Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

66
PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI PT PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD JATIBARANG

description

lingkungan

Transcript of Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Page 1: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN

LINGKUNGAN DI PT PERTAMINA EP

REGION JAWA FIELD JATIBARANG

Page 2: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Latar Belakang Kegiatan produksi minyak dan gas bumi

mempunyai potensi dampak terhadap lingkungan udara, perairan, biota, dan sosial yang akan dilakukan studi AMDAL dan / atau UKL, UPL. Dalam kegiatan operasinya PT PERTAMINA EP Region Jawa telah melakukan pengelolaan terhadap sumber-sumber yang berpotensi mencemai lingkungan.

Page 3: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Telah dilaksanakan kegiatan pemantauan lingkungan di lokasi PT PERTAMINA EP Region Jawa Field Jatibarang Tahun 2009 Semester I. Maksud kegiatan pemantauan lingkungan ini adalah memberi masukan yang berharga untuk memperbaiki sistem pengelolaan yang sudah dijalankan sehingga dapat diwujudkan Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan lingkungan di Indonesia.

Pelaporan pemantauan lingkungan yang dilaksanakan pada Semester I Tahun 2009 ini mangacu pada KEPMENLH No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantantauan Lingkungan (RPL).

Page 4: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Maksud Kerja Praktek

Maksud dari pelaksanaan Kerja Praktek ini adalah sebagai syarat bagi kelulusan mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknik Lingkungan Kebumian Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Page 5: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Tujuan Kerja PraktekMemenuhi salah satu persyaratan Akademik dalam

menyelesaikan program Sarjana Strata 1 pada Program Studi Teknik Lingkungan Kebumian, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Mengetahui prinsip pengolahan limbah hasil kegiatan pemboran yang dilakukan di PT PERTAMINA REGION JAWA – FIELD JATIBARANG.

Mengetahui fasilitas dan peralatan yang dipergunakan dalam kegiatan eksplorasi, produksi dan pengolahan limbah yang dilakukan oleh PT PERTAMINA EP REGION JAWA – FIELD JATIBARANG.

Page 6: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Manfaat Kerja PraktekMendapat pelajaran tentang bagaimana cara

pengolahan air terproduksi yang berasal dari berbagai stasiun pengumpul di field jatibarang dan field subang.

Mendapat pelajaran tentang rencana pengelolaan lingkungan yang di terapkan di PT.PERTAMINA EP REGION JAWA - FIELD JATIBARANG.

Mendapat pengetahuan mengenai kegiatan eksplorasi, produksi, pengelolaan lingkungan secara langsung yang tidak di dapatkan di lingkungan kampus.

Page 7: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Wilayah Kerja PT PERTAMINA EP Region Jawa Field Jatibarang merupakan pelaksana kegiatan yang menangani kegiatan eksplorasi dan produksi di wilayah Jawa Bagian Barat secara administratif meliputi 3 (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Majalengka.

Page 8: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

I. KABUPATEN INDRAMAYU

1. SPU- A MUNDU2. SPU- B MUNDU3. SPU CEMARA4. SP GANTAR5. SP TUGU BARAT I6. SP TUGU BARAT II7. SPG WALED UTARA8. SP SINDANG9. SP MELANDONG10. SP KANDANG HAUR TIMUR11. TERMINAL BALONGAN

II. KABUPATEN MAJALENGKA

12. SP RANDEGAN

SP KHT

WILAYAH KERJA PT PERTAMINA EP REGION JAWA

Page 9: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Fasilitas Produksifasilitas produksi yang terdapat di field Jatibarang Kabupaten Indramayu meliputi empat (4) stasiun pengumpul utama, lima (5) stasiun pengumpul dan 1 terminal yaitu:•Stasiun Pengumpul Utama A Mundu•Stasiun Pengumpul Utama B Mundu•Stasiun Pengumpul Utama Randegan•Stasiun Pengumpul Utama Cemara•Stasiun Pengumpul Gantar•Stasiun Pengumpul Tugu Barat I •Stasiun Pengumpul Tugu Barat II•Stasiun Pengumpul Sindang •Stasiun Pengumpul Gas Waled Utara•Pusat Pengumpul Produksi atau Terminal Balongan

Page 10: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Tabel Rata-rata Penerimaan Minyak di Terminal Balongan 2009

No FieldMinyak Gross (Barrels per

day)

Minyak Nett (BOPD)

Air Cerat (BWPD)

Melalui Pipa Trunk Line

1 Jatibarang 24.003 1.730 22.273

2 Cemara 6.665 3.054 3.611

3 X-Ray 22.208 2.193 20.015

Sub Total 52.876 6.977 45.899

Melalui Road Tank

1 CMS 17.903 15.403 2.500

2 PDT/PDM 13 13 3

3 SKD 49 36 13

Sub Total 17.968 15.452 2.516

Total Penerimaan 70.844 22.429 48.415

Page 11: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Komitmen Manajemen PERTAMINA EP Area Jatibarang:

• Integrasi Aspek HSE dari Tahap Desain sampai Pasca Operasi.

• Taat Prosedur Kerja.• Utamakan Keselamatan Kerja.• Menerapkan Standar Good Oil Practices.• Operasi Yang Handal dan Ramah Lingkungan.• Sertifikasi ISO & OHSAS Tahun 2010.• Minimalisasi Limbah dan Zero Discharge 2011.

Page 12: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

PERTAMINA EP

VISI, MISI DAN KEBIJAKAN HSE REGION JAWA

VISI, MISI DAN KEBIJAKAN HSE REGION JAWA

HSE PERFOMANCE TARGETHSE PERFOMANCE TARGET

COMPLIANCE TERHADAP PERATURAN PERUNDANGAN, STANDAR, STK & CODE

COMPLIANCE TERHADAP PERATURAN PERUNDANGAN, STANDAR, STK & CODE

•Zero Accident •No Harm To People•PROPER LH Minimal Biru•Audit SMHSE B•Safety Rating “Dupont” dan HSE World Class Company

•Sertifikasi Sarfas (SKPI,SKKP)

•Sertifikasi HSE Management (OHSAS 18001:2007 dan ISO 14001:2000)

•Zero Accident •No Harm To People•PROPER LH Minimal Biru•Audit SMHSE B•Safety Rating “Dupont” dan HSE World Class Company

•Sertifikasi Sarfas (SKPI,SKKP)

•Sertifikasi HSE Management (OHSAS 18001:2007 dan ISO 14001:2000)

U

K

O

T

I

PROGRAM HSEPROGRAM HSE

ISSUE EKSTERNALISSUE EKSTERNAL

•Issue Lingkungan•Aspek Sosial •Otonomi Daerah dll

•Issue Lingkungan•Aspek Sosial •Otonomi Daerah dll

PARADIGMA PENYUSUNAN PROGRAM HSE REGION JAWA

Page 13: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

PELAKSANAAN RKL dan RPL • Kegiatan pemantauan lingkungan yang dilakukan PT

Pertamina EP Region Jawa Field Jatibarang dilaksanakan dan didokumentasikan dalam Laporan Pemantauan Lingkungan yang terdiri dari hasil pengambilan dan pengujian sampel, analisis / pembahasan terhadap uji sampel, serta upaya penanganan yang dapat dilakukan oleh pihak PT Pertamina EP Region Jawa Field Jatibarang. Yang mana kegiatan pemantauan lingkungan ini disesuaikan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.45 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

PERTAMINA EP

Page 14: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

RONA LINGKUNGAN AWAL (1991) Komponen Lingkungan Fisik – kimia

Iklim Kualitas Udara dan Kebisingan Geologi dan Fisiografi Kualitas Air

Keadaan Lingkungan Hayati Plankton Flora Darat Fauna Darat dan Burung Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Kependudukan Kualitas Ekonomi dan Taraf Hidup Masyarakat Keamanan dan Ketertiban Lingkungan Tata Nilai dan Gaya Hidup Interaksi Penduduk dengan Proyek dan Persepsi Masyarakat Terhadap

Pertamina Penggunaan Lahan

Page 15: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

RONA LINGKUNGAN SEKARANG Komponen Lingkungan Fisik Kimia Iklim Kualitas Udara dan Kebisingan Kualitas Tanah Kualitas Air Keadaan Lingkungan Hayati Plankton Flora Fauna Keadaan Sosial, Ekonomi, dan Budaya Kependudukan Kualitas Ekonomi dan Taraf Hidup Masyarakat Interaksi Penduduk dengan Proyek dan Persepsi Masyarakat Terhadap

Pertamina

Page 16: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

TINJAUAN PUSTAKA

PERTAMINA EP

Page 17: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

KEGIATAN PRODUKSI MINYAK DI LAPANGAN

• Dalam setiap kegiatan produksi, selain dihasilkan suatu produk yang mempunyai nilai tambah tinggi, juga dihasilkan limbah, baik limbah padat, cair maupun gas, termasuk di dalamnya kegiatan industri pertambangan dan kimia yang mempunyai bahan baku dari bahan galian tambang.

PERTAMINA EP

Page 18: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

PT PERTAMINA (PERSERO) DAERAH OPERASI HULU JAWA BAGIAN BARAT

TIPIKAL PROSES PRODUKSI MIGAS

Sumur

SP

SP

Separator

Srubber

FlareSumur Gaslift

Utilities/LPG Plant

Gas

Tangki Timbun

Minyak Mentah Gross

Cairan

Air Cerat

Pompa

Sumur Injeksi (Water Disposal)

Terminal Balongan

Minyak Mentah

Tanker

Air Cerat IPAL

KANAL

LAUT

Page 19: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Sumber limbah minyak bumi pada kegiatanusaha minyak dan gas bumi atau kegiatan lain

diantaranya berasal dari • limbah hasil pengeboran berupa limbah

lumpur dan sumur bor (cutting)• melalui pipa, alat angkut, proses pemindahan

(transfer) minyak atau dari ceceran minyak pada tanah terkontaminasi (KepmenLH no 128 tahun 2003).

PERTAMINA EP

Page 20: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Minyak bumi termasuk B3. Namun akan menjadi limbah B3 jika adanya kontaminasi dengan tanah akibat adanya kebocoran pipa, korosi. Definisi limbah berbahaya (Hazardouz)

Page 21: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Karakteristik limbah B3

• Mudah menyala (flammable)• Sangat mudah menyala (highly flammable)• Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable)• Pengoksidasi (oxidizing)• Mudah meledak (explosive)• Amat sangat beracun (extremely toxic), sangat beracun (highly toxic),

beracun (moderately toxic)• Berbahaya (harmful)• Korosif (corrosive)• Bersifat iritasi (irritant)• Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment)• Karsinogenik (carcinogenic)• Teratogenik (teratogenic)• Mutagenik (mutagenic)

Page 22: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Bahan Pencemar / Polusi pada Produksi minyak dan gas.

1. Air TerproduksiMerupakan air yang telah dipisahkan dari

minyak, tetapi masih mengandung minyak. Proses penceratan dilakukan di oil catcher. Air terproduksi masih mengandung beberapa parameter kimia, seperti amonia, COD, fenol, sulfida (H2S), minyak dan lemak.

Page 23: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

2. Oil SludgeLimbah padat yang dihasilkan dari proses

penyimpanan minyak mentah disebut oil sludge. Oksidasi proses yang terjadi akibat kontak antara minyak, udara dan air menimbulkan adanya sedimentasi pada dasar tangki penyimpanan, endapan ini adalah oil sludge.

Pada kegiatan produksi minyak dan gas bumi, oil sludge bersumber dati tank cleaning, wastepit, perbaikan pipa, tanah terkontaminasi minyak, dan lain-lain,

Oil Sludge terdiri dari minyak (hydrocarbon), air, abu, karat tangki, pasir, dan bahan kimia lainnya. Kandungan dari hydrocarbon antaralain benzene, toluene, ethylbenzhene, xylenes, dan logam berat seperti timbal (Pb) pada oil sludge merupakan limbah B3.

Page 24: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Ceceran Minyak

Page 25: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

3. Konsentrasi SO2, CO, NO2, O3, HC, Hg, Pb, dan Debu (partikulat)

Pada kegiatan produksi minyak dan gas, emisi udara yang dihasilkan berasal dari a.genset

b. Kompresorc.Aktivitas mobil roadtank

Page 26: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

4. KebisinganKebisingan adalah semua suara yang tidak

dikehendaki yang bersumber dari alat- alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran, menurut Surat Kep. Menteri Lingkungan Hidup No. 48/11/1996 dengan pertimbangan waktu pemajanan selama 24 jam (BTK dalam kantor = 70 dB(A) ; Baku Tingkat Kebisingan permukiman penduduk = 55 dB(A)).

Page 27: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

KEWAJIBAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN BAGI PERUSAHAAN BIDANG MINYAK DAN GAS

BUMI

• Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL, untuk migas yang memiliki skala 5000 BOPD dan gas 30 MMSCFD wajib dilengkapi dokumen AMDAL, sedangkan untuk produksi minyaknya <5000 BOPD dan gas <30 MMSCFD wajib melengkapi dengan dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL).

Page 28: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

ANALISIS SUMBER PENCEMAR DAN BAHAN PENCEMAR KEGIATAN EKSPLORASI PRODUKSI PT PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD JATIBARANG

1. Limbah Cair

a.Penceratan TangkiProses penceratan bertujuan untuk memisahkan

minyak dan air. Air yang telah dipisahkan disebut air terproduksi. Air terproduksi masih mengandung beberapa parameter kimia seperti fenol, ammonia, H2S, minyak lemak, dan logam berat. sehingga perlu dikelola agar tidak mencemari badan air.

Page 29: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

• Penerimaan jumlah air terproduksi di Terminal Balongan pada juni 2009 sebesar 1.452.443 barrel dengan rata-rata penerimaan setiap hari sebesar 48.415 BWPD, debit maksimunya mencapai 60.000 BWPD. Air terproduksi tersebut dikirim dari truk line maupun road tank dari berbagai stasiun pengumpul.

Page 30: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

b. Pembersihan tanki (tank cleaning) dan pipa (pigging)

Air dari pembersihan tangki dan pipa tentunya mengandung sisa minyak dan air terproduksi. Air terproduksi diperkirakann masih mengandung fenol, ammonia, H2S, minyak, lemak, dan logam berat.

PERTAMINA EP

Page 31: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

c. Zat Aditif yang Digunakan Dalam Pembersihan Tanki

Adapun jenis bahan aditif yang dipakai juga turut menghasilkan bahan B3, sehingga perlu memakai zat aditif yang ramah lingkungan yang telah disetujui oleh DITJEN MIGAS.

PERTAMINA EP

Page 32: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

d. Pengoperasian Genset dan Pengoperasian Pompa Minyak

• Pengoperasian genset dan pompa minyak akan menghasilkan ceceran minyak pelumas. Jika terjadi limpasan akibat hujan, maka berdampak terhadap perubahan kualitas air akibat terjadinya peningkatan kandungan minyak dan lemak. Namun pengoperasian genset di Field Jatibarang hanya digunakan pada saat listrik mati, karena pada saat ini Field Jatibarang telah menggunakan listrik PLN sebagai pasokan lisrik untuk kegiatan produksi minyak.

PERTAMINA EP

Page 33: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

e.Limbah cair sisa pemakaian bahan kimia dan perawatan mesin

Limbah cair ini sebagain besar merupakan B3 dan berasal dari bahan kimia kadaluarsa laboratorium Teknik Reservoir Pertamina dan pelumas bekas.

PERTAMINA EP

Page 34: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

2. Limbah Padata. Tank CleaningPembersihan Tanki menghasilkan endapan sludge.

Pembersihan tanki di setiap terminal disesuaikan dengan kebutuhan, dan tidak mempunyai waktu yang tetap. Endapan sludge terdiri dari minyak (hydrocarbon), air, abu, karat tangki, pasir, dan bahan kimia lainnya. Zat kimia yang terkandung dalam sludge minyak umumnya terdiri dari benzene, toluene, ethylbenzhene, xylenes, dan logam berat.

PERTAMINA EP

Page 35: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

b. Ceceran Minyak Akibat Kebocoran Pipa, Aktivitas Perawatan Sumur Minyak atau Kegiatan Loading & Unloading

Limbah yang dihasilkan dari kegiatan di atas adalah berupa tanah terkontaminasi minyak. Tanah terkontaminasi tentunya harus ditangani, sehingga cepat direcovery. Terminal Balongan merupakan tempat pengumpul tanah terkontaminasi minyak, pada Februari 2009 menerima tanah terkontaminasi sebesar 1653,2 m3. Terminal Balongan mampu menampung sebesar 1.929 m3 tanah terkontaminasi.

PERTAMINA EP

Page 36: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

c. Limbah Padat Sisa Pemakaian Bahan Kimia dan Perawatan Mesin

• Sampah dari luar proses produksi merupakan limbah B3, karena terdapat sisa-sisa minyak, dan parameter B3 yang lainnya.

• Sampah dari luar hasil proses produksi pada Januari 2003 sampai maret 2009 terhitung seperti drum bekas 1.14 ton, filter bekas 0.0015 ton, majun 0.3328 ton, dan jerigen inhibitor 0.055 ton

PERTAMINA EP

Page 37: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

3. LIMBAH GAS

a.Flare Stack

• Gas yang tidak terpakai dibakar pada flare. Parameter yang di ukur adalah opasitas yaitu asap yang nampak pada saat pembakaran. Semakin hitam asap yang dihasilkan semakin tinggi kandungan emisi pada gas yang dibakar.

PERTAMINA EP

Page 38: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

b. Penggunaan Genset dan Pompa Minyak, Pompa air limbah, Kompresor

• Pompa minyak menggunakan bahan bakar gas, sehingga menghasilkan NO2 dan SO2.

Untuk pompa air limbah menggunakan bahan bakar solar yang menghasilkan emisi NO2, SO2, dan partikulat. Untuk kompresor menggunakan bahan bakar gas, emisi yang terukur meliputi emisi NO2.

PERTAMINA EP

Page 39: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

4. Kebisingan

a. Penggunaan Engine Pompa, Engine Kompressor, dan Genset

Penggunaan engine pompa, engine kompresor, dan genset menghasilkan kebisingan, Acuan mengenai bakumutu kebisingan adalah Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 51/1999 untuk lingkungan di luar batas pagar perusahaan/ tempat operasi, dan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48/11/ 1996 untuk lingkup di dalam kantor dan pemukiman.

PERTAMINA EP

Page 40: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

PERTAMINA EP

Page 41: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

1. Limbah Cair

Pengelolaan Air TerproduksiProses pengolahan air terproduksi di Terminal Balongan secara

sederhana dapat diuraikan sebagai berikut : air cerat

minyak

IPAL di Terminal Balongan menggunakan prinsip pengolahan secara fisika. IPAL terdiri dari 3 (tiga) bak pengolahan dengan struktur bangunan beton, yaitu bak pemisah dan lumpur, bak aerasi/ koagulasi, dan bak water disposal.

Tangki TimbunIPAL LAUT

Oil Catcher (masing-masing tangki)

Page 42: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Pengelolaan Limbah B3 Cair Untuk pengelolaan Limbah B3 cair, PT

Pertamina EP Region Jawa melakukan kerjasama pengelolaan dengan pihak III yang sudah mendapat ijin pengelolaan limbah B3 dari Kemenntrian Lingkungan Hidup.

Pemantauan Air TerproduksiPengambilan sampel air terproduksi di

lakukan di outlet IPAL dan outlet kanal menuju ke laut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.1.

Page 43: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Diagram Alir Pengolahan Air Terproduksi

Page 44: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

No Parameter SatuanOutlet

IPAL

Outlet

KANAL

Baku

Mutu

Metoda

Standar

1. Amoniak

(NH3)

mg/L 2,13 3,22 5 SNI 06-

2479-1991

2. COD mg/L 183,44 167,24 200 SNI 06-

6989.2-

2004

3. Fenol mg/L 0,82 0,4 2 SNI 06-

6989.21-

2004

4. Minyak dan

Lemak

mg/L 2,55 1,35 25 SNI 06-

2502-1991

5. Sulfida

(H2S)

mg/L 0.48 0.2 0,5 SM 4500-

S2-F*

6. Suhu oC 31,0 23,7 40 oc SNI 06-

6989.23-

2005

7. pH - 7,20 8,51 6,0 – 9,0 SNI 06-

6989.11-

2004

Tabel 5.1 Hasil Analisis Kualitas Air Terproduksi Semester I Tahun 2009 (Mengacu padaPeraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 04 Tahun 2007 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi

Usaha Dan/Atau Kegiatan Minyak dan Gas Serta Panas Bumi, Lampiran I)

Page 45: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Pemantauan Limbah B3 CairPada pemantauan Limbah B3 Cair dilakukan

oleh pihak III karena pengeloalaanya telah berkerjasama dengan pihak III yang sudah mendapat ijin pengelolaan limbah B3 dari Kementrian Lingkungan Hidup.

Page 46: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

2. Limbah PadatPengelolaan Oil Sludge dan Tanah Terkontaminasi

Oil sludge juga diperoleh dari bak pertama IPAL (bak pengumpul minyak dan lumpur), pengurasan tangki, maupun ceceran minyak atau oil spilled. Oil sludge tersebut ditampung dalam sludge pond yang berfungsi sebagai tempat penampungan sementara. Oil sludge kemudian diolah di dalam Bak pengolahan sludge dengan metode SOR yaitu menggunakan Steam. Minyak yang diperoleh dari hasil pemanasan oil sludge kemudian di vacuum ke dalam API separator untuk dipisahkan antara air dan minyak. Minyak yang diperoleh dikembalikan ke dalam tangki, sedangkan airnya masuk ke IPAL.

Sementara tanah yang terkontaminasi akibat ceceran oil sludge, setelah minyaknya diambil dan dipisahkan dari air, maka akan masuk proses bioremidiasi.

Page 47: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Tabel 5.2 Neraca Oil Sludge dan Tanah Terkontaminasi pada Bak Penyimpanan Sementara di Terminal Balongan

No

Sisa

Sebelumn

ya di

Sludge

Pond (m3)

Tanggal

MasukSumber

Jumlah(T

on)

Penyimpa

nan

Tanggal

Keluar

Jumlah

Recovery

(m3)

Sisa di

Sludge

Pond

(m3)

Masuknya Limbah B3 Keluar Limbah B3 dari TPS

1 1.903,15September

2008- 0 > 90 Hari

September

2008249,35 1.653,80

2 1.653,80Januari

2009- 0 > 90 Hari

Januari

200921,6 1653,2

3 1653,2Februari

2009- 0 > 90 Hari

Februari

20095,44 1626,76

Page 48: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Pengelolaan dan Pemantauan Limbah Padat Sisa Pemakaian Bahan Kimia dan Perawatan MesinUntuk pengelolaan dan pemantauan Limbah B3 padat, PT

Pertamina EP Region Jawa melakukan kerjasama pengelolaan dengan pihak III yang sudah mendapat ijin pengelolaan limbah B3 dari Kemenntrian Lingkungan Hidup.

Pemantauan Oil Sludge dan Tanah Terkontaminasi

Pemantauan oil sludge diakukan dengan pencatatan pada saat limbah yang masuk dan keluar Terminal Balongan termasuk pemantauan pada saat pengelolaan limbah oleh pihak III. Untuk melihat sampai sejauh mana terjadi infiltrasi limbah Oil sludge dan tanah terkontaminasi minyak ke dalam air tanah, maka dilakukan pemantauan terhadap air tanah setiap 6 bulan sekali dapat dilihat pada pemantaun kualitas air tanah.

Page 49: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Lokasi sumur pantau

Page 50: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

3. Kualitas UdaraPengendalian Polusi Udara

Dalam pengendalian kualitas udara dilakukan pengoptimalisasian kinerja mesin pompa dengan melakukan perawatan mesin secara teratur, serta membuat buffer zone di sekeliling Terminal Balongan.Pemantauan Udara Ambien

Pemantauan kualitas udara ambien dilakukan di dua titik yaitu di dalam tapak dan permukiman penduduk. Hasil pemantauan udara ambien di dalam tapak Terminal Balongan dan permukiman penduduk menunjukkan bahwa kualitas udara ambien memenuhi baku mutu. Konsentrasi parameter-parameter tersebut cukup fluktuatif, namun selalu memenuhi baku mutu. Ini menunjukkan bahwa kegiatan di Terminal Balongan tidak menurunkan kualitas udara di sekitarnya.

Page 51: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Tabel 5.3 Hasil Analisis Kualitas Udara Ambien Semester I Tahun 2009

No Parameter Satuan

Lokasi

BakuMutu*)

Dalam

Tapak

Permukiman

Penduduk

A Fisik

1 Temperatur C 28,90 28,00 -

2 Kec. Angin m/dt 1,20 0,30 -

3 Arah angin - Timur Barat Daya -

4 Kelembaban (RH) % 79,80 73,00 -

5 Tekanan Kpa 101,00 101,06 -

B Kimia

1 Nitrogen Dioksida (NO2) g/Nm3 9,43 5,68 400

2 Sulfur Diokida (SO2) g/Nm3 20,30 19,44 900

3 Karbon Monoksida (CO) g/Nm3 384,40 366,70 30.000

4 Oksidan (O3) g/Nm3 3,43 2,56 235

5 Hidrokarbon (HC) g/Nm3 0,10 Tt 160

6 Debu g/Nm3 38,41 73,14 230

7 Air Raksa (Hg) g/Nm3 Tt Tt -

8 Timbal (Pb) g/Nm3 0,05 0,10 2

Page 52: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Tabel 5.4 Hasil Analisis Kualitas Udara Emisi Semester I Tahun 2009

No Sumber EmisiBahan Bakar

Parameter SatuanHasil

Pengamatan

Baku

Mutu

1 Genset Solar

NO2 mg/m3 229,60 1000*

SO2 mg/m3 103,90 800*

Partikel mg/m3 39,65 350*

Opasitas % 20,00 35*

Page 53: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Pemantauan Udara EmisiTerminal Balongan tidak menggunakan genset

untuk sumber energi listrik, namun pada saat pemantauan, salah satu dari 4 buah genset dioperasikan untuk mengetahui kinerja mesin genset tersebut. Genset tersebut berbahan bakar solar sehingga parameter yang dipantau pada tahun ini selain NO2 adalah SO2 dan partikulat.

Page 54: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Untuk pengujian kualitas emisi stasiun pengumpul, di SPU-A Mundu dilakukan pada pompa transfer minyak berbahan bakar solar, kompresor berbahan bakar gas, dan opasitas flare Stack. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah emisi yang dikeluarkan dari mesin/alat tersebut memenuhi baku mutu. Parameter emisi yang dianalisis adalah NO2, SO2 dan partikulat pada pompa minyak yang berbahan bakar solar, NO2 pada kompresor yang berbahan bakar gas, serta pengukuran secara visual opasitas gas di flare stack.

Page 55: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Tabel 5.5 Hasil Analisa Kualitas Udara Emisi SPU – A MunduTahun 2009 Semester I

No Sumber EmisiBahan

BakarParameter Satuan Hasil Baku Mutu

1 Komproser Gas NO2 mg/m3 129,15 400*

2 Pompa Solar NO2 mg/m3 303,40 1000*

SO2 mg/m3 88,66 800*

Partikel mg/m3 68,40 350*

Opaistas % 15 35*

3 Pompa Air Limbah Solar NO2 mg/m3 274,70 1000*

SO2 mg/m3 385,20 800*

Partikel mg/m3 77,85 350*

Opasitas % 10 35*

4 Flare - Opasitas % 20 40**

Page 56: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Kualitas Air TanahAgar kualitas tanah tetap terjaga, pengelolaan yang

dilakukan adalah dengan pengelolaan terhadap air terproduksi (IPAL) dan menempatkan limbah B3 dalam suatu tempat yang kedap air misalnya beton.

Pemantauan Kualitas Air TanahPengujian kualitas air tanah Terminal Balongan

dilakukan pada sumur pantau 1 dan sumur pantau 2 di dalam area Terminal Balongan, serta sumur penduduk. Lokasi sampling air sumur penduduk setiap tahunnya berada di Desa Balongan.

Berdasarkan hasil pengujian, dari sumur penduduk ada beberapa parameter yang melebihi baku mutu, yaitu Mn, dan Koliform total.

Page 57: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

LINGKUNGAN HIDUPPT PERTAMINA EP REGION JAWA

UNIT-UNIT IPAL

Separator minyakAerator

Unit Sedimentasi

Filter Karbon Aktif

Outlet IPAL ke Kanal

Page 58: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Di Sumur pantau 1 parameter warna, besi (Fe), timbal (Pb) dan koliform Total tidak memenuhi baku mutu, sedangkan parameter yang tidak memenuhi baku mutu di sumur pantau 2 yaitu warna, dan Koliform Total.

Walaupun kualitas air sumur pantau 1 dan 2 sudah tidak memenuhi persyaratan air bersih, tetapi hasil pemantauan tahun 2009 menunjukkan kualitas yang relative lebih baik dibanding semester 1 dan semester 2 2008.

Page 59: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Pemantauan kualitas air tanah

Page 60: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

4. Tingkat kebisinganPengelolaan Terhadap Kebisingan

Untuk menghindari kebisingan yang terjadi akibat dari pengoperasian pompa, kompresor dan genset maka dilakukan, pengelolaan dengan membuat rumah pompa/ genset, penghijauan di sekitar lokasi, perawatan dan perbaikan secara kontinyu.Pemantauan Tingkat Kebisingan

Potensi kebisingan di terminal Balongan berasal dari penggunaan genset, namun genset hanya berfungsi sebagai cadangan jika listrik PLN mati, sedangkan pada Stasiun Pengumpul Utama (SPU A) Mundu kebisingan dipengaruhi oleh penggunaan kompresor, genset, dan pompa.

Page 61: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Pemantauan tingkat kebisingan dilakukan pada dua tempat yang berbeda yaitu di dalam Terminal Balongan dan pemukiman terdekat. Pemantauan tingkat kebisingan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan genset, pompa atau mesin lainnya terhadap lingkungan sekitar. Hasil pengukuran di dalam kantor dan pemukiman akan dibandingkan dengan Baku Tingkat Kebisingan (BTK) menurut Surat Kep. Menteri Lingkungan Hidup No. 48/11/1996 dengan pertimbangan waktu pemajanan selama 24 jam (BTK dalam kantor = 70 dB(A) ; Baku Tingkat Kebisingan permukiman penduduk = 55 dB(A)). Sedangkan untuk lingkungan di dalam batas pagar Terminal Balongan akan dibandingkan dengan Nilai Ambang Batas Kebisingan Ruang Kerja menurut Kep. Menteri Tenaga Kerja No. 51/1999, Lampiran 2 dengan asumsi pemajanan selama 8 jam kerja. (NAB = 85 dB(A)).

Page 62: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Tabel 5.7 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan Tahun 2009 Semester I

No. Lokasi Koordinat SatuanTingkat

Kebisingan Rata-rata

BTK/NAB

1. Batas Barat Terminal S : 06o 21’ 40,5” E : 108o 22’ 50,2”

dB(A) 46,5 85*

2. Batas Utara Terminal S : 06o 21’ 57,9” E : 108o 22’ 50,6”

dB(A) 46,1 85*

3. Batas Timur Terminal S : 06o 21’ 59,2” E : 108o 23’ 07,8”

dB(A) 47,3 85*

4. Batas Selatan Terminal S : 06o 21’ 46,2” E : 108o 23’ 17,8”

dB(A) 47,1 85*

5. Dalam Kantor S : 06o 21’ 44,6” E : 108o 23’ 06,3”

dB(A) 47,4 70

6. 2 m dari kompresor S : 06o 21’ 44,4” E : 108o 23’ 06,0”

dB(A) 53,7 85*

7. Jalan Dekat tangki S : 06o 21’ 49,0” E : 108o 23’ 01,8”

dB(A) 46,6 70

8. Jalan menuju penampungan Oil Sludge dari IPAL

S : 06o 21’ 54,9” E : 108o 23’ 05,1”

dB(A) 46,00 70

9. Permukiman penduduk sebelah Utara

S : 06o 21’ 35,2” E : 108o 23’ 07,0”

dB(A) 46,8 70

10. Permukiman Penduduk sebelah Selatan

S : 06o 21’ 01,5” E : 108o 23’ 17,8”

dB(A) 46,2 55

Page 63: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Kesimpulan • PT Pertamina EP Region Jawa telah memiliki dokumen AMDAL

yang telah disetujui badan yang berwenang, mengingat sebagian besar kegiatan yang ada menghasilkan dampak besar dan penting.

• Dalam proses produksi yang dilakukan oleh PT Pertamina EP Region Jawa terdapat sumber pencemar dan bahan pencemar yang meliputi limbah padat, limbah cair dan limbah gas.

• Limbah padat yang di hasilkan berupa tank cleaning, tanah terkontaminasi, dan sampah dari luar proses produksi. Limbah cair yang di hasilkan berupa pembersihan tanki dan pipa, zat aditif yang digunakan dalam pembersihan tanki, pengoperasian genset dan pengoperasian pompa minyak, dan sampah dari luar proses produksi. Limbah gas yang di hasilkan berupa flare stack, dan penggunaan genset dan pompa minyak, pompa air limbah, kompresor.

Page 64: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

• Pengelolaan air terproduksi dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang mana di lakukan pengolahan secara fisika. Pada proses pengolahan air terproduksi di IPAL Balongan bisa di katakan telah efektif atau atau telah berjalan dengan cukup baik dalam mengelola air limbah.

• Kualitas air tanah di sumur pantau Terminal Balongan dan sumur penduduk tidak memenuhi standar baku mutu, hal ini kemungkinan diakibatkan oleh adanya instrusi air laut dan sanitasi yang buruk

• Tanah yang terkontaminasi ceceran minyak diolah untuk diambil minyaknya, kemudian dibioremidiasi

• Pengelolaan kualitas udara di Terminal Balongan dan pemukiman penduduk cukup baik, hal ini dapat dilihat pada parameter-parameter yang diukur selalu memenuhi baku mutu.

• Tingkat kebisingan yang ada di lingkungan Terminal Balongan sampai saat ini berada di bawah standar baku mutu, hal ini disebabkan karena penggunaan genset yang tidak dipakai lagi.

Page 65: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

Saran Berdasarkan hasil observasi dan analisis yang telah dilakukan

terhadap kegiatan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan di PT PERTAMINA EP Region Jawa Field Jatibarang, maka ada beberapa rekomendasi yang diajukan demi mengatasi berbagai kekurangan dan permasalah yang antara lain:

•Untuk Pengolahan air terproduksi, hendaknya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) perlu di redesain agar dapat menampung dan mengolah lebih banyak air terproduksi yang cenderung meningkat setiap tahunnya.

•IPAL seharusnya memiliki penutup, agar pada musim hujan, tidak terjadi limpasan air terproduksi dari bak penampung, mengingat air terproduksi masih mengandung beberapa parameter kimia, diantaranya, minyak dan lemak, Amonia, COD, Fenol, H2S atau sulfida , yang mana akan mencemari lingkungan.

Page 66: Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Di Pt Pertamina Ep Region Jawa Field Jatibarang

• Tanah yang telah dibioremidiasi, agar secepatnya dilakukan penanaman tanaman non konsumtif, yang fungsinya selain sebagai penghijauan juga untuk mempercepat recovery tanah yang telah terkontaminansi oil sludge.

• Dari aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) , ditemukan para pekerja dilokasi sludge pond yang tidak menggunakan masker, harus dilakukan sosialisasi kembali perlunya menggunakan masker, agar meminimalisir bahaya yang ditimbulkan pada pengolahan oil sludge.

• Dengan membandingkan Laporan Pemantauan Lingkungan Tahun 2008 Semester I, buruknya kualitas air tanah pada sumur penduduk di Desa Balongan disebabkan karena kondisi sanitasi yang buruk, sehingga disarankan berkoordinasi dengan Kantor Lingkungan Hidup setempat dalam menyusun program Community Development yang berkaitan dengan perbaikan kondisi sanitasi masyarakat. Namun pada Laporan Pemantauan Lingkungan Tahun 2009 Semester I, saran tersebut masih tetap ditulis, ini artinya program Community Development tersebut masih belum direalisasikan. Sehingga dianjurkan agar Community Development segera direalisasikan, sehingga terdapat wujud kepedulian peusahaan terhadap penduduk Desa Balongan, mengingat air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting.