PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SUHU DAN KALOR...

10
PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 5 (MODEL) LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2019/2020 Umaya 1 Ahmad Amin, M.Si 2 Endang Lovisia, M.Pd.Si 3 Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI LUBUKLINGGAU JL. Mayor Toha Kel. Air Kuti Telp. (0733) 451432 Lubuklinggau E-mail: [email protected] Abstract: The purpose of this study is develop the Contextual Teaching and Learning-based physics teaching book (CTL) on calor material, effective temperature, practical, and valid. The subject of this study was XI IPA at SMA Negeri 5 (Model) Lubuklinggau in academic year 2019/2020. The sample of this research was XI IPA 1 consisting of 34 students. The sample in this research was taken by using simple random sampling. To analyze the data, the researcher used technique interview, poll and test techniques. The validation got a very good category that was 80,68%. The student's response to the Contextual Teaching and Learning (CTL) physics-based textbook was 82,36% in agree category. In addition, based on the tests were giben and got the results, >75% students got score more than 70 of seven question. t table score a with the degree of freedom (DK) = n-1 = 34-1 = 33 and = 0,05 t count was 36,87 and t table was 2,04. It meant that Ha was accepted. It concluded, the physics-based Contextual Teaching and Learning (CTL) teaching book developed had been valid, practical, and effective. Key Words: Contextual Teaching and Learning (CTL), Textbook, Reseach and Development Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Buku Ajar Fisika Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada Materi Suhu dan Kalor yang valid, praktis, dan efektif. Subjek dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas XI IPA dan subjek penelitian kelompok luas dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 (Model) Lubuklinggau Tahun Ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 34 siswa yang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, angket, dan tes. Validasi yang dilakukan mendapatkan hasil dengan kategori sangat baik yaitu dengan persentase 80,68%. Respon siswa terhadap buku ajar fisika berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu 82,36% dengan kategori sangat setuju. Selain itu dari hasil tes ulangan harian yang diberikan, >75% siswa mendapatkan nilai lebih dari 70 dari 7 butir soal yang diberikan. Nilai t tabel dengan derajat kebebasan (dk) = n-1 = 34-1 = 33 dan = 0,05 t hitung = 36,87 dan t tabel = 2,04 karena t hitung t tabel maka Ha diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa buku ajar fisika berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dikembangkan telah valid, praktis, dan efektif. Kata kunci: Buku Ajar, Contextual Teaching and Learning (CTL), Reseach and Development

Transcript of PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SUHU DAN KALOR...

Page 1: PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SUHU DAN KALOR ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/PENGEMBANGAN.pdf · 2019-10-08 · and Learning (CTL)

PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUALTEACHING AND LEARNING (CTL) PADA POKOK BAHASAN

SUHU DAN KALOR SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 5(MODEL) LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Umaya1 Ahmad Amin, M.Si2 Endang Lovisia, M.Pd.Si3

Program Studi Pendidikan Fisika STKIP PGRI LUBUKLINGGAUJL. Mayor Toha Kel. Air Kuti Telp. (0733) 451432 Lubuklinggau

E-mail: [email protected]

Abstract: The purpose of this study is develop the Contextual Teaching and Learning-based physicsteaching book (CTL) on calor material, effective temperature, practical, and valid. The subject of this studywas XI IPA at SMA Negeri 5 (Model) Lubuklinggau in academic year 2019/2020. The sample of thisresearch was XI IPA 1 consisting of 34 students. The sample in this research was taken by using simplerandom sampling. To analyze the data, the researcher used technique interview, poll and test techniques.The validation got a very good category that was 80,68%. The student's response to the ContextualTeaching and Learning (CTL) physics-based textbook was 82,36% in agree category. In addition, based onthe tests were giben and got the results, >75% students got score more than 70 of seven question. ttable

score a with the degree of freedom (DK) = n-1 = 34-1 = 33 and = 0,05 tcount was 36,87 and ttable was 2,04.It meant that Ha was accepted. It concluded, the physics-based Contextual Teaching and Learning (CTL)teaching book developed had been valid, practical, and effective.Key Words: Contextual Teaching and Learning (CTL), Textbook, Reseach and Development

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Buku Ajar Fisika Berbasis Contextual Teachingand Learning (CTL) pada Materi Suhu dan Kalor yang valid, praktis, dan efektif. Subjek dalam penelitianini yaitu seluruh kelas XI IPA dan subjek penelitian kelompok luas dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA1 SMA Negeri 5 (Model) Lubuklinggau Tahun Ajaran 2019/2020 yang terdiri dari 34 siswa yang diambildengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, angket,dan tes. Validasi yang dilakukan mendapatkan hasil dengan kategori sangat baik yaitu dengan persentase80,68%. Respon siswa terhadap buku ajar fisika berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu82,36% dengan kategori sangat setuju. Selain itu dari hasil tes ulangan harian yang diberikan, >75% siswamendapatkan nilai lebih dari 70 dari 7 butir soal yang diberikan. Nilai ttabel dengan derajat kebebasan (dk) =n-1 = 34-1 = 33 dan = 0,05 thitung = 36,87 dan ttabel = 2,04 karena thitung ≥ ttabel maka Ha diterima, sehinggadapat dikatakan bahwa buku ajar fisika berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yangdikembangkan telah valid, praktis, dan efektif.Kata kunci: Buku Ajar, Contextual Teaching and Learning (CTL), Reseach and Development

Page 2: PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SUHU DAN KALOR ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/PENGEMBANGAN.pdf · 2019-10-08 · and Learning (CTL)

PENDAHULUANNegara Indonesia merupakan salah

satu Negara yang sedang berkembang

sangat baik dan pesat. Salah satu cara

yang dapat digunakan untuk memajukan

Negara Indonesia yaitu melalui sektor

pendidikan.

Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara yang telah dilakukan di

SMA Negeri 5 (Model) Kota

Lubuklinggau pada tanggal 16 Juli 2019

didapatlah hasil bahwa sebagian besar

siswa masih merasa kesulitan dalam

mengikuti pembelajaran pada kurikulum

2013 saat ini.

Peneliti juga melakukan

wawancara kepada tiga orang siswa

dengan tingkat kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah. Respon siswa yang

berkemampuan tinggi menganggap

bahwa fisika itu menantang, menarik,

dan asi. Respon siswa yang

berkemampuan sedang menyatakan

bahwa belajar fisika itu asik tetapi

terkadang materinya banyak rumus.

Selanjutnya, respon siswa yang

berkemampuan rendah menyatakan

bahwa fisika itu sulit dan rumit karena

konsep dan rumus-rumusnya banyak

sehingga terkesan membosankan.

Serta berdasarkan hasil tes

diagnosis yang peneliti lakukan dengan

9 orang siswa yang berkemampuan

tinggi, sedang, dan rendah, diketahui

bahwa sebagian besar siswa cenderung

masih belum memahami konsep fisika

dengan baik. Buku paket yang

digunakan saat ini kurang mendukung

dengan model pembelajaran yang

digunakan pada kurikulum 2013 saat ini.

Berdasarkan penjelasan di atas penulis

tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengembangan Buku Ajar

Fisika Berbasis Contextual Teaching

and Learning (CTL) Pada Pokok

Bahasan Suhu dan Kalor Siswa Kelas XI

di SMA Negeri 5 (Model) Lubuklinggau

Tahun Pelajaran 2019/2020”.

Tujuan dari diadakannya

penelitian ini adalah: 1) Untuk

mengetahui cara mengembangkan buku

ajar fisika berbasis Kontekstual pada

materi suhu dan kalor di kelas XI IPA

SMA Negeri 5 (Model) Lubuklinggau

pada Tahun Ajaran 2019/2020. 2) Untuk

mengetahui buku ajar fisika berbasis

Kontekstual apakah telah memenuhi

sasaran kevalidan, kepraktisan, dan

kefektifan pada materi suhu dan kalor di

kelas XI IPA SMA Negeri 5 (Model)

Lubuklinggau pada Tahun Ajaran

2019/2020.

KAJIAN TEORITIKPENELITIAN PENGEMBANGAN

Sugiyono (2012:407) menyatakan

bahwa metode penelitian dan

Page 3: PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SUHU DAN KALOR ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/PENGEMBANGAN.pdf · 2019-10-08 · and Learning (CTL)

pengembangan merupakan sebuah

metode penelitian yang digunakan guna

untuk menghasilkan sebuah produk

tertentu, dan menguji keefektifan produk

tersebut. Dalam penelitian ini akan

menggunakan model pengembangan

ADDIE. Adapun buku ajar dengan

menggunakan model pengembangan

ADDIE dapat dilihat seperti pada

gambar 1.

Gambar 1 Langkah ModelPengembangan Perangkat Pembelajaran

ADDIE (Tegeh, 2014:42)

CONTEXTUAL TEACHING ANDLEARNING (CTL)

Yolanda (2016:231) menyatakanbahwa Contextual Teaching andLearning (CTL) is a concept of learningthat help teachers link between what istaught with real-world situations and toencourage students to make connectionsbetween knowledge and its applicationin real-world situations that in everydaylife so that the understanding of theconcept physics involving studentsactively involved both physically andmentally will gain knowledgeconstructively and can improve studentlearning outcomes.

Dimana yang artinya yaitu

Contextual Teaching and Learning

(CTL) adalah konsep pembelajaran yang

membantu guru menghubungkan antara

apa yang diajarkan dengan situasi dunia

nyata dan untuk mendorong siswa untuk

membuat hubungan antara pengetahuan

dan penerapannya dalam situasi dunia

nyata yang dalam kehidupan sehari-hari

sehingga pemahaman dari konsep fisika

yang melibatkan siswa yang terlibat

aktif baik secara fisik maupun mental

akan memperoleh pengetahuan secara

konstruktif dan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

METODOLOGI PENELITIANDalam penelitian ini untuk

mengembangkan sebuah buku ajar

berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada materi suhu dan

kalor menggunakan model

pengembangan ADDIE. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan angket, wawancara dan

tes. Adapun instrumen yang digunakan

untuk melihat kelayakan dan keefektifan

buku ajar yang dikembangkan yaitu

menggunakan angket kevalidan, angket

kepraktisan, angket observasi, dan soal

tes.

Buku ajar final adalah buku ajar

yang digunakan di SMA Negeri 5

(Model) Lubuklinggau. Validator yang

akan memvalidasi buku ajar yang

dikembangkan adalah ahli materi oleh

bapak Yaspin Yolanda, M.Pd.Si dan ibu

Rheny Mida Yanti, S.Pd, ahli tata

DesignEvaluateImplement

Develop

Analyze

Page 4: PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SUHU DAN KALOR ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/PENGEMBANGAN.pdf · 2019-10-08 · and Learning (CTL)

bahasa dilakukan oleh ibu Dr. Yohanna

Satinem, M.Pd, serta ahli media

dilakukan oleh bapak Leo Charli, M.Pd.

Peneliti menggunakan desain One

Group Pretest-Posttest dimana peneliti

membandingkan hasil posttest dan

prettest siswa. Pada uji One to One

peneliti memberikan angket dengan 3

orang siswa kelas XI MIPA 2, kemudian

memberikan angket dengan 9 orang

siswa kelas XI MIPA 3. Angket ini

berisi 10 pernyataan yang harus

diberikan tanggapan oleh siswa. Pada

akhirnya tahap uji coba kelompok luas

dilakukan di kelas XI MIPA 1 SMA

Negeri 5 (Model) Lubuklinggau dengan

menggunakan 7 soal tes sebagai

instrumen pengujian keefektifan produk.

Untuk menghitung skor angket

menggunakan rumus:

Persentase =skor yang diperoleh

skor maksimumx100%

Untuk menghitung peningkatan n-

gain score menggunakan rumus:

< g > =

Untuk menguji hipotesis tersebut

dapat menggunakan t-test satu sampel

dengan rumus sebagai berikut:

t = ∑( )Buku ajar yang dikembangkan

melewati beberapa tahapan untuk

mendapatkan buku ajar final. Tahapan

tersebut seperti yang dijelaskan di

bawah ini:

Buku ajar draf IPada buku ajar draf 1, peneliti

telah merancang buku ajar berbasis

Contextual Teaching and Learning

(CTL) yang belum divalidasi. Berikut

buku ajar draf 1 pada gambar 2.

Cover buku ajardraf 1

peta konsep bukuajar draf 1

Isi buku ajardraf 1

Isi buku ajar draf 1

Gambar 2 Draf buku ajar IBuku ajar draf II

Buku ajar draf 2 ini merupakan

perbaikan daripada buku ajar draf 1

sebelumnya. Berikut perbaikan setelah

melakukan diskusi dengan dosen

pembimbing sesuai saran serta masukan

yang dapat dilihat pada gambar 3.

Cover buku ajardraf II

Isi buku ajar drafII

Isi buku ajar drafII

Isi buku ajar drafII

Gambar 3 Draf buku ajar II

Page 5: PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SUHU DAN KALOR ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/PENGEMBANGAN.pdf · 2019-10-08 · and Learning (CTL)

HASIL PENELITIANBuku ajar Final

Buku ajar final ini merupakan

buku ajar yang diimplementasikan di

SMA Negeri 5 (Model) Lubuklinggau,

guna untuk melihat keefektifan dan

kepraktisan buku ajar tersebut. Buku ajar

final dapat dilihat pada gambar 4.

Cover buku ajarfinal

Isi buku ajar draffinal

Isi buku ajar draffinal

Isi buku ajar draffinal

Gambar 4. Buku Ajar Final

KELAYAKAN BUKU AJARKelayakan dari buku ajar fisika

berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL) yang dikembangkan ini

dapat dilihat dari hasil validasi yang

dilakukan dengan beberapa ahli dan

dengan beberapa aspek.

Validasi materi yang peneliti

lakukan dengan dosen fisika yaitu bapak

Yaspin Yolanda, M.Pd.Si sebanyak dua

kali. Dari hasil analisis pada validasi

materi yang pertama termasuk dalam

kategori baik dengan persentase sebesar

79,16%. Dari hasil analisis validasi

materi yang kedua dapat dikategorikan

sangat baik dengan mendapatkan

persentase sebesar 85,41%.

Sedangkan validasi yang

dilakukan oleh guru fisika yaitu ibu

Rheny Mida Yanti, S.Pd hanya

dilakukan sekali. Dari hasil analisis

validasi materi termasuk dalam kategori

sangat baik dengan persentase sebesar

85,41%.

Sehingga hasil akumulasi dari

validasi komponen materi yang

dilakukan oleh dua ahli materi terhadap

buku ajar fisika yang dikembangkan

dapat diakumulasi menjadi 83,32%

dengan kategori sangat baik. Sehingga

dari perolehan akumulasi tersebut, buku

ajar fisika yang dikembangkan layak

digunakan dalam segi materi.

Validasi kedua merupakan hasil

dari validasi ahli tata bahasa. Validasi

yang dilakukan dari segi tata bahasa ini

dilakukan dua kali pertemuan. Dari hasil

analisis validasi yang pertama termasuk

dalam kategori baik yaitu dengan

presentase 70,83%. Dari hasil analisis

validasi kedua pada komponen tata

bahasa termasuk dalam kategori baik,

yaitu dengan persentase sebesar 72,91%

dan buku ajar yang dikembangkan layak

digunakan tanpa adanya revisi.

Validasi ketiga merupakan hasil

dari validasi media, validasi dilakukan

sebanyak 2 pertemuan. Dari hasil

Page 6: PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SUHU DAN KALOR ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/PENGEMBANGAN.pdf · 2019-10-08 · and Learning (CTL)

analisis validasi yang pertama termasuk

dalam kategori baik yaitu dengan

presentase 75%. Dari hasil analisis

validasi kedua termasuk dalam kategori

sangat baik, yaitu dengan persentase

sebesar 86,11% dan buku ajar yang

dikembangkan layak digunakan tanpa

adanya revisi.

Berdasarkan hasil penilaian dalam

tahap validasi oleh para ahli yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa

kevalidan buku ajar yang dikembangkan

persentasenya mencapai 80,68% dan

termasuk dalam kategori Sangat baik

sehingga buku ajar yang dikembangkan

ini layak digunakan pada tahap

selanjutnya. Hasil validasi yang telah

dilaksanakan oleh ketiga ahli tersebut

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel.1 Rekapitulasi Tanggapan KetigaAhli

No

Val

idat

or

Has

il P

enila

ian

Per

sent

ase

Kat

egor

i

1.ValidasiMateri

120 83,32% Sangat baik

2.Validasi

Tata Bahasa35 72.91% Baik

3.ValidasiMedia

58 80,55% Sangat baik

Total 213 80,68% Sangatbaik

KEPRAKTISAN BUKU AJARKepraktisan buku ajar diujikan

dengan melewati beberapa uji coba.

Setiap uji coba dilakukan dengan

menggunakan subjek penelitian yang

berbeda.

Uji coba one to one dilaksanakan

pada hari rabu 17 Juli 2019 di kelas XI

IPA 2 dengan 3 orang siswa. Dari angket

yang diberikan kepada siswa hanya 1

orang yang memberikan komentar dan

tanggapan, 2 orang lainnya tidak ada

yang memberikan tanggapan serta

komentarnya. Untuk siswa yang tidak

memberikan tanggapan dan

komentarnya, peneliti menganggap

bahwa buku ajar fisika yang

dikembangkan sudah baik serta sesuai

dengan yang mereka inginkan.

Dari uji coba yang telah dilakukan

pada tahapan uji coba one to one

termasuk dalam kategori cukup praktis

sehingga dapat digunakan pada uji coba

selanjutnya.

Uji coba pada kelompok

kecil/terbatas dilaksanakan pada hari

kamis 18 Juli 2019 di kelas XI IPA 3

dengan 9 orang siswa. Dari angket yang

diberikan kepada siswa hanya 2 orang

yang memberikan komentar dan

tanggapan, 7 orang lainnya tidak ada

yang memberikan tanggapan serta

komentarnya. Untuk siswa yang tidak

memberikan tanggapan dan

komentarnya, peneliti menganggap

bahwa buku ajar fisika berbasis

Contextual Teaching and Learning

Page 7: PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SUHU DAN KALOR ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/PENGEMBANGAN.pdf · 2019-10-08 · and Learning (CTL)

(CTL) sudah baik serta sesuai dengan

yang mereka inginkan.

Uji coba kelompok besar/final

merupakan uji coba pemakaian buku

ajar yang dikembangkan. Pemberian

angket untuk melihat respon siswa

dilaksanakan pada hari Kamis 01

Agustus 2019 dengan siswa sebanyak 34

siswa, yang terdiri dari 13 laki-laki dan

21 perempuan.

Hasil perhitungan angket pada uji

kelompok besar/final dapat dilihat pada

gambar 5.

Gambar 5 Diagram Hasil Respon Siswa Pada UjiKelompok Besar/Final

Selain daripada angket respon

terhadap buku ajar yang dikembangkan,

peneliti juga memberikan angket

observasi. Hal ini dilakukan guna untuk

mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran dengan

menggunakan buku ajar fisika berbasis

Contextual Teaching and Learning

(CTL). Berdasarkan hasil perhitungan

aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dengan menggunakan

buku ajar fisika berbasis Contextual

Teaching and Learning (CTL) pada

pertemuan ke-dua diperoleh hasil

aktivitas siswa paling tinggi yaitu pada

indikator penilaian konstruktivisme,

dimana didapat hasil persentase sebesar

78,67% dengan kategori sangat baik.

Pada pertemuan ke-tiga hasil

perhitungan aktivitas siswa masih sama

yang artinya indikator penilaian

konstruktivisme tetap mendapatkan

persentase paling tinggi yaitu sebesar

83,08% dengan kategori sangat baik..

Serta pada pertemuan ke-empat

diperoleh hasil aktivitas siswa paling

tinggi yaitu tetap berada pada indikator

penilaian konstruktivisme dengan

persentase sebesar 83,08% dengan

kategori sangat baik. Grafik peningkatan

aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada

gambar 6.

Gambar 6 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa

EFEKTIVITAS BUKU AJARMenurut Yolanda (2018:84)

keefektifan merupakan hasil guna yang

diperoleh setelah pelaksanaan proses

belajar mengajar. Suatu perangkat

pembelajaran yang dikembangkan telah

efektif apabila siswa telah mencapai

79%

21%

(CTL) sudah baik serta sesuai dengan

yang mereka inginkan.

Uji coba kelompok besar/final

merupakan uji coba pemakaian buku

ajar yang dikembangkan. Pemberian

angket untuk melihat respon siswa

dilaksanakan pada hari Kamis 01

Agustus 2019 dengan siswa sebanyak 34

siswa, yang terdiri dari 13 laki-laki dan

21 perempuan.

Hasil perhitungan angket pada uji

kelompok besar/final dapat dilihat pada

gambar 5.

Gambar 5 Diagram Hasil Respon Siswa Pada UjiKelompok Besar/Final

Selain daripada angket respon

terhadap buku ajar yang dikembangkan,

peneliti juga memberikan angket

observasi. Hal ini dilakukan guna untuk

mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran dengan

menggunakan buku ajar fisika berbasis

Contextual Teaching and Learning

(CTL). Berdasarkan hasil perhitungan

aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dengan menggunakan

buku ajar fisika berbasis Contextual

Teaching and Learning (CTL) pada

pertemuan ke-dua diperoleh hasil

aktivitas siswa paling tinggi yaitu pada

indikator penilaian konstruktivisme,

dimana didapat hasil persentase sebesar

78,67% dengan kategori sangat baik.

Pada pertemuan ke-tiga hasil

perhitungan aktivitas siswa masih sama

yang artinya indikator penilaian

konstruktivisme tetap mendapatkan

persentase paling tinggi yaitu sebesar

83,08% dengan kategori sangat baik..

Serta pada pertemuan ke-empat

diperoleh hasil aktivitas siswa paling

tinggi yaitu tetap berada pada indikator

penilaian konstruktivisme dengan

persentase sebesar 83,08% dengan

kategori sangat baik. Grafik peningkatan

aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada

gambar 6.

Gambar 6 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa

EFEKTIVITAS BUKU AJARMenurut Yolanda (2018:84)

keefektifan merupakan hasil guna yang

diperoleh setelah pelaksanaan proses

belajar mengajar. Suatu perangkat

pembelajaran yang dikembangkan telah

efektif apabila siswa telah mencapai

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat TidakSetuju

72,00%74,00%76,00%78,00%80,00%

(CTL) sudah baik serta sesuai dengan

yang mereka inginkan.

Uji coba kelompok besar/final

merupakan uji coba pemakaian buku

ajar yang dikembangkan. Pemberian

angket untuk melihat respon siswa

dilaksanakan pada hari Kamis 01

Agustus 2019 dengan siswa sebanyak 34

siswa, yang terdiri dari 13 laki-laki dan

21 perempuan.

Hasil perhitungan angket pada uji

kelompok besar/final dapat dilihat pada

gambar 5.

Gambar 5 Diagram Hasil Respon Siswa Pada UjiKelompok Besar/Final

Selain daripada angket respon

terhadap buku ajar yang dikembangkan,

peneliti juga memberikan angket

observasi. Hal ini dilakukan guna untuk

mengetahui aktivitas siswa selama

proses pembelajaran dengan

menggunakan buku ajar fisika berbasis

Contextual Teaching and Learning

(CTL). Berdasarkan hasil perhitungan

aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dengan menggunakan

buku ajar fisika berbasis Contextual

Teaching and Learning (CTL) pada

pertemuan ke-dua diperoleh hasil

aktivitas siswa paling tinggi yaitu pada

indikator penilaian konstruktivisme,

dimana didapat hasil persentase sebesar

78,67% dengan kategori sangat baik.

Pada pertemuan ke-tiga hasil

perhitungan aktivitas siswa masih sama

yang artinya indikator penilaian

konstruktivisme tetap mendapatkan

persentase paling tinggi yaitu sebesar

83,08% dengan kategori sangat baik..

Serta pada pertemuan ke-empat

diperoleh hasil aktivitas siswa paling

tinggi yaitu tetap berada pada indikator

penilaian konstruktivisme dengan

persentase sebesar 83,08% dengan

kategori sangat baik. Grafik peningkatan

aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada

gambar 6.

Gambar 6 Grafik Peningkatan Aktivitas Siswa

EFEKTIVITAS BUKU AJARMenurut Yolanda (2018:84)

keefektifan merupakan hasil guna yang

diperoleh setelah pelaksanaan proses

belajar mengajar. Suatu perangkat

pembelajaran yang dikembangkan telah

efektif apabila siswa telah mencapai

Aktivitassiswa

Page 8: PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SUHU DAN KALOR ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/PENGEMBANGAN.pdf · 2019-10-08 · and Learning (CTL)

75% dari tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan sebelumnya (Widya, dkk,

2017:162). Dari beberapa pendapat di

atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas

merupakan suatu bentuk pengukuran

hasil belajar dari suatu proses

pembelajaran yang disesuaikan dengan

indikator yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Uji coba kelompok luas ini

dilakukan di kelas XI IPA 1 SMA

Negeri 5 (Model) Lubuklinggau.

Keefektifan dapat dilihat dari hasil

belajar kognitif siswa.

Hasil belajar siswa yang sesuai

dengan penelitian yang dilaksanakan di

kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 (Model)

Lubuklinggau dengan rata-rata

peningkatan ketuntasan hasil belajar

siswa sebesar 74,26% dan mendapatkan

n-gain score sebesar 0,71 dengan

kriteria tinggi. Untuk mencapai

peningkatan hasil belajar kognitif siswa

dapat dihitung dengan menggunakan t-

test satu sampel dimana dalam hal ini

thitung = 36,87 dan ttabel = 2,04 karena

thitung ≥ ttabel maka Ha diterima, dengan

demikian rata-rata nilai hasil belajar

kognitif siswa dapat dikatakan

meningkat.

Dari hasil data yang diperoleh

menyatakan bahwa buku ajar yang

dikembangkan telah efektif digunakan

dalam proses pembelajaran dengan

persentasi seperti yang dijelaskan pada

gambar 7.

Gambar 7 Diagram Hasil Keefektivan Buku Ajardari Segi Peningkatan Hasil Belajar Siswa

PEMBAHASANPenelitian ini dilatar belakangi

oleh adanya potensi atau masalah yang

ditemui pada saat observasi yaitu pada

penggunaan buku ajar yang belum

optimal yang berakibat pada hasil

belajar siswa yang rendah. Penggunan

buku ajar yang belum optimal

disebabkan karena buku yang digunakan

di sekolah menggunakan bahasa yang

sulit dipahami oleh siswa sehingga

diperlukannya sebuah buku ajar yang

menggunakan bahasa yang mudah

dipahami oleh siswa.

Dari hasil penelitian yang

dilakukan bahwa pada saat uji coba one

to one respon siswa terhadap kepraktisan

buku ajar tersebut sangat setuju. Begitu

pula pada saat uji kelompok kecil juga

sangat setuju. Untuk uji coba kelompok

besar respon siswa terhadap kepraktisan

buku ajar tersebut dengan persentase

79,08% dengan kategori sangat setuju.

Serta hasil belajar kognitif siswa yang

75% dari tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan sebelumnya (Widya, dkk,

2017:162). Dari beberapa pendapat di

atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas

merupakan suatu bentuk pengukuran

hasil belajar dari suatu proses

pembelajaran yang disesuaikan dengan

indikator yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Uji coba kelompok luas ini

dilakukan di kelas XI IPA 1 SMA

Negeri 5 (Model) Lubuklinggau.

Keefektifan dapat dilihat dari hasil

belajar kognitif siswa.

Hasil belajar siswa yang sesuai

dengan penelitian yang dilaksanakan di

kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 (Model)

Lubuklinggau dengan rata-rata

peningkatan ketuntasan hasil belajar

siswa sebesar 74,26% dan mendapatkan

n-gain score sebesar 0,71 dengan

kriteria tinggi. Untuk mencapai

peningkatan hasil belajar kognitif siswa

dapat dihitung dengan menggunakan t-

test satu sampel dimana dalam hal ini

thitung = 36,87 dan ttabel = 2,04 karena

thitung ≥ ttabel maka Ha diterima, dengan

demikian rata-rata nilai hasil belajar

kognitif siswa dapat dikatakan

meningkat.

Dari hasil data yang diperoleh

menyatakan bahwa buku ajar yang

dikembangkan telah efektif digunakan

dalam proses pembelajaran dengan

persentasi seperti yang dijelaskan pada

gambar 7.

Gambar 7 Diagram Hasil Keefektivan Buku Ajardari Segi Peningkatan Hasil Belajar Siswa

PEMBAHASANPenelitian ini dilatar belakangi

oleh adanya potensi atau masalah yang

ditemui pada saat observasi yaitu pada

penggunaan buku ajar yang belum

optimal yang berakibat pada hasil

belajar siswa yang rendah. Penggunan

buku ajar yang belum optimal

disebabkan karena buku yang digunakan

di sekolah menggunakan bahasa yang

sulit dipahami oleh siswa sehingga

diperlukannya sebuah buku ajar yang

menggunakan bahasa yang mudah

dipahami oleh siswa.

Dari hasil penelitian yang

dilakukan bahwa pada saat uji coba one

to one respon siswa terhadap kepraktisan

buku ajar tersebut sangat setuju. Begitu

pula pada saat uji kelompok kecil juga

sangat setuju. Untuk uji coba kelompok

besar respon siswa terhadap kepraktisan

buku ajar tersebut dengan persentase

79,08% dengan kategori sangat setuju.

Serta hasil belajar kognitif siswa yang

76%

24%

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

75% dari tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan sebelumnya (Widya, dkk,

2017:162). Dari beberapa pendapat di

atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas

merupakan suatu bentuk pengukuran

hasil belajar dari suatu proses

pembelajaran yang disesuaikan dengan

indikator yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Uji coba kelompok luas ini

dilakukan di kelas XI IPA 1 SMA

Negeri 5 (Model) Lubuklinggau.

Keefektifan dapat dilihat dari hasil

belajar kognitif siswa.

Hasil belajar siswa yang sesuai

dengan penelitian yang dilaksanakan di

kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 (Model)

Lubuklinggau dengan rata-rata

peningkatan ketuntasan hasil belajar

siswa sebesar 74,26% dan mendapatkan

n-gain score sebesar 0,71 dengan

kriteria tinggi. Untuk mencapai

peningkatan hasil belajar kognitif siswa

dapat dihitung dengan menggunakan t-

test satu sampel dimana dalam hal ini

thitung = 36,87 dan ttabel = 2,04 karena

thitung ≥ ttabel maka Ha diterima, dengan

demikian rata-rata nilai hasil belajar

kognitif siswa dapat dikatakan

meningkat.

Dari hasil data yang diperoleh

menyatakan bahwa buku ajar yang

dikembangkan telah efektif digunakan

dalam proses pembelajaran dengan

persentasi seperti yang dijelaskan pada

gambar 7.

Gambar 7 Diagram Hasil Keefektivan Buku Ajardari Segi Peningkatan Hasil Belajar Siswa

PEMBAHASANPenelitian ini dilatar belakangi

oleh adanya potensi atau masalah yang

ditemui pada saat observasi yaitu pada

penggunaan buku ajar yang belum

optimal yang berakibat pada hasil

belajar siswa yang rendah. Penggunan

buku ajar yang belum optimal

disebabkan karena buku yang digunakan

di sekolah menggunakan bahasa yang

sulit dipahami oleh siswa sehingga

diperlukannya sebuah buku ajar yang

menggunakan bahasa yang mudah

dipahami oleh siswa.

Dari hasil penelitian yang

dilakukan bahwa pada saat uji coba one

to one respon siswa terhadap kepraktisan

buku ajar tersebut sangat setuju. Begitu

pula pada saat uji kelompok kecil juga

sangat setuju. Untuk uji coba kelompok

besar respon siswa terhadap kepraktisan

buku ajar tersebut dengan persentase

79,08% dengan kategori sangat setuju.

Serta hasil belajar kognitif siswa yang

76%

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

TUNTAS

TIDAKTUNTAS

Page 9: PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SUHU DAN KALOR ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/PENGEMBANGAN.pdf · 2019-10-08 · and Learning (CTL)

diukur dalam penelitian ini yaitu

peningkatan hasil belajar siswa,

sedangkan untuk aktivitas siswa

mengalami peningkatan yang sangat

baik pada setiap pertemuannya.

Dari penjelasan tersebut dapat

dikatakan bahwa Buku ajar fisika

berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL) pada materi Suhu dan

Kalor di kelas XI IPA SMA Negeri 5

(Model) Lubuklinggau dapat dikatakan

valid, praktis dan efektif.

KESIMPULAN DAN SARANKESIMPULANBerdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, peneliti menyimpulkan

bahwa:

1. Peneliti menggunakan model

pengembangan ADDIE yang terdiri

dari 5 tahapan mulai dari

kontruktivisme (contructivism),

menemukan (inquiry), bertanya

(questioning), masyarakat belajar

(learning community), pemodelan

(modelling), refleksi (reflection),

dan penilaian yang sebenarnya

(authenthic assesment).

2. Buku ajar fisika berbasis Contextual

Teaching and Learning (CTL) yang

dikembangkan mendapatkan hasil

penilaian validator pada komponen

kelayakan materi mempunyai

persentase sebesar 83,32%,

sementara pada komponen media

mempunyai persentase sebesar

80,55%, dan pada komponen tata

bahasa mempunyai persentase

sebesar 72,9%. Persentase

keseluruhan komponen yaitu

sebesar 80,68% sehingga buku ajar

fisika berbasis Contextual Teaching

and Learning (CTL) dapat dikatakan

valid serta memenuhi kriteria yang

sangat baik. Persentase keseluruhan

respon siswa terhadap buku ajar

fisika berbasis Contextual Teaching

and Learning (CTL) yaitu 85,87%

sehingga buku ajar dapat dikatakan

praktis serta memenuhi kriteria

setuju atau positif. Persentase hasil

ulangan harian siswa dengan rata-

rata peningkatan ketuntasan hasil

belajar sebesar 74,26% dimana

siswa yang memperoleh nilai ≥70 sebanyak 26 siswa dan 8 siswa

lainnya mendapatkan nilai < 70.

Serta mendapatkan n-gain score

sebesar 0,71 dengan kriteria tinggi.

Lalu persentase hasil aktivitas siswa

selama proses pembelajaran

menggunakan buku ajar fisika

berbasis Contextual Teaching and

Learning (CTL) mendapatkan rata-

rata peningkatan sebesar 72,86%

dengan kategori baik. Sehingga

dapat dikatakan bahwa buku ajar

Page 10: PENGEMBANGAN BUKU AJAR FISIKA BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SUHU DAN KALOR ...mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/PENGEMBANGAN.pdf · 2019-10-08 · and Learning (CTL)

fisika berbasis Contextual Teaching

and Learning (CTL) efektif. Oleh

sebab itu, buku ajar fisika berbasis

Contextual Teaching and Learning

(CTL) pada materi Suhu dan Kalor

tahun pelajaran 2019/2020 dapat

dikatakan valid, praktis, dan efektif.

SARANAdapun saran pemanfaatan serta

pengembangan produk lebih lanjut

adalah sebagai berikut:

1. Penulis menyarankan buku ajar

fisika berbasis Contextual Teaching

and Learning (CTL) dapat

digunakan dalam membantu guru

menjelaskan pembelajaran materi

Suhu dan Kalor karena telah

mendapat penilaian sangat baik dan

layak untuk digunakan.

2. Buku ajar fisika berbasis Contextual

Teaching and Learning (CTL) dapat

dikolaborasikan dengan model

pembelajaran yang lain selama

masih menyertakan komponen

Contextual Teaching and Learning

(CTL).

DAFTAR PUSTAKASugiyono. (2012). Metode Penelitian

Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif Dan

R&D. Bandung : Alfabeta.

Tegeh, I. M., Jampel, I. N., & Pudjawan,

K. (2014). Model Penelitian

Pengembangan. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Widya, dkk. (2017). Kualitas Perangkat

Pembelajaran Fisika Berbasis

Model Creative Problem

Solving Dengan Pendekatan

Open-Ended Pada Materi

Usaha Dan Energi Terintegrasi

Energi Biomassa. Jurnal Ilmiah

Penelitian dan Pembelajaran

Fisika 3 (2), 158-171.

Yolanda, Yaspin. (2016). Quality of

Brick Mixed Cow Dung And

Implementation of Learning

Physics of Pressure to

Approach Contextual Teaching

And Learning (CTL) In Smp

State 1 Lubuklinggau.

Proceeding The Jambi

International Seminar On

Education (JISE).

https://drive.google.com/file/d/

0B0gP0g2fkT9abHVtdGVsQX

NMZlFmdmNhb0E2RTU1S1dJ

SVZ3/view?usp=sharing

Yolanda, Y., Amin, A., & Sari, R.

(2018). Efektivitas Pendekatan

Scientific pada Pembelajaran

Fisika. Jurnal Perspektif

Pendidikan, 12 (1).

https://ojs.stkippgri-

lubuklinggau.ac.id/index.php/J

PP/article/view/205