PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA ...digilib.unila.ac.id/56122/3/SKRIPSI TANPA BAB...

56
PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF TERHADAP KETERLIBATAN KERJA : KEYAKINAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (SKRIPSI) Oleh Robert Trisnayandi FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA ...digilib.unila.ac.id/56122/3/SKRIPSI TANPA BAB...

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF

TERHADAP KETERLIBATAN KERJA : KEYAKINAN MANAJERIAL

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

(SKRIPSI)

Oleh

Robert Trisnayandi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

ABSTRAK

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF

TERHADAP KETERLIBATAN KERJA : KEYAKINAN MANAJERIAL

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

Oleh

Robert Trisnayandi

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari sistem pengukuran kinerja

interaktif terhadap keterlibatan kerja melalui variabel keyakinan manajerial.

Untuk mencapai tujuan penelitian, penelitian ini dilakukan dengan memberikan

100 kuesioner kepada responden di PT Great Giant Pineapple yang berlokasi di

Lampung tengah, Provinsi Lampung.

Hasil penelitian ini menemukan bahwa penggunaan sistem pengukuran kinerja

interaktif berpengaruh positif terhadap keterlibatan kerja secara tidak langsung

melalui keyakinan manajerial. Penelitian ini memberikan manfaat bagi

pengembangan keterlibatan kerja karyawan dan berkontribusi dalam aspek

pengembangan literatur akuntansi manajemen khususnya pada penggunaan sistem

pengukuran kinerja.

Kata kunci: Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif, Keterlibatan Kerja,

Keyakinan Manajerial

ABSTRACT

THE EFFECT OF THE INTERACTIVE PERFORMANCE

MEASUREMENT SYSTEM ON WORK ENGAGEMENT: MANAGERIAL

SELF-EFFICACY AS A MEDIATION VARIABLE

By

Robert Trisnayandi

This study aims to examine the effect of an interactive performance measurement

system on work engagement by managerial self-efficacy as mediating variables.

In order to achieve the research objectives, this research was conducted by giving

100 questionnaires to respondents at PT Great Giant Pineapple located in

Lampung Tengah, Lampung Province.

The results of this study found that the use of an interactive performance

measurement system has a positive effect on work engagement indirectly through

managerial self-efficiacy. This research provides benefits for the development of

employee engagement and contributes to the development aspects of the

management accounting literature, especially in the use of performance

measurement systems.

Keywords: Interactive - Performance Measurement System, Work Engagement,

Managerial Self-Efficacy.

PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF

TERHADAP KETERLIBATAN KERJA : KEYAINAN MANAJERIAL

SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

Oleh

Robert Trisnayandi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Penulis dilahirkan di Tulang Bawang pada tanggal 31

Agustus 1997 sebagai putra sulung dari dua bersaudara,

pasangan Bapak Sutrisno dan Ibu Agus Julastri. Penulis

menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 5

Lempuyang Bandar pada tahun 2003 dan lulus pada tahun

2009. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di

SMP Negeri 3Way Pengubuan sampai dengan tahun 2011. Kemudian

menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Terbanggi

Besar dan lulus pada tahun 2014. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program

Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung pada

tahun 2014 melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi

Negeri). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dibeberapa organisasi internal

kampus maupun eksternal kampus, diantaranya yaitu Himpunan Mahasiswa

Akuntansi sebagai anggota aktif periode 2014/2015. Kelompok Studi Pasar Modal

sebagai Anggota Biro Humas periode 2015/2016. Selain itu, penulis juga

bergabung dalam Komunitas @JagoAkuntansi Indonesia dan diamanahkan

menjadi Anggota Aktif periode 2016/2017. Pada periode 2017/2018 penulis

diamanahkan menjadi Koordinator Chapter Lampung Komunitas

@JagoAkuntansi Indonesia. Kemudian diamanahkan sebagai Kepala Biro

Teknologi dan Desain Komunitas @Jagoakuntansi Indonesia periode 2018/2019.

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala karunia, berkah dan rahmat yang

begitu besar kepada penulis. Dengan menyebut nama Allah SWT yang selalu

memberi petunjuk dan rencana terbaik bagi setiap hamba-Nya.

Kupersembahkan skripsi ini kepada :

Kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Agus Julastri.

Terimakasih yang tiada tara atas kasih sayang dan doa yang selalu diberikan,

nasihat yang bermanfaat, kekuatan dan motivasi dalam setiap langkah, dan selalu

memberikan dukungan untuk cita-citaku. Semoga Allah SWT senantiasa

memberikan perlindungan, kasih sayang dan keberkahan di dunia maupun di

akhirat untuk Ayahanda dan Ibunda ku.

Adikku, Raihan Trisna Yandi.

Terimakasih atas segala keceriaan, canda dan tawa, serta dukungannya selama ini.

Teruslah berjuang untuk masa depan dan jadilah anak yang bisa menjaga nama

baik orang tua dan agamanya.

Seluruh keluarga, sahabat dan teman-temanku yang selalu memberikan

semangat, doa, dan dukungan tiada henti.

Almamaterku tercinta, Universitas Lampung

MOTTO

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.

Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(QS. Al-Insyirah : 6-8)

Jangan lelah berjuang dan jangan berputus asa, ingatlah banyak orang yang

mengharapkan mu dan mendoakan mu dari belakang.

(Sutrisno)

Dimanapun, bagaimanapun, kapanpun dan dalam hal apapun, pegang teguhlah

kejujuran. Karena suatu hal yang kita hadapi dengan kejujuran, kebaikan akan

datang pula bersama dengannya.

(Faila Suffah)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap Keterlibatan Kerja:

Keyakinan Manajerial sebagai Variabel Mediasi)” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama proses

penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Secara khusus, penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

4. Bapak Yuliansyah, M.S.A., Ph.D., Akt., CA., selaku Dosen Pembimbing

Utama atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan

nasihat yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Komarrudin, S,E., M.Si., CA.. CPA. selaku Dosen Pembimbing

Pendamping atas kesediaannya memberikan waktu, bimbingan, saran dan

nasihat yang bermanfaat selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Kiagus Andi, S.E., M.Si., Akt. selaku Dosen Penguji Utama yang

telah memberikan saran-saran yang membangun mengenai pengetahuan

untuk penyempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Chara Pratami Tidespania Tubarad, S.E., M.ACC., Ak. selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran dan nasihat selama

penulis menjadi mahasiswa.

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya, serta

pembelajaran selama proses perkuliahan berlangsung.

9. Seluruh karyawan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

Terima kasih telah memberikan bantuan dan pelayanan terbaik selama

penulis menempuh pendidikan di Universitas Lampung.

10. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Sutrisno dan Ibunda Agus Julastri

yang telah memberikan kasih sayang, doa yang tiada henti, dukungan,

motivasi serta nasihat dalam pencapaian cita-citaku. Terimakasih untuk

segala kepercayaan yang telah diberikan.

11. Adikku Raihan Trisna Yandi, terimakasih untuk segala kasih sayang, doa,

dan canda tawa selama ini. Teruslah berjuang meraih cita-cita dan jadilah

anak yang bisa menjaga nama baik orang tua dan agamanya. Keep fighting

and be the best of yourself, My Little Brother !.

12. Seluruh keluarga besar, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Terimakasih atas doa, dukungan, motivasi, dan nasihat yang telah

diberikan.

13. Partner terbaikku, Faila Suffah. Terimakasih atas waktu dan momen yang

kita jalani dalam setiap serial perkuliahan selama 4 tahun ini. Terimakasih

atas dukungan, semangat, motivasi, pengertian, dan doa yang diberikan

selama perkuliahan dan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Terimakasih, My best partner in crime!.

14. Emak Mursiah dan Abah Alif Khairul. Orang tua kedua bagiku,

terimakasih atas bimbingan , kasih sayang, motivasi dan doa yang selalu

diberikan untukku.

15. Sahabat Kosanku, Ridho Ernando, Bang Suhend, Bang Hardi, Mas Tiar,

Mas Ari, Mas Dwi. Terimakasih untuk doa dan arahan, bimbingan , serta

canda tawa selama ini, Semoga silaturahmi kita tetap terjalin sampai

kapanpun.

16. Lamteng Brothers & Sisters, Aryo Bimo Seto, Dwiki Yogistiawan, Bagus

Sugiarta, Bagus Setyawan, Andi Prima Aritonang, Cahya Awaludin,

Kurnia Purnama Ayu, Sartika Panji Wulandari, dan Robingatul

Ngatdawiyah. Terimakasih atas semangat, doa, canda dan tawa yang

selama ini kita bagi satu sama lain, semoga silaturahmi ini dapat terus

terjalin, sukses selalu untuk kita semua.

17. The NUNO, Eka Arif Wibawa Hadi Saputra, Haris Ahmad Hidayatullah,

Andru Mahardi Faturahma. Terimakasih atas kebahagiaan dan

kekeluargaan selama ini, sukses selalu dimanapun berada Brother!.

18. Future Accountant, Umi Choirunnisa, Oftika Sari, Faila Suffah, Dewi

Yulyana Hendryani, Dhiyaa Ronaa, Zahrati, Amalia Pratiwi, Ahmad

Aminudin, Agro Niago Utomo, Teguh Prasetyo, Amin Sobri, Ariyanto dan

Micho Zyafutra. Terimakasih atas ribuan canda tawa, dukungan, motivasi,

dan doa yang kalian berikan. Semoga silaturahmi kita tetap terjalin sampai

kapanpun. Sukses selalu untuk kita semua.

19. Bujang Akt 14, Faisal Fachrurozi, Hafin Jaya Wardana, Ida Bagus Kade

W A, Iqbal Saputra, Muhammad Ghazy Zain, Praneko Adi Saputra,

Renaldo, Dani Aulia, M Rizki Saputra, Soni Setiawan, Anggit Hargo Jati,

Bipa Arba, Ilham Arif Wijaya, Rangga Prasetya, Zam Zam Orlando, Rifqi

Idham serta seluruh teman-teman angkatanku, S1 Akuntansi 2014 lainnya

yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih atas kebersamaan

dan canda tawa selama masa kuliah. Sukses selalu kawan.

20. Keluarga KKN Desa Tanjung Harapan, Juan Randy, Agung Pratama,

Amira Puri Zahra, Komang Rima, Regina Triswara, dan Supinah.

Terimakasih untuk kerja sama dan pengalaman hidup selama 40 hari.

Semoga silaturahmi kita tetap terjalin sampai kapanpun.

21. Anggota Komunitas @JagoAkuntansi Indonesia Chapter Lampung, Dewi,

Umi, Sobri, Faila, Agro, Teguh, Amel, Famela, Agnes, Resti, Putri, Paul,

Annisa, Okta, Lisa, Atma, Firdo, Ariqsi, Jimi, Meli, Ardita, Rona, Mba

Puput, Rima, Bang Arif, Mba Ruri, Bang Runi, Mba Filo, Mba Mery, Mba

Tria, Mba Riska, Mas Azhar, Mas Adam, Mba Cepe, Mba Fegy, Mba

Fatma dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih

atas kebersamaan, dan momen yang takkan terlupakan. Semoga

silaturahmi ini dapat terus kita jalin, dan sukses selalu dimanapun berada.

22. Anggota Komunitas @Jagoakuntansi Indonesia, Bang Fadly, Mba Mai,

Bang Fadhil, Mas Uki, Bang Cacing, Bang Alvin, Bang Donny, Jasmine,

Azzam, Yuna, Yulian, Anindita, Aulia, Mba Tria, Yulius, Fajar, Teguh,

Gusti, Weni, Aul, Reno, dan teman-teman lain yang tidak bisa di sebutkan

satu persatu, terimakasih atas pelajaran organisasi serta kebahagian dan

kekeluargaannya. Sukses selalu KJAI !

Atas bantuan dan dukungannya, penulis mengucapkan terimakasih, semoga

mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan

dalam proses penulisan skripsi ini, maka penulis mengharapkan adanya kritik

ataupun saran yang dapat membantu penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

Demikianlah, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang

membacanya.

Bandar Lampung, 20 Februari 2019

Penulis,

Robert Trisnayandi

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI .......................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah............................................................................. 5

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 6

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ............................................................................... 8

2.1.1 Teori Kontijensi .................................................................. 8

2.1.2 Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif ................................ 9

2.1.3 Keyakinan Manajerial ...................................................... 10

2.1.4 Keterlibatan Kerja ............................................................ 11

2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 12

2.3 Model Penelitian .......................................................................... 14

2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................. 15

2.4.1 Pengaruh Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja

Interaktif terhadap Keterlibatan Kerja .............................. 15

2.4.2 Pengaruh Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja

Interaktif terhadap Keyakinan Manajerial ........................ 16

2.4.3 Pengaruh Keyakinan Manajerial terhadap Keterlibatan

Kerja ................................................................................. 17

2.4.4 Pengaruh secara tidak langsung antara Sistem Pengukuran

Kinerja Interaktif terhadap Keterlibatan Kerja melalui

Keyakinan Manajerial ...................................................... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel .................................................................... 19

3.2 Data Penelitian ............................................................................. 20

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ..................................................... 20

3.2.2 Kriteria Responden ........................................................... 20

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 21

3.3 Operasional Variabel Penelitian ................................................... 22

3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variable) ............................ 22

3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variable) ........................... 23

3.3.3 Variabel Mediasi (Mediating Variable) ........................... 24

3.4 Analisis Data ............................................................................... 25

3.4.1 Pengukuran Model Pengukuran (Outer Model) ............... 26

3.4.1.1 Uji Validitas ......................................................... 26

3.4.1.2 Uji Reliabilitas ..................................................... 27

3.4.2 Pengukuran Struktural Model (Inner Model) ................... 27

3.4.2.1 Coefficient of Determination (R2) ........................ 28

3.4.2.2 Path Coefficients (β) ............................................ 28

3.5 Pengujian Hipotesis ..................................................................... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif Data dan Responden ..................................... 30

4.2 Demografi Responden .................................................................. 32

4.3 Analisis Data ................................................................................ 34

4.3.1 Pengukuran Model Pengukuran (Outer Model) ................ 34

4.3.1.1 Uji Validitas ......................................................... 35

4.3.1.2 Uji Reliabilitas ..................................................... 37

4.3.2 Pengukuran Struktural Model (Inner Model) .................... 38

4.4 Pengujian Hipotestis ..................................................................... 40

4.5 Pembahasan .................................................................................. 41

4.5.1 Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap

Keterlibatan Kerja ............................................................ 41

4.5.2 Pengaruh Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap

Keyakinan Manajerial ...................................................... 42

4.5.3 Pengaruh Keyakinan Manajerial terhadap Keterlibatan

Kerja ................................................................................. 43

4.5.4 Pengaruh secara Tidak Langsung antara Sistem

Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap Keterlibatan Kerja

Melalui Keyakinan Manajerial ......................................... 43

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ...................................................................................... 45

5.2 Implikasi ....................................................................................... 46

5.3 Keterbatasan ................................................................................. 46

5.4 Saran ............................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 12

Tabel 3.1 Indikator dan Pertanyaan Variabel Terikat Keterlibatan Kerja ............. 22

Tabel 3.2 Indikator dan Pertanyaan Variabel Bebas Sistem Pengukuran Kinerja

Interaktif ............................................................................................... 24

Tabel 3.3 Indikator dan Pertanyaan Variabel Mediasi Efektivitas manajerial ....... 25

Tabel 4.1 Persentase Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ........................... 30

Tabel 4.2 Deskriptif Data ....................................................................................... 31

Tabel 4.3 Informasi Umum Responden Penelitian ................................................ 32

Tabel 4.4 Parameter Model Pengukuran Data Menggunakan PLS........................ 34

Tabel 4.5 Pengujian Validitas Konvergen ............................................................. 35

Tabel 4.6 Skor Cross Loading ............................................................................... 36

Tabel 4.7 Fornell-Larcker Correlation .................................................................. 37

Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas .............................................................................. 38

Tabel 4.9 Nilai Coefficient Determinant (R2) ........................................................ 39

Tabel 4.10 Path Coefficients (Mean, STDEV,T-Values, P-Values) ....................... 40

Tabel 4.11 Pengujian Hipotesis ............................................................................. 41

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Pengembangan Kerangka Penelitian .................................................. 15

Gambar 4.1 Outer Model Pengukuran ................................................................... 34

Gambar 4.2 Output Model Struktural .................................................................... 39

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama beberapa dekade,sistem pengukuran kinerja menjadi pusat perhatian bagi

para praktisi maupun akademisi khususnya dibidang akuntansi manajeman

(Sholihin dan Pike, 2010). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hopper dan Bui

(2015) menjelaskan bahwa fenomena mengenai performance measurment system

and reward merupakan topik yang paling banyak menjadi perhatian peneliti di

dalam Management Accounting Research (MAR).

Dalam penelitian terdahulu mengenai dampak sistem pengukuran kinerja terhadap

keterlibatan kerja banyak dibahas pada sektor jasa (Schaufeli dan Bakker, 2004).

Akan tetapi, penelitian yang membahas sistem pengukuran kinerja serta

keterlibatan karyawan pada sektor manufaktur masih terbatas. Padahal didalam

perusahaan manufaktur, keterlibatan kerja karyawan berpengaruh besar terhadap

produktivitas perusahaan dan kinerja individu pada level manajer sangatlah

penting dalam membangun pencapaian kerja organisasi. Karena manajerlah yang

memberikan stategi dan kebijakan dalam pelaksanaan kerja para karyawannya

untuk kepentingan organisasi. Oleh sebab itu, baik buruknya kinerja manajer akan

mempengaruhi baik buruknya kinerja perusahaan dimata masyarakat. Berdasarkan

pentingnya kinerja manajer dalam mengelola karyawannya dan terbatasnya

2

penelitian akuntansi manajemen di sektor manufaktur dan studi akuntansi

manajemen di sektor manufaktur menarik perhatian penulis untuk mengkaji lebih

dalam.

Salah satu aspek sistem pengukuran kinerja yang dibahas dalam penelitian ini

adalah sistem pengukuran kinerja interaktif. Sistem pengukuran kinerja interaktif

merupakan sistem pengukuran kinerja yang digunakan dengan fokus perhatian

terhadap informasi perusahaan dari manajer secara berkesinambungan terhadap

strategi perusahaan, dimana manajer secara aktif dan teratur melibatkan diri ke

dalam pengambilan keputusan dari aktivitas karyawan (Bisbe dan Otley, 2004).

.Menurut Hogman (2011), sistem pengukuran kinerja interaktif mempunyai fungsi

penting untuk mengevaluasi pencapaian tujuan organisasi serta dapat mengubah

perilaku karyawan. Sistem pengukuran kinerja interaktif sangat efektif bagi

manajer dalam melibatkan diri serta pengambilan keputusan pada aktivitas

karyawan dan mempunyai fungsi penting dalam mengevaluasi kinerja perusahaan

agar mencapai tujuan perusahaan.

Sistem pengukuran kinerja interaktif dapat mendorong pengembangan ide-ide

baru dan inisiatif serta arahan-arahan yang muncul dari bawah ke atas dengan

fokus pada ketidakpastian strategi (Henri, 2006). Penggunaan sistem pengukuran

kinerja interaktif membuka saluran komunikasi antara atasan dan bawahan yang

bertujuan untuk menggali gagasan serta informasi yang berharga pada karyawan.

Menurut Bisbe dkk (2007), penggunaan sistem pengukuran kinerja interaktif juga

telah ditemukan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai tujuan perilaku

yang terarah, memberikan karyawan hak suara, mempromosikan sikap positif

3

terhadap pengawasan dan berbagai tugas, serta dapat digunakan untuk

memusatkan perhatian terhadap isu-isu yang mempengaruhi kinerja, seperti

ketidakpastian strategis. Pengukuran kinerja interaktif digunakan untuk mengelola

pengembangan ide-ide dan inisiatif dari bawahan yang dalam penggunaannya

dapat memberikan motivasi pada karyawan untuk mendorong karyawan terlibat

dalam proses pekerjaan dalam perusahaan serta memberikan karyawan hak suara

dalam proses pencapaian tujuan perusahaan.

Beberapa penelitian terdahulu menyatakan bahwa penggunaan sistem pengukuran

kinerja interaktif dapat meningkatkan keterlibatan kerja karyawan yang pada

akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan. Miao dan Evans (2012) menyatakan

bahwa adanya pengaruh sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap keterlibatan

kerja, meskipun pengaruh tidak langsung akan tetapi ada variabel yang

menjelaskan bagaimana penggunaan sistem pengukuran kinerja interaktif

memiliki hubungan dengan keterlibatan kerja.

Berdasarkan hasil penelitian Zimmerman (2004) yang menyimpulkan definisi

self-efficacy yaitu konsep yang secara spesifik mengontrol keyakinan pada

kemampuan yang dimiliki individu untuk melakukan tujuan tertentu. Dalam hal

kinerja manajerial, dikenal dengan Managerial Self-Efficacy yaitu sebuah

kemampuan manajer meliputi kognitif, sosial, dan emosi dalam mengontrol

keyakinan pada kemampuan karyawan untuk mencapai tujuan perusahan. Apabila

manajer dapat mengontrol kemampuan dan keyakinan karyawan tentang

pekerjaan dan bagaimana karyawan diharapkan dalam pekerjaannya dengan baik,

akan meningkatkan keterlibatan kerja karyawan. Oleh karena itu, keyakinan

4

manajerial diharapkan mampu memediasi hubungan sistem kinerja interaktif

terhadap keterlibatan kerja.

Alasan utama dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi

kepada penelitian di bidang Akuntansi Manajemen, terutama penelitian terhadap

pengaruh sistem pengukuran kinerja terhadap keterlibatan kerja (Work

engagement) serta keyakinan manajerial (managerial self-efficacy). Selain itu,

penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali bagaimana pengaruh langsung

maupun tidak langsung sistem pengukuran kinerja interaktif dalam meningkatkan

keterlibatan kerja dengan keyakinan manajerial digunakan variabel mediasi.

Penelitian ini ingin membuktikan kembali bagaimana secara langsung sistem

pengukuran kinerja interaktif dalam meningkatkan keterlibatan kerja dan

bagaimana pengaruhnya setelah ada faktor yang memediasi. Christian dkk (2011),

menemukan bahwa adanya pengaruh yang tidak langsung antara sistem

pengukuran kinerja interaktif terhadap keterlibatan kerja, Miao dan Evans (2012)

menyatakan bahwa adanya pengaruh sistem pengukuran kinerja interaktif

terhadap keterlibatan kerja, meskipun pengaruh tidak langsung. Oleh karena itu,

penulis memiliki anggapan bahwa dengan menggunakan pengukuran kinerja

interaktif dan melalui keyakinan manajerial mampu meningkatkan keterlibatan

kerja karyawan.

Penulis menggunakan perusahaan industri buah sebagai sampel penelitian karena

menarik untuk diteliti dan belum banyaknya penelitian penggunaan sistem

pengukuran kinerja pada perusahaan manufaktur. Pengukuran kinerja karyawan

5

dalam praktik bisnis manufaktur dinilai berperan strategis dalam menjamin kinerja

bisnis mereka.

Dari beberapa penjelasan tersebut penulis akan meneliti tentang sistem

pengukuran kinerja interaktif, keterlibatan kerja, dan keyakinan manjerial.

Berdasarkan latar belakang tersebut judul penelitian ini adalah “Pengaruh Sistem

Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Keterlibatan Kerja: Keyakinan

Manajerial Sebagai Variabel Mediasi”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah penelitian ini yaitu:

1. Apakah sistem pengukuran kinerja interaktif berpengaruh terhadap

keterlibatan kerja?

2. Apakah sistem pengukuran kinerja interaktif berpengaruh terhadap keyakinan

manajerial?

3. Apakah keyakinan manajerial berpengaruh terhadap keterlibatan kerja?

4. Apakah sistem pengukuran kinerja interaktif berpengaruh secara tidak

langsung terhadap keterlibatan kerja melalui keyakinan manajerial?

1.3 Batasan Masalah

Agar tidak menimbulkan berbagai macam persepsi bagi pembaca, maka penulis

memberikan batasan dalam penelitian ini yaitu :

1. Variabel yang diteliti dalam penilitian ini adalah sistem pengukuran kinerja

interaktif, keyakinan manajerial dan keterlibatan kerja.

2. Lokasi yang menjadi objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yaitu

PT Great Giant Pineapple yang berada di Lampung Tengah.

6

3. Responden dalam penelitian ini adalah para manajer dan non manajer yang

ada dalam perusahaan.

4. Aspek dalam penelitian ini adalah melihat persepsi responden terhadap teori

penggunaan sistem pengukuran kinerja interaktif, keyakinan manajerial dan

keterlibatan kerja melalui instrumen kuisioner.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

menguji:

1. Pengaruh antara sistem pengukuran kinerja interaktif dengan keterlibatan

kerja

2. Pengaruh antara sistem pengukuran kinerja interaktif dengan keyakinan

manajerial

3. Pengaruh antara keyakinan manajerial dengan keterlibatan kerja

4. Pengaruh secara tidak langsung antara sistem kinerja interaktif terhadap

keterlibatan kerja melalui keyakinan manajerial

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan manfaat penelitian antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan

pengetahuan serta memberikan bukti empiris mengenai penggunaan sistem

pengukuran kinerja interaktif yang pada akhirnya dapat meningkatkan

keterlibatan kerja karyawan dengan di mediasi olehkeyakinan manajerial

7

b) Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya bahan kepustakaan dan

mampu memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang

berkaitan dengan akuntansi manajemen, khususnya sistem pengukuran

kinerja.

2. Manfaat Praktis

a) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi praktis bagi

praktik bisnis untuk menerapkan sistem pengukuran kinerja interaktif

sebagai alat bantu manajemen dalam meningkatkan keterlibatan

karyawan melalui keyakinan manajerial

b) Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan informasi

dan pengetahuan yang dapat menjadi bahan referensi, khususnya untuk

mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam

penelitian ini.

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Kontijensi

Teori kontinjensi adalah teori yang dapat digunakan untuk menganalisis desain

dan sistem akuntansi manajemen untuk memberikan informasi yang dapat

digunakan perusahaan untuk berbagai macam tujuan dan untuk menghadapi

persaingan (Otley, 1995). Para peneliti menerapkan pendekatan kontinjensi untuk

menganalisis dan mendesain sistem kontrol, khususnya di bidang sistem

akuntansi manajemen. Beberapa peneliti dalam bidang akuntansi manajemen

melakukan pengujian untuk melihat hubungan variabel-variabel kontekstual

seperti ketidakpastian lingkungan, ketidakpastian tugas, struktur dan kultur

organisasional, ketidakpastian strategi dengan desain sistem akuntansi

manajemen (Otley, 1980).

Beberapa penelitian dalam bidang akuntansi manajemen yang menggunakan

penerapan pendekatan kontijensi ini bertujuan untuk melihat hubungan antar

variabel-variabel kontekstual dengan desain sistem akuntansi manajemen dan

mengevaluasi keefektifan antara dua variabel. Menurut beberapa studi yang

berkaitan dengan akuntansi manajemen mengklaim bahwa teori kontinjensi

9

merupakan sebuah paradigma yang sangat dominan (Cadez dan Guilding, 2008).

Teori kontijensi didasarkan pada premis bahwa tidak ada konsep atau sistem

akuntansi manajemen yang secara universal dapat digunakan organisasi secara

efektif serta suatu konsep akuntansi manajemen hanya sesuai atau cocok untuk

konteks atau kondisi tertentu saja (Otley,1980).

Suatu sistem pengendalian akan berbeda disetiap organisasi yang didasarkan pada

faktor organisatoris dan faktor situasional. Para peneliti dibidang akuntansi

menggunakan teori kontinjensi saat mereka menguji hubungan antara faktor

organisatoris dan pembentukan sistem pengendalian manajemen.Penelitian ini

bertujuan mendeskripsikan hubungan antara teori kontinjensi dengan Sistem

Pengendalian Manajemen (Management Control System) yang dalam hal ini

adalah sistem pengukuran kinerja interaktif yang merupakan bagian dari Sistem

Pengendalian Manajemen.

2.1.2 Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif

Secara umum, pengukuran kinerja adalah sistem informasi formal yang

melibatkan manager secara personal dan regular terlibat dalam aktivitas bawahan

(Simons, 1995).Sistem pengukuran kinerja interaktif merupakan sistem

pengukuran kinerja yang digunakan dengan memberikan perhatian terhadap

informasi perusahaan dari manajer secara berkesinambungan terhadap strategi

perusahaan, dimana manajer secara aktif dan teratur melibatkan diri dalam

pengambilan keputusan dari aktivitas karyawan (Bisbe dan Otley, 2004).

Salah satu ciri dalam penggunaan pengukuran kinerja interaktif adalah dengan

membuka saluran komunikasi antara atasan dan bawahan yang bertujuan untuk

10

menggali gagasan serta informasi yang berharga pada karyawan. Penggunaan

sistem pengukuran kinerja interaktif juga ditemukan untuk memotivasi karyawan

untuk mencapai tujuan perilaku yang terarah, memberikan karyawan hak suara,

mempromosikan sikap positif terhadap pengawasan dan berbagai tugas, serta

dapat digunakan untuk memusatkan perhatian terhadap isu-isu yang

mempengaruhi kinerja, seperti ketidakpastian strategi (Bisbe dkk., 2007).

Sistem pengukuran kinerja interaktif dapat mendorong pengembangan ide-ide

baru dan inisiatif serta arahan-arahan yang muncul dari bawah ke atas dengan

fokus pada ketidakpastian strategi (Henri, 2006).Sehingga dengan penggunaan

pengukuran kinerja interaktif ini perusahaan dapat melihat dan mencari peluang

dengan cara melakukan dialog dan debat serta memonitor resiko persaingan

untuk menangkap peluang strategi dalam menentukan posisi perusahaan di pasar

(Grafton dkk., 2010).

2.1.3 Keyakinan manajerial

Menurut Bandura (1994), self-efficacy adalah kemampuan generatif yang dimiliki

individu meliputi kognitif, sosial, dan emosi. Kemampuan individu tersebut harus

dilatih dan diatur secara efektif untuk mencapai tujuan individu. Berdasarkan hasil

penelitian Zimmerman (2004) menyimpulkan definisi self-efficacy yaitu konsep

yang secara spesifik mengontrol keyakinan pada kemampuan yang dimiliki

individu untuk melakukan tujuan tertentu.

Keraguan dapat mempengaruhi kemampuan yang dimiliki individu sehingga

kemampuan tersebut tidak muncul, karena keraguan tersebut dapat melemahkan

keyakinan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Heggestad dan Kanfer, 2005).

11

Keyakinan merupakan salah satu regulasi diri yang menentukan seberapa

bagus kemampuan yang dimiliki, dilatih secara terus menerus. Hal ini

berkontribusi dalam mencapai suatu keberhasilan (Bandura, 1994).

Berdasarkan penelitian sebelumnya dan berbagai pengertian tersebut, dapat

didefinisikan keyakinan manajerial (managerial self-efficacy) adalah kemampuan

manajer meliputi kognitif, sosial, dan emosi dalam mengontrol keyakinan pada

kemampuan pekerja untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.4 Keterlibatan Kerja

Konsep keterlibatan kerja atau work engagement pertama sekali dikemukakan

oleh Kahn (1990), yang berpendapat bahwa karyawan yang engaged adalah orang

yang secara fisik, kognitif dan emosional terhubung dengan pekerjaan mereka

dan orang lain. Kahn (1992) kemudian mengembangkan konsep ini dengan

menekankan pada pentingnya kehadiran psikologis dan berpendapat bahwa

karyawan yang engaged memiliki kehadiran psikologis yangmencakup atribut

seperti perhatian, keterhubungan, integrasi dan fokus. Wellins dan Concelman

(2004) menyatakan bahwa engagement adalah kekuatan yang dapat memotivasi

karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja pada level yang lebih tinggi, energi

ini berupa komitmen terhadap organisasi, rasa memiliki pekerjaan dan

kebanggaan, usaha yang lebih (waktu dan energi), semangat dan ketertarikan,

komitmen dalam melaksanakan pekerjaan.

Work engagement adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sejauh

mana karyawan terlibat, berkomitmen, antusias, dan bersemangat terhadap

pekerjaan mereka (Shuck dkk., 2011). Bakker dan Leiter (2010) setuju bahwa

12

engagement merupakan konseptualisasi terbaik dan dikarakteristikkan melalui

suatu level yang tinggi dari energi dan suatu identifikasi yang kuat dengan

pekerjaan seseorang.

Berdasarkan definisi-definisi di atas keterlibatan kerja atau work engagement

dapat disimpulkan sebagai cara pandang seseorang untuk termotivasi dan

berhubungan dengan keadaan pemenuhan karyawan yang ditandai dengan sejauh

mana karyawan terlibat, energi dan mental yang tinggi selama bekerja, rasa

antusiasme, merasa penting dan bangga terhadap pekerjaan, serta fokus

menikmati pekerjaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Sampel Alat analisis Hasil

1. Yuliansyah

Yuliansyah

(Indonesia),

Ashfaq

Khan

(Australia)

(2015)

Interactive use

of

performance

measurement

systems and

the

organization’s

customers-

focused

strategy: the

mediating

role of

organizational

learning

69 manajer

yang bekerja

di lembaga

keuangan

yang

terdaftar di

Bursa Efek

Indonesia

SmartPls

2.0

Semua hipotesis

terdukung dan

mengungkapkan

hubungan

langsung dan

tidak langsung

antara variabel

Studi ini

memberikan

bukti bahwa

pelaksanaan dan

penggunaan

interaktif dari

PMS yang

efektif akan

memanfaatkan

strategi

pelanggan yang

difokuskan

organisasi dalam

membantu

mendapatkan

keuntungan yang

13

kompetitif

2. Maryani

Yunus,

Yuliansyah

Yuliansyah

(2012)

Pengaruh

Penggunaan

Pengukuran

Kinerja

Interaktif

terhadap

kinerja

perusahaan:

Peran

pembelajaran

perusahaan

sebagai faktor

mediasi

Survei pada

69

responden

pada

perusahaan

jasa yang

terdaftar di

Bursa efek

Indonesia

SmartPLS Hasil penelitian

menunjukkan

bahwa terdapat

hubungan positif

antara

penggunaan

interaktif dari

PMS dan

Pembelajaran

Organisasi.

Terdapat

hubungan

negatif antara

Pembelajaran

Organisasi dan

Kinerja

Perusahaan.Serta

menunjukan

bahwa Interaktif

PMS memiliki

hubungan erat

dengan kinerja

perusahaan.

3. Diah

Khairiyah,

Accounting

Department

FEB UGM,

(2015)

Pengaruh

Penggunaan

Sistem

Pengukuran

Kinerja Secara

Diagnostik dan

Interaktif

terhadap

Kinerja

Manajerial

dengan

Variabel

Mediasi

Ambiguitas

Peran dan

Pemberdayaan

Psikologis

Responden

pada

manajer

yang sedang

menempuh

pendidikan

di Magister

Manajemen

Universitas

Gadjah

Mada (MM

UGM),

jumlah

sampel

dalam

penelitian ini

adalah

sebanyak

106

WarpPLS

3.0

Hasil penelitian

ini menunjukkan

bahwa

penggunaan

SPK baik secara

diagnostik

maupun

interaktif

berpengaruh

positif terhadap

kinerja

manajerial. Hasil

selanjutnya

adalah

penggunaan

SPK secara

diagnostik dan

interaktif

berpengaruh

negatif terhadap

ambiguitas

peran. Untuk

hasil

selanjutnya,

14

hanya

penggunaan

SPK secara

interaktif yang

terbukti

berpengaruh

positif terhadap

pemberdayaan

psikologis

sedangkan

penggunaan

SPK secara

interaktif tidak

berpengaruh

signifikan. Hasil

penelitian

selanjutnya

menunjukkan

bahwa

ambiguitas peran

berpengaruh

negatif terhadap

kinerja

manajerial

sedangkan

pemberdayaan

psikologis

berpengaruh

positif terhadap

kinerja

manajerial,

selanjutnya

ambiguitas peran

berpengaruh

negatif terhadap

pemberdayaan

psikologis

Sumber : Penelitian terdahulu

2.3 Model Penelitian

Pada dasarnya, apabila suatu perusahaan menerapkan sistem pengukuran kinerja

interaktif, tentunya karakteristik yang akan muncul adalah adanya hubungan

komunikasi interaktif yang intens antara manajer dengan karyawan dalam proses

pengambilan keputusan, dan keyakinan manajerial terbentuk ketika seorang

15

manajer di tuntut untuk mengerjakan tugas yang membutuhkan kompetensi yang

berbeda dari setiap karyawan, berdasarkan hal tersebut karyawan akan bekerja

dengan penuh keterampilan dan kemampuan yang dimilikinya, sehingga akan

meningkatkan keterlibatan kerja atau work engagement pada perusahaan dalam

mencapai tujuan.

Gambar 2.1 Pengembangan Kerangka Penelitian

2.4 Pengembangan Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap

Keterlibatan Kerja

Menurut (Simons, 1995) dengan adanya pengukuran kinerja, khususnya

pengukuran kinerja interaktif akan memicu anggota perusahaan untuk

mengembangkan rencana-rencana ke depan sehingga mampu menciptakan kinerja

yang maksimum. Penelitian yang dilakukan oleh Bakker dan Leiter (2010)

menemukan bahwa penggunaan pengukuran kinerja interaktif terhadap

keterlibatan kerja berpengaruh secara positif. Christian dkk (2011) menemukan

bahwa adanya pengaruh yang tidak langsung antara sistem pengukuran kinerja

interaktif terhadap keterlibatan kerja, Miao dan Evans (2012) menyatakan bahwa

adanya pengaruh sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap keterlibatan kerja,

H2 H3

H1SPK - Interaktif

Keyakinan Manajerial

Keterlibatan Kerja

16

meskipun pengaruh tidak langsung.Dengan demikian penulis merumuskan

hipotesis sebagai berikut,

H1: Terdapat Pengaruh Positif antara Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja

Interaktif terhadap Keterlibatan Kerja.

2.4.2 Pengaruh Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap

Keyakinan Manajerial

Menurut (Simons, 1995) dengan adanya pengukuran kinerja, khususnya

pengukuran kinerja interaktif akan memicu anggota perusahaan untuk

mengembangkan rencana-rencana ke depan sehingga mampu menciptakan kinerja

yang maksimum. Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja manajerial merupakan

seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Keyakinan

manajerial diukur berdasarkan seberapa besar kinerja manajerial dalam

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Yunus dan Yuliansyah (2012) juga menemukan bahwa penggunaan pengukuran

kinerja interaktif mempunyai hubungan langsung dengan kinerja perusahaan

Sehingga diperkirakan bahwa penggunaan pengukuran kinerja interaktif akan

mampu meningkatkan kinerja manajerial.

Dengan demikian penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut,

H2: Terdapat Pengaruh Positif antara Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja

Interaktif terhadap Keyakinan Manajerial.

17

2.4.3 Pengaruh Keyakinan Manajerial terhadap Keterlibatan Kerja

Work engagement atau keterlibatan kerja adalah kekuatan yang dapat memotivasi

karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja pada level yang lebih tinggi, energi

ini berupa komitmen terhadap organisasi, rasa memiliki pekerjaan dan

kebanggaan, usaha yang lebih (waktu dan energi), semangat dan ketertarikan,

komitmen dalam melaksanakan pekerjaan (Macey dan Schneider, 2008).

Brouwers dan Tomic, (1999) menyatakan bahwa managerial self-efficacy

memiliki hubungan negatif dan segnifikan terhadap burnout. Maslach et.al,.

(2001) mengkonseptualisasikan work engagement sebagai lawan dari burnout.

Selanjutnya, work engagement dan burnout membentuk kutub-kutub yang

berlawanan dalam suatu kontinum kerja yang berkaitan dengan kesejahteraan,

dimana burnout sebagai kutub negatif dan work engagement sebagai kutub

positif.

Berdasarkan hasil literatur tersebut penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut.

H3: Terdapat Pengaruh Positif antara Keyakinan Manajerial terhadap Keterlibatan

Kerja.

2.4.4 Pengaruh secara Tidak Langsung antara Sistem Kinerja Interaktif

terhadap Keterlibatan Kerja Melalui Keyakinan Manajerial

Menurut (Simons, 1995) dengan adanya pengukuran kinerja, khususnya

pengukuran kinerja interaktif akan memicu anggota perusahaan untuk

mengembangkan rencana-rencana ke depan sehingga mampu menciptakan kinerja

yang maksimum. Sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja manajerial merupakan

seberapa jauh manajer melaksanakan fungsi-fungsi manajemen. Keyakinan

18

manajerial diukur berdasarkan seberapa besar kinerja manajerial dalam

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Keyakinan manajerial yang baik akan mampu mengontrol keyakinan dan

kemampuan karyawan dalam bekerja sehingga akan meningkatkan keterlibatan

kerja karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan.

Dengan demikian penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut,

H4: Keyakinan manajerial secara Tidak Langsung mampu Memediasi Hubungan

Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap Keterlibatan Kerja.

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam

penelitian ini adalah pegawai perusahaan manufaktur di bidang industri buah yaitu

PT Great Giant Pineapple yang berlokasi di Lampung Tengah.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam

penentuan sampel. Purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel

penelitian dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang

diperoleh nantinya bisa lebih representatif (Sugiyono, 2013). Sedangkan sampel

adalah bagian dari populasi. Dalam penelitian survey, sampel dipelajari dan

hasilnya merupakan temuan umum untuk populasi (Yuliansyah, 2016)

Perusahaan yang digunakan adalah perusahaan manufaktur dibidang industri buah

yaitu PT Great Giant Pineapple yang berlokasi di Lampung Tengah. Adapun

pemilihan perusahaan PT Great Giant Pineapple sebagai objek penelitian

disebabkan perusahaan manufaktur tersebut menarik untuk diteliti, dan

sepengetahuan peneliti belum banyak penelitian dibidang akuntansi manajemen

20

pada sektor manufaktur. Mengingat bahwa perusahaan yang berbentuk perseroan

harus memiliki kinerja yang baik dari segi kinerja keuangan maupun non keungan

sebagai pertanggungjawaban terhadap stakeholder. Dalam aspek kinerja non

keuangan perusahaan lebih menekankan sumber daya manusia agar memilki

kemampuan yang tinggi, karena bagi perusahaan manufaktur karyawan

merupakan asset terpenting perusahaan untuk menunjang hasil produksinya. Oleh

karena itu, dalam perusahaan manufaktur kinerja karyawan sangat penting untuk

dievaluasi dengan sistem pengukuran kinerja baik interaktif maupun diagnostik

guna melihat perkembangan kinerja karyawan. Dalam penelitian ini penulis

tertarik untuk mengkaji penggunaan sistem pengukuran kinerja interaktif dan

mengaitkan terhadap keterlibatan kerja serta efektivitas manajerial yang dijadikan

variabel mediasi.

3.2 Data Penelitian

3.2.1 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.

Dimana data yang digunakan adalah jenis data primer, yaitu data yang

dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan metode survei. Survei yang

dilakukan adalah dengan memberikan kuisioner yang berisi daftar pertanyaan

terstruktur yang ditujukan kepada para karyawan perusahaan.

3.2.2 Kriteria Responden

Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah survei kuesioner yang diberikan

kepada responden pada PT Great Giant Pineapple yang berlokasi di Lampung

21

Tengah. Adapun kriteria responden yang disurvei dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Merupakan karyawan tetap perusahaan.

2. Sudah bekerja atau memiliki masa kerja lebih dari 1 tahun.

3. Manajer dan non-manajer pada perusahaan yang memiliki posisi di dalam

struktur operasional perusahaan.

4. Manajer dan non-manajer yang terlibat dalam penggunaan Sistem

pengukuran kinerja.

3.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan

menyebarkan kuisioner kepada para responden baik secara langsung maupun

dengan cara tidak langsung. Pengumpulan data secara langsung dilakukan peneliti

dengan cara mengirimkan secara langsung kuisioner kepada perusahaan yang

menjadi objek penelitian, sedangkan secara tidak langsung yaitu dengan meminta

bantuan kepada salah satu kolega untuk menyebarkan kuisioner dan

mengumpulkan data.

Sebelum melakukan penyebaran kuisioner tersebut, terlebih dahulu peneliti

melakukan beberapa studi pendahuluan. Dimana tujuan dari dilakukannya studi

pendahuluan ini adalah untuk mengurangi kemungkinan kesalahan maksud

pertanyaan dan data yang diinginkan penulis serta permasalahan yang akan

dialami oleh responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam

kuisioner. Studi pendahuluan yang dilakukan adalah terjemahan dan tata bahasa

kuisioner, karena peneliti mengadopsi kuisioner pada penelitian terdahulu yang

22

digunakan dalam penelitian ini dalam berbahasa inggris. Studi ini dilakukan agar

tidak menimbulkan kebingungan responden atas pertanyaan yang ada dalam

kuisioner yang dapat menimbulkan bias dan rendahnya keinginan responden

untuk mengisi kuisioner.

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga jenis variabel penelitian yaitu

variabel terikat, variabel bebas dan variabel mediasi.

3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah keterlibatan kerja. Keterlibatan

kerja adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sejauh mana karyawan

terlibat, berkomitmen, antusias, dan bersemangat terhadap pekerjaan mereka

(Schneider dan Macey, 2008). Jika dilihat dengan cara ini, keterlibatan kerja

direpresentasikan sebagai sarana untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Pengukuran keterlibatan kerja karyawan dalam penelitian ini menggunakan 5

point skala likert. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah work

engagementt yang dikembangkan oleh Schaufeli dan Bakker (2006) yang terdiri

dari tujuh item pertanyaan. Instrumen diukur dengan 5 point skala likert dengan

kriteria 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju).

Tabel 3.1 Indikator dan Pertanyaan Variabel Terikat Keterlibatan Kerja

Variabel Indikator Pertanyaan

Keterlibatan Kerja

(Schaufeli dan

Bakker, 2006)

Semangat kerja 1. Tidak mudah lelah untuk

menyelesaikan

pekerjaan yang

diberikan

23

Keinginan bekerja 2. Berusaha semaksimal

mungkin dalam

menyelesaikan

pekerjaan

Tanggung jawab 3. Merasa

bertanggungjawab untuk

menyelesaikan

pekerjaan

Tertantang dalam

pekerjaan

4. Merasa pekerjaan adalah

sebuah tantangan yang

harus ditaklukkan

Sulit meninggalkan

pekerjaan

5. Bersedia meluangkan

banyak waktu untuk

menyelesaikan

pekerjaan

Senang dalam bekerja 6. Merasa senang dengan

pekerjaan-pekerjaan

yang harus diselesaikan

di tempat kerja

Konsentrasi dalam

bekerja

7. Tidak membiarkan

urusan pribadi

memengaruhi

konsentrasi dalam

bekerja.

Sumber : Penelitian Terdahulu

3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain secara simultan

baik secara negatif atau positif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Sistem

Pengukuran Kinerja Interaktif. Sistem pengukuran kinerja interaktif merupakan

sistem pengukuran kinerja yang digunakan dimana manajer secara aktif dan

teratur melibatkan diri dalam pengambilan keputusan dari aktifitas karyawan

(Bisbe dan Otley, 2004). Sistem pengukuran kinerja interaktif dalam penelitian ini

menggunakan kuisioner yang dikembangkan oleh Abernethy dan Brownell (1999)

yang terdiri dari 5 item pertanyaan. Instrumen diukur dengan 5 point skala likert

dengan kriteria 1 (sangat tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting).

24

Tabel 3.2 Indikator dan Pertanyaan Variabel Bebas Sistem Pengukuran

Kinerja Interaktif

Variabel Indikator Pertanyaan

Sistem pengukuran

kinerja interaktif

(Abernethy dan

Brownell, 1999)

SPK interaktif

dilakukan secara

berkala melakukan

peramalan kondisi

perusahaan

berdasarkan

perubahan

informasi pasar.

1. Penggunaan sistem

pengukuran kinerja biasa

dilakukan dalam rapat di

unit kerja Saudara.

2. Penggunaan sistem

pengukuran kinerja

dilakukan secara berkala

untuk mengevaluasi

keputusan dan rencana yang

berlaku di perusahaan

SPK interaktif

menghasilkan

informasi yang

mudah untuk

dimengerti

3. Hasil diskusi antara atasan

dan bawahan di unit kerja

Saudara adalah mudah

dimengerti dan bermanfaat

SPK interaktif

tidak hanya

diterapkan untuk

senior manajer saja

tetapi diterapkan

juga untuk seluruh

level manajer

4. Interaksi sering terjadi

antara atasan dan bawahan

dalam proses pengukuran

kinerja.

SPK interaktif

dapat memutuskan

secara tepat bentuk

implementasi

sebuah

perencanaan

strategi

5. Adanya pembahasan tentang

perubahan dan strategi

antara atasan dan bawahan

di unit kerja Saudara

Sumber : Penelitian Terdahulu

3.3.3 Variabel Mediasi (Mediating Variabel)

Variabel ini adalah variabel yang secara teori mempengaruhi fenomena yang

diobservasi, yang efeknya harus dimediasi melalui efek hubungan antara variabel

independen dengan fenomenanya dan menimbulkan hubungan pengaruh tidak

langsung yang tidak dapat diamati atau diukur (Sugiyono, 2013). Dalam

25

penelitian ini yang ditujukan sebagai variabel mediasi adalah efektivitas

manajerial. Efektivitas manajerial dalam penelitian ini menggunakan kuisioner

yang di gunakan oleh Zimmerman (2004) dan Bandura (1994) yang terdiri dari 7

item pertanyaan. Instrumen diukur dengan 5 poin skala likert dengan kriteria 1

(sangat tidak setuju) sampai dengan 5 (sangat setuju).

Tabel 3.3 Indikator dan Pertanyaan Variabel Mediasi Efektivitas manajerial

Variabel Indikator Pertanyaan

Efektivitas Manajerial

(Zimmerman, 2004;

Bandura, 1994)

Efektivitas keseluruhan 1. Manajerial

melaksanakan

seluruh tugas

pokoknya atau

mencapai semua

sasarannya

Produktivitas 2. Kinerja

menghasilkan

produk untuk

memenuhi kuantitas

yang diinginkan

Efisiensi 3. Perbandingan biaya

dengan produksi

mencapai target

perusahan

Stabilitas kinerja 4. Kemampuan

mempertahankan

kinerja dan hasil

produksi dimasa sulit

Sumber : Penelitian Terdahulu

3.4 Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis menggunakan model Struktural

Equation Modeling (SEM). Menurut Ghozali (2006) adalah sebuah evolusi dari

model persamaan berganda yang dikembangkan dari prinsip ekonometri dan

digabungkan dengan prinsip pengaturan dari psikologi dan sosiologi, SEM telah

muncul sebagai bagian integral dari penelitian manajerial akademik, dengan data

yang akan dianalisis berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan.

26

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan penulis dengan menggunakan

pendekatan Partial Least Square (PLS) dengan menggunakan software Smart

PLS dimana PLS merupakan pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan

SEM berbasis covariance menjadi berbasis varian (Ghozali, 2006). Penulis

memilih menggunakan PLS karena untuk manganalisis data dalam jumlah kecil

yang berjumlah kurang dari 100 software ini sangat efektif (Chin,dkk., 2003).

3.4.1 Pengukuran Model Pengukuran (Outer Model)

Di dalam mengumpulkan data untuk penelitian, peneliti menggunakan metode

survey kuisioner. Oleh karena itu data yang dihasilkan melalui survei kuesioner

harus valid dan reliable. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sukadji, 2000) dan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur

konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuisioner

(Jogiyanto, 2009). Validnya sebuah data adalah jika data yang diperoleh memiliki

ketepatan dan kecermatan yang tinggi dan mampu menjawab tujuan penelitian

yang akan dicapai dengan akurat. Data dapat dikatakan reliabel jika instrumen

penelitian yang sama bisa stabil dan mampu mengukur gejala yang sama pada

waktu yang berbeda ketika digunakan kembali pada penelitian selanjutnya.

3.4.1.1 Uji Validitas

Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Partial

Least Square (PLS) dengan menguji validitas convergent dan discriminant.

Validitas convergent dihitung dengan melihat melihat skor Average Variance

Ekstracted (AVE), nilai validitas convergent dinyatakan sangat baik apabila skor

AVE diatas 0.5 (Henseler, dkkl, 2009). Yang kedua yaitu validitas discriminant,

27

yang bertujuan untuk melihat apakah suatu item unik dan tidak sama dengan

konstruk lain dalam model (Hulland, 1999). Validitas diskriminan (discriminant

validity) dilakukan dalam dua tahap, yaitu dengan cara melihat nilai cross loading

factor dan membandingkan akar AVE dengan korelasi antar konstruk atau

variabel laten. Cross loading factor untuk mengetahui apakah variabel laten

memiliki diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan korelasi

indikator dengan variabel latennya harus lebih besar dibandingkan korelasi antara

indikator dengan variabel laten yang lain. Jika korelasi indikator dengan variabel

latennya memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi indikator

tersebut terhadap variabel laten lain, maka dikatakan variabel laten tersebut

memiliki validitas diskriminan yang tinggi. Nilai AVE direkomendasikan ≥ 0,5.

3.4.1.2 Uji Reliabilitas

Untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan Partial Least Square (PLS) agar

dapat menganalisis composite reliability dan diperkuat dengan cronbach’s alpha

(Yuliansyah, dkk, 2016). Sesuai dengan aturan yang berlaku bahwa apabila

composite reliability dan cronbach’s alpha memiliki nilai lebih dari 0,7 , berarti

menunjukkan tingkat reliabilitas yang cukup baik (Yamin dan Kurniawan, 2011).

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung korelasi masing-masing

pernyataan pada setiap variabel dengan skor total.

3.4.2 Pengukuran Struktural Model (Inner Model)

Untuk meneliti struktural model dalam penelitian ini, penulis menggunakan

literatur akuntansi manajemen yaitu dengan mengukur Coefficient of

28

determination (R2) dan Path Coefficient (β) (Chenhall, 2004). Hal ini untuk

melihat dan meyakinkan hubungan antar konstruk adalah kuat.

3.4.2.1 Coefficient of Determination (R2)

Hubungan antar konstruk pada teknik ini diuji dengan mengevaluasi R2. R

2

menunjukkan ukuran hubungan antara variabel laten terhadap total varians.

Apabila nilai R2 lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan jika hubungan antara

konstruk dependen dan independen dapat diterima (Camisón dan López, 2010).

Nilai R2 untuk konstruk dependen menunjukkan besarnya pengaruh atau ketepatan

konstruk independen dalam mempengaruhi konstruk dependen. Nilai R2

menjelaskan seberapa besar variabel eksogen yang dihipotesiskan dalam

persamaan mampu menerangkan variabel endogen. Nilai R2 ini dalam PLS

disebut juga Q-square predictive relevance. Besarnya R2

tidak pernah negatif dan

paling besar sama dengan satu (0 ≤ R2≤ 1). Semakin besar nilai R

2, berarti

semakin baik model yang dihasilkan.

3.4.2.2 Path Coefficients (β)

Tes Path Coefficient (β) digunakan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar

konstruk adalah kuat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur

bootstrap dengan 500 penggantian (Hartmann dan Slapničar, 2009). Dapat

dikatakan jika antar konstruk memiliki hubungan yang kuat apabila nilai path

coeffecients lebih dari 0.100 (Urbach dan Ahlemann, 2010).

3.5 Pengujian Hipotesis

Setelah mendapatkan data dan mengolah data maka akan dilakukan pengujian

hipotesis, dan akan sampai pada membuat kesimpulan menerima atau menolak

29

hipotesis tersebut. Dalam pengujian hipotesis atas sistem pengukuran kinerja

interaktif, efektivitas manajerial dan keterlibatan kerja dilakukan dengan

melakukan perbandingan antara hasil path coeffecient dengan T tabel. Hipotesis

dikatakan signifikan apabila T hitung > T tabel pada derajat kebebasan 5%, dan

apabila T hitung > T tabel lebih besar dari derajat kebebasan 5% maka hipotesis

dikatakan lemah.

45

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji bagaimana pengaruh sistem pengukuran

kinerja interaktif terhadap keterlibatan kerja yang dimediasi oleh keyakinan

manajerial. Dalam penelitian ini dimana objek penelitiannya yakni pada PT Great

Giant Pineapple yang berlokasi di Lampung Tengah. Responden dalam penelitian

ini yakni karyawan perusahaan yang berjumlah 89 orang. Metode yang digunakan

dalam menganalisis data penelitian ini adalah menggunakan Structural Equation

Model (SEM) dengan menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS).

Berdasarkan hasil statistik dengan menggunakan software SmartPLS 3.0

ditemukan bahwa penggunaan sistem pengukuran kinerja secara interaktif dapat

meningkatkan keterlibatan kerja melalui keyakinan manajerial.

Hal ini dapat terlihat dari nilai t- statisticdan t- tabel dimana terdapat pengaruh

secara langsung antara variabel independen dan dependen namun dengan nilai

yang tidak signifikan, akan tetapi pengaruh antara variabel independen dan

dependen melalui variabel mediasi keyakinan manajerial bernilai signifikan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, sistem pengukuran kinerja interaktif

dapat meningkatkan keterlibatan kerja yang dimediasi oleh keyakinan manajerial.

46

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa penggunaan sistem pengukuran

kinerja interaktif secara langsung berpengaruh terhadap keterlibatan kerja namun

tidak signifikan, akan tetapi keyakinan manajerial sebagai variabel mediasi dapat

berhasil meningkatkan hubungan antara penggunaan sistem pengukuran kinerja

interaktif terhadap keterlibatan kerja.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa keterlibatan manajer berdiskusi dengan

karyawan mampu membentuk sikap kerja yang dialami karyawan, dan hal

tersebut akan membuat karyawan bekerja secara sungguh- sungguh untuk

mengembangkan passion karyawan dan akan meningkatkan kinerja manajerial,

dengan demikian akan meningkatkan keterlibatan atau keterikatan dalam

pekerjaan karyawan dan apabila kinerja karyawan dan manajerial baik maka akan

bermanfaat untuk mendorong peningkatan kinerja perusahaan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menjadi bahan

masukan untuk penelitian- penelitian selanjutnya, serta memberikan informasi

bagi sektor manufaktur di Indonesia bahwa penggunaan sistem pengukuran

kinerja interaktif mampu meningkatkan work engagement melalui sebuah

managerial self-efficacy.

5.3 Keterbatasan

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu:

1. Kehandalan validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini nampak sudah teruji dengan baik, namun hasil dari pengisian

kuesioner nampak belum objektif. Peneliti menduga kemungkinan adanya

47

faktor lain yaitu dorongan karyawan untuk terlihat baik bagi perusahaan dan

juga penerjamahan yang kurang baik, terutama setting bahasa yang belum

sesuai dengan kondisi responden di Indonesia.

2. Penggunaan self rating pada pengukuran keterlibatan kerja dapat

menyebabkan adanya kecenderungan para responden mengukur kinerja

mereka lebih tinggi dari pada yang sebenarnya, sehingga penilaian kinerja

cenderung menjadi lebih tinggi.

Penelitian ini hanya meneliti bagaimana persepsi karyawan terhadap teori

sistem pengukuran kinerja interaktif, keterlibatan kerja, kejelasan peran, dan

keyakinan manajerial melalui instrumen kuisioner dan tidak melakukan

wawancara secara mendalam terhadap responden, sehingga hasil penelitian

ini belum memberikan hasil yang maksimal.

5.4 Saran

Untuk penelitian selanjutnya berdasarkan temuan di atas maka penulis

menyarankan agar penelitian selanjutnya :

1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan di perusahan selain manufaktur dimana

karakteristik objek di manufacturing sector berbeda dengan karakteristik di

sektor lain.

2. Perlu dilakukan pengembangan instrument yaitu disesuaikan dengan kondisi

dan lingkungan objek yang diteliti, agar hasil observasi dapat mencerminkan

keadaan yang sebenarnya.

3. Penggunaan self rating pada pengukuran keterlibatan kerja dapat diperbaiki

dengan mengacu pada penelitan-penelitan yang sudah dilakukan sebelumnya,

48

dengan melibatkan responden pihak lain untuk menilai setiap aspek yang

diobservasi dari rekannya

4. Perlu dilakukan studi observasi lebih lanjut atau penambahan dalam tahap

observasi untuk mendapatkan hasil observasi yang dalam, akurat, dan sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Abernethy, M. A., Brownell, P. 1999. The Role of Budgets in Organizations

Facing Strategic Change: an Exploratory Study. Accounting Organizations

and Society. Vol. 24.

Bakker, A. B., Leiter, M, P. 2010. Work Engagement: A Handbook of Essential

Theory and Research. Psychology Press.

Bandura, A. 1994. Self-efficacy. Encyclopedia of human behavior. Vol. 4.

Beisbe, J., Otley, D. 2004. The Effects of the Interactive Use of Management

Control Systems on Product Innovation. Accounting, Organizations and

Society.

Bisbe, J., Batista, J., Chenhall, R. 2007. Defining Management Accounting

Constructs: A Methodological Note on the Risk of Conceptual

Misspecification. Accounting, Organizations and Society.

Brouwers, A., Tomic, W. 1999. Teacher Burnout, Perceived Self-Efficacy in

Classroom Management, and Student Disruptive behavior in Secondary

Educcation. Curriculum and Teaching. Vol. 14.

Cadez, S., and Guilding, C. 2008. An Explanatory Investigation of an Integrated

Contingency Model of Strategic Management Accounting. Accounting,

Organization and Society, Vol. 33.

Camison, C., Lopez, A. V. 2010. Am Examination of The Relationship Between

Manufacturing Flexibility and Firm Performance: The Mediating Role of

Innovation. International Journal of Operations and Production

Managements. Vol. 3.

Chenhall, R. H. 2004. Integrative Strategic Performance Measurement Systems,

Strategic Alignment of Manufacturing, Learning and Strategic Outcomes:

An Exploratory Study. Accounting Organizations and Society. Vol. 30.

Chin, W. W., Marcholin, B. L., Newsted, P. R. 2003. A Partial Least Squares

Latent Variable Modeling Approach for Measuring Interaction Effects:

Results from a Monte Carlo Simulation Study and an Electronic-Mail

Emotion/ Adoption Study. Information System Research. Vol. 14.

Christian, M. S., Garza, A. S., Slaughter, J. E., 2011. Work Engagement:

Aquantitive Review and Test of Its Relations with Task and Contextual

Performance. Personel Psychology. Vol. 64.

Ghozali, Imam. 2006. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan

Partial Least Square. Badan Penerbi Universitas Diponegoro.

Grafton, J., Lillis, A. M., Widener, S. K. 2010. The role of performance

measurement and evaluation in building organizational capabilities and

performance. Accounting, Organizations and Society, 35.

Hartmann. F., Slapnicar, S. 2009. How Formal Performance Evaluation Affects

Trust between Superior and Suborinate Managers. Accounting,

Organizations and Society. Vol 34.

Heggestad E. D,. Kanfe. R. 2005. The predictive validity of self-efficacy in

training performance: Little more than past performance. Journal of

Experimental Psychology.

Henri, J.-F. 2006. Management control systems and strategy: A resource-based

perspective. Accounting, Organizations and Society.

Henseler, J., Ringle, C. M., Sinkovics, R. R. 2009. The Use of Partial Least

Squares Path Modeling International Marketing. Advances in International

Marketing. Vol. 20.

Hopper, Trevor and Bui, Binh. 2016. Has management accounting research been

critical? Management Accounting Research. 31. pp. 10-30. ISSN 1044-

5005

Hulland, John. 1999. Use of Partial Least Squares (PLS) in Strategic Management

Research: a Review of Four Recent Studies. Strategic Management

Journal. Vol. 20.

Jogiyanto. H. M. 2009. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) Untuk

Penelitian Empiris. Penerbit: BPFE.

Kahn, Willam. 1990. Psychological Conditions of Personal Engagement and

Disengagement at Work. The Academy of Management Journal, Vol. 33.

Kahn, Willam. 1992. To Be Fully There: Psychological Presence at Work. Human

Relations, Vol. 45.

Khairiyah, Diah. 2015. Pengaruh Penggunaan Sistem Pengukuran Kinerja secara

Diagnostik dan Interaktif terhadap Kinerja Manajerial dengan Variabel

Mediasi Ambiguitas Peran dan Pemberdayaan Psikologis. Thesis.

Maslach, C., Schaufeli, W. B., leiter, M. P. 2001. Job Burnout. Annual Review

Psychology. Vol. 52:397–422

Miao, C., Evans, K. 2012. The Interactive Effects of Sales Control Systems on

Salesperson Performance: A Job Demands-Resources Perspective.

Academy of Marketing Science.

Otley, D. 1980. The Contingency Theory of Management Accounting:

Achievements and Prognosis. Accounting, Organizations and Society, Vol

5, No. 3.

Otley, D. 1995. Management control, organization design and accounting

information system. UK: Prentice Hall.

Schaufeli, W., Bakker, A. 2004. Job Demand, Job Resources, and Their

Relationship with Burnout and engagement: a Multi-sample Study.

Journal of Organizational Behavior.

Schaufeli, W., Bakker, A. 2006. The Measurement of Work Engagement With a

Short Questionnaire. Educational and Psychological Measurement. Vol.

66.

Schneider, B., Macey, W. H. 2008. The Meaning of Employee Engagement.

Industrial and Organizational Psychology. Vol. 1.

Sholihin, M., Pike, R. 2010. Organizational Commitment in The Police Service:

Exploring The Effects of Performances Measures, Procedural Justice, and

Interpersonal Trust. Financial Accountability and Management.

Shuck, Brad. 2011. Integrative Literature Review: Four Emerging Perspectives of

Employee Engagement: An Integrative Literature Review. Human

Resource Development Review. Vol. 10.

Simons, R. 1995. Levers of Control: How Managers Use Innovative Control

Systems to Drive Strategic Renewal. Boston: Harvard Business School

Press.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sukadji, Soetarlinah. 2000. Menyusun dan Mengevaluasi Laporan Penelitian.

Jakarta: UI-Press.

Urbach, N., Ahlemann, F. 2010. Structural Equation Modeling in Information

System Research Using Partial Least Squares. Journal of Information

Technology Theary and Application. Vol. 11.

Wellins, R. dan Concelman, J. 2004. Creating a culture for engagement.

workforce performance solutions. Vol. 4.

Yuliansyah, Yuliansyah. 2016. Meningkatkan Response Rate pada Penelitian

Survey suatu Study Literature. Jakarta. Change Publication.

Yuliansyah, Yuliansyah., Ashfaq, Khan. 2015. Interactive Use of Performance

Measurement Systems and The Organization’s Customers Focused

Strategy: The Mediating Role of Organizational Learning. Problems and

Perspectives in Management, Vol. 13.

Yuliansyah, Yuliansyah., Saputra, Benawan., Alvia, Liza. 2016. The Leverage of

Financing Performance through Knowledge Sharing Using a System of

Interactive Measurement of Performance. International Business

Management. 10 (3). Medwell Journals.

Zimmerman, J, B. 2004. Self-Efficacy: An Essential Motive to Learn.

Contemporary Educational Psychology.