Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada...

23
1 PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE LEARNING MATEMATIKA PADA MATERI BARISAN DAN DERET BAGI SISWA KELAS X JURNAL Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Dion Samuel 202012057 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Transcript of Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada...

Page 1: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

1

PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE LEARNING MATEMATIKA

PADA MATERI BARISAN DAN DERET BAGI SISWA KELAS X

JURNAL

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Dion Samuel

202012057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

2

Page 3: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

3

Page 4: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

4

Page 5: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

5

Page 6: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

6

Page 7: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

7

PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE LEARNING MATEMATIKA

PADA MATERI BARISAN DAN DERET BAGI SISWA KELAS X

Dion Samuel1, Tri Nova Hasti Yunianta2, Wahyudi3

FKIP Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro52-60, Salatiga, Jawa Tengah 50711 1Pendidikan Matematika FKIP UKSW, e-mail: [email protected]

2Pendidikan Matematika FKIP UKSW, e-mail: [email protected] 3Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UKSW, e-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan aplikasi mobile learning matematika pada materi barisan dan

deret bagi siswa kelas X. Mobile learning merupakan aplikasi yang dapat dijadikan sebagai sarana belajar yang

dapat diakses melalui smartphone dan merupakan salah satu upaya memanfaatkan teknologi yang sudah ada

disekitar siswa. Aplikasi mobile learning dalam penelitian ini dikembangkan dengan bantuan software blogger

dan konverter appsgeyzer. Penelitian ini menggunakan model ADDIE (analyze, design, development,

implementation and evaluation). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 1.1 dan X IPS 2.1 SMAN 01

Salatiga. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket gaya belajar, lembar validasi,

soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar pendapat siswa mengenai aplikasi. Data yang diperoleh

kemudian diolah secara kuantitatif dalam bentuk rentang skor 1 hingga 5 kemudian dianalisis secara kualitatif

berupa kategori pada setiap rentang skor yang diperoleh. Berdasarkan penilaian validator pada aspek materi

diperoleh skor rata-rata 41 dengan rerata skor untuk semua aspek sebesar 4,1 dengan kategori valid. Hasil

penelitian aspek tampilan diperoleh skor rata-rata 47 dengan dengan rerata skor untuk semua aspek sebesar 4,7

dengan kategori valid. Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah aplikasi mobile learning

yang dihasilkan valid. Berdasarkan hasil penilaian kepraktisan diperoleh rata-rata 48,33 dengan rerata skor

untuk semua aspek adalah 4,83 dan termasuk dalam kategori tinggi. Kesimpulan yang dapat diambil

berdasarkan hasil tersebut adalah aplikasi mobile learning yang dihasilkan praktis digunakan sebagai sarana

belajar siswa. Berdasarkan hasil penilaian pretest dan posttest, diketahui rata-rata hasil pretest siswa yang

menggunakan mobile learning sebesar 51,25 berhasil naik menjadi 92,08, dan peningkatan nilai kelas yang

menggunakan mobile learning lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakannya yakni

sebesar 0,84 dan 0,77. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil tersebut adalah aplikasi mobile

learning yang dihasilkan efektif digunakan sebagai sarana belajar siswa. Analisis lembar pendapat siswa juga

menunjukkan respons positif dan siswa setuju apabila aplikasi dikembangkan utnuk materi yang lain.

Kata kunci : aplikasi matematika, mobile learning, barisan dan deret

PENDAHULUAN

Belajar adalah suatu proses yang kompleks

yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang

hidupnya (Azhar, 2011: 1). Belajar dapat terjadi

dimana saja, termasuk yang diselenggarakan secara

formal di sekolah. Salah satu mata pelajaran dalam

proses belajar di sekolah adalah matematika.

Rostina (2015) menyatakan matematika

merupakan salah satu komponen dari serangkaian

mata pelajaran yang mempunyai peranan penting

dalam pendidikan. Rostina menambahkan bahwa

sampai saat ini masih banyak siswa yang merasa

matematika sebagai mata pelajaran yang sulit.

Marti (2010) mengemukakan bahwa meskipun

matematika dianggap memiliki tingkat kesulitan

yang tinggi, namun setiap orang harus

mempelajarinya karena merupakan sarana untuk

memecahkan masalah sehari-hari. Kemampuan

tersebut membutuhkan pemikiran yang sistematis,

logis dan kritis yang dapat dikembangkan melalui

media pembelajaran matematika.

Menurut Rusman (2012: 140), media

pembelajaran adalah alat atau bentuk stimulus

yang berfungsi untuk menyampaikan pesan

pembelajaran. Hubungan komunikasi antara guru

dan peserta didik akan lebih baik dan efisien jika

menggunakan media. Menurut Hamzah (2010:

141), ada beberapa fungsi dari media pembelajaran

dalam bidang matematika. Fungsi pertama, dengan

Page 8: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

8

adanya media pembelajaran, anak-anak akan lebih

banyak mengikuti pelajaran matematika dengan

gembira sehingga minatnya dalam mempelajari

matematika semakin besar. Fungsi kedua, dengan

disajikannya konsep abstrak matematika dalam

bentuk konkret, maka siswa pada tingkat-tingkat

yang lebih rendah akan lebih mudah memahami

dan mengerti. Fungsi ketiga, media pembelajaran

dapat membantu siswa karena tidak semua siswa

dapat membayangkan konsep. Fungsi keempat,

anak akan menyadari adanya hubungan antara

pembelajaran dengan benda-benda yang ada

disekitarnya. Fungsi terakhir, konsep-konsep

abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret,

yaitu dalam bentuk model matematika dapat

dijadikan objek penelitian dan dapat pula dijadikan

alat untuk penelitian ide-ide baru.

Rostina (2015) mengemukakan

matematika merupakan bidang studi yang

mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Salah satu media teknologi yang dapat

digunakan untuk pembelajaran matematika adalah

mobile learning. Model pembelajaran ini

menuntun pada upaya adopsi setiap langkah

perubahan dan perkembangan teknologi

komunikasi, khususnya mobile phone. Riset yang

berjudul Ericson Mobility Report yang dikutip dari

(Kompas.com, 2014) menyatakan bahwa

setidaknya ada sekitar 7 miliar pengguna mobile di

seluruh dunia. Riset tersebut juga mengungkapkan

65% dari semua perangkat mobile yang terjual

merupakan perangkat ponsel pintar (smartphone).

Meluasnya berbagai macam smartphone dengan

fitur yang canggih dan dapat dioperasikan dari

kalangan muda maupun tua, maka segala bentuk

dan proses komunikasi dapat dilakukan temasuk

dalam penyelenggaraan pembelajaran (Deni, 2011:

84). Penelitian ini berjudul “Pengembangan

Aplikasi Mobile Learning Matematika Pada Materi

Barisan dan Deret Bagi Siswa Kelas X”.

KAJIAN PUSTAKA

Menurut Seels & Richey (dalam Hobri,

2010), penelitian pengembangan berorientasi pada

pengembangan produk dimana proses

pengembangannya dideskripsikan seteliti mungkin

dan produk akhirnya dievaluasi. Produk yang

dikembangkan berupa model pembelajaran,

perangkat pembelajaran, dan instrumen-insstrumen

yang diperlukan. Proses pengembangan berkaitan

dengan kegiatan pada setiap tahap-tahap

pengembangan. Produk akhir hasil pengembangan

dievaluasi berdasarkan aspek kualitas produk yang

ditetapkan.

a. Pengertian Mobile Learning

Menurut UNESCO (2015), mobile

learning involves the use of mobile technology,

either alone or in combination with other

information and communication technology

(ICT), to enable learning anytime and

anywhere. Learning can unfold in a variety of

ways: people can use mobile devices to access

educational resources, connect with others, or

create content, both inside and outside

classrooms. Mobile learning also encompasses

efforts to support broad educational goals such

as the effective administration of school systems

and improved communication between schools

and families.

Pendapat yang dikemukakan diatas dapat

disimpulkan bahwa mobile learning merupakan

aplikasi yang dapat dijadikan sebagai sarana

belajar yang dapat diakses melalui handphone

dan merupakan salah satu upaya memanfaatkan

teknologi yang sudah ada disekitar siswa.

Menurut Deni (2012: 18), pembelajaran secara

mobile memberikan kesempatan siswa untuk

menerima informasi serta melibatkan pikiran

dan aktivitas belajar individu dimana saja dan

kapan saja.

b. Aplikasi Mobile Learning Materi Barisan

dan Deret

Aplikasi mobile learning yang

dikembangkan dalam penelitian ini merupakan

aplikasi yang digunakan dalam pembelajaran

matematika materi barisan dan deret untuk

siswa kelas X SMA. Aplikasi mobile learning

ini berisi video pembelajaran, materi, serta soal-

soal latihan berbentuk isian. Soal latihan ini

memungkinkan siswa untuk mengerjakan

langsung pada aplikasi tersebut dan kemudian

siswa dapat bekerjasama dengan teman lainnya

walau di lain tempat karena terkoneksi secara

online. Pembuatan mobile learning ini

menggunakan blogger lalu dikonversi ke dalam

Page 9: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

9

aplikasi handphone berbasis android dengan

aplikasi appsgeyzer.

Proses pembuatan aplikasi ini

berdasakan tahapan model pengembangan

ADDIE. Model ADDIE dirancang untuk

memperlihatkan tahapan-tahapan dasar desain

sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah

dipahami (Benny A. Pribadi, 2009: 125).

ADDIE merupakan kepanjangan dari analysis,

desain, development, implementation and

evaluation.

c. Pembelajaran dengan Mobile Learning

Mobile learning didefinisikan oleh

Deni Darmawan (Deni, 2012) sebagai alternatif

layanan pembelajaran yang dapat dilaksanakan

di mana pun dan kapan pun. Sistem

penyelenggaraan hingga pembelajaran secara

mobile ini bisa dikembangkan jika sebelumnya

telah dipersiapkan dan dirancang sedemikian

rupa. Langkah awal, adalah menentukan materi,

kompetensi inti dan kompetensi dasar sesuai

kurikulum yang dipakai. Langkah selanjutnya,

adalah menyusun RPP menggunakan

pendekatan scientifik agar siswa merasa

nyaman dalam pembelajaran. Pembelajaran

dengan mobile learning ini menggunakan

langkah 5M, yaitu langkah mengamati,

menanya, mencoba, mengasosiasikan, dan

mengkomunikasikan.

Mengamati, adalah langkah dimana

siswa mengamati masalah yang disajikan

melalui aplikasi mobile learning di smartphone

siswa masing-masing. Guru mempresentasikan

hasil penyelesaian masalah dan siswa

memberikan tanggapan terhadap masalah yang

diberikan. Langkah menanya, adalah guru dan

siswa bertanya jawab mengenai pembuktian

setiap permasalahan. Langkah mencoba, guru

memberikan waktu pada murid untuk mencoba

mengerjakan suatu soal yang berkaitan dengan

materi pada aplikasi. Langkah mengasosiasikan,

siswa menyajikan apa yang sudah dikerjakan

dalam langkah-langkah yang dapat dipahami.

Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan,

dimana siswa dan guru sebagai fasilitator

menyimpulkan apa yang sudah dipelajari.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian

pengembangan atau Research and Development

(R&D) adalah metode penelitian yang digunakan

untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji

keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2012: 407).

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa

aplikasi mobile learning matematika materi barisan

dan deret untuk siswa kelas X.

Subjek penelitian ini siswa kelas X IPS

dan subjek dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

yaitu siswa di kelas IPS 1.1 yang menggunakan

aplikasi mobile learning dan dan kelas IPS 2.1

yang tidak menggunakannya. Pengembangan

aplikasi mobile learning dalam penelitian ini

menggunakan model ADDIE. Langkah-langkah

model ADDIE adalah sebagai berikut:

1. Tahap Analyze (analisis)

Tahap ini merupakan tahap analisis untuk

menganalisis siswa secara umum seperti

gender dan gaya belajar dari siswa atau subjek

penelitian. Pada tahap ini dilakukan analisis

terhadap gaya belajar siswa dan hasil analisis

digunakan sebagai landasan dalam

pelaksanaan tahap selanjutnya sehingga

pengembangan aplikasi mobile learning

sesuai dengan kebutuhan siswa. Rusman

(2012: 110) berpendapat bahwa terdapat tiga

macam gaya belajar yang harus dicermati

guru yaitu gaya belajar visual, auditif dan

kinestetik.

2. Tahap Design (Desain)

Tahap kedua dalam model ADDIE ini

merupakan inti dari langkah analisis, yaitu

mempelajari masalah dan menemukan

alternatif solusi yang akan ditempuh untuk

dapat mengatasi masalah pembelajaran yang

berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis

kebutuhan berdasarkan hasil angket gaya

belajar siswa.

3. Tahap Development (Pengembangan)

Tahap ketiga merupakan tahap untuk

memproduksi program dan bahan ajar yang

akan digunakan dalam program pembelajaran.

Pada tahap ketiga ini meliputi kegiatan

membuat, membeli, dan memodifikasi bahan

ajar atau learning materials untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

(Benny A. Pribadi, 2009: 132). Kegiatan yang

dimaksud adalah memproduksi media berupa

mobile learning dan bahan ajar yang akan

digunakan dalam program pembelajaran.

Pembuatan mobile learning harus sesuai

dengan analisis tahap sebelumnya, yaitu

Page 10: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

10

sesuai dengan hasil analisis gaya belajar

siswa. Bahan ajar yang dipersiapkan, antara

lain mengacu pada kurikulum yang dipakai,

menentukan materi sesuai kompetensi inti dan

kompetensi dasar, dan membuat RPP yang

sesuai dengan kebutuhan. Aplikasi ini dibuat

dengan bantuan perangkat komputer atau

laptop dengan software blogger dan

appsgeyzer.

4. Tahap Implementation (Implementasi)

Tahap keempat ini adalah tahap untuk

melaksanakan program pembelajaran dengan

menerapkan desain atau spesifikasi program

pembelajaran (Benny A. Pribadi, 2009: 134).

Tujuan utama dari tahap ini adalah

membimbing siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran atau kompetensi, menjamin

terjadinya pemecahan masalah/ solusi, dan

memastikan bahwa pada akhir program

pembelajaran siswa perlu memiliki

kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang diperlukan. Berdasarkan tahap ini

akan diperoleh masukan atau saran dari

responden atau subjek atau pengguna media

yang dikembangkan kemudian masukan atau

saran tersebut menjadi bahan untuk evaluasi.

5. Tahap Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi dapat didefinisikan sebagai sebuah

proses yang dilakukan untuk memberikan

nilai terhadap program pembelajaran.

Evaluasi dilaksanakan dalam dua hal yaitu

menilai prestasi siswa dan mengevaluasi

strategi, teknologi dan media. Proses menilai

prestasi siswa yang menjadi perhatian adalah

apakah siswa telah belajar apa yang

seharusnya mereka pelajari dan kemampuan

yang ada pada standar dan tujuan apakah

sudah dikuasai siswa. Evaluasi juga meliputi

penilaian strategi, teknologi dan media untuk

menilai apakah strategi sudah efektif atau

masih membutuhkan peningkatan.

Menentukan strategi tersebut, harus melalui

tiga tahap dalam uji coba produk yaitu:

a. Expert Judgement

Expert judgement atau uji ahli

dilakukan dengan responden ahli media

atau dosen pembimbing. Kegiatan ini

dilakuan untuk mereview produk awal

dan memberikan masukan untuk

perbaikan dengan menggunakan angket

penilaian validasi. Lembar penilaian

validasi digunakan untuk mengetahui

kualitas awal aplikasi mobile learning.

Hasil dari lembar penilaian validasi

kemudian dianalisis dan hasil analisis

baik berupa kekurangan maupun

kelebihan aplikasi menjadi landasan

dalam revisi aplikasi yang pertama.

b. Uji Kelompok Kecil

Uji kelompok kecil dilakukan

dengan responden kelompok kecil yaitu

beberapa siswa kelas X sebagai pengguna

produk. Kegiatan ini untuk mereview

produk yang kedua setelah direvisi untuk

memberikan masukan dan untuk

perbaikan dengan menggunaan angket

penilaian validasi. Hasil dari lembar

penilaian validasi kemudian dianalisis

dan hasil analisis baik berupa kekurangan

maupun kelebihan aplikasi menjadi

landasan dalam revisi aplikasi yang

kedua.

c. Uji Lapangan

Uji lapangan merupakan uji coba

di sekolah dengan siswa dan guru

matematika sebagai responden. Setelah

melalui dua tahap uji coba dan dua tahap

revisi aplikasi mobile learning diterapkan

di lapangan. Siswa diberikan aplikasi

tersebut untuk diinstal di smartphone

masing-masing. Aplikasi ini digunakan

sebagai suplemen tambahan yang artinya

guru mengajar di kelas dan di luar kelas

siswa belajar menggunakan aplikasi

tersebut sebagai sarana belajar. Setelah

siswa menggunakan aplikasi mobile

learning siswa diberikan lembar

penilaian angket pendapat siswa

Analisis data yang digunakan pada

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gaya

belajar siswa serta menentukan valid tidaknya

aplikasi mobile learning, kepraktisan dan

keefektifan aplikasi. Selain itu, soal posttest yang

akan digunakan juga dianalisis valid atau tidaknya

sehingga soal yang diujicobakan merupakan soal

yang sudah divalidasi.

Page 11: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

11

1. Gaya Belajar Siswa

DePorter dalam Okta (2009) berpendapat bahwa

terdapat tiga macam gaya belajar yaitu gaya belajar

visual, auditori dan kinestetik. Data yang diperoleh

melalui angket gaya belajar siswa dengan

menggunakan skala Likert melalui langkah-

langkah sebagai berikut:

1) Jenis data yang diambil berupa data

kualitatif selanjutnya diubah menjadi data

kuantitatif dengan ketentuan pada Tabel 1.

Tabel 1 Aturan Pemberian Skala

Keterangan Skor

Selalu (SL) 5

Sering (Sr) 4

Kadang-kadang (Kd) 3

Jarang (Jr) 2

Tidak pernah (TP) 1

2) Setelah data terkumpul kemudian

menghitung rata-rata skor dari

masing-masing tipe gaya belajar

(visual, auditori dan kinestetik)

dengan rumus pada skala Likert

sebagai berikut.

Keterangan:

: nilai rata-rata

: jumlah skor

N : jumlah pertanyaan pada setiap

kategori gaya belajar

3) Menentukan tipe gaya belajar setiap

siswa berdasarkan skor rata-rata yang

diperoleh pada setiap kategori gaya

belajar. Terdapat tiga kategori gaya

belajar yaitu visual, auditori dan

kinestetik dan siswa hanya memiliki

satu gaya belajar yang dominan. Gaya

belajar tersebut dapat ditentukan

berdasarkan rata-rata tertinggi di

antara ketiga kategori gaya belajar

yang diperoleh siswa.

2. Analisis Data Soal Pretest dan Posttest

Sebelum instrumen digunakan untuk

memperoleh data penelitian instrumen, maka

instrumen yang berupa soal tes akan

diujicobakan terlebih dahulu untuk

memastikan instrumen tersebut valid untuk

digunakan. Validitas merupakan derajat

ketepatan antara data yang terjadi pada

objek penelitian dengan daya yang dapat

dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2012:

363). Instrumen dikatakan valid apabila

instrumen tersebut dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Pengujian validitas pada

penelitian ini menggunakan validitas ahli

dengan tiga validator.

3. Analisis Data Validasi Aplikasi dan

Lembar Kepraktisan

Data yang diperoleh melalui lembar

validasi ahli dan lembar kepraktisan oleh

responden dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Jenis data yang diambil berupa data

kuantitatif selanjutnya diubah menjadi

data kualitatif dengan ketentuan pada

Tabel 2

Tabel 2 Aturan Pemberian Skala

Setelah data terkumpul kemudian

menghitung rata-rata skor dari semua

validator untuk setiap indikator dengan

rumus berikut.

Keterangan:

I : nilai rata-rata untuk setiap indikator

v : data nilai validator untuk setiap indikator

N : jumlah validator

2) Menentukan rerata nilai untuk semua

aspek dengan rumus

Keterangan:

I : nilai rata-rata untuk setiap indikator

A : rerata nilai untuk setiap aspek

M : jumlah indikator setiap aspek

Skala

Penilaian

Keterangan

1 Tidak valid

2 Kurang valid

3 Cukup valid

4 Valid

5 Sangat valid

Page 12: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

12

3) Menentukan nilai rerata total dari rerata

nilai untuk semua aspek dengan rumus:

Keterangan:

A : rerata nilai untuk setiap aspek

V : nilai rerata total untuk semua aspek

n : banyaknya aspek

4) Hasil yang diperoleh kemudian ditulis

pada kolom yang tersedia dan selanjutnya

nilai V dirujuk pada interval penentuan

tingkat kevalidan mobile learning sebagai

berikut pada Tabel 3.

Tabel 3 Kategori Persentase Penilaian Validasi

Aplikasi

No Rentang Skor (x)

kuantitatif

Kategori Kualitatif

1 1 ≤ V < 2 tidak valid

2 2 ≤ V < 3 kurang valid

3 3 ≤ V < 4 cukup valid

4 4 ≤ V < 5 valid

5 V = 5 sangat valid

Hasil persentase penilaian kepraktisan

aplikasi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kategori Persentase Penilaian

Kepraktisan Aplikasi

No Rentang Skor (i)

kuantitatif

Kategori Kualitatif

1 1 ≤ V < 2 Sangat rendah

2 2 ≤ V < 3 Rendah

3 3 ≤ V < 4 Sedang

4 4 ≤ V < 5 Tinggi

5 V = 5 Sangat tinggi

4. Keefektifan Aplikasi Mobile Learning

Keefektifan aplikasi mobile learning

ditentukan berdasarkan hasil belajar pretest

dan posttest serta berdasarkan hasil lembar

pendapat siswa. Data hasil belajar pretest

dan posttest siswa yang telah terkumpul

kemudian dianalisis signifikansi

peningkatannya dari nilai pretest yang

dihitung dengan rumus N-Gain berikut.

Klasifikasi kategori G terdapat pada Tabel 5.

Tabel 5. Klasifikasi Kategori N-Gain

Skor N-Gain Kategori

Peningkatan Tinggi

Peningkatan Sedang

Peningkatan Rendah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini mengembangkan aplikasi

mobile learning matematika pada materi barisan

dan deret. Proses pembuatan dilaksanakan sesuai

dengan alur model pengembangan ADDIE. Sesuai

dengan model ADDIE, langkah-langkah

pembuatan aplikasi mobile learning matematika

pada materi barisan dan deret adalah sebagai

berikut :

1. Analyze (Analisis)

Analisis yang dilakukan pada tahap ini adalah :

a. Analisis Umum

Analisis umum ini meliputi analisis

gender siswa dan analisis jumlah siswa yang

menggunakan android, karena aplikasi ini

hanya dapat diinstal pada perangkat android.

Penelitian ini menggunakan dua kelas, yaitu

kelas X IPS 1.1 dan X IPS 2.1.Berdasarkan

hasil analisis, diketahui bahwa siswa kelas X

IPS 1.1 berjumlah 24 siswa yang terdiri dari

8 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan,

dimana seluruh siswa kelas tersebut

menggunakan smartphone android. Pada

kelas X IPS 2.1, diketahui bahwa kelas ini

berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 12

siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan,

dimana hanya 21 siswa saja yang

menggunakan handphone dengan sistem

operasi android dan 2 siswa tidak

menggunakan android. Berdasarkan analisis

tersebut, maka ditentukan kelas yang akan

diberikan aplikasi mobile learning sebagai

suplemen belajar adalah kelas X IPS 1.1.

b. Analisis Gaya Belajar

Analisis gaya belajar siswa pada

penelitian ini menggunakan instrumen

angket gaya belajar siswa. Tujuan

diberikannya angket gaya belajar siswa

adalah untuk mengetahui tipe gaya belajar

siswa sehingga aplikasi mobile learning

Page 13: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

13

yang dikembangkan dapat disesuaikan

dengan tipe gaya belajar siswa. Melalui

analisis yang dilakukan, diketahui bahwa

kelas X IPS 1.1 sebagian besar siswanya

mempunyai gaya belajar visual. Hasil

analisis gaya belajar siswa kelas X IPS 1.1

terdapat pada Tabel 6.

Tabel 6 Penggolongan Gaya Belajar Siswa

Kelas X IPS 1.1

Gaya Belajar Frekuensi Presentase

Visual 16 66,67%

Auditori 6 25%

Kinestetik 2 8,33%

Jumlah 24 100%

Berdasarkan analisis yang sama, kelas X IPS

2.1 sebagian besar siswanya juga

mempunyai gaya belajar visual. Hasil

analisis gaya belajar siswa kelas X IPS 2.1

terdapat pada Tabel 7.

Tabel 7 Penggolongan Gaya Belajar Siswa

Kelas X IPS 2.1

Gaya Belajar Frekuensi Presentase

Visual 9 39,14%

Auditori 7 30,43%

Kinestetik 7 30,43%

Jumlah 23 100%

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dan Tabel

4.2, dapat diketahui bahwa gaya belajar

terbanyak dari masing-masing kelas adalah

gaya belajar visual dengan persentase

66,67% dan 39,14%. Hal ini berarti siswa

kelas X IPS senang belajar matematika

secara visual atau dengan melihat. Media

pada dasarnya harus dapat digunakan untuk

semua gaya belajar akan tetapi analisis ini

sebagai dasar untuk memastikan bahwa

siswa dapat belajar dengan mobile learning

dan mengoperasikan mobile learning. Data

ini juga digunakan untuk menyesuaikan

aplikasi yang dikembangkan dengan jenis

gaya belajar siswa.

2. Design (Desain)

Tahap desain merupakan inti dari

langkah analisis, yaitu mempelajari masalah

dan menemukan alternatif solusi melalui

langkah analisis hasil angket gaya belajar

siswa. Berdasarkan hasil angket gaya

belajar, maka ditentukan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Menentukan Kompetensi Dasar

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN

01 Salatiga yang menggunakan

Kurikulum 2013. Pengembangan

aplikasi mobile learning matematika

pada materi barisan dan deret ini

disesuaikan dengan hasil analisis gaya

belajar siswa dan standar yang

ditetapkan pada kurikulum 2013 yang

terdiri dari 2 kompetensi dasar.

Kompetensi dasar yang pertama adalah

memprediksi pola barisan dan deret

aritmetika dan geometri atau barisan

lainnya melalui pengamatan dan

memberikan alasannya. Kompetensi

dasar yang kedua adalah menyajikan

hasil,menemukan pola barisan dan deret

dan penerapannya dalam penyelesaian

masalah sederhana. Pembelajaran

kontekstual atau yang berhubungan

dengan lingkungan atau kehidupan

sehari-hari siswa merupakan salah satu

standar kurikulum 2013 sehingga

aplikasi yang dikembangkan

disesuaikan dengan pembelajaran

kontekstual agar dapat mewujudkan

pembelajaran yang sesuai dengan

standar kurikulum 2013.

b. Menentukan Tujuan Belajar

Pengembangan aplikasi

mobile learning matematika pada

materi barisan dan deret ini juga

disesuaikan dengan tujuan belajar

Kurikulum 2013. Berdasarkan kedua

kompetensi dasar diatas, terdapat tujuh

pengalaman belajar yang harus dimiliki

siswa yaitu: (1) siswa mampu

mengembangkan sikap aktif, kerjasama

dan toleran dalam kegiatan kelompok

maupun individu selama proses

pembelajaran, (2) siswa mampu

Page 14: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

14

terampil dalam melakukan tugas belajar

matematika, (3) siswa menunjukan

sikap kritis dalam proses pembelajaran

melalui tanya jawab, (4) siswa mampu

menemukan pola barisan dan deret

aritmetika serta geometri dalam

kehidupan sehari-hari, (5) siswa mampu

menerapkan rumus yang ada pada

barisan dan deretaritmetika serta

geometridalam pembuktian masalah

matematika, (6) siswa mampu

menganalisis permasalahan yang

berkaitan dengan barisan dan deret

aritmatika serta geometri, dan (7) siswa

mampu menerapkan rumus barisan dan

deretaritmetika dalam meyelesaikan

masalah matematika. Aplikasi mobile

learning yang dikembangkan ini akan

didesain agar siswa dapat memperoleh

tujuh pengalaman belajar diatas.

3. Development (Pengembangan)

a. Memilih Strategi Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian

mengenai gaya belajar siswa, diperoleh

hasil bahwa sebagian besar siswa

memiliki tipe gaya belajar visual.

Pembelajaran harus didesain agar siswa

dengan tipe gaya belajar apapun dapat

belajar dengan baik. Pembuatan

aplikasi mobile learning

mempertimbangkan hal tersebut dan

menyertakan unsur visual, auditori dan

kinestetik pada aplikasi yang

dikembangkan.

Unsur visual dalam aplikasi ini

adalah penggunaan gambar-gambar

dalam kehidupan sehari-hari yang

menyangkut pola barisan dan deret,

antara lain adalah susunan kursi dalam

ruang bioskop, orang yang berlari di

jalan lurus dan masih banyak lagi yang

dapat mempermudah siswa dalam

mempelajari setiap sub bab materi

barisan dan deret. Gambar unsur visual

pada aplikasi mobile learning terdapat

pada Gambar 1.

Unsur auditori dalam penelitian

ini terdapat pada video pembelajaran,

yaitu adanya musik sehingga video

tidak terlalu monoton. Gambar unsur

auditori pada aplikasi mobile learning

terdapat pada Gambar 2.

Gambar 1 Unsur Visual Pada Aplikasi Mobile Learning

Page 15: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

15

Aplikasi ini khusus diinstal di perangkat

android dan kebanyakan perangkat android

dioperasikan dengan touchscreen sehingga unsur

kinestetik siswa diperlukan ketika belajar dengan

aplikasi ini. Gambar unsur kinestetik pada aplikasi

mobile learning terdapat pada Gambar 3.

Gambar 3 Unsur Kinestetik Pada Aplikasi

Mobile Learning

b. Memilih Teknologi dan Media

Teknologi yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah smartphone

atau tablet dengan sistem operasi

android dengan bantuan media mobile

learning.

Berdasarkan hasil observasi diperoleh

hasil bahwa seluruh siswa kelas X IPS

1.1 menggunakan handphone dengan

sistem operasi android.

c. Memilih Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang

digunakan dalam aplikasi ini adalah

materi barisan dan deret karena

berdasarkan hasil observasi siswa kelas

X SMAN 01 Salatiga sedang

mempelajari materi tersebut ketika

penelitian berlangsung sehingga

aplikasi mobile learning dapat

digunakan sebagai suplemen belajar

siswa.

d. Pembuatan Aplikasi Mobile Learning

Mobile learning ini berupa aplikasi

yang dapat diinstal pada perangkat

android. Komponen-komponen dalam

aplikasi mobile learning ini adalah :

1) Menu Utama

Menu utama aplikasi ini

terdiri dari home, petunjuk

penggunaan, materi, video

pembelajaran, dan soal evaluasi.

Home pada aplikasi ini berisi menu

aplikasi. Menu dalam aplikasi ini

terdiri dari petunjuk penggunaan,

materi, video pembelajaran, dan soal

evaluasi. Menu petunjuk

penggunaan berisi cara

mengoperasikan mobile learning ini,

menu video pembelajaran terdiri dari

video pembelajaran barisan dan

deret aritmatika, video pembelajaran

barisan dan deret geometri, video

pembelajaran pola bilangan. Menu

materi terdiri dari penerapan barisan

aritmatika, penerapan deret

aritmatika,penerapan barisan

geometri, penerapan deret geometri,

penerapan deret geometri tak hingga.

Gambar menu utama pada aplikasi

mobile learning terdapat pada

Gambar 4.

Gambar 2 Unsur Auditori pada

Aplikasi Mobile Learning

Page 16: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

16

2) Menu Petunjuk Penggunaan

Menu petunjuk penggunaan

berisi informasi mengenai aplikasi

mobile learning ini. Petunjuk

penggunaan diberikan supaya siswa

lebih mudah mengoperasikan aplikasi

ini. Tampilan petunjuk penggunaan

tampak pada Gambar 5.

3) Menu Video Pembelajaran

Menu video pembelajaran

pada aplikasi ini berisi seluruh materi

barisan dan deret yang terdiri dari 3

pokok bahasan. Siswa dapat

mempelajari materi ini dengan cara

mengamati dan juga mendengar musik

yang ada pada video. Pembelajaran ini

memakai media dalam bentuk video

agar proses belajar siswa lebih

menarik dan tidak membosankan.

4) Materi

Materi pada aplikasi ini berisi

penerapan dalam setiap bub bab, yaitu

penerapan barisan aritmatika,

penerapan deret aritmatika,penerapan

barisan geometri, penerapan deret

geometri, penerapan deret geometri tak

hingga. Penerapan ini diberikan agar

siswa selain paham materi secara

kognitif, siswa juga dapat mengetahui

penerapan barisan dan deret dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini juga

beriringan dengan pembelajaran

kontekstual atau yang berhubungan

dengan lingkungan kehidupan.

5) Soal Evaluasi

Soal evaluasi pada aplikasi ini

berisi soal latihan yang dapat

digunakan siswa sebagai sarana

latihan dan dapat dikerjakan langsung

pada aplikasi ini. Setelah siswa

mengerjakan soal latihan, siswa dapat

saling memberikan komentar dan

masukan dengan teman yang lainnya

karena aplikasi ini dipergunakan

dalam bentuk online sehingga apabila

salah satu siswa menjawab akan

dapat dilihat lalu diberi masukan oleh

siswa yang lain. Tampilan menu

latihan soal tampak pada Gambar 6.

Gambar 6 Tampilan Menu Latihan Soal

Gambar 4 Menu Utama Pada Aplikasi Mobile Learning

Page 17: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

17

4. Implementation (Implementasi)

a. Validitas Ahli

Validasi ahli adalah tahap untuk

validasi aplikasi mobile learning oleh

validator. Proses validasi menggunakan

instrumen yang telah disiapkan dan telah

disetujui oleh dosen pembimbing.

Penilaian validasi aplikasi dilihat dari dua

aspek yaitu aspek materi dan juga aspek

tampilan. Lembar penilaian validasi ini

terdiri dari 20 indikator dan setiap aspek

terdiri dari 10 indikator. Validasi

dilaksanakan dengan tujuan agar aplikasi

yang telah dikembangkan mendapat

masukan dari validator yang memang ahli

dalam bidangnya dan sebagai bukti bahwa

aplikasi sudah layak untuk digunakan

dalam penelitian.

Kritik dan saran yang diberikan

validator menjadi landasan dalam revisi

aplikasi yang pertama. Saran dan kritik

yang diberikan oleh validator diuraikan

pada Tabel 8.

Tabel 8 Daftar Saran dan Kritik

Pemberi Saran Saran dan Kritik

Validator 1

1. Gambar pada materi

sebaiknya diperbaiki agar

sesuai dengan kurikulum

2013 yang lebih

menekankan pada

kehidupan sehari-hari.

2. Background tampilan

sebaiknya diganti karena

terlalu gelap dan

membuat siswa tidak

semangat belajar. Lebih

baik diganti warna yang

cerah.

3. Ukuran huruf dalam

setiap materi sebaiknya

diperbesar agar tidak

terlalu kecil pada

tampilan smartphone.

Validator 2

Video pembelajaran

sebaiknya membuat sendiri

dengan langkah-langkah 5M

sesuai dengan kurikulum

2013.

Validator 3

Perbaiki video karena sering

terjadi kegagalan dalam

memutar video.

Gambar 5 Menu Petunjuk Penggunaan Pada Aplikasi Mobile Learning

Page 18: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

18

b. Revisi Produk

Revisi produk ini disesuaikan dengan

kritik dan saran yang diberikan oleh

validator. Saran, kritik dan tindak lanjut

diuraikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Saran, Kritik dan Tindak Lanjut

Saran dan Kritik Tindak Lanjut

Gambar pada materi

sebaiknya diperbaiki

agar sesuai dengan

kurikulum 2013 yang

lebih menekankan

pada kehidupan

sehari-hari.

Gambar pada materi

diubah dan soal cerita

pada materi

disesuaikan dengan

kurikulum 2013.

Background tampilan

sebaiknya diganti

karena terlalu gelap

dan membuat siswa

tidak semangat

belajar. Lebih baik

diganti warna yang

cerah

Background tampilan

diganti tema

alamdengan warna

hijau muda sehingga

warna lebih cerah.

Ukuran huruf dalam

setiap materi

sebaiknya diperbesar

agar tidak terlalu kecil

pada tampilan

smartphone.

Memperbaiki tulisan

yang salah ketik dan

memperbesar ukuran

huruf agar lebih jelas.

Video pembelajaran

sebaiknya membuat

sendiri dengan

langkah-langkah 5M

sesuai dengan

kurikulum 2013.

Membuat video

pembelajaran sesuai

materi dengan

langkah 5M dan

disertai membuat

backsound dalam

video agar tidak

monoton.

Perbaiki video karena

sering terjadi

kegagalan dalam

memutar video.

Memperbaiki video

dengan ukuran yang

lebih kecil agar

mudah dalam

memutar video.

Kritik dan saran telah diberikan oleh

validator dan telah direvisi. Revisi aplikasi ini

meliputi revisi background, kata-kata,dan

kelengkapan aplikasi. Hasil akhirnya adalah

ketika masing-masing validator sudah merasa

cukup dan layak dipakai dalam penelitian.

Observasi terhadap respons siswa terhadap

aplikasi mobile learning yang telah

dikembangkan digunakan untuk mengetahui

seberapa besar aplikasi tersebut efektif untuk

siswa kelas X IPS 1.1 yang merupakan subjek

dari penelitian ini. Respons siswa diperoleh

dengan menggunakan instrumen lembar

pendapat siswa dan dengan soal pretest dan

posttest. Instrumen lembar pendapat siswa terdiri

dari 5 indikator. Soal pretest dan posttest terdiri

dari 10 soal pilihan ganda untuk mengetahui

peningkatan belajar siswa sebelum dan sesudah

menggunakan aplikasi mobile learning. Sebelum

materi barisan dan deret diajarkan, terlebih

dahulu siswa diberikan soal pretest. Setelah 2

minggu siswa menggunakan aplikasi mobile

learning, siswa diberikan lembar pendapat siswa

untuk memberikan masukan mengenai aplikasi

yang dikembangkan dan setelah materi barisan

dan deret selesai diajarkan oleh peneliti, siswa

diberikan posttest.

5. Evaluation (Evaluasi)

Tahap ini bertujuan untuk mengevaluasi

prestasi siswa, strategi, dan aplikasi yang

dikembangan sehingga setelah kegiatan

evaluasi dapat dilakukan revisi untuk

memperbaiki aplikasi yang dikembangkan

dan telah diujicobakan. Hasil evaluasi adalah

sebagai berikut.

a. Analisis data validasi

Analisis data kevalidan dilakukan

berdasarkan hasil penilaian validator

menggunakan lembar instrumen penilaian

validasi aplikasi. Analisis data kevalidan

terdiri dari dua aspek yaitu aspek materi

dan aspek tampilan. Berikut penjelasan

pada masing-masing aspek.

1) Aspek materi

Lembar penilaian aspek materi terdiri

dari 10 indikator. Berdasarkan

penilaian validator pada aspek materi

diperoleh skor rata-rata 41 dengan

rerata skor untuk semua aspek sebesar

4,1 dengan kategori valid.

2) Aspek tampilan

Lembar penilaian aspek materi terdiri

dari 10 indikator. Berdasarkan

penilaian validator pada aspek materi

diperoleh skor rata-rata 47 dengan

dengan rerata skor untuk semua aspek

sebesar 4,7 dengan kategori valid.

Page 19: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

19

b. Analisis data keefektifan

Keefektifan aplikasi mobile learning ini

dinilai berdasarkan hasil lembar pendapat

siswa serta hasil posttest siswa.

Berdasarkan pretest dan posttest yang

sudah dilakukan, diketahui nilai-nilai

pada setiap kelas terdapat pada Tabel 11

Tabel 10 Data Nilai

Pretest Posttest

Jumlah

Skor

Rata-

rata

Jumlah

Skor

Rata-

rata

X IPS 1.1 1.230 51,25 2210 92,08

X IPS 2.1 1440 62,61 2110 91,73

Data hasil belajar pretest dan

posttest siswa yang telah terkumpul,

kemudian dianalisis signifikansi

peningkatannya dari nilai pretest yang

dihitung dengan rumus N-Gain berikut.

Melalui rumus N-Gain tersebut,

dapat dihitung peningkatan kelas X IPS

1.1 adalah sebesar 0,84 dan termasuk

klasifikasi peningkatan tinggi.

Peningkatan kelas X IPS 2.1 adalah

sebesar 0,77 dan termasuk klasifikasi

peningkatan tinggi.Peningkatan yang

cukup signifikan dan klasifikasi

peningkatan tinggi pada kelas X IPS 1.1

yang diberikan aplikasi, dapat dikatakan

bahwa aplikasi mobile learning ini

efektif bagi siswa kelas X.

Berdasarkan hasil lembar pendapat

siswa diperoleh hasil bahwa aplikasi

mobile learning android pada materi

barisan dan deret memiliki tampilan

yang menarik. Siswa menyatakan bahwa

aplikasi ini menarik karena dilengkapi

dengan gambar, warna, video, soal

evaluasi serta tampilan menu yang

memudahkan dalam belajar. Aplikasi ini

juga menarik minat belajar siswa dan

memudahkan dalam belajar karena

menurut siswa materi dalam aplikasi ini

mudah dipelajari, lengkap, petunjuk

yang diberikan jelas serta tidak

membosankan karena siswa dapat

belajar dimana saja dan kapan saja.

Seluruh siswa yang menggunakan

aplikasi ini menyatakan setuju apabila

aplikasi ini disusun untuk materi

pelajaran lain dengan alasan menambah

wawasan baru dan sangat bermanfaat.

Siswa memberikan respons positif

terhadap aplikasi yang dikembangkan

sehingga dapat dinyatakan bahwa

aplikasi mobile learning pada materi

barisan dan deret efektif untuk

digunakan sebagai sarana belajar siswa.

c. Analisis data kepraktisan

Kepraktisan aplikasi ditentukan

berdasarkan hasil analisis data

kepraktisan menggunakan lembar

instrumen kepraktisan aplikasi.

Responden dari instrumen kepraktisan

aplikasi ini adalah guru matematika kelas

X dan dua mahasiswa pendidikan

matematika. Berdasarkan analisis data

kepraktisan diperoleh rata-rata 48,33

dengan rerata skor untuk semua aspek

adalah 4,83 dan termasuk dalam kategori

valid.

Pembahasan

1. Validitas Aplikasi Mobile Learning

Penelitian ini mengembangkan aplikasi

mobile learning matematika pada materi barisan

dan deret. Proses pembuatan dilaksanakan

sesuai dengan alur model pengembangan

ADDIE yang terdiri dari 5 tahapan. Aplikasi ini

telah disetujui oleh validator dan setelah

memperoleh hasil, aplikasi ini diuji cobakan.

Uji coba aplikasi ini dilaksanakan dua kali yang

pertama adalah uji coba terbatas dengan 3

subjek dan kemudian diujicobakan dengan 24

subjek.

Aplikasi mobile learning matematika

pada materi barisan dan deret ini digunakan

sebagai sarana belajar mandiri dengan

memanfaatkan smartphone dengan sistem

operasi android yang dimiliki siswa sehingga

dapat digunakan untuk belajar dimana saja dan

Page 20: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

20

kapan saja. Aplikasi ini dilengkapi dengan

gambar, video dan soal latihan agar lebih

menarik dan dapat membantu belajar siswa.

Penilaian dalam aplikasi ini dibagi menjadi dua

aspek yaitu aspek materi dan aspek media, dan

dari proses penilaian diperoleh kritik dan saran

yang membangun. Hasil penelitian digunakan

sebagai landasan dalam revisi aplikasi agar

menjadi lebih baik lagi.

Revisi aplikasi terkait dengan aspek

tampilan seperti penggunaan kata, kalimat,

ukuran huruf, penambahan petunjuk pengunaan,

sistematika penyusunan dan gambar yang

terdapat dalam aplikasi yang belum sempurna.

Aplikasi kemudian dirubah sesuai dengan saran

validator untuk memperbaiki sistematika

penyusunan, memperbaiki tulisan, kata maupun

kalimat serta memperbaiki gambar yang

terdapat dalam aplikasi. Berdasarkan hasil

validasi aplikasi aspek materi diperoleh skor

rata-rata 41 dengan rerata skor untuk semua

aspek sebesar 4,1 dengan kategori valid.

Penilaian aplikasi tidak hanya dari aspek materi

tetapi juga dari aspek tampilan. Hasil penelitian

aspek tampilan diperolehdiperoleh skor rata-rata

47 dengan dengan rerata skor untuk semua

aspek sebesar 4,7 dengan kategori valid. Secara

keseluruhan berdasarkan aspek tampilandan

aspek materi aplikasi mobile learning

matematika pada materi barisan dan deret

dikatakan valid.

2. Keefektifan Aplikasi Mobile Learning

a. Data hasil belajar pretest dan posttest

Data hasil belajar pretest dan

posttest siswa yang telah terkumpul,

kemudian dianalisis signifikansi

peningkatannya dari nilai pretest

yangdihitung dengan rumus N-Gain.

Melalui rumus N-Gain tersebut, dapat

dihitung peningkatan kelas X IPS 1.1

adalah sebesar 0,84 dan termasuk

klasifikasi peningkatan tinggi. Peningkatan

kelas X IPS 2.1 adalah sebesar 0,77 dan

termasuk klasifikasi peningkatan tinggi.

Peningkatan yang cukup signifikan dan

klasifikasi peningkatan tinggi pada kelas X

IPS 1.1 yang diberikan aplikasi, dapat

dikatakan bahwa aplikasi mobile learning

ini efektif bagi siswa kelas X.

Berdasarkan data diatas, diketahui

bahwa rata-rata hasil belajar posttest lebih

baik dari pada rata-rata hasil belajar pretest

dan mengalami peningkatan. Rata-rata

peningkatan hasil belajar siswa-siswi kelas

X IPS 1.1 yang menggunakan aplikasi

mobile learning lebih tinggi dari siswa

kelas X IPS 2.1 yang tidak

menggunakannya. Rata-rata peningkatan

hasil belajar siswa terdapat pada Tabel 12.

Tabel 11. Rata-Rata Peningkatan

Hasil Belajar Siswa

Subjek N-Gain Kategori

Kelas X IPS 1.1

(Menggunakan mobile

learning)

0,84 Tinggi

Kelas X IPS 2.1 (Tidak

menggunakan mobile

learning)

0,77 Tinggi

Peningkatan hasil belajar siswa kelas X IPS

1.1 yang menggunakan aplikasi termasuk

dalam kategori tinggi sedangkan siswa X IPS

2.1 yang tidak menggunakan aplikasi termasuk

dalam kategori tinggi juga, namun apabila

dilihat dari peningkatannya, siswa kelas X IPS

1.1 yang menggunakan aplikasi lebih tinggi

dari siswa X IPS 2.1 yang tidak menggunakan

aplikasi. Dapat disimpulkan bahwa aplikasi

mobile learning pada materi barisan dan deret

efektif digunakan sebagai suplemen belajar.

b. Hasil analisis lembar pendapat siswa

Berdasarkan hasil analisis lembar

pendapat siswa dapat disimpulkan bahwa

menurut siswa aplikasi mobile learning

matematika pada materi barisan dan deret

memiliki tampilan yang menarik. Siswa

menyatakan bahwa aplikasi ini menarik

karena dilengkapi dengan gambar, warna,

video, soal evaluasi serta tampilan menu

yang memudahkan dalam belajar. Aplikasi

ini juga menarik minat belajar siswa dan

memudahkan dalam belajar karena menurut

siswa materi dalam aplikasi ini mudah

dipelajari, lengkap, petunjuk yang diberikan

jelas serta tidak membosankan karena siswa

Page 21: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

21

dapat belajar dimana saja, dapan saja, lebih

fleksibel dan simple. Seluruh siswa yang

menggunakan aplikasi ini menyatakan setuju

apabila aplikasi ini disusun untuk materi

pelajaran lain dengan alasan menambah

wawasan baru dan sangat bermanfaat. Hasil

analisis lembar pendapat siswa juga

diperoleh masukan dari beberapa siswa yang

menyatakan bahwa tulisan dalam aplikasi

kecil dan materi dalam aplikasi masih sedikit

sulit dipahami karena harus dibaca dengan

teliti. Lembar pendapat siswa terdapat pada

Gambar 7.

Secara keseluruhan dapat

disimpulkan bahwa respons siswa terhadap

aplikasi mobile learning ini sangat positif.

Kesimpulan yang dapat diambil dari data

tersebut adalah bahwa aplikasi mobile

learning matematika pada materi barisan dan

deret efektif dan dapat digunakan sebagai

suplemen dalam belajar.

3. Kepraktisan Pembuatan Aplikasi Mobile

Learning

Kepraktisan aplikasi mobile learning

ini ditentukan berdasarkan hasil analisis

instrumen lembar kepraktisan. Berdasarkan

hasil analisis instrumen lembar kepraktisan

diperoleh rata-rata 48,33 dengan rerata skor

untuk semua aspek adalah 4,83 dan termasuk

dalam kategori tinggi. Menurut guru dan

menurut mahasiswa yang menjadi responden

dalam penelitian ini, aplikasi mobile learning

matematika pada materi barisan dan deret

praktis untuk digunakan dalam belajar karena

siswa dapat belajar dimana saja dan kapan

saja tidak terbatas waktu dan tempat. Secara

umum dapat disimpulkan bahwa respons

mahasiswa dan guru terhadap aplikasi ini

positif dan berdasarkan hasil yang diperoleh

aplikasi mobile learning matematika pada

materi barisan dan deret praktis untuk

digunakan dalam pembelajaran.

Gambar 7 Lembar Pendapat Siswa

Page 22: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

22

Siswa yang menggunakan aplikasi ini memberikan

respons yang positif dan setuju apabila aplikasi ini

disusun untuk materi selanjutnya. Kepraktisan

penggunaan aplikasi mobile learning ditentukan

berdasarkan hasil analisis lembar instrumen

kepraktisan. Berdasarkan hasil penilaian diperoleh

rata-rata 48,33 dengan rerata skor untuk semua

aspek adalah 4,83 dan termasuk dalam kategori

valid. Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan

hasil tersebut adalah aplikasi mobile learning yang

dihasilkan praktis digunakan sebagai sarana

belajar siswa.

Berdasarkan simpulan di atas, maka

penulis berharap aplikasi mobile learning dapat

dikembangkan lebih lanjut untuk semua tingkat

pendidikan dan semua mata pelajaran dan

dikonversi agar dpat digunakan pada semua

platform handphone tidak hanya android. Penulis

juga berharap agar sekolah mengijinkan siswa

membawa handphone atau tablet ke sekolah

sehingga aplikasi mobile learning tidak hanya

digunakan sebagai sarana belajar mandiri tetapi

juga sebagai sarana belajar terbimbing di sekolah.

PENUTUP

Pengembangan aplikasi mobile learning

pada materi barisan dan deret untuk siswa kelas X

ini, berdasarkan latar belakang bahwa dalam

belajar matematika diperlukan media pembelajaran

dan salah satunya adalah mobile learning. Aplikasi

mobile learning dalam penelitian ini

dikembangkan dengan bantuan software blogger

dan konverter appsgeyzer.

Produk yang dihasilkan dalam penelitian

berupa aplikasi mobile learning matematika yang

telah melalui proses validasi. Aplikasi mobile

learning yang dikembangkan dalam penelitian ini

merupakan aplikasi yang digunakan dalam

pembelajaran matematika materi barisan dan deret

untuk siswa kelas X SMA.

Proses pembuatan aplikasi ini berdasakan

tahapan model pengembangan ADDIE. ADDIE

merupakan kepanjangan dari analysis, desain,

development, implementation and evaluation.

Kevalidan aplikasi mobile learning pada materi

barisan dan deret untuk siswa kelas X, ditentukan

melalui hasil analisis lembar instrumen kevalidan

Berdasarkan penilaian validator pada aspek materi

diperoleh skor rata-rata 41 dengan rerata skor

untuk semua aspek sebesar 4,1 dengan kategori

valid. Penilaian aplikasi tidak hanya dari aspek

materi tetapi juga dari aspek tampilan. Hasil

penelitian aspek tampilan diperoleh skor rata-rata

47 dengan dengan rerata skor untuk semua aspek

sebesar 4,7 dengan kategori valid. Kesimpulan

yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah

aplikasi mobile learning yang dihasilkan valid.

Keefektifan aplikasi mobile learning

matematika pada materi barisan dan deret

memenuhi 2 indikator efektif, yaitu :

a. Persentase ketuntasan siswa pada posttest

mengalami peningkatan dari pada persentase

pretest. Rata-rata nilai posttest dan rata-rata

peningkatan siswa kelas X IPS 1.1 yang

menggunakan aplikasi ini lebih tinggi dari

siswa kelas X IPS 2.1 yang tidak

menggunakannya. Kesimpulan yang dapat

diambil berdasarkan hasil tersebut adalah

aplikasi mobile learning yang dihasilkan

efektif digunakan sebagai suplemen belajar

siswa.

b. Hasil analisis lembar pendapat siswa

mendapat respons positif dari siswa. Siswa

menyatakan bahwa aplikasi ini menarik, dapat

digunakan belajar dimana saja, kapan saja dan

setuju apabila aplikasi ini disusun untuk

materi pelajaran lain dengan alasan

menambah wawasan baru dan sangat

bermanfaat. Kesimpulan yang dapat diambil

berdasarkan hasil tersebut adalah aplikasi

mobile learning yang dihasilkan efektif

digunakan sebagai suplemen belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta

: PT Raja Grafindo Persada

Benny A. Pribadi. 2009. Model Desain Sistem

Pembelajaran :Jakarta: Dian Rakyat

Darmawan, Denny. 2012. Teknologi

Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Hamzah, B. Uno. 2010. Model Pembelajaran

Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi

Aksara

Hobri. 2010. Metodologi Penelitian

Pengembangan. Jember: Pena Salsabila

https://www.mmaglobal.com/files/mobileapplicati

ons.pdf

Page 23: Pengembangan Aplikasi Mobile Learning Matematika pada …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9860/2/T1_202012057_Full... · soal pretest dan posttest, lembar kepraktisan dan lembar

23

http://www.unesco.org/new/en/unesco/themes/icts/

m4ed/

Ningtyas Retno. 2014. Handout Pembelajaran

Tematik Gambar Seri untuk Siswa Sekolah

Dasar Kelas III. Skripsi. UKSW

Palupi Evangelista dan Petahudin Sitti. 2010.

Pengembangan Mathematics Mobile

Learning Application (Mmla)-Sistem

Persamaan Linear Dua Variabel (Spldv)

Untuk Siswa Smp Kelas 8. Jurnal.

Universitas Negri Surabaya

Pribadi Benny A. 2009. Model Desain Sistem

Pembelajaran. Jakarta, Dian Rakyat.

Putri Anissa. 2015. Pengembangan Aplikasi

Mobile Learning Matematika pada Materi

Lingkaran Bagi Siswa Kelas VIII SMP N 6

Kota Salatiga. Skripsi. UKSW.

Rostina Sundayana. (2015), Media dan Alat

Peraga dalam Pembelajaran Matematika.

Bandung : Alfabeta

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran

Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Rusman.(2012). Model Model Pembelajaran.

Depok : PT Rajagrafindo Persada.

Rostina Sundayana. (2015). Media dan Alat

Peraga dalam Pembelajaran Matematika.

Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono.2012.METODE PENELITIAN

KUANTITATIF KUALITATIF DAN

R&D.Alfabeta: Bandung

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian.

Bandung: Alfabeta.

www.ericsson.com/res/docs/2014/ericsson-

mobility-report-june-2014.pdf