PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR...

19
PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE DAN ANALISIS (Studi Kasus : Smk Pakuan, Bandung) HARMONVIKLER DUMOHARIS LUMBANRAJA, S.T., M.KOM (SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SURYA NUSANTARA) ABSTRAK SMK Pakuan adalah sekolah yang terletak di Lembang Bandung, Jawa barat. Mengingat pentingnya pengembangan suatu sistem informasi pada suatu organisasi atau perusahaan, maka organisasi atau perusahaan sebagai enterprise pelaksana perlu membuat cetak biru pengembangan sistem informasi sebagai acuan, panduan dan rencana yang jelas bagi pengembangan sistem informasi secara keseluruhan pada organisasi atau perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP) yang merupakan proses pendefinisian arsitektur dalam penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut. EAP dinyatakan bahwa pemakaian istilah arsitektur terdiri dari arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Arsitektur disini sebagaimana layaknya cetak biru, penggambaran atau model (Spewak, 1992). Cetak biru yang dihasilkan dari proses EAP akan digunakan sebagai panduan untuk pembuatan cetak biru pengembangan sistem informasi secara keseluruhan pada organisasi atau perusahaan. SMK Pakuan lembang tidak berbeda dari instansi-instasi atau institusi-insitusi lain yang bergerak di bidang akademik dengan menggunakan Use Case merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam pengembangan sebuah software atau sistem informasi untuk menangkap kebutuhan fungsional dari sistem yang bersangkutan, Use Case menjelaskan interaksi yang terjadi antara ‘aktor’ – inisiator dari interaksi sistem itu sendiri dengan sistem yang ada, sebuah Use Case direpresentasikan dengan urutan langkah yang sederhana. Kata Kunci : Use case, enterprise system informasi, perencanaan arsitektur enterprise.

Transcript of PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR...

Page 1: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE DAN ANALISIS (Studi Kasus : Smk Pakuan, Bandung)

HARMONVIKLER DUMOHARIS LUMBANRAJA, S.T., M.KOM (SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SURYA NUSANTARA)

ABSTRAK

SMK Pakuan adalah sekolah yang terletak di Lembang Bandung, Jawa barat. Mengingat pentingnya pengembangan suatu sistem informasi pada suatu organisasi atau perusahaan, maka organisasi atau perusahaan sebagai enterprise pelaksana perlu membuat cetak biru pengembangan sistem informasi sebagai acuan, panduan dan rencana yang jelas bagi pengembangan sistem informasi secara keseluruhan pada organisasi atau perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP) yang merupakan proses pendefinisian arsitektur dalam penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut. EAP dinyatakan bahwa pemakaian istilah arsitektur terdiri dari arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Arsitektur disini sebagaimana layaknya cetak biru, penggambaran atau model (Spewak, 1992). Cetak biru yang dihasilkan dari proses EAP akan digunakan sebagai panduan untuk pembuatan cetak biru pengembangan sistem informasi secara keseluruhan pada organisasi atau perusahaan. SMK Pakuan lembang tidak berbeda dari instansi-instasi atau institusi-insitusi lain yang bergerak di bidang akademik dengan menggunakan Use Case merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam pengembangan sebuah software atau sistem informasi untuk menangkap kebutuhan fungsional dari sistem yang bersangkutan, Use Case menjelaskan interaksi yang terjadi antara ‘aktor’ – inisiator dari interaksi sistem itu sendiri dengan sistem yang ada, sebuah Use Case direpresentasikan dengan urutan langkah yang sederhana. Kata Kunci : Use case, enterprise system informasi, perencanaan arsitektur enterprise.

Page 2: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

20

PENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi

Meningkatnya kebutuhan terhadap data dan informasi dalam fungsi bisnis yang di jalankan oleh suatu organisasi atau perusahaan merupakan prndorong pemanfaatan sistem informasi di dalam proses bisnis tersebut. Hal ini berdampak pada banyaknya organisasi atau perusahaan yang dalam menerapkan sistem informasi dengan teknologinya hanya dengan memperhatikan kebutuhan sesaat dan penerapan sistem informasi yang saling tumpang tindih. Kondisi tersebut membuat sistem informasi tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan misi dan tujuan penerapan sistem informasi dalam organisasi atau perusahaan tersebut yaitu efisiensi dan efektifitas dalam pemenuhan kebutuhan organisasi atau perusahaan (Yunis,2009).

Suatu sistem informasi sebuah organisasi atau perusahaan harus dibangun dengan perencanaan yang matang. Kurangnya perencanaan di dalam proses pengembangan sistem informasi yang tepat akan menghambat dalam melengkapi arah strategi suatu organisasi atau perusahaan. Sistem informasi yang baik harus melihat dari berbagai sudut pandang dalam suatu pengembangan sistem, dimulai dari mendefinisikan arsitektur data, arsitektur aplikasi serta mendefinisikan arsitektur teknologi yang mendukung jalannya sistem informasi tersebut. Pengembangan sistem informasi dalam membantu aktivitas bisnis dapat mencapai tujuan organisasi dan sebagai layanan bagi stakeholder terutama yang berhubungan dengan data, informasi aplikasi dan teknologi. Arsitektur sistem informasi sangat penting karena adanya perubahan lingkungan bisnis maka arsitektur sistem informasi merupakan upaya untuk menangkap kebutuhan-kebutuhan informasi (Sang dan Bonn-Oh, 1996).

Dalam pengembangan sistem informasi, faktor integrasi juga perlu diperhatikan untuk mengurangi kesenjangan dalam proses pengembangan sistem. Untuk mengurangi kesenjangan tersebut maka perlu adanya perbaikan businessprocess serta perancangan teknologi sistem informasi seperti perancangan infrastruktur informasi (data), perancangan infrastruktur aplikasi dan perancangan infrastruktur jaringan (teknologi) sehingga organisasi atau perusahaan berkewajiban mengembangkan dan menerapkan serta memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelola enterprise-nya.

Mengingat pentingnya pengembangan suatu sistem informasi pada suatu organisasi atau perusahaan, maka organisasi atau perusahaan sebagai enterprise pelaksana perlu membuat cetak biru pengembangan sistem informasi sebagai acuan, panduan dan rencana yang jelas bagi pengembangan sistem informasi secara keseluruhan pada organisasi atau perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metodologi Enterprise Architecture Planning (EAP) yang merupakan proses pendefinisian arsitektur dalam penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut. EAP dinyatakan bahwa pemakaian istilah arsitektur terdiri dari arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Arsitektur disini sebagaimana layaknya cetak biru, penggambaran atau model (Spewak, 1992). Cetak biru yang dihasilkan dari proses EAP akan digunakan sebagai panduan untuk pembuatan cetak biru pengembangan sistem informasi secara keseluruhan pada organisasi atau perusahaan. Enterprise Enterprise Architecture (EA) atau lebih dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi dari misi stakeholder yang di dalamnya termasuk informasi,fungsionalitas/kegunaan, lokasi organisasi dan parameter kinerja. Arsitektur enterprise mengambarkan rencana untuk mengembangkan sebuah sistem atau sekumpulan sistem (Osvalds, 2001:3). Menurut Gronlund (2009) Enterprise Architecture (EA) adalah satu praktek manajemen untuk memaksimalkan kontribusi dari sumber daya perusahaan, investasi TI, dan aktivitas pembangunan sistem untuk mencapai tujuan kinerjanya. Enterprise Architecture Planning (EAP) Enterprise Architecture Planning (EAP) merupakan metode yang dikembangkan untuk membangun arsitektur enterprise (Spewak, Steven H., Hill, Steven C., 1992).

Page 3: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

21

Tahapan pembangunan EAP dari Spewak dkk (Gambar 2.5) adalah tahap untuk memulai, tahap memahami kondisi saat ini, tahap pendefinisian visi masa depan, dan tahap untuk menyusun rencana dalam mencapai visi masa depan. The Open Group Architecture Framework (TOGAF) The Open Group Architecture Framework (TOGAF) adalah sebuah framework dan sebuah metoda untuk melaksanakan arsitektur enterprise. Framework arsitektur merupakan sebuah tool yang dapat digunakan untuk mengembangkan jangkauan luas dari berbeda-beda arsitektur. Framework arsitektur seharusnya menguraikan suatu metoda untuk merancang sistem informasi yang berhubungan dengan sekumpulan building block dan untuk menunjukkan bagaimana building block sesuai satu sama lain.

Gambar 1.1 Lapisan perencanaan Arsitektur Enterprise Sumber:(krisdanto Surendro :192)

Menurut The Open Group (2007:7), ada empat jenis arsitektur yang umumnya diterima sebagai bagian dari keseluruhan arsitektur enterprise, yaitu arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Kombinasi arsitektur data dan aplikasi disebut juga arsitektur sistem informasi. Sebenarnya TOGAF secara asli dirancang untuk mendukung arsitektur teknologi. Tetapi TOGAF semakin berkembang dan kemudian mendukung keempat jenis arsitektur tersebut. TOGAF terdiri dari dua bagian utama yaitu :

1. Architecture Development Method (ADM).

ADM merupakan inti dari TOGAF. Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa jantung dari ADM adalah requirement management. Arsitektur bisnis, sistem informasi dan teknologi selalu diselaraskan dengan kebutuhan dan berhubungan dengan tujuan bisnis. Arah panah menunjukkan proses berkelanjutan melalui tahapan ADM. ADM meliputi 9 tahapan dasar seperti pada gambar dibawah ini yaitu: a. Tahap persiapan (Preliminary Phase): Kerangka dan prinsip. b. Phase A: Architecture Vision. Mendefinisikan scope, vision dan memetakan strategi keseluruhan. c. Phase B: Business Architecture. Mendeskripsikan bisnis arsitektur saat ini dan sasaran dan menentukan celah (gap) di antara mereka. d. Phase C: Information System Architecture. Mengembangkan arsitektur sasaran untuk data dan aplikasi. e. Phase D: Technology Architecture. Menciptakan sasaran keseluruhan arsitektur yang akan diterapkan pada tahapan kedepan.

Page 4: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

22

f. Phase E: Opportunities and Solutions. Mengembangkan strategi keseluruhan, menentukan apa yang akan dibeli, membangun atau penggunaan ulang, dan bagaimana menerapkan arsitektur yang dideskripsikan di phase D. g. Phase F: Migration Planning. Mendahulukan proyek dan mengembangkan migrasi yang terencana. h. Phase G: ImplementationGovernance. Menentukan persiapan untuk implementasi. i. Phase H: Architecture Change Management. Memonitor sistem yang sedang berjalan untuk kepentingan perubahan dan menentukan apakah untuk mengawali satu siklus baru perlu pengulangan kembali ke tahap persiapan.

Gambar 1.2 Struktur Dasar ADM – Siklus Pengembangan Arsitektur

Sumber: The Open Group (2007:20) 2. Enterprise Continuum Enterprise continuum adalah sebuah alat komunikasi yang penting dan pemahaman antara individual dalam enterprise, antara pelanggan enterprise dan organisasi vendor.

Gambar 1.3 Enterprise Continuum TOGAF

Sumber: The Open Group (2007:139)

Page 5: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

23

Definisi Sistem Informasi

Sistem informasi (SI) lanskap aplikasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.

Ada yang membuat perbedaan yang jelas antara sistem informasi, dan komputer sistem TIK, dan proses bisnis. Sistem informasi yang berbeda dari teknologi informasi dalam sistem informasi biasanya terlihat seperti memiliki komponen TIK. Hal ini terutama berkaitan dengan tujuan pemanfaatan teknologi informasi. Sistem informasi juga berbeda dari proses bisnis. Sistem informasi membantu untuk mengontrol kinerja proses bisnis. Alter berpendapat untuk sistem informasi sebagai tipe khusus dari sistem kerja. Sistem kerja adalah suatu sistem di mana manusia dan/atau mesin melakukan pekerjaan dengan menggunakan sumber daya untuk memproduksi produk tertentu dan/atau jasa bagi pelanggan. Sistem informasi adalah suatu sistem kerja yang kegiatannya ditujukan untuk pengolahan (menangkap, transmisi, menyimpan, mengambil, memanipulasi dan menampilkan) informasi.

Dengan demikian, sistem informasi antar-berhubungan dengan sistem data di satu sisi dan sistem aktivitas di sisi lain. Sistem informasi adalah suatu bentuk komunikasi sistem di mana data yang mewakili dan diproses sebagai bentuk dari memori sosial. Sistem informasi juga dapat dianggap sebagai bahasa semi formal yang mendukung manusia dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi untuk disiplin sistem informasi dan organisasi informatika. Komponen Sistem Informasi

Komponen Sistem Informasi terdiri dari komputer, instruksi, fakta yang tersimpan, SI dapat dikategorikan dalam empat bagian:

1. Sistem Informasi Manajemen 2. Sistem Pendukung Keputusan 3. Sistem Informasi Eksekutif 4. Sistem Pemrosesan Transaksi

Cara pandang pengklasifikasi SI 1. Level Organisasi 2. Area Fungsional 3. Dukungan yang diterima 4. Arsitektur

Sistem Informasi menurut Level Organisasi 1. Sistem informasi departemen

- Contoh : Sistem Informasi SDM (HRIS) 2. Sistem informasi perusahaan (enterprise information system)

- Contoh : sistem informasi perguruan tinggi 3. Sistem informasi antarorganisasi

- Contoh : eCommerce 4. Sistem Informasi Fungsional 5. Sistem informasi berdasarkan area fungsional 6. Ditujukan untuk memberikan informasi bagi kelompok orang yang berada pada bagian

tertentu dalam perusahaan. Klasifikasi SI Berdasarkan Fungsi

1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing System/TPS) - Sebuah sistem yang meng-capture dan memproses data transaksi bisnis. Misalnya:

pesanan, kartu absensi, pembayaran, KRS, reservasi dll

Page 6: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

24

2. Sistem Informasi Manajemen (Managemen Information System/MIS) - Sistem informasi yang menyediakan pelaporan yang berorientasi manajemen

berdasarkan pemrosesan transaksi dan operasi organisasi. 3. Sistem Pendukung Keputusan (Decissin Support System/DSS)

- Sistem informasi yang menindentifikasi berbagai alternatif keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pembuatan keputusan.

4. Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information System/EIS) - Sistem informasi yang diperuntukkan oleh manajer eksekutif untuk mendukung

perencanaan bisnis dan menilai performa rencana tersebut. 5. Sistem Pakar (Expert System)

- Sistem informasi yang meng-capture dan menghasilkan kembali pengetahuan ahli pemecahan masalah atau para pengambil keputusan dan mensimulasikan kembali “pemikiran” ahli tersebut.

6. Sistem Komunikasi dan Kolaborasi (Communication and Collaboration System) - Sistem yang memungkinkan komunikasi lebih efektif antara orang-orang dalam

maupun luar organisasi untuk meningkatkan kemampuan berkolaborasi. 7. Sistem Otomatisasi Kantor (Office Automation System)

- Sistem informasi yang mendukung aktifitas bisnis kantor secara luas yang menyediakan aliran kerja yang diperbaiki antar personil.

Elemen Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari elemen-elemen yang terdiri dari orang, prosedur, perangkat

keras, perangkat lunak, basis data, jaringan komputer dan komunikasi data. Semua elemen ini merupakan komponen fisik. 1.Orang Orang atau personil yang di maksudkan yaitu operator komputer, analis sistem, programmer, personil data entry, dan manajer sistem informasi/EDP 2.Prosedur Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini di sebabkan karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi. Ada 3 jenis prosedur yang dibutuhkan, yaitu instruksi untuk pemakai, instruksi untuk penyiapan masukan, instruksi pengoperasian untuk karyawan pusat komputer. 3.Perangkat keras Perangkat keras bagi suatu sistem informasi terdiri atas komputer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran), peralatan penyiapan data, dan terminal masukan/keluaran. 4. Perangkat lunak Perangkat lunak dapat dibagi dalam 3 jenis utama : - Sistem perangkat lunak umum, seperti sistem pengoperasian dan sistem manajemen data yang

memungkinkan pengoperasian sistem komputer. - Aplikasi perangkat lunak umum, seperti model analisis dan keputusan. - Aplikasi pernagkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap

aplikasi. 1. Basis data

File yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain diatas kertas, mikro film, an lain sebagainya.

2. Jaringan komputer Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang

terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data. 3. Komunikasi data.

Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputerkomputer dan pirant-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data. Data berarti

Page 7: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

25

informasi yang disajikan oleh isyarat digital. Komunikasi data merupakan bagian vital dari suatu sistem informasi karena sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat berkomunikasi satu sama lain.

Arsitektur Sistem Informasi

Sistem informasi dapat di bentuk sesuai kebutuhan organisasi masing-masing. Oleh karena itu, untuk dapat menerapkan sistem yang efektif dan efisiendiperlukan perencanaan, pelaksanaan, pengaturan, dan evaluasi sesuai keinginan masing-masing organisasi. Guna dari sistem yang efektif dan efisien tidak lain untuk mendapatkan keunggulan dalam berkompetisi. Semua orang dapat menggunakan sistem informasi dalam organisasi, tetapi faktor efisiensi setiap sistem adalah berbeda. Perlu diketahui, perubahan sistem, baik besar maupun kecil, selalu akan melalui tingkatan-tingkatan sebagai berikut : Tingkat I : Ide, mengetahui perlu adanya perubahan. Tingkat II : Design, merancang cara pemecahannya. Tingkat III : Pelaksanaan, menerapkan design ke dalam sistem. Tingkat IV : Kontrol, memeriksa tingkat pelaksanaan dijalankan sesuai dengan design Tingkat V : Evaluasi, memeriksa apakah perubahan yang terjadi sesuai dengan tujuan semula. Tingkat VI : Tindak lanjut, melaksanakn perubahan sesuai dengan hasil evaluasi yang ada. Adapun tingkatan yang menjadi kunci yang digunakan untuk memecahkan bagian masalah baik itu secara menyeluruh maupun per bagian, yaitu

Gambar 1.4 Tingkatan Arsitektur Sistem Informasi

Pengelola Sistem Informasi

Salah satu perangkat yang paling penting dari sistem informasi adalah manusia sebagai pengelola informasi. Oleh karena itu hubungan antara sistem informasi dengan pengelolanya sangat erat. Sistem informasi yang dibutuhkan sangat tergantung dari kebutuhan pengelolanya.

Pengelola sistem informasi terorganisasi dalam suatu struktur manajemen. Oleh karena itu bentuk atau jenis sistem informasi yang diperlukan sesuai dengan level manajemennya. • Manajemen Level Atas: untuk perencanaan strategis, kebijakan dan pengambilan keputusan. • Manejemen Level Menengah: untuk perencanaan taktis dan pengambilan keputusan. • Manejemen Level Bawah: untuk perencanan dan pengawasan operasi dan pengambilan keputusan. • Operator: untuk pemrosesan transaksi dan merespon permintaan.

Gambar 1.5 Contoh Bagan Pengelola Sistem Informasi

Kemudian pada perkembangannya, dengan semakin besarnya lingkup sebuah sistem

informasi memerlukan adanya penataan kembali personel dengan baik terutama pada struktur

Page 8: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

26

manajemen organisasi personil. Lihat contoh penataan struktur organisasi pada departemen Sistem Informasi pada gambar 1.5. Tetapi struktur organisasi seperti pada gambar tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan kondisi real perusahaan.Variasi strukturmanajemen tersebut sangat tergantung pada Managerial Efficiency yang dibandingkan dengan tingkat User Service. Manajemen sumber daya manusia perlu dilakukan dengan benar agar sistem informasi dapat berjalan dengan baik. Hal itu dilakukan untuk mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan yang bersifat manusiawi yang dapat mengurangi mutu informasi yang dihasilkan sebuah sistem. Gordon B. Davis memberikan contoh kesalahan-kesalahan tersebut seperti misalnya

• Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat. • Operator sistem tidak mengikuti prosedur pengolahan yang benar. • Kehilangan data atau data tidak terolah. • Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah. • Salah dalam menggunakan dokumen induk/file induk. • Kesalahan dalam prosedur pengolahan. • Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja. Kesulitan karena kesalahan dapat diatasi dengan dua teknik yaitu pengontrolan data dan

penambahan batas kepercayaan pada data. Pengontrolan secara intern dapat dilakukan untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi. Selain itu perlu juga dilakukan pemeriksaan auditing baik secara intern maupun ekstern.

Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem dapat berati menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki/diganti disebabkan beberapa hal, yaitu :

1. Adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama, permasalahan yang timbul dapat berupa ketidakberesan, pertumbuhan organisasi,

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan. 3. Adanya instruksi-instruksi (dari pimpinan atau dari luar organisasi misalnya pemerintah). Pengembangan sistem informasi yang berbasis komputer dapat merupakan tugas kompleks

yang membutuhkan banyak sumber daya dan dapat memakan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.

Jika berdasarkan level manajerial sistem informasi yang di bagi 2 yaitu: Executive Information System (Sistem Informasi Eksekutif) yang merupakan sistem informasi yang menyediakan informasi tentang fasilitas bagi manager dalam mengakses informasi eksternal dan internal untuk mengidentifikasi masalah serta peluang. Dan yang ke dua adalah Inteliggent Support System (sistem pendukung cerdas) di mana merupakan sistem informasi yang mempunyai kemampuan seperti kecerdasan manusia contohnya sistem pakar,AI (Artificial Intelligent). Jika di perhatikan dari segi hubungan antar keduanya, maka terlihat bahwa di dalam EIS harus di dukung oleh ISS sehingga dari segi kebutuhan data serta akses data maka akan semakin baik dan dapat befungsi sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan Enterprise Arsitektur

Enterprise Architecture Planning (EAP)

Enterprise Architecture merupakan salah satu disiplin ilmu dalam teknologi informasi dengan definisi sebagai berikut: 1. Deskripsi misi para stakeholder mencakup parameter informasi, fungsionalitas/kegunaan, lokasi, organisasi dan kinerja. Enterprise Architecture menjelaskan rencana untuk membangun sistem atau sekumpulan sistem (Osvald, 2001). 2. Enterprise Architecture merupakan suatu pendekatan logis yang komprehensif dan holistik untuk merancang dan mengimplementasikan sistem dan komponen sistem secara bersama-sama yang meliputi suatu infrastruktur manajemen informasi/teknologi (Parizeu, 2002).

Page 9: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

27

3. Enterprise Architecture secara berkelanjutan mempengaruhi manajemen organisasi serta area teknologi yang ada dalam organisasi untuk pengembangan blueprint sistem informasi (Doucet et al, 2008) dari berbagai disiplin baik secara teori maupun praktis. Dari definisi-definisi tersebut maka Enterprise Architecturedapat dijadikan acuan atau pedoman pada saat akan mengembangkan sistem informasi dan komunikasi karena Enterprise Architecture merupakan suatu cetak biru. Kata enterprise digunakan karena cakupan dari enterprise archhitecture meliputi:

1. Sektor Organisasi publik maupun pribadi 2. Keseluruhan bisnis atau perusahaan 3. Bagian dari perusahaan yang besar 4. Gabungan dari beberapa perusahaan joint venture 5. Operasi bisnis berbasis outsourcing 6. Perusahaan multinasional

Menurut Zachman (1987 bahwa representasikan fokus, abstraksi atau topik Enterprise Architecture, yaitu: 1. What (data): menggambarkan kesatuan yang dianggap penting dalam bisnis. Kesatuan tersebut adalah hal-hal yang informasinya perlu dipelihara. 2. How (fungsi): mendefinisikan fungsi atau aktivitas. Input dan output juga dipertimbangkan pada kolom ini. 3. Where (jaringan): menunjukkan lokasi geografis dan hubungan antara aktivitas dalam organisasi, meliputi lokasi geografis bisnis yang utama. 4. Who (orang): mewakili manusia dalam organisasi dan metrik untuk mengukur kemampuan dan kinerjanya. Kolom ini juga berhubungan dengan user interface dan hubungan antara manusia dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. 5. When (waktu): mewakili waktu atau kegiatan yang menunjukkan kriteria kinerja. Kolom ini berguna untuk mendesain jadwal dam memproses arsitektur. 6. Why (motivasi): menjelaskan motivasi dari organisasi dan pekerjanya. Disini terlihat tujuan, sasaran, rencana bisnis, arsitektur pengetahuan, alasan pikiran dan pengambilan keputusan dalam organisasi.

Gambar 2.1 Business Proses Modelling Enterprise Architecture

Tujuan Penggunaan Enterprise Architecture (EA) Tujuan penggunaan EA dalam perusahaan adalah untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi bisnis dari perusahaan itu sendiri. Penggunaan EA ini juga termasuk inovasi dalam struktur organisasi perusahaan, integrasi proses bisnis, kualitas dan ketepatan waktu dari informasi

Page 10: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

28

bisnis, serta memastikan bahwa investasi untuk teknologi informasi dalam perusahaan dapat di pertanggungjawabkan. Salah satu metode dalam menggunakan informasi untuk meningkatkan fungsional bisnis, seperti di jelaskan dalam TOGAF, melibatkan pengembangan suatu “Architectural vision” yang menunjukkan sebuah target yang diharuskan dicapai perusahaan di masa depan. Jika visi ini dapat di pahami dengan baik, akan lebih mudah membuat semacam bati loncatan yang mengilistrasikan sebuah proses perubahaan dari keadaan sekarang menjadi keadaan yang ditargetkan. Batu loncatan ini dalam EA di sebut juga transitional architecture. Perkembangan teknologi yang pesat baru-baru ini memberikan efek yang baik pada EA. EA mendefinisikan apa yang perusahaan lakukan, siapa yang menjalankan perusahaan secara individual, bagaimana fungsional perusahaan akan berjalan, dan bagaimana data-data perusahaan akan disimpan dan dimanfaatkan. Biaya investasi dan operasional teknologi informasi akan berkurang dengan manfaat yang sama, dan keakuratan dan kecepatan sistem teknologi informasi akan meningkat. Bgaimana pun, pengembangan sistem informasi EA dan perawatannya tetaplah harus dilakukan. Membangun sebuah sistem EA dapat menghabiskan waktu dan biaya yang tidak sedikit, termasuk juga fase-fase dimana perkembangan proyek pembangunan EA berjalan lambat dan membuat frustasi banyak perusahaan, dimana implemetasi sistem bahkan belum terealisasi. Jika sistem ini tidak di perbaharui dan dirawat secara berkala, manfaat yang telah disebutkan diatas tidak akan di capai dengan masksimal. Manfaat dan Keuntungan Arsitektur Enterprise (EA)

Sebagai teknologi baru yang muncul dan diimplementasikan, manfaat dari arsitektur enterprise terus tumbuh. Arsitektur Enterprise mendefinisikan apa yang merupakan bagian dari organisasi, bagaimana individu dapat berfungsi dalam organisasi, bagaimana fungsi organisasi tersebut dijalankan, dan bagaimana data digunakan dan disimpan. Teknologi Informasi dimanfaatkan secara menyeluruh untuk mengurangi biaya operasional. Namun, untuk menjadi sukses, peningkatan berkelanjutan dan pemeliharaan arsitektur enterprise secara periodik sangat penting. Membangun arsitektur enterprise dapat memakan banyak waktu dan perencanaan yang tepat sangat penting, termasuk melaksanakan tahapan persiapan pelaksanaan proyek sebelum proyek yang sebenarnya dilaksanakan. Jika arsitektur enterprise tidak terus up to date, maka akan terjadi banyak pemborosan yang sia-sia. Jika di bagi-dibagi dalam betuk daftar, maka EA diperlukan karena:

1. EA merupakan suatu proses sekaligus sebagai suatu porduk. 2. Menjamin bahwa sumber daya informasi yang dimiliki enterprise digunakan untuk

mendukung strategi enterprise. 3. Produk EA akan menjadi panduan bagi manajer dalam mendesain proses bisnis dan

panduan bagi pengembang sistem dalam membuat aplikasi yang selaras dengan tujuan dan kebijakan bisnis.

Keuntungan EA dapat di bagi sebagai berikut: 1. Mendukung enterprise dalam penyampaian informasi. 2. Memberikan pelayanan yang lebih efektif dan tepat waktu. 3. Mendukung peningkatan fungsi dan bisnis enterprise. 4. Menghasilkan jalur bimbingan investasi di masa depan 5. Membantu menyelesaikan kesenjangan antara fungsi bisnis dan teknologi informasi dalam

enterprise.

Page 11: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

29

Gambar 2.2 Siklus Hidup Proses EA

Jika melihat gambar 2.2 menunjukkan bahwa proses yang terjaid adalah terjadinya hubungan yang berkesinambungan dan saling terkait antar bagian yang satu dengan bagian yang lain. Penyususan Gagasan dapat berupa coretan whiteboard, power point. Design dapat berupa analisis model formal. Penggunaan dapat berupa implementasi dalam operasional sistem, visualisasi untuk stakeholder berbeda. Sedangkan untuk manajemen dapat berupa penggantian sistem secara bertahap atau pemeliharaan versi. Komponen Arsitektur Enterprise

1. Teknologi 2. Aplikasi 3. Data 4. Bisnis

Enterprise bisa berupa Organisasi no-profit di mana contohnya adalah: Pemerintah, dan Institusi Pendidikan. Enterprise juga bisa dalam berbagai ukuran seperti: kecil seperti kafe, toko atau besar seperti perusahaan telekominikasi. Dampak Negatif Jika Tidak Menggunakan EA

1. Manager akan sulit untuk mendapatkan informasi enterprise yang dibutuhkan secara lengkap.

2. Penyampaian dan Distribusi Informasi pada lingkungan baik internal atau pun eksternal perusahaan akan terhambat dan akan mengalami banyak kendala/permasalahaan.

3. Pelayanan Perusahaan akan bedampak negatif baik terhadap lingkungan di dalam perusahaan sendiri (produk,manajemen, keuangan, marketing) tidak akan berjalan dengan baik dan sering akan memiliki kesenjangan dan kesalahan, begitu juga dampak terhadap lingkungan luar perusahaan (vendor/supplier,Costumer.dll).

4. Tidak memiliki Bimbingan informasi untuk investasi di masa depan. 5. Terjadinya kesenjangan antara fungsi bisnis dengan penggunaan teknologi informasi di

dalam perusahaan itu sendiri. KESIMPULAN Peningkatan berkelanjutan dan pemeliharaan arsitektur enterprise secara periodik sangat penting. Membangun arsitektur enterprise dapat memakan banyak waktu dan perencanaan yang tepat sangat penting, termasuk melaksanakan tahapan persiapan pelaksanaan proyek sebelum

Page 12: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

30

proyek yang sebenarnya dilaksanakan. Jika arsitektur enterprise tidak terus up to date, maka akan terjadi banyak pemborosan yang sia-sia. Penggunaan enterprise pada organisasi atau pun perusahaan baik profit mau pun non-profit, sangat penting untuk mendukung proses bisnis baik eksernal atau pun internal. Karena jika perusahaan atau organisasi tersebut tidak menggunakan EA, maka akan berdampak negatif baik dampak negatif jangka pendek atau pun dampak negatif jangka panjang. Enterprise Architecture Planning (EAP) merupakan suatu pendekatan yang dibuat oleh Steven H. Spewak untuk membangun arsitektur enterprise dengan berdasarkan dorongan data dan dorongan bisnis. Enterprise ArchitecturePlanning adalah proses pendefinisian arsitektur dalam penggunaan informasi untuk mendukung bisnis dan rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut (Spewak, 1992).

Menurut EAP Steven H Spewak, dinyatakan bahwa pemakaian istilah arsitektur terdiri dari arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi. Arsitektur disini sebagaimana layaknya cetak biru, penggambaran atau model. Pada dasarnya EAP bukan merancang bisnis dan arsitekturnya, tetapi mendefinisikan kebutuhan bisnis dan arsitekturnya. Semua arsitektur tersebut dibutuhkan untuk mendukung bisnis yang diselenggarakan oleh enterprise. Kata “mendefinisikan” menurut pengertian Spewak adalah mendefinisikan bisnis dan mendefinisikan arsitektur. Jadi EAP bukan suatu perancangan tetapi pendefinisian. Sedangkan kata “rencana” secara umum adalah membicarakan tentang definisi arsitektur apa yang dibutuhkan dan rencana dukungan diartikan sebagai kapan arsitektur tersebut akan diimplementasikan (Spewak, 1992). Definisi ini mengandung tiga kata kunci:

1. Pendefinisian Pendefinisian berarti melakukan pendefinisian arsitektur sistem bukan merancang sistem

tersebut. Arsitektur enterprise mendefinisikan arsitektur, sedangkan perancangan sistem merupakan tanggung jawab perancang.

2. Arsitektur Arsitektur merujuk ke tiga arsitektur yang didefinisikan yaitu: arsitektur data, arsitektur

aplikasi dan arsitektur teknologi. Arsitektur disini dimaksudkan layaknya cetak biru, penggambaran atau model.

3. Rencana Arsitektur mendefinisikan apa yang diperlukan dan rencana mendefinisikan kapan

mengimplementasikannya. Langkah-langkah dalam EAP memberikan panduan praktis dalam membuat arsitektur dari dua baris dan tiga kolom pertama kerangka kerja Zachman (Surendro, 2009).

Kerangka kerja Zachman merupakan kerangka kerja untuk memetakan hubungan antara komponen enterprise terhadap level arsitektur yang menjadi perhatian pihak-pihak yang berkepentingan dengan Enterprise Architecture. Hubungan antara kerangka kerja Zachman dan EAP adalah proses mendefinisikan dua level atas kerangka kerja Zachman. Sehingga jika dipetakan ke dalam kerangka kerja Zachman, EAP akan berada di baris pertama dan baris kedua yang merupakan perspektif perencana dan pemilik. Sedangkan aspek yang dibahas dalam EAP berada pada tiga kolom dari kerangka kerja Zachman, yaitu meliputi data, fungsi dan jaringan dari arsitektur sistem informasi. Cakupan EAP ke dalam kerangka kerja Zachman dinyatakan dalam Gambar 3.1

Page 13: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

31

Gambar 3.1 Kerangka Kerja Zachman untuk EAP. Pemanfaatan dan Pengembangan Enterprise ArchitecturePlanning (EAP) Sebuah metode alternatif dalam mengembangkan EA adalah atas dasar departemen. Dengan bekerja sama dengan masing-masing departemen dalam suatu organisasi, daftar lengkap proses bisnis diidentifikasi dan, dari setiap proses, sistem informasi pendukung (dan teknologi pendukungnya) dan tujuan perusahaan yang sedang dipenuhi. Metode ini biasanya mengembangkan arsitektur cerobong asap-perusahaan berorientasi, di mana proses masing-masing organisasi didefinisikan dengan baik dan dipetakan, tetapi tidak ada sinergi perusahaan diidentifikasi. Sebaliknya, seorang arsitek yang berpengalaman harus meninjau semua jenis proses dikemas dalam cerobong asap masing-masing untuk mengidentifikasi proses tumpang tindih dan duplikasi yang disebabkan oleh perspektif organisasi. Arsitek kemudian harus merasionalisasi atau menormalkan proses menjadi representasi sejati proses organisasi. Sekali lagi, nilai dapat diperoleh dengan mengembangkan EA berdasarkan perspektif masing-masing departemen. Setiap departemen biasanya mengetahui dan memahami proses bisnis itu melakukan, akan mengenali proses tersendiri dalam EA diterbitkan dan akan, oleh karena itu, dapat menggunakan dan mendukung EA. Sebuah fungsi yang sama harus dilakukan dari perspektif data. Setiap organisasi biasanya memahami jenis data yang dikumpulkan, menggunakan, dan menciptakan tetapi tidak mengerti bagaimana data terkait dengan organisasi lain. Selain itu, data yang sama mungkin dinamai berbeda, atau data lain mungkin berbagi nama yang sama - tetapi mungkin berarti sesuatu yang berbeda saat Anda melintasi batas organisasi. Proses pengumpulan data yang dibutuhkan adalah bagian pertama dari proyek yang akan terlihat oleh perusahaan pada umumnya. Pada titik ini, tujuan EA, ruang lingkup, dan desain telah ditentukan, dan sekarang konten yang sebenarnya harus dikumpulkan. Langkah pertama dalam proses pengumpulan data adalah untuk membangun inventarisasi sumber data, biasanya

Page 14: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

32

diselenggarakan oleh arsitektur dan, dalam setiap arsitektur, menurut jenis objek tertentu. Sebagai contoh:

Tabel 3.2 Data Collection Matrix

OBJECT ORIENTED (OO) DAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING (EAP) Object Oriented (OO) Object Oriented (OO) adalah suatu paradigma yang menggunakan objek dengan identitas yang membungkus properties, operasi, melewatkan pesan, class, inheritance, polymorphism dan dynamic binding untuk menyelesaikan domain permasalahan. (Rasim,) Karakteristik OO

1. Abstraksi Memfokuskan pada masalah inti dengan meninggalkan hal-hal lainnya yang tidak relevan pada permasalahan tersebut

2. Enkapsulasi Pembungkusan data/attribut dan fungsi atau prosedur pengolah data tersebut. Dengan adanya enkapsulasi maka menimbulkan information hidding, artinya data yang ada dalam satu kelas hanya dapat diakses oleh anggota kelas tersebut. Sedangkan kelas yang lainnya hanya dapat memintas layanan yang disediakan oleh kelas tersebut dalam mengakses data.

3. Pewarisan Pewarisan dapat disebut juga generalisasi spesialisasi adalah ciri khas dari OO. Dengan pewarisan memungkinkan menggunkaan kelas yang telah dibuat sebalumnya pada pembuatan program saat ini.

4. Polymorphisme Polymorphisme ada dua bentuk yaitu : - Polymorphisme saat compile time. - Polymorphisme saat run time.

Kerangka EA

Sebuah kerangka EA dapat membantu industri dalam membangun EA target yang fleksibel, mudah beradaptasi, dan efisien. Sebuah EA ditunjukkan untuk digunakan oleh industri dalam melakukan perencanaan strategis dan mengembangkan cetak biru dari perencanaan kedepan. Untuk memperoleh keuntungan-keuntungan dari kerangka EA tersebut, maka langkah yang harus dilakukan adalah menilai seberapa baik implementasi sebuah EA pada sebuah industri. Proses implementasi ini dikenal dengan istilah membudayakan EA (institutionalization). EA Pocess for Institutionalization

EA sangat berguna dalam melakukan integrasi dan pengaturan antara teknologi informasi dan obyek bisnis. Walaupun demikian, tanpa adanya pengaturan yang tepat, EA tidak dapat berjalan secara maksimal. Dengan demikian, sebuah kerangka EA membutuhkan kustomisasi sesuai dengan budaya, peraturan, dan prosedur yang ada. Proses pengaturan ini disebut membudayakan EA (EA institutionalization). EA institutionalization ini dapat dibagi menjadi beberapa langkah sebagai berikut.

• Tahap inisiasi

Page 15: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

33

• Mendefinisikan landasan arsitektur • Mendesain arsitektur target • Merencanakan perubahan arsitektur • Mengimplementasikan perencanaan dan operasi

Gambar 4.1Enterprise Architecture Process for Institutionalization

Gambar 4.2 Lapisan perencanaan Arsitekur Enterprise

Tahapan pembangunan EAP (gambar 4.2) adalah tahap untuk memulai, tahap memahami kondisi daait ini, tahap pendefinisian visi masa depan dan tahapuntuk meyusun rencana dalam mencapai visi masa depan. Initiation Process

Tahap ini membantu menjamin penentuan dasar dari seluruh proses dan melakukan pengecekan apakah investasi teknologi informasi sudah memenuhi semua kebutuhan teknis dan tujuan bisnis. Beberapa sub-proses pada tahapan ini adalah sebagai berikut.

• Pertanyaan bisnis • Menetapkan strategi bisnis dan teknologi informasi • Membangun tim EA

Defining Baseline Architecture Langkah ini menjelaskan kondisi terkini dari suatu industri. Langkah ini merupakan

langkah yang penting dalam tahapan institutionalization karena kemajuan akan terukur dari kondisi terkini suatu industri. Dalam menjelaskan kondisi dasar, sangatlah penting untuk mengidentifikasi aset-aset yang tersembunyi dan redudansi dari beberapa arsitektur yang berbeda.

Page 16: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

34

Gambar 4.3 Enterprise ArchitectureFramework

Kerangka yang akan dikembangkan terdiri dari 3 domain utama yakni domain arsitektur bisnis, aplikasi, dan infrastruktur. Setiap domain tersebut tersusun dari beberapa komponen-komponen pembangun. Untuk lebih jelasnya 3 domain utama tersebut dapat dilihat pada gambar 4.3. ANALISA PROSES BISNIS SMK PAKUAN Value Chain SMK PAKUAN

Porter (1985) menjelaskan, Analisis value-chain merupakan alat analisis stratejik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri. Value Chain mengidentifikasikan dan menghubungkan berbagai aktivitas stratejik diperusahaan (Hansen, Mowen, 2000). Sifat Value Chain tergantung pada sifat industri dan berbeda-beda untuk perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan organisasi yang tidak berorientasi pada laba.

Gambar 5.1 Value Chain SMK PAKUAN

Business Process Model and Notation (BPMN) SMK PAKUAN BPMN adalah Representasi grafis untuk menentukan proses bisnis dalam suatu pemodelan proses Bisnis. Tujuan utama dari BPMN adalah menyediakan suatu notasi standar yang mudah dipahami oleh semua pemangku kepentingan bisnis. Dari analisis bisnis yang menciptakan draft

Page 17: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

35

permulaan dari proses-proses sampai dengan pengembang-pengembang teknis yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan teknologi yang membantu pelaksanaan proses. Kategori Elemen-elemen BPMN Terdapat 4 kategori dari elemen-elemen dalam BPMN, yaitu: Flow Objects a.Events, sebuah event direpresentasikan dengan lingkaran. Events dapat berupa Start, Intermediate, atau End.

b.Activities, sebuah aktivitas direpresentasikan dengan persegi dengan sudut melingkar dan memperlihatkan pekerjaan yang harus dilakukan.

c. Gateways, sebuah gateway direpresentasikan dengan belah ketupat dan memperlihatkan pilihan yang berbeda. Gateway juga menjelaskan mengenai percabangan dan penggabungan dari path yang ada.

Connecting Objects a.Sequence Flow, sequence flow direpresentasikan dengan garis lurus dengan panah tertutup dan menjelaskan mengenai urutan aktivitas yang akan dijalankan.

b.Message Flow, message flow direpresentasikan dengan garis putus-putus dan panah terbuka. Message flow menjelaskan pertukaran pesan yang sedang terjadi.

c.Association, association direpresentasikan dengan garis putus-putus. Association digunakan untuk mengasosiasikan sebah artifak, data, maupun flow object.

Swimlanes a.Pool, pool direpresentasikan dengan persegi besar yang didalamnya dapat berisi flow objects, connecting object, maupun artifak. b.Lane, lane merupakan bagian lebih mendetail dari pool.

Page 18: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

36

Artifacts a.Data Objects, data object digunakan untuk menjelaskan mengenai data yang dibutuhkan atau dihasilkan dari sebuah aktivitas.

b.Group, group direpresentasikan dalam persegi dengan sudut melingkar dan garis luar putus-putus. Group untuk melakukan grouping aktivitas.

c. Annotation, annotation digunakan untuk menjelaskan model atau diagram.

Gambar 5.2 BPMN SMK PAKUAN

Use Case Model SMK PAKUAN Use Case merupakan sebuah teknik yang digunakan dalam pengembangan sebuah software atau sistem informasi untuk menangkap kebutuhan fungsional dari sistem yang bersangkutan, Use Case menjelaskan interaksi yang terjadi antara ‘aktor’ – inisiator dari interaksi sistem itu sendiri

Page 19: PENGEMBANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR …suryanusantara.ac.id/images/...I-No.5---Januari-2014-LumbanrajaHarmon.pdfPENDAHULUAN Enterprise Sistem Informasi Meningkatnya kebutuhan terhadap

37

dengan sistem yang ada, sebuah Use Case direpresentasikan dengan urutan langkah yang sederhana.

Gambar 5.3 Use Case Model SMK PAKUAN

DAFTAR PUSTAKA

Doucet, G., Gotze, J., Saha, P., dan Bernard, S.(2008).Coherency Management: Using Enterprise

Architecture for Alignment, Agility, and Assurance,Journal of Enterprise Architecture, 1-12.

Hansen, and Mowen, 2000 : Management Biaya; Akuntansi dan Pengendalian, alih bahasa Tim Salemba Empat. Salemba Empat jakarta.

http://ramadhantriyanto.wordpress.com/2012/09/27/tentang-enterprise-architecture 25 Januari 2013.

http://ips.yahubs.com/arsitektur-enterprise/ 25 Januari 2013. http://maptech-aci.com/enterprise_architecture.html. 25 Januari 2013. http://www.javachief.com/enterprise-architecture. Diakses tanggal 28 januari 2013. Osvalds, G. 2001. Definition od Enterprise Architecture – Centric Models for The Systems

Engineers, TASC Inc. [email protected] Paszkiewicz, Z., Picard, W. (2005). Modeling Virtual Organization Architecture with the Virtual

Organization Breeding Methodology, Poznan University of Economics, Poland. Spewak, Steven H., Hill, Steven C. 1992. Enterprise Architecture Planning : Developing Blue

Print for Data, Application, and Techonologi, Jhon Willey&Sons. http://catalog.wiley.com/

Surendro, Kridanto. 2007. Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning Untuk Perencanaan Strategi Sistem Informasi. Jurnal Informatika Vol. 8, No. 1,Mei 2007: 1 – 9.

The Open Group. 2007. “The Open Group Architecture Framework (TOGAF), Version 8.1.1, 2007, Enterprise Edition.

Zachman, J.A., “Enterprise Architecture - A Framework,” Zachman International. January, 2000. www.zifa.com/frmwork2.htm .