PENGEMBANGAN BUDAYA BACA LEVEL AKADEMIK … · pengembangan budaya baca level akademik dengan...
Transcript of PENGEMBANGAN BUDAYA BACA LEVEL AKADEMIK … · pengembangan budaya baca level akademik dengan...
PENGEMBANGAN BUDAYA BACA LEVEL AKADEMIK
DENGAN STRATEGI PQ4R PADA MAHASISWA SEMESTER VII
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Neneng Tia Ati Yanti
141224103
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN BUDAYA BACA LEVEL AKADEMIK
DENGAN STRATEGI PQ4R PADA MAHASISWA SEMESTER VII
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Neneng Tia Ati Yanti
141224103
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PENGEMBANGAN BUDAYA BACA LEVEL AKADEMIK DENGAN
STRATEGI PQ4R PADA MAHASISWA SEMESTER VII PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS
SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Oleh:
Neneng Tia Ati Yanti
141224103
Disetujui oleh:
Pembimbing
Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. Tanggal: 22 Januari 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PENGEMBANGAN BUDAYA BACA LEVEL AKADEMIK
DENGAN STRATEGI PQ4R PADA MAHASISWA SEMESTER VII
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Neneng Tia Ati Yanti
141224103
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi
Pada tanggal: 24 Januari 2018
Dan telah dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. ………………
Sekretaris : Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. ………………
Anggota I : Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. ………………
Anggota II : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. ………………
Anggota III : Septina Krismawati, S.S., M.A. ………………
Yogyakarta, 24 Januari 2018
Fakutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO
“Mencintai diri sendiri dan selalu berdamai dengan keadaan”
(Neneng Tia Ati Yanti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya orang lain atau bagian karya orang lain, kecuali telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Januari 2018
Yang membuat pernyataan,
Neneng Tia Ati Yanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Allah SWT yang selalu memberi hidayah dan pendampingan kepada saya yang
selalu melindungi dan menyertai saya setiap saat.
Kedua orang tua saya, ayah (Tian Sutian), ibu (Naning Sudiar) yang selalu
memberi motivasi, menghibur, mendoakan, dan mendengar keluh kesahku selama
mengerjakan skripsi ini.
Kedua adik saya (Ananda Apriliyanti dan Leysha Octora Putri) yang tak hentinya
memberikan doa, dukungan, motivasi dan semangat kepada saya selama
mengerjakan skripsi ini.
Segenap sahabat kelingking PBSI 2014 dan semua pihak yang membantu saya
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda terima kasih yang sebesar-besarnya
atas dukungan yang telah diberikan selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Neneng Tia Ati Yanti
Nomor Mahasiswa : 141224103
Demi kepentingan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah saya yang
berjudul:
PENGEMBANGAN BUDAYA BACA LEVEL AKADEMIK
DENGAN STRATEGI PQ4R PADA MAHASISWA SEMESTER VII
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta pada tanggal 22 Januari 2018
Yang menyatakan,
Neneng Tia Ati Yanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Yanti, Neneng Tia Ati. 2018. Pengembangan Budaya Baca Level Akademik
pada Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Skripsi.
Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (Reaserch and
Development) yang menghasilkan produk berupa buku ajar penerapan strategi
PQ4R untuk membangun budaya baca level akademik mahasiswa. Penelitian ini
mengkaji kondisi budaya baca mahasiswa, kemampuan membaca level akademik
mahasiswa, penerapan pengembangan budaya baca level akademik melalui
strategi PQ4R untuk meningkatkan budaya baca mahasiswa, serta
mengembangkan buku ajar untuk meningkatkan budaya baca level akademik
mahasiswa. Sumber data penelitian ini adalah 30 mahasiswa semester VII kelas A
pada mata kuliah Seminar Bahasa Sastra Indonesia, Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Budaya baca level akademik mahasiswa merupakan kebiasaan mahasiswa
yang sudah mengakar untuk memahami semua jenis membaca. Jenis-jenis
membaca level akademik ialah membaca pemahaman, membaca interpretatif,
membaca kritis, membaca kreatif, dan membaca reflektif. Penelitian ini
menggunakan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes digunakan untuk
mengetahui kemampuan membaca level akademik mahasiswa, sedangkan
instrumen nontes berupa tiga angket analisis kebutuhan, yaitu angket budaya baca,
angket analisis kebutuhan, dan angket strategi PQ4R. Jadi, hasil tes dan ketiga
angket analisis kebutuhan tersebut sebagai data dalam penelitian ini. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa rendahnya kondisi budaya baca mahasiswa tersebut. Hal
ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata tes diperoleh sebesar 50,8 dan
berkategori cukup.
Strategi PQ4R merupakan salah satu cara untuk meningkatkan budaya baca
level akademik mahasiswa melalui pemahaman konsep isi teks secara
menyeluruh. Berdasarkan data hasil analisis kebutuhan, hasil perhitungan yang
diperoleh peneliti adalah sebesar 74,7% menunjukkan mahasiswa tersebut
membutuhkan strategi PQ4R untuk mengembangkan budaya baca level akademik.
Berdasakan hasil tersebut, peneliti bermaksud mengembangkan budaya baca level
akademik mahasiswa melalui strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite
dan Review (PQ4R) yang tercantum dalam buku ajar. Dengan adanya buku ajar
diharapkan dapat mengembangkan budaya baca level akademik mahasiswa
semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Kata Kunci: budaya baca, membaca level akademik, strategi PQ4R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Yanti, Neneng Tia Ati. 2018. The Development of Reading Habit In Academic
Level on Semester VII Students of Indonesian Language and Literature
Education Study Program of Sanata Dharma University Yogyakarta. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.
This research is development research (Research and Develompment)
which has result in the form of implementation PQ4R strategy textbook for
developing the reading habit in academic level,the implementation of developing
reading habit in academic level through PQ4R srtrategy to increase students’
reading habit, and also developing textbook to increase reading habit in academic
level. The source of the data is 30 students in semester VII, class A on Indonesian
Language and Literature Seminars course, in Indonesia Language and Literature
Study Program, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
Reading habit in academic level is a habit of students to understand all
types of reading. The types of reading in academic level are reading
comprehension, interpretive reading, critical reading, creative reading, and
reflective reading. This research using test and nontest instruments. The
researcher uses test instrument to know the ability of students’ reading in
academic level. Whereas, the researcher uses non test instrument which are three
questionaries of needs analysis. The questionaries are questionnaire needs
analysis of stratey development, reading habit questionnaire, and PQ4R strategy
questionnaire. The result of the test and also the questionnaries of needs analysis
are used as the data in this research. The result of the data shows that students
have low habit of reading. This is can be proven with the average of the test is
50,8 and the category is enough.
As an innovation, PQ4R strategy is a method to increase reading habit in
academic level through the understanding the concept of the text throughly. Based
on the data of needs analysis, the result which the researcher gets is 74,7%,
shows that students need PQ4R strategy to develop reading habit in academeic
level. Based on the data, the researcher would like to develop reading habit in
academic level using Preview, Quesion, Read, Reflect, Recite, and Review (PQ4R)
strategy which is listed in the textbook. The researcher hopes by using textbook
students can develop reading habit in academic level, especially for students in
semester VII of Indonesia Language and Literature Study Program of Sanata
Dharma University.
Keywords: reading habit, reading in academic level, PQ4R strategy
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan hidayah serta bimbingan, sehingga skripsi yang berjudul
Pengembangan Budaya Baca Level Akademik pada Mahasiswa Semester VII
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata
DharmaYogyakarta dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skrisi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan,
dukungan, bimbingan, doa, nasehat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. P. Kuswandono, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Rishe Purnama Dewi, S.Pd. M.Hum., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
5. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang dengan
bijaksana, sabar, dan penuh ketelitian membimbing, mengarahkan,
memotivasi, dan memberikan berbagai masukan yang sangat berharga
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indoensia yang
memiliki karakteristik masing-masing membekali penulis dengan berbagai
ilmu pengetahuan yang penulis butuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Robertus Marsidiq dan Theresia Rusmiyati selaku karyawan sekretariat
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang dengan sabar
memberikan pelayanan administrasi kepada penulis dalam menyelesaikan
urusan administrasi.
8. Seluruh mahasiswa semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia, Yogyakarta kelas A dan B yang telah bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini.
9. Bapak Tian Sutian dan Ibu Naning Sudiar, selaku kedua orang tua peneliti
yang selalu memberi kasih sayang, dukungan, dan doa untuk kelancaran
dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Bapak Maman Tarman dan Ibu Dede Pikoh, selaku kakek dan nenek
peneliti yang selalu memberi kasih sayang, doa, dan dukungan untuk
kelancaran penulisan skripsi ini.
11. Kedua saudari kandungku, Ananda Apriliyanti dan Leysha Octora Putri
yang selalu menghibur dikala jenuh datang.
12. Teman seperjuangan, Melisa Deresta, Stefania Helmon, Fitriya Ningsih,
Sicilia Citra Putri, dan Melita Eufrasia Jewaru yang bersama-sama
berjuang dengan peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman seperjuangan mahasiswa PBSI 2014 yang telah bersama-
sama dalam semangat, suka, dan duka untk meraih kesusksesan dari PBSI.
14. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia kelas B
yang sama-sama berjuang selama kurang lebih 4 tahun untuk meraih
kesuksesan dalam dunia akademik.
15. Teman-teman Crazy Home, khususnya Erick Hardianto yang selalu
menghibur saat jenuh datang dan selalu mendengarkan keluh-kesah yang
dirasakan oleh peneliti.
16. Rina Kurniawati selaku teman yang selalu ada dan selalu memberi
dukungan kepada peneliti.
17. Teman-teman Kos Biru 32B yang selalu menghibur saat jenuh datang dan
selalu mendengarkan keluh-kesah yang dirasakan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
18. Semua pihak yang belum disebutkan yang turut membantu peneliti untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
memberikan inspirasi bagi peneliti lain.
Peneliti
Neneng Tia Ati Yanti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
MOTTO ................................................................................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v
PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR SKEMA .............................................................................................. xx
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xxi
DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................... xxii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7
1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan........................................................ 7
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
1.6 Batasan Istilah .......................................................................................... 9
1.7 Sistematika Penelitian ............................................................................ 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 12
2.1 Penelitian Relevan .................................................................................. 12
2.2 Kajian Teori ............................................................................................ 17
2.2.1 Kondisi Budaya Baca Mahasiswa ................................................... 17
2.2.2 Membaca Level Akademik ............................................................. 20
2.2.3 Konsep Strategi PQ4R .................................................................... 32
2.2.4 Implementasi Strategi PQ4R ........................................................... 37
2.2.5 Buku Ajar ........................................................................................ 40
2.3 Kerangka Berpikir .................................................................................. 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 44
3.1 Jenis Penelitian ....................................................................................... 44
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian ........................................................... 48
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 49
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................... 50
3.4.1 Instrumen Tes .................................................................................. 50
3.4.2 Instrumen Nontes ............................................................................ 53
3.5 Teknik Analisis Data Penelitian ............................................................. 59
3.5.1 Identifikasi Data .............................................................................. 60
3.5.2 Klasifikasi Data ............................................................................... 64
3.5.3 Interpretasi Data .............................................................................. 65
3.5.4 Pelaporan Data ................................................................................ 66
3.6 Prosedur Pengembangan Produk ............................................................ 66
3.6.1 Potensi dan Masalah ........................................................................ 68
3.6.2 Pengumpulan Data .......................................................................... 69
3.6.3 Desain Produk ................................................................................. 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.6.4 Validasi Desain ............................................................................... 71
3.6.5 Revisi Desain Produk ...................................................................... 71
3.6.6 Uji Coba Terbatas ........................................................................... 71
3.6.7 Produksi Produk .............................................................................. 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 73
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 73
4.2 Analisis Data .......................................................................................... 75
4.2.1 Analisis Data Observasi .................................................................. 76
4.2.2 Analisis Angket Budaya Baca ......................................................... 80
4.2.3 Analisis Tes Membaca Level Akademik ........................................ 91
4.2.4 Analisis Angket Kebutuhan .......................................................... 112
4.2.5 Analisis Angket Strategi PQ4R ..................................................... 141
4.3 Deskripsi Produk .................................................................................. 160
4.4 Analisis Data Validasi dan Revisi Produk ........................................... 162
4.4.1 Deskripsi Data Validasi Dosen Ahli ............................................. 162
4.4.2 Deskripsi Revisi Produk ................................................................ 164
4.4.3 Deskripsi Uji Coba Produk ........................................................... 164
4.5 Pembahasan .......................................................................................... 169
4.5.1 Kondisi Budaya Baca Mahasiswa ................................................. 169
4.5.2 Kemampuan Membaca Level Akademik Mahasiswa ................... 171
4.5.3 Pengembangan Budaya Baca dengan Strategi PQ4R ................... 172
4.5.4 Pengembangan Buku Ajar............................................................. 173
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 175
5.1 Simpulan Penelitian .............................................................................. 175
5.2 Impikasi ................................................................................................ 178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
5.3 Saran-saran ........................................................................................... 179
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 180
LAMPIRAN ....................................................................................................... 185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Membaca Level Akademik .............................................. 24
Tabel 3.1 Kisi-kisi Membaca Level Akademik .................................................. 51
Tabel 3.2Kisi-Kisi Panduan Observasi............................................................... 54
Tabel 3.3 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Pengembangan Strategi ....................... 55
Tabel 3.4 Kisi-kisi Budaya Baca ........................................................................ 56
Tabel 3.5 Kisi-kisi Strategi PQ4R ...................................................................... 57
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Validasi Buku Ajar untuk Ahli ........................... 58
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Angket Umpan Balik Mahasiswa terhadap Uji
Coba Buku Ajar .................................................................................................. 59
Tabel 3.8 Interval Skala Likert ........................................................................... 61
Tabel 3.9Kategori ITK ....................................................................................... 63
Tabel 3.10Kategori Penilaian Menurut Nurgiantoro .......................................... 63
Tabel 4.1 Indikator Semangat Membaca Buku .................................................. 41
Tabel 4.2 Indikator Kesadaran Membaca Buku ................................................. 83
Tabel 4.3 Indikator Ketertarikan Membaca Buku .............................................. 85
Tabel 4.4 Indikator Pemanfaatan Waktu untuk Membaca ................................. 87
Tabel 4.5 Indikator Memilih dan Mencari Buku ................................................ 89
Tabel 4.6 Kategori ITK ...................................................................................... 93
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan ITK Butir Soal ...................................................... 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.8 Indikator Memahami Arti Kata, Istilah dan Ungkapan ...................... 96
Tabel 4.9 Indikator Memahami Makna Tersurat ................................................ 98
Tabel 4.10 Indikator Memahami Makna Tersirat............................................... 99
Tabel 4.11 Indikator Mampu Menyimpulkan Isi Teks ....................................... 101
Tabel 4.12 Indikator Mampu Memprediksi Maksud Penulis ............................. 103
Tabel 4.13 Indikator Mampu Mengevaluasi Teks .............................................. 104
Tabel 4.14 Indikator Memberi Pertimbangan Kelebihan dan Kekurangan Teks
............................................................................................................................. 105
Tabel 4.15 Indikator Mempertanyakan Apa”, “Mengapa”, dan“Bagaimana” Teks
............................................................................................................................. 106
Tabel 4.16 Indikator Mencipta Gagasan Baru Berdasarkan Hasil Membaca Teks
Baru yang Lain .................................................................................................... 107
Tabel 4.17 Indikator Mencipta Teks Baru Berdasarkan Inspirasi Teks Lain ..... 108
Tabel 4.18 Indikator Mampu Menafsirkan Maksud yang Ingin Disampaikan oleh
Penulis ................................................................................................................. 109
Tabel 4.19 Indikator Memahami Isi Bacaan sebagai Cermin Kehidupan .......... 110
Tabel 4.20 Indikator Memaknai Isi Bacaan dalam Kehidupan Senyatanya ....... 110
Tabel 4.21 Kategori Skala Likert ....................................................................... 113
Tabel 4.22 Indikator Menemukan Arti Kata Sukar dalam Bacaan .................... 114
Tabel 4.23 Indikator Menambah Perbendaharaan Kata setelah Membaca ........ 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel 4.24 Indikator Menemukan Arti Idiom Atau Ungkapan dalam Bacaan ... 120
Tabel 4.25 Indikator Menemukan Gaya Bahasa yang digunakan dalam Bacaan
............................................................................................................................. 122
Tabel 4.26 Indikator Menemukan Makna Tersurat ............................................ 125
Tabel 4.27 Indikator Menemukan Makna Tersirat ............................................. 127
Tabel 4.28 Indikator Menemukan Pokok-Pokok Masalah dalam Bacaan ......... 129
Tabel 4.29 Indikator Menafsirkan Tujuan Penulis Berdasarkan Bacaan .......... 131
Tabel 4.30 Indikator Mengulas Substansi Bacaan ............................................. 134
Tabel 4.31 Indikator Memahami Isi Bacaan ...................................................... 136
Tabel 4.32 Memberikan Kritik terhadap Isi Bacaan .......................................... 138
Tabel 4.33 Kategori Skala Likert ....................................................................... 142
Tabel 4.34 Indikator Melakukan Tinjauan Awal sebelum mulai Membaca Buku
............................................................................................................................. 143
Tabel 4.35 Indikator Membuat Pertanyaan untuk Membangkitkan Minat Baca
............................................................................................................................. 146
Tabel 4.36 Indikator Mulai Membaca Bacaan dengan Teliti ............................. 149
Tabel 4.37 Indikator Merenungkan Informasi yang Sudah Diperoleh saat
Membaca ............................................................................................................. 152
Tabel 4.38 Indikator Mengungkapkan Informasi yang Telah Dipahami dengan
Membahasakan dengan Bahasa Sendiri .............................................................. 154
Tabel 4.39 Indikator Meninjau secara Keseluruhan Isi Bacaan ......................... 157
Tabel 4.40 Hasil Pehitungan Kuesioner Umpan Balik Mahasiswa .................... 164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 43
Skema 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan ............................. 47
Skema 3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan ................................................. 67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Tingkatan Level Pembelajar ......................................................... 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Membaca Level Akademik .................................................. 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Hadir Mahasiswa PBSI USD Semester VII .................... 185
Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian .................................................... 190
Lampiran 3 Angket Analisis Kebutuhan ........................................................ 192
Lampiran 4 Hasil Penghitungan Angket Analisis Kebutuhan ........................ 196
Lampiran 5 Angket Budaya Baca .................................................................. 197
Lampiran 6 Hasil Budaya Baca ..................................................................... 201
Lampiran 7 Angket Strategi PQ4R ................................................................. 202
Lampiran 8 Hasil Strategi PQ4R .................................................................... 206
Lampiran 9 Tes Membaca Level Akademik ................................................. 207
Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Membaca Level Akademik ......................... 217
Lampiran 11 ITK Butir Soal ............................................................................. 218
Lampiran 12 Hasil Tes Membaca Level Akademik ......................................... 219
Lampiran 13 Lembar Validasi Dosen .............................................................. 221
Lampiran 14 Lembar Uji Coba Produk ............................................................ 224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membaca merupakan pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan
pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang bacaan itu, yang
diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu
(Nurhadi, 2017: 2). Artinya, saat seseorang membaca tentu akan memiliki
pemahaman menyeluruh terhadap isi bacaan tersebut. Pembaca atau pembelajar
tersebut sedang melakukan pengolahan isi bacaan secara kritis dan kreatif. Secara
kritis berarti dapat menafsirkan isi bacaan serta mampu mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan teks berdasarkan proporsi isi bacaan, sedangkan secara
kreatif berarti bahwa pembaca/pembelajar tersebut mampu menciptakan gagasan
baru berdasarkan teks yang dibacanya tersebut.
Menurut Pranowo dan Antonius Herujiyanto (2017: 100), kemampuan
membaca kritis itu bukan sekadar memahami isi tersurat dan tersirat tetapi harus
ditingkatkan pada penafsiran makna bacaan dan memiliki kesanggupan
mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan teks sehingga pembaca dapat
mendudukkan permasalahan pada proporsi yang sebenarnya. Kemudian
kemampuan membaca kreatif ini bukan sekadar menyerap informasi yang terdapat
dalam teks, atau mempertautkan informasi lama yang sudah dimiliki dengan
informasi baru yang terdapat di dalam teks, tetapi dapat menciptakan teks baru
yanglain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Kegiatan membaca tentu selalu memiliki hubungan dengan kemampuan
membaca seseorang. Kemampuan membaca merupakan kemampuan memahami
makna untuk memperoleh informasi pada teks yang dibaca. Untuk mengetahui
kemampuan membaca masyarakat Indonesia, diperlukan beberapa data. Berikut
beberapa data penelitian yang menunjukkan bahwa indeks minat baca dan budaya
baca di Indonesia berada dalam kondisi yang memprihatinkan.
Data pertama yaitu pada tahun 2009 merupakan hasil penelitian yang
diumumkan oleh Organisasi Pengembangan Kerja Sama Ekonomi, budaya baca
masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan Asia
Timur. Kemudian pada tahun 2012, berdasarkan data dari UNESCO bahwa
kondisi budaya baca di Indonesia berada pada indeks 0,001. Artinya, setiap 1000
orang Indonesia hanya ada 1 orang yang memiliki minat baca baik
(kompasiana.com, 2017).
Hasil penelitian lain dilakukan oleh Titik Kismiati, Kepala Pusat Jasa
Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional RI pada salah satu media
massa KOMPAS edisi Kamis, 28 April 2016 menyatakan bahwa minat baca
penduduk Indonesia sangat rendah, yaitu merujuk data yang dikeluarkan Badan
Pusat Statistik tahun 2012, sebanyak 91,58 persen penduduk Indonesia yang
berusia 10 tahun ke atas lebih suka menonton televisi. Hanya sekitar 17,58 persen
saja penduduk yang gemar membaca buku, surat kabar, atau majalah. Tahun
2015, Perpustakaan Nasional juga melakukan kajian. Hasilnya, minat baca
masyarakat juga menunjukkan angka 25,1 atau kategori rendah," ungkap Titik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
saat menjadi pembicara pada acara Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di
Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarangdi Ungaran, Kamis (28/4/2016).
Berdasarkan data-data tersebut, hal ini membuktikan bahwa budaya baca
masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Budaya baca di Indonesia memang
belum pernah diwariskan oleh nenek moyang. Masyarakat Indonesia hanya
terbiasa mendengar berbagai dongeng, kisah, adat-istiadat secara verbal atau lisan
yang diceritakan oleh orang tua, nenek, dan tokoh masyarakat. Akibatnya, tidak
ada pembelajaran secara tertulis yang dapat menimbulkan kebiasaan membaca
bagi masyarakat Indonesia sendiri.
Selain itu, kebiasaan membaca juga dipengaruhi oleh faktor determinisme
genetic. Faktor determinisme genetic ini adalah faktor warisan orang
tua. Seseorang yang gemar membaca tentu dibesarkan dari lingkungan yang cinta
membaca. Lingkungan terdekatnya inilah yang akan mempengaruhi seseorang
untuk mendekatkan diri pada bacaan. Jadi, seseorang yang tidak suka membaca
karena memang sejak kecil dibesarkan dari lingkungan yang tidak mendekatkan
diri pada bacaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Debby Maharani (2016), mahasiswa PBSI
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul Pengembangan Strategi
Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Kelas B
Semester Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas.
Penelitian ini dilaksanakan terhadap 37 mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Inonesia Universitas Sanata Dharma semester IV kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
BSanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang dikemas dalam
sebuah modul pembelajaran. Hasil penelitian ini diketahui faktor yang
mempengaruhi kemampuan membaca mahasiswa yaitu faktor motivasi baca yang
tinggi, faktor ketertarikan bacaan dan kebermanfaatan yang dimiliki mahasiswa,
faktor intelegensi dan faktor latar belakang sosial ekonomi keluarga. Berdasarkan
penelitian, diperoleh tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa
berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata sebesar 21,9.
Dengan melihat realita seperti itu, bangsa Indonesia harus berani mencari
terobosan untuk membangun budaya baca tulis. Pertama, membangun budaya
baca para mahasiswa yang ingin menjadi guru di pendidikan dasar dan menengah.
Mahasiswa yang memilih jurusan pendidikan harus dibiasakan dengan budaya
baca. Terobosan ini perlu dilakukan karena mahasiswa yang akan segera menjadi
guru juga belum memiliki budaya baca yang baik. Kedua, kebiasan membaca
yang perlu dikembangkan adalah membaca level akademik yaitu membaca
pemahaman, membaca kritis, dan membaca kreatif, membaca interpretatif, dan
membaca reflektif. Mahasiswa harus membiasakan membaca level akademik
karena setelah mereka lulus dan bekerja menjadi guru di pendidikan dasar dan
menengah, mereka harus mengembangkan budaya baca para siswanya untuk
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus untuk meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia.
Mahasiswa yang saat ini sedang menempuh perkuliahan di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, khususnya Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, harus sadar
serta harus memiliki budaya baca. Budaya baca bagi mahasiswa ini tentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
membentuk kemampuan membaca level akademik. Kemampuan membaca
mahasiswa harus sudah sampai pada level akademik. Untuk membangun budaya
baca level akademik dibutuhkan strategi tertentu. Salah satu strategi yang tepat
untuk diterapkan dalam mengembangkan budaya baca level akademik adalah
strategi PQ4R (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review).
Menurut Yunus (2012:100), strategi PQ4R (Preview, Question, Read,
Reflect, Recite, dan Review)bertujuan untuk membantu pembelajar mengaktifkan
dirinya dalam mempelajari sebuah konsep. Kegiatan ini dilakukan melalui
kegiatan merencanakan, memonitor dan mengevaluasi tahapan belajar
membaca. Tidak hanya itu, melalui strategi ini pembelajar juga dapat
menggunakan proses menulis sebagai alat untuk membantu mempelajari teks
bacaan. Secara ringkas, strategi ini meminta pembaca untuk melakukan hal-hal
berikut: (1) membaca sekilas; (2) membuat pertanyaan; (3) membaca dalam hati;
(4) merefleksikan; (5) menceritakan kembali; dan (6) meninjau ulang wacana.
Dengan demikian, penulis tertarik untuk meneliti dan mengembangkan sebuah
strategi strategi PQ4R untuk meningkatkan budaya baca level akademik
mahasiswa. Penelitian dan pengembangan ini sangatlah penting untuk
dilaksanakan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah buku ajar tentang
pengembangan strategi PQ4R untuk meningkatkan budaya baca level akademik
mahasiswa. Oleh karena itu, judul penelitian ini yaitu “Pengembangan Budaya
Baca Level Akademik pada Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata DharmaYogyakarta”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah utama dalam penelitian
ini adalah ”Bagaimanakah pengembangan budaya baca level akademik pada
mahasiswa semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?”. Berdasarkan rumusan masalah utama
tersebut, disusun sub-masalah sebagai berikut.
1) Bagaimanakah kondisi budaya baca mahasiswa semester VII Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
2) Bagaimanakah kemampuan membaca level akademik mahasiswa semester VII
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta?
3) Bagaimanakah penerapan pengembangan budaya baca level akademik melalui
strategi PQ4R untuk peningkatan budaya baca mahasiswa semester VII
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta?
4) Bagaimanakah pengembangan buku ajar berdasarkan budaya baca level
akademik dengan strategi PQ4R pada mahasiswa semester VII Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1) mendeskripsikan kondisi budaya baca mahasiswa semester VII Program
Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta;
2) mendeskripsikan kemampuan membaca level akademik mahasiswa semester
VII Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta;
3) mendeskripsikan penerapan pengembangan membaca level akademik melalui
strategi PQ4R untuk peningkatan budaya baca mahasiswa semester VII
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta; dan
4) mengembangkan buku ajar berdasarkan budaya baca level akademik dengan
strategi PQ4R pada mahasiswa semester VII Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
1.4 Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Penelitian dan pengembangan ini bertujuan menghasilkan produk berupa buku
ajar untuk meningkatkan budaya baca level akademik dengan strategi PQ4R.
Hasil penelitian dan pengembangan ini disajikan dalam bentuk buku ajar yang
dapat digunakan oleh dosen dan mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sastra Indonesia. Buku ajar ini terdiri atasdelapan bab, yaitu Bab IStrategi PQ4R,
Bab II Pengembangan Budaya Baca, Bab III Membaca Level Akademik, Bab IV
Pengembangan Budaya Baca dengan Strategi PQ4R melalui Membaca
Pemahaman, Bab V Pengembangan Budaya Baca dengan Strategi PQ4R melalui
Membaca Interpretatif, Bab VI Pengembangan Budaya Baca dengan Strategi
PQ4R melalui Membaca Kritis, Bab VII Pengembangan Budaya Baca dengan
Strategi PQ4R melalui Membaca Kreatif, dan Bab VIII Pengembangan Budaya
Baca dengan Strategi PQ4R melalui Membaca Reflektif.Masing-masing bab
memuat: 1) penjabaran kompetensi dasar dan indikator di awal setiap bab, 2)
pemaparan materi berupa teori-teori yang mendukung, 3) contoh dari setiap teori-
teori yang diberikan, 4) kegiatan atau sebagai aktivitas yang digunakan sebagai
latihan untuk meningkatkan kemampuan membaca level akademik, dan 5) latihan
pendalaman materi sebagai evaluasi materi yang telah dipaparkan sebelumnya.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis dan manfaat
praktis bagi mahasiswa. Manfaat tersebut tentunya akan membantu mahasiswa
untuk membangun budaya baca level akademiknya. Berikut ini merupakan
penjabaran manfaat penelitian ini.
1.5.1 Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan landasan serta dapat membantu
penelitian selanjutnya tentang penerapan pengembangan strategi membaca dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
metode penelitian, sumber data maupun data yang berbeda untuk menambah
wawasan kita.
1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat praktis bagi:
1) Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan agar mahasiswa mampu menerapkan strategi PQ4R ini
untuk meningkatkan prestasi akademiknya. Tidak hanya itu, secara nyata strategi
PQ4R ini dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk benar-benar memahami informasi
yang diperolehnya dalam memori jangka panjang.
2) Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam penyusunan pembelajaran yang
efektif bagi dosen dan mahasiswa agar adanya keselarasan dalam pembelajaran.
1.6 Batasan Istilah
Penelitian pengembangan budaya baca level akademik dengan strategi PQ4R pada
mahasiswa ini mengacu pada istilah-istilah strategi, budaya baca, membaca level
akademik, strategi PQ4R, dan buku ajar. Berikut uraian mengenai istilah-istilah
tersebut.
a. Budaya Baca
Budaya baca adalah sikap, perilaku, dan pola pikir dalam membaca seseorang
yang sudah mengakar dan tidak lagi mudah berubah (Pranowo & Herujiyanto,
2015: 153).
b. Membaca Level Akademik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Membaca level akademik adalah membaca untuk memahami isi bacaan secara
keseluruhan, mulai dari memahami arti kata, istilah, idiom, ungkapan, makna
tersurat makna tersirat, penyimpulan, evaluasi isi bacaan, menginterpretasi
maksud penulis dan prediksi maksud penulis (Pranowo dan Herujiyanto, 2017).
c. Strategi
Strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki
dan atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Rahim, 2007: 36).
d. Strategi PQ4R
Stategi PQ4R yaitu (Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review) yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman yang tinggi dan dilandasi
oleh konsentrasi yang baik pada saat membaca, serta mampu digunakan untk
mengingat informasi dalam jangka waktu panjang. Strategi PQ4R dilahirkan atas
asumsi bahwa pembaca dapat mengembangkan keterampilan membacanya
melalui pemahaman struktur bacaan dan identifikasi kata kunci (Yunus, 2012:
100).
e. Buku Ajar
Buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah yang ditulis dan disusun
oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah buku teks serta diterbitkan secara
resmi dan disebarluaskan. (Pedoman PAK Dosen, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
1.7 Sistematika Penelitian
Penelitian ini akan dijabarkan dalam lima bab, berikut uraian sistematis penelitian
ini.
Bab I berisi tentang pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika
penelitian. Bab II merupakan landasan teori yang terdiri atas penelitian yang
relevan, sub-sub topik penelitian, dan kerangka berpikir. Bab III berisi tentang
metodologi penelitian terdiri dari jenis penelitian, data dan sumber data, teknik
pengumpulan data, instrumen, teknik analisis data, dan prosedur pengembangan.
Bab IV berisi tentang deskripsi data, analisis data deskripsi produk, analisis data
validasi dan revisi produk, serta pembahasan. Bab V merupakan penutup yang
berisi simpulan penelitian, implikasi, dan saran-saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Relevan
Saat ini cukup banyak ditemui penelitian mengenai penerapan strategi
kemampuan membaca pemahaman pada siswa, sedangkan penelitian penerapan
strategi kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa masih sedikit sekali.
Berikut dua penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti sekarang ini masih
relevan untuk dilaksanakan, yaitu dua peneliti yang melakukan penelitian dan
pengembangan mengenai strategi kemampuan membaca pemahaman pada
mahasiswa ialah Agatha Regina Pratiwi (2016) dan Debby Maharani (2016). Dua
penelitian terdahulu tersebut menunjukkan bahwa penelitian dan pengembangan
mengenai strategi kemampuan membaca pada mahasiswa ini masih relevan bagi
peneliti saat ini. Dua peneliti terdahulu melakukan penelitian dan pengembangan
mengenai strategi membaca pemahaman pada mahasiswa semester IV Pendidikan
Bahasa dan Sastra Universitas Sanata Dharma. Berikut ini akan diuraikan tentang
topik yang diangkat untuk penelitian, tujuan penelitian, populasi penelitian, teknik
pengumpulan data, dan hasil yang diperoleh.
Peneliti pertama, penelitian yang dilakukan oleh Agatha Regina Pratiwi
(2016), mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul
Strategi Pengembangan Budaya Baca Melalui Membaca Pemahaman pada
Mahasiswa Kelas A Semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2016. Tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan langkah-langkah sebagai upaya
dari strategi pengembangan budaya baca melalui kemampuan membaca
pemahaman. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan yang
mengacu pada sepuluh tahapan dari Sugiono yang disederhanakan menjadi enam
tahap, yaitu studi pendahuluan, pengumpulan data, desain produk, validasi
produk, revisi desain hingga uji coba kepada mahasiswa. Data dalam studi
pendahuluan ini diperoleh melalui penyebaran angket. Angket penelitian tersebut
bertujuan mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
kemampuan membaca, hasil tes kemampuan membaca pemahaman, dan langkag-
langkah pengembangan budaya baca melalui kemampuan membaca pemahaman.
Penelitian ini dilaksanakan terhadap 47 mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Inonesia Universitas Sanata Dharma semester IV kelas A,
Yogyakarta bulan Februari 2016. Teknik pengumpulan datanya menggunakan
teknik observasi, angket, tes objektif membaca pemahaman, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi
kemampuan membaca berada dalam kategori tinggi dengan rata-rata sebesar 23.
Hasil tes kemampuan membaca pemahaman dinyatakan tinggi pula. Oleh karena
itu, langkah-langkah yang disusun oleh peneliti untuk mengembangkan budaya
baca melalui kemampuan membaca pemahaman mahasiswa yaitu (1) kewajiban
membaca terus-menerus, (2) latihan secara terus-menerus, (3) adanya hadiah, (4)
adanya hukuman, (5) merencanakan langkah-langkah membaca pemahaman, (6)
membentuk kelompok diskusi, (7) menyampaikan harapan atas dasar hasil
membaca, (8) menciptakan lingkungan yang kondusif, (9) memperkaya literatur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dan sumber bacaan, dan (10) membuat lomba meringkas buku dan
mempresentasikan di depan umum.
Peneliti kedua ialah Debby Maharani (2016), mahasiswa PBSI Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dengan judul Pengembangan Strategi Pembelajaran
Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Kelas B Semester Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengembangkan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada
mahasiswa kelas B semester IV Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016 yang dikemas
dalam sebuah modul pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan terhadap 37
mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas
Sanata Dharma semester IV kelas B. Jenis penelitian dan teknik pengumpulan
data dalam penelitian ini sama dengan penelitian sebelumnya, Agatha Regina
Pratiwi (2016). Hasil penelitian ini diketahui faktor yang mempengaruhi
kemampuan membaca mahasiswa yaitu faktor motivasi baca yang tinggi, faktor
ketertarikan bacaan dan kebermanfaatan yang dimiliki mahasiswa, faktor
intelegensi dan faktor latar belakang sosial ekonomi keluarga. Tingkat
kemampuan membaca pemahaman mahasiswa berada pada kategori cukup
dengan nilai rata-rata sebesar 21,9. Peneliti kemudian mengembangkan strategi
pembelajaran kemampuan membaca pemahaman yang diberi nama strategi
eklektik. Strategi tersebut diharapkan untuk meningkatkan kemampuan membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
pemahaman mahasiswa PBSI kelas B semester IV Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Berdasarkan dua penelitian dan pengembangan di atas, peneliti
menyimpulkan bahwa kedua penelitian di atas memiliki relevansi terhadap
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Relevansi penelitian tersebut ialah
jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian dan pengembangan.
Penelitian yang dilakukan kedua peneliti terdahulu dengan penelitian yang
dilakukan peneliti ini menghasilkan produk untuk pengembangan keterampilan
membaca mahasiswa.
Perbedaan dari kedua penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah
pada tujuan akhir penelitian ini. Penelitian ini ingin mengetahui penerapan
pengembangan budaya baca level akademik dengan strategi PQ4R pada
mahasiswa semester VII kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kedua penelitian sebelumnya
hanya mengembangkan budaya baca pemahaman mahasiswa saja. Penelitian ini
dan kedua penelitian relevan sebelumnya sama-sama ingin mengembangkan
budaya baca mahasiswa, bedanya ialah penelitian ini mengklasifikasi kemampuan
membaca mahasiswa dengan tingkatan atau level. Penelitian ini ingin
mengembangkan budaya baca level akademik pada mahasiswa.Kemampuan
membaca mahasiswa harus sudah sampai pada level akademik. Artinya,
mahasiswa harus memiliki kemampuan membaca pemahaman, membaca kritis,
membaca interpretatif, membaca kreatif, dan membaca reflektif. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
membangun budaya baca level akademik dibutuhkan strategi tertentu, yaitu
strategi PQ4R. Jadi, perbedaan kedua penelitian terdahulu dengan penelitian ini
ialah penelitian ini secara jelas ingin mengetahui penerapan budaya baca level
akademik dengan strategi PQ4R pada mahasiswa semester VII Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Berkenaan dengan penerapan strategi PQ4R, peneliti menemukan jenis
penelitian tindak kelas yang menggunakan strategi belajar PQ4R. Penelitian ini
dilakukan oleh Fathul Mubin (2013), mahasiswa Universitas Muhammadyah
Surakarta dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran PQ4R untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD
Negeri Karangdawa Kecamatan Warungpring Kabupaten Pemalang ini
merupakan salah satu penelitian relevan bagi peneliti saat ini. Tujuan penelitian
ini adalah meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran
IPA melalui pembelajaran PQ4R pada siswa kelas V SD Negeri Karangdawa
dengan jumlah 43 siswa. Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti ialah
penelitian tindak kelas. Kemudian teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
dengan menggunkaan teknik deskriptif kualitatif, meliputi tahap reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi data. Teknik pengumpulan datanya menggunakan
metode observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar yang berdampak pula pada
peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Karangdawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Fathul
Mubin (2013) ialah jenis penelitian yang digunakan dan subjek penelitiannya.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitan dan pengembangan sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh Fathul Mubin (2013) ialah penelitian tindak kelas.
Oleh karena itu, subjek penelitiannya ialah 43 siswa kelas V SD Negeri
Karangdawa Kecamatan Warungpring Kabupaten Pemalang.
Relevansi penelitian di atas, posisi penelitian ini merupakan penelitian
lanjutan dari kedua penelitian yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya yang
ingin mengembangkan budaya baca level akademik mahasiswa melalui strategi
PQ4R. Dengan demikian, peneliti mendapatkan referensi untuk melakukan
penelitian yang sama, yaitu ingin mengembangkan budaya baca mahasiswa, tetapi
pada penelitian ini telah ditentukan dengan strategi PQ4R.
2.2 Kajian Teori
Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kondisi budaya
baca mahasiswa, membaca level akademik, konsep strategi PQ4R, dan
implementasi strategi PQ4R. Teori-teori tersebut akan dijadikan acuan peneliti
untuk melaksanakan penelitian. Berikut penjabaran teori dari berbagai kajian teori
di atas.
2.2.1 Kondisi Budaya Baca Mahasiswa
Budaya baca adalah sikap, perilaku, dan pola pikir dalam membaca
seseorang yang sudah mengakar dan tidak lagi mudah berubah (Pranowo &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Herujiyanto, 2015: 153). Mahasiswa yang memiliki perilaku membaca yang
sudah mengakar tentu memiliki minat baca yang tinggi. Minat baca mahasiswa
yang tinggi akan membangun budaya baca. Mahasiswa yang memiliki minat baca
yang tinggi tentu akan memiliki budaya baca yang baik. Jadi, budaya baca
mahasiswa merupakan suatu kebiasaan pada mahasiswa yang sudah mengakar
dan terjadi proses berpikir tingkat tinggi yaitu kegiatan menangkap dan
memahami, menginterpretasikan, dan mereflesikan bacaan sebagai sebuah
informasi. Dengan demikian, mahasiswa yang telah memiliki budaya baca akan
memiliki informasi-informasi yang akan disimpan dalam memori. Mahasiswa
yang memiliki budaya baca ini tentu akan terus memperbanyak informasi-
informasi yang telah disimpan dalam memori jangka panjang.
Membaca tentu saja tidak hanya terbatas pada membunyikan atau
melafalkan lambang bahasa tertulis tetapi membaca pada tingkat yang lebih
tinggi, yaitu membaca level akademik. Mahasiswa adalah salah satu aset yang
cukup penting dalam meningkatkan budaya membaca di Indonesia. Membaca
seharusnya sudah menjadi kebutuhan utama bagi mahasiswa dalam rangka
mengembangkan ilmu pengetahuan. Dengan membaca, wawasan yang dimiliki
akan semakin luas dan bisa mengembangkan tingkat kekritisan mahasiswa.
Namun, kenyataannya, saat ini minat baca mahasiswa justru sangat rendah. Salah
satu bukti yang menunjukkan minimnya minat baca mahasiswa adalah masih
banyak mahasiswa yang jarang mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Untuk mendeskripsikan kondisi budaya baca mahasiswa saat ini, menurut
Suryansah (dalam Pontianakpost.co.id), membaca dalam kehidupan sehari-hari
belum menjadi darah daging bagi kalangan mahasiswa pada umumnya. Hal ini
bisa dilihat dari minimnya kebiasaan mahasiswa dalam membaca di perpustakaan
daerah. Mereka lebih meminati budaya bermain internet dan menonton. Padahal,
banyak informasi-informasi dan gambar-gambar yang memuat hal-hal negatif
yang dapat menghancurkan generasi muda, mulai dari prilaku yang kurang sopan,
kekerasan, dan budaya hedonisme akan membentuk pendidikan karakter bangsa.
Menurut Gewati (dalam KOMPAS.com), kondisi minat baca bangsa
Indonesia memang cukup memprihatinkan. Berdasarkan studi "Most Littered
Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity
pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61
negara soal minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan
di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung
membaca peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.
Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kondisi
budaya baca mahasiswa di Indonesia masih sangat rendah. Hal ini terjadi karena
belum ada motivasi dan minat yang terbentuk dalam diri mereka untuk melakukan
kegiatan membaca. Budaya dan membaca bagi kalangan mahasiswa ibaratkan dua
sisi mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya
serta saling melengkapi. Karena melalui membaca, mahasiswa dapat memperkaya
pengetahuan sehingga mampu meningkatkan kemampuan diri, berinovasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
penelitian, wirausaha serta dapat mengetahui informasi terkini dalam dunia
pendidikan, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Buku adalah ilmunya dan
membaca adalah kuncinya. Pendidikan tanpa membaca buku bagaikan raga tanpa
ruh.
Hal yang paling memperhatinkan yaitu bila kalangan mahasiswa tidak
menyukai membaca. Sebenarnya budaya baca mahasiswa dengan informasi-
informasi baru yang mereka peroleh ini saling berkaitan. Semakin banyak
pengetahuan lama, maka semakin mudah bagi mereka untuk mengorganisasikan
antara informasi lama dengan informasi baru. Semakin banyak informasi baru
tentu menjadi indikator bahwa mahasiswa tersebut dapat dikategorikan sebagai
mahasiswa yang memiliki kemampuan membaca level akademik. Dengan
demikian, mahasiswa dapat dikatakan mampu mencapai membaca level akademik
berarti telah memiliki budaya baca yang baik. Indikator membaca level akademik
ini yaitu mahasiswa dapat dengan mudah memahami isi bacaan secara
keseluruhan.
2.2.2 Membaca Level Akademik
Peneliti memaparkanpendapat yang dikemukakan oleh seorang ahli
mengenai pengertian membaca level akademik. Menurut Pranowo (2017: 99),
membaca level akademik adalah membaca untuk memahami isi bacaan secara
keseluruhan, mulai dari memahami arti kata, istilah, idiom, ungkapan, makna
tersurat makna tersirat, penyimpulan, evaluasi isi bacaan, interpretasi maksud
penulis dan prediksi maksud penulis. Pernyataan tersebut mengandung makna
bahwa ketika membaca, pembaca harus mampu memahami isi bacaan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
keseluruhan agar informasi yang diperoleh melalui isi bacaan tersebut dapat
tersimpan diingatan dalam jangka waktu yang panjang.
Berdasarkan pemahaman awal mengenai pengertian membaca level
akademik di atas, peneliti memberikan sebuah pandangan bahwa membaca pada
level akademik ini seharusnya sudah dimiliki oleh mahasiswa. Artinya,
mahasiswa seharusnya sudah mampu melakukan kegiatan membaca dalam
berbagai jenis kategori membaca, seperti membaca pemahaman, membaca kritis,
membaca kreatif, membaca interpretatif, sampai pada membaca reflektif. Dalam
hal ini mahasiswa bukan hanya dituntut untuk mampu melakukan semua jenis
membaca saja, tetapi kemampuan memahami isi bacaan secara keseluruhan serta
menyimpan informasi tersebut dalam memori jangka panjang ini sangat penting
untuk diperhatikan.
Menurut Pranowo (2017: 99), level membaca diklasifikasikan berdasarkan
jenjang pemahaman pembaca. Level membaca dapat dikategorikan menjadi 4
(empat), yaitu level dasar, level menengah, level lanjut, dan level akademik
1) Level dasar
Pada level dasar, membaca diartikan kemampuan melafalkan bunyi, kata,
atau kalimat yang tertulis dalam bacaan. Pada level ini, pembaca belum dituntut
untuk memahami isi bacaan tetapi dituntut sanggup melafalkan bunyi, kata, atau
kalimat secara benar. Anak-anak SD kelas I-II masih berada pada level ini.
Dengan demikian, jika anak sudah dapat melafalkan tulisan secara benar sudah
dapat dikategorikan menguasai level dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Model pembelajaran membaca pada level dasar masih berupa membaca
huruf (baik vokal maupun konsonan). Dengan demikian, membaca pemahaman
yang dimaksud pada level ini pada tahap awal adalah mampu melafalkan huruf
dengan benar. Setelah mampu melafalkan huruf, pembaca dituntut untuk
membaca kata dalam arti melafalakan huruf yang digunakan untuk memebentuk
kata. Jika pembaca sudah mampu melafalkan huruf di dalam kata dengan benar,
pembaca sudah dapat dikategorikan mampu membaca. Dan membaca pada level
dasar yang terakhir adalah membaca kalimat, pembaca dituntut agar mampu
melavalkan huruf dalam kata yang dirangkai menjadi kalimat. Tentu saja kalimat
yang diajarkan untuk dibaca adalah kalimat yang sangat sederhana, dimulai dari
kalimat yang terdiri atas dua atau tiga kata.
2) Level menengah
Level menengah, pembaca mulai dituntut mampu memahami makna
tersurat isi bacaan. Pada level ini, anak seharusnya sudah tidak memiliki masalah
dengan pelafalan bunyi, kata, dan kalimat dalam suatu bacaan. Pembaca harus
mulai dapat memahami arti kata, arti kalimat yang tertera dalam bacaan. Anak-
anak SD kelas III-VI seharusnya sudah mulai masuk level ini.
3) Level lanjut
Level lanjut, pembaca sudah masuk pada pemahaman makna tersurat suatu
bacaan sampai pada pemahaman makna tersirat, penyimpulan, evaluasi bacaan
berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki. Pada level ini pembaca harus
sudah mampu melakukan kegiatan membaca ekstensif maupun membaca intensif.
Hal ini harus sudah dimulai pada anak jenjang pendidikan SMP dan SMA/SMK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
4) Level akademik
Level akademik, pembaca harus sudah mampu memahami isi bacaan
secara keseluruhan, mulai dari memahami arti kata, istilah, idiom, ungkapan;
makna tersurat, makna tersirat, penyimpulan, evaluasi isi bacaan, interpretasi
maksud penulis, dan prediksi maksud penulis. Pembaca pada level ini harus sudah
mampu melakukan kegiatan membaca kritis, mampu menerapkan berbagai teori
membaca untuk menganalisis isi bacaan, dan mampu menerapkan berbagai teknik
untuk membaca. Level akademik seharusnya sudah dimiliki oleh peserta didik
jenjang Perguruan Tinggi (pembelajar). Bahkan, bagi pembelajar sudah harus
mampu melakukan kegiatan membaca berbagai jenis kategori membaca, seperti
membaca pemahaman, membaca kritis, membaca interpretatif, sampai pada
membaca kreatif.
Atas dasar penjenjangan di atas, pembelajar yang telah memasuki level
akademik, seharusnya sudah menguasai seluruh persoalan membaca. Penjenisan
membaca apapun, pembelajar seharusnya sudah tidak merasa asing dengan
berbagai perbedaan pendapat para ahli, mengenai pengertian membaca,
penjenisan membaca, keterbacaan teks, penjenjangan membaca, sampai pada
interpretasi maksud penulis. Secara sederhana dapat digambarkan dalam bentuk
bagan 2.1 sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan jenis-jenis membaca level
akademik (Pranowo, 2017: 106).
Tabel 2. 1 Jenis-jenis Membaca Level Akademik
Jenis Membaca Karakteristik Aspek Pemahaman
Membaca pemahaman Pemahaman terhadap
makna dan maksud
penulis.
Memahami arti kata, istilah,
idiom, ungkapan yang dipakai
dalam teks,
Menangkap makna tersurat yang
terdapat dalam teks,
Menangkap makna tersirat yang
terdapat dibalik isi bacaan,
Menarik kesimpulan isi bacaan,
Mampu memprediksi yang akan
terjadi setelah teks dibaca,
Mampu mengevaluasi isi maupun
bahasa yang dipakai dalam
bacaan.
Membaca kritis Membentuk makna untuk
menginterpretasi
Memberi pertimbangan kelebihan
dan kekurangan teks.
Level Membaca
Level
Menengah
Level
Lanjut
Level
Akademik
Level
Dasar
Bagan 2. 1 Tingkatan Level Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
terhadap hal-hal yang
tersirat dalam teks
Mempertanyakan “apa”,
“mengapa”, dan “bagaimana”
teks.
Membaca kreatif Mencipta gagasan baru
berdasarkan hasil membaca teks
baru.
Mencipta teks baru berdasarkan
inspirasi teks lain.
Membaca interpretatif Pemahaman ide dan
informasi yang tidak
secara langsung
dinyatakan dalam teks.
Mampu menafsirkan maksud
yang ingin disampaikan oleh
penulis.
Membaca reflektif Merenngkan isi bacaan
untuk bercermin dalam
kehidupan nyata.
Memahami isi bacaan sebagai
cermin kehidupan.
Memahami isi bacaan dalam
kehidupan senyatanya.
Berikut adalah penjabaran lebih lanjut mengenai jenis membaca yang
terdapat dalam kegiatan membaca level akademik.
a) Membaca Pemahaman
Menurut Lado (dalam Nurhadi, 1987: 222), kegiatan membaca
pemahaman merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendapatkan
informasi yang mendalam serta pemahaman tentang apa yang dibaca. Berdasarkan
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang melakukan kegiatan
membaca pemahaman tentu akan benar-benar memahami isi bacaan sebagai
sebuah informasi.
Menurut Sujanto (dalam Nurhadi, 1987:222) membaca pemahaman
didefinisikan pula sebagai salah satu macam membaca yang bertujuan memahami
isi bacaan. Berdasarkan pendapat Sujanto ini berarti bahwa kemampuan membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
sangat kompleks dan bukan hanya kemampuan teknik membacanya saja tetapi
juga kemampuan dalam pemahaman dan interpretasi isi bacaan.
Berdasarkan dua pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca
pemahaman adalah kegiatan memahami dan menginterpretasi isi bacaan secara
mendalam. Seseorang yang yang melakukan kegiatan membaca pemahaman tentu
akan menguasai isi bacaan secara keseluruhan.Untuk dapat memahami isi suatu
bahan bacaan dengan baik diperlukan adanya kemampuan membaca pemahaman
yang baik pula. Pemahaman merupakan salah satu aspek yang penting dalam
kegiatan membaca, sebab pada hakikatnya pemahaman suatu bahan bacaan dapat
meningkatkan ketrampilan membaca itu sendiri maupun untuk tujuan tertentu
yang hendak dicapai.
Menurut Pranowo (2017: 50), secara konkret, membaca pemahaman pada
dasarnya melakukan kegiatan (a) memahami arti kata, istilah, idiom, ungkapan
yang dipakai dalam teks, (b) menangkap makna tersurat yang terdapat dalam teks,
(c) menangkap makna tersirat yang terdapat dibalik isi bacaan, (d) menarik
kesimpulan isi bacaan, (e) mampu memprediksi yang akan terjadi setelah teks itu
dibaca oleh masyarakat, dan (f) mampu mengevaluasi isi maupun bahasa yang
dipakai dalam bacaan.
Jadi, membaca pemahaman merupakan kegiatan memahami teks dari arti
kata hingga mapu mengevaluasi isi maupun bahasa yang digunakan penulis untuk
menyampaikan pikirannya kepada pembaca. Membaca pemahaman ini menuntut
pembaca untuk memikirkan isi dari teks yang dibaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
b) Membaca kritis
Menurut Albert (dalam Tarigan, 1987: 89), membaca kritis atau critical
reading adalah sejenis membaca yang dilakukan secara bijkasana, penuh tenggang
hati, mendalam, evaluatif, serta analitis dan bukan hanya mencari kesalahan.
Membaca kritismerupakan kemampuan mengevaluasi isi bacaan. Untuk
mengevaluasi isi bacaan diperlukan pemahaman kritis. Pemahaman kritis ini pada
dasarnya sama dengan pemahaman evaluatif. Dalam pemahaman ini, pembaca
membandingkan informasi yang ditemukan dalam teks dengan norma-norma
tertentu, pengetahuan, dan latar belakang pengalaman pembaca untuk menilai
teks.
Senada dengan pendapat Albert (dalam Tarigan 1987: 89), menurut
Kurland (dalam Nurhadi, 2017: 32), membaca kritis merupakan kegiatan analisis
dan membuat simpulan. Analisis teks berarti menguraikan, menjabarkan teks atas
bagian-bagiannya untuk mendapatkan pemahaman terhadap isi keseluruhan teks.
Jika dirinci, analisis dan simpulan dalam membaca kritis yang dikemukakan oleh
Kurland (2000) adalah (1) melihat apa yang dikatakan teks, ini berarti
mengungkapkan kembali teks yang dibaca, (2) melihat apa yang bisa diungkapkan
oleh teks, ini berarti mendeskripsikan, memberikan contoh, membuat
perbandingan untuk memperjelas apa yang dikemukakan dalam teks, dan (3)
melihat teks mengungkapkan makna apa, ini berarti bahwa melakukan
interpretasi-menganalisis teks dan menentukan makna teks secara keseluruhan.
Membaca kritisdiawali dari keraguan terhadap pernyataan/argumen
penulis. Secara aktif, membaca kritis ini berusaha menunjukkan kelebihan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kekurangan isi teks atas dasar data, argumen, dan contoh-contoh kemudian
memberikan pertimbangan dan mendudukan posisi pikiran penulis teks diantara
pikiran-pikiran penulis lain. Dengan demikian, pembaca kritis bukan mencari
kelemahan isi teks tetapi memberikan pencerahan kepada pembaca lain dan juga
kepada penulisnya sendiri.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti memberikan sebuah kesimpulan
mengenai pengertian membaca kritis bahwa membaca kritis merupakan kegiatan
yang dilakukan secara bijaksana yang bersifat analitis dan evaluatif terhadap isi
bacaan. Analitis dan kreatif merupakan sikap yang tercipta ketika Anda memiliki
kemampuan membaca kritis. Artinya, seorang pembaca kritis adalah seorang
pembaca kritis yang dapat berpikir secara kritis.
Menurut Pranowo (2017: 50), pembaca harus belajar bukan hanya
memahami isi bacaan baik tersurat maupun tersirat tetapi harus ditingkatkan pada
penafsiran makna bacaan, dan kesanggupan mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangan suatu teks. Pembaca kritis berbeda dengan orang kritis. Pembaca
kritis adalah pembaca yang mampu memberi pertimbangan kelebihan dan
kekurangan isi bacaan sehingga pembaca dapat mendudukkan permasalahan pada
proporsi yang sebenarnya. Dengan demikian, bacaan yang dibaca oleh pembaca
kritis akan dapat ikut memperkaya dirinya. Apa lagi, jika bacaan yang dibaca oleh
pembaca kritis kemudian ditulis dan dipublikasikan, hasil tulisan pembaca kritis
dapat memperkaya si penulis juga.
Sebaliknya, orang kritis hanyalah orang yang dapat membaca dan
menemukan kelemahan teks yang dibacanya. Orang kritis sejak awal telah apriori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
terhadap tulisan atau bahkan penulisnya. Sikap demikian tidak akan dapat
menambah kearifan berpikir dirinya, dan yang lebih parah lagi orang kritis tidak
pernah berani menulis karena kebiasaan yang dilakukan ibarat “mematut-matut
diri” tanpa cermin.
c) Membaca interpretatif
Menurut Pranowo (2017: 101), membaca interpretatif adalah keterampilan
menafsirkan apa yang dimaksud oleh penulis melalui teks. Kadang-kadang,
makna yang terkandung di dalam teks tidak sama dengan maksud yang
terkandung dalam benak penulis. Oleh karena itu, agar dapat menginterpretasi
maksud penulis secara benar dibutuhkan beberapa bekal tambahan bagi si
pembaca, misalnya (a) mengenal sifat dan kepribadian penulis, (b) mengenal latar
belakang budaya penulis, (c) mengenal disiplin ilmu penulis, (d) mengenal
pandangan atau idiologi penulis, (e) mengenal tingkah laku penulis sehari-hari,
dsb. Meskipun demikian, interpretasi tidak dapat dilepaskan dengan latar
belakang pengetahuan yang telah dimiliki oleh pembaca sebelumnya.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan pakar di atas, membaca
interpretatif merupakan kegiatan untuk menafsirkan atau memahami maksud
penulis. Pembaca harus memahami isi bacaan secara keseluruhan. Dengan
demikian, pembaca tentu dapat memahami informasi apa yang akan disampaiakan
penulis.
Menurut Pranowo (2017: 51), tujuan membaca interpretatif sangat
ditentukan oleh jenis bacaan yang dibacanya. Jika bacaan termasuk jenis fiksi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
interpretasi yang dilakukan oleh pembaca harus mempertimbangkan unsur-unsur
intrinsik dan ekstrinsik karya fiksi tersebut. Di samping itu, ditentukan pula sudut
pandang dan disiplin ilmu yang dijadikan latar belakang pembaca untuk
membacanya. Karya yang sama, jika latar belakang pembaca adalah seorang ahli
kebudayaaan, hasil interpretasinya akan berbeda dengan pembaca yang memiliki
latar belakang ekologi sastra. Sebaliknya, jika bacaan yang dibaca jenis karangan
argumentatif, pembaca harus mempertimbangkan data-data, alasan, hubungan
sebab akibat, teknik penalaran, struktur organisasi tulisan yang terdapat dalam
teks.
d) Membaca kreatif
Menurut Pranowo (2017: 101), membaca kreatif merupakan membaca
dengan memaknai pikiran penulis menggunakan pengetahuan yang dimiliki
sebelumnya Membaca kreatif merupakan kegiatan membaca untuk memperoleh
nilai tambah dari informasi yang terdapat dalam teks yang dibaca dengan cara
mengidentifikasi ide-ide yang mencolok atau mengombinasikan informasi yang
sebelumnya telah dimiliki. Membaca kreatif bukan sekadar membaca untuk
menangkap makna tersurat, tetapi secara kreatif mampu menerapkan hasil
membacanya untuk memperkaya pemikirannya dan menciptakan sesuatu yang
baru. Dengan kata lain, membaca kreatif dapat ditafsirkan melakukan tindak
lanjut kegiatan lain setelah membacanya. Setelah melakukan kegiatan membaca,
pembaca melakukan aktivitas lain yang bermanfaat bagi peningkatan hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
e) Membaca Reflektif
Menurut Pranowo (2017: 101), membaca reflektif merupakan membaca
dengan merenungkan isi bacaan untuk bercermin dalam kehidupan nyata. Dengan
kata lain, membaca reflektif bahwa membaca level akademik merupakan level
tertinggi dalam kegiatan membaca. Mahasiswa seharusnya sudah berada pada
level membaca akademik ini. Seluruh aspek pemahaman pada membaca level
akademik ini secara tidak langsung sudah ada pada semua jenis membaca di atas
yaitu mulai membaca pemahaman, membaca interpretatif, membaca kritis,
membaca kreatif, hingga membaca reflektif.
Kemampuan membaca reflektif ini dianggap sebagai jenis membaca level
yang dapat membuat mahasiswa sadar sejauhamana informasi yang telah
diperolehnya dalam memori atau ingatannya. Jadi, kemampuan membaca reflektif
ini membuat mahasiswa dapat merenungkan hasil membacanya dalam kaitannya
dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga melalui membaca reflektif ini bertujuan
untuk melihat apakah hasil membacanya telah mewarnai sikap, pola pikir, atau
tindakan dalam kehidupannya.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat lima jenis membaca yang tergolong ke
dalam membaca level akademik. Kelima jenis membaca tersebut ialah 1)
membaca pemahaman, 2) membaca kritis, 3) membaca kreatif, 4) membaca
interpretatif, dan 5) membaca reflektif. Seseorang yang mampu menguasai kelima
jenis membaca ini dianggap telah berada pada membaca level akademik.
Membaca level akademik ini seharusnya memang sudah dimiliki oleh mahasiswa.
Jadi, kemampuan membaca level akademik ini dianggap sebagai mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
menerapkan kelima jenis membaca tersebut untuk memahami bacaan secara
keseluruhan hingga dapat merefleksikan apakah hasil membacanya telah
mewarnai sikap, pola pikir, atau tindakan dalam kehidupannya.
2.2.3 Konsep Strategi PQ4R
Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Menurut KBBI online, arti kata strategi dalam (http://kbbi.web.id/strategi) adalah
rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Menurut Pringgawidagda (2002:88), strategi adalah suatu cara, teknik,
taktik, atau siasat yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang guna
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Selain itu pendapat mengenai pengertian
strategi ini dipaparkan lebih lanjut oleh Rahim (2007: 36) bahwa strategi adalah
ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan/ atau yang
dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa strategi belajar membaca
merupakan rencana secara keseluruhan berupa taktik atau siasat yang digunakan
pembelajar agar dapat memahami isi teks dan memperoleh makna dari teks yang
dibacanya.Usaha untuk memperoleh makna dan pemahaman terhadap teks,
pembaca dapat menggunakan strategi tertentu. Penentuan strategi berkaitan erat
dengan tujuan yang ingin dicapai, minat, motivasi, gaya belajar dan tingkat
kesulitan bahan bacaan. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
memahami isi sebuah bacaan. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk
belajar membaca ialah strategi PQ4R.
Seorang pembelajar yang hanya duduk sambil membaca tanpa memiliki
strategi tertentu, mustahil mereka dapat menguasai materi yang mereka baca.
Dengan cara demikian, mereka tidak mampu menjawab berbagai pertanyaan yang
harus mereka ketahui. Seorang pembaca yang menekuni disiplin ilmu tertentu
harus memiliki berbagai kiat atau strategi untuk memperoleh informasi dari teks
yaang dibacanya.
Sebelum memahami konsep strategi PQ4R, peneliti akan memaparkan
strategi SQ3R agar dapat mengenali ciri khas dari kedua strategi tersebut.
Menurut Pranowo (2017: 173), SQ3R adalah salah satu strategi yang dapat
diterapkan untuk memperoleh informasi terhadap teks yang dibacanya. SQ3R
merupakan strategi yang terdiri atas lima langkah membaca yang dikembangkan
di tahun 1940-an oleh Profesor Francis P. Robinson di Ohio State University.
Lima langkah tersebut yaitu 1) survei berarti kegiatan yang bertujuan untuk
mendapatkan "gambaran umum" tentang bab, bagian, atau artikel tentang topik
tertentu, 2) question atau bertanya memanfaatkan informasi yang diperoleh pada
tahap survei, 3) read (membaca), langkah selanjutnya adalah “benar-benar
melakukan kegiatan membaca”, 4) recite atau membuat rangkuman isi bacaan
dengan menggunakan bahasa sendiri tetapi tetap mencerminkan isi bacaan yang
benar, dan 5) review sebagai “perekat” informasi ke dalam memori.
Menurut Yunus (2012:100), strategi PQ4R (Preview, Question, Read,
Reflect, Recite, dan Review)bertujuan untuk membantu pembelajar mengaktifkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dirinya dalam mempelajari sebuah konsep. Kegiatan ini dilakukan melalui
kegiatan merencanakan, memonitor dan mengevaluasi tahapan belajar
membaca. Tidak hanya itu, melalui strategi ini pembelajar juga dapat
menggunakan proses menulis sebagai alat untuk membantu mempelajari teks
bacaan.
Pencetus strategi PQ4R yaitu Thomas dan Robinson. Strategi ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan pemahaman yang tinggi dan dilandasi oleh
konsentrasi yang baik pada saat membaca, serta mampu digunakan untuk
mengingat informasi dalam jangka waktu panjang. Strategi PQ4R dilahirkan atas
asumsi bahwa pembaca dapat mengembangkan keterampilan membacanya
melalui pemahaman struktur bacaan dan identifikasi kata kunci.
Menurut Yunus (2012: 100), strategi PQ4R dilaksanakan dalam enam
tahap, yakni: (1) membaca sekilas; (2) membuat pertanyaan; (3) membaca dalam
hati; (4) merefleksikan; (5) menceritakan kembali; dan (6) meninjau ulang
wacana. Berdasarkan pengklasifikasian enam tahap mengenai strategi PQ4R
menurut Yunus (2012), berikut pemaparan mengenai strategi PQ4R (Preview,
Question, Read, Reflect, Recite, dan Review).
1) Preview
Langkah pertama, mahasiswa membaca sekilas dengan cepat sebelum mulai
membaca bahan bacaan. Membaca sekilas dapat memulai dengan membaca topik-
topik, subtopik utama, judul dan sub judul, kalimat-kalimat permulaan atau akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
suatu paragraf, atau ringkasan pada akhir suatu bab. Berkenaan dengan langkah
pertama ini mahasiswa dituntut untuk memperhatikan ide pokok yang akan
menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan. Dengan demikian, ide pokok
tersebut akan membantu mahasiswa untuk menafsirkan keseluruhan ide yang ada.
2) Question
Langkah kedua, mahasiswa mengajukan atau membuat pertanyaan-pertanyaan
yang ada pada bahan bacaan. Acuan untuk membuat pertanyaan ini ialah “judul
atau sub judul atau topik dan sub topik utama. Jika pada akhir bab telah ada daftar
pertanyaan yang dibuat oleh pengarang, hendaknya dibaca terlebih dahulu.
Pengalaman telah menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk
menjawab sejumlah pertanyaan, maka akan membuat dia membaca lebih hati-hati
serta seksama serta akan dapat membantu mengingat apa yang dibaca dengan
baik.
3) Read
Langkah ketiga, mahasiswa membaca dalam hati secara aktif, yakni
mahasiswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Mahasiswa
membuat catatan-catatan singkat. Mahasiswa mencoba untuk mencari jawaban
terhadap semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sebelumnya.
4) Reflect
Reflect merupakan langkah keempat dan bukanlah suatu langkah terpisah
dengan langkah ketiga (read), tetapi merupakan suatu komponen esensial dari
langkah ketiga tersebut. Selama membaca, mahasiswa tidak hanya cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
mengingat atau menghafal, tetapi mencoba untuk memahami informasi yang
dipresentasikan dengan cara sebagai berikut: (1) menghubungkan informasi itu
dengan hal-hal yang telah anda ketahui, (2) mengaitkan subtopik-subtopik
didalam teks dengan konsep-konsep atau prinsip-prinsip utama, (3) mencoba
untuk memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan, dan (4)
mencoba untuk menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah-masalah
yang disimulasikan dan dianjurkan dari materi pelajaran tersebut.
5) Recite
Pada langkah kelima ini, mahasiswa menceritakan kembali informasi yang
telah diperoleh melalui bacaan. Mahasiswa merenungkan (mengingat) kembali
informasi yang telah dibaca, lalu menyatakan butir-butir penting tersebut dengan
nyaring. Mahasiswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat untuk
membantu menceritakan kembali informasi yang telah dipahami melalui bacaan.
6) Review
Pada langkah terakhir ini mahasiswa membaca catatan singkat (intisari) yang
telah dibuatnya dan mengulang kembali seluruh isi bacaan. Dengan kata lain,
pada tahap ini mahasiswa meninjau kembali informasi yang telah dipahami
melalui bacaan secara keseluruhan. Tujuannya agar diperoleh pemahaman yang
kompleks tentang isi bacaan tersebut.
Berdasarkan enam tahap di atas peneliti menyimpulkan bahwa dengan strategi
PQ4R ini pembaca dapat benar-benar memahami informasi konsep isi bacaan
secara mendalam dan menyeluruh untuk membangun budaya baca level
akademik. Secara ringkas, strategi ini meminta pembaca untuk melakukan hal-hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
berikut: (1) membaca sekilas; (2) membuat pertanyaan; (3) membaca dalam hati;
(4) merefleksikan; (5) menceritakan kembali; dan (6) meninjau ulang wacana.
Dengan demikian, peneliti dapat memberikan sebuah simpulan bahwa antara
strategi SQ3R dan strategi PQ4R tersebut masing-masing memiliki ciri khas.
Strategi SQ3R dan strategi PQ4R merupakan strategi elaborasi yang dapat
diterapkan untuk memahami bacaan secara keseluruhan. Strategi SQ3R dengan
lima langkah yang dapat diterapkan untuk memperoleh informasi terhadap teks
yang dibacanya. Strategi PQ4R merupakan strategi yang dipersiapkan dengan
enam langkah untuk memahami konsep isi bacaan secara mendalam dan
menyeluruh untuk membangun budaya baca level akademik. Perbedaannya ialah
pada strategi PQ4R ini pembaca diajak untuk merefleksikan pemahaman yang
telah diperoleh setelah membaca teks. Jadi, pada strategi PQ4R ini pembaca
bukan sekadar memperoleh informasi saja, tetapi pembaca dituntut untuk
memahami konsep isi bacaan secara mendalam dan menyeluruh sebagai sebuah
informasi bagi pembaca tersebut.
2.2.4 Implementasi Strategi PQ4R
Strategi dibuat untuk diimplementasikan sesuai dengan kebutuhannya.
Untuk meningkatkan budaya baca level akademik mahasiswa tentu dibutuhkan
strategi, salah satunya strategi PQ4R. Strategi ini berisi tahap-tahap sebagai
seperti yang disebutkan sebelumnya yaitu (1) membaca sekilas; (2) membuat
pertanyaan; (3) membaca dalam hati; (4) merefleksikan; (5) menceritakan
kembali; dan (6) meninjau ulang wacana. Berdasarkan enam tahap tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
strategi PQ4R ini diharapkan mampu membuat mahasiswa dapat benar-benar
memahami informasi bacaan secara mendalam dan menyeluruh untuk
membangun budaya baca level akademik.
Implementasi dari strategi PQ4R ini merupakan kegiatan merencanakan,
memonitor dan mengevaluasi tahapan belajar membaca. Enam tahap tersebut
dapat digambarkan menjadi tiga tahap sederhana yaitu sebagai berikut.
1. Tahap Prabaca
Pada tahap prabaca, mahasiswa dapat melakukan beberapa hal berikut (1)
mempersiapkan bahan bacaan; (2) membaca sekilas bahan bacaan; dan (3)
menyusun pertanyaan berdasarkan bahan bacaan. Pada tahap prabaca ini jelas
bahwa ada kegiatan perencanaan. Kegiatan perencanaan menjadi penting agar
mahasiswa dapat dengan mudah memahami dan menafsirkan isi bacaan.
2. Tahap Membaca
Pada tahap membaca, tahap ini merupakan kegiatan memonitor masuknya
informasi. Pada tahap membaca ini mahasiswa dapat melakukan beberapa hal
berikut (1) membaca dalam hati untuk menjawab pertanyaan yang dibuat saat
membaca sekilas kemudian menuliskan jawabannya; (2) berefleksi dengan
membandingkan informasi yang telah diperoleh berupa skemata dengan informasi
baru yang diperoleh dari hasil membaca, artinya mahasiswa mampu
mengembangkan pengetahuan baru di atas pengetahuan lama yang telah
dimilikinya; serta (3) menceritakan kembali dengan menyusun jawaban
pertanyaan sebagai hasil perpaduan antara pengetahuan lama yang dimilikinya
dengan informasi baru yang diperoleh dari kegiatan membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Tahap Pascabaca
Tahap pascabaca merupakan tahap terakhir, yaitu melakukan tinjauan secara
keseluruhan. Pada tahap pascabaca inilah mahasiswa dapat melakukan kegiatan
evaluasi. Kegiatan evaluasi pada tahap pascabaca ini dimulai dari membaca ulang
seluruh isi bacaan hingga menceritakan kembali pemahaman isi bacaan. Untuk
menyakinkan diri terhadap informasi yang telah dibaca, mahasiswa juga dapat
melihat catatan yang dibuat sebelumnya untuk memudahkan mengingat informasi
yang telah dibuat sebelumnya.
Dari ketiga tahap tersebut, strategi PQ4R ini diharapkan dapat membantu
mahasiswa untuk memahami bacaan secara mendalam sekaligus membentuk
kemampuan membaca level akademik. Dengan demikian, mahasiswa akan
memiliki daya serap yang dilandasi oleh konsentrasi yang baik pada saat
membaca, mampu digunakan untuk mengingat informasi dalam jangka waktu
panjang, bahkan mampu melakukan kegiatan membaca kritis, mampu
menerapkan berbagai teori membaca untuk menganalisis isi bacaan, dan mampu
menerapkan berbagai teknik untuk membaca.
Strategi PQ4R dilahirkan atas asumsi bahwa pembaca dapat mengembangkan
keterampilan membacanya melalui pemahaman struktur bacaan dan identifikasi
kata kunci. Strategi ini merupakan perkembangan dari strategi SQ3R. Strategi
SQ3R adalah salah satu strategi yang dapat diterapkan untuk memperoleh
informasi terhadap teks yang dibaca dengan lima langkah membaca. Strategi
PQ4R dapat membantu mahasiswa untuk memahami bacaan sebagai informasi
baru. Mahasiswa yang telah memiliki informasi baru secara terus-menerus ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
tentu akan memiliki banyak pengetahuan. Pengetahuan mahasiswa ini akan
disimpan dalam memori sebagai informasi lama. Semakin banyak pengetahuan
lama, maka semakin mudah bagi mereka untuk mengorganisasikan antara
informasi lama dengan informasi baru. Semakin banyak informasi baru tentu
menjadi indikator bahwa mahasiswa tersebut dapat dikategorikan sebagai
mahasiswa yang memiliki kemampuan membaca level akademik. Dengan
demikian, mahasiswa dapat dikatakan mampu mencapai membaca level akademik
berarti telah memiliki budaya baca yang baik.
2.2.5 Buku Ajar
Masyarakat pada umumnya kurang pandai membedakan antara buku ajar,
buku teks, buku referensi, dan modul. Bahkan, sebagian masyarakat menyatakan
bahwa semua jenis tersebut sama. Namun, pada kenyataannya, buku yang
disebutkan itu memiliki karakteristik masing-masing.
Buku merupakan sarana terpenting dalam dunia pendidikan. Buku
membantu dosen dan mahasiswa untuk melaksanakan proses pembelajaran. Ada
beberapa buku pendidikan, diantaranya adalah buku referensi, buku ajar, buku
monograf, diktat, dan modul. Berdasarkan jenis-jenis buku pendidikan tersebut,
peneliti menguraikan beberapa karakteristik dari jenis-jenis buku pendidikan
tersebut.
Pembuatan buku referensi dan buku monograf bersumber pada hasil
penelitian. Buku referensi dan buku monograf digunakan oleh dosen untuk
mengajar dan meneliti. Substansi pembahasan isi buku referensi ini fokus pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
satu bidang ilmu. Proses pembelajaran buku referensi ini terbimbing. Kekhasan isi
bukunya ialah sesuai alur logika, ada peta keilmuan, ada studi kasus dan ilustrasi.
Hampir sama dengan buku referensi dan buku monograf, buku diktat ini
digunakan dosen untuk mengajar, tetapi buku ini merupakan hasil mengemas
kembali buku referensi. Buku diktat ini digunakan untuk pengajaran dan
disesuaikan dengan kebutuhan. Kekhasan isi buku diktat ini yaitu sesuai alur
logika, ada contoh soal, dan ada soal latihan.
Pembuatan buku ajar dan modul ajar bersumber dari Rencana Pembelajran
atau RPS. Fungsi dari kedua buku ini yaitu membantu mahasiswa belajar mandiri.
Substansi buku ajar dan modul ajar ini disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa.
Karakteristik buku ajar ialah sesuai RPS, ada ilustrasi, ada contoh, ada studi
kasus, dan ada latihan sebagai umpan balik. Sedangkan karakteristik modul ajar
ialah sesuai RPS, ada prosedur belajar, ada lembar kerja, dan bersifat moduler.
Berdasarkan pemaparan karakteristik di atas, peneliti mencoba menyesuaikan
karakteristik tersebut dengan penelitian yang dilakukan ini. Peneliti menetapkan
bahwa penelitian ini akan menghasilkan sebuah produk yaitu buku ajar. Produk
buku ajar dianggap relevan dengan penelitian ini karena disesuaikan dengan
kebutuhan mahasiswa. Buku ajar adalah buku pegangan untuk suatu mata kuliah
yang ditulis dan disusun oleh pakar bidang terkait dan memenuhi kaidah buku
teks serta diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan (Pedoman PAK Dosen,
2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti akan menyusun unit-unit
pembelajaran yang berisi informasi, pembahasan, serta evaluasi mengenai
implementasi strategi belajar membaca level akademik dengan strategi PQ4R.
Buku ajar sebagai sebuah produk pada penelitian ini diharapkan mampu
membantu mahasiswa dan dosen ketika melaksanakan perkuliahan di kelas.
Peneliti juga berharap dengan adanya buku ajar ini akan meningatkan budaya baca
level akademik mahasiswa meningkat.
Buku ajar dapat disusun berdasarkan Rencana Pembelajaran Semester atau
RPS. Sebelum membuat buku ajar, peneliti membuat RPS terlebih dahulu. Buku
ajar ini diperuntukkan untuk mahasiswa yang memuat materi sesuai RPS, ilustrasi
materi, contoh, kegiatan, dan latihan (umpan balik). Model penyajian buku ajar ini
bersifat semi-formal dan deskripsi. Buku ajar ini berisi penjabaran materi sesuai
kebutuhan mahasiswa dan ber-ISBN supaya bisa disebarluaskan.
2.3 Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini akan dijelaskan pada Skema 2.2 di
bawah ini. Pembuatan kerangka berpikir ini dimaksudkan agar pembaca dapat
memahami alur penelitian. Berikut adalah skema atau bagan kerangka berpikir
dalam penelitian pengembangan strategi PQ4R melalui membaca level akademik
untuk meningkatkan budaya baca mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Budaya Baca
Strategi PQ4R
Membaca Level Akdemik
Buku Ajar
Question
membuat
pertanyaan
Recite
menceritakan
kembali
Priview
membaca
sekilas
Review
meninjau
ulang
Reflection
Merefleksi-
kan
Read
membaca
dalam
hati
Skema 2. 1 Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Reaserchand
Development). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan budaya baca level
akademik mahasiswa semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakata. Berdasarkan jenis penelitian
dan pengembangan dalam penelitian ini, peneliti produk akhir yang dihasilkan
dalam penelitian ini berupa buku ajar yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa
dalam kegiatan perkuliahan.
Menurut Sugiyono (2010: 407), metode penelitian dan pengembangan
(Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Lebih
lanjut Sukmadinata (2011: 164) menjelaskan bahwa penelitian dan pengembangan
atau Research and Development ini adalah suatu proses atau langkah-langkah
untuk mengembangkan suatu produk baru atau mengembangkan produk yang
telah ada, yang dapat dipertanggungjawabakan. Produk pengembangan khusus
dalam dunia pendidikan dapat berupa model, media, peralatan, buku, modul, alat
evaluasi, dan perangkat pembelajaran; kurikulum, kebijakan sekolah, dan lain-
lain.
Berdasarkan pernyataan di atas, hasil akhir dari penelitian ini berupa produk
yaitu buku ajar. Buku ajar ini merupakan sebuah produk dari penelitian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
pengembangan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengembangkan budaya baca
level akademik mahasiswa, khususnya mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam
Sugiyono (2015:47-50), disebutkan 13 langkah-langkah penelitian dan
pengembangan, yaitu:
a. Potensi dan Masalah. Potensi merupakan segala sesuatu yang akan bermanfaat
apabila diberdayakan, sedangkan masalah adalah suatu penyimpangan antara
yang diharapkan dengan yang terjadi.
b. Pengumpulan Informasi. Informasi dikumpulkan dengan cara menyebarkan
angket, tes, observasi dan wawancara. Informasi ini dikumpulkan untuk
merancang produk akan akan dibuat.
c. Rancangan Produk. Berdasarkan potensi masalah dan pengumpulan informasi,
dibuatlah rancangan produk buku ajar. Produk ini diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan membaca level akademik mahasiswa dan
membantu dosen dalam melaksanakan proses perkuliahan di kelas.
d. Validasi Desain. Validasi dilakukan oleh dosen ahli dengan cara mengisi
lembar validasi yang berisi aspek-aspek yang akan dinnilai. Validasi ini
digunakan untuk menilai keabsahan, kelebihan, dan kekurangan produk yang
dibuat peneliti.
e. Revisi Desain. Berdasarkan hasil validasi yang berisi informasi mengenai
kelebihan dan kekurangan buku, peneliti melakukan perbaikan terhadap
produk tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
f. Pembuatan Produk. Setelah direvisi, produk akan dilengkapi dan dicetak
sesuai kebutuhan.
g. Uji Coba Terbatas. Uji coba terbatas maksudnya uji coba dilakukan pada
subjek terpilih. Misalnya dipilih 5 responden atau mahasiswa untuk
melakukan uji coba terbatas.
h. Revisi Produk 1. Biasanya, setelah uji coba terbatas, diketahui kelemahan-
kelemahan lainnya dari produk. Maka dari itu, kelemahan-kelemahan ini
dijadikan pedoman untuk merevisi buku.
i. Uji Coba Lap. Utama. Setelah revisi produk selesai, buku akan dicetak
kembali dan dilakukan uji coba ke mahasiswa dengan jumlah yang lebih
banyak dari uji coba sebelumnya.
j. Revisi Produk 2. Apabila masih ada kelemahan yang ditemukan, akan
dilakukan perbaikan lagi dari hasil uji coba lap. utama.
k. Uji Coba Lapangan Operasional. Setelah revisi kedua dilakukan, produk akan
dicetak lagi dan diujicobakan secara operasional. Biasanya dilakukan pada
10s.d. 30 sekolah.
l. Revisi Produk 3. Apabila masih ada kelemahan, produk akan direvisi dan
dicetak kembali.
m. Diseminasi dan Implementasi. Setelah proses revisi selesai, produk akan
didiseminasi/disebarluaskan dan diimplementasikan pada masyarakat,
khususnya dosen dan mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Berikut skema 13 langkah tersebut.
Skema 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan
Pada penelitian dan pengembangan ini akan dilaksanakan langkah-langkah
penelitian yang bergantung pada situasi yang akan dihadapi peneliti saat
melaksanakan penelitian. Hal ini disesuaikan dengan judul penelitian dan situasi
lapangan. Dengan demikkian, peneliti menyederhanakan ketiga belas langkah
menurut Sugiyono tersebut menjadi tujuh langkah penelitian.
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Informasi
Rancangan
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Pembuatan
Produk
Uji Coba
Terbatas
Revisi
Produk 1
Uji Coba
Lap. Utama
Revisi
Produk 2
Uji Coba Lap.
Operasional
Revisi
Produk 3
Diseminasi dan
Implementasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Model pengembangan yang digunakan penelitian ini adalah (1) menentukan
potensi dan masalah yang terjadi dengan melakukan analisis kebutuhan, (2)
mengumpulkan data, (3) membuat desain produk, (4) melakukan validasi desain,
(5) melakukan revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) produksi produk.
3.2 Sumber Data dan Data Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah mahasiswa semester VII kelas A Program
Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Sanata Dharma
Yogykarta. Mahasiswa semester VII kelas A ini merupakan gabungan mahasiswa
PBSI angkatan 2014 kelas A dan B yang mengambil mata kuliah Seminar Bahasa
Sastra Indonesia. Dosen pengampu mata kuliah Seminar Bahasa Sastra Indoneisa
tersebut ialah Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. Selain mahasiswa angkatan 2014
kelas A dan B, mata kuliah ini juga diikuti oleh beberapa mahasiswa angkatan
2013. Peneliti hanya menetapkan 30 mahasiswa angkatan 2014 kelas A dan B saja
yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini. Jumlah mahasiswa yang
ditetapkan oleh peneliti ini dipilih 30 orang saja dengan alasan bahwa peneliti
melihat berdasarkan kehadiran mahasiswa.
Mahasiswa sebagai sumber data yang digunakan peneliti untuk mengetahui
kemampuan mereka dalam memahami hingga menafsirkan bacaan secara
keseluruhan. Tidak hanya itu, peneliti ingin mengetahui sejauhmana penerapan
strategi PQ4R untuk meningkatkan budaya baca level akademik ini mampu
diimplementasikan melalui buku penerapan strategi PQ4R. Buku penerapan
strategi PQ4R yang akan dihasilkan bertujuan agar mahasiswa dapat membangun
budaya baca level akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berdasarkan sumber data yang telah ditetapkan, peneliti harus
mengumpulkan informasi melalui data. Data dalam penelitian ini adalah observasi
kegiatan perkulihan, hasil analisis kebutuhan, kuesioner atau angket (angket
budaya baca dan angket strategi PQ4R), dan hasil tes objektif membaca level
akademik.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2015: 308), teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapat data yang memenuhi standar data yang ditetapkan
Berdasarkan sumber data dan data yang telah ditetapkan, peneliti harus
menggunakan teknik atau cara untuk memperoleh data sebagai informasi yang
dapat diuji tingkat validitasnya. Pengumplan data penting dilakukan ketika
melakukan penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah bergantung pada teknik
pengumpulan data. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data ini menjadi sangat
penting dalam penelitian karena hasilnya nanti dijadikan sebagai proses untuk
mencapai suatu hasil pada sebuah penelitian.
Teknik pengumpulan data dalam sebuah penelitian ilmiah harus valid atau
akurat. Untuk memperoleh hasil yang valid, teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini secara sistematis adalah sebagai berikut. Pertama
peneliti melakukan observasi, kemudian memberikan kuesioner atau angket
(angket analisis kebutuhan, angket budaya baca dan angket strategi PQ4R), dan
tes membaca level akademik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3.4 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyanto (2015: 147), instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Instrumen penelitian disusun terlebih dahulu dan dibuat dengan baik dan benar
oleh peneliti. Instrumen penelitian diyakini sebagai alat yang digunakan peneliti
untuk memperoleh data. Dalam hal ini, peneliti perlu menjabarkan kisi-kisi
instrumen penelitian yang terdiri dari instrumen penelitian tes dan nontes.
Instrumen penelitian nontes meliputi observasi, dan angket (angket budaya baca
dan angket strategi PQ4R) yang ditujukan kepada responden yaitu mahasiswa,
sedangkan instrument tesnya ialah 25 butir soal pilhan ganda untuk mengukur
tingkat kemampuan membaca level akademik yang dimiliki mahasiswa.
3.4.1 Instrumen Tes
Menurut Nurkancana dan Sumartana (dalam Arifin, 2013), tes adalah
suatu cara untuk melakukan penilaian yang berbentuk tugas-tugas yang harus
dikerjakan siswa untuk mendapatkan data tentang nilai prestasi siswa tersebut
yang dapat dibandingkan dengan nilai standar yang ditetapkan. Kemudian
menurut Arikunto (2010: 193), tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta
alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, peneliti memberikan sebuah
simpulan bahwa tes merupakan alat atau instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai kemampuan seseorang dengan cara pengukuran.
Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui tes untuk mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kemampuan membaca level akademik responden. Tes kemampuan membaca level
akademik ini berbentuk tes objektif sebanyak 25 butir soal. Tes ini yang akan
memudahkan peneliti dalam mengukur kompetensi mahasiswa semester VII kelas
A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra IndonesiaUniversitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Untuk mengetahui kemampuan membaca level akademik mahasiswa
semester VII, peneliti dapat melihat berdasarkan hasil tes membaca level
akademik. Kisi-kisi dan tes kemampuan membaca level akademik sebagai berikut.
Tabel 3.1 KISI-KISI MEMBACA LEVEL AKADEMIK
No. Jenis
Membaca Karakteristik Indikator
Nomor
Butir
Soal
1. Membaca
pemahaman
Pemahaman
terhadap
makna dan
maksud
penulis
1. Memahami arti
kata, istilah, dan
ungkapan.
1,2,3,
4
2. Memahami makna
tersurat. 5,6
3. Memahami makna
tersirat. 7,8
4. Mampu
menyimpulkan isi
teks.
9,10
5. Mampu
memprediksi
maksud penulis.
11,12
6. Mampu
mengevaluasi teks. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Membaca
kritis
Membentuk
makna untuk
menginterpreta
si terhadap hal-
hal yang
tersirat dalam
teks
7. Memberi
pertimbangan
kelebihan dan
kekurangan teks.
14
8. Mempertanyakan
“apa”, “mengapa”,
dan “bagaimana”
teks.
15
3. Membaca
kreatif
9. Mencipta gagasan
baru berdasarkan
hasil membaca
teks baru yang
lain.
16,17
10. Mencipta teks
baru berdasarkan
inspirasi teks lain. 18,19
4. Membaca
interpretatif
Pemahaman
ide dan
informasi yang
tidak secara
langsung
dinyatakan
dalam teks.
11. Mampu
menafsirkan
maksud yang ingin
disampaikan oleh
penulis
20,21
5. Membaca
reflektif
Merenungkan
isi bacaan
untuk
bercermin
dalam
kehidupan
nyata
12. Memahami isi
bacaan sebagai
cermin kehidupan. 22, 23
13. Memaknai isi
bacaan dalam
kehidupan
senyatanya 24, 25
Jumlah 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
3.4.2 Instrumen Nontes
Menurut Nurgiyantoro (2011: 54), instrumen nontes merupakan alat
penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan si
tertes (testi, tercoba, Inggris: testee) tanpa dengan alat tes. Peneliti menggunakan
instrumen nontes sebagai alat pengumpul data dan pedoman dalam menganalisis
kegiatan perkuliahan yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa. Selain itu,
instrumen nontes juga berguna untuk mengamati setiap interaksi yang terjadi
selama proses belajar di dalam kelas berlangsung. Produk akhir yang akan
dihasilkan dalam penelitian ini juga dinilai menggunakan instrumen nontes
sebagai alat validasi yang dilakukan oleh dosen ahli. Peneliti menggunakan tiga
instrumen nontes yaitu observasi dan kuesioner atau angket (angket analisis
kebutuhan, angket budaya baca dan angket strategi PQ4R). Berikut ini merupakan
penjelasan dari instrumen nontes yang digunakan peneliti.
a. Observasi
Menurut Sukmadinata (2011: 220), observasi (observation) atau pengamantan
merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Penelitian ini
menggunakan instrumen observasi sebagai panduan untuk mengamati sikap yang
tampak antara dosen dan mahasiswa selama proses perkuliahan. Observasi ini
dilakukan dengan cara peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati
jalannya perkuliahan di kelas yang dipimpin oleh dosen mata kuliah yang sedang
berlangsung. Peneliti mengambil posisi duduk paling belakang, mengamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
jalannya proses perkuliahan sambil mencatat sesuatu yang terjadi selama proses
perkuliahan berlangsung.
Peneliti mengamati semua kegiatan perkuliahan pada mata kuliah Seminar
Bahasa Indonesia. Peneliti mengamati interaksi dosen dan mahasiswa berdasarkan
kegiatan prapembelajaran, pembelajaran, dan pascapembelajaran. Beberapa hal
yang akan diamati adalah bagaiman cara dosen mengajar, cara mahasiswa
berpartisipasi dalam proses pembelajaran, cara dosen memberi tugas-tugas kepada
mahasiswa, kualitias pertanyaan mahasiswa, dan seberapa besar perhatian
mahasiswa dalam mengikuti proses perkuliahan. Berikut ini merupakan kisi-kisi
panduan observasi.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Panduan Observasi
No. Aspek yang Diamati
Prapembelajaran
1. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dosen saat mengawali pembelajaran
di kelas.
Pembelajaran
2. Pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dosen.
3. Pemanfaatan media dan sumber belajar.
4. Sikap dosen terhadap mahasiswa.
5. Respon mahasiswa.
Pascapembelajaran
6. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dosen saat mengakhiri perkuliahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
b. Angket atau Kuesioner
Menurut Sukmadinata (2011: 209) suatu teknik atau cara pengumpulan data
secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden).
Kuesioner atau angket merupakan serangkaian (daftar) pertanyaan dan dapat
berupa pernyataan secara tertulis yang ditujukan kepada responden agar peneliti
memperoleh informasi yang valid berdasarkan jawaban responden. Untuk
memperoleh data yang valid, kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner budaya baca dan kuesioner strategi
PQ4R.
a) Angket Analisis Kebutuhan
Angket analisis kebutuhan merupakan angket pertama yang diberikan
kepada mahasiswa/responden untuk mengetahui kebutuhan pengembangan
strategi membaca level akademik mahasiswa. Angket tersebut berisi teknik-teknik
yang dapat digunakan oleh mahasiswa saat melakukan kegiatan membaca. Berikut
ini merupakan kisi-kisi angket analisis kebutuhan.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Pengembangan Strategi
No. Butir-butir Data Jumlah
Butir
1. Strategi menemukan arti kata sukar dalam bacaan. 2
2. Strategi menambah perbendaharaan kata setelah
membaca. 2
3. Strategi menemukan arti idiom dalam bacaan. 2
4. Strategi menemukan gaya bahasa yang digunakan dalam
bacaan. 2
5. Strategi menemukan makna tersurat. 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
6. Strategi menemukan makna tersirat. 1
7. Strategi menemukan pokok-pokok masalah dalam bacaan. 2
8. Strategi menafsirkan tujuan penulis berdasarkan bacaan. 2
9. Strategi mengulas substansi bacaan. 2
10. Strategi memahami isi bacaan. 2
11. Strategi memberikan kritik terhadap isi bacaan. 1
Jumlah 20
b) Angket Budaya Baca
Angket budaya baca berisi pernyataan-pernyataan terkait seberapa sering
mahasiswa membaca. Angket ini berisi pernyataan untuk mengetahui apakah
mahasiswa sebagai responden memiliki budaya baca atau tidak. Berikut ini
merupakan kisi-kisi angket budaya baca.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Budaya Baca
No.
Butir-Butir Data
Jumlah
Butir
1. Semangat membaca buku
4
2. Kesadaran untuk membiasakan membaca buku
3
3. Ketertarikan untuk membaca buku 5
4. Memanfaatkan waktu untuk membaca buku 5
5. Memilih dan mencari buku bacaan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Jumlah 20
c) Angket Strategi PQ4R
Angket strategi PQ4R berisi pernyataan-pernyataan tekait taktik atau cara
berupa enam langkah yang dapat membantu mahasiswa untuk memahami bacaan
secara menyeluruh dan mendalam sekaligus membentuk kemampuan membaca
level akademik mahasiswa. Berikut ini merupakan kisi-kisi angket strategi PQ4R.
Tabel 3.5 Kisi-kisi Strategi PQ4R
No. Butir-butir Data
Jumlah
Butir
1. Melakukan tinjauan awal sebelum mulai membaca buku 4
2. Membuat pertanyaan untuk membangkitkan minat baca 2
3. Membaca bacaan dengan teliti. 5
4. Merenungkan informasi yang sudah diperoleh saat
membaca
2
5. Mengungkapkan informasi yang telah dipahami dengan
membahasakan dengan bahasa sendiri.
3
6. Meninjau secara keseluruhan isi bacaan. 4
Jumlah 20
d) Angket Uji Validasi
Instrumen ini digunakan untuk menilai tingkat keterpercayaan atau validitas,
keabsahan, kelebihan dan kekurangan produk. Validasi ini akan menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
buku ajar sebagai produk penelitian memiliki kelebihan atau kekurangan. Lembar
validasi diberikan kepada dosen ahli yang akan memvalidasi produk. Dosen ahli
akan menilai berdasarkan empat aspek, yaitu aspek penyajian materi dalam buku
ajar, aspek substansi materi dalam buku ajar, aspek bahasa dan keterbacaan buku
ajar, dan aspek format buku ajar. Berikut ini kisi-kisi angket uji validasi produk.
Tabel 3.6 Kisi-kisiInstrumenValidasiBuku Ajar untukAhli
NO. Aspek Indikator
1. Penyajian Materi 1. Penyajian materi dalam strategi
pembelajaran sudah sesuai.
2. Kesesuaian contoh dengan materi dalam
buku ajar
2. Materi 1. Kesesuaian isi dengan judul dan sub
judul
2. Kelengkapan, kedalaman, dan kejelasan
materi
3. Kesesuaian evaluasi dengan materi dari
indikator
3. Bahasa dan keterbacaan 1. Keefektifan kalimat yang digunakan
2. Penggunaan tanda baca dan kalimat
sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia
4. Format produk 1. Judul Menarik
2. Ilustrasi gambar dan foto sesuai dan
tepat dengan materi
3. Kesesuaian sampul buku dengan
ilustrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
e) Angket Umpan Balik
Angket ini ditujukan kepada mahasiswa ketika melakukan uji coba terbatas.
Hasil angket ini akan digunakan peneliti untuk mengetahui kelayakan buku ajar
yang dirancang. Berikut ini merupakan kisi-kisi umpan balik.
Tabel 3.7 Kisi-
kisiInstrumenAngketUmpanBalikMahasiswaterhadapUjiCobaBuku Ajar
No. Butir- Butir Kuesioner Jumlah
1. Anda senang menggunakanbuku ajar ini 1
2. Katertarikan mahasiswa terhadap buku ajar strategi
pembelajaran
1
3. Teks dalam buku ajar mudah dibaca 1
4. Kejelasan penggunaan huruf, serta kombinasi warna dalam
buku ajar strategi pembelajaran 1
3.5 Teknik Analisis Data Penelitian
Menurut Furchan (1982), menganalisis data adalah langkah pertama yang
harus dilakukan untuk melihat kembali penelitian guna memeriksa rencana
penyajian dan pelaksanaan data. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti
menetapkan bahwa teknik analisis data penelitian dapat dilakukan dengan empat
tahap, yaitu: (1) mengidentifikasi data yang diperoleh, (2) mengklasifikasi data
atau mengelompokkan data, (3) menginterpretasi atau memaknai setiap klasifikasi
data yang telah dilakukan sebelumnya pada tahap mengklasifikasi data, dan (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
mendeskripsikan ketiga tahap sebelumnya sebagai pelaporan data penelitian yang
diperoleh. Berikut penjelasannya.
3.5.1 Identifikasi Data
Data dalam penelitian ini adalah hasil analisis kebutuhan dan hasil tes
membaca level akademik mahasiswa. Hasil analisis kebutuhan terdiri dari tiga
angket. Pada tahap ini, peneliti mengenali data-data dengan melihat data-data
yang relevan dan tidak relevan dengan penelitian pengembangan ini. Selain itu,
identifikasi ini juga dilakukan untuk melihat apakah data yang terkumpul sudah
benar atau tidak. Peneliti juga menujukan ciri atau penanda yang berkaitan dengan
rumusan masalah. Jadi, dari angket dan tes yang ada, jawaban-jawaban responden
akan dilihat dan dikelompokkan berdasarkan penanda yang telah dibuat.
Identifikasi akan dilakukan pada angket analisis kebutuhan, angket strategi PQ4R,
angket budaya baca, dan hasil tes membaca level akademik.
Menurut Ridwan (2002), untuk menginterpretasi hasil angket. Berdasarkan
referensi tersebut, peneliti mencari skor total angket analisis kebutuhan dan
angket strategi PQ4R dengan rumus sebagai berikut.
Skor ideal (X) = skor tertinggi likert x jumlah responden
Skor rendah (Y) = skor terendah likert x jumlah responden
Agar dapat menginterpretasikan hasil angket analisis kebutuhan, angket
budaya baca dan strategi PQ4R, diperlukan rumus index %, yaitu :
Index % = total skor/skor ideal x 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Sebelum melakukan interpretasi, peneliti menentukan interval dan
interpretasi persen untuk mengetahui penilaian. Penentuan kategori dalam skala
ini menggunakan interval yang dilakukan dengan perhitungan rumus interval yang
adalah 100 dibagi dengan jumlah skor pada skala likert, yaitu lima. Namun, agar
semua data yang dihitung tercakup dalam kategori skala likert, seperti nilai 40,35,
maka intervalnya adalah 20,99. Berikut tabel kategori interval skala likert.
Tabel 3.8 Interval Skala Likert
Rentang Skor Kategori
81,00% - 100% Sangat tinggi
61,00% - 80,99% Tinggi
41,00% - 60,00% Sedang
21,00% - 40,99% Rendah
0% - 20,99% Sangat rendah
3.5.1.1 Identifikasi Data Angket Analisis Kebutuhan dan Angket Strategi
PQ4R
Angket analisis kebutuhan dan angket strategi PQ4R yang diberikan
kepada responden ini menggunakan lima skala pada skala likert. Dua angket
tersebut untuk mengetahui kebutuhan mahasiswa terkait membaca level akademik
dan strategi apa yang bisa membantu mereka dalam meningkatkan kemampuan
membaca level akademik. Untuk menginterpretasi kedua angket tersebut, peneliti
menggunakan pendapat Furchan (1982), sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3.5.1.2 Identifikasi Data Angket Budaya Baca
Angket budaya baca ini berbeda dengan kedua angket analisis kebutuhan
seblumnya. Angket budaya baca ini berbentuk pilihan YA dan TIDAK.
Identifikasi data ini dilakukan dengan menghitung jumlah pilihan jawaban YA
dan jumlah pilihan jawaban TIDAK. Peneliti memodifikasi rumus dalam
mengidentikasi data angket budaya baca dengan menjumlahkan jumlah skor
jawaban YA dibagi jumlah indikator. Apabila hasil yang didapat tidak bulat,
peneliti akan membulatkan hasil penghitungan. Hasil tersebut kemudian dibagi
jumlah indikator dikali 100. Setelah peneliti menghitung, diperoleh skor 48%
untuk jawaban YA dan 52% untuk jawaban TIDAK. Berdasarkan hasil tersebut,
diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa belum memiliki budaya baca karena
pernyataan dalam angket merupakan pernyataan mengenai sikap positif mengenai
budaya baca.
3.5.1.3 Identifikasi Data Tes Kemampuan Membaca Level Akademik
Identifikasi data dilakukan dengan cara memberi skor (1) untuk jawaban
benar dan skor (0) untuk jawaban salah. Penilaian dilakukan dengan cara jumlah
jawaban benar x 4. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung rata-
rata. Peneliti mengambil rumus dari Nurgiyantoro (2010).
Rata − rata =∑n
N
Keterangan:
∑n : Jumlah nilai responden
N : Jumlah responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Di dalam soal tes pasti ada Indeks Tingkat Kesulitan (ITK) setiap butir
soal. ITK ini diperlukan untuk menentukan layak tidaknya butir soal. Cara yang
digunakan untuk mencari ITK adalah jumlah jawaban benar setiap soal dibagi
jumlah responden. Berikuy ini adalah kategori ITK.
Tabel 3.9 Kategori ITK
Kategori Rentang Indeks
Sulit 0,20 – 0,40
Sedang 0,41 – 0,60
Mudah 0,61 – 0,80
Selanjutnya adalah penilaian aspek membaca level akademik. Penilaian ini
dilakukan dengan rumus:
Jumlah butir soal x jumlah responden
Berikut ini merupakan kategori penilaian menurut Nurgiyantoro (2010).
Tabel 3.10Kategori Penilaian Menurut Nurgiyantoro
No Rentang Nilai Skala Kategori
1. 81 – 100 5 Kemampuan membaca level
akademik sangat tinggi
2. 61 – 80 4 Kemampuan membaca level
akademik tinggi
3. 41 – 60 3 Kemampuan membaca level
akademik cukup
4. 21 – 40 2 Kemampuan membaca level
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
akademik kurang
5. 1 – 20 1 Kemampuan membaca level
akademik sangat kurang
3.5.2 Klasifikasi Data
Tahap klasifikasi data ini dilakukan oleh peneliti ketika peneliti telah
mengenali hasil analisis kebutuhan dan hasil tes membaca level akademik
mahasiswa. Hasil analisis dan hasil tes membaca level akademik mahasiswa ini
menjadi data yang akan diklasifikasikan oleh peneliti. Data yang telah
diidentifikasi kemudian diklasifikasi atau dikelompokkan. Untuk
pengklasifikasian data ini, peneliti menggolongkan data-data yang diperoleh.
Penggolongan data-data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan
data kualitatif. Berikut ini merupakan penjelasannya.
Data kuantitatif pada penelitian ini dapat dilihat dari hasil tes membaca
level akademik dan hasil ketiga angket analisis kebutuhan. Berdasarkan hasil tes
membaca level akademik dan hasil ketiga angket inilah peneliti akan
menunjukkan data kualitatif dari penelitian ini yaitu dengan menghitung total
responden yang berpendapat positif. Pendapat positif responden ini diperoleh dari
jumlah responden yang meilih setuju dan sangat setuju pada skala liket yang
disedikan peneliti.
Untuk mendeskripsikan data kualitatif yang didasarkan pada data
kuantitatif dari penelitian ini, peneliti dibantu oleh skala likert. Data kualitatif ini
diperoleh kategori yang menunjukkan sikap dan kemampuan mahasiswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
bersangkutan. Sikap ini diperoleh ketika responden tersebut berpendapat melalui
jawaban yang dipilih pada ketiga angket analisis kebutuhan, sedangkan
kemampuan mahasiswa diperoleh berdasarkan hasil tes membaca level akademik
mahasiswa. Data dari hasil tes membaca level akademik kemudian diklasifikasi
kedalam beberapa kelompok yang memiliki ciri yang sama. Setelah
dikelompokkan dalam satu kelompok dengan ciri penanda yang sama, selanjutnya
akan dimasukan ke dalam beberapa kategori, misalnya untuk tes membaca
pemahaman terdapat kategori tinggi, sedang, rendah, dan seterusnya, sesuai
dengan jenis membaca yang terdapat dalam membaca level akademik.
Pengklasifikasian ini didasarkan dengan melihat frekuensi membaca level
akademik mahasiswa, menarasikan hasil wawancara, dan hasil analisis kebutuhan
pengembangan strategi PQ4R. Untuk pengklasifikasian angket analisis kebutuhan,
dibagi dalam tiga kategori, yaitu kategori sangat butuh, butuh, dan tidak butuh.
Sedangkan untuk hasil analisis angket budaya baca ini dikategorikan ke dalam
baik, sedang, dan buruk. Kemudian untuk hasil tes kemampuan membaca ini juga
dibagi dalam tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Dari hasil klasifikasi
ini, kemudian diperoleh data untuk dijadikan bahan penelitian.
3.5.3 Interpretasi Data
Setelah mengklasifikasikan data, tahap selanjutnya yang harus dilakukan
peneliti ialah menginterpretasi data. Pada tahap ini, data hasil identifikasi dan
klasifikasi kemudian ditafsirkan berdasarkan pemikiran peneliti dan digabungkan
dengan pengetahuan lama peneliti. Dengan kata lain, peneliti berusaha memaknai
data yang telah diuraikan dan telah dikelompokkan pada tahap-tahap sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Proses interpretasi dilakukan untuk memaknai data yang diperoleh. Proses
ini memuat kesimpulan data, misalnya responden belum memiliki budaya baca.
Selain itu, pada tahap ini bisa diketahui apa saja yang dibutuhkan mahasiswa agar
ia bisa menguasai membaca level akademik. Setelah proses ini, akan dibuat
produk dan akan divalidasi oleh dosen ahli.
3.5.4 Pelaporan Data
Tahap akhir dari teknik analisis data ini adalah pendeskripsian data.
Setelah peneliti melakukan identifikasi, klasifikasi, dan interpretasi, peneliti
melakukan pendeskripsian terhadap semua hasil analisisnya. Peneliti melaporkan
semua hasil penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan
ahli untuk memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya
di lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
3.6 Prosedur Pengembangan Produk
Subbab sebelumnya telah menyebutkan bahwa penelitian ini akan
menghasilkan sebuah produk berupa buku ajar. Buku ajar dipilih peneliti dengan
berbagai pertimbangan setelah mengenali perbedaan jenis-jenis buku yang
digunakan dalam dunia pendidikan. Pada subbab sebelumnya juga telah
dipaparkan mengenai 15 langkah model pengembangan menurut Sugiyono
(2015:47), tetapi peneliti menyederhanakan model pengembangan penelitian ini
mnejadi tujuh langkah yang disesuaikan dengan kondisi, situasi, dan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
penelitian yang akan dilaksanakan. Berikut merupakan skema dari model
pengembangan yang akan dilakukan dalam penelitian ini.
Skema 3.2 Prosedur Pengembangan Produk
Berikut merupakan penjabaran dari ketujuh langkah yang akan digunakan
peneliti saat akan melaksanakan penelitian dan pengembangan ini. Pertama,
peneliti akan menentukan potensi dan masalah yang menjadi latar belakang
dilakukakannya penelitian dan pengambangan ini. Kedua, peneliti mengumpulkan
informasi yang akan dijadikan data-data yang akan diolah dalam penelitian dan
pengembangan ini. Data-data tersebut diperoleh dari hasil tes membaca level
akademik mahasiswa dan ketiga jenis angket analisis kebutuhan yang akan
diberikan kepada mahasiswa atau responden. Ketiga, peneliti akan mendesain
produk awal dengan mengacu pada data-data sebelumnya. Keempat, peneliti
mendesain produk yang telah disusun dan dibuat. Setelah peneliti mendesain
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan Data
atau Informasi Desain Produk
Uji Coba Produk Revisi Desain Validasi Desain
Produksi Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
produk tersebut hingga menjadi sebuah buku ajar, peneliti memberikan produk
buku ajar tersebut kepada dosen ahli sebagai validator. Produk kemudian
diberikan kepada dosen ahli untuk memvalidasi dan menilai produk buku ajar
yang dibuat peneliti. Kelima, melakukan revisi desain produk yang telah
divalidasi dan dinilai oleh dosen ahli tersebut. Keenam, melakukan uji coba
kepada responden atau mahasiswa dalam jumlah terbatas. Ketujuh, memproduksi
produk berupa buku ajar yang telah direvisi dan diujicobakan dalam jumlah
terbatas. Berikut ini merupakan penjabaran dari ketujuh langkah model
pengembangan yang akan dilakukan peneliti.
3.6.1 Potensi dan Masalah
Sebuah penelitian dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah.
Menurut Sugiyanto (2010: 409), potensi adalah segala sesuatu yang bila
didayagunakan akan memiliki nilai tambah. Potensi utama dalam penelitian ini
adalah serangkaian mata kuliah membaca di Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Semua mata kuliah
membaca ini tentunya dapat memiliki nilai tambah bila didayagunakan untuk
mengembangkan budaya baca. Melalui serangkaian mata kuliah ini, mahasiswa
secara intensif dapat melakukan kegiatan membaca dalam proses perkuliahannya.
Tidak hanya itu, mahasiswa mulai mengenal berbagai jenis membaca, tujuan
membaca, dan berbagai strategi membaca. Selain itu, berbagai macam materi
yang disampaikan dalam mata kuliah ini juga menjadi potensi bagi mahasiswa
dalam meningkatkan prestasi akademiknya. Mahasiswa yang memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
kemampuan membaca level akademik, cenderung dapat menyerap informasi dan
materi dari bahan bacaan dengan baik.
Potensi-potensi tersebut akan menjadi masalah jika tidak digayagunakan
dengan baik. Menurut Sugiyono (2010: 410), masalah adalah penyimpangan
antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Potensi utama seperti yang sudah
dijelaskan di atas dapat menjadi masalah apabila mahasiwa tidak
medayagunakannya dengan maksimal. Serangkaian mata kuliah membaca yang
sebenarnya dapat menjadi sarana bagi mahasiswa mengetahui dan
mengimplementasikan berbagai strategi membaca. Bila mahasiswa tersebut tidak
menggunakan strategi yang tepat dan hal ini dapat menyebabkan informasi yang
diperoleh dari bacaan yang dibaca juga tidak maksimal.
Berdasarkan potensi dan masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti
mencoba mengembangkan salah satu strategi yang cocok bagi mahasiswa, yaitu
strategi PQ4R. Hasil akhir dari penelitian dan pengembangan ini adalah sebuah
produk terkait penerapan strategi PQ4R. Strategi dibuat menjadi sebuah produk
berupa buku ajar yang diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran
mahasiswa, meningkatkan kemampuan membaca mahasiswa hingga mencapai
level akademik. Tidak hanya itu, berawal dari strategi ini tentu budaya baca dan
pola pikir mahasiswa juga akan meningkat.
3.6.2 Pengumpulan Data
Setelah potensi dan masalah ditunjukan, selanjutnya peneliti perlu
mengumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk. Produk yang akan menjadi luaran dari penelitian ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
buku ajar. Oleh karena itu, saat peneliti mengumpulkan informasi, peneliti
mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang semua hal yang berkaitan dengan
pengembangan strategi membaca level akademik.
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
observasi, kuesioner atau angket, dan tes membaca level akademik. Pengumpulan
informasi dilaksanakan setelah membuat paparan Bab I sampai Bab III. Informasi
pertama yang diambil adalah informasi dari hasil observasi, selanjutnya adalah
pengerjaan tes, dan pengisian angket.
3.6.3 Desain Produk
Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development ini
bermacam-macam. Dalam dunia pendidikan produk-produk tersebut berupa
metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, dan lainnya. Produk ini
diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang
banyak, berkualitas, dan relevan sesuai kebutuhan. Untuk menghasilkan produk
tersebut, peneliti merancang desain produk baru yang dianggap lengkap
karakteristiknya (Sugiyono, 2010: 412).
Desain produk atau membuat rancanganproduk ini dilakukan peneliti
setelah menghitung hasil angket, tes dan data dari pengumpulan informasi
diterima. Dari perhitungan tersebut, dibuatlah rancangan mengenai produk buku
ajar yang akan dibuat. Rancangan ini disesuaikan dengan kebutuhan dan
keinginan responden. Buku ajar dirancang delapan bab yang berkaitan dengan
penerapan strategi PQ4R untuk membangun budaya baca level akademik
mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
3.6.4 Validasi Desain
Sugiyono (2010: 414) menjelaskan mengenai validasi desain produk
sebagai langkah dimana beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah
berpengalaman dihadirkan untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat
diketahui kelebihan dan kekurangannya. Penelitian ini melibatkan dosen ahli
membaca sebagai validator desain produk. Validasi dilakukan oleh dosen ahli.
Validasi dilaksanakan untuk menguji keabsahan, kelebihan dan kelemahan
produk. Draf validasi berbentuk angket dengan penyataan yang memuat isi,
format, kebahasaan, keterbacaan buku ajar.
3.6.5 Revisi Desain Produk
Seteleh melewati proses validasi, peneliti kemudian mencoba mengurangi
kekurangan pada desain produk tersebut dengan merevisi bagian-bagian yang
telah dinilai validator. Revisi ini dilakukan dengan cara menambahkan beberapa
hal yang dianggap masih kurang dan mengurangi hal yang dianggap berlebihan.
3.6.6 Uji Coba Terbatas
Dalam bidang pendidikan, desain produk dapat langsung diuji coba,
setelah divalidasi dan revisi kemudian dicetak kembali. Uji coba ini dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi apakah strategi yang terdapat dalam
produk tersebut sudah efektif atau efisien. Uji coba ini dilakukan kepada tiga
mahasiswa yang diambil secara acak.Mahasiswa yang diambil secara acak ini
merupakan responden dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
3.6.7 Produksi Produk
Bila uji coba terbatas menyatakan bahwa produk tersebut efektif dan layak
produksi, maka produk dapat diproduksi. Dalam penelitian ini, produksi produk
tidak dilakukan secara masal tetapi buku ajar sebagai produk akhir penelitian
diproduksi sesuai dengan kebutuhan.
Langkah-langkah penelitian dan pengembangan di atas tentu tidak menjadi
ketentuan yang baku dan harus diikuti oleh peneliti dalam menghasilkan produk,
karena semua bergantung pada kondisi dan situasi yang akan dihadapi penelitian
ini. Pendapat tersebut dipertegas dengan pandangan Dwiyogo (dalam Prabowati,
2016), setiap pengembangan dapat memilih dan menentukan langkah yang paling
tepat bagi penelitiannya berdasarkan kondisi dan kendala yang dihadapi.
Berkaitan dengan judul dan kondisi lapangan, peneliti mengadaptasi dan
mnyederhanakan model pengembangan milik Sugiyono yang telah dijabarkan di
atas menjadi enam langkah penelitian tanpa mengurangi nilai penelitian dan
pengembangan itu sendiri. Oleh karena itulah peneliti penetapkan tujuh langkah
pengembangan produk tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi penjabaran hasil penelitian dan pengembangan. Hasil
penelitian dan pengembangan ini dibagi menjadi tiga subbab, yaitu (1) deskripsi
pelaksanaan penelitian, (2) analisis data dan (3) deskripsi produk. Berikut ini
merupakan paparan dari setiap subbab tersebut.
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini menghasilkan data berupa hasil observasi,
kuesioner, dan tes membaca level akademik. Dengan kata lain, data dalam
penelitian ini diperoleh dengan teknik observasi kelas, angket budaya baca, angket
analisis kebutuhan, angket strategi PQ4R dan tes membaca level akademik.
Semua teknik pengumpulan data tersebut dilakukan pada hari yang sama yaitu
hari pada Selasa, 28 November 2017 pukul 14.00-17.30 WIB di ruang R.II/K.22
saat mata kuliah Seminar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta. Responden penelitian ini adalah mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia kelas A angkatan 2014 yang berjumlah
40 orang dan dinyatakan sebagai populasi dalam penelitian.
Saat pengambilan data sebanyak 30 mahasiswa yang hadir dan mengikuti
perkuliahan, sedangkan sebanyak 10 mahasiswa tidak hadir mengikuti
perkuliahan. Sebanyak 2 mahasiswa diantaranya sudah tidak pernah hadir sejak
awal perkuliahan dan 8 mahasiswa lainnya tidak hadir saat pengambilan data,
sehingga sebanyak 30 mahasiswa yang hadir saat itu menjadi sampel dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
penelitian ini. Pengumpulan data pada penelitian ini berlangsung dari pukul
14.00-17.30 WIB dengan pembagian waktu sebagai berikut.
Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada hari, tempat, dan
responden yang sama. Pengambilan data pertama yaitu dengan teknik observasi
dilakukan dari pukul 14.10-15.30 WIB. Saat melakukan observasi, peneliti
berpedoman pada panduan observasi yang dipersiapkan sebelumnya. Peneliti
mengamati semua kegiatan perkuliahan pada mata kuliah Seminar Bahasa
Indonesia. Peneliti mengamati interaksi dosen dan mahasiswa berdasarkan
kegiatan prapembelajaran, pembelajaran, dan pascapembelajaran.
Pengambilan data selanjutnya ialah dengan teknik tes membaca level
akademik serta ketiga angket dalam penelitian ini (angket analisis kebutuhan,
budaya baca, dan angket strategi PQ4R) berlangsung dari pukul 17.00-17.45 WIB.
Pengambilan data dengan teknik tes memiliki 25 pertanyaan dengan empat pilihan
jawaban, yaitu A, B, C, dan D yang mencakup materi membaca level akademik.
Sedangkan ketiga angket dalam penelitian ini masing-masing berjumlah 20
pernyataan. Angket analisis kebutuhan dan angket strategi PQ4R menggunakan
skala likert, sedangkan angket budaya baca tidak menggunakan skala likert.
Angket budaya baca hanya menggunakan pilihan YA atau TIDAK. Sama seperti
tes, pengisian angket berlangsung dengan lancar. Waktu pengerjaan tes dan ketiga
angket yaitu selama 45 menit. Selama pengerjaan tes, responden mengerjakan
dengan tenang dan prosesnya berjalan dengan lancar. Pengambilan data pada hari
itu berlangsung dengan baik, lancar dan kondusif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
4.2 Analisis Data
Hasil penelitian ini berupa data observasi, tes kemampuan membaca level
akademik, dan pemberian tiga angket atau kuesioner (angket analisis kebutuhan,
angket budaya baca, danangket strategi PQ4R). Ini berarti bahwa teknik
pengumpulan data penelitian dan pengembangan budaya baca level akademik
mahasiswa ini menggunakan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes tersebut
adalah tes mengenai membaca level akademik. Angket yang akan dianalisis yaitu
angket analisis kebutuhan, angket budaya baca, dan angket strategi PQ4R. Hasil
analisis data yang dilakukan akan dikembangkan menjadi produk yaitu buku ajar.
Produk yang dikembangkan akan disesuaikan dengan penerapan strategi Preview,
Question, Read, Reflect, Recite dan Review (PQ4R) untuk membangun budaya
baca level akademik mahasiswa. Peneliti berharap produk yang dikembangkan
akan meningkatkan kemampuan membaca level akademik para mahasiswa,
khususnya mahasiswa PBSI, Universitas Sanata Dharma.
Pada Bab III telah dipaparkan bahwa peneliti mengacu pada teori analisis data
menurut Furchan (1982), yaitu teknik analisis data penelitian pada penelitian ini
dengan empat tahap, yaitu identifikasi, klasifikasi, interpretasi, dan pelaporan data
penelitian. Peneliti akan menjelaskan satu per satu mengenai identifikasi,
klasifikasi, dan interpretasi data terhadap ketiga angket dalam penelitian ini.
Berikut ini merupakan penjelasannya.
Pertama, identifikasi data berarti mengidentikasi jawaban responden yaitu
mengenali jawaban responden. Sesuai dengan angket yang diberikan kepada
responden tersebut, peneliti akan mengidentifikasi jawaban setuju, netral dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
tidak setuju yang dipilih responden. Berdasarkan jawaban tersebut peneliti akan
diketahui seberapa besar atau berapa persen responden yang memilih setuju, netral
dan tidak setuju mengenai suatu pernyataan.
Kedua, klasifikasi data merupakan pengelompokkan. Sebelumnya sudah
dibahas bahwa angket penelitian menggunakan skala likert. Dari lima skala likert
yang digunakan, akan dikelompokkan jawaban responden dengan kategori tinggi,
cukup, dan sangat rendah. Jadi skala 1,2 dan 4,5 dibuat menjadi satu kategori
dengan kategori tinggi untuk skala 4 dan 5, kategori rendah untuk skala 1 dan 2.
Sedangkan kategori cukup untuk skala 3.
Ketiga, interpretasi data adalah penafsiran dari jawaban atau hasil yang
telah dianalisis. Artinya, setelah setiap indikator dari angket dianalisis, akan
diambil kesimpulan. Misalnya untuk angket budaya baca dinyatakan bahwa
“sebagian besar responden belum memiliki budaya baca yang baik”. Kata
“sebagian besar responden belum memiliki budaya baca yang baik” merupakan
sebuah kesimpulan dari angket budaya baca. Begitu juga dengan dua angket
lainnya. Berikut ini merupakan penjabaran dari hasil penelitian yang dilakukan
peneliti.
4.2.1 Analisis Data Observasi
Pengambilan data observasi dilaksanakan pada hari Selasa, 28 November
2017 pukul 14.00-17.30 WIB di ruang R.II/K.22 saat mata kuliah Seminar
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Responden penelitian ini adalah mahasiswa semester VII kelas A Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogykarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Mahasiswa semester VII kelas A ini merupakan gabungan mahasiswa PBSI
angkatan 2014 kelas A dan B yang mengambil mata kuliah Seminar Bahasa dan
Sastra Indonesia ampuan Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. Selain mahasiswa
angkatan 2014 kelas A dan B, mata kuliah ini juga diikuti oleh beberapa
mahasiswa angkatan 2013. Peneliti hanya menetapkan 30 mahasiswa angkatan
2014 kelas A dan B saja yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini.Jumlah
mahasiswa yang ditetapkan oleh peneliti ini dipilih 30 orang saja dengan alasan
bahwa peneliti melihat berdasarkan kehadiran mahasiswa.
Pengambilan data dengan teknik observasi dilakukan peneliti untuk
mengetahui situasi pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan observasi dengan
berpedoman pada panduan observasi yang telah dibuat berdasarkan aspek-aspek
yang ingin diamati. Peneliti membagi tiga aspek yaitu kegiatan prapembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan kegiatan pascapembelajaran. Berikut penjabaran
pengklasifikasian yang dilakukan peneliti.
Aspek yang diamati pada kegiatan prapembelajaran yaitu sikap dosen
terhadap mahasiswa. Saat mengamati kegiatan prapembelajaran, peneliti
mengamati bahwa dosen memperhatikan kesiapan mahasiswa dan semua sarana
dan prasarana sebelum perkuliahan dimulai.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati empat
indikator pada kegiatan pembelajaran. Empat indikator tersebut yaitu mengamati
pendekatan dan strategi dosen, pemanfaatan media dan sumber belajar, sikap
dosen terhadap mahasiswa, serta respon mahasiswa terhadap pembelajaran.
Masing-masing indikator tersebut memiliki subindikator yang dijadikan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
sebagai pedoman untuk melaksanakan observasi selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Berikut penjabaran dari empat indikator tersebut.
Pendekatan dan strategi yang digunakan dosen pengampu mata kuliah
Seminar Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr. R. Kunjana Rahardi,
M.Hum., yaitu pendekatan kooperatif dan pendekatan inkuiri. Pendekatan
kooperatif dan inkuiri ini digunakan dosen pengampu untuk mencapai kompetensi
yang dicapai, yaitu mahasiswa dilatih untuk berperan secara baik dan benar
sebagai seorang pemakalah, pembahas utama, pemandu atau moderator,
penambat, maupun sebagai peserta dalam sebuah praktik seminar. Selama
kegiatan pembelajaran, dosen pengampu berperan memberikan masukan terhadap
jalanya praktik seminar. Dosen pengampu mampu menjadi fasilitator dan
pembimbing yang baik selama kegiatan praktik seminar berlangsung.
Sebagai fasilitator, dosen memanfaatkan media dan sumber belajar yang
dapat melibatkan mahasiswa secara aktif dan efisien untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan. Mahasiswa dituntut mampu berpraktik seminar dengan tugasnya
masing-masing berdasarkan kesepakatan awal. Dengan demikian, mahasiswa
diberikan keleluasaan untuk berpraktik sebagaimana mestinya dalam sebuah
seminar.
Saat praktik seminar berlangsung, dosen sangat menganjurkan mahasiswa
ikut ambil bagian dalam kegiatan praktik seminar ini. Dosen menginginkan
mahasiswa berperan aktif, kritis, kreatif, dan inovatif berdasarkan peran masing-
masing dalam praktik seminar tersebut. Dosen pengampu sangat menganjurkan
mahasiswa yang berperan sebagai peserta dalam praktik seminar untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
mengajukan pertanyaan yang berkualitas kepada pemakalah. Berdasarkan
ketentuan yang telah ditetapkan dosen pengampu mata kuliah tersebut, mahasiswa
merespon baik kegiatan praktik seminar di kelas. Mahasiswa memiliki antusias
yang baik terhadap proses pembelajaran. Mahasiswa mampu menjalankan
perannya masing-masing selama berpraktik seminar.
Aspek terakhir yang diamati oleh peneliti ialah kegiatan
pascapembelajaran. Kegiatan pascapembelajaran yang diamati oleh peneliti
menunjukkan bahwa interaksi dosen dan mahasiswa saat mengakhiri
pembelajaran berkategori baik sekali. Dosen pengampu meninjau keseluruhan
proses praktik seminar dengan baik. Secara tidak langsung dosen pengampu
mengarahkan mahasiswa pada kegiatan refleksi. Dosen pengampu memberikan
penegasan ulang dan mengarahkan mahasiswa untuk lebih baik lagi. Jadi, dosen
benar-benar mengevaluasi jalannya proses pembelajaran di kelas dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi, klasifikasi tiga kegiatan yaitu kegiatan
prapembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan kegiatan pascapembelajaran ini
sangat membantu peneliti untuk benar-benar mengamati situasi proses
pembelajaran di kelas. Pemanfaatan pendekatan kooperatif dan pendekatan inkuiri
yang digunakan dosen pengampu sangat membantu mahasiswa untuk
menumbuhkan budaya baca level akademiknya. Saat praktik seminar berlangsung,
mahasiswa dilatih untuk berperan secara baik dan benar sebagai seorang
pemakalah, pembahas utama, pemandu atau moderator, penambat, maupun
sebagai peserta dalam sebuah praktik seminar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4.2.2 Analisis Angket Budaya Baca
Angket budaya baca dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
sikap yang melekat pada mahasiswa terhadap kegiatan membaca. Pengisian
angket budaya baca ini diberikan kepada 30 mahasiswa sebagai responden dari
penelitian ini. Angket budaya baca dalam penelitian ini tidak menggunakan skala
likert, seperti angket analisis kebutuhan dan pengembangan strategi di atas.
Angket budaya baca ini hanya menggunakan pilihan YA dan TIDAK. Angket ini
terdiri dari lima indikator. Setiap indikator terdiri dari beberapa pernyataan.
Pernyataan dari setiap indikator tersebut terdiri dari pernyataan positif dan negatif.
Pernyataan positif pada setiap pernyataan dalam indikator menunjukkan bahwa
sikap positif terhadap budaya baca. Misalnya pada indikator semangat membaca
buku terdapat sebuah pernyataan “Saya senang membaca buku dimanapun
berada” merupakan sebuah pernyataan positif. Bila mahasiswa memilih YA pada
pernyataan tersebut, tentu saja mahasiswa tersebut memiliki budaya baca yang
baik. Bila mahasiswa menjawab TIDAK dan pilihan TIDAK tersebut lebih
dominan, maka dapat dikatakan bahwa mahasiswa tersebut belum memiliki
budaya baca yang baik. Berikut penjabaran dari kelima indikator tersebut.
a. Semangat Membaca Buku
Semangat membaca buku merupakan indikator pertama dari angket budaya
baca dalam penelitian ini. Indikator pertama ini berisi empat pernyataan. Berikut
tabel berisi empat pernyataan terkait indikator tesebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 4.1 Indikator Semangat Membaca Buku
No. Pernyataan Pilihan
YA TIDAK
1. Saya senang membaca buku dimanapun
saya berada. 12 18
2. Saya cepat bosan jika membaca buku. 23 7
3. Saya selalu bersemangat dalam
membaca buku. 11 19
4. Bila sehari tak membaca serasa masih
ada yang kurang. 6 24
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 4 pernyataan. Berikut penjelasan
dari masing-masing pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya senang membaca buku dimanapun saya
berada”. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan positif. Berdasarkan data di
atas, sebanyak 12 atau 40% mahasiswa berpendapat YA. Sedangkan untuk pilihan
TIDAK, sebanyak 18 atau 60% mahasiswa memilih pilihan tersebut. Jadi,
sebanyak 18 atau 60% mahasiswa tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa sebanyak 18 atau 60% mahasiswa belum memiliki budaya
baca yang baik.
Pernyataan kedua yaitu “Saya cepat bosan jika membaca buku” dan
pernyataan ini merupakan pernyataan negatif. Berdasarkan data pada tabel,
sebanyak 23 atau 76,66% mahasiswa berpendapat YA. Sedangkan untuk pilihan
TIDAK, sebanyak 7 atau 23,33% mahasiswa memilih pilihan tersebut. Artinya,
sebanyak 23 atau 76,66% mahasiswa lebih dominan dan bersikap positif terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 23 atau 76,66%
mahasiswa belum memiliki budaya baca yang baik.
Pernyataan ketiga yaitu “Saya selalu bersemangat dalam membaca buku” dan
ini merupakan pernyataan positif. Berdasarkan data di atas, sebanyak 11 atau
36,66% mahasiswa berpendapat YA. Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak
19 atau 63,33% mahasiswa memilih pilihan tersebut. Artinya, sebanyak 19 atau
63,33% mahasiswa bersikap tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa belum memiliki
budaya baca yang baik.
Pernyataan keempat yaitu “Bila sehari tak membaca serasa masih ada yang
kurang”. Pernyataan tersebut merupakan pernyataan positif terhadap budaya baca.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 6 atau 20% mahasiswa berpendapat YA.
Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 24 atau 80% mahasiswa memilih
pilihan tersebut. Artinya, sebanyak 24 atau 80% mahasiswa lebih dominan dengan
pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 24 atau 80%
mahasiswa belum memiliki budaya baca yang baik.
Berdasarkan uraian di atas, indikator pertama dalam analisis angket budaya
baca mahasiswa ini menunjukkan bahwa semangat membaca mahasiswa belum
baik. Pernyataan pertama hingga pernyataan keempat ini merupakan bukti bahwa
mahasiswa belum bersemangat untuk menumbuhkan budaya baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
b. Kesadaran Membaca Buku
Kesadaran membaca buku merupakan indikator kedua dari angket budaya
baca dalam penelitian ini. Indikator kedua ini berisi tiga pernyataan. Berikut tabel
berisi tiga pernyataan terkait indikator tesebut.
Tabel 4.2 Indikator kesadaran membaca buku
No. Pernyataan Pilihan
YA TIDAK
1. Saya perlu nilai baik jadi saya harus rajin
baca buku. 24 6
2. Membaca buku itu wajib, karena saya
seorang mahasiswa. 27 3
3. Baca buku itu hanya untuk mahasiswa yang
pintar saja. 5 25
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 3 pernyataan. Berikut penjelasan
dari masing-masing pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya perlu nilai baik jadi saya harus rajin baca
buku”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 24 atau 80% mahasiswa berpendapat
YA. Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 6 atau 20% mahasiswa memilih
pilihan tersebut. Artinya, sebanyak 24 atau 80% mahasiswa setuju dengan
pernyataan bahwa membaca itu perlu ketika ingin memperoleh nilai baik saja. Hal
ini menunjukkan bahwa sebanyak 24 atau 80% mahasiswa belum memiliki
budaya baca yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Pernyataan kedua yaitu “Membaca buku itu wajib, karena saya seorang
mahasiswa”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 27 atau 90% mahasiswa
berpendapat YA. Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 3 atau 10%
mahasiswa memilih pilihan tersebut. Artinya, sebanyak 27 atau 90% mahasiswa
bersikap positif terhadap pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa
sebanyak 27 atau 90% mahasiswa sudah memiliki kesadaran untuk membaca
buku.
Pernyataan ketiga yaitu “Baca buku itu hanya untuk mahasiswa yang pintar
saja”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 5 atau 16,66% mahasiswa berpendapat
YA. Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 25 atau 83,33% mahasiswa
memilih pilihan tersebut. Jadi, sebanyak 25 atau 83,33% mahasiswa bersikap
positif terhadap pernyataan tersebut. Mahasiswa yang tidak setuju bahwa
membaca buku itu bukan hanya untuk mahasiswa yang pintar saja. Hal ini
menunjukkan bahwa sebanyak 25 atau 83,33% mahasiswa sadar akan membaca
buku itu wajib. Artinya, mahasiswa tersesebut sudah memiliki pola pikir positif
untuk memiliki budaya baca yang baik.
c. Ketertarikan Membaca Buku
Ketertarikan membaca buku merupakan indikator ketiga dari angket budaya
baca dalam penelitian ini. Indikator ketiga ini berisi lima pernyataan. Berikut tabel
berisi lima pernyataan terkait indikator tesebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 4.3 Indikator Ketertarikan Membaca Buku
No. Pernyataan Pilihan
YA TIDAK
1. Saya tertarik dengan buku-buku pengetahuan
saja. 10 20
2. Saya lebih tertarik membaca novel. 19 11
3. Saya membuat jadwal teratur untuk membaca
buku. 3 27
4. Saya selalu menambah koleksi buku saya. 14 16
5. Saya mendatangi perpustakaan yang lebih
lengkap dari perpustakaan yang ada di
kampus.
16 14
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 5 pernyataan. Berikut penjelasan
dari masing-masing pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya tertarik dengan buku-buku pengetahuan saja”.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 10 atau 33,33% mahasiswa berpendapat YA.
Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 20 atau 66,66% mahasiswa memilih
pilihan tersebut. Jadi, sebanyak 20 atau 66,66% mahasiswa setuju terhadap
pernyataan tersebut. Artinya, mereka mau membaca buku selain dari buku
pengetahuan, seperti novel, surat kabar, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa
sebanyak 20 atau 66,66% mahasiswa sudah memiliki ketertarikan untuk membaca
buku yang akan menumbuhkan budaya baca mereka.
Pernyataan kedua yaitu “Saya lebih tertarik membaca novel”. Berdasarkan
data di atas, sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa berpendapat YA. Sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
untuk pilihan TIDAK, sebanyak 11 atau 36,66% mahasiswa memilih pilihan
tersebut. Jadi, hanya 11 atau 36,66% mahasiswa tidak setuju terhadap pernyataan
tersebut. Artinya, sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa belum memiliki budaya
baca yang baik.
Pernyataan ketiga yaitu “Saya membuat jadwal teratur untuk membaca buku”.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 3 atau 10% mahasiswa berpendapat YA.
Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 27 atau 90% mahasiswa memilih
pilihan tersebut. Jadi, hanya 3 atau 10% mahasiswa yang memiliki jadwal
membaca buku dan sisanya yaitu 27 atau 90% mahasiswa tidak memiliki jadwal
teratur untuk membaca buku. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 27 atau 90%
mahasiswa belum memiliki ketertarikan untuk membaca buku yang akan
menumbuhkan budaya baca mereka.
Pernyataan keempat yaitu “Saya selalu menambah koleksi buku saya”.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 14 atau 46,66% mahasiswa berpendapat YA.
Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 16 atau 53,33% mahasiswa memilih
pilihan tersebut. Artinya, sebanyak 16 atau 53,33% mahasiswa tidak menambah
koleksi bukunya. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 16 atau 53,33%
mahasiswa belum memiliki ketertarikan untuk menambah koleksi buku yang akan
menumbuhkan budaya baca mereka.
Pernyataan kelima yaitu “Saya mendatangi perpustakaan yang lebih lengkap
dari perpustakaan yang ada di kampus”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 16
atau 53,33% mahasiswa berpendapat YA. Sedangkan untuk pilihan TIDAK,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
sebanyak 14 atau 46,66% mahasiswa memilih pilihan tersebut. Artinya, sebanyak
14 atau 46,66% mahasiswa tidak berusaha mendatangi perpustakaan yang lebih
lengkap dari perpustakan yang ada di kampus. Hal ini menunjukkan bahwa
sebanyak 16 atau 53,33% mahasiswa sudah memiliki ketertarikan untuk membaca
buku yang akan menumbuhkan budaya baca mereka.
d. Pemanfaatan Waktu Membaca Buku
Pemanfaatan waktu membaca buku merupakan indikator keempat dari angket
budaya baca dalam penelitian ini. Indikator keempat ini berisi lima pernyataan.
Berikut tabel berisi lima pernyataan terkait indikator tersebut.
Tabel 4.4 Indikator Pemanfaatan Waktu Untuk Membaca
No. Pernyataan Pilihan
YA TIDAK
1. Saya selalu ingin membaca buku di
perpustakan. 12 8
2. Saya lebih baik tidur dari pada baca buku. 10 20
3. Pada saat santai di rumah, saya lebih suka
nonton TV dari pada baca buku. 21 9
4. Saya menghabiskan waktu luang dengan
belanja. 6 24
5. Setiap ada waktu luang saya perlu baca buku. 17 13
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 5 pernyataan. Berikut penjelasan
dari masing-masing pernyataan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Pernyataan pertama yaitu “Saya selalu ingin membaca buku di perpustakan”.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 12 atau 40% mahasiswa berpendapat YA.
Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 18 atau 60% mahasiswa memilih
pilihan tersebut. Jadi, sebanyak 18 atau 60% mahasiswa tidak ingin membaca
buku di perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 18 atau 60%
mahasiswa belum memiliki budaya baca yang baik.
Pernyataan kedua yaitu “Saya lebih baik tidur dari pada baca buku”.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 10 atau 33,33% mahasiswa berpendapat YA.
Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 20 atau 66,66% mahasiswa memilih
pilihan tersebut. Jadi, sebanyak 20 atau 66,66% mahasiswa setuju dengan
pernyataan tersebut. Artinya, mahasiswa tersebut sudah memiliki sikap yang baik
untuk memiliki budaya baca yang baik.
Pernyataan ketiga yaitu “Pada saat santai di rumah, saya lebih suka nonton TV
dari pada baca buku”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 21 atau 70% mahasiswa
berpendapat YA. Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 9 atau 30%
mahasiswa memilih pilihan tersebut. Artinya, sebanyak 21 atau 70% mahasiswa
lebih memilih nonton TV daripada membaca buku. Hal ini menunjukkan bahwa
sebanyak 21 atau 70% mahasiswa belum memiliki budaya baca yang baik.
Pernyataan keempat yaitu “Saya menghabiskan waktu luang dengan belanja”.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 6 atau 20% mahasiswa berpendapat YA.
Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 24 atau 80% mahasiswa memilih
pilihan tersebut. Artinya, hanya 6 atau 20% mahasiswa yang menghabiskan waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
luang untuk berbelanja dan ini menandakan bahwa mahasiswa tersebut belum
memiliki budaya baca yang baik.
Pernyataan kelima yaitu “Setiap ada waktu luang saya perlu baca buku”.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 17 atau 56,66% mahasiswa berpendapat YA.
Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 13 atau 43,33% mahasiswa memilih
pilihan tersebut. Artinya, sebanyak 17 atau 56,66% mahasiswa sudah
memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku. Hal ini menunjukkan bahwa
sebanyak 21 atau 70% mahasiswa sudah memiliki indikator yang baik untuk
menumbuhkan budaya bacanya.
e. Memilih dan Mencari Buku
Memilih dan mencari buku merupakan indikator kelima dari angket budaya
baca dalam penelitian ini. Indikator kelima ini berisi tiga pernyataan. Berikut tabel
berisi tiga pernyataan terkait indikator tesebut.
Tabel 4.5 Indikator Memilih dan Mencari Buku
No. Pernyataan Pilihan
YA TIDAK
1. Komik lebih menarik dari buku referensi
kuliah. 11 19
2. Saya sering mengunjungi toko buku untuk
membeli buku. 13 17
3. Saya ingin mencari jawaban atas suatu
masalah melalui membaca. 28 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 3 pernyataan. Berikut penjelasan
dari masing-masing pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Komik lebih menarik dari buku referensi kuliah”.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 11 atau 36,66% mahasiswa berpendapat YA.
Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa memilih
pilihan tersebut. Jadi, hanya 11 atau 36,66% mahasiswa yang lebih tertarik dengan
komik daripada buku referensi kuliah. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 19
atau 63,33% mahasiswa sudah memiliki indikator yang baik untuk
menumbuhkan budaya bacanya.
Pernyataan kedua yaitu “Saya sering mengunjungi toko buku untuk membeli
buku”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 13 atau 43,33% mahasiswa
berpendapat YA. Sedangkan untuk pilihan TIDAK, sebanyak 17 atau 56,66%
mahasiswa memilih pilihan tersebut.Artinya, sebanyak 17 atau 56,66%
mahasiswa jarang mengunjungi toko buku untuk membeli buku. Hal ini
menunjukkan bahwa sebanyak 17 atau 56,66% mahasiswa belum memiliki
indikator yang baik untuk menumbuhkan budaya bacanya.
Pernyataan ketiga yaitu “Saya ingin mencari jawaban atas suatu masalah
melalui membaca”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 28 atau 93,33%
mahasiswa berpendapat YA. Sedangkan untuk pilihan TIDAK, hanya 2 atau
6,66% mahasiswa memilih pilihan tersebut. Artinya, hanya 2 atau 6,66%
mahasiswa yang tidak ingin mencari jawaban atas suatu masalah melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
membaca dan sebanyak 93,33% mahasiswa selalu ingin mencari jawaban atas
suatu masalah melalui membaca.
Berdasarkan kelima indikator di atas yang terdiri dari beberapa pernyataan
menunjukkan budaya baca di kalangan mahasiswa tersebut masih sangat rendah.
Misalnya seperti pada indikator pertama yaitu semangat membaca buku, sebanyak
18 atau 60% mahasiswa berpendapat bahwa mereka tidak senang membaca buku
dimanapun mereka berada. Hal ini menunjukkan bahwa sebanyak 18 atau 60%
mahasiswa belum memiliki budaya baca yang baik. Kemudian bukti lain yaitu
pada indikator kesadaran untuk membiasakan membaca buku. Sebanyak 24 atau
80% mahasiswa ingin membaca buku tetapi hanya untuk mendapatkan nilai baik
saja. Hal ini menunjukkan belum kesadaran tulus dari hati sebagai seorang
mahasiswa. Berdasarkan uraian kelima indikator dalam angket budaya baca
mahasiswa tersebut, peneliti dapat memberikan sebuah penilaian terhadap budaya
baca mahasiswa semester VII PBSI kelas A pada mata kuliah Seminar Bahasa dan
Sastra Indonesia ini masih belum memiliki budaya baca yang baik.
4.2.3 Analisis Tes Membaca Level Akademik
Tes membaca level akademik ini diberikan untuk mengetahui kemampuan
membaca level akademik para mahasiswa semester VII kelas A mata kuliah
Seminar Bahasa dan Sastra Indonesia. Indikator tes kemampuan membaca level
akademik ini yaitu pemahaman mahasiswa terhadap keseluruhan isi bacaan. Soal
tes ini berjumlah 25 butir soal pilihan ganda yang berkaitan dengan aspek-aspek
membaca level akademik. Soal-soal dalam tes ini terdiri dari penggalan-penggalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
paragraf dan pernyataan. Soal pilihan ganda ini terdiri dari empat pilihan yaitu
pilihan jawaban A, B, C, dan D. Mahasiswa diminta untuk memberikan jawaban
dengan memilih salah satu pilihan yang tersedia.
Soal tes ini terdapat 13 indikator yang terbagi menjadi 25 soal. 13
indikator tersebut yaitu (1) memahami arti kata, istilah dan ungkapan, (2)
memahami makna tersurat, (3) memahami makna tersirat, (4) mampu
menyimpulkan isi teks, (5) mampu memprediksi maksud penulis, (6) mampu
mengevaluasi teks, (7) memberi pertimbangan kelebihan dan kekurangan teks, (8)
mempertanyakan “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana” teks, (9) mencipta gagasan
baru berdasarkan hasil membaca teks baru yang lain, (10) mencipta teks baru
berdasarkan inspirasi teks lain, (11) mampu menafsirkan maksud yang ingin
disampaikan oleh penulis, (12) memahami isi bacaan sebagai cermin kehidupan,
dan (13) memaknai isi bacaan dalam kehidupan senyatanya.
Peneliti melakukan penilaian tes kemampuan membaca level akademik dengan
menggunakan rumus:
𝑋 =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 × 100
Langkah selanjutnya adalah mencari nilai rata- rata dengan rumus:
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = ∑𝑛
𝑁
Keterangan:
X : Nilai Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
∑𝑛 : Jumlah total skor seluruh mahasiswa
N : Jumlah Mahasiswa
Berdasarkan rumus di atas, nilai rata-rata tes kemampuan membaca level
akademik mahasiswa semester VII kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, yaitu 50,8. Rata-rata ini berkategori
cukup.
Dalam setiap tes, pasti dilakukan analisis Indeks Tingkat Kesulitan (ITK)
butir soal. Indeks tingkat kesulitan (ITK) adalah indeks yang menunjukan
seberapa mudah atau sulit suatu butir soal bagi peserta tes yang diuji
(Nurgiyantoro, 2010: 194). Perhitungan ITK dilakukan dengan cara menjumlah
jawaban benar setiap soal kemudian dibagi dengan jumlah peserta tes. Berikut
adalah kategori ITK yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.6 Kategori ITK
Kategori Rentang Indeks
Sulit 0,20 – 0,40
Sedang 0,41 – 0,60
Mudah 0,61 – 0,80
Berdasarkan tabel kategori ITK di atas, terdapat 25 soal yang dianalisis melalui
tes kemampuan membaca level akademik. Berikut akan diperlihatkan hasil
perhitungan ITK setiap butir soal pada tabel di berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan ITK Butir Soal
No. Kategori Predikat No. Butir Soal
1. Sulit Layak 7, 13, 14, 16, 18, 20, 24
2. Sedang Layak 8, 9, 10, 11, 12, 15, 19
3. Mudah Layak 2, 4, 5, 6, 23, 25
Pada tabel di atas, dapat dilihat hasil perhitungan ITK setiap butir soal.
Terdapat tujuh (7) butir soal berkategori sulit, tujuh (7) butir soal berkategori
sedang, dan sebelas (6) butir soal berkategori mudah. Jadi, terdapat 20 soal
memiliki predikat layak karena penelitian ini merupakan penelitian terpakai.
Namun, sebanyak lima soal berpredikat tidak layak. Hal ini dapat terjadi karena
berdasarkan hasil perhitungan ITK soal nomor 1, 3, 17, 21, dan 22 itu tidak
memenuhi kategori perhitungan ITK menurut Nurgiyantoro.
Selain menghitung ITK, peneliti juga menghitung penilaian terhadap 13
indikator yang terdapat dalam tes kemampuan membaca level akademik.
Perhitungan tersebut dilakukan dengan jumlah butir soal setiap indikator dikali
dengan jumlah responden. Di bawah ini adalah hasil tes diagram kemampuan
membaca level akademik mahasiswa semester VII kelas A Prodi PBSI Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Diagram 4.1 Hasil Tes Membaca Level Akademik
Diagram batang di atas menunjukkan hasil tes kemampuan membaca level
akademik yang mencakup 13 indikator. Ketigabelas indikator tersebut yaitu (1)
memahami arti kata, istilah dan ungkapan, (2) memahami makna tersurat, (3)
memahami makna tersirat, (4) mampu menyimpulkan isi teks, (5) mampu
memprediksi maksud penulis, (6) mampu mengevaluasi teks, (7) memberi
pertimbangan kelebihan dan kekurangan teks, (8) mempertanyakan “apa”,
“mengapa”, dan “bagaimana” teks, (9) mencipta gagasan baru berdasarkan hasil
membaca teks baru yang lain, (10) mencipta teks baru berdasarkan inspirasi teks
lain, (11) mampu menafsirkan maksud yang ingin disampaikan oleh penulis, (12)
memahami isi bacaan sebagai cermin kehidupan, dan (13) memaknai isi bacaan
60 60 60 60 60
30 30
90
30 30 30 30
60
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Hasil Tes Membaca Level Akademik
Frekuensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
dalam kehidupan senyatanya. Berikut penjelasan mengenai ketigabelas indikator
tersebut.
a. Indikator Memahami Arti Kata, Istilah dan Ungkapan
Pada indikator pertama, terdapat empat butir soal di dalamnya. Soal-soal
yang termuat pada indikator ini adalah soal nomor 1, 2, 3 dan 4. Berdasarkan ITK,
hanya 2 indikator yang berpredikat layak, yaitu nomor 2 dan 4. Lebih jelasnya,
perhatikan tabel berikut.
Tabel 4.8 Indikator Memahami Arti Kata, Istilah dan Ungkapan
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1. Memahami arti
kata, istilah
danungkapan.
1 2 30 20 10
2. 1 4 30 23 7
Total 4 4 120 43 17
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator tersebut relevan dengan
rumusan masalah yang disajikan peneliti untuk mengetahui kemampuan membaca
level akademik mahasiswa yang bersangkutan. Untuk mengetahui kemampuan
membaca pemahaman responden, peneliti mengenali terlebih dahulu keempat soal
yang diujikan kepada responden tersebut merupakan jenis membaca pemahaman.
Kemudian, berdasarkan perhitungan ITK (Indeks Tingkat Kesulitan), terdapat dua
soal berkategori layak dan dua lainnya berkategori tidak layak. Soal berkategori
layak yaitu butir soal nomor 2 dan 4, sedangkan soal yang berkategori tidak layak
yaitu butir soal nomor 1 dan 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Kedua, klasifikasi data bahwa data yang diperoleh tersebut dibedakan
menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Perolehan data kuantitatif
adalah pada soal nomor 2, sebanyak 20 atau 66,66% responden menjawab benar
dengan kategori tinggi dan ada 10 atau 33,33% responden menjawab salah. Pada
soal nomor 4, ada 23 atau 76,66% responden menjawab benar dengan kategori
tinggi dan ada 7 atau 23,33% responden yang menjawab salah.
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif berdasarkan data sebelumnya. Hasil tes pada
indikator tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa mampu mengerjakan soal tes
membaca pemahaman dengan baik. Sebagian besar responden menjawab benar
dan berkategori tinggi. Hal ini menandakan bahwa pemahaman arti kata, istilah
danungkapan responden sudah baik.
Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
b. Indikator Memahami Makna Tersurat
Pada indikator kedua, terdapat dua butir soal di dalamnya. Soal-soal yang
termuat pada indikator ini adalah soal nomor 5 dan 6. Lebih jelasnya, perhatikan
tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 4.9 Indikator Memahami Makna Tersurat
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1. Memahami
makna tersurat 1 5 30 21 9
2. 1 6 30 20 10
Total 2 2 60 41 19
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator tersebut relevan dengan
rumusan masalah yang disajikan peneliti untuk mengetahui kemampuan membaca
level akademik mahasiswa yang bersangkutan. Untuk mengetahui kemampuan
membaca pemahaman responden, peneliti mengenali terlebih dahulu kedua soal
yang diujikan kepada responden tersebut merupakan jenis membaca pemahaman.
Kemudian, berdasarkan perhitungan ITK (Indeks Tingkat Kesulitan), dua soal
tersebut berkategori layak.
Kedua, klasifikasi data bahwa data yang diperoleh tersebut dibedakan
menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Perolehan data kuantitatif
adalah pada soal nomor 5, sebanyak 21 atau 70% responden menjawab benar
dengan kategori tinggi dan ada 9 atau 30% responden menjawab salah. Pada soal
nomor 6, ada 20 atau 66,66% responden menjawab benar dengan kategori tinggi
dan ada 10 atau 33,33% responden yang menjawab salah.
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif berdasarkan data sebelumnya. Hasil tes pada
indikator tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa mampu mengerjakan soal tes
membaca pemahaman dengan baik. Sebagian besar responden menjawab benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
dan berkategori tinggi. Hal ini menandakan bahwa pemahaman arti kata, istilah
danungkapan responden sudah baik.
Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
c. Indikator Memahami Makna Tersirat
Pada indikator ketiga, terdapat dua butir soal di dalamnya. Soal-soal yang
termuat pada indikator ini adalah soal nomor 7 dan 8. Lebih jelasnya, perhatikan
tabel berikut.
Tabel 4.10 Indikator Memahami Makna Tersirat
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1. Memahami
makna tersirat 1 7 30 10 20
2. 1 8 30 14 16
Total 2 2 60 24 36
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator tersebut relevan dengan
rumusan masalah yang disajikan peneliti untuk mengetahui kemampuan membaca
level akademik mahasiswa yang bersangkutan. Untuk mengetahui kemampuan
membaca pemahaman responden, peneliti mengenali terlebih dahulu kedua soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
yang diujikan kepada responden tersebut merupakan jenis membaca pemahaman.
Kemudian, berdasarkan perhitungan ITK (Indeks Tingkat Kesulitan), dua soal
tersebut berkategori layak.
Kedua, klasifikasi data bahwa data yang diperoleh tersebut dibedakan
menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Perolehan data kuantitatif
adalah pada soal nomor 7, ada 10 atau 33,33% dari 30 responden yang menjawab
benar dan berkategori rendah. Selanjutnya, pada soal nomor 8, ada 14 atau
46,66% dari 30 responden yang menjawab benar dan berkategori cukup.
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif berdasarkan data sebelumnya. Hasil tes pada
indikator tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa belum mampu mengerjakan
soal tes membaca pemahaman dengan baik. Sebagian besar responden menjawab
benar dan berkategori tinggi. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar
mahasiswa belum mampu memahami makna tersirat sebuah bacaan.
Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
d. Indikator Mampu Menyimpulkan Isi Teks
Pada indikator keempat, terdapat dua butir soal di dalamnya. Soal-soal
yang termuat pada indikator ini adalah soal nomor 9 dan 10. Lebih jelasnya,
perhatikan tabel berikut.
Tabel 4.11 Indikator Mampu Menyimpulkan Isi Teks
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1. Mampu
menyimpulkan
isi teks
1 9 30 13 17
2. 1 10 30 17 13
Total 2 2 60 30 30
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator tersebut relevan dengan
rumusan masalah yang disajikan peneliti untuk mengetahui kemampuan membaca
level akademik mahasiswa yang bersangkutan. Untuk mengetahui kemampuan
membaca pemahaman responden, peneliti mengenali terlebih dahulu kedua soal
yang diujikan kepada responden tersebut merupakan jenis membaca pemahaman.
Kemudian, berdasarkan perhitungan ITK (Indeks Tingkat Kesulitan), dua soal
tersebut berkategori layak.
Kedua, klasifikasi data bahwa data yang diperoleh tersebut dibedakan
menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Perolehan data kuantitatif
adalah pada soal nomor 9, ada 13 atau 43,33% dari 30 responden yang menjawab
benar dan berkategori cukup. Selanjutnya, pada soal nomor 10, ada 17 atau
56,66% responden dari 30 responden yang menjawab benar dan berkategori
cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif berdasarkan data sebelumnya. Hasil tes pada
indikator tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa mampu mengerjakan soal tes
membaca pemahaman. Sebagian besar responden menjawab benar dan
berkategori cukup. Jika lihat perbandingan jawaban benar yang diperoleh,
keduanya memiliki posisi setara. Hasil tes pada butir soal nomor 9 dan 10
menunjukkan bahwa keduanya berkategori cukup. Hal ini menandakan bahwa
sebagian responden mampu menyimpulkan isi teks, baik dengan bahasa sendiri
ataupun bahasa dalam buku.
Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
e. Indikator Mampu Memprediksi Maksud Penulis
Pada indikator kelima, terdapat dua butir soal di dalamnya. Soal-soal yang
termuat pada indikator ini adalah soal nomor 11 dan 12. Lebih jelasnya,
perhatikan tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel 4.12 Indikator Mampu Memprediksi Maksud Penulis
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1. Memprediksi
maksud
penulis
1 11 30 18 12
2. 1 12 30 14 16
Total 2 2 60 32 28
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator tersebut relevan dengan
rumusan masalah yang disajikan peneliti untuk mengetahui kemampuan membaca
level akademik mahasiswa yang bersangkutan. Untuk mengetahui kemampuan
membaca pemahaman responden, peneliti mengenali terlebih dahulu kedua soal
yang diujikan kepada responden tersebut merupakan jenis membaca pemahaman.
Kemudian, berdasarkan perhitungan ITK (Indeks Tingkat Kesulitan), dua soal
tersebut berkategori layak.
Kedua, klasifikasi data bahwa data yang diperoleh tersebut dibedakan
menjadi dua, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Perolehan data kuantitatif
adalah pada soal nomor 11, ada 18 atau 60% dari 30 responden yang menjawab
benar dan berkategori cukup. Selanjutnya, pada soal nomor 12, ada 14 atau
46,66% dari 30 responden yang menjawab benar dan berkategori cukup juga.
Berdasarkan data tersebut, disimpulkan bahwa sebagian besar responden mampu
memprediksi maksud penulis. Hal ini dilihat dari perbandingan skor jawaban
benar dan jawaban salah yang diperoleh.
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif berdasarkan data sebelumnya. Hasil tes pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
indikator tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa mampu mengerjakan soal tes
membaca pemahaman dengan baik. Sebagian besar responden menjawab benar
dan berkategori cukup. Hal ini menandakan bahwa pemahaman menafsirkan
penulis mahasiswa sudah baik.
Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
f. Indikator Mampu Mengevaluasi Teks
Pada indikator keenam, terdapat satu butir soal di dalamnya. Soal yang
termuat pada indikator ini adalah soal nomor 13. Lebih jelasnya, perhatikan tabel
berikut.
Tabel 4.13 Indikator Mampu Mengevaluasi Teks
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1.
Mampu
mengevaluasi
teks
1 13 30 7 23
Total 1 1 30 7 23
Pada tabel di atas, dapat dilihat perolehan jawaban benar dan jawaban
salah. Pada butir soal nomor 13, sebanyak 7 atau 23,33% menjawab benar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
berkategori rendah. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa jumlah jawaban
benar yang diperoleh lebih kecil dari jumlah jawaban salah. Jadi, kemampuan
sebagian besar responden dalam mengevaluasi teks atau buku dinilai masih
kurang. Hal ini ditunjukkan dengan bukti pada tabel.
g. Indikator Memberi Pertimbangan Kelebihan dan Kekurangan Teks
Pada indikator ketujuh, terdapat satu butir soal di dalamnya. Soal yang
termuat pada indikator ini adalah soal nomor 14. Lebih jelasnya, perhatikan tabel
berikut.
Tabel 4.14 Indikator Memberi Pertimbangan Kelebihan dan
Kekurangan Teks
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1.
Memberi
pertimbangan
kelebihan dan
kekurangan
teks
1 14 30 7 23
Total 1 1 30 7 23
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat perolehan jawaban benar dan
jawaban salah. Pada butir soal nomor 14, sebanyak 7 atau 23,33% responden
menjawab benar dan berkategori rendah. Dari data tersebut, dapat disimpulkan
bahwa jumlah jawaban benar yang diperoleh lebih kecil dari jumlah jawaban
salah. Jadi, sebagian besar responden belum bisa memberi penilaian terhadap teks
atau buku yang dibaca. Mereka belum memberikan pertimbangan mengenai
kelebihan dan kekurangan teks atau buku.mengevaluasi teks atau buku dinilai
masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan bukti pada tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
h. Indikator Mempertanyakan “Apa”, “Mengapa”, dan “Bagaimana” Teks.
Pada indikator kedelapan, terdapat satu butir soal di dalamnya. Soal yang
termuat pada indikator ini adalah soal nomor 15. Lebih jelasnya, perhatikan tabel
berikut.
Tabel 4.15 Indikator Mempertanyakan Apa”, “Mengapa”,
dan“Bagaimana” Teks
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1.
Mempertanyak
an “Apa”,
“Mengapa”,
dan
“Bagaimana”
Teks
1 15 30 18 12
Total 1 1 30 18 12
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah jawaban benar dan jumlah
jawaban yang salah. Pada butir soal nomor 15, sebanyak 18 atau 60% responden
menjawab benar dan berkategori cukup. Berdasarkan data tersebut, terlihat
perbandingan jumlah jawaban benar dan jumlah jawaban salah. Jawaban benar
merupakan jawaban dominan pada indikator ini. Jadi, dapat disimpulkan sebagian
besar responden mampu menggali teks lebih dalam dengan pertanyaan “apa”,
“mengapa” dan “bagaimana”.
i. Indikator Mencipta Gagasan Baru Berdasarkan Hasil Membaca Teks
Baru yang Lain
Pada indikator kesembilan, terdapat dua butir soal di dalamnya, yaitu
nomor 16 dan 17. Tetapi berdasarkan ITK, hanya ada satu butir soal saja yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
berpredikat layak. Soal berpredikat layak tersebut ialah soal nomor 16. Lebih
jelasnya, perhatikan tabel berikut.
Tabel 4.16 Indikator Mencipta Gagasan Baru Berdasarkan Hasil
Membaca Teks Baru yang Lain
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1.
Mencipta
gagasan baru
berdasarkan
hasil membaca
teks baru yang
lain.
1 16 30 6 24
Total 1 1 30 6 24
Pada tabel di atas, dapat dilihat jumlah jawaban benar dan jumlah jawaban
salah yang diperoleh. Pada butir soal nomor 16, sebanyak 6 atau 20% responden
menjawab benar dan berkategori sangat rendah. Berdasarkan data tersebut, jumlah
jawaban salah lebih besar daripada jawaban benar. Hal ini menandakan bahwa
sebagian besar responden belum bisa membuat gagasan atau ide baru dari hasil
membaca.
j. Indikator Mencipta Teks Baru Berdasarkan Inspirasi Teks Lain
Pada indikator kesepuluh, terdapat dua butir soal di dalamnya. Soal yang
termuat pada indikator ini adalah soal nomor 18 dan nomor 19. Lebih jelasnya,
perhatikan tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel 4.17 Indikator Mencipta Teks Baru Berdasarkan Inspirasi Teks
Lain
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1.
Menciptateks
baru
berdasarkan
inspirasi teks
lain.
1 18 30 8 22
2. 1 19 30 17
13
Total 2 2 30 25 35
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihan perolehan jawaban benar dan
jawaban salah responden. Pada butir soal nomor 18, sebanyak 8 atau 26,66%
responden memilih jawaban yang benar dan berkategori rendah. Berbeda halnya
dengan butir soal nomor 18, sebanyak 17 atau 56,66% responden memilih
jawaban yang benar dan berkategori cukup. Pada indikator ini, jumlah salah lebih
dominan daripada jumlah benar. Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden belum membuat gagasan atau ide baru berdasarkan inspirasi teks lain.
k. Indikator Mampu Menafsirkan Maksud yang Ingin Disampaikan Oleh
Penulis
Pada indikator kesebelas, terdapat dua butir soal di dalamnya. Soal yang
termuat pada indikator ini adalah soal nomor 20 dan 21. Tetapi berdasarkan ITK,
peneliti hanya menggunakan satu butir soal saja yaitu pada nomor 20. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel 4.18 Indikator Mampu Menafsirkan Maksud yang Ingin
Disampaikan oleh Penulis
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1.
Menafsirkan
maksud yang
ingin
disampaikan
oleh penulis.
1 20 30 12 18
Total 1 1 30 12 18
Pada tabel di atas, dapat dilihat peroleh jawaban benar dan jawaban salah.
Pada butir soal nomor 20, ada 12 atau 40% responden yang menjawab benar dan
berkategori rendah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hampir semua responden
belum bisa menafsirkan maksud yang ingin disampaikan penulis melalui kegiatan
membaca.
l. Indikator Memahami Isi Bacaan Sebagai Cermin Kehidupan
Pada indikator keduabelas, terdapat dua butir soal di dalamnya. Soal yang
termuat pada indikator ini adalah soal nomor 22 dan nomor 23. Tetapi
berdasarkan ITK, peneliti hanya menggunakan satu butir soal saja yaitu pada
nomor 23. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tabel 4.19 Indikator Memahami Isi Bacaan Sebagai Cermin
Kehidupan
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1.
Memahami Isi
Bacaan
Sebagai
Cermin
Kehidupan
1 23 30 20 10
Total 1 1 30 20 10
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah jawaban benar dan jumlah
jawaban salah yang diperoleh. Pada butir soal nomor 23, sebanyak 20 atau
66,66% responden yang menjawab benar dan berkategori tinggi. Berdasarkan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mampu
memahami secara mendalam isi teks, khususnya memahami isi bacaan sebagai
cermin kehidupan.
m. Indikator Memaknai Isi Bacaan Dalam Kehidupan Senyatanya
Pada indikator ketigabelas, terdapat dua butir soal di dalamnya. Soal yang
termuat pada indikator ini adalah soal nomor 24 dan 25. Lebih jelasnya,
perhatikan tabel berikut.
Tabel 4.20Indikator Memaknai Isi Bacaan dalam Kehidupan Senyatanya
No. Indikator Jumlah Butir
Soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
1. Memaknai isi
bacaan dalam
kehidupan
senyatanya
1 24 30 6 24
2. 1 25 30 21 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Total 2 2 60 27 33
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat perolehan jawaban benar dan
perolehan jawaban salah. Pada butir soal nomor 24, sebanyak 6 atau 20%
responden menjawab benar dan berkategori sangat rendah. Selanjutnya, pada butir
soal nomor 25, sebanyak 21 atau 70% responden menjawab benar dan berkategori
tinggi. Jika dilihat perbandingan jawaban benar dan jawaban salah, maka jawaban
benar unggul satu poin. Dapat disimpulkan bahwa sebagian responden masih
belum bisa memaknai isi bacaan dalam kehidupan nyata. Artinya, mereka belum
bisa memaknai informasi yang didapat dengan mengaitkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kesimpulan hasil analisis tes kemampuan membaca level akademik:
Setelah peneliti melakukan proses pengoreksian, diperoleh nilai masing-
masing responden. Hasil tes tidak begitu memuaskan karena tidak ada satupun
responden yang memiliki nilai di atas 70. Nilai tertingi yang diperoleh responden
yaitu 68. Rata-rata nilai yang diperoleh responden adalah 40 dan 50. Selain itu,
setelah dirata-rata, diperoleh hasil 50,8.
Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa responden belum menguasai
membaca level akademik. Hal ini ditandai dengan banyaknya responden yang
memperoleh nilai di bawah rata-rata dan tidak satu pun indikator dalam membaca
level akademik memperoleh skor benar semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
4.2.4 Analisis Angket Kebutuhan
Angket analisis kebutuhan diberikan kepada 30 mahasiswa yang dijadikan
sebagai responden dalam penelitian ini. Responden mengisi angket analisis
kebutuhan ini untuk mendapatkan data terkait kebutuhan yang diperlukan
mahasiswa dalam mengembangkan strategi budaya baca level akademik
berdasarkan keadaan dan kebutuhan mahasiswa tersebut. Angket analisis
kebutuhan ini, terdapat beberapa pernyataan yang berkaitan dengan strategi
PQ4R. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan budaya baca level akademik
denan strategi PQ4R sesuai kebutuhan mahasiswa.
Angket analisis kebutuhan ini berisi tentang strategi umum yang dapat
dilakukan mahasiswa saat ingin memahami isi bacaan secara keseluruhan. Angket
analisis kebutuhan ini berisi 20 subindikator atau pernyataan dan para responden
memberikan pendapat dari setiap pernyataan dengan cara memberi tanda centang
(√) pada kolom yang telah disediakan.
Angket analisis kebutuhan ini menggunakan skala likert dengan 5 skala,
yaitu skala 1= sangat tidak setuju, skala 2= tidak setuju, skala 3= cukup/ netral,
skala 4= setuju, dan skala 5= sangat setuju. Sesuai dengan 5 skala tersebut, skala
likert ini memiliki 5 kategori yaitu kategori sangat rendah, rendah, cukup, tinggi,
dan sangat tinggi.
Penentuan kategori dalam skala ini menggunakan interval atau rentang skor.
Perhitungan rumus interval yang digunakan ialah 100 dibagi jumlah skor pada
skala likert, yaitu 5. Dari perhitungan tersebut, interval yang diperoleh adalah 20.
Namun, agar semua data dapat tercakup dengan baik seperti nilai 20,01, 40,05 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
sebagainya, maka intervalnya adalah 20,99. Berikut tabel kategori berdasarkan
interval skala likert.
Tabel 4.21 Kategori Skala Likert
Rentang Skor
Kategori
81,00 % - 100 % Sangat tinggi
61,00 % - 80,99 % Tinggi
41,00 % - 60,99 % Cukup
21,00 % - 40,99 % Rendah
0,00 % - 20,99 % Sangat rendah
Angket analisis kebutuhan ini mencakup strategi umum untuk memahami
bacaan secara keseluruhan serta perlu tidaknya membuat strategi khusus dalam
membaca. Angket analisis kebutuhan ini terdiri dari dua aspek yang berhubungan
dengan budaya baca level akademik dan strategi khusus, yaitu strategi PQ4R yang
dikembangkan menjadi sebelas indikator. Sebelas indikator ini terkait strategi-
strategi secara umum yang dapat digunakan mahasiswa untuk memahami bacaan
secara keseluruhan agar memiliki budaya baca level akademik. Sebelas indikator
tersebut adalah mulai dari indikator menemukan arti kata sukar, indikator
menambah perbendaharaan kata, indikator menemukan arti idiom atau ungkapan,
indikator menemukan gaya bahasa penulis, indikator menemukan makna tersurat,
indikator menemukan makna tersirat, indikator menemukan pokok-pokok
informasi, indikator menafsirkan tujuan penulis, indikator mengulas substansi
bacaan, indikator memahami isi bacaan, hingga indikator memberikan kritik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
terhadap isi bacaan. Sebelas indikator ini kemudian dijabarkan dalam 20
subindikator yang membutuhkan pendapat mahasiswa. Berikut ini penjabaran dari
20 pernyataan tersebut.
a. Menemukan Arti Kata Sukar dalam Bacaan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan budaya baca level akademik
pada mahasiswa. Untuk mengembangkan budaya baca level akademik, tentu
diperlukan pemahaman yang dalam mengenai substansi bacaan. Angket analisis
kebutuhan ini ingin mengetahui pendapat mahasiswa terkait strategi umum yang
digunakan untuk memahami substansi bacaan. Strategi umum dalam angket
analisis kebutuhan ini dimulai dari tataran terkecil yaitu arti kata sukar dalam
bacaan untuk memahami isi bacaan secara keseluruhan.
Dalam indikator ini, terdapat dua pernyataan yang termasuk dalam indikator
menemukan arti kata sukar dalam bacaan, yaitu (a) memanfaatkan kamus untuk
mencari makna kata sukar dan mencocokan makna yang ada sesuai dengan
konteks dalam bacaan, dan (b) bila menemukan kata asing pada bacaan,
mengartikan lalu menarik kesimpulan.
Tabel 4.23 Indikator Menemukan Arti Kata Sukar dalam Bacaan
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya memanfaatkan kamus untuk mencari
makna kata sukar dan mencocokan makna
yang ada sesuai dengan konteks dalam
bacaan.
2 - - 12 16
2. Bila menemukan kata asing pada bacaan,
saya artikan terlebih dahulu, kemudian saya 1 1 1 12 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
tarik kesimpulan.
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator pertama angket analisis
kebutuhan yaitu menemukan arti kata sukar dalam bacaan ini relevan dengan
rumusan masalah. Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 2 pernyataan.
Peneliti mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat
mahasiswa yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika
pilihan setuju dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang
dipilih responden. Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Pada analisis angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap
positif mahasiswa saja.
Kedua, klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Sebanyak 28 atau 93,33% mahasiswa berpendapat
positif terhadap pernyataan pertama dan berkategori sangat tinggi, begitu pula
pada pernyataan kedua sebanyak 27 atau 90% mahasiswa berpendapat positif dan
berkategori sangat tinggi pula. Berikut penjelasan dari masing-masing pernyataan
tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya memanfaatkan kamus untuk mencari
makna kata sukar dan mencocokan makna yang ada sesuai dengan konteks
dalam bacaan”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 28 atau 93,33% mahasiswa
berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut, yaitu
sebanyak 12 atau 40% mahasiswa memilih setuju dan 16 atau 53,33%
mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 28 mahasiswa menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
bahwa untuk mencari makna kata sukar itu diperlukan kamus dan makna
tersebut disesuaikan dengan konteks yang ada pada bacaan. Hal ini berarti
sebanyak 28 atau 93,33% sikap positif mahasiswa berkategori sangat tinggi.
Kemudian untuk pilihan netral, tidak ada mahasiswa yang memilih pilihan
tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Bila menemukan kata asing pada bacaan, saya
artikan terlebih dahulu, kemudian saya tarik kesimpulan”. Berdasarkan data di
atas, sebanyak 27 atau 90% mahasiswa berpendapat positif. Hal ini berarti 90%
mahasiswa berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 12 atau 40%
mahasiswa memilih setuju dan 15 atau 50% mahasiswa lainnya memilih sangat
setuju. Jadi, sebanyak 27 atau 90% mahasiswa menyatakan bahwa bila
menemukan kata asing pada bacaan, diartikan terlebih dahulu kemudian
disimpulkan. Hal ini berarti sebanyak 27 atau 90% sikap positif mahasiswa
berkategori sangat tinggi. Kemudian untuk sikap netral, terdapat seorang atau
3,33% mahasiswa memilih netral.
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
b. Menambah Perbendaharaan Kata Setelah Membaca
Membaca merupakan kegiatan untuk menambah informasi bagi
mahasiswa. Banyak manfaat yang diperoleh setelah membaca, salah sat
diantaranya ialah menambah perbendaharaan kata. Menambah perbendaharaan
kata setelah membaca ini merupakan indikator kedua dari angket penelitian ini.
Berikut tabel yang memuat dua pernyataan dalam indikator tersebut.
Tabel 4.24 Indikator menambah perbendaharaan kata setelah membaca
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Untuk menambah perbendaharaan kata,
saya mencari persamaan kata dari kata yang
terdapat pada bacaan.
1 2 9 11 7
2. Berdasarkan pemahaman saya mengenai
bacaan, saya membahasakan informasi yang
saya pahami dengan bahasa saya sendiri.
- 3 3 14 10
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator kedua angket analisis
kebutuhan yaitu strategi menambah perbendaharaan kata setelah membaca ini
relevan dengan rumusan masalah. Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 2
pernyataan. Peneliti mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil
pendapat responden yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu
jika pilihan setuju dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
dipilih responden. Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Pada analisis angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap
positif mahasiswa saja.
Kedua, klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Sebanyak sebanyak 18 atau 60% mahasiswa
berpendapat positif terhadap pernyataan pertama dan berkategori cukup,
sedangkan pada pernyataan kedua sebanyak 24 atau 80% mahasiswa berpendapat
positif yang berkategori tinggi. Berikut penjelasan dari masing-masing pernyataan
tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Untuk menambah perbendaharaan kata, saya
mencari persamaan kata dari kata yang terdapat pada bacaan”. Berdasarkan data
di atas, sebanyak 18 atau 60% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang
berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 11 atau 36,66% mahasiswa memilih
setuju dan 7 atau 23,33% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 18
atau 60% mahasiswa menyatakan bahwa untuk menambah perbendaharaan kata,
dapat mencari persamaan kata dari kata yang terdapat pada bacaan. Hal ini berarti
sebanyak 18 atau 60% sikap positif mahasiswa berkategori cukup. Kemudian
untuk pilihan netral, sebanyak 9 atau 30% mahasiswa yang memilih pilihan
tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Berdasarkan pemahaman saya mengenai bacaan,
saya membahasakan informasi yang saya pahami dengan bahasa saya sendiri”.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 24 atau 80% mahasiswa berpendapat positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 14 atau 46,66%
mahasiswa memilih setuju dan 10 atau 33,33% mahasiswa memilih sangat setuju.
Jadi, sebanyak 24 atau 80% mahasiswa menyatakan bahwa berdasarkan
pemahaman seseorang mengenai bacaan, seseorang tersebut dapat membahasakan
informasi yang dipahami dengan bahasanya sendiri. Hal ini berarti sebanyak 24
atau 80% sikap positif mahasiswa berkategori tinggi. Kemudian untuk pilihan
netral, sebanyak 3 atau 10% mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
Ketiga,interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
c. Menemukan Arti Idiom atau Ungkapan dalam Bacaan
Menemukan arti idiom atau ungkapan dalam bacaan merupakan indikator
ketiga dalam angket analisis kebutuhan penelitian ini. Berikut tabel berisi dua
pernyataan terkait indikator ketiga tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tabel 4.24 Indikator Menemukan Arti Idiom atau Ungkapan dalam Bacaan
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya mencari arti idiom dalam
bacaan. - 2 9 17 2
2. Bila saya belum yakin mengartikan
idiom secara pasti, saya menggali
informasi melalui referensi dan
internet.
3 2 3 13 9
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator ketiga angket analisis
kebutuhan yaitu strategi menemukan arti idiom atau ungkapan dalam bacaan ini
relevan dengan rumusan masalah. Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 2
pernyataan. Peneliti mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil
pendapat responden yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu
jika pilihan setuju dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang
dipilih responden. Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Pada analisis angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap
positif mahasiswa saja.
Kedua, klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa berpendapat
positif terhadap pernyataan pertama dan berkategori tinggi, begitu pula pada
pernyataan kedua sebanyak 22 atau 73,33% mahasiswa berpendapat positif yang
berkategori tinggi juga. Berikut penjelasan dari masing-masing pernyataan
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Pernyataan pertama yaitu “Saya mencari arti idiom dalam bacaan”.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa berpendapat
positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 17 atau
56,66% mahasiswa memilih setuju dan 2 atau 6,66% mahasiswa memilih sangat
setuju. Jadi, sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa menyatakan bahwa untuk
memahami bacaan, perlu mencari arti idiom dalam bacaan. Hal ini berarti
sebanyak 19 atau 63,33% sikap positif mahasiswa berkategori tinggi. Hal ini
berarti sebanyak 19 atau 63,33% sikap positif mahasiswa berkategori cukup.
Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 9 atau 30% mahasiswa yang memilih
pilihan tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Bila saya belum yakin mengartikan idiom secara
pasti, saya menggali informasi melalui referensi dan internet”. Berdasarkan data
di atas, sebanyak 22 atau 73,33% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa
yang berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 13 atau 43,33% mahasiswa
memilih setuju dan 9 atau 30% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak
22 atau 73,33% mahasiswa menyatakan bahwa menggali informasi melalui
referensi dan internet dapat dilakukan bila belum yakin mengartikan idiom secara
pasti. Hal ini berarti sebanyak 22 atau 73,33% sikap positif mahasiswa
berkategori tinggi. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 3 atau 10%
mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
Ketiga,interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
tersebut. Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
d. Menemukan Gaya Bahasa yang Digunakan dalam Bacaan
Menemukan gaya bahasa yang digunakan dalam bacaan merupakan indikator
keempat dalam angket analisis kebutuhan penelitian ini. Gaya bahasa merupakan
cara penulis menyampaikan isi pikirannya kepada pembaca. Berikut tabel berisi
dua pernyataan terkait indikator menemukan gaya bahasa yang digunakan dalam
bacaan.
Tabel 4.25 Indikator Menemukan Gaya Bahasa yang Digunakan dalam
Bacaan
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya mengenali pilihan kata yang
digunakan penulis untuk
mengetahui gaya bahasa yang
dipakai penulis.
- 6 5 16 3
2. Saya menentukan gaya bahasa yang
digunakan penulis untuk
memahami maksud dalam bacaan.
1 5 9 12 3
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator keempat angket analisis
kebutuhan yaitu strategi menemukan gaya bahasa yang digunakan penulis dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
bacaan ini relevan dengan rumusan masalah. Berdasarkan tabel di atas diketahui
terdapat 2 pernyataan. Peneliti mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan
dari hasil pendapat responden yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap
positif itu jika pilihan setuju dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat
netral yang dipilih responden. Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat
tidak setuju. Pada analisis angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan
sikap positif mahasiswa saja.
Kedua, klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa berpendapat
positif terhadap pernyataan pertama dan berkategori tinggi, sedangkan pada
pernyataan kedua bahwa sebanyak 15 atau 50% mahasiswa berpendapat positif ini
berkategori cukup. . Berikut penjelasan dari masing-masing pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya mengenali pilihan kata yang digunakan
penulis untuk mengetahui gaya bahasa yang dipakai penulis”. Berdasarkan data di
atas, sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang
berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 16 atau 63,33% mahasiswa memilih
setuju dan 3 atau 10% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 19 atau
63,33% mahasiswa menyatakan bahwa untuk mengenali pilihan kata yang
digunakan penulis, perlu mengetahui gaya bahasa yang dipakai penulis. Hal ini
berarti sebanyak 19 atau 63,33% sikap positif mahasiswa berkategori tinggi. Hal
ini berarti sebanyak 19 atau 63,33% sikap positif mahasiswa berkategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 5 atau 16,66 % mahasiswa yang
memilih pilihan tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Saya menentukan gaya bahasa yang digunakan
penulis untuk memahami maksud dalam bacaan”. Berdasarkan data di atas,
sebanyak 15 atau 50% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang
berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 12 atau 40% mahasiswa memilih
setuju dan 3 atau 10% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 15 atau
50% mahasiswa menyatakan bahwa untuk memahami maksud dalam bacaan
terlebih dahulu menentukan gaya bahasa yang digunakan penulis. Hal ini berarti
sebanyak 15 atau 50% sikap positif mahasiswa berkategori cukup. Kemudian
untuk pilihan netral, sebanyak 9 atau 73,33% mahasiswa yang memilih pilihan
tersebut.
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
e. Menemukan Makna Tersurat
Menemukan makna tersurat merupakan indikator kelima dalam angket analisis
kebutuhan penelitian ini. Berikut tabel berisi dua pernyataan terkait indikator
menemukan makna yang digunakan dalam bacaan.
Tabel 4.26 Indikator Menemukan Makna Tersurat
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya membaca dan memahami
keseluruhan isi teks. 1 2 6 15 6
2. Saya menuliskan inti-inti gagasan
dalam setiap paragraf untuk
membantu menemukan makna
tersurat.
- 6 5 11 6
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator kelima angket analisis
kebutuhan yaitu strategi menemukan makna tersurat ini relevan dengan rumusan
masalah. Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 2 pernyataan. Peneliti
mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat responden
yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika pilihan setuju
dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang dipilih responden.
Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada analisis
angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap positif mahasiswa saja.
Kedua, klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif bahwa sebanyak 21 atau 70% mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
berpendapat positif terhadap pernyataan pertama dan berkategori tinggi,
sedangkan pada pernyataan kedua bahwa sebanyak 17 atau 56,66% mahasiswa
berpendapat positif dan ini berkategori cukup. Berikut penjelasan dari masing-
masing pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya membaca dan memahami keseluruhan isi
teks”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 21 atau 70% mahasiswa berpendapat
positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 15 atau 50%
mahasiswa memilih setuju dan 6 atau 20% mahasiswa memilih sangat setuju.
Jadi, sebanyak 21 atau 70% mahasiswa menyatakan bahwa untuk memahami
makna tersurat, perlu membaca dan memahami keseluruhan isi teks. Hal ini
berarti sebanyak 21 atau 70% sikap positif mahasiswa berkategori tinggi.
Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 6 atau 20% mahasiswa yang memilih
pilihan tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Saya menuliskan inti-inti gagasan dalam setiap
paragraf untuk membantu menemukan makna tersurat”. Berdasarkan data di atas,
sebanyak 17 atau 56,66% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang
berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 11 atau 36,66% mahasiswa memilih
setuju dan 6 atau 20% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 17 atau
56,66% mahasiswa menyatakan bahwa untuk menemukan makna tersurat, perlu
menuliskan inti gagasan dari setiap paragraf. Hal ini berarti sebanyak 17 atau
56,66% sikap positif mahasiswa berkategori tinggi. Kemudian untuk pilihan
netral, sebanyak 5 atau 16,66% mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Ketiga,interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
f. Menemukan Makna Tersirat
Menemukan makna tersirat merupakan indikator keenam dalam angket
analisis kebutuhan penelitian ini. Berikut tabel berisi sebuah pernyataan terkait
indikator menemukan makna tersirat dalam bacaan.
Tabel 4.27 Indikator menemukan makna tersirat
Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
Saya membaca 2-3 kali agar saya
memahami makna yang ada pada bacaan. 1 3 6 9 11
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator keenam angket analisis
kebutuhan yaitu strategi menemukan makna tersirat ini relevan dengan rumusan
masalah. Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat sebuah pernyataan. Peneliti
mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika pilihan setuju
dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang dipilih responden.
Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada analisis
angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap positif mahasiswa saja.
Kedua, klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif bahwa sebanyak 20 atau 66,66% mahasiswa
berpendapat positif dan berkategori tinggi terhadap pernyataan tersebut. Berikut
penjelasan dari pernyataan tersebut.
Berdasarkan pernyataan “Saya membaca 2-3 kali agar saya memahami makna
yang ada pada bacaan”, sebanyak 20 atau 66,66% mahasiswa berpendapat positif.
Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 9 atau 30%
mahasiswa memilih setuju dan 11 atau 36,66% mahasiswa memilih sangat setuju.
Jadi, sebanyak 20 atau 66,66% mahasiswa menyatakan bahwa untuk memahami
makna tersirat, perlu membaca 2-3 kali agar memahami makna yang ada pada
bacaan. Hal ini berarti sebanyak 20 atau 66,66% sikap positif mahasiswa
berkategori tinggi. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 6 atau 20%
mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
g. Menemukan Pokok-Pokok Masalah dalam Bacaan
Menemukan pokok-pokok masalah dalam bacaan merupakan indikator
ketujuh dalam angket analisis kebutuhan penelitian ini. Berikut tabel berisi dua
pernyataan terkait indikator menemukan pokok-pokok masalah dalam bacaan.
Tabel 4.28 Indikator Menemukan Pokok-pokok Masalah dalam Bacaan
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya membuat rincian pokok-pokok
informasi dalam bacaan yang saya
baca.
- 3 6 13 7
2. Saya membuat iktisar dari
penjabaran pengetahuan yang
tersedia dalam bacaan.
2 s5 8 12 3
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator ketujuh angket analisis
kebutuhan yaitu strategi pokok-pokok masalah dalam bacaan ini relevan dengan
rumusan masalah. Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 2 pernyataan.
Peneliti mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat
responden yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika
pilihan setuju dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang
dipilih responden. Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Pada analisis angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap
positif mahasiswa saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Kedua, klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif bahwa sebanyak sebanyak 20 atau 66,66%
mahasiswa berpendapat positif dan berkategori tinggi terhadap pernyataan
pertama, sedangkan pada pernyataan kedua sebanyak 15 atau 50% mahasiswa
berpendapat positif dan berkategori cukup. Berikut penjelasan dari masing-masing
pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya membuat rincian pokok-pokok informasi
dalam bacaan yang saya baca”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 20 atau
66,66% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif
tersebut, yaitu sebanyak 13 atau 43,33% mahasiswa memilih setuju dan 7 atau
23,33% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 21 atau 70% mahasiswa
menyatakan bahwa untuk menemukan pokok-pokok masalah dalam bacaan, perlu
membuat rincian pokok-pokok informasi dalam bacaan dibaca. Hal ini berarti
sebanyak 20 atau 66,66% sikap positif mahasiswa berkategori tinggi. Kemudian
untuk pilihan netral, sebanyak 6 atau 20% mahasiswa yang memilih pilihan
tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Saya membuat iktisar dari penjabaran pengetahuan
yang tersedia dalam bacaan”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 15 atau 50%
mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut,
yaitu sebanyak 12 atau 40% mahasiswa memilih setuju dan 3 atau 10%
mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 15 atau 50% mahasiswa
menyatakan bahwa untuk menemukan pokok-pokok masalah dalam bacaan, perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
membuat iktisar dari penjabaran pengetahuan yang tersedia dalam bacaan. Hal ini
berarti sebanyak 15 atau 50% sikap positif mahasiswa berkategori cukup.
Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 8 atau 26,66% mahasiswa yang memilih
pilihan tersebut.
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
h. Menafsirkan Tujuan Penulis Berdasarkan Bacaan
Menemukan tujuan penulis berdasarkan bacaan merupakan indikator
kedelapan dalam angket analisis kebutuhan penelitian ini. Berikut tabel berisi dua
pernyataan terkait indikator tesebut.
Tabel 4.29 Indikator Menafsirkan Tujuan Penulis Berdasarkan Bacaan
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya menuliskan kalimat pokok ntuk
memahami maksud penlis. - 4 6 12 8
2. Saya menarik kesimpulan mengenai
maksud penulis menggunkan bahasa 1 - 3 15 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
sendiri.
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator kedelapan angket analisis
kebutuhan yaitu strategi menafsirkan tujuan penulis berdasarkan bacaan ini
relevan dengan rumusan masalah. Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 2
pernyataan. Peneliti mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil
pendapat responden yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu
jika pilihan setuju dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang
dipilih responden. Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Pada analisis angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap
positif mahasiswa saja.
Kedua, klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif bahwa sebanyak sebanyak 20 atau 66,66%
mahasiswa berpendapat positif dan berkategori tinggi terhadap pernyataan
pertama, sedangkan pada pernyataan kedua sebanyak 26 atau 86,66% mahasiswa
berpendapat positif yang berkategori sangat tinggi. Berikut penjelasan dari
masing-masing pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya menuliskan kalimat pokok ntuk memahami
maksud penulis”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 20 atau 66,66% mahasiswa
berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak
12 atau 40% mahasiswa memilih setuju dan 8 atau 26,66% mahasiswa memilih
sangat setuju. Jadi, sebanyak 20 atau 66,66% mahasiswa menyatakan bahwa
untuk menafsirkan tujuan penulis berdasarkan bacaan, perlu menuliskan kalimat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
pokok untuk memahami maksud penulis. Hal ini berarti sebanyak 20 atau 66,66%
sikap positif mahasiswa berkategori tinggi. Kemudian untuk pilihan netral,
sebanyak 6 atau 20% mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Saya menarik kesimpulan mengenai maksud penulis
menggunkan bahasa sendiri”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 26 atau 86,66%
mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut,
yaitu sebanyak 15 atau 50% mahasiswa memilih setuju dan 11 atau 36,66%
mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 26 atau 86,66% mahasiswa
menyatakan bahwa untukmenafsirkan tujuan penulis berdasakan bacaan, perlu
menarik kesimpulan mengenai maksud penulis menggunakan bahasa sendiri. Hal
ini berarti sebanyak 26 atau 86,66% sikap positif mahasiswa berkategori sangat
tinggi. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 3 atau 10% mahasiswa yang
memilih pilihan tersebut.
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
i. Mengulas Substansi Bacaan
Mengulas substansi bacaan merupakan indikator kesembilan dalam angket
analisis kebutuhan penelitian ini. Berikut tabel berisi dua pernyataan terkait
indikator tesebut.
Tabel 4.30 Indikator Mengulas Substansi Bacaan
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya membaca dalam hati dan
mengulangi 2-3 kali. 1 2 2 14 11
2. Saya menganalisis sruktur kalimat
untuk memperdalam pemahaman
terhadap bacaan.
- 3 3 13 1
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator kesembilan angket analisis
kebutuhan yaitu strategi mengulas substansi bacaan ini relevan dengan rumusan
masalah. Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 2 pernyataan. Peneliti
mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat responden
yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika pilihan setuju
dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang dipilih responden.
Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada analisis
angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap positif mahasiswa saja.
Kedua, klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Sebanyak 25 atau 83,33% mahasiswa berpendapat
positif dan berkategori sangat tinggi terhadap pernyataan pertama, sedangkan
pada pernyataan kedua sebanyak 14 atau 46,66% mahasiswa berpendapat positif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
dan berkategori cukup. Berikut penjelasan dari masing-masing pernyataan
tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya membaca dalam hati dan mengulangi 2-3
kali”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 25 atau 83,33% mahasiswa berpendapat
positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 14 atau
46,66% mahasiswa memilih setuju dan 11 atau 36,66% mahasiswa memilih
sangat setuju. Jadi, sebanyak 25 atau 83,33% mahasiswa menyatakan bahwa
untuk mengulas substansi bacaan, perlu membaca dalam hati dan mengulangi 2-3
kali. Hal ini berarti sebanyak 25 atau 83,33% sikap positif mahasiswa berkategori
sangat tinggi. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 2 atau 6,66% mahasiswa
yang memilih pilihan tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Saya menganalisis sruktur kalimat untuk
memperdalam pemahaman terhadap bacaan”. Berdasarkan data di atas, sebanyak
14 atau 46,66% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat
positif tersebut, yaitu sebanyak 13 atau 43,33% mahasiswa memilih setuju dan 1
atau 3,33% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 14 atau 46,66%
mahasiswa menyatakan bahwa untuk mengulas substansi bacaan, perlu
menganalisis struktur kalimat untuk memperdalam pemahaman terhadap bacaan.
Hal ini berarti sebanyak 14 atau 46,66% sikap positif mahasiswa berkategori
cukup. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 3 atau 10% mahasiswa yang
memilih pilihan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Ketiga,interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
j. Memahami Isi Bacaan
Memahami isi bacaan merupakan indikator keseepuluh dalam angket analisis
kebutuhan penelitian ini. Berikut tabel berisi dua pernyataan terkait indikator
tesebut.
Tabel 4.31 Indikator Memahami Isi Bacaan
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Setelah membaca, saya berdiskusi
mengenai isi bacaan bersama teman atau
dosen.
- 3 11 12 4
2. Saya memperluas pemahaman saya
dengan melakukan ekspolari terhadap
bacaan lain.
- 2 10 13 5
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator kesepuluh angket analisis
kebutuhan yaitu strategi memahami isi bacaan ini relevan dengan rumusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
masalah. Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 2 pernyataan. Peneliti
mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat responden
yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika pilihan setuju
dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang dipilih responden.
Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada analisis
angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap positif mahasiswa saja.
Kedua, klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif bahwa sebanyak 16 atau 53,33% mahasiswa
berpendapat positif dan berkategori cukup terhadap pernyataan pertama, begitu
pula pada pernyataan kedua sebanyak 18 atau 60% mahasiswa berpendapat positif
yang berkategori cukup pula. Berikut penjelasan dari masing-masing pernyataan
tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Setelah membaca, saya berdiskusi mengenai isi
bacaan bersama teman atau dosen”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 16 atau
53,33% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif
tersebut, yaitu sebanyak 13 atau 43,33% mahasiswa memilih setuju dan 5 atau
16,66% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 16 atau 53,33%
mahasiswa menyatakan bahwa untuk memahami isi bacaan, perlu berdiskusi
bersama teman atau dosen terkait isi bacaan. Hal ini berarti sebanyak 16 atau
53,33% sikap positif mahasiswa berkategori cukup. Kemudian untuk pilihan
netral, sebanyak 10 atau 33,33% mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Pernyataan kedua yaitu “Saya memperluas pemahaman saya dengan
melakukan ekspolari terhadap bacaan lain”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 18
atau 60% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif
tersebut, yaitu sebanyak 13 atau 43,33% mahasiswa memilih setuju dan 5 atau
16,66% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 18 atau 60% mahasiswa
menyatakan bahwa untuk memahami isi bacaan, perlu memperluas pemahaman
dengan melakukan eksplorasi terhadap bacaan lain. Hal ini berarti sebanyak 18
atau 60% sikap positif mahasiswa berkategori cukup. Kemudian untuk pilihan
netral, sebanyak 10 atau 33,33% mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
k. Memberikan Kritik Terhadap Isi Bacaan
Memberikan kritik terhadap isi bacaan merupakan indikator kesebelas dalam
angket analisis kebutuhan penelitian ini. Berikut tabel berisi dua pernyataan
terkait indikator tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Tabel 4.32 Indikator Memberikan Kritik Terhadap Isi Bacaan
Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
Sebelum saya mengkritik bacaan, saya
mencari dan mencatat kekurangan isi
bacaan.
2 4 5 14 5
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator kesebelas angket analisis
kebutuhan yaitu strategi memberikan kritik terhadap isi bacaan ini relevan dengan
rumusan masalah. Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat sebuah pernyataan.
Peneliti mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat
responden yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika
pilihan setuju dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang
dipilih responden. Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak
setuju. Pada analisis angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap
positif mahasiswa saja.
Kedua, klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu
data kuantitatif dan data kualitatif bahwa sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa
berpendapat positif dan berkategori tinggi terhadap pernyataan tersebut. Berikut
penjelasan dari pernyataan tersebut.
Berdasarkan pernyataan “Sebelum saya mengkritik bacaan, saya mencari dan
mencatat kekurangan isi bacaan”, sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa
berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak
14 atau 46,66% mahasiswa memilih setuju dan 5 atau 16,66% mahasiswa memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
sangat setuju. Jadi, sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa menyatakan bahwa
untuk memberikan kritik terhadap isi bacaan, perlu mencari dan mencatat
kekurangan isi bacaan. Hal ini berarti sebanyak 19 atau 63,33% sikap positif
mahasiswa berkategori tinggi. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 5 atau
16,66% mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat ialah pelaporan data. Peneliti melaporkan semua hasil
penelitiannya dalam bentuk tertulis dan pada dipresentasikan di depan ahli untuk
memperoleh masukan, tambahan, dan klarifikasi dari hasil temuannya di
lapangan. Peneliti mendeskripsikan secara keseluruhan hasil yang dilakukan
peneliti untuk menjawab pertanyaan melalui analisis, pembahasan, dan
penyimpulan. Pengujian ini dilakukan untuk mengecek keabsahan penelitian.
Berdasarkan uraian mengenai hasil analisis kebutuhan di atas dapat
disimpulkan bahwa mahasiswa PBSI semester VII kelas A pada mata kuliah
Seminar Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma sepakat bahwa
membaca sangat bermanfaat dan sangat menunjang berbagai kegiatan perkuliahan
mereka, baik yang bersifat akademik maupun nonakademik. Para mahasiswa juga
sepakat bahwa diperlukan sebuah strategi khusus agar mereka mampu memahami
isi bacaan secara keseluruhan untuk meningkatkan budaya baca level
akademiknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Berdasarkan semua data yang telah dianalisis di atas dan telah disimpulkan
pada paragraf di atas, maka dikembangkanlah sebuah strategi khusus dalam
membaca. Strategi yang cocok untuk mahasiswa yang sudah mampu belajar
secara mandiri, strategi yang dilahirkan atas asumsi bahwa pembaca dapat
mengembangkan keterampilan membacanya melalui pemahaman struktur bacaan
dan identifikasi kata kunci. Strategi yang dapat membantu mahasiswa
meningkatkan konsentrasi yang tersimpan di memori jangka panjang. Strategi
yang paling cocok untuk dapat mengintegrasikan semua itu adalah strategi PQ4R
merupakan akronim dari Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review.
4.2.5 Analisis Angket Strategi PQ4R
Penelitian ini menggunakan angket strategi PQ4R. Strategi PQ4R ini dianggap
sebagai strategi khusus untuk membantu para mahasiswa memahami isi bacaan
secara keseluruhan. Angket atau kuesioner strategi PQ4R ini digunakan untuk
mengetahui apakah strategi ini cocok bagi mahasiswa atau tidak. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengembangkan budaya baca level akademik dengan
menggunakan strategi PQ4R, maka dari itu mahasiswa perlu mengetahui apa itu
strategi PQ4R. Pada angket strategi ini terdapat 20 pernyataan yang berkaitan
dengan 6 aspek strategi PQ4R, yaitu melakukan tinjauan awal sebelum membaca
buku (preview), membuat pertanyaan untuk memabangkitkan minat baca
(question), membaca dengan baik (read), merenungkan informasi yang telah
diperoleh saat membaca (reflect), mengungkapkan informasi yang telah dipahami
dengan bahasa sendiri (recite), dan meninjau secara keseluruhan isi bacaan
(review).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Angket analisis kebutuhan stretegi PQ4R ini menggunakan skala likert yaitu 5
skala. Skala 1= sangat tidak setuju, skala 2= tidak setuju, skala 3= cukup/ netral,
skala 4= setuju, dan skala 5= sangat setuju. Responden diminta untuk memberikan
pendapat dari setiap pernyataan dengan cara memberi tanda centang (√) pada
kolom yang telah disediakan. Skala likert ini memiliki 5 kategori yaitu kategori
sangat rendah, rendah, cukup, tinggi, dan sangat tinggi. Untuk menentukan
interval atau rentang skor, digunakan rumus 100 dibagi jumlah skor pada skala
likert, yaitu 5. Sehingga interval yang diperoleh adalah 20 namun agar semua data
dapat tercakup dengam baik seperti nilai 20,01, 40,05 dan sebagainya, maka
intervalnya adalah 20,99. Berikut tabel kategori berdasarkan interval skala likert.
Tabel 4.33 Kategori Skala Likert
Rentang Skor Kategori
81, 00% - 100% Sangat tinggi
61,00% - 80,99% Tinggi
41,00% - 60,99% Cukup
21,0,0% - 40,99% Rendah
0, 00% - 20,99% Sangat rendah
Angket strategi ini mencakup 6 aspek dari PQ4R. Aspek-aspek ini kemudian
dijabarkan dalam 20 pernyataan yang membutuhkan pendapat mahasiswa. Berikut
ini adalah penjabarannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
a. Melakukan Tinjauan Awal Sebelum Mulai Membaca Buku
Melakukan tinjauan awal sebelum mulai membaca buku merupakan indikator
pertama dari angket strategi PQ4R dalam penelitian ini. Indikator pertama ini
berisi empat pernyataan. Berikut tabel berisi empat pernyataan terkait indikator
tesebut.
Tabel 4.34 Indikator Melakukan Tinjauan Awal Sebelum Mulai Membaca
Buku
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya selalu memperhatikan judul
setiap ingin memulai membaca
buku.
- - 4 15 11
2. Saya selalu memperhatikan
subjudul setiap ingin memulai
membaca buku.
- 1 5 16 8
3. Saya memastikan kembali relevansi
antara judul dan subjudul yang
sudah saya lihat.
- 1 9 13 7
4. Saya memperhatikan ide pokok
yang akan menjadi inti pembahasan
dalam bahan bacaan.
- 1 8 13 8
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator pertama angket strategi PQ4R
ini dianggap sebagai strategi khusus untuk membantu para mahasiswa memahami
isi bacaan secara keseluruhan ini relevan dengan rumusan masalah. Kedua,
klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data kuantitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
dan data kualitatif bahwa sebanyak 26 atau 86,66% mahasiswa berpendapat
positif dan berkategori sangat tinggi terhadap pernyataan pertama, pada
pernyataan kedua sebanyak 24 atau 80% mahasiswa berpendapat positif dan
berkategori tinggi, kemudian pada pernyataan ketiga sebanyak 20 atau 66,66%
mahasiswa berpendapat positif dan berkategori tinggi, serta pada pernyataan
keempat sebanyak 21 atau 70% mahasiswa berpendapat positif yang berkategori
tinggi. Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat, pelaporan data. Berikut penjelasannya.
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 4 pernyataan. Peneliti
mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat responden
yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika pilihan setuju
dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang dipilih responden.
Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada analisis
angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap positif mahasiswa.
Berikut penjelasan dari masing-masing pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya selalu memperhatikan judul setiap ingin
memulai membaca buku”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 26 atau 86,66%
mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut,
yaitu sebanyak 15 atau 50% mahasiswa memilih setuju dan 11 atau 36,66%
mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 26 atau 86,66% mahasiswa
menyatakan bahwa untuk melakukan tinjauan awal sebelum membaca, perlu
memperhatikan judul terlebih dahulu. Hal ini berarti sebanyak 26 atau 86,66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
sikap positif mahasiswa berkategori sangat tinggi. Kemudian untuk pilihan netral,
sebanyak 4 atau 13,33% mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Saya selalu memperhatikan subjudul setiap ingin
memulai membaca buku”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 24 atau 80%
mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut,
yaitu sebanyak 16 atau 53,33% mahasiswa memilih setuju dan 8 atau 26,66%
mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 24 atau 80% mahasiswa
menyatakan bahwa untuk melakukan tinjauan awal sebelum membaca, perlu
memperhatikan subjudul terlebih dahulu. Hal ini berarti sebanyak 24 atau 80%
sikap positif mahasiswa berkategori tinggi. Kemudian untuk pilihan netral,
sebanyak 5 atau 16,66% mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
Pernyataan ketiga yaitu “Saya memastikan kembali relevansi antara judul dan
subjudul yang sudah saya lihat”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 20 atau
66,66% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif
tersebut, yaitu sebanyak 13 atau 43,33% mahasiswa memilih setuju dan 7 atau
23,33% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 20 atau 66,66%
mahasiswa menyatakan bahwa untuk melakukan tinjauan awal sebelum membaca,
perlu memastikan kembali relevansi antara judul dan subjudul yang sudah dilihat.
Hal ini berarti sebanyak 20 atau 66,66% sikap positif mahasiswa berkategori
tinggi. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 9 atau 30% mahasiswa yang
memilih pilihan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Pernyataan keempat yaitu “Saya memperhatikan ide pokok yang akan menjadi
inti pembahasan dalam bahan bacaan”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 21 atau
70% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif
tersebut, yaitu sebanyak 13 atau 43,33% mahasiswa memilih setuju dan 8 atau
26,66% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 21 atau 70% mahasiswa
menyatakan bahwa untuk melakukan tinjauan awal sebelum membaca, perlu
memperhatikan ide pokok yang akan menjadi inti pembahasan dalam bahan
bacaan. Hal ini berarti sebanyak 21 atau 70% sikap positif mahasiswa berkategori
tinggi. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 8 atau 26,66% mahasiswa yang
memilih pilihan tersebut.
b. Membuat Pertanyaan untuk Membangkitkan Minat Baca
Membuat pernyataan untuk membangkitkan minat baca merupakan indikator
kedua dari angket strategi PQ4R dalam penelitian ini. Indikator pertama ini berisi
empat pernyataan. Berikut tabel berisi empat pernyataan terkait indikator tesebut.
Tabel 4.35 Indikator Membuat Pertanyaan untuk Membangkitkan Minat
Baca
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya selalu membuat beberapa
pertanyaan untuk membangkitkan
minat baca.
- 1 7 14 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
2. Saya cukup memahami bacaan tanpa
harus memikirkan atau menuliskan
pertanyaan.
1 3 9 14 3
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator kedua angket strategi PQ4R
ini dianggap sebagai strategi khusus untuk membantu para mahasiswa memahami
isi bacaan secara keseluruhan ini relevan dengan rumusan masalah. Kedua,
klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data kuantitatif
dan data kualitatif bahwa sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa berpendapat
positif dan berkategori tinggi terhadap pernyataan pertama dan pada pernyataan
kedua sebanyak 17 atau 56,66% mahasiswa berpendapat positif yang berkategori
cukup. Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat ialah pelaporan data. Berikut penjelasannya.
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 2 pernyataan. Peneliti
mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat responden
yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika pilihan setuju
dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang dipilih responden.
Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada analisis
angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap positif mahasiswa.
Berikut penjelasan dari masing-masing pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya selalu membuat beberapa pertanyaan untuk
membangkitkan minat baca”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 19 atau 63,33%
mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut,
yaitu sebanyak 14 atau 46,66% mahasiswa memilih setuju dan 5 atau 16,66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa
menyatakan bahwa untuk membangkitkan minat baca, perlu membuat pertanyaan
terlebih dahulu. Hal ini berarti sebanyak 19 atau 63,33% sikap positif mahasiswa
berkategori sangat tinggi. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 7 atau 23,33%
mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Saya cukup memahami bacaan tanpa harus
memikirkan atau menuliskan pertanyaan”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 17
atau 56,66% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif
tersebut, yaitu sebanyak 14 atau 46,66% mahasiswa memilih setuju dan 3 atau
10% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 17 atau 56,66% mahasiswa
menyatakan bahwa untukmembangkitkan minat baca, perlu memahami bacaan
tanpa memikirkan pertanyaan. Hal ini berarti sebanyak 17 atau 56,66% sikap
positif mahasiswa berkategori tinggi. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 9
atau 30% mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
c. Membaca Bacaan dengan Teliti
Membaca bacaan dengan teliti merupakan indikator kedua dari angket strategi
PQ4R dalam penelitian ini. Indikator kedua ini berisi empat pernyataan. Berikut
tabel berisi empat pernyataan terkait indikator tesebut.
Tabel 4.36 Indikator Mulai Membaca Bacaan dengan Teliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya membaca dengan teknik
membaca cepat. - 4 11 13 2
2. Saya membaca tanpa bersuara agar
lebih mudah memahami isi bacaan. 1 2 4 14 9
3. Saya membaca dengan membuat
catatan-catatan mengenai isi bacaan. 1 3 10 11 5
4. Saya selalu mengulangi 2-3 kali
untuk memahami isi bacaan. - 1 9 10 10
5. Membaca sambil membuat ringkasan
atau catatan mengenai isi bacaan. - 4 12 8 6
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator ketiga angket strategi PQ4R
ini dianggap sebagai strategi khusus untuk membantu para mahasiswa memahami
isi bacaan secara keseluruhan ini relevan dengan rumusan masalah. Kedua,
klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data kuantitatif
dan data kualitatif. Sebanyak 15 atau 50% mahasiswa berpendapat positif dan
berkategori cukup terhadap pernyataan pertama, pada pernyataan kedua sebanyak
23 atau 76,66% mahasiswa berpendapat positif yang berkategori tinggi, pada
pernyataan ketiga sebanyak 16 atau 53,33 % mahasiswa berpendapat positif yang
berkategori cukup, kemudian pada pernyataan keempat sebanyak 20 atau 66,66%
mahasiswa berpendapat positif yang berkategori tinggi, dan pada pernyataan
kelima sebanyak 14 atau 46,66% mahasiswa berpendapat positif yang berkategori
cukup. Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat, pelaporan data. Berikut penjelasannya.
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 5 pernyataan. Peneliti
mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat responden
yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika pilihan setuju
dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang dipilih responden.
Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada analisis
angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap positif mahasiswa.
Berikut penjelasan dari masing-masing pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya membaca dengan teknik membaca cepat”.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 15 atau 50% mahasiswa berpendapat positif.
Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 13 atau 43,33%
mahasiswa memilih setuju dan 2 atau 6,66% mahasiswa memilih sangat setuju.
Jadi, sebanyak 15 atau 50% mahasiswa bersikap positif terhadap pernyataan
tersebut dengan kategori cukup. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 11 atau
36,66% mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Saya membaca tanpa bersuara agar lebih mudah
memahami isi bacaan”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 23 atau 76,66%
mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut,
yaitu sebanyak 14 atau 46,66% mahasiswa memilih setuju dan 9 atau 30%
mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 23 atau 76,66% mahasiswa
bersikap positif terhadap pernyataan tersebut dengan kategori tinggi. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
untuk pilihan netral, sebanyak 4 atau 13,33% mahasiswa yang memilih pilihan
tersebut.
Pernyataan ketiga yaitu “Saya membaca dengan membuat catatan-catatan
mengenai isi bacaan”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 16 atau 53,33%
mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut,
yaitu sebanyak 11 atau 36,66% mahasiswa memilih setuju dan 5 atau 16,66%
mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 16 atau 53,33% mahasiswa
bersikap positif terhadap pernyataan tersebut dengan kategori tinggi. Kemudian
untuk pilihan netral, sebanyak 10 atau 33,33% mahasiswa yang memilih pilihan
tersebut.
Pernyataan keempat yaitu “Saya selalu mengulangi 2-3 kali untuk memahami
isi bacaan”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 20 atau 66,66% mahasiswa
berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak
10 atau 33,33% mahasiswa memilih setuju dan 10 atau 33,33% mahasiswa
memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 20 atau 66,66% mahasiswa bersikap positif
terhadap pernyataan tersebut dengan kategori tinggi. Kemudian untuk pilihan
netral, sebanyak 9 atau 30% mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
Pernyataan kelima yaitu “Membaca sambil membuat ringkasan atau catatan
mengenai isi bacaan”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 14 atau 46,66%
mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut,
yaitu sebanyak 8 atau 26,66% mahasiswa memilih setuju dan 6 atau 20%
mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 14 atau 46,66% mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
bersikap positif terhadap pernyataan tersebut dengan kategori tinggi. Kemudian
untuk pilihan netral, sebanyak 12 atau 40% mahasiswa yang memilih pilihan
tersebut.
d. Merenungkan Informasi yang Sudah Diperoleh Saat Membaca
Merenungkan informasi yang sudah diperoleh saat membaca merupakan
indikator keempat dari angket strategi PQ4R dalam penelitian ini. Indikator
keempat ini berisi tiga pernyataan. Berikut tabel berisi tiga pernyataan terkait
indikator tesebut.
Tabel 4.37 Indikator Merenungkan Informasi yang Sudah Diperoleh Saat
Membaca
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya membuat daftar pertanyaan
yang berkaitan dengan isi bacaan
lalu menjawabnya sendiri.
- 5 15 7 3
2. Saya membuat catatan singkat agar
mudah memahami isi bacaan. - 4 8 15 3
3. Saya menghubungkan informasi
itu dengan hal-hal yang telah
diketahui sebelumnya.
- 1 7 18 4
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator keempat angket strategi
PQ4R ini dianggap sebagai strategi khusus untuk membantu para mahasiswa
memahami isi bacaan secara keseluruhan ini relevan dengan rumusan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Kedua, klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Sebanyak 10 atau 33,33% mahasiswa berpendapat
positif terhadap pernyataan pertama yang berkategori rendah, pada pernyataan
kedua sebanyak 18 atau 60% mahasiswa berpendapat positif yang berkategori
cukup, dan pada pernyataan ketiga sebanyak 22 atau 73,33% mahasiswa
berpendapat positif yang berkategori tinggi. Ketiga, interpretasi data sekaligus
melanjutkan klasifikasi data untuk menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa
tersebut setuju dengan indikator tersebut. Keempat, pelaporan data. Berikut
penjelasannya.
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 3 pernyataan. Peneliti
mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat responden
yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika pilihan setuju
dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang dipilih responden.
Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada analisis
angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap positif mahasiswa.
Berikut penjelasan dari masing-masing pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya membuat daftar pertanyaan yang berkaitan
dengan isi bacaan lalu menjawabnya sendiri”. Berdasarkan data di atas, sebanyak
10 atau 33,33% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat
positif tersebut, yaitu sebanyak 7 atau 23,33% mahasiswa memilih setuju dan 3
atau 10% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 10 atau 33,33%
mahasiswa bersikap positif terhadap pernyataan tersebut dengan kategori cukup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 50% mahasiswa yang memilih pilihan
tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Saya membuat catatan singkat agar mudah
memahami isi bacaan”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 18 atau 60%
mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut,
yaitu sebanyak 15 atau 50% mahasiswa memilih setuju dan 3 atau 10%
mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 18 atau 60% mahasiswa
bersikap positif terhadap pernyataan tersebut dengan kategori cukup. Kemudian
untuk pilihan netral, sebanyak 8 atau 26,66% mahasiswa yang memilih pilihan
tersebut.
Pernyataan ketiga yaitu “Saya menghubungkan informasi itu dengan hal-hal
yang telah diketahui sebelumnya”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 22 atau
73,33% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif
tersebut, yaitu sebanyak 18 atau 60% mahasiswa memilih setuju dan 4 atau
13,33% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 22 atau
73,33%mahasiswa bersikap positif terhadap pernyataan tersebut dengan kategori
tinggi. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 7 atau 23,33% mahasiswa yang
memilih pilihan tersebut.
e. Mengungkapkan Informasi yang Telah Dipahami dengan
Membahasakan dengan Bahasa Sendiri
Mengungkapkan informasi yang telah dipahami dengan membahasakan
dengan bahasa sendiri merupakan indikator kelima dari angket strategi PQ4R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
dalam penelitian ini. Indikator kelima ini berisi tiga pernyataan. Berikut tabel
berisi tiga pernyataan terkait indikator tesebut.
Tabel 4.38 Indikator Mengungkapkan Informasi yang Telah Dipahami
dengan Membahasakan dengan Bahasa Sendiri
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya mencoba untuk memecahkan
kontradiksi dalam informasi yang
disajikan.
1 1 18 8 2
2. Saya merenungkan (mengingat) kembali
informasi yang telah dibaca dengan
menyatakan butir-butir penting dengan
nyaring dan dengan menanyakan dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan.
1 1 9 12 7
3. Saya mendiskusikan informasi dalam
bacaan dengan teman setelah membaca
buku.
- 1 11 14 4
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator kelima angket strategi PQ4R
ini dianggap sebagai strategi khusus untuk membantu para mahasiswa memahami
isi bacaan secara keseluruhan ini relevan dengan rumusan masalah. Kedua,
klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data kuantitatif
dan data kualitatif. Sebanyak 10 atau 33,33% mahasiswa berpendapat positif dan
berkategori rendah terhadap pernyataan pertama, pada pernyataan kedua sebanyak
19 atau 63,33% mahasiswa berpendapat positif dan berkategori tinggi, serta pada
pernyataan ketiga sebanyak 18 atau 60% mahasiswa berpendapat positif cukup.
Ketiga, interpretasi data sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
menunjukkan data kualitatif bahwa mahasiswa tersebut setuju dengan indikator
tersebut. Keempat, pelaporan data. Berikut penjelasannya.
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 3 pernyataan. Peneliti
mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat responden
yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika pilihan setuju
dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang dipilih responden.
Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada analisis
angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap positif mahasiswa.
Berikut penjelasan dari masing-masing pernyataan tersebut.
Pernyataan pertama yaitu “Saya mencoba untuk memecahkan kontradiksi
dalam informasi yang disajikan”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 10 atau
33,33% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif
tersebut, yaitu sebanyak 8 atau 26,66% mahasiswa memilih setuju dan 2 atau
6,66% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 10 atau 33,33%
mahasiswa bersikap positif terhadap pernyataan tersebut dengan kategori rendah.
Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 18 atau 60% mahasiswa yang memilih
pilihan tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Saya merenungkan (mengingat) kembali informasi
yang telah dibaca dengan menyatakan butir-butir penting dengan nyaring dan
dengan menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan”. Berdasarkan data di
atas, sebanyak 19 atau 63,33% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang
berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 12 atau 40% mahasiswa memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
setuju dan 7 atau 23,33% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 19
atau 63,33% mahasiswa bersikap positif terhadap pernyataan tersebut dengan
kategori tinggi. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 9 atau 30% mahasiswa
yang memilih pilihan tersebut.
Pernyataan ketiga yaitu “Saya mendiskusikan informasi dalam bacaan dengan
teman setelah membaca buku”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 18 atau 60%
mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut,
yaitu sebanyak 14 atau 46,66% mahasiswa memilih setuju dan 4 atau 13,33%
mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 18 atau 60% mahasiswa
bersikap positif terhadap pernyataan tersebut dengan kategori cukup. Kemudian
untuk pilihan netral, sebanyak 11 atau 36,66% mahasiswa yang memilih pilihan
tersebut.
f. Meninjau Secara Keseluruhan Isi Bacaan
Meninjau secara keseluruhan isi bacaan merupakan indikator keenam dari
angket strategi PQ4R dalam penelitian ini. Indikator keenam ini berisi tiga
pernyataan. Berikut tabel berisi tiga pernyataan terkait indikator tersebut.
Tabel 4.39 Indikator Meninjau secara Keseluruhan Isi Bacaan
No. Pernyataan Rentang Skor
STS TS N S SS
1. Saya membaca ulang seluruh bacaan yang
pernah saya baca sebelumnya. - 3 11 12 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
2. Saya membaca kembali bagian-bagian
tertentu saja. - - 6 16 8
3. Saya membaca secara keseluruhan dan
mencatat kembali informasi penting yang
telah saya pahami.
- 2 11 7 10
Pertama, identifikasi data bahwa pada indikator keenam angket strategi PQ4R
ini dianggap sebagai strategi khusus untuk membantu para mahasiswa memahami
isi bacaan secara keseluruhan ini relevan dengan rumusan masalah. Kedua,
klasifikasi data bahwa data tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu data kuantitatif
dan data kualitatif bahwa sebanyak 16 atau 53,33% mahasiswa berpendapat
positif dan berkategori cukup terhadap pernyataan pertama, sedangkan pada
pernyataan kedua sebanyak 24 atau 80% mahasiswa berpendapat positif dan
berkategori tinggi, serta pada pernyataan ketiga sebanyak 17 atau 56,66%
mahasiswa berpendapat positif dan berkategori cukup. Ketiga, interpretasi data
sekaligus melanjutkan klasifikasi data untuk menunjukkan data kualitatif bahwa
mahasiswa tersebut setuju dengan indikator tersebut. Keempat, pelaporan data.
Berikut penjelasannya.
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 3 pernyataan. Peneliti
mengklasifikasikan tiga sikap yang ditimbulkan dari hasil pendapat responden
yaitu sikap positif, netral, dan sikap negatif. Sikap positif itu jika pilihan setuju
dan sangat setuju. Sikap netral merupakan pendapat netral yang dipilih responden.
Sikap negatif itu jika pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pada analisis
angket penelitian ini hanya melihat sikap netral dan sikap positif mahasiswa.
Berikut penjelasan dari masing-masing pernyataan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Pernyataan pertama yaitu “Saya membaca ulang seluruh bacaan yang pernah
saya baca sebelumnya”. Berdasarkan data di atas, sebanyak 16 atau 53,33%
mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut,
yaitu sebanyak 12 atau 40% mahasiswa memilih setuju dan 4 atau 13,33%
mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 16 atau 53,33% mahasiswa
bersikap positif terhadap pernyataan tersebut dengan kategori cukup. Kemudian
untuk pilihan netral, sebanyak 11 atau 36,66% mahasiswa yang memilih pilihan
tersebut.
Pernyataan kedua yaitu “Saya membaca kembali bagian-bagian tertentu saja”.
Berdasarkan data di atas, sebanyak 24 atau 80% mahasiswa berpendapat positif.
Mahasiswa yang berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 16 atau 53,33%
mahasiswa memilih setuju dan 8 atau 26,66% mahasiswa memilih sangat setuju.
Jadi, sebanyak 24 atau 80% mahasiswa bersikap positif terhadap pernyataan
tersebut dengan kategori tinggi. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 6 atau
20% mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
Pernyataan ketiga yaitu “Saya membaca secara keseluruhan dan mencatat
kembali informasi penting yang telah saya pahami”. Berdasarkan data di atas,
sebanyak 17 atau 56,66% mahasiswa berpendapat positif. Mahasiswa yang
berpendapat positif tersebut, yaitu sebanyak 7 atau 23,33% mahasiswa memilih
setuju dan 10 atau 33,33% mahasiswa memilih sangat setuju. Jadi, sebanyak 17
atau 56,66% mahasiswa bersikap positif terhadap pernyataan tersebut dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
kategori cukup. Kemudian untuk pilihan netral, sebanyak 11 atau 36,66%
mahasiswa yang memilih pilihan tersebut.
4.3 Deskripsi Produk
Hasil temuan dalam penelitian Pengembangan Budaya Baca Level Akademik
dengan Strategi PQ4R pada Mahasiswa Semester VII Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini berhasil
membuat produk buku ajar. Buku ajar berjudul “Penerapan Strategi PQ4R untuk
Membangun Budaya Baca Level Akademik Mahasiswa” ini memuat kumpulan
teori, latihan, dan penerapan strategi PQ4R yang membantu penguasaan membaca
level akademik mahasiswa. Secara khusus, buku ini ditujukan bagi mahasiswa
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Buku ajar ini dibuat
berdasarkan hasil pengumpulan data yang memuat hasil kemampuan membaca
level akademik mahasiswa yang berkategori cukup. Oleh karena itu, peneliti
menyusun buku ajar ini untuk membantuk mahasiswa agar budaya baca dan
kemampuan membaca level akademik mereka meningkat. Berikut deskripsi buku
ajar yang peneliti hasilkan.
a. Sampul Depan
Judul buku ajar yang akan dihasilkan adalah “Penerapan Strategi PQ4R untuk
Membangun Budaya Baca Level Akademik Mahasiswa”. Pemilihan judul buku
ajar ini disesuaikan dengan judul pada penelitian ini. Oleh karena itu, bagian
sampul depan buku ajar ini diberi judul yang disesuaikan dengan judul pada
penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh peneliti.
b. Sampul Belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Sampul belakang memuat sinopsis buku yang memaparkan isi keseluruhan
buku. Selain itu, di bagian sampul belakang, terdapat harapan penulis agar buku
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Dengan demikian, peneliti
mendesain sampul belakang agar pembaca memiliki gambaran sebelum membaca
buku ajar ini.
c. Isi
Buku ajar ini terdiri atas delapan bab, yaitu Bab IStrategi PQ4R, Bab II
Pengembangan Budaya Baca, Bab III Membaca Level Akademik, Bab IV
Pengembangan Budaya Baca dengan Strategi PQ4R melalui Membaca
Pemahaman, Bab V Pengembangan Budaya Baca dengan Strategi PQ4R melalui
Membaca Interpretatif, Bab VI Pengembangan Budaya Baca dengan Strategi
PQ4R melalui Membaca Kritis, Bab VII Pengembangan Budaya Baca dengan
Strategi PQ4R melalui Membaca Kreatif, dan Bab VIII Pengembangan Budaya
Baca dengan Strategi PQ4R melalui Membaca Reflektif. Masing-masing bab
memuat: 1) penjabaran kompetensi dasar dan indikator di awal setiap bab, 2)
pemaparan materi berupa teori-teori yang mendukung, 3) contoh dari setiap teori-
teori yang diberikan, 4) kegiatan atau sebagai aktivitas yang digunakan sebagai
latihan untuk meningkatkan kemampuan membaca level akademik, dan 5) latihan
pendalaman materi sebagai evaluasi materi yang telah dipaparkan sebelumnya.
d. Daftar Pustaka
Daftar pustaka buku ajar ini berisi berbagai referensi yang dipakai peneliti
untuk menyusun buku ajar. Referensi tersebut diperoleh dari buku, sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
internet, dan koran. Peneliti menyusun dan memaparkan materi yang diperoleh
dari berbagai sumber tersebut dengan mengutip dan menyertakan dalam daftar
pustaka. Tujuannya, peneliti menghindari plagiasi.
4.4 Analisis Data Validasi dan Revisi Produk
Penelitian ini menghasilkan buku ajar yang harus divalidasi terlebih dahulu
oleh dosen ahli. Validasi produk buku ajar ini dilakukan untuk menguji keabsahan
atau tingkat validitas buku serta menemukan kelebihan dan kelemahan buku ajar.
Peneliti memberikan angket atau kuesioner kepada validator. Berdasarkan hasil
validasi buku ajar akan didapat tingkat kelayakan produk yang akan dihasilkan.
Validasi yang dilakukan dosen ahli adalah validasi dengan memberikan jawaban
YA atau TIDAK pada kolom yang tersedia serta memberikan keterangan berupa
komentar, kritik dan saran.
4.4.1 Deskripsi Data Validasi Dosen Ahli
Setelah buku ajar dicetak, peneliti melakukan validasi terhadap buku ajar
tersebut. Dosen ahli yang memvalidasi buku ajar adalah Dr. R. Kunjana Rahardi,
M.Hum., dosen ahli diberikan lembar validasi yang berisi aspek-aspek yang
dinilai. Ada empat aspek yang akan dinilai, yaitu aspek penyajian materi dalam
buku ajar, aspek materi dalam buku ajar, aspek bahasa dan keterbacaan buku ajar,
dan aspek format buku ajar.
a. Aspek Kelayakan Isi
Pada aspek kelayakan isi ini terdapat dua hal yang dinilai dalam aspek
kelayakan isi yaitu indikator penyajian materi dalam buku ajar dan substansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
materi dalam buku ajar. Berdasarkan analisis hasil validasi menunjukkan bahwa
dari segi penyajian materi tergolong layak sesuai dengan hasil validasi yang
menunjukkan bahwa buku ajar sesuai dengan urutan penyajian materi dan contoh
teks dalam buku ajar sudah sesuai dengan materi.
Pada indikator kedua substansi materi dalam buku ajar yang meliputi
kelengkapan, kedalaman, dan kejelasan materi juga dinyatakan layak karena isi
materi dengan judul atau subjudul dalam buku ajar perlu direvisi dengan
memperdalam substansi serta membenahi ketidakefektifan kalimat yang dignakan
oleh peneliti.
b. Aspek Kebahasaan
Aspek kebahasaan terdiri dari satu indikator yaitu bahasa dan keterbacaan.
Berdasarkan analisis kuesioner validasi, telah diketahui bahwa pemakaian bahasa
dan tingkat keterbacaan produk penelitian ini sudah baik. Hasil validasi
menunjukkan bahwa kalimat yang digunakan dalam buku ajar efektif dan
penggunaan tanda baca sesuai dengan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).
Berdasarkan hasil analisis validasai dari segi kelayakan isi dapat disimpulkan
bahwa aspek kebahasaan dalam buku ajar yang berjudul yaitu “Penerapan
Strategi PQ4R untuk Membangun Budaya Baca Level Akademik Mahasiswa”
baik.
c. Aspek Penyajian
Aspek penyajian terdiri dari satu indikator yaitu format buku ajar.
Berdasarkan analisis kuesioner validasi, format buku ajar ini berkategori baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Hasil validasi menunjukan bahwa judul buku ajar menarik, pemilihan gambar/
foto/ sesuai dan tepat dengan materi dan komponen tiap buku ajar, dan komposisi
sampul dan ilustrasi sesuai. Kemudian berkenaan dengan keefektifan kalimat yang
digunakan dan penggunaan tanda baca pada kalimat sesuai dengan Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI).
4.4.2 Deskripsi Revisi Produk
Berdasarkan hasil validasi, peneliti telah mengetahui kekurangan-
kekurangan yang terdapat pada buku ajar yang telah divalidasi. Kekurangan ini
akan membuat buka ajar tidak optimal dalam memberikan pengetahuan kepada
pembacanya. Oleh karena itu, peneliti melakukan revisi berdasarkan hasil validasi
dosen ahli. Di bawah ini penjabaran aspek-aspek yang perlu direvisi.
Pada tanggal 22 Januari 2018 telah diketahui kekurangan-kekurangan yang
terdapat pada produk buku ajar. Kekurangan-kekurangan itu tentu akan
menghambat penggunaan buku ajar ini. Hal yang harus direvisi adalah substansi
materi, kejelasan materi perlu diperbaiki lagi, dan judul buku ajar. Oleh karena
itu, peneliti melakukan revisi dengan menambah substansi materi dan
memperjelas bagian per bagian materi dalam buku ajar sebagai produk penelitian.
Tidak hanya itu, peneliti juga memperbaiki penggunaan kalimat agar menjadi
lebih efektif.
4.4.3 Deskripsi Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan dalam kelompok terbatas yaitu 3 mahasiswa
yang dijadikan sampel. Uji coba produk dilaksanakan pada tanggal 22 Januari
2018. Uji coba ini dilakukan setelah validasi buku ajar. Tiga mahasiswa tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
merupakan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Semester VII kelas A Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Sama halnya
dengan penilaian dosen ahli bahasa, penilaian uji coba produk pada mahasiswa
juga diigunakan pilihan jawaban Ya dan pilihan jawaban Tidak serta memberikan
komentar. Secara umum adapun aspek dalam deskripsi uji coba produk yaitu: 1)
aspek kelayakan isi, 2) aspek kelayakan bahasa, 3) aspek kelayakan penyajian,
dan 4) aspek kegrafisan. Keempat aspek ini kemudian diintegrasikan dalam 10
peryataan dalam angket. Berikut adalah hasil perhitungan kuesioner umpan balik
mahasiswa.
Tabel 4.40 Hasil Pehitungan Kuesioner Umpan Balik Mahasiswa
No. Aspek yang Dinilai Ya Tidak Jumlah
1. Anda senang menggunakan
buku ajar ini 3 0 3
2. Buku ajar “Penerapan Strategi
PQ4R untuk Membangun
Budaya Baca Level Akademik
Mahasiswa” menarik perhatian.
3 0 3
3. Teks dalam buku ajar mudah
dibaca 3 0 3
4. Penggunaan huruf, serta
kombinasi warna dalam buku
ajar sesuai.
3 0 3
5. Tampilan buku ajar menarik
perhatian Anda 3 0 3
6. Bahasa yang digunakan dalam
buku ajar mudah Anda pahami 3 0 3
7. Materi dalam buku ajar
pembelajaran mudah dipahami 3 0 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
8. Buku ajar dapat Anda gunakan
secara mandiri 3 0 3
9. Manfaat buku ajar strategi
pembelajaran untuk kemampuan
membaca level akademik bagi
mahasiswa dapat Anda rasakan
3 0 3
10. Pemilihan teks sebagai contoh
dalam buku ajar aktual. 3 0 3
Berdasarkan perhitungan di atas, angket umpan balik mahasiswa uji coba
dapat diketahui bahwa pernyataan pertama, menunjukan semua mahasiswa uji
coba senang menggunakan buku ajar tersebut. Beberapa komentar yang dituliskan
mahasiswa pada kuesioner menyatakan bahwa isi buku menarik, teks yang
digunakan juga beragam, teksnya mudah dipahami. Secara tampilan buku ajar ini
mampu menarik perhatian mereka. Hal ini membuktikan bahwa dari aspek
kemenarikan buku ajar sudah layak.
Pernyataan kedua yaitu “Buku ajar “Penerapan Strategi PQ4R untuk
Membangun Budaya Baca Level Akademik Mahasiswa” menarik perhatian”.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa semua mahasiswa uji coba
menyatakan bahwa buku ajar tersebut menarik perhatian. Ketiga mahasiswa
menyatakan bahwa buku ajar tersebut menarik bila dilihat dari cover dan
warnanya yang sesuai dengan isi buku. Hal ini membuktikan bahwa dari aspek
kegrafisan sudah layak.
Pernyataan ketiga yaitu “Teks dalam buku ajar mudah dibaca”.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa semua mahasiswa uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
menyatakan bahwa buku ajar tersebut mudah dibaca. Terdapat seorang mahasiswa
yang menyatakan teks yang digunakan terlalu pajang tetapi masih bisa dibaca.
Meski demikian komentar lain dalam pernyataan ini adalah teks yang digunakan
mudah dipahami dan teksnya menarik perhatian. Hal ini membuktikan bahwa dari
aspek kejelasan teks sudah layak.
Peryataan keempat yaitu “Penggunaan huruf, serta kombinasi warna dalam
buku ajar sesuai”. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa semua mahasiswa
uji coba menyatakan bahwa penggunaan huruf dan kombinasi warna buku ajar
tersebut sudah sesuai ejaan. Tidak ada komentar dalam pernyataan ini hanya
menunjukkan sikap setuju. Hal ini membuktikan bahwa dari aspek kebahasaan
sudah baik.
Peryataan kelima yaitu “Tampilan buku ajar menarik perhatian Anda”.
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ketiga mahasiswa uji coba menyatakan
bahwa buku ajar tersebut menarik dan menganggap bahwa ukuran buku sudah
sesuai. Hal ini membuktikan bahwa dari segi kegrafisan mahasiswa menggagap
bahwa ukuran buku yang besar memudahkan mereka dalam belajar dan
memahami isi bacaan terlebih lagi guna melaksanakan proses pembelajaran.
Pernyataan keenam yaitu “Bahasa yang digunakan dalam buku ajar mudah
Anda pahami”. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa semua mahasiswa
menyatakan bahasa yang digunakan dalam buku ajar mudah dimengerti
mahasiswa. Komentar yang mereka tuliskan mengatakan bahwa bahasa yang
digunakan mudah dipahami karena menggunakan bahasa sehari-hari. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
penulisannya juga sangat baik dan diksi yang digunakan juga tepat. Hal ini
membuktikan bahwa dari segi bahasa buku ajar ini sudah layak.
Pernyataan ketujuh yaitu “Materi dalam buku ajar pembelajaran mudah
dipahami”. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa ketiga mahasiswa
mengatakan bahwa materi dalam buku ajar pembelajaran mudah dipahami.
Mereka mengatakan bahwa mereka mudah memahaminya karena materi di dalam
buku disajikan dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa dari segi materi buku
ajar ini sudah termasuk layak.
Pernyataan kedelapan yaitu “Buku ajar dapat Anda gunakan secara
mandiri”. Berdasarkan tabel di atas, mayoritas mahasiswa uji coba menyatakan
bahwa buku ajar tersebut bisa digunakan secara mandiri. Hal ini membuktikan
bahwa strategi PQ4R ini mampu digunakan untuk belajar mandiri dan buku ajar
tersebut dapat dikatakan layak.
Pernyataan kesembilan adalah “Manfaat buku ajar strategi pembelajaran
untuk kemampuan membaca level akademik bagi mahasiswa dapat Anda
rasakan”. Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa semua mahasiswa uji coba
merasakan manfaat dari buku ajar ini. Hal ini membuktikan bahwa dari aspek
manfaat, buku ajar ini sudah layak untuk dikembangkan.
Pernyataan kesepuluh adalah “Pemilihan teks sebagai contoh dalam buku
ajar aktual”. Ketiga mahasiswa menyatakan bahwa pemilihan teks dalam buku
tersebut sudah aktual, khususnya saat materi membaca kreatif, dan materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
pembelajaran membaca reflektif. Hal ini membuktikan bahwa dari segi pemilihan
teks sudah layak.
Berdasarkan semua hasil analisis kuesioner umpan balik mahasiswa uji coba
dapat disimpulkan bahwa dari segi kelayakan isi, kelayakan bahasa, kelayakan
penyajian, dan kegrafisan buku ajar yang berjudul Penerapan Strategi PQ4R
untuk Membangun Budaya Baca Level Akademik Mahasiswa” sudah layak untuk
dikembangkan dan diproduksi tetapi dengan beberapa catatan yaitu
memperhatikan substansi materi, keefektifan kalimat, dan penggunaan kosakata
sulit agar digunakan kosakata yang tidak terlalu sulit.
4.5 Pembahasan
Peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang meliputi hasil analisis
angket budaya baca, tes membaca level akademik, analisis kebutuhan, dan angket
strategi PQ4R. Hasil tersebut menjawab rumusan masalah yang selaras dengan
tujuan penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti akan membahas empat hal yaitu 1)
kondisi budaya baca mahasiswa, 2) kemapuan membaca level akademik
mahasiswa, 3) pengembangan budaya baca level akademik dengan strategi PQ4R,
dan 4) pengembangan buku ajar dengan strategi PQ4R.Berikut pemaparan hasil
analisis tersebut.
4.5.1 Kondisi Budaya Baca Mahasiswa
Angket budaya baca ini terdiri dari 5 indikator dan setiap indikator terdiri
dari 3 sampai 5 pernyataan pada setiap indikatornya. Setiap pernyataan tersebut
merupakan sikap positif terhadap budaya baca. Misalnya pada indikator pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
terdapat pernyataan “Bila sehari tak membaca serasa masih ada yang kurang”.
Pernyataan tersebut merupakan pernyataan positif terhadap budaya baca. Setelah
peneliti menghitung, diperoleh skor 48% untuk jawaban YA dan 52% untuk
jawaban TIDAK. Berdasarkan identifikasi data hasil analisis budaya baca,
diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa belum memiliki budaya baca karena
pernyataan dalam angket merupakan pernyataan mengenai sikap positif mengenai
budaya baca.
Berdasarkan angket budaya baca, diketahui bahwa sebagian besar
responden tidak suka membaca buku dimanapun mereka berada. Hal ini dapat
dibuktikan pada pernyataan “Saya senang membaca buku dimanapun saya
berada” bahwa sebanyak 18 atau 60% dari 30 responden memilih TIDAK untuk
pernyataan tersebut. Artinya, sebanyak 18 atau 60% dari 30 responden tersebut
belum memiliki budaya baca yang baik.
Data lain yang menunjukkan bahwa rendahnya budaya baca mahasiswa
ialah belum ada semangat mahasiswa untuk selalu membaca buku. Hal ini dapat
dibuktikan pada pernyataan “Bila sehari tak membaca serasa masih ada yang
kurang” bahwa sebanyak 24 atau 80% dari 30 responden memilih TIDAK untuk
pernyataan tersebut. Artinya, sebanyak 24 atau 80% dari 30 responden tersebut
belum memiliki budaya baca yang baik.
Data ketiga yang lebih dominan yaitu ditunjukkan dengan pernyataan
“Saya membuat jadwal teratur untuk membaca buku”. Pernyataan tersebut
merupakan sebuah penyataan positif. Berdasarkan identifikasi data analisis angket
budaya baca yang telah dipaparkan sebelumnya, sebanyak 27 atau 90% responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
memilih TIDAK sebagai jawaban mereka. Hal ini berarti bahwa sebanyak 27 atau
90% responden belum memiliki budaya baca yang baik.
Berdasarkan tiga data analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar responden belum memiliki budaya baca. Hal ini terlihat dari jawaban
mereka yang dominan tidak memiliki semangat untuk membaca. Secara
keseluruhan hasil perhitungan angket budaya baca rmenunjukkan bahwa diperoleh
skor 48% untuk jawaban YA dan 52% untuk jawaban TIDAK.Berdasarkan hasil
tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa belum memiliki budaya
baca karena pernyataan dalam angket banyak memuat pernyataan positif
mengenai budaya baca.
4.5.2 Kemampuan Membaca Level Akademik Mahasiswa
Setelah peneliti melakukan proses pengoreksian setiap tes yang dijawab
mahasiswa, tentulah diperoleh nilai masing-masing responden. Hasil tes tidak
begitu memuaskan karena tidak ada satu responden yang memiliki nilai di atas 70.
Nilai tertinggi ialah 68 dan hanya ada dua mahasiswa yang memperoleh nilai 68.
Rata-rata nilai yang diperoleh responden adalah 48 dan 56. Selain itu, setelah
dirata-rata, diperoleh hasil 50,8 dan berkategori cukup.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa responden
belum menguasai membaca level akademik. Hal ini ditandai dengan banyaknya
responden yang memperoleh nilai di bawah rata-rata dan tidak satu pun indikator
dalam membaca level akademik memperoleh skor benar semua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
4.5.3 Pengembangan Budaya Baca dengan Strategi PQ4R
Berdasarkan hasil tabulasi data mengenai kondisi budaya baca mahasiswa
yang menyatakan bahwa mahasiswa semester VII kelas A Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia belum memiliki budaya baca level akademik
ini rmenunjukkan bahwa diperoleh skor 48% untuk jawaban YA dan 52% untuk
jawaban TIDAK.Artinya, sebagian besar mahasiswa belum memiliki budaya baca
karena pernyataan dalam angket banyak memuat pernyataan positif mengenai
budaya baca.
Setelah mengetahui kondisi budaya baca mahasiswa tersebut, peneliti
memberikan angket analisis kebutuhan pengembangan strategi yang memuat
strategi umum untuk mengembangkan budaya baca. Berdasarkan hasil tabulasi
dan perhitungan diperoleh sebesar 74,4% yang berkategori tinggi ini menyatakan
bahwa mahasiswa membutuhkan sebuah strategi khusus untuk mengembangkan
budaya baca level akademiknya. Dengan demikian, peneliti memberikan angket
strategi PQ4R dan diperoleh hasil sebesar 73,66% yang berkategori tinggi.
Artinya sebesar 73,66% mahasiswa setuju dengan penggunaan strategi PQ4R
untuk mengembangkan budaya baca level akademiknya. Jadi berdasarkan hasil
tersebut, sebesar 73,66% responden membutuhkan sebuah strategi PQ4R untuk
memahami konsep isi teks secara menyeluruh agar mampu membangun budaya
baca level akademiknya. Pengembangan budaya baca dengan strategi PQ4R ini
diimplementasikan dengan produk yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu
berupa buku ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
4.5.4 Pengembangan Buku Ajar
Pengembangan buku ajar berdasarkan budaya baca level akademik dengan
strategi PQ4R pada mahasiswa semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia yaitudilaksanakan dengan tujuh langkah, yaitu (1) menentukan
potensi dan masalah yang dihadapi responden, (2) mengumpulkan data, (3) desain
produk, (4) uji validasi, (5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) produksi
produk.
Berdasarkan ketujuh langkah yang telah ditetapkan peneliti, pengembangan
buku ajar ini disesuaikan dengan hasil analisis kebutuhan dan hasil tes membaca
level akademik. Pengembangan budaya baca dengan strategi PQ4R dapat
dilaksanakan peneliti melalui buku ajar: “Penerapan Strategi PQ4R untuk
Membangun Budaya Baca Level Akademik Mahasiswa”. Buku ajar tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa PBSI. Buku ajar ini terdiri atas delapan
bab, yaitu Bab IStrategi PQ4R, Bab II Pengembangan Budaya Baca, Bab III
Membaca Level Akademik, Bab IV Pengembangan Budaya Baca dengan Strategi
PQ4R melalui Membaca Pemahaman, Bab V Pengembangan Budaya Baca
dengan Strategi PQ4R melalui Membaca Interpretatif, Bab VI Pengembangan
Budaya Baca dengan Strategi PQ4R melalui Membaca Kritis, Bab VII
Pengembangan Budaya Baca dengan Strategi PQ4R melalui Membaca Kreatif,
dan Bab VIII Pengembangan Budaya Baca dengan Strategi PQ4R melalui
Membaca Reflektif. Masing-masing bab memuat: 1) penjabaran kompetensi dasar
dan indikator di awal setiap bab, 2) pemaparan materi berupa teori-teori yang
mendukung, 3) contoh dari setiap teori-teori yang diberikan, 4) kegiatan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
sebagai aktivitas yang digunakan sebagai latihan untuk meningkatkan kemampuan
membaca level akademik, dan 5) latihan pendalaman materi sebagai evaluasi
materi yang telah dipaparkan sebelumnya.Buku ajar tersebut disusun semenarik
mungkin agar tumbulah budaya baca mahasiswa.
Buku ajar tersebut merupakan hasil revisi berdasarkan hasil validasi oleh
dosen ahli. Buku ajar yang telah direvisi, selanjutnya dilakukan uji coba kepada
tiga responden. Uji coba ini dilakukan untuk melihat keefektifan berdasarkan
kelayakan isi buku, kelayakan bahasa, kelayakan grafis, kelayakan penyajian, dan
kelayakan isi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan Penelitian
Simpulan penelitian ini dapat dirumuskan berdasarkan pada rumusan masalah
yang selaras dengan tujuan pada penelitian ini, kemudian pada hasil analisis dan
pembahasan pada Bab IV. Saat peneliti melakukan penelitian, kemudian
melakukan pengolahan data agar mampu memahami hasil dari pengolahan data
tersebut. Berdasarkan langkah-langkah tersebut peneliti dapat menarik simpulan
sebagai berikut.
Pertama, kondisi budaya baca mahasiswa semester VII Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta bahwa sebagian besar responden belum memiliki budaya
baca.Berdasarkan hasil analisis kebutuhan rmenunjukkan bahwa diperoleh skor
48% untuk jawaban YA dan 52% untuk jawaban TIDAK.Berdasarkan hasil
tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar mahasiswa belum memiliki budaya
baca karena pernyataan dalam angket banyak memuat pernyataan positif
mengenai budaya baca.Hal ini terlihat dari jawaban mereka yang dominan tidak
memiliki semangat untuk membaca.Hal ini dapat dibuktikan pada pernyataan
“Saya senang membaca buku dimanapun saya berada” bahwa sebanyak 18 atau
60% dari 30 responden memilih TIDAK untuk pernyataan tersebut. Artinya,
sebanyak 18 atau 60% dari 30 responden tersebut belum memiliki budaya baca
yang baik. Bahkan berdasarkan pernyataan “Bila sehari tak membaca serasa masih
ada yang kurang” bahwa sebanyak 24 atau 80% dari 30 responden memilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
TIDAK untuk pernyataan tersebut. Artinya, sebanyak24 atau 80% dari 30
responden tersebut belum memiliki budaya baca yang baik. Dari dua pernyataan
ini, didapat masing-masing 18 atau 60% dan 24 atau 80% jawaban yang
menyatakan sikap negatif terhadap budaya bacanya.
Kedua, kemampuan membaca level akademik mahasiswa semester VII
kelas A Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra IndonesiaUniversitas Sanata
Dharma Yogyakarta termasuk dalam kategori cukup. Hasil tersebut diperoleh
berdasarkan perhitungan rata-rata nilai tes kemampuan membaca level akademik.
Hasil tes tidak begitu memuaskan karena tidak ada satu responden yang memiliki
nilai di atas 70. Nilai tertinggi ialah 68 dan hanya ada dua mahasiswa yang
memperoleh nilai 68. Rata-rata nilai yang diperoleh responden adalah 48 dan 56.
Selain itu, setelah dirata-rata, diperoleh hasil 50,8 dan berkategori cukup. Hasil
tersebut dapat dilihat berdasarkan kemampuan para mahasiswa yang mencapai
skor maksimal, yakni pada ketigabelas indikator. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
responden belum menguasai membaca level akademik. Hal ini ditandai dengan
banyaknya responden yang memperoleh nilai di bawah rata-rata dan tidak satu
pun indikator dalam membaca level akademik memperoleh skor benar semua.
Ketiga, penerapan pengembangan budaya baca level akademik melalui
strategi PQ4R untuk peningkatan budaya baca mahasiswa semester VII Program
Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma dapat
dilakukan berdasarkan hasil perhitungan analisis angket budaya baca. Berdasarkan
hasil tabulasi skor angket analisis kebutuhan diperoleh sebesar 74,7% yang
berkategori tinggi. Artinya, sebesar 74,7% mahasiswa membutuhkan sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
strategi khusus untuk membangun budaya baca level akademiknya melalui
strategi PQ4R. Hal ini terbukti sebesar 73,66% mahasiswa setuju dengan strategi
PQ4R tersebut. Peneliti menerapkan pengembangan budaya baca level akademik
dengan statergi PQ4R yaitu dengan menyusun buku ajar yang terdiri dari delapan
bab. Setiap bab terdiri dari teori, rangkuman, kegiatan, dan latihan
pendalaman.Budaya baca mahasiswa sangat mempengaruhi hasil tes membaca
level akademik. Bila mahasiswa belum memiliki budaya baca, maka hasil tes
kemampuan membaca level akademik akan berkategori rendah dan begitu juga
sebaliknya. Jadi, budaya baca mahasiswa berbanding lurus dengan hasil tes
membaca level akademik. Oleh karena itu, peneliti menerapkan pengembangan
budaya baca level akademik melalui strategi PQ4R untuk peningkatan budaya
baca mahasiswa semester VII Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Strategi PQ4R diberikan agar para
mahasiswa dapat memahami konsep bacaan dengan memahami kata kunci. Jadi,
berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan pengembangan strategi PQ4R ini
mahasiswa setuju dengan penerapan strategi PQ4R.
Keempat, pengembangan buku ajar berdasarkan budaya baca level
akademik dengan strategi PQ4R pada mahasiswa semester VII Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yaitu dengan menyesuaikan situasi saat
peneliti melakukan penelitian, yaitu (1) menentukan potensi dan masalah yang
dihadapi responden, (2) mengumpulkan data, (3) desain produk, (4) uji validasi,
(5) revisi desain, (6) uji coba produk, dan (7) produksi produk. Berdasarkan hasil
analisis kebutuhan pengembangan strategi PQ4R, analisis angket budaya baca,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
dan tes kemampuan membaca level akademik mahasiswa, peneliti
mengembangkan buku ajar: “Penerapan Strategi PQ4R untuk Membangun
Budaya Baca Level Akademik Mahasiswa”. Buku ajar tersebut disesuaikan
dengan kebutuhan mahasiswa PBSI. Buku ajar tersbut memuat berbagai teori,
ilustrasi atau contoh, dan latihan. Buku ajar tersebut disusun semenarik mungkin
agar tumbulah budaya baca mahasiswa. Buku ajar tersebut merupakan hasil revisi
berdasarkan hasil validasi oleh dosen ahli. Buku ajar yang telah direvisi,
selanjutnya dilakukan uji coba kepada tiga responden. Uji coba ini dilakukan
untuk melihat keefektifan berdasarkan kelayakan isi buku, kelayakan bahasa,
kelayakan grafis, kelayakan penyajian, dan kelayakan isi.
5.2 Impikasi
Buku ajar: “Penerapan Strategi PQ4R untuk Membangun Budaya Baca
Level Akademik Mahasiswa” baik sekali bila digunakan oleh mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. Peneliti meyakini hal tersebut karena
buku ajar ini dirancang dan disusun berdasarkan hasil analisis kebutuhan
mahasiswa yang bersangkutan. Apabila buku ajar ini digunakan di universitas
lain, pengguna buku ajar sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut.
1. Pengguna buku ajar harus memperhatikan kesesuaian buku ajar dengan
strategi atau metode pembelajaran dengan tingkat kognitif mahasiswa agar
pemakaian buku bisa optimal sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
2. Pengguna buku ajar harus memperhatikan strategi atau metode yang akan
dipakai dalam pembelajaran, dan melihat kesesuaian strategi yang ada dalam
buku ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
3. Pengguna harus memperhatikan kesesuaian materi dalam buku ajar dengan
materi yang akan dipelajari.
5.3 Saran-saran
Saran-saran yang disampaikan peneliti ini merupakan langkah terakhir yang
dilakukan peneliti setelah mampu memberikan simpulan pada akhir penelitian ini.
Berdasarkan hasil dari proses analisis, pembahasan, dan simpulan ini, peneliti
dapat memberikan saran-saran terkait penelitian yang telah dilakukan. Berikut ini
merupakan beberapa saran bagi para mahasiswa dan peneliti lain.
Peneliti menyarankan agar mahasiswa mulai menumbuhkan minat membaca
agar tumbuhlah budaya baca level akademiknya. Penguasaan membaca level
akademik sangat bermanfaat bagi mahasiswa, terutama ketika menghadapi
permasalahan yang rumit dalam sebuah bacaan. Strategi yang dipaparkan dalam
penelitian ini dapat membantu mahasiswa memahami konsep isi secara
keseluruhan. Di samping itu, strategi PQ4R ini akan membimbing pembaca untuk
memaknai bacaan dalam kaitannya dalam kehidupan sehari-hari.
Buku ajar “Penerapan Strategi PQ4R untuk Membangun Budaya Baca
Level Akademik Mahasiswa” merupakan produk dari penelitian ini. Akan lebih
baik jika buku ini digunakan untuk penguasaan membaca level akademik. Buku
ini memuat strategi dan materi yang berkaitan dengan membaca level akademik.
Peneliti berharap semoga penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa
atau peneliti lain dalam usaha mengembangkan budaya baca mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. 2013. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset.
Artanto, Dedi. 2009. Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: Elex
Media.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Pendidikan
Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta.
Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Farida, Rahim. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Furchan. Arief. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Gewati, Mikhael. 2016. Minat Baca Indonesia Ada di Urutan ke-60 Dunia.
Kompas.com edisi 28/08/2016. [online]. Tersedia:
http://edukasi.kompas.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonesia
.ada.di.urutan.ke-60.dunia. [diakses pada 31 Oktober 2017].
Hairuddin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Depdiknas: Dirjen Dikti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
KBBI online. “Strategi” [online]. Tersedia: http://kbbi.web.id/strategi, [diakses
pada 10 Mei 2017].
Jurnal Faktor Dan Strategi Pengembangan Budaya Baca melalui Membaca
Pemahaman Mahasiswa Tahun Akademik 2015/2016 oleh Pranowo dan
Antonius Herujiyanto, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, tahun 2016.
Maharani, Debby. 2016. Pengembangan Strategi Pembelajaran Kemampuan
Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Kelas B Semester Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: FKIP, PBSI,
Universitas Sanata Dharma.
Mubin, Fathul. 2013. Penerapan Strategi Pembelajaran PQ4R untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V
SD Negeri Karangdawa Kecamatan Warungpring Kabupaten Pemalang.
Surakarta: Universitas Muhammadyah Surakarta.
Munir, Syahrul. Gerakan Nasional Gemar Membaca di Pendopo Rumah Dinas
Bupati Semarang di Ungaran dalam Kompas.com [online].Edisi Kamis
(28/4/2016) [diakses 16 Oktober 2017].
Nurdiansyah, Beni. (2017). Buku Referensi dan Buku Ajar, Apa Saja
Perbedaannya? (Pedoman PAK Dosen, 2009. [online].Tersedia:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
https://www.duniadosen.com/buku-referensi-m/. [diakses 16 Oktober
2017].
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penelitian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra
Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: Gramedia Widya Sarana.
Nurhadi. 2017. Membaca Kritis dan Literasi Kritis. Tangerang: Tsmart Printing.
Pranowo &A. Herujiyanto. 2015. Faktor dan Strategi Pengembangan Budaya
Baca Melalui Membaca Pemahaman Mahasiswa.Jurnal Ilmiah
MasyarakatLinguistik Indonesia, Vol. Ke-33, Nomor 2, Agustus 2015;
ISSN.0215-4846.
Pranowo. 2017. Membangun Budaya Baca Melalui Membaca Level Akademik.
Yogyakarta: Amara Books.
Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa.
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Kuamtitatif, Kualitatif, dan R&
D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Suryansah. (2016). Rendahnya Budaya Baca di Kalangan Mahasiswa. [online].
Tersedia: http://www.pontianakpost.co.id/rendahnya-budaya-baca-di-
kalangan-mahasiswa dalam Pontianakpost.co.id. [diakses pada 16
Oktober 2017].
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur.1987. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Prabowati, Shinta. 2016. Pengembangan Modul Pembelajaran Membaca
Pemahaman pada Mahasiswa Semester VI Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Tahun
Akademik 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: FKIP, PBSI, Universitas Sanata
Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Pratiwi, Agatha Regina. 2016. Strategi Pengembangan Budaya Baca Melalui
Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Kelas A Semester IV Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Tahun Ajaran 2016. Skripsi. Yogyakarta: FKIP, PBSI,
Universitas Sanata Dharma.
Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta:
Adicita Karya Nusa.
Ridwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel. Bandung: Alfabeta.
Yunus, Abidin. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Refika Aditama.
kompasiana.com, dalam http://en.unesco.org/ themes/education-21st-century
[diakses pada 16 Maret 2017].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran 1 Daftar Hadir Mahasiswa PBSI USD Semester VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Kisi-kisi panduan observasi
No. Aspek yang Diamati
Prapembelajaran
1. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dosen saat mengawali
pembelajaran di kelas.
Pembelajaran
2. Pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dosen.
3. Pemanfaatan media dan sumber belajar.
4. Sikap dosen terhadap mahasiswa.
5. Respon mahasiswa.
Pascapembelajaran
6. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dosen saat mengakhiri
perkuliahan.
Kisi-kisi Budaya Baca
No. Butir-Butir Data Jumlah
Butir
1. Semangat membaca buku 4
2. Kesadaran untuk membiasakan membaca buku 3
3. Ketertarikan untuk membaca buku 5
4. Memanfaatkan waktu untuk membaca buku 5
5. Memilih dan mencari buku bacaan 3
Jumlah 20
Kisi-kisi Analisis Kebutuhan Pengembangan Strategi
No. Butir-butir Data Jumlah
Butir
1 Strategi menemukan arti kata sukar dalam bacaan. 2
2 Strategi menambah perbendaharaan kata setelah membaca. 2
3 Strategi menemukan arti idiom dalam bacaan. 2
4 Strategi menemukan gaya bahasa yang digunakan dalam 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
bacaan.
5 Strategi menemukan makna tersurat. 2
6 Strategi menemukan makna tersirat. 1
7 Strategi menemukan pokok-pokok masalah dalam bacaan. 2
8 Strategi menafsirkan tujuan penulis berdasarkan bacaan. 2
9 Strategi mengulas substansi bacaan. 2
10 Strategi memahami isi bacaan. 2
Strategi memberikan kritik terhadap isi bacaan. 1
Jumlah 20
Kisi-kisi Strategi PQ4R
No. Butir-butir Data Jumlah
Butir
1 Melakukan tinjauan awal sebelum mulai membaca buku 4
2 Membuat pertanyaan untuk membangkitkan minat baca 2
3 Membaca bacaan dengan teliti. 5
4 Merenungkan informasi yang sudah diperoleh saat membaca 2
5 Mengungkapkan informasi yang telah dipahami dengan
membahasakan dengan bahasa sendiri. 3
6 Meninjau secara keseluruhan isi bacaan. 4
Jumlah 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Lampiran 3 Angket Analisis Kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
Lampiran 4 Hasil Penghitungan Angket Analisis Kebutuhan
Indikator Skala Likert Jml
Res.
Skor Total
Skor STS TS N S SS 1 2 3 4 5
1 2 0 0 12 16 30 2 0 0 48 80 130
2 1 1 1 12 15 30 1 2 3 48 75 129
3 1 2 9 11 7 30 1 4 27 44 35 111
4 0 3 3 14 10 30 0 6 9 56 50 121
5 0 2 9 17 2 30 0 4 27 68 10 109
6 3 2 3 13 9 30 3 4 9 52 45 113
7 0 6 5 16 3 30 0 12 15 64 15 106
8 1 5 9 12 3 30 1 10 27 48 15 101
9 1 2 6 15 6 30 1 4 18 60 30 113
10 0 6 5 13 6 30 1 12 15 52 30 110
11 1 3 6 9 11 30 1 6 18 36 55 116
12 0 3 6 13 7 30 0 6 18 52 35 111
13 2 5 8 12 3 30 2 10 24 48 15 99
14 0 4 6 12 8 30 0 8 18 48 40 114
15 1 0 3 15 11 30 1 0 9 60 55 125
16 1 2 2 14 11 30 1 4 6 56 55 122
17 0 3 13 13 1 30 0 6 39 52 5 102
18 0 3 11 12 4 30 0 6 33 48 20 107
19 0 2 10 13 5 30 0 4 30 52 25 111
20 2 4 5 14 2 30 2 8 15 56 10 91
Jumlah 2241
Skor Ideal:
= (Jumlah responden x skor tertinggi) x 20
= (30 x 5) x 20
= 150 x 20
= 3000
Rumus indeks = 2241/3000 x 100%
= 74,7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 5 Angket Budaya Baca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
Lampiran 6 Hasil Budaya Baca
Indikator Keterangan Jumlah
Responden Y T
1 12 18 30
2 23 7 30
3 11 19 30
4 6 24 30
5 24 6 30
6 27 3 30
7 5 25 30
8 10 20 30
9 19 11 30
10 3 27 30
11 14 16 30
12 16 14 30
13 12 18 30
14 10 20 30
15 21 9 30
16 6 24 30
17 17 13 30
18 11 19 30
19 13 17 30
20 28 2 30
Jumlah skor YA = 288
Jumlah skor TIDAK = 312
Jika skor YA dipresentasekan menjadi = (288:20) : 30 x 100 = 48%
Jika skor TIDAK dipresentasekan menjadi = (312:20) : 30 x 100 = 52%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Lampiran 7 Angket Strategi PQ4R
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
Lampiran 8 Hasil Strategi PQ4R
Indikator Skala Likert Jml
Res.
Skor Total
Skor STS TS N S SS 1 2 3 4 5
1 0 0 4 15 11 30 0 0 12 60 55 127
2 0 1 5 16 8 30 0 1 15 64 40 120
3 0 1 9 13 7 30 0 1 27 52 35 115
4 0 1 8 13 8 30 0 1 24 52 40 117
5 0 4 7 14 5 30 0 8 21 56 25 110
6 1 3 9 14 3 30 1 6 27 56 15 105
7 0 4 11 13 2 30 0 8 33 52 10 103
8 1 2 4 14 9 30 1 4 12 36 45 98
9 1 3 10 11 5 30 1 6 30 44 25 105
10 0 1 9 10 10 30 0 2 27 40 50 119
11 0 4 12 8 6 30 0 8 36 32 30 106
12 0 5 15 7 3 30 0 10 45 28 15 98
13 0 4 8 15 3 30 0 8 24 60 15 107
14 0 1 7 18 4 30 0 2 21 72 20 115
15 1 1 18 8 2 30 1 2 54 32 10 98
16 1 1 9 12 7 30 1 2 27 48 35 112
17 0 1 11 14 4 30 0 2 33 56 20 111
18 0 3 11 12 4 30 0 6 33 48 20 107
19 0 0 6 16 8 30 0 0 18 64 40 122
20 0 2 11 7 10 30 0 4 33 28 50 115
Jumlah 2210
Skor Ideal:
= (Jumlah responden x skor tertinggi) x 20
= (30 x 5) x 20
= 150 x 20 = 3000
Rumus indeks = 2210/3000 x 100%
= 73,66%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
Lampiran 9 Tes Membaca Level Akademik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Lampiran 10 Kunci Jawaban Tes Membaca Level Akademik
Kunci Jawaban Kuesioner Tes Membaca Level Akademik
1. B
2. C
3. C
4. D
5. B
6. B
7. C
8. D
9. A
10. A
11. C
12. A
13. A
14. B
15. C
16. B
17. B
18. B
19. B
20. D
21. A
22. D
23. A
24. C
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
Lampiran 11 Indeks Tingkat Kesulitan Butir Soal
Butir
Soal Benar Salah ITK Predikat
1 25 5 0,83 Tidak layak
2 20 10 0,66 Mudah
3 27 3 0,9 Tidak layak
4 23 7 0,76 Mudah
5 21 9 0,7 Mudah
6 20 10 0,66 Mudah
7 10 20 0,33 Sulit
8 14 16 0,46 Sedang
9 13 17 0,43 Sedang
10 17 13 0,56 Sedang
11 18 12 0,6 Sedang
12 14 16 0,46 Sedang
13 7 23 0,23 Sulit
14 7 23 0,23 Sulit
15 28 12 0,6 Sedang
16 6 24 0,2 Sulit
17 16 14 0,86 Tidak layak
18 8 22 0,26 Sulit
19 17 13 0,56 Sedang
20 12 18 0,4 Sulit
21 2 28 0, 06 Tidak layak
22 4 26 0,13 Tidak layak
23 20 10 0,66 Mudah
24 6 24 0,2 Sulit
25 21 9 0,7 Mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
Lampiran 12 Hasil Tes Membaca Level Akademik
Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002, Telepon : 0274-518910, 518911, 518912 – ext. 1405, Fax. : 0274-562383
Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002, Telepon.: 0274-513301, 518910 – ext. 1220, Fax. : 0274-562383
Daftar Nilai Tes Membaca Level Akdemik
MAHASISWA ANGKATAN 2014 KELAS - A
NO
IDENTITAS SISWA Jumlah
Benar Nilai
NAMA NOMOR
INDUK
1 PILIPUS WAI LAWET 141224002 - -
2 RADEN GREGORIUS A.A 141224013 5 20
3 EPIFANIA YULIATI S. 141224014 14 56
4 DOROTEA ESA SELANDIAR 141224017 16 64
5 DOROTEA SUPADMIMARIA G. 141224022 - -
6 PITRUS PUSPITO 141224029 12 48
7 FILIPUS BHAKTI W. 141224056 12 48
8 YASER KARUBA L. 141224057 - -
9 YASINTA WATAE 141224066 13 52
10 GIRALDUS ADITYA RINANDA 141224067 6 24
11 SILVERIUS CANDRA J. 141224069 - -
12 BENEDIKTA MARETCAIN 141224070 14 56
13 DHIMAS ARIO SINGGIH 141224072 - -
14 RICKY DAVID SETIAWAN 141224074 - -
15 MARIA GORETI S. 141224075 17 68
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN - UNIVERSITAS
SANATA DHARMA
Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
16 EMILINDA OKTAVIA J. 141224077 13 52
17 AGUSTINA GIDAH 141224081 11 44
18 WIDYATANTI 141224083 - -
19 SUPRAPTO 141224084 7 28
20 FEBRIANA JELITA 141224085 10 40
21 PRISCILA FELICIA ELU 141224086 17 68
22 JOHANES DE DEO P. C. 141224087 12 48
23 MELITA EUFRASIA J. 141224090 15 60
24 MARIA YOSEFINA E. 141224091 14 56
25 SEPTA NERIA 141224092 7 28
26 CAHYO PAMUNGKAS 141224093 12 48
27 RINA KURNIAWATI 141224094 14 56
28 EFRISKA KURNIA TAU 141224095 13 52
29 BARERA KENCANA PUTRA 141224096 10 40
30 OSWALDUS R. LAMUDIN 141224097 12 48
31 NATASHA SUTANTO 141224099 12 48
32 ANDOKO DYIAMBODO 141224101 12 48
33 VERONIKA HERTANIA 141224102 - -
34 DEWI PUJI LESTARI 141224105 14 56
35 PETRONELA SUSI 141224055 14 56
36 KRISTINA JAYANTI ANDANG 141224061 14 56
37 DAMARIS R. S. DAIRU 141224063 14 56
38 MARGARETA NOVERA 141224076 11 44
39 LASTRI RINDIYANTIKA 141224058 14 56
Rata-rata:
1524 : 30 = 50,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
Lampiran 13 Lembar Validasi Dosen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
Lampiran 14 Lembar Uji Coba Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
BIOGRAFI PENULIS
Neneng Tia Ati Yanti lahir di Bogor, 3 Maret 1996. Anak
pertama dari tiga bersaudara pasangan Tian Sutian dan Naning
Sudiar. Penulis menempuh pendidikan SD Xaverius
Lubuklinggau pada tahun 2002-2008. Penulis melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMP Xaverius Lubuklinggau pada tahun 2008-
2011. Penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1
Lubuklinggau pada tahun 2011-2014.
Pada tahun 2014 tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma
diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Pengembangan
Budaya Baca Level Akademik Mahasiswa Semester VII Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI