PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH...

83
PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH (di SMAN 87 Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun oleh: UNI ZAHRA 105018200741 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

Transcript of PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH...

Page 1: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

PENGELOLAAN KELAS

PADA MATA PELAJARAN SEJARAH

(di SMAN 87 Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun oleh:

UNI ZAHRA 105018200741

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

PENGELOLAAN KELAS

PADA MATA PELAJARAN SEJARAH (di SMAN 87 Jakarta)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

UNI ZAHRA NIM. 105018200741

Pembimbing:

Dr. Muhamad Arif, M.Pd

NIP. 19700606 199702 1 002

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 3: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

ABSTRAK

Uni Zahra, Judul Skripsi: Pengelolaan Kelas Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMAN 87 Jakarta. Program Studi Manajemen Pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengelolaan kelas merupakan sebuah upaya real untuk mewujudkan proses atau kegiatan belajar mengajar yang efektif. Dengan pengelolaan kelas yang baik diharapkan dapat mendukung tercapainya tujuan pembelajaran dan memberikan pengaruh positif yang secara langsung menunjang terselenggaranya proses belajar mengajar di kelas. Agar memberikan dorongan dan rangsangan terhadap siswa dalam belajar, kelas perlu dikelola sebaik-baiknya. Kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam mengelola kelas yaitu penataan siswa di dalam kelas, penataan ruang, menciptakan disiplin kelas, menunjukkan sikap tanggap, penggunaan alokasi waktu mengajar, dan penyesuaian metode pembelajaran dengan materi pelajaran. Apabila pengelolaan kelas yang dikaitkan dengan kesesuaian metode pembelajaran terhadap materi pelajaran sejarah tersebut direspon secara baik oleh peserta didik, maka pengelolaan kelas yang dilakukan oleh pendidik mata pelajaran sejarah dapat dikatakan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan kelas pada mata pelajaran sejarah yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam pembelajaran sejarah. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dengan menggunakan angket yang disebar ke 50 peserta didik, didukung dengan pengamatan (observasi) proses pembelajaran, wawancara dengan pendidik mata pelajaran yang bersangkutan, dan dengan studi dokumentasi berupa silabus dan rencana program pembelajaran (RPP). Dari hasil penelitian yang didapat, kemudian dianalisis berdasarkan metode wawancara, observasi, studi dokumentasi dan angket yang digunakan oleh penulis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan kelas pada mata

pelajaran di SMAN 87 Bintaro telah dilaksanakan dengan cukup. Dari hasil penelitian tersebut direkomendasikan sebagai salah satu bahan rujukan para peneliti jika mendapatkan permasalahan yang serupa dan direkomendasikan pula untuk para masyarakat di SMAN 87 Bintaro.

i

Page 4: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

DAFTAR ISI

ABSTRAK...…………………………………………………….......... i

KATA PENGANTAR……………………………………………....... ii

DAFTAR ISI………………………………………………………...... v

DAFTAR TABEL…………………………………………………...... vii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………… 1

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah…………………………….. 5

2. Pembatasan Masalah……………………………. 5

3. Perumusan Masalah……………………………... 6

C. Tujuan Penelitian…………………………………… 6

D. Manfaat Penelitian ………………………………… 6

BAB II KAJIAN TEORITIS

I. Kajian Teoritis

A. Pelajaran Sejarah di SMA

1. Pengertian Sejarah ............................................... 7

2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10

3. Pendekatan, Pengorganisasian Materi dan

Penilaian Mata Pelajaran Sejarah di SMA…….. 11

4. Metode Pembelajaran Sejarah ............................. 12

B. Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas………………….. 15

2. Tujuan Pengelolaan Kelas……………………… 18

3. Prinsip Pengelolaan Kelas……………………… 19

4. Aspek-aspek Pengelolaan Kelas……………….. 21

5. Pengelolaan Kelas yang Efektif ......................... 27

6. Pengelolaan Kelas Pembelajaran Sejarah ................. 28

v

Page 5: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian................................................... 31

2. Tempat Penelitian................................................. 32

B. Metode Penelitian...................................................... 32

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data................. 32

D. Kisi-kisi Instrumen Penelitian................................... 33

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data....................................... 37

2. Teknik Analisis Data............................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Profil Pendidik Mata pelajaran Sejarah

di SMAN 87 Bintaro................................................. 40

B. Analisis Data dan Pembahasan Hasil Temuan

1. Analisis Data..................................................... 40

2. Pembahasan Hasil Temuan............................... 54

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................... 74

B. Saran-saran............................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 76

LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................

Page 6: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Kegiatan Pengelolaan Kelas............................................ 21

2. Tabel 3.1 Tahapan Penelitian ……………………………………. 31

3. Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian………….………………. 34

4. Tabel 4.1 Penataan Tempat Duduk Peserta Didik............................ 41

5. Tabel 4.2 Penataan Kebersihan dan Keindahan Kelas..................... 42

6. Tabel 4.3 Penggunaan Media Pembelajaran.................................... 43

7. Tabel 4.4 Penggunaan Metode Pembelajaran Bervariatif................. 43

8. Tabel 4.5 Menarik Perhatian Peserta Didik..................................... 44

9. Tabel 4.6 Gerak Mendekati............................................................. 45

10. Tabel 4.7 Penugasan Kelas.............................................................. 46

11. Tabel 4.8 Pembimbingan peserta didik........................................... 47

12. Tabel 4.9 Pembuatan Tata Tertib.................................................... 48

13. Tabel 4.10 Memberikan Pujian....................................................... 49

14. Tabel 4.11 Memberikan Sanksi atau Hukuman.............................. 50

15. Tabel 4.12 Memberikan Nasehat atau Teguran.............................. 51

16. Tabel 4.13 Ketepatan Kehadiran.................................................... 52

17. Tabel 4.14 Menyesuaikan Metode Pembelajaran dengan Materi... 53

18. Tabel 4.15 Skor Angket Skala Pengelolaan Kelas Pada Mata

Pelajaran Sejarah.......................................................................... 68

19. Tabel 4.16 Klasifikasi Skor Angket............................................ 70

20. Tabel 4.17 Nilai Rata-rata Variabel Angket Pengelolaan

Kelas Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMAN 87 Jakarta…….. 72

vii

Page 7: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan dalam suatu

institusi pendidikan. Kualitas pembelajaran bersifat kompleks dan dinamis, dapat

dipandang dari berbagai persepsi dan sudut pandang melintasi garis waktu. Pada

tingkat mikro, pencapaian kualitas pembelajaran merupakan tanggungjawab

profesional seorang guru, misalnya melalui penciptaan pengalaman belajar yang

bermakna bagi siswa dan fasilitas yang didapat siswa untuk mencapai hasil belajar

yang maksimal. Pada tingkat makro, melalui sistem pembelajaran yang

berkualitas dengan lembaga pendidikan yang bertanggungjawab terhadap

pembentukan kualitas tenaga pengajar, yaitu dapat berkontribusi terhadap

perkembangan intelektual, sikap, dan moral dari setiap individu peserta didik

sebagai anggota masyarakat.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran, baik secara

eksternal maupun internal diidentifikasikan sebagai berikut. Faktor-faktor

eksetrnal mencakup guru, materi, pola interaksi, media dan teknologi, situasi

belajar dan sistem. Masih ada pendidik yang kurang menguasai materi dan dalam

mengevaluasi siswa menuntut jawaban yang persis seperti yang ia jelaskan.

Dengan kata lain siswa tidak diberi peluang untuk berfikir kreatif. Guru juga

mempunyai keterbatasan dalam mengakses informasi baru yang memungkinkan ia

mengetahui perkembangan terakhir di bidangnya (state of the art) dan

kemungkinan perkembangan yang lebih jauh dari yang sudah dicapai sekarang

1

Page 8: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

2

(frontier of knowledge). Sementara itu materi pembelajaran dipandang oleh siswa

terlalu teoritis, kurang memanfaatkan berbagai media secara optimal.

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) oleh sebagian siswa dianggap

lebih mudah untuk dimengerti bila dibandingkan dengan pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA). Tanpa banyak hitungan, angka dan rumus, maka

pelajaran IPS menjadi lebih bersahabat. Namun pada kenyataannya pelajaran yang

dianggap lebih mudah itu menjadi pelajaran yang begitu sulit. Tak ada gairah dan

semangat. Yang ada hanya suasana yang membosankan dan membuat mata

mengantuk, padahal diadakannya pelajaran IPS adalah untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis siswa terhadap kondisi sosial

masyarakat. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi

warga negara yang cinta damai. Selain itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang

dinamis.

Pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran yang harus ada pada

kurikulum pendidikan dasar sampai menengah. Hal ini dapat dilihat pada BAB X

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pada pasal 37 ayat 1 yang menyatakan: kurikulum

pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: “Pendidikan Agama, Pendidikan

kewarganegaraan, Bahasa, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu

Pengetahuan Sosial, Seni dan Budaya, Pendidikan Jasmani dan Olahraga,

Keterampilan/Kejuruan; dan Muatan lokal.”

Bila melihat kenyataan itu maka keberadaan pelajaran IPS tidaklah bisa

dianggap sebelah mata. Pelajaran IPS wajib ada dan dipelajari. Bahan kajian IPS

ini meliputi antara lain: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, dan sosiologi.

Karena keberadaannya yang penting ini maka sudah selayaknya pelajaran IPS

perlu mendapat pengelolaan yang baik agar intisari pelajaran bisa tersampaikan.

Tidak dipungkiri bahwa pendidikan sejarah mempunyai fungsi yang

sangat penting dalam membentuk kepribadian bangsa, kualitas manusia dan

masyarakat Indonesia umumnya. Agaknya pernyataan tersebut tidaklah

Page 9: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

3

berlebihan. Namun sampai saat ini masih terus dipertanyakan keberhasilannya,

mengingat fenomena kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia khususnya,

generasi muda makin hari makin diragukan eksistensinya. Dengan kenyataan

tersebut artinya ada sesuatu yang harus dibenahi dalam pelaksanaan pendidikan

sejarah.

Dalam kegiatan belajar mengajar terdapat dua hal yang turut menentukan

hasil belajar yaitu pengaturan kelas dan pengajaran itu sendiri. Keduanya saling

bergantung. Keberhasilan pengajaran, dalam arti tercapainya tujuan-tujuan

instruksional, sangat bergantung pada kemampuan guru dalam mengatur kelas.

Kelas yang baik dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar

sehingga merupakan titik awal keberhasilan pengajaran.

Penulis tertarik pada pelajaran Sejarah. Dengan mempelajari peristiwa dan

pengalaman masa lampau dan dihubungkan dengan kejadian serta pengalaman

kejadian serta pengalaman aktual hari ini, kita dapat mengetahui dan mengkaji

perkembangan. Dan dari perkembangan tersebut, kita dapat memprediksi

kejadian-kejadian masa yang akan datang. Dengan menelaah (penduduk,

produksi, perluasan kota), mulai masa lampau sampai saat ini, kita dapat

memprediksi atau paling tidak melihat kecenderungan masa yang akan datang.

Dalam hal ini, belajar, mempelajari dan mengkaji sejarah, bukan merupakan

kegiatan yang statis, malah justru merupakan suatu telaahan yang dinamis ke

masa yang akan datang. Hanya tinggal bagaimana para guru sejarah mengajarkan

dan membelajarkannya, agar belajar sejarah itu sebagai kegiatan dinamis yang

jauh dari menjemukan. Bahkan justru merupakan hal yang sangat menarik minta

yang berkesinambungan.1

Sebagaimana yang terdapat di banyak sekolah termasuk di SMAN 87

Bintaro berdasarkan pengamatan dan wawancara, sering kali guru IPS sebagian

besar waktu mengajarnya digunakan untuk ceramah, memberikan informasi, dan

menjelaskan, kurangnya penggunaan metode yang bervariasi. Hanya sebagian

kecil waktu pembelajaran yang digunakan untuk kegiatan siswa, itu pun hanya

1 Nursid Sumaatmadja, Konsep Dasar IPS, (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2007),

Cet. 24, h. 2.9

Page 10: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

4

untuk mencatat dan melaksanakan evaluasi. Dan proses pembelajaran khususya

pada mata pelajaran Sejarah inilah yang menjadikan pelajaran sejarah menjadi

begitu membosankan.

Dalam kegiatan pengelolaan kelas pun, masih banyak guru yang nyatanya

belum bisa mempraktekkan. Salah satunya guru IPS yang terdapat di SMAN 87

Jakarta. Fenomena yang ada di sekolah adalah belum tertibnya pengaturan tempat

duduk siswa yang berisik (gaduh), metode yang digunakan kurang bervariatif,

hubungan intrerpersonal antara guru dengan siswa sangat kurang, dan belum

tertatanya pengaturan ruangan dan perabotan pelajaran di kelas. Bagaimana

pembelajaran IPS akan berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sedangkan

dalam pengelolaan kelasnya pun belum bisa dikendalikan. Karena berdasarkan

paparan diatas bahwasanya kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru

mampu mengatur siswa dan saran pengajaran serta mengendalikannya dalam

suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Agar pelaksanaan pembelajaran IPS dapat tercapai sesuai dengan tujuan

pembelajaran, maka seorang guru harus mengelola kelas dengan baik, diantaranya

mempunyai persiapan, kreativitas, metode dan media yang dapat mendukung

proses pelaksanaan pembelajaran IPS. Selain itu ada tiga tahapan yang harus

dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS yaitu: perencanaan

yang jelas, proses pembelajaran yang efektif, dan evaluasi. Jika ke tiga tahapan itu

dapat dilakukkan oleh seorang guru, maka tujuan pembelajaran akan

memungkinkan dapat dicapai dengan maksimal.

Berdasarkan paparan di atas, penulis tertarik membahas pengelolaan kelas

mata pelajaran IPS Sejarah di SMA 87 Jakarta. Pada dasarnya IPS Sejarah adalah

suatu mata pelajaran yang agak sulit untuk dipahami para siswa karena mereka

harus menghapal setiap tanggal, bulan, dan tahun pada setiap peristiwa bersejarah.

Mereka harus mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa lampau yang

kemungkinan kecil akan terulang di zaman sekarang dan mereka pun diajak untuk

seolah-olah menjadi aktor di dalam peristiwa itu dengan mempunyai keputusan

apa yang harus mereka lakukan ketika mereka ada di dalam peristiwa lampau itu.

Dengan digunakannya metode yang bervariasi, siswa diharapkan dapat menghapal

Page 11: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

5

setiap tanggal, bulan, dan tahun pada setiap peristiwa bersejarah itu, tidak hanya

menghapal bahkan harus memahami apa itu pelajaran IPS sejarah yang sedang

mereka pelajari.

Dari latar belakang masalah di atas, penulis ingin mengetahui lebih jauh

tentang pengelolaan kelas bidang studi IPS Sejarah. Judul penelitian yang

diangkat dalam penelitian ini adalah “Pengelolaan Kelas Pada Mata Pelajaran

Sejarah di SMAN 87 Jakarta.”

B. Masalah Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Setiap guru pasti menginginkan dapat mengelola kelas dengan sebaik

mungkin agar dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi siswa

dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Untuk meningkatkan

kemampuan mengelola kelas dengan baik, diperlukan usaha dari diri guru tersebut

yang terus menerus meningkatkan kemampuan mengelola kelas melalui berbagai

cara misalnya, penataan siswa di dalam kelas, penataan ruang, menciptakan

disiplin kelas, menunjukkan sikap tanggap, penggunaan alokasi waktu mengajar,

dan penyesuaian metode pembelajaran dengan materi pelajaran. Berarti

kemampuan mengelola kelas dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga

memunculkan berbagai permasalahan yang terkait dengan itu. Adapun masalah-

masalah yang terkait dengan kemampuan mengelola kelas dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

a. Kurangnya sarana dan prasarana yang dapat menunjang pelaksanaan

pembelajaran Sejarah.

b. Kurang bervariatifnya metode yang digunakan dalam pembelajaran

Sejarah.

c. Lemahnya kemampuan guru dalam mengelola kelas.

2. Pembatasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang telah dipaparkan nampak jelas

bahwa masalah-masalah yang berkaitan dengan pengelolaan kelas sangat

Page 12: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

6

banyak dan beragam. Mengingat keterbatasan penulis dalam hal waktu,

biaya dan tenaga maka dalam penelitian ini penulis hanya membatasi

permasalahan pengelolaan kelas pada mata pelajaran Sejarah yang

berkaitan dengan metode yang digunakan dalam pembelajaran Sejarah.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah

dari pembahasan ini adalah bagaimana kegiatan pengelolaan kelas pada

mata pelajaran Sejarah yang berkaitan dengan metode yang digunakan

dalam pembelajaran Sejarah?

4. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengelolaan kelas pada mata pelajaran Sejarah

yang berkaitan dengan metode yang digunakan dalam pembelajaran

Sejarah.

5. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis untuk menambah wawasan pengetahuan yang harus dimiliki

oleh seorang guru.

b. Bagi guru atau pihak-pihak lain dalam dunia pendidikan, khususnya guru

dan calon guru pada mata pelajaran Sejarah untuk menambah wawasan

dalam mengelola kelas dan pengembangan metode pembelajaran..

c. Bagi Sekolah untuk perbaikkan dalam mengembangkan metode

pembelajaran yang bervariatif terutama dalam pengelolaaan kelas.

Page 13: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pelajaran Sejarah di SMA

1. Pengertian Sejarah

Para ahli mendefinisikan sejarah berdasarkan pendapatnya masing-masing.

Menurut Tim Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI:

Istilah “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata “syajaratun” (dibaca “syajarah”), yang memiliki arti “pohon kayu”. Pengertian “pohon kayu” disini menunjukkan adanya suatu kejadian, perkembangan dan pertumbuhan tentang sesuatu hal atau peristiwa dalam suatu kesinambungan (kontinuitas). Selain itu ada pula peneliti lain yang menganggap bahwa arti kata “syajarah” tidak sama dengan kata “sejarah”, sebab sejarah bukan hanya bermakna sebagai “pohon keluarga”, “asal-usul” atau “silsilah”. Walaupun demikian diakui bahwa ada hubungan antara kata “syajarah” dengan kata “sejarah”, seseorang yang mempelajari sejarah tertentu berkaitan dengan silsilah, riwayat, cerita dan asal- usul tentang seseorang atau kejadian. Dengan demikian pengertian “sejarah” yang dipahami sekarang ini lebih banyak dari alih bahasa Inggris yakni “history”, yang berasal dari bahasa Yunani Kuno “historia” (dibaca “istoria”) yang berarti “belajar dengan cara bertanya-tanya”. 1 Perkataan sejarah dalam bahasa Indonesia adalah sama dengan history

(Inggris), Geschichte (Jerman) atau Geschiedenis (Belanda) .2

Menurut Hugiono dan P.K. Poerwantana yang dikutip oleh Nursid

Sumaatmadja mengatakan bahwa, “sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-

1 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplilkasi Pendidikan, Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu, (Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2007), Cet, II, h. 342

2 R. Moh. Ali, Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, (Yogyakarta: LKiS, 2005) Cet. I, h. 11

7

Page 14: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

8

peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi

urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis sehingga mudah dimengerti dan

dipahami”. Sedangkan Sartono Kartodirdjo secara singkat mengkonsepkan

“sejarah sebagai pelbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada masa

lampau”. Dan pada sisi lain Ephrain Fischoff (Fairchild, H.P., dkk)

mengemukakan “sejarah adalah riwayat masa lampau atau suatu bidang ilmu yang

menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang

terpercaya”.3

Berdasarkan konsep-konsep yang telah dikemukakan tadi, kunci dalam

pengertian sejarah terletak pada masa lampau, baik berupa peristiwa, pengalaman

kolektif maupun riwayat masa lampau tersebut. Secara singkat sejarah itu

berkenaan peristiwa masa lampau tentang kehidupan manusia dalam konteks

sosialnya.

Sejarah sebagai bidang ilmu sosial, memiliki konsep dasar yang menjadi

karakter dirinya, dan yang dapat dibina pada diri kita masing-masing, terutama

pada diri peserta didik. Konsep-konsep dasar itu adalah:

1) Waktu 2) Dokumen 3) Alur Peristiwa 4) Kronologi 5) Peta 6) Tahap-tahap Peradaban 7) Ruang 8) Evolusi 9) Revolusi4 Bahwa waktu merupakan konsep dasar pada sejarah, peristiwa itu tidak

dapat dikatakan sebagai fenomena dan fakta sejarah jika tidak dinyatakan waktu

terjadinya, terutama waktu yang menunjukkan masa lampau. Waktu terutama

yang telah lampau, menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang

bersangkutan. Peristiwa sejarah dapat dinyatakan sebagai sejarah apabila terkait

dengan waktu ini.

3 Nursid Sumaatmadja, Konsep Dasar IPS, (Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka, 2007),

Cet. 24, h. 2.8 4 Nursid Sumaatmadja, Konsep Dasar IPS…, h. 2.9

Page 15: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

9

Konsep yang paling melekat dengan waktu adalah ruang meskipun secara

karakteristik konsep ruang lebih mendekat dengan geografi. Pada abad ke XVIII,

seorang ahli filsafat Jerman yang dikutip oleh Nursid Sumaatmadja

mengemukakan bahwa, “sejarah dengan geografi merupakan ilmu dwi tunggal,

artinya penelaahan sesuatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya, tidak dapat

dilepas dari ruang waktu terjadinya. Sejarah mengungkapkan kapan terjadinya

sedangkan geografi merupakna petunjuk di mana peristiwa itu terjadi. Kesatuan

kedua konsep tersebut, memberikan petunjuk tentang karakter peristiwa yang

ditelaah. Oleh karena itu, peta menjadi alat bantu tentang lokasi sesuatu peristiwa

itu terjadi.”5

Konsep alur peristiwa tidak lain adalah suatu rentetan peristiwa atau

rentetan pengalaman sejarah masa lampau berdasarkan urutan waktu terjadinya.

Atau dengan ungkapan konsep yang lain yaitu kronologi peristiwa atau

pengalaman sejarah masa lampau. Konsep alur peristiwa dan kronologi,

mengungkapkan dinamika peristiwa atau pengalaman sejarah dari waktu ke waktu

yang menunjukan perkembangan serta perubahannya. Penerapan dan

pengungkapan peristiwa berdasarkan konsep alur peristiwa serta kronologi

waktunya, selain dapat mengungkapkan prosesnya juga dapat mengungkapkan

kecepatan proses tersebut apakah peristiwa atau pengalaman sejarah itu

berlangsung lama ataukah cepat. Jika peristiwa itu berlangsung sangat cepat dapat

kita sebut revolusi, sedangkan bila sangat lambat, kita sebut evolusi. Dengan

demikian konsep revolusi juga merupakan suatu kata kunci yang dapat diterapkan

dalam telaah sejarah.

Maka dengan singkat dapat ditegaskan bahwa sejarah itu berarti: (1)

jumlah perubahan-perubahan, kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa dalam

kenyataan sekitar kita; (2) cerita tentang perubahan itu dan sebagainya; (3) ilmu

yang bertugas menyelidiki perubahan dan sebagainya tersebut itu.

Cerita tentang perubahan-perubahan dan sebagainya serta ilmu yang

menyelidiki perubahan-perubahan tersebut itu pada dasarnya merupakan kegiatan

manusia. Manusia menyelidiki kenyataan kemanusiaan yang terus berubah. Hasil

5 Nursid Sumaatmadja, Konsep Dasar IPS…, h. 2.10

Page 16: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

10

penyelidikan itu dihimpun olehnya dalam sebuah cerita. Sejarah sebagai ilmu dan

sejarah sebagai cerita adalah ciptaan manusia dan bukan sesuatu yang timbul atau

terjadi di luar usaha manusia (seperti gunung meletus, air bah, angin taufan).

Manusia sebagai subjek atau pemegang peranan dalam membuat ilmu dan cerita.

Dengan demikian, ilmu sejarah dan cerita sejarah disebut sejarah serba subjek,

artinya hasil perbuatan manusia.

Perubahan-perubahan kenyataan kejadian dan peristiwa terjadi tidak

semata-mata karena kehendak manusia; serba tidak langsung terjadi diluar

kemampuan dan tidak dengan pesetujuan mamnusia. Segala sesuatu terjadi

seolah-olah menurut kodrat sendiri atau menurut kehendak Tuhan atau karena

kekuatan-kekuatan lain. Yang nyata ialah bahwa seluruhnya berada “di luar”

manusia, seolah-olah merupakan dunia tersendiri “di luar alam manusia”. Jumlah

kejadian, jumlah peristiwa, perubahan seluruhnya itu disebut sejarah serba objek.

2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA

Ketercapaian dan keberhasilan proses pembelajaran dinilai dari perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah belajar IPS (sejarah). Perubahan

yang dimaksud adalah perubahan kemampuan yang mencakup pengetahuan atau

wawasan, keterampilan (akademis dan sosial) dan sikap sehingga kemampuan

dapat dimanfaatkan oleh yang bersangkutan baik selama siswa berada di bangku

sekolah maupun setelah tamat. Adapun fungsi dan tujuan pelajaran Sejarah

adalah:

a). Fungsi mata pelajaran Sejarah di SMA dan MA adalah menyadarkan siswa

akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam

dimensi waktu dan untuk membangun perspektif serta kesadaran Sejarah

dalam menemukan, memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa

lalu, masa kini, dan masa depan di tengah-tengah perubahan dunia.

b). Tujuan mata pelajaran Sejarah di SMA dan MA adalah: (1), mendorong

siswa berpikir kritis-analitis dalam memanfaatkan pengetahuan tentang

masa lampau untuk memahami kehidupan masa kini dan yang akan

Page 17: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

11

datang, (2) Memahami bahwa sejarah merupakan bagian dari kehidupan

sehari-hari.

c). Mengembangkan kemampuan intelektual dan keterampilan untuk

memahami proses perubahan dan keberlanjutan masyarakat..6

3. Pendekatan, Pengorganisasian Materi dan Penilaian Mata Pelajaran

Sejarah di SMA

a). Pendekatan yang digunakan menekankan pada aspek prosesual yang

berpangkal pada masa kini, karena masa lampau bukan sesuatu yang

terpisah dari umat manusia, para siswa, dan lingkungan sehari-hari.

Sejarah atau masa lampau harus dipahami sebagai sesuatu yang terus

hidup atau menjadi bagian dari sesuatu yang menyejarah. Siswa belajar

tentang masa lampau untuk memahami apa yang sedang dialaminya dalam

keseharian.

b). Pembelajaran Sejarah, keberhasilannya sangat tergantung pada kemampuan

apresiasi dan kreatifitas guru. Guru sejarah perlu memahami jiwa, visi,

misi, kurikulum yang berlaku, perspektif dan pendekatan masing-masing

satuan pendidikan, menggunakan metode pembelajaran yang sesuai

dengan kemampuan siswa.

c). Pembelajaran sejarah perlu diikuti dengan praktek belajar sejarah. Praktek

ini merupakan suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk

membantu siswa agar mampu memahami fakta, peristiwa, konsep, dan

generalisasi melalui pengalaman belajar praktek empiric. Tema praktek

belajar Sejarah adalah praktek belajar nilai kejuangan, yang dapat

dilakukan minimal sekali dalam setahun; dapat dilakukan pada saat

tertentu, seperti pada pembagian laporan hasil belajar (rapor), kenaikan

kelas, dan hari peringatan yang berkaitan dengan peristiwa bersejarah.

d) Pembelajaran sejarah perlu menggunakan berbagai media yang mempunyai

potensi untuk menambah wawasan dan konteks belajar serta meningkatkan

6 Arnie Fajar, Portofolio Dalam Pelajaran IPS, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005), Cet. IV, h. 133

Page 18: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

12

hasil belajar. Slide, film, radio, televise, dan computer yang dilengkapi

untuk mengakses berbagai informasi tentang isu-isu local, nasional, dan

internasional.

e). Pengorganisasian materi ditekankan pada pendekatan kritis logis dan

perspektif analisis prosesual, agar siswa mampu berpikir sendiri mengapa

dan bagaimana sesuatu itu terjadi di masa lampau.

f). Penilaian dapat menggunakan penilaian tertulis, penilaian berdasarkan

perbuatan, penugasan, produk, atau potofolio.7

4. Metode Pembelajaran Sejarah

Hakikat pengetahuan sosial dan ilmu-ilmu sosial pada kurikulum 2004,

dan tujuan pendidikan IPS, maka tugas dan peran Pendidikan IPS antara lain

menggariskan komitmen untuk melakukan proses pembangunan karakter bangsa

(national and character building). Konsekuensinya dalam pelaksanaan proses

pembelajaran harus membantu siswa mengembangkan potensi serta kompetensi

yang dimilikinya, baik potensi kognitif, afektif maupun psikomotor untuk

menghadapi lingkungan hidupnya, baik fisik maupun sosial budaya di mana

mereka hidup kini dan hari esok.8

Guru pelajaran IPS (Sejarah) yang profesional, dalam pelaksanaan tugas

pembelajaran dituntut menguasai kompetensi atau kemampuan dasar

pembelajaran dan aspek keilmuan. Salah satu kemampuan dasar yang harus

dikuasai guru adalah “keterampilan mengembangkan metode pembelajaran”, yaitu

keterampilan yang berhubungan dengan upaya untuk mengembangkan metode

pembelajaran di kelas yang dapat memotivasi dan menggairahkan belajar siswa.

Pemahaman tentang guru sentris yang selama ini berkembang harus

dirubah menjadi siswa sentris, artinya pengajaran hendaknya bersifat “siswa

sentris”. Dalam pengertian ini maka guru harus mampu membaca/memahami hal

ihwal keadaan diri siswa serta selalu memperhatikan keadaan/kesukaran/

keberhasilan/kemampuan siswa. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran melalui

7 Arnie Fajar, Portofolio Dalam Pelajaran IPS…, h. 136 8 Arnie Fajar, Portofolio Dalam Pelajaran IPS…, h. 108

Page 19: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

13

aneka metode/teknik yang memang memberikan keesempatan pada siswa untuk

maju/berkembang menurut potensinya masing-masing.

Seiring dengan perkembangan masyarakat dan kemajuan teknologi, guru

dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan dan merancang metode

pembelajaran yang akan dilakukannya. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan

tujuan nasional secara umum dan tujuan Pendidikan IPS pada khususnya, yang

pada prinsipnya bertujuan mendidik dan membimbing siswa menjadi warga

negara yang baik, yang bertanggung jawab baik secara pribadi, sosial/masyarakat,

bangsa dan negara bahkan sebagai warga dunia.

Salah satu model pembelajaran yang dapat mewujudkan tujuan tersebut

adalah model pembelajaran berbasis portofolio. Dalam model pembelajaran ini

siswa dituntut untuk berpikir cerdas, kreatif, parsitipatif, prospektif, dan

bertanggung jawab. Secara rinci melalui model pembelajaran berbasis portofolio

dalam IPS, antara lain siswa dapat:

a). Memperoleh pemahaman yang lebih besar tentang masalah-masalah yang

dikaji

b). Belajar banyak tentang masalah-masalah kemasyarakatan dimana masalah

kemasyarakatan menjadi inti dari Pendidikan IPS

c). Belajar bagaimana cara yang lebih kooperatif dengan orang lain untuk

memecahkan masalah

d). Meningkatkan keterampilan dalam meneliti

e). Memperoleh pemahaman yang lebih baik bagaimana pemerintah bekerja

f). Belajar bagaimana warga negara berpartisipasi dalam menyelesaikan

masalah yang timbul dalam masyarakat

g). Lebih menyadari kelompok-kelompok masyarakat yang menaruh perhatian

terhadap masalah-masalah yang ada di masyarakat

h). Meningkatkan rasa percaya dirinya, karena merasa telah dapat

memecahkan masalah yang ada di masyarakat

Dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan mengangkat satu

topik/kompetensi dasar, dapat juga memadukan beberapa kompetensi

dasar untuk dijadikan kajian kelas. Tentu saja penyelenggaraannya perlu

Page 20: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

14

didesain seefisien mungkin dan disesuaikan dengan situasi-kondisi

sekolah, kemauan dan kemampuan serta keterampilan guru serta dukungan

dari siswa.

Lebih lanjut, agar pembelajaran sejarah berhasil baik, metode yang

digunakan harus bisa mengonstruk “ingatan historis” yang disertai dengan

“ingatan emosional”. Metode pembelajaran satu arah yang ada selama ini hanya

akan mengonstruk “ingatan historis”. Alhasil, siswa menjadikan sejarah hanya

sebagai fakta-fakta hafalan tanpa adanya ketertarikan dan minat untuk

memaknainya, pun menggali lebih jauh. Ingatan historis semata tak akan bertahan

lama. Supaya ingatan “historis” bisa bertahan lama, ia perlu disertai “ingatan

emosional”.9

Ingatan jenis ini adalah ingatan yang terbentuk dengan melibatkan emosi

hingga bisa menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa untuk menggali lebih jauh

dan memaknai berbagai peristiwa sejarah. Proses pembelajaran kemudian tak

hanya berhenti pada penghafalan saja, siswa bisa aktif dalam komuniasi dua arah

dengan guru untuk mengutarakan pendapatnya mengenai obyek sejarah yang

tengah dipelajari karena sedari awal ia telah merasa menjadi bagian dari proses

pembelajaran.

Kunjungan ke situs sejarah bisa dikatakan sebagai salah satu metode yang

dapat menimbulkan “ingatan emosional”. Setelah siswa diberikan fakta-fakta

sejarah untuk mengonstruk “ingatan historis” dalam kelas, ingatan emosionalnya

dapat tergali berkat kunjungan ke situs-situs sejarah.

Selain metode di atas, beberapa metode alternatif dalam kaitannya dengan

modifikasi pengajaran sejarah perlu dikembangkan. Salah satu metode yang bisa

diterapkan adalah pemanfaatan media audiovisual.

9 Rama Dira J, Metode Alternatif Pengajaran Sejarah, artikel diakses pada 02 September

2008, dari http://64.203.71.11/kompas-cetak/jateng/41127.htm

Page 21: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

15

Pemutaran film dokumenter, semidokumenter, dan film layar lebar yang

berlatar sejarah bisa membentuk “ingatan emosional” dalam diri siswa.

Bagaimanapun juga film adalah media audiovisual yang bisa menghadirkan

“suatu rekaman dunia”, lengkap dengan unsur gambar, suara, suasana, ruang dan

waktu pada masa lalu yang bisa menggugah emosi. Dengan demikian, setelah

menonton film, siswa akan terpicu menggali lebih jauh lagi “sejarah” yang

terdokumentasikan atau yang dibuat versi layar lebarnya.

B. Pengelolaan Kelas

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata, yaitu pengelolaan dan kelas.

Pengelolaan itu sendiri akar katanya adalah “kelola”, ditambah awal “pe” dan

akhiran “an”. Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “manajemen”. Manajemen

adalah kata yang aslinya dari bahasa Inggris, yaitu management, yang berarti

ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan.

Sedangkan kelas adalah di dalam didaktik terkandung suatu pengertian

umum mengenai kelas, yaitu sekelompok siswa, yang pada waktu yang sama

menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.10

Pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan dan memelihara

kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam

proses belajar mengajar. Menurut Syaiful Djamarah dan Aswan Zaini:

Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak boleh ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efisien dan efektif. Ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar.11

Pengelolaan merupakan sebuah kegiatan dan pelaksanaannya disebut

mengelola. Orang yang melaksanakannya adalah pengelola, yaitu individu yang

10 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Sebuah Pendekatan Evaluatif,

(Jakarta: CV. Rajawali, 1988), Cet. II, h. 17 11 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002), h.174

Page 22: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

16

menangani tugas-tugas yang bersifat manajerial, mengkoordinasikan kegiatan

yang dilakukan dan memanfaatkan usaha-usaha kelompok secara efektif.

Guru dalam pelaksanaan tugas secara profesional adalah seorang

pengelola, dalam hal ini pengelola kelas. Tugas ini berhubungan dengan kegiatan

guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran di kelas. Guru menghadapi

sejumlah siswa yang berasal dari lingkungan sosial dan emosi yang berbeda,

karena itu guru diharapkan bisa mengelola kelas dengan baik dan efektif.

Dalam proses belajar mengajar di kelas, hal yang sangat penting untuk

dilakukan oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi

belajar mengajar yang baik. Kelas sebagai komunitas sekolah terkecil dapat

mempengaruhi interaksi siswa dan kegiatan pembelajaran yang pada gilirannya

dapat berpengaruh terhadap suasana kelas dan prestasi belajar siswa. Suasana

kelas yang kondusif akan mampu mengantarkan pada prestasi akademik dan non-

akademik siswa, maupun kelasnya secara keseluruhan.

Menurut Hadari Nawawi yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dan

Aswan Zaini, mendefinisikan kelas dari dua sudut, yaitu:

1. Kelas dalam arti sempit yakni, ruangan yang dibatasi oleh empat dinding, tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar. Kelas dalam pengertian tradisional ini mengandung sifat statis karena sekedar menunjuk pengelompokkan siswa menurut tingkat perkembangannya yang antara lain didasarkan pada batas umur kronologis masing-masing.

2. Kelas dalam arti luas yakni, suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah, yang sebagai satu kesatuan diorganisasi menjadi unit kerja yang secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.12

Made Pidarta yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zaini

mengatakan, pengelolaan kelas adalah “proses seleksi dan penggunaan alat-alat

yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Ini berarti guru bertugas

menciptakan, memperbaiki, dan memelihara sistem/organisasi kelas. Sehingga

anak didik dapat memanfaatkannya.” Sedangkan menurut Sudirman N,

“pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas.

12 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi …, , h. 176

Page 23: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

17

Karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang

keberhasilan proses interaksi edukatif. Maka agar memberikan dorongan dan

rangsangan terhadap anak didik untuk belajar, kelas harus dikelola dengan sebaik-

baiknya oleh guru.”13

Menurut Hunt, yang dikutip oleh Dede Rosyada mengatakan, ada delapan

langkah yang harus dilakukan guru agar mampu menguasai dan mengelola kelas

dengan baik, yaitu:

1) Persiapan yang cermat 2) Tetap menjaga dan terus mengembangkan rutinitas 3) Bersikap tenang dan penuh percaya diri 4) Bertindak dan bersikap profesional 5) Mampu mengenali perilaku yang tidak tepat 6) Menghindari langkah mundur 7) Berkomunikasi dengan orang tua siswa secara efektif 8) Menjaga kemungkinan munculnya masalah.14

Pengelolaan kelas diperlukan karena dari hari ke hari dan bahkan dari

waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan anak didik selalu berubah. Hari ini

anak didik dapat belajar dengan baik dan tenang, tetapi besok belum tentu.

Kemarin terjadi persaingan yang sehat dalam kelompok, sebaliknya, di masa

mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Karena itu, kelas selalu dinamis

dalam bentuk perilaku, perbuatan, sikap mental, dan emosional anak didik.

Pengelolaan kelas sangat berhubungan dengan upaya atau usaha untuk

menyelenggarakan suatu proses belajar mengajar pada suatu tingkat kelompok

tertentu. Hal ini tentunya memberikan suatu pemahaman tersendiri yang sangat

jelas bahwa pengelolaan kelas ditujukan untuk menyelenggarakan proses atau

kegiatan belajar mengajar di kelas agar dapat berlangsung dengan baik dan efektif

serta mencapai tujuan yang diharapkan.

Beberapa pengertian pengelolaan kelas yang telah dikemukakan oleh para

ahli di atas, dapat memberi suatu gambaran serta pemahaman yang jelas bahwa

pengelolaan kelas sebagai usaha menyiapkan kondisi yang optimal agar proses

13 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2000), Cet. I, h. 172 14Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokrasi “sebuah Model Pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan”, (Jakarta: Prenada Media, 2004), Ed. I, h. 183

Page 24: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

18

atau kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Pengelolaan kelas

merupakan masalah yang amat kompleks dan seorang guru menggunakannya

untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas sedemikian rupa sehingga

anak didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diterapkan secara efektif dan

efisien.

2. Tujuan Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas yang dilakukan guru bukan tanpa tujuan. Karena adanya

tujuan itulah guru selalu berusaha mengelola kelas dengan baik, walaupun

kadang-kadang kelelahan fisik, maupun pikiran dirasakan. Guru sadar tanpa

pengelolaan kelas yang baik maka akan menghambat proses belajar mengajar.

Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah penyediaan fasilitas bagi

bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan

intelektual dalam kelas.15

Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja

dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan

efisien.

Sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:

a. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.

b. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.16

Tujuan pengelolaan kelas adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran.

Mutu pembelajaran akan tercapai, jika tercapainya tujuan pembelajaran.

Karakter kelas yang dihasilkan karena adanya proses pengelolaan kelas

yang baik akan memiliki sekurang-kurangnya tiga ciri, yakni:

1. Speed, artinya anak dapat belajar dalam percepatan proses dan progress, sehingga membutuhkan waktu yang relatif singkat.

15 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi…, h. 177 16 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa…, h. 68

Page 25: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

19

2. Simple, artinya organisasi kelas dan materi menjadi sederhana, mudah dicerna dan situasi kelas kondusif.

3. Self-Confidence, artinya anak dapat belajar dengan penuh rasa percaya diri atau menganggap dirinya mampu mengikuti pelajaran dan belajar berprestasi. 17

3. Prinsip Pengelolaan Kelas

Masalah pengelolaan kelas bukanlah merupakan tugas yang ringan.

Berbagai faktorlah yang menyebabkan kerumitan itu. Secara umum faktor-faktor

yang memengaruhi pengelolaan kelas dibagi menjadi dua golongan yaitu, faktor

intern siswa dan faktor ekstern siswa. Faktor intern siswa berhubungan dengan

masalah emosi, pikiran, dan perilaku. Kepribadian siswa dengan ciri-ciri khasnya

masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari yang lainnya secara individual.

Perbedaan secra individual ini dilihat dari segi aspek, yaitu perbedaan biologis,

intelektual, dan psikologis.

Sedangkan faktor ekstern siswa terkait dengan masalah suasana

lingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokkan siswa, jumlah siswa di

kelas, dan sebagainya. Masalah jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang

ke atas cenderung lebih mudah terjadi konflik. Sebaliknya, semakin sedikit jumlah

siswa di kelas cenderung lebih kecil terjadi konflik.

Dalam rangka memperkecil masalah gangguan dalam pengelolaan kelas,

prinsip-prinsip pengelolaan kelas dapat dipergunakan. Maka adalah penting bagi

guru untuk mengetahui dan menguasai prinsip-prinsip pengelolaan kelas ini.

1. Hangat dan antusias

Hangat dan antusias diperlukan dalam proses belajar mengajar. Guru yang

hangat dan akrab dengan anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya

atau pada akivitasnya akan berhasil dalam mengimplementasikan pengelolaan

kelas.

17 Pupuh Fathurrohman,, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Strategi

Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami). (Bandung: PT Refika Aditama, 2007) h.104

Page 26: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

20

2. Tantangan

Penggunaan kata-kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahan yang

menantang akan meningkatkan gairah anak didik untuk belajar sehingga

mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.

3. Bervariasi

Penggunaan alat atau media, atau alat bantu, gaya mengajar guru, pola

interaksi antara guru dan anak didik akan mengurangi munculnya gangguan,

meningkatkan perhatian anak didik. Apalagi bila penggunaannya bervariasi sesuai

dengan kebutuhan sesaat. Kebervariasian dalam penggunaan apa yang disebutkan

di atas merupakan kunci untuk tercapainya pengelolaan kelas yang efektif dan

menhindari kejenuhan.

4. Keluwesan

Keluwesan tingkah laku guru untuk mengubah strategi mengajarnya dapat

mencegah kemungkinan munculnya gangguan anak didik serta menciptakan iklim

belajar mengajar yang efektif. Keluwesan pengajaran dapat mencegah munculnya

gangguan seperti keributan anak didik, tidak ada perhatian, tidak mengerjakan

tugas, dan sebagainya.

5. Penekanan pada Hal-hal yang Positif

Pada dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan

pada hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian anak didik pada

hal-hal yang negatif. Penekanan pada hal-hal yang positif yaitu, penekanan yang

dilakukan guru terhadap tingkah laku anak didik yang positif dari pada mengomeli

tingkah laku yang negatif. Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan pemberian

penguatan yang positif, dan kesadaran guru untuk menghindari kesalahan yang

dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar.

6. Penanaman Disiplin Diri

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat

mengembangkan disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu

mendorong anak didik untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri

hendaknya menjadi teladan dalam pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung

Page 27: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

21

jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut

berdisiplin dalam segala hal. 18

4. Aspek-aspek Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi

kelas. Oleh karena itu, kelas mempunyai peranan dan fungsi tertentu dalam

menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Kegiatan yang perlu dilaksanakan

dalam mengelola kelas yaitu penataan siswa di dalam kelas, penataan ruang dan

alat pelajaran dan menciptakan disiplin kelas.

Usaha sadar dalam pengelolaan kelas mengarah pada dua elemen yaitu

fisik dan non fisik. Pengelolaan yang menyangkut komponen fisik di kelas seperti

pengaturan ruang kelas, posisi bangku dan kursi, lemari, alat dan media

pembelajaran serta komponen fisik lainnya. Pengelolaan yang menyangkut non

fisik seperti pengelolaan siswa, kondisi sosio emosional dan bentuk-bentuk

hubungan kemanusiaan yang diperankan di kelas sebagai anggota kelas.

a. Penataan siswa di dalam kelas

1). Organisasi murid

Pengelolaan kelas pada hakikatnya berkenaan dengan bagaimana

caranya agar proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas berjalan

lancar, efektif dan efisien. Pengorganisasian murid ini apabila dikelola

dengan baik mempunyai dua fungsi sekaligus. Fungsi pertama adalah

melatih siswa dalam berorganisasi kegiatan organisasi murid ini sangat

baik untuk menanamkan sikap demokratis, rasa tanggung jawab,

memupuk kerja sama, dan sikap toleransi di antara para siswa. Fungsi

kedua adalah menciptakan ketertiban kelas. Untuk memelihara

kebersihan kelas, siswa dibagi tugas secara bergiliran (piket harian)

organisasi ini juga bisa membantu menyediakan sarana pengajaran,

misalnya menyediakan kapur tulis, alat peraga, buku paket, dan

sebagainya.19

18 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar…, h. 185 19 Sudirman. N. dkk., Ilmu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991), h. 312

Page 28: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

22

2). Penugasan Kelas

Untuk meningkatkan aktifitas dan kreatifitas belajar siswa, guru

dapat memberikan berbagai tugas secara bervariasi. Tugas yang

diberikan biasanya penerapan (aplikasi) konsep-konsep atau teori-teori

yang diberikan oleh guru. Tugas-tigas tersebut misalnya memberikan

pertanyaan, berdiskusi, tampil di muka kelas (response) mengerjakan

soal. Proses belajar siswa di dalam menyelesaikan pengajaran akan lebih

baik dibanding dengan hanya mendengarkan ceramah saja.

Sistem pemberian tugas ini juga menuntut aktifitas dan kreatifitas

guru untuk memeriksa hasil pekerjaan siswa secara cermat. Tugas yang

diberikan sebaiknya tidak terlalu sukar dan juga tidak terlalu mudah.

Pemberian tugas yang kurang jelas dan kurang tegas akan

membingungkan siswa. Oleh karena itu, di dalam memberikan tugas

guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

(a). Guru harus merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapai

dari pemberian tugas tersebut.

(b). Guru hendaknya menetapkan target maksimal yang akan dicapai

dengan pemberian tugas

(c). Guru harus memberi petunjuk tentang bagaimana cara atau proses

untuk menyelesaikan tugas tersebut.

(d). Guru menjelaskan kedudukan tugas yang diberikan, apakah sebagai

pengganti ulangan, pengganti pertemuan pengajaran yang terhambat

oleh suatu kegiatan tersebut.

(e). Guru memberi kesempatan kepad siswa untuk bertanya apakah tugas

itu masih belum dipahami.20

3). Pembimbingan Siswa

Dalam melaksanakan kegiatan belajar, siswa tidak terhindar dari

kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Siswa dalam satu kelas sekalipun

tingkat usianya sama, dalam berbagai hal memiliki perbedaan-

perbedaannya. Guru harus mampu mengidentifikasi dengan cermat

20 Sudirman. N. dkk., Ilmu Pendidikan,…, h. 313-314

Page 29: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

23

permasalahan yang dihadapi siswanya, serta dapat menentukan alternatif

penanggulangannya. Bimbingan yang diberikan tidak hanya kepada

siswa yang menghadapi permasalahan, tetapi juga kepada siswa yang

tidak mengalami kesulitan. Hanya yang menghadapi kesulitan harus

lebih diprioritaskan. Guru harus bisa melakukan bimbingan denga tulus

agar siswa dapat lebih merasakan bimbingan dan perhatian. Adapun

tujuan bimbingan terhadap siswa antara lain:

(a). Membantu siswa untuk memahami dirinya sendiri sesuai dengan

kecakapan dan tingkat perkembangannya.

(b). Membantu proses sosialisasi dan kepekaan terhadap kebutuhan

orang lain.

(c). Membantu siswa untuk mengembangkan motivasi belajar sehingga

mencapai tujuan yang diharapkan.

(d). Memberikan dorongan di dalam mengarahkan diri, pemecahan

masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan dari dalam

proses pengajaran.

(e). Membantu siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dan dalam

penyesuaian diri secara maksimum terhadap lingkungan.21

Adapun pengelolaan kelas menurut Ade Rukmana dan Asep Suryana

meliputi dua kegiatan yang secara garis besarnya terdiri dari:

1). Pengaturan Orang (siswa)

Pengaturan orang (siswa) adalah mengatur dan menempatkan siswa

dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan

emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi

dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya.

2). Pengaturan Fasilitas

Pengaturan Fasilitas adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa,

sehingga seluruh siswa dapat terfasilitasi dalam aktifitasnya di dalam

kelas. Pengaturan fisik kelas diarahkan untuk meningkatkan efektivitas

belajar siswa sehingga siswa merasa senang, nyaman, aman, dan belajar

21 Sudirman. N. dkk., Ilmu Pendidikan,…, h. 316

Page 30: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

24

dengan baik. Untuk lebih jelasnya, pengaturan siswa dan fasilitas kelas

dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:22

Tabel 2.1 Kegiatan Pengelolaan Kelas

Kegiatan Pengelolaan Kelas

Mengatur Orang (Kondisi Emosional)

- Tingkah laku

- Kedisiplinan

- Minat/Perhatian

- Gairah Belajar

- Dinamika Kelompok

Mengatur Fasilitas Belajar Mengajar

(Kondisi Fisik)

- Ventilasi

- Pencahayaan

- Kenyamanan

- Letak Duduk

- Penempatan Siswa

b. Penataan Ruang dan Alat Peraga

Agar tercipta suasana yang menggairahkan dalam belajar, perlu

diperhatikan pengaturan ruang belajar. Penyusunan dan pengaturan ruang

belajar hendaknya memungkinkan aak duduk berkelompok dan

memudahkan guru bergerak secara leluasa untuk membantu siswa dalam

belajar.

Selain itu dalam penataan ruang kelas perlu diperhatikan hal-hal

sebagai berikut: 1) kesesuaian dengan tujuan belajar, 2) metode yang

digunakan, 3) materi yang disampaikan, 4) karakteristik siswa dan waktu

yang tersedia.23

Dengan adanya kriteria-kriteria tersebut pengaturan ruang kelas

dan alat pelajaran benar-benar dalam rangka pencapaian tujuan

pembelajaran serta disesuaikan dengan karakteristik.

Penataan ruang belajar beserta kelengkapannya ini harus

diusahakan dengan melibatkan peran aktif siswa. Dalam penataan ruang

22 Ade Rukmana dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas, (Bandung: UPI PRESS, 2006),

Cet. I, h. 33 23 Conny Semiawan, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan

Siswa dalam Belajar, (Jakarta: PT Grasindo, 1992), Cet. 1, h. 64

Page 31: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

25

belajar dan alat pelajaran ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan

antara lain yaitu penataan tempat duduk, penataan alat pengajaran dan

kelengkapan kelas, penataan keindahan, kebersihan dan kenyamanan kelas.

1). Penataan Tempat Duduk Siswa

Untuk mewujudkan suasana belajar di mana siswa menjadi pusat

kegiatan belajar, perlu suatu organisasi kelas yang luwes. Bangku, kursi

dan alat-alat lainnya mudah dipindahkan untuk kepentingan bekerja

kelompok. Ruangan kelas dan segala fasilitas yang disediakan perlu diatur

untuk melayani kegiatan belajar.

Di sebagian besar ruang kelas, bangku siswa dapat disusun untuk

mendukung tujuan belajar bagi pelajaran apa pun yang diberikan. Seorang

guru bebas menyuruh siswa mengatur ulang bangku mereka untuk

memudahkan jenis interaksi yang diperlukan. Untuk presentasi siswa,

ajaran guru, pemutaran video, dan lain-lain, atur bangku sehingga siswa

menghadap ke depan untuk membantu mereka tetap fokus ke depan.

Untuk kerja kelompok, bangku diputar saling berhadapan. Yang ingin

dicapai adalah fleksibilitas.24

2). Penataan Alat Pengajaran dan Kelengkapan Kelas

Penataan alat bantu pengajaran dan kelengkapan kelas sebaiknya

dilakukan secermat mungkin agar tidak mengganggu proses belajar

mengajar. Selain itu setiap alat-alat pengajaran maupun kelengkapan kelas

yang berada di dalam kelas haruslah benar-benar memiliki fungsi,

sehingga keberadaannya tidak sekedar membuat sempit suasana kelas.

Alat bantu pengajaran atau media yang khusus untuk digunakan di

kelas tertentu sebaiknya disimpan di kelas tersebut. Ha ini dimaksudkan

agar guru mudah mengambil dan menggunakannya tanpa harus banyak

membuang-buang waktu. Terkadang guru enggan menggunakan alat

pengajaran karena merasa enggan mengambilnya dengan birokrasi yang

berbelit-belit. Akan tetapi kalau alat tersebut sudah tersedia di kelas, guru

24 Bobby Porter dan Mike Hernachi, Quantum Teaching, (Bandung: Kaifa, 2000), h. 70

Page 32: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

26

akan terdorong untuk menggunakannya. Pengaturan dan pemeliharaannya

biasanya dilakukan oleh para siswa secara bergiliran.25

3). Penataan Keindahan, Kebersihan dan Kenyamanan Kelas

Ruang belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam

menentukan hasil belajar seseorang, setiap siswa hendaknya memilih

ruang belajar yang memenuhi persyaratan fisik tertentu. Ruang belajar

tidak perlu ruang yang bagus dengan segala perlengkapan modern. Akan

tetapi cukup sederhana saja asal memenuhi persyaratan. Persyaratan yang

diperlukan untuk ruang belajar adalah bebas dari gangguan, sirkulasi dan

suhu udara yang baik di samping itu perlu juga penerangan yang baik.26

Demikian pula keadaan ruangan kelas (kebersihan dan

keteraturannya) mencerminkan karakter penghuninya, yaitu guru dan

murid-muridnya. Oleh karena itu, pemeliharaan kebersihan kelas ini

biasanya dilakukan oleh siswa secara bergiliran, yaitu oleh siswa yang

mendapat giliran piket harian. Kegiatan ini di samping bermanfaat untuk

menciptakan kebersihan kelas, juga mendidik siswa untuk mencintai dan

melakukan kebersihan. Untuk memberikan dorongan kepada siswa,

hendaknya guru setiap harinya memeriksa keadaan kebersihan dan

ketertiban kelas.

c. Penciptaan Disiplin Kelas

Disiplin diartikan adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan

peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan disini bukanlah karena

paksaan, tetapi kepatuhan atas dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya

mematuhi peraturan-peraturan itu. Disiplin harus ditanamkan dan

ditumbuhkan dalam diri anak, sehingga akhirnya rasa dipilin itu akan

tumbuh dari hati sanubari anak itu sendiri.27

25 Sudirman. N. dkk., Ilmu Pendidikan,…, h.319 26 Hasbullah Thabary, Rahasia Sukses Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1995), Cet. II, h. 48-50 27 Alisuf Sabri, Ilmu pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. I, h. 40

Page 33: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

27

Pengelolaan kelas yang baik akan menciptakan disiplin kelas yang

baik. Kelas dinyatakan disiplin apabila setiap siswanya patuh pada aturan

main/tata tertib yang ada, sehingga dapat terlibat secara optimal dalam

kegiatan belajar. Disiplin kelas bukanlah sekedar pemberian hukuman bagi

yang melanggar atau menerima penghargaan bagi yang menaatinya. Disiplin

dalam hal ini dimaksudkan sebagai usaha membina secara terus menerus

kesadaran dalam bekerja atau belajar dengan baik dalam arti setiap orang

menjalankan fungsinya secara efektif. Pemberian sanksi hanya boleh

dilakukan sebagai cara terakhir, yakni bila sudah tidak ditemukan lagi cara

lain untuk menumbuhkan kesadaran terhadap tata tertib tersebut.

Pelanggaran disiplin biasanya bersumber pada kepemimpinan guru yang

terlalu otoriter, siswa merasa kurang dilibatkan dalam aktifitas kelas, rasa

bosan terhadap pelajaran, perasaan tertekan, takut, cemas, serta siswa kurang

diperhatikan. Tindakan pencegahan terjadinya pelanggaran disiplin kelas

adalah dengan tata tertib dan pemberian ganjaran dan hadiah.

Pembuatan tata tertib pun hendaknya dengan melibatkan siswa,

karena dengan melibatkan siswa maka rasa tanggung jawab siswa terhadap

peraturan akan lebih besar jika mereka terlibat dalam pembuatannya.

Dengan mendengarkan saran, masukan dan keinginan siswa akan

membuatnya merasa dihargai dan diakui. Hal ini tentu saja akan

berpengaruh pada pelaksanaan peraturan tersebut.

5. Pengelolaan Kelas yang Efektif

Agar siswa dapat meraih kompetensi, guru harus merancang proses belajar

mengajar di kelas yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan pengetahuan dan menerapkan hal-hal yang telah dipelajarinya.

Siswa harus mampu menggunakan fakta-fakta yang sudah dipelajarinya untuk

menjelaskan situasi atau untuk menerapkan informasi pada situasi baru.

Menurut Made Pidarta yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah dan

Aswan Zaini mengatakan bahwa, untuk mengelola kelas secara efektif perlu

diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

Page 34: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

28

a). Kelas adalah kelompok kerja yang diorganisasi untuk tujuan tertentu, yang

dilengkapi oleh tugas-tugas dan diarahkan oleh guru.

b). Dalam situasi kelas, guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu,

tetapi bagi semua anak atau kelompok.

c). Kelompok mempunyai perilaku sendiri yang berbeda dengan perilaku masing-

masing individu dalam kelompok itu. Kelompok mempengaruhi individu-

individu dalam hal bagaimana mereka memandang dirinya masing-masing dan

bagaimana belajar.

d). Kelompok kelas menyisipkan pengaruhnya kepada anggota-anggota. Pengaruh

yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka di kelas

di kala belajar.

e). Praktik guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa.

Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok, makin puas

anggota-anggota di dalam kelas.

f). Struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan oleh

cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi

mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan.28

6. Pengelolaan Kelas Pembelajaran Sejarah

Dalam proses belajar mengajar di kelas, sangat penting untuk dilakukan

oleh seorang guru adalah mengupayakan atau mencipatakan kondisi belajar

mengajar yang baik. Kelas sebagai komunitas sekolah terkecil dapat

mempengaruhi suasana kelasnya dalam berinteraksi dan kegiatan pembelajaran

yang pada gilirannya dapat berpengaruh terhadap suasana dan prestasi belajarnya.

Suasana kelas yang kondusif akan mampu mengantarkan pada prestasi akademik

dan non-akademik siswa, maupun kelasnya secara keseluruhan. Untuk

menciptakan suasana kelas yang kondusif, bisa kita lakukan dengan cara

menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariatif.

Salah satu contoh metode pembelajaran Sejarah yang dilakukan di

Sekolah Menengah Atas Negeri (MAN) 1 Bengkulu Selatan, dengan

28 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar,...., h. 214

Page 35: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

29

memanfaatkan program Powerpoint. Ini bisa saja dipraktekkan di sekolah-sekolah

lain. Karena dengan menggunakan media pengajaran berbasis teknologi

komunikasi dan informasi pada pelajaran sejarah dapat meningkatkan minat dan

ketertarikan siswa untuk mempelajari materi pelajaran. Media pembelajaran

dengan Powerpoint dalam mata pelajaran sejarah dapat mengurangi penilaian

kuno dan ketinggalan zaman terhadap mata pelajaran ini.29

Metode pembelajaran Sejarah yang menggunakan media powerpoint juga

sudah diterapkan di SMAN 87 Jakarta.30 Tetapi memang, harus adanya

kontinuitas dalam menggunakan media ini. Karena bagaimanapun, media ini

merupakan salah satu metode yang menggunakan media untuk menciptakan

kondisi belajar yang kondusif. Sehingga pengelolaan kelas pada pembelajaran

Sejarah akan berjalan lancar.

Kelebihan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran Sejarah

menurut penulis adalah dapat meningkatkan minat dan ketertarikan siswa pada

mata pelajaran Sejarah. Karena dengan banyaknya opini yang ada bahwasanya

pelajaran Sejarah merupakan pelajaran yang “kaku” dan membosankan, maka

dengan adanya metode tersebut, pembelajaran Sejarah akan terasa lebih

menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan Powerpoint, siswa juga dapat

membuat isi dari materi pelajaran Sejarah lebih menarik.

Sedangkan kekurangan dari metode tersebut menurut penulis adalah

dibutuhkannya keahlian dan kemampuan tersendiri dalam menggunakan program

Powerpoint. Jika belum bisa menggunakan dan menguasainya maka akan menjadi

hambatan utama dalam mempraktekkan metode ini.

Dalam pembelajaran Sejarah, untuk menciptakan pengelolaan kelas yang

baik tidak hanya menggunakan media powerpoint. Guru Sejarah juga bisa

menggunakan metode-metode lain seperti, demonstrasi, karya wisata, diskusi,

tanya jawab, dan sebagainya, yang bisa dilakukan oleh siswa. Ini menunjukkan

29Irwan Setiawan, Belajar Mandiri Dengan Pemanfaatan Program Powerpoint Dalam

Pembelajaran Sejarah Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bengkulu Selatan, artikel diakses pada 08 September 2009, dari http://www.psb-psma.org/forum/software/lain-lain/belajar-mandiri-dengan-pemanfaatan-program-powerpoint-dalam-pembelajaran-sejarah

30 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran

Page 36: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

30

bahwa pembelajaran Sejarah tidak terpusat pada guru (teacher centris), tetapi

pada keaktifan siswa di dalam kelas (student centris).

Page 37: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan bertahap mulai dari perencanaan sampai

dengan pengambilan data di lapangan. Tahap perencanaan dan observasi dimulai

dari tanggal 01 September 2009 sampai dengan 22 Januari 2010. Sedangkan

pelaksanaan pengambilan data di lapangan dari tanggal 25 Januari sampai 08

Februari 2010 dan pengolahan data dari tanggal 10 Februari sampai dengan 16

Februari 2010. Rincian tahapan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Tahapan Penelitian

No. Tanggal Kegiatan 1. 01 Sept 2009 Pembuatan proposal skripsi 2. 15 Sept 2009 ACC proposal skripsi 3. 09 Okt 2009 Penyerahan proposal skripsi ke Dosen

Pembimbing 4. 16 Okt – 22 Jan 2010 Bimbingan penulisan Bab I-III sekaligus

Instrumen penelitian 5. 25 Jan ’10 – 08 Feb 2010 Penelitian di SMAN 87 Jakarta dan

bimbingan 6. 10 Feb ‘10 – 16 Feb

2010 Pengolahan data hasil penelitian dan bimbingan

7. 19 Februari 2010 Laporan hasil pengolahan data dan bimbingan

31

Page 38: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

32

2. Tempat Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian adalah SMAN 87 Jakarta yang

beralamatkan di Jalan Mawar II Rempoa Raya Pesanggrahan Jakarta

Selatan.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu

metode yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis data yang

menggambarkan situasi keadaan dan hasil temuan lapangan yang bersifat non

hipotesis, yang diambil dari kuesioner siswa dan wawancara guru mata pelajaran

Sejarah. Peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, di dengar, dirasakan dan

ditanyakan.1 Semua objek terkait dengan penelitian tentang pengelolaan kelas

pada mata pelajaran Sejarah.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data

Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian ini adalah:

1. Observasi

Dalam pengumpulan data, peneliti datang langsung ke lapangan dengan

melihat atau mengamati segala sesuatu yang berhubungan dengan tujuan

pembuatan skripsi ini, yakni dengan mengamati kondisi peserta didik kelas X

SMAN 87 Jakarta yang mengikuti kegiatan belajar mengajar.

2. Wawancara

Wawancara merupakan alat pengumpul data untuk memperoleh informasi

langsung dari sumbernya. Wawancara dilakukan dengan pendidik mata pelajaran

Sejarah untuk mendapatkan keterangan mengenai pengelolaan kelas di kelas X

SMAN 87 Jakarta.

1 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Dilengkapi Contoh Proposal dan Laporan

Penelitian), (Bandung: ALFABETA, 2005), Cet. I, h.17

Page 39: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

33

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dimaksudkan sebagai cara untuk memperoleh data

dengan jalan mengumpulkan catatan tertentu yang nyata, yang sudah tersedia

sebagai sumber penyelidikan. Diambil dari silabus, dan persiapan RPP pendidik

yang bersangkutan. Ini digunakan sebagai sumber data pelengkap penelitian.

4. Angket

Angket merupakan alat penelitian berupa daftar pertanyaan untuk

memperoleh keterangan dari responden tentang pengelolaan kelas mata pelajaran

Sejarah oleh guru Sejarah. Ini digunakan sebagai sumber data pelengkap

penelitian. Angket ini akan diberikan kepada peserta didik kelas X SMAN 87

Jakarta dengan cara random sampling berjumlah 50 eksemplar dari jumlah siswa

pada populasi yang ada yaitu 132 siswa secara langsung dan tertutup artinya,

jawaban telah disediakan yang berjumlah 20 soal dengan menggunakan skala

likert yang terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu: selalu, sering, kadang-kadang

dan tidak pernah. Angket disusun berdasarkan indikator pengelolaan kelas mata

pelajaran Sejarah. Diantara item pertanyaan dapat dilihat di bagan kisi-kisi

instrumen penelitian. Pertanyaan-pertanyaan terlampir.

D. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian dilakukan berdasarkan teori

yang telah dipaparkan pada bab II (dua), kisi-kisi instrumen penelitian dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Definisi Konseptual

Secara konseptual yang dimaksud dengan pengelolaan kelas pada

mata pelajaran Sejarah adalah suatu upaya memberdayagunakan potensi

kelas yang ada seoptimal mungkin untuk mendukung proses interaksi

edukatif mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, kelas mempunyai

peranan dan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses

pembelajaran. Kunci dalam pengertian Sejarah terletak pada masa lampau,

baik berupa peristiwa, pengalaman kolektif maupun riwayat masa lampau

tersebut. Secara singkat sejarah itu berkenaan peristiwa masa lampau tentang

Page 40: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

34

kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Kegiatan yang perlu

dilaksanakan dalam mengelola kelas yaitu penataan peserta didik di dalam

kelas, penataan ruang dan alat pelajaran, menciptakan disiplin kelas,

interaksi belajar mengajar, menunjukkan sikap tanggap serta alokasi belajar.

2. Definisi Operasional

Jawaban peserta didik tentang pengelolaan kelas pada mata

pelajaran Sejarah adalah skor yang diperoleh dari pendapat responden

terhadap instrumen yang berbentuk skala likert dengan 4 pilihan. Indikator

jawaban peserta didik tentang pengelolaan kelas pada mata pelajaran

Sejarah dalam penelitian ini diambil dari beberapa dimensi pengelolaan

kelas yang meliputi:

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Pengelolaan kelas pada mata pelajaran Sejarah

Rumusan Masalah

Alat Penggali

Data Dimensi Indikator Item

Ket/ Sasar-

an Bagaimana

pengelolaan

kelas pada

mata

pelajaran

Sejarah

yang

berkaitan

dengan

metode

yang

digunakan

dalam

pembelajar-

an Sejarah?

Panduan Observa-si

Penataan ruang kelas dan alat pelajaran

Mencipta-an disiplin kelas

- Penataan tempat duduk siswa

- Kelengkapan /penggunaan media pembelajaran

- Penataan kebersihan dan keindahan kelas

- Tindakan

pencegahan; pembuatan tata tertib; mengabsen kehadiran murid, memberi pujian

- Penindakan; Pemberian sanksi/hukuman, memberi nasihat/menegur

Kelas (Guru dan Siswa)

Kelas (Guru dan Siswa)

Page 41: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

35

Pedo-man Wawan-cara Panduan Studi Dokume-ntasi

Pengorga-

nisasian/ penyesuai-an metode dengan materi

Menciptak

-an disiplin kelas

Menunjukkan pembelajaran yang kreatif

Pengorga-

nisasian/ penyesuai-an metode dengan materi

Menunju-

kan perencan-an pembelaja-ran

Pengorga-

nisasian/ penyesuai-an metode dengan

- Ketepatan dalam

menyesuaikan metode dengan materi

Tindakan

pencegahan; pembuatan tata tertib; mengabsen kehadiran murid, memberi pujian

- Penindakan; Pemberian sanksi/hukuman, memberi nasihat/menegur

Menggunakan

metode pembelajaran bervariatif

Ketepatan dalam

menyesuaikan metode dengan materi

- Tersedianya RPP - Ketepatan dalam

menyesuaikan metode dengan materi

Kelas (Guru)

Guru Guru Guru Guru Guru

Page 42: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

36

Angket

materi Penataan

murid di dalam kelas

Penataan ruang kelas dan alat pelajaran

Mencipta-an disiplin kelas

Menunjuk-kan sikap tanggap

Menunjuk

kan pembelajaran yang kreatif

Alokasi

pengguna-an waktu belajar mengajar

- Penugasan kelas - Pembimbingan siswa - Penataan tempat

duduk siswa - Kelengkapan/

penggunaan media pembelajaran

- Penataan kebersihan dan keindahan kelas

- Tindakan

pencegahan; pembuatan tata tertib; mengabsen kehadiran murid,

memberi pujian - Penindakan;

Pemberian sanksi/hukuman, memberi nasihat/menegur

- Menarik

perhatian siswa - Gerak mendekati - Menggunakan

metode pembelajaran bervariatif

- Ketepatan

kehadiran

- 7 s/d 9 - 10 s/d 11

- 1 s/d 2 - 18

- 3

- 12 s/d 14

- 16 s/d 17

- 5

- 6

- 4

- 19

Siswa kelas X SMAN

Page 43: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

37

Pengorgan

isasian/ penyesuai-an materi dengan metode

- Ketepatan dalam

menyesuaikan metode dengan materi

- 20

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah selanjutnya

yaitu pengolahan dan analisis data. Adapun teknik pengolahan data yang

digunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknik Pengolahan Data

a. Editing

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena

kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi

harapan peneliti, diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih,

berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus

diperbaiki melalui editing ini.2

b. Koding

Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah

mengklasifikasi data-data tersebut melalui tahapan koding. Maksudnya

bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki

arti tertentu pada saat dianalisis.3 Biasa klasifikasi dilakukan dengan cara

memberi data atau kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

2Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya), (Jakarta: Prenada Media Group, 2006), Ed. 1., Cet. II, h. 165

3 Burhan Bungin, Metodologi..., h. 166

Page 44: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

38

c. Tabulasi (Proses Pembeberan)

Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksudnya

adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-

angka serta menghitungnya.4

Setelah data-data diolah langkah selanjutnya adalah menganalisa data.

Teknik analisis data yaitu penulis berusaha memberikan uraian mengenai hasil

penelitian tentang pengelolaan kelas pada mata pelajaran Sejarah.

2. Teknik Analisa Data

Tahap analisa adalah tahap yang penting dan menentukan. Pada tahap

inilah data dikerjakan dan dimanfaatkan demikian rupa sampai berhasil

menyimpulkan kebenaran-kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab

persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.5

Dalam analisis ini penulis mengambil analisis deskriptif yang mengandung

arti bahwa, analisis yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena

yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.

Metode deskriptif ini menggambarkan apa adanya yang merupakan hal alamiah

dan sesuai dengan kenyataan kehidupan, manusia hidup apa adanya. Lebih jauh

manusia ingin tahu dan membutuhkan gambaran yang lebih jelas dan rinci dari

keadaan apa danya tersebut.6

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya prosentase jawaban

angket dari responden. Rumus yang digunakan adalah:

P = F X 100% Ket: P = Prosentase

N F = Frekwensi

N = Jumlah Responden7

4 Burhan Bungin, Metodologi…, h. 168 5 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 1991), Cet. XI, h. 269 6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan..., h. 72 7 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1994), Cet. V., h. 40-41

Page 45: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

39

Untuk mengetahui kualifikasi skor setiap variabel yang diambil dari nilai

rata-rata (mean), maka penulis menjadikan skor tersebut ke dalam data interval

dengan kualifikasi masing-masing, namun harus mencakup skor yang paling

tinggi dan skor yang paling rendah. Hal ini mengacu pada kriteria penilaian

berikut:8

80-100 : Amat Baik (A)

70-79 : Baik (B)

60-69 : Cukup (C)

50-59 : Kurang (D)

Untuk menentukan prosentase, digunakan perhitungan sederhana dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1). Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan menjadikan

nilai item perhitungan dengan skor tertinggi

2). Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya

yang diperoleh dari hasil penelitian.

3). Menentukan kategorinya dengan menggunakan rumus:

P = NS X 100% NH

P = Prosentase

NH = Nilai Harapan

NS = Nilai Skor

8 Anas Sudijono, Pengantar Statistik…, h. 16

Page 46: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Profil Pendidik Mata Pelajaran Sejarah di SMAN 87 Jakarta

Ada dua orang pendidik mata pelajaran Sejarah di SMAN 87 Jakarta.

Mereka adalah Ibu Dra. Bhakti Utami. W, yang telah menamatkan studi

terakhirnya (S1) di IKIP Jakarta Jurusan Sejarah/Antropologi. Bergabung di

SMAN 87 Jakarta sejak tahun 1987. Kini ia menjadi guru mata pelajaran

Sosiologi dan Antropologi di SMAN 87 Jakarta. Banyak sudah pelatihan,

penataran, seminar, workshop, dan sebagainya yang telah diikutinya dari tahun

1989 sampai 2008, guna menunjang ilmu dan skill dalam mengajar.

Berikutnya adalah Bapak Hambali, S.Pd., yang telah menamatkan studi

terakhirnya (S1) di FKIP UPI Bandung Jurusan Sejarah. Bergabung di SMAN 87

Jakarta sejak tahun 1986. Kini ia menjadi guru mata pelajaran Sejarah di SMAN

87 Jakarta. Sebelumnya ia pernah mengajar di SMAN 28 Jakarta tahun 1986-1988

dan di SMK Muhammadiyah 09 Jakarta tahun 1994-1999. Banyak sudah

pelatihan, penataran, seminar, workshop, dan sebagainya yang telah diikutinya

dari tahun 1992 sampai 2005 guna menunjang ilmu dan skill dalam mengajar.

B. Analisis Data dan Pembahasan Hasil Temuan

1. Analisis Data

Data yang dijadikan dasar deskripsi hasil penelitian ini adalah skor

pengelolaan kelas pada mata pelajaran Sejarah yang diperoleh dari hasil

40

Page 47: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

41

penyebaran angket, wawancara, observasi, dan dokumen-dokumen berdasarkan

kategori yang sesuai dengan masalah penelitian. Dengan demikian data yang

dideskripsikan berupa data tentang;

a. Penataan ruang kelas dan alat pelajaran, dapat dilihat dari beberapa indikator diantaranya yaitu: (1) Penataan tempat duduk peserta didik, (2) Kelengkapan/penggunaan media pembelajaran, (3) Penataan kebersihan dan keindahan kelas.

Tabel 4. 1

Penataan tempat duduk peserta didik

No. Pertanyaan F % 1. Apakah guru Sejarah anda mengatur ruang kelas

agar suasana belajar menyenangkan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

1 1 12 36

2 2 24 72

Jumlah 50 100 2. Apakah penataan tempat duduk anda di kelas

memudahkan dalam belajar? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

6 4 32 8

12 8 64 16

Jumlah 50 100 Pada pertanyaan nomor 1, sebanyak 72% peserta didik menyatakan

pendidik mata pelajaran sejarah tidak pernah mengatur ruang kelas agar suasana

belajar menyenangkan, 24% peserta didik menyatakan kadang-kadang, dan 2%

peserta didik menyatakan selalu dan sering.

Pada pertanyaan nomor 2, sebanyak 64% peserta didik menyatakan

kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah menata tempat duduk peserta

didik di kelas ketika belajar, 16% peserta didik menyatakan tidak pernah, 12%

peserta didik menyatakan selalu, dan 8% peserta didik menyatakan sering.

Hal ini menunjukkan bahwa pendidik mata pelajaran sejarah dalam

mengatur ruang kelas dan tempat duduk peserta didik dinilai cukup, melihat

jawaban peserta didik yang beragam.

Page 48: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

42

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, pendidik tidak menata

atau mengatur tempat duduk peserta didik. Pendidik lebih cenderung

“membebaskan” siswa memilih tempat duduknya masing-masing, dan penataan

tempat duduk peserta didik menggunakan format memanjang ke belakang. 1

Tabel 4. 2 Penataan kebersihan dan keindahan kelas

No. Pertanyaan F % 3. Apakah anda dilibatkan dalam menata keindahan

dan kebersihan kelas? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

2 5 29 14

4 10 58 28

Jumlah 50 100 Pada pertanyaan nomor 3, sebanyak 58% peserta didik menyatakan

kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah melibatkan peserta didik dalam

menata keindahan dan kebersihan kelas, 28% peserta didik menyatakan tidak

pernah, 10% peserta didik menyatakan sering, dan 4% peserta didik menyatakan

selalu. Hal ini menunjukkan bahwa pendidik mata pelajaran sejarah kadang-

kadang melibatkan peserta didik dalam menata keindahan dan kebersihan kelas.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan bahwasanya pendidik jarang

melibatkan peserta didik dalam penataan keindahan dan kebersihan kelas.

Mungkin hanya mengandalkan petugas kebersihan sekolah saja. Tetapi memang,

sebelum memulai pembelajaran pendidik memeriksa kelas bersih atau tidak.

Kalau masih ada sampah yang berserakan di kelas, maka pendidik meminta

peserta didik untuk mengambil dan membuangnya di tempat sampah.2

1 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran 2 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran

Page 49: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

43

Tabel 4. 3 Penggunaan media pembelajaran

No. Pertanyaan F % 18. Apakah guru Sejarah anda menggunakan media

pembelajaran (seperti peta, gambar, dll) dalam proses pembelajaran?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

8 8 18 16

16 16 36 32

Jumlah 50 100

Pada pertanyaan nomor 18, sebanyak 36% peserta didik menyatakan

kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah menggunakan media

pembelajaran selama pembelajaran berlangsung, 32% peserta didik menyatakan

tidak pernah, dan 16% peserta didik menyatakan selalu dan sering. Dalam hal ini

pendidik mata pelajaran sejarah perlu adanya kesiapan dan kontinuitas dalam

menggunakan media dalam pembelajaran

Pendidik memang menggunakan media dalam proses pembelajaran,

seperti Powerpoint ataupun media lainnya yang dibutuhkan. Tetapi, itu tidak

bersifat kontinu atau terus menerus. Dalam artian kadang-kadang saja pendidik

menggunakannya. Untuk hal ini pendidik mata pelajaran sejarah perlu adanya

kesiapan dan kontinuitas dalam menggunakan media dalam pembelajaran. 3

b. Menunjukkan pembelajaran yang kreatif, indikator diantaranya adalah; (1) Menggunakan metode pembelajaran bervariatif

Tabel 4. 4 Penggunaaan metode pembelajaran bervariatif

No. Pertanyaan F % 4. Apakah dalam kegiatan pembelajaran guru

Sejarah anda melakukan metode yang bervariasi (tidak hanya ceramah dan cerita)?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

3 5 30

6 10 60

3 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran

Page 50: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

44

d. Tidak pernah 12 24 Jumlah 50 100

Pada pertanyaan nomor 4, sebanyak 60% peserta didik menyatakan

kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah melakukan metode yang

bervariasi (tidak hanya ceramah dan cerita) dalam kegiatan pembelajaran, 24%

peserta didik menyatakan tidak pernah, 10% peserta didik menyatakan sering, dan

6% peserta didik menyatakan selalu. Karena dengan metode pembelajaran yang

bervariatif, maka susana belajar akan terasa lebih “hidup”, dan peserta didik pun

tidak jenuh.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan pendidik

yang bersangkutan bahwasanya “metode pembelajaran yang digunakan

bervariatif. Karena jika melakukan dengan satu metode saja akan cepat membuat

para peserta didik bosan dan jenuh, maka saya (pendidik) selalu melakukan

pembaharuan atau memvariasikan metode pembelajaran.4

c. Menunjukkan sikap tanggap, beberapa indikator diantaranya adalah; (1) menarik perhatian siswa, (2) Gerak mendekati

Tabel 4. 5 Menarik perhatian peserta didik

No. Pertanyaan F % 5. Apakah guru Sejarah anda dengan sengaja

berhenti sejenak (diam) untuk menarik perhatian pada saat menyampaikan mata pelajaran?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

2 15 26 7

4 30 52 14

Jumlah 50 100

Pada pertanyaan nomor 5, sebanyak 52% peserta didik menyatakan

kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah dengan sengaja berhenti sejenak

4 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28

Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

Page 51: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

45

(diam) untuk menarik perhatian pada saat menyampaikan mata pelajaran, 30%

peserta didik menyatakan sering, 14% peserta didik menyatakan tidak pernah, dan

4% peserta didik menyatakan selalu. Karena dengan berhenti sejenak maka

diharapkan konsentrasi peserta didik terhadap pelajaran akan lebih baik.

Tabel 4. 6

Gerak mendekati

No. Pertanyaan F % 6. Apakah guru Sejarah anda berkeliling kelas untuk

memeriksa hasil tugas siswa? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

1 7 17 25

2 14 34 50

Jumlah 50 100

Pada pertanyaan nomor 6, sebanyak 50% peserta didik menyatakan tidak

pernah pendidik mata pelajaran sejarah berkeliling kelas untuk memeriksa hasil

tugas peserta didik, 34% peserta didik menyatakan kadang-kadang, 14% peserta

didik menyatakan sering, dan 2% peserta didik menyatakan selalu. Karena dengan

berkeliling kelas menandakan kesiapan dan perhatian pendidik yang memberikan

tugas dan aktifitas peserta didik.

d. Penataan murid di dalam kelas, dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya adalah: (1) Penugasan kelas, (2) Pembimbingan siswa

Tabel 4. 7

Penugasan kelas

No. Pertanyaan F %

7. Apakah tugas yang diberikan guru Sejarah anda mendorong anda agar banyak membaca buku pelajaran?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

4 9 26 11

8 18 52 22

Jumlah 50 100

Page 52: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

46

8. Apakah guru Sejarah anda memberi tugas/PR pada akhir kegiatan pembelajaran?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

4 14 27 5

8 28 54 10

Jumlah 50 100

9. Apakah guru Sejarah anda menjelaskan kepada siswa maksud/tujuan dari pemberian tugas tersebut?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

5 17 23 5

10 34 46 10

Jumlah 50 100

Pada pertanyaan nomor 7, sebanyak 52% peserta didik menyatakan

kadang-kadang tugas yang diberikan pendidik mata pelajaran sejarah mendorong

peserta didik agar banyak membaca buku pelajaran, 22% peserta didik

menyatakan tidak pernah, 18% peserta didik menyatakan sering, dan 8% peserta

didik menyatakan selalu.

Pada pertanyaan nomor 8, sebanyak 54% peserta didik menyatakan

kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah memberi tugas atau PR pada akhir

kegiatan pembelajaran, 28% peserta didik menyatakan sering, 10% peserta didik

menyatakan tidak pernah, dan 8% peserta didik menyatakan selalu.

Pada pertanyaan nomor 9, sebanyak 46% peserta didik menyatakan

kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah menjelaskan kepada peserta didik

tujuan dari pemberian tugas, 34% peserta didik menyatakan sering, dan 10%

peserta didik menyatakan selalu dan tidak pernah.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa dalam pengelolaan kelas pada

mata pelajaran sejarah dalam hal penugasan, dapat dinilai cukup karena

bervariasinya jawaban peserta didik. Perlu adanya kejelasan tugas yang diberikan

pendidik kepada peserta didik. Agar peserta didik pun mengerti maksud tugas

yang diberikan oleh pendidik tersebut.

Page 53: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

47

Tabel 4. 8 Pembimbingan peserta didik

No. Pertanyaan F % 10. Apakah guru Sejarah anda memberikan bimbingan

kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

3 8 20 19

6 16 40 38

Jumlah 50 100 11. Apakah guru Sejarah anda memberikan pembelajaran

tambahan (jam) pada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

0 2 13 35

0 4 26 70

Jumlah 50 100 Pada pertanyaan nomor 10, sebanyak 40% peserta didik menyatakan

kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah memberikan bimbingan kepada

peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, 38% peserta didik menyatakan

tidak pernah, 16% peserta didik menyatakan sering, dan 6% peserta didik

menyatakan selalu. Hal ini dibuktikan kembali dengan hasil wawancara penulis

kepada pendidik mata pelajaran sejarah bahwasanya, “saya (pendidik) jarang

sekali memberikan bimbingan dan ruang konsultasi khusus kepada peserta didik

yang mengalami kesulitan dalam belajar sejarah”. 5 Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa perlu adanya waktu khusus untuk memberikan bimbingan

atau konsultasi lebih kepada para peserta didik yang mengalami kesulitan dalam

belajar sejarah.

Pada pertanyaan nomor 11, sebanyak 70% peserta didik menyatakan

pendidik mata pelajaran sejarah tidak pernah memberikan tambahan (jam) pada

peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar, 26% peserta didik

5 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28

Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

Page 54: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

48

menyatakan kadang-kadang, 4% peserta didik menyatakan sering, dan 0% peserta

didik atau tidak ada yang menyatakan selalu.

e. Menciptakan disiplin kelas dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya adalah; (1) Tindakan pencegahan pelanggaran disiplin kelas, yang terdiri dari pembuatan tata tertib; mengabsen kehadiran murid, pemberian pujian. (2) Penindakan terhadap pelanggaran disiplin kelas, yang terdiri dari Pemberian sanksi/hukuman, Memberi nasihat/menegur.

Tabel 4.9

Pembuatan tata tertib

No. Pertanyaan F % 12. Apakah guru Sejarah anda melibatkan seluruh

siswa untuk membuat tata tertib kelas? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

3 7 19 21

6 14 38 42

Jumlah 50 100 13. Apakah guru Sejarah anda mengontrol kehadiran

murid/mengabsen? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

29 6 14 1

58 12 28 2

Jumlah 50 100

Pada pertanyaan nomor 12, sebanyak 42% peserta didik menyatakan tidak

pernah pendidik mata pelajaran sejarah melibatkan seluruh peserta didik untuk

membuat tata tertib kelas, 38% peserta didik menyatakan kadang-kadang, 14%

peserta didik menyatakan sering, dan 6% peserta didik menyatakan selalu.

Pada pertanyaan nomor 13, sebanyak 58% peserta didik menyatakan

pendidik mata pelajaran sejarah selalu mengontrol kehadiran murid atau

mengabsen, 28% peserta didik menyatakan kadang-kadang, 12% siswa

menyatakan sering, dan 2% siswa menyatakan tidak pernah.

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas peserta didik beranggapan bahwa

pendidik mata pelajaran sejarah tidak pernah melibatkan seluruh peserta didik

untuk membuat tata tertib kelas. Bahkan pendidik mata pelajaran sejarah selalu

Page 55: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

49

mengontrol kehadiran atau mengabsen peserta didik. Berdasarkan hasil

wawancara penulis dengan pendidik mata pelajaran sejarah bahwasanya,

“pembuatan tata tertib sudah menjadi wewenang sekolah”.6 Dengan tata tertib

kelas diharapkan peserta didik memiliki tanggung jawab dan dapat menciptakan

suasana kelas yang tertib dan teratur disamping itu peserta didik dapat disiplin

dalam belajar.

Tabel 4. 10 Memberikan pujian

No. Pertanyaan F % 14. Apakah guru Sejarah anda memberikan

penghargaan baik pujian/hadiah terhadap siswa/i yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

2 7 19 22

4 14 38 44

Jumlah 50 100

Pada pertanyaan nomor 14, sebanyak 44% peserta didik menyatakan tidak

pernah pendidik mata pelajaran sejarah memberikan penghargaan baik pujian atau

hadiah kepada peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar, 38%

peserta didik menyatakan kadang-kadang, 14% peserta didik menyatakan sering,

dan 4% peserta didik menyatakan selalu. Hal ini menunjukkan mayoritas peserta

didik menjawab tidak pernah pendidik mata pelajaran sejarah memberi pujian

kepada peserta didik, karena memberi pujian adalah bentuk memberi perhatian

secara verbal.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, pendidik tidak

memberikan pujian ataupun hadiah kepada peserta didik yang hasil kerjanya

bagus. Melainkan hanya sebatas menanggapi dengan menjelaskan ulang dari hasil

kerja siswa.7

6 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28

Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

7 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran

Page 56: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

50

Tabel 4. 11 Memberikan sanksi atau hukuman

No. Pertanyaan F % 15. Apakah guru Sejarah anda memberikan sanksi

kepada siswa yang tidak pernah mengerjakan tugas?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

1 2 19 28

2 4 38 56

Jumlah 50 100

Pada pertanyaan nomor 15, 56% peserta didik menyatakan tidak pernah

pendidik mata pelajaran sejarah memberikan sanksi kepada peserta didik yang

tidak pernah mengerjakan tugas, 38% peserta didik menyatakan kadang-kadang,

4% peserta didik menyatakan sering, dan 2% peserta didik menyatakan selalu. Hal

ini menunjukkan bahwa mayoritas peserta didik menjawab tidak pernah

memberikan sanksi atau hukuman kepada peserta didik. Bedasarkan hasil

wawancara penulis dengan pendidik mata pelajaran sejarah adalah “saya

(pendidik) tidak pernah memberikan peserta didik sanksi atau hukuman. Kalaupun

mereka tidak mengerjakan tugas maka mereka tidak akan mendapatkan nilai dari

tugas yang telah saya (pendidik) berikan”.8

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis yaitu, memang pendidik

tidak memberikan sanksi dan hukuman berupa apapun kepada peserta didik yang

tidak mengerjakan tugas. Peserta didik sudah cukup mengetahui sanksi apa yang

akan mereka dapatkan jika tidak mengerjakan tugas, yaitu mereka tidak akan

mendapatkan nilai atau skor dari tugas tersebut.9

8 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28 Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

9 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran

Page 57: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

51

Tabel 4. 12 Memberikan nasehat atau teguran

No. Pertanyaan F % 16. Apakah guru Sejarah anda memberikan hukuman

secara langsung ketika siswa melakukan kesalahan tanpa terlebih dahulu diberi teguran/nasehat?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

1 0 17 32

2 0 34 64

Jumlah 50 100 17. Apakah guru Sejarah anda memberikan teguran

terhadap siswa yang membuat keributan di dalam kelas?

a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

15 17 12 6

30 34 24 12

Jumlah 50 100

Pada pertanyaan nomor 16, sebanyak 64% peserta didik menyatakan tidak

pernah pendidik mata pelajaran sejarah memberikan hukuman secara langsung

ketika peserta didik melakukan kesalahan tanpa terlebih dahulu diberi teguran

atau nasehat, 34% peserta didik menyatakan kadang-kadang, 2% peserta didik

menyatakan sering, dan 0% (tidak ada sama sekali) peserta didik menyatakan

selalu.

Pada pertanyaan nomor 17, sebanyak 34% peserta didik menyatakan

sering pendidik mata pelajaran sejarah memberikan teguran terhadap peserta didik

yang membuat keributan di dalam kelas, 30% peserta didik menyatakan selalu,

24% peserta didik menyatakan kadang-kadang, dan 12% peserta didik

menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas peserta didik

beranggapan bahwa pendidik sering memberikan teguran kepada peserta didik

yang melakukan keributan di dalam kelas. Hal ini juga dibuktikan dengan hasil

wawancara penulis kepada pendidik mata pelajaran sejarah bahwasanya “Saya

(pendidik) berusaha menciptakan ruang kelas selama pembelajaran itu seaktif

Page 58: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

52

mungkin. Jika mendapatkan keributan yang bersifat negatif di dalam kelas, saya

(pendidik) cukup menegurnya”.10

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pendidik yang bersangkutan

bahwasanya “jika terjadi keributan di dalam kelas, saya (pendidik) sebagai

pendidik tidak pernah mengambil tindakan apapun kepada peserta didik. Kecuali

menegurnya. Itupun kalau hanya keributan kecil.” “Menurut saya (pendidik),

salah satu hal yang dapat mencegah adanya tindakan menyimpang ataupun

keributan di dalam kelas adalah harus adanya kesiapan bagi seorang pendidik

untuk memberikan materi. Karena dengan demikian, proses pembelajaran di

dalam kelas akan berjalan dengan lancar.”11

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian nasihat atau teguran

pendidik mata pelajaran sejarah dapat menghindari hal-hal yang mengganggu

kenyamanan di kelas.

f. Alokasi penggunaan waktu belajar mengajar, indikator diantaranya adalah; (1) ketepatan kehadiran

Tabel 4. 13 Ketepatan kehadiran

No. Pertanyaan F % 19. Apakah guru Sejarah anda masuk kelas dengan

tepat waktu? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

4 7 32 7

8 14 64 14

Jumlah 50 100

Pada pertanyaan nomor 19, sebanyak 64% peserta didik menyatakan

kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah masuk kelas tepat pada waktunya,

10 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28

Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

11 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28 Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

Page 59: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

53

14% peserta didik menyatakan sering dan tidak pernah, dan 8% peserta didik

menyatakan selalu.

g. Pengorganisasian atau penyesuaian metode pembelajaran dengan materi, indikator diantaranya adalah; (1) Ketepatan dalam menyesuaikan metode pembelajaran dengan materi.

Tabel 4. 14

Penyesuaian metode pembelajaran dengan materi

No. Pertanyaan F % 20. Apakah anda memahami materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru Sejarah anda? d. Selalu e. Sering f. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

7 12 19 12

14 24 38 24

Jumlah 50 100

Pada pertanyaan nomor 20, sebanyak 38% peserta didik menyatakan

kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah tepat dalam menyesuaikan

metode pembelajaran dengan materi, 24% peserta didik menyatakan tidak pernah

dan sering, dan 14% peserta didik menyatakan selalu. Karena dengan adanya

penyesuaian metode terhadap materi akan menjadikan proses pembelajaran lebih

aktif.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan ketika proses pembelajaran

berlangsung, pendidik memberikan metode pembelajaran sesuai dengan materi

yang bersangkutan. Pendidik cukup luwes dan lugas dalam menyampaikan materi

dengan metodenya. 12

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan pendidik mata

pelajaran yang bersangkutan bahwasanya “selama ini saya (pendidik) selalu

berusaha menyesuaikan metode dengan materi yang saya akan bahas. Insya Allah

saya akan selalu menyesuaikannya. Karena jika tidak disesuaikan maka poses

pembelajaran tidak akan aktif. Ketika misalnya ada materi yang mengharuskan

untuk menggunakan metode problem solving, maka metode itulah yang bisa

12 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran

Page 60: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

54

dilakukan. Kesesuaian ini pun melibatkan kemampuan guru dalam menguasai

materi dan metode yang digunakan.13

2. Pembahasan Hasil Temuan

Dari penelitian yang telah dilakukan kepada sejumlah peserta didik yang

menjadi sampel, penulis melakukan analisis data yang merupakan bagian penting

dalam metode ilmiah untuk menjawab masalah penelitian. Dalam menganalisis

data penulis memberikan nilai pada jawaban angket mengenai pengelolaan kelas

pada mata pelajaran Sejarah.

Dari hasil temuan yang didapat oleh penulis, maka dapat diuraikan

berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.

a. Penataan ruang kelas dan alat pelajaran, dapat dilihat dari beberapa indikator diantaranya yaitu: (1) Penataan tempat duduk peserta didik, (2) Kelengkapan atau penggunaan media pembelajaran, (3) Penataan kebersihan dan keindahan kelas

Pada poin pertama berdasarkan hasil angket yang didapat pendidik mata

pelajaran sejarah kadang-kadang menata tempat duduk peserta didik di kelas

ketika belajar. Ini terbukti juga dengan hasil wawancara penulis dengan pendidik

yang bersangkutan. Bahwasanya pendidik mata pelajaran sejarah tidak pernah

mengatur tempat duduk peserta didik, karena menurutnya, “pelajaran sejarah

adalah salah satu pelajaran yang cukup menjenuhkan bagi siswa, dan dengan saya

(pendidik) “membebaskan” peserta didik memilih tempat duduk, itu akan

menjadikan mereka lebih rilek dan enjoy dalam mengikuti proses

pembelajaran”.14

Dalam belajar siswa memerlukan tempat duduk. Tempat duduk

mempengaruhi siswa dalam belajar. Bila tempat duduknya bagus, tidak terlalu

rendah, tidak terlalu besar, bundar, persegi empat panjang, sesuai dengan keadaan

tubuh siswa, maka siswa akan dapat belajar dengan tenang. Ada beberapa formasi

13 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28 Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

14 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28 Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

Page 61: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

55

tempat duduk yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Apabila

pembelajaran itu akan ditempuh dengan cara berdiskusi, maka formasi tempat

duduk sebaiknya melingkar. Jika pembelajaran ditempuh dengan metode ceramah,

maka tempat duduk sebaiknya berderet memanjang ke belakang.15 Berdasarkan

pengamatan yang dilakukan penulis, pendidik tidak menata atau mengatur tempat

duduk peserta didik. Pendidik lebih cenderung “membebaskan” siswa memilih

tempat duduknya masing-masing. Dan penataan tempat duduk peserta didik

menggunakan format memanjang ke belakang. 16

Pada poin kedua mengenai kelengkapan atau penggunaan media

pembelajaran dapat diketahui berdasarkan angket siswa menyatakan kadang-

kadang pendidik mata pelajaran sejarah menggunakan media pembelajaran selama

pembelajaran berlangsung.

Media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah suatu

kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Setiap materi pelajaran tentu memiliki

tingkat kesukaran yang bervariasi. Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran

yang tinggi tentu sukar diproses oleh anak didik. Apalagi bagi peserta didik yang

kurang menyukai bahan pelajaran yang disampaikannya itu. Sebagai alat bantu,

media mempunyai fungsi memudahkan jalan menuju tercapainya tujuan

pembelajaran. Itu berarti kegiatan belajar peserta didik dengan media akan

menghasilkan proses dan hasil yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.

Penggunaan media sebagai alat bantu tidak bisa sembarangan menurut

sekehendak hati guru. Tetapi harus memperhatikan dan mempertimbangkan

tujuan. Media yang dapat menunjang tercapainya pembelajaran tentu lebih

diperhatikan. Sedangkan media yang tidak menunjang tentu saja harus

disingkirkan jauh-jauh untuk sementara. Kompetensi guru sendiri patut dijadikan

perhitungan. Apakah mampu atau tidak untuk menggunakan media tersebut. Jika

tidak, maka jangan mempergunakannya, sebab hal itu akan sia-sia. Malahan bisa

mengacaukan jalannya proses pembelajaran. 17

15 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2006) Cet, III, h. 204-205 16 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran 17 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, , Strategi Belajar Mengajar…,h. 121-122

Page 62: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

56

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, pendidik memang

menggunakan media dalam proses pembelajaran, seperti Powerpoint ataupun

media lainnya yang dibutuhkan. Tetapi, itu tidak bersifat kontinu atau terus

menerus. Dalam artian kadang-kadang saja pendidik menggunakannya. Untuk hal

ini pendidik mata pelajaran sejarah perlu adanya kesiapan dan kekontinuitas

dalam menggunakan media dalam pembelajaran. 18

Pada poin ketiga mengenai penataan kebersihan dan keindahan kelas dapat

diketahui berdasarkan angket peserta didik menyatakan kadang-kadang pendidik

mata pelajaran sejarah melibatkan peserta didik dalam menata keindahan dan

kebersihan kelas.

Penataan keindahan dan kebersihan kelas merupakan bagian dari

pengelolaan kelas. Sebaiknya guru melibatkan siswa dalam penataan kelas. Siswa

bergiliran untuk membersihkan kelas dan guru memeriksa kebersihan dan

ketertiban di kelas.19 Berdasarkan pengamatan yang dilakukan bahwasanya

pendidik jarang melibatkan peserta didik dalam penataan keindahan dan

kebersihan kelas. Mungkin hanya mengandalkan petugas kebersihan sekolah saja.

Tetapi memang, sebelum memulai pembelajaran pendidik memeriksa kelas bersih

atau tidak. Kalau masih ada sampah yang berserakan di kelas, maka pendidik

meminta peserta didik untuk mengambil dan membuangnya di tempat sampah.20

b. Menunjukkan pembelajaran yang kreatif, indikator diantaranya adalah: (1) Menggunakan metode pembelajaran bervariatif

Berdasarkan hasil angket yang didapat bahwasanya peserta didik

menyatakan kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah melakukan metode

yang bervariasi (tidak hanya ceramah dan cerita) dalam kegiatan pembelajaran.

Metode adalah strategi yang tidak bisa ditinggalkan dalam proses belajar

mengajar. Setiap kali mengajar guru pasti menggunakan metode. Metode yang

dipergunakan itu tidak sembarangan, melainkan sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

18 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran 19 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, , Strategi Belajar Mengajar…, h.206 20 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran

Page 63: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

57

Setiap tujuan yang dirumuskan menghendaki penggunaan metode yang

sesuai. Untuk mencapai satu tujuan tidak mesti menggunakan satu metode, tetapi

bisa juga menggunakan lebih dari satu metode. Penggunaan metode mengajar

yang bervariasi dapat menggairahkan belajar anak didik. Penggunaan metode

yang bervariasi dapat menjembatani gaya-gaya belajar anak didik dalam

menyerap bahan pelajaran. Umpan balik dari anak didik akan bangkit sejalan

dengan penggunaan metode belajar yang sesuai dengan kondisi psikologis anak

didik. Maka adalah penting memahami kondisi psikologis anak didik sebelum

menggunakan metode mengajar guna mendapatkan umpan balik optimal dari

setiap anak didik. 21

Variasi dalam penggunaan metode merupakan kunci untuk tercapainya

pengelolaan kelas yang efektif dan menghindari kejenuhan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan pendidik

yang bersangkutan bahwasanya “metode pembelajaran yang digunakan

bervariatif. Karena jika melakukan dengan satu metode saja akan cepat membuat

para peserta didik bosan dan jenuh, maka saya (pendidik) selalu melakukan

pembaharuan atau memvariasikan metode pembelajaran.22

Dengan adanya variasi metode pembelajaran akan menjadikan suasana

kelas semakin “hidup” dan aktif. Para pendidik bisa menggunakan metode-metode

yang ada sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.

c. Menunjukkan sikap tanggap, beberapa indikator diantaranya adalah; (1) Menarik perhatian peserta didik, (2) Gerak mendekati.

Pada poin pertama peserta didik menyatakan kadang-kadang pendidik

mata pelajaran sejarah dengan sengaja berhenti sejenak (diam) untuk menarik

perhatian pada saat menyampaikan mata pelajaran.

21 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, , Strategi Belajar Mengajar…, ,h. 158 22 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28

Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

Page 64: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

58

Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu membagi

perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang

sama. Guru membagi perhatian dapat dilakukan dengan cara:

1. Visual Guru dapat mengubah pandangannya dalam memperhatikan kegiatan pertama sedemikian rupa sehingga ia dapat melirik ke arah kegiatan kedua, tanpa kehilangan perhatian pada kegiatan pertama. Kontak pandangan ini bisa dilakukan terhadap kelompok peserta didik atau peserta didik secara individual.

2. Verbal Guru dapat memberi komentar, penjelasan, pertanyaan, dan sebagainya terhadap aktivitas peserta didik pertama sementara ia memimpin dan terlibat supervisi pada aktivitas peserta didik yang lain.23 Dalam pengelolaan kelas, untuk menarik perhatian peserta didik dalam

proses pembelajaran membagi perhatian ini memang perlu dilakukan. Karena

penting bagi berlangsungnya proses pembelajaran yang efektif.

Pada poin kedua berdasarkan hasil angket yang didapat bahwasanya

peserta didik menyatakan tidak pernah pendidik mata pelajaran sejarah berkeliling

kelas untuk memeriksa hasil tugas peserta didik.

Gerak guru dalam posisi mendekati kelompok kecil atau individu

menandakan kesiagaan, minat dan perhatian guru yang diberikan terhadap tugas

serta aktivitas peserta didik. Gerak mendekati hendaklah dilakukan secara wajar,

bukan untuk menakut-nakuti, mengancam atau memberi kritikan dan hukuman.24

Berdasarkan teori di atas bahwasanya pendidik diperkenankan untuk

mendekati peserta didik guna memeriksa tugas ataupun aktivitas yang lain. Jika

memang pendidik tidak pernah melakukan gerak mendekati peserta didik, maka

perlu ada perubahan ‘positif’ yaitu gerak mendekati demi berlangsungnya

pengelolaan kelas yang baik.

d. Penataan murid di dalam kelas, dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya adalah; (1) Penugasan kelas, (2) Pembimbingan peserta didik.

23 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, , Strategi Belajar Mengajar…, h.188 24 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, , Strategi Belajar Mengajar…, ,h.188

Page 65: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

59

Pada poin pertama dari hasil angket yang didapatkan peserta didik

menyatakan kadang-kadang tugas yang diberikan pendidik mata pelajaran sejarah

mendorong peserta didik agar banyak membaca buku pelajaran, kadang-kadang

pendidik mata pelajaran sejarah memberi tugas atau PR pada akhir kegiatan

pembelajaran, kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah menjelaskan

kepada peserta didik tujuan dari pemberian tugas.

Tugas adalah suatu pekerjaan yang menuntut pelaksanaan untuk

diselesaikan. Guru dapat memberikan tugas kepada anak didik sebagai bagian

yang tak dapat terpisahkan dari tugas belajar anak didik. Tugas dapat diberikan

dalam berbagai bentuk. Tidak hanya dalam bentuk tugas kelompok, tetapi dapat

juga dalam bentuk tugas perorangan.

Anak didik yang menyadari akan mendapat tugas dari guru setelah mereka

menerima bahan pelajaran, akan memperhatikan penyampaian bahan pelajaran.

Mereka berusaha meningkatkan perhatian dengan konsentrasi terhadap penjelasan

demi penjelasan yang disampaikan oleh guru. Sebab bila tidak, tentu mereka

khawatir tidak akan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan itu dengan

baik.25

Dalam pemberian tugas kepada peserta didik, perlu adanya kejelasan

mengenai tujuan diberikannya tugas tersebut. Agar peserta didik memahami apa

tujuan yang akan mereka dapatkan setelah menyelesaikan tugas. Peserta didik

tentu saja akan mengerjakan tugas yang diberikan. Tetapi jika pendidik tidak

menjelaskan apa tujuannya, maka tugas itu mereka kerjakan hanya sebatas

menjalankan tugas, bukan karena adanya keterkaitan antara mereka sebagai

peserta didik dengan tujuan tugas yang mereka kerjakan.

Pada poin kedua dari hasil angket yang didapatkan peserta didik

menyatakan kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah memberikan

bimbingan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, dan peserta

didik menyatakan pendidik mata pelajaran sejarah tidak pernah memberikan

tambahan (jam) pada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam belajar.

25 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, , Strategi Belajar Mengajar…, ,h. 153

Page 66: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

60

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.

Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan

memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus siap

sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar mengajar, sehingga guru

merupakan tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik. 26

Berdasarkan hasil wawancara yang didapatkan adalah pendidik jarang

memberikan bimbingan di luar jam pelajaran. Hanya saja bimbingan dilakukan di

dalam kelas. “Saya (pendidik) jarang melakukan atau membuka ruang konsultasi

peserta didik untuk pelajaran sejarah. Ya, kadang-kadang saja.” 27 Ini bisa saja

terjadi karena kurang leluasanya waktu istirahat yang dimiliki pendidik untuk

membuka waktu konsultasi atau bimbingan lebih kepada peserta didik. Tetapi,

bimbingan atau konsultasi di luar jam pelajaran bisa saja dilakukan oleh para

peserta didik kepada pendidiknya, jika memang ada materi pelajaran yang belum

dipahami. Karena bagaimanapun, pendidik adalah sebagai pembimbing peserta

didik di dalam maupun di luar kelas.

Kalaupun tidak adanya jam khusus untuk menambah jam pada mata

pelajaran sejarah, diakibatkan karena terbatasnya waktu yang ada dan kesibukan

para pendidik bersangkutan yang tiba-tiba saja tdak bisa membimbing para

peserta didik dalam pelajaran sejarah.

e. Menciptakan disiplin kelas dapat dilihat dari beberapa indikator, diantaranya adalah; (1) Tindakan pencegahan pelanggaran disiplin kelas, yang meliputi pembuatan tata tertib; mengabsen kehadiran pesera didik, dan pemberian pujian. (2) Penindakan terhadap pelanggaran disiplin kelas, yang meliputi pemberian sanksi atau hukuman, memberi nasihat atau menegur.

Pada poin pertama peserta didik menyatakan tidak pernah pendidik mata

pelajaran sejarah melibatkan seluruh peserta didik untuk membuat tata tertib

kelas.

26 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, , Strategi Belajar Mengajar…, ,h.40 27 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28

Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

Page 67: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

61

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pendidik yang bersangkutan

bahwasanya pendidik tidak pernah melibatkan peserta didik dalam membuat tata

tertib kelas. Menurutnya (pendidik) “tata tertib itu pada dasarnya sudah dibuat

oleh sekolah dan sudah baku. Para pendidik dan peserta didik tinggal

menjalankannya sesuai yang telah ditetapkan. Kalaupun di dalam kelas khususnya

pada mata pelajaran Sejarah, saya (pendidik) tidak membuat peraturan khusus

kepada para peserta didik. Biarkan para peserta didik mengikuti proses

pembelajaran dengan senyaman mungkin, tanpa ada tata tertib yang

mengikutinya, kecuali adanya tugas.”28

Peserta didik menyatakan pendidik mata pelajaran sejarah selalu

mengontrol kehadiran murid atau mengabsen. Ini dikuatkan dengan pengamatan

yang penulis lakukan bahwasanya para pendidik memang selalu mengontrol

ataupun mengabsen kehadiran para peserta didik. Dan ini dibuktikan dengan

adanya absen peserta didik yang dimiliki oleh guru sebagai alat pengontrol

kehadiran siswa. 29

Mengontrol kehadiran siswa sangat penting bagi penanaman disiplin.

Tujuan akhir dari pengelolaan kelas adalah anak didik dapat mengembangkan

disiplin diri sendiri. Karena itu, guru sebaiknya selalu mendorong anak didik

untuk melaksanakan disiplin diri sendiri dan guru sendiri hendaknya mnjadi

teladan mengenai pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru

harus disiplin dalam segala hal bila ingin anak didiknya ikut berdisiplin dalam

segala hal.30

Demikianlah betapa pentingnya pengontrolan kehadiran peserta didik bagi

penanaman disiplin. Dengan adanya penanaman disiplin yang dilakukan sejak dini

dengan bagus, maka akan sangat berpengaruh bagi masa depan para peserta didik

tersebut.

28 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28

Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

29 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran 30 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar…, ,h. 186

Page 68: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

62

Dalam memberikan pujian berdasarkan hasil angket yang didapat, peserta

didik menyatakan tidak pernah pendidik mata pelajaran sejarah memberikan

penghargaan baik pujian atau hadiah kepada peserta didik yang dapat menjawab

pertanyaan dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa memberi pujian adalah

bentuk memberi perhatian secara verbal.

Hadiah adalah sesuatu yanng diberikan kepada orang lain sebagai

penghargaan atau kenang-kenangan atau cendramata. Guru dapat memberikan

hadiah kepada anak didik yang berprestasi. Pemberian hadiah tidak mesti

dilakukan pada waktu kenaikan kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru

dapat memberikan hadiah berupa apa saja kepada anak didik yang berprestasi

dalam menyelesaikan tugas, benar menjawab ulangan formatif yang diberikan,

dapat meningkatkan disiplin dalam belajar, taat pada tata tertib sekolah, dan

sebagainya.

Keampuhan hadiah sebagai alat untuk mendapatkan umpan balik dari anak

didik akan terasa jika penggunaannya tepat. Dengan memberikan hadiah kepada

para siswa yang berprestasi, maka ia akan merasa bangga karena hasil kerjanya

dihargai dalam bentuk materi.31

Pujian adalah motivasi yang positif. Setiap orang senang dipuji. Orang

yang dipuji merasa bangga karena hasil kerjanya mendapat pujian dari orang lain.

Dalam kegiatan belajar mengajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat

motivasi. Karena anak didik juga manusia, maka dia juga senang dipuji. Guru

dapat memakai pujian untuk menyenangkan perasaan anak didik. Anak didik

senang mendapat perhatian dari guru. Dengan pemberian perhatian, anak didik

merasa diawasi dan dia tidak akan berbuat menurut sekehendak hatinya. Pujian

dapat berfungsi untuk mengarahkan kegiatan anak didik pada hal-hal yang

menunjang tercapainya tujuan pengajaran.

Pujian harus betul-betul sesuai dengan hasil kerja anak didik. Jangan

memuji secara berlebihan. Pujian secara berlebihan akan terkesan sebaliknya,

yaitu pujian yang dibuat-buat. Pujian yang baik adalah pujian keluar dari hati

31Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar…, ,h.150-151

Page 69: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

63

seorang guru secara wajar dengan maksud untuk memberikan penghargaan

kepada anak didik atas jerih payahnya dalam belajar.32

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, pendidik tidak

memberikan pujian ataupun hadiah kepada peserta didik yang hasil kerjanya

bagus. Melainkan hanya sebatas menanggapi. Kiranya, para pendidik yang belum

mempraktekkan dalam memberikan pujian dan hadiah sudah harus mulai

dilakukan, meskipun hadiah yang diberikan tidak terlalu mahal, hanya sebatas alat

tulis dan sebagainya. Hal ini guna meningkatkan prestasi peserta didik dan

keaktifan mereka dalam belajar. Karena pujian dan hadiah dapat digunakan untuk

mendapatkan umpan balik dari setiap anak didik dalam proses belajar mengajar.

Hal itu juga menjadi dorongan bagi peserta didik lainnya untuk selalu bersaing

dalam belajar. 33

Pada poin kedua tidak pernah pendidik mata pelajaran sejarah memberikan

sanksi kepada peserta didik yang tidak pernah mengerjakan tugas. Peserta didik

menyatakan tidak pernah pendidik mata pelajaran sejarah memberikan hukuman

secara langsung ketika peserta didik melakukan kesalahan tanpa terlebih dahulu

diberi teguran atau nasehat.

Hukuman adalah bantuan (reinforcement) yang negatif, tetapi diperlukan

dalam pendidikan. Hukuman dimaksudkan di sini tidak seperti hukuman penjara

atau hukuman potong tangan. Tetapi adalah hukuman yang bersifat mendidik.

Hukuman yang mendidik inilah yang diperlukan dalam pendidikan. Kesalahan

anak didik karena melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi

menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan, atau apa saja yang

sifatnya mendidik.

Sanksi atau hukuman harus segera dilakukan dan jangan ditunda, karena

tujuannya untuk mendapatkan umpan balik dari anak didik terhadap bahan

pelajaran yang baru saja disampaikan oleh guru tersebut. Anak didik yang merasa

mendapat sanksi itu sadar atas kesalahan yang ia lakukan dan tentu saja dia tidak

32Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar…, h.151-152 33 Pengamatan penulis 1 Februari 2010 lihat lampiran

Page 70: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

64

akan mengulangi kembali perbuatannya itu, karena khawatir akan mendapat

sanksi untuk kedua kalinya dan tentu akan mendapat malu.

Bentuk hukuman sebenarnya dapat saja dilakukan oleh guru tanpa

persetujuan anak didik. Gurulah yang harus bersikap bijaksana dan anak didik

menunggu sanksi apa yang akan dikenakan atas dirinya, karena kesalahannya.

Tetapi bentuk hukuman yang lain dapat dilakukan oleh guru setelah ada

kesepakatan antara guru dengan anak didik sebelumnya. 34

Berdasarkan hasil wawancara yang didapat bahwa pendidik tidak pernah

memberikan sanksi atau hukuman kepada peserta didik. “Saya (pendidik) rasa

para peserta didik sudah tahu bagaimana akibat jika tidak mengerjakan tugas,

yaitu mereka tidak akan mendapatkan nilai dari tugas yang telah saya (pendidik)

berikan. Itu cukup menjadi perhatian bagi mereka”.35

Begitupun yang didapatkan dari hasil pengamatan, pendidik tidak

memberikan sanksi dan hukuman berupa apapun kepada peserta didik yang tidak

mengerjakan tugas. Peserta didik sudah cukup mengetahui sanksi apa yang akan

mereka dapatkan jika tidak mengerjakan tugas, yaitu mereka tidak akan

mendapatkan nilai atau skor dari tugas tersebut.36

Mungkin memang sebaiknya pendidik memberikan hukuman atau sanksi

kepada peserta didik yang tidak mengerjakan tugas. Agar mereka tidak “semena-

mena” dengan tugas yang diberikan pendidik. Artinya, mereka tetap mempunyai

tanggung jawab dalam tugas sekolahnya itu. Hukuman atau sanksi ini merupakan

salah satu bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik untuk

mendapatkan umpan balik dari peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Dari hasil angket yang didapatkan peserta didik juga menyatakan bahwa

pendidik mata pelajaran sejarah sering memberikan teguran terhadap peserta didik

yang membuat keributan di dalam kelas.

34Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar…, ,h.156-157 35 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28

Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

36 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran

Page 71: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

65

Kelas tidak selamanya tenang, pasti ada gangguan. Hal ini perlu disadari

oleh guru dan jangan dibiarkan. Teguran perlu dilakukan oleh guru untuk

mengembalikan keadaan kelas. Teguran guru merupakan tanda bahwa guru ada

bersama anak didik. Teguran haruslah diberikan pada saat yang tepat dan sasaran

yang tepat pula, sehingga dapat mencegah meluasnya penyimpangan tingkah

laku.37

Teguran yang dilakukan guru adalah salah satu cara untuk menghentikan

gangguan anak didik. Teguran verbal dibenarkan dalam pendidikan. Teguran

verbal yang efektif adalah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Tegas dan jelas tertuju kepada anak didik yang mengganggu serta tingkah

lakunya yang menyimpang.

2. Menghindari peringatan yang kasar dan menyakitkan atau yang

mengandung penghinaan.

3. Menghindari ocehan atau ejekan, lebih-lebih yang berkepanjangan.38

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pendidik yang bersangkutan

bahwasanya “jika terjadi keributan di dalam kelas, saya (pendidik) sebagai

pendidik tidak pernah mengambil tindakan apapun kepada peserta didik. Kecuali

menegurnya. Itupun kalau hanya keributan kecil. “Menurut saya (pendidik), salah

satu hal yang dapat mencegah adanya tindakan menyimpang ataupun keributan di

dalam kelas adalah harus adanya kesiapan bagi seorang pendidik untuk

memberikan materi. Karena dengan demikian, proses pembelajaran di dalam kelas

akan berjalan dengan lancar.”39

Teguran sebagai salah satu alat pendidikan harus diberikan setelah anak

diberikan pemberitahuan. Oleh karena itu teguran hanya diberikan kepada mereka

yang telah mengetahui kalau dirinya melanggar tata tertib atau peraturan yang

harus mereka patuhi. Teguran ini harus diberikan beberapa kali sebelum diberikan

peringatan atau hukuman. Teguran tersebut dapat berupa kata-kata atau isyarat

37Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, ,Strategi Belajar Mengajar…, h.188 38 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar…, ,h.190 39 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28

Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

Page 72: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

66

seperti pandangan mata yang tajam atau dengan menunjuk menggunakan jari dan

sebagainya.40

Begitupun yang didapatkan dari hasil pengamatan, memang pendidik

memberikan teguran kepada peserta didik yang melakukan keributan di dalam

kelas. Sasarannya adalah para peserta didik yang berbicara, bercanda, tidur,

bahkan berkelahi. Tetapi untuk peristiwa perkelahian ini jarang dan hampir tidak

pernah terjadi. 41 Teguran ini diperlukan pada saat-saat dimana terjadi keributan

yang mengakibatkan proses pembelajaran menjadi tidak kondusif.

f. Alokasi penggunaan waktu belajar mengajar, indikator diantaranya adalah; (1) Ketepatan kehadiran

Dari hasil angket yang didapat, peserta didik menyatakan kadang-kadang

pendidik mata pelajaran sejarah masuk kelas tepat pada waktunya.

Disiplin adalah adanya kesediaan untuk mematuhi ketentuan atau

peraturan-peraturan yang berlaku. Kepatuhan di sini bukanlah karena paksaan,

tetapi kepatuhan atas dasar kesadaran tentang nilai dan pentingnya mematuhi

peraturan-peraturan itu. Disiplin harus ditanamkan dan ditumbuhkan dalam diri

anak, sehingga akhirnya rasa disiplin itu akan tumbuh dari hati sanubari anak itu

sendiri.

Untuk menanamkan disiplin agar anak terbiasa hidup dan melakukan

sesuatu dengan tertib, baik dan teratur perlu didukung oleh adanya contoh dan

teladan dari pihak orang tua di rumah dan dari guru di sekolah. Tanpa adanya

contoh dan teladan dari pihak orang tua dan guru maka pembiasaan yang

ditanamkan kepada anak akan dilakukan dengan rasa terpaksa sehingga tidak

mungkin dapat membentuk rasa disiplin dari dalam.42

Kita sebagai pendidik menjadi contoh bagi para peserta didik. Jika

pendidik kurang memerhatikan kedisiplinan, khususnya pada aspek

ketidaktepatan waktu kehadiran, maka akan mengakibatkan para peserta didik

40 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet I, h. 57

41 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran 42 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu pendidikan, …, h. 54

Page 73: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

67

mengikuti jejak para pendidiknya. Mereka akan menunda-nunda waktu untuk

masuk ke dalam kelas, karena mereka menganggap bahwa “pendidiknya saja

terlambat, berarti peserta didiknya juga boleh terlambat”.

g. Pengorganisasian atau penyesuaian metode pembelajaran dengan materi, indikator diantaranya adalah; (1) Ketepatan dalam menyesuaikan metode pembelajaran dengan materi.

Dari hasil angket yang telah didapat bahwasanya peserta didik menyatakan

kadang-kadang pendidik mata pelajaran sejarah tepat dalam menyesuaikan

metode pembelajaran dengan materi.

Ketika penulis mengamati proses pembelajaran berlangsung, pendidik

memberikan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang bersangkutan.

Pendidik cukup luwes dan lugas dalam menyampaikan materi dengan

metodenya.43 Akan tetapi mungkin di waktu lain ketika pendidik memberikan

materi belum adanya kesiapan dalam menyesuaikan metode yang akan digunakan.

Hal itulah yang membuat peserta didik terkadang kurang mengerti dengan materi

yang diberikan apalagi kurang sesuainya dengan metode yang digunakan.

Sehingga mereka berpendapat bahwa pendidik kadang-kadang menyesuaikan

metode dengan materi yang dibahas.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan pendidik mata

pelajaran yang bersangkutan bahwasanya “selama ini saya (pendidik) selalu

berusaha menyesuaikan metode dengan materi yang saya akan bahas. InsyaAllah

saya akan selalu menyesuaikannya. Karena jika tidak disesuaikan maka poses

pembelajaran tidak akan nyambung. Ketika misalnya ada materi yang

mengharuskan untuk menggunkan metode problem solving, maka metode itulah

yang bisa dilakukan. Kesesuaian ini pun melibatkan kemampuan guru dalam

menguasai materi dan metode yang digunakan.44

43 Pengamatan penulis, 1 Februari 2010, lihat lampiran 44 Hambali, Guru Bid. Studi. Sejarah SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 28

Januari 2010., dan Bhakti Utami, Guru Bid. Studi. Sejarah dan Sosiologi SMAN 87 Jakarta, Wawancara Pribadi, Jakarta 29 Januari 2010.

Page 74: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

68

Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas

bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan

perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan

tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu

tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu.

Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu,

sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan

yang lain. Begitulah sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan. 45

Dibawah ini adalah tabel hasil jawaban siswa tentang pengelolaan kelas

pada mata pelajaran sejarah dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4. 15 Skor Angket Skala Pengelolaan Kelas

Pada Mata Pelajaran Sejarah

No. Responden Skor No. Responden Skor

1 40 26 35 2 45 27 38 3 42 28 43 4 42 29 41 5 41 30 45 6 42 31 39 7 41 32 48 8 41 33 40 9 36 34 55 10 34 35 46 11 31 36 45 12 38 37 54 13 38 38 47

45Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar…, h.75

Page 75: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

69

14 47 39 38 15 43 40 38 16 45 41 41 17 39 42 34 18 39 43 43 19 32 44 41 20 25 45 34 21 43 46 36 22 33 47 37 23 45 48 41 24 38 49 47 25 45 50 47

Total Keseluruhan 2033

Untuk mengetahui nilai rata-rata pengelolaan kelas pada mata pelajaran

sejarah maka penulis menggunakan rumus:46

M = Σ = 2033 N 50

Untuk menentukan prosentase, hasil skor pengelolaan kelas pada mata

pelajaran Sejarah menggunakan rumus:

P = NS X 100%

NH

Skor = 2033

NH = 20 x 4 = 80

NS = 2033 = 40,66 40,66 X 100% = 50,83 50 80

46 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1994), Cet. V., h.. 77

Page 76: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

70

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat diperoleh bahwa nilai rata-

rata jawaban peserta didik tentang pengelolaan kelas pada mata pelajaran sejarah

sebesar 40,66. Untuk mengetahui kualifikasi hasil angket jawaban peserta didik

SMAN 87 Jakarta, maka penulis menyusun jumlah skor angket peserta didik yang

mencakup skor tertinggi 64 dan skor terendah 25. Kemudian data-data tersebut

disusun menjadi data interval. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4. 16 Klasifikasi skor angket

No. Klasifikasi Frekuensi Kualifikasi

1.

2.

3.

4.

55-64

45-54

35-44

25-34

1

13

30

6

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Setelah merujuk pada tabel di atas, maka dengan nilai rata-rata sebesar

40,66 yang berada dalam klasifikasi 35-44 dengan kualifikasi cukup. Sehingga

dapat diketahui bahwa pengelolaan kelas yang dilakukan oleh pendidik mata

pelajaran Sejarah termasuk kategori cukup.

Hasil penelitian yang telah didapatkan adalah bagaimana kemampuan

seorang pendidik mata pelajaran Sejarah dalam mengelola kelas yang baik,

melaksanakan sistem pembelajaran yang baik akan menciptakan suasana belajar

yang efektif, dan dengan sarana dan prasarana yang baik dapat menunjang

pelaksanaan pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara saya dengan pendidik yang bersangkutan

adalah pengelolaan kelas yang ia lakukan selama dalam pembelajaran yang

pertama ia perhatikan adalah membuat program pengajaran tahunan, semesteran,

satuan pelajaran. Karena program tersebut sudah menjadi keharusan dan tuntutan

bagi setiap pendidik yang memiliki kompetensi profesional, dan dengan adanya

program tersebut pendidik akan lebih mudah memberikan pembelajaran di kelas

Page 77: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

71

serta dapat mengelola kelas dalam hal kedisiplinan, pengaturan tempat duduk

peserta didik, dan lain-lain.

Seperti halnya dalam menangani suasana pembelajaran yang lebih

kondusif pendidik tidak mengatur tempat duduk peserta didik harus seperti apa.

Pendidik cukup “membebaskan” peserta didik dalam memilih tempat duduk.

Karena bagi pendidik, pelajaran sejarah adalah salah satu pelajaran yang cukup

menjenuhkan bagi peserta didik, dan dengan pendidik “membebaskan” peserta

didik memilih tempat duduk, itu akan menjadikan mereka lebih rilek dan enjoy

dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dalam halnya memberikan tugas kepada peserta didik, itu memang

dilakukan, baik secara lisan (pertanyaan) ataupun tulisan. Hal ini untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik, dalam memahami pelajaran sejarah,

khususnya.

Hasil pengamatan yang dilakukan selama penelitian adalah pendidik yang

bersangkutan kurang menggunakan metode-metode yang bervariatif dan kurang

pula menggunakan media pembelajaran. Hal ini dapat menjadikan peserta didik

cepat mengalami kejenuhan dan keributan di dalam kelas.

Pengelolaan kelas yang dilakukan pendidik yang bersangkutan ketika

mendapatkan anak yang melakukan tindakan menyimpang atau keributan, adalah

cukup memberikan teguran.

Pendidik mata pelajaran sejarah jarang membuka ruang konsultasi untuk

pelajaran Sejarah di luar jam pelajaran, tetapi jika ada yang ingin berkonsultasi

atau bertanya dipersilahkan. Ada beberapa hal juga yang menghambat kurang

berjalannya konsultasi tersebut diantaranya, keterbatasan waktu yang dimiliki

pendidik, kurang akrabnya pendidik tersebut dengan peserta didik, dan lain-lain.

Sehingga konsultasi dapat berjalan ketika hanya di dalam kelas. Kiranya, dengan

waktu singkat yang dimiliki pendidik di luar kelas dapat dimanfaatkan peserta

didik untuk berkonsultasi.

Untuk mengetahui nilai rata-rata variabel angket pengelolaan kelas pada

mata pelajaran Sejarah adalah sebagai berikut:

Page 78: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

72

Tabel 4.17 Nilai Rata-rata Variabel Angket Pengelolaan Kelas Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMAN 87 Jakarta

Dimensi Skor NH NS NS X 100 % NH

Kategori

Variabel Penataan Murid di Dalam Kelas

507 5 X 4 = 20 507 =10,14 50

10,14X100=50,7 20

Baik

Variabel Penataan Ruang Kelas dan Alat Pelajaran

378 4X4 = 16 378 = 7,56 50

7,56 X100=47,25 16

Baik

Variabel Menciptakan Disiplin Kelas

631 6X4 = 24 631=12,62 50

12,62X100=52,58 24

Baik

Variabel Menunjukkan Sikap Tanggap

196 2X4=8 196= 3,92 50

3,92 X100 = 49 8

Baik

Variabel Menunjukkan Pembelajaran Kreatif

99 1X4=4 99=1,98 50

1,98 X100 =49,5 4

Baik

Variabel Alokasi Penggunaan Waktu Belajar Mengajar

108 1X4=4 108=2,16 50

2,16 X100 =54 4

Baik

Variabel Penyesuaian metode pembelajaran dengan materi

114 1X4=4 114=2,28 50

2,28 X100 = 57 4

Baik

Page 79: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

73

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata variabel

angket pengelolaan kelas pada mata pelajaran Sejarah di SMAN 87 Jakarta adalah

dapat dikatakan baik. Ini dibuktikan dengan rumus perhitungan NS X 100 %.

NH

Page 80: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan di SMAN 87

Jakarta tentang pengelolaan kelas pada mata pelajaran sejarah yang berkaitan

dengan metode pembelajaran Sejarah dapat dinilai cukup.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

dapatlah kiranya diajukan beberapa saran dengan harapan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

1. Adanya kerjasama yang baik antara pihak sekolah, guru maupun siswa

dalam mewujudkan pengelolaan kelas yang baik agar menciptakan situasi

dan kondisi yang optimal dalam belajar sehingga dapat terarah kepada

tujuan pendidikan yang diharapkan.

2. Bagi pihak pemerintah ataupun sekolah, seyogyanya memberikan bantuan

(tambahan) dan mengikutsertakan guru dalam peningkatan kemampuan

dan keterampilan melalui pendidikan dan pelatihan profesi, pengaturan

dan pelatihan secara regional atau nasional. Pelaksanaan ini sebaiknya

secara profesional dan adil tidak membedakan sekolah negeri atau swasta,

sehingga tidak terjadi perbedaan yang terlalu jauh. Selain itu perlu adanya

74

Page 81: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

75

dorongan, penghargaan, dan perhatian yang lebih bagi guru yang aktif

dalam bidang organisasi sekolah atau manapun.

Page 82: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Moh. R. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia, Yogyakarta: LKiS, 2005 Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa, Sebuah Pendekatan

Evaluatif, Jakarta: CV. Rajawali, 1988 Bahri Djamarah, Syaiful. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2000 Bahri Djamarah, Syaiful, dan Aswan Zaini, Strategi Belajar Mengajar Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2006 Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Komunikasi, Ekonomi, dan

Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya), Jakarta: Prenada Media Group, 2006

Dira J Rama, Metode Alternatif Pengajaran Sejarah, artikel diakses pada 02

September 2008, dari http://64.203.71.11/kompas-cetak/jateng/41127.htm Fajar Arnie, Portofolio Dalam Pelajaran IPS, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2005 Fathurrohman, Pupuh, dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Strategi

Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami). Bandung: PT Refika Aditama, 2007

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 1991 Porter Bobby, dan Mike Hernachi, Quantum Teaching, Bandung: Kaifa, 2000 Rosyada, Dede. Paradigma Pendidikan Demokrasi “sebuah Model Pelibatan

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan”, Jakarta: Prenada Media, 2004, Ed. I

Rukmana Ade, dan Asep Suryana, Pengelolaan Kelas, Bandung: UPI PRESS,

2006 Sabri, Alisuf, Pengantar Ilmu pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005 Semiawan Conny, dkk, Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana

Mengaktifkan Siswa dalam Belajar, Jakarta: PT Grasindo, 1992

76

Page 83: PENGELOLAAN KELAS PADA MATA PELAJARAN SEJARAH …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21582/1/UNI... · 2. Fungsi dan Tujuan Pelajaran Sejarah di SMA..... 10 . 3. Pendekatan,

77

Setiawan, Irwan. Belajar Mandiri Dengan Pemanfaatan Program Powerpoint Dalam Pembelajaran Sejarah Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bengkulu Selatan, Artikel diakses pada 08 September 2009, dari http://www.psb-psma.org/forum/software/lain-lain/belajar-mandiri-dengan-pemanfaatan-program-powerpoint-dalam-pembelajaran-sejarah

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1994 Sudirman. N. dkk., Ilmu Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Dilengkapi Contoh Proposal dan

Laporan Penelitian), Bandung: ALFABETA, 2005 Sumaatmadja, Nursid. Konsep Dasar IPS, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka,

2007 Syaodih, Nana, Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Offset, 2008 Thabary Hasbullah, Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1995 Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplilkasi Pendidikan,

Bagian III: Pendidikan Disiplin Ilmu, Bandung: PT Imperial Bhakti Utama, 2007