PENGELOLAAN ARSIP HASIL EKSPLORASI MINYAK DAN...
Transcript of PENGELOLAAN ARSIP HASIL EKSPLORASI MINYAK DAN...
i
PENGELOLAAN ARSIP HASIL EKSPLORASI MINYAK DAN GAS
Studi Kasus pada PT. Sigma Cipta Utama
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
oleh:
APRIYANTO
NIM: 1113025100068
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1438 H / 2017 M
i
ABSTRAK
Apriyanto (NIM: 1113025100068). Pengelolaan Arsip Hasil Eksplorasi Minyak
dan Gas pada PT. Sigma Cipta Utama. Di bawah bimbingan Mukmin
Suprayogi, M.Si. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan dan perlengkapan
arsip serta kendala pengelolaan arsip hasil eksplorasi minyak dan gas pada PT.
Sigma Cipta Utama. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah: observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan, teknik analisis data meliputi: reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa PT. Sigma Cipta Utama melakukan pengelolaan arsip
yang meliputi: penerimaan, penataan dan penyimpanan, pelayanan, pemeliharaan,
dan penyusutan arsipnya belum dilakukan dengan optimal, karena masih terdapat
kendala. Perlengkapan yang digunakan sudah cukup lengkap dan sesuai dengan
apa yang tertulis pada persyaratan perlengkapan yang di atur dalam Lampiran III
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 027 Tahun 2006.
Sedangkan, kendala yang dihadapi terdiri dari: Tempat penyimpanan arsip
perconto sampel minyak berada diluar gedung, Kesulitan dari pihak PT. Sigma
untuk memproses data dari client yang kurang lengkap deskripsinya, dan
Memiliki jeriken-jeriken atau tempat sempel minyak yang tidak standar, yang
mengakibatkan pada penyimpanan arsip perconto sempel minyak terlihat tidak
rapih.
Kata Kunci: Pengelolaan arsip, arsip dinamis inaktif, arsip minyak dan gas
ii
ABSTRACT
Apriyanto (NIM: 1113025100068). Archives Management of Oil and Gas
Exploration Result: Case Study at PT. Sigma Cipta Utama. Supervised by
Mukmin Suprayogi, M.Si. Jakarta: Departement of Library Science, Adab
and Humanities Faculty, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.
The purpose of this research are to know the management, archival equipment and
constraint of archives management of oil and gas exploration at PT. Sigma Cipta
Utama. Type of this research is descriptive by using qualitative approach. The
data collected by observation, interview, and conclusion. While, the data analysis
technique are data reduction, data presentation, and conclusion. Based on the
results of this research that PT. Sigma Cipta Utama that performs archive
management that includes: reception, arrangement and storage, service,
maintenance, and archive depreciation has not been optimally, because there are
still obstacles. The equipments that used are quite complete and matching with
requirements of equipment arranged in Lampiran III Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 027 Tahun 2006. while, constrains faced consist of:
storage from archive perconto of oil sample is outside the building, difficulties
from the PT. Sigma side for process the data from client that description less
complete, and has jerrycans or place of oil sample that not standard, resulting in
archive perconto of oil sample storage looks not neat.
Keyword: Archive management, archives, archive of oil and gas.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT yang telah
memberikan segala nikmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
para sahabatnya dan parapengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang
penulis miliki. Namun berkat adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak,
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis
sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan.
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
berkenan untuk memberikan bimbingan serta meluangkan pikiran, tenaga,
dan waktu dalam membantu penyelesaian skripsi ini.
iv
5. Ibu Fadhilatul Hamdani, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah membimbing serta meluangkan waktu dan kemudahan selama
proses kuliah di Jurusan Ilmu Perpustakaan.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah
memberikan pengetahuan yang bermanfaat baik dibidang akademik, sosial
dan keagamaan.
7. Bapak Tunas Muka, Bapak Budi Waluyo, Bapak Ropiudin, Bapak Herman,
Bapak Kasi, Bapak Saiful yang telah banyak membantu selama penulis
melaksanakan penelitian di PT. Sigma Cipta Utama.
8. Keluarga tercinta, terutama Ayahanda H. Sobri dan Ibunda Hj. Maesaroh
yang telah mendidik, membimbing, dan memberikan bantuan moril serta
materil kepada penulis dengan penuh kasih sayang. Kesabaran, untaian
do’a, nasehat, perhatian dan semangat yang selalu mereka berikan untuk
mendorong penulis menyelesaikan skripsi ini.
9. Kakak senior saya, Zulfikar Arman dan Panggih Nur Apriyanto yang
selalu sabar membimbing penulis serta memberikan motivasi dan arahan
tanpa kata lelah.
10. Terima kasih pula kepada sahabat-sahabat penulis Zakiah Noor Aisyah,
Muhammad Agustina, Laga Al Ahli, Fajar Alamsyah, serta seluruh teman-
teman Jurusan Ilmu Perpustakaan 2013 terutama IPI B, yang sama-sama
berjuang untuk menyelesaikan kuliah S1.
11. Tak lupa kepada teman-teman KKN AKAR yang memberikan banyak
keceriaan dan pengalaman selama pelaksanaan KKN.
v
12. Dan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat diucapkan satu persatu.
Hanya do’a dan ucapan terima kasih yang dapat penulis sampailan.
Semoga Allah SWT yang membalas semua kebaikan kalian. Amin.
Kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan kekurangan hanya milik
manusia, demikian pula dengan penyusunan skripsi ini, tentu saja masih
bertaburan sejumlah kekurangan dan kekeliruan, maka sudah sepantasnya skripsi
ini butuh masukan berupa keritik dan saran yang membangun. Dengan demikian,
diharapkan skripsi ini mendekati kesempurnaan itu sendiri. Akhir kata, semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Jakarta, 10 Juli 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 8
D. Definisi Istilah ............................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan .................................................................... 9
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Arsip .............................................................................................. 11
1. Definisi Arsip ............................................................................. 11
2. Arsip Hasil Eksplorasi Minyak dan Gas .................................... 13
3. Nilai Arsip ................................................................................. 15
4. Siklus Hidup Arsip .................................................................... 16
B. Perlengkapan Arsip ........................................................................ 19
C. Manajemen Arsip ........................................................................... 22
1. Manajemen Arsip Dinamis Inaktif ............................................ 23
2. Sistem Pengelolaan Arsip Inaktif .............................................. 25
a. Pemindahan ........................................................................... 25
b. Penataan dan Penyimpanan ................................................... 27
c. Pelayanan .............................................................................. 35
d. Pemeliharaan ......................................................................... 37
e. Penyusutan dan Pemusnahan Arsip....................................... 40
vii
D. Hambatan dalam Pengelolaan Arsip.............................................. 43
E. Arsip Komersial (Commercial Records)........................................ 44
F. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................... 49
B. Indikator Penilaian ......................................................................... 49
C. Pemilihan Informan ....................................................................... 52
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 53
E. Teknik Analisis Data ...................................................................... 56
F. Teknik Penguji Keabsahan Data .................................................... 57
G. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil PT. Sigma Cipta Utama
1. Sejarah ....................................................................................... 60
2. Struktur Organisasi ................................................................... 61
3. Visi dan Misi ............................................................................. 62
4. Motto ......................................................................................... 63
5. Layanan-Layanan pada PT. Sigma Cipta Utama ...................... 63
6. Waktu Kerja .............................................................................. 67
7. Letak Geografis ......................................................................... 67
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan .................................................. 67
1. Pengelolaan Arsip Hasil Eksplorasi Minyak dan Gas PT.
Sigma Cipta Utama ................................................................... 68
2. Perlengkapan Pengelolaan Arsip Hasil Eksplorasi Minyak
dan Gas PT. Sigma Cipta Utama .............................................. 81
3. Hambatan dalam Pengelolaan Arsip Hasil Eksplorasi Minyak
dan Gas PT. Sigma Cipta Utama .............................................. 83
viii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 85
B. Saran .............................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator Penilaian .................................................................................. 50
Tabel 3.2 Informan .................................................................................................. 52
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian ..................................................................................... 58
Tabel 4.3 Struktur Organisasi .................................................................................. 61
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Life Cycle of Records .......................................................................... 17
Gambar 2.2 Arsip Dinamis ..................................................................................... 24
Gambar 4.3 Struktur Organisasi ............................................................................. 62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berkembangnya teknologi menyebabkan juga berkembangnya informasi
yang dibutuhkan setiap individu dan kelompok pada institusi atau
organisasi.kebutuhan akan informasi yang cepat, tepat, dan terpercaya
seakan-akan sudah menjadi sesuatu yang menjadi keharusan pada era
globalisasi seperti sekarang ini. Penggunaan informasi tersebut umumnya
dibutuhkan untuk menunjang kegiatan-kegiatan yang ada pada suatu
organisasi seperti, perencanaan, pengorganisasian, pengambilan keputusan,
pengawasan, serta berkomunikasi dengan individu atau organisasi lain agar
kegiatan mereka berjalan dan mencapai tujuan bersama. Untuk memenuhi
kebutuhan akan informasi yang efektif dan efisien kepada setiap individu atau
kelompok pada suatu organisasi dibutuhkan pengelolaan sumber informasi
yang baik.
Salah satu sumber informasi yang dibutuhkan ialah arsip. Dalam
Ensiklopedia Nasional Indonesia, pengertian arsip adalah kumpulan
dokumen, misalnya surat-surat, yang biasanya memiliki nilai sejarah, disusun
secara sistematis sehingga berhubungan satu dengan yang lain dan disimpan
untuk digunakan sewaktu-waktu.1 Akan tetapi pada zaman sekarang arsip
diketahui lebih beragam jenisnya, seperti CD, micro film, kaset, foto, dan
1 Setiawan, Ensiklopedia Nasional Indonesia (Jakarta: Delta Pamungkas, 2004), 6.
2
benda-benda hasil ekplorasi minyak seperti sempel batuan dan sempel
minyak.
Arsip memiliki nilai yang sangat penting dalam berbagai hal, selain media
informasi juga merupakan bahan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Arsip merupakan produk yang tercipta oleh instansi maupun
untuk kegiatannya sehari-hari, yang melandasi pengambilan tindakan,
melakukan kegiatan sehari-hari dan memori organisasi. Selain itu juga
merupakan bahan bukti peradilan yang sah, dan penyelenggaraan
administrasi. Maka dari itu arsip perlu dikelola dengan baik.2
Pentingnya sebuah arsip membuat pemerintah Indonesia menaruh
perhatian yang besar terhadap kegiatan kearsipan. Hal ini dibuktikan dengan
adanya beberapa peraturan perundang-undangan yang mengatur kearsipan
nasional. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun
2009 tentang Kearsipan menimbang bahwa arsip sebagai identitas dan jati
diri bangsa, serta sebagai memori, acuan, dan bahan pertanggungjawaban
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara harus dikelola dan
diselamatkan oleh negara. Penyelamatan informasi yang ada pada arsip salah
satunya dengan melaksanakan dan menyelenggarakan tata kearsipan yang
konsisten dan sistematis mulai dari penciptaan arsip sampai dengan tiba
waktu pemusnahannya.3
Berdasarkan jenisnya, arsip sendiri terbagi menjadi dua yaitu arsip dinamis
dan arsip statis. Seperti yang dijelaskan pada Undang-undang Nomor 7
2 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), 13.
3 Indonesia, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan” (Indonesia, 2009).
3
Tahun 1971 Pasal 2 tentang Pokok-Pokok Kearsipan yaitu dijelaskan lebih
jauh bahwa arsip dibedakan menjadi arsip dinamis dan arsip statis. Arsip
dinamis ialah arsip yang dipergunakan langsung dalam perencanaan,
pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau di
pergunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi negara.
Sedangkan arsip statis ialah yang tidak dipergunakan secara langsung untuk
perencanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya untuk
penyelenggaraan sehari-hari administrasi negara.4
Kemudian arsip dinamis sendiri dibagi menjadi dua jenis sesuai dari
frekuensi penggunaannya, yaitu arsip dinamis aktif dan arsip dinamis inaktif.
Arsip dinamis aktif merupakan arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi
atau terus menerus dalam menunjang kegiatan pada sebuah institusi atau
organisasi. Arsip dinamis inaktif merupakan arsip yang frekuensi
penggunaannya telah menurun akan tetapi pada arsip tersebut masih memiliki
nilai guna untuk masa yang akan datang atau untuk memenuhi persyaratan
retensi arsip sesuai dengan ketentuan undang-undang. Pada pengelolaannya
arsip inaktif adalah cara atau metode mulai dari menerima, menyimpan,
menemukan kembali, perawatan dan pemeliharaan serta pada tahap
pemusnahan atau akuisisi ke institusi yang bertanggung jawab mengelola
arsip statis.
Pada pengelolaan arsip, termasuk juga di dalamnya adalah proses
perawatan arsip yang mencakup pemeliharaan arsip dan pengamanan arsip
4 Anon Mirmani, Pengantar Kearsipan (Tangerang: Universitas Terbuka, 2013), 8.
4
guna menjamin kelestarian informasi yang terkandung pada arsip yang
disimpan tersebut. Pada umumnya kondisi arsip tidak selalu sama, tergantung
dari pada bahan material apa arsip tersebut dibuat. Kondisi tersebut pada
umumnya berpengaruh sekali terhadap derajat panas dan kadar kelembaban
udara yang tidak stabil pada ruang penyimpanan arsip sehingga menyebabkan
daya tahan arsip terhadap gangguan-gangguan dari hama perusak menurun.
Tidak hanya dilihat dari kondisi udara dan kelembaban saja, akan tetapi pada
Peraturaan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 052 Tahun
2006 tentang Tata Persuratan dan Kearsipan Departemen Energi dan Sumber
Daya Mineal menyebutkan pada bab VIII tentang Perawatan dan
Pemeliharaan Arsip, pada pengamanan tempat penyimpanannya yaitu: 1).
Gedung atau ruangan arsip yang baik hendaknya bebas dari bahaya banjir dan
kebakaran; 2). Gedung atau ruangan arsip bebas dari gangguan rayap, tikus,
serangga, dan lain-lain; 3). Tempat penyimpanan arsip tidak mudah diakses
oleh umum.5
PT. Sigma Cipta Utama yaitu cabang dari PT. Elnusa Tbk yang ada
dibawah naungan PT. Pertamina adalah salah satu perusahaan yang bergerak
dibidang pengelolaan arsip hasil eksplorasi minyak dan gas.Tugas dari PT.
Sigma Cipta Utama meliputi perolehan, pengumpulan, penyimpanan,
pemeliharaan, peningkatan kualitas, pemusnahannya/dipermanenkan dengan
cara akuisisi, dan yang terakhir ialah mengelola agar bagaimana pada saat
arsip tersebut ditelusur mudah ditemui dan kemudian digunakan untuk
5 Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, “Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 052 Tahun 2006 tentang Tata Persuratan Dinas Kearsipan Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral” (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006).
5
kepentingan perusahaan-perusahaan migas. Disamping mengelola arsip hasil
eksplorasi dari pusatnya yaitu PT. Pertamina, PT. Sigma Cipta Utama juga
membuka jasa outsourcing untuk pengelolaan dokumennya mulai dari
penciptaan atau penyerahan hingga ke tahap pemusnahan arsipnya bagi
perusahaan-perusahaan migas lainnya yang umumnya membuat cabang di
Indonesia. Jenis-jenis arsip yang dikelola oleh PT. Sigma Cipta Utama
meliputi arsip dalam bentuk dokumen kertas, arsip elektronik, arsip digital,
dan arsip hasil eksplorasi seperti core sample dan lain-lain.
Proses pengelolaan arsip pada PT. Sigma Cipta Utama mulai dari
penyerahan sampai ketahap pemusnahan atau akusisi berkaitan sekali dengan
tanggungjawab dalam hal menjaga dan merawat arsipnya. Pada kegiatan itu
perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan PT. Sigma Cipta Utama
memberikan amanat agar dapat mengelola arsip-arsipnya dengan baik dan
dapat dipercaya. Sesuai dengan Wahyu Allah SWT yang tertulis dalam surat
Al Mu’minun ayat 8 yang bertuliskan:
اتهم وعهدهم راعون م اه
ذين هم ل
وال
Artinya: “Dan orang-orang yang terhadap amanat yang dipercayakan
kepada mereka”6
Pada Tafsir Quraish Shihab menafsirkan ayat ini sebagai berikut :
“Di samping itu, orang-orang mukmin selalu menjaga apa saja yang
diamanatkan kepadanya, baik harta, perkataan (pesan) atau perbuatan
dan sebagainya. Juga selalu menepati janji mereka kepada Allah dan janji
6 “Al-Mu’minun Ayat 1 - 10 Dan Terjemah,” diakses 30 Mei 2017,
http://sultonimubin.blogspot.com/2012/12/al-muminun-ayat-1-10-dan-terjemah.html.
6
antara sesama mereka. Mereka tidak mengkhianati amanat dan juga tidak
melanggar janji.7
Tafsir Diatas menjelaskan bahwa Al-Qur’an sudah membahas betapa
pentingnya menjaga amanat, baik itu amanat dari Allah SWT atau amanat
antar sesama manusia.
Arsip ialah salah satu amanat yang seyogyanya dijaga oleh pihak yang
bertanggung jawab mengelola arsip, dari mulai penerimaan, penyimpanan,
pemeliharaan, dan pemusnahan atau akuisisi. Pada proses pengelolaannya,
pemilik arsip menyerahkan arsipnya serta memberikan amanat kepada unit
kearsipan atau perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang
pengelolaan arsip agar arsip itu dijaga dan dikelola dengan sebaik-baiknya.
Berdasarkan observasi awal pada PT. Sigma Cipta Utama, terlihat bahwa:
1). Tempat penyimpanan arsip minyak berada diluar gedung, mengakibatkan
arsip sampel minyak tersebut berpotensi terpapar langsung sinar matahari dan
hujan jika hujan beritensitas kencang sehingga mengakibatkan penurunan
kualitas arsipnya; 2). Kesulitan dari pihak PT. Sigma untuk memproses data
yang kurang lengkap deskripsinya; 3). Tempat penyimpanan atau biasa
disebut jeriken-jeriken arsip sampel minyak tidak memiliki standar, sehingga
terlihat tidak rapi.
Seiring dengan permasalahan yang terjadi di PT. Sigma Cipta Utama dan
ketertarikan peneliti mengenai pengelolaan arsip hasil eksplorasi yang
menurut peneliti sangat jarang ada yang tahu mengenai pengelolaannya
7 “Surat Al-Mu’minun Ayat 8,” Tafsir AlQuran Online, diakses 30 Mei 2017,
https://tafsirq.com/permalink/ayat/2681.
7
tersebut serta memiliki jenis-jenis media yang unik. Maka melalui sejumlah
pertimbangan, penulis tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih lanjut
mengenai pengelolaan arsip hasil eksplorasi ini yang kemudian dituangan ke
dalam skripsi yang berjudul “Pengelolaan Arsip Hasil Eksplorasi Minyak
dan Gas: Studi Kasus pada PT. Sigma Cipta Utama”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, PT. Sigma Cipta Utama
mengelola berbagai macam jenis arsip yaitu arsip dokumen kertas, arsip
elektronik, arsip digital, dan arsip hasil eksplorasi. Dari jenis-jenis arsip yang
ada, peneliti akan memfokuskan penelitian ini pada pengelolaan arsip hasil
eksplorasi minyak dan gas di PT. Sigma Cipta Utama, perlengkapan yang
digunakan pada kegiatan pengelolaan arsip hasil eksplorasi di PT. Sigma
Cipta Utama, dan hambatan dalam pengelolaan arsip hasil eksplorasi minyak
dan gas di PT. Sigma Cipta Utama.
Dari pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini ialah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengelolaan arsip hasil eksplorasi minyak dan gas di PT.
Sigma Cipta Utama?
2. Apa saja perlengkapan yang digunakan dalam pengelolaan arsip hasil
eksplorasi minyak dan gas di PT. Sigma Cipta Utama?
3. Apa saja hambatan dalam pengelolaan arsip hasil eksplorasi minyak
dan gas di PT. Sigma Cipta Utama?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Secara umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara jelas
tentang pengelolaan arsip hasil eksplorasi di PT. Sigma Cipta Utama. Untuk
mencapai tujuan umum tersebut, perlu penjelasan mengenai tujuan-tujuan
spesifik dari penulisan yaitu:
1. Untuk mengetahui proses pengelolaan arsip hasil eksplorasi minyak
dan gas yang disimpan di PT. Sigma Cipta Utama.
2. Untuk mengetahui perlengkapan yang digunakan untuk pengelolaan
arsip hasil eksplorasi minyak dan gas pada PT. Sigma Cipta Utama.
3. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang ditemukan dalam
pengelolaan arsip hasil eksplorasi minyak dan gas di PT. Sigma Cipta
Utama.
Dari Tujuan di atas, manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini
adalah:
1. Menambah wawasan, pengetahuan, dan masukan untuk PT. Sigma
Cipta Utama untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan arsip
hasil eksplorasi.
2. Dapat menjadi salah satu acuan dalam mengembangkan ilmu
khususnya di bidang pengelolaan arsip hasil eksplorasi minyak dan
gas.
3. Sebagai syarat utama untuk mendapatkan gelar Strata 1 Jurusan Ilmu
Perpustakaan.
9
D. Definisi Istilah
Arsip ialah suatu rekaman atau dokumen yang terdiri dari berbagai macam
format yang disimpan secara sistematis untuk menunjang keberlangsungan
kegiatan pada perusahaan yang disimpan di PT. Sigma Cipta Utama. Salah
satu jenis arsip yang disimpan ialah arsip bahan perconto. Arsip bahan
perconto adalah Data-data yang dihasilkan dari kegiatan eksplorasi yang
berupa potongan sampel batuan, inti batuan, serpihan batuan, sampel gas, dan
sampel minyak yang dikelola di PT. Sigma Cipta Utama.
Pengelolaan arsip ialah kegiatan yang meliputi penciptaan, penyimpanan,
pemeliharaan, dan penyusutan arsip atau masuk ketahap akuisisi oleh negara
yang dilakukan di PT. Sigma Cipta Utama.
Eksplorasi adalah kegiatan memperoleh data dari survei atau pengeboran
untuk mengetahui isi kandungan dan luas wilayah yang dilakukan oleh
perusahaan migas.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini memberikan gambaran umum tentang apa yang
penulis bahas dalam setiap bab dari penelitian ini. adapun sistematika
penulisan sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini terdiri atas landasan pemikiran yang menjadi latar belakang
penelitian ini harus dilakukan, diikuti uraian pembatasan dan
10
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Bab ini ditulis untuk memberikan gambaran kepada pembaca dan
membahas tentang landasan-landasan teori yang digunakan, sesuai
dengan penelitian yang dilakukanoleh peneliti, yang diambil oleh
dari literatur-literatur yang berkaitan dan penelitian yang relevan
dengan topik penelitian, meliputi : pengertian, buku pedoman dan
lain sebagainya.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai jenis pendekatan yang digunakan,
teknik pengumpulan data yang dilakukan, dan teknik pengolahan
serta analisis data dalam memperoleh hasil penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas hasil penelitian yang mencakup profil objek
penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.
Bab V Penutup
Bab ini merupakan akhir dari penelitian, yang meliputi penarikan
kesimpulan dan beberapa rekomendasi berupa saran-saran.
11
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Arsip
1. Definisi Arsip
Arsip berasal dari kata archeion (bahasa Yunani) dan archivum (bahasa
Latin) yang artinya kantor atau pemerintah dan kertas yang disimpan di
kantor tersebut, yang semula diterapkan pada record atau rekaman perintah
(arsip).8 Sedangkan menurut Barthos arsip (record) yang dalam bahasa
Indonesia ada yang menyebutkan ―warkat‖, pada pokoknya dapat diberikan
pengertian sebagai: setiap catatan tertulis baik dalam bentuk gambar ataupun
bagan yang membuat keterangan-keterangan mengenai suatu subyek (pokok
persoalan) ataupun peristiwa yang dibuat orang untuk membantu daya ingat
orang itu pula.9
Di Indonesia sendiri pengertian arsip sudah diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan pada pasal 1
ayat (2) yaitu: Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai
bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintah
daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi poitik, organisasi
8Sulistyo-Basuki, Pengantar Kearsipan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), 27.
9Basir Barthos, Manajemen Kearsipan (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 1.
12
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.10
Dari beberapa pengertian tersebut menunjukan bahwa arsip dapat
dikatakan sebuah catatan, warkat, rekaman yang dikemas dalam berbagai
bentuk baik tercetak atau tidak tercetak sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi seperti, kertas, CD, micro film, micro fis,
foto-foto, bebatuan, dan lain-lain yang berguna sebagai alat bantu bagi
keberlangsungan suatu institusi atau perorangan. Sebagai suatu rekaman atau
catatan yang memiliki nilai guna tertentu, pada pengelolaannya mulai dari
penciptaan arsip sampai pada tahap pemusnahan arsip itu sendiri harus
dikelola dengan baik agar menghasilkan efektifitas dan efisiensi dalam
penggunaan arsip tersebut. Untuk mendapatkan pengelolaan arsip yang baik
perlunya mengetahui prosedur pada tahapan siklus hidup arsip.
Berdasarkan definisi arsip menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan pada pasal 1 ayat (2) bahwa: sesuatu menjadi arsip jika
merekam informasi, terekam dalam media, ada pencipta dan penerima, dan
ada tujuan diciptakannya. Kemudian dari definisi arsip tersebut, arsip hasil
eksplorasi minyak dan gas juga bisa dikatakan sebagai arsip karena pada data
eksplorasi minyak dan gas memiliki: 1).Merekam informasi. rekaman
informasi yang terletak pada data tersebut, informasi tersebut dapat dilihat
oleh ahli geologi dengan cara meneliti dengan menggunakan campuran bahan
lain. Informasi dari data tersebut berupa informasi kandungan hasil
10
Indonesia, ―Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan‖ (Indonesia, 2009).
13
pertambangan yang ada pada data tersebut. 2). Media dan media untuk
menyimpan. Media pada data arsip hasil eksplorasi minyak dan gas berupa
sempel batuan dan sempel minyak serta pada penyimpanannya, data tersebut
menggunakan media boks kayu dan jeriken-jeriken. 3). Memiliki pencipta
dan penerima. Pencipta dari data hasil eksplorasi minyak dan gas ialah divisi
eksplorasi pada suatu perusahaan tambang yang melakukan kegiatan
eksplorasi pada daerah-daerah yang sudah ditentukan untuk dilakukan
pengeboran. Kemudian untuk penyerahannya, data diserahkan kepada divisi
yang melakukan kegiatan penelitian pada data perconto tersebut yang masih
satu lingkup perusahaan. 4). Tujuan diciptakan dan diterima. Tujuannya ialah
untuk menunjang kegiatan perusahaan dalam hal penelitian serta survey untuk
kegiatan eksplorasi saat ini, dan kegiatan eksplorasi yang akan datang.
2. Arsip Hasil Eksplorasi Minyak dan Gas
Data hasil Eksplorasi Minyak dan Gas adalahsemua fakta, petunjuk,
indikasi, dan informasi baik dalam bentuk tulisan (karakter), angka (digital),
gambar (analog), media magnetik, dokumen, perconto batuan, fluida, dan
bentuk lain yang didapat dari hasil Survei Umum, Eksplorasi dan Eksploitasi
Minyak dan Gas Bumi.11
Data-data yang diperoleh dari survey umum,
eksplorasi dan eksploitasi adalah milik negara yang dikuasai sepenuhnya oleh
pemerintah yaitu Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.
11
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, ―Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 027 Tahun 2006 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang Diperoleh dari
Surfei Umum, Eksplorasi, dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi‖ (Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral, 2006).
14
Menurut Hani Qonitah dalam ―MateriPowerPoint Workshop Finalisasi
KKNI Rumpun Ilmu Informasi (Kearsipan, Ilmu Perpustakaan dan Informasi,
dan Sains Informasi) Indonesia‖ yang dilakukan di Universitas Brawijaya,
Malang, pada tanggal 8 Mei 2017 menyebutkan bahwa untuk menentukan
jenis arsip dalam hal korporasi yang bergerak dalam bidang minyak dan gas,
maka dibagi menjadi:
a. Rekod Bisnis (Fasilitatif) yaitu: rekod keuangan, pengadaan barang
dan jasa, kepegawaian, hukum, keselamatan kerja dan perkantoran.
b. Rekod Teknik (Subtantif) yaitu: eksplorasi, pengembangan dan
produksi, dan penelitian.
Kemudian bentuk dari rekod dan arsip berupa: kertas, elektronik (online
data dan offline data), digital, batu perconto (core sample), bentuk
mikro, dan sebagainya.12
Berdasarkan teori Hani Qonitah di atas, pada perusahaan yang bergerak
dibidang minyak dan gas menentukan arsip hasil eksplorasi minyak dan gas
yang berbentuk perconto masuk dalam kategori jenis rekod teknik/subtantif.
Pengelolaan dan pemanfaatan data hasil eksplorasi ini bertujuan untuk
menunjang penetapan wilayah kerja, perumusan kebijakan teknis,
penyelenggaraan urusan pemerintah dan pengawasan di bidang eksplorasi dan
eksploitasi, pendistribusian data kepada para pengguna, dan pertukaran data.
Pengelolaan data yang dimaksud ialah mulai dari perolehan,
pengadministrasian, pengolahan, penataan, penyimpanan, pemeliharaan, dan
pemusnahan data hasil eksplorasi dan eksploitasi tersebut.
12
Hani Qonitah, ―Records Management Services Staffing: Qualifications and Positions‖
(Universitas Brawijaya, 2017), 3–4, fia.ub.ac.id/ilmuperpustakaan/pengumuman/workshop-
finalisasi-kkni-rumpun-informasi-kearsipan-ilmu-perpustakaan-dan-informasi-dan-sains-
informasi-indonesia.html.
15
Data hasil eksplorasi ialah data yang sangat memiliki nilai referensi dan
sangat dibutuhkan bagi peneliti yang ingin melakukan kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi selanjutnya, dikarenakan data hasil eksplorasi itu saling terkait
antara satu dengan yang lain dalam satu wilayah kegiatan ekslorasi minyak
dan gas.
Jenis-jenis arsip hasil eksplorasi yang biasanya diperlukan untuk referensi
penelitian selanjutnya ialah berupa arsip data perconto seperti, sempel batuan
(core sample), sempel minyak (oil sample), sempel air (water sample) dan
Gas sempel.
3. Nilai Arsip
Dalam bukunya Administrasi Perkantoran Modern, The Liang Gie
mengemukakan bahwa arsip mempunyai 6 nilai yang disingkat dengan
ALFRED, yaitu:13
a. Nilai administrasi (administrative value)
b. Nilai hukum (legal value)
c. Nilai keuangan (fiscal value)
d. Nilai penelitian (research value)
e. Nilai pendidikan (education value), dan
f. Nilai dokumentasi (documentary value)
Nilai ALFRED berkisar antara 0 s.d 100 dihitung berdasarkan jumlah
presentase dari ke enam komponennya, sehingga ada 4 (empat) penggolongan
arsip, yaitu sebagai berikut:14
13
The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern (Yogyakarta: Liberty, 2000), 117.
16
a. Arsip Vital (presentase nilai 90-100)
Arsip sangat penting dan tidak dapat diganti kembali bilamana
dimusnahkan. Arsip ini harus disimpan abadi di perkantoran yang
bersangkutan. Contoh: akte pendirian usaha.
b. Arsip Penting (presentase nilai 50-89)
Arsip ini melengkapi kegiatan rutin dan dapat diganti dengan biaya
tinggi dan lama. Arsip ini disimpan di file aktif selama 5 tahun dan di file
inaktif selama 25 tahun. Contoh: arsip bukti-bukti keuangan.
c. Arsip berguna (presentase nilai 10-49)
Arsip ini berguna sementara dan dapat diganti dengan biaya rendah.
Disimpan di file aktif selama 2 tahun dan inaktif selama 10 tahun. Contoh:
surat pesanan.
d. Arsip tidak berguna (presentase 0-9)
Arsip ini dapat dimusnahkan sesudah pakai sementara. Paling lama
arsip ini disimpan selama 3 bulan di file inaktif. Contoh: surat undangan
dan memo.
4. Siklus Hidup Arsip
Siklus hidup arsip dinamis terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap
penciptaan atau penerimaan dari luar organisasi (creating), tahap distribusi
(distribution), tahap penggunaan (use), tahap pemeliharaan (maintenance),
14
Saiman, Manajemen Sekertaris (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), 105.
17
dan disposisi akhir (disposition).15
Berikut ini adalah gambar siklus hidup
arsip.
Gambar 2.1 :Life Cycle of Records16
Gambar di atas menjelaskan bahwa siklus hidup arsip dimulai dari
kegiatan penciptaan arsip atau penerimaan arsip dari luar unit kearsipannya
yang berupa surat-surat, laporan, dan data-data lainnya. Arsip tersebut
kemudian didistribusikan kepada pengguna yang ada pada suatu organisasi
tersebut atau yang ada di luar dari organisasi tersebut agar dapat digunakan
untuk keperluan tertentu seperti pelaksanaan oprasional, dasar tindakan
tertentu, pelaksanaan fungsi dan peran-peran manajerial, sebagai alat
pembuktian atau dokumentasi, sebagai bahan pertimbangan untuk menjawab
15
Betty Roper Ricks, Ann J Swafford, dan Gow Kay F, Information and Image
Management : a record system appoarch (USA: South Western, 1992), 14. 16
Smith et al., Records Management (USA: South Western, 1997), 135.
Creation
(or concept of
record from outside
he business
Use
Decision
Reference
Inquires
Legal Requirements
Maintenance
Store/File
Retrive
Protect
Distribution
Who gets the record?
Internal user
External user
Dispotition
Transfer
Retain
Or
Destroy
18
permasalahan atau memberikan tanggapan, sebagai bahan hukum, sebagai
referensi, dan lain sebagainya. Kemudian arsip tersebut dipelihara, disimpan
secara sistematis (simpan aktif) agar arsip mudah pada penemuan kembali
arsipnya, dan kemudian diamankan dari bahaya-bahaya yang bisa merusak
arsip tersebut. Setelah menurun penggunaannya, arsip akan dipindahkan dan
disimpan (simpan inaktif). Setelah melewati masa simpan inaktif, lalu arsip
tersebut akan dipilah lagi berdasarkan kegunaannya, apakah akan
dimusnahkan atau akan disimpan permanen.17
Berdasarkan siklus hidup arsip tersebut, arsip yang tercipta setiap tahap
dapat dikelompokan menjadi tiga fase :18
a. Rekod Aktif
Yaitu rekod yang diciptakan dan digunakan secara terus menerus untuk
bisnis terkini dan dipelihara di tempat pembuatannya atau di tempat
penerimaannya. Rekod jenis ini disimpan dan diolah di unit kerja masing-
masing.
b. Rekod Semi-aktif
Yaitu Rekod yang sudah jarang dibutuhkan untuk bisnis terkini. Rekod
jenis ini biasanya dirujuk beberapa bulan sekali atau setahun sekali. Rekod
ini dipindahkan dari unit kerja masing-masing ke central file.
17
T.R Schellenberg, Modern Archives (Washington: Washington University, 1995), 36. 18
Derek Charman, The Corporate Archivist and Record Management (London:
Butterworth, 1991), 239.
19
c. Rekod Inaktif
Yaitu rekod semi-aktif yang frekuensi penggunaannya sudah menurun
tapi harus tetap disimpan dan dipelihara untuk memenuhi kebutuhan
administratif, keuangan, hukum, sejarah, atau pemerintahan. Rekod semi-
aktif yang tidak lagi dibutuhkan dipindahkan dari central file ke records
center, inilah rekod inaktif. Selanjutnya rekod ini disimpan hingga masa
retensinya tiba dan selanjutnya dinilai apakah dipindahkan ke Arsip
Nasional atau dimusnahkan.
B. Perlengkapan Arsip
Perlengkapan kearsipan adalah alat atau sarana yang digunakan dalam
bidang kearsipan yang berfungsi sebagai sarana penyimpanan arsip, alat
bantu untuk mempercepat atau meringankan pekerjaan kearsipan, dan sebagai
alat pelindung arsip dari bahaya kerusakan sehingga arsip tahan lama. Berikut
beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli perlengkapan
arsip:19
1. Anggaran yang tersedia.
2. Besar ruangan yang dapat dimanfaatkan.
3. Jenis-jenis arsip yang akan disimpan (ukuran, jumlah, berat, nilai, dan
sebagainya.
4. Frekuensi penggunaan arsip.
5. Tingkat pengamanan terhadap arsip yang disimpan.
19
Sedarmayanti, Tata Kearsipan dengan Memanfaatkan Teknologi Modern (Bandung:
Mandar Maju, 2003), 43.
20
Dengan mempertimbangkan sebelum pembelian peralatan tersebut,
beberapa jenis peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam
pengelolaan arsip dinamis inaktif antara lain:20
1. Perangkat elektronik
Perangkat elektronik dapat digunakan untuk komputerisasi arsip
dinamis, karena pada era digital seperti sekarang ini perangkat elektronik
sudah menjadi peralatan yang wajib ada pada unit kearsipan dimanapun.
Adapun yang termasuk perangkat elektronik ialah computer, mesin print,
mesin scan, microreader, mesin fax, dan sebagainya.
2. Boks Arsip
Yaitu boks yang terbuat dari kertas karton gelombang atau dari kardus
dan memiliki lubang samping yang berfungsi sebagai aliran sirkulasi udara
serta sebagai tempat pengangkat boks dari dalam rak. Boks memiliki
ukuran standar dari ANRI yaitu 37x9x29cm dan ukuran 37x19x27 cm.
3. Map
Yaitu lipatan kertas, karton, manila, atau yang berbahan plastic mika
yang digunakan untuk menyimpan arsip. Jenis map terdiri dari map biasa
(stopmap folio), stopmap bertali, (portapel), map jepitan (snelhecher), dan
map tebal yang lebih dikenal dengan sebutan ordner atau brief ordner.
20
Sedarmayanti, Tata Kearsipan, 44.
21
4. Filling cabinet
Yaitu tempat yang berbentuk persegi panjang dan biasanya diletakan
secara vertical atau berdiri yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
berkas-berkas arsip.
5. Folder
Yaitu lipatan kertas tebal/karton manila berbentuk persegi empat
panjang yang berguna untuk menyimpan atau menempatkan arsip, atau
satu kelompok arsip di dalam filling cabinet.
6. Guide
Yaitu lembaran kertas tebal/karton manila yang berfungsi sebagai
penunjuk atau sekat/pemisah.
7. Almari arsip
Yaitu lemari yang khusus digunakan untuk menyimpan arsip.
8. Rak arsip
Yaitu sejenis lemari tidak berpintu, yang dijadikan tepat untuk
menyimpan arsip.
9. Tangga
Tangga harus tersedia, dan dapat dibawa menelusuri gang-gang yang
ada pada sisi rak, serta memiliki tempat berpijak dibagian atas untuk
tempat boks dan memilih arsip yang jangkauannya lebih tinggi.
10. Alat penyimpan khusus
Yaitu alat yang digunakan untuk menyimpan arsip dalam bentuk-bentuk
yang khusus seperti flash disk, compact disk, kaset, dll. Alat ini
22
mempunyai beragam bentuk dan desain, karena dangat tergantung dari
perkembangan kemajuan teknologi.
Perlengkapan lainnya yang digunakan untuk mengelola arsip berdasarkan
Lampiran Peraturan Menteri ESDM Nomor 027 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang Diperoleh dari Survei Umum,
Eksplorasi, dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi pada poin ke III C. yaitu:
1. Kontinuitas aliran listrik 24 jam.
2. Tersedia peralatan kominikasi telepon.
3. Rak penyimpanan disesuaikan dengan ukuran dan jenis kemasan
perconto
4. Tersedia peralatan standar berupa mesin pembelah, penyayat dan
pemoles beserta kelengkapan yang masih bekerja dengan baik.
5. Perangkat komputer untuk administrasi penyimpanan.
6. Tersedia peralatan pembersih ruangan dan penyedot debu (vacuum
cleaner).21
C. Manajemen Arsip
Definisi manajemen arsip menurut Elizabeth Stheperd dan Geoffrey Yeo
bahwa arsip ialah:
“Records management is the field of management responsible for the
efficient and systematic control of the creation, receipt, maintenance, use,
and dispotition of record”.22
Kemudian menurut Read-Smith et all yaitu:
―pengendalian sistematis terhadap semua rekod, mulai dari penciptaan
atau penerimaan, dan selanjutnya pemrosesan, distribusi organisasi,
penyimpanan, temu kembali, dan disposisi akhir‖.23
21
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, ―Lampiran III Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 027 Tahun 2006‖ (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral,
2006). 22
Elizabeth Shepherd dan Geoffrey Yeo, Managing Records: a handbook of principles
and practice (London: Facet Publishing, n.d.), 1. 23
Smith, Records Management, 3.
23
Selain menurut Read-Smith et all, pengertian manajemen arsip juga
dikemukakan oleh Patricia E Wallace et all yaitu:
―Manajemen arsip ialah kegiatan yang sangat penting bagi
keberlangsungan suatu organisasi, karena pada dasarnya manajemen
kearsipan melaksanakan fungsi-fungsi seluruh siklus hidup arsip, yang
mencakup proses penciptaan, pendistribusian, penggunaan, penyipanan
arsip aktif, pemindahan arsip, penyimpanan arsip inaktif, pemusnahan,
penyimpanan secara permanen‖.24
Dari beberapa pengertian di atas, maka pengertian manajemen arsip adalah
kegiatan pengelolaan, pengendalian dan pengawasan yang tepat serta
sistematis yang meliputi penciptaan, penerimaan, penataan dan penyimpanan,
pemeliharaan, penggunaan, dan pemusnahan atau penyerahan kepada
pemerintah yang bertanggungjawab untuk menunjang keberlangsungan suatu
institusi atau organisasi.
Menurut Sauki, alasan manajemen kearsipan sangat diperlukan, yaitu:25
1. Sebagai pusat ingatan kolektif instansi (corporate memory)
2. Sebagai penyedia data/informasi bagi pengambilan keputusan (decision
making)
3. Sebagai bahan pendukung proses pengadilan (ligitation support)
4. Penyusutan berkas kerja
1. Manajemen Arsip Dinamis Inaktif
Arsip dinamis harus dikelola agar bermanfaat bagi pencipta, penerima,
dan pemakai arsip itu sendiri. Pada dasarnya arsip dinamis terdiri dari dua
24
Patricia E Wallace, Jo Ann Lee, dan Dexter R Schubert, Records Management:
Integrated Information Systems (New Jersey: Prantice Hall, 1992), 6. 25
Sauki Hadiwardoyo, Manajemen Kearsipan : Sebuah Pengantar (Yogyakarta: Fakultas
Sastra Universitas Gajah Mada, 1999), 6.
24
jenis, yaitu arsip dinamis aktif yang frekuensi penggunaannya masih
tinggi dan arsip dinamis inaktif yang frekuensi penggunaannya sudah
menurun.26
Jadi sebelum dikatakan arsip inaktif, sebelumnya arsip tersebut
ialah arsip aktif, bisa dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.2 : Arisp Dinamis
Manajemen arsip inaktif menurut ANRI ialah:
―pengelolaan arsip inaktif di pusat arsip menggunakan sistem
pengelolaan yang paling tepat sehingga mampu mencapai tujuan dan
memenuhi prinsip-prinsip pengelolaan arsip‖.27
Pusat arsip adalah tempat untuk menyimpan, merawat, serta menyajikan
arsip inaktif dari unit-unit kerja yang ada pada suatu organisasi besar.28
Manajemen arsip inaktif dalam Modul Manajemen Arsip Dinamis yang
disusun oleh ANRI dapat diartikan sebagai pengelolaan arsip inaktif yang
melibatkan berbagai unsur diantaranya sumber daya manusia, peralatan,
dan sistem yang ada untuk mencapai tujuan.29
26
Boedi Martono, Pengantar Kearsipan Praktis: Penyusutan dan Pemeliharaan Arsip
(Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990), 22. 27
Arsip Nasional Republik Indonesia, Manajemen Arsip Inaktif (Jakarta: ANRI, 2002), 7. 28
Yayan Daryan dan Hardi Suhardi, Terminologi Kearsipan Indonesia (Bandung: PT.
Sigma Cipta Utama dan LP2A, 1998), 145. 29
Arsip Nasional, Manajemen Arsip Inaktif, 98.
Arsip
Dinamis
Inaktif
Aktif
25
Menurut beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
manajemen arsip inaktif ialah kegiatan yang sangat penting karena
mmelibatkan banyak unsur yaitu, sumber daya alam, peralatan, dan sistem
penyimpanan yang baik agar mampu mencapai tujuan dan memenuhi
prinsip pengelolaan arsip.
2. Sistem Pengelolaan Arsip Inaktif
Sistem pengelolaan arsip menurut ANRI yaitu suatu cara atau metode
menerima, menyimpan, mengaktualisasikan, dan menemukan kembali
arsip yang disimpan yang berdasarkan pada prinsip efektifitas, efisiensi,
dan keamanan, yang didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas, kelembagaan yang mantap, dan sarana serta prasarana
yangmemadai.30
Berikut prosedur pengelolaan arsip inaktif menurut ANRI
meliputi:31
a. Pemindahan
Pemindahan arsip inaktif dari unit-unit kerja merupakan langkah
awal yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pengelolaan arsip inaktif
di suatu organisasi. Pada kegiatan pemindahan arsip inaktif memiliki
beberapa langkah pemindahan arsip agar kegiatan tersebut bisa berjalan
dengan baik, yaitu:32
1) Menentukan kapan suatu arsip dapat dipindah.
Kegiatan ini lebih banyak terkait dengan nilai guna arsip, jadwal
retensi arsip, dan kebijakan dari pimpinan untuk menindaklanjuti
30
Arsip Nasional, Manajemen Arsip Inaktif, 33. 31
Arsip Nasional, Manajemen Arsip Inaktif, 9. 32
Arsip Nasional, Manajemen Arsip Inaktif., 10.
26
arsip yang akan dipindahkan ke penyimpanan inaktif. Pemindahan
berkelanjutan ini disebut dengan metode transfer berkala. Yang
dimaksud dengan transfer berkala adalah metode memindahkan arsip
aktif pada waktu akhir periode yang telah dinyatakan, biasanya
setiap satu tahun, ke penyimpanan inaktif.33
2) Menentukan arsip mana yang akan dipindahkan.
Memilih arsip yang akan dipindah, terutama berdasarkan umur
arsip yang ditentukan oleh nilai guna arsip yang bersangkutan.Dalam
kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan JRA yang ada, sehingga
arsiparis di pusat arsip cukup menyeleksi arsip-arsip yang akan
dipindahkan berdasarkan jadwal tersebut. Hasil dari penyeleksian ini
akan berupa daftar arsip yang akan dipindahkan, yang baru disimpan
ke pimpinan yang berwenang untuk memperoleh persetujuan.
3) Menyiapkan arsip yang akan dipindah.
Persiapan pemindahan arsip dinamis aktif ke penyimpanan
dinamis inaktif melibatkan dua kegiatan, yaitu pengisian formulir,
pembuatan label barcode, dan pengepakan arsip dinamis sehingga
siap disimpan.Arsip yang telah didaftar atau diinventaris tersebut
kemudian ditata di dalam boks dengan ketentuan tetap
mempertahankan penataan aslinya. Tidak dibenarkan untuk
mengubah penataan asli ketika akan memasukan ke dalam boks,
karena hal ini akan melanggar azaz penataan arsip (original order).
33
Smith, Records Management, 102.
27
4) Penyiapan ruang simpan arsip.
Arsiparis di pusat arsip harus senantiasa menyiapkan ruang dan
alat simpan secara antisipatif. Sehingga tidak terjadi suatu arsip yang
telah dipindah ke pusat arsip namun tidak tersedia ruang dan alat
penyimpanannya.
5) Menerima arsip di tempat penyimpanan.
Penerimaan arsip inaktif yang baru dipindahkan dari unit kerja ke
pusat arsip dilakukan oleh arsiparis. Menurut Sulistyo Basuki
penerimaan arsip dinamis merupakan tanggung jawab bagian
penerimaan, jumlah dan isi arsip harus dicocokan dengan daftar
pengiriman dan setiap ada kejanggalan atau ketidak sesuaian harus
dicatat. Setelah itu jika semua sudah sesuai, penerima dari record
centre membuat berita acara pindah yang dilampiri datanya.34
b. Penataan dan Penyimpanan
Penataan dan penyimpanan adalah dua kegiatan yang saling
berkaitan dalam proses pengelolaan arsip, untuk mendapatkan hasil
penyimpanan yang baik, seyogyanya melakukan penataan yang baik
juga. Untuk itu penataan dan penyimpanan arsip inaktif memiliki
prosedur yang umumnya sama dengan arsip aktif sebagaimana disajikan
berikut ini:35
` 34
Sulistyo Basuki, Manajemen Arsip dinamis (Jakarta: Gramedia, 2003), 304. 35
Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003), 64.
28
1) Pemeriksaan
Kegiatan ini adalah prosedur awal yang dilakukan dalam panataan
dan penyimpanan arsip. Pemeriksaan ini dilihat dari apakah arsip
yang akan disimpan tersebut sudah benar-benar inaktif, kemudian
diperiksa kelengkapan datanya (Series). Series Record adalah
kumpulan arsip yang berkaitan, yang biasanya digunakan dan
disimpan sebagai satu kesatuan dan dapat dinilai sebagai satu
kesatuan untuk memutuskan periode retensi arsipnya.36
2) Pengindeksan
Kegiatan pengindeksan merupakan kegiatan menentukan nama,
subyek, atau kata tangkap lain apa yang digunakan. Penentuannya
tergantung pada sistem penyimpanan apa yang digunakan. Pada
sistem abjad kata tangkapnya adalah nama pengirim, badan
organisasi, dan penandatangan surat. Pada sistem nomor adalah
angka, pada sistem geografis kata tangkapnya adalah tempat asal
data tersebut, lalu pada sistem subyek, kata tangkapnya adalah
perihal atau isi suratnya.
3) Pemberian Tanda
kegiatan ini juga biasa disebut pengkodean, dilakukan secara
sederhana yaitu dengan memberi tanda garis pada kata tangkapnya
jika arsip tersebut berbentuk surat atau kertas, akan tetapi bila arsip
dalam bentuk lain, biasanya menggunakan label dengan kode-kode
36
Smith, Records Management, 135.
29
tertentu. Kegiatan ini dilakukan untuk mempermudah penemuan dan
penyimpanan kembali arsip yang telah dipinjam.
4) Sortir
Kegiatan ini dilakukan untuk mengelompokan antara arsip dan
non arsip, serta mengelompokan lagi jika sudah terdapat yang benar-
benar arsip untuk mengetahui kelompok-kelompok arsip yang ada
untuk mempermudah penyimpanan.
5) Menyimpan
Kegiatan terakhir adalah penyimpanan, yaitu menempatkan arsip
yang sudah dilakukan sortir dengan baik dan benar agar dapat
ditemukan kembali dengan cepat dan tepat.
Arsip dinamis dan inaktif disimpan secara terpisah, arsip dinamis
aktif disimpan pada unit pencipta rekod (central file), sedangkan
arsip dinamis inaktif disimpan pada pusat rekod (record centre).
Untuk itu arsip dinamis dapat disimpan menggunakan 3 azas
penyimpanan yaitu:37
a) Azas Sentralisasi
Azas sentralisasi adalah azas yang digunakan oleh organisasi
untuk menyimpan arsip dinamis dalam satu unit kerja secara
terpusat. Semua arsip dinamis disimpan dipusat penyimpanan.
Penyimpanan arsip secara sentral lebih efisien dan efektif bila
diterapkan pada organisasi yang relatif kecil, rentang tugasnya
37
Sedarmayanti, Tata Kearsipan, 21.
30
pendek, tidak terlalu kompleks, beban kerja tidak terlalu besar,
dan lingkup kerjanya berada dalam satu gedung atau satu atap.
Dengan menetapkan azas sentralisasi ini maka sistem
penyimpanan yang digunakan akan menjadi standar, dan akan
lebih mudah dalam pengendalian dan penelusurannya karena
keseragaman sistem dan prosedur.
b) Azas Desentralisasi
Arsip dinamis akan disimpan di bagian unit yang
bersangkutan, sehingga menghemat waktu ketika akan mencari
informasi yang relevan.
Azas sentralisasi adalah azas yang digunakan suatu organisasi
dalam menyimpan arsip dinamis berdasarkan unit kerja masing-
masing.38
Azas sentralisasi lebih efektif dan efisien jika
diterapkan pada organisasi yang relatif besar, dalam azas ini
semua unit kerja diberikan otoritas untuk menyimpan dan
mengelola arsip aktifnya masing-masing. Azas ini dapat
diterapkan jika organisasi mempunyai rentang tugas yang
panjang, beban kerja yang besar dan lingkup kerjanya tidak
berada dalam satu gedung atau satu atap melainkan terpencar dan
berjauhan, mempunyai kantor cabang atau kantor perwakilan di
beberapa tempat.
38
Saiman,Manajemen Sekertaris, 105.
31
c) Gabungan
Azas gabungan adalah kombinasi dari azas sentralisasi dan
azas desentralisasi. Menerapkan azas sentralisasi dalam prosedur,
sistem, peralatan dan SDM dan desentralisasi dalam
pelaksanaannya. Prinsip azas ini menjelaskan bahwa setiap unit
kerja diberikan otoritas untuk melakukan penyimpanan dan
pengelolaan arsip dengan kontrol atau pengendalian sistem secara
terpusat oleh suatu unit khusus di dalam organisasi.
Pada penyimpanan arsip dinamis ada 5 sistem penyimpanan
standar yang biasanya sering dipilih sebagai sistem penyimpanan,
yaitu:39
a) Alphabetical filling system
Filling sistem abjad adalah sistem penyimpanan arsip menurut
sistem abjad. Penyimpanan arsip menurut abjad berarti arsip yang
dihasilkan, dibuat, atau diterima oleh suatu kantor/lembaga yang
didalamnya termuat nama-nama seperti nama orang, nama
organisasi, nama tempat, atau nama wilayah yang disimpan
menurut tata urutan susunan abjad. Dengan demikian kode yang
dipergunakan dalam penyimpanan arsip adalah abjad.
b) Subject Filling System
Dalam filling sistem subyek yang dimaksud dengan subyek
ialah judul pokok masalah atau judul pokok soal, atau istilah yang
39
Martono, Pengantar Kearsipan Praktis, 78.
32
lebih popular, atau subject hiding, yang terdapat dalam suatu
surat. Sistem subjek adalah sistem penyimpanan arsip
berdasarkan kepada isi dokumen yang sering juga disebut
permasalahan, masalah, pokok surat, atau subyek. Misalnya arsip-
arsip yang memuat masalah keuangan dihimpun dan disimpan
menjadi satu dalam berkas sendiri, kemudian arsip tersebut
diurutkan berdasarkan abjad, dan abjad yang dipergunakan adalah
huruf pertama dari masing-masing pokok masalah.
c) Numerical filling system
Sistem nomor atau angka adalah sistem penyimpanan arsip
dinamis dengan menggunakan urutan angka-angka sebagai
pedoman untuk mengaturnya. Nomor dapat diberikan menurut
sistem seri (serial numeric) atau menurut sistem persepuluh atau
decimal numeric, missal; 00, 10, sampai dengan 90 atau 000, 100,
200, dan seterusnya sampai dengan 900. Jadi nomor yang
digunakan bukan nomor yang dipergunakan bukanlah nomor
yang tercantum pada surat.
Dalam filling sistem nomor, setiap surat diberi nomor, setiap
surat diberi nomor yang sudah ditentukan sebagai kode
penyimpanannya, dan disimpan berdasarkan ketentuan nomor
yang telah ditentuka tersebut.
33
d) Geographic filling system
Sistem wilayah atau sistem ilmu bumi adalah sistem
penyusunan berdasarkan nama wilayah atau daerah dari alamat
surat. Arsip-arsip yang termasuk dalam suatu satuan wilayah atau
daerah dihimpun dalam satu berkas, kemudian arsip tersebut
dapat disusun menurut urutan abjad, abjad yang dipergunakan
diambil dari huruf pertama nama masing-masing wilayah atau
daerah. Umumnya sistem ini digunakan oleh kantor-kantor yang
mempunyai cabang, atau perwakilan kantor di wilayah tertentu.
e) Chronological filling system
Sistem kronologis adalah sistem yang menyusun arsip
berdasarkan waktu. Sistem kearsipan dengan menyimpan arsip
surat ataupun dokumen lainnya berdasarkan kepada urutan waktu
surat diterima atau waktu dikirim ke luar.
Kelima sistem tersebut ialah sistem penyimpanan arsip yang
biasanya digunakan oleh instansi/organisasi yang memiliki arsip.
Akan tetapi pada siklus hidupnya arsip sendiri tidak hanya disimpan,
melainkan harus adanya kegiatan pemusnahan atau kegiatan
pemindahan arsip ke instansi yang bertanggungjawab menyimpan
arsip statis. Oleh sebab itu instansi atau lembaga yang memiliki arsip
yang semakin banyak harus merumuskan jadwal retensi arsip.
34
Jadwal retensi arsip adalah daftar yang memuat kebijaksanaan
seberapa jauh sekelompok arsip dapat disimpan atau dimusnahkan.40
Sebelum arsip tersebut disimpan berdasarkan sistem
penyimpanannya, pada penyimpanan arsip hasil eksplorasi minyak dan
gas juga mempertimbangkan masalah persyaratan tempat
penyimpanannya yang diatur berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri
ESDM Nomor 027 Tahun 2006 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan
Data yang Diperoleh dari Survei Umum, Eksplorasi, dan Eksploitasi
Minyak dan Gas Bumi pada poin ke III E yang membahas tentang
persyaratan tempat penyimpanan yaitu:
1. Administrasi penyimpanan dilakukan dengan baik berupa:
a. Pencatatan keluar masuk media secara rapih.
b. Pencatatan kondisi dan posisi media secara rapih.
c. Pembuatan laporan secara berkala.
2. Data pendukung disimpan pada ruang penyimpanan yang
tersendiri.
3. Tata letak rak penyimpanan tidak mengganggu lalu lintas
petugas jaga.
4. Tata letak perconto di dalam rak penyimpanan mudah dipantau.
5. Perconto bantuan (inti, serpih, singkapan) yang merupakan
bagian pemerintah, harus diberi pelindung khusus untuk
menjaga kelestrariannya.
6. Perconto batuan disimpan di dalam kemasan yang baik, kuat,
dan tidak mudah rusak.
7. Perconto batuan yang berasal dari singkapan permukaan
disimpan di dalam kemasan dengan label yang jelas tentang
kontraktor yang melakukan pengambilan perconto (lapangan,
wilayah kerja).
8. Perconto berupa inti pemboran (conventional core), inti
sampling pemboran (Sidewall Core), serpih bor (Cutting),
disimpan di dalam kemasan label yang jelas tentang kontraktor
yang melakukan pengambilan perconto, lokasi (lapangan,
wilayah kerja), nama sumur dan kedalaman.
40
Barthos, Manajemen Kearsipan, 110.
35
9. Perconto fluida cair disimpan di dalam botol tertutup dan
transparan, dengan label yang jelas tentang kontraktor yang
melakukan pengambilan perconto, lokasi (lapangan, wilayah
kerja), nama sumur dan kedalaman.
10. Perconto fluida gas disimpan di dalam tabung logam, dengan
label yang jelas tentang lokasi, kedalaman, dan keterangan lain
tentang pengambilan perconto.41
c. Pelayanan
Pelayanan arsip dapat berupa peminjaman arsip atau pemberian
layanan informasi yang terkandung dalam arsip yang disimpan.42
Prosedur pada pelayanan arsip tersebut umumnya meliputi:43
1) Permintaan
Permintaan penggunaan arsip dapat dilaksanakan melalui lisan,
tertulis, ataupun melalui telepon. Baiknya dalam kegiatan ini adalah
disiapkan semacam formulir permintaan dan dapat berfungsi sebagai
permintaan arsip yang dibutuhkan. Informasi yang harus diberikan
pengguna kepada petugas adalah sebagai berikut:
a. Nomor boks
b. Judul folder atau deskripsinya
c. Nama, bagian, lokasi dan nomor telepon peminta arsip dimanis
d. Waktu peminjaman arsip dinamis sehingga waktu penagihan
dapat dicatat pada formulir.
Setelah semua informasi dicatat baik secara manual atau dicatat
melalui elektronik, lalu dibuatkan formulir peminjaman arsip, yaitu
41
―Lampiran III Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 027 Tahun
2006.‖ 42
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip dinamis, 304. 43
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip dinamis, 305.
36
formulir yang digunakan untuk meminjam arsip yang dipinjam dan
satu disimpan oleh petugas peminjam arsip sebagai pengendalian
peminjaman.
2) Pencarian
Pencarian atau menemukan arsip dengan bantuan buku agenda,
kartu indeks, kartu kendali dan sebagainya. Setelah mengetahui
masalah apa yang dipinjam kemudian mencari jenis/series arsipnya.
Series yang ada dalam daftar akan merujuk pada boks yang
menunjukan lokasi penyimpanan arsip.
3) Pengambilan
Setelah berhasil menemukan arsip yang dicari, maka langkah
selanjutnya adalah mengambil arsip dari tempatnya. Setelah
pengambilan, langkah berikutnya adalah mencatat arsip yang akan
dipinjam dalam sarana peminjaman baik buku peminjaman ataupun
ke dalam sistem komputer. Dalam sistem manual, data arsip inaktif
yang dipinjam menggunakan formulir empat rangkap. Lembar
pertama disimpan si pemakai, lembar kedua dimasukan ke berkas
yang dipinjamkan untuk mengenali peminjamannya, lembar ketiga
disimpan pada boks kartu keluar dan lembar keempat disimpan pada
boks yang disusun menurut tanggal harus kembali.
4) Pengendalian
Pengendalian ini dilakukan untuk mengamankan arsip baik fisik
maupun informasinya, sehingga arsip dapat dimonitori sejauh mana
37
arsip beredar dan sampai kapan arsip harus kembali ketempat
penyimpanannya.
5) Penyimpanan kembali
Setelah arsip yang dipinjam dikembalikan, maka penandaan pada
sarana peminjaman bahwa arsip yang bersangkutan telah kembali
perlu segera dilaksanakan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman
dikemudian hari.
d. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan arsip adalah kegiatan perawatan dan
pengamanan arsip yang dilakukan guna menjamin kelestaraian
informasi yang terkandung dalam arsip. Tujuannya agar arsip
senantiasa terpelihara dengan baik, utuh, dan aman, serta terhindar dari
segala macam kemungkinan dan resiko yang merugikan, antara lain
kerusakan dan kehilangan. Untuk itu usaha-usaha yang dapat dilakukan
dalam pemeliharaan arsip, dengan cara yaitu:44
1) Membersihkan ruangan. Sebaiknya ruang penyimpanan
dibersihkan dengan alat penyedot debu.
2) Pemeriksaan ruangan dan sekitarnya. Pemeriksaan ruangan dapat
dilakukan setiap saat untuk mengawasi jika ada serangga yang
merusak arsip.
44
Barthos, Manajemen Kearsipan, 56–57.
38
3) Penggunaan racun serangga. Penyemprotan racun serangga dapat
dilakukan kea rah dinding, lantai atau alat-alat yang terbuat dari
kayu dan jangan sampai mengenai arsip.
4) Mengawasi serangga anai-anai. Untuk mengawasi serangga anai-
anai kita dapat menggunakan sodium arsenate. Sodium ini dapat
diletakan di celah-celah lemari. Sedangkan untuk almari yang
terbuat dari kayu, sebaiknya dioles dengan dieldrin dengan cara
mengoleskannya dengan kuas sejalan dengan garis-garis kayu.
5) Larangan makan dan merokok. Segala jenis makanan, tidak boleh
dibawa ke ruang penyimpanan arsip karena sisa-sisa makanan
merupakan daya tarik serangga dan tikus. Selain itu merokok juga
dilarang karena ruang penyimpanan harus bebas dari asap rokok,
terlebih jika ruangan ber-AC. Untuk mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan, maka kita dapat menyediakan gas CO2.
6) Rak penyimpanan. Sebaiknya rak penyimpanan arsip terbuat dari
logam dimana jarak papan rak yang terbawah lantai sekitar 6 inci,
sehingga akan memudahkan bergeraknya udara dan memudahkan
membersihkan lantai dari pada bagian bawah rak.
7) Meletakan arsip. Arsip jangan diletakan secara berdesak-desakan
dan jangan diletakan pada tempat yang lebih kecil dari ukuran
arsipnya.
8) Mengeringkan arsip yang basah. Sebaiknya arsip yang basah
jangan dikeringkan di bawah sinar matahari secara langsung.
39
Untuk memercepat pengeringan dapat menggunakan kipas angin
atau membuka jendela-jendela dan pintu-pintu. Selain itu kita juga
dapat menggunakan kertas penyerap (blotting).
9) Arsip yang tidak terpakai. Sebaiknya arsip disimpan pada tempat
tersendiri secara teratur agar tidak menimbulkan penumpukan.
Selain kegiatan perawatan, kegiatan pengamanan juga termasuk pada
kegiatan pemeliharaan. Pada arsip hasil eksplorasi minyak dan gas,
kegiatan keamanan juga sudah diatur berdasarkan sistem
penyimpanannya, pada penyimpanan arsip hasil eksplorasi minyak dan
gas juga mempertimbangkan masalah persyaratan tempat
penyimpanannya yang diatur berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri
ESDM Nomor 027 Tahun 2006 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan
Data yang Diperoleh dari Survei Umum, Eksplorasi, dan Eksploitasi
Minyak dan Gas Bumi pada poin ke III D, yaitu:
1. Tersedia sistem peringatan dini kebakaran.
2. Tersedia pemadam api otomatis yang tidak merusak perconto.
3. Tersedia sistem peringatan dini terhadap pencurian.
4. Tersedia sistem keamanan terhadap akses masuk bangunan dan
ruang penyimpanan.
5. Tersedia perangkat penangkal petir.
6. Tersedia sistem pemutus arus listrik.
7. Tanda ―DILARANG MEROKOK‖ di semua bagian bangunan.
8. Pengamanan monitor 24 jam.
9. Kerahasiaan data terjaga.
10. Tidak membawa perconto dalam keadaan terbuka.45
45
―Lampiran III Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 027 Tahun
2006.‖
40
e. Penyusutan dan Pemusnahan Arsip
Penyusutan dan pemusnahan arsip ialah kegiatan terakhir pada
pengelolaan arsip, kegiatan tersebut memiliki beberapa tujuan yaitu:46
1) Agar arsip dinamis dapat digunakan dengan baik dan lancer serta
tidak terkoceh dengan adanya rekod yang kurang diperlukan.
2) Agar arsip lebih mudah dikontrol
3) Agar tempat penyimpanan arsip memiliki banyak tempat
penyimpanan kosong.
4) Menghemat tempat, biaya, dan alat.
5) Agar dapat menentukan status arsip selanjutnya.
Dasar pertimbangan tentang penyusutan dan pemusnahan arsip
dinamis Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 sebagai
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971, yang berisi hal-hal
sebagai berikut:47
1) Bahwa volume arsip sebagai akibat kegiatan administrasi
pemerintahan dan pembangunan berkembang dengan cepat seirama
dengan dinamika kehidupan bangsa.
2) Bahwa dalam rangka meningkatan dayaguna dan tepat guna
kearsipan serta untuk menjamin keselamatan bahan
pertanggungjawaban nasinal seperti yang dimaksudkan dalam
46
A.W Widjaja, Administrasi Kearsipan: Suatu Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 1986),
180–181. 47
Indonesia, ―Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1979 tentang
Penyusutan Arsip‖ (Indonesia, 1979).
41
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971, dipandang perlu mengatur
penyusutan arsip dalam peraturan pemerintah.
Dalam kegiatan penyusatan dan pemusnahan, organisasi dapat
melihat Jadwal Retensi Arsip (JRA) karena JRA berguna untuk
meninjau kembali arsip yang akan dimusnahkan ataukah
dipermanenkan. Setelah menyiapkan JRA, prosedur yang dapat
dilakukan dalam proses penyusutan dan pemusnahan, yaitu:48
1) Menyiangi (weeding). Tujuan dari weeding adalah memisahkan arsip
dinamis yang telah sampai jangka waktu penyimpanannya dan rekod
yang tidak digunakan lagi oleh pencipta arsip.
2) Mempersiapkan alat-alat. Alat-alat yang digunakan antara lain
folder, filling cabinet, guide, rak, boks, dan lain-lain yang berguna
untuk menampung pemindahan arsip dinamis ke pusat rekod.
3) Penyisihan. arsip dinamis yang akan dipermanenkan atau
dimusnahkan, disisihkan dari folder aktifnya.
4) Mensortir. Arsip dinamis yang telah disisihkan, kemudian disortir
untuk memilih arsip dinamis yang akan dipermanenkan atau
dimusnahkan.
5) Membuat dan menyiapkan daftar atau surat pemindahan arsip
dinamis dari unit pencipta ke pusat rekod. Dalam daftar/surat
tersebut berisi nama unit pengolah, tanggal persetujuan, tanggal
48
Ig. Wursanto, Kearsipan 2(Yogyakarta: Kanisius, 1991), 217.
42
penyerahan, tanggal penerimaan penyerahan, dan mana pejabat yang
menerima penyerahan.
6) Pendaftaran, yaitu kegiatan mendaftarkan arsip yang akan
dipermanenkan atau dimusnahkan.
7) Mempersiapkan berita acara pemindahan arsip dinamis. Dalam
berita acara berisi tanggal, bulan, dan tahun saat berita acara dibuat,
nama, dan jabatan pihak yang menyerahkan dan pihak yang
menerima.
8) Memusnahkan arsip. Dalam memusnahkan arsip hendaknya arsip
benar-benar musnah, diketahui oleh pejabat yang berwenang.
Pemusnahan arsip dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:49
pencacahan, pembakaran, pemusnahan kimiawi dan pembuburan.
Tidak semua arsip bisa disusutkan atau dimusnahkan, melaikan arsip
tersebut harus diserahkan kepada pihak yang bertanggung jawab penuh
atas arsip tersebut. Salah satunya ialah arsip hasil eksplorasi dan
eksploitasi minyak dan gas. Arsip tersebut ialah jenis arsip yang
permanen, karena arsip tersebut ialah milik negara dan bernilai sangat
berharga. Sesuai peraturan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 027 Tahun 2006 tentang Pengelolaan dan pemanfaatan data
yang diperoleh dari survei umum, eksplorasi dan eksploitasi minyak
dan gas bumi, pada bab IV penyerahan data yaitu:
49
Hamdani Fajri dan Syahyuman, ―Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di Kantor
Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan,‖ Jurnal Ilmu Informasi
Perpustakaan dan Kearsipan 1 (2012): 412–413.
43
1) Badan Usaha yang melakukan survei umum wajib menyerahkan
seluruh data yang diperoleh kepada Pusat Data dan Informasi
ESDM setelah berakhirnya kontrak kerjasama penyimpanan,
pemeliharaan dan pemasyarakatan data yang bersangkutan.
2) Direktur Jenderal melakukan evaluasi terhadap seluruh data yang
diperoleh Badan Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebelum diserahkan kepada Pusat Data dan Informasi ESDM.
3) Pelaksanaan penyerahan data sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dituangkan dalam suatu berita acara yang ditandatangani oleh
Badan Usaha, Direktorat Jenderal, dan Pusat Data dan Informasi
ESDM.50
D. Hambatan dalam Pengelolaan Arsip
Pada pengelolaan arsip sendiri tidak akan selalu berjalan dengan lancar,
akan tetapi terkadang memiliki beberapa hambatan yang ditemui. Berikut ialah
hambatan-hambatan yang ditemui dalam pengelolaan arsip dinamis menurut Ig
Wursanto, yaitu:51
1. Penemuan kembali secara cepat dan tepat terhadap arsip-arsip apabila
sewaktu-waktu diperlukan kembali.
2. Hilangnya arsip-arsip sebagai akibat dari sistem penyimpanan yang kurang
sistematis, sistem pemeliharaan dan pengamanan yang kurang sempurna,
serta peminjaman atau pemakaian arsip jangka waktunya lama, sehingga
lupa dikembalikan kepada unit kearsipan.
3. Bertambahnya arsip dinamis inaktif tanpa diikuti dengan penyusutan dan
pemusnahan yang kemudian akan mengakibatkan tempat penyimpanan arsip
tidak mencukupi.
50
―Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 027 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang Diperoleh dari Surfei Umum, Eksplorasi, dan Eksploitasi
Minyak dan Gas Bumi.‖ 51
Wursanto, Kearsipan 2, 29.
44
4. Tatakerja kearsipan yang tidak mengikuti perkembangan ilmu kearsipan
modern karena pegawai kearsipan yang tidak cukup dan kurang adanya
bimbingan yang teratur dari pihak pimpinan dan dari para ahli kearsipan.
5. Peralatan kearsipan yang tidak memadai.
6. Kurang adanya kesadaran para pegawai terhadap peranan dan pentingnya
arsip-arsip bagi organisasi, sehingga sistem penyimpanan, pemeliharaan,
dan perawatan arsip kurang mendapat perhatian yang semestinya.
E. Arsip Komersial (Commercial Records)
Arsip Komersial adalah apabila suatu perusahaan/pihak pertama melakukan
kegiatan penyimpanan arsipnya pada suatu perusahaan/pihak kedua yang
memiliki gedung, fasilitas penyimpanan, fasilitas pengamanan dan memiliki
layanan pengelolaan arsip serta pada kedua belah pihak telah melaksanakan
kontrak untuk sewa tempat penyimpanan dan jasa pengelolaan data dengan
maksud memperoleh keuntungan dari pihak pertama.52
Penggunaan layanan
arsip komersial dari perusahaan-perusahaan biasanya karena memiliki
beberapa alasan tertentu, yaitu:
1. Mengurangi biaya oprasional.
2. Tidak tersedianya tempat penyimpanan
3. Meningkatkan fokus dari perusahaan.
4. Tidak tersedianya sumber daya internal yang mengerti manajemen arsip.
5. Tersedianya modal dari perusahaan.
52
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip dinamis, 292–295.
45
Jasa dan fasilitas yang diberikan oleh pemilik layanan arsip komersial
dibagi menjadi dua yaitu swalayan dan paripurna. Jasa swalayan mirip dengan
hubungan kontrak antara pemilik gedung dengan penyewa. Pemilik gedung
menyediakan ruangan dan rak untuk penyimpanan arsipnya sementara
penyewa membayar uang sewa dihitung berdasarkan luas ruangan atau kardus
yang digunakan penyewa. Akan tetapi pada kontrak swalayan ini, penyewa
tidak diberikan layanan pengelolaan arsipnya, jadi hanya mendapatkan layanan
gedung/ruang penyimpanan saja.
Selanjutnya pemilik layanan arsip komersil juga akan menawarkan kontrak
jasa paripurna atau yang bersifat full service. Kontrak ini merupakan kontrak
antara pemilik layanan dengan penyewa dengan pemberian kontrak gedung dan
jasa penuh. Adapun jasa yang digunakan berupa:53
1. Transfer arsip ke gedung penyimpanan, termasuk boks dan formulir
transfer.
2. Inventaris arsip.
3. Pengamanan arsip berupa:
a. Lemari tahan api.
b. Sistem sembur air.
c. Alarm pencuri dan api.
d. Perlindungan gas halon.
e. Sistem otorisasi tanda tangan bagi pengguna arsip.
f. Menjamin kerahasiaan.
53
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip dinamis, 295–296.
46
g. Generator cadangan untuk cadangan daya listrik.
h. Polis asuransi mencakup kerusakan dan kehilangan.
i. Karyawan tetap.
4. Kontrol kelembaban dan suhu.
5. Fasilitas penyimpanan bagi setiap jenis media seperti arsip kertas,
kartografi, dan elektronik.
6. Jasa pengambilan dan penyerahan berdasarkan jadwal tetap maupun
sewaktu-waktu.
7. Sistem pelacakan berbantuan computer dari saat penerimaan arsip hingga ke
pemusnahannya.
8. Temu balik boks, folder, atau dokumen.
9. Jasa fotokopi.
10. Jasa faksimile
11. Jasa pemusnahan arsip
12. Laporan kegiatan penyewa, sebisamungkin diolah dengan computer,
menyangkut biaya, temu balik, penambahan arsip, penarikan arsip,
peminjaman, pengembalian, dan sebagainya.
13. Jasa micrografis.
14. Kemampuan konstruksi arsip.
15. Jasa konsultasi.
16. Jasa rujukan setempat dan ruang pertemuan.
17. Sistem komunikasi.
47
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dengan judul penelitian ini diambil dari
dua judul skripsi. Penelitian sebelumnya pernah dilakukan oleh Diah Ayu
Merdekawati (2016). Mahasiswi Universitas Padjajaran, Jurusan Ilmu
Perpustakaan, Fakultas Ilmu Komunikasi. Dengan judul penelitian
―Manajemen Kearsipan Hasil Eksplorasi di PT. Chevron Pacific
Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses
penciptaan arsip, sistem penyimpanan, sistem penemuan kembali, sumber daya
manusia, sarana pendukung, dan hambatan manajemen kearsipan hasil
eksplorasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, studi kepustakaan, serta triagulasi. Hasil dari penelitian
ini menunjukan bahwa manajemen kearsipan hasil eksplorasi PT. Chevron
Pacific Indonesia sudah sesuai dengan peraturan Mentri Energi dan Sumber
Daya Mineral No. 27 Tahun 2006, Namun belum berjalan dengan maksimal
dikarenakan keterbatasan sarana dan sumber daya manusia. Perbedaan dengan
penelitian yang penulis lakukan adalah pada studi kasus, peneliti terdahulu
mengambil studi kasus pada PT. Chevron Pacific Indonesia, sedangkan pada
penelitian ini studi kasus pada PT. Sigma Cipta Utama. Lalu persamaan pada
penelitian ini ialah pada metode yang digunakan, dan pada teknik
pengumpulan datanya.
Penelitian kedua ditulis oleh Zulfa Fiqriani (2012). Mahasiswi Universitas
Indonesia, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.
48
Dengan judul penelitian “Pengelolaan Arsip Inaktif di Biro Keuangan
Badan Pusat Statistik (BPS).” Membahas tentang pentingnya pengelolaan
arsip inaktif yaitu untuk memudahkan temu kembali arsip inaktif yang cepat
dan tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan arsip
inaktif di Bagian Arsip Biro Keuangan BPS dengan fokus pengamatan mulai
dari tahap pemindahan ke bagian arsip sampai ke tahap penyusutannya.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
studi kasus. Adapun proses sistem pengelolaan arsip inaktif mengacu pada
pedoman manajemen arsip inaktif yang dikeluarkan oleh ANRI. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa proses pengelolaan arsip inaktif di Biro
Keuangan Badan Pusat Statistik sudah berjalan dengan baik sesuai dengan
pedoman yang ada. Meskipun begitu, peneliti masih menemukan beberapa
kendala di luar proses pengelolaannya. Perbedaan dengan penelitian yang
penulis lakukan adalah pada studi kasus, peneliti terdahulu mengambil studi
kasus pada Bagian Arsip Biro Keuangan BPS , sedangkan pada penelitian ini
studi kasus pada PT. Sigma Cipta Utama. Lalu persamaan pada penelitian ini
ialah pada metode yang digunakan, dan pada teknik pengumpulan datanya.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mengambil jenis penelitian deskriptif dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran umum dari
pengelolaan arsip. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang
mendeskripsikan dan memberikan penjelasan mengenai keadaan yang terjadi di
lapangan seperti apa adanya.54 Jenis penelitian deskriptif memusatkan kepada
pemecahan masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian
dilaksanakan.
Pendekatan penelitian yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang
dimaksudkan untuk menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis,
atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati sesuai dengan pendapat.55
Dengan pendekatan ini penulis menggambarkan temuan-temuan penelitian dan
memperoleh pemahaman yang mendalam sehingga dapat ditarik kesimpulan.
B. Indikator Penilaian
Dalam penelitian ini, dasar hukum yang digunakan untuk penentuan
indikator penilaian adalah Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1979 tentang Penyusutan
54
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian (Jakarta: STIA-LAN, 1999), 60. 55
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007),
4.
50
Arsip, Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1971 tentang Ketentuan Pokok
Kearsipan, Peraturan Menteri ESDM Nomor 27 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Yang Diperoleh Dari Survei Umum,
Eksplorasi dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi serta beberapa literatur yang
diperoleh dari buku, skripsi, dan jurnal.
Adapun variabel yang digunakan sebagai indikator penilaian, terdiri dari:
1. Pengelolaan arsip dinamis inaktif, yang meliputi: penerimaan,
penyimpanan, pelayanan, pemeliharaan, penyusutan dan pemusnahan.
2. Perlengkapan arsip dinamis inaktif.
3. Kendala-kendala pengelolaan arsip dinamis inaktif.
4. Dasar hukum pengelolaan arsip dinamis inaktif pada PT. Sigma Cipta
Utama.
Agar lebih jelas, penulis akan menguraikan variabel tersebut ke dalam
bentuk tabel, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Indikator Penilaian
No. Dimensi Indikator Item Jumlah
A. Pengelolaan Arsip Hasil Eksplorasi Minyak dan Gas
1 Penerimaan
Arsip
A. Menerima arsip dinamis inaktif dengan
baik dan benar.
B. Mampu menggolongkan arsip dinamis
inaktif yang diterima.
C. Menerima pemindahan arsip dinamis
inaktif sesuai dengan IK Penerimaan
Arsip.
D. Mencatat surat-surat pada buku agenda
surat masuk atau pada sistem
komputerisasi.
TM:
7, 8
BW:
1, 2
K: 1,
2
6
2 Penyimpanan
Arsip
1. Menggunakan asas penyimpanan yang
sesuai dengan lingkup PT. Sigma Cipta
Utama.
2. Menggunakan sistem penyimpanan yang
TM:
9, 10,
11, 12
12
51
konsisten dan sesuai dengan lingkup PT.
Sigma Cipta Utama.
3. Menemukan arsip dinamis dengan cepat
dan tepat.
4. Menentukan retensi arsip
5. Menyimpan arsip dengan sesuai dengan
IK.
BW:
3, 4,
5, 6
K: 3,
4, 5, 6
3 Pelayanan
1. Memberikan pelayanan yang benar
kepada user.
2. Memberikan pelayanan peminjaman
sesuai IK PT. Sigma Cipta Utama.
TM:
14, 15
BW:
8, 9
K: 8,
9
6
4 Pemeliharaan
1. Memelihara arsip dengan baik dan
benar.
2. Menggunakan ruangan penyimpanan
arsip yang benar.
3. Pemeliharaan yang rutin pada arsip.
4. Dapat menentukan arsip yang harus
dipelihara.
TM:
16, 17
BW:
10, 11
K: 10,
11
6
5
Penyusutan
dan
Pemusnahan
Arsip
1. Melakukan penilaian arsip.
2. Memiliki JRA.
3. Menyusutkan arsip berdasarkan JRA.
4. Memusnahkan arsip dengan metode
yang baik dan benar.
5. Menyerahkan arsip kepada kantor arsip
daerah.
TM:
18
BW:
12
K: 12
3
B. Perlengkapan Pengelolaan Arsip Hasil Eksplorasi Minyak dan Gas
1. Memiliki perlengkapan arsip.
2. Menggunakan perlengkapan yang sesuai
dengan standar.
3. Mendayagunakan perlengkapan yang
tersedia.
4. Merawat perlengkapan yang tersedia.
TM:
13
BW: 7
K: 7
3
C. Hambatan Pengelolaan Arsip Hasil Eksplorasi Minyak dan Gas
1. Tersedianya fasilitas penunjang yang
memadai.
2. Mengembangkan area penyimpanan
arsip.
3. Merekrut pegawai yang kompeten dalam
pengelolaan arsip.
4. Mampu mengoptimalkan SDM yang
tersedia untuk mengelola arsip dengan
mengikuti berbagai kegiatan pembinaan
dan pelatihan.
TM:
19, 20
BW:
13, 14
K: 13,
14
6
52
C. Pemilihan Informan
Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian.56 Penentuan informan ditentukan
dengan mencari tahu pihak yang paling memahami objek penelitian dan
ditentukan berdasarkan konsep purposive sampling.
Purposive sampling adalah metode penentuan informan dengan cara sengaja
memilih informan-informan tertentu dengan mengabaikan informan lainnya,
karena informan tertentu ini memiliki ciri-ciri khusus yang tidak dimiliki
informan lain.57
Kriteria informan yang akan menjadi narasumber adalah orang yang
memahami dan terjun langsung dalam pengelolaan arsip eksplorasi minyak dan
gas yaitu Section Head Warehouse Service Line, Project Manager of
Warehousing, dan Data Preparator pada PT. Sigma Cipta Utama. Dalam
melakukan penelitian kualitatif, penulis tidak sembarangan untuk memilih
narasumber (Informan) yang akan di wawancarai, penulis mengambil informan
sebanyak 3 orang, yaitu:
Tabel 3.2 Informan
No. Nama Jabatan
1 Tunas Muka
NIK: 06990069 Section Head Warehouse Service Line
2 Budi Waluyo
NIK: 07100184 Project Manager of Warehousing
3 Kasi
NIK: 07040125 Data Preparator
56
Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 90. 57
Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, 183.
53
Penulis memilih 1). Bapak Tunas Muka selaku Section Head of Warehouse
Service Line atau bisa disebut Kepala Bagian Warehouse Service Line. Tugas
dari Bapak Tunas Muka ialah sebagai perencana kegiatan, mengorganisasikan
kegiatan, menyiapkan orang yang akan melakukan kegiatan, mengarahkan
proses pelaksanaan kegiatan, dan mengendalikan perkembangan pelaksanaan
kegiatan yang ada di Warehouse Service Line PT. Sigma Cipta Utama. 2).
Bapak Budi Waluyo selaku Project Manager of Warehousing atau bisa disebut
Manajer Proyek pada Warehousing. Tugas dari Bapak Budi Waluyo ialah membuat
rencana kerja operasi proyek, meliputi aspek teknis, waktu, administrasi, serta
keuangan, melakukan koordinsi kedalam tim proyek, mengontrol proyek yang sedang
di kerjakan pada Warehouse Service Line PT. Sigma Cipta Utama. 3). Bapak Kasi
selaku Data Preparator yaitu orang yang bertugas menyiapkan atau mengelola data
secara teknis.
Ketiga informan tersebut dipilih karena mereka adalah orang-orang yang
memiliki pengalaman mengelola arsip hasil eksplorasi dan berperan langsung
terhadap pengelolaan arsip hasil eksplorasi di PT. Sigma Cipta Utama.
berharap dapat mendapatkan informasi mengenai pengelolaan arsip,
perlengkapan yang digunakan, dan hambatan dalam pengelolaan arsip hasil
eksplorasi di PT. Sigma Cipta Utama.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan ini, peneliti menggunakan beberapa teknik untuk
mempermudah pengumpulan data yang diperlukan. Teknik-teknik ini
54
digunakan secara akumulatif dan saling melengkapi. Adapun beberapa teknik-
teknik pengumpulan data tersebut adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung tanpa perantara, atau
langsung dari sumbernya. Seorang penulis bisa mendapatkan data-data
primer dengan cara menyebarkan kuesioner, melakukan wawancara, atau
melakukan pengamatan langsung terhadap suatu aktifitas pada masyarakat.
dalam penelitian ini data diperoleh secara langsung dari hasil observasi
lokasi penelitian yaitu PT. Sigma Cipta Utama yang berlokasi di Taman
Tekno BSD dan hasil wawancara dengan Manager Warehouse PT. Sigma
Cipta Utama dan dua orang Project Manager bagian core di PT. Sigma Cipta
Utama.
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan yang tidak terbatas pada orang,
namun juga meliputi objek-objek alam yang lain.58 Data observasi
bersifat faktual, cermat, dan terperinci mengenai keadaan lapangan,
kegiatan manusia dan situasi sosial, serta konteks dimana kegiatan-
kegiatan itu terjadi. Data itu diperoleh berkat adanya peneliti di lapangan
dengan mengadakan pengamatan secara langsung.59 Observasi yang
dilakukan oleh penulis ialah mengamati langsung kegiatan pengelolaan
arsip dan mengumpulkan fakta-fakta yang ada pada PT. Sigma Cipta
Utama.
58
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis (Bandung: Alfabeta, 2009), 202. 59
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsito, 2003), 59.
55
b. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan
atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.60 Proses wawancara ini
peneliti lakukan untuk menjawab ketiga rumusan masalah yang ada.
Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai Section Head Warehouse
Service Line, Project Manager of Warehousing, dan Data Preparator
pada PT. Sigma Cipta Utama.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-
sumber yang telah ada. Data sekunder biasanya diambil dari dokumen-
dokumen antara lain dari laporan, karya tulis, koran, dan majalah.61 Data
sekunder dari penelitian ini bersumber dari dokumentasi, laporan tahunan,
dan kepustakaan, yang terdiri dari berbagai literatur dan artikel yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
a. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan suatu teknik pengumpulan data yang
digunakan untuk mempelajari dari perpustakaan yang berhubungan
dengan masalah yang penulis bahas.
60 M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2009), 108. 61
Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, 87.
56
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari data yang
berupa catatan, brosur, notulasi rapat dan sebagainya.62 Data dokumentasi
yang penulis peroleh dari PT. Sigma Cipta Utama berupa foto-foto yang
penulis ambil setelah meminta izin dari pihak PT. Sigma Cipta Utama
sebagai bukti yang diperlukan dlam penyiusunan skripsi ini.
E. Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisa data kualitatif yaitu peneliti menguraikan dan
menginterpretasikan data yang telah diperoleh dari lapangan dan dari
narasumber (informan). Data-data yang diperoleh akan diolah dan disajikan
dalam bentuk deskritif untuk mengemukakan permasalahan dan menemukan
solusi disertai teori-teori yang mendukung. Analisis yang digunakan yaitu:
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh penulis melalui wawancara dan kajian pustaka
dicatat dengan rinci, mengelompokan dan memfokuskan pada hal penting,
dengan demikin data yang didapat bisa memberikan gambaran jelas.
b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, penulis melakukan penyajian dalam bentuk teks
yang bersifat naratif.
62
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 1992), 200.
57
c. Penarikan Kesimpulan
Data-data yang terangkum dan dijabarkan dalam bentuk naratif, penulis
buatkan kesimpulan. Kesimpulan digunakan untuk menjawab tujuan
penelitian.
F. Teknik Penguji Keabsahan Data
Penelitian ilmiah tidak lepas dari kepercayaan terhadap proses penelitian
dan hasilnya. Suatu penelitian dikatakan ilmiah apabila mengandung tingkat
objektifitas yang tinggi. Data dapat dikatakan valid apa bila antara data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data sesungguhnya terjadi pada objek
penelitian tidak ada perbedaan.63
Teknik yang digunakan untuk menguji keabsahan terhadap data hasil
penelitian kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan meningkatkan
kredibilitas atau validitas internal, dengan beberapa cara sebagai berikut:64
1. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan memungkinkan terjadinya hubungan antara
peneliti dengan informan semakin terbuka dan saling mempercayai. Dengan
memperpanjang pengamatan memperoleh informasi yang sebenarnya. Lama
dari perpanjangan tergantung pada kedalaman, keluasan, dan kepastian data.
Kegiatan perpanjangan ini penulis lakukan pada tanggal 18 September
2017, setelah sebelumnya melakukan pengamatan pada tanggal 20 Januari
2017.
63 Djama ’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2013), 161–162. 64
Satori dan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, 168–70.
58
2. Triangulasi
Tidak mustahil pengamatan terjadi perbedaan antara yang dibicarakan
dengan kenyataan sesungguhnya, maka diperlukan triangulasi yang berarti
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian.65
Kegiatan triangulasi yang penulis lakukan ialah dengan membandingkan
hasil wawancara dengan keadaan langsung yang ada di PT. Sigma Cipta
Utama.
G. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Sigma Cipta Utama yang terletak di Jalan
Tekno I Blok B 5-7 Sektor XI Taman Tekno BSD, Tangerang. Penelitian
dilaksanakan dari bulan Februari 2017-Agustus 2017 dengan perincian sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
No. Kegiatan Tahun 2017
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus
1 Pengajuan proposal
penelitian
2
Penyusunan
perumusan dan
metode penelitian
3 Bimbingan Skripsi
4 Melakukan
wawancara
65
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
330.
59
mendalam dengan
informan
5 Penyusunan hasil
penelitian
6 Pembuatan analisis
7
Pembuatan
kesimpulan dan
saran
8 Pengajuan sidang
skripsi
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil PT. Sigma Cipta Utama
1. Sejarah
Sigma Cipta Utama adalah anak perusahaan PT. Elnusa Tbk yaitu cabang
dari PT. Pertamina yang berdiri sejak 8 April Tahun 1980. Bisnis
perusahaan yang diawali dengan pengelolaan data (data management) di
lingkungan industri minyak dan gas Bumi. Dalam perjalanan bisnis
perusahaan dan seiring dengan adanya perkembangan teknologi informasi,
secara bertahap Sigma telah berkembang dengan layanan jasa ICT
(Information & Communication Technologies) yang lebih lengkap. Sejak
November 2007 Elnusa Telematika yang berpengalaman di bidang IT
Solution sejak tahun 1984 serta Elnusa Rentrakom yang berpengalaman di
bidang Telekomunikasi sejak tahun 1997, melakukan penggabungan
(merger) dengan Sigma, yang menambah kekuatan bisnis baru Sigma dalam
bidang : Data Management Services, IT Solution & Telecommunication
Services. Sesuai dengan visi dan misi perusahaan, Sigma dimasa yang akan
datang yaitu ingin ―Menjadi mitra yang handal dan terpercaya dalam bisnis
Manajemen Data, Teknologi Informasi dan Telekomunikasi untuk industri
migas dan lainnya‖. Dengan Misi ― Memberi manfaat bagi pelanggan
khususnya dalam kecepatan, ketepatan, kemudahan, dan kehandalan dalam
pengelolaan data, pengelolaan jasa bidang IT Solution, serta pengelolaan
jasa bidang telekomunikasi sesuai dengan produk dan jasa yang digunakan
61
oleh pelanggan, serta manfaat bagi stakeholder khususnya untuk
kesinambungan bisnis di masa mendatang.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut perusahaan menerapkan ISO
9001:2008 sebagai Policy Quality Improvement yang dilaksanakan secara
konsisten dan berkesinambungan. Dengan didukung fasilitas yang lengkap,
tenaga terampil yang kompeten, serta lingkungan kerja yang aman dan
nyaman, saat ini Sigma telah siap untuk menjadi mitra handal dan
terpercaya dalam mendukung bisnis para pelanggan dibidang ICT.
2. Struktur Organisasi
Berikut merupakan susunan struktur Warehouse Service Line PT.
Sigma Cipta Utama:
Tabel 4.3 Struktur Organisasi
No. Jabatan Nama
1 Section Head of Warehouse Service Line Tunas Muka
2 Specialist of Project Management Office Eka Widiasari
3 Specialist of Project Support Development &
ME Agus Sumarno
4 Team Leader of Recording & Reporting Anwar
5 Team Leader of ME & IT Support Ola Fadila
6 PM of Warehousing Budi Waluyo
7 PM of Data Remastering Hendra Gunawan
8 PM of Core Maintenance Supiya Jaka Basuki
9 PM of Remote Project Arifin, Agung, dan Rudi
10 Team Leader of EDP, Catalouging &
Validation Herman Jarkasi
11 Team Leader Servicing Oding Rohadi
12 Team Leader Arrangement Kuswanto
13 Team Leader of Tape Transcription, Scanning,
& Digitasi Imawan Fathoni
14 Data Preparator Kasi, Saiful
62
Gambar 4.3 Struktur Organisasi
3. Visi dan Misi
Visi dari PT. Sigma Cipta Utama ialah menjadi mitra yang handal dan
terpercaya dalam bisnis manajemen data, teknologi informasi, dan
telekomunikasi untuk industri migas dan lainnya.
Misi dari PT. Sigma Cipta Utama ialah Memberi manfaat bagi
pelanggan khususnya dalam kecepatan, ketepatan, kemudahan, dan
kehandalan dalam pengelolaan data, pengelolaan jasa bidang IT Solution,
Section Head of
Warehouse Service
Line
Team Leader of
Recording &
Reporting
PM of Core
Maintenance PM of Remote
Project
Team Leader of
EDP, Catalouging
& Validation
Specialist of Project
Management Office Specialist of Project
Support Development
& ME
Team Leader
Arrangement
Team Leader
Servicing
Team Leader of
Tape Transcription,
Scanning, &
Digitasi
PM of Data
Remastering
Team Leader of ME
& IT Support
PM of Warehousing
63
serta pengelolaan jasa bidang Telekomunikasi sesuai dengan produk dan
jasa yang digunakan oleh pelanggan, serta manfaat bagi stakeholder
khususnya untuk kesinambungan bisnis di masa mendatang.
4. Motto
a. Qualified
Mengutamakan kualitas produk dan jasa layanan, serta menjaga
kepercayaan pelanggan.
b. Useful
Memberikan produk dan jasa layanan yang bermanfaat bagi
kemudahan dan pertumbuhan bisnis pelanggan.
c. Informative
Memberikan layanan produk dan jasa dengan jelas, cepat, tepat, dan
akurat
d. Clean
Menjalankan bisnis secara transparan dan bebas KKN, untuk ikut
menciptakan Indonesia yang bersih
e. Keen
Keinginan yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan
dan stakeholder lainnya.
5. Layanan-layanan pada PT. Sigma Cipta Utama
a. Data Management Services
Merupakan salah satu Business Line dari PT. Sigma Cipta Utama
yang mempunyai 3 product business yang dikembangkan yaitu:
64
1) Physical Data Warehousing
Merupakan jasa penyedia fasilitas penyimpanan yang dilengkapi
dengan system katalog (Roc@t) untuk pencarian dokumen secara
online dari user ke Sigma dengan berbagai jenis data seperti
dokumen, magnetik tape, sumur log, peta geologi, dan digital data,
serta perconto batuan dan minyak. Untuk memudahkan pelayanan
dan komunikasi terhadap pelanggan dengan tersedianya customer
services. Lingkup jasa meliputi pemindahan & penataan,
penyimpanan, pencarian, serta pelayanan peminjaman dokumen.
Sigma memiliki ahli pengarsipan dibidang perminyakan yang
mengelola data Pertamina dan kontraktor asing. Kapasitas
penyimpanan yang dimiliki Sigma meliputi sekitar 12.000 meter
persegi dengan kapasitas 36.000 meter kubik.
Setiap dokumen atau jenis penyimpanan data yang tersimpan
dilipat dengan kode batang, RFID, atau label konvensional, untuk
melakukan pencarian dan proses penanganan lainnya lebih cepat,
aman, dan mudah. Menerapkan prosedur keamanan seperti:
keamanan sistem, CCTV, sistem akses digital, kontrol suhu dan
kelembaban, peralatan fumigasi, alat pemadam kebakaran, dan lain
sebagainya.
2) Data Re-Mastering
Data remastering merupakan salah satu layanan bisnis yang
sangat jarang dimiliki oleh perusahaan lain. Bisnis ini memberikan
65
layanan untuk pembuatan duplikasi data master (remastering) yang
berguna untuk update dan backup media penyimpanan data.
Layanan ini untuk mengubah format pemformatan data dari data
yang tersimpan di media dengan format sistem lama (kedaluwarsa)
hingga format jenis sistem komputer saat ini. Layanan ini sangat
berguna bagi pelanggan yang datanya disimpan dalam bentuk pita
magnetik (seperti 9 trek, 21 track, cartridge, dll) untuk diubah
menjadi media lain seperti yang diinginkan oleh pelanggan.
Berbagai variasi layanan data remastering meliputi transkripsi
(transfer media untuk berbagai jenis data, konversi format data dan
pemulihan data seismik), pemindaian (layanan pengiriman media
dari media cetak keras seperti: film mikro, peta, laporan
pengamatan, Catatan lapangan, dll.); OCRand Bookmarking,
vektorisasi dan rekonstruksi data (untuk memperbaiki data seismik
yang rusak), log sumur digital (pembuatan data digital dengan
peralatan digitalisasi.
3) Core Service
Layanan core didukung oleh ahli geologi dan ahli perminyakan,
layanan ini terus melakukan perbaikan secara terus-menerus
terhadap Integrated Core Information Services yang berorientasi
pada penyajian informasi berdasarkan hasil analisis sampel inti,
seperti analisis inti konvensi, analisis inti rutin, Analisis sumur
batuan litologi, analisis sumur lapisan petrografi, sumur kayu dan
66
lainnya. Layanan ini sangat berguna bagi peneliti untuk melakukan
studi tentang sumur potensial, layanan core, minyak, dan gas
melayani penyimpanan fisik, pemeliharaan batuan geologi (sampel
inti) dan fasilitas Core Viewing yang dilengkapi dengan katalog
online dan alat pemesanan. Kami menyediakan berbagai layanan
pemeliharaan sampel inti seperti, inventaris & pelabelan,
pemindahan, pemulihan & pembersihan, penanganan, pemecahan,
slabbing. resin, pluging & grinding, foto, waxing dll, yang berguna
untuk persiapan sampel inti sebelum aktifitas analisis.
4) Electronic Data Management
Manajemen data elektronik ini adalah layanan pengelolaan data
yang berfokus pada pengelolaan data elektronik dengan
memanfaatkan teknologi IT dan komunikasi data. Bisnis ini
memberikan perlindungan data bagi pelanggan dengan
menyediakan server yang berfungsi menyimpan data cadangan
milik pelanggan (Disaster Recovery Center). Manfaat dari layanan
ini adalah, jika ada masalah akibat sistem operasi yang tidak
berfungsi di kantor pelanggan, maka sistem data cadangan yang
tersimpan di PT Sigma Cipta Utama (SCU) dapat diaktifkan.
Layanan Pengelolaan Data Elektronik adalah menyediakan produk
dan layanan sistem berdasarkan pengelolaan data, dokumen dan
informasi seperti Sistem Manajemen Data Elektronik (EDMS),
Sistem Dokumen & Pengarsipan dan sistem aplikasi ROC@T di
67
berbagai versi dan fungsi PT. Sigma yaitu menyediakan sistem
telekomunikasi radio yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan
anda. Untuk memastikan kualitas dan kepuasan Anda, kami bekerja
sama dengan penyedia peralatan komunikasi yang telah terbukti.
Layanan ini berguna untuk memantau aset mobile anda dan
mengendalikan penggunaan sumber daya. Contoh Layanan: Radio
Konvensional, Telekomunikasi Trunking Radio, Sistem Pelacakan
Telekomunikasi.
6. Waktu Kerja
Waktu kerja PT. Sigma Cipta Utama adalah pada hari Senin s/d Jumat
yaitu pukul 08:00 WIB s/d 16:00 WIB dengan jam istirahat jam 12:00
WIB s/d 13:00 WIB.
7. Letak Geografis
Kantor PT. Sigma Cipta Utama yang terletak di Jalan Tekno I Blok B
5-7 Sektor XI Taman Tekno BSD, Tangerang.
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Penulis akan memaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh
melalui hasil observasi dan wawancara dilapangan terhadap pengelolaan arsip
hasil eksplorasi minyak dan gas, mengetahui peralatan apa saja yang
digunakan, serta hambatan atau kendala yang ada pada PT. Sigma Cipta
Utama. Adapun hasil penelitian yang diperoleh, sebagai berikut:
68
1. Pengelolaan Arsip Hasil Eksplorasi Minyak dan Gas pada PT. Sigma
Cipta Utama.
Pada proses pengelolaan penulis akan memaparkan hasil dan
pembahasan dari hasil wawancara dan observasi yang telah penulis peroleh
mulai dari penerimaan arsip, penataan dan penyimpanan, pelayanan,
pemeliharaan, serta penyusutan dan pemusnahan arsip yang ada pada PT.
Sigma Cipta Utama.
a. Penciptaan dan Penerimaan Arsip.
Pada kegiatan penciptaan dan penerimaan arsipnya, PT. Sigma Cipta
Utama hanya berfokus pada kegiatan penerimaan, dikarenakan yang
melakukan kegiatan penciptaannya ialah pada pihak client dari PT.
Sigma Cipta Utama. Pada kegiatan penerimaannya penulis akan
memaparkan hasil dan pembahasan proses penerimaannya dan berapa
banyak jumlah arsip yang masuk.
1) Proses penerimaan arsip
Dalam tahap awal pengelolaan arsip yang dilakukan pada PT.
Sigma Cipta Utama ialah proses penerimaan. Proses penerimaan yang
dilakukan mulai dari arsip dicek kelengkapannya hingga membuat
berita acara.
Seperti hasil wawancara sebagai berikut:
69
“Pertama membuat kontrak dengan client, lalu pengecekan
terhadap data tersebut, setelah itu baru dibuat berita acara untuk
memastikan bahwa arsip tersebut telah diterima…..”66
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Data Preparator PT. Sigma
Cipta Utama, sebagaimana hasil wawancara berikut ini:
“Client menyerahkan data dengan manifest nya, manifestnya itu
berisikan tentang kelengkapan data, misalkan data sumur mana,
kedalaman berapa, sempel tipe nya apa. Baru abis ini kita
melakukan pengecekan benar atau nggak dengan
datanya,…..setelah itu jika data cocok kita berikan note kepada
client bahwa data sudah kita terima, jika tidak cocok kita beritau
kepada client juga bahwa data yang diberikan belum sesuai.”67
Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan tersebut, proses
penerimaan arsip yang dilakukan oleh PT. Sigma Cipta Utama
pertama yaitu melakukan kontrak dengan client, setelah itu data dicek
kelengkapannya dengan daftar yang dilampirkan, kemudian jika data
sudah sesuai, PT. Sigma Cipta Utama membuat surat atau berita acara
bahwa data nya sudah diterima.
2) Jumlah arsip masuk
Selain proses penerimaan, penulis juga menanyakan mengenai
jumlah arsip perconto hasil eksplorasi yang diterima dalam setahun,
hasil wawancara yang diperoleh sebagai berikut:
“…..Itung saja client kita ada sekitar 20, biasanya 1 client bisa
mengirim sekitar 1-6 qubik. Ya bisa dikira-kira itu jika sudah di
reboxing ada 120an ya tinggal dikali 20 aja mas. 2.400 boks.”68
66
Tunas Muka, Head Section Warehouse PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara,
Tangerang, 12 Juni 2017 67
Kasi, Data Preparator PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara, Tangerang, 12 Juni 2017 68
Kasi, Data Preparator PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara.
70
Dari hasil wawancara dengan informan didapat bahwa arsip yang
masuk berjumlah 2.400 boks dalam setahun. Akan tetapi jumlah
tersebut juga tergantung dari nilai perekonomian dan nilai jual
minyak. Jika nilainya sedang turun biasanya kegiatan eksplorasi
minyak dan gas juga menurun. Sehingga arsip yang diterima PT.
Sigma Cipta Utama juga menurun kuantitasnya.
Mengenai penerimaan arsip yang diterima PT. Sigma Cipta Utama,
dapat diketahui bahwa proses penerimaan arsip yang telah dilakukan
sudah sesuai dengan teori dari Sulistyo Basuki dalam buku Manajemen
Arsip Dinamis yang menyebutkan bahwa penerimaan arsip dinamis
merupakan tanggung jawab bagian penerimaan, jumlah dan isi arsip
harus dicocokan dengan daftar pengiriman dan setiap ada kejanggalan
atau ketidak sesuaian harus dicatat. Setelah itu jika semua sudah sesuai,
penerima dari record centre membuat berita acara pindah yang dilampiri
datanya.69
b. Penataan dan penyimpanan
Pada kegiatan penataan dan penyimpanan arsip, hasil dan pembahasan
penulis mencakup pedoman penyimpanan, proses penataan dan
penyimpanan, jangka waktu arsip disimpan, sistem penyimpanan, dan
azas penyimpanan arsip yang ada pada PT. Sigma Cipta Utama.
69
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip dinamis, 304.
71
1) Pedoman penyimpanan
Kegiatan penyimpanan arsip merupakan kegiatan yang meliputi
mengatur, menyusun, dan menata semua arsip dalam tatanan yang
sistematis agar dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat.
Mengenai pedoman yang digunakan untuk mengelola arsip khususnya
kegiatan penataan dan penyimpanan arsip diperoleh hasil wawancara
sebagai berikut:
“Kita berpedoman sesuai dengan Undang-Undang migas, ISO
9001 versi 2008 yang sudah dibukukan oleh bagian Quality
Assurance dalam bentuk IK atau instruksi kerja.”70
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, pedoman yang
digunakan untuk mengatur penyimpanan arsip menggunakan IK atau
instruksi kerja yang mengacu kepada Undang-Undang Migas dan ISO
9001 versi 2008.
2) Proses penataan dan penyimpanan
Penataan dan penyimpanan adalah kegiatan yang saling berkaitan,
kegiatan ini biasanya meliputi pemeriksaan hingga ke tahap
penyimpanan pada rak yang telah ditentukan. Proses penataan dan
penyimpanan arsip hasil eksplorasi pada PT. Sigma Cipta Utama
diperoleh hasil wawancara sebagai berikut:
“Pertama kita melakukan pemilahan data sesuai jenis, kemudian
kita lakukan indexing, untuk indexing kita menggunakan coding
form, disitu kita isi tuh mulai dari nama sumur, kedalaman, jenis,
dan lain-lain. Setelah proses indexing kita reboxing sekaligus
70
Budi Waluyo, Project Manager of Warehousing, PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara,
Tangerang, 12 Juni 2017.
72
berikan tanda lokasi simpan dan barcode nya kemudian baru siap
di simpan.”71
Hal yang sama juga dikatakan Tunas Muka dalam hasil wawancara:
“Pembenahan data itu mulai dari pemilahan, kemudian
pengelomokan, kemudian indexing dan reboxing, barcoding, entry
data ke data base lalu secara fisik data yang sudah dilakukan
pembenahan ini disimpan ke dalam tempat penyimpanan.”72
Berdasarkan kedua jawaban tersebut, proses penataan dan
penyimpanan yang dilakukan oleh PT. Sigma Cipta Utama mulai dari
pemilahan, kemudian indexing menggunakan coding form, lalu
selanjutnya reboxing dan pemberian tanda atau pemberian barcode
dan terakhir siap disimpan pada tempat penyimpanan.
3) Jangka waktu arsip disimpan
Arsip biasanya memiliki jangka waktu sendiri untuk waktu
penyimpanannya. penulis mengajukan pertanyaan mengenai waktu
penyimpanan arsip hasil perconto. Hasil wawancara diperoleh sebagai
berikut:
“Kalau untuk arsip hasil eksplorasi perminyakan itu permanen
tidak ada JRA nya. Kalo disimpan di sini tergantung dari kontrak.
Kalau kita masih menang tender ya kita masih simpan terus.”73
Dari hasil wawancara dengan informan, diketahui bahwa arsip hasil
eksplorasi minyak dan gas ialah arsip permanen dan tidak memiiki
JRA. Lalu penyimpanan arsip yang dilakukan oleh PT. Sigma itu
tergantung dari kontrak dengan client.
71
Kasi, Data Preparator PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara. 72
Tunas Muka, Head Section Warehouse PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara. 73
Budi Waluyo, Project Manager of Warehousing, PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara,
73
4) Sistem penyimpanan
Mengenai sistem penyimpanan arsip hasil eksplorasi minyak dan
gas pada PT. Sigma di dapat hasil wawancara sebagai berikut:
“Sistem penyimpanan berdasarkan nama sumur atau area dan
setelah itu kita susun alphabet, dari a dan seterusnya.”74
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan informan, sistem
penyimanan yang digunakan dalam pengelolaan arsip hasil eksplorasi
minyak dan gas pada PT. Sigma menggunakan sistem penyimpanan
geografi.
5) Azas penyimpanan
Berdasarkan observasi, PT. Sigma merupakan perusahaan yang
memiliki lingkup kerja berada dalam satu gedung, sehingga seluruh
arsipnya disimpan dalam satu unit terpusat. Sehingga azas
penyimpanan yang digunakan ialah azas sentralisasi.
Pada kegiatan penataan dan penyimpanan arsipnya, dapat diketahui
bahwa PT. Sigma Cipta Utama melakukan kegiatan penataan dan
penyimpanan dengan baik dan sistematis. Karena dapat dilihat dari hasil
wawancara dan observasi di atas bahwa PT. Sigma sudah memiliki
pedoman penyimpanan berupa IK atau Istruksi Kerja yang mengacu
kepada Undang-Undang Migas dan ISO 9001 versi 2008. Dalam
pedoman IK yang dimiliki oleh PT. Sigma, kegiatan penataan dan
penyimpanan juga sudah sesuai dengan teori dari Zulkifli Amsyah yang
74
Kasi, Data Preparator PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara.
74
menyebutkan bahwa prosedur penataan arsip meliputi: pemeriksaan,
pengindeksan, pemberian tanda, sortir, dan menyimpan.75
Kegiatan penataan dan penyimpanan yang baik dan sistematis juga
diperkuat dengan sistem penyimpanan PT. Sigma yang sesuai dengan
teori pada buku Madiana dan Setiawan yaitu sistem penyimpanan
berdasarkan wilayah atau sistem ilmu bumi. Sistem penyimpanan
berdasarkan wilayah atau sistem ilmu bumi adalah sistem penyusunan
berdasarkan nama wilayah atau daerah dari alamat data. Arsip-arsip yang
termasuk dalam suatu satuan wilayah atau daerah dihimpun dalam satu
berkas, kemudian arsip tersebut dapat disusun menurut urutan abjad,
abjad yang dipergunakan diambil dari huruf pertama nama masing-
masing wilayah atau daerah.76
Selain itu berdasarkan hasil observasi penulis, diketahui PT. Sigma
menggunakan azas penyimpanan sentralisasi yang sesuai dengan teori
Sulistyo Basuki yaitu azas yang digunakan oleh organisasi untuk
menyimpan arsip dinamis dalam satu unit kerja secara terpusat. Semua
arsip dinamis disimpan dipusat penyimpanan.77
c. Pelayanan arsip
Pada kegiatan pelayanan arsip PT. Sigma Cipta Utama, penulis
memaparkan hasil dan pembahasan meliputi pelayanan dan layanan
diluar jam kerja.
75
Amsyah, Manajemen Kearsipan, 64. 76
Madiana dan Setiawan, Kearsipan, 159. 77
Sulistyo-Basuki, Pengantar Kearsipan, 21.
75
1) Pelayanan
Pelayanan arsip dapat berupa peminjaman arsip atau pemberian
layanan informasi yang terkandung dalam arsip yang disimpan dengan
prosedur yang baik agar arsip bisa terpantau keberadaannya. Dalam
pelayanan arsip hasil eksplorasi PT. Sigma Cipta Utama, untuk
pelayanan arsipnya diperoleh hasil wawancara sebagai berikut:
“Kita memiliki 3 pelayanan, peminjaman, permintaan, dan review.
peminjaan disini client biasanya telefon, email, fax, atau sekarang
biasanya whatsapp juga dengan isi informasi sumur apa, sempel
tipe apa, kedalaman berapa, jumlahnya berapa. Setelah itu kita
analisa dan cek barangnya ada atau tidak pada sistem, jika tidak
ada kita informasikan ke client. Kemudian kita dapat list arsip itu
yang langsung dicari dan ambil di rak atau lokasi simpan.
Selanjutnya baru data itu kita kirim. Sebenernya untuk ketiga
layanan ini sama prosedurnya, akan tetapi kalo peminjaman dan
permintaan akan kita antar atau client yang ambil sendiri, nah
kalo review itu client hanya mereview di lab kita. Lalu untuk
permintaan juga berbeda, biasanya data layanan permintaan itu
data yang diminta tidak kembali, beda dengan peminjaman yang
datanya kembali. Jika dari client sudah selesai meminjam dan data
sudah kembali biasanya kita cek lagi kelengkapannya, setelah itu
baru kita simpan kembali di dalam rak”78
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan tersebut, pelayanan
arsip perconto hasil eksplorasi yang terdapat pada PT. Sigma memiliki
3 jenis pelayanan, yaitu peminjaman, permintaan, review. Semua
prosedur pada ketiga jenis pelayanan ini semua hampir sama dari
mulai permintaan data dari client, lalu dicek pada sistem, kemudian
dilakukan pencarian dan pengambilan pada tempat penyimpanan serta
dikirim atau diambil sendiri oleh client. jika arsip telah selesai
dipinjam, kemudian dilakukan pengecekan kelengkapan arsip sebelum
78
Kasi, Data Preparator PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara.
76
arsip tersebut dikembalikan ke tempat penyimpanannya. Perbedaan
dari ketiga layanan itu ialah jika peminjaman data yang dipinjam
kembali, jika permintaan data yang diminta biasanya tidak kembali,
dan untuk review client hanya bisa meminjam di lab yang dimiliki PT.
Sigma.
2) Layanan diluar jam kerja
Kegiatan pelayanan biasanya bersinggungan dengan waktu dari
pada pelayanan itu sendiri. Penulis juga menanyakan tentang waktu
pelayanan yang ada di PT. Sigma. Diperoleh hasil sebagai berikut:
“Kita service 24 jam, itu kelebihan sigma memiliki service 24 jam,
jam kerja kita itu dari jam 08:00 sampai jam 16:30. Selebihnya
kita on call, jadi ada temen-temen yang rumahnya dekat-dekat
dengan sini nanti dia yang melayani.”79
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, PT. Sigma memiliki layanan
full 24 jam. Jika ada permintaan peminjaman di luar jam kerja
biasanya ada karyawan yang rumahnya dekat dengan PT. Sigma yang
siap untuk memberikan pelayanan.
Pelayanan yang dilakukan oleh PT. Sigma Cipta Utama diantaranya
ialah memberikan pelayanan berupa peminjaman dan pemberian layanan
informasi yang terkandung dalam arsip. Hal tersebut sesuai dengan teori
yang telah dikemukakan oleh Sulistyo Basuki yaitu Pelayanan arsip dapat
berupa peminjaman arsip atau pemberian layanan informasi yang
terkandung dalam arsip yang disimpan.80
Selain itu untuk prosedur
79
Budi Waluyo, Project Manager of Warehousing, PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara. 80
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip dinamis, 304.
77
pelayanan arsip pada PT. Sigma juga sudah sesuai dengan pelayanan
arsip pada umumnya yaitu meliputi: permintaan, pencarian, pengambilan,
pengendalian, dan penyimpanan kembali.81
d. Pemeliharaan arsip
Kegiatan pemeliharaan arsip adalah kegiatan perawatan dan
pengamanan arsip yang dilakukan guna menjamin kelestaraian informasi
yang terkandung dalam arsip. Tujuannya agar arsip senantiasa terpelihara
dengan baik, utuh, dan aman, serta terhindar dari segala macam
kemungkinan dan resiko yang merugikan, antara lain kerusakan dan
kehilangan. Dalam kegiatan pemeliharaan arsip hasil eksplorasi minyak
dan gas, PT. Sigma melakukan kegiatan sebagaimana hasil wawancara
berikut:
“Paling kita kalo arsip data perconto kita pastinya kita bersihkan dari
debu-debu yang ada di box dan ruangan, melakukan resinisasi agar
data bisa lebih awet serta resinisasi ulang jika data sudah mulai
terjadi pemisahan, selain itu juga kita ada fumigasi per 6 bulan
sekali, fast control dan foging setiap 3 bulan sekali.”82
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan oleh PT. Sigma meliputi, pembersihan dari debu dan kotoran,
resinisasi, resinisasi ulang, fumigasi, fast control, dan foging.
Dalam kegiatan pemeliharaan usaha-usaha yang dilakukan sebagai
berikut:83
membersihkan dan memeriksa ruangan, melakukan
penyemprotan racun serangga, lantai atau alat-alat yang terbuat dari kayu
dan jangan sampai mengenai arsip, tidak makan dan merokok di ruang
81
Sulistyo-Basuki, Manajemen Arsip dinamis, 305. 82
Budi Waluyo, Project Manager of Warehousing, PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara 83
Basir Barthos, Manajemen Kearsipan, 56–57.
78
penyimpanan, menggunakan rak penyimpanan dari logam, tidak
meletakan arsip berdesak-desakan. Usaha-usaha yang dilakukan oleh PT.
Sigma Cipta Utama yaitu: pembersihan dari debu dan kotoran, resinisasi,
resinisasi ulang, fumigasi setiap tiga bulan sekali, fast control, dan
foging. Usaha-usaha tersebut dilakukan oleh PT. Sigma untuk menjaga
arsip agar selalu dalam kondisi baik.
e. Penyusutan dan pemusnahan
Kegiatan penyusutan dan pemusnahan adalah tahap terakhir dalam
pengelolaan arsip. Mengenai kegiatan penyusutan dan pemusnahan,
penulis memperoleh hasil wawancara sebagai berikut:
“Penyusutan dan pemusnahan biasanya dilakukan pada dokumen,
nah kalo untuk arsip perconto itu tidak ada.”84
Hal senada juga disampaikan oleh Budi Waluyo PM Warehousing yaitu:
“Perconto ini tidak aka nada pemusnahan, karena hasil data-data
perminyakan itu pasti saling berkaitan. Seumpama waktu itu pernah
surfei pada tahun 70an nah misalkan ada surfei lagi diarea yang
sama pada tahun 2000an, pasti data-data pada tahun 70an itu
digunakan kembali untuk rekomendasi. Jadi data-datanya ini tidak
akan dimusnahkan.”85
Berdasarkan jawaban dari beberapa informan, kegiatan penyusutan atau
pemusnahan pada arsip hasil eksplorasi minyak dan gas belum pernah
dilakukan dengan alasan jika data-data perminyakan itu saling terkait
antara data yang lama dengan kegiatan eksplorasi yang akan datang.
Terkait dengan tidak adanya penyusutan dan pemusnahan arsip,
penulis juga menanyakan alur kegiatan penyerahan arsip kepada pihak
84
Kasi, Data Preparator PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara. 85
Budi Waluyo, Project Manager of Warehousing, PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara.
79
yang bertanggung jawab atas arsip-arsip tersebut. Penulis memperoleh
hasil wawancara sebagai berikut:
“Client akan menyampaikan list data yang akan diserahkan kepada
pemerintah, kemudian kita cek dan kita persiapkan datanya sesuai
list. Lalu kita bersama client melakukan serah terima data tersebut
dengan pemerintah, selanjutnya baru kita melakukan pemindahan
data sesuai dengan list data yang akan diserahkan.”86
Jawaban senada juga diungkapkan oleh Data Preparator PT. Sigma,
yaitu:
“Prosesnya, dari pihak client akan konfirmasi list data ke kita, bahwa
data tersebut akan diserahkan ke pemerintah, kemudian kita cek list
data tersebut dengan data yang ada di kita, sesuai atau tidak. Setelah
sesuai client akan datang ke kita untuk melakukan cek data dan
kondisi. Setelah itu client akan melakukan pembicaraan internal
dengan crew mereka untuk membahas kapan arsip ini diserahkan.
Lalu client akan berkordinasi dengan pihak Patra Nusa Data, PND
ini wakil dari pihak Migas. Jika sudah ada jadwal penyerahan, kita
akan menyiapkan berita acara dengan list terlampir mengenai data
tersebut. Kemudian baru kita serahkan ke pemerintah dengan saksi
yaitu client, PT. Sigma dan Migas.”87
Berdasarkan hasil wawancara, PT. Sigma ikut serta dalam kegiatan
penyerahan arsip kepada pemerintah yaitu pada pihak Pusat Data dan
Informasi ESDM. Proses yang dilakukan dalam penyerahan arsip kepada
pemerintah mencakup pengecekan terhadap data yang akan diserahkan,
kemudian berkordinasi dengan pihak pemerintah, yang saat ini di ambil
alih oleh PND atau singkatan dari Patra Nusa Data sebagai anak tangan
dari PDI ESDM. Setelah itu menyiapkan berita acara dengan lampiran
data yang akan diserahkan. Lalu terakhir penyerahan kepada pemerintah
dengan saksi yaitu client, PT. Sigma, dan PDI ESDM.
86
Tunas Muka, Head Section Warehouse PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara. 87
Kasi, Data Preparator PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara.
80
Hal ini sesuai dengan peraturan menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 027 Tahun 2006 tentang Pengelolaan dan pemanfaatan
data yang diperoleh dari survei umum, eksplorasi dan eksploitasi minyak
dan gas bumi, pada bab IV tentang penyerahan data yaitu: 1). Badan
Usaha yang melakukan survei umum wajib menyerahkan seluruh data
yang diperoleh kepada Pusat Data dan Informasi ESDM setelah
berakhirnya kontrak kerjasama penyimpanan, pemeliharaan dan
pemasyarakatan data yang bersangkutan. 2). Direktur Jenderal
melakukan evaluasi terhadap seluruh data yang diperoleh Badan Usaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebelum diserahkan kepada Pusat
Data dan Informasi ESDM. 3). Pelaksanaan penyerahan data
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam suatu berita acara
yang ditandatangani oleh Badan Usaha, Direktorat Jenderal, dan Pusat
Data dan Informasi ESDM.88
Dalam pengelolaan arsip hasil eksplorasi minyak dan gas juga
dibutuhkan perlengkapan yang digunakan untuk menunjang
keberlangsungan pengelolaan arsip agar pengelolaan arsip dapat dikelola
dengan mudah dan berjalan baik.
88
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, “Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 027 Tahun 2006 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang Diperoleh dari Surfei Umum, Eksplorasi, dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi” (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006).
81
2. Perlengkapan Arsip Hasil Eksplorasi Minyak dan Gas PT. Sigma Cipta
Utama.
Sesuai dengan salah satu tujuan dari skripsi ini ialah untuk mengetahui
perlengkapan arsip yang digunakan pada PT. Sigma. Perlengkapan
kearsipan adalah alat atau sarana yang digunakan dalam bidang kearsipan
yang berfungsi sebagai, sarana penyimpanan arsip, alat bantu untuk
mempercepat atau meringankan pekerjaan kearsipan, dan sebagai alat
pelindung arsip dari bahaya kerusakan sehingga arsip tahan lama. Untuk
mengetahui perlengkapannya, penulis mewawancarai pihak PT. Sigma
dengan hasil wawancara sebagai berikut:
“Perlengkapan yang pasti temen-temen pakai APD atau Alat Pelindung
Diri untuk keselamatan, lalu rak pastinya, lalu box dari kayu, lift untuk
angkat datanya, lalu disupport dengan database nya menggunakan
aplikasi Roc@t.”89
Hal yang tak jauh beda juga dikatakan Head Section of Warehouse yaitu:
“Ya tentunya APD ya, rak, box, ada slabbing, ada pluging, ada
gammaray, kemudian ada alat untuk foto, dimasing-masing ruangan ada
hit and smoke detector, lalu ada alat pemadam api ringan.”90
Lalu peneliti juga melakukan observasi untuk mengetahui perlengkapan
yang digunakan untuk mengelola arsip hasil eksplorasi pada PT. Sigma
Cipta Utama dengan hasil observasi yang menunjukan bahwa perlengkapan
yang digunakan ialah APD (alat pelindung diri), rak, boks arsip, alat
pembersih debu dan kotoran, kamera, perangkat komputer, lift angkat
barang, mesin pembelah, mesin penyayat, mesin pemoles. Untuk
89
Budi Waluyo, Project Manager of Warehousing, PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara. 90
Tunas Muka, Head Section Warehouse PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara.
82
perlengkapan keamanan ruanganya, PT. Sigma memiliki sistem peringatan
kebakaran, pemadam api otomatis, CCTV, sistem keamanan akses masuk.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan dan observasi
langsung ke storage arsip hasil eksplorasi, perlengkapan yang dimiliki oleh
PT. Sigma cukup lengkap.
Hal tersebut sesuai dengan persyaratan perlengkapan yang di atur dalam
Lampiran III Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
027 Tahun 2006 yaitu: memiliki kemasan perconto, rak penyimpanan,
peralatan standar berupa mesin pembelah, penyayat, dan pemoles beserta
kelengkapannya, perangkat komputer, peralatan pembersih ruangan. Lalu
untuk perlengkapan pada ruangan keamanannya yaitu: tersedia sistem
peringatan dini kebakaran, tersedia pemadam api otomatis yang tidak
merusak perconto, tersedia sistem peringatan dini terhadap pencurian,
tersedia sistem keamanan terhadap akses masuk bangunan dan ruang
penyimpanan, pengamanan monitor 24 jam.91
Tidak hanya pengelolaan dan perlengkapan, akan tetapi pada pengelolaan
arsip hasil eksplorasi biasanya juga ada beberapa hambatan yang ada dalam
pengelolaan arsip hasil eksplorasi minyak dan gas.
3. Hambatan dalam Pengelolaan Arsip Hasil Eksplorasi Minyak dan Gas
di PT. Sigma Cipta Utama
Pada pengelolaan arsip sendiri tidak akan selalu berjalan dengan lancer,
akan tetapi terkadang memiliki beberapa hambatan yang ditemui. Tujuan
91
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, “Lampiran III Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 027 Tahun 2006” (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006).
83
ketiga dari skripsi ini yaitu untuk mengidentifikasi hambatan dalam
pengelolaan arsip hasil eksplorasi di PT. Sigma, maka hasil wawancara
yang diperoleh sebagai berikut:
“Kendalanya paling pada data yang tidak komplit pak, biasanya itu
kendala kalo penerimaan data dari lapangan itu kan ditulis pada boks
atau kantong-kantong arsipnya ya, nah itu kebanyakan tulisan di
kantong-kantong tersebut luntur atau hilang, sehingga mengakibatkan
kesulitan pada proses pencatatan arsipnya”92
Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh Section Head Warehouse PT.
Sigma Cipta Utama, hasil wawancara yang diperoleh sebagai berikut:
“Ya kendala pada data tidak lengkap, atau data sudah rusak atau hancur
ketika dikirim ke Sigma”93
Selain itu peneliti juga melakukan observasi untuk mengetahui kendala yang
ada pada PT. Sigma Cipta Utama. Berdasarkan observasi penulis didapati
kendala yaitu: 1). Tempat penyimpanan arsip perconto sampel minyak
berada diluar gedung, mengakibatkan arsip sampel minyak tersebut
berpotensi terpapar langsung sinar matahari dan hujan jika hujan beritensitas
kencang sehingga mengakibatkan penurunan kualitas arsipnya. 2). Kesulitan
dari pihak PT. Sigma untuk memproses data yang kurang lengkap
deskripsinya. 3). Memiliki jariken-jeriken atau tempat sempel minyak yang
tidak standar, yang mengakibatkan pada penyimpanan arsip perconto
sempel minyak terlihat tidak rapih.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diatas, maka hambatan yang
ada pada PT. Sigma Cipta Utama dalam pengelolaan arsip hasil
92
Budi Waluyo, Project Manager of Warehousing, PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara. 93
Tunas Muka, Head Section Warehouse PT. Sigma Cipta Utama, Wawancara.
84
eksplorasinya adalah: 1). Data dan deskripsi yang diberikan oleh client
kepada PT. Sigma tidak lengkap. Deskripsi pada boks atau tempat arsip
yang dikirim oleh client yang biasanya ditulis hanya dengan menggunakan
spidol hilang atau terhapus, sehingga menyulitkan dalam pencatatan
arsipnya. 2). Tempat penyimpanan arsip perconto sampel minyak berada
diluar gedung, mengakibatkan arsip sampel minyak tersebut berpotensi
terpapar langsung sinar matahari dan hujan yang beritensitas kencang
sehingga mengakibatkan penurunan kualitas arsipnya. 3). Memiliki jariken-
jeriken atau tempat sempel minyak yang tidak standar, yang mengakibatkan
pada penyimpanan arsip perconto sempel minyak terlihat tidak rapih.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai penelitian yang
telah dilakukan pada pengelolaan arsip hasil ekslorasi minyak dan gas PT.
Sigma Cipta Utama dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Arsip hasil eksplorasi minyak dan gas di PT. Sigma memiliki keunikan
mulai dari jenis arsipnya yaitu sempel batuan dan sempel minyak, hingga
pada kegiatan pemeliharaannya yang melakukan kegiatan resinisasi atau
membuat sempel batuan tersebut dapat menempel satu dengan lainnya.
Kemudian proses pengelolaan arsip hasil eksplorasi minyak dan gas pada
PT. Sigma Cipta Utama meliputi: penerimaan, penataan dan penyimpanan,
pelayanan, pemeliharaan, dan penyusutan arsipnya belum dilakukan dengan
optimal. Pada kegiatan penataan dan penyimpanan, PT. Sigma
menggunakan sistem penyimpanan berdasarkan geografi, selain itu azas
penyimpanan yang digunakan ialah azas sentralisasi, dengan begitu
penataan dan penyimpanannya sudah bisa dikatakan sistematis. Akan tetapi
PT. Sigma masih memiliki kendala yaitu tempat penyimpanan arsip sempel
minyak yang berada diluar gedung, sehingga ada kemungkinan penurunan
kualitas arsip.
2. Perlengkapan yang digunakan dalam pengelolaan arsip hasil eksplorasi
minyak dan gas pada PT. Sigma Cipta Utama ialah APD/alat pelindung diri,
86
rak, boks arsip, alat pembersih debu dan kotoran, kamera, perangkat
komputer, lift angkat barang, mesin pembelah, mesin penyayat, mesin
pemoles. Untuk perlengkapan keamanan ruanganya, PT. Sigma memiliki
sistem peringatan kebakaran, pemadam api otomatis, CCTV, sistem
keamanan akses masuk. Perlengkapan sudah cukup lengkap dan sesuai
dengan apa yang tertulis pada persyaratan perlengkapan yang di atur dalam
Lampiran III Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 027
Tahun 2006. Akan tetapi PT. Sigma masih belum memiliki jeriken-jeriken/tempat
penyimpanan sempel minyak sehingga mengakibatkan penataannya terlihat kurang
rapih.
3. Dalam pengelolaan arsip hasil eksplorasi minyak dan gas pada PT. Sigma
Cipta Utama memiliki beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi yaitu
kesulitan dari pihak PT. Sigma untuk memproses data dari client yang
kurang lengkap data atau deskripsinya.
87
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis ingin memberikan beberapa saran
yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memaksimalkan pengelolaan arsip
hasil eksplorasi minyak dan gas pada PT. Sigma Cipta Utama. Adapun saran-
saran dari penulis adalah sebagai berikut:
1. Proses penataan dan penyimpanan arsip hasil eksplorasi minyak dan gas PT.
Sigma Cipta Utama belum dilakukan dengan optimal. Sebaiknya pada
tempat penyimpanan arsip perconto sempel minyak bisa dipindahkan ke
tempat yang lebih aman, agar sempel minyak tersebut tidak berpotensi
terpapar langsung sinar matahari dan hujan jika hujan berintensitas kencang
sehingga mengakibatkan penurunan kualitas arsipnya.
2. Perlengkapan arsip hasil eksplorasi minyak dan gas pada PT. Sigma Cipta
Utama sudah cukup lengkap dan sesuai pada persyaratan perlengkapan yang
di atur dalam Lampiran III Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 027 Tahun 2006. Mengenai tempat penyimpanan arsip sempel minyak,
sebaiknya PT. Sigma Cipta Utama menyediakan jeriken-jeriken atau tempat
sempel minyak yang standar agar nantinya pada saat ditata di rak
penyimpanan arsip terlihat lebih rapih seperti arsip-arsip lain yang ada pada
PT. Sigma Cipta Utama.
3. Untuk menanggulangi kesulitan pada kegiatan pencatatan data yang tidak
lengkap dari client,maka sebaiknya PT. Sigma segera melakukan konfirmasi
terlebih dahulu kepada client bahwa arsip tersebut tidak lengkap. Selain itu
seyogyanya PT. Sigma Cipta Utama membuat dan memberikan SOP
88
tentang penerimaan arsip dari client, sehingga di kemudian hari tidak terjadi
kesalahan atau deskripsi yang tidak lengkap dari client.
89
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Hadi. Pola Kearsipan Modern: Sistem Kartu Kendali. Jakarta:
Djambatan, 1985.
“Al-Mu’minun Ayat 1 - 10 Dan Terjemah.” Diakses 30 Mei 2017.
http://sultonimubin.blogspot.com/2012/12/al-muminun-ayat-1-10-dan-
terjemah.html.
Amsyah, Zulkifli. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2003.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 1992.
Arsip Nasional Republik Indonesia. Manajemen Arsip Inaktif. Jakarta: ANRI,
2002.
Barthos, Basir. Manajemen Kearsipan. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
———. Pengantar Kearsipan. Jakarta: Universitas Terbuka, 1996.
Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2009.
Charman, Derek. The Corporate Archivist and Record Management. London:
Butterworth, 1991.
Daryan, Yayan, dan Hardi Suhardi. Terminologi Kearsipan Indonesia. Bandung:
PT. Sigma Cipta Utama dan LP2A, 1998.
Fajri, Hamdani, dan Syahyuman. “Sistem Pengelolaan Arsip Dinamis Aktif di
Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Pesisir Selatan.”
Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan 1 (2012).
Hadiwardoyo, Sauki. Manajemen Kearsipan : Sebuah Pengantar. Yogyakarta:
Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada, 1999.
Indonesia. “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1979
tentang Penyusutan Arsip.” Indonesia, 1979.
———. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang
Kearsipan.” Indonesia, 2009.
Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA-LAN, 1999.
90
Martono, Boedi. Pengantar Kearsipan Praktis: Penyusutan dan Pemeliharaan
Arsip. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1990.
Meidiana, Gina, dan Iwan Setiawan. Kearsipan. Bandung: Armico, 1994.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. “Lampiran III Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 027 Tahun 2006.” Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006.
———. “Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 027 Tahun
2006 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data yang Diperoleh dari
Surfei Umum, Eksplorasi, dan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi.”
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006.
———. “Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 052 Tahun
2006 tentang Tata Persuratan Dinas Kearsipan Departemen Energi dan
Sumber Daya Mineral.” Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006.
Mirmani, Anon. Pengantar Kearsipan. Tangerang: Universitas Terbuka, 2013.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2007.
Mulyani, Sri. Membuat dan Menjaga Sistem Kearsipan untuk Menjamin
Integritas SMK. Jakarta: Sumber Sari Indah, 2009.
Mustari, Irawan. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: Arsip Nasional Republik
Indonesia, 2001.
Nasution, S. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 2003.
Ricks, Betty Roper, Ann J Swafford, dan Gow Kay F. Information and Image
Management : a record system appoarch. USA: South Western, 1992.
Saiman. Manajemen Sekertaris. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
Satori, Djama ’an, dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Schellenberg, T.R. Modern Archives. Washington: Washington University, 1995.
Sedarmayanti. Tata Kearsipan dengan Memanfaatkan Teknologi Modern.
Bandung: Mandar Maju, 2003.
Setiawan. Ensiklopedia Nasional Indonesia. Jakarta: Delta Pamungkas, 2004.
Shepherd, Elizabeth, dan Geoffrey Yeo. Managing Records: a handbook of
principles and practice. London: Facet Publishing, n.d.
91
Smith, Judith Read, Kallaus, dan Norman F. Records Management. USA: South
Western, 1997.
Sugiono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2009.
Sulistyo Basuki. Manajemen Arsip dinamis. Jakarta: Gramedia, 2003.
Suparjati, Tuginem, dan Pudji Rahayu. Tata Usaha dan Kearsipan. Yogyakarta:
Kanisius, 2004.
“Surat Al-Mu’minun Ayat 8.” Tafsir AlQuran Online. Diakses 30 Mei 2017.
https://tafsirq.com/permalink/ayat/2681.
Wallace, Patricia E, Jo Ann Lee, dan Dexter R Schubert. Records Management:
Integrated Information Systems. New Jersey: Prantice Hall, 1992.
Widjaja, A.W. Administrasi Kearsipan: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers,
1986.
Wursanto, Ig. Kearsipan 2. Yogyakarta: Kanisius, 1991.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
1. Storage arsip perconto hasil eksplorasi
2. Arsip hasil eksplorasi minyak dan gas
3. Perlengkapan arsip hasil eksplorasi minyak dan gas
Jeriken-jeriken sampel minyak
Boks sampel batuan
Mesin cutting core Mesin poles core
Perangkat computer Alat pembersih ruangan
4. Peralatan keamanan pada ruangan
Peringatan terjadinya kebakaran Pemadam kebakaran
Pemadam kebakaran ringan Kamera 24 jam / CCTV
Sistem pengaman akses ruangan
Lampiran 2
Wawancara
Lampiran 3
TRANSKRIP WAWANCARA PENGELOLAAN ARSIP HASIL
EKSPLORASI MINYA DAN GAS PADA PT. SIGMA CIPTA UTAMA
A. Nama : Tunas Muka
NIK : 06990069
Jabatan : Section Head of Warehouse Service Line
Waktu Wawancara : 12 juni 2017
1. Bagaimana sejarah SCU berdiri? Apakah awalnya dibentuk hanya khusus
untuk pengelola data pertamina?
Jawaban: SCU berdiri tahun 1980, awalnya SCU dibentuk hanya untuk
servis pengelolaan data pertamina karna waktu itu pendiri SCU dari pihak
Elnusa yang notabennya sebagai services pekerjaan pertamina yang salah
satu turunan pekerjaannya ialah pengelolaan data. Jadi waktu itu kan
pengelolaan data ini belum ada yang mengelola, jadi dibentuklah PT. Sigma
Cipta Utama untuk servis pengelolaan data tersebut. Akibat data menumpuk
karna data berkembang terus ya dari pada dikelola oleh pihak lain ya jadi
didirikanlah SCU ini untuk mengelola data-data PT. Pertamina.
2. Apakah bidang gerak dari SCU?
Jawaban: Jadi untuk perkembangannya, setelah menangani data-data
Pertamina, kita juga mencari pasar untuk memperbesar PT. Sigma Cipta
Utama. Kita masuk ke KPS atau Kontrak Project Sharing, jadi perusahaan-
perusahaan minyak diluar Pertamina, kebanyakan sih dari Oil Company dari
asing ya. Ya sampai saat ini sekitar 90% perusahaan minyak menyimpan
datanya di SCU. Bidang gerak SCU ya terutama pengelolaan data, dan
sesuai dengan perkembangan zaman kita juga mengembangan bisnis IT,
Telekomunikasi berupa GPS tracking, Radio Trunking yang biasanya
digunakan oleh client-client kita juga.
3. Apa saja layanan yang dimiliki SCU?
Jawaban: Ya itu tadi, selain pengelolaan data kita juga mengembangkan ke
bisnis IT dan Telekomunikasi.
4. Apa saja jenis arsip yang disimpan di SCU? Dan apakah hanya kusus arsip
bidang Migas?
Jawaban: Umunya arsip GnG atau Gelogy and Geophysics itu mayoritas,
tapi perkembangannya kita juga mengelola data-data keuangan, kontrak,
hukum, dan administrasi yang lain. Bahkan sekarang Sigma menyimpan
general asset seperti, kursi, bangku, meja, dan lain-lain. Lalu client kita
selain dari perusahaan migas ada juga dari PLN dan pajak.
5. Apakah SCU memperoleh anggaran khusus?
Jawaban: Oh gak ada, jadi disini kita full swasta lahya.
6. Berapa jumlah SDM yang ada di Section warehouse service line SCU ini?
Dan apakah latar belakang pendidikannya?
Jawaban: kurang lebih ada 60 orang karyawan tetap, 40 karyawan kontrak,
dan 20 karyawan project. Latar belakang pendidikannya itu S1 itu ada 10%,
D3 ada 30%, dan SMA itu ada 60%. Karna kan kita butuh man power ya
untuk angkat-angkat data.
7. Bagaimana prosedur penerimaan arsipnya?
Jawaban: Pertama membuat kontrak dengan client, lalu pengecekan
terhadap data tersebut, setelah itu baru dibuat berita acara untuk memastikan
bahwa arsip tersebut telah diterima.
8. Berapa banyak arsip yang diterima dalam setahun?
Jawaban: Ya tergantung kita dapat kontrak mas, kalo lagi banyak ya
banyak. Kalo dapet kontrak baru ya akan bertambah.
9. Adakah pedoman yang digunakan untuk mengelola arsipnya? Jika ada,
pedoman apa yang dipakai?
Jawaban: Ada, kita ada SOP dalam bentuk istruksi kerja, mengacu kepada
ISO 9001 versi 2008 dan HSE untuk safety.
10. Sistem penyimpanan apa yang digunakan dalam penyimpanan arsipnya?
Mengapa menggunakan sistem penyimpanan tersebut?
Jawaban: kita berdasarkan wilayah data.
11. Bagaimana prosedur penyimpanan?
Jawaban: Pembenahan data itu mulai dari pemilahan, kemudian
pengelomokan, kemudian indexing dan reboxing, barcoding, entri data ke
database lalu secara fisik data yang sudah dilakukan pembenahan ini
disimpan ke dalam tempat penyimpanan.
12. Berapa lama arsip tersebut disimpan?
Jawaban: arsip perconto itu permanen, disimpan terus menerus tidak ada
JRAnya.
13. Perlengkapan apa saja yang digunakan untuk mengelola arsip perconto
hasil eksplorasinya?
Jawaban: Ya tentunya APD ya, rak, box, ada slabbing, ada pluging, ada
gammaray, kemudian ada alat untuk foto, dimasing-masing ruangan ada hit
and smoke detector, lalu ada alat pemadam api ringan.
14. Bagaimana prosedur pelayanan jika ada user yang akan meminjam?
Jawaban: Pertama kita menerima order dari user by telfon, by email dan by
sistem aplikasi. Jika sudah diorder kita cek keberadaan dan ketersediaan
data dalam database, jika ada kita siapan data dari storage kemudian kita
buat transmittal pengirimian data dan kita kirim dengan armada yang
tersedia.
15. Apakah ada kegiatan layanan diluar jam kerja?
Jawaban: Ya ada, kita memiliki layanan 24 jam.
16. Kegiatan apa yang dilakukan untuk pemeliharaan arsipnya? dan biasanya
per berapa waktu melakukan kegiatan pemeliharaannya tersebut?
Jawaban: Fumigasi setiap 6 bulan sekali, resinasi, reboxing, kebersihan
ruangan.
17. Apakah ada kegiatan penyusutan dan pemusnahan pada arsip perconto
hasil eksplorasinya? Jika ada, bagaimana prosedurnya? Jika belum, apa
alasannya?
Jawaban: Tidak ada, karena data perconto itu merupakan data permanen
dan dikembalikan ke pemerintah.
18. Bagaimana prosedur penyerahan arsip hasil eksplorasi kepada pemerintah?
Jawaban: Client akan menyampaikan list data yang akan diserahkan kepada
pemerintah, kemudian kita cek dan kita persiapkan datanya sesuai list. Lalu
kita bersama client melakukan serah terima data tersebut dengan
pemerintah, selanjutnya baru kita melakukan pemindahan data sesuai
dengan list data yang akan diserahkan.
19. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan arsip hasil
eksplorasinya? Khususnya pada data perconto?
Jawaban: Ya kendala pada data tidak lengkap, atau data sudah rusak atau
hancur ketika dikirim ke Sigma.
20. Apa upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
Jawaban: kita melakukan Cleaning and Recovery untuk data-data yang
rusak, dan untuk data yang kurang lengkap paling kita konfirmasi ke pihak
client.
B. Nama : Budi Waluyo
NIK : 07100184
Jabatan : Project Manager of Warhousing
Waktu Wawancara : 12 juni 2017
1. Bagaimana prosedur penerimaan arsipnya?
Jawaban: Pertama user menyerahkan arsip berserta deskripsi data-data
tersebut, kemudian kita cek kelengkapan data dan kondisinya, jika sudah
lengkap kita membuat surat bahwa data sudah kami terima, setelah itu kita
input ke database dan disimpan ke storage.
2. Berapa banyak arsip yang diterima dalam setahun?
Jawaban: Tergantung, biasanya kan 1 client 1-2 sumur, dan itu banyak
banget arsipnya. kira-kira 2.400 boks setahun.
3. Adakah pedoman yang digunakan untuk mengelola arsipnya? Jika ada,
pedoman apa yang dipakai?
Jawaban: Kita berpedoman sesuai dengan Undang-Undang migas, ISO
9001 versi 2008 yang sudah dibukukan oleh bagian Quality Assurance
dalam bentuk IK atau instruksi kerja.
4. Sistem penyimpanan apa yang digunakan dalam penyimpanan arsipnya?
Mengapa menggunakan sistem penyimpanan tersebut?
Jawaban: kita menyimpan data berdasarkan wilayah pengeboran data
tersebut.
5. Bagaimana prosedur penyimpanannya?
Jawaban: Data yang masuk kita pilah terlebih dahulu, lalu kita indexing
menggunakan coding form sesuai deskripsi yang ada pada coding form.
Setelah itu kita reboxing sekaligus beri tanda lokasi simpan dan disimpan
dirak penyimpanan.
6. Berapa lama arsip tersebut disimpan?
Jawaban: Kalau untuk arsip hasil eksplorasi perminyakan itu permanen
tidak ada JRA nya. Kalo disimpan di sini tergantung dari kontrak. Kalau kita
masih menang tender ya kita masih simpan terus.
7. Perlengkapan apa saja yang digunakan untuk mengelola arsip perconto hasil
eksplorasinya?
Jawaban: Perlengkapan yang pasti temen-temen pakai APD atau Alat
Pelindung Diri untuk keselamatan, lalu rak pastinya, lalu boks dari kayu, lift
untuk angkat datanya, lalu disupport dengan databasenya menggunakan
aplikasi Roc@t.
8. Bagaimana prosedur pelayanan jika ada user yang akan meminjam?
Jawaban: Biasanya mereka email atau telfon tapi disarankan dari kita itu
email, setelah email ya kita cek barang yang ingin mereka pinjam dan kita
informasikan ke sana untuk kelengkapan data. Setelah itu kita bisa kirim.
9. Apakah ada kegiatan layanan diluar jam kerja?
Jawaban: Kita service 24 jam, itu kelebihan sigma memiliki service 24
jam, jam kerja kita itu dari jam 08:00 sampai jam 16:30. Selebihnya kita on
call, jadi ada temen-temen yang rumahnya dekat-dekat dengan sini nanti dia
yang melayani.
10. Kegiatan apa yang dilakukan untuk pemeliharaan arsipnya? dan biasanya
per berapa waktu melakukan kegiatan pemeliharaannya tersebut?
Jawaban: Paling kita kalo arsip data perconto kita pastinya kita bersihkan
dari debu-debu yang ada di boks dan ruangan, melakukan resinisasi agar
data bisa lebih awet serta resinisasi ulang jika data sudah mulai terjadi
pemisahan, selain itu juga kita ada fumigasi per 6 bulan sekali, fast control
dan foging setiap 3 bulan sekali.
11. Apakah ada kegiatan penyusutan dan pemusnahan pada arsip perconto
hasil eksplorasinya? Jika ada, bagaimana prosedurnya? Jika belum, apa
alasannya?
Jawaban: perconto ini tidak aka nada pemusnahan, karena hasil data-data
perminyakan itu pasti saling berkaitan. Seumpama waktu itu pernah surfei
pada tahun 70an nah misalkan ada surfei lagi diarea yang sama pada tahun
2000an, pasti data-data pada tahun 70an itu digunakan kembali untuk
rekomendasi. Jadi data-datanya ini tidak akan dimusnahkan.
12. Bagaimana prosedur penyerahan arsip hasil eksplorasi kepada pemerintah?
Jawaban: Biasanya kalo kontrak wilayah sudah akan habis, mereka akan
dikasih surat oleh SKK migas, setelah itu user akan menyiapkan data-dataya
sekomplit mungkin dan setelah itu diserahkan kepada pemerintah
menggunakan surat serah terima.
13. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan arsip hasil
eksplorasinya? Khususnya pada data perconto?
Jawaban: Kendalanya paling pada data yang tidak komplit pak, biasanya
itu kendala kalo penerimaan data dari lapangan itu kan ditulis pada boks
atau kantong-kantong arsipnya ya, nah itu kebanyakan tulisan di kantong-
kantong tersebut luntur atau hilang, sehingga mengakibatkan kesulitan pada
proses pencatatan arsipnya.
14. Apa upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
Jawaban: Biasanya kita informasikan ke user dan mereka biasanya
langsung datang, setelah itu mereka menindaklanjuti masalah kehilangan
data tersebut. Biasanya prosesnya panjang, berbulan-bulan.
C. Nama : Kasi
NIK : 07040125
Jabatan : Data Preparator
Waktu Wawancara : 12 juni 2017
1. Bagaimana prosedur penerimaan arsipnya?
Jawaban: Client menyerahkan data dengan manifestnya, manifestnya itu
berisikan tentang kelengkapan data, misalkan data sumur mana, kedalaman
berapa, sempel tipe nya apa. Baru abis ini kita melakukan pengecekan benar
atau nggak dengan datanya,…..setelah itu jika data cocok kita berikan note
kepada client bahwa data sudah kita terima, jika tidak cocok kita beritau
kepada client juga bahwa data yang diberikan belum sesuai.
2. Berapa banyak arsip yang diterima dalam setahun?
Jawaban: itung saja client kita ada sekitar 20, biasanya 1 client bisa
mengirim sekitar 1-6 qubik. Ya bisa dikira-kira itu jika sudah di reboxing
ada 120an ya tinggal dikali 20 aja mas. 2.400 boks.
3. Adakah pedoman yang digunakan untuk mengelola arsipnya? Jika ada,
pedoman apa yang dipakai?
Jawaban: Ada kita pedoman berdasarkan ISO 9001 versi 2008.
4. Sistem penyimpanan apa yang digunakan dalam penyimpanan arsipnya?
Mengapa menggunakan sistem penyimpanan tersebut?
Jawaban: Sistem penyimpanan berdasarkan nama sumur atau area dan
setelah itu kita susun alphabet, dari a dan seterusnya.
5. Bagaimana prosedur penyimpanannya?
Jawaban: Pertama kita melakukan pemilahan data sesuai jenis, kemudian
kita lakukan indexing, untuk indexing kita menggunakan coding form, disitu
kita isi tuh mulai dari nama sumur, kedalaman, jenis, dan lain-lain. Setelah
proses indexing kita reboxing sekaligus berikan tanda lokasi simpan dan
barcod nya kemudian baru siap di simpan.
6. Berapa lama arsip tersebut disimpan?
Jawaban: Tergantung kontrak kepada client pak.
7. Perlengkapan apa saja yang digunakan untuk mengelola arsip perconto hasil
eksplorasinya?
Jawaban: Rak penyimpanan, lift barang, laboratorium, boks, alat
kebersihan, dan lain-lain.
8. Bagaimana prosedur pelayanan jika ada user yang akan meminjam?
Jawaban: Kita memiliki 3 pelayanan, peminjaman, permintaan, dan review.
peminjaan disini client biasanya telefon, email, fax, atau sekarang biasanya
whatsapp juga dengan isi informasi sumur apa, sempel tipe apa, kedalaman
berapa, jumlahnya berapa. Setelah itu kita analisa dan cek barangnya ada
atau tidak pada sistem, jika tidak ada kita informasikan ke client. Kemudian
kita dapat list arsip itu yang langsung dicari dan ambil di rak atau lokasi
simpan. Selanjutnya baru data itu kita kirim. Sebenernya untuk ketiga
layanan ini sama prosedurnya, akan tetapi kalo peminjaman dan permintaan
akan kita antar atau client yang ambil sendiri, nah kalo review itu client
hanya mereview di lab kita. Lalu untuk permintaan juga berbeda, biasanya
data layanan permintaan itu data yang diminta tidak kembali, beda dengan
peminjaman yang datanya kembali. Jika dari client sudah selesai meminjam
dan data sudah kembali biasanya kita cek lagi kelengkapannya, setelah itu
baru kita simpan kembali di dalam rak.
9. Apakah ada kegiatan layanan diluar jam kerja?
Jawaban: Ada, biasanya setelah jam kerja kita melakukan pelayanan jika
kondisi penting sekali.
10. Kegiatan apa yang dilakukan untuk pemeliharaan arsipnya? dan biasanya
per berapa waktu melakukan kegiatan pemeliharaannya tersebut?
Jawaban: Untuk pemeliharaan kita biasanya setiap hari jumat kita
melakukan bersih-bersih, lalu fumigasi setiap 6 bulan sekali, setiap 3 bulan
sekali kita falidasi data untuk mengetahui kondisi dan keakuratan data.
11. Apakah ada kegiatan penyusutan dan pemusnahan pada arsip perconto
hasil eksplorasinya? Jika ada, bagaimana prosedurnya? Jika belum, apa
alasannya?
Jawaban: Penyusutan dan pemusnahan biasanya dilakukan pada dokumen,
nah kalo untuk arsip perconto itu tidak ada. Lalu untuk penyusutan kita ada
permintaan dan jika ada penguapan mungkin.
12. Bagaimana prosedur penyerahan arsip hasil eksplorasi kepada pemerintah?
Jawaban: Prosesnya, dari pihak client akan konfirmasi list data ke kita,
bahwa data tersebut akan diserahkan ke pemerintah, kemudian kita cek list
data tersebut dengan data yang ada di kita, sesuai atau tidak. Setelah sesuai
client akan datang ke kita untuk melakukan cek data dan kondisi. Setelah itu
client akan melakukan pembicaraan internal dengan crew mereka untuk
membahas kapan arsip ini diserahkan. Lalu client akan berkordinasi dengan
pihak Patra Nusa Data, PND ini wakil dari pihak Migas. Jika sudah ada
jadwal penyerahan, kita akan menyiapkan berita acara dengan list terlampir
mengenai data tersebut. Kemudian baru kita serahkan ke pemerintah dengan
saksi yaitu client, PT. Sigma dan Migas.
13. Kendala apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan arsip hasil
eksplorasinya? Khususnya pada data perconto?
Jawaban: Kendala mungkin kita dapat data yang kurang jelas datanya dari
client kita.
14. Apa upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
Jawaban: Upayanya kita konfirmasi kepada client bahwa data kurang jelas
dan kurang lengkap. Setelah itu kita berikan kesempatan client untuk
melengkapi atau mencari tahu kelengkapan data tersebut.
LEMBAR OBSERVASI
PENGELOLAAN ARSIP HASIL EKSPLORASI MINYAK DAN GAS:
Studi Kasus pada PT. Sigma Cipta Utama
No. Tanggal Lokasi Pengamatan Hasil Pengamatan
1. 20 Januari 2017
Dan
18 September
2017
Storage Arsip Hasil
Eksplorasi Minyak dan
Gas PT. Sigma Cipta
Utama.
1. Penulis melakukan pengamatan terhadap
SDM pada PT Sigma Cipta Utama, didapati
bahwa SDM berlatar belakang bukan dari
bidang kearsipan, akan tetapi memiliki
pengalaman yang mempuni dalam bidang
pengelolaan arsip hasil eksplorasi tersebut.
2. Penulis melakukan pengamatan terhadap
penyimpanan arsip, penulis mengetahui
bahwa sistem penyimpanan yang digunakan
oleh PT. Sigma itu berdasarkan wilayah,
yaitu wilayah dari sumur-sumur pengeboran
minyak dan gas. Selain sistem
penyimpanannya, peneliti juga melihat
bahwa azas yang digunakan oleh PT. Sigma
itu ialah menggunakan azas sentralisasi,
karena segala arsip disimpan disatu tempat
penyimpanan.
3. Perlengkapan
APD (alat pelindung diri) 2 buah (Baik)
Rak 45 buah (Baik)
Boks 100.000+ buah (Baik)
Alat pembersih debu dan kotoran 5 paket,
terdiri dari alat vacuum, alat pel, sapu,
kemoceng, ember, dll. (Baik)
Kamera 2 unit (Baik)
Perangkat computer 5 unit (Baik)
Lift barang 2 unit (Baik)
Mesin Pembelah 2 unit (Baik)
Mesin Pemoles 2 unit (Baik)
Sistem Peringatan Kebakaran 3 unit
(Baik)
APAR (alat pemadam api ringan) 10 buah
(Baik)
CCTV 2 unit (Baik)
Sistem keamanan akses masuk 3 unit
(Baik)
4. Kendala.
Penulis juga menemukan kendala yaitu
pada penyimpanan arsip sampel minyak
yang berada diluar gedung, kesulitan
pihak PT. Sigma memproses data dari
client yang kurang lengkap deskripsinya,
dan tempat penyimpanan atau biasa
disebut jeriken-jeriken arsip sampel
minyak tidak memiliki standar, sehingga
terlihat tidak rapi.
BIODATA PENULIS
Apriyanto. Lahir di Jakarta, 10 April 1995, anak terakhir
dari pasangan Bapak H. Sobri dan Hj. Maesaroh. Penulis
bertempat tinggal di Jl. Masjid Raya rt 01 rw 005 No. 12
Kel. Larangan Selatan, Kec, Larangan, Kota Tangerang,
Banten. Menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 02
Tangerang (2001-2007). Kemudian melanjutkan sekolah
menengahnya di SMPN 11 Tangerang (2007-2010) dan
SMKN 29 Jakarta, Jurusan Airframe and Power Plane (2010-2013). Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikannya dengan mengambil Jurusan Ilmu
Perpustakaan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul ―Pengelolaan Arsip
Hasil Eksplorasi Minyak dan Gas: Studi Kasus pada PT. Sigma Cipta Utama‖.
Semasa kuliah penulis pernah menjadi ketua Divisi Pengembangan Minat dan
Bakat di Himpunan Jurusan Ilmu Perpustakaan. Penulis pernah menjalani Praktek
Kerja Lapangan di ExxonMobil Oil Indonesia (tahun 2016) selama dua bulan, dan
KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Kemiri, Kec. Kemiri, Tangerang, Banten
(tahun 2016) selama satu bulan.