Pengelolaan Sampah 3R-12

5
( Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat ) Reduse- mengulangi Reuse- Mengguna Ulang Recycle- Mendaur Ulang KONDISI SAAT INI 1.1. Timbulan Sampah Jumlah penduduk kota Blitar pada tahun 2005 adalah 128.990 jiwa atau 31.197 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 3 (tiga) kecamatan atau 21 kelurahan dengan kepadatan penduduk antara 35 sampai 42 jiwa/hektar. Berdasarkan data kependudukan tersebut dan perkiraan timbulan sampah 2.5 liter per orang per hari, maka jumlah sampah yang dihasilkan di seluruh kota adalah sekitar 323 m3/hari atau sekitar 73 ton/hari (apabila kerapatan curah 225 kg/m3 ). 1.2. Pengelolaan Sampah Saat Ini 1. Pewadahan Sampah yang dihasilkan belum seluruhnya ditangani oleh masyarakat maupun pemerintah kota. Pewadahan sampah merupakan tanggungjawab masyarakat dan pemerintah kota. Berdasarkan data studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang dilakukan pada tahun 2007 keluarga yang memiliki tempat (wadah) sampah adalah sekitar 27,1%. Wadah (tong) sampah yang disediakan pemerintah kota sampai tahun 2004 adalah 209 buah. Wadah yang digunakan terdiri atas jenis permanen yang terbuat dari tembok, logam, atau material lain dan jenis gerak yang terbuat dari kayu, bambo, atau material lain.

description

waste management

Transcript of Pengelolaan Sampah 3R-12

Page 1: Pengelolaan Sampah 3R-12

( Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat )

Reduse- mengulangi

Reuse- Mengguna Ulang

Recycle- Mendaur Ulang

KONDISI SAAT INI

 

1.1. Timbulan Sampah

Jumlah penduduk kota Blitar pada tahun 2005 adalah 128.990 jiwa atau 31.197 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 3 (tiga) kecamatan atau 21 kelurahan dengan kepadatan penduduk antara 35 sampai 42 jiwa/hektar. Berdasarkan data kependudukan tersebut dan perkiraan timbulan sampah 2.5 liter per orang per hari, maka jumlah sampah yang dihasilkan di seluruh kota adalah sekitar 323 m3/hari atau sekitar 73 ton/hari (apabila kerapatan curah 225 kg/m3 ).

 

1.2. Pengelolaan Sampah Saat Ini

1. Pewadahan

Sampah yang dihasilkan belum seluruhnya ditangani oleh masyarakat maupun pemerintah kota. Pewadahan sampah merupakan tanggungjawab masyarakat dan pemerintah kota. Berdasarkan data studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang dilakukan pada tahun 2007 keluarga yang memiliki tempat (wadah) sampah adalah sekitar 27,1%. Wadah (tong) sampah yang disediakan pemerintah kota sampai tahun 2004 adalah 209 buah. Wadah yang digunakan terdiri atas jenis permanen yang terbuat dari tembok, logam, atau material lain dan jenis gerak yang terbuat dari kayu, bambo, atau material lain.

 

1. Pengumpulan

Pengumpulan sampah dilaksanakan oleh keluarga masing-masing, petugas pribadi, petugas kelompok, petugas RT/RW, dan petugas pemerintah kota. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak dorong, gerobak motor, atau kendaraan lainnya. Berdasarkan studi EHRA keluarga yang memiliki tempat (wadah) sampah menerima pelayanan pengumpulan sampah dari berbagai pihak.Pengumpulan dilaksanakan secara swakelola oleh RW masing – masing. Pengadaan sarana gerobak, penunjukan petugas pengumpul sampah dan sebagainya menjadi tanggung jawab RW yang bersangkutan. Gerobak yang disediakan pemerintah kota sampai tahun

Page 2: Pengelolaan Sampah 3R-12

2004 adalah 95 buah. Pemerintah kota hingga sampai tahun 2006 telah memiliki gerobak dorong 102 buah dan gerobak motor 5 buah.

 

1. Pengangkutan

Pengangkutan dilaksanakan oleh petugas pemerintah kota dan swasta. Jumlah sampah yang terangkut ke tempat pembuangan akhir sekitar 175 m3/hari. Pengangkutan oleh petugas pemerintah kota dilakukan dengan menggunakan dump-truck dan arm-roll truck. Pemerintah kota sampai tahun 2006 memiliki 3 buah dump-truck berdaya angkut 10 m3 dan 3 buah arm-roll truck berdaya angkut 8 m3. Guna memperlancar pengangkutan sampah, pemerintah kota sampai tahun 2004 telah menyediakan 10 buah transfer depo dan 28 buah container.

 

1. Daur Ulang

Kegiatan daur ulang sampah telah dilaksanakan baik oleh pemerintah kota maupun swasta. Pemerintah kota memiliki sarana pengolahan sampah yang disebut instalasi pengolahan sampah tuntas (IPESATU) yang dirancang mampu mengolah sampah 160 m3/hari dengan hasil produksi berupa kompos dan berbagai jenis bahan daur ulang plastik. Beberapa perusahan swasta atau perorangan telah melakukan pula kegiatan daur ulang dengan memproduksi cacahan berbagai jenis bahan plastik yang dikumpulkan oleh para pemulung.

 

1. Pemusnahan

Instalasi penolahan sampah tuntas (IPESATU) ini dirancang pula untuk dapat memusnahkan sisa sampah yang tidak dapat didaur ulang, yaitu dengan cara pembakaran di dalam tungku pembakaran (incinerator). Berbagai upaya pemusnahan sampah telah dilakukan pula oleh masyarakat atau petugas pemerintah kota dengan cara membakar sampah di tempat terbuka.

1. Pembuangan

Pemerintah kota pada saat ini tidak memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) sampah yang tetap dan memenuhi syarat. Pembuangan dilaksanakan dengan cara menggunakan sampah sebagai material untuk pengurugan lahan yang rendah dan/atau untuk perataan. Pembuangan dengan cara ini didasarkan atas permintaan masyarakat dari daerah lain.

1.3 Persoalan dan Permasalahan Utama

1.3.1 Timbulan Sampah

Page 3: Pengelolaan Sampah 3R-12

Jumlah sampah yang dihasilkan setiap orang rata-rata terus meningkat disamping populasi penduduk kota secara keseluruhan bertambah dan tidak diikuti dengan tingkat kesadaran yang tinggi untuk menangani sampah dari sumbernya.

Komposisi sampah rumah tangga dan komersial selalu berubah dengan kecenderungan komponen sampah basah relatif berkurang, sedangkan kertas, kaca, plastik, logam, dan berbagai macam benda lain bertambah dikarenakan pola konsumsi masyarakat belum mengarah pada pola yang berwawasan lingkungan, penggunaan kemasan non biodegradable yang masih tinggi.

Sampah yang tidak dipisahkan dari sumbernya menyebabkan pengambilan kembali sumberdaya dari sampah menjadi sulit dan kurang ekonomis.

Penggunaan sampah secara tradisional untuk membuat kompos telah banyak berkurang karena warga kota sudah tidak mempunyai tempat untuk membuatnya atau tidak digunakan lagi untuk pertanian.

Meskipun diperintahkan oleh agama untuk memelihara kebersihan, penanganan sampah rumahtangga oleh sebagian orang dianggap sebagai pekerjaan rendah.

Sampah sering dibuang di tempat terbuka, sehingga meskipun tidak terlihat tetapi menimbulkan bau kurang sedap, menarik perhatian binatang dan hama penyakit, serta dapat berbahaya bagi kesehatan manusia.

 

1.3.2 Pengelolaan Sampah

1. Pewadahan dan Pengumpulan

Sudah menjadi kebiasaan warga kota membuang sampah di luar atau bahkan di halaman rumahnya dengan tanpa berfikir bagaimana sampah tersebut akan dipindahkan/diangkut.

Banyak warga kota yang membuang sampah ke saluran air dengan harapan akan terhanyutkan. Kenyataannya sampah menyumbat saluran tersebut.

Pada masa lalu warga kota memiliki petugas kebersihan sendiri untuk memindahkan/mengangkut sampah ke tempat pembuangan. Saat ini, baik rumah tangga maupun perusahaan berharap pemerintah kota melakukan pekerjaan tersebut.

Pengumpulan sampah hanya dilakukan pada wilayah kota yang padat penduduk, sedangkan pada wilayah yang jarang penduduknya, pengelolaan sampah dilakukan oleh masing-masing keluarga menurut kehendak sendiri.

Perencanaan dan operasi sistem pengelolaan sampah yang ada telah gagal mencapai target-target pekerjaan yang diharapkan.

Dengan cepatnya pertambahan penduduk dan semakin rapatnya bangunan, maka tidak banyak tersedia ruang untuk fasilitas umum persampahan, seperti tempat container, tempat pembuangan sementara (TPS), dan transfer depo..

Pengumpulan sampah yang tidak teratur waktunya menyebabkan rumahtangga membuang sampah di sebarang tempat, akibatnya dalam jangka panjang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.

1. Pengangkutan

Page 4: Pengelolaan Sampah 3R-12

http://ciptakarya-kabbantul.com/persampahan/sampah pada 13 april 2016 jam 16:43 wib