PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN...

148
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN KELUARGA, DAN GENDER DIVERSITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi Oleh : Rizkina Lestarida NIM: 11150820000041 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2020 M

Transcript of PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN...

Page 1: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN KELUARGA, DAN

GENDER DIVERSITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK

DENGAN CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI

VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Akuntansi

Oleh :

Rizkina Lestarida

NIM: 11150820000041

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H/2020 M

Page 2: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

ii

Page 3: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

iii

LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF

Hari ini 10 April 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Rizkina Lestarida

2. NIM : 11150820000041

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Instutusional,

Kepemilikan Keluarga, dan Gender diversity Terhadap Agresivitas Pajak

Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi

Setelah Mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskanbahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 10 April 2019

1. Zuwesty Eka Putri, M.Ak. (__ _ )

NIP. 198004162009012006 Penguji I

2. Nur Wachidah Yulianti, SE.,MS.Ak. (__ ___)

NIDN. 2005078501 Penguji II

Page 4: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Senin, 6 Juli 2020 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswa:

1. Nama : Rizkina Lestarida

2. NIM : 11150820000041

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional,

Kepemilikan Keluarga, dan Gender Diversity Terhadap Agresivitas Pajak

Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 6 Juli 2020

1. Fitri Damayanti, M.Si. (____ __)

NIP. 198107312006042003 Ketua

2. Hepi Prayudiawan, S.E., M.M., Ak., CA (_______________)

NIP. 197205162009011006 Pembimbing

3. Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____)

NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli

Page 5: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

v

LEMBAR KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rizkina Lestarida

NIM : 11150820000041

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penelitian skripsi ini saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat atas naskah orang lain

3. Tidak mengunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakakn sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawa atas

karya ini.

Jika dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan

pihak lian ats karya saya, dan melalui pembuktian yang dapat

dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya

melanggar pernyataan di atas, maka saya siap dikenakan sanksi berdasarkan

aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullan

Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 3Juni 2020

Rizkina Lestarida

Page 6: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Rizkina Lestarida

2. Tempat, tanggal lahir : Tangerang, 28 September 1997

3. Alamat : Jl. Raya jombang, Kp. Masjid RT: 01/ RW:

03, Ciputat, Tangerang Selatan, 15414

4. Telepon : 08889625924

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK Soebono Mantofani Tahun 2002 – 2003

2. SDN Jombang 1 Tahun 2003 – 2008

3. SDN 06 Pagi Jakarta Tahun 2008 – 2009

4. MTs. Al-Amanah Al-Gontory Tahun 2009 – 2012

5. SMAI Al-Azhar 3 Tahun 2012 – 2015

6. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015 – 2020

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ibu : Adelina

2. Ayah : Hadiruddin

3. Kakak : Dina Hadi Lana

4. Adik : Hayati Mustainah

Page 7: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

vii

ABSTRACT

THE IMPACT OF FIRM SIZE, INSTITUTIONAL OWNERSHIP, FAMILY

OWNERSHIP, AND GENDER DIVERSITY ON TAX AGGRESIVENESS

WITH CORPORATE GOVERNNANCE AS MODERATION VARIABLE

This research aims to find empirical evidence about the impact of

company size, institutional ownership, family ownership, and gender diversity on

tax aggressiveness with Corporate Governance as a moderating variable. The

population used in this study were all mining and CPO companies listed on the

Indonesia Stock Exchange in 2014-2018. The companies sampled in this study

were 10 companies. This research used multiple regression analysis method using

the SPSS 25.0 program

The results showed that company size, institutional ownership, and family

ownership influence tax aggressiveness. While gender diversity has no effect on

tax aggressiveness. The moderating variable of Corporate Governance cannot

moderate company size, family ownership, and gender diversity on tax

aggressiveness. Whereas the moderating variable of Corporate Governance

moderates institutional ownership.

Keywords: Company Size, Institutional Ownership, Tax Aggressiveness, Family

Ownership, Corporate Governance, Gender diversity.

Page 8: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

viii

ABSTRAKSI

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN

INSTITUSIONAL, KEPEMILIKAN KELUARGA, DAN GENDER

DIVERSITY TERHADAP AGRESIVITAS PAJAK DENGAN CORPORATE

GOVERNANCE SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Peneltian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris mengenai

pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan keluarga,

dan gender diversity terhadap agresivitas pajak dengan Corporate Governance

sebagai variabel moderasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

merupakan seluruh perusahaan pertambangan dan CPO yang terdaftar di BEI pada

tahun 2014—2018. Jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini

berjumlah 10 perusahaan. Peelitian ini menggunakan metode analisis regresi

berganda dengan menggunakan program SPSS 25

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kepemilikan

instutusional, dan kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Sedangkan gender diversity tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Variabel moderasi Corporate Governance tidak dapat memoderasi ukuran

perusahaa, kepemilikan keluarga, dan gender diversity terhadap agresivitas pajak.

Sedangkan variabel moderasi Corporate Governance memoderasi kepemilikan

institusional.

Kata Kunci: ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, Agesivitas Pajak,

Corporate Governance, kepemilikan Keluarga, Gender diversity

Page 9: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

ix

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumwWr.wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya

kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

―Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemlikan Institusional, Kepemilikan Kelaurga,

dan Gender diversity Terhadao Agresivitas Pajak Dengan Corporate Governance

Sebagai Variabel Moderasi‖. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya

menuju jalan yang diridhai-Nya.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna

meraih gelar Sarjana Akuntansi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam

proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua

pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Kedua orang tua, yang selalu memberi dukungan, perhatian, semangat,

dan doa yang tiada henti kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

2. Adik yang selalu menunggu penulis hingga larut malam dan kakak penulis

yang terkadang menemani penulis dalam mengerjakan skirpsi.

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP selaku

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M. Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan, S.E., M.M., Ak., CA. selaku dosen Pembimbing

Skripsi yang bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing,

berdiskusi, dan memberikan motivasi kepada penulis selama penyusunan

Page 10: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

x

skripsi. Terimakasih atas semua masukan dan nasihat yang telah diberikan

selama ini.

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan yang sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga

menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita

semua.

8. Seluruh Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam

memenuhi segala kebutuhan dalam bentuk administrasi dan lain-lain.

9. Teman-teman yang mendukung penulis selama penyusunan skripsi,

teman-teman akuntansi 2015 khususnya akuntansi 2015 B

10. Teman-teman kuliah yang memotivasi penulis untuk segera

menyelesaikan skripsi ini yaitu Meyta, Citra, Dina, Hana, Hanifa, dan

Farda

11. Teman-teman pesantren yang mendorong penulis agar segera

menyelesaikan tugas akhir ini, yaitu Ferra, Yasmin, Rona, dan Inne

12. Teman-teman SMA yang telah terlebih dahulu mendapatkan gelar

sarjananya sehingga membuat penulis lebih termotivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini Rysei dan Aini

13. Kepada Nurjilan Fauziyah, Abi Jaelani, Dila Nur Aini, Nabila Agustin,

Bang Handiko, dan Tika, yang telah memberi waktu dan dukungan kepada

penulis dalam proses penulisan

14. Kepada Syahrul Miladi Firmansyah yang senantiasa mendukung penulis

disaat penulis mengalami hambatan-hambatan dalam proses penulisan.

15. Seluruh pihak yang terlibat dan belum dapat penulis sebutkan satu per

satu.

Wassalamualaikum wr.wb.

Page 11: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

xi

DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ vi

ABSTRACT ................................................................................................... vii

ABSTRAKSI .................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumsan Masalah ................................................................................. 22

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 22

D. Manfaat Penelitian............................................................................... 23

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 25

A. Tinjauan Literatur ................................................................................ 25

1. Teori Keagenan ............................................................................ 25

2. Teori Feminisme ........................................................................... 26

3. Agresivitas Pajak .......................................................................... 28

4. Ukuran Perusahaan ....................................................................... 30

5. Kepemilikan Institusional ............................................................. 32

6. Kepemilikan Keluarga .................................................................. 35

7. Corporate Governance ................................................................. 38

8. Gender diversity ........................................................................... 41

B. Penelitian Terdahulu............................................................................ 43

C. Pengembangan Hipotesis ..................................................................... 54

Page 12: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

xii

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak ............ 54

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas

Pajak............................................................................................. 56

3. Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Agresivitas Pajak ....... 57

4. Pengaruh Gender diversity Terhadap Agresivitas Pajak ................ 58

5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak

Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi.......... 60

6. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas Pajak

Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi.......... 62

7. Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Agresivitas Pajak

Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi.......... 62

8. Pengaruh Gender diversity Terhadap Agresivitas Pajak Dengan

Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi ...................... 63

D. Kerangka Pemikiaran .......................................................................... 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 66

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 66

B. Metode Penelitian Sampel ................................................................... 66

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 68

D. Metode Analisis Data .......................................................................... 68

1. Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 68

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................ 68

3. Uji Hipotesis ................................................................................. 71

E. Operasional variabel ............................................................................ 76

1. Ukuran Perusahaan ....................................................................... 76

2. Kepemilikan Institusional ............................................................. 76

3. Kepemilikan Keluarga .................................................................. 77

4. Gender diversity ........................................................................... 78

5. Corporate Governance ................................................................. 78

6. Agresivitas Pajak .......................................................................... 79

BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 81

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 81

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ............................................................. 82

Page 13: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

xiii

1. Uji Statistik Deskriptif .................................................................. 82

2. Uji Asusmsi Klasik ....................................................................... 84

3. Uji Hipotesis ................................................................................. 89

C. Pembahasan ........................................................................................ 96

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Agresivitas Pajak ............. 96

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas

Pajak............................................................................................. 97

3. Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Agresivitas Pajak ....... 98

4. Pengaruh Gender diversity Terhadap Agresivitas Pajak ................ 100

5. Pengaruh Corporate Governance Dalam Memoderasi Hubungan

Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak ............................ 101

6. Pengaruh Corporate Governance Dalam Memoderasi Hubungan

Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas Pajak .................. 102

7. Pengaruh Corporate Governance Dalam Memoderasi Hubungan

Kepemilikan Keluarga Terhadap Agresivitas Pajak ....................... 104

8. Pengaruh Corporate Governance Dalam Memoderasi Hubungan

Gender diversity Terhadap Agresivitas Pajak ................................ 106

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 108

A. Kesimpulan ......................................................................................... 111

B. Saran ................................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 111

LAMPIRAN ................................................................................................... 119

Page 14: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laporan Realisasi Pendapatan DJP Tahun 2014 s.d. 2018 ................ 2

Tabel 1.2 Kepatuhan Pajak Perusahaan Tambang ............................................ 9

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 44

Tabel 3.1 Operasional variabel ........................................................................ 82

Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ............................................... 85

Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................ 86

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Dengan Kolomogriv-Smirnov ........................ 88

Tabel 4.4 Colineariy Statistics ......................................................................... 90

Tabel 4.5 Hasil Uji Auto Korelasi ................................................................... 91

Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ...................................................... 93

Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikasi Simultan (Uji F) .............................................. 94

Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikasni Parsial (Uji t) ................................................ 95

Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikasni Parsial (Uji t) ................................................ 97

Page 15: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran .................................................................... 68

Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram ...................................... 88

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitsa Dengan Grafik Normal Plot ........................ 89

Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokedastisitas Dengan Grafik Scatterplot ............... 92

Page 16: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 16 (Direktorat Jendral Pajak, 2009)

pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar- besarnya kemakmuran rakyat. Maka, Pajak

adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang

dipaksakan) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum. Di sisi lain masyarakat dapat dikatakan

sebagai pihak yang diberi perlindungan memiliki kewajiban untuk ikut

serta dalam menjalankan fungsinya yang bisa ditunjukkan melalui

keikutsertaannya dalam pembiayaan negara.

Di Indonesia penerimaan pajak menghasilkan dana yang cukup

besar bagi pelaksanaan pembangunan, karena dalam pos penerimaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sumbangan pajak

memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan dengan sumber penerimaan

lain (non pajak) (Siregar dan Widyawati, 2016).

Page 17: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

2

Tabel 1.1 Laporan Realisasi Pendapatan Direktorat Jenderal

Pajak Tahun 2014 S.D. 2018

Sumber : www.pajak.go.id

Berdasarkan data dari Diroktorat Jenderal Pajak (2020) pemerintah

telah berhasil meningkatkan realisasi penerimaan pepajakan. Setelah

dilakukannya reformasi perpajakan melalui perubahan undang-undang

perpajakan yakni UU No. 17 tahun 2000 menjadi UU No. 36 tahun 2008

tentang pajak penghasilan (UU Pph). Pada Undang-Undang sebelumnya,

yakni Undang-Undang No 17 Tahun 2000, tarif pajak yang dikenakan

untuk wajib pajak badan sebesar 28%, dengan diberlakukannya Undang-

Undang No. 36 Tahun 2008 ini maka tarif pajak yang dikenakan untuk

wajib pajak badan turun menjadi 25% dan mulai diberlakukan pada tahun

2010 (pajak.go.id). Dengan adanya reformasi tersebut diharapkan dapat

meningkatkan penerimaan pajak serta meminimalkan tindakan

penghindaran pajak yang dilakukan wajib pajak. Hasilnya cukup

No. Wajib

Pajak 2014 2015 2016 2017 2018

1 PPh

Non

Migas

458.735,21 552.636,57 630.111,74 596.477,37 685.320,28

2 PPN

dan

PPnBM

409.181,63 423.710,82 412.210,91 480.724,61 537.422,98

3 PBB 23.476,23 29.250,34 19.443,71 16.770,35 19.427,12

4 Pajak

Lainnya 6.293,36 5.568,30 8.104,89 6.738,48 6.613,44

5 PPh

Migas 87.445,66 49.671,56 36.101,09 50.315,75 64.394,39

Total

Penerimaan

Pajak

899.700,43

1.013.181,02

1.071.887,24

1.102.727,80

1.250.801,83

Page 18: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

3

membesarkan hati karena setiap tahun penerimaan pajak terus mengalami

peningkatan.

Selama periode 2011—2016, realisasi penerimaan pajak terhadap

targetnya rata- rata mencapai angka 90,6%. Kinerja penerimaan pajak

tahun 2016 ditopang oleh penerimaan dari Amnesti Pajak periode I dan II

tahun 2016 yang berhasil menghimpun uang tebusan sebesar Rp104,67

triliun Dirjen Pajak Kemenkeu RI (2016). Meskipun berdasarkan data

realisasi penerimaan pajak meningkat namun hal tersebut belum maksimal

karena belum dapat menghilangkan sepenuhnya tindakan penghindaran

pajak. Kepentingan dari fiskus yang mengingingkan penerimaan pajak yang

besar dan kontinyu tentu bertolak belakang dengan kepentingan dari

perusahaan yang menginginkan pembayararan pajak seminimal mungkin

(Darmayasa dan Hardika, 2011)

Perusahaan sebagai wajib pajak badan memiliki tanggung jawab

dalam membayar pajaknya sendiri sesuai dengan ketentuan di dalam

Undang- Undang. Tetapi, bagi perusahaan salah satu biaya yang dapat

mengurangi laba perusahaan berasal dari pajak sehingga perusahaan

berusaha mengefisienkan beban pajaknya agar dapat memaksimalkan laba

perusahaan. Karena semakin besar beban pajak yang dibayar maka laba

perusahaan akan semakin berkurang. Upaya perusahaan dalam mengurangi

utang pajak dilakukan dengan berbagai cara seperti penghindaran pajak

(tax avoidance) yang tidak melanggar undang-undang dan bersifat legal

(lawful). Tax avoidance sebagai suatu strategi pajak yang agresif dalam

meminimalkan beban pajak, yang dapat menimbulkan resiko bagi

Page 19: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

4

perusahaan seperti denda dan buruknya reputasi di mata publik. Persoalan

penghindara pajak ini menjadi rumit karena di satu sisi penghindaran pajak

ini bersifat legal, tetapi di sisi lain pemerintah tidak menginginkan

penghindaran pajak ini terhadi (Budiman dan Setiyono, 2012).

Negara suaka pajak atau tax haven tetap favorit bagi sejumlah

perusahaan untuk menghindari perpajakan. Nyaris semua perusahaan besar

di Tanah Air dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), membentuk anak

usaha bertujuan khusus atau Special Purpose Vehicle (SPV) di negara tax

haven. Tujuannya antara lain untuk transaksi akuisisi, penerbitan obligasi

dan penjualan. Menteri Keuangan saat itu Bambang Brodjonegoro

menyatakan, telah memiliki data komplit pemilik SPV di tax haven,

termasuk dari kalangan emiten saham di BEI. Mereka bagian dari 2.000

SPV yang akan ditelusuri Kementerian. diakses dari (nasional.kontan.co.id.,

2016)

Sejumlah SPV digunakan untuk transfer pricing dan alat

pemindahan keuntungan Sebagai contoh kasus yang baru-baru menimpa

sebuah perusahaan tambang batu bara yaitu PT. Adaro Energy Tbk. yang

dicurigai melakukan praktik transfer pricing. ADARO merupakan

perusahaan tambang batu bara yang cukup besar yang berada di Indonesia.

ADARO memiliki anak perusahaan yang terletak di Sinagpura yaitu

Coaltrade. ADARO menjual batu bara yang di tambang di Indonesia

kepada Coaltrade dengan harga yg murah lalu menjualnya kembali dengan

nilai yang dinaikkan. Coaltrade juga sebagai agen penjualan yang

menerima komisi atas penjualan. pada tahun 2008. Kantor pajak

Page 20: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

5

menyimpulkan telah terjadi praktik transfer pricingpada tahun 2004—

2005 karena ADARO menjual batu bara dengan harga yg rendah, namun

coaltrade menjual kembali dengan harga yg tinggi. Masalah ini telah

diselesaikan pada tahun 2008 dengan cara ADARO membayar pajak

tambahan sebesar 32,2 juta USD. Setelah intervensi dari kantor pajak

kenaikan yg dibuat ketika menjual kembali batu bara turun sebanyak 11%

yg awalnya 15% menjadi 4% dan kegiatan masih terus berlanjut. Selain di

Singapura ADARO juga memilki anak perusahaan di Mauritius negara

suaka pajak yang terletak di Samudra Hindia. yaitu Arindo Holding dan

masih di negara yg sama Arindo holdings menjadi pemilik Perusahaan

Vindoor Investment yg menjadi pemilik Coaltrade di Singapura, kelompok

persusahaan ini terindikasi sebagai perusahaan cangkang yang digunakan

semata-mata hanya untuk meyimpan aset dan dana karena kelompok

perusahaan ini hanya memiliki 22 pegawai terhitung sejak 2017 dan

sebagian telah bekerja di Coaltrade. Pada tahun 2017 Coaltrade membayar

31 juta USD untuk sebuah perusahaan yaitu Adaro Capital yang berada di

Labuan, Malaysia yg juga merupakan wilayah suaka pajak, diketahui saat

ini Adaro Capital memiliki sebagain besar saham tamban batu barayang

berada di Australia (Globalwitness, 2019).

Juru bicara Direktoret Jendral Pajak Mekar Satria Utama

mengungkapkan data Ditjen Pajak menunjukkan bahwa jumlah SPV milik

WNI lebih dari 2000 WNI. Data-data itulah yang akan dikejar oleh Ditjen

Pajak dengan memanfaatkan fasilitas kerjasama pertukaran informasi.

diakses dari (www.tribunnews.com, 2016).

Page 21: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

6

Special Pupose Vehicle (SPV) memiliki citra yang buruk, karena

banyak SPV didirikan di negara atau kawasan suaka pajak (tax haven) yang

memberikan tarif pajak sangat rendah atau bahkan bebas pajak, plus

perlindungan kerahasiaan bank (bank secrecy). Dengan karakteristik

tersebut, SPV dapat dipakai sebagai sarana untuk penghindaran pajak atau

penggelapan pajak. (Solikin, 2016)

Kepala Badan Pengelolaan Pajak Daerah (Kaban PPD) Provinsi

Papua Gersom Jitmau meminta manajemen PT Freeport Indonesia (PT FI)

segera melunasi kewajiban tunggakan pajak air permukaan kepada

Pemerintah Provinsi Papua senilai Rp 5,6 triliun terhitung sejak 2011-

2017. Kewajiban membayar tunggakan pajak air permukaan di area

tambang Freeport sesuai dengan putusan Pengadilan Niaga Jakarta pada

tanggal 18 Januari 2017. Berdasarkan data yang ia punya, Freeport telah

memakai air permukaan mencapai 115 debit per detik selama periode 2011

hingga 2017. Ia menegaskan agar PT Freeport Indonesia segera membayar

tunggakan pajak tersebut dan harus disetor langsung ke kas daerah

Pemerintah Provinsi Papua diakses dari (www.tirto.id, 2017).

Sektor pertambangan dari energi di Indonesia merupakan salah satu

sektor strategis yang menjadi andalan Indonesia. Sektor industri

pertambangan merupakan salah satu sektor penyumbang perekonomian

terbesar di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan besaran sumbangan

aktivitas dari sektor industri pertambangan yang mencapai 42,35% dari

seluruh pendapatan dari sektor industri pada Tahun 2016. Namun

pengelolaan sektor ini belum cukup transparan sehingga potensi

Page 22: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

7

penerimaan bagi negara belum cukup optimal. Berdasarkan data yang

dirilis oleh Direktorat Jenderal Pajak, selama periode 2014 sampai dengan

2016 diduga adanya peningkatan agresivitas pajak yang dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan di Indonesia, dengan sektor industri pertambangan

sebagai salah satu sektor dengan rata-rata penghindaran pajak yang selalu

mengalami peningkatan dalam periode tersebut (kemenperin.co.id, 2017).

Khusus untuk sektor pertambangan (migas, mineral, dan batubara/

bahan galian), kenaikan aliran uang ilegal sangat fantastis, kurun 2003–

2015 mencapai 102,43% atau rata–rata setiap tahun terjadi kenaikan

sebesar 8,53%. Tahun 2003 total aliran uang ilegal di sektor pertambangan

diperkirakan mencapai Rp 11,80 triliun, sedangkan tahun 2015 naik

mencapai Rp 23,89 triliun. Aliran uang ilegal di sektor pertambangan

diakibatkan oleh adanya transaksi perdagangan faktur palsu (trade mis-

invoicing). Hal ini terjadi karena maraknya tambang–tambang ilegal yang

beroperasi (illegal mining) dan terjadi ekspor komoditi pertambangan yang

tidak tercatat.‖ Selain itu, besarnya jumlah aliran uang ilegal di sektor

pertambangan juga disebabkan oleh tingginya indikasi terjadinya

penghindaran pajak dan pengelakan pajak yang melibatkan perusahaan

pertambangan di Indonesia (pwypindonesia.org., 2015).

Penghindaran serta penggelapan pajak di sektor pertambangan

masih sering terjadi. Hal tersebut diperkuat ketika Ditjen pajak meragukan

pembayaran pajak yang dilakukan 23 kontraktor migas sehingga

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu)

melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap laporan pembayaran pajak 23

Page 23: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

8

Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS). Selain itu, hal ini bisa dilihat dari

data realisasi penerimaan pajak di sektor pertambangan yang hanya

sebesar Rp 96,9 triliun. Bandingkan dengan Produk Domestik Bruto

(PDB) sektor pertambangan yang mencapai Rp 1.026 triliun. Artinya,

nisbah penerimaan pajak terhadap PDB (tax ratio) sektor pertambangan

hanya sebesar 9,4%. (cnnindonesia.com, 2016).

Pada tahun 2015 tercatat kerugian sebesar Rp 23,89 triliun yang

disebabkan oleh banyaknya perusahaan pertambangan di indonesia yang

beroperasi secara ilegal, sembilan ekspor komoditas dan adanya indikasi

penghindaran serta penggelapan pajak. Hal itu dibuktikan dari 7834

perusahaan yang di data oleh DJP, sebesar 24% tidak memiliki NPWP,

35% tidak melaporkan SPT sehingga menimbulkan kerugian negara.

Selain itu kegiatan sektor pertambangan juga tidak sebanding dengan resiko

kerusakan lingkungan serta konflik yang ditimbulkan. Kementrian

keuangan mencatat jumlah Wajib Pajak (WP) yang memegang izin usaha

pertambangan minerba (mineral dan batu bara) lebih banyak yang tidak

melaporkan surat pemberitahuan tahunan SPT-nya dibandingkan yang

melapor. Pada 2015 dari 8.003 WP industri batu bara terdapat 4.532 WP

yang tidak melaporkan SPT-nya. Angka ini tentu belum termasuk pemain-

pemain batu bara skala kecil yang tidak registrasi sebagai pembayar pajak.

(pwypindonesia.org., 2015).

Data dari Direktorat Jendral Pajak, Kementrian Keuangan mencatat

kepatuhan pelaporan SPT tahunan yang dilakukan di sektor pertambangan

Page 24: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

9

terutama pada mineral dan batu bara perbandingan yang lapor dan tidak

lapor sebagai berikut

Tabel 1.2

Kepatuhan Pajak Perusahaan Tambang

Tahun 2011 2012 2013 2014 2015

Lapor 3955 4055 3943 3795 3580

Tidak Lapor 4148 4048 4160 4308 4523

Sumber: pajak.go.id

Dari tabel kepatuhan pajak di atas ternyata berimplikasi terhadap

kasus penghindara pajak. Salah satu kasus penghindara pajak yang pernah

dilakukan oleh perusahaan tembang adaah PT. Kaltim Prima Coal.

Perusahaan tersebut melakukan praktik yaitu transfer pricing dengan

menjual batubara dengan harga miring, dibawah harga yang berlaku di

pasaran ke perusahaan terafiliasi PT. Indocoal Resource Ltd. Penjualan

batubara hanya dihargai separuh dari harga yang biasanya dilakukan KPC

kepada pembeli biasanya. Akibatnya omset penjualan batubara yang

dilakukan KPC jauh lebih rendah sehingga negara dirugikan sebesar 1,7

triliyun. (www.pajak.go.id).

Selain perusahaan tambang, Perusahaan sektor agribisnis yaitu

Crude Palm Oil (CPO) pun termasuk dalam sektor perusahaan yang

tersorot selalu melakukan agresivitas pajak, baik degan cara legal maupun

ilegal. Komisi Pemberantas Korupis (KPK) menemukan rendahnya

penerimaan pajak dari perushaan CPO. Diketahui, Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) menemukan sekitar 63.000 Wajib Pajak di sektor industri

sawit bermasalah, terkait dengan dugaan penghindaran setoran pajak dan

pemungutan yang tak optimal dari Direktorat Jenderal Pajak. KPK sebut

Page 25: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

10

ditjen pajak memiliki keterbatasan untuk mengoptimalkan penerimaan

negara karena data serta informasi yang minim. Hal itu, demikian KPK,

menyebabkan kontribusi pajak di sektor sawit sangat minim dan tak sesuai

dengan perputaran uang di sektor tersebut per harinya. Diketahui, realisasi

penerimaan pajak di sektor sawit hanya Rp22,2 triliun pada 2015 namun

perputaran uang di industri itu diproyeksi mencapai Rp1,2 triliun per

hari. KPK menyatakan perputaran uang per hari itu baru dihitung dari

transaksi perdagangan Tandan Buah Segar (TBS) dan crude palm

oil (CPO), belum termasuk komponen efek pengganda ekonomi

lainnya.(cnnindonesia.com., 2017).

Wakil Ketua KPK Laode M Syarif menyatakan sebesar 40 persen

di sektor industri kelapa sawit tidak patuh membayar pajak. Tapi, dari

angka tersebut, ia tidak menyebut jumlah Wajib Pajak (WP) secara

keseluruhan. Dalam kajian Litbang KPK, potensi pajak yang tidak

terpungut pemerintah dalam industri kelapa sawit sekitar Rp18,13 triliun

pada 2016. (kabar24.bisnis.com., 2019).

Berdasarkan data DJP (2015) realisasi penerimaan pajak dari

perkebunan sawit hanya Rp 22,2 triliun. Kontribusinya terhadap total

penerimaan pajak hanya 2,1%. Rendahnya realisasi penerimaan pajak di

sektor ini disebabkan oleh rendahnya tingkat kepatuhan Wajib Pajak (WP).

Dari 70.918 WP (badan dan perorangan) hanya 9,6% yang melaporkan

Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak. Menyedihkan, sebanyak

87,8% melaporkan SPT pajak nihil. Banyak juga perusahaan yang

beroperasi tapi tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) seperti

Page 26: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

11

ditemukan di Provinsi Riau. Sebanyak 127 perusahaan tidak memiliki

NPWP. Rendahnya tingkat kepatuhan pajak di perkebunan sawit

disebabkan banyak perusahaan dan pemiliknya melakukan penghindaran

pajak dan pengelakan pajak. Banyak modus yang dilakukan WP, salah

satunya dengan membuat perusahaan cangkang atau special purpose

vehicle (SPV) di negara suaka pajak. SPV digunakan untuk

menyembunyikan aset WP dan menggelapkan transaksi perdagangan

(pengampunanpajak.com, 2016).

Terdapat beberapa modus yang digunakan oleh para perusahaan

CPO diantaranya adalah mendirikan SPV di negara suaka pajak dan

melakukan modus transfer pricing contohnya WP badan yang mengekspor

CPO dan produk turunannya menggunakan SPV untuk melakukan praktik

transfer pricing. Caranya, catatan transaksi ekspor yang ada di dalam

dokumen ekspor (laporan surveyor dan nota pemberitahuan ekspor) dibuat

dengan perusahaan SPV di Singapura. Padahal, negara tujuan ekspornya

adalah India. WP badan membuat transaksi bayangan (shadow trading).

Dan, tentu harga ekspor di dalam nota transaksi diturunkan (downgrade)

dari harga riil. Kedua, uang dari devisa hasil ekspor tidak langsung

dimasukkan ke dalam negeri tapi disimpan di negara suaka pajak dengan

menggunakan rekening SPV. Sehingga, otoritas perpajakan kesulitan

melacak dana tersebut. Ketiga, banyak pemilik perusahaan menyimpan

harta dan aset mereka di negara suaka pajak dengan menggunakan SPV.

Mereka menikmati berbagai fasilitas perpajakan yang minim dan fasilitas

Page 27: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

12

kerahasiaan simpanan dari otoritas setempat (pengampunanpajak.com,

2016).

Salah satu kasus dari perusahaan CPO yang beroperasi di Indonesia

adalah yang dialami oleh PT Asian Agri Group (AAG). Tahun 2006

Perseroan Terbatas (PT) AAG terbukti melakukan tindakan penggelapan

pajak yang berupa penggelapan pajak penghasilan (PPh) dan pajak

pertambahan nilai (PPN). Pada laporan keuangan tahun 2002-- 2005 PT

AAG terdapat Rp 2,62 triliun penyimpangan pencatatan transaksi, yang

berupa penggelembungan biaya perusahaan sebesar Rp 1,5 triliun,

mendongkrak kerugian transaksi ekspor Rp232 miliar dan mengecilkan

hasil penjualan Rp 889 miliar. Pada tahun yang sama terdapat keanehan

dengan adanya perbedaan tanda tangan direktur PT AAG di setiap SPT

tahunan. Perbedaan tanda tangan pada SPT tahunan sebagai bukti bahwa

PT AAG melakukan penggelapan pajak penghasilan badan usaha senilai

Rp 2,6 triliun. Penggelapan pajak yang dilakukan PT AAG mengakibatkan

kerugian keuangan negara sebesar Rp 1,3 triliun. Pada tahun 2011 PT

AAG kembali terbukti melakukan tindakan manipulasi pajak. Badan

Pemeriksaan Keuangan Dan Pembangunan menemukan kerugian negara

sebesar Rp 1,29 triliun, lebih besar dibandingkan yang ditemukan

Direktorat Jendral Pajak Kementrian Keuangan Sebesar Rp 1,25 triliun

(Sidanti dan Cornaylis, 2018).

Fenomena yang terjadi menyiratkan bahwa sesunggguhnya ada

rasa tidak senang perusahaan untuk membayar pajak. Dengan membayar

pajak, akan mengurangi jumlah laba bersih yang akan diterima

Page 28: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

13

perusahaan. Oleh sebab itu pemilik perusahaan lebih tertarik untuk

memanajemen perusahaan melakukan tindakan pajak agresif

Agresivitas pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor Salah satunya

adalah ukuran perusahaan Tiaras dan Wijaya (2015). Ukuran perusahaan

adalah skala atau nilai yang dapat mengklasifikasikan suatu perusahaan ke

dalam kategori besar atau kecil berdasarkan total Asset.Ukuran perusahaan

umumnya dibagi dalam 3 kategori, yaitu large firm, medium firm, dan

small firm Kurniasih dan Sari (2013). Semakin besar total aset

mengindikasikan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Semakin

besar ukuran perusahaannya, maka transaksi yang dilakukan akan semakin

kompleks. Jadi terdapat lebih banyak celah yang memungkinkan

perusahaan untuk memanfaatkan celah-celah yang ada untuk melakukan

tindakan tax avoidance dari setiap transaksi (Selviani, Supriyanto, dan

Fadillah, 2019).

Perusahaan besar yang memperoleh laba besar juga akan menarik

perhatian pemerintah untuk dikenakan pajak yang sesuai. Maka semakin

besar ukuran perusahaan tersebut pasti akan semakin berusaha untuk

melakukan penghindaran pajak. Semakin besar ukuran perusahaan maka

perusahaan dapat melakukan tindakan agresivitas pajak karena semakin

kecil ETR disebabkan oleh kecilnya beban pajak yang dibayarkan

dibandingkan laba sebelum pajak yang diperoleh perusahaan Ardyansah

dan Zulaikha (2014). Agresivitas pajak dapat terjadi karena perusahaan

yang besar memiliki ruang yang lebih besar untuk perencanaan pajak

dengan tujuan menurunkan ETR. Hasil penelitian S. E. Putri (2016)

Page 29: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

14

menemukan bahwa ukuran perusahaan atau size berpengaruh positif

signifikan terhadap Tarif Pajak Efektif. Namun, hasil penelitian berbeda

diperoleh menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif

signifikan terhadap Effective Tax Rate (ETR) (Ardyansah dan Zulaikha,

2014).

Metode dan teknik yang digunakan tax avoidance terletak pada

grey area yakni cemderung memanfaatkan kelemahan-kelemahan Undang-

Undang dan Peraturan Perpajakan itu sendiri untuk memperkecil jumlah

pajak yang terutang. Memang tidak ada unsur pidana dari aksi

penghindaran pajak sebab perusahaan bertransaksi dengan baik, benar,

disertai bukti akurat dan tidak menyalahi aturan. Namun, aktivitas ini

mengakibatkan negara tidak memperoleh pajak secara maksimal (Pohan,

2013).

Berdasarkan Komite Nasional Kebijakan Governance (2006).

perusahaan dituntut untuk memperbaiki dan meningkatkan daya saing

perusahaan secara nasional maupun internasional sehingga meningkatkan

kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan

ekonomi nasional yang berkesinambungan. Sehubungan dengan hal

tersebut, pemerintah Indonesia dan International Monetary Fund (IMF)

memperkenalkan konsep Good Corporate Governance (GCG). Perusahaan

yang memiliki mekanisme Corporate Governance yang baik maka akan

berbanding lurus dengan kepatuhan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban pajaknya (Sartori, 2019).

Page 30: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

15

Sampai saat ini CG merupakan isu yang menarik untuk terus dikaji

pelaku bisnis, akademisi, pembuat kebijakan. Pandangan terhadap praktik

Corporate Governance terus berkembang dari waktu ke waktu.CG

menjadi tolak ukur kinerja suatu perusahaan. Selain itu, CG juga

memastikan agar tata kelola perusahaan dalam perpajakan tetap berada

dalam koridor penghindaran pajak yang bersifat legal bukan penggelapan

pajak yang bersifat ilegal. Penerapan CG dilatar belakangi oleh struktur

yang terdapat pada perusahaan. Penerapan konsep Corporate Governance

yang maksimal dianggap mampu menjadi pemoderasi dalam penelitian ini.

CG memiliki prinsip transaparansi, akuntabilitas, independensi,

pertanggungjawaban, dan keadilan menjadi variabel yang tepat sebagai

pemoderasi.

Variabel Corporate Governance berpengaruh terhadap tindakan

pajak agresif yang diukur dengan effective tax rate (ETR), kondisi ini

terjadi karena didalam perusahaan tersebut mempunyai tingkat Corporate

Governance yang tinggi. Perusahaan dengan tingkat Corporate

Governance yang tinggi dapat mengidentifikasi adanya kegresifan

perencanaan pajak didalam perusahan dan akan lebih terkontrol dan lebih

menaati tata tertib yang ada didalam perusahaan tersebut, sehingga

perusahaan akan lebih taat dalam pembayaran pajak kepada pemerintah

daripada merusak nama baik perusahaan dan menurunkan saham

perusahaan tersebut. Dengan berdasar hasil penelitian yang diperoleh

Hidayanti dan Laksito (2013) Peneliti tertarik untuk meneliti kepemilikan

Page 31: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

16

kelaurah terhadap agresivitas pajak dengan CG sebagai variabel

pemoderasi.

Sejumlah penelitian lain juga telah dilakukan tentang pengaruh

Corporate Governance terhadap tax avoidance. Penelitian tersebut antara

lain dilakukan oleh (Annisa dan Kurniasih, 2012); (Hanum dan Zulaikha,

2013); (Ngadiman dan Puspitasari, 2014); (Winarsih, Prasetyono, dan

Kusufi, 2014); serta (Dewi dan Jati, 2014). Begitu juga di luar negeri,

seperti di (Boussaidi dan Hamed, 2015) serta (Chen, Chen, Cheng, dan

Shevlin, 2010) yang melakukan penelitian tentang pengaruh Corporate

Governance terhadap tax avoidance di Cina.

Struktur kepemilikan keluarga merupakan salah satu variabel yang

dapat memengaruhi tindakan agresif suatu perusahaan. Permasalahan pada

perusahaan keluarga yaitu konflik yang lebih besar antara pemegang

saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas, dan konflik yang

lebih kecil antara pemilik dengan manajer (Jensen dan Meckling, 1976).

Tindakan pajak agresif atau agresivitas pajak perusahaan juga dapat

didukung dari kehadiran pendiri perusahaan sebagai pemegang saham

mayoritas. Chen et al., (2010). Di Asia, struktur kepemilikan keluarga

memiliki bentuk struktur kepemilikan piramida Claessens, Djankov, dan

Lang (1999) begitu pula halnya dengan negara Indonesia Rusydi dan

Martani (2014). Hidayanti dan Laksito (2013) menguji sampel perusahaan-

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun

2008-2011 dan menghasilkan bahwa kepemilikan keluarga tidak

berpengaruh pada agresivitas pajak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

Page 32: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

17

Chen et al. (2010) yang menduga karena perusahaan keluarga

menanggung biaya lebih besar jika melakukan tindakan pajak agresif

akibat kepemilikan proporsi saham yang lebih besar dan jangka waktu

investasi yang lebih panjang. Hasil yang berbeda diperoleh oleh Sari dan

Martani (2010) dan Praptidewi dan Sukartha (2016) pada perusahaan di

Indonesia yang menunjukkan hasil bahwa perusahaan yang dimiliki oleh

keluarga cenderung melakukan tindakan pajak yang lebih agresif daripada

perusahaan non keluarga. Dalam hal kepemilikan institusional dinyatakan

tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak oleh (Dewi dan Jati, 2014),

(Hanum dan Zulaikha, 2013) serta (Annisa dan Kurniasih, 2012).

Kepemilikan institusional didefinisikan oleh Khurana dan Moser

(2009) dalam Zia, Pratomo, dan Kurnia (2018) sebagai persentase saham

yang dimiliki pada setiap perusahaan oleh pemegang saham institusional.

Kepemilikan institusional misalnya seperti yayasan, bank, perusahaan

asuransi, perusahaan investasi, dana pensiun, perusahaan berbentuk

perseroan, dan institusi lainnya Ngadiman dan Puspitasari (2014).

Besarnya kepemilikan institusional menunjukan pengawasan yang ketat

oleh pihak eksternal perusahaan. Pemilik institusi memiliki tanggung

jawab untuk melakukan monitoring dan mengawasi manajemen dengan

wajar untuk mengawal modal mereka dalam perusahaan. Pemilik institusi

juga memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya memenuhi

kewajiban pajak. Berbeda dengan hasil yang didapatkan pada penelitian

yang dilakukan oleh Ngadiman dan Puspitasari (2014) kepemilikan

Page 33: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

18

institusional dinyatakan berpengaruh signifikan negatif terhadap tax

avoidance.

Perbandingan tingkat keagresifan pajak perusahaan keluarga

dengan perusahaan non-keluarga tergantung dari seberapa besar efek

manfaat atau biaya yang timbul dari tindakan pajak agresif tersebut

terhadap pemilik perusahaan yang berasal dari keluarga pendiri (family

owners), atau efek yang diterima manajer dalam perusahaan non-keluarga

Sari dan Martani (2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata

tingkat keagresifan pajak perusahaan keluarga lebih kecil daripada

perusahaan non-keluarga Chen et al. (2010). Hal ini terjadi karena diduga

family owners lebih rela membayar pajak lebih tinggi, daripada harus

membayar denda pajak dan menghadapi kemungkinan rusaknya reputasi

perusahaan akibat audit dari fiskus pajak. Fiskus pajak merupakan petugas

pemeriksa pajak.

Selain Corporate Governance dan tipe kepemilikan, perbedaan

gender di perusahaan dapat menawarkan satu set manfaat sebagai

tambahan pengetahuan, ide-ide baru dan wawasan untuk membantu

memecahkan masalah, meningkatkan perencanaan strategis, pengetahuan

baru atau pendapat dan pengalaman Ridwan, Zaitul, dan Yulistia (2015)

salah satunya adalah penghindaran pajak Khumairoh, Solikhah, dan

Yulianto (2017). Apabila dilihat dari sudut pandang komplektisitas

aktivitasnya, penghindaran pajak merupakan suatu tindakan yang

kompleks yang membutuhkan berbagai pertimbangan terkait potensi cost

dan benefit yang ditimbulkan. Sedangkan dari aspek risiko tindakan

Page 34: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

19

penginidaran pajak merupakan sesuatu yang berisiko, karena di masa

depan perusahaan dapat berurusan dengan Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

dan berpotensi mendapatkan denda yang besar apabila terbukti melakukan

tindakan penghindaran pajak yang ilegal. Hasil penelitian sebelumnya

menunjukkan bahwa eksekutif laki-laki dan perempuan memiliki sudut

pandang yang berbeda terkait resiko dan etika. Ekekutif wanita cenderung

lebih menghindari risiko dibandingkan dengan eksekutif laki-laki (Betz,

O‘Connell, dan Shepard, 1989).

Selain itu hasil penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa

diversifikasi gender dalam dewan direksi perusahaan berpengaruh

terhadap kinerja keuangan perusahaan Campbell dan Minguez-Vera

(2014), Carter, Souza, Simkins, dan Simpson (2010). Sedangkan kaitannya

dengan penghindaran pajak hasil penelitian Francis, Hasan, Park, dan Wu,

(2014) menunjukkan bahwa eksekutif wanita cendrung lebih sedikit

melakukan penghindaran pajak dibandingkan eksekutif laki-laki.

Terkadang perusahaan melewatkan berbagai bakat dan pengalaman

perempuan ketika mewakili perusahaan. Hal ini mengakibatkan posisi

perempuan pada dewan puncak menjadi minoritas, selama dekade terbaru

telah ada minat yang meningkat pada gender eksekutif puncak dan direksi

di perusahaan Khaoula dan Ali (2012). Persentase perempuan dalam posisi

manajemen puncak masih sangat rendah di kebanyakan negara.

Peningkatan prosentase wanita dalam eksekutif perusahaan memberikan

dampak berbagai keputusan perusahaan termasuk dalam bidang

perpajakan Winasis dan Yuyetta (2017). Hasil penelitian Khaoula dan Ali,

Page 35: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

20

(2012), Khumairoh et al. (2017) dan Winasis dan Yuyetta (2017)

membuktikan diversifikasi gender berpengaruh terhadap penghindaran

pajak sedangkan Ridwan et al. (2015) membuktikan diversifikasi gender

tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

Situasi ekonomi yang berbeda pada periode penelitian terdahu tentu

cukup memotivasi peneliti untuk melakukan penelitianini dengan periode

terbaru yakni menggunakna perusahaan pertambangan yang terdaftar di

BEI pada tahun 2014 – 2018. Alasan pemilihan perusahaan pertambangan

karena beberapa peristiwa di Indoensia yang muncul di permukaan terkait

penghindaran pajak menurut Publish What You Pay (PWYP) yang dikutip

oleh Maraya dan Yendrawati (2016), sepanjang periode 2013 – 2014

negara kehilangan Rp. 235,76 triliyun akibat praktik pengelakan pajak

oleh perusahaan tambang . Berdasarkan data dari direktorat jendral pajak,

sekitar 24% dari 7.834 perusahaan tambang tidak memiliki Nomor Pokok

Wajib Pajak (NPWP) dan sebanyak 35% tidak melaporkan Surat

Pemberitahuan Tahunan (SPT pajak).

Selain itu, alasan lain yang menjadi pertimbangan penulis memilis

sektor tambang sebagai objek penelitian ialah karena sektor tersebut kini

menjadi bahan perbincangan, baik kepatuhan pajaknya maupun tanggung

jawa sosial korporasinya yang tegolong rendah dan menurun dari waktu ke

waktu. Sekor tambang dinilai sebagai sektor yang paling rentan dalam

penghindaran pajak hingga menyebabkan kerugian negara yang tidak

sedikit.

Page 36: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

21

Pada tahun 2015 beberapa faktor ekonomi makro yang

menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan negara di sektor

perpajakan yakni, melambatnya kegiatan ekonomi yang memicu

perlambatan pertumbuhan ekonomi di sektor industri, sektor pertambangan

dan pengolahannya, serta melesunya impor, turunnya harga minyak kelapa

sawit di kancah perdagangan internasional.

Permasalahan yang hendak dijawab peneliti yaitu apakah

Corporate Governance yang diproksikan dengan ukuran perusahaan, tipe

kepemilikan perusahaan, dan diversifikasi gender direksi berpengaruh

terhadap tax avoidance, menjadi menarik untuk diteliti pada perusahaan

perambangan karena sejauh ini tidak ada informasi yang akurat mengenai

Beneficial Ownership (BO) di sektor pertambangan, migas, dan minerba.

Secara umum BO dapat dairtikan sebagai orang atau sekelopok orang yang

mengontrol perusahaan atau industri pertambangan meskipun namanya

tidak harus tercantum pada dokumen legal perusahaan. Padahal,

mengetahui tentang siapa sesungguhnya pengendali perusahaan tambang

sangat penting bagi pemerintah untuk mencegah korupsi dan penghindaran

pajak. Para pengendali ini biasanya juga merupakan penerima atau

penikmat akhir dari keberadaan perusahaan tambang tersebut. Apalagi ada

sejumlah fakta yang memperkuat mengapa BO di sektor tambang ini

sangat penting untuk diungkap.

Dengan adanya inkonsistensi dalam penelitian terdahulu, maka

peneliti melakukan penelitian ulang terhadap pengaruh ukuran perusahaan,

diversifikasi gender direksi dan tipe kepemilikan perusahaan terhadap

Page 37: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

22

penghindaran pajak dengan periode penelitian yang terbaru. Minimnya

penelitian mengenai pengaruh kepemilikan dan gender di Indonesia juga

mendukung peneliti untuk mengkaji ulang variabel tersebut.

Berdasarkan fenomena yang didukung oleh teori dan penelitian

sebelumnya maka penelitian penelitian ini akan mengkaji “Pengaruh

Ukuran Perusahaan Kepemilikan Institusional Kepemilikan Keluarga

dan Gender diversity Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Corporate

Governance Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada

Perusahaan Tambang dan CPO yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2014—2018)” Penelitian ini merupakan kelanjutan dari

penelitian oleh Hidayanti dan Laksito (2013). Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian terdahulu ialah

1. Variabel yang digunakan penelitian terdahulu adalah kepemilikan

keluarga dan Corporate Governance terhadap agresivitas pajak.

Sedangakan dalam penelitian ini menambahkan variabel independen

yaitu ukuran perusahaan dan gender diversity dan Corporate

Governance sebagai variabel moderasi serta agresivitas pajak tetap

sebagai variabel dependen

2. Populasi dalam penelitian terdahulu adalah perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI pada tahun 2008—2011. Sedangkan dalam

penelitian ini populasi menggunakan peruahaan tambang dan Crude

Palm Oil (CPO) yang terdaftar di BEI pada tahun 2014—2018

3. Tahun penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2013. Sedangkan

penelitian ini dilakukan pada tahun 2020.

Page 38: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

23

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang yang penulis jabarkan, maka

dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas, sebagai berikut:

1. Apakah ukuran peruasahaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak

perusahaan?

2. Apakah kepemilikan institusinal berpengaruh terhadap agresivitas

pajak?

3. Aapakah kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap agresivitas pajak

4. Apakah gender diversity berpengaruh terhadap agresivitas pajak?

5. Apakah Corporate Governance dapat memodersai hubungan antara

ukuran perusahaan dan agresivitas pajak?

6. Apakah Corporate Governance dapat memoderasi hubungan antara

kepemilikan institusional dan agresivitas pajak?

7. Apakah Corporate Governance dapat memoderasi hubungan antara

kepemilikan keluatga dan agresivitas pajak?

8. Apakah Corporate Governance dapat memoderasi hubungan antara

gender diversity dan agresivitas pajak?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, maka tujuan

penulisan penelitian ini adalah:

1. Menguji secara empiris pengaruh ukuran peruasahaan terhadap

agresivitas pajak perusahaan.

Page 39: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

24

2. Menguji secara empiris pengaruh kepemilikan institusinal terhadap

agresivitas pajak

3. menguji secara empiris pengaruh kepemilikan keluarga terhadap

agresivitas pajak

4. Menguji secara empiris pengaruh gender diversity terhadap agresivitas

pajak

5. Menguji secara empiris Corporate Governance dalam memoderasi

hubungan ukuran perusahaan terhadap agresivitas pajak.

6. Menguji secara empiris Corporate Governance dalam memoderasi

hubungan kepemilikan insitusional terhadap agresivitas pajak

7. Menguji secara empiris Corporate Governance dalam memoderasi

hubungan kepemilikan keluarga terhadap agresivitas pajak

8. Menguji secara empiris Corporate Governance dalam memoderasi

hubungan gender diversity terhadap agresivitas pajak

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk

penelitian selanjutnya dan memperkaya penelitian terkait

pengaruh ukuran perusahaan, kepemilikan institusional,

kepemilikan keuluarga, dan difersivikasi gender terhadap

Page 40: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

25

agresivitas pajak dengan Corporate Governance sebagai variabel

pemoderasi.

b. Bagi Penulis

Dengan penelitian ini diharpakn dapat menambah wawasan dan

pengetahuan penulis terutama yang berkaitan dengan perusahaan

keluarga, difersivikasi gender dan ilmu perpajakan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi praktik

bagi perusahaan agar senantiasa menjalankan kewajibannya

dalam membayar pajak kepada negara dan tidak merugikan

negara dengan cara melaporkan pajak secara rutin.

b. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

pemerintah agar dapat senantiasa meongoptimalkan pajak dan

mendisiplinkan perusahaan-perusahaan yang tidak taat teradap

aturan untuk selalu melaporkan SPT.

Page 41: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Keagenan

Teori keagenan dalam Jensen dan Meckling (1976) teori keagenan

menyangkut hubungan kontraktual antara anggota-anggota di

perusahaan. Hubungan kontraktual tersebut terjadi ketika satu orang

atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk

memberikan suatu jasa atas adanya pendelegasian wewenang yang

diberikan dalam mengambil beberapa keputusan yg terbaik bagi

principal. Dalam hubungan tersebut pihak manajemen selaku agent

akan melakukan apa yang diminta pemilik/pemimpin selaku principal.

Salah satunya guna untuk mendapatkan keuntungan, principal meminta

agent untuk melakukan manajemen pajak melalui tax avoidance.

Tentunya apa yang diminta pihak principal dengan tujuan

kesejahteraan dirinya maupun sang agent.

Dalam hubungan kontraktual telah terdapat dua kepentingan

sekaligus pemisahan fungsi antara pemilik selaku principal dan

manajemen selaku agent yang mengelola perusahaan. Sehingga hal ini

dapat menimbulkan dua permasalahan keagenan (agency problem)

yaitu terjadinya informasi asimetris (information asymmetry) dan

terjadinya konflik kepentingan (conflict of interest). Informasi

asimetris merupakan kondisi dimana manajemen secara umum

memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan

Page 42: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

26

kerja, posisi keuangan yang sebenarnya dan perusahaan secara

keseluruhan. Dalam hal ini bisa dikatakan agent mengetahui lebih

banyak informasi dibandingkan principal, sehingga menyebabkan

adanya moral hazard Sedangkan konflik kepentingan merupakan

kondisi yang terjadi akibat ketidaksamaan tujuan, dimana manajemen

tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan pemilik.

Masalah keagenan muncul ketika principal kesulitan untk

memastikakn bahwa agent bertindak untuk memaksimalkan

kesejahteraan principal bukan semata-mata utuk kepentingan

manajemr sendiri Yushita (2010). Manajemen cenderung bersikap

tidak acuh terhadap risiko sedangkan pelikik menghindari resiko,

namun manajemen yang bertanggung jawab terhadap resiko dengan

bayaran tertentu.

Konflik kepentingan antara principal dan agent bisa semakin

meningkat apabila principal tidak dapat memonitor aktivitas yang

dilakukan manajemen secara terus menerus, untuk memastikan bahwa

manajemenm bertindak sesuai keinginan principal. Konflik

kepentingan yg terjadi antara principal dan agent ini memicu adanya

biaya keagenan (agency cost). Jensen dan Meckling (1976)

mendefinisikan agency cost sebagai jumlah dari biaya yang

dikeluarkan prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agent.

Hampir mustahil bagi perusahaan untuk memiliki zero agency cost

untuk menjamin manajer akan mengambil keputusan yang optimal

menurut pandangan principal.

Page 43: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

27

Permasalahan keagenan terjadi ketika pimpinan perusahaan selaku

principal menginginkan untuk melakukan efisiensi pembayaran pajak

guna mendapatkan keuntungan dengan cara penghindaran pajak yang

sesuai dengan ketentuan perpajakan. Akan tetapi hal tersebut

dilakukan oleh pihak manajemen selaku agent dengan tanpa melihat

apakah langkah yang dilakukan dalam efisiensi pembayaran pajak

melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan pajak ataupun

tidak. Meskipun hal ini dapat membayar pajak secara efisien dan

perusahaan mendapat keuntungan yang diharapkan, namun nantinya

jika melanggar peraturan perundang- undangan pajak akan membawa

dampak buruk terhadap perusahaan. Hal ini dilakukan pihak

manajemen yang hanya semata untuk mendapatkan keuntungan

dirinya sendiri tanpa memikirkan dampak yang akan diterima

perusahaan ke depannya.

2. Teori Feminisme

Feminisme adalah paham atau keyakinan bahwa perempuan benar

benar bagian dari alam manusia, bukan dari yang lain yang menuntut

kesetaraan dengan laki-laki dalam setiap aspek kehidupan, tanpa

melihat kodrat dan fitrahnya. Kesetaraan ini biasanya disebut juga

dengan istilah kesetaraan gender (gender equality). Dalam hal

kesetaraan gender dapat diartikan bahwa dengan adanya kesamaan

kondisi laki-laki maupun perempuan dalam mendapatkan hak-haknya

sebagai makhluk sosial atau manusia. Hal ini diharapkan agar mampu

berperan dan berpatisipasi dalam semua kegiatan seperti politik,

Page 44: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

28

ekonomi, sosial, budaya, pendidikan serta kesamaan dalam menikmati

pembangunan (Nuryati, 2015).

Eksekutif dalam perusahaan sangat mempengaruhi dalam berbagai

keputusan, termasuk dalam bidang perpajakan. Perbandingan proporsi

wanita dan pria dalam susunan eksekutif berpengaruh dalam

keputusan yang diambil karena pada hakikatnya wanita dan pria

memiliki sifat yang berbeda yang merupakan bawaan dan sudah

melekat pada diri individu tersebut.

Dalam board gender diversity masih ada anggapan bahwa pria

yang lebih pantas menduduki jabatan penting dalam perusahaan

Kusumastuti, Supatmi, dan Sastra (2007). Kesuksesan pria dianggap

karena kemampuan yang tinggi (dalam hal talenta atau kecerdasan),

sedangkan kesuksesan wanita dianggap lebih disebabkan oleh faktor

keberuntungan. Fallan (1999) menunjukkan bahwa perbedaan pada

tingkat pengetahuan pajak dapat mempengaruhi sikap terhadap laki-

laki dan perempuan. Menurut peneliti kepatuhan pajak, pria

menunjukkan kecenderungan untuk kurang patuh dan memiliki moral

pajak yang lebih rendah, yang didefinisikan dengan kesediaan untuk

membayar pajak Croson dan Gneezy (2009) menunjukkan bahwa para

wanita lebih cenderung menolak risiko, khususnya pada hal-hal

tertentu dan mereka kurang terlibat dari laki-laki khususnya dalam

perilaku non etik. Penelitian pada perilaku pajak menunjukkan bahwa

perempuan tidak bekerja sama dalam strategi penghindaran pajak.

(Kastlunger, Dressler, Kirchler, Mittone, dan Voracek, 2010).

Page 45: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

29

Jika dikaitkan dengan teori feminisme, wanita memiliki kedudukan

yang sama dengan pria. Peningkatan prosentase wanita dalam

eksekutif perusahaan memberikan dampak berbagai keputusan

perusahaan termasuk dalam bidang perpajakan. Hal ini sesuai dengan

penelitian Francis et al. (2014) yang menyatakan bahwa pengaruh

wanita dalam eksekutif meningkatkan tingkat kepatuhan perusahaan

dalam hal perpajakan

3. Agresivitas Pajak

Agresivitas pajak merupakan hal yang umum terjadi di perusahaan-

perusahaan di dunia. Lanis dan Richardson (2012) mendefinisikan

agresivitas pajak sebagai keinginan dan tindakan meminimalkan beban

pajak dengan cara legal, ilegal, atau keduanya. Selain itu, menurut

Hlaing (2012) dalam Nugraha dan Meiranto (2015) agresivitas pajak

merupakan perencanaan yang terlibat dalam usaha mengurangi tingkat

pajak yang efektif. Meskipun tindakan tesebut bertujuan untuk

meminimalkan pajak parusahaan, namum hal ini tidak sesuai dengan

pendapat masyarakat dan juga merugikann pemerintah.

Tindakan agresivitas pajak bertujuan meminimalkan pajak

perusahaan yang saat ini agresivitas pajak menjadi perhatian publik

karena tidak sesuai dengan harapan masayarakat dan juga merugikan

pemerintah. Hanlon dan Heitzman dalam Nugraha dan Meiranto

(2015) mendefinisikan agresivitas pajak sebagai tingkat yang paling

akhir dari spektrum serangkaian perilaku perencanaan pajak. Tindakan

agresivitas pajak dilakukan oleh perusahaan dikarenakan perusahan

Page 46: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

30

ingin meminimalkan beban pajak melalui tax planning activities yang

bertujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan Hartono dan

Abdillah (2014). Kewajiban pajak dapat diminimalisir melalui

beberapa cara, seperti kegiatan memenuhi ketentuan perpajakan

(lawful) melalui aktivitas penghindaran pajak maupun yang

melanggar peraturan perpajakan (unlawful) melalui aktivitas

penggelapan pajak dengan usaha mengurangi hutang pajak.

Hlaing (2012) dalam Nugraha dan Meiranto (2015)

mendefenisikan agresivitas pajak sebagai kegiatan perencanaan pajak

semua perusahaan yang terlibat dalam usaha mengurangi tingkat pajak

yang efektif. Menurut Chen et al. (2010) ada 3 (tiga) manfaat

tindakan agresivitas pajak, yaitu:

1. Manfaat efisiensi pajak

2. Manfaat langsung atau tidak langsung

3. Manfaat kesempatan bagi manajer untuk manampilkan rent

extraction.

Sebaliknya, kerugian dari tindakan agresivitas pajak ada 2 (dua)

menurut Desai dan Dharmapala (2007) diantaranya: (1)

Kemungkinan perusahaan memperoleh sanksi atau penalti, dan (2)

Menurunnya harga saham.

Cara untuk mengetahui perusahaan melakukan tindakan agresivitas

pajak atau tidak yaitu dengan menggunakan skala pengukuran proksi

Effective Tax Rate (ETR). Lanis dan Richardson (2012) menjelaskan

bahwa ETR adalah proksi yang paling umum digunakan oleh peneliti

Page 47: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

31

atau ahli. Pengukuran proksi ETR dipandang sebagai indikator adanya

aktivitas agresivitas pajak yang dilakukan perusahaan apabila

memiliki nilai ETR yang mendekati nol. Apabila nilai ETR yang

dimiliki oleh perusahaan semakin rendah maka tingkat agresivitas

pajaknya semakin tinggi. Nilai ETR rendah akan menunjukan beban

pajak penghasilan perusahaan lebih kecil daripada pendapatan

sebelum pajak.

4. Ukuran Perusahaan

Menurut Wijaya (2009) ukuran perusahaan adalah ukuran yang

menunjukkan besar kecilnya sebuah perusahaan, yang dilihat dari nilai

pasar saham, kapitalisasi pasar, total aset dan lain-lain. Ukuran

perusahaan secara langsung mencerminkan tinggi rendahnya aktivitas

operasional di perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan maka

semakin tingggi pula aktivitasnya. Tingginya aktivitas dalam

perusahaan ini juga berkaitan dengan pajak penghasilan yang akan di

bayarkan oleh perusahaan. Machfoedz (1994) dalam Suwito dan

Herawaty (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah suatu

skala yang dapat mengklasifikasikan perusahaan menjadi perusahaan

besar dan kecil menurut berbagai cara seperti total aktiva atau total

aset perusahaan, nilai pasar saham, rata-rata tingkat penjualan, dan

jumlah penjualan. Ukuran perusahaan umumnya dibagi dalam 3

kategori, yaitu large firm, medium firm, dan small firm. Tahap

kedewasaan perusahaan ditentukan berdasarkan total aktiva, semakin

besar total aktiva menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek

Page 48: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

32

baik dalam jangka waktu yang relatif panjang. Hal ini juga

menggambarkan bahwa perusahaan lebih stabil dan lebih mampu

dalam menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aktiva

yang kecil Indriani (2005) dalam Rachmawati dan Triatmoko (2007).

Watts dan Zimmerman (1986) dalam Komarudin, Imam, dan Atmini

(2007) menyatakan bahwa manajer perusahaan besar cenderung

melakukan pemilihan metode akuntansi yang menangguhkan laba

yang dilaporkan dari periode sekarang ke periode mendatang guna

memperkecil laba yang dilaporkan.

Menurut Richardson dan Lanis (2007), saat ini terdapat dua teori

yang sama kuatnya mengenai hubungan agresivitas pajak dengan

ukuran perusahaan, yaitu political power theory dan political cost

theory. Politcal power theory menyatakan bahwa perusahaan besar

dengan sumber daya yang dimilikinya dapat memanfaatkan proses

politik untuk mencapai penghematan pajak optimal. Sedangkan

political cost theory, menyatakan perusahaan yang besar dengan

sumber daya yang dimilikinya tidak dapat melakukan penghindaran

pajak dikarenakan perusahaan akan menjadi sorotan pembuat

kebijakan (pemerintah) dan menjadi korban regulasi dari kebijakan

pemerintah.

Ukuran perusahaan merupakan suatu ukuran yang dikelompokkan

berdasarkan besar kecilnya perusahaan. Ukuran perusahaan diproksi

dengan Ln total asset. Pemakaian natural log (Ln) dimaksudkan untuk

mengurangi fluktuasi data yang berlebihan tanpa mengubah proporsi

Page 49: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

33

dari nilai asal yang sebenarnya (Nurfadilah, Mulyati, Purnamasari,

dan Niar, 2016).

5. Kepemilikan Institusional

Struktur kepemilika perusahaan dikelimpokkan mejadi dua, yaitu

struktur kepemilikan tersebar dan struktur kepemilikan terkonsentrasi.

Kepemilikan tersebar biasanya terjadi di Amerika Serikat dan Inggris.

Sebaliknya, struktur kepemilikan perusahaanperusahaan di negara-

negara Asia Timur dan Eropa Timur terkonsentrasi pada pemilik

tertentu (Porta, Lopez-de-silanes, dan Shleifer, 1999); (Claessens et

al., 1999; Faccio dan Lang, 2002).

Struktur kepemilikan tersebar terjadi apabila outsider equity

dimiliki oleh banyak investor dan tiap investor dan setiap investor

memiliki nilai ekuitas uang relatif kecil. Akan tetapi, pada struktur

kepemilikan terkonsentrasi, sebagian besar saham dimiliki oleh

sebagian kecil individu atau kelompok, sehingga individu atau

kelompok tersebut memiliki jumlah saham relatif dominan

dibandingkan dengan pemegang saham lainnya. Pemegang saham

mayoritas dapat meningkatkan kepemilikannya melalui struktur

kepemilikan secara piramida, kepemilikan silang dan melalui

keterlibatan pemegang saham mayoritas dalam perusahaan.

Meningkaktnya kepemilikan menyebabkan meingkatnya kemampuan

pemegan saham mayoritas untuk mengendalikan perusaan. Struktur

kepemilikan dalam penelitian ini menekankan pada adanya

konsentrasi kepemilikan saham. Dalam penelitian ini, struktur

Page 50: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

34

kepemilikan akan dilihat dari dua aspek yaitu persentase konsentrasi

kepemilikan tipe kepemilikan kekeluargaan dan tipe kepemilikan

institusi. Masing-masing tipe kepemilikan mungkin akan

mengahsilkan perilaku pajak yang berbeda-beda sehingga mendaptkan

hasil yang kebih baik.

Ada beberapa faktor yang diperhatikan dalam struktur kepemilikan

terkonsentrasi, antara lain: (1) Kepemilikan sebagian kecil saham

perusahaan oleh manajemen mempengaruhi kecenderungan untuk

memaksimalkan nilai pemegang saham dibanding sekedar mencapai

tujuan perusahaan semata; (2) Kepemilikan yang terkonsentrasi

memberi insentif kepada pemegang saham mayoritas untuk

berpartisipasi secara aktif dalam perusahaan; (3) Identitas pemilik

menentukan prioritas tujuan sosial perusahaan dan (4) maksimalisasi

nilai pemegang saham, misalnya perusahaan milik pemerintah

cenderung untuk mengikuti tujuan politik dibanding tujuan

perusahaan (Haruman, 2008).

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh

pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar

negeri, dan dana perwalian serta institusi lainnya. Institusi-institusi

tersebut memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan atas

kinerja manajemen Ngadiman dan Puspitasari (2014). Menyatakan

bahwa kepemilikan institusional merupakan pihak yang memonitor

perusahaan dengan kepemilikan institusi yang besar (lebih dari 5%)

mengidentifikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen

Page 51: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

35

lebih besar. Dengan adanya kepemilikan institusional di suatu

perusahaan maka kepatuhan dan kinerja manajemen akan meningkat.

Semakin besar kepemilikan institusi keuangan maka akan semakin

besar kekuatan suara dan dorongan dari institusi keuangan tersebut

untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan

dorongan yang lebih besar untuk mematuhi peraturan perpajakan

(Merslythalia dan Lasmana, 2016).

Biasanya institusi menyerahkan tanggung jawab kepada divisi

tertentu untuk mengelola investasi perusahaan. Keberadaan institusi

yang memantau secara professional perkembangan investasinya akan

menyebabkan tingkat pengendalian terhadap tindakan manajemen

sangat tinggi sehingga potensi dapat ditekan Cahyono, Andini, dan

Raharjo (2016). Kepemilikan institusional menggantikan kepemilikan

manajerial dalam mengontrol agency cost. Semakin besar kepemilikan

oleh institusional maka semakin besar kekuatan suara dan dorongan

institusi keuangan untuk mengawasi kinerja manajemen, sehingga

besar pajak yang dibayarkan kepada pemerintah akan sesuai dengan

sebagaimana mestinya (Sayidah, Mulyaningtyas, dan Winedar, 2015).

6. Kepemilikan Keluarga

Keputusan untuk melakukan penghindaran pajak berhubungan

dengan struktur kepemilikan perusahaan. Pemegang saham pengendali

mempunyai wewenang untuk mempengaruhi kebijakan manajemen.

Struktur kepemilikan di Indonesia terkonsentrasi pada sedikit pemilik

Claessens et al. (1999), sehingga terjadi konflik keagenan antara

Page 52: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

36

pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas

Kepemilikan saham di Indonesia cenderung terkonsentrasi

menyebabkan munculnya pemegang saham pengendali dan minoritas

Porta et al. (1999). Konsentrasi kepemilikan mendorong pemegang

saham mayoritas untuk melakukan tunneling Claessens et al. (1999).

Contoh tunneling adalah tidak membagikan dividen, menjual aset atau

sekuritas dari perusahaan yang mereka kontrol ke perusahaan lain

yang mereka miliki dengan harga di bawah harga pasar, dan memilih

anggota keluarganya yang tidak memenuhi kualifikasi untuk

menduduki posisi penting di perusahaan (Porta et al., 1999).

Bisnis keluarga sebagai suatu bisnis dimana pihak keluarga

menggunakan kekuasaannya tethadap organisasi dan strategi

perusahaan melalui kepemilikan, manajemen puncak, maupun dewan

direksi. menambahkna adanya pengaruh positif kehadiran keluarga

pendiri terhadap performa dan keputusan-keputusan manajemne

perusahaan Chu (2009). Pernyataan ini didukung oleh penelitian

Villalonga dan Amit (2006) yang menemukan bahwa kehadiran

pendiri pada perusahaan keluarga dapat menciptakan nilai tambah

bagi perusahaan. Hal ini diduga karena perusahaan keluarga tidak

hanya memiliki tujuan ekonomis saja tetapi juga memiliki tujuan non-

ekonomis seperti warisan untuk generasi berikutnya dan nama baik

keluarga (Steijvers dan Niskanen, 2014).

Menurut data Indonesian Institute for Corporate and Directorship

lebih dari 95 persen bisnis di Indonesia merupakan perusahaan yang

Page 53: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

37

dimiliki dan dikendalikan oleh keluarga. Itu berarti bahwa kegiatan

bisnis keluarga telah lama memberi sumbangsih terbesar terhadap

pembangunan ekonomi nasional. Bahkan disaat krisis ekonomi pada

tahun 1997/1998 dan 2008, bisnis keluarga terus menunjukkan

eksistensinya sebagai penopang sekaligus sebagai modal kekuatan

dalam pemulihan ekonomi nasional Simanjuntak (2007). Perusahaan

keluarga mempunyai peran yang penting untuk ekonomi baik lokal

meupun regional karena memberikan kestabilan ekonomi yang

permanen.

Banyak keluarga di Indoensia yang memilih PT sebagai badan

usaha dalam menjalankakn bisnis, karena PT merupakan asosiasi

modal dan badan hukum yang mandiri dengan tanggung jawab

terbatas pada harta kekayaan perusahaan itu sendiri. Sehingga, apabila

suatu waktu terdapat utang yang tidak mampu dibayar oleh

perusahaan maka pemilik perusahaan dan direksi tidak ikut

bertanggung jawab sampai harta kekayaan pribadinya. Kemandirian

PT ini tentu membawa konsekuensi terhadap pola manajemen, yakni

pengelolaan perusahaan wajib tunduk pada hukum tersendiri

sebagaimana dalam undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang

perseroan terbatas.

Kepemilikan saham dalam jumlah besar berarti bahwa tingkat

pengendalian yang dimiliki terhadap perusahaan pun semakin besar.

Kepemilikan yang tetrkonsentrasi seperti kepemilikan keluarga akan

memfasiliatsi kegiatan operasi perusahaan dan menambah nilai

Page 54: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

38

perusahaan karena pemegang saham mayoritas akan terdorong untuk

mengurangi penagmbilalihan manajerial Anderson dan Reeb (2003)

Menyatakan keluarga pendiri dalam perusahaan keluarga akan

mempengaruhi pengambilan keputusan yang diambil oleh manajemen

dan menempatkan keluarga dalam posisi tertinggi untuk

mengintervensi dan mengawasi kinerja perusahaan. Dalam hal ini

akan mengurangi agency cost dikarenakan banyak pihak yang ikut

andil dalam pengawasan pihak agen demi keberlangsungan peusahaan

dan reputasi keluarga dan perusahaan. Pernyataan ini didukung oleh

penelitian Villalonga dan Amit (2006) yang menemukan bahwa

kehadiran pendiri pada perusahaan keluarga dapat menciptakan nilai

tambah bagi perusahaan. Hal ini diduga karena perusahaan keluarga

tidak hanya memiliki tujuan ekonomis saja tetapi juga memiliki tujuan

non-ekonomis seperti warisan untuk genersi berikutnya dan nama baik

keluarga (Steijvers dan Niskanen, 2014).

Perusahaan keluarga dapat diidentifikasi sebagai perusahaan yang

dikendalikan keluarga dan perusahaan tersebut harus memenuhi

paling sedikit satu dari dua kriteria, yaitu kriteria pertama pendiri atau

keluarga dari pendiri baik individu atatu gruo memeagang paling

sedikit 20% saham yang beredar dan merupakan saham terbesar.

Kriteria kedua adalah CEO dan atau ketua dewan berasal dari anggita

kelurga (Villalonga dan Amit, 2006).

7. Corpoarte Governance

Page 55: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

39

Corporate Governance menurut Sutedi (2011) adalah ―Suatu

proses dan struktur yang digunakan oleh organ perusahaan (Pemegang

Saham/Pemilik Modal, Komisaris/dewan Pengawas dan Direksi)

untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan

guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang

dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya,

berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.

Wibowo (2010) mengemukakan terdapat lima prinsip yang

mendasari dan menjadi aspek penting dalam Corporate Governance,

antara lain:

a. Transparancy (transparansi)

Prinsip dasar transparansi untuk menjaga objektivitas dalam

menjalankan bisnis perusahaan serta harus menyediakan

informasi yang material dan relevan dengan cara mudah diakses

dan mudah dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Accountability (akuntabilitas)

Prinsip dasar akuntabilitas merupakan adanya suatu kejelasan

fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ

perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan dapat terlaksana

secara efektif. Dengan kata lain prisip ini menegaskan bagaimana

bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada pihak-pihak

yang berkepentingan.

c. Responsibility (pertanggungjawaban)

Page 56: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

40

Prinsip dasar responsibility adalah suatu prinsip dimana suatu

perusahaan harus memenuhi peraturan perundang-undangan serta

melakukan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

sehingga terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka waktu

yang panjang.

d. Independency (independensi)

Prinsip dasar independensi adalah suatu prinsip yang digunakan

untuk melancarkan pelaksanaan prinsip-prinsip good Corporate

Governance, perusahaan harus dikelola secara independen

sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling

mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain.

e. Fairness (kesetaraan dan kewajaran)

Prinsip dasar dalam kesetaraan dan kewajaran adalah suatu

perlakuan yang adil dan setara didalam memenuhi hak-hak

stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa

semua pihak, baik pemegang saham minoritas maupun asing

harus diperlakukan sama atau setara.

Mekanisme Corporate Governance yang digunakan dallam

penelitian ini adalah proporsi komisaris independen. Karakteristik

Corporate Governance yang harus dimiliki perusahaan adalah

komisaris independen yang berfungsi untuk melaksanakan

pengawasan, mendukung pengelolaan perusahaan yang baik dan

membuat laporan keuangan lebih objektif. Keputusan yang diambil

Page 57: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

41

oleh manajemen perusahaan akan dipengaruhi oleh keberadaan

komisaris independen dalam perusahaan, termasuk keputusan yang

terkait dengan pembayaran pajak yang diharapkan dapat

meminimalisir kecurangan yang dapat terjadi. Komisaris independen

menjadi penengah antara manajemen perusahaan dan pemilik

perusahaan dalam mengambil kebijakan agar tidak melanggar hukum

termasuk penentuan strategi yang terkait dengan pembayaran pajak

(Wijayanti dan Merkusiwati, 2017).

Komisaris independen memiliki tanggung jawab terhadap

kepentingan pemegang saham publik, maka komisaris independen

akan memperjuangkan ketaatan pajak perusahaan dan dapat mencegah

praktik penghindaran pajak Puspita dan Harto (2014). Komisaris

independen dalam perusahaan dapat memberikan arahan kepada

manajer perusahaan untuk mengelola perusahaan dan merumuskan

strategi yang dapat dilakukan perusahaan agar lebih baik termasuk

dalam menentukan kebijakan mengenai pembayaran pajak yang akan

dilakukan perusahaan (Wijayanti dan Merkusiwati, 2017).

8. Gender diversity

Dalam board gender diversity masih ada anggapan bahwa pria yang

lebih pantas menduduki jabatan penting dalam perusahaan.

Kesuksesan pria dianggap karena kemampuan yang tinggi (dalam hal

talenta atau kecerdasan), sedangkan kesuksesan wanita dianggap lebih

disebabkan oleh faktor keberuntungan. Hal ini menyebabkan proporsi

wanita dalam jabatan yang penting masih sedikit, karena dianggap

Page 58: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

42

kemampuan pria lebih tinggi daripada wanita. Namun di sisi lain,

wanita memiliki sikap kehati-hatian yang sangat tinggi, cenderung

menghindari risiko, dan lebih teliti dibandingkan pria dalam

mengambil keputusan termasuk yang berkaitan dengan perpajakan

(Kusumastuti et al., 2007).

Persebaran anggota dewan (board diversity) adalah isu terkini yang

berkaitan dengan mekanisme Corporate Governance. Board diversity

akan berpengaruh terhadap komposisi anggota dewan direksi

perusahaan yang nantinya dapat mempengaruhi implementasi

Corporate Governance. Proposisi dan bukti empiris mengenai

kelebihan dari board diversity, diantaranya adalah: Pertama, board

diversity memiliki pemahaman yang lebih baik tentang marketplace,

dikarenakan kondisi demografi supplier dan pelanggan perusahaan

yang juga beragam. Kedua board diversity dapat meningkatkan

kreativitas dan inovasi. Ketiga, board diversity dapat menghasilkan

alternatif pemecahan masalah yang lebih efektif. Heterogenitas dalam

dewan di satu sisi berpotensi menimbulkan banyak konflik, namun di

sisi lain pandangan mengenai alternatif pemecahan terhadap suatu

masalah akan semakin banyak dan dapat menimbulkan kecermatan

dalam mengkaji konsekuensi yang mungkin dihadapi dari alternatif

yang diambil. Keempat, board diversity dapat meningkatkan

efektivitas kepemimpinan perusahaan. Karena sudut pandang dalam

anggota yang homogen menyebabkan perspektif terhadap sesuatu hal

akan menjadi lebih sempit jika dibandingkan dengan anggota

Page 59: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

43

dewan yang beragam. Terakhir, board diversity terbukti mampu lebih

efektif dalam meningkatkan hubungan dengan dunia global (Amri,

2017).

Penelitian terhadahulu menjadi acuan penulis dalam melakukan

penelitian, sehinga penulis dapat memperkaya teori dan sumber-sumber yang

dijadikan acuan untuk mengkaji penelitian yang sedang dilakukan. Dalam

penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang

sama dengan penelitian ini. Akan tetapi, penulis memasukkan beberapa

penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian

penulis berikut merupakan penelitian terdahulu berupa beberapa jurnal,

terkait dengan penelitian yang sedang diteliti oleh penulis. jurnal-jurnal

tersebut dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut.

Page 60: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

44

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti /Judul/ Sumber Perbedaan Persamaan Hasil

1 I. M. Streefland /2016

Gender Board Diversity

and Corporate Tax

Avoidance/ Thesis in

Erasmus

School of Economic

Variabel - Hak

pemegang

saham

- karakteristi k

perusahaan,

- defek tetap

Independen - Perbedaan Gender

Dependen

- Penghi

ndaran pajak

- jumlah direksi perempuan secara

signifikan terkait dengan

penghindaran pajak efektif

- Efek dari jumlah direktur perempuan pada penghindaran pajak perusahaan

melemah ketika sudah ada hak

pemegang

saham yang kuat di suatu perusahaan.

2 Khan, Mozaffar N., Suraj

Srinivasan, and Liang Tan

/2017

Institutional Ownership

and Corporate Tax

Avoidance: New Evidence

Sampel :

perusahaan pada

indeks Russell

1000-

2000

Dependen –

- Penghindaran

pajak

Independen

- institutional

ownership

- pengaruh peningkatan konsentrasi

kepemilikan pada penghindaran

pajak yang tidak dilanjutkan

setelah inklusi Russell 2000

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 61: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

45

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti /Judul/ Sumber Perbedaan Persamaan Hasil

3 Chen, S., Chen X., Cheng,

dan Shevlin. 2010./

Are Family Firms More Tax

Aggressive than Non-

Family-Firms? Journal of

Financial Economics, 95:41- 46.

Sampel:

3865 perusahaan

dalam indeks S dan

P 1500 periode

1996-2000

Independen:

- tipe CEO

- Pembiayaan

eksternal

Dependen

Penghindaran

pajak

Independen - kepemilikan

perusahaan

- tingkat keagresifan pajak

perusahaan keluarga lebih kecil

daripada perusahaan non-

keluarga. Hal ini terjadi karena

diduga family owners lebih rela

membayar pajak lebih tinggi,

daripada harus membayar denda

pajak

4 Ahmed Boussaidi dan

Mounira Sidhom Hamed,

2015.

"The impact of governance

mechanisms on tax

aggressiveness: Empirical

evidence from Tunisian

context," Journal of Asian

Business Strategy, Asian

Economic and Social

Society, vol. 5(1), pages 1-12, January.

Perusahaan-

perusahaan

terdaftar Tunisia

selama periode

2006-

2012

Dependen

Penghindaran

pajak

Independen

institutional

ownership

- Perbedaan

Gender

- managerial ownership dan

Board`s diversity berpengaruh

positif signifikan terhadap tax

aggressiveness.

- Kepemilikan konsentrasi

berpengaruh negatif terhadap tax

aggressiveness.

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 62: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

46

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti /Judul/ Sumber Perbedaan Persamaan Hasil

5 Francis, Bill and Hasan,

Iftekhar and Wu, Qiang and

Yan, Meng, 2014/

Are female CFO‘s Less Tax

Aggressive? Evidence from

Tax Aggressiveness (July 9,

2014). Journal of American

Taxation Association

Sampel :

Finlandia

Dependen

Penghindaran

pajak

Independen - gender CFO

- eksekutif wanita cendrung lebih

sedikit melakukan penghindaran

pajak dibandingkan eksekutif

laki-laki.

6 Selviani, R., Supriyanto, J., Fadillah, H/ Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Penghindaran Pajak Studi Kasus Empiris Pada Perusahaan Sub Sektor Kimia Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 – 2017/ E-jurnal akuntasni Universitas Pakuan (2019)

Independen:

- leverage

Independen:

- ukuran

perusahaan

dependen:

- penghindaran

pajak

Ukuran perusahaan berpengaruh

atas Penghindaran Pajakpada

perusahaan sub sektor kimia

Laverage berpengaruh atas

penghindaran pada perusahaan

sub sektor Kimia

Ukuran perusahaan dan laverage

mempengaruhi Penghindaran

Pajak pada perusahaan sub

sektor kimia.

Berlanjut ke halaman selanjutnya

Page 63: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

47

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti /Judul/ Sumber Perbedaan Persamaan Hasil 7 Hari P. Adhikari Ph.D dan

Ninon K.Sutton Ph.D (2016)

―All in the Family: The Effect

of Family Ownership on

Acquisition Performance‖

Sampel : 213

perusahaan, tahun

1992- 1999

Sampel : Perusahaan

di index SdanP 500

Variabel Lain :

Mergers and

Acquisitions Lokasi

: United States (U.S)

Variabel :

kepemilikan

Keluarga dan

agresivitas pajak

Jenis :

Kuantitatif

Sumber :

Sekunder

Hasil menunjukkan bahwa

perusahaan keluarga dapat membuat

pengakuisisi lebih baik daripada

akuisisi dari perusahaan non-keluarga.

8 Pramaeswari,

Findria/2017

Pengaruh Ukuran

Perusahaan Terhadap

Agresivitas Pajak Dengan

Corporate Social

Responsibility (CSR)

Sebagai Varaibel

Moderasi

Jurnal Ekonomi

Akuntansi Vol. 3 Issue 4

(2017)

89

Modersi:

- Corpoarte Social Responsibility

Independen:

- Ukuran

perusahaan

Dependen:

- Agresivitas

Pajak

Ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap egrsivitas

pajak, Corporate social

responsibility tidak dapat

memperlemah hubungan antara

ukuran perusahaan dengan

agresivitas pajak. Corporate social

responsibility tidak dapat

membuat perusahaan besar

bersikap tidak agresif terhadap

pajak. Tanpa adanya CSR

perusahaan sudah taat dalam

membayar pajaknya

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 64: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

48

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti /Judul/ Sumber Perbedaan Persamaan Hasil 9 Mumtahanah, Shofia

Nur And Septi ani ,

Aditya (2017)/ Pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibility

Terhadap Agresivita Pajak Dengan Moderasi

Kepemilikan Saham Oleh

Keluarga (Studi Kasus

Pada Laporan Keuangan Perusahaan Tambang Di

Bei Tahun 2013-2015)

Independen : - CSR

Sampel :

perusahaan

tambang di BEI

tahun 2013-2015

Moderasi : - kepemilikan

keluarga

Dependen : - Penghindaran

pajak

- pengungkapan CSR terbukti

berpengaruh terhadap agresivitas

pajak perusahaan, moderasi

kepemilikan keluarga terbukti

dapat meningkatan pengaruh

pengungkapan CSR terhadap

agresivitas pajak

10 Ni Putu Deiya

Suprimarini, Bambang

Suprasto H/2017 Pengaruh Corporate Social

Responsibil Ity, Kualitas

Audit, Dan Kepemilika N

Institusion Al Pada

Agresivita S Pajak/

E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana

Vol.19.2. 1349-1377

Independen - corporate

social

responsibilit y

- Kualitas

audit

- Kepemilikan

institusional

Dependen

- Agresivitas

pajak

corporate social responsibility

berpengaruh negatif signifikan

terhadap agresivitas pajak.

Kualitas audit berpengaruh positif

signifikan terhadap agresivitas pajak.

Kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap agresivitas

pajak.

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 65: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

49

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti /Judul/ Sumber Perbedaan Persamaan Hasil 11 Alfian Nur Hidayanti (2013)

―Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga dan Corporate Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif‖

Sampel : 42

Perusahaan,tahu

n 2008- 2011

Variabel : Kepemilikan

Keluarga dan

agresivitas pajak

Jenis : Kuantitatif

Sumber:

Sekunder

Sampel :

purposive

sampling

Metode analisis:

Regresi

Berganda

Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa kepemilikan

keluarga tidak memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap tindakan

pajak agresif. Sedangkan Corporate

Governance memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tindakan pajak

agresif yang diukur dengan effective

tax rate (ETR)

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 66: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

50

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti /Judul/ Sumber Perbedaan Persamaan Hasil 12 Muhtadin Amri/

Pengaruh Kompensasi

Manajemen Terhadap

Penghindaran Pajak Dengan

Moderasi Diversifikasi Gender

Direksi dan Preferensi Risik

Eksekutif Perusahaan di

Indonesia / JURNAL ASET

(AKUNTANSI RISET), 9 (1),

2017, 1-14

Independen - Kompensasi

Manajemen

Moderasi : Preferensi

Risiko

Eksekutif

Dependen - Penghindar an

Pajak

Moderasi Diversifikasi Gender

Direksi

kompensasi manajemen

berpengaruh negatif terhadap

penghindaran pajak

kompensasi akan berpengaruh positif

terhadap penghindaran pajak

perusahaan apabila diberikan kepada

eksekutif yang memiliki diversifikasi

gender yang ditunjukkan dengan

setidaknya terdapat satu direksi

wanita dan yang memiliki preferensi

risiko risk taker

13 Hasian Purba/

Pengaruh Corporate

Social Responsibility

(CSR) Terhadap

Agresivitas Pajak

Dengan Kepemilikan

Keluarga Sebagai

Variabel Pemoderasi/

PROFITA. VOLUME

10. NO.2. AGUSTUS 2017

Independen - Corporate

Social

Responsibilit

y

Kontrol - Ukuran

perusahaan - Likuiditas - leverage

Moderasi - Kepemilik an

Keluarga

Dependen

- Agresivitas pajak

Pengungkapan Corporate Social

Responsibility memiliki pengaruh

negatif terhadap Agresivitas Pajak

Kepemilikan Keluarga memiliki

pengaruh positif terhadap Agresivitas

Pajak

interaksi Pengungkapan Corporate

Social Responsibility dengan

Kepemilikan Keluarga memiliki

pengaruh negatif terhadap Agresivitas

Pajak

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 67: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

51

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti /Judul/ Sumber Perbedaan Persamaan Hasil 14 Akbar Bintang Pradana, Moh

Didik Ardiyanto/

Pengaruh Karakteristik

Pengawasan Dewan

Komisaris Terhadap

Agresivitas Pajak

Perusahaan/ Diponegoro

Journal Of Accounting

Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017, Halaman 1-9

Independen - Sistem

Pengendalian

Internal

- Tipe Auditor

Eksternal

- Ukuran

Komite Audit

- Frekuensi

Rapat Dewan

Komisaris Dependen - Agresivitas

Pajak

Perusahaan Kontrol - Ukuran

Perusahaan

- Intensitas

Modal

- Intensitas

Persediaan - Profitabilitas

(ROA)

Independen - Frekuensi Rapat

Dewan

Komisaris

Dependen - Agresivitas Pajak

Perusahaan

Efektivitas sistem pengendalian

internal tidak berpengaruh terhadap

agresivitas pajak perusahaan.

Tipe auditor eksternal berpengaruh

negatif terhadap agresivitas pajak

perusahaan.

Ukuran komite audit berpengaruh

positif terhadap agresivitas pajak

perusahaan.

Frekuensi rapat dewan komisaris

tidak berpengaruh terhadap

agresivitas pajak perusahaan.

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 68: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

52

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti /Judul/ Sumber Perbedaan Persamaan Hasil 15 Novia Bani Nugraha, Wahyu

Meiranto/

Pengaruh Corporate Social

Responsibility, Ukuran

Perusahaan, Profitabilitas,

Leverage Dan Capital

Intensity Terhadap Agresivitas

Pajak (Studi Empiris Pada

Perusahaan Non Keuangan

Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia 2012-

2013) / Diponegoro Journal Of

Accounting Volume 4, Nomor 4,

Tahun 2015, Halaman

1-14

Independen - Corporate

Social

Responsibility

- Ukuran

Perusahaan - Profitabilitas - Leverage - Capital

Intensity

Dependen

Agresivitas Pajak

Perusahaan

variabel corporate social

responsibility berpengaruh negatif

secara signifikan terhadap agresivitas

pajak

ukuran perusahaan berpengaruh

negatif namun tidak signifikan

terhadap agresivitas pajak.

profitabilitas berpengaruh positif

namun tidak signifikan terhadap

agresivitas pajak

leverage berpengaruh negatif

secara signifikan terhadap

agresivitas pajak. capital

intensity berpengaruh negative

namun tidak signifikan terhadap

agresivitas pajak.

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 69: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

53

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti /Judul/ Sumber Perbedaan Persamaan Hasil 16 Ni Kadek Kartika

Yogiswari, I Wayan

Ramantha /

Pengaruh Likuiditas

Dan Corporate Social

Responsibility Pada

Agresivitas Pajak

Dengan Corporate

Governace Sebagai

Variabel Pemoderasi/

E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana

Vol.21.1.

Oktober (2017): 730-

759

Independen

- CSR

(Corporate

Social

Responsibility

).

Dependen

- Agresivitas Pajak

Perusahaan

Moderasi

- corporate

governace

likuiditas tidak berpengaruh pada

agresivitas pajak corporate social

responsibility berpengaruh negatif

pada agresivitas pajak.

Variabel moderasi komisaris

independen tidak mampu memoderasi

pengaruh likuididas dan pengaruh

corporate social responsibility pada

agresivitas pajak

komite audit mampu memoderasi

pengaruh likuididas dan pengaruh

corporate social responsibility pada

agresivitas pajak

Berlanjut ke halaman beeikutnya

Page 70: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

54

Tabel 2.1 (lanjutan)

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti /Judul/ Sumber Perbedaan Persamaan Hasil 17 RR. Maria Yulia

Dwi Rengganis,

I.G.A.M Asri Dwija

Putri /

Pengaruh Corporate

Governance dan

Pengungkapan

Corporate Social

Responsibility

Terhadap Agresivitas

Pajak/ E-Jurnal

Akuntansi Universitas

Udayana Vol.24.2.Agust

us (2018): 871- 898

Independen - Ukuran dewan

direksi - Komite Audit - pengungkapan

Corporate

Social

Responsibility

-

- Komisaris

independen

Dependen

effective tax rate

adanya pengaruh negatif dari

pengungkapan CSR terhadap nilai

effective tax rate.

komisaris independen, dewan direksi

dan komite audit tidak berpengaruh

terhadap effective tax rate.

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 71: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

55

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak

Perusahaan diklasifikasikan kecil atau besar salah satunya dari

kecil besarnya total penjualan perusahaan. Tolak ukur yang digunakan

untuk memperlihatkan kecil besarnya suatu perusahaan, antara lain

total penjualan, jumlah pelanggan tetap dan total aktiva (Sunarto dan

Budi, 2009). Berarti semakin besar total penjualan atau aset, maka

ukuran suatu perusahaan semakin besar juga. Untuk menurunkan ETR

suatu perusahaan perusahaan berkesempatan cukup besar

merencanakan pajak yang baik dengan mempraktikan akuntansi yang

efektif (Deldago, Fernandez-rodriguez, dan Martinez-arias, 2012).

Penjualan yang dilakukan perusahaan akan memengaruhi banyaknya

laba perusahaan. Semakin besar laba yang dimiliki suatu perusahaan

akan berdampak semakin besarnya juga pajak yang harus dibayarkan

perusahaan tersebut. Sejalan dengan teori akuntansi positif, dalam

rangka meyakinkan pemerintah bahwa profit yang dimiliki perusahaan

tidak terlalu besar perusahaan akan mengadopsi kebijakan akuntansi

income-decreasing (pendapatan menurun).

Perusahaan memiliki kesempatan yang cukup besar dalam

melakukan agresivitas pajak. Aset yang dimiliki perusahaan,

menggambarkan ukuran perusahaan, semakin banyak aset maka

semakin besar ukuran perusahaan. Namun setiap tahunnya aset yang

dimiliki perusahaan mengalami penyusutan. Dimana penyusutan

tersebut dapat mengurangi laba bersih yang diterima perusahaan,

Page 72: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

56

sehingga besarnya beban pajak yang dibayarkan semakin berkurang.

Annisa (2017) menemukan bahwa ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap agresvitas pajak. sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Tiaras dan Wijaya (2015) menemukan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak dan Lanis dan

Richardson (2012) menyatakan semakin besar ukuran perusahaan

maka semakin rendah ETR yang dimiliki perusahaan

Penelitian yang dilakukan oleh Cheisviyanny dan Rinaldi (2015)

dan Ardyansah dan Zulaikha (2014), ditemukan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh negatif terhadap effective tax rate

Cheisviyanny dan Rinaldi (2015) menyatakan bahwa perusahaan

dengan ukuran besar akan lebih stabil dan lebih mampu dalam

menghasilkan laba dan membayar kewajibannya dibanding

perusahaan dengan total aktiva yang kecil. Ardyansah dan Zulaikha

(2014) Adanya pengaruh negatif yang signifikan dari ukuran

perusahaan terhadap ETR dikarenakan perusahaan besar memiliki

ruang lebih besar untuk perencanaan pajak yang baik dan mengadopsi

praktek akuntansi yang efektif untuk menurunkan ETR perusahaan.

Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ngadiman dan Puspitasari (2014). Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Swingly dan Sukartha (2015) menyatakan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap effective tax rate,

karena perusahaan yang besar dapat mengelola total aset perusahaan

Page 73: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

57

untuk mengurangi penghasilan kena pajak dengan memanfaatkan

beban penyusutan dan amortisasi.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas

pajak

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas Pajak

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham

perusahaan oleh institusi yang sekaligus menjadi pihak yang

memonitor perusahaa. Besarnya kepemilikan institusional

menunjukan pengawasan yang ketat oleh pihak eksternal perusahaan.

Pemilik institusi memiliki tanggung jawab untuk melakukan

monitoring dan mengawasi manajemen dengan wajar untuk mengawal

modal mereka dalam perusahaan. Pemilik institusi juga memiliki

kesadaran yang tinggi akan pentingnya memenuhi kewajiban pajak

Menurut Jensen dan Meckling (1976) kepemilikan institusional

memiliki peran dalam meminimalisir konflik keagenan yang terjadi

antara pemegang saham dengan manajer, karena diasumsikan bahwa

principal hanya terarik pada tingkat pengembalian bunga sehingga

principal akan berupaya untuk mengarahkan perusahaan agar

meminimalkan beban tanggungan pajak investor tersebut. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Shleifer dan Vishny

(1997) menyatakan bahwa kepemilikan institusional sangat berperan

dalam mengawasi perilaku manajer dan memaksa manajer untuk lebih

Page 74: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

58

berhati-hati dalam rangka mengambil keputusan yang bersifat

oportunistik

Pada penelitian yang dilakukan oleh A. A. Putri dan Lawita (2019)

menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terahadap

penghindaran pajak dan Ngadiman dan Puspitasari (2014)

kepemilikan institusional dinyatakan berpengaruh signifikan negatif

terhadap tax avoidance berbeda halnya penelitian yang lain

menyatakan dalam hal kepemilikan institusional dinyatakan tidak

berpengaruh oleh (Pratiwi, 2018), (Dewi dan Jati, 2014), (Hanum dan

Zulaikha, 2013) serta (Annisa dan Kurniasih, 2012).

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini:

H2: Ukuran kepemilikan institusional berpengaruh terhadap

agresivitas pajak

3. Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Agresivitas Pajak

Struktur kepemilikan keluarga merupakan salah satu variabel yang

dapat memengaruhi tindakan agresif suatu perusahaan. Permasalahan

pada perusahaan keluarga yaitu konflik yang lebih besar antara

pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas, dan

konflik yang lebih kecil antara pemilik dengan manajer Jensen dan

Meckling (1976). Tindakan pajak agresif atau agresivitas pajak

perusahaan juga dapat didukung dari kehadiran pendiri perusahaan

sebagai pemegang saham mayoritas (Chen et al., 2010). Di Asia,

struktur kepemilikan keluarga memiliki bentuk struktur kepemilikan

Page 75: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

59

piramida (Claessens et al., 1999) begitu pula halnya dengan negara

Indonesia Rusydi dan Martani (2014) menguji sampel perusahaan-

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

tahun 2008-2011 dan menghasilkan bahwa kepemilikan keluarga tidak

berpengaruh pada agresivitas pajak. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian Chen et al., (2010) yang menduga karena perusahaan

keluarga menanggung biaya lebih besar jika melakukan tindakan

pajak agresif akibat kepemilikan proporsi saham yang lebih besar dan

jangka waktu investasi yang lebih panjang.

Hasil yang berbeda diperoleh oleh Sari dan Martani (2010) dan

Praptidewi dan Sukartha (2016) pada perusahaan di Indonesia yang

menunjukkan hasil bahwa perusahaan yang dimiliki oleh keluarga

cenderung melakukan tindakan pajak yang lebih agresif daripada

perusahaan non keluarga. Wirawan dan Sukartha (2018) dalam

penelitinnya menyimpulkan bahwa kepemilikan keluarga berpengaruh

positif terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini:

H3: Kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap agresivitas

pajak

4. Pengaruh Gender diversity Terhadap Agresivitas Pajak

Direktur merupakan organ perusahaan yang bertanggungkwab atas

seluruh kegiatan perusahaan yang sesuai dengan tujuan perusahaa.

Peranan seorang direktur sangat krusial. Direktur bertanggung jawab

Page 76: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

60

atas kegagalan dan keberhasilan suatu perusahan. Oleh karena itu,

direktur memiliki tingkat tanggung jawab yang tinggi dibandingkan

dengan organ perusahaan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji pengaruh keberadaan wanita sebagai dewan direksi terhadap

agresivitas pajak. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Richardson,

Taylor, dan Lanis (2016) menyatakan bahwa dampak keberadaan

wanita sebagai dewan direksi dapat mengurangi kemungkinan

agresivitas pajak pada perusahaan di Australia.

Penelitian Oyenike, Olayinka, dan Emeni (2016) menemukan

bahwa hubungan negatif antara keberadaan direktur wanita terhadap

agresivitas. Penelitian Rahimipour (2017) hasilnya menunjukkan

bahwa kehadiran dan partisipasi perempuan di dewan direksi memiliki

efek negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak. (Richardson

et al. (2016) menjelaskan bahwa dewan direksi dapat mempengaruhi

posisi agresif pajak perusahaan, kehadiran wanita di dewan direksi

menciptakan sebuah jalan untuk mempelajari sejauh mana agresivitas

pajak, maka dalam kepemimpinan wanita dapat menghindari

agresivitas pajak.

Peningkatan prosentase wanita dalam eksekutif perusahaan

memberikan dampak berbagai keputusan perusahaan termasuk dalam

bidang perpajakan Winasis dan Yuyetta (2017) .Hasil penelitian

(Khaoula dan Ali, 2012), (Khumairoh et al., 2017) dan (Winasis dan

Yuyetta, 2017) membuktikan diversifikasi gender berpengaruh

terhadap penghindaran pajak sedangkan Ridwan et al. (2015)

Page 77: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

61

membuktikan diversifikasi gender tidak berpengaruh terhadap

penghindaran pajak.

Sesuai dengan hasil penelitian di atas, wanita dan pria akan

bertindak secara berbeda dalam menghadapi kondisi atau

permasalahan yang sama. Wanita diketahui cenderung lebih berhati-

hati dan lebih menghindari risiko di banding pria. Dengan demikian

ketika sebuah perusahaan dipimpin oleh seorang direktur wanita,

seseorang dapat berharap bahwa akan terjadi penurunan tingkat

agresivitas pajak pada perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini:

H4: Diversifikasi gender berpengaruh terhadap agresivitas

pajak

5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak

Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi

Perusahaan besar cenderung memiliki ruang yang lebih besar

dalam melakukan perencanaan pajak yang baik dan melakukan

adopsi praktek akuntansi yang efektif untuk menurunkan ETR

perusahaan Deldago et al. (2012). Aset yang dimiliki oleh perusahaan

berhubungan dengan ukuran perusahaan, semakin besar aset yang

dimiliki maka semakin besar pula perusahaan. Aset perusahaan akan

mengalami penyusutan setiap tahunnya, penyusutan ini akan

berdampak langsung terhadap laba bersih dari perusahaaan.

Penyusutan aset ini menyebabkan pengurangan laba bersih

Page 78: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

62

perusahaan sehingga menurunkan beban pajak yang dibayarkan.

Richardson dan Lanis (2007) menyatakan bahwa semakin besar

sebuah perusahaan maka semakin rendah effective tax rate (ETR)

yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin besar perusahaan maka

transaksi yang terjadi dalam perusahaan tersebut semakin kompleks

Rego dan Wilson (2012). Hal ini memungkinkan perusahaan

memanfaatkan celah-celah yang ada untuk melakukan tindakan

penghindaran pajak.

Penelitian yang dilakukan oleh Tiaras dan Wijaya (2015)

menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

agresivitas pajak dan Richardson dan Lanis (2007) menyatakan

semakin besar ukuran perusahaan maka semakin rendah ETR yang

dimiliki perusahaan. Widiasmara, Novitasari, dan Hasanah (2017)

dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa Corporate Governance

dapat memodearsi hubungan pengaruh ukuran perusahaan terhadap

agresivitas pajak. Sedangkan (Yolanda, 2019) menyatakan bahwa

Corporate Governance tidak dapat memoderasi hubungan ukuran

perusahaan terhadap agresivitas pajak

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini:

H5: Corporate Governance dapat memoderasi hubungan

ukuran perusahaan terhadap agresivitas pajak

Page 79: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

63

6. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas Pajak

Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi

Keputusan untuk melakukan penghindaran pajak berhubungan

dengan struktur kepemilikan perusahaan. Pemegang saham pengendali

mempunyai wewenang untuk mempengaruhi kebijakan manajemen.

Struktur kepemilikan di Indonesia terkonsentrasi pada sedikit pemilik

(Claessens et al., 1999).

Pada penelitian yang dilakukan oleh A. A. Putri dan Lawita (2019)

menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terahadap

penghindaran pajak. Penelitian Yolanda (2019) menyatakan bahwa

Corporate Governance tidak dapat memoderasi hubungan

kepemilikan institusional terhadap agresivitas pajak.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini:

H6: Corporate Governance dapat memoderasi hubungan

kepemilikan institusional terhadap agresivitas pajak

7. Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Agresivitas Pajak

Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi

Keputusan untuk melakukan penghindaran pajak berhubungan

dengan struktur kepemilikan perusahaan. Pemegang saham pengendali

mempunyai wewenang untuk mempengaruhi kebijakan manajemen.

Struktur kepemilikan di Indonesia terkonsentrasi pada sedikit pemilik

(Claessens et al., 1999).

Page 80: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

64

Penelitian oleh Sunaryo (2016) menyimpulkan bahwa kepemilikan

keluarga berpengaruh terhadap tindakan pajak agresif. Setiap

perusahaan yang menerapkan good Corporate Governance dengan

baik pada perusahaan-perusahaan tersebut lebih cenderung menuruti

aturan-aturan pajak sehingga terdapat perlakuan pajak agresif.

(Widuri, Anugrah, Yumico, dan Laurentina, 2019) menyatakan

Corporate Governance dapat memoderasi hubungan antara

kepemilikan keluarga terhadap agresivitas pajak

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini:

H7: Corporate Governance dapat memoderasi hubungan

kepemilikan institusional terhadap agresivitas pajak

8. Pengaruh Gender diversity Terhadap Agresivitas Pajak Dengan

Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi

Menurut Kusumastuti et al. (2007) di dalam board gender diversity

masih ada anggapan bahwa pria yang lebih pantas menduduki jabatan

penting dalam perusahaan. Kesuksesan pria dianggap karena

kemampuan yang tinggi (dalam hal talenta atau kecerdasan),

sedangkan kesuksesan wanita dianggap lebih disebabkan oleh faktor

keberuntungan. Hal ini menyebabkan proporsi wanita dalam jabatan

yang penting masih sedikit, karena dianggap kemampuan pria lebih

tinggi daripada wanita. Namun di sisi lain, wanita memiliki sikap

kehati-hatian yang sangat tinggi, cenderung menghindari risiko, dan

Page 81: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

65

lebih teliti dibandingkan pria dalam mengambil keputusan termasuk

yang berkaitan dengan perpajakan (Kusumastuti et al., 2007)

Dalam penelitian Oyenike et al. (2016) menemukan bahwa

hubungan negatif antara keberadaan direktur wanita terhadap

agresivitas. Penelitian Rahimipour (2017) hasilnya menunjukkan

bahwa kehadiran dan partisipasi perempuan di dewan direksi memiliki

efek negatif dan signifikan terhadap penghindaran pajak. Dengan

adanya direksi wanitadi dalam suatu perusahaan pada tiap penelitian

mengidentifikasi bahwa adanya pengaruh dari direksi wanita terhadap

tindakan pajak agresif, sehingga apabila perusahaan tersebut memliki

dan menerapkan good Corporate Governance yang baik maka akan

sangat berpengaruh terhadap tindakan agresivitas pajak.

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini:

H8: Corporate Governance dapat memoderasi hubungan

diversifikasi gender terhadap agresivitas pajak

Page 82: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

66

D. Kerangka Pemikiran

Ukuran Perusahaan

(X1)

Kepemilikan

Institusional (X2)

Diversifikasi

Gender (X4)

Agresivitas Pajak

(Y)

Corporate

Governance (Z)

Membayar pajak merupakan

kewajiban yang harus dipatuhi oleh

tiap perusahaan dengan jenis apapun

Masih adanya perusahaan yang

melakukan penghindaran pajak baik

dengan cara legal maupun ilegal

GAP

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Keluarga, dan

Gender diversity Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Corporate Governance Sebagai

Variabel Moderasi

Analisis Regresi Berganda dna MRA

Pembahasan

v

v

Kepemilikan

Keluarga (X3)

Kesimpulan dan Saran

v

Page 83: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

67

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan kausalitas

yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen, yaitu

ukuran perusahaan, tipe kepemilikan, gender diversity terhadap variabel

dependen, yaitu agresivitas pajak yang di moderasi oleh Corporate

Governance. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif, yaitu menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran

variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data sekunder

dengan prosedur statistik, di mana data yang digunakan berupa angka-

angka yang diperoleh dengan mengakses website Bursa Efek Indonesia di

www.idx.co.id. dengan perusahaan tambang sebagai fokus dari penelitian

B. Metode Penentuan Sampel

Setelah menentukan ruang lingkup penelitian, pihak peneliti

selanjutnya menentukan populasi yang akan diuji. Populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan pertambang dan CPO yang terdaftar di

BEI. Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal dan

minat yang ingin peneliti investigasi. Sedangkan sampel adalah sub

kelompok atau sebagian dari populasi.

Dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik

kesimpulan yang dapat digeneralisasikan terhadap populasi penelitian.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

tambang dan CPO yang terdaftar di BEI dengan periode waktu tahun

Page 84: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

68

2014-2018. Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang termasuk

sektor pertambangan dan CPO di BEI. Teknik pengumpulan sampel yang

digunakan dalam menentukan sampel adalah purposive sampling,

mengandung arti bahwa sampel yang diambil didasarkan kriteria. Adapun

kriteria yang digunakan dalam memilih sampel adalah:

1. Perusahaan pertambangan dan CPO yang terdaftar dalam Bursa Efek

Indonesia pada periode 2014—2018

2. Perusahaan pertambangan yang yang tidak delisting selama periode

penelitian

3. Perusahaan pertambangan dengan laporan keuangan dalam rupiah

4. Perusahaan pertambangan yang laba bersih sebelum pajaknya positif

atau tidak mengalami kerugian selama periode 2014—2018

5. Perusahaan pertambangan yang menyampaikan data secara lengkap

selama periode 2014—2018 berhubungan dengan variabel penelitian

Penelitian ini menggunakan sektor pertambangan dan CPO dengan

alasan sektor pertambangan dan CPO merupakan salah satu sektor yang

diindikasi melakukan praktik agresivits pajak. tercatat sebanyak 33,3%

perusahaan tambang masih tidak memiliki NPWP.

Dihasilkan bahwa populasi dari penelitian ini adalah perusahaan

pertambangan dan CPO yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2014—2018 berjumlah 49 perusahaan tambang dan 12 perusahaan CPO

dengan total sampel 10 perusahaan yang memenuhi kriteria penelitian

Page 85: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

69

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini adalah metode arsip (dokumentasi) dan studi pustaka.

Data ini diperoleh dari website resmi BEI yaitu www.idx.co.id sedangkan

data lainnya yaitu referensi dari jurnal yang mendukung penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Berdasarkan tujuan penelitian, maka metode analisis data

menggunakan statistik deskriptif, uji kualitas data, dan uji hipotesis

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness

(kemencengan distribusi) Ghozali (2018). Penelitian ini hanya

menggambarkan rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum,

minimum, dan sum untuk statistik deskriptif. Dengan menggunakan

pengujian statistik berbatuan software Statistical Product and Service

Solutioan (SPSS) versi 25.0 akan diketahui rata-rata, nilai maksimum,

minimum, dan standar deviasi dari setiap variabel yang digunakan.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalits Data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regrsi dependen variabel, independen variabel atau pun

keduanya mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Salah

satu cara untuk melihat data yang telah memenuhi uji normalitas

Page 86: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

70

adalah dengan menggunakan normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk menguji apakah

model regresi memiliki distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah bila distribusi errornya normal atau

mendekati normal. Terdapat dua acara untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan analisis

grafik, dan uji statistik (Ghozali, 2018).

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas

b. Uji Multikolinearitas

Ghozali (2018) menyatakan bahwa uji multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai

tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil analisis

dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih

tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil dari 10 maka dapat

disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

Page 87: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

71

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

(problem auto korelasi). Model regresi yang baik adalah regresi

yang bebas autokorelasi. Uji statistik yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu run test. Jika nilai run test memiliki tingkat

signifikan diatas a > 0,05 berarti tidak terjadi autokorelasi

(Ghozali, 2018).

d. Uji Heterokedastisitas

Heteroskedastisitas adalah terjadinya ketidaksamaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, dalam penelitian

ini digunakan grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen

(ZPRED) dengan residual (SRESID). Uji heteroskedastisitas

digunakan untuk mengetahui apakah pada model regresi

penyimpangan variabel bersifat konstan atau tidak. Salah satu

cara untuk mengetahui apakah model regresi penyimpangan

variabel bersifat konstan atau tidak. Salah satu cara untuk

mengetahui adanya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara

variabel dependen (terikat) dengan residualnya. Apabila grafik

yang ditunjukkan dengan titik-titik tersebut membentuk suatu

pola tertentu, maka telah terjadi heteroskedastisitas dan apabila

polanya acak serta tersebar, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 88: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

72

Ghozali (2018) deteksi adanya heteroskedastisitas dengan melihat

kurva heteroskedastisitas atau diagram pencar (chart), dengan

dasar pemikiran seperti berikut:

1) Jika titik-titik terikat menyebar secara acak membentuk pola

tertentu yang beraturan (bergelombang), melebar kemudian

menyempit maka terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar baik

dibawah atau datas 0 ada sumbu Y maka hal ini tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

a. Pengujian dengan analisis regresi linear bergada

Penelitian ini akan menggunakan alat analisis regresi

berganda untuk menguji pengaruh antara variabel dependen ke

semua variabel independen. Tujuan analisis regresi berganda ialah

menggunakan nilai-nilai variabel independen yang diketahui

untuk meramalkan nilai variabel independen. Persamaan regresi

berganda dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan:

Y = Nilai Perusahaan

a = Konstanta

b = Koefisien Regresi

X1 = Ukuran Perusahaan

X2 = Tipe Kepemilikan

Page 89: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

73

X3 = Agresivitas Pajak

e = error

b. Uji Regresi Moderat

Moderate Regresion Analysis (MRA) merupakan aplikasi

khusus regresi berganda linier dimana dalam persamaan

regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih

variabel independen) dengan rumus persamaannya sebagai

berikut:

Hubungan Corporate Governance dalam memoderasi

ukuran perusahaan, tipe kepemilikan, dan gender diversity

terhadap agresivitas pajak

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4Z + b5 (X1Z) + b6

(X2Z) + b7 (X3Z) + e

Keterangan:

Y = Agresivitas Pajak

a = Konstanta

X1 = Ukuran Perusahaan

X2 = Tipe Kepemilikan

X3 = Gender diversity

Z = Corporate Governance

X1Z = Variabel perkalian antara Ukuran Perusahaan dengan

Corporate Governance yang menggambarkan pengaruh variabel

moderasi Corporate Governance terhadap ukuran perusahaan

dengan agresivitas pajak

Page 90: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

74

X2Z = Variabel perkalian antara Tipe Kepemilikan dengan

Corporate Governance yang menggambarkan pengaruh variabel

moderasi Corporate Governance terhadap tipe kepemilikan

dengan agresivitas pajak

X3Z = Variabel perkalian antara Gender diversity dengan

Corporate Governance yang menggambarkan pengaruh variabel

moderasi Corporate Governance terhadap gender diversity

dengan agresivitas pajak

c. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-

variabel independen (X) secara simultan (bersamasama)

mempunyai pengaruh terhadap variabel independen (Y) Ghozali

(2018). Apabila Fhitung ˃ Ftabel maka H0 ditolak dan Ha

diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan

tingkat signifikan sebesar 5%, jika nilai Fhitung ˃ Ftabel maka

secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi

variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat

probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari pada 0,05

(untuk tingkat signiikansi= 5%), maka variabel independen acara

bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen.

Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari pada 0,05 maka

variabel independen secara serentak tidak terpengaruh terhadap

Page 91: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

75

variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1) H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara

simultan antara variabel independen terhadap variabel

dependen

2) H1 : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara simultan

antara variabel independen terhadap variabel dependen.

d. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel individu independen dalam menerangkan

variabel dependen Ghozali (2018). Apabila thitung ˃ ttabel maka

H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti variabel independen

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5%, jika nilai t

hitung ˃ t tabel maka secara satu persatu variabel independen

mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan

melihat probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari pada

0,05 (untuk tingkat signifikansi= 5%), maka variabel independen

secara satu persatu berpengaruh terhadap variabel dependen.

Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka

variabel independen secara satu persatu tidak terpengaruh

terhadap variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Page 92: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

76

1) H0 : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara

parsial antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

2) H1 : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara parsial

antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikansi dua arah

atau two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah

penolakan H0 yaitu terletak diujung sebelah kanan dan kiri.

Dalam pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda sama

dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan (≠)

pada hipotesis alternate.

e. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Ghozali (2018) menyatakan uji koefisien determinasi

bertujuan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel

bebas menjelaskan variabel terikat yang dilihat melalui adjusted R

2 . Adjusted R2 ini digunakan karena variabel bebas dalam

penelitian ini lebih dari dua. Nilainya terletak antara 0 dan 1. Jika

hasil yang diperoleh >0,5 maka model yang digunakan dianggap

cukup andal dalam membuat estimasi.

Semakin besar angka adjusted R2 maka semakin baik

model yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikatnya. Jika adjusted R2 semakin

kecil, berarti semakin lemah model tersebut untuk menjelaskan

variabilitas dari variabel terikatnya.

Page 93: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

77

E. Operasionalisasi Variabel

1. Ukuran Perusahaan (X1)

Ukuran perusahaan adalah suatu skala yang dapat

mengklasifikasikan perusahaan menjadi perusahaan besar dan kecil

menurut berbagai cara seperti total aktiva atau total aset perusahaan,

nilai pasar saham, rata-rata tingkat penjualan, dan jumlah penjualan.

Ukuran perusahaan umumnya dibagi dalam 3 kategori, yaitu large

firm, medium firm, dan small firm Machfoedz (1994) dalam (Suwito

dan Herawaty, 2005).

Menurut pengukuran ukuran perusahaan dapat dinilai dengan

berbagai cara, antara lain: total aset yang dimiliki, total penjualan

yang diperoleh, total ekuitas yang digunakan dan lain-lain seperti

nilai saham E. I. Surya dan Wuryani (2015) dan Ann dan Manurung

(2019). Salah satu pengukurannya adalah total aset yang dimiliki:

Size = Ln of Total Assets

2. Kepemilikan Institusional (X2)

Kepemilkan Institusional adalah kepemilikan saham oleh

pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar

negeri, dan dana perwalian serta institusi lainnya. Institusi-institusi

tersebut memiliki wewenang untuk melakukan pengawasan atas

kinerja manajemen Ngadiman dan Puspitasari (2014). Dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator persentase jumlah

saham yang dimiliki insitusi dari seluruh modal saham yang beredar

sesuai dengan penelitian (Feranika, Mukhzarudfa, dan Aurora, 2014).

Page 94: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

78

Kepemilikan Institusional =

3. Kepemilikan Keluarga

Penelitian ini mendefinisikan kepemilkan keluarga dengan

klasifikasi sebagai berikut. 1) Keluarga merupakan keseluruhan

individu dan perusahaan yang kepemilikannya tercatat (kepemilikan

5% ke atas wajib dicatat), kecuali perusahaan publik, negara, institusi

keuangan (seperti lembaga investasi,reksa dana, asuransi, dana

pension, bank, dan koperasi) dan publik (individu yang

kepemilikannya tidak wajib dicatat). Keluarga merupakan satu pemilik

terbesar di antara individual atau perusahaan tercatat, kecuali

perusahaan asing.

Perusahaan publik, negara, institusi keuangan, dan public.

Kepemilikan keluarga dapat dihitung melalui jumlah hak kontrol

pemegang saham dengan menjumlahkan hak kontrol langsung dan

tidak langsung (B. Siregar, 2008).

Dalam penelitian ini kepemilikan keluarga diukur dengan

menggunakan variabel dummy yaitu nilai 1 apabila keluarga

merupakan pemegang saham terbesar dan memegang lebih dari 20%

saham perusahaan yang beredar atau komisaris dan/ atau direksi

dalam perusahaan adalah anggota keluarga dinyatakan dengan 0 jika

sebaliknya Villalonga dan Amit (2006). Untuk kriteria pertama cara

mengidentifikasi apakah pemegang saham terbesar adalah anggota

keluarga dengan melihat pada komposisi pemegang saham pada tiap

Page 95: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

79

laporan tahunan. Untuk kriteria kedua untuk mengidentifikasi adanya

afiliasi hubungan keluarga antar anggota komisaris dan direksi dengan

cara melihat profil dan riwayat direksi dan komisari pada laporan

tahunan. Dari kriteria-kriteria di atas perusahaan keluarga dapat

diidentifikasi dengan memenuhi minimal salah satu dari kriteria di

atas.

4. Gender diversity (X3)

Beberapa definisi keragaman. disiimpulkan bahwa gender

diversity dalam dewan perusahaan merupakan salah satu dari berbagai

aspek keragaman Luckerath-Rovers (2011). Dalam penelitian ini

rumus untuk mengukur gender diversity pada dewan dengan cara

diukur dengan variabel dummy, jika perusahaan mempunyai anggota

dewan komisaris dan direksi wanita maka bernilai 1, tetapi jika

perusahaan tidak mempunyai anggota dewan komisaris dan direksi

wanita maka bernilai 0.

5. Corporate Governance (Z)

Sedangkan Corporate Governance yang merupakan variabel

pemoderasi (Z) Dalam penelitian ini Corporate Governance diukur

dengan analisis faktor menggunakan proksi sebagai berikut:

Page 96: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

80

6. Agresivitas Pajak (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Agresivitas Pajak.

Agresivitas pajak adalah keinginan perusahaan untuk meminimalkan

beban pajak yang dibayar dengan cara yang legal, ilegal, maupun

kedua-duanya. Penelitian ini mengukur agresivitas pajak dalam satu

proksi pengukuran utama yaitu Effective Tax Rates (ETR) sesuai

dengan model proksi Lanis dan Richardson (2012) yang dihitung dari:

Tabel 3.1

Operasional Variabel

No Variabel Pengukuran Skala

1 Ukuran

Perusahaan

(Ann dan

Manurung:

2019)

Size = Ln of Total Assets Rasio

2 Kepemilikan

Institusional

(Khan et.al.,

2017)

Kepemilikan Institusional:

Rasio

3 Kepemilikan

Keluarga

(Villalonga dan

Amit, 2006)

Kepemilikan Keluarga: variabel dummy

jika terindikasi kepemilikan keluarga = 1

jika tidak terindikasi kepemilikan

keluarga = 0

Nominal

4 Gender

diversity

(Luckerath-

Rovers, 2011)

variabel dummy, jika perusahaan

mempunyai anggota dewan komisaris dan

direksi wanita maka bernilai 1, tetapi jika

perusahaan tidak mempunyai anggota

dewan komisaris dan direksi wanita maka

bernilai 0

Nominal

Berlanjut ke halaman berikutnya

Page 97: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

81

Tabel 3.1 (lanjutan)

Operasional Variabel

No Variabel Pengukuran Skala

5 Corporate

Governance

(Kovrmann

dan Velte,

2018)

Rasio

6 Agresivitas

Pajak (Lanis

dan

Richardson,

2012)

Rasio

Page 98: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

82

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Data yang digunakan dalem penelitian ini adalah data sekunder

yang bersumber dari laporan tahunan perusahaan yang listing di Bursa

Efek Indonesia pada periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 yang

diperoleh melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat

www.idx.co.id, juga artikel, jurnal, penelitian terdahulu, serta sumber-

sumber lain yang relevan. Data yang digunakan yaitu terkait dengan

ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan keluarga,

gender diversity, Corporate Governance, dan agresivitas pajak. Dalam

penelitin ini digunakan metode purposive sampling untuk menentukan

sample. Penelitian secara purposive sampling mengindikasikan bahwa

sampel yang digunakan dalam penelitan merupakan representasi dari

populasi yang ada serta sesuai dengan tujuan penelitian. Metode analisis

yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif

dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010 dan

SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25.0 sebagai alat untuk

menguji data.

Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan informasi yang

relevan yang terkandung dalam data tersebut dan menggunakan hasilnya

untuk memecahkan suatu masalah. Berikut Tabel 4.1 yang mengajikan

perolehan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan sesuai dengan

kebutuhan penelitian:

Page 99: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

83

Tabel 4.1

Rincian Perolehan Sampel Penelitian

No Kriteria Jumlah

1 Perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2014—

2018 567

2 Perusahaan yang tidak delisting selama periode

penelitian 68

3 Perusahaan Pertambangan dan CPO yang terdaftar

di BEI tahun 2014—2018 58

4 Perusahaan yang laba bersih sebelum pajaknya

positif 52

5 Perusahaan yang menggunakan mata uang rupiah

dalam laporan keuangannya 35

6 Perusahaan yang menyediakan data yang lengkap

selama periode penelitian 10

Jumlah perusahan yang memenui kriteria 10

Jumlah tahun penelitian 5

Total sampel data selama 5 tahun penelitian dari tahun

2014 s.d. tahun 2018 50

Sumber: Output SPSS yang diolah

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif merupakan metode dimana semua data yang

berhubungan dengan penelitian dikumpulkan dan dikelompokkan

untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif

dengan membandingkan nilai minimum, nilai maksimum, dan rata-

rata dari sampel. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian

ini yaitu Ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan

keluarga, gender diversity, Corporate Governance, dan agresivitas

pajak.

Page 100: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

84

Tabel 4.2

Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Size 50 26,63 30,92 29,4149 1,14024

Inst Own 50 ,09 ,98 ,6502 ,20565

FamOwn 50 ,00 1,00 ,2000 ,40406

Gender 50 ,00 1,00 ,3400 ,47852

CG 50 ,25 ,50 ,3780 ,06584

Tax 50 -,75 ,72 -,2036 ,27535

Valid N

(Listwise)

50

Sumber: output SPSS yang diolah

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah data (Valid N)

yang ada di dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 sampel yang

berasal dari 10 perusahaan yang terdaftar di Bursa Ekef Indonesia

(BEI) selama lima periode yaitu pada tahun 2014—2018.

Selanjutnya hasil statistik deskriptif penelitian ini menunjukkan

bahwa variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai rata-rata

sebesar 29,4149 dengan standar deviasi sebesar 1,14024. Nilai

maksimum sebesar 30,92 yang terletak pada PT. Astra Agro Lestari

pada tahun 2018. Nilai minimum sebesar 26,63 yang terletak pada PT.

Citatah pada tahun 2014.

Variabel kepemilikan institusional (INST OWN) memiliki nilai

rata-rata sebesar 0,6502 dengan standar deviasi sebesar 0,20565. Nilai

maksimum sebesar 0,98 yang terletak pada PT. Bukit Asam pada

tahun 2016. Nilai minimum sebesar 0,09 yang terletak pada PT.

Timah Persero Tbk. pada tahun 2014.

Page 101: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

85

Variabel kepemilikan institusional (INST OWN) memiliki nilai

rata-rata sebesar 0,6502 dengan standar deviasi sebesar 0,20565. Nilai

maksimum sebesar 0,98 yang terletak pada PT. Bukit Asam pada

tahun 2016. Nilai minimum sebesar 0,09 yang terletak pada PT.

Timah Persero Tbk. pada tahun 2014.

Variabel Corporate Governance (CG) memiliki nilai rata-rata

sebesar 0,3780 dengan standar deviasi sebesar 0,06584. Nilai

maksimum sebesar 0,50 yang terletak pada PT. Sawit Sumbermas

Sarana pada tahun 2018. Nilai minimum sebesar 0,25 yang terletak

pada PT. Astra Agro Lestari pada tahun 2018.

Variabel agresivitas pajak (TAX) memiliki nilai rata-rata sebesar -

0,2036 dengan standar deviasi sebesar 0,27535. Nilai maksimum

sebesar 0,72 yang terletak pada PT. Sampoerna Agro Tbk. pada tahun

2016. Nilai minimum sebesar -0,75 yang terletak pada PT. Sawit

Sumbermas Sarana pada tahun 2018.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data

terdistribusi normal atau tidak. Hal ini dikarenakan model regresi

yang baik harus memiliki data yang berdistribusi normal. Ada 2

cara untuk mendeteksi normalitas data yaitu dengan analisis uji

statistik dan grafik. Untuk menguji normalitas data dalam

penelitian ini digunakan analisis uji statistik Kolmogorov-

Smirnov (K-S), grafik histogram, serta menggunakan grafik

Page 102: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

86

normal plot. Berikut ini merupakan tabel uji Kolmogorov-

Smirnov (K-S), grafik histogram, dan grafik normal plot yang

disajikan dalam penelitian

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolomogrov-Smirnov .

S

Sumber: Output SPSS yang diolah

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram

Sumber: Output SPSS yang diolah

Unstandardized

Residual

N 50

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,22443376

Most Extreme

Differences

Absolute ,117

Positive ,117

Negative -,104

Test Statistic ,117

Asymp. Sig. (2-tailed) ,087c

Page 103: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

87

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot

Sumber: Output SPSS yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.3 Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

pada Asymp. Sig. (2-tailed) mendapatkan nilai sebesar 0,087

yang artinya nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansinya

yaitu 0,05. Selanjutnya, berdasarkan grafik yang disajikan di atas

dapat dilihat baik grafik histogram maupun grafik normal P-Plot

memberikan pola data yang berdistribusi normal. Pada Gambar

4.1 dapat dilihat bahwa residual terdistribusi secara normal dan

berbentuk simestris tidak melenceng ke kanan atau ke kiri.

Selanjutnya pada Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik

menyebar dan berhimpit di sekitar garis diagonal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal atau konsisten dengan uji grafik histogram

Page 104: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

88

dan grafik normal P-Plot, maka model regresi dapat digunakan

untuk pengujian berikutnya.

b. Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk melihat apakah

terjadi korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika

nilai Tolerance> 0,1 dan VIF < 10, maka dapat dikatakan tidak

terjadi multikolinearitas antar variabel bebas. Berikut Tabel 4.4

yang menunjukkan hasil dari uji multikolinearitas:

Tabel 4.4

Colinearity Statistics

Sumber: Output SPSS yang diolah

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas di atas dapat dilihat

bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling

berkorelasi, karena memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10.

Maka dapat dikatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas antar

variabel (Ghozali, 2018).

c. Hasil Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2018), uji autokorelasi bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

SIZE ,445 2,247

INST OWN ,625 1,601

FAM OWN ,594 1,683

GENDER ,369 2,707

CG ,797 1,254

Page 105: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

89

kesalahan pengganggu (problem auto korelasi). Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Uji statistik

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu run test. Jika nilai run

test memiliki tingkat signifikan diatas > 0,05 berarti tidak terjadi

autokorelasi. Berikut Tabel 4.5 yang menunjukkan hasil dari uji

autokorelasi:

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi

Unstandardized Residual

Test Value -,01995

Casses < Test Value 25

Casses >= Test Value 25

Total Casses 50

Number of Runs 29

Z 0,857

Asymp. Sig (2-tailed) 0,391

Sumber: Data SPSS yang diolah

Hasil uji autokorelasi dengan run test menunjukkan bahwa

autokorelasi tidak terjadi karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) yang

diperoleh sebesar 0,391 yang berarti memiliki tingkat signifikansi

di atas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak

mengandung gejala autokorelasi (Ghozali, 2018).

d. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual

satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah satu cara untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan

melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen

Page 106: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

90

yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Berikut ini adalah

hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik

scatterplot

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Grafik Scatterplot

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Dari Gambar 4.3 uji heteroskedastisitas menggunakan

grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak

serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu

Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini tidak

terjadi heteroskedastisitas, sehingga model regresi ini layak

dipakai untuk pengujian berikutnya (Ghozali, 2018).

3. Uji Hipotesis

a. Pengujian Analisis Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan pengujian analisis regresi

berganda untuk menguji pengaruh antara semua variabel

Page 107: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

91

idependen ke variabel dependen. Tujuan analisis regresi berganda

ialah menggunakan nilai-nilai variabel independen yang diketahui

untuk meramalkan nilai variabel independen. Dalam penelitian

ini, pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan uji koefisien

determinasi (R2), uji signifikansi simultan (uji F), dan uji

signifikansi parsial (uji t).

1) Hasil Uji Koefisien Determinasi

Pada penelitian ini, pengujian koefisien determinasi (R2)

dilakukan untuk mengukur variabel independen yaitu Ukuran

perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan keluarga,

dan gender diversity dalam menerangkan variabel dependen

Nilai Perusahaan. Adapun hasil uji koefisien determinasi

dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Sumber: Data sekunder yang diolah

Dari Tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R

Square adalah sebesar 0,367. Hal ini berarti bahwa sebesar

36,7% variabel dependen atau Agresivitas pajak yang diukur

dipengaruhi oleh variabel independen yaitu ukuran

perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan keluarga,

dan gender diversity. Sisanya yaitu seebesar 63,3%

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,686a ,470 ,367 ,21907

Page 108: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

92

dipengaruhi oleh variabel lain seperti profitabilitas, leverage,

dan corporate social responsibility.

2) Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji signifikansi simultan (uji F) dilakukan untuk menguji

apakah semua variabel independen dalam model persamaan

regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama atas

variabel dependen. Uji signifikansi simultan (uji F) dilakukan

pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila agresivitas pajak F

lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak,

sebaliknya jika agresivitas pajak F lebih kecil dari 0,05 maka

H0 ditolak dan Ha diterima (Ghozali, 2018). Berikut ini

merupakan hasil uji signifikansi simultan (uji F):

Tabel 4.7

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 1,247 5 ,249 4,446 ,002b

Residual 2,468 44 ,056

Total 3,715 49

a. Dependent Variable: TAX

b. Predictors: (Constant), CG, SIZE, FAM OWN, INST OWN,

GENDER

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.7 mengenai tabel uji signifikansi simultan

(uji F) atau uji ANOVA dapat diketahui bahwa nilai F hitung

sebesar 4,446 dengan agresivitas pajak 0,002. Maka dari itu,

dikarenakan agresivitas pajak 0,002 lebih kecil dari 0,05 maka

Page 109: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

93

model persamaan regresi ini dapat disimpulkan bahwa semua

variabel independen yaitu ukuran perusahaan, kepemilikan

institusional, kepemilikan keluarha, dan gender diversity

berpengaruh secara simultan terhadap agresivitas pajak

3) Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukkan

seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara

individual dalam menerangkan variasi variabel dependen yang

diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Apabila nilai perusahaan t

lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak,

sebaliknya jika nilai perusahaan t lebih kecil dari 0,05 maka

H0 ditolak dan Ha diterima (Ghozali, 2018). Berikut ini

merupakan hasil uji signifikansi parsial (uji t). Hasil uji t

ditunjukkan dalam Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Beta

t Sig.

B Std. Error

1 (Constant) 3,379 1,351 2,502 ,016

SIZE -,130 ,044 -,538 -2,918 ,006

INST OWN ,456 ,208 ,340 2,188 ,034

FAM OWN ,247 ,109 ,363 2,278 ,028

GENDER -,138 ,116 -,239 -1,183 ,243

Sumber: data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa

koefisien model regresi memiliki nilai konstanta sebesar 3,379

Page 110: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

94

dengan nilai t hitung sebesar 2,502 dan tingkat signifikansi

sebesar 0,016. Konstanta sebesar 3,379 menandakan bahwa

jika variabel independen konstan maka rata-rata agresivitas

pajak adalah sebesar 3,379

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar

-2,918 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,006. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Variabel kepemilikan institusional memiliki t hting sebesar

2,188 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,034. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan

institusional berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Variabel kepemilikan keluarga memiliki nilai t hitung

sebesar 2,278 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,028. Hal

ini menunjukkan bahwa tingkat signifikansi di bawah 0,05.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel kepemilikan

keluarga berpengaruh terhadap agresivitas pajak

Variabel gender diversity memiliki t hitung sebesar -1,183

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,243. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat signifikansi di atas 0,05. Oleh

karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel gender diversity

tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Page 111: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

95

b. Pengujia Regresi Moderat (Moderated Regression Analysis-

MRA)

1) Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Pengujian parsial atau uji t digunakan untuk menunjukkan

seberapa jauh variabel moderasi memiliki pengaruh terhadap

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi

0,05. Apabila nilai perusahaan t lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika nilai perusahaan t

lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima

(Ghozali, 2018). Berikut ini merupakan hasil uji signifikansi

parsial (uji t). Hasil uji t ditunjukkan dalam Tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6,790 8,992 0,755 0,454

MSIZE 0,371 0,853 2,636 0,435 0,665

MINST OWN -5,584 2,756 -1,746 -2,026 0,049

MFAM OWN 3,386 3,862 1,864 1,434 0,159

MGENDER -0,367 0,349 -0,229 -1,052 0,299

Sumber: Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa

koefisien model regresi memiliki nilai konstanta sebesar

6,790 dengan nilai t hitung positif sebesar 0,755 dan tingkat

signifikansi sebesar 0,454. Konstanta sebesar 6,790

Page 112: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

96

menandakan bahwa jika variabel independen konstan maka

rata-rata agresivitas pajak adalah sebesar 6,790.

Variabel Corporate Governance dalam memoderasi ukuran

perusahaan memiliki nilai t hitung 0,435 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,665. Hal tersebut menunjukkan bahwa

tingkat signifikansinya di atas 0,05, sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel Corporate Governance tidak

berpengaruh dalam memoderasi hubungan ukuran perusahaan

terhadap agresivitas pajak.

Variabel Corporate Governance dalam memoderasi

kepemilikan institusional memiliki nilai t hitung neg -2,026

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,049. Hal tersebut

menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya di bawah 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Corporate

Governance berpengaruh dalam memoderasi hubungan

kepemilikan institusional terhadap agresivitas pajak.

Variabel Corporate Governance dalam memoderasi

kepemilikan keluarga memiliki t hitung sebesar 1,434 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,159. Hal tersebut menunjukkan

bahwa tingkat signifikansinya di atas 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan Corporate Governance tidak berpengaruh dalam

memoderasi hubungan kepemilikan keluarga terhadap

agresivitas pajak.

Page 113: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

97

Variabel Corporate Governance dalam memoderasi gender

diversity memiiliki t hitung sebesar -1,052 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0.299. Hal ini menunjukkan bahwa

tingkat signifikansinya di atas 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan Corporate Governance tidak berpengaruh dalam

memoderasi hubungan gender diversity terhadap agresivitas

pajak.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak

Dari data pada Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa variabel

ukuran perusahaan mempunyai nilai t hitung sebesar -2,918 dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,006. Hal tersebut menunjukkan bahwa

tingkat signifikansi < 0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai

standardized coefficient beta sebesar -0,538. Hal ini menunjukkan

bahwa hipotesis 1 diterima, dengan demikian terbukti variabel

ukuran perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yaitu

Deldago et al. (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

semakin besar total penjualan atau aset suatu perusahaan, maka

semakin besar ukuran dari perusahaan tersebut. Penjualan yang

dilakukan perusahaan akan mempengaruhi banyaknya laba

perusahaan, semakin besar laba yang dimiliki perushaan akan

berdampak pada semakin besarnya pajak yang harus dibayar

perusahaan. Aset yang dimiliki perusahaan menggambarkan ukuran

Page 114: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

98

perusahaan, namun setiap tahunnya aset yang dimiliki perusahaan

mengalami penyusutan, penyusutan tersebut dapat mengurangi laba

bersih yang diterrima perusahaan, sehingga besarnya beban pajak pun

akan berkurang .

Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin kompleks

transaksi yang terjadi di dalam perusahaan, sehingga hal ini dapat

menjadi celah yang memungkinkan dapat dimanfaatkan oleh pihak

manajemen perusahaan untuk melakukan tindakan agresivitas pajak

(Selviani, et.al., 2019).

Sedangkan tidak berpengaruhnya ukuran perusahaan terhadap

tindakan pajak agresif bisa disebabkan bahwa fenomena tindakan

pajak agresif tidak hanya memungkinkan untuk dilakukan oleh

perusahaan besar saja, bahkan perusahaan menengah hingga kecil

mampu melakukannya sehingga menyebabkan besar atau kecilnya

ukuran perusahaan tidak berdampak pada tindakan agresivitas pajak

sejalan dengan penelitian (Annisa, 2017).

Hasil dari penelitian ini sejalan dengan teori keagenan dimana

adanya kontrak antara pemilik (principal) dan manajemen agent).

manajemen diberikan wewenang untuk menjalankan perusahaan oleh

pemilik dengan harapan dapat mencapai target yang diinginkan oleh

pemilik. Namun, karena manajemen mendapatkan wewenang dari

pemilik untuk menjalankan perusahaan tersebut maka manajemen

lebih memahami mengenai internal dan kejadian-kejadian yang

terhadi di dalam perusahaan, terjadilah asimetri informasi dimana

Page 115: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

99

manajemen tidak sepenuhnya melaporkan segala kejadian yang

terjadi, dan cenderung bertindak untuk keuntungan pribadinya saja.

Oleh karena itu pemilik memerlukan agency cost untuk memantau dan

mengontrol aktivitas manajemen agar tetap berjalan sesuai dengan

yang diharapkan oleh pemilik

2. Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas Pajak

Dari data pada Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan institusional mempunyai nilai t hitung sebesar 2,188

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,034. Hal tersebut menunjukkan

bahwa tingkat signifikansi < 0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan

arah positif dengan nilai standardized coefficient beta sebesar 0,340.

Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 2 diterima, dengan demikian

terbukti variabel kepemilikan institusional berpengaruh terhadap

agresivitas pajak

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Ngadiman dan Puspitasari (2014) yang menyatakan

bahwa kepemilikan institusional memeiliki pengaruh terhadap

agresivitas pajak. Semakin tinggi kepemilikan institusional pada suatu

perusahaan, semakin besar pula beban pajak yang dimiliki suatu

perusahaan, hal ini dikarenakan semakin kecil kemungkinan praktik

agresivitas pajak yang dilakukan oleh perusahaan yang dimiliki

institusi. Pemilik institusional berdasarkan besar hak suara yang

dimiliki, mampu memaksa manajer untuk berfokus pada kinerja

ekonomi dan menghindari peluang untuk perilaku mementingkan diri

Page 116: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

100

senidiri. Keberadaan institusi yang memantau secara profesional

perkembangan investasinya akan menyebabkan tingkat pengendalian

terhadap tindakan manajemen sangat tinggi, sehingga potensi

melakukan agresivitas dapat ditekan (Cahyono, Andini, dan Raharjo,

2016).

Sedangkan hasil dari penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

terdahulu milik Dewi dan Jati (2014) yang menyatakan bahwa

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhdadap tindakan pajak

agresif dikarenakan pemilik institusional memiliki insentif untuk

memastikan bahwa manajemen membuat keputusan yang dapat

memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham institusional.

Keberadaan pemilik institusional menandakan tekanan terhadap

manajemen perusahaan untuk melakukan pajak agresif dalam rangka

memperoleh laba maksimal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori keagenan dengan pemilik

instituat sebagai principal memberikan wewenang kepada manajemen

untuk menjalankan perusahaan sebagai agent dan membuat laporan

keuangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terjadi dan secara

objektif. Pemilik institusional dapat memantau aktivitas manajemen

secara profesional agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan

oleh pemilik institut dan terhindar dari kegiatan yang dapat

menguntungkan manajemen sendiri, salah satunya dengan melakukan

agresivitas pajak.

Page 117: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

101

3. Pengaruh Kepemilikan Keluarga Terhadap Agresivitas Pajak

Dari data pada Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan institusional mempunyai nilai t hitung sebesar 2,278

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,028. Hal tersebut menunjukkan

bahwa tingkat signifikansi < 0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan

nilai standardized coefficient beta sebesar 0,363. Hal ini menunjukkan

bahwa hipotesis 3 diterima, dengan demikian terbukti variabel

kepemilikan keluarga berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Praptidewi dan Sukartha (2016) yang dalam

penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan dengan kepemilikan

keluarga (family owner) lebih berusaha untuk melakukan tindakan

pajak agresif. Dengan melakukan tindakan ini perusahaan dapat

menghemat beban pajak sehingga dapat mempertahankan kas yang

tersedia dan menggunakannya untuk aktivitas yang lebih

menguntungkan. Jadi dapat dikatakan bahwa perusahaan keluarga

menilai manfaat dari penghematan pajak dengan melakukan

agresivitas pajak masih lebih menguntungkan dibanding potensi

besarnya resiko akibat melakukan agresivitas pajak.

Sedangkan penelitian terdahulu oleh Chen et al. (2010)

menyatakan bahwa perushaan yang dimiliki oleh keluarga tidak

berpengaruh terhadap tindakan pajak agresif, dinyatakan bahwa

perushaan keluarga terbukti memiliki peringkat rendah dalam hal

agresivitas pajak. Hal ini disebabkan oleh perushaaan keluarga

Page 118: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

102

memiliki konsentrasi lebih untuk menghindari resiko akibat

melakukan agresivitas pajak dibanding harus melakukan agresivitas

pajak, karena perusahaan keluara membawa beban moral yaitu

reputasi dari keluarga pendiri perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori agensi, namun pada hal ini

kepemilikan keluarga menandakan bahwa perusahaan memiliki tipe

kepemilikan terkonsentrasi dimana keluarga memiliki saham yang

lebih besar dari pada pemilik non keluarga, keluarga menjadi

pemegang saham mayoritas sekaligus pengendali dan non keluarga

menjadi pemegang saham minoritas dan tidak memiliki kendali atas

perusahaan, oleh karena itu konflik yang terjadi dalam teori agensi

dalam hal ini terjadi antara pemegang saham pengendali dan non

pengendali.

4. Pengaruh Gender diversity Terhadap Agresivitas Pajak

Dari data pada Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan institusional mempunyai nilai t hitung sebesar -1,183

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,243. Hal tersebut menunjukkan

bahwa tingkat signifikansi >0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan

nilai standardized coefficient beta sebesar -0,239. Hal ini

menunjukkan bahwa hipotesis 4 ditolak, dengan demikian terbukti

variabel gender diversity tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Richardson et al. (2016) yang menyatakan kehadiran

perempuan dalam jajaran direksi mampu mengurangi tingkat pajak

Page 119: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

103

agresif. Dinyatakan bahwa kehadiran direktur wanita yang dipercaya

lebih berhati-hati dalam bertindak dan mengambil keputusan dapat

membangun dan mempertahankan standar etika membantu

pemantauan keuangan serta strategi pajak yang lebih ketat, sehingga

menghasilkan agresivitas pajak yang minim.

Namun hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Khaoula dan Ali (2012) yang menyatakan bahwa

keberagaman gender dalam jajajaran direksi tidak berpengaruh

terhadap perencanaan pajak yang diiukur menggunakan ETR. Hasil

penelitiannya tidak berpengaruh dikarenakan rendahnya presentase

direktur wanita. Sehingga perbedaan dalam berpendapat, pegetahuan

dan pengalaman tidak dapat meminimalisasi pajak perusahaan karena

perencanaan pajak yang didominasi oleh direktur pria. Dalam

penelitian nya pria dianggap lebih ahli dalam meminimalkan pajak

perusahaan serta bertindak dengan menggunakan strategi perpajakan.

Hasil ini menentang teori feminisme yang menyatakan bahwa

gender pria dan wanita merupakan setara, dan tidak ada yang lebih

dinggulkan, namun pada peneilirian ini ditemukannya jumlah direksi

wanita yang dangat sedikit bila dibandingkan dengan direksi dengan

gender pria.

5. Pengaruh Corporate Governance Dalam Memoderasi Hubungan

Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak

Dari data pada Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel

interaksi antara Corporate Governance dengan ukuran perusahaan

Page 120: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

104

mempunyai nilai t hitung 0,435 dengan tingkat signifikansi sebesar

0,665. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansi > 0,05.

Hasil penelitian juga menunjukkan arah positif dengan nilai

standardized coefficient beta sebesar 2,636. Hal ini menunjukkan

bahwa hipotesis 5 ditolak, dengan demikian terbukti variabel

corporate governance tidak dapat memperkuat hubungan ukuran

perusahaan terhadap agresivitas pajak.

Corporate Governance tidak dapat memoderasi hubungan antara

ukuran perusahaan terhadap tindakan pajak agresif, artinya good

Corporate Governance tidak dapat mempekuat hubungan ukuran

perusahaan terhadap agresivitas pajak, penelitian ini tidak sejalan

dengan penelitian Widiasmara et al. (2017) yang menyatakan bahwa

Corporate Governance dapat memoderasi hubungan antara ukuran

perusahaan terhadap tindakan agresivitas pajak.

Sedangkan hasil penelitian ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Yolanda (2019) yang menyatakan bahwa Corporate

Governance tidak dapat memoderasi hubungan antara ukuran

perusahaan terhadap agresivitas pajak. Seperti halnya penelitian yang

dilakukan oleh Deldago et al. (2012) yang sebelumnya menyatakan

bahwa besarnya perusahaan menyatakan perusahaan memiliki jumlah

aset yang cukup banyak dan tentunya akan ada pengakuan pada

penyusutan aset di tiap tahunnya. Selain itu semakin besar perusahaan

maka semakin kompleks transaksi yang terjadi sehingga semakin

besar kemungkinan penyelundupan di antara celah-celah transaksi

Page 121: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

105

yang cukup kompleks. Dalam penelitian Armstrong, Blouin,

Jagolinzer, dan Larcker (2015) dinyatakan bahwa komisaris

independen yang merupakan indikator good Corporate Governance

dalam penelitian ini kurang memahami latar belakang serta

komplekstitas yang terjadi di dalam perusahaan sehingga

menyebabkan komisaris independen tidak familiar dalam menyelidiki

tindakan agesivitas pajak yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.

Oleh karena itu corporate governance tidak dapat memperkuat

pengaruh ukuran perusahaan terhadap agresivitas pajak.

6. Pengaruh Corporate Governance Dalam Memoderasi Hubungan

Kepemilikan Institusional Terhadap Agresivitas Pajak

Dari data pada Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel

interaksi antara Corporate Governance dengan kepemilikan

institusional mempunyai nilai t hitung -2,026 dengan tingkat

signifikansi sebesar 0,049. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

signifikansi < 0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai

standardized coefficient beta sebesar -1,746. Hal ini menunjukkan

bahwa hipotesis 6 diterima, dengan demikian terbukti variabel

corporate governance dapat memperkuat hubungan kepemilikan

institusional terhadap agresivitas pajak.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Corporate Governance

dapat memoderasi hubungan antara kepemilikan institusional terhadap

agresivitas pajak, artinya Corporate Governance dapat memperkuat

hubungan kepemilikian institusional terhadap agresivitas pajak sesuai

Page 122: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

106

dengan penelitian terdahulu oleh Ngadiman dan Puspitasari (2014)

yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional mampu

mempengaruhi aktivitas agresivitas pajak, dalam penelitiannya

dinyatakan semakin banyak kepemilikan oleh institusi cenderung

mengarahkan perusahaan dalam melakukan tindakan sesuai aturan

hukum, juga semakin besar persentase kepemilikan saham

institusional maka berdasarkan besar hak suara yang dimiliki, mampu

memaksa manajer untuk berfokus pada kinerja ekonomi dan

menghindari peluang untuk perilaku mementingkan diri sendiri.

Selanjutnya penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Setyawan,

Endang, dan Juanda (2019) menyatakan bahwa Corporate

Governance dapat mempengaruhi tindakan agrsivitas pajak, dalam

penelitiannya Corporate Governance yang diproksikan dengan

komisaris independen menyatakan ketika suatu perusahaan dengan

pihak independen yang tinggi maka perusahaan akan cenderung

melakukan kegiatan yang menaati peraturan, hal ini dikarenakan pihak

independen tidak dapat diintervensi dalam hal pengambilan

keputusan.

Oleh karena itu penelitian Ngadiman dan Puspitasari (2014)

dengan penelitian Setyawan et al. (2019) dapat saling mendukung

sehingga hasil penelitian mereka mendukung hasil penelitian ini,

Adaya Corporate Governance dapat memperkuat posisi kepemilikan

institusional dalam memantau atau mengeontorl setiap langakh yang

diambil manajemen agar terhindar dari idakan yang hanya

Page 123: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

107

menguntungkan manajemen saja salah satunya adalah dengan

melakukan agresivitas pajak. Oleh karena itu corporate governance

dapat memperkuat pengaruh keepemilikan institusional terhadap

agresivitas pajak.

Dengan adanya institusional sebagai pemilik persusahaan maka

kpemilikan institusional dan komisaris independen saling bekerjasama

maka hal ini dapat mengurangi agency cost yang dapat ditanggung

oleh perusahaan untuk mengontrol aktiviytas manajemen.

7. Pengaruh Corporate Governance Dalam Memoderasi Hubungan

Kepemilikan Keluarga Terhadap Agresivitas Pajak

Dari data pada Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel

interaksi antara Corporate Governance dengan kepemilikan keluarga

mempunyai nilai t hitung sebesar 1,434 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,159. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansi >

0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai standardized coefficient

beta sebesar 1,864. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 7 ditolak,

dengan demikian terbukti variabel corporate governance tidak dapat

memperkuat hubungan kepemilikan keluarga terhadap agresivitas

pajak.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa corporate governance tidak

dapat memoderasi hubungan kepemilikan keluarga terhadap

agresivitas pajak. Hal ini mendandakan bahwa good Corporate

Governance tidak dapat memperkuat pengaruh kepemilikan keluarga

terhadap agresivitas pajak. Perusahaan yang dimiliki oleh keluarga

Page 124: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

108

lebih berusaha dalam melakukan kegiatan pajak agrsif dalam rangka

mempertahankan kas yang tersedia dan menggunakannya untuk

aktivitas yang lebih menguntungkan, hasil penelitin ini diperkuat oleh

hasil penelitian terdahulu yaitu Armstrong et al. (2015) yang

menyimpulkan bahwa komisaris independen yang merupakan

indikator dari Corporate Governance berpengaruh positif terhadap

agresivitas pajak, dinyatakan bahwa biasanya komiaris independen

kurang memahami latar belakang dan kompleksitas kegiatan bisnis

perusahaan. Hal ini mengakibatkan komisaris independen kurang

familiar dengan tindakan agresivitas yang dilakukan manajemen

perusahaan.

Penempatan jabatan komisaris independen kurang memperhatikan

kompetensi dan integritas komisaris. Penempatan ini umumnya

sebagai penghormatan atau penghargaan aja. Selain itu pengetahuan

dewan komisaris independen mengenai core business perusahaan juga

kurang menmadai dan menyebabkan pengawasan yang dilakukan

terhadap aktivitas perusahaan menjadi tidak maksimal I. Surya dan

Ystiavandana (2008), penelitian ini selaras dengan penelitian oleh

Hadi dan Mangoting (2014). Mereka menyimpulkan bahwa

penempatan atau penambahan angota dewan komisaris independen

dimungkinkan hanya sekedar memenuhi ketentuan formal yang

disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni minimal sebesar

30% dari total komisaris. Berdasarkan analisis statistik deskriptif

dalam penelitian ini rata-rata perushaan tambang dan CPO memiliki

Page 125: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

109

proporsi komisaris independen sebesar 37% yang mengindikasikan

bahwa perusahaan tersebut hanya sekedar memenuhi ketentuan

peraturan yang ada.

8. Pengaruh Corporate Governance Dalam Memoderasi Hubungan

Gender diversity Terhadap Agresivitas Pajak

Dari data pada Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa variabel

interaksi antara Corporate Governance dengan gender diversity

mempunyai nilai t hitung sebesar -1,052 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0.299. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat signifikansi >

0,05. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai standardized coefficient

beta sebesar -0,229. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis 8 ditolak,

dengan demikian terbukti variabel ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Hasil Penelitin ini menyatakan bahwa Corporate Governance tidak

dapat memoderasi hubungan gender diversity terhadap agresivitas

pajak, artinya Corporate Governance tidak dapat memperkuat

hubungan gender diversity terhadap agresivitas pajak. Hal ini

menunjukan dengan adanya direksi perempuan di dalam suatu

perusahaan tidak dapat memberikan pengaruh yang signfikan terhadap

setiap keputusan yang diambil oleh manajemen karena jumlahnya pun

yang tidak sebanding dengan banyaknya direksi laki-laki. Jika

dikaitkan dengan teori feminisme dalam penelitian ini yaitu teori

mengenai paham kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan,

maka teori ini menuntut suatu perusahaan untuk tidak membedakan

Page 126: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

110

atau tidak mengutamakan laki-laki dibandingkan peremupuan untuk

memenuhi jabatan komisaris maupun direksi.

Dengan adanya Corporate Governance yang diindikasikan dengan

komisaris independen, berdasarkan penelitian I. Surya dan

Ystiavandana (2008) yang menyatakan bahwa jabatan sebagai

komisaris independen semata-mata hanya untuk menjadi formalitas

karena adanya tuntutan dari otoritas jasa keuangan dan dibuktikan

melalui statistik deskriptif dalam penelitian ini yang menyatakan

bahwa proporsi dewan komisaris independen sebesar 37%, sedangkan

syarat yang ditentukan oleh OJK adalah minimal 30% dari total

komisaris, berdasarkan penelitian Rosidy dan Nugroho (2019)

menyimpulkan komisaris independen tidak dapat benar-benar

melakukan pengawasan terhadap tindakan agresif suatu perusahaan.

Page 127: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

111

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini meneliti tentang pengaruh ukuran perusahaan,

kepemilikan institusional, kepemilikan keluarga, dan gender diversity

terhadap agresivitas pajak dengan Corporate Governance sebagai variabel

moderasi. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan dan

CPO yang terdaftar di BEI dan tidak delisting selama periode penelitian

yaitu 2014—2018. Berdasarkan hasil penlitian terhadap 50 sampel

penelitian diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap agresivitas pajak. Semakin

besar perusahaan semakin kompleks pula transaksi yang terjadi

sehingga memungkinan peluang untuk melakukan tindaka agresif

menjadi lebih besar.

2. Kepemilikan institusional bepengaruh terhadap agresivitas pajak.

Perushaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh institusi lebih

memilih jalur aman yang mentaati setiap peraturan yang ada sehingga,

kepemilkan instituional dengan jumlah saham yang besar dapat ikut

andil dalam pengambilan keputusan dan mencega manajemen untuk

melakukan tindakan pajak agresif.

3. Kepemlikan keluarga berpengaruh teradap agresivitas pajak.

Perusahaan dengan status perusahaan keluarga cenderung menjaga kas

yang tersedia untuk hal yang lebih menguntungkan sehingga memicu

tindakan pajak agresif.

Page 128: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

112

4. Gender diversity tidak berpengaruh terhadap agresivitas pajak.

Sebagian besar perusahaan memilih laki-laki untuk mengisi posisi

sebagai komisaris maupun direksi sehingga keberadaan wanita tidak

terlalu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan

manajemen untuk melakukan tindakan agresif.

5. Corporate Governance tidak dapat memperkuat pengaruh ukuran

perushaan terhadap agresivitas pajak.

6. Corporate Governance dapat memperkuat pengaruh kepemilikan

institusional terhadap agresivitas pajak.

7. Corporate Governance tidak dapat memperkuat pengaruh

kepemilikan keluarga terhadap agresvitas pajak.

8. Corporate Governance tidak dapat memperkuat pengaruh gender

diversity terhadap agresivitas pajak.

B. Saran

Peneliti berharap di masa yang akan datang penelitian selanjutnya mampu

menyajikan hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya

beberapa masukan di bawah ini:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu memperluas penelitian

menjadi beberapa sektor perusahaan, atau menambah waktu periode

penelitian.

2. Peneliti selanjutya, disarankan untuk menambah lebih banyak sumber

dan literatur yang relevan dengan topik peneltian

3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapa menggunakan variabel

independen yang lalin untuk meningkatkan hasil variasi sehinggal

Page 129: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

113

dapat mengetahui faktor-faktor lain yang dapat dikaitkan dengan

peneltian ini seperti corporate social responsibility, nilai perusahaan,

dan profitabilitas.

Page 130: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

114

DAFTAR PUSTAKA

Amri, M. (2017). Pengaruh Kompensasi Manajemen Terhadap Penghindaran

Pajak. Jurnal Akuntansi Riset, 9(1), 1–14.

Anderson, R. C., & Reeb, D. M. (2003). Founding-Family Ownership and Firm

Performance: Evidence from the S&P 500. Journal of Finance, 58(3), 1301–

1327. https://doi.org/10.1111/1540-6261.00567.

Adhikari, Hari P., & Sutton, Ninon K. (2016) All in the Family:The Effect of

Family Ownership on Acquisition Performance. .Journal of Economics and

Business. http://dx.doi.org/10.1016/j.jeconbus.

Ann, S., & Manurung, A. H. (2019). The Influence of Liquidity, Profitability,

Intensity Inventory, Related Party Debt, And Company Size To Aggressive

Tax Rate. Archives of Business Research, 7(3), 105–115.

Annan, B., Bekoe, W., & Nketiah-Amponsah, E. (2014). Determinants of Tax

Evasion in Ghana: 1970-2014. International Journal of Economic Sciences

and Applied Research 6 (3): 97-121.

Annisa. (2017). Pengaruh Return on Asset, Leverage, Ukuran Perusahaan, dan

Koneksi Politik Terhadap Penghindaran Pajak. 4(1), 685–700.

Annisa, N. A., & Kurniasih, L. (2012). Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi Dan Auditing, 8(2), 95–189.

Anonim. 2017. Selain Kontributor Terbesar PDB, Industri Jadi Penyetor Pajak

Tertinggi. https://kemenperin.go.id/artikel/18341/Selain-Kontributor-

Terbesar-PDB,-Industri-Jadi-Penyetor-Pajak-Tertinggi diakses pada 16

Februari 2020.

Ardyansah, D., & Zulaikha. (2014). Pengaruh Size, Leverage, Profitability,

Capital Instensity, Dan Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate

(ETR). Diponegoro Journal of Accounting, 3(2), 1–9.

Armstrong, C. S., Blouin, J. L., Jagolinzer, A. D., & Larcker, D. F. (2015).

Corporate Governance, Incentives, and Tax Avoidance. Journal of

Accounting and Economics, 60(1), 1–17.

https://doi.org/10.1016/j.jacceco.2015.02.003

Betz, M., O‘Connell, L., & Shepard, J. M. (1989). Gender Differences in

Proclivity for Unethical Behavior. Journal of Business Ethics, 8, 321–324.

Boussaidi, A., & Hamed, M. S. (2015). The Impact of Governance Mechanism on

Tax Aggressiveness: Empirical Evidence From Tunisian Context. Asian

Economic and Social Society, 5(1), 1–12.

https://doi.org/10.18488/journal.1006/2015.5.1/1006.1.1.12.

Budhiman, I. 2019. KPK Soroti Kepatuhan Pajak Sektor Industri Kelapa Sawit.

https://kabar24.bisnis.com/read/20190716/16/1124995/kpk-soroti-kepatuhan-

pajak-sektor-industri-kelapa-sawit. diakses pada 25 Februari 2020.

Page 131: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

115

Budiman, J., & Setiyono. (2012). Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap

Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Jurnal Akuntansi.

Cahyono, D. D., Andini, R., & Raharjo, K. (2016). Pengaruh Komite Audit,

Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan, Laverage,

Dan Profitabilitas, Terhadap Tindakan Penghindaran Pajak Pada Perusahaan

Perbankan Yang Listing Di BEI Periode Tahun 201-2013. Journal of

Accounting, 2(2).

Campbell, K., & Minguez-Vera, A. (2014). Gender Diversity in the Boardroom

and Firm Financial Performance. Journal Og Business Ethics, (February

2008). https://doi.org/10.1007/s10551-007-9630-y

Carter, D. A., Souza, F. D., Simkins, B. J., & Simpson, W. G. (2010). The Gender

and Ethnic Diversity of US Boards and Board Committees and Firm. 18(5),

396–414. https://doi.org/10.1111/j.1467-8683.2010.00809.x

Cheisviyanny, C., & Rinaldi. (2015). Pengaruh Profitabilitas , Ukuran

Perusahaan Dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance ( Studi

Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2010-

2013 ).

Chen, S., Chen, X., Cheng, Q., & Shevlin, T. (2010). Are Family Firms More Tax

Aggressive Than Non-Family Firms? Journal of Financial Economics, 95(1),

41–61. https://doi.org/10.1016/j.jfineco.2009.02.003

Chu, W. (2009). Family Ownership And Firm Performance: Influence of Family

Management, Family Control, And Firm Size. (28), 833–851.

https://doi.org/10.1007/s10490-009-9180-1

Claessens, S., Djankov, S., & Lang, L. H. P. (1999). The Separation of Ownership

and Control in East The separation of ownership and control in East Asian

Corporations ଝ. 58(November), 81–114. https://doi.org/10.1016/S0304-

405X(00)00067-2

Croson, R., & Gneezy, U. (2009). Gender Differences in Preferences. Journal of

Economic Literature, 47(2), 1–27.

Darmayasa, N., & Hardika, N. S. (2011). Perencanaan Pajak dari Aspek Rasio

Total Benchmarking, Kebijakan Akuntansi, dan Administrasi Sebagai

Strategi Penghematan Pajak. Jurnal Bisnis Dan Kewirausahaan, 7(3), 162–

169.

Deldago, F. J., Fernandez-rodriguez, E., & Martinez-arias, A. (2012). Size and

other Determinants of Corporate Effective Tax Rates in US Listed

Companies. International Research Journal of Finance and Economics, (98),

160–167.

Desai, M. A., & Dharmapala, D. (2007). Tax and Corporate Governance: An

Economic. 383.

Page 132: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

116

Dewi, N. N. K., & Jati, I. K. (2014). Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik

Perusahaan, Dan Dimensi Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Pada Tax

Avoidance Di Bursa Efek Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana, 6(2), 249–260.

Direktorat Jendral Pajak. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun

2009 Tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor Tahun

1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Menjadi

Undang-Undang. , (2009).

E.T. 2016. https://pengampunanpajak.com/2016/10/31/spv-dan-pajak-kelapa-

sawit/. SPV dan Pajak Kelapa Sawit. diakses pada 25 Februari 2020.

Faccio, M., & Lang, L. H. P. (2002). The Ultimate Ownership of Western

European. Journal of Financial Economics, 65, 365–395.

Fallan, L. (1999). Gender, Exposure to Tax Knowledge, and Attitudes Towards

Taxation; An Experimental Approach. Journal of Business Ethics, 18, 173–

184.

Feranika, A., Mukhzarudfa, & Aurora, T. L. (2014). Pengaruh Kepemilikan

Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kualitas Audit, Karakter

Eksekutif, Dan Laverage Terhadap Tax Avoidance. (2), 31–39.

Francis, B., Hasan, I., Park, J. C., & Wu, Q. (2014). Gender Differences in

Financial Reporting Decision-making: Evidence From Accounting

Conservatism.

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBS SPSS 25

(9th ed.). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Globalwitness. (2019). Pengalihan Uang Batu Bara Indonesia: Bagaimana

Sejumlah Besar Uang Batu Bara Dipindahkan Ke Lepas Pantai dan

Menghilang.

Hadi, J., & Mangoting, Y. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan dan

Karakteristik Dewan Terhadap Agresivitas Pajak. Tax & Accounting Review,

4(2), 1–10.

Hanum, H. R., & Zulaikha. (2013). Pengaruh Karakteristik Corporate Governance

Terhadap Effective Tax Rate. Diponegoro Journal of Accounting, 2(2), 1–10.

Hartono, J., & Abdillah, W. (2014). Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least

Square) Penelitiain Empiris. Yogyakarta: BPFE.

Haruman, T. (2008). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan

Keuangan dan Nilai Perusahaan.

Hidayanti, A. N., & Laksito, H. (2013). Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga

dan Corporate Governance terhadap Tindakan Pajak Agresif. Diponegoro

Journal of Accounting, 2(2), 1–12.

Page 133: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

117

Jensen, M. C., & Meckling, H. W. (1976). Theory Of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs, And Ownership Structure. Journa of Financial

Economics, 3, 305–360.

Kastlunger, B., Dressler, S. G., Kirchler, E., Mittone, L., & Voracek, M. (2010).

Sex Differences in Tax Compliance: Differentiating Between Demographic

Sex, Gender-role Orientation, and Prenatal Masculinization (2D : 4D).

Journal of Economic Psychology, 31(4), 542–552.

https://doi.org/10.1016/j.joep.2010.03.015

Khan, M., Srinivasan, s., & Tan, L. (2017). Intitutional Ownership and Tax

Avoidance: New Evidence. The Accounting Review. 92(2). 101-122. DOI:

10.2308/accr-51529.

Khaoula, A., & Ali, Z. M. (2012). The Board of Directors and The Corporate Tax

Planning: Empirical Evidence From Tunisia. International Journal of

Accounting and Financial Repoarting, 2(2), 142–157.

https://doi.org/10.5296/ijafr.v2i2.2525

Khumairoh, F., Solikhah, B., & Yulianto, A. (2017). Praktik Penghindaran Pajak

Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XX, 1–

20. Jember.

Komarudin, A., Imam, S., & Atmini, S. (2007). Investigasi Motivasi dan Strategi

Manajemen Laba pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal TEMA, 8(1),

37–55. https://doi.org/10.18202/tema.v8i1.106

Kurniasih, T., & Sari, M. M. R. (2013). Pengaruh Return on Assets, Leverage,

Corporate Governance, Ukuran Peruashaan, dan Kompensasi Rugi

FiskalPada Tax Avoidance. Jurnal Akuntasni, 18(1), 58–66.

Kusumastuti, S., Supatmi, & Sastra, P. (2007). Pengaruh Board Diversity

Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance. Journal

of Accounting, 9(2), 88–98.

Lanis, R., & Richardson, G. (2012). Corporate social responsibility and tax

aggressiveness : An empirical analysis. Journal of Accounting and Public

Policy, 31(1), 86–108. https://doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2011.10.006

Luckerath-Rovers, M. (2011). Women on Boards and Firm Performance. 491–

509. https://doi.org/10.1007/s10997-011-9186-1

Maraya, A. D., & Yendrawati, R. (2016). Pengaruh Corporate Governance dan

Corporate Social Responsibility Disclosure Terhadap Tax Avoidance: Studi

Empiris Pada Perusahaan Tambang dan CPO. Jurnal Akuntansi & Auditing

Indonesia, 20(2), 147–160.

Merslythalia, D. R., & Lasmana, M. S. (2016). Pengaruh Kompetensi Eksekutif,

Ukuran Perusahaan, Komisaris Independen, dan Kepemilikan Institusional

Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 11(2), 117–

124. https://doi.org/https://doi.org/10.24843/JIAB.2016.v11.i02.p07.

Page 134: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

118

Mumtahanah, S.N. & Septiani, A. (2017). Pengaruh Pengungkapan Corporate

Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak Dengan Moderasi

Kepemilikan Saham Oleh Keluarga. Diponegoro Juornal of Accounting.

6(4). 1-13.

Mustami, A.A. 2016. Diduga Demi Menghindri Pajak Hampir Semua Grup

Perusahan Besar Punya SPV Siapa Sajakah Mereka?.

https://www.tribunnews.com/bisnis/2016/03/23/diduga-demi-menghindari-

pajak-hampir-semua-grup-perusahaan-besar-punya-spv-siapa-sajakah-

mereka diakses pada 17 Februari 2020.

_________. 2016. Nyaris Semua Grup Besar Memiliki SPV.

https://nasional.kontan.co.id/news/nyaris-semua-grup-besar-memiliki-spv

diakses pada 17 Februari 2020

Nagoro, M.W. 25% Tarif PPh Badan Anomali?

https://www.pajak.go.id/artikel/25-tarif-pph-badan-anomali. diakses pada 15

Februari 2020.

Ngadiman, & Puspitasari, C. (2014). Pengaruh Leverage, Kepemilikan

Institusional, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal

Akuntansi, XVIII(03), 408–421.

Nugraha, N. B., & Meiranto, W. (2015). Pengaruh Corporate Social

Responsibility, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Capital

Intensity Terhadap Agresivitas Pajak. Diponegoro Journal of Accounting,

4(4), 1–14.

Nuraeni, A. 2015. Indonesia Darurat uang Ilegel.

https://pwypindonesia.org/id/indonesia-darurat-aliran-uang-ilegal/. diakses

pada16 Februari 2020.

_________. 2015. Jangan Ampuni Perusahaan tambang Pelaku Kejahatan

Perpajakan!!!. https://pwypindonesia.org/id/jangan-ampuni-perusahaan-

tambang-pelaku-kejahatan-perpajakan/ diakses pada 16 Februari 2020.

Nurfadilah, Mulyati, H., Purnamasari, M., & Niar, H. (2016). Pengaruh Leverage,

Ukuran Perusahaan, dan Kualitas Audit Terhadap Penghindaran Pajak ( Studi

Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2011-2015 ). Seminar Nasional Dan The 3rd Call for Syariah Paper,

441–449.

Nuryati. (2015). Feminisme dalam kepemimpinan.

Oyenike, O., Olayinka, E., & Emeni, F. (2016). Female Directors and Tax

Aggressiveness of Listed Banks in Nigeria. 3rd International Conference on

African Development Issues, 293–299.

Pasopati, G dan Armenia, R. 2016. PWYP: Uang ‗Haram‘ di Indonesia Terbanyak

ke7 sedunia https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160410175751-78-

122923/pwyp-uang-haram-di-indonesia-terbanyak-ke-7-sedunia diakses pada

Page 135: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

119

16 Februari 2020.

Perkasa, A. 2017. KPK Temukan 63 Ribu Wajib Pajak Industri Sawit Kemplang

Pajak. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170503174824-12-

212023/kpk-temukan-63-ribu-wajib-pajak-industri-sawit-kemplang-pajak.

diakses pada 25 Februari 2020.

_________. 2018. Perusahaan Sawit ‗Pengemplang‘ Pajak Mulai Ditelusuri.

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180329151416-532-

286858/perusahaan-sawit-pengemplang-pajak-mulai-ditelusuri diakses pada

25 Februari 2020.

Pohan, C. A. (2013). Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan

Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Porta, R. L. A., Lopez-de-silanes, F., & Shleifer, A. (1999). Corporate Ownership

Around the World. The Journal of Finance, LIV(2), 471–581.

Pradana, A.B. & Ardiyanto, D. (2017). Pengaruh Karakteristik Pengawasan

Dewan Komisaris Terhadap Agresivitas Pajak Perusahaan. Diponegoro

Journal of Acconting. 6(4). 1-9.

Prameswari, F. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak

Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi. 3(4).

Praptidewi, L. P. M., & Sukartha, I. M. (2016). Pengaruh karakteristik EKsekutif

dan Kepemilikan Keluarga Pada TaxAvoidance Perusahaan. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana, 17(1), 426–452.

Pratiwi, A. P. (2018). Pengaruh Kepemilikan Institusional Dan Kinerja Keuangan

Terhadap Penghindaran Pajak Dengan Corporate Sosial Responsibility

Sebagai Pemediasi Kepemilikan Institusional Dan Kinerja Keuangan

Terhadap Penghindaran Pajak Dengan Corporate Sosial Responsibility.

9(2), 57–67.

Purba, H. (2017). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas

Pajak Dengan Kepemilkan Keluarga Sebagai Variabel Pemoderasi. Profita.

10(2).

Puspita, S. R., & Harto, P. (2014). Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap

Pengjindaran Pajak. Diponegoro Journal of Accounting, 3(2), 1–13.

Putri, A. A., & Lawita, N. F. (2019). Pengaruh Kepemilikan Institusional dan

Kepemilikan Manajerial Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Akuntasni

Dan Ekonomika, 9(1), 68–76.

Putri, S. E. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Returm On Asset (ROA),

Leverange Dan Intensitas Modal Terhadap Tarif Pajak Efektif. 3(1), 1506–

1519.

Rachmawati, A., & Triatmoko, H. (2007). Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kualitsa Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Nasional

Page 136: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

120

Akuntansi X, 1–26. Makassar.

Rahimipour, A. (2017). Investigation of the Impact of Women‘s Representation

and Participation on Board of Directors on Tax Avoidance in Listed

Companies on the Tehran Stock Exchange ( TSE ). Specilaity Journal of

Accounting and Economics, 3(2), 12–22.

Rego, S. O., & Wilson, R. (2012). Equity Risk Incentives and Corpoarte Tax

Aggressiveness. Journal of Accounting Research, 50(3), 775–811.

https://doi.org/10.1111/j.1475-679X.2012.00438.x

Rengganis & Putri. (2018). Pengaruh Corporate Goevrnance dan Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Terhadap Agresivitas Pajak. E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana. 24(2), 871-898.

Richardson, G., & Lanis, R. (2007). Determinants of the Variability in Corporate

Effective Tax Rates and Tax Reform: Evidence From Australia. Journal of

Accounting and Public Policy, 26, 689–704.

https://doi.org/10.1016/j.jaccpubpol.2007.10.003

Richardson, G., Taylor, G., & Lanis, R. (2016). Women on the Board of Directors

and Corporate Tax Aggressiveness in Australia: An Empirical Analysis.

Accounting Research Journal, 29(3).

Ridwan, Y., Zaitul, & Yulistia, R. (2015). Pengaruh Gender Diversity Dalam

Dewan Komisaris, Dewan Komisaris Independe, Ukuran Dewan Komisaris

Terhadap Perencanaan Pajak. Jurnal Akuntansi.

Rosidy, D., & Nugroho, R. (2019). Pengaruh Komisaris Independen Dan

Kompensasi Eksekutif Terhadap Agresivitas Pajak. Info Artha, 3(1), 55–65.

https://doi.org/10.31092/jia.v3i1.563

Rusydi, M. K., & Martani, D. (2014). Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap

Aggressive Tax Avoidance. 1–19.

Ryan, N. 2017. Pemrpov Papua Minta Freeport Lunasi Pajak Air Permukaan.

https://tirto.id/pemprov-papua-minta-freeport-lunasi-pajak-air-permukaan-

cxmN diakses pada 17 Februari 2020.

Sari, D. K., & Martani, D. (2010). Ownership Characteristics, Corporate

Governance, and tax Aggrssiveness. Accounting Conference Doctoral

Colloquium, 27–28.

Sartori, N. (n.d.). Effects of Stratight Tax Behaviors on Corporate Governance.

Selviani, Rr., Supriyanto, J., & Fadillah, H. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan

dan Leverage Terhadap Penghindaran Pajak. Jurnal Akuntansi, 1–15.

Setyawan, S., Endang, D. W., & Juanda, A. (2019). Kebijakan Keuangan Dan

Good Corporate Governance Terhadap Agresivitas Pajak. Jurnal Reviu

Akuntansi Dan Keuangan, 9(3), 327–342.

https://doi.org/10.22219/jrak.v9i3.65

Page 137: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

121

Shleifer, A., & Vishny, R. W. (1997). A Survey of Corporate Governance. The

Journal of Fiance, LII(2), 737–783.

Sidanti, H., & Cornaylis, V. (2018). Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris

Perusahaan Manufaktur Sektor Pertanian Subsektor Perkebunan Di Bei).

Inventory: Jurnal Akuntansi, 1(2), 201.

https://doi.org/10.25273/inventory.v1i2.2440

Simanjuntak, A. (2007). Prinsip-Prinsip Manajemen Bisnis Keluarga (Family

Business) Dikaitkan Dengan Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas (PT).

Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 12(2), 113–121.

Siregar, B. (2008). Ekspropriasi Melalui Utang Dalam Struktur Kepemilikan

Ultimat. Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia (Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Gadjah Mada), 23(4), 431–453.

https://doi.org/10.22146/jieb.6315

Siregar, R., & Widyawati, D. (2016). Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap

Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Ilmu Dan

Riset Akuntansi, 5(2).

Solikin, A. (2016). Pengampunan Pajak, Perusahaan Cangkang, dan Kawasan

Ekonomi Khusus.

Steijvers, T., & Niskanen, M. (2014). Tax Aggressiveness in Private Family

Firms: An Agency Perspective. Journal of Family Business Strategy.

https://doi.org/10.1016/j.jfbs.2014.06.001

Streefland, I.M. (2016). Gender Board Diversity and Corporate Tax Avoidance.

Erasmus School of Economics.Thesis.

Sunarto, & Budi, A. P. (2009). Pengaruh Leverage, Ukuran Perusahaan dan

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas. 6(1), 86–103.

Sunaryo, S. (2016). Effect of Family Ownership towards Tax Aggressiveness on

Food and Beverages Industrial Company Listed in Indonesia Stock

Exchange. Binus Business Review, 7(1), 53.

https://doi.org/10.21512/bbr.v7i1.1450

Suprimarini, N.D. & Suprasto, H. (2017). Pengaruh Corporate Social

Responsibility, Kualitas Audit, dan Kepemilikan Institusional Pada

Agresivitas Pajak. E-Jurnal AKuntasni Universitas Udayana. 19(2), 1349-

1377.

Supriyanto, A., Es, G., dan Rina, D. 2007. Kasus Asian Agri Harus Lewat Jalur

Hukum. https://koran.tempo.co/read/ekonomi-dan-bisnis/114443/kasus-

asian-agri-harus-lewat-jalur-hukum diakses pada 25 Februari 2020.

Surya, E. I., & Wuryani, E. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,

Likuiditas, Produktivitas, dan Leverage Terhadap Peningkatan Obligasi.

Page 138: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

122

Surabaya.

Surya, I., & Ystiavandana, I. (2008). Penerapan Good Corporate Governance

Mengesampingkan Hak-hak Intimewa dan Kelangsungan Usaha. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sutedi, A. (2011). Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.

Suwito, E., & Herawaty, A. (2005). Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan

Terhadap Tindakan Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII, (September), 15–16. Solo.

Swingly, C., & Sukartha, I. M. (2015). Pengaruh Karakteristik Eksekutif, KOmite

Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth Pada Tax Avoidance.

E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 10(1), 47–62.

Tiaras, I., & Wijaya, H. (2015). Pengaruh likuiditas,. Jurnal Akuntansi, XIX(03),

380–397.

Torgler, B. & Valev, N.T. (2010). Gender and Public Attitudes Toward

Corrpution and Tax Evasion. Article in Contemporary Economic Policy.

DOI: 10.1111/j.1465-7287.2009.00188.

Villalonga, B., & Amit, R. (2006). How Do Family Ownership, Control and

Management Affect Firm Value? Journal of Financial Economics, 80(2),

385–417.

Wibowo, E. (2010). Implementasi Good Corporate Governance di Indonesia.

Jurnal Ekonomi Dan Kewirausahaan, 10(2), 129–138.

Widiasmara, A., Novitasari, M., & Hasanah, K. (2017). Pengaruh Firms Size

Terhadap Aggressive Tax Avoidance Corporate Governance Sebagai

Variabel Moderating. (2013), 322–327.

Widuri, R., Anugrah, Y., Yumico, & Laurentina, C. (2019). The Effect of Family

Ownershipto Tax Aggressiveness With Good Corporate Governance and

Transparancy as Moderating Variabel. Journal of Economics Aadn Business,

2(1), 163–171. https://doi.org/10.31014/aior.1992.02.01.76

Wijaya, M. (2009). Analisis Praktik Perataan Laba Pada Industri Real Estate dan

Properti yang Bereputasi Baik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi

Kontemporer, 1(2), 185–208.

Wijayanti, Y. C., & Merkusiwati, N. K. L. A. (2017). Pengaruh Proporsi

KOmisaris Independen,Kepemilikan Institusional, dan Ukuran Perusahaan

pada Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 20(1),

699–728.

Winarsih, R., Prasetyono, & Kusufi, M. S. (2014). Pengaruh Good Corporate

Governance dan Corporate Sosial Responsibility Terhadap Tindakan Pajak

Agresif. 1–22.

Page 139: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

123

Winasis, S. E., & Yuyetta, E. N. A. (2017). Pengaruh Gender Diversity Eksekutif

Terhadap Nilai Perusahaan, tax Avoidance Sebagai variabel Intervening.

Diponegoro Journal of Accounting, 6(1), 1–14.

Wirawan, I. G. H. K., & Sukartha, I. M. (2018). Pengaruh Kepemilikan Keluarga

dan Ukuran Perusahaan Pada Agresivitas Pajak dengan Corporate

Governance Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana, 23(1), 595–625.

Yogiswari, N.K. & Ramantha I. (2017). Pengaruh Likuiditas dan Corporate

Social Responsibility Pada Agresivitas Pajak Dengan Corporate Governance

Sebagai Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

21(1). 730-759.

Yolanda, S. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Intensitas Aset Tetap dan

Kepemilikan Institusional Pada Agresivitas Pajak Dengan Corporate

overnance Sebagai Variabel Moderasi. UIN Suska Riau.

Yushita, A.N. (2010). Earnings Management Dalam Hubungan Dengan

Keagenan. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 8(1). 53-62.

Zia, I. K., Pratomo, D., & Kurnia. (2018). Firm Size Dan Leverage Sebagai

Variabel Kontrol Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Riset Akuntansi

Kontemporer, 10(2), 67–73.

Page 140: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

124

LAMPIRAN

Tabel Sampel Data Penelitian

No Kode Perusahaan

1 CTTH PT. Citatah Tbk

2 ELSA PT. Elnusa Tbk

3 RUIS PT. Radiant Utama Interinsco Tbk

4 TINS PT. Timah Tbk

5 PTBA PT. Bukit Asam Persero

6 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk

7 DSNG PT. Dharma Satya Nusantara Tbk

8 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk

9 SGRO PT. Sampoerna Agro Tbk

10 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk

Sumber: Output SPSS yang diolah

Page 141: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

125

Tabulasi Data Sampel Penelitian

No Tahun Perusahaan X1 X2 X3 X4 Z Y X1*Z X2*Z X3*Z X4*Z

1 2014 CTTH 26,626 0,522 1 1 0,333 0,000 8,875 0,174 0,333 0,333

2 2014 ELSA 29,077 0,679 0 0 0,400 -0,253 11,631 0,271 0,000 0,000

3 2014 RUIS 27,865 0,399 0 1 0,333 -0,285 9,288 0,133 0,000 0,333

4 2014 TINS 29,909 0,264 0 0 0,400 -0,338 11,963 0,106 0,000 0,000

5 2014 PTBA 30,326 0,847 0 0 0,333 0,245 10,109 0,282 0,000 0,000

6 2014 AALI 30,552 0,797 0 0 0,333 -0,290 10,184 0,266 0,000 0,000

7 2014 DSNG 29,602 0,550 1 0 0,333 -0,255 9,867 0,183 0,333 0,000

8 2014 LSIP 29,789 0,595 0 0 0,375 -0,229 11,171 0,223 0,000 0,000

9 2014 SGRO 29,330 0,850 0 0 0,500 -0,314 14,665 0,425 0,000 0,000

10 2014 SSMS 29,026 0,674 0 0 0,500 -0,252 14,513 0,337 0,000 0,000

11 2015 CTTH 27,130 0,524 1 1 0,333 0,586 9,043 0,175 0,333 0,333

12 2015 ELSA 29,114 0,683 0 0 0,400 -0,252 11,646 0,273 0,000 0,000

13 2015 RUIS 27,719 0,399 0 1 0,333 -0,391 9,240 0,133 0,000 0,333

14 2015 TINS 29,859 0,243 0 0 0,500 -0,396 14,929 0,121 0,000 0,000

15 2015 PTBA 30,458 0,843 0 0 0,333 -0,235 10,153 0,281 0,000 0,000

16 2015 AALI 30,700 0,797 0 0 0,400 -0,408 12,280 0,319 0,000 0,000

17 2015 DSNG 29,692 0,550 1 1 0,333 -0,291 9,897 0,183 0,333 0,333

18 2015 LSIP 29,811 0,596 0 1 0,333 -0,236 9,937 0,199 0,000 0,333

19 2015 SGRO 29,618 0,873 0 0 0,500 -0,354 14,809 0,437 0,000 0,000

20 2015 SSMS 29,573 0,674 0 0 0,500 -0,243 14,787 0,337 0,000 0,000

21 2016 CTTH 27,146 0,519 1 1 0,333 0,254 9,049 0,173 0,333 0,333

22 2016 ELSA 29,042 0,560 0 0 0,400 -0,240 11,617 0,224 0,000 0,000

23 2016 RUIS 27,610 0,280 0 1 0,333 -0,509 9,203 0,093 0,000 0,333

Page 142: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

126

24 2016 TINS 29,887 0,086 0 0 0,500 -0,318 14,944 0,043 0,000 0,000

25 2016 PTBA 30,553 0,979 0 0 0,333 -0,013 10,184 0,326 0,000 0,000

26 2016 AALI 30,818 0,797 0 0 0,400 -0,043 12,327 0,319 0,000 0,000

27 2016 DSNG 29,733 0,800 1 1 0,375 -0,253 11,150 0,300 0,375 0,375

28 2016 LSIP 29,878 0,596 0 1 0,333 -0,239 9,959 0,199 0,000 0,333

29 2016 SGRO 29,330 0,890 0 0 0,333 0,722 9,777 0,297 0,000 0,000

30 2016 SSMS 29,600 0,674 0 0 0,333 -0,302 9,867 0,225 0,000 0,000

31 2017 CTTH 27,275 0,569 1 1 0,500 0,289 13,637 0,285 0,500 0,500

32 2017 ELSA 29,211 0,560 0 0 0,400 -0,232 11,684 0,224 0,000 0,000

33 2017 RUIS 27,590 0,322 0 1 0,333 -0,425 9,197 0,107 0,000 0,333

34 2017 TINS 30,106 0,878 0 0 0,400 -0,289 12,042 0,351 0,000 0,000

35 2017 PTBA 30,721 0,965 0 0 0,375 -0,263 11,521 0,362 0,000 0,000

36 2017 AALI 30,847 0,797 0 0 0,400 -0,281 12,339 0,319 0,000 0,000

37 2017 DSNG 29,752 0,765 1 1 0,300 -0,291 8,925 0,230 0,300 0,300

38 2017 LSIP 29,908 0,596 0 1 0,333 -0,241 9,969 0,199 0,000 0,333

39 2017 SGRO 29,755 0,891 0 0 0,333 -0,370 9,918 0,297 0,000 0,000

40 2017 SSMS 29,895 0,666 0 0 0,333 -0,277 9,965 0,222 0,000 0,000

41 2018 CTTH 27,324 0,584 1 1 0,500 0,551 13,662 0,292 0,500 0,500

42 2018 ELSA 29,364 0,560 0 0 0,400 -0,215 11,746 0,224 0,000 0,000

43 2018 RUIS 27,621 0,380 0 1 0,333 -0,393 9,207 0,127 0,000 0,333

44 2018 TINS 30,347 0,799 0 0 0,400 -0,250 12,139 0,319 0,000 0,000

45 2018 PTBA 30,816 0,980 0 0 0,333 -0,247 10,272 0,327 0,000 0,000

46 2018 AALI 30,922 0,797 0 0 0,250 -0,311 7,730 0,199 0,000 0,000

47 2018 DSNG 30,094 0,762 1 1 0,333 -0,293 10,031 0,254 0,333 0,333

48 2018 LSIP 29,937 0,596 0 0 0,333 -0,210 9,979 0,199 0,000 0,000

49 2018 SGRO 29,830 0,861 0 0 0,333 -0,555 9,943 0,287 0,000 0,000

50 2018 SSMS 30,055 0,640 0 0 0,500 -0,745 15,028 0,320 0,000 0,000

Page 143: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

127

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 ,579a ,336 ,260 ,23684 ,336 4,446 5 44 ,002

a. Predictors: (Constant), CG, SIZE, FAM OWN, INST OWN, GENDER

b. Dependent Variable: TAX

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1,247 5 ,249 4,446 ,002b

Residual 2,468 44 ,056

Total 3,715 49

a. Dependent Variable: TAX

b. Predictors: (Constant), CG, SIZE, FAM OWN, INST OWN, GENDER

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3,379 1,351 2,502 ,016

Page 144: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

128

SIZE -,130 ,044 -,538 -2,918 ,006 ,445 2,247

INST OWN ,456 ,208 ,340 2,188 ,034 ,625 1,601

FAM OWN ,247 ,109 ,363 2,278 ,028 ,594 1,683

GENDER -,138 ,116 -,239 -1,183 ,243 ,369 2,707

CG -,169 ,576 -,040 -,293 ,771 ,797 1,254

a. Dependent Variable: TAX

Colinearity Statistics

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

SIZE ,445 2,247

INST OWN ,625 1,601

FAM OWN ,594 1,683

GENDER ,369 2,707

CG ,797 1,254

Page 145: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

129

Hasil Uji Autokorelasi

Unstandardized Residual

Test Value -,01995

Casses < Test Value 25

Casses >= Test Value 25

Total Casses 50

Number of Runs 29

Z 0,857

Asymp. Sig (2-tailed) 0,391

Sumber: Data SPSS yang diolah

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize

d Residual

N 50

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,22443376

Most Extreme

Differences

Absolute ,117

Positive ,117

Negative -,104

Test Statistic ,117

Asymp. Sig. (2-tailed) ,087c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 146: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

130

Page 147: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

131

Page 148: PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, KEPEMILIKAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51860...Atiqah, SE., M.S.AK (____ ____) NIP. 198201202009122004 Penguji Ahli v LEMBAR

132