Pengawasan Pengobatan Terapi Dan Manajemen Konservatif Dari Tuberkulosus

download Pengawasan Pengobatan Terapi Dan Manajemen Konservatif Dari Tuberkulosus

of 10

description

tes

Transcript of Pengawasan Pengobatan Terapi Dan Manajemen Konservatif Dari Tuberkulosus

PENGAWASAN PENGOBATAN TERAPI DAN MANAJEMEN KONSERVATIF DARI TUBERKULOSUS EMPYEMA KRONIS: LAPORAN KASUS DAN KAJIAN LITERATUR

PENGAWASAN PENGOBATAN TERAPI DAN MANAJEMEN KONSERVATIF DARI TUBERKULOSUS EMPYEMA KRONIS: LAPORAN KASUS DAN KAJIAN LITERATUR

ABSTRAKLatar Belakang

Presentasi Kasus

KesimpulanLATAR BELAKANGTuberculous empyema adalah infeksi kronis aktif pada ruang pleural yang menghasilkan penebalan yang mencolok, bahkan kalsifikasi pada visceral dan parietal pleura.Jika tidak dirawat, efusi itu akan membawa pengaktifan kembali TB beresiko tinggi selama 5 Tahun.Secara sejarah, pengelolaan chronic tuberculous empyema sangatlah menantang. Berdasarkan pengalaman yang terbatas, tube thoracostomy dengan dosis tinggi obat anti TB telah direkomendasikan sebagai pendekatan awal pada CTEPRESENTASI KASUSSeorang laki laki tua 84 Tahun imigran dari Kroasia ke Kanada dimasukkan ke rumah sakit pada Februari 2013 dengan CTE. Kemudian, radiografi dada menunjukkan sebuah efusi pleural kanan yang terlokulasi (Gambar A). Setelah itu dia kembali bekerja dengan aktif tanpa ada sakitPada November 2011 dia mengalami serangan mendadak pada sakit dada, pendeknya nafas dan batuk batuk. Sebuah radiografi dada menunjukkan sebuah tingkat cairan pada dasar kanan konsistern dengan BPF (Gambar B)Computed Tomographic (CT) scan pada thorax menunjukkan sebuah subpleural predominan yang besar, dengan pengapuran loculated right hydropneumothorax (Gambar C)

PRESENTASI KASUSPerawatan obat anti TB terdiri pada 10 bulan pengamatan langsung isoniazid (INH), pyrazinamide (PZA), dan ethambutol (EMB), rifampin (RIF) 7.5 bulan, dan 3.5 bulan fluoroquinolone, apakah moxifloxacin (MOX) atau levofloxacin (LEV).Ketika konsentrasi maksimum serum (Cmax) dari semua obt pada rentang normal (untuk RIF setelah dua kali dosis biasa), ada absorpsi tertunda dari PZA, EMB dan MOX: waktu sampai Cmax (Tmax) 6 jam, buka 2 sampai 3 jam. (Lihat Tabel di bawah)Ukuran referensi dari Aktivitas in vitro dan PharmacokineticsObatCmax (mg/L)Tmax (hrs)MICb (mg/L)Cmax/MICDosis (mg)(ref)Cmax (mg/LTmax (hrs)SerumCairan PleuralSerumCairan PleuralIsoniazid (300mg)

Rifampin (600mg

Pyrazinamide (20-25mg/kg)

Ethambutol(20-25mg/kg)

Moxifloxacin (400mg)3-6

8-24

20-50

2-6

3-51-2

2

1-2

1-2

20.125

0.03125

50.000

1.000

0.25024.0-48.0

256.0-768.0

0.4-1.0

2.0-6.0

12.0-20.0300(12)400(P1)900(P2)600(7)600(12)600(P1)1200(P2)2000(12)2000(P1)1200(7)1400(P1)

600(P1)600(7)3.253.4912.7721.758.012.2012.9245.8234.991.603.31

3.8010.080.961.755.120.870.481.021.5722.6829.851.901.60

1.084.841(6)1(6)2(8)2(10)2(6)2(6)2(8)1(6)6(6)6(10)6(6)

6(6)2(10)6(6)6(6)6(8)10(10)6(6)6(6)8(8)6(6)6(6)6(10)6(6)

6(6)10(10)Semua specimen sputum dan cairan fleural negatif untuk acid fast bacilli pada corengan dan kultur setelah tujuh minggu perawatan, termasuk specimen ke dua tipe yang dikumpulkan segera dan satu tahun mengikuti selesainya perawatan. Kemudian BPF menutup dengan spontan setelah perwatan 6 bulan. (Gambar D)

KONTEKS KASUSSerum bersamaan dan konsentrasi cairan pleural obat anti TB telah diukur pada dua kasus lain dan bersamaan dengan kasus kami dan ukuran referensi ditunjukkan pada tabel di atasDi masa lalu telah disarankan bahwa dengan membagi cairan pleural Cmax yang diukur dengan standar MIC pada obat untuk isolasi yang lemah pada M. Tuberculous, akan mendapatkan rasio CMax/MIC dan bahwa rasio itu lebih besar daripada 4 yang diambil untuk menandakan keefektifan yang mungkin. (Lihat Tabel)

KESIMPULANPada tulisan ini, kita menyediakan rasional kuat untuk pengelolaan konservatif pada CTE, luka di mana terlepas dari tingkat kronisnya sangat baik ditoleransi sampai dirumitkan oleh BPF atau empyema necessitais.Sebagai tambahan untuk meminimalkan bahaya kontaminasi paru paru dan kemungkinan pengambilan ketahanan obat, pengisapan pipa memungkinkan akses yang mudah pada ruang pleural untuk tujuan mengawasi tanggapan mycobacteriologic dan mengukur konsentrasi cairan pleural.Paling penting, pengelolaan konservatif termasuk TDM, memungkinkan dokter klinik membuat keputusan yang memiliki informasi mengenai dosis obat, memaksimalakan peluang kesembuhan dan meminimalkan resiko ketahanan obat. Untuk menemukan konsentrasi intrapleural pada INH, PZA, dan EMB dan memungkinkan membebaskan RIF pada rentang normal, penting untuk menargetkan konsentrasi serum pada batas atas rentang tersebut.Rangkumannya, kita percaya cara ini sekarang direkomendasikan, dengan kepercayaan yang lebih, pendekatan konservatif pada CTE. KArena TB akut dapa tidak didiagnosa, khususnya pada lingkungan dengan miskin sumber daya, kasus sporadic dari CTE terus terjadi.