Pengelolaan BMN-D
Click here to load reader
-
Upload
jaja-pryadi-saudi -
Category
Documents
-
view
1.619 -
download
11
Transcript of Pengelolaan BMN-D
DATA DIRINama : NANA SUDIANA RNIP. : 110 027 962T / Tgl. Lahir : Cimahi, 14 Februari 1953Jabatan : WIDYAISWARAAlamat : Komplek Mampang Indah
Dua Blok O / 3 Pancoran Mas Depok Hobby : TENNISStatus : MENIKAH - DUA ANAK SAJAHP : 08129945059E-mail : [email protected]
DATA DIRINama : NANA SUDIANA RNIP. : 110 027 962T / Tgl. Lahir : Cimahi, 14 Februari 1953Jabatan : WIDYAISWARAAlamat : Komplek Mampang Indah
Dua Blok O / 3 Pancoran Mas Depok Hobby : TENNISStatus : MENIKAH - DUA ANAK SAJAHP : 08129945059E-mail : [email protected]
PELATIHANPEJABAT INTI SATUAN KERJA
PISK - 91Tahun 2009
PENGELOLAAN ASET
Permasalahan – Permasalahan BMN
• Laporan Keuangan Pemerintah Pusat ( LKPP) Dep. Keuangan peringkat PU adalah DISCLAIMER sampai sekarang…
• Sistem SIMAK BMN kurang tersosialisasi• SDM/PETUGAS belum memahami sistem• Petugas BMN malas ( kurang adanya
perhatian dr Pimpinannya.• Pimpinan di tingkat Satker saling tidak
mau membuat berita acara penyerahan.• dll
• Aset Jalan dan Jembatan belum ada satupun yg disertifikatkan
• Banyak Kendaraan yang tidak jelas keberadaannya
• Banyak BMN lainnya yg hilang, rusak dan lainnya masih terdata terus dalam data inventarisasi.
• Sistem BMN belum optimal mengakomodir kegiatan ke-PU-an
• SDM Petugas BMN kurang kompeten• Kodefikasi Barang banyak yg belum
mengokomodir kepntingan BM.• Masih banyak Produk2 P2JJ yg masih
KDP karena belum ada penyerahan ke Satker lainnya.
DASAR HUKUMDASAR HUKUMPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
PRAPRA PP PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA PP PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
• Kepmenkeu No. 350/KMK.03/1994 tentang Tatacara Tukar Menukar BM/KN
• Kepmenkeu No. 470/KMK.01/1994 tentang Tatacara Penghapusan dan Pemanfaatan BM/KN
• Kepmenkeu No. 18/KMK.018/1999 tentang Klasifikasi dan Kodefikasi BM/KN
• Kepmenkeu No. 01/KMK.01/2001 tentang Kapitalisasi BMN• Surat Edaran Dirjen Anggaran No. SE-187/ MK.2/2003 hal Batasan umur
pemakaian kendaraan bermotor dinas operasional sebagai dasar usulan penghapusan.
• Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
• Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntasi Pemerintah
• Peraturan Dirjen Perbendaharaan No.24/ PB/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan K/L
DASAR HUKUMDASAR HUKUMPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARAPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
PASCAPASCA PP PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA PP PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
• Undang-undang Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara• Undang-undang Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara• Peraturan Pemerintah Nomor 6/2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah• Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntasi
Pemerintah• Permenkeu Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tatacara Penggunaan,
Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan BMN• Permenkeu Nomor 97/PMK.06/2007 tentang Penggolongan dan
Kodefikasi BMN• Permenkeu Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan BMN• Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintah• Permenkeu No.: 91/PMK.05/2007 tentang Bagan Akun Standar
DEFINISIDEFINISIPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARAPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
PENGATURAN LAMAPENGATURAN LAMA PENGATURAN BARUPENGATURAN BARU
BM/KN : adalah barang BM/KN : adalah barang bergerak/tidak bergerak yang bergerak/tidak bergerak yang dimiliki/dikuasai oleh instansi dimiliki/dikuasai oleh instansi pemerintah, yang sebagian atau pemerintah, yang sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban seluruhnya dibeli atas beban APBN serta dari perolehan lain APBN serta dari perolehan lain yang sahyang sah
BMN : adalah semua barang yang BMN : adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah:lainnya yang sah:
• Barang yang diperoleh dari Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenishibah/sumbangan atau yang sejenis
• Barang yang diperoleh sebagai Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrakpelaksanaan dari perjanjian/kontrak
• Barang yang diperoleh berdasarkan Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undangketentuan undang-undang
• Barang yang diperoleh berdasarkan Barang yang diperoleh berdasarkan keputusan pengadilan yang telah keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetapmemperoleh kekuatan hukum tetap
HIRARKI KEWENANGANHIRARKI KEWENANGANPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARAPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
PENGATURAN LAMAPENGATURAN LAMA PENGATURAN BARUPENGATURAN BARU
PEMBINA UMUMPRESIDEN
PELAKSANA PEMBINA UMUMMENTERI KEUANGAN
Dikuasakan kepada DIRJEN PERBENDAHARAAN
(DIRJEN ANGGARAN)Bersifat pasif dan sebatas pada
perizinan pemanfaatan, penghapusan/pemindahtanganan
PEMBINA BARANG INVENTARIS
MENTERI/
PIMPINAN LEMBAGA
PEMEGANG KEKUASAAN PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
PRESIDEN
PENGELOLA BARANGMENTERI KEUANGAN
Dikuasakan kepada DIRJEN KEKAYAAN NEGARA
Memiliki kewenangan penetapan status penggunaan, pemanfaatan,
penghapusan dan pemindahtanganan.
PENGGUNA BARANGMENTERI/
PIMPINAN LEMBAGA
Peran dan Tanggung Jawab Satker / Kuasa Pengguna Barang
Penunjukan Tim Pelaksana atau Pejabat/Staf yg melaksanakan inventarisasi pd Satker ybs.
Penyiapan dan penyampaian dokumen dan data awal yg diperlukan dlm rangka inventarisasi, penilaian dan sertifikasi BMn pd Satker ybs kepada Tim Pelaksana DJKN
Pelaksanaan inventarisasi/cek fisik lapangan atas seluruh BMN yg berada pd penguasaan masing2.
Pengamanan BMN yg berada dlm penguasaannya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
Update data/laporan BMN berdasarkan hasil inventarisasi yg telah dilakukan dan
Pelaporan hasil update inventarisasi kpd Pengguna Barang dg tembusan kpd KPKNL.
RUANG LINGKUPRUANG LINGKUPPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARAPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA
1) PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARAN
2) PEMANFAATAN
(Sewa, Pinjam Pakai, Kerjasama Pemanfaatan, BGS/BSG)
3) PENGGUNAAN
4) PENGAMANAN DAN PEMELIHARAAN
5) PENILAIAN
6) PENGHAPUSAN
7) PEMINDAHTANGANAN
(Penjualan, Tukar Menukar, Hibah, PMP)
8) PENATAUSAHAAN
(Pembukuan, Inventarisasi, Pelaporan)
9) PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN
1)1) PERENCANAAN KEBUTUHAN PERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARANDAN PENGANGGARAN
Disusun dalam Rencana Kerja dan Anggaran Disusun dalam Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Satker setelah memperhatikan ketersediaan Kementerian/Satker setelah memperhatikan ketersediaan BMN/D yg ada;BMN/D yg ada;
Berpedoman kpd Standar Barang, Standar Kebutuhan dan Berpedoman kpd Standar Barang, Standar Kebutuhan dan Standar Harga;Standar Harga;
Standar Barang dan Standar Kebutuhan ditetapkan oleh Standar Barang dan Standar Kebutuhan ditetapkan oleh Pengelola Barang;Pengelola Barang;
Pengguna Barang menghimpun usul rencana kebutuhan Pengguna Barang menghimpun usul rencana kebutuhan barang dr para Kuasa Pengguna Barangbarang dr para Kuasa Pengguna Barang
Pengguna Barang menyampaikan usul rencana kebutuhan Pengguna Barang menyampaikan usul rencana kebutuhan BMN/D kpd Pengelola Barang.BMN/D kpd Pengelola Barang.
Pengelola Barang bersama Pengguna Barang membahas Pengelola Barang bersama Pengguna Barang membahas usul tsb dg memperhatikan data barang pd pengguna usul tsb dg memperhatikan data barang pd pengguna dan/atau pengelola utk ditetapkan sbg RENCANA dan/atau pengelola utk ditetapkan sbg RENCANA KEBUTUHAN BMN/D (RKBMN/D)KEBUTUHAN BMN/D (RKBMN/D)
A.A. Perencanaan KebutuhanPerencanaan Kebutuhan
Merupakan kegiatan merumuskan Merupakan kegiatan merumuskan rincian kebutuhan BMN/D untuk rincian kebutuhan BMN/D untuk menghubungkan pengadaan menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dg barang yang telah lalu dg keadaan yg sedang berjalan keadaan yg sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang.tindakan yang akan datang.
B.B. PenganggaranPenganggaran
Merupakan kegiatan untuk Merupakan kegiatan untuk menganggarkan kegiatan-menganggarkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan sesuai dengan rencana kebutuhan-kebutuhan yang akan kebutuhan-kebutuhan yang akan dilakukan.dilakukan.
2)2) PENGADAANPENGADAAN
Prinsipnya Efisien, Efektif, Transparan, Prinsipnya Efisien, Efektif, Transparan, dan Terbuka, Bersaing, Adil/Tidak dan Terbuka, Bersaing, Adil/Tidak diskriminatif dan Akuntabel.diskriminatif dan Akuntabel.
Pengaturannya diatur sesuai dg Pengaturannya diatur sesuai dg peraturan per-undang2-an yg berlakuperaturan per-undang2-an yg berlaku- Keppres No. 80 Tahun 2003;- Keppres No. 80 Tahun 2003;- Peraturan lainnya ttg pengadaan - Peraturan lainnya ttg pengadaan Tanah;Tanah;- dll- dll
3)3) PENGGUNAANPENGGUNAAN
• Pengertian :Kegiatan yg dilakukan oleh Pengguna barang dlm mengelola dan menatausahakan BMN yg sesuai dg Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian ybs.
• Status penggunaan BMN ditetapkan oleh Pengelola barang;
• Penetapan Status penggunaan Tanah dan atau Bangunan dilakukan dg ketentuan bahwa BMN untuk kepentingan Penyelenggaraan Tugas pokok;
• Pengguna BMN yg tidak menyerahkan Tanah dan Bangunan yg tidak digunakan dikenakan sanksi berupa Pembekuan Dana Pemeliharaan Tanah dan bangunan dimaksud.
A. Pengertian A. Pengertian UmumUmum
Adalah pendayagunaan BMN/D yg Adalah pendayagunaan BMN/D yg tidak dipergunakan sesuai dengan tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerian/ tugas pokok dan fungsi kementerian/ Satker/SKPD, dapat dimanfaatkan Satker/SKPD, dapat dimanfaatkan dalam bentuk SEWA, PINJAM PAKAI, dalam bentuk SEWA, PINJAM PAKAI, KERJASAMA PEMANFAATAN dan KERJASAMA PEMANFAATAN dan BANGUN SERAH GUNA/BSG atau BANGUN SERAH GUNA/BSG atau BANGUN GUNA SERAH/BGS dengan BANGUN GUNA SERAH/BGS dengan tidak mengubah status kepemilikan.tidak mengubah status kepemilikan.
A.A. SEWASEWA
Sewa adalah Pemanfaatan barang milik negara Sewa adalah Pemanfaatan barang milik negara oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunaidan menerima imbalan uang tunai
Barang milik negara yang dapat disewakan Barang milik negara yang dapat disewakan adalah tanah dan atau bangunan, baik yang adalah tanah dan atau bangunan, baik yang ada pada Pengelola Barang maupun yang ada pada Pengelola Barang maupun yang status penggunaanya ada pada pengguna status penggunaanya ada pada pengguna barang, dan barang milik negara selain tanah barang, dan barang milik negara selain tanah dan atau bangunandan atau bangunan
Subyek Pelaksanaan SewaSubyek Pelaksanaan Sewa
A.A. PihakPihak yang dapat menyewakan yang dapat menyewakan Barang Milik Negara yaitu :Barang Milik Negara yaitu :
Pengelola barangPengelola barang untuk tanah dan atau untuk tanah dan atau bangunan yg berada pada pengelola bangunan yg berada pada pengelola barangbarang
Pengguna barangPengguna barang dengan persetujuan dengan persetujuan pengelola barang untuk :pengelola barang untuk :
- Sebagian tanah dan atau bangunan - Sebagian tanah dan atau bangunan yg yg
status penggunaannya ada pada PBstatus penggunaannya ada pada PB - BMN selain tanah dan atau bangunan - BMN selain tanah dan atau bangunan
B.B. Pihak yang dapat menyewa Pihak yang dapat menyewa Barang Milik NegaraBarang Milik Negara
Badan Usaha Milik NegaraBadan Usaha Milik Negara Badan Usaha Milik DaerahBadan Usaha Milik Daerah Badan Hukum LainnyaBadan Hukum Lainnya Perorangan Perorangan
B.B. PINJAM PAKAIPINJAM PAKAI
Pinjam Pakai Barang MilikPinjam Pakai Barang Milik NegaraNegara adalah penyerahan adalah penyerahan penggunaan barang milik negara dari Pemerintah Pusat penggunaan barang milik negara dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu kepada Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalantanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu dan setelah jangka waktu berakhir BMN tersebut diserahkan kembali ke Pemerintah berakhir BMN tersebut diserahkan kembali ke Pemerintah PusatPusat
Pertimbangan Pinjam Pakai Pertimbangan Pinjam Pakai untuk mengoptimalkanuntuk mengoptimalkan pengguna BMN yg belum/tidak dipergunakan untuk pengguna BMN yg belum/tidak dipergunakan untuk
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan pusat dan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan pusat dan untuk menunjang pelaksanaan penyelenggaraanuntuk menunjang pelaksanaan penyelenggaraan
pemerintahan daerah. pemerintahan daerah.
BMN yang dapat dipinjampakaikanBMN yang dapat dipinjampakaikan adalah adalah tanahtanah dan atau dan atau bangunanbangunan baik yg ada pada PB maupun yg ada baik yg ada pada PB maupun yg ada pada Pengguna Barang, serta BMN selain tanah dan pada Pengguna Barang, serta BMN selain tanah dan BangunanBangunan
Pihak yang dapat meminjampakaikan BMN Pihak yang dapat meminjampakaikan BMN adalah :adalah :
A.A. Pengelola barang untuk tanah dan atau Pengelola barang untuk tanah dan atau bangunan yg berada pada Pengelola Barangbangunan yg berada pada Pengelola Barang
B.B. Pengguna barang dengan persetujuan Pengguna barang dengan persetujuan Pengelola barang untuk :Pengelola barang untuk :
Sebagian Sebagian tanahtanah dan atau dan atau bangunanbangunan yg status yg status penggunaannya ada pada Pengguna barangpenggunaannya ada pada Pengguna barang
BMN selain tanah dan atau bangunan BMN selain tanah dan atau bangunan II. Pihak yg dapat meminjam BMN adalah II. Pihak yg dapat meminjam BMN adalah
Pemerintah DaerahPemerintah Daerah
C.C. KERJASAMA PEMANFAATANKERJASAMA PEMANFAATAN
KerjasamaKerjasama Pemanfaatan ad. Pendayagunaan Pemanfaatan ad. Pendayagunaan BMN oleh pihak lain dlm jangka waktu tertentu BMN oleh pihak lain dlm jangka waktu tertentu dalam rangka meningkatkan penerimaan dalam rangka meningkatkan penerimaan negara bukan pajak dan sumber pembiayaan negara bukan pajak dan sumber pembiayaan lainnya.lainnya.
Kerjasama Pemanfaatan BMNKerjasama Pemanfaatan BMN dilakukan utk dilakukan utk mengoptimalkan pemanfaatan BMN yg belum mengoptimalkan pemanfaatan BMN yg belum /tidak dipergunakan dalam pelaksanaan tugas /tidak dipergunakan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, meningkatkan penerimaan pemerintahan, meningkatkan penerimaan negara dan mengamankan BMN dlm arti negara dan mengamankan BMN dlm arti mencegah penggunaan BMN tanpa didasarkan mencegah penggunaan BMN tanpa didasarkan pd peraturan yg berlakupd peraturan yg berlaku
A.A. PengamananPengamanan
Pengelola, Pengguna dan Kuasa Pengguna Pengelola, Pengguna dan Kuasa Pengguna wajib melakukan pengamanan;wajib melakukan pengamanan;
Pengamanan : Administratif, Fisik dan Pengamanan : Administratif, Fisik dan Hukum;Hukum;
BMN – Tanah harus di-SERTIPIKATkan an BMN – Tanah harus di-SERTIPIKATkan an Pemerintah RI;Pemerintah RI;
BMN – Bangunan harus punya Bukti BMN – Bangunan harus punya Bukti Kepemilikan an Pemerintah RI;Kepemilikan an Pemerintah RI;
BMN – Lainya harus punya Bukti Kepemilikan BMN – Lainya harus punya Bukti Kepemilikan an Pengguna Barangan Pengguna Barang
B.B. PemeliharaanPemeliharaan
Pengguna Barang/Kuasa PB Pengguna Barang/Kuasa PB bertanggung jawab atas pemeliharaan bertanggung jawab atas pemeliharaan BMNBMN
Pemeliharaan berpedoman pd Daftar Pemeliharaan berpedoman pd Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Kebutuhan Pemeliharaan Barang (DKPB)(DKPB)
Biaya pemeliharaan dibebankan pd Biaya pemeliharaan dibebankan pd APBNAPBN
Kuasa PB wajib membuat Daftar Hasil Kuasa PB wajib membuat Daftar Hasil Pemeliharaan BarangPemeliharaan Barang
A.A. Pengertian UmumPengertian Umum
• Adalah proses kegiatan yang Adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh penilai untuk dilakukan oleh penilai untuk memberikan suatu opini nilai atas memberikan suatu opini nilai atas suatu obyek penilaian pada saat suatu obyek penilaian pada saat tertentu dalam rangka pengelolaan tertentu dalam rangka pengelolaan BMN/DBMN/D
Pengertian Penghapusan Penghapusan ad. tindakan menghapus BMN dari daftar barang dgn cara menerbitkan Surat Keputusan dari pejabat yg berwenang untuk membebaskan pengguna dan atau kuasa pengguna barang atau pengelola barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik barang yg berada dalam penguasaanya.
Persyaratan Penghapusan
Selain Tanah dan Bangunan
A. Persyaratan Teknis :1. Secara fisik barang tidak dapat
dipergunakan lagi karena rusak, dan tidak ekonomis kalau diperbaiki
2. Secara teknis barang tidak dapat dipergunakan lagi akibat modernisasi
3. Barang telah melampaui batas waktu kegunaanya/kadaluarsa
4. Barang Mengalami perubahan dalam spesifikasi karena penggunaan, seperti terkikis, aus, dan lain sejenisnya
5. Berkurangnya barang dalam timbangan/ukuran disebabkan penggunaan susut dalam penyimpanan/pengangkutan
B. Persyaratan Ekonomis yaitu Apabila secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negara apabila barang dihapuskan, karena biaya operasional dan pemeliharaan barang lebih besar dari manfaat yang diperolehnya
C. Barang hilang, atau dalam kondisi kekurangan perbendaharaan atau kerugian karena kematian hewan atau tanaman
Penghapusan BMN berupa Tanah dan Bangunan
1. Barang dalam kondisi rusak berat, karena bencana alam atau sebab lain diluar kemampuan manusia (Force Majeur)
2. Lokasi barang tidak sesuai dengan RUTR, karena adanya perubahan tata ruang kota
3. Barang perlu dipindahtangankan agar dapat digantikan dengan barang sejenis yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas.
4. Penyatuan lokasi barang dengan barang lain Milik negara dalam rangka efisinsi
5. Pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana strategis hankam
KEBIJAKAN UMUMPENATAUSAHAAN
BARANG MILIK NEGARA
KEBIJAKAN UMUMPENATAUSAHAAN
BARANG MILIK NEGARA
ALUR PIKIRALUR PIKIRPMK 120/PMK.06/2007 TENTANG PENATAUSAHAAN BMN
ALUR PIKIRALUR PIKIRPMK 120/PMK.06/2007 TENTANG PENATAUSAHAAN BMN
LANDASAN BATANG TUBUH LAMPIRAN
Landasan Yuridis
1. UU 17/2003 tentang Kekayaan Negara
2. UU 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara
3. PP 24/2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
4. PP 6/2006 tentang Pengelolaan BMN/D
13 Bab dan 41 Pasal1. Ketentuan Umum2. Tujuan3. Ruang Lingkup & Sasaran4. Pelaksana Penatausahaan5. Pembukuan6. Inventarisasi7. Pelaporan8. Penatausahaan BMN Dana
Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan BLU
9. Penyusunan Rencana Pengadaan & Pemeliharaan terkait Penatausahaan BMN
10. Sanksi11. Ketentuan Lain-lain12. Ketentuan Peralihan13. Ketentuan Penutup
1. Pendahuluan (gambaran umum)
2. Struktur, bagan organisasi dan tugas pelaksana penatausahaan BMN
3. Tatacara Pembukuan BMN
4. Tatacara Inventarisasi BMN
5. Tatacara Pelaporan BMN
6. Tatacara Penggolongan dan Kodefifkasi BMN
7. Kebijakan Penatausahaan BMN
8. Daftar dan Wilayah Kerja Kantor Wilayah DJKN
9. Daftar dan Wilayah Kerja KPKNL
10.Format buku, daftar dan laporan,
Landasan Formil
Dalam rangka melaksanakan amanat PP 6/2006
TUJUAN DAN SASARANTUJUAN DAN SASARANPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
TUJUAN Mewujudkan tertib administrasi dan mendukung tertib
pengelolaan BMN
SASARAN Semua barang milik negara tercatat dengan baik Semua aktivitas dalam rangka pengelolaan BMN dapat
dilakukan dengan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, serta kepastian nilai.
Nilai/data BMN baik untuk kebutuhan laporan manajemen maupun untuk kebutuhan laporan sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Pusat (pada LKPP) sudah menggambarkan jumlah, kondisi dan nilai BMN yang wajar
RUANG LINGKUPRUANG LINGKUPPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
INVENTARISASIINVENTARISASI
PEMBUKUANPEMBUKUAN
PELAPORANPELAPORAN
Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan BMN/D sesuai dengan ketentuan yang berlaku
PASAL 67
1. Membuat daftar BMN (semua tingkat unit penatausahaan)
2. Melakukan pembukuan BMN
a) Satker (UPKPB) membukukan semua BMN kecuali tanah dan/atau bangunan yang idle.
b) KPKNL membukukan BMN berupa tanah dan/atau bangunan idle
3. Melakukan inventarisasi BMN
4. Melakukan pelaporan BMN
5. Melakukan pengamanan dokumen
6. Melakukan rekonsiliasi dan/atau pemutakhiran data
7. Melakukan pembinaan
TUGAS PELAKSANA TUGAS PELAKSANA PENATAUSAHAPENATAUSAHA
PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Semua barang milik negara tercatat dengan baik
Semua aktivitas dalam rangka pengelolaan BMN dapat dilakukan dengan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, serta kepastian nilai.
Nilai/data BMN baik untuk kebutuhan laporan manajemen maupun untuk kebutuhan laporan sebagai bahan penyusunan Neraca Pemerintah Pusat (pada LKPP) sudah menggambarkan jumlah, kondisi dan nilai BMN yang wajar
PENTINGNYA PENATAUSAHAAN YANG BAIKPENTINGNYA PENATAUSAHAAN YANG BAIKPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Ciptakan hubungan yang harmonis antara pengelola barang dan pengguna barang (konsep kemitraan)
Tertib penatausahaan di tingkat kementerian negara/lembaga merupakan awal untuk tertibnya penatausahaan tingkat nasional
Tertibnya pengelolaan barang milik negara adalah tanggungjawab kita semua
HARAPANHARAPANKEPADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGAKEPADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA
PENGORGANISASIANPENATAUSAHAAN
BARANG MILIK NEGARA
PENGORGANISASIANPENATAUSAHAAN
BARANG MILIK NEGARA
RUANG LINGKUPRUANG LINGKUPSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSATSISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT
SAPPSAPP SIAPSIAP
SAISAI
SAKUNSAKUN
SAUSAU
SAKSAK
SABMNSABMN
UAPBUAPB
UAPPB-E1UAPPB-E1
UAPPB-WUAPPB-W
UAKPBUAKPB
PERMENKEUPERMENKEU59/200559/2005
BAGAN ALURBAGAN ALURSISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN PEMERINTAH PUSATSISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN PEMERINTAH PUSAT
UAPBUAPB
UAPPB-E1UAPPB-E1
UAPPB-WUAPPB-W
UAKPBUAKPB
Menteri KeuanganMenteri
Keuangan
UAPAUAPA
UAPPA-E1UAPPA-E1
UAPPA-WUAPPA-W
UAKPAUAKPA
SABMNSABMN SAISAI
PERMENKEUPERMENKEU59/200559/2005
PEMBUKUANBARANG MILIK NEGARA
PEMBUKUANBARANG MILIK NEGARA
DEFINISIDEFINISIPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA
Merupakan kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN/D ke dalam Daftar Barang menurut penggolongan dan kodefikasi barang, meliputi: Pengguna Barang Daftar Barang Pengguna (DBP) Kuasa Pengguna Barang Daftar Barang Kuasa Pengguna
(DBKP) Pengelola Barang Daftar BMN (Tanah dan/atau Bangunan)
Pengguna/Kuasa Pengguna Barang harus menyimpan dokumen kepemilikan BMN/D selain tanah dan/atau bangunan yang berada dalam penguasaannya.
Pengelola Barang harus menyimpan dokumen kepemilikan tanah dan/atau bangunan yang berada dalam pengelolaannya
PASAL 67PASAL 67PP 6/2006PP 6/2006
DOKUMEN SUMBERDOKUMEN SUMBERPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA
Berita acara serah terima BMN Dokumen kepemilikan BMN Dokumen pengadaan dan/atau pemeliharaan BMN
Dokumen pembayaran (SPM, SP2D, Faktur, Kuitansi) Surat Keterangan Penyelesaian Pembangunan Surat Perintah Kerja (SPK) Surat Perjanjian/Kontrak
Dokumen penetapan/pengalihan status penggunaan BMN Dokumen pemanfaatan BMN Dokumen penghapusan BMN Dokumen pemindahtanganan BMN Dokumen lainnya yang sah
PRODUK KELUARANPRODUK KELUARANPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA
DAFTAR BARANG UPKPB : DAFTAR BARANG KUASA PENGGUNA (DBKP) UPPB-W : DAFTAR BARANG PENGGUNA – WILAYAH (DBP-W) UPPB-E1 : DAFTAR BARANG PENGGUNA – ESELON 1 (DBP-E1) UPPB : DAFTAR BARANG PENGUNA (DBP) KPKNL : DAFTAR BARANG MILIK NEGARA – KANTOR DAERAH KW-DJKN : DAFTAR BARANG MILIK NEGARA – KANTOR WILAYAH DJKN : DAFTAR BARANG MILIK NEGARA
BUKU BARANG UPKPB : INTRAKOMPTABEL DAN EKSTRAKOMPTABEL KPKNL : TANAH DAN/ATAU BANGUNAN IDLE
KARTU IDENTITAS BARANG (KIB) BUKU PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP)
UPKPB : BUKU PNBP PENGELOLAAN BMN KPKNL : BUKU PNBP TANAH DAN/ATAU BANGUNAN IDLE
JENIS DAFTAR BARANGJENIS DAFTAR BARANGPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA
DAFTAR PERSEDIAAN DAFTAR TANAH DAFTAR GEDUNG DAN BANGUNAN DAFTAR PERALATAN DAN MESIN
DAFTAR ALAT ANGKUTAN BERMOTOR DAFTAR ALAT BESAR DAFTAR ALAT PERSENJATAAN DAFTAR PERALATAN LAINNYA
DAFTAR JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN DAFTAR ASET TETAP LAINNYA DAFTAR KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN DAFTAR BARANG BERSEJARAH DAFTAR ASET LAINNYA
BATASAN PENYAJIAN DAFTARBATASAN PENYAJIAN DAFTARPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Daftar BMN berupa Persediaan Tingkat UPKPB, sampai dengan sub-sub kelompok barang. Tingkat KPKNL, UPPB-W, UPPB-E1, UPPB, dan DJKN sampai dengan
sub kelompok barang. Daftar BMN berupa Aset Tetap
Tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkutan bermotor, disajikan oleh masing-masing tingkat organisasi pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang sampai dengan sub-sub kelompok barang.
Aset tetap selain tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkutan bermotor, disajikan :
Tingkat UPKPB dan KPKNL sampai dengan sub-sub kelompok barang. Tingkat UPPB-W, UPPB-E1, Kanwil DJKN sampai dengan sub kelompok
barang. Tingkat UPPB dan DJKN sampai dengan kelompok barang.
BATASAN PENYAJIAN DAFTARBATASAN PENYAJIAN DAFTARPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAPENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Daftar BMN berupa Aset Lainnya Tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkut bermotor, disajikan oleh
masing-masing tingkat organisasi pelaksana penatausahaan BMN pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang sampai dengan sub-sub kelompok barang.
Aset tetap selain tanah, gedung dan bangunan, dan alat angkut bermotor, disajikan :
Tingkat UPKPB dan KPKNL sampai dengan sub-sub kelompok barang.
Tingkat UPPB-W, UPPB-E1, Kanwil DJKN sampai dengan sub kelompok barang.
Tingkat UPPB dan DJKN sampai dengan kelompok barang.
JENIS BUKU BARANG DAN KIBJENIS BUKU BARANG DAN KIBPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA
BUKU BARANG INTRAKOMPTABEL BUKU BARANG EKSTRAKOMPTABEL BUKU BARANG BERSEJARAH BUKU BARANG PERSEDIAAN BUKU BARANG KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) KARTU IDENTITAS BARANG (KIB)
TANAH GEDUNG DAN BANGUNAN BANGUNAN AIR ALAT ANGKUTAN BERMOTOR ALAT BESAR ALAT PERSENJATAAN
DAFTAR BARANG RUANGAN DAFTAR BARANG LAINNYA
JENIS TRANSAKSIJENIS TRANSAKSIPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA
Saldo Awal Perolehan BMN Perubahan BMN Penghapusan BMN
PERSAMAAN UMUM SALDO AKHIR :
Saldo Awal + Perolehan + Perubahan - Penghapusan
SALDO AWALSALDO AWALPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARA
SALDO AKHIR PERIODE SEBELUMNYA
merupakan akumulasi dari seluruh transaksi BMN periode sebelumnya.
KOREKSI SALDO
merupakan koreksi perubahan atas saldo akhir BMN pada periode sebelumnya yang dikarenakan :
adanya koreksi pencatatan atas nilai/kuantitas BMN yang telah dicatat dan telah dilaporkan dalam periode sebelumnya, dan
penambahan/pengurangan sebagai akibat dari pelaksanaan inventarisasi.
PEROLEHANPEROLEHANPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARA
HIBAH; transaksi perolehan BMN yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis dari luar Pemerintah Pusat;
PEMBELIAN; transaksi perolehan BMN yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN; PENYELESAIAN PEMBANGUNAN; transaksi perolehan BMN dari hasil penyelesaian
pembangunan berupa bangunan/ gedung dan BMN lainnya yang telah diserahterimakan dengan Berita Acara Serah Terima.
PELAKSANAAN DARI PERJANJIAN/KONTRAK; barang yang diperoleh dari pelaksanaan kerjasama pemanfaatan, bangun guna serah/bangun serah guna, tukar menukar, dan perjanjian/kontrak lainnya;
PEMBATALAN PENGHAPUSAN; pencatatan BMN dari hasil pembatalan penghapusan yang sebelumnya telah dihapuskan/ dikeluarkan dari pembukuan berdasarkan Surat Keputusan Penghapusan;
RAMPASAN; transaksi perolehan BMN dari hasil rampasan berdasarkan pelaksanaan ketentuan undang-undang atau putusan pengadilan yang telah memperoleh kekutan hukum tetap;
REKLASIFIKASI MASUK; transaksi BMN yang sebelumnya telah dicatat dengan penggolongan dan kodefikasi BMN yang lain;
TRANSFER MASUK; transaksi perolehan BMN dari KPB lain dari satu Pengguna Barang atau dari KPB/Pengguna Barang lainnya.
PERUBAHANPERUBAHANPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARA
PENGURANGANtransaksi pengurangan kuantitas/nilai BMN yang menggunakan satuan luas atau satuan lain yang pengurangannya tidak menyebabkan keseluruhan BMN hilang;
PENGEMBANGANtransaksi pengembangan BMN yang dikapitalisir yang mengakibatkan pemindahbukuan di Buku Barang Ekstrakomptabel ke Buku Barang Intrakomptabel atau perubahan nilai/satuan BMN dalam Buku Barang Intrakomptabel;
PERUBAHAN KONDISIpencatatan perubahan kondisi BMN;
REVALUASItransaksi perubahan nilai BMN yang dikarenakan adanya nilai baru dari BMN yang bersangkutan sebagai akibat dari pelaksanaan penilaian BMN.
PENGHAPUSANPENGHAPUSANPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN TRANSAKSI BARANG MILIK NEGARA
PENGHAPUSAN transaksi untuk menghapus BMN dari pembukuan berdasarkan suatu Surat Keputusan Penghapusan.
TRANFER KELUARtransaksi penyerahan BMN ke Kuasa Pengguna Barang lain dari satu Pengguna Barang atau ke Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang lainnya.
HIBAHtransaksi penyerahan BMN yang disebabkan oleh pelaksanaan hibah atau yang sejenis dari luar Pemerintah Pusat.
REKLASIFIKASI KELUARtransaksi BMN kepada pihak lain ke dalam penggolongan dan kodefikasi BMN yang lain. Transaksi ini berkaitan dengan transaksi reklasifikasi masuk.
EKSTRAKOMPTABEL & EKSTRAKOMPTABEL & INTRAKOMPTABELINTRAKOMPTABEL
PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA
BUKU BARANG INTRAKOMPTABEL
mencakup BMN berupa aset tetap yang memenuhi kriteria kapitalisasi dan seluruh BMN yang diperoleh sebelum berlakunya kebijakan kapitalisasi, dan BMN yang diperoleh melalui transaksi Transfer Masuk/Penerimaan dari pertukaran/ pengalihan masuk serta BMN yang dipindahbukukan dari Buku Barang Ekstrakomptabel pada saat nilai akumulasi biaya perolehan dan nilai pengembangannya telah mencapai batas minimum kapitalisasi.
BUKU BARANG EKSTRAKOMPTABEL
mencakup BMN berupa aset tetap yang tidak memenuhi kriteria kapitalisasi.
BARANG BERSEJARAHBARANG BERSEJARAHPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA
Barang Bersejarah (heritage assets) dibukukan dan dilaporkan dalam kuantitasnya dan tanpa nilai karena nilai kultural, lingkungan, pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin secara penuh dilambangkan dengan nilai keuangan berdasarkan harga pasar maupun harga perolehannya;
Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan dan rekonstruksi harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran tersebut, tidak dikapitalisasi menjadi nilai barang atau penambah nilai barang. Biaya tersebut termasuk seluruh biaya yang berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada pada periode berjalan. BMN yang memenuhi kriteria aset bersejarah (heritage assets) dibukukan dalam Buku Barang Bersejarah dan Daftar Barang Bersejarah.
KEGIATAN PERTAMA KALIKEGIATAN PERTAMA KALI PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA
UPKPB UPPB (E1/W)
Membukukan dan mencatat semua BMN yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam Buku Barang dan/atau Kartu Indentitas Barang.
Mendaftarkan semua BMN yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam DBP (E1/W), yang datanya berasal dari DBKP/DBP-W/DBP-E1 di wilayah kerjanya.
Menyusun dan mendaftarkan semua BMN yang telah ada sebelum diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan ini ke dalam DBKP.
Meminta pengesahan DBP (E1/W) pertama kali kepada penanggung jawab UPPB (E1/W)
Meminta pengesahan DBKP pertama kali kepada penanggung jawab UPKPB
KEGIATAN RUTINKEGIATAN RUTIN PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA
UPKPB UPPB (E1/W)
Membukukan dan mencatat data transaksi BMN ke dalam Buku Barang Intrakomptabel, Buku Barang Ekstrakomptabel, Buku Barang Bersejarah, Buku KDP dan Buku Persediaan berdasarkan dokumen sumber
Mendaftarkan data mutasi BMN ke dalam DBP-W berdasarkan dokumen sumber.
Membukukan dan mencatat semua barang dan perubahannya atas perpindahan barang antar lokasi/ruangan ke dalam Daftar Barang Ruangan (DBR) dan/atau Daftar Barang Lainnya (DBL)
Mencatat perubahan kondisi barang ke dalam DBP-W berdasarkan dokumen sumber.
Membuat dan/atau memutakhirkan KIB, DBR dan DBL Menghimpun data PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berasal dari Laporan PNBP UPKPB di wilayah kerjanya
Membukukan dan mencatat perubahan kondisi barang ke dalam Buku Barang Intrakomptabel, Buku Barang Ekstrakomptabel dan Buku Barang Bersejarah berdasarkan dokumen sumber
Membukukan dan mencatat PNBP yang bersumber dari pengelolaan BMN yang berada dalam penguasaannya kedalam Buku PNBP
Mengarsipkan asli atau fotocopy/salinan dokumen penatausahaan dan dokumen kepemilikan BMN secara tertib.Mengarsipkan dokumen penatausahaan dan dokumen
kepemilikan BMN secara tertib
KEGIATAN BULANANKEGIATAN BULANAN PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA
UPKPB UPPB (E1/W)
Melakukan rekonsiliasi data transaksi BMN dengan UAKPA dan/atau pejabat pembuat komitmen
KEGIATAN SEMESTERANKEGIATAN SEMESTERAN PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARAPEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA
UPKPB UPPB (E1/W)
Mencatat setiap perubahan data BMN kedalam DBKP berdasarkan data dari Buku Barang dan KIB.
Mencatat setiap perubahan DBP (E1/W) berdasarkan data dari DBKP/DBP-W/DBP-E1 di wilayah kerjanya.
Meminta pengesahan DBKP kepada penanggung jawab UPKPB.
Meminta pengesahan DBP (E1/W) kepada penanggung jawab UPPB (E1/W)
Melakukan rekonsiliasi atas DBKP dengan DBMN-KD pada KPKNL, jika diperlukan.
INVENTARISASIBARANG MILIK NEGARA
INVENTARISASIBARANG MILIK NEGARA
DEFINISIDEFINISIINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARAINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA
Merupakan kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan BMN/D, meliputi:
Pengguna barang sekurang-kurangnya sekali dalam 5 tahun (kecuali berupa persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan, dilakukan setiap tahun)
Pengguna barang menyampaikan laporan hasil inventarisasi tersebut kepada pengelola barang selambat-lambatnya 3 bulan setelah selesainya inventarisasi
Pengelola barang khusus berupa tanah dan bangunan yang berada dalam penguasaannya sekurang-kurangnya sekali dalam 5 tahun
PASAL 69-70PASAL 69-70PP 6/2006PP 6/2006
KETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUMINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA
Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurang-kurangnya sekali dalam 5 (lima) tahun adalah sensus barang, dan yang dimaksud dengan inventarisasi terhadap persediaan dan konstruksi dalam pengerjaan antara lain adalah opname fisik.
Jika diperlukan, dalam pelaksanaan inventarisasi dapat dibentuk Tim Inventarisasi pada masing-masing tingkat unit penatausahaan pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.
Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN atas Tanah dan/atau Bangunan Idle, Pengguna/Kuasa Pengguna Barang yang sebelumnya menyerahkan tanah dan/atau bangunan dimaksud tetap berkewajiban membantu pelaksanaan hasil inventarisasi BMN atas Tanah dan/atau Bangunan Idle.
KETENTUAN UMUMKETENTUAN UMUMINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA
Dalam rangka pelaksanaan inventarisasi BMN, apabila BMN yang diinventarisasi bukan berada dalam penguasaan masing-masing unit penatausahaan pada Pengguna Barang atau Pengelola Barang, maka dapat dibuat Berita Acara Inventarisasi antara unit penatausahaan dengan pihak yang menguasai barang dimaksud.
Pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan inventarisasi harus menyertakan penjelasan atas setiap perbedaan antara data BMN dalam daftar barang dan hasil inventarisasi.
Penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN pada Pengguna Barang adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan, dan penanggungjawab pelaksanaan inventarisasi BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan Idle pada Pengelola Barang adalah Direktur Jenderal Kekayaan Negara, atau pejabat yang dikuasakan.
TUJUAN & SASARANTUJUAN & SASARANINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA
TUJUAN Agar semua BMN dapat terdata dengan baik dalam upaya
mewujudkan tertib administrasi. Mempermudah pelaksanaan pengelolaan BMN
SASARAN Seluruh BMN merupakan sasaran inventarisasi yaitu
semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), atau berasal dari perolehan lainnya yang sah, baik yang berada dalam penguasaan Kuasa Pengguna Barang/Pengguna Barang maupun yang berada dalam pengelolaan Pengelola Barang
UPKPBUPKPB UPPB-WUPPB-W UPPB-E1UPPB-E1 UPPBUPPB
Melakukan Inventarisasi
Menyusun DBHI
Membuat Surat Pernyataan
Menyusun Laporan
Menyusun Program
Mengkoordi-nasikan
pelaksanaan inventarisasi
Menyusun Program
Mengkoordi-nasikan
pelaksanaan inventarisasi
Menyusun Program
Mengkoordi-nasikan
pelaksanaan inventarisasi
Menyusun Program
Menghimpun Laporan
Menghimpun Laporan
Menghimpun Laporan
Membuat SPHI
PROSEDURPROSEDURINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA
DOKUMEN SUMBERDOKUMEN SUMBERINVENTARISASI BMN PADA UPKPB
Daftar Barang Kuasa Penggguna Buku Barang Kartu Identitas Barang Daftar Barang Ruangan Daftar Barang Lainnya Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran dan
Tahunan Dokumen kepemilikan BMN Dokumen pengelolaan dan penatausahaan Dokumen lainnya yang dianggap perlu
PRODUK KELUARANPRODUK KELUARANINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARAINVENTARISASI BARANG MILIK NEGARA
Laporan Hasil Inventarisasi BMN Surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan
inventarisasi BMN Blanko label sementara dan permanen Kertas Kerja Inventarisasi Daftar Barang Hasil Inventarisasi
Baik dan Rusak Ringan Rusak Berat Tidak Diketemukan/hilang Berlebih
PROSEDUR DAN TAHAPANPROSEDUR DAN TAHAPANINVENTARISASI BMN PADA UPKPB
PERSIAPAN
PELAKSANAAN
PELAPORAN
TINDAK LANJUTpt bunga mawarJl. Kebun Raja 382JAKARTA 10112Tel. 021-721823Fax. 021-722324
Jakarta, 10-08-94
Kepada:PT Jaya Plastiik IndahJl. Kemiri 34 JakartaFax. 021-447692
ORDER PEMBELIANNO. 18/ORD/VIII/94
NO. KODE / DESKRIPSI BARANG JUMLAH HARGA SATUAN
1. 6900 Spons 1 case 12.7502. 4509 Kantong Plastik Tebal 200 lembar 4753. 1640 Lap Katun 25 lembar 9404. 1507 Pot Bunga Plastik 5 lusin 3.000
Catatan :• Agar pesanan diantar sebelum tanggal 14-08-94.• Pembayaran paling lambat 2 (dua) hari setelah delivery.• Bila ada yang kurang jelas harap hubungi sdr. Mamat (bag. Pembelian).
Hormat Kami,
(Ny. Setiawati Lubis)Kabag. Pembelian
pt bunga mawarJl. Kebun Raja 382JAKARTA 10112Tel. 021-721823Fax. 021-722324
Jakarta, 10-08-94
Kepada:PT Jaya Plastiik IndahJl. Kemiri 34 JakartaFax. 021-447692
ORDER PEMBELIANNO. 18/ORD/VIII/94
NO. KODE / DESKRIPSI BARANG JUMLAH HARGA SATUAN
1. 6900 Spons 1 case 12.7502. 4509 Kantong Plastik Tebal 200 lembar 4753. 1640 Lap Katun 25 lembar 9404. 1507 Pot Bunga Plastik 5 lusin 3.000
PROSEDUR DAN TAHAPANPROSEDUR DAN TAHAPANINVENTARISASI BMN PADA UPKPB
PERSIAPAN Dalam pelaksanaan inventarisasi, dapat dibentuk tim inventarisasi di
bawah koordinasi UPPB-W, UPPB-E1 atau UPPB, dan dapat dibantu oleh unit kerja lain pada Pengguna Barang dan Pengelola Barang.
Menyusun rencana kerja pelaksanaan inventarisasi. Mengumpulkan dokumen sumber. Melakukan pemetaan pelaksanaan inventarisasi, antara lain :
Menyiapkan denah lokasi. Memberi nomor/nama ruangan dan penanggungjawab ruangan pada denah
lokasi. Menyiapkan blanko label sementara (dari kertas) yang akan
ditempelkan pada BMN yang bersangkutan. Menyiapkan data awal. Menyiapkan Kertas Kerja Inventarisasi beserta tata cara pengisiannya.
PROSEDUR DAN TAHAPANPROSEDUR DAN TAHAPANINVENTARISASI BMN PADA UPKPB
PELAKSANAAN Tahap pendataan
Menghitung jumlah barang. Meneliti kondisi barang (baik, rusak ringan atau rusak berat). Menempelkan label registrasi sementara pada BMN yang telah dihitung. Mencatat hasil inventarisasi tersebut pada Kertas Kerja Inventarisasi.
Tahap identifikasi Pemberian nilai BMN sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan. Mengelompokkan barang dan memberikan kode barang sesuai penggolongan dan
kodefikasi barang. Pemisahan barang-barang berdasarkan kategori kondisi :
Barang Baik dan Rusak Ringan Barang Rusak Berat /tidak dapat dipakai lagi
Meneliti kelengkapan/eksistensi barang dengan membandingkan data hasil inventarisasi dan data awal/dokumen sumber:
Barang yang tidak diketemukan/hilang Barang yang berlebih.
PROSEDUR DAN TAHAPANPROSEDUR DAN TAHAPANINVENTARISASI BMN PADA UPKPB
PELAPORAN Menyusun Daftar Barang Hasil Inventarisasi (DBHI) yang telah
diinventarisasi berdasarkan data kertas kerja dan hasil identifikasi, dengan kriteria :
Barang Baik dan Rusak Ringan Barang Rusak Berat/tidak dapat dipakai lagi Barang yang tidak diketemukan/hilang Barang yang berlebih.
Membuat surat pernyataan kebenaran hasil pelaksanaan inventarisasi. Menyusun laporan hasil inventarisasi BMN. Meminta pengesahan atas laporan hasil inventarisasi BMN beserta
DBHI dan surat pernyataan kepada penanggung jawab UPKPB. Menyampaikan laporan hasil inventarisasi beserta kelengkapannya
kepada UPPB-W, UPPB-E1, atau UPPB dengan tembusan kepada KPKNL.
PROSEDUR DAN TAHAPANPROSEDUR DAN TAHAPANINVENTARISASI BMN PADA UPKPB
TINDAK LANJUT Membukukan dan mendaftarkan data hasil inventarisasi pada Buku
Barang, Kartu Identitas Barang (KIB) dan Daftar Barang Kuasa Pengguna.
Memperbaharui DBR dan DBL sesuai dengan hasil inventarisasi yang telah ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau pejabat yang dikuasakan.
Menempelkan blanko label permanen pada masing-masing barang yang diinventarisasi sesuai hasil inventarisasi.
Jika diperlukan, UPKPB dapat melakukan rekonsiliasi/pemutakhiran data hasil inventarisasi dengan UPPB-W, UPPB-E1 atau UPPB dan KPKNL.
Untuk barang yang hilang/tidak diketemukan agar ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
PELAPORANBARANG MILIK NEGARA
PELAPORANBARANG MILIK NEGARA
DEFINISIDEFINISIPELAPORAN BARANG MILIK NEGARAPELAPORAN BARANG MILIK NEGARA
Kuasa Pengguna Barang Menyusun LBKPS dan LBKPT untuk disampaikan kepada Pengguna Barang
Pengguna Barang Menyusun LBPS dan LBPT untuk disampaikan kepada Pengelola Barang
Pengelola Barang Menyusun LBMN/D berupa tanah dan/atau bangunan semesteran dan
tahunan Menghimpun LBPS, LBPT dan LBMN/D berupa tanah dan/atau
bangunan semesteran dan tahunan Menyusun LBMN/D sebagai bahan untuk menyusun neraca pemerintah
pusat/daerahPASAL 71-72PASAL 71-72
PP 6/2006PP 6/2006
BATASAN PENYAJIAN BATASAN PENYAJIAN PELAPORAN BARANG MILIK NEGARAPELAPORAN BARANG MILIK NEGARA
Pelaporan BMN berupa persediaan: Tingkat UPKPB, sampai dengan sub kelompok barang. Tingkat UPPB-W, UPPB-E1, UPPB, KPKNL dan Kanwil DJKN
sampai dengan kelompok barang.
Pelaporan BMN berupa Aset Tetap dan Aset Lainnya Tingkat UPKPB, sampai dengan sub-sub kelompok barang. Tingkat UPPB-W dan KPKNL, sampai dengan sub kelompok
barang. Tingkat UPPB-E1, UPPB, dan Kanwil DJKN sampai dengan
kelompok barang.
: Alur Laporan/Daftar Barang (Semesteran/Tahunan)
: Alur Tembusan Laporan/Daftar Barang (Semesteran/Tahunan)
: Alur Rekonsiliasi Laporan/Daftar Barang (Semesteran/Tahunan)
BAGAN ALURBAGAN ALURPELAPORAN BARANG MILIK NEGARAPELAPORAN BARANG MILIK NEGARA
UPPBUPPB
UPPB-E1UPPB-E1
UPPB-WUPPB-W
UPKPBUPKPB
KW-DJKNKW-DJKN
Menkeu cq DJKNMenkeu cq DJKN
KPKNLKPKNL
UAKPA/PPK
JENIS LAPORANJENIS LAPORANPELAPORAN BARANG MILIK NEGARAPELAPORAN BARANG MILIK NEGARA
UPKPB LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA SEMESTERAN (LBKPS) LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA TAHUNAN (LBKPT)
UPPB-W LAPORAN BARANG PENGGUNA WILAYAH SEMESTERAN (LBPWS) LAPORAN BARANG PENGGUNA WILAYAH TAHUNAN (LBPWT)
UPPB-E1 LAPORAN BARANG PENGGUNA ESELON 1 SEMESTERAN (LBPES) LAPORAN BARANG PENGGUNA ESELON 1 TAHUNAN (LBPET)
UPPB LAPORAN BARANG PENGGUNA SEMESTERAN (LBPS) LAPORAN BARANG PENGGUNA TAHUNAN (LBPT)
PRODUK KELUARANPRODUK KELUARANPELAPORAN BARANG MILIK NEGARAPELAPORAN BARANG MILIK NEGARA
LAPORAN SEMESTERAN/TAHUNAN LAPORAN PERSEDIAAN LAPORAN ASET TETAP LAPORAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN LAPORAN ASET LAINNYA LAPORAN BARANG BERSEJARAH CATATAN RINGKAS BARANG
LAPORAN MUTASI BMN LAPORAN KONDISI BARANG LAPORAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) ARSIP DATA KOMPUTER
KEBIJAKAN AKUNTANSIPENATAUSAHAAN
BARANG MILIK NEGARA
KEBIJAKAN AKUNTANSIPENATAUSAHAAN
BARANG MILIK NEGARA
TUJUANTUJUANKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
• Sebagai landasan hukum dalam pengelolaan dan penatausahaan BMN.
• Mewujudkan keseragaman dalam menentukan nilai BMN yang dikapitalisir.
• Mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pencatatan nilai BMN.
PENGELUARAN YANG PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRDIKAPITALISIR
KAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA• Pengeluaran yang dikapitalisasi dilakukan terhadap pengadaan tanah,
pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai, pembuatan peralatan, mesin dan bangunan, pembangunan gedung dan bangunan, pembangunan jalan/irigasi/jaringan, pembelian Aset Tetap lainnya sampai siap pakai, dan pembangunan/pembuatan Aset Tetap lainnya.
• Pengadaan tanah meliputi biaya pembebasan, pembayaran honor tim, biaya pembuatan sertifikat, biaya pematangan, pengukuran, dan pengurugan.
• Pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai meliputi harga barang, ongkos angkut, biaya asuransi, biaya pemasangan, dan biaya selama masa uji coba
• Nilai penerimaan hibah dari pihak ketiga meliputi nilai yang dinyatakan oleh pemberi hadiah atau nilai taksir, ditambah dengan biaya pengurusan
PENGELUARAN YANG PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRDIKAPITALISIR
KAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
• Nilai penerimaan Aset Tetap dari rampasan meliputi nilai yang dicantumkan dalam keputusan pengadilan atau nilai taksiran harga pasar pada saat aset diperoleh ditambah dengan biaya pengurusan kecuali untuk Tanah, Gedung dan Bangunan meliputi nilai taksiran atau harga pasar yang berlaku.
• Nilai reklasifikasi masuk meliputi nilai perolehan aset yang direklasifikasi ditambah biaya merubah apabila menambah umur, kapasitas dan manfaat.
• Nilai pengembangan tanah meliputi biaya pengurugan dan pematangan.• Nilai renovasi dan restorasi meliputi biaya yang dikeluarkan untuk
mengingkatkan kualitas dan/atau kapasitas.
PENGELUARAN YANG PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRDIKAPITALISIR
KAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir
1 Pengadaan tanah Biaya pembebasan,
Pembayaran honor tim,
Biaya pembuatan sertifikat, dan
Biaya pematangan, pengukuran, dan pengurugan
2 Pembelian peralatan dan mesin sampai siap pakai
Harga barang,
Ongkos angkut,
Biaya asuransi,
Biaya pemasangan, dan
Biaya selama masa uji coba
PENGELUARAN YANG PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRDIKAPITALISIR
KAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir
3 Pembuatan peralatan, mesin, dan bangunan
a. Pembuatan peralatan dan mesin dan bangunannya yang dilaksanakan melalui kontrak
Pengeluaran sebesar nilai kontrak Biaya perencanaan dan pengawasan, Biaya perizinan, dan Jasa konsultan
b. Pembuatan peralatan dan mesin dan bangunannya yang dilaksanakan secara swakelola
Biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi :
Biaya bahan baku, Upah tanaga kerja, Sewa peralatan, Biaya perencanaan dan pengawasan, dan Biaya perizinan
PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRPENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir
4 Pembangunan gedung dan bangunan
a. Pembangunan gedung dan bangunan yang dilaksanakan melalui kontrak
Pengeluran nilai kontrak, Biaya perencanaan dan pengawasan, Biaya perizinan, Jasa konsultan, Biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama.
b. Pembangunan yang dilaksanakan secara swakelola
Biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi :
Biaya bahan baku, Upah tenaga kerja, Sewa peralatan, Biaya perencanaan dan pengawasan, Biaya perizinan, Biaya pengosongan dan bongkar bangunan lama.
PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRPENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
No Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir
5 Pembangunan jalan/irigasi/jaringan
a. Pembangunan jalan/irigasi/ jaringan yang dilaksanakan melalui kontrak
Nilai kontrak, Biaya perencanaan dan pengawasan, Biaya perizinan, Jasa konsultan, Biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada
diatas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan.
b. Pembangunan jalan/irigasi/jaringan yang dilaksanakan secara swakelola
Biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi: Biaya bahan baku, Upah tenaga kerja, Sewa peralatan, Biaya perencanaan dan pengawasan, Biaya perizinan, Biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan yang ada
diatas tanah yang diperuntukkan untuk keperluan pembangunan.
PENGELUARAN YANG PENGELUARAN YANG DIKAPITALISIRDIKAPITALISIR
KAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARANo Kegiatan Pengeluaran yang dikapitalisir
6 Pembelian Aset Tetap Lainnya sampai siap pakai
Harga kontrak/beli, Ongkos angkut, dan Biaya asuransi
7 Pembangunan/pembuatan Aset Tetap Lainnya
Pembangunan/pembuatan Aset Tetap Lainnya yang dilaksanakan melalui kontrak
Nilai kontrak, Biaya perencanaan dan pengawasan, dan Biaya perizinan
Pembangunan/pembuatan Aset Tetap Lainnya yang dilaksanakan secara swakelola
Biaya langsung dan tidak langsung sampai siap pakai meliputi :
Biaya bahan baku, Upah tenaga kerja, Sewa peralatan, Biaya perencanaan dan pengawasan, Biaya perizinan, dan Jasa konsultan.
NILAI SATUAN MINIMUMNILAI SATUAN MINIMUMKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARAKAPITALISASI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
• Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap adalah pengeluaran pengadaan baru dan penambahan nilai aset tetap dari hasil pengembangan, reklasifikasi, renovasi, dan restorasi.
• Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap :
• Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin, dan alat olah raga yang sama dengan atau lebih dari Rp 300.000,00 (tigaratus ribu rupiah), dan
• Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang sama dengan atau lebih dari Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
• Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap di atas dikecualikan terhadap pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.
PERSEDIAAN-1PERSEDIAAN-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Pengakuan : Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya/kepenguasaannya berpindah. Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik. Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki dan akan dipakai dalam pekerjaan
pembangunan fisik yang dikerjakan secara swakelola, dimasukkan sebagai perkiraan aset untuk kontruksi dalam pengerjaan, dan tidak dimasukkan sebagai persediaan.
Pengukuran : Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan meliputi
harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat, dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh.
Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang diproduksi dan biaya overhead tetap dan variabel yang dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi persediaan.
Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/ rampasan.
PERSEDIAAN-2PERSEDIAAN-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Pengungkapan :
Persediaan disajikan sebesar nilai moneternya. Dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) harus diungkapkan : Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan; Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat;
Kondisi persediaan; Hal-hal lain yang perlu diungkapkan berkaitan dengan persediaan, misalnya
persediaan yang diperoleh melalui hibah atau rampasan. Dalam penyusunan laporan keuangan, Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak
dilaporkan dalam Neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
TANAH-1TANAH-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
Tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh instansi pemerintah di luar negeri, misalnya tanah yang digunakan Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri, hanya diakui bila kepemilikan tersebut berdasarkan isi perjanjian penguasaan dan hukum serta perundang-undangan yang berlaku di negara tempat Perwakilan Republik Indonesia berada bersifat permanen.
Pengakuan
Kepemilikan atas Tanah ditunjukkan dengan adanya bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum seperti sertifikat tanah. Apabila perolehan tanah belum didukung dengan bukti secara hukum maka tanah tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti bahwa penguasaannya telah berpindah, misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik sebelumnya.
TANAH-2TANAH-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Pengukuran Tanah dinilai dengan biaya perolehan. Biaya perolehan mencakup harga pembelian
atau biaya pembebasan tanah, biaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran, penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai.
Nilai tanah juga meliputi nilai bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan.
Apabila penilaian tanah dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan, maka nilai tanah didasarkan pada nilai wajar/ taksiran pada saat perolehan.
Pengungkapan
Tanah disajikan sebesar nilai moneternya. Dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) harus diungkapkan : Dasar penilaian yang digunakan Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode menurut jenis tanah yang
menunjukkan Penambahan; Pelepasan;dan Mutasi Tanah lainnya.
GEDUNG DAN BANGUNAN-1GEDUNG DAN BANGUNAN-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang dibeli atau dibangun dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
Termasuk dalam kategori Gedung dan Bangunan adalah BMN yang berupa Bangunan Gedung, Monumen, Bangunan Menara, Rambu-rambu, serta Tugu Titik Kontrol.
Pengakuan Gedung dan Bangunan yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi
ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.
Gedung dan Bangunan yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Gedung dan Bangunan tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.
Pengakuan atas Gedung dan Bangunan ditentukan jenis transaksinya meliputi: Penambahan : peningkatan nilai Gedung dan Bangunan yang disebabkan pengadaan baru,
diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan.
Pengembangan : peningkatan nilai Gedung dan Bangunan karena peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi masa manfaat, peningkatan efisiensiensi dan penurunan biaya pengoperasian.
Pengurangan : penurunan nilai Gedung dan Bangunan dikarenakan berkurangnya kuantitas asset.
GEDUNG DAN BANGUNAN-2GEDUNG DAN BANGUNAN-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Pengukuran Gedung dan Bangunan dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian Gedung dan
Bangunan dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar/taksiran pada saat perolehan.
Biaya perolehan Gedung dan Bangunan yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.
Jika Gedung dan Bangunan diperoleh melalui kontrak, biaya perolehan meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perijinan, serta jasa konsultan.
Pengungkapan
Gedung dan Bangunan disajikan sebesar nilai moneternya. Dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) diungkapkan : Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan
Penambahan; Pengembangan; dan Penghapusan; Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Gedung dan Bangunan;
PERALATAN DAN MESIN-1PERALATAN DAN MESIN-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh inventaris kantor yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 bulan dan dalam kondisi siap pakai.
Wujud fisik Peralatan dan Mesin bisa meliputi: Alat Besar, Alat Angkutan, Alat Bengkel dan Alat Ukur, Alat Pertanian, Alat Kantor dan Rumah Tangga, Alat Studio, Komunikasi dan Pemancar, Alat Kedokteran dan Kesehatan, Alat Laboratorium, Alat Persenjataan, Komputer, Alat Eksplorasi, Alat Pemboran, Alat Produksi, Pengolahan dan Pemurnian, Alat Bantu Eksplorasi, Alat Keselamatan Kerja, Alat Peraga, serta Unit Proses/Produksi.
Pengakuan Peralatan dan Mesin yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi ketika
aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui. Peralatan dan Mesin yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Peralatan dan Mesin
tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah. Pengakuan atas Peralatan dan Mesin ditentukan jenis transaksinya meliputi:
Penambahan : peningkatan nilai Peralatan dan Mesin yang disebabkan pengadaan baru, diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan.
Pengembangan : peningkatan nilai Peralatan dan Mesin karena peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi masa manfaat, peningkatan efisiensiensi dan penurunan biaya pengoperasian.
Pengurangan : penurunan nilai Peralatan dan Mesin dikarenakan berkurangnya kuantitas aset.
PERALATAN DAN MESIN-2PERALATAN DAN MESIN-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Pengukuran Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah
dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya perolehan atas Peralatan dan Mesin yang berasal dari pembelian meliputi harga pembelian,
biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan.
Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang diperoleh melalui kontrak meliputi nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan dan jasa konsultan.
Biaya perolehan Peralatan dan Mesin yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan Peralatan dan Mesin tersebut.
Pengungkapan
Peralatan dan Mesin disajikan sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) diungkapkan pula:
Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: Penambahan;
Pengembangan; dan Penghapusan; Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Peralatan dan Mesin.
JALAN, IRIGASI & JARINGAN-1JALAN, IRIGASI & JARINGAN-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. BMN yang termasuk dalam kategori aset ini adalah Jalan dan Jembatan, Bangunan Air, Instalasi, dan Jaringan.
Pengakuan Jalan, Irigasi dan Jaringan yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi
ketika aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.
Jalan, Irigasi dan Jaringan yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Jalan, Irigasi dan Jaringan tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.
Pengakuan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan ditentukan jenis transaksinya. Penambahan : peningkatan nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan yang disebabkan pengadaan
baru, diperluas atau diperbesar. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan tersebut.
Pengembangan : peningkatan nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan karena peningkatan manfaat yang berakibat pada: durasi masa manfaat, peningkatan efisiensiensi, dan penurunan biaya pengoperasian.
Pengurangan : penurunan nilai Jalan, Irigasi, dan Jaringan dikarenakan berkurangnya kuantitas asset tersebut.
JALAN, IRIGASI & JARINGAN-2JALAN, IRIGASI & JARINGAN-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Pengukuran Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh jalan, irigasi, dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan, irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.
Biaya perolehan untuk jalan, irigasi dan jaringan yang diperoleh melalui kontrak meliputi biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, jasa konsultan, biaya pengosongan, dan pembongkaran bangunan lama.
Biaya perolehan untuk jalan, irigasi dan jaringan yang dibangun secara swakelola meliputi biaya langsung dan tidak langsung, yang terdiri dari meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, biaya pengosongan dan pembongkaran bangunan lama.
Pengungkapan
Jalan, Irigasi dan Jaringan disajikan sebesar nilai moneternya. Dalam CRB diungkapkan : Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: Penambahan;
Pengembangan; dan Penghapusan; Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Jalan, Irigasi dan Jaringan.
ASET TETAP LAINNYA-1ASET TETAP LAINNYA-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok Tanah; Peralatan dan Mesin; Gedung dan Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. BMN yang termasuk dalam kategori aset ini adalah Koleksi Perpustakaan/ Buku, Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olah Raga, Hewan, Ikan dan Tanaman.
Pengakuan Aset Tetap Lainnya yang diperoleh bukan dari donasi diakui pada periode akuntansi ketika
aset tersebut siap digunakan berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui untuk aset tersebut.
Aset Tetap Lainnya yang diperoleh dari donasi diakui pada saat Aset Tetap Lainnya tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah.
Pengakuan atas Aset Tetap Lainnya ditentukan jenis transaksinya meliputi: Penambahan adalah peningkatan nilai Aset Tetap Lainnya yang disebabkan
pengadaan baru. Biaya penambahan dikapitalisasi dan ditambahkan pada harga perolehan Aset Tetap Lainnya tersebut.
Pengurangan adalah penurunan nilai Aset Tetap Lainnya dikarenakan berkurangnya kuantitas asset tersebut.
ASET TETAP LAINNYA-2ASET TETAP LAINNYA-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Pengukuran Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh aset tersebut sampai siap pakai. Biaya perolehan aset tetap lainnya yang diperoleh melalui kontrak meliputi pengeluaran
nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, serta biaya perizinan. Biaya perolehan asset tetap lainnya yang diadakan melalui swakelola meliputi biaya langsung
dan tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, sewa peralatan, biaya perencanaan dan pengawasan, biaya perizinan, dan jasa konsultan.
PengungkapanAset Tetap Lainnya disajikan sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) diungkapkan pula:
Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan Penambahan
dan Penghapusan; Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan Aset Tetap Lainnya.
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN-1KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN-1 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) adalah aset-aset yang sedang dalam proses pembangunan pada tanggal laporan keuangan. KDP mencakup tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, dan aset tetap lainnya yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode waktu tertentu dan belum selesai.
Pengakuan KDP merupakan aset yang dimaksudkan untuk digunakan dalam operasional
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat dalam jangka panjang dan oleh karenanya diklasifikasikan dalam aset tetap.
Suatu aset berwujud harus diakui sebagai KDP jika biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal dan masih dalam proses pengerjaan.
KDP dipindahkan ke aset tetap yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan perolehannya.
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN-2KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN-2 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Pengukuran KDP dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan
secara swakelola meliputi: Biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi yang mencakup biaya
pekerja lapangan termasuk penyelia; biaya bahan; pemindahan sarana, peralatan dan bahan-bahan dari dan ke lokasi konstruksi; penyewaan sarana dan peralatan; serta biaya rancangan dan bantuan teknis yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi.
Biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan ke konstruksi tersebut mencakup biaya asuransi; Biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi tertentu; dan biaya-biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi yang bersangkutan seperti biaya inspeksi.
Biaya perolehan konstruksi yang dikerjakan kontrak konstruksi meliputi: Termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkat
penyelesaian pekerjaan. Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan
pelaksanaan kontrak konstruksi. Pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan
pelaksanaan kontrak konstruksi.
KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN-3KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN-3 AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Pengungkapan
KDP disajikan sebesar nilai moneternya. Selain itu di dalam Catatan Ringkas Barang (CRB) diungkapkan pula: Rincian kontrak KDP berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya; Nilai kontrak konstruksi dan sumber pembiayaanya; Jumlah biaya yang telah dikeluarkan; Uang muka kerja yang diberikan; Retensi.
ASET BERSEJARAHASET BERSEJARAH AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
Aset bersejarah (heritage assets) tidak disajikan di neraca namun aset tersebut harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beberapa aset tetap dijelaskan sebagai aset bersejarah dikarenakan kepentingan budaya, lingkungan, dan sejarah. Contoh dari aset bersejarah adalah bangunan bersejarah, monumen, tempat-tempat purbakala (archaeological sites) seperti candi, dan karya seni (works of art).
Aset bersejarah biasanya diharapkan untuk dipertahankan dalam waktu yang tak terbatas. Aset bersejarah dibuktikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Aset bersejarah dicatat dalam kuantitasnya tanpa nilai, misalnya jumlah unit koleksi yang dimiliki atau jumlah unit monumen. Biaya untuk perolehan, konstruksi, peningkatan, rekonstruksi harus dibebankan sebagai belanja tahun terjadinya pengeluaran tersebut. Biaya tersebut termasuk seluruh biaya yang berlangsung untuk menjadikan aset bersejarah tersebut dalam kondisi dan lokasi yang ada pada periode berjalan.
Beberapa aset bersejarah juga memberikan potensi manfaat lainnya kepada pemerintah selain nilai sejarahnya, sebagai contoh bangunan bersejarah digunakan untuk ruang perkantoran. Untuk kasus tersebut, aset ini akan diterapkan prinsip-prinsip yang sama seperti aset tetap lainnya.
KONDISI BARANGKONDISI BARANG AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
No Barang Baik Rusak Ringan Rusak Berat
1 Barang Bergerak
Apabila kondisi barang tersebut masih dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik
Apabila barang tersebut masih dalam keadaan utuh tetapi kurang berfungsi dengan baik. Untuk berfungsi dengan baik memerlukan perbaikan ringan dan tidak memerlukan penggantian bagian utama/komponen pokok
Apabila kondisi barang tersebut tidak utuh dan tidak berfungsi lagi atau memerlukan perbaikan besar/ penggantian bagian utama/komponen pokok, sehingga tidak ekonomis lagi untuk diadakan perbaikan/rehabilitasi
2 Tanah Apabila kondisi tanah tersebut siap dipergunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya
Apabila kondisi tanah tersebut karena sesuatu sebab tidak dapat dipergunakan dan/atau dimanfaatkan dan masih memerlukan pengolahan/perlakuan (misalnya pengeringan, pengurugan, perataan, dan pemadatan) untuk dapat dipergunakan sesuai dengan peruntukannya.
Apabila kondisi tanah tersebut tidak dapat lagi dipergunakan dan/atau dimanfaatkan sesuai dengan peruntukannya karena adanya bencana alam, erosi dan sebagainya.
KONDISI BARANGKONDISI BARANG AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA AKUNTANSI PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA
No Barang Baik Rusak Ringan Rusak Berat
3 Jalan dan Jembatan
Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh dan berfungsi dengan baik
Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan utuh namun memelukan perbaikan ringan untuk dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya
Apabila kondisi fisik barang tersebut dalam keadaan tidak utuh/tidak berfungsi dengan baik dan memerlukan perbaikan dengan biaya besar
4 Bangunan Apabila bangunan tersebut utuh dan tidak memerlukan perbaikan yang berarti kecuali pemeliharaan rutin
Apabila bangunan tersebut masih utuh, memerlukan pemeliharaan rutin dan perbaikan ringan pada komponen-komponen bukan konstruksi utama
Apabila bangunan tersebut tidak utuh dan tidak dapat dipergunakan lagi
PENGGOLONGAN KODEFIKASI
PENGGOLONGAN KODEFIKASI &&
BARANG MILIK NEGARABARANG MILIK NEGARABARANG MILIK NEGARABARANG MILIK NEGARA
PERMENKEU PERMENKEU 97/200797/2007
PERMENKEU PERMENKEU 120/2007120/2007
PENGGOLONGANPENGGOLONGANPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARAPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA
• Penggolongan adalah kegiatan untuk menetapkan secara sistematik mengenai BMN ke dalam golongan, bidang, kelompok, subkelompok dan sub-sub kelompok.
• BMN dibagi atas 4 (empat) golongan, yakni :• Barang Tidak Bergerak• Barang Bergerak• Hewan, Ikan, dan Tanaman• Persediaan
GOLONGANGOLONGAN
BIDANGBIDANG
BIDANGBIDANG
KELOMPOKKELOMPOK
KELOMPOKKELOMPOK
KELOMPOKKELOMPOK
KELOMPOKKELOMPOK
SUB KELOMPOKSUB KELOMPOK
SUB KELOMPOKSUB KELOMPOK
SUB KELOMPOKSUB KELOMPOK
SUB KELOMPOKSUB KELOMPOK
SUB-SUB KELOMPOKSUB-SUB KELOMPOK
SUB-SUB KELOMPOKSUB-SUB KELOMPOK
SUB-SUB KELOMPOKSUB-SUB KELOMPOK
SUB-SUB KELOMPOKSUB-SUB KELOMPOK
Kode Barang Tidak Bergerak Barang Bergerak Hewan, Ikan & Tanaman
01 Tanah Alat Besar Hewan
02 Jalan dan Jembatan Alat Angkutan Ikan
03 Bangunan Air Alat Bengkel Dan Alat Ukur Tanaman
04 Instalasi Alat Pertanian
05 Jaringan Alat Kantor & Rumah Tangga
06 Bangunan Gedung Alat Studio, Komunikasi Dan Pemancar
07 Monumen/Bangunan Bersejarah Alat Kedokteran Dan Kesehatan
08 Bangunan Menara Alat Laboratorium
09 Rambu-rambu Koleksi Perpustakaan/Buku
10 Tugu Titik Kontrol/PastiBarang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/ Olahraga
11 Alat Persenjataan
12 Komputer
13 Alat Eksplorasi
14 Alat Pengeboran
15 Alat Produksi, Pengolahan & Pemurnian
16 Alat Bantu Eksplorasi
17 Alat Keselamatan Kerja
18 Alat Peraga
19 Peralatan Proses/Produksi
99 Lainnya
BIDANG BARANGBIDANG BARANG
KODEFIKASIKODEFIKASIPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARAPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA
• Kodefikasi adalah pemberian kode BMN sesuai dengan penggolongan masing-masing BMN. Kode 1 untuk golongan Barang Tidak Bergerak Kode 2 untuk golongan Barang Bergerak Kode 3 untuk golongan Hewan, Ikan dan Tanaman Kode 4 untuk golongan Persediaan Kode 5 untuk golongan Konstruksi Dalam Pengerjaan Kode 6 untuk Aset Tak Berwujud Kode 7 sampai dengan 9 disediakan untuk penambahan golongan baru
• Unsur-unsur kodefikasi BMN meliputi:• Kode Barang• Kode Lokasi• Nomor Urut Pendaftaran (NUP) • Kode Registrasi
KODE BARANGKODE BARANGPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARAPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA
Kode barang terdiri 10 (sepuluh) angka/digit yang terbagi dalam 5 (lima) kelompok kode dengan susunan sebagai berikut :
X . X X . X X . X X . X X X
Satu angka/digit pertama : kode Golongan BarangDua angka/digit kedua : kode Bidang BarangDua angka/digit ketiga : kode Kelompok BarangDua angka/digit keempat : kode Sub Kelompok BarangTiga angka/digit kelima : kode Sub-Sub Kelompok Barang
KODE LOKASIKODE LOKASIPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARAPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA
Kode Lokasi terdiri 16 (enam belas) angka/digit dengan susunan sebagai berikut:
X X X . X X . X X . X X X X X X . X X X
Tiga angka/digit pertama : kode Pengguna BarangDua angka/digit kedua : kode Eselon IDua angka/digit ketiga : kode WilayahEnam angka/digit keempat : kode Kuasa Pengguna BarangTiga angka/digit kelima : kode Pembantu Kuasa Pengguna Barang
Penjelasan:• Kode Pengguna Barang, mengacu kepada kode Bagian Anggaran Kementerian Negara/
Lembaga yang bersangkutan.• Kode Eselon I, mengacu kepada Kode Unit Eselon I Bagian Anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.• Kode Wilayah, mengacu kepada Kode Provinsi. Unit kerja pada kantor pusat
kementerian negara/ lembaga dan unit eselon-1, kode wilayah diisi dengan 00.• Kode Kuasa Pengguna Barang, mengacu kepada Kode Satuan Kerja pada Kode Bagian
Anggaran.
KODE REGISTRASIKODE REGISTRASIPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARAPENGGOLONGAN DAN KODEFIKASI BARANG MILIK NEGARA
Kode Registrasi merupakan identitas barang yang dipergunakan sebagai tanda pengenal yang dilekatkan pada barang yang bersangkutan. Kode Registrasi terdiri dari 16 (enam belas) angka/digit Kode Lokasi ditambah 4 (empat) angka/digit tahun perolehan dan 10 (sepuluh) angka/ digit Kode barang ditambah 6 (enam) angka/digit nomor urut pendaftaran barang
Contoh:Th 2007 DJKN membeli komputer note book. Pada saat pembelian tsb, nomor pencatatan terakhir BMN yang dikuasai oleh unit kerja dimaksud adalah 000040, maka KPB mencatat note book tsb sbb :
015
10
0041179
2000
2007
212
01 02003
000041
MAPPINGMAPPINGPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACAPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACA
Penggolongan dan Kodefikasi BMN Perkiraan Buku Besar Aset
Kode Nama Bidang Kode Nama Perkiraan
1.01
2.012.022.032.042.052.062.072.082.112.122.132.142.152.162.172.182.19
1.061.071.081.091.10
Tanah
Alat BesarAlat AngkutanAlat Bengkel dan Alat UkurAlat PertanianAlat Kantor & Rumah TanggaAlat Studio, Komunikasi dan PemancarAlat Kedokteran dan KesehatanAlat LaboratoriumAlat PersenjataanKomputerAlat EksplorasiAlat PemboranAlat Produksi, Pengolahan & PemurnianAlat Bantu EksplorasiAlat Keselamatan KerjaAlat PeragaUnit Peralatan Proses/ Produksi
Bangunan GedungMonumenBangunan MenaraRambu-rambuTugu Titik Kontrol/Pasti
131111
131311
131511
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
MAPPINGMAPPINGPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACAPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACA
Penggolongan dan Kodefikasi BMN Perkiraan Buku Besar Aset
Kode Nama Bidang Kode Nama Perkiraan
1.021.031.041.05
2.092.103.013.023.03
5.00
Jalan dan jembatanBangunan AirInstalasiJaringan
Koleksi Perpustakaan/BukuBarang Bercorak Kesenian/Kebudayaan/Olahraga HewanIkanTanaman
Konstruksi dalam Pengerjaan
131711
131911
132111
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
MAPPINGMAPPINGPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACAPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACA
Penggolongan dan Kodefikasi BMN Perkiraan Buku Besar Aset
Kode Nama Bidang Kode Nama Perkiraan
4
4.01.03.01
4.01.03.02
4.01.03.03
4.01.03.04
4.01.03.06
4.01.01.03
4.01.03.05
4.01.02.00
4.01.05
4.01.05.01
4.01.05.02
4.01.05.03
Persediaan
Alat Tulis KantorKertas dan CoverBahan CetakBahan KomputerAlat ListrikBahan PeledakPerabot KantorSuku Cadang
Persediaan untuk dijual/diserahkan kepada MasyarakatPita Cukai, Meterai dan legesTanah dan Bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada MasyarakatHewan dan Tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat
1151
11511
115111
115112
115113
115114
11512
115121
115122
115123
Persediaan
Persediaan untuk Bahan OperasionalBarang Konsumsi
AmunisiBahan untuk PemeliharaanSuku Cadang
Persediaan untuk dijual/diserahkan kepada MasyarakatPita Cukai, Meterai dan legesTanah dan Bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada MasyarakatHewan dan Tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada Masyarakat
MAPPINGMAPPINGPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACAPENGGOLONGAN BMN KE PERKIRAAN NERACA
Penggolongan dan Kodefikasi BMN Perkiraan Buku Besar Aset
Kode Nama Bidang Kode Nama Perkiraan
4.01.01.01
4.01.01.02
4.01.01.04
4.01.01.05
4.01.01.06
4.01.01.07
4.01.01.08
4.02.01.00
4.02.02.00
4.03.01.00
Bahan Bangunan dan KonstruksiBahan KimiaBahan Bakar dan PelumasBahan BakuBahan Kimia NuklirBarang dalam Proses
Persediaan untuk Tujuan Strategis/ Berjaga2KomponenPipaKomponen Bekas dan Pipa Bekas
11513
115131
115132
11519
115191
115192
Persediaan Bahan untuk Proses ProduksiBahan Baku
Barang dalam Proses
Persediaan Bahan LainnyaPersediaan untuk Tujuan Strategis/ Berjaga2Persediaan Lainnya
LEVELISASI APLIKASI LEVELISASI APLIKASI SISTEM AKUNTANSI SISTEM AKUNTANSI
BARANG MILIK NEGARABARANG MILIK NEGARA
LEVELISASI ORGANISASISISTEM APLIKASI BARANG MILIK NEGARA
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB)
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Wilayah (UAPPB-W)
Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-Eselon I (UAPPB-E1)
Unit Akuntansi Pengguna Barang (UAPB)Catatan :
Apabila diperlukan, UAKPB dimungkinkan memiliki Unit Akuntansi Pembantu Kuasa Pengguna Barang (UAPKPB) dengan aturan tertentu
KONSEP APLIKASIKONSEP APLIKASISISTEM APLIKASI BARANG MILIK NEGARA
Aplikasi terdiri dari empat level sesuai dengan levelisasi organisasi SABMN (SAKPB, SAPPB-W,SAPPB-E1 dan SAPB)
Tiap level memiliki dua menu utama yaitu menu admin dan menu operator
Perekaman Data Transaksi hanya ada di level UAKPB
APLIKASI APLIKASI TINGKAT UAKPBTINGKAT UAKPB
SISTEM AKUNTANSI BARANG SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA (SABMN)MILIK NEGARA (SABMN)
Persiapan dokumen sumber (BAST, Kwitansi,Faktur,SPM,SPK dll)
Masuk aplikasi (menu admin) dengan user Id: admin dan password: admin
Membuat kode lokasi dan user operator untuk kode lokasi tersebut dari menu admin
Log off dari menu admin masuk ke menu operator dengan user dan password yang telah dibuat di menu admin
Merekam data penandatangan Merekam daftar ruangan
Catatan:
Kode lokasi UAKPB terdiri dari 16 digit XXX XX XX XXXXXX XXX 3 digit UAPB + 2 digit UAPPB-E1 + 2 digit UAPPB-W + 6 digit UAKPB + 3 digit UAPKPB
TAHAP PERSIAPANTAHAP PERSIAPAN
Merekam data transaksi sesuai dengan jenis transaksinya (saldo awal, perolehan, perubahan, penghapusan atau BMN bersejarah)
Verifikasi Register Transaksi Harian (RTH) BMN dengan dokumen sumber
Pencetakan Buku/daftar dan Laporan
PEMROSESAN DATA TRANSAKSIPEMROSESAN DATA TRANSAKSI
Aktifitas Bulanan Penerimaan ADK dari UAPKPB (khusus UAKPB
yang mempunyai UAPKPB) Pengiriman ADK ke UAKPA tiap bulan
Aktivitas Semesteran Pengiriman ADK ke UAPPB-W/ UAPPB-E1
Aktivitas Tahunan Melakukan Proses Tutup Tahun sebelum merekam
data BMN tahun anggaran berikutnya.
AKTIVITASAKTIVITAS
BACK UP DATA sebaiknya dilakukan tiap ada perubahan data baik merekam data baru maupun merubah data yang sudah ada
RESTORE DATA sebaiknya dilakukan hanya apabila diperlukan (misal : apabila data kita rusak/ hilang)
PACK (Pemampatan data) sebaiknya dilakukan setelah kita menghapus data
REINDEX sebaiknya dilakukan rutin (1 bulan sekali/ 1 minggu sekali)
AKTIVITAS LAINNYAAKTIVITAS LAINNYA
Untuk pertama kali masuk ke menu ADMIN menggunakan user Id : admin; password :admin, setelah itu user dan password bisa direname (diubah)
tetapi tidak bisa dihapus Menu Admin berfungsi untuk :
membuat user operator menentukan lokasi data transaksi dan tabel referensi
Tiap UAKPB bisa memiliki lebih dari satu user operator
MENU ADMINMENU ADMIN
Untuk masuk ke menu operator menggunakan user Id dan password yang sudah dibuat pada menu admin
Menu Operator berfungsi untuk : Perekaman data transaksi (khusus level
UAKPB) Pengiriman dan penerimaan data (ADK) Pencetakan buku/ daftar dan laporan
MENU OPERATORMENU OPERATOR
UAKPB
UAPPB-W
UAPPB-E1
UAPB
ADK BMNADK BMN
LaporanLaporan
ADK BMNADK BMN
LaporanLaporan
ADK BMNADK BMN
LaporanLaporan
ADK BB ASETADK BB ASET
UAKPA
DEPARTEMENKEUANGAN
DJKN
UAPPA-W
UAPPA-E1
UAPA
ADK BBADK BB
ADK BBADK BB
ADK BBADK BB
KANWIL DJPB
ADK BBADK BB
DJPb
ADK BBADK BB
LaporanLaporanADK BMNADK BMN
LaporanLaporan
BAGAN ARUS DATA & PELAPORAN BMNBAGAN ARUS DATA & PELAPORAN BMN
PROSES PENGOLAHAN DATA BMN
BAST
Bukti Kepemilikan
SPM/SP2D
Faktur Pembelian
Kuitansi
SK Penghapusan
DS lainnyayang sah
Input
Proses
•Inputing
•Verifikasi
•Pencetakan
LaporanBMN
Buku Inventaris
Output
Lap. Kondisi Barang
DIR
KIB
DIL
Lap. Brg. Bersejarah
ADK
TRANSFER V.S. HIBAH
UAPB
UAPKPB-E1 UAPKPB-E1 UAPKPB-E1
UAPPB-W UAKPB
UAKPB UAKPBUAKPB
UAPKPB-E1
UAPPB-W
UAKPB UAKPB UAKPB
UAKPBUAKPB UAKPB
UAPB
UAPKPB-E1 UAPKPB-E1 UAPKPB-E1
UAPPB-W UAKPB
UAKPB UAKPBUAKPB
UAPKPB-E1
UAPPB-W
UAKPB UAKPB UAKPB
UAKPBUAKPB UAKPB
Transfer
Hibah
JENIS-JENIS TRANSAKSI DALAM APLIKASI TINGKAT UAKPB
TRANSAKSI PEROLEHAN
TRANSAKSI PERUBAHAN
TRANSAKSI PENGHAPUSAN
TRANSAKSI PEROLEHANTRANSAKSI PEROLEHAN
1. Transaksi yang tidak memerlukan SP2D Saldo Awal
Transfer Masuk Hibah Rampasan Pembatalan Penghapusan Reklasifikasi Masuk
2. Transaksi yang memerlukan SP2D Pembelian
Penyelesaian Pembangunan
*)KODE TRANSAKSI PEROLEHAN BMN*)KODE TRANSAKSI PEROLEHAN BMN
Saldo Awal (100), merupakan saldo BMN pada awal tahun anggaran berjalan atau awal tahun mulai diimplementasikannnya SABMN yang merupakan akumulasi dari seluruh transaksi BMN tahun sebelumnya.
Pembelian (101), merupakan transaksi perolehan BMNdari hasil pembelian.
Transfer Masuk (102), merupakan transaksi perolehan BMNhasil transfer masuk dari UAKPB yang lain dalam satu UAPB.
Hibah (103), merupakan transaksi perolehan BMN hasil penerimaan dari pihak ketiga diluar Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
Rampasan (104), merupakan transaksi perolehan BMNhasil rampasan berdasarkan putusan pengadilan.
**)KODE TRANSAKSI PEROLEHAN BMN**)KODE TRANSAKSI PEROLEHAN BMN
Penyelesaian Pembangunan (105), merupakan transaksi perolehan BMN hasil penyelesaian pembangunan berupa bangunan/gedung dan BMNlainnya yang telah diserahterimakan dengan Berita Acara Serah Terima.
Pembatalan Penghapusan (106), merupakan pencatatan BMN hasil pembatalan penghapusan yang sebelumnya telah dihapuskan/ dikeluarkan dari pembukuan.
Reklasifikasi Masuk (107), merupakan transaksi BMN yang sebelumnya telah dicatat dengan klasifikasi BMN yang lain.
JENIS TRANSAKSI PERUBAHAN BMNJENIS TRANSAKSI PERUBAHAN BMN
1. Transaksi yang tidak memerlukan SP2D Pengurangan
Perubahan Kondisi Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas
2. Transaksi yang memerlukan SP2D
Pengembangan
KODE TRANSAKSI PERUBAHAN BMNKODE TRANSAKSI PERUBAHAN BMN
Pengurangan (201), merupakan transaksi pengurangan kuantitas BMN.
Pengembangan (202), merupakan transaksi pengembangan BMN yang dikapitalisir yang mengakibatkan pemindahbukuan dari BI Ekstrakomptabel ke BI Intrakomptabel atau perubahan nilai/satuan BMN dalam BI Intrakomptabel.
Perubahan Kondisi (203), merupakan pencatatan perubahan kondisi BMN.
Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas (204), merupakan koreksi pencatatan atas nilai/kuantitas BMN yang telah dicatat sebelumnya.
KODE TRANSAKSI PENGHAPUSAN BMNKODE TRANSAKSI PENGHAPUSAN BMN
Penghapusan (301), merupakan transaksi untuk menghapus BMN dari pembukuan berdasarkan suatu surat keputusan pengahapusan oleh instansi yang berwenang;
Transfer Keluar (302), merupakan transaksi penyerahan BMN ke UAKPB lain dalam satu UAPB.
Hibah (303), merupakan transaksi penyerahan BMN kepada pihak ketiga .
Reklasifikasi Keluar (304), merupakan transaksi BMN ke dalam klasifikasi BMN yang lain. Transaksi ini berkaitan dengan transaksi Reklasifikasi Masuk.
Koreksi Pencatatan (305), merupakan transaksi untuk mengubah catatan BMN yang telah dilaporkan sebelumnya
APLIKASI APLIKASI TINGKAT UAPPB-WTINGKAT UAPPB-W
SISTEM AKUNTANSI BARANG SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA (SABMN)MILIK NEGARA (SABMN)
TAHAP PERSIAPANTAHAP PERSIAPAN
Masuk aplikasi (menu admin) dengan user Id: admin password: admin
Membuat kode lokasi dan user operator untuk kode lokasi tersebut dari menu admin
Log off dari menu admin masuk ke menu operator dengan user dan password yang telah dibuat di menu admin
Merekam data penandatangan
Catatan:
Kode lokasi UAPPB-W terdiri dari 7 digit XXX XX XX 3 digit UAPB + 2 digit UAPPB-E1 + 2 digit UAPPB-W
PEMROSESAN DATA TRANSAKSIPEMROSESAN DATA TRANSAKSI
Melakukan proses penerimaan ADK dari UAKPB setiap semester.
Pencetakan Laporan Melakukan proses pengiriman data
ke UAPPB-E1 setiap semester sekali.
AKTIVITASAKTIVITAS
Aktivitas Tahunan
Melakukan Proses Tutup Tahun sebelum melakukan proses penerimaan ADK dari UAKPB tahun anggaran berikutnya.
Aktifitas Lainnya
Sama dengan aktifitas lainnya di level UAKPB
APLIKASI APLIKASI TINGKAT UAPPB-E1TINGKAT UAPPB-E1
SISTEM AKUNTANSI BARANG SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA (SABMN)MILIK NEGARA (SABMN)
TAHAP PERSIAPANTAHAP PERSIAPAN
1. Masuk aplikasi (menu admin) dengan user Id: admin dan password: admin
2. Membuat kode lokasi dan user operator untuk kode lokasi tersebut dari menu admin
3. Log off dari menu admin masuk ke menu operator dengan user dan password yang telah dibuat di menu admin
4. Merekam data penandatangan
Catatan:
Kode lokasi UAPPB-E1 terdiri dari 5 digit XXX XX 3 digit UAPB dan 2 digit kode UAPPB-E1
PEMROSESAN DATA TRANSAKSIPEMROSESAN DATA TRANSAKSI
1. Melakukan proses penerimaan ADK dari UAPPB-W/ UAKPB setiap semester.
2. Pencetakan Laporan
3. Melakukan proses pengiriman data ke UAPB setiap semester sekali.
AKTIVITASAKTIVITAS
Aktivitas Tahunan
Melakukan Proses Tutup Tahun sebelum melakukan proses penerimaan ADK dari UAPPB-W/UAKPB tahun anggaran berikutnya.
Aktifitas Lainnya
Sama dengan aktifitas lainnya di level UAKPB
APLIKASIAPLIKASITINGKAT UAPBTINGKAT UAPB
SISTEM AKUNTANSI BARANG SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA (SABMN)MILIK NEGARA (SABMN)
PERSIAPANPERSIAPAN
1. Masuk aplikasi (menu admin) dengan user Id: admin dan password: admin
2. Membuat kode lokasi dan user operator untuk kode lokasi tersebut dari menu admin
3. Log off dari menu admin masuk ke menu operator dengan user dan password yang telah dibuat di menu admin
4. Merekam data penandatangan
Catatan:
Kode lokasi UAPB terdiri dari 3 digit XXX
PEMROSESAN DATA TRANSAKSIPEMROSESAN DATA TRANSAKSI
1. Melakukan proses penerimaan ADK dari UAPPB-E1 setiap semester.
2. Pencetakan Laporan
3. Pengiriman ADK ke DJPB (Dit BMKN)
AKTIVITASAKTIVITAS
Aktivitas Tahunan
Melakukan Proses Tutup Tahun sebelum melakukan proses penerimaan ADK dari UAPPB-E1 tahun anggaran berikutnya.
Aktifitas Lainnya
Sama dengan aktifitas lainnya di level UAKPB
DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH (BMN/D)
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 59/PMK.06/2005 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 120/PMK.05/2007 TENTANG PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA (BMN)
PETUNJUK OPERASIONAL APLIKASI SISTEM AKUNTANSI BARANG MILIK NEGARA