PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP...

25
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR BAGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG JURNAL Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Oleh : JUMIATI ( 202013029 ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Transcript of PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP...

Page 1: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR BAGI SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

JURNAL

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

JUMIATI

( 202013029 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA
Page 3: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA
Page 4: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA
Page 5: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA
Page 6: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR BAGI SISWA

KELAS X SMA NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

Jumiati1, Kriswandani

2

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya WacanaJl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711 1Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: [email protected]

2Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian yang berjenis penelitian eksperimen semu ini memiliki 3 tujuan yaitu untuk

mengetahui 1) ada atau tidaknya pengaruh strategi pembelajaran PQ4R terhadap hasil belajar

matematika bagi siswa kelas X SMA Negeri 1 Getasan; 2) ada atau tidaknya pengaruh

pengaruh kemandirianbelajar terhadap hasil belajar matematika bagi siswa kelas X SMA

Negeri 1 Getasan; dan 3) ada atau tidaknya interaksi efek antara PQ4R dan kemandirian

belajar terhadap hasil belajar matematika bagi siswa kelas X SMA Negeri 1 Getasan.

Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Getasan Kabupaten

Semarang yang terdiri dari 4 kelas. Sampel penelitian ini diambil dengan Teknik Cluster

Random Sampling dan diperoleh sampelnya adalah siswa kelas X2 (20 siswa) dan X3 (22

siswa) SMA Negeri 1 Getasan.Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes dan

angket kemandirian belajar. Teknik analisis datanya menggunakan Anava Univariate.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 1) nilai signifikansi untuk strategi pembelajaran

sebesar 0,010<0,05 yang berarti terdapat pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R terhadap

hasil belajar matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Getasan Kabupaten Semarang; 2)

nilai signifikansi untuk kemandirian belajar sebesar 0,832>0,05 yang berartitidak terdapat

pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika Siswa Kelas X SMA Negeri

1 Getasan Kabupaten Semarang; dan 3) nilai signifikansi untuk interaksi efek antara strategi

pembelajaran PQ4R dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar sebesar 0,728>0,05 yang

berarti terdapat interaksi efek Model Pembelajaran PQ4R dan Kemandirian Belajar terhadap

hasil belajar matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Getasan Kabupaten Semarang.

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran PQ4R, Kemandirian Belajar, Hasil Belajar Matematika.

PENDAHULUAN

Matematika sangatlah diperlukan di dalam pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai

perguruan tinggi. Matematika dapat membantu didalam bidang studi lainnya seperti bidang

akuntansi, perpajakan, geografi, farmasi, fisika dan kimia. Matematika juga sangatlah

bermanfaat di kehidupan sehari-hari, karena dapat digunakan untuk berhitung, mengolah

data, berdagang, dan lain-lain (Ismunanto,2011:19). Menurut Depdiknas (2004), tujuan

diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah untuk

mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan

Page 7: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

di dunia yang selalu berkembang melalui latihan, bertindak atas dasar pemikiran logis,

rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, efisien.

Suatu proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola

berfikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan guru

dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara

optimal disebut sebagai pembelajaran matematika. Hal tersebut didukung oleh pendapat

Rahayu (2007) yang menyatakan bahwa hakikat pembelajaran matematika adalah proses

yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang

memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika dan

pembelajaran matematika harus memberikan peluang kepada siswa untuk berusaha dan

mencari pengalaman tentang matematika. Akan tetapi sering kali pembelajaran matematika

yang berlangsung di berbagai sekolah kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mencari pengalaman tentang matematika karena berbagai alasan. Hal ini didukung oleh

Suyanto dan Hisyam dalam Panjaitan (2010) yang mengemukakan bahwa selama ini

pembelajaran matematika masih berpusat pada guru dan sangat menitikberatkan ranah

kognitif. Guru masih menjalankan pembelajaran satu arah dimana guru sebagai sumber

belajar dan siswa sebagai penerima. Otoriter guru membatasi ruang gerak dan peran serta

siswa dalam pembelajaran sehingga siswa harus mengikuti semua yang diperintahkan guru

tanpa memberikan pendapatnya (Ta’rifin, 2013). Lebih lanjut, Prasetyasari (2011) juga

menyatakan bahwa pembelajaran yang didominasi oleh guru menjadikan siswa kesulitan

memahami materi yang dipelajari. Guru cenderung lebih aktif memberikan pengetahuan pada

siswa, akibatnya siswa tidak merasa perlu untuk mempelajari atau membaca materi terlebih

dahulu. Selain itu, selama ini siswa hanya mencatat apapun yang dikatakan guru atau disebut

menyalin catatan. Oleh karena itu menyebabkan mayoritas siswa menganggap matematika

merupakan mata pelajaran yang sulit untuk dipahami dan banyak siswa yang mengalami

kesulitan untuk memahami materi matematika. Menurut Hartanto (2009), kesulitan siswa

dalam memahami materi bacaan yang terlalu panjang, menunjukan bahwa mereka tidak

memahami tentang apa yang mereka baca, hal tersebut berakibat pada hasil belajar yang

kurang maksimal dan cenderung rendah serta tingkat ketuntasan hasil belajar yang masih

belum tercapai.

Permasalahan yang sama juga terjadi di SMA Negeri 1 Getasan. Berdasarkan hasil

observasi dan wawancara pada hari Selasa, 26 Juli 2016 dengan Bapak Tri Haryanta, salah

satu guru matematika SMA Negeri 1 Getasan, diperoleh hasil bahwa permasalahan yang

dialami pada proses pembelajaran matematika yaitu masih kurang adanya interaksi siswa

Page 8: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

dikelas, hanya beberapa siswa yang aktif mengikuti proses belajar mengajar, siswa pasif

karena dirinya merasa terwakili olehsiswa yang aktif di kelas, guru merupakan sumber

pemberi informasi, dan dalam proses pembelajaran masih menggunakan pembelajaran

konvensional, kurang menggunakan alat peraga atau media yang mendukung proses

pembelajaran, kondisi kelas yang tidak kondusif, minat dan motivasi belajar siswa kurang

yang menyebabkan hasil belajar siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yaitu 72. Hasil nilai UAS kelas X1 sampai X4 SMA Negeri 1 Getasan Kabupaten Semarang

menunjukkan hasil belajar siswa yang tuntas KKM hanya berjumlah 1 siswa atau 1,33%,

sedangkan siswa yang tidak tuntas KKM berjumlah 74 siswa atau 98,67%.

Sudjana (2005:90) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

oleh siswa setelah melakukan pengalaman belajar. Hasil belajar yang dicapainya bermakna

bagi dirinya sendiri dan akan tahan lama dalam ingatannya, membentuk perilaku yang dapat

digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya. Hasil belajar

merupakan berakhirnya proses belajar dan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Haris

dan Jihad (2008:14) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan pencapaian bentuk

perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik

dari proses belajar yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu. Menurut Slameto (2010:54),

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan

menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor

yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Ada tiga faktor yang menjadi

faktor intern yaitu: 1)Faktor jasmaniah, 2)Faktor psikologis, dan 3)Faktor kelelahan. Faktor

ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dapat dikelompokan menjadi 3

faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

Model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pendekatan

pembelajaran dan teknik pembelajaran merupakan cara pengajaran guru dalam

menyampaikan materi pelajaran. Hal ini juga merupakan salah satu faktor yang dapat

berpengaruh terhadap hasil belajar. Selamaini mayoritas guru menggunakan metode

pembelajaran satu arah, sehingga perlu diterapkan strategi pembelajaran yang lebih inovatif

dalam proses pembelajaran matematika. Proses pembelajaran yang menantang, memotivasi,

dan memberikan ruang yang cukup untuk kreativitas serta penilaian proses pembelajaran

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas adalah dengan strategi pembelajaran PQ4R. Hal

ini sesuai dengan penelitian Tri Noviyanti, dkk (2013) yang menyimpulkan bahwa strategi

pembelajaran PQ4R mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Page 9: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

Salvin (2011) mengatakan bahwa salah satu strategi belajar yang paling terkenal untuk

membantu siswa memahami dan mengingat apa yang mereka baca ialah prosedur yang

disebut strategi PQ4R yaitu P singkatan dari preview (lihat sekilas), Q adalah question

(tanyakan), dan 4R singkatan read (baca), reflect (renungkan), recite (ungkapkan kembali),

dan review (kaji ulang). Prosedur PQ4R menjadikan siswa terfokus pada pengorganisasian

informasi yang bermakna dan melibatkan mereka ke dalam strategi yang efektif, seperti

perumusan pertanyaan, penjabaran dan praktik terdistribusi (kesempatan mengkaji kembali

informasi dalam kurun waktu tertentu). Menurut Trianto (2007:147-149), langkah-langkah

strategi pemebelajaran PQ4R adalah Preview (membaca selintas dengan cepat sebelum mulai

membaca bahan bacaan siswa yang memuat tentang materi), Question (mengajukan

pertanyaan-pertanyaan), Read (membaca karangan itu secara aktif, yakni dengan cara pikiran

siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya), Reflect (selama membaca,

siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi cobalah untuk memahami

informasi yang dipresentasikan), Recite (merenungkan/mengingat kembali informasi yang

telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting dengan nyaring, dengan menanyakan,

dan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan), Review(membaca catatan singkat/intisariyang

telah dibuatnya).

Strategi Pembelajaran PQ4R mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Noviyanti

dkk (2012) mengemukakan kekurangan dan kelebihan strategi PQ4R yaitu: 1) sangat tepat

digunakan untuk pengajaran pengetahuan yang bersifat deklaratif; 2) dapat membantu siswa

yang daya ingatannya lemah untuk menghapal konsep-konsep pelajaran; 3) mampu

membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses bertanya dan mengomunikasikan

penge-tahuannya; 4) strategi ini mudah digunakan ketika peserta didik harus mempelajari

materi yang bersifat menguji pengetahuan kognitif; dan 5) memungkinkan siswa belajar lebih

aktif. Sedangkan kelemahan Strategi Pembelajaran PQ4R adalah 1) tidak tepat diterapkan

pada pengajaran pengetahuan yang bersifat procedural; 2) tidak efektif dilaksanakan pada

kelas dengan jumlah siswa yang telalu besar; 3) tidak bisa digunakan pada setiap materi

pelajaran; 4) dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang;dan 5)

menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi dari standar yang telah

ditetapkan.

Selain model pembelajaran yang merupakan salah satu dari faktor eksternal, terdapat

faktor internal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu jenis faktor internal

ini adalah kemandirian belajar. Menurut Anggaretta (2015), kemandirian belajar ini dinilai

sangat berpengaruh karena kebanyakan siswa hanya belajar ketika ada tugas sekolah yang

Page 10: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

diberikan oleh guru dan ketika ada ulangan saja sehingga tingkat kemandirian belajar siswa

juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Selain itu, hasil penelitian Tahar (2006)

menyimpulkan terdapat hubungan positif antara kemandirian belajar dengan hasil belajar.

Menurut Moore dalam Rusman (2011:365), ada siswa yang lebih berhasil dalam belajar

bila programnya memberikan peluang untuk banyak dialog dan tidak terlalu terstruktur.

Tetapi, ada siswa yang lebih berhasil belajarnya bila programnya tidak memerlukan banyak

dialog dan sangat terstruktur. Banyak siswa yang menggunakan bahan belajar untuk

mencapai tujuannya dengan caranya sendiri di bawah kontrol sendiri. Proses belajar seperti

itu menunjukkan kemandirian belajar siswa. Schunk dalam Nur (2009) menyatakan bahwa

seseorang yang mempunyai kemandirian belajar memiliki kemampuan untuk mengatur

motivasi dirinya, tidak saja motivator eksternal tetapi juga motivator internal serta mereka

mampu tetap menekuni tugas jangka panjang sampai tugas itu diselesaikan.

Laird yang dikutip oleh Haris Mudjiman (2007:14) mengemukakan ciri-ciri

kemandirian belajar bahwa 1) kegiatan belajar bersifat mengerahkan diri sendiri tidak

dependent; 2) pertanyaan-pertanyaan yang timbul dalam proses pembelajaran dijawab sendiri

atas dasar pengalaman bukan mengharapkan jawaban dari guru atau orang lain; 3) tidak mau

didekte guru; 4) umumnya tidak sabar untuk segera memanfaatkan hasil belajar; 5) lebih

senang dengan problem centered learning daripada content centered learning; 6) lebih senang

dengan partisipasi aktif daripada pasif mendengarkan ceramah guru; 7) selalu memanfaatkan

pengalaman yang telah dimiliki (konstruktivistik); 8) lebih menyukai collaborative learning;

9) perencanaan dan evaluasi belajar lebih baik dilakukan dalam batas tertentu antara siswa

dan guru; 10) belajar harus dengan berbuat tidak cukup hanya mendengarkan dan menyerap.

Sedangkan menurut Ali dan Asrori (2005:117), ciri kemandirian terbagi menjadi beberapa

tingkatan yaitu tingkat sadar diri, tingkat saksama, tingkat individualistis, tingkat mandiri.

Berdasarkan penjelasan di atas jelas sudah pengertian kemandirian belajar dan ciri-ciri

kemandirian belajar sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator lingkungan

keluarga meliputi perencanaan dalam belajar, keinginan memecahkan masalah sendiri,

berpartisipasi aktif, keinginan untuk maju, belajar atas inisiatif sendiri, dan melakukan

evaluasi sendiri

Berdasarkan uraian masalah tersebut maka dapat dilakukan penelitian yang bertujuan

untuk: 1) mengetahui ada atau tidaknya pengaruh strategi pembelajaran PQ4R terhadap hasil

belajar matematika bagi siswa kelas X SMA Negeri 1 Getasan; 2) mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika bagi siswa kelas X

SMA Negeri 1 Getasan; dan 3) mengetahui ada atau tidaknya interaksi efek antara PQ4R dan

Page 11: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika bagi siswa kelas X SMA Negeri 1

Getasan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Desain ini mempunyai

kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-

variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono,2009). Penelitian ini

menyelidiki ada atau tidaknya pengaruh dengan cara memberikan perlakuan (treatment)

kepada kelompok eksperimen (kelompok yang diberi Strategi Pembelajaran PQ4R) dan

membandingkan dengan kelompok yang tidak diberi perlakuan (kelompok kontrol).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Getasan Semester 2

Tahun Ajaran 2016/2017, yaitu sebanyak 86 siswa yang terbagi dalam 4 kelas. Pengambilan

sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu pengambilan

sampel yang dilakukan berdasarkan saran dari guru. Sampel yang diperoleh sebanyak 2 kelas

yaitu kelas X2 dan X3. Jumlah siswa di kelas X2 sebanyak 20 siswa, sedangkan jumlah siswa

di kelas X3 sebanyak 22 siswa. Sampel yang diambil kemudian ditetapkan menjadi kelas

kelompok eksperimen yaitu kelas X3, dan kelas kelompok kontrol yaitu kelas X2.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes dan metode

angket. Metode tes berupa soal posttest untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes ini dilakukan

setelah siswa mengikuti pembelajaran pada materi Trigonometri. Tes ini dilakukan baik pada

kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan berbentuk soal

essay berjumlah 10 soal yang disesuaikan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar,

serta indikator pada materi trigonometri. Metode angket sebagai alat ukur kemandirian

belajar. Angket yang digunakan adalah angket kemandirian belajar siswa dengan tipe angket

tertutup, dimana responden memilih salah satu jawaban yang tersedia. Angket kemandirian

belajar terdiri dari 30 item pernyataan dengan 20 item yang valid dan 10 item yang tidak

valid. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Getasan yang terletak di Jalan Diponegoro

KM 03 Getasan Kabupaten Semarang 50774.Penelitian ini terdapat 2 kelompok data yakni

kelompok data kondisi awal dan kelompok data kondisi akhir.

Page 12: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

A. Kategori Kemandirian Belajar Matematika

Hasil data angket kemandirian belajar siswa diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas

kontrol dikelompokan berdasarkan tiga kategori kemandirian belajar yaitu tinggi, sedang, dan

rendah. Penentuan interval tingkat kemandirian ditentukan menggunakan rumus skor

maksimum dikurangi skor minimum dibagi jumlah kategori(Supranto, 2008) sehingga dapat

dituliskan dalam perhitungan sebagai berikut

Deskripsi kategori kemandirian belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut

Tabel 1. Kategori Kemandirian Belajar Siswa

Interval Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Total

62 – 72 Tinggi 5 2 7

52 – 61 Sedang 11 4 15

41 – 51 Rendah 6 14 20

Total 22 20

Berdasarkan Tabel 1 diperoleh hasil bahwa dari 42 siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol sebagian besar masuk kategori kemandirian belajar rendah dengan jumlah 20 siswa

diikuti dengan kategori sedang dan tinggi masing-masing sebanyak 15 siswa dan 7 siswa.

B. Kondisi Awal (sebelum diberikan perlakuan)

Untuk mengetahui kemampuan awal hasil belajar matematika siswa, data nilai pretest

diambil dari nilai ulangan materi sebelumnya. Data ini digunakan untuk mengetahui

keseimbangan kedua kelompok data. Uji keseimbangan dari kedua kelompok data ini dapat

dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas data. Hasil uji normalitas dan statistika

deskriptif untuk kemampuan awal adalah sebagai berikut

Tabel 2. Statistik Deskriptif Nilai Pretest

Berdasarkan analisis statistik deskriptif pada Tabel 2 diperoleh hasil bahwa nilai rerata kelas

eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda dimana nilai rerata kelas eksperimen sebesar

60,18 lebih tinggi daripada nilai rerata kelas kontrol sebesar 59,80. Lebih lanjut, untuk

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Nilai Kelas Eksperimrn 22 37 81 60.18 12.693

Nilai Kelas Kontrol 20 43 74 59.80 8.794

Valid N (listwise) 20

Page 13: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

menguji keseimbangan data dapat digunakan uji normalitas dan uji homogenitas data.

Adapun hasil uji normalitas data diperoleh hasil sebagai berikut

Tabel 3.Uji Normalitas Data Pretest

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai Kelas

Eksperimen

Nilai Kelas

Kontrol

Kemandiria

n Belajar

Tinggi

Kemandiria

n Belajar

Sedang

Kemandiria

n Belajar

Rendah

N 22 20 7 15 20

Normal Parametersa Mean 60.18 59.80 65.00 56.60 47.15

Std. Deviation 12.693 8.794 3.000 3.582 2.700

Most Extreme

Differences

Absolute .135 .192 .345 .166 .165

Positive .099 .098 .345 .166 .165

Negative -.135 -.192 -.252 -.119 -.104

Kolmogorov-Smirnov Z .631 .859 .912 .643 .737

Asymp. Sig. (2-tailed) .820 .452 .376 .803 .648

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z untuk kelas eksperimen sebesar

0,631; untuk kelas kontrol sebesar 0,859; untuk kelompok kemandirian belajar tinggi 0,376;

untuk kelompok kemandirian belajar sedang 0,643; dan untuk kelompok kemandirian belajar

sedang 0,737. Nilai taraf signifikansi kelas eksperimen menunjukkan nilai signifikansi 0.820

dan kelas kontrol sebesar 0,452 untuk kelompok siswa yang mempunyai kemandirian belajar

tinggi sebesar 0,376; untuk kelompok siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang

sebesar 0,803; dan untuk kelompok siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah

sebesar 0,648 dimana kelima nilai signifikansi tersebut lebih besar daripada 0,05 sehingga

dapat disimpulkan kelompok data pretest untuk kelima kelompok tersebut berdistribusi

normal.

Lebih lanjut, uji homogenitas pretest dalam penelitian ini berfungsi untuk mengetahui

apakah variansi-variansi dari populasi sama atau tidak. Hasil uji homogenitas dan analisis

uji-t nilai pretest dapat dilihat pada Tabel 4dan Tabel 5 berikut ini

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Awal

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.3625 1 40 .064

Page 14: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

Tabel 5. Hasil Uji Homogenitas Data Pretest TingkatanKemandirian Belajar

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Awal

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.026 2 39 .368

Berdasarkan Tabel 4 dan Tabel 5 diatas diperoleh hasil nilai signifikansi uji homogenitas data

pretest untuk kelas eksperimen dan kelas control sebesar 0,064 dan nilai signifikansi uji

homogenitas data pretest untuk masing-masing tingkatan kemandirian belajar sebesar 0,368

dimana kedua nilai signifikansi tersebut lebih besar daripada 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa untuk kelompok data pretest kelas eksperimen, kelas kontrol, kelompok

kemandirian belajar tinggi, kelompok kemandirian belajar sedang dan kelompok kemandirian

belajar rendah mempunyai variansi yang sama atau bersifat homogen. Berdasarkan hasil uji

normalitas, dan uji homogenitas tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas tersebut

dalam kondisi seimbang.

C. Kondisi Akhir (setelah diberi perlakuan)

Untuk mengetahui kondisi kemampuan akhir hasil belajar matematika siswa dari data

nilai posttest. Adapun hasil analisis uji prasyarat variansi untuk data posttest meliputi

randomisasi, uji independensi, uji normalitas dan uji homogenitas. Untuk syarat randomisasi

telah terpenuhi karena sampel diambil secara random. Untuk uji independensi dua kelas telah

terjaga saat penelitian berlangsung. Sedangkan hasil uji normalitas dapat dilihat dalam Tabel

6 berikut ini

Tabel 6. Uji Normalitas Posttest

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai Kelas

Eksperimen

Nilai Kelas

Kontrol

Kemandirian

belajar tinggi

Kemandirian

belajar sedang

Kemandirian

belajar rendah

N 22 20 7 15 20

Normal

Parametersa

Mean 81.27 80.86 79.13 75.75 75.75

Std.

Deviation 7.039 6.914 9.015 7.496 7.496

Most Extreme

Differences

Absolute .166 .223 .249 .132 .132

Positive .115 .186 .156 .132 .132

Negative -.166 -.223 -.249 -.084 -.084

Kolmogorov-Smirnov Z .780 .733 .589 .963 .590

Asymp. Sig. (2-tailed) .576 .655 .879 .312 .877

a. Test distribution is

Normal.

Page 15: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

Berdasarkan Tabel 6 diatas diperoleh nilai signifikansi uji normalitas untuk kelas eksperimen

sebesar 0,576; untuk kelas kontrol sebesar 0,655; untuk kelompoksiswa yang mempunyai

kemandirian belajar tinggi sebesar 0,879; untuk kelompok siswa yang mempunyai

kemandirian belajar sedang sebesar 0,312; dan untuk kelompok siswa yang mempunyai

kemandirian belajar rendah sebesar 0,877 dimana kelima nilai signifikansi tersebut lebih

besar daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan kelompok data posttest untuk kelima

kelompok tersebut berdistribusi normal. Selanjutnya untuk hasil uji homogenitas data

menggunakan data posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel

7 serta untuk hasil uji homogenitas data nilai posttest untuk siswa yang mempunyai

kemandirian belajar tinggi, sedang dan rendah dapat dilihat dalam Tabel 8 berikut ini

Tabel 7. Hasil Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Akhir

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.122 1 40 .728

Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Posttest untuk Tingkatan Kemandirian Belajar

Test of Homogeneity of Variances

Nilai Akhir

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.409 2 39 .667

Berdasarkan Tabel 7 diperoleh nilai signifikansi untuk uji homogenitas data posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,728>0,05 yang berarti data posttest kelas eksperimen

dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama atau bersifat homogen. Berdasarkan Tabel

8 diperoleh nilai signifikansi untuk uji homogenitas data posttest siswa yang mempunyai

kemandirian belajar tinggi, sedang dan rendah sebesar 0,667>0,05 yang artinya bahwa ketiga

kelompok data posttest bagi siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi, sedang dan

rendah memiliki variansi yang sama atau bersifat homogen. Oleh karena telah memenuhi

semua persyaratan uji anava maka dapat dilakukan uji Anava Univariate sebagai berikut

Page 16: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

Tabel 9. Jumlah Subyek Kemandirian Belajar

Between-Subjects Factors

Value Label N

Kemandirian Belajar 1 Kemandirian Belajar Tinggi 7

2 Kemandirian Belajar Sedang 15

3 Kemandirian Belajar Rendah 20

Model Pembelajaran 1 Model Pembelajaran PQ4R 22

2 Model Pembelajaran Konvensional 20

Berdasarkan tabel 9 diperoleh hasil bahwa dari 42 siswa pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol sebagian besar masuk kategori kemandirian belajar rendah dengan jumlah 20 siswa

diikuti dengan kategori sedang dan tinggi masing-masing sebanyak 15 siswa dan 7 siswa.

Tabel 10. Hasil Analisis Deskriptif Posttest dan Kemandirian Belajar

Descriptive Statistics

Dependent Variable:Nilai

Kemandirian Belajar Model Pembelajaran Mean Std. Deviation N

Kemandirian Belajar

Tinggi

Model Pembelajaran PQ4R 82.40 6.986 5

Model Pembelajaran

Konvensional 77.00 7.071 2

Total 80.86 6.914 7

Kemandirian Belajar

Sedang

Model Pembelajaran PQ4R 80.91 7.661 11

Model Pembelajaran

Konvensional 74.25 11.843 4

Total 79.13 9.015 15

Kemandirian Belajar

Rendah

Model Pembelajaran PQ4R 82.83 6.616 6

Model Pembelajaran

Konvensional 72.71 5.676 14

Total 75.75 7.496 20

Total Model Pembelajaran PQ4R 81.77 6.962 22

Model Pembelajaran

Konvensional 73.45 6.977 20

Total 77.81 8.068 42

Berdasarkan Tabel 10 diperoleh hasil bahwa nilai rerata kelas eksperimen sebesar 81,77

dimana nilai rerata ini lebih tinggi daripada nilai rerata kelas kontrol sebesar 73,45. Nilai

rerata kelompok siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi sebesar 80,86 dimana

Page 17: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

nilai rerata ini paling tinggi dibandingkan nilai rerata kelompok siswa yang mempunyai

kemandirian belajar sedang maupun rendah. Nilai rerata kelompok siswa yang mempunyai

kemandirian belajar sedang sebesar 79,13 dimana nilai rerata ini lebih baik daripada nilai

rerata kelompok siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah, yakni 75.75.

Uji beda rerata untuk membandingkan k-populasi tersebut dapat digunakan uji Analisis

Variansi Univariate. Adapun hasil uji anava univariate dua jalan dapat dilihat pada Tabel 10

berikut ini

Tabel 11. Hasil Uji Anava Dua Jalan

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable:Nilai

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Partial Eta

Squared

Corrected Model 777.927a 5 155.585 2.963 .024 .292

Intercept 172790.908 1 172790.908 3.290E3 .000 .989

KB 19.420 2 9.710 .185 .832 .010

MP 384.572 1 384.572 7.323 .010 .169

KB * MP 33.608 2 16.804 .320 .728 .017

Error 1890.550 36 52.515

Total 256950.000 42

Corrected Total 2668.476 41

a. R Squared = ,292 (Adjusted R Squared = ,193)

Berdasarkan Tabel 11 diperoleh hasil dari uji Anava adalah sebagai berikut:

1. Pada baris model pembelajaran diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,010< 0,05 yang

berarti terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Hal didukung nilai rerata kelas eksperimen sebesar 81,77 lebih baik daripada

nilai rerata kelas kontrol sebesar 73,45. Hal ini bermakna terdapat pengaruh Model

Pembelajaran PQ4R terhadap hasil belajar matematika bagi Siswa Kelas X SMA N 1

Getasan Kabupaten Semarang.

2. Pada baris kemandirian belajar diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,832> 0,05 yang

berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara siswa yang mempunyai

kategori kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini didukung nilai rerata

siswa yang mempunyai kategori kemandirian belajar tinggi sebesar 80,86; nilai rerata

siswa yang mempunyai kategori kemandirian belajar sedang 79,13 serta nilai rerata

siswa yang mempunyai kategori kemandirian belajar rendah 75,75. Berdasarkan nilai

rerata untuk kelas eksperimen masing-masing kelompok kemandirian belajar tersebut

maka tampaklah bahwa nilai rerata siswa yang mempunyai kategori kemandirian

Page 18: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

belajar tinggi lebih baik daripada nilai rerata siswa yang mempunyai kategori

kemandirian belajar sedang maupun rendah serta nilai rerata siswa yang mempunyai

kategori kemandirian belajar sedang lebih baik daripada nilai rerata siswa yang

mempunyai kategori kemandirian belajar rendah. Perbedaan ketiga nilai rerata tersebut

tidaklah besar sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rerata

siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi, sedang maupun rendah. Hal ini

bermakna bahwa tidak terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar

matematika bagi Siswa Kelas X SMA N 1 Getasan Kabupaten Semarang.

3. Pada baris kelas*kemandirian belajar diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,728>0,05

sehingga dapat diputuskan bahwa terdapat interaksi efek Model Pembelajaran PQ4R

dan Kemandirian Belajar terhadap hasil belajar matematika Siswa Kelas X SMA N 1

Getasan Kabupaten Semarang. Hal ini bermakna terdapat ketidakkonsistenan pengaruh

model pembelajaran dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa.

Ketidakkonsistenan pengaruh model pembelajaran dan kemandirian belajar terhadap

hasil belajar siswa digambarkan dalam grafik berikut:

Grafik 1. Interaksi Efek

Hasil pengujian Anava Univariate 2 jalan diatas maka dapat dilakukan uji lanjut Pasca Anava

dan diperoleh hasil sebagai berikut

Page 19: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

Tabel 12. Hasil Uji Lanjut Pasca Anava Dua Jalan

Multiple Comparisons

Dependent

Variable:Nilai

(I) Kemandirian

Belajar (J) Kemandirian Belajar

Mean

Differen

ce (I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Scheff

e

Kemandirian

Belajar Tinggi

Kemandirian Belajar Sedang 1.72 3.317 .874 -6.75 10.19

Kemandirian Belajar Rendah 5.11 3.182 .288 -3.02 13.23

Kemandirian

Belajar Sedang

Kemandirian Belajar Tinggi -1.72 3.317 .874 -10.19 6.75

Kemandirian Belajar Rendah 3.38 2.475 .402 -2.94 9.70

Kemandirian

Belajar Rendah

Kemandirian Belajar Tinggi -5.11 3.182 .288 -13.23 3.02

Kemandirian Belajar Sedang -3.38 2.475 .402 -9.70 2.94

LSD Kemandirian

Belajar Tinggi

Kemandirian Belajar Sedang 1.72 3.317 .606 -5.00 8.45

Kemandirian Belajar Rendah 5.11 3.182 .117 -1.35 11.56

Kemandirian

Belajar Sedang

Kemandirian Belajar Tinggi -1.72 3.317 .606 -8.45 5.00

Kemandirian Belajar Rendah 3.38 2.475 .180 -1.64 8.40

Kemandirian

Belajar Rendah

Kemandirian Belajar Tinggi -5.11 3.182 .117 -11.56 1.35

Kemandirian Belajar Sedang -3.38 2.475 .180 -8.40 1.64

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 52,515.

Berdasarkan uji Anava dan uji pasca Anava diatas dapat dilihat beberapa makna yakni

1. Nilai rerata kelas eksperimen lebih baik daripada nilai rerata kelas kontrol baik bagi

siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi, sedang, maupun rendah.

2. Nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada nilai

rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang, serta nilai rerata siswa yang

mempunyai kemandirian belajar rendah lebih baik daripada nilai rerata siswa yang

mempunyai kemandirian belajar tinggi dan sedang. Kondisi ini berlaku di kelas

eksperimen dimana nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi

sebesar 82.40; nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang sebesar

80,91; serta nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah sebesar

82,83.

3. Berbeda dengan kondisi kelas eksperimen, kondisi kelas kontrol adalah nilai rerata

siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada nilai rerata siswa

yang mempunyai kemandirian belajar sedang dan rendah, serta nilai rerata siswa yang

Page 20: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

mempunyai kemandirian belajar sedang lebih baik daripada nilai rerata siswa yang

mempunyai kemandirian belajar rendah. Kondisi ini berlaku di kelas kontrol dimana

nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi sebesar 77,00; nilai rerata

siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang sebesar 74,25; serta nilai rerata

siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah sebesar 72,71.

4. Baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol, nilai rerata siswa yang mempunyai

kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada nilai rerata siswa yang mempunyai

kemandirian belajar sedang.

5. Nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada nilai

rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang maupun rendah dimana

kondisi ini berlaku di kelas kontrol. Sedangkan kelas eksperimen nilai rerata siswa yang

mempunyai kemandirian belajar rendah lebih baik daripada nilai rerata siswa yang

mempunyai kemandirian belajar sedang maupun tinggi.

6. Nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang lebih baik daripada

nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah dimana kondisi ini

berlaku di kelas kontrol.

7. Dalam kelas eksperimen, nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar

rendah mencapai nilai rerata terbaik dibandingkan siswa yang mempunyai tingkat

kemandirian yang lainnya namun di kelas kontrol, nilai rerata siswa yang mempunyai

kemandirian yang tinggi mencapai nilai rerata yang terbaik dibandingkan dengan siswa

yang mempunyai tingkat kemandirian yang lainnya. Hal ini bermakna pada kelas

eksperimen, siswa dengan tingkat kemandirian belajar rendah memperoleh hasil belajar

yang baik dibandingkan siswa dengan tingkat kemandirian belajar lainnya karena saat

pembelajaran siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah merasa dirinya belum

mampu dan masih membutuhkan bantuan dari orang lain sehingga siswa dengan tingkat

kemandirian belajar lebih rendah cenderung lebih aktif dan berusaha mencari tahu

tentang apa yang belum dipahami. Berbeda dengan kelas kontrol, siswa dengan tingkat

kemandirian belajar tinggi jauh lebih baik, hal ini disebabkan siswa dengan

kemandirian belajar tinggi jauh lebih aktif, mengerjakan semua soal-soal yang

diberikan guru, serta berusa memanfaatkan sumber-sumber yang terseda untuk

menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang belum dipahami.

8. Meskipun terdapat perbedaan nilai rerata untuk masing-masing kelompok siswa yang

mempunyai kemandirian belajar tinggi, sedang, dan rendah di kelas eksperimen

maupun kelas kontrol maka berdasarkan hasil uji pasca anava pada Tabel 12 diperoleh

Page 21: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

hasil bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian

belajar tinggi, sedang maupun rendah baik di kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

Perbedaan efek strategi pembelajaran PQ4R dan kemandirian belajar terhadap hasil

belajar di kelas eksperimen dan kelas kontrol ini menyebabkan adanya interaksi atau

ketidakkonsistenan pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R dan Kemandirian Belajar terhadap

hasil belajar matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Getasan Kabupaten Semarang. Hal ini

disebabkan oleh nilai rerata yang diperoleh kelas eksperimen lebih baik daripada nilai rerata

kelas kontrol, baik bagi siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi, sedang, maupun

rendah. Pada proses pembelajaran aktivitas siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan Strategi Pembelajaran PQ4R siswa lebih aktif pada kegiatan pembelajaran. Siswa

aktif berdiskusi dalam kelompok, saling mengemukakan pendapat untuk membentuk dan

menyusun penyelesaian terhadap permasalahan yang diberikan, serta siswa lebih bisa

memanfaatkan sumber-sumber belajar yang diberikan guru. Siswa terlihat sangat antusias

ketika mengikuti kegiatan pembelajaran, sebagian besar siswa berebut maju kedepan kelas

untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru, semua siswa lebih aktif

terlebih ketika siswa diminta menyelesaikan permasalahan dengan bantuan kartu soal , karena

siswa merasa semua bisa menempelkan jawabanya sehingga semua siswa mengerjakan

semua soal-soal yang dibagikan oleh guru. Dengan bimbingan guru, siswa mulaiterbiasa

untuk mengungkapkan pendapatnya sendiri dan mulai menggunakan bahasanya sendiri untuk

menjelaskan tanpa terpaku dengan buku atau teks yang lain. Hal tersebut menunjukkan

bahwa siswa merespon secara positif kegiatan pembelajaran dengan Strategi Pembelajaran

PQ4R. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran PQ4R mampu

membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan proses bertanya dan mengkomunikasikan

pengetahuannya, serta dapat membantu melatih daya ingat siswa tentang suatu konsep atau

informasi. Berbeda halnya dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran

konvensional yang membuat siswa cenderung lebih pasif, lebih banyak mendengar ceramah,

dan pembelajaran berpusat pada guru. Siswa tidak mampu menggunakan bahasanya sendiri

ketika proses pembelajaran, siswa selalu menyalian apa yang diberikan guru tanpa merubah

sedikitpun, dan siswa juga tidak aktif mengemukakan pendapatnya secara lisan, sehingga

sedikit sekali kesempatan bagi siswa untuk mampu mengembangkan kemandirian belajarnya.

Proses pembelajaran ini, guru lebih banyak mendominasi kegiatan pembelajaran. Pemaparan

materi pelajaran dilakukan dengan ceramah dan guru bertugas sebagi sumber belajar bagi

siswa, sehingga dalam proses pembelajaran cenderung membuat siswa cepat bosan dan sulit

memahami serta mengembangkan apa makna dari materi pelajaran, yang secara tidak

Page 22: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

langsung akan berpengaruh pada kemandirian belajar siswa.Lebih lanjut untuk nilai rerata

yang diperoleh dari kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana untuk kelas

eksperimen siswa dengan tingkat kemandirian belajar rendah memperoleh nilai rerata

tertinggi dibandingkan dengan nilai rerata dari siswa dengan tingkat kemandirian belajar

lainnya. Sedangkan pada kelas kontrol nilai rerata tertinggi diperoleh siswa dengan tingkat

kemandirian belajar tinggi. Hal itu disebabkan karena pada kelas eksperimen, siswa dengan

tingkat kemandirian belajar rendah lebih aktif bertanya dan aktif dalam mengerjakan soal-

soal yang diberikan guru, sama halnya dengan siswa dengan tingkat kemandirian belajar

tinggi, aktif bertanya dan mengerjakan soal-soal, tetapi kelemahannya siswa ini cenderung

lebih individualisme sehingga siswa dengan kemandirian belajar tinggi cenderung menutup

diri pada saat mengerjakan soal-soal latihan, dan ketika masih ada kekeliruan siswa ini

cenderung tidak mau bertanya karena siswa dengan tingkat kemandirian belajar tinggi merasa

benar dan sudah bisa. Sedangkan siswa dengan tingkat kemandirian belajar sedang cenderung

pasif, karena pada saat diskusi kelompok siswa hanya diam dan mengikuti temannnya ketika

mengerjakan soal-soal latihan, jarang siswa ikut mengerjakan. Sedangkan pada kelas kontrol

siswa yang lebih aktif bertanya dan selalu mengerjakan soal hanya siswa yang mempunyai

tingkat kemandirian belajar tinggi sedangkan yang lain hanya meniru pekerjaan temannya.

Interaksi pada penelitian ini berarti karakteristik perbedaan antara tingkat kemandirian belajar

tinggi, sedang dan rendah untuk setiap model berbeda. Hal ini yang menyebabkan

ketidakkonsistenan pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R dan Kemandirian Belajar terhadap

hasil belajar matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Getasan Kabupaten Semarang.

Selama proses pembelajaran dalam penelitian ini, proses pembelajaran menggunakan

Strategi Pembelajaran PQ4R pada kelas eksperimen menggambarkan siswa lebih aktif, kreatif

dan terlihat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini juga didukung oleh

pendapat yang dikemukakan Salvin (2011) mengatakan bahwa salah satu strategi belajar yang

paling terkenal untuk membantu siswa memahami dan mengingat apa yang mereka baca ialah

prosedur yang disebut strategi PQ4R. Prosedur PQ4R menjadikan siswa terfokus pada

pengorganisasian informasi yang bermakna dan melibatkan mereka ke dalam strategi yang

efektif, seperti perumusan pertanyaan, penjabaran dan praktik terdistribusi (kesempatan

mengkaji kembali informasi dalam kurun waktu tertentu). Strategi Pembelajaran PQ4R

membantu siswa lebih aktif dan antusias, siswa dituntut untuk berfikir kritis terhadap

permasalahan-permasalahan yang ada atau yang diberikan oleh guru lewat tugas kelompok,

dan siswa dituntut untuk menggunakan bahasa sendiri dalam menjelaskan permasalahan-

permasalahan yang diberikan oleh guru. Siswa saling bertukar pikiran dan pendapat dalam

Page 23: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

kelompok berdiskusi satu sama lain dan gagasan-gagasan serta saling berargumen yang

menjadikan pembelajaran pada kelas eksperimen lebih hidup dan aktif karena adanya

interaksi. Proses pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran PQ4R, peran guru hanya

mengarahkan dan memberi pertanyaan-pertanyaan untuk memancing pengetahuan siswa,

memberikan permasalahan-permasalahan dan menuntut siswa untuk terbiasa menggunakan

bahasanya sendiri.

Slameto (2010:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya,

tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Penelitian ini menemukan bahwa kemandirian belajar sebagai salah satu faktor intern atau

dengan kata lain faktor internal siswa tidak turut mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini

berarti bahwa hasil belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Getasan Kabupaten Semarang lebih

dipengaruhi oleh faktor eksternal terutama pada model pembelajaran yang digunakan oleh

guru. Penelitian ini menemukan bahwa Strategi Pembelajaran PQ4R sebagai trategi

pembelajaran yang diterapkan oleh guru juga turut mempengaruhi hasil belajar siswa.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa

1. Nilai signifikansi pada model pembelajaran diperoleh 0,010<0,05 yang berarti terdapat

pengaruh Model Pembelajaran PQ4R terhadap hasil belajar matematika Siswa Kelas X

SMA Negeri 1 Getasan Kabupaten Semarang

2. Nilai signifikansi pada kemandirian belajar sebesar 0,832>0,05 yang berarti tidak

terdapat pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar matematika Siswa Kelas

X SMA Negeri 1 Getasan Kabupaten Semarang

3. Nilai signifikansi pada interaksi efek antara Strategi Pembelajaran PQ4R dan

Kemandirian belajar sebesar 0,728>0,05 yang berarti terdapat interaksi efek Strategi

Pembelajaran PQ4R dan Kemandirian Belajar terhadap hasil belajar matematika Siswa

Kelas X SMA Negeri 1 Getasan Kabupaten Semarang. Interaksi efek dalam penelitian

ini bermakna

a. Nilai rerata kelas eksperimen lebih baik daripada nilai rerata kelas kontrol baik

bagi siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi, sedang, maupun rendah.

b. Nilai rerata siswa pada kelas eksperimen yang mempunyai kemandirian belajar

tinggi lebih baik daripada nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar

sedang, serta nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah lebih

Page 24: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

baik daripada nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi

sedang.

c. Pada kelas kontrol nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi

lebih baik daripada nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang

dan rendah, serta nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah

lebih baik daripada nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar

sedang.

d. Pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol, nilai rerata siswa yang mempunyai

kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada nilai rerata siswa yang mempunyai

kemandirian belajar sedang serta nilai rerata terendah dicapai oleh siswa yang

mempunyai kemandirian belajar sedang

e. Nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar tinggi lebih baik daripada

nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang maupun rendah

dimana kondisi ini berlaku di kelas kontrol.

f. Nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar rendah lebih baik

daripada nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar sedang maupun

tinggi dimana kondisi ini berlaku di kelas eksperimen

g. Dalam kelas eksperimen, nilai rerata siswa yang mempunyai kemandirian belajar

rendah mencapai nilai rerata terbaik dibandingkan siswa yang mempunyai tingkat

kemandirian yang lainnya namun di kelas kontrol, nilai rerata siswa yang

mempunyai kemandirian yang tinggi mencapai nilai rerata yang terbaik

dibandingkan dengan siswa yang mempunyai tingkat kemandirian yang lainnya

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Anggaretta. D. S. 2015. Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Kondisi Soial Ekonomi

Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Dengan Minat Melanjutkan Studi Ke

Perguruan Tinggi Sebagai Variabel Interventing. Thesis. Universitas Negeri Semarang

Depdiknas. 2014. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman, edisi ketiga. Jakarta:

Depdiknas

Haris dan Jihad. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo

Page 25: PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PQ4R TERHADAP …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14558/2/T1_202013029_Full text.pdf · Populasi dari penelitian ini adalah Siswa Kelas X SMA

Hartanto, I. 2009. Penggunaan Strategi Belajar PQ4R Dalam Pembelajaran Sejarah Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPS 1 Pokok Bahasan Pendududkan

Militer Jepang Di Indonesia SMA Negeri 1 Gringsing

Ismunamto. 2011. Ensiklopedia Matematika. Jakarta : PT Lentera Abadi.

Mudjiman, Haris. 2007. Belajar Mandiri. Surakarta: Lembaga pengembangan pendidikan

LPP dan UPT penerbitan dan pencetakan UNS UNS Press Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Noviyanti, T. Dkk. 2013. Penerapan Pembelajaran Strategi PQ4R Dalam Peningkatan

Pembelajaran IPS Kelas V SD Negeri Karangasem 02

Panjaitan, Simon Maruli. 2013. Pembelajaran Matematika Beraliran Humanistik

Berparadigma Pendekatan Kontekstual

Prasetyasari, A. 2011. Pengaruh Pembelajaran PQ4R Dengan Teknik Mind Mapping

Terhadap Hasil Belajar Kimia Kelas XI Pada Materi Asam Basa Siswa SMA 2 BAE

Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Bandung: Mulia Mandiri Pers

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Slavin, R. E. 2011. Psikoilogi Pendidikan Teori Dan Praktik. Jakarta: PT Indeks

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (1991). Media Pengajaran. Bandung: Cv Sinar Baru.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).

Bandung: Alfabeta.

Ta’rifin, A. 2013. Membangun Interaksi Humanistik dalam Proses Pembelajaran. Jurnal

Fortal. Vol 7, No 1 (2013).

Tahar,dkk. 2006. Hubungan Kemandirian Belajar Dan Hasil BelajarPada Pendidikan Jarak

Jauh. Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh. Vol 7. Universitas Terbuka

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:

Prestasi Pustaka