PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE...

101
PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE RATE TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING DENGAN TAX MINIMIZATION SEBAGAI PEMODERASI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Yefananda Purnomo Putra 1113082000089 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Transcript of PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE...

Page 1: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE

RATE TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING

DENGAN TAX MINIMIZATION SEBAGAI PEMODERASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Yefananda Purnomo Putra

1113082000089

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

ii

PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE RATE

TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING DENGAN TAX

MINIMIZATION SEBAGAI PEMODERASI

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Yefananda Purnomo Putra

NIM. 1113082000089

Di bawah Bimbingan

Pembimbing

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Ismawati Haribowo, SE., M.Si.

NIDN : 2009098001

Page 3: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 09 Juli 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Yefananda Purnomo Putra

2. NIM : 1113082000089

3. Jurusan : Akuntansi (Keuangan)

4. Judul Skripsi Pengaruh Tunneling Incentive Dan Exchange Rate

Terhadap Keputusan Transfer Pricing Dengan Tax

Minimization Sebagai Pemoderasi

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan komprehensif ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 09 Juli 2018

1. Yusar Sagara,SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CMA.,CPMA

NIDN : 2009058601

2. Masrul Huda,SE.,M.Si

NIDN : 0406056302

:

:

Page 4: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Jumat, 25 Januari 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Yefananda Purnomo Putra

2. NIM : 1113082000089

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi Pengaruh Tunneling Incentive Dan Exchange Rate

Terhadap Keputusan Transfer Pricing Dengan Tax

Minimization Sebagai Pemoderasi.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Januari 2019

1. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA ( )

NIP. 197205162009011006 Ketua

2. Zuwesty Eka Putri, SE.,MAK ( )

NIP. 198004162009012006 Penguji Ahli

3. Ismawati Haribowo, SE., M.Si ( )

NIP. 198009092014112003 Pembimbing

:

:

Page 5: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yefananda Purnomo Putra

Nomor Induk Mahasiswa : 1113082000089

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber

asli atau tanpa menyebut pemilik karya

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah

melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, Desember 2018

Yang menyatakan,

(Yefananda Purnomo Putra)

Page 6: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Yefananda Purnomo Putra

2. Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 23 Februari 1994

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Alamat : Komplek lembah hijau Jl. Met Gobel

Blok C21 no.11 RT003/013, Mekarsari

Cimanggis, Depok

5. Telepon : 089628167233

6. Email : [email protected]

II. Pendidikan

1. TK Cendrawasih : Tahun 1998-2002

2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006

3. SMPN 258 Jakarta : Tahun 2006-2009

4. SMAN 98 Jakarta : Tahun 2009-2012

5. S1 Akuntansi UIN Syarif : Tahun 2013-2018

Hidayatullah Jakarta

III. Latar Belakang Keluarga

1. Ayah : Yedi Purnomo Budi

2. Ibu : Farida Isnaeni

3. Anak ke- : Satu dari Dua bersaudara

Page 7: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

vii

IV. Pengalaman Organisasi

1. Anggota Karang Taruna Divisi Humas RW 013 Mekarsari Tahun

2014-sekarang

2. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi divisi minat

dan bakat 2013-2014

3. Bendahara Gebyar Lomba Akuntansi (GALAKSI) 2014

4. Anggota FORSA cabang Futsal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tahun 2013-2015

Page 8: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

viii

THE EFFECT OF TUNNELING INCENTIVE AND EXCHANGE RATE ON

DECISION TO TRANSFER PRICING WITH TAX MINIMIZATION AS A

MODERATION

ABSTRACT

This research is to analyze the effect of tunneling incentive and exchange rate

to transfer pricing which was moderated by tax minimization. This study used the

sample of manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchanged during

2013-2017. The number of manufacturing companies sampled in this study were 20

companies for 5 years, total sample research is 100 financial statements. The method

used is purposive sampling method. Hypothesis testing in this research used logistic

regression with the support of SPSS 24 version software.

This research showed that tunneling incentive effect to decision transfer

pricing. While exchange rate did not effect to decision transfer pricing. Tax

minimization can be a moderation for tunneling incentive and decision transfer

pricing. But Tax minimization can’t be a moderation for exchange rate and decision

transfer pricing.

Keywords: tunneling incentive, exchange rate, tax minimization and transfer pricing

Page 9: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

ix

PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE RATE

TERHADAP KEPUTUSAN TRANSFER PRICING DENGAN TAX

MINIMIZATION SEBAGAI PEMODERASI

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tunneling

incentive dan exchange rate terhadap keputusan transfer pricing yang dimoderasi

oleh tax minimization. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013-2017. Jumlah perusahaan

manufaktur yang menjadi sampel adalah 20 perusahaan selama 5 tahun, total sampel

penelitian 100 laporan keuangan. Metode yang digunakan adalah metode purposive

sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik

dengan dukungan software versi SPSS 24.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tunneling incentive berpengaruh

terhadap keputusan transfer pricing. Sementara exchange rate tidak berpengaruh

terhadap keputusan transfer pricing. Tax minimization dapat memoderasi untuk

tunneling incentive terhadap keputusan transfer pricing, tetapi tax minimization tidak

dapat memoderasi untuk exchange rate terhadap keputusan transfer pricing.

Kata kunci: tunneling incentive, exchange rate, tax minimization dan transfer pricing

Page 10: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

x

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tunneling Incentive Dan

Exchange Rate Terhadap Keputusan Transfer Pricing Dengan Tax Minimization

Sebagai Pemoderasi.”. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada

Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna

meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis

hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya. Selain itu,

penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tuaku tercinta, Bapak Yedi Purnomo Budi dan Ibu Farida Isnaeni yang

selalu memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini serta memberikan

dukungan, kasih sayang, semangat dan doa yang tiada henti.

2. Adik laki-laki saudara Rezhananda Purnomo Putra yang telah memberikan

semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Keluarga besar Bapak Ripto Sujanto serta Istri dan Kedua anak-anaknya yang

selalu membantu penulis dari segi finansial maupun moril selama proses

perkuliahan.

4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 11: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

xi

7. Ibu Ismawati Haribowo, SE., M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia menyediakan waktunya untuk membimbing, memberikan arahan,

dukungan, serta tempat berbagi cerita bagi penulis selama proses penulisan

skripsi.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat

luas kepada penulis selama perkuliahan.

9. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam

mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

10. Andara Utami, Widya Noviyanti dan Hilmi Mahdi Daulay selaku sahabat penulis

yang telah membantu penulis yang selalu menjadi tempat berbagi keluh kesah

hingga mendukung proses penyusunan skripsi selesai.

11. Thoyibah Nur Fitri dan Cika Dewi Aninda selaku sahabat penulis yang selalu

membantu penulis selama masa perkuliahan dan tak henti-hentinya selalu

memberikan dukungan.

12. Katon Sadewo dan Prasetyo Wibowo selaku sahabat penulis sosok yang selalu

menjadi tempat berbagi cerita, dan tak henti-hentinya memberikan dukungan

kepada penulis.

13. Dwi Putri, Adila Sylvani, Tiana Sistha dan Yudhi Prasetyo selaku sahabat penulis

yang tidak lelah untuk menghibur penulis baik didalam maupun diluar kampus

serta memberikan dukungan kepada penulis.

14. Keluarga besar PHP FC yang selalu memberikan dukungan dan waktunya untuk

menemani dan menghibur penulis dari awal perkuliahan hingga selesai.

15. Keluarga Besar Futsal FEB yang sudah memberi sarana untuk mengembangkan

diri dibidang olahraga futsal.

16. Keluarga Besar Futsal UIN Jakarta terimakasih atas kenangan dan pelajarannya

selama ini sampai penulis pernah membawa harum nama UIN Jakarta.

17. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2014, terimakasih atas doa dan

insipirasinya selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 12: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

xii

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak.

Jakarta, 25 Januari 2019

(Yefananda Purnomo Putra)

Page 13: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

xiii

DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... viii

ABSTRAK ...................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .................................................................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ............................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

Page 14: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

xiv

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur................................................................................. 9

1. Teori Agensi ................................................................................... 9

2. Teori Akuntansi Positif .................................................................. 12

3. Advance Pricing Agreement ........................................................... 15

4. Transfer Rules ................................................................................ 17

5. Tunneling Incentive ........................................................................ 17

6. Exchange Rate ................................................................................ 18

7. Tax Minimization ........................................................................... 20

8. Transfer Pricing ............................................................................. 21

B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................... 25

C. Pengembangan Hipotesis ..................................................................... 31

1. Pengaruh Tunneling Incentive Terhadap Keputusan Transfer

Pricing ............................................................................................ 31

2. Pengaruh Exchange Rate Terhadap Keputusan Transfer

Pricing ............................................................................................ 32

3. Pengaruh Tax Minimization dalam Memoderasi Tunneling

Incentive Terhadap Keputusan Transfer Pricing ........................... 33

4. Pengaruh Tax Minimization dalam Memoderasi Exchange

Rate Terhadap Keputusan Transfer Pricing .................................. 34

D. Kerangka Pemikirian ............................................................................ 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 37

B. Metode Penelitian Sampel.................................................................... 38

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 39

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian.................................................... 39

1. Transfer Pricing ............................................................................. 39

2. Tax Minimization ........................................................................... 40

3. Tunneling Incentive ........................................................................ 41

Page 15: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

xv

4. Exchange Rate ................................................................................ 41

E. Metode Analisis Data ........................................................................... 42

1. Uji Statistik Deskriptif ................................................................... 42

2. Analisis Regresi Logistik ............................................................... 43

a. Overall Model Fit ..................................................................... 43

b. Uji Koefisien Determinasi ....................................................... 44

c. Uji Kelayakan Model Regresi .................................................. 44

d. Uji Matriks Klasifikasi ............................................................. 45

e. Pengujian Hipotesis Penelitian ................................................. 45

f. Model Regresi Yang Terbentuk ............................................... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian ................................................................ 48

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian........................................................ 50

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif .......................................................... 50

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian ........................................................ 53

a. Hasil Uji Keseluruhan Model................................................... 53

b. Hasil Uji Kelayakan Model ...................................................... 56

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi .............................................. 57

d. Hasil Uji Matriks Klasifikasi ................................................... 58

e. Hasil Uji Signifikansi Regresi Logistik ................................... 59

C. Pembahasan .......................................................................................... 61

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 66

B. Saran ..................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 73

Page 16: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Fenomena Kasus Transfer Pricing yang Terjadi

di dalam dan luar negeri ............................................................ 3

Tabel 2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ................................................ 26

Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ........................... 47

Tabel 4.1 Tahap Penyeleksian Sampel dengan Kriteria............................. 49

Tabel 4.2 Tabel Uji Statistik Deskriptif ..................................................... 50

Tabel 4.3 Tabel Uji Frekuensi Transfer Pricing ........................................ 52

Tabel 4.4 Tabel Iteration History 0 ........................................................... 54

Tabel 4.5 Tabel Iteration History 1 ........................................................... 55

Tabel 4.6 Tabel Hosmer and Lemeshow Test ............................................ 56

Tabel 4.7 Tabel Model Summary ............................................................... 57

Tabel 4.8 Tabel Classification ................................................................... 58

Tabel 4.9 Tabel Uji Signifikansi ................................................................ 60

Page 17: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran .................................................... 36

Page 18: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan jaman di era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi

yang pesat, memberikan suatu pengaruh yang besar bagi pola bisnis dan sikap

para pelaku bisnis dalam menjalankan roda perusahaan. Perusahaan perusahaan

yang biasanya menerapkan desentralisasi operasi dengan cara membagi

perusahaannya atas pusat-pusat pertanggungjawaban baik itu pusat biaya

maupun pusat penghasilan, telah memanfaatkan transfer pricing sebagai alat

untuk menghindari atau menggelapkan pajak dengan cara meminimalkan beban

pajak yang harus ditanggung perusahaan. Melalui praktik transfer pricing, upaya

meminimalkan beban pajak perusahaan yang dilakukan dengan cara

mengalihkan penghasilan serta biaya suatu perusahaan yang mempunyai

hubungan istimewa dari satu perusahaan ke perusahaan lain yang merger atau

telah diakuisisi oleh perusahaan induk, atau hubungan istimewa lainnya dari satu

perusahaan suatu negara kepada perusahaan di negara lain yang tarif pajaknya

berbeda.

Pengaturan serta pengelolaan keuangan yang baik dan jelas diharapkan dapat

mencegah dan mendeteksi tindakan-tindakan manipulasi pajak melalui transfer

pricing yang sering dilakukan perusahaan untuk melakukan

penghindaran/penggelapan pajak. Para ahli juga mengakui bahwa transfer

Page 19: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

2

pricing ini bisa menjadi suatu masalah bagi perusahaan, namun ini juga bisa

menjadi peluang penyalahgunaan untuk perusahaan yang mengejar laba yang

tinggi.

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) membongkar motif sebanyak 2.000

perusahaan multinasional atau asing yang teridentifikasi mengemplang pajak.

Rata-rata perusahaan tersebut menunggak pajak jenis Pajak Penghasilan (PPh)

Badan pasal 25 dan 29. Menurut Direktur Pelayanan dan Penyuluhan Hubungan

Masyarakat (P2 Humas) DJP Mekar Satria Utama, rata-rata 2.000 perusahaan

asing tersebut menggunakan modus transfer pricing. Tujuannya, pertama, untuk

mengakali jumlah profit sehingga pembayaran pajak dan pembagian dividen

menjadi rendah. Kedua, menggelembungkan profit untuk memoles (window-

dressing) laporan keuangan. Dari praktik ini negara dirugikan triliunan rupiah

karena praktek transfer pricing perusahaan asing di Indonesia. Modus kedua

yakni biasanya para perusahaan asing tersebut memanfaatkan fasilitas fiskal,

seperti pengurangan pajak (tax allowance), untuk menghindari pembayaran

pajak usai masa tax allowance habis. Dari kasus tersebut membuktikan bahwa

praktik transfer pricing masih dilakukan di Indonesia.

Page 20: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

3

Tabel 1.1

Fenomena kasus Transfer Pricing yang terjadi di dalam dan luar negeri

Nomor Nama perusahaan Kasus

1 Starbucks (Inggris) Starbucks pada tahun 2011 tidak membayar

pajak korporasi padahal perusahaan ini

berhasil mencetak penjualan sebesar £398 juta,

namun pada tahun 2008 mereka mengaku rugi

£112 juta atau sekitar Rp 1,7 triliun.

Sedangkan dalam laporan kepada investornya

di amerika serikat, starbucks mengatakan

bahwa mereka memperoleh keuntungan yang

besar di inggris, bahkan penjualannya selama

periode tahun 2008-2010 mencapai £1,2 miliar

atau sekitar Rp 18 triliun. Dengan kerugian ini,

Starbucks Inggris tidak pernah membayar

pajak korporasi. Bahkan selama 14 tahun

beroperasi di Inggris, Starbucks hanya

membayar pajak sebesar £8,6 juta.

2 Google (Inggris) Pada tahun 2011 juga berhasil mencatat

pendapatan sebesar £398 juta tetapi hanya

membayar pajak sebesar £6 juta.

3 Amazon (Inggris) Perusahaan Amazon di Inggris berhasil

melakukan penjualan di Inggris sebesar £3,35

miliar selama tahun 2011 miliar tetapi hanya

membayar pajak sebesar £1,5 juta.

4 Toyota Motor

Manucfacturing

Indonesia

(Indonesia)

Sengketa pajak seputar laporan pajak tahun

2008 antara pihak TMMIN dengan Ditjen

Pajak. Dalam laporan pajaknya, TMMIN

menyatakan nilai penjualan mencapai Rp 32,9

triliun, namun Ditjen Pajak mengoreksi

nilainya menjadi Rp 34,5 triliun atau ada

koreksi sebesar Rp 1,5 triliun.

5 Standard Chartered

(Indonesia)

Pada tahun 2017 Otoritas Moneter Singapura

(MAS) menginvestigasi Standard Chartered

terkait transfer dana sebesar $1,4 miliar atau

Rp 19 triliun dari Guernsey, Inggris ke

Singapura yang dilakukan oleh klien dari

Indonesia. Sumber: kemenkeu.go.id dan kompas.com

Page 21: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

4

Hasil uraian beberapa kasus diatas menunjukan bahwa transfer dana atau

transfer pricing merupakan salah satu skema yang sangat rawan untuk dijadikan

jalan pintas dalam memperoleh laba. Hal tersebut juga yang tentunya menjadikan

transfer pricing sebagai hal yang sangat krusial untuk diteliti serta perlu untuk

diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhinya, khususnya dari

segi perpajakannya. Ini diperparah dengan data yang dikeluarkan oleh

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) bahwa 60%

dari total perdagangan dunia terindikasi melakukan praktik transfer pricing.

(Andraeni, 2017)

Menurut Hartati et al. (2015), tunneling incentive adalah suatu prilaku dari

pemegang saham mayoritas yang mentransfer aset dan laba perusahaan demi

keuntungan mereka sendiri, namun pemegang saham minoritas ikut menanggung

biaya yang mereka bebankan. Beberapa penelitian tentang tunneling incentive

telah menemukan bahwa terjadi tunneling oleh pemilik mayoritas terhadap

pemilik minoritas melalui strategi merger dan akuisisi. Contoh tunneling adalah

jaminan pinjaman, menjual produk di bawah harga pasar, manipulasi tingkat

pembayaran dividen, memilih anggota keluarganya yang tidak memenuhi

kualifikasi untuk menduduki posisi penting di perusahaan.

Variabel exchange rate dalam penelitian Chan, Landry, & Jalbert, (2004)

menunjukkan bahwa exchange rate berpengaruh positif signifikan terhadap

transfer pricing sedangkan dalam penelitian Marfuah & Azizah (2014) exchange

rate tidak berpengaruh signifikan terhadap transfer pricing. Dari beberapa hasil

Page 22: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

5

penelitian yang disebutkan diatas menunjukkan bahwa praktik transfer pricing

juga dilatar belakangi oleh alasan non pajak, dimana keputusan perusahaan

dalam melakukan transfer pricing dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Profitabilitas ini berhubungan erat kaitannya dengan arus kas. Arus kas

perusahaan multinasional didenominasikan dalam beberapa mata uang dimana

nilai setiap mata uang relatif terhadap nilai dolar akan berbeda seiring dengan

perbedaan waktu. Exchange rate yang berbeda-beda inilah yang nantinya akan

mempengaruhi praktik transfer pricing pada perusahaan multinasional. Sebagai

contoh, sebagian besar perusahaan multinasional meminta pertukaran satu valuta

dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran, karena nilai tukar valuta

yang terus-menerus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan

pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensi dari adanya hal ini adalah jumlah unit

valuta negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bahan baku dari luar negeri

bisa berubah-ubah walaupun pemasoknya tidak merubah harga.

Praktik transfer pricing oleh perusahaan selain dimotivasi juga oleh dilatar

belakangi oleh alasan non pajak, dimana keputusan transfer pricing diambil

dalam rangka meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini lah yang akan

mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan.

Investor cenderung menanamkan modalnya pada perusahaan dengan

profitabilitas yang tinggi, sehingga dalam laporan keuangannya perusahaan

berusaha menyajikan profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas salah satunya

dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar. Perubahan nilai tukar atau exchange rate

ini akan mempengaruhi laba perusahaan secara keseluruhan.

Page 23: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

6

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian ini akan menguji kembali

pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada. Pada penelitian sebelumnya, peneliti menjelaskan mengenai pengaruh

tunneling incentive, bonus mechanism dan debt covenant terhadap keputusan

transfer pricing dengan tax minimization sebagai pemoderasi. Sedangkan pada

penelitian ini peneliti mengganti variabel bonus mechanism dan debt covenant

lain dengan variabel independen lain yaitu exchange rate dan tetap

mempertahankan variabel moderasi tax minimization. Dengan demikian peneliti

memberi judul skripsi ini sebagai “Pengaruh Tunneling Incentive dan

Exchange Rate Terhadap Keputusan Transfer Pricing Dengan Tax

Minimization Sebagai Pemoderasi.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka rumusan

masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah terkait permasalahan-

permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan, misalnya:

1. Apakah tunneling incentive mempengaruhi perusahaan untuk melakukan

transfer pricing?

2. Apakah exchange rate mempengaruhi perusahaan untuk melakukan transfer

pricing?

3. Apakah tax minimization dapat memoderasi tunneling incentive terhadap

keputusan perusahaan melakukan transfer pricing?

Page 24: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

7

4. Apakah tax minimization dapat memoderasi exchange rate terhadap

keputusan perusahaan melakukan transfer pricing?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk

menemukan bukti empiris atas hal-hal berikut :

1. Menguji pengaruh tunneling incentive terhadap keputusan transfer pricing

2. Menguji pengaruh exchange rate terhadap keputusan tranfer pricing

3. Menguji pengaruh tax minimization dalam memoderasi tunneling incentive

terhadap keputusan perusahaan melakukan tranfer pricing

4. Menguji pengaruh tax minimization dalam memoderasi exchange rate

terhadap keputusan perusahaan melakukan tranfer pricing

D. Manfaat Penelitian

Manfaat Teoritis

1. Dapat dijadikan referensi tambahan sebagai pengembangan ilmu ekonomi

dan khususnya akuntansi keuangan untuk memberikan kontribusi dalam

pengembangan ilmu perpajakan dalam sebuah perusahaan. Penelitian ini

juga diharapkan dapat melengkapi penelitian yang telah ada sebelumnya.

Page 25: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

8

2. Untuk penulis, sebagai bentuk dari aplikasi pengetahuan yang selama ini

diperoleh dalam perkuliahan serta untuk menambah pengetahuan mengenai

perilaku akuntan.

3. Untuk peneliti berikutnya, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan

referensi untuk penelitian sejenis dimasa mendatang.

Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai transfer

pricing yang berdampak pada kewajiban perusahaan dalam membayar pajak

dan memberikan kontribusi positif pada penerapan ilmu perpajakan yang

terdapat di perusahaan-perusahaan yang tersebar di seluruh wilayah

Indonesia.

2. Sebagai acuan dalam usaha peranan akuntan untuk meningkatkan kualitas

perusahaan dan mengetahui cara mencegah terjadinya perilaku tax

minimization, yang dapat merugikan beberapa pihak khususnya negara.

Page 26: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Penelitian ini dilandasi oleh teori agensi (agency theory). Menurut

Jensen dan Meckling (1976), menjelaskan hubungan keagenan di dalam

teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan

kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis

(principal) dan manajer yang mengurus penggunaan dan pengendalian

sumber daya tersebut. Teori ini memegang peran penting dalam praktik

bisnis perusahaan. Teori agensi merupakan teori yang muncul karena

adanya konflik kepentingan antara principal dan agent. Principal diartikan

sebagai pemegang saham atau pihak yang memberi kontrak sedangkan

agent sebagai manajer atau pihak yang mengelola dana principal. Principal

mengontrak agent untuk melakukan pengelolaan sumber daya dalam

perusahaan. Tujuan utama dari teori keagenan ini adalah untuk

menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan kontrak

dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk meminimalisir biaya

sebagai dampak adanya perbedaan tujuan antara kepentingan principal

dengan agent.

Page 27: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

10

Teori keagenan dapat mengimplikasikan adanya asimetri informasi.

Konflik antar kelompok atau agency conflict merupakan konflik yang

timbul antara pemilik, dan manajer perusahaan dimana ada kecenderungan

manajer lebih mementingkan tujuan individu daripada tujuan perusahaan.

Berikut merupakan beberapa faktor yang menyebabkan munculnya

masalah keagenan (Mayantya, 2018) yaitu:

1. Moral Hazard

Hal ini umumnya terjadi pada perusahaan besar (kompleksitas yang

tinggi) dimana seorang manajer melakukan kegiatan yang tidak

seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman.

Manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan pemegang saham

yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin

tidak layak dilakukan.

2. Penahanan Laba (Earnings Retention)

Masalah ini berkisar pada kecenderungan untuk melakukan investasi

yang berlebihan oleh pihak manajemen (agen) melalui peningkatan dan

pertumbuhan dengan tujuan untuk memperbesar kekuasaan, prestise, atau

penghargaan bagi dirinya, namun dapat menghancurkan kesejahteraan

pemegang saham.

3. Horison Waktu (Time Horizon)

Konflik ini muncul sebagai akibat dari kondisi arus kas, dengan mana

prinsipal lebih menekankan pada arus kas untuk masa depan yang

Page 28: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

11

kondisinya belum pasti, sedangkan manajemen cenderung menekankan

kepada hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.

4. Penghindaran Resiko Manajerial (Risk Aversion)

Masalah ini muncul ketika ada batasan diversifikasi portofolio yang

berhubungan dengan pendapatan manajerial atas kinerja yang dicapainya,

sehingga manajer akan berusaha meminimalkan risiko saham perusahaan

dari keputusan investasi yang meningkatkan risikonya. Misalnya

manajemen lebih senang dengan pendanaan ekuitas dan berusaha

menghindari peminjaman utang, karena mengalami kebangkrutan atau

kegagalan.

Upaya untuk mengatasi atau mengurasi masalah keagenan ini

menimbulkan biaya keagenan (agency cost) yang akan ditanggung oleh

kedua belah pihak yakni principal maupun agent. Biaya keagenan ini

menjadi monitoring cost, bonding cost dan residual loss. Monitoring cost

adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor

perilaku agent, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol

perilaku agent. Bonding cost merupakan biaya yang ditangung oleh agent

untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent

akan bertindak untuk kepentingan principal. Selanjutnya residual loss

merupakan pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran

principal sebagai akibat dari perbedaan keputusan agent dan keputusan

principal (Andraeni, 2017).

Page 29: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

12

Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa konflik keagenan ini ada

karena ketidaksesuaian informasi berhubungan dengan penyerahan

kewenangan dari prinsipal kepada agen yang menyebabkan manajer

memiliki informasi lebih banyak dibandingkan pemegang saham.

2. Teori Akuntansi Positif

Rosa et al. (2017) dalam jurnalnya Positive Accounting Theory

merupakan Teori Akuntansi Positif dapat menjelaskan mengapa kebijakan

akuntansi menjadi suatu masalah bagi perusahaan dan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan laporan keuangan, dan untuk memprediksi

kebijakan akuntansi yang hendak dipilih oleh perusahaan dalam kondisi

tertentu. Teori akuntansi positif mengusulkan tiga hipotesis manajemen

laba, yaitu:

1. Hipotesis Rencana Bonus (The Bonus Plan Hypotesis)

Hipotesis ini menjelaskan bahwa para manajer perusahaan dengan

rencana bonus cenderung untuk memilih prosedur akuntansi dengan

perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa

kini. Para manajer menginginkan imbalan yang tinggi dalam setiap

periode. Jika imbalan mereka bergantung pada bonus yang dilaporkan

pada pendapatan bersih, maka kemungkinan mereka bisa meningkatkan

bonus mereka pada periode tersebut dengan melaporkan pendapatan

bersih setinggi mungkin. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah

dengan memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba yang

Page 30: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

13

dilaporkan pada periode tersebut. Tentu saja, sesuai dengan karakter dari

proses akrual, hal ini akan cenderung menyebabkan penurunan pada laba

dan bonus-bonus yang dilaporkan pada masa yang akan datang, dengan

taktor-faktor lain tetap sama. Namun nilai masa kini (present value) dari

kegunaan manajer dari lini bonus masa depan yang dimilikinya akan

meningkat dengan memberikan perubahan menuju masa kini.

Dapat disimpulkan manajer perusahaan dengan bonus tertentu

cenderung lebih menyukai metode yang meningkatkan laba periode

berjalan. Pilihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai sekarang

bonus yang akan diterima seandainya komite kompensasi dari dewan

direktur tidak menyesuaikan dengan metode yang dipilih.

2. Hipotesis Perjanjian Hutang (The Debt Covenant Hypotesis)

Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin dekat

suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan

pada kesepakatan utang, maka kecenderungannya adalah semakin besar

kemungkinan manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan

perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa

kini. Alasannya adalah laba yang dilaporkan yang makin meningkat akan

menurunkan kelalaian teknis. Sebagian besar dari perjanjian hutang berisi

kesepakatan bahwa pemberi pinjaman harus bertemu selama masa

perjanjian. Sebagai contoh, perusahaan yang mendapat pinjaman boleh

sepakat memelihara level tertentu dari hutang terhadap harta, laporan

bunga, modal kerja, dan harta pemilik saham. Jika kesepakatan semacam

Page 31: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

14

itu dikhianati, perjanjian hutang tersebut bisa memberikan/mengeluarkan

penalti, seperti pembatasan dividen atau tambahan pinjaman.

Maka jelas, prospek dari pelanggaran kesepakatan membatasi kegiatan

perusahaan dalam operasional perusahaan itu sendiri. Untuk mencegah,

atau paling tidak menunda, pelanggaran semacam itu, perusahaan bisa

memilih kebijakan akuntansi tertentu yang bisa meningkatkan laba masa

kini. Berdasarkan hipotesis kesepakatan hutang, ketika perusahaan

mendekati kelalaian, atau memang sudah berada dalam lalai/cacat, lebih

cenderung untuk melakukan hal ini.

3. Hipotesis Biaya Politik (The Political Cost Hypotesis)

Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin besar

biaya politik yang mesti ditanggung oleh perusahaan, manajer cenderung

lebih memilih prosedur akuntansi yang menyerah pada laba yang

dilaporkan dari masa sekarang menuju masa depan. Hipotesis biaya politik

memperkenalkan suatu dimensi politik pada pemilihan kebijakan

akuntansi. Perusahaan-perusahaan yang ukurannya sangat besar mungkin

dikenakan standar kinerja yang lebih tinggi, dengan penghargaan terhadap

tanggung jawab lingkungan, hanya karena mereka merasa bahwa mereka

besar dan berkuasa. Jika perusahaan besar juga memiliki kemampuan

meraih profit yang tinggi, maka biaya politik bisa diperbesar. Perusahaan-

perusahaan juga mungkin akan menghadapi biaya politik pada poin-poin

waktu tertentu. Persaingan luar negeri mungkin mengarah pada

menurunnya profitabilitas kecuali perusahaan yang terkena dampaknya ini

Page 32: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

15

bisa mempengaruhi proses politik untuk bisa melindungi impor secara

keseluruhan. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan

mengadopsi kebijakan akuntansi income-decreasing (pendapatan

menurun) dalam rangka meyakinkan pemerintah bahwa profit sedang

turun.

3. Advance Pricing Agreement (APA)

Dengan meluasnya praktik transfer pricing yang dinilai merugikan

negara, aparatur pajak mencoba mencari jalan keluar untuk menangani

masalah tersebut. Salah satu cara yang dilakukan guna mengatasi masalah

transfer pricing ini yaitu dengan menerapkan Advance Pricing Agreement

(APA). APA merupakan kesepakatan yang dilakukan oleh Direktorat

Jendral Pajak (DJP) dengan wajib pajak mengenai harga jual wajar barang

atau jasa kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa

(Ardiyanti,2017). Manfaat utama melakukan Advance Pricing Agreement

(APA) adalah adanya kepastian dalam menerapkan harga transaksi

sehingga Wajib Pajak tidak perlu khawatir bahwa harga transaksi yang

ditetapkan akan dikoreksi oleh Ditjen Pajak, selama kesepakatan yang

telah disetujui dalam APA, dilaksanakan oleh Wajib Pajak.

Undang-undang No 36 pasal 18 ayat 3a menjelaskan tujuan dari

diselenggarakannya APA adalah untuk mencegah penyalahgunaan praktik

transfer pricing oleh perusahaan multinasional. Kesepakatan yang dibuat

mencakup jumlah serta harga barang yang diproduksi, jumlah royalti dan

hal lain yang dikehendaki oleh kedua belah pihak. APA dapat

Page 33: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

16

diberlakukan antara DJP dengan wajib pajak maupun DJP dengan aparatur

pajak di luar negeri dimana wajib pajak berada dalam wilayah

yuridiksinya.

Direktorat Jenderal Pajak terus melakukan pembenahan dalam

pelaksanaan APA sebagai salah satu alternatif pencegahan praktik transfer

pricing. Namun demikian harus diakui pelaksanaaannya belum optimal.

Hal ini bisa diketahui dengan masih banyaknya kasus dan sengketa pajak

yang terkait dengan transfer pricing. Beberapa hambatan penerapan APA

di Indonesia seperti kurangnya sumber daya manusia yang memiliki

keahlian khusus di bidang transfer pricing, sistem pendataan dan

dokumentasi yang masih belum memadai serta belum terorganisir dengan

baik, juga moralitas otoritas pajak dan Wajib pajak yang masih perlu terus

menerus diperbaiki. Penyelesaian terhadap permasalahan tersebut tentu

tidak semudah yang kita bayangkan, diperlukan keinginan kuat dan

kerjasama yang lebih baik dengan pihak-pihak terkait. Masih diperlukan

perubahan struktur, sistem dan prosedur teknis dan administrasi, serta

peningkatan pengetahuan dan keterampilan para otoritas pajak.Direktorat

Jenderal Pajak (DJP) sebagai otoritas pajak di Indonesia mungkin perlu

membuat direktorat atau divisi khusus yang menangani APA agar

pelaksanaan APA dapat berjalan dengan optimal. Satu hal yang perlu

diingat dalam penerapan sistem APA ini, adalah bersifat sukarela. Artinya

otoritas pajak Indonesia tidak dapat memaksa atau mewajibkan

perusahaan multinasional untuk ikut berpartisipasi di dalam program APA

Page 34: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

17

ini. Oleh karenanya, keberhasilan sistem APA ini akan sangat tergantung

kepada otoritas pajak untuk membuatnya “menarik”.

4. Transfer Rules

Transfer rules merupakan kebijakan dimana Negara diberikan

kewenangan untuk mendistribusikan atau mengalokasikan item-item yang

mempengaruhi Pendapatan Kena Pajak (PKP) pada Wajib Pajak (WP)

yang memiliki hubungan istimewa. Tujuan dari dari penerapan transfer

rules adalah agar wajib pajak yang memiliki hubungan istimewa menjadi

wajib bajak yang independen, sehingga transaksi yang mereka lakukan

memenuhi arm’s length principle (Santoso, 2004 dalam Ardiyanti,2017).

5. Tunneling Incentive

Istilah "tunneling" pada awalnya digunakan untuk menggambarkan

"pengambilalihan pemegang saham minoritas di Republik Ceko seperti

pemindahan aset melalui sebuah terowongan bawah tanah (tunnel).

(Pramana, 2014)

Pemegang saham mayoritas pada struktur kepemilikan terkonsentrasi,

seperti Jepang, Eropa, dan sebagainya. Dapat melakukan monitoring dan

kontrol terhadap manajemen perusahaan, sehingga memiliki pengaruh

positif pada kinerja perusahaan tersebut. Struktur kepemilikan saham di

Indonesia terkonsentrasi pada sedikit pemilik sehingga terjadi konflik

keagenan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham

Page 35: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

18

minoritas. Konflik ini terjadi dikarenakan oleh lemahnya perlindungan

hak-hak pemegang saham minoritas. Sehingga mendorong pemegang

saham mayoritas untuk melakukan tunneling yang merugikan pemegang

saham minoritas dan terjadinya penyimpangan perilaku akuntansi positif.

Menurut Andraeni (2017) Tunneling dapat dilakukan dengan cara

menjual produk kepada perusahaan yang memiliki hubungan istimewa,

dengan harga yang lebih rendah. Lo et al., (2010), juga menemukan

bahwa konsentrasi kepemilikan oleh pemerintah di Cina berpengaruh pada

keputusan transfer pricing, dimana perusahaan bersedia mengorbankan

penghematan pajak untuk tunneling keuntungan ke perusahaan induk.

6. Exchange Rate

Nilai tukar mata uang atau yang disebut juga exchange rate atau kurs

merupakan harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik

atau dengan kata lain harga mata uang domestik terhadap mata uang asing.

Menurut Marfuah dan Azizah (2014) menyatakan bahwa exchange rate

memiliki dua efek akuntansi, yaitu pada proses memasukkan transaksi

yang menggunakan mata uang asing dan pada pengungkapan laba rugi

perusahaan secara keseluruhan. Kebijakan resmi yang dilakukan suatu

negara untuk menaikkan nilai mata uangnya terhadap mata uang asing

disebut dengan revaluasi, sebaliknya menurunkan nilai mata uang

terhadap mata uang asing disebut devaluasi. Dalam menganalisis nilai

tukar juga dikenal dengan yang disebut nilai tukar riil. Definisi Bank

Page 36: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

19

Indonesia (2004), nilai tukar riil adalah nilai tukar nominal yang sudah

dikoreksi dengan harga relatif, yaitu harga-harga didalam negeri dibanding

dengan harga-harga di luar negeri.

Dalam pembahasan ini nilai tukar juga tidak lepas dari risiko nilai

tukar (exchange rate risk). Exchange rate risk adalah suatu bentuk resiko

yang muncul akibat adanya perubahan nilai tukar suatu mata uang

terhadap mata uang lain. Sebuah perusahaan yang memiliki operasi bisnis

lintas negara tidak terdapat terhindar dari risiko ini apabila tidak dapat

menerapkan lindung nilai. Menurut Ardiyanti (2017) perusahaan

cenderung menggunakan transfer pricing untuk menghindari risiko

tersebut dengan memindahkan laba ke mata uang yang nilainya lebih kuat.

Menurut Goeltom dan Zulverdi (1998:73) penentuan sistem nilai tukar

merupakan suatu hal penting bagi perekonomian suatu negara karena hal

tersebut merupakan satu alat yang dapat digunakan untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi dan mengisolasi perekonomian suatu negara dari

gejolak perekonomian global. Pada dasarnya kebijakan nilai tukar yang

ditetapkan suatu negara mempunyai beberapa fungsi utama yaitu :

1) Mempertahankan keseimbangan neraca pembayaran, dengan sasaran

akhir menjaga kecukupan cadangan devisa.

2) Menjaga kestabilan pasar domestik.

3) Sebagai instrumen moneter khususnya bagi negara yang menerapkan

suku bunga dan nilai tukar sebagai sasaran operasional kebijakan

moneter.

Page 37: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

20

Selain itu, menurut Kewal (2012) dalam Andraeni (2017) mengatakan

bahwa nilai tukar atau disebut juga kurs valuta dalam berbagai transaksi

ataupun jual beli valuta asing, dikenal ada empat jenis, yaitu:

1) Selling rate (kurs jual), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank

untuk penjualan valuta asing tertentu pada saat tertentu.

2) Middle rate (kurs tengah), yaitu kurs tengah antara kurs jual dan kurs

beli valuta asing terhadap mata uang nasional, yang ditetapkan oleh

Bank Central pada suatu saat tertentu.

3) Buying rate (kurs beli), yaitu kurs yang ditentukan oleh suatu bank

untuk pembelian valuta asing tertentu pada saat tertentu.

4) Flat rate (kurs flat), yaitu kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli

bank notes dan traveler chaque, di mana dalam kurs tersebut telah

diperhitungkan promosi dan biaya lain-lain.

7. Tax Minimization

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat menurut

pasal 1 UU No 28/2007 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP).

Sedangkan tax minimization merupakan strategi untuk meminimalkan

beban pajak terutang dengan melakukan kegiatan mentransfer biaya

Page 38: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

21

sehingga akhirnya transfer pendapatan ke negara dengan tarif pajak

rendah. Pembayaran pajak yang tinggi membuat perusahaan melakukan

penghindaran pajak, yaitu dengan cara melakukan transfer pricing. Pada

kegiatan transfer pricing, perusahaan-perusahaan multinasional cenderung

menggeser kewajiban perpajakannya dari negara-negara yang memiliki

tarif pajak yang tinggi ke negara-negara yang menerapkan tarif pajak

rendah (tax haven).

8. Transfer Pricing

Praktik transfer pricing jika dilihat dari sisi pemerintahan

sebagaimana tercantum dalam Peraturan Dirjen Pajak Nomor 43 Tahun

2010 yang diubah dengan Peraturan Dirjen Pajak Nomor 32 Tahun 2011

tentang penerapan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha dalam transaksi

antara wajib pajak dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa

diyakini dapat mengakibatkan berkurang atau hilangnya potensi

penerimaan pajak suatu negara karena perusahaan multinasional

cenderung memindahkan kewajiban perpajakannya dari negara-negara

yang memiliki tarif pajak yang tinggi (high tax countries) ke negara-

negara yang menerapkan tarif pajak rendah (low tax countries).

Transfer pricing diatur dalam Pasal 18 undang-undang nomor 36

tahun 2008 tentang pajak penghasilan. Peraturan transfer pricing tersebut

mencakup beberapa hal, yaitu pengertian hubungan istimewa, wewenang

menentukan perbandingan utang dan modal, dan wewenang untuk

Page 39: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

22

melakukan koreksi dalam hal terjadi transaksi yang tidak arm’s length.

Berdasarkan undang-undang nomor 36 tahun 2008 pasal 18 ayat 4 yaitu

hubungan istimewa antara wajib pajak badan dapat terjadi karena

pemilikan atau penguasaan modal saham suatu badan oleh badan lainnya

sebanyak 25% (dua puluh lima persen) atau lebih, atau antara beberapa

badan yang 25% (dua puluh lima persen) atau lebih sahamnya dimiliki

oleh suatu badan. Hubungan istimewa dapat mengakibatkan

ketidakwajaran harga, biaya, atau imbalan lain yang direalisasikan dalam

suatu transaksi usaha.

Dalam rangka menerapkan peraturan mengenai harga transfer (transfer

pricing) Menteri Keuangan Republik Indonesia menerbitkan Peraturan

No. 213/PMK.03/2016. Ketentuan PMK 213 ini menjelaskan atas

pelaporan dokumen induk/dokumen lokal dan laporan per negara bagi

wajib pajak yang melakukan transaksi dengan pihak yang mempunyai

hubungan istimewa. Hal ini sejalan dengan rekomendasi dari

Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada

laporan final mengenai transfer pricing documentation and country-by-

country reporting. Peraturan ini bermaksud untuk meningkatkan kualitas

dokumen yang dipersiapkan oleh wajib pajak dan meningkatkan

transparansi. Dikarenakan waktu yang terbatas, yaitu 4 bulan setelah akhir

tahun pajak untuk menyediakan dokumen induk dan dokumen lokal, wajib

pajak perlu lebih ketat dalam mengelola persoalan harga transfer. Wajib

pajak juga perlu lebih proaktif dan memastikan bahwa informasi yang

Page 40: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

23

dibutuhkan tersedia agar dapat mematuhi ketentuan sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

Menurturt Horngren (2008) dalam Deanti (2017), menerangkan bahwa

secara umum terdapat 6 (enam) metode transfer pricing, antara lain:

1) Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer

Prices)

Harga transfer yang berdasarkan biaya kurang memuaskan

untuk perencanaan bisnis unit usaha, motivasi dan evaluasi kerja.

Oleh karena itu, diperkenalkan harga transfer dengan basis harga

pasar. Model dari bentuk ini berada pada harga pasar yang berlaku

(current-market place) dengan harga pasar yang dikurangi diskon

(market-price minus discount). Bentuk ini dijadikan tolak ukur untuk

menilai kemampuan kinerja manajemen unit usaha karena hal ini

menunjukan kemampuan produk untuk menghasilkan laba serta

merangsang unit usaha untuk bekerja secara bersaing. Bentuk ini

digunakan apabila pasar perantara cukup bersaing dan saling

ketergantungan antar unit usaha. Dengan menggunakan harga pasar

dalam pasar yang secara sempurna kompetitif, suatu perusahaan dapat

mencapai tujuan congruence, dukungan manajemen, evaluasi kinerja

unit usaha, dan otonomi unit usaha.

2) Harga Transfer Berdasarkan Biaya (Cost-Method Transfer Prices)

Harga yang berdasarkan pada biaya produksinya. Biaya yang

digunakan dalam harga transfer berdasarkan biaya dapat merupakan

Page 41: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

24

biaya aktual (actual cost) atau biaya yang dianggarkan (budget cost).

Transfer berdasarkan biaya merupakan suatu mark-up atau profit

margin yang menggambarkan tingkat pengembalian investasi suatu

unit usaha: a) biaya variabel aktual (actual variable costs), b) biaya

tetap standar (standard variable fixed), c) biaya tetap aktual (actual

fixed costs), d) biaya total standar (standard full costs), e) biaya rata-

rata (average costs), f) biaya total ditambah laba (full costs plus mark-

up). Penentuan harga transfer berdasarkan biaya dalam konsep ini

sederhana dan menghemat sumber daya karena informasi biaya

tersedia pada setiap tingkat aktivitas.

3) Harga Transfer Berdasarkan Negosiasi (Negotiated Transfer Prices)

Pemberian tingkat otoritas dan pengendalian laba per divisi

secara memadai menghendaki kemungkinan penentuan harga transfer

berdasarkan negosiasi. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa kedua

unit usaha mempunyai posisis tawar-menawar yang sama, namun

penentuan harga transfer yang demikian akan memakan waktu,

mengulang pemerikasaan serta revisi harga transfer.

4) Harga Transfer Berdasarkan Biaya Total (Full Cost Based Transfer

Prices)

Dalam praktiknya, beberapa perusahaan menggunakan harga

transfer berdasarkan full cost. Untuk menaksir suatu harga mendekati

harga pasarnya, harga transfer berdasarkan biaya terkadang dibuat

Page 42: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

25

pada full cost ditambah dengan suatu margin. Harga transfer ini

terkadang dapat mengarahkan pada keputusan unit usaha.

5) Harga Transfer Arbitrase (Arbitrary Transfer Prices)

Dalam pendekatan ini, harga transfer ditentukan berdasarkan

interaksi kedua unit usaha pada tingkat yang dianggap terbaik bagi

kepentingan perusahaan.

6) Harga Transfer Ganda (Double Transfer Prices)

Harga transfer ini digunakan untuk memenuhi disparitas

responsibilitas dari unit perusahaan. Terdapat beberapa metode yang

digunakan dalam menentukan harga pasar wajar (Arm’s Length

Price). Tujuan dari metode-metode tersebut adalah untuk memastikan

bahwa transaksi yang terjadi antara perusahaan-perusahaan yang

memiliki hubungan istimewa telah memenuhi harga pasar wajar

dengan konsisten.

B. Hasil – Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil – hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan

penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1

Page 43: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

26

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1 Ratna Felix

Nuradila

dan Raden

Arief

Wibowo

(2018)

Tax Minimization

sebagai pemoderasi

Hubungan antara

Tunneling Incentive,

Bonus Mechanism

dan Debt Convenant

dengan Keputusan

Transfer Pricing

Variabel pemoderasi

tax minimization,

variabel dependen

tunneling incentive

dan variabel

independen keputusan

transfer pricing

Variabel bonus

mechanism dan debt

convenant

Tax minimization gagal

memoderasi pengaruh bonus

mechanism dan debt

convenant terhadap transfer

pricing

2 Sanintya

Mayantya

(2018)

Pengaruh Tax

Minimization,

Mekanisme Bonus,

Kepemilikan Asing,

Exchange Rate dan

Kualitas Audit

terhadap Keputusan

Transfer Pricing

Variabel tax

minimization, variabel

exchange rate dan

variabel keputusan

transfer pricing

Variabel mekanisme

bonus, variabel

kepemilikan asing,

variabel kualitas audit

Tax minimization dan kualitas

audit berpengaruh terhadap

keputusan transfer pricing

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 44: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

27

Tabel 2.1(Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

3 Angga

Kusuma

Nugraha

(2016)

Analisis Pengaruh

Beban Pajak,

Tunneling

Incentive, Dan

Mekanisme Bonus

Terhadap

Transfer Pricing

Perusahaan

Multinasional Yang

Listing

Di BEI

Variabel tunneling

incentive dan variabel

keputusan transfer

pricing

Variabel beban pajak

dan variabel

mekanisme bonus

Beban pajak, tunneling

incentive dan mekanisme

bonus berpengaruh terhadap

keputusan transfer pricing

4 Mispiyanti

(2015)

Pengaruh Pajak,

Tunneling Incentive

dan Mekanisme

Bonus Terhadap

Keputusan Transfer

Pricing

Variabel Tunneling

Incentive dan variabel

keputusan Terhadap

Transfer Pricing

Variabel pengaruh

pajak dan variabel

mekanisme bonus

Pajak berpengaruh terhadap

keputusan transfer pricing,

Tunneling Incentive

berpengaruh terhadap

keputusan transfer pricing,

mekanisme bonus

berpengaruh terhadap

keputusan transfer pricing.

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 45: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

28

Tabel 2.1(Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

5 Aviandika

Heru

Pramana

(2015)

Pengaruh Pajak,

Bonus Plan,

Tunneling Incentive,

dan Debt Covenant

Terhadap Keputusan

Perusahaan Untuk

Melakukan Transfer

Pricing

Variabel Tunneling

Incentive dan variabel

keputusan transfer

pricing

Variabel pajak dan

variabel debt covenant

Pajak, bonus plan, tunneling

incentive dan debt convenant

berpengaruh positif terhadap

keputusan transfer pricing

6 Erny

Syamsudin

(2015)

Pengaruh Pajak,

Tunneling Incentive

dan Karakter

Eksekutif terhadap

keputusan

Transfer Pricing

Perusahaan (Studi

Empiris pada

perusahaan sektor

manufaktur

periode 2011-2014)

Variabel Tunneling

Incentive dan variabel

keputusan transfer

pricing

Variabel pajak,

variabel karakter

eksekutif, studi empiris

pada perusahaan

manufaktur periode

2011-2014)

Pajak, tunneling incentive dan

karakter eksekutif

berpengaruh terhadap

keputusan transfer pricing

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 46: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

29

Tabel 2.1(Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

7 Ika

Nurjanah,

Hj.

Isnawati,

dan

Antonius

G. Sondakh

(2015)

Faktor Determinan

Keputusan

Perusahaan

Melakukan Transfer

Pricing

Variabel mekanisme

bonus dan variabel

transfer pricing

Variabel pajak,

variabel kepemilikan

asing, dan variabel

ukuran perusahaan

Pajak, mekanisme bonus dan

ukuran perusahan

berpengaruh terhadap

keputusan transfer pricing,

sedangkan kepemilikan asing

tidak berpengaruh terhadap

transfer pricing

8 Marfuah

dan Andri

Puren Noor

Azizah

(2014)

Pengaruh Pajak,

Tunneling Incentive

Dan Exchange Rate

Pada Keputusan

Transfer Pricing

Perusahaan

Variabel tunneling

incentive dan variabel

transfer pricing

Variabel pajak dan

variabel exchange rate

Tunneling incentive

berpengaruh terhadap

keputusan transfer pricing

sedangkan pajak dan

exchange rate tidak

berpengaruh terhadap

keputusan transfer pricing

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 47: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

30

Tabel 2.1(Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

9 Winda

Hartanti,

Desmiyati

dan Julia

(2014)

Tax Minimization,

Tunneling Incentive

dan Mekanisme

Bonus terhadap

Keputusan Transfer

Pricing Seluruh

Perusahaan yang

Listing di Bursa

Efek Indonesia

Variabel tunneling

incentive, variabel tax

minimization dan

variabel keputusan

transfer pricing

Variabel Mekanisme

Bonus

Tax minimization, tunneling

incentive dan mekanisme

bonus berpengaruh terhadap

keputusan transfer pricing

10 Agnes

W.Y. Lo,

Raymond

M.K.Wong

and

Michael

Firth

(2010)

Tax, Financial

Reporting and

Tunneling Incentives

for Income Shifting:

An Empirical

Analysis of the

Transfer Pricing

Behavior of

Chinese-Listed

Companies

Variabel tunneling

incentive dan variabel

transfer pricing

Variabel laporan

keuangan dan analisis

pada perusahaan-

perusahaan yang listing

di Cina

Pajak dan tunneling incentive

cenderung saling

mengimbangi sehingga tidak

ada manajemen laba untuk

membuat keputusan

melakukan transfer pricing

Page 48: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

31

C. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Tunneling Incentive terhadap keputusan Transfer Pricing

Tunneling merupakan perilaku manajemen atau pemegang saham

mayoritas yang mentransfer aset dan profit perusahaan untuk kepentingan

mereka sendiri, namun biaya dibebankan kepada pemegang saham

minoritas (Zhang, 2004 dalam Mutamimah, 2009). Beberapa bentuk

tunneling adalah loan guarantees, penjualan produk dibawah harga pasar,

manipulasi pembayaran dividen.

Sansing (1999) menunjukkan bahwa pemegang saham mayoritas dapat

mentransfer kekayaan untuk dirinya sendiri dengan mengorbankan hak

para pemilik minoritas, dan terjadi penurunan pengalihan kekayaan ketika

persentase kepemilikan pemegang saham mayoritas menurun. Mutamimah

(2009) menemukan bahwa terjadi tunneling oleh pemilik mayoritas

terhadap pemilik minoritas melalui strategi merger dan akuisisi. Lo et al.,

(2010) menemukan bahwa konsentrasi kepemilikan oleh pemerintah

berpengaruh pada keputusan transfer pricing. Aharony et al., (2010)

menemukan bahwa tunneling incentive setelah initial public offering

(IPO) berhubungan dengan penjualan hubungan istimewa sebelum IPO.

Dapat disimpulkan bahwa para pemilik saham mayoritas akan

melakukan cara-cara yang dapat menghasilkan laba yang tinggi dan

mengorbankan hak-hak pemegang saham minoritas. Salah satu caranya

adalah dengan transfer pricing. Berdasar analisis dan teori di atas maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Page 49: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

32

Ha1: Tunneling incentive berpengaruh positif pada keputusan

transfer pricing

2. Pengaruh Exchange Rate terhadap keputusan Transfer Pricing

Dalam penelitian Marfuah dan Azizah (2014) menunjukkan bahwa

exchange rate tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.

Sama halnya dengan penelitian Mayantya (2018) dimana variabel

exchange rate tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing. Ini

membuktikan bahwa besar kecilnya exchange rate tidak mempengaruhi

pertimbangan perusahaan apakah perusahaan akan memilih melakukan

transfer pricing atau tidak.

Exchange rate merupakan bentuk nilai tukar antara dua mata uang.

Nilai tukar ini dapat memberikan pengaruh pada neraca perdagangan

negara dan khususnya pada perusahaan-perusahaan yang memiliki

kegiatan ekonomi di negara tersebut. Exchange rate yang lebih tinggi akan

mencerminkan harga produk domestik yang relatif rendah dari harga

pokok lain, karena Dollar yang sama akan membuat jumlah rupiah yang

ditukar menjadi lebih banyak. Hal ini juga diterapkan pada sektor

pendapatan, dimana naiknya exchange rate atau nilai tukar akan

mempengaruhi nilai suatu mata uang terhadap mata uang lain.

Menggunakan mata uang yang lebih kuat adalah salah satu cara

perusahaan yang menginginkan keuntungan lebih.

Page 50: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

33

Exchange rate mempengaruhi laba perusahaan secara keseluruhan

perusahaan multinasional memanfaatkan transfer pricing untuk

mengurangi risiko nilai tukar (exchange rate) dengan mentransfer dana ke

mata uang yang kuat atau dengan mentransfer ke negara-negara tax haven.

Adanya uraian diatas, dapat dilihat bahwa exchange rate

mempengaruhi transaksi lintas negara. Perubahan nilai tukar akan

mempengaruhi nilai suatu mata uang terhadap mata uang yang lain.

Perubahan pada nilai tukar suatu mata uang akan membuat transaksi yang

terjadi menguntungkan salah satu pihak yang terlibat dalam transaksi.

Ha2: Exchange rate berpengaruh positif pada keputusan transfer

pricing

3. Pengaruh Tax Minimization dalam memoderasi Tunneling Incentive

terhadap keputusan Transfer Pricing

Tax minimization merupakan bentuk strategi yang dilakukan

perusahan untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibayarkan.

Penelitian Rahayu (2010) dalam Nuradila et al., (2018) menemukan

bahwa modus transfer pricing dilakukan dengan cara merekayasa

pembebanan harga transaksi antar perusahaan yang mempunyai hubungan

istimewa, dengan tujuan untuk meminimalkan beban pajak terutang secara

keseluruhan. Beban pajak yang semakin besar memicu perusahaan untuk

melakukan transfer pricing dengan harapan dapat menekan beban tersebut

(Yuniasih, 2012).

Page 51: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

34

Maka dengan adanya usaha perusahaan untuk melakukan transfer

pricing sebagai bentuk dari penghindaran pajak, maka ada kemungkinan

terjadi tunneling. Tunneling adalah perilaku manajemen atau pemegang

saham mayoritas yang mentransfer aset dan profit perusahaan untuk

kepentingan pribadi mereka sendiri, namun sisi negatifnya biaya

dibebankan kepada pemegang saham minoritas.

Jika pada suatu perusahaan terjadi tunneling, mereka akan

mengorbankan hak pemegang saham minoritas dengan melakukan

transfer pricing, hal ini akan diperkuat dengan adanya motivasi tax

minimization. Adanya motivasi melakukan tax minimization memperkuat

hubungan tunneling incentive terhadap transfer pricing.

Ha3: Tax Minimization Memoderasi pengaruh Tunneling Incentive

terhadap keputusan Transfer Pricing

4. Pengaruh Tax Minimization dalam memoderasi Exchange Rate

terhadap keputusan Transfer Pricing

Menurut penelitian Yuniasih et al., (2012), mengungkapkan bahwa

pajak berpengaruh positif pada keputusan perusahaan untuk melakukan

transfer pricing. Beban pajak yang semakin besar memicu perusahaan

untuk melakukan transfer pricing dengan harapan dapat menekan beban

tersebut. Karena dalam praktik bisnis, umumnya pengusaha

mengidentikkan pembayaran pajak sebagai beban sehingga akan

Page 52: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

35

senantiasa berusaha untuk meminimalkan beban tersebut guna

mengoptimalkan laba.

Exchange rate memiliki dua efek akuntansi, yaitu untuk memasukkan

transaksi mata uang asing dan pengungkapan keuntungan dan/atau

kerugian yang dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan secara

keseluruhan. Akibatnya, perusahaan multinasional mungkin mencoba

untuk mengurangi risiko nilai tukar (exchange rate) mata uang asing

dengan memindahkan dana ke mata uang yang kuat melalui transfer

pricing untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

Dengan uraian diatas maka timbulah motivasi untuk melakukan transfer

pricing untuk memaksimalkan manfaat nilai tukar terhadap perusahaan.

Sehingga semakin tinggi keinginan untuk memaksimalkan manfaat nilai

tukar rupiah maka semakin besar motivasi perusahan terhadap keputusan

transfer pricing.

Ha4: Tax Minimization Memoderasi pengaruh Tunneling Incentive

terhadap keputusan Transfer Pricing

Page 53: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

36

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran digambarkan dalam tabel dibawah ini

Adanya kemungkinan perusahaan-perusahaan di Indonesia melakukan

penyalahgunaan kebijakan transfer pricing sebagai upaya

meminimalkan beban pajak

Pengaruh Tax Minimization dalam memoderasi Tunneling Incentive

dan Exchange Rate terhadap keputusan Transfer Pricing

Basis Teori:

Teori Agensi

Teori Akuntansi Positif

Advance Pricing Agreement

Transfer Rules

Tunneling

Incentive

(X1)

(Yuniasih, 2012)

Exchange Rate

(X2)

(Marfuah, 2013)

Tax Minimization

(Z)

(Hartati, 2015)

Transfer Pricing

(Y)

(Yuniasih, 2012)

Metode Analisis:

Regresi Logistik

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Page 54: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk

menguji hipotesis melalui validitas teori atau pengujian aplikasi kepada teori

tertentu. Ruang lingkup penelitian ini hanya membatasi pembahasannya pada

pengujian variabel independen yaitu tunneling incentive dan exchange rate

terhadap variabel dependen yaitu transfer pricing dengan tax minimization

sebagai variabel moderating. Agar lebih fokus terhadap penelitian yang

dilakukan, maka ruang lingkup penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2017 yang bergerak

di bidang manufaktur.

B. Metode Penelitian Sampel

1. Populasi dan Sampel

Setelah menentukan ruang lingkup penelitian, pihak peneliti selanjutnya

menentukan populasi yang akan diuji. Populasi dalam penelitian ini dilakukan

pada seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-

2017 dan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini hanya dikhususkan pada

perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur

Page 55: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

38

2. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling. Metode purposive sampling adalah metode pengumpulan

sampel yang berdasarkan tujuan penelitian. Adapun sampel penelitian

ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

1. Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak di bidang manufaktur.

2. Data laporan keuangan perusahaan sampel tersedia untuk tahun

pelaporan 2013-2017.

3. Perusahaan sampel dengan kepemilikan asing minimal 20%, sesuai

dengan PSAK No. 15 yang menyatakan bahwa pemegang saham

pengendali adalah pihak yang memiliki saham atau efek yang bersifat

ekuitas sebesar 20% atau lebih.

4. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam satu jenis mata

uang yaitu rupiah. Dalam penelitian ini menggunakan perusahaan

multinasional yang berada di Indonesia sehingga hanya digunakan

mata uang rupiah. Selain itu, perubahan kurs yang berfluktuatif juga

menjadi pertimbangan.

5. Perusahaan yang menyajikan laba atau rugi selisih kurs pada laporan

keuangan tahunan.

6. Perusahaan sampel yang bergerak dibidang manufaktur dan terdaftar

di Bursa Efek Indonesia pada periode 2013-2017 yang tidak

Page 56: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

39

mengalami kerugian. Karena jika mengalami kerugian perusahaan

tersebut tidak diwajibkan untuk membayar pajak, sehingga tidak

relevan dengan penelitian ini. Maka perusahaan yang mengalami

kerugian dikeluarkan dari sampel.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung melalui

media perantara yang dipublikasikan. Metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, yaitu teknik

pengambilan data dengan cara mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data

sekunder yang berupa laporan keuangan seluruh perusahaan yang

dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Serta dari berbagai buku

pendukung dan sumber lainnya yang berhubungan dengan transfer pricing.

Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan keuangan dan laporan

auditor independen masing-masing perusahaan publik yang diperoleh dari

www.idx.co.id

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Untuk menguji hipotesis yang diajukan, variabel yang diteliti dalam

penelitian ini diklasifikasikan menjadi variabel dependen, variabel intervening

dan variabel independen.

Page 57: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

40

a. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen (Y) pada penelitian ini adalah transfer

pricing. Transfer pricing Merupakan harga yang terkandung pada

setiap produk atau jasa dari satu divisi ke divisi lain dalam perusahaan

yang sama atau antar perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa

(Yuniasih, 2012). Menggunakan variabel dummy, perusahaan yang

melakukan penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan

istimewa diberi nilai 1 dan yang tidak diberi nilai 0.

b. Variabel Moderating (Z)

Variabel Moderating (Z) pada penelitian ini adalah tax

minimization. Tax Minimization Merupakan strategi untuk

meminimalkan beban pajak terutang melalui tindakan transfer biaya

dan akhirnya transfer pendapatan ke negara dengan tarif pajak

terendah (Hartati, 2015). Tax minimization diproksikan dengan

Effective Tax Rate (ETR):

ETR = Pembayaran Pajak Penghasilan

Laba Kena Pajak

c. Variabel Independen (X)

Variabel independen (X) terdiri dari tunneling incentive (X1) dan

exchange rate (X2)

Page 58: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

41

1. Tunneling Incentive (X1)

Tunneling incentive diproksikan dengan persentase

kepemilikan saham di atas 20% sebagai pemegang saham pengendali.

Kriteria struktur kepemilikan terkonsentrasi didasarkan pada UU Pasar

Modal No. IX.H.1, yang menjelaskan pemegang saham pengendali

adalah pihak yang memiliki saham atau efek yang bersifat ekuitas

sebesar 20% atau lebih (Mutamimah, 2009). PSAK No. 15 juga

menyatakan tentang pengaruh signifikan yang dimiliki oleh pemegang

saham dengan persentase 20% atau lebih (Yuniasih,2012).

Tunneling Incentive = Jumlah kepemilikan saham terbesar

Jumlah saham beredar

2. Exchange Rate

Exchange rate merupakan perubahan nilai tukar antara dua

mata uang. Merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Chan et al.,

(2002) yang mengukur exchange rate melalui keuntungan atau

kerugian dari transaksi perusahaan yang melibatkan mata uang asing

seperti yang digunakan dalam penelitian Marfuah dan Azizah (2014).

Variabel exchange rate ini dihitung dari laba atau rugi selisih kurs

dibagi dengan laba atau rugi penjualan dengan rumus berikut ini:

Exchange Rate = Laba Rugi Selisih Kurs

Laba Rugi Sebelum Pajak

Page 59: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

42

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara

menganalisis suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam

penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi

data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam

analisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

model logit atau regresi logistik dengan bantuan program IBM Statistical

Package for Social Sciences (SPSS) versi 24, karena variabel dependen

bersifat dikotomi (transfer pricing yang diproksikan dengan keberadaan

penjualan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa). Dalam hal ini

maka dapat dianalisis dengan regresi logistik.

1. Uji Statistik Deskriptif

1) Uji Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau

deskripsi variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Uji

deskriptif yang digunakan antara lain rata-rata (mean), standar deviasi,

maksimum dan minimum. Statistik deskriptif menyajikan ukuran-ukuran

menarik yang sangat penting bagi data sampel, sehingga secara

konteksstual dapat lebih mudah dimengerti oleh pembaca.

Page 60: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

43

2) Uji Frekuensi

Frekuensi deskriptif adalah susunan data menurut kelas-kelas tertentu

atau pengelompokkan data ke dalam beberapa kategori yang menunjukkan

banyaknya data dalam setiap kategori dan setiap data tidak dapat

dimasukkan ke dalam dua atau lebih kategori.

2. Analisis Regresi Logistik

Analisis regresi logistik merupakan alat analisis yang digunakan untuk

mengukur seberapa jauh pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen, dalam hal ini variabel dependennya dalam bentuk variabel

dummy (diantara 0 dan 1). Dalam analisis regresi logistik tidak

memerlukan uji asumsi klasik karena didalam analisis regresi logistik

dihasilkan suatu analisis model fit yang menggambarkan apakah data dari

penelitian ini baik untuk digunakan dalam penelitian. Uji yang dilakukan

dalam uji regresi logistik adalah sebagai berikut:

a. Menilai Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap

data. Beberapa tes statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis

untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesakan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesakan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa

nol agar supaya model fit dengan data. Statistik yang digunakan

Page 61: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

44

berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah

probabilitas bahwa model yang dinyatakan adalah fit. Untuk menguji

hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL.

Penurunan likelihood (-2LL) menunjukkan model regresi yang baik

atau dengan kata lain model yang dihipotesikan fit dengan data.

b. Uji Koefisien Determinasi

Cox dan Snell’s R square merupakan ukuran yang mencoba

meniru ukuran R² pada multiple regression yang didasarkan pada

teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu)

sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan

modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa

nilainya bervariasi dari 0 (nol) samapai 1 (satu). Hal ini dilakukan

dengan cara membagi nilai Cox dan Snell R² dengan nilai

maksimumnya. Nilai nagelkerke’s R² dapat diintrepretasikan seperti

nilai R² pada multiple regression. Nilai nagelkerke’s R² yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan

variabel-variabel terikat sangat terbatas. Nilai yang mendekati 1 berarti

variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

c. Uji Kelayakan Model Regresi

Uji Hosmer dan Lemeshow digunakan untuk menguji hipotesis

nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada

perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan

Page 62: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

45

fit). Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit test statistics

sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang

berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai

observasinya sehingga goodness fit model tidak baik karena model

tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik Hosmer

and Lemeshow Goodness-of-fit lebih besar dari 0,05 maka hipotesis

nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai

observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok

dengan data observasinya.

d. Uji Matriks Klasifikasi

Uji matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksidari

model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan dalam

membuat keputusan transfer pricing. Kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya variabel terikat

dinyatakan dalan persen.

e. Pengujian Hipotesis Penelitian

Estimasi parameter menggunakan Maximum Likelihood

Estimation (MLE).

Ho = b1 = b2 = b3 = ...= bi = 0

Ho ≠ b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ...≠ bi ≠ 0

Hipotesis nol menyatakan bahwa variabel independen (X)

tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel respon yang diperhatikan

Page 63: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

46

(dalam populasi). Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan

menggunakan α = 5%. Kaidah pengambilan keputusan adalah:

1) Jika nilai probabilitas (sig) < α maka hipotesis alternatif didukung

2) Jika nilai probabilitas (sig) > α maka hipotesis alternatif tidak

didukung

f. Model Regresi Logistik yang Terbentuk

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

logistik dengan melihat pengaruh tunneling incentive dan exchange

rate terhadap keputusan transfer pricing dengan tax minimization

sebagai pemoderasi. Adapun model regresi dalam penelitian ini

adalah:

Ln (p/1-p)= TP= α + β1TI + β2ER + β3TM + β4TI*TM +

β5ER*TM + ɛ

Keterangan:

TP = transfer pricing

α = konstanta

β = koefisien regresi

TI = tunneling incentive

ER = exchange rate

TM = tax minimization

TI*TM = interaksi tunneling incentive dengan tax minimization

ER*TM = interaksi exchange rate dengan tax minimization

ɛ = koefisien error

Page 64: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

47

Tabel 3.1

Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel

VARIABEL YANG

DIUKUR

INDIKATOR SKALA

Variabel Dependen (Y)

Transfer Pricing

(Yuniasih dkk, 2012)

Dummy

1 = Ada transaksi kepada pihak yang memiliki

hubungan istimewa

0 = Tidak ada transaksi kepada pihak yang

memliki hubungan istimewa

Nominal

Variabel Moderating (Z)

Tax Minimization

(Hartati dkk, 2015)

Rasio

Variabel Independen (X)

Tunneling Incentive (X1)

(Yuniasih dkk, 2012)

Rasio

Exchange Rate (X2)

(Marfuah dan Andri P,

2013)

Rasio

Page 65: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini menggunakan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2013 – 2017 sebagai populasi. Fokus penelitian

ini adalah ingin mengetahui pengaruh antara tunneling incentive dan exchange

rate terhadap keputusan transfer pricing perusahaan dengan dimoderasi oleh

tax minimization.

Perusahaan sektor manufaktur adalah salah satu dari tiga sektor yang

terdapat di Bursa Efek Indonesia yakni (1) sektor pertama yang terdiri dari

sub sektor agrikultur dan pertambangan, (2) sektor kedua yang terdiri dari

subsektor basic industry kimia, sektor industri aneka macam serta sektor

barang konsumsi, dan (3) sektor ketiga terdiri dari sub sektor property dan

real estate, sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi, sektor keuangan serta

sektor perdagangan, jasa dan investasi. Perusahan manufaktur merupakan

jenis perusahaan yang memproduksi barang dari bahan baku menjadi barang

jadi yang siap didistribusikan kepada konsumen.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan sampel

adalah metode purposive sampling dimana penelitian ini mengindikasikan

bahwa sampel yang digunakan merupakan representasi dari populasi yang

ada, serta sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian mengambil sampel

selama lima tahun yakni tahun 2013 hingga 2017. Data yang digunakan yakni

Page 66: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

49

diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan pada tahun 2013, 2014,

2015, 2016 dan 2017 yang di akses dalam situs www.idx.co.id.

Tabel 4.1

Tahap Penyeleksian Sampel dengan Kriteria

No. Kriteria Jumlah

1. Perusahaan Sektor Manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2013-2017 694

2. Perusahaan sampel yang tidak sesuai dengan

kriteria penelitian dari tahun 2013-2017 (594)

Jumlah Sampel Tiap Periode 20

Periode Penelitian 5

Jumlah Sampel Akhir 100

Sumber: Data diolah (2018)

Dari total perusahaan sampel sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2013-2017 jumlah perusahaan yang terdaftar secara

berturut-turut untuk periode tersebut berjumlah 694 perusahaan. Dari 146

perusahaan, terdapat 69 perusahaan sampel yang tidak konsisten terdaftar di

BEI, terdapat 365 perusahaan sampel yang tidak dikendalikan oleh

perusahaan asing dengan presentase kepemilikan 20% dan terdapat juga 160

perusahaan yang tidak memiliki laba rugi selisih kurs dalam laporan

keuangannya. Berdasarkan data tersebut maka perusahaan yang memenuhi

kriteria untuk dijadikan sampel adalah sebanyak 20 perusahaan dengan

periode 5 tahun sehingga jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 100.

Page 67: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

50

B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

1) Hasil Uji Deskriptif

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi logistik (logistic regression). Tujuannya untuk memperoleh

gambaran menyeluruh mengenai pengaruh variabel independen yaitu

tunneling incentive dan exchange rate terhadap variabel dependen yaitu

keputusan transfer pricing pada perusahaan dengan variabel moderasi tax

minimization.

Tabel 4.2

Tabel Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std.

Deviation

TI 100 ,026 926,608 13,53672 98,709246

ER 100 ,000 1,427 ,10019 ,199673

TM 100 -33608,221 15680,141 -155,26800 3780,641895

TP 100 ,000 1,000 ,89000 ,314466

TI_TM 100 -,565 88,905 1,44492 10,394259

ER_TM 100 ,026 926,608 13,53672 98,709246

Valid N

(listwise)

100

Sumber: Data diolah (2018)

Tabel 4.2 menggambarkan hasil statistik deskriptif seluruh variable

independen dalam penelitian. Tujuan dari hasil uji statistik deskriptif

adalah untuk melihat kualitas data penelitian yang ditunjukan dengan

angka atau nilai yang terdapat pada mean dan standar deviasi. Apabila

Page 68: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

51

mean menunjukan angka yang lebih besar dibandingkan standar deviasi,

maka dapat dikatakan kualitas data menjadi lebih baik.

Berdasarkan table 4.2 nilai statistik deskriptif untuk variabel tunneling

incentive menunjukan bahwa nilai rata-rata (mean) sebesar 13,53672 atau

13,5%. Hal tersebut menunjukan Tunneling Incentive bahwa rata-rata

perusahaan sampel memiliki presentase sebesar 13,5%. Sedangkan untuk

nilai minimum, maksimum, dan standar deviasi pada variabel ini adalah

0,026, 926,608 dan 98,709246.

Variabel exchange rate menunjukan bahwa nilai rata-rata (mean)

adalah sebesar 0,10019 atau 10,0%. Hal tersebut menunjukan bahwa

10,0% perusahaan memiliki laba rugi selisih kurs pada laporan

keuangannya. Sedangkan untuk nilai minimum, maksimum dan standar

deviasi pada variabel ini adalah 0,000, 1,427 dan 0,199673.

Variabel tax minimization menunjukan bahwa nilai rata-rata (mean)

adalah sebesar 155,26800 atau 15,5%. Hal tersebut menunjukan bahwa

15,5% perusahaan meminimalkan pajaknya pada laporan keuangannya.

Sedangkan untuk nilai minimum, maksimum dan standar deviasi pada

variabel ini adalah 33608,221, 15680,141 dan 3780,641895.

Variabel dependen transfer pricing menunjukkan bahwa nilai rata-rata

(mean) adalah sebesar 0,89000 atau 89%. Hal tersebut menunjukkan

bahwa 89% perusahaan melakukan harga transfer (transfer pricing) ke

perusahaan yang memiliki relasi. Sedangkan untuk nilai minimum,

Page 69: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

52

maksimum dan standar deviasi pada variabel ini adalah 0,000, 1,000 dan

0,314466.

2) Hasil Uji Frekuensi

Tabel 4.3

Tabel Uji Frekuensi Transfer Pricing

TP

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak

Ada

Transaksi

Pihak

Berelasi

11 11,0 11,0 11,0

Ada

Transaksi

Pihak

Berelasi

89 89,0 89,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Sumber: Data diolah (2018)

Berdasarkan hasil tabel 4.3 menunjukkan bahwa distribusi frekuensi

untuk variabel transfer pricing ditunjukkan dengan adanya transaksi

penjualan pada pihak yang memiliki relasi atau hubungan istimewa. Dari

100 sampel perusahaan, ada 11 perusahaan yang tidak melakukan praktik

transfer pricing atau sekitar 11% dan sisanya sebesar 89 perusahaan

melakukan praktik transfer pricing yang dibuktikan dengan adanya

penjualan kepada pihak yang memiliki relasi dengan persentase 89%.

Perbandingan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan manufaktur yang

Page 70: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

53

terdaftar di BEI lebih banyak yang melakukan praktik transfer pricing jika

dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan praktik transfer

pricing.

2. Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Karena variabel dependen bersifat dummy (kualitas audit baik atau

kualitas tidak baik), maka pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji regresi logistik. Regresi logistik adalah regresi yang

digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat

dapat diprediksi dengan variabel bebasnya dan teknik analisis ini tidak

memerlukan lagi uji normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali,

2016). Adapun tahapan dalam regresi logistik adalah sebagai berikut:

a. Hasil Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Pengujian keseluruhan model (overall model fit) dilakukan

dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood pada awal

(Block Number=0) dengan nilai -2 Log Likelihood pada akhir (Block

Number=1). Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihoptesiskan fit dengan data.

Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.

Berdasarkan hipotesis ini, maka H0 harus diterima dan Ha harus

ditolak agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan

Page 71: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

54

fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa

model yang dihipotesiskan menggambarkan data input.

Tabel 4.4

Tabel Iteration History 0

Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 72,467 1,560

2 69,379 2,004

3 69,303 2,088

4 69,303 2,091

5 69,303 2,091

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 69,303

c. Estimation terminated at iteration number 5

because parameter estimates changed by less

than ,001.

Sumber: Data diolah (2018)

Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 24.0, pada tabel 4.4

menunjukkan bahwa nilai -2 Log Likelihood awal (tabel Iteration

History 0) adalah sebesar 69,303. Secara matematis, angka tersebut

signifikan pada alpha 5% dan berarti bahwa hipotesis nol (H0) ditolak.

Hal ini berarti hanya konstanta saja yang tidak fit dengan data

(sebelum dimasukkan variabel bebas ke dalam model regresi)

(Ghozali, 2016). Langkah selanjutnya adalah membandingkan antara

nilai -2 Log Likelihood awal (tabel Iteration History 0) dengan -2 Log

Likelihood akhir (tabel Iteration History 1).

Page 72: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

55

Tabel 4.5

Tabel Iteration History 1

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant TI ER TM

TI by

TM

ER by

TM

Step 1 1 69,985 1,453 ,304 -,822 ,000 ,000 -,302

2 65,301 1,785 ,651 -1,269 ,000 ,000 -,645

3 64,792 1,816 ,887 -1,368 ,000 ,000 -,876

4 64,661 1,807 ,944 -1,370 ,000 ,000 -,925

5 64,082 1,748 1,027 -1,345 ,000 ,000 -,937

6 62,330 1,552 1,342 -1,291 ,000 ,000 -,939

7 52,105 ,042 4,088 -1,086 ,000 ,000 -,739

8 46,666 -,996 6,977 -1,471 ,000 ,000 -,343

9 44,968 -1,622 9,252 -1,963 ,001 -,001 ,010

10 44,714 -1,948 10,520 -2,244 ,001 -,001 ,185

11 44,707 -2,011 10,777 -2,300 ,001 -,001 ,214

12 44,707 -2,013 10,786 -2,302 ,001 -,001 ,215

13 44,707 -2,013 10,786 -2,302 ,001 -,001 ,215

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

c. Initial -2 Log Likelihood: 69,303

d. Estimation terminated at iteration number 13 because parameter estimates changed

by less than ,001.

Sumber: Data diolah (2018)

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.5 tersebut terjadi

penurunan nilai antara -2 Log Likelihood awal dan akhir sebesar

24,596. Penurunan tersebut dapat diartikan bahwa penambahan

variabel bebas ke dalam model regresi memperbaiki model fit atau

dengan kata lain model fit dengan data.

Page 73: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

56

b. Hasil Uji Kelayakan Model (Hosmer and Lemeshow Test)

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer

and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and Lemeshow’s.

Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok

atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan

data sehingga model dapat dikatakan fit). Jika nilai statistik

Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit lebih besar daripada 0.05

maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu

memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat

diterima karena sesuai dengan data observasinya (Ghozali, 2016).

Selanjutnya ditunjukkan tabel 4.6, Hosmer and Lemeshow

Goodness of Fit yang menunjukkan bisa tidaknya model memprediksi

nilai observasi:

Tabel 4.6

Tabel Hosmer and Lemeshow Test

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 6,521 8 ,589

Sumber: Data diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut dapat diketahui bahwa nilai

signifikansi adalah sebesar 0,589. Nilai signifikansi yang diperoleh

tersebut telah memenuhi syarat dengan nilai diatas 0,05 (α) 5% yang

berarti hipotesis 0 (H0) tidak dapat ditolak atau dengan kata lain

model diterima. Hal ini berarti model mampu memprediksi nilai

Page 74: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

57

observasinya atau model dapat diterima karena cocok dengan

observasi nya sehingga model ini dapat digunakan untuk analisis

selanjutnya.

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R.Square)

Uji koefisien determinasi dengan menggunakan Nagelkerke R

Square merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan dan

mempengaruhi variabel dependen. Nilai Nagelkerke R Square

bervariasi antara 1 sampai dengan 0 . Jika nilai semakin mendekati 1

maka model dianggap semakin goodness of fit, sementara jika semakin

mendekati 0 maka model dianggap tidak goodness of fit (Ghozali,

2016).

Tabel 4.7

Tabel Model Summary

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 44,707a ,218 ,436

a. Estimation terminated at iteration number 13 because

parameter estimates changed by less than ,001.

Sumber: Data diolah (2018)

Tabel 4.7 adalah tabel model summary. Pada tabel ini nilai

Nagelkerke R Square menunjukkan nilai 0,436. Hal ini berarti

variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel

Page 75: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

58

independen dalam penelitian ini adalah sebesar 43,6%. Sisanya

sebesar 56,4% dijelaskan oleh variabel independen lain diluar model

penelitian ini, misalnya debt covenant, ukuran perusahaan dan lain

sebagainya.

Dapat dikatakan bahwa variasi variabel independen dalam

penelitian ini yaitu tunneling incentive dan exchange rate mampu

menjelaskan variasi variabel dependen dalam penelitian ini yaitu

transfer pricing sebesar 43,6%.

d. Hasil Uji Matriks Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model

regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan manufaktur yang

mempunyai laporan keuangan yang baik. Tabel klasifikasinya

menghitung estimasi yang benar (correct) dan salah (incorrect). Hasil

uji matriks klasifikasi ditunjukkan pada tabel 4.8 berikut ini

Tabel 4.8

Tabel Classification

Classification Tablea

Observed

Predicted

TP Percentage

Correct ,000 1,000

Step 1 TP ,000 0 11 ,0

1,000 2 87 97,8

Overall Percentage 87,0

a. The cut value is ,500

Sumber: Data diolah (2018)

Page 76: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

59

Pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa menurut prediksi,

perusahaan yang melakukan transfer pricing adalah 89, sedangkan

berdasarkan observasi sesungguhnya adalah 98. Jadi ketepatan model

ini adalah 89/98 atau 97,8%. Sedangkan prediksi perusahaan yang

tidak melakukan transfer pricing adalah 11, sedangkan menurut

observasi sesungguhnya adalah 2. Jadi ketepatan model ini adalah

2/11 atau 0%. Ketepatan dari prediksi keseluruhan model ini adalah

sebesar 87%.

e. Hasil Uji Signifikansi Regresi Logistik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk menguji

pengaruh variabel tunneling incentive dan exchange rate terhadap

variabel dependen keputusan transfer pricing yang memakai variabel

moderasi tax minimization dengan menggunakan analisis regresi

logistik yang hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.9.

Page 77: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

60

Tabel 4.9

Uji Signifikansi

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a TI 10,786 3,550 9,231 1 ,002 48321,728

ER -2,302 1,441 2,551 1 ,110 ,100

TM ,001 ,000 1,969 1 ,161 1,001

TI by

TM

-,001 ,000 8,425 1 ,004 ,999

ER by

TM

,215 1,147 ,035 1 ,851 1,240

Constant -2,013 1,145 3,092 1 ,079 ,134

a. Variable(s) entered on step 1: TI, ER, TM, TI * TM , ER * TM .

Sumber: Data diolah (2018)

Berdasarkan pengujian regresi logistik sebagaimana telah

dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi hasil disajikan dalam

empat bagian. Bagian pertama membahas pengaruh tunneling

incentive (TI) terhadap keputusan transfer pricing (TP) (Ha1). Bagian

kedua membahas pengaruh exchange rate (ER) terhadap keputusan

transfer pricing (TP) (Ha2). Bagian ketiga membahas pengaruh

tunneling incentive (TI) terhadap keputusan transfer pricing (TP)

dengan tax minimization (TM) sebagai moderasi (Ha3). Bagian

keempat membahas pengaruh exchange rate (ER) terhadap keputusan

transfer pricing (TP) dengan tax minimization (TM) sebagai moderasi

(Ha4).

Page 78: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

61

Berdasarkan Tabel 4.9 maka model regresi yang terbentuk adalah

sebagai berikut:

Ln (p/1-p)= TP = -2,013 + 10,786TI – 2,302ER + 0,01TM –

0,01TI*TM + 0,215ER*TM + ɛ

C. Pembahasan

1. Pengaruh Tunneling Incentive (TI) terhadap keputusan Transfer

Pricing (TP)

Berdasarkan hasil uji regresi logistik diatas, diketahui bahwa besarnya

koefisien regresi positif dengan tingkat signifikansi yang berada dibawah

0,05 yaitu sebesar 0,002. Oleh karena itu hipotesis pertama yang

menyatakan bahwa tunneling incentive berpengaruh terhadap keputusan

transfer pricing diterima. Adapun nilai beta yang dihasilkan menunjukan

bahwa terdapat hubungan positif antara tunneling incentive dengan

keputusan transfer pricing yaitu sebesar 10,786. Hal ini menunjukkan

bahwa tunneling incentive berpengaruh terhadap keputusan transfer

pricing.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Nuradila et al,.

(2018) yang mengatakan kondisi yang unik dimana kepemilikan saham

pada perusahaan publik di Indonesia cenderung terkonsentrasi sehingga

ada kecenderungan pemegang saham mayoritas untuk melakukan

tunneling ke perusahaan anak. Sejalan dengan penelitian Nurlita (2018)

menyatakan semakin besar tunneling maka semakin tinggi keputusan

Page 79: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

62

perusahaan untuk melakukan transfer pricing. Konsisten dengan hasil

Mispiyanti (2015) menunjukkan bahwa tunneling incentive berpengaruh

signifikan terhadap keputusan transfer pricing.

Penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Deanti (2017) yang

memiliki regresi koefisien negatif dengan signifikansi diatas 0,05 yaitu

sebesar 0,936. Terdapat hubungan negatif antara tunneling incentive

dengan keputusan transfer pricing perusahaan, dimana semakin

meningkatnya praktik tunneling perusahaan maka semakin menurunnya

keputusan perusahaan untuk melakukan transfer pricing.

Kepemilikan saham (tunneling) pengendali yang semakin besar dalam

perusahaan memungkinkan semakin besar keputusan perusahaan untuk

melakukan transfer pricing. Adapun transaksi pihak berelasi tersebut

dapat berupa penjualan atau pembelian yang digunakan untuk mentransfer

kas atau aset lancar lain keluar dari perusahaan melalui penentuan harga

yang tidak wajar untuk kepentingan pemegang saham pengendali. Adanya

transaksi tersebut mengakibatkan pemegang saham minoritas merasa

dirugikan karena berkurangnya dividen yang diterima atas besarnya

pembebanan biaya transaksi tersebut.

2. Pengaruh Exchange Rate (ER) terhadap keputusan Transfer Pricing

(TP)

Pada hasil uji regresi logistik diatas menunjukkan bahwa exchange

rate dapat diketahui besanya koefisien regresi negatif dengan tingkat

signifikansi yang berada diatas 0,05 yaitu sebesar 0,110. Hal ini

Page 80: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

63

menandakan bahwa exchange rate tidak berpengaruh terhadap keputusan

perusahaan melakukan transfer pricing. Nilai beta yang muncul memiliki

koefisien regresi negatif sebesar 2,302. Hal tersebut mengindikasikan

bahwa exchange rate bukanlah variabel kuat yang dapat dipakai oleh

perusahaan dalam mempertimbangkan dalam melakukan praktik transfer

pricing.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Mayantya (2018),

Ardiyanti (2017), Marfuah dan Azizah (2014) yang menyatakan bahwa

nilai tukar atau exchange rate tidak mempengaruhi perusahaan dalam

melakukan keputusan transfer pricing. Perubahan nilai tukar tidak

mempengaruhi keputusan para direksi untuk melakukan transfer pricing

karena banyak dari perusahaan sampel yang mengalami rugi atas selisih

kurs pada kegiatan operasi mereka.

Dengan adanya kerugian tersebut, perusahaan memandang bahwa adanya

perubahan nilai tukar tidak memberikan keuntungan bagi perusahaan salah

satunya dikarenakan oleh melemahnya mata uang domestik. Melemahnya

mata uang domestik membuat perusahaan merugi dalam transaksi dengan

pihak asing yang menggunakan kurs, seperti misalnya untuk mendapatkan

sejumlah bahan baku dengan jumlah yang sama pada harga dollar yang

sama memerlukan jumlah rupiah yang lebih banyak akibat dari pelemahan

nilai rupiah terhadap dollar. (Mayantya, 2018)

Page 81: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

64

3. Pengaruh Tax Minimization (TM) dalam memoderasi Tunneling

Incentive (TI) terhadap keputusan Transfer Pricing (TP)

Hasil pengujian regresi logistik memperlihatkan bahwa tax

minimization memiliki koefisien regresi negatif senilai 0,001 dan tingkat

signifikansi senilai 0,004 yang berarti lebih besar dari 0,05. Hasil tersebut

dapat membuktikan bahwa tax minimization dapat memoderasi pengaruh

tunneling incentive terhadap keputusan transfer pricing , maka Ha3

berhasil diterima.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Nuradila et al,.

(2018) yang menunjukkan hasil variabel tax minimization memoderasi

pengaruh tunneling incentive terhadap keputusan transfer pricing. Ini

membuktikan bahwa perusahaan multinasional cenderung untuk

meminimalkan beban pajak dengan cara meminimalkan laba melalui

praktik transfer pricing. Dengan memperkuat tujuan para pemegang

saham mayoritas dengan cara mentransfer aset dan profit perusahaan

untuk kepentingan mereka sendiri melalui praktik transfer pricing

tersebut, sehinnga pada akhirnya perusahaan tidak perlu mendistribusikan

dividen kepada pemegang saham minoritas (tunneling).

4. Pengaruh Tax Minimization (TM) dalam memoderasi Exchange Rate

(ER) terhadap keputusan Transfer Pricing (TP)

Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik memperlihatkan bahwa

tax minimization memiliki koefisien regresi positif senilai 0,215 dan

Page 82: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

65

tingkat signifikansi senilai 0,851 yang berarti lebih besar dari 0,05. Hasil

tersebut dapat membuktikan bahwa tax minimization tidak dapat

memoderasi pengaruh exchange rate terhadap keputusan transfer pricing,

maka Ha4 ditolak.

Terlepas dari tujuan manajemen perusahaan yang ingin meminimalkan

beban pajak dalam penelitian ini tidak mempengaruhi variabel exchange

rate terhadap keputusan transfer pricing. Dengan adanya praktik transfer

pricing, tax minimization dilakukan dengan cara mengalihkan penghasilan

dan biaya dari suatu perusahaan yang memiliki hubungan istimewa

kepada perusahaan di negara lain yang tarif pajaknya berbeda. Namun,

nilai tukar mata uang (exchange rate) bukan hal yang jadi pertimbangan

dalam keputusan melakukan transfer pricing ke perusahaan yang memiliki

relasi diluar negeri dalam penelitian ini. Berdasarkan penjelasan diatas,

dalam hal ini tax minimization tidak dapat menjadi variabel moderasi

antara exchange rate dan keputusan transfer pricing.

Page 83: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013 – 2017 dan dengan data yang telah

diperoleh dan hasil pengujian yang telah dilakukan menggunakan uji regresi

logistik dengan menggunakan bantuan SPSS 24, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Tunneling incentive berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian Nuradila et al,. (2018), Nurlita

(2018) dan Mispiyanti (2015). Namun hasil penelitian ini tidak konsisten

dengan penelitian Deanti (2017).

2. Exchage Rate tidak berpengaruh terhadap keputusan transfer pricing.

Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Mayantya (2018),

Ardiyanti (2017), Marfuah dan Azizah (2014).

3. Tax minimization dapat memoderasi hubungan antara tunneling incentive

dengan keputusan transfer pricing. Penelitian ini konsisten dengan hasil

penelitian Nuradila et al,. (2018).

4. Tax minimization tidak dapat memoderasi hubungan antara exchange rate

dengan keputusan transfer pricing. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan

penelitian Mayantya (2018).

Page 84: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

67

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi pada ilmu akuntansi serta manajemen khususnya

mengenai praktik transfer pricing. Selain itu diharapkan dapat menambah

informasi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan

melakukan transfer pricing dan dalam penelitian ini faktornya adalah

tunneling incentive dan exchange rate dengan tax minimization sebagai

pemoderasi.

Penelitian lain dimasa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian lain yang lebih berkualitas dengan beberapa saran diantaranya :

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel

pengujian lain seperti faktor yang mempengaruhi keputusan transfer

pricing seperti debt covenant dan bonus mechanism (Nuradila et al,.

2018), kepemilikan asing (Mayantya, 2018), pajak (Mispiyanti, 2015)

atau variabel lainnya yang berkaitan dengan transfer pricing.

2. Sampel penelitian tidak berfokus pada sektor manufaktur. Maka pada

penelitian selanjutnya disarankan untuk memperbanyak sampel

penelitian seperti dari sektor keuangan, perbankan dan lain-lain.

3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan rentang waktu yang

lebih lama dengan harapan memberikan hasil yang lebih baik, tidak

hanya dalam rentan waktu lima tahun terakhir.

Page 85: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

68

4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan alternatif proksi

lain untuk variabel transfer pricing, seperti menggunakan nilai related

party transaction (RPT) yang terdapat pada laporan keuangan

perusahaan (Nuradila et al,. 2018)

Page 86: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

69

DAFTAR PUSTAKA

Aharony, J., J. Wang, and H. Yuan. 2010. “Tunneling as An Incentive for Earnings

Management During The IPO Process in China”. Journal of Accounting and

Public Policy. Vol. 29: 1-26.

Andraeni, Syarah Sefti. 2017. “Pengaruh Exchange Rate, Tunneling Incentive, Dan

Mekanisme Bonus Terhadap Keputusan Perusahaan Melakukan Transfer

Pricing.” Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif

Hidayatullah, Jakarta.

Ardiyanti, Deny. 2017. “Pengaruh Mekanisme Bonus, Tax Minimization, Exchange

Rate Dan Multinationality Terhadap Keputusan Transfer Pricing.” Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bank Indonesia. 2004. Sistem dan Kebijakan. Pusat Pendidikan dan Studi

Kebankentralan (PPSK) Bank Indonesia. Retrieved from

https://www.bi.go.id/id/publikasi/seri-kebanksentralan/Documents/12.

Brilianty, Theresa. 2015. “Pengaruh Pajak,Mekanisme Bonus Dan Ukuran

Perusahaan Pada Keputusan Transfer Pricing Di Perusahaan Dagang Dan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014”.

Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis, Universitas Katolik Widya

Mandala, Surabaya.

Chan, Canri, Steven P. Landry, Terrance Jalbert. 2004. "On International Transfer

Pricing Decisions", International Business & Economics Research Journal

Volume 3, Number 3, 1.

Deanti, Laksmita Rachmah. 2017. “Pengaruh Pajak, Intangible Assets, Leverage,

Profitabilitas Dan Tunneling Incentive Terhadap Keputusan Transfer Pricing

Perusahaan Multinasional Indonesia.” Fakultas Ekonomi dan Bisnis,

Universitas Islam Negeri, Jakarta.

Ghozali, Imam. 2016. “Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS 23”.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Godfrey, J., Hodgson, Allan, Ann Tarca, Jane Hamilton and Scott Holmes. 1994.

“Accounting Theory 7 Edition”. John Willey and Sons, Sydney

Goeltom, Miranda, Doddy Zulverdi. 1998. "Manajemen Nilai Tukar di Indonesia dan

Permsalahannya" Journalbankingindoensia.org.

Page 87: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

70

Gusnardi. 2009. “Penetapan Harga Transfer Dalam Kajian Perpajakan”. Pekbis

Jurnal. Vol. 1.No. 1. Universitas Riau. Pekanbaru.

Hartanti, W, Desmiyati dan Julita. 2014. “Tax Minimization, Tunneling Incentive dan

Mekanisme Bonus terhadap Keputusan Transfer Pricing Seluruh Perusahaan

yang Listing di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Riau, Pekanbaru.

Januarti, Indira. 2007. “Pendekatan dan Kritik Teori Akuntansi Positif”, Universitas

Diponegoro, Semarang.

Jensen, M. and W.H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Magerial Behavior,

Agency Cost and Ownership Structure.” Journal of Financial Economics 3.

305-360.

Jian, M., and T. J. Wong. 2003. “Earnings Management and Tunneling Through

Related-Party Transactions: Evidence from Chinese Corporate Groups”.

Working paper, The Chinese University of Hong Kong and Nanyang

Technological University.

La Porta, R., F. Lopez-de-Silanes, A. Shleifer, dan R.W. Vishny. 2000. “Investor

Production and Corporate Governance”. Journal of Financial Economics.

Hlm. 3-27.

Lingga, Ita Salsalina. 2012. “Aspek Perpajakan dalam Transfer Pricing dan

Problematika Praktik Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)”. Zenit Vol. 1

No. 3.

Lo, Agnes W.Y, Raymond, M.K.W and Michael Firth. 2010. “Tax, Financial

Reporting, and Tunneling Incentives for Income Shifting:An Empirical

Analysis of the Transfer Pricing Behavior of Chinese-Listed Companies”.

American Accounting Association Vol. 32 No. 2.

Marfuah dan Andri Puren Nour Azizah. 2014. “Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive

Dan Exchange Rate Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan”. JAAI

Vol. 18 No. 2.

Mayantya, Sanintya. 2018. “Pengaruh Tax Minimization, Mekanisme Bonus,

Kepemilikan Asing, Exchange Rate, Dan Kualitas Audit Terhadap Keputusan

Transfer Pricing.” Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia,

Yogyakarta.

Mispiyanti. 2015. “Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive Dan Mekanisme Bonus

Terhadap Keputusan Transfer Pricing”. Vol. 16 No. 1.

Page 88: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

71

Mutamimah. 2009. “Tunneling atau Value Added dalam Strategi Merger dan

Akuisisi di Indonesia”, Manajemen & Bisnis Vol. 7 No. 1.

Ni’maturosyidah, Alfin. 2018. “Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive, Debt Covenant

Dan Exchange Rate Terhadap Keputusan Perusahaan Untuk Melakukan

Transfer Pricing.” Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Maulana

Malik Ibrahim, Malang.

Nugraha, Angga Kusuma. 2016. “Analisis Pengaruh Beban Pajak, Tunneling

Incentive, Dan Mekanisme Bonus Terhadap Transfer Pricing Perusahaan

Multinasional Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Negeri

Semarang.

Nuradila, Ratna Felix dan Raden Arif Wibowo. 2018. “Tax Minimination Sebagai

Pemoderasi Hubungan Antara Tunneling Incentive, Bonus Mechanism Dan

Debt Covenant Dengan Keputusan Transfer Pricing.” Journal Of Islamic

Finance and Accounting, Vol. 1 No. 1.

Nurhayati, Indah Dewi. 2013. “Evaluasi Atas Perlakuan Perpajakan Terhadap

Transaksi Transfer Pricing Pada Perusahaan Multinasional Di Indonesia”.

Jurnal Manajemen Dan Akuntansi Volume 2, Nomor 1.

Nurjanah, Ika, Hj. Isnawati dan Antonius G. Sondakh. 2015. “Faktor Determinan

Keputusan Perusahaan Melakukan Transfer Pricing.” Jurnal Universitas

Lambung Mangkurat.

Nurlita, Tika. 2018. “Pengaruh Debt Convenant, Tunneling Incentive Dan Intangible

Assets Terhadap Keputusan Transfer Pricing Pada Perusahaan Manufaktur.”

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri, Jakarta.

OECD. 2010. "Transfer Pricing Guidelines for Multinational Enterprises and Tax."

Paris, France.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2011 tentang “Penerapan

Prinsip Kewajaran dan Kelaziman Usaha dalam Transaksi Antara Wajib

Pajak Dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.”

Peraturan Menteri Keuangan No. 213/PMK.03/2016 tentang “Pelaporan Dokumen

Induk/Dokumen Lokal dan Laporan Per Negara Bagi Wajib Pajak yang

Melakukan Transaksi Dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa.”

Pramana, Aviandika Heru. 2014. “Pengaruh Pajak, Bonus Plan, Tunneling Incentive,

dan Debt Covenant Terhadap Keputusan Perusahaan Untuk Melakukan

Transfer Pricing”. Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro.

Page 89: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

72

Putri, Elsa Kisari. 2016. “Pengaruh Kepemilikan Asing, Ukuran Perusahaan, Dan

Leverage Terhadap Keputusan Perusahaan Untuk Melakukan Transfer

Pricing (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Periode 2014)”. Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Rosa, R., Andini, R., & Raharjo, K. 2017. “Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive,

Mekanisme Bonus, Debt Convenant, dan Good Corporate Governance (GCG)

terhadap transaksi Transfer Pricing (Studi pada Perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015).” Jurnal Unpand.

https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/AKS/article/viewFile/806/782

Sansing, R. C. 1999. “The Journal of the American Taxation Association” Economic

Foundations of Valuation Discounts. 21: 28–38.

Santoso, I. 2004. “Advance Pricing Agreement dan Problematika Transfer Pricing

dari Perspektif Perpajakkan Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Vol.6 No.2 Universitas Indonesia.

Syamsuddin B, Emy. 2015. “Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive dan Karakter

Eksekutif terhadap keputusan Transfer Pricing Perusahaan (Studi Empiris

pada perusahaan sektor manufaktur periode 2011-2014)”.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Wafiroh, Novi Lailiyul. 2015. “Pengaruh Pajak, Tunneling Incentive Dan

Mekanisme Bonus Pada Keputusan Transfer Pricing Perusahaan Manufaktur

Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013.”

Watts, Ross L dan Zimmerman J.L. 1986. “Positive Accounting Theory”, Prentice-

Hall, London.

Yuniasih, Ni Wayan, Ni Ketut Rasmini dan Made Gede Wirakusuma. 2012.

“Pengaruh Pajak Dan Tunneling Incentive Pada Keputusan Transfer Pricing

Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia”. Universitas

Udayana, Bali.

Page 90: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

73

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 91: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

74

Lampiran 1

Daftar Nama Perusahaan Sampel

Tahun 2013-2017

Kode

Perusahaan Nama Perusahaan

AMFG Asahimas Flat Glass Tbk.

ARNA Arwana Citra Mulia Tbk.

ASII Astra International Tbk.

AUTO Astra Auto Part Tbk.

BTON Beton Jaya Manunggal Tbk.

CEKA Cahaya Kalbar Tbk.

CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk.

DLTA Delta Djakarta Tbk.

DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk.

ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk.

LION Lion Metal Works Tbk.

LMSH Lionmesh Prima Tbk.

MERK Merck Tbk.

SMCB Holcim Indonesia Tbk.

SRSN Indo Acitama Tbk.

TOTO Surya Toto Indonesia Tbk.

UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk.

UNVR Unilever Indonesia Tbk.

WIIM Wismilak Inti Makmur Tbk.

Page 92: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

75

Lampiran 2

Pengukuran Gabungan

Perusahaan Manufaktur 2013

No Tahun

Kode

Perusahaan

Tunneling

Incentive

Exchange

Rate

Tax

Minimization

1 2013 AMFG 0,438615207 0,028729703 15,26695912

2 2013 ARNA 0,245183808 -0,079024109 -3,102645655

3 2013 ASII 0,501148083 -0,02728627 -18,36630983

4 2013 AUTO 0,799999987 -0,016197332 -49,39084988

5 2013 BTON 0,455555556 0,595566809 0,76491092

6 2013 CEKA 0,870203361 -0,648969816 -1,340899593

7 2013 CPIN 0,555335127 0,126713649 4,382599105

8 2013 DLTA 0,58334587 -0,01308492 -44,58153729

9 2013 DVLA 926,6079571 0,059094363 15680,14131

10 2013 ICBP 0,805329454 0,030048635 26,80086632

11 2013 JPFA 0,575084336 -0,468817262 -1,226670565

12 2013 LION 0,576976315 0,149954694 3,847670922

13 2013 LMSH 0,255489583 0,002777798 91,97556468

14 2013 MERK 0,739917411 -0,002476719 -298,7490947

15 2013 SMCB 0,806432659 -0,169365787 -4,761485027

16 2013 SRSN 0,352101669 -0,003826007 -92,02849174

17 2013 TOTO 0,962096899 0,037158935 25,89140148

18 2013 UNIT 0,358958304 -0,159035636 -2,257093518

19 2013 UNVR 0,849918414 -0,00109725 -774,5897826

20 2013 WIIM 0,224784022 -0,021638978 -10,38792209

Page 93: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

76

Lampiran 3

(Lanjutan)

No Tahun

Kode

Perusahaan

Tunneling

Incentive

Exchange

Rate

Tax

Minimization

1 2014 AMFG 0,438615207 0,021399193 20,4968104

2 2014 ARNA 0,245183808 -0,002292277 -106,9607948

3 2014 ASII 0,501148083 -0,004656663 -107,6195621

4 2014 AUTO 0,799999987 -0,018833407 -42,47771003

5 2014 BTON 0,455555556 0,242459661 1,878892159

6 2014 CEKA 0,870203361 -0,311311185 -2,795284599

7 2014 CPIN 0,555335127 -0,128858788 -4,309641076

8 2014 DLTA 0,58334587 0,000160553 3633,357821

9 2014 DVLA 0,929991382 0,000352118 2641,135311

10 2014 ICBP 0,805329454 0,024798135 32,47540343

11 2014 JPFA 0,575084336 -0,140692299 -4,08753243

12 2014 LION 2,884881575 0,026885079 107,3041898

13 2014 LMSH 0,025548958 0,034925605 0,73152514

14 2014 MERK 0,739917411 -0,004462614 -165,803573

15 2014 SMCB 0,806432659 -0,015611373 -51,65674226

16 2014 SRSN 17,60508339 0,054989936 320,1510044

17 2014 TOTO 0,394818597 0,00169554 232,8570975

18 2014 UNIT 0,358958304 -0,273926925 -1,310416287

19 2014 UNVR 0,849918414 -2,5289E-05 -33608,22083

20 2014 WIIM 0,224784022 -0,003572434 -62,92180419

Page 94: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

77

Lampiran 4

(Lanjutan)

No Tahun

Kode

Perusahaan

Tunneling

Incentive

Exchange

Rate

Tax

Minimization

1 2015 AMFG 0,438615207 0,102437627 4,281778292

2 2015 ARNA 0,245183808 -0,096710983 -2,53522196

3 2015 ASII 0,501148083 -0,014824249 -33,80596861

4 2015 AUTO 0,799999987 -0,047389736 -16,88129231

5 2015 BTON 0,455555556 1,426590246 0,319331747

6 2015 CEKA 0,870203361 -0,203426291 -4,277733019

7 2015 CPIN 0,555335127 -0,257174702 -2,159369189

8 2015 DLTA 0,58334587 -0,001547508 -376,9582328

9 2015 DVLA 0,929991382 0,032661436 28,47368331

10 2015 ICBP 0,805329454 0,007089924 113,5878837

11 2015 JPFA 0,578394314 -0,68660426 -0,842398377

12 2015 LION 0,288568044 0,180525988 1,598484782

13 2015 LMSH 0,255489583 0,236597854 1,079847426

14 2015 MERK 0,739917411 -0,006101459 -121,2689402

15 2015 SMCB 0,806432659 0,010438961 77,25219229

16 2015 SRSN 352,1016686 0,252497325 1394,476826

17 2015 TOTO 0,379025853 -0,021184292 -17,89183518

18 2015 UNIT 0,358958304 0,605554312 0,592776398

19 2015 UNVR 0,849918414 -0,000407179 -2087,336175

20 2015 WIIM 0,224784022 -0,010269148 -21,88925706

Page 95: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

78

Lampiran 5

(Lanjutan)

No Tahun

Kode

Perusahaan

Tunneling

Incentive

Exchange

Rate

Tax

Minimization

1 2016 AMFG 0,438615207 0,075166183 5,835273103

2 2016 ARNA 0,37322424 0,048064263 7,765109023

3 2016 ASII 0,501148083 -0,006965353 -71,94869862

4 2016 AUTO 0,799999987 -0,031665555 -25,26404475

5 2016 BTON 0,798611111 0,355046361 2,249315018

6 2016 CEKA 0,870203361 -0,00362394 -240,1263067

7 2016 CPIN 0,555335127 0,042378104 13,10429384

8 2016 DLTA 0,58334587 0,003435215 169,8134974

9 2016 DVLA 0,924614678 -0,000457007 -2023,197849

10 2016 ICBP 0,805329454 0,00061412 1311,355483

11 2016 JPFA 0,51 0,003882395 131,3622019

12 2016 LION 0,288488157 -0,051994586 -5,548426831

13 2016 LMSH 0,255489583 -0,025715034 -9,935416937

14 2016 MERK 0,739917411 -0,005753681 -128,5989665

15 2016 SMCB 0,806432659 0,208844866 3,861395656

16 2016 SRSN 0,352101669 -0,424975805 -0,828521682

17 2016 TOTO 0,379025853 0,007191609 52,70389873

18 2016 UNIT 0,358958304 0,143757347 2,496973625

19 2016 UNVR 0,849918414 0,000580736 1463,520069

20 2016 WIIM 0,224784022 -0,000370145 -607,2859031

Page 96: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

79

Lampiran 6

(Lanjutan)

No Tahun

Kode

Perusahaan

Tunneling

Incentive

Exchange

Rate

Tax

Minimization

1 2017 AMFG 0,438615207 0,11687556 3,7528394

2 2017 ARNA 0,37322424 -0,002452627 -152,173238

3 2017 ASII 0,501148083 -0,000308261 -1625,724381

4 2017 AUTO 0,799999987 -0,028862145 -27,71796723

5 2017 BTON 0,798611111 0,063296667 12,61695369

6 2017 CEKA 0,870203361 -0,003548449 -245,2348474

7 2017 CPIN 0,555335127 0,004231342 131,2432745

8 2017 DLTA 0,58334587 -0,000892283 -653,7675656

9 2017 DVLA 0,924614678 0,001049127 881,3177519

10 2017 ICBP 0,805329454 0,001031007 781,1097106

11 2017 JPFA 0,51 0,007245798 70,38562085

12 2017 LION 0,288488157 0,046323476 6,227688029

13 2017 LMSH 0,255489583 0,004512577 56,61722563

14 2017 MERK 0,739917411 0,007797467 94,89201942

15 2017 SMCB 0,806432659 0,020314613 39,69717099

16 2017 SRSN 0,352101669 0,009257108 38,03581884

17 2017 TOTO 0,379025853 -0,001734952 -218,4647789

18 2017 UNIT 0,217753195 0,102397315 2,126551806

19 2017 UNVR 0,849918414 -0,000723991 -1173,934747

20 2017 WIIM 0,224784022 0,00265915 84,5322716

Page 97: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

80

Lampiran 7

Pengukuran Transfer Pricing

No

Kode

Perusahaan

2013 2014 2015 2016 2017

1 AMFG 1 1 1 1 1

2 ARNA 1 1 1 1 1

3 ASII 1 1 1 1 1

4 AUTO 1 1 1 1 1

5 BTON 0 1 1 1 1

6 CEKA 1 1 1 1 1

7 CPIN 1 1 1 1 1

8 DLTA 1 1 1 1 1

9 DVLA 1 1 1 1 1

10 ICBP 1 1 1 1 1

11 JPFA 1 1 1 1 1

12 LION 1 1 1 1 1

13 LMSH 1 1 1 1 1

14 MERK 1 1 1 1 1

15 SMCB 1 1 1 1 1

16 SRSN 1 1 1 1 1

17 TOTO 1 1 1 1 1

18 UNIT 0 0 0 0 0

19 UNVR 1 1 1 1 1

20 WIIM 0 0 0 0 0

Page 98: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

81

Lampiran 8

Output Hasil Penelitian Data

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TI 100 ,026 926,608 13,53672 98,709246

ER 100 ,000 1,427 ,10019 ,199673

TM 100 -33608,221 15680,141 -155,26800 3780,641895

TP 100 ,000 1,000 ,89000 ,314466

TI_TM 100 -,565 88,905 1,44492 10,394259

ER_TM 100 ,026 926,608 13,53672 98,709246

Valid N (listwise) 100

2. Hasil Uji Frekuensi

TP

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ,000 11 11,0 11,0 11,0

1,000 89 89,0 89,0 100,0

Total 100 100,0 100,0

Page 99: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

82

3. Hasil Uji Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 72,467 1,560

2 69,379 2,004

3 69,303 2,088

4 69,303 2,091

5 69,303 2,091

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 69,303

c. Estimation terminated at iteration number 5

because parameter estimates changed by less

than ,001.

Iteration Historya,b,c,d

Iteration

-2 Log

likelihood

Coefficients

Constant TI ER TM

TI by

TM

ER by

TM

Step 1 1 69,985 1,453 ,304 -,822 ,000 ,000 -,302

2 65,301 1,785 ,651 -1,269 ,000 ,000 -,645

3 64,792 1,816 ,887 -1,368 ,000 ,000 -,876

4 64,661 1,807 ,944 -1,370 ,000 ,000 -,925

5 64,082 1,748 1,027 -1,345 ,000 ,000 -,937

6 62,330 1,552 1,342 -1,291 ,000 ,000 -,939

7 52,105 ,042 4,088 -1,086 ,000 ,000 -,739

8 46,666 -,996 6,977 -1,471 ,000 ,000 -,343

9 44,968 -1,622 9,252 -1,963 ,001 -,001 ,010

10 44,714 -1,948 10,520 -2,244 ,001 -,001 ,185

11 44,707 -2,011 10,777 -2,300 ,001 -,001 ,214

12 44,707 -2,013 10,786 -2,302 ,001 -,001 ,215

13 44,707 -2,013 10,786 -2,302 ,001 -,001 ,215

a. Method: Enter

b. Constant is included in the model.

Page 100: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

83

c. Initial -2 Log Likelihood: 69,303

d. Estimation terminated at iteration number 13 because parameter estimates

changed by less than ,001.

4. Hasil Uji Kelayakan Model (Hosmer and Lemeshow Test)

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 6,521 8 ,589

5. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Model Summary

Step

-2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 44,707a ,218 ,436

a. Estimation terminated at iteration number 13 because

parameter estimates changed by less than ,001.

6. Hasil Uji Matriks Klasifikasi

Classification Tablea

Observed

Predicted

TP Percentage

Correct ,000 1,000

Step 1 TP ,000 0 11 ,0

1,000 2 87 97,8

Overall Percentage 87,0

a. The cut value is ,500

Page 101: PENGARUH TUNNELING INCENTIVE DAN EXCHANGE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/52954...Cendrawasih : Tahun 1998-2002 2. SDN Pekayon 12 Pagi : Tahun 2000-2006 3. SMPN

84

7. Hasil Uji Signifikansi Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a TI 10,786 3,550 9,231 1 ,002 48321,728

ER -2,302 1,441 2,551 1 ,110 ,100

TM ,001 ,000 1,969 1 ,161 1,001

TI by TM -,001 ,000 8,425 1 ,004 ,999

ER by TM ,215 1,147 ,035 1 ,851 1,240

Constant -2,013 1,145 3,092 1 ,079 ,134

a. Variable(s) entered on step 1: TI, ER, TM, TI * TM , ER * TM .

Correlation Matrix

Constant TI ER TM TI by TM ER by TM

Step 1 Constant 1,000 -,925 ,161 -,471 ,861 ,022

TI -,925 1,000 -,364 ,536 -,949 ,037

ER ,161 -,364 1,000 -,226 ,422 -,265

TM -,471 ,536 -,226 1,000 -,518 ,034

TI by TM ,861 -,949 ,422 -,518 1,000 -,337

ER by TM ,022 ,037 -,265 ,034 -,337 1,000