Pengembangan Instrumen Penilaian Skala Sikap Siswa Sma Kelas Xii Terhadap Praktikum Kimia
-
Upload
jane-arantika -
Category
Documents
-
view
1.519 -
download
18
description
Transcript of Pengembangan Instrumen Penilaian Skala Sikap Siswa Sma Kelas Xii Terhadap Praktikum Kimia
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN SKALA SIKAP SISWA SMA KELAS XII TERHADAP PRAKTIKUM KIMIA
makalah pengembangan instrumen non-tesPosted on May 8, 2012
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Evaluasi atau penilaian adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan
secara sistematis, yang mencakup penentuan tujuan, perencanaan dan
pengembangan instrumen, pengumpulan data analisis dan penafsiran untuk
menentukan suatu nilai dengan standar yang telah ditentukan. Tujuan
dilakukannya evaluasi atau penilaian adalah untuk menjawab apakah
terdapat perbedaan yang signifikan antar hasil yang diinginkan atau
direncanakan dengan kenyataan dilapangan. Sering istilah evaluasi atau
penilaian dicampur adukkan dengan pengukuran maupun tes. Pengukuran
adalah suatu rangkaian kegiatan untuk mengamati sesuatu dan menjelaskan
dengan menggunakan alat ukur atau instrumen tertentu. Sedangkan tes
adalah salah satu jenis alat ukur yaitu instrumen yang digunakan untuk
menghasilkan informasi guna pengambilan keputusan. Dengan demikian
pengukuran hanya merupakan kegiatan pengumpulan data, sedangkan
evaluasi mencakup analisis data dan penafsiran data.
Instrumen non-tes merupakan intrumen selain tes prestasi belajar. Alat yang
dapat digunakan adalah lembar pengamatan atau observasi dan istrumen tes
sikap, minat dsb. Instrumen non-tes biasanya digunakan untuk mengevaluasi
hasil belajar, aspek sikomotorik atau keterampilan, sikap atau nilai, yaitu
untuk menggali informasi atau mengumpulkan data yang berkaitan dengan
penilaian, pendapat atau opini terhadap sesuatu yang berkaitan dengan
keterampilan, perilaku, sikap atau nilai.
1. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan instrumen nontes?
B. Bagaimana cara pengambilan instrumen nontes?
C. Bagaimana penyusunan kisi-kisi dari instrumen nontes?
D. Bagaimana kaidah penulisan soal?
2. Tujuan
Pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran. Dibuatnya makalah ini bertujuan agar para pembaca
dapat mengetahui pengertian dari instrumen nontes, cara pengambilan
instrumen nontes, penyusunan kisi-kisi, dan kaidah penulisan soal beserta
contohnya.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Instrument Non-tes
Instrument non-tes adalah intrumen selain tes prestasi belajar. Alat
yang dapat digunakan adalah lembar pengamatan atau observasi dan
istrumen tes sikap, minat dsb. Instrumen non-tes biasanya digunakan untuk
mengevaluasi hasil belajar, aspek sikomotorik atau keterampilan, sikap atau
nilai, yaitu untuk menggali informasi atau mengumpulkan data yang
berkaitan dengan penilaian, pendapat atau opini terhadap sesuatu yang
berkaitan dengan keterampilan, perilaku, sikap atau nilai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen evaluasi
adalah jumlah butir pernyataan dari suatu instrumen, karena semakinbanyak
jumlah butir pernyataan (unsur yang dievaluasi) maka semakin baik
kualitasnya. Pada prinsipnya prosedur penulisan sal untuk instrument non-tes
adaah sama dengan prosedur penulisan tes pada tes prestasi belajar, yaitu
menyusun kisi-kisi tes, menuliskan butir soal berdasarkan kisi-kisiya, telaah,
validasi butir, uji coba butir, perbaikan butir berdasarkan hasil uji coba.
Namun, dalam proses awalnya, sebelum menyusun kisi-kisi tes
terdapat perbedaan dalam menentukan validitas isi diperoleh melalui
kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes validitas isi atau
konstruknya diperoleh melalui “teori”. Menurut kamus besar Indonesia,
1990 : 932, Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan
mengenai suatu peristiwa atau kejadian dsb.
1. Pengambilan Data Instrument Non-tes
A. Pengamatan (observasi)
Pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya
dilakuan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku peseta didik
yang sesuai dengan kompetensi yang hendak diukur. Observasi dilakukan
selama pembelajaran berlangsung dan atau diluar kegiatan pembelajaran.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif
sesuai dengan kompetensi yang dinilai dan dapat dilakukan baik secara
formal maupun informal.
Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, menilai perilaku atau budi pekerti peserta
didik misalnya keaatan pada ajaran agama, toleransi, disiplin, tanggung
jawab, kasih sayang, gotong royong, kesetia kawaan, hormat menghormati,
sopan santun dan jujur, dan melihat proses kegiatan pembelajaran baik
individu maupun kelompok.
1. Wawancara
Wawancara (interview) adalah teknik mendapatkan data dengan
cara mewawancarai atau menginterview peserta didik (face to face relation).
Wawancara dapat juga dapat dilengkapi dengan alat bantu tape recorder
sehingga jawaban atas pertanyaan yang diajukan dapat dicatat dengan lebih
lengkap.
Hal-hal yang perlu dipehatikan dalam wawancara adalah sebagai berikut:
a) Pendidik yang akan melakukan wawancara harus mempunyai back
ground tentang apa yang ingin ditanyakan.
b) Menjaga hubungan yang baik dan rahasia dari peserta didik harus dijaga
dengan baik
c) Hindari hal-hal yang dapat mengganggu jalannya wawancara
d) Batasi aktu dalam wawancara
e) Mencatat semua hasil wawancara
1. Angket
Angket (questionnaie) adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh
peserta didik, bentuknya bias terbuka (peserta didik bebas menjawab
pertanyaan), tertutup (peserta didik tingga memilih jawaban yang sudah
disediakan) dan terbuka dan tertutup (campuran dari bantu yang ada).
Angket sering digunakan untuk menilai hasil belajar ranah afektif dalam
bentuk pilihan ganda maupun skala sikap.
Contoh :
Bentuk pilihan ganda
Saya ebih sika berinfaq atau bershadaqoh dalam situasi
a) Ada yang mencatat atau mengumumkannya
b) Banyak orang yang menyaksikannya, agar saya tidak disebut sebgai
oang yang bakhil
c) Ada atau tidak ada orang lain yan mengetahui, bagi saya sama saja
d) Tidak ada yang mengetahui sama sekali
Skala linkert
Membayar infaq atau shadaqah memang baik untuk dikerjakan, akan tetapi
sebenarnya bagi orang yang telah membayarkan zakatnya tidak perlu lagi
untuk membayar infak atau shadaqoh. Terhadap pertanyaan tersebut saya :
a) Sangat setuju
b) Setuju
c) Ragu-ragu
d) Tidak setuju
e) Sangat tidak setuju
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun angket
1. Pertanyaan hendaknya pendek dan jelas
2. Mengandung satu jawaban
3. Pertanyaan tidak boleh menyinggung perasaan peserta didik.
A. Penilaian unjuk kerja
Penilaian unjuk kerja (permormance assessment) adalah penilaian yang
dilakukan dengan mengamati kgiatan peserta didik dalam melakukan
sesuatu. Unjuuk kerja yang dapat diamati seperti : bermain peran,
memainkan alat music, bernyanyi, membaca puisi atau deklamasi,
menggunakan peralatan laboratorium dan lain-lain.
« Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian unjuk kerja adalah
a) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan akan dilakukan oleh peserta
didik.
b) Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
c) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas.
d) Kemampuan yang akan diteliti tidak terlalu banyak
e) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan kemampuan yang
hendak diamati.
« Karakteristik dasar penilaian unjuk kerja adalah
a) Peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan keampuannya dalam
mengkreasikan suatu produk atau keterlibatannya dalam suatu aktivitas
(perbuatan).
b) Produk dari performance assessment lebih penting dari pada
perbuaannya.
« Teknik penilaian unjuk kerja
a) Metode holistic
Metode ini digunakan untuk menilai secara keseluruhan hasil kerja peserta
didik dengan skor tunggal (single rating).
b) Metode analytic
Metode ini digunakan untuk menilai berbagai aspek yang berbeda dari
kinerja peserta didik.
1. Penilaian proyek
Penilaian proyek adalah kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas yang diberikan
kepada peserta didik merupakan tugas terstruktur di luar kelas.
Ada tiga hal yang yang harus diperhatikan dalam penilaian proyek yaitu :
a) Kemampuan pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih
topic dan mencari informasi serta dalam pengelola waktu pengumpulan data
dan penulisan laporan.
b) Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran serta
mempertimbangkan tahap pengetahuan, keterampilan dan pemahaman
dalam pembeajaran.
c) Keaslian yaitu proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan
hasil kerjanya.
Teknik dalam menilai proyek di bagi menjadi dua yaitu secara holistic
(umum) maupun analitik mulai dari perencanaan proses pembuatan tugas
sampai hasil akhir. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat atau
instrument penilaian berupa daftar cek atau skala rentang.
1. Penilaian produk
Penilaian produk (product assessment) adalah penilaian terhadap
keterampilan dalam membuat suatu produk dan kualitas hasil produk
tersebut. Seperti makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan,
gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastic dan logam.
Teknik penilaian produk dilakukan dalam tiga tahap lagi atau meliputi 3
tahap yaitu :
a) Tahap pesiapan : merencanakan, megembangkan gagasan dan
mendesain produk
b) Tahap pembuatan : menilai kemampuan peseta didik dalam
menyeleksi dan menggunakan bahan, alat dan teknik.
c) Tahap penilaian : menilai kemamuan peserta didik membuat produk
sesuai kegunaannya dan memenuhi criteria keindahan.
Tujuan penilaian hasil kerja adalah :
a) Menilai penguasaan keterampilan peserta didik sebelum mempelajari
keterampilan berikutnya.
b) Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik pada setiap
akhir jenjang disekolah kejuruan
c) Menilai keterampilan peserta didik akan memasuki institute pendidikan
kejuruan.
Penilaian produk dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a) Holistic yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal
b) Analistik yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan
terhadap semua criteria yang terdapat pada semua tahap proses
pengembangan.
1. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Non-tes
Penulis soal harus mengetahui terlebih dahulu valditas konstuknya yang
disusun atau dirumuskan melalui teori. Cara termudah untuk mendapatkan
teori adalah membaca beberapa buku, hasil penelitia atau mencari informasi
lain yang berhubungan dengan variable atau tujuan tes yang dikehendaki.
Oleh karena itu, peserta didik atau responden yang hendak mengerjakan tes
ini (instrumn non-tes) tidak perlu mempersiapkan atau belajar materi yang
hendak diteskan terlebih dahulu seperti pada tes prestasi.
Setelah teori diperoleh dari berbagai buku, maka langkah selanjutnya adalah
menyimpulkan teori itu dan merumuskan mendefinisikan (yaitu definisi
konsep dan definisi operasional) dengan kata sendiri berdasarkan pendapat
para ahli yang diperoleh dari beberapa buku yang telah dibaca. Definisi
tentang teori yang dirumuskan inilah yang dinamakan konstruk. Berdasarkan
konstruk yang telah dirumuskan itu, langkah selanjutnya adalah menentukan
dimensi (tema objek atau hal-hal poko yang menjadi pusat tinjauan teori),
indicator (uraian atau rincian dimensi yang akan diukur) dan penulisan butir
soal berdasarkan indikatornya. Untuk lebih memudahkan meyusun kisi-kisi
tes, perhatikan alur urutannya seperti bagan berikut :
Teori
Dari hasil penelitian atau pndapat dari :
1. Buku A2. Buku B3. Buku C
dsb
KONSTRUK
v Definisi konsep
v Definisi operasional
Demensi
Indikator
Soal
Berdasarkan diatas, penulis dapat dengan mudah mengecek, apakah
instrument tesnya atau butir-butir soal sudah sesuai dengan indikatornya
atau belum. Jadi kesimpulannya instrument tes yang telah disusun
merupakan alat ukur ang (sudah tepat atau belum tepat) mewakili teori.
1. Kaidah penulisan soal
A. Materi
a) Pernyataan harus sesuai dengan rumusan indicator dalam kisi-kisi.
b) Aspek yang diukur pada setiap pernataan sudah sesuai dengan tuntutan
dalam kisi-kisi (misa untuktes sikap : aspek kongnisi, afeksi atau konasinya
dan pernyataan positif atau negatifnya).
1. Konstruksi
a) Pernyataan dirumuskan denga singkat (tidak melebihi 20 kata) dan jelas.
b) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan objek yang
dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
c) Kaliatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negative ganda
d) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
e) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang factual atau dapat
diinterpretasikan sebagai fakta.
f) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang dapat diinterpretasikan lebih dari
satu cara.
g) Kalimatnya bebas dari pernyataan yan mungkin disetujui atau
dikosongkan oleh semua responden.
h) Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
i) Kalimatnya bebas dari peryataan yang tidak pastti seperti semua, selalu,
kadang-kadang, tidak stupun, tidak pernah.
j) Jangan banyak mempergunakan kata Tanya, sekedar, semata-mata
1. Bahasa atau budaya
a) Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan
peserta didik atau responden.
b) Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku.
c) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat atau tabu.
1. Contoh Non-tes
A. Tes skala sikap
Tes skala sikap adalah perasaan suka atau tidak suka atau kecenderungan
seseorang dalam merespon sesuatu atau objek. Seperti : sikap terhadap
materi pelajaran, guru, proses pembelajaran, norma-norma tertentu dan
sebagainya.
Penilaian tes skala sikap atas 3 komponen berikut :
a) Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang
terhadap objek.
b) Komponen kongnisi adalah kepercayaan atau keyakinan yang menjadi
pegangan seseorang.
c) Komponen konasi adalah kecenderunan untuk berperilaku atau berbuat
dengan cara-cara tertentu terhadap sesuatu objek.
Contoh soalnya sebagai berikut :
No Pernyataan SS S TS STS
1.
Mau menerima pendapat orang lain meupakan ciri bertoleransi
Untuk mewujudkan cita-cita harus memaksakan
2.
3.
4.
kehendak
Saya suka menerima pendapat orang lain.
Bekerja sama dengan orang yang berbeda suku harus dihindarkan
Saya memilih teman disekolah saja dan mengutamakan yang pintar saja.
Keterangan : SS = sangat setuju
S = setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju
1. Tes minat belajar
Minat merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan perhatian
terhadap suatu objek yang disertai dengan raa senang dan dilakukan penuh
kesadaran.
Peserta didik yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran, perhatiannya
akan tinggi dan minatnya berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat
secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar pada pelajaran tersebut.
Contoh tes minat peserta didik terhadap mata pelajaran
NO PERNYATAAN SL SR JR TP
1.
2.
3.
4.
5.
Saya senang mengikuti pelajaran ini
Saya merasa rugi jika tidak mengikuti pelajaran ini
Saya merasa pelajaran ini sangat bermanfaat
Saya berusaha memiliki buku pelajaran ini
Saya mengerjakan soal-soal latihan di rumah
Keterangan : SL = Selalu
SR = Sering
JR = Jarang
TP = tidak pernah
1. Tes motivasi berprestasi
ü Definisi konsep
Motivasi berprestasi adalah motivasi yang medorong peserta didik untuk
berbuat baik dari apa yang dibuat atau diraih sebelumnya mapun yang
dibuat atau diraih orang lain.
ü Definisi operasional
Motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk
berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya
maupun yang dibuat atau diraih orang lain yang dapat diukur melalui:
a) Berusaha untuk untuk unggul dalam kelompoknya
b) Menyelesaikan tugas dengan baik
c) Rasional dalammeraih keberhasilan
d) Menyukai tantangan
e) Menerima tanggung jawab pribadi untuk sukses
f) Menyukai situasi pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi, umpan balik
dan resiko tingkat menengah
Contoh :
1) Saya bekerja keras agar prestasi saya lebih baik dari pada teman-teman
1. Selalu
2. Sering
3. Kadang-kadang
4. Jarag
5. Tidak pernah
2) Saya menghindari upaya mengungguli prestasi teman-teman
1. Selalu
2. Sering
3. Kadang-kadang
4. Jarag
5. Tidak pernah
3) Saya berusaha untuk memperbaiki kinerja saya
1. Selalu
2. Sering
3. Kadang-kadang
4. Jarag
5. Tidak pernah
4) Saya mengabaikan tugas-tugas sebelum ada yang mengatur
1. Selalu
2. Sering
3. Kadang-kadang
4. Jarag
5. Tidak pernah
1. Tes kreativitas
Keativitas merupakan proses berfikir yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan secara benar dan
bermanfaat (Devito, 1989n: 118).
Ciri-ciri kreativitas berkaitan dengan imaginasi, orisinalitas, berfikir devergen,
penemuan hal-hal yang bersifat baru, intuisi, hal-hal yang menyangkut
perubahan dan eksploasi (coben, 1976 : 17). Tes kreativitas teriri dari dua
yaitu tes verbal dan tes gambar. Yang memilki ciri kelancaran, keluwesan,
keaslian dan elaborasi (Torance, 1974 : 8).
Contoh tes verbal :
Misalnya diberikan tiga gambar ikan dalam akuarium yangmasing-
masing dibedakan jumlah ikan dan makanannya. Pertanyaan : pilihan
salah satu gambar yang anda sukai dan jelaskan mengapaanda
menyukainya ! (dalam waktu 3 menit)
Buatlah kalimat sebanyak-banyaknya dengan kata “pintar” !(dalam
wakyu3 menit)
Tuliskan bebagai cara tikus masuk kedalam rumah ! (dalam waktu 3
menit)
Contoh tes gambar :
Disajikansebuh gambar yang belum selesai. Pertanyaan :selesaikan
rancangan gambarberikut dan berikan judul sesuai dengan selera anda!
(dalam waktu 3 menit)
Disajikan sebuah sketsa gambar yang belum selesai. Pertanyaan :
selesaikan sketsa gambar menurut kesukaan anda dan seteah selesai
berikan judulnya! (dalam waktu 3 menit)
Disajikan buah titik A, B, C, D ,E Dan F dengan posisi yang telah
ditetapkan. Pertanyaan : buatlah gambar dari 6 titik ini, kemudian
berikan judul!
1. Tes stress belajar (menghadapi ujian)
ü Definisi konsep
Stress belajar adalah suatu kondisi kekuatan dan tanggapan sebagai
interaksi dalam diri seseorang akibat dikonfrontasikan dengan suatu peluang,
kendala atau tuntutan belajar yang dikaitkan dengan apa yang sangat
diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang tidak pasti atau
penting.
ü Definisi operasional
Stress belajar adalah suatu kekuatan dan tanggapan sebagai interaksi dala
diri seseorang akibat dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala atau
tuntutan belajar yang dikaitkan dengan apa yan sangat diinginkan dan hasil-
hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang tidak pasti atau penting yang
dapat diukur melalui :
a) Tanggapan psikologis seperti perasaan cemas, khawatir, takut, tidak
senang, perasaan terganggu dan lepas kendali
b) Tanggapan fisik seperti rasa lela, jantun berdebar, rasa sakit dan tekanan
darah tergaggu
c) Tanggapan perceptual seperti anggapan dan keyakinan.
NO PERTANYAAN SS S KK J TP
1.
2.
3.
4.
Saya Cemas Terhadap Kemampuan Saya Disekolah
Ssaya takut ragking saya turun
Saya kehilangan nafsu makan setiap ada tugas
Jantung saya berebar-debar keika sedang tes wawancara
Keterangan : SS = sangat setuju, S = setuju, KK = kadang-kadang
J = jarang, TP = tidak pernah
1. Teknik Penskoran
Cara sederhana untuk menskor hasil jawaban peserta didik dari instrument
non-tes. Sebagai contoh, tes skala.
Tes ini dilakukan oleh salah satu peserta didik.
Nama peserta didik : Hanbyul Denisa
NO PERNYATAAN SL SR JR TP
1.
2.
3.
4.
5.
Saya senang mengikuti pelajaran ini
Saya merasa rugi jika tidak mengikuti pelajaran ini
Saya merasa pelajaran ini sangat bermanfaat
Saya berusaha memiliki buku pelajaran ini
Saya mengerjakan soal-soal latihan di rumah
Keterangan : SL = Selalu (4), SR = Sering (3), JR= Jarang (2), TP = tidak
pernah (1)
Jadi, skor Hanbyul Denisa dari penilaian diatas adalah seperti berikut :
= (4+3+3+2+4) x 5 = 80
DAFTAR PUSTAKA
Uno, Hamza B. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Nofijanti, Lilik. Baihaqi, M. dkk. 2008. Evaluasi Pembelajaran paket. Suraba :
lapis PGMI.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Perangkat Penilaian Kurikulum
Satuan Pendidikan KTSP SMA.