Pengelolaan Sampah Di Kota Pekanbaru

18
PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA PEKANBARU TUGAS KELOMPOK VII ELTHAF ZULFAN BUDI DARMAWAN MATA KULIAH: PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN 2008

description

Pengelolaan Sampah Di Kota Pekanbaru

Transcript of Pengelolaan Sampah Di Kota Pekanbaru

A

PENGELOLAAN SAMPAH DIKOTA PEKANBARUTUGAS KELOMPOK

VII

ELTHAF

ZULFAN

BUDI DARMAWAN

MATA KULIAH:

PEMBANGUNAN DAN LINGKUNGAN

2008DAFTAR ISI

2I.PENDAHULUAN

2A. LATAR BELAKANG

3B. TUJUAN PENULISAN

4II. TEKNIK PEMBUANGAN SAMPAH DAN PERMASALAHANNYA

7III. PROSES PENGOLAHAN SAMPAH KERTAS DAN PLASTIK

9A. PENGOLAHAN SAMPAH KERTAS

11B. PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK

12C. PENUTUP

I. PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Salah satu tantangan yang dihadapi oleh pengelola perkotaan adalah penanganan masalah persampahan. Berdasarkan data-data BPS tahun 2000, dari 384 kota di Indonesia yang menimbulkan sampah sebesar 80.235,87 ton setiap hari, penanganan sampah yang diangkut ke dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) adalah sebesar 4,2 %, yang dibakar sebesar 37,6 % , yang dibuang ke sungai 4,9 % dan tidak tertangani sebesar 53,3 %. (Wibowo, 2004)Pertambahan penduduk yang disertai dengan tingginya arus urbanisasi ke perkotaan telah menyebabkan semakin tingginya volume sampah yang harus dikelola setiap hari. Hal tersebut bertambah sulit karena keterbatasan lahan untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Pengangkutan sampah ke TPA juga terkendala karena jumlah kendaraan yang kurang mencukupi dan kondisi peralatan yang telah tua. Masalah lainnya adalah pengelolaan TPA yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang ramah lingkungan.Banyak pengelola sampah perkotaan tidak mengetahui komposisi sampah yang ditimbulkan oleh penduduknya. Kondisi tersebut membuat para pengelola sampah tetap mempertahankan system kumpul-angkut-buang. Padahal system tersebut sangat mahal dan mempunyai dampak lingkungan yang sangat besar dan kondisi kesehatan yang buruk bagi manusia..

Tumpukan sampah rumah tangga yang dibiarkan begitu saja akan mendatangkan tikus got dan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang membawa kuman penyakit. Lalat hidup dari sisa makanan dan berkembang biak ditempat sampah. Lalat dapat menjadi pembawa utama dari kuman bakteri yang menyebabkan diare karena mudah hinggap di makanan atau peralatan makanan. Tikus diketahui dapat membawa penyakit seperti tipus, leptosprirosis, salmonellosis, pes dan lain-lain. Sedangkan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) dapat membawa berbagai bakteri yang menyebabkan penyakit disentri dan diare. Nyamuk akan beranak-pinak di air yang tidak bergerak di sekitar sampah yang tercecer dan dapat menyebabkan malaria bahkan demam berdarah.

Binatang yang besar akan senang membuang kotoran di tempat sampah, yang pada gilirannya akan menyumbang pada jalur transmisi kuman yang mempengaruhi kesehatan manusia dan lingkungannya.

Dilihat dari banyaknya permasalahan yang akan ditimbulkan oleh sampah terutama masalah kesehatan dan lingkungan, untuk itu penulis tertarik untuk membahas pengelolaan sampah kertas dan plastik. B. TUJUAN PENULISAN1. Untuk mengetahui cara pengolahan sampah plastik dan kertas sehingga menjadi barang yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.2. Untuk memenuhi TUGAS KELOMPOK dalam mata kuliah Pembangunan dan Lingkungan

3. II. TEKNIK PEMBUANGAN SAMPAH DAN PERMASALAHANNYA

Besarnya timbunan sampah yang tidak dapat ditangani tersebut akan menyebabkan berbagai permasalahan baik langsung maupun tidak langsung bagi penduduk kota. Dampak langsung dari penanganan sampah yang kurang bijaksana diantaranya adalah berbagai penyakit menular maupun penyakit kulit serta gangguan pernafasan, sedangkan dampak tidak langsungnya diantaranya adalah bahaya banjir yang disebabkan oleh terhambatnya arus air di sungai karena terhalang timbunan sampah yang dibuang ke sungai.

Pengumpulan sampah pada lokasi timbunan sampah merupakan hal selanjutnya yang perlu diketahui, berbagai permasalahan pada kegiatan pengumpulan sampah antara lain banyaknya timbunan sampah yang terkumpul tapi tidak tertangani (diangkut/ditanam) sehingga pada saat sampah tersebut menjadi terdekomposisi dan menimbulkan bau yang akan mengganggu pernafasan dan mengundang lalat yang merupakan pembawa dari berbagai jenis penyakit.

Tempat sampah yang memadai menjadi hal yang sangat langka pada kawasan yang padat penduduknya. Sungai dianggap merupakan salah satu tempat pembuangan sampah yang paling mudah bagi masyarakat perkotaan. Hal tersebut dilakukan tanpa memikirkan apa yang akan terjadi kemudian, memang untuk sementara sampah yang dihasilkan tidak tertimbun pada lokasi penimbunan sampah tetapi untuk jangka panjang akan menyebabkan berbagai masalah yang tidak kalah besarnya.

Kegiatan selanjutnya adalah berkaitan dengan pengangkutan sampah dari tempat timbulan sampah ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Pengangkutan sampah umumnya dilakukan dengan mengunakan gerobak atau truk sampah yang dikelola oleh kelompok masyarakat maupun dinas kebersihan kota. Beberapa hal yang terjadi pada pengangkutan sampah tersebut adalah ceceran sampah maupun cairannya sepanjang rute pengangkutan, atau terhalangnya arus trasportasi akibat truk sampah yang digunakan oleh dinas kebersihan kota mengangkut sampah.

Pada beberapa daerah yang padat penduduknya TPS sangat kecil dan tidak cukup untuk menampung sampah yang ditimbulkan. Hal tersebut akan mengakibatkan timbunan sampah yang tidak terangkat, dan bila terdekomposisi akan menimbulkan bau dan akan mengundang lalat.

Pengangkutan sampah dari tempat pembuangan sementara ke tempat pembuangan akhir merupakan kegiatan selanjutnya yang perlu dipikirkan. Memindahkan sampah dari tempat pembuangan sampah sementara yang hanya ditimbun dan tidak ditempatkan pada tempat penampungan akan menyebabkan kesulitan pada saat memindahkan sampah tersebut. Proses pemindahan tersebut harus dilakukan cepat agar tidak menggangu kelancaran lalulintas dan penggunaan truk pengangkut menjadi efisien.

Pengangkutan dari TPS ke TPA banyak yang dilakukan dengan menggunakan truk bak terbuka dan sudah bocor, sehingga sering terjadi sampah dan cairan sampah yang diangkut tersebar disekitar rute perjalanan. Hal ini menjadikan keindahan kota tergangu karena sampah tercecer dan bau yang ditimbulkan akan menggangu pernafasan.

Banyaknya sampah yang harus diangkut akan memerlukan banyak truk pengangkut, dengan keterbatasan jumlah truk yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan, ritasi truk pengangkut menjadi lebih tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan biaya perawatan truk pengangut akan meningkat dan masa pakai kendaraan pengangkut akan semakin pendek.

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah waktu tempuh ke TPA, jarak tempuh dan kondisi jalan yang kurang memadai menyebabkan waktu tempuh menjadi lama, sulitnya memperoleh lahan yang sesuai untuk TPA pada kawasan perkotaan menyebabkan waktu dan jarak tempuh ke TPA menjadi lebih lama dan lebih panjang. Berikut adalah preses pembuangan sampah pada umumnya.

Gambar 2. PROSES PEMBUANGAN SAMPAHHal terakhir dari aspek teknis yang perlu diketahui adalah TPA. Semakin banyaknya volume sampah yang dibuang akan memerlukan TPA yang lebih luas. Sebagai konsekuensinya diperlukan tanah yang luas sebagai tempat pembuangan dan tanah penimbun sampah di TPA. Para ahli lingkungan merekomendasikan agar pengelolaan TPA menggunakan sistem sanitary landfill, namun demikian dari sekian banyak TPA yang ada, umumnya menggunakan sistem open dumping atau controlled dumping. Baru sedikit kota yang telah menerapkan sistem sanitary landfill.

III. PROSES PENGOLAHAN SAMPAH KERTAS DAN PLASTIK

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diatas, sudah seharusnya kita melakukan suatu usaha untuk pengelolaan sampah. Pengelolaan sampah dengan sistem open dumping ataupun sanitari lanfill tidak efektif lagi karena lama kelamaan cara seperti itu akan banyak menyita lahan.Dewasa ini berkembanglah pengelolaan sampah dengan memisahkan sampah organik dan anorganik.Menurut ESP (Environmental Services Program), sampah terdiri dari beberapa jenis dan lama hancurnya secara alami, sebagai berikut:

a. Sampah organik (1-6 bulan)

b. Sampah gelas/beling (ratusan tahun)

c. Sampah kaleng (80-100 tahun)

d. Sampah plastik (50-80 tahun)

e. Sampah styrofoam (tidak hancur)

f. Sampah kertas (2-5 bulan)

g. Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

Gambar 3. Jenis-jenis sampah

Sampah organik yang terdiri dari sampah domestik dan sampah pasar dari bekas sayuran, buah yang terapkir bisa diolah menjadi pupuk organik, sedangkan sampah anorganik dipisah menjadi beberapa bagian, seperti halnya daur ulang plastik atau daur ulang biji besi dengan menggunakan teknologi.Pengelolaan sampah juga bertujuan untuk memutus/memperpendek proses pembuangan sampah ke TPA sehingga masalah atau isu lingkungan dan kesehatan dapat dihilangkan atau diminimalkan.

Secara umum penanganan sampah rumah tangga terdiri dari tiga langkah, yaitu:1. Dipilah: pisahkan sampah yang mudah busuk dan sampah yang tidak mudah busuk;2. Dibuat kompos: sampah yang mudah busuk seperti bekas makanan dan sayur-sayuran dapat diolah menjadi pupuk kompos;

3. Didaur ulang: sampah yang tidak mudah busuk dapat digunakan kembali, diolah menjadi barang yang dapat digunakan kembali atau dijual untuk digunakan ulang oleh orang lain.Berikut ini adalah contoh tempat pembuangan samapah sesuai dengan jenis sampah.

Gambar 4. Pemisahan sampah

Dalam pemisahan ini diperlukan sosialisasi kepada masyarakat dan peran serta aktif dari masyarakat. Tanpa peran serta masyarakat program ini hal ini sulit terlaksana. Sosialisasi dilakukan kepada semua lapisan masyarakat yang terlibat dalam pembuangan sampah dari pembantu rumah tangga sampai kepada anak-anak dan ibu-ibu rumah tangga.A. PENGOLAHAN SAMPAH KERTAS

Volume sampah kertas di beberapa kota besar berkisar antara 5-10% dari total volume sampah perhari. Sampah kertas dapat dimanfaatkan dengan cara mendaur ulang. Jenis kertas bekas serta produk daur ulang yang dapat dihasilkan dari hasil pengolahan kertas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Jenis kertas bekas dan produk daur ulang yang dihasilkanNoJenis KertasSumberProduk Daur Ulang

1Kertas komputer dan kertas tulisPerkantoran, percetakan dan sekolahKertas komputer, kertas tulis dan art paper

2Kantong kraftPabrik, pasar, pertokoanKertas kraft, art paper

3Karton dan boxPabrik, pasar, pertokoanKarton, art paper

4Koran, majalah, bukuPerkantoran, pasar dan rumah tanggaKertas Koran dan art paper

5Kertas bekas campuranPerkantoran, TPS/TPA, pertokoan dan rumah tanggaKertas tisu, kertas tulis kualitas rendah dan art paper

6Kertas pembungkus makananPerkantoran, pertokoan dan rumah tanggaTidak dapat didaur ulang

7Kertas tisuPerkantoran, restoran, pertokoan dan rumah tanggaKertas tisu (tetapi sangat jarang yang dapat didaur ulang)

Sumber: Kajian Pengelolaan Kertas, Dep. PU, 1999Dengan mendaur ulang sampah kertas dapat menghasilkan produk baru yang mempunyai harga jual yang tinggi, misalnya paper clay, kotak perhiasan, tempat tisu dll. Untuk membuat clay kertas, pertama kerta direndam satu malam (kertas Koran, majalah, bosur), kemudian diblender dan diperas, selanjutnya dicetak, keringkan dibawah sinar matahari selama tiga hari, keluarkan dari cetakan dan terkahir dicat sesuai dengan warna yang diinginkan,

B. PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK

Sampah plastik jumlahnya juga tergolong cukup besar. Padahal, sampah plastik membutuhkan waktu 200 sampai 1.000 tahun untuk dapat terurai. Data dari Environment Protection Body, sebuah lembaga lingkungan hidup di Amerika Serikat, mencatat ada sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan di seluruh dunia setiap tahunnya. Itu berarti, sampah plastik jumlahnya terhitung cukup banyak.

Untuk mengurangi sampah plastik itu, ada cara untuk "memendekkan" umur sampah plastik itu dengan membakarnya. Namun hal itu sangat berbahaya, karena kandungan limbah sampah plastik yang terlepas ke udara saat terbakar, dapat membahayakan kesehatan mahluk hidup, termasuk manusiaUsaha daur ulang plastik, juga sangat berperan dalam membantu dan memelihara kebersihan lingkungan. Berbagai sampah plastik tersebut jika dibiarkan akan menjadi timbunan sampah, yang lama-kelamaan merupakan ancaman bencana yang berbahaya. Sampah plastik tersebut tidak dapat terurai sehingga tidak ramah atau berbahaya bagi lingkungan.Ibu-ibu rumah tangga bisa diajak untuk mengubah sampah plastik bekas bungkusan sabun cuci, pewangi busana, pengharum ruangan, dan sebagainya, menjadi karya kreatif yang berguna. Mulai dari dompet berbagai ukuran, sampai payung, bunga plastik, aneka macam tas -termasuk tas kamera sampai tas laptop dan sandal. dan berbagai pernak-pernik bermanfaat lainnya. Seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

Di dalam perusahaan/pabrik daur ulang sampah plastik dan kerta ini banyak menampung tenaga kerja, mulai dari tenaga sortir plastik dan kertas, tenaga giling, tukang pres, tukang jemur, tenaga pengepakan (packing) sampai staf administrasi dan keuangan. Mereka semua mendapatkan upah yang cukup lumayan dan memadai untuk menunjang kebutuhan hidup sehari-hari.Jika produk daur ulang ini bernilai seni yang tinggi dan qualitas yang baik dapat di export dan merupakan hasil devisa yang bernilai tinggi.

Dari kegiatan ini program pemberdayaan perempuan sebagai pengusaha kecil pendaur ulang sampah, menjadi barang-barang yang bernilai guna dan ekonomis, dan sekaligus fashionable pula. Program pemberdayaan masyarakat melalui plastik dan kertas ini, selain dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, juga dapat menyelamatkan lingkungan dari bahaya sampah plastik dan kertas.Dengan dilakukan daur ulang sampah plastik dan kertas ini akan mengurangi volume penumpukan sampah di TPA. Sehingga masalah kesehatan dan lingkungan dapat diatasi.C. PENUTUPPada awalnya akan ditemukan untuk memperoleh partisipasi masyarakat karena mereka sibuk atau acuh-tak-acuh. Perlu waktu lama untuk mengubah sikap mereka, sementara itu penting sekali mempertahankan momentum kegiatan walau tanpa kemajuan nyata.Kita tentu berharap, makin banyak lagi program sejenis yang membantu menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah. Sehingga suatu saat, lingkungan masyarakat, desa maupun kota memang bisa seperti Singapura dan Jepang yang modern dan bersih lingkungannya.

Untuk itu mari kita menjadi duta-duta lingkungan hidup bagi desa dan kota dimana kita tinggal, demi menyelamatkan bumi ini. DAFTAR PUSTAKA

Wibowo. A, D.T. Djajawinata, 2004, Penanganan Sampah Kota terpadu, Jakarta.

Gambar 4. Kotak Tisu (a), Figura dan Pajangan (c) dan kotak kado (b,d) dari kertas daur ulang

(a)

(b)

(b)

(c)

(d)

PAGE 12