Geo Lingk (Kondisi Brantas)

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu wilayah (ekosistem), didalamnya meliputi lingkungan alam hayati, non hayati dan buatan serta sosial. Kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya (UU no. 4/1982/tentang pokok pengelolaan lingkungan hidup). Kerusakan lingkungan telah menjadi keprihatinan banyak pihak, baik di dalam negeri maupun oleh dunia inernasional. Hal ini ditandai dengan meningkatnya bencana alam seperti bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang semakin meningkat. Rendahnya daya dukung Daerah Aliran Sungai ( DAS) sebagai suatu ekosistem di duga merupakan salah satu penyebab utama terjadinya bencana alam yang terkait dengan air (water related disaster) tersebut. Kerusakan DAS dipercepat oleh peningkatan pemanfaatan sumber daya alam sebagai akibat dari pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi, konflik kepentingan dan kurang keterpaduan antar sektor antar wilayah hulu-tengah-hilir, terutama pada era otonomi daerah. Pada era otonomi daerah sumber daya alam 1

Transcript of Geo Lingk (Kondisi Brantas)

Page 1: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan hidup merupakan satu kesatuan yang membentuk suatu wilayah (ekosistem),

didalamnya meliputi lingkungan alam hayati, non hayati dan buatan serta sosial. Kesatuan ruang

dengan semua benda, daya keadaan, makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan

perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

makhluk hidup lainnya (UU no. 4/1982/tentang pokok pengelolaan lingkungan hidup).

Kerusakan lingkungan telah menjadi keprihatinan banyak pihak, baik di dalam negeri

maupun oleh dunia inernasional. Hal ini ditandai dengan meningkatnya bencana alam seperti

bencana banjir, tanah longsor dan kekeringan yang semakin meningkat. Rendahnya daya dukung

Daerah Aliran Sungai ( DAS) sebagai suatu ekosistem di duga merupakan salah satu penyebab

utama terjadinya bencana alam yang terkait dengan air (water related disaster) tersebut.

Kerusakan DAS dipercepat oleh peningkatan pemanfaatan sumber daya alam sebagai akibat dari

pertambahan penduduk dan perkembangan ekonomi, konflik kepentingan dan kurang

keterpaduan antar sektor antar wilayah hulu-tengah-hilir, terutama pada era otonomi daerah.

Pada era otonomi daerah sumber daya alam ditempatkan sebagai salah satu sumber pendapatan

asli daerah (PAD).

Berdasarkan Pola Pengelolaan Sumberdaya Air WS Brantas merupakan Wilayah Sungai

terbesar kedua di Pulau Jawa, terletak di Propinsi Jawa Timur pada 110°30′ BT sampai 112°55′

BT dan 7°01′ LS samp ai 8°15′ LS. Sungai Brantas mempunyai panjang ± 320 km dan memiliki

luas wilayah sungai ± 14.103 km2 yang mencakup ± 25% luas Propinsi Jawa Timur atau ± 9%

luas Pulau Jawa. WS Brantas terdiri dari 4 (empat) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS

Brantas, DAS Tengah dan DAS Ringin Bandulan serta DAS Kondang Merak.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Bagimana kondisi fisik lingkungan sungai brantas?1

Page 2: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

2. Bagimana respon penduduk terkait dengan kondisi sungai brantas?

3. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kerusakan lingkungan sungai brantas?

4. Bagaimanakah perilaku masyarakat sekitar terkait dengan kerusakan lingkungan yang

terjadi disekitar DAS Brantas?

5. Bagaimana cara masyarakat sekitar sungai brantas menjaga lingkungan sungai dari

kerusakan?

6. Bagimana solusi dari masyarakat sekitar dan pemerintah terkait dengan kerusakan

tersebut?

C. Tujuan

Adapun tujuan dalam penelitian makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi fisik lingkungan sungai brantas

2. Untuk mengetahui respon penduduk dengan terkait dengan kondisi sungai brantas

3. Untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan sungai

brantas

4. Untuk mengetahui perilaku masyarakat sekitar terkait dengan kerusakan lingkungan

yang terjadi disekitar DAS Brantas

5. Untuk mengetahui cara masyarakat sekitar sungai brantas menjaga lingkungan

sungai dari kerusakan

6. Untuk mengetahui solusi dari masyarakat sekitar dan pemerintah terkait dengan

kerusakan tersebut

2

Page 3: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Fisik Lingkungan Sungai Brantas

Kondisi sungai Brantas sangat memprihatikan sekali. Apalagi keadaan sungai

yang semakin lama semakin melebar, serta kualitas air yang dimiliki sungai sudah dalam

keadaan yang tak layak konsumsi. Selain itu terdapat banyaknya sampah yang berserakan

di pinggir sungai. Selain sampah limbah kotoran hewan, limbah rumah tangga juga

banyak dibuang ke sungai Brantas, apalagi hal ini dilakukan setiap harinya. Beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam mencermati kondisi fisik lingkungan sungai Brantas antara

lain :

Kondisi Lahan/Topografi

Lokasi penelitian yang berada di titk ke-6 sekitar DAS Brantas yang terdapat di

Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang merupakan lokasi yang sering

terjadi banjir pada saat sungai meluap. Dilihat dari kondisi fisiknya, pemukiman RW 3,5

dan 8 tersebut berada di lereng sungai yang kemiringannya kira-kira hampir 30ᴼ. Lahan

yang ada kebanyakan sudah padat dengan pemukiman. Dengan kondisi yang kurang

datar, bisa bergelombang atau permukaan yang tidak sama di tiap titik. Antara tebing

sungai dan pemukiman kurang leih 1-2 meter. Sedangkan tinggi tebing sungai kira-kira 2

meter, dan di jarak antara tebing dan batas air sungai adalah sekitar 4 meter. Pada dasar

sungai, kebanyakan terdiri dari pasir yang berasal dari erosi sungai. Tebing sungai masih

berbentuk dari tanah liat bukan semen.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu narasumber, lokasi pengamatan

dulunya adalah rawa-rawa yang berada di pinggir sungai tersebut. Namun, karena seiring

perkembangan zaman, rawa-rawa tersebut ditimbun dan dibangun pemukiman penduduk.

Kualitas Air

Air merupakan komponen utama yang terdapat di lingkungan daerah aliran

sungai. Beberapa aspek yang dapat dilihat mengenai karakteristik air mana yang baik atau

tercemar dapat dilihat dari bau, warna dan kandungan zat kimianya. Dilihat dari

3

Page 4: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

kandungan zat kimianya, pada pengamatan yang telah dilakukan kandungan zat kimia

dilihat dengan alat yang sederhana yaitu kertas lahmus untuk mengukur tingkat keasaman

air sungai. Sehingga akan diketahui bagaimana kelayakan air dapat digunakan oleh

masyarakat sekitar. Adapun beberapa kriteria air yang baik dikonsumsi manusia adalah

sebagai berikut :

1. Air harus jernih atau tidak keruh.

2. Tidak berwarna.

3. Rasanya tawar

4. Derajat keasaman (pH) nya netral sekitar 6,5 – 8,5

5. Tidak mengandug zat kimia beracun, misalnya arsen, timbal, nitrat, senyawa

raksa, senyawa sulfida, senyawa fenolik, amoniak serta bahan radioaktif.

6. Kesadahannya rendah.

7. Tidak boleh mengandung bakteri patogen seperti Escheria coli , yaitu bakteri

yang biasa terdapat dalam tinja atau kotoran.

Berdasarkan hasil pengamatan dan uji kertas lahmus pada tiap sampel

yaitu sampel air untuk sungai dan sampel untuk air sumur yang berada di sekitar

DAS Brantas adalah 6 untuk pH air sungai dan 7 untuk pH air sumur. Hal tersebut

menandakan bahwa kandungan pH pada air sungai memiliki tingkat keasaman

yang tinggi sehingga tidak cocok untuk konsumsi masyarakat sekitar. Sedangkan

untuk air sumur, tingkat keasamannya sudah sesuai dengan kriteria. Dengan

mengukur pH selain kita dapat mengetahui rasa dan kandungan air hasil cucian

atau limbah sampah, dapat juga mengambil kesimpulan bahwa patogen atau

bakteri yang berbahaya atau menimbulkan penyakit banyak berkembang didaerah

sungai.

4

Page 5: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

Gambar 1: ph menujukan 7 Gambar 2: : pH menujukan 6

Masyarakat kini sudah beralih pada air galon atau air PDAM untuk

kegiatan sehari-hari. Namun di lokasi penelitian terdapat sumur atau sumber yang

sejak dari dulu dijaga oleh warga sekitar agar tidak tercemar. Lokasinya berada

dipertengahan kampung, namun kondisinya kurang baik karena kurang

perawatan. Padahal kondisi airnya sangat jernih dan bertahun-tahun pula

digunakan warga untuk mandi, cuci dan lain-lain.meskipun banyak membantu

masyarakat, namun apresiasi warga belum cukup atau kurang sehingga

diharapkan air dapat selalu dimanfaatkan dan tidak habis.

Tanaman Sepanjang Aliran Sungai

Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa karakteristik tanaman atau

tumbuhan yang terdapat di sekitar DAS Brantas (lokasi penelitian) adalah bambu,

pohon pisang, pohon pepaya, srikaya, dan lainnya. Kebanyakan tanaman yang ada

adalah tanaman tingkat sedang. Menurut narasumber, tanaman-tanaman tersebut

memang sengaja ditanam oleh penduduk sekitar untuk mengurangi erosi pada

tebing sungai.

5

Page 6: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

Pada masa dulu, kebanyakan tanaman masih didominasi oleh tanaman

bambu. Namun setelah pembangunan pemukiman makin banyak, maka bambu-

bambu tersebut ditebang dan dibabat habis agar tidak mencederai anak-anak.

Namun hal tersebuit menyebabkan erosi tetap terjadi dan masyarakat belum

mengerti. Menurutnya solusi dari permasalahan adalh dibuatnya tanggul atau

plengsengan. Namun hal tersebut masih belum ditanggapi dinas Perairan.

Kondisi Bangunan

Pembangunan disekitar daerah sungai Brantas sangat pesat. Mulai dari

pembangunan pemukiman, pabrik es, jembatan, dam dan lain-lain. Kebanyakan

pemukiman penduduk yang memadati daerah sekitar aliran sungai Brantas. Tanpa

memperhatikan ketentuan umum yang harus ditaati yaitu sekitas 7 meter dari DAS

Brantas, banyak para kontraktor rumah yang menjual tanah bahkan sampai 2 meter ke

arah DAS Brantas. Hal tersebut tidak menjadi pertimbangan khusus bagi pembeli

karena memang harga yang ditawarkan murah. Berdasarkan dari keterangan narasumber

pun, kebanyakan rumah yang ada didaerahnya memang bangunan baru dan hanya

sedikit orang yang tinggalnya lama dan itupun jaraknya lumayan jauh dari DAS

Brantas.

Beberapa proyek baru sedang dikembangkan dan diajukan oleh warga sekitar

yaitu pembuatan tanggul atau pelengsengan tebing sungai untuk mengurangi erosi air

sungai. Menurut mereka, arus sungai memang sangat deras apalagi kondisi morfologi 6

Page 7: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

sungai yang berkelok sehingga erosi yang terbesar adalah daerah belakang belokkan.

Namun hal tersebut tidak ada kiemajuan atau tanggapan dari dinas Perairan yang ada

pada beberapa tahun yang lalu setiap hujan mengguyur atau daerah hulu hujan maka

yang terkena limpasannya adalah daerah hilir yaitu dengan banjir yang hampir setengah

meter pada tahun 2009. Berbeda dengan keadaan daerah sisi yang lain yaitu Kelurahan

Samaan, beberapa tanggul sudah dibuatkan karena memang kondisi permukaan

tanahnya lebih rendah daripada lokasi penelitian.

Pemanfaatan oleh Masyarakat

Dalam kesehariannya, DAS Brantas memberikan sedikit banyak kontribusi

terhadap kehidupan masyarakat. Baik sebagai sumber air atau daerah limpasan air hujan

DAS memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar dengan pasir yang dibawa oleh

aliran sungai. Beberapa warga mengambil pasir dengan peralatan yang sederhana yaitu

cangkul dan tembayan yang terbuat dari bambu. Mereka terus mengumpulkannya dan

ketika sudah banyak maka akan dijualnya ke pengepul. Menurut mereka, kegiatan yang

mereka lakukan tidak merusak lingkungan sungai. Namun pada dasarnya, dengan

kegiatan tersebut maka masyarakat akan menambah luas erosi yang terjadi di DAS

Brantas. Meskipun kegiatan tersebut tidak dilakukan setiap waktu, namun ada baiknya

hal tersebut juga dipikirkan secara bijaksana.

Selain bisa ditambang, masyarakat dengan sengaja menggunakan sungai sebagai

tempat pembibitan ikan air tawar yang dikelola oleh masyarakat sekitar. Dengan begitu

masyarakat akan memperoleh keuntungan darinya dan menjadi hiburan tersendiri bagi

masyarakat sekitar. Namun memang beberapa oknum manusia tidak menghiraukan

tersebut sehingga dikhawatirkan kerusakan sungai akan mengganggu habitat ikan yang

ada.

Limbah rumah tangga sangat umum di buang di daerah sungai brantas karena

penduduk menganggap sungai merupakan jalan yang terbaik untuk membuang dan

dianggap aman. Padahal hal ini bisa merugikan saudara kita yang berada di daerah hilir

sungai brantas yang kesehariannya masih tergantung pada sungai ini. Limbah rumah

tangga yang sering dibuang yaitu air bekas mandi, bekas nyuci, pampers, bahkan pil KB.

Penduduk beralasan jika pampers tidak dibuang ke sungai atau dibuang ke tempat

7

Page 8: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

pemungutan sampah, ditakutkan pampersnya terbakar. Hal ini yang sering dijadikan

alasan warga yang kepergok membuang sampah pampers khususnya di sungai brantas.

Selain limbah tersebut bisanya pil KB sering dibuang ke sungai, walaupun barangnya

sangat kecil, bahkan tidak kelihatan, tetapi efek dari pil KB mampu menimbulkan banyak

masalah yang besar. Hal ini disebabkan kandungan dalam pil KB banyak mengandung

zat-zat kimia, sehingga sangat berbahaya. Hal ini juga sudah diketahui oleh ketua RW,

dan ketua RW sudah melakukan sosialisasi terhadap penduduknya supaya tidak

membuang pil KB di daerah sungai. Bahkan sudah dijadikan larangan keras, bagi warga

setempat. Selain itu, juga sudah ada denda yang harus di bayar penduduk setempat jika

terpergoki sedang membuang sampah atau limbah ke sungai.

B. Respon Penduduk Terhadap Kondisi Sungai

Pada dasarnya penduduk juga mengetahui kondisi lingkungan sungai brantas

tersebut. tetapi mau dikata apa lagi, sungai ini harus membutuhkan kerja sama dari pihak

yang terkait, termasuk dari daerah hulu, tengah, dan hilir sungai tersebut. Penduduk juga

mengeluh tentang kondisi sungai tersebut, salah satu keluhannya yaitu bau dari sungai

yang menyengat, akibat warna sungai yang keruh, banyaknya sampah yang mampu

menimbulkan kombinasi terhadap kondisi warna sungai.

Menurut Pak Usamah (48 tahun) warga desa sekitar, kondisi sungai dari ini

semakin lama semakin parah, hal ini bisa dilihat dulu sekitar tahun 80 an sungai ini masih

tergolong sungai kecil, dan memiliki kondisi kualitas air yang baik. Sehingga airnya

dimanfaatkan penduduk sekitar untuk mencuci, mandi, dan bahkan digunakan untuk

keperluan sehari-hari yang lain. Tetapi, sekarang ini mengalami kondisi yang sangat

bertolak belakang dengan keadaan dulu. Sungai brantas ini mengalami keadaan yang

semakin lama semakin melebar, dan kondisi kualitas airnya tak layak digunakan. Jika

kondisi ini tidak mendapatkan respon dari pihak yang terkait maka tidak mungkin kondisi

sungai ini akan membawa dampak yang serius dan mampu membahayakan nyawa

manusia yang berada didekatnya. Salah satunya adanya keterkaitan antara penduduk hulu

(Batu, dan sekitarnya), penduduk tengah (kelurahan Penanggungan RW 3,5, dan 8), dan

daerah hilir (daerah Surabaya sekitarnya). Jika daerah bagian hulu tidak segera menyadari

8

Page 9: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

akan kehancuran dan kerusakan lingkungan sungai maka kondisi sungai semakin parah

lagi, salah satunya yaitu membuang sampah, membuang limbah, dan membuang limbah

pabri banyak dilakukan oleh daerah hulu. Sehingga mampu memicu kondisi sungai

semakin parah.

C. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan

Faktor-faktor yang mampu menyebabkan kerusakan lingkungan di sungai brantas antara

lain:

1. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan sungai

2. Belum adanya kesadaran tentang rasa memiliki sungai

3. Kurangnya sosialisasi terkait dengan kerusakan sungai

4. Kurangnya perhatian dari pihak pemerintah terkait dengan kondisi masyarakat di

sekitar sungai Brantas

D. Menjaga Kelestarian Sungai

Penduduk sekiar menjaga kelestarian sungai dengan cara sebagai berikut:

1. Adanya sosialisasi untuk gotong royong membersihkan sungai dari sampah

2. Adanya sosialisasi untuk menanam pohon, walaupun itu berupa pohon pisang. Alasan

mereka menanam pohon pisang yaitu pohon pisang lebih kuat menahan dan

menopang kondisi air sungai brantas ketika banjir daripada dengan pring atau bambu

yang dulu ada disekitar bantaran sungai brantas ini. Alasan mereka tidak

menggunakan pring atau bamboo yaitu banyaknya anak kecil di daerah pemukiman

penduduk, sehingga kondisi pring memungkinkan untuk berkembang biaknya ular,

ditakutkan penduduk sekitar akan mengganggu kehidupan mereka.

3. Adanya penebaran ikan disungai untuk menjaga kebersihan sungai dari hama-hama

atau jentik-jentik penyakit, misalnya nyamauk yang paling berpotensi menyebabkan

timbulnya berbagai penyakit seperti DB, Malaria, dan lain-lain.

4. Adanya tempat pemancingan, di daerah sungai brantas, selain membantu membunuh

jentik-jentik, tempat ini juga mampu dijadikan penduduk sekiat sebagai ajang refleksi

dan kesenangan menyalurkan hobinya yaitu memancing ikan di sungai.

9

Page 10: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

5. Adanya larangan kerasa untuk membuang limbah pil KB di sungai, dan sampah

disungai. Jika ketahuan atau kepergoki telah membuang sampah disungai maka akan

dikenai denda.

E. Solusi Dari Masyarakat Setempat Dan Pemerintah

Dalam pengaturan tentang pengairan atau yang termasuk ke dalam pengaturan DAS

pemerintah memiliki andil cukup besar dalam pemanfaatan dan kelestariannya. Lembaga daerah

yang mengatur tentang hal tersebut adalah Dinas Pengairan. Aturan lain yang mengatur tentang

pengelolaan sumberdaya air adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 67/ PRT/ 1993

tentang Panitia Tata Pengaturan Air Propinsi Daerah Tingkat I yang mengatur pembinaan

tentang pemilikan, penguasaan, pengelolaan, penggunaan, pengusahaan dan pengawasan atas air

beserta sumbersumbernya termasuk kekayaan alam di dalamnya. Selanjutnya aturan ini

ditindaklanjuti dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur No 59 tahun

1994 tentang Pembentukan Panitia Tata Pengaturan Air Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur.

Tugas dan fungsi pokok dari Dinas Pekerjaan Umum dan Pengairan dituangkan dalam Perda

Propinsi Jawa Timur No 23 tahun 2000.

Pada kenyataannya, pemerintah memang sudah mengatur dan memberikan penyuluhan

dan sosialisasi akan pentingnya kelestarian ekosistem kepada masyarakat sekitar DAS Brantas.

Beberapa penyuluhan dilakukan hanya beberapa kali saja. Sedangkan tindakan tegas oleh dinas

tersebut kepada masyarakat yang melanggar atau merusak lingkungan belum ada secara nyata.

Sedangkan para pemimpin desa juga hanya bisa melarang masyarakat atau memberikan larangan

lisan. Dan mereka juga tidak mampu mengatasi prilaku masyarakat yang sewenang wenang

tersebut. Pemda juga tidak selalu mengawasi dan mampu menertibkan prilaku masyarakat

tersebut.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka masyarakat sekitar berinisiatif memberlakukan

peraturan sendiri terkait dengan prilaku masyarakat yaitu dengan iuran 500 rupiah tiap rumah.

Meskipun tidak semua diberikan tempat untuk pembuangan sampah, namun masyarakat tetap

membuang sampah di sungai pada malam hari.

10

Page 11: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan

yang bisa dilihat adalah sebagai berikut :

1. Lokasi penelitian yaitu titk ke-6 sekitar DAS Brantas yang terdapat di Kelurahan

Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang adalah salah satu daerah yang memiliki

kualitas lingkungan yang kurang baik. Dilihat dari kondisi fisiknya, pemukiman RW 3,5

dan 8 tersebut berada di lereng sungai yang kemiringannya kira-kira hampir 30ᴼ. Hal

tersebut mengakibatkan lokasi pengamatan menjadi rawan terkena limpasan air sungai

saat meluap.

2. Respon masyarakat terhadap kerusakan lingkungan disana lumayan baik, meskipun

beberapa warga masih kurang peduli terhadap kebersihan sungai dan sekitarnya.

Masyarakat kebanyakan bergotong royong dan berinisisatif sendiri untuk

memberdayakan lingkungannya salah satunya untuk kolam ikan.

3. Faktor-faktor yang menentukan kerusakan pada sungai Brantas adalah selain karena

faktor alam yaitu erosi yang sangat tinggi, namun tidak diimbangi perilaku masyarakat

yang kurang baik.

4. Masyarakat sudah berusaha memperbaiki lingkungan mereka dengan cara

memperhatikan kebersihan, memberikan himbauan kepada warga, dan pengadaan tempat

sampah bagi warga dan tempat pembuangan limbah rumah tangga ke temapt yang lain.

5. Peran pemerintah dalam pencegahan dan penanggulangan kerusakan lingkungan yang

terjadi pada DAS Brantas dengan menghimbau warga saja namun belum langsung tepat

pada maslahnya. Mereka hanya datang pada saat-saat tertentu, dan dari Dinas Pengairan

pun kurang tanggap akan keinginan warga yaitu untuk pembuatan tanggul plengsengan

seperti kelurahan sisi sungai satunya yaitu Samaan.

B. Saran

Setelah mengetahui ulasan mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi di DAS

Brantas, diusahakan kita sebagai manusia yang masih bergantung pada alam dan

11

Page 12: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

membutuhkan alam untuk kelangsungan manusia sendiri hendaknya lebih membangun

jiwa atau kesadaran diri mengenai kebersihan dan upaya untuk menyeimbangkan kondisi

alam yang ada salah satunya adalah sungai. Dengan begitu, alam tidak akan bermasalah

dan tentunya manusia juga tidak akan tertimpa musibah.

12

Page 13: Geo Lingk (Kondisi Brantas)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4213/espa4213a/sub2_8.htm

http://filterpenyaringair.com/7-indikator-tanda-air-yang-sehat/

Perda Kota Malang Tentang Tata Ruang Kota

13