PENGARUH SUSU FORTIFIKASI BESI DAN ZINK TERHADAP …/Pengaruh... · Kepada yang tercinta dan...
Transcript of PENGARUH SUSU FORTIFIKASI BESI DAN ZINK TERHADAP …/Pengaruh... · Kepada yang tercinta dan...
1
PENGARUH SUSU FORTIFIKASI BESI DAN ZINK TERHADAP INGATAN JANGKA PENDEK ANAK USIA
7-9 TAHUN DI SEKOLAH DASAR SURAKARTA
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Kedokteran Keluarga
Minat Utama : Ilmu Biomedik Kesehatan Anak
Oleh :
Hari Wahyu Nugroho
S5906001
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
2
PENGARUH SUSU FORTIFIKASI BESI DAN ZINK TERHADAP INGATAN JANGKA PENDEK ANAK USIA
7-9 TAHUN DI SEKOLAH DASAR SURAKARTA
Disusun oleh :
Hari Wahyu Nugroho
S59060001
Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji
Pada tanggal : 19 Juni 2010
Dewan Penguji
Jabatan Nama Tanda tangan
Ketua Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr, MM, M.Kes, PAK NIP. 19480313 197610 1 001 ........................ Sekretaris Prof. Bhisma Murti, dr, MPH, M.Sc, PhD NIP. 19550121 1999412 1 001 ........................ Anggota Prof. Dr. Harsono Salimo, dr, SpA(K) NIP. 19441226197310 1 001 ........................
Endang Dewi Lestari, dr, MPH, SpA(K)
NIP. 19591201198603 2 008 ........................
Surakarta, 19 Juni 2010 Mengetahui Ketua Program Studi Direktur PPS UNS Magister Kedokteran Keluarga
Prof.Drs.Suranto,M.Sc,PhD Prof. Dr. Didik Tamtomo, dr,MM, M.Kes, PAK NIP. 19570820 198503 1 004 NIP : 19480313 197610 1 001
3
PERNYATAAN
Nama : Hari Wahyu Nugroho
NIM : S59060001
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Pengaruh Susu Fortifikasi
Besi dan Zink Terhadap Ingatan Jangka Pendek Anak Usia 7-9 Tahun di
Sekolah Dasar Surakarta adalah betul-betul karya sendiri. Hal - hal yang bukan
karya saya, dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar
pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari
tesis tersebut.
Surakarta, 15 Mei 2010
Yang membuat pernyataan
Hari Wahyu Nugroho
4
KATA PENGANTAR
Berkat rahmat Allah Swt tesis dengan judul Pengaruh Susu Fortifikasi
Besi dan Zink Terhadap Ingatan Jangka Pendek Anak Usia 7-9 Tahun di
Sekolah Dasar Surakarta dapat penulis selesaikan dengan bantuan dari
pembimbing dan berbagai belah pihak. Tesis ini disusun untuk memenuhi
persyaratan sebagai peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis Anak dan
mencapai derajat Magister Kedokteran Keluarga.
Pertama-tama penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada para pembimbing yaitu Prof. Dr. Harsono Salimo, dr, SpA(K) dan dr. Endang
Dewi Lestari, SpA(K), MPH yang telah membuka wawasan penulis dan memberikan
arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Penulis juga menyampaikan
ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Harsono Salimo, dr, SpA(K) selaku Ketua
Program Studi PPDS I IKA FK UNS/RSDM yang telah memacu penulis untuk dapat
menyelesaikan tesis dan semua tugas di bagian IKA FK UNS dengan tepat waktu.
Penulis menyampaikan terima kasih pula kepada Prof. DR. Moch.
Syamsulhadi, dr, SpKJ(K) selaku Rektor UNS, Prof. Drs. Suranto, MSc, PhD selaku
Direktur Program Studi Pascasarjana Universitas Sebelas Maret dan Prof. DR. Didik
Tamtomo, dr, MM, Mkes, PAK selaku Ketua Program Studi Kedokteran Keluarga
yang telah menuntun penulis dalam mengikuti pendidikan mencapai derajat Magister
Kedokteran Keluarga di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5
Penulis menyampaikankan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Dinas Pendidikan Kota Surakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian di beberapa Sekolah Dasar Surakarta sampai selesai.
Kepada yang terhormat dan tercinta ayahanda dr. Yahmin Somodihardjo
dan ibunda Harsiti, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga karena
berkat dorongan doa dan kasih sayang yang tak ada putusnya membuat penulis tegar
menghadapi berbagai cobaan dalam menyelesaikan pendidikan ini. Semoga Allah
Swt selalu memberikan kesehatan dan keselamatan kepada bapak dan mama. Kepada
ayahanda mertua penulis (Alm) Harsono Setyosuwarno dan ibunda Hj. Dra. Sunarmi,
penulis berterima kasih atas segala doa dan perhatian kepada penulis selama ini.
Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik untuk almarhum dan memberi
kesehatan untuk ibu.
Kepada yang tercinta dan terkasih, istri sekaligus sahabat terbaik yang
Allah berikan, dr. Dian Hendrawati Prasetya, penulis memohon maaf karena tidak
selalu dapat mendampingi dalam keadaan suka dan duka. Terima kasih atas segala
pengertian dan rasa sabar, serta tetaplah memiliki hati seluas samudera untuk penulis
dan anak-anak kita. Untuk anak-anakku tersayang, Aulia Kayana Hariputri, Tsabitha
Maheswari Hariputri dan Muthia Ramaniya Hariputri, penulis memohon maaf karena
waktu bersama kalian kadang tidak dapat penulis penuhi dikarenakan tugas yang
menanti. Terima kasih telah menjadi anak yang sholehah. Kalian adalah anugerah
terbesar dari Sang Maha Kuasa.
Untuk dr. Retno Purwaningtyas, sahabat penulis, adalah takdir yang
mempertemukan kita. Penulis memohon maaf bila dalam persahabatan kita banyak
6
hal yang tidak berkenan dan menjadi ganjalan di hati. Tetaplah menjadi sahabat yang
terbaik walaupun jarak akan memisahkan kita kelak. Untuk teman residen lain yang
tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas segenap dukungan dan
doa yang diberikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada segenap kepala perawat dan
perawat di ruang PICU, Melati 2, KBRT, dan Poliklinik anak. Penulis mohon maaf
apabila banyak kata dan sikap penulis yang tidak berkenan. Kepada para dokter
muda, terima kasih telah membantu penulis dalam mengerjakan tugas di bangsal
anak.
Akhir kata penulis mengharapkan tesis ini dapat memberikan manfaat bagi
dunia kedokteran terutama di bidang Ilmu Kesehatan Anak. Penulis memohon maaf
bila terdapat penulisan dan kata yang salah. Segala masukan akan penulis jadikan
kritik untuk membangun lebih baik lagi.
Terima kasih.
Surakarta, Mei 2010
Penulis
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI.......................................................... ii
PERNYATAAN................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN.................................................................................. xii
ABSTRAK........................................................................................................ xiii
ABSTRACT........................................................................................................ xiv
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................ 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 6
A. Besi dan zink.................................................................................... 6
B. Kekurangan besi dan zink................................................................ 8
C. Suplementasi besi dan zink................................................................ 9
8
D. Definisi ingatan jangka pendek.......................................................... 10
E. Pembentukan dan penyimpanan ingatan jangka pendek.................... 11
F. Pengukuran ingatan jangka pendek…………………......................... 13
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan jangka pendek................ 15
H. Hubungan antara besi dan zink dengan ingatan jangka pendek……. 15
I. Masa perkembangan anak…………………………………………. .. 18
J. Kerangka berpikir................................................................................. 19
K. Hipotesis............................................................................................... 21
BAB III. METODOLOGI................................................................................. 22
A. Desain............................................................................................... 22
B. Tempat Dan Waktu........................................................................... 22
C. Populasi............................................................................................ 22
D. Sampel Dan Cara Pemilihan Sampel............................................... 22
E. Besar Sampel.................................................................................... 23
F. Identifikasi Variabel Penelitian........................................................ 23
G. Definisi Operasional........................................................................ 23
H. Izin Subyek Penelitian...................................................................... 25
I. Alur Penelitian................................................................................. 26
J. Pengolahan Data............................................................................ 26
K. Jadwal Penelitian............................................................................ 27
9
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 28
A. Hasil Penelitian............................................................................... 28
B. Pembahasan..................................................................................... 32
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 38
A. Simpulan....................................................................................... 38
B. Saran................................................................................................. 38
C. Implikasi Penelitian.......................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 40
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................ 45
10
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kebutuhan besi berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin......... 7
Tabel 2.2 Kebutuhan zink berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin......... 7
Tabel 4.1 Karakteristik dasar subyek penelitian……....................................... 28
Tabel 4.2 Karakteristik digit span backward score........................................... 29
Tabel 4.3 Nilai rata-rata digit span backward score...................................... ... 30
Tabel 4.4 Perbedaan peningkatan rata-rata digit span backward score............ 31
Tabel 4.5 Regresi logistik jenis susu terhadap peningkatan ingatan jangka
pendek………………....................................................................................... 31
Tabel 4.5 Regresi logistik umur, jenis kelamin, dan jenis susu terhadap peningkatan
ingatan jangka pendek……...............…………........................... 31
11
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Digit Span Backward....................................................................... 13
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Digit Span Backward Score............................. 30
12
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penjelasan penelitian.................................................................... 45
Lampiran 2 Formulir isian penelitian............................................................. 46
Lampiran 3 Surat ijin kelaikan etik penelitian................................................ 47
Lampiran 4 Data dasar hasil penelitian........................................................... 48
Lampiran 5 Hasil pengolahan data penelitian................................................. 57
13
ABSTRAK
Hari Wahyu Nugroho, S59060001. 2010. Pengaruh Susu Fortifikasi Besi dan Zink Terhadap Ingatan Jangka Pendek Anak Usia 7-9 Tahun di Sekolah Dasar Surakarta. Tesis: Program Studi Magister Kedokteran Keluarga, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Latar belakang: Kekurangan mikronutrien akibat gizi kurang pada anak-anak masih banyak terjadi di negara berkembang. Kekurangan besi dan zink merupakan kekurangan mikronutrien yang sering terjadi secara umum. Kekurangan dua jenis mikronutrien ini banyak menyebabkan banyak kelainan, diantaranya gangguan fungsi kognitif. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efek pemberian suplementasi besi dan zink terhadap ingatan jangka pendek pada anak gizi kurang usia 7-9 tahun di Surakarta. Metoda: Penelitian uji klinis, acak, kasus-kontrol dilakukan pada 220 anak, 114 anak masuk ke dalam kelompok besi dan zink yang mendapat susu yang mengandung iron pyrophosphate (12,15 mg) and zinc sulfate (4,4 mg), 106 dimasukkan ke dalam kelompok kontrol. Ingatan jangka pendek diukur dengan menggunakan digit span backward test dalam Wechsler Intelligence Scales III. Analisa statistik menggunakan SPSS versi 16.0. Hasil: Rata-rata digit span backward score pada kelompok besi dan zink saat awal penelitian adalah 2,4 (SD ± 1,2), dan pada kelompok kontrol adalah 3,0 (SD ± 1,8). Setelah pemberian suplementasi, rata-rata digit span backward score pada kelompok besi dan zink naik menjadi 3,8 (SD ± 1.3) dan pada kelompok kontrol naik menjadi 3,2 (SD ± 1.1). Terdapat peningkatan sebesar 1,4 poin digit span backward score pada kelompok besi dan zink dibandingkan 0,2 poin pada kelompok kontrol (p = 0,000). Simpulan: Susu fortifikasi besi dan zink dapat meningkatkan ingatan jangka pendek/working memory. Kata Kunci: besi dan zink, gizi kurang, ingatan jangka pendek
14
ABSTRACT
Hari Wahyu Nugroho, S59060001. 2010. Effects of Milk Fortified with Iron and Zink on Working Memory of Schoolchildren in Surakarta. Thesis: Master Program in Family Medicine, Post-Graduate Program, Sebelas Maret University Surakarta.
Background: Micronutrients deficiencies in children associated undernutrition in most developing countries are still prevalent. Iron and zinc deficiencies are the most common micronutrient deficiency globally, Deficincies of these micronutrients effect so many disease like deficits in cognitive function. Objective: The aim was to analyze effects of milk fortified with iron and zinc on short-term memory of underweight schoolchildren aged 7-9 years old in Surakarta. Methods: A double blind randomized controlled trial was conducted to total 220 children, 114 children were in group supplemented twice daily with 27 gram of milk fortified with iron pyrophosphate (12,15 mg) and zinc sulfate (4,4 mg), 106 were in control group. Milk was given twice daily to poor-urban underweight schoolchildren age 7-9 years old. Anthropometry measured including body weight, body height, sitting height and middle upper arm circumference. Working memory was measured using digit span backward test in Wechsler Intelligence Scales III. Statistical analyses were performed with SPSS for Windows version 16.0. Results: Baseline data of digit span backward score in iron and zinc group was 2,4 (SD 1,2), and control group was 3,0 (SD 1,8). After intervention, digit span backward score in iron and zinc group was 3,8 (SD 1.3) and in control group 3,2 (SD 1.1). There was improvement 1,4 point of digit span backward score in study group versus 0,2 point in control group after intervention for 6 months (p = 0,000). Conclusion: Milk fortified with iron and zinc improves working memory of underweight schoolchildren. Key Words: iron and zinc, underweight, working memory
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kekurangan zat mineral besi dan zink masih menjadi masalah utama pada
kebanyakan negara berkembang. Hal ini disebabkan oleh karena dua faktor, yang
pertama rendahnya tingkat penghasilan dan yang kedua adalah pola makan yang
kurang tepat. Kedua hal ini akan berdampak berkurangnya asupan besi dan zink
dalam diit sehari-hari. Rendahnya pendapatan penduduk akan menyebabkan
ketidakmampuan untuk membeli bahan makanan yang kaya kandungan besi dan zink
yang banyak terdapat pada bahan makanan hewani yang relatif mahal. Pola makan
penduduk negara berkembang yang banyak mengkonsumsi makanan berserat dan
karbohidrat serta sedikit mengkonsumsi protein hewani juga akan menurunkan
penyerapan besi dan zink (Bhutta, 2007; Prasad, 2003).
Di Indonesia sendiri menurut Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2008
masih terdapat sekitar 15% atau sekitar 30 juta jiwa penduduk miskin. Hal ini
berdasarkan kriteria yang dikeluarkan oleh BPS, dimana salah satunya adalah tingkat
penghasilan yang tidak lebih dari Rp 600.000,00 per bulan. Tingkat penghasilan
sebesar Rp 600.000,00 diperkirakan akan sulit untuk memenuhi kebutuhan
keseimbangan zat gizi bagi seluruh keluarga ( Biro Pusat Statistik, 2008).
Pada masa kanak-kanak, kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan menurun
sampai 0,2-0,3 mg/kgbb per hari, dan bertambah lagi selama pertumbuhan menuju
remaja sebanyak 0,5-1 per hari. Seorang gadis remaja memerlukan besi sedikit lebih
16
banyak zat besi untuk memenuhi kebutuhan basal dan kehilangan darah pada saat
periode menstruasi (Raspati, 2005; National Institute of Health, 2008). Kebutuhan
zink pada anak-anak bertambah pada saat mereka memasuki masa remajanya,
terutama saat masa pertumbuhan cepat dimana kebutuhannya sekitar 11 miligram per
hari. Pada masa hamil dan menyusui seorang wanita akan memerlukan tambahan
zink lebih banyak lagi yaitu sekitar 14 miligram perhari ( National Institute of
Health, 2008; Ho, 2008).
Peranan besi dan zink bagi tubuh telah diketahui secara luas. Secara umum
zink berfungsi sebagai pembentuk struktur sel, regulasi sel dan katalisator berbagai
enzim di dalam tubuh, sedangkan besi seperti yang telah diketahui bersama berperan
penting dalam pembentukkan sel-sel darah merah (Berger, 2002; Ohls, 2004).
Kekurangan kedua mineral ini akan mengakibatkan beberapa kelainan. Salah satu
kelainan yang disebabkan oleh karena kekurangan kedua zat mineral ini adalah
gangguan pada fungsi otak yang pada akhirnya mengganggu fungsi kognitif (Nokes,
1998; Soewondo, 1998).
Kekurangan zink didefinisikan kadar zink dalam plasma darah kurang dari
8,5 mmol/L, sedangkan kekurangan besi terjadi apabila kadar feritin di dalam serum
darah kurang dari 12µg/liter (Prasad, 2003; Raspati, 2005). Kekurangan kedua
mineral ini masih banyak terjadi terutama di negara berkembang. Dua hal yang
menjadi penyebab utama adalah kurangnya asupan bahan makanan yang
mengandung zink dan pola asupan makanan. Mereka yang sangat rawan menderita
kekurangan mineral besi dan zink adalah mereka dengan tingkat ekonomi yang
rendah, kekurangan gizi, anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan
17
wanita hamil. Pada kelompok yang disebutkan diatas sering ditemukan kelainan-
kelainan yang disebabkan oleh kekurangan mineral besi dan zink, diantaranya yaitu
gangguan fungsi kognitif, penurunan aktifitas fisik dan daya tahan dan anemia
defisiensi besi (Bhutta, 2007).
Ingatan jangka pendek merupakan salah satu bentuk ingatan yang dimiliki
oleh seorang individu. Ingatan jangka pendek ini memegang peranan yang sangat
penting di dalam fungsi kognitif seseorang. Hal ini dikarenakan ingatan jangka
pendek atau yang sering disebut sebagai working memory berperan penting dalam
pembentukkan ingatan jangka panjang atau yang sering disebut sebagai knowledge.
Working memory juga sangat berperan penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari
(Roediger 2003; Roediger 2007).
Kekurangan besi berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap
fungsi sistem neurotransmiter. Akibatnya, kepekaan reseptor syaraf dopamin
berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut. Daya ingat,
konsentrasi dan kemampuan belajar terganggu, fungsi kelenjar tiroid dan
kemampuan mengatur suhu tubuh menurun (Almatsier; 2003). Selain besi,
kekurangan zink juga akan berpengaruh terhadap ingatan jangka pendek. Hal ini
dapat dijelaskan oleh karena zink berperan dalam pembentukkan struktur sel-sel
neuron, menghambat proses apoptosis sel-sel neuron, membantu pengaturan sistem
neurotransmiter dan berkurangnya kandungan zink di dalam lobus frontalis otak akan
menyebabkan gangguan dalam proses penyimpanan ingatan jangka pendek (Smart
TG, 2004; Krause, 2001; Slomianka, 1999; Sandstead, 2000).
18
Telah banyak penelitian dilakukan untuk mencari cara mengatasi kekurangan
besi dan zink yang terjadi di masyarakat. Di beberapa negara berkembang, dimana
tingkat ekonomi masyarakat masih rendah dan juga mengingat penyebab tersering
terjadinya kekurangan besi dan zink adalah rendahnya asupan makanan yang
mengandung kedua mineral tersebut, maka suplementasi besi dan zink merupakan
cara yang paling banyak dipilih (Nasution, 2004; Siagian, 2004). Cara ini diharapkan
dapat mengatasi kekurangan besi dan zink yang banyak terjadi pada penduduk di
negara berkembang (Shrimpton, 2005). Sampai saat ini masih terus dikembangkan
penelitian untuk mencari metode dan jenis suplementasi besi dan zink secara
bersamaan yang paling tepat dan efektif untuk mengatasi kekurangan besi dan zink
(Nasution, 2004; Siagian, 2004).
B. Rumusan masalah
Apakah pemberian susu yang telah difortifikasi besi dan zink selama 6 bulan
dapat meningkatkan ingatan jangka pendek pada anak dengan gizi kurang usia 7-9
tahun di Surakarta ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menganalisa efek pemberian susu yang telah difortifikasi dengan besi dan
zink terhadap ingatan jangka pendek pada anak dengan gizi kurang usia 7-9
tahun.
19
2. Tujuan khusus
i. Mengetahui status antropometri anak usia 7-9 tahun di sekolah dasar
Surakarta.
ii. Mengetahui gambaran status gizi pada anak sekolah dasar di Surakarta.
iii. Mengetahui kapasitas ingatan jangka panjang pada anak gizi kurang di
Sekolah Dasar surakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bidang akademik
Memberikan bukti empiris efek pemberian susu yang telah difortifikasi
dengan besi dan zink terhadap ingatan jangka pendek pada anak dengan gizi
kurang usia 7-9 tahun.
2. Manfaat bidang pelayanan
Memberikan informasi kepada masyarakat, pemerintah dan produsen
mengenai perlu tidaknya pemberian susu yang telah difortifikasi dengan besi
dan zink.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Besi dan zink
Besi dan zink merupakan dua mineral penting bagi tubuh. Kedua mineral ini
dibutuhkan dalam berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Besi terutama
berperan penting dalam pembentukan sel-sel darah merah, selain itu besi juga
berperan penting dalam pengangkutan elektron (Ohls, 2004). Zink sendiri berperan
sebagai katalisator enzim-enzim, pembentuk struktur sel-sel tubuh dan regulasi sel-
sel tubuh (Berger, 2002).
Kebutuhan besi di dalam tubuh bayi baru lahir cukup bulan bejumlah sekitar
7-8 mg per hari. Bayi yang berumur 6 bulan membutuhkan kira-kira 0,5-0,8 mg/kgbb
besi per hari, hal ini dikarenakan konsumsi energi yang cukup tinggi untuk
pertumbuhan. Pada masa kanak-kanak berikutnya, kebutuhan zat besi untuk
pertumbuhan menurun sampai 0,2-0,3 mg/kgbb per hari, dan bertambah lagi selama
pertumbuhan menuju remaja sebanyak 0,5-1 per hari. Seorang gadis remaja
memerlukan besi sedikit lebih banyak untuk memenuhi kehilangan basal dan
kehilangan darah pada saat periode menstruasi (Raspati, 2005; National Institute of
Health, 2008).
Kebutuhan zink bagi tubuh berdasarkan rekomendasi dari Departemen
Kesehatan Amerika Serikat adalah sebagai berikut, seorang bayi yang baru lahir
membutuhkan zink kurang lebih 2 miligram per hari. Hal ini sangat diperlukan
terutama untuk perkembangan otak dan pertumbuhan linier yang sangat pesat pada
21
saat lahir. Pada anak-anak memperlihatkan bahwa konsumsi lima sampai delapan
miligram zink dalam sehari akan cukup untuk memenuhi kebutuhan zink sehari-hari.
Kebutuhan zink pada anak-anak bertambah pada saat mereka memasuki masa
remajanya, terutama saat masa pertumbuhan cepat dimana kebutuhannya sekitar
sebelas miligram per hari. Pada masa hamil dan menyusui seorang wanita akan
memerlukan tambahan zink lebih banyak lagi yaitu sekitar empat belas miligram
perhari ( National Institute of Health, 2008; Ho, 2008).
Tabel 2.1 Kebutuhan besi berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin.
Kelompok Umur Tingkat Usia Kebutuhan Besi
(mg/hari)
Bayi 0-6 bulan 0,27 mg 7-12 bulan 11 mg Anak 1-3 tahun 7 mg 4-8 tahun 10 mg Laki-laki 9-13 tahun 8 mg 14-18 tahun 11mg 19-30 tahun 8 mg 31-50 tahun 8 mg Perempuan 9-13 tahun 8 mg 14-18 tahun 15 mg 19-30 tahun 18 mg 31-50 tahun 18 mg
Dikutip dari National Institute of Health, 2008
Tabel 2.2 Kebutuhan zink berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin.
Usia Bayi dan anak Laki-laki Wanita
7 bulan sampai 3 tahun 3 mg 4 sampai 8 tahun 5 mg 9 sampai 13 tahun 8 mg 14 sampai 18 tahun 11 mg 9 mg Lebih dari 19 tahun 11 mg 8 mg
Dikutip dari National Institute of Health, 2008
22
B. Kekurangan besi dan zink
Kekurangan besi biasanya terjadi bersamaan dengan kekurangan zink, hal ini
disebabkan oleh karena makanan yang kaya kandungan besi juga kaya kandungan
zink, selain itu daya larut dan penyerapan besi dan zink di saluran pencernaan
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama. Makanan yang kaya kandungan besi dan
zink adalah makanan yang berasal dari protein hewani. Besi dan zink akan dihambat
penyerapannya oleh makanan yang mengandung fitat dan serat, sedangkan asam
askorbat akan memacu penyerapan besi dan zink didalam usus (Etcheverry, 2006;
Chiplonkar, 2005).
Kekurangan zink didefinisikan kadar zink dalam plasma darah kurang dari
8,5 mmol/L, sedangkan kekurangan besi terjadi apabila kadar feritin di dalam serum
darah kurang dari 12µg/liter (Prasad, 2003; Raspati, 2005). Kekurangan kedua
mineral ini masih banyak terjadi terutama di negara berkembang. Dua hal yang
menjadi penyebab utama adalah kurangnya asupan bahan makanan yang
mengandung zink dan pola asupan makanan (Bhutta, 2007).
Anemia kekurangan besi merupakan keadaan yang paling banyak dikenal
luas sebagai akibat dari kekurangan besi (Raspati, 2005). Keadaan anemia
kekurangan besi akan menyebabkan penurunan fungsi otak dan fungsi kognitif.
Dalam suatu penelitian dilaporkan bahwa seseorang yang mengalami kekurangan
besi akan mengalami penurunan fungsi otak dan kognitif bahkan sebelum terjadi
penurunan kadar hemoglobin (Seshadri, 2006).
Kekurangan zink secara umum akan menyebabkan gangguan pertumbuhan
dan perkembangan, gangguan daya tahan tubuh dan gangguan fungsi kognitif
23
(Prasad, 2003). Gangguan fungsi kognitif pada keadaan kekurangan zink disebabkan
oleh karena penurunan kadar zink didalam otak, tidak optimalnya fungsi sel-sel
neuron, terganggunya neurotransmiter, dan apoptosis dari sel-sel neuron (Smart,
2004; Sandstead, 2000; Slomianka 1999; Krause, 2001).
C. Suplementasi besi dan zink
Telah banyak penelitian dilakukan untuk mencari cara mengatasi kekurangan besi
dan zink yang terjadi di masyarakat. Di beberapa negara berkembang, dimana tingkat
ekonomi masyarakat masih rendah dan juga mengingat penyebab tersering terjadinya
kekurangan besi dan zink adalah rendahnya asupan makanan yang mengandung
kedua mineral tersebut, maka suplementasi besi dan zink merupakan cara yang
paling banyak dipilih (Nasution, 2004; Siagian, 2004). Cara ini diharapkan dapat
mengatasi kekurangan besi dan zink yang banyak terjadi pada penduduk di negara
berkembang (Shrimpton, 2005).
Sampai saat ini masih terus diteliti mengenai cara yang paling efektif dalam
hal suplementasi besi dan zink secara bersamaan. Dalam beberapa penelitian telah
memperlihatkan bahwa suplementasi besi dan zink secara terpisah mempunyai hasil
yang lebih baik dibandingkan apabila suplementasi besi dan zink secara bersamaan
bila diberikan dalam bentuk cair (Lind, 2005). Hal ini dapat dijelaskan oleh karena
akan terjadi kompetisi protein pembawa apabila besi dan zink diberikan bersamaan
dalam bentuk cair. Kompetisi ini dapat dihindari apabila besi dan zink diberikan
dalam bentuk makanan padat dan jumlah besi yang diberikan tidak lebih tiga kali
lipat jumlah zink (Rosander-Hulten, 2001). Oleh sebab itu saat ini banyak
24
dikembangkan penelitian suplementasi besi dan zink bersamaan dalam bentuk
makanan padat seperti biskuit, susu, mie, sereal maupun tepung masih terus diteliti
efektifitas dan efisiensinya (Nasution, 2004; Siagian, 2004). Hal ini terbukti dalam
penelitian oleh Susilowati dkk, fortifikasi besi dan zink sulfat di dalam tepung
menurunkan penyerapan besi, tetapi fortifikasi besi dan zink oksida tidak
menurunkan penyerapan besi (Susilowati, 2004; Walker, 2005).
D. Definisi ingatan jangka pendek
Daya ingat merupakan kemampuan individu untuk mengolah informasi yang didapat
dari panca indra, pengalaman pribadi, maupun suatu tahapan-tahapan melakukan
sesuatu kegiatan (prosedural) menjadi suatu ingatan (memori) yang disimpan di otak,
dan dapat dikeluarkan lagi apabila informasi tersebut dibutuhkan (Budson dan Price,
2005; Baker dkk, 2008). Ingatan jangka pendek sendiri yang sering disebut sebagai
short-term memory atau working memory didefinisikan sebagai penyimpanan
informasi dalam jumlah terbatas dan dalam jangka waktu tertentu, informasi yang
tersimpan dalam ingatan jangka pendek merupakan hasil dari ingatan sensoris yang
ditelah diolah oleh perhatian atau atensi. Pada ingatan jangka pendek ini terdapat
beberapa informasi yang harus diingat untuk mengerjakan atau memutuskan sesuatu
dengan cepat (Brandiemonte, 2002; Roediger, 2003). Ingatan jangka pendek
merupakan salah satu bentuk ingatan dalam fungsi kognitif manusia. Ingatan
manusia terbagi dalam tiga bentuk berdasarkan lama penyimpanannya, yaitu ingatan
sensorik, ingatan jangka pendek, dan ingatan jangka panjang. Ingatan sensoris
merupakan informasi yang terekam sementara di sistem sensorik. Memori sensori
25
bekerja diluar kesadaran sehingga informasi tersebut bertahan hanya dalam waktu
singkat (kurang dari 1detik) (Roediger, 2003). Adanya informasi baru akan
menghapus informasi sebelumnya. Informasi pada memori sensori akan bertahan di
dalam pikiran kita dan apabila kita memberikan perhatian/konsentrasi terhadap
informasi tersebut, maka akan terbentuk memori jangka pendek atau memori kerja.
Ingatan jangka panjang yaitu informasi yang dapat bertahan beberapa menit sampai
seumur hidup. Memori jangka pendek dapat menjadi memori jangka panjang melalui
proses konsolidasi. Dengan adanya daya ingat, seseorang dapat mempelajari hal-hal
baru, mengenal orang di sekitarnya, memiliki ketrampilan tertentu, mengingat jalan
menuju ke suatu tempat, mempunyai pengetahuan yang luas, dan lain-lain (Roediger,
2003).
E. Pembentukan dan penyimpanan ingatan jangka pendek
Suatu informasi, pengalaman pribadi, maupun suatu prosedural dapat
disimpan menjadi suatu memori apabila melalui 3 tahap sebagai berikut, yang
pertama pengenalan dan registrasi informasi, agar suatu informasi dapat dikenal,
diperlukan perhatian dan konsentrasi yang cukup, proses ini berlangsung di lobus
frontal. Tahap kedua penyimpanan informasi yang telah diregistrasi, proses
penyimpanan informasi ini disebut konsolidasi, proses konsolidasi memori ini
berlangsung di hipokampus pada saat tidur. Tahap terakhir yaitu pengeluaran
kembali informasi yang disimpan apabila dibutuhkan (Budson dan Price, 2005).
Daya ingat seseorang akan terganggu apabila terjadi gangguan pada salah satu proses
tersebut (Roediger, 2003).
26
Pertanyaan bagaimana terbentuknya memori dan dimana sebenarnya memori
tersebut tersimpan, masih belum terjawab dengan memuaskan. Terdapat beberapa
hipotesis yang mencoba menjawab kedua pertanyaan tersebut (Roediger, 2007). Otak
manusia terdiri atas 100 milyar neuron. Setiap neuron akan bersinaps dengan ratusan
sampai ribuan akson, membentuk trilyunan sinaps. Suatu informasi yang diterima
akan dirubah menjadi sinyal elektrik yang akan dihantarkan melalui neuron-neuron
tersebut, memicu dilepaskannya neurotransmiter di presinaps, berikatan dengan
reseptor di neuron postsinaps. Semakin banyak informasi yang diterima, semakin
banyak terbentuk sinaps-sinaps baru. Banyak ilmuan menduga memori-memori
tersebut tersimpan di trilyunan sinaps, sehingga otak manusia memiliki kapasitas
yang tak terhingga untuk menyimpan informasi (Roediger, 2007; Morgan, 2006).
Pada konsolidasi, terjadi proses pengulangan-pengulangan terhadap jalur
pembentukkan sinaps yang telah terbentuk sebelumnya sehingga terbentuklah
jaringan sinaps yang semakin kokoh. Jaringan sinaps yang kokoh inilah yang
menyebabkan memori yang tersimpan di sinaps-sinaps tersebut akan tersimpan
dengan baik. Sebaliknya, aktivitas listrik otak yang abnormal akan mengganggu
proses konsolidasi dan juga memutuskan sinaps-sinaps yang telah terbentuk
sebelumnya (Roediger, 2007). Agar proses konsolidasi tidak terganggu, sistem
sensori harus dalam keadaan tidak aktif atau tidak tersensitisasi oleh suatu rangsang
panca indra. Pada keadaan tidurlah keadaan tersebut tercapai. Karena itu diperlukan
tidur yang baik agar proses konsolidasi dapat berlangsung secara optimal (Zhang,
2004).
27
F. Pengukuran ingatan jangka pendek
Pengukuran ingatan jangka pendek dapat dilakukan dengan beberapa metode yang
berbeda. Salah satu yang paling sering digunakan adalah tes digit span backward dari
subtes Weschler Intelligence Scales III (WISC III). Untuk melakukan tes digit span
backward, penguji menyebutkan angka mulai dari baris pertama, dengan ketukan
satu angka satu detik, kemudian peserta tes harus menyebutkan angka tersebut dalam
urutan terbalik. Contoh, penguji menyebutkan 5 7 3 dan peserta tes menulis 3 7 5,
lalu dilanjutkan ke baris yang kedua sampai peserta melakukan kesalahan dua kali
pada jumlah digit yang sama (Julie, 2007). Berikut tes digit span backward dari
WISC III
5 7 3
9 0 7 6
8 5 4 0 2
0 9 1 3 5 6
8 6 0 4 8 7 2
9 6 5 8 3 0 8 0 1
5 7 3 5 1 2 0 2 8 5
3 1 7 9 2 1 5 0 6 4 2
Gambar 2.1 Digit Span Backward Score
Dikutip dari Roediger, 2003
Beberapa subtes dari Wechsler Intellegence Scale for Children-III (WISC-III)
yang lain yang dapat digunakan untuk menguji ingatan jangka pendek, yaitu :(Julie,
2007)
28
1. Perhatian: Perhatian visual: gambar kucing dan wajah; Perhatian verbal:
digit span forward WISC-III
2. Ingatan jangka pendek: digit span backward WISC-III
Tes perhatian visual dan verbal dapat mewakili tes memori jangka pendek.
Pada tes perhatian visual, subyek diinstruksikan untuk mencari gambar kucing dari
sekian banyak (kumpulan) gambar-gambar, kemudian dilanjutkan dengan mencari
gambar wajah (mimik wajah) tertentu dari sekumpulan gambar mimik wajah. yang
sesuai (Julie, 2003). Pada tes digit span forward (hitung maju), subyek diminta
menyebutkan atau menuliskan kembali angka-angka yang disebutkan pemeriksa.
Dimulai dengan dua angka dan seterusnya. Digit span forward dimulai dengan tiga
digit dan diakhiri dengan sembilan digit, sedangkan digit span backward dimulai
dengan dua digit, diakhiri dengan delapan digit (Roediger, 2007).
Pada digit span backward terdapat fenomena rule of thumb, yaitu
kemampuan seorang anak untuk mengulang kembali jumlah digit ekivalen dengan
umurnya. Fenomena ini berlaku pada anak sampai berumur tujuh tahun.(Julie, 2007)
Setelah berumur lebih dari tujuh tahun, rata-rata orang normal dapat menyebut tujuh
plus atau minus dua digit. Hal ini disebut fenomena “the magical seven numbers,
plus or minus two”(Roediger, 2007). Menurut Doman, memori jangka pendek
penting untuk proses belajar dan komunikasi verbal (Julie, 2007). Kapasitas working
memory juga dapat menunjukkan tingkat intelegensi seseorang (Morgan, 2006).
29
G. Faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan jangka pendek
Ingatan jangka pendek seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Secara umum
faktor-faktor tersebut diantaranya nutrisi, genetis, dan lingkungan. Selain faktor-
faktor tersebut trauma pada otak juga akan mempengaruhi ingatan jangka pendek
(Almatsier 2003; Martin, 2007) Secara garis besar semua gangguan terhadap otak,
sel-sel neuron dan neurotransmiter akan mempengaruhi ingatan jangka pendek, hal
ini disebabkan peranan penting otak, sel-sel neuron, dan neurotransmiter dalam hal
pengolahan informasi menjadi ingatan jangka pendek (Martin, 2007)
H. Hubungan antara besi dan zink dengan ingatan jangka pendek
Ingatan jangka pendek seseorang dipengaruhi oleh faktor nutrisi, salah satunya
adalah mineral-mineral. Kekurangan mineral besi diketahui akan menurunkan daya
konsentrasi yang pada akhirnya akan mengganggu ingatan jangka pendek seseorang
oleh karena proses pengolahan informasi pada ingatan jangka pendek membutuhkan
adanya daya konsentrasi. Kandungan besi di dalam otak akan ikut mengatur sistem
neutransmiter yang berfungsi sebagai penghantar listrik saraf pada saat proses
pengolahan informasi kedalam ingatan jangka pendek (Almatsier 2003).
Besi mengandung berbagai macam komponen termasuk hemoprotein dimana
elemen besi bergabung dalam protein yang mengandung cincin porfirin. Oxygen
carrying protein juga terdapat di dalamnya seperti hemoglobin dan mioglobin serta
protein yang ikut berperan dalam fosforilasi oksidatif seperti sitokrom (Georgieff,
2006).
30
Efek langsung dari kekurangan besi antara lain berkurangnya kerjasama besi
pada proses posttranslasi yang menyebabkan krisis protein otak, efek pada besi yang
mengandung regulatory proteins yang mengatur proses translasi mRNA, dan efek
pada besi yang mengandung faktor transkipsi. Efek dari kekurangan besi juga bisa
secara tidak langsung yaitu terjadinya hipoksi jaringan pada anemia kekurangan besi.
Walaupun hemoglobin dan mioglobin tidak disintesis oleh otak, kurangnya
hemoglobin pada saat kekurangan besi akan menyebabkan anemia yang berarti
bahwa ada pengangkutan oksigen ke otak terganggu. Terganggunya pengakutan
oksigen secara berkepanjangan akan mengakibatkan matinya sel-sel syaraf yang
akhirnya juga berpengaruh pada sistem penghantaran sinyal listrik pada syaraf
(Georgieff, 2006).
Kekurangan besi berpengaruh negatif terhadap fungsi otak, terutama terhadap
fungsi sistem neurotransmiter. Akibatnya, kepekaan reseptor syaraf dopamin
berkurang yang dapat berakhir dengan hilangnya reseptor tersebut. Daya ingat,
konsentrasi dan kemampuan belajar terganggu, fungsi kelenjar tiroid dan
kemampuan mengatur suhu tubuh menurun (Almatsier; 2003).
Lebih dari dua dekade yang lalu, tiga aturan utama untuk besi di dalam otak
sudah diteliti. Besi penting dalam perkembangan dan fungsi dari monoamninergic
neurotransmitter systems, yaitu pada beberapa enzim tergantung-besi (iron-
dependent enzymes) yaitu tyrosine hydroxylase melakukan proses sintesis
monoamin, reseptornya dan reuptake transpoters monoamin. Besi juga penting pada
metabolisme energi neuron yaitu melalui kerjasamanya dalam proses
posttranslasional menjadi sitokromdan kemudian efeknya dalam transfer elektron
31
serta generasi adenosin trifosfat. Terakhir besi penting pada sintesis mielin dengan
cara mengatur enzim yang mensintesis asam lemak yaitu delta 9-desaturase
(Georgieff, 2006).
Selain besi, kekurangan zink juga akan berpengaruh terhadap ingatan jangka
pendek. Hal ini dapat dijelaskan oleh karena zink berperan dalam pembentukkan
struktur sel-sel neuron, menghambat proses apoptosis sel-sel neuron, membantu
pengaturan sistem neurotransmiter dan berkurangnya kandungan zink di dalam lobus
frontalis otak akan menyebabkan gangguan dalam proses penyimpanan ingatan
jangka pendek (Smart TG, 2004; Krause, 2001; Slomianka, 1999; Sandstead, 2000).
Otak diketahui mengandung zink, kandungan tertinggi terutama pada lobus
frontalis dan hipokampus yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan ingatan
jangka pendek. Pada keadaan kekurangan zink maka kandungan zink didalam otak
juga akan berkurang, hal ini akan menyebabkan penurunan fungsi otak yang pada
akhirnya akan mengganggu proses penyimpanan ingatan jangka pendek (Sandstead
2000).
Zink juga berperan penting dalam pembentukkan struktur sel-sel neuron,
dimana sel-sel neuron berperan penting dalam rangka pengolahan suatu informasi
menjadi ingatan jangka pendek (Slomianka, 1999). Dalam keadaan kekurangan zink
akan menyebabkan sel-sel neuron tidak dapat menjalankan perannya secara optimal.
Hal ini juga akan memyebabkan sel-sel neuron mati lebih cepat (apoptosis), sehingga
jumlah neuron akan berkurang dan akan mengakibatkan gangguan dalam proses
pengolahan ingatan jangka pendek. Peranan zink yang lainnya yaitu dalam mengatur
mekanisme eksitasi dan inhibisi dalam sistem neurotransmitter. Dalam keadaan
32
kekurangan zink akan menyebabkan gangguan pada sistem neurotransmiter yang
akan mengganggu proses penyimpanan suatu informasi (Krause, 2001).
I. Masa perkembangan anak
Usia paling rawan dalam periode perkembangan anak adalah pada masa pra-sekolah
(1-6 tahun), oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang
gizi. Pada usia 1-6 tahun belum mampu untuk memperhatikan dan memahami suatu
masalah dengan fokus, sedangkan pada usia 7-9 tahun seorang anak dapat berpikir
dengan logis, menganalisa dan memahami matematika (Soetjiningsih, 1998).
33
J. Kerangka berpikir
perbaikan ingatan jangka pendek
Proses penghantaran memori
Proses penghantaran memori
hemoglobin
perbaikan fungsi otak
enzim delta9- desaturase
perbaikan sintesis myelin
perbaikan energi untuk neuron
enzim tyrosine hydroxylase
perbaikan neurotransmitter
suplementasi besi
suplementasi zink
perbaikan kadar zink di otak
struktur sel-sel neuron
keseimbangan glutamat & GABA
menurunkan apoptosis sel-sel neuron
Penyebab lain yang tidak dapat dikendalikan: Genetis Trauma otak Lingkungan
Penyebab lain yang dapat dikendalikan: Umur
Lingkup penelitian
34
Keterangan kerangka berpikir
Ingatan jangka pendek akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
umur, nutrisi, genetis, lingkungan dan trauma. Kekurangan besi dan zink merupakan
salah satu bagian dari faktor nutrisi. Kekurangan besi akan mengakibatkan
penurunan fungsi enzim tyrosine hydroxylase yang akan menyebabkan penurunan
sintesis monoamin sehingga akan menganggu fungsi neurotransmiter. Kekurangan
besi juga akan mengakibatkan penurunan metabolisme energi untuk neuron menurun
sehingga akan mengganggu fungsi neuron. Akibat lain dari kekurangan besi adalah
penurunan sintesis myelin akibat dari penurunan fungsi enzim delta9- desaturase.
Dapat juga terjadi penurunan kadar hemoglobin yang dapat mengakibatkan
penurunan fungsi otak akibat hipoksia. Kesemua hal diatas akan menyebabkan
gangguan pada ingatan jangka pendek. Kekurangan zink akan mengakibatkan
gangguan pada pembentukkan struktur sel-sel neuron, mempercepat kematian sel-sel
neuron dan gangguan pada neurotransmiter sehingga akan mengganggu proses
penyimpanan ingatan jangka pendek. Penurunan kadar zink didalam otak akibat dari
kekurangan zink juga akan menyebabkan gangguan pada proses penyimpanan
ingatan jangka pendek. Faktor lainnya yaitu umur, untuk menghindari faktor perancu
umur, maka dalam penelitian ini yang masuk sebagai subyek penelitian adalah anak
dengan usia 7-9 tahun, sedang faktor yang lain yaitu genetis, lingkungan dan trauma
dikendalikan dengan menyamakan tingkat penghasilan orang tua.
35
K. Hipotesis
Terdapat pengaruh pemberian susu yang difortifikasi besi dan zink selama enam
bulan terhadap peningkatan ingatan jangka pendek pada anak sekolah gizi kurang
usia 7-9 tahun.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain penelitian
Penelitian ini merupakan uji eksperimental untuk menganalisa pengaruh pemberian
susu yang difortifikasi dengan besi dan zink terhadap ingatan jangka pendek.
B. Tempat dan waktu
Penelitian dilakukan di 10 sekolah dasar (SD) di Surakarta Juli 2007-Januari 2008.
C. Populasi
Populasi target pada penelitian ini adalah semua anak gizi kurang di sekolah dasar di
Surakarta. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah anak dengan gizi kurang
berusia 7-9 tahun di sekolah dasar di Surakarta, dengan jumlah 223 anak.
D. Sampel dan cara pemilihan sampel
Penganbilan sampel penelitian dilakukan secara purposive sampling anak di sekolah
dasar di Surakarta, yang dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi
sebagai berikut:
i. Kriteria inklusi
a. Usia 7-9 tahun.
b. Gizi kurang (P3rd < bb/u < P10th, CDC 2000).
c. Tidak menderita penyakit ginjal, penyakit tiroid, talasemia, cacat bawaan.
37
d. Memahami informasi penelitian secara tertulis dan menandatangani informed
consent.
E. Besar sampel
Berdasarkan data dari Departemen Pendidikan Nasional terdapat 10 SD di Surakarta
dengan tingkat penghasilan orang tua kurang dari Rp 500.000. Pada penelitian ini
dimasukkan seluruh anak usia 7-9 tahun dengan gizi kurang di sekolah dasar
Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi. Didapatkan sebanyak 220 anak yang
mengikuti penelitian ini. Sebanyak 3 orang diekslusi, ketiga dengan alasan menolak
mengikuti penelitian.
F. Identifikasi variabel penelitian
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian susu yang difortifikasi dengan
besi dan zink sedang variabel tergantungnya adalah ingatan jangka pendek.
G. Definisi operasional
i. Susu yang difortifikasi besi dan zink
Pada kelompok perlakuan diberikan susu satu sachet yang dilarutkan dalam air
200 cc yang mengandung 12,15 mg iron phyrophosphate dan 4,4 mg zink sulfate
pada pagi hari dan sore hari, sedangkan pada kelompok kontrol diberikan susu
dengan kandungan 0,47 mg iron phyrophosphate dan 1,63 mg zink sulfate. Susu
diberikan dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Pada pagi hari anak-anak
minum susu bersama-sama diawasi oleh guru wali kelas di dalam kelas,
38
sedangkan pada sore hari diawasi oleh orang tua di rumah di rumah masing-
masing. Susu diberikan selama 6 bulan. Guru dan orang tua murid di rumah
menuliskan catatan harian tentang susu yang diberikan.
ii. Ingatan jangka pendek
a. Definisi:
Proses penyimpanan suatu informasi tertentu dengan kapasitas tertentu dan
jangka waktu tertentu.
b. Alat Ukur: Tes digit span backward
c. Cara pelaksanaan:
Psikotes dilakukan di SD setempat oleh anak SD tersebut secara
berkelompok, dan bukan perorangan. Psikotes dilaksanakan oleh psikolog.
Psikolog membacakan angka-angka digit span backward, dan anak SD
menuliskan di lembar uji.
d. Skala pengukuran:
Kontinu (skor). Skor yang digunakan dalam psikotes digit span backward
adalah 0-8.
iii. Umur
Anak yang dipilih adalah anak dengan umur 7 sampai dengan 9 tahun dan
dinyatakan dalam bulan. Pemilihan ini dimaksudkan untuk menyamakan populasi
dan untuk menghindari masa pertumbuhan cepat (growth spurt) yang dimulai
pada usia 9 tahun (Soetjiningsih 1998).
39
iv. Gizi kurang
Seorang anak dengan gizi kurang didefinisikan dengan status antropometri berat
badan menurut umur berada dibawah persentil 10 pada kurva CDC tahun 2000.
Berat badan ditimbang dengan timbangan digital, penimbangan dilakukan dua
kali dan diambil rata-ratanya, sedang tinggi badan diukur dengan microtoire,
pengukuran dilakukan dua kali dan diambil rata-ratanya.
v. Sekolah dasar
SD yang dipilih berdasarkan kondisi ekonomi dengan melihat pendapatan orang
tua kurang dari Rp 500.000 per bulan (BPS, 2008). Data didapat dari Dinas
Pendidikan Nasional Kota Surakarta.
H. Izin subyek penelitian
Penelitian ini akan dilakukan atas persetujuan dari Komite Etik yang ada di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan persetujuan orangtua atau wali dengan cara
menandatangani informed consent yang diajukan oleh peneliti, setelah sebelumnya
mendapat penjelasan mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian tersebut.
40
I. Alur penelitian
Pendataan SD di Surakarta berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Nasional
Randomisasi SD ke dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
Pengukuran daya ingat
Pengukuran antropometri
Underweigt Normal, overweight
(P5<bb/u<P10, CDC 2000) (bb/u<P5, bb/u>P10, CDC 2000)
pemeriksaan fisik eksklusi
kelompok perlakuan kelompok kontrol
Pemberian susu besi dan zink Pemberian susu tanpa besi dan zink
Selama 6 bulan Selama 6 bulan
Pengukuran ingatan jangka pendek Pengukuran ingatan jangka pendek
Dibandingkan dengan Dibandingkan dengan
pengukuran sebelum suplementasi pengukuran sebelum suplementasi
J. Pengolahan data
Data yang didapat akan diolah dengan menggunakan SPSS 16.0. Varibel usia, jenis
kelamin, berat badan, dan tinggi badan akan dicari nilai rata-ratanya, dan
perbandingan kedua variabel tersebut pada masing-masing kelompok menggunakan
independent sample T test. Pada masing-masing kelompok, hasil pengukuran ingatan
jangka pendek dengan tes digit span backward baik sebelum maupun sesudah
suplementasi akan dicari nilai rata-ratanya. Setelah itu akan dilihat seberapa besar
41
peningkatan rata-rata hasil ingatan jangka pendek setelah dilakukan suplementasi.
Perbedaan rata-rata sebelum dan sesudah suplementasi antara dua kelompok
perlakuan (difference mean before and after) akan lakukan uji independent sample T
test. Dilakukan analisa multivariat dengan regresi logistik untuk melihat odds ratio
dari masing-masing variabel. Hasil dikatakan sangat signifikan bila p < 0,05, cukup
signifikan bila 0,1 < p ≤ 0,05 dan tidak signifikan bila p ≥ 0,1.
K. Jadwal kegiatan
KEGIATAN WAKTU
Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan
Penelusuran kepustakaan
Penyusunan naskah
Pelaksanaan penelitian
Pengolahan data
Penyusunan laporan penelitian
42
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian uji eksperimental, acak-kelompok, kasus-kontrol ini dilakukan selama
periode bulan Juli 2007 sampai dengan Januari 2008. Didapatkan 220 anak usia 7-9
tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Orang tua dari setiap
anak telah menyetujui untuk mengikuti penelitian ini. Karakteristik dasar subyek
penelitian dapat dilihat pada table berikut
Tabel 4.1 Karakteristik dasar subyek penelitian.
Karakteristik dasar subyek Besi dan zink
N = 114
Kontrol
N = 106
p
Usia (rata ± SD) tahun 8,0 ± 0,6 7,9 ± 0,6 0,771*
Jenis Kelamin
Laki-laki (%) 62(54,4) 54(50,9)
Perempuan (%) 52(45,6) 52(49,1)
Status gizi
Tinggi badan (rata ± SD) cm 117,2 ± 4,4 117,1 ± 4,6 0,898*
Berat badan (rata ± SD) kg 19,2 ± 1,6 18,9 ± 1,8 0,409*
* Independent sample t-test
Tabel diatas menunjukkan karakteristik dasar subyek penelitian. Total anak
pada kelompok besi dan zink ada 114 anak dan pada kelompok kontrol ada 106 anak.
Rata-rata usia pada kelompok besi dan zink yaitu 8,00 tahun (SD ± 0,57) dan rata-
rata usia pada kelompok kontrol 7,9 tahun (SD ± 0,6) ( p = 0,771). Pada kelompok
besi dan zink ada 62 anak laki-laki (54,4 %) dan 52 anak perempuan (45,6 %),
sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 54 anak laki-laki (50,5 %) dan 52 anak
43
perempuan (49,5 %). Tinggi rata-rata pada kelompok besi dan zink adalah 117,2 cm
(SD ± 4,4) dibandingkan 117,1 cm (SD ± 4,6) pada kelompok kontrol (p = 0,898).
Berat badan rata-rata pada kelompok besi dan zink adalah 19,2 kg (SD ± 1,6)
dibandingkan pada kelompok kontrol dengan rata-rata berat badan sebesar 18,9 (SD
± 1,8) (p = 0,409).
Tabel 4.2 menunjukkan hasil digit span backward score yang dilakukan pada
awal penelitian, bulan ketiga dan pada akhir penelitian. Persentil ke 50 digit span
backward score berada pada skor 5.
Tabel 4.2 Karakteristik digit span backward score
Digit span backward score Besi dan zink Kontrol p
Sebelum supplementasi
Rata-rata (± SD) 2,4 ± 1,9 3,0 ± 1,8 0,007
Skor minimal 0,0 0,0
Skor maksimal 7,0 8,0
Digit span backward score (< P 50th) (%) 109(95,6) 96(90,6)
Independent sample t-test
Pada awal penelitian rata-rata digit span backward score antara kelompok
besi dan zink dengan kelompok kontrol tidak berbeda secara signifikan (2,4 ± 1,2 vs
3,0 ± 1,8; p = 0,007). Skor terendah pada kelompok besi dan zink sama dengan
kelompok kontrol yaitu 0,0. Skor tertinggi pada kelompok besi dan zink adalah 7,0
sedangkan skor tertinggi pada kelompok perlakuan adalah 8,0. Pada kelompok besi
dan zink terdapat 109 (95,6%) anak dengan digit span backward score dibawah
persentil ke 50 (di bawah 5), sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 96 (90,6%)
anak dengan digit span backward score dibawah persentil ke 50 (dibawah 5). Jumlah
subyek yang menyelesaikan penelitian sampai akhir adalah 217 anak. Tiga orang
44
anak pindah sekolah pada pertengahan penelitian, dua orang pada kelompok besi dan
zink dan satu orang pada kelompok kontrol.
Tabel 4.3 Nilai rata-rata digit span backward score
Besi dan zink Kontrol 95% CI
p Batas bawah Batas atas
Awal (± SD) 2,4 ± 1,9 3,0 ± 1,8 -0,9 0,1 0,008
3 Bulan (± SD) 3,1 ± 1,2 2,9 ± 1,3 -0,2 0,4 0,562
6 Bulan (± SD) 3,8 ± 1,3 3,2 ± 1,1 0,3 1,1 0,000
Independent sample t-test
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
awal 3 bulan 6 bulan
bes i dan z inc
kontrol
Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Digit Span Backward Score
Nilai rata-rata digit span backward score pada awal penelitian lebih tinggi
pada kelompok kontrol 3,0 (±1,8) dibandingkan pada kelompok besi dan zink 2,4
(±1,9) (p 0,008). Setelah 3 bulan pemberian susu fortifikasi besi dan zink nilai rata-
rata digit span backward score pada kelompok besi dan zink lebih tinggi
dibandingkan pada kelompok kontrol (3,1±1,2 vs 2,9±1,3; p 0,562). Pada akhir
penelitian nilai rata-rata digit span backward score pada kelompok besi dan zink
45
juga lebih tinggi dibandingkan pada kelompok kontrol (3,8±1,3 vs 3,2±1,1; p 0,002)
(Tabel 4.3)
Tabel. 4.4 Perbedaan peningkatan rata-rata digit span backward score.
Besi dan zink Kontrol 95% CI
p Batas bawah Batas atas
Awal – 3 bulan 0,7 0 0,2 1,1 0,010
Awal – 6 bulan 1,4 0,3 0,8 1,8 < 0,001
Independent sample t-test
Pada kelompok besi dan zink terjadi peningkatan rata-rata digit span
backward score sebesar 1,1 poin pada pengamatan bulan ke-3 dibandingkan pada
kelompok kontrol yang tidak mengalami peningkatan (p 0,010). Pada akhir
pengamatan bulan ke-6 peningkatan rata-rata digit span backward score sebesar 1,4
poin dibandingkan pada kelompok kontrol yang meningkat 0,3 poin (p < 0,001).
(Tabel 4.4)
Tabel 4.5 Regresi logistik ganda antara umur, jenis kelamin, dan jenis susu terhadap
peningkatan ingatan jangka pendek.
OR 95% CI
p Batas bawah Batas atas
Susu fortifikasi besi dan zink 3,1 1,8 5,5 < 0,001
Jenis kelamin 1,1 0,6 1,9 0,684
Umur 0,8 0,5 1,4 0,447
Analisa regresi logistik ganda
Berdasarkan analisa regresi logistik ganda dapat dilihat bahwa susu fortifikasi
besi dan zink mempunyai OR sebesar 3,1 (p = < 0,001; 95% CI 1,8 – 5,5), umur
mempunyai OR sebesar 0,8 (p = 0,447; 95% CI 0,5 – 1,4), sedangkan jenis kelamin
mempunyai OR sebesar 1,1 (p = 0,684; 95% CI 0,6 – 1,9). Berdasarkan hasil ini
46
dapat dilihat bahwa peningkatan digit span backward score pada kelompok besi dan
zink saat akhir penelitian dipengaruhi oleh suplementasi susu fortifikasi besi dan
zink. (Tabel 4.5)
B. Pembahasan
Besi dan zink mempunyai peranan sangat penting dalam berbagai metabolisme di
dalam tubuh, dimana zink berfungsi sebagai pembentuk struktur sel, regulasi sel dan
katalisator berbagai enzim di dalam tubuh, sedangkan besi seperti yang telah
diketahui bersama berperan penting dalam pembentukkan sel-sel darah
merah.(Berger, 2002; Ohls, 2004) Kekurangan kedua mineral ini akan
mengakibatkan beberapa kelainan, salah satunya fungsi kognitif.(Nokes, 1998;
Soewondo, 1998)
Kekurangan zat mineral besi dan zink masih menjadi masalah utama pada
kebanyakan negara berkembang. Hal ini disebabkan oleh karena dua faktor, yang
pertama rendahnya tingkat penghasilan dan yang kedua adalah pola makan yang
kurang tepat. dimana tingkat penghasilan. Kedua hal ini akan berdampak
berkurangnya asupan besi dan zink dalam diit sehari-hari. Rendahnya pendapatan
penduduk akan menyebabkan ketidakmampuan untuk membeli bahan makanan yang
kaya kandungan besi dan zink dimana banyak terdapat pada bahan makanan hewani
yang relatif mahal. Pola makan penduduk negara berkembang yang banyak
mengkonsumsi makanan berserat dan karbohidrat serta sedikit mengkonsumsi
protein hewani akan menurunkan penyerapan besi dan zink.(Bhutta, 2007; Prasad,
2003)
47
Subyek yang diambil adalah anak dengan status gizi kurang dan tingkat
ekonomi yang rendah. Hal ini dimaksudkan untuk mencari subyek yang mengalami
kekurangan mikronutrien besi dan zink yang banyak terjadi pada anak dengan status
gizi kurang dan tingkat ekonomi rendah. Seperti yang dikemukan diatas dimana besi
dan zink berperan dalam fungsi kognitif terutama ingatan jangka pendek maka pada
anak-anak ini diasumsikan mempunyai ingatan jangka pendek yang rendah, sehingga
pemberian suplementasi besi dan zink diharapkan dapat meningkatkan ingatan
jangka pendek secara signifikan.
Penelitian uji klinis acak kasus-kontrol ini menggunakan 220 subyek anak
usia 7-9 tahun di sekolah dasar di daerah masyarakat ekonomi rendah di Solo.
Penentuan sekolah dasar ini menggunakan data yang didapat dari Dinas Pendidikan
Nasional Surakarta dan subyek penelitian di acak apakah masuk kedalam kelompok
besi dan zink atau masuk ke dalam kelompok kontrol. Hal ini dimaksudkan agar
subyek yang didapat mempunyai karakteristik yang serupa seperti dalam hal
konsumsi makanan sehari-hari. Hal ini diharapkan dapat menyetarakan jumlah
asupan besi dan zink diluar intervensi. Pemilihan subyek dengan status gizi kurang
dan mengeksklusi anak dengan kadar hemoglobin kurang dari 8 g/dl dimaksudkan
untuk menyetarakan kadar besi dan zink pada subyek.
Pemberian suplementasi besi dan zink dalam bentuk fortifiksi susu belum
pernah dilakukan sebelumnya. Pemberian suplementasi kombinasi besi dan zink
dalam bentuk cair pada beberapa penelitian sebelumnya terbukti tidak bermanfaat
dibandingkan pemberian besi dan zink secara terpisah dalam bentuk cair.
Suplementasi besi dan zink dalam bentuk cair tidak mempunyai efek efikasi dan
48
tidak dapat meningkatkan kadar zat besi dan zink di dalam darah. Hal ini disebabkan
oleh karena terjadinya kompetisi pada saat penyerapan besi dan zink di dalam usus
halus. Kompetisi ini tidak terjadi apabila pemberian besi dan zink di lakukan dalam
bentuk makanan padat dan perbandingan besi dan zink tidak melebihi rasio 3:1
(Rosander-Hulten, 2001). Pada penelitian ini fortifikasi besi dan zink dilakukan
dalam 100 gram susu satu sachet yang dilarutkan dalam air 200 cc yang mengandung
12,15 mg iron phyrophosphate dan 4,4 mg zink sulfate (rasio 3:1), sedangkan pada
kelompok kontrol diberikan susu dengan kandungan 0,47 mg iron phyrophosphate
dan 1,63 mg zink sulfate.
Kandungan besi di dalam otak akan ikut mengatur sistem neurotransmiter
yang berfungsi sebagai penghantar listrik saraf pada saat proses pengolahan
informasi kedalam ingatan jangka pendek.(Almatsier 2003) Kekurangan besi
berpengaruh terhadap fungsi otak, terutama terhadap fungsi sistem neurotransmiter.
Akibatnya, kepekaan reseptor syaraf dopamin berkurang yang dapat berakhir dengan
hilangnya reseptor tersebut. (Almatsier; 2003) Efek dari kekurangan besi juga bisa
secara tidak langsung yaitu terjadinya hipoksi jaringan pada anemia kekurangan besi.
Walaupun hemoglobin dan mioglobin tidak disintesis oleh otak, kurangnya
hemoglobin pada saat kekurangan besi akan menyebabkan anemia yang berarti
bahwa ada pengangkutan oksigen ke otak terganggu. Terganggunya pengakutan
oksigen secara berkepanjangan akan mengakibatkan matinya sel-sel syaraf yang
akhirnya juga berpengaruh pada sistem penghantaran sinyal listrik pada syaraf,
sehingga akan mengganggu fungsi kognitif. (Georgieff, 2006)
49
Otak diketahui mengandung zink, kandungan tertinggi terutama pada lobus
frontalis dan hipokampus yang bertanggung jawab terhadap penyimpanan ingatan
jangka pendek. Pada keadaan kekurangan zink maka kandungan zink didalam otak
juga akan berkurang.(Sandstead 2000) Zink juga berperan penting dalam
pembentukkan struktur sel-sel neuron, dimana sel-sel neuron berperan penting dalam
rangka pengolahan suatu informasi menjadi ingatan jangka pendek.(Slomianka,
1999) Dalam keadaan kekurangan zink akan menyebabkan sel-sel neuron tidak dapat
menjalankan perannya secara optimal. Hal ini juga akan memyebabkan sel-sel
neuron mati lebih cepat (apoptosis), sehingga jumlah neuron akan berkurang dan
akan mengakibatkan gangguan dalam proses pengolahan ingatan jangka pendek.
(Krause, 2001) Secara singkat peranan besi dan zink terhadap fungsi kognitif
terutama ingatan jangka pendek dapat dilihat dari adanya kandungan besi dan zink di
dalam otak dan pembentukkan neuron serta neurotransmiter yang sangat berperan
dalam proses ingatan jangka pendek.
Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi besi dan zink
yang difortifikasi dalam susu dapat meningkatkan memori jangka pendek atau
working memory yang berperan penting dalam fungsi kognitif. Pada kelompok yang
mendapat susu fortifikasi besi dan zink selama 3 bulan mengalami peningkatan rata-
rata digit span backward score sebesar 0,65 poin dibandingkan dengan kelompok
kontrol yang tidak mengalami peningkatan. Pada bulan ke-6 rata-rata digit span
backward score pada kelompok besi dan zink juga meningkat sebesar 1,4 poin
dibandingkan kelompok kontrol yang meningkat 0,3. Berdasarkan Tabel. 5 yang
memperlihatkan karateristik digit span backward score, dapat disimpulkan bahwa
50
tidak ada perbedaan karakteristik digit span backward score antara kelompok besi
dan zink dengan kelompok kontrol, bahkan terlihat baik dari rata-rata maupun skor
maksimal digit span backward score pada kelompok besi dan zink lebih rendah
dibandingkan kelompok kontrol.
Berdasarkan analisa multivariat, variabel umur dan jenis kelamin tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap digit span backward score. Odds
Ratio susu fortifikasi besi dan zink terhadap digit span backward score adalah 3,1 (p
= 0,00; 95% CI 1,8 - 5,5), hal ini dapat diartikan bahwa anak yang mengkonsumsi
susu yang difortifikasi besi dan zink mempunyai kemungkinan 3,1 kali lebih besar
mengalami peningkatan ingatan jangka pendek dibandingkan anak yang tidak
mengkonsumsi susu fortifikasi besi dan zink.
Walaupun usaha-usaha telah dilakukan untuk menyamakan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi ingatan jangka pendek, namun hal ini masih merupakan
kelemahan dari penelitian ini.
51
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian ini menyimpulkan suplementasi susu fortifikasi besi dan zink selama 6
bulan dapat meningkatkan secara signifikan ingatan jangka pendek anak dengan gizi
kurang. Anak yang mengkonsumsi susu fortifikasi besi dan zink mempunyai
kesempatan 3,1 kali lebih besar mengalami peningkatan ingatan jangka pendek
dibandingkan anak yang tidak mengkonsumsi susu fortifikasi besi dan zink (OR =
3,1; CI 95% 1,8 sd 5,5). Komposisi besi dan zink dalam susu yang diberikan pada
penelitian ini adalah 3:1. Berdasarkan hasil penelitian ini pula dapat diambil
simpulan bahwa umur dan jenis kelamin tidak mempengaruhi ingatan jangka pendek
seorang anak.
B. Saran
Pada anak dengan faktor resiko kekurangan mikronutrien besi dan zink dapat
diberikan suplementasi dengan menggunakan susu fortifikasi besi dan zink untuk
menghindari gangguan fungsi kognitif terutama ingatan jangka pendek. Rasio besi
dan zink yang diberikan dalam suplementasi adalah 3:1.
C. Implikasi Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi para klinisi dalam
memberikan suplementasi pada anak-anak dengan gizi kurang untuk mengatasi
52
kekurangan mikronutrien. Pihak lain yang dapat mengambil manfaat dari penelitian
ini adalah para produsen agar dapat menentukan jenis dan komposisi yang paling
tepat untuk membuat produk suplementasi agar mendapatkan efek efikasi yang
optimal.
53
DAFTAR PUSTAKA
Baker GA, Hothersal AJ, Mallow JE. Memory and epilepsy. Diunduh dari
www.epilepsy.org.uk pada tanggal 28 September 2007
Berger A. Science commentary: what does zink do. BMJ,2002; 325: 1062.
Bhatnagar S, Taneja S. Zink and cognitive development. British Journal of Nutrition,
2001; 85:S139-S145.
Bhutta ZA. Iron and zink deficiency in children in developing countries. BMJ, 2007;
334: 104-5.
Biro Pusat Statistik. Kriteria Keluarga . Diunduh dari www.bps.go.id pada tanggal 24
Januari 2009.
Budson AE, Price BH.. Memory dysfunction. N Engl J Med, 2005; 352: 692-9.
Budson AE, Price BH.. Memory: clinical disorders. Encyclopedia of Life Science,
2005; 1-8.
Chiplonkar SA, Agte VV. Predicting bioavailable zink and iron from lower phytate
forms, folic acid and their interactions with zink in vegetarian meals. Journal
of the American College of Nutrition, 2005; 25: 26-33.
Crawford IL, Connor JD. Zink in maturing brain: hippocampal concentration and
localizatation. Journal of Neurochemistry, 2001; 19: 1451-58.
Etcheverry P, Hawthorne KM, Liang LK, Abrams SA, Griffin IJ. Effect of beef and
soy proteins on the absorptions of non-heme iron and inorganic zink in
children. Journal of the American College of Nutrition, 2006; 25: 34-40.
Freeman BV. Child development Resources for Parents and Teachers. Diunduh dari
www.state.sc.us pada tanggal 19 juli 2008.
54
Georgieff, MK,. Iron in the brain: Its role in development and injury. Diunduh dari
www.neoreviews.aappublications.org pada tanggal 28 September 2007.
Grantham-McGregor S, Ani C. A review of studies on the effect of iron deficiency
on cognitive development in children. J. Nutr, 2001; 131: 649S-68S.
Halterman JS, Kaczorowski JM, Aligne CA, Auinger P, Szilagyi PG. Iron deficiency
and cognitive achievement among school-aged children and adolescents in
the United States. Pediatrics, 2001; 107: 1381-6.
Ho E. Metabolism and deficiency of zink. Diunduh dari www.ipi.oregonstate.edu
pada tanggal 2 April 2008.
Hunt JR. Bioavaibility of iron, zink and other trace minerals from vegetarian diets.
Am J Clin Nutr, 2003; 78: 633S-9S.
Julie, Importance of Digit Span. Diunduh dari www.special-
needs.adoptionblogs.com pada tanggal 28 Januari 2008
Krause LM, Schindler A, Linkous DH, Cooper DS, Flinn JM, Jones BF. The
effect of enhanced levels of zink on spatial memory and brain function in rats.
Journal of Neurochemistry, 2001; 21: 1251-58.
Lind T, Lonnerdal B, Stenlund H, Ismail D, Seswandhana R, Ekstrom E, Persson L.
A community-based randomized controlled trial of iron and zink
supplementation in Indonesian infants: interactions between iron and zink.
Am J Clin Nutr, 2003; 77: 883-90.
Nasution E. Efek suplementasi zink dan besi pada pertumbuhan anak. USU digital
library, 2004
55
Nokes C, Van den Bosch C, Bundy DAP. The effects of iron deficiency and anemia
on mental and motor performance, educational achievement, and behavior in
children: an annotated bibliography. International Nutritional Anemia
Consultative Group, 1998; 43: 637-843.
Nolan MA, Redoblado MA, Lah S, Sabaz M, Lawcon JA, Cunningham AM, et al.
Memory dysfunction in childhood. J Pediatr Child Health, 2004; 40: 20-7.
Martins S, Logan S, Gilbert R, 2007. Iron theraphy for improving psychomotor
development and cognitive function in children under the age of three with
iron deficiency anemia. Diunduh dari www.interscience.wiley.com pada
tanggal 19 september 2007.
Office of Dietary Supplements, NIH. Dietary supplement fact sheet: iron. Diunduh
dari www.ods.od.nih.gov pada tanggal 2 April 2008.
Office of Dietary Supplements, NIH. Dietary supplement fact sheet: zink. Diunduh
dari www.ods.od.nih.gov 2007 pada tanggal 2 April 2008.
Ohls RK, Christensen RD. Development of the hematopoetic system. Dalam:
Behrman, Kliegman, Jenson, editor. Nelson textbook of pediatrics 17th ed.
Philadelphia: Saunders. p.1602-5. 2004
Prasad AS. Zink deficiency. BMJ, 2003; 326: 409-10.
Raspati H, Reniarti L, Susannah S. Anemia kekurangan besi. Dalam: Permono B,
Sutaryo, Ugrasena IDG, Widiastuti E, Abdulsalam M editor. Buku Ajar
Hematologi-onkologi anak. Balai penerbit IDAI. Jakarta. 2005
56
Rossander-Hulten L, Brune M, Sandstrom B, Lonnerdal B, Hallberg L. Competitive
inhibition of iron absorption by manganese and zink in humans. Am J Clin
Nutr, 2001; 54: 152-6.
Roediger.Memory.Diunduh http://encarta.msn.com/text_761578303_0/Memory.html
pada tanggal 10 Desember 2007.
Roediger. Memory models. Psychology Society, 2003; 13: 339-442.
Roediger III, Knight, Jr JL, Kantowitz BH. Short-term: the issue of capacity.
Memory & Cognition, 2001; 5: 167-76.
Sandstead HH, Frederickson JC, Penland JG. History of zink as related to brain
function. J. Nutr, 2000; 130: 496S–502S.
Sandstead HH, Penland JG, Alcock NW, Dayal HH, Xue CC, Jui SL, Faji Z, Jia JY.
Effects of repletion with zink and other micronutrients on neuropychologic
performance and growth of Chinese children. Am J Clin Nutr, 1998;
68(suppl): 470S-5S.
Seshadri S, Gopaldas T. Impact of iron supplementation on cognitive functions in
preschool and school-aged children: the Indian experience. Am J Clin Nutr,
2006; 50: 675-86.
Shrimpton R, Gross R, Darnton-Hill I, Young M. Zink deficiency: what are the most
appropriate interventions. BMJ, 2005; 330: 347-49.
Siagian A. Pendekatan fortifikasi pangan untuk mengatasi masalah kekurangan zat
gizi mikro. USU digital library, 2004
Slomianka L, Ernst E, Ostergaard K. Zink-containing neurons are distinct from
GABAergic neurons. Anat Embryol, 1999; 195: 165–74.
57
Smart TG, Hosie AM, Miller PS. Zn2+ ions: modulators of excitatory and inhibitory
synaptic activity. The Neuroscientist, 2004; 10: 432-42.
Soewondo S, Husaini M, Pollitt E. Effects of iron deficiency on attention and
learning processes in preschool children: Bandung, Indonesia. Am J Clin
Nutr, 1998; 50: 667-74.
Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Surabaya: EGC. p 6. 1998
Susilowati H, Griffin IJ, Suwarti S, Ernawati F, Permaesih D, Pambudi D, Abrams
SA. Cofortification of iron-fortified flour with zink sulfate, but not zink
oxide, decreases iron absorption in Indonesian children. Am J Clin Nutr,
2002; 76: 813-7.
Walker CF, Kordas K, Stoltzfus RJ, Black RE. Interactive effects of iron and zink on
biochemical and functional outcomes in supplementation trials. Am J Clin
Nutr, 2005; 825: 5-12.
Whittaker P. Iron and zink interactions in humans. Am J Clin Nutr, 2004; 68(suppl):
442S-6S.
Zhang J. Memory process and the function of sleep. Journal of Theoritics, 2004; 6:
1-7.
58
Lampiran 1
PENJELASAN PENELITIAN
Setelah saya mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian yang
dilakukan, tata cara pelaksanaannya, serta untung ruginya mengikuti penelitian ini,
saya:
Nama
Umur
Orang tua dari
Alamat
Menyatakan tidak keberatan untuk mengikuti tahapan-tahapan penelitian mengenai
“Pengaruh pemberian susu fortifikasi besi dan zink terhadap ingatan jangka pendek“
yang dilakukan oleh dr. Endang Dewi Lestari, MPH, SpA(K) dan timnya
Surakarta
Yang membuat pernyataan
59
Lampiran 2 FORMULIR ISIAN PENELITIAN
Nama :________________________ Jenis Kelamin: ____________ Umur :________________________ Tanggal tes:_________________ Berat badan 1/2/rata-rata :.../..../.... Tinggi badan 1/2/rata-rata:.../..../...
HITUNG MUNDUR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama Pemeriksa :______________________ Kode: ________ Tanggal pemeriksaan:______________________
60
Lampiran 3
61
Lampiran 4
DATA DASAR HASIL PENELITIAN
NO. Nama Umur JK BB TB BL O BL 3 BL 6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
imam setiawan
mahendro bimo
vikri alvarino
anastasia sb
kris novianto
mahendra y
novan bagas
cindy ariyanti
hernanto dwi p
fransiska putri k
putri ayu
lexy alvarino e
monica p
revlino r
ignatius s
bagas seta p
dyas rio f
feasta safira
gidion ari k
maria agustina
oky hernawan
taufiq yuda s
adi setyawan
suci a
7,21
8,64
7,69
7,84
8,67
8,47
8,69
7,91
8,61
8,91
8,80
8,13
8,08
8,97
8,99
7,26
7,65
7,27
7,31
7,92
7,41
7,69
8,87
8,41
1
1
1
2
1
1
1
2
1
2
2
1
2
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
2
17
19
18
18
22
17
23
17
18
23
19
18
18
23
21
18
21
15
20
20
18
18
21
19
118
117
110
119
126
117
127
119
119
122
123
123
113
124
122
112
114
108
117
120
111
116
126
119
,00
2,00
,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
3,00
2,00
4,00
2,00
3,00
2,00
2,00
2,00
3,00
2,00
2,00
2,00
2,00
3,00
,00
2,00
.
2,00
3,00
2,00
2,00
2,00
4,00
6,00
3,00
3,00
6,00
5,00
3,00
4,00
2,00
2,00
4,00
2,00
2,00
2,00
2,00
3,00
2,00
3,00
.
4,00
4,00
4,00
2,00
2,00
4,00
5,00
5,00
3,00
9,00
5,00
5,00
5,00
3,00
3,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
3,00
3,00
62
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
dwi ardiyanto
aprilia w
daffa eldika
hema ayu d
ifan nova s
intan nadya p
olivia indriani
sonia cristi
yusuf irawan
zherita g a
ade sukma p
arief umar s
bagas aji saputra
bayu aji c
cindy oktaviana
danang h
devangga sp
dwi endah
dwiki romandhani
elliana indah s
eria siska
helvy mega k
nabilla diah
nurul azizah
riska mutia r
shinta a
vera eka
8,25
7,29
7,78
8,64
7,71
7,27
7,86
7,32
8,04
7,18
7,95
8,28
8,35
7,95
8,48
7,86
8,16
8,65
8,53
7,84
8,55
8,69
8,28
8,60
8,53
7,40
8,66
1
2
1
2
1
2
2
2
1
2
2
1
1
1
2
1
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
22
18
19
20
20
17
21
17
19
17
20
20
19
21
22
18
20
19
20
19
20
19
18
21
20
19
21
120
119
116
116
117
106
118
110
116
111
127
118
118
120
122
116
120
119
117
118
124
119
116
118
123
115
118
,00
2,00
2,00
2,00
2,00
,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
3,00
2,00
,00
2,00
2,00
3,00
3,00
2,00
4,00
3,00
4,00
4,00
3,00
3,00
3,00
3,00
2,00
3,00
3,00
5,00
4,00
3,00
6,00
3,00
4,00
8,00
6,00
4,00
5,00
8,00
4,00
3,00
2,00
2,00
4,00
4,00
5,00
4,00
4,00
6,00
4,00
4,00
4,00
4,00
3,00
3,00
6,00
,00
3,00
6,00
5,00
4,00
8,00
8,00
3,00
2,00
7,00
3,00
3,00
63
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
yunus oni
dimas setiawan
Muhammad Aji
Edo Richad
Kurniawan Dwi
Adis Prabowo
Ahmad Rifai
Aldi Yuli
Bagas Putra P
Bunga Ardyas
Candra Irawan
Devi Erika A
Erika Tryananda
Galuh Prasetyo
Lalang Buana
Lia Rahail
Ovelia Candra P
Vatimah Nur H
Yolandha R P
Yulianti
Muhamad Fahri
Wisnu Setyawan
Okta Arie Sadewa
Diah Ayu Fitriani
Eva Noviana
Evita Dyah M
Galuh Bagas W
8,07
8,46
8,25
8,61
8,68
7,05
7,16
7,04
7,69
7,06
7,23
7,64
7,06
7,86
7,78
7,23
7,74
7,30
7,65
7,79
7,81
7,60
7,64
7,81
8,50
8,20
8,51
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
18
18
18
22
19
18
17
16
18
18
15
17
19
20
16
19
19
20
18
19
20
17
17
18
20
21
19
111
118
116
129
120
115
111
105
115
113
107
111
117
118
110
116
120
118
113
117
117
111
116
117
118
120
112
2,00
2,00
4,00
3,00
4,00
2,00
3,00
4,00
5,00
4,00
,00
3,00
,00
4,00
3,00
2,00
3,00
3,00
4,00
3,00
4,00
3,00
4,00
3,00
7,00
4,00
8,00
3,00
3,00
,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
,00
3,00
3,00
3,00
4,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
2,00
3,00
2,00
3,00
3,00
4,00
2,00
2,00
2,00
3,00
3,00
2,00
2,00
2,00
3,00
3,00
4,00
3,00
3,00
4,00
2,00
3,00
3,00
3,00
2,00
2,00
2,00
3,00
2,00
3,00
3,00
5,00
64
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
Ika Subekti
Rian Aji Saputro
Suci Mahdiyanti
Vergiawan L
Indarto Lestari
Dea Mita
Rizky Tri S
Ariana E
Dikky AN
Fredy S
Renalisa D
Ferry Kurniawan
Adhe Viana YP
Arga Wijanarko
Ayuningtyas M
Cahyo P
Reni Wijayanti
Nurohmatul
Farizky TW
Bagus Setya
Putra Adi
Sari Wahyuni
Adinda Ayu S
Ali Amin
Dwi Maryanto
Hafiidz Ali D
Hendrik
8,66
7,75
8,45
8,58
8,24
8,24
8,89
8,12
7,18
7,70
7,44
7,62
7,83
8,04
8,57
8,01
8,19
8,49
8,32
7,96
7,86
7,96
8,48
7,11
7,13
7,38
7,39
2
2
1
2
1
1
2
1
2
1
1
2
1
2
1
2
1
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
21
20
20
19
19
21
21
19
17
19
20
19
19
17
21
18
19
18
18
21
20
17
22
16
17
20
19
119
116
116
118
114
119
121
113
118
116
117
118
115
114
124
116
126
116
114
121
122
112
121
110
113
119
113
8,00
3,00
3,00
8,00
8,00
2,00
4,00
2,00
2,00
,00
3,00
,00
2,00
3,00
2,00
3,00
3,00
4,00
4,00
3,00
2,00
3,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
5,00
3,00
3,00
2,00
3,00
5,00
3,00
,00
3,00
3,00
3,00
,00
2,00
4,00
2,00
4,00
2,00
8,00
4,00
3,00
2,00
2,00
3,00
3,00
2,00
4,00
3,00
3,00
2,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
2,00
2,00
2,00
,00
2,00
3,00
3,00
2,00
3,00
2,00
4,00
2,00
3,00
3,00
,00
3,00
3,00
5,00
4,00
65
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
Iqbal Prima
Irya Vega K
Muchlis S
Rina Wulandari
Aisyah Nur
Arfian Dwianto
Mega Saputro
Marwan W
Septa Prabancana
Alifia Vida
Alfa Dian Resita
Alfian Riski WP
Ariya Damar
Faisal Rimsan
Galuh Wasetyo
Hasna Nuffa
Himawang N
Ika Wahyu
Inung S
Shella Y
Wahyu N
Deni Aji P
Deni Setiawan
Adik Dedi P
Choirul F
Eka Pratiwi
Indria RM
8,00
7,46
8,17
7,88
8,58
8,11
8,79
8,06
8,80
7,85
7,05
7,98
7,39
7,24
7,01
7,70
7,53
7,46
7,15
7,89
7,15
7,13
8,18
8,94
8,95
8,70
8,47
1
1
2
1
2
2
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
18
20
16
18
19
19
21
19
22
18
19
20
17
18
17
18
16
18
19
19
19
18
18
21
18
23
22
115
120
107
112
113
119
119
116
124
118
115
124
111
113
112
110
112
121
117
113
112
113
113
121
118
120
121
2,00
1,00
2,00
3,00
2,00
3,00
3,00
4,00
2,00
5,00
2,00
2,00
3,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
3,00
2,00
2,00
2,00
3,00
3,00
.
3,00
2,00
6,00
7,00
4,00
3,00
3,00
3,00
5,00
2,00
3,00
3,00
2,00
3,00
3,00
2,00
2,00
3,00
2,00
2,00
2,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
.
4,00
2,00
4,00
4,00
8,00
4,00
.
4,00
4,00
3,00
3,00
4,00
4,00
2,00
4,00
3,00
4,00
3,00
4,00
4,00
5,00
3,00
5,00
2,00
3,00
5,00
66
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
Ivana BS
Kevin F
Leila A
Maryanto
Melati A
Muhammad IW
Muhammad S
Theresia S
Raymon
Elsa Dewi
Vio Andric P
Alip Rofiq
Bagas B
Anung B
Dayan P
Dita Ayu
Dwi Priyanto
Erlang Widi
Novita Sari
Octavia W
Pauline Dewi
Rahma C
Shema T
Roy M
Bagas S
Brian EP
Eliana Ayu
8,52
8,70
8,24
8,54
8,38
8,71
8,56
8,97
8,07
8,14
8,22
8,79
8,13
8,44
7,08
7,13
8,48
7,92
7,24
7,03
7,76
7,07
7,26
7,93
8,82
8,29
8,75
2
2
1
2
1
2
1
1
2
1
2
1
1
1
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
1
1
1
19
20
18
22
22
21
21
20
20
19
20
21
20
22
17
19
21
21
17
16
17
16
17
18
19
21
19
117
123
119
123
122
123
123
122
116
118
117
121
118
119
115
116
126
120
113
111
111
113
116
120
119
122
115
2,00
3,00
3,00
3,00
,00
3,00
2,00
3,00
2,00
2,00
3,00
2,00
,00
3,00
2,00
,00
3,00
3,00
,00
3,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
3,00
2,00
2,00
3,00
3,00
2,00
2,00
3,00
3,00
3,00
2,00
3,00
5,00
3,00
,00
2,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
2,00
,00
3,00
2,00
,00
4,00
4,00
2,00
3,00
5,00
5,00
5,00
4,00
5,00
4,00
5,00
2,00
3,00
3,00
3,00
2,00
2,00
3,00
3,00
4,00
3,00
2,00
3,00
2,00
3,00
4,00
2,00
3,00
4,00
4,00
67
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
181
182
183
184
185
186
Faruk AA
Putra Karunia
Resa R
Sri Anang
Stefanus Prima
Thoyib Nur
Reni Wulansari
Uswatun
Yosiya Riska
Dian Agus
Ari Tri Junianto
Ery Nurdiana
Gehazi Negara
Lucky P
Mustofa Arif
Muhammad D
Nur Mohamad R
Rinando Ariyanto
Rizki Riawan
Sih Jayaning
Tri Wida R
Rojwaa N
Veronika K
Yohana M
Aditya W N
Bagus Prakosa
Dika Andrianto
7,71
8,50
9,00
8,65
8,03
7,93
8,12
8,00
8,83
8,28
7,98
7,13
7,10
7,47
7,38
7,49
7,52
8,19
7,49
7,53
7,53
7,56
7,95
7,22
7,97
8,47
8,84
1
1
1
2
1
1
1
2
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
1
1
19
20
21
19
21
21
20
19
22
19
18
19
18
17
18
17
17
19
19
20
16
19
19
19
19
21
21
116
121
122
119
120
113
120
115
123
117
116
121
110
112
111
112
114
114
115
117
114
117
118
118
121
122
120
2,00
3,00
4,00
,00
2,00
3,00
2,00
3,00
2,00
2,00
3,00
4,00
2,00
3,00
3,00
4,00
3,00
,00
4,00
2,00
3,00
2,00
2,00
4,00
3,00
4,00
4,00
2,00
2,00
4,00
2,00
3,00
3,00
3,00
5,00
3,00
4,00
3,00
4,00
2,00
3,00
3,00
2,00
2,00
2,00
,00
3,00
3,00
3,00
4,00
4,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
4,00
3,00
4,00
4,00
3,00
2,00
4,00
3,00
4,00
4,00
4,00
3,00
4,00
3,00
4,00
4,00
,00
2,00
4,00
5,00
6,00
8,00
10,00
3,00
3,00
68
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
Dimas Angga P
Evi Nur Faizah
Fitria Laili
Ica Chontesa
Lailatul Fitria
Mabeta Dewanti
Marshela M
Novita Febriana
Wulan F
Tofa Rizki K
Adi Saputro
Ardiyan Bima U
Ardhe Surya PK
Hayu Pratita RK
Heny Kusuma W
Kartika Sari DNL
Nadia Erin C
Ricky Wicaksono
Salsabilla R
Adriantasari
Yasmien Ika F
Yulidar M
Riski Yuniarsih
Anindita T
Choriq Widya
Enricha WL
Enriva WL
8,86
8,84
7,03
8,19
9,00
8,51
8,39
7,39
8,47
8,54
8,64
7,31
7,35
7,21
7,22
7,12
7,33
7,60
7,77
7,39
7,48
8,06
8,14
8,22
8,37
8,22
8,22
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
22
22
16
21
20
20
20
19
19
20
20
19
15
19
16
17
17
20
19
19
18
14
19
20
20
20
20
120
119
112
121
124
121
124
116
116
121
123
120
111
113
106
111
117
119
118
117
112
105
119
116
117
120
119
3,00
2,00
4,00
3,00
3,00
6,00
2,00
6,00
7,00
7,00
3,00
,00
4,00
2,00
,00
2,00
4,00
4,00
3,00
2,00
4,00
4,00
3,00
5,00
3,00
4,00
4,00
3,00
2,00
3,00
3,00
2,00
2,00
3,00
3,00
3,00
3,00
2,00
3,00
2,00
4,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
5,00
4,00
3,00
3,00
5,00
2,00
5,00
3,00
4,00
5,00
5,00
3,00
3,00
4,00
5,00
10,00
7,00
3,00
2,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
3,00
4,00
4,00
4,00
4,00
3,00
3,00
5,00
3,00
5,00
2,00
69
214
215
216
217
218
219
220
Erlinawati PA
Ersa Hanum
Lessia Tian S
Muhammad A
Riki Wahyu K
Ristanti Nur A
Yoel Septian YP
8,34
8,12
8,60
8,80
8,39
8,40
8,86
2
2
2
1
1
2
1
20
20
19
21
22
20
22
123
121
117
120
118
124
123
8,00
4,00
8,00
4,00
3,00
5,00
4,00
3,00
5,00
3,00
4,00
3,00
4,00
3,00
3,00
5,00
3,00
4,00
4,00
4,00
4,00