PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ......

126
A E R A D H N A T E N R U T G IN N G A G B A M L E D P , A A N S T E R D A N N A S I M R T I G N R E A M S E I K PROGRAM PELATIHAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA) BUKU 4: PEGANGAN PESERTA KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAN INFORMASI TAHUN 2017

Transcript of PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ......

Page 1: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

AERA D HN A TEN RU TG INN GA GB AM LE DP , AA NS TE RD AN NA SI MRT IGN RE AM SE IK

PROGRAM PELATIHAN

PENGELOLAANBADAN USAHA MILIK DESA(BUM DESA)BUKU 4:PEGANGAN PESERTA

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASIBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAN INFORMASI

TAHUN 2017

Page 2: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk
Page 3: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

iBuku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

KATA PENGANTAR

Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa memberikan ruang kepada Desa untuk membangun Desa sesuai potensi yang dimiliki dengan mengedepankan partisipatif masyarakat. Tipologi, karakteristik dan potensi Desa merupakan sumberdaya lokal dan aset Desa sebagai dasar dalam menentukan arah pembangunan Desa berbasis partisipatif guna mewujudkan Desa yang maju, mandiri dan sejahtera.

Salah satu bentuk pembangunan penguatan ekonomi di Desa adalah melalui pembentukan BUM Desa sebagai kelembagaan ekonomi Desa dalam memanfaatkan dan mendayagunakan sumberdaya lokal dan/atau aset yang dimiliki Desa untuk pembangunan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mendorong pembangunan Desa melalui 3 (tiga) pilar, yaitu Pembangunan Jaring Komunitas Wira Desa, Lumbung Ekonomi Desa dan Lingkar Budaya Desa. Salah satu upaya pembangunan Lumbung Ekonomi Desa adalah pembentukan BUM Desa, dengan prioritas usaha di bidang pengelolaan sumberdaya alam, induslri pengolahan berbasis potensi sumberdaya lokal/aset, Jaringan distribusi/pemasaran, sektor keuangan/permodalan, dan pelayanan publik. Kondisi tipologi. karakteristik dan kebutuhan masyarakat merupakan pertimbangan utama dalam menentukan alternatif perencanaan usaha BUM Desa.

Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015 menguatkan ekonomi Desa untuk membentuk BUM

Page 4: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desaii

Desa sebagai lembaga penguatan ekonomi Desa. Pendirian BUM Desa harus memperhatikan aspek kelembagaan perencanaan usaha, dan pelaporan keuangan, dengan memperhatikan aspek-aspek teknis dalam pengembangan rencana usaha BUM Desa.

Pusat Pelatihan Masyarakat, Badan Penelitian dan Pengembangan. Pendidikan dan Pelatihan dan Informasi berkoordinasi dengan Direktorat Jenderat Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, khususnya Direktorat Pengembangan Usaha Ekonomi Desa menyusun Modul Pengelolaan BUM Desa, terdiri atas 4 (empat) buku, yaitu 1) Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk Penyelenggaraan Pelatihan dan 4) Buku Pegangan Peserta.

Penyelenggaraan fungsi pelatihan masyarakat dilaksanakan oleh 6 (enam) Unit Pelaksana Teknis Pusat Kementerian, yaitu Balai Besar Pengembangan Latihan Masyarakat Jakarta, Balai Besar Latihan Masyarakat Yogyakarta, dan Balai Latihan Masyarakat Pekanbaru, Banjarmasin, Denpasar, serta Makassar yang dikoordinasikan oleh Pusat Pelatihan Masyarakat (Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomar 9 Tahun 2015).

Draft Modul Pengelolaan BUM Desa telah dibahas, dan telah divalidasi melalui penyelenggaraan ToT serta sosialisasi/bimbingan Modul kepada Tenaga Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat (TF PSM) sebagai Pelatihan Pengelolaan BUM Desa. Namun demikian, Modul Pengelolaan BUM Desa bersifat dinamis dan akan dilakukan update sesuai, dengan regulasi tentang BUM Desa dan evaluasi Implementasi di lapangan. Saran dan

Page 5: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

iiiBuku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

masukan dan semua pihak akan menjadi bahan penyempurnaan lebih lanjut

Modul Pelatihan Pengelolaan BUM Desa ini diharapkan menjadi pedoman bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaran pelatihan/bimtek Pengurus BUM Desa maupun masyarakat Desa dalam pengelolaan BUM Desa yang profesional sebagai lembaga ekonomi Desa yang keuntungannya merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Desa (PAD) untuk pembangunan Desa.

Semoga dengan Modul Pengelolaan BUM Desa menjadi pendorong penguatan BUM Desa Sebagai fondasi, ekonomi, Desa dalam pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa, serta sebagai daya ungkit pembangunan BUM Desa yang ada di Indonesia.

Jakarta, April 2017

Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,

Ahmad Erani Yustika

KepalaBadan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi,

M. Nurdin

Page 6: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desaiv

Page 7: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

vBuku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

DAFTAR ISI

No. MATA LATIH HAL.

1. KONSEP DASAR BUM DESA .................................. 1

2. MEMBANGUN BUM DESA YANG MANDIRI DAN BERKELANJUTAN ................................................... 5

3. PERSIAPAN PENDIRIAN BUM DESA .................... 12

4. PENDIRIAN BUM DESA .......................................... 40

5. MERENCANAKAN BISNIS BUMDESA .................... 52

6. SISTEM AKUNTANSI BUM DESA ........................... 68

7. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ..................................... 108

Page 8: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desavi

Page 9: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

1Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

1. KONSEP DASAR BUM DESA

PENGERTIAN BUM DESA

Badan Usaha Milik Desa, selanjutnya disebut BUM Desa, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

BUM Desa sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal usaha BUM Desa harus bersumber dari masyarakat. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan BUM Desa dapat mengajukan pinjaman modal kepada pihak luar, seperti dari Pemerintah Desa atau pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga.

MAKSUD

Pembentukan BUM Desa dimaksudkan menampung seluruh kegiatan perekonomian yang ditujukan untuk peningkatan pendapatan masyarakat, baik kegiatan perekonomian yang berkembang menurut adat istiadat dan budaya masyarakat setempat seperti kelompok arisan, lembaga ekonomi adat, serta

Page 10: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa2

kegiatan perekonomian yang diserahkan kepada masyarakat dalam bentuk program dan proyek dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah seperti : Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP), Lembaga Simpan Pinjam Berbasis Masyarakat (LSPBM); Badan Kredit Desa (BKD), program P2KP, program UPK-PKK, dan lainnya yang berada dan berkedudukan di desa.

TUJUAN

Empat tujuan utama BUM Desa adalah:

a. Meningkatkan perekonomian desa;

b. Meningkatkan pendapatan asli desa;

c. Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

d. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pedesaan.

Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) adalah merupakan perwujudan dari pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi, akuntabel, dan sustainable. Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk menjadikan pengelolaan badan usaha tersebut dapat berjalan secara efektif, efisien, profesional dan mandiri

Page 11: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

3Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

PRINSIP DASAR

Prinsip dasar dalam mendirikan pembentukan BUM Desa :

1. Pemberdayaan; memiliki makna untuk meningkatkan kemampuan masyarakat, keterlibatan masyarakat dan tanggung jawab masyarakat;

2. Keberagamam; bahwa usaha kegiatan masyarakat memiliki keberagaman usaha, dan keberagaman usaha dimaksud sebagai bagian dari unit usaha BUM Desaa tanpa mengurangi status keberadaan dan kepemilikan usaha ekonomi masyarakat yang sudah ada.

3. Partisipasi; pengelolaan harus mampu mewujudkan peran aktif masyarakat agar sentiasa memiliki dan turut serta bertanggung jawab terhadap perkembangan kelangsungan BUM Desa.

4. Demokrasi; mempunyai makna bahwa dalam mengelola didasarkan pada kebutuhan masyarakat dan harus diselenggarakan dalam perspektif penyelenggaraan administrasi keuangan yang benar.

EMPAT TAHAPAN PENDIRIAN BUM DESA

Gagasan awal pendirian BUM Desa apakah bersumber dari perorangan atau kelompok masyarakat harus dibahas di dalam rembug desa. Beberapa aktivitas yang perlu dilakukan dalam menyiapkan pendirian BUM Desa meliputi:

Page 12: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa4

1) Melakukan Kajian Kelayakan Usaha terkait pemanfaatan potensi desa yang diikuti penyusunan Rencana Usaha dan Rencana Tahunan Pemasaan untuk mengeksploitasi produk (barang dan jasa) yang akan ditawarkan BUM Desa;

2) Mempersiapkan Draft AD/ART, Calon Pengelola beserta para Pembantunya (Karyawan), Dana Desa sebagai Modal Dasar dan Draft Peraturan Desa

3) Melakukan rembug desa guna membuat kesepakatan pendirian BUM Desaa dengan Penentapan Melalui Peraturan Desa;

4) Mempersiapkan sarana prasarana operasional BUM Desa.

Page 13: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

5Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

2. MEMBANGUN BUM DESA YANG MANDIRI DAN BERKELANJUTAN

BUM DESA

BUM Desa, atau nama lain, sebenarnya bukan makhluk baru meskipun nomenklatur itu baru diperkenalkan oleh pemerintah dalam satu dekade terakhir. Dulu kita mengenal berbagai institusi sosial dan institusi keuangan mikro yang dibentuk pemerintah: Badan Kredit Desa (BKD), Koperasi Unit Desa (KUD),Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UEDSP), Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Bali, maupun berbagai nama dana bergulir yang dikelola kelompok-kelompok masyarakat yang dibentuk oleh proyek-proyek sektoral kementerian seperti UPK dan Simpan Pinjam untuk Perempuan (SPP) dalam PNPM Mandiri Perdesaan. Sebut saja ini adalah LKM korporatis, atau Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang dibentuk oleh pemerintah. Berbagai LKM ini dibentuk oleh pemerintah karena komitmen pemerintah untuk menolong rakyat desa (termasuk kaum miskin) dari jeratan rentenir dan sekaligus membuka akses kredit bagi rakyat desa mengingat bank-bank komersial (baik BUMN maupun swasta) tidak pro rakyat.

Tidak semua institusi LKM itu mati, tetapi sebagian besar institusi LKM telah mati, telah menjadi dinosaurus. Tentu pemerintah tidak pernah jera. Pemerintah selalu membikin

Page 14: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa6

nomenklatur LKM yang baru seraya mengalirkan bantuan dana yang tidak kecil kepada LKM baru. Studi kami di Dompu, Bima, dan Lombok Barat, sebagian besar BUM Desa bentukan Pemkab dan didukung Provinsi, yang bergerak di bidang LKM mengalami mati suri. Demikian juga di Kutai Kartanegara yang kaya raya, dimana proyek LKM melalui program Gerbang Dayaku, mewariskan kegagalan LKM sebagaimana ditunjukkan dengan kemacetan dana bergulir sebesar 78 milyar rupiah.

Sementara institusi dana bergulir yang sekarang masih berjalan secara massif adalah SPP PNPM Mandiri Perdesaan. Karena proyek masih berjalan, dana SPP terus bergulir menjadi besar dengan tingkat pengembalian pinjaman dari kelompok sebesar 92,7% pada tahun 2008 dan meningkat menjadi 94,00% pada tahun 2009. Menurut laporan PNPM Mandiri Perdesaan 2009, dana yang bergulir sebesar Rp 1.247.881.145.008 dan kemudian meningkat menjadi Rp 2.399.196.471.301 pada tahun 2009. Banyak pihak bertanya, bagaimana nasib SPP kedepan ketika PNPM MP sudah berakhir? Mau dibawa kemana institusi SPP dan uang sebesar itu? Apakah institusi dan uang itu akan bernasib sama seperti institusi-institusi lain yang pernah dibentuk pemerintah? Ini adalah teka-teki serius yang sangat disadari oleh PNPM MP maupun oleh pemerintah.

Di tengah-tengah banyak LKM masuk desa yang datang silih berganti, pemerintah dan masyarakat Bali sangat bangga akan Lembaga Perkreditan Desa (LPD). LPD dibentuk secara serentak

Page 15: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

7Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

oleh Gubernur Ida Bagus Mantra pada tahun 1985, sebagai kelanjutan atas pemisahan dan pembentukan antara Desa Dinas dan Desa Adat (Desa Pakraman). LPD dibentuk khusus di setiap Desa Adat (Pakraman) dengan modal awal sebesar Rp 2 juta serta didampingi oleh BPD Bali. Setiap Desa Adat memiliki LPD dan LPD khusus melayani warga dalam satu Desa Adat, tidak boleh melayani warga Desa Adat lainnya. Sebagian besar LPD berkembang pesat dan bertambah besar, yang memberikan dukungan bagi gerakan ekonomi lokal maupun dana sosial warga, tidak semata dengan mekanisme dana bergulir tetapi melalui mekanisme simpan pinjam. Ketika BUM Desa diperkenalkan Jakarta, banyak pejabat daerah dan kepala desa di Bali berujar: “Buat apa BUM Desa, kan kami sudah memiliki LPD”.

Dari cerita singkat itu muncul pertanyaan. Mengapa sebagian besar LKM atau BUM Desa mengalami kegagalan, sementara sebagian kecil lainnya meraih cerita sukses? Pelajaran apa yang bisa ambil dari kisah kegagalan dan kesuksesan itu?

Saya terus terang tidak banyak mengetahui tentang disain kelembagaan dan manajemen usaha BUM Desa. Padahal banyak pihak yakin bahwa kesuksesan BUM Desa tergantung pada ketepatan disain kelembagaan dan kecanggihan (akuntabilitas dan profesionalitas) manajemen BUM Desa.

Page 16: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa8

BUM Desa Bukan Sekadar BUM Desa

Banyak pihak masih mempertanyakan makluk apa BUM Desa itu? Bahkan seorang pejabat Bappeda Kabupaten Buton, Sultra, malah menyampaikan kritik bahwa BUM Desa adalah bentuk Jawanisasi, sebagaimana penerapan model desa Jawa di seluruh Indonesia. “Kalau sudah ada gerakan ekonomi berbasis rakyat desa, untuk apa BUM Desa?”, demikian ujarnya.

Berbagai perangkat regulasi di atas sebenarnya telah memberikan landasan hukum tentang kedudukan, tujuan, kelembagaan maupun kepemilihan BUM Desa, yang kemudian tatacara pembentuknya diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah. Meskipun sudah ada landasan hukum secara makro, tetapi studi lapangan FPPD di empat kabupaten (Dompu, Bima, Lombok Barat dan Bantaeng) dan dua putaran lokakarya di Mataram dan Makassar, menemukan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran yang ditujukan kepada BUM Desa:

1. Bagaimana kedudukan dan status BUM Desa? Apa beda BUM Desa dengan PT, CV, usaha dagang atau koperasi?

2. Mengapa dibentuk BUM Desa? Untuk apa BUM Desa? Kalau sudah ada usaha-usaha masyarakat seperti koperasi maupun kegiatan simpan pinjam masyarakat, kenapa harus dibentuk BUM Desa? Bukankah BUM Desa justru bisa menyaplok usaha-usaha yang sudah ada atau malah mematikan usaha-usaha yang sudah ada dalam masyarakat? Apakah tidak mungkin desa hanya cukup melakukan pungutan pajak

Page 17: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

9Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

terhadap usaha-usaha masyarakat, tanpa membentuk BUM Desa, untuk memperoleh PADes? Bahkan ada yang bertanya, bukankah BUM Desa ini merupakan bentuk “Jawanisasi”?

3. Siapa pemilik BUM Desa? Kalau pemerintah memberikan bantuan kepada desa atau BUM Desa, bagaimana kedudukan dan kepemilikan pemerintah dalam BUM Desa? Demikian juga, kalau sekelompok masyarakat menyertakan modal kepada BUM Desa, bagaimana hak dan kepemilikan mereka atas BUM Desa?

4. Apakah BUM Desa hanya bergerak di bisnis ekonomi? Apakah BUM Desa tidak mungkin melakukan bisnis sosial yang berorientasi pada perlindungan sosial dan pelayanan publik kepada masyarakat?

PENDEKATAN MEMBANGUN BUM DESA

Kesulitan membangun BUM Desa sebenarnya paralel dengan kesulitan penanggulangan kemiskinan. Selama satu dekade terakhir pemerintah mempunyai komitmen besar terhadap penanggulangan kemiskinan, sebagaimana ditunjukkan dengan besarnya alokasi dana yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. TNP2K secara kritis melansir data riil bahwa selama lima tahun terakhir, dana penanggulangan kemiskinan mengalami peningkatan secara fantastis sebesar 250% tetapi angka kemiskinan hanya mengalami penurunan sebesar 2%. Kesenjangan yang serius ini tentu menimbulkan pertanyaan, apa

Page 18: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa10

yang salah dari pendekatan dan kebijakan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan?

Pertanyaan ini serupa dengan pertanyaan: mengapa sebagian besar BUM Desa yang dibentuk pemerintah mengalami kegagalan? Apakah ini karena pendekatan yang salah?

MEMBANGUN GERAKAN BUM DESA

BUM Desa (unit usaha) yang peka terhadap kebutuhan warga dapat dipastikan lebih bertahan (sustainibility) bahkan berkembang lebih pesat. Idealnya BUM Desa didirikan untuk mendukung usaha-usaha warga desa yang sekiranya secara individual tidak mampu diselenggarakan. Sehingga upaya menjadikan gerakan BUM Desa sangat terkait dengan proses pembentukan BUM Desa itu sendiri. Berikut ini disampaikan proses menjadikan BUM Desa sebagai gerakan ekonomi warga desa:

1. Sosialisasi tentang BUM Desa

2. Proses Pemilihan/ Pembentukan Unit Usaha

3. Pentingnya Forum Musdes yang Representatif

4. Komitmen Pengurus

5. Prinsip Pengelolaan BUM Desa.

6. Regulasi BUM Desa

7. Dukungan dan Proteksi Desa dan Supra Desa

Page 19: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

11Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Tabel Cara Pandang tentang BUM Desa di Level Lokal

Pengelola BUM Desa SKPD Lain Masyarakat

Persepsi BUM Desa sama dengan program pembangunan dan bantuan pemerintah lainnya

BUM Desa proyek BPMPD

BUM Desa dikelola orang dekat kepala desa

Kordinasi

Ada kecurigaan antar pengelola untuk saling cari keuntungan

Terbatas pada program yang saling menguntungkan

Masyarakat kurang tertarik mengikuti perkembangan BUM Desa

Dampak Unit usaha macet BUM Desa tidak berkembang

Unit usaha menumpuk dikelompok Kades dan Pengelola BUM Desa

Page 20: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa12

3. PERSIAPAN PENDIRIAN BUM DESA

TAHAP PERSIAPAN PENDIRIAN BUM DESA

1. Sosialisasi tentang BUM Desa

Inisiatif sosialisasi kepada masyarakat desa dapat dilakukan oleh Pemerintah Desa atau BPD baik secara langsung atau bekerjasama dengan lembaga lain/perseorangan yang memiliki kapasitas untuk menjelaskan BUM Desa, sehingga masyarakat mengetahui dan memahami tentang: apa itu BUM Desa; mengapa perlu dibentuk BUM Desa; maksud dan tujuan dari pembentukan BUM Desa; tahapan pembentukan BUM Desa; manfaat didirikannya BUM Desa; Bagaimana mendapatkan modal; Bagaimana bentuk simpan pinjamnya; Bagaimana mekanisme operasionalnya; Bagaimana bagi hasilnya. Dan lain-lain).dsb.

2. Musyawarah Desa yang Representatif

Keterlibatan seluruh elemen yang ada dalam masyarakat desa maupun pihak-pihak yang mewakili stakeholders serta kelompok masyarakat dalam forum musdes sangat penting untuk memperoleh hasil musyawarah desa yang berkualitas. Stakeholders desa tersebut antara lain: kepala desa dan perangkat desa lainnya; pengurus dan anggota BPD;

Page 21: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

13Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa seperti LPMD, PKK, Karang Taruna, Gapoktan, dan pengurus lembaga lain yang ada di desa yang dipandang cukup mewakili warga masyarakat misalnya wakil dari lembaga keagamaan, wakil dari lembaga perekonomian, paguyuban, dan tokoh adat

3. Pemilihan dan Pembentukan Unit Usaha BUM Desa

Proses pemilihan dan penentuan unit usaha harus didasarkan pada pertimbangan dan kajian yang detail dan cermat. Untuk ini forum musdes dapat membentuk “Tim Survey Unit Usaha” atau “Tim Pengkaji Unit Usaha” atau dengan nama lain. Tim tersebut sebaiknya beranggotakan orang-orang yang memiliki kapabilitas untuk menyusun kelayakan usaha melalui survey, pengkajian, perhitungan atas kelebihan dan kekurangan, peluang keuntungan dan kerugian/ resiko suatu unit usaha. Unit usaha yang dibentuk seyogyanya belum diselenggarakan oleh warga.

A. Kajian Kelayakan Usaha

Suatu gagasan usaha dikatakan layak apabila terdapat kemungkinan untuk memperoleh manfaat ketika kegiatan usaha itu dijalankan. Kajian kelayakan usaha dapat dilaksanakan untuk mendirikan usaha baru atau dalam rangka pengembangan usaha yang sudah ada.

Page 22: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa14

B. Manfaat Kajian Kelayakan Usaha

Kajian Kelayakan Usaha yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan cara tepat akan memberikan kemanfaatan, meliputi:

1) Terpilihnya jenis usaha yang dapat menghasilkan kemanfaatan paling besar atau paling layak untuk dilaksanakan.

2) Memperkecil risiko kegagalan usaha atau mencegah kerugian.

3) Tersedianya data dan informasi tentang kelayakan usaha sehingga memudahkan penyusunan perencanaan usaha (business plan).

4) Meningkatnya kemampuan atau keterampilan warga desa dalam mengelola usaha ekonomi secara rasional dan modern.

5) Tersedianya informasi tentang prospek usaha yang dapat menarik warga desa dan pihak lain untuk mendukung pengembangan usaha.

C. Langkah-langkah Penyusunan Kelayakan Usaha

Langkah-langkah penyusunan kelayakan usaha adalah sebagai berikut:

1) Pembentukan Tim Penyusun Kelayakan Usaha (TPKU).

Page 23: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

15Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Pembentukan TPKU sebaiknya ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Desa yang keanggotaannya terdiri atas Kepala Desa dan warga desa yang cukup berpendidikan, mengenal dengan baik keadaan desa, dan memiliki komitmen (rasa tanggungjawab) untuk memajukan desanya atau yang sering dikenal sebagai kader-kader penggerak desa. Jumlah personil TPKU sebaiknya tidak terlalu banyak (misal: 5-7 orang) dan menerima keterwakilan minimal 2 orang perempuan. Bagi desa yang telah membentuk kelembagaan BUM Desa, penyusunan kelayakan usaha dapat dilakukan oleh Pengurus dan Pengelola Unit Usaha BUM Desa. Bagi desa yang sedang menyiapkan pembentukan BUM Desa studi kelayakan usaha bisa sekaligus menjadi bagian dari tim persiapan pembentukan BUM Desa.

2) Menemukan potensi desa yang dapat dikembangkan/didayagunakan melalui pengelolaan usaha/bisnis.

Kegiatan pada tahap ini dilakukan oleh TPKU yakni dengan mengidentifikasi (mengenali) dan menginventarisasi (mencatat) atau disebut dengan peta aset dan potensi yang dimiliki desa yang memungkinkan untuk dijadikan produk dari unit usaha BUM Desa. Ada tiga peta yang perlu disusun, yakni peta sumber penghidupan warga, peta

Page 24: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa16

sumberdaya alam desa, dan peta kualitas layanan dasar desa.

Dokumen profil desa merupakan sumber data penting untuk mengidentifikasi aset dan potensi desa. Semakin baik kualitas penyusunan profil desa, maka akan sangat membantu dalam mengenali potensi desa dengan tepat. Cara lain untuk mengenali potensi desa adalah dengan pengamatan langsung dan menjaring informasi dari warga desa.Cara menjaring informasi secara partisipasi yang terakhir tersebut biasanya paling efektif. Desa dapat sekaligus menganalisa bersama-sama kapasitas aset desa dan apa peluang pemanfaatannya.

3) Mengenali kebutuhan sebagian besar warga desa maupun masyarakat luas (masyarakat luar desa).

Kegiatan ini juga dilakukan TPKU yakni dengan cara menanyakan langsung kepada warga desa tentang jenis barang atau jasa yang mereka harapkan dapat dilayani melalui BUM Desa. Dapat pula dilakukan dengan cara mengamati atau bertanya kepada pemilik toko dan pedagang di pasar mengenai jenis barang yang laris terjual, khususnya barang-barang yang sekiranya dapat diproduksi atau disediakan oleh BUM Desa. Informasi tentang jenis kebutuhan masyarakat tersebut kemudian dicatat. Langkah

Page 25: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

17Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

ini sangat diperlukan sebagai dasar menentukan peluang jenis usaha yang akan dijalankan dan produk (barang dan jasa) yang akan ditawarkan.

Pada tahap ini TPKU terlebih dahulu menyusun rancangan alternatif jenis usaha beserta hasil kajian aspek-aspek kelayakan usaha dan kemungkinan pengembangannya. Rancangan alternatif usaha beserta kajian kelayakan usaha kemudian ditawarkan kepada warga desa untuk dibahas bersama melalui forum musyawarah desa.

4) Menggalang kesepakatan warga untuk menentukan unit usaha ekonomi desa yang akan diwadahi BUM Desa.

Kesepakatan bersama warga desa sangat diperlukan untuk memperoleh dukungan dalam menjalankan dan mengembangkan suatu unit usaha BUM Desa. Ketika warga desa menyepakati pendirian unit usaha BUM Desa, maka tentunya mereka merasa ikut memiliki dan bertanggungjawab atas keberlangsungan usaha. Di satu sisi, menjadi modal yang sangat membantu bagi pengelola opersional dalam menjalankan kegiatan usaha. Kesepakatan mendirikan unit usaha BUM Desa bersama warga desa hendaknya dilakukan melalui forum musyawarah desa.

Page 26: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa18

D. Aspek Kajian Menentukan Kelayakan Usaha

1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Pasar, dalam pengertian sempit diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli. Dalam pengertian luas, pasar merupakan pertemuan antara penjual dan pembeli untuk melakukan tawar-menawar sehingga terbentuk harga. Pengertian pasar itu tidak selalu menunjuk tempat, karena interaksi (pertemuan) antara penjual dan pembeli tidak harus bertemu di suatu tempat tetapi dapat melalui media lain, misalnya melalui telepon, surat-menyurat, internet, dan lain-lain (Subagyo, 2007). Fungsi penawaran itu dilakukan oleh pihak penjual, sedangkan pembeli melakukan fungsi permintaan berupa baik barang dan/atau jasa. Apabila tawar-menawar antara penjual dan pembeli menghasilkan kesesuaian harga, maka terjadilah transaksi jual-beli. Dengan demikian pasar akan terbentuk apabila: terdapat penjual dan pembeli; terdapat barang atau jasa yang diperjual-belikan; dan terjadi kesesuaian harga dari hasil tawar-menawar antara penjual dan pembeli.

Pemasaran adalah sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan

Page 27: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

19Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

manusia yang kemudian tumbuh menjadi keinginan manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia adalah dasar dari konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (barang dan/atau jasa), penetapan harga, pengiriman barang, dan mempromosikan barang/jasa.

2. Aspek Teknis dan Teknologi

Kajian terhadap aspek teknis dan teknologi dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara teknis suatu unit usaha BUM Desa dapat dioperasikan (dijalankan) dan apakah teknologi yang diperlukan tersedia. Ada 7 unsur pokok kelayakan usaha yang dinilai dari aspek teknis dan teknologi, yaitu: 1) Perencanaan Produk, 2) Kualitas Produk, 3) Perencanaan Jumlah dan Kapasitas Produksi, 4)Persediaan bahan baku, 5) Pemilihan Teknologi, 6) Penentuan Lokasi Usaha, dan 7) Perencanaan Tata letak (Layout)

3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM)

3.1 Aspek Manajemen

Kajian kelayakan usaha pada aspek

manajemen bertujuan untuk mengetahui apakah

pembentukan dan pelaksanaan usaha dapat

Page 28: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa20

direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan.

Aspek manajemen tersebut meliputi:

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

dan pengendalian.

3.2 Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)

Kesuksesan menjalankan suatu unit

usaha sangat tergantung pada SDM yang

solid dalam organisasi. Oleh karena itu harus

dipastikan bahwa BUM Desa diurus oleh SDM

yang berkualitas dan mampu membangun

kekompakan serta keselarasan kerja untuk

menjalankan unit usaha. Di samping itu,

rencana usaha melalui pengembangan BUM

Desa secara rutin juga memerlukan kelayakan

aspek SDM. Kajian kelayakan SDM dapat

dimulai dari merencanakan siapa yang akan

memimpin BUM Desa atau unit usaha BUM

Desa, timnya dan menganalisis jenis pekerjaan

dan pelaksananya. Selain keahlian teknis, tim

yang efektif adalah yang mau bekerja dengan

baik dengan komitmen tinggi.

Page 29: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

21Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

4. Aspek Keuangan

Kajian aspek keuangan dimaksudkan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan usaha untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai prospek keberlanjutan usaha. Tujuan menganalisis aspek keuangan adalah mengetahui kelayakan suatu unit usaha BUM Desa untuk dijalankan. Aspek keuangan yang perlu dikaji meliputi: 1) Kebutuhan dana serta sumbernya, 2) Aliran kas, 3) Perkiraan laba-rugi, 4) Penilaian investasi rencana usaha.

5. Aspek Ekonomi, Sosial Budaya, Politik, dan Lingkungan

5.1 Aspek Ekonomi

Salah satu tujuan utama mendirikan unit

usaha BUM Desa adalah untuk memperbaiki

atau meningkatkan perekonomian desa.

Untuk itu, pastikan kegiatan usaha yang akan

dijalankan BUM Desa dapat menyerap tenaga

kerja lokal untuk menggairahkan kehidupan

ekonomi desa dan meningkatkan pendapatan

warga desa sehingga terjadi perbaikan

Page 30: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa22

kesejahteraan warga desa. Hindari pemilihan

jenis usaha yang sudah digeluti oleh warga

desa. Dengan demikian, kehadiran unit usaha

BUM Desa dapat memperluas kesempatan

kerja baru bagi warga desa.

Selain dampak positif dari unit usaha

BUM Desa terhadap kehidupan ekonomi

warga desa, rencana usaha tersebut juga

perlu memperhitungkan keuntungan finansial

bagi peningkatan Pendapatan Asli Desa

(PADes) untuk memperkuat kemampuan

keuangan Pemerintah Desa dalam membiayai

pembangunan desa dan peningkatan pelayanan

kepada masyarakat.

5.2 Aspek Sosial Budaya

Hindari jenis kegiatan usaha yang tidak

sesuai dengan nilai sosial budaya setempat.

Rencana kegiatan usaha yang bertentangan

dengan nilai-nilai sosial budaya masyarakat

setempat akan menimbulkan perlawanan

dari masyarakat, menimbulkan konflik dalam

kehidupan bermasyarakat sehingga rencana

usaha itu sulit dilaksanakan. Pertimbangkan

Page 31: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

23Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

kemungkinan dampak dari kegiatan usaha

yang akan dijalankan. Apabila kegiatan usaha

menimbulkan dampak negatif pada kehidupan

warga desa, maka perlu diupayakan untuk

mengatasinya. Apabila dampak negatif yang

akan terjadi berskala besar dan sulit untuk

mengatasinya, sebaiknya rencana usaha itu

ditunda atau dihentikan sama sekali.

5.3 Aspek Politik

Usahakan unit kegiatan usaha BUM Desa mendapatkan dukungan politik dari berbagai pemangku kepentingan desa (Kepala Desa, BPD, Tokoh Masyarakat, Lembaga-lembaga Kemasyarakatan, Pemerintah Kabupaten).

Aspek politik dapat mendukung atau sebaliknya menggagalkan kegiatan usaha yang akan dijalankan. Aspek politik yang perlu dipertimbangkan antara lain adalah dukungan atau justru penolakan warga desa terhadap rencana membuka suatu kegiatan usaha BUM Desa. Apabila masyarakat mendukung, maka kegiatan usaha yang direncanakan dapat dilanjutkan. Sebaliknya, jika masyarakat tidak mendukung atau bahkan menolak, sebaiknya rencana kegiatan usaha ditunda sambil melakukan pendekatan

Page 32: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa24

kepada masyarakat agar bersedia mendukung. Jika masyarakat tetap menolak, sebaiknya rencana itu dihentikan. Demikian halnya mempertimbangkan sikap pemerintah desa (Kepala Desa) dan BPD, Pemerintah Kabupaten dan pihak-pihak lain yang berkepentingan di desa.

Berikutnya yang perlu dipertimbangkan adalah stabilitas kegiatan usaha paska pemilihan kepala desa atau pemilihan kepala daerah. Apabila diyakini tidak begitu terpengaruh terhadap dinamika politik lokal yang bersifat mengganggu, maka kegiatan usaha yang direncanakan dapat dilanjutkan/dilaksanakan.

5.4 Aspek Lingkungan Usaha

Lingkungan usaha merupakan sekumpulan kegiatan usaha yang bergerak dalam jenis usaha ekonomi yang sama. Pendirian BUM Desa harus memperhatikan lingkungan usaha, terutama masalah persaingan usaha sejenis antar perusahaan (antar BUM Desa) maupun dengan masyarakat. Oleh karena itu, sebelum suatu jenis usaha dijalankan oleh BUM Desa maka harus dipastikan bahwa usaha tersebut tidak “bersaing” dengan usaha sejenis yang dilakukan oleh masyarakat setempat karena jangan sampai kehadiran BUM Desa justru

Page 33: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

25Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

mematikan, namun harus mampu mendukung atau mensinergikan berbagai usaha yang sudah dijalankan oleh masyarakat.

Analisis lingkungan usaha secara sederhana dapat dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:

a) Bagaimana situasi dan kondisi ancaman bagi BUM Desa sebagai pendatang baru ke dalam bidang usaha yang akan dijalankan?

b) Bagaimana situasi persaingan antar perusahaan dalam bidang usaha yang akan dijalankan BUM Desa?

c) Adakah produk pengganti yang beredar di pasaran sehingga menjadi ancaman bagi usaha BUM Desa?.

d) Bagaimana kekuatan tawar-menawar dari pembeli dan pemasok?

e) Bagaimana kekuatan pengaruh stakeholder lainnya (pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok kepentingan lain dan pemilik modal)?

Apabila jawaban dari setiap pertanyaan tersebut mengarah pada keadaan yang aman bagi usaha

Page 34: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa26

yang akan dijalankan BUM Desa, maka kegiatan usaha yang direncanakan dapat dilanjutkan.

5.5 Aspek Lingkungan Hidup

Rencana usaha yang akan dijalankan harus memperhitungkan dampak lingkungan dan jangan sampai menimbulkan gangguan atau merusak. Pilihlah jenis kegiatan usaha yang ramah lingkungan, dan utamakan yang dapat mendukung pelestarian lingkungan hidup. Apabila kegiatan usaha BUM Desa menimbulkan limbah, harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh penanganannya agar tidak mencemari lingkungan. Apabila kegiatan usaha yang direncanakan tidak berdampak negatif (tidak merusak) pada kualitas lingkungan hidup, maka kegiatan usaha yang direncanakan itu layak untuk dijalankan.

6. Aspek Hukum (Yuridis)

Kajian aspek hukum diperlukan untuk menilai kelayakan usaha yang akan diselenggarakan oleh BUM Desa. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya protes warga dan penutupan/pembekuan usaha oleh pemerintah karena pelanggaran hukum positif yang berlaku. Berdasarkan UU No. 6/2014 tentang Desa pada Pasal 87 (khususnya ayat 1

Page 35: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

27Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

dan 3) dan Pasal 88, apabila pendirian BUM Desa itu berdasarkan kesepakatan Musyawarah Desa dan ditetapkan dengan Peraturan Desa, maka BUM Desa itu legal atau sah menurut hukum. Namun demikian, khusus untuk unit-unit usaha BUM Desa yang akan ditangani, perlu memperhatikan aspek hukum sebagai berikut:

1) Bentuk Usaha dan Perijinannya

Sebelum rencana usaha dilaksanakan, pastikan bahwa status hukum dan prosedur perijinan pendirian unit usaha dapat dilakukan secara benar. Pelajari peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang bidang usaha yang akan dijalankan. Apabila bidang usaha yang akan digeluti itu berupa Lembaga Keuangan Mikro, maka prosedur pendiriannya harus menyesuaikan dengan UU No. 1/2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro dan UU No. 21/2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Apabila skala usahanya termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perlu mengacu UU No. 20/2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Apabila ternyata rencana usaha BUM Desa yang akan dijalankan itu berskala kecil dan semata-mata merupakan unit usaha

Page 36: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa28

yang beroperasi di wilayah desa sendiri serta tidak melibatkan masyarakat luar desa, maka tidak perlu berbadan hukum (UU No. 6/2014 Pasal 87 ayat (1)).

2) Kesesuaian Usaha BUM Desa dengan Perencanaan Pembangunan Desa

Rencana mendirikan unit usaha BUM Desa harus merupakan satu kesatuan dengan perencanaan desa. Dengan kata lain, rencana usaha yang akan dijalankan BUM Desa harus merupakan realisasi dari perencanaan pembangunan desa (RPJM Desa dan RKP Desa). Artinya, rencana kegiatan usaha tersebut harus sudah dimuat dalam RPJM Desa dan RKP Desa. Jika rencana usaha tersebut belum termuat dalam perencanaan pembangunan desa, maka harus segera dilakukan revisi RPJM Desa beserta perencanaan turunannya melalui musyawarah desa. Unit usaha BUM Desa yang dibentuk di luar RPJM Desa beserta turunannya dapat dikatakan cacat hukum.

3) Status Kepemilikan Lahan atau Lokasi Usaha

Status pemilikan lahan sebagai lokasi usaha merupakan hal sensitif, baik dipandang dari

Page 37: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

29Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

aspek hukum maupun aspek sosial. Ketidak-jelasan status pemilikan lahan yang digunakan sebagai lokasi usaha sangat berisiko terjadinya konflik sosial di kemudian hari. Selain itu, ketidak-jelasan status pemilikan lahan sebagai lokasi usaha juga akan mempersulit dalam pengurusan perijinan usaha. Oleh karena unit usaha BUM Desa itu milik Pemerintah Desa, maka lahan yang paling aman untuk digunakan sebagai lokasi usaha adalah lahan milik desa. Kalaupun lahan tempat usaha menggunakan sebagian atau seluruhnya milik warga masyarakat, maka harus ada kejelasan status penggunaannya dan perlu dibuat perjanjian secara tertulis di atas meterai. Ini dimaksudkan agar rencana kegiatan usaha dapat dijalankan dengan lancar dan terbebas dari konflik/sengketa.

Berdasarkan hasil kajian hukum ini, apabila rencana usaha yang akan dijalankan berkesesuaian dengan hukum yang berlaku atau tidak berdampak terhadap pelanggaran hukum, maka rencana usaha tersebut dapat dinyatakan layak untuk dijalankan.

Page 38: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa30

4) Komitmen Pengurus

Sudah banyak contoh BUM Desa yang dikelola sambil lalu atau dikelola tidak serius berujung pada kematian. Sebagian besar Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) di Kab. Bandung Jabar kurang berkembang. Bahkan, tidak sedikit yang gulung tikar karena tidak dikelola secara profesional. Dari 267 BUM Desa yang mendapat bantuan modal dari Pemkab Bandung, hanya 86 BUM Desa (32%) yang masuk kategori maju/berkembang. Sebanyak 100 BUM Desa perkembangannya tidak terlalu menggembirakan dan 84 BUM Desa lainnya tidak berkembang, kalau tidak mau disebut gulung tikar. Demikian kata Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kab. Bandung H. Syarif Hidayat (Pikiran Rakyat, 9/11/2009). Pengurus BUM Desa bak lokomotif sebuah kereta, dia sangat berperan dalam menentukan arah, kekuatan serta kecepatan pengembangan BUM Desa. Pengurus BUM Desa minimal terdiri dari Badan Pengawas, Penasehat yakni ex officio Kepala Desa serta Pelaksana Operasional yang terdiri dari Direksi, Kepala Unit Usaha dan staf. Jumlah Pengurus BUM Desa khususnya

Page 39: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

31Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Pelaksana Operasional disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan BUM Desa. Ternyata bukan perkara mudah untuk memilih pengurus BUM Desa. Ada persyaratan minimal untuk mengurus BUM Desa yakni kemauan dan kemampuan. Kemauan antara lain berupa kerja keras, kegigihan, pengorbanan dan keikhlasan, sedangkan kemampuan antara lain berupa kapasitas mengelola, kapasitas memimpin, daya kreativitas, jiwa kewirausahaan dll. Pada awal berdirinya, BUM Desa biasanya tidak mampu menjanjikan pemberian imbalan (gaji/honor) yang tinggi, disisi lain para pengurus harus tetap bekerja keras agar BUM Desa yang diurusnya dapat berkembang. Kontradiksi inilah yang membuat BUM Desa kesulitan mendapatkan pengurus yang ideal. Untuk ini forum musdes maupun tim pemilihan pengurus yang dibentuk oleh musdes harus bekerja keras, jeli dan cermat untuk bisa mendapatkan champion ataupun sukarelawan yang punya motivasi kuat untuk memajukan desa (BUM Desa). Secara periodik, menyesuaikan dengan kebutuhan, para pengurus ini perlu ditingkatkan kapasitasnya agar lebih piawai mengelola BUM Desa. Keberhasilan pengurus dalam mengelola

Page 40: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa32

BUM Desa sangat berpengaruh terhadap proses pelembagaan BUM Desa. Di Desa Karangrejek Kabupaten Gunungkidul ada kesepakatan bahwa Komisaris BUM Desa dijabat oleh 2 orang yakni Kepala Desa dan Ketua BPD sehingga diberi nama Dewan Komisaris yang bertanggungjawab terhadap jalannya BUM Desa serta sebagai penasehat dan mengawasi pengelolaan BUM Desa. Kepala desa dan Ketua BPD sebagai unsur penyelenggara desa bahu membahu demi terwujudnya BUM Desa sebagai mesin penggerak perekonomian desa.

5) Prinsip Pengelolaan BUM Desa.

Terdapat 6 (enam) prinsip dalam mengelola BUM Desa yaitu:

a. Kooperatif, yaitu semua komponen yang terlibat di dalam BUM Desa harus mampu melakukan kerjasama yang baik demi pengembangan dan kelangsungan hidup usahanya.

b. Partisipatif. yaitu semua komponen yang terlibat di dalam BUM Desa harus bersedia secara sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan usaha BUM Desa.

Page 41: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

33Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

c. Emansipatif. yaitu semua komponen yang terlibat di dalam BUM Desa harus diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama.

d. Transparan. yaitu aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus dapat diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka.

e. Akuntabel. yaitu seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung jawabkan secara teknis maupun administratif.

f. Sustainabel. yaitu kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah BUM Desa. (Buku Panduan Penyusunan BUM Desa)

Keterlibatan warga masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, monitoring hingga mengikuti laporan pertanggungjawaban pengurus diharapkan akan berimplikasi terhadap semangat untuk memajukan BUM Desa, sehingga aspek transparasi penting untuk dikedepankan.

Page 42: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa34

6) Regulasi BUM Desa

Regulasi BUM Desa bersifat internal dan eksternal. Regulasi yang bersifat internal lebih mengatur urusan ke dalam organisasi seperti anggaran dasar, anggaran rumah tangga, serta aturan-aturan yang diselenggarakan khusus untuk masing-masing unit usaha seperti SOP (standart operating procedure). Sedangkan aturan yang bersifat eksternal yaitu aturan yang terkait dengan pihak lain seperti kerjasama dengan perusahaan, BUM Desa desa lain maupun dengan pihak ketiga lainnnya. Disisi lain BUM Desa juga terikat dengan aturan-aturan dari pemerintah dan pemerintah daerah baik Peraturan Menteri, Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati maupun Peraturan Daerah lainnya, disamping itu untuk unit usaha tertentu seperti unit usaha simpan pinjam harus tunduk pada Undang-undang Nomor 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro. Ketaatan menjalankan aturan menjadi bagian penting untuk pelembagaan BUM Desa. Kepercayaan pihak internal (warga desa) maupun eksternal akan meningkat tatkala pengurus menjalankan roda kegiatan BUM Desa sesuai dengan aturan.

Page 43: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

35Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

7) Dukungan dan proteksi desa dan supra desa

Pelembagaan BUM Desa dalam upaya mencapai gerakan ekonomi masyarakat desa tidak dapat dilakukan secara instan. Gagasan BUM Desa sebagai basis gerakan ekonomi perlu dibangun secara bertahap pada tingkat desa. Upaya ini memerlukan dukungan dan kerja keras dari segenap pihak baik di tingkat desa maupun supra desa (pemerintah daerah maupun pemerintah). Sebagai lembaga perekonomian yang masih relatif baru, BUM Desa memerlukan dukungan kebijakan (good will). Dukungan tersebut tidak hanya berupa bantuan modal/ finansial tapi juga pendampingan, dibukanya peluang dan kesempatan berusaha serta proteksi. Dukungan dapat diberikan mulai dari sosialisasi, pembentukan, permodalan dan pengelolaan BUM Desa. Dukungan diperlukan agar embrio lembaga perekonomian desa ini dapat tumbuh terlebih dahulu, namun dukungan yang diberikan jangan sampai berakibat ketergantungan. Dukungan berupa pemberian peluang dan kesempatan berusaha yang dimaksudkan disini adalah bahwa BUM Desa sesuai dengan kemampuannya dimungkinkan untuk melakukan pekerjaan di desanya atas

Page 44: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa36

pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh instansi di tingkat kabupaten (contracting). Pemberian kesempatan ini akan menambah rasa percaya diri BUM Desa. Demikian halnya dengan proteksi, unit usaha yang diselenggarakan oleh BUM Desa seyogyanya mendapat proteksi dari persaingan para pemodal kuat yang masuk ke desa. Upaya-upaya ini sangat penting dilakukan di awal pertumbuhan BUM Desa. Pada saatnya, manakala BUM Desa telah tumbuh bahkan berkembang maka dukungan ini dapat dilepas sedikit demi sedikit agar BUM Desa sanggup menghadapi tantangan baik internal maupun eksternal menuju kemandirian. Untuk ini Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Desa wajib mendorong perkembangan BUM Desa dengan: memberikan hibah dan/atau akses permodalan; melakukan pendampingan teknis dan akses ke pasar; dan memprioritaskan BUM Desa dalam pengelolaan sumber daya alam di Desa.

8) Membangun Jaringan Kerjasama

Gerakan ekonomi warga desa akan makin kuat dan semarak dengan perluasan jaringan kerjasama antar BUM Desa. Antar BUM Desa

Page 45: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

37Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

dapat saling melakukan subsistusi atas unit-unit usaha yang diselenggarakan. Misalnya BUM Desa A memiliki kekuatan pada penyediaan bahan baku, sedangkan BUM Desa B memiliki kekuatan untuk memproduksi dan BUM Desa C memiliki kekuatan untuk memasarkan, maka ketiga BUM Desa tersebut dapat bersinergi untuk mempersatukan kekuatan masing-masing. Soliditas kerjasama ini bahkan diharapkan mampu bersaing dengan kekuatan pemilik modal. Misalnya kerjasama antar BUM Desa dalam pengadaan alat transportasi pengangkut sawit. Kerjasama ini disebabkan karena harga truk tidak terbeli oleh salah satu BUM Desa, maka kedua BUM Desa bekerjasama membeli truk yang kemudian digunakan secara bersama-sama untuk mengangkut hasil panen sawit warga kedua desa. Adwal pengangkutan diatur secara bergiliran dengan harga sewa yang lebih murah dibandingkan dengan biaya sewa truk dari luar BUM Desa. Kerjasama sejenis juga pernah dilakukan oleh BUM Desa desa Rantau Makmur yang bekerjasama dengan BUM Desa Desa Mukti Jaya di kabupaten Kutim. Kedua BUM Desa membentuk unit usaha Listrik Desa. Kebutuhan listrik bagi warga kedua desa

Page 46: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa38

sangatlah penting namun desa masing-masing tidak mampu menyelenggarakan mengingat biaya yang tinggi untuk pengadaan mesin penghasil listrik (genset) serta pengelolaannya. Sehingga kedua desa (BUM Desa) ber inisiatif untuk melakukan kerjasama yakni membentuk Unit Usaha Listrik Desa dengan permodalan serta pengelolaan yang dipikul bersama. Kerjasama semacam ini tidak saja menguntungkan secara ekonomis, melainkan juga akan memperkuat kebersamaan antar desa.

9) Pertanggung-jawaban Pengelola

Pertanggungjawaban pengelola BUM Desa merupakan bagian dari upaya meningkatkan kepercayaan warga untuk pelembagaan BUM Desa. Kepercayaan warga terhadap pengelolaan BUM Desa dapat menjadi penyemangat dan memperkuat gerakan ekonomi warga. Pertanggungjawaban pengelola BUM Desa adalah suatu kegiatan untuk melaporkan kinerja pengelolaan baik pada akhir tahun maupun akhir masa jabatan.

Di BUM Desa Hanyukupi desa Ponjong Gunungkidul, laporan kinerja pengelola bahkan dilakukan pada pertengahan tahun

Page 47: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

39Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

berjalan. Laporan kinerja pertengahan tahun diselenggarakan pada forum musyawarah desa yang dihadiri seluruh elemen dalam pemerintahan desa maupun seluruh elemen masyarakat (pada pertengahan tahun 2013 dihadiri 80 orang).

Proses pertanggungjawaban dilakukan sebagai upaya evaluasi tahunan serta upaya-upaya pengembangan kedepan, sehingga laporan pertanggungjawaban, antara lain memuat: Laporan Kinerja Pengelola selama satu periode/tahunan, Kinerja Usaha yang menyangkut realisasi kegiatan usaha, upaya pengembangan usaha, indikator keberhasilan dsb. Laporan Keuangan termasuk Rencana Pembagian Laba Usaha, Rencana Pengembangan Usaha yang Belum terealisasi dsb. Mekanisme dan Tata Tertib Pertanggungjawaban disesuaikan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Pertanggungjawabaan pengelolaan BUM Desa disampaikan dalam forum musyawarah desa yang dihadiri seluruh elemen Pemerintahan Desa, elemen masyarakat serta seluruh kelengkapan struktur organisasi BUM Desa.

Page 48: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa40

4. PENDIRIAN BUM DESA

Salah satu basis pengembangan ekonomi di desa yang diharapkan mampu berkembang dengan memanfaatkan potensi lokal adalah kelembagaan BUM Desaa. Ke depan BUM Desaa diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi lokal di pedesaan. Bahkan di beberapa desa di beberapa daerah, BUM Desaa tidak hanya menjadi pengerak ekonomi tetapi juga mampu berperan sebagai instrumen sosial, dapat menumbuhkan kembali nilai-nilai sosial lokal, melawan munculnya pragmatisme, memunculkan keberpihakan dan kepedulian sosial terhadap kelompok-kelompok marginal, dan mendorong kehidupan egalitarian di masyarakat.

Pelembagaan BUM Desaa ini diharapkan tidak mempengaruhi upaya desa membentuk lembaga perekonomian di pedesaan. Saat ini yang paling penting adalah mengupayakan tumbuhnya usaha desa yang mampu memberikan manfaat bagi warga desa baik secara langsung maupun tidak langsung. Pelembagaan BUM Desaa dapat melekat dalam pandangan dan aktifitas warga masyarakat, sehingga pada akhirnya BUM Desaa beserta unit-unit usaha yang diselenggarakannya dapat menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari warga masyarakat.

Page 49: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

41Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Tahap Pendirian BUM Desa

Aktivitas yang harus dilakukan dalam pendirian BUM Desaaa meliputi:

1. Mendesain struktur organisasiStruktur organisasi BUM Desaaa dibuat untuk menggambarkan bidang pekerjaan yang harus tercakup dalam organisasi, serta bentuk hubungan kerja diantara bidang pekerjaan tersebut, baik hubungan instruksi, konsultasi, atau pertanggunganjawaban.

2. Menyusun deskripsi tugas (job description) Deskripsi tugas setiap anggota pengelola BUM Desaaa diperlukan untuk memperjelas peran dan tanggungjawabnya, menghindari tumpang-tindih dalam menjalankan tugas, serta menentukan kompetensi yang dibutuhkan dari orang-orang yang akan ditempatkan pada jabatan tertentu.

3. Menetapkan sistem koordinasi Koordinasi adalah aktivitas menyatukan berbagai tujuan yang bersifat parsial ke dalam satu tujuan umum. Sistem koordinasi yang baik memungkinkan kerja sama antar unit usaha BUM Desaaa berjalan efektif.

4. Menyusun bentuk dan aturan kerjasama dengan pihak ketiga Kerja sama dengan pihak ketiga, baik menyangkut transaksi jual-beli atau simpan-pinjam, penting untuk diatur dalam

Page 50: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa42

perjanjian kerjasama yang jelas dan saling menguntungkan. Penyusunan bentuk kerjasama dengan pihak ketiga dikerjakan bersama-sama dengan dewan penasehat.

5. Menyusun pedoman kerja Agar semua pengelola BUM Desaaa, pemerintah desa, badan kerjasama antar-Desa dan pihak yang berkepentingan memahami aturan kerja organisasi, perlu disusun AD/ART BUM Desaaa yang akan berfungsi sebagai rujukan dalam mengelola BUM Desaaa.

6. Menyusun desain sistem informasi BUM Desaaa merupakan lembaga ekonomi desa dengan skema kerjasama antar-Desa yang bersifat terbuka, sehingga perlu dibuat desain sistem informasi kinerja BUM Desaaa dan aktivitas lain yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat umum. Hal ini perlu dilakukan agar BUM Desaaa memperoleh dukungan dari banyak pihak.

7. Menyusun rencana usaha (business plan) Rencana usaha yang perlu dibuat adalah rencana usaha untuk satu sampai tiga tahun. Hal ini perlu agar para pengelola BUM Desaaa memiliki pedoman jelas apa yang harus dikerjakan dan dihasilkan dalam waktu tersebut, sehingga kinerjanya dapat terukur. Penyusunan rencana usaha dilakukan bersama dengan dewan penasehat BUM Desaaa.

Page 51: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

43Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Perencanaan usaha atau Business Plan pada dasarnya merupakan uraian tertulis mengenai masa depan usaha/bisnis, yang menjelaskan apa dan bagaimana rencana usaha. Perencanaan usaha biasanya digunakan oleh wirausahawan yang sedang mencari calon investor untuk menyampaikan visi dan misinya kepada calon investor atau pemodal. Menurut Pinson (2003), ada tiga tujuan utama menyusun rencana usaha. Pertama, sebagai panduan dalam menjalankan usaha. Rencana usaha adalah cetak biru bisnis yang memberi informasi lebih rinci atas seluruh aspek kegiatan perusahaan di masa lalu dan masa sekarang, maupun proyeksi beberapa tahun ke depan. Ini bagi kegiatan usaha yang sudah berjalan. Bagi kegiatan yang baru, tentu belum memiliki sejarah, sehingga informasi yang termuat dalam rencana usaha lebih didasarkan proyeksi. Kedua, sebagai dokumentasi pendanaan. Bila mencari dana, rencana bisnis akan merinci bagaimana dana itu dapat memajukan tujuan perusahaan dan meningkatkan laba. Pemberi pinjaman ingin mengetahui cara mengatur arus kas dan membayar pinjaman besrta bunganya secara tepat waktu. Investor ingin tahu apakah investasinya dapat meningkatkan kekayaan bersih serta memperoleh laba atas investasinya itu. Ketiga, Bila berbisnis secara internasional, rencana bisnis menjadi alat standar untuk mengevaluasi potensi bisnis di pasar luar negeri. Rencana bisnis dapat menunjukkan cara suatu perusahaan dapat bersaing di era global saat ini.

Page 52: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa44

Perencanaan usaha perlu dibuat oleh siapapun yang akan atau bahkan sudah menjalankan suatu kegiatan usaha. Bagi desa yang hendak menjalankan BUM Desa, terlebih dahulu perlu membuat perencaan usaha agar segala aspek yang berkenaan dengan kegiatan usaha yang akan dijalankan dapat diperhitungkan dan dipersiapkan sebaikbaiknya. Demikian pula bagi desa yang sudah menjalankan unit kegiatan usaha BUM Desa, perencanaan usaha perlu dibuat dalam rangka pengembangan kegiatan usahanya. Perencaan usaha pada umumnya berisi gambaran dan penjelasan mengenai aspek‐aspek penting yang sangat mempengaruhi jalannya kegiatan usaha yang direncanakan. Materi pokok yang biasanya dimuat dalam perencanaan usaha meliputi:

1. Tujuan usaha,

2. Strategi yang digunakan untuk mencapainya,

3. Masalah potensial yang kira‐kira akan dihadapi dan cara mengatasinya,

4. Struktur organisasi (termasuk jabatan dan tanggung jawab), dan

5. Modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan anda dan bagaimana mempertahankannya sampai mencapai break even point (titik impas).

Daya tarik dari suatu perencanaan usaha sangat tergantung pada kulaitas dari cara menulis dan menyusunnya. Seringkali kita memiliki ide bisnis yang brilian, namun kedodoran dalam

Page 53: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

45Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

mengungkapkannya dalam bentuk Business Plan. Sebuah perencanaan bisnis akan baik apabila mengikuti pedoman yang telah disepakati secara umum dalam dunia bisnis, baik dari segi susunan maupun isi.

Dalam praktek sehari‐hari dokumen perencanaan usaha dapat disusun berdasarkan hasil studi kelayakan usaha untuk memulai usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada. Perencanaan usaha itu bukanlah suatu Studi Kelayakan Usaha, hal ini seringkali disalahartikan. Studi kelayakan usaha lebih bersifat sebagai kegiatan penelitian untuk mengkaji apakah suatu kegiatan yang direncanakan itu layak atau tidak layak untuk dijalankan. Sedangkan perencanaan usaha memiliki fungsi perencanaan yang berisikan langkah‐langkah yang diperlukan untuk mewujudkan suatu ide menjadi kenyataan. Hasil dari studi kelayakan usaha akan menjadi dasar bagi perencanaan usaha yang mulai dipersiapkan jika sudah diketahui bahwa suatu alternatif itu layak untuk dilanjutkan. Perencanaan usaha berisikan “cetak biru” dari pelaksanaan usaha.Ada 3 (tiga) bagian utama dari sebuah Perencanaan Bisnis, yaitu:

1. Konsep Bisnis, yang menjelaskan secara rinci kegiatan usaha yang digeluti, struktur bisnis, produk dan jasa yang ditawarkan dan bagaimana rencana untuk mensukseskan bisnis.

Page 54: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa46

2. Pasar, yang membahas dan menganalisis calon konsumen: siapa dan dimana mereka berada, apa yang menyebabkan mereka mau membeli, dan lainlain. Dalam bagian ini, perlu juga dijelaskan persaingan yang akan dihadapi dan bagaimana memenangkannya.

3. Finansial, mencakup estimasi atau perkiraan pendapatan dan arus kas, neraca serta alat analisis keuangan lainnya, misalnya analisis break even. Untuk ini mungkin akan memerlukan bantuan seorang akuntan dan program software spreadsheet yang bagus.

Ketiga bagian tersebut dapat dibagi-bagi lebih rinci lagi, menjadi komponen-komponen kunci yang tersusun menjadi sistematika perencanaan usaha sebagai berikut:

Halaman Judul

Berisi nama BUM Desa, alamat, dan nomor telephon serta pengelolanya

Daftar Isi

Berisi nomor halaman dari bagian-bagian penting dalam perencanaan usaha

Ringkasan Eksekutif

Berisi penjelasan singkat dari rencana usaha yang akan dijalankan dan dasar yang mendukung usaha tersebut. Perlu diingat bahwa para eksekutif biasanya memiliki

kesibukan kerja yang tinggi, sehingga waktu yang dimiliki untuk membaca dokumen perencanaan usaha sangat

Page 55: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

47Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

sempit. Itu sebabnya, perlu dibuat Ringkasan Eksekutif dengan maksud agar pejabat atau pengambil keputusan

(eksekutif) dapat dengan cepat memahami inti dari perencanaan usaha

tanpa harus membaca uraian yang panjang.

Pernyataan Visi dan Misi

Menggambarkan secara singkat filosofi dan strategi yang dikehendaki agar visinya dapat terlaksana

Gambaran Perusahaan (BUM Desa)

Menjelaskan bentuk usaha (BUM Desa), organisasi, tujuan perusahaan (BUM Desa), nama perusahaan (BUM Desa), lokasi usaha, produk yang dihasilkan (barang atau jasa),

dan badan hukum perusahaan.

Perencanaan Produk (Barang dan Jasa)

Menjelaskan tentang keunggulan produk(barang atau jasa) yang dihasilkan, pasar yang dibidik, dan alasan mengapa konsumen menginginkan produk tersebut atau terdapat

permintaan di pasar.

Perencanaan Pemasaran

Menggambarkan siapa yang menjadi konsumen dari produk-produk yang dihasilkan dan kondisi persaingan yang dihadapi, strategi yang akan dilakukan (strategi

harga, produk, distribusi, promosi)

Peremcanaan Manajemen

Menejelaskan kompetensi (penguasaan kemampuan) yang dimiliki pengelola BUM Desa dan sistem manajemen yang

dijalankan.

Page 56: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa48

Perencanaan Pengoperasian

Menjelaskan system produksi dan operasi yang digunakan, fasilitas yang dimiliki, ketersediaan bahan baku atau

keterjaminan pemenuhan bahan baku.

Perencanaan Keuangan

Menggambarkan kebutuhan keuangan yang mungkin dapat digali, memproyeksikan pendapatan, biaya dan laba (analisis waktu kembali modal, titik impas dan arus kas).

Lampiran Dokumen Pendukung

Berisi data pengelola BUM Desa , copy akte pendirian Unit Usaha BUM Desa, copy Peraturan Daerah dan Peraturan

Desa tentang BUM Desa.

Panjang atau pendeknya sebuah perencanaan usaha sangatlah tergantung pada fungsi dari perencanaan usaha itu sendiri. Biasanya ketebalan naskah perencanaan usaha antara 15 sampai 20 halaman. Namun jika dimaksudkan untuk mengajukan sebuah bisnis baru atau bahkan industri baru, maka diperlukan penjelasan lebih luas dan rinci, bahkan mungkin sampai 100 halaman lebih. Demikian pula jika perencanaan usaha dimaksudkan untuk memperoleh dukungan dana jutaan dolar sebagai modal untuk memulai suatu usaha yang berisiko, maka diperlukan banyak penjelasan untuk meyakinkan pihak yang dituju. Namun jika hanya ingin menggunakan perencanaan tersebut untuk tujuan internal, untuk mengatur bisnis, maka sebuah versi singkat sudah cukup memadai.

Page 57: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

49Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

8. Menyusun sistem administrasi dan pembukuan Sistem administrasi dan pembukuan harus dibuat dalam format yang mudah dikerjakan, sekaligus mampu menggambarkan aktivitas yang dijalankan BUM Desaaa. Hakekat dari sistem administrasi dan pembukuan adalah pendokumentasian informasi secara tertulis berkenaan dengan aktivitas BUM Desaaa yang dapat dipertanggungjawabkan dan mudah digunakan ketika diperlukan oleh pihak yang berkepentingan.

9. Melakukan proses rekrutmen Penetapan orang yang bakal menjadi pengelola BUM Desaaa harus dilakukan dalam forum Musyawarah antar-Desa, berdasarkan kriteria atau persyaratan tertentu yang sudah ditetapkan. Persyaratan bagi pengelola BUM Desaaa dibuat dengan mengacu pada perundang-undangan dan AD/ART BUM Desaaa, selanjutnya didiskusikan dalam forum musyawarah antar-Desa, dan disosialisasikan serta ditawarkan kepada masyarakat. Proses selanjutnya adalah melakukan seleksi terhadap pelamar untuk menetapkan orang yang paling sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan.

10. Menetapkan sistem penggajian dan pengupahan Agar pengelola BUM Desaaa dapat menjalankan tugasnya dengan baik, diperlukan sistem imbalan yang sesuai dan dapat memacu motivasi dalam bekerja. Imbalan bagi pengelola BUM Desaaa dapat berupa gaji bulanan atau upah kerja borongan

Page 58: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa50

yang jumlahnya bervariasi sesuai dengan beban kerja, atau pemberian insentif jika pengelola mampu mencapai target yang ditetapkan selama periode tertentu. Besar kecilnya imbalan harus dihitung berdasarkan keuntungan yang kemungkinan dapat dicapai dan diberitahukan sejak awal kepada seluruh pengelola agar tumbuh rasa tanggungjawab dalam menjalankan tugasnya.

11. Menumbuhkan Jiwa KewirausahaanJiwa kewirausahaan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai peluang dan kesempatan usaha, memanfaatkan sumber daya yang ada, dan mengambil tindakan yang tepat untuk meraih keuntungan. Untuk membangun BUM Desaaa yang kompetitif serta peka terhadap kondisi lingkungan, sangat dibutuhkan pengelola yang memiliki kemauan dan kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif dengan cara kreatif untuk meningkatkan pendapatan dan meraih sukses. Pengelola BUM Desaaa tidak hanya dapat berbicara dan membuat rencana, tetapi juga harus mampu merealisasikan ide dan rencana yang ada dalam pikirannya ke dalam tindakan. Pengelola harus berani mengembangkan usaha, menciptakan nilai tambah dengan mengkombinasikan sumber daya dan cara-cara baru agar dapat berdaya saing. Pengelola BUM Desaaa yang sukses adalah agen perubahan yang menyukai tantangan. Bukan hal yang mudah untuk mengembangkan unit usaha

Page 59: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

51Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

yang dapat bertahan dan maju, mampu mengatasi rintangan pada lingkup internal BUM Desaaa maupun eksternal (kebijakan pemerintah, persaingan pasar serta kepercayaan masyarakat). Dibutuhkan ketangguhan para pengelola BUM Desaa untuk menaklukkannya dan didukung olehtradisi berdesa di lingkungan tempat BUM Desaaa tersebut berada.

Page 60: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa52

5. MERENCANAKAN BISNIS BUM DESA

Memulai atau mengembangkan bisnis atau usaha yang sudah ada dalam Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa memang memerlukan perencanaan dan keberanian, namun juga memerlukan perhitungan bisnis yang matang. Sehingga resiko bisnis apapun yang muncul dapat dikelola dengan baik oleh BUM Desa. Salah satu cara termudah menyiapkan rencana bisnis atau menganalisa unit bisnis yang ada pada BUM Desa adalah membuat “kerangka” atau pondasi bisnis (building block) yang terintegrasi dengan baik. Dalam bukunya “Business Model Generation” – Alex Osterwalder & Yves Pigneur menuliskan 9 buildingblock yang dapat dijadikan acuan untuk membuat rencana bisnis yang akan dijalankan atau dikembangkan oleh BUM Desa.

Kesembilan blok bangunan yang tergambar dalam kanvas, disusun berdasarkan cara kerja otak kita. Blok sebelah kanan, didasarkan atas alur kerja otak kanan. Demikian sebaliknya.

Page 61: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

53Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Gambar Kanvas Model Bisnis

1. PROPOSISI NILAI

Konsumen BUM Desa pada dasarnya adalah setiap orang pemakai produk (barang dan/atau jasa) yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali atau diperdagangkan, maka dia disebut pengecer atau distributor. BUM Desa menjalankan bisnis untuk untuk memperoleh keuntungan dari memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen akan mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk jika mereka memperoleh nilai dari suatu produk.

Page 62: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa54

Apa nilai yang disampaikan kepada konsumen BUM Desa? Merupakan pertanyaan pertama yang harus dijawab oleh para pengelola BUM Desa. Begitupun dengan pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).

Untuk menentukan nilai yang akan diberikan kepada konsumen maka pengelola BUM Desa harus dapat menjawab pertanyaan di bawah ini:

• Apa masalah konsumen/masyarakat yang akan diatasi oleh bisnis BUM Desa?

• Apa pekerjaan konsumen/masyarakat yang kita bantu menyelesaikan?

• Apakah kebutuhan konsumen/masyarakat yang akan kita penuhi?

• Produk dan jasa apa yang memberi nilai bagi segmen konsumen/masyarakat tertentu?

Jawaban atas sebagian atau seluruh pertanyaan-pertanyaan di atas akan memperjelas proposisi nilai dari usaha yang dijalankannya. Jawabannya merupakan hal utama yang ditawarkan oleh BUM Desa kepada pelanggan/masyarakat. Bisnis yang dijalankan hanya akan berjalan dengan baik jika mampu memenuhi masalah yang dihadapi konsumen.

Page 63: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

55Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Apa jenis usaha dari BUM Desa yang dapat menjawab kebutuhan konsumen/masyarakat?

Contoh jawaban misalnya, jika pelanggan/masyarakat memerlukan air bersih tanpa harus mengambil air dari sumber mata air di tempat yang jauh dari rumah, BUM Desa dapat membuka Perusahaan Air Minum Desa (PAMDes). BUM Desa La’bo’ di kabupaten Bantaeng, Sulsel, berhasil menjawab kebutuhan untuk mengintegrasikan pelestarian hutan dengan distribusi air bersih melalui unit usaha jasa air bersih.

BUM Desa Kaloling Jaya di Desa Kaloling dan BUM Desa Tamarunang di Desa Barua, Kab. Bantaeng, Sulsel, memiliki usaha sarana produksi pertanian (Saprotan) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai impak dari keberhasilan warga melakukan transformasi pola tanam dari palawija ke tanaman keras. Proses transformasi ini ikut memicu kebutuhan Saprotan. BUM Desa di kedua desa tersebut berkembang bagus karena berhasil memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana produksi pertanian tanaman keras.

Contoh yang lain adalah keberhasilan BUM Desa Mattiro Bulu, Desa Bonto Tiro, Kab. Bantaeng, Sulsel, dalam memenuhi kebutuhan kaum perempuan desa untuk menambah modal usaha kecil rumah tangga dan terbebas dari jeratan rentenir. Unit usaha yang dikembangkan oleh BUM Desa ini adalah Simpan-Pinjam. Sementara itu, BUM Desa Dande Lompoa

Page 64: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa56

di Desa Kampala menjawab kebutuhan masyarakat yaitu kebutuhan pedagang kecil yang ada di sekitar kolam obyek wisata permandian alam Ere Merasa sehingga mereka tidak perlu ke kota untuk belanja persediaan barang. BUM Desa ini menjalankan unit usaha grosir bagi pedagang kecil di desa Kampala.

Jika masyarakat membutuhkan tempat untuk menjual dan membeli berbagai kebutuhan sementara jarak ke pasar terdekat sangat jauh, maka BUM Desa dapat membuka unit usaha Pasar Desa Jika masyarakat sangat peduli dengan pendidikan anak pra sekolah sementara di desa tersebut belum ada PAUD, maka BUM Desa bisa membuka unit usaha Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) desa. Jika di desa memiliki potensi perkebuan misalnya, mangga namun potensi tersebut belum diusahakan dengan skala ekonomi yang cukup, maka BUM Desa dapat mengembangkan unit usaha agribisnis mangga secara terpadu.Beberapa contoh BUM Desa sukses di atas menunjukkan bahwa kesuksesan bisnis BUM Desa tersebut karena mereka berhasil menyampaikan“nilai” yang bermanfaat kepada konsumen. “Nilai” yang mampu menjawab kebutuhan konsumen.

2. SEGMEN PASAR

Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki kelompok orang atau organisasi yang berbeda yang hendak dijangkau dan dilayani (segmen pasar). Segmen pasar merujuk pada

Page 65: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

57Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

jawaban pertanyaan “Untuk siapa nilai kita ciptakan?” dan “Siapakah konsumen, pelanggan, atau pengguna yang paling penting bagi bisnis BUM Desa? Mengenali atau mengetahui pelanggan merupakan cara termudah untuk menentukan segmen pasar dari unit usaha BUM Desa. Apakah pengelola/pengurus BUM Desa sudah mengetahui dengan persis siapa calon pelanggannya? Jika belum mengetahui dengan persis siapa calon pelanggan Anda maka jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

1. Berapa umur mereka? Arahkan jawaban Anda kepada kelompok umur yang menjadi konsumen utama produk atau jasa yang ditawarkan. Misalnya semua petani tanaman keras.

2. Apa jenis kelamin mereka? Fokuskan jawaban Ada pada jenis kelamin tertentu jika produk yang ditawarkan memiliki konsumen untuk jenis kelamin tertentu. Misalnya laki-laki dan perempuan.

3. Dimana mereka tinggal? Arahkan jawaban Anda pada suatu wilayah/derah tertentu jika produk yang ditawarkan memang dikhususkan untuk wilayah tertentu. Misalnya petani diDesa Kaloling dan sekitarnya.

Page 66: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa58

4. Apa yang menjadi kebutuhan mereka? Sebutkan kebutuhan khusus yang mereka butuhkan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tempattinggalnya. Misalnya kebutuhan akan sarana produksi pertanian dengan harga terjangkau.

5. Berapa pengeluaran mereka perbulan? Arahkan jawaban Anda kepada kelompok pendapatan tertentu yang menjadi target konsumen. Misalnya petani di desa dengan penghasilan di atas Rp 300.000 per bulan.

Jika Anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas berarti Anda sudah siap menjawab pertanyaan penting berikut: produk atau layanan apa yang akan Anda sediakan bagi calon pelanggan Anda? Produk atau layanan apa yang akan kita sediakan bagi calon pelanggan yang sesuai berdasarkan jawaban 5 pertanyaan di atas adalah Toko Saprotanbagi petani di desa Kaloling Jaya. Jadi BUM Desa akan mengembangkan unit usaha toko Saprotan.

INGAT! Kesalahan yang biasa dilakukan oleh BUM Desa adalah langsung menentukan bisnis dan baru kemudian memutuskan siapa yang akan menjadi pelanggannya.

Page 67: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

59Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

3. HUBUNGAN DENGAN KONSUMEN

Setiap perusahaan atau organisasi termasuk BUM Desa yang sukses pasti berhasil menjalin hubungan yang baik dengan para konsumen atau pelanggannya. Pengelola BUM Desa harus dapat mengidentifikasi jenis hubungan dengan setiap kelompok konsumen yang diharapkan dibangun dan dijaga, hubungan seperti apa yang telah dibangun, berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun hubungan tersebut, dan bagaimana mereka menyatu dengan seluruh model bisnis BUM Desa.

Pertanyaan di atas identik dengan proses bisnis yang kita kenal sebagai PEMASARAN. Sebuah bisnis baru harus diketahui oleh calon pelanggan, karena itu perlu “menyuarakannya kepada publik”. Perusahaan dapat menjalin hubungan dengan berbagai cara. Hubungan transaksional berarti tidak ada hubungan nyata antara perusahaan dengan konsumen. Perusahaan berinteraksi dengan konsumen berdasarkan transaksi. Misalnya toko di terminal, biasanya toko tidak membangun hubungan dengan konsumennya.

Hubungan jangka panjang merupakan hubungan yang mendalam antara perusahaan dan konsumen. Perusahaan berinteraksi dengan konsumen berdasarkan pembelian berulang. Perusahaan dapat juga membangun hubungan membantu secara personal kepada konsumen. Konsumen dapat berkomunikasi dengan perusahaan untuk mendapat

Page 68: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa60

bantuan selama proses transaksi maupun setelah transaksi. Seringkali perusahaan juga menjalin hubungan khusus (prioritas) dengan konsumen/klien istimewa atau penting. Namun, ada juga perusahaan yang tidak perlu berhubungan langsung dengan konsumennya (swalayan). BUM Desa dapat memilih jenis hubungan dengan konsumen yang paling sesuai dengan model bisnisnya.

4. CARA MENJANGKAU KONSUMEN

Apapun bisnis yang dijalankan oleh BUM Desa, mereka harus menentukan saluran penjualan, yaitu bagaimana cara agar produk/layanan BUM Desa sampai ke pelanggan atau masyarakat pengguna. Cara menjangkau konsumen adalah memilih dan menentukan saluran distribusi yang akan digunakan oleh BUM Desa. Menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini akan membantu pengelola BUM Desa untuk memilih dan menentuan cara menjangkau konsumen yang paling efektif dan efisien. Pertanyaan tentang:

1. Apakah BUM Desa akan membangun tim penjualan sendiri? Atau akan memberikan bagian penjualan kepada orang lain seperti distributor?

2. Apakah Anda akan membuka toko sendiri? Atau membuka counter kecil di dalam toko besar seperti mall?

3. Apakah Anda akan menjual secara online atau membuka toko (offline)?

Page 69: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

61Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Analisa kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan jawaban pertanyaan di atas, lalu pilih yag terbaik.

Saluran distribusi pada prinsipnya menujukkan saluran apa yang kita gunakan untuk menjangkau kelompok konsumen atau masyarakat. Tentu saja dengancara yang terbaik dan biaya yang paling efisien sesuai dengan rutinitas pelanggan atau masyarakat.Sebagai contoh BUM Desa Dande Lompoa di Desa Kampala yang membuka usaha grosir barang dagangan untuk para pedagang kecil membuka toko sendiri sebagai cara untuk menjangkau konsumen.Membuka toko/outlet atau kantor pemasaran sendiri atau memanfaatkan ruang kosong di balai desa.

5. AKTIVITAS UTAMA

Setiap bisnis pasti menjalankan kegiatan-kegiatan utama untuk menghasilkan barang atau jasa untuk konsumen dan menghasilkan uang bagi perusahaan. Begitupun dengan BUM Desa. Kegiatan-kegiatan utama tersebut disebut sebagai aktivitas kunci. Setiap perusahaan memiliki aktivitas kunci masing-masing. Aktivitas kunci yang dibutuhkan oleh BUM Desa sangat tergantung pada:

1. Proposisi nilai BUM Desa?

2. Saluran distribusi BUM Desa?

3. Hubungan konsumen?

4. Aliran pendapatan?

Page 70: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa62

Sebagai contoh Usaha Simpan-Pinjam BUM Desa Mattiro Bulu, Desa Bonto Tiro, Kab. Bantaeng, Sulsel, dengan preposisi nilai memenuhi kebutuhan kaum perempuan desa untuk menambah modal usaha kecil rumah tangga dan terbebas dari jeratan rentenir dengan pinjaman sebesar 500 ribu-5 juta rupiah. BUM Desa ini menerima tabungan dari anggota dan memberikan pinjaman modal dengan bunga murah, kredit diberikan langsung kepada anggota, dan BUM Desa mendapatkan pendapatan dari bunga yang dibayarkan oleh peminjam. Aktivitas utama yang akan dilakukan oleh unit usaha simpan pinjam BUM Desa tersebut adalah:

1. Kegiatan menerima simpanan/tagungan dari nasabah tabungan.

2. Kegiatan memberikan pinjaman (kredit) kepada peminjam.

3. Kegiatan pembukuan transaksi simpanan dan peminjaman.

Selain aktivitasutama tersebut tentu saja BUM Desa menjalankan beberapa kegiatan atau aktivitas tambahan misalnya rapat rutin, pelatihan untuk staff, penataan arsip, dan lain-lain. Manajemen BUM Desa harus fokus pada aktivitas utama tersebut tanpa mengabaikan aktivitas pendukung karena melalui aktivitas utama tersebut BUM Desa dapat memberikan layanan (jasa) yang menghasilkan pendapatan.

Page 71: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

63Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

6. SUMBER DAYA UTAMA

Setiap bisnis pasti membutuhkan sumber daya dalam menjalankan kegiatan-kegiatan utama untuk menghasilkan barang atau jasa untuk konsumen dan menghasilkan uang bagi perusahaan. Begitupun dengan BUM Desa juga membutuhkan sumber daya utama. Setiap perusahaan memiliki dan menggunakan sumber daya utama untuk menjalankan aktivitas utama masing-masing. Sumber daya yang digunakan sangat tergantung kepada proposisi nilai, saluran distribusi, hubungan konsumen, aliran pendapatan, dan lain sebagainya. Sumber daya utama yang digunakan berupa modal, bahan baku (material), manusia, tekhnologi (peralatan/mesin), dan informasi.

BUM Desa dalam mengelola dan menjalankan bisnis umumnya tidak bisa sendirian. Mereka memerlukan tenaga kerja. Sejak awal tentukan berapa banyak dan jenis keahlian apa yang diperlukan oleh BUM Desa. Misalnya dalam sebuah toko: berapa banyak tenaga penjual yang diperlukan? Berapa banyak tenaga kasir diperlukan? Berapa banyak tenaga administrasi seperti staff pembukuan diperlukan? Selain staff/SDM, BUM Desa juga memerlukan sumber daya non menusia. Berapa sewa toko/kantor perbulan? Berapa jumlah dan harga bahan baku? Apakah BUM Desa perlu membuat meja counter atau display untuk penjualan. Sumber daya utama yang dibutuhkan oleh BUM Desa sangat ditentukan

Page 72: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa64

oleh jenis usaha. Sumber daya utama ini jika tidak dimiliki dan tersedia akan menyebabkan aktivitas utama tidak dapat berjalan dengan efektif. Jadi pengelola BUM Desa harus dapat menentukan kebutuhan, memiliki/menyewa, dan menggunakan sumber daya utama untuk menghasilkan barang dan jasa untuk menghasilkan pendapatan dan keuntungan bagi BUM Desa.

7. JARINGAN PEMASOK DAN REKANAN

BUM Desa agar sukses dalam berbisnis tidak bisa sendirian, mereka harus bekerjasama dengan banyak pihak lainnya. Tentukan dari awal apakah bisnis BUM Desa memerlukan investor untuk permodalan atau tidak. Apakah Anda perlu mengadakan perjanjian kerjasama khusus dengan distributor? Menggandeng mitra atau partner yang melengkapi kemampuan yang dimiliki akan meningkatkan peluang keberhasilan bisnis BUM Desa.

Sebagai contoh usaha sarana produksi pertanian (Saprotan) yang cukup berhasil dikembangkan di BUM Desa Tamarunang di Desa Barua, Kab. Bantaeng. Kunci keberhasilan usaha ini adalah keberhasilan membangun kemitraan dengan warga untuk melakukan transformasi pola tanam dari palawija ke tanaman keras. Proses transformasi ini ikut memicu kebutuhan Saprotan di samping kebutuhan tetap bagi petani Kakao dan Cengkeh. Selain kemitraan dengan warga petani mereka membangun kemitraan dengan pemasok, LSM, Pemerintah

Page 73: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

65Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

desa, pemerintah kabupaten dan pihak terkait lainnya. Pada intinya, pikirkan untuk menjalin kerja sama (jaringan) dengan mitra atau partner utama untuk menjalankan BUM Desa. Kenali aktivitas utama yang dilakukan oleh rekanan untuk kita dan jalin kemitraan yang saling menguntungkan. BUM Desa sebagai wadah berkumpulnya unit usaha menjadi pengatur dan penggerak semua kegiatan usaha mulai dari pencarian sumber modal, kemitraan usaha dan pasar.

8. STRUKTUR BIAYA

Semua hal yang dilakukan dari poin di atas memerlukan biaya, lakukan perhitungan secara seksama, lalu putuskan apakah rencana-rencana bisnis BUM Desa mengntungkan? Mengetahui menguntungkan atau tidak sebenarnya sederhana saja. Caranya dengan memastikan bahwa penghasilan BUM Desa lebih besar dari pengeluaran. Jika tidak berarti BUM Desa akan merugi dan bisnis ini tidak layak dijalankan atau dikembangkan. Oleh karena itu, mengenali biaya yang harus dikeluarkan dalam menjalankan BUM Desa merupakan keharusan. Struktur biaya dari bisnis dapat diketahui secara mudah dengan menjawab pertanyaanpertanyaan berikut ini:

1. Biaya apa yang paling penting dalam bisnis BUM Desa?

2. Sumber daya utama yang mana paling mahal?

3. Aktivitas utama yang mana paling mahal?

Page 74: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa66

BUM Desa akan sukses ketika menjalankan unit bisnis yang “menguntungkan di atas kartas”. Namun satu hal yang paling penting, bisnis BUM Desa tidak berjalan di atas kertas. Bertindakdan berusaha! Langkah nyata pertama yang harus diambil oleh BUM Desa yang akan menentukan berjalan/tidaknya unit bisnis BUM Desa.

9. ALIRAN PENDAPATAN

Dari semua blok kanvas pemodelan bisnis di atas, blok ini yang paling penting. Blok ini mengarahkan pada bagaimana rencana untuk memperoleh penghasilan? Banyak bisnis yang dibuat tanpa tahu bagaimana memperoleh penghasilannya dan ini sangat berbahaya bagi bisnis keberlanjutan BUM Desa.

Sebaiknya BUM Desa menentukan jenis-jenis pendapatan sejak awal. Apakah BUM Desa akan menjalankan unit usaha Perusahaan Air Minum (PAM) Desa dan mendapatkan pendapatan dari biaya abonemen dan rekening pemakaian air oleh pelanggan? Apakah BUM Desa akan menyelenggarakan jasa transportasi desa dan mendapatkan penghasilan dari tarif angkutan yang dibayarkan oleh penumpang? Apakah BUM Desa akan mengembangkan desa wisata dan mendapatkan penghasilan dari tiket masuk dan pendapatan dari jasa pendukung wisata lainnya? Setelah mengetahui pendapatan mengalir dari mana makan langkah selanjutnya adalah memutuskan dan menebtukan target pendapatan per

Page 75: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

67Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

bulan. Jangan pernah membuat unit bisnis BUM Desa tanpa memikirkan rencana pendapatan dan berpikir untuk “Dapat duit dari mana?”

Pengelola BUM Desa dapat mengetahui aliran pendapatan dengan cara mengetahui nilai apakah yang mereka benarbenar ingin membayar, cara pembayaran yang lebih disukai oleh konsumen, dan kontribusi masing-masing jenis pendapatan terhadap total pendapatan.

Page 76: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa68

6. SISTEM AKUNTANSI BUM DESA

STANDAR NAMA, NOMOR DAN KLASIFIKASI REKENING DALAM SISTEM AKUNTANSI BUM DESA

1. Kekayaan1.1 Kas Rp.1.2 Tabungan di Bank Rp.1.3 Pinjaman : Kelompok : Agt/Nsb. ( P : W : ) Rp.

1. Lancar (angsuran dibayar sesuai jadwal, DCW 1%) Rp.

2. Perlu Perhatian (sdh. tak dibayar 1-2 x, DCW 5%) Rp.

3. Kurang lancar (sdh. tak dibayar 3-4 x, DCW 10%) Rp.

4. Diragukan (sdh. tak dibayar 4 - 5 x, DCW 25%) Rp.

5. Macet (sdh. tak dibayar 6 x – lebih, DCW 50%) Rp.

1.4 Investasi BUM Desa Rp.1.5 Inventaris dan harta tetap Rp.

Akumulasi penyusutan Rp.

1.6 Harta Tidak berwujud Rp.

Page 77: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

69Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Akumulasi penghapusan Rp.

Jumlah kekayaan Rp.

2. Utang2.1 Dana-dana Titipan Rp.2.2 Utang Bank dan Pihak Ketiga Rp.2.3 Tabungan Harian Rp.2.4 Tabungan Khusus Rp.2.5 Dana Bantuan Sosial Rp.Jumlah Utang Rp.

3. Modal3.1 Modal Pemerintah Desa Rp.3.2 Penyertaan modal Masyarakat Rp.3.3 Penyertaan modal Pihak Ketiga Rp.3.4 Cadangan Risiko Pinjaman Rp.3.5 Penyisihan hasil bersih usaha Rp.3.6 Penerimaan hibah Rp.Laba-rugi berjalan Rp.Jumlah Modal Rp.Jumlah Utang dan Modal Rp.

4. Pendapatan1.1 Bunga Pinjaman Rp.1.2 Bunga Tabungan di Bank Rp.

Page 78: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa70

1.3 Pendapatan lain-2 (Uang pangkal, provisi, denda dll) Rp.

1.4 Pendapatan laba investasi Rp.1.5 Pendapatan Non-operasional Rp.Jumlah Pendapatan Rp.

5. Biaya 5.1 Biaya Dana

5.1.1 Bunga Utang Bank dan Pihak Ketiga Rp.5.1.2 Bunga Tabungan Rp.

5.2 Biaya Operasional5.2.1 Gaji, tunjangan, honorarium Rp.5.2.2 Ongkos kantor Rp.5.2.3 Pendidikan, pembinaan dan promosi Rp.5.2.4 Jasa Konsultasi Ahli Rp.5.2.5 Penyusutan Inventaris dan Harta

tetap Rp.5.2.6 Penghapusan harta tidak berwujud Rp.

5.3 Biaya Non Operasional1.1.1 Kerugian investasi Rp.1.1.2 Bantuan sosial fakir miskin Rp.

Jumlah Biaya Rp.Laba/Rugi berjalan Rp.

Page 79: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

71Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Pada standar klasifikasi nama dan nomor rekening diatas, terdapat 31 rekening aktif, yang terdiri dari : 6 Rekening kekayaan, 4 rekening Utang, 6 Rekening Modal, 5 Rekening Pendapatan dan 10 Rekening Biaya. Disamping itu ada 7 data pendukung rekening kekayaan, dan 1 (satu) data khusus, yaitu Laba-Rugi berjalan sebagai pendukung rekening Modal.

Dari daftar yang digambarkan diatas, BUM Desa (seperti halnya rumah-tangga), memiliki penggolongan rekening yang sama. Perbedaan terletak pada rincian jenis dan nama rekening dari setiap golongan klasifikasi. Meskipun pada dasarnya setiap pengguna memiliki kebebasan memberikan struktur nomor rekening, namun untuk menyesuaikan dengan standar yang berlaku umum, kemudahan pencatatan transaksi dan analisis Kualitas kinerja, maka Nomor Induk Rekening diklasifikasikan sebagai berikut :

Page 80: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa72

Nomor Induk Rekening 1 untuk Kekayaan, Semua jenis rekening kekayaan menggunakan nomor digit pertama 1.

Nomor Induk Rekening 2 untuk Utang. Semua jenis rekening utang menggunakan nomor digit pertama 2.

Nomor Induk Rekening 3 untuk Modal.Semua jenis rekening modal menggunakan nomor digit pertama 3.

Nomor Induk rekening 4 untuk Pendapatan.Semua jenis rekening pendapatan menggunakan nomor digit pertama 4.

Nomor Induk rekening 5 untuk Biaya.Semua jenis rekening biaya menggunakan nomor digit pertama 5.

Penjelasan penggunaan rekening

Pengertian dan pedoman penggunaannya dalam pencatatan transaksi

1. Golongan Rekening Kekayaan BUM Desa

1.1 Kas

Rekening Kas digunakan untuk mencatat transaksi uang tunai masuk ke dan keluar dari Kas BUM Desa serta posisi saldonya.

Debet , digunakan untuk mencatat transaksi uang masuk ke Kas

Page 81: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

73Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Kredit , digunakan untuk mencatat transaksi uang keluar dari kas

1.2 Tabungan di Bank

Rekening Tabungan di bank digunakan untuk mencatat transaksi penyetoran dan penarikan tabungan BUM Desa di bank serta posisi saldonya. Bila jumlah rekening bank lebih dari satu, yang dimasukkan sebagai angka neraca adalah jumlah saldo dari seluruh rekening tersebut.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi penyetoran tabungan ke Bank

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi penarikan tabungan dari bank

1.3 Pinjaman

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi pencairan pokok kredit dari BUM Desa kepada anggota/Anggota (melalui kelompok anggota/Anggota maupun langsung perorangan) dan pembayaran kembali angsuran pokok serta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat pencairan pokok kredit ke anggota/Anggota

Kredit, utk mencatat penerimaan angsuran pokok kredit dari anggota/Anggota

Page 82: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa74

1.4 Investasi

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi pokok investasi berupa penempatan kekayaan BUM Desa sebagai modal usaha non-keuangan, seperti toko distribusi, Penyediaan bahan baku dan atau pemasaran barang-2 produksi para anggota/Anggota, beserta posisi saldonya.

Debet, untuk mencatat transaksi penempatan aset BUM Desa ke modal investasi

Kredit, untuk mencatat transaksi penarikan kembali asset BUM Desa dari investasi

Laba investasi BUM Desa dicatat kedalam rekening Laba-Rugi atau pendapatan dan biaya (sebagai pendapatan bila laba dan sebagai biaya bila rugi). Dengan demikian posisi saldo rekening investasi hanya akan berobah dengan tambahan, pengurangan dan penghapusan nilai pokok investasi, dan bukan karena laba atau rugi. Posisi kumulatf laba-rugi investasi dalam neraca akan tercantum pada Rekening Laba-Rugi atau Pendapatan dan Biaya dalam perhitungan Laba-rugi berjalan, dan tidak menimbulkan perobahan nilai Rekening Investasi.

1.5 Inventaris dan Harta tetap

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi perolehan (pembelian atau hibah) dan transaksi

Page 83: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

75Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

penyusutan barang inventaris dan harta tetap yang dibebankan pada rekening biaya operasional BUM Desa, sehingga posisi saldonya selalu dalam nilai buku. Inventaris dan Harta tetap BUM Desa dapat berupa tanah, bangunan, kendaraan, komputer, mesin-mesin, mebeler, peralatan kantor dan lain-lain. Nilai perolehan harta tetap berupa tanah tidak disusutkan, kecuali menjadi bahan baku seperti produksi genteng atau bata merah. Penyusutan dihitung dari nilai perolehan dikurangi nilai residu dibagi usia gunanya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi perolehan harta tetap.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi penyusutan harta tetap yang dibebankan kedalam rekening biaya operasional BUM Desa

Saldo Rekening ini adalah nilai buku dari seluruh Inventaris dan Harta tetap yang dimiliki oleh BUM Desa. Nilai buku harta tetap adalah nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya.

1.6 Harta tidak berwujud

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi perolehan dan transaksi penghapusan harta tidak berwujud yang dibebankan pada rekening biaya operasional BUM Desa secara berkala (bulanan atau

Page 84: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa76

tahunan), beserta posisi saldonya. Harta tidak berwujud BUM Desa dapat berupa biaya yang dikeluarkan sekaligus untuk pembebanan lebih dari satu tahun, misalnya pembayaran kontrak bangunan kantor untuk 10 tahun, biaya pengurusan dokumen dan perizinan yang jumlahnya besar sehingga tidak dapat dibebankan kedalam biaya untuk satu tahun buku.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi perolehan harta tidak berwujud

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi penghapusan harta tidak berwujud yang dibebankan kedalam biaya operasional BUM Desa baik secara bulanan maupun tahunan

Saldo Rekening ini adalah nilai buku dari seluruh harta tidak berwujud yang dimiliki oleh BUM Desa. Nilai buku harta tidak berwujud adalah nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penghapusannya.

2. Golongan Rekening Utang BUM Desa

1.1 Dana-dana titipan

Rekening ini dipergunakan untuk mencatat transaksi penerimaan dana-dana yang segera setiap saat harus dibayar kembali dan pengalihan rekening dari bagian hasil bersih BUM Desa pada akhir tahun yang telah

Page 85: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

77Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

dialokaskan untuk : dividen, dana Pengelola dan Pengawas, dana karyawan, dana pendidikan, dan lain-lain, yang belum dikeluarkan, serta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran dari bebagai jenis dana titipan yang ditampung dalam rekening ini.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan dana titipan dan pengalihan dari alokasi pembagian hasil bersih atas pos dana-dana yang akan segera dibayar

2.2 Utang Bank dan Pihak Ketiga

Rekening ini, digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan Utang dan transaksi pembayaran kembali pokok Utang BUM Desa kepada Bank, atau Pihak kreditor lain; beserta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran pokok utang

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan dari pencairan utang

Transaksi pembayaran beban bunga atas utang BUM Desa kepada bank atau Pihak kreditor lain dicatat dalam rekening biaya dana BUM Desa, dan tidak dicatat pada rekening ini.

Page 86: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa78

2.3 Tabungan Harian

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi setoran dan transaksi penarikan Tabungan harian anggota/Anggota di BUM Desa, beserta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran atas penarikan Tabungan Harian

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan dari setoran Tabungan Harian

2.4 Tabungan Khusus

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi setoran dan transaksi penarikan Tabungan Khusus anggota/Anggota di BUM Desa, beserta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran atas penarikan Tabungan Khusus

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan dari setoran Tabungan Khusus

2.5 Dana Bantuan Sosial

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan dan transaksi pengeluaran Dana Bantuan sosial di BUM Desa, beserta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran Dana Bantuan Sosial bagi Fakir Miskin Warga desa

Page 87: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

79Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan Dana Bantuan Sosial dari warga desa yang mampu, berupa zakat, sedekah dan alokasi dari hasil bersih usaha BUM Desa, serta sumbangan sosial lainnya.

3. Golongan Modal

3.1 Modal Pemerintah Desa

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan setoran modal dari Pemerintah Desa di BUM Desa, transaksi perobahan serta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi perobahan yang menimbulkan pengurangan, misalnya dialihkan ke rekening Risiko pinjaman atau pembebanan langsung atas sesuatu kerugian yang dialami BUM Desa berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan setoran Modal dari Pemerintah Desa maupun transaksi perobahan yang menimbulkan penambahan misalnya dari pengalihan bagian atas dividen.

3.2 Penyertaan modal masyarakat

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan setoran modal masyarakat secara

Page 88: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa80

perorangan maupun kelompok sebagai modal BUM Desa, transaksi perobahan serta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi perobahan Penyertaan Modal Masyarakat yang menimbulkan pengurangan, misalnya penarikan, pengalihan ke Rekening Cadangan Risiko Pinjaman atau pembebanan langsung atas sesuatu kerugian berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan setoran penyertaan Modal Masyarakat.

3.3 Penyertaan Modal Pihak Ketiga

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan setoran Penyertaan, Modal dari Pihak Ketiga ke BUM Desa dan transaksi perobahan, serta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi perobahan Penyertaan Modal dari Pihak ke III yang menimbulkan pengurangan, misalnya penarikan, pengalihan ke Rekening Cadangan Risiko Pinjaman atau pembebanan langsung atas sesuatu kerugian berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan setoran Penyertaan Modal dari Pihak Ketiga

Page 89: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

81Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

3.4 Cadangan risiko Pinjaman

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi penyisihan dari pendapatan, bagian hasil bersih BUM Desa dan atau pemindahan dari Rekening-rekening modal lainnya dan transaksi pembebanan biaya ke Cadangan risiko Pinjaman untuk menutup kerugian BUM Desa karena pinjaman macet, serta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pembebanan biaya atas kerugian pinjaman yang tidak dapat ditagih ke Rekening Cadangan risiko Pinjaman (menghapus pinjaman macet).

Kredit digunakan untuk mencatat transaksi penyisihan ke Rekening Cadangan risiko Pinjaman dari Pendapatan BUM Desa, alokasi dari hasil bersih maupun pemindahan dari Rekening-rekening Modal lainnya.

3.5 Penyisihan Hasil Bersih Usaha

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi penyisihan dari alokasi hasil bersih usaha untuk pemupukan modal, dan transaksi pembebanan langsung atas kerugian BUM Desa, atau pengalihan ke rekening Cadangan Risiko pinjaman serta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pembebanan biaya ke Rekening Modal dari

Page 90: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa82

Penyisihan hasil bersih usaha dalam rangka menutup kerugian operasional usaha.

Kredit digunakan untuk mencatat transaksi alokasi penyisihan hasil bersih usaha pada setiap akhir tahun buku ke Rekening Modal dari Penyisihan Hasil Bersih Usaha

3.6 Penerimaan Hibah

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan hibah kepada BUM Desa, pengalihan ke Rekening Cadangan Risiko Pinjaman dan atau transaksi pembebanan biaya langsung ke Penerimaan Hibah, serta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pembebanan biaya langsung ke Rekening Penerimaan Hibah untuk menutup kerugian BUM Desa sesuai ketentuan yang berlaku (menghapus kredit macet).

Kredit digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan hibah kepada BUM Desa dari Pemerintah maupun Pihak lain yan tidak mengikat.

4. Bunga pinjaman

4.1 Bunga pinjaman

Rekening ini dipergunakan untuk mencatat transaksi penerimaan pendapatan BUM Desa dari bunga pinjaman

Page 91: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

83Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

anggota/Anggota dan posisi saldonya.

Debet, dipergunakan untuk mencatat transaksi pemindahan saldo rekening pendapatan ke Rekening Rugi-laba BUM Desa, pada akhir tahun buku.

Kredit, dipergunakan untuk mencatat transaksi penerimaan pendapatan bunga dari pinjaman anggota/Anggota.

4.2 Bunga tabungan di Bank

Rekening ini dipergunakan untuk mencatat transaksi penerimaan pendapatan dari bunga tabungan BUM Desa di Bank dan posisi saldonya.

Debet, dipergunakan untuk mencatat transaksi pemindahan saldo rekening pendapatan dari bunga Tabungan BUM Desa di bank ke rekening Rugi-laba, pada akhir tahun buku.

Kredit, dipergunakan untuk mencatat transaksi penerimaan pendapatan BUM Desa dari Jasa tabungan BUM Desa di bank.

4.3 Pendapatan lain-lain

Rekening ini dipergunakan untuk mencatat transaksi penerimaan pendapatan BUM Desa dari sumber lain-lain dan posisi saldonya. Pendapatan lain-lain misalnya, penerimaan uang pangkal, provisi, denda, hibah pendapatan, penjualan inventaris bekas, penerimaan

Page 92: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa84

sisa kredit yang telah dihapus bukukan dll.

Debet, dipergunakan untuk mencatat transaksi pemindahan saldo rekening pendapatan lain-lain ke rekening Rugi-laba, pada akhir tahun buku.

Kredit, dipergunakan untuk mencatat transaksi penerimaan pendapatan BUM Desa dari sumber pendapatan lain-lain seperti uang pangkal, denda, provisi dan lain-lain seperti dijelaskan diatas.

4.4 Pendapatan Investasi

Rekening ini dipergunakan untuk mencatat transaksi penerimaan pendapatan BUM Desa dari perolehan laba investasi usaha non keuangan. beserta posisi saldonya.

Debet, dipergunakan untuk mencatat transaksi kerugian investasi sebagai biaya dan pemindahan saldo rekening pendapatan investasi ke rekening Rugi-laba, pada akhir tahun buku.

Kredit, dipergunakan untuk mencatat transaksi penerimaan pendapatan BUM Desa dari laba investasi.

Page 93: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

85Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

5. Biaya Dana

5.1 Biaya Dana

5.1.1 Bunga Utang Bank dan Pihak Ketiga

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran bunga utang BUM Desa kepada Bank atau Pihak kreditor lainnya beserta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksasi pembayaran biaya bunga utang BUM Desa kepada Bank dan kreditor Pihak Ketiga lain secara bulanan atau tahunan.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi koreksi bila terjadi kesalahan pencatatan pada rekening ini.

1.1.2 Bunga Tabungan

Rekening ini dipergunakan untuk mencatat transaksi pembayaran jasa tabungan anggota/Anggota di BUM Desa, serta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksasi pembayaran biaya berupa bunga tabungan anggota/Anggota di BUM Desa secara bulanan atau tahunan.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi koreksi bila terjadi kesalahan pencatatan pada rekening ini.

Page 94: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa86

5.2 Biaya operasional

5.2.1 Gaji, tunjangan dan honorarium

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran Gaji, tunjangan dan honorarium Pengelola, Pengawas dan Pegawai BUM Desa beserta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran Gaji dan tunjangan Pengelola, Pengawas dan Pegawai BUM Desa

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi koreksi bila terjadi kesalahan pencatatan pada rekening ini.

5.2.2 Ongkos kantor

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran biaya-biaya: sewa kantor, pemeliharaan, pembelian alat tulis, pembayaran rekening listrik, air, pengeluaran administrasi, transport, komunikasi, konsumsi, rapat-rapat; dan biaya kantor lainnya, beserta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran biaya-biaya yang disebutkan diatas.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi koreksi bila terjadi kesalahan pencatatan pada rekening ini.

Page 95: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

87Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

5.2.3 Pendidikan, pembinaan dan promosi

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran biaya-biaya beserta posisi saldonya sehubungan dengan kegiatan latihan berupa magang, kursus dan kunjungan belajar bagi para pegawai, Pengelola, Pengawas BUM Desa, biaya pengembangan dan pembinaan kelompok anggota/Anggota, kegiatan promosi dan pemberian penghargaan. Promosi adalah kegiatan untuk membangun citra baik BUM Desa di masyarakat, mengenalkan produk layanan baru, dan memberikan informasi kepada masyarakat. Penghargaan diberikan oleh BUM Desa kepada orang, badan hukum, atau lembaga yang telah berjasa bagi kemajuan dan perkembangan BUM Desa.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran biaya-biaya yang disebutkan diatas.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi koreksi bila terjadi kesalahan pencatatan pada rekening ini.

5.2.4 Jasa konsultasi Ahli

Rekening ini digunakan untuk mencatat pengeluaran biaya-biaya yang berkenaan dengan kegiatan konsultasi dan pemeriksaan BUM Desa oleh tenaga akhli dari luar, beserta posisi saldonya. Konsultasi dan pemeriksaan BUM Desa dapat bertujuan unutk pemecahan masalah

Page 96: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa88

khusus, pengembangan produk layanan baru, pemeriksaan keuangan (audit), menejemen dan analisis tingkat kesehatan serta layanan bantuan teknis lain yang dibutuhkan bagi kemajuan BUM Desa.

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran biaya-biaya yang disebutkan diatas.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi koreksi bila terjadi kesalahan pencatatan pada rekening ini.

5.2.5 Penyusutan Inventaris dan Harta tetap

Rekening ini dipergunakan untuk mencatat transaksi pembebanan biaya penyusutan atas seluruh Inventaris dan harta tetap yang dimiliki oleh BUM Desa, sesuai daftar yang ada; beserta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat nilai transaksasi penyusutan harta tetap sebagai biaya secara bulanan atau tahunan.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi koreksi bila terjadi kesalahan pencatatan pada rekening ini.

5.2.6 Penghapusan Harta tidak berwujud

Rekening ini dipergunakan untuk mencatat transaksi pembebanan biaya penghapusan atas seluruh nilai ekonomi harta tidak berwujud berupa hak penggunaan atas barang dan jasa dan atau pengeluaran biaya

Page 97: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

89Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

sekaligus untuk periode waktu lebih dari satu tahun (misalnya biaya kontrak bangunan kantor selama lima tahun yang dibayar sekaligus dimuka), yang dimiliki oleh BUM Desa; beserta posisi saldonya.

Debet, digunakan untuk mencatat nilai transaksasi penghapusan harta tidak berwujud sebagai biaya secara bulanan atau tahunan.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi koreksi bila terjadi kesalahan pencatatan pada rekening ini.

5.3 Biaya Non-operasional

5.3.1 Kerugian investasi

Rekening ini dipergunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran biaya yang berkenaan dengan kerugian investasi usaha non-keuangan serta posisi saldonya

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi kerugian investasi

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi koreksi bila terjadi kesalahan pencatatan pada rekening ini.

5.3.2 Dana Bantuan Sosial

Rekening ini dipergunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran biaya yang berkenaan dengan bantuan kepada fakir miskin di desa serta posisi saldonya

Page 98: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa90

Debet, digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran santunan dan bantuan sosial yang disebutkan diatas.

Kredit, digunakan untuk mencatat transaksi koreksi bila terjadi kesalahan pencatatan pada rekening ini.

6. Perubahan Jenis Rekening BUM Desa

Pada dasarnya, nama dan jenis dari setiap golongan rekening, ditetapkan berdasarkan fungsinya yang nyata dalam kegiatan transaksi dan tingkat kepentingan informasinya. Rekening lama yang tidak diperlukan lagi, dapat dihapuskan dan pencatatan transaksinya digabungkan ke rekening lain yang golongan dan karakteristiknya berdekatan.

Demikian pula jenis rekening baru yang dibutuhkan dapat ditambahkan. Perobahan itu dapat terjadi dalam perjalanan waktu dan proses perkembangan BUM Desa sebagai lembaga pelayanan keuangan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan Pemerintah Desa. Keputusan untuk menambah jenis rekening baru pada salah satu golongan rekening dalam sistim akuntansi BUM Desa, didasarkan pada kriteria berikut :

Karakteristik rekening itu bersifat spesifik dan tidak dapat digabungkan kedalam salah satu jenis rekening yang telah ada.

Page 99: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

91Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Frekwensi transaksi atau mutasi terjadi sangat sering

Nilai transaksi cukup besar dan signifikan

Transaksi keuangan BUM Desa dan pencatatannya

Transaksi keuangan dalam sistim akuntansi BUM Desa adalah kejadian yang menimbulkan perobahan posisi saldo dari sekurang-kurangnya dua rekening yang tersangkut dalam kejadian transaksi itu. Jadi, dengan pengertian transaksi seperti itu, semakin jelas bahwa rekening adalah instrumen penting dalam pencatatan transaksi. Terdapat dua jenis transaksi keuangan dalam kegiatan BUM Desa :

1. Transaksi Kas

Adalah transaksi keuangan secara tunai yang akan mempengaruhi posisi saldo akhir dari rekening Kas. Transaksi Kas terjadi dalam dua kemungkinan yaitu :

1.1 Transaksi Uang Masuk,

Contoh kasus : BUM Desa menarik Tabungan dari Bank Rp.20.000.000,-

Pada rekening Kas dicatat dalam kolom debet dan Rekening asalnya (Taqbungan BUM Desa di Bank) dicatat dalam kolom kredit. Dalam bahasa sederhana, dapat dirumuskan : Uang masuk Ke (rekening) Kas, Rp.20.000.000,- berasal Dari (rekening) Tabungan BUM Desa di Bank Rp.20.000.000,-.

Page 100: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa92

1.2 Transaksi Uang Keluar

Contoh kasus : BUM Desa membayar sewa kantor untuk lima bulan Rp.500.000,- Pada rekening Kas dicatat dalam kolom kredit, dan pada rekening tujuannya dicatat pada kolom debet. Dalam bahasa sederhana, dapat dirumuskan : Uang keluar Dari (rekening) Kas, Rp.500.000,- bertujuan Ke (rekening) Biaya sewa kantor Rp.500.000,-.

1.3 Pedoman pencatatan Transaksi Kas

a. Untuk semua transaksi Uang Masuk :

Rekening Kas = debet (Ke Kas)

Rekening asalnya = kredit (Dari rekening ………apa?)

b. Untuk semua transaksi Uang Keluar :

Rekening Kas = kredit (Dari Kas)

Rekening tujuannya = debet (Ke rekening ……… apa ?)

2. Transaksi Non-Kas,

Tidak semua transaksi dalam kegiatan BUM Desa dilakukan secara tunai melalui rekening Kas. Oleh karena itu, diperlukan cara untuk mencatat transaksi Non-

Page 101: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

93Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

Kas sesuai kaidah pencatatan akuntansi, yaitu secara imbang-berpasangan. Memberikan perintah kepada Bank untuk memindah bukukan sejumlah uang dari tabungan BUM Desa ke Rekening tabungan Ibu Nafsiah guna membayar pencairan kredit yang telah disetujui, adalah contoh transaksi Non-Kas. Mencatat transaksi ini adalah : Pinjaman anggota/Anggota : debet (ke Pinjaman Anggota), dan Tabungan di Bank: kredit (dari Tabungan di Bank). Dengan kalimat sederhana : Ke Pinjaman anggota/Anggota, berasal dari Tabungan di Bank.

2.1 Transaksi Non-Kas dilakukan untuk :

Pembelian dan penjualan barang (inventaris BUM Desa) secara kredit

Penerimaan dan pengeluaran barang hibah

Penerimaan lewat rekening tabungan BUM Desa di Bank

Pengeluaran lewat Tabungan BUM Desa di Bank dengan cek/transfer

Pemindah bukuan dari satu rekening ke rekening lain (selain rekening Kas)

Koreksi kesalahan pencatatan transaksi (salah angka, salah rekening)

Membuat transaksi jurnal penutupan buku

Page 102: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa94

2.2 Pedoman pencatatan Transaksi Non-Kas

a. Untuk semua rekening 1. Kekayaan dan rekening 5. Biaya,

Kalau debet (Ke) = bertambah

Kalau kredit (Dari) = berkurang

b. Untuk semua rekening 2. Utang, 3. Modal, dan 4. Pendapatan,

Kalau debet (Ke) = berkurang

Kalau kredit (Dari) = bertambah

3. Pedoman mencatat transaksi BUM Desa secara “dialogis” dan diagramatis

Sebagai pedoman untuk melakukan pencatatan kegiatan transaksi keuangan Buumdes, proses dialogis dengan pertanyaan berikut ini selalu perlu dilakukan :

Setiap kali ada kejadian transaksi, ajukan pertanyaan:

Apakah ini transaksi Kas ? Kalau jawabnya :

“Ya” , berarti transaksi Kas; bila, “Tidak” berarti transaksi Non-Kas

Kalau jawabnya “ya”, teruskan pertanyaan :

Apakah ini transaksi uang masuk ? Kalau “ya”, teruskan pertanyaan, “Dari mana asalnya ?” Jawabnya (misal),

Page 103: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

95Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

penerimaan angsuran pokok kredit dari Pak Hasan Pemilik warung sembako “Melati Suci” untuk bulan April 2002. Maka pencatatanya adalah :

Ke rekening Kas, Dari rekening Pinjaman (Kas debet, dan Pinjaman, kredit)

Kalau jawabnya “tidak”, berarti transaksi uang keluar.

Teruskan pertanyaan : “Kemana tujuannya?” Jawabnya (misal), pengeluaran untuk membayar pembelian komputer kepada Toko “Sugih Makmur” sebesar Rp.6.000.000,- Maka pencatatannya adalah :

Dari rekening Kas, Ke pembelian Harta tetap berupa komputer di Toko “Sugih Makmur” (Kas kredit, Harta tetap, debet)

Kalau jawabnya “bukan transaksi Kas”. Maka pasti ”Transaksi Non-Kas”, Pertanyaan dilanjutkan. Rekening apa yang tersangkut dalam kejadian transaksi itu?

Misalnya kejadian transaksinya adalah, “pembelian komputer ke Toko Sugih Makmur, ternyata dapat di kredit, tetapi harganya menjadi Rp.7.000.000,- diangsur 10 kali”. BUM Desa memilih membeli secara kredit saja. Jawabnya adalah :

Ke rekening Harta tetap, dari rekening Utang kepada Fihak ke III (Rekening Harta tetap di debet,

Page 104: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa96

dan lawannya rekening Utang kepada Fihak ke III di kredit)

Proses dan instrumen akuntansi BUM Desa

Proses dan instrumen akuntansi BUM Desa didesain secara sangat ringkas, mudah dan bertolak dari formulir yang telah dikenal oleh para petugas BUM Desa di lapangan seperti Buku Daftar Uang Masuk, Buku Daftar Uang Keluar, Kas Harian dan lain-lain.

Sistim akuntansi BUM Desa dirancang dengan :

1) Membakukan jenis, nama, nomor dan klasifikasi rekening yang diperlukan oleh BUM Desa sesuai kaidah yang berlaku umum dalam sistim akuntansi.

2) Mengenalkan metode pencatatan transaksi secara imbang-berpasangan (balance entry recording) kedalam sistim rekening yang bertolak dari logika dasar persamaan akuntansi.

3) Menetapkan alur proses yang ringkas dari sejak pencatatan transaksi sampai pembuatan Laporan Keuangan berupa Neraca, Perhitungan laba-rugi, data statistik dan Indikator kunci kinerja, secara bulanan sesuai kebutuhan menejemen BUM Desa dan Monitoring pembinaan.

4) Menetapkan jenis instrumen sesedikit mungkin, menggunakan bahasa sederhana dan istilah-

Page 105: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

97Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

istilah yang lazim dalam kehidupan sehari-hari dengan pendekatan “mengalir sendiri” . Dengan demikian, orang tanpa latar belakang pendidikan dan pengalaman akuntansipun dapat mengerti dan mengerjakan dengan mudah.

5) Menetapkan prinsip kerja dalam proses akuntansi yaitu mencatat transaksi secara benar dalam masing-masing nama dan golongan rekening serta kolomnya, menjumlah, memindahkan dan kemudian mengiktisarkan, menggunakan instrumen prosesing yang ringkas sampai diperoleh angka-angka neraca, rugi-laba dan data statistik.

6) Untuk keperluan monitoring kualitas kinerja dan perkembangan BUM Desa serta menetapkan jenis kebutuhan bantuan teknis yang diperlukan, dimasukkan ukuran kesehatan dalam data monitoring. Laporan monitoring perkembangan BUM Desa secara bulanan dipergunakan oleh BUM Desa sendiri dan secara agregatif oleh Menejemen pelayanan pembinaan di semua tingkatan. Dengan demikian tingkat kesehatan seluruh BUM Desa dapat diklasifikasikan dan bantuan teknis yang sesuai dapat diberikan.

7) Data monitoring kinerja dan perkembangan serta klasifikasi tingkat kesehatan BUM Desa yang

Page 106: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa98

lengkap, benar dan tepat waktu dapat menjadi dasar penilaian hasil kerja pengembangan lembaga keuangan pedesaan dan kegiatan bantuan teknik yang diperlukan. Keadaan ini hanya dapat dicapai kalau BUM Desa memiliki sistim akuntansi yang standar.

3. Jenis instrumen dalam proses akuntansi BUM Desa

Jenis dan jumlah instrumen (formulir) dalam sistim akuntansi BUM Desa dirancang sesedikit mungkin namun tetap memenuhi standar yang berlaku umum. Dari sejak pencatatan transaksi sampai penyusunan laporan keuangan, dapat dilakukan hanya dalam beberapa langkah. Disadari sepenuhnya bahwa menjurnal (atau meriwayatkan) setiap transaksi merupakan kesulitan yang sangat umum dan ditemukan dimana-mana. Apalagi bagi mereka yang tidak memiliki latar belakang pengetahuan akuntansi. Metode “menjurnal sendiri” yang dirancang dalam sistim akuntansi BUM Desa ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan itu. Idealnya, setiap transaksi memiliki alat bukti transaksi yang primer (asli), dan disimpan sebagai alat bukti legal dalam pemeriksanaan. Alat bukti transaksi untuk menghindari kesalahan dapat dibedakan warna kertasnya, misalnya slip penerimaan uang: hijau muda, Slip pengeluaran uang: merah jambu, slip transaksi non-kas putih.

Page 107: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

99Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

3.1 Buku Jurnal Rangkuman Uang Masuk (JRUM) Harian

Instrumen ini digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan Uang Kas setiap hari beserta rincian rekening-rekening sumbernya. Pada akhir hari (sebelum jam tutup kantor) JRUM ditutup dengan menjumlah setiap kolom rekening. Jumlah-jumlah itu secara otomatis sudah terklasifikasi menurut posisi debet kreditnya (metode menjurnal sendiri atau “mengalir tanpa terasa”). Dengan instrumen ini data jumlah penerimaan uang Kas setiap hari beserta sumber-sumbernya dapat diketahui.

3.2 Buku Jurnal Rangkuman Uang Masuk (JRUM) Bulanan

Instrumen ini, digunakan untuk memindahkan jumlah akhir dari JRUM Harian pada setiap tanggal transaksi sesuai dengan jenis rekening dan posisi debet-kreditnya. Pada akhir bulan JRUM Bulanan ditutup dengan menjumlah setiap kolom rekening. Jumlah-jumlah itu secara otomatis sudah terklasifikasi menurut posisi debet-kreditnya. Dengan instrumen ini, jumlah penerimaan uang Kas beserta sumber-sumbernya setiap bulan dapat diketahui.

3.3 Buku Jurnal Rangkuman Uang Keluar (JRUK) Harian

Instrumen ini digunakan untuk mencatat transaksi

Page 108: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa100

pengeluaran Uang Kas setiap hari beserta rincian rekening-rekening tujuannya. Pada akhir hari (sebelum jam tutup kantor) JRUK ditutup dengan menjumlah setiap kolom rekening. Jumlah-jumlah itu secara otomatis sudah terklasifikasi menurut posisi debet kreditnya (metode menjurnal sendiri atau “mengalir tanpa terasa”). Dengan instrumen ini jumlah pengeluaran uang Kas beserta tujuan penggunaannya setiap hari dapat diketahui.

3.4 Buku Jurnal Rangkuman Uang Keluar (JRUK) Bulanan

Instrumen ini, digunakan untuk memindahkan jumlah akhir dari JRUK Harian pada setiap tanggal transaksi sesuai dengan jenis rekening dan posisi debet-kreditnya. Pada akhir bulan JRUK Bulanan ditutup dengan menjumlah setiap kolom rekening. Jumlah-jumlah itu secara otomatis sudah terklasifikasi menurut posisi debet-kreditnya. Dengan instrumen ini, jumlah pengeluaran uang Kas beserta tujuan penggunaannya setiap bulan dapat diketahui.

3.5 Slip dan Buku Daftar Jurnal Transansaksi Non-Kas

Transaksi Non-Kas dibuatkan Slip jurnal tersendiri sebagai dokumen bukti transaksi dan dicatat pada Buku daftar jurnal transaksi non-kas. Transaksi Non-kas

Page 109: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

101Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

dimasukkan langsung satu-persatu kedalam Lembar Kerja Neraca pada akhir bulan sesuai jenis rekening dan posisi debet-kreditnya. Pedoman pencatatan transaksi Non-Kas digunakan sebagai acuan.

3.6 Lembar Kerja Neraca (LKN)

Instrumen Lembar Kerja Neraca dipergunakan untuk mengikhtisarkan semua transaksi dari setiap rekening selama satu bulan. Instrumen ini diisi pada setiap akhir bulan. LKN merupakan formulir yang terdiri atas baris dan kolom (spread sheet). Baris LKN berisi nomor, nama dan klasifikasi rekening yang standar, yaitu, Kekayaan, Utang, Modal, Pendapatan dan Biaya. Kolom LKN terbagi dalam tiga bagian yaitu :

a. Saldo awal,

Angka-angka yang diisikan pada kolom Saldo awal diambil dari saldo akhir bulan yang lalu dari setiap rekening sesuai posisi debet-kreditnya. Saldo dari rekening-rekening golongan Kekayaan dan Biaya selalu berada di bagian Debet dan saldo dari rekening-rekening Utang, Modal dan Pendapatan selalu berada di bagian Kredit.

b. Transaksi bulan ini,

Angka-angka untuk mengisi kolom Transaksi bulan

Page 110: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa102

ini diambil dari jumlah akhir setiap kolom rekening pada JRUM Bulanan dan JRUK Bulanan serta masing-masing Slip Jurnal transaksi Non-Kas, Angka-angka dari setiap rekening dipindahkan sesuai posisi debet-kreditnya.

c. Saldo akhir

Angka-angka untuk mengisi kolom Saldo akhir dari setiap rekening dihitung dari Saldo awal ditambah dan atau dikurangi dengan angka-angka Transaksi bulan ini. Perhitungan dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Saldo akhir untuk semua jenis rekening Kekayaan dan Biaya :

Debet Saldo awal ditambah Debet Transaksi bulan ini, dikurangi Kredit Transaksi bulan ini, sama dengan Debet Saldo akhir.

Saldo akhir untuk semua jenis rekening Utang, Modal dan Pendapatan :

Kredit Saldo awal ditambah Kredit Transaksi bulan ini dikurangi Debet Transaksi bulan ini sama dengan Kredit Saldo akhir.

Page 111: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

103Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

3.7 Laporan Keuangan, Statistik dan Kinerja Bulanan (LKSK-B)

LKSK-B adalah produk sistim akuntansi, berupa Informasi Keuangan BUM Desa, yaitu posisi saldo akhir dari semua jenis rekening; Kekayaan, Utang, Modal, Pendapatan, Biaya dan Laba-Rugi, serta data statistik. LKSB dibuat setiap akhir bulan, angka-angkanya diambil dari kolom Saldo Akhir pada Lembar Kerja Neraca.

Angka-angka saldo akhir dari setiap rekening, adalah Saldo awal ditambah dan dikurangi dengan semua transaksi selama bulan ini. Dengan demikian, proses akunting, merupakan siklus yang berkesinambungan.

Informasi LKSK-B, biasanya disajikan secara berseri antar waktu, sekurang-kurangnya dua periode neraca agar dapat diperbandingkan. Kolom khusus ditambahkan untuk menghitung secara kwantitatif perbedaan angka dari setiap rekening antara neraca saat tertentu dengan sebelumnya. Beberapa jenis rekening, dan golongan rekening sesuai klasifikasinya memiliki makna penting untuk diperbandingkan. Peningkatan tidak selalu lebih baik dari turun. Rekening-rekening Kekayaan produktif dan Pendapatan, kalau meningkat bagus. Rekening-

Page 112: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa104

rekening Utang dan Biaya meningkat, buruk.

Data statistik, menyajikan angka-angka yang berkaitan dengan hasil penting selama satu bulan yang lalu, angka-angka kumulatif yang penting, Kualitas kredit, jumlah dan komposisi kelompok peminjam, sektor usaha yang dibiayai. Atas prakarsa dan kebutuhan BUM Desa sendiri dan para pembinanya, analisis dapat dibuat; baik yang berkenaan dengan pertumbuhan maupun Kualitas struktur keuangan BUM Desa. Kedua aspek itu mencerminkan kinerja pengelolaan Tabungan dan kredit para anggota/Anggota BUM Desa.

LKSB ini merupakan produk akhir dalam sistim akuntansi BUM Desa yang khusus dibuat untuk kepentingan pengendalian kinerja dan laporan kepada menejemen Pembinaan BUM Desa di daerah maupun pusat. Monitoring, merupakan LKSB yang diperluas dengan indikator tingkat kesehatan BUM Desa. Oleh karena instrumen ini didesain untuk sistim monitoring dan pelaporan kepada menejemen pengelola dan pembina BUM Desa, maka rekap data dibuat secara berjenjang. Meskipun demikian, masing-masing tingkat menejemen, dapat memproduk data olahan yang sesuai dengan kebutuhanya. Data monitoring perkembangan keuangan, statistik dan klasifikasi tingkat kesehatan,

Page 113: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

105Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

akan menjadi dasar penentuan program dan bantuan teknik yang diperlukan.

3.8 Buku Bantu dalam dan Buku Besar Rekening dalam sistim akuntansi BUM Desa

Jenis rekening yang memerlukan Buku Bantu dalam bentuk Buku Besar (ledger), dipilih berdasarkan kebutuhan BUM Desa dalam rangka memperoleh informasi yang lebih rinci dan spesifik, baik untuk keperluan pengendalian kinerja maupun pelaporan kepada Instansi Pembina. Perlu dikemukakan juga bahwa BUM Desa harus membantu kelompok-kelompok anggota/Anggota dan para peminjam untuk mendesain keperluan administrasinya. Buku Bantu pada tingkat BUM Desa, sekurang-kurangnya akan meliputi beberapa jenis berikut ini.

3.8.1 Buku Kas Harian

Instrumen ini digunakan untuk mencatat uang masuk dan uang keluar serta posisi saldonya. Angka-angka diambil dari kolom Kas pada JRUM harian untuk uang masuk dan JRUK harian untuk uang keluar. Saldo Kas merupakan jumlah jalan, yang tidak pernah ditutup. Saldo Kas dalam Buku Kas Harian harus sama dengan jumlah uang tunai yang disimpan oleh Pengelola BUM Desa.

Page 114: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa106

3.8.2 Buku Pemilikan Modal, Buku Tabungan dan Kartu Pinjaman

Posisi saldo dan catatan perobahan tentang pemilikan modal dan beragam jenis tabungan dan pinjaman dari masing-masing warga desa sangat diperlukan.

Angka-2 posisi jumlah modal, tabungan maupun sisa pinjaman dan perobahannya dalam dokumen yang disimpan di kantor BUM Desa dengan yang disimpan oleh masing-masing anggota/Anggota warga desa harus sama. Hal itu harus dilakukan secara manual kartologis meskipun BUM Desa telah menggunakan instrumen proccessing elektronis. Instrumen ini sangat penting dalam rangka pemeriksaan (audit), yaitu mencocokkan keduanya secara acak dan tanpa pemberitahuan.

3.8.3 Kartu Monitoring dan Pengawasan Pinjaman (KMPA)

Instrumen ini harus dibuat untuk setiap pinjaman guna mencatat: identitas peminjam, pencairan, tingkat bunga, jangka-waktu, jadwal jatuh tempo angsuran dan realisasi pembayaran baik pokok maupun bunganya. Dengan instrumen ini, tingkat kelancaran pengembalian kredit dapat dinilai dan dikendalikan. Klasifikasi kinerja pengembalian kredit yang lancar,

Page 115: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

107Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

perlu perhatian, kurang lancar, diragukan dan macet dapat dirangkum, yang hasilnya disajikan dalam neraca. Hal ini sangat penting mengingat prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan BUM Desa yang didasarkan atas prinsip “Menejemen berbasis informasi yang berorientasi

Page 116: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa108

7. PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

I. PEMBINAAN

A. Tujuan Pembinaan

Kegiatan pembinaan meliputi pengaturan, pengendalian dan pengawasan, yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan seluruh aspek kehidupan mayarakat desa dan diarahkan untuk:

1. Tercapainya penguatan kapasitas dan peranan BUM Desa dalam rangka peningkatan perekonomian desa;

2. Terwujudnya BUM Desa yang tangguh dan handal sebagai motor penggerak perekonomian, sehingga mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan asli desa;

3. Terselenggaranya BUM Desa yang mampu mengoptimalkan pengolahan potensi desa sesuai kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan, dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

4. Terwujudnya BUM Desa yang efektif dan efisien, sehingga mampu menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi perdesaan.

Page 117: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

109Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

B. Lingkup Pembinaan

Mengacu pada tujuan pembinaan tersebut di atas, maka kegiatan pembinaan Pemerintah terhadap BUM Desa, memuat 4 (empat) unsur utama yakni pengembangan SDM, penguatan kelembagaan, peningkatan aksesitas permodalan dan infrastruktur serta penguatan kebijakan.

C. Sasaran

1. Sasaran subjek pembinaan BUM Desa, adalah sebagai berikut:

a. Warga desa

b. Pengelola dan pelaksana BUM Desa atau unit-unit usaha ekonomi perdesaan lainnya.

c. Pengelola BUM Desa

d. Aparat Pemerintah Desa selaku Tim Pembina BUM Desa

e. Tokoh dan pemuka masyarakat desa, seperti; BPD, Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPD), ketua adat, ustaz, pemuda pelopor, aktivis perempuan dsb.

f. Lembaga/organisasi sosial masyarakat desa, seperti yayasan, Karang Taruna, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dsb.

g. Lembaga, kelompok dan atau perorangan di kalangan professional.

Page 118: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa110

2. Sasaran Lokasi:

Desa atau yang disebut dengan nama lain seperti gampong atau nagari, sebagai satu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

D. Arah Kebijakan dan Strategi Pembinaan

1. Arah Kebijakan

Berdasarkan tujuan, ruang lingkup dan sasaran, maka arah kebijakan pembinaan BUM Desa bertumpu pada upaya fasilitasi pengembangan SDM, penguatan kelembagaan, peningkatan aksesitas permodalan dan advokasi kebijakan yang dirumuskan berdasarkan skala prioritas sebagai berikut:

a. Prioritas I: Penumbuh-kembangan BUM Desa melalui :

1) Identifikasi/pemetaan potensi

2) Sosialisasi

3) Pendirian lembaga

4) Pendampingan

Page 119: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

111Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

5) Pelatihan penguatan lembaga

6) Pemberian Bantuan Stimulan

7) Bimbingan Teknis

8) Pengawasan

b. Prioritas II: Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas penumbuh-kembangan BUM Desa.

Memperhatikan hal tersebut maka kebijakan pembinaan BUM Desa diarahkan untuk:

a. Perluasan jangkauan wilayah dan target sasaran penumbuh-kembangan BUM Desa.

b. Peningkatan kualitas pengelolaan BUM Desa

c. Peningkatan dan pemantapan kerjasama kemitraan dalam pengelolaan BUM Desa

d. Memperkuat kompetensi SDM

2. Strategi

Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan tersebut, maka strategi yang diterapkan dalam pembinaan BUM Desa adalah sebagai berikut:

a. Strategi Dasar

1) Mengintensifikasikan upaya-upaya penumbuh-kembangan BUM Desa untuk

Page 120: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa112

peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan desa.

2) Menjalin kerjasama kemitraan yang seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk bersama-sama mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan desa.

3) Menerapkan keterpaduan dan sinergi pendekatan sektoral, kewilayahan serta partisipatif dalam penumbuh-kembangan BUM Desa.

b. Strategi Operasional

1) Mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki masyarakat, pemerintah, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga/organisasi sosial masyarakat dan kelompok peduli lainnya secara sinergis dalam penumbuh-kembangan BUM Desa.

2) Menguatkan peran pemerintah, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota serta desa sebagai Tim Pembina dan Tim Teknis BUM Desa.

3) Menumbuh-kembangkan BUM Desa sebagai lembaga yang tangguh, unggul,

Page 121: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

113Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

efektif dan efisien sehingga dipercaya, mengakar dan akuntabel.

4) Mengoptimalkan peran stakeholders dalam penumbuh-kembangan BUM Desa.

5) Melestarikan, mengembangkan dan mendayagunakan kearifan lokal dengan mengutamakan prakarsa serta inisiatif lokal dalam penumbuh-kembangan BUM Desa

6) Meningkatkan kompetensi SDM Tim Pembina, Tim Teknis dan pengelola/pelaksana dalam penumbuh-kembangan BUM Desa.

7) Menerapkan konsep partisipatif sosial dan ekonomi secara seimbang, konsisten dan dinamis serta berkelanjutan.

8) Menyediakan data dan informasi dengan memanfaatkan tekhnologi informasi dan komunikasi mutakhir secara efektif dan efisien.

II. PENGAWASAN

A. Arti Penting Pengawasan

Fungsi pengawasan memegang peranan penting dalam pengelolaan BUM Desa, karena kelembagaan ini diharapkan dapat berjalan secara berkelanjutan

Page 122: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa114

dan semakin kompleks kegiatannya. Konsekuensinya, dimungkinkan semakin hari banyak orang yang terlibat melakukan beragam kesalahan. Disamping itu juga untuk mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan. Tanpa adanya pengawasan yang baik, tentunya pencapaian tujuan kurang memuaskan, baik bagi lembaganya itu sendiri maupun bagi para anggotanya.

B. Maksud dan Tujuan Pengawasan

1. Maksud

Pengawasan terhadap BUM Desa dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui jalannya program/kegiatan, memperbaiki kesalahan dan mengembangkan/ menyempurnakan, mengetahui penggunaan budget serta hasil program/kegiatan.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

1) Terselenggaranya tertib administrasi dan tumbuhnya disiplin kerja yang sehat.

2) Terwujudnya kelugasan dalam melaksanakan tugas, fungsi dan kegiatan, tumbuhnya budaya malu dalam diri masing-masing petugas, rasa bersalah dan rasa berdosa yang lebih mendalam untuk tidak

Page 123: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

115Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

berbuat hal-hal yang tercela, baik terhadap diri, lembaga, masyarakat maupun agama.

b. Tujuan Khusus

1) Terjaminnya ketepatan pelaksanaan sesuai dengan rencana, kebijakan dan prosedur.

2) Terwujudnya tertib koordinasi kegiatan.

3) Terhindarkannya dari pemborosan dan penyelewengan.

4) Tercapainya kepuasan masyarakat atas produk barang/jasa yang dihasilkan.

5) Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan lembaga.

c. Tujuan Akhir

Tujuan akhir pengawasan BUM Desa adalah terwujudnya seluruh aspek penyelenggaraan secara efektif dan efisien, sehingga pencapaian tujuan lembaga dapat lebih terjamin dan optimal.

C. Sasaran

1. Sasaran Target Pencapaian

Sesuai dengan tujuan sebagaimana tersebut di atas, maka pengawasan BUM Desa, diarahkan pada pencapaian target sasaran sebagai berikut:

Page 124: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa116

a. Ketepatan pelaksanaan program/kegiatan sesuai dengan rencana, kebijakan dan prosedur.

b. Tertib koordinasi program/kegiatan

c. Efektif dan efisien serta terhindar dari pemborosan maupun penyelewengan.

d. Tercapai kepuasan masyarakat atas produk barang/jasa yang dihasilkan.

e. Masyarakat percaya terhadap kepemimpinan lembaga.

2. Sasaran Lokasi

Pengawasan diarahkan pada BUM Desa yang tersebar di wilayahdesa.

3. Sasaran Subjek

a. Penasehat dan Komisaris BUM Desa

b. Direksi BUM Desa

c. Anggota Pengurus, pengelola dan SDM lain

d. Anggota/warga desa

D. Ruang Lingkup Pengawasan

Sesuai bidangnya, maka pengawasan terhadap BUM Desa dibagi ke dalam 5 kategori, masing-masing adalah:

Page 125: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

117Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa

1. Transaksi Keuangan

Analisis keuangan terdiri dari:

a. Analisis Laporan Keuangan (Financial Statement Analysis).

Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi lembaga pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja pada masa mendatang.

b. Manajemen Kas (Cash Management)

c. Pengawasan anggaran pendapatan (Budgeting Control)

d. Pengelolaan Biaya (Cost Control).

2. Hubungan Pimpinan/atasan dan Bawahan

Hubungan antara atasan dan bawahan juga harus baik dan terjaga. Sebisa mungkin ada hubungan 2 arah antara atasan dan bawahan, bukan hubungan searah dimana atasan terus-terusan memberi perintah kepada bawahan tanpa mau mendengar usulan dan masukan bawahannya. Bila ada hubungan harmonis seperti keluarga dalam suatu

Page 126: PENGELOLAAN - balilatfo.kemendesa.go.id · Peraturan Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Nomor 4 ... Kurikulum dan Silabus, 2) Bahan Ajar (untuk Pelatih dan untuk Masyarakat) 3) Petunjuk

Buku Pegangan Pengelolaan BUM Desa118

lembaga maka akan tercipta team kerja yang solid dan kuat dalam menjalankan program/kegiatannya.

3. Operasi-operasi Produktif

a. Pengawasan Produksi (Production Control)

b. Pengawasan Nilai/kualitas Hasil Kerja (Quality Control)

4. Pengawasan Barang Inventaris (Inventory Control)

5. Pengawasan Pemeliharaan (Maintenance Control)

***