PENGATURAN SUHU TUBUH

6
PENGATURAN SUHU TUBUH Tujuan : Mempelajari kemampuan organisme endoterm (homioterm) dalam mempertahankan panas tubuhnya. PENDAHULUAN Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen- elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold- blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung (Aves), dan mamalia. Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan karena kontak dengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer panas antar obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar matahari. Evaporasi proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan dalam bentuk gas. Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh, pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di dalam sarangnya.

description

pp

Transcript of PENGATURAN SUHU TUBUH

Page 1: PENGATURAN SUHU TUBUH

PENGATURAN SUHU TUBUH

Tujuan : Mempelajari kemampuan organisme endoterm (homioterm) dalam mempertahankan

panas tubuhnya.

PENDAHULUAN

Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah elemen-

elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah dingin (cold-

blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun, ahli-ahli Biologi lebih

suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang berhubungan dengan sumber panas

utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari lingkungan

(menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung

pada suhu lingkungan. Hewan dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia,

dan reptilia. Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil

metabolisme. Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok

burung (Aves), dan mamalia.

Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang hilang ke

lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4 proses, yaitu

konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan panas tubuh hewan

karena kontak dengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas akibat adanya gerakan udara

atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi dari energi elektromagnet. Radiasi

dapat mentransfer panas antar obyek yang tidak kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar

matahari. Evaporasi proses kehilangan panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan

dalam bentuk gas.

Hewan mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh,

pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan perubahan

hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi panas. Pada

ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan cara berkelompok

dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu menghasilkan panas di

dalam sarangnya.

Page 2: PENGATURAN SUHU TUBUH

Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu dan rambut

pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian kulit. Kontriksi

pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah salah satu cara untuk

mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang penting dalam hubungannya

dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi ditemukan pada beberapa hewan untuk

menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah di daerah tropis untuk menurunkan suhu tubuh

dengan cara mandi atau mengipaskan daun telinga ke tubuh. Manusia menggunakan pakaian

adalah salah satu perilaku unik dalam termoregulasi.

ALAT DAN BAHAN

Alat dan Bahan :

1. Themometer pengukur suhu tubuh

2. Kapas

3. Alkohol

CARA KERJA

1. Sebelum anda mengukur suhu tubuh, catatlah suhu lingkungan dan waktu pengukuran.

2. Ukurlah suhu tubuh anda dengan menempatkan termometer ke ketiak anda.

3. Sebelum digunakan, termometer dikibas-kibaskan sampai air raksanya mencapai garis

terendah yaitu sekitar 350C. Selain itu bersihkan ujung termometer dengan kapas yang

dibasahi alkohol.

4. Letakkan termometer itu di ketiak anda dan diamkan selama 5 menit.

5. Setelah itu, baca skala termometer yang menunjukkan suhu badan anda dan catat di lembar

data yang telah disediakan (Tabel Pengamatan). Setelah digunakan bersihkan kembali ujung

termometer dengan kapas yang dibasahi alkohol.

Page 3: PENGATURAN SUHU TUBUH

6. Ukur pula beberapa suhu tubuh anda setelah melakukan berbagai kegiatan seperti berikut:

a. Ketika bangun tengah malam untuk belajar atau tahajjud atau bangun pagi

b. Ketika akan berangkat tidur

c. Setelah mandi pagi dengan air dingin

d. Setelah anda berolah raga

e. Saat disela anda kuliah di siang hari yang panas

f. Setelah mandi dengan air hangat di malam hari

7. Buatlah grafik dengan suhu tubuh pada sumbu y dan suhu lingkungan pada sumbu x.

Tabel Pengamatan. Hasil pengukuran suhu tubuh.

No. Nama/Probandus Waktu

Pengamatan

Suhu Tubuh

(0C)

Suhu

Lingkungan(0C)

Catatan

PERTANYAAN

1. Dari manakah tubuh kita memperoleh panas untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap

konstan pada saat udara sangat dingin?

2. Bagaimanakah tubuh anda membuang panas yang berlebihan dari tubuh anda pada saat cuaca

yang terik?

Page 4: PENGATURAN SUHU TUBUH

3. Sebut dan jelaskan empat proses fisika yang terlibat saat tubuh memperoleh dan kehilangan

panas.

4. Apa perbedaan antara ektoderm dengan endoderm?.

5. Apa sebenarnya yang terjadi ketika tubuh anda demam?

Gangguan Pengaturan Suhu Tubuh

May 1st, 2009

Demam

Demam adalah keadaan ketika suhu tubuh meningkat melebihi suhu

tubuh normal. Demam adalah istilah umum, dan beberapa istilah lain yang sering digunakan

adalah pireksia atau febris. Apabila suhu tubuh sangat tinggi (mencapai sekitar 40°C), demam

disebut hipertermi.

Demam dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang mempengaruhi pusat

pengaturan suhu. Zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan

suhu sehingga menyebabkan demam disebut pirogen. Zat pirogen ini dapat berupa protein,

pecahan protein, dan zat lain, terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik atau

pirogen yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam selama

keadaan sakit.

Page 5: PENGATURAN SUHU TUBUH

Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada mekanisme

ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan, dan

limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan

bakteri dan melepaskan zat interleukin-1 ke dalam cairan tubuh, yang disebut juga zat pirogen

leukosit atau pirogen endogen. Interleukin-1 ketika sampai di hipotalamus akan menimbulkan

demam dengan cara meningkatkan temperature tubuh dalam waktu 8 – 10 menit. Interleukin-1

juga menginduksi pembentukan prostaglandin, terutama prostaglandin E2, atau zat yang mirip

dengan zat ini, yang selanjutnya bekerja di hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam.

Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase demam,

meliputi fase awal, proses, dan fase pemulihan (defesvescence). Tanda-tanda ini muncul sebagai

hasil perubahan pada titik tetap dalam mekanisme pengaturan suhu tubuh.

Fase-fase Terjadinya Demam

Fase I: awal (awitan dingin atau menggigil)

· Peningkatan denyut jantung

· Peningkatan laju dan kedalaman pernafasan

· Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot

· Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi

· Merasakan sensasi dingin

· Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontriksi

· Rambut kulit berdiri

· Pengeluaran keringat berlebihan

· Peningkatan suhu tubuh

Fase II: proses demam

· Proses menggigil lenyap

· Kulit terasa hangat / panas

· Merasa tidak panas atau dingin

· Peningkatan nadi dan laju pernafasan

· Peningkatan rasa haus

Page 6: PENGATURAN SUHU TUBUH

· Dehidrasi ringan hingga berat

· Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf

· Lesi mulut herpetik

· Kehilangan nafsu makan ( jika demam memanjang )

· Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein

Fase III: pemulihan

· Kulit tampak merah dan hangat

· Berkeringat

· Menggigil ringan

· Kemungkinan mengalami dehidrasi

Pada mekanisme tubuh alamiah, demam yang terjadi dalam diri manusia bermanfaat sebagai

proses imun. Pada proses ini, terjadi pelepasan interleukin-1 yang akan mengaktifkan sel T. suhu

tinggi ( demam ) juga berfungsi meningkatkan keaktifan ( kerja ) sel T dan B terhadap organisme

pathogen. Namun konsekuensi demam secara umum timbul segera setelah pembangkitan demam

(peningkatan suhu). Perubahan anatomis kulit dan metabolisme menimbulkan konsekuensi

berupa gangguan keseimbangan cairan tubuh, peningkatan metabolisme, juga peningkatan kadar

sisa metabolisme. Selain itu, pada keadaan tertentu demam dapat mengaktifkan kejang.

Penatalaksanaan Anak yang Mengalami Demam

Bila anak mengalami demam, yang dapat kita lakukan adalah :

1. Kenakan pakaian yang tipis pada anak, dan hanya gunakan seprai atau selimut tipis pada

tempat tidur. Pakaian dan selimut yang berlapis-lapis hanya akan menyebabkan panas

terperangkap serta dapat menyebabkan suhu badan naik.

2. Beri anak banyak minum. Anak-anak menjadi lebih mudah dehidrasi pada waktu menderita

panas. Minum air membuat mereka merasa lebih baik dan mencegah dehidrasi.

3. Beri anak banyak istirahat, agar produksi panas yang diproduksi tubuh seminimal mungkin.

4. Beri kompres di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan paha, leher belakang.

5. Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen.

Nursingbegins.com