PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH...

167
i PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DALAM UPAYA MENGUBAH STATUS MUSTAHIQ MENJADI MUZAKKI (Studi Kasus Pada Pos Kemanusiaan Peduli Umat PKPU Jawa Tengah) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I) Jurusan Manajemen Dakwah (MD) Hasan Asy’ari Syaikho 071311016 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

Transcript of PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH...

Page 1: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

i

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH

DALAM UPAYA MENGUBAH STATUS MUSTAHIQ

MENJADI MUZAKKI

(Studi Kasus Pada Pos Kemanusiaan Peduli Umat PKPU Jawa Tengah)

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Mencapai Derajat Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I)

Jurusan Manajemen Dakwah (MD)

Hasan Asy’ari Syaikho

071311016

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

ii

ABSTRAKSI

Nama: Hasan Asy’ari Syaikho, 71311016. Judul: Pengelolan Zakat, Infaq

Dan Shodaqoh Dalam Upaya Mengubah Status Mustahiq Menjadi Muzakki.

(Studi Kasus pada Pos Kemanusiaan Peduli Umat PKPU Jawa Tengah).

Dari judul skripsi tersebut, penelitian difokuskan pada dua permasalahan

yaitu bagaimana pengelolaan zakat, infaq, dan shodaqoh pada PKPU Jawa Tengah

dan bagaimana proses mengubah status mustahiq menjadi muzakki yang

dilakukan PKPU Jawa Tengah. Bertitik tolak dari permasalahan tersebut

penelitian ini bertujuan untuk memahami pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh

pada PKPU Jawa Tengan dan untuk memahami proses mengubah status mustahiq

menjadi muzakki yang dilakukan PKPU Jawa Tengah.

Peneliti menggunakan beberapa metode yang dianggap relevan untuk

menggali data, menganalisis dan menarik sebuah kesimpulan dari persoalan

tersebut. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), dan

menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun sumber data yang dipakai peneliti

adalah data primer yaitu pengurus PKPU Jawa Tengah; data sekunder yaitu

dokumen-dokumen, foto-foto, dan perundang-undangan. Dari sumber data

tersebut peneliti berusaha mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dengan cara

wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukan pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh pada

PKPU Jawa Tengah, dalam pelaksanaannya sesuai dengan syari’at Islam dan

instruksi pemerintah. Hal ini diatur dalam Undang-undang Nomor 38 tahun 1999

tentang Pengelolaan Zakat. Dalam pendayagunaan dana ZIS kepada mustahiq

PKPU Jawa Tengah memprioritaskan fakir miskin dan mustahiq yang bersifat

darurat yang perlu penanganan cepat seperti korban bencana. Sedangkan dalam

proses mengubah status mustahiq menjadi muzakki yang dilakukan PKPU Jawa

Tengah melalui program pemberdayaan mustahiq telah menunjukkan positif yaitu

adanya pertumbuhan ekonomi yang diperoleh. Mereka sudah dapat memenuhi

kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.

Page 3: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

iii

Page 4: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

iv

Page 5: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya

sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk

memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan

lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang

belum/tidak diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, 3 Mei 2012

Yang menyatakan

Hasan Asy’ari Syaikho

NIM: 71311016

Page 6: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

vi

PERSEMBAHAN

Bismillah.....

Kupersembahkan karya ini untuk

orang-orang yang penuh arti dalam hidupku

Ayahku tercinta (Bapak Syihaburromli) dan Ibuku terkasih (Ibu Khoridah)

yang dengan cinta, kasih-sayang dan do’a beliau berdua aku selalu optimis untuk meraih

kesuksesan yang gemilang dalam hidup ini.

Guru-guruku yang telah memberikan ilmunya kepadaku dengan penuh kesabaran dan

ketelatenan.

Adik-adikku (Masrur Bayanul Alam dan Atiek Nazli Rahmatika)

yang selalu memberikan dukungan terhadapku. Dan tak lupa pula keluargaku semua

yang selalu mendoakan kesuksesan buatku.

Sahabat-sahabatku tercinta

yang telah membuat hidupku lebih bermakna dan dinamis.

Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan cinta,

kasih-sayang dan do’anya untukku.

Semoga kita semua termasuk orang-orang yang dapat meraih

kesuksesan dan kebahagiaan dunia-akhirat.

Amin....

Page 7: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

vii

MOTTO

.

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan

Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. At-Taubah: 103)

Page 8: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shodaqoh

Dalam Upaya Mengubah Status Mustahiq Menjadi Muzakki”, (Studi Kasus Pos

Kemanusiaan Peduli Umat Jawa Tengah) tanpa mengalami hambatan yang

berarti.

Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Nabiyullah Agung

Muhammad SAW, pembawa risalah kebenaran, petunjuk arah dari dunia penuh

kegelapan, kedholiman, kepada dunia terang benderang, penuh hidayah dan

berkah. Semoga dengan sholawat ini, penulis memperoleh syafaat beliau dari

dunia sampai yaumil qiyamah. Amin.

Penulisan hasil penelitian ini merupakan sebagian dari sekian syarat-syarat

guna menyelesaikan gelar sarjana Strata Satu (S.Sos.I) di Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa

skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan

dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

peneliti mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak

yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus peneliti

sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M. Ag., selaku Rektor IAIN Walisongo

Semarang.

2. Bapak Dr. Muhammad Sulthon, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah

IAIN Walisongo Semarang.

3. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah IAIN Walisongo

Semarang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk membahas dan

mengkaji masalah ini.

Page 9: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

ix

4. Bapak Dr. Muhammad Sulthon, M. Ag., selaku pembimbing I dan Bapak Dr.

Moh. Fauzi, M. Ag., selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu,

tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Thohir Yuli Kusmanto, S. Sos., M. SI., selaku dosen wali studi.

6. Seluruh Dosen, karyawan dan civitas akademika Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang yang telah berpartisipasi memberikan support terhadap

penulis.

7. Ayah, Ibu tercinta dan adik-adikku serta keluargaku yang aku cintai,

semuanya yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan baik material

maupun spiritual sampai selesainya skripsi ini.

8. Abah Dr. H. Awaluddin Pimay, Lc., M. Ag., dan se-keluarga (Ibu Wardah,

Irham, Ilham dan Idham), ucapkan terima kasih yang tak terhingga atas

dukungannya, baik moril maupun materiil. Hanya Allah SWT. yang mampu

membalas kebaikannya.

9. Sahabat-sahabat keluarga besar MD (Manajemen Dakwah) 2007 yang telah

menghibur penulis & selalu memotifasi penulis. Semoga perjuangan kita akan

memberikan kesuksesan.

10. Keluarga besar Graha Walisongo Semarang yang tidak bisa penulis sebutkan

satu persatu yang telah memotivasi dan memberikan pernak-pernik perjalanan

hidup penulis dalam menuntut ilmu di IAIN Walisongo Semarang.

11. Dan semua pihak yang memberikan bantuan berupa pemikiran maupun

motivasi kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih atas

semuanya.

Semoga Allah SWT melimpahkan anugerah cinta-Nya pada kita semua.

Sehingga kita memiliki hati yang senantiasa bersih, lapang dan dipenuhi oleh aura

cinta-Nya yang murni. Sebagai manusia yang tak luput dari salah dan dosa,

penulis pun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan saran

dan kritik konstruktif demi penyempurnaan skripsi ini.

Page 10: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

x

Akhirnya, walaupun dengan beberapa ketidak sempurnaan, penulis berharap

skripsi ini menjadi sumber informasi yang bermanfaat bagi penulis khususnya,

dan bagi masyarakat luas secara umum, dengan izin-Nya.

Semarang, 3 Mei 2012

Penulis

Hasan Asy’ari Syaikho

Page 11: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

ABSTRAKSI ............................................................................................................. ii

NOTA PEMBIMBING .............................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iv

PERNYATAAN ......................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN ...................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.................................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 8

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 8

1.4. Tinjauan pustaka ................................................................................. 9

1.5. Metode penelitian ............................................................................... 12

1.6. Metode Analisis .................................................................................. 16

1.7. Sistematika Penulisan ......................................................................... 17

BAB II. DAKWAH, ZAKAT, DAN PENGELOLAANNYA SERTA

PERUBAHAN STATUS MANUSIA DALAM DAKWAH ZAKAT

2.1. Konsep Dakwah dan Zakat ................................................................. 19

2.1.1. Dakwah ................................................................................... 19

2.1.1.1. Pengertian Dakwah ................................................... 19

2.1.1.2. Dasar Hukum Dakwah ............................................. 20

2.1.1.3. Fungsi Dakwah ......................................................... 21

2.1.1.4. Unsur-unsur Dakwah ................................................ 22

Page 12: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

xii

2.1.2. Konsep Zakat .......................................................................... 29

2.1.2.1. Pengertian Zakat ....................................................... 29

2.1.2.2. Pengertian Infaq dan Shodaqoh ................................ 30

2.1.2.3. Dasar Hukum Zakat .................................................. 31

2.1.2.4. Macam-macam Zakat ............................................... 33

2.1.2.5. Syarat-syarat Zakat dan Wajib Zakat ....................... 36

2.1.2.6. Golongan yang Berhak Menerima Zakat ................. 38

2.1.2.7. Sanksi ....................................................................... 41

2.1.2.8. Fungsi Zakat ............................................................. 41

2.1.3. Zakat sebagai Pesan Dakwah.................................................. 43

2.2. Perubahan Status Manusia dalam Dakwah Zakat .............................. 47

2.2.1. Pengertian Perubahan ............................................................. 47

2.2.2. Unsur Manusia dalam Dakwah Zakat..................................... 49

2.2.3. Proses Perubahan Status Manusia dalam Dakwah Zakat ....... 54

2.3. Konsep Pengelolaan Zakat ................................................................ 57

2.3.1. Pengertian Pengelolaan Zakat................................................. 57

2.3.2. Pengumpulan Zakat ................................................................ 60

2.3.3. Pendayagunaan Zakat ............................................................. 62

2.3.4. Pengawasan Zakat .................................................................. 68

2.3.5. Lembaga Pengelolaan Zakat ................................................... 70

BAB III. GAMBARAN UMUM PKPU JAWA TENGAH DAN

PENGELOLAAN ZIS DALAM UPAYA MENGUBAH STATUS

MUSTAHIQ MENJADI MUZAKKI

3.1. Gambaran Umum PKPU Jawa Tengah .............................................. 74

3.1.1. Sejarah PKPU ......................................................................... 74

3.1.2. Visi dan Misi PKPU Jawa Tengah ......................................... 76

3.1.3. Program Kerja PKPU Jawa Tengah ....................................... 77

3.1.4. Struktur Organisasi PKPU Jawa Tengah ................................ 81

Page 13: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

xiii

3.2. Pengelolaan ZIS pada PKPU Jawa Tengah ........................................ 82

3.2.1. Proses Pengumpulan Dana ZIS pada PKPU Jawa

Tengah .................................................................................... 82

3.2.2. Proses Pendayagunaan Dana ZIS pada PKPU Jawa

Tengah .................................................................................... 86

3.3. Perubahan Status Mustahiq menjadi Muzakki yang dilakukan

PKPU Jawa Tengah ............................................................................ 96

3.3.1. Kriteria Mustahiq .................................................................... 96

3.3.2. Kriteria Muzakki ..................................................................... 98

3.3.3. Proses Mengubah Status Mustahiq Menjadi Muzakki ........... 101

BAB IV. ANALISIS PENGELOLAAN ZIS DALAM UPAYA MENGUBAH

STATUS MUSTAHIQ MENJADI MUZAKKI PADA PKPU JAWA

TENGAH

4.1. Analisis Pengelolaan ZIS pada PKPU Jawa Tengah .......................... 115

4.2. Analisis Proses Mengubah Status Mustahiq Menjadi Muzakki yang

dilakukan PKPU Jawa Tengah ............................................................. .127

BAB V. PENUTUP

5.1. KESIMPULAN .................................................................................. 135

5.2. SARAN – SARAN ............................................................................. 137

Page 14: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

xiv

DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN

Daftar Tabel Halaman

Tabel 1 Program kerja PKPU Jawa Tengah tahun 2011 77

Tabel 2 Alokasi anggaran program PKPU Jawa Tengah tahun2010 dan 2011 94

Tabel 3 Penerimaan ZIS PKPU Jawa Tengah tahun 2010 dan 2011 100

Tabel 4 Daftar KSM PKPU Jawa Tengah masih dalam pendampingan 105

Tabel 5 Daftar KSM PKPU Jawa Tengah yang sudah mandiri 106

LAMPIRAN

Lampiran 1. Jenis zakat dan ketentuan wajib zakat.

Lampiran 2. Foto-foto.

Page 15: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

1

PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DALAM

UPAYA MENGUBAH STATUS MUSTAHIQ MENJADI MUZAKKI

(Studi Kasus Pada Pos Kemanusiaan Peduli Umat PKPU Jawa Tengah)

1.1. Latar Belakang

Kita melihat Islam muncul sebagai sistem nilai yang mewarnai

perilaku ekonomi masyarakat Muslim kita. Dalam hal ini, zakat memiliki

potensi strategis yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen

pemerataan pendapatan bangsa Indonesia. Sehingga diharapkan bisa

mempengaruhi aktivitas ekonomi nasional, khususnya penguatan

pemberdayaan ekonomi umat.

Di masyarakat kita terutama masyarakat Islam yang hidup di Jawa

Tengah, pengetahuan, kesadaran dan pengalaman terhadap perintah untuk

berzakat masih lemah (http://www.pkpu.or.id/2009/08/31). Misalnya

pemahaman tentang lembaga zakat, pemahaman mengenai konsepsi fikih

zakat yang masih menggunakan perumusan para ahli beberapa abad yang

lalu, yang dipengaruhi oleh situasi dan kondisi (setempat) masa itu. Dalam

perekonomian modern perumusan tersebut banyak yang tidak tepat lagi

dipergunakan mengatur zakat dalam masyarakat modern sekarang ini, seperti

sektor industri dan pelayanan jasa, tidak tertampung oleh fikih zakat yang

telah ada itu. Akibatnya, karena kurang paham, umat Islam kurang pula

melaksanakan zakat (Ali, 1988: 53).

1

Page 16: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

2

Di samping kesadaran yang makin tumbuh dalam masyarakat tentang

pelaksanaan zakat, masyarakat ada juga sikap kurang percaya terhadap

penyelenggaraan zakat. Selain itu, masih ada kebiasaan para wajib zakat

terutama di pedesaan, menyerahkan zakatnya tidak kepada kedelapan

golongan atau beberapa dari delapan golongan yang berhak menerima zakat,

tetapi kepada para pemimpin agama setempat. Pemimpin agama ini (kiai atau

anjengan) tidak bertindak sebagai amil yang berkewajiban membagikan atau

menyalurkan zakat kepada mereka yang berhak menerimanya, tetapi

bertindak sebagai mustahiq sendiri dalam kategori sabilillah yakni orang

yang berjuang di jalan Allah (Ali, 1988: 54-56). Cara dan sikap ini tidak

sepenuhnya salah, namun sikap tersebut seyogyanya ditinggalkan, di

antaranya untuk menghindari penumpukan harta (zakat) pada orang tertentu,

padahal salah satu dari tujuan zakat adalah pemerataan ekonomi untuk

mencapai keadilan sosial.

Sedangkan upaya peningkatan kesejahteraan umat Islam salah satunya

memaksimalkan potensi zakat. Berdasarkan survey yang dilakukan LAZ

PKPU Jawa Tengah bahwa potensi zakat di Indonesia begitu besar misalnya

di wilayah Jawa Tengah diperkirakan mencapai Rp 9.356 triliun setiap tahun,

berasal dari Zakat, Infak dan Shodaqoh sebesar Rp 8.982 triliun, sementara

dari Zakat fitrah sebesar Rp 374.275 miliar. Namun, kendala optimalisasi

zakat di Jawa tengah adalah masalah sosialisasi dan payung hukum

pengaturannya. Hal ini disebabkan belum efektifnya lembaga zakat yang

menyangkut aspek pengumpulan, administrasi, pendistribusian, monitoring

Page 17: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

3

serta evaluasinya. Dengan kata lain, sistem organisasi dan manajemen

pengelolaan zakat hingga kini masih bertaraf klasikal, bersifat konsumtif dan

terkesan inefisiensi, sehingga kurang berdampak sosial yang berarti

(http://www.pkpu.or.id/2009/08/31).

Data statistik menunjukan pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa

Tengah sebanyak 33,18 juta jiwa. Sementara jumlah rumah tangga miskin

(RTM) mencapai 3,1 juta keluarga dari 6,7 juta rumah tangga yang ada di

Jateng (46,26 %). Sementara jumlah keluarga prasejahtera 3.198.596 kepala

keluarga, penduduk miskin 12,66 juta. Sedangkan jumlah penduduk muslim

saat ini di Jateng 29 juta jiwa, seandainya 30 % umat Islam membayar zakat,

dana yang akan bisa kita gunakan untuk membantu masyarakat kurang

mampu sudah sangat besar (http://www.pkpu.or.id/2009/08/31).

Sesungguhnya potensi di Jawa Tengah dihitung berdasarkan pada asumsi

rata-rata sepertiga penduduk muslim Jawa Tengah memberikan ZIS sebesar

Rp 1 juta pertahun, maka masalah kemiskinan di Jawa Tengah ini bisa

diangkat dengan pendekatan partnership, melalui zakat.

Zakat adalah ibadah maaliyah ijtima’iyyah yang memiliki posisi

sangat penting, strategis, dan menentukan baik dilihat dari sisi ajaran Islam

maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. Sebagai suatu ibadah

pokok, zakat termasuk salah satu rukun (rukun ketiga) dari rukun Islam yang

lima, sebagaimana yang diungkapkan dalam berbagai hadits Nabi, sehingga

keberadaannya dianggap sebagai ma’luum minad-diin bidhdharuurah atau

diketahui secara otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak dari

Page 18: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

4

keislaman seseorang (Yafie, 1994: 231). Di dalam Al-Qur’an terdapat dua

puluh tujuh ayat yang mensejajarkan kewajiban shalat dengan kewajiban

zakat dalam berbagai bentuk kata (Ali, 1988: 90). Salah satu ayat Al-Qur’an

yang mensejajarkan zakat dengan ibadah shalat ada dalam surat al-Baqarah

ayat 43 yang berbunyi :

Artinya :

“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta

orang-orang yang ruku”. (Dept. Agama, 1978: 16)

Hal ini menegaskan adanya kaitan antara ibadah shalat dan Zakat. Jika

shalat berdimensi vertikal-ketuhanan, maka zakat merupakan ibadah yang

berdimensi horizontal-kemanusiaan. Di dalam Al-Qur’an terdapat pula

berbagai ayat yang memuji orang-orang yang secara sungguh-sungguh

menunaikannya, dan sebaliknya memberikan ancaman bagi orang yang

sengaja meninggalkannya. Zakat bukan sekadar kebaikan hati orang-orang

kaya terhadap orang miskin, tetapi zakat adalah hak Tuhan dan hak orang

miskin yang terdapat dalam harta orang kaya, sehingga zakat wajib

dikeluarkan. Demikian kuatnya pengaruh zakat, sampai Khalifah Abu Bakar

Ashshiddiq bertekad memerangi orang-orang yang shalat, tetapi tidak mau

mengeluarkan zakat dimasa pemerintahannya (Ensiklopedi Hukum Islam,

1997: 1987). Di dalam tafsir Qurthubi, sebagaimana dikutip oleh Usman bin

Hasan bin Ahmad Asy-Syakir Al- Khaubawiy (2007 : 627) diriwayatkan :

Page 19: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

5

Bahwa Nabi Musa as. pada suatu hari melewati seorang lelaki yang

sedang shalat dengan khusyu’ dan tunduk. Maka Nabi Musa berkata:

“Ya Tuhanku, alangkah bagusnya shalat orang ini.” Allah Ta’ala

menjawab: “Hai Musa, kalaupun dia shalat tiap hari dan tiap malam

seribu rakaat, memerdekakan seribu hamba sahaya, berhaji seribu kali

dan mengantarkan seribu jenazah, namun itu takkan berguna baginya

sebelum dia menunaikan zakat dari hartanya.

Ketegasan sikap ini menunjukkan bahwa perbuatan meninggalkan

zakat adalah suatu kedurhakaan dan jika hal ini dibiarkan, maka akan

memunculkan berbagai kedurhakaan dan kemaksiatan lainnya.

Secara demografik dan kultural, bangsa Indonesia, khususnya

masyarakat muslim Indonesia, sebenarnya memiliki potensi strategis yang

layak dikembangkan menjadi salah satu instrument pemerataan pendapatan,

yakni institusi zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS). Karena secara demografik,

mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam, dan secara kultural,

kewajiban zakat, dorongan berinfaq, dan bershodaqoh di jalan Allah telah

mengakar kuat dalam tradisi kehidupan masyarakat muslim (Bamualim,

2005: 2). Dengan demikian, mayoritas penduduk Indonesia, secara ideal, bisa

terlibat dalam mekanisme pengelolaan zakat. Apabila hal itu bisa terlaksana

dalam aktivitas sehari-hari umat Islam, maka secara hipotetik, zakat

berpotensi mempengaruhi aktivitas ekonomi nasional, termasuk di dalamnya

adalah penguatan pemberdayaan ekonomi nasional.

Secara substantif, zakat, infaq, dan shodaqoh adalah bagian dari

mekanisme keagamaan yang berintikan semangat pemerataan pendapatan.

Dana zakat diambil dari harta orang berkelebihan dan disalurkan kepada

orang yang kekurangan. Zakat tidak dimaksudkan untuk memiskinkan orang

Page 20: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

6

kaya, juga tidak untuk melecehkan jerih payah orang kaya. hal ini disebabkan

karena zakat diambil dari sebagian kecil hartanya dengan beberapa kriteria

tertentu yang wajib di zakati. Oleh karena itu, alokasi dana zakat tidak bisa

diberikan secara sembarangan dan hanya dapat disalurkan kepada kelompok

masyarakat tertentu.

Seperti halnya dengan zakat, walaupun infaq dan shodaqoh tidak

wajib, tetapi infaq dan shodaqoh merupakan media pemerataan pendapatan

bagi umat Islam yang sangat dianjurkan. Dengan kata lain, infaq dan

shodaqoh merupakan media untuk memperbaiki taraf kehidupan, di samping

adanya zakat yang diwajibkan kepada orang Islam yang mampu. Dengan

demikian dana zakat, infaq, dan shodaqoh bisa diupayakan secara maksimal

untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. Badan amil zakat atau lembaga

amil zakat diharapkan tidak hanya terpaku pada memikirkan kebutuhan

sendiri, melainkan juga mau terlibat dan melibatkan diri untuk memberi

kepedulian terhadap warga masyarakat guna mengatasi kemiskinan dan

kemelaratan. Dengan demikian, kehadiran badan amil zakat atau lembaga

amil zakat di samping bersifat keagamaan, juga ditempatkan dalam konteks

cita-cita bangsa, yaitu membangun masyarakat yang sejahtera, adil, dan

makmur. Oleh karena itu peningkatan daya guna lembaga amil zakat,

khususnya dalam melakukan pembangunan ekonomi masyarakat mesti

dilakukan.

Sementara itu, terjadi perkembangan yang menarik di Indonesia

bahwa pengelolaan zakat, kini memasuki era baru, yakni dikeluarkannya

Page 21: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

7

Undang-undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dengan

keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 581 tahun 1999 tentang

Pelaksanaan Undang-undang Nomor 38 tahun 1999 dan Keputusan Direktur

Jenderal Bimbingan Masyarakat dan Urusan Haji Nomor D/291 Tahun 2000

tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.

Undang-undang tersebut berisi tentang perlunya BAZ dan LAZ

meningkatkan kinerja menjadi amil zakat yang profesional, amanah,

terpercaya dan memiliki program kerja yang jelas dan terencana, mampu

mengelola zakat, baik pengambilannya maupun pendistribusiannya dengan

terarah, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan para

mustahiq. Dalam hal ini, pendistribusian zakat diutamakan untuk usaha

produktif. Mustahiq dididik untuk giat berusaha dan perlahan tapi pasti

menjadi mandiri, lalu naik tingkat menjadi muzakki, sesuai dengan visi

daripada zakat yaitu untuk mengubah status mustahiq menjadi muzakki, maka

BAZ dan LAZ dituntut untuk berperan aktif dalam mencapai visinya

sehingga zakat dapat berdaya guna dan berhasil guna. Atas dasar kenyataan

ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian, guna mengetahui

tentang pengelolaan zakat pada Lembaga Amil Zakat menyangkut aspek

pengumpulan, administrasi, pendistribusian, monitoring, serta evaluasi pada

Lembaga Amil Zakat Pos Kemanusiaan Peduli Umat (PKPU) Jawa Tengah.

Penelitian penulis berjudul “Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shodaqoh

Dalam Upaya Mengubah Status Mustahiq Menjadi Muzakki (Studi

Kasus pada Pos Kemanusiaan Peduli Umat PKPU Jawa Tengah)”.

Page 22: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

8

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi pokok permasalahan

dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh pada PKPU Jawa

Tengah ?

2. Bagaimana proses mengubah status mustahiq menjadi muzakki yang

dilakukan PKPU Jawa Tengah ?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan diadakan Penelitian

a. Untuk mengetahui pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh pada PKPU

Jawa Tengah.

b. Untuk mengetahui proses mengubah status mustahiq menjadi muzakki

yang dilakukan PKPU Jawa Tengah.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang bisa diharapkan antara lain :

a. Dilihat dari sudut pandang kegunaan teoritis, penelitian ini diharapkan :

pertama, dapat menambah khazanah ke Islaman dan keilmuan

manajemen dakwah khususnya pada konsentrasi manajemen ZIS di

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang. Kedua, sebagai acuan

referensi bagi penelitian selanjutnya dan bahan pustaka siapa yang

membutuhkan, terutama tentang pengelolaan ZIS pada PKPU Jawa

Tengah.

Page 23: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

9

b. Dilihat dari sudut pandang kegunaan praktis, penelitian ini diharapkan

dapat menjadi informasi dan ilmu pengetahuan bagi semua pihak,

khususnya bagi:

1) Peneliti, penelitian ini berguna sebagai tambahan wawasan ilmu

pengetahuan yang pada akhirnya dapat berguna ketika peneliti sudah

berperan aktif dalam kehidupan masyarakat.

2) masyarakat, hasil penelitian ini akan sangat bermanfaat sebagai ilmu

pengetahuan bagi masyarakat.

3) lembaga-lembaga zakat, diharapkan mampu memberikan sumbangan

ilmu pengetahuan, sehingga permasalahan-permasalahan umat,

khususnya mengenai zakat dapat teratasi.

1.4. Tinjauan Pustaka

Pembahasan mengenai zakat telah banyak ditulis oleh banyak ulama

dan pakar zakat di Indonesia. Termasuk dalam pembahasan konsep

pengelolaan dan pendayagunaan dana zakat dengan metode secara produktif,

Arif Mufraini menjelaskan dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi dan

Manajemen Zakat” bahwa ada dua pola yang dapat dilakukan dalam

mendistribusikan dana zakat yaitu dengan cara qardhul hasan dan

mudharabah. Dikalangan mahasiswa sendiri zakat menjadi tema dalam

skripsi diantaranya adalah ;

1. Mujiati (1104052) Fak. Dakwah Jurusan Manajemen Dakwah IAIN

Walisongo Semarang tahun 2009 dengan judul “Pelaksanaan

Pengawasan dan Implikasinya Terhadap Pengelolaan Zakat Mal Di

Page 24: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

10

Dompet Peduli Umat Darut Tauhid DPU DT Cabang Semarang Tahun

2005-2008 (Perspektif Manajemen Dakwah)”. Di dalamnya berisi

pelaksanaan pengawasan terhadap pengelolaan zakat mal di DPU DT

Cabang Semarang Tahun 2005-2008 dilakukan dengan memberikan

laporan keuangan baik bulanan maupun tahunan kepada kantor pusat.

Implikasi pengawasan terhadap pengelolaan zakat mal di DPU DT

Cabang Semarang tahun 2005-2008 adalah proses pengelolaan zakat

baik yang dapat dipercaya oleh masyarakat, dari sudut administrasi

pengawasan yang baik akan dapat menghindarkan kesalahan dalam

pengelolaan dana yang masuk. Sedangkan dilihat dari sudut dakwah

Islam, pengawasan zakat mal yang dilakukan DPU DT Cabang

Semarang dapat menjadi bentuk dakwah Islam yang mengarahkan umat

Islam untuk selalu berjalan dijalan Allah SWT dengan memberikan

sebagai hartanya yang telah disyariatkan menjadi hak orang lain.

2. Skripsi Sumanto 2007, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang

dengan judul skripsi Manajemen Zakat, Infaq dan Shadaqah Badan

Amil Zakat KUA di Kecamatan Semarang Barat. Hasil dari penelitian

yang dilakukan oleh Sumanto tersebut menyimpulkan bahwasanya

Badan Amil Zakat KUA di Kecamatan Semarang Barat telah memenuhi

ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 38 Tahun

1999 Tentang Pengelolaan Zakat, yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan

dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Akan tetapi masih ada

Page 25: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

11

kekurangan dalam hal perhatian dan dukungan dari pemerintah

sehingga terlihat saling berjalan sendiri.

3. Sayidi (1101083) Fak. Dakwah Jurusan Manajemen Dakwah IAIN

Walisongo Semarang tahun 2007, dengan judul “ Pengelolaan Zakat

Mal dari Hasil Penangkapan Ikan pada Masyarakat Nelayan di Kec.

Rowosari Kab. Kendal”. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh

Sayidi tersebut menyimpulkan bahwasanya pengelolaan zakat mal dari

hasil penangkapan ikan, terutama dalam pengumpulannya dilakukan

oleh nelayan itu sendiri yaitu dengan cara menghitung sendiri

nishabnya serta didistribusikan sendiri kepada yang berhak

menerimanya dan ada juga yang mengeluarkan zakat malnya melalui

lembaga zakat dan Badan Pelaksanaan Urusan Zakat Muhammadiyah

(Bapelurzam). Sedangkan sistem pendistribusiaannya setiap awal bulan

Syawal sampai awal bulan Dzulhijjah yang dilakukan oleh tiap-tiap

amilin ranting yaitu rumah ke rumah.

4. Fiyah Mukafiyah (1101134) Fak. Dakwah IAIN Walisongo Semarang

tahun 2007, dengan judul “Pengorganisasian Zakat Untuk

Pengembangan Dakwah di Kelurahan Sumurboto Kec. Banyumanik

Semarang (Studi Kasus PKPU Jateng Periode 2004-2005)”. Dalam

penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang membahas tentang

organisasi zakat dalam pengembangan dakwah yang dilakukan oleh

PKPU Jateng. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian deskripsi. Penelitian ini berusaha mendeskripsikan

Page 26: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

12

pengorganisasian zakat yang dilakukan PKPU Jateng untuk

pengembangan dakwah di Kelurahan Sumurboto Kec. Banyumanik

Semarang.

Dari penelitian-penelitian di atas dapat dipahami bahwa penelitian

yang penulis lakukan ini memiliki sudut pandang yang berbeda. Penulis

menyimpulkan dua permasalahan yaitu bagaimana pengelolaan ZIS pada

PKPU Jawa Tengah dan bagaimana proses mengubah status mustahiq

menjadi muzakki yang dilakukan PKPU Jawa Tengah.

1.5. Metode Penelitian.

1.6.1. Jenis Penelitian.

Penelitian yang penulis lakukan berupa penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkaan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati (Moleong ,2002 : 3). Penelitian kualitatif merupakan penelitian

yang menekankan analisisnya dalam proses penyimpulan induktif, serta

analisisnya terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati dan

menggunakan logika ilmiah.

1.6.2. Sumber dan Jenis Data

Data yang akan dikumpulkan melalui penelitian ini adalah data yang

sesuai dengan fokus penelitian. Jenis data dalam penelitian ini dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer

adalah sumber informasi yang langsung bertanggung jawab terhadap

pengumpulan atau penyimpanan data. Data primer ini juga bisa dikatakan

Page 27: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

13

sebagai sumber utama. Data primer bisa dalam bentuk verbal atau kata-kata

/ucapan lisan dan perilaku dari subyek yang berkaitan. Sedangkan data

sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari sumber bukan utama yang

memuat informasi atau data tentang penelitian tersebut dan bisa dikatakan

sebagai pendukung dan pelengkap dari sumber-sumber data primer (Amirin,

1995: 132). Adapun sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

semua informan melalui teknik wawancara dan observasi terhadap obyek

penelitian tentang pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh dalam upaya

mengubah status mustahiq menjadi muzakki pada Pos Kemanusiaan Peduli

Umat (PKPU) Jawa Tengah. Sedangkan sumber data sekunder dalam

penelitian ini adalah dokumen, foto-foto, dan sumber lain yang dapat

digunakan sebagai pelengkap data primer.

1.6.3. Metode Pengumpulan Data.

Metode pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data yang

diperlukan. Karena penelitian ini adalah penelitian lapangan, maka yang

hendak dijaring dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan

data empiris. Adapun beberapa teknik yang penulis gunakan adalah:

a. Wawancara (Interview)

Wawancara yaitu percakapan atau tanya jawab lisan antara dua

orang atau yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan dengan

masalah tertentu (Moleong, 2002: 186).

Page 28: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

14

Adapun teknik atau metode wawancara dalam penelitian ini

adalah dengan menggunakan interview guide (panduan wawancara)

(Soekanto, 1986: 25). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data-

data dari para informan yang memiliki relevansi dengan masalah yang

diangkat dalam penelitian ini.

Kalau kita tinjau dari jenisnya, wawancara ada dua macam,

yakni wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

Wawancara tidak terstruktur adalah pedoman wawancara yang hanya

memuat garis besar yang akan ditanyakan dan wawancara terstruktur,

yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga

menyerupai check list (Arikunto, 2006: 227).

Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara tidak

terstruktur yaitu wawancara yang bebas di mana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara

sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman

wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan (sugiyono, 2009: 140). Disini

pertanyaan tidak tersusun secara ketat, sehingga memudahkan peneliti

untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan guna mendapatkan

informasi yang lebih mendalam dengan menyesuaikan sesuai keadaan

dan ciri yang unik dari informan. Dengan begitu, diharapkan nantinya

mampu menghasilkan data-data yang lebih mendalam terkait tema

penelitian yang telah ditentukan. Dalam hal ini penulis akan

Page 29: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

15

mewancarai pengurus Pos Kemanusiaan Peduli Umat (PKPU) Jawa

Tengah (yaitu Direktur PKPU Jawa Tengah, Kepala bidang

penghimpunan dan Kepala bidang pendayagunaan), dan mustahiq yang

dalam proses perubahan menjadi muzakki (anggota kelompok swadaya

masyarakat) serta karyawan lembaga zakat tersebut.

b. Observasi

Secara luas, observasi adalah metode yang digunakan melalui

pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu

objek dengan menggunakan keseluruhan alat indra (Danim, 1998: 146).

Observasi dalam dunia ilmiah biasa diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan secara sistematik terhadap fenomena-fenomena yang

diselidiki (Danim, 1998: 146).

Teknik ini digunakan untuk mengamati fenomena yang

dilakukan Pos Kemanusiaan Peduli Umat (PKPU) Jawa Tengah

mengenai pengelolaan dan pendayagunaan zakat, hal ini dilakukan

untuk mengetahui secara pasti dan langsung pengelolaan zakat pada

PKPU Jawa Tengah khususnya dalam proses mengubah status mustahiq

menjadi muzakki.

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah salah satu metode yang digunakan

untuk mencari data-data otentik yang bersifat dokumentasi, baik data itu

berupa catatan harian, memori atau catatan penting lainnya. Adapun

Page 30: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

16

yang dimaksud dengan dokumen di sini adalah data/dokumen yang

tertulis (Sarlito, 2000: 71-73). Dalam penelitian ini penulis

memanfaatkan dokumen yang dimilki oleh Lembaga seperti program

kerja, dan dokumen lain yang ada relevansinya dengan permasalahan

penelitian.

1.6. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara

sistematis. Data itu sendiri terdiri dari deskripsi-deskripsi yang rinci

mengenai situasi, peristiwa, orang, interaksi dan perilaku yang diolah dan

dikelola untuk dilaporkan secara sistematis.

Menurut Miles dan Huberman (1992: 16), analisis data ini terdiri dari

tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu: reduksi data

(menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisir data), penyajian data (menemukan pola-pola hubungan yang

bermakna serta memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan) dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi (membuat pola makna tentang

peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif ini

digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh melalui interview dan

observasi yang berupa data kualitatif (Arikunto, 1997: 245). Agar data

kualitatif hasil interview dan observasi mudah dipahami, data dianalisis

dengan teknik berpikir induktif, yakni berangkat dari fakta-fakta atau

Page 31: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

17

peristiwa-peristiwa yang bersifat empiris kemudian temuan tersebut dipelajari

dan dianalisis sehingga bisa dibuat suatu kesimpulan dan generalisasi yang

bersifat umum. Analisis data dalam penelitian ini tidak diwujudkan dalam

bentuk angka melainkan berupa laporan dan uraian deskriptif mengenai

pengelolaan ZIS pada PKPU Jawa Tengah dan proses mengubah status

mustahiq menjadi muzakki yang dilakukan PKPU Jawa Tengah.

1.7. Sistematik Penulisan Skripsi

Untuk memperoleh pembahasan yang sistematis, maka penulis perlu

menyusun sistematika sedemikian rupa sehingga dapat menunjukan hasil

penelitian yang baik dan mudah dipahami. Adapun sistematika tersebut

adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini berisi tentang latar belakang

penulisan skripsi, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

kerangka teori, tinjauan pustaka, metode penelitian, metode analisis data dan

sistematika penulisan skripsi.

BAB II Kajian teoritis, membahas mengenai berbagai topik yang

relevan dengan penelitian ini, yang berasal dari studi perpustakaan, literatur-

literatur, artikel, internet dan bacaan lainnya yang relevan dengan penelitian

ini. Dalam bab ini peneliti akan menguraikan tentang konsep dakwah dan

zakat; konsep dakwah, meliputi: pengertian dakwah, dasar hukum dakwah,

fungsi dakwah dan unsur-unsur dakwah; selanjutnya konsep zakat, meliputi:

pengertian zakat, infaq dan shodaqoh, dasar hukum zakat, macam-macam

zakat, syarat-syarat zakat dan wajib zakat, golongan yang berhak menerima

Page 32: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

18

zakat, sanksi dan fungsi zakat, serta menguraikan zakat sebagai pesan

dakwah; perubahan status manusia dalam dakwah zakat, meliputi: pengertian

perubahan, unsur manusia dalam dakwah zakat dan proses perubahan status

manusia dalam dakwah zakat. Kemudian yang terakhir menguraikan konsep

pengelolaan zakat, meliputi: pengertian pengelolaan zakat, pengumpulan,

pendayagunaan dan pengawasan zakat, dan menjelaskan tentang lembaga

pengelolaan zakat.

BAB III Hasil penelitian dan pembahasan, bab ini membahas

mengenai objek penelitian secara komprehensif, berisi data-data objek

penelitian yang mencakup data umum maupun data khusus. Dalam hal ini

berisi tentang gambaran umum lembaga PKPU Jawa Tengah meliputi sejarah

singkat PKPU Jawa Tengah, visi dan misi, program kerja dan struktur

organisasi PKPU Jawa Tengah. Serta menguraikan tentang pengelolaan zakat,

infaq dan shodaqoh pada PKPU Jawa Tengah dan proses mengubah status

mustahiq menjadi muzakki yang dilakukan PKPU Jawa Tengah.

BAB IV Analisis data, membahas hasil dari penelitian yang meliputi

analisis data dan analisis komparatif dari objek penelitian. Dalam bab ini

berisi tentang analisis pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh pada PKPU

Jawa Tengah dan analisis proses mengubah status mustahiq menjadi muzakki

yang dilakukan PKPU Jawa Tengah.

BAB V, merupakan bab terakhir dari keseluruhan penulisan skripsi

ini, yang didalamnya mencakup tentang kesimpulan, saran-saran dan kata

penutup.

Page 33: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

19

BAB II

DAKWAH, ZAKAT, DAN PENGELOLAANNYA

SERTA PERUBAHAN STATUS MANUSIA DALAM DAKWAH-ZAKAT

2.1. Konsep Dakwah dan Zakat

2.1.1. Dakwah

2.1.1.1. Pengertian Dakwah

Kata dakwah dalam Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonesia

(1997: 406) berasal dari kata دعىا – يدعى –دعا yang artinya

“memanggil, mengundang, mengajak atau menyeru. Dalam Ilmu Tata

Bahasa Arab kata dakwah berbentuk isim masdar yaitu دعوا , sedangkan

bentuk fi‟il-nya adalah يدعى–دعا .

Sementara pengertian dakwah secara konseptual telah

dirumuskan oleh para ulama dengan pengertian yang beragam.

Pengertian dakwah tersebut dikemukakan oleh para pakar dakwah

sebagai berikut:

1) Menurut Ali Mahfudz, dakwah adalah mendorong manusia kepada

kebaikan dan mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat

ma‟ruf dan mencegahnya dari perbuatan munkar agar mereka

memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat (Awaluddin, 2006: 6).

2) Menurut Amrullah Achmad (1983: 17) mengungkapkan bahwa

dakwah adalah mengadakan dan memberikan arah perubahan.

Mengubah struktur masyarakat dan budaya dari kedhaliman ke arah

19

Page 34: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

20

keadilan, kebodohan ke arah kemajuan/kecerdasan, kemiskinan ke

arah kemakmuran, keterbelakangan ke arah kemajuan yang

semuanya dalam rangka meningkatkan derajat manusia dan

masyarakat ke arah puncak kemanusiaan.

3) Quraish Shihab mendefinisikan dakwah sebagai seruan atau ajakan

kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi yang tidak baik

kepada situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap pribadi

maupun masyarakat (Munir, 2006: 20).

Dari beberapa definisi dakwah di atas, sesuai dengan kerangka

teoritik penelitian ini, maka di sini akan digunakan definisi yang kedua

yaitu dakwah adalah mengadakan dan memberikan arah perubahan.

Mengubah struktur masyarakat dan budaya dari kedhaliman ke arah

keadilan, kebodohan ke arah kemajuan/kecerdasan, kemiskinan ke arah

kemakmuran, keterbelakangan ke arah kemajuan yang semuanya dalam

rangka meningkatkan derajat manusia dan masyarakat ke arah puncak

kemanusiaan.

2.1.1.2. Dasar Hukum Dakwah

Dasar hukum kewajiban dakwah banyak disebutkan dalam al-

Qur‟an, di antaranya adalah surat Ali Imran ayat 104:

Page 35: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

21

Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf

dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang

yang beruntung.” (Dept. Agama, 1978: 93).

Di samping itu, pandangan yang menyatakan bahwa dakwah

hukumnya wajib juga didasari hadits Nabi SAW :

فاى لن , فاى لن يستطع فبلسا, هي رأي هكن هكرا فليغير بيد

( روا االحود ).يستطع فبقلب وذلك اضعف االيواى

Artinya: “barang siapa di antara kamu melihat kemunkaran, hendaklah

merubahnya dengan tangan, jika tidak mampu dengan lisan,

jika tidak mampu dengan hati dan itu selemah-lemah

daripada iman” (HR. Ahmad).

2.1.1.3. Fungsi Dakwah

Dilihat dari targetnya, fungsi dakwah dapat dibedakan menjadi

empat yaitu: i‟tiyadi, muharrik, iqaf dan takhfif. Dalam Kamus Al-

Munawwir: Arab-Indonesia istilah i‟tiyadi berasal dari kata “aa‟da”

yang artinya kembali, kebiasaan atau adat. Sedangkan kata Muharrik

merupakan bentuk masdar dari kata “harraka” yang artinya bergerak

atau penggerak. Kemudian kata iqaf berasal dari kata “waqafa” yang

artinya berhenti atau penghentian, dan yang terakhir kata takhfif berasal

dari kata “khaffafa” yang artinya meringankan.

Dari istilah tersebut di atas, fungsi dakwah yang dimaksud

adalah sebagai berikut:

Page 36: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

22

1. I‟tiyadi, yaitu ketika target dakwah adalah normalisasi tata nilai yang

telah ada, hidup dan berkembang di suatu komunitas agar tata nilai

itu kembali kepada yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

2. Muharriq, ketika target dakwah berupa peningkatan tatanan sosial

yang sebenarnya sudah Islami agar semakin meningkat lagi nilai-

nilai keislamannya hidup dalam komunitas tersebut.

3. Iqaf, ketika dakwah adalah upaya preventif dengan sejumlah

petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan yang relevan agar

komunitas tersebut tidak terjerumus ke dalam tatanan yang tidak

Islami atau kurang mencerminkan nilai-nilai keislaman.

4. Takhfif, ketika target dakwah adalah upaya membantu untuk ikut

meringankan beban penderitaan akibat problem-problem yang secara

riil telah mempersulit kehidupan komunitas (Sulthon, 2003: 140-

141).

2.1.1.4. Unsur-unsur Dakwah

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat

dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur dakwah tersebut adalah:

a. Da‟i (Pelaku dakwah)

Da‟i adalah orang yang menyampaikam pesan atau

menyebarluaskan ajaran agama kepada masyarakat umum. Sedangkan

secara praktis, da‟i dapat dipahami dalam dua pengertian. Pertama, da‟i

adalah setiap muslim/muslimat yang melakukan aktivitas dakwah

sebagai kewajiban yang melekat dan tak terpisahkan dari misinya

Page 37: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

23

sebagai penganut Islam sesuai dengan perintah “ballighu „anni walau

ayat” (Awaluddin, 2006: 21).

Menurut pengertian ini, semua muslim termasuk dalam kategori

da‟i, sebab ia mempunyai kewajiban menyampaikan pesan-pesan

agama setidak-tidaknya kepada anak, keluarga atau pada dirinya

sendiri. Jadi, pengertian da‟i semacam ini lebih bersifat universal,

karena semua orang Islam termasuk dalam kategori da‟i.

Kedua, da‟i dialamatkan kepada mereka yang memiliki keahlian

tertentu dalam bidang dakwah Islam dan mempraktekkan keahlian

tersebut dalam menyampaikan pesan-pesan agama dengan segenap

kemampuannya baik dari segi penguasaan konsep, teori, maupun

metode tertentu dalam berdakwah. Dengan kata lain, kategori da‟i di

sini hanyalah mereka yang secara khusus menekuni bidang dakwah

yang dilengkapi dengan ilmu-ilmu pendukungnya (Awaluddin, 2006:

22).

Oleh karena itu, visi seorang da‟i, karakter, keluasan dan

kedalaman ilmu, keluhuran akhlak, kredibilitas, kapabilitas,

akseptabilitas dan sikap-sikap positif lainnya sangat menentukan

keberhasilan seorang da‟i dalam menjalankan tugas dakwah. Inilah

salah satu aspek yang ditunjukkan oleh Nabi Muhammad dihadapan

umatnya sehingga beliau mendapatkan keberhasilan yang gemilang

dalam menjalankan tugas dakwah.

Page 38: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

24

Selanjutnya, dakwah Islam sebaiknya dirancang untuk lebih

memberikan tekanan pada usaha-usaha pemberdayaan umat. Untuk itu

dapat dilakukan beberapa hal yang bermakna, yaitu dakwah untuk

pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan politik, pemberdayaan budaya,

dan pendidikan sebagai pusat dakwah Islam (Awaluddin, 2006: 28).

b. Mad‟u (Objek dakwah)

Mad‟u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau

manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai

kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak; atau

dengan kata lain, manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang

belum beragama Islam, dakwah bertujuan untuk mengajak mereka

untuk mengikuti agama Islam; sedangkan kepada orang-orang yang

telah beragama Islam, dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman,

Islam, dan ikhsan (Munir, 2006: 23).

Oleh karena masyarakat yang menjadi sasaran dakwah sangat

heterogen dan memiliki pluralitas yang sangat tinggi dalam berbagai

aspek, baik segi usia, status sosial, tingkat ekonomi, profesi, tradisi,

masyarakat, aspirasi politik dan keragaman aspek-aspek lainnya, maka

seorang da‟i dituntut untuk memiliki ketajaman yang kreatif untuk

mendeteksi dan mengidentifikasi kondisi riil masyarakat yang akan

dihadapi. Kekeliruan penerapan cara dalam membidik komunikan

sangat memungkinkan terjadinya kegagalan dalam melakukan tugas

dakwah.

Page 39: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

25

Dalam hal ini, maka da‟i sebelum terjun ke lapangan untuk

berhadapan dengan komunikan, harus melakukan kerja pra-kondisi.

Da‟i harus menganalisis secara tepat metode, strategi, materi dan media

yang akan digunakan dalam melakukan tugas dakwah. Tanpa melalui

tahapan ini maka sangat dimungkinkan pesan-pesan dakwah yang

diberikan kepada komunikan akan mengalami pembiasan yang jauh dari

harapan. Sehingga aktivitas dakwah yang dilakukan akan sia-sia belaka

dan tidak memiliki signifikansi yang strategis bagi masyarakat itu

sendiri.

c. Materi Dakwah

Materi dakwah adalah pesan yang disampaikan oleh da‟i kepada

mad‟u yang mengandung kebenaran dan kebaikan bagi manusia yang

bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadits. Dengan demikian materi dakwah

merupakan inti dari dakwah itu sendiri. Oleh karena itu hakekat materi

dakwah tidak lepas dari tujuan dakwah.

Tujuan dakwah dilihat dari segi materi ada tiga macam.

Pertama, tujuan aqidah, yakni tertanamnya aqidah tauhid yang mantap

di dalam hati setiap manusia, sehingga keyakinannya terhadap ajaran-

ajaran Islam tidak diikuti dengan keragu-raguan. Realisasi dari tujuan

ini adalah orang yang belum beriman menjadi beriman, dan orang yang

sudah beriman semakin mantap keimanannya. Kedua, tujuan hukum,

yakni kepatuhan setiap manusia terhadap hukum-hukum yang telah

ditetapkan Allah SWT. Realisasi dari tujuan ini adalah orang yang

Page 40: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

26

belum mau menjalankan ibadah menjadi beribadah. Misalnya dari

orang yang belum mau mendirikan sholat dan menunaikan zakat

menjadi mau mendirikan sholat dan menunaikan zakat tanpa diseru lagi.

Ketiga, tujuan akhlak yakni terbentuknya pribadi muslim yang berbudi

luhur dan dihiasi denga sifat-sifat terpuji serta bersih dari sifat-sifat

tercela. Realisasinya dapat terwujud melalui hubungan manusia dengan

tuhannya, sikap terhadap dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan

manusia lain dengan sesama muslim dan lingkungannya (Awaluddin,

2006: 12).

d. Metode Dakwah

Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah

untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam. Dalam

menyampaikan suatu pesan dakwah metode sangat penting karena suatu

pesan walaupun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak baik,

maka pesan itu bisa saja ditolak oleh si penerima pesan.

Dilihat dari segi bentuk kegiatannya, secara umum dakwah

dapat dilaksanakan melalui dua cara, yaitu dakwah bil lisan dan bil hal.

Dakwah bil lisan adalah dakwah secara langsung dimana da‟i

menyampaikan ajaran dakwahnya kepada mad‟u (Sanwar, 1986: 77).

Dakwah bil hal merupakan kegiatan-kegiatan dakwah yang

diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan umat. Di

tengah-tengah kegairahan dan kesemarakan dakwah Islam di Indonesia

dalam dasa warsa terakhir ini, dakwah yang lebih menyentuh dan

Page 41: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

27

dinilai sebagai cara yang baik dan efektif adalah jenis dakwah bil hal.

Dakwah bil hal merupakan dakwah yang lebih mengutamakan amal

nyata di banding sekedar berpidato di mimbar (Ayyub dkk,1998: 7)

Tujuan dakwah bil hal adalah untuk meningkatkan harkat dan

martabat umat, terutama kaum dhu‟afa atau kaum berpenghasilan

rendah (Pustaka Panjimas, 1989: 286). Sasaran dakwah bil hal adalah

golongan berpenghasilan rendah, dhu‟afa kaum lemah sosial ekonomi

yang berada di kota dan di desa. Terutama di tempat-tempt terpencil

yang rawan pangan, lahan gersang, daerah transmigrasi baru, akibat

bencana alam dan sebagainya.

e. Media Dakwah

Media dakwah adalah sarana yang digunakan da‟i untuk

menyampaikan materi dakwah (ajaran Islam) kepada mad‟u. Untuk

menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat menggunakan

berbagai media. Menurut Hamzah Ya‟kub dalam bukunya Munir (2006:

32) membagi media dakwah menjadi lima macam, yaitu:

1) Lisan, seperti dakwah berbentuk pidato, ceramah, kuliah,

bimbingan dan penyuluhan.

2) Tulisan, seperti melalui buku, majalah, surat kabar dan spanduk.

3) Lukisan, seperti melalui gambar dan karikatur.

4) Audiovisual, seperti melalui televisi, film slide dan Internet.

Page 42: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

28

5) Akhlak, yaitu dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang

mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan

didengarkan oleh mad‟u.

f. Efek Dakwah (Atsar)

Efek dakwah merupakan akibat dari pelaksaan proses dakwah.

Efek dakwah tersebut bisa berupa efek positif bisa pula negatif. Efek

negatif maupun positif dari proses dakwah berkaitan dengan unsur-

unsur dakwah lainnya. Efek dakwah menjadi ukuran berhasil atau

tidaknya sebuah proses dakwah.

Efek sering disebut sebagai feed back (umpan balik) dari proses

dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para

da‟i. kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah

disampaikan, maka selesailah dakwah. Padahal efek dakwah sangat

berarti untuk menentukan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa

menganalisis efek dakwah maka kemungkinan kesalahan strategi yang

sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali.

Sebaliknya dengan menganalisis efek dakwah secara cermat dan tepat,

maka kesalahan strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan

penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya.

Evaluasi terhadap efek dakwah harus dilakukan secara

komprehensif artinya tidak secara parsial atau setengah-setengah.

Seluruh komponen sistem unsur-unsur dakwah harus dievaluasi secara

komprehensif. Oleh karena itu, para da‟i harus memiliki jiwa terbuka

Page 43: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

29

untuk melakukan pembaharuan dan perubahan, disamping bekerja

menggunakan ilmu (Munir, 2006: 34).

2.1.2. Zakat

2.1.2.1. Pengertian Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan bentuk dasar

(masdar) dari “zaka” yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik.

Sedangkan dari segi istilah fiqih, zakat berarti sejumlah harta tertentu

yang diwajibkan Allah yang diserahkan kepada orang-orang yang

berhak. Dalam pengertian syar‟iy (terminology), menurut para ulama

zakat adalah sejumlah harta yang diwajibkan oleh Allah SWT diambil

dari harta orang tertentu, untuk diserahkan kepada yang berhak

menerimanya, dengan syarat tertentu (Nuruddin, 2006: 6).

Menurut mazhab Maliki mendefinisikan zakat dengan

mengeluarkan sebagian dari harta yang khusus yang telah mencapai

nisab (batas kuantitas minimal yang mewajibkan zakat) kepada orang-

orang yang berhak menerimanya. Mazhab Hanafi mendefinisikan zakat

dengan menjadikan sebagian harta yang khusus dari harta yang khusus

sebagai milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh syariat karena

Allah. Menurut mazhab Syafi‟i zakat adalah sebuah ungkapan

keluarnya harta atau tubuh sesuai dengan cara khusus. Sedangkan

menurut mazhab Hambali, zakat ialah hak yang wajib dikeluarkan dari

harta yang khusus untuk kelompok yang khusus pula, yaitu kelompok

yang diisyaratkan dalam Al-qur‟an (Nuruddin, 2006: 6-7).

Page 44: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

30

Dari definisi yang telah dikemukakan di atas, kendatipun

rumusan dan pengertiannya berbeda tetapi esensinya sama yaitu

pengelolaan sejumlah harta yang diambil dari orang yang wajib

membayar zakat (muzakki) untuk diberikan kepada mereka yang berhak

menerimanya (mustahiq).

2.1.2.2. Pengertian Infaq dan Shodaqoh.

“Infaq” berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan

sesuatu (harta) untuk kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut

terminology syari‟at, infaq adalah mengeluarkan sebagian dari harta

atau pendapatan (penghasilan) untuk suatu kepentingan yang

diperintahkan ajaran Islam (Djuanda, 2006: 11). Jika zakat ada

nisabnya, infaq tidak mengenal nisab. Jika zakat harus diberikan pada

mustahiq tertentu (8 ashnaf), infaq boleh diberikan kepada siapa pun

juga. Sedangkan orang yang mengeluarkan infaq disebut munfiq.

“Shodaqoh” berasal dari kata shadaqa yang berarti “benar”.

Menurut terminology syari‟at, pengertian shodaqoh adalah pemberian

sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, terutama

kepada orang-orang miskin, setiap kesempatan terbuka yang tidak

ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya (Ali, 1988: 23).

Sedangkan orang yang memberikan shodaqoh disebut mushoddiq.

Sebenarnya pengertian shodaqoh dan infaq sama termasuk juga hukum

dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infaq berkaitan dengan

materi, shodaqoh memiliki arti lebih luas dari sekadar material, misal

Page 45: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

31

senyum itu shodaqoh. Dari hal ini yang perlu diperhatikan adalah jika

seseorang telah berzakat tetapi masih memiliki kelebihan harta, sangat

dianjurkan sekali untuk berinfaq atau bershodaqoh.

2.1.2.3. Dasar Hukum Zakat.

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, zakat diwajibkan di

Madinah pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah setelah

diwajibkannya puasa Ramadhan dan zakat fitrah. Di dalam Al-Qur‟an

terdapat dua puluh tujuh ayat yang menyejajarkan kewajiban shalat

dengan kewajiban zakat dalam berbagai bentuk kata (Ali, 1988: 90).

Zakat merupakan kewajiban bagi orang beriman (muzakki) yang

mempunyai harta yang telah mencapai ukuran tertentu (nisab) dan

waktu tertentu (haul) untuk diberikan pada orang yang berhak

(mustahiq). Sedangkan kewajiban zakat dalam Islam memiliki makna

yang sangat fundamental, saling berkaitan erat dengan aspek-aspek ke

Tuhanan, juga ekonomi sosial (Nuruddin, 2006:1). Sebagai rukun

ketiga dari rukun Islam, zakat juga menjadi salah satu diantara panji-

panji Islam yang tidak boleh diabaikan oleh siapa pun juga. Oleh karena

itu, orang yang enggan membayar zakat boleh diperangi dan orang yang

menolak kewajiban zakat dianggap kafir (Ar-Rahman, 2003: 177).

Dasar hukum kewajiban zakat diantaranya adalah:

a. Al-Qur‟an

1) Surat Al-Baqarah ayat 43 :

Page 46: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

32

Artinya: “Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku‟lah

beserta orang-orang yang ruku.” (Dept. Agama, 1978:

16)

2) Surat At-Taubah ayat 103 :

Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat

itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan

mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu

(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah

Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Dept. Agama,

1978: 297-298)

b. Hadits

Adapun dalil-dalil sunnah ialah sebagai berikut :

ي : ابي عور رض اهلل عهوا اى رسىل اهلل صل اهلل علي وسلن قالعي ب

إلااهلل وأى هحودا رسىل اهلل, الاسلام عل خوس وإقام , شهادة أى لا إل

( هتفق علي). وصىم رهضاى, وحج البيت, إتاء الزكاة, الصلاة

Artinya : “Dari Ibnu Umar ra. Bahwasanya Rasulullah saw.

bersabda: “Islam itu didirikan atas lima sendi, yaitu

persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan

Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan

zakat, haji dan puasa di bulan Ramadhan.”(HR. Mutafaq

Alaih) (Al-Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-

Nawawi, 1999: 220).

Dalam hadits lain diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwasanya

Rasulullah SAW. bersabda:

Page 47: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

33

“Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang, sehingga

mereka mau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan

Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat dan menunaikan

zakat. Apabila mereka telah mengerjakan hal itu, maka terjagalah

harta dan darah mereka kecuali dengan hak Islam, sedang

perhitungan (hisab) mereka terserah Allah.” ( HR. Mutafaq Alaih)

(Al-Imam Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi, 1999: 220).

2.1.2.4. Macam- Macam Zakat.

Macam zakat dalam ketentuan hukum Islam itu ada dua, yaitu :

a. Zakat Nafs (jiwa), juga disebut zakat fitrah merupakan zakat untuk

menyucikan diri. Zakat fitrah ini dapat berbentuk bahan pangan atau

makanan pokok sesuai daerah yang ditempati, maupun berupa uang

yang nilainya sebanding dengan ukuran/harga bahan pangan atau

makanan pokok tersebut (Djuanda, 2006: 11). Jumlah yang harus

dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah satu sha‟ (satu gantang), baik

untuk gandum, kurma, anggur kering, maupun jagung, dan

seterusnya yang menjadi makanan pokoknya (Mughniyah, 2001:

197). Kalau standar masyarakat Indonesia, beras dua setengah

kilogram atau uang yang senilai dengan harga beras itu. Waktu

mengeluarkan zakat fitrah yaitu masuknya malam hari raya Idul

Fitri. Kewajiban melaksanakannya, mulai tenggelamnya matahari

sampai tergelincirnya matahari. Dan yang lebih utama dalam

melaksanakannya adalah sebelum pelaksanaan shalat hari raya,

menurut Imamiyah. Sedangkan menurut Imam Syafi‟i, diwajibkan

untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah akhir bulan Ramadhan dan

awal bulan Syawal, artinya pada tenggelamnya matahari dan

Page 48: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

34

sebelum sedikit (dalam jangka waktu dekat) pada hari akhir bulan

Ramadhan (Mughniyah, 2001: 197). Orang yang berhak menerima

zakat fitrah adalah orang-orang yang berhak menerima secara umum,

yaitu orang-orang yang dijelaskan dalam al-Quran surat Taubah ayat

60.

b. Zakat Mal (zakat harta), adalah bagian dari harta kekayaan seseorang

(juga badan hukum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-

orang tertentu setelah dipunyai selama jangka waktu tertentu dalam

jumlah minimal tertentu (Ali, 1988: 42).

Namun dalam menentukan harta atau barang apa aja yang wajib

dikeluarkan zakat, terjadi perbedaan pendapat yang semuanya karena

perbedaan dalam memandang nas-nas yang ada. Menurut Abdurrahman

al-Jaziri, para ulama mazhab empat secara ittifaq mengatakan bahwa

jenis harta yang wajib dizakatkan ada lima macam, yaitu: (1) binatang

ternak (unta, sapi, kerbau, kambing/domba), (2) emas dan perak, (3)

perdagangan, (4) pertambangan dan harta temuan, (5) pertanian

(gandum, korma, anggur). Sedangkan Ibnu Rusyd menyebutkan empat

jenis harta yang wajib dizakati, yaitu: (1) barang tambang (emas dan

perak yang tidak menjadi perhiasan), (2) hewan ternak yang tidak

dipekerjakan (unta, lembu dan kambing), (3) biji-bijian (gandum), (4)

buah-buahan (korma, dan anggur kering). Sementara itu, menurut

Yusuf al-Qardhawi jenis-jenis harta yang dizakati, adalah: binatang

ternak, emas dan perak, hasil perdagangan, hasil pertanian, hasil sewa

Page 49: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

35

tanah, madu dan produksi hewan lainnya, barang tambang dan hasil

laut, hasil investasi, pabrik dan gudang, hasil pencaharian dan profesi,

hasil saham dan obligasi (Asnaini, 2008: 35-36).

Memperhatikan pendapat di atas, maka jenis harta yang wajib

dizakati ini mengalami perubahan dan perkembangan. Artinya jenis-

jenis zakat sebagaimana disebutkan di atas, masih dapat dikembangkan

sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

berdampak pada perkembangan dan kemajuan ekonomi dan dunia

usaha. Didin Hafidhuddin (2002: 91-121) mengemukakan jenis harta

yang wajib dizakati sesuai dengan perkembangan perekonomian

modern saat ini meliputi:

1) Zakat profesi.

2) Zakat perusahaan.

3) Zakat surat-surat berharga.

4) Zakat perdagangan mata uang.

5) Zakat hewan ternak yang diperdagangkan.

6) Zakat madu dan produk hewani.

7) Zakat investasi properti.

8) Zakat asuransi syari‟ah.

9) Zakat usaha tanaman anggrek, sarang burung wallet, ikan hias, dan

sector modern lainnya yang sejenis.

10) Zakat sektor rumah tangga modern.

Page 50: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

36

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun

1999 tentang Pengelolaan Zakat, pasal 11 disebutkan tujuh jenis zakat

yang dikenai zakat, yaitu:

1) Emas, perak dan uang.

2) Perdagangan dan perusahaan.

3) Hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan.

4) Hasil pertambangan.

5) Hasil peternakan.

6) Hasil pendapatan dan jasa.

7) Rikaz.

Harta-harta kekayaan sebagaimana disebutkan di atas, wajib

dikeluarkan zakatnya apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat

(mencapai nisab, kadar dan waktu/haul). Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada lampiran 1.

2.1.2.5. Syarat-Syarat Zakat dan Wajib Zakat.

a. Syarat-syarat Zakat

Dalam ketentuan hukum Islam ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi agar kewajiban zakat dapat dibebankan pada harta yang

dipunyai oleh seorang muslim. Muhammad Daud Ali (1988: 41)

mengatakan dalam Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf bahwa

Syarat-syarat zakat adalah :

Page 51: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

37

1) Pemilikan yang pasti. Artinya sepenuhnya berada dalam kekuasaan

yang punya, baik kekuasaan pemanfaatan maupun kekuasaan

menikmati hasilnya.

2) Berkembang. Artinya harta itu berkembang, baik secara alami

berdasarkan sunnatullah maupun bertambah karena ikhtiar atau

usaha manusia.

3) Melebihi kebutuhan pokok. Artinya harta yang dipunyai oleh

seseorang itu melebihi kebutuhan pokok yang diperlukan oleh diri

dan keluarganya untuk hidup wajar sebagai manusia.

4) Bersih dari hutang. Artinya harta yang dipunyai oleh seseorang itu

bersih dari hutang, baik hutang kepada Allah (nazar, wasiat)

maupun hutang kepada sesama manusia.

5) Mencapai nisab. Artinya mencapai jumlah minimal yang wajib

dikeluarkan zakatnya.

6) Mencapai haul. Artinya harus mencapai waktu tertentu pengeluaran

zakat, biasanya dua belas bulan atau setiap kali setelah menuai atau

panen.

b. Syarat-syarat Wajib Zakat

Zakat mempunyai beberapa syarat wajib dan syarat sah. Menurut

kesepakatan ulama, syarat wajib zakat adalah muslim, merdeka, baligh,

berakal, kepemilikan harta yang penuh, mencapai nisab, dan mencapai

haul. Sedangkan syarat sahnya, juga menurut kesepakatan ulama adalah

niat yang menyertai pelaksanaan zakat (Al-Zuhayly, 2005: 98).

Page 52: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

38

2.1.2.6. Golongan yang Berhak Menerima Zakat

Sulaiman Rasyid (1994: 210) mengatakan dalam Fiqh Islam

bahwa orang-orang yang berhak menerima zakat hanya mereka yang

telah ditentukan Allah SWT. dalam Al-Qur‟an surat At-Taubah ayat 60.

Firman Allah SWT.:

Artinya : “ Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-

orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus

zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk

(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam

perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan

Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

(Dept. Agama, 1978: 288)

Dari ayat di atas, Zakiah Daradjat (1995: 240-241)

mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan masing-masing ashnaf

yang delapan itu, sebagaimana penjelasan berikut ini:

a. Orang fakir adalah orang yang melarat yang amat sengsara

hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi

penghidupannya.

b. Orang miskin, adalah orang yang tidak cukup penghidupannya dan

dalam keadaan kekurangan. Apabila kita perbandingkan kehidupan

Page 53: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

39

orang fakir dengan orang miskin, maka keadaannya lebih melarat

orang fakir.

c. Pengurus zakat, ialah orang yang diberi tugas untuk

mengumpulkan dan membagikan harta zakat. Artinya mereka

adalah orang yang diangkat oleh penguasa atau suatu Badan

Perkumpulan (Organisasi) Islam untuk mengurusi zakat sejak dari

mengumpulkannya sampai pada mencatat, menjaga dan

membagikannya kepada yang berhak. Amil zakat ini hendaknya

orang-orang kepercayaan di dalam Islam.

d. Muallaf, ialah orang fakir yang ada harapan masuk Islam dan

orang yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah atau

orang-orang yang selama ini sangat anti pada Islam dan sangat

kasar pada orang Islam, dengan pemberian ini akan dapat

dilunakkan hatinya atau dinetralisir sehingga tidak lagi menentang

Islam. Atau juga orang yang diharapkan kerjasamanya dengan

kegiatan-kegiatan Islam, apabila ia diberi pemberian ini, ia akan

membantu usaha-usaha Islam.

e. Riqab, yaitu untuk memerdekakan budak termasuk dalam

pengertian ini tebusan yang diperlukan untuk membebaskan orang

Islam yang ditawan oleh orang-orang kafir. Pemberian zakat

kepada budak-budak sebagai tebusan yang akan diberikannya pada

tuannya sebagai syarat pembebasan dirinya dari perbudakan adalah

Page 54: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

40

merupakan salah satu cara di dalam Islam untuk menghapuskan

perbudakan di muka bumi.

f. Orang-orang yang behutang (gharimin) ialah orang yang berhutang

karena untuk kepentingan yang bukan ma‟siat dan tidak sanggup

membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara

persatuan Umat Islam atau perjuangan Islam atau kemaslahatan

umum umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia

mampu membayarnya dengan uang sendiri (pribadi).

g. Sabilillah (di jalan Allah), ialah untuk keperluan pertahanan Islam

dan kaum Muslimin. Di antara Ahli Tafsir ada yang berpendapat

bahwa fii Sabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan

umum seperti mendirikan Sekolah, rumah-rumah sakit dan lain-

lain. Jadi artinya segala jalan/usaha yang dapat untuk mencapai

kehidupan masyarakat yang diridhoi Allah, baik di waktu perang

maupun di waktu damai. Atau dengan perkataan lain segala

keperluan jihad baik jihad di zaman perang maupun jihad di zaman

damai. Pengertian jihad adalah memberikan segala kesanggupan

untuk menolong agama Islam dengan segala cara atau jalan yang

dapat menolong memajukan Islam di dalam segala bidang (aspek)

kehidupan.

h. Ibnu Sabil, ialah orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan

ma‟siat mengalami kesengsaraan dalam perjalanan karena

kehabisan biaya.

Page 55: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

41

2.1.2.7. Sanksi

Orang yang enggan mengeluarkan zakat akan mendapatkan

siksaan di akhirat dan di dunia. Di akhirat, dia akan mendapatkan

siksaan yang pedih. Pernyataan ini berdasarkan hadits Nabi SAW. yang

artinya sebagai berikut :

“Siapa pun yang dibuat kaya raya oleh Allah dan tidak

membayarkan zakat kekayaannya, maka pada hari kiamat

kekayaannya akan diubah menjadi ular beracun dengan dua tanda

hitam di atas matanya, ular itu akan melilit lehernya dan berkata:

akulah kekayaanmu, akulah hartamu yang kamu timbun dulu.

Kemudian Nabi membaca firman Allah surat Ali Imran ayat 180:

“Dan janganlah orang yang bakhil dengan apa yang diberikan

Allah kepadanya dari karunia-Nya mengira bahwa (kebakhilan) itu

lebih baik baginya. Tidak, (kebakhilan) itu buruk baginya. Segala

yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan di lehernya kelak

pada hari kiamat. Kepunyaan Allah warisan langit dan bumi. Dan

Allah tahu benar apa yang kamu lakukan”. (HR. Al-Bukhari) (Al-

Imam Zainuddin Ahmad, 2001: 284).

Sunnah Nabi SAW. tidak hanya mengancam orang yang tidak

mau membayar zakat dengan hukuman di akhirat saja, tetapi juga

mengancam orang yang tidak mau membayar zakat dengan hukuman di

dunia secara konkrit. Sabda Nabi SAW: “Tiada suatu kaum menolak

mengeluarkan zakat melainkan Allah menimpa mereka dengan paceklik

(kemarau panjang dan kegagalan panen).” (HR. Attabrani) (Almath,

1991: 106).

2.1.2.8. Fungsi Zakat

Zakat adalah ibadah dalam bidang harta yang mengandung

fungsi yang demikian besar dan mulia, baik berkaitan dengan orang

Page 56: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

42

yang berzakat (muzakki), penerimanya (mustahiq), harta yang

dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat keseluruhan. Fungsi

tersebut antara lain sebagai berikut:

Pertama, sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT,

mensyukuri nikmat-Nya, menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa

kemanusiaan yang tinggi menghilangkan sifat kikir, rakus dan

meterialis, menumbuhkan ketenangan hidup, sekaligus membersihkan

dan mengembangkan harta yang dimiliki. Kedua, karena zakat

merupaka hak mustahiq, zakat berfungsi untuk menolong, membantu

dan membina mereka, terutama fakir miskin, ke arah kehidupan yang

lebih baik dan lebih sejahtera. Ketiga, sebagai salah satu sumber dana

bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang harus dimiliki umat

Islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan, sosial, sekaligus

sarana pengembangan kualitas sumberdaya manusia muslim. Keempat,

untuk memasyarakatkan etika bisnis yang benar, sebab zakat itu

bukanlah membersihkan harta yang kotor, tetapi mengeluarkan bagian

dari hak orang lain dari harta kita yang kita usahakan dengan baik dan

benar. Kelima, dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat

merupakan salah satu intrumen pemerataan pendapatan. Dengan zakat

yang dikelola dengan baik, dimungkinkan membangun pertumbuhan

ekonomi sekaligus pemerataan pendapatan (Hafidhuddin, 2002: 10-14).

Adapun multiplayer effect dari zakat yaitu: menambah jumlah

muzakki dan munfiq atau mushoddiq, melipatgandakan penguasaan

Page 57: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

43

asset dan modal di tangan umat Islam, membuka lapangan kerja yang

luas (Djuanda, 2006: 17).

2.1.3. Zakat sebagai Pesan Dakwah

Keberhasilan gerakan zakat antara lain sangat tergantung kepada

bagaimana ajaran zakat ini didakwahkan kembali dengan sungguh-

sungguh kedalam masyarakat. Ajaran zakat adalah suatu ajaran Tuhan, dan

dakwah adalah seruan manusia untuk berjalan di jalan Tuhan tersebut.

Dasar dan prinsip utama dalam mendakwahkan zakat sebagai ajaran di

jalan Tuhan didasarkan kepada firman Allah dalam al-Qur'an surat An-

Nahl ayat 125:

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bermujadalahlah dengan

mereka dengan (ide-ide) yang lebih unggul. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk”.

Konsep dakwah dengan hikmah, pengajaran yang baik dan

bermujadalah dengan ide-ide yang lebih unggul ini dapat dikembangkan

menjadi pendekatan dan metodologi pengembangan zakat yang efektif,

efisien dan menyentuh hati manusia.

Penyuluhan zakat, baik tentang hukumnya, hikmahnya, metode

penggalian dan pengumpulannya, manajemennya sampai pemanfaatannya

merupakan bagian yang sangat penting dari gerakan zakat dan

pemasyarakatan kembali ajaran zakat ke dalam masyarakat, konsep

penyuluhan di sini dibatasi pada konsep tabligh atau menyampaikan

Page 58: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

44

pesan-pesan agama (Safwan Idris, 1997: 212). Tabligh atau penyampaian

pesan-pesan agama hendaknya disampaikan dengan kehalusan budi daya

manusia dan dengan bahasa yang mengandung nilai-nilai yang sangat

kaya. Muballig harusnya orang-orang yang kaya nilai, karena balaghah

adalah sastra, dan tablig dengan bahasa yang penuh dengan nilai-nilai

sastra adalah tablig yang kaya nilai yang akan mengisi akal dan hati

manusia. Karena itu Muballig seharusnya adalah orang-orang yang

memiliki ketrampilan bahasa dan kehalusan seni sastra.

Pesan-pesan kebenaran hanya bisa menerobos ke dalam hati

manusia bila disampaikan secara manusiawi dan dengan prinsip bahwa

muballig itu adalah orang-orang yang mencintai manusia sebagai sasaran

penyampaian ajaran berzakat dan mempunyai kemampuan untuk

mewujudkan cintanya itu sebagai pelaksana missi dari Allah SWT.

Penyampaian pesan-pesan agama bukan saja bersifat lisan tetapi juga

bersifat hal, artinya dibuktikan oleh kenyataan-kenyataan dalam kehidupan

para muballig itu sendiri.

Kemunduran dakwah sebenarnya sangat terkait dengan kenyataan-

kenyataan hidup umat Islam yang kadang-kadang tidak sesuai dengan

nilai-nilai serta harkat dan martabat manusia. Kenyataan-kenyataan hidup

sehari-hari adalah Iisaanul hal yang lebih menyentuh hati manusia

dibanding dengan bahasa lisan orang yang berbicara. Karena itu, orang-

orang yang menjadi penyuluh zakat harus selalu mencerminkan keimanan

kepada Allah, ketinggian harkat dan martabat sebagai manusia dan

Page 59: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

45

kedalaman cintanya kepada sesama manusia, karena kecintaan kepada

sesama manusia adalah bagian dari iman kepada Allah.

Tujuan dari penyuluhan zakat dapat dibagi ke dalam dua macam

tujuan yaitu yang pertama pemberdayaan manusia melalui pencerahan dan

penyadaran yang kedua, aktualisasi kewajiban zakat sebagai amal shaleh

(Safwan Idris, 1997: 214). Yang dimaksud dengan pemberdayaan di sini

ialah menumbuhkan kekuatan iman dan ilmu dalam diri manusia sebagai

esensi pokok keberdayaan manusia. Manusia kuat bukan karena memiliki

otot-otot yang kuat atau harta yang banyak, tetapi menusia berdaya dan

perkasa karena kekuatan iman dan ilmunya. Kedua unsur ini mesti berjalan

bersama seperti dua kaki yang menyebabkan manusia bisa berjalan dengan

gagahnya, manusia yang berilmu tanpa beriman menjadi sangat lemah

terhadap berbagai pengaruh dan godaan sehingga ilmunya akan dijualnya

dengan harga yang murah. Tanpa iman dan integritas diri yang kuat

ilmuwan bisa dibeli orang dan ilmuwan yang bisa dibeli bukanlah ilmuwan

yang memiliki kekuatan, karena itu kesatuan ilmu dan iman merupakan

keharusan dalam pemberdayaan manusia, dan pemberdayaan ini dicapai

dengan pencerahan dan penyadaran.

Yang dimaksud dengan pencerahan di sini ialah usaha-usaha

menumbuhkan kembali pengetahuan zakat sebagai kebenaran dari Allah

ke dalam hati manusia, sedangkan tujuan akhir dari usaha pencerahan ialah

untuk membuat masyarakat mengerti dan memahami konsep-konsep

ajaran zakat secara mendalam, kontekstual, aktual, dan ilmiah sehingga

Page 60: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

46

mendatangkan kecerahan dalam hati manusia. Tujuan dari pencerahan

diutamakan untuk menunjukkan kembali nilai-nilai dasar, nilai-nilai

ilmiyah dan hikmah-hikmah yang aktual dan kontekstual dari ajaran zakat

secara mendalam, sehingga meskipun ada berbagai penafsiran tentang

ajaran zakat, tafsiran yang berbeda-beda itu tidak menimbulkan

kebingungan dalam hati umat (Safwan Idris, 1997: 216).

Dewasa ini masyarakat semakin sadar bahwa zakat adalah suatu

kewajiban penting yang merupakan bagian dari lima rukun Islam, namun

demikian pengetahuan ini saja belum dapat mengerakkan warga

masyarakat untuk berzakat. Ini menunjukkan ada sisi lain dari ajaran

berzakat yang harus ditumbuhkan dalam hati nurani manusia yang biasa

disebut dengan kesadaran.

Konsep kesadaran sebagai suatu sisi dalam kehidupan manusia

yang terkait dengan dimensi spiritual atau dimensi rohaniyah, karena

kesadaran itu datang dengan dihembuskannya ruh ke dalam diri manusia

pada waktu penciptaannya. Dalam konsep kesadaran ini terkandung makna

bahwa seseorang meyakini sesuatu yang benar yang diperoleh sebagai

hasil terbukanya hati manusia untuk menerima petunjuk atau hidayah dari

Allah swt. Karena itu kegiatan penyadaran termasuk di dalamnya

menanamkan kembali nilai-nilai spiritual dalam ajaran zakat bertujuan

untuk menumbuhkan motivasi berzakat sehingga ajaran zakat tidak tinggal

sebagai ajaran yang pasif tetapi menjadi ajaran yang dinamis dan mampu

menggerakkan ummat untuk melakukannya.

Page 61: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

47

Sesuai dengan definisi di atas maka tujuan dari penyadaran adalah

pembinaan iman dan kecenderungan hati untuk berbuat baik, sedangkan

tujuan dari pencerahan itu bertumpu pada pembinaan dan pendalaman

ilmu sehingga mengetahui bagaimana kita melakukan sesuatu secara

benar. Adapun tujuan akhir dari penyadaran dan pencerahan sebagai usaha

penyuluhan atau dakwah zakat adalah untuk melahirkan amal shaleh,

karena tujuan akhir yang ingin dicapai dalam mendakwahkan zakat adalah

mewujudkan amal shaleh ke dalam kehidupan masyarakat (Safwan Idris,

1997: 218). Jadi inti dari dakwah zakat dengan hikmah dan pelajaran-

pelajaran yang baik serta mujadalah dengan ide-ide yang lebih unggul

adalah untuk memperkokoh iman, memperkaya ilmu sehingga melahirkan

amal shaleh, yang dalam hal ini adalah hidup dan berkembangnya

kewajiban berzakat dalam masyarakat.

2.2. Perubahan Status Manusia dalam Dakwah Zakat

2.2.1. Pengertian Perubahan

Berbicara mengenai perubahan perlu kiranya mengemukakan

pendapat ahli mengenai pembatasan perubahan itu sendiri. Wibowo (2006:

87) mengartikan perubahan adalah membuat sesuatu menjadi berbeda.

Menurut Potts dan LaMarsh yang dikutip oleh Wibowo (2006: 87) bahwa

perubahan merupakan pergeseran dari keadaan sekarang suatu organisasi

menuju pada keadaan yang diinginkan di masa depan. Perubahan dari

keadaan sekarang tersebut dilihat dari sudut struktur, proses, orang dan

budaya. Sedangkan menurut Prasetyo Widi menyatakan bahwa perubahan

Page 62: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

48

adalah kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda

dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses yang menyebabkan

perubahan pola perilaku individu atau institusi (http://prasetyowidi.

wordpress.com).

Dari definisi yang telah dikemukakan di atas, maka pada

hakikatnya perubahan adalah bergerak dari keadaan sekarang menuju pada

keadaan baru. Kalau ditinjau dari jenisnya, menurut Wibowo (2006: 98-

99) perubahan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu perubahan terencana dan

perubahan tidak terencana. Perubahan terencana adalah aktivitas

perubahan yang disengaja dan berorientasi pada tujuan, sedangkan

perubahan tidak terencana adalah pergeseran aktivitas organisasional

karena adanya kekuatan yang sifatnya eksternal, yang berada di luar

kontrol organisasi.

Dalam Al-Qur‟an, perubahan diungkapkan dengan beberapa

ungkapan di antaranya, yaitu: taghyir mabi qaumin (mengubah apa yang

ada pada suatu kaum). Ungkapan ini, antara lain ditemukan di dalam surat

ar-Ra‟ad ayat 11 yang berbunyi:

Artinya: “sungguh Allah tidak mengubah apa yang ada pada suatu kaum

hingga mereka mengubah apa yang terdapat pada diri mereka.

(Dept. Agama, 1978: 370).

Dilihat dari segi sematik, pengungkapan ayat dengan kata

“yughayyiru” yang merupakan kata kerja transitif, menunjukkan bahwa

Page 63: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

49

perubahan yang dimaksud dalam ayat di atas adalah perubahan yang

dikehendaki atau perubahan yang direncanakan, sebab kata “yughayyiru”

mengandung pengertian perubahan dari suatu kondisi kepada kondisi yang

lain, boleh jadi kondisi yang tidak baik kepada yang baik atau sebaliknya.

Bahwa secara implisit ayat tersebut menyebutkan strategi yang seharusnya

dipilih dalam melakukan perubahan, yaitu strategi tadarruj (gradual). Ayat

tersebut menggambarkan dua bentuk gradualitas sekaligus, yaitu

gradualitas dalam perubahan sosial dan gradualitas dalam materi dakwah

penyampaiaannya. Secara garis besar, seperti yang dipahami dari ayat

tersebut perubahan sosial harus menempuh dua tahapan. Pertama, tahap

taghyir ma bi al-anfusihim (perubahan apa yang terdapat di dalam diri)

berupa perubahan pemikiran, pemahaman, keyakinan, dan akhlak. Pada

tahap ini, materi yang harus disampaikan oleh pelaku perubahan sosial

adalah pemikiran, aqidah, dan ibadah. Kedua, tahap taghyir ma biqaumin

(perubahan kondisi sosial). Pada tahap ini, materi yang seharusnya

disampaikan oleh pelaku perubahan adalah aspek muamalat, persoalan

ekonomi, sosial-kemasyarakatan, politik dan lain sebagainya (Munir,

2006: 255-256).

2.2.2. Unsur-Unsur Manusia dalam Dakwah Zakat

Unsur manusia dalam dakwah zakat adalah komponen-komponen

yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah zakat. Unsur-unsur manusia

dalam dakwah zakat tersebut adalah muzakki, amil, dan mustahiq.

Page 64: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

50

1) Muzakki

Menurut pasal 1 UU Tahun 1999 No. 38 tentang Pengelolaan

Zakat, yang dimaksud muzakki atau pembayar zakat adalah orang atau

badan yang dimiliki oleh orang Muslim dan mampu berdasarkan

syariat Islam untuk menunaikan zakat. Zakat diwajibkan bagi para

aghniya (hartawan) yang kekayaannya memenuhi batas minimal

(nisab) untuk setahun (haul).

Seluruh ahli fiqih sepakat bahwa setiap Muslim, merdeka,

baligh dan berakal wajib menunaikan zakat. Akan tetapi mereka

berbeda pendapat tentang orang yang belum baligh dan gila. Menurut

mazhab Imamiyah, harta orang gila, anak-anak dan budak tidak wajib

dizakati dan baru dizakati ketika pemiliknya sudah baligh, berakal dan

merdeka. Ini berdasarkan sabda Nabi SAW: “tiga orang terbebas dari

ketentuan hukum; kanak-kanak hingga dia baligh, orang tidur hingga

ia bangun dan orang gila hingga dia sembuh”. Pendapat sama

dikemukakan mazhab Hanafi, kecuali dalam zakat hasil tanaman dan

buah-buahan, karena menurut mereka dalam hal ini tidak diperlukan

syarat berakal dan baligh. Manurut madhab Maliki, Hambali, Syafi‟i,

berakal dan baligh tidak menjadi syarat bagi diwajibkannya zakat.

Oleh sebab itu, harta orang gila dan anak-anak wajib di zakati oleh

walinya.

Bagi mereka yang memahami zakat seperti ibadah yang lain,

yakni seperti sholat, puasa dan lain-lain, tidak mewajibkan anak-anak

Page 65: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

51

yang belum baligh dan orang gila menunaikan zakat. Adapun mereka

yang menganggap zakat sebagai hak orang-orang fakir atas harta

orang-orang kaya, mewajibkan anak-anak yang belum baligh dan

orang gila menunaikan zakat (Jannati, 2007: 65).

2) Amil

Amil adalah orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan

membagikan harta zakat. Artinya mereka adalah orang yang diangkat

oleh penguasa atau suatu Badan Perkumpulan (Organisasi) Islam

untuk mengurusi zakat sejak dari mengumpulkannya sampai pada

mencatat, menjaga dan membagikannya kepada yang berhak (Zakiah,

1995: 240). Amil zakat memiliki peran sangat penting bagi semua

proses kegiatan lembaga zakat. Keberhasilan dan kemunduran

lembaga zakat tergantung pada sumber daya manusia para amil. Amil

zakat ini hendaknya orang-orang kepercayaan di dalam Islam,

mamiliki sifat amanah dan jujur, mengerti dan memahami hukum

zakat, memiliki kemampuan melaksanakan tugas dengan baik serta

bekerja keras (Hasan, 2011: 30).

Istilah amil disebutkan dalam al-Qur‟an sebagai kelompok

orang yang berhak menerima bagian zakat. Kelompok amil berhak

menerima zakat terkait tugas dan kewajibannya dalam hal

mensosialisasikan, mengumpulkan, mendistribusikan dan

mendayagunakan serta mengelola harta zakat. Melihat kewajiban-

Page 66: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

52

kewajiban tersebut diketahui bahwa personil amil zakat memiliki

tugas pokok antara lain:

a. Bidang sosialisasi memiliki tugas pokok menyampaikan dan

menyadarkan masyarakat agar memahami dan mengamalkan

ajaran zakat.

b. Bidang pengumpulan memiliki tugas pokok melakukan pendataan

muzakki dan mengumpulkan harta zakat dari muzakki.

c. Bidang pendistribusian memiliki tugas pokok melakukan

pendataan mustahiq konsumtif dan melakukan pendistribusian

zakat terhadap mereka.

d. Bidang pendayagunaan memiliki tugas pokok melakukan

pendataan mustahiq produktif, mendistribusikan zakat kepada

mereka, mendampingi, memotivasi, dan mengevaluasi pekerjaan

mereka.

e. Bidang pengelolaan harta zakat memiliki tugas pokok pencatatan,

pembukuan dan menginventarisir harta zakat (Hasan, 2011: 29).

Mengacu pada fungsi dan tugas pokok amil, kemampuan dan

keahlian amil zakat sangat beragam. Pengelolaan zakat secara

profesional tidak bisa mengandalkan satu bidang saja. Oleh karena itu,

dalam pengelolaan zakat berbasis manajemen setiap bidang atau setiap

pekerjaan perlu dikerjakan oleh ahlinya. Bidang sosialisasi perlu

dikerjakan seorang da‟i/dai‟yah atau orang yang ahli pemasaran.

Bidang pembukuan perlu dilakukan oleh orang yang ahli dibidang

Page 67: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

53

akutansi, bidang pendistribusian dan pendayagunaan perlu dilakukan

oleh orang yang ahli dibidang manajemen atau ahli pengembangan

SDM (Hasan, 2011: 30).

3) Mustahiq

Mustahiq adalah orang-orang yang berhak menerima zakat.

Golongan yang berhak mendapatkan zakat pada tataran aplikasi

dibatasi pada yang sudah disebutkan dalam QS at-Taubah ayat 60.

Berdasarkan Qur‟an Surat at-Taubah ayat 60 mustahiq ada delapan

golongan, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, fisabilillah

dan ibnu sabil. Apabila ashnaf yang ditetapkan dalam al-Qur‟an Surat

at-Taubah ayat 60 tersebut dipahami secara tekstual, ada ashnaf yang

tidak dapat diaplikasikan pada saat ini, yakni riqab. Riqab adalah

budak muslim yang telah dijanjikan untuk merdeka kalau ia telah

membeli dirinya. Pemahaman tekstual akan menyebabkan tujuan

zakat tidak tercapai, karena pemberian dana zakat kepada yang

bersangkutan sifatnya konsumtif. Dengan demikian, untuk pencapaian

tujuan zakat dan hikmah diwajibkan zakat, maka pemahaman

kontekstual dan komprehensif terhadap delapan ashnaf perlu

dilakukan, sehingga kelompok yang berhak mendapatkan dana zakat

dapat menerima haknya.

Page 68: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

54

2.2.3. Proses Perubahan Status Manusia dalam Dakwah Zakat

Pada hakikatnya perubahan merupakan pergeseran dari keadaan

sekarang menuju pada keadaan baru yaitu ke arah yang lebih baik. Proses

perubahan dalam hal ini, merubah status mustahiq menjadi muzakki.

Menurut Kurt Lewin yang dikutip oleh Wibowo (2006: 140-142)

ada tiga tahapan yang dapat diambil untuk mengelola perubahan, yaitu:

a. Unfreezing (pencairan), merupakan tahapan yang memfokuskan pada

penciptaan motivasi untuk berubah. Individu didorong untuk mengganti

perilaku dan sikap lama dengan yang diinginkan manajemen.

Unfreezing merupakan usaha perubahan untuk mengatasi resistensi

(perlawanan) individual dan kesesuaian kelompok. Proses pencairan

tersebut merupakan adu kekuatan antara faktor pendorong dan faktor

penghalang bagi perubahan dari status quo. Untuk dapat menerima

adanya suatu perubahan, diperlukan adanya kesiapan atau readiness

individu. Pencairan ini dimaksud agar seseorang tidak terbelenggu oleh

keinginan mempertahankan diri dari status quo, dan bersedia membuka

diri.

b. Changing atau movement merupakan tahap pembelajaran di mana

pekerja diberi informasi baru, model perilaku baru, atau cara baru

dalam melihat sesuatu. Maksudnya adalah membantu pekerja belajar

konsep atau titik pandang baru. Para pakar merekomendasikan bahwa

yang terbaik adalah untuk menyampaikan gagasan kepada para pekerja

bahwa perubahan adalah suatu proses pembelajaran berkelanjutan dan

Page 69: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

55

bukannya kejadiaan sesaat. Dengan demikian, perlu dibangun

kesadaran bahwa pada dasarnya kehidupan adalah suatu proses

perubahan terus menerus.

c. Refreezing atau pembekuan kembali merupakan tahapan di mana

perubahan yang terjadi distabilisasi dengan membantu pekerja

mengintegrasikan perilaku dan sikap yang telah berubah ke dalam cara

yang normal untuk melakukan sesuatu. Hal ini dilakukan dengan

memberi pekerja kesempatan untuk menunjukkan perilaku dan sikap

baru. Sikap dan perilaku yang sudah mapan kembali tersebut perlu

dibekukan, sehingga menjadi norma-norma baru yang diakui

kebenarannya. Dengan telah terbentuknya perilaku dan sikap baru,

maka perlu diperhatikan apakah masih sesuai dengan perkembangan

lingkungan yang terus berlangsung. Apabila ternyata diperlukan

perubahan kembali, maka proses unfreezing akan dimulai kembali.

Sebagai suatu sistem, perubahan mempunyai beberapa unsur, yaitu

sebab, pelaku perubahan, target perubahan, media perubahan dan unsur

strategi perubahan.

1. Strategi perubahan dapat berupa strategi pembangunan, strategi

revolusi, strategi persuasi, strategi normatif re-edukatif.

2. Pelaku perubahan pada pokoknya terdiri dari dua kelompok, yaitu

leaders dan supporters. Kelompok leaders bisa terdiri dari pengarah

perubahan, pendukung perubahan dan pembacking perubahan (seperti

yang mendukung dari sumber dana), administrators, teknisi/konsultan,

Page 70: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

56

organizer. Kelompok supporters bisa terdiri dari aktivis (workers),

penyumbang yang tidak ikut aktif (donors) dan simpatisan.

3. Adapun unsur target perubahan, bersifat kondisional disesuaikan

dengan rekomendasi hasil penelitian dan pertimbangan di lapangan

tentang apa yang dirasa mendesak untuk diselesaikan. Target itu bisa

berupa upaya membantu (korban dari masalah yang melilitnya),

memprotes atau memperbaharui institusi-institusi sosial.

4. Sedangkan unsur media secara garis besar dibedakan ke dalam dua

kelompok, yaitu media pengaruh dan media respon. Media pengaruh

adalah media komunikasi yang digunakan pelaku perubahan untuk

mencegah sasaran perubahan. Sedangkan media respon adalah media

komunikasi yang digunakan oleh sasaran perubahan untuk

menggulingkan tanggapan mereka (Sulthon, 2003: 139-140).

Dalam proses perubahan status manusia dalam dakwah zakat,

terlebih dahulu manusia (mustahiq) dibebaskan dari kemiskinan jiwanya

sehingga tidak mudah untuk meminta-minta. Sebelum melangkah pada

persoalan teknis, sasaran pertama adalah membuat jiwa si mustahiq

menjadi kaya dan siap untuk berusaha. Mereka diyakinkan bahwa setiap

manusia memiliki kemampuan.

Perubahan yang terjadi pada suatu masyarakat tidak terlepas dari

perubahan yang terjadi pada individu-individu, sehingga dakwah zakat

adalah dakwah yang ditujukan kepada hati-hati dari individu itu. Tidak

sekedar perubahan-perubahan yang bersifat permukaan, sedangkan inti di

Page 71: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

57

dalamnya tidak terjadi perubahan apa pun. Perubahan yang hakiki itulah

yang dicari dalam dakwah zakat.

2.3. Konsep Pengelolaan Zakat

2.3.1. Pengertian Pengelolaan Zakat

Aktivitas keagamaan yang bertujuan untuk mensosialisasikan

ajaran Islam bagi penganutnya dan umat manusia biasanya disebut dengan

aktivitas dakwah. Aktivitas dakwah ini dilakukan baik melalui lisan,

tulisan, maupun perbuatan nyata. Salah satu aktivitas dakwah yang

mengandung nilai sosial ekonomi adalah aktivitas zakat. Aktivitas zakat

merupakan aktivitas dakwah Islam yang memiliki peran dan fungsi

penting upaya mewujudkan kesejahteraan umat Islam dan keadilan sosial.

Untuk dapat melaksanakan fungsinya, aktivitas zakat memerlukan sebuah

pengelolaan zakat yang baik agar dana zakat dapat berdaya guna dan

berhasil guna bagi umat Islam.

Sebelum berbicara mengenai arti pengelolaan zakat, terlebih dahulu

berbicara mengenai arti pengelolaan. Kata pengelolaan memiliki makna

yang sama dengan manajemen. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2005: 534), kata pengelolaan berasal dari kata kelola yang berarti;

mengendalikan, menyelenggarakan (perintah, dsb); mengurus (perusahaan,

proyek, dsb). Sedangkan kata pengelolaan berarti; proses, cara, perbuatan

pengelola; proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan

tenaga orang lain; proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan

Page 72: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

58

tujuan organisasi; proses yang memberikan pengawasan pada semua hal

yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan.

Istilah manajemen dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:

708) adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai

sasaran. Secara etimologi kata manajemen berasal dari kata “manage” atau

“minus” yang berarti; memimpin, menangani, mengatur atau membimbing

(Ruslan, 1999: 1).

Sementara pengertian manajemen secara terminologi telah

dirumuskan oleh para ahli dengan pengertian yang beragam. Adapun

pengertian manajemen menurut para ahli bidang manajemen di antaranya

adalah sebagai berikut :

1) Menurut James A.F. Stoner (1991: 7) Manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian dan penggunakan sumber daya

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

2) Malayu S.P. Hasibuan (2007: 1) mendefinisikan manajemen adalah

ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai

suatu tujuan tertentu.

3) R. Terry mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses khas yang

terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan

Page 73: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

59

serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan

sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya (Hasibuan, 2001: 3).

Dari definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen adalah proses perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing) penggerakan (Actuating) dan

pengawasan (Controlling), untuk memperoleh hasil dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

Pemahaman dari definisi tersebut di atas, terkait dengan judul

penelitian ini pengelolaan yang dimaksud adalah manajemen yaitu

menyangkut proses suatu aktivitas. Dalam kaitannya dengan zakat, proses

tersebut meliputi sosialisasi zakat, pengumpulan zakat, pendistribusian dan

pendayagunaan serta pengawasan. Sementara pengertian pengelolaan

zakat secara konseptual telah dirumuskan oleh para pakar dengan

pengertian yang beragam, diantaranya adalah Didin Hafidhuddin (2002:

125) berpendapat bahwa yang dimaksud pengelolaan zakat adalah bahwa

zakat itu diambil (dijemput) dari orang-orang yang berkewajiban untuk

berzakat (muzakki) untuk kemudian diberikan kepada mereka yang berhak

menerimanya (mustahiq). Yang mengambil dan yang menjemput tersebut

adalah para petugas („amilin).

Ali Yafie (1994: 236) menyatakan pengelolaan zakat adalah hasil

harta yang dikumpulkan dari muzakki dialokasikan kepada mustahiq

dengan memberikan perkakas yang memungkinkan ia bekerja dalam

bidang keterampilannya untuk mencukupi kebutuhan pokoknya. Atau bagi

Page 74: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

60

yang tidak dapat berniaga, juga tidak mempunyai suatu keterampilan

dalam usaha tertentu, maka kepadanya diberikan jaminan dengan jalan

menanamkan modal, baik dalam harta yang tidak bergerak (tanah) maupun

pada harta yang berkembang seperti peternakan (masyriah) yang

penghasilannya dapat mencukupi kebutuhan pokok dalam kehidupan

sehari-hari.

Sedangkan menurut Sahal Mahfudz yang dikutip oleh Muhammad

Hasan (2011: 6) pengelolaan zakat adalah penataan dengan cara

melembagakan zakat itu sendiri, tidak cukup hanya terbatas dengan

pembentukan panitia zakat akan tetapi menyangkut aspek-aspek

pendataan, pengumpulan, penyimpanan, pembagian, dan yang menyangkut

kualitas manusianya. Lebih dari itu, aspek yang berkaitan dengan syari‟ah

tidak bisa dilupakan.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun

1999 tentang Pengelolaan Zakat, yang dimaksud “pengelolaan zakat”

adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta

pendayagunaan zakat.

2.3.2. Pengumpulan Zakat

Kewajiban menunaikan zakat sebagaimana dijelaskan sebelumnya,

adalah sebagai kewajiban yang diperintahkan oleh agama kepada setiap

orang muslim yang mampu atau badan yang dimiliki oleh orang muslim.

Oleh karenanya maka penunaiannya pada prinsipnya adalah berdasarkan

Page 75: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

61

kesadaran masing-masing. Itulah sebabnya pada pasal 12 ayat (1) Undang-

Undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, menentukan

bahwa pengumpulan zakat dilakukan oleh BAZ/LAZ dengan cara

menerima atau mengambil dari muzakki atas pemberitahuan muzakki.

Namun demikian dalam penjelasan pasal 12 ayat (1) mengharuskan BAZ

dan LAZ untuk bersikap proaktif dalam melaksanakan tugasnya, yaitu

dengan melakukan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi serta

melakukan tugas penyuluhan dan pemantauan seperti disebutkan dalam

pasal 8 Undang-undang Zakat.

Dalam pengumpulan zakat dari harta muzakki yang berada di Bank,

BAZ/LAZ dapat bekerja sama dengan bank atas permintaan muzakki, yaitu

dengan memberikan kewenangan kepada petugas bank untuk memungut

zakat harta simpanan muzakki, yang kemudian diserahkan kepada

BAZ/LAZ. Dalam menunaikan zakatnya, muzakki melakukan sendiri

perhitungan harta dan kewajiban zakatnya berdasarkan hukum agama

pasal ( 14 ayat 2 ). Apabila tidak dapat menghitung sendiri, muzakki dapat

meminta bantuan BAZ/LAZ atau sebaliknya BAZ/LAZ memberikan

bantuan kepada muzakki. Selain hal-hal tersebut di atas, undang-undang

zakat telah menentukan pula bahwa zakat yang telah dibayarkan oleh

muzakki pada BAZ atau LAZ dikurangkan dari laba/pendapatan sisa kena

pajak dari wajib pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut diatur dalam pasal 14 ayat

3 Undang-Undang No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, yang

Page 76: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

62

penjelasannya menyatakan bahwa hal demikian dimaksudkan agar wajib

pajak tidak terkena beban ganda, yakni kewajiban membayar zakat dan

pajak. Dan pelaksanaannya tentu akan dilakukan oleh masing-masing yang

bersangkutan pada saat melakukan sendiri perhitungan pajaknya.

Selain zakat, BAZ dan LAZ dapat pula menerima infaq, shodaqoh,

hibah, wasiat, waris dan kafarat (pasal 13), maka BAZ/LAZ dapat pula

berfungsi sebagai Baitul Mal yang dapat menampung berbagai harta yang

terjadi sebagai pelaksana dari ketentuan agama, yang hasilnya akan sangat

bermanfaat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan

sosial.

2.3.3. Pendayagunaan Zakat

Istilah pendayagunaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(2005: 242) berasal dari kata “daya-guna” yang berarti kemampuan

mendatangkan hasil atau manfaat. Istilah pendayagunaan dalam konteks

ini mengandung makna pemberian zakat kepada mustahiq secara produktif

dengan tujuan agar zakat mendatangkan hasil dan manfaat bagi yang

memproduktifkannya.

Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat, dilakukan berdasarkan

skala prioritas kebutuhan mustahiq, yang persyaratan dan prosedurnya

diatur dengan keputusan Menteri. Hal tersebut diatur dalam pasal 16, 17

undang-undang zakat jo pasal 28, 29 KMA, sebagaimana dijelaskan oleh

Suparman Usman (2002, 173-174), sebagai berikut:

Page 77: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

63

a. Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mustahiq, sesuai

dengan ketentuan syariat Islam. Dalam penjelasan pasal 16

disebutkan, bahwa mustahiq delapan ashnaf ialah fakir, miskin, amil,

muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil, yang di dalam

aplikasinya dapat meliputi orang-orang yang paling tidak berdaya

secara ekonomi, seperti anak yatim, orang jompo, penyandang cacat,

orang yang menuntut ilmu, pondok pesantren, anak terlantar, orang

yang terlilit utang, pengungsi yang terlantar dan korban bencana alam.

b. Pendayagunaan zakat untuk mustahiq dilakukan berdasarkan

persyaratan sebagai berikut: (1). hasil pendataan dan penelitian

kebenaran mustahiq delapan ashnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf,

riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil; (2). mendahulukan orang-

orang yang paling tidak berdaya memenuhi kebutuhan dasar secara

ekonomi dan sangat memerlukan bantuan; (3). mendahulukan

mustahiq dalam wilayahnya masing-masing.

c. Pendayagunaan zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan mustahiq

dan dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif.

d. Hasil penerimaan infaq, shodaqoh, hibah, wasiat, waris dan kafarat,

didayagunakan terutama untuk usaha yang produktif.

e. Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dilakukan berdasarkan

persyaratan sebagai berikut : (1). apabila pendayagunaan zakat untuk

mustahiq, sudah terpenuhi dan ternyata masih terdapat kelebihan; (2).

Page 78: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

64

terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan; (3).

mendapat persetujuan tertulis dari dewan pertimbangan.

f. Prosedur pendayagunaan zakat untuk usaha produktif ditetapkan

sebagai berikut: (1). melakukan studi kelayakan; (2). menentukan

jenis usaha produktif; (3). melakukan bimbingan dan penyuluhan; (4).

melakukan pemantauan, pengendalian dan pengawasan; (5).

mengadakan evaluasi; dan (6). membuat pelaporan.

Departemen Agama Republik Indonesia menyebutkan bahwa

sasaran pendayagunaan zakat hendaknya digunakan untuk hal-hal sebagai

berikut:

a. Memperbaiki Taraf Hidup

Kegiatan yang dapat dilakukan dalam memperbaiki taraf hidup

masyarakat ada dua macam. Pertama, kegiatan yang bersifat motivasi

seperti memberikan pengetahuan tentang sistem manajemen (dalam arti

sederhana), bimbingan, memberikan pengetahuan tentang beberapa

macam Home Industry dan lain-lain. Kedua, kegiatan yang bersifat

memberikan bantuan permodalan, baik berupa uang untuk modal

utama, modal tambahan maupun modal berupa barang seperti peralatan,

ternak dan lain-lain.

b. Pendidikan dan beasiswa

Dalam hal ini program-program yang dilakukan untuk pendidikan

dan beasiswa dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, memberikan

bantuan kepada organisasi atau yayasan yang bergerak dalam bidang

Page 79: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

65

pendidikan, baik berupa uang yang pengelolaannya diserahkan

sepenuhnya kepada pengurusnya atau berupa bantuan sarana

pendidikan yang mendesak untuk disediakan. Bantuan tersebut dapat

diberikan secara insidental sebagai usaha memberikan perangsang saja

atau juga secara rutin untuk peningkatan mutu pendidikan tersebut.

Kedua, memberikan bantuan biaya sekolah kepada anak-anak tertentu

atau sifatnya tetap dalam bentuk bea siswa kepada beberapa anak,

sehingga ia dapat melanjutkan sekolah sampai jenjang tertentu yang

ditetapkan oleh pengelola atau pengurus BAZ.

c. Mengatasi Ketenagakerjaan atau Pengangguran

Selain itu juga, kegiatan lain yang dapat dilakukan dengan dana

zakat adalah mengatasi masalah ketenagakerjaan dan pengangguran, hal

ini karena masalah ketenagakerjaan pada umumnya dan pengangguran

pada khususnya, akhir-akhir ini juga merupakan masalah yang serius

yang sedang dihadapi masyarakat.

Sasaran atau objek penggarapan dari proyek ini adalah fuqara

yaitu orang-orang yang belum mempunyai usaha atau pekerjaan tetap

untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Di samping para

fuqara juga kepada para putus sekolah, atau para siswa yang telah

menyelesaikan studinya dan tidak melanjutkannya kejenjang yang lebih

tinggi, serta belum juga memperoleh pekerjaan yang diharapkan,

ataupun kepada mereka yang sudah memiliki usaha namun macet atau

berhenti karena kekurangan modal. Dalam memberikan permodalan itu

Page 80: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

66

dapat diberikan kepada perorangan atau kelompok, sehingga kelompok

itulah yang akan mengelola modal berdasarkan pengetahuan dan

ketrampilan yang telah diperoleh.

d. Program Pelayanan Kesehatan

Program lainnya yang dapat ditanggulangi melalui program

pendayagunaan ZIS adalah masalah pelayanan kesehatan bagi

masyarakat miskin khususnya dan pedesaan pada umumnya yang belum

merata, di samping kemampuan sosial ekonomi masyarakat itu sendiri

belum mampu menjangkaunya. Kegiatan yang dapat dilakukan

diantaranya mendirikan poliklinik, hal ini di daerah perkotaan telah

banyak dilakukan, tetapi apabila dirintis di daerah pedesaan tentunya

akan sangat besar artinya bagi pelayanan kesehatan untuk masyarakat

miskin dan kecil. Kemudian kegiatan lain yang dapat dilakukan dalam

program ini misalnya Program Dana Sehat yaitu program untuk

membantu fakir miskin yang keluarganya menderita sakit dan tidak

mampu untuk menanggung biaya perawatan/pengobatannya.

e. Panti Asuhan

Usaha penanggulangi anak-anak terlantar seperti anak-anak

yatim, telah banyak dilakukan oleh pemerintah maupun organisasi atau

lembaga swasta di kota maupun di pedesaan. Usaha tersebut merupakan

salah satu ajaran yang sangat didorong agama Islam

(memelihara/mendidik anak yatim).

Page 81: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

67

Sementara itu, keikutsertaan umat Islam dalam menangani

pemeliharaan anak yatim piatu adalah dalam bentuk mendirikan panti

asuhan anak yatim atau ada juga yang secara pribadi mengambil anak

yatim piatu untuk dididik dalam keluarga mereka. Memang langkah

seperti itu lebih baik, tetapi tidak dapat melibatkan anak yatim piatu

dalam jumlah yang lebih besar. Pada umumnya masalah yang dihadapi

dalam kegiatan penyantunan anak yatim piatu adalah mencakup segala

proses pendewasaan atau pengasuhan anak tersebut, sehingga mampu

berdiri sendiri, berguna bagi masyarakat, Negara dan agama.

Kegiatan semacam ini tentunya memerlukan biaya yang tidak

sedikit dan dari hasil zakat itulah kiranya dapat dibantukan pembiayaan

yang dimaksud. Program yang dilakukan dapat berupa pemberian

bantuan kepada organisasi yang sudah ada (panti asuhan anak yatim)

dan bantuan itu dapat berupa uang atau peralatan ketrampilan. Program

ini dapat pula berupa mendirikan organisasi atau panti asuhan baru,

sehingga dapat menampung anak yatim piatu dalam jumlah banyak.

f. Sarana Peribadatan

Pemanfaatan atau pendayagunaan zakat untuk keperluan

pembangunan atau pemeliharaan tempat ibadah, memang sudah banyak

dilakukan oleh umat Islam pada umumnya atau para amil pada

khususnya. Pemikiran bahwa zakat itu dapat dikatakan merupakan titik

tolak perkembangan pemikiran atas penafsiran dari kata “fii sabilillah”

(Suprayitno, 2005: 44-48).

Page 82: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

68

Dari semua program yang diutarakan di atas, hendaknya perlu

diingat bahwa tidak mungkin keseluruhan program di atas dapat

diwujudkan sekaligus, oleh karena itu maka pilihan skala prioritas harus

dilakukan. Maka hajat masyarakat setempat yang paling mendesak harus

didahulukan dan harus disesuaikan pula dengan kondisi zakat yang ada.

Yang paling pokok dalam hal ini ialah bagaimana para penerima zakat

dapat benar-benar memperoleh manfaat dana zakat dan berdaya guna

(memiliki dampak atau pengaruh yang luas dan strategis).

2.3.4. Pengawasan Zakat

Menurut Mahmud Hawari yang dikutip oleh Muhammad Hasan

(2011: 25) pengawasan adalah mengetahui kejadian-kejadian yang

sebenarnya dengan ketentuan dan ketetapan peraturan, serta menunjuk

secara tetap terhadap dasar-dasar yang telah ditetapkan dalam perencanaan

semula.

Proses pengawasan merupakan kewajiban yang terus menerus

harus dilakukan untuk pengecekan terhadap jalannya perencanaan dalam

organisasi, dan untuk memperkecil tingkat kesalahan kerja. Kesalahan

kerja dengan adanya pengawasan dapat ditemukan penyebabnya dan

diluruskan.

Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas BAZ dan LAZ dilakukan

oleh unsur pengawas sebagai bagian dari organisasi yang anggotanya

terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah, sedangkan pimpinannya

dipilih langsung oleh anggota. Unsur pengawasan berkedudukan disemua

Page 83: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

69

tingkatan BAZ/LAZ dan dalam melakukan pemeriksaan keuangan

BAZ/LAZ unsur pengawasan dapat meminta bantuan akuntan pablik

(pasal 18 Undang-undang Zakat).

Dalam pelaksanaan tugasnya, selain bertanggung jawab kepada

pemerintah sebagaimana ditentukan dalam pasal 19 Undang-undang Zakat

ini, BAZ/LAZ juga memberikan laporan tahunan kepada DPR sesuai

dengan tingkatnya. Adapun untuk daerah yang tidak ada DPR-nya laporan

tahunan tentunya diberikan kepada DPRD yang lebih tinggi, seperti untuk

kota Semarang dan untuk kecamatan kepada DPRD Kabupaten atau

Kotamadia.

Dalam melakukan pengawasan terhadap BAZ dan LAZ.

Masyarakat dapat berperan serta (pasal 20), baik dalam bentuk

menyampaikan saran dan pendapat maupun memberikan laporan apabila

terjadi penyimpangan pengelolaan zakat. Hal demikian, karena setiap

pengelolaan zakat, baik petugas BAZ atau LAZ, apabila melakukan

kelalaian tidak mencatat atau mencatat tapi tidak benar terhadap zakat,

infaq, shodaqoh, hibah, wasiat dan kafarat yang dikelola diancam

hukuman kurungan selama-lamanya 3 bulan dan atau denda sebanyak-

banyaknya Rp. 30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah). Tindak pidana

tersebut merupakan tindak pidana pelanggaran, akan tetapi apabila petugas

BAZ tau LAZ tersebut melakukan tindakan pidana kejahatan, maka yang

bersangkutan dikenai sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku (pasal 21 Undang-undang Zakat).

Page 84: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

70

2.3.5. Lembaga Pengelolaan Zakat

Lembaga pengelolaan zakat di Indonesia diatur oleh beberapa

peraturan perundang-undangan, yaitu: UU No. 38 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat, Keputusan Menteri Agama No. 581 Tahun 1999

tentang Pelaksanaan UU No. 38 Tahun 1999, dan Keputusan Direktur

Jendral Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji No.D/291 Tahun

2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat (Djuanda, 2006: 3).

Berdasarkan UU RI No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat,

bahwa pengelolaan zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat (BAZ) yang

dibentuk oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dibentuk

oleh masyarakat dan dikukuhkan oleh pemerintah (Mufraini, 2006: 138).

2.3.5.1. Badan Amil Zakat (BAZ)

Struktur organisasi BAZ terdiri dari tiga bagian, yaitu Dewan

Pertimbangan, Komisi Pengawasan dan Badan Pelaksana. Fungsi

masing-masing struktur di BAZ dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Dewan Pertimbangan berfungsi memberikan pertimbangan, fatwa,

saran dan rekomendasi tentang pengembangan hukum dan

pemahaman mengenai pengelolaan zakat.

b. Komisi pengawasan memiliki fungsi melaksanakan pengawasan

internal atau operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan

Pelaksana.

Page 85: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

71

c. Badan Pelaksana mempunyai fungsi melaksanakan kebijakan BAZ

dalam program pengumpulan, penyaluran, dan pendayagunaan zakat

(Djuanda, 2006: 5).

BAZ juga memiliki struktur dari pusat hingga kecamatan. BAZ di

tingkat pusat disebut dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

yang berdiri berdasarkan surat keputusan Presiden Republik Indonesia

nomor 8 tahun 2001 tanggal 17 Januari 2001. Sedangkan BAZ di tingkat

propinsi dikenal dengan sebutan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Tk

I/BAZDA Propinsi. Lembaga ini berdiri disetiap propinsi di seluruh

Indonesia. Untuk mengoptimalkan kinerja BAZ dibentuklah BAZ di

tingkat kabupaten atau kotamadya yang disebut dengan BAZDA Tk

II/BAZDA Kabupaten/Kota. Struktur BAZDA bahkan sudah sampai ke

kecamatan yang dinamakan BAZ Kecamatan.

Setelah terbentuk secara resmi, BAZ mempunyai kewajiban yang

harus dilaksanakan, yaitu:

a. Segera melakukan kegiatan sesuai dengan program kerja yang telah

dibuat.

b. Menyusun laporan tahunan termasuk laporan keuangan.

c. Mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh

akuntan publik atau lembaga pengawas pemerintah yang berwenang

melalui media massa sesuai dengan tingkatannya, selambat-lambatnya

enam bulan setelah tahun buku terakhir.

Page 86: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

72

d. Menyerahkan laporan tersebut kepada pemerintah dan Dewan

Perwakilan Rakyat sesuai dengan tingkatannya.

e. Merencanakan kegiatan tahunan.

f. Mengutamakan pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat yang

diperoleh di daerah masing-masing sesuai dengan tingkatannya

(Djuanda, 2006: 5-6).

Walaupun BAZ dibentuk oleh pemerintah, tetapi sejak awal

proses pembentukannya sampai kepengurusan harus melibatkan unsur

masyarakat. Menurut peraturan hanya posisi sekretaris saja yang berasal

dari pejabat Departemen Agama. Dengan demikian, masyarakat luas

dapat menjadi pengelola BAZ sepanjang kualifikasinya memenuhi syarat

dan lolos seleksi, sebagaimana tertuang dalam pasal 6 Undang-undang

No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

2.3.5.2. Lembaga Amil Zakat (LAZ)

Sebagaimana BAZ, Lembaga Amil Zakat (LAZ) juga memiliki

berbagai tingkatan, yaitu :

a. Nasional, dikukuhkan oleh Menteri Agama.

b. Daerah provinsi, dikukuhkan oleh Gubernur atas usul Kepala Kantor

Wilayah Departemen Agama Provinsi.

c. Daerah Kabupatean atau Kota, dikukuhkan oleh Bupati atau Walikota

atas usul Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten atau Kota.

d. Kecamatan, dikukuhkan oleh Camat atas usul Kepala Kantor Urusan

Agama Kecamatan (Usman, 2001: 171).

Page 87: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

73

Untuk dapat dikukuhkan oleh pemerintah, sebuah LAZ harus

memenuhi dan melampirkan persyaratan sebagai berikut : a). Akte

pendirian (berbadan hukum); b). Data muzakki dan mustahiq; c). Daftar

susunan pengurus; d). Rencana program kerja jangka pendek, jangka

menengah, dan jangka panjang; e). Surat pernyataan bersedia untuk

diaudit (Djuanda, 2006: 7).

Jika sebuah LAZ tidak lagi memenuhi persyaratan pengukuhan

dan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana di atas, pengukuhannya

dapat ditinjau ulang bahkan sampai dicabut. Mekanisme peninjauan

ulang terhadap LAZ dilakukan dengan memberikan peringatan akan

sampai tiga kali. Bila telah tiga kali diperingatkan secara tertulis tidak

ada perbaikan, akan dilakukan pencabutan pengukuhan. Pencabutan

pengukuhan tersebut akan mengakibatkan: (a). Hilangnya hak

pembinaan, perlindungan dan pelayanan dari pemerintah; (b). Tidak

diakuinya bukti setoran zakat yang dikeluarkannya sebagai pengurangan

penghasilan kena pajak; (c). Tidak dapat melakukan pengumpulan dana

zakat (Djuanda, 2006: 7).

Akan tetapi jika LAZ sudah mendapatkan pengukuhan dari

pemerintah, maka memilki kewajiban sebagai berikut: a). Segera

melakukan kegiatan sesuai dengan program kerja yang telah dibuat; b).

Menyusun laporan, termasuk laporan keuangan; c). Mempublikasikan

laporan keuangan yang telah diaudit melalui media massa; d).

Menyerahkan laporan kepada pemerintah (Hasan, 2011: 48).

Page 88: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

74

BAB III

GAMBARAN UMUM PKPU JAWA TENGAH DAN PENGELOLAAN ZIS

DALAM UPAYA MENGUBAH STATUS MUSTAHIQ MENJADI

MUZAKKI

3.1. Gambaran Umum PKPU Jawa Tengah

3.1.1. Sejarah PKPU

PKPU lahir dari rahim sebuah partai politik yang berhaluan Islam

yaitu Partai Keadilan (PK). Awalnya PKPU merupakan sebuah lembaga

struktural kemasyarakatan. Lembaga ini tepatnya adalah Departemen

Kesejahteraan Sosial (Depkessos) Partai Keadilan. Pada pertengahan tahun

1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi cukup parah. Menyikapi krisis

yang berkembang sejumlah anak muda aktif dengan ketetapan hati yang

kuat bergandeng tangan dan bergerak menyumbangkan tenaga dan

fikirannya melakukan aksi sosial di sebagian besar wilayah Indonesia. Di

bawah bendera Depkessos Partai Keadilan, kegiatan sosial kemasyarakatan

ini pada awalnya menggunakan nama Pos Terpadu Pelayanan Masyarakat

(Poster Masyarakat). Setelah keluar dari struktur Partai Keadilan dan

menjadi yayasan tersendiri yang tidak berkaitan dengan Partai Keadilan,

nama Poster Masyarakat berubah menjadi Pos Keadilan Peduli Umat pada

tanggal 10 Desember 1999 dengan badan hukum yayasan. Kemudian

PKPU menisbatkan dirinya sebagai lembaga yang bergerak di bidang

sosial (Bamualim, 2005: 176).

74

Page 89: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

75

Pada 8 Oktober 2001, berdasarkan SK. Menteri Agama No 441

PKPU telah ditetapkan sekaligus dikukuhkan sebagai Lembaga Amil

Zakat Nasional (LAZNAS). Hal itu membuktikan bahwa kepercayaan

masyarakat kepada PKPU semakin besar. Seiring dengan meluasnya

jangkauan kegiatan sosial yang terus disalurkan ke berbagai lapisan

masyarakat di seluruh penjuru Indonesia serta besarnya dorongan

masyarakat luas untuk bekerjasama dalam memberdayakan bangsa, maka

pada tahun 2004, PKPU bertekad untuk membangun kemandirian rakyat

Indonesia dengan memperluas lingkup kerjanya sebagai Lembaga

Kemanusiaan Nasional.

Kiprah PKPU sebagai pegiat kemanusiaan terukir jelas dalam

partisipasinya berdampingan dengan NGO Internasional dari manca

negara mengatasi keadaan darurat tanggap bencana serta fase

pembangunan kembali bencana-bencana besar yang menimpa tanah air

kita seperti gempa bumi dan tsunami di Aceh, Yogyakarta, dan beberapa

peristiwa lainnya. Sebagai lembaga yang semakin kokoh dalam menangani

isu-isu kemanusiaan global maka tuntutan standarisasi kerja serta

pengembangan program telah mencambuk PKPU untuk mengedepankan

peningkatan mutu program dan layanan dengan menghasilkan kontribusi

yang solutif bagi masyarakat. Tuntutan tersebut dijawab dengan

diterimanya PKPU sebagai lembaga dengan status ”NGO in Special

Consultative Status with the Economic and Social Council of the United

Nations”, dan telah memperoleh register di PBB pada 21 Juli 2008, yang

Page 90: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

76

menuntut akuntabilitas kinerja kemanusiaan secara periodik sebagai

konsekuensi status yang disandang. Kemudian pada tahun 2010, PKPU

juga telah resmi terdaftar sebagai Organisasi Sosial Nasional berdasarkan

keputusan Menteri Sosial RI No.08/Huk/2010 (Dokumentasi PKPU dan

wawancara dengan Haryono tanggal 26 Oktober 2011).

3.1.2. Visi dan Misi PKPU Jawa Tengah

Visi yang diusung PKPU Jawa Tengah adalah “Menjadi lembaga

terpercaya dalam membangun kemandirian”. Dengan visi tersebut, PKPU

bertekad untuk menjadi lembaga filantropi Islam terdepan dalam membela

kepentingan umat dengan mengedepankan pengelolaan yang amanah dan

profesional.

Kemudian misi yang dibangun PKPU Jawa Tengah adalah misi

kemanusiaan meliputi tiga kegiatan, yaitu:

1) Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan

untuk mengembangkan kemandirian.

2) Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan,

pemerintah, dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.

3) Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada

masyarakat penerima manfaat (beneficiaries) (Wawancara dengan

Haryono tanggal 26 Oktober 2011).

Page 91: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

77

3.1.3. Program Kerja PKPU Jawa Tengah

Program yang dilakukan PKPU Jawa Tengah secara garis besar

terdiri atas empat bidang, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi

dan gawat darurat (rescue). Dari keempat bidang tersebut masing-masing

mempunyai program, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1

Program Kerja PKPU Jawa Tengah tahun 2011

No Kegiatan Sasaran

I Pendidikan

1. Kelas pelatihan ketrampilan

2. Bimbingan belajar

3. Beasiswa produktif

4. Beasiswa terpadu

5. Sekolah gratis TK An-Nur

6. Pemberdayaan anak jalanan

Pemuda pengangguran

Siswa-siswi SD, SMP, SMA dhuafa’

Mahasiswa dhuafa’ yang produktif

Siswa-siswi SD, SMP, SMA dhuafa’

Anak dhuafa

Anak jalanan dan orang tuanya

II Kesehatan

1. PROSMILING (Program

Kesehatan Masyarakat

Keliling)

2. BUDARZI (Ibu Sadar Gizi)

3. Klinik peduli

4. Klinik bersalin

Komunitas miskin dan jauh dari

fasilitas kesehatan

Komunitas rawan gizi buruk

Dhuafa’ dan khalayak umum

Ibu hamil dhuafa

Page 92: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

78

5. Program layanan antar jenazah

6. Komunitas hijau

Dhuafa’ dan khalayk umum

Komunitas dengan sanitasi kurang baik

III

Ekonomi/ PROSPEK (Program

Sinergi Pemberdayaan

Ekonomi)

1. Pengelolaan KSM dan

pembentukan KSM baru

2. Pelatihan kewirausahaan

Dhuafa’ produktif

Anggota KSM

IV Gawat darurat (rescue)

1. CBDRM (Cummunity Based

Disaster Risk Management)

Tanggap bencana

2. Latihan Tim relawan

Daerah bencana

Relawan lintas Kab/Kota

Sumber: Dokumentasi PKPU Jawa Tengah tahun 2011

PKPU Jawa Tengah juga mempunyai program unggulan dari

keempat bidang di atas. Adapun program unggulan PKPU Jawa Tengah

ada 7 program, yaitu:

1) Program CBDRM (Community Based Disaster Risk Management)

Penanggulangan risiko bencana oleh komunitas merupakan upaya

pemandirian masyarakat dalam menghadapi risiko bencana yang kerap

dihadapi. Komunitas terlibat dan bertanggung jawab terhadap program

sejak perencanaan hingga pelaksanaan. Partisipasi aktif masyarakat

diharapkan akan mengurangi kerentanan dan memperkuat kapasitas

Page 93: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

79

komunitas dalam penanggulangan bencana secara swadaya. Dengan

demikian menghindari ketergantungan komunitas pada pihak eksternal.

PKPU menghadirkan program ini dalam rangka mengalihkan kesigapan

penanganan bencana dari para pegiat tanggap darurat bencana kepada

masyarakat potensi korban bencana. Dengan demikian tindakan

penanganan bencana akan lebih cepat dilakukan dan meminimalisir

resiko dari potensi bencana yang terjadi.

2) Ibu Sadar Gizi (BUDARZI)

Program Pondok Gizi Budarzi (PG Budarzi) merupakan program gizi

masyarakat yang berorientasi pada pemeliharaan kesehatan dan gizi

balita, pembangunan kesadaran masyarakat khususnya ibu untuk

menerapkan kaidah gizi dan kesehatan dalam menyusun menu keluarga

khususnya balita, mendampingi dan melayani serta memanfaatkan

potensi lokal dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki status gizi

masyarakat.

3) PROSMILING

Program Kesehatan Masyarakat Keliling Terpadu (PROSMILING

TERPADU) yaitu program layanan kesehatan keliling yang

dilaksanakan secara terpadu (berbagai program kesehatan di satukan

dalam paket bersama) dan dikemas secara populis, yang dilaksanakan

secara cuma-cuma bagi masyarakat fakir miskin yang tempat tinggalnya

jauh dari akses pelayanan kesehatan. Selain PROSMILING, PKPU

Page 94: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

80

memiliki program Klinik Peduli yang didirikan di daerah-daerah minus

dan bencana.

4) Program Komunitas Hijau

Komunitas hijau atau green community adalah program pemberdayaan

masyarakat (community development) yang berorientasi pada perubahan

perilaku masyarakat dalam hidup bersih dan sehat serta perbaikan

kondisi lingkungan tempat tinggal. Program ini dilakukan di daerah

miskin dan membutuhkan perhatian berupa pendampingan kesehatan

lingkungan.

5) PROSPEK

Program Sinergi Pemberdayaan Komunitas (PROSPEK) merupakan

program pemberdayaan ekonomi usaha kecil melalui kelompok.

masyarakat yang menjadi sasaran dalam program ini adalah kelompok

petani gurem, peternak, pengrajin, pedagang kecil, tukang ojek dan

nelayan. Masyarakat dihimpun dalam Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM) untuk mendapatkan pelatihan dan pendampingan rutin. KSM,

kemudian dihimpun dalam koperasi yang dikelola oleh, dari dan untuk

anggota.

6) Program Sekolah Berbasis Komunitas (SBK)

Sekolah berbasis komunitas dan kearifan lokal. Dilaksanakan untuk

melengkapi pendidikan formal yang ada sehingga peserta didik

diharapkan memiliki motivasi, pengetahuan dan keterampilan untuk

mengembangkan daerahnya.

Page 95: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

81

7) Voucher Yatim

Voucher Yatim Merupakan program filantropi dalam bentuk voucher

belanja untuk anak-anak yatim sehingga mereka dapat memilih barang

yang sesuai dengan kebutuhan sekaligus keinginan mereka

(Dokumentasi PKPU Jawa Tengah).

3.1.4. Struktur Organisasi PKPU Jawa Tengah

Organisasi PKPU Jawa Tengah saat ini dikendalikan oleh struktur

yang di dalamnya terdapat unsur Direktur dan tiga bidang, yaitu: bidang

keuangan membawahi divisi administrasi, akuntansi dan kasir. Bidang

penghimpunan membawahi divisi zakat promotion, divisi retail yang

terdiri dari zakat center, customor relation, tabung peduli dan zakat

advisor, selanjutnya divisi corporate dan CSR Management, serta divisi

marketing support. Bidang pendayagunaan membawahi divisi support dan

layanan mustahiq, serta devisi kesehatan, divisi pendidikan dan divisi

ekonomi. Di samping itu, PKPU didukung pula dengan relawan yang cepat

dalam kerja serta tanggap dalam merespon tuntutan lapangan, relawan

biasanya dari kalangan mahasiswa. Adapun susunan kepengurusan PKPU

Jawa Tengah tahun 2011, sebagai berikut:

Direktur : Haryono, SE

Bidang Keuangan

Kabid : Azizah Rini S, SE

Administrasi : Priyanto, Amd

Akuntansi : Rizki Diah Safitri, SE

Kasir : Nur Ratna Dewi

Page 96: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

82

Bidang Penghimpunan

Kabid : Fatieh Abdul Azies, S.Sos

Marketing Support : Bagus Pandu Wicaksana, SS

Zakat Promotion : Ujianti

Corporate dan CSR Management : Djoko Adhi Saputro, S.Pd

Retail

- Zakat center : Tri Murdati, Amd

- Customor Relation : Rizki Muliani dan Nurudin

- Tabung Peduli : Retno Widowati, SE

- Zakat Advisor : Bety Yanitasari, SE

Bidang Pendayagunaan

Kabid : M. Miftahul Surur, S.Pd

Kesehatan : Didik Husada, SKM

Pendidikan : M. Subhanuddin Nashrullah

Support dan Layanan Mustahik : Musyafa, SS

Ekonomi : Supriyadi, SE

3.2. Pengelolaan ZIS pada PKPU Jawa Tengah

3.2.1. Proses pengumpulan Dana Zakat pada PKPU Jawa Tengah

Dengan lahirnya Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang

pengelolaan zakat, maka tiap pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh

seperti Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) agar

benar-benar amanah, jujur, terampil, professional dan bertanggung jawab

dalam melaksanakan tugas pengabdian sebagai pengurus (Amil) pada BAZ

maupun LAZ. Oleh karenanya diharapkan para pengelolaan zakat baik

BAZ maupun LAZ dari tingkat Nasional sampai dengan Kecamatan harus

Page 97: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

83

mampu merubah kehidupan umat yang tadinya sebagai penerima zakat

(Mustahiq) menjadi pemberi zakat (Muzakki).

Dengan demikian cara-cara mengelola zakat tradisional seperti

muzakki langsung menyerahkan dan membagikan kepada mustahiq dan

tindakan ini kurang mencapai tujuan. Zakat hendaknya dikumpulkan dan

didayagunakan lewat BAZ dan LAZ dengan memperhatikan kondisi

penerima zakat untuk menghindari kemiskinan berkepanjangan.

Zakat sebagai sumber dana umat Islam diharapkan untuk dapat

mewujudkan kesejahteraan, keadilan sosial serta meningkatkan kualitas

hidup kaum dhu’afa. Sumber dana PKPU Jawa Tengah berasal dari

masyarakat baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau

pemerintah yang akan digunakan untuk membiayai program dan kegiatan

operasional lembaga dalam rangka mencapai tujuan.

Dalam penggalangan dana PKPU Jawa Tengah menerapkan konsep

dan teori marketing. Menurut Fatieh Abdul Azies (wawancara tanggal 26

Oktober 2011), penggalangan pada dasarnya sama dengan menjual produk.

PKPU dalam hal ini, menjual program dan produk syari’ah. Produk yang

dijual dalam bentuk program seperti program pendidikan, program

kesehatan, program ekonomi, dan program penanggulangan gawat darurat.

Untuk menarik perhatian program-program PKPU diberi nama yang cukup

baik, seperti yang telah disebutkan diantaranya PROSMILING (Program

Kesehatan Masyarakat Keliling), BUDARZI (Ibu Sadar Gizi), PROSPEK

(Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi) dan sebagainya.

Page 98: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

84

Kelompok sasaran yang dibidik PKPU untuk menjadi target

muzakki saat ini adalah perusahaan-perusahaan pemerintah seperti BUMN

dan perusahaan swasta. Target ini dibidik oleh PKPU karena secara resmi

BUMN memiliki kewajiban untuk menyumbang dana bagi kesejahteraan

sosial. Sedangkan bagi perusahaan swasta, lebih sebagai kewajiban moral.

Cara-cara yang ditempuh oleh PKPU untuk memasarkan produk

syariahnya ke perusahaan-perusahaan adalah langsung mendatangi

manajemen perusahaan, melalui badan dakwah Islam perusahaan, majelis

taklim atau individu-individu kunci di perusahaa-perusahaan tertentu

(Wawancara dengan Haryono tanggal 26 Oktober 2011).

Untuk memudahkan layanan dalam pengumpulan dana PKPU Jawa

Tengah, strategi yang digunakan yaitu: pembentukan Unit Pengumpulan

Zakat (UPZ), kerjasama program CSR, donasi retail dana kemanusiaan,

pembayaran lewat konter layanan ZIS, melalui mitra PKPU, melalui bank:

ATM (transfer, phone dan internet banking), layanan jemput zakat,

layanan donasi lewat sms, dan pendaftaran on-line). Adapun kebijakan

PKPU dalam pengumpulan dana yaitu bahwa jenis dana yang dihimpun

berupa zakat, infaq, shodaqoh, wakaf, dana sosial perusahaan (Corporate

Social Responsibility) CSR, dan dana hibah (Wawancara dengan Haryono

tanggal 26 Oktober 2011).

Proses pengumpulan dana yang dilakukan PKPU Jawa Tengah

melalui tiga hal, yaitu:

Page 99: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

85

1) Costumer Relationship Management (CRM). Kegiatan CRM ada dua

yaitu contact center dan customer process. Contact center adalah

salah satu bagian yang melakukan hubungan langsung dengan para

muzakki. Sedangkan customer process melakukan kegiatan

penjaringan muzakki sampai pencatatan menjadi donasi.

2) Retail meliputi tiga bagian, yaitu:

a. Direct Channel yaitu penggalangan dana secara langsung. Dalam

hal ini ada beberapa bagian, yaitu:

Pertama, kelompok donatur. Langkah-langkah sampai pada

kelompok donatur ada beberapa macam metode atau strategi yaitu:

Strategi direct mail (penggalangan dana lewa surat);

mengumpulkan nama dan alamat yang dikumpulkan dari

perusahaan atau asosiasi bisnis dan organisasi nirlaba; media

campaign (penggalangan dana lewat kampanye di media);

membership (merekrut donatur menjadi anggota lembaga atau

participant program) atau special event (event khusus).

Kedua, counter. PKPU membuka counter sebagai tempat layanan

muzakki. Ketiga, membuka gerai. Keempat, melakukan sosialisasi

ke bank dan kelima melakukan pengajian di perusahaan-

perusahaan.

b. Partnership Channel, yaitu melakukan kerjasama dengan masjid

yang berada di perumahan-perumahan atau perkantoran.

Page 100: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

86

c. Marketing Comunication (promosi). Promosi yang dilakukan

melalui dua cara, yaitu: Above the line yaitu promosi lewat media

elektronik seperti radio atau televisi dan below the line yaitu

promosi lewat media cetak seperti brosur dan spanduk.

3) Corporate, yaitu menggalang dana zakat perusahaan. Dalam

melakukan kerjasama dengan perusahaan, PKPU Jawa Tengah

menawarkan beberapa bentuk, yaitu:

a. Menawarkan program sosial seperti beasiswa atau bantuan sosial.

Dana kegiatan dibiayai dari dana ZIS yang terkumpul dari

perusahaan tersebut.

b. Program pendukung dimana perusahaan menyerahkan sejumlah

dana untuk mendukung sebuah program PKPU Jawa Tengah,

seperti program beasiswa dan program sosial (Wawancara dengan

Fatieh Abdul Azies tanggal 26 Oktober 2011).

3.2.2. Proses Pendayagunaan Dana Zakat pada PKPU Jawa Tengah

Pada bab V Undang-Undang No. 38 tahun 1999 mengenai

pendayagunaan zakat, yaitu pasal 16, dikatakan bahwa hasil pengumpulan

zakat didayagunakan sesuai dengan ketentuan agama. Selanjutnya pada

ayat 2 disebutkan, pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan

pada skala prioritas kebutuhan mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk

usaha yang produktif.

Ini artinya penyaluran zakat haruslah dilakukan pada pihak yang

berhak menerima zakat sebagaimana dimuat dalam al-Qur’an surat at-

Page 101: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

87

Taubah ayat 60 yaitu; fakir, miskin, amil, muallaf, riqab (merupakan

santunan yang diberikan untuk membebaskan mustahiq zakat dari

belenggu kesulitan hidup seperti membebaskan petani, pedagang dan

nelayan kecil dari jeratan pinjaman atau rentenir), gharimin (orang-orang

atau lembaga-lembaga Islam yang jatuh pailit atau mempunyai tanggungan

hutang sebagai akibat pelaksanaan kegiatan yang baik dan sah menurut

hukum), fisabilillah (orang yang sedang menempuh tujuan tertentu yang

diridhoi Allah tetapi dalam kesulitan seperti pelajar dan da’i), ibnu sabil

(orang yang sedang dalam perjalanan mengalami kesengsaraan dalam

perjalanan karena kehabisan biaya diantaranya pelajar yang kekurangan

biaya) (Muhammad Daud Ali, 1988: 68).

PKPU Jawa Tengah memiliki kebijakan dalam hal penyaluran dana

ZIS untuk mustahiq. PKPU Jawa Tengah mengelompokkan delapan

ashnaf yang disebut dalam al-Qur’an menjadi dua kategori. Empat ashnaf

pertama merupakan ashnaf yang bersifat darurat sehingga lebih

diprioritaskan dari empat ashnaf berikutnya. Dari keempat ashnaf pertama

yang diprioritaskan adalah fakir miskin. Golongan inilah yang dianggap

paling membutuhkan. Selain itu kelompok fakir miskin seringkali menjadi

sasaran misi tertentu dari kalangan non-Muslim (Wawancara dengan

Haryono tanggal 26 Oktober 2011).

Penyaluran dana zakat pada PKPU Jawa Tengah dilakukan dengan

membagi penggunaan dana menjadi empat bagian, yaitu:

Page 102: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

88

1) Penggunaan Berdasarkan Program.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, PKPU Jawa Tengah

mempunyai program unggulan yaitu Program CBDRM (Community

Based Disaster Risk Management), Program Ibu Sadar Glzl

(BUDARZI), PROSMILING, Program Komunitas Hijau, PROSPEK,

Program Sekolah Berbasis Komunitas (SBK), dan Voucher Yatim.

Bidang Pendayagunaan membuat proposal penggunaan dana yang

diberikan kepada direktur/Kepala Cabang untuk diverifikasi bersama

Bidang Keuangan untuk pertimbangan anggaran dan selanjutnya

memperoleh otorisasi. Kemudian Bidang Keuangan membuat DPU

(Daftar Penggunaan Uang) yang nanti akan dilaporkan ke kasir. Kasir

kemudian menerima DPU dan mencatatnya dalam BPY (Bukti

Pembayaran) 3 rangkap. Setelah menerima uang dari kasir, Bidang

Pendayagunaan mulai mendistribusikan dana ZIS sesuai dengan

proposal yang diajukan. Bidang pendayagunaan kemudian membuat

Laporan Penggunaan Dana (LPD) rangkap 2 yang diberikan kepada

Direktur/Kepala Cabang dan arsip Bidang Pendayagunaan, dan

Direktur/Kepala Cabang melakukan verifikasi kelebihan atau

kekurangan dana, LPD kemudian dicek ulang oleh kasir, apabila

kelebihan dana, maka sisanya dikembalikan kepada kasir dengan

membuat Bukti Penerimaan (BPN) rangkap 3, yaitu untuk kasir, Bidang

III dan bagian akuntansi. Jika ternyata terdapat kekurangan dana, maka

kasir akan menggantinya dan membuat BPY rangkap 3. Bagian

Page 103: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

89

akuntansi kemudian mencatat penerimaan atau pengeluaran tersebut

kedalam jurnal dan buku besar.

2) Penggunaan Berdasarkan Permohonan.

Dana ini diberikan bagi para pemohon bantuan yang mengajukan

proposal kepada PKPU Jateng. Apabila permohonan kurang dari Rp

1.000.000 Bidang Keuangan beserta Bidang Pendayagunaan melakukan

verifikasi terhadap proposal yang diajukan apakah layak atau tidak.

Kemudian membuat Surat Perintah Membayar ( SPM) rangkap 2 untuk

kasir dan sebagai arsip Bidang Pendayagunaan. Kasir kemudian

memberikan dana uang kepada Bidang Pendayagunaan dan

mencatatnya dalam BPY rangkap 3 yaitu untuk pemohon, bagian

akuntansi dan sebagai arsip.

Apabila permohonan bantuan lebih dari Rp 1.000.000 Bidang

Pendayagunaan yang telah melakukan verifikasi bersama Bidang

Keuangan mengajukan proposal tersebut kepada Direktur untuk

dilakukan otorisasi. Bidang Pendayagunaan kemudian membuat SPM

rangkap 2 untuk kasir dan arsip. Berdasarkan SPM tersebut, kasir

mencatat dalam BPY rangakp 3 untuk pemohon, bagian akuntansi dan

arsip. Bagian akuntansi mencatat pengeluaran dana pemohon kedalam

jurnal dan buku besar.

3) Pengguna Untuk Kegiatan Operasional

Pos ini diadakan untuk mengantisipasi penggunaan dana zakat

(khususnya bagi Amil) yang terlalu besar. Tiap-tiap Bidang membuat

Page 104: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

90

Daftar Kebutuhan dan setelah memperoleh persetujuan dari Direktur

daftar ini diberikan kepada kasir. Kasir kemudian mencatatnya dalam

BPY rangkap 3 yaitu untuk Bidang yang membutuhkan, bagian

akuntansi dan arsip. Bagian akuntansi mencatat BPY kedalam jurnal

dan buku besar.

4) Penggunaan Untuk Penggajian

Bagian Personalia mencatat jam hadir karyawan pada Buku Jam Hadir

(BJH) termasuk didalamnya aktivitas diluar kantor dalam rangka

menjalankan tugas lembaga. Daftar ini kemudian diberikan kepada

administrasi dan membuat Daftar Gaji per-orang (DG) dan Rekapitulasi

Daftar Gaji keseluruhan (RDG) masing-masing rangkap 2 untuk

selanjutnya dimintakan otorisasi kepada Direktur, dan diserahkan

kepada kasir dan kasir membuat Bukti Pembayaran (BPY) dan Lembar

Rincian Gaji (LRG) rangkap 3 untuk penerima (karyawan), bagian

akuntansi dan Arsip. BPY, LRG dan RDG kemudian digunakan bagian

akuntansi sebagai bahan untuk membuat Jurnal dan Buku Besar

(Wawancara dengan Azizah Rini S dan Priyono tanggal 26 Oktober

2011).

Dalam penyaluran dana ZIS, PKPU Jawa Tengah memiliki

beberapa program. Program tersebut secara garis besar terdiri atas empat

bidang, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan gawat darurat.

Dari keempat bidang program ini, PKPU Jawa Tengah telah melakukan

berbagai macam kegiatan penyaluran dana ZIS.

Page 105: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

91

a. Pendidikan

Untuk program dibidang pendidikan diberikan beasiswa dan

ketrampilan, seperti disediakan kelas pelatihan ketrampilan (pemuda

pengangguran) seperti pelatihan menjahit tas di Kudus dan pelatihan

teknisi HP di Semarang dan Jepara; bimbingan belajar (siswa-siswi SD,

SMP, SMA dhu’afa); beasiswa produktif (mahasiswa dhu’afa yang

produktif); beasiswa terpadu (siswa-siswi SD, SMP, SMA dhu’afa),

serta sekolah gratis TK An-Nur (anak dhu’afa) yang didirikan PKPU di

kota Surakarta sejak tahun 2003 dan pemberdayaan anak jalanan dan

orang tuanya (Dokumentasi PKPU dan wawancara dengan Haryono

tanggal 26 Oktober 2011). Pemberian beasiswa melalui dua cara yaitu

pemberian langsung setelah dilakukan survey dan menjalin kemitraan

dengan lembaga lain seperti dengan BAZ kota Semarang. Selain

beasiswa juga mendirikan sekolah-sekolah alternatif termasuk di daerah

bencana seperti bencana erupsi di Magelang dan Banjarnegara

(Wawancara dengan M. Miftahul Surur tanggal 26 Oktober 2011).

b. Kesehatan

Untuk program dibidang kesehatan disediakan ambulan keliling

dan pengobatan gratis dengan nama PROSMILING (Program

Kesehatan Masyarakat Keliling) untuk komunitas miskin yang jauh dari

fasilitas kesehatan, kegiatan yang pernah dilakukan yaitu pengobatan

gratis dan pendirian klinik bagi warga kumuh bantaran sungai di

Sarirejo Semarang Timur dan pengungsi erupsi di Magelang dan

Page 106: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

92

Banjarnegara. Kemudian dari program bidang kesehatan disediakan

juga program layanan antar jenazah gratis, klinik bersalin (dhu’afa dan

khalayak umum), serta program BUDARZI (Ibu Sadar Gizi) dan

komunitas hijau (komunitas dengan sanitasi kurang baik) (Wawancara

dengan Haryono tanggal 26 Oktober 2011).

c. Ekonomi

Program ekonomi atau PROSPEK (Program Sinergi

Pemberdayaan Ekonomi). Program ini merupakan program

pemberdayaan ekonomi usaha kecil melalui kelompok masyarakat. Di

antanya yaitu, membentuk kelompok swadaya masyarakat dan

mengadakan pelatihan kewirausahaan. Sasarannya yaitu masyarakat

golongan ekonomi lemah agar dapat memiliki usaha sendiri, seperti

pedagang kecil, home industry, petani, peternak, nelayan, tukang ojek,

tukang sapu serta buruh. Kemudian program pemberdayaan ekonomi

yang pernah dilakukan diantaranya yaitu pemberdayaan masyarakat

korban bencana Merapi di Magelang dengan memperbaiki

kolam/empang yang terbengkalai menyusul terjadinya erupsi Merapi

bulan Oktober 2010 dan mengadaan 80 ribu bibit lele dengan

membentuk kelompok KSM yang terdiri dari 14 anggota (Wawancara

dengan Haryono tanggal 26 Oktober 2011).

d. Gawat darurat (rescue)

Program gawat darurat (rescue) yaitu dengan kegiatan tanggap

bencana atau CBDRM (Cummunity Based Disaster Risk Management),

Page 107: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

93

serta mengadakan latihan tim relawan lintas kabupaten/kota. Adapun

kegiatan yang pernah dilakukan yaitu pemberian bantuan kesehatan,

bantuan sembako dan pakaian layak pakai bagi masyarakat korban

bencana, serta membuka dapur umum di daerah bencana seperti di

Magelang dan Banjarnegara. Selain itu juga PKPU mengadakan

rehabilitas fasilitas ibadah dan rumah korban gempa dan erupsi di

Magelang dan Banjarnegara, serta pembinaan mental spiritual

pengungsi (Wawancara dengan Haryono tanggal 26 Oktober 2011).

Penyaluran dana selain keempat bidang di atas, PKPU juga

menyalurkan dana dalam bentuk santunan kepada anak yatim berupa

voucher yatim yang merupakan salah satu dari tujuh program unggulan

PKPU Jawa Tengah. Voucher yatim merupakan program filantropi dalam

bentuk voucher belanja untuk anak-anak yatim sehingga mereka dapat

memilih barang yang sesuai dengan kebutuhan sekaligus keinginan

mereka. Kegiatan ini pernah dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2011,

yaitu dengan belanja bareng 3333 yatim serentak di 23 lokasi di Indonesia,

di Jawa Tengah kegiatan BBY (Belanja Bareng Yatim) telah diikuti oleh

730 anak yang diselenggarakan di kota Tegal (100), Kudus (200),

Karanganyar (100), Purwokerto (130), Boyolali (100) dan di Semarang

sendiri dilaksanakan di Carrefour Srondol Banyumanik dengan peserta 100

yatim, setiap anak yatim diberikan voucher belanja sebesar Rp. 150.000

(Wawancara dengan Haryono tanggal 26 Oktober 2011).

Page 108: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

94

Dalam mengalokasikan anggaran, PKPU Jawa Tengah mempunyai

kebijakan umum untuk program pendayagunaan. Untuk program

pendayagunaan PKPU Jawa Tengah mengalokasikan dana 70% dari total

dana yang diperoleh. Pada tahun 2010 dana yang terkumpul sekitar Rp 3,5

milyar, dengan alokasi pendayagunaan (70%) Rp 2,450 milyar. Sedangkan

pada tahun 2011 PKPU Jawa Tengah mengumpulkan dana sekitar Rp 4,5

milyar, dan alokasi pendayagunaan (70%) Rp 3,150 milyar. Adapun

alokasi anggaran program pendayagunaan dari tahun 2010 sampai tahun

2011 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2

Alokasi anggaran program PKPU Jawa Tengah tahun 2010 dan 2011

Alokasi Persentase Besaran Alokasi (Rp)

2010 2011 2010 2011

Pemberdayaan 75% 80% 1.837.500.000 2.520.000.000

Charity 25% 20% 612.500.000 630.000.000

Pemberdayaan, prioritas alokasi penganggaran

Alokasi Persentase Besaran Alokasi (Rp)

2010 2011 2010 2011

Prospek 30% 15% 551.250.000 378.000.000

BUDARZI 20% 15% 367.500.000 378.000.000

SBK 20% 15% 367.500.000 378.000.000

Komunitas Hijau 15% 15% 275.625.000 378.000.000

CBDRM 15% 5% 275.625.000 126.000.000

Qurban - 35% - 882.000.000

Jumlah 1.837.500.000 2.520.000.000

Page 109: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

95

Charity, prioritas penganggaran

Alokasi

Persentase Besaran Alokasi (Rp)

2010 2011 2010 2011

Penanggulangan

Bencana 50% 45% 306.250.000 283.500.000

Prosmiling 30% 10% 183.750.000 63.000.000

Voucher Yatim 20% 15% 122.500.000 94.000.000

Ramadhan - 30% - 189.000.000

Jumlah 612.500.000 630.000.000

Sumber: Dokumentasi PKPU Jawa Tengah tahun 2010 dan 2011

Berdasarkan data di atas, penyaluran dana PKPU Jawa Tengah

untuk masing-masing program dilihat dari persentasenya pada tahun 2010

lebih besar daripada tahun 2011. Program terbesar pada tahun 2010 yaitu

rescue (penanggulangan bencana, CBDRM), PROSMILING dan Prospek.

Hal itu karena adanya bencana alam seperti banjir di Mangkang, gempa

dan erupsi Merapi di Magelang. Sehingga dana yang disalurkan

diprioritaskan untuk program yang bersifat kemanusiaan dan perlu

penanganan cepat (Wawancara dengan M.Miftahul Surur tanggal 26

Oktober 2011).

Dari pengalaman, PKPU memiliki keunggulan untuk

mendistribusikan dana dalam program yang sifatnya perlu penanganan

cepat, seperti peristiwa gempa, banjir dan sebagainya. Selain itu, dalam

penanganan bencana alam PKPU melaksanakan program lebih lanjut

Page 110: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

96

dalam bentuk rehabilitas dan pembangunan komunitas (Wawancara

dengan M.Miftahul Surur tanggal 26 Oktober 2011).

Dalam menyalurkan dana, lembaga PKPU Jawa Tengah taat

kepada peruntukan yang diniatkan oleh mereka yang memberi. Dana

semacam ini diistilahkan sebagai dana terikat. Jika pemberi (muzakki)

menyatakan bahwa dana yang ia berikan untuk diserahkan kepada korban

bencana misalnya, PKPU akan menyampaikan sesuai dengan yang

diamanatkan. Demikian halnya dengan wakaf. Apabila wakif menyerahkan

harta wakaf untuk keperluan mobil ambulans, PKPU akan menyalurkan

sesuai dengan permintaan. Seandainya muzakki atau wakif menyerahkan

ZIS atau harta wakafnya kepada PKPU tanpa tujuan tertentu lembaga ini

pada umumnya mendistribusikannya untuk pemberdayaan masyarakat

terutama pemberdayaan ekonomi (Wawancara dengan Haryono tanggal 26

Oktober 2011).

3.3. Perubahan Status Mustahiq Menjadi Muzakki yang dilakukan PKPU

Jawa Tengah

3.3.1. Kriteria Mustahiq

Mustahiq adalah orang-orang yang berhak menerima zakat. PKPU

dalam menyalurkan dana zakat berdasarkan skala prioritas kebutuhan

mustahiq. PKPU memprioritaskan fakir miskin dan yang bersifat perlu

penangan cepat (darurat), seperti peristiwa bencana alam.

PKPU menggolongkan mustahiq zakat menjadi dua kelompok,

yaitu; pertama, mustahiq karena ketidakmampuan dan ketidakberdayaan;

Page 111: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

97

kedua, mustahiq karena kemaslahatan umat Islam. Golongan yang masuk

dalam kategori pertama dapat dibedakan pada dua hal, yaitu: (1).

Ketidakmampuan di bidang ekonomi, misalnya: fakir miskin, gharim dan

ibnu sabil (pelajar yang kesulitan biaya dan melancarkan pendidikan atau

pemeliharaan anak yatim); (2). Ketidakberdayaan dalam wujud

ketidakbebasan dan keterbelengguan untuk mendapatkan hak-haknya

sebagai manusia, misalnya riqab. Riqab dalam konteks saat ini yaitu

orang-orang yang terbelenggu kesulitan hidup yang membutuhkan dana

cukup besar seperti biaya yang berkaitan dengan pengobatan insidentil dan

orang-orang yang terbelenggu dari jeratan pinjaman atau rentenir.

Golongan yang termasuk dalam kategori kedua, mendapatkan harta

zakat bukan karena ketidakmampuan finansial, tetapi karena jasa dan

tujuannya untuk kepentingan umat Islam. Yang masuk dalam kelompok ini

adalah amil dan fisabilillah. Amil mendapatkan harta zakat karena telah

melakukan tugasnya sebagai pengelola zakat. Fisabilillah, mendapatkan

dana zakat karena semua kegiatan yang dilakukan bermuara pada

kemaslahatan umat Islam pada umumnya.

Pemberian zakat kepada para mustahiq dapat dikategorikan

menjadi tiga jenis, yaitu mustahiq konsumtif, mustahiq produktif dan

mustahiq untuk peningkatan kapasitas.

a. Mustahiq konsumtif yaitu mustahiq yang diberi dana zakat, infaq dan

shodaqoh untuk kebutuhan-kebutuhan konsumsi atau kebutuhan sekali

habis. Barang-barang konsumsi ini, berupa Sembilan bahan pokok

Page 112: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

98

(sembako), air bersih, obat-obatan, pakaian baru dan lama layak pakai,

serta pembenahan rumah (bedah rumah). Sasarannya terutama di

wilayah-wilayah kantong kemiskinan, wilayah yang terkena bencana

alam, panti asuhan yatim piatu secara langsung, cepat dan tepat

setelah melalui proses penilaian secara cermat.

b. Mustahiq produktif yaitu mustahiq yang diberi dana zakat, infaq dan

shodaqoh dalam bentuk pemberdayaan. Mustahiq produktif ini antara

lain; pedagang kecil, petani kecil, peternak, pengrajin, nelayan, buruh

dan lain-lain.

c. Mustahiq untuk peningkatan kapasitas adalah mustahiq yang diberi

untuk maningkatkan kemampuan, misalnya melalui beasiswa sekolah

bagi anak-anak miskin dan pemberian uang saku (bisyaroh) untuk

guru sekolah atau sarana dan prasarana yang dibutuhkan (Wawancara

dengan M. Miftahul Surur tanggal 26 Oktober 2011).

3.3.2. Kriteria Muzakki

Muzakki adalah orang atau badan yang dimiliki oleh orang Muslim

dan mampu berdasarkan syariat Islam untuk menunaikan zakat. Zakat

diwajibkan bagi para aghniya yang kekayaannya memenuhi batas minimal

untuk setahun dan harta yang dipunyai oleh seseorang itu melebihi

kebutuhan pokok yang diperlukan oleh diri dan keluarganya untuk hidup

wajar sebagai manusia.

Dari data yang diperoleh, bahwa dana yang dihimpun oleh PKPU

Jawa Tengah selain dari muzakki, juga berasal dari mushoddiq dan munfiq.

Page 113: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

99

Istilah muzakki, mushoddiq dan munfiq penulis menyebutnya dengan nama

donatur. Donatur atau pembayar zakat, infaq dan shodaqoh pada PKPU

Jawa Tengah dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu donatur tetap dan

donatur tidak tetap. Donatur tetap adalah donatur yang sudah terdaftar

menjadi pembayar zakat, infaq dan shodaqoh pada PKPU. Dengan kata

lain, donatur ini selalu membayar zakat, infaq dan shodaqoh pada PKPU

Jawa Tengah. Sedangkan donatur tidak tetap adalah donatur yang tidak

terdaftar dan donatur ini tidak selalu membayar zakat, infaq dan shodaqoh

pada PKPU Jawa Tengah.

Berdasarkan data yang penulis peroleh, bahwa Muzakki pada PKPU

Jawa Tengah berasal dari PNS, pegawai swasta dan wirausaha.

Sedangkan mushoddiq dan munfiq selain dari PNS, pegawai swasta dan

wirausaha juga berasal dari para pelajar dari tingkat SD, SMP, SMA dan

Mahasiswa, yaitu dengan memberikan tabung peduli (kencleng) kepada

setiap pelajar dari SD, SMP, SMA dan Mahasiswa yang sebelumnya sudah

bekerjasama dengan pihak Sekolah atau perguruan tinggi yang

bersangkutan (Wawancara dengan M.Miftahul Surur tanggal 26 Oktober

2011).

Adapun penerimaan dana dari muzakki, munfiq dan mushoddiq pada

PKPU Jawa Tengah tahun 2010 dan tahun 2011 adalah sebagai berikut:

Page 114: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

100

Tabel 3

Penerimaan ZIS PKPU Jawa Tengah tahun 2010 dan 2011

No Donatur Persentase Perolehan Dana

2010 2011 2010 2011

1. Muzakki 35% 38% 1.225.000.000 1.710.000.000

2. Munfiq/

Mushoddiq 65% 62% 2.275.000.000 2.790.000.000

Total 100% 100% 3.500.000.000 4.500.000.000

Sumber: Dokumentasi PKPU Jawa Tengah tahun 2010 dan 2011

Berdasarkan data di atas, perolehan dana dari munfiq dan mushoddiq

pada tahun 2010 dan 2011 lebih besar daripada penerimaan muzakki. Hal

ini terkait adanya bencana seperti gempa dan erupsi di Magelang dan

bencana erupsi di Banjarnegara. Sehingga donatur banyak memberikan

dana pada PKPU Jawa Tengah berupa infaq dan shodaqoh untuk

penanggulangan bencana tersebut. Adapun untuk dana zakat disalurkan

kepada delapan ashnaf diantaranya dalam bentuk santunan, pemberian

beasiswa dan pemberdayaan ekonomi mustahiq. Sedangkan untuk dana

infaq dan shodaqoh PKPU Jawa Tengah menyalurkan kepada mustahiq

diantaranya untuk penanganan bencana seperti pengadaan latihan tim

relawan, rehabilitas fasilitas ibadah, fasilitas pendidikan dan rumah korban

bencana, serta untuk pelayanan kesehatan seperti penyediaan ambulan

keliling, pengobatan gratis dan pendirian klinik.

Page 115: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

101

3.3.3. Proses Mengubah Status Mustahiq Menjadi Muzakki

Dalam proses mengubah status mustahiq menjadi muzakki yang

dilakukan PKPU Jawa Tengah yaitu melalui program pemberdayaan

masyarakat dengan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).

Bentuk usaha kelompok dalam pemberdayaan masyarakat memiliki

pengaruh yang cukup banyak (multiple effect), karena tanggung jawab

dalam usaha dilakukan bersama-sama. Misalnya usaha kelompok

pembuatan kue dari bahan dasar ketela pohon di Pundak Payung

Banyumanik yang beranggotakan ibu-ibu rumah tangga dari kalangan

keluarga kurang mampu. Dalam usaha kelompok ini PKPU Jawa Tengah

memberikan modal dan pendampingan hingga dapat terus berkembang

menjadi unit bisnis yang lebih besar. Efek dari usaha bersama banyak yang

diperoleh, antara lain: meringankan beban, saling bertukar fikiran, dan

menjalin persaudaraan (ukhuwwah/brotherhood) di antara peserta

program. Hal penting lain dari usaha bersama tersebut dapat melahirkan

suatu pemerataan kepemilikan di antara anggota dan menggambarkan

demokratisasi ekonomi. Jurang ketimpangan sosial dapat dipersempit

karena adanya kebersamaan dan persaudaraan.

Program pemberdayaan masyarakat merupakan upaya pendidikan

bagi masyarakat dalam membentuk pribadi yang mandiri. Karena,

kemandirian dapat merupakan kunci utama yang mendorong terwujudnya

perubahan dalam individu. Dengan kemandirian, mereka juga tidak

tergantung kepada orang lain, sehingga dapat berusaha mengatasi

Page 116: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

102

persoalan yang dihadapi. Selain kemandirian, program pemberdayaan

yang dilakukan secara berkelompok memberikan pelajaran untuk

kerjasama dalam upaya memecahkan persoalan yang dihadapi sehingga

permasalahan dapat diselesaikan dengan mudah.

Proses pelaksanaan perubahan mustahiq menjadi muzakki melalui

program KSM ini, dilaksanakan PKPU melalui empat tahapan. Tahapan

pertama adalah persiapan yaitu melakukan pendataan dan survey, serta

sosialisasi pembentukan kelompok. Tahapan kedua adalah mengadakan

screening (penyaringan) dan akad, serta pemberian modal. Tahap ketiga

adalah propagasi atau pembinaan, PKPU melakukan pendampingan

kepada kelompok KSM hingga dapat terus berkembang menjadi unit

bisnis yang lebih besar. Selanjutnya tahapan keempat adalah terminasi atau

kemandirian. Pada tahapan ini unit bisnis dari KSM tersebut harapannya

akan lebih mandiri sehingga menjadi koperasi sekunder, sedangkan PKPU

hanya bertugas sebagai pendamping dan pengawas saja (Wawancara

dengan M. Miftahul Surur tanggal 26 Oktober 2011).

Dana bergulir yang diberikan kepada tiap-tiap KSM sifatnya

qardhul hasan (pinjaman), karena selama ini di PKPU belum ada model

pembiayaan yang bekerja sama dengan BMT (Baitul Mal Wa Tamwil).

Setiap KSM mendapatkan bantuan dana bervariasi sesuai dengan jumlah

anggota per KSM dan satu KSM biasanya terdiri dari 5-20 orang.

Pembagian pada anggota diserahkan pada musyawarah kelompok tersebut,

namun setiap anggota kelompok yang ingin menggunakan dana produktif

Page 117: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

103

untuk mengembangkan usahanya rata-rata mendapatkan sekitar Rp 1 juta

per orang. Program pemberdayaan melalui KSM ini juga diperkuat dengan

pendampingan. Adapun syarat untuk menjadi anggota kelompok KSM

adalah WNI, muslim, termasuk golongan delapan ashnaf diprioritaskan

fakir miskin, masih produktif dan memiliki usaha (apabila belum punya

usaha minimal sudah memiliki rencana usaha). Selain itu peserta harus

mengisi formulir, melampirkan fotocopi KTP dan fotocopi Kartu Keluarga

(KK) (Wawancara dengan M.Miftahul Surur tanggal 26 Oktober 2011).

Setelah memenuhi syarat, para peserta program KSM mengikuti

acara sosialisasi di dalam acara tersebut disampaikan mengenai program

dan prosedur serta dialog dengan para pengurus. Para peserta selanjutnya

diharuskan mengikuti screening. Screening (penyaringan) dilakukan

selama 3 hari berturut-turut dengan tempat dan waktu yang disepakati

bersama saat sosialisasi. Pada screening (penyaringan) tersebut dibahas

pula mengenai keanggotaan, kedisiplinan, kewajiban anggota, pembagian

kelompok, struktur dan penamaan KSM untuk selanjutnya diresmikan

dengan syarat semua anggota hadir serta akad pemberian modal. Jika ada

salah seorang anggota tidak hadir, maka peresmian ditunda hingga jumlah

anggota lengkap (Wawancara dengan M.Miftahul Surur tanggal 26

Oktober 2011).

Dalam penentuan anggota KSM diadakan survey dan wawancara di

samping harus mengisi formulir yang disediakan. Hal ini dilakukan

sebagai upaya preventif terkait dengan masalah keuangan. Malalui survey

Page 118: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

104

dapat diketahui kemampuan para calon program KSM dalam mengelola

keuangan. Survey juga dilakukan untuk mengetahui kebenaran identitas

calon yang termasuk kategori mustahiq zakat. Termasuk di dalamnya

kondisi rumah dan tingkat ekonominya.

Untuk memudahkan para anggota, pada saat pelaksanaan program,

maka dilakukan pendampingan. Pendampingan diadakan selama satu

bulan sekali tiap minggu pertama secara intensif di tempat yang

ditentukan. Biasanya pertemuan dilakukan di rumah anggota, kantor RW

atau berdasarkan musyawarah anggota, bisa tetap bisa bergilir. Aspek

pendampingan mencakup perubahan karakter, pola pikir, wawasan

keilmuan anggota. Anggota diharuskan memiliki tabungan berencana

sebelum pembiayaan dana bergulir.

Dalam mengubah status mustahiq menjadi muzakki yang dilakukan

PKPU Jawa Tengah ada dua keterangan (status), yaitu KSM yang masih

dalam pendampingan, dan sudah mandiri. Dari tahun 2004 sampai tahun

2011 PKPU Jawa Tengah telah membentuk 20 KSM dengan 404 anggota,

14 KSM masih dalam pendampingan dan 6 KSM sudah mandiri. Untuk

daftar KSM yang masih dalam pendampingan dapat dilihat dalam tabel

berikut ini:

Page 119: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

105

Tabel 4

Daftar KSM PKPU Jawa Tengah masih dalam pendampingan

No Nama KSM Tanggal

berdiri Alamat KSM

Jumlah

Anggota

1. Mina Mulya

(perikanan) 2 Maret 2011

Kec. Dukun

Magelang 14 orang

2. Al-Fatah

(komunitas

pengajar TPQ)

10 Maret

2011

Ngaliyan

Semarang 20 orang

3. Maju Bersama

(Ortu Anak

Jalanan)

7 Januari

2008

Seroja

Semarang

Selatan

14 orang

4. Bahagia (Tukang

Sapu Jalanan )

7 Januari

2004

Sumur boto

Tembalang

Semarang

22 orang

5. Barokah Indonesia

Power (nelayan)

19 Februari

2010

Tambak Mulyo

Semarang

Timur

Semarang

17 orang

6. Sejahtera FE

Undip (pedagang

kaki lima)

12 Agustus

2009

Jl Imam Bonjol

Semarang

Selatan

15 orang

7. Ternak Ayam

Tubanan PLTU

Jepara

12 Januari

2010

Tubanan

Bangsri Jepara 60 orang

8. Ternak Ayam

Bondo PLTU

Jepara

12 Januari

2010

Bondo Bangsri

Jepara 20 orang

9. Ternak Ayam

Kaliaman PLTU

Jepara

12 Januari

2010

Kaliaman

Bangsri Jepara 40 orang

10. Amanah Indonesia

Power 12 Juni 2010

Pudak Payung

RT 3 RW 6

Banyumanik

11 orang

11. Sendang Mulyo

Telkomsel

22 Januari

2009

BTS Wonodri

Sendang

Semarang

Selatan

15 orang

12. Mutmainah

Mandiri 31 Mei 2010

Bangetayu

Wetan

Pedurungan

Semarang

14 orang

Page 120: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

106

13. Assolihah Mandiri

(pembuatan kue

dari singkong)

31 Mei 2010

Puskopkar

Pudak Payung

Banyumanik

13 orang

14. Seluler Bina

Mandiri Telkomsel

16 April

2010

Barusari raya

Semarang

Selatan

10 orang

Sumber: Dokumentasi PKPU Jawa Tengah tahun 2011.

Setelah PKPU Jawa Tengah membentuk KSM dengan syarat-syarat

yang telah ditentukan di atas, maka PKPU Jawa Tengah melakukan

pendampingan. Dalam pendampingan dilakukan bertahap. Untuk pemula

pendampingan berupa motivasi dalam upaya memperkuat keinginan

anggota untuk aktif dalam program. Sedangkan pada kelompok yang

sudah mandiri pendampingan diberikan dengan materi keuangan

(Wawancara dengan M.Miftahul Surur tanggal 26 Oktober 2011). Untuk

daftar KSM yang sudah mandiri dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 5

Daftar KSM PKPU Jawa Tengah yang sudah mandiri

No Nama KSM Tanggal

berdiri Alamat KSM

Jumlah

Anggota

1. Rukun Makmur

Klaten

25 Februari

2008

Kebondalem

Kidul

Prambanan

Klaten

6 orang

2. Sumber Usodo

(Tukang Jamu)

23 Maret

2007

Wonolopo

Mijen

Semarang

40 orang

3. Al Ikhlas

Telkomsel

23 Desember

2008

BTS Kramas

Tembalang

Semarang

13 orang

4. Surya Pareng

Telkomsel

10 September

2008

Pengarengan

Pangenan

Cirebon

20 orang

Page 121: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

107

5. Maju Jaya

Telkomsel

20 September

2008

JL KH Ahmad

Dahlan Tirto

Pekalongan

20 orang

6. Ikhtiar Telkomsel

(telor asin)

25 September

2008

krandon

Margadana

Tegal

20 orang

Sumber: Dokumentasi PKPU Jawa Tengah tahun 2011.

Contoh proses mengubah status mustahiq menjadi muzakki melalui

program KSM yang dilakukan PKPU Jawa Tengah yaitu dengan

memberikan bantuan langsung kepada pekerja tukang sapu di daerah

Sumurboto Tembalang Semarang dengan nama “KSM Tukang Sapu

Bahagia”, awal berdiri tahun 2004 dengan jumlah 14 anggota, sampai

tahun 2011 ada penambahan anggota menjadi 22 anggota. Mereka

diberikan bantuan modal secara kelompok dan dibina sesuai dengan

keahlian masing-masing. Setiap anggota diberikan modal sebesar Rp

400.000 dengan mengembalikan Rp 15.000 perbulan dan peserta juga

diharuskan memiliki tabungan. Bantuan modal ini diberikan untuk usaha

sampingan setelah selesai bekerja sebagai tukang sapu, usaha tersebut

seperti berjualan bensin, membuka warung kelontong, usaha kredit

pakaian, berjualan gorengan dan berjualan rokok dan tembakau.

Pemberian bantuan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan atas kondisi

masyarakat khususnya pekerja tukang sapu yang menanggung beratnya

beban ekonomi yang semakin mahal. Sedangkan penghasilan yang

diperoleh dari pekerjaan tukang sapu sebesar Rp 150.000 perbulan. Kalau

dilihat dari kebutuhan ekonomi yang semakin mahal dengan penghasilan

Page 122: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

108

Rp 150.000 perbulan masih jauh dari mencukupi kebutuhan sehari-hari

(Wawancara dengan M.Miftahul Surur tanggal 26 Oktober 2011).

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai

PKPU Jawa Tengah dalam upaya merubah status mustahiq menjadi

muzakki lewat program KSM, maka perlu untuk mewawancarai beberapa

pihak yang terkait, baik dari pihak amil maupun mustahiq. Sedangkan dari

mustahiq yaitu dengan Bapak Kariman yang mendapat bantuan dana zakat

dari PKPU Jawa Tengah. Adapun hasil wawancara dengan beliau pada

tanggal 30 Oktober 2011 sebagai berikut:

“Mula-mulanya saya dapat bantuan uang tunai dari PKPU sebesar

Rp 400.000. Kemudian dana itu buat usaha jualan rokok dan

tembakau. Hasil yang didapat dari jualan rokok dan tembakau

kadang-kadang Rp 15.000 sampai Rp 30.000 perhari,

Alhamdulillah mas, ada penambahan penghasilan walaupun sedikit,

bisa dikatakan cukup untuk sekedar membeli sembako.

Dibandingkan dengan penghasilan saya yang sebelumnya sebagai

tukang sapu jalanan Rp 150.000 perbulan, untuk membeli sembako

saja tidak cukup. Tetapi jika untuk soal lebih seperti layaknya

orang lain masih belum mas. Dari hasil jualan rokok dan tembakau,

saya bisa menyisihkan uang minimal Rp 15.000 perbulan kepada

PKPU untuk perkembangan KSM selanjutnya.

Contoh lain proses mengubah status mustahiq menjadi muzakki

melalui program KSM yang dilakukan PKPU Jawa Tengah yaitu berupa

pemberian ketrampilan membuat kue dari bahan dasar ketela pohon

(singkong) yang dilaksanakan di daerah Pundak Payung Banyumanik.

Sebagian besar beranggotakan ibu-ibu pengajian, mereka berasal dari

kalangan keluarga kurang mampu. Kelompok ibu-ibu ini didirikan PKPU

Page 123: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

109

Jawa Tengah pada bulan Mei 2011 dengan nama “Assolihah Mandiri”

yang beranggotakan 10 ibu-ibu yang sebelumnya menganggur di rumah,

lalu mempunyai inisiatif untuk membentuk usaha bersama dalam rangka

membantu suami mereka menopang kehidupan rumah tangga. Waktu yang

sebelumnya di rumah mereka tidak termanfaatkan dengan baik, kini

mereka penuh dengan aktivitas yang berguna bahkan dapat menghasilkan

uang dengan usaha membuat kue (Wawancara dengan M. Miftahul Surur

tanggal 26 Oktober 2011) .

Setiap pagi ibu-ibu ini berkumpul untuk belanja dan membuat kue

hingga mendistribusikan yang sudah jadi. Meskipun mereka adalah ibu-ibu

rumah tangga namun pengelolaan usaha dilakukan secara profesional

dengan pembagian tugas yang tersusun rapi. Hasilnya cukup luar biasa,

dalam dua minggu mereka bisa mendistribusikan 40 hingga 100 kotak kue

setiap hari. Setiap kotak dihargai Rp 5.000, dengan omset yang didapat

perhari sekitar Rp 200.000. Karena usaha ini merupakan usaha kelompok

maka keuntungan yang didapat dibagi untuk 10 anggota. Sedangkan

keuntungan untuk masing-masing anggota sekitar 10-15 persen dari omset

perhari. Kotak-kotak kue ini mereka titipkan di sekolah maupun warung-

warung yang ada. Di samping itu order pesanan untuk berbagai acara juga

mulai banyak. Sebagaimana dituturkan oleh Ibu Ummi selaku ketua KSM

Assolihah Mandiri, wawancara pada tanggal 31 Oktober 2011 sebagai

berikut:

“Saya sangat bersyukur dengan masuk di KSM Assolihah Mandiri

ini mas, penghasilan keluarga meningkat bisa memenuhi kebutuhan

Page 124: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

110

keluarga sehari-hari dan kebutuhan pendidikan anak-anak. Dari

hasil penjualan kue ini, alhamdulillah saya bisa menyisihkan uang

Rp 100.000 perbulan untuk ditabung.

Bila memperhatikan hasil wawancara bersama Bapak Kariman dan

Ibu Ummi, model pendayagunaan zakat yang dijalankan oleh PKPU Jawa

Tengah dalam memberdayakan mustahiq tergolong model produktif

kreatif yang diwujudkan dengan bentuk permodalan untuk

mengembangkan usaha kecil seperti usaha jualan rokok dan tembakau

serta usaha pembuatan kue. Oleh karena itu, peneliti dapat mengatakan

bahwa pelaksanaan program pemberdayaan dan pembinaan bagi

masyarakat kurang mampu yang dilakukan PKPU Jawa Tengah telah

menunjukkan positif. Hal ini dapat diketahui lewat kegembiraan dari

wajah dan kata-kata yang disampaikan oleh pihak penerima dana zakat

dalam bentuk bantuan pinjaman modal usaha yang diserah terimakan

kepada Bapak Kariman dan Ibu Ummi dalam bentuk uang tunai. Hal

tersebut terbukti dari keberadaan pertumbuhan ekonomi yang diperoleh

lewat usaha yang dilakukan oleh Bapak Kariman dan Ibu Ummi yang

didapatkan dari dana zakat telah cukup untuk biaya hidup di kota

Semarang.

Dari sisi pendapatan yang mereka peroleh dari usaha penjualan

rokok dan tembakau serta kue. Mereka mampu untuk memenuhi

kebutuhan hidup keluarga sehari-hari. Hal ini, dapat dibuktikan dari

jumlah uang yang mereka peroleh dalam sehari, misalnya Bapak Kariman

perhari ia mendapatkan hasil berkisar Rp 15.000 sampai Rp 30.000,

Page 125: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

111

sedangkan untuk KSM Ibu Ummi mendapatkan omset sekitar Rp 200.000

perhari. Karena usaha yang dilakukan Ibu Ummi adalah usaha kelompok

maka keuntungan yang didapat oleh Ibu Ummi perharinya sekitar Rp

20.000 hingga Rp 30.000. Mereka juga diharuskan memiliki tabungan

untuk keperluan jangka panjang misalnya untuk pendidikan anak, khitanan

dan untuk mengembangkan usahanya. Dengan adanya tabungan mereka

setiap bulannya dapat menyisihkan uang sebesar Rp 15.000 kepada PKPU

untuk mengembangkan KSM selanjutnya.

Program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PKPU Jawa

Tengah selain membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat juga

mengadakan pelatihan kewirausahaan. Pelatihan kewirausahaan memiliki

Tujuan sebagai berikut: a) Mengurangi pengangguran; b) Membantu kaum

dhuafa agar memiliki keterampilan siap kerja; c) Membantu lulusan agar

dapat bekerja pada bidang yang dikuasai; d) Membantu lulusan agar

mampu memiliki usaha mandiri dangan sistem bapak angkat; e)

Membantu kalangan dunia usaha mendapatkan SDM yang memiliki

keterampilan yang dibutuhkan. Secara global tujuan dari pelatihan

kewirausahaan adalah membekali para mustahiq agar memiliki

keterampilan sehingga dapat mandiri (www.baznas.or.id,28/01/2010).

Berdasarkan tujuannya, pelatihan kewirausahaan dapat mendukung

tugas pemerintah dalam memberikan jaminan penghidupan yang layak

bagi kaum miskin. Penghidupan yang layak atau ”hak sosial rakyat” yang

diberikan tidak hanya bersifat filantropis, melainkan dapat melaksanakan

Page 126: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

112

pemberdayaan (empowerment) bagi rakyat. Suatu empowerment

dikatakan berhasil apabila menghasilkan self-empowerment (Edi Swasono,

2010: 2). Apabila dihubungkan dengan pendayagunaan zakat, maka self-

empowerment yaitu keadaan para mustahiq yang berhasil menjadi

muzakki. Para mustahiq yang asalnya mendapatkan bagian zakat berubah

menjadi orang yang dapat mengeluarkan zakat.

Pelatihan kewirausahaan yang dilakukan PKPU Jawa Tengah di

antaranya; pelatihan pembuatan tas bagi pemuda pengangguran di Kudus.

Pelatihan teknisi HP di Semarang dan Jepara serta pelatihan sablon di

semarang. Bagi mereka yang sudah mengikuti pelatihan kemudian

diberikan kesempatan magang di perusahaan, bagi yang berkompetensi

selanjutnya akan dipekerjakan di perusahaan tersebut (Dokumentasi PKPU

dan wawancara dengan M. Miftahul Surur tanggal 26 Oktober 2011).

Sebagai bahan acuan, pihak PKPU menetapkan standar ukuran

keberhasilan program pemberdayaan lewat KSM yaitu: 1) perubahan

karakter dan pola pikir anggota; 2) adanya peningkatan penghasilan

anggota; 3) bertambahnya ilmu pengetahuan, wawasan, dan keterampilan

anggota; 4) hemat menabung; 5) meningkatnya produktifitas anggota; 6)

berjalannya program; dan 7) mudah direflikasi dengan dibentuknya unit-

unit wilayah.

Pada bab tiga ini penulis telah membahas mengenai gambaran

umum PKPU Jawa Tengah, pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh, proses

pengumpulan dana dan proses pendayagunaan dana ZIS pada PKPU Jawa

Page 127: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

113

Tengah serta proses perubahan status mustahiq menjadi muzakki yang

dilakukan PKPU Jawa Tengah. Dalam pengumpulan dana, PKPU Jawa

Tengah mempunyai kebijakan yaitu bahwa jenis dana yang dihimpun

berupa dana zakat, infaq, shodaqoh, dana hibah dan dana sosial perusahaan

CSR (Corporate Social Responsibility). Adapun sumber dana PKPU Jawa

Tengah berasal dari masyarakat baik individu, kelompok, organisasi,

perusahaan dan pemerintah. Sedangkan dalam pendayagunaan dana ZIS

PKPU ada yang bersifat konsumtif dan produktif. Pendayagunaan secara

konsumtif dalam hal ini terwujud dalam bentuk santunan, sementara

pendayagunaan secara produktif lebih di arahkan pada pemberdayaan

mustahiq. Sebab program pemberdayaan mustahiq merupakan salah satu

indikator mutu untuk melakukan perubahan yang lebih baik yaitu dari

mustahiq menjadi muzakki atau minimal dari mustahiq menjadi

mushoddiq/munfiq.

Kemudian dalam proses mengubah status mustahiq menjadi

muzakki yang dilakukan PKPU Jawa Tengah melalui program

pemberdayaan, penulis temukan bahwasanya mustahiq belum berubah

menjadi muzakki, mereka hanya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Untuk dapat menjadi muzakki dibutuhkan manajemen pengelolaan yang

profesional, baik di dalam penghimpunan zakat, pendistribusian dan

pertanggungjawaban akuntabilitasnya, agar pesan syari’ah tentang zakat

untuk merubah mustahiq menjadi muzakki dapat diwujudkan dalam satuan

waktu tertentu sesuai yang direncanakan.

Page 128: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

114

Data yang telah penulis peroleh dari penelitian ini, maka penulis

akan menganalisis data-data tersebut yang akan dijelaskan pada bab

selanjutnya yaitu bab keempat. Adapun data yang akan penulis analisis

yaitu mengenai pengelolaan ZIS pada PKPU Jawa Tengah mulai dari

proses pengumpulan dana dan proses pendayagunaan dana ZIS, Serta

analisis proses mengubah status mustahiq menjadi muzakki yang dilakukan

PKPU Jawa Tengah.

Page 129: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

115

BAB IV

ANALISIS PENGELOLAAN ZIS DALAM UPAYA MENGUBAH STATUS

MUSTAHIQ MENJADI MUZAKKI PADA PKPU JAWA TENGAH

4.1. Analisis Pengelolaan ZIS pada PKPU Jawa Tengah

Aktivitas keagamaan yang bertujuan untuk mensosialisasikan ajaran

Islam bagi penganutnya dan umat manusia biasanya disebut dengan

aktivitas dakwah. Aktivitas dakwah ini dilakukan baik melalui lisan, tulisan,

maupun perbuatan nyata. Salah satu aktivitas dakwah yang mengandung

nilai sosial ekonomi adalah aktivitas zakat. Aktivitas zakat merupakan

aktivitas dakwah Islam yang memiliki peran dan fungsi penting upaya

mewujudkan kesejahteraan umat Islam dan keadilan sosial. Untuk dapat

melaksanakan fungsinya, aktivitas zakat memerlukan sebuah pengelolaan

zakat yang baik agar dana zakat dapat berdaya guna dan berhasil guna bagi

umat Islam.

Lembaga zakat merupakan lembaga dakwah Islam yang

mengandung nilai sosial ekonomi yang memiliki peran dan fungsi penting

dan strategis untuk perwujudan keadilan sosial dalam agama Islam, apabila

dikelola dan dikembangkan dengan baik dan tepat guna. Lembaga PKPU

merupakan lembaga zakat yang dalam aktivitasnya terdapat kegiatan

dakwah baik dalam mensosialisasikan, mengumpulkan, mendistribusikan

dan mendayagunakan serta mengelola harta zakat.

115

Page 130: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

116

Dalam pengelolaan ZIS (terutama zakat) bukanlah semata-mata

diserahkan kepada kesadaran muzakki, akan tetapi juga tanggung jawab

memungut dan mendistribusikannya dilakukan oleh ‘amilin dalam hal ini

organisasi atau lembaga yaitu BAZ dan LAZ sesuai dengan UU RI No. 38

tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. Tujuan dilaksanakannya pengelolaan

zakat oleh lembaga pengelolaan zakat antara lain: pertama, meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam penunaian dan pelayanan zakat sesuai dengan

tuntunan agama. Kedua, meningkatkan fungsi dan peranan pranata

keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan

keadilan sosial. Zakat merupakan salah satu institusi yang dapat dipakai

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat atau menghapuskan derajat

kemiskinan masyarakat serta mendorong terjadinya keadilan distribusi harta.

Dikatakan demikian, karena zakat dipungut dari orang-orang kaya untuk

kemudian didistribusikan kepada orang-orang lemah. Dalam hal ini, akan

terjadi aliran dana dari para aghniya’ kepada dhu’afa dalam berbagai

bentuknya mulai dari kelompok konsumtif maupun produktif. Ketiga,

meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat. Setiap lembaga zakat

sebaiknya memiliki database tentang mustahiq dan muzakki. Profil muzakki

perlu didata untuk mengetahui potensi-potensi atau peluang untuk

melakukan sosialisasi maupun pembinaan kepada muzakki dan perlu

adanya perhatian yang memadai guna memupuk nilai kepercayaannya.

Terhadap mustahiq pun juga demikian, program pendayagunaan harus

diarahkan sejauh mana mustahiq tersebut dapat meningkatkan kualitas

Page 131: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

117

kehidupannya, dari status mustahiq berubah menjadi muzakki (Muhammad

Hasan, 2011: 38-39).

Untuk mencapai tujuan di atas, kelembagaan dalam pengelolaan

zakat memiliki posisi strategis. Dengan pengelolaan zakat secara

kelembagaan, pengumpulan dan pendistribusian/pendayagunaan zakat akan

lebih optimal. Fungsi pengumpulan dan pendistribusian zakat bisa dilakukan

secara bersama-sama antara lembaga zakat, sehingga masing-masing

lembaga zakat tidak berjalan secara parsial (sendiri-sendiri) seperti halnya

lembaga profit. Disini perlu disadari bahwa lembaga zakat bukan lembaga

profit yang berorientasi pada keuntungan semata, tetapi harus dikelola

secara profesional seperti lembaga profit.

Dakwah dalam bidang zakat tidak sekedar menyampaikan ajaran

zakat, tetapi lebih mengutamakan amal nyata dengan memberikan bantuan

kepada fakir miskin baik bersifat konsumtif maupun produktif. Karena itu,

sesungguhnya titik berat tentang pengumpulan dan pendayagunaan ZIS

adalah pada peningkatan profesional kerja (kesungguhan) dari amil zakat,

sehingga menjadi amil zakat yang amanah, jujur dan kapabel dalam

melaksanakan tugas-tugas keamilan. Sarana dan prasana kerja harus

dipersiapkan secara memadai, demikian pula para petugasnya yang telah

dilatih secara baik.

Page 132: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

118

4.1.1. Analisis Proses Pengumpulan Dana ZIS pada PKPU Jawa Tengah.

Pada pengumpulan dana, PKPU Jawa Tengah mempunyai

kebijakan yaitu bahwa jenis dana yang dihimpun berupa dana zakat, infaq,

shodaqoh, wakaf, hibah dan dana sosial perusahaan CSR (Corporate

Social Responsibility). Sedangkan sumber dana PKPU Jawa Tengah yang

berasal dari masyarakat dapat dikategorikan menjadi tiga jenis yaitu

individu, perusahaan (corporate fund) dan lembaga pemerintah. Untuk

sumber dana dari individu berasal dari pegawai (PNS) dan pengusaha,

biasanya berupa dana zakat, infaq, shodaqoh, wakaf dan hibah. Dana yang

bersumber dari perusahaan biasanya berupa dana infaq, shodaqoh dan

hibah yang merupakan dana sosial perusahaan CSR. Adapun perusahaan

mitra CSR PKPU Jawa Tengah antara lain PT. Telkomsel Jateng, Bank

Mandiri, PT. Indonesia Power dan PLN APJ Jateng. Sedangkan sumber

dana dari lembaga pemerintah yaitu berupa dana infaq, shodaqoh dan

hibah yang berasal dari perusahaan-perusahaan pemerintah seperti BUMN.

Dari semua sumber dana yang dihimpun PKPU Jawa Tengah, dana

perusahaanlah yang lebih banyak diperoleh. Karena perusahaan selama ini

menjadi target utama PKPU Jawa Tengah dalam penggalangan dana yang

berupa dana sosial perusahaan atau CSR.

Dalam pengumpulan dana, PKPU Jawa Tengah mempunyai

langkah-langkah strategi yang cukup baik untuk menjaring muzakki,

diantaranya pertama, menggunakan media seperti media cetak dan

elektronik. Untuk media cetak PKPU Jawa Tengah menggunakan strategi

Page 133: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

119

Direct Mail seperti menyebarkan brosur atau lewat surat, sasarannya

adalah perusahaan atau asosiasi bisnis dan organisasi nirlaba seperti PT.

Telkomsel dan PT. Indonesia Power. Media cetak selain dengan Direct

Mail PKPU Jawa Tengah juga melalui majalah dan spanduk. Sedangkan

untuk media elektronik PKPU Jawa Tengah menggunakan radio, televisi

dan telefundrising. Telefunrising yaitu dengan melakukan kontak dengan

muzakki. Telepon yang dilakukan sebagai tindak lanjut (follow up) dari

brosur yang sudah diisi oleh calon muzakki. Apabila sudah menjadi

muzakki tetap, telefundrising ini digunakan untuk mengingatkan muzakki

tentang kewajibannya menunaikan zakat.

Kedua, melakukan hubungan langsung dengan menemui para

muzakki yang dikenal dengan istilah jemput zakat. Petugas jemput zakat

dapat menjadikan sarana mempererat petugas dengan para muzakki.

Ketiga, mengadakan kerjasama (partnership) antara PKPU dengan

perusahaan dalam kegiatan yang dibiayai oleh perusahaan atau pemilik

dana. Keempat, special event (event khusus) yaitu sebuah kegiatan untuk

mengumpulkan dana, misalnya peringatan hari besar, konser amal dan

lain-lain. Adapun event khusus yang pernah dilakukan PKPU Jawa Tengah

yaitu konser amal pada tanggal 18 Oktober 2011 di UNISULA dalam

rangka untuk bantuan kemanusiaan di Somalia, dari konser ini PKPU

berhasil menggalang dana sekitar Rp 21 juta.

Semua langkah di atas dilakukan agar pengumpulan ZIS optimal

sesuai target yang ditetapkan. Upaya yang dilakukan PKPU Jawa Tengah

Page 134: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

120

dalam pengumpulan ZIS telah menggunakan prinsip-prinsip manajemen.

Perencanaan (planning) merupakan sesuatu yang harus dilakukan dalam

sebuah manajemen agar suatu program dapat terlaksana dengan baik.

Upaya sosialisasi program dan kegiatan PKPU Jawa Tengah dilakukan

beberapa cara, yaitu: media cetak, media elektronik dan media lisan.

Media yang digunakan PKPU Jawa Tengah dalam mensosialisasikan

program sesuai dengan kondisi masyarakat yang ada saat ini dimana media

telekomunikasi sudah menjadi sesuatu yang biasa digunakan oleh

masyarakat.

Hal penting terkait mutu dalam manajemen pengumpulan dana

(fundrising) yang mesti dipenuhi lembaga pengelola zakat adalah

kemudahan, efektivitas, efesiens, dan biaya yang murah. Kemudahan akses

bagi pihak terkait baik mustahiq, muzakki, maupun pengelola dalam

melaksanakan program. Seorang muzakki mendapatkan kemudahan dalam

menyalurkan zakat karena adanya fasilitas yang tersedia seperti telepon,

sms banking serta fasilitas lainnya sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

Begitu pula, mustahiq memiliki akses mudah pada saat mendapatkan

kesulitan untuk mencari bantuan. ‘Amil sebagai pengelola memiliki

kemudahan dalam memberikan pelayanan kepada mitra (mustahiq dan

muzakki) karena tersedianya media yang mudah dan memadai.

Page 135: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

121

4.1.2. Analisis Pendayagunaan Dana ZIS pada PKPU Jawa Tengah

Pelaksanaan penyaluran dana ZIS yang dilakukan PKPU Jawa

Tengah pada dasarnya ada yang bersifat konsumtif dan produktif.

Penyaluran dana ZIS yang bersifat konsumtif dalam hal ini terwujud dalam

bentuk program santunan. Penyaluran konsumtif kepada mustahiq tidak

disertai target-target perubahan kecuali hanya bersifat meringankan beban

hidup. Seperti penyaluran dana ZIS dalam bentuk bantuan beasiswa

terpadu kepada anak yatim dan dhu’afa yang diangkat sebagai anak asuh

lembaga untuk mendapat biaya pendidikan sekolah, santunan penunjang

belajar (buku, alat tulis, seragam, sepatu dan buku paket) kepada anak

yatim dan dhu’afa, santunan lansia kepada fakir miskin yang telah lanjut

usia, santunan sosial kepada fakir miskin untuk keperluan makanan,

kesehatan, pengobatan, dan kematian.

Sementara penyaluran dana ZIS yang bersifat produktif dalam hal

ini lebih di arahkan pada pemberdayaan mustahiq. Sebab program

pemberdayaan mustahiq merupakan salah satu indikator mutu untuk

melakukan perubahan status mustahiq menjadi muzakki atau minimal

mustahiq menjadi mushoddiq/munfiq. Penyaluran dana ZIS yang bersifat

produktif dalam bentuk pemberdayaan mustahiq seperti pemberian

beasiswa produktif bagi mahasiswa dhu’afa, disediakan kelas pelatihan

ketrampilan bagi pemuda pengangguran, dan pelatihan kewirausahaan

serta pemberdayaan mustahiq melalui kelompok swadaya masyarakat

Page 136: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

122

sasarannya yaitu masyarakat golongan ekonomi lemah agar dapat memilki

usaha sendiri.

Dari data yang diperoleh, bahwa penyaluran dana zakat, infaq dan

shodaqoh yang dilakukan PKPU Jawa Tengah telah sesuai dengan hukum

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut diatur dalam bab V

Undang-Undang No. 38 tahun 1999 mengenai pendayagunaa zakat, yaitu

pasal 16, dikatakan bahwa hasil pengumpulan zakat didayagunakan sesuai

dengan ketentuan agama. Selanjutnya pada ayat 2 disebutkan,

pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan pada skala prioritas

kebutuhan mustahiq dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang produktif.

PKPU Jawa Tengah memiliki kebijakan dalam hal penyaluran dana

ZIS untuk mustahiq. PKPU memprioritaskan fakir miskin dan mustahiq

yang bersifat darurat yang perlu penanganan cepat seperti korban bencana

alam. PKPU Jawa Tengah dalam menyalurkan dana taat kepada

peruntukan yang diniatkan oleh mereka yang memberi. Jika pemberi

menyatakan bahwa dana yang ia berikan untuk diserahkan kepada korban

bencana misalnya, PKPU akan menyampaikan sesuai dengan yang

diamanatkan. Dalam penyaluran dana, PKPU Jawa Tengah memiliki

beberapa program. Program tersebut secara garis besar terdiri atas empat

bidang, yaitu bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan gawat darurat

sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab tiga. Dilihat dari sifatnya,

program tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu: relief

(misi penyelamatan kemanusiaan), rehabilitas, dan pembangunan

Page 137: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

123

komunitas. Untuk relief atau misi penyelamatan kemanusiaan, kegiatan

yang pernah dilakukan meliputi: pengobatan keliling gratis, bantuan

kesehatan, bantuan sembako dan bantuan pakaian layak pakai bagi

masyarakat korban bencana erupsi di Magelang dan Banjarnegara serta

membuka dapur umum di daerah tersebut.

Untuk rehabilitas, kegiatan yang pernah dilakukan mencakup:

bantuan beasiswa, santunan anak yatim, pembinaan mental spiritual

pengungsi korban bencana, dan rahabilitas fasilitas ibadah serta rehabilitas

rumah korban gempa dan erupsi di Magelang dan Banjarnegara.

Sedangkan untuk pembangunan komunitas program yang pernah

dilakukan meliputi: pendidikan alternatif bagi pengungsi korban bencana,

pendirian klinik di daerah bencana dan pemberdayaan masyarakat melalui

kelompok swadaya masyarakat serta pelatihan kewirausahaan

Dalam mengalokasikan anggaran, PKPU Jawa Tengah mempunyai

kebijakan umum untuk program pendayagunaan. Untuk program

pendayagunaan PKPU Jawa Tengah mengalokasikan dana 70% dari total

dana yang diperoleh. Berdasarkan data, sebagaimana yang telah

digambarkan pada tabel 2 bab tiga, penyaluran dana untuk masing-masing

program dilihat dari persentasenya pada tahun 2010 lebih besar daripada

tahun 2011 walaupun total dana yang diperoleh PKPU Jawa Tengah pada

tahun 2010 (Rp 3,5 Milyar) lebih kecil daripada tahun 2011 (Rp 4,5

Milyar). Karena pada tahun 2010 banyak terjadi bencana alam seperti

banjir di Mangkang dan di Pati, gempa dan erupsi di Magelang. Sehingga

Page 138: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

124

dana yang disalurkan diprioritaskan untuk program yang bersifat

kemanusiaan dan perlu penanganan cepat seperti program rescue

(penanggulangan bencana), PROSPEK dan PROSMILING.

Menyalurkan hasil pengumpulan zakat kepada mustahiq pada

hakekatnya merupakan hal yang mudah, tetapi perlu kesungguhan dan

kehati-hatian. Dalam hal ini, jika tidak hati-hati dalam menyalurkan zakat,

mustahiq zakat akan semakin bertambah dan penyaluran zakat akan

menciptakan generasi yang pemalas. Padahal harapan dari konsep zakat

adalah terciptanya kesejahteraan masyarakat dan perubahan nasib

muzakki-muzakki baru yang berasal dari mustahiq. Maksudnya, nasib

mustahiq tidak selamanya ketergantungan pada zakat. Karena itu, untuk

keperluan penyaluran zakat diperlukan data mustahiq, baik yang konsumtif

maupun yang produktif.

Dalam penyaluran dana ZIS, apapun pola yang digunakan baik

prioritas maupun dibagi merata kepada delapan ashnaf, lembaga

pengelolaan zakat harus selektif dalam menyalurkan atau

mendayagunakan zakat. Selektifitas dimaksud agar penyaluran zakat

benar-benar sampai kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Di

samping itu, agar pendayagunaan lebih berdaya guna dan berhasil guna.

Selektifitas dalam penyaluran zakat diarahkan kepada orang-orang yang

berhak menerima zakat secara konsumtif dan secara produktif.

Agar penyaluran dan pendayagunaan zakat dapat benar-benar

sampai kepada orang-orang yang berhak menerimanya, proses penyaluran

Page 139: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

125

dan pendayagunaan zakat perlu melibatkan manajemen. Artinya, proses

penyaluran zakat tidak boleh dilakukan secara dadakan, tanpa di-manage

dengan baik. Oleh karena itu, dalam proses manajemen penyaluran dan

pendayagunaan zakat aspek-aspek yang harus diperhatikan diantaranya

adalah perencanaan penyaluran/pendayagunaan zakat, pengorganisasian

penyaluran/pendayagunaan zakat, pelaksanaan penyaluran/pendayagunaan

zakat, dan evaluasi keberhasilan.

Untuk dapat menyalurkan zakat secara selektif dan tidak tumpang

tindih, menurut Muhammad Hasan (2011: 90-92) perlu dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Membagi areal penyaluran dan pendayagunaan pada BAZ/LAZ yang

ada di suatu wilayah tertentu. Pembagian wilayah kerja ini dilakukan

untuk beberapa kepentingan, misalnya pembagian areal untuk

kepentingan inventarisir data mustahiq didasarkan pada wilayah;

pembagian mustahiq untuk penyaluran dan pendayagunaan zakat.

2. Membuat kesamaan persepsi antara BAZ dan LAZ mengenai kriteria

mustahiq zakat. Penyamaan kriteria sangat perlu, agar pembagian

zakat terjadi secara adil dalam masyarakat. Hal ini untuk menghindari

salah penyaluran zakat, jangan sampai orang yang seharusnya

menerima zakat lalu tidak menerima zakat.

3. Membuat kesamaan persepsi mengenai mustahiq produktif dan

konsumtif.

Page 140: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

126

4. Menginventarisir mustahiq zakat sesuai dengan kriteria dan wilayah

yang telah disepakati.

5. Mengumpulkan hasil inventarisir kepada masyarakat di wilayah

tersebut, melalui RT, masjid, atau UPZ.

6. Memberikan kesempatan kepada masyarakat umum, untuk

memberikan tanggapan terhadap hasil inventarisir yang telah

diumumkan.

7. Memperbaiki mustahiq zakat yang akan menerima zakat. Data

mustahiq yang akan menerima zakat harus benar-benar akurat,

sehingga tidak terjadi problem dalam masyarakat. Oleh karena itu,

data yang telah disusun perlu diperbaiki terlebih dahulu jika ada

kejanggalan, bahkan jika memungkinkan amil zakat perlu mengecek

satu persatu calon penerima zakat. Hal demikian diperlukan, agar

lembaga amil zakat memiliki database mustahiq yang cukup akurat.

Harus diperhatikan pula bahwa keberhasilan amil zakat bukan

ditentukan oleh besarnya dana ZIS yang dihimpun atau didayagunakan,

melainkan juga pada sejauh mana para mustahiq (yang mendapatkan ZIS

produktif) dapat meningkatkan kegiatan usaha ataupun bekerjanya. Oleh

karena itu, aspek monitoring dan pembinaan perlu mendapatkan perhatian

yang sungguh-sungguh.

Page 141: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

127

4.2. Analisis Proses Mengubah Status Mustahiq Menjadi Muzakki yang

dilakukan PKPU Jawa Tengah

Perubahan pada hakekatnya merupakan pergeseran dari keadaan

sekarang menuju pada keadaan baru yaitu keadaan yang tidak baik kepada

yang lebih baik atau sebaliknya.

Sedangkan esensi dakwah dalam sosial-kultural adalah mengadakan

dan memberikan arah perubahan. Mengubah struktur masyarakat dan

budaya dari kedhaliman ke arah keadilan, kebodohan ke arah keserdasan,

kemiskinan ke arah kemakmuran, keterbelakangan ke arah kemajuan yang

semuanya dalam rangka meningkatkan derajat manusia dan masyarakat ke

arah puncak kemanusiaan (taqwa) (Amrullah Achmad, 1983: 17).

Dalam proses perubahan status manusia dalam dakwah zakat terlebih

dahulu manusia (mustahiq) dibebaskan dari kemiskinan jiwanya sehingga

tidak mudah untuk meminta-minta. Proses perubahan ini menurut Kurt

Lewin yang dikutip oleh Wibowo (2006: 140) disebut dengan unfreezing

(pencairan) yaitu tahapan yang memfokuskan pada penciptaan motivasi

untuk berubah. Individu didorong untuk mengganti perilaku dan sikap lama

dengan yang diinginkan agen perubahan. Sebelum melangkah pada

persoalan teknis, sasaran pertama adalah membuat jiwa mustahiq menjadi

kaya dan siap untuk berusaha. Mereka diyakinkan bahwa setiap manusia

memiliki kemampuan. Dengan demikian, seorang da’i atau muballig dalam

penyampaian pesan-pesan agama hendaknya disampaikan dengan kehalusan

budi daya manusia dan dengan bahasa yang mengandung nilai-nilai yang

Page 142: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

128

sangat kaya. Karena itu Muballig seharusnya adalah orang-orang yang

memiliki ketrampilan bahasa dan kehalusan seni sastra.

Pesan-pesan kebenaran hanya bisa menerobos ke dalam hati manusia

bila disampaikan secara manusiawi dan dengan prinsip bahwa muballig itu

adalah orang-orang yang mencintai manusia sebagai sasaran penyampaian

ajaran berzakat dan mempunyai kemampuan untuk mewujudkan cintanya

itu sebagai pelaksana missi dari Allah SWT. Penyampaian pesan-pesan

agama bukan saja bersifat lisan tetapi juga bersifat hal, artinya dibuktikan

oleh kenyataan-kenyataan dalam kehidupan para muballig itu sendiri.

Kemunduran dakwah sebenarnya sangat terkait dengan kenyataan-

kenyataan hidup umat Islam yang kadang-kadang tidak sesuai dengan nilai-

nilai serta harkat dan martabat manusia. Kenyataan-kenyataan hidup sehari-

hari adalah Iisaanul hal yang lebih menyentuh hati manusia dibanding

dengan bahasa lisan orang yang berbicara. Karena itu, orang-orang yang

menjadi penyuluh zakat harus selalu mencerminkan keimanan kepada Allah,

ketinggian harkat dan martabat sebagai manusia dan kedalaman cintanya

kepada sesama manusia, karena kecintaan kepada sesama manusia adalah

bagian dari iman kepada Allah.

Tujuan dari penyuluhan zakat dapat dibagi ke dalam dua macam

tujuan yaitu pencerahan dan penyadaran. Yang dimaksud dengan

pencerahan di sini ialah usaha-usaha menumbuhkan kembali pengetahuan

zakat sebagai kebenaran dari Allah ke dalam hati manusia, sedangkan tujuan

akhir dari usaha pencerahan ialah untuk membuat masyarakat mengerti dan

Page 143: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

129

memahami konsep-konsep ajaran zakat secara mendalam, kontekstual,

aktual, dan ilmiah sehingga mendatangkan kecerahan dalam hati manusia

(Safwan Idris, 1997: 216).

Sedangkan yang dimaksud dengan kesadaran di sini sebagai suatu

sisi dalam kehidupan manusia yang terkait dengan dimensi spiritual atau

dimensi rohaniyah, karena kesadaran itu datang dengan dihembuskannya

ruh ke dalam diri manusia pada waktu penciptaannya. Dalam konsep

kesadaran ini terkandung makna bahwa seseorang meyakini sesuatu yang

benar yang diperoleh sebagai hasil terbukanya hati manusia untuk menerima

petunjuk atau hidayah dari Allah swt. Karena itu kegiatan penyadaran

termasuk di dalamnya menanamkan kembali nilai-nilai spiritual dalam

ajaran zakat bertujuan untuk menumbuhkan motivasi berzakat sehingga

ajaran zakat tidak tinggal sebagai ajaran yang pasif tetapi menjadi ajaran

yang dinamis dan mampu menggerakkan ummat untuk melakukannya.

Sesuai dengan definisi di atas maka tujuan dari penyadaran adalah

pembinaan iman dan kecenderungan hati untuk berbuat baik, sedangkan

tujuan dari pencerahan itu bertumpu pada pembinaan dan pendalaman ilmu

sehingga mengetahui bagaimana kita melakukan sesuatu secara benar.

Adapun tujuan akhir dari penyadaran dan pencerahan sebagai usaha

penyuluhan atau dakwah zakat adalah untuk melahirkan amal shaleh, karena

tujuan akhir yang ingin dicapai dalam mendakwahkan zakat adalah

mewujudkan amal shaleh ke dalam kehidupan masyarakat (Safwan Idris,

1997: 218). Jadi inti dari dakwah zakat dengan hikmah dan pelajaran-

Page 144: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

130

pelajaran yang baik serta mujadalah dengan ide-ide yang lebih unggul

adalah untuk memperkokoh iman, memperkaya ilmu sehingga melahirkan

amal shaleh, yang dalam hal ini adalah hidup dan berkembangnya

kewajiban berzakat dalam masyarakat.

Setelah proses unfreezing, pencerahan dan penyadaran mustahiq

dengan diyakinkan bahwa setiap manusia memiliki kemampuan. Kemudian

langkah kedua yaitu changing atau movement merupakan tahap

pembelajaran di mana mustahiq diberi informasi baru, model perilaku baru

atau cara baru dalam melihat sesuatu. Dalam langkah changing ini

diperlukan sebuah pendampingan untuk pemula pendampingan berupa

motivasi dalam upaya memperkuat keinginan anggota untuk berubah. PKPU

dalam melakukan pendampingan kepada anggota KSM hingga dapat terus

berkembang menjadi unit bisnis yang mandiri. Adapun aspek pendampingan

mencakup perubahan karakter, pola pikir, wawasan keilmuan anggota.

Lengkah selanjutnya dalam proses perubahan status manusia (mustahiq

menjadi muzakki) yaitu refreezing atau pembekuan kembali di mana

perubahan yang sudah mandiri distabilisasi. Dalam hal ini, pendampingan

masih tetap dilakukan sedangkan materi yang diberikan adalah materi

keuangan dan kewirausahaan.

Dalam proses mengubah status mustahiq menjadi muzakki yang

dilakukan PKPU Jawa Tengah yaitu melalui program pemberdayaan

masyarakat dengan membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan

pelatihan kewirausahaan. Program pemberdayaan masyarakat merupakan

Page 145: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

131

upaya pendidikan bagi masyarakat dalam membentuk pribadi yang mandiri.

Karena, kemandirian dapat merupakan kunci utama yang mendorong

terwujudnya perubahan dalam individu. Dengan kemandirian pula, mereka

tidak tergantung kepada orang lain, sehingga dapat berusaha mengatasi

persoalan yang dihadapi. Selain kemandirian, program pemberdayaan yang

dilakukan secara berkelompok memiliki pengaruh yang cukup banyak

(multiple effect), karena tanggung jawab dalam usaha dilakukan bersama-

sama. Effek dari usaha bersama banyak yang diperoleh, antara lain:

meringankan beban, saling bertukar fikiran, dan menjalin persaudaraan

(ukhuwwah/brotherhood) di antara peserta program. Hal penting lain dari

usaha bersama tersebut dapat melahirkan suatu pemerataan kepemilikan di

antara anggota dan menggambarkan demokratisasi ekonomi. Ketimpangan

sosial dapat diperkecil karena adanya kebersamaan dan persaudaraan.

Sedangkan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan

kewirausahaan bertujuan: mengurangi pengangguran, membantu kaum

dhu’afa agar memiliki ketrampilan siap kerja, membantu lulusan agar dapat

bekerja pada bidang yang dikuasai, membantu lulusan agar mampu

memiliki usaha mandiri dangan sistem bapak angkat, membantu kalangan

dunia usaha mendapatkan SDM yang memiliki keterampilan yang

dibutuhkan. Secara global tujuan dari pelatihan kewirausahaan adalah

membekali para mustahik agar memiliki keterampilan sehingga dapat

mandiri.

Page 146: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

132

Proses perubahan status mustahiq menjadi muzakki yang dilakukan

PKPU Jawa Tengah melalui pemberdayaan mustahiq sudah cukup baik. Hal

ini, dapat dilihat dari awal persiapan hingga pendampingan. Dari data yang

peneliti peroleh bahwa PKPU Jawa Tengah sejak tahun 2004 sampai tahun

2011 telah membentuk 20 KSM dengan jumlah anggota sekitar 404 orang.

Dari 20 KSM tersebut 14 KSM masih dalam pendampingan dan 6 KSM

sudah mandiri. Dalam pendampingan yang dilakukan PKPU Jawa Tengah

dengan bertahap. Untuk pemula pendampingan berupa motivasi dalam

upaya memperkuat keinginan anggota untuk aktif dalam program.

Sedangkan pada kelompok yang sudah mendiri pendampingan diberikan

materi keuangan.

Dari contoh proses perubahan status mustahiq menjadi muzakki yang

dilakukan PKPU Jawa Tengah melalui pemberdayaan mustahiq

sebagaimana telah dijelaskan pada bab tiga. Bahwa model pendayagunaan

zakat yang dilakukan PKPU Jawa Tengah dalam memberdayakan pekerja

tukang sapu dan Ibu-ibu rumah tangga tergolong model produktif kreatif

yang diwujudkan dengan bentuk permodalan untuk mengembangkan usaha

kecil seperti usaha berjualan rokok dan tembakau yang dilakukan oleh

Bapak Kariman serta usaha pembuatan kue dari bahan dasar ketela pohon

yang dilakukan Ibu Ummi. Oleh karena itu, peneliti dapat mengatakan

bahwa pelaksanaan program pemberdayaan dan pembinaan bagi masyarakat

kurang mampu yang dilakukan PKPU Jawa Tengah telah menunjukkan

positif. Hal ini dapat diketahui lewat kegembiraan dari wajah dan kata-kata

Page 147: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

133

yang disampaikan oleh pihak penerima dana zakat dalam bentuk bantuan

pinjaman modal usaha secara tunai yang diserahkan kepada Bapak Kariman

dan Ibu Ummi. Selain itu juga terbukti dari keberadaan pertumbuhan

ekonomi yang diperoleh lewat usaha berjualan rokok dan tembakau serta

usaha pembuatan kue.

Dari sisi pendapatan yang mereka peroleh, ternyata mereka mampu

untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari dibandingkan dengan

sebelumnya. Dari data yang peneliti temukan, bahwa proses perubahan

status mustahiq menjadi muzakki yang dilakukan PKPU Jawa Tengah

melalui program pemberdayaan, belum merubah mustahiq menjadi muzakki.

Mustahiq baru berubah menjadi mushoddiq atau munfiq dengan bukti

mereka dapat menyisihkan penghasilannya kepada PKPU sebesar Rp 15.000

perbulan untuk mengembangkan KSM selanjutnya. Hal ini, mengingat dana

yang dialokasikan untuk pemberdayaan ekonomi masih relatif kecil 15%

sampai 30% dari total dana yang masuk, sementara sisanya digunakan untuk

bantuan kemanusiaan lainnya. Rendahnya dana pemberdayaan ekonomi

rakyat disinyalir karena rendahnya pendapatan. Jika ini menjadi alasan,

sementara program ini menjadi bagian penting, maka kerjasama antar

lembaga zakat akan menjadi solusi terbaik. Selain itu juga, dibutuhkan

manajemen pengelolaan yang profesional, baik dalam mengumpulkan zakat,

mendistribusikan dan mendayagunakan zakat, mengelola harta zakat serta

pertanggungjawaban akuntabilitasnya, agar sesuai dengan tujuan zakat yaitu

merubah mustahiq menjadi muzakki.

Page 148: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

134

Demikian pula upaya menggali potensi zakat yang ada pada

masyarakat memerlukan kerjasama antara semua pihak baik pemerintah

maupun masyarakat. Edukasi kepada masyarakat sebagai mustahiq sangat

penting agar tidak terjadi perbedaan pendapat yang mengarah pada

minimnya pengumpulan dana zakat.

Page 149: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

135

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Sesudah menguraikan hal-hal yang berkenaan dengan zakat dan

pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh dalam upaya mengubah status

mustahiq menjadi muzakki pada PKPU Jawa Tengah, maka dapat

dikemukakan beberapa kesimpulan:

1. Kedudukan kewajiban zakat dalam Islam sangat mendasar dan

fundamental. Zakat bukan sekedar kebaikan hati orang kaya terhadap

orang miskin, melainkan zakat adalah hak Tuhan dan hak orang miskin

yang terdapat dalam harta si kaya. Dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, zakat tidak hanya dimaknai secara teologis (ibadah) tetapi juga

dimaknai secara sosial-ekonomi, yaitu sebagai mekanisme distribusi

kekayaan. Dengan kata lain, zakat merupakan faktor utama dalam

pemerataan harta benda dikalangan umat Islam.

2. Pengelolaan dana zakat, infaq dan shodaqoh yang ada pada Pos

Kemanusiaan Peduli Umat (PKPU) Jawa Tengah telah dilakukan sesuai

dengan ketentuan syari’at Islam dan peraturan perundangan yang berlaku.

Jenis dana yang dihimpun PKPU Jawa Tengah berupa dana zakat, infaq,

shodaqoh, wakaf, hibah dan dana sosial perusahaan CSR (Corporate

Social Responsibility). Dan sumber dana PKPU Jawa Tengah berasal dari

masyarakat baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan dan

pemerintah. Sedangkan strategi pengumpulan dana, PKPU Jawa Tengah

135

Page 150: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

136

yaitu melalui media (baik media cetak maupun elektronik), menemui

langsung para muzakki, mengadakan kerjasama (partnership) dan melalui

even khusus.

3. Dalam pendayagunaan dana zakat yang dilakukan PKPU Jawa Tengah

pada dasarnya ada yang bersifat konsumtif dan produktif. PKPU Jawa

Tengah juga memiliki kebijakan dalam hal pendayagunaan dana ZIS

kepada mustahiq, PKPU memprioritaskan fakir miskin dan mustahiq yang

bersifat darurat yang perlu penanganan cepat seperti korban bencana. Dan

dalam penyaluran dana PKPU Jawa Tengah membagi penggunaan dana

menjadi empat bagian yaitu; penggunaan berdasarkan program,

penggunaan berdasarkan permohonan, penggunaan untuk kegiatan

operasional dan penggajian.

4. Proses mengubah status mustahiq menjadi muzakki yang dilakukan PKPU

Jawa Tengah yaitu melalui program pemberdayaan mustahiq dengan

membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan pelatihan

kewirausahaan. Dalam proses perubahan status mustahiq menjadi muzakki

ada empat tahapan. Pertama, persiapan yaitu melalukan pendataan dan

survey. Kedua, mengadakan screening (penyaringan) dan pemberian

modal. Ketiga, propagasi atau pembinaan, dan keempat yaitu terminasi

atau kemandirian, pada tahapan ini unit bisnis dari KSM harapannya akan

lebih mandiri. Kemudian hasil dari proses perubahan mustahiq menjadi

muzakki yang dilakukan PKPU Jawa Tengah melalui program

pemberdayaan mustahiq telah menunjukkan positif. Mereka sudah dapat

memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari dan kebutuhan

Page 151: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

137

pendidikan anak-anak. Selain itu juga setiap bulan mereka bisa

menyisihkan uang kepada PKPU untuk mengembangkan KSM

selanjutnya.

5. Indikator keberhasilan yang dicapai oleh PKPU Jawa Tengah dalam upaya

mengubah status mustahiq menjadi muzakki yaitu: pertama sebuah

perubahan kondisi secara nyata pada diri mustahiq ke arah lebih baik dari

keadaan sebelumnya, kedua adanya perubahan ekonomi yang mulai

mapan.

5.2. Saran-saran

Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan dalam penelitian ini,

di antaranya adalah :

1. Kepada amil LAZIS/pengurus hendaknya kegiatan mensosialisasikan

kesadaran untuk berzakat terhadap masyarakat harus diupayakan terus di

tinggkatkan agar pemahaman tentang nilai-nilai filosofis zakat, keutaman,

kegunaan, hikmah dan hukum tentang zakat dapat dipahami oleh

masyarakat secara mendalam sehingga diharapkan dapat menumbuh

suburkan minat dan kesadaran berzakat terhadap lembaga amil zakat di

manapun berada.

2. Dalam pengelolaan ZIS, hal penting terkait mutu dalam manajemen

pengumpulan dana yang mesti dipenuhi adalah kemudahan, efektivitas,

efesiens, dan biaya yang murah. Kemudahan akses bagi pihak terkait baik

mustahiq, muzakki maupun pengelola (amil) dalam melaksanakan

program. Dan dalam pendayagunaan dana ZIS, apapun pola yang

digunakan baik prioritas maupun dibagi merata kepada delapan ashnaf, hal

Page 152: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

138

yang penting adalah selektif. Selektifitas dimaksud agar penyaluran zakat

benar-benar sampai kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Untuk

dapat menyalurkan zakat secara selektif dan tidak tumpang tindih, maka

perlu adanya kerjasama antara BAZ dan LAZ.

3. Untuk mengubah status mustahiq menjadi muzakki melalui program

pemberdayaan ekonomi dengan membentuk kelompok swadaya

masyarakat. Hal penting yang perlu dilakukan adalah pendampingan dan

pengawasan secara intensif serta peningkatan profesional kinerja

(kesungguhan) dari amil, bekerja secara amanah, kapabel dan transparan

dalam melakukan tugas keamilan. Sehingga pemberdayaan dapat

meningkatkan kualitas hidup para mustahiq yang semula sebagai penerima

zakat dapat berubah menjadi pembayar zakat.

Page 153: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

DAFTAR PUSTAKA

Abu Zakaria Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Imam. 1999. Riyadhus Shalihin.

terj. Achmad Sunarto, Jakarta: Pustaka Amani.

Achmad, Amrullah. 1983. Dakwah Islam Dan Perubahan Sosial. Yogyakarta:

Prima Duta Yogyakarta.

Ali, Muhammad Daud. 1988. Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf. Jakarta :

UI Press.

Ali, Nuruddin. 2006. Zakat sebagai Instrumen dalam Kebijakan Fiskal. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Al-Khaubawiy, Usman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syakir. 2007. Terjemah

Durratun Nashihin: Mutiara Petuah Agama, terj. Achmad Sunarto,

Jakarta : Bintang Terang

Al-Zuhayly, Wahbah. 2005. Zakat: Kajian Berbagai Mazhab. Cet. Ke-VI.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Amirin, Tatang M. 1995. Menyusun Rencana Penelitian. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Cet.

Ke-XIII. Jakarta: Rineka Cipta.

Asnaini. 2008. Zakat Produktif dalam Perspektif Hukum Islam. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Dahlan, Abdul Azis. 1997. Ensiklopedi Hukum Islam. Jakarta : PT. Ichtiar Baru

Van Hoeve.

Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Daradjat, Zakiah. 1995. Ilmu Fiqh I. Jakarta: Dana Bhakti Wakaf.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Page 154: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

Depag RI. 1978. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta : Proyek Pengadaan

Kitab Suci Al-Qur’an Departemen Agama.

Djuanda, Gustian. 2006. Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Faiz Almath, Muhammad. 1991. 1100 Hadits Terpilih; Sinat Ajaran Muhammad.

Jakarta: Gema Insani Press.

Hafidhuddin, Didin. 2002. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema

Insani.

Hasan, Muhammad. 2011. Manajemen Zakat Model Pengelolaan yang Efektif.

Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta.

Idris, Safwan. 1997. Gerakan zakat dalam pemberdayaan Ekonomi Ummat:

Pendekatan Transformatif. Jakarta: Putra Bangsa.

Jannati, Muhammad Ibrahim. 2007. Fiqih Perbandingan Lima Mazhab 2. cet 1,

Jakarta: Cahaya.

Jawad Mughniyah, Muhammad. 2001. Fiqih Lima Mazhab (ja’fari, Hanafi,

Maliki, Syafi’i, Hambali). Jakarta: Lentera.

Miles, Matthew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Qualitative Data Analysis,

terj. Tjejep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press

Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remas

Rosdakarya.

Mufraini, M. Arief. 2006. Akuntansi dan Manajemen Zakat; Mengomunikasikan

Kesadaran dan Membangun Jaringan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Munawwir, Ahmad Warson. 1997. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia

Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progessif.

Munir dan Wahyu Illahi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada Media.

Pimay, Awaluddin. 2006. Metodologi Dakwah: Kajian Teoritis dari Khasanah Al-

Qur’an. Semarang: Rasail.

Pustaka Panjimas. 1989. Islam dan Era Reformasi. Jakarta: Griya Gratis

Page 155: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

Qardhawi, Yusuf. 2004. Hukum Zakat : Studi Komparatif Mengenai Status dan

Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadis, terj. Salman Harun, dkk.

Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa.

Rasyid, Sulaiman. 1994. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Rofiq Ahmad. 2004. Fiqh Kontekstual: Dari Normatif Ke Pemaknaan Sosial.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ruslan, Rosyadi. 1998. Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Koprasi

dan Aplikasi). Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Sanwar, Aminuddin. 1984. Pengantar Studi Ilmu Dakwah. Semarang: Fakultas

Dakwah.

Sarlito, Irawan. 2000. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosda

Karya.

Siagian, Harbangan. 1993. Manajemen Suatu Pengantar. Semarang: Satya

Wacana.

Soekanto, Soejono. 1986. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press.

Stoner, James A.F., R. Edward Freeman. 1991. Manajemen. terj. Wilhelmus W.

Bakowatun. Jakarta: Intermedia.

S. Bamualim, Chaider. 2005. Revitalisasi Filantropi Islam: Studi Kasus Lembaga

Zakat dan Wakaf di Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya UIN

Syarif Hidayatullah.

S.P. Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cet. X.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

___________________. 2001. Organisasi dan Motivasi. Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Suprayitno, Eko. 2005. Ekonomi Islam. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sulthon, Muhammad. 2003. Desain Ilmu Dakwah; Kajian Ontologis,

Epistemologis dan Aksiologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 156: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

Swasono, Sri-Edi. 2005. Kebersamaan dan Asas Kekeluargaan Mutualism &

Brotherhood, Kerakyatan, Nasionalisme dan Kemandirian. Cet. IV.

Jakarta: UNJ Press.

Usman, Suparman. 2001. Hukum Islam: Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum

Islam dalam Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Gaya Media Pratama

Wibowo. 2006. Manajemen Perubahan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Yafie, Ali. 1994. Menggagas Fiqh Sosial. Bandung: Mizan

Zainuddin Ahmad bin Abdul Lathif Az-Zabidi, Al-Imam. 2001. Ringkasan Shahih

Al-Bukhari, alih bahasa Cecep Syamsul Hari dan Tholib Anis dari Al-

Tajrid Al-Shahih li Ahadits Al-Jami’ Al-Shahih. Bandung: Mizan.

http://prasetyowidi.wordpress.com/2010/01/03/definisi-perubahan-sosial-dan-tipe-

tipe-perubahan-sosial/

http://www.pkpu.or.id/potensi-zakat-Rp-9-3-triliun/2009/08/31

http://pkpusemarang.com/2011/01/sejarah-pkpu-20.html

www.baznas.or.id, UNIT SALUR ZAKAT (USZ), 28/01/2010.

Page 157: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan
Page 158: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan
Page 159: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan
Page 160: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan
Page 161: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

Lampiran 2.

Foto-foto

Kantor PKPU Jawa Tengah Jl. Setiabudi No. 70 Semarang

Wawancara dengan pengurus PKPU Jawa Tengah dari kanan Ibu Azizah (Kabid

Keuangan), Bapak Haryono (Direktur), Fatieh Abdul Aziz (Kabid

Penghimpunan), Miftahul Surur (Kabid Pendayagunaan), 26 Oktober 2011.

Page 162: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

Program Kesehatan

BUDARZI (Ibu Sadar Gizi) PROSMILING dan pengobatan gratis

Pengobatan gratis bagi warga bencana erupsi di dieng dan batur

Wawancara dengan Bapak Haryono

(Direktur PKPU Jawa Tengah) dan Ibu

Azizah (Kabid Keuangan), 26 Oktober 2011.

Foto di kantor PKPU Jawa Tengah,

26 Oktober 2011

Page 163: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

Program pendidikan

Sekolah gratis TK AN-NUUR Pelatihan menjahit

Pemberian beasiswa terpadu Bantuan pendidikan utk korban

bencana merapi

Program rescue

Tanggap bencana erupsi merapi Sekolah darurat di Klaten Pasca bencana

di Magelang gempa bumi di Yogyakarta

Page 164: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

Program Ekonomi

KSM “IKHTIAR” Tegal Pemberian bantuan 80 ribu bibit lele

bagi warga bencana erupsi merapi

di Magelang dg membentuk KSM

KSM “Assolihah Mandiri” Banyumanik

Pembuatan kue dari bahan dasar singkong

Voucher Yatim (belanja bareng yatim) di Carrefour Srondol Semarang dengan 100 peserta

Page 165: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan
Page 166: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan
Page 167: PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/133/jtptiain--hasanasy... · Terima kasih ku ucapkan atas keikhlasan dan ketulusannya dalam mencurahkan

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Hasan Asy’ari Syaikho

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat Tanggal Lahir : Brebes, 26 Oktober 1987

Jurusan/Fakultas : Manajemen Dakwah/ Fak. Dakwah

Alamat : Karangjongkeng RT/RW:01 Tonjong Brebes

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

- MI Nuruddin Tonjong Brebes (1995-2000)

- SLTP Nuruddin Tonjong Brebes (2000-2003)

- MAN Babakan Lebaksiu Tegal (2003-2006)

- IAIN Walisongo Semarang Jurusan Manajemen Dakwah (2007-2012)

Pendidikan Non Formal

- Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah Babakan Lebaksiu Tegal (2003-

2006)

Pengalaman Organisasi

Kader Koperasi Mahasiswa Walisongo (2007-2008)

Departemen Pengembangan Skill Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)

Manajemen Dakwah tahun 2008

Sekretaris Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen Dakwah

tahun 2009

Sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Dakwah tahun

2010