Pengelolaan Lingk Aparatur1

48
 SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN INDUSTRI MIGAS-BK 1 PENGENDALIAN EMISI & GAS RUMAH KACA di Lingkungan Industri Migas Oleh Ir. Woro Rukmi Hatin ing rum M Eng Sc [email protected]

description

PENGELOLAAN lINGK_APARATUR1.pdf

Transcript of Pengelolaan Lingk Aparatur1

  • SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGANPENGELOLAAN LINGKUNGAN

    INDUSTRI MIGAS-BK 1

    PENGENDALIAN EMISI & GAS RUMAH KACAdi Lingkungan Industri Migas

    OlehIr. Woro Rukmi Hatiningrum M Eng Sc

    [email protected]

  • Daftar Isi

    Kinerja pengelolaan Lingkungan_Proper

    Isu Global_Global Warming

    Jenis emisi / GHG industri migas

    Sistem Pengontrolan Emisi/GHG di unit Pengolahan Minyak

    Hatiningrum 2

  • Kinerja Pengelolaan LingkunganPROGRAM PERINGKAT (KEP Men LH no 06 th 2013)

    EMAS

    HIJAU

    BIRU

    MERAH

    HITAM

    Insentive

    Reputation

    Disinsentive

    Reputation

    Hasil pentaatan terhadapbaku mutu dan atau izin.

    Upaya lain yang lebih dariyang dipersyaratkan

    Hasil pentaatan terhadapbaku mutu dan atau izin

    3Hatiningrum

  • Proper System (Kepmen 06 tahun 2013 : PROPER )

    Peringkat PROPER (pasal 6)

    Emas , Secara konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan(environmental excellency) dalam proses produksi dan/atau jasa,melaksanakan bisnis yang beretika dan bertanggung jawab thd masyarakat

    Hijau , Melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang

    dipersyaratkan dalam peraturan (beyond compliance) melalui upaya 4R(Reduce, Reuse, Recycle dan Recovery) dan melakukan CSR / ComDevdengan baik.

    Biru Melakukan pengelolaan lingkungan sebagai mana

    dipersyaratkan ketentuan dan/atau perUUan yang berlaku

    Merah Melakukan pengelolaan lingkungan namun belum sesuai

    dengan persyaratan dan atau perUUan dan dalam tahap melaksanakansanksi administrasi

    Hitam, Sengaja melakukan perbuatan atau kelalaian yang mengakibatkanpencemaran dan atau kerusakan lingkungan atau tidak melaksanan sanksiadministrasi

    4Hatiningrum

  • Persyaratan Proper Hijau

    Taat regulasi (limbah padat, cair, gas dan limbah B3)

    Menerapkan Sistem Managemen Lingkungan

    Menerapkan Sistem Managemen SDA (termasuk energi)

    Menerapkan CDM (Community Development Mechanism)

  • Isu Global_Global Warming

    Proses absorpsi dan emisi dari radiasi infrared oleh gas2 dalam atmosphere akan

    menghangatkan permukaan bumi.

    Issue pokok: bagaimana efek GHG dipengaruhioleh kegiatan manusia yang menghasilkan GHG.

    Secara alamiah adanya GHG menghangatkan bumipada 33 C (59 F).

    6Hatiningrum

  • Green House Gases

    Greenhouse gases utama:

    Uap air (tidak termasuk awan), mengakibatkan 3670 percent efekgreenhouse;

    Carbon dioxide (CO2), menyebabkan 926 percent;

    Methane (CH4), menyebabkan 49 percent;

    Dan ozone (O3), menyebabkan 37 percent.

    7Hatiningrum

  • Green House Gases

    Fakta

    Sejak pertengahan abad 1700s

    Konsentrasi CO2 naik 36%

    Konsentrasi methane naik 148%

    Tingkat ini dianggap lebih tinggisejak 650,000 yang lalu.

    8Hatiningrum

  • Green House Gases

    Sumber Green House Gases

    Pembakaran Fossil fuel, menghasilkan bagian gas CO2 dari keseluruhan produk gas CO2 akibat aktivitas manusia selama 20 tahun terakhir.

    Sisa gas CO2 diakibatkan oleh kegiatan penebangan hutan.

    9Hatiningrum

  • IPCC

    The Intergovernmental Panel on ClimateChange (IPCC) menyimpulkan:

    Pemicu terbesar kenaikan konsentrasigreenhouse gas adalah akibat aktivitasmanusia seperti pembakaran fossil fueldan penebangan hutan sejakpertengahan abad 20.

    10Hatiningrum

  • Dampak Global Warming

    Naiknya permukaan laut, akan merubahpola curah hujan , meluasnya area padangpasir di daerah sub tropis.

    Pengurangan hutan tropis seperti Amazonrainforest dan Boreal forests, naiknyaintensitas kejadian cuaca extrem ,kepunahan beberapa jenis fauna danturunnya hasil panen pertanian.

    11Hatiningrum

  • JENIS JENIS EMISI/GHGINDUSTRI MIGAS

    Hatiningrum 12

    H2S

    SOX

    NOX

    COx

    HC

    Partikel

  • Karakteristik H2S

    Hatiningrum 13

    Gas yg sangat beracun dan mematikan (lebih berbahaya dariCO , setara HCN)

    Tidak berwarna

    Densitas > Udara

    Mudah turun dg adanya aliran udara yg bertiup/ hembusanblower

    Terbakar dg nyala biru dan menghasilkan SO2 yg juga beracun

    Konsentrasi rendah berbau seperti telur busuk, C tinggimerusak syaraf penciuman

    Sangat Korosif pada logam

  • Aktivitas yg menghasilkan H2S

    Hatiningrum 14

    Opersi Pengeboran: Sirkulasi lumpur, bagian gas dari airformasi dan minyak yg mengandung asam, blow out.

    Pengukuran Tangki : Membuka tutup tangki saatpengukuranan. H2S pada bagian atas tanki akan mengalirkeluar ( baik tangki timbun sementara, maupun tangkiproduk)

    Perawatan Sumur (pangganti pancker, mancabut tubingmaupun pompa)

    Memasuki ruang tertutup, mis: terowongan, saluran,tanki proses, maupun tangki penimbunan.

  • Hatiningrum 15

    Kebocoran pompa atau pipa karena korosi dan atau pecahatau saat dilakukan perawatan.

    Pemisahan belerang saat desulfurisasi pada minyak ygberkadar asam dan tempat terkontaminasi belerang yangmendidih

    Penginjeksian gas yg mengandung asam ke dalam formasi

    Penimbunan aspal dan pengoperasiannya

    Pembersihan dg menggunakan acid di dalam sumur ataupada peralatan proses.

  • Konsentrasi H2S dan Ambang pada ManusiaKonsentrasi Gejala

    0.1 - 0.2 ppm

    2 - 5 ppm

    5 - 10 ppm

    50 - 100 ppm

    150 - 250 ppm

    300 - 500 ppm

    500-1000 ppm

    >1000 ppm

    Kurang lebih ambang dari bau

    Bau menyengat

    Nilai Ambang Batas

    Ambang kerusakan mata serius,

    Penciuman turun

    Kemampuan penciuman berkurang

    Kerusakan paru (Pulmonary Oedema),

    terancam mati.

    Sistem syaraf rusak, nafas berhenti

    Mendadak pingsan, mati dalam sekejap.

    Hatiningrum 16

  • Prosedur yang dipergunakan untuk mengendalikangas H2S di area pemboran

    Hatiningrum 17

    Identifikasi area Hazards?

    Pengukuran tingkat paparan

    Gas detector ?

    Training Employess ? Certification ?

    Communication system ?

    Evacuation system ?

  • EMISI KEGIATAN PRODUKSI/PENGOLAHAN MIGAS

    Hatiningrum 18

    Tipe polutan: SOx, NOx, partikel, HC, bau (H2S, ammonia, mercaptanes,

    phenol), CO,radiasi panas

    Sumber:SOx 70 - 80 % berasal dari furnace dan boiler, sisanya dari

    regenerasi catalyst dan gas sisa dari Claus plant/SRU (sulfur recovery unit)

    Sebagai gas pollutan utama SOx dalam konsentrasi tinggi berpengaruh negative

    terhadap pernapasan dan pertumbuhan tanaman Tersedia teknologi pengendalian yang memadai

  • EMISI KEGIATAN PRODUKSI/REFINERI

    Hatiningrum 19

    Sumber:

    NOx

    Furnace, boiler

    Pada T tinggi, Nitrogen dari udara bakar diokisidasi membentuk NOx (disebut thermal NOx)

    Nitrogen dari fuel juga dioksidasi dengan cara yang sama (disebut fuel NOx)

    NOx dalam gas emissi batubara: 500-800 ppm, dalam oil: 250-400 ppm, dalam gas: 200-300 ppm

    Membentuk Smog ketika bereaksi dengan HC

  • EMSI DARI KEGIATAN dari PRODUKSI /PENGOLAHAN

    Hatiningrum 20

    Sumber

    Particles:

    Berasal dari, furnace dengan bahan bakar padat, incinerator (unit pengolahan limbah dengan cara thermal)

    Cyclone, ventury scrubber, bag filter atau electric precipitatordipasang pada unit tersebut sebagai penangkap partikel

  • EMISI DARI PRODUKSI /PENGOLAHAN

    Hatiningrum 21

    Sumber

    Hydro Carbon:

    Pelepasan tekanan dari tanki timbun

    Stacks

    CO:

    Dari kegiatan pembakaran taksempurna pada furnace danboiler atau turbin

    Dibakar di stack

    Bau:

    Dari sumber emisi gas

    Dapat menyebabkan komplain dari masyarakat

  • Sistem Pengontrolan Emisi di Kilang Minyak (Bunsuke, 2011)

    Hatiningrum 22

  • Methoda CP untuk pengendalian SOx(Bunsuke, 2011)

    Hatiningrum 23

  • EMSI DARI KEGIATAN PRODUKSI /PENGOLAHAN

    Hatiningrum 24

    .

    Teknologi Pencegahan:

    S0x and H2S:

    1) Mengunakan energi rendah sulfur dan optimum energy efficiency

    2) Perbaiki efisiensi dari sulfur recovery unit

    3) Flue gas desulphurization

    4) Centralized high stack

  • EMISI DARI KEGIATAN PRODUKSI/PENGOLAHAN

    Hatiningrum 25

    S0x and H2S- Teknologi Pencegahan

    Pemakaian energi rendah sulfur dan optimum energy efficiency

    Paling efektif untuk menurunkan emisi SOx and H2S

    Fuel alternatif: produksi/refinery off gas, free H2S-SOx, desulfurized oil,

    Penentuan komposisi campuran bahan bakar paling efektif(dengan linier programming atau computer based calculation).

    Gunakan feed crude sulfur rendah

  • EMISI DARI KEGIATAN PRODUKSI /PENGOLAHAN

    Hatiningrum 26

    Sulfur Recovery Unit

    (note: kand S dalam crude ? 0.3?)

    Menangkap H2S dari off gas, sebelum dipakai sebagai bahanbakar.

    Didesain mengkonversi 90 % to 95 % H2S dalam off gas

    Sisanya dibuang sebagai emisi SO2

    Umumnya dilengkapi FGD (Flue Gas Desulfurization)

  • S0x and H2SSulfur Recovery Unit

    Hatiningrum 27

    Split flow or sulfur recycle process: digunakan bila kadar H2S dalam feed gas rendah. Sebagian feed gas dibakar dalam burner (ditambah O2) untuk mengubah H2S menjadi SO2. Gas dari burner , selanjutnya, dicampur dengan sebagian lain dari H2S untuk mencapai ratio H2S/SO2 yang sesuai untuk Shifting reaction.

    Shift conversion using catalyst

    Burner

    H2S SOxSolid/ liq sulfur

    2/3 steps SC

  • S0x and H2SSulfur Recovery Unit

    Hatiningrum 28

    Straight through process. Digunakan bila kadar sulfur dalam feed gas tinggi . Seluruh feed gas dan udara diumpankan kedalam burner. Hanyasebagian dari H2S dioksidasi menjadi SOx. Campuran gas, kemudian , diumpankan kedalam Shift Converter untuk menghasilkan belerang cair / padat.

    More info:

    Process Flow dari SRU dan Tail Gas Treatment Unit (Bunsuke, 2011)

    Reaksi pada SRU dan TGT (Bunsuke, 2011)

  • Flue Gas Desulphurization(peralatan pelengkap dari SRU)

    Hatiningrum 29

    Feed: Flue gas dari heater, boiler and tail gas dariClaus plant

    Kelebihan: recover SOx dengan konsentrasi tinggi, memungkinkan untuk memakai minyak mentahkadar belerang tinggi.

    Dua tingkat Claus plant dengan FGD menghasilkan99,5 % efisiensi.

    Sisa dari recovery H2S dibuang kelingkungan sebagaiSOxGambar FGD

  • Gypsum Recovery Process

    Hatiningrum 30

    Proses FGD sering disebut Gypsum Recovery Process

    Flue Gas didinginkan sampai 55 oC menggunakanspray dari air yang juga berfungsi sebagai prescrubber sebagai penghilang partikel debu

    Gas selanjutnya ditreatment dengan slurry kapurdalam Scrubber sehingga dapat bereaksi dengan85 % sampai 95 % SOx

    Mekanisme reaksi

  • S0x and H2S- end of pipe treatment

    Hatiningrum 31

    Centrilised high stack Tujuan untuk mengencerkan emisi dari stack Menggunakan Gauss equation untuk desain Persamaan lain (Digunakan di Jepang)

    Q = K x 10 -3 x He 2

    Q: Limit allowable SOx (NM3/hour)

    He: Effective stack height (real height + smog rising height)

    K: Constant, depends on regions, varies from 1.17 17.5

    Rumus lain: Persamaan Gauss

  • Effective Height of Stack(Pengenceran emisi)

    Hatiningrum 32

  • Methoda CP untuk pengendalian Nox (Bunsuke-2011)

    Hatiningrum 33

  • NOx - Clean Technology

    Using low nitrogen fuel

    Improve burning system in burning system

    Denitritication

    Improve burning system in burning system

    (NOx is formed in 1000 o C)

    Decrease burning temperature

    Decrease settling time of gas in high temperature zone

    SOP for burning system Adjust the air / fuel ratio

    Decrease heat load in burning zone

    Decrease air temperature for preheating

    34Hatiningrum

  • NOx - Clean Technology

    Denitrification

    Two types: wet and dry or oxidation and reduction

    Dry denitrification

    a. Non catalytic reduction process

    NOx is reduced to N2 at temperature 1000 oC. The NH3 is

    injected into exhaust gas to reduce NOx to be N2.

    NO + 4 NH3 + 02 4 N2 + 6 H20

    6 NO + 4 NH3 5 N2 + 6 H20

    35Hatiningrum

  • NOx - Clean Technology

    b. Catalytic reduction process

    Using catalyst to allow NOx reduction at lower temperature 350 -450 oC

    Type of catalyst used: Cu, Fe, Cr supported by aluminum

    Advantage: high speed of reduction, easier to operate (low temperature), no liquid waste, easy to maintain, reduce 60 % - 90 % NOx in flue gas.

    36Hatiningrum

  • Wet - denitrification

    Gas is contacted with absorbents (eq Alkaline liquid, Ferro Sulphate, KMn04, Thiosulphate)

    More complex as produce liquid waste which could generate another problem.

    Gambar NOX Removal

    37Hatiningrum

  • Studi Kasus- Identifikasikan penerapan CP pada pengendalian

    emisi gas pada: a) bahan baku

    b) energic) prosesd) utility

    e) produk di industri migas

    Hatiningrum 38

  • Hydrocarbon Emission

    Hatiningrum 39

  • Partikulat

    Hatiningrum 40

  • Pencemar Partikulat

    Cyclone

    Filter : bag filter

    Liquid scrubbing

    Electrostatic precipitation (ESP)

    41Hatiningrum

  • Instalasi Cyclone pada suatu Pabrik

    42Hatiningrum

  • Filter Udara

    Efisiensi penghilangan partikel < 5 mm tinggi

    43Hatiningrum

  • Scrubber

    Venturi scrubber

    44Hatiningrum

  • Electrostatic Precipitator

    Pengendapan partikel debu berdasarkan muatan listrik statikPartikel dalam gas diberi muatan positif sehingga tertarik dan mengendap pada katoda yang bermuatan negatifGas seletah melawati EP merupakan gas bersih

    45Hatiningrum

  • Electrostatic precipitator 46Hatiningrum

  • Pengendalian Bau

    Hatiningrum 47

  • End of the Session

    God blesses you and me

    48Hatiningrum