Pengelolaan SPT PPN

22
TUGAS ADMINISTRASI PERPAJAKAN PENGELOLAAN SPT PPN OLEH : BERTO KRISTANTO PURBA 1201111830 ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS RIAU

Transcript of Pengelolaan SPT PPN

Page 1: Pengelolaan SPT PPN

TUGAS ADMINISTRASI PERPAJAKAN

PENGELOLAAN SPT PPN

OLEH :

BERTO KRISTANTO PURBA

1201111830

ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2013

Page 2: Pengelolaan SPT PPN

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa atas rahmat yang telah

diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Sri

Zuliarni,S.Sos.,MBA. selaku dosen pembimbing mata kuliah Administrasi Perpajakan

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ” Pengelolaan SPT PPN”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kesilapan maka penulis mohon

maaf bila dalam penulisan makalah proposal ini banyak terdapat kekurangan. Demi

kesempurnaan tulisan ini maka kritik dan saran yang membangun, penulis terima dengan

senang hati.

Pekanbaru, 22 Oktober 2013

Penulis

i

Page 3: Pengelolaan SPT PPN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................i

Daftar isi...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................1

1.3 Tujuan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2

2.1 Pajak..............................................................................................2

2.1.1 Pengertian Pajak.................................................................2

2.1.2 Fungsi pajak.......................................................................2

2.1.3 Penggolongan Jenis – jenis Pajak.......................................3

2.1.4 Sistem Pemungutan Pajak.................................................3

2.2 Surat Pemberitahuan ( SPT )..........................................................5

2.2.1 Pengertian SPT..................................................................5

2.2.2 Fungsi SPT........................................................................5

2.2.3 Jenis-Jenis SPT.................................................................6

2.2.4 Batas Waktu Penyampaian SPT.......................................6

2.2.5 Sanksi apabila SPT tidak disampaikan.............................7

2.2.6 Batas waktu Penympaian SPT Tahunan..............................9

2.2.7 Prosedur Penyampaian SPT............................................10

BAB III PENUTUP...........................................................................................11

3.1 Kesimpulan.........................................................................................11

3.2 Saran...................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12

ii

Page 4: Pengelolaan SPT PPN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber utama pendapatan Pemerintah dalam

melaksanakan pembangunan Negara. Peran pajak bagi Negara di Indonesia dibedakan dalam

dua fungsi utama yaitu fungsi anggaran (budgetair) dan fungsi mengatur (regulered). Dalam

fungsi anggaran (budgetair) , pajak merupakan salah satu sumber pendapatan Negara, untuk

menjalankan tugas-tugas rutin Negara dan melaksanakan pembangunan. Pajak merupakan

kewajiban yang harus dibayar oleh masyarakat baik pribadi maupun badan dari pendapatan

atau penghasilannya kepada pemerintah yang ditujukan untuk kegiatan pembangunan di

segala bidang.

Di Negara ini juga terdapat begitu banyak jenis pajak yang tentu saja hal ini dapat

menambah pendapatan Negara dan dengan begitu banyak jenis pajak yang ada di Indonesia ,

salah satunya adalah Pajak Pertambahan Nilai yang merupakan salah satu pajak yang

menyumbangkan pendapatan Negara yang bisa dikatakan besar bagi Negara.

Dengan adanya prinsip Pajak Pertambahan Nilai pada dasarnya sebagai pajak

konsumsi dalam Daerah Pabean Negara kesatuan Republik Indonesia, Pengenaan Pajak

Pertambahan Nilai pada dasarnya meliputi seluruh penyerahan barang dan jasa. Namun

berdasarkan pertimbangan social, ekonomi dan budaya perlu untuk tidaknya mengenakan

Pajak Pertambahan Nilai terhadap barang dan jasa tertentu. Hal tersebut dimaksudkan untuk

mendorong kegiatan ekonomi dan kestabilitas sosial.

1.2 Rumusan Masalah

a.  Apakah pengertian dari pajak dan fungsinya?

b. Apakah itu SPT dan bagian-bagiannya?

1.3 Tujuan

Tujuannya agar dapat mengetahui apa itu pajak, bagian-bagian pajak dan fungsinya.

1

Page 5: Pengelolaan SPT PPN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pajak

2.1.1 Pengertian Pajak

            Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga

dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa

berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa

kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum atau pajak merupakan kewajiban kenegaraan

dan pengabdian peran aktif warga negara dalam upaya pembiayaan pembangunan nasional

kewajiban perpajakan setiap warga negara diatur dalam Undang-Undang dan Peraturan-

peraturan pemerintah.

            Pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No 6 Tahun 1983 sebagaimana telah

disempurnakan terakhir dengan UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan tata

cara perpajakan adalah “kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapat timbal

balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat”. Dari pengertian itu dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam

pajak ialah:

1. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksananya;

2.  Sifatnya dapat dipaksakan, hal ini berarti bahwa pelanggaran atas iuran perpajakan

dapat dikenakan sanksi;

3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi secara

langsung oleh pemerintah;

4.  Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun daerah. Pajak

diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari

pemasukannya masih surplus, dipergunakan untuk membiayai public investment.

2.1.2 Fungsi Pajak

2

Page 6: Pengelolaan SPT PPN

Dibawah ini adalah  fungsi pajak Menurut Mardiasmo, dalam buku “perpajakan” ( 2002:1 )

yaitu:

1. Fungsi Peneriamaan ( Budgetair )

Pajak sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran

Pemerintah.

2. Fungsi Mengatur ( Regulerend )

Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam

bidang sosial ekonomi.

2.1.3 Penggolongan Jenis – jenis Pajak

Dibawah ini penggolongan Jenis – jenis pajak Menurut Mardiasmo dalam buku ”perpajakan”

yaitu:

1.             Pajak langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak

dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contohnya: Pajak Penghasilan

2.             Pajak tidak langsung, yaitu Pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau

dilimpahkan kepada orang lain

Contohnya: Pajak pertambahan nilai

 

2.1.4. Sistem Pemungutan Pajak

Dibawah ini adalah 3 cara pemungutan pajak menurut Mardiasmo dalam buku

”perpajakan”yaitu:

3

Page 7: Pengelolaan SPT PPN

1.    Stelsel nyata ( riel stelsel ) yaitu, pengenaan Pajak didasarkan pada objek ( penghasilan

yang nyata ), sehngga pemungutannya baru dapat dilakukan akhir tahun pajak, yakni setelah

penghasilan yang sesungguhnya diketahui.

2.    Stelsel anggapan ( fictieve stelsel ) yaitu, Pengenaan pajak didasarkan pada suatu

anggapan yang diatur oleh undang-undang. Misalnya penghasilan satu tahun dianggap sama

dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal tahun pajak sudah dapat ditetapkan besarnya

pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan.

3.    Stelsel campuran yaitu, Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu

anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan yang

sebenarnya.

4

Page 8: Pengelolaan SPT PPN

2.2 Surat Pemberitahuan ( SPT )

2.2.1 Pengertian SPT

SPT adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau

pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban

yang terhutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

2.2.2. Fungsi SPT

Fungsi SPT adalah :

-  Bagi WP Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terhutang dan untuk

melaporkan tentang :

a.         Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui

pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 ( satu ) tahun pajak atau bagian tahun pajak.

b.         Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak.

c.         Harta dan kewajiban

d.        Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan

pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 ( satu ) Masa Pajak, yang ditentukan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

-  Bagi PKP adalah sebagai saran untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan

perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang

sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :

a.         Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran.

b.         Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau

melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

5

Page 9: Pengelolaan SPT PPN

-  Bagi Pemotong atau Pemungut pajak adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan

mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya.

2.2.3 Jenis-Jenis SPT

a. Surat Pemberitahuan Masa, adalah surat pemberitahuan untuk suatu masa pajak.

b. Surat Pemberitahuan Tahunan, adalah surat pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau

Bagian Tahun Pajak.

2.2.4 Batas Waktu Penyampaian SPT

a. SPT Masa

Jenis Pajak Yang Menyampaikan Batas Waktu

Penyampaian

PPh Pasal 21 Pemotong PPh Pasal

21

Tanggal 20 Bulan

Takwim berikutnya

setelah Masa Pajak

berakhir

PPh Pasal 22 Impor  PPN

dan PPnBM Impor

Direktorat Bea dan

Cukai

14 hari setelah

berakhirnya Masa

Pajak

PPh Pasal 22 Impor, PPn dan

PPnBM atas Impor ( DJBC )

Direktorat Bea dan

Cukai

7 hari setelah batas

waktu penyetoran

Pajak berakhir

PPh Pasal 22 Bendaharawan Bendaharawan Tanggal 14 bulan

takwim berikutnya

setelah Masa Pajak

berakhir

PPh Pasal 22 Bahan Bakar Pertamina 20 hari setelah Masa

Page 10: Pengelolaan SPT PPN

Pajak berikutnya

PPh Pasal 22 Pemungutan

Oleh Badan tertentu

Pemungut Pajak 20 hari setelah Masa

Pajak berakhir

PPh Pasal 23 Pemotong PPh Pasal

23

Tanggal 20 bulan

Takwim berikutnya

setelah Masa Pajak

berikutnya

PPh Pasal 25 Wajib Pajak Yang

Mempunyai NPWP

Tanggal 20 bulan

Takwim setelah Masa

Pajak berakhir

PPh Pasal 26 Pemotong PPh Pasal

26

Tanggal 20 bulan

Takwim setelah Masa

Pajak berakhir

PPN dan PPnbM PKP Tanggal 20 bulan

Takwim setelah Masa

Pajak berikutnya

PPN dan PPnBM

Bendaharawan

Bendaharawan

Pemerintah

14 hari setelah Masa

Pajak berikutnya

PPN dan PPnBM selain

Bendaharawan

Selain Bendaharawan 20 hari setelah Masa

Pajak berakhir

 

b. SPT Tahunan

- WP Badan ; Paling Lambat Tanggal 30 April.

- WP Pribadi ; Paling Lambat Tanggal 31 Maret.

2.2.5 Sanksi apabila SPT tidak disampaikan

•   Denda Administrasi :

7

a. SPT Masa :

Page 11: Pengelolaan SPT PPN

- PPN                            = Rp    500.000,00

- Non PPN                     = Rp    100.000,00

b. SPT Tahunan :

- Badan                          = Rp. 1.000.000,00

- OP                                = Rp.    100.000,00

c. Denda sebesar 2% dari DPP, jika :

- pengusaha tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP

- PKP tetapi tidak membuat FP

- PKP membuat FP tetapi tidak lengkap

- PKP membuat FP tetapi tidak tepat waktu

d.  Denda 150% dari jumlah pajak yang kurang bayar dalam hal WP dilakukan tindakan

penyidikan pengungkapan ketidakbenaran perbuatannya

e.  Denda 4 kali jumlah pajak yang tidak atau kurang bayar, atau yang tidak seharusnya

dikembalikan dalam hal terjadi penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan

atas persetujuan MENKEU untuk kepentingan penerimaan negara.

• Sanksi Bunga = 2% x jumlah bulan dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai

dengan tanggal pembayaran kekurangan pajak dan akibat pembetulan tersebut.

•   Denda Kenaikan

a.       SPT tidak disampaikan pada waktunya walaupun telah ditegur secara tertulis dan tidak

juga disampaikan dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat teguran.

8

b.      WP yang berkewajiban melakukan pemungutan atau pemotongan PPh pasal 21/23/26

atau PPN namun tidak melakukan pemotongan, melakukan pemotongan namun kurang, tidak

Page 12: Pengelolaan SPT PPN

menyetorkan pemotongan yang telah dilakukan maka dikenakan sanksi kenaikan 100%

dalam hak WP tidak menyampaikan SPT dalam jangka waktu yang ditentukan dalam surat

teguran.

c.       Berdasarkan pemerikasaan PPN/PPnBM tidak seharusnya dikompensasikan kelebihan

pajaknya , dikenakan sanksi 100%

d.      WP karena kealfaannya sehingga menimbulkan kerugian pendapatan negara tidak

dikenakan sanksi pidana, melainkan sanksi administrasi kenaikan sebesar 200%.

 

•   Pidana ; Jika WP melakukan perbuatan tidak benar dibidang perpajakan maka kepadanya

tidak akan dilakukan penyidikan sepanjang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a.    Atas kemauan sendiri WP mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya.

b.    Belum dilakukan tindakan penyelidikan.

c.    Ketidakbenaran perbuatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai kealfaan Pasal 38,

yaitu alfa tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT, tetapi isinya tidak benar ( ada

indikasi penyelundupan ).

d.   Bersedia melunasi kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang

beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 2x jumlah pajak yang harus dibayar.

2.2.6 Batas waktu Penympaian SPT Tahunan

Jenis Pajak Yang

menyampaikan

Pajak

Batas Waktu Penyampaian

SPT

Tahunan

 

Wajib Pajak yang

mempunyai NPWP

Selambatnya 3 bulan

setelah akhir tahin pajak

(biasanya tanggal 31 maret

Tahun berikutnya)

Page 13: Pengelolaan SPT PPN

PPh Pasal 21

Tahunan

Pemotong PPh Pasal

21

Selambatnya 3 bulan

setelah akhir Tahun Pajak

2.2.7 Prosedur Penyampaian SPT

a. SPT Tahunan di cetak oleh kantor Direktorat Jendral Pajak ( DJP ), lalu disalurkan

keseluruh Kantor Pelayanan Pajak seluruh Indonesia untuk kemudian di sampaikan kepada

para Wajib Pajak yang telah mempunyai NPWP.

b. Setiap Wajib Pajak  yang telah memiliki NPWP wajib mendapat SPT Tahunan dengan

mengambil sendiri blanko SPT Tahunan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat untuk di isi

dengan lengkap, benar dan jelas.

c. Setelah di isi dengan lengkap, benar dan jelas maka blanko SPT Tahunan tersebut

dikembalikan lagi ke Kantor Pelayanan Pajak untuk diserahkan ke bagian pelayanan untuk

diteliti kelengkapannya agar tidak terjadi kesalahfahaman mengenai pembayaran pajak.

d. Setelah diteliti oleh bagian pelayanan, maka SPT Tahunan diserahkan kebagian

Pemeriksaan Data dan Informasi ( PDI ) untuk direkam. Apabila pada saat perekaman terjadi

kesalahan, misalnya kurang bayar ( kb ), lebih bayar ( lb ) diperlukan pemeriksaan, untuk

memeriksa kesalahan tersebut maka SPT Tahunan diserahkan ke bagian Pengawasan dan

konsultasi ( waskon ) 1 sampai waskon 1V atau menurut wilayah tempat si Wajib Pajak

tinggal.

e. Bagian pengawasan dan konsultasi ( waskon ) akan memeriksa kesalahan tersebut, Apabila

setelah diperiksa terjadi kurang bayar ( kb ) maka Wajib Pajak akan dipanggil untuk

diberikan himbauan dan diberikan SKPKB ( surat ketetapan kurang bayar ) dan Wajib Pajak

harus membayar kepada Kantor Pelayanan Pajak, Tapi apabila lebih bayar ( lb ) maka Wajib

Pajak akan diberikan restitusi atau uang milik Wajib Pajak akan dikembalikan ( konpensasi )

juga dapat diberikan restitusi

10

BAB III

PENUTUP

Page 14: Pengelolaan SPT PPN

3.1 Kesimpulan

Bersadarkan uraian yang saya paparkan diatas dapat disimpulkan bahwa Pajak adalah

iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan

dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Dalam pajak ada juga yang dinamakan

SPT yaitu surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau

pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban

yang terhutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

3.2 Saran

Berdasarkan Uraian diatas sebaikanya dilakukan sosialisasi mengenai pajak kepada

masyarakat agar masyarakat dapat mengetahui apa itu pajak dan apa saja bagian-bagian

penting lainnya. Agar masyarakat lebih efektif dalam menerapkan wajib pajak dijaman

sekarang ini.

11

DAFTAR PUSTAKA

Page 15: Pengelolaan SPT PPN

Sukmana, Wahyu, Pengantar Perpajakan, Universitas Padjadjaran Program D3 Fakultas

Ekonomi PAAP.

S. Gustiawan, Uwon, 2007, Pedoman Praktis Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

(KUP), Jakarta, PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

12