PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP … · PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI SMA KELAS...

13
Jurnal Pendidikan Riama ISSN 2089-287X (Media Cetak) Vol. 3 No. 01. 2018 10 | Page JURNAL PENDIDIKAN RIAMA LPPM - STKIP Riama Medan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI SMA KELAS XI Oleh, Bronika Septiani Sianturi 1) 1) Dosen Pendidikan Kimia, STKIP Riama Medan e-mail: [email protected] Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh strategi pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada materi Termokimia di SMA Katolik Tri Sakti Medan pada kelas XI IPA. Sampel penelitian ini sebanyak 2 kelas yaitu kelas eksperimen yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Inkuiri dengan media handout dan kelas kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri.. Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 20 soal yang telah teruji validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soalnya. Hasil pengolahan data diperoleh rata-rata pre-test kelas eksperimen adalah 37,79±5,39 dan rata-rata pre-test kelas kontrol adalah 36,76±4,9. Semua data pre-test, post- test dan diperoleh data berdistribusi normal. Data tersebut kemudian diuji homogenitas sehingga diketahui kedua kelas homogen. Setelah diberi perlakuan hasil belajar pada kelas eksperimen sebesar 87±4,085 dan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 73,23±4,586. Dari data tersebut setelah dianalisis, maka diperoleh peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah sebesar 78,7% dan peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol adalah sebesar 57,4%. Peningkatan hasil belajar kedua kelas diuji beda dengan uji t satu pihak diperoleh t hitung > t tabel (13,089 > 1,6697) sehingga Ha diterima berarti Peningkatan hasil belajar kimia dengan strategi pembelajaran Inkuiri menggunakan media handout lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar kimia tanpa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri. Keywords : Inkuiri, Handout, Termokimia A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa (Widaryani, 2009). Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia. Secara kodrat manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antara manusia akan berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi

Transcript of PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP … · PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI SMA KELAS...

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

10 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI SMA KELAS XI

Oleh,

Bronika Septiani Sianturi 1)

1)Dosen Pendidikan Kimia, STKIP Riama Medan

e-mail: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh strategi

pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada materi Termokimia di SMA Katolik

Tri Sakti Medan pada kelas XI IPA. Sampel penelitian ini sebanyak 2 kelas yaitu kelas

eksperimen yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Inkuiri dengan media handout dan

kelas kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri.. Sebagai alat

pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 20 soal yang telah teruji

validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soalnya.

Hasil pengolahan data diperoleh rata-rata pre-test kelas eksperimen adalah

37,79±5,39 dan rata-rata pre-test kelas kontrol adalah 36,76±4,9. Semua data pre-test, post-

test dan diperoleh data berdistribusi normal. Data tersebut kemudian diuji homogenitas

sehingga diketahui kedua kelas homogen. Setelah diberi perlakuan hasil belajar pada kelas

eksperimen sebesar 87±4,085 dan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata hasil belajar

sebesar 73,23±4,586. Dari data tersebut setelah dianalisis, maka diperoleh peningkatan hasil

belajar siswa kelas eksperimen adalah sebesar 78,7% dan peningkatan hasil belajar siswa

kelas kontrol adalah sebesar 57,4%.

Peningkatan hasil belajar kedua kelas diuji beda dengan uji t satu pihak diperoleh

thitung > ttabel (13,089 > 1,6697) sehingga Ha diterima berarti Peningkatan hasil belajar kimia

dengan strategi pembelajaran Inkuiri menggunakan media handout lebih tinggi daripada

peningkatan hasil belajar kimia tanpa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri.

Keywords : Inkuiri, Handout, Termokimia

A. PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa (Widaryani, 2009). Tanpa

pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan

dengan aspirasi (cita – cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia. Secara kodrat manusia

akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antara manusia akan berlangsung dalam

berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi

interaksi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan

proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

11 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu disengaja maupun

tidak disengaja.

Kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh cepatnya perkembangan dan

perubahan teknologi. Cepatnya perkembangan fakta dan konsep sains ini seolah tidak

mungkin dipelajari oleh siswa tanpa bantuan dan bimbingan pendidikan. Dalam hal

inilah pendidik memainkan peran dan fungsinya sebagai fasilitator, motivator dalam

mendidik dan membimbing siswa untuk mampu berpikir, menganalisa dan

memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, diperlukan suatu

perencanaan model pembelajaran yang mampu menampung semua tuntutan

tersebut.(http://www.referensimakalah.com/2012/07/dasar-dasar-interaksi-belajar-

mengajar.html)

Dalam proses pembelajaran kimia masih sering dijumpai adanya

kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka

sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan. Tetapi ketika guru

menanyakan bagian mana yang belum mereka mengerti seringkali siswa hanya diam

dan setelah guru memberikan soal latihan barulah guru mengerti bahwa sebenarnya

ada bagian dari materi yang belum dimengerti siswa (Restuti, 2011). Hal ini mungkin

disebabkan oleh penyajian materi yang rumit, kurang menarik, monoton dan

membosankan.

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia di SMA Katolik Tri Sakti

Medan masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti

dengan guru kimia SMA Katolik Tri Sakti yang meyatakan bahwa hasil belajar siswa

masih dibawah nilai KKM yaitu 75% dari 70.

Berdasarkan hasil observasi peneliti proses pembelajaran kimia yang

berlangsung di SMA Katolik Tri Sakti masih menunjukkan pembelajaran yang

mengarah pada pembelajaran konvensional. Antara lain proses pembelajaran masih

berlangsung satu arah dimana guru yang lebih dominan menyampaikan informasi ke

siswa dan siswa dianjurkan menguasai materi pembelajaran dengan menghafal

konsep-konsep yang ada yang nantinya akan dihafalkan satu-persatu di depan kelas.

Hal ini hanya menunjukkan pembelajaran yang berupa hapalan bukan pembelajaran

yang sebenarnya dan proses pembelajaran tersebut dapat berkesan dalam diri siswa.

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

12 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Perlu ada suatu pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan

dalam meningkatkan hasil belajar siswa untuk mempelajari ilmu khususnya ilmu

kimia secara baik dan benar. Sehubungan dengan itu salah satu alternatif jawaban

masalah ini adalah guru memilih strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil

belajar siswa yaitu strategi pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media

handout.

Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri berusaha mendekatkan dasar dan

mengembangkan cara berpikir ilmiah. Strategi ini menempatkan siswa lebih banyak

belajar sendiri dan mengembangkan kreatifan dalam memecahkan masalah. Siswa

benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Tugas utama guru pada strategi

inkuiri adalah sebagai pembimbing, fasilitator belajar dan memilih masalah yang

perlu dilontarkan kepada siswa untuk dipecahkan oleh siswa. Tugas berikutnya adalah

guru menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam memecahkan permasalahan yang

diajukan sedangkan handout bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk

memperkaya pengetahuan siswa. Handout termasuk media cetakan yang meliputi

bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi belajar,

biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang

diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh siswa.

Sesuai dengan hasil penelitian Shidarta Arief (2008) menyimpulkan bahwa

dengan menggunakan berbasis inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Dan selanjutnya hasil penelitian Rosilawati Ila (2008) menyimpulkan bahwa terdapat

peningkatan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus ke II dan siklus III dari 46,53%

menjadi 58,46% dan menjadi 65,38%. Kemudian hasil penelitian dari Marahalim

(2008) menyimpulkan bahwa dengan pembelajaran inkuiri hasil belajar siswa

meningkat.

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri

dengan media handout.

2. Mengetahui berapa persentase peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan

menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout.

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

13 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Hasil belajar dalam bentuk keterampilan dikelompokkan kepada empat

kategori, yaitu: keterampilan kognitif, akting, reaksi dan interaksi. Keterampilan

kognitif berkaitan dengan keterampilan seseorang dalam menggunakan pikirannya

untuk mengambil keputusan atau memecahkan masalah. Keterampilan berakting

adalah keterampilan fisik atau teknik seperti olahraga, mengerjakan sesuatu dan lain

sebagainya. Keterampilan reaksi adalah keterampilan bereaksi terhadap suatu situasi

dalam arti nilai-nilai emosi dan perasaan yang biasanya disebut dengan sikap.

Sedangkan keterampilan interaksi adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan

dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan seperti komunikasi, persuasi, dan

pendidikan.

Strategi pembelajaran inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir

ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya.

Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia

sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal

segala sesuatu melalui indera pengecap, penglihatan dan indera-indera lainnya.

Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan

menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan

bermakna (meaningfull) manakala disadari dengan keingintahuan itu. Dalam rangka

itulah strategi pembelajaran inkuiri di kembangkan.

Dalam penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri terdapat beberapa prinsip

yang harus diperhatikan oleh setiap guru yaitu : a) berorientasi pada pengembangan

intelektual. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil

juga berorientasi pada proses belajar, b) prinsip intelektual. Proses pembelajaran pada

dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa

dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan, c) prinsip bertanya. Peran

guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran inkuiri adalah

guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan

pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir, d) prinsip belajar untuk

berpikir. Belajar bukan hanya untuk mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar

adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi

seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, e) prinsip keterbukaan. Belajar adalah

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

14 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan

kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan

nalarnya (Sanjaya: 2006).

Alasan penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri yaitu: a) perkembangan dan

kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat, b) belajar tidak hanya diperoleh di sekolah

tetapi juga lingkungan sekitar, c) melatih siswa menggali dan memanfaatkan

lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak habisnya, d) memberi pengalaman

belajar seumur hidup.

Strategi pembelajaran Inkuiri adalah satu strategi pembelajaran yang banyak

dianjurkan penerapannya dalam proses pembelajaran, karena strategi ini memiliki

beberapa keunggulan diantaranya yaitu : a) strategi pembelajaran Inkuiri merupakan

strategi pembelajarn yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif

dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap

lebih bermakna, b) streategi pembelajaran Inkuiri memberikan ruang kepada siswa

untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, c) strategi pembelajaran Inkuiri

merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar

modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat

adanya pengalaman, d) strategi pembelajaran Inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa

yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan

belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Tidak semua

model pembelajaran baik digunakan dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2006).

B. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara. Pemilihan Kota yang

dijadikan lokasi penelitian bersifat terbatas, melalui pertimbangan lokasi yang mudah

dijangkau oleh penulis. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September s/d

Oktober di kelas XI semester ganjil Tahun Ajaran 2016/2017.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Katolik Tri

Sakti Medan tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 2 kelas. Setiap kelasnya rata-

rata terdiri dari 34 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif untuk

mengambil kelas eksperimen dan kontrol. Sampel diambil 2 kelas dimana kelas XI

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

15 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

IPA2 sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi

pembelajaran inkuiri dengan media handout dan kelas XI IPA3 sebagai kelas kontrol

yang dibelajarkan tanpa strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout.

Purposive sampling adalah pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar

pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah

ada dalam anggota sampel yang diambil. Penelitian ini merupakan penelitian

eksperimen. Penelitian ini melibatkan dua perlakuan yang berbeda antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout

diterapkan sebagai kelas eksperimen. Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai

berikut:

Tabel 1. Rancangan Penelitian

Kelompok Tes awal Perlakuan Tes Akhir

Eksperimen T1 X1 T2

Kontrol T1 X2 T2

Keterangan :

T1 : Pemberian tes awal

T2 : Pemberian tes akhir

X1: Perlakuan yang diberikan pada kelompok ekperimen yaitu dengan

menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout.

X2: Perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol yaitu tanpa menggunakan

strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout.

Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pelaksanaan penelitian adalah

sebagai berikut:

a. Memvalidkan soal sebelum diujikan pada kedua kelas sampel

b. Memberikan pre tes dengan soal yang sudah valid dan reliabel pada satu kelas

eksperimen dan satu kelas kontrol. Pemberian pre tes dilakukan sebelum perlakuan

pengajaran kepada kelompok sampel untuk memperoleh normalitas dan

homogenitas kelompok yang terdiri dari 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol.

Dengan demikian kelompok sampel memiliki kemampuan awal yang homogen.

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

16 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

c. Melaksanakan penelitian dalam kelas. Dalam hal ini, peneliti melakukan treatment

(perlakuan) dengan membagi subjek didik atas kelompok yang terdiri dari 1 kelas

eksperimen dan 1 kelas kontrol yang kemampuan awalnya homogen. Kemudian

kedua kelas diberi pengajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri

dengan media handout dan konvensional yaitu dengan metode ceramah dan tanya

jawab dengan media handout.

d. Memberikan post tes setelah proses belajar mengajar selesai, post tes digunakan

untuk menyelidiki kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran yang

telah diberikan pada masing-masing kelas. Post-test diberikan kepada kedua kelas.

e. Mengumpulkan dan mengolah data hasil pre tes dan post tes

f. Menyimpulkan hasil penelitian.

Teknik Analisis Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

berdistribusi normal atau tidak, untuk itu digunakan pengujian normalitas data dengan

Chi Kuadrat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

Menentukan jumlah kelas interval dimana untuk Uji Chi Kuadrat ditetapkan = 6.

Hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada kurva normal baku.

Penentuan panjang kelas (PK) dengan rumus :

Panjang Kelas (PK) = 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 −𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒 𝑐𝑖𝑙

6

Menghitung standar deviasinya (S)

Membuat tabel penolong

Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel

Kriteria pengujian dengan = 0,05 dan dk = k-1, k adalah banyaknya kelas. Jika

X2

hitung X2

tabel, maka sampel dari populasi berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai

varians yang homogen atau tidak.

terkecil

terbesar

Varians

VariansF

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

17 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Kriteria pengujian adalah jika Fhitung < Ftabel, pada taraf signifikan α = 0,05

maka data homogen.

c. Uji Hipotesis

Hipotesis diuji dengan uji t pihak kanan dengan rumus yang dikutip dari

Sudjana :2005 sebagai berikut :

2

2

2

1

2

1

21

nn

XXt

ss

hitung

Dengan 2

)1()1(

21

2

22

2

212

nn

SnSnS

Keterangan :

1X = Rata-rata pada kelas eksperimen

2X = Rata-rata pada kelas kontrol

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

S12

= Varians kelas eksperimen

S22

= Varians kelas kontrol

Ho terima jika thitung < ttabel dan Ha diterima jika thitung > ttabel untuk taraf

signifikasi 5% dengan derajat kebebasan dk= n1 + n2 – 2

d. Peningkatan Hail Belajar

Peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan

strategi pembelajaran inkuiri dilihat dengan menggunakan gain (pencapaian) :

testpreskormaksimumskor

testpreskortespostskorg

Dengan kriteria g (gain ternormalisasi) :

g < 0,3 = rendah

0,3≤ g ≤0,7 = sedang

g > 0,7 = tinggi

Peningkatan hasil belajar: rata-rata gain kelas eksperimen x 100%. (Tarigan, 2010)

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

18 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

a) Hasil Penelitian

Tabel 2. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Test

Tabel 3. Uji Normalitas Data Pretest Dan Postest

Sumber

Data

Kelompok χ2

hitung χ2

tabel α Ket

Pre-test Eksperimen

Kontrol

2,564

6,846

11.07

11.07

0.05

0.05

Normal

Normal

Post-

test

Eksperimen

Kontrol

9,76

8,35

11.07

11.07

0.05

0.05

Normal

Normal

Tabel 4. Uji Homogenitas Data Pretest Dan

Postest

Tabel 5. Persentase Peningkatan Hasil Belajar

Sampel Rata-

rata

Gain

% Peningkatan

Hasil Belajar

Kelas

Eksperimen

0,787 78,7%

Kelas

Kontrol

0,574 57,4%

Kemudian data peningkatan hasil belajar untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol

tersebut disajikan dalam bentuk diagram seperti gambar sebagai berikut :

0,00%

100,00% 78,7%

57,4%

Per

sen

tase

(%)

Diagram Peningkatan Hasil Belajar

Eksperiment

Kontrol

Kelas Nilai Rata –

Rata

Standar

Deviasi

Varians

Pre-

test

Post-

test

Pre-

test

Post-

test

Pre-

test

Post-

test

Eksperimen 37,79 87 5,39 4,08 29,07 16,68

Kontrol 36,76

73,23

4,9 4,58 24,06 21,03

Sumber

Data

Kelas S2

FHitung FTabel Ket

Post-

test

Eksperimen 16,68 1,26 1,787 Data

Homogen Kontrol 21,033

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

19 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

b) Pembahasan

Penelitian yang dilaksanakan di SMA Katolik Tri Sakti Medan ini dilakukan

dengan memberikan pelakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan pengajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran inkuiri dan media handout sementara pada kelas kontrol diberikan

pengajaran tanpa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri. Sebelum diberikan

perlakuan terlebih dahulu kedua kelas diberi pre-tes yang bertujuan untuk mengetahui

kemampuan awal dari masing-masing kelas. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata

nilai pre-tes kelas eksperimen adalah 37,79 dan rata-rata nilai pretest kelas kontrol

adalah 36,76 Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua kelas baik kelas

eksperimen maupun kelas kontrol tidak terlalu jauh berbeda.

Dari test hasil belajar kedua kelompok dilakukan uji normalitas, uji

homogenitas, uji hipotesis dan persen peningkatan hasil belajar/gain (g). Dari uji

normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data kedua sampel berdistribusi

normal dan homogen. Sesuai dengan uji hipotesis yakni uji t pihak kanan, dengan

taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung > ttabel, yakni thitung = 13,089 > ttabel = 1,6697, ini

berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan tolak Hipotesis nihil (Ho) yakni

peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran

Inkuiri dengan media handout lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.

Dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri hasil belajar siswa lebih

baik, karena pada saat proses belajar mengajar siswa melakukan diskusi kelompok

dan melakukan demonstrasi, siswa juga lebih termotivasi pada waktu pembelajaran

dilaksanakan. Belajar dengan menggunakan pembelajaran Inkuiri akan menumbuhkan

rasa percaya diri yang tinggi pada siswa karena siswa diberi kesempatan untuk

menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran dalam mempelajari kimia. Waktu

pelaksanaan pembelajaran Inkuiri ada beberapa kesulitan yang dihadapi oleh peneliti

dimana siswa cenderung ribut. Kelemahan lain juga terletak pada kondisi waktu.

Strategi pembelajaran Inkuiri membutuhkan waktu yang cukup banyak.

Dari data gain yang diperoleh setelah dianalisis, maka diperoleh peningkatan

hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 78,7% dan peningkatan hasil belajar

siswa kelas kontrol sebesar 57,4 %.

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

20 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Shidarta Arief (2008) menyimpulkan bahwa dengan menggunakan berbasis

inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Dan selanjutnya hasil

penelitian Rosilawati Ila (2008) menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas

belajar dari siklus I ke siklus ke II dan siklus III dari 46,53% menjadi 58,46% dan

menjadi 65,38%. Kemudian hasil penelitian dari Marahalim (2008) menyimpulkan

bahwa dengan pembelajaran inkuiri hasil belajar siswa meningkat.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Katolik Tri Sakti

Medan dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa peningkatan hasil belajar kimia siswa

dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout lebih

tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Ada pengaruh strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout terhadap hasil

belajar siswa pada pokok bahasan termokimia di kelas XI IPA SMA Katolik Tri

Sakti.

2. Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran

inkuiri dan media handout pada materi Termokimia sebesar 78,9% lebih tinggi

daripada peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan

konvensional sebesar 57,4%.

REFERENSI

http://www.referensimakalah.com/2012/07/dasar-dasar-interaksi-belajar-

mengajar.html)

Marahalim, (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Portofolio Dan

Penggunaan Media Komputer Pada Pokok Bahasan Oksidasi dan Reduksi

Terhadap Hasil Belajara Kimia di SMKN 2 Binjai, Skripsi: Medan.

Mudijono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta: Jakarta.

Prastowo, A. (2011), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press:

Jogjakarta.

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

21 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan

Restuti D, (2011), Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X.1 SMAN 1

Karang Baru Pada Materi Reaksi Oksidasi Reduksi Melalui Model

pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), Laporan PTK.

Rosilawati, I. (2008), Meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Konsep Termokimia

Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing SMA Perintis 1 Bandar

Lampung, Sripsi UNILA: Bandar Lampung.

Sadiman, Arif. (2003), Media Pendidikan, PT. R Grafindo Persada: Jakarta.

Shidarta, A. (2008), Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium

Sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP, Sripsi: Bandung.

Sudjana, (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Tarigan, Simson. (2010), Pengantar Metode Penelitian ilmiah, Jurusan Kimia

FMIPA, Unimed, Medan.

Widaryani S, (2009), penerapan model numbered heads together(NHT) untuk

meningkatkan perhatian belajar biologi siswa kelas X SMA N 7 .Skripsi

Universitas sebelas Maret: Surakarta.

Jurnal Pendidikan Riama

ISSN 2089-287X (Media Cetak)

Vol. 3 No. 01. 2018

22 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA

LPPM - STKIP Riama Medan

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan