PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN …digilib.unila.ac.id/22870/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf ·...
Transcript of PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN …digilib.unila.ac.id/22870/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf ·...
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KEMAMPUAN BERPIKIRKREATIF PADA MATERI ASAM-BASA ARRHENIUS
(Skripsi)
Oleh
IQBAL HABIBY
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
ABSTRAK
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KEMAMPUAN BERPIKIRKREATIF PADA MATERI ASAM-BASA ARRHENIUS
Oleh
IQBAL HABIBY
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik, tanggapan guru dan
respon siswa terhadap instrumen asesmen kemampuan berpikir kreatif. Metode
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan dari
Sukmadinata (2011). Berdasarkan hasil validasi terhadap instrumen asesmen
yang dikembangkan, diperoleh kategori tinggi pada aspek konstruksi dan aspek
kesesuaian isi dengan kurikulum, dan sangat tinggi pada aspek keterbacaan.
Sedangkan, hasil tanggapan guru terhadap ketiga aspek tersebut berkategori
sangat tinggi. Hasil respon siswa terhadap aspek keterbacaan berkategori sangat
tinggi. Uji validitas instrumen asesmen ke siswa menunjukkan bahwa instrumen
asesmen memiliki nilai r hitung > r tabel product moment sehingga instrumen
asesmen dikategorikan valid. Uji reliabilitas instrumen asesmen bernilai sebesar
0,7112 sehingga dikategorikan tinggi. Kesimpulan penelitian ini adalah instru-
men asesmen hasil pengembangan valid dan layak untuk digunakan.
Kata Kunci : asam-basa Arrhenius, asesmen, berpikir kreatif.
PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KEMAMPUAN BERPIKIRKREATIF PADA MATERI ASAM-BASA ARRHENIUS
Oleh
IQBAL HABIBY
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan KimiaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis merupakan mahasiswa rantauan dari sebuah kota bernama Prabumulih
yang terletak di provinsi Sumatera Selatan. Anak kelima dari enam bersaudara ini
merupakan buah hati dari pasangan Bapak Muhammad Yusuf dan Ibu Masway.
Dilahirkan di Prabumulih pada 28 April 1995 silam, penulis memiliki hobi
membaca dan travelling.
Hingga usianya 17 tahun, penulis telah menyelesaikan pendidikan formalnya di
kota kelahirannya tersebut. Pendidikan formal penulis diawali dari SD Negeri 09
Prabumulih dan lulus tahun 2006. Kemudian, dilanjutkan ke SMP Negeri 01
Prabumulih dan lulus pada tahun 2009. Selanjutnya, bersekolah di SMA Negeri
03 Prabumulih dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 itu juga, penulis
melanjutkan studinya di Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan
Kimia dengan melalui jalur masuk SNMPTN Undangan sekaligus menerima
beasiswa Bidikmisi dari Dikti sejak semester 1-8.
Selama perkuliahan, penulis pernah terdaftar menjadi asisten praktikum Kimia
Dasar I, Kimia Organik I dan Kimia Lingkungan. Selain itu, penulis juga aktif
dalam kegiatan organisasi internal maupun eksternal kampus, diantaranya menjadi
Generasi Muda Bidang Kaderisasi FPPI periode 2012-2013, Eksakta Muda Divisi
Dana dan Usaha Himasakta periode 2012-2013, Anggota Divisi Kerohanian
Himasakta periode 2013-2014, Ketua Bidang Rumah Tangga dan Perpustakaan
FPPI periode 2013-2014, Sekretaris Umum FPPI periode 2014-2015, Kepala
Departemen Akademik dan Profesi Birohmah periode 2015-2016, dan Sekretaris
Jendral FULDKIP periode 2015-2017.
PERSEMBAHAN
Segenap puji-pujian penulis haturkan kepada Allah SWT atas karunia dan berkah yang telah
diberikannya kepada penulis hingga mampu melewati fase yang penuh dengan perjuangan dan
pengorbanan ini. Segenap rasa syukur dan bahagia telah bersatu padu dalam hati ini atas
salah satu pencapaian yang telah penulis lalui dalam fase perkuliahan ini.
Teruntuk Ibu dan Abah yang tak pernah lelah dalam mendo’akan ananda pada setiap langkah
menuju impian yang ingin dicapai, memberi segala yang ananda butuhkan dengan keikhlasan,
dan sebagai tempat mencurahkan segala keluh, kesah, dan bahagia ananda. Terima kasih atas
segala kasih, sayang, cinta dan harapan yang telah Ibu dan Abah beri untuk ananda. Peluh,
lelah, keringat bahkan darah yang menjadi taruhan Ibu dan Abah demi ananda. Semoga
syurga-Nya adalah balasan untuk semua hal yang telah Ibu dan Abah beri pada ananda.
Uhibbukum Fillah.
Teruntuk aa’ Yudi, teteh Lilis, teteh Ratna, aa’ Alfin, dan nong Alya, terima kasih atas support
yang telah kalian beri kepada saya. Support apapun yang kalian semua beri sangat berarti
bagi saya. Sebab kalian pula, saya mampu bertahan dalam keadaan sempit dan susah.
Uhibbukum Fillah.
Teruntuk semua sahabat, terima kasih untuk kebersamaan yang telah terjalin hingga detik ini.
Semoga ukhuwah yang telah terbentuk mampu mengantarkan kita untuk berjumpa kembali di
Jannah-Nya. Uhibbukum Fillah.
Almamater tercinta Universitas Lampung.
MOTO
“Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”( Q.S. Ar-Rahman )
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, danberjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu
adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui"( Q.S. At-Taubah : 41 )
“Janganlah kamu mencari ilmu karena 3 hal : untuk berdebat, untuk dibanggakan,karena pamrih. Dan jangan pula kamu meninggalkannya karena 3 hal : karena
malu mencarinya, karena zuhud (menjauh) darinya, karena rela untuk tidakmengetahuinya”
( Umar bin Khattab )
Suatu ketika, para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Yaa Rasul, kapankita beristirahat dari semua ini?” Rasulullah SAW menjawab, “Ketika kelak kaki
kita telah menapak surga-Nya”
Tidak ada yang namanya kegagalan. Sejatinya, Allah telah menciptakan jalancerita kesuksesan tiap hamba-Nya yang telah ditulis Qalam di Lauhul Mahfudz.
Hanya mereka yang bekerja dengan keras, bersungguh-sungguh, ikhlas, dantawakal yang akan memperoleh kesuksesan tersebut. Suksesmu memang
bergantung pada kadar lelahmu, tapi ingat bahwa melibatkan Allah dalam tiapkerja kita adalah kesuksesan hakiki yang mampu membawa kita sukses di dunia
dan akhirat( Iqbal Habiby )
SANWACANA
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan
Instrumen Asesmen Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Materi Asam-Basa
Arrhenius” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.
4. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku pembimbing I dan pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan, saran, dan kritik untuk skripsi ini
serta memberi masukan dan bimbingan berkaitan dengan akademik.
5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku pembimbing II atas kesediaan dan
keikhlasannya memberikan bimbingan untuk skripsi ini.
6. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si., selaku pembahas atas masukan dan perbaikan
yang telah diberikan.
7. Ibu Lisa Tania, S.Pd., M.Sc., atas kesediaannya sebagai validator asesmen dan
seluruh dosen Pendidikan Kimia atas ilmu yang telah diberikan.
8. Ibu, Abah, Aa’, Teteh dan Nong atas bantuan berupa semangat, cinta, kasih,
sayang dan harapan yang telah diberikan kepada penulis.
9. Segenap Keluarga Besar FPPI periode 2013-2014 dan 2014-2015, Ikhwan
Pimpinan FPPI 14-15 (Danu, Fuad, Ari W., Dani, Catur, Agung, Haris, Ari B.,
Suradi, dan Adi Ariska), Keluarga Besar Birohmah periode 2015-2016, Jagoan
Birohmah 15-16 (Kak Rizky, Andi, Tomi, Danu, Opi, Umar, Doni, Ucup, Hanif
dan Nando), dan Jajaran Departemen Akpro Terbaik Birohmah 15-16 atas
kebersamaan dalam susah dan senangnya perjuangan dakwah di kampus Unila
melalui lembaga yang pernah kita naungi bersama.
10. Murobbi dan Sahabat Lingkaran (Kak Adi, Kak Surya, Kak Danang, Riky,
Ahmad, Dani, Aday, Ghumelar, Viki, Kak Mush’ab, Kak Lilik, Kak Joko, dan
Kak Sani) atas segala warna-warni yang telah diberikan selama kita berjumpa
hingga hati ini telah terikat oleh Robithoh dan membentuk pelangi ukhuwah yang
tetap bersinar sampai detik ini.
11. Rekan-rekan KKN-KT Pekon Jagaraga : Apriyanda K.W., Izzatunnisa, Febi
Yuandini, Ajeng Safitri, Dewi Evittri, Delta Yuliana, Kurnelia Mustika Dewi,
Elisabet Sukma Dewi, dan Milati Eka Rini atas segala tawa, canda, tangis dan
bahagia yang telah kita lalui bersama selama KKN.
12. Tim skripsi : Diah, Izu dan Annisha atas bantuan dan dukungan selama
perjuangan skripsi yang telah kita lewati bersama.
13. Segenap keluarga besar Pendidikan Kimia 2012, kakak tingkat dan adik tingkat
di Pendidikan Kimia atas dukungan, doa, dan semangat yang telah diberikan.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi besar harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin.
Bandar Lampung, 21 Juni 2016Penulis,
Iqbal Habiby
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xix
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................. 6
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 8
A. Asesmen........................................................................................ 8
1. Pengertian Asesmen ................................................................ 8
2. Jenis dan Teknik Asesmen ...................................................... 9
3. Prinsip Asesmen ...................................................................... 12
4. Tujuan Asesmen ...................................................................... 14
5. Fungsi Asesmen ...................................................................... 16
6. Langkah-Langkah Asesmen .................................................... 17
B. Kemampuan Berpikir Kreatif ...................................................... 19
C. Analisis Konsep ........................................................................... 23
III. METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 25
A. Metode Penelitian ........................................................................ 25
B. Subjek dan Lokasi Penelitian ....................................................... 25
C. Sumber Data ................................................................................. 26
D. Instrumen Penelitian .................................................................... 26
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .................................................. 28
F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33
G. Teknik Analisis Data .................................................................... 33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................ 41
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 41
1. Hasil Analisis Kebutuhan ........................................................ 41
2. Hasil Pengembangan Instrumen Asesmen Kemampuan Berpikir
Kreatif ...................................................................................... 42
3. Hasil Validasi Ahli .................................................................. 46
4. Hasil Uji Coba Lapangan Awal ............................................... 52
B. Pembahasan .................................................................................. 59
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 61
A. Kesimpulan ................................................................................... 61
B. Saran .............................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 63
LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis SKL KI-KD ............................................................. 66
Lampiran 2. Silabus ................................................................................... 70
Lampiran 3. RPP ........................................................................................ 79
Lampiran 4. Analisis Konsep ..................................................................... 92
Lampiran 5. Pedoman Wawancara Untuk Guru ........................................ 95
Lampiran 6. Hasil Wawancara Untuk Guru ............................................... 98
Lampiran 7. Angket Analisis Kebutuhan Untuk Siswa ............................. 100
Lampiran 8. Hasil Angket Analisis Kebutuhan Untuk Siswa..................... 102
Lampiran 9. Deskripsi Hasil Analisis Kebutuhan....................................... 104
Lampiran 10. Instrumen Validasi Aspek Keterbacaan ............................... 108
Lampiran 11. Hasil Validasi Aspek Keterbacaan ....................................... 111
Lampiran 12. Persentase Dan Kriteria Hasil Validasi Aspek Keterbacaan 113
Lampiran 13. Instrumen Validasi Aspek Konstruksi.................................. 115
Lampiran 14. Hasil Validasi Aspek Konstruksi.......................................... 117
Lampiran 15. Persentase Dan Kriteria Hasil Validasi Aspek Konstruksi... 118
Lampiran 16. Instrumen Validasi Aspek Kesesuaian Isi Materi................. 119
Lampiran 17. Hasil Validasi Aspek Kesesuaian Isi Materi ........................ 123
Lampiran 18. Persentase Dan Kriteria Hasil Validasi Aspek Kesesuaian
Isi Materi............................................................................... 125
Lampiran 19. Instrumen Tanggapan Aspek Keterbacaan Pada Guru ......... 127
Lampiran 20. Hasil Tanggapan Aspek Keterbacaan Pada Guru................. 130
Lampiran 21. Persentase Dan Kriteria Hasil Tanggapan Aspek
Keterbacaan Pada Guru ........................................................ 132
Lampiran 22. Instrumen Tanggapan Aspek Konstruksi Pada Guru .......... 134
Lampiran 23. Hasil Tanggapan Aspek Konstruksi Pada Guru ................... 136
Lampiran 24. Persentase Dan Kriteria Hasil Tanggapan Aspek
Konstruksi Pada Guru........................................................... 137
Lampiran 25. Instrumen Tanggapan Aspek Kesesuaian Isi Materi
Pada Guru ............................................................................. 138
Lampiran 26. Hasil Tanggapan Aspek Kesesuaian Isi Materi Pada Guru.. 142
Lampiran 27. Persentase Dan Kriteria Hasil Tanggapan Aspek
Kesesuaian Isi Materi Pada Guru.......................................... 144
Lampiran 28. Instrumen Respon Aspek Keterbacaan Pada Siswa ............ 146
Lampiran 29. Hasil Respon Aspek Keterbacaan Pada Siswa .................... 149
Lampiran 30. Persentase Dan Kriteria Hasil Respon Aspek Keterbacaan
Pada Siswa ............................................................................ 151
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Ciri-Ciri Berpikir Kreatif (Aptitude) ............................................. 22
Tabel 2 Penskoran pada Angket Berdasarkan Skala Likert ...................... 35
Tabel 3 Tafsiran Skor (Persentase) Angket .............................................. 37
Tabel 4 Daftar r Tabel Product Moment .................................................... 38
Tabel 5 Tafsiran Reliabilitas Soal .............................................................. 40
Tabel 6 Perbaikan Soal Nomor 5 dan 7 ..................................................... 48
Tabel 7 Perbaikan Soal Nomor 4 dan 6 ..................................................... 49
Tabel 8 Perbaikan Soal Nomor 3 ............................................................... 51
Tabel 9 Hasil Uji Coba Validitas ............................................................... 58
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Langkah-Langkah Proses Penilaian ......................................... 18
Gambar 2 Alur dalam Pengembangan Asesmen ....................................... 32
Gambar 3 Hasil Validasi Ahli .................................................................... 46
Gambar 4 Perbaikan Cover Depan Asesmen ............................................. 47
Gambar 5 Hasil Uji Coba Lapangan Awal pada Guru............................... 52
Gambar 6 Hasil Uji Coba Lapangan Awal pada Siswa ............................. 53
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hakikatnya, IPA mempelajari segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Alam se-
mesta, makhluk hidup, unsur-unsur di bumi dan partikel merupakan bahasan
dalam pengajaran IPA. Secara umum, IPA dibagi menjadi ilmu fisika, kimia, dan
biologi. Ilmu kimia sebagai cabang dari IPA memiliki karakteristik tersendiri
yang berbeda dengan mata pelajaran rumpun IPA lainnya. Karakteristik kimia,
yaitu proses, produk dan sikap. Kimia sebagai proses meliputi cara berpikir, sikap,
dan langkah-langkah kegiatan ilmiah untuk memperoleh produk kimia (Tim
Penyusun, 2014). Atas dasar ini, maka pembelajaran kimia di dalam kelas diha-
rapkan menggunakan model pembelajaran yang menjurus kepada penemuan kon-
sep dan pemecahan masalah dan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap ma-
teri kimia perlu dibuat sistem penilaian (asesmen) yang bersifat autentik sehingga
mampu memberikan informasi kemampuan siswa secara holistik dan valid.
Asesmen merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan
kualitas pembelajaran dan kualitas asesmen. Keduanya saling terkait, sistem pem-
belajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pem-
belajaran ini dapat dilihat dari hasil asesmen. Selanjutnya, asesmen yang baik
akan mendorong guru untuk menentukan strategi mengajar yang baik dan
2
memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik. Oleh sebab itu, dalam upaya
peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan asesmen yang diterapkan
(Rasyid dan Mansur, 2007).
Dalam upaya meningkatkan kualitas asesmen, perlu diketahui bahwa ada bebe-
rapa hal yang menjadi prinsip dalam asesmen agar guru tidak salah dalam pem-
buatan asesmen. Prinsip-prinsip dalam asesmen, yaitu (1) asesmen harus meru-
pakan bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah
dari proses pembelajaran; (2) asesmen harus mencerminkan masalah dunia nyata,
bukan dunia sekolah; (3) asesmen harus menggunakan berbagai ukuran, metode,
dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar; dan
(4) asesmen harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pem-
belajaran (kognitif, afektif, dan sensori-motorik) (Depdiknas, 2009).
Asesmen yang dibuat oleh guru dapat digunakan untuk menelusuri, mengecek,
mencari, dan menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran. Adanya asesmen ini
dapat membantu untuk menelusuri ketercapaian dari proses pembelajaran apakah
telah sesuai dengan yang direncanakan atau tidak dan apakah selama proses pem-
belajaran yang telah dilakukan terdapat kekurangan-kekurangan pada siswa dalam
menerima ilmu yang disampaikan oleh guru atau tidak. Setelah mengetahui ke-
kurangan-kekurangan tersebut, maka akan dicari penyebab mengapa hal tersebut
dapat terjadi sehingga solusi untuk mengatasi kendala-kendala yang timbul dalam
proses pembelajaran tersebut dapat dibuat dan guru mampu membuat konklusi
apakah siswa yang diajarnya telah berhasil mencapai tingkat pembelajaran yang
diharapkan atau belum (Majid, 2007).
3
Ada beragam jenis asesmen yang dapat dibuat oleh guru untuk mengukur keter-
capaian siswa dalam belajar. Bila guru hendak mengukur ranah kognitif siswa,
guru dapat menggunakan asesmen berupa tes. Asesmen dengan menggunakan tes
dapat dibuat dalam bentuk tes tertulis maupun tes non-tulis. Tes tertulis dapat be-
rupa pilihan ganda, uraian, benar-salah, dan menjodohkan. Sementara, tes non-
tulis dapat berupa tanya jawab, ujian lisan maupun observasi. Asesmen dengan
tes tertulis hendaknya memuat soal yang memperhatikan beberapa hal seperti : (1)
proporsi tingkat kesulitan yang berimbang; (2) sesuai dengan indikator dan tujuan
pembelajaran; (3) mampu mengukur kemampuan siswa; dan (4) sesuai dengan
materi yang diajarkan.
Asesmen tes tertulis ini ada yang sudah distandarisasi dan ada yang belum. Ases-
men yang telah distandarisasi berarti validitas dan reliabilitasnya sudah terukur
dan teruji untuk digunakan dalam kegiatan penilaian siswa. Sementara, asesmen
yang belum distandarisasi maka perlu diuji coba ke siswa agar dapat diketahui
tingkat validitas dan reliabilitas asesmen tersebut. Mengingat kondisi kurikulum
sekarang ini (kurikulum 2013) yang mengharapkan siswa untuk memunculkan
kreatifitasnya dalam proses pembelajaran, maka asesmen tes tertulis yang dibuat
guru diharapkan mampu mengarahkan siswa untuk memunculkan kemampuan
berpikir kreatifnya dalam membuat pemecahan masalah pada asesmen tersebut.
Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat diketahui dengan memberikan asesmen
yang telah dirancang sedemikian rupa sesuai dengan ciri-ciri yang terdapat pada
klasifikasi kemampuan berpikir kreatif siswa. Dengan demikian, diharapkan sis-
wa nantinya tidak hanya paham mengenai materi yang diajarkan oleh guru saja.
Tetapi, mampu juga untuk menerapkan pemikiran kreatifnya itu agar dapat
4
digunakan dalam penyelesaian masalah yang dihadapinya di luar sekolah. Ke-
mampuan berpikir kreatif siswa ini terbagi menjadi 5 macam, yaitu kemampuan
berpikir lancar, luwes, orisinil, elaborasi, dan evaluatif. Setiap kemampuan ber-
pikir memiliki ciri-ciri tersendiri yang berbeda antara satu dengan yang lain.
Akan tetapi, keadaan di lapangan menunjukkan bahwa banyak guru yang belum
membuat dan menggunakan asesmen tes tertulis yang benar-benar sesuai dalam
mengukur indikator pencapaian pembelajaran dan ranah kognitif siswa. Hasil pe-
nelitian yang dilakukan oleh Samosir (2013), Baehaki (2014), dan Agustin (2015)
menyatakan bahwa banyak ditemukan kegiatan evaluasi pada berbagai sekolah
yang tidak sesuai dengan kaidah penyusunan asesmen yang baik.
Studi pendahuluan pada tiga SMA negeri dan swasta di Lampung Tengah juga
menunjukkan bahwa guru-guru pada tiga sekolah tersebut masih kesulitan dalam
membuat asesmen yang merunut kepada kemampuan kognitif siswa. Ini mem-
buktikan bahwa dalam pembuatan asesmen, guru-guru tersebut belum memahami
prinsip-prinsipnya. Selain itu, guru-guru tersebut juga belum pernah membuat
instrumen asesmen untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa padahal di
sekolah tempat mereka mengajar menggunakan kurikulum 2013 yang menuntut
siswa untuk memunculkan kreativitasnya dalam proses pembelajaran, sehingga
dapat disimpulkan bahwa sejauh ini asesmen yang dibuat guru belum terarah
dengan baik untuk mengukur kemampuan berpikir siswa.
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, maka perlu disusun suatu asesmen tes tertulis
yang mampu mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dan ketercapaian siswa
terhadap indikator pembelajaran. Oleh sebab itu, maka akan dilakukan penelitian
5
dengan judul “Pengembangan Instrumen Asesmen Kemampuan Berpikir Kreatif
Pada Materi Asam-Basa Arrhenius”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka masalah pada penelitian
ini, yaitu :
1. Bagaimanakah karakteristik instrumen asesmen kemampuan berpikir kreatif
pada materi asam-basa Arrhenius?
2. Bagaimanakah tanggapan guru terhadap instrumen asesmen kemampuan
berpikir kreatif pada materi asam-basa Arrhenius?
3. Bagaimanakah respon siswa terhadap instrumen asesmen kemampuan berpikir
kreatif pada materi asam-basa Arrhenius?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang ada, maka penelitian ini bertujuan untuk mengembang-
kan asesmen pengetahuan guna :
1. Mendeskripsikan karakteristik instrumen asesmen kemampuan berpikir kreatif
pada materi asam-basa Arrhenius.
2. Mendeskripsikan tanggapan guru mengenai instrumen asesmen kemampuan
berpikir kreatif pada materi asam-basa Arrhenius.
3. Mendeskripsikan respon siswa mengenai instrumen asesmen kemampuan
berpikir kreatif pada materi asam-basa Arrhenius.
6
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi siswa
Memotivasi siswa dalam proses pembelajaran kimia di kelas.
2. Manfaat bagi guru
a. Sebagai contoh bagi guru mengenai instrumen asesmen kemampuan
berpikir kreatif pada materi asam-basa Arrhenius.
b. Sebagai acuan guru dalam mengembangkan instrumen asesmen pada materi
lain
3. Manfaat bagi peneliti
Sebagai pengalaman dalam mengembangkan instrumen asesmen kemampuan
berpikir kreatif pada materi asam-basa Arrhenius.
4. Manfaat bagi sekolah
Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan
mutu pembelajaran kimia di sekolah.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Pengembangan adalah proses pembuatan produk pembelajaran yang baru ataupun
pengembangan lebih lanjut produk pembelajaran yang lama yang didasari atas
analisis kebutuhan di lapangan yang mana produk pembelajaran ini akan diuji
coba dan divalidasi oleh validator untuk mengetahui kelayakan penggunaannya.
2. Instrumen asesmen kemampuan berpikir kreatif adalah suatu instrumen ases-
men yang dirancang guna mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa.
7
3. Instrumen asesmen yang dikembangkan adalah instrumen asesmen kategori tes
tertulis dengan bentuk soal esai.
4. Karakteristik instrumen asesmen yang dikembangkan meliputi validitas, relia-
bilitas, keterbacaan, konstruksi, dan kesesuaian isi materi.
5. Instrumen asesmen yang dikembangkan tergolong baik bila : (1) respon siswa
dan tanggapan guru berkisar antara tinggi (60,1% - 80%) sampai sangat tinggi
(80,1% - 100%) sesuai dengan skala Likert pada aspek keterbacaan, konstruk-
si, dan kesesuaian isi materi; (2) validitas pada tiap soal yang dibuat memiliki
nilai r hitung > r tabel product moment; dan (3) reliabilitasnya bernilai tinggi.
6. Kemampuan berpikir kreatif yang diukur beserta indikatornya, yaitu berpikir
lancar (mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau
jawaban), berpikir orisinil (mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik),
berpikir elaboratif (mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan
atau produk) dan berpikir evaluatif (menentukan kebenaran suatu pertanyaan
atau kebenaran suatu penyelesaian masalah) (Munandar, 2008).
7. Materi pokok pada penelitian ini adalah teori asam-basa Arrhenius, konsep pH
dan pOH berdasarkan fungsi logaritma, serta hubungan pH dan pOH dengan
pKw.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Asesmen
1. Pengertian Asesmen
Istilah asesmen diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses, kemajuan,
dan hasil belajar siswa (outcomes). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
asesmen merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajar siswa. Me-
nurut Firman (2000), Asesmen merupakan proses penentuan informasi yang di-
lakukan serta penggunaan informasi tersebut untuk melakukan pertimbangan se-
belum keputusan. Dalam pengertian asesmen terdapat tiga istilah pokok yang ha-
rus dipahami dan saling berkaitan, yaitu keputusan, pertimbangan dan hasil akhir
asesmen berupa penafsiran terhadap informasi yang diperoleh, informasi merupa-
kan bahan baku yang diperlukan untuk melakukan pertimbangan.
Menurut Subali (2010) :
Asesmen merupakan suatu proses yang sistematis yang dilaksanakan untukmengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi dari program yang bersang-kutan. Dalam hal ini termasuk di dalamnya untuk mengetahui keberhasilanseluruh subyek belajar yang menempuh suatu program. Untuk memperolehinformasi yang berupa data kuantitatif dilakukan melalui pengukuran.Untuk memperoleh data kuantitatif dapat dilakukan melalui tes dan nontes.Tes merupakan metode pengukuran yang menggunakan alat ukur berbentuksatu set pertanyaan untuk mengukur sampel tingkah laku, dan jawabannyadapat dikategorikan benar dan salah.
9
2. Jenis dan Teknik Asesmen
Gabel (1993) mengkategorikan asesmen ke dalam dua kelompok besar, yaitu
asesmen tradisional dan asesmen alternatif. Asesmen yang tergolong tradisional
adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terba-
tas. Sementara itu, yang tergolong ke dalam asesmen alternatif (non-tes) adalah
essay/uraian, asesmen praktek, asesmen proyek, kuisioner, inventori, daftar cek,
asesmen oleh teman sebaya/sejawat, asesmen diri (self-assessment), portofolio,
observasi, diskusi, dan wawancara (interview). Teknik asesmen pendidikan ada
bermacam-macam. Ada yang tergolong tes apabila menyangkut benar salah dan
non-tes bila tidak menyangkut benar salah.
Menurut Stiggins (1994) jenis asesmen dibagi menjadi empat, yaitu : seleksi res-
pon terpilih (selected response assessment), uraian atau esai (essay assessment),
kinerja (performance assessment), dan wawancara/komunikasi personal (commu-
nication personal). Jenis target pencapaian hasil belajar menurut Stiggins (1994)
meliputi tentang pengetahuan (knowledge), penalaran (reasoning), keterampilan
(skills), hasil karya (product), dan afektif (affective).
Berdasarkan PP No.19 tahun 2005 Pasal 63 Ayat (1) bahwa asesmen pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas : (1) Asesmen hasil be-
lajar oleh pendidik, (2) Asesmen hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan (3)
Asesmen hasil belajar oleh Pemerintah.
Dalam buku panduan asesmen yang diterbitkan BSNP tahun 2007, teknik ases-
men adalah sebagai berikut :
10
1. Tes tertulis merupakan suatu teknik asesmen yang menuntut jawaban secara
tertulis, baik berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan
meliputi pilihan ganda, benar-salah dan menjodohkan. Sedangkan, tes yang
jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian.
2. Observasi atau pengamatan adalah teknik asesmen yang dilakukan dengan
menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan mengguna-
kan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang akan di-
amati.
3. Tes praktik atau tes kinerja adalah teknik asesmen yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan kemahirannya. Tes praktik dapat berupa tes tulis keteram-
pilan, tes identifikasi, tes simulasi dan tes petik kerja.
4. Penugasan merupakan suatu teknik asesmen yang menuntut peserta didik me-
lakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penugasan
ada yang berupa pekerjaan rumah atau berupa proyek.
5. Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta
didik dengan seorang atau beberapa penguji secara lisan dan spontan. Tes jenis
ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.
6. Asesmen portofolio merupakan asesmen yang dilakukan dengan cara menilai
portofolio peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya-karya peserta didik
dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkem-
bangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
7. Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi
informasi kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan kinerja
11
ataupun sikap peserta didik yang dipaparkan secara deskriptif.
8. Asesmen diri merupakan teknik asesmen dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya berkaitan dengan
kompetensi yang menjadi tujuan pembelajaran.
9. Asesmen antar teman merupakan teknik asesmen dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya dalam ber-
bagai hal. Untuk itu perlu ada pedoman asesmen antarteman yang memuat
indikator perilaku yang dinilai.
Menurut Subali (2010) ada beberapa hal penting terkait teknik pembuatan instru-
men asesmen, yaitu :
(a) butir-butir soalnya tidak bermakna ganda (ambiguity), (b) bahasanyabenar dan disesuaikan dengan kondisi peserta ujian, (c) petunjuk pengerja-annya jelas termasuk cara koreksinya juga harus dikemukakan, (d) antarbutir tidak tumpang tindih atau bergantung satu dengan yang lain, (e)diurutkan dari yang mudah ke yang sukar, (f) waktu untuk mengerjakanmemadai, (g) tiap butir soal mengukur kemampuan yang diinginkan dansudah sesuai dengan spesifikasi kemampuan yang akan diukur, dan (h)sudah disiapkan bagaimana teknik interpretasi hasil yang diperolehnantinya, yakni menggunakan interpretasi acuan norma atau interpretasiacuan patokan.
Grounlund (Samosir, 2013) mengklasifikasikan teknik asesmen tes menjadi bebe-
rapa kategori, yakni tes bentuk pilihan, tes bentuk mengkonstruksi jawaban, dan
asesmen yang diperluas. Tes bentuk pilihan dapat berupa pilihan ganda, salah-
benar, menjodohkan/memasangkan, tes bentuk mengkonstruksi jawaban dapat
berupa tes isian, uraian terstruktur, dan uraian terbuka, asesmen yang diperluas
dapat berupa proyek atau portofolio.
12
3. Prinsip Asesmen
Prinsip evaluasi menurut Mardapi (2004) adalah sebagai berikut :
1. Kebijaksanaan pendidikan adalah kebijaksanaan pemerintah, sehinggaevaluator harus membantu pemerintah.
2. Evaluasi adalah seni, evaluasi yang baik bukan mengandalkan hasil ases-men yang tunggal.
3. Evaluasi bukan keputusan yang absolut, tujuannya memilihkan altematifbagi pengambil kebijaksanaan untuk mengambil keputusan.
4. Tidak ada orang yang mampu membuat seluruh pertimbangan dalam me-rancang evaluasi dan menafsirkan hasil evaluasi.
5. Evaluator tidak hanya mengacu pada salah satu aliran evaluasi dalam me-laksanakan evaluasi. Metode objektif kuantitatif dan humanistik kualita-tif harus saling melengkapi.
6. Evaluasi sebagai suatu proses harus bersifat kontinyu dan luwes.7. Evaluator harus mengidentifikasi setiap permasalahan yang berkait
dengan evaluasi.8. Program pendidikan bukan perlakuan tunggal, banyak faktor yang ber-
pengaruh. Oleh karena itu, evaluator harus melihat bagian dalam proses,antar perlakuan, dan dalam populasi unfuk melihat besarnya pengaruhtindakan yang diberikan.
9. Dalam melakukan evaluasi, aspek psikomotor dan afektif tak boleh di-kesampingkan
10. Evaluasi formatif dan sumatif harus menjadi satu kesatuan yang utuh,jadi harus melihat seluruh hasil dari pelaksanaan program, jangan hanyamelihat hasil evaluasi sumatif.
11. Analisis keseluruhan lebih dapat dipertanggungjawabkan daripada hanyaberdasar pada satu pengukuran.
12. Evaluasi sebagai suatu simpulan berdasarkan hasil asesmen harus infe-rensial, bukan hanya berdasar data tetapi juga berdasarkan asumsi.
Prinsip asesmen menurut BSNP (2007) untuk pendidikan dasar dan menengah
mengacu kepada standar asesmen pendidikan jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Prinsip tersebut mencakup :
1. Sahih, yakni asesmen didasarkan pada data yang mencerminkan kemam-puan yang diukur.
2. Obyektif, yakni asesmen didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelastanpa dipengaruhi oleh subyektivitas penilai.
3. Adil, yakni asesmen tidak menguntungkan atau merugikan peserta didikkarena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
13
4. Terpadu, yakni asesmen oleh pendidik merupakan salah satu komponenkegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, yakni prosedur asesmen, kriteria asesmen, dan dasar pengam-bilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni asesmen mencakup semuaaspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik asesmen yangsesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik
7. Sistematis, yakni asesmen dilakukan secara berencana dan bertahapdengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Beracuan kriteria, yakni asesmen didasarkan pada ukuran pencapaiankompetensi yang ditetapkan.
9. Akuntabel, yakni asesmen dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segiteknik,prosedur, maupun hasilnya.
Pada Permendiknas No. 20 tahun 2007 tentang standar asesmen dijelaskan bahwa
asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentu-
kan pencapaian hasil belajar siswa. Asesmen tidak sekedar pengumpulan data
siswa, tetapi juga pengolahannya untuk memperoleh gambaran proses dan hasil
belajar siswa, dan pada Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang standar
asesmen pendidikan di bagian C.5 dinyatakan bahwa instrumen asesmen hasil
belajar yang digunakan pendidik harus memenuhi persyaratan : (a) substansi,
yaitu merepresentasikan kompetensi yang dinilai, (b) konstruksi, yaitu memenuhi
persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan, dan (c)
bahasa, yaitu menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan taraf perkembangan peserta didik.
Purwanto (2013) mengemukakan bahwa prinsip asesmen adalah sebagai berikut :
asesmen hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif; harus
dibedakan antara penskoran (score) dan asesmen (grading); dalam proses pem-
berian nilai hendaknya diperhatikan adanya dua macam patokan, yaitu pemberian
yang non-referenced dan yang criterion referenced; kegiatan pemberian nilai
14
hendaknya merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar; asesmen
harus bersifat komparabel. Artinya, setelah tahap pengukuran yang menghasilkan
angka-angka itu dilaksanakan, prestasi-prestasi yang menduduki skor yang sama
harus memiliki nilai yang sama pula, dan sistem asesmen yang dipergunakan hen-
daknya jelas bagi siswa dan bagi pengajar sendiri.
Prinsip asesmen menurut Grounlund (Samosir, 2013), yaitu :
1. Harus ada spesifikasi yang jelas apa yang mau dinilai: penempatan, for-matif, ataukah sumatif;
2. Harus komprehensif: afektif, psikomotor, dan kognitif;3. Butuh berbagai ragam teknik/metode asesmen, baik metode tes maupun
non-tes;4. Harus dapat memilih instrumen asesmen yang sesuai;5. Harus jelas apa maksud dan tujuan diadakan asesmen, jadi akan jelas
pula apa tindak lanjutnya.
4. Tujuan Asesmen
Kellough dan Kellough (Rasyid dan Mansur, 2007) mengidentifikasi tujuan dari
asesmen adalah untuk : (1) membantu belajar siswa, (2) mengidentifikasi kekuat-
an dan kelemahan siswa, (3) menilai efektivitas strategi pengajaran, (4) menilai
dan meningkatkan efektivitas program kurikulum, (5) menilai dan meningkatkan
efektivitas pengajaran, (6) menyediakan data yang membantu dalam membuat ke-
putusan, dan (7) komunikasi dan melibatkan orang tua siswa.
Menurut Subali (2010) tujuan evaluasi menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Evaluasi sumatif didasarkan pada kumulatif hasil asesmen sumatif subjekbelajar dalam menempuh program. Dalam hal ini pengertian asesmen sumatifadalah hasil final dari subjek belajar menempuh suatu program. Misalnya,nilai sumatif dalam suatu program semester diperoleh melalui ulangan akhirsuatu pokok bahasan, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester.Adapun tujuan evaluasi sumatif, yaitu :
15
a. Untuk menentukan nilai akhir peserta program pembelajaran, agar dapatdinyatakan berhasil atau gagal;
b. Meramalkan kecakapan subjek belajar dalam menyelesaikan program/semester berikutnya;
c. Menetapkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan suatu programpembelajaran;
d. Dalam konteks untuk seleksi, seperti seleksi masuk berarti untukmenetapkan siapa yang layak lolos seleksi, bila untuk seleksi menetapkanjuara untuk mewakili satuan pendidikan yang bersangkutan berarti untukmenetapkan siapa yang layak lolos menjadi wakil satuan pendidikan yangbersangkutan.
2. Evaluasi formatif didasarkan pada hasil asesmen formatif selama subjekbelajar mengikuti proses pembelajaran/penyelengaraan program, dantujuannya, yaitu untuk :a. Menetapkan langkah-langkah/urutan kegiatan belajar selanjutnya agar
supaya lebih efektif dan efisien; pendalaman dan pemantapan penguasaanperilaku yang ditargetkan;
b. Mendiagnosis kesulitan belajar, dalam arti bahwa subjek belajar yangmendapat nilai jelek identik belum menguasai perilaku yang ditargetkan;
c. Mencari cara mengatasi kesulitan belajar jika subjek belajar dinyatakangagal, berdasarkan kegiatan belajar yang telah dilakukan; umpan balikbagi guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran sehingga mengetahuiseberapa jauh tujuan yang ditetapkan sudah dapat dicapai;
d. Meramalkan seberapa jauh keberhasilan peserta program belajar dalammengikuti asesmen sumatif;
e. Mengetahui seberapa jauh subjek belajar akan berhasil dalam mengikutiproses pembelajaran selanjutnya, berdasar kecakapan dan keterampilanyang dikuasainya sekarang, dalam konteks bahwa subjek belajar sebagaimasukan.
f. Mengetahui subjek belajar yang mana yang harus dibantu melalui programremediasi agar ia dapat berhasil menempuh program yang ditempuh.
g. Mendiagnosis penyebab kegagalan subjek belajar dalam menguasaikemampuan yang ditargetkan.
3. Evaluasi penempatan didasarkan pada hasil asesmen terhadap subjek sebelummenempuh program pembelajaran, dan bertujuan untuk :a. Mengetahui penguasaan kemampuan prasyarat yang diperlukan dalam
KBM yang akan diselenggarakan;b. Menjajagi penguasaan subjek belajar sebagai peserta program terhadap
kemampuan yang ditargetkan;c. Meneliti interes, langgam belajar, ataupun karakteristik personal subjek
belajar sebagai peserta program pembelajaran;d. Mendiagnosis kemampuan subjek belajar yang mengalami kegagalan
dalam menguasai kemampuan prasyarat yang diperlukan.
16
5. Fungsi Asesmen
Evaluasi proses dan hasil belajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilaksana-
kan tahap demi tahap berdasarkan keseluruhan hasil asesmen yang dilakukan.
Menurut Subali (2010) manfaat hasil evaluasi bagi subjek belajar adalah untuk
bimbingan belajar, bimbingan pribadi, dan kebutuhan subjek belajar yang berkait-
an dengan studinya. Jadi, meliputi aspek bimbingan dan aspek pembelajaran.
Dengan demikian evaluasi proses dan hasil belajar akan berfungsi untuk memberi:
1. Arah dan petunjuk dalam pelaksanaan pembelajaran, baik guru maupun
subjek belajar;
2. Gambaran tentang diri subjek belajar mengenai perkembangan baik kemam-
puan maupun personalitasnya, sehingga mereka mampu mengenali diri/ma-
was diri serta seberapa jauh produktivitasnya, sehingga mampu menentukan
langkah/keputusan lebih lanjut guna peningkatan prestasi;
3. Dorongan/motivasi subjek belajar agar mampu berusaha untuk meraih pres-
tasi yang lebih baik; dan
4. Masukan untuk perbaikan dan pelaksanaan program guna memperbaiki pro-
ses pembelajaran yang akan diselenggarakan saat berikutnya.
Menurut Samosir (2013), fungsi asesmen dalam pendidikan diklasifikasikan ke
dalam tiga golongan, yaitu fungsi pengajaran, fungsi administratif, dan fungsi
bimbingan. Fungsi pengajaran meliputi peranan asesmen dalam meningkatkan
mutu proses pengajaran, pengumpulan informasi tentang keberhasilan siswa men-
capai tujuan instruksional, memberikan umpan balik untuk memperbaiki proses
belajar-mengajar yang dilaksanakan, dan membangkitkan motivasi belajar siswa.
17
Fungsi administratif meliputi peranan asesmen dalam pengambilan keputusan
yang bersifat administratif seperti penentuan kualifikasi sekolah, pengelompokan
siswa ke dalam kelas-kelas atau kelompok belajar, seleksi siswa baru, laporan
prestasi belajar siswa pada orang tua dan penentuan kenaikan kelas serta kelulus-
an. Fungsi bimbingan meliputi peranan peranan asesmen dalam memberikan
bimbingan dan pengarahan agar siswa dapat mengembangkan bakatnya secara
maksimal.
6. Langkah-Langkah Asesmen
Firman (2000) mengemukakan tahapan pokok dalam proses asesmen meliputi tiga
tahapan, yaitu 1) tahap persiapan; 2) tahap pengumpulan informasi; dan 3) tahap
pertimbangan. Langkah-langkah dalam penilaian tersebut digambarkan pada ba-
gan di bawah ini :
18
Gambar 1. Langkah-langkah proses penilaian
Berdasarkan PP No.19 tahun 2005 Pasal 63 Ayat (1) bahwa penilaian pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas : 1. Penilaian hasil bela-
jar oleh pendidik ; 2. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan ; dan 3. Peni-
laian hasil belajar oleh Pemerintah.
Subali (2010) mengemukakan bahwa agar dapat diperoleh alat asesmen atau alat
ukur yang baik perlu dikembangkan suatu prosedur atau langkah-langkah yang
benar, yang meliputi perencanaan asesmen yang memuat maksud dan tujuan ases-
men, yaitu:
1. Penyusunan kisi-kisi;2. Penyusunan instrumen/alat ukur;3. Penelaahan (review) untuk menilai kualitas alat ukur/instrumen secara
kualitatif, yakni sebelum digunakan;
Tahap
persiapan
Tahap
pengumpulan
informasi
Tahap
pertimbangan
Mengidentifikasi keputusan yang akan dibuat
Menentukan informasi yang diperlukan
Memilih informasi
yang telah tersedia
Menentukan kapan dan bagai-
mana informasi dikumpulkan
Menyusun atau me-
milih alat pengum-
pul informasi
Mengumpulkan informasi yang dibutuhkanMenganalisis informasi
Melakukan pertimbangan
Membuat keputusan
19
4. Uji coba alat ukur, untuk menyelidiki kesahihan dan keandalan secaraempiris;
5. Pelaksanaan pengukuran;6. Asesmen yang merupakan interpretasi hasil pengukuran;7. Pemanfaatan hasil asesmen.
Penjelasan lain dari Uno dan Koni (2012) yang berpendapat :
Terdapat beberapa urutan kerja yang harus dilakukan, yaitu :1. Menjabarkan kompetensi dasar ke dalam indikator pencapaian hasil
belajar. Indikator pencapaian hasil belajar dikembangkan oleh pendidikdengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap pesertadidik, keluasan dan kedalaman kompetensi dasar, dan daya dukungsekolah;
2. Menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator. Pada tahap awal peneta-pan kriteria ketuntasan indikator boleh rendah, namun diharapkan sema-kin lama semakin meningkat. Hal ini karena kualitaas satuan pendidikanakan dinilai oleh pihak luar secara berkala;
3. Pemetaan standar kompetensi, komoetensi dasar, indikator, kriteria ke-tuntasan, dan aspek yang terdapat pada rapor;
4. Pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria ke-tuntasan, aspek penilaian, dan teknik penilaian. Pemetaan ini dilakukanuntuk memberikan kriteria penilaian berdasarkan sebaran kompetensi danindikatornya; dan
5. Penetapan teknik penilaian dengan mempertimbangkan ciri indikator.
B. Kemampuan Berpikir Kreatif
Untuk lebih menjelaskan pengertian kreativitas, akan dikemukakan beberapa pe-
rumusan yang merupakan kesimpulan para ahli mengenai kreativitas (Munandar,
1985).
1. “Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berda-sarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada”.
2. “Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuanberdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak ke-mungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannyaadalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban”.
3. Jadi, secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai “kemam-puan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisi-nalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengem-bangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan”.
20
Rogers (Munandar, 1992) mendefinisikan kreativitas sebagai proses munculnya
hasil-hasil baru dalam tindakan. Hasil-hasil baru itu muncul dari sifat-sifat indi-
vidu yang unik yang berinteraksi dengan individu lain, pengalaman maupun ke-
adaan hidupnya.
Menurut Evans (1991), pemikiran kreatif akan membantu seseorang untuk me-
ningkatkan kualitas dan keefektifan pemecahan masalah dan hasil pengambilan
keputusan yang dibuat.
Torrence (Ngalimun dkk, 2013) mengemukakan pendekatan dalam studi kreati-
vitas dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Pendekatan psikologisPendekatan psikologis lebih melihat kreativitas dari segi kekuatan yang adadalam diri individu sebagai faktor-faktor yang menetukan kreativitas. Salahsatu pendekatan psikologis yang digunakan untuk menjelaskan kreativitasadalah pendekatan holistik. Clark (1988) menggunakan pendekatan holistikuntuk menjelaskan konsep kreativitas dengan berdasarkan pada fungsi-fungsiberpikir, merasa, mengindra, dan intuisi. Clark menganggap bahwa kreativi-tas itu mencakup sintesis dari fungsi-fungsi thingking, feeling, sensing, danintuiting.
2. Pendekatan sosiologisPendekatan sosiologis berasumsi bahwa kreativitas individu merupakan hasildari proses interaksi sosial, dimana individu dengan segala potensi dan dis-posisi kepribadiannya dipengaruhi oleh lingkungan sosial tempat individu ituberada, yang meliputi ekonomi, politik, kebudayaan dan peranan keluarga.
Empat tahapan proses kreatif, yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi:
1. Persiapan (preparation).
Pada tahap ini, individu berusaha mengumpulkan informasi atau data untukmemecahkan masalah yang dihadapi. Dengan bekal ilmu pengetahuan danpengalaman yang dimiliki, individu berusaha menjajaki berbagai kemungkin-an jalan yang dapat ditempuh untuk memecahkan masalah itu. Namun, padatahap ini belum ada arah yang tetap meskipun sudah mampu mengeksplorasiberbagai alternatif pemecahan masalah.
21
2. Inkubasi (incubation).
Pada tahap ini individu seolah-olah melepaskan diri untuk sementara waktudari masalah yang dihadapinya, dalam pengertian tidak memikirkannya se-cara sadar melainkan “menghadapinya” dalam alam prasadar.
3. Iluminasi (illumination).
Pada tahap ini individu sudah dapat timbul inspirasi atau gagasan-gagasanbaru serta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti muncul-nya inspirasi atau gagasan baru.
4. Verifikasi (verification).
Pada tahap ini, gagasan yang telah muncul dievaluasi secara kritis dan kon-vergen serta menghadapkannya kepada realitas. Pemikiran divergen harusdiikuti dengan pemikiran konvergen. Pemikiran dan sikap spontan harusdiikuti oleh pemikiran selektif dan sengaja. Penerimaan secara total harusdiikuti oleh kritik. Filsafat harus diikuti oleh pemikiran logis. Keberanianharus diikuti oleh sikap hati-hati. Imajinasi harus diikuti oleh pengujianterhadap realitas.
Piers (Ngalimun dkk, 2013) mengemukakan bahwa karakteristik kreativitas ada-
lah sebagai berikut:
1. Memiliki dorongan (drive) yang tinggi2. Memiliki keterlibatan yang tinggi3. Memiliki rasa ingin tahu yang besar4. Memiliki ketekunan yang tinggi5. Cenderung tidak puas terhadap kemapanan6. Penuh percaya diri7. Memiliki kemandirian yang tinggi8. Bebas dalam mengambil keputusan9. Menerima diri sendiri10. Senang humor11. Memiliki intuisi yang tinggi12. Cenderung tertarik kapada hal-hal yang kompleks13. Toleran terhadap ambiguitas14. Bersifat sensitif
Menurut Husin (2014), berpikir kreatif merupakan suatu kegiatan mental yang
menyelesaikan persoalan, mengajukan metode, gagasan atau memberikan pan-
dangan baru terhadap suatu persoalan atau gagasan lama. Supriadi (Husin, 2014)
22
mengemukakan sejumlah bantuan yang dapat digunakan untuk membimbing per-
kembangan kreatif, yaitu:
1. Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitas-nya;
2. Mengakui dan menghargai gagasan-gagasan anak;3. Menjadikan pendorong bagi anak untuk mengomunikasikan dan
mewujudkan gagasan-gagasannya;4. Membantu anak memahami dalam berpikir dan bersikap, dan bukan
malah menghukumnya;5. Memberikan peluang untuk mengomunikasikan gagasan-gagasannya6. Memberikan informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia.
Kemampuan memberikan penilaian atau evaluasi terhadap suatu obyek atau situ-
asi juga mencerminkan kreativitas, jika dalam penilaiannya seseorang mampu me-
lihat obyek, situasi, atau masalahnya dari sudut pandang yang berbeda-beda. Ciri-
ciri berpikir kreatif (aptitude) (Munandar, 2008) seperti terlihat pada Tabel 1 beri-
kut.
Tabel 1. Ciri-ciri berpikir kreatif (aptitude)
Pengertian PerilakuBerpikir Lancar (Fluency)
1. Mencetuskan banyak gagasan, jawaban,penyelesaian masalah atau jawaban.
2. Memberikan banyak cara atau saran untukmelakukan berbagai hal.
3. Selalu memikirkan lebih dari satujawaban.
a. Mengajukan banyak pertanyaan.b. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika
ada.c. Mempunyai banyak gagasan mengenai
suatu masalah.d. Lancar mengungkapkan gagasan-
gagasannya.e. Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih
banyak dari orang lain.f. Dapat dengan cepat melihat kesalahan
dan kelemahan dari suatu objek atausituasi.
Berpikir Luwes (Flexibility)
1. Menghasilkan gagasan, jawaban, ataupertanyaan yang bervariasi.
2. Dapat melihat suatu masalah dari sudutpandang yang berbeda.
3. Mencari banyak alternatif atau arah yangberbeda.
a. Memberikan bermacam-macampenafsiran terhadap suatu gambar, ceritaatau masalah.
b. Menerapkan suatu konsep atau asasdengan cara yang berbeda-beda.
c. Jika diberikan suatu masalah biasanyamemikirkan bermacam-macam cara untukmenyelesaikannya.
23
Pengertian Perilaku4. Mampu mengubah cara pendekatan atau
pemikiran.
Berpikir Orisinil (Originality)
1. Mampu melahirkan ungkapan yang barudan unik.
2. Memikirkan cara-cara yang tak lazimuntuk mengungkapkan diri.
3. Mampu membuat kombinasi-kombinasiyang tak lazim dari bagian-bagian atauunsur-unsur.
a. Memikirkan masalah-masalah atau halyang tidak terpikirkan orang lain.
b. Mempertanyakan cara-cara yang lama danberusaha memikirkan cara-cara yangbaru.
c. Memilih cara berpikir lain daripada yanglain.
Berpikir Elaboratif (Elaboration)
1. Mampu memperkaya dan me-ngembangkan suatu gagasan atau produk.
2. Menambah atau merinci detail-detail darisuatu objek, gagasan atau situasi sehinggamenjadi lebih menarik.
a. Mencari arti yang lebih mendalamterhadap jawaban atau pemecahanmasalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci.
b. Mengembangkan atau memperkayagagasan orang lain.
c. Menambah garis-garis, warna-warna, dandetail-detail (bagian-bagian) terhadapgambaranya sendiri atau gambar oranglain.
Berpikir Evaluatif (Evaluation)
1. Menentukan kebenaran suatu pertanyaanatau kebenaran suatu penyelesaianmasalah.
2. Mampu mengambil keputusan terhadapsituasi terbuka.
3. Tidak hanya mencetuskan gagasan tetapijuga melaksanakannya.
a. Memberi pertimbangan atas dasar sudutpandang sendiri.
b. Mencetuskan pandangan sendirimengenai suatu hal.
c. Mempunyai alasan yang dapatdipertanggungjawabkan.
d. Menentukan pendapat dan bertahanterhadapnya.
C. Analisis Konsep
Herron dalam Fadiawati (2011) berpendapat bahwa belum ada definisi tentang
konsep yang diterima atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan
dengan ide. Markle dan Tieman dalam Fadiawati (2011) mendefinisikan konsep
sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada. Mungkin tidak ada satupun definisi
yang dapat mengungkapkan arti dari konsep. Untuk itu diperlukan suatu analisis
Lanjutan Tabel 1
24
konsep yang memungkinkan kita dapat mendefinisikan konsep, sekaligus meng-
hubungkan dengan konsep-konsep lain yang berhubungan.
Lebih lanjut lagi, Herron dalam Fadiawati (2011) mengemukakan bahwa analisis
konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru da-
lam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur
ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk.
Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau
label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi
konsep, contoh, dan non contoh. Analisis konsep pada materi asam-basa Arrheni-
us dapat dilihat pada lampiran 4.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian ini menggu-
nakan metode penelitian dan pengembangan menurut Borg, Gall dan Gall dalam
Sukmadinata (2011) dengan langkah-langkah penelitiannya adalah : 1) penelitian
dan pengumpulan data (research and information collecting); 2) perencanaan
(planning); 3) pengembangan draft awal (develop preliminary from product); 4)
uji coba lapangan awal (preliminary field testing); 5) revisi hasil uji coba (main
product revision); 6) uji coba lapangan (main field testing); 7) penyempurnaan
produk hasil uji lapangan (operating product revision); 8) uji pelaksanaan lapang-
an (operasional field testing); 9) penyempurnaan dan produk akhir (final product
revision); dan 10) desiminasi dan implementasi (dessimination and implementa-
tion). Pada penelitian ini langkah-langkah penelitian dan pengembangannya
hanya sampai revisi hasil uji coba lapangan awal.
B. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah instrumen asesmen kemampuan berpikir kreatif.
Lokasi penelitian berada di SMA Negeri 1 Seputih Raman Kabupaten Lampung
Tengah. Uji coba asesmen ini akan dilakukan kepada siswa kelas XI IPA 3 SMA
26
Negeri 1 Seputih Raman yang telah menerima materi asam-basa Arrhenius dan
satu guru mata pelajaran kimia kelas XI. Materi asam-basa pada instrumen ases-
men yang dikembangkan meliputi asam-basa Arrhenius, konsep pH larutan, dan
hubungan pH dan pOH dengan pKw.
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian berasal dari studi pendahuluan dan uji coba lapang-
an awal. Pada tahap studi pendahuluan, yang menjadi sumber data adalah 4 guru
kimia dan 30 siswa dari tiga SMA negeri dan swasta di Kabupaten Lampung
Tengah. Sumber data pada tahap uji coba lapangan awal meliputi hasil angket uji
kelayakan oleh satu guru mata pelajaran kimia dan hasil angket uji keterbacaan
serta uji validitas dan reliabilitas pada 20 siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 1
Seputih Raman yang telah mempelajari materi asam-basa Arrhenius, konsep pH
larutan, dan hubungan pH dan pOH dengan pKw.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2008), instrumen adalah alat yang berfungsi untuk memper-
mudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang
digunakan oleh pengumpul data untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan
data.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi pendahuluan, dan
instrumen uji yang meliputi uji validitas, uji kelayakan bagi guru, dan uji keter-
bacaan bagi siswa.
27
Penjelasan mengenai instrumen-instrumen tersebut adalah :
1. Lembar observasi pendahuluan
Lembar observasi pendahuluan yang dimaksud adalah lembar wawancara untuk
guru dan angket untuk siswa. Instrumen ini digunakan untuk memperoleh infor-
masi mengenai asesmen yang digunakan pada beberapa sekolah. Selain itu, ins-
trumen ini berfungsi untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pe-
nyusunan asesmen pada SMA yang menjadi subjek studi pendahuluan di Kabupa-
ten Lampung Tengah, sehingga hasil yang diperoleh dari studi pendahuluan dapat
digunakan sebagai referensi untuk pengembangan asesmen.
2. Instrumen uji validitas
Instrumen uji validitas bagi validator digunakan untuk menguji konstruksi, keter-
bacaan dan kesesuaian isi materi pada asesmen yang dikembangkan. Instrumen
ini dilengkapi dengan pilihan jawaban serta kolom saran untuk validator.
3. Instrumen uji kelayakan bagi guru
Instrumen uji kelayakan bagi guru digunakan untuk menguji konstruksi, keterba-
caan dan kesesuaian isi materi pada asesmen yang dikembangkan. Instrumen ini
dilengkapi dengan pilihan jawaban serta kolom saran untuk guru.
4. Instrumen uji keterbacaan bagi siswa
Instrumen uji keterbacaan bagi siswa terdiri atas pertanyaan-pertanyaan terkait
dengan tingkat keterbacaan siswa terhadap asesmen yang dikembangkan. Instru-
men ini dilengkapi dengan kolom untuk menuliskan kata atau kalimat yang sulit
28
dipahami oleh siswa. Instrumen ini juga berisi pertanyaan-pertanyaan yang ber-
hubungan dengan huruf, warna huruf, besar spasi yang mendukung keterbacaan,
dan kolom saran.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Menurut Borg dalam Sukmadinata (2011), secara garis besar langkah penelitian
dan pengembangan terdiri atas tiga tahap, yaitu : 1) studi pendahuluan; 2) peng-
embangan produk; dan 3) uji coba produk.
1. Studi Pendahuluan
Pada penelitian ini, tahap pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan. Stu-
di pendahuluan ini bertujuan untuk mengumpulkan data pendukung yang dapat
memberikan informasi tentang situasi dan kondisi di lapangan dan sebagai acuan
atau perbandingan dalam mengembangkan produk. Menurut Sukmadinata (2011),
tahap studi pendahuluan terdiri atas tiga langkah, yaitu studi kepustakaan, survei
lapangan, dan penyusunan produk awal atau draf model.
Sukmadinata (2011) juga mengatakan bahwa studi kepustakaan merupakan kajian
untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk
atau model yang akan dikembangkan. Dalam studi kepustakaan yang dilakukan,
peneliti mengkaji kurikulum dan hasil penelitian terdahulu yang telah dipublikasi-
kan. Hasil dari kajian tersebut dijadikan sebagai acuan dalam mengembangkan
instrumen asesmen kemampuan berpikir kreatif pada materi asam-basa Arrhenius.
Pada studi lapangan yang dilakukan, tiga SMA negeri dan swasta di Kabupaten
Lampung Tengah dengan akreditasi yang sama menjadi subjek penelitian
29
pendahuluan. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah lembar
wawancara guru dan angket siswa. Wawancara dilakukan kepada guru-guru dan
penyebaran angket kepada siswa-siswa yang berada di 3 sekolah tersebut.
Wawancara dilakukan kepada guru yang mengajar kelas XI IPA dan penyebaran
angket pada siswa kelas XI IPA disebabkan penelitian menyangkut materi asam-
basa yang dipelajari pada kelas XI IPA. Hal-hal yang ditanyakan saat wawancara
berhubungan dengan asesmen yang digunakan ketiga sekolah tersebut dan penge-
tahuan mengenai asesmen kemampuan berpikir kreatif. Sementara, hal-hal yang
ditanyakan pada angket siswa adalah mengenai asesmen yang diberikan guru
dalam pembelajaran serta respon siswa terhadap asesmen tersebut.
2. Pengembangan produk
a. Penyusunan instrumen asesmen
Dalam penyusunan instrumen asesmen diawali dengan pembuatan instrumen ases-
men kemampuan berpikir kreatif yang dilakukan setelah diketahui kebutuhan sis-
wa dan guru melalui data pada tahap studi pendahuluan. Dalam pengembangan
instrumen asesmen ini perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu seperti kriteria
asesmen yang baik, penyesuaian instrumen asesmen dengan materi pembelajaran,
dan cakupan isi dari materi yang diajarkan. Setelah penyusunan instrumen ases-
men, maka dilanjutkan dengan proses validasi oleh dosen mengenai kelayakan
instrumen asesmen (desain produk).
Validasi desain merupakan proses untuk menilai apakah rancangan produk secara
rasional akan efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena
validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum
30
fakta lapangan. Validasi produk dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa
pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang
telah dirancang tersebut. Validasi desain juga dapat dilakukan melalui forum
diskusi (Sugiyono, 2008). Dengan proses validasi ini, akan diketahui kelemahan
dan kekurangan-kekurangan atau hal-hal yang perlu dikurangi dalam rancangan
produk yang harus diperbaiki sebelum dilanjutkan ke dalam tahap uji coba.
b. Penyusunan instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang disusun meliputi lembar penilaian guru dan angket res-
pon siswa. Sama halnya dengan instrumen asesmen, instrumen penelitian yang
telah disusun kemudian divalidasi oleh pembimbing. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kesesuaian antara instrumen penelitian dengan rumusan masalah
penelitian.
3. Uji Coba Produk
Setelah rancangan instrumen asesmen divalidasi, maka dilakukan penilaian oleh
siswa dan guru. Penilaian ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan pada aspek
keterbacaan dan kesesuaian isi. Penilaian yang dilakukan siswa hanya mencakup
aspek keterbacaan. Sedangkan, penilaian oleh guru mencakup aspek keterbacaan,
konstruksi dan kesesuaian isi.
Instrumen penilaian aspek keterbacaan instrumen asesmen untuk siswa berupa
angket yang di dalamnya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan terkait dengan tingkat
keterbacaan siswa terhadap produk. Di dalamnya terdapat jawaban berupa pilihan
mengenai penggunaan bahasa yang sesuai dan mudah dipahami. Sama halnya
31
dengan instrumen penilaian oleh siswa, instrumen penilaian oleh guru terhadap
aspek keterbacaan, konstruksi dan kesesuaian isi pun berupa angket yang di
dalamnya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat
keterbacaan dan kesesuaian isi instrumen asesmen.
Dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap revisi produk setelah penilaian
oleh guru dan siswa. Tahap revisi dilakukan berdasarkan pertimbangan hasil pe-
nilaian produk, yaitu aspek keterbacaan pada siswa dan hasil penilaian guru ter-
hadap instrumen asesmen yang dikembangkan. Pada tahap ini dilakukan penyem-
purnaan produk dengan mengurangi hal-hal yang tidak perlu dan menambahkan
hal-hal yang perlu berdasarkan hasil penilaian oleh guru dan siswa yang telah
dilakukan sebelumnya. Berikut adalah alur penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini :
32
Gambar 2. Alur dalam pengembangan Asesmen
Pengembang-an Produk
StudiPendahuluan
Penilaian/TanggapanTerhadapProduk
Studi LapanganStudi Kepustakaan & Kurikulum
- Wawancara guru dan siswa di tigaSMA negeri dan swasta di KabupatenLampung Tengah mengenaipenggunaan asesmen dalam prosespembelajaran.
- Analisis asesmen yang digunakan olehguru dan siswa.
- Analisis KI dan KD- Pengembangan Silabus- Pembuatan Analisis Konsep- Pembuatan RPP- Literatur Asesmen- Kriteria Asesmen yang Baik
Analisis Kebutuhan
Angket
Revisi Asesmen Hasil Uji Coba (Oleh Guru dan Siswa)
Asesmen Hasil Revisi
Pengembangan Produk
Penyusunan rancangan asesmen kemampuanberpikir kreatif pada materi asam-basa
Arrhenius
Penyusunan Instrumen Penilaianterhadap produk (Angket)
Validasi Ahli Validasi Angket
Revisi asesmen hasil validasi Revisi Angket
Rancangan asesmen kemampuan berpikirkreatif pada materi asam-basa Arrhenius
Uji Coba Lapangan Awal(Oleh Guru dan Siswa)
33
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, pengkajian
asesmen (dokumentasi soal), dan angket (kuisioner). Kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data dengan memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada res-
ponden untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Menurut Arikunto (2008), wawancara
adalah dialog yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi dari
orang yang diwawancarai.
Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan pada tahap studi lapangan dan
pada tahap uji coba produk. Pada studi lapangan, wawancara dilakukan terhadap
guru mata pelajaran kimia dan penyebaran angket kepada siswa pada tiga SMA
negeri dan swasta di Kabupaten Lampung Tengah. Pengkajian asesmen (doku-
mentasi soal) dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penyusunan asesmen yang
telah dilakukan guru dengan cara melakukan pengamatan asesmen yang diguna-
kan guru dalam pembelajaran materi asam basa. Kuisioner dilakukan pada vali-
dasi dan pada uji coba asesmen. Validasi asesmen meliputi validasi oleh pakar
pendidikan dan validasi oleh pakar asesmen. Pada uji coba produk, penyebaran
angket dilakukan kepada guru dan siswa untuk mengetahui tanggapan guru dan
siswa terhadap instrumen asesmen yang telah dikembangkan.
F. Teknik Analisis Data
Adapun kegiatan dalam teknik analisis data angket kelayakan dan keterbacaan
instrumen asesmen kemampuan berpikir kreatif pada materi asam-basa Arrhenius
dilakukan dengan cara:
34
1. Teknik analisis data hasil wawancara
Teknik analisis data hasil wawancara dilakukan dengan cara :
a. Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban
berdasarkan pertanyaan wawancara.
b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-
dasarkan pertanyaan wawancara dan banyaknya sampel.
c. Menghitung frekuensi jawaban, berfungsi untuk memberikan informasi tentang
kecenderungan jawaban yang banyak dipilih sampel dalam setiap pertanyaan
angket.
d. Menghitung persentase jawaban, bertujuan untuk melihat besarnya persentase
setiap jawaban dari pertanyaan sehingga data yang diperoleh dapat dianalisis
sebagai temuan. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase jawab-
an responden setiap item adalah sebagai berikut:
%100% N
JJ
i
in (Sudjana, 2005)
Keterangan : inJ% = Persentase pilihan jawaban-i pada asesmen kemampuan
berpikir kreatif pada materi asam-basa Arrhenius
iJ = Jumlah responden yang menjawab jawaban-i
N = Jumlah seluruh responden
2. Teknik analisis data angket hasil penelitian
Teknik analisis data angket kelayakan dan keterbacaan instrumen asesmen ke-
mampuan berpikir kreatif materi asam-basa Arrhenius dilakukan dengan cara:
35
a. Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban ber-
dasarkan pertanyaan angket. Dalam pengkodean data ini dibuat buku kode yang
merupakan suatu tabel berisi tentang substansi-substansi yang hendak diukur, per-
tanyaan-pertanyaan yang menjadi alat ukur substansi tersebut serta kode jawaban
setiap pertanyaan tersebut dan rumusan jawabannya.
b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk
memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban ber-
dasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi angket).
c. Memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden dalam uji
kelayakan dan uji keterbacaan berdasarkan skala Likert pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Penskoran pada angket berdasarkan skala Likert
NO Pilihan Jawaban Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (ST) 4
3 Kurang Setuju(KS) 3
4 Tidak setuju (TS) 2
5 Sangat tidak setuju (STS) 1
d. Mengolah jumlah skor jawaban responden. Pengolahan jumlah skor (S )
jawaban angket adalah sebagai berikut :
1) Skor untuk pernyataan Sangat Setuju (SS)
Skor = 5 x jumlah responden
2) Skor untuk pernyataan Setuju (S)
Skor = 4 x jumlah responden
36
3) Skor untuk pernyataan Kurang Setuju (KS)
Skor = 3 x jumlah responden
4) Skor untuk pernyataan Tidak Setuju (TS)
Skor = 2 x jumlah responden
5) Skor untuk pernyataan Sangat Tidak Setuju (STS)
Skor = 1 x jumlah responden
e. Menghitung persentase jawaban angket pada setiap item dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
%100% maks
in S
SX (Sudjana, 2005)
Keterangan : inX% = Persentase jawaban angket-i pada asesmen
kemampuan berpikir kreatif pada materi asam-basa
Arrhenius
S = Jumlah skor jawaban
maksS = Skor maksimum yang diharapkan
f. Menghitung rata-rata persentase angket untuk mengetahui tingkat kelayakan
dan keterbacaan asesmen kemampuan berpikir kreatif pada materi asam-basa
Arrhenius dengan rumus sebagai berikut:
n
XX
in
i
%% (Sudjana, 2005)
Keterangan : iX% = Rata-rata persentase angket-i pada asesmen
kemampuan berpikir kreatif pada materi asam-basa
Arrhenius
37
inX% = Jumlah persentase angket-i pada asesmen
kemampuan berpikir kreatif pada materi asam-basa
Arrhenius
n = Jumlah pertanyaan.
g. Memvisualisasikan data untuk memberikan informasi berupa data temuan
dengan menggunakan analisis data non statistik, yaitu analisis yang dilakukan
dengan cara membaca tabel-tabel, grafik-grafik atau angka-angka yang tersedia
(Marzuki, 1997).
h. Menafsirkan persentase jawaban angket secara keseluruhan dengan mengguna-
kan tafsiran skor (persentase) angket menurut Arikunto (2008) seperti pada
Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Tafsiran skor (persentase) angket
Persentase Kriteria
80,1% - 100% Sangat tinggi
60,1% - 80% Tinggi
40,1% - 60% Sedang
20,1% - 40% Rendah
0,0% - 20% Sangat rendah
3. Teknik analisis butir soal
Dalam teknik analisis butir soal ini langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Menilai hasil jawaban soal tertulis yang diujikan berdasarkan skor yang di-
tetapkan
38
b. Menganalisis pokok uji meliputi analisis validitas butir soal dan reliabilitas
1) Uji validitas
Validitas butir soal dapat ditentukan dengan mencari korelasi product moment
masing-masing soal berdasarkan skor item dengan skor total
rxy =∑ ∑ ∑[ ∑ (∑ ) ][ ∑ (∑ ) ] (Arikunto, 2013)
Keterangan : rxy = koefisien validitas (r hitung)
N = jumlah peserta tes
ΣX = jumlah skor item soal tes
ΣY = skor total peserta
Hasil r hitung/ rxy yang didapat kemudian dibandingkan dengan tabel r pro-
duct moment yang disesuaikan dengan jumlah responden, dimana penggunaan
r tabel dengan pilihan taraf signifikansi 5% seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Daftar r tabel product moment (dalam Sugiyono, 2008)
N(jumlah responden)
R tabel product moment(taraf signifikansi 5%)
10 0,63220 0,44422 0,43224 0,40426 0,38828 0,37430 0,361
Langkah selanjutnya menentukan taksiran validitas butir dengan kriteria butir
soal dikatakan valid, jika r hitung > r product moment (Triyono, 2013).
39
2) Reliabilitas
Reliabilitas tes bentuk uraian dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach, yaitu sebagai berikut :
r11 = −1 1 − ∑ 22 (Arikunto, 2013)
Keterangan :
r11 : reliabilitas yang dicari∑ 2 : jumlah varians skor tiap item2 : varians skor total
Jumlah varians skor tiap item dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
2 =∑ 2− (∑ )2
(Arikunto, 2013)
Varians total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
2 =∑ 2− (∑ )2
(Arikunto, 2013)
Keterangan :2 = varians tiap soal2 = varians total
= jawaban responden untuk setiap butir soal∑ = total jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
= jumlah siswa
Langkah selanjutnya yaitu menafsirkan mutu reliabilitas soal menurut
Rosidin (2013) seperti pada Tabel 5.
40
Tabel 5. Tafsiran reliabilitas soal
Reliabilitas soal tes Klasifikasi Tafsiran0,000 – 0,400 Rendah Revisi0,401 – 0,700 Sedang Revisi kecil0,701 – 1,000 Tinggi Dipakai
Perhitungan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program
Microsoft Excel Simpel Pas.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dipaparkan berdasarkan hasil penelitian dan pem-
bahasan adalah sebagai berikut :
1. Karakteristik instrumen asesmen kemampuan berpikir kreatif materi asam-basa
Arrhenius ini, yaitu instrumen asesmen ini terdiri atas 8 soal uraian, instrumen
asesmen yang dikembangkan telah sesuai dengan KI-KD dan mengukur indi-
kator pencapaian, baik indikator produk maupun indikator proses, dan instru-
men asesmen kemampuan berpikir kreatif ini telah dapat mengukur kemampu-
an berpikir lancar, orisinil, elaboratif dan evaluatif. Karakteristik ini didukung :
(a) tingkat keterbacaan yang sangat tinggi berdasarkan hasil uji validator se-
besar 83,07%, uji coba terhadap guru sebesar 86,15% dan uji coba terhadap
siswa sebesar 86,07 %.
(b) tingkat konstruksi yang tinggi berdasarkan hasil validator, yaitu sebesar
76,67% dan uji coba terhadap guru sebesar 86,67% dengan kategori
sangat tinggi.
(c) tingkat kesesuaian isi materi yang tinggi berdasarkan hasil validator, yaitu
sebesar 78,46% dan sangat tinggi berdasarkan uji coba terhadap guru, yaitu
sebesar 84,61%
62
(d) validitas pada instrumen asesmen yang dikembangkan menunjukkan hasil
valid dan reliabilitas instrumen asesmen bernilai tinggi.
2. Tanggapan guru mengenai instrumen asesmen kemampuan berpikir kreatif
yang dikembangkan sangat baik karena pada penyusunan soal-soal asesmen te-
lah disesuaikan dengan KI-KD, indikator pencapaian dan pengukuran kemam-
puan berpikir siswa sudah dirumuskan secara jelas. Instrumen asesmen yang
dikembangkan ini telah dibuat menarik dan bahasa yang digunakan sudah
komunikatif.
3. Respon siswa mengenai instrumen asesmen kemampuan berpikir kreatif yang
dikembangkan ini baik karena adanya tabel yang berwarna, cover instrumen
asesmen yang berwarna sehingga menarik minat, indikator pencapaian belajar
yang diukur secara jelas, dan pemilihan kata pada asesmen yang cukup komu-
nikatif.
B. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan penelitian yang telah di-
lakukan adalah melatih terlebih dahulu guru yang akan diajak kerjasama pada pe-
nelitian hingga mahir dalam pembuatan instrumen asesmen kemampuan berpikir
kreatif dan diadakannya pengembangan lebih lanjut mengenai instrumen asesmen
kemampuan berpikir kreatif sehingga instrumen asesmen ini nantinya dapat di-
gunakan dalam proses pembelajaran ilmu kimia di sekolah. Selain itu, instrumen
asesmen yang dibuat hendaknya dikaitkan dengan masalah dalam kehidupan
sehari-hari agar siswa terlatih untuk berpikir kreatif dalam memecahkan dan me-
nemukan solusi atas masalah yang tertuang dalam instrumen asesmen tersebut.
63
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, D. 2015. Pengembangan Instrumen Asesmen Pengetahuan Pada MateriTeori Atom Bohr dan Mekanika Kuantum. Skripsi. Universitas Lampung.Bandarlampung.
Arikunto, S. 2008. Penilaian Program Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta.
______. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi II. Bumi Aksara.Jakarta.
Baehaki, F. 2014. Pengembangan Instrumen Assessment Kelarutan dan HasilKali Kelarutan Berbasis Keterampilan Proses Sains. Skripsi. UniversitasLampung. Bandarlampung.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2007. Standar Penilaian Pendidikan.BSNP. Jakarta.
Depdiknas. 2009. Pedoman Penilaian Di Kelas. Pusat Penilaian PendidikanBalitbang Depdiknas. Jakarta.
Evans, J. R. 1991. Berpikir Kreatif Dalam Mengambil Keputusan. BumiAksara. Jakarta.
Fadiawati, N. 2011. Perkembangan Konsepsi Pembelajaran tentang StrukturAtom dari SMA hingga Perguruan Tinggi. Disertasi. SPs-UPI. Bandung.
Firman. 2000. Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. JurusanPendidikan Kimia FPMIPA UPI. Bandung.
Gabel, D. L. 1993. Handbook of Research on Science Teaching and Learning.Maccmillan Company. New York.
Husin, A. U. 2014. Efektivitas Model Pembelajaran Problem Solving DalamMeningkatkan Kemampuan Berpikir Evaluatif Siswa Pada Materi Asam-Basa. Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung.
Majid, A. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Remaja Rosda Karya. Bandung.
64
Mardapi, J. 2004. Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi.Dalam Rekayasa Sistem Penilaian Dalam Rangka Meningkatkan KualitasPendidikan. HEPI. Yogyakarta.
Marzuki. 1997. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi UII. Yogyakarta.
Munandar, S. C. U. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas AnakSekolah. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
______. 1992. Kreativitas dan Keterbakatan: Strategi Mewujudkan PotensiKreatif dan Bakat. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
______.2008. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta.
Ngalimun, F. H., dan Ariani, A. 2013. Perkembangan dan PengembanganKreativitas. Aswaja Presindo. Yogyakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 63 Ayat 1 tentang StandarNasional Pendidikan. Pemerintah Republik Indonesia. Jakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang StandarPenilaian Pendidikan. Direktorat Jenderal Manajemen PendidikanDasar dan Menengah. Jakarta.
Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Belajar. Yogyakarta.
Rasyid, H. dan Mansur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. CV. Wacana Prima.Bandung.
Rosidin, U. 2013. Dasar-dasar dan Perancangan Evaluasi Pembelajaran. FKIPUniversitas Lampung. Bandarlampung.
Samosir, T. 2013. Pengembangan Asesmen Asam-Basa Berbasis KeterampilanProses Sains. Skripsi. Universitas Lampung. Bandarlampung.
Stiggins, R. J. 1994. Student-Centered Classroom Assessment. MaccmillanCollege Publishing Company. New York.
Subali, B. 2010. Penilaian, Evaluasi, dan Remedial Pembelajaran Biologi.Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Tarsito. Bandung.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabeta.Bandung.
Sukmadinata. 2011. Metode penelitian pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya.Bandung.
65
Tim Penyusun. 2014. Salinan Lampiran III Permendikbud No. 59 Tahun 2014Tentang Kurikulum SMA. Jakarta: Permendikbud.
Triyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ombak (IKAPI).Yogyakarta.
Uno, H. B., dan Koni S. 2012. Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara.Jakarta.