Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

18
“PENGELOLAAN SATUAN UNIT PENDIDIKAN” PENGELOLAAN PENDIDIKAN Disusun oleh Novri Heriyani (06081181419007) Restie Amelia (06081181419020) Sutri Octaviana (06081181419074) Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Transcript of Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

Page 1: Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

“PENGELOLAAN SATUAN UNIT PENDIDIKAN”

PENGELOLAAN PENDIDIKAN

Disusun oleh

Novri Heriyani (06081181419007)

Restie Amelia (06081181419020)

Sutri Octaviana (06081181419074)

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

INDRALAYA

2015/2016

Page 2: Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

Pengelolaan Satuan Unit Pendidkan

A. Konsep Pengelolaan Satuan Pendidikan

Pengelolaan satuan pendidikan merupakan pengelolaan pendidikan

yang merupakan pengelolaan pendidikan yang berada pada unit paling

bawah untuk merencanakan program pendidikan dan membuat keputusan

yang berada pada tindakan-tindakan nyata yang dilakukan secara

komprehensif untuk meng-cover seluruh kebutuhan-kebutuhan sekolah,

visi, misi, dan tujuan pendidikan sekolah.

Pengelolaan satuan pendidikan bermuara kepada mutu sekolah,

mutu sekolah yang mencakup input, proses, output, dan outcome tentunya

diharapkan ideal sesuai dengan standar pelayanan minimal PP Nomor 15

Tahun 2010. Siapapun pelaku dalam pengelolaan satuan pendidikan harus

ada kesadaran diri untuk mempersiapkan lulusan yang siap menghadapi

kehidupannya. Kesadaran diri tersebut merupakan kunci keberhasilan yang

memerlukan tindakan-tindaka konkret dan komprehensif tidak akan

mencapai hasil maksimal dan tidak akan terarah dalam tindakan-

tindakannya.

Edward Sallis (2010:54) menyatakan bahwa definisi mutu

memiliki dua aspek, yaitu: Menyesuaikan diri dengan spesifikasi dan

Memenuhi kebutuhan pelanggan.

Menyesuaikan diri dengan spesifikasi sering disebut sebagai mutu

sesungguhnya (quality in fact) atau sistem jaminan mutu (quality

assurance system). Penyesuaian dengan spesifikasi sering disimpulkan

sesuai dengan tujuan dan manfaat, kadangkala definisi ini dinamai dengan

tujuan dan manfaat.

Memenuhi kebutuhan pelanggan sering disebut sebagai mutu

sesuai persepsi (quality in perseption) atau mutu yang dirasa ( perceived

quality). Mutu ini sebagai mutu yang hanya ada dimata orang yang

melihatnya, atau diartikan juga sebagai sesuatu yang memuaskan dan

melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan.

Page 3: Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

Tindakan konkret itu sangat diperlukan dengan kesadaran diri dari

para pelaku-pelaku pendidikan dalam pengelolaan sekolah.

Berikut ialah fungsi kesadaran diri:

a. Menginventarisir sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah

b. Meningkatkan kualitas guru-guru

c. Melakukan pembenahan dan pemberdayaan potensi-potensi yang ada

d. Memperkuat tenaga administrasi sekolah

e. Membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar

f. Membangun hubungan baik dengan instansi-instansi yang terkait guna

meningkatkan mutu sekolah yang dapat menjadi sekolah yang

bermutu/berkualitas.

Standar pengelolaan oleh satuan pendidikan diatur oleh Pasal 49

dan Pasal 50.

1. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang

ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, pastisipasi, keterbukaan,

dan akuntabilitas.

2. Pengelolaan pada satuan pendidikan pada jejang pendidikan tinggi

menerapkan otonomi perguruan tinggi dalam batas-batas yang diatur

dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan memberikan

kebebasan dan mendorong kemandirian dalam pengelolaan akademik,

operasional, personalia, keuangan dan area fungsional kepengolaan

lainnya yang diatur oleh masing-masing perguruan tinggi.

3. Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan sebagai

penanggung jawab pengelolaan pendidikan.

4. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala satuan pendidikan

SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat dibantu minimal

oleh satu orang wakil kepala satuan pendidikan.

5. Pada satuan pendidikan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk

lain yang sederajat, kepala satuan pendidikan dalam melaksanakan

tugasnya dibantu minimal oleh tigas wakil kepala satuan pendidikan

Page 4: Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

yang masing-masing secara berturut-turut membidangi akademik,

sarana dan prasarana, dan kesiswaan.

Kata kunci pada pengelolaan pendidikan pada satuan sekolah yang

merupakan unit terbawah pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

menerapkan manajemen berbasis sekolah, yang diharapkan dapat

menumbuhkan kreativitas dan pemberdayaan semua sumber demi

tercapainya kemandirian.

Pandangan yang dikemukakan oleh Nanang Fatah (2006:37)

menyatakan bahwa pelaksanaan manajemen berbasis sekolah bergantung

kepada:

1. Nilai-nilai sosial budaya,

2. Gaya bawahan dan kedewasaan,

3. Gaya kolega dan harapan-harapannya,

4. Lingkungan organisasi,

5. Teknologi.

Pandangan tersebut memberikan pemahaman bahwa pengelolaan satuan

pendidikan berkaitan erat dengan manajemen berbasis sekolah bahwa

bagaimana sebuah satuan pendidikan atau sekolah dapat merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan yang secara

menyeluruh dapat mengembangkan arah-arah yang benar dalam

melaksanakannya.

B. Organisasi

1. Konsep Organisasi

Organisasi ialah suatu kelompok atau kumpulan yang telah

memiliki keputusan dan tindakan kolektif yang berkelanjutan dan

mengatur tugas ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana.

Ada beberapa bagian-bagian kekuasaan sesuai dengan

pernyataan Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel (2008:218) yang

menyatakan bahwa “power can be classified not only as legitimate or

illegitimate but also as formal or informal; hence, four basic kinds of

Page 5: Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

organizational power exist: two forms of legitimate power-formal and

informal authority and two kinds of illegitimate power-coercive and

political”.

Dari konsep diatas, dapat dijabarkan tentang kekuasaan yang

dapat diklasifikasikan bukan hanya pada sah (legitimate) atau tidak sah

(illegimate) bahkan juga resmi (formal) atau tidak resmi (informal).

Dengan demikian empat komponen dasar yang menjadi jenis-jenis

kekuasaan organisasi, diantaranya:

a. Legitimate power-formal authority berarti kekuasaan yang sah-

kewenangan yang resmi

b. Legitimate power-informal authority berarti kekuasaan yang sah-

kewenangan yang tidak resmi

c. Illegitimate power-coercive authority berarti kekuasaan yang

tidak sah-kewenangan yang memaksa

d. Illegitimate power-political authority berarti kekuasaan yang

tidak sah-kewenangan politik

Sesuai dengan pernyataan Wayne K. Hoy dan Cecil G. Miskel

(2008:219) “organizational are created and controlled by legitimate

authorities” yang artinya bahwa organisasi diciptakan dan dikontrol oleh

kewenangan yang sah. Dengan demikian organisasi perlu adanya visi,

misi, tujuan, dan rencana kerja yang matang yang dilakukan secara

konsisten dari anggota organisasi, perlu adanya aturan yang mengatur

anggota organisasi, dan perlu adanya pembagian struktur organisasi yang

membagi tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota organisasi,

perlu adanya kekuatan hukum yang menjadi landasan berpijak bagi

organisasi. Sehingga kewenangan yang sah ini akan terwujud apabila

dilakukan atas dasar kesepakatan bersama.

Sumber-sumber kekuasaan terdiri dari 5 jenis:

1. Reward power, berarti kekuasaan yang bersumber pada

kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi bawahan

dengan memberikan penghargaan

Page 6: Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

2. Coercive power, berarti kekuasaan yang bersumber pada

kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi bawahan

dengan cara memaksa/memberi hukuman kepada bawahan

3. Legitimate power, berarti kekuasaan yang bersumber pada

kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi bawahan

dengan secara sederhana karena berada pada posisi formal,

artinya bawahan tidak mengetahui bahwa seorang pemimpin

harus benar-benar paham terhadap isu-isu yang berhadapan

langsung

4. Referent power, berarti kekuasaan yang bersumber pada

kemampuan seorang pemimpin untuk memengaruhi bawahan

dengan cara mengidentifikasi apa-apa yang menjadi kesenangan

bawahan

5. Expert power, berarti kekuasaan yang bersumber pada

kemampuan seorang pemimpin untuk mengetahui bawahan

dengan cara memiliki pengetahuan dan keterampilan sendiri.

2. Organisasi Sekolah

Menurut Sudarwan Danim (2007:121-123) menyatakan bahwa ada

beberapa pendekatan organisasi, diantaranya:

a. Pendekatan Struktural

Istilah struktur merujuk pada bagaimana pekerjaan keorganisasian

dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal

b. Pendekatan Fungsional

Ideal pendekatan ini yaitu organisasi sekolah distrukturkan sesuai

dengan fungsinya

c. Pendekatan Struktural-Fungsional.

Struktur institusi persekolahan perlu ditata secara benar dan setiap

orang yang berada pada struktur organisasi sekolah melakukan tugas

pokok dan fungsinya secara benar.

Page 7: Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

Perhatikan gambar diatas. Tampak jelas bahwa kompetisi, sumber-

sumber, dan tekanan politik dari lingkungan berpengaruh pada kerjaan

internal organisasi. Model sistem terbuka memandang organisasi tidak

hanya dipengaruhi oleh lingkungan tetapi juga bergantung kepada dirinya

sendiri. Artinya bahwa organisasi sekolah mengambil sumber-sumber dari

lingkungan tetapi dari potensi-potensi yang dimiliki organisasi, seperti

sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi, pendanaan yang

dimiliki oleh organisasi, fasilitas dan perangkat-perangkat yang dimiliki

oleh organisasi, kemudian dari sumber-sumber tersebut ditransformasikan

oleh proses, kemudian menghasilkan sebuah produktivitas yang

dibutuhkan oleh lingkungan dan hasil dari pelayanan yang diberikan dari

organisasi kepada lingkungan, dan dari output yang dihasilkan tersebut ada

imbal balik kepada proses pelaksanaan (feedback).

Menurut Oteng Sutisna (1989:210) terdapat 3 unsur yang dapat

mempersatukan dan menjadi kesatuan, yaitu:

a) Tujuan, adalah menyebabkan kesatuan terdapat dalam pikiran para

anggota organisasi sebagai tujuan-tujuan yang hendak dicapai.

b) Kewenangan, ialah hak dan kekuasaan untuk melakukan sesuatu

atas dasar kedudukan yang ditempati seorang.

c) Pengetahuan, karena dianggap sebagai kekuatan yang

mempersatukan dan merupakan dasar bagi pengertian dan

persesuaian paham diantara para anggota organisasi dan menjadi

Page 8: Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

pedoman bagi sikap dan perbuatan mereka dan dengan pengetahuan

peranan-peranan dan hubungan-hubungan didalam organisasi

adalah penting bagi tercapainya kerja sama yang efektif.

Tahap-tahap mengorganisasikan sekolah, yaitu:

i. Persiapan

ii. Perencanaan

iii. Pelatihan

iv. Pelaksanaan

v. Pengawasan

C. Ruang Lingkup Pengelolaan Sekolah

1. Pengelolaan Sekolah yang Bersifat Fisik, terdiri dari pengelolaan

gedung ruang guru dan ruang belajar, pengelolaan meja dan kursi guru

serta siswa, ruang wc, ruang laboratorium, tenaga administrasi, dan

sebagainya.

2. Pengelolaan Sekolah yang Bersifat Non Fisik, terdiri dari kurikulum,

jadwal pelajaran, hasil belajar, silabus, rpp, evaluasi belajar, proses

belajar mengajar, penilaian kinerja guru, dan sebagainya.

Ada beberapa dimensi yang menjadi tugas pendidikan sekolah

dalam kerangka kerja konseptual, yaitu:

1. Dimensi pribadi, mencakup:

a. Religi, kesadaran beragam

b. Fisik, kesehatan jasmani dan fisik

c. Emosi, kesehatan mental dan stabilitas emosi

d. Etika, integritas moral

e. Estetika, pengejaran culture dan rekreasi

2. Dimensi kecerdasan, mencakup:

a. Penguasan pengetahuan, konsep-konsep dan informasi

b. Komunikasi pengetahuan, keterampilan

Page 9: Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

c. Penciptaan pengetahuan, cara pemeriksaan, diskriminasi, dan

imajinasi

d. Hasrat akan pengetahuan, kesukaan akan belajar

3. Dimensi sosial, mencakup:

a. Hubungan antarmanusia, kerjasama, toleransi

b. Hubungan individu-negara, hak dan kewajiban warga negara,

kesetiaan dan patriotisme, solidaritas nasional

c. Hubungan individu-dunia, antarhubungan bangsa-bangsa

pemahaman dunia

d. Hubungan individu-lingkungan hidup, ekologi

4. Dimensi produktif, mencakup:

a. Pilihan pekerjaan, informasi dan bimbingan

b. Persiapan untuk bekerja, latihan dan penempatan

c. Rumah dan keluarga, mengatur rumah tangga, keterampilan

mengerjakan sesuatu sendiri, perkawinan

d. Konsumen, membeli, menjual, investasi

Dari dimensi tugas pendidikan tersebut diharapkan dapat

menghasilkan suatu pendidikan yang kredibel dan dipercaya.

Dalam Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dasar di kabupaten/kota,

terdapat 13 indikator pemenuhan SPM yang merupakan tanggung jawab

sekolah/madrasah, sedangkan 14 indikator pemenuhan SPM yang

merupakan tanggung jawab kabupaten/kota.

Permendiknas Nomor 15 Tahun 2010 tentang SPM lebih

menekankan kepada KTSP, kemudian diganti oleh Kurikulum 2013, hal

ini berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Yang

mana pembahasan kurikulum akan lebih diperjelas pada pengelolaan

kurikulum dibagian ketujuh. Sehingga dapat kita lihat perbedaan setiap

Page 10: Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

mata pelajaran pada kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013, yang dapat

diilustrikan dengan tabel sebagai berikut.

Perbedaan Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013

No. Kurikulum KTSP Kurikulum 2013

1 Materi disusun untuk

memberikan pengetahuan

kepada siswa

Materi disusun seimbang

mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan

keterampilan

2 Pendekatan pembelajaran

adalah siswa diberitahu tentang

materi yang harus dihafal

(siswa diberi tahu)

Pendekatan pembelajaran

berdasarkan pengamatan,

pertanyaan, pengumpulan

data, penalaran, dan penyajian

hasilnya melalui pemanfaatan

berbagai sumber-sumber

belajar (siswa mencari tahu)

3 Penilaian pada pengetahuan

melalui ulangan dan ujian

Penilaian otentik pada aspek

kompetensi sikap,

pengetahuan, dan

keterampilan berdasarkan

portofolio

Page 11: Pengelolaan Satuan Unit Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, Diding & Sibaweh, Imam. (2015). Pengelolaan

Pendidikan Dari Teori Menuju Implementasi. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada