kelurahan Jumlah

RW RT

1

Blimbing

17,77

16,15

1 Balearjosari 8 43

2 Arjosari 5 34

3 Polowijen 6 38

4 Purwodadi 13 93

5 Blimbing 10 55

6 Pandanwangi 13 120

7 Purwantoro 24 155

8 Bunulrejo 21 146

9 Kesatrian 12 70

10 Polehan 7 74

11 Jodipan 8 86

Jumlah 125 914

Page 67: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

50

No Kecamatan Luas

Area

(km)

%

Terhadap

Luas

Kota

Kelurahan Jumlah

RW RT

2

Kedungkandang

39,89

36,24

1 Kotalama 11 141

2 Mergosono 6 78

3 Bumiayu 6 56

4 Wonokoyo 5 25

5 Buring 9 38

6 Kedungkandang 7 49

7 Lesanpuro 11 92

8 Sawojajar 16 118

9 Madyopuro 15 108

10 Cemorokandang 11 57

11 Arjowinangun 9 50

12 Tlogowaru 8 37

Jumlah 114 848

3

Lowokwaru

22,6

20,53

1 Tasikmadu 6 28

2 Tunggulwulung 6 49

3 Merjosari 12 79

4 Tlogomas 9 49

5 Dinoyo 7 50

6 Sumbersari 7 40

7 Ketawanggede 5 32

8 Jatimulyo 10 74

9 Tunjungsekar 8 73

10 Mojolangu 19 112

11 Tulusrejo 16 74

12 Lowokwaru 15 104

Jumlah 120 764

Page 68: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

51

No Kecamatan Luas

Area

(km)

%

Terhadap

Luas

Kota

Kelurahan Jumlah

RW RT

4

Klojen

8,83

8,02

1 Klojen 7 46

2 Samaan 8 58

3 Rampalcelaket 6 35

4 Kiduldalem 8 50

5 Sukoharjo 7 57

6 Kasin 11 96

7 Kauman 10 67

8 Oro-oro Dowo 10 97

9 Bareng 8 74

10 Gadingkasri 6 50

11 Penanggungan 8 45

Jumlah 89 675

5

Sukun

20,97

19,06

1 Bakalan Krajan 6 43

2 Mulyorejo 7 51

3 Karangbesuki 9 78

4 Ciptomulyo 5 62

5 Gadang 8 65

6 Kebonsari 5 41

7 Bandungrejosari 11 108

8 Sukun 9 109

9 Tanjungrejo 13 137

10 Pisangcandi 10 84

11 Bandulan 7 58

Jumlah 90 836

Kota Malang 110,06 100 57 544 4.071

Sumber : LAKIP Kota Malang, 2015

Jumlah penduduk Kota Malang pada akhir tahun 2015 berdasarkan

data penduduk yang terdaftar pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Kota Malang sebanyak 881.794 termasuk penduduk WNA

pemegang ijin tinggal tetap. Sedangkan dalam pengukuran laporan ini

Page 69: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

52

yang diperhitungkan adalah jumlah penduduk WNI sebanyak 881.123

jiwa, yang tersebar di 5 Kecamatan, 57 Kelurahan, 544 RW dan 4.111 RT

(LAKIP 2015).

c. Kondisi Permukiman Kumuh

Wajah suatu kota/wilayah dipengaruhi oleh kondisi penggunaan

lahan. Kota Malang yang memiliki luas wilayah 11.006 Ha, penggunaan

lahannya di dominasi oleh permukiman, dengan luas total permukiman

sebesar 4.558,44 Ha (41,41%) dari luas wilayah Kota Malang (RPJMD

Kota Malang). Sayangnya sebagian dari permukiman yang ada di Kota

Malang merupakan permukiman kumuh. Terbatasnya daya dukung

lingkungan juga memicu munculnya kawasan kumuh yang merusak

keindahan, ketertiban, mengganggu kesehatan serta rawan terjadi bencana

banjir dan kebakaran.

Penilaian dan penentuan terhadap kawasan kumuh di Kota Malang

ditentukan dari beberapa kriteria antara lain permukiman yang memiliki

legalitas resmi, sarana dan prasarana kurang lengkap/tidak memadai,

kondisi bangunan yang kurang memadai (mayoritas temporer/semi, padat

dan tidak teratur (karena pertumbuhannya tidak terencana), kesehatan

lingkungan dan sanitasi yang rendah, permukiman miskin, permukiman

kumuh ada di sekitar pusat kota, tingkat kepadatan penduduk tinggi,

tingkat pendidikan rata-rata rendah, tingkat pendapatan sebagian besar

rendah (kondisi perekonomian rata-rata rendah), tingkat pengangguran

Page 70: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

53

tinggi dan tingkat kerawanan sosial tinggi. Dengan melihat beberapa

kriteria mengakibatkan kurang baiknya kondisi hidup masyarakat yang

bermukim didaerah tersebut, baik dari segi tampilan wilayah maupun

bagi kesehatan lingkungan. Menurut hasil perhitungan dan analisa

penentuan dan deliniasi kawasan permukiman kumuh Kota Malang, maka

lokasi kawasan kumuh di Kota Malang antara lain (RPJMD Kota Malang,

2013).

Tabel 7. Permukiman Kumuh Kota Malang

No Kecamatan Kelurahan RW Luas (Ha)

1 Kec. Klojen Kel. Kasin 2,3,4,6,7,11 48.2

Kel Sukoharjo 1,6,7 39.2

Kel.Kidul Dalem 2,3,4,5,6,7 26.02

Kel. Kauman 5 3.1

Kel.Oro-Oro Dowo 1,2,3,6 22.4

Kel. Samaan 1,2,3,5,6,8 30.4

Kel. Bareng 1,2,3,4,7,8 81.56

Kel. Penanggungan 4,5,6 52.01

Kel.Gadingkasri 1,2,3,6 42.62

2 Kec. Sukun Kel. Sukun 1,2 34.35

Kel. Ciptomulyo 1,5,14 62.6

Kel.Tanjungrejo 7 8.4

Kel. Bandulan 3,4 26.7

3 Kec. Kedungkandang Kel. Mergosono 1,3,4,5,6 47.2

Kel. Kotalama 1,3,5,7 25.7

4 Kel. Lowokwaru Kel.Lowokwaru 14 9.5

Kel. Sumbersari 5 10.2

5 Kec. Blimbing Kel. Polehan 1,4 17.5

Kel. Jodipan 6,7 4.8

Sumber: RPJMD Kota Malang Tahun, 2013

Page 71: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

54

2. Organisasi Perangkat Daerah Kota Malang

a. Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang merupakan unsur

pelaksana urusan pemerintahan di bidang kebudayaan dan bidang

parwisata. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah serta Peraturan Walikota Malang

Nomor 47 Tahun 2012 tentang Uraian Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata

Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, mempunyai tugas membantu

Walikota Malang dalam melaksanakan urusan pemerintahan di bidang

kebudayaan dan bidang pariwisata. Berdasarkan data dari Pemerintah

Kota Malang (2018), terdapat uraian visi, misi, tugas pokok, dan fungsi

dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang yaitu:

1. Visi

”Terwujudnya Kota Malang Sebagai Kota Tujuan Wisata Yang

Bermartabat”

2. Misi

Mengembangkan dan melestarikan kebudayaan, nilai sejarah,

tradisi, adat istiadat dan peninggalan purbakala sebagai media

untuk mempererat persatuan dan kesatuan, rasa cinta tanah air.

Mengembangkan, mempromosikan dan menjadikan pariwisata

kota malang menjadi destinasi pariwisata unggulan memiliki

daya jual dan daya saing yang kompetitif.

3. Tugas Pokok

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melaksanakan tugas pokok

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan daerah

di bidang kebudayaan dan pariwisata.

Page 72: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

55

4. Fungsi

1. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang

kebudayaan dan pariwisata;

2. Penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program di bidang

kebudayaan dan pariwisata;

3. Penetapan dan pelaksanaan kebijakan daerah pada bidang

kebudayaan, nilai tradisi, perfilman, kesenian, sejarah,

purbakala dan permuseuman;

4. Penetapan dan pelaksanaan kebijakan daerah pada bidang

kepariwisataan;

5. Pelaksanaan pengembangan dan promosi potensi wisata;

6. Pengelolaan pemanfaatan Gedung Kesenian Gajayana

Pemerintah Kota Malang;

7. Pemberian pertimbangan teknis perizinan di bidang

kebudayaan dan pariwisata;

8. Pemberian dan pencabutan perizinan di bidang kebudayaan

dan pariwisata yang menjadi kewenangannya;

9. Pelaksanaan penyidikan tindak pidana pelanggaran di bidang

kebudayaan dan pariwisata sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

10. Pelaksanaan pembelian/pengadaan atau pembangunan aset

tetap berwujud yang akan digunakan dalam rangka

penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi;

11. Pelaksanaan pemeliharaan barang milik daerah yang

digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan

fungsi;

12. Pelaksanaan kebijakan pengelolaan barang milik daerah yang

berada dalam penguasaannya;

13. Pelaksanaan pendataan potensi retribusi daerah;

14. Pelaksanaan pemungutan penerimaan bukan pajak daerah;

15. Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan

program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan,

kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan, kehumasan,

kepustakaan dan kearsipan;

16. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM);

17. Penyusunan dan pelaksanaan Standar Pelayanan Publik (SPP)

dan Standar Operasional dan Prosedur (SOP);

18. Pelaksanaan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

dan/atau pelaksanaan pengumpulan pendapat pelanggan

secara periodik yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas

layanan;

19. Pengelolaan pengaduan masyarakat di bidang kebudayaan

dan pariwisata;

20. Penyampaian data hasil pembangunan dan informasi lainnya

terkait layanan publik secara berkala melalui website

Pemerintah Daerah;

Page 73: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

56

21. Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional;

22. Penyelenggaraan UPT dan jabatan fungsional;

23. Pengevaluasian dan pelaporan pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi; dan

24. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota sesuai

dengan tugas pokoknya.

b. Profil Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan

(BARENLITBANG) Kota Malang

Merupakan badan yang membantu Walikota dalam menjalankan

penyelenggaraan pemerintahan di bidang perencanaan, penelitian, dan

pengembangan. Dasar hukum yang digunakan BARENLITBANG dalam

menjalankan tugasnya adalah Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7

Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah dan

Peraturan Walikota Malang Nomor 45 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan

Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan. Berdasarkan data dari

BARENLITBANG (2018), terdapat uraian visi, misi, tugas pokok, dan

fungsi yaitu:

1. Visi

“Terwujudnya Perencanaan Pembangunan Daerah Ynag

Berkualitas dan Handal”

2. Misi

Bertitik tolak dari visi di atas, misi BARENLITBANG Kota

Malang “Mewujudkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang

Akuntabel, Konsisten dan Implementatif “.

3. Tugas Pokok

BARENLITBANG mempunyai tugas pelaksanaan

pemerintahan di bidang perencanaan, penelitian, dan

pengembangan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Page 74: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

57

4. Fungsi

1. Penyusunan perencanaan strategis dan rencana kerja

tahunan badan perencanaan, penelitian, dan pengembangan

2. Penyusunan perencanaan program dan anggaran

perencanaan pembangunan daerah, penelitian dan

pengembangan

3. Pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah, penelitian,

dan pengembangan

4. Penyusunan kebijakan umum APBD (KU-APBD),

penyusunan prioritas dan plafon anggaran sementara

(PPAS) serta ku-perubahan APBD dan ppas-perubahan

APBD

5. Penyusunan RPJPD, RPJMD, RKPD berikut perubahannya

6. Monitoring, evaluasi, dan pengendalian perencanaan

pembangunan daerah

7. Koordinasi, sinkronisasi, pelaksanaan program, monitoring,

evaluasi, dan pelaporan di bidang perencanaan, penelitian,

dan pengembangan

8. Pengendalian pelaksanaan program di bidang perencanaan,

penelitian, dan pengembangan

9. Pengelolaan administrasi umum

10. Pemberdayaan dan pembinaan jabatan fungsional

11. Penyelenggaraan UPT

c. Sekertaris Daerah Kota Malang (Bagian Sumber Daya Alam

dan Pengembangan Infrastruktur)

Bagian Sumber Daya Alam dan Pengembangan Infrastruktur

merupakan bagian dari Pemerintah Kota Malang yang dipimpin oleh

kepala bagian yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekertaris Daerah

melalui Asisten Perekonomian. Adapun dasar hukum yang digunakan

dalam menjalankan tugasnya adalah Peraturan Walikota Malang Nomor

22 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan

Fungsi Serta Tata Kerja Sekertariat Daerah. Berdasarkan data dari Bagian

Page 75: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

58

Sumber Daya Alam dan Pengembangan Infrastruktur (2018), terdapat

uraian visi, misi, tugas pokok, dan fungsi yaitu:

1. Visi

“Membangun Sumber Daya Alam dan Infrastruktur Kota Malang

Yang Maju Serta Tidak Merusak Lingkungan”.

2. Misi

Pemeliharaan Sumber Daya Alam yang tersedia

Pengembangan Sumber Daya Alam yang tersedia

Pembangunan Infrastruktur dan Fasilitas Kota Malang

3. Tugas

Bagian Sumber Daya Alam dan Pengembangan Infrastruktur

mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan, koordinasi

pelaksanaan program, pelayanan administrasi, pemantauan dan

evaluasi terkait dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan

bidang pangan, pertanian, perikanan, lingkungan hidup, pekerjaan

umum dan penataan ruang, perumahan rakyat, dan kawasan

permukiman, pertanahan, perhubungan, komunikasi dan informatika,

statistik dan persandian.

4. Fungsi

1. Perumusan kebijakan penyelenggaraan urusan pemerintahan

bidang pangan, pertanian, perikanan, lingkungan hidup,

pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan

kawasan permukiman, pertanahan, perhubungan,

komunikasi dan informatika, statistik dan persandian.

2. Koordinasi, pembinaan dan penyusunan program kegiatan

serta petunjuk teknis pelaksanaan urusan pemerintahan

bidang pangan, pertanian, perikanan, lingkungan hidup,

pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan

kawasan permukiman, pertanahan, perhubungan,

komunikasi dan informatika, statistik dan persandian.

3. Monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan urusan

pemerintahan pangan, pertanian, perikanan, lingkungan

hidup, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan

rakyat dan kawasan permukiman, pertanahan, perhubungan,

komunikasi dan informatika, statistik dan persandian.

4. Pembinaan administrasi penyelenggaraan urusan

pemerintahan pangan, pertanian, perikanan, lingkungan

hidup, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan

rakyat dan kawasan permukiman, pertanahan, perhubungan,

komunikasi dan informatika, statistik dan persandian.

Page 76: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

59

5. Fasilitasi perumusan kerjasama urusan pemerintahan

pangan, pertanian, perikanan, lingkungan hidup, pekerjaan

umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan

permukiman, pertanahan, perhubungan, komunikasi dan

informatika, statistik dan persandian.

6. Pengelolaan administrasi umum meliputi penyusunan

program, ketatalaksanaan, ketatausahaan, keuangan,

perlengkapan, kepustakaan, dan kearsipan.

3. Gambaran Umum Kelurahan Jodipan

a. Kondisi Geografis Kelurahan Jodipan

Batas-batas secara administratif untuk wilayah Kelurahan Jodipan

yaitu sebagaimana pada Tabel 5:

Tabel 8. Batas-Batas Kelurahan Jodipan

No Arah Mata Angin Batas Kelurahan

1 Sebelah Utara Kelurahan Kesatrian dan Kelurahan Polehan

Kecamatan Blimbing.

2 Sebelah Selatan Kelurahan Kotalama Kecamatan Kedungkandang

3 Sebelah Barat Kelurahan Sukoharjo, Kecamtan Blimbing

4 Sebelah Timur Kelurahan Kedungkandang, Kecamatan Blimbing

Sumber : Profil Kelurahan Jodipan, 2011

Sedangkan Peta Analisis Tata Guna Lahan yang dimiliki oleh

Kelurahan Jodipan adalah sebagai berikut:

Page 77: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

60

Gambar 5. Peta Kelurahan Jodipan

Sumber : Profil Kelurahan Jodipan, 2011

Luas wilayah Kelurahan Jodipan adalah 49,35 Ha, dengan

pembagian luas masing-masing wilayah dan administratif untuk masing-

masing RW yang teridentifikasi dalam pemerintahan Kelurahan Jodipan.

Pembagian wilayah ini berdasarkan luas wilayah dan jumlah RT yang

ada di Kelurahan Jodipan, Kecamatan Blimbing Kota Malang yang

disesuikan dengan urutan dari RW 01 sampai dengan RW 08. Adapun

pembagian wilayah di Kelurahan Jodipan seperti terlihat pada tabel 6

berikut ini:

Page 78: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

61

Tabel 9. Data Pembagian Wilayah Pemerintahan Kelurahan Jodipan

No Rukun Warga Luas Wilayah (Ha) Jumlah RT

1 I 5,30 10

2 II 5,50 9

3 III 4,61 8

4 IV 4,90 9

5 V 6,40 10

6 VI 9,87 17

7 VII 9,29 16

8 VIII 3,48 6

TOTAL 49,35 85

Sumber : Profil Kelurahan Jodipan, 2011

b. Kondisi Penduduk Kelurahan Jodipan

Kelurahan Jodipan merupakan salah satu wilayah di Kota Malang

yang padat dengan jumlah penduduk 11.974 jiwa. Gambaran kepadatan

penduduk di Kelurahan Jodipan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 10. Data Kepadatan Penduduk Kelurahan Jodipan

No RW Luas Wilayah

(Ha)

Penduduk Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(jiwa/ha) L P

1 I 5,30

921 898 1819 343,2

2 II 5,50

824 467 1291 234,7

3 III 4,61

432 439 871 188,9

4 IV 4,90

611 1194 1805 368,3

5 V 3,40

342 338 680 200

6 VI 9,87

1109 1048 2157 218,4

Page 79: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

62

No RW Luas Wilayah

(Ha)

Penduduk Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk

(jiwa/ha) L P

7 VII 7,29

1126 1055 2181 299,2

8 VIII 6,48

586 584 1170 180.6

TOTAL 49,35 5951 6023 11.974 242,63

Sumber : Profil Kelurahan Jodipan, 2011

c. Kondisi Sosial

Sebagian besar masyarakat di Kelurahan Jodipan adalah penduduk

asli yang sudah bermukim secara turun temurun sejak dahulu meskipun

ada beberapa wilayah yang dihuni oleh penduduk urban (pendatang yang

menjadi penduduk tetap). Dan penduduk di Kelurahan Jodipan yang

masih mempunyai nilai-nilai kultur sosial dan budaya, hal ini tergambar

dari struktur masyarakat yang masih adanya paguyuban, majelis, jama’ah

dan perkumpulan masyarakat yang bergerak dalam bidang sosial. Kondisi

sosial yang demikian tentu menujukan tingkat kepedulian dan

kebersamaan warga masih tinggi, ditengah arus globalisasi yang membuat

masyarakat cenderung individualistis.

Perkumpulan warga yang ada di Kelurahan Jodipan merupakan

bentuk partisipasi aktif dari warga untuk menjalankan perannya masing-

masing dalam kehidupan sosialnya. Potensi dan kontribusi masyarakat

dalam lembaga sosial masyarakat terhadap sistem pengambilan keputusan

dan pola pembangunan secara partisipatif di Kelurahan Jodipan selalu

dilakukan secara bermusyawarah, meskipun terkadang masih di dominasi

Page 80: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

63

oleh tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama yang dilibatkan dalam

penyelenggaraan rapat-rapat dalam pengambilan keputusan di tingkat

Kelurahan Jodipan (Profil Kelurahan Jodipan, 2011).

d. Kondisi Ekonomi

Secara garis besar kondisi perekonomian Kelurahan Jodipan dilihat

dari tingkat produktifitas Sumber Daya Alam (SDA) dan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang mempunyai pekerjaan bermacam-macam.

Pekerjaan di masyarakat meliputi bidang perdagangan, jasa, PNS,

Pelayanan dll. Lebih jelas dan detail dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 11. Kondisi Perekonomian Kelurahan Jodipan Dilihat dari

Pekerjaan Kepala Keluarga

No RW

PEKERJAAN TINGKAT

KESEJATERAAN

PN

S

Ped

agan

g

Pel

ayan

an

Masy

ara

kat

Jasa

Peg

aw

ai

Sw

ast

a

AB

RI

dan

Pen

siu

nan

Wir

asw

ast

a

Pra

Sej

ah

tera

Sej

ah

tera

1

Sej

ah

tera

2

Sej

ah

tera

3

Sej

ah

tera

3

plu

s

1 I 13 117 2 24 103 16 135 61 51 167 135 42

2 II 11 39 2 13 71 22 41 31 19 55 11 38

3 III 3 62 1 9 61 26 41 27 43 10 143 11

4 IV 5 46 3 37 42 12 36 39 21 60 154 45

5 V 1 39 1 12 16 31 32 - 44 43 60 191

6 VI 20 265 3 28 52 25 120 67 84 90 339 17

7 VII 12 178 1 49 89 54 150 110 48 46 136 264

8 VIII 43 25 1 27 72 96 36 40 38 29 164 43

TOTAL 108 771 15 199 506 282 591 419 304 501 1225 520

Sumber: Profil Kelurahan Jodipan, 2011

Page 81: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

64

B. Penyajian Data

Pada tahap ini, peneliti berusaha memaparkan dan menjelaskan hasil

penelitian yang telah dilakukan dengan berpedoman pada data yang dikumpulkan

selama wawancara dan pengumpulan dokumen-dokumen terkait. Pemaparan data

pada penelitian ini disesuaikan dengan fokus yang peneliti uraikan dalam metode

penelitian.

1. Kondisi Pengembangan Kampung Warna Warni Ditinjau Dari

Aspek Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi

Kampung Jodipan adalah sebuah kampung seperti pada umumnya.

Kampung ini memiliki luas 5,50 ha. Sebuah kampung yang padat dengan

permukiman penduduknya. Disebut kampung yang padat karena jumlah

penduduknya mencapai 1. 291 jiwa. Kampung yang terletak di sekitar

bantaran Sungai Brantas ini memiliki penduduk asli yang sudah bermukim

secara turun temurun sejak dahulu meskipun ada beberapa wilayah yang

dihuni oleh penduduk urban (pendatang yang menjadi penduduk tetap).

Kampung Jodipan kini lebih terkenal dengan sebutan Kampung Warna

Warni, setelah menjadi sebuah kampung wisata. Berdasarkan hasil riset

yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa kondisi pengembangan

Kampung Warna Warni memiliki pengaruh terhadap aspek sosial,

lingkungan dan ekonomi masyarakat yang menghuni kampung tersebut

yang akan dijelaskan sebagai berikut.

Page 82: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

65

a. Aspek Lingkungan

Lingkungan diartikan sebagai benda, kondisi, keadaan dan

pengaruh yang ada di dalam ruang yang kita tempati dan

mempengaruhi hal yang hidup termasuk manusia (Salim, 1982).

Lingkungan merupakan salah satu aspek yang penting dalam

kehidupan masyarakat. Begitu juga dengan masyarakat Kampung

Jodipan yang membutuhkan lingkungan yang baik demi

keberlangsungan kehidupan mereka.

Gambar 6. Kampung Jodipan Sebelum Menjadi Kampung Warna Warni

Sumber : GuysPro, 2016

Dari gambar yang diambil oleh tim Guys Pro pada tanggal 26 April

2016, dapat kita lihat bahwa pada saat itu kondisi Kampung Jodipan

masih terlihat kumuh. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Maria (30 th)

dalam wawancara:

“kalau dulu itu ya gimana ya mbak, kotornya itu ya karena banyak

sampah di sekitar sungai. Jadi sebelumnya banyak yang buang

sampah di sungai, sekarang kan ini di buang di atas ada yang

ngambilin nanti, kalau dulu itu kotor, kumuh kan ya mbak”

Page 83: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

66

Penyebab suatu kampung menjadi kumuh, tentu saja tidak terlepas

dari kebiasaan masyarakat yang kurang memperhatikan kebersihan dan

keasrian lingkungan sekitarnya. Kebiasaan membuang sampah

sembarangan nyatanya telah melekat pada sebagian masyarakat

Kampung Jodipan saat itu. Kesadaran masyarakat yang rendah dalam

menjaga kebersihan lingkungan tercermin dalam wawancara bersama

Siti Aminah (48 th):

“rumiyin2 ngge sak penak e piyambak nggeh, mboten sadarlah.

Tiang mriki katah seng mbuang sampah ning lepen, dados nggeh

kampong mriki maleh disawang nggeh kumuh mbak....(dulu dulu

ya seenaknya sendiri ya..tidak sadarlah. Orang disini banyak yang

membuang sampah di sungai, jadi ya kampong disini kalau dilihat

ya kumuh mbak).”

Serta wawancara bersama Soni Parin (70 th):

“cuma cara pembuangan sampahnya itu masih acak acak an, ya

mungkin yang sebagian yang dekat dengan jalan raya , pasukan

kuning yang lewat, yang dipinggiran kali dibuang ke kali kan

seperti itu dulu”

Selain itu terdapat kebiasaan buruk masyarakat di Kampung

Jodipan yang kerap membuang sampah secara langsung ke sungai.

Kesadaran masyarakat yang rendah akan pentingnya menjaga

lingkungan telah menjadi kebiasaan masyarakat yang sulit untuk

dihilangkan. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Novitasari (26 th):

“Masih buang sampah disungai, kadang malam hari gitu ya ada

yang buang di sungai, kadang pagi, ya gitu ya padahal udah

dibilangin udah dikasi tanda dilarang buang sampah sembarangan,

tapi ya tetep aja kebiasaannya gitu mbak”

Kebiasaan membuang sampah secara langsung di Sungai Brantas,

tentu saja akan menimbulkan pencemaran lingkungan yang semakin

Page 84: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

67

lama akan menyebabkan degradasi lingkungan. Ketika sebuah sungai

dipenuhi oleh sampah dari masyarakat bukan tidak mungkin akan

menyebabkan banjir. Di Kampung Jodipan menurut warga sering

terjadi banjir ketika hujan deras tiba, seperti yang disampaikan Soni

Parin (70 th):

“Aaa masih sering juga, kemarin itu tanggal berapa itu ya malah

banjirnya ada ketingggian dua meter setengah di kali itu ,sudah

rusak pasangan pinggir kali ya rusak semua ya.. tapi ya rusaknya

rusak ringan ndak rusak parah”

Tak berhenti pada kebiasaan membuang sampah sembarangan,

perilaku Buang Air Besar sembarangan (BABs) ternyata juga menjadi

kebiasaan sebagian masyarakat kampung Jodipan. Seperti pernyataan

Maria (30 th):

“Kalu kebiasaan jelek yang lain ya setau saya masih ada yang

buang sampah di sungai, terus buang air besar di sungai, ya gitu itu

sih mbak. Tapi ya gimana lagi, dari dulu memang banyak yang gitu

terus mungkin yang lain ya jadi ikutan. Terus juga dulu kan

memang masih ada yang gak punya toilet sendiri, jadi ya dari pada

antri pakek toilet umum ya milih di sungai.”

Kebiasaan BABs pada sebagian masyarakat Jodipan, telah

menambah panjang penyebab Sungai Brantas mengalami degradasi

lingkungan. Kebiasaan BABs disebabkan oleh minimnya sanitasi dan

MCK akibat keterbatasan lahan yang ada di Kampung Jodipan.

Page 85: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

68

Gambar 7. MCK Kampung Jodipan Sebelum Menjadi Kampung Warna

Warni

Sumber : GuysPro, 2016

Akibat dari kebiasaan masyarakat yang tidak baik dalam menjaga

lingkungannya, tak hanya memicu banjir saja tetapi juga dapat

menimbulkan berbagai jenis penyakit yang mengancam kesehatan

masyarakat. Untuk mengetahui lebih detail tentang kondisi Kesehatan

Masyarakat yang diakibatkan oleh buruknya sanitasi dan kebiasaan

buang sampah sembarangan dari sisi Kesehatan Masyarakat selama 5

(lima) tahun terakhir, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 86: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

69

Tabel 12. Kondisi Kesehatan Masyarakat Kelurahan Jodipan

Tahun kejadian Jenis Penyakit Wilayah RW

1 2 3 4 5 6 7 8

2007

Malaria 0 0 0 0 0 1 0 0

DB 6 7 5 7 4 8 8 9

Diare 2 0 1 1 0 10 3 0

TBC 1 1 0 1 0 4 3 0

2008

Malaria 0 0 0 0 0 1 0 0

DB 2 1 0 2 0 7 4 0

Diare 0 0 0 0 0 12 2 0

TBC 6 0 0 0 0 2 0 0

2009

Malaria 0 0 0 0 0 2 0 0

DB 0 2 1 0 0 10 2 0

Diare 0 0 0 0 0 8 1 0

TBC 0 0 0 0 0 2 0 0

2010

Malaria 0 0 0 0 0 1 0 0

DB 0 1 0 0 0 11 0 0

Diare 0 0 0 0 0 15 0 0

TBC 0 0 0 0 0 2 0 0

2011

Malaria 0 0 0 0 0 1 0 0

DB 2 0 0 0 0 11 3 0

Diare 0 0 0 0 0 10 2 0

TBC 0 0 0 0 0 2 0 0

Sumber: Profil Kelurahan Jodipan, 2011

Data tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Kampung Jodipan

sering terserang penyakit yang munculnya salah satunya disebabkan

Page 87: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

70

dari kondisi sanitasi di lingkungan tersebut dan perilaku hidup sehat

yang ada di masyarakat masih rendah. Sehingga dalam masalah

tersebut perlu adanya upaya secara massal untuk mengatasi

permasalahan yang ditimbulkan dari kurang sehatnya kebiasaan

masyarakat dalam menjaga lingkungan.

Gambar 8. Kampung Warna Warni

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2018

Perubahan pada Kampung Jodipan yang kini menjadi Kampung

Warna Warni, jika ditinjau dari aspek lingkungan, terdapat beberapa

perubahan pada pola kebiasaan masyarakat dalam menjaga

lingkungan. Jika sebelum menjadi kampung wisata masyarakat

Kampung Jodipan cenderung memiliki tingkat kesadaran yang rendah

terhadap kebersihan lingkungannya, maka setelah terbentuknya

Kampung Warna Warni, masyarakat lebih meningkatkan kesadaran

dalam menjaga kebersihan lingkungan. Seperti yang disampaikan Siti

Aminah (48 th)

Page 88: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

71

“yen sak iki nggeh resik mbak (kalau sekarang ya bersih mbak).

Semenjak wonten werna werni nggeh malih resik malih apik,

dados yen disawang yen sak iki yo malih nyenengake mbak, pun

mboten kumuh malih (semenjak ada warna-warni ya jadi bersih

jadi baik, jadi kalau dilihat kalau sekarang ya jadi menyenangkan,

sudah tidak kumuh lagi).”

Jika sebelum menjadi kampung wisata masyarakat membuang

sampah sembarangan, maka hadirnya Kampung Warna Warni

membuat masyarakat akhirnya berinisiatif untuk lebih menjaga

kebersihan lingkungan khususnya pada masalah pembuangan sampah.

Inisiatif tersebut berupa masyarakat tak perlu membuang sampah

sembarangan di sungai karena ada petugas yang khusus di bayar oleh

masyarakat untuk mengambil sampah di setiap rumah, serta saat ini

disediakan lebih banyak tempat sampah yang tujuannya sebagai

fasilitas untuk masyarakat dan juga pengunjung dalam kemudahan

membuang sampah, hal ini diharapkan dapat membuat lingkungan

tetap terjaga kebersihan dan keasriannya. Seperti yang disampaikan

oleh Novitasari (26 th)

“Sekarang udah ada, gini mbak setelah ada kww ada dana untuk

membayar yang ngangkut sampahnya...jadi ada dana kebersihan

sekalian... setiap bulan bayar 15 rb untuk kebersihan sampah...dan

dulu gak ada yang merencanakan itu, jadi ya warga buang sampah

di sungai, jadi pola pikirnya seperti itu, lha sekarang ada tong2

sampah di setiap berapa meter ada”

Hal tersebut senada dengan pernyataan Soni Parin (70 th)

“sekarang kan udah kita bikinkan setiap jalan ada tong sampah

itu...tong sampah itu baik dari penghuni setempat maupun para

wisata itu alhamdulilah buangnya disitu semua...dan kami tunjuk

juga petugas untuk mengambil sampah di sore hari itu juga

berjalan lancar, jadi masalah lingkungan saya kira sudah cukup”

Page 89: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

72

Kemudian perubahan lingkungan kearah yang lebih baik juga

terdapat pada perbaikan fasilitas MCK dan juga inisiatif untuk

membuat perpustakaan mini serta hiasan-hiasan yang unik. Hal

tersebut membuat lingkungan di Kampung Warna Warni saat ini

semakin baik dan menarik.

Gambar 9. Fasilitas MCK Sekarang di Kampung Warna Warni

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2018

Page 90: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

73

Gambar 10. Lingkungan Kampung Warna Warni

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2018

Gambar 11. Perpustakaan Mini Di Kampung Warna Warni

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2018

Page 91: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

74

b. Aspek Sosial

Menurut Basrowi dan Juariyah (2010) kondisi sosial adalah suatu

keadaan yang berkaitan dengan keadaan atau situasi dalam masyarakat

tertentu yang berhubungan dengan keadaan sosial. Aspek sosial juga

merupakan salah satu aspek yang tidak kalah penting dengan aspek

lingkungan. Kondisi lingkungan yang tidak sehat di Kampung Jodipan,

berbanding terbalik dengan kondisi sosial masyarakat di daerah

tersebut yang cenderung baik. Sebagian besar masyarakat di Kelurahan

Jodipan adalah penduduk asli yang sudah bermukim secara turun

temurun sejak dahulu, seperti yang disampaikan oleh Maria (30 th)

yang mengaku sejak kecil telah tinggal di Kampung Jodipan

“Saya disini ya udah lama mbak. Mulai kecil tahun 1987 udah

tinggal disini, di Jodipan sini. Jadi ya udah mulai lahir saya udah

jadi penduduk sini. Yang lain juga banyak yang memang dari lahir

disini mbak Apalagi kalau yang seusia saya ya emang udah dari

lahir disini mbak.”

Selain karena sejak kecil telah tinggal di Kampung Jodipan

beberapa masyarakat yang tinggal karena alasan lokasi kampung

Jodipan berada di tengah kota yang membuat masyarakat lebih mudah

menjangkau tempat pekerjaan dan sekolah, hal ini seperti yang

disampaikan oleh Novitasari (26 th)

“Kalau alasan kita menetap disini sih sebenernya kita ada keluarga

sih di Blimbing, tapi disini sudah dari kecil, trus juga deket dari

sekolah, trus sini kan kota, jadi aksesnya ke kota untuk pendidikan

atau ke mall kan lebih deket ya jangkauannya dari pada Blimbing

sana kan agak jauh ya”

Page 92: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

75

Masyarakat di Kelurahan Jodipan yang masih mempunyai nilai-

nilai kultur sosial dan budaya, hal ini tergambar dari struktur

masyarakat yang masih adanya paguyuban, majelis, jama’ah dan

perkumpulan masyarakat yang bergerak dalam bidang sosial. (Profil

Kelurahan Jodipan). Kodisi sosial masyarakat di Kampung Jodipan

tidak asing dengan kebiasaan gotong royong seperti yang disampaikan

oleh Soni Parin (70 Th)

“Alhamdulilah ya mbak sejak dulu saya jadi RT sudah anu ya

sudah lumayan ya akrab, ya setiap ada kegiatan apapun ya kerja

sama. Gotong royongnya jadi sudah berlangsung sejak lama ya.

Memang kalau kondisi sosial disini ya sudah baik kok, orang-

orangnya rata-rata ya kalau diajak gotong royong mau”

Kebiasaan gotong royong yang sudah berlangsung lama tentu

mencerminkan kerukunan yang ada pada masyarakat kampung Jodipan

tersebut. Seperti yang disampaikan oleh Soni Parin (70 th)

“Alhamdulilah ya mbak sejak dulu saya jadi RT sudah anu ya

sudah lumayan ya.. akrab, ya setiap ada kegiatan apapun ya kerja

sama. Gotong royong disini udah jadi kebiasaan ya mbak dari dulu.

Terus orang-orangnya juga ramah-ramah.”

Pernyataan tersebut, sesuai dengan pernyataan Siti Aminah (48 th):

“Mulai biyen yo rukun mbak. Lek ono kerja bakti yo podo melu

kabeh, lek ono pengajian yo rame. Dados ngggeh sae sae mawon.

Nggeh tetep rukun mbak. Masio ono siji loro seng kadang sering

gak melu, tapi nggeh luwih akeh seng melu mbak (Dari dulu ya

rukun mbak. Kalau ada kerja bakti ya ikut semua, kalau ada

pengajian ya ramai. Jadi ya baik-baik saja. Ya tetap rukun mbak.

Walaupun ada satu dua yang kadang sering tidak ikut, tapi ya lebih

banyak yang ikut mbak).”

Kerukunan antar warga juga di dukung oleh perilaku masyarakat.

Perilaku masyarakat yang sesuai dengan norma dan etika akan

Page 93: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

76

mendukung terjadinya kerukunan antar warga. Perilaku masyarakat

yang sebagian besar baik disampaikan oleh Soni Parin (70 th):

“Iya mbak ya...alhamdulilah ya masih baik baik aja lah. Ya

mungkin ada yang satu dua nakal, ya saya kira itu lumrah wajar.

Alhamdulilah meskipun begitu masih bisa dikendalikan, dalam

artian ya masih dalam tahap yang wajar wajar saja”

Senada dengan pernyataan di atas, Maria (30 th):

“Kalau perilaku sih ya baik aja. Sewajarnya ya mbak ya. Ya baik

baik saja kok. Orang sini sopan, ramah juga. Dari dulu begitu

mbak. Ada sih yang gak ramah, tapi ya masih sopan. Cuman

kebanyakan ya baik mbak.”

Sebagian besar masyarakat di Kampung Jodipan memiliki perilaku

yang baik, sehingga hal ini menjadi salah satu alasan masyarakat

semakin nyaman untuk terus tinggal di Kampung Jodipan. Seperti

pernyataan Novitasari (26 th)

“Kalau masalah norma etika ya baik sih, masih sopan, masih

nyapa. Kalau dalam arti etika ya, anu ya baik sih. Jadi ya itu juga

bikin nyaman tinggal disini. Terus juga gak ada yang aneh-aneh, ya

kayak di kampung lain lah, baik baik saja mbak.“

Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa

masyarakat Kampung Jodipan jika ditinjau dari aspek sosial selama ini

sudah cukup baik. Kini hadirnya Kampung Warna Warni ditengah

tengah masyarakat berhasil membuat kondisi sosial masyarakat RW 02

semakin baik. Semakin meningkatnya intensitas kerukunan dan gotong

royong, seperti yang disampaikan Siti Aminah (48 th)

“Nggeh eco ne nggeh tetep, tapi sak sampune wonten werna werni

nggeh semakin eco. Sedoyo podo sering ngumpul, sering gotong

royong, kerja bakti ngoten iku. (Ya baiknya ya tetap, setelahnya

ada warna warni ya semakin baik. Semuanya jadi sering

berkumpul, sering gotong royong, kerja bakti begitu).”

Page 94: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

77

Selain itu Maria (30 th) juga menyampaikan hal yang sama terkait

kebiasaan gotong royong di masyarakat RW 02.

“Kalu sekarang ya mbak, semenjak ada KWW ya makin gotong

royong mbak. Orang- orang sering rapat juga kan ya sama pak RT,

terus ibu PKK juga sering rapat juga. Jadi ya makin rukun juga

mbak.”

Akan tetapi pengembangan Kampung Jodipan menjadi kampung

wisata, tidak hanya memberi dampak positif terhadap masyarakat,

melainkan juga dampak negatif. Masyarakat di RW 02 beberapa

merasa sedikit terganggu oleh bising nya pengunjung yang membuat

mereka terkadang sulit untuk beristirahat. Hal ini dirasakan oleh Siti

Aminah (48 th) yang mengaku kadang merasa terganggu dengan

bising nya pengunjung

“sak wis e enten werna-werni yo malih rame kampung e mbak, tapi

yo malih ora iso turu lek awan mbak. Dadi yo radhi ngganggu

wong istirahat yo. Isone istirahat yo lek wayah bengi mbak, kan

wes podo mulih pengunjung e (Setelah ada warna-warni ya jadi

ramai kampung nya mbak, tapi ya jadi tidak bisa tidur kalau siang.

Jadi ya sedikit mengganggu orang istirahat ya. Bisanya istirahat ya

kalau malam mbak, kan sudah pulang pengunjungnya).“

Hal tersebut membuat masyarakat terpaksa untuk menerima

kondisi tersebut, hingga akhirnya masyarakat kini telah terbiasa

dengan hadirnya pengunjung yang ramai, seperti yang disampaikan

oleh Soni Parin (70 th):

“Ya awal awalnya itu ya terganggu dengan bisingnya masyarakat.

Apalagi kalau liburan gitu ya ramai sekali mbak. Balum lagi yang

datang sambil teriak teriak juga ada, tertawanya keras ada juga, ya

macem macem mbak. .Tapi yam au ndak mau ya lama lama

adaptasi ya, malah sekarang ketagihan juga ya kalau rame

pengunjung gitu.”

Page 95: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

78

c. Aspek Ekonomi

Kondisi ekonomi masyarakat Kampung Jodipan dalam penelitian

ini berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan. Kesejahteraan

menurut Midgley (2004) dalam Suradi (2007) merupakan suatu

keadaan kehidupan manusia yang tercipta ketika berbagai

permasalahan sosial dapat dikelola dengan baik, ketika kebutuhan

manusia dapat dipenuhi dan ketika kesempatan sosial dapat

dimaksimalkan. Sedangkan Suharto (2005) dalam Suradi (2007)

mendefinisikan sebagai suatu keadaan terpenuhinya segala bentuk

kebutuhan hidup, khususnya yang bersifat mendasar seperti makanan,

pakaian, perumahan, pendidikan dan perawatan kesehatan.

Masyarakat Kampung Jodipan memiliki profesi di bidang

perdagangan, jasa, PNS, Pelayanan dll. Lebih jelas dan detail dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 96: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

79

Tabel 13. Kondisi Perekonomian Kelurahan Jodipan Dilihat

Dari Pekerjaan Kepala Keluarga

No RW

PEKERJAAN TINGKAT

KESEJATERAAN P

NS

Ped

agan

g

Pel

ayan

an

Masy

ara

kat

Jasa

Peg

aw

ai

Sw

ast

a

AB

RI

dan

Pen

siu

nan

Wir

asw

ast

a

Pra

Sej

ah

tera

Sej

ah

tera

1

Sej

ah

tera

2

Sej

ah

tera

3

Sej

ah

tera

3

plu

s

1 I 13 117 2 24 103 16 135 61 51 167 135 42

2 II 11 39 2 13 71 22 41 31 19 55 11 38

3 III 3 62 1 9 61 26 41 27 43 10 143 11

4 IV 5 46 3 37 42 12 36 39 21 60 154 45

5 V 1 39 1 12 16 31 32 - 44 43 60 191

6 VI 20 265 3 28 52 25 120 67 84 90 339 17

7 VII 12 178 1 49 89 54 150 110 48 46 136 264

8 VIII 43 25 1 27 72 96 36 40 38 29 164 43

TOTAL 108 771 15 199 506 282 591 419 304 501 1225 520

Sumber: Profil Kelurahan Jodipan, 2011

Dari data tersebut, pada RW 02 jumlah masyarakat yang berprofesi

sebagai pegawai swasta adalah yang paling banyak yaitu sekitar 71

orang disusul wiraswasta sebanyak 41 orang. Sedangkan pada tingkat

kesejahteraan, 55 KK berada pada tingkat sejahtera 2, 38 KK berada

pada tingkat sejahtera 3 plus, 31 KK berada pada tingkat pra sejahtera,

19 KK berada pada tingkat sejahtera 1, 11 KK berada pada tingkat

sejahtera 3.

Pengembangan Kampung Warna Warni ternyata memiliki dampak

yang positif terhadap aspek ekonomi, karena sebagian besar

masyarakat mengungkapkan bahwa hadirnya Kampung Warna Warni

Page 97: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

80

berdampak baik bagi kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena

masyarakat yang sudah bekerja dapat melakukan pekerjaan sambilan

sebagai pedagang di area Kampung Warna Warni, sedangkan

masyarakat yang pengangguran kini memiliki pekerjaan untuk

menghidupi keluarganya. Seperti yang disampaikan oleh Siti Aminah

(48 th) yang mengaku dampak positif adanya Kampung Warna Warni

adalah keluarganya dapat membuka usaha

“sak wisa dadi wisata yo malih iso buka warung mbak, dadi yo iso

nambah pendapatan lah mbak lumayan. Podo akeh seng buka

warung, dodol minuman ngoten iku, jajan, gorengan, yo macem

macem mbak yo. Seneng e dadi wisata yo ngene iki mbak, iso

nambah pendapatan (Setelah jadi wisata ya jadi bisa membuka

warung mbak, jadi ya bisa menambah pendapatan lah mbak

lumayan. Banyak yang buka warung, jualan minuman, jajanan,

gorengan, ya macam- macam mbak ya. Senangnya jadi wisata ya

begini mbak, bisa menambah pendapatan).”

Didukung oleh Soni Parin (70 th)

“segi ekonomi masyarakat sebagian sedikit terangkat dan bisa

jualan kecil kecilan seperti itu. Kalau mbak keliling pasti liat

banyak yang jualan di depan rumahnya kan ya. Ya semenjak ada

kww ini ya masyarakat jadi banyak yang bisa buka warung mbak,

jadi otomatis mereka bisa nambah penghasilannya.”

Masyarakat memanfaatkan keberadaan Kampung Warna Warni untuk

menambah penghasilannya dengan membuka warung untuk berjualan

makanan, minuman, dan juga souvenir. Masyarakat memanfaatkan

teras di depan rumahnya sebagai tempat berjualan.

Page 98: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

81

Gambar 12. Warung Milik Masyarakat di Kampung Warna Warni

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2018

G

H

Hhh

Gambar 13. Warung Milik Masyarakat di Kampung Warna Warni

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2018

Page 99: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

82

Selain berjualan, ibu-ibu yang tidak memiliki pekerjaan setelah

adanya Kampung Warna Warni mereka bisa menjadi penjaga tiket

masuk area Kampung Warna Warni dan tiket masuk jembatan kaca.

Sedangkan bapak-bapak yang tidak memiliki pekerjaan tetap kini bisa

menjadi juru parkir kendaraan pengunjung Kampung Warna Warni.

Seperti yang disampaikan Maria (30 th):

“Ya semenjak jadi wisata ya ada perubahan juga mbak di ekonomi

masyarakat sini, jadi kalau dulu ibu-ibu dirumah aja ngurus anak

sama ngurus rumah sekarang bisa jualan buat nambah penghasilan

keluarga, terus bapak-bapak yang dulu gak punya kerjaan atau

kerjaannya gak menentu sekarang bisa jaga parkir mbak, jadi juru

parkir disini”

Gambar 14. Penjaga Tiket di Kampung Warna Warni

Sumber : Dokumentasi Peneliti, 2018

Page 100: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

83

2. Analisis Terhadap Keberlanjutan Kampung Warna Warni Jodipan, Kota

Malang Dengan Pendekatan Scenario Planning

Kota Malang merupakan kota di Indonesia yang memiliki potensi yang cukup

baik dalam hal pengembangan kampung wisata. Namun kondisi pengembangan

kampung wisata di Kota Malang masih perlu ditingkatkan. Terdapat beberapa

kendala dan permasalahan yang ditemui dalam pengembangan kampung wisata,

khususnya pada pengembangan Kampung Warna Warni. Dibutuhkan perencanaan

yang disertai dengan strategi yang tepat dalam pengembangan Kampung Warna

Warni di Kota Malang, yaitu melalui scenario planning. Scenario planning adalah

alat yang digunakan untuk memberi gambaran ketidakpastian di masa depan dan

memberikan strategi alternatif. Scenario dapat diartikan sebagai bagian dari

perencanaan strategis yang mana alat dan metode untuk melihat ketidakpastian di

masa yang akan datang (Lindgren dan Bandhold, 2003 : 21).

Melalui scenario planning, diharapkan dapat membantu pemerintah Kota

Malang dalam menentukan strategi terkait pengembangan Kampung Warna Warni

dengan memperhatikan kemungkinan yang akan terjadi sehingga pemerintah Kota

Malang dapat menentukan strategi terbaik dan memiliki gambaran yang lebih

jelas kedepan dalam pengembangan Kampung Warna Warni. Scenario planning

pengembangan Kampung Warna Warni di Kota Malang, membutuhkan beberapa

langkah yang ada dalam metode TAID (Tracking, Analyzing, Imaging, Deciding)

(Lindgren dan Bandhold, 2003: 48). Metode ini akan dipaparkan sebagai berikut:

Page 101: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

84

a. Tracking (Pelacakan)

Pada tahap tracking (pelacakan), adalah tahap permulaan dalam metode

TAID. Yang dilakukan pada tahap ini adalah melacak, menelusuri, dan

mendeskripsikan perubahan (trends) serta ancaman dan peluang (issues) pada

pengembangan Kampung Warna Warni. Dalam tahap ini tentu saja tidak

lengkap rasanya bila tidak membahas sejarah munculnya Kampung Warna

Warni. Berawal dari inisiasi beberapa mahasiswa Universitas Muhamadiyah

Malang (UMM) yang tergabung dalam tim Guyspro, delapan orang

mahasiswa tersebut adalah Ahmad Wiratman, Dinni Anggraeni, Elmy

Rukhiatun, Fahd Afdallah, Ira Yulia, Nabila Firdausiyah, Salis Fitria, dan

Wahyu Fitri yang merupakan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan

2013. Berawal dari sebuah tugas praktikum Public Relation 2 yang

mengharuskan memiliki real client untuk dapat mengeksekusi sebuah ide,

terciptalah sebuah kampung kebanggan warga Malang. Delapan orang yang

terbentuk dalam kelompok yang bernama GuysPro ini memilki ide untuk

mengecat sembilan puluh rumah di Kelurahan Jodipan RW 02 RT 6,7, dan 9

menjadi sebuah Kampung Warna Warni (GuysPro, 2016). Seperti

disampaikan Nabila (22th) yang merupakan ketua tim Guyspro:

“Berawal dari sebuah tugas praktikum Public Relation 2 “Manajemen

Event”, dimana kami (tim Guys Pro) harus mencari real client. Real client

inilah yang kedepannya harus berkenan di analisis kegiatannya,

diobservasi, sehingga kita temukan permasalahannya, dan kita sebagai

praktisi Public Relation-nya mempunyai jawaban untuk permasalahan

tersebut.”

Ide Tim GuysPro akhirnya diterima dengan baik oleh sebuah

perusahaan cat di Kota Malang, yakni Perusahaan INDANA (Inti Daya Guna

Page 102: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

85

Aneka Warna) yang notabennya menjadi real client mereka. Setelah itu, tim

GuysPro memulai analisis terhadap PT. INDANA yang kemudiam mereka

menemukan bahwa pada program yang dilakukan oleh CSR PT. INDANA

masih bersifat charity tanpa ada aspek keberlanjutannya. Analisis pun

berlanjut dan mereka mulai mencari target dari CSR PT. INDANA yang

sesuai dengan konsep CSR PT. INDANA. Setelah melalui riset kemudian tim

Guys Pro memilih kampung Jodipan sebagai target CSR PT. INDANA.

Seperti yang disampaikan Nabila (22th)

“Alhamdulilah Guyspro mendapatkan client PT. INDANA, perusahaan

asli Malang dengan cat Decofresh yang bergerak di bidang painting dan

coating. Setelah bertemu dengan pihak Marcomm-nya, ternyata pihak

perusahaan menginginkan adanya CSR. Dan kamipun menganalisis

bahwasanya CSR PT.INDANA pun cenderung hanya bersifat charity,

belum menyentuh suistainability. Sehingga kami carilah target yang

sesuai dengan konsep CSR mereka, dan terpilihlah Jodipan”

Melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility) Perusahaan

INDANA, terwujudlah tema dengan CSR “Decofresh Warnai Jodipan”. Pada

awalnya tidak ada inisiasi untuk membentuk Kampung Jodipan sebagai

kampung wisata. Kampung Jodipan dipilih lantaran termasuk salah satu

kampung kumuh di Kota Malang, serta terdapat kebiasaan masyarakat yang

buruk yaitu membuang sampah ke sungai. Sehingga dengan adanya program

pengecatan kampung tersebut menjadi Kampung Warna Warni, perilaku

masyarakat yang kurang baik dalam menjaga lingkungan turut berubah

mengingat telah memiliki kampung yang cantik, indah, dan berwarna. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Feri Fadli (31th) yang merupakan

Marketing Communication (Marcom) PT. INDANA

Page 103: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

86

“Jadi kampung itu dulu awalnya ide dari Nabila dan kawan kawan itu

kan memang bagaimana merubah suatu image, merubah perilaku mereka

yang sebelumnya agak jorok atau gimana terkesan kumuh kita hilangkan

melalui pengecatan. Nah setelah pengecatan kan kampungnya jadi

bagus, indah juga dipandangnya kan, jadi mereka pasti juga merasa ingin

mempertahankan kondisi yang baik seperti itu, kemudian malah jadi

wisata ya masyarakat pasti ingin terus merawat lingkungan yang

sekarang bersih, indah, dan asri ya biar pengunjungnya makin banyak

juga”

Acara pembukaan pada tanggal 22 Mei 2016 lalu pun telah digelar

sebagai simbolik bahwasanya kegiatan pengecatan akan dilakukan. Selang dua

minggu dari acara pembukaan, tepatnya pada tanggal 06 Juni 2016 dimulailah

pengecatan dengan bantuan sepuluh tukang cat dengan dibantu oleh warga

setempat. Belum rampung pengecatan, ternyata Kampung Jodipan telah

mendapatkan perhatian banyak warga Malang. Foto Kampung Jodipan yang

baru 50% berwarna-warni bermunculan di media sosial maupun di koran

harian lokal. Menggaet Komunitas Mural Malang, yakni Komunitas Turu

Kene, Kampung Warna-Warni tersebut pun memiliki spot-spot foto selfie

yang unik dan menarik. Popularitas Kampung Warna-warni Jodipan pun

melejit, hingga mendatangkan wisatawan lokal maupun internasional

(Guyspro, 2016).

Partisipasi masyarakat Kampung Warna Warni juga menjadi salah satu

faktor penting dalam pengembangan Kampung Warna Warni. Masyarakat

memiliki motivasi yang tinggi dalam mengembangkan kampungnya,

masyarakat berupaya memberikan inovasi terbaik untuk membuat

kampungnya semakin menarik dan unik. Mulai dari secara rutin merubah

hiasan yang ada di Kampung Warna Warni agar pengunjung tidak bosan,

Page 104: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

87

menambah spot foto yang unik di jalan jalan kampung, menyediakan barang

barang unik yang bisa dipinjam oleh pengunjung untuk menambah keseruan

ketika berfoto. Selain itu, masyarakat juga menunjukkan keseriusannya

mengembangkan Kampung Warna Warni dengan berupaya semaksimal

mungkin untuk menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan. Hal ini membuat

masyarakat semakin termotivasi untuk menghilangkan kebiasaan membuang

sampah sembarangan yang dulu sering dilakukan, semua itu dilakukan

masyarakat agar antusias pengunjung semakin meningkat.

Kampung Warna Warni merupakan salah satu kampung wisata di Kota

Malang yang mampu menarik banyak wisatawan setiap harinya, terlebih pada

hari libur lonjakan wisatawan yang berkunjung ke Kampung Warna Warni

semakin meningkat. Seperti yang disampaikan Novitasari (26 th):

“Kalau pengunjung ya ramai mbak, apalagi kalau hari Sabtu Minggu

gitu ramai sekali. Belum lagi kalau musim liburan anak sekolah tambah

ramai lagi, kadang sampai bis-bis gitu yang dateng, rombongan anak-

anak TK, atau rombongan wisata gitu lah ya yang sering kalau musim

liburan mbak.”

Semakin meningkatnya jumlah pengunjung, juga dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk mendapatkan keuntungan materi. Seperti yang disampaikan

oleh Soni Parin (70 th):

“Karena kampung ini sudah bersih ya mbak terus juga udah jadi

kampung wisata, jadi ya kita sepakat untuk menjaga kebersihan dan

keindahan kampung sini. Kan kalau kampungnya bagus pengunjung juga

semakin ramai kan ya mbak, jadi pasti ya pemasukan kita di tiket juga

naik”

Page 105: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

88

Keuntungan yang diperoleh masyarakat tidak hanya pada penjualan tiket

saja, tetapi juga dari penjualan souvenir, makanan dan minuman. Cukup

banyak masyarakat yang membuka warung makanan ataupun sekedar menjual

jajanan dan minuman di etalase yang diletakkan di depan rumahnya. Sebagian

juga menjual souvenir khas Kampung Warna Wani. Seperti yang disampaikan

oleh Maria (30 th):

“Kalau pendapatan ya dari tiket itu mbak, terus dari parkir, itu masuk

kas. Kalau selain itu ya pendapatan per orang sendiri ya maksudnya

yang buka jualan gitu mbak. Kayak jualan jajanan, soto, kopi, macem

macem gitu ya pendapatannya di ambil sendiri”

Keseriusan masyarakat juga ditunjukan dengan dibentuknya susunan

pengurus Kampung Warna Warni dan bergabung dengan Kelompok Sadar

Wisata (POKDARWIS) Kota Malang, sesuai dengan Keputusan Kepala Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Nomor: 64/2017 Tentang Penetapan

Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Kampung Warna Warni Jodipan

Kota Malang. SK POKDARWIS adalah sebagai dasar hukum yang dapat

digunakan oleh pemerintah untuk membantu masyarakat dalam

pengembangan Kampung Warna Warni. Karena apabila Kampung Warna

Warni tidak bergabung dengan POKDARWIS, maka pemerintah tidak

memiliki akses secara langsung untuk membantu pengembangan Kampung

Warna Warni. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tidak berani melakukan

tindakan untuk membantu masyarakat jika tidak ada dasar hukum yang bisa

digunakan sebagai acuan mereka. Seperti yang disampaikan oleh Bu Endang

(48 th):

Page 106: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

89

“Kalau kita sudah punya sk (surat keputusan ) kita bisa bergerak lebih

leluasa, karena takutnya nanti kalau tanpa sk kita berjalan nanti kan tidak

kuat , tidak resmi. Misal ada yang komplain kok kampung warna warni

aja yang diutamakan , kita kan bisa menunjukkan bahwa mereka sudah

bergabung dengan dinas.“

Setelah menjadi anggota POKDARWIS, tentu saja Dinas Kebudayaan

dan Pariwisata dapat membantu pengembangan Kampung Warna Warni.

Bantuan tersebut berupa promosi dan bimbingan. Promosi dilakukan oleh

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, karena POKDARWIS

merupakan program binaan di bawah naungan Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Malang. Dengan terbitnya SK yang menyatakan bahwa

Kampung Warna Warni Jodipan merupakan anggota dari POKDARWIS,

maka Kampung Warna Warni berhak mendapat bimbingan serta di

promosikan oleh dinas.

Promosi dilakukan melalui aplikasi “Malang Menyapa”. Aplikasi

tersebut adalah aplikasi buatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Malang yang dapat di download di Google Playstore. Aplikasi ini dibuat

dalam rangka pengembangan potensi budaya dan pariwisata Kota Malang,

yang bertujuan untuk memudahkan wisatawan dalam mendapatkan informasi

mengenai tempat wisata, promo, dan berita terbaru dari Kota Malang. Seperti

yang disampaikan oleh Bu Endang 48 (th):

“Ya karena Kampung Warna Warni sudah jadi anggota POKDARWIS

ya mereka tentu kita banu promosi ya mbak. Nah, promosi nya ini lewat

aplikasi Malang Menyapa yang bisa di unduh di Google Playstore, tapi

di aplikasi itu ya gak Cuma Kampung Warna Warni tapi ya semua

wisata dan budaya di Kota Malang.”

Page 107: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

90

Dengan masuknya Kampung Warna Warni sebagai anggota

POKDARWIS tentu saja membawa keuntungan bagi Kampung Warna Warni,

karena dengan di promosikan secara langsung oleh dinas terkait maka biaya

untuk promosi dapat ditekan. Bantuan promosi dari Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata tentu membuat pengunjung semakin meningkat. Meningkatnya

jumlah pengunjung juga member dampak positif terhadap meningkatnya

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang. Sesuai dengan Undang Undang

Nomor 32 Tahun 2004, bahwa hasil pajak dan retribusi merupakan salah satu

sumber Pendapatan Asli Daerah.

Pengembangan Kampung Warna Warni selama ini selain dibantu oleh

PT. INDANA, Guys Pro, dan pihak pemerintah juga dibantu oleh para

akademisi dan lembaga sosial ataupun komunitas. Bentuk bantuan yang

diberikan berupa pemberdayaan masyarakat melalui sosialisasi, pelatihan,

bantuan buku-buku, serta bantuan pernak-pernik yang menambah keunikan

Kampung Warna Warni. Seperti disampaikan oleh Soni Parin (70 th):

“ Kalau dari akademisi ya sering mbak kesini, bentuk bantuannya ya

bikin sosialisasi, terus pelatihan kreativitas buat masyarakat, jadi kayak

bikin kerajinan-kerajinan, kalau kemarin ada mahasiswa juga bikin karya

buat mempercantik kampung sini juga. Ya seringlah ya memang kalau

dari akademisi gitu”

Hal serupa juga disampaikan oleh Maria (30 th):

“ Sering mbak kalau dari kampus-kampus gitu, biasanya sih ya ngadain

pelatihan, bikin sabun sama kerajinan-kerajinan gitu, kalau buat anak-

anak ya diadain les Bahasa Inggris terus juga les tari-tarian gitu, terus

juga ada yang nyumbang buku buat perpustakaan mini di pojok sana itu

mbak. Pokok nya semenjak jadi wisata orang orang gitu sering kesini

mbak, ya kita seneng ya”

Page 108: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

91

Ditengah namanya yang sedang naik daun, Kampung Warna Warni

menyisakan beberapa masalah yang cukup serius yang dapat mengancam

keberlanjutan pengembangannya. Kampung Warna Warni yang terletak di

sekitar bantaran sungai Brantas, nyatanya merupakan sebuah permukiman

kumuh yang berada diatas tanah illegal. Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2011 Tentang Sungai Pasal 22 ayat (2), peraturan tersebut melarang

mendirikan bangunan di daerah sempadan sungai yang bertujuan untuk

kepentingan pengendali banjir. Semua bangunan yang didirikan di dalam 15

meter dari sungai adalah termasuk bangunan yang illegal karena melanggar

peraturan tersebut. Ditambah lagi dengan adanya Peraturan Daerah Kota

Malang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

Malang Tahun 2010-2030 dalam Pasal 48, Kampung Wisata Warna Warni

Jodipan termasuk dalam permukiman di lingkungan Daerah Aliran Sungai

(DAS) Brantas yang akan secara bertahap dipindahkan. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Doni (30 th) salah satu staf Barenlitbang:

“Karena kawasan itu terletak di kawasan yang bisa dikatakan terlarang

ya, jadi memang untuk revitalisasi dan peningkatan kualitas di kawasan

kumuh nya, pada batas itu kan ada peraturannya bahwa kalau dari badan

sungai nya provinsi (brantas kan sungainya provinsi) itu kurang lebih 15

meter dari badan sungai itu harus clear, nah kampung itu kan sudah ada

sejak jaman dulu gitu jadi ya diupayakan revitalisasi sedikit demi

sedikit...”

Upaya pemerintah untuk menanggulangi permukiman illegal di

Kampung Warna Warni saat ini terdapat dalam program KOTAKU (Kota

Tanpa Kumuh). Upaya relokasi atau revitalisasi penting dilakukan di

Kampung Warna Warni karena letaknya yang berada pada sempadan sungai.

Page 109: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

92

Tetapi dalam praktiknya pemerintah menghadapi kendala dalam melakukan

relokasi ataupun revitalisasi. Seperti yang di sampaikan Pandu Z (36 th) dari

Bagian SDA dan Pengembangan Infrastruktur:

” Tapi begini, kalau upaya pegembangan kota tanpa kumuh itu kita

menghadapi kendala kendala. Kendala kendala itu adalah bahwa

pendekatan penanganan kawasan kumuh itu tidak selalu idealnya itu

urban renewal kadang ada yang harus memang relokasi, ada bisa

revitalisasi ada peremajaan ada relokasi. Jadi pendekatan pendekatannya

itu dan relokasi biasanya adalah untuk area area yang memiliki tingkat

kerawanan bencana yang tinggi, salah satunya daerah aliran sungai.”

Kendala yang akan dihadapi oleh pemerintah ketika melakukan relokasi

adalah berupa penolakan dari masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.

Selain itu biaya untuk melakukan relokasi (pemindahan) pun tidak sedikit,

sehingga hal ini juga menjadi kendala dalam implementasi program dan

peraturan pemerintah untuk menanggulangi permukiman Kampung Warna

Warni. Seperti yang disampaikan oleh Pandu Z (36th) Bagian SDA dan

Pengembangan Infrastruktur:

“kesulitannya apa? 1 karena secara finansial, itu biaya untuk

pemindahan masyarakat ke tempat yang lebih aman itu mahal, kedua

problemnya adalah sosial cultural, paradigma yang sekarang

berkembang dimanapun itu bahwa kita memindahkan orang itu dianggap

menggusur, anggapannya kita itu seperti mendholimi orang

menghilangkan tempat tinggal orang , padahal mind set yang ada di

dalamnya sebenarnya adalah harusnya itu menjadi bagian upaya

melindungi masyarakat dari bencana, bukan menghilangkan papan

mereka (kebutuhan primer mereka) tapi sebenarnya untuk mengamankan

itu.”

Kendala-kendala yang dialami pemerintah dalam implementasi program

ataupun peraturannya, membuat pemerintah untuk sementara tidak melakukan

upaya relokasi ataupun revitalisasi. Pemerintah dalam hal ini menyadari

bahwa pihaknya belum memiliki strategi dan rencana yang tepat dalam

Page 110: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

93

melakukan penataan permukiman di Kampung Warna Warni. Sehingga ketika

pemerintah mendapat kabar bahwa Kampung Warna Warni akan

dikembangkan sebagai kampung wisata, pemerintah pun mendukung. Seperti

yang disampaikan Pandu Z (36th) Bagian SDA dan Pengembangan

Infrastruktur:

“Nah, kenapa kita tetap men support kampung warna warni pada saat

itu? Karena kami realistis, pada saat ini belum bisa waktu itu ya belum

bisa kita belum punya rencana yang detail untuk penataan itu yang

memang bisa dilaksanakan, jangan sampai hanya sekedar menggusur

mematikan kehidupan, tapi kita pengen punya rencana”

Harapan pemerintah ketika mendukung pengembangan Kampung Warna

Warni adalah agar masyarakat meningkat kesejahteraannya, kemudian

memiliki keinginan untuk pindah ketempat lain dan menghilangkan kesan

kumuh di kawasan tersebut. Seperti yang disampaikan Pandu Z (36th) Bagian

SDA dan Pengembangan Infrastruktur:

“nah itu kan ada efek efek yang ingin kita timbulkan dari sana , jadi

efeknya adalah yang pertama kita akan menciptakan kehidupan

masyarakat yang lebih baik harapannya dengan taraf hidup mereka yang

lebih baik dari sektor pariwisata yang naik, mereka punya keinginan

nanti orang kalau punya duit banyak kan sudah gak tertarik tinggal di

tempat kumuh kan ya, yang kedua budaya mereka, budaya ke kumuhan

itu jarang disentuh. Budaya kekumuhan itu apa? Buang air besar di

sungai , buang sampah sembarangan , kelahiran konsep pengembangan

kampung wisata di kampung mereka membuat hal itu berubah, tidak ada

lagi yang membuang sampah atau buang air besar disana karena ada

mereka mendirikan mck”

Permasalahan selanjutnya adalah Kampung Warna Warni yang telah

bergabung menjadi anggota Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) sesuai

dengan Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang

Nomor: 64/2017 Tentang Penetapan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS)

Page 111: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

94

Kampung Warna Warni Jodipan Kota Malang, dan pernyataan dari Ibu

Endang (48 th) Kepala Seksi Destinasi Pariwisata:

“kita itu setelah mereka kami beri pembekalan kemudian terserah

mereka bergabung dengan dinas pariwisata atau tidak, maksudnya

bergabung itu dalam artian POKDARWIS (Kelompok sadar wisata)

binaan dinas. Alhamdulilah kampung jodipan ikut, nah setuju, ke kantor

datang sanggup mau menjadi pokdarwis binaan kita.”

Ternyata Kampung Warna Warni tidak memenuhi beberapa unsur untuk

menjadi sebuah destinasi wisata. Dalam Buku Pedoman Kelompok Sadar

Wisata, terdapat 7 Sapta Pesona yang harus dimiliki oleh sebuah destinasi

wisata. Sapta Pesona sebagaimana disinggung di atas adalah 7 (tujuh) unsur

pesona yang harus diwujudkan bagi terciptanya lingkungan yang kondusif dan

ideal bagi berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu tempat yang

mendorong tumbuhnya minat wisatawan untuk berkunjung. Ketujuh unsur

Sapta Pesona (Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2012: 5) yang

dimaksud di atas adalah:

1) Aman

2) Tertib

3) Bersih

4) Sejuk

5) Indah

6) Ramah

7) Kenangan

Kampung Warna Warni dalam hal ini tidak bisa memenuhi unsur

“Aman”, karena Kampung Warna Warni pada saat musim hujan tiba sering

dilanda banjir, sehingga hal tersebut tidak hanya membahayakan masyarakat

yang tinggal di Kampung Warna Warni saja, akan tetapi juga membahayakan

Page 112: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

95

para wisatawan yang berkunjung ke Kampung Warna Warni. Seperti yang

disampaikan oleh Agung H. (52th) Kepala Seksi Promosi:

“karena sebagai destinasi wisata kampung warna warni tidak memenuhi

syarat. Banyak syarat syarat yang tidak terpenuhi , kalau itu dijalankan

berarti kita melanggar aturan yang kita buat sendiri....Yang paling

menjadi persoalan itu adalah keselamatan wisatawan.”

Sepanjang Daerah Aliran Sungai Brantas, merupakan salah satu daerah

rawan bencana di Kota Malang. Seperti yang disampaikan oleh Wakil Wali

Kota Malang Sutiaji di Balai Kota Malang, Kamis (27/10/2016), bahwa

Pemerintah Kota Malang akan mengkaji potensi risiko bencana di Kampung

Warna Warni setelah adanya rumah yang ambruk akibat banjir yang melanda

daerah tersebut pada saat hujan (Hartik, 2016).

Permasalahan hukum dan status rawan bencana banjir pada Kampung

Warna Warni tentu saja berdampak pada terbatasnya peran pemerintah dalam

upaya pengembangan Kampung Warna Warni. Pemerintah tidak dapat berbuat

banyak untuk membantu masyarakat mengembangkan Kampung Warna

Warni. Sesuai pernyataan dari Doni (30th) staf Barenlitbang:

“kita hanya memfasilitasi ya, Cuma secara umum apa ada perencanaan

keberlanjutan itu kita memang gak ada. Karena kondisinya itu tadi ya

kita gak bisa bahwa dikembangkan jadi kampung gimana , kita kembali

ke aturan kita sendiri.”

Peran pemerintah dalam pengembangan Kampung Warna Warni tidak

bisa banyak dilakukan, karena terkendala peraturan, sehingga bentuk peran

pemerintah dalam pengembangan Kampung Warna Warni hanya sebatas

pendampingan dan arahan kepada masyarakat. Pemerintah tidak bisa

membantu dalam hal pembangunan atau bantuan dana kepada Kampung

Page 113: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

96

Warna Warni. Hal tersebut disebabkan karena pemerintah tidak bisa

mengalokasikan anggaran APBD untuk pembangunan di daerah privat. Hal itu

dinyatakan oleh Doni (30 th) staf Barenlitbang :

“Sebelumnya kita mengembangkan, tapi kita tidak bisa melakukan

pendekatan alokasi anggaran kesana. Karena kita tidak ingin

menganggap itu sebagai sebuah ee dukungan, ada dukungan bahwa

bentuknya adalah csr segala macem, csr bisa masuk kesana tapi kami

tidak. Kami tidak ingin melangkah kesana, karena APBD tidak boleh

dilakukan untuk eee anggaran tidak boleh dilakukan untuk pembangunan

terutama di area privat, itu kan area privat (perumahan mereka dianggap

area privat), yang kedua ya karena memang tidak boleh gitu kan,

menyalahi ketentuan...ya katakanlah illegal. Jadi apa yang kami bangun

taman taman itu adanya itu di area setelah 15 meter , triknya temen

temen PU itu seperti itu.“

Pada kenyataannya permasalahan yang dapat mempengaruhi

keberlanjutan Kampung Warna Warni juga datang dari CSR, yaitu PT.

INDANA. Program CSR berupa pengecatan gratis dari PT. INDANA yang

pada akhirnya membuat Kampung Jodipan bertransformasi menjadi Kampung

Warna Warni tidak selamanya dapat dinikmati oleh masyarakat Kampung

Warna Warni. Pada MOU yang disepakati antara PT. INDANA dan Kampung

Jodipan, bahwa akan ada pembaharuan MOU setiap 2 (dua) tahun sekali yang

mana berupa pengecatan ulang tetapi biaya pengecatan tidak lagi diberikan

secara gratis, akan tetapi berupa diskon 50 %. Seperti pernyataan Feri F.

(31th) Marketing Communication PT. INDANA :

“Kita memang ada MOU, jadi di kampung biru ada kampung warna

warni ada, jadi tiap dua tahun kita perbaruan MOU, itu pengecatan

ulang, tapi dengan adanya pemasukan yang besar di jodipan kita

mungkin hanya subsidi cat nya aja tukangnya mereka. Jadi mereka

beli cat nya kita subsidi 50% tapi tukangnya dari pihak mereka.”

Page 114: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

97

Hal tersebut dapat menjadi sebuah permasalahan baru dalam keberlanjutan

Kampung Warna Warni. Permasalahan tersbut timbul jika masyarakat tidak

memiliki dana mandiri untuk membiayai pengecatan di Kampung Warna

Warni.

Kampung Warna Warni juga dapat mengalami ancaman dalam hal

inovasi. Inovasi disini maksudnya adalah masyarakat apabila tidak bisa

menemukan inovasi baru dalam mengembangkan Kampung Warna Warni,

maka salah satu hal yang akan terjadi adalah menurunnya wisatawan yang

berkunjung ke Kampung Warna Warni. Sebelum jembatan kaca dibangun,

menurut pernyataan seorang warga penghuni Kampung Warna Warni bahwa

telah mengalami penurunan pengunjung. Jika hal ini tidak diantisipasi oleh

masyarakat beserta stakeholder terkait, maka akan menjadi ancaman dalam

keberlanjutan Kampung Warna Warni sebagai sebuah destinasi wisata.

Permasalahan inovasi pernah membuat Kampung Warna Warni sempat sepi

dari pengunjung sebelum dibangun Jembatan Kaca di Kampung Warna Warni,

seperti pernyataan dari salah satu masyarakat, Siti Aminah (48th):

“ini hidup lagi semenjak ada jembatan kaca... dulu hampir mati

mbak...sudah gak ada pengunjung...sudah jarang...jembatannya belum

jadi itu kan cuma dapat berapa ya...dari pintu sana mungkin dapat 300

orang...yang rame ya dari jembatan sekarang”

Keberlanjutan Kampung Warna Warni sebagai sebuah permukiman pun,

tak lepas dari ancaman. Pemerintah yang saat ini menyetujui pengembangan

Kampung Warna Warni, akan ada saat nya untuk tetap melakukan upaya

revitalisasi ataupun relokasi di kawasan Kampung Warna Warni, terutama

ketika pemerintah sudah memiliki strategi dan rencana serta anggaran yang

Page 115: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

98

cukup untuk melakukannya. Seperti yang disampaikan Pandu Z (36th) Bagian

SDA dan Pengembangan Infrastruktur:

“ada tahapan dimana kita pada akhirnya harus bisa membuat lingkungan

itu lebih aman..itu belum. Jadi kampung warna warni belum di sentuh

dari sisi itu, Cuma kita harus melangkah kesana, jadi pentahapan

terhadap perencananya menurut saya seperti itu. Harus ada sebuah

langka dimana suatu saat mereka harus berada pada koridor dimana

secara legal formal tata ruang warga juga tidak melanggar, berarti kalau

kita bicara lebih lanjut terkait dengan peraturan terkait ijin (sertifikat,

imb dan segala macam) saya yakin banyak yang tidak punya karena itu

area area yang secara tata ruang itu sebenarnya ilegal untuk

pembangunan seperti itu.”

Faktor kunci yang dapat mempengaruhi keberlanjutan Kampung Warna

Warni, tetapi juga dapat menjadi faktor penyebab kegagalan serta

pertimbangan atas resiko dari keputusan yang akan diambil nantinya adalah

faktor internal kekuatan, kelemahan, dan faktor eksternal ancaman, tantangan

dalam pengembangan Kampung Warna Warni.

b. Analysing (Menganalisis)

Setelah tahapan tracking, selanjutnya adalah tahap analysing. Analisis

yang akan dilakukan dalam keberlanjutan pengembangan Kampung Warna

Warni, tidak hanya melihat keterkaitan permasalahan tetapi juga mencari

penyelesaian permasalahannya. Pada tahap ini dilakukan dengan

menganalisis konsekuensi yang dapat muncul sebagai akibat dari adanya

tantangan dan peluang. Dalam tahap ini logika skenario dikembangkan,

setelah sebelumnya mengidentifikasi masa lalu dan kemudian mempelajari

sejarahnya. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk meminimalisir dampak yang

mungkin terjadi serta menganalisisnya. Sehingga dapat diketahui

Page 116: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

99

konsekuensi apa saja yang akan dihadapi baik di masa sekarang ataupun

masa yang akan datang (Lindgreen dan Bandhold, 2003).

c. Imaging (Penggambaran)

Imaging merupakan langkah ketiga yang dilakukan dalam scenario

planning dengan metode TAIDA. Tahap imaging berfokus pada visi yang

akan direkomendasikan untuk Kampung Warna Warni. Visi merupakan hasil

dari sebuah gagasan yang positif tentang masa depan yang diharapkan.

Dengan adanya visi, maka terdapat deskripsi yang jelas mengenai masa

depan sesuai dengan skenario yang diharapkan. Tahap imaging juga

merupakan tahap identifikasi dalam sebuah kemungkinan dan juga dampak

yang dapat terjadi ketika skenario muncul serta membangun visi atas sesuatu

yang diinginkan (vision of what desired) (Lindgreen dan Bandhold, 2003:82).

d. Deciding (Memutuskan)

Selanjutnya, metode terakhir dalam penelitian ini adalah deciding

(memutuskan). Merupakan tahap dimana segala sesuatu diputuskan secara

bersama- sama. Kesemua tahapan (tracking, analysing, dan imaging)

sebelumnya merupakan instrumen yang penting dalam tahap ini yang dapat

digunakan dalam pertimbangan perumusan strategi. Pada dasarnya dalam

tahap ini terdapat fokus dalam membahas perumusan strategi. Atau dapat

diartikan bahwa tahap deciding berhubungan dengan identifikasi atas

beberapa pilihan dan strategi. Dengan menggunakan WUS Analysis dapat

Page 117: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

100

mengevaluasi rekomendasi strategi yang telah dirumuskan. Analisis WUS

merupakan analisis yang berhubungan dengan 3 hal:

1. Apakah berkontribusi terhadap tujuan yang ditetapkan (want)?

2. Apakah memanfaatkan kekuatan yang ada (utilize)?

3. Apakah cocok dengan lingkungan di masa depan (should)?

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan WUS Analysis pada

keberlanjutan pengembangan Kampung Warna Warni Jodipan untuk

mengevaluasi rekomendasi strategi yang telah dirumuskan.

C. Pembahasan

1. Kondisi Kampung Warna Warni Ditinjau Dari Aspek Lingkungan,

Sosial, dan Ekonomi

Sebuah kampung tentu akan mengalami perubahan kondisi. Perubahan

tersebut dapat ditinjau dari aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Masyarakat adalah salah satu aktor yang andil dalam perubahan kondisi

sebuah kampung. Kampung Warna Warni pun demikian, telah mengalami

berbagai perubahan kondisi. Aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi pada

Kampung Warna Warni telah mengalami perubahan yang cukup signifikan

dibandingkan sebelum menjadi Kampung Warna Warni.

a. Aspek Lingkungan

Kondisi lingkungan di Kampung Warna Warni sebelum menjadi

kampung wisata, termasuk dalam lingkungan yang kumuh. Hal ini

diperkuat dengan masuknya Kelurahan Jodipan yang merupakan salah

Page 118: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

101

satu daerah kumuh di Kota Malang (RPJMD Kota Malang, 2013).

Berdasarkan wawancara dan data, kampung yang terletak di sekitar

bantaran Sungai Brantas ini telah sejak lama dikenal sebagai daerah

yang kumuh. Stigma itu telah lama melekat pada Kampung Warna

Warni sebelum menjadi kampung wisata.

Sebelum menjadi kampung wisata, kondisi lingkungan yang tidak

terawat dan kumuh menjadi pemandangan biasa di Kampung Warna

Warni. Kondisi tersebut disebabkan karena banyaknya masyarakat yang

masih membuang sampah sembarangan di sungai. Berdasarkan

wawancara, kebiasaan membuang sampah di sungai sudah berlangsung

sejak lama. Sekalipun terdapat tanda larangan membuang sampah

sembarangan di sungai, tetapi karena masyarakat merasa sungai lebih

dekat dari pada tempat pembuangan sampah yang cukup jauh dari

permukimannya, membuat kebiasaan tersebut berlangsung lama.

Maraknya pembuangan sampah di sungai merupakan akibat dari tidak

adanya koordinasi diantara warga terkait pembuangan sampah.

Selain kebiasaan buruk dalam hal pembuangan sampah, terdapat

kebiasaan buruk masyarakat yang mencemari sungai, yaitu kebiasaan

Buang Air Besar Sembarangan (BABs). Masyarakat mengaku bahwa

masih ada yang melakukan kebiasaan BABs di sungai. Kebiasaan

tersebut muncul dan telah menjadi biasa karena tidak mencukupinya

sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) dan sanitasi di kampungnya. Sehingga

masyarakat memanfaatkan sungai sebagai sarana untuk MCK.

Page 119: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

102

Minimnya sarana MCK dan sanitasi disebabkan karena minimnya lahan.

Luas lahan RW 02 yang hanya 5,50 ha dan dihuni oleh 1.291 jiwa

dengan kepadatan penduduk 234, 7 jiwa/ha (Profil Kelurahan Jodipan,

2012) membuat kebutuhan sarana di kampung tersebut tidak bisa

dipenuhi seutuhnya. Kebiasaan masyarakat yang buruk dalam merawat

lingkungan, secara nyata berdampak langsung terhadap pencemaran

Daerah Aliran Sungai Brantas, kumuhnya wajah Kampung Jodipan,

menambah frekuensi banjir saat musim hujan, dan masyarakat sering

terserang penyakit yang disebabkan karena lingkungan yang kotor.

Hadirnya Kampung Warna Warni ternyata memberikan pengaruh

yang cukup besar pada aspek lingkungan. Pada gambar yang diambil

oleh Tim Guys Pro pada 15 Agustus 2016, nampak bahwa Kampung

Jodipan lebih terlihat bersih dan indah sehingga berhasil menghilangkan

kesan kumuh yang selama ini melekat. Hilangnya kesan kumuh tersebut

disebabkan karena perilaku masyarakat yang telah berubah. Masyarakat

kini begitu merawat kampungnya. Kebiasaan buruk dalam merawat

lingkungan yang telah lama ada pun, secara nyata telah berubah menjadi

kebiasaan yang baik dalam merawat lingkungannya.

Berdasarkan wawancara, kini kebiasaan masyarakat membuang

sampah sembarangan di sungai telah hilang. Masyarakat pun telah

melakukan koordinasi yang baik dalam hal pembuangan sampah rumah

tangganya. Dengan mewajibkan iuran bagi masyarakat yang digunakan

untuk membayar petugas kebersihan agar mengangkut sampah di

Page 120: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

103

kampung tersebut. Koordinasi tersebut berjalan baik dan berlangsung

hingga saat ini. Selain kebiasaan pembuangan sampah yang sudah baik,

kini masyarakat mulai membangun MCK dan memperbaiki sanitasi yang

ada, sehingga perilaku BABs masyarakat juga telah hilang.

Kesadaran masyarakat dalam merawat lingkungan sekitarnya

menimbulkan dampak yang baik bagi lingkungannya dan kehidupannya.

Lingkungan Kampung Warna Warni kini telah terbebas dari wajah

kumuhnya dan berganti menjadi kampung yang bersih, asri, dan indah.

Pencemaran di sempadan Sungai Brantas pun juga berkurang di daerah

tersebut, karena telah bersih dari sampah walaupun terkadan terdapat

sampah yang berasal dari tempat lain yang terbawa arus Sungai Brantas.

Penelitian terdahulu oleh Fernanda dan Kusuma (2017) juga

menunjukkan bahwa hadirnya Kampung Warna Warni memberi dampak

besar terhadap lingkungan. Kampung Warna Warni terlihat lebih bersih

dan terawat, ditambah dengan warna-warna yang mencolok membuat

kesan suram dan kotor telah hilang.

b. Aspek Sosial

Kondisi sosial di Kampung Warna Warni juga mengalami perubahan

kea rah yang lebih baik. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa kondisi sosial masyarakat di Kampung Warna

Warni telah berada pada keadaan yang baik bahkan sebelum menjadi

kampung wisata. Masyarakat yang sebagian besar secara turun temurun

Page 121: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

104

telah menempati kawasan permukiman tersebut, mengaku telah

menjunjung nilai-nilai sosial dan budaya yang baik sejak dulu.

Masyarakat menyatakan masih rutin mengadakan kegiatan bersama dan

perkumpulan. Kegiatan tersebut seperti kerja bakti, mengadakan majelis,

rapat RT/RW, dan kegiatan lain yang menjunjung nilai gotong royong.

Selain itu berdasarkan wawancara, masyarakat Kampung Warna Warni

memiliki perilaku yang baik pada umumnya dan selalu menjunjung

kerukunan.

Sedangkan setelah menjadi kampung wisata, terdapat dampak positif

dan negatif pada kondisi sosial masyarakat Kampung Warna Warni.

Masyarakat menyatakan, hadirnya Kampung Warna Warni membuat

intensitas pertemuan dan kegiatan masyarakat semakin meningkat.

Sehingga masyarakat merasa semakin rukun dan gotong royong. Pada

penelitian terdahulu oleh Aeni (2017) juga memberikan hasil penelitian

bahwa dalam aspek sosial pada masyarakat Kampung Warna Warni

semakin berada pada kondisi yang baik jika dibandingkan dengan

kondisi sebelum menjadi kampung wisata. Tetapi dalam penelitian ini

menemukan bahwa terdapat dampak negatif yang dirasakan oleh

masyarakat, yaitu terganggunya masyarakat dengan kebisingan para

pengunjung yang membuat mereka sedikit kesulitan untuk beristirahat.

Page 122: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

105

c. Aspek Ekonomi

Kondisi masyarakat bila ditinjau dari aspek ekonomi terdapat

perubahan kea rah yang lebih baik. Pekerjaan masyarakat sebelum

menjadi kampung wisata, mayoritas berprofesi sebagai pegawai swasta,

dan pedagang tetapi masih terdapat beberapa masyarakat yang

pengangguran. Masyarakat menyatakan bahwa ibu rumah tangga yang

tidak bekerja, hanya mengurus rumah tangga dan anak-anaknya.

Hadirnya Kampung Warna Warni memberi masyarakat harapan baru

dalam meningkatkan kesejahteraannya. Masyarakat menyatakan bahwa

kini ibu-ibu rumah tangga yang dulu hanya mengurus rumah dan anak-

anaknya saja, kini bisa membuka usaha kecil-kecilan berupa menjual

makanan, minuman, jajanan, dan souvenir, atau menjadi penjaga tiket.

Sedangkan untuk bapak-bapak yang tidak memiliki pekerjaan tetap

ataupun pengangguran dapat beralih profesi sebagai juru parkir. Hal

tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Wulandari (2017) yang

menyatakan bahwa Kampung Warna Warni Jodipan telah memberikan

banyak manfaat kepada masyarakat sekitar yang membuat perekonomian

masyarakat meningkat. Banyaknya kunjungan wisatawan telah memberi

motivasi kepada masyarakat untuk memulai membuka usaha sendiri di

rumahnya.

Page 123: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

106

2. Analisis Terhadap Keberlanjutan Kampung Warna Warni Jodipan, Kota

Malang Dengan Pendekatan Scenario Planning

a. Tracking (Pelacakan)

Pada tahap tracking, peneliti menggunakan analisis SWOT yang

bertujuan untuk melihat tanda tanda keberadaan faktor eksternal

(ancaman/tantangan, peluang) serta mengenali faktor internal (kekuatan dan

kelemahan) yang dimiliki dalam pengembangan Kampung Warna Warni

Jodipan. SWOT Pengembangan Kampung Warna Warni Jodipan dirangkum

dalam table berikut:

Tabel 14. SWOT

Internal

Eksternal

STRENGTHS (S)

1. Kampung Warna Warni

telah menjadi anggota

POKDARWIS

2. Hadirnya Kampung

Warna Warni

menambah Pendapatan

Asli Daerah (PAD)

Kota Malang.

3. Partisipasi masyarakat

dalam mengembangkan

Kampung Warna Warni

cukup tinggi.

4. Hadirnya Kampung

Warna Warni

meningkatkan

perekonomian

masyarakat.

5. Motivasi masyarakat

untuk menjaga

kebersihan dan keasrian

Kampung Warna Warni

semakin tinggi

semenjak dibuka

sebagai wisata.

WEAKNESSES (W)

1. Inovasi masyarakat yang

terbatas karena tingkat

SDM yang rendah.

2. Fasilitas di Kampung

Warna Warni masih

minim.

3. Kampung Warna Warni

adalah kawasan rawan

bencana karena berada di

sempadan sungai,

sehingga bila musim

hujan tiba akan terjadi

banjir.

4. Kurangnya lahan parkir,

sehingga saat liburan tiba

akan menyebabkan

macet.

5. Tidak ada wahana, hanya

spot untuk berswa foto

dan jembatan kaca.

6. Kendala dana yang

dialami masyarakat

dalam pengembangan

Kampung Warna Warni.

Page 124: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

107

7. Kampung Warna Warni

merupakan daerah wisata

yang berdiri di atas tanah

illegal sesuai Peraturan

Pemerintah Nomor 38

Tahun 2011 Tentang

Sungai Pasal 22 ayat (2).

Alternatif Kekuatan dan

Peluang (SO)

Alternatif Kelemahan dan

Peluang (WO)

OPPORTUNITIES

(O)

1. Tingginya

antusiasme

wisatawan pada

Kampung Warna

Warni.

2. Bantuan promosi

dari pemerintah.

3. Pemberdayaan

masyarakat dari

pemerintah dan

akademisi untuk

masyarakat dalam

membantu

pengembangan

Kampung Warna

Warni

4. Masyarakat

Kampung Warna

Warni dapat

menjual beberapa

produk souvenir

dan makanan yang

diminati oleh

wisatawan.

5. Peningkatan kerja

sama dengan

komunitas atau

pihak swasta turut

membantu

masyarakat dalam

pengembangan

Kampung Warna

Warni.

6. Menjadi salah satu

1. Bergabungnya

Kampung Warna Warni

dengan Kelompok

Sadar Wisata

(POKDARWIS),

membuat Dinas

Pariwisata dapat

membantu promosi

Kampung Warna

Warni. (S1, O2)

2. Tingginya antusias

wisatawan pada

Kampung Warna Warni

membuatnya

berpengaruh terhadap

meningkatnya

Pendapatan Asli Daerah

(PAD) Kota Malang.

(S2, O2)

3. Partisipasi masyarakat

dalam mengembangkan

Kampung Warna Warni

yang ditambah dengan

pemberdayaan

masyarakat dari

stakeholder, bantuan

promosi dari

pemerintah, dan

peningkatan kerjasama

dengan komunitas atau

pihak swasta membuat

pengembangan

Kampung Warna Warni

lebih maksimal,

sehingga Kampung

Warna Warni dapat

menjadi salah satu

1. Keterbatasan inovasi

yang disebabkan SDM

yang rendah bisa di atasi

dengan peningkatan

kualitas dan kuantitas

pemberdayaan yang

dilakukan oleh para

stakeholder, sehingga

melalui pemberdayaan

dapat ditumbuhkan daya

inovasi dan kreativitas

masyarakat. (W1, O3)

2. Kampung Warna Warni

yang berada di sekitar

bantaran Sungai Brantas,

saat musim hujan akan

dilanda banjir. Hal ini

bisa diminimalisir

dengan pemberdayaan

masyarakat untuk

tanggap bencana (W3,

O3)

3. Kendala dana untuk

pengembangan

Kampung Warna Warni

dan pembangunan

fasilitas bisa diatasi

melalui pendirian

koperasi (semacam

KUD) yang menjual

produk unggulan khas

Kampung Warna Warni

dan souvenir, sehingga

Kampung Warna Warni

memiliki dana mandiri

dan tidak bergantung

pada pihak luar ataupun

Page 125: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

108

destinasi andalan

Kota Malang.

7. Masyarakat dapat

mendirikan

koperasi (semacam

KUD).

8. Belum ada upaya

relokasi oleh

pemerintah selama

ini.

destinasi andalan Kota

Malang. (S3, O2, O3,

O5 O6)

4. Masyarakat Kampung

Warna Warni dapat

menjual beberapa

produk souvenir dan

makanan yang diminati

oleh wisatawan, hal ini

tentu saja dapat

meningkatkan

perekonomian

masyarakat. (S4, O4)

5. Lingkungan yang

bersih dan asri

membuat antusias

wisatawan semakin

meningkat. (S5, O1)

6. Meningkatnya

perekonomian

masyarakat dapat

dimaksimalkan dengan

mendirikan koperasi

(semacam KUD) yang

dikelola masyarakat,

kemudian hasilnya

untuk masyarakat dan

sebagai penunjang dana

pengembangan

Kampung Warna

Warni. (S4, 07)

pemerintah. (W5, O4,

O7)

4. Status Kampung Warna

Warni yang berada di

atas tanah illegal tetapi

pemerintah selama ini

belum melakukan upaya

relokasi, maka berarti

pengembangan

Kampung Warna Warni

bisa dilanjutkan.(W7,

O8)

Alternatif Ancaman dan

Kekuatan (ST)

Alternatif Kelemahan dan

Ancaman (WT)

THREATS (T)

1. Kampung Jodipan

masuk sebagai

daerah yang akan di

relokasi secara

bertahap

berdasarkan

Peraturan Daerah

RTRW Kota

Malang.

2. Pemerintah tidak

bisa membantu

pembangunan pada

1. Partisipasi masyarakat

dalam pengembangan

Kampung Warna Warni

akan membuatnya

sebagai destinasi

unggulan dan tetap

diminati oleh

pengunjung ditengah

munculnya kampung

tematik lainnya. (S3,

T4, T5)

2. Bergabungnya

Kampung Warna Warni

1. Menyadarkan dan

membina masyarakat

agar menjadi masyarakat

yang tanggap akan

bencana.

2. Musyawarah antara

pemerintah dan

masyarakat tentang

upaya relokasi kawasan

sekitar DAS Brantas

berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 38

Tahun 2011 Tentang

Page 126: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

109

Kampung Warna

Warni karena

bertentangan

dengan peraturan.

3. Bantuan

pengecatan

Kampung Warna

Warni oleh CSR

PT. INDANA yang

terbatas.

4. Kampung Warna

Warni mulai sepi

pengunjung.

5. Munculnya

beberapa Kampung

Wisata baru yang

lebih menarik di

Kota Malang

dengan POKDARWIS,

membuat akses

pemerintah dalam

membantu

pengembangan

Kampung Warna Warni

dapat dilakukan. (S1,

T2)

Sungai Pasal 22 ayat (2)

dan peraturan RTRW

Kota Malang dimana

Kampung Warna Warni

termasuk dalam

permukiman yang akan

di relokasi secara

bertahap. Melalui

pemberian opsi kepada

masyarakat untuk

dipindahkan ke daerah

lain yang lebih aman.

3. Kerjasama antara

masyarakat dan

stakeholder untuk sama

sama mengawasi dan

mengontrol dampak

pengembangan

Kampung Warna Warni

terhadap lingkungan,

masyarakat, dan

pengunjung.

4. Mendorong dan

memfasilitasi masyarakat

untuk memperoleh dana

mandiri dalam

pengembangan

Kampung Warna Warni.

Sumber: Diolah Peneliti, 2018

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa terdapat dua faktor yang

mempengaruhi pengembangan Kampung Warna Warni Jodipan. Dua faktor

tersebut yaitu faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang

dan ancaman), kemudian dari pilihan tersebut dapat dikembangkan pilihan

alternatif seperti SO (Strengths Opportunities) yang berguna untuk

memanfaatkan kekuatan dan peluang untuk menangkap peluang, ST

(Strengths Threats) memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman, WO

(Weaknesses Opportunities) mengupayakan agar kelemahan dapat diatasi

Page 127: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

110

untuk mencoba menangkap peluang dan WT (Weaknesses Threats) atau upaya

untuk mengurangi kerugian akibat kelemahan dan ancaman.

Kekuatan yang berasal dari faktor internal dapat digunakan untuk meraih

peluang melalui SO (Strengths Opportunities):

1. Bergabungnya Kampung Warna Warni dengan Kelompok Sadar

Wisata (POKDARWIS), membuat pemerintah dapat membantu

promosi Kampung Warna Warni. (S1, O2)

Promosi dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Malang, karena POKDARWIS merupakan program binaan di bawah

naungan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. Dengan

terbitnya SK yang menyatakan bahwa Kampung Warna Warni Jodipan

merupakan anggota dari POKDARWIS, maka Kampung Warna Warni

berhak mendapat bimbingan serta di promosikan oleh dinas. Promosi

dilakukan melalui aplikasi “Malang Menyapa”. Aplikasi tersebut adalah

aplikasi buatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang yang

dapat di download di Google Playstore. Dengan masuknya Kampung

Warna Warni sebagai anggota POKDARWIS tentu saja membawa

keuntungan bagi Kampung Warna Warni, karena dengan di promosikan

secara langsung oleh dinas terkait maka biaya untuk promosi dapat

ditekan.

2. Tingginya antusias wisatawan pada Kampung Warna Warni

membuatnya berpengaruh terhadap meningkatnya Pendapatan Asli

Daerah (PAD) Kota Malang. (S2, O2)

Page 128: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

111

Sesuai dengan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

pada Bab V Pendapatan Asli Daerah Pasal 6, bahwa hasil pajak dan

retribusi merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan potensi keuangan daerah yang

pada umumnya mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah.

Melalui retribusi, daerah dapat menggali potensi sumber daya alam

berupa objek wisata. Sekalipun sektor pariwisata bukan sektor

penyumbang terbesar dalam PAD, tetapi tetap saja memiliki potensi

untuk meningkatkan PAD. Sehingga dengan meningkatnya antusias

wisatawan untuk mengunjungi Kampung Warna Warni, tentu akan

berdampak pada PAD Kota Malang.

3. Partisipasi masyarakat dalam mengembangkan Kampung Warna

Warni yang ditambah dengan pemberdayaan masyarakat dari

stakeholder, bantuan promosi dari pemerintah, dan peningkatan

kerjasama dengan komunitas atau pihak swasta membuat

pengembangan Kampung Warna Warni lebih maksimal, sehingga

Kampung Warna Warni dapat menjadi salah satu destinasi andalan

Kota Malang. (S3, O2, O3, O5 O6)

4. Masyarakat Kampung Warna Warni dapat menjual beberapa produk

souvenir dan makanan yang diminati oleh wisatawan, hal ini tentu

saja dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. (S4, O4)

Page 129: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

112

Selama ini masyarakat sudah memilki inisiatif untuk berjualan

beberapa produk makanan dan souvenir dengan memanfaatkan halaman di

depan rumahnya sebagai toko. Hadirnya Kampung Warna Warni

dirasakan oleh masyarakat dapat menambah penghasilan mereka.

5. Lingkungan yang bersih dan asri membuat antusias wisatawan

semakin meningkat. (S5, O1)

Semakin bersih sebuah wisata, maka wisatawan pun akan merasa

nyaman saat berwisata. Kebersihan juga menjadi salah satu unsur yang ada

dalam 7 Sapta Pesona yang harus dimiliki oleh sebuah destinasi wisata.

Sapta Pesona sebagaimana disinggung di atas adalah 7 (tujuh) unsur

pesona yang harus diwujudkan bagi terciptanya lingkungan yang kondusif

dan ideal bagi berkembangnya kegiatan kepariwisataan di suatu tempat

yang mendorong tumbuhnya minat wisatawan untuk berkunjung (Buku

Pedoman Kelompok Sadar Wisata, 2012: 5).

6. Meningkatnya perekonomian masyarakat dapat dimaksimalkan

dengan mendirikan koperasi (semacam KUD) yang dikelola

masyarakat, kemudian hasilnya untuk masyarakat dan sebagai

penunjang dana pengembangan Kampung Warna Warni. (S4, O7)

Ancaman yang berasal dari luar dapat diatasi dengan kekuatan yang

dimiliki oleh Kampung Warna Warni melalui ST (Strengths Threats):

1. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan Kampung Warna

Warni akan membuatnya sebagai destinasi unggulan dan tetap

Page 130: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

113

diminati oleh pengunjung ditengah munculnya kampung tematik

lainnya. (S3, T4, T5)

Partisipasi masyarakat merupakan unsur penting dalam

pengembangan kampung wisata, karena sumber daya dan keunikan tradisi

serta budaya yang melekat pada komunitas tersebut merupakan unsur

penggerak utama wisata Kampung Warna Warni. Keberhasilan

pengembangan Kampung Warna Warni tergantung pada dukungan yang

diberikan masyarakat, karena masyarakat adalah sebagai tuan rumah dan

pemangku kepentingan dalam pengembangan Kampung Warna Warni.

2. Bergabungnya Kampung Warna Warni dengan POKDARWIS,

membuat akses pemerintah dalam membantu pengembangan

Kampung Warna Warni dapat dilakukan. (S1, T2)

SK POKDARWIS adalah sebagai dasar hukum yang dapat

digunakan oleh pemerintah untuk membantu masyarakat dalam

pengembangan Kampung Warna Warni. Karena apabila Kampung Warna

Warni tidak bergabung dengan POKDARWIS, maka pemerintah tidak

memiliki akses secara langsung untuk membantu pengembangan

Kampung Warna Warni. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tidak berani

melakukan tindakan untuk membantu masyarakat jika tidak ada dasar

hukum yang bisa digunakan sebagai acuan mereka.

Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh Kampung Warna Warni dapat

di tutupi dengan memaksimalkan atau memanfaatkan keberadaan peluang untuk

Page 131: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

114

mengatasi beberapa kelemahan yang muncul. WO (Weaknesses Opportunities)

melalui:

1. Keterbatasan inovasi yang disebabkan SDM yang rendah bisa di

atasi dengan peningkatan kualitas dan kuantitas pemberdayaan yang

dilakukan oleh para stakeholder, sehingga melalui pemberdayaan

dapat ditumbuhkan daya inovasi dan kreativitas masyarakat. (W1,

O3)

Tahap yang perlu dilalui dalam rangka pemberdayaan masyarakat

adalah meliputi (Sulistiyani, 2004:83):

1) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku

sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan

kapasitas diri.

2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan,

kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan

keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam

pembangunan.

3) Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan-

keterampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan

inovatif untuk mengantarkan pada kemandirian.

Tahap-tahap tersebut perlu dilakukan untuk memaksimalkan hasil

dari proses pemberdayaan yang akan dilakukan. Masyarakat perlu diberi

penyadaran terlebih dahulu tentang pentingnya inovasi dan kreativitas

untuk masa depannya. Setelah upaya penyadaran, masyarakat perlu

diberi wawasan yang cukup untuk mengembangkan inovasi dan

kreativitasnya. Terakhir, masyarakat perlu di dorong untuk mampu

berinisiatif dengan baik agar memiliki kemandirian.

Selama ini pemberdayaan masyarakat di Kampung Warna Warni

sering dilakukan oleh akademisi dan pemerintah lebih kepada

Page 132: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

115

penyuluhan dan pelatihan untuk mendorong daya kreativitas dan

menambah wawasan masyarakat. Upaya yang sudah dilakukan oleh

akademisi dan pemerintah, dapat disempurnakan dengan pemberdayaan

yang melalui tahap-tahap tersebut.

2. Kampung Warna Warni yang berada di sekitar bantaran Sungai

Brantas, saat musim hujan akan dilanda banjir. Hal ini bisa

diminimalisir dengan pemberdayaan masyarakat untuk tanggap

bencana (W3, O3)

3. Kendala dana untuk pengembangan Kampung Warna Warni dan

pembangunan fasilitas bisa diatasi melalui pendirian koperasi

(semacam KUD) yang menjual produk unggulan khas Kampung

Warna Warni dan souvenir, sehingga Kampung Warna Warni

memiliki dana mandiri dan tidak bergantung pada pihak luar ataupun

pemerintah. (W5, O4, O7)

4. Status Kampung Warna Warni yang berada di atas tanah illegal

tetapi pemerintah selama ini belum melakukan upaya relokasi, maka

berarti pengembangan Kampung Warna Warni bisa dilanjutkan.(W7,

O8)

Kemudian dalam meminimalkan kelemahan sekaligus sebagai cara untuk

menghindari ancaman dari luar, melalui WT (Weaknesses Threats) :

1. Menyadarkan dan membina masyarakat agar menjadi masyarakat

yang tanggap akan bencana.

Page 133: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

116

2. Musyawarah antara pemerintah dan masyarakat tentang upaya

relokasi kawasan sekitar DAS Brantas berdasarkan Peraturan

Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai Pasal 22 ayat (2)

dan peraturan RTRW Kota Malang dimana Kampung Warna Warni

termasuk dalam permukiman yang akan di relokasi secara bertahap.

Melalui pemberian opsi kepada masyarakat untuk dipindahkan ke

daerah lain yang lebih aman.

3. Kerjasama antara masyarakat dan stakeholder untuk sama sama

mengawasi dan mengontrol dampak pengembangan Kampung

Warna Warni terhadap lingkungan, masyarakat, dan pengunjung.

4. Mendorong dan memfasilitasi masyarakat untuk memperoleh dana

mandiri dalam pengembangan Kampung Warna Warni.

Dalam tahap tracking ditentukan focal concern (masalah utama). Melalui

wawancara dan analisis SWOT yang telah dilakukan terdapat focal concern

yang sangat berperan dalam scenario planning pengembangan Kampung

Warna Warni yaitu Kebijakan dan Modal (modal manusia dan modal

finansial). Focal concern tersebut dipilih karena isu kebijakan dapat

mempengaruhi keberlanjutan Kampung Warna Warni baik sebagai sebuah

permukiman ataupun kampung wisata. Sedangkan Modal, baik modal manusia

maupun modal finansial keberadaannya dapat mendukung aktivitas

pengembangan Kampung Warna Warni, tetapi bila tidak ada maka akan

menghambat aktivitas pengembangan Kampung Warna Warni.

Page 134: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

117

b. Analysing (Analisis)

Tahapan analisis menjadi peran penting karena dalam tahap ini melakukan

analisis hasil dari pelacakan atau tracking yaitu Kebijakan dan Modal. Kebijakan

yang dimaksud adalah peraturan yang mempengaruhi keberlanjutan Kampung

Warna Warni. Sedangkan modal yang dimaksud adalah modal manusia dan modal

finansial. Pada tahap ini menganalisis perencanaan terbaik (the best planning) dan

perencanaan terburuk (the worst planning). Perencanaan terbaik dan terburuk

tersebut di sinkronkan dengan 3 aspek yaitu aspek sosial, lingkungan, dan

ekonomi.

Gambar 15. Matrix Logika Skenario

Sumber : Data diolah peneliti, 2018

1. Scenario I : Kebijakan Mendukung, Modal Mendukung

Pada scenario ini kebijakan mendukung dan modal mendukung. Scenario ini

merupakan yang terbaik karena merupakan gabungan dari kebijakan yang

mendukung dan modal yang mendukung sehingga masyarakat bersama dengan

stakeholder dapat melakukan pengembangan Kampung Warna Warni tanpa

adanya hambatan yang serius dan dapat mendapatkan hasil pengembangan secara

maksimal.

-X+

KEBIJAKAN (-) KEBIJAKAN (+)

MODAL (-)

MODAL (+)

+X- -X-

+X+

Page 135: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

118

Tabel 15. Scenario I: Kebijakan Mendukung, Modal Mendukung

ASPEK DAMPAK

a.Ekonomi 1. Dampak pengembangan Kampung Warna Warni

terhadap kesejahteraan masyarakat dirasakan

maksimal.

2. Masyarakat bisa membangun fasilitas yang lengkap di

Kampung Warna Warni.

3. Modal yang mendukung dan Kebijakan yang

mendukung membuat pengelolaan Kampung Warna

Warni menjadi professional dan akuntabel yang

menghasilkan pendapatan yang maksimal.

b.Sosial 1. Modal manusia yang mendukung membuat tingkat

partisipasi mayarakat tinggi, sehingga dapat

melakukan upaya pengembangan Kampung Warna

Warni secara maksimal.

2. Hubungan sosial masyarakat semakin erat karena

masyarakat saling peduli dan gotong royong.

3. Kerjasama masyarakat dan stakeholder dapat terjalin

dengan baik.

4. Masyarakat memiliki inovasi yang tinggi terhadap

pengembangan Kampung Warna Warni, sehingga

pengunjung semakin meningkat dan Kampung Warna

Warni terus berlanjut menjadi kampung wisata.

c. Lingkungan 1. Lingkungan Kampung Warna Warni semakin bersih

dan asri, karena modal sosial mendukung dan

semakin sadar menjaga lingkungan serta modal

finansial yang mendukung untuk menyediakan

fasilitas kebersihan.

2. Pencemaran Daerah Aliran Sungai Brantas

terminimalisir.

Sumber : Data diolah peneliti, 2018

Scenario ini berdampak baik bagi masyarakat dan juga pemerintah.

Kebijakan yang mendukung membuat upaya pengembangan Kampung Warna

Warni berjalan lancar karena tidak ada pelanggaran hukum di dalamnya, sehingga

masyarakat tidak memiliki resiko hukum ketika melakukan pengembangan

Kampung Warna Warni. Sedangkan pemerintah diuntungkan karena dengan

dikembangkannya Kampung Warna Warni mengurangi permukiman kumuh dan

Page 136: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

119

meningkatkan PAD Kota Malang. Untuk pihak swasta dan akademisi yang

terlibat dalam pengembangan Kampung Warna Warni akan merasa nyaman dalam

bekerja sama.

Modal manusia yang mendukung menyebabkan partisipasi masyarakat tinggi,

hubungan masyarakat yang harmonis serta membuat pengelolaan Kampung

Warna Warni dapat dilakukan dengan professional dan akuntabel, sedangkan

modal finansial yang mendukung membuat masyarakat bisa memenuhi kebutuhan

pembangunan fasilitas dan biaya operasional di Kampung Warna Warni dan

merealisasikan inovasi-inovasinya. Modal yang mendukung tentu membuat

pemerintah dan swasta merasa senang untuk bekerja sama dengan masyarakat,

sehingga muncul sinergitas antara masyarakat, pemerintah dan swasta yang

membantu pengembangan Kampung Warna Warni.

Pada scenario ini, terdapat dampak positif untuk lingkungan, sosial, dan

ekonomi masyarakat. Sekalipun memiliki dampak yang positif, tetap saja

diperlukan upaya untuk mempertahankan kondisi yang baik tersebut agar

pengembangan Kampung Warna Warni terus berlanjut dan bisa dirasakan

manfaatnya oleh generasi saat ini maupun di masa yang akan datang. Sehingga

peneliti merekomendasikan strategi “Pembangunan Berkelanjutan”. Pengertian

pembangunan berkelanjutan menurut Goodland (1995) dalam Mukhlis (2009),

pembangunan berkelanjutan menurutnya dapat dibedakan menjadi empat, yaitu

kelestarian lingkungan (environmental sustainability), keberlangsungan ekonomi

(economic sustainability), kelestarian sosial (sosial sustainability), dan

pembangunan berkelanjutan itu sendiri. Pembangunan berkelanjutan merupakan

Page 137: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

120

integrasi dari tiga aspek, yaitu kelestarian sosial, kelestarian lingkungan, dan

keberlangsungan ekonomi. Sehingga pembangunan berkelanjutan adalah

pembangunan yang dilakukan dengan memperhatikan dampak dari pembangunan

tersebut untuk kondisi saat ini dan kondisi masa depan demi kesejahteraan

masyarakat dan kelestarian lingkungan. Pembangunan berkelanjutan mencakup

tiga pilar penting yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan yang harus dijalankan

secara terintegrasi. Pembangunan berkelanjutan tidak diartikan secara sempit

sebagai perlindungan lingkungan tetapi juga sebagai pemahaman tentang

keterkaitan antara ekonomi, sosial, dan lingkungan (Rahardian, 2016).

2. Scenario II: Kebijakan Mendukung, Modal Tidak Mendukung

Pada scenario ini kebijakan mendukung dan modal tidak mendukung.

Sehingga merupakan scenario yang masih cukup baik untuk keberlanjutan

pengembangan Kampung Warna Warni. Alasannya karena hambatan dalam

pengembangan Kampung Warna Warni hanya terdapat pada modal manusia dan

modal finansial yang tidak mendukung, sedangkan pada kebijakan tidak ada

hambatan untuk pengembangan Kampung Warna Warni.

Tabel 16. Scenario II: Kebijakan Mendukung, Modal Tidak

Mendukung

ASPEK DAMPAK

a.Ekonomi 1.Dampak pengembangan Kampung Warna Warni

terhadap kesejahteraan masyarakat hanya sedikit

dirasakan.

2.Fasilitas pendukung di Kampung Warna Warni

hanya sedikit karena keterbatasan modal finansial

dan menjadi tidak terawat karena modal manusia

yang tidak mendukung.

Page 138: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

121

3.Fasilitas yang minim dan modal manusia yang

tidak mendukung membuat minat pengunjung

semakin menurun, sehingga berdampak secara

langsung pada penurunan pendapatan Kampung

Warna Warni.

4.Kebijakan yang mendukung membuat

keberlanjutan pengembangan Kampung Warna

Warni memungkinkan untuk terus dilakukan.

b.Sosial 1.Modal manusia yang tidak mendukung membuat

tingkat partisipasi mayarakat rendah, sehingga

tidak semua ikut berpartisipasi melakukan upaya

pengembangan Kampung Warna Warni.

2.Hubungan sosial masyarakat mulai terganggu

karena masyarakat tidak saling peduli dan gotong

royong jarang dilakukan.

3.Kerjasama masyarakat dan stakeholder mulai

terganggu, karena berkurangnya partisipasi

masyarakat.

4.Stakeholder berperan penting membantu

masyarakat untuk meningkatkan modal manusia

dan modal finansial karena kebijakan yang

mendukung.

5.Masyarakat tidak memiliki inovasi terhadap

pengembangan Kampung Warna Warni,

sehingga tidak ada inovasi masyarakat yang akan

dijalankan.

c.Lingkungan 1.Lingkungan Kampung Warna Warni mulai kotor

dan tidak asri, karena modal manusia tidak

mendukung dan kesadaran untuk selalu menjaga

lingkungan semakin hilang.

2.Fasilitas kebersihan minim karena modal

finansial yang terbatas.

3.Pencemaran Daerah Aliran Sungai Brantas

semakin tinggi.

Sumber : Data diolah peneliti, 2018

Modal yang tidak mendukung akan menjadi hambatan dalam pengembangan

Kampung Warna Warni. Modal manusia yang tidak mendukung membuat

partisipasi masyarakat menurun, masyarakat kesulitan untuk berinovasi, serta

membuat pengelolaan Kampung Warna Warni tidak dapat dilakukan dengan

profesional dan akuntabel, kemudian adanya modal finansial yang tidak

Page 139: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

122

mendukung membuat masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan

pembangunan fasilitas dan biaya operasional di Kampung Warna Warni dan

merealisasikan inovasi-inovasinya. Sedangkan kebijakan yang mendukung

membuat keberlanjutan Kampung Warna Warni tidak memiliki ancaman untuk di

relokasi. Adanya kebijakan yang mendukung membuat pemerintah, akademisi dan

swasta dapat leluasa dalam memberikan perannya untuk pengembangan Kampung

Warna Warni. Sehingga dengan adanya peran maksimal dari stakeholder tersebut

membuat pengembangan Kampung Warna Warni dapat dilanjutkan.

Pada scenario II, peneliti merekomendasikan strategi “Pemberdayaan

Masyarakat”. Pemberdayaan menurut Sulistyani (2004:79) merupakan upaya

dalam membangun daya dengan cara mendorong, memotivasi, dan

membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki. Pemberdayaan juga dapat

diartikan memberikan daya (empowerment) atau kekuatan (strength) kepada

masyarakat. Keberadaan masyarakat adalah unsur-unsur yang memungkinkan

masyarakat mampu bertahan dan mengembangkan diri untuk mencapai tujuan-

tujuannya (Pratiwi, 2013:24) dalam Trisnawati (2016:27). Tujuan strategi ini

adalah untuk mengembangkan partisipasi masyarakat dengan berkembangnya

sikap, pengetahuan, serta ketermpilan dan inovasinya dalam meningkatkan

kualitas diri, kelompok, dan lingkungannya.

Page 140: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

123

3. Scenario III: Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Mendukung

Pada scenario ini kebijakan tidak mendukung dan modal mendukung.

Sehingga merupakan scenario yang buruk untuk keberlanjutan pengembangan

Kampung Warna Warni. Alasannya karena dalam skenario ini walaupun modal

manusia dan modal finansial telah mendukung untuk pengembangan Kampung

Warna Warni, tetapi terdapat kebijakan yang tidak mendukung. Sehingga

kebijakan yang tidak mendukung tersebut pada akhirnya membuat Kampung

Warna Warni bisa di relokasi.

Tabel 17. Scenario III : Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Mendukung

ASPEK DAMPAK

a.Ekonomi 1.Dampak pengembangan Kampung Warna Warni

terhadap kesejahteraan masyarakat dirasakan

hanya sementara, selama pemerintah belum

merelokasi daerah tersebut.

2.Masyarakat mampu membangun fasilitas

pendukung di Kampung Warna Warni.

3.Kendala kebijakan menghalangi masyarakat

untuk mengembangkan Kampung Warna Warni.

b.Sosial 1.Hubungan antar masyarakat baik dan partisipasi

masyarakat masih tinggi.

2.Masyarakat memiliki inovasi yang tinggi

terhadap pengembangan Kampung Warna Warni,

tetapi tidak bisa direalisasikan.

3.Masyarakat merasa khawatir karena akan di

relokasi.

c.Lingkungan 1.Lingkungan Kampung Warna Warni bersih dan

asri, karena modal manusia mendukung dan

sadar untuk selalu menjaga lingkungan dan

modal finansial yang memadai membuat

masyarakat mudah menyediakan fasilitas

kebersihan.

2.Pencemaran Daerah Aliran Sungai Brantas bisa

terminimalisir.

Sumber : Data diolah peneliti, 2018

Page 141: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

124

Kebijakan yang tidak mendukung dimana dalam hal ini adalah kebijakan

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai Pasal 22 ayat (2)

dan Peraturan Daerah RTRW Kota Malang yang menjadikan kawasan Kampung

Warna Warni adalah illegal dan bisa direlokasi oleh pemerintah. Hal ini secara

langsung menjadi ancaman untuk keberlanjutan Kampung Warna Warni. Tetapi

dalam kenyataannya pemerintah belum melakukan upaya relokasi dan masih

mendukung pengembangan Kampung Warna Warni melalui Keputusan Kepala

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Nomor : 64/2017 Tentang

Penetapan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Kampung Warna Warni

Jodipan Kota Malang. Adanya SK POKDARWIS tidak serta merta

menggugurkan kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang

Sungai Pasal 22 ayat (2) dan Peraturan Daerah RTRW Kota Malang untuk di

implementasikan sewaktu waktu karena kedudukan kebijakan tersebut lebih

tinggi.

Kebijakan yang tidak mendukung tetapi tidak diimplementasikan oleh

pemerintah dapat menjadi peluang untuk masyarakat dalam mengembangkan

Kampung Warna Warni. Modal manusia berupa masyarakat yang memiliki

inovasi yang tinggi, partisipasi yang tinggi, dan hubungan masyarakat yang

harmonis serta membuat pengelolaan Kampung Warna Warni dapat dilakukan

dengan professional dan akuntabel, kemudian adanya modal finansial yang

mendukung membuat masyarakat bisa memenuhi kebutuhan pembangunan

fasilitas dan biaya operasional di Kampung Warna Warni dan merealisasikan

inovasi-inovasinya. Tetapi modal tersebut akan menjadi sia-sia ketika pemerintah

Page 142: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

125

melakukan upaya relokasi pada kawasan Kampung Warna Warni, tetapi dengan

mempertahankan modal manusia dan finansial yang mendukung membuat

masyarakat ketika direlokasi bisa bertahan dan berhasil dilingkungan yang baru.

Pada skenario III, peneliti merekomendasikan strategi “Relokasi Berbasis

Masyarakat”. Relokasi menurut Utomo (2011) merupakan penataan ulang dengan

tempat yang baru atau pemindahan dari tempat lama ke tempat yang baru.

Menurut Hudohusodo dalam Mustofa (2011) relokasi dilakukan terhadap

permukiman yang yang tidak diperuntukkan bagi perumahan atau lokasi yang

rawan terhadap bencana maupun yang terkena bencana. Relokasi merupakan salah

satu solusi untuk memberi kesempatan kepada masyarakat permukiman kumuh,

status lahannya tidak legal, atau bermukim di lingkungan yang rawan bencana

untuk menata kembali dan melanjutkan kehidupannya di tempat baru yang lebih

baik (Mustofa, 2011). Relokasi berbasis masyarakat dalam skenario ini adalah

relokasi yang bertujuan untuk melibatkan peran masyarakat dalam proses relokasi.

Harapannya adalah relokasi yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

agar relokasi dapat berdampak baik untuk kesejahteraan masyarakat kedepannya.

4. Scenario IV: Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Tidak Mendukung

Pada scenario ini Kebijakan tidak mendukung, modal tidak mendukung.

Sehingga scenario ini merupakan yang terburuk dalam keberlanjutan

pengembangan Kampung Warna Warni. Alasannya karena bila kebijakan dan

modal sama-sama tidak mendukung, maka pengembangan Kampung Warna

Warni tidak akan bisa dilanjutkan, bahkan dapat menimbulkan dampak negatif.

Page 143: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

126

Tabel 18. Scenario IV: Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Tidak

Mendukung

ASPEK DAMPAK

a.Ekonomi 1.Dampak pengembangan Kampung Warna Warni

tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan

masyarakat.

2.Tidak ada pembangunan fasilitas karena modal

finansial tidak mendukung, ini membuat

pengunjung enggan datang, sehingga berdampak

secara langsung pada pendapatan Kampung

Warna Warni.

3.Modal manusia yang tidak mndukung membuat

pengelolaan Kampung Warna Warni menjadi

tidak professional dan tidak bisa dilanjutkan.

4.Kebijakan yang tidak mendukung membuat

keberlanjutan Kampung Warna Warni terancam

dihentikan.

b.Sosial 1.Tidak ada partisipasi masyarakat karena modal

manusia dan finansial yang tidak mendukung,

sehingga tidak ada upaya pengembangan

Kampung Warna Warni yang dilakukan.

2.Hubungan sosial masyarakat semakin buruk

karena masyarakat tidak saling peduli dan gotong

royong tidak pernah dilakukan

3.Tidak ada kerjasama yang dilakukan dengan

stakeholder.

4.Masyarakat tidak memiliki keinginan berinovasi

untuk pengembangan Kampung Warna Warni.

c.Lingkungan 1.Lingkungan Kampung Warna Warni sangat kotor

dan semakin tercemar, karena masyarakat tidak

peduli untuk menjaga lingkungan, ditambah

dengan modal finansial yang tidak mendukung

menyebabkan tidak ada fasilitas kebersihan.

2.Daerah Aliran Sungai Brantas semakin tercemar.

Sumber : Data diolah peneliti, 2018

Scenario ini akan berdampak sangat buruk terhadap keberlanjutan Kampung

Warna Warni. Dampak buruk akibat skenario ini juga akan mempengaruhi

lingkungan, ekonomi, dan sosial masyarakat secara langsung. Modal manusia dan

modal finansial yang tidak mendukung akan membuat pengembangan Kampung

Warna Warni tidak bisa dilakukan. Pada akhirnya akan ditutup sebagai kampung

Page 144: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

127

wisata, sehingga masyarakat tidak bisa menambah penghasilan dari Kampung

Warna Warni. Selain itu lingkungan akan semakin kotor dan kembali menjadi

kumuh dan berdampak pada tercemarnya DAS Brantas. Hal tersebut membuat

keinginan pemerintah untuk melakukan relokasi semakin tinggi karena adanya

permukiman di kawasan tersebut hanya membuat dampak negatif untuk DAS

Brantas dan mempengaruhi keindahan kota. Tetapi scenario terburuk ini

membutuhkan peran maksimal dari para stakeholder. Para stakeholder harus

bekerjasama secara maksimal dalam mengatasi scenario ini agar tidak menjadi

semakin buruk.

Pada scenario IV, peneliti merekomendasikan strategi “Relokasi dan

Revitalisasi”. Relokasi menurut Utomo (2011) merupakan penataan ulang dengan

tempat yang baru atau pemindahan dari tempat lama ke tempat yang baru.

Revitalisasi lebih kepada upaya untuk mengembalikan atau menghidupkan

kembali kawasan yang tidak berfungsi atau menurun fungsinya agar berfungsi

kembali, atau menata dan mengembangkan kawasan yang berkembang pesat

namun kondisinya cenderung tidak terkendali (Andini, 2011). Revitalisasi pada

scenario ini dimaksudkan untuk melakukan revitalisasi terhadap kondisi sosial,

lingkungan, dan ekonomi. Sehingga diharapkan proses relokasi tidak hanya

menggusur masyarakat ketempat yang baru, tetapi juga memberikan harapan yang

baru dan tentu lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat, dan bersamaan dengan

hal tersebut lingkungan yang sebelumnya tercemar kembali pada kondisi yang

baik.

Page 145: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

128

c. Imaging (Penggambaran)

Dengan memperhatikan permasalahan, potensi, serta dampak yang

ditimbulkan oleh pengembangan Kampung Warna Warni terhadap masyarakat

dan lingkungan sekitar, maka terdapat imaging (penggambaran) pada masing-

masing skenario, yaitu:

1. Pada Scenario I:

Pada scenario I, kondisi pengembangan Kampung Warna Warni berada

pada kondisi yang terbaik. Kebijakan yang mendukung dan modal yang

mendukung, membuat pengembangan Kampung Warna Warni berjalan

sangat baik. Pada aspek ekonomi, muncul keadaan masyarakat dengan

ekonomi sejahtera. Pada aspek sosial, muncul kondisi sosial yang tertib,

partisipatif dan inovatif serta masyarakat terdorong untuk selalu menerapkan

pembangunan berkelanjutan dalam setiap aktivitas pengembangan Kampung

Warna Warni. Tidak hanya masyarakat, tetapi stakeholder dalam scenario ini

turut berperan aktif dalam mengawasi dan mengendalikan pengembangan

Kampung Warna Warni agar tetap sesuai dengan tujuan pembangunan

berkelanjutan. Sedangkan pada aspek lingkungan, terdapat kondisi

lingkungan yang terawat. Dalam scenario ini diharapkan Kampung Warna

Warni dapat terus dikembangkan sebagai kampung wisata yang

berkelanjutan, hingga menjadi salah satu kampung wisata andalan di Kota

Malang. Sehingga peneliti merekomendasikan visi :

Page 146: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

129

“Mewujudkan Kampung Warna Warni Sebagai Kampung Wisata

Andalan Kota Malang Yang Bernafaskan Pembangunan

Berkelanjutan”

2. Pada Scenario II:

Pada Scenario II, kondisi pengembangan Kampung Warna Warni masih

dalam kondisi yang cukup baik. Pada aspek ekonomi, terdapat masyarakat

dengan ekonomi kurang sejahtera. Pada aspek sosial, hubungan masyarakat

mulai renggang, minim partisipasi dan inovasi tetapi keberadaan kebijakan

yang mendukung membuat stakeholder terpacu untuk melakukan

pemberdayaan masyarakat secara maksimal yang membuat kondisi modal

manusia dan finansial yang sebelumnya tidak mendukung berubah menjadi

mendukung pengembangan Kampung Warna Warni. Pada aspek lingkungan,

terjadi kondisi lingkungan yang kurang terawat. Dalam scenario ini,

diharapkan aktivitas pemberdayaan masyarakat sukses membuat masyarakat

terdorong untuk meningkatkan kualitas diri, ekonomi dan lingkungannya

sehingga pengembangan Kampung Warna Warni terus berlanjut dan

memberi dampak baik pada semua aspek lingkungan, sosial, dan

ekonomi.Sehingga peneliti merekomendasikan visi:

“Mewujudkan Kampung Warna Warni Yang Berkelanjutan Dan

Berkualitas Melalui Pemberdayaan Masyarakat”

3. Pada Scenario III:

Pada scenario III, kondisi pengembangan Kampung Warna Warni

berada pada skenario yang buruk. Pada aspek ekonomi, terdapat masyarakat

Page 147: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

130

dengan ekonomi cukup sejahtera. Pada aspek sosial, terdapat hubungan sosial

yang baik tetapi muncul kekhawatiran akan relokasi dan menyebabkan

pengembangan Kampung Warna Warni tidak bisa dilanjutkan. Masyarakat

bersama stakeholder saling memberikan perannya secara aktif membuat

relokasi berbasis masyarakat dirasakan secara optimal. Pada aspek

lingkungan, terdapat kondisi lingkungan yang terawat. Dalam scenario ini,

diharapkan dengan adanya relokasi berbasis masyarakat maka kesejahteraan

masyarakat dapat meningkat dan lingkungan DAS Brantas dapat dikelola

lebih baik. Sehingga peneliti merekomendasikan visi:

“Relokasi Berbasis Masyarakat Sebagai Upaya Peningkatan

Kesejahteraan”

4. Pada Scenario IV:

Scenario IV merupakan scenario yang terburuk dalam pengembangan

Kampung Warna Warni. Pada aspek ekonomi, terdapat masyarakat dengan

ekonomi tidak sejahtera. Pada aspek sosial, hubungan masyarakat tidak baik,

tidak ada partisipasi dan inovasi. Untuk itu pemerintah, swasta, dan

akademisi untuk berkolaborasi dalam upaya relokasi dan revitalisasi.

Sedangkan pada aspek lingkungan, terjadi kondisi lingkungan yang tercemar.

Pada skenario ini diharapkan relokasi dan revitalisasi dapat memperbaiki

kondisi masyarakat dan lingkungan. Sehingga peneliti merekomendasikan

visi:

“Relokasi Dan Revitalisasi Sebagai Upaya Perbaikan

Kesejahteraan Masyarakat Dan Lingkungan”

Page 148: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

131

d. Deciding (Memutuskan)

Pada tahap ini, peneliti akan memutuskan beberapa strategi dan aktivitas

yang dilakukan dalam strategi tersebut. Strategi yang direkomendasikan

peneliti adalah:

SKENARIO I

Pembangunan Berkelanjutan

SKENARIO II

Pemberdayaan Masyarakat

SKENARIO III

Relokasi Berbasis Masyarakat

SKENARIO IV

Relokasi dan Revitalisasi

Kebijakan (+)

Modal (-)

Kebijakan (-)

Modal (+)

Gambar 16. Distribusi Strategi Pada Masing-Masing Skenario Pengembangan

Kampung Warna Warni

Sumber: Diolah Peneliti, 2018

1. Scenario I Kebijakan Mendukung, Modal Mendukung

Strategi: Pembangunan Berkelanjutan

Pada scenario I, peneliti merekomendasikan strategi Pembangunan

Berkelanjutan. Adapun aktivitas yang dapat dilakukan pada strategi ini adalah:

- Pemerintah membuat kebijakan yang mendukung pengembangan Kampung

Wisata yang berorientasi pada pembangunan berkelanjutan.

Page 149: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

132

- Menjalin kerjasama dan koordinasi yang baik antara masyarakat dengan

pemerintah, swasta, dan akademisi.

- Melakukan musyawarah bersama dan evaluasi bersama terhadap upaya yang

berkaitan dengan pengembangan Kampung Warna Warni.

- Mengoptimalkan kualitas dan kapasitas pengurus Kampung Warna Warni

dalam hal manajemen dan kepemimpinan.

- Mengendalikan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan agar tidak

menurun.

- Menjaga partisipasi masyarakat dalam pengembangan Kampung Warna Warni

agar tidak menurun.

- Melengkapi sarana dan prasarana di Kampung Warna Warni.

- Kerjasama antara masyarakat dengan stakeholder dalam mengelola

pengembangan Kampung Warna Warni agar tetap pada koridor pembangunan

berkelanjutan.

2. Scenario II Kebijakan Mendukung, Modal Tidak Mendukung

Strategi: Pemberdayaan Masyarakat

Pada scenario II, peneliti merekomendasikan strategi Pemberdayaan

Masyarakat. Adapun aktivitas yang dapat dilakukan pada strategi ini adalah:

- Pemerintah bekerjasama dengan pihak akademisi dan swasta untuk

pemberdayaan masyarakat.

- Menganalisis permasalahan pada modal manusia dan modal finansial

masyarakat Kampung Warna Warni.

Page 150: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

133

- Menyusun perencanaan program pemberdayaan masyarakat.

- Melaksanakan program pemberdayaan masyarakat secara maksimal dan

konsisten.

- Melakukan evaluasi terhadap program pemberdayaan masyarakat yang

dilakukan.

3. Scenario III Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Mendukung

Strategi: Relokasi Berbasis Masyarakat.

Pada scenario III, peneliti merekomendasikan strategi Relokasi Berbasis

Masyarakat. Adapun aktivitas yang perlu dilakukan dalam strategi tersebut

adalah:

- Pemerintah bekerjasama dengan pihak swasta dan akademisi dalam

melakukan relokasi berbasis masyarakat.

- Stakeholder melakukan persiapan dan perencanaan untuk melakukan

komunikasi persuasif dan informatif kepada masyarakat.

- Stakeholder melaksanakan proses komunikasi persuasif dan informatif

kepada masyarakat yang akan di relokasi.

- Stakeholder melibatkan masyarakat dalam perencanaan relokasi.

- Stakeholder bersama masyarakat melakukan proses relokasi.

- Stakehoder melakukan pemantauan kepada masyarakat pasca relokasi.

Page 151: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

134

4. Scenario IV Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Tidak Mendukung

Strategi : Relokasi dan Revitalisasi

Pada scenario IV, peneliti merekomendasikan strategi Relokasi dan

Revitalisasi. Adapun aktivitas yang perlu dilakukan dalam strategi tersebut

adalah:

- Dilakukan kerjasama antara pemerintah, swasta, dan akademisi dalam

upaya revitalisasi dan relokasi.

- Menyusun perencanaan revitalisasi dan relokasi.

- Melakukan revitalisasi terlebih dahulu (revitalisasi yang dilakukan

terhadap aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi)

- Melakukan relokasi.

- Melakukan pemantauan hasil revitalisasi dan relokasi.

Page 152: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

135

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti paparkan sebelumnya, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi Pengembangan Kampung Warna Warni Ditinjau dari

Aspek Lingkungan, Sosial, dan Ekonomi

a. Aspek Lingkungan

Terdapat perubahan besar pada aspek lingkungan Kampung Warna

Warni. Kampung yang dulu dikenal kumuh kini menjadi kampung yang

bersih dan asri setelah menjadi Kampung Warna Warni. Sebagian

masyarakat yang dulu memiliki kebiasaan membuang sampah

sembarangan di sungai dan buang air besar sembarangan kini telah

hilang. Partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan keasrian

lingkungan pun semakin meningkat.

b. Aspek Sosial

Masyarakat memiliki hubungan sosial yang baik, selain itu nilai-

nilai, kultur sosial dan budaya juga telah dijunjung masyarakat sejak

dulu. Tetapi dengan dibukanya Kampung Warna Warni sebagai

kampung wisata, membuat hubungan sosial masyarakat dan kebiasaan

menjunjung nilai-nilai, kultur sosial dan budaya semakin baik. Tetapi

Page 153: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

136

dampak negatif yang dirasakan masyarakat semenjak dibukanya

Kampung Warna Warni sebagai kampung wisata adalah masyarakat

merasa terganggu dengan suara bising dari para wisatawan.

c. Aspek Ekonomi

Masyarakat Kampung Warna Warni rata-rata memiliki profesi

sebagai karyawan swasta dan wiraswasta. Hadirnya Kampung Warna

Warni membawa dampak positif untuk masyarakat. Sebagian besar

masyarakat dapat membuka warung dan berjualan di depan rumahnya

atau disekitar Kampung Warna Warni untuk menjual makan, minuman,

dan souvenir. Sehingga penghasilan masyarakat pun meningkat.

2. Analisis Terhadap Keberlanjutan Kampung Warna Warni Jodipan,

Kota Malang Dengan Pendekatan Scenario Planning.

a. Tracking (Pelacakan)

Pada tahap tracking, peneliti menemukan dua faktor yang mempengaruhi

keberlanjutan pengembangan Kampung Warna Warni yaitu faktor internal

(kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman), kemudian

dari pilihan tersebut dapat dikembangkan pilihan alternatif seperti SO

(Strengths Opportunities), ST (Strengths Threats), WO (Weakneses

Opportunities) dan WT (Weaknesses Threats). Dalam tracking ditentukan

focal concern yaitu masalah utama. Melalui SWOT yang dilakukan terdapat 2

(dua) hal yang sangat berperan dalam membuat perencanaan skenario. Focal

Concern tersebut adalah Kebijakan dan Modal (modal manusia dan modal

Page 154: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

137

finansial). Focal concern tersebut dipilih karena isu kebijakan dapat

mempengaruhi keberlanjutan Kampung Warna Warni baik sebagai sebuah

permukiman ataupun kampung wisata. Sedangkan Modal, baik modal manusia

maupun modal finansial keberadaannya dapat mendukung aktivitas

pengembangan Kampung Warna Warni, tetapi bila tidak ada maka akan

menghambat aktivitas pengembangan Kampung Warna Warni.

b. Analyzing (Analisis)

Pada tahap analisis dapat dilihat dampak yang dihasilkan dari

permasalahan yang ada. Sehingga dapat ditemukan perencanaan terbaik dan

perencanaan terburuk yang di sinkronkan dengan aspek lingkungan, sosial,

dan ekonomi.

1. Scenario I, Kebijakan Mendukung, Modal Mendukung

Scenario ini merupakan scenario yang terbaik dalam

pengembangan Kampung Warna Warni. Sehingga memiliki dampak

yang baik untuk masyarakat dan juga pemerintah. Melalui scenario ini

akan tercipta upaya pengembangan Kampung Warna Warni yang

optimal sehingga dapat meraih hasil yang memuaskan.

2. Scenario II, Kebijakan Mendukung, Modal Tidak Mendukung

Scenario ini merupakan scenario yang baik untuk pengembangan

Kampung Warna Warni. Permasalahan modal yang tidak mendukung,

bisa diatasi dengan pemberdayaan masyarakat. Sehingga pengembangan

Kampung Warna Warni masih bisa dilanjutkan.

Page 155: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

138

3. Scenario III, Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Mendukung

Scenario ini merupakan scenario yang buruk untuk pengembangan

Kampung Warna Warni. memiliki hambatan dalam hal kebijakan

membuat Kampung Warna Warni harus direlokasi, tetapi modal manusia

dan finansial yang mendukung akan memudahkan proses relokasi.

4. Scenario IV, Kebijakan Tidak Mendukung, Modal Tidak

Mendukung

Scenario ini merupakan scenario yang terburuk. Skenario ini akan

berdampak buruk terhadap keberlanjutan Kampung Warna Warni.

Dampak buruk akibat skenario ini juga akan mempengaruhi lingkungan,

ekonomi, dan sosial masyarakat secara langsung. Sehingga

pengembangan Kampung Warna Warni tidak dapat dilanjutkan baik

sebagai permukiman maupun kampug wisata.

c. Imaging (Penggambaran)

Tahap Imaging adalah menentukan visi. Setelah melalui tahapan tracking dan

analyzing. Visi-visi tersebut adalah:

1. Pada Scenario I, visi yang relevan adalah:

“Mewujudkan Kampung Warna Warni Sebagai Kampung Wisata

Andalan Kota Malang Yang Bernafaskan Pembangunan Berkelanjutan”

2. Pada Scenario II, visi yang relevan adalah:

“Mewujudkan Kampung Warna Warni Yang Berkelanjutan Dan

Berkualitas Melalui Pemberdayaan Masyarakat”

Page 156: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

139

3. Pada Scenario III, visi yang relevan adalah:

“Relokasi Berbasis Masyarakat Sebagai Upaya Peningkatan

Kesejahteraan”.

4. Pada Scenario IV, visi yang relevan adalah :

“Relokasi Dan Revitalisasi Sebagai Upaya Perbaikan Kesejahteraan

Masyarakat Dan Lingkungan”

d. Deciding (Memutuskan)

Selanjutnya, metode terakhir dalam penelitian ini adalah deciding

(memutuskan). Pada dasarnya dalam tahap ini terdapat fokus dalam membahas

perumusan strategi. Dengan menggunakan WUS Analysis dapat mengevaluasi

rekomendasi strategi yang telah dirumuskan. Strategi yang direkomendasikan

peneliti adalah:

a. Pada scenario I, peneliti merekomendasikan strategi Pembangunan

Berkelanjutan.

b. Pada scenario II, peneliti merekomendasikan strategi Pemberdayaan

Masyarakat.

c. Pada scenario III, peneliti merekomendasikan strategi Relokasi Berbasis

Masyarakat.

d. Pada scenario IV, peneliti merekomendasikan strategi Relokasi dan

Revitalisasi.

Page 157: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

140

B. Saran

Adapun saran dari peneliti untuk keberlanjutan pengembangan Kampung

Warna Warni adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait solusi untuk menanggulangi

potensi bencana banjir di Kampung Warna Warni dan upaya

pencegahannya.

2. Perlu adanya keselarasan antara aktivitas yang dilakukan pemerintah

dengan kebijakan yang berlaku terkait Kampung Warna Warni. Dalam hal

ini, kebijakan yang dimaksud adalah Peraturan Pemerintah Nomor 38

Tahun 2011 Tentang Sungai pada Pasal 22 Ayat (2), dan Peraturan Daerah

Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah

Kota Malang Tahun 2010-2030 pada Pasal 48, pemerintah perlu bertindak

tegas untuk melaksanakan kebijakan yang masih berlaku tersebut karena

pemerintah merupakan aktor pembuat kebijakan tersebut. Jika peraturan

tersebut dirasa sulit untuk diterapkan, maka sebaiknya dilakukan kajian

ulang atau perumusan kebijakan yang baru.

3. Perlu adanya kebijakan yang mengatur pengembangan kampung wisata di

Kota Malang yang melibatkan peran aktif masyarakat dalam perencanaan

dan implementasinya. Kebijakan tersebut diperlukan agar terdapat payung

hukum yang jelas dalam pengembangan kampung wisata khususnya di

Kota Malang. Sehingga masyarakat dapat lebih leluasa dalam berinovasi

mengembangkan potensi kampungnya.

Page 158: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

141

4. Pemerintah perlu memfasilitasi forum diskusi yang dilakukan secara rutin

untuk melakukan diskusi terkait hambatan yang dihadapi masyarakat

Kampung Warna Warni untuk ditemukan solusinya bersama sama.

5. Meningkatkan koordinasi dan sinkronasi antara dinas yang terkait dalam

mengatasi permasalahan pengembangan Kampung Warna Warni.

6. Kerjasama antara masyarakat dengan stakeholder harus dilakukan dengan

koordinasi yang baik agar dapat mengatasi permasalahan dalam

pengembangan Kampung Warna Warni.

Page 159: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

142

Daftar Pustaka

Anonim. 2017. Duh, Kawasan Kumuh Di Kota Malang Terbanyak Se-Jatim. http://suryamalang.tribunnews.com/2017/01/09/duh-kawasan-kumuh-di-kota-malang-terbanyak-di-jatim diunduh pada 3 Oktober 2017.

Andini, Dita. 2011. Revitalisasi Objek Wisata Taman Balekambang Kota

Surakarta. Skripsi. Program Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Surakarta.

Badan Pusat Statistik. 2017. Statistik Indonesia 2017. CV. Dharmaputra : Jakarta.

Badan Pusat Statistik Kota Malang. 2017. Kota Malang Dalam Angka 2017. CV.

Maestro : Malang.

Bagian Sumber Daya Alam dan Infrastruktur. 2018. Profil Bagian Sumber Daya

Alam dan Infrastruktur. https:// sda.malangkota.go.id/ profil/diunduh

pada 1 Januari 2018.

Barenlitbang. 2018. Profil Barenlitbang. https:// barenlitbang.malangkota.go.id/

diunduh pada 1 Januari 2018.

Basrowi dan Siti Juariyah. 2010. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat

Pendidikan Masyarakat Desa Sri Gading, Kecamatan Labuhan

Maringgai, Kabupaten Lampung Timur. Jurnal. Ekonomi dan

Pendidikan. Volume 7 No. 1.

Bidang Informasi Publik. 2017. Kota Malang Sabet Dua Penghargaan Ajang IAA

2017.http://malangkota.go.id/2017/09/30/kota-malang-sabet-dua-

penghargaan-ajang-iaa-2017/ diunduh pada 30 September 2017.

Faqih, Muhammad. 2014. Perencanaan Skenario (Scenario Planning)

Pengembangan Sektor Kelautan dan Perikanan Berbasis Potensi Lokal

(Studi Kasus di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara

Barat). Skripsi. Program Sarjana Universitas Brawijaya. Malang.

Fernanda, Felita dan Angela Lisa K. 2017. Kreativitas Masyarakat Kota Malang

Dalam Membentuk Identitas Kota. Seminar Nasional Seni dan Desain :

“Membangun Tradisi Inovasi Melalui Riset Berbasis Praktik Seni dan

Desain” FBS Unesa, 28 Oktober 2017.

Gunawan, Imam. 2014. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik. PT.

Bumi Aksara. Jakarta.

Hartik, Andi. 2016. Rawan Terhadap Bencana, Kampung Warna-Warni Perlu

Dibenahi.http://regional.kompas.com/read/2016/10/27/16172101/rawa.t

Page 160: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

143

erhadap.bencana.kampung.warna-warni.di.malang.perlu.dibenahi

diunduh pada 2 Oktober 2017.

Herdiansyah, Haris. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Ilmu

Sosial. Salemba Humanika : Jakarta.

Indradi, Sjamsiar Sjamsudin. 2016. Dasar-Dasar dan Teori Administrasi Publik.

Intrans Publishing : Malang.

Kelurahan Jodipan. 2012. Profil Kelurahan Jodipan 2011.

Kementrian PUPR. 2015. Informasi Statistik Infrastruktur Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat 2015. PUSDATIN KEMENPUPR: Jakarta.

Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktorat Jendral Cipta

Karya. 2016. Buku Panduan Pelaksanaan Rencana Pencegahan dan

Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP).

Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 2012. Buku Pedoman Kelompok

Sadar Wisata.

Keputusan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Nomor:

64/2017 Tentang Penetapan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS).

Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Salemba Humanika : Jakarta

Lindgren, Mats dan Hans Bandhold. 2003. Scenario Planning The Link Between

Future and Strategy. New York, Palgrave Machmillan.

Mukhlis, Imam. 2009. Eksternalitas, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pembangunan

Berkelanjutan dalam Perspektif Teoritis. Jurnal. Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Malang.

Musanef. 1995. Manajemen Pariwisata di Indonesia. Jakarta : Gunung Harta.

Mustofa, Zaini. 2011. Evaluasi Pelaksanaan Program Relokasi Permukiman

Kumuh. Skripsi. Program Sarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Pemerintah Kota Malang. 2016. LAKIP Kota Malang 2015.

Pemerintah Kota Malang. 2018. Badan dan Kantor. https:// malangkota.go.id/

pemerintahan/badan-dan-kantor/ diunduh pada 1 Januari 2018.

Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Malang Tahun 2010-2030 dalam Pasal 48.

Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Daerah.

Page 161: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

144

Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah.

Peraturan Walikota Malang Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Sekertariat Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai. Pasal 22 ayat (2).

Peraturan Walikota Malang Nomor 45 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Badan Perencanaan,

Penelitian, dan Pengembangan.

Peraturan Walikota Malang Nomor 47 Tahun 2012 Tentang Uraian Tugas Pokok,

Fungsi, dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Pratama, Arinaldo Habib. 2015. Pemerintah Target 2019 RI Bebas Permukiman

Kumuh.https://finance.detik.com/berita-ekonomi

bisnis/3033293/pemerintah-target-2019-ri-bebas-permukiman-kumuh

diunduh pada 3 Oktober 2017.

Primardani, Mardiyono, Riyanto. 2013. Analisis Strategi Pengembangan

Pariwisata Daerah (Studi Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Daerah Kabupaten Nganjuk). Jurnal Administrasi Publik (JAP)

Volume 1 Nomor 4 Halaman 135-143.

Puguh, Atma Mulya Tresna. 2016. Perencanaan Skenario Pengembangan

Kerajinan Mendong. Skripsi. Program Sarjana Universitas Brawijaya

Malang.

Rahardian, A. H .2016. Strategi Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal. Institut

Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI. Volume III, No.1.

Ratri, Nurlayla. 2017. Seram, Banjir Terjang Kampung Warna Warni Jodipan,

BerikutVideonya.https://malangtimes.com/amp/baca/22562/20171118/0

92512/seram-banjir-terjang-kampung-warna-warni-jodipan-berikut-

videonya/diunduh pada 24 April 2017.

Riggs, Fred W. 1986. Administrasi Pembangunan : Batas Batas, Strategi

Pembangunan Kebijakan dan Pembaharuan Administrasi. CV.

Rajawali : Jakarta.

Ringland, Gill. 2002. Scenarios in Public Policy. New York : John Wiley& Sons

LTD.

RPJMD Kota Malang Tahun 2013-2018.

Salim, Emil. 1982. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. CV. Mutiara : Jakarta.

Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif: Dasar Dasar. PT. Indeks: Jakarta.

Page 162: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

145

Setyaningsih, et al. 2015.Urban Tourism Development Through Low Impact

Development (LID) Towards Green Tourism. Jurnal. Region Volume 6

No. 1.

Setyaningsih, et al. 2015. Proses Perubahan Arsitektural Kawasan Bersejarah

Kampung Wisata Kauman Surakarta. Jurnal. Region Volume 6 No. 2.

Siagian, Sondang P. 1994. Administrasi Pembangunan. Jakarta: CV Haji

Masagung.

Sidabutar, Meiske Tiodora. 2016. Pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa

Buring 1 Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Skripsi. Program

Sarjana Universitas Brawijaya. Malang.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. CV. Alfabeta:

Bandung.

Sulistiyani, A.T. 2004. Kemitraan dan ModelModel Pemberdayaan. Yogyakarta:

Gaya Media.

Suradi, 2007. Pembangunan Manusia, Kemiskinan, dan Kesejahteraan Sosial.

Jurnal. Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial Volume 12

No. 03.

Trinnawati, Tri Adinda. 2016. Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani (KWT)

Sebagai Wujud Kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Skripsi.Program Sarjana Universitas Brawijaya. Malang.

Tjokroamidjodjo, Bintoro. 1995. Perencanaan Pembangunan. PT. Toko Gunung

Agung: Jakarta.

Thoha, Miftah. 1990. Dimensi Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. CV.

Rajawali : Jakarta.

Undang Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 Pasal 28H ayat (1).

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang

Kepariwisataan.

Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Bab V Pendapatan Asli

Daerah Pasal 6.

Utomo, Warsito. 2005. Administrasi Publik Baru Indonesia. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta.

Page 163: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

146

Utomo, Hendra Widi. 2011. Analisis Dampak Revitalisasi dan Relokasi PKL Di

Kawasan Banjarsari Ke Pasar Klitikan Notoharjo Surakarta. Skripsi.

Program Sarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian ( Sebuah Pengenalan dan

Penuntun Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian). Graha

Ilmu: Yogyakarta.

Wijaya, Donny Wahyu. 2016. Prencanaan Penanganan Kawasan Permukiman

Kumuh (Studi Penentuan Kawasan Prioritas Untuk Peningkatan

Kualitas Infrastruktur Pada Kawasan Permukiman Kumuh Di Kota

Malang). Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya. Malang.

Wulandari, Prisca Kiki. 2017. Inovasi Pemuda Dalam Mendukung Ketahanan

Ekonomi Keluarga (Studi Di Kampung Warna-Warni Kelurahan

Jodipan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang). Jurnal Ketahanan

Nasional Volume 23 Nomor 3, Desember 2017 Halaman 300-319.

Yetti, Elvi. 2011. Evaluasi Kualitas Air Sungai Sungai Di Kawasan DAS Brantas

Hulu Malang Dalam Kaitannya Dengan Tata Guna Lahan Dan

Aktivitas Masyarakat Di Sekitarnya. JPSL Vol. (1) : 10-15.

Yoeti, Oka, A. 2008. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta :

Pradaya Pratama.

Zulfitri, Said Muhammad. 2015. Perencanaan Skenario Pengembangan Obyek

Ekowisata Andalan DalamUpaya Meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah Di Kabupaten Berau (Studi Pada Ekowisata Bahari Kepulauan

Derawan Kabupaten Berau Provinsi Kalimanatan Timur). Skripsi.

Program Sarjana Universitas Brawijaya. Malang.

Zulkifli. 2005. Pengantar Studi Ilmu Administrasi Dan Manajemen. UIR Press :

Pekanbaru.

Page 164: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

Lampiran 1. Pedoman Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

SCENARIO PLANNING PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI

JODIPAN, KOTA MALANG

A. Masyarakat

1. Profil Masyarakat

a. Sejak kapan anda tinggal di Kampung Jodipan?

b. Apa alasan anda tinggal dan menetap di Kampung Jodipan?

2. Kebijakan Pemerintah Terkait Sungai

a. Apakah anda mengetahui bahwa terdapat kebijakan dilarang

mendirikan permukiman di sekitar bantaran sungai?

b. Apakah pemerintah pernah melakukan teguran terhadap warga

Kampung Jodipan terkait kebijakan tersebut?

3. Kondisi Lingkungan Sebelum dan Sesudah Adanya Kampung

Warna-Warni

a. Bagaimana kebiasaan masyarakat Kampung Jodipan dalam menjaga

kebersihan lingkungan setiap harinya?

b. Apa saja yang dilakukan oleh masyarakat dalam menjaga kebersihan

lingkungan terutama sungai Brantas?

Page 165: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

4. Kondisi Sosial Mayarakat Sebelum dan Sesudah Adanya Kampung

Warna Warni

a. Bagaimana perilaku masyarakat disini?

b. Bagaimana kegiatan sosial masyarakat disini?

c. Apakah masyarakat masih menjunjung nilai- nilai kerukunan dan

gotong royong?

5. Kondisi Ekonomi Sebelum dan Sesudah Adanya Kampung Warna

Warni

a. Apa pekerjaan anda?

b. Bagaimana kondisi ekonomi masyarakat disini?

6. Tanggapan Masyarakat Terkait Kampung Warna-Warni

a. Bagaimana tanggapan anda ketika Kampung Jodipan kini telah

dijadikan kampung wisata?

b. Apakah anda setuju bila Kampung Jodipan semakin dikembangkan

untuk Kampung Wisata?

7. Dampak Perubahan Kampung Jodipan Menjadi Kampung Warna-

Warni

a. Apa saja dampak positif yang anda rasakan setelah Kampung Jodipan

menjadi kampung wisata?

b. Apa saja dampak negatif yang anda rasakan setelah Kampung Jodipan

menjadi kampung wisata?

Page 166: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

8. Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Kampung Warna-Warni

a. Apa saja peran masyarakat dalam mengembangkan Kampung Warna-

Warni Jodipan?

9. Peran Pemerintah Kota Malang Dalam Pengembangan Kampung

Warna- Warni Dalam Pandangan Masyarakat

a. Apa saja dukungan pemerintah yang anda rasakan selama ini dalam

pengembangan Kampung Warna- Warni?

b. Bagaimana kepuasan anda terhadap peran pemerintah Kota Malang

dalam mendukung pengembangan Kampung Warna- Warni Jodipan?

c. Apa keinginan anda kepada pemerintah dalam perannya untuk

mengembangkan Kampung Warna- Warni Jodipan?

10. Peran Stakeholder Dalam Pengembangan Kampung Warna- Warni

Dalam Pandangan Masyarakat

a. Apa saja dukungan stakeholder yang anda rasakan selama ini dalam

pengembangan Kampung Warna- Warni?

B. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang

1. Tanggapan Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang

a. Bagaimana tanggapan anda terkait dikembangkannya Kampung

Jodipan sebagai kampung wisata?

2. Strategi Pengembangan Yang Dilakukan Terhadap Kampung Warna-

Warni

Page 167: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

a. Bagaimana strategi Dinas Pariwisata dalam mengembangkan

Kampung Warna- Warni?

b. Mengapa Dinas Pariwisata memilih strategi tersebut dalam

pengembangan Kampung Warna- Warni?

c. Kapan strategi tersebut dilaksanakan?

d. Apakah semua strategi tersebut telah dilaksanakan?

3. Kebijakan Dalam Pengembangan Kampung Warna- Warni

a. Kebijakan apa saja yang terkait dalam upaya pengembangan Kampung

Warna- Warni?

b. Mengapa pemerintah masih mengembangkan Kampung Jodipan

sebagai wisata meskipun masuk dalam wilayah yang dilarang untuk

permukiman?

4. Tanggapan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang Tentang

Keberlanjutan Kampung Warna- Warni

a. Bagaimana tanggapan Dinas Pariwisata terkait keberlanjutan Kampung

Warna- Warni sebagai salah satu kampung wisata di Kota Malang?

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Kampung

Warna- Warni

a. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam melaksanakan

strategi pengembangan Kampung Warna- Warni?

Page 168: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

C. Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Barenlitbang)

Kota Malang

1. Tanggapan Barenlitbang Terhadap Permukiman Di Kampung

Warna- Warni

a. Bagaimana tanggapan anda tentang keberadaan Kampung Jodipan?

2. Tanggapan Barenlitbang Terhadap Keberadaan Kampung Wisata Di

Permukiman Kumuh

a. Bagaimana tanggapan Bappeda terhadap dikembangkannya Kampung

Jodipan menjadi Kampung Wisata?

b. Bagaimana analisa Bappeda terkait keberlanjutan Kampung Warna

Warni?

c. Mengapa pemerintah masih mengembangkan Kampung Jodipan

sebagai wisata meskipun masuk dalam wilayah yang dilarang untuk

permukiman?

3. Strategi Barenlitbang Dalam Pengembangan Kampung Warna

Warni Jodipan

a. Apa saja strategi Bappeda dalam pengembangan Kampung Warna-

Warni?

b. Mengapa strategi tersebut digunakan dalam pengembangan Kampung

Warna-Warni?

4. Program Barenlitbang Dalam Pengembangan Kampung Warna-

Warni

Page 169: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

a. Apa saja program yang telah dilakukan Bappeda dalam

mengembangkan Kampung Warna-Warni?

b. Apa saja program yang akan dilakukan Bappeda dalam

mengembangkan Kampung Warna- Warni?

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Program

Terkait Pengembangan Kampung Warna- Warni

a. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

program pengembangan Kampung Warna- Warni ?

6. Kebijakan Barenlitbang Terhadap Pengembangan dan Keberlanjutan

Kampung Warna- Warni

a. Apa saja kebijakan yang digunakan sebagai dasar dalam

pengembangan dan keberlanjutan Kampung Warna- Warni?

D. Bagian Sumber Daya Alam dan Pengembangan Infrastruktur Kota

Malang

1. Tanggapan Bagian SDA dan PI Terhadap Permukiman Di Kampung

Warna- Warni

a. Bagaimana tanggapan anda tentang keberadaan Kampung Jodipan?

2. Tanggapan Bagian SDA dan PI Terhadap Keberadaan Kampung

Wisata Di Permukiman Kumuh

a. Bagaimana tanggapan Bagian SDA dan PI terhadap dikembangkannya

Kampung Jodipan menjadi Kampung Wisata?

Page 170: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

b. Bagaimana analisa Bagian SDA dan PI terkait keberlanjutan Kampung

Warna Warni?

c. Mengapa pemerintah masih mengembangkan Kampung Jodipan

sebagai wisata meskipun masuk dalam wilayah yang dilarang untuk

permukiman?

3. Strategi Bagian SDA dan PI Dalam Pengembangan Kampung Warna

Warni Jodipan

a. Apa saja strategi Bappeda dalam pengembangan Kampung Warna-

Warni?

b. Mengapa strategi tersebut digunakan dalam pengembangan Kampung

Warna-Warni?

4. Program Bagian SDA dan PI Dalam Pengembangan Kampung

Warna- Warni

a. Apa saja program yang telah dilakukan Bagian SDA dan PI dalam

mengembangkan Kampung Warna-Warni?

b. Apa saja program yang akan dilakukan Bagian SDA dan PI dalam

mengembangkan Kampung Warna- Warni?

5. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Program

Terkait Pengembangan Kampung Warna- Warni

a. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

program pengembangan Kampung Warna- Warni ?

Page 171: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

E. PT. Inti Daya Guna Aneka Warna (INDANA)

1. Tanggapan PT. INDANA Terkait Kampung Jodipan

a. Bagiamana tanggapan anda terkait Kampung Jodipan?

2. Tujuan PT. INDANA Berperan Dalam Pengembangan Kampung

Warna- Warni

a. Apa tujuan anda ikut berperan dalam mengembangkan Kampung

Warna- Warni?

3. Tentang Program CSR PT. INDANA

a. Apa saja yang dilakukan PT. INDANA dalam program CSR terhadap

Kampung Warna Warni?

F. Guys Pro

1. Latar Belakang Kampung Warna Warni

a. Bagaimana latar belakang Kampung Warna Warni?

b. Mengapa memilih Kampung Warna Warni sebagai project?

2. Tanggapan Guys Pro Tentang Kampung Warna Warni

a. Bagaimana tanggapan Guys Pro terhadap Kampung Warna Warni saat

ini?

Page 172: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

Contoh Transkrip Wawancara

Feri Fadli (31 th)

Marketing Communication PT. INDANA

24 Januari 2018

1. Tanggapan PT. INDANA Terkait Kampung Jodipan

a. Bagiamana tanggapan anda terkait Kampung Jodipan?

“Kalau saya sendiri sering lewat, kalau bantaran sungai kondisinya ya

seperti itu, tak jauh beda dengan yang ada di tempat tempat lain di daerah

daerah lain kebanyakan pendatang dan itu ilegal , karena kan itu wilayah

tanahnya milik pemerintah juga, ada batas batas tertentu yang mereka

boleh mendirikan bangunan, sedangkan disitu memang kebanyakan

banyak yang melanggar, mayoritas banyak yang melanggar”

“Ide dari Nabila dan kawan kawan itu kan memang bagaimana merubah

suatu image , merubah perilaku mereka yang sebelumnya agak jorok atau

gimana terkesan kumuh kita hilangkan melalui pengecatan. Awalnya

simple, awalnya cuman ya pengecatan aja 1 RT, trus RT berikutnya

sampai jadi sekarang.”

“Kita melihatnya sih perkembangannya secara signifikan dalam setahun

terakhir ini sih bagus sih , mereka dalam segi lingkungan akhirnya ya

merawat , kemudian bikin kerja bakti ya kan, kemudian sebelumnya

mereka ada yang pengangguran ibu ibunya sekarang sudah mulai aktifitas

jualan, kemudian mereka mulai belajar bahasa inggris jadi guide disitu,

jadi ada perkembangan yang luar biasa, tapi ya memang harus di dukung

dari warga sendiri. Karena perusahaan sendiri hanya mengawal dari segi

pengecatan aja, diluar itu mereka yang harus mandiri gitu lo, jadi harus

gandeng mungkin LSM , Komunitas di luar perusahaan.”

Page 173: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

2. Tujuan PT. INDANA Berperan Dalam Pengembangan Kampung

Warna- Warni

a. Apa tujuan anda ikut berperan dalam mengembangkan Kampung

Warna- Warni?

“Awalnya ya gak sengaja juga, ya kan Jodipan itu pioneer nya. Jadi

kan pemerintah kota Malang selama ini kan juga mempunyai andil

dalam artian memberikan keleluasaan buat masyarakat juga,

sebelumnya juga yang kampung kampung daerah situ isu nya mau

digusur, ditaruh di rusun, tapi karena jadi bersih jadi indah, terus

sekarang jadi tempat wisata nah akhirnya menjadi solusi buat

pemerintah juga, akhirnya gak jadi digusur, rusun juga bisa di buat

untuk lokasi lain, jadi ini kan suatu program pemerintah juga ya, jadi

kawasan kawasan kumuh itu mulai dibersihkan lewat swasta,jadi

pemerintah sendiri gak bisa bikin anggaran, harus gandeng pihak

stakeholder yang lain.”

“Nah kebetulan dari segi promosi sendiri kita ada produk baru itu,

waktu itu Mixone. Kita coba untuk memberikan gambaran kepada

masyarakat luas bahwa kita mempunyai produk baru itu yang semua

media bisa dipakai. Jadi satu cat bisa dipakai di seluruh media, kayak

di dinding di kayu di paving di besi di galvalum, jadi banyak media

yang dipakai pokoknya satu cat bisa untuk semua media.”

“Jadi setelah ada Kampung Warna Warni Jodipan, sebelum ada

kampung Tridi itu, sudah banyak yang tanya lewat email, website kita,

trus kemudian sebelum mengembangkan itu ada beberapa pulau yang

memang belum kita jamah ini ada permintaan permintaan gitu, nah kita

udah mulai masuk. Tahun 2016 itu udah mulai masuk, sekarang udah

luas, ya sejak ada kampung warna warni itu.”

3. Tentang Program CSR PT. INDANA

a. Apa saja yang dilakukan PT. INDANA dalam program CSR terhadap

Kampung Warna Warni?

“Jadi kita kerja sama dengan UMM ya, itu untuk pengembangan

pemberdayaan masyarakatnya itu UMM, sampai sekarang pun saya

belum dapat informasi lebih lanjut masalah untuk pemberdayaan yang

seperti apa mekanisme nya seperti apa, mereka yang lebih paham. Jadi

Page 174: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

kalau Indana sendiri menggelontorkan dana CSR ini memang berupa

pengecatan , tukang dan cat nya. “

“ Kita hanya menemani aja, mengawal.....kita coba nanti bantu cat,

mereka yang melukis, mewarnai biar lebih menarik gitu kan. Terus

beralih ke kampung Tridi, sekarang kampung biru arema kita kerjakan,

trus jembatan kaca itu PT.Indana juga.”

“Kita memang ada MOU, jadi di kampung biru ada kampung warna

warni ada, jadi tiap dua tahun kita perbaruan MOU, itu pengecatan

ulang, tapi dengan adanya pemasukan yang besar di jodipan kita

mungkin hanya subsidi cat nya aja tukangnya mereka. Jadi mereka beli

cat nya kita subsidi 50% tapi tukangnya dari pihak mereka.”

Page 175: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

Lampiran 2. Peraturan

Page 176: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …
Page 177: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …
Page 178: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …
Page 179: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …
Page 180: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …
Page 181: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …
Page 182: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …
Page 183: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …
Page 184: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …
Page 185: PENGEMBANGAN KAMPUNG WARNA WARNI JODIPAN, KOTA …

BIODATA DIRI

Nama : Shoofia Ayu Aziizah

Tempat, Tanggal Lahir : Malang, 31 Oktober 1996

Alamat : Perum City Side Residence Blok J2 No. 1

Kel. Kendalpayak, Kec. Pakisaji, Kab. Malang

Jawa Timur.

E-mail : [email protected]