Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

26
SURAT KETETAPAN PAJAK DAN SURAT KEPUTUSAN Nama : Riama D H Sibuea NIM : 1201112523 Mata Kuliah : Administrasi Perpajakan Dosen Pembimbing : Sri Zuliarni, S.Sos, MBA ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

description

Nama : Riama D H Sibuea NIM : 1201112523 Mata Kuliah : Adm Perpajakan dan Praktikum Komputer Dosen Pembimbing : Sri Zuliarni, S.Sos, MBA

Transcript of Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

Page 1: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

SURAT KETETAPAN PAJAK

DAN

SURAT KEPUTUSAN

Nama : Riama D H Sibuea

NIM : 1201112523

Mata Kuliah : Administrasi Perpajakan

Dosen Pembimbing : Sri Zuliarni, S.Sos, MBA

ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2012/2013

Page 2: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karuniaNya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan

Paper ini tepat pada waktunya. Semoga Paper ini dapat digunakan sebagai acuan,

petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca.

Adapun judul dari paper ini adalah “Surat Ketetapan Pajak dan Surat

Keputusan”. Paper ini berisikan tentang pengertian surat ketetapan pajak, dasar

penerbitan surat ketetapan pajak, fungsi surat ketetapan pajak, jenis surat ketetapan

pajak, dan lainnya.

Saya mengucapkan terima kasih khususnya kepada Ibu pembimbing kami ibu

Sri Zuliarni, S.Sos, MBA yang telah membimbing kami, dan saya tidak lupa

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung dalam

penyelesaikan paper ini. Harapan saya dalam membuat paper ini semoga Tuhan Yang

Maha Esa memberkahi paper ini dan dapat benar-benar bermanfaat bagi saya dan

pembaca.

Saya sebagai manusia sadar akan ketidaksempurnaan saya dalam pembuatan

paper ini, paper ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan, baik dari isi, gaya

bahasa, maupun ketidaksesuaian dalam penggunaan kalimat . Untuk itu saya mohon

maaf atas kekurangan dan kesalahan dalam pembuatan paper ini.

Pekanbaru, Oktober 2013

Penulis

Page 3: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ..................................................................... 2

1.3 Tujuan dan Manfaat Penyusunan ................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Surat Ketetapan Pajak ................................................ 4

2.2 Dasar Hukum Surat Ketetapan Pajak ......................................... 5

2.3 Dasar Penerbitan surat Ketetapan Pajak ................................... 5

2.4 Cara Penyampaian Surat Ketetapan Pajak ................................ 6

2.5 Fungsi Surat Ketetapan Pajak ..................................................... 6

2.6 Jenis-jenis Surat Ketetapan Pajak ............................................... 6

2.7 Pembetulan Ketetapan Pajak ........................................................ 7

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii

Page 4: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

SURAT KETETAPAN PAJAK DAN SURAT KEPUTUSAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang sedang melakukan Pembangunan

disegala kepemi l i kan moda l yang ber tu juan men ingka tkan

kese jah te raan rakya t Indones ia .  Agar pembangunan yang

d ilaksananakan berjalan lancar dan sesuai yang diharapkan berdasarkan Undang-

Undang yang berlaku di Indonesia. Untuk ITU, dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Jadi,

dana tersebut diperoleh dari rakyat itu sendiri yang dibayarkan dalam bentuk pajak.

Dimana pajak tersebut digunakan untuk kesejahteraan seluruh aspek dalam negara

termasuk rakyat.

Berb ica ra mengena i Ke te tapan Pa jak , umumnya t idak te r lepas

dar i subyek  pajak yaitu Orang atau badan yang memenuhi syarat subyektif,

yaitu syarat yang melekat pada orang atau badan sesuai ketentuan

Undang- Undang.

Sedangkan obyek pajak artinya mereka mempunyai Potensi untuk dikenai

pajak, tetapi belum tentu dikenai pajak. Sementara itu, Wajib Pajak (WP)

adalah Orang atau badan yang memenuhi syarat subyektif selain harus

memenuhi syarat obyektif. Jadi, Wajib Pajak (WP) tidak hanya potensial untuk

dikenakan pajak, melainkan lebih dari itu memang sudah dikenakan kewajiban untuk

membayar Utang pajak.

Surat Ketetapan Pajak dibuat oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk mengatur

berjalannya administrasi perpajakan dalam negara. Latar Belakang dibentuknya Surat

Ketetapan Pajak adalah keinginan untuk membentuk aparatur ( pegawai ) yang bersih,

professional dan bertanggung jawab, serta dapat menciptakan birokrasi yang efektif

dan efesien.

Page 5: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

Reformasi perpajakan melalui Sistem Administrasi Perpajakan dilakukan secara

konprehensif (menyeluruh) di segala bidang meliputi :  bidang administrasi berupa

modernisasi administrasi perpajakan, bidang Peraturan perpajakan berupa amandemen

UU perpajakan yang mulkai berlaku tahun 2008,  bidang pengawasan melalui

pembentukan bank data nasional  yang berisi data – data wajib pajak di seluruh

Indonesia

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka diidentifkasikan suatu masalah, yaitu ; 

1. Apa sebenarnya Surat Ketetapan Pajak (SKP) tersebut ?

2. Apa saja dasar hukum Surat Ketetapan Pajak (SKP) ?

3. Bagaimana Surat Ketetapan Pajak (SKP) ini dapat diterbitkan ?

4. Apa fungsi dari Surat Ketetapan Pajak (SKP) tersebut ?

5. Apa saja jenis-jenis dari Surat Ketetapan Pajak (SKP) ?

6. Bagaimana pembenaran Surat Ketetapan Pajak (SKP) tersebut ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penyusunan

1.3.1 Tujuan

Tujuan penyusunan paper ini adalah untuk memperoleh informasi dan data

yang cukup sehingga permasalahan berdasarkan rumusan masalah diatas dapat

diketahui dengan jelas melalui informasi yang diperoleh. Berikut tujuan penyusunan

paper ini :

- Memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Perpajakan guna sebagai acuan

untuk penilaian.

-  Untuk mengetahui Ketetapan Pajak.

- Mengumpulkan materi / bahan tulisan untuk kepentingan penilaian sebagai

acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan memperluas wawasan mengenai

Page 6: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

perpajakan khususnya yang berhubungan dengan Surat Ketetapan Pajak serta

bagaimana pembetulannya.

1.3.2 Manfaat

Adapun manfaat penyusunan paper Surat Ketetapan Pajak (SKP) ini, yaitu:

1. Bagi penyusun, paper ini akan memberikan / menambah pengetahuan

tentang rumusan masalah yang akan dibahas, sehingga dapat di peroleh gambaran

yang lebih jelas mengenai Surat Ketetapan Pajak (SKP).

2. Bagi pembaca, paper ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan

pengetahuan serta sebagai sumber bacaan mengenai Surat Ketetapan Pajak (SKP).

Page 7: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Surat Ketetapan Pajak

Surat ketetapan pajak adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan

pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja

perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan

keuangan.

Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan

Pajak Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak

Nihil, atau surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. Surat ketetapan tersebut dihasilkan dari

proses pemeriksaan (pajak) yang dilaksanakan oleh petugas fungsional pemeriksa

pajak maupun penyidik pajak atau hasil penelitian dari petugas pengawasan dan

konsultasi pajak.

Surat ketetapan administrasi lainnya dapat berupa Surat Tagihan Pajak yang

mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak.

Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah Surat Keputusan Kepala Kantor Pelayanan

Pajak Pratama yang memberitahukan besarnya pajak yang terutang termasuk denda

administrasi, kepada Wajib Pajak (WP).

Pengertian Surat Ketetapan Pajak / SKP ( Pasal 1 angka 14 Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2007 ):

- Surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan atau Surat Ketetapan Pajak Lebih

Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Nihil.

- Berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pajak kewenangan mengeluarkan

surat ketetapan pajak, dilimpahkan kepada KPP.

- Surat ketetapan pajak timbul berdasarkan hasil pemeriksaan .

Page 8: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

2.2 Dasar Hukum Ketetapan Pajak

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata

Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2007.

2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor  607/KMK.04/1994  Tentang Tata Cara

Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau

Pembatalan Ketetapan Pajak, Tanggal 21 Desember 1994.

3. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP - 18/PJ.24/1995 Tentang Perubahan atas

Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP - 05/PJ.24/1995 Tanggal 3 Februari

1995 Tentang Bentuk Surat Tagihan Pajak dan Surat Ketetapan Pajak atas

Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak

Penjualan atas Barang Mewah Tanggal 5 Mei 1995.

4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 542/KMK.04/2000 Tentang Tata Cara

Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi dan Pengurangan atau

Pembatalan Ketetapan Pajak Tanggal 22 Desember 2000.

2.3 Dasar Penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP)

Penerbitan suatu Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya terbatas kepada Wajib

Pajak (WP) tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian SPT atau

karena ditemukannya data fiskal yang tidak dilaporkan oleh Wajib Pajak.

Selain itu, Surat Ketetapan Pajak (SKP) dapat diterbitkan apabila :

a. Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) :

- tidak diisi dengan jelas, benar dan lengkap serta tidak ditandatangani oleh

Wajib Pajak;

- tidak disampaikan kembali dalam jangka waktu 30 hari dan setelah ditegur

secara tertulis tidak disampaikan sebagaimana ditentukan dalam Surat

Teguran;

Page 9: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

b. Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak

yang terutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung berdasarkan SPOP

yang disampaikan oleh Wajib Pajak;

2.4 Cara Penyampaian Surat Ketetapan Pajak (SKP)

SKP disampaikan kepada Wajib Pajak melalui :

1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama atau Kantor Pelayanan Penyuluhan dan

Konsultasi Perpajakan.

2. Kantor Pos.

3. Pemerintah Daerah (dalam hal ini Aparat Desa atau Kelurahan).

2.5 Fungsi Surat Ketetapan Pajak (SKP)

Surat Ketetapan Pajak (SKP) berfungsi sebagai :

a. Sarana untuk melakukan koreksi fiskal terhadap WP tertentu yang nyata-nyata atau

berdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajiban formal dan atau kewajiban

materiil dalam memenuhi ketentuan perpajakan.

b. Sarana untuk mengenakan sanksi administrasi perpajakan.

c. Sarana administrasi untuk melakukan penagihan pajak.

d. Sarana untuk mengembalikan kelebihan pajak dalam hal lebih bayar

e. Sarana untuk memberitahukan jumlah pajak yang terutang.

2.6 Jenis-jenis Ketetapan Pajak

a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) Adalah surat ketetapan pajak

yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah

kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan

jumlah yang masih harus dibayar.

Page 10: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) adalah surat

ketetapan pajak yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah

ditetapkan sebelumnya. Timbulnya ketetapan ini biasanya dikarenakan

adanya data baru yang belum terungkap pada saat pemeriksaan sebelumnya

pada tahun pajak yang bersangkutan.

c. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) adalah surat ketetapan pajak

yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit

pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau tidak seharusnya

terutang. Timbulnya pajak lebih bayar ini disebabkan karena kredit pajak

yang lebih besar daripada pajak yang seharusnya dibayar. Untuk SPT masa

PPN bisa disebabkan karena dalam transaksi awal telah dipungut PPN oleh

bendaharawan atau pemungut pajak, juga karena adanya transaksi ekspor

yang memiliki tarif pajak 0% sehingga selisih lebih bayar karena kredit pajak

masukan telah dibayar PPN 10%. Sedangkan dalam SPT Tahunan PPh

disebabkan karena kredit pajak yang lebih besar dibandingkan pajak yang

seharusnya terutang sehingga menyebabkan lebih bayar. Untuk

mengembalikan kelebihan pajak ini kepada Wajib Pajak yang bersangkutan

dilakukan pemeriksaan untuk membuktikan bahwa dokumen dan data-data

terkait telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.

d. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) Adalah surat ketetapan pajak yang

menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak

atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.

e. Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak

dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda. Timbulnya Surat

Tagihan Pajak (STP) adalah karena keterlambatan kewajiban melaporkan

(Denda Pasal 7), keterlambatan pembayaran, atau karena terdapat

kekurangan pembayaran dari yang seharusnya, dan tunggakan pajak yang

terlambat dibayar (STP bunga Penagihan). Pokok pajak dari kekurangan

pembayaran ini dapat menjadi kredit pajak yang sifatnya mengurangi jumlah

pajak yang harus dibayar dalam perhitungan Surat Pemberitahuan Tahunan

(SPT Tahunan).

Page 11: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

Surat Tagihan Pajak (STP) Adalah surat ketetapan pajak yang diterbitkan

dalam hal :

- Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar

- Dari hasil penelitian SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak akibat

salah tulis dan atau salah hitung;

- WP dikenakan sanksi administrasi denda dan/atau bunga;

- Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undangundang PPN, tetapi

tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha

Kena Pajak;

- Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi

membuat faktur pajak,

- Pengusaha Kena Pajak tidak membuat Faktur Pajak atau membuat Faktur

Pajak tetapi tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya Faktur

Pajak. Surat Tagihan Pajak mempunyai kekuatan hukum yang sama

dengan surat ketetapan pajak, sehingga dalam hal penagihannya dapat

dilakukan dengan Surat Paksa.

- Pengusaha Kena Pajak melaporkan Faktur Pajak tidak sesuai dengan masa

penerbitan faktur pajak dikenai sanksi.

- Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan

pengembalian pajak masukan diwajibkan membayar kembali.

2.7 Pembetulan Ketetapan Pajak

Apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang tidak

mengandung persengketaan antara fiskus dan Wajib Pajak, dapat dibetulkan oleh

Direktur Jenderal Pajak secara jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak (WP).

2.7.1 Kesalahan atau kekeliruan dalam ketetapan pajak yang dapat dibetulkan

Page 12: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

Ruang lingkup pembetulan ketetapan pajak, terbatas pada kesalahan atau

kekeliruan dari :

a. Kesalahan tulis antara lain : kesalahan yang dapat berupa penulisan nama,

alamat, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), nomor surat ketetapan pajak,

jenis pajak, Masa atau Tahun Pajak dan tanggal jatuh tempo;

b. Kesalahan hitung, yang berasal dari penjumlahan dan atau pengurangan

dan atau perkalian dan atau pembagian suatu bilangan;

c. Kekeliruan dalam penerapan tarif, penerapan persentase Norma

Penghitungan Penghasilan Neto, penerapan sanksi administrasi,

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), penghitungan PPh dalam tahun

berjalan, dan pengkreditan pajak.

2.7.2 Ketetapan pajak yang dapat dibetulkan

Ketetapan pajak yang dapat dibetulkan karena kesalahan atau kekeliruan, antara

lain:

- Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB);

- Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT);

- Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB);

- Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN);

- Surat Tagihan Pajak (STP);

- Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak;

- Surat Keputusan Keberatan

- Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi;

- Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak

benar.

2.7.3 Jangka waktu penyelesaian permohonan Wajib Pajak

Page 13: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

Jangka waktu penyelesaian permohonan pembetulan Wajib Pajak harus

diselesaikan oleh Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak

tanggal surat permohonan pembetulan diterima. Apabila jangka waktu tersebut

telah lewat Direktur Jenderal Pajak tidak memberikan suatu keputusan, maka

permohonan pembetulan yang diajukan dianggap dikabulkan.

2.7.4 Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi

1. Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau atas permohonan WP

dapat mengurangkan atau menghapus sanksi administrasi berupa bunga,

denda, dan kenaikan yang ternyata dikenakan karena adanya kekhilafan

atau bukan karena kesalahan Wajib Pajak (WP).

2. Permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi harus

memenuhi ketentuan:

a. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan memberikan

alasan yang jelas dan meyakinkan;

b. Disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan

Pajak yang mengenakan sanksi administrasi tersebut;

c. Tidak melebihi jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak diterbitkannya STP,

SKPKB atau SKPKBT, kecuali apabila WP dapat menunjukan bahwa

jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar

kekuasaannya;

d. Tidak mengajukan keberatan atas ketetapan pajaknya dan diajukan

atas suatu STP; suatu SKPKB atau suatu SKPKBT.

3. Direktur Jenderal Pajak harus memberi keputusan atas permohonan

pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi paling lama 12 (dua

belas) bulan sejak tanggal permohonan diterima. Apabila jangka waktu

tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak member keputusan

maka permohonan dianggap diterima.

Page 14: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

2.7.5 Pengurangan Atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang Tidak Benar

1. Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau atas permohonan WP

dapat mengurangkan atau membatalkan ketetapan pajak yang tidak

benar;

2. Permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak

benar harus memenuhi ketentuan:

a. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia untuk suatu surat

ketetapan pajak;

b. Menyebutkan jumlah pajak yang menurut penghitungan WP

seharusnya terhutang.

3. Direktur Jenderal Pajak harus memberi keputusan atas permohonan

pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar paling

lama 12 bulan sejak tanggal permohonan diterima. Apabila jangka

waktu tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak member

keputusan maka permohonan dianggap diterima.

2.7.6 Permintaan penjelasan/pemberian keterangan tambahan

a. Untuk keperluan pengajuan permohonan , WP dapat meminta

penjelasan/keterangan tambahan, dan Kepala KPP wajib

menjawabnya secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan,

pemotongan atau pemungutan.

Catatan :

- WP harus tetap memperhatikan jangka waktu pengajuan

permohonan di atas.

- WP dapat menyampaikan alasan tambahan atau penjelasan tertulis

sebelum surat keputusan atas permohonan diterbitkan.

2.8 Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak

Page 15: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

1. Direktur Jenderal Pajak karena jabatannya atau atas permohonan Wajib Pajak

(WP) dapat :

a. Mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak atau STP yang

tidak benar; dan/atau

b. Membatalkan hasil pemeriksaan atau surat ketetapan pajak hasil

pemeriksaan yang penerbitannya tanpa penyampaian surat pemberitahuan

hasil pemeriksaan atau tanpa dilakukan pembahasan akhir hasil

pemeriksaan dengan WP.

Untuk SKPKB atau SKPKBT tersebut harus yang tidak diajukan keberatan,

diajukan keberatan tetapi telah dicabut oleh WP atau diajukan keberatan

tetapi tidak dipertimbangkan karena tidak memenuhi persyaratan.

2. Permohonan pengurangan atau pembatalan tersebut harus memenuhi

ketentuan :

a. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) STP, atau surat ketetapan pajak

termasuk surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan

tanpa penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan atau

pembahasan akhir hasil pemeriksaan;

b. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;

c. Mencantumkan jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut

penghitungan WP disertai dengan alasan yang mendukung

permohonannya;

d. Disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan

Pajak tempat WP terdaftar;

e. Surat permohonan ditandatangani oleh WP, dan dalam hal surat

permohonan ditandatangani oleh bukan WP, surat permohonan tersebut

harus dilampiri dengan surat kuasa khusus.

Permohonan Wajib Pajak (WP) dapat diajukan paling banyak 2 (dua) kali dan

permohonan kedua harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak

tanggal keputusan Direktur Jenderal Pajak atas permohonan yang pertama dikirim,

Page 16: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

kecuali untuk permohonan pembatalan surat ketetapan pajak dari hasil pemeriksaan

yang dilaksanakan tanpa penyampaian surat pemberitahuan hasil pemeriksaan atau

pembahasan akhir hasil pemeriksaan yang hanya dapat diajukan 1 (satu) kali saja.

Direktur Jenderal Pajak harus memberikan keputusan atas permohonan WP

dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal diterimanya permohonan

WP. Apabila jangka waktu tersebut telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak tidak

memberi suatu keputusan, permohonan yang diajukan oleh WP dianggap dikabulkan

dan harus menerbitkan keputusan sesuai dengan permohonan yang diajukan.

Keputusan yang diterbitkan Direktur Jenderal Pajak dapat berupa mengabulkan

sebagian atau seluruhnya, atau menolak permohonan WP. WP dapat meminta secara

tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak mengenai alasan yang menjadi dasar untuk

menolak atau mengabulkan sebagian permohonan Wajib Pajak (WP).

Page 17: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas penyusun dapat  mengambil beberapa kesimpulan

diantaranya :

- Surat Ketetapan Pajak (SKP) adalah surat yang dibuat oleh Direktorat Jenderal

Pajak untuk mengatur sistem perpajakan di Indonesia berjalan dengan benar,

efisien, dan efektif tanpa adanya penyimpangan.

- Surat Ketetapan Pajak (SKP) yang telah dibuat mempunyai dasar hukum yang

sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

- Adanya fungsi dari Surat Ketetapan Pajak (SKP) tersebut, yakni sebagai sarana

administrasi, sarana melakukan koreksi fiscal dari pajak, dll.

- Surat Ketetapan Pajak (SKP) mempunyai jenis-jenis sebagai berikut : Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) , Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Tambahan (SKPKBT), Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB),Surat

Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), Surat Tagihan Pajak (STP) .

- Adanya pembetulan Surat Ketetapan Pajak (SKP) apabila surat tersebut

mempunyai kesalahan ataupun ketidaksesuaian dalam penetapan pajak.

3.2 Saran

Adapun Saran-Saran Yang dapat penyusun sampaikan melalui paper Surat

Ketetapan Pajak (SKP), yaitu :

- Setiap Warga Negara membayar pajak sesuai dengan Surat Ketetapan Pajak

agar sistem perpajakan dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan

yang diharapkan.

Page 18: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

-  Membantu menejelaskan bagaimana sebenarnya Surat Ketetapan Pajak

sehingga yang membaca dapat lebih memahami dan mengerti mengenai

penetapan pajak dan dapat menjalankan proses perpajakan dengan benar.

Page 19: Surat ketetapan pajak dan surat keputusan paper riama

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Tjahyono Dan Triono Wahyudi. 2005. Perpajakan Indonesia Edisi Kedua.

Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Soemitro. R.1977. Dasar – dasar hukum Pajak dan Pajak Pendapatan. Bandung :

Dispenda.

Waluyo.2004. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

http://digilib.petra.ac.id/img-rep//jiunkpe/s1/eakt/2010/jiunkpe-ns-s1-2010-32406125-

14637-pelaporan-chapter1_1_high.jpg

http://www.klinik-pajak.com/2008/surat-ketetapan-pajakskp.html#sthash.Nge6vzR4.dpuf

www.pajak.go.id