pengaruh Siklus Pergantian Pemerintahan Baru Dan Siklus Apbn
-
Upload
david-aryanto -
Category
Documents
-
view
23 -
download
6
description
Transcript of pengaruh Siklus Pergantian Pemerintahan Baru Dan Siklus Apbn
-
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
MAKALAH
PENGARUH SIKLUS PERGANTIAN PEMERINTAHAN BARU DAN SIKLUS APBN
TERHADAP PELAKSANAAN KEGIATAN PUSKI DJBC
Diajukan oleh:
ABDULLOH NURUL ZAMAN AL HABIB
NPM. 144060005764
Februari 2015
-
1
ABSTRAK
Tidak sinkronnya Jadwal pelaksanaan APBN baru (Januari) dengan dimulainya pemerintahan baru (Oktober),
menyebabkan kesulitan di banyak unit kerja pada akhir tahun, akibat perubahan yang kerap dilakukan di
kementerian, baik itu program terobosan baru, maupun tidak dilaksanakannya program yang disusun oleh
pemerintahan sebelumnya. Perencanaan kegiatan dengan penganggaran memang penting dilakukan sebagai
alat kontrol agar organisasi dalam menjalakan kegiatannya tetap pada rencana yang telah disusun sebelumnya.
Namun, perlu diingat bahwa tidak semua unit kerja dapat merencakan kegiatan yang akan dilakukannya pada
tahun berikutnya. Hal itu karena tugas dan fungsi suatu unit kerja yang memang banyak melakukan kegiatan
mendadak seperti pada PUSKI DJBC. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pos-pos anggaran kegiatan sebaiknya
dipermudah untuk dialihkan dananya antar pos anggaran, khususnya pos biaya perjalanan dinas pegawai.
Kata Kunci: penganggaran, perencanaan, PUSKI DJBC
ABSTRACT
No synchronization between the new budget implementation schedule (January) with the start of a new
government (October), causing difficulty in many units of work at the end of the year, due to the frequent changes
made in the ministry, be it a new breakthrough program, whether or not the implementation of the program drawn
up by the previous government . Planning activities with budgeting is important as a means of control in order to
run the organization in its activities remain in the plan that had been developed previously. However, keep in
mind that not all units can plan the activities to be done in the next year. It was because of the duties and
functions of a unit of work that is much like the sudden activity, such as on PUSKI DGCE. To anticipate this, the
budget by activity should be easy for diverted funds between budget items, particularly items employee travel
expenses.
Keywords: budgeting, planning, PUSKI DGCE
-
2
BAGIAN I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
A. Siklus APBN
Terdapat beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam proses penyusunan
RAPBN, antara lain siklus APBN, kondisi ekonomi domestik dan internasional yang
tercermin dalam asumsi dasar ekonomi makro, berbagai kebijakan APBN pembangunan,
paameter konsumsi komoditas bersubsidi, kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan
negara, resiko fiskal dan kinerja pelaksanaan APBN dari tahun ke tahun.
Siklus adalah putaran waktu yang berisi rangkaian kegiatan secara berulang dengan tetap
dan teratur. Oleh karena itu, Siklus APBN dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan yang
berawal dari perencanaan dan penganggaran sampai dengan pertanggungjawaban
APBN yang berulang dengan tetap dan teratur setiap tahun anggaran. Secara ringkas,
penggambaran siklus APBC disajikan pada gambar berikut
Gambar 1 Siklus APBN
Siklus APBN diawali dengan tahapan kegiatan perencanaan dan penganggaran APBN.
Dalam tahapan ini terdapat dua kegiatan penting yaitu: Perencanaan (perencanaan
kegiatan) dan Penganggaran (perencanaan anggaran). Dalam Perencanaan,
Kementerian Negara/Lembaga (K/L) menjalankan perannya mempersiapkan
RKP/RKAKL yang mencerminkan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan oleh
Presiden dan mendapat persetujuan DPR. Setelah melalui pembahasan antara K/L
dengan Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan. Dihasilkan Rancangan Undang
Undang APBN yang kemudian disampaikan kepada DPR.
Setelah dilakukan pembahasan antara pemerintah dan DPR, DPR memberikan
persetujuan dan pengesahan sehingga menjadi Undang Undang PBN, dimana tahapan
kegiatan ini disebut penetapan APBN. Pada tahapan selanjutnya, pelaksanaan APBN
dilakukan oleh K/L dan Bendahara Umum Negara (BUN) dengan mengacu pada Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) sebagai alat pelaksaaan APBN. Bersamaan dengan
tahapan pelaksanaan APBN, K/L dan BUN melakukan pelaporan dan pencatatan sesuai
-
3
dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) sehingga menghasilkan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat (LKPP) . Atas LKPP tersebut, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
melakukan pemeriksaan, dan LKPP yang diaudit oleh BPK tersebut disampaikan oleh
Presiden kepada DPR dalam bentuk rancangan undang-undang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN untuk dibahas dan disetujui.
B. Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai (PUSKI KC)
Pusat Kepatuhan Internal Kepabeanan dan Cukai (PUSKI KC) adalah sebuah unit eselon
II di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) yang dibentuk pada tahun 2010
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Keuangan. PUSKI KC dibentuk dalam rangka reformasi
birokrasi yang digalakkan oleh Kementerian Keuangan, dengan tujuan untuk mewujudkan kondisi yang mendukung efektivitas dan efisiensi serta kelancaran dan ketertiban proses
pelaksanaan tugas pelayanan, tugas pengawasan, dan tugas administrasi di lingkungan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Sebagai pedoman dalam melaksanakan tugasnya,
PUSKI mempunyai sasaran:
a. menekan hingga sekecil mungkin penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaan
tugas yang merugikan orang lain, masyarakat, dan/atau negara;
b. menekan hingga sekecil mungkin segala bentuk pungutan liar, pemerasan,
penyuapan, korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme dalam pelaksanaan tugas;
c. meningkatkan kelancaran, ketepatan, ketertiban, kepastian, keterbukaan,
transparansi, dan akuntabilitas proses pelaksanaan tugas pelayanan dan pengawasan
di bidang kepabeanan dan cukai, dan tugas administrasi sesuai dengan tata kerja dan
prosedur yang berlaku;
d. mendorong, meningkatkan, dan menjaga kesesuaian sikap, perilaku, dan perbuatan
pegawai dalam melaksanakan tugas dan dalam pergaulan hidup sehari-hari dengan
kode etik pegawai dan/atau peraturan disiplin pegawai.
Untuk menjalankan sasaran-sasaran tersebut, diperlukan biaya yang tidak sedikit.
Ditengah-tengah anggaran yang terbatas, segala jenis kegiatan harus disusun rincian
biayanya secara efektif, berdasarkan Standar Biaya Umum yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan.
Namun, sebagaimana isu yang sering terjadi di lingkup Kementerian Keuangan, pola
mutasi sering kali mengakibatkan pelaksanaan rencana kegiatan sering tidak maksimal.
Pejabat yang baru menempati jabatannya di PUSKI kadang kurang setuju atau memahami
apa rencana kegiatan yang telah disusun pada tahun berjalan. Sehingga berimbas pada
penyerapan anggaran yang tidak maksimal. Di satu pos terdapat biaya yang kurang
sementara di pos lain terdapat biaya yang tidak terserap karena kegiatan tidak jadi
dilaksanakan. Padahal pos-pos biaya kegiatan tidak dapat begitu saja dipindahkan untuk
membiayai kegiatan lain, contohnya pos biaya perjalanan dinas. Pos biaya perjalanan
dinas adalah contoh pos anggaran yang untuk mengubahnya memerlukan otorisasi yang
cukup rumit.
Dalam menjalankan tugasnya, PUSKI tidak jarang harus melaksanakan tugas mendadak
yang tidak terencana karena terjadi tindakan pelanggaran disiplin pegawai. Tindakan
pelanggaran disiplin pegawai adalah hal yang tidak dapat diprediksi. Ketika media mem
blow-up, maka PUSKI harus turun langsung ke unit kerja terkait guna melakukan tindakan
yang diperlukan. Kegiatan-kegiatan semacam itu sering terjadi, dan menghabiskan biaya
-
4
perjalanan dinas yang tidak sedikit. Sehingga jika biaya perjalanan dinas tidak dapat
dipindah pos kan dengan mudah, akan menyulitkan ruang gerak PUSKI dalam
melaksanakan tugasnya. Kegiatan PUSKI tidak hanya terkait penindakan atas
pelanggaran disiplin pegawai. Untuk dapat melaksanakan semua tugas kegiatan PUSKI
dengan anggaran terbatas, melebihkan anggaran untuk perjalanan dinas pegawai adalah
hal yang tidak mungkin untuk dilakukan.
C. Siklus Pergantian Pemerintahan Baru
Setiap lima tahun sekali Indonesia mengalami pergantian pemerintahan lama ke
pemerintahan baru, dengan cara pelaksanaan pemilihan umum presiden baru. Setiap tiba
tahun pemilu, pemerintah lama melakukan pemilu dengan tahapan sebagai berikut:
Tabel 1 Tahapan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014
PENYUSUNAN DAFTAR PEMILIH
3 s/d 23 Mar 2014 Permintaan data WNI yang berumur 17 tahun pada tanggal 10 April s/d 9 Juli 2014 kepada Kemendagri
Dilaksanakan oleh KPU
PENCALONAN
18 s/d 20 Mei 2014 Pendaftaran pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden
Dilaksanakan oleh partai politik atau gabungan partai politik
KAMPANYE
2 Juni - 5 Juli 2014 Pertemuan antar peserta Pemilu Presiden dan Wakil Presiden/tim kampanye tentang pelaksanaan kampanye hingga pelaksanaan kampanye
Dikoordinasikan oleh KPU dan Dilaksanakan oleh pasangan calon dan tim kampanye
PEMUNGUTAN SUARA
9 Juli 2014 Pemungutan dan penghitungan suara di TPS
Dilaksanakan oleh KPPS
PENETAPAN HASIL PEMILU
21 s/d 22 Juli 2014 Penetapan dan pengumuman hasil Pemilu secara nasional
Dilaksanakan pemungutan suara putaran II jika tidak memenuhi ketentuan undang-undang
PENGUCAPAN SUMPAH/JANJI
20 Okt 2014 Pelantikan dan pengucapan sumpah/janji Presiden dan Wakil Presiden terpilih dan pemberitahuan kepada para pihak
MPR
Dengan kata lain, pergantian antara pemerintahan lama dengan pemerintahan baru terjadi
pada bulan Oktober 2014, dimana masih berada di tangah-tengah tahun anggaran berjalan
(2014). Pemerintahan baru sering kali membuat kebijakan baru yang mempengaruhi realisasi
anggaran tahun berjalan. Salah satunya adalah kebijakan larangan bagi institusi pemerintah
untuk mengadakan rapat di hotel. Padahal, tidak sedikit unit kerja yang sebelumnya sudah
menganggarkan untuk melaksanakan kegiatan tersebut pada tahun itu, dan PUSKI DJBC
adalah salah satunya. Jika demikian, maka penggunaan anggaran untuk kegiatan rapat di
hotel yang sudah diklasifikasikan ke dalam pos-pos tertentu di dalam DIPA akan berubah
-
5
demi realisasi anggaran. Sehingga dapat diangkat pertanyaan, apakah siklus pergantian
pemerintahan baru dan siklus APBN mempengaruhi pelaksanaan kegiatan PUSKI DJBC?
Tujuan
Mengetahui pengaruh siklus pergantian pemerintahan baru dan siklus APBN terhadap
pelaksanaan kegiatan PUSKI DJBC
Rumusan Masalah
Apakah siklus pergantian pemerintahan baru dan siklus APBN mempengaruhi pelaksanaan
kegiatan PUSKI DJBC?
-
6
BAGIAN II
LANDASAN TEORI
Semua bisnis seharusnya menyiapkan anggaran. Setiap entitas pencari laba ataupun nirlaba
bisa mendapatkan manfaat dari perencanaan dan pengendalian yang diberikan anggaran.
Anggaran, perencanaan, dan Pengendalian
Perencanaan dan pengendalian benar-benar saling berhubungan. Perencanaan adalah
pandangan kedepan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar
mewujudkan tujuan-tujuan tertentu. Pengendalian adalah melihat ke belakang, menentukan
apakah yang sebenarnya telah terjadi, dan membandingkannya dengan hasil yang
direncanakan sebelumnya. Kemudian perbandingan itu dapat digunakan untuk menyesuaikan
anggaran, yaitu melihat ke masa depan sekalilagi.
Berikut adalah siklus perencanaan, anggaran, dan pengendaian.
Komponen kunci dari perencanaan adalah anggaran, yaitu rencana keuangan untuk masa
depan.Sebelum anggaran disiapkan, organisasi mengembangkan rencana strategis.
Rencana strategis mengidentifikasi strategi-strategi untuk aktivitas dan operasi di masa
depan, setifaknya lima tahun ke depan. Strategi umum diterjemahkan ke dalam tujuan jangka
panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan-tujuan tersebut membentuk dasar anggaran.
Seharusnya terdapat hubungan yang erat antara anggaran dan rencana strategis. Hubungan
tersebut membantu manajemen untuk memastikan semua perhatian tidak terfokus pada
jangka pendek. Hal ini penting karena anggaran memiliki sifat untuk jangka pendek.
-
7
Manfaat Anggaran
Sebuah sistem penganggaran memberikan beberapa manfaat untuk suatu organisasi.
1. Memaksa para pimpinan untuk melakukan perencanaan;
2. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pengambilan
keputusan;
3. Menyediakan standar evaluasi kinerja;
4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi
Anggaran memaksa para pimpinan untuk merencanakan masa depan. Anggaran
mendorong para pimpinan untuk mengembangkan arah organisasi secara menyeluruh,
mengantisipasi masalah, dan mengembangkan kebijakan untuk masa depan.
Anggaran memperbaiki pengambilan keputusan. Jika pimpinan organisasi telah
mengetahui perkiraan pendapatan dan biaya perlengkapan, utilitas, gaji, dan lain lain, dia
mungkin telah menurunkan tingkat kenaikan gaji, membatasi pembelian peralatan yang
tidak penting. Pada akhirnya, keptusan-keputusan yang lebih baik ini bisa mencegah
timbulnya masalah dan menghasilkan status keuangan yang lebih baik lagi bagi
organisasi.
Anggaran memberikan standar yang dapat mengendalikan penggunaan berbagai sumber
daya perusahaan dan memotivasi karyawan. Sebagai bagian terpenting dari sistem
penganggaran, pengendalian dicapai dari membandingkan antara hasil aktual yang
dicapai dengan yang sebelumnya dianggarkan. Perbedaan yang besar antara hasil aktual
yang dicapai dengan yang sebelumnya dianggarkan adalah umpan balik yang
menunjukkan bahwa sistem berjalan diluar kendali. Jika seperti itu, seharusnya berbagai
langkah dilakukan untuk mengetahui penyebabnya, kemudian memperbaikinya.
Anggaran juga membantu komunikasi dan koordinasi. Secara formal, anggaran
mengkomunikasikan antara rencana organisasi pada tiap pegawai. Jadi semua pegawai
dapat menyadari perannya dalam pencapaian tujjuan-tujuan tersebut. Penyusunan
anggaran mengharuskan kerja sama antara berbagai area dan aktivitas dalam organisasi
sehingga koordinasi sangat dianjurkan agar anggaran sesuai dengan tujuan organisasi.
Menyiapkan Anggaran Induk
Anggaran induk adalah rencana keuangan komprehensif bagi organisasi secara
keseluruhan. Anggaran induk biasanya untuk periode satu tahun sesuai dengan tahu fiskal
organisasi. Anggaran tahunan dipecah dalam anggaran kuartal dan bulanan.
Komponen Utama Anggaran Induk
Anggaran induk dapat dibagi dalam anggaran operasional dan keuangan. Anggaran
operasional mendeskripsikan aktivitas yang menghasilkan pendapatan bagi sautu
organisasi. Anggaran keuangan memperinci posisi keuangan secara umum. Posisi
keuangan yang diharapkan pada akhir periode anggaran ditunjukkan dalam perkiraan
atau performa neraca. Karena banyak aktivitas keuangan yang tidak dapat diketahui
sampai anggaran operasionalnya diketahui, anggaran operasional disiapkan terlebih
dahulu.
-
8
BAGIAN III
PEMBAHASAN
Dalam menjalankan tugas mendadak dan tidak terencana, PUSKI menghabiskan biaya
perjalanan dinas yang tidak sedikit. Sehingga jika biaya perjalanan dinas tidak dapat dipindah
pos kan dengan mudah, akan menyulitkan ruang gerak PUSKI dalam melaksanakan
tugasnya. Kegiatan PUSKI tidak hanya terkait penindakan atas pelanggaran disiplin pegawai.
Untuk dapat melaksanakan semua tugas kegiatan PUSKI dengan anggaran terbatas,
melebihkan anggaran untuk perjalanan dinas pegawai adalah hal yang tidak mungkin untuk
dilakukan.
Mengapa tidak dianggarkan lebih untuk biaya perjalanan dinas pegawai? Jawabannya adalah
karena anggaran untuk PUSKI tidak cukup banyak. Dari Rincian Anggaran dan Biaya (RAB,
terlampir) sebesar Rp 3.324.428.000 yang diajukan oleh PUSKI untuk tahun 2014, hanya Rp
3.004.428.000 yang disetujui untuk menjadi anggaran PUSKI di tahun 2014.
Pada akhir tahun 2014, dengan adanya larangan untuk melakukan kegiatan rapat di hotel,
berdasarkan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK, terlampir) PUSKI, terdapat anggaran
sebesar Rp 440.670.000 untuk melaksanakan konsinyering atas Laporan Hasil Pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan dan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan. Biaya
tersebut terbagi ke dalam 2 biaya yaitu biaya rapat di hotel dan biaya uang saku peserta rapat.
Biaya uang saku sifatnya fix berdasarkan Standar Biaya Umum 2014 yaitu Rp 150.000 per
orang/hari. Dikalikan 3 kali kegiatan, dengan jumlah peserta 60 orang, dan lama kegiatan 5
hari. Sehingga uang saku pegawai totalnya sebesar Rp 135.000.000. Sementara biaya rapat
di hotel digantikan denga biaya konsumsi rapat di kantor yaitu 3 kegiatan dikali jumlah peserta
60 orang, selama 5 hari, dengan biaya makan & snack Rp 60.000. Sehingga biaya makan
totalnya Rp 54.000.000. Dengan demikian, sisa dana kegiatan rapat adalah Rp 440.670.000
Rp135.000.000 Rp 54.000.000 yaitu sebesar Rp 251.670.000.
Pada tahun-tahun sebelumnya, konsinyering selaku dilaksanakan di hotel, karena kegiatan
tersebut dihadiri oleh banyak kantor bea dan cukai dari seluruh daerah. Pelaksanaan di hotel
adalah untuk alasan ketertiban kehadiran dan efisiensi waktu, sehingga lokasi penginapan
dijadikan satu tempat, dengan biaya penginapan ditanggung oleh PUSKI sebagai unit
penyelenggara kegiatan. Selain itu efisiensi waktu dapat dicapai karena para peserta kegiatan
tidak perlu menempuh perjalanan dari tempat penginapan ke lokasi konsinyering.
Apabila kegiatan seperti itu dibatalkan di tengah-tengah atau bahkan akhir tahun anggaran,
sementara di pos perjalanan dinas pegawai membutuhkan tambahan dana untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tidak terduga yang mendesak dan dana sisa tidak dapat
dialihkan peruntukannya untuk dengan cepat, maka penyerapan anggaran akan tidak
maksimal serta pelaksanaan kegiatan akan terhambat.
-
9
BAB IV
SIMPULAN
1. APBN adalah anggaran yang dilaksanakan setiap awal tahun, dimana penyerapannya
berdasarkan program kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya secara detail dan
terperinci oleh seluruh unit kerja di Kementerian dan Lembaga (K/L). Tidak sinkronnya
Jadwal pelaksanaan APBN baru (Januari) dengan dimulainya pemerintahan baru
(Oktober), menyebabkan kesulitan di banyak unit kerja pada akhir tahun, akibat
perubahan yang kerap dilakukan oleh para pemimpin di K/L, baik itu program
terobosan baru, maupun tidak dilaksanakannya program yang disusun oleh
pemerintahan sebelumnya. Untuk itu perlu dilakukan sinkronisasi jadwal antara
dimulainya pelaksanaan anggaran baru dengan dimulainya pemerintahan baru.
2. Perencanaan kegiatan dengan penganggaran memang penting dilakukan sebagai alat
kontrol agar organisasi dalam menjalakan kegiatannya tetap pada rencana yang telah
disusun sebelumnya. Standar biaya juga sangat penting agar penetapan biaya pada
tiap kegiatan tidak dianggarkan secara berlebihan atau kekurangan. Namun demikian,
perlu diingat bahwa tidak semua unit kerja dapat merencakan kegiatan yang akan
dilakukannya pada tahun berikutnya. Hal itu karena tugas dan fungsi suatu unit kerja
yang memang banyak melakukan kegiatan mendadak seperti pada PUSKI KC. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, pos-pos anggaran kegiatan sebaiknya dipermudah untuk
dialihkan dananya antar pos anggaran, khususnya pos biaya perjalanan dinas
pegawai. Hal ini perlu dilakukan semata mata untuk memudahkan pelaksanaan
kegiatan, bukan untuk memudahkan penyalahgunaan anggaran.
-
10
DAFTAR PUSTAKA
Hansen, Don R dan Mowen, Maryanne M. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba
Empat
Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Anggaran. 2014. Buku
Manual Pokok-Pokok Siklus APBN di Indonesia. Jakarta
Nugraha, Kunta Wibawa Dasa, Yonathan Setianto Hadi, dll. 2014. Buku Manual Dasar-Dasar
Praktek Penyusunan APBN di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Anggaran
Republik Indonesia. Nota Keuangan dan Anggaran Belanja Negara (beberapa tahun)
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2014
www.anggaran.depkeu.go.id
http://pantaupemilu.org/tahapan-pilpres-2014
http://www.anggaran.depkeu.go.id/
-
11
LAMPIRAN
PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN (POK) PUSKI TAHUN 2014
-
12
-
13
RINCIAN ANGGARAN BIAYA (RAB) PUSKI 2014