Pengelolaan BMN-D

167

Click here to load reader

Transcript of Pengelolaan BMN-D

Page 1: Pengelolaan BMN-D

DATA DIRINama : NANA SUDIANA RNIP. : 110 027 962T / Tgl. Lahir : Cimahi, 14 Februari 1953Jabatan : WIDYAISWARAAlamat : Komplek Mampang Indah

Dua Blok O / 3 Pancoran Mas Depok Hobby : TENNISStatus : MENIKAH - DUA ANAK SAJAHP : 08129945059E-mail : [email protected]

DATA DIRINama : NANA SUDIANA RNIP. : 110 027 962T / Tgl. Lahir : Cimahi, 14 Februari 1953Jabatan : WIDYAISWARAAlamat : Komplek Mampang Indah

Dua Blok O / 3 Pancoran Mas Depok Hobby : TENNISStatus : MENIKAH - DUA ANAK SAJAHP : 08129945059E-mail : [email protected]

Page 2: Pengelolaan BMN-D

PELATIHANPEJABAT INTI SATUAN KERJA

PISK - 91Tahun 2009

PENGELOLAAN ASET

Page 3: Pengelolaan BMN-D

Permasalahan – Permasalahan BMN

• Laporan Keuangan Pemerintah Pusat ( LKPP) Dep. Keuangan peringkat PU adalah DISCLAIMER sampai sekarang…

• Sistem SIMAK BMN kurang tersosialisasi• SDM/PETUGAS belum memahami sistem• Petugas BMN malas ( kurang adanya

perhatian dr Pimpinannya.• Pimpinan di tingkat Satker saling tidak

mau membuat berita acara penyerahan.• dll

Page 4: Pengelolaan BMN-D

• Aset Jalan dan Jembatan belum ada satupun yg disertifikatkan

• Banyak Kendaraan yang tidak jelas keberadaannya

• Banyak BMN lainnya yg hilang, rusak dan lainnya masih terdata terus dalam data inventarisasi.

Page 5: Pengelolaan BMN-D

• Sistem BMN belum optimal mengakomodir kegiatan ke-PU-an

• SDM Petugas BMN kurang kompeten• Kodefikasi Barang banyak yg belum

mengokomodir kepntingan BM.• Masih banyak Produk2 P2JJ yg masih

KDP karena belum ada penyerahan ke Satker lainnya.

Page 6: Pengelolaan BMN-D

DASAR HUKUMDASAR HUKUMPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

PRAPRA PP PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA PP PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

• Kepmenkeu No. 350/KMK.03/1994 tentang Tatacara Tukar Menukar BM/KN

• Kepmenkeu No. 470/KMK.01/1994 tentang Tatacara Penghapusan dan Pemanfaatan BM/KN

• Kepmenkeu No. 18/KMK.018/1999 tentang Klasifikasi dan Kodefikasi BM/KN

• Kepmenkeu No. 01/KMK.01/2001 tentang Kapitalisasi BMN• Surat Edaran Dirjen Anggaran No. SE-187/ MK.2/2003 hal Batasan umur

pemakaian kendaraan bermotor dinas operasional sebagai dasar usulan penghapusan.

• Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

• Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah

• Peraturan Dirjen Perbendaharaan No.24/ PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan K/L

Page 7: Pengelolaan BMN-D

DASAR HUKUMDASAR HUKUMPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARAPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

PASCAPASCA PP PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA PP PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

• Undang-undang Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara• Undang-undang Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara• Peraturan Pemerintah Nomor 6/2006 tentang Pengelolaan Barang

Milik Negara/Daerah• Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntasi

Pemerintah• Permenkeu Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tatacara Penggunaan,

Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan BMN• Permenkeu Nomor 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan

Kodefikasi BMN• Permenkeu Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan BMN• Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah• Permenkeu No.: 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar

Page 8: Pengelolaan BMN-D

DEFINISIDEFINISIPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARAPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

PENGATURAN LAMAPENGATURAN LAMA PENGATURAN BARUPENGATURAN BARU

BM/KN : adalah barang BM/KN : adalah barang bergerak/tidak bergerak yang bergerak/tidak bergerak yang dimiliki/dikuasai oleh instansi dimiliki/dikuasai oleh instansi pemerintah, yang sebagian atau pemerintah, yang sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban seluruhnya dibeli atas beban APBN serta dari perolehan lain APBN serta dari perolehan lain yang sahyang sah

BMN : adalah semua barang yang BMN : adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah:lainnya yang sah:

• Barang yang diperoleh dari Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenishibah/sumbangan atau yang sejenis

• Barang yang diperoleh sebagai Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrakpelaksanaan dari perjanjian/kontrak

• Barang yang diperoleh berdasarkan Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undangketentuan undang-undang

• Barang yang diperoleh berdasarkan Barang yang diperoleh berdasarkan keputusan pengadilan yang telah keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetapmemperoleh kekuatan hukum tetap

Page 9: Pengelolaan BMN-D

HIRARKI KEWENANGANHIRARKI KEWENANGANPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARAPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

PENGATURAN LAMAPENGATURAN LAMA PENGATURAN BARUPENGATURAN BARU

PEMBINA UMUMPRESIDEN

PELAKSANA PEMBINA UMUMMENTERI KEUANGAN

Dikuasakan kepada DIRJEN PERBENDAHARAAN

(DIRJEN ANGGARAN)Bersifat pasif dan sebatas pada

perizinan pemanfaatan, penghapusan/pemindahtanganan

PEMBINA BARANG INVENTARIS

MENTERI/

PIMPINAN LEMBAGA

PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

PRESIDEN

PENGELOLA BARANGMENTERI KEUANGAN

Dikuasakan kepada DIRJEN KEKAYAAN NEGARA

Memiliki kewenangan penetapan status penggunaan, pemanfaatan,

penghapusan dan pemindahtanganan.

PENGGUNA BARANGMENTERI/

PIMPINAN LEMBAGA

Page 10: Pengelolaan BMN-D

Peran dan Tanggung Jawab Satker / Kuasa Pengguna Barang

Penunjukan Tim Pelaksana atau Pejabat/Staf yg melaksanakan inventarisasi pd Satker ybs.

Penyiapan dan penyampaian dokumen dan data awal yg diperlukan dlm rangka inventarisasi, penilaian dan sertifikasi BMn pd Satker ybs kepada Tim Pelaksana DJKN

Pelaksanaan inventarisasi/cek fisik lapangan atas seluruh BMN yg berada pd penguasaan masing2.

Pengamanan BMN yg berada dlm penguasaannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;

Update data/laporan BMN berdasarkan hasil inventarisasi yg telah dilakukan dan

Pelaporan hasil update inventarisasi kpd Pengguna Barang dg tembusan kpd KPKNL.

Page 11: Pengelolaan BMN-D

RUANG LINGKUPRUANG LINGKUPPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARAPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA

1) PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN

2) PEMANFAATAN

(Sewa, Pinjam Pakai, Kerjasama Pemanfaatan, BGS/BSG)

3) PENGGUNAAN

4) PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN

5) PENILAIAN

6) PENGHAPUSAN

7) PEMINDAHTANGANAN

(Penjualan, Tukar Menukar, Hibah, PMP)

8) PENATAUSAHAAN

(Pembukuan, Inventarisasi, Pelaporan)

9) PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Page 12: Pengelolaan BMN-D
Page 13: Pengelolaan BMN-D

1)1) PERENCANAAN KEBUTUHAN PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARANDAN PENGANGGARAN

Disusun dalam Rencana Kerja dan Anggaran Disusun dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Satker setelah memperhatikan ketersediaan Kementerian/Satker setelah memperhatikan ketersediaan BMN/D yg ada;BMN/D yg ada;

Berpedoman kpd Standar Barang, Standar Kebutuhan dan Berpedoman kpd Standar Barang, Standar Kebutuhan dan Standar Harga;Standar Harga;

Standar Barang dan Standar Kebutuhan ditetapkan oleh Standar Barang dan Standar Kebutuhan ditetapkan oleh Pengelola Barang;Pengelola Barang;

Pengguna Barang menghimpun usul rencana kebutuhan Pengguna Barang menghimpun usul rencana kebutuhan barang dr para Kuasa Pengguna Barangbarang dr para Kuasa Pengguna Barang

Pengguna Barang menyampaikan usul rencana kebutuhan Pengguna Barang menyampaikan usul rencana kebutuhan BMN/D kpd Pengelola Barang.BMN/D kpd Pengelola Barang.

Pengelola Barang bersama Pengguna Barang membahas Pengelola Barang bersama Pengguna Barang membahas usul tsb dg memperhatikan data barang pd pengguna usul tsb dg memperhatikan data barang pd pengguna dan/atau pengelola utk ditetapkan sbg RENCANA dan/atau pengelola utk ditetapkan sbg RENCANA KEBUTUHAN BMN/D (RKBMN/D)KEBUTUHAN BMN/D (RKBMN/D)

Page 14: Pengelolaan BMN-D

A.A. Perencanaan KebutuhanPerencanaan Kebutuhan

Merupakan kegiatan merumuskan Merupakan kegiatan merumuskan rincian kebutuhan BMN/D untuk rincian kebutuhan BMN/D untuk menghubungkan pengadaan menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dg barang yang telah lalu dg keadaan yg sedang berjalan keadaan yg sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang.tindakan yang akan datang.

Page 15: Pengelolaan BMN-D

B.B. PenganggaranPenganggaran

Merupakan kegiatan untuk Merupakan kegiatan untuk menganggarkan kegiatan-menganggarkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan sesuai dengan rencana kebutuhan-kebutuhan yang akan kebutuhan-kebutuhan yang akan dilakukan.dilakukan.

Page 16: Pengelolaan BMN-D

2)2) PENGADAANPENGADAAN

Prinsipnya Efisien, Efektif, Transparan, Prinsipnya Efisien, Efektif, Transparan, dan Terbuka, Bersaing, Adil/Tidak dan Terbuka, Bersaing, Adil/Tidak diskriminatif dan Akuntabel.diskriminatif dan Akuntabel.

Pengaturannya diatur sesuai dg Pengaturannya diatur sesuai dg peraturan per-undang2-an yg berlakuperaturan per-undang2-an yg berlaku- Keppres No. 80 Tahun 2003;- Keppres No. 80 Tahun 2003;- Peraturan lainnya ttg pengadaan - Peraturan lainnya ttg pengadaan Tanah;Tanah;- dll- dll

Page 17: Pengelolaan BMN-D

3)3) PENGGUNAANPENGGUNAAN

• Pengertian :Kegiatan yg dilakukan oleh Pengguna barang dlm mengelola dan menatausahakan BMN yg sesuai dg Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian ybs.

• Status penggunaan BMN ditetapkan oleh Pengelola barang;

• Penetapan Status penggunaan Tanah dan atau Bangunan dilakukan dg ketentuan bahwa BMN untuk kepentingan Penyelenggaraan Tugas pokok;

• Pengguna BMN yg tidak menyerahkan Tanah dan Bangunan yg tidak digunakan dikenakan sanksi berupa Pembekuan Dana Pemeliharaan Tanah dan bangunan dimaksud.

Page 18: Pengelolaan BMN-D

A. Pengertian A. Pengertian UmumUmum

Adalah pendayagunaan BMN/D yg Adalah pendayagunaan BMN/D yg tidak dipergunakan sesuai dengan tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerian/ tugas pokok dan fungsi kementerian/ Satker/SKPD, dapat dimanfaatkan Satker/SKPD, dapat dimanfaatkan dalam bentuk SEWA, PINJAM PAKAI, dalam bentuk SEWA, PINJAM PAKAI, KERJASAMA PEMANFAATAN dan KERJASAMA PEMANFAATAN dan BANGUN SERAH GUNA/BSG atau BANGUN SERAH GUNA/BSG atau BANGUN GUNA SERAH/BGS dengan BANGUN GUNA SERAH/BGS dengan tidak mengubah status kepemilikan.tidak mengubah status kepemilikan.

Page 19: Pengelolaan BMN-D

A.A. SEWASEWA

Sewa adalah Pemanfaatan barang milik negara Sewa adalah Pemanfaatan barang milik negara oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunaidan menerima imbalan uang tunai

Barang milik negara yang dapat disewakan Barang milik negara yang dapat disewakan adalah tanah dan atau bangunan, baik yang adalah tanah dan atau bangunan, baik yang ada pada Pengelola Barang maupun yang ada pada Pengelola Barang maupun yang status penggunaanya ada pada pengguna status penggunaanya ada pada pengguna barang, dan barang milik negara selain tanah barang, dan barang milik negara selain tanah dan atau bangunandan atau bangunan

Page 20: Pengelolaan BMN-D

Subyek Pelaksanaan SewaSubyek Pelaksanaan Sewa

A.A. PihakPihak yang dapat menyewakan yang dapat menyewakan Barang Milik Negara yaitu :Barang Milik Negara yaitu :

Pengelola barangPengelola barang untuk tanah dan atau untuk tanah dan atau bangunan yg berada pada pengelola bangunan yg berada pada pengelola barangbarang

Pengguna barangPengguna barang dengan persetujuan dengan persetujuan pengelola barang untuk :pengelola barang untuk :

- Sebagian tanah dan atau bangunan - Sebagian tanah dan atau bangunan yg yg

status penggunaannya ada pada PBstatus penggunaannya ada pada PB - BMN selain tanah dan atau bangunan - BMN selain tanah dan atau bangunan

Page 21: Pengelolaan BMN-D

B.B. Pihak yang dapat menyewa Pihak yang dapat menyewa Barang Milik NegaraBarang Milik Negara

Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Negara Badan Usaha Milik DaerahBadan Usaha Milik Daerah Badan Hukum LainnyaBadan Hukum Lainnya Perorangan Perorangan

Page 22: Pengelolaan BMN-D

B.B. PINJAM PAKAIPINJAM PAKAI

Pinjam Pakai Barang MilikPinjam Pakai Barang Milik NegaraNegara adalah penyerahan adalah penyerahan penggunaan barang milik negara dari Pemerintah Pusat penggunaan barang milik negara dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu kepada Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalantanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu dan setelah jangka waktu berakhir BMN tersebut diserahkan kembali ke Pemerintah berakhir BMN tersebut diserahkan kembali ke Pemerintah PusatPusat

Pertimbangan Pinjam Pakai Pertimbangan Pinjam Pakai untuk mengoptimalkanuntuk mengoptimalkan pengguna BMN yg belum/tidak dipergunakan untuk pengguna BMN yg belum/tidak dipergunakan untuk

pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan pusat dan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan pusat dan untuk menunjang pelaksanaan penyelenggaraanuntuk menunjang pelaksanaan penyelenggaraan

pemerintahan daerah. pemerintahan daerah.

BMN yang dapat dipinjampakaikanBMN yang dapat dipinjampakaikan adalah adalah tanahtanah dan atau dan atau bangunanbangunan baik yg ada pada PB maupun yg ada baik yg ada pada PB maupun yg ada pada Pengguna Barang, serta BMN selain tanah dan pada Pengguna Barang, serta BMN selain tanah dan BangunanBangunan

Page 23: Pengelolaan BMN-D

Pihak yang dapat meminjampakaikan BMN Pihak yang dapat meminjampakaikan BMN adalah :adalah :

A.A. Pengelola barang untuk tanah dan atau Pengelola barang untuk tanah dan atau bangunan yg berada pada Pengelola Barangbangunan yg berada pada Pengelola Barang

B.B. Pengguna barang dengan persetujuan Pengguna barang dengan persetujuan Pengelola barang untuk :Pengelola barang untuk :

Sebagian Sebagian tanahtanah dan atau dan atau bangunanbangunan yg status yg status penggunaannya ada pada Pengguna barangpenggunaannya ada pada Pengguna barang

BMN selain tanah dan atau bangunan BMN selain tanah dan atau bangunan II. Pihak yg dapat meminjam BMN adalah II. Pihak yg dapat meminjam BMN adalah

Pemerintah DaerahPemerintah Daerah

Page 24: Pengelolaan BMN-D

C.C. KERJASAMA PEMANFAATANKERJASAMA PEMANFAATAN

KerjasamaKerjasama Pemanfaatan ad. Pendayagunaan Pemanfaatan ad. Pendayagunaan BMN oleh pihak lain dlm jangka waktu tertentu BMN oleh pihak lain dlm jangka waktu tertentu dalam rangka meningkatkan penerimaan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara bukan pajak dan sumber pembiayaan negara bukan pajak dan sumber pembiayaan lainnya.lainnya.

Kerjasama Pemanfaatan BMNKerjasama Pemanfaatan BMN dilakukan utk dilakukan utk mengoptimalkan pemanfaatan BMN yg belum mengoptimalkan pemanfaatan BMN yg belum /tidak dipergunakan dalam pelaksanaan tugas /tidak dipergunakan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, meningkatkan penerimaan pemerintahan, meningkatkan penerimaan negara dan mengamankan BMN dlm arti negara dan mengamankan BMN dlm arti mencegah penggunaan BMN tanpa didasarkan mencegah penggunaan BMN tanpa didasarkan pd peraturan yg berlakupd peraturan yg berlaku

Page 25: Pengelolaan BMN-D

A.A. PengamananPengamanan

Pengelola, Pengguna dan Kuasa Pengguna Pengelola, Pengguna dan Kuasa Pengguna wajib melakukan pengamanan;wajib melakukan pengamanan;

Pengamanan : Administratif, Fisik dan Pengamanan : Administratif, Fisik dan Hukum;Hukum;

BMN – Tanah harus di-SERTIPIKATkan an BMN – Tanah harus di-SERTIPIKATkan an Pemerintah RI;Pemerintah RI;

BMN – Bangunan harus punya Bukti BMN – Bangunan harus punya Bukti Kepemilikan an Pemerintah RI;Kepemilikan an Pemerintah RI;

BMN – Lainya harus punya Bukti Kepemilikan BMN – Lainya harus punya Bukti Kepemilikan an Pengguna Barangan Pengguna Barang

Page 26: Pengelolaan BMN-D

B.B. PemeliharaanPemeliharaan

Pengguna Barang/Kuasa PB Pengguna Barang/Kuasa PB bertanggung jawab atas pemeliharaan bertanggung jawab atas pemeliharaan BMNBMN

Pemeliharaan berpedoman pd Daftar Pemeliharaan berpedoman pd Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Kebutuhan Pemeliharaan Barang (DKPB)(DKPB)

Biaya pemeliharaan dibebankan pd Biaya pemeliharaan dibebankan pd APBNAPBN

Kuasa PB wajib membuat Daftar Hasil Kuasa PB wajib membuat Daftar Hasil Pemeliharaan BarangPemeliharaan Barang

Page 27: Pengelolaan BMN-D

A.A. Pengertian UmumPengertian Umum

• Adalah proses kegiatan yang Adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh penilai untuk dilakukan oleh penilai untuk memberikan suatu opini nilai atas memberikan suatu opini nilai atas suatu obyek penilaian pada saat suatu obyek penilaian pada saat tertentu dalam rangka pengelolaan tertentu dalam rangka pengelolaan BMN/DBMN/D

Page 28: Pengelolaan BMN-D

Pengertian Penghapusan Penghapusan ad. tindakan menghapus BMN dari daftar barang dgn cara menerbitkan Surat Keputusan dari pejabat yg berwenang untuk membebaskan pengguna dan atau kuasa pengguna barang atau pengelola barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik barang yg berada dalam penguasaanya.

Page 29: Pengelolaan BMN-D

Persyaratan Penghapusan

Selain Tanah dan Bangunan

A. Persyaratan Teknis :1. Secara fisik barang tidak dapat

dipergunakan lagi karena rusak, dan tidak ekonomis kalau diperbaiki

2. Secara teknis barang tidak dapat dipergunakan lagi akibat modernisasi

3. Barang telah melampaui batas waktu kegunaanya/kadaluarsa

Page 30: Pengelolaan BMN-D

4. Barang Mengalami perubahan dalam spesifikasi karena penggunaan, seperti terkikis, aus, dan lain sejenisnya

5. Berkurangnya barang dalam timbangan/ukuran disebabkan penggunaan susut dalam penyimpanan/pengangkutan

Page 31: Pengelolaan BMN-D

B. Persyaratan Ekonomis yaitu Apabila secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara apabila barang dihapuskan, karena biaya operasional dan pemeliharaan barang lebih besar dari manfaat yang diperolehnya

C. Barang hilang, atau dalam kondisi kekurangan perbendaharaan atau kerugian karena kematian hewan atau tanaman

Page 32: Pengelolaan BMN-D

Penghapusan BMN berupa Tanah dan Bangunan

1. Barang dalam kondisi rusak berat, karena bencana alam atau sebab lain diluar kemampuan manusia (Force Majeur)

2. Lokasi barang tidak sesuai dengan RUTR, karena adanya perubahan tata ruang kota

3. Barang perlu dipindahtangankan agar dapat digantikan dengan barang sejenis yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas.

4. Penyatuan lokasi barang dengan barang lain Milik negara dalam rangka efisinsi

5. Pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana strategis hankam

Page 33: Pengelolaan BMN-D
Page 34: Pengelolaan BMN-D

KEBIJAKAN UMUMPENATAUSAHAAN

BARANG MILIK NEGARA

KEBIJAKAN UMUMPENATAUSAHAAN

BARANG MILIK NEGARA

Page 35: Pengelolaan BMN-D

ALUR PIKIRALUR PIKIRPMK 120/PMK.06/2007 TENTANG PENATAUSAHAAN BMN

ALUR PIKIRALUR PIKIRPMK 120/PMK.06/2007 TENTANG PENATAUSAHAAN BMN

LANDASAN BATANG TUBUH LAMPIRAN

Landasan Yuridis

1. UU 17/2003 tentang Kekayaan Negara

2. UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara

3. PP 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

4. PP 6/2006 tentang Pengelolaan BMN/D

13 Bab dan 41 Pasal1. Ketentuan Umum2. Tujuan3. Ruang Lingkup & Sasaran4. Pelaksana Penatausahaan5. Pembukuan6. Inventarisasi7. Pelaporan8. Penatausahaan BMN Dana

Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan BLU

9. Penyusunan Rencana Pengadaan & Pemeliharaan terkait Penatausahaan BMN

10. Sanksi11. Ketentuan Lain-lain12. Ketentuan Peralihan13. Ketentuan Penutup

1. Pendahuluan (gambaran umum)

2. Struktur, bagan organisasi dan tugas pelaksana penatausahaan BMN

3. Tatacara Pembukuan BMN

4. Tatacara Inventarisasi BMN

5. Tatacara Pelaporan BMN

6. Tatacara Penggolongan dan Kodefifkasi BMN

7. Kebijakan Penatausahaan BMN

8. Daftar dan Wilayah Kerja Kantor Wilayah DJKN

9. Daftar dan Wilayah Kerja KPKNL

10.Format buku, daftar dan laporan,

Landasan Formil

Dalam rangka melaksanakan amanat PP 6/2006

Page 36: Pengelolaan BMN-D

TUJUAN DAN SASARANTUJUAN DAN SASARANPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

TUJUAN Mewujudkan tertib administrasi dan mendukung tertib

pengelolaan BMN

SASARAN Semua barang milik negara tercatat dengan baik Semua aktivitas dalam rangka pengelolaan BMN dapat

dilakukan dengan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, serta kepastian nilai.

Nilai/data BMN baik untuk kebutuhan laporan manajemen maupun untuk kebutuhan laporan sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Pusat (pada LKPP) sudah menggambarkan jumlah, kondisi dan nilai BMN yang wajar

Page 37: Pengelolaan BMN-D

RUANG LINGKUPRUANG LINGKUPPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

INVENTARISASIINVENTARISASI

PEMBUKUANPEMBUKUAN

PELAPORANPELAPORAN

Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN/D sesuai dengan ketentuan yang berlaku

PASAL 67

Page 38: Pengelolaan BMN-D
Page 39: Pengelolaan BMN-D
Page 40: Pengelolaan BMN-D
Page 41: Pengelolaan BMN-D
Page 42: Pengelolaan BMN-D
Page 43: Pengelolaan BMN-D
Page 44: Pengelolaan BMN-D
Page 45: Pengelolaan BMN-D
Page 46: Pengelolaan BMN-D
Page 47: Pengelolaan BMN-D
Page 48: Pengelolaan BMN-D
Page 49: Pengelolaan BMN-D
Page 50: Pengelolaan BMN-D
Page 51: Pengelolaan BMN-D

1. Membuat daftar BMN (semua tingkat unit penatausahaan)

2. Melakukan pembukuan BMN

a) Satker (UPKPB) membukukan semua BMN kecuali tanah dan/atau bangunan yang idle.

b) KPKNL membukukan BMN berupa tanah dan/atau bangunan idle

3. Melakukan inventarisasi BMN

4. Melakukan pelaporan BMN

5. Melakukan pengamanan dokumen

6. Melakukan rekonsiliasi dan/atau pemutakhiran data

7. Melakukan pembinaan

TUGAS PELAKSANA TUGAS PELAKSANA PENATAUSAHAPENATAUSAHA

PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Page 52: Pengelolaan BMN-D

Semua barang milik negara tercatat dengan baik

Semua aktivitas dalam rangka pengelolaan BMN dapat dilakukan dengan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, serta kepastian nilai.

Nilai/data BMN baik untuk kebutuhan laporan manajemen maupun untuk kebutuhan laporan sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Pusat (pada LKPP) sudah menggambarkan jumlah, kondisi dan nilai BMN yang wajar

PENTINGNYA PENATAUSAHAAN YANG BAIKPENTINGNYA PENATAUSAHAAN YANG BAIKPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Page 53: Pengelolaan BMN-D

Ciptakan hubungan yang harmonis antara pengelola barang dan pengguna barang (konsep kemitraan)

Tertib penatausahaan di tingkat kementerian negara/lembaga merupakan awal untuk tertibnya penatausahaan tingkat nasional

Tertibnya pengelolaan barang milik negara adalah tanggungjawab kita semua

HARAPANHARAPANKEPADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGAKEPADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Page 54: Pengelolaan BMN-D

PENGORGANISASIANPENATAUSAHAAN

BARANG MILIK NEGARA

PENGORGANISASIANPENATAUSAHAAN

BARANG MILIK NEGARA

Page 55: Pengelolaan BMN-D

RUANG LINGKUPRUANG LINGKUPSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSATSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT

SAPPSAPP SIAPSIAP

SAISAI

SAKUNSAKUN

SAUSAU

SAKSAK

SABMNSABMN

UAPBUAPB

UAPPB-E1UAPPB-E1

UAPPB-WUAPPB-W

UAKPBUAKPB

PERMENKEUPERMENKEU59/200559/2005

Page 56: Pengelolaan BMN-D

BAGAN ALURBAGAN ALURSISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN PEMERINTAH PUSATSISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN PEMERINTAH PUSAT

UAPBUAPB

UAPPB-E1UAPPB-E1

UAPPB-WUAPPB-W

UAKPBUAKPB

Menteri KeuanganMenteri

Keuangan

UAPAUAPA

UAPPA-E1UAPPA-E1

UAPPA-WUAPPA-W

UAKPAUAKPA

SABMNSABMN SAISAI

PERMENKEUPERMENKEU59/200559/2005

Page 57: Pengelolaan BMN-D

PEMBUKUANBARANG MILIK NEGARA

PEMBUKUANBARANG MILIK NEGARA

Page 58: Pengelolaan BMN-D

DEFINISIDEFINISIPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

Merupakan kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN/D ke dalam Daftar Barang menurut penggolongan dan kodefikasi barang, meliputi: Pengguna Barang Daftar Barang Pengguna (DBP) Kuasa Pengguna Barang Daftar Barang Kuasa Pengguna

(DBKP) Pengelola Barang Daftar BMN (Tanah dan/atau Bangunan)

Pengguna/Kuasa Pengguna Barang harus menyimpan dokumen kepemilikan BMN/D selain tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya.

Pengelola Barang harus menyimpan dokumen kepemilikan tanah dan/atau bangunan yang berada dalam pengelolaannya

PASAL 67PASAL 67PP 6/2006PP 6/2006

Page 59: Pengelolaan BMN-D

DOKUMEN SUMBERDOKUMEN SUMBERPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

Berita acara serah terima BMN Dokumen kepemilikan BMN Dokumen pengadaan dan/atau pemeliharaan BMN

Dokumen pembayaran (SPM, SP2D, Faktur, Kuitansi) Surat Keterangan Penyelesaian Pembangunan Surat Perintah Kerja (SPK) Surat Perjanjian/Kontrak

Dokumen penetapan/pengalihan status penggunaan BMN Dokumen pemanfaatan BMN Dokumen penghapusan BMN Dokumen pemindahtanganan BMN Dokumen lainnya yang sah

Page 60: Pengelolaan BMN-D

PRODUK KELUARANPRODUK KELUARANPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

DAFTAR BARANG UPKPB : DAFTAR BARANG KUASA PENGGUNA (DBKP) UPPB-W : DAFTAR BARANG PENGGUNA – WILAYAH (DBP-W) UPPB-E1 : DAFTAR BARANG PENGGUNA – ESELON 1 (DBP-E1) UPPB : DAFTAR BARANG PENGUNA (DBP) KPKNL : DAFTAR BARANG MILIK NEGARA – KANTOR DAERAH KW-DJKN : DAFTAR BARANG MILIK NEGARA – KANTOR WILAYAH DJKN : DAFTAR BARANG MILIK NEGARA

BUKU BARANG UPKPB : INTRAKOMPTABEL DAN EKSTRAKOMPTABEL KPKNL : TANAH DAN/ATAU BANGUNAN IDLE

KARTU IDENTITAS BARANG (KIB) BUKU PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)

UPKPB : BUKU PNBP PENGELOLAAN BMN KPKNL : BUKU PNBP TANAH DAN/ATAU BANGUNAN IDLE

Page 61: Pengelolaan BMN-D

JENIS DAFTAR BARANGJENIS DAFTAR BARANGPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

DAFTAR PERSEDIAAN DAFTAR TANAH DAFTAR GEDUNG DAN BANGUNAN DAFTAR PERALATAN DAN MESIN

DAFTAR ALAT ANGKUTAN BERMOTOR DAFTAR ALAT BESAR DAFTAR ALAT PERSENJATAAN DAFTAR PERALATAN LAINNYA

DAFTAR JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN DAFTAR ASET TETAP LAINNYA DAFTAR KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN DAFTAR BARANG BERSEJARAH DAFTAR ASET LAINNYA

Page 62: Pengelolaan BMN-D

BATASAN PENYAJIAN DAFTARBATASAN PENYAJIAN DAFTARPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Daftar BMN berupa Persediaan Tingkat UPKPB, sampai dengan sub-sub kelompok barang. Tingkat KPKNL, UPPB-W, UPPB-E1, UPPB, dan DJKN sampai dengan

sub kelompok barang. Daftar BMN berupa Aset Tetap

Tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkutan bermotor, disajikan oleh masing-masing tingkat organisasi pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang sampai dengan sub-sub kelompok barang.

Aset tetap selain tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkutan bermotor, disajikan :

Tingkat UPKPB dan KPKNL sampai dengan sub-sub kelompok barang. Tingkat UPPB-W, UPPB-E1, Kanwil DJKN sampai dengan sub kelompok

barang. Tingkat UPPB dan DJKN sampai dengan kelompok barang.

Page 63: Pengelolaan BMN-D

BATASAN PENYAJIAN DAFTARBATASAN PENYAJIAN DAFTARPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Daftar BMN berupa Aset Lainnya Tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkut bermotor, disajikan oleh

masing-masing tingkat organisasi pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang sampai dengan sub-sub kelompok barang.

Aset tetap selain tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkut bermotor, disajikan :

Tingkat UPKPB dan KPKNL sampai dengan sub-sub kelompok barang.

Tingkat UPPB-W, UPPB-E1, Kanwil DJKN sampai dengan sub kelompok barang.

Tingkat UPPB dan DJKN sampai dengan kelompok barang.

Page 64: Pengelolaan BMN-D

JENIS BUKU BARANG DAN KIBJENIS BUKU BARANG DAN KIBPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

BUKU BARANG INTRAKOMPTABEL BUKU BARANG EKSTRAKOMPTABEL BUKU BARANG BERSEJARAH BUKU BARANG PERSEDIAAN BUKU BARANG KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) KARTU IDENTITAS BARANG (KIB)

TANAH GEDUNG DAN BANGUNAN BANGUNAN AIR ALAT ANGKUTAN BERMOTOR ALAT BESAR ALAT PERSENJATAAN

DAFTAR BARANG RUANGAN DAFTAR BARANG LAINNYA

Page 65: Pengelolaan BMN-D

JENIS TRANSAKSIJENIS TRANSAKSIPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

Saldo Awal Perolehan BMN Perubahan BMN Penghapusan BMN

PERSAMAAN UMUM SALDO AKHIR :

Saldo Awal + Perolehan + Perubahan - Penghapusan

Page 66: Pengelolaan BMN-D

SALDO AWALSALDO AWALPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARA

SALDO AKHIR PERIODE SEBELUMNYA

merupakan akumulasi dari seluruh transaksi BMN periode sebelumnya.

KOREKSI SALDO

merupakan koreksi perubahan atas saldo akhir BMN pada periode sebelumnya yang dikarenakan :

adanya koreksi pencatatan atas nilai/kuantitas BMN yang telah dicatat dan telah dilaporkan dalam periode sebelumnya, dan

penambahan/pengurangan sebagai akibat dari pelaksanaan inventarisasi.

Page 67: Pengelolaan BMN-D

PEROLEHANPEROLEHANPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARA

HIBAH; transaksi perolehan BMN yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis dari luar Pemerintah Pusat;

PEMBELIAN; transaksi perolehan BMN yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN; PENYELESAIAN PEMBANGUNAN; transaksi perolehan BMN dari hasil penyelesaian

pembangunan berupa bangunan/ gedung dan BMN lainnya yang telah diserahterimakan dengan Berita Acara Serah Terima.

PELAKSANAAN DARI PERJANJIAN/KONTRAK; barang yang diperoleh dari pelaksanaan kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah/bangun serah guna, tukar menukar, dan perjanjian/kontrak lainnya;

PEMBATALAN PENGHAPUSAN; pencatatan BMN dari hasil pembatalan penghapusan yang sebelumnya telah dihapuskan/ dikeluarkan dari pembukuan berdasarkan Surat Keputusan Penghapusan;

RAMPASAN; transaksi perolehan BMN dari hasil rampasan berdasarkan pelaksanaan ketentuan undang-undang atau putusan pengadilan yang telah memperoleh kekutan hukum tetap;

REKLASIFIKASI MASUK; transaksi BMN yang sebelumnya telah dicatat dengan penggolongan dan kodefikasi BMN yang lain;

TRANSFER MASUK; transaksi perolehan BMN dari KPB lain dari satu Pengguna Barang atau dari KPB/Pengguna Barang lainnya.

Page 68: Pengelolaan BMN-D

PERUBAHANPERUBAHANPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARA

PENGURANGANtransaksi pengurangan kuantitas/nilai BMN yang menggunakan satuan luas atau satuan lain yang pengurangannya tidak menyebabkan keseluruhan BMN hilang;

PENGEMBANGANtransaksi pengembangan BMN yang dikapitalisir yang mengakibatkan pemindahbukuan di Buku Barang Ekstrakomptabel ke Buku Barang Intrakomptabel atau perubahan nilai/satuan BMN dalam Buku Barang Intrakomptabel;

PERUBAHAN KONDISIpencatatan perubahan kondisi BMN;

REVALUASItransaksi perubahan nilai BMN yang dikarenakan adanya nilai baru dari BMN yang bersangkutan sebagai akibat dari pelaksanaan penilaian BMN.

Page 69: Pengelolaan BMN-D

PENGHAPUSANPENGHAPUSANPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARA

PENGHAPUSAN transaksi untuk menghapus BMN dari pembukuan berdasarkan suatu Surat Keputusan Penghapusan.

TRANFER KELUARtransaksi penyerahan BMN ke Kuasa Pengguna Barang lain dari satu Pengguna Barang atau ke Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang lainnya.

HIBAHtransaksi penyerahan BMN yang disebabkan oleh pelaksanaan hibah atau yang sejenis dari luar Pemerintah Pusat.

REKLASIFIKASI KELUARtransaksi BMN kepada pihak lain ke dalam penggolongan dan kodefikasi BMN yang lain. Transaksi ini berkaitan dengan transaksi reklasifikasi masuk.

Page 70: Pengelolaan BMN-D

EKSTRAKOMPTABEL & EKSTRAKOMPTABEL & INTRAKOMPTABELINTRAKOMPTABEL

PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

BUKU BARANG INTRAKOMPTABEL

mencakup BMN berupa aset tetap yang memenuhi kriteria kapitalisasi dan seluruh BMN yang diperoleh sebelum berlakunya kebijakan kapitalisasi, dan BMN yang diperoleh melalui transaksi Transfer Masuk/Penerimaan dari pertukaran/ pengalihan masuk serta BMN yang dipindahbukukan dari Buku Barang Ekstrakomptabel pada saat nilai akumulasi biaya perolehan dan nilai pengembangannya telah mencapai batas minimum kapitalisasi.

BUKU BARANG EKSTRAKOMPTABEL

mencakup BMN berupa aset tetap yang tidak memenuhi kriteria kapitalisasi.

Page 71: Pengelolaan BMN-D

BARANG BERSEJARAHBARANG BERSEJARAHPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

Barang Bersejarah (heritage assets) dibukukan dan dilaporkan dalam kuantitasnya dan tanpa nilai karena nilai kultural, lingkungan, pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin secara penuh dilambangkan dengan nilai keuangan berdasarkan harga pasar maupun harga perolehannya;

Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan dan rekonstruksi harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran tersebut, tidak dikapitalisasi menjadi nilai barang atau penambah nilai barang. Biaya tersebut termasuk seluruh biaya yang berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada pada periode berjalan. BMN yang memenuhi kriteria aset bersejarah (heritage assets) dibukukan dalam Buku Barang Bersejarah dan Daftar Barang Bersejarah.

Page 72: Pengelolaan BMN-D

KEGIATAN PERTAMA KALIKEGIATAN PERTAMA KALI PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

UPKPB UPPB (E1/W)

Membukukan dan mencatat semua BMN yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam Buku Barang dan/atau Kartu Indentitas Barang.

Mendaftarkan semua BMN yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam DBP (E1/W), yang datanya berasal dari DBKP/DBP-W/DBP-E1 di wilayah kerjanya.

Menyusun dan mendaftarkan semua BMN yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam DBKP.

Meminta pengesahan DBP (E1/W) pertama kali kepada penanggung jawab UPPB (E1/W)

Meminta pengesahan DBKP pertama kali kepada penanggung jawab UPKPB

Page 73: Pengelolaan BMN-D

KEGIATAN RUTINKEGIATAN RUTIN PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

UPKPB UPPB (E1/W)

Membukukan dan mencatat data transaksi BMN ke dalam Buku Barang Intrakomptabel, Buku Barang Ekstrakomptabel, Buku Barang Bersejarah, Buku KDP dan Buku Persediaan berdasarkan dokumen sumber

Mendaftarkan data mutasi BMN ke dalam DBP-W berdasarkan dokumen sumber.

Membukukan dan mencatat semua barang dan perubahannya atas perpindahan barang antar lokasi/ruangan ke dalam Daftar Barang Ruangan (DBR) dan/atau Daftar Barang Lainnya (DBL)

Mencatat perubahan kondisi barang ke dalam DBP-W berdasarkan dokumen sumber.

Membuat dan/atau memutakhirkan KIB, DBR dan DBL Menghimpun data PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berasal dari Laporan PNBP UPKPB di wilayah kerjanya

Membukukan dan mencatat perubahan kondisi barang ke dalam Buku Barang Intrakomptabel, Buku Barang Ekstrakomptabel dan Buku Barang Bersejarah berdasarkan dokumen sumber

Membukukan dan mencatat PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berada dalam penguasaannya kedalam Buku PNBP

Mengarsipkan asli atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan dan dokumen kepemilikan BMN secara tertib.Mengarsipkan dokumen penatausahaan dan dokumen

kepemilikan BMN secara tertib

Page 74: Pengelolaan BMN-D

KEGIATAN BULANANKEGIATAN BULANAN PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

UPKPB UPPB (E1/W)

Melakukan rekonsiliasi data transaksi BMN dengan UAKPA dan/atau pejabat pembuat komitmen

Page 75: Pengelolaan BMN-D

KEGIATAN SEMESTERANKEGIATAN SEMESTERAN PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

UPKPB UPPB (E1/W)

Mencatat setiap perubahan data BMN kedalam DBKP berdasarkan data dari Buku Barang dan KIB.

Mencatat setiap perubahan DBP (E1/W) berdasarkan data dari DBKP/DBP-W/DBP-E1 di wilayah kerjanya.

Meminta pengesahan DBKP kepada penanggung jawab UPKPB.

Meminta pengesahan DBP (E1/W) kepada penanggung jawab UPPB (E1/W)

Melakukan rekonsiliasi atas DBKP dengan DBMN-KD pada KPKNL, jika diperlukan.

Page 76: Pengelolaan BMN-D

INVENTARISASIBARANG MILIK NEGARA

INVENTARISASIBARANG MILIK NEGARA

Page 77: Pengelolaan BMN-D

DEFINISIDEFINISIINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARAINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA

Merupakan kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan BMN/D, meliputi:

Pengguna barang sekurang-kurangnya sekali dalam 5 tahun (kecuali berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan, dilakukan setiap tahun)

Pengguna barang menyampaikan laporan hasil inventarisasi tersebut kepada pengelola barang selambat-lambatnya 3 bulan setelah selesainya inventarisasi

Pengelola barang khusus berupa tanah dan bangunan yang berada dalam penguasaannya sekurang-kurangnya sekali dalam 5 tahun

PASAL 69-70PASAL 69-70PP 6/2006PP 6/2006

Page 78: Pengelolaan BMN-D

KETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUMINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA

Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun adalah sensus barang, dan yang dimaksud dengan inventarisasi terhadap persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan antara lain adalah opname fisik.

Jika diperlukan, dalam pelaksanaan inventarisasi dapat dibentuk Tim Inventarisasi pada masing-masing tingkat unit penatausahaan pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.

Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN atas Tanah dan/atau Bangunan Idle, Pengguna/Kuasa Pengguna Barang yang sebelumnya menyerahkan tanah dan/atau bangunan dimaksud tetap berkewajiban membantu pelaksanaan hasil inventarisasi BMN atas Tanah dan/atau Bangunan Idle.

Page 79: Pengelolaan BMN-D

KETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUMINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA

Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN, apabila BMN yang diinventarisasi bukan berada dalam penguasaan masing-masing unit penatausahaan pada Pengguna Barang atau Pengelola Barang, maka dapat dibuat Berita Acara Inventarisasi antara unit penatausahaan dengan pihak yang menguasai barang dimaksud.

Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventarisasi harus menyertakan penjelasan atas setiap perbedaan antara data BMN dalam daftar barang dan hasil inventarisasi.

Penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN pada Pengguna Barang adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, dan penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle pada Pengelola Barang adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara, atau pejabat yang dikuasakan.

Page 80: Pengelolaan BMN-D

TUJUAN & SASARANTUJUAN & SASARANINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA

TUJUAN Agar semua BMN dapat terdata dengan baik dalam upaya

mewujudkan tertib administrasi. Mempermudah pelaksanaan pengelolaan BMN

SASARAN Seluruh BMN merupakan sasaran inventarisasi yaitu

semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, baik yang berada dalam penguasaan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang

Page 81: Pengelolaan BMN-D

UPKPBUPKPB UPPB-WUPPB-W UPPB-E1UPPB-E1 UPPBUPPB

Melakukan Inventarisasi

Menyusun DBHI

Membuat Surat Pernyataan

Menyusun Laporan

Menyusun Program

Mengkoordi-nasikan

pelaksanaan inventarisasi

Menyusun Program

Mengkoordi-nasikan

pelaksanaan inventarisasi

Menyusun Program

Mengkoordi-nasikan

pelaksanaan inventarisasi

Menyusun Program

Menghimpun Laporan

Menghimpun Laporan

Menghimpun Laporan

Membuat SPHI

PROSEDURPROSEDURINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA

Page 82: Pengelolaan BMN-D

DOKUMEN SUMBERDOKUMEN SUMBERINVENTARISASI BMN PADA UPKPB

Daftar Barang Kuasa Penggguna Buku Barang Kartu Identitas Barang Daftar Barang Ruangan Daftar Barang Lainnya Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran dan

Tahunan Dokumen kepemilikan BMN Dokumen pengelolaan dan penatausahaan Dokumen lainnya yang dianggap perlu

Page 83: Pengelolaan BMN-D

PRODUK KELUARANPRODUK KELUARANINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARAINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA

Laporan Hasil Inventarisasi BMN Surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan

inventarisasi BMN Blanko label sementara dan permanen Kertas Kerja Inventarisasi Daftar Barang Hasil Inventarisasi

Baik dan Rusak Ringan Rusak Berat Tidak Diketemukan/hilang Berlebih

Page 84: Pengelolaan BMN-D

PROSEDUR DAN TAHAPANPROSEDUR DAN TAHAPANINVENTARISASI BMN PADA UPKPB

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

PELAPORAN

TINDAK LANJUTpt bunga mawarJl. Kebun Raja 382JAKARTA 10112Tel. 021-721823Fax. 021-722324

Jakarta, 10-08-94

Kepada:PT Jaya Plastiik IndahJl. Kemiri 34 JakartaFax. 021-447692

ORDER PEMBELIANNO. 18/ORD/VIII/94

NO. KODE / DESKRIPSI BARANG JUMLAH HARGA SATUAN

1. 6900 Spons 1 case 12.7502. 4509 Kantong Plastik Tebal 200 lembar 4753. 1640 Lap Katun 25 lembar 9404. 1507 Pot Bunga Plastik 5 lusin 3.000

Catatan :• Agar pesanan diantar sebelum tanggal 14-08-94.• Pembayaran paling lambat 2 (dua) hari setelah delivery.• Bila ada yang kurang jelas harap hubungi sdr. Mamat (bag. Pembelian).

Hormat Kami,

(Ny. Setiawati Lubis)Kabag. Pembelian

pt bunga mawarJl. Kebun Raja 382JAKARTA 10112Tel. 021-721823Fax. 021-722324

Jakarta, 10-08-94

Kepada:PT Jaya Plastiik IndahJl. Kemiri 34 JakartaFax. 021-447692

ORDER PEMBELIANNO. 18/ORD/VIII/94

NO. KODE / DESKRIPSI BARANG JUMLAH HARGA SATUAN

1. 6900 Spons 1 case 12.7502. 4509 Kantong Plastik Tebal 200 lembar 4753. 1640 Lap Katun 25 lembar 9404. 1507 Pot Bunga Plastik 5 lusin 3.000

Page 85: Pengelolaan BMN-D

PROSEDUR DAN TAHAPANPROSEDUR DAN TAHAPANINVENTARISASI BMN PADA UPKPB

PERSIAPAN Dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat dibentuk tim inventarisasi di

bawah koordinasi UPPB-W, UPPB-E1 atau UPPB, dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.

Menyusun rencana kerja pelaksanaan inventarisasi. Mengumpulkan dokumen sumber. Melakukan pemetaan pelaksanaan inventarisasi, antara lain :

Menyiapkan denah lokasi. Memberi nomor/nama ruangan dan penanggungjawab ruangan pada denah

lokasi. Menyiapkan blanko label sementara (dari kertas) yang akan

ditempelkan pada BMN yang bersangkutan. Menyiapkan data awal. Menyiapkan Kertas Kerja Inventarisasi beserta tata cara pengisiannya.

Page 86: Pengelolaan BMN-D

PROSEDUR DAN TAHAPANPROSEDUR DAN TAHAPANINVENTARISASI BMN PADA UPKPB

PELAKSANAAN Tahap pendataan

Menghitung jumlah barang. Meneliti kondisi barang (baik, rusak ringan atau rusak berat). Menempelkan label registrasi sementara pada BMN yang telah dihitung. Mencatat hasil inventarisasi tersebut pada Kertas Kerja Inventarisasi.

Tahap identifikasi Pemberian nilai BMN sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan. Mengelompokkan barang dan memberikan kode barang sesuai penggolongan dan

kodefikasi barang. Pemisahan barang-barang berdasarkan kategori kondisi :

Barang Baik dan Rusak Ringan Barang Rusak Berat /tidak dapat dipakai lagi

Meneliti kelengkapan/eksistensi barang dengan membandingkan data hasil inventarisasi dan data awal/dokumen sumber:

Barang yang tidak diketemukan/hilang Barang yang berlebih.

Page 87: Pengelolaan BMN-D

PROSEDUR DAN TAHAPANPROSEDUR DAN TAHAPANINVENTARISASI BMN PADA UPKPB

PELAPORAN Menyusun Daftar Barang Hasil Inventarisasi (DBHI) yang telah

diinventarisasi berdasarkan data kertas kerja dan hasil identifikasi, dengan kriteria :

Barang Baik dan Rusak Ringan Barang Rusak Berat/tidak dapat dipakai lagi Barang yang tidak diketemukan/hilang Barang yang berlebih.

Membuat surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi. Menyusun laporan hasil inventarisasi BMN. Meminta pengesahan atas laporan hasil inventarisasi BMN beserta

DBHI dan surat pernyataan kepada penanggung jawab UPKPB. Menyampaikan laporan hasil inventarisasi beserta kelengkapannya

kepada UPPB-W, UPPB-E1, atau UPPB dengan tembusan kepada KPKNL.

Page 88: Pengelolaan BMN-D

PROSEDUR DAN TAHAPANPROSEDUR DAN TAHAPANINVENTARISASI BMN PADA UPKPB

TINDAK LANJUT Membukukan dan mendaftarkan data hasil inventarisasi pada Buku

Barang, Kartu Identitas Barang (KIB) dan Daftar Barang Kuasa Pengguna.

Memperbaharui DBR dan DBL sesuai dengan hasil inventarisasi yang telah ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan.

Menempelkan blanko label permanen pada masing-masing barang yang diinventarisasi sesuai hasil inventarisasi.

Jika diperlukan, UPKPB dapat melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran data hasil inventarisasi dengan UPPB-W, UPPB-E1 atau UPPB dan KPKNL.

Untuk barang yang hilang/tidak diketemukan agar ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Page 89: Pengelolaan BMN-D

PELAPORANBARANG MILIK NEGARA

PELAPORANBARANG MILIK NEGARA

Page 90: Pengelolaan BMN-D

DEFINISIDEFINISIPELAPORAN BARANG MILIK NEGARAPELAPORAN BARANG MILIK NEGARA

Kuasa Pengguna Barang Menyusun LBKPS dan LBKPT untuk disampaikan kepada Pengguna Barang

Pengguna Barang Menyusun LBPS dan LBPT untuk disampaikan kepada Pengelola Barang

Pengelola Barang Menyusun LBMN/D berupa tanah dan/atau bangunan semesteran dan

tahunan Menghimpun LBPS, LBPT dan LBMN/D berupa tanah dan/atau

bangunan semesteran dan tahunan Menyusun LBMN/D sebagai bahan untuk menyusun neraca pemerintah

pusat/daerahPASAL 71-72PASAL 71-72

PP 6/2006PP 6/2006

Page 91: Pengelolaan BMN-D

BATASAN PENYAJIAN BATASAN PENYAJIAN PELAPORAN BARANG MILIK NEGARAPELAPORAN BARANG MILIK NEGARA

Pelaporan BMN berupa persediaan: Tingkat UPKPB, sampai dengan sub kelompok barang. Tingkat UPPB-W, UPPB-E1, UPPB, KPKNL dan Kanwil DJKN

sampai dengan kelompok barang.

Pelaporan BMN berupa Aset Tetap dan Aset Lainnya Tingkat UPKPB, sampai dengan sub-sub kelompok barang. Tingkat UPPB-W dan KPKNL, sampai dengan sub kelompok

barang. Tingkat UPPB-E1, UPPB, dan Kanwil DJKN sampai dengan

kelompok barang.

Page 92: Pengelolaan BMN-D

: Alur Laporan/Daftar Barang (Semesteran/Tahunan)

: Alur Tembusan Laporan/Daftar Barang (Semesteran/Tahunan)

: Alur Rekonsiliasi Laporan/Daftar Barang (Semesteran/Tahunan)

BAGAN ALURBAGAN ALURPELAPORAN BARANG MILIK NEGARAPELAPORAN BARANG MILIK NEGARA

UPPBUPPB

UPPB-E1UPPB-E1

UPPB-WUPPB-W

UPKPBUPKPB

KW-DJKNKW-DJKN

Menkeu cq DJKNMenkeu cq DJKN

KPKNLKPKNL

UAKPA/PPK

Page 93: Pengelolaan BMN-D

JENIS LAPORANJENIS LAPORANPELAPORAN BARANG MILIK NEGARAPELAPORAN BARANG MILIK NEGARA

UPKPB LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA SEMESTERAN (LBKPS) LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA TAHUNAN (LBKPT)

UPPB-W LAPORAN BARANG PENGGUNA WILAYAH SEMESTERAN (LBPWS) LAPORAN BARANG PENGGUNA WILAYAH TAHUNAN (LBPWT)

UPPB-E1 LAPORAN BARANG PENGGUNA ESELON 1 SEMESTERAN (LBPES) LAPORAN BARANG PENGGUNA ESELON 1 TAHUNAN (LBPET)

UPPB LAPORAN BARANG PENGGUNA SEMESTERAN (LBPS) LAPORAN BARANG PENGGUNA TAHUNAN (LBPT)

Page 94: Pengelolaan BMN-D

PRODUK KELUARANPRODUK KELUARANPELAPORAN BARANG MILIK NEGARAPELAPORAN BARANG MILIK NEGARA

LAPORAN SEMESTERAN/TAHUNAN LAPORAN PERSEDIAAN LAPORAN ASET TETAP LAPORAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN LAPORAN ASET LAINNYA LAPORAN BARANG BERSEJARAH CATATAN RINGKAS BARANG

LAPORAN MUTASI BMN LAPORAN KONDISI BARANG LAPORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) ARSIP DATA KOMPUTER

Page 95: Pengelolaan BMN-D

KEBIJAKAN AKUNTANSIPENATAUSAHAAN

BARANG MILIK NEGARA

KEBIJAKAN AKUNTANSIPENATAUSAHAAN

BARANG MILIK NEGARA

Page 96: Pengelolaan BMN-D

TUJUANTUJUANKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

• Sebagai landasan hukum dalam pengelolaan dan penatausahaan BMN.

• Mewujudkan keseragaman dalam menentukan nilai BMN yang dikapitalisir.

• Mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pencatatan nilai BMN.

Page 97: Pengelolaan BMN-D

PENGELUARAN YANG PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRDIKAPITALISIR

KAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA• Pengeluaran yang dikapitalisasi dilakukan terhadap pengadaan tanah,

pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai, pembuatan peralatan, mesin dan bangunan, pembangunan gedung dan bangunan, pembangunan jalan/irigasi/jaringan, pembelian Aset Tetap lainnya sampai siap pakai, dan pembangunan/pembuatan Aset Tetap lainnya.

• Pengadaan tanah meliputi biaya pembebasan, pembayaran honor tim, biaya pembuatan sertifikat, biaya pematangan, pengukuran, dan pengurugan.

• Pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai meliputi harga barang, ongkos angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan, dan biaya selama masa uji coba

• Nilai penerimaan hibah dari pihak ketiga meliputi nilai yang dinyatakan oleh pemberi hadiah atau nilai taksir, ditambah dengan biaya pengurusan

Page 98: Pengelolaan BMN-D

PENGELUARAN YANG PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRDIKAPITALISIR

KAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

• Nilai penerimaan Aset Tetap dari rampasan meliputi nilai yang dicantumkan dalam keputusan pengadilan atau nilai taksiran harga pasar pada saat aset diperoleh ditambah dengan biaya pengurusan kecuali untuk Tanah, Gedung dan Bangunan meliputi nilai taksiran atau harga pasar yang berlaku.

• Nilai reklasifikasi masuk meliputi nilai perolehan aset yang direklasifikasi ditambah biaya merubah apabila menambah umur, kapasitas dan manfaat.

• Nilai pengembangan tanah meliputi biaya pengurugan dan pematangan.• Nilai renovasi dan restorasi meliputi biaya yang dikeluarkan untuk

mengingkatkan kualitas dan/atau kapasitas.

Page 99: Pengelolaan BMN-D

PENGELUARAN YANG PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRDIKAPITALISIR

KAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir

1 Pengadaan tanah Biaya pembebasan,

Pembayaran honor tim,

Biaya pembuatan sertifikat, dan

Biaya pematangan, pengukuran, dan pengurugan

2 Pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai

Harga barang,

Ongkos angkut,

Biaya asuransi,

Biaya pemasangan, dan

Biaya selama masa uji coba

Page 100: Pengelolaan BMN-D

PENGELUARAN YANG PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRDIKAPITALISIR

KAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir

3 Pembuatan peralatan, mesin, dan bangunan

a. Pembuatan peralatan dan mesin dan bangunannya yang dilaksanakan melalui kontrak

Pengeluaran sebesar nilai kontrak Biaya perencanaan dan pengawasan, Biaya perizinan, dan Jasa konsultan

b. Pembuatan peralatan dan mesin dan bangunannya yang dilaksanakan secara swakelola

Biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi :

Biaya bahan baku, Upah tanaga kerja, Sewa peralatan, Biaya perencanaan dan pengawasan, dan Biaya perizinan

Page 101: Pengelolaan BMN-D

PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRPENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir

4 Pembangunan gedung dan bangunan

a. Pembangunan gedung dan bangunan yang dilaksanakan melalui kontrak

Pengeluran nilai kontrak, Biaya perencanaan dan pengawasan, Biaya perizinan, Jasa konsultan, Biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama.

b. Pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola

Biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi :

Biaya bahan baku, Upah tenaga kerja, Sewa peralatan, Biaya perencanaan dan pengawasan, Biaya perizinan, Biaya pengosongan dan bongkar bangunan lama.

Page 102: Pengelolaan BMN-D

PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRPENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir

5 Pembangunan jalan/irigasi/jaringan

a. Pembangunan jalan/irigasi/ jaringan yang dilaksanakan melalui kontrak

Nilai kontrak, Biaya perencanaan dan pengawasan, Biaya perizinan, Jasa konsultan, Biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada

diatas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan.

b. Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan secara swakelola

Biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi: Biaya bahan baku, Upah tenaga kerja, Sewa peralatan, Biaya perencanaan dan pengawasan, Biaya perizinan, Biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada

diatas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan.

Page 103: Pengelolaan BMN-D

PENGELUARAN YANG PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRDIKAPITALISIR

KAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARANo Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir

6 Pembelian Aset Tetap Lainnya sampai siap pakai

Harga kontrak/beli, Ongkos angkut, dan Biaya asuransi

7 Pembangunan/pembuatan Aset Tetap Lainnya

Pembangunan/pembuatan Aset Tetap Lainnya yang dilaksanakan melalui kontrak

Nilai kontrak, Biaya perencanaan dan pengawasan, dan Biaya perizinan

Pembangunan/pembuatan Aset Tetap Lainnya yang dilaksanakan secara swakelola

Biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi :

Biaya bahan baku, Upah tenaga kerja, Sewa peralatan, Biaya perencanaan dan pengawasan, Biaya perizinan, dan Jasa konsultan.

Page 104: Pengelolaan BMN-D

NILAI SATUAN MINIMUMNILAI SATUAN MINIMUMKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

• Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap adalah pengeluaran pengadaan baru dan penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi, renovasi, dan restorasi.

• Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap :

• Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin, dan alat olah raga yang sama dengan atau lebih dari Rp 300.000,00 (tigaratus ribu rupiah), dan

• Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang sama dengan atau lebih dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

• Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap di atas dikecualikan terhadap pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

Page 105: Pengelolaan BMN-D

PERSEDIAAN-1PERSEDIAAN-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Pengakuan : Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya/kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik. Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki dan akan dipakai dalam pekerjaan

pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola, dimasukkan sebagai perkiraan aset untuk kontruksi dalam pengerjaan, dan tidak dimasukkan sebagai persediaan.

Pengukuran : Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan meliputi

harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.

Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya overhead tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi persediaan.

Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/ rampasan.

Page 106: Pengelolaan BMN-D

PERSEDIAAN-2PERSEDIAAN-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Pengungkapan :

Persediaan disajikan sebesar nilai moneternya. Dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) harus diungkapkan : Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan; Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan

dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;

Kondisi persediaan; Hal-hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan persediaan, misalnya

persediaan yang diperoleh melalui hibah atau rampasan. Dalam penyusunan laporan keuangan, Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak

dilaporkan dalam Neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Page 107: Pengelolaan BMN-D

TANAH-1TANAH-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

Tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh instansi pemerintah di luar negeri, misalnya tanah yang digunakan Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, hanya diakui bila kepemilikan tersebut berdasarkan isi perjanjian penguasaan dan hukum serta perundang-undangan yang berlaku di negara tempat Perwakilan Republik Indonesia berada bersifat permanen.

Pengakuan

Kepemilikan atas Tanah ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum seperti sertifikat tanah. Apabila perolehan tanah belum didukung dengan bukti secara hukum maka tanah tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti bahwa penguasaannya telah berpindah, misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik sebelumnya.

Page 108: Pengelolaan BMN-D

TANAH-2TANAH-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Pengukuran Tanah dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga pembelian

atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai.

Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan.

Apabila penilaian tanah dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan, maka nilai tanah didasarkan pada nilai wajar/ taksiran pada saat perolehan.

Pengungkapan

Tanah disajikan sebesar nilai moneternya. Dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) harus diungkapkan : Dasar penilaian yang digunakan Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode menurut jenis tanah yang

menunjukkan Penambahan; Pelepasan;dan Mutasi Tanah lainnya.

Page 109: Pengelolaan BMN-D

GEDUNG DAN BANGUNAN-1GEDUNG DAN BANGUNAN-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

Termasuk dalam kategori Gedung dan Bangunan adalah BMN yang berupa Bangunan Gedung, Monumen, Bangunan Menara, Rambu-rambu, serta Tugu Titik Kontrol.

Pengakuan Gedung dan Bangunan yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi

ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.

Gedung dan Bangunan yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Gedung dan Bangunan tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.

Pengakuan atas Gedung dan Bangunan ditentukan jenis transaksinya meliputi: Penambahan : peningkatan nilai Gedung dan Bangunan yang disebabkan pengadaan baru,

diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan.

Pengembangan : peningkatan nilai Gedung dan Bangunan karena peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi masa manfaat, peningkatan efisiensiensi dan penurunan biaya pengoperasian.

Pengurangan : penurunan nilai Gedung dan Bangunan dikarenakan berkurangnya kuantitas asset.

Page 110: Pengelolaan BMN-D

GEDUNG DAN BANGUNAN-2GEDUNG DAN BANGUNAN-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Pengukuran Gedung dan Bangunan dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian Gedung dan

Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran pada saat perolehan.

Biaya perolehan Gedung dan Bangunan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.

Jika Gedung dan Bangunan diperoleh melalui kontrak, biaya perolehan meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan, serta jasa konsultan.

Pengungkapan

Gedung dan Bangunan disajikan sebesar nilai moneternya. Dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) diungkapkan : Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan

Penambahan; Pengembangan; dan Penghapusan; Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Gedung dan Bangunan;

Page 111: Pengelolaan BMN-D

PERALATAN DAN MESIN-1PERALATAN DAN MESIN-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 bulan dan dalam kondisi siap pakai.

Wujud fisik Peralatan dan Mesin bisa meliputi: Alat Besar, Alat Angkutan, Alat Bengkel dan Alat Ukur, Alat Pertanian, Alat Kantor dan Rumah Tangga, Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar, Alat Kedokteran dan Kesehatan, Alat Laboratorium, Alat Persenjataan, Komputer, Alat Eksplorasi, Alat Pemboran, Alat Produksi, Pengolahan dan Pemurnian, Alat Bantu Eksplorasi, Alat Keselamatan Kerja, Alat Peraga, serta Unit Proses/Produksi.

Pengakuan Peralatan dan Mesin yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi ketika

aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui. Peralatan dan Mesin yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Peralatan dan Mesin

tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah. Pengakuan atas Peralatan dan Mesin ditentukan jenis transaksinya meliputi:

Penambahan : peningkatan nilai Peralatan dan Mesin yang disebabkan pengadaan baru, diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan.

Pengembangan : peningkatan nilai Peralatan dan Mesin karena peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi masa manfaat, peningkatan efisiensiensi dan penurunan biaya pengoperasian.

Pengurangan : penurunan nilai Peralatan dan Mesin dikarenakan berkurangnya kuantitas aset.

Page 112: Pengelolaan BMN-D

PERALATAN DAN MESIN-2PERALATAN DAN MESIN-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Pengukuran Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah

dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya perolehan atas Peralatan dan Mesin yang berasal dari pembelian meliputi harga pembelian,

biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.

Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang diperoleh melalui kontrak meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan dan jasa konsultan.

Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan Peralatan dan Mesin tersebut.

Pengungkapan

Peralatan dan Mesin disajikan sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) diungkapkan pula:

Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: Penambahan;

Pengembangan; dan Penghapusan; Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Peralatan dan Mesin.

Page 113: Pengelolaan BMN-D

JALAN, IRIGASI & JARINGAN-1JALAN, IRIGASI & JARINGAN-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. BMN yang termasuk dalam kategori aset ini adalah Jalan dan Jembatan, Bangunan Air, Instalasi, dan Jaringan.

Pengakuan Jalan, Irigasi dan Jaringan yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi

ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.

Jalan, Irigasi dan Jaringan yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Jalan, Irigasi dan Jaringan tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.

Pengakuan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan ditentukan jenis transaksinya. Penambahan : peningkatan nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan yang disebabkan pengadaan

baru, diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan tersebut.

Pengembangan : peningkatan nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan karena peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi masa manfaat, peningkatan efisiensiensi, dan penurunan biaya pengoperasian.

Pengurangan : penurunan nilai Jalan, Irigasi, dan Jaringan dikarenakan berkurangnya kuantitas asset tersebut.

Page 114: Pengelolaan BMN-D

JALAN, IRIGASI & JARINGAN-2JALAN, IRIGASI & JARINGAN-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Pengukuran Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang

dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.

Biaya perolehan untuk jalan, irigasi dan jaringan yang diperoleh melalui kontrak meliputi biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama.

Biaya perolehan untuk jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama.

Pengungkapan

Jalan, Irigasi dan Jaringan disajikan sebesar nilai moneternya. Dalam CRB diungkapkan : Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: Penambahan;

Pengembangan; dan Penghapusan; Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Jalan, Irigasi dan Jaringan.

Page 115: Pengelolaan BMN-D

ASET TETAP LAINNYA-1ASET TETAP LAINNYA-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. BMN yang termasuk dalam kategori aset ini adalah Koleksi Perpustakaan/ Buku, Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olah Raga, Hewan, Ikan dan Tanaman.

Pengakuan Aset Tetap Lainnya yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi ketika

aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.

Aset Tetap Lainnya yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Aset Tetap Lainnya tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.

Pengakuan atas Aset Tetap Lainnya ditentukan jenis transaksinya meliputi: Penambahan adalah peningkatan nilai Aset Tetap Lainnya yang disebabkan

pengadaan baru. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan Aset Tetap Lainnya tersebut.

Pengurangan adalah penurunan nilai Aset Tetap Lainnya dikarenakan berkurangnya kuantitas asset tersebut.

Page 116: Pengelolaan BMN-D

ASET TETAP LAINNYA-2ASET TETAP LAINNYA-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Pengukuran Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Biaya perolehan aset tetap lainnya yang diperoleh melalui kontrak meliputi pengeluaran

nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, serta biaya perizinan. Biaya perolehan asset tetap lainnya yang diadakan melalui swakelola meliputi biaya langsung

dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan.

PengungkapanAset Tetap Lainnya disajikan sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) diungkapkan pula:

Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan Penambahan

dan Penghapusan; Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Aset Tetap Lainnya.

Page 117: Pengelolaan BMN-D

KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN-1KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) adalah aset-aset yang sedang dalam proses pembangunan pada tanggal laporan keuangan. KDP mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai.

Pengakuan KDP merupakan aset yang dimaksudkan untuk digunakan dalam operasional

pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap.

Suatu aset berwujud harus diakui sebagai KDP jika biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal dan masih dalam proses pengerjaan.

KDP dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya.

Page 118: Pengelolaan BMN-D

KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN-2KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Pengukuran KDP dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan

secara swakelola meliputi: Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi yang mencakup biaya

pekerja lapangan termasuk penyelia; biaya bahan; pemindahan sarana, peralatan dan bahan-bahan dari dan ke lokasi konstruksi; penyewaan sarana dan peralatan; serta biaya rancangan dan bantuan teknis yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi.

Biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut mencakup biaya asuransi; Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi tertentu; dan biaya-biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi yang bersangkutan seperti biaya inspeksi.

Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan kontrak konstruksi meliputi: Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat

penyelesaian pekerjaan. Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan

pelaksanaan kontrak konstruksi. Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan

pelaksanaan kontrak konstruksi.

Page 119: Pengelolaan BMN-D

KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN-3KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN-3 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Pengungkapan

KDP disajikan sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) diungkapkan pula: Rincian kontrak KDP berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya; Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya; Jumlah biaya yang telah dikeluarkan; Uang muka kerja yang diberikan; Retensi.

Page 120: Pengelolaan BMN-D

ASET BERSEJARAHASET BERSEJARAH AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

Aset bersejarah (heritage assets) tidak disajikan di neraca namun aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beberapa aset tetap dijelaskan sebagai aset bersejarah dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan, dan sejarah. Contoh dari aset bersejarah adalah bangunan bersejarah, monumen, tempat-tempat purbakala (archaeological sites) seperti candi, dan karya seni (works of art).

Aset bersejarah biasanya diharapkan untuk dipertahankan dalam waktu yang tak terbatas. Aset bersejarah dibuktikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Aset bersejarah dicatat dalam kuantitasnya tanpa nilai, misalnya jumlah unit koleksi yang dimiliki atau jumlah unit monumen. Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran tersebut. Biaya tersebut termasuk seluruh biaya yang berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada pada periode berjalan.

Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, sebagai contoh bangunan bersejarah digunakan untuk ruang perkantoran. Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.

Page 121: Pengelolaan BMN-D

KONDISI BARANGKONDISI BARANG AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

No Barang Baik Rusak Ringan Rusak Berat

1 Barang Bergerak

Apabila kondisi barang tersebut masih dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik

Apabila barang tersebut masih dalam keadaan utuh tetapi kurang berfungsi dengan baik. Untuk berfungsi dengan baik memerlukan perbaikan ringan dan tidak memerlukan penggantian bagian utama/komponen pokok

Apabila kondisi barang tersebut tidak utuh dan tidak berfungsi lagi atau memerlukan perbaikan besar/ penggantian bagian utama/komponen pokok, sehingga tidak ekonomis lagi untuk diadakan perbaikan/rehabilitasi

2 Tanah Apabila kondisi tanah tersebut siap dipergunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya

Apabila kondisi tanah tersebut karena sesuatu sebab tidak dapat dipergunakan dan/atau dimanfaatkan dan masih memerlukan pengolahan/perlakuan (misalnya pengeringan, pengurugan, perataan, dan pemadatan) untuk dapat dipergunakan sesuai dengan peruntukannya.

Apabila kondisi tanah tersebut tidak dapat lagi dipergunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya karena adanya bencana alam, erosi dan sebagainya.

Page 122: Pengelolaan BMN-D

KONDISI BARANGKONDISI BARANG AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

No Barang Baik Rusak Ringan Rusak Berat

3 Jalan dan Jembatan

Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik

Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh namun memelukan perbaikan ringan untuk dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya

Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan tidak utuh/tidak berfungsi dengan baik dan memerlukan perbaikan dengan biaya besar

4 Bangunan Apabila bangunan tersebut utuh dan tidak memerlukan perbaikan yang berarti kecuali pemeliharaan rutin

Apabila bangunan tersebut masih utuh, memerlukan pemeliharaan rutin dan perbaikan ringan pada komponen-komponen bukan konstruksi utama

Apabila bangunan tersebut tidak utuh dan tidak dapat dipergunakan lagi

Page 123: Pengelolaan BMN-D

PENGGOLONGAN KODEFIKASI

PENGGOLONGAN KODEFIKASI &&

BARANG MILIK NEGARABARANG MILIK NEGARABARANG MILIK NEGARABARANG MILIK NEGARA

PERMENKEU PERMENKEU 97/200797/2007

PERMENKEU PERMENKEU 120/2007120/2007

Page 124: Pengelolaan BMN-D

PENGGOLONGANPENGGOLONGANPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARAPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA

• Penggolongan adalah kegiatan untuk menetapkan secara sistematik mengenai BMN ke dalam golongan, bidang, kelompok, subkelompok dan sub-sub kelompok.

• BMN dibagi atas 4 (empat) golongan, yakni :• Barang Tidak Bergerak• Barang Bergerak• Hewan, Ikan, dan Tanaman• Persediaan

GOLONGANGOLONGAN

BIDANGBIDANG

BIDANGBIDANG

KELOMPOKKELOMPOK

KELOMPOKKELOMPOK

KELOMPOKKELOMPOK

KELOMPOKKELOMPOK

SUB KELOMPOKSUB KELOMPOK

SUB KELOMPOKSUB KELOMPOK

SUB KELOMPOKSUB KELOMPOK

SUB KELOMPOKSUB KELOMPOK

SUB-SUB KELOMPOKSUB-SUB KELOMPOK

SUB-SUB KELOMPOKSUB-SUB KELOMPOK

SUB-SUB KELOMPOKSUB-SUB KELOMPOK

SUB-SUB KELOMPOKSUB-SUB KELOMPOK

Page 125: Pengelolaan BMN-D

Kode Barang Tidak Bergerak Barang Bergerak Hewan, Ikan & Tanaman

01 Tanah Alat Besar Hewan

02 Jalan dan Jembatan Alat Angkutan Ikan

03 Bangunan Air Alat Bengkel Dan Alat Ukur Tanaman

04 Instalasi Alat Pertanian

05 Jaringan Alat Kantor & Rumah Tangga

06 Bangunan Gedung Alat Studio, Komunikasi Dan Pemancar

07 Monumen/Bangunan Bersejarah Alat Kedokteran Dan Kesehatan

08 Bangunan Menara Alat Laboratorium

09 Rambu-rambu Koleksi Perpustakaan/Buku

10 Tugu Titik Kontrol/PastiBarang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/ Olahraga

11 Alat Persenjataan

12 Komputer

13 Alat Eksplorasi

14 Alat Pengeboran

15 Alat Produksi, Pengolahan & Pemurnian

16 Alat Bantu Eksplorasi

17 Alat Keselamatan Kerja

18 Alat Peraga

19 Peralatan Proses/Produksi

99 Lainnya

BIDANG BARANGBIDANG BARANG

Page 126: Pengelolaan BMN-D

KODEFIKASIKODEFIKASIPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARAPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA

• Kodefikasi adalah pemberian kode BMN sesuai dengan penggolongan masing-masing BMN. Kode 1 untuk golongan Barang Tidak Bergerak Kode 2 untuk golongan Barang Bergerak Kode 3 untuk golongan Hewan, Ikan dan Tanaman Kode 4 untuk golongan Persediaan Kode 5 untuk golongan Konstruksi Dalam Pengerjaan Kode 6 untuk Aset Tak Berwujud Kode 7 sampai dengan 9 disediakan untuk penambahan golongan baru

• Unsur-unsur kodefikasi BMN meliputi:• Kode Barang• Kode Lokasi• Nomor Urut Pendaftaran (NUP) • Kode Registrasi

Page 127: Pengelolaan BMN-D

KODE BARANGKODE BARANGPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARAPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA

Kode barang terdiri 10 (sepuluh) angka/digit yang terbagi dalam 5 (lima) kelompok kode dengan susunan sebagai berikut :

X . X X . X X . X X . X X X

Satu angka/digit pertama : kode Golongan BarangDua angka/digit kedua : kode Bidang BarangDua angka/digit ketiga : kode Kelompok BarangDua angka/digit keempat : kode Sub Kelompok BarangTiga angka/digit kelima : kode Sub-Sub Kelompok Barang

Page 128: Pengelolaan BMN-D

KODE LOKASIKODE LOKASIPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARAPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA

Kode Lokasi terdiri 16 (enam belas) angka/digit dengan susunan sebagai berikut:

X X X . X X . X X . X X X X X X . X X X

Tiga angka/digit pertama : kode Pengguna BarangDua angka/digit kedua : kode Eselon IDua angka/digit ketiga : kode WilayahEnam angka/digit keempat : kode Kuasa Pengguna BarangTiga angka/digit kelima : kode Pembantu Kuasa Pengguna Barang

Penjelasan:• Kode Pengguna Barang, mengacu kepada kode Bagian Anggaran Kementerian Negara/

Lembaga yang bersangkutan.• Kode Eselon I, mengacu kepada Kode Unit Eselon I Bagian Anggaran pada Kementerian

Negara/Lembaga yang bersangkutan.• Kode Wilayah, mengacu kepada Kode Provinsi. Unit kerja pada kantor pusat

kementerian negara/ lembaga dan unit eselon-1, kode wilayah diisi dengan 00.• Kode Kuasa Pengguna Barang, mengacu kepada Kode Satuan Kerja pada Kode Bagian

Anggaran.

Page 129: Pengelolaan BMN-D

KODE REGISTRASIKODE REGISTRASIPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARAPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA

Kode Registrasi merupakan identitas barang yang dipergunakan sebagai tanda pengenal yang dilekatkan pada barang yang bersangkutan. Kode Registrasi terdiri dari 16 (enam belas) angka/digit Kode Lokasi ditambah 4 (empat) angka/digit tahun perolehan dan 10 (sepuluh) angka/ digit Kode barang ditambah 6 (enam) angka/digit nomor urut pendaftaran barang

Contoh:Th 2007 DJKN membeli komputer note book. Pada saat pembelian tsb, nomor pencatatan terakhir BMN yang dikuasai oleh unit kerja dimaksud adalah 000040, maka KPB mencatat note book tsb sbb :

015

10

0041179

2000

2007

212

01 02003

000041

Page 130: Pengelolaan BMN-D

MAPPINGMAPPINGPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACAPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACA

Penggolongan dan Kodefikasi BMN Perkiraan Buku Besar Aset

Kode Nama Bidang Kode Nama Perkiraan

1.01

2.012.022.032.042.052.062.072.082.112.122.132.142.152.162.172.182.19

1.061.071.081.091.10

Tanah

Alat BesarAlat AngkutanAlat Bengkel dan Alat UkurAlat PertanianAlat Kantor & Rumah TanggaAlat Studio, Komunikasi dan PemancarAlat Kedokteran dan KesehatanAlat LaboratoriumAlat PersenjataanKomputerAlat EksplorasiAlat PemboranAlat Produksi, Pengolahan & PemurnianAlat Bantu EksplorasiAlat Keselamatan KerjaAlat PeragaUnit Peralatan Proses/ Produksi

Bangunan GedungMonumenBangunan MenaraRambu-rambuTugu Titik Kontrol/Pasti

131111

131311

131511

Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

Page 131: Pengelolaan BMN-D

MAPPINGMAPPINGPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACAPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACA

Penggolongan dan Kodefikasi BMN Perkiraan Buku Besar Aset

Kode Nama Bidang Kode Nama Perkiraan

1.021.031.041.05

2.092.103.013.023.03

5.00

Jalan dan jembatanBangunan AirInstalasiJaringan

Koleksi Perpustakaan/BukuBarang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olahraga HewanIkanTanaman

Konstruksi dalam Pengerjaan

131711

131911

132111

Jalan, Irigasi dan Jaringan

Aset Tetap Lainnya

Konstruksi dalam Pengerjaan

Page 132: Pengelolaan BMN-D

MAPPINGMAPPINGPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACAPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACA

Penggolongan dan Kodefikasi BMN Perkiraan Buku Besar Aset

Kode Nama Bidang Kode Nama Perkiraan

4

4.01.03.01

4.01.03.02

4.01.03.03

4.01.03.04

4.01.03.06

4.01.01.03

4.01.03.05

4.01.02.00

4.01.05

4.01.05.01

4.01.05.02

4.01.05.03

Persediaan

Alat Tulis KantorKertas dan CoverBahan CetakBahan KomputerAlat ListrikBahan PeledakPerabot KantorSuku Cadang

Persediaan untuk dijual/diserahkan kepada MasyarakatPita Cukai, Meterai dan legesTanah dan Bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada MasyarakatHewan dan Tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat

1151

11511

115111

115112

115113

115114

11512

115121

115122

115123

Persediaan

Persediaan untuk Bahan OperasionalBarang Konsumsi

AmunisiBahan untuk PemeliharaanSuku Cadang

Persediaan untuk dijual/diserahkan kepada MasyarakatPita Cukai, Meterai dan legesTanah dan Bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada MasyarakatHewan dan Tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat

Page 133: Pengelolaan BMN-D

MAPPINGMAPPINGPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACAPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACA

Penggolongan dan Kodefikasi BMN Perkiraan Buku Besar Aset

Kode Nama Bidang Kode Nama Perkiraan

4.01.01.01

4.01.01.02

4.01.01.04

4.01.01.05

4.01.01.06

4.01.01.07

4.01.01.08

4.02.01.00

4.02.02.00

4.03.01.00

Bahan Bangunan dan KonstruksiBahan KimiaBahan Bakar dan PelumasBahan BakuBahan Kimia NuklirBarang dalam Proses

Persediaan untuk Tujuan Strategis/ Berjaga2KomponenPipaKomponen Bekas dan Pipa Bekas

11513

115131

115132

11519

115191

115192

Persediaan Bahan untuk Proses ProduksiBahan Baku

Barang dalam Proses

Persediaan Bahan LainnyaPersediaan untuk Tujuan Strategis/ Berjaga2Persediaan Lainnya

Page 134: Pengelolaan BMN-D

LEVELISASI APLIKASI LEVELISASI APLIKASI SISTEM AKUNTANSI SISTEM AKUNTANSI

BARANG MILIK NEGARABARANG MILIK NEGARA

Page 135: Pengelolaan BMN-D

LEVELISASI ORGANISASISISTEM APLIKASI BARANG MILIK NEGARA

Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah (UAPPB-W)

Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Eselon I (UAPPB-E1)

Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)Catatan :

Apabila diperlukan, UAKPB dimungkinkan memiliki Unit Akuntansi Pembantu Kuasa Pengguna Barang (UAPKPB) dengan aturan tertentu

Page 136: Pengelolaan BMN-D

KONSEP APLIKASIKONSEP APLIKASISISTEM APLIKASI BARANG MILIK NEGARA

Aplikasi terdiri dari empat level sesuai dengan levelisasi organisasi SABMN (SAKPB, SAPPB-W,SAPPB-E1 dan SAPB)

Tiap level memiliki dua menu utama yaitu menu admin dan menu operator

Perekaman Data Transaksi hanya ada di level UAKPB

 

Page 137: Pengelolaan BMN-D

APLIKASI APLIKASI TINGKAT UAKPBTINGKAT UAKPB

SISTEM AKUNTANSI BARANG SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA (SABMN)MILIK NEGARA (SABMN)

Page 138: Pengelolaan BMN-D

Persiapan dokumen sumber (BAST, Kwitansi,Faktur,SPM,SPK dll)

Masuk aplikasi (menu admin) dengan user Id: admin dan password: admin

Membuat kode lokasi dan user operator untuk kode lokasi tersebut dari menu admin

Log off dari menu admin masuk ke menu operator dengan user dan password yang telah dibuat di menu admin

Merekam data penandatangan Merekam daftar ruangan

Catatan:

Kode lokasi UAKPB terdiri dari 16 digit XXX XX XX XXXXXX XXX 3 digit UAPB + 2 digit UAPPB-E1 + 2 digit UAPPB-W + 6 digit UAKPB + 3 digit UAPKPB

TAHAP PERSIAPANTAHAP PERSIAPAN

Page 139: Pengelolaan BMN-D

Merekam data transaksi sesuai dengan jenis transaksinya (saldo awal, perolehan, perubahan, penghapusan atau BMN bersejarah)

Verifikasi Register Transaksi Harian (RTH) BMN dengan dokumen sumber

Pencetakan Buku/daftar dan Laporan

PEMROSESAN DATA TRANSAKSIPEMROSESAN DATA TRANSAKSI

Page 140: Pengelolaan BMN-D

Aktifitas Bulanan Penerimaan ADK dari UAPKPB (khusus UAKPB

yang mempunyai UAPKPB) Pengiriman ADK ke UAKPA tiap bulan

Aktivitas Semesteran Pengiriman ADK ke UAPPB-W/ UAPPB-E1

Aktivitas Tahunan Melakukan Proses Tutup Tahun sebelum merekam

data BMN tahun anggaran berikutnya.

AKTIVITASAKTIVITAS

Page 141: Pengelolaan BMN-D

BACK UP DATA sebaiknya dilakukan tiap ada perubahan data baik merekam data baru maupun merubah data yang sudah ada

RESTORE DATA sebaiknya dilakukan hanya apabila diperlukan (misal : apabila data kita rusak/ hilang)

PACK (Pemampatan data) sebaiknya dilakukan setelah kita menghapus data

REINDEX sebaiknya dilakukan rutin (1 bulan sekali/ 1 minggu sekali)

AKTIVITAS LAINNYAAKTIVITAS LAINNYA

Page 142: Pengelolaan BMN-D

Untuk pertama kali masuk ke menu ADMIN menggunakan user Id : admin; password :admin, setelah itu user dan password bisa direname (diubah)

tetapi tidak bisa dihapus Menu Admin berfungsi untuk :

membuat user operator menentukan lokasi data transaksi dan tabel referensi

Tiap UAKPB bisa memiliki lebih dari satu user operator

MENU ADMINMENU ADMIN

Page 143: Pengelolaan BMN-D

Untuk masuk ke menu operator menggunakan user Id dan password yang sudah dibuat pada menu admin

Menu Operator berfungsi untuk : Perekaman data transaksi (khusus level

UAKPB) Pengiriman dan penerimaan data (ADK) Pencetakan buku/ daftar dan laporan

MENU OPERATORMENU OPERATOR

Page 144: Pengelolaan BMN-D

UAKPB

UAPPB-W

UAPPB-E1

UAPB

ADK BMNADK BMN

LaporanLaporan

ADK BMNADK BMN

LaporanLaporan

ADK BMNADK BMN

LaporanLaporan

ADK BB ASETADK BB ASET

UAKPA

DEPARTEMENKEUANGAN

DJKN

UAPPA-W

UAPPA-E1

UAPA

ADK BBADK BB

ADK BBADK BB

ADK BBADK BB

KANWIL DJPB

ADK BBADK BB

DJPb

ADK BBADK BB

LaporanLaporanADK BMNADK BMN

LaporanLaporan

BAGAN ARUS DATA & PELAPORAN BMNBAGAN ARUS DATA & PELAPORAN BMN

Page 145: Pengelolaan BMN-D

PROSES PENGOLAHAN DATA BMN

BAST

Bukti Kepemilikan

SPM/SP2D

Faktur Pembelian

Kuitansi

SK Penghapusan

DS lainnyayang sah

Input

Proses

•Inputing

•Verifikasi

•Pencetakan

LaporanBMN

Buku Inventaris

Output

Lap. Kondisi Barang

DIR

KIB

DIL

Lap. Brg. Bersejarah

ADK

Page 146: Pengelolaan BMN-D

TRANSFER V.S. HIBAH

UAPB

UAPKPB-E1 UAPKPB-E1 UAPKPB-E1

UAPPB-W UAKPB

UAKPB UAKPBUAKPB

UAPKPB-E1

UAPPB-W

UAKPB UAKPB UAKPB

UAKPBUAKPB UAKPB

UAPB

UAPKPB-E1 UAPKPB-E1 UAPKPB-E1

UAPPB-W UAKPB

UAKPB UAKPBUAKPB

UAPKPB-E1

UAPPB-W

UAKPB UAKPB UAKPB

UAKPBUAKPB UAKPB

Transfer

Hibah

Page 147: Pengelolaan BMN-D

JENIS-JENIS TRANSAKSI DALAM APLIKASI TINGKAT UAKPB

TRANSAKSI PEROLEHAN

TRANSAKSI PERUBAHAN

TRANSAKSI PENGHAPUSAN

Page 148: Pengelolaan BMN-D

TRANSAKSI PEROLEHANTRANSAKSI PEROLEHAN

  1.      Transaksi yang tidak memerlukan SP2D       Saldo Awal

       Transfer Masuk       Hibah       Rampasan       Pembatalan Penghapusan       Reklasifikasi Masuk

2.      Transaksi yang memerlukan SP2D      Pembelian

      Penyelesaian Pembangunan

Page 149: Pengelolaan BMN-D

*)KODE TRANSAKSI PEROLEHAN BMN*)KODE TRANSAKSI PEROLEHAN BMN

Saldo Awal (100), merupakan saldo BMN pada awal tahun anggaran berjalan atau awal tahun mulai diimplementasikannnya SABMN yang merupakan akumulasi dari seluruh transaksi BMN tahun sebelumnya.

Pembelian (101), merupakan transaksi perolehan BMNdari hasil pembelian.

Transfer Masuk (102), merupakan transaksi perolehan BMNhasil transfer masuk dari UAKPB yang lain dalam satu UAPB.

Hibah (103), merupakan transaksi perolehan BMN hasil penerimaan dari pihak ketiga diluar Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

Rampasan (104), merupakan transaksi perolehan BMNhasil rampasan berdasarkan putusan pengadilan.

    

Page 150: Pengelolaan BMN-D

**)KODE TRANSAKSI PEROLEHAN BMN**)KODE TRANSAKSI PEROLEHAN BMN

Penyelesaian Pembangunan (105), merupakan transaksi perolehan BMN hasil penyelesaian pembangunan berupa bangunan/gedung dan BMNlainnya yang telah diserahterimakan dengan Berita Acara Serah Terima.

Pembatalan Penghapusan (106), merupakan pencatatan BMN hasil pembatalan penghapusan yang sebelumnya telah dihapuskan/ dikeluarkan dari pembukuan.

Reklasifikasi Masuk (107), merupakan transaksi BMN yang sebelumnya telah dicatat dengan klasifikasi BMN yang lain.

Page 151: Pengelolaan BMN-D

JENIS TRANSAKSI PERUBAHAN BMNJENIS TRANSAKSI PERUBAHAN BMN

1.   Transaksi yang tidak memerlukan SP2D Pengurangan

 Perubahan Kondisi Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas

 2.   Transaksi yang memerlukan SP2D

 Pengembangan

Page 152: Pengelolaan BMN-D

KODE TRANSAKSI PERUBAHAN BMNKODE TRANSAKSI PERUBAHAN BMN

Pengurangan (201), merupakan transaksi pengurangan kuantitas BMN.

Pengembangan (202), merupakan transaksi pengembangan BMN yang dikapitalisir yang mengakibatkan pemindahbukuan dari BI Ekstrakomptabel ke BI Intrakomptabel atau perubahan nilai/satuan BMN dalam BI Intrakomptabel.

Perubahan Kondisi (203), merupakan pencatatan perubahan kondisi BMN.

Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas (204), merupakan koreksi pencatatan atas nilai/kuantitas BMN yang telah dicatat sebelumnya.

Page 153: Pengelolaan BMN-D

KODE TRANSAKSI PENGHAPUSAN BMNKODE TRANSAKSI PENGHAPUSAN BMN

Penghapusan (301), merupakan transaksi untuk menghapus BMN dari pembukuan berdasarkan suatu surat keputusan pengahapusan oleh instansi yang berwenang;

Transfer Keluar (302), merupakan transaksi penyerahan BMN ke UAKPB lain dalam satu UAPB.

Hibah (303), merupakan transaksi penyerahan BMN kepada pihak ketiga .

Reklasifikasi Keluar (304), merupakan transaksi BMN ke dalam klasifikasi BMN yang lain. Transaksi ini berkaitan dengan transaksi Reklasifikasi Masuk.

Koreksi Pencatatan (305), merupakan transaksi untuk mengubah catatan BMN yang telah dilaporkan sebelumnya

Page 154: Pengelolaan BMN-D

APLIKASI APLIKASI TINGKAT UAPPB-WTINGKAT UAPPB-W

SISTEM AKUNTANSI BARANG SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA (SABMN)MILIK NEGARA (SABMN)

Page 155: Pengelolaan BMN-D

TAHAP PERSIAPANTAHAP PERSIAPAN

Masuk aplikasi (menu admin) dengan user Id: admin password: admin

Membuat kode lokasi dan user operator untuk kode lokasi tersebut dari menu admin

Log off dari menu admin masuk ke menu operator dengan user dan password yang telah dibuat di menu admin

Merekam data penandatangan

Catatan:

Kode lokasi UAPPB-W terdiri dari 7 digit XXX XX XX 3 digit UAPB + 2 digit UAPPB-E1 + 2 digit UAPPB-W

Page 156: Pengelolaan BMN-D

PEMROSESAN DATA TRANSAKSIPEMROSESAN DATA TRANSAKSI

Melakukan proses penerimaan ADK dari UAKPB setiap semester.

Pencetakan Laporan Melakukan proses pengiriman data

ke UAPPB-E1 setiap semester sekali.

Page 157: Pengelolaan BMN-D

AKTIVITASAKTIVITAS

Aktivitas Tahunan

Melakukan Proses Tutup Tahun sebelum melakukan proses penerimaan ADK dari UAKPB tahun anggaran berikutnya.

Aktifitas Lainnya

Sama dengan aktifitas lainnya di level UAKPB

Page 158: Pengelolaan BMN-D

APLIKASI APLIKASI TINGKAT UAPPB-E1TINGKAT UAPPB-E1

SISTEM AKUNTANSI BARANG SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA (SABMN)MILIK NEGARA (SABMN)

Page 159: Pengelolaan BMN-D

TAHAP PERSIAPANTAHAP PERSIAPAN

1. Masuk aplikasi (menu admin) dengan user Id: admin dan password: admin

2. Membuat kode lokasi dan user operator untuk kode lokasi tersebut dari menu admin

3. Log off dari menu admin masuk ke menu operator dengan user dan password yang telah dibuat di menu admin

4. Merekam data penandatangan

Catatan:

Kode lokasi UAPPB-E1 terdiri dari 5 digit XXX XX 3 digit UAPB dan 2 digit kode UAPPB-E1

Page 160: Pengelolaan BMN-D

PEMROSESAN DATA TRANSAKSIPEMROSESAN DATA TRANSAKSI

1. Melakukan proses penerimaan ADK dari UAPPB-W/ UAKPB setiap semester.

2. Pencetakan Laporan

3. Melakukan proses pengiriman data ke UAPB setiap semester sekali.

Page 161: Pengelolaan BMN-D

AKTIVITASAKTIVITAS

Aktivitas Tahunan

Melakukan Proses Tutup Tahun sebelum melakukan proses penerimaan ADK dari UAPPB-W/UAKPB tahun anggaran berikutnya.

Aktifitas Lainnya

Sama dengan aktifitas lainnya di level UAKPB

Page 162: Pengelolaan BMN-D

APLIKASIAPLIKASITINGKAT UAPBTINGKAT UAPB

SISTEM AKUNTANSI BARANG SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA (SABMN)MILIK NEGARA (SABMN)

Page 163: Pengelolaan BMN-D

PERSIAPANPERSIAPAN

1. Masuk aplikasi (menu admin) dengan user Id: admin dan password: admin

2. Membuat kode lokasi dan user operator untuk kode lokasi tersebut dari menu admin

3. Log off dari menu admin masuk ke menu operator dengan user dan password yang telah dibuat di menu admin

4. Merekam data penandatangan

Catatan:

Kode lokasi UAPB terdiri dari 3 digit XXX

Page 164: Pengelolaan BMN-D

PEMROSESAN DATA TRANSAKSIPEMROSESAN DATA TRANSAKSI

1. Melakukan proses penerimaan ADK dari UAPPB-E1 setiap semester.

2. Pencetakan Laporan

3. Pengiriman ADK ke DJPB (Dit BMKN)

Page 165: Pengelolaan BMN-D

AKTIVITASAKTIVITAS

Aktivitas Tahunan

Melakukan Proses Tutup Tahun sebelum melakukan proses penerimaan ADK dari UAPPB-E1 tahun anggaran berikutnya.

Aktifitas Lainnya

Sama dengan aktifitas lainnya di level UAKPB

Page 166: Pengelolaan BMN-D
Page 167: Pengelolaan BMN-D

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH (BMN/D)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2007 TENTANG PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA (BMN)

PETUNJUK OPERASIONAL APLIKASI SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA