Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

79
PENERAPAN ACTIVITY BASE MANAGEMENT (ABM) SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI PADA PT. GUNUNG MAS PLANTATIONS IX GUNUNG BATIN LAMPUNG TENGAH Oleh: FARIDA ARYANI, S.E., M. Si. TRIA OKTARINA,S.E. PROGRAM STUDI S-I AKUNTANSI SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH SEKAYU 2016

Transcript of Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

Page 1: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

PENERAPAN ACTIVITY BASE MANAGEMENT (ABM) SYSTEMUNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PRODUKSI

PADA PT. GUNUNG MAS PLANTATIONS IX GUNUNG BATINLAMPUNG TENGAH

Oleh:

FARIDA ARYANI, S.E., M. Si.TRIA OKTARINA,S.E.

PROGRAM STUDI S-I AKUNTANSISEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RAHMANIYAH SEKAYU

2016

Page 2: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

2 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang MasalahDalam menjalankan kegiatan operasionalnya perusahaan selalu dituntutuntuk mengikuti perkembangan teknologi, pengembangan strategi serta sistemdan metode yang tepat untuk menghitung biaya produksi, sehingga perusahaanmampu berproduksi secara efisien.Penerapan activity based management (ABM) system merupakan salahsatu strategi yang dapat dipilih oleh perusahaan guna menghemat biaya dengancara menganalisis nilai proses, sehingga dapat diketahui aktivitas yang bernilaitambah dan tidak bernilai tambah. Activity based management, juga merupakanpendekatan yang terintegrasi yang memfokuskan perhatian manajemen padaaktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan(customer value) dan meningkatkan efisiensi yang didapatkan oleh perusahaandalam menghitung biaya produksi, sehingga dapat diketahui tingkat efisiensiperusahaan dalam perolehan laba.Pihak perusahaan dapat bertahan dalam menghadapi persaingan dengancara, yaitu berfokus pada peningkatan proses dan aktivitas, peningkatankualitas, fleksibilitas, dan efisiensi biaya. Selama ini perusahaan cenderungmenerapkan sistem akuntansi tradisional dan sistem pemeratan biaya yangterbukti memiliki banyak kelemahan dan tidak sesuai lagi dengan kondisiperusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang dinamis karena hanya

Page 3: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

3 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

terfokus pada pengelolaan biaya dan pengalokasian biaya overhead pabrik keproduk dan pelanggan yang didasarkan pada volume produksi, karena tidaksemua pemicu biaya adalah volume produksi, tetapi aktivitas yangmenyebabkan biaya.Upaya menempatkan perusahaan pada posisi terdepan dalam prosespersaingan produk, dapat dilakukan dengan cara menjalankan kegiatanusahanya secara efektif dan efisien, terutama dalam mengidentifikasi aktivitas-aktivitas produksi yang dilakukan dan perhitungan biaya produksi yangmenentukan harga penjualan dari produk perusahaan. Pengidentifikasianaktivitas dapat dibagi menjadi 2 (dua), yaitu; aktivitas bernilai tambah (value

added activity) dan aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity).Dengan menggunakan activity based management system (sistem manajemenberbasis aktivitas) perusahaan dapat melakukan pengelolaan aktivitasmanajemen (activity management), yang merupakan suatu prosespengidentifikasian aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan, penentuan nilaibagi perusahaan, pemilihan serta pelaksanaan aktivitas yang menambah nilaibagi konsumen, mengidentifikasi atau menghilangkan semua aktivitas tidakbernilai tambah (non value added activity), dan memperbaiki aktivitas bernilaitambah (value added activity). Proses aktivitas perusahaan memiliki pengaruhbesar untuk mendapatkan laba yang diharapkan, serta dapat mengidentifikasipenyebab terjadinya biaya itu sendiri, yang akibatnya akan menurunkan biayaproduksi dan meningkatkan perolehan laba.

Page 4: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

4 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengahmerupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk utama berupagula. Dalam proses produksi, PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung BatinLampung Tengah melakukan berbagai aktivitas, mulai dari pembelian bahanmentah (tebu) yang kemudian dipersiapkan dan diproses sampai menjadiproduk jadi berupa gula GMP. PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung BatinLampung Tengah melakukan pengelolaan aktivitas manajemen (activity

management) dengan melakukan perbaikan secara terus-menerus (continous

improvement) dalam proses produksi, sehingga aktivitas tidak bernilai tambah(non value added activity) dapat dikurangi serta memberikan dampak terhadappengurangan biaya produksi. Berdasarkan hasil wawancara dengan manajemenbagian produksi pada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin LampungTengah mengenai departemen dan jumlah biaya yang dinikmati masing-masingaktivitas dalam setiap departemen selama proses produksi, maka diperolehinformasi tentang departemen dan biaya yang terjadi di masing-masingdepartemen, seperti yang disajikan pada Tabel 1.1.Dari data pada Tabel 1.1, dapat dijelaskan bahwa biaya produksi dalamsetiap departemen mengalami peningkatan setiap tahun. Pada Tahun 2013 biayaproduksi yang dipakai seluruh departemen sebesar Rp. 16.703.377.270,27,tetapi pada Tahun 2014 terjadi peningkatan sebesar Rp. 26.637.934.058,18,kemudian peningkatan kembali terjadi lagi pada Tahun 2015 sebesar Rp.28.616.619.253,49.

Page 5: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

5 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Tabel 1.1Aktivitas dan Pembebanan Jumlah Biaya Aktivitas Produksi Gula GMPpada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung BatinLampung Tengah Periode Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015Departemen

ProduksiPembebanan Jumlah Biaya Aktivitas

2013 (Rp) 2014 (Rp) 2015 (Rp)Penggilingan 2.633.757.007,16 2.681.534.628,39 3.415.575.852,80Ketel 7.187.215.507,48 13.230.328.026,40 17.014.413.790,80Pemurnian 3.565.821.717,15 6.278.499.042,52 3.771.440.107,15Penguapan 833.192.794,84 932.090.128,20 929.457.608,31Masakan danPutaran 1.255.221.271,40 1.366.907.442,20 1.028.910.736,40PengemasandanPenyelesaian 1.228.168.972,24 2.148.574.790,47 2.456.893.158,03Jumlah 16.703.377.270,27 26.637.934.058,18 28.616.619.253,49

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun2016, data diolah.Peningkatan ini terjadi karena masih adanya aktivitas yang tidakmemberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam departemen produksinya,yaitu departemen masakan dan putaran, serta departemen pengemasan danpenyelesaian. Hasil survei pendahuluan dan wawancara dengan bagian produksidiperoleh informasi mengenai aktivitas tidak bernilai tambah dan jumlah biayayang dinikmati dalam setiap departemen produksi, untuk Tahun 2013, 2014,dan 2015 seperti yang disajikan pada Tabel 1.2.Berdasarkan Tabel 1.2, dapat dijelaskan bahwa ada 3 (tiga) aktivitas yangtidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan, yaitu pada departemenmasakan dan putaran dalam sub aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula sertapada departemen pengemasan dan penyelesaian dalam sub aktivitas

Page 6: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

6 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

mengangkut gula ke gudang, dan sub aktivitas menyimpan gula di gudang. Selainitu terdapat juga adanya perubahan jumlah biaya disetiap sub aktivitas tidakbernilai tambah yang mengalami peningkatan dan penurunan.Tabel 1.2Aktivitas Tidak Bernilai Tambah dan Pembebanan Jumlah Biaya AktivitasProduksi Gula GMP pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IXGunung Batin Lampung TengahPeriode Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015Tahun

Departemen Produksi

Total (Rp)

Masakan danPutaran

Pengemasan dan Penyelesaian

Aktivitas Aktivitas

MenyeleksiUkuran Kristal

Gula (Rp)

MengangkutGula ke

Gudang (Rp)

MenyimpanGula di

Gudang (Rp)2013 309.754.122,00 249.425.259,88 28.176.822,68 587.356.204,562014 303.578.628,20 244.972.386,99 27.695.025,08 576.246.040,272015 342.305.550,00 266.126.120,67 28.651.822,68 637.083.493,35Jumlah 955.638.300,20 760.523.767,54 84.523.670,44 1.800.685.738,18

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun2016, data diolah.Pada Tahun 2013 total biaya aktivitas yang tidak bernilai tambah dalamdepartemen produksi sebesar Rp. 587.356.204,56, tetapi pada Tahun 2014terjadi penurunan sebesar Rp. 576.246.040,27. Namun, pada Tahun 2015 totalpada biaya aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam departemen produksimengalami peningkatan yang sangat tinggi, hingga mencapaiRp. 637.083.493,35.

Page 7: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

7 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Peningkatan yang kembali terjadi diakibatkan masih adanya aktivitasyang tidak bernilai tambah dalam departemen proses produksinya. Akibat darimasih adalanya aktivitas yang tidak bernilai tambah dalam departemen prosesproduksi, biaya untuk produksi juga meningkat, dan kondisi laba padaperusahaan juga mengalami perubahan (berfluktuasi).Dengan demikian, terlihat ada fenomena bahwa kegiatan produksi yangterjadi dalam setiap departemen masih memiliki sub-sub aktivitas yang tidakmemberikan nilai tambah, dan karena itulah jumlah biaya yang dinikmati padasetiap departemen produksi mengalami peningkatan dan penurunan setiaptahunnya. Kondisi tersebut tentu saja akan berdampak pada penurunan labajuga, meskipun hasil penjualan PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung BatinLampung Tengah mengalami peningkatan. Hal ini juga disebabkan oleh pihakmanajemen perusahaaan belum optimalnya penerapan activity based

management system dalam proses produksi dan perhitungan biaya produksiperusahaan.Berdasarkan fenomena tersebut, maka Peneliti tertarik untuk melakukanpenelitian dengan judul: Penerapan Activity Based Management (ABM) SystemDalam Peningkatan Efisiensi Biaya Produksi Pada PT. Gunung Madu PlantationsIX Gunung Batin Lampung Tengah.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, makaperumusan masalah dalam penelitian adalah: bagaimana penerapan Activity

Page 8: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

8 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Based Management System dapat meningkatkan efisiensi produksi pada PT.Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah?1.3. Ruang Lingkup PembahasanBerdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka Penelitimembatasi ruang lingkup pembahasan hanya pada penerapan activity based

management system dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi pada PT.Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah. Dalam penelitianini Peneliti juga membatasi data yang diperlukan, yaitu data Laba- Rugi DalamMasa Giling, dan Daftar Pembebanan Biaya Pada Aktivitas Produksi PeriodeTahun 2013 sampai dengan Tahun 2015.1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk: mengetahui penerapan activity based

management system dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi pada PT.Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah.1.4.2. Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan sebagaibahan pertimbangan bagi pimpinan khususnya manajer produksi dalammengurangi aktivitas tidak bernilai tambah, dan perbaikan berkelanjutan,sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi Departemen Produksi PT.Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah. Selain itu,

Page 9: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

9 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi bagi pihak lainmaupun peneliti selanjutnya yang penelitiannya relevan dengan penelitian ini.1.5. METODOLOGI PENELITIAN

1.5.1. Lokasi dan Waktu PenelitianLokasi dan waktu penelitian ini dilakukan pada PT. Gunung MaduPlantations IX Gunung Batin Lampung Tengah yang bergerak dalam bidangindustri gula GMP. Perusahaan berlokasi kurang lebih 90 km ke arah utaraBandar Lampung, tepatnya berada di Desa Gunung Batin, Ibukota ProvinsiLampung. Waktu penelitian ini selama 3 (tiga) bulan.1.5.2. Metode PenelitianMetode penelitian merupakan keseluruhan proses berpikir dari mulaimenemukan, memilih dan merumuskan masalah penelitian, mengkajikepustakaan, mengumpulkan data, menganalisis data, sertamenginterprestasikan hasil sampai pada penarikan kesimpulan. Dalampenelitian ini Peneliti menggunakan metode kuantitatif, dimana metodekuantitatif adalah penelitian yang digunakan terhadap data berupa penjelasanangka-angka yang kemudian dijelaskan dalam bentuk kalimat atau uraian yangsesuai dengan teori terhadap suatu kebenaran atau sebaliknya.1.5.3. Jenis Data PenelitianData yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.Menurut Sekaran (2010:60-61), data sekunder secondary data) merupakan dataprimer yang diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk seperti tabel, grafik,

Page 10: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

10 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

diagram, dan sebagainya, atau data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dandilaporkan oleh orang atau sesungguhnya adalah data asli. Dalam penelitian inidata sekunder yang digunakan berupa laporan laba rugi PT. Gunung MaduPlantations IX Gunung Batin Dalam Masa Giling, Daftar Pembebanan Biaya PadaAktivitas Produksi, dan Jadwal Jam Kerja Karyawan Bagian Produksi pada MasaGiling.1.5.4. Teknik Pengumpulan DataDalam penelitian ini Peneliti menggunakan teknik pengumpulan datadengan cara studi kepustakaan dan studi lapangan. Menurut Subagyo (2010:37),ada beberapa prosedur pengumpulan data yang digunakan yaitu:1. Studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan denganmempelajari masalah yang berhubungan dengan objek penelitian yangbersumber dari buku-buku, literatur-literatur, yang berhubungan denganpenelitian dan penunjang atas dasar teori yang digunakan dalampermasalahan penelitian.2. Studi lapangan yaitu data yang dikumpulkan secara langsung dengan melihatobjek penelitian dilapangan sesuai dengan keadaan yang akan diteliti. Penulismenggunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:1) WawancaraAdalah suatu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawabdengan orang-orang yang bersangkutan secara langsung dalam objekpenelitian.

Page 11: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

11 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

2) DokumentasiAdalah suatu pengumpulan data dengan cara pengumpulan data yang adahubungannya dengan objek penelitian. Seperti laporan-laporan dokumenmenjadi data penunjang dalam pembhasan nanti.Studi lapangan dilakukan dengan cara wawancara secara langsungdengan pimpinan dan karyawan PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin,Lampung Tengah dan dokumentasi yaitu pengumpulan data berupa laporan-laporan yang berhubungan permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian.1.5.5. Teknik Analisis DataPenelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif. Subagyo(2010:106), menyatakan bahwa: teknik analisis kuantitatif adalah suatu analisisyang dituangkan dalam bentuk angka untuk menentukan suatu penjelasan dariangka-angka atau membandingkan dari beberapa gambaran yang kemudiandijelaskan dalam bentuk kalimat atau uraian.Dalam penelitian ini data yang berhasil dikumpulkan diolah dan disusunsecara sistematik kemudian dianalisis secara kuantitatif dengan pengukurankinerja menggunakan pelaporan tren sehingga dapat diketahui perubahan biayatidak bernilai tambah yang terjadi dari satu periode ke periode berikutnya,kemudian menganalisisnya serta memberikan penjelasan-penjelasan yangrelevan dengan permasalahan yang dibahas, sehingga dapat ditarik kesimpulan.

Page 12: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

12 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Efisiensi Biaya Produksi

2.1.1. Pengertian Efisiensi Biaya ProduksiKonsep efisiensi biaya produksi merupakan konsep yang mendasar danlahir dari konsep ekonomi. Meskipun demikian, konsep mengenai efisiensi dapatdidefinisikan dari berbagai sudut pandang dan latar belakang. Pada umumnya,efisiensi dapat diarahkan kepada sebuah konsep tentang pencapaian suatu hasildengan penggunaan sumber daya dan biaya secara optimal. Karim (2011:213),menjelaskan bahwa ”Efficient is doing the things right”, yang berarti bahwamelakukan segala hal dengan cara yang tepat untuk mendapatkan hasil yangoptimal. Di dalam teori ekonomi, ada dua konsep umum mengenai efisiensibiaya produksi, yakni efisiensi yang ditinjau dari konsep ekonomi (economic

concept) dan efisiensi yang ditinjau dari konsep produksi (production concept).Efisiensi yang ditinjau dengan konsep ekonomi mempunyai cakupan lebih luasyang ditinjau dari segi makro, sementara itu efisiensi dari sudut pandangproduksi melihat dari sudut pandang mikro. Efisiensi dalam konsep biayaproduksi terbatas pada melihat hubungan teknis dan operasional dalam suatuproses produksi, yaitu konversi input menjadi output, sedangkan efisiensiekonomi melihat secara luas pada pengalokasian sumber-sumber daya didalamsuatu perekonomian yang mendatangkan kesejahteraan didalam masyarakat.

Page 13: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

13 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Menurut Sukirno (2012:240), penggunaan sumber-sumber daya bisadikatakan efisien apabila:1. Seluruh sumber-sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan2. Corak penggunaannya adalah sudah sedemikian rupa sehingga tidak terdapatlagi corak penggunaan lain yang akan memberikan tambahan kemakmuranbagi masyarakat/individu.2.1.2. Jenis-jenis Efisiensi Biaya ProduksiEfisiensi di dalam konsep biayaproduksi cenderung menilai secara teknisdan operasional, sehingga efisiensi di dalam konsep produksi umumnya dilihatdari sudut pandang teknis dan biaya. Menurut Sukirno (2012:242), di dalamproses produksi, efisiensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:a) Efisiensi produktif, adalah menilai efisiensi di dalam tahapan produksi.Penilaian efisiensi produktif dapat dilihat dari sisi biaya. Untuk mencapaiefisiensi produktif ini harus dipenuhi dua syarat. Pertama, untuk setiaptingkat produksi, biaya yang dikeluarkan adalah yang paling minimum.Kedua, perusahaan atau industri secara keseluruhan harus memproduksikanbarang pada biaya rata-rata yang paling rendah.b) Efisiensi alokatif, menilai efisiensi secara teknis di dalam proses produksi,yakni dari segi pengalokasiaan sumber-sumber daya yang tersedia. Efisiensialokatif akan tercapai ketika alokasi sumbersumber daya tersebut keberbagai kegiatan ekonomi/produksi telah mencapai tingkat yangmaksimum.

Page 14: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

14 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

2.2. Konsep Activity-Based Management (ABM)

2.2.1. Pengertian Activity-Based ManagementMenurut Hansen dan Mowen (2009:224), manajemen berdasarkanaktivitas (activity based management) adalah suatu pendekatan di seluruhsistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen padaberbagai aktivitas, dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan dan labasebagai hasilnya. Blocher, dkk (2011:220), menyatakan bahwa manajemenberdasarkan aktivitas (activity based management) merupakan suatu konsepyang mengarahkan perhatian pada konsumsi sumber daya terhadap aktivitasyang dilakukan oleh suatu perusahaan. Umumnya terdapat beberapa cara yangdapat dilakukan oleh pihak perusahaan untuk dapat mencapai keunggulan yangkompetitif dengan melakukan perbaikan secara terus-menerus (continous

improvement) sehingga dapat memenuhi harapan dan ekspektasi pelanggan.Selanjutnya Blocher, dkk (2011:221), juga mengemukakan bahwa manajemenberdasarkan aktivitas (Activity Based Management) adalah pendekatan untukmenata aktivitas dalam memperbaiki nilai produk atau jasa bagi pelanggan sertameningkatkan kompetisi dan profitabilitas perusahaan.Mulyadi (2013:431), menyatakan bahwa activity based managementadalah pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada aktivitasdengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap valueyang dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari penyedia valuetersebut.

Page 15: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

15 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Dengan menggunakan manajemen berdasarkan aktivitas, manajemendapat menentukan wilayah untuk melakukan perbaikan operasi, mengurangibiaya, atau meningkatkan nilai bagi pelanggan. Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa activity based management merupakan suatu sistem yangdigunakan oleh pihak manajemen untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas yangterjadi di perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai yang diterimaoleh pelanggan (customer value), mereduksi biaya yang muncul (cost reduction).Activity based management (ABM) juga lebih memfokuskan perhatiannya padapengaturan aktivitas-aktivitas untuk mengurangi biaya, yang dilakukan dengancara mengeliminasi aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity),mengoptimalkan aktivitas bernilai tambah (value added activity) perusahaan,dan pada akhirnya dapat meningkatkan laba yang diperoleh perusahaantersebut.Blocher, dkk (2011:221), mengelompokkan manajemen berdasarkanaktivitas (activity based management) menjadi 2(dua) kategori, yaitu:1. Activity Based Management OperasionalMeningkatkan efisiensi operasi dan tingkat penggunaan aset sertamenurunkan biaya. Fokusnya adalah melakukan sesuatu dengan benar danmelakukan aktivitas dengan lebih efisien.2. Activity Based Management StrategisMeningkatkan permintaan akan aktivitas dan profitabilitas pada efisiensiaktivitas saat ini atau efisiensi aktivitas yang telah ditingkatkan.

Page 16: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

16 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

2.2.2. Tujuan, Manfaat, dan Keunggulan Activity Based ManagementBlocher, dkk (2011:131), mengungkapkan bahwa activity based

management merupakan pusat dari sistem manajemen biaya, dan oleh karenaitu untuk mengelola organisasi atau perusahaan dengan baik, harusmenekankan pada activity based management. Activity based managementbertujuan untuk meningkatkan nilai produk atau jasa yang diterima oleh parakonsumen, dan oleh karena itu dapat digunakan untuk mencapai laba denganmenyediakan nilai tambah bagi konsumennya. Dengan mengidentifikasi sumberdaya yang dipakai konsumen, produk, dan aktivitas, Activity Based

Managementmemperbaiki fokus manajemen atas faktor-faktor kunciperusahaan dan meningkatkan keunggulan kompetitif.Blocher, dkk (2011:131), activity based management memiliki beberapamanfaat, yakni untuk:1. Melakukan perbaikan operasi2. Mengurangi biaya3. Meningkatkan nilai bagi suatu perusahaan.Adapun manfaat utama penerapan activity based management adalahselain dapat digunakan sebagai pengukur kinerja keuangan maupun nonkeuangan, perusahaan akan dapat melakukan efesiensi biaya-biaya yang terjadidalam operasi perusahaan dengan cara mengeliminasikan aktivitas yang tidakbernilai tambah sebagai salah satu cara untuk meningkatkan laba.

Page 17: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

17 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Blocher, dkk (2011:132), activity based management memilikikeunggulan utama, yaitu:1. Activity based management mengukur efektivitas proses dan aktivitas bisniskunci dan mengidentifikasi bagaimana proses dan aktivitas tersebut bisadiperbaiki untuk menurunkan biaya dan meningkatkan nilai bagi pelanggan.2. Activity based management memperbaiki fokus manajemen dengan caramengalokasikan sumber daya untuk menambah nilai aktivitas kunci,pelanggan kunci, produk kunci, dan metode untuk mempertahankankeunggulan kompetitif dari perusahaan.2.2.3. Langkah-langkah Penerapan Activity-Based ManagementMenurut Supriyono (2010:358), umumnya langkah-langkah penerapanactivity based management sebagai berikut:1. Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas.2. Membedakan antara aktivitas yang bernilai tambah dengan aktivitas yangtidak bernilai tambah untuk produk atau jasa tertentu.3. Menelusuri arus produk atau jasa melalui aktivitas yang terjadi.4. Membebankan nilai-nilai waktu dan biaya pada setiap aktivitas.5. Menentukan keterkaitan antara aktivitas-aktivitas dengan fungsi-funsi danlintas fungsi.6. Membuat arus produk dan jasa lebih efisien.7. Mengurangi atau meniadakan aktivitas tidak bernilai tambah.

Page 18: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

18 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

8. Menganalisis dua atau lebih aktivitas yang saling berhubungan untukmenentukan trade off di antara aktivitas tersebut agar mengarah padapengurangan biaya.9. Penyempurnaan berkesinambungan.Menurut Hilton (2010:269) ada 5 (lima) langkah penerapan activity

based management,yaitu:1. Identifikasi aktivitas.2. Identifikasi aktivitas tidak bernilai tambah.3. Memahami activity linkages, root causes, dan triggers.4. Melakukan pengukuran kinerja.5. Melaporkan biaya tidak bernilai tambah.2.2.4. Dimensi Activity-Based ManagementManajemen berdasarkan aktivitas (ABM) merupakan suatu pendekatanyang luas dan terpadu yang memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitasdengan tujuan perbaikan nilai pelanggan dan laba yang ingin dicapai denganmenyediakan nilai tersebut. Hansen dan Mowen (2009:12), mengemukakanbahwa nilai bagi pelanggan adalah selisih antara apa yang pelanggan terima(realisasi untuk pelanggan) dengan apa yang pelanggan serahkan (hal yangdikorbankan oleh pelanggan).Menurut Hansen dan Mowen (2009:224), activity based management inimeliputi perhitungan biaya dan analisis nilai proses. Jadi, dalam model ABMterdapat 2 (dua) dimensi utama, yaitu:

Page 19: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

19 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

1. Dimensi BiayaDimensi biaya memberikan informasi biaya mengenai sumber, aktivitas,produk, dan pelanggan. Tujuan dimensi biaya ini adalah memperbaikikeakuratan biaya. Pada dimensi ini sumber biaya ditelusuri pada aktivitasdan kemudian biaya aktivitas dibebabnkan pada produk dan pelanggan,dengan demikian dimensi biaya ini merefleksikan kebutuhan untuk membagisumber daya biaya (cost of resource) terhadap objek biaya (cost object).Dimensi perhitungan biaya berdasarkan aktivitas berguna untuk perhitunganbiaya produk, manajemen biaya strategi, dan analisis taktis.2. Dimensi ProsesDimensi proses memberikan informasi tentang aktivitas apa yang dikerjakan,mengapa dikerjakan, dan seberapa baik dikerjakan. Tujuan dimensi proses iniadalah untuk pengurangan biaya. Dimensi ini menjelaskan mengenaiakuntansi pertanggung jawaban berdasarkan aktivitas bukan pada biaya danmenekankan pada maksimisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan padakinerja secara individu. Dengan demikian, dimensi ini merefleksikankebutuhan untuk suatu kategori informasi yang baru mengenai kinerjaaktivitas. Informasi ini menunjukkan apa yang menyebabkan pemicu biayadan bagaimana pengukuran kinerjanya. Melalui dimensi ini perusahaan akanmemiliki kemampuan untuk berhubungan dan mengukur perbaikanberkelanjutan (continuous improvement). Inti dari dimensi ini adalah analisis

Page 20: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

20 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

aktivitas, karena dapat mengidentifikasikan, menggambarkan, danmengevaluasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.2.2.5. Konsep Aktivitas dan Analisis AktivitasHansen dan Mowen (2009:43), mengungkapkan bahwa aktivitas adalahunit dasar kerja yang dilakukan dalam sebuah organisasi dan dapat jugadigambarkan sebagai suatu pengumpulan tindakan dalam suatu organisasi yangberguna bagi para manajer untuk melakukan perencanaan, pengendalian, danpengambilan keputusan. Selanjutnya Blocher, dkk (2011:221), mengatakanbahwa aktivitas adalah perbuatan, tindakan, atau pekerjaan spesifik yangdilakukan dalam suatu organisasi.Hansen dan Mowen (2009:183), membagi klasifikasi aktivitas menjadiempat kategori umum, yaitu:1. Aktivitas Tingkat Unit (unit level)Yaitu aktivitas yang dilakukan setiap kali suatu unit produksi.2. Aktivitas Tingkat Setumpuk (batch level)Yaitu aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk diproduksi.3. Aktivitas Tingkat Produk (product level)Yaitu aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk mendukung berbagaiproduk yang diproduksi oleh perusahaan.4. Aktivitas Tingkat Fasilitas (facility level)Yaitu aktivitas yang menopang proses umum produksi suatu perusahaan.

Page 21: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

21 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Menurut Hansen dan Mowen (2009:237), aktivitas (activity) adalahsetiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver), yaknibertindak sebagai faktor penyebab (casual faktor) dalam pengeluaran biayadalam organisasi. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkanaktivitas adalah proses dan prosedur yang dilakukan dalam organisasi untukmenyediakan nilai bagi konsumen luar yang menyebabkan timbulnya biayadalam organisasi.Mulyadi (2013:237), memiliki alasan mengapa aktivitas dijadikan fokuspengelolaan dalam activity based management, yaitu:1. Aktivitas merupakan penyebab biaya.2. Aktivitas memudahkan evaluasi terhadap alternatif.3. Aktivitas memfokuskan strategi perusahaan.4. Aktivitas memadukan ukuran kinerja keuangan dan non keuangan.5. Aktivitas menggambarkan adanya saling ketergantungan.6. Aktivitas memudahkan improvement berkelanjutan.Hansen dan Mowen (2009:237), menyatakan bahwa analisis aktivitasadalah proses pengidentifikasian, penjelasan, dan pengevaluasian aktivitas yangdilakukan perusahaan. Selanjutnya Blocher, dkk (2011:226), mengungkapkanbahwa pelaksanaan analisis aktivitas akan dapat menghasilkan 3 (tiga)informasi, yaitu:1. Aktivitas apa yang telah dilakukan.2. Berapa banyak sumber daya yang diperlukan untuk melakukan aktivitas.

Page 22: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

22 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

3. Menentukan nilai aktivitas bagi organisasi, termasuk rekomendasi untukmemilih dan mempertahankan aktivitas bernilai tambah.Menurut Hansen dan Mowen (2009:240), cara-cara yang dapatdigunakan dalam pengelolaan aktivitas di antaranya adalah:1. Eliminasi AktivitasPendekatan ini memfokuskan pada aktivitas tidak bernilai tambah. Setelahaktivitas yang tidak bernilai tambah ini diidentifikasi, pengukuran harusdilakukan untuk menghilangkan aktivitas tersebut dari organisasi.2. Pemilihan AktivitasPendekatan ini merupakan pemilihan diantara berbagai jenis aktivitas yangberasal dari strategi bersaing. Strategi yang berbeda akan menghasilkanstrategi yang berbeda. Dengan semua hal lain sama, strategi desain denganbiaya terendah adalah yang harus dipilih. Jadi, pemilihan aktivitas dapatmemiliki dampak yang besar terhadap pengurangan biaya.3. Pengurangan AktivitasPendekatan ini menguragi waktu dan sumber daya yang diperlukan olehsebuah aktivitas. pendekatan ini dimaksudkan untuk mengurangi biayaaktivitas bernilai tambah yang dilaksanakan efisien sehingga dapat dilakukanpeningkatan efisiensinya, atau dalam strategi jangka pendek untukmemperbaiki aktivitas tidak bernilai tambah sampai dengan aktivitastersebut dapat dieliminasi.

Page 23: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

23 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

4. Pembagian AktivitasPendekatan ini meningkatkan efisiensi dari aktivitas yang diperlukan dengenmenggunakan skala ekonomis. Khususnya, kuantitas dari penggerak dapatdikurangi sehingga biaya aktivitas berkurang. Cara ini dapat menurunkanbiaya total dan biaya per unit untuk setiap penggerak biaya.Pengukuran kinerja aktivitas digunakan untuk mengevaluasi pekerjaanyang dilaksanakan dan hasi-hasil yang dicapai untuk menilai seberapa baikpekerjaan itu dilaksanakan. Pengukuran kinerja aktivitas juga dirancang untukmengetahui adanya perbaikan berkelanjutan. Menurut Kusnadi (2009:385),untuk kinerja aktivitas berpusat pada:1. EfisiensiEfisiensi memfokuskan hubungan antara masukan aktivitas dan keluaranaktivitas.2. EfektivitasYang dimaksud efektivitas yakni melakukan serangkaian pelaksanaankegiatan dengan benar.3. KualitasKualitas menggambarkan hubungan dengan pelaksanaan kegiatan sejak awalsampai akhir yang tidak mengandung rusak atau cacat.

Page 24: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

24 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

4. WaktuWaktu yang diperlukan untuk melakukan suatu aktivitas merupakan titikkritis karena waktu yang lebih lama lebih banyak sumber daya yangdigunakan.2.2.5.1. Tahap-tahap Pelaksanaan Analisis AktivitasMenurut Atkinson (2011:53), secara spesifik analisis aktivitas dapatdilaksanakan melalui empat tahap, yaitu:1. Identifikasian Tujuan ProsesTujuan dari proses Ini diketahui dari keinginan atau harapan konsumendiproses tersebut.2. Pencatatan AktivitasMencatat seluruh aktivitas yang digunakan untuk produk atau jasa dari awalsampai akhir proses.3. KlasifikasiMengklasifikasikan seluruh aktivitas bernilai tambah (value added activity)dan aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity).4. Perbaikan BerkelanjutanMeningkatkan efisiensi seluruh aktivitas dan merencanakan aktivitas yangtidak bernilai tambah (non value added activity) secara berkesinambungan.Hansen dan Mowen (2009:240-241), menyatakan bahwa ada 4 (empat)cara yang dapat dilakukan dalam penganalisisan aktivitas untuk mengurangibiaya yang muncul diperusahaan, yaitu:

Page 25: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

25 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

1. Penghapusan Aktivitas (Activity Elimination)Cara ini berfokus pada aktivitas tidak bernilai tambah agar dapat dicapaipengurangan biaya setelah mengidentifikasi aktivitas tidak bernilai tambahtersebut, selanjutnya yaitu mengeliminasi aktivitas tersebut.2. Pemilihan Aktivitas (Activity Selection)Melibatkan pemilihan diantara aktivitas yang berbeda yang dikarenakanadanya strategi bersaing.3. Pengurangan Aktivitas (Activity Reduction)Mengurangi waktu dan sumber daya yang diperlukan oleh aktivitas.Pendekatan menurunkan aktivitas ini ditujukan pada perbaikan aktivitasyang diperlukan atau strategi jangka pendek untuk perbaikan aktivitas tidakbernilai tambah sampai kegiatan ini lebih baik atau dihapuskan.4. Pembagian Aktivitas (Activity Sharing)Meningkatkan efisiensi aktivitas yang diperlukan dengan cara menggunakanskala ekonomi. Secara khusus diungkapkan bahwa kuantitas cost driver dapatditingkatkan tanpa harus meningkatkan biaya total dari aktivitas itu sendiri.2.2.5.2. Aktivitas Bernilai Tambah (Value Added Activity)Hansen dan Mowen (2009:237), mendefinisikan bahwa aktivitas bernilaitambah (value added activity) adalah aktivitas-aktivitas yang perludipertahankan dan dibutuhkan agar dapat bertambah dalam bisnis.Blocher, dkk(2011:417), menyebutkan bahwa terdapat 2 (dua) macam aktivitas bernilaitambah, yaitu:

Page 26: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

26 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

1. Aktivitas yang diperlukan (required activity), merupakan aktivitas yang harusdilaksanakan.2. Aktivitas diskrusioner (discretionary activity), merupakan aktivitas kebijakan.Aktivitas ini disebut aktivitas bernilai tambah jika secara bersama memenuhikondisi berikut:1) Aktivitas yang dapat menimbulkan perubahan keadaan.2) Perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya.3) Aktivitas ini memungkinkan aktivitas linnya dapat dilakukan.2.2.5.3. Aktivitas Tidak Bernilai Tambah (Non Value Added Activity)Menurut Hansen dan Mowen (2009:238), aktivitas yang tidak bernilaitambah (non value added activity) adalah semua aktivitas selain aktivitas yangsangat penting untuk dipertahankan dalam bisnis, atau aktivitas yangsemestinya tidak diperlukan.Menurut Hansen dan Mowen (2009:239), beberapa macam aktivitastidak bernilai tambah yang biasanya terdapat pada industri, yaitu:1. PenjadwalanPenjadwalan merupakan kegiatan yang menggunakan waktu dan sumberdaya untuk menentukan bilamana produk yang berbeda itu diproses danberapa banyak yang akan diproduksi.

Page 27: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

27 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

2. Pemindahan3. Pemindahan adalah kegiatan yang menggunakan waktu dan sumber dayauntuk memindahkan bahan mentah, barang dalam proses, dan barang jadidari suatu departemen ke departemen lain.4. MenungguMenunggu adalah suatu kegiatan saat bahan mentah atau bahan dalam prosesmenggunakan waktu dan sumber daya dalam menunggu proses selanjutnya.4. PengawasanInspeksi merupakan suatu kegiatan yang menggunakan waktu dan sumberdaya untuk menjamin agar produk sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.5. PenyimpananPenyimpanan dalah suatu kegiatan yang menggunakan waktu dan sumberdaya sementara barang atau material masih disimpan sebagai persediaan.2.2.5.4. Pengukuran Aktivitas Bernilai Tambah (Value Added Activity)dan

Aktivitas Tidak Bernilai Tambah (Non Value Added Activity)Hansen dan Mowen (2009:237), mengungkapkan bahwa aktivitasbernilai tambah akan menimbulkan biaya bernilai tambah(value added cost),sedangkan aktivitas tidak bernilai tambah dapat didesai ulang, direduksi ataubahkan dieliminasi tanpa mengurangi kualitas ataupun kuantitas dari outputyang dibutuhkan oleh konsumen dan perusahaan. Aktivitas ini menimbulkanbiaya tidak bernilai tambah (non value added cost) yang merupakan biaya yangdisebabkan oleh aktivitas tidak bernilai tambah atau kinerja yang tidak efisiendari aktivitas bernilai tambah. Biaya inilah yang harus dikurangi oleh pihak

Page 28: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

28 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

manajemen dengan mengurangi atau mengeliminasi aktivitas tidak bernilaitambah dan mengoptimalkan aktivitas bernilai tambah.Berikut rumus untuk menghitung seberapa besar biaya aktivitas bernilaitambah dan biaya aktivitas tidak bernilai tambah:Biaya aktivitas bernilai tambah = ×Biaya aktivitas tidak bernilai tambah = – ×Keterangan:= Tingkat output bernilai tambah suatu aktivitas= Harga standar per unit ukuran output aktivitas= Kuantitas aktual yang digunakan untuk sumber daya yang fleksibel ataukapasitas aktivitas praktis yang dibutuhkan untuk sumber daya yangterkait.2.3. Konsep Biaya dan Analisis Pemicu BiayaMenurut Hansen dan Mowen (2009:47), biaya adalah kas atau nilai setarakas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkanmemberi manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Biayadikatakan sebagai setara kas karena sumber non kas dapat ditukar denganbarang atau jasa yang di inginkan. Pada perusahaan yang berorientasi laba,manfaat masa depan biasanya berarti pendapatan, ketika biaya telah dihabiskandalam proses menghasilkan pendapatan, biaya tersebut dinyatakan kadarluarsa(expire). Biaya yang kadarluarsa disebut beban (expanses). Agar tetap berjalan,pendapatan harus selalu melebihi beban dan laba yang dihasilkan harus cukup

Page 29: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

29 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

besar untuk memuaskan pemilik perusahaan. Jadi, biaya dan harga berkaitandalam pengertian bahwa harga harus melebihi biaya agar menghasilkan labayang cukup banyak. Selanjutnya, penurunan harga dapat meningkatkan nilaibagi pelanggan dengan mengurangi pengorbanan pelanggan dan kemampuanmenurunkan harga berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya. Oleh sebabitu, para manajer perlu mengetahui biaya dan berbagai tren biayasertamengetahui obyek suatu biaya. Hansen dan Mowen (2009:41), mengungkapkanbahwa obyek biaya dapat berupa apapun, seperti produk, pelanggan,departemen, proyek, aktivitas, dan sebagainya. Dalam beberapa tahun terakhir,aktivitas muncul sebagai obyek biaya yang penting, sehingga aktivitas tidakhanya bertindak sebagai obyek biaya tetapi juga memiliki peran utama dalampembebanan biaya untuk obyek biaya lainnya.2.3.1. Analisis Pemicu Biaya (Cost Driver Analysis)Atkinson, dkk (2011:138), menyatakan bahwa analisis pemicu biaya (cost

driver analysis) merupakan suatu metode pengidentifikasian faktor-faktor yangmenyebabkan biaya aktivitas atau menjelaskan mengapa biaya aktivitastersebut terjadi. Dengan mengetahui dan mengelola pemicu tiap-tiap aktivitasmaka manajemen akan mendapat informasi mengenai apa yang menjadipenyebab timbulnya biaya.Selanjutnya, Blocher, dkk (2011:107), membedakan pemicu biayamenjadi 4 (empat) jenis, yaitu:

Page 30: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

30 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

1. Berdasarkan Aktivitas (Activity Based)Pemicu biaya berdasarkan aktivitas ditentukan dengan menggunakan analisisaktivitas, yaitu deskripsi terperinci dari aktivitas-aktivitas spesifik yangdilakukan dalam operasional perusahaan.2. Berdasarkan Volume (Volume Based)Yaitu jenis biaya seperti bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.3. Berdasarkan Struktur (Structural Based)Pemicu biaya berdasarkan struktur bersifat strategis karena meliputi rencanadan keputusan yang memiliki dampak jangka panjang.4. Berdasarkan Pelaksanaan (Execusional Based)Pemicu biaya berdasarkan pelaksanaan adalah faktor-faktor yang dapatdiatur perusahaan dalam pembuatan keputusan operasional jangka pendekuntuk menurunkan biaya.Pengelolaan aktivitas memerlukan pemahaman yang memadai oleh pihakmanajemen mengenai penyebab timbulnya biaya aktivitas. hal ini dikarenakansetiap aktivitas pasti membutuhkan suatu input untuk menghasilkan output.Input aktivitas adalah sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas untukmenghasilkan output, sedangkan outputaktivitas adalah hasil atau produk darisuatu aktivitas. Tolak ukur outputsecara efektif merupakan suatu ukuranpermintaan terhadap suatu aktivitas dan hal ini bisa disebut dengan suatupemicu aktivitas (activity driver). Ketika permintaan aktivitas berubah, makabiaya aktivitas juga akan berubah.

Page 31: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

31 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Tujuan dari analisis pemicu biaya ini adalah untuk mengungkapkansumber-sumber penyebab timbulnya biaya tersebut. Jadi, analisis pemicu biayamerupakan suatu upaya yang dikembangkan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor apa saja yang menjadi sumber penyebab timbulnya biaya aktivitas.2.3.2. Konsep Standar Kaizen dan Pelaporan TrenMenurut Hansen dan Mowen (2009:240), biaya kaizen merupakan usahauntuk menurunkan biaya dari produk dan proses yang ada. Dalam istilahoperasional, hal ini diartikan kedalam pengurangan aktivitas tidak bernilaitambah. Selanjutnya Supriyono (2010:152), menyatakan bahwa kaizen costingadalah sistem untuk mendukung proses pengurangan biaya dalam tahappemanufakturan model produk yang (sudah) ada. Kaizen costingdigunakanuntuk menjamin terlaksananya continuous improvement saat produk selesaididesain dan dikembangkan sampai saat produk dihentikan produksinya.Elemen kunci dari biaya kaizen adalah analisis aktivitas. pengelolaan aktivitasditempuh dengan cara meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaksanaanaktivitas penambah nilai dengan mngurangi serta menghilangkan aktivita bukanpenambah nilai. Pengontrolan proses pengurangan menggunakan standarkaizen dapat dilakukan dengan melalui pengulangan penggunaan 2 (dua)subsiklus utama, yaitu: Subsiklus kaizen didefinisikan dengan urutan rencana-lakukan-periksa-bertindak (plan-do-check-act). Subsiklus pemeliharaan berikutmengikuti urutan standar-lakukan-periksa-bertindak (standar-do-check-

act).Hansen dan Mowen (2009:245), menyatakan bahwa pelaporan Trend

Page 32: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

32 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

merupakan tindakan memperbaiki berbagai aktivitas yang diukur melaluipengurangan biaya dengan sehingga dapat dilihat penurunan biaya tidakbernilai tambah dari satu periode ke periode berikutnya jika analisis aktivitasberjalan efektif.2.4. Activity Based Management Dalam Peningkatan Efisiensi Biaya

ProduksiMenurut Hansen dan Mowen (2009:224), Activity Based

Managementadalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yangmemfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas, dengan tujuanmeningkatkan nilai untuk pelanggan dan laba sebagai hasilnya. Simamora(2011:139), menyatakan bahwa Activity Based Managementadalah prosesmanajemen yang menggunakan informasi yang dipasok oleh biaya dasar sebagaipengukur tingkat dari profitabilitas organisasional. Menurut Sukirno(2012:240), penggunaan sumber-sumber daya bisa dikatakan efisien apabila:1. Seluruh sumber-sumber daya yang tersedia sepenuhnya digunakan2. Corak penggunaannya adalah sudah sedemikian rupa sehingga tidak terdapatlagi corak penggunaan lain yang akan memberikan tambahan kemakmuranbagi masyarakat/individu.Activity Based Management Systemadalah pengelolaan aktivitas untukmeningkatkan nilai (value) yang diterima oleh pelanggan dan peningkatan nilai(value) akan menyebabkan nilai dari profitabilitas (laba) juga meningkat.Dengan activity based management suatu perusahaan dapat melakukan

Page 33: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

33 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

pengurangan biaya dan nilai (value) serta mengefisienkan aktifitas prosessehingga akan terjadi perbaikan posis kompetitif pada laba yang akan dicapai.Menurut Tunggal (2012:95), ada 5 (lima) petunjuk bagaimana mengurangi biayadan mengelola aktivitas, yaitu:1. Mengurangi waktu dan usaha2. Mengeliminasi aktivitas yang tidak perlu3. Mengefisienkan biaya dari aktivitas yang terjadi4. Membagi aktivitas sedapat mungkin5. Menyempurnakan lagi sumber daya yang tidak digunakan.Activity Based Management merupakan pendekatan manajemen yangjuga berfokus pada penentuan aktivitas perusahaan yang memberikan nilaitambah (value added) atau yang tidak memberikan nilai tambah (non value

added) bahkan dapat menghilangkan atau mengoptimalkan aktivitas tersebut,agar perbaikan laba dapat terpenuhi dan memberikan nilai pelanggan.Supriyono(2010:60), menjelaskan bagaimana aktivitas menimbulkan biaya:1. Aktivitas bernilai tambah yang efisienAktivitas ini sangat sempurna atau ideal digunakan suatu perusahaan karenaaktivitas ini telah dilaksanakan sedemikian rupa yang dapatmempertahankan bisnis perusahaan dalam jangka panjang.

Page 34: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

34 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

2. Aktivitas bernilai tambah yang tidak efisienAktivitas ini seharusnya tidak dibutuhkan dalam jalannya proses-prosesproduksi, tetapi mempunyai peluang untuk dilakukan suatu perbaikansehingga menjadi aktivitas bernilai tambah yang efisien.3. Aktivitas tidak bernilai tambah yang efisienAktivitas ini seharusnya dihilangkan karena tidak memberi nilai tambah bagikonsumen.4. Aktivitas tidak bernilai tambah yang tidak efisienAktivitas ini seharusnya dihilangkan karena tidak memberi nilai tambah bagikonsumen dan aktivitas yang dilakukan mengkonsumsi sumber dayamelebihi yang sebenarnya.Activity Based Management merupakan payung bagi perubahan budayayang diperlukan untuk pesaian global. Adapun komponen-komponan yangmendukung keberhasilan Activity Based Management, meliputi:1. Just In Time (JIT)Merupakan sistem produksi yang komprehensif dan sistem manajemenpersediaan dimana bahan baku dan suku cadang dibeli dan diproduksisebanyak yang dibutuhkan dan pada saat yang tepat pada setiap tahap prosesproduksi.2. Strategic PlanningSuatu perencanaan yang menyeluruh dan terpadu yang mengkaitkankeunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang

Page 35: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

35 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

untuk pencapaian tujuan perusahaan melalui pelaksaan yang tepat olehperusahaan.3. Activity AccountingAkuntansi yang berkaitan dengan aktivitas-aktivitas di dalam operasiperusahaan.4. Life Cycle ManagementMelibatkan manajemen aktivitas mulai dati tahap pengembangan untukmenjamin agar biaya daur hidup secara total jumlahnya lebih rendahdibandingkan kompetitor.5. Performance ManagementSuatu kegiatan mengelola kinerja yang berorientasi kepada pandanganstrategi ke masa depan sehingga kinerja tersebut dapat digunakan sebagaialat komunikasi untuk pihak-pihak yang membutuhkannya.6. Investment ManagementBagaimana seorang manajer investasi mengelola uang, dimana dalam prosesini dibutuhkan pemahaman terhadap berbagai piranti investasi, dan berbagaistrategi yang dapat digunakan untuk menyeleksi piranti tersebut.7. Continuous ImprovementTeknik manajemen dimana para manajer dan pekerja setuju terhadapprogram Continuous Improvement dalam hal kualitas dan faktor keberhasilankritis.

Page 36: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

36 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

8. BenchmarkingProses mengidentifikasikan faktor keberhasilan kritis (critical success factor)yang dicapai perusahaan lain atau unit lain diperusahaan dengan tujuanmengimplementasikannya sebagai perbaikan dalam proses perusahaan untukmencapai kinerja yang baik.9. Target CostingMenentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan hargayang kompetitif. Sehingga produk tersebut akan dapat memperoleh laba yangdiharapkan.10. Customer Value AnalysisSuatu analisis yang digunakan untuk menentukan apakah suatu aktivitasmemiliki nilai (value) bagi pelanggan atau tidak dengan cara melihat apayang diperoleh pelanggan dibandingkan dengan pengorbanan untukmemperoleh suatu produk atau jasa.Komponen-komponen tersebut digunakan untuk mengelola aktivitas-aktivitas agar dapat mengeliminasi pemborosan. Misalnya mengeliminasipemborosan dengan menekankan persediaan (persediaan nol), mengeliminasiaktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah, mengefisiensikan aktivitasbernilai tambah yang tidak efisien, mengeliminasi kerusakan (kerusakan nol),mengeliminasi pekerjaan kembali (pekerjaan kembali nol), mengurangi setupmesin (menjadi satu), dan meningkatkan karyawan. Dari semua hal itu maka

Page 37: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

37 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

profitabilitas dari perusahaan tersebut akan dapat dipacai dengan optimal danberkesinambungan. Untuk itu, Activity Based Management diharapkan dapatmeningkatkan profitabilitas (laba) perusahaan dengan cara memperbaikiaktivitas perusahaan yang tidak efisien menjadi yang sangat efisien sehinggadapat mengurangi pemborosan dan penghematan biayapun dapat dilakukansebagai salah satu tolak ukur untuk peningkatan laba bagi perusahaan.2.5. Kerangka PemikiranKerangka dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1Kerangka Pemikiran

Activity Based Management(ABM)Analisis Aktivitas

Identifikasi AktivitasAktivitas Tidak Bernilai Tambah(Non Value Added Activity)Aktivitas Bernilai Tambah(Value Added Activit )

PenguranganAktivitas TidakBernilai TambahEfisiensi BiayaProduksi Penyimpanan:Departemen Produksi:- Pengemasan danPenyelesaian

Pengawasan:Departemen Produksi:- Masakan dan Putaran

Page 38: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

38 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, dapat dijelaskan bahwapenelitian ini meneliti tentang bagaimana penerapan activity based management(ABM) System dalam meningkatkan efisiensi biaya produksi pada PT. GunungMadu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah. Proses penerapan ABMberorientasi pada dua dimensi yaitu dimensi biaya dan dimensi proses. Padadimensi proses perusahaan harus menganalisis aktivitas, dan selanjutnyamelakukan identifikasi pada setiap aktivitas untuk memisahkan biaya bernilaitambah dan biaya yang tidak bernilai tambah. Dari hasil identifikasi, diperoleh 2(dua) aktivitas dalam departemen produksi yang tidak memberikan nilaitambah bagi perusahaan, yaitu aktivitas dalam departemen masakan danputaran, serta aktivitas dalam departemen pengemasan dan penyelesaian.Aktivitas yang tida bernilai tambah harus dapat dikurangi melalui perbaikanproses, sehingga dapat mengurangi biaya produksi. Pengurangan biaya produksisebagai dampak pengurangan aktivitas tidak bernilai tambah dapatmeningkatkan efisiensi produksi, yang pada akhirnya dapat mengurangi hargapokok produksi dan memberikan dampak terhadap peningkatan labaperusahaan.

Page 39: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

39 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

BAB III

GAMBARAN UMUM PT. GUNUNG MADU PLANTATIONS IXGUNUNG BATIN LAMPUNG TENGAH

3.1. Sejarah Singkat PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung BatinLampung TengahPT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengahdidirikan di Tahun 1975 untuk membangun dan menjalankan usaha perkebunantebu dan pabrik gula di Lampung. Perusahaan ini merupakan perusahaanpatungan berstatus PMA dengan Kuok Investment (HK) Ltd, PT. Rejo Sari Bumi,dan PT. Pipit Indah sebagai pemegang sahamnya. Lokasi perkebunan tebu danpabrik gula terletak di desa Gunung Batin, 90 km arah Utara Bandar Lampung,ibukota Provinsi Lampung. Berangkat dari awal yang sederhana di Tahun 1975di Lampung, GMP kini tumbuh menjadi salah satu perkebunan gula yangmenonjol di tanah air.Pada awalnya lahan yang dihadapi bukanlah ‘sepotong kue yang siapdisantap’. Bahkan sebaliknya lahan tersebut sudah menunjukkan tanda-tandaawal degradasi (40% merupakan padang alang-alang yang terlantar). Dituntutpendekatan-pendekatan khusus dan strategis budidaya yang tepat untukmembuatnya menjadi lahan yang produktif dan lestari. Tidak juga bisadipungkiri, perjalanan GMP terpaksa melalui babak-babak trial-and-error yangcukup panjang, dan juga mahal.Namun perjuangan dan segala pengorbanan itu pada akhirnya berangsur-angsur membuahkan hasil. Tiga puluh tahun sudah berlalu, lahan non produktif

Page 40: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

40 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

seluas lebih dari 35,000 Ha telah ditrasformasi menjadi suatu hamparan luastanaman tebu yang produktif, terintegrasi dengan pabrik gula berkualitas baik.Secara berangsur-angsur penguasaan teknologi pembudidayaan tebu menjadisemakin baik, demikian pula penguasaan teknologi produksi gulanya.Pada akhirnya semua pencapaian itu juga harus memberi kontribusi bagikemajuan industri gula nasional dan peningkatan kesejahteraan bangsa padaumumnya. Untuk itu GMP selalu siap berbagi, menjadi semakin peduli dan bisaberbagi merupakan kebanggaan dan kehormatan, serta dalam semangat inilahPT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah bertekad untukterus maju.3.2. Visi dan Misi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung

TengahSetiap perusahaan memiliki visi dan misi yang digunakan untukmeningkatkan kinerja perusahaan agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.3.2.1. Visi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahAdapun visi dari PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampungtengah, yaitu sebagai berikut:1. Menjaga kelancaran proses produksi2. Mencapai target yang sesuai dengan mutu dan kualitas yang telah ditetapkan.3.2.2. Misi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahAdapun misi dari PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung BatinLampung tengah, yaitu sebagai berikut:1. Mencapai keuntungan optimal.

Page 41: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

41 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

2. Melaksanakan ekspansi perusahaan.3. Meningkatkan reputasi perusahaan.3.3. Lokasi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung

TengahPerusahaan ini berada di jalan Gatot Subroto Nomor 108 BandarLampung, sedangkan lokasi perkebunan tebu dan pabrik gulanya terletak didesa Gunung Batin, 90 km arah utara Bandar Lampung Tengah, ibukota ProvinsiLampung. Total luas lahan lebih kurang sekitar 35,000 Ha, dengan luas kebunproduksi sekitar 25,000 Ha. Sisa lahan di luar kebun produksi merupakan jalan,sungai-sungai, kawasan konservasi, bangunan pabrik, perkantoran, danpermukiman.3.4. Struktur Organisasi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin

Lampung TengahPada dasarnya dalam suatu organisasi saling menunjang suksesnya usahaperusahaan dalah terletak pada struktur organisasi serta adanya manajemenyang baik, karena tanpa adanya struktur organisasi dan manajemen yang baikmaka akan terjadi ketidakcocokan didalam menjalankan usaha.Organisasiadalah struktur dengan bagian-bagian yang saling berhubungan dan salingmempengaruhi karen adanya hubungan secara keseluruhan. Selanjutnya,manajemen adalah suatu proses yang melibatkan perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari sumber daya yang adauntuk mendapatkan suatu tujuan yang diinginkan.

Page 42: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

42 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah memilikistruktur organisasi yang sederhana. Pemimpin perusahaan sebagai pemimpintertinggi dalam perusahaan, yang akan dibantu oleh 4 (empat) manajer dibawahnya dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Untuk lebih jelasnya,struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 3.1.Berdasarkan Gambar 3.1, maka dapat dijelaskan pembagian tugas darimasing-masing bagian atau unit kerja yang ada pada perusahaan PT. GunungMadu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah.Adapun tugas dan fungsi berdasarkan struktur organisasi tersebut adalahsebagai berikut:1. Pimpinan (Direktur)Pimpinan merupakan pimpinan tertinggi pada PT. Gunung Madu PlantationsIX Gunung Batin Lampung Tengah. Tugas dan tanggung jawab pimpinanperusahaan adalah:1) Bertugas mengkoordinasi semua kegiatan perusahaan dan bertanggungjawab kepada dewan direksi.2) Membuat dan melaksanakan rencana kerja yang terperinci serta spesifik,baik itu rencana jangka pendek ataupun rencana jangka panjang.3) Mengevaluasi hasil kerja perusahaan setiap akhir tahun dan bertugasmengambil keputusan untuk mencapai efektivitas dan efisiensiperusahaan.4) Mewakili perusahaan dalam perundingan dan serikat kerja.

Page 43: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

43 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Gambar 3.1Struktur OrganisasiPT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Pimpinan(Direktur)BagianTanamanBagianTUK

BiroTanaman PemurnianSeksi ProsesBagianTeknik

SubAkuntansiBagianPabrikasi Seksi IGilingan

SubPersonaliaSubLogistikSubPDE

Sub BinwilUtaraSub BinwilTengahSub BinwilSelatan

SubPenerimaTebu

PenguapanMasakanPutarandanPembungkusannSeksi LabSeksiTimbangan

RailbanKendaraanBangunanSeksi II

ImplementasiListrikKetelSeksi IIIPemurnianPutaranPenguapanMasakanBengkel

Sumber: PT.Gunung Madu Plantations IX Gunung BatinLampung Tengah, Tahun 2016.

Page 44: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

44 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

2. Manajer Bagian TUK (Tata Usaha Keuangan)Adapun tugas dan tanggung jawab manajer bagian TUK adalah:1) Mengkoordinasi dan menyusun rencana anggaran belanja perusahaan.2) Melaksanakan dan sistem prosedur operasi akuntansi yang telahditetapkan oleh dewan direksi.3) Mengawasi dan mengatur pengadaan serta penggunaan bahan dan alatpada tiap bagian, kemudian melaporkan pembebanannya secara akurat.4) Melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap laporan keuangan yangdibuat.5) Membuat laporan akuntansi mengenai kegiatan keuangan danmelaporkannya kepada pimpinan perusahaan.6) Mengatur proses mutasi dan rotasi karyawan pada semua bagian.3. Manajer Bagian TanamanManajer tanaman secara umum bertanggung jawab atas tersedianya dankualitas tanaman tebu yang akan digunakan sebagai bahan baku produksi.Detail tugas dan tanggung jawab dari manajer bagian tanaman adalah sebagaiberikut:1) Menyusun rencara kerja dan mengkoordinasi semua kegiatan operasionaldi bagian tanaman.2) Menyusun anggaran belanja pada bagian tanaman.3) Merumuskan strategi peningkatan kualitas dan kuantitas tebu yangditanam.

Page 45: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

45 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

4) Bertanggung jawab lansung kepada pimpinan pabrik atas kinerja bagiantanaman.4. Manajer Bagian PabrikasiManjer pabrikasi bertanggung jawab secara langsung terhadap prosesproduksi dari awal bahan baku tebu masuk dan diolah hingga menjadi gula.Tugas dan tanggung jawab manajer bagian pabrikasi adalah sebagai berikut:1) Membuat rencana kerja bagian produksi dan mengawasi pelaksanaanrencana kerja tersebut.2) Melaksanakan pengawasan tebu untuk memperoleh gula yang maksimaldan pembungkusan yang ekonomis.3) Mengawasi kecepatan gilingan dan menjamin pemerahan yang optimal.4) Melakukan analisis untuk pengawasan mutu dan menjamin mutu produksiyang dihasilkan.5) Manajer Bagian TeknikTugas dan tanggung jawab manajer bagian teknik, antara lain adalah:1) Memberikan laporan tentang seluruh kegiatan bagian teknik kepadapimpinan.2) Mengadakan kegiatan administrasi dalam bagian teknik danmengkoordinasi seluruh kegiatan bagian mesin.3) Menyiapkan data teknik untuk laporan gilingan.4) Bekerja sama dengan bagian tanaman dan pabrikasi dalam penetapanwaktu buka dan penutupan giling.

Page 46: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

46 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Manajer bagian teknik menbawahi tiga seksi di bawahnya, yaitu:1) Seksi I yang terdiri atas gilingan, railban, kendaraan, dan bangunan.2) Seksi II yang terdiri atas ketel, listrik, dan implementasi.3) Seksi III yang terdiri atas pemurnian, putaran, penguapan, masakan, danbengkel.3.5. Aktivitas Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin

Lampung TengahAdapun proses aktivitas produksi pada PT. Gunung Madu Plantations IXGunung Batin Lampung Tengah adalah sebagai berikut:1. Departemen Proses GilinganPeoses gilingan ini merupakan awal dari proses produksi perusahaan. Prosesproduksi yang terjadi adalah pemerahan tebu (penggilingan). Tujuan utamapenggilingan tebu adalah untuk mendapatkan nira mentah. Dalampenggilingan ini, perlu ditambahkan air imbibisi agar kandungan gula yangmasih ada di dalam ampas akan larut sehingga nira mentah yang dihasilkandapat maksimal. Selain nira mentah yang akan diproses dalam tahapanselanjutnya, proses penggilingan ini juga menghasilkan ampas akhir yangdapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar stasiun ketel yang menghasilkanuap.2. Departemen Proses Pemurnian NiraSetelah tebu melalui proses penggilingan, hasil dari penggilingan yang berupanira akan melalui prose pemurnian. Pada stasiun pemurnian nira, nira akan

Page 47: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

47 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

dimurnikan agar kotoran-kotoran bukan gula yang terkandung dalam niramentah bisa dihilangkan, sehingga dapat diperoleh nira bersih yangdinamakan nira encer atau nira jernih. Proses pemurnian nira menggunakansistem sulfitasi sehingga bahan kimia yang digunakan adalah larutan kapurtohor dengan gas SO2 yang berasal dari pembakaran belerang padat. Selaindihasilkan nira murni, dalam roses pemurnian ini juga didapatkan hasilsampingan, yaitu blotong (kotoran padat). Blotong ini kemudiandimanfaatkan oleh perusahaan dengan cara didaur ulang utuk menghasilkanpupuk organik.3. Departemen Proses PenguapanNira encer atau nira jernih yang didapat dari proses pemurnian akandiuapkan karena nira murni tersebut masih banyak mengandung air. Niramurni yang telah melalui proses penguapan akan menjadi nira kental yangmemiliki tingkat kekentalan tertentu. Dalam proses penguapan ini jugadidapat hasil samping berupa air kondensat yang kemudian akan dapatdimanfaatkan sebagai air umpan distasiun ketel.4. Departemen Proses MasakanSetelah diperoses pada stasiun penguapan, niara akan mengalami proseskristalisasi pada stasiun masakan. Kristalisasi bertujuan untuk mengambilgula dalam nira kental sebanyak-banyaknya untuk kemudiaan dijadikankristal gula dengan ukuran tertentu yang dikehendaki. Hasil utama padapeoses ini adalah kristal gula yang biasa disebut dengan masucuite,

Page 48: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

48 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

sedangkan hasil samping pada proses ini adalah air kondensat. Air kondensatini kemudian dimanfaatkan sebagai air umpan di stasiun ketel.5. Departemen Proses PutaranAktivitas pada stasiun putaran ini yakin proses pemutaran yang bertujuanuntuk memisahkan kristal gula dalam larutan (sirupnya). Pada aktivitas iniakan dihasilkan gula produk (GMP) yang merupakan produk akhir dariproses produksi. Selain itu, didapat pula hasil sampingan berupa tetes.6. Departemen Proses PembungkusanProses pada stasiun pembungkisan ini merupakan proses finishing dariproses produksi sebelum gula siap dipasarkan. Gula GMP yang telahdihasilkan akan dibungkus kedalam karung dengan berat 50 kilogram tiapkarung.7. Departemen Proses Gudang GulaGudang gula ditujukan untuk menyimpan gula yang telah dikemas dalamkarung. Gudang gula juga berfungsi sebagai tempat pengambilan gula sesuaiDO (Daftar Pesanan) yang dikeluarkan perusahaan.Secara sistematis proses awal produksi tebu hingga menjadi gula, dandisimpan di gudang pada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung BatinLampung Tengah disajikan pada Gambar 3.2. Proses produksi gula GMP. PT.Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah dimulai daripembelian tebu dari masyarakat sekitar pabrik, mengolah tebu dari hasil lahanmilik perusahaan, sampai dengan produk jadi berupa gula GMP.

Page 49: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

49 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

TebuAir Imbibisi Ampas

Nira MentahLarutanKapur BlotongGas SO2 Nira Encer

Nira KentalSirup Masecuite

Gula Produk GMPSumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun2016. Gambar 3.2Struktur Proses ProduksiPT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah

Departemen Proses GilinganDepartemenProses Ketel

DepartemenProsesPemurnianNira

Departemen ProsesPenguapan

AirKondensat

Departemen Proses Masakan

Departemen Proses Putaran

Departemen Proses Pembungkusan

DepartemenProsesGudang

AirKondensat

Page 50: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

50 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Aktivitas yang terjadi masih merupakan aktivitas bernilai tambah danaktivitas tidak bernilai tambah, dan aktivitas-aktivitas tersebut menimbulkanbiaya. Tingkat standar untuk biaya aktivitas (SP) adalah jumlah jam kerjaproduksi yang sudah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu sebesar Rp.5.844,345/jam. Jumlah tenaga kerja dan jumlah biaya aktual setiap aktivitasproduksi gula GMP pada departemen produksi PT. Gunung Madu Plantations IXGunung Batin Lampung Tengah serta jumlah tenaga kerja dan jumlah hargastandar per/unit pada Tahun 2013, 2014, dan 2015 dapat dilihat pada Tabel 3.1,3.2, dan Tabel 3.3.

Page 51: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

51 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Tabel 3.1Aktivitas dan Biaya Aktual Yang Dipakai Masing-masing DepartemenPada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahPeriode Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015No. Departemen Aktivitas

Jumlah Biaya Dalam Setiap Aktivitas

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 20151. Penggilingan Mencacah tebu Rp. 163.567.758,28 Rp. 164.564.513,04 Rp. 168.615.232,80Menggiling tebu Rp. 2.470.189.248,88 Rp. 2.516.970.115,35 Rp. 3.246.960.620,80Total biaya departemen penggilingan Rp. 2.633.757.007,16 Rp. 2.681.534.628,39 Rp. 3.415.575.853,602. Ketel Menggerakkanmesin dengantenaga uap Rp. 3.972.451.507,48 Rp. 13.230.328.026,40 Rp. 17.014.413.790,80Total biaya departemen ketel Rp. 3.972.451.507,48 Rp. 13.230.328.026,40 Rp. 17.014.413.790,803. Pemurnian Pemurnian Nira Rp. 3.565.821.717.15 Rp. 6.278.499.042,52 Rp. 3.771.440.107,15Total biaya departemen pemurnian Rp. 3.565.821.717.15 Rp. 6.278.499.042,52 Rp. 3.771.440.107,154. Penguapan Penguapan untukmemisahkan niradan air Rp. 925.093.950,84 Rp. 932.090.129,20 Rp. 929.457.608,31

Total biaya departemen penguapan Rp. 925.093.950,84 Rp. 932.090.129,20 Rp. 929.457.608,31

Page 52: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

52 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

No. Departemen AktivitasJumlah Biaya Dalam Setiap Aktivitas

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

5. Masakan danPutaranPembentukan kristalgula Rp. 452.566.322,40 Rp. 450.778.249.30 Rp. 1.056.447.787,40Pemisahan kristalgula dan sirup Rp. 619.138.679,00 Rp. 612.550.564,70 Rp. 619.031.004,00Menyeleksi kristalukuran gula Rp. 309.754.122,00 Rp. 303.578.628,20 Rp. 342.305.550,00Total biaya departemen masakan danputaran Rp. 1.381.459.123,40 Rp. 1.366.907.442,20 Rp. 2.017.784.341,40

6. PengemasandanPenyelesaianPembungkusan gula Rp. 905.566.889,68 Rp. 1.875.907.378,40 Rp. 2.162.115.214,68Mengangkut gula kegudang Rp. 249.425.259,88 RP. 244.972.386,99 Rp. 266.126.120,67Menyimpan gula digudang Rp. 28.176.822,68 Rp. 27.695.025,08 Rp. 28.651.822,68Total biaya departemen Pengemasan danPenyelesaian Rp. 1.183.168.972,24 Rp. 2.148.574.790,47 Rp. 2.456.893.158,03

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016, data diolah.

Page 53: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

53 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Tabel 3.2Jumlah Tenaga Kerja Dalam Aktivitas Departemen ProduksiPada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahPeriode Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015No. Departemen Aktivitas

Jumlah Tenaga Kerja

Tahun2013

Tahun2014

Tahun20151. Penggilingan Mencacah tebu 15 17 20Menggiling tebu 20 25 222. Ketel Menggerakkan mesindengan tenaga uap 18 18 203. Pemurnian Pemurnian nira 18 18 204. Penguapan Penguapan untukmemisahkan nira dan air 9 13 15

5. Masakan danPutaran Pembentukan kristal gula 10 10 15Pemisahan kristal guladan sirup 17 20 19Menyeleksi kristal ukurangula 10 15 186. PengemasandanPenyelesaian

Pembungkusan gula 25 30 37Mengangkut gula kegudang 5 10 12Menyimpan gula digudang 5 5 5Jumlah Seluruh Tenaga Kerja 152 181 203

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah,Tahun 2016, data diolah.

Page 54: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

54 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Tabel 3.3Jumlah SP Untuk Aktivitas Pada Departemen ProduksiPT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahPeriode Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015No.

(1)

Departemen

(2)

Aktivitas

(2)

SP

(4)

(Rp/Jam)1. Penggilingan Mencacah tebu 5.844,345Menggiling tebu 5.844,3452. Ketel Menggerakkan mesin dengantenaga uap 5.844,3453. Pemurnian Pemurnian Nira 5.844,3454. Penguapan Penguapan untuk memisahkannira dan air 5.844,3455. Masakan danPutaran

Pembentukan kristal gula 5.844,345Pemisahan kristal gula dan sirup 5.844,345Menyeleksi kristal ukuran gula 5.844,3456. Pengemasan danPenyelesaian Pembungkusan gula 5.844,345Mengangkut gula ke gudang 5.844,345Menyimpan gula di gudang 5.844,345

Jumlah 5.844,345Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun

2016, data diolah.

Page 55: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

55 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Gunung Madu Plantations IXGunung Batin Lampung Tengah yang tertuang dalam data penelitian, makapembahasan dalam penelitian ini akan dijelaskan berikut ini.4.1. Penerapan Activity Based Management Dalam Proses Produksi pada

Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung BatinLampung TengahPenerapan activity based management system berfokus pada pengelolaanaktivitas secara terpadu dan pada aktivitas sistem yang bertujuanmeningkatkan customer value dan laba. Manajemen berbasis aktivitasberfokus ke aktivitas yaitu serangkaian kegiatan yang membentuk suatuproses untuk pembuatan produk dan penyerahan jasa. Penerapan activity based

management system, yang dilakukan oleh PT. Gunung Madu Plantations IXGunung Batin Lampung Tengah dalam usahanya agar dapat bertahan danmencapai keunggulan dalam persaingan, yaitu dengan cara berfokus padapeningkatan aktivitas bernilai tambah, peningkatan kualitas, fleksibilitas, danefisiensi biaya produksi serta perolehan laba.Menurut Hansen dan Mowen (2009:244), dalam pengelolaan aktivitasmanajemen (activity management) akan dilakukan beberapa tahapan yaitu:1. Mengidentifikasikan aktivitas yang bertujuan untuk menilai aktivitas-aktivitas apa yang dilaksanakan.

Page 56: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

56 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

2. Menganalisis driver penggerak biaya. Analisis driver biaya adalahmengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan biaya atau menjelaskanmengapa biaya aktivitas terjadi (analisis penggerak aktivitas).3. Menganalisis kinerja aktivitas adalah mengevaluasi aktivitas-aktivitas yangdilaksanakan untuk menilai seberapa baik kinerja aktivitas untuk melakukanpengurangan biaya.Berdasarkan uraian diatas maka, PT. Gunung Madu Plantations IXGunung Batin Lampung Tengah harus melakukan identifikasi pada semuadepartemen produksi untuk mengetahui apa saja aktivitas yang terjadi,kemudian melakukan analisis pada setiap aktivitas agar mengetahui apa pemicubiaya dari aktivitas yang terjadi, dan mengurangi aktivitas tidak bernilai tambahuntuk memperoleh hasil perbaikan yang diinginkan.4.1.1. Mengidentifikasi Aktivitas pada Departemen Produksi PT. Gunung

Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahProses pengidentifikasian, penjelasan, dan pengevaluasian aktivitas yangdilakukan perusahaan dalam proses pengelolaan bahan olahan tebu menjadigula pasir pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX GunungBatin Lampung Tengah bertujuan untuk melakukan peninjauan dan perbaikansecara berkelanjutan terhadap aktivitas yang sudah terjadi dalam proseproduksi.Adapun aktivitas yang terjadi pada Departemen Produksi PT. GunungMadu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah adalah dimulai daripenerimaan dan pembelian bahan baku (tebu) yang kemudian dikumpulkan

Page 57: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

57 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

dalam gudang bahan baku/material dan selanjutnya masuk kedalam prosesproduksi hingga akhirnya menjadi produk berupa gula pasir GMP. Berdasarkanhasil identifikasi pada Departemen Produksi terdapat aktivitas yang bernilaitambah (value added activity) dan aktivitas yang tidak bernilai tambah (non

value added activity). Dalam kegiatan proses produksi terdapat 6 (enam) subdepartemen produksi, yaitu: (1) Departemen Penggilingan, (2) DepartemenKetel, (3) Departemen Pemurnian, (4) Departemen Penguapan, (5) DepartemenMasakan dan Putaran, serta (6) Departemen Pengemasan dan Penyelesaian.Setelah dilakukannya identifikasi terhadap 6 (enam) sub departemenproduksi tersebut, diperolah 11 (sebelas) kelompok aktivitas yang ada dalamdepartemen produksi, seoerti disajikan pada Tabel 4.1.Tabel 4.1Aktivitas Dalam Departemen ProduksiPada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah PeriodeTahun 2013 sampai dengan Tahun 2015Departemen AktivitasPenggilingan 1. Mencacah tebu menjadi kecil-kecil2. Menggiling tebu untuk memisahkan niraKetel 1. Menggerakkan mesin dengan tenaga uapPemurnian 1. Pemurnian NiraPenguapan 1. Penguapan untuk memisahkan nira dan airMasakan dan Putaran 1. Pembentukan kristal gula2. Pemisahan kristal gula dan sirup3. Menyeleksi kristal ukuran gulaPengemasan danPenyelesaian 1. Pembungkusan gula2. Mengangkut gula ke gudang3. Menyimpan gula di gudang

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun2016, data diolah.

Page 58: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

58 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Selanjutnya dari hasil identifikasi atas aktivitas-aktivitas proses produksiini maka akan dilakukan tahap berikutnya yaitu menganalisis pemicu biaya darimasing-masing aktivitas.4.1.2. Menganalisis Pemicu Biaya dari Masing-masing Aktivitas pada

Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX GunungBatin Lampung TengahAnalisis aktivitas merupakan inti dari Process Value Analysis (PVA).Analisis aktivitas adalah proses lanjutan dari pengidentifikasian, penggambarandan evaluasi aktivitas yang dilaksanakan oleh perusahaan. Pengukurankinerja aktivitas dilaksanakan baik dalam bentuk keuangan dan non keuangan.Pengukuran ini didesain untuk menilai bagaimana aktivitas dilaksanakan danhasil yang diperolehnya. Agar mudah dalam melakukan analisis, perlumengetahui apa pemicu biaya (cost driver) dari biaya-biaya aktivitas yangmuncul, karena pemicu biaya (cost driver) adalah hal yang paling penting untukdiketahui agar biaya yang dikeluarkan untuk setiap proses produksi memangsudah benar-benar sesuai dengan nilai tambah yang akan diperoleh dari hasilproduksinya.Pemicu adalah penyebab timbulnya konsumsi sesuatu. Ada duamacam pemicu biaya (cost driver) yaitu resource driver dan activity driver.

Resource driver adalah faktor yang menjadi penyebab konsumsi sumberdaya oleh aktivitas. Activity driver adalah faktor yang menjadi penyebabtimbulnya konsumsi aktivitas oleh cost object. Setelah mengetahui pemicubiaya pada aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam setiap departemen produksi

Page 59: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

59 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

maka tahapan selanjutnya adalah menganalisis aktivitas yang bernilai tambahdan aktivitas yang tidak bernilai tambah.Pengklasifikasian aktivitas bernilai tambah dan aktivitas yang tidakbernilai tambah bertujuan untuk mempermudah tahapan selanjutnya, yaitudalam proses pengurangan biaya tidak bernilai tambah. Pemicu biaya atas 11(sebelas) aktivitas yang terjadi pada setiap Departemen Produksi PT. GunungMadu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah dan klsifikasi biaya bernilaitambah dan biaya yang tidak bernilai tambah disajikan pada Tabel 4.2.Tabel 4.2Penentuan Cost Driver dari Biaya Aktivitas pada Departemen Produksipada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahPeriode Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015No. Aktivitas

Pemicu Biaya(Cost Driver)

BernilaiTambah

TidakBernilaiTambah1. Mencacah tebu menjadi kecil-kecil Jumlah hari kerja buruh √ -2. Menggiling tebu untuk memisahkan nira Jumlah bahan penolong √ -3. Menggerakkan mesin dengan tenaga uap Jumlah bahan penolong √ -4. Pemurnian Nira Jumlah bahan penolong √ -5. Penguapan untuk memisahkan nira dan air Jumlah Listrik PLN √ -6. Pembentukan kristal gula Jumlah bahan penolong √ -7. Pemisahan kristal gula dan sirup Jumlah bahan penolong √ -8. Menyeleksi kristal ukuran gula Jumlah hari kerja buruh - √9. Pembungkusan gula Jumlah hari kerja buruh √10. Mengangkut gula ke gudang Jumlah hari kerja buruh - √11. Menyimpan gula di gudang Jumlah hari kerja buruh - √

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun2016, data diolah.Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, dapat dijelaskan bahwa dari 11 (sebelas)aktivitas departemen produksi, ada 3 (tiga) aktivitas yang dalam kegiatannyatidak memberikan nilai tambah pada perusahaan, yaitu: (1) aktivitas menyeleksi

Page 60: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

60 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

ukuran kristal gula, (2) aktivitas mengangkut gula ke gudang, dan (3) aktivitasmenyimpan gula di gudang. Alasan ketiga aktivitas ini dinilai tidak memberikannilai tambah pada perusahaan, adalah:1. Aktivitas menyeleksi ukuran kristal gulaProses produksi yang terjadi dalam aktivitas ini seharusnya tidak terjadi lagikarena menurut penjelasan karyawan dari proses bagian produksi sertasurvei yang dilakukanpada bagian produksi bahwa kegiatan menyeleksiukuran kristal gula sudah dilakukan dalam aktivitas pembentukan kristal guladan dalam aktivitas pemisahan kristal gula dan sirup. Jadi akan lebih baik jikaaktivitas ini dieliminasi, sehingga biaya-biaya yang terjadi dalam prosesaktivitas ini bisa mengurai biaya aktivitas tidak bernilai tambah, dan akibatdari berkurangnya biaya bisa meningkatka laba perusahaaan.2. Aktivitas mengangkut gula ke gudangAktivitas mengangkut gula ke gudang yang terjadi dalam proses produksiseharusnya dapat dioptimalkan apabila tidak ada aktivitas penyimpanan guladi gudang.3. Aktivitas menyimpan gula di gudangSelanjutnya aktivitas menyimpan gula di gudang juga merupakan aktivitastidak bernilai tambah, karena dalam kegiatan aktivitas ini kegiatan yangdilakukan hampir serupa dengan kegiatan aktivitas mengangkut gulakegudang, dan kegiatan pada aktivitas ini hanya akan menimbulkan biayayang tidak memberikan manfaat.

Page 61: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

61 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Berdasarkan penjelasan diatas maka seharusnya perusahaan melakukanpenghapusan (pengeliminasian) pada aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula,serta mengoptimalkan aktivitas mengangkut gula ke gudang dan menyimpangula di gudang menjadi satu aktivitas. Dengan demikian maka akan diperolehpengurangan biaya atas penghapusan dan pengoptimalan dari ketiga aktivitastidak bernilai tambah. Untuk mengetahui jumlah pengurangan biaya tidakbernilai tambah, perusahaan juga harus melakukan perhitungan dan analisispada biaya aktivitasbernilai tambah dan tidak bernilai tambah.4.2. Perhitungan dan Analisis Biaya Aktivitas Bernilai Tambah dan Biaya

Aktivitas Tidak Bernilai Tambah pada Departemen Produksi PT.Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahHansen dan Mowen (2009: 489), mengemukakan bahwa aktivitas dapatdisebut aktivitas bernilai tambah apabila secara bersamaan memenuhi ketigakondisi berikut ini:1. Aktivitas yang menghasilkan perubahan2. Perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya, dan3. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain untuk dilakukanAktivitas bernilai tambah adalah suatu aktivitas yang berkontribusiterhadap pelanggan (customer value) dan kepuasan pelanggan (customer

satisfaction) atau memuaskan kebutuhan organisasi. Yang dimaksud dengannilai pelanggan adalah selisih antara pengorbanan yang dilakukan olehpemakai dan manfaat yang diterima bagi perusahaan. Jadi ini memberikanpengertian bahwa perusahaan ingin memberikan timbal balik kepada pelanggan

Page 62: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

62 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

dengan memberikan kepuasan kepada pelanggan karena mau mengorbankansesuatu untuk mengkonsumsikan hasil produksi dari perusahaan sehinggaperusahaan mendapatkan manfaatnya. Selanjutnya suatu aktivitas dapatdikategorikan sebagai aktivitas tidak bernilai tambah apabila aktivitas tersebuttidak memenuhi satu dari ketiga kondisi kriteria aktivitas bernilai tambah yangtelah disebutkan. Adapun biaya bernilai tambah dan biaya tidak bernilaitamabah yang terjadi pada departemen produksi PT. Gunung Madu PlantationsIX Gunung Batin Lampung Tengah dihitung menggunakan formula berikut ini:Biaya aktivitas bernilai tambah = ×Biaya aktivitas tidak bernilai tambah = – ×Keterangan:= Tingkat output bernilai tambah suatu aktivitas= Harga standar per unit ukuran output aktivitas= Kuantitas aktual yang digunakan untuk sumber daya yang fleksibel ataukapasitas aktivitas praktis yang dibutuhkan untuk sumber daya yangterkait.4.2.1. Analisis Biaya Aktivitas Bernilai Tambah pada Departemen

Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin LampungTengahPerhitungan biaya aktivitas bernilai tambah yang terjadi padadepartemen produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin LampungTengah Tahun 2013, 2014, dan Tahun 2015 disajikan pada Tabel 4.3.

Page 63: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

63 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Tabel 4.3Perhitungan Biaya Aktivitas Bernilai Tambah Pada Departemen ProduksiPT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahPeriode Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015No. Departemen Aktivitas

SP

(Rp/Jam)

Tahun 2013(Biaya Bernilai

Tambah = SQ × SP )

Tahun 2014(Biaya Bernilai

Tambah = SQ × SP )

Tahun 2015(Biaya Bernilai

Tambah = SQ × SP )SQ

(Jam)Biaya

BernilaiTambah

(Rp)

SQ(Jam)

BiayaBernilaiTambah

(Rp)

SQ(Jam)

BiayaBernilaiTambah

(Rp)1. Penggilingan Mencacah tebu 5.844,345 43.200 252.475.704 48.960 286.139.131 57.600 336.634.272Menggiling tebu 5.844,345 57.600 336.634.272 72.000 420.792.840 63.360 307.297.6992. Ketel Menggerakkan mesin dengantenaga uap 5.844,345 51.840 302.970.845 51.840 302.970.845 57.600 336.634.2723. Pemurnian Pemurnian Nira 5.844,345 51.840 302.970.845 51.840 302.970.845 57.600 336.634.2724. Penguapan Penguapan untukmemisahkan nira dan air 5.844,345 25.920 151.485.422 37.440 218.812.277 43.200 252.475.7045. Masakan danPutaran Pembentukan kristal gula 5.844,345 28.800 168.317.136 28.800 168.317.136 43.200 252.475.704Pemisahan kristal gula dansirup 5.844,345 48.960 286.139.131 57.600 336.634.272 54.720 319.802.5586. PengemasandanPenyelesaian Pembungkusan gula 5.844,345 72.000 420.792.840 86.400 504.951.408 77.760 454.456.267Jumlah 5.844,345 379.530 2.221.786.195 434.880 2.541.588.754 455.040 2.596.410.748

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016, data diolah.

Page 64: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

64 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa dari 8(delapan) aktivitas dalam departemen produksi diperoleh biaya bernilai tambahyang diberikan pada perusahaan dan setiap tahunnya mengalami peningkatan.Pada Tahun 2013 jumlah biaya bernilai tambah untuk 8 (delapan) aktivitassebesar Rp. 2.221.786.195 meningkat menjadi Rp. 2.541.588.754 di Tahun 2014,dan kembali meningkat sebesar Rp. 2.596.410.748. Dengan demikian dari hasilperhitungan biaya aktivitas bernilai tambah dapat diketahui bahwa, biaya pada8 (delapan) aktivitas yang terjadi merupakan biaya bernilai tambah bagiperusahaan serta harus tetap dilaksanakan dan disetiap tahun mengalamipeningkatan. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan biaya atas 3 (tiga)aktivitas lainnya yang merupakan aktivitas tidak bernilai tambah.4.2.2. Perhitungan dan Analisis Biaya Aktivitas Tidak Bernilai Tambah

pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX GunungBatin Lampung TengahPerhitungan biaya aktivitas tidak bernilai tambah yang terjadi padadepartemen produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin LampungTengah Tahun 2013, 2014, dan Tahun 2015 disajikan pada Tabel 4.4.

Page 65: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

65 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Tabel 4.4Perhitungan Biaya Aktivitas Tidak Bernilai Tambah Pada Departemen ProduksiPT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahPeriode Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015

No. TahunSP

(StandardPrice)(Jam)

Departemen

Masakan dan Putaran Pengemasan dan Penyelesaian

Aktivitas Aktivitas

Menyeleksi kristal ukuran gula Mengangkut gula ke gudang Menyimpan gula di gudang

AQ(Actual

Quantity)(Jam)

SQ(StandardQuantity)

(Jam)

Total BiayaTidak

BernilaiTambah

(AQ-SQ) ×SP (Rp)

AQ(Actual

Quantity)(Jam)

SQ(StandardQuantity)

(Jam)

Total BiayaTidak

BernilaiTambah

(AQ-SQ) ×SP (Rp)

AQ(Actual

Quantity)(Jam)

SQ(StandardQuantity)

(Jam)

TotalBiayaTidak

BernilaiTambah

(AQ-SQ) ×SP (Rp)1. 2013 5.844,345 53.000 28.800 141.433.149 42.678 14.400 165.266.388 4.821 14.400 55.982.9812. 2014 5.844,345 51.944 43.200 51.102.953 41.916 28.800 76.654.429 4.821 14.400 55.982.9813 2015 5.844,345 58.570 51.840 39.332.442 45.536 34.560 64.147.531 4.821 14.400 55.982.981

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016, data diolah.

Page 66: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

66 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Berdasarkan Tabel 4.4, perhitungan atas biaya aktivitas tidak bernilaitambah pada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahTahun 2013, 2014, dan Tahun 2015, dapat diuraikan sebagai berikut:1. Departemen Masakan dan Putaran DalamPada departemen ini terdapat 1 (satu) sub aktivitas yang teridentifikasi dansetelah dilakukan analisis merupakan biaya tidak bernilai tambah, yaitu:1) Sub Aktivitas Menyeleksi Ukuran Kristal GulaDalam proses produksi pada departemen ini biaya untuk sub aktivitasmenyeleksi ukuran kristal gula dianggap merupakan biaya tidak bernilaitambah. Seperti pada Tahun 2013 sub aktivitas menyeleksi kristal ukurangula dalam departemen masakan dan putaran ini mengeluakan biayasebesar Rp. 141.433.149, menurun menjadi Rp. 51.102.953di Tahun 2014.Kemudian terjadi penurunan kembali di Tahun 2015 seberasRp. 39.332.442.2) Sub Aktivitas Mengangkut Gula ke GudangMerupakan aktivitas pada Departemen Pengemasan dan Penyelesaian.Pada sub aktivitas ini biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas mengalamipenurunan. Pada Tahun 2013 sebesar Rp. 165.266. 388menurun menjadiRp. 76.654.429 di Tahun 2014, dan kembali terjadi penurunan pad Tahun2015 sebesar Rp. 64.147.531.3) Sub Aktivitas Menyimpan Gula di GudangMerupakan aktivitas pada Departemen Pengemasan dan Penyelesaian.

Page 67: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

67 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Pada sub aktivitas ini biaya yang dikeluarkan untuk aktivitas yang terjaditidak mengalami peningkatan, dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun2015 biaya untuk aktivitas ini tetap sebesar Rp. 55.982.981.Dari penjelasan biaya aktivitas bernilai tambah dan biaya tidak bernilaitambah diatas, maka dapat dibuatkan rekapitulasi biaya bernilai tambah danbiaya tidak bernilai tambah, guna mengetahui perbedaan biaya bernilai tambahdan biaya tidak bernilai tambah yang terjadi pada Departemen Produksi PT.Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah seperti yangdisajikan pada Tabel 4.5.Berdasarkan Tabel 4.5, diperoleh informasi bahwa biaya aktivitasbernilai tambah selalu mengalami peningkatan, yaitu pada Tahun 2013 sebesarRp. 2.221.786.195 meningkat menjadi Rp. 2.541.588.754 di Tahun 2014, dankembali meningkat pada Tahun 2015 menjadi Rp. 2.596.410.748.Selanjutnya biaya tidak bernilai tambah mengalami penurunan yangcukup menguntungkan bagi perusahaan, yaitu pada Tahun 2013 biaya tidakbernilai tambah sebesar Rp. 362.682.518 menurun menjadi Rp. 183.740.362 diTahun 2014. Kemudian pada Tahun 2015 kembali terjadi penurunan sebesarRp. 159.462.953. Dengan demikian perusahaan harus melakukan penguranganterhadap aktivitas yang telah dianalisis sebagai biaya tidak bernilai tambah. Halini bertujuan agar proses produksi bisa lebih efisien dan efektif, sehingga labayang diinginkan dapat meningkat dengan berkurangnya biaya tidak bernilaitambah tersebut.

Page 68: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

68 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Tabel 4.5Rekapitulasi Biaya Aktivitas Bernilai Tambah dan Biaya Aktivitas Tidak Bernilai TambahPada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahPeriode Tahun 2013 s.d Tahun 2015No Departemen Aktivitas

Biaya AktivitasTahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BernilaiTambah (Rp)

BernilaiTambah (Rp)

BernilaiTambah

(Rp)

TidakBernilai

Tambah (Rp)

TidakBernilai

Tambah (Rp)

TidakBernilai

Tambah (Rp)

1. Penggilingan Mencacahtebu 252.475.704 286.139.131 336.634.272 - - -Menggilingtebu 336.634.272 420.792.840 307.297.699 - - -

2. Ketel Menggerakkan mesindengantenaga uap 302.970.845 302.970.845 336.634.272 - - -3. Pemurnian PemurnianNira 302.970.845 302.970.845 336.634.272 - - -4. Penguapan Penguapanuntukmemisahkan nira danair 151.485.422 218.812.277 252.475.704 - - -

Page 69: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

69 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

No Departemen Aktivitas

Biaya AktivitasTahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

BernilaiTambah (Rp)

BernilaiTambah (Rp)

BernilaiTambah

(Rp)

TidakBernilai

Tambah (Rp)

TidakBernilai

Tambah (Rp)

TidakBernilai

Tambah (Rp)

5. Masakan danPutaranPembentukan kristalgula 168.317.136 168.317.136 252.475.704 - - -Pemisahankristal guladan sirup 286.139.131 336.634.272 319.802.558 - - -Menyeleksikristalukuran gula - - - 141.433.149 51.102.953 39.332.442

6. PengemasandanPenyelesaianPembungkusan gula 420.792.840 504.951.408 454.456.267 - - -Mengangkutgula kegudang - - - 165.266.388 76.654.429 64.147.531Menyimpangula digudang - - - 55.982.981 55.982.981 55.982.981

Jumlah 2.221.786.195 2.541.588.754 2.596.410.748 362.682.518 183.740.362 159.462.953

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016, data diolah.

Page 70: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

70 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

4.2.3. Pengurangan Biaya Aktivitas Tidak Bernilai Tambah padaDepartemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IX GunungBatin Lampung TengahPengurangan biaya aktivitas yang tidak bernilai tambah dan efisiensibiaya, dapat dilihat dari laporan trend biaya yang tidak bernilai tambah. Adapuntujuan dari pelaporan trend adalah untuk memperbaiki aktivitas yang diukurmelalui pengurangan biaya sehingga laba atau profitabilitas meningkat dandapat mengetahui penurunan atau peningkatan pada biaya tidak bernilaitambah dari satu periode ke periode berikutnya.Persentase perubahan penurunan atau peningkatan biaya aktivitas tidakbernilai tambah pada Departemen Produksi PT. Gunung Madu Plantations IXGunung Batin Lampung Tengah, dihitung dengan menggunakan formulasiberikut:

Adapun pelaporan trend biaya tidak bernilai tambah yang terjadi padadepartemen produksi PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin LampungTengah pada Tahun 2013, 2014, dan Tahun 2015 ditampilkan pada Tabel 4.6.Dari Tabel 4.6, dapat diketahui bahwa biaya tidak bernilai tambah dalamaktivitas menyeleksi ukuran kristal gula mengalami penurunan biaya yangcukup signifikan pada Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2015 sebesarRp. 102.100.707 dengan persentase sebesar 86,90 % (menguntungkan).

Biaya Tidak Bernilai Tambah Tahun (n1)Tahun ke n = × 100%Biaya Tidak Bernilai Tambah Tahun ke n

Page 71: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

71 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Tabel 4.6Pelaporan Trend Biaya Tidak Bernilai Tambah Pada Departemen ProduksiPT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahPeriode Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015Tahun

Departemen ProduksiMasakan dan

PutaranPengemasan dan Penyelesaian

AktivitasMenyeleksi Ukuran

Kristal Gula(Rp)

Mengangkut Gulake Gudang

(Rp)

Menyimpan Guladi Gudang

(Rp)2013 141.433.149 165.266.388 55.982.9812014 51.102.953 76.654.429 55.982.981Penurunan

(%-tase)90.330.196 63,87 88.611.959 53,62 0 02015 39.332.442 64.147.531 55.982.981

Penurunan(%-tase)

11.770.511 23,03 12.506.898 16,32 0 0TotalPenurunan 102.100.707 86,90 101.118.857 69,94 (167.948.943) 0

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah,Tahun 2016, data diolah.Aktivitas mengangkut gula ke gudang juga mengalami penurunan biaya yangcukup signifikan pada Tahun 2014 sampai dengan Tahun 2015 yaitu sebesarRp. 101.118.857 dengan persentase sebesar 69,94% (menguntungkan), danaktivitas menyimpan gula di gudang tidak mengalami penurunan biaya daritahun ke tahun, oleh karena itu perusahaan harus dibebani biaya ini selama tigatahun sebesar Rp. 167.948.943.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan adanya penurunanbiaya pada 2 (dua) aktivitas yang tidak bernilai tambah, maka terjadipenghematan biaya produksi sebesar Rp. 203.219.564. hal ini tentu saja

Page 72: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

72 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

memberikan dampak positif terhadap penurunan harga pokok produksi sertapeningkatan laba dengan asumsi bahwa harga jual sesuai dengan harga yangtelah ditetapkan.Perbandingan jumlah biaya aktivitas tidak bernilai tambah sebelumditerapkannya activity based management system dengan sesudahditerapkannya activity based management system disajikan pada Tabel 4.7.Berdasarkan tabel 4.7, dapat dijelaskan hasil perbandingan biaya tidakbernilai tambah sebelum dan sesudah diterapkannya activity based managemen

system. Untuk biaya aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula dalam 3 Tahun(2013, 2014 dan 2015) biaya sesungguhnya adalah sebesar Rp. 723.751.756,20.Selanjutnya untuk aktivitas mengangkut gula ke gudang dalam 3 Tahun (2013,2014 dan 2015) biaya sesungguhnya adalah sebesar Rp. 454.455.419,54, danuntuk aktivitas menyimpan gula di gudang dalam 3 Tahun (2013, 2014 dan2015) terjadi peningkatan sehingga biaya yang sesungguhnya adalah sebesarRp. 167.945.260,32.Dengan demikian, maka perusahaan dapat mengefisienkan biayaproduksi dengan cara mengeliminasi aktivitas menyeleksi ukuran kristal guladalam proses produksinya, karena kegiatan pada aktivitas ini sudah dilakukanpada departemen masakan dan putaran. Begitu juga dengan aktivitasmengangkut gula ke gudang dan aktivitas menyimpan gula di gudang, sebaiknyadigabungkan menjadi satu aktivitas saja, karena akan menghemat pengeluaranbiaya angkut dan biaya listrik.

Page 73: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

73 Penerapan Activity Based Management (ABM) System untuk MeningkatkanEfisiensi Produksi- Farida Aryani &Tria Oktarina.

Tabel 4.7PerbandinganBiaya Aktivitas Tidak Bernilai Tambah Tambah Sebelum dan SesudahPenerapan Activity Based Management SystemPada Departemen ProduksiPT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahPeriode Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015Tahun

Departemen Produksi

Masakan dan Putaran Pengemasan dan Penyelesaian

Aktivitas Aktivitas

Menyeleksi Ukuran Kristal Gula(Rp)

Mengangkut Gula ke Gudang(Rp)

Menyimpan Gula di Gudang(Rp)

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah2013 309.754.122,00 168.302.973,00 249.425.259,88 84.158.871,88 28.176.822,68 55.981.753,442014 303.578.628,20 252.475.675,20 244.972.386,99 168.317.957,99 27.695.025,08 55.981.753,442015 342.305.550,00 302.973.108,00 266.126.120,67 201.978.589,67 28.651.822,68 55.981.753,44Jumlah 955.638.300,20 723.751.756,20 760.523.767,54 454.455.419,54 84.523.670,44 167.945.260,32

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah, Tahun 2016, data diolah.

Page 74: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

74

4.2.4. Dampak Penerapan Activity Based Management (ABM), Dengan CaraMengurangi Biaya Aktivitas Tidak Bernilai Tambah TerhadapEfisiensi Produksi dan Laba pada Departemen Produksi PT. GunungMadu Plantations IX Gunung Batin Lampung TengahBerdasarkan uraian pembahasan tentang penerapan ABM dengan caramengurangi biaya yang tidak bernilai tambah memberikan dampak terhadappengurangan/penghematan biaya produksi untuk 2 (dua) tahun yaitu Tahun2014 dan 22015, seperti yang disajikan pada tabel 4.8.Tabel 4.8Peningkatan Laba Setelah Penerapan ABMPada PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung BatinLampung Tengah Dalam Masa GilingTahun 2013 sampai denganTahun 2015

Tahun

Uraian

Gross ProfitMargin

(Rp)

PenghematanBiaya Tidak

Bernilai Tambah(Rp)

Gross Profit MarginSetelah Penerapan

ABM(Rp)2013 185.366.685.355,40 362.682.518 185.729.367.873,402014 226.144.073.634,16 183.740.363 226.327.813.997,162015 181.812.981.560,34 159.462.954 181.972.444.514,34

Sumber: PT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah,Tahun 2016, data diolah.

Dari Tabel 4.8, dapat dilihat bahwa dengan adanya penghematan atauefisiensi biaya produksi sebagai dampak pengurangan biaya yang tidak bernilaitambah, maka terjadi peningkatan laba sebesar penghematan yang terjadi.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan Activity Based

Management (ABM) system dapat meningkatkan efisiensi produksi.

Page 75: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

75

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah Peneliti jelaskan, maka dapatditarik kesimpulan dan saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagiPT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah dalampenerapan Activity Based Management System (ABM) guna meningkatkanefisiensi biaya produksi perusahaan.5.1. SimpulanDari hasil penelitian ini, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagaiberikut:1. Penerapan Activity Based Management System (ABM) dalam proses produksiPT. Gunung Madu Plantations IX Gunung Batin Lampung Tengah dengan caramengidentifikasi aktivitas, menganalisis pemicu atau penggerak aktivitas, danmelakukan perhitungan pada semua aktivitas yang terjadi dalam setiapdepartemen untuk mengetahui biaya aktivitas bernilai tambah dan tidakbernilai tambah serta menghitung biaya aktivitas produksinya. Dari hasilpenerapan Activity Based Management System (ABM) dalam proses produksidan perhitungan biaya aktivitas, maka terdapat 3 (tiga aktivitas) yangternyata tidak memberikan nilai tambah dalam proses produksi perusahaan,yaitu aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula, aktivitas mengangkut gula kegudang, dan aktivitas menyimpan gula di gudang.

Page 76: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

76

2. Setelah mengetahui aktivitas serta biaya yang tidak tidak bernilai tambah,perusahaan dapat melakukan pengurangan biaya dengan cara mengeliminasidan mengefisienkan aktivitas tersebut, dan diperoleh pengurangan biayauntuk aktivitas menyeleksi ukuran kristal gula pada Tahun 2013 sebesar Rp141.433.149,00, pengurangan biaya pada Tahun 2014 sebesar Rp.51.102.953,00 dan pengurangan biaya untuk Tahun 2015 sebesar Rp.39.332.442,00. Untuk aktivitas mengangkut gula ke gudang didapatpengurangan pada Tahun 2013 sebesar Rp 165.266.388,00 penguranganbiaya pada Tahun 2014 sebesar Rp. 76.654.429,00 dan pengurangan biayauntuk Tahun 2015 sebesar Rp. 64.147.531,00. Selanjutnya untuk aktivitasmenyimpan gula di gudang terjadi peningkatan biaya pada Tahun 2013, 2014,dan 2015 sebesar Rp. 27.331.138,32, peningkatan ini diakibatkan karenaaktivitas ini tidak memberikan manfaat, hanya menimbulkan biaya listrik danbiaya angkut yang bisa saja mengalami kenaikan dalam pemakaiannya, sertatidak ada pengelolaan aktivitas yang baik oleh pihak manajemen perusahaan,sehingga biaya tidak bernilai tambah masih cukup besar.3. Biaya tidak bernilai tambah dalam aktivitas menyeleksi ukuran kristal gulamengalami penurunan biaya yang cukup signifikan pada Tahun 2014 sampaidengan Tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 102.100.707 dengan persentasesebesar 86,90 % (menguntungkan). Aktivitas mengangkut gula ke gudangjuga mengalami penurunan biaya yang cukup signifikan pada Tahun 2014sampai dengan Tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 101.118.857 dengan persentase

Page 77: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

77

sebesar 69,94% (menguntungkan), dan aktivitas menyimpan gula di gudangtidak mengalami penurunan biaya dari tahun ke tahun, oleh karena ituperusahaan harus dibebani biaya ini selama tiga tahun sebesarRp. 167.948.943.4. Penerapan Activity Based Management (ABM) system dapat meningkatkanefisiensi produksi serta memberikan dampak penghematan biaya produksidan meningkatkan laba perusahaan.5.2. SaranAdapun saran yang dapat Peneliti kemukakan dan diharapkan dapatbermanfaat bagi pihak berkepentingan adalah sebagai berikut:1. Sebaiknya perusahaan menerapkan Activity Based Management System secaraterintegrasi dan semua kegiatan operasional perusahaan, sehinggaperusahaan dapat mengurangi biaya (cost reduction) meningkatkanprofitabilitas.2. Perusahaan harus dapat lebih selektif dalam mengidentifikasi aktivitas yangbernilai tambah dan tidak bernilai tambah, sehingga pengoptimalan biayabernilai tambah dapat tercapai, serta dapat mengurangi biaya tidak bernilaitambah.3. Untuk mengurangi aktivitas yang tidak bernilai tambah sebaiknyaperusahaan melakukan pengurangan atau penggabungan aktivitas yanghampir sejenis untuk proses kegiatannya, Misalnya aktivitas padadepartemen masakan dan putaran dalam sub aktivitas menyeleksi ukuran

Page 78: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

78

kristal gula harus dilakukan pengoptimalan biaya, karena pada sub aktivitasdalam departemen ini masih tidak memberikan nilai tambah. Selanjutnyaaktivitas dalam departemen pengemasan dan penyelesaian untuk subaktivitas mengangkut gula ke gudang dan sub aktivitas menyimpan gula digudang, akan lebih efisien jika kedua sub aktivitas ini digabungkan menjadi 1(satu), sehingga penghematan dapat dicapai melalui pengurangan biayaangkut, biaya buruh, dan biaya listrik.

Page 79: Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi

79

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, dan Anthony A. 2011. Management Accounting. Buku Dua. EdisiPertama. Jakarta: Salemba Empat.BlOcher, E.J., dkk. 2011. Manajemen Biaya. Buku Satu. Edisi Pertama TerjemahanSusty Ambarriani. Jakarta: Salemba Empat.Hansen, Don R& Mowen, Maryane M. 2009. Akuntansi ManajemenDiterjemahkan oleh Deny Arnos Kwary. 2009.. Edisi Delapan. Jakarta:Salemba Empat.Hilton, Ronald W. 2010.Managerial Accounting4th Edition. Irwin/Mc Singapore:Graw-Hill.Karim, 2011. Analisis Total Quality Management. Jilid I. Edisi Keenam. Jakarta:Penerbit Erlangga.Kusnadi, Zainul A. 2011. Akuntansi Manajemen Komprehensif Tradisional danKontemporer. Malang: Unibraw.Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.Sekaran, Uma. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Jakarta:Salemba Empat.Simamora, Henry. 2011. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.Subagyo, P.Joko. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.Sukirno, 2012. Akuntansi Biaya. Jakarta: Mitra Wacana Media.Supriyono.2010. Value Added Activity dan Non Value Added Activity. Yogyakarta:BPFE.Tunggal, Amin W. 2012. Activity Based Manajemen Untuk Manufacturing danPemasaran. Cetakan II. Jakarta: Marvindo.