PENGARUH TARIF PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN,...
-
Upload
duongkhanh -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
Transcript of PENGARUH TARIF PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN,...
i
PENGARUH TARIF PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR ASET,
DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA BANK
UMUM SYARIAH (BUS)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarajan Ekonomi Syariah (S.E.Sy.)
Oleh:
NURWANDARU IKHSAN BUDI YOGA
(109046100242)
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
v
ABSTRAK
Nurwandaru Ikhsan Budi Yoga. 109046100242. Konsentrasi Perbankan
Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum. Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Skripis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tarif pajak, ukuran perusahaan,
struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal Bank Umum Syariah. Tarif
pajak pada penelitian ini diukur dengan menggunakan perhitungan Untuk
memperoleh data variabel tersebut, diambil dari laporan keuangan perusahan bank
syariah yang digolongkan oleh Otoritas Jasa Keuangan Sebagai Bank Syariah Devisa
dari tahun 2011 kuartal I sampai dengan 2015 kuartal III
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh
positif terhadap struktur modal dengan nilai sginifikansi (0.000) dibawah 0,05,
sedangkan tarif pajak, struktur aktiva dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
dengan masing nilai signifikansi sebesar 0,594 untuk variabel tarif pajak, struktur
aktiva sebesar 0,595 dan 0,140 nilai signifikansi untuk profitabilitas diatas 0,05. Nilai
koefisien determinasi yang sudah disesuaikan sebesar 34,7 % dapat disimpulkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh sebesar 34,7 %. Sedangkan sisanya 65,3%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Tarif Pajak,Ukuran Perusahaan,Struktur Aktiva,Ukuran Perusahaan,
Struktur Modal,Bank Syariah Devisa.
Pembimbing : Dr. Siti Hamidah Rustianan, SE, Ak, M.Si
Daftar Pustaka : Tahun 1999 sampai dengan tahun 2015.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta nikmat yang berlimpah sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tarif Pajak, Ukuran
Perusahaan, Struktur Aktiva, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Bank
Umum Syariah (BUS)”. Shalawat beriring salam, penulis haturkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga para sahabat dan para pengikutnya. Semoga
kita semua mendapatkan syafa’atnya di Yaumil Qiyamah nanti.
Penulis menghadapi berbagai kesulitan dalam penyusunan skripsi ini namun
pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
baik bersifat bimbingan, petunjuk maupun kesempatan berdiskusi. Oleh karena itu,
penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Phil Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Isam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. selaku Ketua Prodi Muamalat, dan Bapak Dr.
Abdurrauf, M.A. selaku Sekretaris Prodi Muamalat
3. Ibu Dr. Siti Hamidah Rustiana, SE, Ak, M.Si . yang telah banyak membantu
meluangkan waktu, pikiran dan tenaga serta kesabarannya dalam memberikan
bimbingan, pengarahan, dan nasihat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
vii
4. Bapak dan Ibu dosen serta segenap Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan berbagai bekal ilmu kepada penulis dan Bu Oke
atas bantuan dan informasinya dalam membantu proses penyusunan skripsi ini,
sehingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Pimpinan dan beserta staff Perpustakaan, baik Perpustakaan Utama maupun
Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memberikan fasilitas dan
bantuan untuk mendapatkan referensi yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.
6. Terima Kasih kepada kedua orang tua-ku & kedua Adik-ku. Atas segala doa dan
semangat serta dukungannya baik materiil maupun moril sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Tanpa kenal lelah membimbing dan memberikan
kepercayaan kepadaku untuk berkarya dan mencari ilmu dimanapun tempatnya.
7. Kepada Aini yang telah sabar,menyemangati dan menjadi teman bertukar
pendapat sampai terselesainya skripsi ini, terima kasih sudah memberikan banyak
dukungan dan semangat kepada penulis saat penulisan skripsi ini.
8. Teman teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) AKSARA,
Moham,Budi,Wahid,Rizki,Idea,Yudho,Agus,Deden,Hafis,Robbi,Hilda,Puri,Dina,
Winda,Nabyla,Hana,Mahmudah,Nayla,Laila yang telah mengajarkan saya
banyak hal dan membantu mengaplikasikan niat baik untuk membangun di daerah
orang. Semoga jalinan komunikasi kita tidak akan terputus sampai kapanpun.
viii
9. Teman teman seperjuangan Perbankan Syariah Kelas G 2009, Arman, Dika,
Tolib, Ismail, Alvin, Idam, Syamsul, Tohir, Jamal, Ipul, Stephanie, Karina,
Ayang, Ibnah, Dara, Ayu, Citra, Novi, Devi, Lisa, Shofi, Icha, Elsa, Dewi, Sarah,
Alfi dan seterusnya yang selalu berbagi suka dan duka dalam mengikuti
perkuliahan,Terima kasih atas dukungan, bantuan dan kerjasamanya selama ini.
10. Untuk sahabat perjuangan Arman, Ismail, Tolib, Dika, Abdul Rahim,Maulana
Hasanudin, Catur Maulana, M. Ulul Azmi, Agus Priyadi, Muhammad
Kariswan,Dhani Azijaya, Fikri Abdullah, Muhammad Rizki F, dll. Terima kasih
sudah menemani penulis menjalani kehidupan dinamika mahasiswa sampai
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
11. Kepada sahabat – sahabat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Komfaksyahum. Terima kasih telah memberikan banyak pelajaran hidup pada
saat menjadi mahasiswa, memberikan pelajaran berharga tentang Akademis dan
Non- Akademis sehingga penulis mempunyai modal untuk bisa mengasah
keilmuan dan menerapkannya di kehidupan mahasiswa.
12. Seluruh teman-teman di Fakultas Syariah dan Hukum Angkatan 2009 yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungan dan bantuan
kalian.Semoga semua kebaikan yang tulus dari semua pihak dapat diterima oleh
Allah SWT dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari-Nya. Aamiin.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan semua pihak yang memerlukannya. Tak lupa penulis menyadari sepenuhnya
skripsi ini masih jauh dari sempurna karena berbagai keterbatasan dan kemampuan
ix
penulis, baik kemampuan akademik maupun kemampuan teknik penulisan.
Sehubungan dengan itu, besar harapan penulis munculnya saran untuk kesempurnaan
skripsi ini di waktu mendatang
Jakarta, Juni 2016
Nurwandaru Ikhsan Budi Yoga
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 7
C. Pembatasan Masalah 7
D. Perumusan Masalah 8
E. Tujuan Penelitian 8
F. Manfaat Penelitian 9
G. Metode Penelitian 10
H. Tinjauan Pustaka 12
I. Sistematika Penulisan 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Perbankan Indonesia 20
1. Pengertian bank 20
xi
2. Jenis-jenis bank 21
B. Pengertian Bank Syari’ah 26
C. Struktur Modal 27
1. Pengertian Struktur Modal 29
2. Teori Struktur Modal 32
3. Faktor – Faktor Struktur Modal 38
D. Biaya Modal 42
E. Laporan Keuangan 43
1. Pengertian Laporan Keuangan 43
2. Tujuan Laporan Keuangan 44
3. Sifat Laporan Keuangan 45
4. Keterbatasan Laporan Keuangan 46
F. Rasio Keuangan 47
G. Profitabilitas 49
1. Return On Assets 49
H. Struktur Aktiva 50
I. Ukuran Perusahaan 52
J. Tarif Pajak 53
K. Kerangka Pemikiran 54
L. Hipotesis Penelitian 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendelkatan Penelitian 58
B. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel 58
C. Teknik Pengumpulan Data 60
D. Metode Analisis Data 61
1. Statistik Deksriptif 61
2. Pengujian Asumsi Klasik 61
3. Pengujian Hipotesis 64
4. Analisis Regresi Berganda 65
5. Koefisiean Determinasi (Adjusted R Square) 66
E. Operasional Variabel Penelitian 67
F. Kerangka Konseptual Teoritis 70
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 71
B. Hasil Analisis dan Pembahasan 78
1. Analisa Deskriptif 78
2. Hasil Uji Asumsi Klasik 85
a. Uji Normalitas 85
b. Uji Multikolinearitas 86
c. Uji Heteroskedastisitas 88
d. Uji Autokorelasi 89
3. Pengujian Hipotesis 91
a. Uji t (Parsial) 91
b. Uji F (Simultan) 94
4. Hasil Uji Regresi Liniear Berganda 96
5. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) 98
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 99
B. Implikasi 101
DAFTAR PUSTAKA 102
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Tarif Pajak masing - masing Bank Syariah Devisa 105
Lampiran 2 Ukuran Perusahaan masing - masing Bank Syariah Devisa 105
Lampiran 3 Data Struktur Aktiva masing – masing Bank Syariah Devisa 108
Lampiran 4 Data ROA masing – masing Bank Syariah Devisa 110
Lampiran 5 Data Struktur Modal Masing Masing Bank Syariah Devisa 112
Lampiran 6 Hasil Output SPSS 23.0 114
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perkembangan Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) dan Aset 4
Perbankan Syariah
Tabel 1.2 Peringkat Bank Umum Kegiatan Usaha Berdasarkan Modal Inti 5
Tabel 1.3 Review Studi Terdahulu 12
Tabel 3.1 Tabel Durbin – Watson 63
Tabel 4.1 Rata – Rata Tarif Pajak 78
Tabel 4.2 Rata – Rata Profitabilitas 79
Tabel 4.3 Rata – Rata Struktur Aktiva 81
Tabel 4.4 Rata – Rata Ukuran Perusahaan 82
Tabel 4.5 Rata - Rata Struktur Modal 83
Tabel 4.6 One- Sample Kolmogorov Smirnov Test 85
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas 86
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Rank-Spearman 88
Tabel 4.9 Hasil Uji Durbin Watson (DW) 89
Tabel 4.10 Hasil Uji – t 90
Tabel 4.11 Hasil Uji F 94
Tabel 4.12 Hasil Regresi Berganda 95
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi 97
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Hipotesis 57
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual 66
Grafik 4.1 Rata – Rata Tarif Pajak 78
Grafik 4.2 Rata – Rata Profitabilitas 79
Grafik 4.3 Rata – Rata Struktur Aktiva 81
Grafik 4.4 Rata – Rata Ukuran Perusahaan 82
Grafik 4.5 Rata – Rata Struktur Modal 83
Grafik 4.6 Hasil Uji Normalitas (Normal P-Plot) 84
Grafik 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) 87
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Tarif Pajak masing - masing Bank Syariah Devisa 102
Lampiran 2 Ukuran Perusahaan masing - masing Bank Syariah Devisa 102
Lampiran 3 Data Struktur Aktiva masing – masing Bank Syariah Devisa 103
Lampiran 4 Data ROA masing – masing Bank Syariah Devisa 107
Lampiran 5 Data Struktur Modal Masing Masing Bank Syariah Devisa 109
Lampiran 6 Hasil Output SPSS 111
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga perbankan merupakan salah satu instrument penting dalam
meningkatkan dan memajukan perekonomian suatu negara karena lembaga
perbankan mempunyai fungsi sebagai intermediasi antara pemilik dana
dengan pengguna dana. Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi tidak dapat
berjalan dengan baik tanpa adanya dana dari masyarakat atau dana pihak
ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank, di mana sebagian akan menjadi
cadangan dana oleh bank dan sebagian akan dialokasikan sebagai pendanaan
pinjaman dan juga investasi bagi bank untuk mendapatkan keuntungan.
Keberadaan bank syariah di tengah-tengah perbankan konvensional hari ini
merupakan salah satu bentuk penawaran sistem perbankan alternatif bagi
masyarakat yang membutuhkan layanan jasa perbankan tanpa harus khawatir
atas persoalan riba.1
Perkembangan yang cukup impresif salah satunya terlihat pada Bank
Umum Syariah dengan seiring berjalannya waktu dengan regulasi bermula
dari undang-undang No. 7 Tahun 1992 lalu dipertegas kembali dengan
undang-undang No. 10 Tahun 1998 namun mencapai titik terang ketika
1 Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan
Implementasi Operasional Bank Syariah, (Jakarta: Djambatan, 2003),h.66
2
disahkannya Undang-undang No. 21 Tahun 2008 dan kebijakan
pengembangan perbankan syariah, bukti nyata dari pengaplikasian undang
undang tesebut terjadi peningkatan di berbagai aspek pada industri perbankan
syariah di Indonesia. Menurut data yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) banyaknya Bank Umum Syariah (BUS) yang berdiri hingga
saat ini sebanyak 11, Unit Usaha Syariah (UUS) 23 dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah (BPRS) sebanyak 163.2
Menurut Direktur Penelitian, Pengembangan, Pengaturan dan Perizinan
Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dhani Gunawan Idat,
menuturkan agar suatu industri bisa memberi dampak pada perekonomian
seharusnya pangsa pasar industri mencapai 15 persen. Pernyataan tersebut
berdasar pada best practices yang terjadi di negara lain.“Dari pengalaman
beberapa negara dan para ahli mengatakan kalau pangsa pasar sekitar 15
persen akan memberikan dampak terhadap perekonomian. Menurut hitungan
saat ini untuk mencapai sekitar 15 persen sekurang-kurangnya perbankan
syariah perlu Rp 700 triliun lagi,” ujar Dhani saat ditemui pekan lalu.
Pihaknya pun mengacu pada best practices tersebut sehingga
setidaknya perbankan syariah bisa mencapai pangsa pasar 15 persen. “Atau
kalau bisa lebih besar (pangsa pasarnya), lebih besar lebih baik,” tukas Dhani.
Berdasar Statistik Perbankan Syariah OJK pada Maret 2015 aset perbankan
syariah tercatat sebesar Rp 275 triliun, pembiayaan Rp 206 triliun, dan dana
2 Statistik Perbankan Syariah Juni 2014, (Jakarta:Otoritas Jasa Keuangan, 2014), h. 1
3
pihak ketiga Rp 217 triliun.3 Melihat realita saat ini industri keuangan syariah
khususnya di sektor perbankan yang masih sangat kecil atau di bawah 5%,
dianggap masih berpotensi untuk meningkatkan lagi.
Pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, di Surabaya, 29 Oktober 2015
menurutnya “Saat ini memang market share-nya masih sedikit di bawah 5%.4
Menghadapi kondisi demikian, setiap perusahaan khususnya Bank Umum
Syariah dituntut dalam pencarian modal guna menata kondisi bank yang baik
dan melakukan peningkatan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Bank
perlu menata struktur modalnya untuk bisa tetap melanjutkan kelangsungan
operasi atau going concern-nya serta dengan pertimbangan agar usaha yang
dilakukan tidak mengalami keterpurukan, sebab perkembangan dunia
perbankan yang sangat pesat serta tingkat kesulitan dalam penentuan struktur
modal yang efektif dapat berpengaruh terhadap performa suatu bank.
Dalam 3 tahun terakhir pertumbuhan asset bank syariah selama
periode Desember 2012 sampai 2014 tumbuh dari Rp. 147.581 miliar
menjadi Rp. 204.961 miliar. Kenaikannya adalah sebesar 27,9%.5
3 http://keuangansyariah.mysharing.co/untuk-bersaing-perbankan-syariah-butuh-tambahan-
aset-rp-700-triliun/#ixzz3pC0TCh2R artikel diakses pada 20 Agustus 2015 4 http://infobanknews.com/market-share-perbankan-syariah-berpotensi-tumbuh-lebih-tinggi/
diakses pada 13 November 2015 5 Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Perbankan Indonesia ( Indonesian Banking Statistics) –
Vol. 13, No. 1, Desember 2014 (Jakarta: Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan Bank
Indonesia,2014),h.65.
4
Namun dilihat melalui rasio CAR (Capital Adequacy Ratio)
mengalami kenaikan sebesar 1,97 % sampai tahun 2013. Hal ini dapat dilihat
dari tabel 1.1
Tabel 1.1 Perkembangan Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) Aset
Perbankan Syariah
(Desember 2012 – Desember 2014)6
Indikator
Tahun
2012 2013 2014
Aset 147.581 180.360 204.961
CAR 14,13 % 14,42 % 16,10%
Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (Data diolah),
Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 14/ 26/PBI/ 2012
sehubungan dengan kegiatan usaha dan jaringan kantor berdasarkan modal
inti bank, diperlukan penguatan modal bank untuk mengantisipasi risiko yang
ditimbulkan oleh kerumitan usaha, agar pembukaan jaringan kantor tidak
menggunakan dana yang dihimpun dari masyarakat dan harus menggunakan
modal inti sehingga kewajiban bank untuk menyalurkan kredit atau
pembiayaan produktif maupun pembukaan jaringan kantor bank harus
didukung oleh alokasi modal inti.7
Sampai saat ini peringkat bank devisa Bank Umum Syariah
berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 14/ 26/PBI/ 2012 tentang kategori
6 Ibid., h. 118
7 Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 Tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan
Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank. h. 25
5
bank umum kegiatan usaha (BUKU) masih didominasi oleh kategori BUKU
II dengan modal inti paling sedikit Rp. 1.000.000.000.000,00 (satu triliuin
rupiah) sampai dengan kurang dari Rp. 5.000.000.000.000,00 (lima triliuin
rupiah).8
Tabel 1.2 Peringkat Bank Umum Kegiatan Usaha
Berdasarkan Modal Inti
No. Nama Bank Kategori Total Ekuitas
1. Bank Mandiri Syariah BUKU II 4,93 Triliun
2. Bank Muamalat Syariah BUKU II 4,02 Triliuin
3. BNI Syariah BUKU II 1,95 Triliun
4. Bank Mega Syariah BUKU I 787,449 Milliar
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan 2014 (Data Diolah)
Sehingga Bank Umum Syariah harus membuat keputusan dalam hal
finansial untuk menentukan pilihan antara pendanaan dari dalam bank itu
sendiri (equity financing) dan pendanaan dari luar bank (debt financing).
Dengan demikian perlu dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal tersebut sehingga kebutuhan akan finansial bisa terpenuhi.9
Dalam penerapan struktur modal perusahaan perlu mempertimbangkan
berbagai variabel mempengaruhinya. Menurut Riyanto (2008), diantara
faktor-faktor utama yang mempengaruhi struktur modal adalah tingkat bunga,
stabilitas dari laba, susunan dari aktiva, kadar risiko dari aktiva, besarnya
8 Ibid., h.5
9 Indra Setywan Dan Apriani Dorkas Rambu Alahau, Cost Of Capital Pada Bank Syariah
Mandiri Periode 2004-2008, Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 14 (Salatiga:Universitas Kristen
Satya Wacana, 2010) h.144
6
jumlah modal yang dibutuhkan, keadaan pasar modal, sifat manajemen dan
besarnya perusahaan.10
Menurut Sartono (2001), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
struktur modal perusahaan antara lain: tingkat penjualan, struktur asset,
tingkat pertumbuhan penjualan, profitabilitas, variabel laba dan perlindungan
pajak, skala perusahaan dan kondisi internal perusahaan serta ekonomi
makro.11
Dan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lutfiah (2009)
ditemukan bahwa variabel struktur asset dan ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan dalam menentukan struktur modal di perusahaan bank persero. Lalu
dalam penelitian Bandayuda (2011) variabel tarif pajak perusahaan dan
profitabilitas secara bersama sama di perusahaan Bank BPD Bali mempunyai
pengaruh signifikan. Hal yang sama faktor profitabilitas maupun tarif pajak
perusahaan juga mempengaruhi dalam struktur modal perusahaan manufaktur
dalam meningkatkan nilai perusahaan yang diteliti oleh Karina (2013).
Sehingga dari berbagai penelitian di atas bahwa struktur modal dapat
ditentukan oleh banyak faktor yang mempengaruhinya.
Berdasarkan pertimbangan dan penilaian penelitian sebelumnya
mengenai faktor-faktor penentu struktur modal yang kemudian disesuaikan
dengan kondisi di Indonesia sebagaimana diuraikan di atas, maka penulis
10
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Ke-4,
(Yogyakarta:BPFE,2008), h.248 11
R. Agus Sartono, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi Edisi Ke-4,
(Yogyakarta:BPFE,2001) h.126
7
menganggap penting membuat penelitian lebih lanjut dengan judul
“PENGARUH TARIF PAJAK, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR
AKTIVA DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL
PADA BANK UMUM SYARIAH (BUS)”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang diperlukan untuk menerangkan masalah yang
mungkin muncul pada objek yang akan diteliti. Identifikasi masalah yang
ditemukan antara lain:
1. Bagaimana peran faktor-faktor tesebut dalam mempengaruhi struktur
modal di Bank Umum Syariah?
2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor tangibility of asset (struktur aktiva),
firm size (ukuran perusahaan), profitabilitas, dan corporate tax rate (tarif
pajak) di struktur modal Bank Umum Syariah?
3. Berapa besarnya pengaruh faktor tangibility of asset (struktur aktiva), firm
size (ukuran perusahaan), profitabilitas, dan corporate tax rate (tarif
pajak) terhadap struktur modal Bank Umum Syariah?
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas maka dalam
penulisan ini,penulis memfokuskan dan membatasi permasalahan pada :
1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari
laporan publikasi keuangan triwulan Bank Umum Syariah pada Bank
8
Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Mega
Syariah, Bank Negara Indonesia Syariah (BNISyariah).
2. Objek penelitian dilakukan dalam periode 2011 kuartal I – 2015 kuartal
III,pada 4 Bank Umum Syariah (BUS) yang dinilai berdasarkan atas
pengelompokan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sebagai Bank Umum
Syariah Devisa
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasa masalah tersebut, penulisa merumuskan pokok masalah
pada skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah secara simultan tangibility of asset (struktur aktiva), firm size
(ukuran perusahaan), profitabilitas, dan corporate tax rate (pajak)
berpangaruh terhadap struktur modal pada Bank Umum Syariah?
2. Apakah secara parsial tangibility of asset (struktur aktiva), firm size
(ukuran perusahaan), profitabilitas, dan corporate tax rate (pajak)
terhadap struktur modal pada Bank Umum Syariah?
3. Variabel Indipenden manakah yang paling dominan mempengaruhi
struktur modal pada Bank Umum Syariah?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditentukan, terdapat beberapa
tujuan yang ingin dicapai, yaitu sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis secara simultan pengaruh variabel tangibility of asset
(struktur asset), firm size (ukuran perusahaan), profitabilitas, dan
9
corporate tax rate (pajak) terhadap struktur modal pada Bank Umum
Syariah.
2. Untuk menganalisis secara parsial pengaruh variabel tangibility of asset
(struktur asset),firm size (ukuran perusahaan),profitabilitas dan corporate
tax rate (pajak) pada Bank Umum Syariah.
3. Untuk menganalisis Variabel independen yang dominan mempengaruhi
struktur modal pada Bank Umum Syariah.
F. Manfaat Penelitian
1. Akademis
Pemikiran, literatur, dan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menambah referensi pembaca yang ingin melakukan penelitian mengenai
judul yang terkait dalam mempelajari dan memahami tentang laporang
keuangan.
2. Praktisi
Hasil ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi
Bank Umum Syariah khususnya Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah
Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Negara Indonesia Syariah dalam
proses menilai kinerja, yakni penilaian kinerja dari aspek permodalan
diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil
kebijakan dalam menentukan segmentasi Bank Syariah kearah yang lebih
baik.
3. Peneliti
10
Bagi peneliti sendiri, diharapkan penelitian ini dapat menjadi
motivator untuk terus belajar dan memperluas wawasan tentang laporan
keuangan,kebijakan pendanaan dan permodalan khususnya tentang judul
yang terkait
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini memakai pendekatan statistik non parametrik, artinya apa
yang terjadi pada sampel akan diberlakukan kepada populasi dengan
memakai angka rasio, yaitu skala di mana angka mempunyai makna yang
sesungguhnya, sehingga angka nol (0) dalam sakala ini diperlakukan
sebagai dasar perhitungan dan pengukuran objek penelitian.12
2. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu
penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui variabel-
variabel penelitian dalam angka, dan melakukan analisis data dengan
prosedur statistika atau permodalan matematis.13
Kemudian membuat
gambaran mengenai situasi atau kejadian, menerangkan hubungan-
hubungan, menguji hipotesis-hipotesis, membuat prediksi serta
mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin
dipecahkan.
12
Efferin, Sujoko, dkk, Metode penelitian Untuk Akuntasi, Sebuah Pendekatan Praktis,
(Jawa Timur, Bayu Media Publishing, 2004), h. 34. 13
Ibid, h. 18
11
3. Sumber dan Kriteria Data Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder
yang berasal dalam perbankan syariah. Berikut ini teknik pengumpulan
data:
a. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah
tersedia) dan digunakan untuk penelitian lain. Data tersebut berupa
statistic bulanan bank umum syariah tahun 2012 kuarta II – 2015
kuartal III yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan.
b. Library Research
Teknik pengumpulan data yag dilengkapi pula dengan membaca dan
mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber dari buku-
buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang
tersusun. Penulis melakukan penelitian dengan membaca, mengutip
bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi lapangan (field research) yaitu pengumpulan data sekunder yang
diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.
b. Studi kepustakaan (library research) yaitu metode yang digunakan
untuk mengumpulkan data dan menganalisa data-data dari literature
yang berkenaan dengan masalah yang diteliti baik berupa buku, jurnal,
majalah, artikel dan lain-lain.
12
5. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah data tangibility of asset (struktur
asset),firm size (ukuran perusahaan),profitabilitas dan corporate tax rate
(pajak). Penulis melakukan penelitian pada 4 Bank Umum Syariah dengan
melihat laporan keuangan yang telah dipublikasikan pada Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) selama periode 2011 kuartal I-2015 kuartal III.
6. Teknik Pengolahan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini akan diolah menggunakan
bantuan software program Microsoft Excel 2010 dan SPSS 23.0
H. Studi Review Terdahulu
Menghindari penelitian terhadap objek yang sama atau pengulangan
terhadap suatu penelitian yang sama, serta menghindari anggapan plagiasi
terhadap karya tertentu, maka dilakukan review terhadap kajian yang pernah
ada. Berikut ini penulis paparkan beberapa penelitian yang membahas tema
ini, antara lain:
Tabel 1.3 Review Strudi Terdahulu
No
.
Nama
Penuli
s
(Tahu
n)
Judul Hasil Penelitian Perbedaan
Dengan
Penulis
1. Ririe
Karina
(2013)
“Pengaruh
struktur modal,
pertumbuhan
perusahaan,
profitabilitas dan
Skripsi ini menjelaskan
bahwa struktur
modal,pertumbuhan
perusahaan,profitabilitas
dan tarif pajak secara
Penulis
meneliti
tentang
pengaruh
faktor
13
tarif pajak
terhadap nilai
perusahaan”
(Studi kasus pada
perusahaan
makanan dan
minuman yang
terdaftar di BEI)
simultan seluruh variable
indipenden berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan yang
diproksikan dengan PBV
(Price to Book Value)
pada perusahaan makanan
dan minuman di BEI
periode 2007-2011.
Penelitian ini
menggunakan regresi
linear berganda
faktor yaitu
ukuran
perusahaan
,
profitabilita
s yang
diproksikan
dengan
ROA
(Return On
Assets),
Tarif Pajak
Perusahaan
(Coorporat
e Tax
Rate),
Ukuran
Perusahaan
(Firm
Size),
Struktur
Aktiva
(Tangibility
Asset)
terhadap
struktur
modal .
Sampel
penelitian
ini adalah 4
Bank
Umum
Syariah
Periode
2012 –
2014
2. Friska
Firnant
i.
(2011)
“Faktor-faktor
yang
mempengaruhi
struktur modal
perusahaan
manufaktur di
Jurnal ini membahas
tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur
modal perusahaan
manufaktur perusahaan
yang masuk di bursa efek
Penulis
meneliti
tentang
pengaruh
faktor
faktor yaitu
14
bursa efek
Indonesia
Indonesia dengan
mengunakan variabel
terikat yaitu struktur
modal dan variabel bebas
yaitu ukuran perusahaan,
profitabilitas, risiko bisnis,
time interest earned dan
pertumbuhan aktiva.
Penelitian ini
menggunakan regresi
dinamis pada data panel.
Hasil penelitiannya adalah
ukuran perusahaan dan
risiko bisnis tidak
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap
struktur modal perusahaan
sementara profitabilitas,
time interest earned dan
pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap
struktur modal.
ukuran
perusahaan
,
profitabilita
s yang
diproksikan
dengan
ROA
(Return On
Assets),
Tarif Pajak
Perusahaan
(Coorporat
e Tax
Rate),
Ukuran
Perusahaan
(Firm
Size),
Struktur
Aktiva
(Tangibility
Asset)
terhadap
struktur
modal .
Sampel
penelitian
ini adalah 4
Bank
Umum
Syariah
Periode
2012 –
2014
3. Ida
Bagus
Gde
Banday
uda
(2011)
“Analisis faktor-
faktor Yang
mempengaruhi
struktur modal
pada PT. Bank
BPD Bali Kantor
Capem Teuku
Tesis ini menjelaskan
Fixed-Asset Ratio,
Coporate Tax Rate,
Profitability, Firm Age
secara bersama-sama
(secara simultan)
mempunyai pengaruh
Penulis
meneliti
tentang
pengaruh
faktor
faktor yaitu
ukuran
15
Umar Denpasar signifikan terhadap
struktur modal PT. Bank
BPD Bali Kantor Capem
Teuku Umar periode
2005-2008. Penelitian ini
adalah penelitian
penjelasan (explanatory
research) atau penelitian
korelasi.
perusahaan
,
profitabilita
s yang
diproksikan
dengan
ROA
(Return On
Assets),
Tarif Pajak
Perusahaan
(Coorporat
e Tax
Rate),
Ukuran
Perusahaan
(Firm
Size),
Struktur
Aktiva
(Tangibility
Asset)
terhadap
struktur
modal .
Sampel
penelitian
ini adalah 4
Bank
Umum
Syariah
Periode
2012 –
2014
4. Nurul
Lutfiah
(2009)
“Analisa faktor-
faktor yang
mempengaruhi
struktur modal
pada Bank
Devisa Go
Public di
Indonesia
Skripsi ini menjelaskan
bank devisa yang go
public terdaftar di BEI dan
BI periode 2002-2008
yang berjumlah 20 bank
devisa go public, ada 6
variabel dan tiga sub
struktur yang dikaji dalam
Skripsi ini
menjelaska
n bank
devisa
yang go
public
terdaftar di
BEI dan BI
16
periode 2002-
2008
penelitian ini yaitu firm
size, profitability, CVA,
NDTS, leverage dan
rentabilitas modal sendiri.
Penelitian ini
menggunakan path analisis
atau analisis jalur. Hasil
penelitian menunjukan
firm size, profitability, dan
collateral value of assets
pada sub struktur pertama
mempunyai pengaruh
terhadap leverage sebesar
13,1%. Pada sub struktur
kedua menunjukan firm
size menunjukan firm size,
profitability dan collateral
value of assets mempunyai
pengaruh terhadp
rentabilitias modal sendiri
sebesar 9,0%. Sedangkan
variabel collateral value of
assets tidak berpengaruh
signifikan dengan leverage
maupun rentabilitas modal
sendiri.
periode
2002-2008
yang
berjumlah
20 bank
devisa go
public, ada
6 variabel
dan tiga
sub
struktur
yang dikaji
dalam
penelitian
ini yaitu
firm size,
profitabilit
y, CVA,
NDTS,
leverage
dan
rentabilitas
modal
sendiri.
Penelitian
ini
menggunak
an path
analisis
atau
analisis
jalur. Hasil
penelitian
menunjuka
n firm size,
profitabilit
y, dan
collateral
value of
assets pada
sub
struktur
17
pertama
mempunyai
pengaruh
terhadap
leverage
sebesar
13,1%.
Pada sub
struktur
kedua
menunjuka
n firm size
menunjuka
n firm size,
profitabilit
y dan
collateral
value of
assets
mempunyai
pengaruh
terhadp
rentabilitias
modal
sendiri
sebesar
9,0%.
Sedangkan
variabel
collateral
value of
assets tidak
berpengaru
h
signifikan
dengan
leverage
maupun
rentabilitas
modal
18
Kemudian dengan perbandingan beberapa tentang judul skripsi akhirnya
penulis menyusun judul penelitian dengan tema “Pengaruh Tarif Pajak
Perusahaan, Profitabilitas, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Struktur Modal Bank Umum Syariah” yang belum pernah dilakukan
sebelumnya
I. Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 bab dengan beberapa sub
bab. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penelitian dalam
skripsi ini. Maka akan dijelaskan sistematika penulisan masing-masing bab
tersebut adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan secara rinci latar belakang
permasalahan, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini merupakan kajian pustaka kepustakaan yang
menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini. Secara rinci bab
ini menjelaskan tentang pengertian laporan keuangan, rasio
keuangan, pengertian modal, dan pengertian struktur modal.
19
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini dikemukakan tentang pendekatan penelitian,
jenis penelitian, objek penelitian, sumber data, pengumpulan
data, teknik pengolahan data, teknik analisis data dan teknik
penulisan.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil
temuan yang diperoleh selam proses penelitian. Bab ini
bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
dikemukakan oleh penulis.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisikan kesimpulan atas penjelasan yang
sebelumnya telah dijabarkan. Setelah itu, penulis menyertakan
keterbatasan penilitian dan saran mengenai permaslahan yang
terkait
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perbankan di Indonesia
Perbankan di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam
pergerakan ekonomi secara nasional. Disamping itu perbankan di Indonesia
juga mengalami perubahan dalam beberapa tahun terakhir. Di mana
keberadaan berbagai macam jenis bank selain dapat membantu masyarakt
dalam menyimpan menyalurkan dana pun sebagai salah satu elemen penting
sistem keuangan di Indonesia. Selain dari pada itu, bank-bank tersebut juga
terus melakukan ekspansi usaha dengan melakukan pembukaan kantor di
seluruh pasok baik kantor cabang pusat, kantor cabang pembantu dan kantor
kas. Oleh karena itu, melihat pertumbuhan perbankan tersebut dapat
meningkatkan aktivitas pembangunan nasional dan menggerakan roda
perekonomian nasional.
1. Pengertian Bank
Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, pasal
1 ayat 2 dijelaskan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dana atau bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan A.Abdurachman
dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan perdagangan menjelaskan
21
bahwa, bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan
berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata
uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat
penyimpan benda-benda berharga, membiayai usaha perusahaan-
perusahaan dan lain-lain.14
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bank
adalah lembaga intermediasi yang tugasnya menghimpun dana dari pihak
yang kelebihan dana dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
pihak yang kekurangan dana dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya serta
melakukan jasa-jasa keuangan dalam rangka mempermudah pergerakan
ekonomi serta dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Jenis-jenis Bank
Terdapat beberapa jenis bank yang beroperasi di Indonesia. Terlihat
dari sejarah perkembangan perbankan di Indonesia yang mana telah
beberapa kali mengalami perubahan perundang-undangan, dengan
demikian jenis bank dapat dilihat dari berbagai aspek, baik dari aspek
fungsinya, kepemilikannya dan status atau kedudukan:15
a. Dilihat dari aspek fungsinya
14
Thomas Syatno, dkk, “Kelembagaan Perbankan”, (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama,
1999), h.1 15
Martono, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain Cet. Ke-4”, (Yogyakarta:EKONOSIA,
2010), h. 28-31
22
Sesuai dengan Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun
1967, jenis bank menurut fungsinya terdiri atas:
(1) Bank Umum
(2) Bank Pembangunan
(3) Bank Tabungan
(4) Bank Pasar
(5) Bank Desa
(6) Bank Lumbung Desa
Menurut Undang-Undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 dan
ditegaskan lagi dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998, bank dikategorikan menjadi dua jenis yaitu:
(1) Bank Umum
(2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
b. Dilihat dari aspek kepemilikannya
Dilihat dari kepemilikannya dalam arti siapa yang memiliki bank
tersebut yang dapat dilihat dari akte pendiriannya dan berapa jumlah
saham yang dimiliki. Dilihat dari kepemilikannya jenis bank terdiri
dari:
(1) Bank milik pemerintah
23
Pada bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki oleh
pemerintah, sehingga keuntungan yang diperolehnya juga
dimiliki oleh pemerintah. Disamping itu terdapat bank milik
daerah yang tersebar di setiap provinsi.
(2) Bank milik swasta nasional
Pada jenis bank ini akte pendirian dan sahamnya dimilik oleh
swasta nasional. Demikian pula pembagian keuntungan yang
diperoleh juga dimiliki oleh swasta nasional.
(3) Bank milik koperasi
Pada jenis bank ini akte pendirian dan sahamnya dimiliki
oleh koperasi yang berbadan hukum.
(4) Bank milik swasta asing
Pada jenis bank ini merupakan cabang dari bank yang
sahamnya dimiliki oleh swasta asing maupun pemerintah
asing. Dengan demikian kantor pusatnya di luar negeri dan
keuntungannya juga dimilik swasta asing.
(5) Bank campuran
Pada jenis bank ini sahamnya dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara
mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.
24
c. Dilihat dari aspek status
Pada jenis bank ini dilihat dari kemampuannya dalam melayani
masyarakat. Status dan kedudukan bank diukur dari kemampuannya
melayani masyarakat yang terdiri dari jumlah produk yang ditawarkan,
modal, serta kualitas pelayanannya.
(1) Bank Devisa
Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan
transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata
uang asing, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar
negeri, travelers cheque, pembukaan dan pembayaran letter
of credit dan transaksi lainnya. Persayaratan untuk menjadi
bank devisa ditetapkan oleh Bank Indonesia melalui Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia No.28/64/KEP/DIR
tanggal 7 September 1995 tentang Persyratan Bank Umum
Bukan Devisa menjadi Bank Umum Devisa. Namun, aturan
itu dicabut dan dinyatakan tidak berlaku pada saat
dikeluarkannya Surat Edaran Bank Indonesia
No.15/27/DPNP tanggal 19 Juli 2013 perihal Persyaratan
Bank Umum untuk Melakukan Kegiatan Usaha dalam Valuta
Asing. Persayaratan tersebut adalah sebagai berikut:
25
(a) Tingkat kesehatan bank dengan peringkat komposit 1
(satu) atau 2 (dua) selama 18 bulan terakhir.
(b) Memiliki Modal Inti paling sedikit Rp.
1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah).
(c) Memenuhi rasio Kewajiban Penyedian Modal
Minimum (KPMM) sesuai profil risko. Dalam hal
KPMM sesuai profil risiko kurang dari 10% maka
KPMM ditetapkan paling kurang 10%. KPMM untuk
BUS ditetapkan paling kurang 10% sepanjang belum
terdapat ketentuan yang mengatur mengenai KPMM
sesuai profil risko BUS
(d) Bank telah melakukan persiapan untuk melaksanakan
kegiatan sebagai Bank Umum Devisa meliputi:
organisasi, sumber daya manusia, pedoman operasional
kegiatan devisa, dan sistem administrasi serta
pengawasannya.
(2) Bank Non Devisa
Bank non devisa merupakan bank yang belum memiliki
izin untuk melaksanakan transaksi keluar negeri seperti
yang dilakukan oleh bank devisa. Dengan demikian
26
kegiatan yang dilakukan oleh bank ini meliputi
transaksi dalam negeri.
B. Pengertian Bank Syari’ah
Pengertian bank sebagaimana tercantum dalam undang-undang
Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 pasal 1 ayat kedua tentang perbankan,
bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat. Sedangkan pengertian bank syariah (pasal 1 ayat 7) adalah bank
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan syariah.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan
pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut bank tanpa bunga, adalah lembaga
keuangan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada
Al-Quran dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank Islam adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-
jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang
pengoperasiannya disesuaikan dengan syariah islam.16
Dalam tata cara
bermuamalat dijauhi praktik-praktik yang dikhawatirkan mengandung unsur-
unsur riba untuk diisi dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil
dan pembiayaan perdagangan.
16
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan Edisi
Kelima, (Jakarta:LPFE Universitas Indonesia, 2005), h. 413- 414.
27
Yang membedakan antara Bank Islam dengan bank konvensional
adalah prinsip dasar operasinya yang tidak menggunakan bunga, akan tetapi
menggunakan prinsip bagi hasil, jual beli dan prinsip lain yang sesuai dengan
syariah islam, karena bunga diyakini mengandung unsur riba yang
diharamkan (dilarang) oleh Agama Islam.17
Bank syariah didirikan dengan
tujuan untuk mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip-
prinsip islam dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta
bisnis yang terkait. Prinsip utama yang diikuti oleh bank syariah adalah:
1. Larangan riba (bunga) dalam berbagai bentuk transaksi.
2. Melakukan kegiatan usaha dan perdagangan berdasarkan perolehan
pendapatan dan keuntungan yang sah (revenue sharing profit).
3. Memberikan zakat sebagai salah satu instrument dalam perhitungan
pembagian keuntungan dan laporan keuangan.18
C. Struktur Modal
1. Pengertian Struktur Modal
Struktur modal adalah merupakan perimbangan jumlah utang jangka
pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan
17
Heithzal Rivai dkk, Bank and Financial Institution Management Conventional and Syaria
System, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h.758-759 18
Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek
(Jakarta:Alfabet, 2002), h. 3.
28
saham biasa, capital surplus dan laba ditahan. Struktur modal merupakan
bagian dari struktur keuangan.19
Riyanto (2008), memberikan gambaran tentang pengertian struktur
modal bahwa struktur modal adalah pembelanjaan permanen, yang
mencerminkan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal
sendiri. Apabila struktur finansial tercermin pada hutang jangka panjang dan
unsur-unsur modal sendiri dan kedua golongan tersebut merupakan dana
permanen atau dana jangka panjang.20
Menurut Husnan (2004), teori struktur modal menjelaskan apakah ada
pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai perusahaan, seandainya
keputusan investasi dan kebijakan dividen dipegang konstan. Dengan kata lain
jika perusahaan mengganti sebagian modal sendiri dengan hutang atau
sebaliknya apakah harga saham akan berubah. Tetapi kalau dengan merubah
struktur modalnya ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh
struktur modal yang terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan
nilai perusahaan atau harga saham adalah struktur modal yang terbaik. Setiap
keputusan pendanaan mengharuskan manajer keuangan untuk dapat
mempertimbangkan manfaat dan biaya dari sumber-sumber dana yang akan
19
Agus Sartono, Manajemen Keuangan; Teori dan Aplikasi Edisi 4 (Yogyakarta:BPFE,
2010), h. 67 20
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4 (Yogyakarta:BPFE,
2008), h.15
29
dipilih karena masing-masing sumber dana mempunyai konsekuensi finansial
yang berbeda.21
Menurut Weston dan Brigham (2011), setiap perusahaan menganalisis
sejumlah faktor, dan kemudian menetapkan struktur modal yang ditargetkan.
Target ini selalu berubah sesuai dengan perubahan kondisi, tetapi pada setiap
saat dibenak manajemen perusahaan terdapat bayangan dari struktur modal
yang ditargetkan tersebut. Jika tingkat hutang yang sesungguhnya berada
dibawah target, mungkin perlu dilakukan ekspansi dengan melakukan
pinjaman, sementara jika rasio hutang sudah melampui target, barangkali
saham perlu dijual. Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off
theory antara resiko dan tingkat pengembalian sampai penambahan hutang
memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Resiko yang makin
tinggi akibatnya membesarnya hutang cenderung menurunkan harga saham,
tetapi meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikan
harga saham tersebut. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal
yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan pengembalian
sehingga memaksimumkan harga saham.
Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan
pendanaan jangka panjang yang ditunjukan oleh perbandingan hutang jangka
21
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Edisi 6,
(Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2004), h.263.
30
panjang terhadap modal sendiri. modal bank terdiri dari modal inti dan modal
pelengkap,antara lain:
a. Modal inti, modal inti terdiri atas modal disetor dan cadangan-cadangan
yang dibentuk dari laba setelah pajak dan laba yang diperoleh setelah
diperhitungkan pajak. Secara rinci modal inti dapat berupa:
1) Modal disetor, yaitu modal yang telah disetor secara efektif oleh
pemiliknya.
2) Agio saham, selisih lebih setoran modal yang diterima bank sebagai
akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya.
3) Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari
sumbangan saham, termasuk selisih antara nilai yang tercatat dengan
harga jual apabila saham tersebut dijual .
4) Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penghasilan laba
yang ditahan atau dari laba bersih setelah pajak dan mendapat
persetujuan rapat umum pemegang saham/rapat anggota sesuai dengan
ketentuan pendirian/anggaran dasar masing-masing bank.
5) Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah dikurangi pajak yang
disisihkan untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS)/Rapat Anggota
6) Laba yang ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah dikurangi pajak
yang oleh RUPS atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan.
31
7) Laba tahun lalu, yaitu seluruh laba bersih tahun-tahun yang lalu
setelah diperhitungkan pajak dan belum ditetapkan penggunaannya
oleh RUPS atau rapat anggota.
8) Laba tahun berjalan, yaitu laba yang diperoleh dalam tahun buku
berjalan setelah dikurangi taksiran hutang pajak. Jumlah laba tahun
buku berjalan tersebut diperhitungkan sebagai modal inti hanya
sebesar 50%.
b. Modal pelengkap, yaitu modal yang terdiri atas cadangan-cadangan yang
dibentuk tidak berasal dari laba, modal pinjaman serta pinjaman
subordinasi. Secara rinci sebagai berikut:
1) Cadangan revaluasi aset tetap, yaitu cadangan yang dibentuk dari
selisih penilaian kembali aset tetap yang telah mendapat persetujuan
dari Dirjen Pajak.
2) Cadangan penghapusan aset produktif, yaitu cadangan yang dibentuk
dengan membebani laba rugi tahun berjalan dengan maksud untuk
menampung kerugian yang mungkin timbul sebagai akibat dari tidak
diterimanya kembali sebagian dari keseluruhan aset produktif
3) Modal pinjaman, yaitu hutang yang didukung oleh instrument atau
warkat yang memiliki sifat seperti modal.
4) Pinjaman subordinasi, yaitu pinjaman yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
i. Ada perjanjian tertulis antara bank dengan pemberi pinjaman
32
ii. Mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia
iii. Tidak dijamin oleh bank yang bersangkutan dan telah disetor
penuh.t
iv. Minimal berjangka waktu 5 tahun.
v. Pelunasan sebelum jatuh tempo harus mendapat persetujuan dari
Bank Indonesia dan dengan pelunasan tersebut permodalan bank
tetap sehat.
vi. Hak tagihnya jika terjadi likuidasi berlaku paling akhir dari segala
pinjaman yang ada (kedudukannya sama dengan modal).22
2. Teori Struktur Modal
Teori struktur modal menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan
struktur modal terhadap nilai perusahaan, jika keputusan investasi dan
kebijakan dividen dipegang konstan. Dengan kata lain, jika perusahaan
menggantikan sebagian modal sendiri dengan hutang atau sebaliknya apakah
harga saham akan berubah, apabila perusahaan tidak merubah keputusan-
keputusan keuangan lainnya. Dengan kata lain, jika perubahan struktur modal
tidak merubah nilai perusahaan, berarti tidak ada struktur modal yang terbaik.
Semua struktur modal adalah baik tetapi jika dengan merubah struktur modal
ternyata nilai perusahaan berubah, maka akan diperoleh struktur modal yang
22
Eugene F Brigham dan F Joel Houston, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Buku 2 Edisi
11 (Jakarta:Salemba Empat, 2011), h. 165
33
terbaik. Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau
harga saham adalah struktur modal modal yang terbaik.23
Menurut Moeljadi (2006), terdapat tiga teori utama yang menjelaskan
tujuan perusahaan memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Ketiga teori
itu berupaya menjelaskan suatu permasalahn mengenai bagaimana struktur
modal dapat memasimumkan nilai perusahaan. Ketiga teori tersebut
dijelaskan sebagai berikut:
1. Teori Struktur Modal Tradisional
a. Teori Tradisional
Pendekatan tradisional menyatakan bahwa ada struktur modal optimal
yang dapat memaksimumkan nilai pasar perusahaan dengan cara
meminimumkan biaya modal rata-rata (average cost of capital). Salah satu
versi teori ini dikembangkan secara sistematis oleh Ezra Salomon.
Salomon mengatakan bahwa struktur modal optimal terjadi apabila
kelebihan debt / equity ratio di atas average cost of capital, dan dikatakan
minimum.
2. Teori Struktur Modal Modern
a. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM) tanpa pajak
Teori yang dikembangkan oleh Modigliani dan Miller mengasumsikan
bahwa pasar modal bersifat sempurna dan tidak ada pajak. Dalam teori ini
23
Irham Fahmi dan Yovi Lavianti Hadi, Pengantar Manajemen Perkreditan
(Bandung:Alfabeta,2010), h.56
34
Modigliani dan Miller (MM) menyatakan bahwa nilai perusahaan dan
posisi kemakmuran pemegang saham tidak dipengaruhi oleh struktur
modal, dan dalam artikelnya MM menunjukan bahwa pendekatan
tradisional adalah tidak benar. Mereka menunjukan kemungkinan
munculnya arbitrase yang akan membuat harga saham (atau nilai
perusahaan) yang tidak menggunakan hutang, akhirnya sama. Terdapat
beberapa asumsi yang dipegang oleh MM, antara lain bahwa pasar modal
sempurna, di mana investor bertindak rasional, overall cost of capital (Ko)
adalah konstan pada semua derajat leverage pada risiko bisnis yang sama
dan pada ukuran usaha yang sama pula. Pada waktu perusahaan
menghasilkan arus pendapatan yang sama, risiko bisnis sama, dan nilai
pasar yang sama, tidak ada struktur modal yang optimal pada risiko bisnis
yang sama, dan tentu saja bahwa pajak dianggap tidak ada.
b. Pendekatan Modigliani dan Miller dengan pajak.
Pada tahun 1963, MM menerbitkan artikel sebagai lanjutan teori MM
tahun 1958. Asumsi yang diubah adalah pajak terhadap penghasilan
perusahaan (corporate income taxes). Dengan adanya pajak ini, MM
menyimpulkan bahwa penggunaan hutang (leverage) akan meningkatkan
nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang
mengurangi pembayaran pajak (α- tax deductible expense).24
24
Moeljadi, Manajemen Keuangan (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif),
(Malang:Bayumedia Publishing, 2006), h.244
35
Sedangkan menurut Sundjana dan Barlian, teori struktur modal yang
optimal didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan dari
pembiayaan dengan modal pinjaman adalah perlakuan pajak dari
pemerintah yang mengijinkan bahwa pembayaran bunga atas pinjaman
dapat dikurangi dala menghitung pendapatan kena pajak.25
c. Trade-off theory
Menurut Alamsyah (2006), mengemukakan trade off theory memang
tidak dapat digunakan untuk menentukan struktur modal yang optimal
secara akurat dari suatu perusahan. Tetapi melalui model ini dapat
memberikan tiga masukan penting:
1). Perusahaan yang memiliki aset yang tinggi variabilitas
keuntunganya akan memiliki profitabilitas financial distress yang
besar. Perusahaan semacam ini harus menggunakan hutang.
2). Aset tetap yang tidak umum, aset tetap yang tidak nampak dan
kesempatan berkembang akan kehilangan banyaknya nilai jika
terjadi financial distress. Perusahaan yang menggunakan aset
semacam ini seharusnya menggunakan sedikit hutang.26
25
Ridwan Sundjana dan Inge Barlian, Manajemen Keuangan (Klaten:PT. Intan Sejati, 2003),
h.286 26
Mudrika Alamsyah Hasan, Analisis Faktor –faktor yang mempengaruhi Struktur Modal
(Studi Pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). (UNRI: Jurnal Tepak Manajerial
Magister Manajemen Unri Vol. 6, 2006), h.6.
36
3). perusahaan yang membayar pajak yang tinggi (dikenai sedikit
pajak yang besar) sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang
dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah (tingkat
pajak rendah).
d. Balancing Theory
Model struktur modal dalam lingkup Balancing Theories Myers dan
Bayles and Diltz dalam Suad Husnan (2000), disebut sebagai teori
keseimbangan, yaitu menyeimbangkan antara manfaat dan pengorbanan
yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat masih
besar, hutang akan ditambah, hutang akan ditambah. Tetapi bila
pengorbanan karena menggunakan hutang sudah lebih besar maka hutang
tidak lagi ditambah. Pengorbanan karena menggunakan hutang tersebut
bisa dalam bentuk biaya kebangkrutan (bankruptcy cost) dan biaya
keagenan (agency cost).27
e. Pecking Order Theory
Teori ini dikemukakan oleh Myres dan Majluf dalam Suad Husnan
dan Pudjiastuti (2004), teori ini menjelaskan keputusan pendanaan yang
diambil oleh perusahaan yang berbeda dengan pemikiran teori struktur
modal yang telah dibahas. Teori ini menyatakan bahwa:
27
Suad Husnan, Manejemen Keuangan Teori dan Peneerapan (Keputusan Jangka Panjang)
Edisi Keempat(Yogyakarta:BPFE, 2000), h.300.
37
1) Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil
operasi perusahaan).
2) Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang
ditargetkan, dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran
deviden secara drastic.
3) Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai
dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak
bisa diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-
kadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi, meskipun pada
kesempatan lain mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi
kurang dari investasi, maka perusahaan akan mengurangi saldo kas
atau menjual sekuritas yang dimiliki.
4) Apabila pendanaan dari luar diperlukan, maka perusahaan akan
menerbitkan sekuritas paling aman terlebih dulu. Yaitu dengan
penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang
berkarateristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya
apabila masih belum mencukupi saham baru diterbitkan.
Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan – perusahaan
yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit. Hal tersebut
bukan disebabkan karena mereka mempunyai target debt ratio yang
rendah, tetapi karena mereka memerlukan external financing yang sedikit.
38
Perusahaan yang kurang profitable akan cenderung mempunyai hutang
yang lebih besar karena dua alasan, yaitu (i) dana internal tidak cukup dan
(ii) hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai.28
3. Faktor – Faktor Struktur Modal
Menurut Riyanto (2008), dalam menentukan struktur modal yang
optimal, manajer keuangan diharapkan dapat mempertimbangkan
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal. Struktur modal
suatu perusahaan dipengaruhi oleh banyak faktor di mana faktor-faktor
yang utama ialah:
b. Tingkat Bunga
Pada waktu perusahaan merencanakan pemenuhan kebutuhan
modal adalah sangat dipengaruhi oleh tingkat bunga yang berlaku
pada waktu itu.
c. Stabilitas dari “Earning”
Stabilitas dan besarnya earning yang diperoleh suatu perusahaan
akan menentukan apakah perusahaan tersebut dibenarkan untuk
menarik modal dengan beban atau tidak. Suatu perusahaan yang
mempunyai earning yang stabil akan selalu dapat memenuhi
kewajiban finansialnya sebagai akibat dari penggunaan modal
28
Suad Husnan dan Pudjiastuti (2004), h. 324.
39
asing. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai earning tidak
stabil dan unpredictable akan menanggung resiko tidak dapat
membayar angsuran-angsuran utangnya pada tahun-tahun atau
keadaan yang buruk.
d. Susunan Aset
Kebanyakan perusahaan industri di mana sebagian besar dari
modalnya tertanam dalam aset tetap (fixed assets), akan
mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang
permanen, yaitu modal sendiri. Sedangkan modal asing sifatnya
adalah sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan
adanya aturan struktur finansial konservatif dan horizontal yang
menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling
sedikit dapat menutup jumlah aset tetap plus aset lain yang sifatnya
permanen dan perusahaan yang sebagian besar dari asetnya sendiri
dari aset lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan
dananya dengan utang jangka pendek.
e. Kadar Risiko dari Aset
Tingkat atau kadar risiko dari setiap aset di dalam perusahaan
adalah tidak sama. Makin panjang jangka waktu penggunaan suatu
aset di dalam perusahaan, makin besar derajat risikonya.
40
f. Besarnya Jumlah modal yang Dibutuhkan.
Besarnya jumlah modal yang dibutuhkan juga mempunyai
pengaruh terhadap jenis modal yang akan ditarik. Apabila jumlah
modal yang dibutuhkan sekirannya dapat dipenuhi hanya dari satu
sumber saja, maka tidaklah perlu mencari sumber lain. Sebaiknya
apabila jumlah modal yang dibutuhkan adalah sangat besar,
sehingga tidak dapat dipenuhi dari suatu sumber saja (misalnya
dengan saham biasa), maka perlu dicari sumber yang lain
(misalnya saham preferen dan obligasi).
g. Keadaan Pasar Modal
Keadaan pasar modal sering mengalami perubahaan yang
disebabkan karena adanya gelombang konjungtor. Pada umumnya
apabila gelombang meninggi (up-swing) para investor lebih
tertarik untuk menanamkan modalnya dalam saham. Oleh karena
itu perusahaan dalam rangka usaha untuk mengeluarkan atau
menjual securities haruslah menyesuaikan dengan keadaan pasar
modal tersebut.
h. Sifat Manajemen
Sifat manajemen akan mempunyai pengaruh yang langsung dalam
pengambilan keputusan mengenai cara pemenuhan kebutuhan
dana. Seorang manajer yang bersifat optimis yang memandang
masa depannya dengan cerah, yang mempunyai kebranian untuk
41
menanggung resiko yang besar (risk seeker), akan lebih berani
untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang
berasal dari utang (debt financing) meskipun metode pembelanjaan
dengan utang ini memberikan beban finansial yang tetap.
Sebaliknya seorang manajer yang bersifat pesimis, yang serba
takut untuk menanggung risiko (risk averter) akan lebih suka
membelanjai pertumbuhan penjualannya dengan dana yang berasal
dari sumber intern atau dengan modal saham (equity financing)
yang tidak mempunyai beban finansial yang tetap.
i. Besarnya Suatu Perusahaan
Suatu perusahaan yang besar di mana sahamnya tersebar sangat
luas, setiap perluasaan modal saham hanya akan mempenyuai
pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau
tergesernya control dari pihak dominan terhadap perusahaan yang
bersangkutan. Sebaliknya perusahaan yang kecil di mana
sahamnya hanya tersebar di lingkungan kecil, penambahan jumlah
saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
kemungkinan hilangnya control dari pihak dominan terhadap
perusahaan yang bersangkutan.
Dengan demikian maka pada perusahaan yang besar di mana
sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan
saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai
42
pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan yang
kecil.29
D. Biaya Modal
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 1 paragraf
67 (2009), perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau
penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan
berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan
dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan
yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan
pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang
berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.
Ada beberapa jenis biaya modal berkaitan dengan berbagai macam
pendanaan. Namun, yang sering rumit penentuannya adalah yang berkaitan
dengan biaya modal sendiri (cost of equity capital). Selain itu, dalam
pembahasan biaya modal juga akan dibahas tentang biaya modal utang dan
biaya modal sendiri saham preferen (cost of debt and preferred stock).
Cost of equity capital didefinisikan sebagai rate of return minimum
suatu perusahaan yang diukur berdasarkan propersi ekuitas dari seluruh
investasi agar dapat mempertahankan harga saham sekuritasnya. Biaya modal
merupakan konsep yang dinamis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
29
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Ke-4
(Yogyakarta:BPFE, 2004), h.236
43
ekonomi. Struktur biaya modal didasarkan pada beberapa asumsi yang
berkaitan dengan risiko dan pajak. Asumsi dasar digunakan dalam estimasi
biaya modal risiko bisnis dan risiko keuangan adalah tetap (relatif stabil). Rate
of return merupakan suatu biaya opurtunitas investor dalam melakukan
investasi, yaitu apabila investasi telah dilakukan, maka investor harus
meninggalkan return yang ditawarkan investor lain. Return yang hilang
tersebut kemudian menjadi biaya oportunitas karena melakukan investasi dan
kemudian biaya oportunitas inilah yang menjadi rate of return yang
dipersyaratkan investor.30
E. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangaka waktu tertentu. Adapun
jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah: Neraca atau Laporan
Laba/Rugi, atau hasil usaha, Laporan Arus kas, Laporan Perubahan Posisi
Keuangan. Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang
paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu
perusahaan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisi keuangan
perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dan
30
Wahyu Bitna Santoso, “Pengaruh asimetri informasi, pengungkapan sukarela dan
manajemen laba terhadap cost of capital dengan memperhatikan ukuran perusahaan”,(Surakarta:
Universitas Sebelas Maret, 2006), h.76
44
(kas) perusahaan dalam periode tertentu.31
Berdasarkan peraturan Bank
Indonesia Nomor: 3/22/PBI/2001 bank wajib menyusun dan menyajikan
laporan keuangan dengan bentuk dan cakupan yang terdiri dari.32
a. Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan
b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
c. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan dan Laporan Keuangan
Konsolidasi
2. Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada
periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak
sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya laporan
keuangan dapat memberikan indormasi keuangan kepada pihak dalam dan
luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. Berikut ini
beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:33
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aset (harta) yang
dimiliki oleh perusahaan pada saat ini.
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban serta
modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
31
Sofyan Syafri Harahap, “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2013), h. 105. 32
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan,
(Jakarta:LPFE-UI, 2005), h. 368 33
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”,(Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2012), h.10
45
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aset, pasiva dan modal perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.
g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.
h. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin laporan keuangan yang
berhubungan dengan laporan keuangan yang rerelevan untuk
kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan
akuntasi yang dianut perusahaan.34
3. Sifat Laporan Keuangan
Pencatatan yang dilakukan dalam penyusunan laporan keuangan harus
dilakukan dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Demikian pula dalam hal
penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan
itu sendiri. Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat bersifat
historis dan menyeluruh.35
34
Ibid, h. 11 35
Ibid, h. 11
46
Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun
dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang.
Sementara itu, data masa lalu perusahaan yang ditampilkan dalam laporan
keuangan merupakan kombinasi dari fakta yang telah dicatat, prinsip-
prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi dan pendapat pribadi. Kemudian
bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan yang dibuat selengkap
mungkin. Artinya laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang dibuat hanya
sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang
lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.36
4. Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang telah disusun sedemikian rupa terlihat
sempurna dan meyakinkan. Dibalik itu, sebenarnya terdapat beberapa
ketidaktepatan terutama dalam jumlah yang telah kita susun akibat
berbagai faktor. Sebagai contoh banyaknya pendapat pribadi yang masuk
atau penilaian berdasarkan nilai historis. Laporan keuangan belum dapat
dikatakan mencerminkan keadaan keuangan secara kesuluruhan. Hal ini
disebabkan adanya hal-hal yang belum atau tidak tercatat dalam laporan
keuangan tersebut. Masalah seperti ini kita sebut sebagai keterbatasan
dalam menyusun laporan keuangan secara langsung dan juga tidak akan
menghambat dalam menyusun laporan keuangan. Oleh karena itu, setiap
36
Ibid, h. 12
47
laporan keuangan yang disusun pasti memiliki keterbatasan tertentu.
Berikut ini keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan.37
a. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah, di mana
data-data yang diambil dari data masa lalu.
b. Laporan keuangan dibuat umum artinya untuk semua orang bukan
hanya untuk pihak tertentu.
c. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan
pertimbangan-pertimbangan tertentu.
d. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi
ketidakpastian.
e. Laporan keuangan selalu bepegang teguh kepada sudut pandang
ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan
kepada sifat formalnya.38
F. Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Misalnya antara utang dan
modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan total
penjualan, dan sebagainya. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan
37
Ibid, h. 16 38
Ibid, h. 17
48
analisis terhadap keuangan perusahaan.39
Pengertian rasio keuangan menurut
James C Van Horne merupakan indeks yang menghubungkan dua angka dan
diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan
digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
Rasio secara sederhana disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah
dengan jumlah lainnya, itulah dilitah perbandingan dengan harapan nantinnya
akan ditemukan jawaban yang selanjutnya dijadikan bahan kajian untuk
dianalisis dan diputuskan.40
Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah
satu analisis paling popular dan banyak digunakan karena sangat kompleks.41
Jadi rasio keungan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka dengan
angka lainnya. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja
manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah
ditetapkan. Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajeme dalam
memberdayakan sumber daua perusahaan secara efektif. Dari kinerja yang
dihasilkan juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan
agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan
target.
39
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan,
(Jakarta:LPFE-UI, 2005), h. 297 40
Irham Fahmi, Manajemen Kinerja: Teori dan Aplikasi, (Bandung:Alfabeta, 2010 ), h. 170. 41
Demawan Syahrial dan Djahotman Purba, Analisa Laporan Keuangan – Cara Mudah &
Praktis Memahami Laporan Keuangan Edisi Pertama, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2011), h. 36.
49
G. Pengertian Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah perbandingan laba (setelah pajak) dengan
modal (modal inti) atau laba (sebelum pajak) dengan total aset yang dimiliki
bank pada periode tertentu. Agar hasil perhitungan rasio mendekati pada
kondisi yang sebenarnya, maka posisi modal atau aset dihitung secara rata-
rata selama periode tersebut.
Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang berorientasi pada
laba (profit). Laba bukan hanya untuk kepentingan pemilik, tetapi juga sangat
penting untuk pengembangan usaha bank syariah. Untuk dapat memperoleh
hasil yang optimal, bank syariah dituntut untuk melakukan pengelolaan
dananya secara efisien dan efektif baik atas dana-dana yang dikumpulkan dari
masyarakat (dana pihak ketiga), serta dana pemilik bank syariah maupun atas
pemanfaatan atau penanaman dana tersebut.42
Profitabilitas atau rentabilitas
dalam dunia perbankan dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan
Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA).
1. Return On Assets (ROA)
Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam mengelola aset guna memperoleh keuntungan (laba)
secara keseluruhan. Semakin besar Return On Asset (ROA) suatu bank, maka
semakin besar tingkat keuntungan bank dan semakin baik pula posisi bank
42
Veitzhal Rivai dkk, Bank and Financial Inclusion Management Conventional and Syaria
System (Jakarta: PT. Raja Grafinfo Persada, 2007), h.758-759.
50
dari segi penggunaan aset.43
Return On Assets (ROA) adalah indikator yang
akan menunjukan bahwa apabila rasio ini meningkat maka aset bank telah
digunakan dengan optimal untuk memperoleh pendapatan sehingga
diperkirakan Return On Asset (ROA) menunjukan perbandingan antara laba
sebelum pajak dengan total aset bank / total aset. Laba sebelum pajak adalah
laba rugi bank yang diperoleh dalam periode berjalan sebelum dikurangi
pajak. Sedangkan total aset merupakan komponen yang terdiri dari kas, giro
pada BI, penempatan pada bank lain, piutang, pembiayaan dengan prinsip
sewa, pinjaman qard, aset tetap, dan lain-lain.44
Besarnya nilai untuk laba
sebelum pajak dapat dilihat pada posisi laporan keuangan bank. Adapun
perhitungan Return On Asset (ROA) untuk bank syariah biasanya
menggunakan laba sebelum zakat dan pajak.
H. Struktur Aset
Menurut Gitman dalam Firnanti (2011), struktur aset merupakan suatu
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yaitu pertama berupa aset lancar,
yang di mana seluruh asetnya mudah dicairkan atau ditukarkan menjadi uang
tunai dapat berupa cash yang nilainya paling likuid, marketable securities,
yaitu surat berharga yang dapat dijual dengan cepat, account receivable yaitu
total hutang perusahaan yang belum tertagih, inventories termasuk bahan baku
43
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2005),
h.280 44
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,
2005), h.22.
51
dan hasil akhir dari proses kerja. Kedua aset tidak lancer, di mana seluruh
asetnya mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun tidak akan habis
dalam satu kali perputaran operasi perusahaan.45
Struktur aset adalah
penentuan berapa besar alokasi untuk masing-masing komponen aset, baik
dalam aset lanar maupun dalam aset tetap.46
Aset lancar adalah aset yang habis dalam satu kali berputar dalam
proses produksi, dan proses perputarannya adalah dalam jangka waktu yang
pendek (umumnya kurang dari satu tahun). Sedangkan aset tetap adalah aset
yang tahan lama yang secara berangsur-angsur habis turut serta dalam proses
produksi.47
Struktur aset dapat dipandang dari aspek operasional yang pada
dasarnya menggolongan aset dalam perbandingan tertentu untuk keperluan
operasi utama perusahaan. Kebanyakan perusahaan industri di mana sebagian
besar modalnya tertanam dalam aset tetap (fixed asset). Dari kesulurahan
jumlah aset tetap ada, maka ada beberapa yang merupakan “keharusan” dalam
perusahaan-perusahaan industry, karena tanpa aset tersebut proses produksi
tidak akan mungkin berjalan. Ada perusahaan-perusahaan yang menggunakan
aset tetap dalam jumlah yang relative jauh lebih besar dibandingkan dengan
tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi. Perusahaan yang
menggunakan aset teteap yang relative jauh lebih besar dibandingkan dengan
45
Friska Firnanti, Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur
di Bursa Efek Indonesia (Jakarta:Jurnal Bisnis dan Akuntasi Vol. 13, No. 1, 2011), h. 120 46
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4 (Yogyakarta:BPFE,
2008), h. 43. 47
Ibid, h. 45.
52
jumlah tenaga kerja disebut sebagai perusahaan yang “capital intensive”,
sedangkan perusahaan-perusahaan yang memperkerjakan jauh lebih banyak
tenaga kerja dibandingkan dengan mesin, disebut sebagai perusahaan yang
“labour intensive”. Kebanyakan teori struktur modal menyatakan bahwa jenis
aset yang dimiliki oleh suatu jenis perusahaan mempengaruhi pemilihan
struktur modal.
Perusahaan yang memiliki sedikit aset tetap akan mempunyai masalah
asimetri informasi antara investor dan manajemen, karenannya perusahaan
akan lebih memilih pendanaan dengan berhutang. Namun sebaliknya, apabila
perusahaan memiliki tingkat aset tetap yang tinggi maka kecil kemungkinan
asimetri informasi akan terjadi karena penilaian asetnya lebih mudah.
Sehingga perusahaan lebih memilih untuk menerbitkan saham dibandingkan
berhutang.48
I. Ukuran Perusahaan
Menurut Hol dan Wijst (2006) dalam Rodoni dan Herni (2010), Ukuran
perusahaan adalah suatu skala, yaitu dapat diklasifikasikan besar kecilnya
dengan berbagai cara, antara lain total aset, log size, nilai pasar saham, dan
stabilitas penjualan. proksi size biasanya adalah total aset. Karena aset
biasanya sangat besar nilainya dan untuk menghindari bias skala maka
48
Sri Yulianti, “Pengujian Pecking Order Theory: Determinan Struktur Modal Industri
Manufaktur di BEI Periode Sebelum Krisis Moneter”, (Surakarta:Jurnal Akuntansi
POLITEKNOSAINS Vol. 9, No. 2, 2010), h. 11
53
besarnya perlu dikompres.49
Semakin besar ukuran perusahaan tersebut,
semakin mudah mendapatkan modal eksternal dalam jumlah yang besar
terutama dalam bentuk hutang. Dengan kata lain, besar kecilnya ukuran suatu
perusahaan secara langsung berpengaruh terhadap kebijakan struktur modal
perusahaan 50
J. Tarif Pajak
Menurut Keown (2004), tarif pajak adalah dasar pengenaan pajak
terhadap objek pajak yang menjadi tanggungannya. Pajak merupakan suatu
faktor kritis dalam sebuah pembuatan keputusan keuangan. Aturan-aturan
pajak bisa sangat kompleks, membutuhkan banyak keahlian khusus untuk
memahami aturan-aturan pajak. Biaya bunga dapat mengurangi pembayaran
pajak, sedangkan pembayaran deviden tidak mengurangi pajak. Oleh karena
itu, semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, semakin besar keuntungan dari
penggunaan pajak, dan semakin besar daya tarik penggunaan hutang.51
Menurut Rodoni dan Ali (2010), perusahaan dengan leverage
membayar pajak lebih sedikit dari perusahaan dengan ekuitas seluruhnya.
Jadi, jumlah hutang dan ekuitas pada perusahaan dengan leverage lebih besar
dari jumlah ekuitas pada perusahaan tanpa leverage. Pendekatan lain yang
49
Ahmad Rodoni dan Herni Ali, Manajemen Keuangan, (Jakarta:Mitra Wacana Media,
2010), h. 180. 50
Devi Yovin dan Ni Putu Santi Suryantini, “ Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap
Struktur Modal Pada Perusahaan Foods And Beverages yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(Bali:Jurnal Vol.1,No. 2, 2012), h. 177-178. 51
Arthur.J Keown, Manajemen Keuangan Edisi ke 9 Jilid 1, (Jakarta: Index, 2004), h. 42.
54
dipakai Weston & Copeland (1995) untuk menentukan apakah memakai utang
atau menambah modal pemilik adalah perbandingan nilai perusahaan. Selisih
kelebihan nilai tersebut bila dibandingkan dengan penambahan modal pemilik
terletak pada beban pajak penghasil yang lebih kecil akibat bunga yang dapat
dikurangkan sebagai biaya.52
Menurut Chasbiandani (2010), tax avoidance merupakan tindakan
penghematan pajak yang masih dalam koridor perundang-undangan (lafwaful
fashion). Kepemilikan institusional mempengaruhi hubungan tax avoidance
dengan nilai perusahaan, di mana pada perusahaan yang kepemilikan
institusional yang lebih kuat, tax avoidance mempengaruhi nilai perusahaan.
Adanya transparansi perusahaan yang baik akan mempengaruhi tax avoidance
terhadap nilai perusahaan.53
K. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan bagian dari tinjauan pustaka yang
berisikan rangkuman atas semua dasar – dasar teori yang dijadikan landasan
dalam penelitian ini. Dimana dalam kerangka pemikiran ini diberikan skema
singkat mengenai alur penelitian yang menggambarkan proses penelitian yang
dilakukan.
52
Ahmad Rodoni dan Herni Ali, Manajemen Keuangan, (Jakarta:Mitra Wacana, 2010), h.
144. 52
Tyras Chasbiandani dan Martani, Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang Terhadap
Nilai Perusahaan, (Jakarta, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2010), h. 3.
55
1. Tarif Pajak dan Struktur Modal
Menurut Suprianto (2010), pasal 17 Undang – undang Nomor 17
tahun 2000 tentang tarif pajak progresif yaitu tarif yang dikenakan secara
berjenjang terhadap penghasilan kena pajak, semakin besar laba
perusahaan semakin tinggi pajak yang harus dibayarnya. Sehingga ukuran
perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasil
penelitian yang dilakukan Lutfiah (2009) dan Bandayuda (2011) diketahui
bahwa terdapat pegaruh yang positif antara struktur asset terhadap struktur
modal.
2. Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal
Perusahaan besar yang sudah mapan akan lebih mudah memperoleh
modal di pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena
kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas
yang lebih besar pula.54
Karena kemudahan dengan ukuran lebih besar,
mempunyai kepercayaan lebih besar dalam mendapatkan sumber dana,
sehingga akan memudahkan untuk mendapatkan pendanaan dari pihak luar.
Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang besar merupakan sinyal positif
bagi kreditur untuk memberikan pinjaman. Sehingga ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal.
54
Darmawan Sjahrial, Manajemen Keuangan Edisi Kedua, (Jakarta:Mitra Wacana Media,
2008),h.205
56
Hasil penelitian yang dilakukan Friska Firnanti (2011) menunjukan
bahwa ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal, namun pada penelitian yang dilakukan oleh
Bandayuda (2011) ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur
modal.
3. Struktur Aset dan Struktur Modal
Perusahaan yang memiliki asset yang dapat sebagai agunan hutang
cenderung menggunakan hutang yang relatif besar.55
Menurut Riyanto
(2001), kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada
modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan
modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan hutang
sifatnya sebagai pelengkap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur
aset mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal.
Hasil penelitian yang dilakukan Bandayuda (2011) bahwa secara parsial
struktur asset berpengaruh positif terhadap struktur modal.
4. Profitabilitas dan Strukur Modal
Seringkali pengamatan menunjukan bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif
kecil dan tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan hutang. Tingkat
pengembaliannya yang tinggi memungkinkan mereka untuk membiayai
sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan
55
Lukas Setia Atmaja, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta:Andi Offset, 2008), h.273
57
secara internal.56
Sehingga dapa dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang
negatif variabel profitabilitas terhadap struktur modal. Hasil penelitian
yang dilakukan Lutfiah (2009) dan Bandayuda (2011) diketahui bahwa
terdapat pegaruh yang positif antara profitabilitas terhadap struktur modal.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
H4
H5
L. Hipotesis Penelitian
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang
masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.57
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran diatas, maka dapat
diajukan beberapa hipotesis sebagai berikut:
1. H01 : Tarif Pajak tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal
(DER).
56
Brigham dan Houstons,Manajemen Keuangan Ke - 8 Edisi Indonesia, (Jakarta:Erlangga,
2001), h. 40 57
Dani Vardiansyah, “Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar”, (Jakarta: Indeks, 2008), h.10
Tarif Pajak
Perusahaan
(X1)
Ukuran
Perusahaan
(X2)
Struktur Aset
(X3)
Profitabilitas
(X4)
Struktur
Modal
(Y)
2011Kuartal
1 – 2015
Kuartal III
58
Ha1 : Tarif Pajak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal (DER).
2. H02 : Ukuran Perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur
modal (DER).
Ha2 : Ukuran Perusahaan mempunyai pengaruh terhadap struktur modal
(DER).
3. H03 : Struktur Aset tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal
(DER).
Ha3 : Struktur Aset mempunyai pengaruh terhadap struktur modal (DER).
4. H04 : Profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal
(DER).
Ha4 : Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap struktur modal (DER).
5. H05 : Variabel Independen (Tarif Pajak, Ukuran Perusahaan, Struktur
Aset, dan Profitabilitas) secara simultan tidak mempunyai pengaruh
terhadap struktur modal (DER).
Ha5 : Variabel Independen (Tarif Pajak, Ukuran Perusahaan, Struktur Aset,
dan Profitabilitas) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap struktur
modal (DER).
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini
adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan pada
pengujian teori-teori melalui variabel – variabel penelitian dalam angka, dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistika atau permodalan
matematis.1
Dalam penelitian ini, peneliti akan menghitung seberapa besar
pengaruh tarif pajak, profitabilitas, struktur aset dan ukuran perusahaan
terhadap struktur modal. Penelitian dilakukan pada 4 Bank Umum Syariah
yang termasuk Bank Devisa sesuai penggolongan Bank Indonesia, yaitu Bank
Syariah Mandiri (BSM), Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia dan
Bank Negara Indonesia Syariah periode tahun 2011 kuartal I sampai 2015
kuartal III
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah 11 Bank Umum Syariah yang
berjumlah 121 laporan keuangan. Adapun teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah metode purposive sampling yaitu sampel yang di pilih
1 Efferin Sujoko, dkk, Metode Penelitian Untuk Akuntansi Suatu Pendekatan Praktis, (Jawa
Timur : Bayu Media Publishing, 2004), h.18
60
menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan
penelitian atau masalah penelitian yang dikembangkan. Kriteria-kriteria yang
digunakan dalam menentukan sampel, antara lain:
1. Bank Umum Syariah yang diteliti hanya 4 Bank Umum Syariah
yang dipilih berdasarkan penggolongan oleh Bank Indonesia yang
termasuk Bank Devisa, dalam hal ini adalah Bank Muamalat
Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Mega
Syariah dan Bank Negara Indonesia Syariah.
2. 4 (empat) Bank Umum Syariah yang menerbitkan laporan
keuangan triwulan secara lengkap selama periode 2011 kuartal I
hingga 2015 kuartal III berjumlah 76 laporan keuangan dan dapat
di akses melalui internet.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang di
ambil dalam penelitian ini berjumlah 76 sampel laporan keuangan
bank syariah dari 4 bank syariah yang memenuhi syarat untuk
pengambilan sampel.
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain
(sudah tersedia) dan digunakan untuk penelitian lainnya. Data tersebut
berupa data laporan keuangan triwulan periode 2011 kuartal I hingga
2015 kuartal III yang diperoleh dari laporan keuangan publikasi Bank
61
Indonesia dari tahun 2011 kuartal I sampai 2015 kuartal III dari web
Bank Indonesia www.bi.go.id, data Statistik Perbankan Indonesia
tahun 2011 - 2015 dan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh
Bank Umum Syariah yang bersangkutan.
2. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang
bersumber dari buku-buku dan jurnal yang terkait dengan penelitian ini.
Informasi yang penulis peroleh di dapat mulai dari perpusatakaan hingga
situs internet.
D. Metode Analisis
1. Analisis Deskriptif
Menurut Ghozali (2011), deskriptif merupakan analisis data yang
dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan variabel yang diteliti suatu
data untuk pengambilan keputusan yang dilihat dari nilai rata-rata,
maksimum, sum dan minimum.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Menurut Santoso (2012) tujuan dalam pengujian ini adalah
untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, error yang
dihasilkan mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Mendeteksi uji
62
normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan yaitu:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi /Normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi Normalitas.
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Santoso (2012), tujuan uji multikolinearitas adalah
menguji apakah pada sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi
antar-variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
terdapat problem Multikolinearitas (Multiko). Jika terbukti ada
multikolinearitas sebaiknya salah satu dari variabel independen yang
ada dikeluarkan dari model, lalu pembuatan model regresi diulang
kembali. Biasanya variabel independen dengan korelasi terkecil
dengan variabel dependen, yang akan dikeluarkan agar koefisien
derteminasi tetap terjaga tinggi.
Untuk mendekteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di
dalam model regresi, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance, pedoman
suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah 1)
63
mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1, 2) mempunyai angka
Tolerance mendekati 1
2. Besaran korelasi antar-variabel independen, yaitu di mana
koefisien korelasi antar-variabel independen haruslah lemah (di
bawah 0,5). Jika korelasi kuat, terjadi problem multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam sebuah model terjadi regresi ketidaksamaan varians pada
residual (error) dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut
sebagai heteroskedastisitas. Sebuah model regresi dikatakan baik jika
tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Menurut Santoso (2012),
deteksi adanya autokorelasi dengan menggunakan Durbin - Watson.
Apabila nilai Durbin - Watson berada di antara -2 sampai +2, berarti
tidak ada autokorelasi.
64
Sedangkan menurut Ghozali (2011), pengambilan keputusan
ada tidaknya autokorelasi:
Tabel 3.1 Durbin – Watson (DW)
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada autokorelasi positif
Tidak ada korelasi negative
Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi,positif
atau negative
Tolak
No decision
Tolak
No decision
Tidak ditolak
‘0 < d < dl
dl ≤ d ≤ du
4 – dl < d < 4
4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
du < d < 4 - du
4. Uji Hipotesis
a. Uji F- Statistik (Simultan)
Menurut Ghozali (2011), uji F- statistik pada dasarnya
menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang
dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat. Untuk menguji hipotesis
digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan (1) bila
nilai F lebih besar dari pada alpha 0,05 maka Ho dapat ditolak. Dengan
kata lain, menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa
semua variabel independen secara serentak meramal/mempengaruhi
variabel dependen. (2) membandingkan nilai F hasil perhitungan
dengan nilai F menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar dari pada
nilai F tabel, maka Ho ditolak dan menerima Ha.
65
b. Uji t – statistik (Parsial)
Menurut Ghozali (2011), uji t-statistik pada dasarnya menunjukan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara
individual dalam menerangkan variase variabel dependen. Sedangkan
menurut Santoso (2012), pengujian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel independen (bebas) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen (terikat) secara parsial (individual). Setelah t
hitung diperoleh, maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku
ketentuan sebagai berikut.
1) Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2) Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti
secara parsial tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
5. Model Regresi Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan Software SPSS for Windows 23,0. di mana metode analisis
yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah metode regresi berganda,
yaitu untuk memperkirakan atau meramalkan nilai dari variabel dependen
yaitu (Y) dengan memperhitungkan variabel-variabel lain yang ikut
mempengaruhi variabel dependen. Supranto (2001). Untuk meramalkan
66
variabel dependen (Y) apabila semua nilai variabel bebas (X) diketahui,
maka dapat mempergunakan persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Di mana:
Y = Struktur Modal
A = Konstanta
X1 = Tarif Pajak
X2 = Ukuran Perusahaan
X3 = Struktur Aset
X4 = Profitabilitas (ROA)
e = Standard Error
6. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
Menurut Ghozali (2011), koefisien determinasi (R2) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel – variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel –
variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
67
Semakin besar angka R2, maka semakin baik model yang
digunakan untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap
variabel terikatnya. Jika angka R2 semakin kecil berarti semakin lemah
model tersebut untuk menjelaskan variabilities dari varibel terikat.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen (X)
a. Tarif Pajak (X1)
Tarif pajak adalah dasar pengenaan pajak terhadap objek pajak
yang menjadi tanggungannya. Tarif yang dikenakan secara berjenjang
terhadap pendapatan kena pajak yaitu semakin besar laba perusahaan
semakin tinggi pajak yang harus dibayarnya. Apabila perusahaan telah
dikenakan tarif marginal tersebut maka perusahaan cenderung untuk
melakukan efesiensi perhitungan pajak yang akan dibayar. Menurut
Kasmir (2009), besarnya persentase pajak pendapatan yang harus
dibayar suatu perusahaan dari laba sebelum pajak.
b. Profitabilitas (X2)
Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam
mengelola perusahaan. Ukuran profitabilitas perusahaan dapat
berbagai macam seperti:laba operasi, laba bersih, tingkat
Tax-pay earning Before Tax = Biaya Pajak Pendapatan
Laba Sebelum pajak
68
pengembalian investasi / aset, dan tingkat pengembalian ekuitas
pemilik. ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan
didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang
dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio yang terpenting diantara rasio
profitabilitas yang ada. ROA kadang – kadang disebut juga Return On
Investment (ROI).
c. Struktur Aset (X3)
Struktur aset adalah kekayaan atau sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan memberikan manfaat
dimasa yang akan dating, yang terdiri dari aset tetap, aset tak
berwujud, aset lancar, dan aset tidak lancar. Cara perhitungannya
adalah dengan memperbandingkan antara aset tetap dengan total aset.
d. Ukuran Perusahaan (X4)
Ukuran perusahaan adalah ukuran besar kecilnya perusahaan
yang diukur melalui logaritma dari total aset (Ln total aset). Total aset
dijadikan sebagi indikator ukuran perusahaan karena sifatnya jangka
panjang dibandingkan dengan penjualan.Titman dan Wessels (1988)
Return On Asets (ROA)= Laba Bersih
Total Aset
Struktur Aset = Aset Tetap
Total Aset
69
2. Variabel Dependen (Y)
a. Struktur Modal
Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara
jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen utang jangka
panjang, saham preferen, dan saham biasa. Dalam penelitian ini
struktur modal diukur dengan debt to equity ratio (DER). DER adalah
kemampuan modal sendiri menjamin utang sebagai variabel dependen.
Ukuran Perusahaan = Ln Total Aset
Debt to Equity Ratio =Total Debt
Total Equity
70
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas
2. Multikolinieritas
3. Auto Korelasi
4. Heteroskedastisitas
Uji Regresi Linear Berganda
Uji t Uji F Uji R-Square
Intepretasi
Profitabilitas
(ROA)
Ukuran
Perusahaan
Struktur Aset
Bank Indonesia
PBI 14/26/PBI/2012
(Kegiatan Usaha Bank
Berdasarkan Modal Inti)
Tarif Pajak
Perusahaan
Laporan Keuangan Bank
Umum Syariah
Bank Muamalat Indonesia
(BMI)
Bank Syariah Mandiri
(BSM)
Bank Mega Syariah (BMS)
Bank Negara Indonesia
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Bank Mega Syariah
Perjalanan PT. Bank Syariah Mega Indonesia Diawali dari sebuah
bank umum bernama PT. Bank Umum Tugu yang berkedudukan di
Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group (PT. Para Global Investindo dan PT.
Para Rekan Investama), kelompok usaha yang menaungi PT. Bank Mega
Tbk., Trans TV dan beberapa perusahaan lainnya, mengakuisisi PT. Bank
Umum Tugu untuk dikembangkan menjadi bank syariah. Hasil konversi
tersebut, pada 25 Agustus 2004 PT. Bank Umum Tugu resmi beroperasi
syariah dengan nama PT. Bank Syariah Mega Indonesia.
Komitmen penuh PT Para Global Investindo sebagai pemilik saham
mayoritas untuk menjadikan PT. Bank Syariah Mega Indonesia sebagai
bank syariah terbaik, diwujudkan dengan mengembangkan bank ini
melalui pemberian modal yang kuat demi kemajuan perbankan syariah
dan perkembangan ekonomi Indonesia pada umumnya. Penambahan
modal dari Pemegang Saham merupakan landasan utama untuk memenuhi
tuntutan pasar perbankan yang semakin meningkat dan kompetitif.
Dengan upaya tersebut, PT. Bank Syariah Mega Indonesia yang memiliki
semboyan “untuk kita semua” tumbuh pesat dan terkendali serta menjadi
72
lembaga keuangan syariah ternama yang berhasil memperoleh berbagai
penghargaan dan prestasi.
Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang
disandangnya, PT. Bank Syariah Mega Indonesia selalu berpegang pada
asas profesionalisme, keterbukaan dan kehati-hatian. Didukung oleh
beragam produk dan fasilitas perbankan terkini, PT. Bank Syariah Mega
Indonesia terus berkembang, hingga saat ini memiliki 15 jaringan kerja
yang terdiri dari kantor cabang, cabang pembantu dan kantor kas yang
tersebar di hampir seluruh kota besar di Pulau Jawad an di luar Jawa.
Guna memudahkan nasabah dalam memenuhi kebutuhannya di bidang
keuagan, PT. Bank Syariah Mega Indonesia juga bekerja sama dengan PT.
Arthajasa Pembayaran Elektronis sebagai penyelenggara ATM Bersama
serta PT. Rintis Sejahtera sebagai penyelenggara ATM Prima dan Prima
Debit. Ini dilakukan agar nasabah dapat melakukan berbagai transaksi
perbankan dengan lebih efisien, praktis dan nyaman.1
2. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Didirikan pada 24
Rabius Tsani 1412 H atau Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) dan Pemenrintah Indonesia, dan memulai
kegiatan operasinya pada 27 Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Pada
tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank
1 www.megasyariah.co.id
73
Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.
Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank
syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa
maupun produk yang terus dikembangkan.
Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara.
Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen
korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998,
rasio pembiayaan macet (NPF) mencapai lebih dari 60 %. Perseroan
mencatat rugi sebesar Rp. 105 miliar. Ekuitas pada Bank Muamalat
mencapai titik terendah, yaitu Rp. 39,3 miliar, kurang dari sepertiga
modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat
mencari pemodal yang potensial dan ditanggapi secara positif oleh
Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab
Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi
salah satu pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun
waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh
tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun
waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikan kondisi dari rugi
menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap kru Muamalat,
74
ditunjang oleh ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara
murni.2
3. Bank Syariah Mandiri (BSM)
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-
1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak juli
1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung
politik nasional telah menimbulkan beragam dampak negatif yang
sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak
terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan
nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami
krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB)
yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank
Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis.
BSB berusaha keluar dari situasi tersebut denegan melakukan upaya
merger dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
2 www.bankmumalat.co.id
75
Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT. Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan
tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk.sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan
Perbankan Syariahkan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan
Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 11 tahun
1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan Undang-undang tersebut merupakan momentum yang
tepat untuk melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank
konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim
Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah daru bank
konvensional menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip
syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri sebagaimana
tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8
September 1999.
76
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI
No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/
KEP.DGS/1999 BI menyetujui perubahan nama menjadi PT. Bank
Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,
PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin
tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.3
4. Bank Negara Indonesia Syariah (BNI Syariah)
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan
ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3 (tiga)
pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab
kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil.
Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada
tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS)
BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan,
Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang
menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah
di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling) dengan lebih
3 www.syariahmandiri.co.id
77
kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Di
dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah tetap
memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan
Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin,
semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga
telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin
usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan
UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer
dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana
pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai
Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010
tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang
kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah
terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan
kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga
semakin meningkat. Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai
78
65 Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor Kas, 22
Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point.4
B. Analisis Dan Pembahasan
1. Analisis Deskriptif Pengaruh Tarif Pajak, Profitabilitas (ROA),
Struktur Aset Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal
Pada Bank Umum Syariah .
Pengelolaan data dilakukan secara elektronik mempergunakan
Microsoft Excel dan SPSS 23.0 for Windows untuk mempercepat
perolehan data hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang
diteliti. Table deskriptif menunjukan semua variabel yang digunakan
dalam model analisis regresi berganda, yaitu variabel Y (Struktur
Modal) sebagai variabel terikat, variabel Tarif Pajak, Profitabilitas
(ROA), Struktur Aset dan Ukuran Perusahaan sebagai variabel bebas.
Penjelasan lebih lengkap dari masing – masing variabel adalah:
a. Tarif Pajak
Menurut Edy Suprianto (2012), Tarif Pajak Penghasilan
(Corporate Tax Rate) di Indonesia sesuai Pasal 17 Undang-undang No
17 tahun 2000 tentang pajak penghasilan adalah tarif pajak progresif,
yaitu tarif yang dikenakan secara berjenjang terhadap penghasilan
kena pajak. Semakin besar laba perusahaan, semakin tinggi pajak yang
4 www.bnisyariah.co.id
79
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
Rata- Rata Tarif Pajak
Rata- RataTarif Pajak
harus dibayarnya. Apabila perusahaan telah dikenakan tarif marginal
tersebut, maka perusahaan cenderung untuk melakukan efesiensi
perhitungan pajak yang akan dibayar dengan jalan menambah biaya
semaksimal mungkin yang boleh dikurangkan dalam menghitung
penghasilan kena pajak (tax deductible).5
Grafik 4.1 Tabel 4.1
Tarif Pajak Tarif Pajak
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan grafik di atas tingkat rata rata tarif pajak perusahaan di
tiap tahunnya mengalami fluktuasi di tahun 2011 merupakan tarif pajak
tertinggi yang di peroleh bank syariah devisa sebesar 26 %, namun pada
tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 7 % menjadi sebesar 19 %,
5 Edy Suprianto,”Pengaruh Leverage, Corporate Tax Rate, Non-Debt Tax Shield,
Investment Opportunity Set, Profitability,Past Deb Terhadap Tingkat Utang Pada Perusahaan – Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2002 – 2008” (2010)h.12
Tahun Rata- Rata
Tarif Pajak
2011 26 %
2012 19 %
2013 20 %
2014 22 %
2015 20 %
80
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Rata-Rata Profitabilitas
Rata-RataProfitabilitas
pada tahun 2013 mengalami kenaikan yang sedikit menjadi 0.20 dan
pada tahun 2014 naik 2 % menjadi 22 %.
b. Profitabilitas
Menurut Kasmir (2009), profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini
juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan. Hal ini ditujukan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan
dan pedapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini
menunjukan efesiensi perusahaan. Penggunaan rasio profitabilitas
dapat dilakukan dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan
antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama di
laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. 6
Grafik 4.2 Tabel 4.2
Profitabilitas Profitabilitas
6 Kasmir,”Analisis Laporan Keuangan”(Jakarta:Rajawali Pers,2009), h.196
Tahun Rata- Rata
Profitabilitas
2011 0.7 %
2012 1.0 %
2013 0.8 %
2014 0.8 %
2015 0.3 %
81
Sumber : data diolah
Berdasarkan grafik di atas tingkat profitabilitas yang dihasilkan
perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sampai 2015, yaitu
pada tahun 2011 sebesar 0,7%, pada tahun 2012 mengalami
peningkatan 0,3% menjadi sebesar 1,0 % yang merupakan tingkat
keuntungan tertinggi dalam 4 periode. Kemudian pada tahun 2013
mengalami penurunan sebesar 0,2 % menjadi 0,8%, pada 2014
mengalami stagnan di posisi 0,8 % dan pada tahun 2015 mengalami
penurunan terendah yang mempunyai nilai penurunan sebesar 0,5%
menjadi 0,3 %. Hal ini merupakan dampak dari pergantian kepala
negara yang terjadi pada tahun 2015 sehingga hal tersebut dapat kita
lihat pada keuntungan yang menurun di tahun tersebut yang
menyebabkan perekonomian terganggu.
c. Struktur Aset
Menurut Gitman dalam Romanti (2008), Struktur Aset
merupakan suatu kekayaan aset yang dimiliki oleh perusahaan yaitu
pertama berupa aset lancar, yang di mana seluruh asset-nya mudah
dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai dapat berupa cash yang
nilainya paling likuid, marketable securities yaitu surat berharga yang
dapat dijual dengan cepat, account receivable yaitu total hutang
perusahaan yang belum tertagih, inventories termasuk bahan baku dan
hasil dari proses kerja. Kedua aset tidak lancar, di mana seluruh asset-
82
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Rata-Rata Struktur Aset
Rata-RataStrukturAset
nya mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun tidak akan habis
dalam satu kali perputaran operasi perusahaan.7
Grafik 4.3 Tabel 4.3
Struktur Aset Struktur Aset
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan grafik di atas, rata – rata struktur aset perusahaan
bank syariah devisa dari tahun 2011 – 2013 mengalami stagnasi,
sedamgkan di tahun 2014 sampai 2015 mengalami peningkatan, yaitu
pada tahun 2011 hingga 2013 pertumbuhan struktur aset hanya diam
dinilai 1.7 %. Namun, hal yang berbeda terjadi pada tahun 2013 ke
2014 dari 1,7 % mengalami peningkatan 0.6 % menjadi 2.3 %, pada
tahun 2014 meningkat lagi sekitar 1.6 % menjadi 3.9 % di tahun
2015. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan pertumbuhan
perusahaan yang menyebabkan perusahaan meningkatkan aset
mereka, dengan semakin besar aset tetap yang digunakan maka
7Ibid., h. 19
Tahun Rata- Rata
Struktur Aset
2011 1.7 %
2012 1.7 %
2013 1.7 %
2014 2.3 %
2015 3.9 %
83
16.2
16.4
16.6
16.8
17
17.2
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Rata-Rata Ukuran Perusahaan
Rata-RataUkuranPerusahaan
perusahaan dapat menjamin aset tetapnya untuk menambah modal ke
pihak investor.
d. Ukuran Perusahaan
Grafik 4.4 Tabel 4.4
Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan
Tahun Rata- Rata
Ukuran
Perusahaan
2011 16,5
2012 16,7
2013 17.0
2014 17.1
2015 17.1
Sumber : data diolah
Dari grafik di atas rata- rata ukuran perusahaan mengalami
peningkatan secara berturut-turut selama periode 2011 hingga 2015,
yakni sebesar 16,5 juta pada tahun 2011, pada tahun 2012 meningkat lagi
0,2 menjadi 16,7 juta pada tahun 2013 yang kemudian menjadi 17,0 juta
hingga mencapai 17.1 pada tahun 2014 dan 2015. Hal ini menunjukan
bahwa ukuran perusahaan bank syariah devisa terlihat membaik, di mana
jumlah aset yang dimiliki perusahaan terus meningkat selama lima tahun
tersebut. Hal ini menunjukan bahwa banyak investor yang sudah percaya
untuk menanamkan dan menambahkan modal mereka pada bank syariah.
Dengan begitu, perusahaan dapat meningkatkan aset mereka agar dapat
84
9
10
11
12
13
20112012201320142015
Rata-Rata Struktur Modal
Rata-RataStrukturModal
meningkatkan angka produktifitas sehingga dapat meningkatkan angka
keuntungan perusahaan.
e. Struktur Modal
Grafik 4.5 Tabel 4.5
Struktur Modal Struktur Modal
Tahun Rata- Rata
Struktur
Modal
2011 10.36 %
2012 11.61 %
2013 11.98 %
2014 11.04 %
2015 10.13 %
Sumber : Data Diolah
Berdasarkan data dari grafik di atas rata – rata struktur modal bank
syariah devisa mengalami fluktuasi dari tahun 2011 sebesar 10,36 %, pada
tahun 2012 naik menjadi 11,61 %, pada tahun 2013 meningkat lagi menjadi
11,98 % , namun pada tahun 2014 mengami penurunan menjadi 11,04 %
diikuti pada tahun 2015 menjadi 10,13 %. Struktur modal tersebut
dipengaruhi dengan variabel independen, yaitu variabel tarif pajak,
profitabilitas, struktur aset, dan ukuran perusahaan. Perusahaan dengan tingkat
hutang yang tinggi dapat disebabkan oleh pengaruh tinggi rendahnya tarif
pajak, profitabilitas, struktur aset dan ukuran perusahaan.
85
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuj menguji apakah model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam
uji normalitas ini digunakan analisis grafik dan Uji Kolomogrov-
Smirnov untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau
tidak.
1. Analisa grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-P
Plot). Uji normalitas data dengan menggunakan SPSS 23.0
menghasilkan grafik sebagai berikut:
Grafik 4.6
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil Output dengan SPSS
Berdasarkan hasil olah data di atas, dapat dilihat bahwa titik –
titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik –
86
titik data searah dengan garis diagonal, hal ini menandakan bahwa
model asumsi normalitas dan model regresi layak dipakai untuk
menganalisis pengaruh variabel – variabel bebas (tarif pajak, struktur
aset, profitabilitas dan ukuran perusahaan) terhadap variabel terikat (
struktur modal).
2) Uji Kolmogorv – Sminorv
Tabel 4.6
Uji Kolmogorov – Smirnov
Berdasarkan tabel di atas maka dapat disimpulkan data dalam
penelitian ini berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari Sig. >
derajat alpha atau 0,146 > 0,05.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk memperoleh korelasi
yang sebenernya, yang tidak dipengaruhi oleh variabel – variabel lain
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sqrt_res1
N 76
Normal Parametersa,b
Mean 1.2227
Std. Deviation .61138
Most Extreme Differences Absolute .128
Positive .128
Negatif -.082
Test Statistic .128
Asymp. Sig. (2-tailed) .146c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
87
yang mungkin saja berpengaruh. Istilah dikontrol menunjukan pada
pengertian ditiadakanya pengaruhnya terhadap variabel – variabel
yang dikorelasikan.
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolinearitas
B
e
Berdasarkan tabel di atas, dari hasil uji Variance Inflation
Factor (VIF) pada hasil output SPSS tabel coefficients, masing-masing
variabel independen memiliki nilai VIF tarif pajak = 1,506, ukuran
perusahaan = 1,315, struktur aset= 1,209, dan profitabilitas=1,315.
Sedangkan nilai Tolerance tarif pajak = 0,664, ukuran perusahaan =
0,760, struktur aset=0,827, dan profitabilitas= 0,760. Karena masing –
masing variabel bebas memiliki nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance >
0,01 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda
tidak terdapat multikoliniearitas antara variabel terikat dengan variabel
bebas sehingga dapat digunakan dalam penelitian.
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Tarif_Pajak .664 1.506
Ukuran_Perusahaan .760 1.315
Struktur_Aset .827 1.209
Profitabilitas_ROA .760 1.315
a. Dependent Variable: Struktur_Modal
Sumber : Hasil Output SPSS
88
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan
metode analisis grafik Scatterplot dan uji Rank – Spearman.
Grafik 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa titik-titik sampel menyebar
secara acak, namun adanya pengumpulan data yang terkesan
membuat suatu pola tertentu. Hal tersebut akan diperkuat dengan
metode Rank Spearman.
Tabel 4.8
89
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Rank-Spearman
Sumber : Hasil Output SPSS
Berdasarkan hasil tabel di atas, nilai Sig. Tarif Pajak
Perusahaan (X1), Struktur Aset (X2), Ukuran Perusahaan (X3) dan
Profitabilitas (ROA) (X4) > 0,05 dengan arah negatif, karena nilai
Sig. > α (Sig. > 0,05). Dengan demikian, pada model ini tidak terdapat
gejala heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada
korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan
menurut waktu (time-series) atau ruang (cross section). Salah satu
penyebab munculnya masalah autokorelasi adalah adanya
kelembaman (inertia) artinya kemungkinan besar akan mengandung
90
saling ketergantungan (interpendence) pada data observasi periode
sebelumnya dan periode sekarang.
Salah satu ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah
autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW). Berikut adalah
hasil uji autokorelasi dengan metode Durbin – Watson (DW) pada
tabel dibawah ini:
Tabel 4.9
Uji Durbin Watson (DW)
Berdasarkan pada tabel di atas nilai Durbin-Watson (DW)
sebesar 1.054. jika dibandingkan dengan tabel Durbin – Watson
dengan Jumlah observasi (n) = 76 dan jumlah variabel independen 4 (k
= 4) diperoleh nilai tabel dl (lower) =1.519 dan du (upper) = 1.740.
oleh karena itu nilai DW = 1.054 berada diantara dl = 1.519 dan du =
1,721, maka dapat disimpulkan terjadi autokorelasi positif.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .589a .347 .311 2.51666071509 1.054
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas_ROA, Struktur_Aset, Ukuran_Perusahaan, Tarif_Pajak
b. Dependent Variable: Struktur_Modal
Sumber : Data Diolah
91
3. Pengujian Hipotesis
A. Uji-t (Parsial)
Uji parsial ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
pengaruh masing – masing variabel independen secara individual
(parsial) tehadap variabel dependen. Hasil uji parsial ini dapat dilihat
pada tabel coefficients.nilai hitung dari uji-t dapat dilihat dari p-value
lebih kecil dari level of signifikan (α) = 5% yang ditentukan atau nilai
t-hitung (pada kolom t) lebih besar dari t-tabel dihitung dari one tailed
α = 5% df-k, pada kolom confident level 95% dan level of signifikan
(α) = 5%.
t-tabel = { α ; df = (n – k)}
= 5% ; df = (76 – 5)
= 0,05 ; df = 71
= 1,664
Tabel 4.10
Hasil Uji – t
Sumber : Hasil Output SPSS
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -24.420 6.089 -4.011 .000
Tarif_Pajak -1.316 2.456 -.063 -.536 .594
Ukuran_Perusahaan 2.099 .363 .636 5.779 .000
Struktur_Aset -12.099 22.658 -.056 -.534 .595
Profitabilitas_ROA 97.317 65.268 .164 1.491 .140
a. Dependent Variable: Struktur_Modal
92
1) Pengaruh Tarif Pajak Perusahaan terhadap Struktur Modal
Variabel Tarif Pajak Perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal dengan nilai signifikan level 0,594 > 0,05. Sedangkan dengan
membandingkan dengan hasil perhitungan didapatkan nilai t – hitung = 0,536
dan nilai t – tabel = 1,664 sehingga nilai t – hitung < nilai t – tabel (0,536 <
1,664). ). Hal ini menunjukan bahwa variabel struktur aset tidak berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal, dengan demikian Ho1 diterima dan Ha1
ditolak (hipotesis yang diajukan peneliti tidak diterima). Hal ini mendukung
Asymetric Information Theory tentang informasi tarif pajak yang dibebankan
perusahaan,sehingga ketidakjelasan nilai aset yang dipunyai oleh perusahaan
menjadi faktor dalam penentuan tarif pajak.
2) Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
Variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal dengan nilai signifikan level 0,000 < 0,05. Sedangkan, dengan
membandingkan dengan hasil perhitungan didapatkan nilai t – hitung = 5,779
dan nilai t – tabel = 1,664 sehingga nilai t – hitung < nilai t – tabel (5,779 >
1,664). Hal ini menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal, dengan demikian Ho2 ditolak dan Ha2
Diterima (hipotesis yang diajukann peneliti diterima).
Hasil ini sesuai dengan landasan teori yang menyatakan bahwa ukuran
perusahaan yang lebih besar akan lebih menjamin memiliki akses yang lebih
93
mudah untuk mendapatkan sumber modalnya. Kemungkinan yang dapat terjadi
dari hasil penelitian ini adalah bahwa perusahaan lebih cenderung menyukai
pendanaan yang berasal dari internal dibandingkan dari hutang, sehingga ukuran
perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap penggunaan sumber dana
eksternal. Kemungkinann lain adalah bahwa perusahaan bank syariah devisa
yang besar mempunyai akses lebih mudah untuk dapat memperoleh dana
dengan mudah ke para investor baik secara Foreign Direct Investment (FDI)
yaitu investasi langsung yang berasal dari luar negeri atau Go Public yaitu
memutuskan untuk menjual sahamnya ke publik dan siap dinilai oleh publik
secara terbuka.hasil ini sejalan dengan penelitian Ida Bagus Gde Bandayuda
(2011) yang berjudul analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi struktur modal
PT. Bank BPD Bali bahwa Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal.
3) Pengaruh Stuktur Aset Terhadap Struktur Modal
Variabel Struktur Aset tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal dengan nilai signifikan level 0,595 > 0,05. Sedangkan, dengan
membandingkan dengan hasil perhitungan didapatkan nilai t – hitung =
0,534 dan nilai t – tabel = 1,664 sehingga nilai t – hitung < nilai t – tabel
(0,534 < 1,664). Hal ini menunjukan bahwa variabel struktur aset tidak
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, dengan demikian Ho3
diterima dan Ha3 ditolak (hipotesis yang diajukan peneliti tidak diterima).hal
ini tidak sesusai dengan Signaling Theory. Tetapi mendukung Asymetric
94
Information Theory tentang informasi aset tetap yang dipunya
perusahaan,sehingga ketidakjelasan tersebut membuat para investor ragu
untuk mengambil keputusan.
4) Pengaruh Profitabilitas (ROA) terhadap Struktur Modal
Variabel Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal dengan nilai signifikan level 0,140 > 0,05. Sedangkan dengan
membandingkan dengan hasil perhitungan didapatkan nilai t – hitung =
1,491 dan nilai t – tabel = 1,664 sehingga nilai t – hitung < nilai t – tabel
(1,491 < 1,664). Hal ini menunjukan bahwa variabel Profitabilitas yang
diproksikan ke dalam Return Of Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal, dengan demikian Ho4 diterima dan Ha4 ditolak
(hipotesis yang diajukan peneliti tidak diterima). Hasil ini mendukung
Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki
profitabilitas relatif stabil bahkan cenderung meningkat, justru akan
menggunakan sumber pendanaan internal baik dari laba ditahan ataupun
yang lainnya, sehingga tidak perlu menambah jumlah hutang.
B. Uji F (Simultan)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
secara bersama – sama variabel tarif pajak perusahaan,struktur aset, ukuran
perusahaan dan Profitabilitas (ROA) terhadap variabel struktur modal
95
dengan menggunakan uji – F. Jika nilai F hitung > nilai F tabel maka
terdapat pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.
Nilai F tabel didapat dari nilai degree of freedom (df1) = k-1, degree
of freedom (df2) = n-k.
F tabel = {α ; (df1) = k-1, (df2) = n – k
= 5% ; df1 = (5-1), df2 = 76 – 5
= 0,05 ; df1 = 4, df2 = 71
= 2,46
Tabel 4.11
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 239.288 4 59.822 9.445 .000b
Residual 449.684 71 6.334
Total 688.973 75
a. Dependent Variable: Struktur_Modal
b. Predictors: (Constant), Profitabilitas_ROA, Struktur_Aset, Ukuran_Perusahaan, Tarif_Pajak
Sumber : Hasil output SPSS
Hasil analisis F hitung pada tabel di atas menunjukan p-value 0,000 <
0,05 yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel –
variabel independen terhadap variabel dependennya sehingga H0 ditolak
dan H1 diterima. Selain itu, dengan membandingkan F hitung dengan F
tabel dengan taraf kesalahan 5 % dan degree of freedom (df1) = 4 dan
96
(df2) = 71 maka diperoleh F tabel sebesar 2,46. Nilai F hitung 9,445 >
nilai F tabel 2,46 yang artinya terdapat pengaruh signifikan.Sehingga
dapat disimpulkan bahwa tarif pajak perusahaan,struktur aset, ukuran
perusahaan dan profitabilitas secara bersama-sama berpengaruh
signifikann terhadap struktur modal (debt to equity ratio) H05 ditolak dan
Ha5 diterima.
5) Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Pengujian persyaratan analisis dan asumsi klasik dasar regresi yang
telah dilaksanakan sebelumnya memberikan hasil bahwa variabel –
variabel yang terlihat di dalamnya memenuhi kualifikasi persyaratan dan
asumsi klasik tersebut, peneitian dilanjutkan dengan melakukan pengajuan
signifikan model dan interpretasi model regresi.
Tabel 4.12
Hasil Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -24.420 6.089 -4.011 .000
Tarif_Pajak -1.316 2.456 -.063 -.536 .594
Ukuran_Perusahaa
n 2.099 .363 .636 5.779 .000
Struktur_Aset -12.099 22.658 -.056 -.534 .595
Profitabilitas_ROA 97.317 65.268 .164 1.491 .140
a. Dependent Variable: Struktur_Modal
97
Sumber : Hasil output SPSS
Berdasarkan tabel di atas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = - 24,420 – 1,316X1 + 2,099X2 – 12,099X3 + 97,317X4 + e
Interpretasi dari persamaan regresi berganda tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Jika diasumsikan nilai dari variabel X1 (Tarif Pajak), X2 (Ukuran
Perusahaan), X3 (Struktur Aset) dan X4 ( Profitabilitas) adalah konstan
atau sama dengan nol, maka nilai variabel Y (Struktur Modal) adalah -
24,420
2. Variabel ukuran perusahaan (X2) mempunyai pengaruh positif terhadap
terhadap struktur modal (Y) dengan koefisien regresi sebesar 2,099 yang
artinya jika terjadi peningkatan variabel ukuran perusahaan (X2) sebesar 1
satuan maka struktur modal (Y) akan bertambah sebesar 2,099 dengan
catatan variabel lain tetap konstan.
Dan berdasarkan penjabaran interpretasi di atas maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -24,420 + 2,099X2 + e
98
6) Hasil Uji Koefisien Determenasi (Adjusted R Square)
Uji koefisien determinasi dilakukan untuk menggambarkan
seberapa besar perubahan atau variasi dari variabel dependen dapat
dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independen. Dalam
penelitian ini menggunakan nilai Adjusted R Square karena variabel
independen lebih dari dua dan nilai Adjusted R Square dapat naik turun
apabila variabel independen ditambahkan ke dalam model penelitian,
maka dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .589a .347 .311 2.51666071509 1.054
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas_ROA, Struktur_Aset, Ukuran_Perusahaan, Tarif_Pajak
b. Dependent Variable: Struktur_Modal
Sumber : Hasil Output SPSS
Adjusted R Square sebesar 0,347 atau 34,7 %, hal ini berarti struktur
modal dapat dijelaskan oleh tarif pajak,ukuran perusahaan,struktur aset dan
profitabilitas, sedangkan sisanya 65,3 % kemungkinan dapat dijelaskan
oleh faktor lain diluar model yang tidak dimasukan ke dalam penelitian ini
misalnya stabilitas penjualan, leverage operasi, sikap manajemen, tingkat
pertumbuhan perusahaan dan likiuditas.
99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan terkait tarif pajak, ukuran
perusahaan, struktur aset dan profitabilitas terhadap struktur modal pada
perusahaan bank syariah devisa, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian secara parsial menunjukan bahwa,
a. Tarif pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
b. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal
c. Struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
d. Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal
2. Hasil penelitian menunjukan secara simultan tarif pajak, ukuran
perusahaan, struktur aset, dan profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal.
3. Hasil dari Adjusted R Square diperoleh hasil sebesar 0,347 atau 34,7 %,
hal ini berarti struktur modal dapat dijelaskan oleh tarif pajak, ukuran
perusahaan, struktur aset, dan profitabilitas. Sedangkan sisanya 65,3 %
kemungkinan dapat dijelaskan oleh faktor lain di luar model yang tidak
dimasukan ke dalam penelitian ini misalnya stabilitas penjualan, leverage
operasi, sikap manajemen, kondisi internal, sikap pemberi pinjaman,
100
perusahaan penilai kredibilitas, tingkat pertumbuhan perusahaan dan
likiuditas
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang
perlu memperoleh penekanan. Hasil penelitian ini merupakan informasi yang
perlu dipertimbangkan oleh perusahaan, investor dan akademisi.
1. Bagi perusahaan
Dari penelitian ini dapat berguna untuk bahan pertimbangan sebagai
acuan dari sumber pendanaan yang cocok bagi bank syariah devisa dalam
usaha mencapai dan mengembangkan bisnisnya, di mana perusahaan harus
mematuhi penentuan perbandingan jumlah pinjaman, jumlah hutang dan
modal sendiri agar struktur modal perusahaan bisa mencapai optimal. Yaitu
dengan memperhatikan faktor seperti tarif pajak,ukuran perusahaan, struktur
aset, dan profitabilitas.
Dalam menggunakan hutang pada tingkat tertentu (sejauh manfaat
yang dapat diberikan, maka tambahan hutang akan diperkenankan) sebagai
sumber pendanaanya dapat meningkatkan profitabilitas dan nilai perusahaan.
Sedangkan profitabilitas yang positif menunjukan kemampuan perusahaan
dalam menciptkan peningkatan laba yang memiliki potensi baik untuk
mengunrangi ketergantungan akan sumber dana eksternal.
101
2. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para
investor dalam menentukan dan memutuskan investasi yang akan dilakukan,
karena setiap investor menginginkan prospek yang lebih baik bagi
perusahaannya di masa depan.
3. Bagi akademisi
Dapat mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai variabel
keuangan lainnya yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap struktur modal
selain variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini dan
memperluas sampel perusahaan yang mencakup semua jenis perusahaan yang
termasuk dalam keuangan syariah di Indonesia.
102
DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Zainul, “Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek”
Jakarta:Alfabet, 2002.
Arthur.J Keown, “Manajemen Keuangan Edisi ke 9 Jilid 1”, Jakarta: Index, 2004.
Atmaja, Lukas Setia. “Manajemen Keuangan”, Yogyakarta : Andi Offset. 2008.
Brigham ,Eugene F dan F Joel Houston, “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Buku 2
Edisi 11” Jakarta:Salemba Empat, 2011.
Fahmi,Irham. Manajemen Kinerja: Teori dan Aplikasi, Bandung:Alfabeta, 2010.
Fahmi,Irham dan Yovi Lavianti Hadi, “Pengantar Manajemen Perkreditan
Bandung:Alfabeta,2010.
Firnanti,Friska. “Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan
Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, Jakarta:Jurnal Bisnis dan Akuntasi Vol. 13,
No. 1, 2011.
Harahap ,Sofyan Syafri, “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”, Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2013.
Kasmir, “Analisis Laporan Keuangan”,Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2012.
………. , “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Jakarta:Raja Grafindo Persada,
2005.
Martono, “Bank dan Lembaga Keuangan Lain Cet. Ke-4”, Yogyakarta:EKONOSIA,
2010.
Moeljadi,” Manajemen Keuangan (Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif)”,
Malang:Bayumedia Publishing, 2006.
Muhammad, “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”, Yogyakarta: UPP AMP
YKPN, 2005.
103
Otoritas Jasa Keuangan,” Statistik Perbankan Indonesia ( Indonesian Banking
Statistics)” – Vol. 13, No. 1, Desember 2014 Jakarta: Direktorat Perizinan dan
Informasi Perbankan Bank Indonesia, 2014.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/PBI/2012 Tentang Kegiatan Usaha dan
Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank.
Riyanto,Bambang. “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4”
Yogyakarta:BPFE, 2008
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali, “Manajemen Keuangan”, Jakarta:Mitra Wacana
Media, 2010
Sartono,Agus. “Manajemen Keuangan; Teori dan Aplikasi Edisi 4”
Yogyakarta:BPFE, 2010
Setyawan,Indra Dan Apriani Dorkas Rambu Alahau, “Cost Of Capital Pada Bank
Syariah Mandiri Periode 2004-2008”, Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 14
Salatiga:Universitas Kristen Satya Wacana, 2010)
Sjahrial, Darmawan. Manajemen Keuangan, Edisi kedua. Jakarta : Mitra Wacana
Media, 2008.
Sujoko, Efferin, dkk, Metode penelitian Untuk Akuntasi, Sebuah Pendekatan Praktis,
Jawa Timur, Bayu Media Publishing, 2004.
Sundjana ,Ridwan dan Inge Barlian,” Manajemen Keuangan” , Klaten:PT. Intan
Sejati, 2003.
Siamat,Dahlan. ”Manajemen Lembaga Keuangan Kebijakan Moneter dan Perbankan
Edisi Kelima, Jakarta:LPFE Universitas Indonesia, 2005.
Syatno,Thomas, dkk, “Kelembagaan Perbankan”, Jakarta:PT. Gramedia Pustaka
Utama, 1999
Syahrial,Demawan dan Djahotman Purba, “Analisa Laporan Keuangan – Cara Mudah
& Praktis Memahami Laporan Keuangan Edisi Pertama”, Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2011.
104
Tim Pengembang Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep Produk dan
Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta: Djambatan, 2003.
Yulianti, Sri. “Pengujian Pecking Order Theory: Determinan Struktur Modal Industri
Manufaktur di BEI Periode Sebelum Krisis Moneter”, Surakarta:Jurnal Akuntansi
POLITEKNOSAINS Vol. 9, No. 2, 2010.
Yovin, Devi dan Ni Putu Santi Suryantini, “ Faktor-faktor yang Berpengaruh
Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Foods And Beverages yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Bali:Jurnal Vol.1,No. 2, 2012.
http://keuangansyariah.mysharing.co/untuk-bersaing-perbankan-syariah-butuh-
tambahan-aset-rp-700-triliun/#ixzz3pC0TCh2R artikel diakses pada 20 Agustus 2015
http://infobanknews.com/market-share-perbankan-syariah-berpotensi-tumbuh-lebih-
tinggi/ diakses pada 13 November 2015
www.ojk.go.id
www.bi.go.id
www.megasyariah.co.id
www.bankmumalat.co.id
www.syariahmandiri.co.id
www.bnisyariah.co.id
105
Lampiran 1 : Data Tarif Pajak
_Bank Mega Syariah 2011 I 0
_Bank Mega Syariah 2011 II 0
_Bank Mega Syariah 2011 III 0
_Bank Mega Syariah 2011 IV 0.252449
_BMI 2011 I 0.256983
_BMI 2011 II 0.25613
_BMI 2011 III 0.258993
_BMI 2011 IV 0.999263
_BSM 2011 I 0.267539
_BSM 2011 II 0.257084
_BSM 2011 III 0.259831
_BSM 2011 IV 0.26321
_BNI Syariah 2011 I 0.248963
_BNI Syariah 2011 II 0.255584
_BNI Syariah 2011 III 0.255181
_BNI Syariah 2011 IV 0.256588
_Bank Mega Syariah 2012 I 0
_Bank Mega Syariah 2012 II 0
_Bank Mega Syariah 2012 III 0
_Bank Mega Syariah 2012 IV 0.250705
_BMI 2012 I 0.243238
_BMI 2012 II 0.24777
_BMI 2012 III 0.258289
_BMI 2012 IV 0.253769
_BSM 2012 I 0.259836
_BSM 2012 II 0.259955
_BSM 2012 III 0
_BSM 2012 IV 0.26564
_BNI Syariah 2012 I 0.252559
_BNI Syariah 2012 II 0.279179
_BNI Syariah 2012 III 0.260889
_BNI Syariah 2012 IV 0.26028
_Bank Mega Syariah 2013 I 0
_Bank Mega Syariah 2013 II 0
_Bank Mega Syariah 2013 III 0
_Bank Mega Syariah 2013 IV 0.251315
_BMI 2013 I 0.251412
_BMI 2013 II 0.250001
_BMI 2013 III 0.286314
_BMI 2013 IV 0.271983
_BSM 2013 I 0.255066
_BSM 2013 II 0.257071
_BSM 2013 III 0.256638
_BSM 2013 IV 0
_BNI Syariah 2013 I 0.258318
_BNI Syariah 2013 II 0.276324
_BNI Syariah 2013 III 0.252815
106
_BNI Syariah 2013 IV 0.346038
_Bank Mega Syariah 2014 I 0
_Bank Mega Syariah 2014 II 0
_Bank Mega Syariah 2014 III 0
_Bank Mega Syariah 2014 IV 0.253999
_BMI 2014 I 0.249615
_BMI 2014 II 0.249999
_BMI 2014 III 0.250012
_BMI 2014 IV 0.408875
_BSM 2014 I 0.255934
_BSM 2014 II 0.26452
_BSM 2014 III 0.262521
_BSM 2014 IV 0.346242
_BNI Syariah 2014 I 0.255084
_BNI Syariah 2014 II 0.251408
_BNI Syariah 2014 III 0.25166
_BNI Syariah 2014 IV 0.258398
_Bank Mega Syariah 2015 I 0
_Bank Mega Syariah 2015 II 0
_Bank Mega Syariah 2015 III 0
_BMI 2015 I 0.248854
_BMI 2015 II 0.249998
_BMI 2015 III 0.249995
_BSM 2015 I 0.270667
_BSM 2015 II 0.280255
_BSM 2015 III 0.288283
_BNI Syariah 2015 I 0.254449
_BNI Syariah 2015 II 0.255396
_BNI Syariah 2015 III 0.252982
Lampiran 2 : Data Ukuran Perusahaan
Nama Bank Syariah Tahun Kuartal Ukuran Perusahaan
_Bank Mega Syariah 2011 I 15.58619909
_Bank Mega Syariah 2011 II 15.60522828
_Bank Mega Syariah 2011 III 15.38155212
_Bank Mega Syariah 2011 IV 15.53213763
_BMI 2011 I 16.88859051
_BMI 2011 II 16.9808913
_BMI 2011 III 17.05796931
_BMI 2011 IV 17.29611986
_BSM 2011 I 17.40648279
_BSM 2011 II 17.45969584
_BSM 2011 III 17.75132155
_BSM 2011 IV 17.70061345
_BNI Syariah 2011 I 15.66044232
_BNI Syariah 2011 II 15.70575954
_BNI Syariah 2011 III 15.81142075
107
_BNI Syariah 2011 IV 15.95167347
_Bank Mega Syariah 2012 I 15.58619909
_Bank Mega Syariah 2012 II 15.60522828
_Bank Mega Syariah 2012 III 15.80410232
_Bank Mega Syariah 2012 IV 15.91535761
_BMI 2012 I 17.24420484
_BMI 2012 II 17.30255892
_BMI 2012 III 17.39068416
_BMI 2012 IV 17.61893254
_BSM 2012 I 17.71984075
_BSM 2012 II 17.72159406
_BSM 2012 III 17.75132155
_BSM 2012 IV 17.80873368
_BNI Syariah 2012 I 16.0372711
_BNI Syariah 2012 II 15.99759465
_BNI Syariah 2012 III 16.05351468
_BNI Syariah 2012 IV 16.18063026
_Bank Mega Syariah 2013 I 15.93860528
_Bank Mega Syariah 2013 II 15.96852465
_Bank Mega Syariah 2013 III 15.97343293
_Bank Mega Syariah 2013 IV 16.02615304
_BMI 2013 I 17.6543447
_BMI 2013 II 17.68514649
_BMI 2013 III 17.74250783
_BMI 2013 IV 17.81726496
_BSM 2013 I 17.83151625
_BSM 2013 II 17.88425632
_BSM 2013 III 17.93958049
_BSM 2013 IV 17.97385226
_BNI Syariah 2013 I 16.34353872
_BNI Syariah 2013 II 16.38055776
_BNI Syariah 2013 III 16.45868511
_BNI Syariah 2013 IV 16.50393639
_Bank Mega Syariah 2014 I 15.95268667
_Bank Mega Syariah 2014 II 15.94984775
_Bank Mega Syariah 2014 III 15.9070153
_Bank Mega Syariah 2014 IV 15.76747222
_BMI 2014 I 17.81903616
_BMI 2014 II 17.88434234
_BMI 2014 III 17.89865336
_BMI 2014 IV 17.94928911
_BSM 2014 I 17.95879442
_BSM 2014 II 17.95525179
_BSM 2014 III 17.9955477
_BSM 2014 IV 18.01934343
_BNI Syariah 2014 I 16.56671258
_BNI Syariah 2014 II 16.66914727
_BNI Syariah 2014 III 16.73238889
_BNI Syariah 2014 IV 16.78552043
108
_Bank Mega Syariah 2015 I 15.62977879
_Bank Mega Syariah 2015 II 15.49869528
_Bank Mega Syariah 2015 III 15.43505879
_BMI 2015 I 17.84196992
_BMI 2015 II 17.83835343
_BMI 2015 III 17.84978458
_BSM 2015 I 18.02246213
_BSM 2015 II 18.01951173
_BSM 2015 III 18.02199971
_BNI Syariah 2015 I 16.83618434
_BNI Syariah 2015 II 16.85305892
_BNI Syariah 2015 III 16.9402603
Lampiran 3 : Data Struktur Aktiva
Nama Bank Syariah Tahun Kuartal Struktur Aktiva
_Bank Mega Syariah 2011 I 0.021901
_Bank Mega Syariah 2011 II 0.021598
_Bank Mega Syariah 2011 III 0.027209
_Bank Mega Syariah 2011 IV 0.023768
_BMI 2011 I 0.018047
_BMI 2011 II 0.018458
_BMI 2011 III 0.017902
_BMI 2011 IV 0.012007
_BSM 2011 I 0.018255
_BSM 2011 II 0.017421
_BSM 2011 III 0.013348
_BSM 2011 IV 0.017342
_BNI Syariah 2011 I 0.009253
_BNI Syariah 2011 II 0.009041
_BNI Syariah 2011 III 0.009754
_BNI Syariah 2011 IV 0.010405
_Bank Mega Syariah 2012 I 0.022778
_Bank Mega Syariah 2012 II 0.02244
_Bank Mega Syariah 2012 III 0.018433
_Bank Mega Syariah 2012 IV 0.016695
_BMI 2012 I 0.018464
_BMI 2012 II 0.01857
_BMI 2012 III 0.018632
_BMI 2012 IV 0.015848
_BSM 2012 I 0.016209
_BSM 2012 II 0.017339
_BSM 2012 III 0.02062
_BSM 2012 IV 0.022274
109
_BNI Syariah 2012 I 0.009984
_BNI Syariah 2012 II 0.010814
_BNI Syariah 2012 III 0.010887
_BNI Syariah 2012 IV 0.014388
_Bank Mega Syariah 2013 I 0.016509
_Bank Mega Syariah 2013 II 0.016371
_Bank Mega Syariah 2013 III 0.016552
_Bank Mega Syariah 2013 IV 0.016324
_BMI 2013 I 0.016052
_BMI 2013 II 0.016588
_BMI 2013 III 0.01691
_BMI 2013 IV 0.022748
_BSM 2013 I 0.022334
_BSM 2013 II 0.021989
_BSM 2013 III 0.021594
_BSM 2013 IV 0.022443
_BNI Syariah 2013 I 0.012595
_BNI Syariah 2013 II 0.012443
_BNI Syariah 2013 III 0.012526
_BNI Syariah 2013 IV 0.012494
_Bank Mega Syariah 2014 I 0.017677
_Bank Mega Syariah 2014 II 0.017826
_Bank Mega Syariah 2014 III 0.018751
_Bank Mega Syariah 2014 IV 0.056121
_BMI 2014 I 0.025458
_BMI 2014 II 0.0222
_BMI 2014 III 0.022301
_BMI 2014 IV 0.044836
_BSM 2014 I 0.022769
_BSM 2014 II 0.024653
_BSM 2014 III 0.023986
_BSM 2014 IV 0.023451
_BNI Syariah 2014 I 0.011967
_BNI Syariah 2014 II 0.011281
_BNI Syariah 2014 III 0.010802
_BNI Syariah 2014 IV 0.011268
_Bank Mega Syariah 2015 I 0.064422
_Bank Mega Syariah 2015 II 0.074074
_Bank Mega Syariah 2015 III 0.078765
_BMI 2015 I 0.050081
_BMI 2015 II 0.050468
_BMI 2015 III 0.050952
_BSM 2015 I 0.023463
_BSM 2015 II 0.021191
110
_BSM 2015 III 0.021191
_BNI Syariah 2015 I 0.010353
_BNI Syariah 2015 II 0.010298
_BNI Syariah 2015 III 0.010047
Lampiran 4 : Data Return On Assets
Nama Bank Tahun Kuartal Data ROA
_Bank Mega Syariah 2011 I 0.003185
_Bank Mega Syariah 2011 II 0.006588
_Bank Mega Syariah 2011 III 0.011152
_Bank Mega Syariah 2011 IV 0.009678
_BMI 2011 I 0.003213
_BMI 2011 II 0.005961
_BMI 2011 III 0.007706
_BMI 2011 IV 8.43E-06
_BSM 2011 I 0.003719
_BSM 2011 II 0.007059
_BSM 2011 III 0.00799
_BSM 2011 IV 0.011322
_BNI Syariah 2011 I 0.006407
_BNI Syariah 2011 II 0.007928
_BNI Syariah 2011 III 0.011882
_BNI Syariah 2011 IV 0.007837
_Bank Mega Syariah 2012 I 0.008604
_Bank Mega Syariah 2012 II 0.019929
_Bank Mega Syariah 2012 III 0.025647
_Bank Mega Syariah 2012 IV 0.022642
_BMI 2012 I 0.002818
_BMI 2012 II 0.005662
_BMI 2012 III 0.008017
_BMI 2012 IV 0.008682
_BSM 2012 I 0.003885
_BSM 2012 II 0.007984
_BSM 2012 III 0.011609
_BSM 2012 IV 0.014857
_BNI Syariah 2012 I 0.001148
_BNI Syariah 2012 II 0.002373
_BNI Syariah 2012 III 0.006922
111
_BNI Syariah 2012 IV 0.009572
_Bank Mega Syariah 2013 I 0.008708
_Bank Mega Syariah 2013 II 0.014334
_Bank Mega Syariah 2013 III 0.018844
_Bank Mega Syariah 2013 IV 0.016394
_BMI 2013 I 0.003001
_BMI 2013 II 0.005825
_BMI 2013 III 0.008228
_BMI 2013 IV 0.0087
_BSM 2013 I 0.004607
_BSM 2013 II 0.006271
_BSM 2013 III 0.007695
_BSM 2013 IV 0.010181
_BNI Syariah 2013 I 0.002793
_BNI Syariah 2013 II 0.004186
_BNI Syariah 2013 III 0.006164
_BNI Syariah 2013 IV 0.007986
_Bank Mega Syariah 2014 I 0.002925
_Bank Mega Syariah 2014 II 0.004882
_Bank Mega Syariah 2014 III 0.001828
_Bank Mega Syariah 2014 IV 0.00247
_BMI 2014 I 0.002664
_BMI 2014 II 0.00366
_BMI 2014 III 0.00053
_BMI 2014 IV 0.000916
_BSM 2014 I 0.003182
_BSM 2014 II 0.002391
_BSM 2014 III 0.004209
_BSM 2014 IV 0.001072
_BNI Syariah 2014 I 0.002203
_BNI Syariah 2014 II 0.003832
_BNI Syariah 2014 III 0.005623
_BNI Syariah 2014 IV 0.008375
_Bank Mega Syariah 2015 I 0.003123
_Bank Mega Syariah 2015 II 0.004045
_Bank Mega Syariah 2015 III 0.0029
_BMI 2015 I 0.001172
_BMI 2015 II 0.001907
112
_BMI 2015 III 0.002017
_BSM 2015 I 0.00142
_BSM 2015 II 0.001977
_BSM 2015 III 0.002217
_BNI Syariah 2015 I 0.002227
_BNI Syariah 2015 II 0.004793
_BNI Syariah 2015 III 0.006883
Lampiran 5: Data Struktur Modal (DER)
Nama Bank Tahun Kuartal DER
_Bank Mega Syariah 2011 I 13.66946
_Bank Mega Syariah 2011 II 13.21518
_Bank Mega Syariah 2011 III 10.00186
_Bank Mega Syariah 2011 IV 11.77591
_BMI 2011 I 10.94154
_BMI 2011 II 11.65754
_BMI 2011 III 12.28087
_BMI 2011 IV 14.71031
_BSM 2011 I 0.541055
_BSM 2011 II 14.35365
_BSM 2011 III 15.54467
_BSM 2011 IV 14.69322
_BNI Syariah 2011 I 4.760642
_BNI Syariah 2011 II 5.128387
_BNI Syariah 2011 III 5.606183
_BNI Syariah 2011 IV 6.863906
_Bank Mega Syariah 2012 I 11.10842
_Bank Mega Syariah 2012 II 9.789285
_Bank Mega Syariah 2012 III 10.72591
_Bank Mega Syariah 2012 IV 12.15832
_BMI 2012 I 13.55599
_BMI 2012 II 13.71723
_BMI 2012 III 14.37196
_BMI 2012 IV 17.24841
_BSM 2012 I 14.19137
_BSM 2012 II 13.33356
_BSM 2012 III 12.96193
113
_BSM 2012 IV 11.9714
_BNI Syariah 2012 I 7.532555
_BNI Syariah 2012 II 7.012533
_BNI Syariah 2012 III 7.185073
_BNI Syariah 2012 IV 8.887193
_Bank Mega Syariah 2013 I 12.47214
_Bank Mega Syariah 2013 II 10.57451
_Bank Mega Syariah 2013 III 10.04316
_Bank Mega Syariah 2013 IV 10.84539
_BMI 2013 I 16.88396
_BMI 2013 II 16.46322
_BMI 2013 III 16.59249
_BMI 2013 IV 11.74594
_BSM 2013 I 11.50569
_BSM 2013 II 11.86279
_BSM 2013 III 12.2765
_BSM 2013 IV 12.15619
_BNI Syariah 2013 I 9.250878
_BNI Syariah 2013 II 8.665669
_BNI Syariah 2013 III 10.03543
_BNI Syariah 2013 IV 10.27365
_Bank Mega Syariah 2014 I 12.66319
_Bank Mega Syariah 2014 II 9.416943
_Bank Mega Syariah 2014 III 9.518242
_Bank Mega Syariah 2014 IV 7.943422
_BMI 2014 I 11.02855
_BMI 2014 II 11.64894
_BMI 2014 III 12.71876
_BMI 2014 IV 14.51045
_BSM 2014 I 11.44491
_BSM 2014 II 11.52416
_BSM 2014 III 11.72089
_BSM 2014 IV 12.5594
_BNI Syariah 2014 I 10.65744
_BNI Syariah 2014 II 11.65407
_BNI Syariah 2014 III 8.68173
_BNI Syariah 2014 IV 8.995955
_Bank Mega Syariah 2015 I 6.98738
_Bank Mega Syariah 2015 II 6.029941
_Bank Mega Syariah 2015 III 5.535716
_BMI 2015 I 12.65055
114
_BMI 2015 II 12.50481
_BMI 2015 III 12.6633
_BSM 2015 I 12.34093
_BSM 2015 II 12.19841
_BSM 2015 III 12.40182
_BNI Syariah 2015 I 9.274812
_BNI Syariah 2015 II 9.172997
_BNI Syariah 2015 III 9.801294
Lampiran 6 : Hasil Output SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
sqrt_res1
N 76
Normal Parametersa,b
Mean 1.2227
Std. Deviation .61138
Most Extreme Differences Absolute .128
Positive .128
Negative -.082
Test Statistic .128
Asymp. Sig. (2-tailed) .146c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
Tarif_Pajak .664 1.506
Ukuran_Perusahaan .760 1.315
Struktur_Aktiva .827 1.209
Profitabilitas_ROA .760 1.315
a. Dependent Variable: Struktur_Modal
Sumber : Hasil Output SPSS
115
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .589a .347 .311 2.51666071509 1.054
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas_ROA, Struktur_Aktiva, Ukuran_Perusahaan, Tarif_Pajak
b. Dependent Variable: Struktur_Modal
116
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 239.288 4 59.822 9.445 .000b
Residual 449.684 71 6.334
Total 688.973 75
a. Dependent Variable: Struktur_Modal
b. Predictors: (Constant), Profitabilitas_ROA, Struktur_Aktiva, Ukuran_Perusahaan, Tarif_Pajak
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .589a .347 .311 2.51666071509 1.054
a. Predictors: (Constant), Profitabilitas_ROA, Struktur_Aktiva, Ukuran_Perusahaan, Tarif_Pajak
b. Dependent Variable: Struktur_Modal
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -24.420 6.089 -4.011 .000
Tarif_Pajak -1.316 2.456 -.063 -.536 .594
Ukuran_Perusahaan 2.099 .363 .636 5.779 .000
Struktur_Aktiva -12.099 22.658 -.056 -.534 .595
Profitabilitas_ROA 97.317 65.268 .164 1.491 .140
a. Dependent Variable: Struktur_Modal
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -24.420 6.089 -4.011 .000
Tarif_Pajak -1.316 2.456 -.063 -.536 .594
Ukuran_Perusahaa
n 2.099 .363 .636 5.779 .000
Struktur_Aktiva -12.099 22.658 -.056 -.534 .595
Profitabilitas_ROA 97.317 65.268 .164 1.491 .140
a. Dependent Variable: Struktur_Modal