PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH...

15
PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN ENERGI DAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK AISYIYAH PAJANG DAN KARANGASEM KECAMTAN LAWEYAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : SEPTINA MARTHA ANGGRAINI PUTRI J 310 120 044 PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Transcript of PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH...

Page 1: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN

ENERGI DAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

DI TK AISYIYAH PAJANG DAN KARANGASEM KECAMTAN

LAWEYAN SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan

Oleh :

SEPTINA MARTHA ANGGRAINI PUTRI

J 310 120 044

PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

i

Page 3: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

ii

Page 4: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

iii

Page 5: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

1

PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN ENERGI DAN

STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK AISYIYAH PAJANG DAN

KARANGASEM KECAMTAN LAWEYAN SURAKARTA

Abstrak

Status gizi anak secara umum dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Status

pekerjaan ibu juga dapat mempengaruhi pola makan anak dan pemantauan kesehatahan anak,

akan dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perbedaan status pekerjaan ibu terhadap status gizi dan asupan energi pada anak usia prasekolah

di Aisyiyah Kecamatan Laweyan Surakarta. Pengambilan sampel menggunakan teknik Simpel

Random Sampling, sampel 78 responden terdiri dari 39 orang anak ibu yang bekerja dan 39 ibu

yang tidak bekerja. Data asupan energi diperoleh dengan menggunakan food record, sedangkan

data status gizi diperoleh dari pengukuran tinggi badan dan berat badan. Uji perbedaan asupan

energi dan status gizi pada anak prasekolah ibu bekerja dan tidak bekerja menggunakan uji

perbedaan Mann Whitney. Hasil analisis uji beda dari dua kelompok didapatkan hasil terdapat 20

orang anak (25,6%) dari ibu yang tidak bekerjadan 18 orang anak (23%) dari ibu yang bekerja

sedangkan asupan energi normal terdapat 25 orang anak (53,2%) dari anak ibu yang bekerja dan

terdapat 22 orang anak (46,8%) ibu yang tidak bekerja. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan

bahwa ada perbedaan status gizi pada anak prasekolah ibu yang bekerja dan bukan bekerja

(p=0,001) dan asupan energi pada anak prasekolah ibu yang bekerja dan bukan bekerja

(p=0,007).Status pekerjaan ibu berpengaruh terhadap asupan energi dan status gizi pada anak

usia prasekolah di TK Aisyiyah Pajang dan Karangasem Kecamatan Laweyan Surakarta.

Katakunci: Status pekerjaanibu, anak usia prasekolah status gizi, asupan energi.

Abstract

The nutritional status of children is generally influenced by internal factors and external factors.

The employment status of the mother can also influence children's diet and child health

monitoring, can affect the nutritional status of preschool children. This study aims to determine

the differences in maternal employment status with nutritional status and energy intake in

preschool children in Aisyiyah, Laweyan District, Surakarta. Sampling using Simple Random

Sampling technique, a sample of 78 respondents consisted of 39 working mothers and 39 non-

working mothers. Energy intake data is obtained by using a food record, while nutritional status

data is obtained from measurements of height and weight. Test for differences in energy intake

and nutritional status in preschool children working and not working using the Mann Whitney

difference test. The results of the analysis of different tests from the two groups showed that

there were 20 children (25.6%) from mothers who did not work and 18 children (23%) from

working mothers while the normal energy intake had 25 children (53.2% ) from working mothers

and there were 22 children (46.8%) who did not work. The Mann Whitney test results showed

that there were differences in nutritional status in preschool children working and not working

mothers (p = 0.001) and energy intake in preschool children working and not working mothers

(p = 0.007).The employment status of mothers influences energy intake and nutritional status in

preschoolers in Aisyiyah Pajang and Karangasem Kindergarten Laweyan Districts.

Keywords: employment status, preschool age nutritional status, energy intake.

Page 6: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

2

1. PENDAHULUAN

Masa prasekolah merupakan fase terpenting dalam membangun fondasi pertumbuhan dan

perkembangan manusia. Pertumbuhan anak dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal berasal dari genetik, sedangkan faktor eksternal yaitu status gizi pada masa balita

atau prasekolah. Anak prasekolah merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan

yang sangat pesat, sehingga memerlukan asupan zat gizi setiap kilogram berat badannya

(Supartini, 2004).

Status gizi anak adalah keadaan anak akibat dari keseimbangan antara konsumsi makan

dan penyerapan zat gizi. Status gizi dapat diketahui dengan melakukan pengukuran status gizi

menggunkan indikator IMT/ U dan WHO NCHS (Etik, 2009).

Status gizi dinyatakan sebagai keadaan tubuh yang merupakan akibat dari konsumsi

makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi dikategorikan menjadi 4 kategori, yaitu status

gizi baik, kurang, sangat buruk, dan lebih. Konsumsi makan seseorang berpengaruh terhadap

status gizi orang tersebut. Status gizi baik terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat gizi yang

dibutuhkan anak secara efisien, sehingga tidak menimbulkan tefek toksis atau membahayakan

(Rizka, 2013).

Asupan zat gizi makronutrien dalam tubuh akan menghasilkan energi yang diperlukan

oleh tubuh. Asupan energi dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi basal, untuk

menunjang proses pertumbuhan dan aktivitas sehari-hari. Anak prasekolah yang kekurangan atau

kehilangan energi dalam jangka lama akan menyebabkan status gizi yang menurun dan berlanjut

menjadi gizi buruk (Soediatama, 2010).

Ibu yang bekerja menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah wanita yang bekerja

dengan maksud untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling

sedikit 1 jam secara terus menerus dalam satu minggu, termasuk pekerja tanpa upah yang

membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi. Gambaran pekerjaan informal perempuan

bekerja ada 35,4 juta orang (36,3%) dari 97,5 juta orang jumlah penduduk yang bekerja di

Indonesia (Jeane, 2012).

Status pekerjaan ibu dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian nutrisi kepada

anak balita. Ibu yang bekerja berdampak pada rendahnya waktu kebersamaan ibu dengan anak

balitanya, sehingga perhatian ibu terhadap perkembangan balita menjadi berkurang. Dampak dari

ibu bekerja juga tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan ibu. Ibu yang memiliki jenis

pekerjaan berat maka akan mengalami kelelahan fisik, sehingga ibu akan cenderung memilih

Page 7: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

3

untuk beristirahat daripada mengurus balitanya (Dyah, 2008). Status pekerjaan ibu juga dapat

mempengaruhi pola makan anak dan pemantauan kesehatahan anak, secara tidak langsung akan

dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

peran ibu sangat dominan untuk mengasuh dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang

menjadi anak yang berkualitas (Merryana, 2011).

WHO (2010) menyatakan bahwa masalah gizi masyarakat akan dianggap berat bila hasil

prevalensinya sebesar 30-39% dan serius 40%. Menurut hasil survey pedahuluan yang peneliti

lakukan di TK Aisyiyah Pajang Kecamatan Laweyan Surakarta didapatkan prevalensi status gizi

normal sebesar 43,4%, status gizi kurus sebesar 36,3%, status gizi gemuk sebesar 10% dan status

gizi obesitas sebesar 10% dari 60 orang anak ibu yang bekerja dan tidak bekeja.

Berkaitan dengan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang pengaruh status pekerjaan ibu terhadap asupan energi dan status gizi di TK Aisyiyah

Pajang dan Karangasem Kecamtan Laweyan Surakarta.

2. METODE

Jenis data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil pengisian

kuesioner yang diberikan kepada responden yaitu ibu anak prasekolah mengenai status pekerjaan

ibu, status gizi dan asupan energi pada anak prasekolah dengan hasil pengisian form food record

untuk mengetahui status gizi dan asupan energi anak prasekolah. Sampel dalam penelitian ini

adalah ibu yang bekerja dan tidak bekerja yang mempunyai anak prasekolha usia 5-7 tahun

senbanyak 39 orang ibu bekerja dan 39 orang ibu yang tidak bekerja. Penentuan sampel

dilakukan dengan Simple Random Sampling yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Pengukuran status gizi data diambil dengan melakukan penimbangan berat badan serta

pengukuran tinggi badan. Selanjutnya data berat badan dan tinggi badan dihitung dan

dikategorikan sesuai kategori IMT/U anak Indonesia, data asupan energi diperoleh dengan cara

memberikan kuesioner yang berisi form food record yang diisi oleh ibu dari anak prasekolah.

Pengisian form food record berisi tentang semua makanan dan minuman yang dikonsumsi anak

mulai dari makan pagi, selingan, makan siang selingan, makan malam dan selingan malam yang

dilakukan selama 3 kali 24 jam. Selanjutnya data food record dihitung menggunakan aplikasi

Nutri Survey untuk mengetahui asupan energi pada anak kemudian hasil perhitungan asupan

energi dibandingkan dang dikategorikan sesuai dengan Angka Kecukupan Energi

(AKG).Analisis univariat dilakukan untuk mendisktipsikan anatara masing-masing variabel

berupa distribusi dan presentase setiap variabel yaitu variabel bebas (status pekerjaan ibu)

Page 8: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

4

denngan variabel terikat (status gizi dan asupan energi).Uji kenormalan data menggunakan uji

Kolmugorof Smirnov, Analisis bivariat dengan menggunakan uji perbedaan Mann Whitney.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN.

3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

TK Aisyiyah pajang Laweyan Surakarta

TK Aisyiyah pajang Laweyan Surakarta terletak di perbatasan Pajang dengan Desa

Makamhaji tepatnya di jalan Tegal Kepuntren No 05, RT 04, Pajang Laweyan Surakarta Jawa

Tengah. TK Aisyiyah Pajang Laweyan Surakarta kegiatan belajar mengajar dimulai pukul 07.30

WIB sampai pukul 10.30 WIB, namun pada hari jumat siswa-siswi pulang sedikt lebih awal

yaitu pukul 10.00 WIB.

TK Aisyiyah Pajang Laweyan Surakarta ada 6 kelas yaitu kelompok TK A kelas, kelompok

TK B 2 kelas dan kelompok bermain 2 kelas. Kegiatan di TK Aisyiyah Pajang Laweyan

Surakarta adalah senam, mengaji dan kegiatan parenting seperti Gernas Baku (Gerakan Nasional

Orangtua Membaca Buku) orangtua mengajarkan membaca anak sejak dini.

TK Aisyiyah Karangasem Laweyan Surakarta

TK Aisyiyah Karangasem Laweyan Surakarta terletak di jalan Srikoyo VIII Karangasem

Laweyan Surakarta Jawa Tengah. TK Aisyiyah Karangasem Laweyan Surakarta dibagi menjadi

dua tempat yaitu barat dan timur, bagian barat khusus untuk kelas fullday dan bagian timur

khusus untuk kelas reguler.

TK Aisyiyah Karangasem Surakarta terdapat dua kelompok kelas yaitu kelas full day dan

reguler. Kegiatan belajar megajar untuk kelas fullday dimulai pukul 07.30 WIB sampai pukul

13.00 WIB dan kegiatan belajar kelas reguler dimulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 10.30

WIB.Yang membedakan kelas fullday dan kelas reguler adalah kelas fullday mendapat makan

dan snack disekolah dan ada sedikit tambahan matapelajaran.

Untuk kegiatan belajar KB dimulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 10.30 WIB, sedangkan

KB fullday dan penitipan fullday dimulai pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WIB. TK Aisyiyah

Karangasem Laweyan Surakarta terdiri dari 2 kelas TK A, 1 kelas TK B, 1 kelas KB fullday dan

1 kelas KB reguler, serta 1 kelas khusus untuk penitipan anak. Kegiatan selain belajar mengajar

di TK Aisyiyah Karangasem Laweyan Surakarta adalah drumband, senam, mengaji dan kegiatan

perenting seperti gernas baku (Gerakan Nasional Orangtua Membaca Buku) orangtua

mengajarkan membaca anak sejak dini.

Page 9: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

5

3.2 Karakrteristik Subyek Penelitian

3.2.1 Usia

Umur merupakan salah satu variabel yang selalu diperhatikan dalam penelitian-penelitian

epidemiologi dan merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi dalam penentuan

pengukuran dan kategori status gizi. Subyek pada penelitian ini berjumlah 78 orang yang terdiri

dari 39 orang anak dari ibu yang bekerja dan 39 orang anak dari ibu yang tidak bekerja.

Karakteristik subyek penelitian menurutusia dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1. Karakteristik Subyek Menurut Usia

Karakteristik frekuensi Presentase (%)

5 tahun 49 62,8

6 tahun 27 34,7

7 tahun 2 2,5

Total 78 100

Jumlah subyek penelitian adalah 78 orang anak prasekolah. Usia responden sebagian berusia 5-7

tahun. Pada karakteristik subyek didapat hasil 62,8% orang anak yang berusia 5 tahun, terdapat

34,7% orang anak yang berusia 6 tahun dan 2,5% orang anak yang berusia 7 tahun. Subyek

penelitian adalah ibu yang bekerja dan tidak bekerja memiliki anak prasekolah berusia 5-7

tahun. Subyek penelitain sebanyak 78 orang ibu yang memiliki anak prasekolah di TK Aisyiyah

Kecamatan Laweyan Surakarta. Subyek penelitaian terdiri dari 39 orang ibu yang bekerja dan 39

orang ibu yang tidak bekerja yang memiliki anak usia prasekolah.

3.2.2 Jenis Kelamin Anak Prasekolah

Distribusi subyek penelitian jenis kelamin dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu laki-laki dan

perempuan. Distribusi subyek penelitian berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Subyek menurut Jenis Kelamin

Karakteristik frekuensi Presentase (%)

Laki-laki 34 43,6

perempuan 44 56,4

Total 78 100

Berdasarkan tabel 9 dapat disimpulkan bahawa subyek penelitian mayoritas perempuan

dengan presentase 56,4% sedangkan subyek laki-laki dengan presentase 43,6%.

3.3 Pembahasan

3.3.1 Distrubusi asupan energi antara anak ibu bekerja dan tidak bekerja

Masa anak prasekolah adalah masa dimana anak mengalami tumbuh kembang sehingga

membutuhkan suplai makanan dan gizi dalam jumlah yang memadai. Pada masa ini anak sangat

Page 10: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

6

tergantung pada ibu ataupun pengasuhnya. Salah satu pola pengasuhan dari ibu atau pengasuh

anak adalah dalam hal pengetahuan gizi, pengaturan makan, pemberian dan penyedian makanan

untuk keluarga. Dilihat dari hasil food recod 3 kali 24jam diketahui asupan makan anak

dipengaruhi oleh ibu ataupun pengasuh anak dalam memberikan makan. Distribusi subyek

penelitian berdasarkan asupan energi dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Distribusi Subyek Penelitian berdasarkan Asupan Energi

Asupan Energi

Kelompok

Bekerja Tidak bekerja

(n) % (n) %

Defisit berat 1 2,6 0 0

Defisit sedang 3 7,7 2 5,1

Defisit ringan 4 10,3 1 2,6

Normal 25 64,1 21 53,8

Diatas kebutuhan 6 15,4 15 38,5

Jumlah 39 100 39 100

Dari tabel 10 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar asupan energi anak prasekolah

ibu yang bekerja dan tidak bekerja adalah normal yaitu sebesar 64,1% anak ibu yang bekerja dan

53,8% anak dari ibu yang tidak bekerja, dimana asupan energi anak prasekolah >90% dari

kebutuhan (Angka Kecukupan Gizi) AKG. Hal tersebut dikarenakan sebgaian besar anak

mempunyai kebiasan makan nasi, lauk hewani dan minum susu berdasarkan hasil survei

konsumsi dengan menggunakan form food record 3x24 jam.

Metode yang digunankan untuk mencatat jumlah konsumsi makan dengan menggunakan

food record 3 kali 24jam. Pengisian kuesioner tanpa ada pemberiaan terlebih dahulu kepada

responden. Sebelum melakuakan pengisian kuesioner responden mendapat pengarahan dan

penjelasan besertsa fungsi dan tujuan metode food record (Meryyana, 2011).

Pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang makanan dan minuman

yang dikonsumsi setiap kali sebelum makan dan minum dalam Ukuran RumahTangga (URT)

atau menimbang dalam ukuran berat dalam periode tertentu (3 kali 24 jam) (Meryyana, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian dfiatas asupan energi sangat berpengaruh terhadap status gizi

anak, apabila konsumsi makan anak kurang maka akan mengalami asupan energi defisit dan

dapat mengakibatkan status gizi kurang, sedangkan asupan makan berlebih maka anak akan

mengalami asupan energi diatas kebutuhan yang dapat menyebabkan anak menjadi gemuk dan

obesitas.

Page 11: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

7

3.3.2 Distribusi status gizi anak ibu yang bekerja dan tidak bekerja

Penentuan status gizi diperoleh dari pengukuran antropometri, yaitu dengan pengukuran tinggi

badan dan berat badan subyek, hasil pengukuran selanjutnya diolah dan ditentukan dengan

menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan membandingkan standar IMT/U yang telah

ditentukan lalu dikategorikan menjadi status gizi sangat kurus, kurus, normal, gemuk dan obes

(Depkes, 2005). IMT dapat menentukan apakah berat badan seseorang dinyatakan sangat kurus,

kurus, normal, gemuk dan obes (Napitupuluh, 2005).

Tabel 4. Distribusi subyek penelitian berdasarkan status gizi

Status Gizi

Kelompok

Bekerja Tidak Bekerja

(n) % (n) %

Kurang 8 20,5 3 7,7

Normal 25 64,1 21 53,8

gemuk 5 12,8 7 17,9

obes 1 2,6 8 20,5

Jumlah 39 100 39 100

Dari tabel 11 dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan status gizi anak prasekolah

kelompok ibu yang bekerja dan kelompok ibu tidak bekerja bahwa sebagian besar berstatus gizi

normal sebesar 64,1% pada anak ibu yang bekerja dan 53,8% anak ibu yang tidak bekerja. Hal

tersebut disebabkan karena pola konsumsi makan, asupan energi anak prasekolah dan

pengasuhan orang tua terhadap anak sudah cukup baik.

Pekerjaan ibu dapat mempengaruhi keadaan status gizi anak, dimana akan berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada ibu yang bekerja biasanya pengasuhan

diserahkan kepada orang lain yang belum tentu memiliki ketrampilan dan pengalaman mengurus

anak kurang perhatian (Defi, 2012).

3.3.3 Perbedaan asupan energi anak prasekolah ibu bekerja dan tidak bekerja

Pengujian perbedaan asupan energi antara anak prasekolah ibu yang bekerja dengan anak

pasekolah ibu yang tidak bekerja menggunakan uji Mann whitney. Hal ini dikarenakan data nilai

status gizi dan asupan energi menunjukkan berdistribusi tidak normal (p<0,05).

Pada penelitian ini terdapat perbedaan status gizi dan asupan energi anatara anak prasekolah

ibu yang bekerja dan tidak bekerja. Perbedaan status gizi dan asupan energi anak prasekolah ibu

yang bekerja dan tidak bekerja dapat dilihat pada tabel 5

Page 12: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

8

Tabel 5. Distribuisi Responeden berdasarkan Asupan Energi Esubyek

penelitian (n) Mean Std. Dev Min Max p- value

Bekerja 39 99.7767 14.40784 62.20 124.30 0.001

Tidak bekerja 39 110.9721 14.03052 75.40 0.001

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan asupan energi antara anak

prasekolah ibu yang bekerja dan tidak bekerja diuji dengan uji statistik Mann Whitney, hasil

uji statistik didapatkan nilai p – 0,001 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan status gizi

anatara anak prasekolah ibu yang bekerja dan tidak bekerja.

Asupan energi diperoleh berdasarkan hasil survey konsumsi menggunakan food record 3 kai

24 jam. Setelah food record atau pencatatan konsumsi makan selesai dicatat kemudian dilakukan

penghitungan asupan energi dengan menggunakan Nutri Survey. Berdasarkan hasil food record 3

kali 24 jam kemudian didaptkan rata-rata asupan energi untuk melihat perpedaan antara asupan

energi anak prasekolah ibu yang bekerja dengan anak prasekolah ibu yang tidak bekerja.

Energi merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Energi

berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme, pertumbuhan, pengaturan suhu dan kegiatan

fisik. Kelebihan energi disimpan dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi jangka pendek

dan dalam bentuk lemak sebagai jangka panjang (Hardiyansyah, 2011).

Asupan energi diperolah dari pemecahan karbohidarat, protein dan lemak dari asupan

makan sehari-hari. Penentuan kebutuhan energi didasarkan pada basal metabolism rate dan

kegiatan fisik sesorang.Sedangkan basal metabolism rate dipengaruhi oleh usai, jenis kelamin,

penyakit dan komposisi tubuh. WHO merkomendasikan bahwa asupan energi diperoleh dari

karbohidrat 60-75%, lemak 10-25% dan protein 10-15% (Sunarti, 2013).

Penyebab kurangnya asupan energi yaitu makanan anak atau asupan makan dan penyakit

infeksi (biologis). Penyebab tidak langsung yaitu ketahanan pangan di dalam keluarga, pola

pengasuhan anak, pola makan, kebiasan adat istiadat serta pelayanan kesehatan dan kesehatan

lingkungan (sanitasi). Pokok masalah adalah pendidikan ibu ataupun pengasuh anak,

pengetahuan dan ketrampikan dalam memanfaatkan sumber bahan makanan. Akar masalah

adalah kondisi perekonomian, dan sosial keluarga (Hapsari, 2013).

Kecukupan energi berhubungan dengan status gizi. Energi yang cukup memungkinkan anak

untuk bisa melakasankan kegiatannya sehari-hari seperti sekolah, bermain, belajar, berekreasi

dan untuk tumbuh kembang anak. Tanda seseorang telah terpenuhi asupan energinya dapat

dilihat dari kenaikan berat badannya (Sunarti, 2013).

Page 13: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

9

3.3.4 Perbedaan status gizi anak prasekolah ibu bekerja dan tidak bekerja

Pengujian perbedaan status gizi antara anak prasekolah ibu yang bekerja dengan anak pasekolah

ibu yang tidak bekerja menggunakan uji Mann whitney. Hal ini dikarenakan data nilai status gizi

dan asupan energi menunjukkan berdistribusi tidak normal (p<0,05).

Pada penelitian ini terdapat perbedaan status gizi dan asupan energi anatara anak

prasekolah ibu yang bekerja dan tidak bekerja. Perbedaan status gizi dan asupan energi anak

prasekolah ibu yang bekerja dan tidak bekerja dapat dilihat pada tabel 6

Tabel 6. Distribuisi Responeden berdasarkan Status Gizi Esubyek

penelitian (n) Mean Std. Dev Min Max p- value

Bekerja 39 -.1856 1.51186 -2.80 -2.70 0.037

Tidak bekerja 39 .6038 1.58852 2.80 2.88

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan status gizi antara anak

prasekolah ibu yang bekerja dan tidak bekerja diuji dengan uji statistik Mann Whitney, hasil uji

statistik didapatkan nilai p– 0,037 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan status gizi antara

anak prasekolah ibu yang bekerja dan tidak bekerja.

Status gizi anak prasekolah diperoleh dengan melakukan pengukuran antropometri

meliputi berat badan dan tinggi badan. Pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan

timbangan injak dengan kapasitas 120 kg dan ketelitian 0,1kg sedangkan pengukuran tinggi

badan dilakukan dengan menggunakan microtoice dengan kapasitas dan ketelitian 0,1cm dan

200cm (Luciasari, 2012).

Status gizi anak prasekolah merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang

terutama ibu. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia anak prasekolah

didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini bersifat irreversible (tidak

dapat pulih). Ukuran tubuh yang pendek merupakan salah satu indikator kekurangan gizi yang

berkepanjangan pada anak (Mia, 2013).

Perilaku ibu dalam pemberian nutrisi kepada anak juga dipengaruhi oleh status pekerjaan

ibu. Ibu yang bekerja berdampak pada rendahnya waktu kebersamaan ibu dengan anak,

sehingga perhatian ibu terhadap perkembangan anak menjadi berkurang. Dampak dari ibu

bekerja juga tergantung perkembangan anak menjadi berkurang. Dampak dari ibu bekerja juga

tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan ibu. Ibu yang memiliki jenis pekerjaan berat

Page 14: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

10

maka akan mengalami kelelahan fisik, sehingga ibu akan cenderung memilih untuk beristirahat

dari pada mengurus balitanya (Julianti, 2014).

3.4 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah seperti penambahan suplemen dan vitamin yang di konsumsi

anak. Faktor tersebut dapat mempengaruhi status gizi dan asupan energi anak.

4. PENUTUP

1) Terdapat 64,1% anak prasekolah yang mengalami asupan energi normal pada kelompok

ibu yang bekerja dan terdapat 53,8% anak pada kelompok ibu yang tidak bekerja di Tk

Aisyiyah Kecamatan Laweyan Surakarta.

2) Terdapat 54,3% anak prasekolah status gizi normal pada kelompok ibu yang bekerja dan

terdapat 45,7% anak pada kelompok ibu yang tidak bekerja di Tk Aisyiyah Kecamatan

Laweyan Surakarta.

3) Tidak terdapat status gizi sangat kurus pada anak prasekolah ibu yang bekerja dan tidak

bekerja di TK Aisyiyah Pajang dan Karangasem Surakarta Kecamatan Laweyan

Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Andriyan, M., dkk. 2011. Pola Asuh Makan Pada Balita Dengan Status Gizi Kurang di Jawa

Timur Jawa Tengah dan Kalimantan Tengah. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan.

Ariningsih, E. 2005.Konsumsi Dan Kecukupan Energi Dan Protein Rumah Tangga Perdesaan

Di Indonesia: Analisis Data SUSENAS 2005. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian. Bogor.

Depkes. 2014. Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013 .Dari

htp://gizi.dekes.go.id/download/Kebijakan%20Gizi/Tabel/%20AKG. pdf pada tanggal 5

Mei 2017.

Departemen Kesehatan RI, 2000. Visi Pembangunan Nasional Indonesia Sehat 2000. Depkes

RI. Jakarta.

Desiawan, A., Soviana, E., Dharmawati, L. 2015. Hubungan Asupan Zat Besi (Fe) Dan Status

Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Di SD Negeri Kudu 02 Kecamatan

Baki Kabupaten Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.

Dyah, AS. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Status

Gizi Balita Usia 1-3 Tahun Didesa Lencoh Wilayah Kerja Puskesmas Selo Boyolali.

Publikasi Penelitian. Akbid Estu Utomo. Boyolali.

Page 15: PENGARUH STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP ASUPAN …eprints.ums.ac.id/70823/10/NASKAH PUBLIKASI-16.pdf · dapat mempengaruhi status gizi anak prasekolah. Dalam tumbuh kembang anak prasekolah,

11

Habibah, U., Puspowati,S.D., Soviana, E. 2017. Perbedaan Tingkat Pendidikan, Pola Asuh Ibu

dan Status dan Status Gizi pada Anak Karies dan Non Karies di TK Aisyiyah Bustanul

Athfal Imam Syuhodo Kabupaten Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Skripsi.

Khasanah, R. 2013. Hubungan Peran Orang Tua Sebagai Fasilitator Pemberian Asupan

Makanan Dengan Status Gizi Pada Anak Prasekolah TK/RA GUPPI 1 Kalijambe Sragen.

Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

Kristanti ,E dan Sari, D. 2016. Perbedaan Status Gizi Anak Usia 4-6 Tahun Pada Ibu Bekerja

dan Ibu Tidak Bekerja.STIKES RS Baptis. Jurnal STIKES. Kediri.

Luciasari, E dan Susanto, D. 2012.Status Gizi Anak Prasekolah Pada Keluarga berpendapatan

Rendah Dengan Ibu Pekerja. Bogor.

Meryana. 2014. Gizi dan Kesehatan Balita. Edisi Pertama, Kencana: Jakarta.

Natipuluh, Halasan. 2002. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan status gizi pada lanjut usia

di kota bengkulu [Tesis]. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Sediaoetama, AD. 2008. Ilmu Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid I. Dian Rakyat. Jakarta.

Sugiyanto. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).

Alfa Beta. Bandung.

Sunarti. 2013. Perbedaan Asupan Energi Protein Dan Status Gizi Anak Usia Prasekolah Dengan

Model School Feeding Dan Non School Feeding. Fakultas Kesehatan Masyarakat

Unversitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta.

Yultia. Hubungan Pola Asuh, Asupan Energi, Asupan Protein Status Gizi Balita Di Desa

Kertamul Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2016. [Skripsi].

Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung. Bandung.

Wulandari, Y. 2012. Tanya Jawab Perkambangan Anak. Dafa Piblishing. Jogjakarta.