Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Dalam Meningkatkan Efisiensi Organisasi-perusahaan
-
Upload
anthony-kwok -
Category
Documents
-
view
444 -
download
0
description
Transcript of Pengaruh Sistem Informasi Manajemen Dalam Meningkatkan Efisiensi Organisasi-perusahaan
PENGARUH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI ORGANISASI/PERUSAHAAN
===========
ABSTRAKSistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan suatu proses yang akan menghasilkan
suatu output berupa informasi. Sementara itu Struktur Organisasi akan menentukan bagaimana
arus informasi tersebut dalam suatu organisasi. Kedua hal tersebut, SIM dan Struktur Organisasi
akan mempengaruhi nilai Efisiensi disetiap bidang organisasi yang menggunakannya.
Strategi Teknologi Informasi (TI) membantu manager untuk mendefinisikan batasan
pembuatan keputusan untuk tindakan berikutnya, tapi menghentikan dengan singkat dalam
menentukan tindakan untuk dirinya sendiri. Hal ini merupakan perbedaan mendasar antara
Strategi TI dan perencanaan TI. Strategi TI merupakan kumpulan prioritas yang menguasai
pembuatan keputusan bagi user dan proses data profesional. Hal itu merupakan bentuk aturan
framework untuk kegunaan TI dalam organisasi/perusahaan, dan menjelaskan bagaimana
seorang eksekutif senior pada organisasi/perusahaan akan berhubungan pada infrastruktur TI.
Perencanaan TI pada hal lain, memfokuskan pada pelaksanaan dari Strategi TI.
Pada dasarnya, suatu Sistem Informasi (SI) memiliki sifat yang hampir sama dengan
sistem produksi yang mengkonversikan bahan baku menjadi produk yang mungkin
langsung digunakan olehkonsumen atau menjadi bahan baku untuk fase konversi berikutnya. SI
mengkonversi data kasar menjadi suatu laporan yang dapat dipakai atau menjadi input untuk
proses lanjutan.
Hasil dari efisiensi yang dicapai oleh suatu organisasi/perusahaan melalui penggunaan
SIM, selain dari pada sisi nilai ekonomi dapat juga memberikan pengaruh yang besar terhadap
efektifitas dan lingkungan yang memiliki hubungan kepada pengguna organisasi.
=================
PENDAHULUAN
Infrastruktur Teknologi Informasi (TI) merupakan isu sentral dalam beberapa tahun
terakhir baik dalam bisnis maupun dalam SIM. TI telah menjadi alat yang dapat mempengaruhi
kemampuan organisasi/perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing sehingga menjadikan
penggunaan TI sebagai kebutuhan strategi yang merupakan kunci yang memungkinkan
implementasi dari sistem inovasi, mengurangi biaya, meningkatkan bargaining power,
mendefinisikan kembali dan meningkatkan pelayanan dan memungkinkan organisasi/perusahaan
untuk menawarkan produk-produk baru. Selain itu, TI dibutuhkan oleh organisasi/perusahaan
agar dapat mengalami perubahan-perubahan gradual untuk mendapatkan keuntungan dengan
adanya teknologi baru dan efisiensi. Infrastruktur TI juga dibutuhkan untuk mengadakan
perubahan-perubahan proses bisnis guna memenuhi kebutuhan strategi saat ini dan untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. TI merupakan salah satu alat manajer untuk mengatasi
perubahan(Laudon dan Laudon, 2006: 14). Definisi TI secara lengkap dinyatakan oleh Martin et
al, yaitu teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi serta
teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan informasi. Definisi TI sangatlah luas
dan mencakup semua bentuk teknologi yang digunakan dalam menangkap, manipulasi,
mengkomunikasikan, menyajikan, dan menggunakan data yang akan diubah menjadi
informasi (Martin et al., 2002: 125).
Sistem Informasi (SI) adalah suatu sistem formal mengenai hal melaporkan,
menggolongkan dan menyebarkan informasi kepada orang-orang yang tepat. (Moekizat, 1986 :
64). Murdick (1971 : 24) menyatakan, bahwa sitem informasi adalah proses komunikasi, dimana
informasi masukan (input) direkam, disimpan dan diperoleh kembali (diproses) bagi keputusan.
SI yang dirancang khusus untukk mengelola komponen kegiatan lingkungan, yang mengelola
informasi produk serta proses lingkungan untuk menanggulangi atau mengurangi masalah
pencemaran lingkungan. Setiap hasil penemuan ilmiah dan produk-produk lingkungan
informasinya perlu didokumentasikan direkam informasinya dalam bentuk buku (laporan,
majalah, loaflot, dll). Pengertian informasi adalah suatu kesatuan pernyataan pandangan, fakta,
konsep atau ide, yang berhubungan erat dengan pengetahuan, yang mana apabila informasi
tersebut diasimilasikan, dikorelasikan dan dimengerti akan menjadi suatu pengetahuan.
Informasi dapat berupa : pengetahuan baru; teori; prinsip; ide; teknologi baru, desain baru;
produk baru; proses; prototif; penyempurnaan; metode (Davis, 1974 : 73).
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu sistem formal tentang golongan, dan
penyebaran informasi kepada orang-orang yang tepat dalam suatu organisasi. Sistem yang telah
maju tidak hanya mengerjakan fungsi tata usaha akan tetapi juga memberikan bantuan
pengambilan keputusan kepada manajemen.Meskipun jarang terjadi, sistem terprogramkan
mampu memonitor dan mengarahkan operasi-operasi tertentu tanpa bantuan manusia. Data SIM
terdiri atas data masukan, data operasi, data keluaran, dan sebuah pengaturan umpan balik. Data
ini dikirimkan dan diolah oleh suatu unit pengolahan pusat (CPU) di dalam komputer. Arus
informasi merupakan catatan secara terus menerus tentang jumlah satuan informasi yang banyak
sekali. Agar menjadi efektif, maka SIM harus mendapat data sedekat-dekatnya dengan titik
asalnya dan kemudian menyalurkannya ke tempat-tempat pengolah informasi di mana data itu
akan digunakan.
Data masukan biasanya terdiri atas unsur-unsur seperti banyaknya bahan mentah, tanggal
penyerahan, harga produk, biaya tenaga kerja dan lainlain. Data operasi meliputi unsur-unsur
seperti angka produksi, biaya mesin, dan pekerjaan dalam proses. Data keluaran mengandung
informasi tentang unsur-unsur seperti barang-barang potongan, tingkat inventaris akhir dan
tanggal pengiriman. Data ini disampaikan melalui saluran komunikasi ke unit pengolah yang
dalam SI yang kompleks terdiri atas komputer-komputer elektronik dan perlengkapan-
perlengkapan yang berhubungan. Apabila data bergerak menuju ke unit pengolah, maka data
tersebut disusun menjadi bentuk-bentuk yang lebih berguna dan menjadi masukan ke dalam
proses perencanaan dan pemecahan masalah. Sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya
bagi pihak pengambil keputusan merupakan hal terpenting untuk dapat menentukan dan
membuat keputusan-keputusan strategis terhadap langkah apa yang akan ditempuh oleh
organisasi/perusahaan dalam mencapai tujuan. Pengaturan umpan balik (feedback loop) yang
terdiri atas saluran-saluran informasi untuk menyampaikan masukan yang telah diolah. operasi,
dan data keluaran kepada langkah-langkah analisis dan keputusan sehingga rencana rencana dan
standar-standar dapat dinilai dan petunjuk-petunjuk kontrol dapat disampaikan ke bawah kepada
tingkat-tingkat operasi organisasi.
Aspek yang paling penting dalam setiap organisasi/perusahaan adalah sumber daya
manusia, dimana aspek ini dapat membawa dampak yang paling signifikan dalam meningkatkan
produktivitas organisasi/perusahaan. Apabila kita melihat dari pengertian, Organisasi adalah
suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi yang bekerja atas dasar keinginan untuk mencapai tujuan bersama (Robbins,
1996: 5). Budaya Organisasi adalah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit
oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi
terhadap lingkungannya yang beraneka ragam (Kreitner, 2003). Dalam penelitian, Hendriastuti
dan Aryani (2002) tentang pengaruh Budaya Organisasi terhadap kinerja, hasilnya bahwa tipe
budaya organisasi masculinity feminimity memiliki pengaruh yg singnifikan di bandingkan tipe
budaya power distance, individualisme collectivism dan uncertainty avoidance. Oleh karena itu
alasan organisasi didirikan karena organisasi merupakan suatu kesatuan yang memungkinkan
masyarakat untuk mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan,
sehingga dapat dicapai lebih efisien dan efektif melalui tindakan individu-individu atau
kelompok tersebut. Tindakan-tindakan tersebut akan disertai hubungan antara individu dan
kelompok dalam organisasi tersebut, sehingga akan tercipta harapan-harapan tertentu yang harus
diperankan masing-masing individu. Organisasi dapat melakukan aktivitas operasionalnya
dengan baik apabila orang-orang yang ada di dalamnya saling berinteraksi atau bekerja sama
dalam mewujudkan efektivitas SI organisasi/perusahaan. Untuk menciptakan kerjasama yang
baik sangat diperlukan komunikasi karena apabila efektivitas SIM dapat terwujud maka dengan
sendirinya kerjasama yang baik dapat diciptakan.
SIM yang efektif juga dapat dipengaruhi oleh bentuk atau struktur organisasi yang ada.
Struktur organisasi akan menentukan prosedur dan jalur komunikasi. Efektivitas saluran
komunikasi secara tidak langsung akan dipengaruhi oleh bentuk dan struktur sistem komando
atau jalur penyampaian informasi. Pengambilan keputusan yang tepat dan bijaksana adalah
bagaimana para pengambil keputusan secara cermat menetapkan kebijakan strategi yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan. Strategi ini adalah telaah kepada alternatif pilihan peluang
yang tersedia untuk membuat keputusan yang tepat dari hasil informasi yang diperoleh oleh
pengambil keputusan. SIM dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, namun di
negara berkembang manfaaat pembangunan tersebut belumlah merata, karena laju
perkembangan IPTEK di negara maju begitu cepat sehingga negara berkembang belum mampu
untuk mengantisipasi dan mengaplikasikannya secara cepat. Pembangunan berwawasan
lingkungan pada program pembangunan jangka panjang pada tahap kedua perlu ditunjang
dengan suatu SI ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam Undang-undang RI. No. 4 tahun 1992
tentang pokok pengelolaan lingkungan hidup dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan
mengelola sumber daya secara bijaksana dalam berkesinanbungan untuk meningkatkan mutu
hidup. Mempersoalkan sistem sebenarnya bukan membahas hal yang baru, namun akhir-akhir ini
banyak dipelajari dikarenakan ternyata para ilmuwan menganggap bahwa sistem sangat
bermanfaat untuk dipergunakan sebagai alat, untuk mendekati suatu sistem pendekatan dan SI.
Timbul pula berbagai ilmuwan mengetengahkan defenisi sistem. Davis (974 : 43)
mendefenisikan sistem masalah sebagai totalitas himpunan benda-benda atau bagian-bagian yang
satu sama lain berhubungan sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang terpadu untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
================
PEMBAHASAN
Pada saat ini, keberadaan SI di Organisasi merupakan hal yang lumrah. Segala jenis
organisasi baik yang bersifat non-profit (LSM, Lembaga Sosial,Organisasi Sosial) maupun yang
profit oriented (organisasi/perusahaan, yayasan) mendayagunakan SI untuk berbagai macam
kebutuhan; mulai dari supporting system hingga menjadikan SI sebagai competitive advantage.
Supaya SI bisa berjalan dengan baik di suatu organisasi, tentu saja tahap implementasi SI
memegang peranan penting.
Sistem Informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada
kebutuhan bisnis. SI dapat dibagi menjadi beberapa bagian:
1 . Transaction Processing Systems (TPS) ,
TPS adalah SI yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data
dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS
berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan
lingkungan eksternal. Data yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakan oleh
manajer.
2. Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS)
OAS dan KWS bekerja pada level knowledge. OAS mendukung pekerja data,
yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis
informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya
dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan
organisasi dan kadang-kadang diluar organisasi. Aspek-aspek OAS seperti word
processing, spreadsheets, electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice mail,
email dan video conferencing. KWS mendukung para pekerja profesional seperti
ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu menciptakan pengetahuan baru dan
memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
3 . Sistem Informasi Manajemen (SIM)
SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas
organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat
keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan
juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah
terkomputerisasi (basis data).
4. Decision Support Systems (DSS)
DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber
data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat
keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang
eksklusif pembuat keputusan.
5 . Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI)
AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara
cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan
menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan
logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk
menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli (juga
disebut knowledge-based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan
pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu
organisasi. Berbeda dengan DSS, DSS meningalkan keputusan terakhir bagi pembuat
keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah
khusus. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin
interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan
pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan anatarmuka pengguna.
6. Group Decision Support Systems (GDSS) danComputer-Support
Collaborative Work Systems (CSCW) Bila kelompok, perlu bekerja bersama-
sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak terstruktur, maka group
Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa
kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk
pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. Kadang-kadang GDSS disebut dengan
CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware”
untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.
7. Executive Support Systems (ESS)
ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu
eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan
grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti
kantor.
Penerapan TI dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam
upaya memenangkan persaingan. Pembangunan TI organisasi/perusahaan dilakukan secara
bertahap sebelum sebuah sistem holistik atau menyeluruh selesai dibangun, hal tersebut
disesuaikan dengan kekuatan sumber dayayang dimiliki. Dalam penerapannya rencana strategis
TeknologiInformasi senantiasa diselaraskan dengan rencana organisasi/perusahaan, agar setiap
penerapan TI dapat memberikan nilai bagi organisasi/perusahaan. Mengacu kepada Arsitektur TI
organisasi/perusahaan, penerapan TI yang dilakukan dikategorikan sebagai berikut :
- Aplikasi TI yang menjadi landasan dari berbagai aplikasi lain yang ada di dalam
organisasi/perusahaan antara lain sistem operasi, basis data, network management dan lain-lain.
- Aplikasi yang sifatnya mendasar (utility) yaitu aplikasi TI yang dipergunakan untuk
berbagai urusan utilisasi sumber daya organisasi/perusahaan anatara lain sistem penggajian,
sistem akuntansi & keuangan dan lain-lain.
- Aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik organisasi/perusahaan terutama yang
berkaitan dengan proses penciptaan produk/jasa yang ditawarkan organisasi/perusahaan antara
lain Aplikasi Properti, Aplikasi Forwarding dan Aplikasi Pergudangan.
SIM sering kali dipandang sebelah mata karena merupakan departemen yang hanya bisa
menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang, hal inilah yang kadang menjadi problematika
tersendiri bagi pengguna SIM di organisasi/perusahaan. Terkadang banyak
organisasi/perusahaan memandang sebelah mata akan peran Ti dalam menunjang proses di
organisasi/perusahaan tersebut, memang belum banyak alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur seberapa besar Ti berperan atau ikut andil dalam memajukan organisasi/perusahaan?.
Beberapa penerapan dari TI dan Komunikasi antara lain dalam organisasi/perusahaan, dunia
bisnis, sektor perbankan, pendidikan, dan kesehatan. Dan yang akan dibahas disini adalah khusus
penerapan Teknologi Infromasi dan Komunikasi dalam organisasi/perusahaan. Penerapan TI dan
Komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya
menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan TI dalam lingkungan kerja.
Penerapan TI dan Komunikasi menyebabkan perubahan pada kebiasaan kerja. Misalnya
penerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak
yang mencakup sistem manajemen dalam organisasi/perusahaan untuk menggantikan
kebanyakan pekerjaan dengan cara lama.
Untuk dapat mengetahui andil pengguna SIM di organisasi/perusahaan adalah dengan
mengetahui keuntungan-keuntungan penerapan TI di organisasi/perusahaan tersebut, misalnya:
- Yang tadinya manual menjadi otomatis, dan hal ini mengurangi biaya untuk tenaga
kerjanya, biaya untuk kertas, alat tulis, dll.
- Waktu mengerjakan yang lebih cepat dengan adanya TI. Sebab dengan TI ini akan
memperbendek rantai birokrasi, yang tadinya selesai dalam 1 minggu dengan TI hanya butuh
waktu 1 hari. Apabila waktu tadi kita konversikan ke biaya maka akan mendapatkan
penghematan sekian rupiah.
- Pengambilan keputusan yang lebih cepat, karena dengan TI maka data yang dibutuhkan
dapat diperoleh dengan cepat. Hal ini tentu saja akan menjadikan organisasi/perusahaan menjadi
lebih kompetitif. Sebab dampaknya akan sangat besar bisa jadi karena pengambilan keputusan
yang lambat sebuah organisasi/perusahaan akan kehilangan banyak order.
- Dengan penerapan TI kita akan dapat menghemat baiaya promosi dan pemasaran,
karena promosi lewat web site akan sangat murah dan konsumen dapat melihat profil
organisasi/perusahaan dari mana saja diseluruh dunia.
- Dengan TI maka sistem akan dapat terintegrasi disemua organisasi/perusahaan sehingga
hal ini akan dapat meningkatkan kecepatan dalam merespon sesuatu dan pihak manajemen akan
dengan cepat mengetahui kondisi organisasi/perusahaan-nya tanpa harus berkunjung ke kantor
cabang yang jauh dan memakan biaya transportasi.
Jadi sebenarnya penerapan TI ini akan sangat menghemat biaya di semua aspek, baik
tenaga kerja, proses, pemasaran, maupun manajemen. Dan penerapan TI ini juga akan dapat
mempercepat kemajuan organisasi/perusahaan, dengan semain meningkatnya margin
organisasi/perusahaan.
Untuk mengetahui secara pasti berapa keuntungan yang dihasilkan oleh TI maka dapat
menghitungnya dari penghematan-penghematan yang dihasilkan organisasi/perusahaan sebagai
imbas dari penerapan TI dikonversikan ke Rupiah, dan kemajuan-kemajuan yang dicapai
organisasi/perusahaan dari penerapan TI ini, maka akan muncul angka yang cukup signifikan.
Sistem Informasi secara umum mempunyai beebrapa peranan dalam
organisasi/perusahaan, diantaranya sebagai berikut:
- Minimize risk, Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan factorfaktor
keuangan. Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek
eksternal lain yang berada diluar kontrol organisasi/perusahaan.. Saat ini berbagai jenis aplikasi
telah tersedia untuk mengurangi risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting,
financial advisory, planning expert dan lain-lain. Kehadiran TI selain harus mampu membantu
organisasi/perusahaan mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk
membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi.
- Reduce costs, Peranan TI sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-
biaya operasional organisasi/perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas
organisasi/perusahaan.
- Create new realities, Perkembangan TI terakhir yang ditandai dengan pesatnya
teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi
organisasi/perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacan e-commerce,
e-procurement, e-customer, e-loyalty, dan lain-lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang
baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.
Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan TI untuk
mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu:
- Eleminasi proses, Implementasi berbagai komponen TI akan mampu menghilangkan
atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu. Contoh call center untuk
menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.
- Simplifikasi proses, Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis)
biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen TI. Contoh
order dapat dilakukan melalui situs organisasi/perusahaan tanpa perlu datang ke bagian
pelayanan order.
- Integrasi proses, TI juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi
satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan
pelanggan juga).
- Otomatisasi proses, Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran
klasik dari TI.
- Add Value, Peranan selanjutnya dari TI adalah untuk menciptakan value bagi pelanggan
organisasi/perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan
pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut
bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang.
Berkat teknologi ini, berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia seperti:
- TI melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses yang menggantikan peran
manusia.
- TI berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia yang melakukan perubahan-
perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.
- TI memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai bagian yang berbeda dalam
organisasi dan menyediakan banyak informasi ke manajer.
- TI juga memengaruhi antarmuka-antarmuka organisasi dengan lingkungan, seperti
pelanggan dan pemasok.
- TI dapat digunakan membentuk strategi untuk menuju keunggulan yang kompetitif
(O’Brien, 1996), antara lain:
1. Strategi biaya: meminimalisir biaya/ memberikan harga yang lebih murah
terhadap pelanggan, menurunkan biaya dari pemasok.
2. Strategi diferansiasi: mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk/
jasa yang dihasilkan organisasi/perusahaan terhadap pesaing sehingga pelanggan
menggunakan produk/jasa karena adanya manfaat atau fitur yang unik.
3. Strategi inovasi: memperkenalkan produk/jasa yang unik, atau membuat
perubahan yang radikal dalam proses bisnis yang menyebabkan perubahan-
perubahan yang mendasar dalam pengelolaan bisnis.
4. Strategi pertumbuhan : mengembangkan kapasitas produksi secara signifikan,
melakukan ekspansi ke dalam pemasaran global, melakukan diversifikasi
produk/jasa bam, atau mengintegrasikan ke dalam produk/jasa yang terkait.
5. Strategi aliansi: membentuk hubungan dan aliansi bisnis yang baru dengan
pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan lain-lain.
Bagi beberapa organisasi/perusahaan, sebuah strategi TI tidak selalu pada kasus yang
formal. Walaupun dinamakan perencanaan Sistem Informasi “Strategic”, arsitektur aplikasi,
data, teknologi dan proses manajemen IS, yang terdiri dari standar pengembangan dan pelaporan,
semuanya disajikan dengan rencana, proses dan kebutuhan dari bisnis yang ada saat ini. Tidak
ada acuan atau philosofi untuk kegunaan teknologi di organisasi/perusahaan dan tidak terkesan
adanya aturan yang signifikan dalam menentukan strategi mana yang lebih efektif,
menguntungkan dan dapat dikerjakan dengan mudah. Dalam lingkungan konvensional,
hubungan antara strategi kompetitif organisasi/perusahaan dan manfaat penggunaan TI
dikembangkan melalui beberapa lapisan; dari perencanaan, analisa dan perancangan. Dapat
dipahami bila pada ligkungan sseperti ini TI memiliki pengaruh yang kecil terhadap strategi
kompetitif organisasi/perusahaan. Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan TI di
lingkungan bisnis, semakin terlihat tidak ada lagi pemisahan antara TI dan Strategi kompetitif
organisasi/perusahaan, karena semua strategi kompetitif harus memiliki TI sama halnya dengan
memiliki marketing, produsen dan keuangan.
Perencanaan Strategis SI diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target
terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan SIM dan menolong untuk memaksimalkan
hasil dari investasi pada bidang TI. Sebuah SI yang dibuat berdasarkan Perancangan Startegis SI
yang baik, akan membantu sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan
rencana bisnisnya dan merealisasikan pencapian bisnisnya. Dalam dunia bisnis saat ini,
penerapan dari TI untuk menentukan strategi organisasi/perusahaan adalah salah satu cara yang
paling efektif untuk meningkatkan performa bisnis. Strategi TI diperlukan untuk:
- Pengetahuan mengenai teknologi baru
- Dilibatkan dalam perencanaan taktis dan strategis
- Dibahas dalam diskusi organisasi/perusahaan
- Memahami kelebihan dan kekurangan teknologi
Dengan semakin berkembangnya peranan TI dalam dunia bisnis, maka menuntut
manajemen SI/TI untuk menghasilkan SI yang layak dan mendukung kegiatan bisnis. Untuk itu,
dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen SI/TI. Perubahan yang terjadi adalah
dengan diterapkannya Perancangan Strategis Sistem Informasi untuk memenuhi tuntutan
menghasilkan SI yang mendukung kegiatan bisnis suatu organisasi. Seiring dengan
perkembangan zaman dan dunia bisnis, peningkatan Perencanaan Strategis Sistem Informasi
menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen SI/TI.
SI/TI sebagai Enabler, organisasi/perusahaan dituntut untuk mengaplikasikan teknologi
bukan hanya untuk menjaga eksistensi bisnisnya melainkan juga untuk menciptakan peluang
dalam persaingan. Pemahaman mengenai peran pengembangan teknologi dan SI diperlukan
untuk mengelola teknologi dan SI dalam organisasi itu sendiri.
Fungsional sering disebut kemampuan TI untuk memberikan solusi bagi proses bisnis
(lebih efisien, efektif, reduced cost). TI mendukung organisasi/perusahaan di level:
- Strategik, Relevan dengan target pencapaian jangka panjang dan bisnis secara
keseluruhan
- Taktis, Diperlukan untuk mencapai rencana dan tujuan strategis dalam rangka
melakukan perubahan menuju sukses
- Operasional, Proses dan aksi yang harus dilakukan sehari-hari untuk menjaga kinerja
Integrasi Fungsional TI bagi organisasi/perusahaan:
- Strategi bisnis dan strategi TI, pada tingkat eksekusi dan fungsional.
- Operasional bisnis dan infrastruktur TI
- Hubungan antara administrasi proses bisnis dan proses TI supaya eksekusi strategi dapat
dilaksanakan.
Peranan TI pada aktivitas manusia saat ini memang begitu besar. TI telah menjadi
fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis yang, memberikan andil besar terhadap
perubahanperubahan mendasar bagi struktur, operasi dan manajemen organisasi. Jenis pekerjaan
dan tipe pekerja yang dominan di jaman TI adalah otonomi dan wewenang yang lebih besar
dalam organisasi. Boundaryless organization adalah kondisi organisasi yang digunakan dalam TI
dengan batas-batas horisontal, vertikal, eksternal dan geografis yang sehat. Menipisnya batas
horisontal mengakibatkan berkurangnya birokrasi sehingga organisasi menjadi lebih datar, dan
karyawan menjadi lebih berdaya (empowered employees) dan menjadikan terwujudnya kerja
sama lintas fungsional dalam memenuhi kebutuhan customers yang kompleks. Menipisnya batas
eksternal menjadikan organisasi/perusahaan lebih berfokus ke penyediaan produk dan jasa yang
menjadi kompetensi intinya (care competence). Untuk memenuhi kebutuhan customers yang
kompleks, organisasi/perusahaan membangun jejaring organisasi (organization network), yang di
dalamnya setiap organisasi/perusahaan menjadi anggota jejaring sehingga mampu menghasilkan
value terbaik bagi customers, karena koordinasi tidak lagi dijalankan melalui ”command and
control mode” namun koordinasi dilaksanakan melalui komunikasi, persuasi dan kepercayaan
(trust). Kekohesivan organisasi yang menggunakan tim lintas fungsional, dan yang
mempekerjakan karyawan yang berdaya, serta yang menggunakan jejaring organisasi dalam
mewujudkan tujuan organisasi ditentukan dari seberapa jelas misi dan visi organisasi dirumuskan
dan keberhasilan pengomunikasian strategi tersebut kepada seluruh personel organisasi dan
seluruh organisasi dalam jejaring. Pemberdayaan karyawan yang dilandasi oleh trust-based
relationship antar manajer dan karyawan menjadikan Information sharing dapat meningkatkan
tuntutan tentang otonomi dan wewenang di kalangan karyawan,Persuasi menjadi pilihan untuk
menggantikan komando, karena knowledge workers menjadi dominan dalam mewujudkan visi
organisasi. dalam memacu komitmen karyawan untuk mengubah strategi menjadi tindakan
nyata.
Broadbent dan Weill (1996) mengemukakan bahwa infrastruktur TI memberikan pondasi
dasar bagi kapabilitas TI yang digunakan untuk membangun aplikasi bisnis dan biasanya
dikelola oleh kelompok SI, seperti terlihat dalam gambar berikut ini:
Pengetahuan dan keahlian manajemen tentang teknologi berhubungan dengan dimana
dan bagaimana menyebarkan TI secara efektif dan menguntungkan untuk mencapai tujuan-
tujuan strategi bisnis. Pengetahuan dan keahlian fungsional tentang bisnis meliputi tingkat
pengetahuan dan variasi fungsi di dalam bisnis dan kemampuan untuk mengetahui semua
lingkungan bisnis. Keahlian interpersonal dan manajemen meliputi kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif dengan personal dalam area fungsional dan untuk bekerja di dalam
suatu lingkungan kolaborasi, serta kemampuan untuk memimpin tim proyek. Pengetahuan dan
keahlian teknikal mengukur dalam dan luasnya keistimewaan TI teknik (sistem operasi, bahasa
pemrogaman, sistem manajemen database, network, telekomunikasi, dan lain-lain) di dalam
organisasi.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dukungan SIM pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat diuraikan
menurut tiga tahapan, proses pembuatan keputusan, yaitu pemahaman, perancangan (design),
dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan pengolahan, file komputer maupun non
komputer. Pada tahap pemahaman hubungannya dengan SIM adalah pada proses penyelidikan
yang meliputi pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara
khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. SI sendiri harus meneliti semua data dan
mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi-situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik
SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah-masalah yang
diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah-
masalah tersebut dapat ditangani. Pada tahap ini juga perlu ditetapkan kemungkinan-
kemungkinannya. Dukungan SIM memerlukan suatu data base dengan data masyarakat, saingan
dan intern ditambah metode untuk penelusuran dan penemuan masalah-masalah. Pada tahap
perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat model-model keputusan untuk
diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-
model yang tersedia harus membantu menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri
dari perangkat lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini
melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem pencarian kembali data base.
Pada tahap pemilihan, SIM menjadi paling efektif apabila hasil-hasil perancangan
disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan
pemilihan, maka peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan
penilaian kemudian. Dukungan SIM pada tahap pemilihan adalah memilih berbagai model
keputusan melakukan analisis kepekaan (analisis sensitivitas) serta menentukan prosedur
pemilihan. Dukungan SIM untuk pembuatan keputusan terdiri dari suatu database yang lengkap,
kemampuan pencarian kembali database, perangkat lunak statistika dan analitik liainnya, serta
suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model-model keputusan.
Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada prosespemahaman, yang menyangkut
penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Istilah pemahaman di
sini mempunyai arti sama dengan pengenalan masalah. Kemudian pada proses perancangan serta
pada prosed pemilihan.Sering orang menyatakan bahwa komputer akan mengambil keputusan,
ini merupakan suatu pemyataan yang salah kaprah dan tidak mengetahui letak peranan komputer
serta bagaimana suatu proses pengambilan keputusan dilakukan. Keputusan sebenarnya hanya
dapat diambil atau dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, manusia pengambil keputusan harus
selalu menjadi bagian dari suatu pemilihan. Suatu algoritma keputusan, suatu aturan keputusan
atau suatu program komputer hanya membantu dengan memberikan dasar untuk suatu
keputusan, akan tetapi pemilihan keputusan dilakukan oleh seorang manusia. Pernyataan
komputer mengambil keputusan pada umumnya didasarkan atas anggapan bahwa beberapa
keputusan dapat diprogramkan, sedangkan keputusan-keputusan yang lain tidak. Hal ini
mengingatkan bahwa klasifikasi tentang keputusan terprogram dan tidak terprogram sangat
penting untuk perancangan SIM. Ada suatu kecenderungan di antara para perancang SIM untuk
beranggapan, bahwa suatu database (pusat data) saja akan banyak memperbaiki pengambilan
keputusan.Pandangan demikian sebenarnya telah mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam
pengambilan keputusan yang berperan penting, yaitu; data, model atau prosedur keputusan, dan
pengambil keputusan, itu
sendiri. Oleh karena itu pengambilan keputusan dapat diperbaiki dengan data yang lebih baik,
model keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan yang lebih baik (lebih terlatih, lebih
banyak pengalaman, dan sebagainya).
Variabel Shuktur Organisasi merupakan pembagian tugas dan tanggung jawab mengenai
fungsi pengolah data atau informasi. Indikator variabel ini adalah penempatan fungsi SI berbasis
komputer di dalam suatu organisasi. Implementasi SI Berbasis Komputer, didefinisikan sebagai
tingkat penggunaan SI yang berbasis komputer untuk mendukungkngsi manajerial. Indikator
variabel ini antara lain kemudahan dalam menyelesaikan pekerjaan, tingkat kemudahan
pengoperasian SI, tingkat keamanan SI, tingkat integritas, database, kemampuan SI menyediakan
data dan informasi untuk kebutuhan internal organisasi.. Kemampuan SI menyediakan data dan
informasi untuk kebutuhan eksternal organisasi.
Kinerja Karyawan berkenaan dengan hasil pekerjaan yang dicapai oleh karyawan dalam
suatu periode. Indikator variabel ini adalah ketelitian dalam pekerjaan; kerapian hasil pekerjaan,
ketepatan/pemenuhan standar waktu; kemampuan membuat rencana kerja sehingga tercapai
efisiensi dan efektifitas.
===============
KESIMPULAN
Banyak manajemen yang tidak puas dengan SI mereka dan secara tajam langsung
menyalahkan sistem komputer. Tiga alasan yang dapat menimbulkan hal ini adalah:
(a) Besarnya harapan yang tidak terpenuhi.
(b) Tidak tepatnya analisis sistem
(c) Sindroma komputer yaitu anggapan bahwa komputermampu menanggulangi segala
kelemahan manajemen.
Komputer hanya dapat dimanfaatkan bila telah dianalisisberdasarkan perbandingan biaya
dengan efektifitasnya dan digunakan secara layak. Keunggulan komputer sebagai suatu alat
terletak di dalam kemampuannya mengolah data yang banyak dan kompleks serta melakukan
perhiturgan-perhitungan yang rumit dalam waktu yang singkat. Hal lain yang tidak kalah
pentingnya adalah kemauan orang-orang di dalam manajemen untuk bersikap terbuka dalam
menyampaikan masalah-masalah yang ingin dibantu pemecahannya dengan menggunakan
komputer.
Sebuah organisasi, apalagi organisasi yang besar yang memiliki jaringan transaksi yang
cukup besar, sangat membutuhkan tersedianya informasi. Selain itu adanya departemenisasi
dalam suatu organisasi, kebutuhan informasi bukan merupakan persoalan yang sederhana.
Kebutuhan informasi bukan hanya berkaitan dengan relasi di luar organisasi, tetapi juga
berkaitan dengan personil yang ada pada departemen dalam organisasi yang bersangkutan. Oleh
karena itu diperlukan koordinasi dan komunikasi yang sistematik. Semakin kompleksnya
kegiatan dan berkembangnya unit/satuan/departemen yang ada dalam suatu organisasi, semakin
mempersulit koordinasi dan komunikasi apabila tidak diciptakan suatu sistem. Apabila hal itu
terjadi, maka akan menimbulkan kesulitan dalam pengambilan keputusan.
Penggunaan SIM sebagai alat bantu organisasi/perusahaan pada saat ini untuk mencapai
efisiensi dan efektifitas yang diharapkan dalam menghadapi lingkungan sekitar dan pengambilan
keputusan yang tepat, sehingga dapat mencapai hasil untuk memiliki keunggulan bersaing.
=============
KASUS
1. Social Networking merupakan merupakan sebuah bentuk layanan internet yang ditujukan
sebagai komunitas online bagi orang yang memiliki kesamaan aktivitas, ketertarikan pada
bidang tertentu, atau kesamaan latar balakang tertentu. Social networking lazim disebut
sebagai jaringan pertemanan.
Dimana aplikasi ini merupakan aplikasi gratis (free to access) yang dapat diakses
oleh pengguna internet di seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi dan berkolaborasi
dengan kerabat, baik keluarga maupun teman, di seluruh dunia. Layanan social network
biasanya berbasis web, dilengkapi dengan beragam fitur bagi penggunanya agar dapat
saling berkomunikasi dan berinteraksi. Contoh : Facebook, Twitter, MySpace, Magnolia,
Friendster dan lainnya.
Kita ambil salah satu contoh yang saat ini sedang naik daun dan menjadi banyak
bahan obrolan di hampir seluruh kalangan masyarakat, yaitu Facebook. Tercatat
penggunannya saat ini telah mencapai 20 juta dari 25 juta pengguna Internet di Indonesia.
Biaya koneksi yang semakin murah, maraknya warnet dan teknologi mobile yang
merakyat yang murah meriah menjadikan Facebook dapat diakses di lingkungan terdekat
kita sehari hari. Kapan saja dan di mana saja.
Untuk hal-hal yang sifatnya sudah ubiquitous maka hal ini tak dapat lagi
membendungnya dengan aturan pelarangan yang sifatnya top-down. Semua itu akan
dilanggar karena tidak ada mekanisme kontrol terpusat yang efektif untuk hal hal yang
sifatnya kapan saja dan di mana saja. Menurut pengakuan dari teman-teman yang
memiliki putra putri dibawah 13 tahun dan sudah bisa menggunakan komputer di rumah
semua memiliki account Facebook.
Pada beberapa kasus teori yang bisa menjelaskan hal ini adalah teori pubertas.
Anak anak pada usia puber sedang mencari jati diri. Orang tua bukan lagi jadi idola
mereka. Lingkungan memiliki pengaruh yang lebih besar ketimbang orang tua. Sehingga
mereka cenderung memberontak. Susah diatur, mudah terpengaruh bujuk rayu orang lain
yang belum dikenal dengan baik.
Sementara kalau kita benar benar mengikuti aturan Facebook: memperkenalkan
Facebook di usia 13 tahun dengan kondisi puber seperti itu maka dapat dibayangkan
betapa lebih sulit mengawasinya. Ini akan diperparah dengan keadaan misalnya teman
teman sebayanya telah lebih dulu ada di Facebook yang membuat anak baru akan terlihat
culun dan gaptek.
Mereka harus mempelajari cara menggunakan fitur yang baik dan benar ketika
berinteraksi dengan teman-temannya yang sudah lebih dulu ber-Facebook dan belum
tentu memiliki pengetahuan tentang cara menggunakan fitur yang baik dan benar. Ketika
mendapati cara penggunaan fitur yang kurang baik maka akan sulit memperbaikinya
karena mereka melihat teman-temannya menggunakan cara yang sama.
Berdasarkan teori bahwa anak usia puber lebih sulit diajak berkomunikasi maka
mulailah sebelum mereka puber. Perkenalkan mereka Facebook justru pada usia yang
lebih dini. Idealnya bisa dimulai dari usia mereka telah mahir menggunakan internet
browser, sekitar usia 8 hingga 10 tahun, tergantung kemampuan anak. Pada usia itu
mereka akan lebih mudah diawasi dan diarahkan untuk menggunakan fitur dengan baik
dan benar.
Hingga pada saat mereka mencapai usia 13 tahun dengan bimbingan orang tua
mereka akan terbentuk menjadi pengguna yang memahami aspek keamanan dari
Facebook.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mulai memperkenalkan anak pada Social
Networking (Facebook):
1. Password dan email anak harus kita pegang, sehingga kita tahu setiap kali ada
notifikasi aktifitas Facebook
2. Waktu online dijadwal
3. Lokasi online terbuka, di tempat yang mudah diawasi
4. Audit teman temannya setiap saat
5. Dampingi jika memulai menggunakan fitur baru
6. Selalu tanya dan diskusi setiap kali akan confirm atau delete friend yang tidak dikenal,
beri pengertian kenapa itu harus dilakukan
7. Sibukkan mereka dengan posting wall kita, entah itu bercanda atau berbagai pertanyaan
yang sifatnya edukasi, beri mereka permainan sosial yang menyenangkan seperti
tagging foto keluarga.
8. Seiring mereka mengerti fitur beri ruang untuk mereka beraktualisasi
9. Selalu pantau wall mereka, jika mereka bertutur kata yang tidak sopan, tegur secara
offline dan minta mereka menghapusnya dengan diberi pengertian
10. Bertutur kata yang layak sebagai orang tua di wall mereka maupun di wall kita
11. Kelompokan mereka pada group tersendiri pada daftar friend kita untuk diexclude
jika kita ingin update status yang sekiranya tidak layak mereka baca
Dengan demikian mereka akan terbiasa dengan berkomunikasi dengan orang
tuanya melalui Facebook. Suatu saat nanti mereka mungkin akan minta password mereka
sendiri bahkan mungkin juga emailnya. Berikan jika anda merasa mereka sudah cukup
kita bekali dengan norma yang benar.
Dengan usia lebih dini semua hal diatas akan lebih mudah dilakukan ketimbang
usia 13 tahun. Facebook yang sudah hadir kapan saja dan di mana saja tak bisa lagi
dibendung keberadaanya dan satu satunya pilihan adalah mempersiapkan anak-anak
tentang bagaimana menghadapinya.
2. Tujuan umum dari konsep keamanan data dan sistem informasi yang digunakan pada
bagian penerapannya di lingkungan organisasi/perusahaan:
1. Memberikan tingkat kesadaran dan pengetahuan keamanan kepada pebisnis pentingnya
keamanan komputer dan sistem informasi.
2. Memberikan metode praktis upaya memperoleh keamanan komputer dan system
informasi bagi organisasi/perusahaan, termasuk pertimbangan ekonomi upaya keamanan
komputer.
3. Membimbing pelaksanaan upaya memperoleh keamanan komputer dan system
informasi pada organisasi/perusahaan.
4. Memberikan cara praktis untuk mengevaluasi sistem keamanan komputer pebisnis.
Informasi yang merupakan aset harus dilindungi keamanannya. Keamanan, secara
umum diartikan sebagai “quality or state of being secure-to be free from danger”. Untuk
menjadi aman adalah dengan cara dilindungi dari musuh dan bahaya. Keamanan bisa
dicapai dengan beberapa strategi yang biasa dilakukan secara simultan atau digunakan
dalam kombinasi satu dengan yang lainnya. Strategi keamanan informasi memiliki fokus
dan dibangun pada masing-masing ke-khusus-annya. Contoh dari tinjauan keamanan
informasi adalah:
- Physical Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan pekerja atau
anggota organisasi, aset fisik, dan tempat kerja dari berbagai ancaman meliputi bahaya
kebakaran, akses tanpa otorisasi, dan bencana alam.
- Personal Security yang overlap dengan ‘phisycal security’ dalam melindungi
orang-orang dalam organisasi.
- Operation Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan
kemampuan organisasi/perusahaan untuk bekerja tanpa gangguan.
- Communications Security yang bertujuan mengamankan media komunikasi,
teknologi komunikasi dan isinya, serta kemampuan untuk memanfaatkan alat ini untuk
mencapai tujuan organisasi.
- Network Security yang memfokuskan pada pengamanan peralatan jaringan data
organisasi, jaringannya dan isinya, serta kemampuan untuk menggunakan jaringan
tersebut dalam memenuhi fungsi komunikasi data organisasi.
Masing-masing komponen di atas berkontribusi dalam program keamanan
informasi secara keseluruhan. Keamanan informasi adalah perlindungan informasi
termasuk sistem dan perangkat yang digunakan, menyimpan, dan mengirimkannya.
Keamanan informasi melindungi informasi dari berbagai ancaman untuk menjamin
kelangsungan organisasi/perusahaan, meminimalisasi kerusakan akibat terjadinya
ancaman, mempercepat kembalinya investasi dan peluang organisasi/perusahaan.