POLMAS PEKAYON

24
IMPLEMENTASI POLMAS PADA KEPOLISIAN POS PEKAYON JAYA BAB I PENDAHULUAN Pemisahan Polri dari TNI (ABRI) pasca reformasi 1998, pada kenyataanya telah memberikan sebuah bentuk paradigma baru bagi perkembangan Kepolisian di Indonesia. Kesan arogan, keras, militeristik dan pelayanan buruk berangsur-angsur mengalami perubahan menjadi sosok Polisi yang humanis,profesional dan taat hukum. Dengan ditandai lahirnya Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Polri memasuki sebuah era Kepolisian sipil yang senantiasa bertugas untuk menegakkan hukum, menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat serta sebagai sosok pelindung,pengayom dan pelayan masyarakat. Tuntutan perubahan paradigma Polri ini pada kenyataanya sangat selaras dengan perkembangan masyarakat Indonesia baik secara sosiologis maupun psikologis. Perkembangan jaman dengan ditandai dengan semakin canggihnya teknologi telah membawa dampak yang cukup besar pula pada perkembangan kejahatan yang ada. Bentuk-bentuk penyidikan dengan kekerasan dan mengejar pengakuan sudah tidak mungkin lagi untuk dilaksanakan. Kondisi ini berganti dengan pola penyidikan dengan mengedepankan pembuktian dan dikerjakan secara profesional dan transparan. Anggapan masyarakat terhadap

Transcript of POLMAS PEKAYON

Page 1: POLMAS PEKAYON

IMPLEMENTASI POLMAS PADA KEPOLISIAN POS PEKAYON JAYA

BAB I

PENDAHULUAN

Pemisahan Polri dari TNI (ABRI) pasca reformasi 1998, pada

kenyataanya telah memberikan sebuah bentuk paradigma baru bagi

perkembangan Kepolisian di Indonesia. Kesan arogan, keras, militeristik

dan pelayanan buruk berangsur-angsur mengalami perubahan menjadi

sosok Polisi yang humanis,profesional dan taat hukum. Dengan ditandai

lahirnya Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara

Republik Indonesia, Polri memasuki sebuah era Kepolisian sipil yang

senantiasa bertugas untuk menegakkan hukum, menjamin keamanan dan

ketertiban masyarakat serta sebagai sosok pelindung,pengayom dan

pelayan masyarakat.

Tuntutan perubahan paradigma Polri ini pada kenyataanya sangat

selaras dengan perkembangan masyarakat Indonesia baik secara

sosiologis maupun psikologis. Perkembangan jaman dengan ditandai

dengan semakin canggihnya teknologi telah membawa dampak yang cukup

besar pula pada perkembangan kejahatan yang ada. Bentuk-bentuk

penyidikan dengan kekerasan dan mengejar pengakuan sudah tidak

mungkin lagi untuk dilaksanakan. Kondisi ini berganti dengan pola

penyidikan dengan mengedepankan pembuktian dan dikerjakan secara

profesional dan transparan. Anggapan masyarakat terhadap sosok Polisi

Indonesia yang selalu minta dilayani dan berperilaku menyimpang telah

memberikan sebuah pandangan yang buruk terhadap citra institusi

Kepolisian secara keseluruhan. Situasi ini berdampak dengan semakin

melemahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada aparat penegak

hukum ini. Keadaan ini tentu saja tidak bisa dibiarkan begitu saja, Polri

harus senantiasa siap untuk melayani masyarakat dengan tetap

menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.

Salah satu model pendekatan Kepolisian yang saat ini dikedepankan

oleh Polri guna mewujudkan tuntutan perubahan tersebut adalah dengan

metode pendekatan Polmas. Melalui pelaksanaan Polmas ini, diharapkan

Page 2: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011akan terciptanya hubungan kerjasama (patnership) diantara Polri dan

masyarakat dengan tidak menjadikan masyarakat sebagai objek semata

namun juga sebagai subjek dalam menjaga kamtibmas. Secara garis besar,

Polmas bisa merupakan suatu strategi dan juga merupakan suatu falsafah.

Sebagai strategi, Polmas merupakan model Perpolisian yang menekankan

kemitraan yang sejajar antara petugas Polmas dengan masyarakat

lokaldalam menyelesaikan dan mengatasi setiap permasalahan sosial yang

mengancam kamtibmas serta ketentraman kehidupan masyarakat

setempat dengan tujuan untuk mengurangi kejahatan dan rasa ketakutan

akan kejahatan serta meningkatkan kualitas hidup warga setempat.

Sedangkan sebagai sebuah falsafah, Polmas mengandung makna sebagai

sebuah model perpolisian yang menekankan hubungan yang menjunjung

nilai-nilai sosial dengan menampilkan sikap santun dan saling menghargai

antara Polisi dan warga masyarakat.

Di Indonesia, pelaksanaan Polmas secara yuridis diawali dengan

dikeluarkannya Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia No. Pol. : Skep/737/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang

Kebijakan dan Strategi Penerapan Model Perpolisian Masyarakat Dalam

Penyelenggaraan Tugas Polri. Surat keputusan tersebut dikeluarkan

dengan makasud untuk secara berjenjang dan bertahap masing-masing

tingkat satuan kerja di daerah melakukan persiapan untuk pembentukan

struktur pemolisian masyarakat. Implementasi terhadap program Polmas

sebagaimana dimaksud dalam Skep 737 tersebut ditandai dengan

pembentukan suatu forum yang dikenal dengan istilah Forum Kemitraan

Polisi dan Masyarakat (FKPM) diseluruh Indonesia. Berselang beberapa

tahun kemudian Polri mengeluarkan Peraturan Kapolri Nomor 7 tahun 2008

tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat

Dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. Perkap ini sendiri bertujuan sebagai

bentuk akselerasi Polmas termasuk diantaranya dengan memperkuat

kemitraan antara Polisi dan Masyarakat. Sistem Polmas di Indonesia

memang terbilang berbeda dengan penerapan community policing

dinegara-negara lain, hal ini disebabkan adanya penguatan atas kearifan

lokal yang dikedepankan dan dijunjung tinggi pada penerapannya di

Indonesia. Kondisi ini disebabkan adanya kemajemukan atau heterogenitas

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 3: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011masyarakat yang ada diberbagai belahan daerah diseluruh Indonesia.

Dalam pelaksanaan tugas Kepolisian melalui pendekatan Polmas ini,

Polri bekerja sama dengan pihak pemerintahan Jepang melalui JICA .

Bentuk kerjasama tersebut diantaranya adalah implementasi polmas di

wilayah hukum Polres kota Bekasi yang dilaksanakan pada 7 wilayah

berupa pendirian BKPM ( balai kemitraan polisi dan masyarakat ). Di luar

itu, terdapat 5 wilayah lainnya yang oleh Polresta Bekasi maupun

masyarakat didirikan Kepolisian Pos yang memiliki fungsi yang sama

seperti BKPM. Sedangkan FKPM sendiri merupakan faktor penting dalam

melaksanakan tugas Balai Kemitraan Polisi dan Masyarakat (BKPM).

Dengan dibentuknya FKPM akan tercipta suatu komunikasi timbal balik

antara masyarakat dan Polisi sehingga tercipta hubungan yang erat dan

saling membutuhkan sehingga masyarakat mempunyai akses dalam

memberikan saran maupun informasi yang berguna bagi arah pelaksanaan

tugas operasional BKPM. Salah satu contohnya adalah Kepolisian Pos

Pekayon Jaya yang terletak di Jalan Ketapang Raya Pekayon, Bekasi

Selatan. Pospol Pekayon Jaya ini berdiri ditanah masyarakat yang memang

diperuntukkan untuk mendirikan kantor pelayanan masyarakat / public.

Bangunan yang berdiri ini merupakan sumbangan dari warga masyarakat

dan bantuan dari pemerintah daerah setempat. Dengan wilayah Polpos

Pekayon Jaya yang terdiri dari 45.652 penduduk dengan jumlah kepala

keluarga 11.484, Polpos Pekayon Jaya memiliki jumlah personil 12 dan

semuanya adalah polwan.Pada mulanya, Pospol tersebut didirikan atas

permintaan dari masyarakat yang merasa tingkat kejahatan yang cukup

tinggi didaerah tersebut, warga masyarakat menilai perlunya keberadaan

Pospol dimana diharapkan tingkat kejahatan dapat menurun. Namun

demikian, pada pelaksanaannya Pospol Pekayon Jaya ini bukan semata

diperuntukan guna mencegah terjadinya kejahatan semata, akan tetapi juga

melaksanakan kegiatan Kepolisian pada umumnya serta menjadi sebuah

bentuk konkret bagi terciptanya kerja sama dan kemitraan diantara Polisi

dan masyarakat setempat dalam sebuah wadah pendekatan Polmas.

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 4: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011BAB II

PEMBAHASAN

Dalam

bagian

pembahasan ini,

kami berusaha

untuk

menguraikan

hasil kunjungan

mahasiswa STIK

(Sekolah Tinggi

Ilmu Kepolisian)

angkatan 56,

khususnya sindikat C, ketika datang secara langsung ke Kepolisian Pos

(Polpos) Pekayon Jaya ini pada tanggal 20 Desember 2010. Kegiatan

tersebut secara keseluruhan dilaksanakan dengan mengunjungi BKPM

Mekar Sari, Kepolisian Pos Pekayon Jaya dan BKPM Giant, namun dalam

makalah yang berisikan laporan hasil kunjungan ini kami hanya

memfokuskan pada pengamatan sindikat C pada Kepolisian Pos Pekayon

Jaya saja. Laporan pengamatan ini kami susun dengan menggunakan

beberapa parameter penilaian yang sekiranya dapat menjadi acuan dalam

mengevaluasi pelaksanaan Polmas pada Kepolisian Pos Pekayon Jaya ini.

Dengan adanya pembahasan ini diharapkan dapat memberikan bahan

masukan dan analisa evaluasi pelaksanaan Polmas pada Kepolisian Pos

Pekayon Jaya tersebut. Parameter penilaian tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut :

1. Praktik Teknik Polmas

Praktik Teknik mengenai Polmas ini dimaksudkan sampai sejauh mana

pelaksanaan Polmas pada Kepolisian Pos Pekayon Jaya ini telah

memenuhi standard yang ditetapkan.

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 5: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011

a) Model Polmas ( Skep 737)

Berdasarkan model Polmas

sebagaimana dimaksud

dalam Skep 737 terdapat

dua jenis model

Polmas,yaitu model Wilayah

dan model Kawasan. Pada

kenyataanya, Kepolisian

Pos Pekayon Jaya merupakan wujud Pospol yang dibangun atas

keinginan masyarakat, kemudian ditinjau dari sisi letaknya yakni

berada pada satu lingkup daerah tempat tinggal dilingkungan

Pekayon Jaya. Dengan demikian, Pospol Pekayon Jaya ini

merupakan perwujudan dari model Wilayah yakni model Polmas

yang mencangkup satu atau gabungan beberapa area/kawasan

pemukiman (RT/RW/ Dusun/ Desa/ Kelurahan). Pembentukan

Polmas model ini harus lebih didasarkan pada keinginan masyarakat

sendiri, walaupun proses ini bisa saja dilatarbelakangi oleh dorongan

Polisi (Skep 737).

b) Prinsip Operasionalisasi Polmas (Skep 433)

Transparansi dan Akuntabilitas

Operasionalisasi Polmas oleh petugas Polmas dan FKPM harus

dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan

kepada

masyarakat. Pada pelaksanaannya, Polmas di Pospol Pekayon

Jaya ini dilakukan diantara melalui pembentukan FKPM. Ketika

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 6: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011terjadi sebuah permasalahan sosial, maka petugas Polmas

tersebut senantiasa berusaha mengedepankan problem solving

dengan tidak lupa melibatkan unsur masyarakat terkait. Pada

pengamatan yang kami lakukan tersebut, terlihat kedekatan yang

terjalin antara Polisi dan masyarakat dengan begitu erat, sehingga

kami menyimpulkan pola operasionalisasi tugas yang dilakuan

oleh petugas Polmas pada Pospol Pekayon Jaya ini telah

mengarah pada bentuk transparansi dan akuntabilitas yang cukup

baik. Pun demikian dengan penggunaan sarana prasarana yang

sebagian besar adalah hibah dari masyarakat tetap dijaga dan

dipelihara dengan baik.

Partisipasi dan Kesetaraan

Operasionalisasi

tugas

diharapkan

dapat menjamin

keikutsertaan

warga dalam

proses

pengambila

keputusan.

Dalam praktiknya, partisipasi dan kesetaraan ini memang sudah

berjalan dengan cukup baik, diantaranya adalah melalui

pelaksanaan forum bersama melalui pembentukan FKPM serta

keberadaan Studio Radio Suara Polmas Pekayon pada Polpos

tersebut. Pada kegiatan kunjungan tersebut, terlihat beberapa

warga masyarakat bahkan tidak segan-segan untuk sekedar

“mengudara” pada studio radio tersebut. Disamping itu juga,

warga masyarakat juga diikutkan secara aktif dalam penjagaan

kamtibmas daerah sekitar, indikator tersebut terlihat dari

penyampaian dari beberapa warga yang kami temui langsung

disaat kunjungan tersebut.

Personalisasi

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 7: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011Petugas Polmas diharapkan dapat menciptakan hubungan yang

dekat dan saling mengenal kepada setiap warga. Pelaksanaan

personalisasi ini memang dilakukan dengan mengedepankan

pendekatan pribadi daripada pendekatan formil. Pada

pelaksanaannya,setiap petugas piket dari anggota Pospol

Pekayon Jaya ini telah memiliki daerah tugas masing-masing

yaitu antara 2 – 3 RW, dimana setiap personil piket melakukan

kegiatan sambang dengan melalui pendekatan personal dan

pendataan kepada masyarakat sesuai dengan daerah tugasnya

masing-masing mencakup 5 kepala

keluarga dan bisa lebih, sehingga rata-

rata dalam kurun waktu 1 bulan setiap

anggota dapat menerapkan kegiatan

polmas dengan melakukan kunjungan

kepada 50 kepala keluarga. Akan

tetapi, fakta yang dapat muncul adalah

situasi dimana tidak semua anggota

mengenal secara keseluruhan dari

warga sekitar tersebut, kemudian semua anggota Pospol Pekayon

Jaya itu adalah seorang wanita (Polwan) dan beberapa

diantaranya telah berkeluarga. Kondisi ini tentu saja membuat

kegiatan Personalisasi ini menjadi tidak maksimal, karena rata-

rata dari anggota tersebut tidak bertempat tinggal pada lingkungan

kelurahan Pekayon Jaya.

Penugasan Permanen

Penugasan anggota Polri sebagai anggota Polmas dilakukan

untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga diharapkan dapat

membangun kemitraan yang cukup dengan masyarakat setempat.

Kondisi ini sekilas terlihat cukup masuk diakal, namun perlu

kiranya diperhatikan mengenai kesejahteraan anggota khususnya

insentif yang diberikan kepada anggota tersebut. Dengan fakta

dimana anggota tersebut tidak tinggal dilingkungan setempat dan

interaksi yang dilakukan secara efektif dapat dikatakan hanya

pada saat si anggota tersebut piket saja, maka harapan agar

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 8: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011penugasan permanen ini dapat berhasil (efektif dan efisien) tentu

harus dikaji ulang kembali. Karena dalam sistem pengembangan

sumber daya manusia (SDM) Polri itu sendiri, terdapat unsur-

unsur pengembangan SDM Polri yang terlewatkan apabila

anggota ditugaskan untuk jangka waktu yang cukup lama. Situasi

ini tentu saja akan berpengaruh dengan tingkat kinerja yang

dihasilkan oleh petugas tersebut.

2. Kepuasan Pelanggan

Parameter ini dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana kepuasan

masyarakat kelurahan Pekayon Jaya tersebut terhadap kinerja dan

pelayanan yang diberikan oleh para petugas Polmas. Pada pelaksanaan

kunjungan mahasiswa STIK angk-56 ke Pospol Pekayon Jaya ini, kami

memang tidak melakukan sebuah penelitian secara komprehensif namun

demikian, kami berusaha untuk melakukan perbandingan antara hasil

pengamatan dengan tingkat kepuasan masyarakat melalui indikator

keberhasilan Polmas sesuai dengan Pasal 57 Perkap 7/2008. Indikator

tersebut diantaranya adalah mengenai kemudahan masyarakat untuk

menghubungi petugas/pejabat, tingkat kepercayaan masyarakat

terhadap Polri, dukungan masyarakat dan sebagainya. Dari hasil

pengamatan yang kami lakukan, para petugas selalu ada yang stand by

di mako Pospol, disamping anggota yang melakuan patroli (sambang),

kemudian cukup banyak masyarakat yang terlibat aktif didalam studio

radio, pemanfaatan

Pospol tersebut

sebagai tempat

masyarakat mengadu

serta berkurangnya

tingkat kejahatan

diwilayah kelurahan

Pekayon Jaya serta

adanya bantuan dan

dukungan masyarakat seperti membawakan makanan/snack kepada

petugas piket dan sebagainya merupakan wujud bahwa masyarakat

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 9: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011cukup antusias dan senang dengan keberadaan

Pospol ini. Hal ini dapat dikategorikan sebagai salah

satu parameter yang menyatakan bahwa masyarakat

cukup puas dengan keberadaan Pospol dan

pelayanan dari petugas.

3. Kepuasan Staf

Pada bagian ini, harus dilihat dari sisi petugas Polmas yang

melaksanakan tugas di Pospol ini, sampai sejauh mana mereka puas

terhadap pelaksanaan tugas yang sudah mereka lakukan. Dengan

mengacu pada Pasal 56 pada Perkap 7 tahun 2008 yaitu tentang

indikator kinerja dari aspek petugas, maka dari hasil pengamatan yang

kami lakukan didapatkan hasil bahwa anggota secara umum telah benar-

benar memiliki kesadaran bahwa keberadaan masyarakat dikelurahan

Pekayon Jaya tersebut adalah sebagai stakeholder yang harus dilayani.

Semangat melayani anggota terlihat telah tercipta diantara para petugas

Polmas ini, akan tetapi hal tersebut tidaklah maksimal artinya kendala-

kendala yang muncul dalam pelaksanaan tugas Polmas itu sendiri pada

kenyataanya telah memberatkan para petugas Polwan pada Pospol

Pekayon Jaya tersebut. Keluhan utama dari para petugas itu bukan

kepada permasalahan tugas yang mereka hadapi, namun lebih kepada

keluhan pada tataran teknis dan motivasi dari institusi itu sendiri. Dengan

minimnya dukungan dan perhatian dari pimpinan ternyata telah

memunculkan penurunan motivasi secara psikologis bagi anggota.

4. Alur dan Beban Pelanggan

Dalam hal ini harus dilihat apakah Polmas Polri telah berfungsi dengan

baik secara efektif dan efisien. Untuk melihat indikator alur dan beban

pelanggan dimana Polmas berjalan dengan efektif dan efisien, kami

mengacu pada Skep 433 tentang pra-syarat keberhasilan Polmas.

Secara umum, perubahan pola pikir dari petugas mengenai keberadaan

masyarakat yang tidak hanya menjadi objek melainkan juga sebagai

subjek dalam menjaga kamtibmas, sudah tercipta. Disamping itu, kerja

sama dan dukungan Pemerintah Daerah juga telah berjalan dengan baik,

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 10: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011bantuan tersebut termasuk dalam pembangunan sarana dan prasarana

Pospol dan peran-peran pejabat perangkat pemerintahan setempat.

Justru yang belum berjalan adalah dari sisi institusi Kepolisian itu sendiri,

sebagaimana yang kita ketahui bahwa keberadaan Pospol Pekayon Jaya

ini adalah melalui swadaya masyarakat dan pemerintahan daerah

setempat, namun guna biaya operasional anggota harus diakui belum

dipenuhi secara optimal. Dengan biaya dukungan ATK sebesar

Rp.46.000/bulan dirasa tidaklah mencukupi, belum lagi dukungan bahan

bakar kendaraan yang hanya 60 ltr/bulan guna menjalankan kendaraan

R2 untuk dinas anggota. Selain itu, fakta menarik yang benar-benar tidak

dapat dipahami adalah masih adanya anggota yang tetap diberikan

penugasan selain dari tugas sebagai anggota Polmas, kondisi ini tentu

saja membuat pelaksanaan tugas anggota menjadi tidak efektif karena

anggota tersebut tidak dapat menjalankan tugasnya dengan optimal

karena masih terbebani dengan

tugas-tugas lain.

5. Interaksi Pelanggan dan Staf

Secara keseluruhan , interaksi

antara masyarakat dengan

para petugas Polmas ini

berjalan cukup baik. Dari sisi

keluwesan berkomunikasi, rata-

rata Polwan yang bertugas di

Pospol ini cukup baik hal ini dimungkinkan karena wanita memiliki

kesadaran perasan dalam berperilaku secara psikologisnya (berbeda

dengan Polisi laki-laki). Pada pelaksanaan kunjungan ke Pospol

Pekayon Jaya ini, terlihat adanya interaksi yang hangat diantara warga

dan petugas Polmas, tetapi dengan melihat situasi dimana anggota

setelah lepas piket kembali kerumahnya masing-masing, dimana rata-

rata tempat tinggal anggota tersebut jauh dari posisi kelurahan Pekayon

Jaya maka kami sedikit berani untuk menyimpulkan bahwa interkasi

yang terjadi tidaklah maksimal. Jika kita bandingkan pola interaksi yang

tercipta diantara petugas Polmas yang tinggal diwilayah sekitar dengan

yang tidak maka tentu saja akan lebih optimal manakala petugas

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 11: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011tersebut tinggal diwilayah sekitaran Pospol. Hal ini didasarkan atas

pemikiran bahwa pemilihan petugas Polmas harus didasarkan pada

latarbelakang anggota serta kemampuan personel tersebut (Perkap 7

tahun 2008 pengembangan SDM Polmas).

6. Logistik

Membicarakan tentang logistik tentu saja kita mengarah pada

ketersediaan sarana dan prasaran bagi petugas Polmas dalam

menjalankan setiap aktivitas kegiatan Polmas. Dari hasil pengamatan

yang kami lakukan ketersediaan sarana prasarana berupa gedung

Pospol memang cukup representative bagi anggota untuk bertugas.

Bangunan yang berdiri atas peran serta masyarakat sekitar ini berdiri

dan sangat nyaman digunakan untuk bekerja. Namun tentu saja

pemeliharaan dan perawatan terhadap bangunan ini harus dilakukan,

jika tidak maka bisa

dipastikan 5-10 tahun

saja bangunan ini

sudah terlihat usang.

Peralatan kebersihan

yang tidak lengkap,

dukungan ATK yang

tidak maksimal

sampai dengan

kendaraan dinas yang

sangat minim tentu saja memperlihatkan lemahnya tingkat pengelolaan

logistik pada Pospol ini. Kemudian hal yang cukup menggelitik adalah

fakta bahwa Pospol ini tidak memiliki anggaran DIPA yang jelas, karena

dibangun oleh swadaya masyarakat sekitar maka bagian Perencanaan

dan Pengembangan Polda tidak memasukkan dukungan anggaran pada

DIPA berjalan (Polda Metro Jaya). Akibatnya bisa dilihat dengan

minimnya dukungan anggaran kepada petugas Polmas. Saat ini, satu

anggota hanya dibekali dengan uang makan sebesar Rp.5000/hari, hal

ini tentu saja jauh dari anggaran yang dikeluarkan oleh anggota tersebut

perharinya.

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 12: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011

7. Pencatatan dan Pelaporan

Data

Indikator pencatatan

dan pelaporan data ini

dilihat dari sistem

database yang dimilliki

oleh Pospol Pekayon

Jaya ini. Dari hasil

pengamatan yang kami

lakukan, kami mendapati bahwa sistem database yang ada tidak

tersusun dengan baik. Sarana komputerisasi yang diterapkan ternyata

tidak digunakan secara maksimal, hal ini disebabkan karena tidak semua

anggota dapat mengoperasionalkan komputer tersebut dengan baik.

Kondisi ini tentu saja memunculkan pertanyaan mengenai pola

pembinaan kemampuan personel sebagaimana dikatakan dalam Pasal

49 Perkap 7 tahun 2008. Pola pembinaan tersebut diantaranya meliputi

rekruitmen petugas, pendidikan pelatihan, pembinaan karir, dan standard

penilaian kinerja. Dengan kondisi yang terjadi saat ini tentu saja dapat

dikatakan bahwa pola pengembangan kemampuan tersebut tidak

berjalan dengan baik. Selanjutnya pada bagian ketiga, Pasal 50 Perkap

7 tahun 2008 dikatakan pada ayat (3) sarana komunikasi dan

transportasi merupakan sarana yang paling utama untuk kegiatan

Polmas dan harus lebih diprioritaskan pemenuhannya. Kenyataan yang

terjadi adalah sejak berdiri sampai dengan saat ini, Pospol Pekayon Jaya

ini hanya memiliki satu kendaran R2 saja ditambah dengan alat

komunikasi berupa telepon kantor. Beruntung, Pospol ini memiliki sarana

studio radio yang didapat melalui bantuan masyarakat,hanya saja

dukungan pemeliharaan sarana tersebut menjadi tidak jelas karena tidak

ada dukungan anggaran dari pimpinan Polri.

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 13: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 20118. Hambatan Dan Penyelesaiannya

NO HAMBATAN/ANALISA IDENTIFIKASI IMPLEMENTASI

1 Kurangnya Personil - Jumlah personil

yang berkualifikasi

polmas terbatas

- Personil di polsek

dan polres terbatas

- Tidak ada proses

regenerasi personil

- Adakan pelatihan dan

kursus bagi calon petugas

Polmas

- Meminta tambahan

personil ke Polda Metro

Jaya

- Perbaiki manajemen

penempatan personil

2 Kurangnya Anggaran - Dana operasional

BKPM tidak dimuat

dalam DIPA Polres

Mengajukan anggaran

operasional Polmas pada

tahun anggaran selanjutnya

3 Keterbatasan Sarana Dan

Prasarana

- Kendaraan

- BBM

- ATK

- Komputer dan

printer

- Alat Komunikasi

Penuhi kebutuhan

kendaraan, BBM, ATK,

Komputer, Printer dan

ALKOM yang disesuaikan

dengan anggaran DIPA

Polres

4 KurangnyaTugas kerja

anggota

- Regenerasi yang

tidak jelas

- Tidak adanya

reward atas

keberhasilan kerja

- Tidak ada

tunjangan kinerja

dari dinas

- Perbaikan manajemen

penempatan personil

- Berikan reward atas

keberhasilan kerja

- Ajukan dan berikan

tunjangan kinerja

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 14: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011

BAB III

PENUTUP

Pada bagian akhir dari makalah mengenai laporan tentang hasil

kunjungan mahasiswa STIK Angk-56 ini, kami mencoba untuk membuat

suatu kesimpulan berdasarkan pokok-pokok pada pembahasan diatas serta

saran-saran yang sekiranya dapat dilakukan serta relevan bagi kemajuan

pelaksanaan Polmas pada Pospol Pekayon Jaya ini.

1. Kesimpulan

a) Penerapan Polmas pada Pospol Pekayon Jaya ini secara garis besar

diberbeda jauh dengan pelaksanaan Polmas pada BKPM-BKPM

yang menjadi pilot project JICA. Substansi utama dimana

terselenggaranya kemitraan sejajar antara masyarakat dan Polisi

dalam bingkai keselarasan peran aktif dari masyarakat berjalan

dengan baik.

b) Kepolisian Pos Pekayon Jaya merupakan implementasi Polmas

dengan model Wilayah dimana Polpos tersebut terletak di areal

Keluarahan Pekayon Jaya yang dibangun dengan partisipasi dari

tiga pilar utama Polmas, yaitu masyarakat setempat (kelurahan

Pekayon Jaya), Polisi, dan pemerintahan daerah.

c) Keberadaan Pospol Pekayon Jaya ini terbukti telah dapat

mengurangi angka kejahatan diwilayah Pekayon Jaya serta

menciptakan perubahan cara pandang baik dari sisi petugas Polmas

yang memandang masyarakat sebagai stakeholder yang senantiasa

harus dilayani dan pandangan masyarakat terhadap Polisi terkait

dengan kemitraan sejajar antara Polisi dan masyarakat lokal.

d) Tidak optimalnya dukungan sarana dan prasarana seperti anggaran,

kendaraan, dan motivasi dari pimpinan memberikan dampak baik

secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja petugas

Polmas yang seluruhnya adalah anggota Polisi Wanita (Polwan).

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 15: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011e) Masih terdapat kelemahan-kelemahan disana sini yang

menyebabkan tidak efektif dan efisiennya pelaksanaan pendekatan

Polmas yang dilakukan oleh petugas Polmas pada Pospol Pekayon

Jaya ini, diantaranya terkait dengan pengembangan SDM Polri serta

pemeliharaan dan dukungan logistik.

2. Saran

Melalui berbagai pembahasan diatas, kami mencoba untuk memberikan

saran masukan sebagai sebuah bahan bagi pimpinan dan petugas

Polmas itu sendiri guna mengoptimalkan pelaksanaan Polmas di Pospol

Pekayon Jaya, diantaranya adalah :

a) Harus segera dibuatnya mekanisme anggaran yang mencukupi

kebutuhan para petugas Polmas dalam memaksimalkan

pelaksanaan Polmas diwilayah Pekayon Jaya.

b) Perlunya penambahan kendaraan dinas yang dapat mengakomodir

kegiatan para petugas Polmas seperti sepeda dan motor.

c) Guna memacu motivasi anggota, perlunya perhatian lebih dari

pimpinan terhadap kesejahteraan petugas Polmas yang dapat

diwujudkan dengan peningkatan insentif kepada petugas serta

dibuatnya sistem reward and punishment agar anggota semakin

terpacu untuk berbuat lebih baik lagi.

d) Dibutuhkan pelaksanaan analisa dan evaluasi secara bertahap dan

berkesinambungan terhadap pelaksanaan Polmas diwilayah

Pekayon Jaya ini sehingga kita dapat mengetahui segala kelemahan

dan bisa segera memperbaikinya.

e) Perbaikan penerapan pembinaan karir petugas Polmas dan mutasi

jabatan guna mengantisipasi tingkat kejenuhan anggota yang dapat

berakibat pada penurunan tingkat kinerja anggota dilapangan.

f) Kebijakan Polmas yang berpedoman pada Skep 737 dan Perkap 7

tahun 2008 hendaknya dijalankan secara berkelanjutan, meskipun

terjadi pergantian pimpinan hendaknya tidak diikuti dengan

pergantian kebijakan yang frontal sehingga program yang telah

berjalan dapat dilaksanakan dengan tidak terputus.

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16

Page 16: POLMAS PEKAYON

STIK Ang-56

January 28, 2011

DAFTAR PUSTAKA

1. Surat Keputusan Kapolri No.Po. : Skep/737/X/2005 tanggal 13 Oktober

2005 tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan Model Perpolisian

Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.

2. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 tahun

2008 tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian

Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.

3. Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, 2010. Contoh-contoh FKPM sebagai

‘Best Practice’ – Hasil Penelitian FKPM - .

4. Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian,2010. Laporan Kegiatan Zemi Polmas

Angkatan Ke-enam.

5. Evodia Iswandi, 2006. POLISI, Profesional dan Bersahabat.

6. http://my.opera.com/Susprianto/blog/pemahaman-fkpm-3 , Pemahaman

FKPM. Pada tanggal 7 Januari 2011 pukul 18.30 WIB.

7. http://www.isiindonesia.com/content/view/59/ ,Laporan Simposium

Penyusunan Program Pendidikan Masyarakat Patuh Hukum Renstra Polri

2010-2014. Pada Tanggal 7 Januari 2011 pukul 18.45 WIB.

K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a

Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16