PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP … · PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI SMA KELAS...
Transcript of PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP … · PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI SMA KELAS...
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 01. 2018
10 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA POKOK BAHASAN TERMOKIMIA DI SMA KELAS XI
Oleh,
Bronika Septiani Sianturi 1)
1)Dosen Pendidikan Kimia, STKIP Riama Medan
e-mail: [email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh strategi
pembelajaran Inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada materi Termokimia di SMA Katolik
Tri Sakti Medan pada kelas XI IPA. Sampel penelitian ini sebanyak 2 kelas yaitu kelas
eksperimen yang diajarkan dengan strategi pembelajaran Inkuiri dengan media handout dan
kelas kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri.. Sebagai alat
pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 20 soal yang telah teruji
validitas, realibilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soalnya.
Hasil pengolahan data diperoleh rata-rata pre-test kelas eksperimen adalah
37,79±5,39 dan rata-rata pre-test kelas kontrol adalah 36,76±4,9. Semua data pre-test, post-
test dan diperoleh data berdistribusi normal. Data tersebut kemudian diuji homogenitas
sehingga diketahui kedua kelas homogen. Setelah diberi perlakuan hasil belajar pada kelas
eksperimen sebesar 87±4,085 dan pada kelas kontrol diperoleh rata-rata hasil belajar
sebesar 73,23±4,586. Dari data tersebut setelah dianalisis, maka diperoleh peningkatan hasil
belajar siswa kelas eksperimen adalah sebesar 78,7% dan peningkatan hasil belajar siswa
kelas kontrol adalah sebesar 57,4%.
Peningkatan hasil belajar kedua kelas diuji beda dengan uji t satu pihak diperoleh
thitung > ttabel (13,089 > 1,6697) sehingga Ha diterima berarti Peningkatan hasil belajar kimia
dengan strategi pembelajaran Inkuiri menggunakan media handout lebih tinggi daripada
peningkatan hasil belajar kimia tanpa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri.
Keywords : Inkuiri, Handout, Termokimia
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi
perkembangan peradaban manusia dalam suatu bangsa (Widaryani, 2009). Tanpa
pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan
dengan aspirasi (cita – cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia. Secara kodrat manusia
akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antara manusia akan berlangsung dalam
berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi
interaksi. Dengan demikian, kegiatan hidup manusia akan selalu dibarengi dengan
proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 01. 2018
11 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
dengan sesamanya, maupun interaksi dengan Tuhannya, baik itu disengaja maupun
tidak disengaja.
Kegiatan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh cepatnya perkembangan dan
perubahan teknologi. Cepatnya perkembangan fakta dan konsep sains ini seolah tidak
mungkin dipelajari oleh siswa tanpa bantuan dan bimbingan pendidikan. Dalam hal
inilah pendidik memainkan peran dan fungsinya sebagai fasilitator, motivator dalam
mendidik dan membimbing siswa untuk mampu berpikir, menganalisa dan
memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, diperlukan suatu
perencanaan model pembelajaran yang mampu menampung semua tuntutan
tersebut.(http://www.referensimakalah.com/2012/07/dasar-dasar-interaksi-belajar-
mengajar.html)
Dalam proses pembelajaran kimia masih sering dijumpai adanya
kecenderungan siswa yang tidak mau bertanya kepada guru meskipun mereka
sebenarnya belum mengerti tentang materi yang disampaikan. Tetapi ketika guru
menanyakan bagian mana yang belum mereka mengerti seringkali siswa hanya diam
dan setelah guru memberikan soal latihan barulah guru mengerti bahwa sebenarnya
ada bagian dari materi yang belum dimengerti siswa (Restuti, 2011). Hal ini mungkin
disebabkan oleh penyajian materi yang rumit, kurang menarik, monoton dan
membosankan.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia di SMA Katolik Tri Sakti
Medan masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara peneliti
dengan guru kimia SMA Katolik Tri Sakti yang meyatakan bahwa hasil belajar siswa
masih dibawah nilai KKM yaitu 75% dari 70.
Berdasarkan hasil observasi peneliti proses pembelajaran kimia yang
berlangsung di SMA Katolik Tri Sakti masih menunjukkan pembelajaran yang
mengarah pada pembelajaran konvensional. Antara lain proses pembelajaran masih
berlangsung satu arah dimana guru yang lebih dominan menyampaikan informasi ke
siswa dan siswa dianjurkan menguasai materi pembelajaran dengan menghafal
konsep-konsep yang ada yang nantinya akan dihafalkan satu-persatu di depan kelas.
Hal ini hanya menunjukkan pembelajaran yang berupa hapalan bukan pembelajaran
yang sebenarnya dan proses pembelajaran tersebut dapat berkesan dalam diri siswa.
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 01. 2018
12 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Perlu ada suatu pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan
dalam meningkatkan hasil belajar siswa untuk mempelajari ilmu khususnya ilmu
kimia secara baik dan benar. Sehubungan dengan itu salah satu alternatif jawaban
masalah ini adalah guru memilih strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa yaitu strategi pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media
handout.
Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri berusaha mendekatkan dasar dan
mengembangkan cara berpikir ilmiah. Strategi ini menempatkan siswa lebih banyak
belajar sendiri dan mengembangkan kreatifan dalam memecahkan masalah. Siswa
benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Tugas utama guru pada strategi
inkuiri adalah sebagai pembimbing, fasilitator belajar dan memilih masalah yang
perlu dilontarkan kepada siswa untuk dipecahkan oleh siswa. Tugas berikutnya adalah
guru menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam memecahkan permasalahan yang
diajukan sedangkan handout bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang guru untuk
memperkaya pengetahuan siswa. Handout termasuk media cetakan yang meliputi
bahan-bahan yang disediakan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi belajar,
biasanya diambil dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang
diajarkan/kompetensi dasar dan materi pokok yang harus dikuasai oleh siswa.
Sesuai dengan hasil penelitian Shidarta Arief (2008) menyimpulkan bahwa
dengan menggunakan berbasis inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Dan selanjutnya hasil penelitian Rosilawati Ila (2008) menyimpulkan bahwa terdapat
peningkatan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus ke II dan siklus III dari 46,53%
menjadi 58,46% dan menjadi 65,38%. Kemudian hasil penelitian dari Marahalim
(2008) menyimpulkan bahwa dengan pembelajaran inkuiri hasil belajar siswa
meningkat.
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:
1. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri
dengan media handout.
2. Mengetahui berapa persentase peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan
menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout.
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 01. 2018
13 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Hasil belajar dalam bentuk keterampilan dikelompokkan kepada empat
kategori, yaitu: keterampilan kognitif, akting, reaksi dan interaksi. Keterampilan
kognitif berkaitan dengan keterampilan seseorang dalam menggunakan pikirannya
untuk mengambil keputusan atau memecahkan masalah. Keterampilan berakting
adalah keterampilan fisik atau teknik seperti olahraga, mengerjakan sesuatu dan lain
sebagainya. Keterampilan reaksi adalah keterampilan bereaksi terhadap suatu situasi
dalam arti nilai-nilai emosi dan perasaan yang biasanya disebut dengan sikap.
Sedangkan keterampilan interaksi adalah keterampilan seseorang dalam berhubungan
dengan orang lain untuk mencapai suatu tujuan seperti komunikasi, persuasi, dan
pendidikan.
Strategi pembelajaran inkuiri berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir
ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya.
Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia
sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal
segala sesuatu melalui indera pengecap, penglihatan dan indera-indera lainnya.
Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan
menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan
bermakna (meaningfull) manakala disadari dengan keingintahuan itu. Dalam rangka
itulah strategi pembelajaran inkuiri di kembangkan.
Dalam penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri terdapat beberapa prinsip
yang harus diperhatikan oleh setiap guru yaitu : a) berorientasi pada pengembangan
intelektual. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil
juga berorientasi pada proses belajar, b) prinsip intelektual. Proses pembelajaran pada
dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa
dengan guru, bahkan interaksi siswa dengan lingkungan, c) prinsip bertanya. Peran
guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi pembelajaran inkuiri adalah
guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan
pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir, d) prinsip belajar untuk
berpikir. Belajar bukan hanya untuk mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar
adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan potensi
seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, e) prinsip keterbukaan. Belajar adalah
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 01. 2018
14 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Oleh sebab itu, anak perlu diberikan
kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan
nalarnya (Sanjaya: 2006).
Alasan penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri yaitu: a) perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat, b) belajar tidak hanya diperoleh di sekolah
tetapi juga lingkungan sekitar, c) melatih siswa menggali dan memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak habisnya, d) memberi pengalaman
belajar seumur hidup.
Strategi pembelajaran Inkuiri adalah satu strategi pembelajaran yang banyak
dianjurkan penerapannya dalam proses pembelajaran, karena strategi ini memiliki
beberapa keunggulan diantaranya yaitu : a) strategi pembelajaran Inkuiri merupakan
strategi pembelajarn yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif
dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap
lebih bermakna, b) streategi pembelajaran Inkuiri memberikan ruang kepada siswa
untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka, c) strategi pembelajaran Inkuiri
merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman, d) strategi pembelajaran Inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa
yang memiliki kemampuan diatas rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar. Tidak semua
model pembelajaran baik digunakan dalam proses pembelajaran (Sanjaya, 2006).
B. METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Kota Medan, Sumatera Utara. Pemilihan Kota yang
dijadikan lokasi penelitian bersifat terbatas, melalui pertimbangan lokasi yang mudah
dijangkau oleh penulis. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September s/d
Oktober di kelas XI semester ganjil Tahun Ajaran 2016/2017.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Katolik Tri
Sakti Medan tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari 2 kelas. Setiap kelasnya rata-
rata terdiri dari 34 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara purposif untuk
mengambil kelas eksperimen dan kontrol. Sampel diambil 2 kelas dimana kelas XI
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 01. 2018
15 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
IPA2 sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri dengan media handout dan kelas XI IPA3 sebagai kelas kontrol
yang dibelajarkan tanpa strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout.
Purposive sampling adalah pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar
pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah
ada dalam anggota sampel yang diambil. Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen. Penelitian ini melibatkan dua perlakuan yang berbeda antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout
diterapkan sebagai kelas eksperimen. Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 1. Rancangan Penelitian
Kelompok Tes awal Perlakuan Tes Akhir
Eksperimen T1 X1 T2
Kontrol T1 X2 T2
Keterangan :
T1 : Pemberian tes awal
T2 : Pemberian tes akhir
X1: Perlakuan yang diberikan pada kelompok ekperimen yaitu dengan
menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout.
X2: Perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol yaitu tanpa menggunakan
strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout.
Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam pelaksanaan penelitian adalah
sebagai berikut:
a. Memvalidkan soal sebelum diujikan pada kedua kelas sampel
b. Memberikan pre tes dengan soal yang sudah valid dan reliabel pada satu kelas
eksperimen dan satu kelas kontrol. Pemberian pre tes dilakukan sebelum perlakuan
pengajaran kepada kelompok sampel untuk memperoleh normalitas dan
homogenitas kelompok yang terdiri dari 1 kelas eksperimen dan 1 kelas kontrol.
Dengan demikian kelompok sampel memiliki kemampuan awal yang homogen.
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 01. 2018
16 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
c. Melaksanakan penelitian dalam kelas. Dalam hal ini, peneliti melakukan treatment
(perlakuan) dengan membagi subjek didik atas kelompok yang terdiri dari 1 kelas
eksperimen dan 1 kelas kontrol yang kemampuan awalnya homogen. Kemudian
kedua kelas diberi pengajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri
dengan media handout dan konvensional yaitu dengan metode ceramah dan tanya
jawab dengan media handout.
d. Memberikan post tes setelah proses belajar mengajar selesai, post tes digunakan
untuk menyelidiki kemampuan siswa dalam penguasaan materi pelajaran yang
telah diberikan pada masing-masing kelas. Post-test diberikan kepada kedua kelas.
e. Mengumpulkan dan mengolah data hasil pre tes dan post tes
f. Menyimpulkan hasil penelitian.
Teknik Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
berdistribusi normal atau tidak, untuk itu digunakan pengujian normalitas data dengan
Chi Kuadrat. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
Menentukan jumlah kelas interval dimana untuk Uji Chi Kuadrat ditetapkan = 6.
Hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada kurva normal baku.
Penentuan panjang kelas (PK) dengan rumus :
Panjang Kelas (PK) = 𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 −𝐷𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒 𝑐𝑖𝑙
6
Menghitung standar deviasinya (S)
Membuat tabel penolong
Membandingkan harga chi kuadrat hitung dengan chi kuadrat tabel
Kriteria pengujian dengan = 0,05 dan dk = k-1, k adalah banyaknya kelas. Jika
X2
hitung X2
tabel, maka sampel dari populasi berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai
varians yang homogen atau tidak.
terkecil
terbesar
Varians
VariansF
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 01. 2018
17 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Kriteria pengujian adalah jika Fhitung < Ftabel, pada taraf signifikan α = 0,05
maka data homogen.
c. Uji Hipotesis
Hipotesis diuji dengan uji t pihak kanan dengan rumus yang dikutip dari
Sudjana :2005 sebagai berikut :
2
2
2
1
2
1
21
nn
XXt
ss
hitung
Dengan 2
)1()1(
21
2
22
2
212
nn
SnSnS
Keterangan :
1X = Rata-rata pada kelas eksperimen
2X = Rata-rata pada kelas kontrol
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol
S12
= Varians kelas eksperimen
S22
= Varians kelas kontrol
Ho terima jika thitung < ttabel dan Ha diterima jika thitung > ttabel untuk taraf
signifikasi 5% dengan derajat kebebasan dk= n1 + n2 – 2
d. Peningkatan Hail Belajar
Peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan menggunakan
strategi pembelajaran inkuiri dilihat dengan menggunakan gain (pencapaian) :
testpreskormaksimumskor
testpreskortespostskorg
Dengan kriteria g (gain ternormalisasi) :
g < 0,3 = rendah
0,3≤ g ≤0,7 = sedang
g > 0,7 = tinggi
Peningkatan hasil belajar: rata-rata gain kelas eksperimen x 100%. (Tarigan, 2010)
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 01. 2018
18 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
a) Hasil Penelitian
Tabel 2. Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians Data Pre-Test
Tabel 3. Uji Normalitas Data Pretest Dan Postest
Sumber
Data
Kelompok χ2
hitung χ2
tabel α Ket
Pre-test Eksperimen
Kontrol
2,564
6,846
11.07
11.07
0.05
0.05
Normal
Normal
Post-
test
Eksperimen
Kontrol
9,76
8,35
11.07
11.07
0.05
0.05
Normal
Normal
Tabel 4. Uji Homogenitas Data Pretest Dan
Postest
Tabel 5. Persentase Peningkatan Hasil Belajar
Sampel Rata-
rata
Gain
% Peningkatan
Hasil Belajar
Kelas
Eksperimen
0,787 78,7%
Kelas
Kontrol
0,574 57,4%
Kemudian data peningkatan hasil belajar untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
tersebut disajikan dalam bentuk diagram seperti gambar sebagai berikut :
0,00%
100,00% 78,7%
57,4%
Per
sen
tase
(%)
Diagram Peningkatan Hasil Belajar
Eksperiment
Kontrol
Kelas Nilai Rata –
Rata
Standar
Deviasi
Varians
Pre-
test
Post-
test
Pre-
test
Post-
test
Pre-
test
Post-
test
Eksperimen 37,79 87 5,39 4,08 29,07 16,68
Kontrol 36,76
73,23
4,9 4,58 24,06 21,03
Sumber
Data
Kelas S2
FHitung FTabel Ket
Post-
test
Eksperimen 16,68 1,26 1,787 Data
Homogen Kontrol 21,033
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 01. 2018
19 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
b) Pembahasan
Penelitian yang dilaksanakan di SMA Katolik Tri Sakti Medan ini dilakukan
dengan memberikan pelakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Pada kelas eksperimen diberikan pengajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri dan media handout sementara pada kelas kontrol diberikan
pengajaran tanpa menggunakan strategi pembelajaran inkuiri. Sebelum diberikan
perlakuan terlebih dahulu kedua kelas diberi pre-tes yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal dari masing-masing kelas. Berdasarkan hasil perhitungan rata-rata
nilai pre-tes kelas eksperimen adalah 37,79 dan rata-rata nilai pretest kelas kontrol
adalah 36,76 Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal kedua kelas baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol tidak terlalu jauh berbeda.
Dari test hasil belajar kedua kelompok dilakukan uji normalitas, uji
homogenitas, uji hipotesis dan persen peningkatan hasil belajar/gain (g). Dari uji
normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data kedua sampel berdistribusi
normal dan homogen. Sesuai dengan uji hipotesis yakni uji t pihak kanan, dengan
taraf signifikan 0,05 diperoleh thitung > ttabel, yakni thitung = 13,089 > ttabel = 1,6697, ini
berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan tolak Hipotesis nihil (Ho) yakni
peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran
Inkuiri dengan media handout lebih tinggi daripada pembelajaran konvensional.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri hasil belajar siswa lebih
baik, karena pada saat proses belajar mengajar siswa melakukan diskusi kelompok
dan melakukan demonstrasi, siswa juga lebih termotivasi pada waktu pembelajaran
dilaksanakan. Belajar dengan menggunakan pembelajaran Inkuiri akan menumbuhkan
rasa percaya diri yang tinggi pada siswa karena siswa diberi kesempatan untuk
menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran dalam mempelajari kimia. Waktu
pelaksanaan pembelajaran Inkuiri ada beberapa kesulitan yang dihadapi oleh peneliti
dimana siswa cenderung ribut. Kelemahan lain juga terletak pada kondisi waktu.
Strategi pembelajaran Inkuiri membutuhkan waktu yang cukup banyak.
Dari data gain yang diperoleh setelah dianalisis, maka diperoleh peningkatan
hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 78,7% dan peningkatan hasil belajar
siswa kelas kontrol sebesar 57,4 %.
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 01. 2018
20 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Shidarta Arief (2008) menyimpulkan bahwa dengan menggunakan berbasis
inkuiri dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Dan selanjutnya hasil
penelitian Rosilawati Ila (2008) menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas
belajar dari siklus I ke siklus ke II dan siklus III dari 46,53% menjadi 58,46% dan
menjadi 65,38%. Kemudian hasil penelitian dari Marahalim (2008) menyimpulkan
bahwa dengan pembelajaran inkuiri hasil belajar siswa meningkat.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Katolik Tri Sakti
Medan dapat peneliti ambil kesimpulan bahwa peningkatan hasil belajar kimia siswa
dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout lebih
tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Ada pengaruh strategi pembelajaran inkuiri dengan media handout terhadap hasil
belajar siswa pada pokok bahasan termokimia di kelas XI IPA SMA Katolik Tri
Sakti.
2. Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran
inkuiri dan media handout pada materi Termokimia sebesar 78,9% lebih tinggi
daripada peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan
konvensional sebesar 57,4%.
REFERENSI
http://www.referensimakalah.com/2012/07/dasar-dasar-interaksi-belajar-
mengajar.html)
Marahalim, (2008), Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Berbasis Portofolio Dan
Penggunaan Media Komputer Pada Pokok Bahasan Oksidasi dan Reduksi
Terhadap Hasil Belajara Kimia di SMKN 2 Binjai, Skripsi: Medan.
Mudijono, (2006), Belajar dan Pembelajaran, PT Rineka Cipta: Jakarta.
Prastowo, A. (2011), Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Diva Press:
Jogjakarta.
Jurnal Pendidikan Riama
ISSN 2089-287X (Media Cetak)
Vol. 3 No. 01. 2018
21 | P a g e JURNAL PENDIDIKAN RIAMA
LPPM - STKIP Riama Medan
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan “STKIP” Riama Medan
Restuti D, (2011), Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X.1 SMAN 1
Karang Baru Pada Materi Reaksi Oksidasi Reduksi Melalui Model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), Laporan PTK.
Rosilawati, I. (2008), Meningkatkan Aktivitas dan Pemahaman Konsep Termokimia
Melalui Pembelajaran Penemuan Terbimbing SMA Perintis 1 Bandar
Lampung, Sripsi UNILA: Bandar Lampung.
Sadiman, Arif. (2003), Media Pendidikan, PT. R Grafindo Persada: Jakarta.
Shidarta, A. (2008), Model Pembelajaran Asam Basa Berbasis Inkuiri Laboratorium
Sebagai Wahana Pendidikan Sains Siswa SMP, Sripsi: Bandung.
Sudjana, (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Tarigan, Simson. (2010), Pengantar Metode Penelitian ilmiah, Jurusan Kimia
FMIPA, Unimed, Medan.
Widaryani S, (2009), penerapan model numbered heads together(NHT) untuk
meningkatkan perhatian belajar biologi siswa kelas X SMA N 7 .Skripsi
Universitas sebelas Maret: Surakarta.