Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

58
Pengelolaan Kaki Diabetes Pengelolaan kaki diabetes A.Pencegahan dengan cara 1.Penyuluhan : untuk selalu memperhatikan kebersihan dan kesehatan kaki, memakai alas kaki yang tebal dan hindari luka serta gula darah yang terkontrol. 2.Melakukan identifikasi terhadap pasien yang mempunyai risiko tinggi terhadap kemungkinan menderita Kaki diabetes -Kaki diabetes akibat iskemia Penurunan aliran darah ke tungkai akibat makroangiopati (aterosklerosis) dari pembuluh darah besar di tungkai terutama pembuluh darah betis Yang harus diperiksa; Rheologi darah, mengukur ancle branchial indeks dengan Doppler ultrasound / angiografi Klinis : - mengeluh nyeri waktu istirahat - perabaan : dingin - pulsasi pembuluh darah : kurang kuat - adanya ulcus sampai ganggen - Kaki diabetes akibat neuropati Kerusakan saraf somatic dan otonomik tetapi tidak ada gangguan dari sirkulasi Klinis: - kaki kering - hangat - kesemutan, mati rasa - edema kaki - pulsasi pembuluh darah kaki masih teraba B.Bila pasien datang dengan ulcus dan / ganggren maka tindakan yang harus dilakukan 1. Evaluasi - gambaran klinik

Transcript of Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Page 1: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Pengelolaan Kaki Diabetes

Pengelolaan kaki diabetesA.Pencegahan dengan cara1.Penyuluhan : untuk selalu memperhatikan kebersihan dan kesehatan kaki, memakai alas kaki yang tebal dan hindari luka serta gula darah yang terkontrol.2.Melakukan identifikasi terhadap pasien yang mempunyai risiko tinggi terhadap   kemungkinan menderita Kaki diabetes   -Kaki diabetes  akibat iskemiaPenurunan aliran darah ke tungkai akibat makroangiopati (aterosklerosis) dari pembuluh darah besar di tungkai terutama pembuluh darah betisYang harus diperiksa;Rheologi darah, mengukur ancle branchial indeks dengan Doppler ultrasound / angiografiKlinis :-          mengeluh nyeri waktu istirahat-          perabaan : dingin-          pulsasi pembuluh darah : kurang kuat-          adanya ulcus sampai ganggen

- Kaki diabetes akibat neuropatiKerusakan saraf somatic dan otonomik tetapi tidak ada gangguan dari sirkulasiKlinis:

-          kaki kering-          hangat-          kesemutan, mati rasa-          edema kaki-          pulsasi pembuluh darah kaki masih teraba

B.Bila pasien datang dengan ulcus dan / ganggren maka tindakan yang harus dilakukan

1.    Evaluasi -    gambaran klinik-    lokasi ulcus-    kedalaman ulcus -    X ray kaki mungkin ditemukan :  benda asing, subcutan gas, osteomyelitis -    evaluasi vascular (Pemeriksaan perfusi kulit daerah luka)

dengan transcutaneus oksigen tension (TcPO2) pd daerah sekitar luka. Tekanan PO2 kurang dari 30 mmHg berarti penyembuhan luka menurundapat diterapi dengan : Oksigen hiperbarik

2.    Perbaikan sirkulasiBedah (dekonstruksi pembuluh darah), obat untuk memperbaiki rheologi

3.    Perbaikkan nutrisi (Hb > 12 g/dl, albumin >3,5 g/dl)

Page 2: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

4.    Regulasi gula darah, dislipidemia, hipertensi dan hindari rokok, berikan obat : anti thrombosis, neurotropik dan mineral

5.    Biakan/kultur kuman dengan sampel dari ulcus6.    Antibiotika, sebelum terdapat hasil kultur berikan terlebih dahulu antibiotika empiris

yang bersifat menghambat kuman gram positif dan negatifIndikasi: selulitis, infeksi yang dalam disertai febris & lekositosis

7.    Perawatan lokal 8.    Debrideman

Yang optimal sampai tampak jaringan yang sehat dengan membuang semua jaringan yg nekrotik

9.    Non weight bearingTirah baring, memakai crutch, kursi roda/sandal khusus

10. AmputasiIndikasi Amputasi1. febris terus-menerus2.Regulasi gula darah sulit dicapai3.selulitis semakin naik dari distal ke proksimal4.osteomyelitis5.Pasien tambah toksik6.faal ginjal menurun

Klasifikasi Obat Anti Diabetes Oral yang biasa digunakan

Sulfonilurea

Obat ini merangsang sel beta pankreas untuk memproduksi insulin. terbagi menjadi berapa golongan, antara lain :

1.Kelas A: hipoglikemik kuat

 glibenklamid, nama merk dagangnya euglukon, daonil 

dengan sediaan 5mg per tablet. diberikan maksimal 3 tablet diberikan pagi dan siang

klorpropamid, nama merk dagangnya diabinase 

dengan sediaan 100 dan 250 mg per tablet, dosis maksimal 2 tablet, diberikan pagi hari

2.Kelas B: untuk diabetes melitus disertai kelainan ginjal dan hepar.

glikuidon, nama merk dagangnya glerenorm, glidiab, lodem, fordab, 

dengan sediaan 30 mg  per tablet. 

maksimal 4 tablet/hari diberikan pagi dan siang.

3.Kelas C: anti angiopati

gliklazid, digunakan untuk komplikasi diabetes melitus mikroangiopati.

Page 3: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

nama merk dagangnya diamicron, glukolos,glucodex,glidiabet,

sediaan 80 mg per tablet, maksimal 4tablet/hari diberikan pagi dan siang.

glimipirid, digunakan untuk komplikasi diabetes melitus makroangiopati.

nama merk dagangnya amaryl,amadiab,metrix,solosa.

sediaannya 1 mg, 2 mg dan 4 mg.

diberikan pagi dan siang dengan maksimal dosis 8 mg/hari

4.Kelas D: hipoglikemik lemah tapi bekerja pada gangguan post reseptor insulin

glipizid dosis rendah misalnya minidiab dosis 2,5-20 mg diberikan pagi dan siang.

 Biguanid 

obat ini berefek pada reseptor insulin (uptake glukosa di perifer), menurunkan fibrinogen plasma,  tidak punya efek sentral pada pancreas, antara lain 

metformin, nama merk dagangnya glucophage, buformin, diabex, neodipar. 

sediaannya 500 mg per tablet. dosis 500-3000 mg perhari. 

obat ini dapat menyebabkan perut tidak nyaman. 

sehingga pemberiannya sebaiknya sesudah makan. 

hati-hati pada pasien dengan kelainan hepar dan ginjal.

Golongan spesifik

 Acarbose (alfa-glukosidase inhibitor), obat ini menghambat absorbsi glukosa di usus. nama merk dagangnya glucobay, eclid

sediaannya 50 mg dan 100 mg. diberikan setelah suapan pertama saat makan. efek samping yang sering : perut terasa kembung dan sering buang angin (flatus)

sitagliptin (suatu DPP-4 inhibitor), obat ini bekerja meningkatkan dan memperpanjang hormon incretin, dengan mengnonaktifkan enzim DPP-4. hormon incretin meningkatkan sintesis dan sekresi insulin pada sel beta pankreas dan menurunkan sekresi glukagon pada sel alfa pankreas. nama merk dagangnya januvia. sediaan 25 mg, 50 mg dan 100 mg. dosis yang diberikan maksimal 400 mg/hari. dosis disesuaikan juga terdapat gangguan ginjal.

Repaglinide, obat ini bekerja meningkatkan sekresi insulin dengan menghambat ATP-potassium-channel pada sel beta pankreas sehingga meningkatkan kalsium intrasel dan merangsang pelepasan insulin dari sel beta pankreas. nama merk dagangnya prandin, sediaan 0,5 mg, 1 mg dan 2 mg. dosis awal 0,5 mg diberikan 15 menit sebelum makan. dititrasi maksimal 4 mg. dosis maksimal tidak melebihi 16 mg /hari.

Page 4: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Diposkan oleh/posting by dr.Iman di 8:29:00 PM Comments (0)

Label: diabetes

Reaksi:

29 December 2013

wanita bersusuk emas

Fenomena menggunakan susuk untuk pengobatan tidak hanya terjadi di Indonesia. Tetapi juga

terjadi di Negara gingseng, korea selatan. Berikut ini adalah kasusnya :

Seorang wanita 65 tahun dengan rasa sakit di kedua lututnya . Dia menderita osteoartritis lutut

sebelumnya dan telah diobati dengan obat analgesik dan obat antiinflamasi nonsteroid. Selain itu,

dia diobati dengan injeksi intraartikular glukokortikoid . Meskipun mendapat terapi tersebut, nyeri

lututnya tidak mereda . Ketidaknyamanan pencernaan yang disebabkan oleh obat-obatan anti nyeri

mengharuskan penghentian obat. Oleh karena itu , dia menjalani akupunktur dengan susuk emas

sebagai terapi tambahan sekali per minggu dan lebih sering ketika sakit datang .

Akupunktur banyak digunakan sebagai pengobatan untuk nyeri sendi . Telah dihipotesiskan bahwa

susuk emas ditanamkan pada titik-titik akupunktur bertindak sebagai stimulasi terus-menerus dari

akupuntur. Penyisipan potongan-potongan kecil dari emas steril di sekitar sendi dengan cara jarum

Page 5: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

akupunktur telah digunakan umumnya dalam pengobatan osteoarthritis dan rheumatoid arthritis di

negara-negara Asia . Susuk emas dapat mempersulit penilaian radiografi , seperti yang terlihat di sini

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Masa balita adalah masa keemasan, jendela kesempatan dan masa kritis.Balita sebagai calon generasi penerus perlu pertumbuhan dan perkembangan yang baik dengan gizi yang sesuai, stimulasi yang memadai, terjangkaunya pelayanan kesehatan yang berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan pertumbuhan perkembangan dan pengurangan berbagai faktor lingkungan yang mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak

Balita memiliki otak yang bersifat plastis yang berarti :

Sisi Positif :

• Lebih terbuka proses belajar dan mencari pengalaman

Sisi Negatif :

• Lebih peka/sensitif terhadap lingkungan buruk

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

• PERTUMBUHAN : bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.

• PERKEMBANGAN : bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian

CIRI-CIRI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

• Perkembangan menimbulkan perubahan

• Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan berikutnya

• Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

• Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

• Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Page 6: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

• Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

PRINSIP –PRINSIP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

• Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

• Pola perkembangan dapat diramalkan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak

Faktor dalam (internal)

• Ras/etnik/bangsa

• Keluarga

• Umur

• Jenis kelamin

• Genetik

Faktor luar (eksternal)

• Faktor prenatal (sebelum lahir)

• Faktor persalinan

• Faktor pasca persalinan

Faktor Prenatal (sebelum lahir)

• Gizi

• Mekanis

• Toksin/zat kimia

• Hormonal

• Infeksi

• Kelainan kekebalan tubuh

• Janin kurang oksigen

• Psikologi ibu

• Radiasi

Page 7: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Faktor Persalinan :

komplikasi persalinan seperti trauma kepala dan asfiksia.

Faktor Pasca Persalinan

• Gizi

• Penyakit kronis/ kelainan kongenital

• Lingkungan fisis dan kimia

• Psikologis

• Hormonal

• Sosial ekonomi

• Lingkungan pengasuhan

• Stimulasi

• Obat-obatan

PERIODE PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

• Masa prenatal atau intrauterine (masa di dalam kandungan)

• Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 11 bulan

• Masa anak dibawah lima tahun (anak balita umur 12 sampai dengan 59 bulan)

• Masa anak prasekolah (anak umur 60 sampai dengan 72 bulan)

MASA PRENATAL (MASA SEBELUM LAHIR)

Dibagi menjadi 3 periode :

1. Masa zigot/mudigah,konsepsi sampai dengan 2 minggu kehamilan.

2. Masa Embrio, 2 minggu kehamilan sampai dengan 8 atau 12 minggu.

3. Masa janin/fetus, umur 9atau 12 minggu sampai dengan akhir.

Terdiri dari 2 periode :

1. Masa fetus dini, umur kehamilan 9 minggu sampai dengan trimester kedua

Page 8: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

2. Masa fetus lanjut, umur kehamilan trimester terakhir

Pada masa prenatal ibu diharapkan :

• Jaga kesehatan dengan baik

• Selalu dalam lingkungan yg menyenangkan

• Mendapat nutrisi yang sehat

• Memeriksa kesehatannya secara teratur

• Stimulasi dini pd janin

• Menghindari stres fisik dan psikis

• Tidak bekerja berat

MASA BAYI

Dibagi menjadi 2 periode :

1. Masa neonatal 0 – 28 hari

1. Masa neonatal dini, 0 – 7 hari

2. Masa neonatal lanjut , 8 – 28 hari

2. Masa pasca neonatal 29 hari – 11 bulan

Pada masa masa bayi, ibu diharapkan :

- Pemberian Air Susu Ibu eksklusif atau Pengganti Air Susu Ibu, pemberian Imunisasi, pengasuhan yang baik.

- kontak erat ibu dan anak

Agar pertumbuhan dan perkembangan anak  sehat pada masa neonatal :

• Pergi ke sarana kesehatan saat mau melahirkan

• Persalinan didampingi oleh keluarga

• Sambut kelahiran dengan rasa suka dan syukur

• Berikan Air Susu Ibu segera mungkin

MASA BALITA

Page 9: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

• 3 tahun pertama pertumbuhan sel otak masih berlangsung.

• Perkembangan bicara, bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat

• Perkembangan moral dan dasar-dasar kepribadian anak dibentuk pada masa ini

MASA ANAK PRASEKOLAH

• Perkembangan jasmani,ketrampilan dan proses pikir bertambah

• Mulai menunjukkan keinginannya

• Senang bermain diluar dan mulai berteman

wanita bersusuk emas

Fenomena menggunakan susuk untuk pengobatan tidak hanya terjadi di Indonesia. Tetapi juga

terjadi di Negara gingseng, korea selatan. Berikut ini adalah kasusnya :

Seorang wanita 65 tahun dengan rasa sakit di kedua lututnya . Dia menderita osteoartritis lutut

sebelumnya dan telah diobati dengan obat analgesik dan obat antiinflamasi nonsteroid. Selain itu,

dia diobati dengan injeksi intraartikular glukokortikoid . Meskipun mendapat terapi tersebut, nyeri

lututnya tidak mereda . Ketidaknyamanan pencernaan yang disebabkan oleh obat-obatan anti nyeri

mengharuskan penghentian obat. Oleh karena itu , dia menjalani akupunktur dengan susuk emas

sebagai terapi tambahan sekali per minggu dan lebih sering ketika sakit datang .

Akupunktur banyak digunakan sebagai pengobatan untuk nyeri sendi . Telah dihipotesiskan bahwa

susuk emas ditanamkan pada titik-titik akupunktur bertindak sebagai stimulasi terus-menerus dari

Page 10: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

akupuntur. Penyisipan potongan-potongan kecil dari emas steril di sekitar sendi dengan cara jarum

akupunktur telah digunakan umumnya dalam pengobatan osteoarthritis dan rheumatoid arthritis di

negara-negara Asia . Susuk emas dapat mempersulit penilaian radiografi , seperti yang terlihat di

sini.

Diposkan oleh/posting by dr.Iman di 9:05:00 PM Comments (0)

Label: fenomena kedokteran

Reaksi:

kode etik kedokteran

Kode etik adalah pedoman perilaku yang berisi garis – garis besar, adalah pemandu sikap dan

perilaku. Dalam kedokteran, kode etik menyangkut 2 ( dua ) hal yang harus diperhatikan ialah :

1. Etik Jabatan Kedokteran ( Medical Ethics )

Menyangkut masalah yang berkaitan dengan sikap dokter terhadap teman sejawat, para

pembantunya serta terhadap masyarakat & pemerintah.

2. Etik Asuhan Kedokteran ( Ethics of Medical Care )

Mengenai sikap & tindakan seorang dokter terhadap penderita yang menjadi tanggungjawabnya.

( Etika Kedokteran, Ratna Samil, 2001 )

Etika merupakan bagian dari filsafat aksiologi yang mempelajari baik-buruk, benar-salah,

pantas-tidak pantas, dsb. Dalam penggunaan sehari-hari, nilai/norma dalam masyarakat umum

berlaku dan ditentukan oleh masyarakat tertentu.

Dalam kode etik oleh Hammurabi, telah disusun bermacam-macam sistem/peraturan

mengenai para dokter. Terdapat pula beberapa bagian mengenai norma-norma tinggi moral/akhlak

dan tanggung jawab yang diharapkan harus dimiliki oleh para dokter serta petunjuk-petunjuk

mengenai hubungan antar dokter-pasien dan beberapa masalah lain. Etika Kedokteran mempunyai 3

( tiga ) azas pokok, yaitu :

1. O t o n o m i

Page 11: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

a. Hal ini membutuhkan orang – orang yang kompeten, dipengaruhi oleh kehendak dan

keinginannya sendiri dan kemampuan ( kompetensi ). Memiliki pengertian pada tiap-tiap kasus yang

dipersoalkan memilik kemampuan untuk menanggung konsekuensi dari keputusan yang

secara otonomi atau mandiri telah diambil.

b. Melindungi mereka yang lemah, berarti kita dituntut untuk memberikan perlindungan dalam

pemeliharaan, perwalian, pengasuhan kepada anak-anak, para remaja dan orang dewasa yang

berada dalam kondisi lemah dan tidak mempunyai kemampuan otonom ( mandiri ).

2. Bersifat dan bersikap amal, berbudi baik

Dasar ini tercantum pada etik kedokteran yang sebenarnya bernada negatif ; PRIMUM NON NOCERE

“ ( = janganlah berbuat merugikan / salah ). Hendaknya kita bernada positif dengan berbuat baik dan

apabila perlu kita mulai dengan kegiatan yang merupakan awal kesejahteraan para individu

/masyarakat.

3. K e a d i l a n

Azas ini bertujuan untuk menyelenggarakan keadilan dalam transaksi dan perlakuan antar manusia,

umpamanya mulai mengusahakan peningkatan keadilan terhadap si individu dan masyarakat

dimana mungkin terjadi risiko dan imbalan yang tidak wajar dan bahwa segolongan manusia

janganlah dikorbankan untuk kepentingan golongan lain.

( kodeki, MKEK,2002 )

Etika kedokteran dapat diartikan sebagai kewajiban berdasarkan moral yang menentukan

praktek kedokteran. Selama beberapa dasawarsa terakhir ini, masalah – masalah etik kedokteran

merupakan masalah yang penting ; masyarakat saat ini telah mempersalahkan secara agresif

mengenai bagaimana dan kepada siapa pelayanan kesehatan diberikan. Perhatian masyarakat

kepada masalah etik kedokteran telah membawa profesi kedokteran kepada kebutuhan yang

meningkat mengenai pandangan masyarakat ini, tidak hanya yang berkenaan dengan hubungan

antara dokter – pasien, tetapi juga bagaimana kemajuan dalam ilmu & teknologi kedokteran

mempengaruhi masalah hak asasi manusia.

Page 12: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Hubungan antara dokter – pasien adalah hubungan antar manusia – manusia, yang akan tercapai

apabila masing – masing pihak benar – benar menyadari hak & kewajibannya serta memahami

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Diposkan oleh/posting by dr.Iman di 7:55:00 PM Comments (0)

Label: etika hukum kedokteran

Reaksi:

tips memilih obat tetes mata untuk mata kering

Mata terasa panas, kering dan sakit ketika main komputer atau berada di ruang ber-AC. Itu mungkin

sering dikeluhkan oleh blogger termasuk saya. Belum lagi kalau memperhatikan kode-kode html

atau skrip-skrip widget bikin mata cepat terasa lelah. Juga kalau kelamaan main game di computer.

Pada saat itu kita biasanya mengalami gangguan mata ringan seperti iritasi atau mata kering yang

hanya mengenai mata bagian putih. Tapi hati-hati kalau sampai kemerahan karena bisa jadi terkena

infeksi. Apalagi jika terjadi gangguan mata membuat penglihatan buram atau kabur maka harus

dianggap serius

Untuk mengatasi mata kering tanpa menggunakan obat anda bisa berkunjung disini.

Sedangkan jika masih belum bisa berhasil, maka kita bisa menggunakan obat-obat mata yang

tersedia di apotik.

Obat tetes mata biasanya digunakan untuk membersihkan mata dari kotoran. Selain itu, peradangan

mata seperti infeksi, mata memerah, dan lainnya dapat diobati menggunakan obat tetes mata. Tetes

mata memang lebih cepat bekerja ketimbang salep atau obat oral (diminum), karena langsung

bekerja pada sasaran, langsung terserap. Fungsi tetes mata sendiri memang untuk menyembuhkan

penyakit mata.

Berikut ini kandungan dari obat tetes mata

Page 13: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Tetrahydrozoline HCl merupakan agen vasokonstriktor yang dapat mempengaruhi sistem syaraf

pusat dan pembuluh darah. Pada saat iritasi, pembuluh darah dalam keadaan vasodilatasi sehingga

mata memerah. Apabila digunakan tetes mata yang mengandung senyawa aktif ini, pembuluh darah

akan mengalami vasokonstriksi sehingga mata tidak memerah lagi.

Benzalkonium chloride merupakan bahan pengawet atau preservative yang mempunyai daya

membunuh bakteri (bakterisida). Benzalkonium chloride ini dapat menyebabkan penghilangan

warna pada kontak lensa.

Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) digunakan sebagai air mata buatan.

Polyethylene glycol (PEG) berfungsi sebagai lumbicant atau pelumas

Naphazoline adalah senyawa simpatomimetik yang ditandai dengan aktivitas alfa adrenergic,

bekerja sebagai vasokonstriktor dengan cepat mengurangi pembengkakan membrane mukosa.

Naphazoline bekerja pada reseptor di arteri konjungtiva menjadi konstriksi sehingga menghasilkan

penurunan penyumbatan/kongesti.

Nah bagaimana dengan obat-obat yang tersedia di apotik? Biasanya yang obat tetes mata yang

tersedia di apotik merupakan obat kombinasi. Misalnya saja :

Insto regular, Visine original, dan Braito original, ketiganya mengandung Tetrahydrozoline HCl dan

Benzalkonium chloride. Tetes mata yang mengandung kombinasi ini diindikasikan untuk

menghilangkan iritasi dan kemerahan pada mata.

Insto moist, Visine tears, dan Braito tears mengandung Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) dan

Benzalkonium chloride.

Visine tears ada tambahan Polyethylene glycol (PEG) dan Glycerin. Kombinasi obat ini diindikasikan

untuk menghilangkan iritasi dan kekeringan pada mata

Rohto mengandung Naphazoline HCl, asam borat, Na borat, Dinatrium edetat, Polisorbat 80, dan

Benzalkonium chloride diindikasikan untuk menghilangkan iritasi dan kongesti mata atau

pengobatan kondisi alergi serta peradangan.

Bagaimana memilih obat tetes mata yang tepat?

-Apabila terjadi iritasi dan mata merah saja, pilih Insto regular, Visine original, atau Braito original.

-Apabila terjadi iritasi dan mata kering, pilih Insto moist, Visine tears, atau Braito tears.

-Apabila terjadi iritasi sekaligus mata merah dan kering, bisa menggunakan Visine extra.

Page 14: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

-Apabila disertai dengan alergi atau peradangan, Rohto menjadi pilihan yang tepat.

Jika lebih parah mungkin butuh Alletrol atau tetes mata Cendo yang berbagai macam fungsinya tapi

ada baiknya dibawah pengawasan dokter spesialis mata. Karena obat ini mengandung steroid yang

jika digunakan terus-menerus akan menyebabkan timbulnya penyakit glaukoma,

Penyakit glaukoma merupakan salah satu penyakit mata yang dapat menyebabkan kebutaan. Hal ini

disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat, sehingga bola mata akan

membesar dan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata. Akhirnya saraf mata tidak

mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati (kebutaan)

jadi ada baiknya saat membeli obat, kita baca komposisinya. Pertanyaannya bagaimana dengan obat

tetes mata yang sudah dibuka? Berapa lama bisa dipakai? Pada umumnya, obat tetes mata masih

bisa digunakan selama satu bulan setelah tutup dibuka. Apabila lebih dari satu bulan maka bisa jadi

komposisinya sudah berubah dan tidak aman dipakai lagi.

Diposkan oleh/posting by dr.Iman di 3:07:00 PM Comments (0)

Label: Tips kesehatan

Reaksi:

28 December 2013

Perbandingan antara Joint National Committee (JNC) 7 dengan JNC 8

Metodologi :

JNC 7 : Non sistematis literatur review oleh komite ahli termasuk berbagai desain studi.

Rekomendasi berdasarkan consensus

JNC 8 : Pertanyaan kritis dan kriteria ulasan didefinisikan oleh panel ahli dengan masukan dari tim

metodologi. Tinjauan sistematis awal oleh methodologists berbasis bukti Randomized Clinical Trial

(RCT). Peninjauan kembali dari bukti RCT dan rekomendasi oleh panelis menurut standar protocol.

Definisi

JNC 7 : definisi hipertensi dan pre hipertensi

JNC 8 : Definisi hipertensi dan prehipertensi tidak difokuskan, tapi ambang batas pengobatan

farmakologis didefinisikan

Page 15: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Target terapi

JNC 7 : tujuan pengobatan yang ditetapkan untuk hipertensi tanpa komplikasi dan untuk subset

dengan berbagai kondisi komorbiditas (diabetes dan gagal ginjal kronis)

JNC 8 : Target perlakuan yang sama ditetapkan untuk semua populasi hipertensi kecuali bila terdapat

bukti yang mendukung target tekanan darah yang berbeda untuk subpopulasi tertentu

Rekomendasi gaya hidup

JNV 7 : Modifikasi gaya hidup direkomendasikan berdasarkan tinjauan pustaka dan pendapat ahli

JNC 8 : Modifikasi gaya hidup yang direkomendasikan didukung Rekomendasi evidence based dari

Kelompok Kerja gaya hidup

Terapi obat

JNC 7 : 5 kelas antihipertensi dapat digunakan sebagai terapi awal, tetapi direkomendasikan diuretik

tipe thiazide sebagai terapi awal untuk sebagian besar pasien tanpa indikasi tertentu untuk kelas

antihipertensi yang lain. Ditentukan kelas obat antihipertensi tertentu untuk pasien

dengan indikasi antara lain diabetes, gagal ginjal kronis, gagal jantung, infark miokard, stroke, dan

kardiovaskuler risiko tinggi termasuk daftar tabel obat antihipertensi oral, nama dan rentang dosis

yang biasa digunakan.

JNC 8 : Direkomendasikan seleksi antara 4 kelas obat tertentu (ACEI atau ARB, CCB atau diuretik) dan

dosis berdasarkan bukti dari RCT. Direkomendasikan kelas obat tertentu berdasarkan penelaahan

bukti

untuk subkelompok ras, gagal ginjal kronis dan diabetes. Panelis membuat tabel obat dan dosis yang

digunakan berdasarkan hasil uji coba.

Batasan topic

JNC 7 : Ditujukan beberapa masalah (metode pengukuran tekanan darah, komponen evaluasi pasien,

hipertensi sekunder, kepatuhan rejimen, hipertensi resisten, dan hipertensi pada populasi khusus)

berdasarkan kajian literatur dan pendapat ahli

JNC 8 : Ulasan Bukti RCT terhadap sejumlah pertanyaan, yang dinilai oleh panelis untuk menjadi

prioritas tertinggi

Proses ulasan sebelum publikasi

Page 16: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

JNC 7 : Diulas oleh National High Blood Pressure Education Program Coordinating Committee,

sebuah koalisi dari 39 profesional, masyarakat, dan organisasi sukarela utama dan 7 lembaga federal

JNC 8 : Diulas oleh para ahli termasuk mereka yang berafiliasi dengan profesional dan organisasi

publik dan badan-badan federal, tidak satupun mendapat sponsor dari suatu organisasi.

Diposkan oleh/posting by dr.Iman di 7:02:00 PM Comments (0)

Label: jantung dan pembuluh darah

Reaksi:

UPDATE! Pedoman Hipertensi Terbaru Joint National Committee ke-8 (JNC 8)

JNC 8 telah merilis panduan baru pada manajemen hipertensi orang dewasa terkait dengan penyakit kardiovaskuler :

Para penulis membentuk sembilan rekomendasi yang dibahas secara rinci bersama dengan bukti pendukung . Bukti diambil dari penelitian terkontrol secara acak dan diklasifikasikan menjadi :

A. rekomendasi kuat, dari evidence base terdapat banyak bukti penting yang menguntungkan

B. rekomendasi sedang, dari evidence base terdapat bukti yang menguntungkan

C. rekomendasi lemah, dari evidence base terdapat sedikit bukti yang menguntungkan

D. rekomendasi berlawanan, terbukti tidak menguntungkan dan merusak (harmful).

E. opini ahli

N. tidak direkomendasikan

Beberapa rekomendasi terbaru antara lain :

1 . Pada pasien berusia ≥ 60 tahun , mulai pengobatan farmakologis pada tekanan darah sistolik ≥ 150mmHg atau diastolik ≥ 90mmHg dengan target terapi untuk sistolik < 150mmHg dan diastolik < 90mmHg . (Rekomendasi Kuat-grade A)

2 . Pada pasien berusia < 60 tahun , mulai pengobatan farmakologis pada tekanan darah diastolik ≥ 90mmHg dengan target < 90mmHg . ( Untuk usia 30-59 tahun , Rekomendasi kuat -Grade A; Untuk usia 18-29 tahun , Opini Ahli - kelas E )

3 . Pada pasien berusia < 60 tahun , mulai pengobatan farmakologis pada tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg dengan target terapi < 140mmHg . ( Opini Ahli - kelas E )

Page 17: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

4 . Pada pasien berusia ≥ 18 tahun dengan penyakit ginjal kronis , mulai pengobatan farmakologis pada tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg atau diastolik ≥ 90mmHg dengan target terapi sistolik < 140mmHg dan diastolik < 90mmHg . ( Opini Ahli - kelas E )

5 . Pada pasien berusia ≥ 18 tahun dengan diabetes , mulai pengobatan farmakologis pada tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg atau diastolik BP ≥ 90mmHg dengan target terapi untuk sistolik gol BP < 140mmHg dan diastolik gol BP < 90mmHg . ( Opini Ahli - kelas E )

6 . Pada populasi umum bukan kulit hitam, termasuk orang-orang dengan diabetes , pengobatan antihipertensi awal harus mencakup diuretik tipe thiazide, CCB , ACE inhibitor atauARB ( Rekomendasi sedang-Grade B ) Rekomendasi ini berbeda dengan JNC 7 yang mana panel merekomendasikan diuretik tipe thiazide sebagai terapi awal untuk sebagian besar pasien .

7 . Pada populasi umum kulit hitam , termasuk orang-orang dengan diabetes , pengobatan antihipertensi awal harus mencakup diuretic tipe thiazide atau CCB . ( Untuk penduduk kulit hitam umum : Rekomendasi Sedang - Grade B , untuk pasien hitam dengan diabetes : Rekomendasi lemah-Grade C)

8 . Pada penduduk usia ≥ 18 tahun dengan penyakit ginjal kronis , pengobatan awal atau tambahan antihipertensi harus mencakup ACE inhibitor atau ARB untuk meningkatkan outcome ginjal . (Rekomendasi sedang -Grade B )

9 . Jika target tekanan darah tidak tercapai dalam waktu satu bulan pengobatan, tiingkatkan dosis obat awal atau menambahkan obat kedua dari salah satu kelas dalam Rekomendasi 6 . Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai dengan dua obat , tambahkan dan titrasi obat ketiga dari daftar yang tersedia. Jangan gunakan ACEI dan ARB bersama-sama pada pasien yang sama . Jika target tekanan darah tidak dapat dicapai hanya dengan menggunakan obat-obatan dalam Rekomendasi 6 karena kontraindikasi atau kebutuhan untuk menggunakan lebih dari 3 obat untuk mencapai target tekanan darah, maka obat antihipertensi dari kelas lain dapat digunakan . ( Opini Ahli - kelas E )

Daftar singkatan :

ACEI = angiotensin-converting enzyme inhibitor

ARB= angiotensin receptor blocker

CCB = calcium channel blocker

Diposkan oleh/posting by dr.Iman di 5:16:00 PM Comments (0)

Label: jantung dan pembuluh darah

Reaksi:

26 December 2013

Hipertensi Resisten

Page 18: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Hipertensi Resisten adalah tekanan darah yang berada di atas target terapi walaupun telah

menggunakan tiga jenis obat anti hipertensi dari golongan yang berbeda yang salah satunya adalah

diuretik dan semua obat telah diberikan dalam dosis yang optimal. Hipertensi resisten juga meliputi

penderita dengan tekanan darah yang terkontrol dengan penggunaan lebih dari 3 obat

antihipertensi.

Prevalensi hipertensi resisten belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan mengenai 5-30%

dari keseluruhan penderita hipertensi. Penderita dengan hipertensi resisten memiliki peningkatan

risiko terjadinya stroke, aneurisma aorta, infark miokard, gagal jantung kongestif dan kegagalan

ginjal dibandingkan dengan penderita hipertensi lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi resisten

Sejumlah faktor dikaitkan terhadap terjadinya hipetensi resisten antara lain :

Faktor Genetik

Pada hipetensi resisten terdapat varian gen 2β dan γ ENaC (epithelial sodium channel) secara

signifikan lebih sering dijumpai dibandingkan dengan penderita normotensi. Selain itu enzim CYP3A5

(11b-hydroxysteroid dehydrogenase type 2) yang berperan pada metabolisme kortisol dan

kortikosteron dikaitkan dengan ras Amerika-Afrika dengan hipertensi yang sulit mencapai target

tekanan darah.

Faktor Gaya Hidup

Obesitas

Mekanisme hipertensi akibat obesitas cukup kompleks meliputi gangguan ekskresi natrium,

peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis dan aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron.

Konsumsi Alkohol

Dalam suatu analisis cross-sectional pada penderita dewasa dengan ras Cina yang mengkonsumsi >

30 gelas akohol seminggu, risiko terjadinya hipertensi meningkat dari 12 menjadi 14%.

Faktor terkait Retensi Cairan

Retensi cairan dan status volume yang berlebih akibat kelainan pada ginjal dan terapi diuretika yang

tidak adekuat dapat menyebabkan hipertensi resisten.

Penyebab terkait Obat-obatan

Page 19: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Beberapa agen farmakologis seperti nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAIDs), aspirin dan

asetaminofen dapat meningkatkan tekanan darah dan berkontribusi terhadap resistensi terapi.

Obat-obatan lainnya yang dapat memperburuk kontrol tekanan darah meliputi agen

simpatomimetik seperti dekongestan dan berbagai pil diet, siklosporin, takrolimus, amphetamine-

like stimulants, modafinil, kontrasepsi hormonal dan steroid.

Penyebab Sekunder

Obstructive Sleep Apnea (OSA)

OSA yang tidak diterapi berkaitan erat dengan terjadinya hipertensi. hipoksemia yang intermiten

dan/atau peningkatan resistensi jalan napas bagian atas terkait OSA menginduksi peningkatan

aktivitas sistem saraf simpatis yang akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan curah

jantung dan resistensi perifer serta peningkatan retensi cairan.

Aldosteronisme Primer

Aldosteronisme primer cukup sering pada penderita hipertensi resisten dengan prevalensi sekitar

20%.

Feokromositoma

Terjadi peningkatan dan derajat variabilitas tekanan darah berhubungan dengan kadar sekresi

norepinefrin oleh feokromositoma

Sindroma Cushing

Hipertensi terjadi pada 70 hingga 90% penderita dengan sindroma Cushing. Mekanisme utama

terjadinya hipertensi pada sindroma Cushing adalah stimulasi yang berlebihan dari reseptor

mineralokortikoid nonselektif oleh kortisol.

Kelainan Parenkim Ginjal

Resistensi terapi pada penderita dengan gagal ginjal dikaitkan dengan peningkatan retensi cairan

dan natrium serta ekspansi volume intravaskular.

Stenosis Arteri Renalis

Lebih dari 90% stenosis arteri renalis merupakan akibat dari aterosklerosis.

Diabetes Melitus

Page 20: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Efek patofisiologis terkait insulin resisten yang dapat berkontribusi terhadap perburukan hipertensi

meliputi peningkatan saraf simpatis, proliferasi sel otot polos vaskular dan peningkatan retensi

natrium.

Terapi

Terapi ditujukan pada identifikasi dan mengembalikan faktor pola hidup terkait resistensi terapi,

diagnosis yang akurat, dan terapi yang tepat terhadap penyebab sekunder hipertensi serta

penggunaan regimen multi-drug yang efektif .

Terapi non farmakologi :

Perbaikan pola hidup meliputi penurunan berat badan, olahraga yang teratur, diet tinggi serat,

rendah lemak, rendah garam, dan pembatasan asupan alkohol harus dilakukan. Obat-obatan yang

berpotensi menyebabkan resistensi terapi harus dihindari.

Terapi penyebab sekunder

Optimalisasi Ketaatan Penderita

Ketaatan terapi menurun bila jumlah obat yang harus dikonsumsi semakin banyak, jadual dan

dosisnya rumit, serta harganya mahal. Regimen yang diresepkan harus sesederhana mungkin

mencakup penggunaan kombinasi obat dengan durasi kerja panjang untuk menurunkan jumlah pil

yang diresepkan dan memungkinkan jadual yang sederhana.

Terapi Farmakologis

Terapi Diuretika

Pada kebanyakan penderita penggunaan diuretika tiazide durasi kerja panjang dapat sangat efektif.

Pada penderita dengan gagal ginjal, furosemid dapat bermanfaat dalam kontrol volume dan

tekanan darah yang efektif. Masa kerja furosemid relatif pendek dan sering membutuhkan

setidaknya dua kali pemberian. Sebagai alternatif, torsemid dapat digunakan.

Terapi Kombinasi

Dalam kombinasi beberapa obat, lebih baik melanjutkan kombinasi agen dengan mekanisme aksi

yang berbeda. Pada kondisi ini, regimen tiga obat berupa ACE inhibitor atau ARB, calcium channel

blocker dan diuretika tiazid cukup efektif dan dapat ditoleransi secara umum. Bisa juga ditambahkan

beta blocker seperti bisoprolol jika heart rate > 85 kali/menit dan tidak ada kontra indikasi.

Page 21: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Antagonis Reseptor Mineralokortikoid

Antagonis reseptor mineralokortikoid seperti spironolacton memberi manfaat antihipertensi yang

cukup berarti ketika ditambahkan pada regimen multidrug yang telah digunakan. Juga obat amilorid

bertindak antagonis terhadap epithelial sodium channel pada duktus koligentes distal sehingga

berfungsi sebagai antagonis aldosteron secara tidak langsung.

Diposkan oleh/posting by dr.Iman di 10:28:00 AM Comments (0)

Label: jantung dan pembuluh darah

Reaksi:

21 December 2013

Terapi Trombolitik pada Deep Vein Thrombosis (DVT)

Pemberian antikoagulan dapat melisiskan trombus secara cepat sehingga mencegah terjadinya VTE/DVT berulang. Akan tetapi dari studi meta analisis setelah diikuti selama 6 bulan ditemukan sejumlah trombosis residual yang berhubungan dengan timbulnya risiko VTE/DVT berulang. Antikoagulan tidak menyebabkan trombolisis tetapi hanya menghentikan propagasi dari trombus dan mencegah rekurensi. Oleh karena itu dipikirkan kemungkinan penggunaan trombolitik sebagai terapi DVT. Terapi tombolitik bisa dilakukan secara sistemik maupun lokal (catheter-directed thrombolysis/CDT).

Terapi Trombolitik Sistemik

Trombolitik sistemik telah dipergunakan untuk melisiskan trombus, tetapi hal ini beresiko terjadinya perdarahan yang serius, seperti hematom peritoneal atau perdarahan intrakranial . Saat ini telah dipergunakan Urokinase dan rekombinan tissue plasminogen activator (r-TPA) sebagai obat pilihan trombolitik sistemik, akan tetapi beberapa pusat kesehatan juga menggunakan streptokinase dan alteplase. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa trombolitik sistemik memberikan hasil lisis yang lebih baik dan menurunkan risiko Post Thrombotic Syndrome (PTS). Pada studi acak terkontrol ditemukan lebih dari 50% bekuan darah lisis pada pasien DVT proksimal dewasa dengan pemberian trombolitik sistemik streptokinase dibandingkan heparin. Studi jangka panjang menunjukkan streptokinase secara signifikan menurunkan angka kejadian PST. begitu juga pemberian tissue plasminogen activator yang dapat melisikan bekuan darah > 50% dibandingkan heparin pada DVT proksimal dan menurunkan kejadian PST. Trombolitik sistemik direkomendasikan pada DVT proksimal yang ekstensif dengan gejala kurang dari 14 hari, status fungsional baik, angka harapan hidup lebih dari enam bulan, resiko perdarahan yang kecil sedangkan Catheter directed intrathrombus thrombolysis (CDT) tidak tersedia. Dari suatu data observasional menunjukkan bahwa pasien dengan DVT yang dilakukan CDT mempunyai risiko perdarahan dan PTS lebih kecil dibandingkan thrombolisis sistemik. Tetapi jika dibandingkan dengan terapi standar antikoagulan,

Page 22: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

CDT mempunyai risiko PTS yang lebih kecil, sedangkan resiko perdarahan lebih besar. Trombolitik sistemik baru direkomendasikan apabila CDT sulit atau tidak tersedia.

Catheter-Directed  Thrombolysis (CDT)

CDT merupakan suatu tindakan pemasukan agen trombolitik secara langsung ke trombus vena melalui kateter multiple side hole dengan menggunakan imaging sebagai guiding. Pada penelitian prospektif multisenter, pemberian CDT urokinase pada 473 pasien DVT iliofemoral 88% berhasil mengalami fibrinolisis. CDT lebih sering berhasil pada pasien baru dengan onset ≤ 10 – 14 hari dari keluhan. Keluhan PTS juga lebih rendah dibandingkan mendapat antikoagulan saja. CDT dengan streptokinase atau rtPA + antikoagulan memberikan hasil fungsi vena yang normal jika dibandingkan antikoagulan saja. CDT ternyata juga menimbulkan perdarahan mayor berkisar antara 2-4% dan agen rtPA paling kecil perdarahan mayornya bila dibandingkan urokinase. CDT digunakan pada pasien dengan phlegmasia cerulean dolens, pasien dengan trombus yang progresif atau gejala memburuk walaupun dengan terapi antikoagulan awal dan untuk mencegah PTS.

Beberapa literatur menunjukkan CDT dengan antikoagulan pada pasien DVT iliofemoral merupakan prosedur terapi yang dapat diterima oleh karena : 1. Terapi tunggal antikoagulan gagal untuk mencegah terjadinya PTS pada pasien dengan DVT proksimal. 2. Pasien dengan DVT iliofemoral mempunyai faktor resiko tinggi untuk terjadinya PTS dan kecacatan. 3. CDT sangat potensial untuk mencegah terjadinya PTS dan memberikan keuntungan dibandingkan bedah thrombectomy, systemic thrombolysis dan antikoagulan tunggal. 4. CDT secara cepat dapat mengurangi gejala dibandingkan antikoagulan tunggal dan menurunkan resiko terjadinya emboli paru. Tidak seperti bedah thrombectomy, CDT tidak memerlukan general anestesi, insisi bedah dan periode recovery yang tidak lama. CDT lebih efektif dibandingkan trombolisis sistemik oleh karena tidak membutuhkan dosis yang besar dan dapat dikombinasikan dengan ballon angioplasty atau stent. Pemasangan stent endovaskular pada saat dilakukan CDT dapat dilakukan pada kasus tertentu seperti adanya kelainan anatomi yang mendasari timbulnya DVT (May-Thurner Syndrome). Aspiration thrombectomy juga dapat dilakukan bersama CDT pada kasus tertentu. Dari beberapa penelitian case control study juga terbukti, CDT dapat mengurangi kemungkinan terjadinya PTS dan dapat meningkatkan angka harapan hidup setelah follow up selama 20 bulan dibandingkan penggunaan antikoagulan tunggal. Dari penelitian single center randomized juga terbukti CDT dapat meningkatkan fungsi dari vena setelah terjadi DVT dan mengurangi keluhan DVT.

Kerugian dari pemakaian CDT adalah peningkatan terjadinya resiko perdarahan, memerlukan monitoring yang ketat dan memerlukan biaya yang lebih mahal . Beberapa studi menunjukkan adanya resiko major perdarahan sebesar 8% dan perdarahan intrakranial sebesar 0,2% pada pasien dengan CDT.

Diposkan oleh/posting by dr.Iman di 7:56:00 PM Comments (0)

Label: jantung dan pembuluh darah

Page 23: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Reaksi:

Pengobatan / Terapi Deep Vein Thrombosis

Tujuan utama penatalaksanaan DVT adalah mengurangi keluhan, menghentikan perluasan trombus, mencegah terbentuknya trombosis ulangan. Segera setelah diagnosis DVT ditegakkan maka pengobatan antikoagulan harus segera diberikan dengan mempertimbangkan apakah terdapat kontraindikasi seperti perdarahan yang aktif, trombositopenia (platelet < 20.000/mm3) dan pasca operasi mayor. Pilihan rejimen penggunaan awal pada orang dewasa antara lain :

(1) Unfractionated Heparin (UFH) intravena dengan dosis bolus awal 80 IU /kg diikuti oleh infus intravena kontinyu, dosis awal adalah 18 IU/kg/jam dengan dosis maksimal 40.000 IU/hari. Dengan penyesuaian dosis untuk target activated parsial thromboplastin time (aPTT) memanjang sesuai dengan tingkat plasma heparin 0,3-0,7 IU/mL aktivitas anti-faktor Xa selama 5 sampai 7 hari atau dengan kata lain aPTT diperpanjang 1,5-2 kali dari kontrol. aPTT harus diperiksa 4-6 jam setelah injeksi bolus awal dan 3 jam setelah penyesuaian dosis atau satu kali sehari jika target dosis terapi telah tercapai. Jika target APTT sudah tercapai maka penggunaan Unfractionated Heparin dapat dihentikan setelah 5 hari setelah penggunaannya bersama warfarin. Untuk pengobatan trombosis masif penggunaan heparin dapat diperpanjang sampai 7- 14 hari.

(2) Low Molecular Weight Heparins (LMWH) dengan injeksi subkutan, tanpa perlu pemeriksaan rutin anti-faktor Xa (rejimen seperti enoxaparin dua kali sehari dengan dosis 1 mg / kg atau sekali sehari dengan 1,5 mg / kg, dalteparin sekali sehari dengan dosis 200 IU / kg atau dua kali sehari pada 100 IU / kg, atau tinzaparin sekali sehari pada 175 anti-Xa IU / kg). Pada pasien yang sudah terdignosa DVT maka LMWH merupakan antikoagulan pilihan utama sebagai terapi awal DVT. Karena mempunyai farmakokinetik yang bisa diprediksi maka LMWH dapat diberikan secara subkutan tanpa perlu monitoring laboratorium. Pada kasus tertentu seperti adanya penyakit ginjal (kliren kreatinin < 30 ml/menit), obesitas dan kehamilan dianjurkan pemeriksaan level anti-Xa empat jam setelah pemberian LMWH atau diganti dengan UFH.

(3) Fondaparinux dengan injeksi subkutan sekali sehari dengan dosis 5 mg untuk pasien dengan berat 50 kg, 7,5 mg untuk pasien beratnya 50 sampai 100 kg, atau 10 mg untuk pasien dengan berat badan lebih dari 100 kg. Pada anak-anak, pemberian dosis berdasarkan berat badan dari rejimen dan bervariasi sesuai dengan usia pasien. Untuk pasien yang dicurigai mengalami heparin-induced thrombocytopenia, maka direkomendasikan untuk terapi antikoagulan awal direct thrombin inhibitors intravena (seperti argatroban, lepirudin).

LMWH atau UFH harus diberikan selama minimal 5-7 hari atau lebih lama pada pasien yang memiliki penyakit berat (misalnya, DVT iliofemoral atau emboli paru masif). Terapi antikoagulan oral dapat dimulai pada hari pertama pengobatan dan LMWH / UFH tidak boleh dihentikan sampai INR telah tercapai sedikitnya 2.0 selama 2 hari berturut-turut. Pemeriksaan platelet dapat dilakukan pada 5 sampai 7 hari untuk memeriksa heparin-induced trombositopenia jika pasien tersebut menerima UFH.

Page 24: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Terapi Antikoagulan Jangka Panjang

Untuk terapi anti koagulan jangka panjang pasien DVT biasanya diberikan warfarin secara oral dimulai saat terapi antikoagulan awal diberikan. Pemberian warfarin dimulai dengan dosis 5 -7,5 mg. Ada juga yang memulai dosis 10 mg untuk usia < 60 tahun atau pasien rawat jalan dan 5 mg untuk pasien > 60 tahun atau dirawat inap. Target dosis warfarin yang diberikan adalah International Normalized Ratio (INR) mencapai ≥ 2,0 selama sedikitnya 24 jam kemudian dipertahankan antara 2,0-3,0. Terapi direct thrombin inhibitor secara oral seperti dabigatran mempunyai keamanan dan efektivitas yang sama dengan warfarin untuk tromboemboli vena akut dan tidak membutuhkan monitoring laboratorium.

Lamanya pemberian antikoagulan terbagi menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Secara umum antikoagulan aman dihentikan setelah 3 bulan pada pasien dengan episode pertama DVT yang berhubungan dengan faktor risiko mayor yang reversibel (seperti pembedahan atau trauma).

2. Pasien dengan DVT berulang atau DVT yang penyebabnya tidak diketahui harus menjalani terapi dengan durasi tanpa batas dan secara periodik dinilai risiko dan keuntungan dari terapi tersebut.

3. Pada pasien kanker dengan DVT, terapi awal harus dipertimbangkan LMWH sebagai monoterapi selama paling sedikit 3 – 6 bulan atau selama kanker tersebut diterapi (seperti pemberian kemotrapi). Tetapi jika ada halangan untuk pemberian LMWH, pemberian warfarin dengan target INR 2,0-3,0 merupakan alternatif pilihan. Penggunaan direct thrombin inhibitors untuk terapi awal dan terapi jangka panjang telah menunjukkan hal yang menjanjikan.

Obat Antikoagulan Lainnya

Dabigatran merupakan direct thrombin inhibitor yang selektif dan dapat diberikan secara per oral. Saat ini Dabigatran dapat digunakan sebagai pencegahan terjadinya venous tromboemboli (VTE) setelah pembedahan arthroplasty lutut dan pinggul, terapi VTE, mencegah stroke dan emboli sistemik pada pasien Atrial fibrilasi nonvalvular. Dosis yang dapat diberikan 150-220 mg sekali sehari untuk mencegah terjadinya VTE dan 150 mg dua kali sehari sebagai terapi VTE. Pada penelitian yang dilakukan oleh Schulman dkk Dabigatran mempunyai effektifitas dan tingkat keamanan yang setara dengan warfarin serta penggunaan Dabigatran tidak memerlukan monitoring laboratorium.

Rivaroxaban merupakan direct faktor Xa inhibitor yang sudah disetujui penggunaannya di beberapa negara sebagai pencegahan VTE pada pasien yang menjalani pembedahan pinggul dan lutut. Obat ini masih dikembangkan lagi sebagai terapi VTE dan pencegahan acute ischemic attack pada pasien atrial fibrilasi. Pada penelitian klinis fase 3 Rivaroxaban terbukti lebih efektif dibandingkan enoxoparin dalam mencegah DVT pada pasien pembedaan pinggul dan lutut dan lebih efektif dibandingkan plasebo untuk terapi DVT dan emboli paru setelah pemberian 6-12 bulan. Dosis yang dianjurkan adalah 10 mg sekali sehari pada pembedahan orthopedic major dan 20 mg sekali sehari sebagai pencegahan sekunder VTE.

Page 25: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Terapi Pembedahan Trombektomi

Pembedahan trombektomi merupakan prosedur terapi yang penting dalam pencegahan terjadinya

sequele yang berat akibat komplikasi trombosis pada pasien sehat dan mencegah nekrosis vena

pada pasien dengan phlegmasia cerulea dolens. Pembedahan trombektomi juga diindikasikan pada

lesi yang tidak dapat dilakukan pemasangan kateter, lesi dimana sukar dihancurkan, terdapat

kontraindikasi trombolitik atau antikoagulan serta gagal trombolitik.

Dengan anestesi umum, trombus pada vena iliaka dikeluarkan menggunakan kateter embolectomy

fogarty, trombus pada daerah perifer dikeluarkan dengan teknik antegrade (teknik Milky / Esmarch

bandage). Kemudian dilakukan dilatasi balon atau stenting untuk kompresi vena iliaka. Setelah

pembedahan, heparin dapat diberikan selama 5 hari dan pemberian warfarin harus dimulai 1 hari

setelah operasi dan dilanjutkan sampai 6 bulan setelah pembedahan. Pembedahan paling baik

dilakukan kurang dari 7 hari setelah onset DVT untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Hasil dari

bedah trombectomy kemudian dapat dievaluasi dengan menggunakan venografi.

Diposkan oleh/posting by dr.Iman di 7:53:00 PM Comments (0)

Label: jantung dan pembuluh darah

Reaksi:

Komplikasi dan Pencegahan Deep Vein Thrombosis

Meskipun dengan terapi yang adekuat beberapa pasien DVT akan mengalami komplikasi jangka panjang seperti DVT berulang, emboli paru dan post-thrombotyc syndrome.

Risiko terjadinya recurrent DVT tergantung dari penyebab DVT tersebut. Trombus yang berasal dari pembedahan atau trauma jarang menyebabkan terjadinya recurrent DVT. Individu dengan spontaneus DVT tanpa faktor resiko akan mengalami resiko ulangan sebesar 30 % dalam 10 tahun. Semakin banyak faktor resiko semakin tinggi resiko terjadinya kekambuhan.

Pulmonary Embolism (PE) muncul jika terjadi pelepasan fragmen trombus ke sirkulasi darah dan mencapai jantung dan kemudian menyumbat arteri pulmonalis. Emboli paru merupakan komplikasi fatal yang memerlukan penanganan cepat. Gejala emboli paru biasanya sesak nafas, nyeri dada, batuk tiba-tiba, sinkop dan hemoptisis. Dari pemeriksaan fisik bisa ditemukan takipnea, takikardi, tanda-tanda DVT, sianosis, demam serta hipotensi. Pada pasien yang dicurigai mengalami PE harus dilakukan penilaian probabilitas klinis dengan menggunakan Revised Geneva Score atau Wells Score yang membagi kemungkinan PE menjadi tiga kategori yaitu risiko rendah, moderate dan berat. Kategori risiko berat atau pasien mengalami hipotensi atau syok harus segera dilakukan CT

Page 26: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

scan dada jika tersedia atau ekokardiografi. Jika positif, maka pasien diterapi dengan trombolitik atau embolektomi. Pada pasien yang kategori risiko tidak berat, maka dilakukan tes D-dimer terlebih dahulu yang bila hasilnya positif dilanjutkan pemeriksaan CT multidetektor. Jika hasil CT multidetektor positif, maka diberikan terapi antikoagulan seperti pada DVT .

Post thrombotyc syndrome( PTS ) merupakan komplikasi kronik dari DVT. Kurang lebih sepertiga pasien DVT akan mengalami PTS. 5- 10% menjadi PTS berat dengan gejala ulserasi vena. Pada pasien DVT simptomatik proksimal diatas lutut, 80 % akan terjadi komplikasi PTS. PTS yang berat dilaporkan pada 50 % kasus dan ulserasi lutut muncul pada 10 % pasien. Kondisi ini akan menurunkan disabilitas dan kualitas dari hidup. PTS rata-rata mengenai pasien berumur 56 tahun dan 50 % mengenai pasien usia kerja, hal ini akan menurunkan kualitas sosial pasien. PTS disebabkan oleh hipertensi vena kronik yang sekunder disebabkan oleh reflux vena, obstruksi vena dan disfungsi katup vena. Gejala dari PTS ini adalah kelemahan tungkai, nyeri, gatal, bengkak, kaki terasa berat dan klaudikasio vena. Pada pemeriksaan fisik didapatkan edema, teleangiektasi perimalleolar, ektasis vena, hiperpigmentasi, kemerahan, sianosis. Pada kondisi yang berat dan tahap akhir akan menyebabkan ulserasi vena. The Subcommittee on Control of Anticoagulation of the Scientific and Standardization Committee of the International Society on Thrombosis and Hemostasis merekomendasikan penggunaan skala villalta untuk diagnosis PTS. Compression Ultrasonography dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien dengan kecurigaan PTS tanpa ada riwayat DVT sebelumnya. Penatalaksanaan PTS meliputi penggunaan elastic compression stockings (ECS) untuk mengurangi edema dan keluhan, intermitten pneumatic compression efektif untuk PTS simptomatik berat, agen venoaktif seperti aescin atau rutosides memberikan perbaikan gejala jangka pendek. Compression therapy, perawatan kulit dan topical dressings digunakan untuk ulkus vena. PTS dapat dicegah dengan penggunaan tromboprofilaksis pada pasien risiko tinggi, rekurensi trombus ipsilateral dicegah dengan pemberian antikoagulan yang tepat dosis dan durasi, menggunakan elastic compression stocking selama kurang lebih 2 tahun setelah diagnosis DVT ditegakkan.

PENCEGAHAN

Pencegahan DVT merupakan hal yang sulit oleh karena beberapa faktor risiko tidak bisa diubah seperti umur dan riwayat keluarga. Berjalan dan mobilitas dini pasca operasi dapat mencegah terjadinya DVT. Penggunaan elastic stocking pada pasien dengan resiko terjadi DVT sangat berguna dalam pencegahan DVT. Elastic stocking sangat berguna selama tidak menimbulkan komplikasi perdarahan, mudah dipakai dan tidak mahal. Intermitten pneumatic compression sangat berguna pada pasien dengan resiko tinggi terutama ada resiko terjadinya perdarahan. Penggunaan Unfractionated heparin dosis rendah dapat juga dipergunakan dalam pencegahan DVT. Heparin dapat diberikan dengan dosis 5000 unit tiap 8 sampai 12 jam kemudian dapat digantikan warfarin jika resiko trombosis masih ada. Resiko terjadinya perdarahan harus dimonitor secara ketat dengan menyesuaikan APTT sesuai yang dikehendaki. LMWH dapat diberikan sekali atau dua kali sehari sebagai pengganti UFH. Dari penelitian yang dilakukan Agnelli dkk, penggunaan Enoxaparin bersamaan dengan compression stocking lebih efektif dibandingkan penggunaan compression

Page 27: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

stoking saja dalam mencegah terjadinya venous thromboembolism pada pasien yang telah dilakukan pembedahan saraf. Sedangkan penggunaan aspirin setelah penggunaan antikoagulan dihentikan dapat mencegah terjadinya trombosis ulangan tanpa meningkatkan resiko perdarahan.

Tips Mencegah Osteoporosis

dikutip dari:http://www.klikdokter.com

Menurut WHO, osteoporosis adalah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang dan adanya perubahan mikroarsitektur jaringan tulang. Osteoporosis bukan hanya berkurangnya kepadatan tulang tetapi juga penurunan kekuatan tulang. Pada osteoporosis kerusakan tulang lebih cepat daripada perbaikan yang dilakukan oleh tubuh. Osteoporosis sering disebut juga dengan keropos tulang. Tulang-tulang yang sering mengalami fraktur/patah yaitu : tulang ruas tulang belakang, tulang pinggul, tungkai dan pergelangan lengan bawah.

Gambar 1. Tulang yang osteoporosis

Faktor risiko yang memudahkan Osteoporosis :

1. Asupan zat gizi yang tidak seimbang khususnya kurang kalsium dan vitamin D

2. Proses penuaan

3. Faktor keturunan

Pencegahan osteoporosis sejak dini dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah:

1. Asupan zat gizi yang berkaitan dengan pembentukan tulang seperti kalsium,vitamin D2. Aktivitas fisik yang teratur sangat penting untuk pembentukan tulang

Kekerasan tulang setiap orang akan berangsur-angsur menurun setelah memasuki umur 40 tahun. Pada wanita, menopause mempercepat proses pengeroposan tulang ini, khususnya jika mereka

Page 28: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

memiliki tulang-tulang yang tipis atau kecil, berambut merah atau pirang atau kulitnya berbintik-bintik, keturunan orang Eropa Utara atau Asia atau tidak pernah mempunyai anak. Merokok, hidup menetap, minum kortikosteroid, dan mengkonsumsi makanan yang mengandung sedikit kalsium juga meningkatkan resiko pengeroposan ini. Makin awal mengalami menopause, semakin tinggi resiko anda.

Gambar 2. Proses osteoporosis seiring dengan bertambah usia

Gaya Hidup Sehat untuk mencegah osteoporosis adalah :

Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan unsur kaya serat,rendah lemak,dan kaya kalsium (1000 -1500 mg per hari). Pastikan diet anda mengandung 1000 miligram kalsium per hari ( jika anda pra menopause ) atau 1500 miligram per hari (jika anda post-menopause). Hindari suplemen yang berasal dari dolomite atau tepung tulang, bagaimanapun juga dalam mengkonsumsi kalsium jangan melebihi 1500 miligram kalsium per hari

Gambar 3. Makanan kaya kalsium

Page 29: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Kurangi sodium, garam, daging merah, dan makanan yang diasinkan Mulailah program reguler, latihan mempertahankan berat badan seperti jalan-jalan, jogging,

bersepeda atau aerobik yang tak berpengaruh atau pegaruhnya rendah

Gambar 4. Berolahraga untuk pencegahan dini osteoporosis

Hindari minum kopi secara berlebihan karena dapat mengeluarkan kalsium secara berlebihan, kurangi juga softdrink/minuman ringan karena dapat menghambat penyerapan kalsium

Hindari minuman beralkohol dan rokok karena dapat menyerap cadangan kalsium dalam tubuh.

Paparan matahari (di pagi hari dan sore menjelang magrib ) membantu pembentukan vitamin D

Tanyakan pada dokter tentang terapi penggantian estrogen yang dapat mencegah osteoporosis dan efek-efek samping dari menopause yang lain. Diposkan oleh nyoman rudi di 18.38 2 komentar: Link ke posting ini

Reaksi:

"Konsumsi Soda Diet (Rendah Kalori) Meningkatkan Risiko Sindrom Metabolik"

Page 30: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

dikutip dari:http://www.klikdokter.com

Banyak orang berpikir bahwa dengan mengganti minum minuman soda biasa dengan soda diet (rendah kalori) bisa lebih sehat karena kandungan gula yang rendah. Penelitian saat ini telah membuktikan adanya hubungan antara minum soda diet (rendah kalori) dan sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah kumpulan faktor risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes yang termasuk didalamnya obesitas, tekanan darah tinggi, peningkatan trigliserida, rendahnya kolesterol baik (HDL) dan peningkatan gula darah. orang yang minum 1 kaleng atau lebih soda rendah kalori dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik

sebanyak 50 sampai 60 persen.

Para peneliti memonitor pemasukan makanan dari 9,541 orang berumur 45 sampai 64 tahun menggunakan kuisioner makanan dan setelah sembilan tahun hampir 40 persen mendapat sindrom metabolik. Orang yang mengkonsumsi dua atau lebih daging merah sehari dengan soda rendah kalori mempunyai risiko tinggi mendapat sindrom metabolik. Untuk peminum soda rendah kalori risiko mereka lebih meningkat 30 persen dari yang tidak mengkonsumsi soda rendah kalori.

Secara umum orang minum satu atau lebih minuman bersoda dalam sehari mempunyai risiko menjadi obese sebanyak 31 persen. Meningkatkan risiko peningkatan lingkar perut sebanyak 30 persen- merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung. Mereka juga mempunyai risiko peningkatan kadar trigeliseda dan gula darah sebanyak 25 persen dan penurunan kolesterol yang baik (high-density lipoprotein (HDL)) sebanyak 32 persen.

Beda minuman soda biasa dengan soda rendah kalori terdapat pada pemanisnya. Sebagian besar minuman soda diet (rendah kalori) mengandung gula rendah kalori, salah satunya adalah aspartame. Banyak efek yang tidak bagus terhadap kesehatan yang ditimbulkan oleh aspartame. Penelitian lain juga membuktikan bahwa gula rendah kalori yang terdapat pada soda tidak berpengaruh pada penurunan berat badan, namun dapat meningkatkan berat badan. Hal ini masih dalam perdebatan, sebab orang yang mempunyai kebiasaan minum soda, baik yang biasa maupun rendah kalori memiliki pola makan dan gaya hidup yang mirip.

Pencarian KhususPeriode :

Diposkan oleh nyoman rudi di 18.32 1 komentar: Link ke posting ini

Reaksi:

Rabu, 23 September 2009

Perdarahan Rahim Disfungsional

Page 31: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

dikutip dari: klikdokter menuju sehat

Definisi

Perdarahan rahim disfungsional merupakan perdarahan rahim abnormal tanpa penyebab organik (gangguan organ). Sebelumnya kita harus menyingkirkan kemungkinan kehamilan, tumor, infeksi, koagulopati, dan penyakit radang panggul atau penyakit lainnya. Pada suatu waktu, seorang wanita dapat mengalami perdarahan rahim yang abnormal, kejadian ini berkaitan dengan pekerjaan, masalah di rumah tangga, dan kehidupan seksual. Perdarahan rahim abnormal diantaranya adalah :

1. Amenorea : kondisi lebih dari 6 bulan tanpa menstruasi pada wanita non-menopause 2. Hipermenorea : > 7 hari perdarahan menstruasi

3. Menometroragia : menstruasi yang banyak dan memanjang pada siklus yang biasa

4. Menoragia : perdarahan yang terjadi > 80ml pada siklus biasa

5. Metroragia : perdarahan iregular yang terjadi diantara 2 waktumenstruasi

6. Bercak di tengah siklus (midcycle spotting) : bercak yang terjadi sesaat sebelum ovulasi, yang biasanya disebabkan oleh penurunan estrogen

7. Oligomenorea : siklus menstruasi > 35 hari, biasanya disebabkan oleh memanjangnya fase folikular

8. Polimenorea : siklus menstruasi <>

9. Perdarahan pasca sanggama : dapat terjadi karena luka di permukaan

10. Perdarahan postmenopause : perdarahan yang terjadi pada wanita menopuse > 1 tahun setelah siklus terakhir

Perdarahan abnormal rahim biasanya muncul 5-10 tahun sebelum menopause atau setelah menarche (menstruasi pertama kali). Perdarahan rahim disfungsional terjadi pada 5% wanita dengan siklus menstruasi, dimana 80% kasusnya merupakan menoragia yang paling banyak disebabkan oleh anemia karena kekurangan zat besi.

Page 32: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Gambar . Siklus Menstruasi

Penyebab

Interaksi antara hipotalamus, hipofisis anterior, ovarium (indung telur), dan lapisan endometrium di rahim menciptakan sebuah siklus menstruasi. Disfungsi atau gangguan di dalam salah satu sistem ini dapat menyebabkan anovulasi (tidak terdapatnya sel telur) atau perdarahan abnormal. Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari, dengan rata-rata 40ml/hari dan perdarahan terbanyak berlangsung pada 2 hari pertama.

Perdarahan rahim abnormal umumnya disebabkan oleh hormon eksogen (dari luar), sedangkan perdarahan rahim disfungsional disebabkan oleh gangguan hormonal endogen (dari dalam). Kelainan hormonal adalah penyebab terserig perdarahan rahim disfungsional.

Tanda dan gejala

Perdarahan rahim abnormal yang terjadi bermacam-macam, seperti yang disebutkan di atas. Sebaiknya seorang wanita menyebutkan karakteristik dari perdarahan yang terjadi pada petugas kesehatan. Dimulai dari waktu terjadinya, untuk menentukan apakah ini perdarahan menstruasi atau

Page 33: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

di luar siklus mentruasi; jumlahnya, yang dapat digambarkan dari bekuan darah yang terjadi (menandakan jumlah perdarahan yang banyak), frekuensi penggunaan pembalut dalam sehari, bercak pada pakaian dalam, dan tanda-tanda anemia.

Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh dokter dapat berupa pemeriksaan panggul dan kemaluan menggunakan alat yang disebut spekulum yang digunakan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya trauma atau benda asing. Pemeriksaan pap smear dan perut-panggul juga perlu dilakukan

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium berupa pemeriksaan darah serta pemeriksaan kehamilan diperlukan pada kasus ini. Pemeriksaan lain tergantung dari usia, status ovulasi, risiko PMS (Penyakit Menular Seksual), dan risiko penyakit lain. Pemeriksaan ultrasonografi transvaginal adalah pemeriksaan non-invasif dan membantu dalam mendeteksi kelainan pada rahim, seperti polip, atau mengukur ketebalan endomentrium. Pemeriksaan ini dapat dilanjutkan dengan histeroskopi (memasukkan teropong dalam rahim) atau biopsi endometrium (mengambil sedikit jaringan endometrium) bila diperlukan.

Terapi

Tujuan terapi adalah mengontrol perdarahan, mencegah perdarahan berulang, mencegah komplikasi, mengembalikan kekurangan zat besi dalam tubuh, dan menjaga kesuburan. Tatalaksana awal dari perdarahan akut adalah pemulihan kondisi hemodinamik dari ibu. Pemberian estrogen dosis tinggi adalah tatalaksana yang sering dilakukan. Regimen estrogen tersebut efektif di dalam menghentikan episode perdarahan. Bagaimanapun juga penyebab perdarahan harus dicari dan dihentikan. Apabila pasien memiliki kontraindikasi untuk terapi estrogen, maka penggunaan progesteron dianjurkan.

Untuk perdarahan disfungsional yang berlangsung dalam jangka waktu lama, terapi yanmg diberikan tergantung dari status ovulasi pasien, usia, risiko kesehatan, dan pilihan kontrasepsi. Kontrasepsi oral kombinasi dapat digunakan untuk terapinya. Pasien yang menerima terapi hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan , dan kemudian 6 bulan untuk reevaluasi efek yang terjadi. Terapi operasi dapat disarankan untuk kasus yang resisten terhadap terapi obat-obatan.

Pencegahan

Pasien disarankan untuk menjaga kondisi kesehatan mereka, mengurangi merokok, kokain, amfetamin, sehingga dapat meminimalisasi risiko untuk perdarahan abnormal dan kanker.

Asal Mula Bayi Tabung

Sejarah bayi tabung ini berawal dari upaya untuk mendapatkan keturunan bagi pasangan suami isteri yang mengalami gangguan kesuburan. Sebelum program bayi tabung ditemukan,

Page 34: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

inseminasi buatan dikenal sebagai metode untuk menyelesaikan masalah tersebut. Inseminasi buatan dilakukan dengan menyemprotkan sejumlah cairan semen suami ke dalam rahim isteri dengan menggunakan bantuan alat suntik. Dengan cara ini sperma diharapkan mudah bertemu dengan sel telur. Sayangnya, tingkat keberhasilan metode inseminasi buatan hanya sebesar 15%.

Kesuksesan perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin diminati oleh negara-negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang pertama dilakukan di RSAB Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi tabung pertama di Indonesia, yakni Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru setelah itu mulai banyak bermunculan kelahiran bayi tabung di Indonesia. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300 anak.

Kesuksesan program bayi tabung tidak begitu saja memuaskan dunia kedokteran. Upaya untuk mengukir tinta emas sejarah bayi tabung terus berlanjut. Jika selama ini masyarakat hanya mengenal satu teknik proses bayi tabung secara IVF, maka sekarang telah muncul bermacam-macam bayi tabung dengan menggunakan teknik baru yang semakin canggih daripada teknik sebelumnya. Di antaranya adalah Partial Zone Dessection (PZD) dan Subzonal Sperm Intersection (SUZI). Teknik PZD dilakukan dengan menyemprotkan sperma ke sel telur dengan membuat celah pada dinding sel telur terlebih dulu agar memudahkan kontak antara sperma dengan sel telur. Sedangkan pada teknik SUZI, sperma disuntikkan secara langsung ke dalam sel telur. Hanya saja dari sisi keberhasilan, kedua teknik ini dianggap masih belum memuaskan.

Macam-macam bayi tabung selanjutnya adalah dengan menggunakan teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI). Teknik ini sangat sesuai jika diterapkan pada kasus sperma yang mutu dan jumlahnya sangat minim. Jika pada teknik IVF konvensional membutuhkan 50 ribu-100 ribu sperma untuk membuahi sel telur, maka pada teknik ICSI hanya membutuhkan satu sperma dengan kualitas bagus. Dengan bantuan pipet khusus, sperma kemudian disuntikkan ke dalam sel telur. Langkah selanjutnya juga serupa dengan teknik IVF konvensional. Menurut dr. Subyanto DSOG dan dr. Muchsin Jaffar DSPK, tim unit infertilitas Melati, RSAB Harapan kita, di Indonesia program bayi tabung dengan menggunakan teknik ICSI sudah mulai dilakukan sejak tahun 1995. Dengan pemakaian teknik tersebut, keberhasilan bayi tabung bisa mencapai 30%-40%.

Sejarah bayi tabung nampaknya tidak akan berhenti sampai di sini. Dunia kedokteran akan terus

Page 35: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

berusaha mengembangkan berbagai penelitian hingga didapatkan teknik bayi tabung yang bisa memberikan tingkat keberhasilan yang paling memuaskan.

Penasaran? Baca terusannya...

Posted by dr.Ay at 7:11 PM 5 comments

Labels: obsgin problems

Bayi Tabung (Macam Tehnik)

Pengembangan teknologi bayi tabung pada dasarnya ditujukan untuk membantu pasutri yang mengalami gangguan kesuburan (infertilitas) sehingga kesulitan mendapatkan keturunan. Infertilitas sebenarnya merupakan permasalahan global. Menurut data WHO, 167 (tidak termasuk China) pasangan di dunia yang menikah dalam rentan umur 15-49 tahun mengalami masalah infertilitas (2001). Dengan demikian, keberadaan teknologi bayi tabung diharapkan bisa menjadi alternatif solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Seiring dengan waktu, teknologi bayi tabung semakin mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Selama ini ada tiga macam teknik bayi tabung yang sangat populer dilakukan. Pertama, teknik In Vitro Fertilization (IVF). Pada teknik ini, 50ribu-100ribu sperma dipertemukan dengan satu buah sel telur di dalam cawan petri yang berisi medium kultur sehingga terjadi pembuahan. Teknik IVF diperkenalkan oleh Robert Edward, seorang ilmuwan Inggris, pada tahun 1950-an. Ia melakukan riset bersama Patrick Steptoe, seorang ahli bedah kandungan. Bayi pertama hasil pembuahan dengan teknik ini adalah Louise Brown, seorang bayi perempuan, yang lahir pada tanggal 25 Juli 1978 di Inggris. Bayi tersebut bisa tumbuh normal bahkan sekarang telah melahirkan anak laki-laki dengan proses persalinan yang normal. Hingga saat ini, sudah ada sekitar empat juta orang di dunia yang terlahir dengan teknik IVF. Kelebihan dari teknik IVF antara lain sangat mudah dilakukan, biayanya relatif murah, dan tidak ada manipulasi pada sel telur (lebih bersifat alami). Namun demikian kelemahannya jika sperma bermasalah maka sperma tidak akan mampu menembus sel telur sehingga pembuahan tidak bisa terjadi.

Kedua, teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSA). Teknik ini lakukan dengan menginjeksi satu

Page 36: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

sperma ke dalam satu sel telur sehingga terjadi pembuahan. Kelebihan teknik ini sangat membantu seorang suami yang mengalami kasus azoospermia (tidak adanya sperma yang keluar bersama air mani) atau juga jumlah spermanya sangat sedikit dengan kualitas yang jelek. Teknik ICSA harus didukung oleh sistim pengambilan sperma secara langsung dari testis atau teknologi simpan beku sperma. Hanya saja teknik ini sangat sulit dilakukan karena membutuhkan alat khusus yang disebut micromanipulator sehingga membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal.

Ketiga, teknik In Vitro Maturation (IVM). Teknik bayi tabung ini merupakan teknik terbaru. Teknik tersebut dilakukan dengan mematangkan dahulu sel telur di laboratorium baru kemudian dibuahi. Tingkat keberhasilan teknik ini dinilai sangat memuaskan. Selain itu prosedurnya juga sangat sederhana. Yakni dilakukan hanya pada satu siklus haid saja sehingga bisa meminimalisasi penggunaan obat hormonal. Biayanya juga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan teknik IVF. Tidak mengherankan jika teknik ini sangat diminati oleh negara-negara di dunia.

Penasaran? Baca terusannya...

Posted by dr.Ay at 7:02 PM 3 comments

Labels: obsgin problems

Saturday, January 22, 2011

Your Baby is Awesome ^_^ (Perkembangan Bayi)

Perkembangan bayi dalam kandungan anda akan menjadi salah satu hal yang sangat menyenangkan dalam proses kehamilan ini karena hampir semua apa yang anda lakukan berefek tehadap bayi dalam kandungan anda ini. Mari kita melihat apa saja perkembangan dan perubahan yang terjadi pada bayi pada periode awal kehidupannya.

Minggu ke 1:Pada minggu ini, menjadi menstruasi yang terakhir sebelum kehamilan. Perdarahan terjadi dan hormone-hormon ditubuh mempersiapkan sel telur untuk dilepaskan.

Minggu ke 2 :Uterus (dinding rahim) menebal dan mempersiapkan untuk tahap ovulasi.

Penasaran? Baca terusannya...

Posted by dr.Ay at 5:52 PM 8 comments

Page 37: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Labels: obsgin problems

Anjuran Makanan dan Olahraga Ibu Hamil

Pola makan yang benar dapat membantu meningkatkan kesehatan ibu hamil dan janin. Aktif berolahraga (senam kehamilan, jalan pagi atau sore) selama kehamilan akan membantu seorang wanita hamil merasa lebih mudah melalui masa-masa 9 bulan kehamilannya dan akan membantu melancarkan saat proses persalinan. Contoh beberapa makanan yang sangat bagus dikonsumsi selama masa kehamilan:

Ikan Salmon dan Minyak IkanIkan salmon dan minyak ikan sangat kaya akan Omega-3 yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak,mata dan perkembangan penglihatan pada janin, khusunya saat trisemester terakhir masa kehamilan.

Penasaran? Baca terusannya...

Posted by dr.Ay at 12:34 PM 2 comments

Labels: obsgin problems

Sunday, October 31, 2010

Let's Learn about: Wet Bulb Globe Temperature (WBGT)

DefinitionThe Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) is a composite temperature used to estimate the effect of temperature, humidity, and solar radiation on humans.

HistoryIn the late 1950s, at the US Marine Corps Recruit Depot on Parris Island in South Carolina, there was particularly high humidity and the Marines were requ

Page 38: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

ired to perform high intensity exercise in uniform, and subsequently there was a significant number casualties due to heat stroke. Prompted by this, the Department of the Navy commissioned studies on the effects of heat on exercise performance. These studies resulted in a heat index called the Wet Bulb Globe Temperature (WBGT). The WBGT was later used by researchers as an easily measured general heat-stress index, and over time its use has become more widespread in workplaces and sporting situations. In 1989, WBGT was suggested as an international standard (ISO 7243).

Category WBGT (oF) WBGT (oC) Flag Color

1 ≤ 79.9 ≤ 26.6 No flag

2 80 – 84.9 26.7 – 29.3 Green

3 85 – 87.9 29.4 – 31 Yellow

4 88 – 89.9 31.1 – 32.1 Red

5 ≥ 90 ≥ 32.2 Black

ClosingWBGT instruments are available commercially, but they are fairly expensive, requiring regular maintenance if they are to produce accurate values.

Penasaran? Baca terusannya...

Posted by dr.Ay at 11:06 AM 1 comments

Labels: Military Health

Page 39: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Saturday, August 28, 2010

Diet Diabetes.. Sulitkah?

Ass. Selamat Pagi! ^_^

Bagaimana kabar para pembaca sekalian? Tentu saya doakan selalu berada dalam kondisi yang sehat dan prima sehingga dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan optimal.. Amin Ya Rabbal Alamin.

Pada kesempatan ini, saya sengaja mengambil judul “Diet Diabetes.. Sulitkah?” karena seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa jumlah penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia telah mengalami peningkatan. Padahal penyakit DM adalah penyakit yang menyangkut gaya hidup dan biasanya terjadi di negara-negara maju, bukan di negara berkembang. Apakah ini berarti Indonesia telah menjadi negara maju? Hehe..saya bercanda, ^_^i tentu jawabannya adalah, “Tidak”. Akan tetapi hal ini adalah pertanda bahwa masyarakat Indonesia mulai terbiasakan dengan gaya hidup yang tidak sehat, hal ini menyangkut kebiasaan makan, pola olahraga, bagaimana menyikapi stress, dan kedisiplinan.

Pendahuluan

Diet merupakan salah satu pilar dalam usaha penanganan DM secara komprehensif, oleh karena itu saya menganggap perlu adanya pembahsan lebih lanjut mengenai diet seperti apakah yang ideal dan baik untuk para penderita DM, pola makan seperti apa yang dianjurkan untuk orang yang mempunyai bakat DM, makanan apa saja yang musti dibatasi, dan peran penting pengendalian berat badan dalam upaya mendapatkan kadar gula darah yang ideal. Mari kita bahas bersama…^_^ bersama…^_^

Mengelola penyakit DM sebenarnya mudah asal penderita bisa mendisiplinkan diri dan melakukan olahraga secara teratur, menuruti saran dokter, dan tidak mudah patah semangat. Selain mengontrol kadar gula secara teratur, melakukan diet makanan dan olahraga yang teratur menjadi kunci sukses pengelolaaan diabetes. Dalam hal makanan misalnya, penderita diabetes harus memperhatikan takaran karbohidrat. Sebab lebih dari separuh kebutuhan energi diperoleh dari zat ini.

Karbohidrat Kompleks vs Sederhana

Menurut dr. Elvina Karyadi, M.Sc., ahli gizi dari SEAMEO-Tropmed UI, ada dua golongan karbohidrat yakni jenis kompleks dan jenis sederhana. Yang pertama mempunyai ikatan kimiawi lebih dari satu rantai glukosa sedangkan yang lain hanya satu. Di dalam tubuh karbohidrat kompleks seperti dalam roti atau nasi, harus diurai menjadi rantai tunggal dulu sebelum diserap ke dalam aliran darah.

Page 40: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Sebaliknya, karbohidrat sederhana seperti es krim, jeli, selai, sirup, minuman ringan, dan permen, langsung masuk ke dalam aliran darah sehingga kadar gula darah langsung melejit.

Dari sisi makanan penderita diabetes atau kencing manis lebih dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat berserat seperti kacang-kacangan, sayuran, buah segar seperti pepaya, kedondong, apel, tomat, salak, semangka dll. Sedangkan buah-buahan yang terlalu manis seperti sawo, jeruk, nanas, rambutan, durian, nangka, anggur, tidak dianjurkan.

Peneliti gizi asal Universitas Airlangga, Surabaya, Prof. Dr. Dr. H. Askandar Tjokroprawiro, menggolongkan diet atas dua bagian, A dan B. Diet B dengan komposisi 68% karbohidrat, 20% lemak, dan 12% protein, lebih cocok buat orang Indonesia dibandingkan dengan diet A yang terdiri atas 40 – 50% karbohidrat, 30 – 35% lemak dan 20 – 25% protein. Diet B selain mengandung karbohidrat lumayan tinggi, juga kaya serat dan rendah kolesterol. Berdasarkan penelitian, diet tinggi karbohidrat kompleks dalam dosis terbagi, dapat memperbaiki kepekaan sel beta pankreas.

Sementara itu tingginya serat dalam sayuran jenis A(bayam, buncis, kacang panjang, jagung muda, labu siam, wortel, pare, nangka muda) ditambah sayuran jenis B (kembang kol, jamur segar, seledri, taoge, ketimun, gambas, cabai hijau, labu air, terung, tomat, sawi) akan menekan kenaikan kadar glukosa dan kolesterol darah. Bawang merah dan putih (berkhasiat 10 kali bawang merah) serta buncis baik sekali jika ditambahkan dalam diet diabetes karena secara bersama-sama dapat menurunkan kadar lemak darah dan glukosa darah.

Penggunaan Pola 3J Ahli gizi lain, dr. Andry Hartono D.A. Nutr., dari RS Panti Rapih, Yogyakarta menyarankan pola 3J yakni:

1. Jumlah kalori, 2. Jadwal makan, dan 3. Jenis makanan.

Bagi penderita kencing manis yang tidak mempunyai masalah dengan berat badan tentu lebih mudah untuk menghitung jumlah kalori sehari-hari. Caranya, berat badan dikalikan 30. Misalnya, orang dengan berat badan 50 kg, maka kebutuhan kalori dalam sehari adalah 1.500 (50 x 30). Kalau yang bersangkutan menjalankan olahraga, kebutuhan kalorinya pada hari berolahraga ditambah sekitar 300-an kalori.

Jadwal makan pengidap diabetes dianjurkan lebih sering dengan porsi sedang. Maksudnya agar jumlah kalori merata sepanjang hari. Tujuan akhirnya agar beban kerja tubuh tidak terlampau berat dan produksi kelenjar ludah perut tidak terlalu mendadak. Di samping jadwal makan utama pagi, siang, dan malam, dianjurkan juga porsi makanan ringan di sela-sela waktu tersebut(selang waktu sekitar tiga jam).

Page 41: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Yang perlu dibatasi adalah makanan berkalori tinggi seperti nasi, daging berlemak, jeroan, kuning telur. Juga makanan berlemak tinggi seperti es krim, ham, sosis, cake, coklat, dendeng, makanan gorengan. Sayuran berwarna hijau gelap dan jingga seperti wortel, buncis, bayam, caisim bisa dikonsumsi dalam jumlah lebih banyak, begitu pula dengan buah-buahan segar. Namun, perlu diperhatikan bila penderita menderita gangguan ginjal, konsumsi sayur-sayuran hijau dan makanan berprotein tinggi harus dibatasi agar tidak terlalu membebani kerja ginjal.

Diet Kalori Terbatas Penderita bisa mengikuti contoh susunan menu diet B untuk 2.100 kalori (Simbardjo dan Indrawati, B.Sc. dari bagian ilmu gizi RSUD Dr. Sutomo Surabaya) seperti pada Tabel 1. Diet B tinggi serat itu termasuk diet diabetes umum, yang tidak menderita komplikasi, tidak sedang berpuasa atau pun sedang hamil.

Menu Diet B terdiri dari:Protein

Lemak

Karbohidrat

Kolesterol

65.49 g

45.89 g

377.45 g

112.5 mg

Makan pagi (pukul 06.30)

Nasi

Daging

Tempe

Sayuran A

Sayuran B

Minyak

110 g

25 g

25 g

100 g

25 g

5 g

Selingan (09.30)

Pisang 200 mg

Makan siang (12.30)

Nasi

Daring

150 g

40 g

Page 42: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Tempe

Sayuran A

Sayuran B

Minyak

25 g

100 g

50 g

10 g

Selingan (15.30)

Pisang/ kentang

Papaya

200 g

100 g

Makan malam (18.30)

Nasi

Daring

Tempe

Sayuran A

Sayuran B

Minyak

150 g

25 g

25 g

100 g

50 g

10 g

Selingan (21.30)

Pisang/ kentang

Papaya

200 g

100 g

Pemberian Kalori Sesuai Kebutuhan Dasar

Dalam buku panduan “Perencanaan Makan Penderita Diabetes dengan Sistem Unit” terbitan Klinik Gizi dan Klinik Edukasi Diabetes RS Tebet, menuliskan tentang prinsip dasar diet diabetes, dengan pemberian kalori sesuai kebutuhan dasar. Untuk wanita, kebutuhan dasar adalah (Berat Badan Ideal x 25 kalori)ditambah 20% untuk aktivitas. Sedangkan untuk pria, (Berat Badan Ideal x 30 kalori) ditambah 20% untuk aktivitas. Untuk menentukan berat badan ideal (BBI) bisa diambil patokan: BBI = Tinggi Badan (cm) – 100 cm – 10%.

Contoh, seorang pria bertinggi badan 164 cm, berat badan 70 kg, maka BBI = 64 kg – 10% = 58 kg. Kebutuhan kalori dasar = 58 x 30 kalori = 1.740 kalori. Ditambah kalori aktivitas 20% = 2.088 kalori. Jadi, pria ini memerlukan diet sekitar 2.000 kalori sehari.

Page 43: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Namun, rumusan ini tidak mutlak. Bila pasien sedang sakit, aktivitas berubah, atau berat badan jauh dari ideal, maka kebutuhan kalori akan berubah. Bila berat badan berlebih, jumlah kalori dikurangi dari kebutuhan dasar. Sebaliknya, bila pasien mempunyai berat badan kurang, jumlah kalori dilebihkan dari kebutuhan dasar. Begitu berat badan mencapai normal, jumlah kalori disesuaikan kembali dengan kebutuhan dasar.

Prinsip Diet DM

Prinsip makan selanjutnya adalah menghindari konsumsi gula dan makanan yang mengandung gula. Juga menghindari konsumsi hidrat arang olahan yakni hidrat arang hasil dari pabrik berupa tepung dengan segala produknya. Ditambah lagi mengurangi konsumsi lemak dalam makanan sehari-hari (lemak binatang, santan, margarin, dll.), sebab tubuh penderita mengalami kelebihan lemak darah. Yang perlu diperbanyak justru konsumsi serat dalam makanan, khususnya serat yang larut air seperti pektin (dalam apel), jenis kacang-kacangan, dan biji-bijian (bukan digoreng).

Bila penderita juga mengalami gangguan pada ginjal, yang perlu diperhatikan adalah jumlah konsumsi protein. Umumnya, digunakan rumus 0,8 g protein per kilogram berat badan. Bila kadar kolesterol/trigliserida tinggi, disarankan melakukan diet rendah lemak. Bila tekanan darahnya tinggi, dianjurkan mengurangi konsumsi garam. Kegagalan berdiet bisa disebabkan karena pasien kurang berdisiplin dalam memilih makanannya atau tidak mampu mengurangi jumlah kalori makanannya. Bisa juga penderita tidak mempedulikan saran dokter.

Untuk memudahkan penerapan, dibuat sistem unit 80 kalori. Tabel 2 menyajikan makanan yang mengandung 80 kalori per unitnya. Misalnya, seorang pasien yang memerlukan 1.600 kalori per harinya, akan mendapat makanan 20 unit sehari senilai 80 kalori setiap unitnya. Jumlah 20 unit terbagi atas sarapan empat unit, makanan kecil (pk. 10.00) dua unit, makan siang enam unit, makanan kecil (pk. 16.00) dua unit, dan makan malam enam unit. Tabel di bawah ini yang menunjukkan contoh lima kelompok makanan: makanan pokok, lauk pauk, sayuran, makanan ringan/siap santap, buah-buahan, dan minuman.

Jenis Makanan A B C

Makanan pokok

Lauk pauk

Sayuran

Siap santap

Buah-buahan

Makanan ringan

minuman

Nasi

Pepes ikan

Sayur bening

Ketoprak

Apel

Lemper

Teh/kopi

Roti

Sate

Lodeh

Hamburger

Pisang

Kroket

Es campur

Kentang goreng

Rending

Buntil

Pizza

Anggur

Lapis legit

Minuman ringan

Page 44: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Makanan dalam kelompok A bisa dibilang berkomposisi paling baik, karena mengandung serat dan atau rendah hidrat arang olahan serta rendah lemak. Sementara golongan C kurang baik karena kandungan gulanya tinggi, rendah atau tanpa serat, dan terlalu banyak lemak. Jadi, dianjurkan untuk memilih A atau B, bukan C. Nasi lebih baik daripada bubur, karena kandungan serat lebih baik sehingga lebih lama bertahan di usus. Pemanis gula bisa diganti dengan pemanis buatan. Di sini diberikan pula contoh menu yang dapat diikuti (20 unit atau 1.600 kalori):

Makan pagi

Setangkap roti tawar

Sebutir telur ayam

1 sendok teh selai

1 gelas susu skim

1.50 unit

1.25 unit

0.25 unit

0.75 unit

Selingan (di kantor)

Arem-arem

Teh tanpa gula

2.75 unit

Makan siang

Nasi putih

Daging cah kembang kol

Sayur bening bayem

Papaya

1.25 unit

3.00 unit

0.25 unit

0.50 unit

Selingan sore

Serabi pandan (kue basah)

1 gelas jus melon

1.75 unit

0.50 unit

Makan malam

Nasi, sayur, daging, ikan goreng, gado-gado

1 gelas jus tomat

3.75 unit

0.25 unit

Selingan malam

1 pisang ambon 1.25 unit

Page 45: Pengelolaan Kaki Diabetes.doc

Dengan melakukan diet yang teratur dan disiplin pasti kadar gula dapat dikendalikan. Semoga setelah membaca artikel yang sederhana ini, kita semua dapat menerapkannya untuk mendapatkan pola diet yang sehat dan seimbang. Jangan pernah menyerah untuk meraih kesehatan yang prima.. Man Jadda Wajada! ^_^ was.