Pengaruh an Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Pengalokasian Belanja Modal
Pengelolahan Dan Pengalokasian Dana Pendidikan
Transcript of Pengelolahan Dan Pengalokasian Dana Pendidikan
1
PENGELOLAHAN DAN PENGALOKASIAN DANA PENDIDIKAN
Oleh: Erviningsin Setyorini, Guru MTsN
ABSTRAKS
Sumber-sumber pendapatan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha mandiri sekolah , orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain seperti hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, ya-yasan penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta masya-rakat luas.
Untuk menjaga kebocoran atau penyelewengan dana pendidikan diperlukan aturan hukum yang ketat dan penegakan hukum yang konsisten. Disamping itu pengelolah dana pendidikan diharapkan memiliki niat untuk menjaga kebersihan dan kejujuran nurani sebelum menceburkan diri dalam anggaran pendidikan.
Pengalokasian dana pendidikan harus didasarkan pada kebutuhan-kebutu-han yang telah disesuaikan dengan Rencana Anggaran Pembiayaan Sekolah (RAPBS) sehingga tujuan program meningkatkan mutu pendidikan untuk men-cerdaskan rakyat Indoneia tercapai
Kata kunci: Sumber Dana Pendidikan, Pengelolahan Dana Pendidikan,
Pengalokasian Dana Pendidikan
PENDAHULUAN
Biaya pendidikan merupakan komponen penting dalam meningkatkan kua-
litas pendidikan kita. Tuntutan peningkatan kualitas yang diharapkan oleh masya-
rakat dan pemerintah belum sebanding dengan pengorbanan sumber ekonomi da-
lam dunia pendidikan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
tersebut. Masyarakat dan pemerintah memiliki tuntutan yang terlalu tinggi terha-
dap kualitas pendidikan kita, atau dengan kata lain pengorbanan sumber ekonomi
yang digunakan pada dunia pendidikan masih sangat jauh untuk dapat mencapai
kualitas pendidikan sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat dan pemerin-
tah.
Masyarakat pada umumnya masih kurang menyadari akan pentingnya biaya
dalam mencapai kualitas pendidikan yang kita harapkan bersama. Biaya pendidi-
2
kan merupakan kunci pokok dalam perbaikan kualitas pendidikan di Indonesia
dan ini harus benar-benar menjadi komitmen bangsa apabila kita ingin memperba-
iki negeri ini. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah tidak ku-
rang lagi namun demikian hingga kini belum memberikan hasil yang nyata terha-
dap perbaikan kualitas pendidikan kita.
Kualitas pendidikan ditentukan dengan beberapa factor, salah faktor yang
menunjang kamajuan pendidikan adalah dana pendidikan. Ada beberapa sumber
dana pendidikan sekolah atau madrasah yaitu : Bantuan Operasional Sekolah
(BOS), Dana Alokasi Khu-sus (DAK), Dana Rutin Triwulan, Sumbangan Orang
Tua (SOT), Beasiswa untuk siswa dari keluarga miskin, Beasiswa untuk siswa
berprestasi, dana bantuan pem-bangunan dari orang tua siswa, dan dana-dana
lainnya. Berbagai sumber dana pendidikan tersebut, sepertinya belum juga bisa
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Alokasi dana pendidikan yang
dianggap sangat minim, ironisnya dibe-berapa pos terjadi penyelewengan.
Secara terpisah pengamat pendidikan, Arif Rachman, menyatakan kepenti-
ngan komersial para pemilik modal dan kebijakan pemerintah yang tak berpihak
pada rakyat mengakibatkan dunia pendidikan makin carut-marut. “Kepentingan
para pengusaha yang tak didasari pertimbangan nilai kemanusiaan justru menda-
pat dukungan penguasa. Dan, itu menjadikan dunia pendidikan makin mempriha-
tinkan,” katanya. (Sumber data : Suara Merdeka, 12 September 2009).
Hasil audit BPK, enam dari 10 sekolah menyimpangkan dana BOS, ini ber-
arti pengelola dana pendidikan dilakukan oleh oknum maling. Sementara tidak
semua sekolah di Indonesia tersentuh oleh BPK. Apabila semua sekolah di audit
BPK, tentunya akan mendapatkan angka yang lebih besar daripada angka penyim-
pangan hasil penelitian Indonesi Corroption Watch (ICW). Dibeberapa kabupaten
dan kota, kepala daerah dan kepala dinas pendidikan serta pimpinan proyek pendi-
dikan telah masuk bui karena tersandung dana pendidikan. Sedangkan kepala se-
kolah, bendahara sekolah dan oknum-oknum pendidik hampir tidak ada yang ter-
sentuh hukum. Bila dicermati, tidak sedikit oknum-oknum pendidik yang melaku-
kan penyelewengan dana pendidikan di lingkungan sekolah.
3
Adapun tujuan penulisan artikel ini untuk memberikan informasi kepada
masyarakat khususnya pembaca mengenai pengelolahan dan pengalokasian dana
pendidikan dilingkungan sekolah atau madrasah. Dimana pembiayaan pendidikan
baik yang utama atau pendukung utama harus diposisikan untuk pencapaian
pembelajaran yang bermutu.
Penulisan ini diharapkan dapat memberikan konstribusi positip baik kepada
penyelenggara sekolah atau madrasah dan kepada masyarakat khususnya pembaca
mengenai pengelolahan dan pengalokasian biaya pendidikan.
Namun yang menjadi permasalahan apakah penggunaan dana pendidikan
tidak akan mengalami masalah atau kebocoran-kebocoran dari anggaran pendidi-
kan yang besar tersebut?
SUMBER DANA PENDIDIKAN
Kebutuhan dana untuk kegiatan operasional secara rutin dan pengembangan
program sekolah secara berkelanjutan sangat dirasakan setiap pengelola lembaga
pendidikan. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan sekolah semakin banyak
dana yang dibutuhkan. Untuk itu kreativitas setiap pengelola sekolah dalam meng-
gali dana dari berbagai sumber akan sangat membantu kelancaran pelaksanaan
program sekolah baik rutin maupun pengembangan di lembaga yang bersangku-
tan.
Pasal 46 Undang-undang No 20 Tahun 2003 menyatakan pendanaan pen-
didikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pemerintah daerah,
dan masyarakat.Berdasarkan tuntutan kebutuhan di sekolah tersebut utamanya ke-
butuhan pengembangan pembelajaran yang sangat membutuhkan biaya yang rela-
tif banyak, maka sumber pendapatan diupayakan dari berbagai pihak agar mem-
bantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah, disamping sekolah perlu melaku-
kan usaha mandiri yang bisa menghasilkan dana. Hal ini akan terwujud apabila
menajemen sekolah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya di samping kreativitas
sekolah juga menjadi andalan utama.
4
Berbagai perkembangan yang ada di abad 21, (Garner,2004) mengungkap-
kan adanya pengaruh langsung maupun tidak lang-sung dalam meningkatkan per-
olehan keuangan sekolah, yaitu praktek pembukuan yang sesuai dengan akuntan-
sin(accounting), sekolah yang memiliki piagam (charter schools), daya tarik seko-
lah(magnet school), privatisasi sekolah (the privatization of school), vouchers, sis-
tem yang terbuka dalam mengelola sekolah (opensystems), dan manajemen berda-
sarkan kondisi riil sekolah (site-based management).
Sumber-sumber pendapatan sekolah bisa berasal dari pemerintah, usaha
mandiri sekolah , orang tua siswa, dunia usaha dan industri, sumber lain seperti
hibah yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, yaya-
san penyelenggara pendidikan bagi lembaga pendidikan swasta, serta masyarakat
luas. Berikut ini disajikan rincian masing-masing sumber pendapatan sekolah.
Sumber keuangan dari pemerintah bisa berasal dari pemerintah pusat, peme-
rintah kabupaten/ kota. Sumber keuangan pendidikan yang berasal dari pemerin-
tah pusat dialokasikan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN),
sedangkan yang berasal dari pemerintah kabupaten dan kota dialokasi-kan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah(APBD). Selanjutnya melalui kebijakan
pemerintah yang ada, di tahun 2007 di dalam pengelolaan keuangan dikenal sum-
ber anggaran yang disebut Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA meli-
puti Administrasi Umum, yaitu alokasi dari Pemerintah yang bersumber APBN
penerimaan dari pajak , dan Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP) yang ber-
sumber dari dana masyarakat.
Beberapa kegiatan yang merupakan usaha mandiri sekolah yang bisa meng-
hasilkan pendapatan sekolah antara lain : (1) pengelolaan kantin sekolah, (2) pe-
ngelolaan koperasi sekolah, (3) pengelolaan wartel, (4) pengelolaan jasa antar
jemput siswa, (5) panen kebun sekolah, (6) kegiatan yang menarik sehingga ada
sponsor yang memberi dana, (7) kegiatan seminar/ pelatihan/ lokakarya dengan
dana dari peserta yang bisa disisihkan sisa anggarannya untuk sekolah, (8) penye-
lenggaraan lomba kesenian dengan biaya dari peserta atau perusahaan yang seba-
gian dana bisa disisihkan untuk sekolah. Pengelolaan kantin sekolah memiliki
manfaat tersedianya makanan dan minuman yang sehat dan bergizi, harganya
5
yang terjangkau oleh warga sekolah, juga memiliki nilai bisnis yang menguntung-
kan bagi sekolah. Hasil penjualan atau sewa tempat penjualan dikumpulkan se-
hingga menjadi sumber rutin yang diterima pihak sekolah.
Sumber dana yang berasal dari orang tua siswa dapat berupa sumbangan
fasilitas belajar siswa, sumbangan pembangunan gedung, iuran BP3, dan SPP.
Selain itu bisa juga sekolah mengembangkan penggalian dana dalam bentuk:
Amal jariyah, Zakat mal, Uang tasyakkuran, Amal Jumat.
Sumber dana dari dunia usaha dan industri dilakukan melalui kerja sama
dalam berbagai kegiatan, baik bantuan berupa uang maupun berupa bantuan fasi-
litas sekolah. Sumber dana dari masyarakat demikian juga bisa berupa uang mau-
pun berupa bantuan fasilitas sekolah.Untuk memperoleh dana dari berbagai pihak
utamanya dari dana hibah atau block grant, kepala sekolah perlu menyusun propo-
sal yang menggambarkan kebutuhan pengembangan program sekolah. Komponen
proposal dapat disusun sebagai berikut: rumusan visi, misi, dan tujuan sekolah,
identifikasi tantangan nyata yang dihadapi sekolah, sasaran, identifikasi fungsi-
fungsi sasaran, analisis SWOT, alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan,
rencana dan Program Peningkatan mutu, anggaran dan rincian penggunaannya
PENGELOLAHAN BIAYA PENDIDIKAN
Pengertian biaya dalam ekonomi adalah pengorbanan-pengorbanan yang di-
nyatakan dalam bentuk uang, diberikan secara rasional, melekat pada proses pro-
duksi, dan tidak dapat dihindarkan. Bila tidak demikian, maka pengeluaran terse-
but dikategorikan sebagai pemborosan.
Lembaga pendidikan sebagai produsen jasa pendidikan, seperti halnya pada
bidang usaha lainnya menghadapi masalah yang sama, yaitu biaya produksi, tetapi
ada beberapa kesulitan khusus mengenai penerapan perhitungan biaya ini. J.
Hallack mengemukakan tiga macam kesulitan, yaitu berkenaan dengan (1) defini-
si produksi pendidikan, (2) identifikasi transaksi ekonomi yang berhubungan de-
6
ngan pendidikan, dan (3) suatu kenyataan bahwa pendidikan mempunyai sifat se-
bagai pelayanan umum.
Biaya pendidikan dapat dikelolah dalam beberapa cara, antara lain biaya ini
dikategorikan atas (1) biaya langsung dan biaya tidak langsung, (2) biaya sosial
dan biaya privat, dan (3) biaya moneter dan biaya non-moneter.
Dilihat dari luasnya, analisis pengeluaran pendidikan dapat dilakukan secara
keseluruhan dan secara mikro. Studi biaya pendidikan secara keseluruhan atau
nasional menyangkut (1) biaya pendidikan dan produk domestik bruto, dan (2)
unsur-unsur biaya pendidikan. Analisis biaya secara mikro, adalah analisis biaya
pada tingkat lembaga, yaitu pada tingkat distrik/yayasan dan pada tingkat satuan
pendidikan.
Tanpa adanya niat untuk menegakkan aturan secara masif, bukan tidak
mungkin pengelolahan penggunaan dana pendidikan menuai banyak masalah.
Yang selalu harus konsisten dalam menegakkan hukum adalah niat untuk menjaga
kebersihan dan kejujuran nurani. Misalnya, menggunakan dana pendidikan seba-
gai bukan milik pribadi. Ini sikap dasar yang mesti dimiliki sebelum menceburkan
diri dalam anggaran pendidikan. Manusia seringkali rentan terhadap godaan mate-
ri. Manusia terkadang kehilangan nurani, bahkan akal sehat jika sudah berhadapan
dengan persoalan materi. Tidak memandang pangkat, jabatan, maupun kekayaan.
Pengalaman empiris sudah sering kita saksikan di negeri ini. OLeh karena itu,
untuk menjaga kebocoran atau penyelewengan dana pendidikan diperlukan aturan
hukum yang ketat dan penegakan hukum yang konsisten.
Kredibilitas kepala sekolah sebagai pemegang kekuasaan mengelola dana
peendidikan merupakan ujian tersendiri. Kenakalan dan permainan dalam penge-
lolaan dana pendidikan bisa saja terjadi apalagi jika pengawasannya lemah. Bah-
kan bukan mustahil terjadi semacam kolaborasi antara kepala sekolah dan penga-
was.
PENGALOKASIAN BIAYA PENDIDIKAN
7
Ada dua cara untuk mengalokasiakan biaya pendidikan, yaitu (1) memper-
kirakan biaya atas dasar sumber-sumber pembiayaan, dan (2) memperkirakan
biaya atas dasar laporan dari lembaga-lembaga pendidikan.
Cara yang pertama dilakukan dengan cara meneliti laporan dari sumber-
sumber pembiayaan pendidikan. Menurut sifatnya sumber-sumber ini dibedakan
atas (1) pengeluaran yang menyeluruh, dan (2) pengeluaran menurut status, ting-
kat, dan sifatnya. Pengeluaran menyeluruh terdiri atas (a) sumber-sumber peme-
rintah, yang terdiri atas (1) pemerintah pusat, (2) pemerintah daerah, dan (3) ban-
tuan luar negeri. Pengeluaran menurut status dan sifatnya. Menurut statusnya pe-
ngeluaran dibedakan atas pengeluaran dari lembaga pendidikan pemerintah dan
pengeluaran pendidikan swasta. Kemudian menurut tingkatnya, yaitu TK, SD,
SLTP, SLTA (SMU dan SMK), dan perguruan tinggi. Selanjutnya menurut sifat-
nya pengeluaran dibedakan atas pengeluaran berulang, pengeluaran modal, dan
pengeluaran lainnya.
Cara yang kedua, ialah menggunakan secara langsung laporan dari lembaga-
lembaga pendidikan. Untuk keperluan membuat perkiraan tersebut harus dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikut. Yang pertama, dan yang terpenting adalah harus ada
laporan dari lembaga-lembaga pendidikan. Kedua, laporan tersebut harus dibuat
menurut pola standar fungsional yang seragam. Ketiga, laporan harus memperli-
hatkan keseluruhan biaya operasi dari lembaga tersebut.
Pemilihan unit-unit untuk penetapan biaya dilakukan dengan cara menghi-
tung biaya: per lulusan, biaya menurut tingkatan pendidikan, biaya unit per anak
didik, rata-rata biaya kehadiran sehari-hari, biaya modal per tempat, biaya rata-
rata per kelas, dan biaya berulang rata-rata per pendidik.
Proyeksi biaya unit meliputi pembiayaan modal dan biaya berulang. Untuk
itu perlu memperkirakan luasnya akibat tujuan kuantitatif dan kualitatif dalam
memperhitungkan rata-rata biaya unit berulang untuk tahun yang bersangkutan.
Cost Benefit Analysis. Banyak pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan
penerimaan keuangan pendidikan, namun dalam pelaksanaannya pendekatan-
pendekatan tersebut memiliki berbagai persamaan.
8
Sumber-sumber dana pendidikan antara lain meliputi: Anggaran rutin
(DIK); Anggaran pembangunan (DIP); Dana Penunjang Pendidikan (DPP); Dana
BP3; Donatur; dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak yang terkait. Pe-
ndanaan pendidikan pada dasarnya bersumber dari pemerintah, orang tua dan ma-
syarakat (pasal 33 No. 2 tahun 1989).Sejalan dengan adanya Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), sekolah dapat menggali dan mencari sumber-sumber dana dari
pihak masyarakat, baik secara perorangan maupun secara melembaga, baik di da-
lam maupun di luar negeri, sejalan dengan semangat globalisasi.
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber itu perlu digunakan untuk kepen-
tingan sekolah, khususnya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Sehubungan dengan itu, setiap perolehan dana, pengeluarannya harus didasarkan
pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan dengan rencana anggaran pem-
biayaan sekolah (RAPBS).
KESIMPULAN
Kualitas pendidikan ditentukan dengan beberapa factor, salah faktor yang
menunjang kamajuan pendidikan adalah dana pendidikan. Sumber keuangan dari
pemerintah bisa berasal dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten/ kota. Sum-
ber keuangan pendidikan yang berasal dari pemerin-tah pusat dialokasikan mela-
lui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan yang berasal
dari pemerintah kabupaten dan kota dialokasi-kan melalui Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah(APBD). Selanjutnya melalui kebijakan pemerintah yang ada,
di tahun 2007 di dalam pengelolaan keuangan dikenal sumber anggaran yang di-
sebut Dana Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). DIPA meliputi Administrasi
Umum, yaitu alokasi dari Pemerintah yang bersumber APBN penerimaan dari
pajak , dan Penerimaan Negara Bukan Pajak(PNBP) yang ber-sumber dari dana
masyarakat.
Biaya pendidikan dapat dikelolah dalam beberapa cara, antara lain biaya ini
dikategorikan atas (1) biaya langsung dan biaya tidak langsung, (2) biaya sosial
dan biaya privat, dan (3) biaya moneter dan biaya non-moneter. Banyak pendeka-
9
tan yang digunakan dalam pengelolaan penerimaan keuangan pendidikan, namun
dalam pelaksanaannya pendekatan-pendekatan tersebut memiliki berbagai
persamaan.
Ada dua cara untuk mengalokasiakan biaya pendidikan, yaitu (1) memper-
kirakan biaya atas dasar sumber-sumber pembiayaan, dan (2) memperkirakan
biaya atas dasar laporan dari lembaga-lembaga pendidikan. Pengalokasian dana
pendidikan harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang telah disesuaikan
dengan Rencana Anggaran Pembiayaan Sekolah (RAPBS) sehingga tujuan
program meningkatkan mutu pendidikan untuk mencerdaskan rakyat indoneia
tercapai
DAFTAR PUSTAKA
(Sumber http://estib3.blogspot.com/2009/09/pendidikan-nasional-carut-marut-kemana.html, diakses 25 Oktober 2010 )
(Sumber http://www.penapendidikan.com/tantangan-mengelola-dana-bos.html, diakses 25 Oktober 2010)
( Sumber http://niesya07.wordpress.com/2009/05/24/pembiayaan-pendidikan-13/diakses 26 Oktober 2010 )
(Sumber http://blog.unila.ac.id/radengunawans/category/materi-kuliah/pascasarjana/manajemen-dan-pembiayaan-pendidikan/diakses 26 Oktober 2010 )
(Sumber http://www.khusnuridlo.com/2010/07/sumber-sumber-pendapatan-sekolah.html diakses 26 Oktober 2010)
(Sumber http://repository.unand.ac.id/847/1/artikel_DIPA_RONI_EKA_PUTRA_2009.
doc&chrome=true
(Sumber http://pengawas20.wordpress.com/artikel/ diakses 26 Oktober 2010)