RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang...

24
-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN NABIRE NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NABIRE, Menimbang : a. bahwa sesuai Pasal 110 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, terdapat 14 (empat belas) jenis Retribusi Jasa Umum yang dapat dipungut oleh Pemerintah Daerah; b. bahwa untuk Kabupaten Nabire, dari 14 (empat belas) jenis Retribussi Jasa Umum, 11 (sebelas) jenis yang akan dipungut, dan ditetapkan dalam 1 (satu) Peraturan Daerah; c. bahwa sesuai Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Nabire tentang Retribusi Jasa Umum. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara. Nomor 2907); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3881); 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4151), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

Transcript of RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang...

Page 1: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-1-

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NABIRE

NOMOR 5 TAHUN 2010

TENTANG

RETRIBUSI JASA UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI NABIRE,

Menimbang : a. bahwa sesuai Pasal 110 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, terdapat 14 (empat

belas) jenis Retribusi Jasa Umum yang dapat dipungut oleh Pemerintah

Daerah;

b. bahwa untuk Kabupaten Nabire, dari 14 (empat belas) jenis Retribussi

Jasa Umum, 11 (sebelas) jenis yang akan dipungut, dan ditetapkan

dalam 1 (satu) Peraturan Daerah;

c. bahwa sesuai Pasal 156 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun

2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Daerah

ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf

a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten

Nabire tentang Retribusi Jasa Umum.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan Propinsi

Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten Otonom di Propinsi

Irian Barat (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara. Nomor 2907);

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 154, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3881);

3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi

Provinsi Papua (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 135, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4151), sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang

Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua menjadi Undang-Undang

(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 112, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4844);

Page 2: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-2-

4 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor

53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran

Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4438);

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administratif

Kependudukan (Lembaran Negara Tahun 2006 Nomor124, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4674);

8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

(Lembaran Negara tahun 2008 Nomor69, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4851);

9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Darat (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 5025);

10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 130,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5049).

11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor

140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5059);

12. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran

Negara Tahun 2009 Nomor 144);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1996 tentang Pembentukan

Kabupaten Puncak Jaya, Kabupaten Paniai, Perubahan Nama dan

Pemindahan Ibukota Kabupaten Dati II Paniai di Wilayah Propinsi Dati

I Irian Jaya (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 76);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,

dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 Pelaksana Undang-

Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Pubilk;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah

yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar

sendiri oleh Wajib Pajak;

Page 3: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-3-

18. Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintahan Wajib dan Pilihan Pemerintah Daerah Kabupaten

Nabire (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 3);

19. Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 5 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah;

20. Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 6 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NABIRE

dan

BUPATI NABIRE

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN NABIRE TENTANG

RETRIBUSI JASA UMUM.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Nabire.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Nabire.

3. Bupati ialah Bupati Nabire.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nabire.

5. Dinas adalah Dinas Kabupaten Nabire.

6. Lembaga Teknis adalah Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Nabire.

7. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di Bidang Pajak Daerah sesuai dengan

Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku;

8. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

9. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang

menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh

orang pribadi atau Badan.

10. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk

tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi

atau Badan.

Page 4: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-4-

11. Subjek Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan/

menikmati pelayanan jasa umum yang bersangkutan.

12. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan perundang-

undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk

pemungut atau pemotong retribusi tertentu

13. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi

Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah

yang bersangkutan.

14. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah bukti

pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan

formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran

yang ditunjuk oleh Bupati.

15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SKRD, adalah surat

ketetapan retribusi yang menentukan besarnya jumlah pokok retribusi yang terutang.

16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB,

adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran

retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari pada retribusi yang terutang atau

seharusnya tidak terutang.

17. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk

melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

18. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,

dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu

standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan/atau

untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan

retribusi daerah.

19. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalah serangkaian tindakan yang

dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti

itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi yang terjadi serta menemukan

tersangkanya.

20. Alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang selanjutnya disebut UTTP adalah

UTTP sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 2

Tahun 1985 tentang Wajib dan Pembebasan untuk Ditera dan/atau Ditera Ulang serta

Syarat-syarat bagi Alat-alat Ukur, takar, Timbang dan Perlengkapannya.

21. Barang Dalam Keadaan Terbungkus yang selanjutnya disebut BDKT adalah barang

yang ditempatkan dalam bungkusan atau kemasan tertutup yang untuk

mempergunakannya harus merusak pembungkusnya atau segel pembungkusnya.

22. Tempat Pembuangan Akhir yang selanjutnya di singkat TPA adalah tempat atau lokasi

yang disediakan oleh Pemerintah Daerah khusus untuk pembuangan dan/atau

pemusnahan akhir sampah.

BAB II

JENIS RETRIBUSI GOLONGAN JASA UMUM

Pasal 2

(1) Jenis Retribusi Jasa Umum Kabupaten Nabire terdiri dari :

a. Retribusi Pelayanan Kesehatan;

b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;

c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil;

Page 5: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-5-

d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;

e. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

f. Retribusi Pelayanan Pasar;

g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;

h. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;

i. Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;

j. Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;

k. Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.

(2) Jenis retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digolongkan sebagai Retribusi Jasa

Umum.

Bagian Kesatu

Retribusi Pelayanan Kesehatan

Paragraf 1

Nama dan Objek Retribusi

Pasal 3

Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut Retribusi atas pelayanan kesehatan

yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 4

(1) Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan kesehatan di puskesmas,

puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan, rumah sakit umum daerah,

dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki dan/atau dikelola

oleh Pemerintah Daerah, kecuali pelayanan pendaftaran.

(2) Dikecualikan dari Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah :

a. Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, BUMN, BUMD dan pihak

swasta;

b. Pelayanan kesehatan terhadap keluarga dan/atau orang miskin yang ditetapkan oleh

Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

Paragraf 2

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 5

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan, alat yang digunakan, dan jangka

waktu pelayanan kesehatan.

Paragraf 3

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 6

Besarnya Tarif Retribusi adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, yang merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 6: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-6-

Bagian Kedua

Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

Paragraf 1

Nama dan Objek Retribusi

Pasal 7

Dengan nama Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan dipungut retribusi atas pelayanan

persampahan/kebersihan.

Pasal 8

(1) Objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah pelayanan persampahan/

kebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, meliputi :

a. Pengambilan/pengumpulan sampah dari sumbernya ke lokasi pembuangan

sementara;

b. Pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan sementara ke

lokasi pembuangan/pembuangan akhir sampah; dan

c. Penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah.

(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial, dan tempat umum

lainnya.

Paragraf 2

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 9

(1) Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan pelayanan yang diberikan, serta jenis

dan/atau volume sampah.

(2) Jenis sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sampah organik dan non

organik.

Paragraf 3

Struktur dan Besarnya Tarif

Pasal 10

(1) Besarnya tarif retribusi digolongkan berdasarkan pelayanan yang diberikan, jenis serta

volume sampah yang dihasilkan.

(2) Besarnya tarif Retribusi adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran II, yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 7: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-7-

Bagian Ketiga

Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk

dan Akta Catatan Sipil

Paragraf 1

Nama dan Objek Retribusi

Pasal 11

Dengan nama Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan

Sipil dipungut Retribusi atas pelayanan Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil.

Pasal 12 Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil

adalah pelayanan:

a. Kartu tanda penduduk;

b. Kartu keterangan bertempat tinggal;

c. Kartu identitas kerja;

d. Kartu penduduk sementara;

e. Kartu identitas penduduk musiman;

f. Kartu keluarga; dan

g. akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta perceraian, akta pengesahan dan

pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga negara asing, dan akta kematian.

Paragraf 2

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 13

Tingkat Penggunaan Jasa Pelayanan Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil diukur

berdasarkan berdasarkan jenis dan jumlah layanan.

Paragraf 3

Struktur dan Besarnya Tarif

Pasal 14

Besarnya Tarif Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil adalah

sebagaimana tercantum dalam Lampiran III, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keempat

Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat

Paragraf 1

Nama dan Objek Retribusi

Pasal 15 Dengan nama Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat dipungut Retribusi atas

pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat.

Page 8: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-8-

Pasal 16

Objek Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat adalah pelayanan pemakaman

dan pengabuan mayat yang meliputi :

a. Pelayanan penguburan/pemakaman termasuk penggalian dan pengurukan, pembakaran/

pengabuan mayat; dan

b. Sewa tempat pemakaman atau pembakaran/pengabuan mayat yang dimiliki atau

dikelola Pemerintah Daerah.

Paragraf 2

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa Retribusi

Pasal 17

Tingkat Penggunaan Jasa diukur berdasarkan pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat.

Paragraf 3

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 18

Struktur dan Besarnya tarif Retribusi pelayanan pemakaman dan pengabuan mayat adalah

sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kelima

Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

Paragraf 1

Nama dan Objek Retribusi

Pasal 19

Dengan nama Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dipungut Retribusi atas

penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum.

Pasal 20

Objek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah penyediaan pelayanan parkir di

tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Paragraf 2

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 21

Cara mengukur tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan jenis kendaraan dan frekuensi

penggunaan tempat parkir.

Page 9: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-9-

Paragraf 3

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 22

Struktur dan besarnya tarif Retribusi adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran V, yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Keenam

Retribusi Pelayanan Pasar

Paragraf 1

Nama dan Objek Retribusi

Pasal 23

Dengan nama Retribusi Pelayanan Pasar dipungut Retribusi atas penyediaan fasilitas pasar

tradisional/sederhana, berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan

khusus disediakan untuk pedagang.

Pasal 24

(1) Objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana,

berupa pelataran, los, kios yang dikelola Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk

pedagang.

(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan

fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

Paragraf 2

Cara mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 25

Tingkat Penggunaan Jasa diukur berdasarkan luas, jenis tempat dan kelas pasar yang

digunakan.

Paragraf 3

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 26

(1) Struktur tarif digolongkan berdasarkan jenis fasilitas yang terdiri atas halaman/

peralatan, los dan atau kios, luas lokasi dan jangka waktu pemakaian.

(2) Lokasi sebagimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk menentukan kelas pasar.

(3) Kelas pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yaitu Pasar kelas I dan Pasar Kelas II:

a. Pasar kelas I terdiri dari Pasar Oyehe, Pasar Kalibobo dan Pasar Karang Tumaritis;

b. Pasar kelas II adalah Pasar yang dibangun oleh pemerintah Daerah/Kampung.

(3) Khusus kios swadaya besarnya tarif untuk 5 (lima) tahun pertama disamakan dengan

pelataran dan selanjutnya sesuai tarif kios yang berlaku.

(4) Struktur dan besarnya tarif adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI, yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 10: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-10-

Bagian Ketujuh

Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

Paragraf 1

Nama dan Objek Retribusi

Pasal 27

Dengan nama Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dipungut Retribusi atas pelayanan

pengujian kendaraan bermotor.

Pasal 28

Objek Retribusi adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor, termasuk kendaraan

bermotor di air sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diselenggarakan oleh

Pemerintah Daerah.

Paragraf 2

Cara mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 29

Tingkat Pengggunaan Jasa diukur berdasarkan jenis kendaraan yang diuji.

Paragraf 3

Struktur dan BesarnyaTarif Retribusi

Pasal 30

Besarnya Retribusi pengujian kendaraan bermotor adalah sebagaimana tercantum dalam

Lampiran VII, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedelapan

Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta

Paragraf 1

Nama dan Objek Retribusi

Pasal 31

Dengan nama Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta dipungut Retribusi atas penyediaan

peta yang dibuat oleh Pemerintah Daerah.

Pasal 32

Objek Retribusi adalah penyediaan peta yang dibuat oleh Pemerintah Daerah, yang meliputi :

a. Peta Kabupaten;

b. Peta Distrik;

c. Peta Kampung;

d. Peta RTRW;

e. Peta RDRTKW;

f. Peta RUTK;

g. Peta RDTRK;

h. Peta RTRK;

Page 11: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-11-

Paragraf 2

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 33

Tingkat Penggunaan Jasa diukur berdasarkan jumlah, jenis, kualitas, dan ukuran peta yang

dicetak.

Paragraf 3

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 34

Struktur dan Besarnya tarif Retribusi adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran VIII,

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini

Bagian Kesembilan

Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus

Paragraf 1

Nama dan Objek Retribusi

Pasal 35

Dengan nama Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus dipungut Retribusi atas

penyediaan dan/atau penyedotan kakus.

Pasal 36

(1) Obyek Retribusi adalah Pelayanan Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus yang

dilakukan oleh Pemerintah Daerah, meliputi :

a. Penyedotan kakus dari sumber ke TPA Tinja;

b. Penyediaan lokasi pembuangan pengolahan lumpur Tinja di TPA Tinja.

(2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

Pelayanan Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus yang disediakan, dimiliki dan/atau

dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.

Paragraf 2

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 37

Tingkat Penggunaan Jasa diukur berdasarkan volume tinja yang disedot dan atau yang

dibuang di TPA Tinja.

Page 12: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-12-

Paragraf 3

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 38

Besarnya Tarif terhadap pelayanan penyedotan kakus dan pembuangannya adalah

sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kesepuluh

Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang

Paragraf 1

Nama, dan Objek Retribusi

Pasal 39

Dengan nama Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, dipungut Retribusi atas pelayanan jasa

tera atau tera ulang, kalibrasi atas alat UTTP dan pengujian BDKT.

Pasal 40

Objek Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang adalah :

a. Pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya; dan

b. Pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 41

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis UTTP/BDKT.

Paragraf 3

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 42

(1) Retribusi pelayanan tera/tera ulang meliputi biaya tera dan tera ulang, pengesahan,

penjustiran, pembatalan, pemeriksaan, kalibrasi, pengujian BDKT, jasa profesi, biaya

tambahan untuk alat UTTP

(2) Struktur dan besarnya tarif Retribusi adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran X,

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Page 13: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-13-

Bagian Kesebelas

Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi

Paragraf 1

Nama dan Objek Retribusi

Pasal 43

Dengan nama Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi dipungut Retribusi atas jasa

pengendalian menara telekomunikasi.

Pasal 44

Objek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi adalah pemanfaatan ruang untuk

menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang, keamanan, dan kepentingan

umum.

Paragraf 2

Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

Pasal 45

Cara mengukur tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan frekuensi pengendalian dan

pengawasan menara telekomunikasi.

Paragraf 3

Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Pasal 46

Struktur dan besarnya tarif retribusi adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI, yang

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

BAB III

SUBJEK DAN WAJIB RETRIBUSI

Pasal 47

(1) Subjek Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan/

menikmati pelayanan jasa yang bersangkutan.

(2) Wajib Retribusi Jasa Umum adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran

Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Jasa Umum.

BAB IV

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN

TARIF RETRIBUSI

Pasal 48

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Jasa Umum ditetapkan dengan

memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat,

aspek keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan tersebut.

Page 14: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-14-

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasi dan pemeliharaan,

biaya bung, dan biaya modal

(3) Dalam hal penetapan tarif, sepenuhnya memperhatikan biaya penyediaan jasa, dan

hanya untuk menutup sebagian biaya.

(4) Retribusi Penggantian Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil, dan Retribusi

Penggantian Biaya Cetak Peta, hanya memperhitungkan biaya pencetakan dan

pengadministrasian.

BAB V

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 49

Retribusi dipungut di wilayah Daerah tempat pelayanan diberikan.

BAB VI

PEMUNGUTAN

Pasal 50

(1) Retribusi terutang dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan yang diterbitkan oleh Bupati.

(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa

karcis, kupon, dan kartu langganan.

(3) Bentuk, isi, tata cara pengisian dan penyampaian SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB VII

TATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 51

(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilunasi sekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak

diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan yang merupakan tanggal

jatuh tempo pembayaran Retribusi.

(3) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang

membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap

bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih dengan

menggunakan STRD.

(4) Bupati atas permohonan Wajib Retribusi setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan

dapat memberikan persetujuan kepada Wajib Retribusi untuk mengangsur atau menunda

pembayaran Retribusi, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan.

(5) Tata cara pembayaran, pembayaran dengan angsuran dan penundaan pembayaran

Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Pasal 52

(1) Pembayaran Retribusi yang terutang dilakukan di Kas Daerah atau tempat lain yang

ditetapkan oleh Bupati.

Page 15: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-15-

(2) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

menggunakan SSRD.

(3) Bentuk, jenis, ukuran dan tata cara pengisian SSRD, ditetapkan dengan Peraturan

Bupati.

BAB VIII

TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 53

(1) Untuk melakukan penagihan Retribusi, Bupati dapat menerbitkan STRD jika Wajib

Retribusi tidak membayar Retribusi Terutang tepat pada waktunya atau kurang

membayar.

(2) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului dengan

Surat Teguran.

(3) Jumlah kekurangan Retribusi yang terutang dalam STRD sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditambah dengan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen)

setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(4) Tata cara penagihan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

BAB IX

KEBERATAN

Pasal 54

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk

atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan

yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal

SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa

jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.

(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu

keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.

(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan

penagihan Retribusi.

Pasal 55

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat Keberatan

diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan

Surat Keputusan Keberatan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,

menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Bupati tidak

memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

Pasal 56

(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, Bupati menerbitkan

SKRDLB untuk mengembalikan kelebihan pembayaran Retribusi dengan ditambah

imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.

Page 16: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-16-

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan

sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.

BAB X

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 57

(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan

pengembalian kepada Bupati.

(2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya permohonan

pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati

tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Retribusi

dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1

(satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan pembayaran

Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi

terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya

SKRDLB.

(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua)

bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas

keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Retribusi.

(7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XI

KEDALUWARSA

Pasal 58

(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui

waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika Wajib

Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi.

(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh jika :

a. diterbitkan Surat Teguran; atau

b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak

langsung.

(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,

kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.

(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf

b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai utang

Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan

pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.

Page 17: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-17-

Pasal 59

(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan

penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

(2) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa

sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Tata cara penghapusan piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan

Peraturan Bupati.

BAB XII

PEMERIKSAAN

Pasal 60

(1) Bupati berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan

kewajiban Retribusi dalam rangka melaksanakan peraturan perundang-undangan

Retribusi Daerah.

(2) Wajib Retribusi yang diperiksa wajib :

a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi

dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek Retribusi yang

terutang;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu

dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau

c. memberikan keterangan yang diperlukan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemeriksaan Retribusi diatur dengan

Peraturan Bupati.

BAB XIII

PEMANFAATAN

Pasal 61

(1) Hasil penerimaan Retribusi Jasa Umum merupakan pendapatan daerah yang harus

disetorkan seluruhnya ke Kas Daerah.

(2) Sebagian hasil penerimaan Retribusi digunakan untuk mendanai kegiatan yang berkaitan

langsung dengan pelayanan jasa umum.

(3) Pengalokasian sebagian penerimaan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditetapkan dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

BAB XIV

INSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 62

(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat diberi insentif atas dasar

pencapaian kinerja tertentu.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah.

Page 18: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-18-

(3) Pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB XV

PENYIDIKAN

Pasal 63

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi

wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di

bidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara

Pidana.

(2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil

tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang

sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

(3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan

berkenaan dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah agar keterangan atau

laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau

Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak

pidana Retribusi Daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan sehubungan

dengan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah;

d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di

bidang Retribusi Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan,

dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak

pidana di bidang Retribusi Daerah;

g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat

pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda,

dan/atau dokumen yang dibawa;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi Daerah;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka

atau saksi;

j. menghentikan penyidikan; dan/atau

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di

bidang Retribusi Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan

dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik

pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam

Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

Page 19: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-19-

BAB XVI

KETENTUAN PIDANA

Pasal 64

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan

Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling

banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(2) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan negara.

BAB XVII

INSTANSI PELAKSANA

Pasal 65

Instansi pelaksana Retribusi Jasa Umum akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB XVIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 66

Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Retribusi yang masih terutang berdasarkan Peraturan

Daerah tentang Retribusi mengenai jenis Retribusi Jasa Umum sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (1), sepanjang tidak diatur dalam Peraturan Daerah yang bersangkutan masih

dapat ditagih selama jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutang.

BAB XIX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 67

(1) Tarif retribusi dapat ditinjau Kembali paling lama 3 (tiga) Tahun.

(2) Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.

(3) Penetapan peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

dengan Peraturan Bupati.

Pasal 68

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku :

(1) Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 16 Tahun 2007 tentang Retribusi Pelayanan

Kesehatan pada RSUD Kabupaten Nabire;

(2) Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 11 Tahun 2008 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 16 Tahun 2007 tentang Retribusi Pelayanan

Kesehatan pada RSUD Kabupaten Nabire;

(3) Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 9 Tahun 2008 tentang Retribusi Parkir;

(4) Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pengujian Berkala

Kendaraan Bermotor;

(5) Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 3 Tahun 2003 tentang Retribusi Pasar;

(6) Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 13 Tahun 1996 tentang Retribusi

Kebersihan Kota;

(7) Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 25 Tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan

Persampahan Atau Kebersihan Kota;

Page 20: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-20-

(8) Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 27 Tahun 2001 tentang Retribusi Parkir

Ditepi Jalan Umum;

(9) Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 5 Tahun 2007 Tentang Pengujian Berkala

Kendaraan Bermotor;

(10) Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 11 Tahun 2008 tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 16 Tahun 2007 tentang Retribusi Pelayanan

Kesehatan Pada RSUD Nabire;

(11) Peraturan Daerah Kabupaten Nabire Nomor 18 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Administrasi Kependudukan;

Dinyatakan dicabut khusus untuk pasal-pasal yang berkaitan dengan tarif Retribusi,

sedangkan yang berkaitan dengan pengaturan umum tetap berlaku, sambil menunggu

perubahan Peraturan Daerahnya.

Pasal 69

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini

dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Nabire.

Ditetapkan di Nabire

pada tanggal 1 oktober 2010

BUPATI NABIRE,

CAP/TTD

ISAIAS DOUW

Diundangkan di Nabire

pada tanggal 7 Oktober 2010

Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NABIRE,

CAP/TTD

Drs. UMAR KATJILI

PEMBINA UTAMA MUDA

NIP. 195204211971061001

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NABIRE TAHUN 2010 NOMOR 5

Untuk salinan yang sah sesuai dengan aslinya;

a.n. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NABIRE

KEPALA BAGIAN HUKUM,

CAP/TTD

DEREK KAMBUAYA, SH

PEMBINA

NIP. 19671222 199610 1001

Page 21: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-21-

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NABIRE

NOMOR 5 TAHUN 2010

TENTANG

RETRIBUSI JASA UMUM

I. UMUM.

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan

Daerah yang merubah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, memberikan kewenangan

kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengurus sendiri Urusan Pemerintahannya

untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan

pelayanan kepada masyarakat.

Berkaitan dengan kewenangan tersebut, maka Pemerintah Daerah Kabupaten berhak

mengadakan pengaturan yang berupa Retribusi Jasa Umum kepada masyarakat,

pengaturan tersebut dituangkan kedalam Peraturan Perundang-undangan yang bersifat

memaksa, hal tersebut juga ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, Daerah diberi kewenangan untuk memungut jenis-jenis retribusi yang

terkait dengan Retribusi yang diberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah. Dengan

kewenangan tersebut bisa mendukung pelaksanaan otonomi daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup Jelas

Pasal 2

Cukup jelas

Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup jelas

Page 22: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-22-

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13

Cukup jelas

Pasal 14

Cukup jelas

Pasal 15

Cukup jelas

Pasal 16

Cukup jelas

Pasal 17

Cukup jelas

Pasal 18

Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas

Pasal 20

Cukup jelas

Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22

Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas

Pasal 24

Cukup jelas

Pasal 25

Cukup jelas

Pasal 26

Cukup jelas

Pasal 27

Cukup jelas

Pasal 28

Cukup jelas

Pasal 29

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas

Pasal 31

Cukup jelas

Page 23: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-23-

Pasal 32

Cukup jelas

Pasal 33

Cukup jelas

Pasal 34

Cukup jelas

Pasal 35

Cukup jelas

Pasal 36

Cukup jelas

Pasal 37

Cukup jelas

Pasal 38

Cukup jelas

Pasal 39

Cukup jelas

Pasal 40

Cukup jelas

Pasal 41

Cukup jelas

Pasal 42

Cukup jelas

Pasal 43

Cukup jelas

Pasal 44

Cukup jelas

Pasal 45

Cukup jelas

Pasal 46

Cukup jelas

Pasal 47

Cukup jelas

Pasal 48

Cukup jelas

Pasal 49

Cukup jelas

Pasal 50

Cukup jelas

Pasal 51

Cukup jelas

Pasal 52

Cukup jelas

Pasal 53

Cukup jelas

Pasal 54

Cukup jelas

Pasal 55

Cukup jelas

Page 24: RETRIBUSI JASA UMUM - jdih.papua.go.id...16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB, adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah

-24-

Pasal 56

Cukup jelas

Pasal 57

Cukup jelas

Pasal 58

Cukup jelas

Pasal 59

Cukup jelas

Pasal 60

Cukup jelas

Pasal 61

Cukup jelas

Pasal 62

Cukup jelas

Pasal 63

Cukup jelas

Pasal 64

Cukup jelas

Pasal 65

Cukup jelas

Pasal 66

Cukup jelas

Pasal 67

Cukup jelas

Pasal 68

Cukup jelas

Pasal 69

Cukup jelas