PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL...

106
PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL CONTROL DAN KONFORMITAS TERHADAP INTENSI MEMATUHI PERATURAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA MOTOR DI KOTA TANGERANG SELATAN Diajukan kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Naufal Nurramadhan NIM: 11140700000108 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL...

Page 1: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL

CONTROL DAN KONFORMITAS TERHADAP INTENSI MEMATUHI

PERATURAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA MOTOR

DI KOTA TANGERANG SELATAN

Diajukan kepada Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Naufal Nurramadhan

NIM: 11140700000108

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Page 3: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED

BEHAVIORAL CONTROL DAN KONFORMITAS TERHADAP INTENSI

MEMATUHI PERATURAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA

MOTOR DI KOTA TANGERANG SELATAN telah diajukan dalam sidang

munaqasah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 17 Oktober 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu

syarat memperoleh gelar sarjana psikologi (S.Psi) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 17 Oktober 2019

Sidang Munaqasah

Dekan/

Ketua Merangkap Anggota

Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si

NIP: 196207241989032001

Wakil Dekan/

Sekretaris Merangkap Anggota

Bambang Suryadi, Ph.D

NIP: 197005292003121002

Anggota

Dr. Rachmat Mulyono, M.Si, Psikolog

NIP: 196502201999031003

Dr. Achmad Syahid, M.Ag.

NIP: 196811071994031005

Ikhwan Lutfi, M.Psi

NIP: 197307102005011006

Page 4: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Naufal Nurramadhan

NIM : 11140700000108

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Sikap, Norma

Subjektif, Perceived Behavioral Control dan Konformitas terhadap Intensi

Mematuhi Peraturan Lalu Lintas pada Pengendara Motor Di Kota Tangerang

Selatan” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan

untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.

Jakarta, Agustus 2019

Naufal Nurramadhan

NIM: 11140700000108

Page 5: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

v

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan

ulil amri di antara kamu” (QS. An-Nisa: 59)

MOTTO

“Karya ini saya persembahkan untuk Ayahanda Bambang Nurbianto S.Pd dan

Ibunda Dwi Elwiyani S.Pd, orang tua terbaik dalam hidup saya. Terima kasih

selalu mendukung secara moril dan materiil.”

Page 6: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) Agustus 2019

(C) Naufal Nurramadhan

(D) Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control dan

Konformitas terhadap Intensi Mematuhi Peraturan Lalu Lintas pada

Pengendara Motor di Kota Tangerang Selatan

(E) xiii + 80 + 12 Lampiran

(F) Fishbein dan Ajzen (1975) menjelaskan intensi sebagai kemungkinan

subjektif seseorang sebelum memunculkan perilaku yang dalam penelitian

ini adalah perilaku mematuhi peraturan lalu lintas. Intensi tersebut bisa

dalam jumlah yang kecil atau besar sehingga dianggap sebagai probabilitas.

Menurut Ajzen intensi merupakan prediktor terbaik perilaku. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh sikap, norma subjektif, perceived

behavioral control dan konformitas terhadap intensi mematuhi peraturan

lalu lintas pada pengendara motor di kota Tangerang Selatan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel

pengendara motor yang berdomisili di Kota Tangerang Selatan berjumlah

198 orang. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik non-

probability sampling yaitu accidental sampling. Alat ukur yang digunakan

terdiri dari alat ukur yang dikonstruk dari hasil elisitas yaitu mencari salient

belief dari sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control

(Ramadhani, 2011), dimensi intensi (Ajzen, 1985) dan dimensi konformitas

(Akert. dkk., 2016). CFA (Confirmatory Factor Analysis) digunakan untuk

menguji validitas alat ukur dan teknik analisis data yang digunakan untuk

menjawab pertanyaan penelitian adalah analisis regresi berganda.

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, disimpulkan terdapat pengaruh

signifikan sikap dan perceived behavioral control terhadap intensi

mematuhi peraturan lalu lintas dengan R-Square 24.7%. Berdasarkan hasil

uji hipotesis minor terdapat dua variabel yang signifikan yaitu sikap dan

perceived behavioral control dengan pengaruh positif terhadap intensi

mematuhi peraturan lalu lintas.

(G) Daftar Bacaan: 27: 9 Buku + 14 Jurnal + 4 Artikel

Kata kunci: sikap, norma subjektif, perceived behavioral control,

konformitas, intensi, kepatuhan

Page 7: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

vii

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology, Syarif Hidayatullah State Islamic University,

Jakarta

(B) August, 2019

(C) Naufal Nurramadhan

(D) The Effect of Attitude, Subjective Norms, Perceived Behavioral Control and

Conformity on the Intention to Comply with Traffic Regulations on Motor

Riders in South Tangerang City

(E) xiii + 80 + 12 Attachment

(F) Fishbein and Ajzen (1975) describe intentions as a subjective possibility of

someone before giving rise to behavior which in this study is behavior to

obey traffic rules. The intention can be in small or large numbers so that it

is considered as a probability. According to Ajzen, intention is the best

predictor of behavior. This study aims to determine the effect of attitudes,

subjective norms, perceived behavioral control and conformity to the

intention to comply with traffic regulations on motorists in the city of South

Tangerang.

This study uses a quantitative approach with a sample of 198 riders who live

in South Tangerang City. Sampling was carried out using a non-probability

sampling technique, namely accidental sampling. The measuring instrument

used consists of measuring instruments that are constructed from the results

of elicitation that is looking for salient beliefs from attitudes, subjective

norms and perceived behavioral control (Ramadhani, 2011), dimensions of

intention (Ajzen, 1985) and dimensions of conformity (Akert. Et al., 2016).

CFA (Confirmatory Factor Analysis) is used to test the validity of

measuring instruments and data analysis techniques used to answer research

questions is multiple regression analysis.

Based on the results of the major hypothesis test, it was concluded that there

was a significant influence of attitudes and perceived behavioral control on

the intention to comply with traffic rules with R-Square 24.7%. Based on

the results of the minor hypothesis test there are two significant variables

namely attitudes and perceived behavioral control with a positive influence

on the intention to comply with traffic rules.

(G) Reading List: 27: 9 Books + 14 Journals + 4 Articles

Keywords: attitudes, subjective norms, perceived behavioral control,

conformity, intention, compliance

Page 8: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

viii

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan atas segala limpahan rahmat dan karunia

Allah SWT, karena-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam dilimpahkan dan dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, Rasul penutup

dan pemberi syafaat yang mulia.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini:

1) Dr. Zahrotun Nihayah M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi, Bambang

Suryadi, Ph.D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Yufi Andriani

selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum dan Dr. Yunita Faela Nisa

selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni.

2) Ikhwan Lutfi M,Psi, selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan yang

diberikan.

3) Dr. Rachmat Mulyono M.Si, Psikolog. selaku dosen pembimbing akademik

4) Dosen dan pegawai yang telah memberikan ilmu yang berlimpah dan

membantu proses administrasi.

5) Kedua orang tua atas segala dukungannya baik moril maupun materiil, dan

6) Seluruh teman-teman yang mendukung baik secara langsung maupun tidak.

7) Kepada saudara Syahid Izharuddin Lubis karena telah meluangkan waktunya

untuk membantu penulis dalam penelitian ini.

8) Responden yang telah berkontribusi dalam berjalannya skripsi ini

Akhirnya, penulis ucapkan terimakasih atas perhatiannya dan mohon maaf pula atas

segala kekurangan. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis, dan

umumnya bagi seluruh pembaca. Aamiin.

Waassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Ciputat, Oktober 2019

Penulis

Page 9: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................. vi

ABSTRACT .......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Pembatasan & Perumusan Masalah ............................................................ 8

1.2.1 Pembatasan Masalah ................................................................................... 8

1.2.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 9

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 10

1.3.1 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10

1.3.2 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 12

2.1 Intensi ........................................................................................................ 12

2.1.1 Teori-teori tentang intensi ......................................................................... 12

2.1.2 Definisi Intensi .......................................................................................... 15

2.2 Definisi Kepatuhan .................................................................................... 16

2.3 Intensi Mematuhi Peraturan Lalu Lintas ................................................... 16

2.3.1 Pengertian Intensi Mematuhi Peraturan Lalu Lintas ................................. 16

2.3.2 Faktor yang mempengaruhi Intensi Mematuhi Peraturan Lalu Lintas ...... 18

2.3.3 Determinan Intensi .................................................................................... 18

2.3.4 Pengukuran Intensi .................................................................................... 18

2.4 Sikap .......................................................................................................... 19

2.4.1 Pengertian Sikap ........................................................................................ 19

Page 10: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

x

2.4.2 Aspek-aspek Sikap .................................................................................... 22

2.4.3 Beliefs (keyakinan) .................................................................................... 22

2.4.4 Pengukuran Sikap ...................................................................................... 22

2.5 Norma Subjektif (Subjective norm) ........................................................... 23

2.5.1 Pengertian Norma Subjektif ...................................................................... 23

2.5.2 Aspek – aspek Norma subjektif ................................................................ 24

2.5.3 Pengukuran Norma Subjektif .................................................................... 24

2.6 Perceived Behavioral Control ................................................................... 24

2.6.1 Pengertian Perceived Behavioral Control ................................................. 24

2.6.2 Aspek - aspek Perceived Behavioral Control ........................................... 25

2.6.3 Pengukuran Perceived Behavioral Control ............................................... 25

2.7 Conformity (konformitas) .......................................................................... 26

2.7.1 Pengertian Konformitas ............................................................................. 26

2.7.2 Aspek-Aspek Konformitas ........................................................................ 27

2.7.3 Pengukuran Konformitas ........................................................................... 29

2.8 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 29

Hipotesis ................................................................................................................ 35

BAB 3 METODE PENELITIAN.......................................................................... 37

3.1 Pendekatan Penelitian ............................................................................... 37

3.1.1 Populasi, Sampel dan Pengambilan Sampel ............................................. 37

3.2 Variabel Penelitian .................................................................................... 38

3.2.1 Variabel Penelitian .................................................................................... 38

3.3 Pengumpulan Data .................................................................................... 40

3.4 Instrumen dan Cara Skoring ...................................................................... 44

3.5 Uji Validitas Konstruk .............................................................................. 48

3.5.1 Uji Validitas Konstruk Attitude Towards Behavior .................................. 49

3.5.2 Uji Validitas Konstruk Subjective Norms ................................................. 51

3.5.3 Uji Validitas Konstruk Perceived Behavioral Control ............................. 53

3.5.4 Uji Validitas Konstruk Conformity ........................................................... 54

3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................. 57

3.7 Prosedur penelitian .................................................................................... 59

BAB 4 HASIL PENELITIAN ............................................................................. 61

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ......................................................... 61

4.2 Analisi Deskriptif ...................................................................................... 63

Page 11: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

xi

4.3 Kategorisasi Hasil Penelitian .................................................................... 64

4.4 Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................. 65

4.4.1 Uji Regresi Berganda ................................................................................ 65

4.4.2 Pengujian Proporsi Varians ....................................................................... 70

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ............................................... 72

5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 72

5.2 Diskusi ....................................................................................................... 72

5.3 Saran .......................................................................................................... 76

5.3.1 Saran Teoritis ............................................................................................ 76

5.3.2 Saran Praktis .............................................................................................. 77

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 78

LAMPIRAN .......................................................................................................... 81

Page 12: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hasil riset pendahuluan ...................................................................... 42 Tabel 3.2 Hasil sortir studi pendahuluan ........................................................... 43 Tabel 3.3 Proporsi Nilai Skala ........................................................................... 45

Tabel 3.4 Blueprint Skala Sikap......................................................................... 45 Tabel 3.5 Blueprint Skala Norma Subjektif ....................................................... 46 Tabel 3.6 Blueprint Skala Perceived Behavioral Control .................................. 46 Tabel 3.7 Blueprint Skala konformitas .............................................................. 47 Tabel 3.8 Blueprint Skala Intensi ....................................................................... 47

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Behavioral Belief .............................................. 50

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Evaluation of Behavioral Belief ........................ 51 Tabel 3.11 Muatan Faktor Normatives Belief...................................................... 52

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Motivation to Comply ....................................... 53 Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Perceived Behavioral Control ........................... 54 Tabel 3.14 Muatan Faktor Item Informational Social Influence.......................... 55 Tabel 3.15 Muatan Faktor Item Normatives Social Influence ............................. 56

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian .............................................................. 61 Tabel 4.2 Sebaran kepemilikan SIM .................................................................. 62

Tabel 4.3 Pengalaman ditilang ........................................................................... 62 Tabel 4.4 Pengalaman Kecelakaan .................................................................... 63 Tabel 4.5 Pengalaman Melanggar Peraturan Lalu lintas ................................... 63

Tabel 4.6 Analisis Deskriptif ............................................................................. 64

Tabel 4.7 Norma Skor Kategorisasi ................................................................... 64 Tabel 4.8 Skor Kategorisasi ............................................................................... 65 Tabel 4.9 Tabel R square ................................................................................... 66

Tabel 4.10 Anova Keseluruhan IV terhadap DV ................................................. 66 Tabel 4.11 Koefisien Regresi ............................................................................... 67

Tabel 4.12 Proporsi Varians untuk Masing-Masing Variabel Independen .......... 70

Page 13: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teori Reasoned Action................................................................... 13 Gambar 2.2 Teori Planned Behavior ............................................................... 14 Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................... 34

Page 14: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .......................................................................... 82 Lampiran 2 Path Diagram ..................................................................................... 88

Page 15: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepatuhan merupakan suatu perilaku yang patut dimiliki oleh setiap

pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara sepeda motor. Pada

dasarnya pengendara tidak dapat terlepas dari sistem lalu lintas sebagai satu

kesatuan yang tertera dalam UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan

angkutan jalan. Pada akhirnya, adanya suatu regulasi yang telah disepakati dan

ditetapkan secara legal formal dalam bentuk hukum namun realitanya tidak mampu

dijalankan dengan baik. Hal ini menjadi permasalahan psikologis kepatuhan para

pengendara kendaraan bermotor (Chrisharyanto, 2011).

Tidak baiknya pelaksanaan dari regulasi yang telah disusun dan disepakati

tergambar dari persentase pelanggaran yang dilakukan oleh para pengendara

kendaraan bermotor dalam data statistik dalam website POLRI. Pelanggaran yang

dilakukan pada rentang tahun 2016 – 2017 antara lain tidak memiliki SIM sebanyak

8,595 kasus, melanggar aturan batas kecepatan maksimum dan minimum sebanyak

2,054 kasus, mengemudi dengan tidak wajar /tanpa konsentrasi penuh sebanyak

1,724 kasus dan tidak membawa SIM sebanyak 1,525 kasus. Di kota Tangerang

Selatan, saat operasi zebra sedang dilakukan pada tahun 2017, polisi menilang 316

pengendara kendaraan bermotor, dengan pelanggaran tidak mematuhi rambu lalu

lintas, melawan arus dan muatan berlebih (detik.com, 2017).

Page 16: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

2

Ketidakpatuhan terhadap peraturan lalu lintas dapat menyebabkan

terjadinya masalah fatal yakni terjadinya kecelakaan lalu lintas. Dijelaskan bahwa

faktor manusia merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kecelakaan lalu

lintas. Penyebabnya karena pelanggaran terhadap peraturan lalu lintas (Enggarsasi

& Sa’diyah, 2017). Menurut Lum & Reagen (dalam Tondok, Ficky & Ayuni, 2012)

kecelakaan lalu lintas dapat terjadi karena salah satu dari keempat faktor tersebut

ataupun karena kombinasi dari dua faktor atau lebih. Menurut Ajun Komisaris

Besar Polisi Aldo Siahaan (tempo.co, 2017) menjelaskan secara lebih detail

tentang faktor kecelakaan karena kelalaian pengguna jalan. Setidaknya ada 10

penyebab utama kecelakaan lalu lintas karena kelalaian pengguna jalan khususnya

bagi pengemudi. a) distracted driving atau mengendarai dengan terganggu hal

lain, b) berkendara terlalu cepat, c) menerobos lampu lalu lintas, d) emosi tidak

stabil, e) perilaku melawan arus, f) berbelok tanpa melihat kondisi jalan, g)

berkendara dibawah pengaruh alkohol, h) balapan liar, i) memodifikasi kendaraan

tidak sesuai dengan aturan.

Data DEPHUB pada tahun 2016 menunjukan penyebab kecelakaan paling

tinggi dari tahun 2010 hingga 2016 adalah karena manusia yaitu sebesar 69,70%

diikuti dengan masalah pada sarana sebesar 21,21% dan Prasarana sebesar 9,09%.

Hasil penelitian yang dilakukan Lum & Reagen (dalam Tondok, Ficky & Ayuni,

2012) menunjukkan bahwa faktor kesalahan manusia secara mandiri menjadi faktor

penyebab 57% dari kecelakaan lalu-lintas yang terjadi.

Indonesia menempati peringkat ke 5 dunia sebagai negara dengan tingkat

kecelakaan lalu lintas tertinggi yaitu sebanyak 42,434 orang (WHO, 2013).

Berdasarkan data terakhir dari korlantas POLRI bulan Oktober sampai akhir bulan

Page 17: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

3

Desember 2017 total kecelakaan mencapai 25,361 kasus dan korban meninggal

sebanyak 6,243. Kendaraan yang mengalami kecelakaan terbanyak pada periode

tahun 2016 sampai 2017 adalah sepeda motor yaitu sebanyak 32,613 kasus.

Didalam data yang di rilis oleh KORLANTAS POLRI (2019) kecelakaan

yang terjadi didominasi oleh kendaraan bermotor sebanyak 35,998 kasus. Angka

ini adalah yang paling tinggi dibandingkan jenis kendaraan lainnya yaitu sepeda

sebanya 907 kasus, mobil sebanyak 6,813 kasus, bis 495 kasus, dan truk sebanyak

3,701 kasus.

Selain kecelakaan, ketidakpatuhan terhadap peraturan lalu lintas juga

dapat menimbulkan problem lain, yaitu problem psikologis. Problem psikologis

yang terjadi akibat ketidakpatuhan pengendara terhadap peraturan lalu lintas

antaranya adalah stress, timbunya kecemasan, kemerosotan moral hingga depresi.

Hal ini dapat megurangi performa dalam diri pengemudi. Menurut Hartley dan

Hassani (1994) Stres pengemudi merupakan kumpulan dari kedua perasaan

spesifik penggerak agresi, iritasi, kecemasan, kekhawatiran, ketidaksabaran,

kekhawatiran tentang perilaku pengemudi lain, dan kekhawatiran terhadap

pengguna jalan lain yang tidak berkendara. terkait dengan kesehatan, stres

kehidupan, faktor domestik dan pekerjaan.

Menurut teori mengenai kepatuhan, definisi kepatuhan oleh Kelman (dalam

Tondok, Ficky & Ayuni, 2012) adalah sebagai perilaku mengikuti permintaan otoritas

meskipun secara personal tidak setuju dengan permintaan tersebut. Perilaku

mematuhi peraturan lalu lintas adalah perilaku mengikuti peraturan marka dan

rambu lalu lintas, meskipun secara personal tidak setuju dengan peraturan tersebut.

Page 18: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

4

Kepatuhan pada peraturan lalu lintas sudah menjadi bahan penelitian yang menarik

beberapa tahun terakhir seperti Penelitian kepatuhan tidak melebihi batas

kecepatan para pengendara mobil diteliti oleh (Corner dkk., 2007; Plesmacker &

Janssens, 2007; Elliot Armitage dan Baughan, 2003; Letirand & Delhomme, 2005;

Warner & Aberg, 2006), kepatuhan tidak minum-minuman keras (Armitage,

Norman & Conner, 2002) dan kepatuhan menggunakan helm (Tondok, Ficky &

Ayuni, 2012).

Penting untuk mengetahui faktor yang menyebabkan mengapa seseorang

menampilkan perilaku, salah satu teori yang popular untuk mengetahui mengapa

seseorang memunculkan suatu perilaku adalah teori planned behavior yang

dikemukakan oleh Ajzen (1985). Menurut teori planned behavior, perilaku

ditentukan oleh intensi. Intensi mengacu pada motivasi untuk melakukan suatu

perilaku dan dianggap sebagai penentu paling nyata dari perilaku (Ajzen, 1991).

Dalam model teoritik yang dikemukakan oleh Ajzen (2001) dijelaskan

bahwa intensi kepatuhan memiliki peran penting dalam menampilkan perilaku

patuh atau tidak patuh terhadap peraturan lalu lintas. menurut Theory of planned

behavior (TPB), perilaku adalah pilihan bebas (volutional behavior) yang

dipegaruhi oleh intensi, dan kontrol individu untuk menampilkan atau tidak

menampilkan perilaku tersebut. Dalam kaitannya dengan kepatuhan terhadap

peraturan lalu lintas, intensi mematuhi peraturan lalu lintas merupakan motivasi

individu untuk mematuhi peraturan lalu lintas (Ajzen, 2005). Intensi dijadikan

dependent variabel karena intensi dapat mendorong seseorang untuk melakukan

suatu perilaku. Menurut Tabibi dan Pfeffer (2014) Hasil korelasi sederhana

menunjukkan bahwa intensi untuk mematuhi aturan lalu lintas secara signifikan

Page 19: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

5

terkait dengan semua konstruksi TPB yang diperluas. Studi tentang niat untuk

melakukan perilaku mengemudi tertentu seperti melebihi batas kecepatan,

menyalip berbahaya, menerobos lampu lalu lintas atau mengemudi dalam keadaan

meminum alkohol. melaporkan bahwa antara 23% dan 47% dari varian dijelaskan

oleh model TPB yaitu, sikap terhadap perilaku, norma subyektif dan perceived

behavioral control.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas dan Santoso (2007)

menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara intensi mematuhi tanda-tanda

lalu lintas dan tingkah laku melanggar tanda - tanda lalu lintas. Menurut penelitian

yang dilakukan oleh Elliot, Armitge dan Baughan (2003) sikap, norma subyektif,

dan kontrol yang dirasakan secara positif terkait dengan niat perilaku. Lebih penting

lagi, hasil menunjukkan bahwa TPB mampu memberikan akun yang baik dari

perilaku ngebut yang diukur secara prospektif selama periode waktu 3 bulan.

Menurut Parker dkk. (1992) pengukuran berdasarkan dari keyakinan dari sikap,

norma subjektif dan perceived behavioral control bersama menjelaskan 42.3% dari

variasi intensi untuk minum dan berkendara, 47.2 % dalam hal berkendara dengan

kecepatan tinggi, 23.4% dalam hal mengikuti orang terdekat dan 31.7 % dalam hal

mengambil hal yang berbahaya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tondok, Ficky & Ayuni, (2012)

intensi subjek untuk menampilkan perilaku patuh ataupun tidak patuh dipengaruhi

oleh tiga antesenden yaitu sikap terhadap perilaku yaitu evaluasi positif atau negatif

dari pengendara motor terhadap perilaku yang akan ditampilkan yaitu patuh

terhadap peraturan (apakah mereka berpikir tindakan itu akan menimbulkan

konsekuensi positif atau negatif). Selanjutnya adalah norma subjektif yaitu persepsi

Page 20: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

6

pengendara sepeda motor tentang apakah orang lain terutama mereka yang

dianggap penting atau significant others akan menyetujui atau menolak jika ia patuh

ataupun tidak patuh terhadap peraturan. Dan yang terakhir adalah kontrol perilaku

yang dipersepsi (perceived behavioral control) mengarah kepada kemudahan dan

kesulitan yang dipersepsi oleh individu pengendara sepeda motor untuk

menampilkan atau tidak menampilkan perilaku patuh.

Konformitas merupakan suatu hal yang dapat mempengaruhi perilaku.

Peneliti menemukan bahwa ada hubungan antara konformitas dan intensi. Deifinisi

konformitas dikemukakan oleh Aronson, Wilson, Akert dan Sommers (2016),

bahwa konformitas merupakan Perubahan perilaku seseorang karena pengaruh

orang lain yang nyata atau dibayangkan.

Dari penjelasan diatas peneliti menarik kesimpulan bahwa konformitas

memiliki pengaruh terhadap ketaatan seseorang.Pada penelitian sebelumnya hanya

meneliti hubungan konformitas dengan intensi seperti penelitian Pranata dan

Indrawati (2017) yang meneliti mengenai hubungan antara konformitas teman

sebaya dengan intensi seksual pranikah pada remaja. Penelitian lain yang meneliti

hubungan konformitas dengan intensi membeli tablet PC (Putri dan Indrawati,

2012). Menurut Zhou, dkk. (2009) Secara keseluruhan, responden melaporkan

bahwa mereka akan jauh lebih mungkin untuk menyeberang jalan ketika beberapa

pejalan kaki lain menyeberang daripada ketika semua pejalan kaki lain menunggu

"Manusia Hijau". Bersama-sama, atribut sifat konformitas, yang didefinisikan

sebagai intensi seseorang (atau kemauan) untuk dipengaruhi atau dikendalikan oleh

orang lain, ditemukan memiliki pengaruh kuat pada intensi berperilaku orang.

Page 21: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

7

Jika diambil dari kesimpulan pernyataan Zhou, dkk. (2009) yang

dihubungkan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang akan

lebih mungkin untuk tidak mematuhi peraturan lalu lintas apabila ada beberapa

orang yang tidak patuh, daripada ketika semua pengguna jalan mematuhi peraturan

lalu lintas.

Selain itu peneliti juga menemukan bahwa umur pengguna kendaraan

bermotor dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang. Hal ini dapat dilihat dari data

KORLANTAS POLRI mengenai kecelakaan lalu lintas pada pengguna jalan.

Peneliti mengambil data fatalitas kecelakaan dengan rentan umur 15 – 19 tahun, 20

-20 – 24 dan 25 – 29. Pada data tersebut rentang usia 15 – 19 tahun memiliki tingkat

fatalitas kecelakaan tertinggi dengan total kasus 4817 kasus dengan spesifikasi

Korban meninggal dunia sebanyak 667 kasus, korban luka berat sebanyak 314

kasus dan luka ringan sebanyak 3826 kasus. Dilanjutkan dengan rentan usia 20 –

24 tahun dengan jumlah kasus 3782 dan rentan usia 25 – 29 dengan jumlah kasus

2355. Dari data tersebut peneliti berhipotesis bahwa kepatuhan pengendara

dipengaruhi oleh umur.

Peneliti memilih pengendara motor karena kecelakaan pada pengendara

motor adalah yang tertinggi dibandingkan kendaraan lain (35.990 Kasus)

(KORLANTAS POLRI, 2019). Peneliti memilih domisili kota Tangerang Selatan

dengan alasan domisili tinggal peneliti yang berada di Kota Tangerang Selatan dan

peneliti melihat banyak pelanggaran yang terjadi di Kota Tangerang Selatan.

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, peneliti meneliti lebih jauh

tentang pengaruh konformitas dan bagaimana teori planned behavior terhadap

intensi kepatuhan pengendara sepeda motor, melalui penelitian berjudul “ Pengaruh

Page 22: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

8

Sikap, Norma Subjektif, Perceived Behavioral Control, dan Konformitas Terhadap

Intensi Mematuhi Peraturan Lalu Lintas Pada Pengendara Motor Di Kota

Tangerang Selatan”.

1.2 Pembatasan & Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya mengenai pengaruh dari variabel independen, yaitu

sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, informative influence dan

normative influence terhadap intensi kepatuhan peraturan lalu lintas. adapun

pengertian tentang konsep variabel yang digunakan yaitu:

1. Intensi mematuhi peraturan lalu lintas dapat diartikan sebagai posisi seseorang

pada sebuah dimensi probabilitas yang subjektif yang mencakup hubungan

antara dirinya dan perilaku mematuhi peraturan lalu lintas, oleh karena itu,

mengarah pada probabilitas subjektif seseorang yang akan membentuk suatu

perilaku. (Ajzen, 1975)

2. Sikap yaitu evaluasi positif atau negatif terhadap perilaku yang akan

ditampilkan yaitu patuh terhadap peraturan lalu lintas (apakah tindakan itu

menimbulkan konsekuensi positif atau negatif). (Ajzen, 2005)

3. Norma Subjektif yaitu persepsi pengendara motor tentang orang lain terutama

mereka yang dianggap penting (significant others), akan menyetujui atau

menolak jika ia patuh ataupun tidak patuh terhadap peraturan lalu lintas

(Fishbein & Ajzen, 1975)

4. Perceived behavioral control, yaitu kemudahan dan kesulitan yang dipersepsi

oleh individu pengendara sepeda motor untuk menampilkan atau tidak

Page 23: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

9

menampilkan perilaku kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas ynag tergantuk

pada control belief dan perceived power dibawah kontrol individu itu sendiri.

(Ajzen, 2005)

5. Konformitas adalah perubahan perilaku seseorang karena pengaruh orang lain

yang nyata atau dibayangkan (Elliot, Wilson, Akert & Sommers, 2016).

6. Subjek pada penelitian ini adalah pengendara bermotor di area Tangerang

Selatan.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dirumuskan masalah penelitian sebagai

berikut :

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan sikap, norma subjektif, perceived

behavioral control dan konformitas terhadap intensi peraturan lalu lintas?

2. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi sikap terhadap kepatuhan

peraturan lalu lintas?

3. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi norma subjektif terhadap

kepatuhan peraturan lalu lintas?

4. Apakah ada pengaruh signifikan dimensi kontrol perilaku yang dipersepsi

terhadap perilaku terhadap kepatuhan peraturan lalu lintas?

5. Apakah ada pengaruh informational influence terhadap kepatuhan peraturan

lalu lintas?

6. Apakah ada pengaruh normative influence terhadap kepatuhan peraturan

lalu lintas?

Page 24: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Menguji pengaruh yang signifikan sikap, norma subjektif, perceived

behavioral control dan konformitas terhadap intensi mematuhi peraturan lalu

lintas?Apakah ada pengaruh signifikan dimensi sikap terhadap kepatuhan

peraturan lalu lintas.

2. Menguji pengaruh signifikan dimensi norma subjektif terhadap kepatuhan

peraturan lalu lintas.

3. Menguji pengaruh signifikan dimensi kontrol perilaku yang dipersepsi

terhadap perilaku terhadap kepatuhan peraturan lalu lintas.

4. Menguji pengaruh informational influence terhadap kepatuhan peraturan lalu

lintas.

5. Menguji pengaruh normative influence terhadap kepatuhan peraturan lalu

lintas.

1.3.2 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan

pemikiran yang dapat bermanfaat bagi dunia psikologi untuk penelitian-

penelitian berikutnya yang berkaitan dengan kepatuhan pengguna sepeda

motor terhadap peraturan lalu lintas.

Page 25: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

11

b. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menambah

informasi mengenai pentingnya intensi kepatuhan terhadap peraturan lalu

lintas sehingga pengguna jalan dapat merasa aman dan nyaman ketika berada

dalam perjalanan atau sebagai pengguna jalan.

Page 26: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

12

2 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Intensi

2.1.1 Teori-teori tentang intensi

2.1.1.1 Theory of Reasoned Action

Dalam teori ini intensi dapat memprediksi perilaku, yang mana perilaku ini dibawah

kontrol kemauan. Teori reasoned action merupakan teori yang membahas tentang

anteseden penyebab dari perilaku yang dilakukan atas kemauan sendiri. Teori ini

berdasarkan asumsi bahwa manusia biasanya berperilaku dengan cara yang masuk

akal, mempertimbangkan semua informasi yang ada dan secara eksplisit maupun

implisit manusia mempertimbangkan implikasi dari tindakan mereka. Dengan

demikian, teori ini menyebutkan bahwa intensi seseorang untuk menampilkan

perilaku atau tidak tergantung dari determinan (faktor yang menentukan) tindakan

tersebut (Ajzen, 1991).

Menurut teori ini, intensi merupakan fungsi dari dua determinan dasar, yaitu

faktor personal dan faktor pengaruh lingkungan. Faktor personal ini merupakan

sikap dan faktor pengaruh lingkungan adalah norma subjektif. Menurut Fishbein &

Ajzen (1975) secara simbolis, rumus utama dari teori ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

B – I = (AB)w1 + (SN)w2

Pada rumus di atas , B (behavior) adalah perilaku yang akan di tampilkan. I

adalah intensi untuk terwujudnya perilaku BI, AB (Attitude) adalah sikap terhadap

Page 27: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

13

terwujudnya perilaku B, SN (Subjective Norm) norma subjektif, dan w1 dan w2

adalah pertimbangan yang menentukan secara empiris.

Gambar 2.1

Teori Reasoned Action

2.1.1.2 Theory of Planned Behavior

Theory of planned behavior merupakan pengembangan dari teori reasoned

action. Ajzen (1991) menganggap bahwa teori sebelumnya tidak menjelaskan

mengenai perilaku yang tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh individu,

melainkan juga dipengaruhi oleh faktor non-motivasional yang dianggap sebagai

kesempatan atau sumber daya yang dibutuhkan agar perilaku dapat dilakukan.

Sehingga dalam teorinya, Ajzen (1985) menambahkan satu faktor penentu

(determinan) lagi, yaitu kontrol perilaku (Perceived Behavioral Control), yaitu

persepsi mengenai mudah atau sulitnya suatu perilaku dilakukan. Oleh karena itu,

menurut theory of planned behavior, intensi dipengaruhi oleh tiga faktor penentu

yaitu sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku. Banyak variabel yang mungkin

Sikap

terhadap

perilaku

Norma

Subjektif

Intensi Perilaku

Page 28: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

14

memengaruhi kepercayaan yang dipegang seseorang, seperti: umur, jenis kelamin,

etnis status sosial ekonomi, pendidikan, kebangsaan, agama, keanggotaan,

kepribadian, suasana hati, emosi, sikap, dan nilai secara umum, intelegensi, anggota

kelompok tertentu, pengalaman masa lalu, paparan informasi, dukungan sosial,

kemampuan coping dan lainnya. Seseorang tumbuh dalam lingkungan sosial yang

berbeda dan membutuhkan informasi tentang beberapa hal, informasi yang

diperoleh mendasari keyakinan mereka tentang konsekuensi suatu perilaku, tentang

harapan-harapan normatif dari lingkungan sosial, dan juga tentang hambatan-

hambatan yang dapat mencegah mereka untuk membentuk perilaku berdasarkan

intensi yang dimilikinya.

Gambar 2.2

Teori Planned Behavior

Sikap

terhadap

perilaku

Norma

subjektif

Percieved

behavioral

control

Intensi Perilaku

Page 29: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

15

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori planned behavior. hal ini karena

teori planned behavior merupakan penyempurnaan dari teori sebelumnya yaitu

teori reasoned action.

2.1.2 Definisi Intensi

Pengertian intensi menurut Fishbein dan Ajzen (1975), adalah sebagai posisi

seseorang pada sebuah dimensi probabilitas yang subjektif yang mencakup

hubungan antara dirinya dan beberapa tindakan, oleh karena itu, mengarah pada

probabilitas subjektif seseorang yang akan membentuk suatu perilaku.

Intensi diasumsikan untuk menangkap faktor-faktor motivasional yang

memiliki dampak terhadap perilaku, merupakan indikasi seberapa keras seseorang

berusaha, seberapa banyak usaha yang dipersiapkan untuk menampilkan perilaku.

Intensi tetap menjadi sebuah disposisi sampai (pada waktu dan kesempatan yang

tepat) sebuah usaha dibuat untuk mewujudkan intensi kedalam perilaku. (Ajzen,

1991). Chaplin (1999) berpendapat bahwa intensi merupakan suatu usaha untuk

mencapai tujuan tertentu. Menurut Corsini (2002) intensi adalah keputusan

bertindak dengan cara tertentu, atau doronga untuk melakukan suatu tindakan, baik

itu secara sadar atau tidak sadar.

Dalam penelitian ini, definisi atau Batasan dari intensi sesuai dengan

pendapat Fishbein dan Ajzen (1975) yang menyatakan bahwa intensi adalah

sebagai posisi seseorang pada sebuah dimensi probabilitas yang subjektif yang

mencakup hubungan antara dirinya dan beberapa tindakan, oleh karena itu,

mengarah pada probabilitas subjektif seseorang yang akan membentuk suatu

perilaku.

Page 30: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

16

Sehingga intensi dapat diartikan sebagai kemungkinan subjektif seseorang

untuk melakukan suatu tingkah laku tertentu. Pertimbangan tingkah laku dan

konsekuensi serta kemampuan untuk mengontrol suatu perilaku di evaluasi dan

dibuat suatu keputusan apakah seseorang akan bertindak atau tidak.

2.2 Definisi Kepatuhan

Menurut Kelman (Tondok, Ficky & Ayuni, 2012) kepatuhan didefinisikan sebagai

perilaku mengikuti permintaan otoritas meskipun individu secara personal individu

tidak setuju dengan permintaan tersebut. Sears dan Freedman (1985) menyatakan

bahwa kepatuhan (obedience) atau ketaatan sebagai berikut: bila orang

menampilkan perilaku-perilaku tertentu karena adanya tuntutan, meskipun mereka

lebih tidak suka menampilkannya.

Patuh juga dapat diartikan sebagai disiplin. Menurut Lembaga Ketahanan

Nasional disiplin adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu

sistem yang mengharuskan orang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau

peraturan yang berlaku (Ahmadi, 2002).

2.3 Intensi Mematuhi Peraturan Lalu Lintas

2.3.1 Pengertian Intensi Mematuhi Peraturan Lalu Lintas

Intensi mematuhi peraturan lalu lintas berkaitan erat dengan keputusan mematuhi

pengguna jalan, karena digunakan untuk memprediksi kecenderungan seseorang

akan melakukan atau tidak melakukan perilaku patuh. Fishbein dan Ajzen (1975)

menjelaskan intensi sebagai kemungkinan subjektif seseorang sebelum

memunculkan perilaku, dalam penelitian ini adalah perilaku mematuhi peraturan

lalu lintas. Intensi tersebut bisa dalam jumlah yang kecil atau besar sehingga

Page 31: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

17

dianggap sebagai probabilitas. Ajzen (1991) mengasumsikan intensi untuk

mengetahui faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku yang dalam penelitian

ini merupakan perilaku mematuhi lalu lintas peraturan lalu lintas. Intensi

merupakan indikator bagaimana seseorang ingin menampilkan perilaku patuh dan

seberapa besar usaha yang digunakan untuk menampilkan perilaku patuh terhadap

peraturan lalu lintas. Selanjutnya Ajzen (2005) menjelaskan intensi adalah

kemungkinann subjektif yang akan dilakukan oleh seseorang dan dimungkinkan

untuk terbentuknya perilaku mematuhi peraturan lalu lintas.

Di bawah kerangka kerja Theory of Planned Behavior, ditemukan bahwa

Intensi mengebut secara signifikan terkait dengan perilaku mengebut yang dinilai

oleh kecepatan yang diamati di jalan. Setelah mengendalikan variabel demografis

dan terkait mengemudi, sekitar 22% dari varians dalam kecepatan diamati

dijelaskan oleh niat (Dinh & Kubota, 2013). Intensi merefleksikan kesediaan

individu untuk mencoba melakukan suatu perilaku mematuhi peraturan lalu lintas

(Ajzen, 2006). Menurut Marselius (2012) kepatuhan merupakan bentuk perilaku

yang dilakukan secara sadar serta sepenuhnya berada dalam kontrol atau kemauan

pelaku (volutional behavior). peneliti menggunakan teori dari Ajzen karena sesuai

dengan apa yang ingin peneliti teliti yaitu intensi mematuhi peraturan lalu lintas.

Sehingga intensi mematuhi peraturan lalu lintas dapat diartikan sebagai

kemungkinan subjektif seseorang untuk patuh atau tidak patuh terhadap peraturan

lalu lintas. Pertimbangan tingkah laku dan konsekuensi serta kemampuan untuk

mengontrol suatu perilaku di evaluasi dan dibuat suatu keputusan apakah seseorang

akan bertindak atau tidak.

Page 32: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

18

2.3.2 Faktor yang mempengaruhi Intensi Mematuhi Peraturan Lalu Lintas

Ada tiga faktor yang memengaruhi intensi menurut teori planned behavior yaitu

sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control dan konformitas. Sikap

merupakan reaksi evaluatif baik itu menguntungkan atau tidak menguntungkan

terhadap sesuatu atau seseorang (Meyrs, 2009). Norma subjektif menurut Fishbein

dan Ajzen (1975) merupakan keyakinan individu mengenai harapan orang-orang

disekitarnya yang berpengaruh (significant others) baik perorangan ataupun

kelompok untuk menampilkan perilaku tertentu atau tidak. perceived behavioral

control merupakan persepsi individu terhadap kemudahan atau kesulitan

melaksanakan perilaku. Sedangkan konformitas Menurut Aronson, Wilson, Akert

& Sommers (2016), merupakan Perubahan perilaku seseorang karena pengaruh

orang lain yang nyata atau dibayangkan.

2.3.3 Determinan Intensi

Determinan intensi adalah sebagai berikut menurut Ajzen (1985) adalah sebagai

berikut.

1. Sikap

2. Norma Subjektif

3. Perceived Behavioral Control

2.3.4 Pengukuran Intensi

Dalam melakukan penelitian yang menggunakan model TPB, Ajzen (dalam

Ramdhani, 2011) mengemukakan bahwa ada dua kelompok variabel yang akan

diukur, yaitu variabel perilaku dan variabel predictor. Jika kedua jenis variabel ini

masih dalam konstruk laten, maka harus didefinisikan terlebih dahulu secara

Page 33: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

19

operasional. Definisi operasional akan memudahkan penyusuan alat pengukur

sehingga variabel laten tersebut dapat diubah menjadi variabel observasi

(Ramdhani, 2012).

Menurut Ancok (dalam Ramdhani, 2011) definisi operasional dapat disusun

paling tidak melalui tiga cara, yaitu berdasarkan teori yang diperoleh dari berbagai

literatur, mendefinisikan sendiri kemudian didiskusikan dengan para ahli dan

megumpulkan pendapat para responden mengenai variabel yang akan diukur.

Riset pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan jawaban langsung dari

sampel penelitian mengenai keyakinan akan manfaat perilaku yang akan diprediksi

bagi individu, orang – orang berpengaruh dalam diri individu berkaitan dengan

perilaku tersebut, dan faktor yang memungkinkan atau tidak memungkinkan bagi

terwujudnya perilaku yang akan diprediksi. Responden riset pendahuluan ini adalah

sampel yang diambil dari populasi yang akan diteliti. (Ramdhani, 2011). Pada

penelitian ini riset pendahuluan dilakukan pada 30 pengendara sepeda motor di

Kota Tangerang Selatan. Peneliti menggunakan alat ukur tersebut dikarenakan

lebih sesuai untuk penelitian ini.

2.4 Sikap

2.4.1 Pengertian Sikap

Menurut Meyrs (2009) sikap adalah reaksi yang bersifat evaluasi baik itu

menguntungkan atau tidak menguntungkan terhadap sesuatu atau seseorang. Ajzen

(2005) mendefinisikan sikap sebagai suatu kecenderungan untuk bertindak positif

atau negatif terhadap suatu objek, orang, institusi atau peristiwa. Eagly dan Chaiken

(1993) berpendapat bahwa sikap adalah kecenderungan psikologis yang

Page 34: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

20

diekspresikan dengan mengevaluasi kesatuan tertentu dengan beberapa derajat

mendukung atau tidak mendukung.

Allport (1935) berpandangan bahwa sikap adalah kondisi mental dan

pikiran yang diperoleh dari pengalaman yang mengarahkan seseorang untuk

berperilaku dan secara dinamis memengaruhi respon-respon individu terhadap

semua objek dan situasi yang terkait. Hal yang sama dikemukakan oleh Dobb

(1947) bahwa sikap adalah sebuah respon implicit yang dianggap sosial yang

signifikan dalam masyarakat.

Aiken (1970) menambahkan bahwa sikap adalah kecenderungan yang

dipelajari dari seorang individu untuk merespon secara positif atau negatif terhadap

objek, situasi, konsep atau orang lain. Definisi yang dikemukakan Aiken ini sudah

lebih aktif dan operasional, baik dalam mekanisme terjadinya maupun intensitas

dari sikap itu sendiri. Predisposisi yang diarahkan terhadap objek diperoleh dari

proses belajar.

Definisi diatas konsisten menempatkan sikap sebagai kecenderungan yang

menentukan respon individu terhadap suatu objek. Predisposisi atau tendensi ini

diperoleh individu dari proses belajar, sedangkan objek sikap dapat berupa benda,

situasi dan orang.

Pendapat berbeda diajukan oleh Triandis (1971) yang menyatakan bahwa

sikap adalah ide yang berkaitan dengan emosi yang mendorong dilakukannya

tindakan-tindakan tertentu dalam suatu situasi. Bila Aiken menyatakan bahwa

predisposisi itu diperoleh dari proses belajar. Triandis menyatakan bahwa ide yang

merupakan predisposisi tersebut berkaitan dengan emosi.

Page 35: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

21

Sikap yang disimpulkan berbagai pengamatan terhadap objek diekspresikan

dalam bentuk respon kognitif, afektif (emosi) maupun perilaku. (Katz & Stoland,

1959; Triandis, 1971). Respon evaluatif dalam bentuk kognitif meliputi beliefs yang

dimiliki individu terhadap objek sikap dengan berbagai atributnya (Fishbein &

Ajzen, 1975).

Proses Kognitif dapat terjadi pada saat individu memperoleh informasi

mengenai objek sikap. Proses kognitif ini dapat terjadi melalui pengalaman

langsung misalnya pada saat individu minum soft drink kemudian merasakan

kesegarannya atau pengalaman tidak langsung yang diperoleh dengan cara

menonton iklan soft drink yang memperlihatkan bintang iklan soft drink yang

memperlihatkan bintang iklan tersebut berubah penampilan menjadi lebih segar

setelah minum soft drink tersebut di televisi (Eagly & Chaiken, 1993).

Menurut Pelsmacker dan Janssens (2007) Sikap memiliki komponen

kognitif dan afektif, yang masing-masing memainkan peran dalam pembentukan

intensi perilaku. Selain efek yang diharapkan pada niat perilaku dari sikap umum

yang berorientasi kognitif terhadap ngebut, juga komponen sikap 'sikap afektif

terhadap batas kecepatan' memainkan peran penting, meskipun kecil.

Menjelajahi secara mendalam faktor-faktor penentu sikap, tiga keyakinan

perilaku ditemukan untuk memprediksi sikap secara signifikan, termasuk: percaya

bahwa mematuhi batas kecepatan 30 km / jam akan mengurangi risiko kecelakaan;

percaya bahwa mematuhi batas kecepatan 30 km / jam akan membuat pengemudi

merasa tidak nyaman; dan percaya bahwa melanggar batas kecepatan 30 km / jam

akan menghemat waktu pengemudi dan memungkinkan mereka untuk tiba di tujuan

Page 36: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

22

lebih cepat. Keyakinan perilaku ini juga memiliki dampak yang signifikan dan

langsung pada niat melaju (Dinh & Kuboha, 2013)

Jadi, sikap dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Ajzen (2005) yaitu

sikap sebagai suatu kecenderungan untuk bertindak positif atau negatif terhadap

suatu objek, orang, institusi atau peristiwa.

2.4.2 Aspek-aspek Sikap

Fishbein dan Ajzen (1975) berpendapat bahwa ada dua aspek dalam pembentukan

sikap yaitu:

1. Behavioral Belief adalah keyakinan-keyakinan yang dimiliki seseorang

terhadap perilaku dan merupakan keyakinan yang akan mendorong

terbentuknya sikap.

2. Evaluation of behavioral belief merupakan evaluasi positif atau negatif

individu terhadap perilaku tertentu berdasarkan keyakinan-keyakinan yang

dimilikinya.

2.4.3 Beliefs (keyakinan)

Fishbein dan Ajzen (1975) berpendapat bahwa dalam kerangka konseptual teori ini,

belief tentang suatu objek memberikan dasar pembentukan sikap terhadap objek,

dan dalam penelitian yang dilakukan oleh Fishbein dan Ajzen sikap biasanya diukur

dengan menilai belief seseorang. Oleh karena itu, belief dianggap penting dalam

pembentukan sikap.

2.4.4 Pengukuran Sikap

Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) proses terbentuknya sikap terhadap perilaku

dijelaskan melalui expentancy value model. Model ini merupakan model deskriptif

Page 37: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

23

yang menggambarkan bagaimana keyakinan yang berbeda dan evaluasi terhafap

atribut – atributnya dikombinasikan dan diintegrasikan sehingga menjadi suatu

evaluasi tentang objek.

Dalam penelitian ini peneliti membuat sendiri alat ukur dengan mengacu

pada cara pembuatan alat ukur yang dikemukakan oleh Ramdhani (2011). Peneliti

membuat sendiri alat ukur supaya lebih sesuai dengan apa yang sedang diteliti.

2.5 Norma Subjektif (Subjective norm)

2.5.1 Pengertian Norma Subjektif

Fishbein dan Ajzen (1975) mengemukakan bahwa norma subjektif merupakan

keyakinan individu mengenai harapan orang-orang disekitarnya yang berpengaruh

(significant others) baik perorangan ataupun kelompok untuk menampilkan

perilaku tertentu atau tidak. Data mendukung dikotomisasi norma subjektif dan

norma deskriptif sehubungan dengan jenis rujukan sosial. Sejalan dengan

penelitian sebelumnya, norma subyektif yang mewakili tekanan sosial dari orang-

orang yang penting bagi pengemudi secara signifikan memprediksi niat

mempercepat (Dinh & Kubota, 2013).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas dan Santoso (2007)

menerangkan bahwa keluarga merupakan significant others paling berpengaruh

terhadap intensi mematuhi tanda-tanda lalu lintas. Feldman (1995) mendefinisikan

norma subjektif merupakan persepsi tekanan sosial yang membentuk perilaku

individu. Hogg dan Vaughan (2002) menjelaskan norma subjektif sebagai produk

dari apa yang dipersepsikan oleh individu yang menjadi keyakinan orang lain dan

orang yang signifikan menjadi papnutan tentang apa yang pantas dilakukan.

Page 38: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

24

2.5.2 Aspek – aspek Norma subjektif

Menurut Fishbein & Ajzen (1975), norma subjektif secara umum mempunyai dua

komponen berikut:

1. Normatives beliefs. Persepsi atau keyakinan mengenai harapan orang lain

terhadap dirinya yang menjadi acuan untuk menampilkan perilaku atau

tidak. Keyakinan yang berhubungan dengan pendapat tokoh atau orang lain

yang penting dan berpengaruh bagi individu atau tokoh panutan tersebut

apakah subjek harus melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku

tertentu.

2. Motivation to Comply. Motivasi individu untuk memenuhi harapan tersebut.

Norma subjektif dapat dilihat sebagai dinamika antara dorongan-dorongan

yang dipersepsikan individu dari orang-orang disekitarnya (significant

others) dengan motivasi untuk mengikuti pandangan mereka (motivation to

comply) dalam melakukan atau tidak melakukan tingkah laku tersebut.

2.5.3 Pengukuran Norma Subjektif

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur norma subjektif adalah yang

dikembangan oleh Ajzen (1991) dengan menggunakan skala model Likert rentang

7 point. Dalam penelitian ini, peneliti membuat sendiri alat ukur norma subjektif

yang mengadaptasi penyusunan alat ukur dari Ramdhani (2011).

2.6 Perceived Behavioral Control

2.6.1 Pengertian Perceived Behavioral Control

Perceived Behavioral Control menurut Ajzen (2005) kemudahan atau kesulitan

melaksanakan perilaku. PBC tidak berkaitan secara langsung dengan kontrol yang

Page 39: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

25

sebenarnya dimiliki individu tetapi lebih pada persepsi tentang pengaruh-pengaruh

yang mungkin dimiliki atau kontrol tingkah laku yang dipersepsi (perceived

behavioral control) oleh individu terhadap perilaku. Dalam mengendarai kendaraan

intensi mematuhi peraturan lalu lintas pada pengendara akan muncul ketika

membawa penumpang agar penumpang selamat (Ayuningtyas & Santoso, 2007).

Feldman (1995) mendefinisikan perceived behavioral control memiliki

kemungkinan menjadi manifestasi sebuah ide bahwa perilaku bisa menjadi sulit

untuk dilakukan dan banyak hambatan untuk menjalani perilaku tersebut. Peneliti

menggunakan definisi dari Ajzen (2005) yaitu kemudahan atau kesulitan

melaksanakan perilaku.

2.6.2 Aspek - aspek Perceived Behavioral Control

1. Control beliefs, adalah beliefs-beliefs mengenai sumber-sumber dan

kesempatan-kesempatan yang dibutuhkan (requisite resources and

opportunitties) untuk memunculkan tingkah laku.

2. Perceived power, adalah persepsi individu mengenai seberapa kuat kontrol

tersebut untuk memengaruhi dirinya dalam memunculkan tingkah laku

sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut

2.6.3 Pengukuran Perceived Behavioral Control

Pengukuran perceived behavioral control dalam penelitian sebelumnya

dikembangkan oleh Cheng, Fu dan TU (2011). Sedangkan dalam penelitian ini alat

ukurnya dibuat sendiri oleh peneliti yang mengadaptasi cara penyusunan alat ukur

dari Ramdhani (2011)

Page 40: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

26

2.7 Conformity (konformitas)

2.7.1 Pengertian Konformitas

Definisi konformitas menurut (Freedman, dkk, 1978) adalah perilaku seseorang

yang disebabkan karena mengikuti orang lain. Pendapat lain dikemukakan oleh

Wiggins (1994) menjelaskan konformitas sebagai perilaku yang muncul akibat

norma dari orang lain. Maksudnya adalah perilaku akan muncul ketika ada orang

lain yang melakukannya. Dan biasanya orang lain tersebut adalah significant other.

Sedangkan konformitas menurut Baron & Byrne (2003) diartikan sebagai

suatu jenis pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah laku

sesuai dengan norma sosial yang ada. Lain halnya dengan Santrock (2003),

menambahkan bahwa konformitas adalah individu meniru sikap atau tingkah laku

orang lain dikarenakan tekanan yang nyata maupun yang dibayangkan oleh mereka.

Pendapat berbeda diungkapkan oleh Myers (2005), menyatakan bahwa

konformitas merupakan perubahan perilaku atau kepercayaan sebagai hasil nyata

akibat dari tekanan kelompok. Ditambahkan oleh Wills (dalam Sarwono, 2006)

dengan pendapatnya bahwa konformitas itu adalah usaha terus menerus dari

individu untuk selalu selaras dengan norma-norma yang diharapkan oleh kelompok.

Jika persepsi individu tentang norma kelompok (standard sosial) berubah, maka ia

akan mengubah pola tingkah lakunya.

Konformitas dilakukan secara sukarela untuk melakukan tindakan karena

orang lain juga melakukannya (Taylor, Sears & Peplau, 2005). Sebab konformitas

bisa membawa perilaku individu dalam sebuah kelompok tanpa adanya tekanan

Page 41: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

27

langsung, karena suka atau tidak hidup penuh dengan berbagai macam contoh

konformitas (Coon & Mitterer, 2008).

Baron & Byrne (2003) juga menjelaskan jika kecenderungan untuk

melakukan konformitas terhadap norma sosial hanya sebagian saja pada keinginan

untuk disukai dan diterima orang lain, maka akan dapat meningkatkan rasa takut

akan penolakkan. Ketika itu terjadi, maka berharaplah agar dapat menghindari dari

penolakkan, dan berpegang kuat pada apa yang dianggap dapat diterima atau pantas

dalam kelompok dengan lebih menyesuaikan diri pada norma sosial yang ada.

Menurut Aronson, Wilson, Akert & Sommers (2016), bahwa konformitas

merupakan Perubahan perilaku seseorang karena pengaruh orang lain yang nyata

atau dibayangkan. Konformitas bagi psikologi social dapat diartikan sebagai

perubahan perilaku seseorang karena pengaruh orang lain yang nyata atau

dibayangkan (Aarts & Dijksterhuis, 2003; Kiesler & Kiesler, 1969 dalam Aronson,

Wislon, Akert, & Sommers, 2016).

Berdasarkan uraian teori yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan

bahwa konformitas kelompok adalah suatu perubahan tingkah laku atau keyakinan

sebagai hasil nyata dari tekanan yang diberikan oleh kelompok dan berusaha

memenuhi harapan dari kelompok agar diterima atau menghindari penolakan oleh

kelompoknya yang sesuai dengan norma sosial kelompoknya. Peneliti

menggunakan definisi teori dari Aronson, Wislon, Akert, & Sommers (2016) untuk

penelitian ini.

2.7.2 Aspek-Aspek Konformitas

Sears, Taylor, & Peplau (2005) dan membagi aspek konformitas menjadi dua, yaitu

Page 42: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

28

1. Informational Social Influence (Keinginan Untuk Bertindak Benar)

Kecenderungan untuk menyesuaikan diri berdasarkan pengaruh informasi ini

bergantung pada dua aspek situasi: sebesar-besar keyakinan pada kelompok dan

seberapa yakinkah pada penilaian sendiri. Semakin besar kepercayaan kepada

informasi dan opini kelompok, semakin mungkin untuk menyesuaikan diri dengan

kelompok itu. Ternyata memang adanya motif kepastian mengenai kebenaran akan

perilaku yang hendak ditampilkan (Sarwono & Meinarno, 2009).

Menurut Aronson, Wislon, Akert, & Sommers, (2016) informational social

influence adalah mengandalkan orang lain sebagai sumber informasi untuk

membimbing perilaku. Seseorang taat karena percaya bahwa penjelasan orang lain

dari sebuah situasi yang ambigu adalah benar dan dapat membantu dalam memilih

perilaku yang sesuai.

Menurut Baron & Byrne (2003), menggunakan opini dan tindakan orang

lain sebagai panduan opini dan tindakan sendiri. Ketergantungan semacam ini, pada

nantinya, seringkali menjadi sumber yang kuat atas kecenderungan untuk

melakukan konformitas. Tindakan dan opini orang lain menegaskan kenyataan

sosial dan menggunakannya sebagai pedoman bagi tindakan dan opini sendiri.

Karena hal itu didasarkan pada kecenderungan untuk bergantung pada orang lain

sebagai sumber informasi tentang berbagai aspek dunia sosial.

Pengaruh informasi sosial juga dapat diartikan mengandalkan orang lain

sebagai sumber informasi untuk mengarahkan perilaku kita. Kita menyesuaikan

karwna kita percaya bahwa interpretasi orang lain pada sebuah situasi yang ambigu

adalah benar dan bias menolong kita memilih sebuah tindakan yang sesuai.

Page 43: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

29

2. Normative Social Influence (Keinginan Agar Disukai)

Aspek kedua konformitas adalah keinginan agar diterima secara sosial, agar orang

lain bisa menerima, disukai dan memperlakukannya dengan baik. Pengaruh

normatif terjadi ketika mengubah perilaku untuk menyesuaikan diri dengan norma

kelompok atau standar kelompok agar diterima secara sosial.

Menurut Aronson, Wislon, Akert, & Sommers, (2016) normative social

influence adalah mengikuti apa yang dilakukan orang lain agar disukai dan

diterima; seseorang secara publik menyesuaikan diri dengan keyakinan dan

perilaku kelompok tetapi tidak selalu menerimanya secara pribadi.

2.7.3 Pengukuran Konformitas

Pengukuran konformitas dilakukan dengan cara mengkonstruk item dari dimensi

konformitas yaitu informational social influence dan normative social influence.

Dimensi informational social influence memiliki tiga aspek yaitu, ketika situasi

ambigu, ketika situasi krisis dan ketika orang lain lebih ahli (Aronson, Wislon,

Akert, & Sommers, 2016). Untuk dimensi normative social influence memiliki tiga

dimensi yaitu, ukuran kelompok, kebulatan suara kelompok dan komitmen terhadap

kelompok (Sears, Taylor, & Peplau 2009). Peneliti membuat alat ukur sendiri agar

sesuai dengan apa yang sedang diteliti.

2.8 Kerangka Berpikir

Pelanggaran lalu lintas sampai saat ini merupakan suatu fenomena sosial yang dapat

dilihat di mana pun dan kapan pun ketika sedang berada di jalan raya. Pelanggaran

lalu lintas seperti hal yang lumrah terjadi dan orang yang melanggar pun sekarang

ini seperti tidak merasa melanggar peraturan. Sebagai contoh seseorang yang

Page 44: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

30

melanggar lampu lalu lintas atau seseorang yang belok namun tidak menggunakan

perangkat yang telah disediakan (lampu sein). Hal ini terjadi karena individu yang

melakukan merasa mendapatkan dampak yang positif seperti lebih cepat sampai

tujuan.

Bahkan hal ini dapat memengaruhi orang lain disekitarnya karena merasa

memiliki partner in-crime atau memang merasa dia terburu-buru namun merasa

insecure ketika hanya melakukan pelanggaran tersebut sendiri. Pelanggaran juga

terjadi karenna memang dorongan dari significant other, seperti ketika seseorang

sedang mengendarai motor bersama ibunya, namun ibunya menuntut untuk terburu-

buru dan tidak terlalu paham tentang peraturan lalu lintas. dan ketika lampu lalu

lintas berwarna merah dan melihat jalanan sepi, sang ibu memberikan arahan untuk

tetap melaju yang akhirnya menjadi pelanggaran lalu lintas.

Perilaku mematuhi peraturan lalu lintas diawali dengan intensi. Pada

umumnya seseorang yang memiliki intensi untuk melakukan tindakan tertentu,

maka akan lahir perilaku tertentu. Dalam hal ini munculnya perilaku mematuhi atau

tidak mematuhi peraturan lalu lintas diawali dengan sikap. Sikap yang meliputi

behavioral belief dan evaluation of behavioral belief, dapat menentukan perilaku

seseorang untuk berperilaku.

Selain sikap, norma subjektif juga memiliki hubungan dalam menentukan

intensi berperilaku. Norma subjektif yang meliputi normative belief mengenai

keyakinan individu terhadap orang lain (significant others) baik perorangan

maupun kelompok kepada individu untuk menampilkan perilaku. Yang kemudian

Page 45: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

31

memengaruhi individu untuk menerima atau menolak menampilkan perilaku serta

seberapa keinginan untuk mengikuti pendapat tersebut (motivation to comply)

Faktor yang berpengaruh dalam membentuk intensi yaitu perceived

behavioral control. Persepsi individu mengenai kemudahan atau kesulitan yang

dihadapi oleh individu dalam menampilkan suatu perilaku, dalam hal ini adalah

menampilkan perilaku mematuhi atau tidak mematuh peraturan lau lintas. Perilaku

tersebut diasumsikan merupakan refleksi dari pengalam-pengalaman yang telah

terjadi sebelumnya serta hambatan-hambatan yang diantisipasi (control belief) dan

seberapa kuat untuk memangaruhi diri individu dalam memunculkan tingkah laku

sehingga memudahkan atau menyulitkan pemunculan tingkah laku tersebut

(perceived power).

Peran PBC dalam intensi adalah apakah orang tersebut dapat mengkontrol

perilaku yang akan dikeluarkan atau tidak, apabila menurut orang tersebut perilaku

yang akan tampilkan dapat dikontrol maka intensinya cenderung tinggi dan tinggi

pula kemungkinan untuk menampilkan perilaku tersebut. Begitupun sebaliknya,

apabila menurut orang tersebut

Selanjutnya faktor yang dapat memunculkan intensi adalah konformitas.

Konformitas dapat diartikan seseorang memunculkan sebuah perilaku karena

individu tersebut melihat orang lain melakukan perilaku tersebut. Hubungannya

dengan intensi adalah ketika seseorang yang awalnya tidka ingin melakukan

pelanggaran lalu lintas, namun ketika ada seseorang yang melanggar akhirnya

orang tersebut berniat untuk melanggar juga. Konformitas dipengaruhi dua aspek,

yaitu informational influence dan normative influence.

Page 46: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

32

informative influence yaitu ketika seseorang ingin melakukan sesuatu

didasarkan oleh informasi-informasi yang diterima sebelumnya (stimulus). Sebagai

contoh ketika seseorang berada di keadaan terlambat masuk kuliah karena bangun

terlalu siang, lalu dihadapkan dengan lampu lalu lintas yang cukup lama, lalu orang

tersebut melihat orang lain menerobos lampu lalu lintas, maka orang tersebut

mendapat informasi bahwa menerobos merupakan jalan tercepat agar sampai

ketujuan. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa ketika seseorang yang semula

tidak ingin melakukan hal yang melanggar lalu lintas (menerobos lampu lalu lintas)

namun karena keadaanya terdesak dan ada informasi yang mengafirmasi perilaku

melanggar, maka orang tersebut akan melanggar.

Normative influence yaitu ketika seseorang ingin diterima pada suatu

kelompok tertentu. Sebagai contoh ketika seseorang mengendarai sepeda motor

Bersama sahabat dekatnya dan dalam keadaan yang tidak menguntungkan. Lalu

sahabatnya menyarankan untuk menerobos lampu lalu lintas. Agar dapat diterima

oleh sahabatnya maka akhirnya orang tersebut melanggar. Dari contoh ini dapat

diambil kesimpulan bahwa ketika normative social influence tinggi maka intensi

pun tinggi untuk menampilkan suatu perilaku.

Semua faktor diatas diasumsikan dapat memengaruhi psikologis seseorang,

mulai dari sikap, norma subjektif, perceived behavioral control, konformitas, jenis

kelamin dan usia terhadap perilaku mematuhi peraturan lalu lintas. semua variabel

itu kemudian akan menjadi pertimbangan dalam diri seseorang dan akan

memengaruhi intensinya untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku

mematuhi peraturan lalu lintas.

Page 47: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

33

Penelitian ini menjadikan pengendara sepeda motor di Kota Tangerang

Selatan sebagai subjek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan konformitas terhadap

intensi mematuhi peraturan lalu lintas. perilaku manusia diarahkan oleh lima

perimbangan, yaitu behavioral belief, normatives belief, control belief,

informational influence dan normative influence.

Dalam petimbangan behavioral belief menghasilkan sikap yang positif atau

negatif terhadap suatu perilaku; normatives belief menghasilkan norma subjektif;

control belief memicu keyakinan individu untuk menampilkan perilaku yang

disebut perceived behavioral control; serta informational influence dan normative

influence yang menampilkan perilaku konformitas.

Page 48: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

34

Gambar 2.3

Kerangka Berpikir

1.1. Hipotesis Penelitian

behavioral belief

Evaluation of behavioral

belief

Normatives belief

Motivation to comply

Control belief

Percieved power

Informational

influence

Normatives

influence

Intensi

kepatuhan

terhadap

peraturan

lalu lintas

Sikap

Norma Subjektif

Percieved Behavioral

control

Konformitas

Page 49: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

35

Hipotesis

H1: Ada pengaruh yang signifikan dari sikap, norma subjektif, perceived behavioral

control dan konformitas terhadap intensi mematuhi peraturan lalu lintas.

H2: Ada pengaruh variabel behavioral belief terhadap intensi kepatuhan terhadap

peraturan lalu lintas

H3: Ada pengaruh variabel evaluation of behavioral belief terhadap intensi

kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas

H4: Ada pengaruh variabel normative beliefs terhadap intensi kepatuhan terhadap

peraturan lalu lintas

H5: Ada pengaruh variabel motivation to comply terhadap intensi kepatuhan

terhadap peraturan lalu lintas

H6: Ada pengaruh variabel control beliefs terhadap intensi kepatuhan terhadap

peraturan lintas

H7: Ada pengaruh variabel perceived power terhadap intensi kepatuhn terhadap

peraturan lalu lintas.

H8: Ada pengaruh variabel informational influence terhadap intensi kepatuhan

terhadap peraturan lalu lintas

H9: Ada pengaruh variabel normatives influence terhadap intensi kepatuhan

terhadap peraturan lalu lintas

Page 50: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

36

HO1: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari sikap, norma subjektif, perceived

behavioral control dan konformitas terhadap intensi mematuhi peraturan lalu

lintas.

H02: Tidak ada pengaruh variabel behavioral belief terhadap intensi mematuhi

peraturan lalu lintas.

H03: Tidak ada pengaruh variabel evaluation of behavioral belief terhadap intensi

mematuhi peraturan lalu lintas.

H04: Tidak ada pengaruh variabel normatives belief terhadap intensi mematuhi

peraturan lalu lintas.

H05: Tidak ada pengaruh variabel motivation to comply terhadap intensi mematuhi

peraturan lalu lintas.

H06: Tidak ada pengaruh variabel control belief terhadap intensi mematuhi

peraturan lalu lintas.

H07: Tidak ada pengaruh variabel perceived power terhadap intensi mematuhi

peraturan lalu lintas.

H08: Tidak ada Pengaruh variabel informational influence terhadap intensi

mematuhi peraturan lalu lintas.

H09: Tidak ada pengaruh variabel normatives influence terhadap intensi mematuhi

peraturan lalu lintas.

Page 51: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

37

3 BAB 3

METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang metode penelitian yang digunakan dan penjelasan mengenai

pendekatan penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, variabel

penelitian, definisi konseptual dan operasional, pengumpulan data, tahap

penyusunan instrumen, tahap pengujian instrumen, prosedur penelitian teknik

analisis data. Penjelasan masing masing sub bab sebagai berikut:

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang akan

dihasilkan adalah data kuantitatif yaitu berupa angka-angka yang akan dianalisis

dan hasilnya dijelaskan secara deskriptif mengenai hubungan antar variabel yang

akan diteliti. Dalam hal ini sesuai dengan tujuan peneliti pada penelitian ini, yaitu

untuk mendapat informasi mengenai pengaruh sikap, norma subjektif, perceived

behavioral control dan konformitas terhadap intensi mematuhi peraturan lalu lintas.

3.1.1 Populasi, Sampel dan Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini populasinya adalah masyarakat di Kota Tangerang Selatan

yang mengendarai sepeda motor. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

sampel sebanyak 198 orang.

Pada penelitian ini, peneliti menetapkan subjek yang akan diikutsertakan

adalah subjek yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Masyarakat di Kota Tangerang Selatan yang mengendarai motor

Page 52: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

38

2. Umur 17 – 65 . Alasan peneliti memilih umur tersebut karena di umur tersebut

adalah umur yang peneliti lihat sudah mulai menggunakan sepeda motor

dengan intens.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling. Pada

teknik ini tidak semua populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk bisa

dipilih menjadi sampel. Anggota populasi yang terpilih menjadi sampel disebabkan

karena kebetulan bertemu dan bersedia. Dalam penelitian ini responden dipilih

berdasarkan domisili tinggal dan harus memiliki atau mengendarai motor. data

diambil dengan menggunakan aplikasi google form. untuk sampel yang didapat dan

diolah sebanyak 198 responden

3.2 Variabel Penelitian

Dependent variabel dalam penelitian ini adalah intensi kepatuhan terhadap

peraturan lalu lintas. sedangkan independent variabel dari penelitian ini ada empat

yaitu sikap, norma subjektif, perceived behavioral control dan konformitas.

3.2.1 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel

bebas.

Variabel-variabel yang akan diteliti yaitu:

1. Dependent Variabel (DV): Intensi

2. Independent Variabel (IV): sikap (behavioral belief dan evaluation of

behavioral belief), norma subjektif (normative belief dan motivation to

comply), perceived behavioral control (control belief dan perceived

Page 53: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

39

power) dan konformitas (informational social influence dan normative

social influence).

Definisi operasional yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Intensi mematuhi peraturan lalu lintas dapat diartikan sebagai posisi seseorang

pada sebuah dimensi probabilitas yang subjektif yang mencakup hubungan

antara dirinya dan perilaku mematuhi peraturan lalu lintas, oleh karena itu,

mengarah pada probabilitas subjektif seseorang yang akan membentuk suatu

perilaku. (Ajzen, 1975). Intensi diukur dengan skala intensi yang dibuat sendiri

oleh peneliti berupa item-item menggunakan skala likert (sangat tidak setuju,

tidak setuju, agak setuju, setuju dan sangat setuju). Dalam hal ini dimensi yang

diukur adalah sikap, norma subjektif dan perceived behavioral control.

2. Sikap sebagai suatu kecenderungan untuk bertindak positif atau negatif

terhadap suatu objek, orang. Sikap diukur dengan skala sikap yang didapat dari

hasil elisitas oleh peneliti berupa item-item menggunakan skala likert (sangat

tidak setuju, tidak setuju, agak setuju, setuju dan sangat setuju). Dalam hal ini

dimensi yang diukur adalah behavioral belief dan evaluation of behavioral

belief.

3. norma subjektif merupakan keyakinan individu mengenai harapan orang-orang

disekitarnya yang berpengaruh (significant others) baik perorangan ataupun

kelompok untuk menampilkan perilaku tertentu atau tidak. Norma subjektif

diukur dengan skala norma subjektif yang didapat dari hasil elisitas oleh

peneliti berupa item-item menggunakan skala likert (sangat tidak setuju, tidak

setuju, agak setuju, setuju dan sangat setuju) dalam hal ini diimensi yang diukur

dalam penelitian ini adalah normatives belief dan motivation to comply.

Page 54: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

40

4. Perceived Behavioral Control adalah kemudahan atau kesulitan melaksanakan

perilaku. PBC tidak berkaitan secara langsung dengan kontrol yang sebenarnya

dimiliki individu tetapi lebih pada persepsi tentang pengaruh-pengaruh yang

mungkin dimiliki atau kontrol tingkah laku yang dipersepsi (perceived

behavioral control) oleh individu terhadap perilaku. Perceived Behavioral

Control diukur dengan skala Perceived Behavioral Control yang didapat dari

hasil elisitas oleh peneliti berupa item-item menggunakan skala likert (sangat

tidak setuju, tidak setuju, agak setuju, setuju dan sangat setuju). Dalam

penelitian ini dimensi yang diukur adalah control belief dan perceived power.

5. konformitas merupakan Perubahan perilaku seseorang karena pengaruh orang

lain yang nyata atau dibayangkan. Konformitas bagi psikologi social dapat

diartikan sebagai perubahan perilaku seseorang karena pengaruh orang lain

yang nyata atau dibayangkan. komformitas diukur dengan skala konformitas

yang dibuat sendiri oleh peneliti berupa item-item menggunakan skala likert

(sangat tidak setuju, tidak setuju, agak setuju, setuju dan sangat setuju).

Dimensi yang diukur dalam penelitian ini adalah informational social influence

dan normatives social influence

3.3 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, sebelum membuat item peneliti terlebih dahulu melakukan

riset pendahuluan. Riset pendahuuan tersebut dimaksudkan untuk membuat item

TPB. Responden riset pendahuluan ini adalah sampel yang diambil dari populasi

yang akan diteliti. Misalnya, pada saat peneliti melakukan riset mengenai faktor

psikologis yang memengaruhi intensi pengendara motor dalam menampilkan

Page 55: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

41

perilaku mematuhi peraturan lalu lintas di Kota Tangerang Selatan, responden

untuk studi pendahuluan adalah 30 pengendara motor di Kota Tangerang Selatan.

Dalam riset pendahuluan, peneliti membuat masing masing tiga soal yang

berkaitan dengan belief, norma subjektif dan perceived behavioral control lalu

menyebarkan kepada 30 responden dengan cara random sampling. Setelah

mendapatkan 30 responden peneliti mencari salient belief. Mencari sailent belief

bertujuan untuk menemukan sekelompok keyakinan yang menonjol berkaitan

dengan perilaku yang akan diprediksi (Ramadhani, 2011). Dari studi pendahuluan

ini akan menemukan beberapa kata yang akan dijadikan acuan untuk membuat item

untuk determinan intensi, yaitu sikap, norma subjektif dan kontrol perilaku. Untuk

variabel intensi akan menggunakan indikator yang mengacu pada determinannya

yaitu sikap, norma subjektif dan control perilaku itu sendiri.

Setelah menentukan sailent belief dari masing-masing variabel, peneliti

menentukan dari jawaban-jawaban responden pada riset pendahuluan. Jawaban

yang sekiranya sesuai dengan apa yang ingin diteliti. Hasil dari riset pendahuluan

dapat dilihat pada tabel 3.1

Page 56: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

42

Tabel 3.1

Hasil riset pendahuluan

Attitude Towards Behavior Normatives

Belief

Perceived Behavioral Belief

Behavior

Belief

Evaluation of

BB Keuntungan Kerugian

Taat Diri Sendiri Keselamatan Sukar

Disiplin Orang tua

Kelancaran

jalan

Membuang

waktu

wajib Adik Tertib

baik

pengguna

jalan

Tidak di

tilang

tilang teman

peraturan polisi

rambu-

rambu

macet

tertib

wajar

Dalam studi pendahuluan ini peneliti mendapatkan beberapa kata dari pernyataan

responden yang menggambarkan apa yang responden ketahui mengenai penelitian

ini. Hasilnya terlihat pada tabel 3.1. Langkah selanjutnya peneliti mensortir dari

beberapa kata diatas, mana yang paling sesuai untuk mengukur kepatuhan pada

peraturan lalu lintas.setelah mensortir hasil studi pendahuluan hasilnya akan seperti

di Tabel 3.2 di bawah ini:

Page 57: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

43

Tabel 3.2

Hasil sortir studi pendahuluan

Attitude Towards Behavior Normatives

Belief

Perceived Behavioral Belief

Behavior

Belief

Evaluation of

BB Keuntungan Kerugian

Taat Diri Sendiri Keselamatan Sukar

Disiplin Orang tua

Kelancaran

jalan

Membuang

waktu

wajib Adik Tertib

baik

pengguna

jalan

Tidak di

tilang

tilang teman

macet polisi

tertib

wajar

Selanjutnya peneliti melakukan langkah berikutnya yaitu sebagai berikut:

1. Untuk skala sikap dalam mengkonstruk item peneliti memperhatikan kata

apa saja yang keluar dari responden yang telah mengisi pertanyaan singkat.

Jawaban tersebut mewakili dimensi behavioral belief.

2. Setelah peneliti membuat item untuk behavioral belief peneliti

mengevaluasi respon responden pada behavioral belief dan hasil evaluasi

tersebut mewakili dimensi evaluation of behavioral belief.

3. Langkah selanjutnya melihat respon dari responden mengenai norma

subjektif. Dari hal ini peneliti akan mengetahui siapa saja yang menjadi

significant others dan mengkonstuk item dari hal tersebut. Item ini akan

mewakili dimensi normative belief.

4. Setelah itu kami membuat item lagi untuk melihat kecenderungan menurut

pada significant others. Item ini mewakili dimensi motivation to comply.

Page 58: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

44

5. Setelah itu peneliti melihat respon untuk kontrol perilaku dimana peneliti

melihat respon dari responden. Lalu mengelompokan apakah itu termasuk

kemudahan dalam berperilaku atau kerugian dalam berperilaku.

6. Setelah peneliti mengelompokan barulah peneliti membuat item untuk

TPB

Untuk item intensi peneliti membuat item dari 3 pwngukur intensi yaitu sikap,

norma subjektif dan control perilaku, sedangkan konformitas peneliti membuat

item dari mengkonstruk faktor-faktor yang ada pada penelitian sebelumnya.

3.4 Instrumen dan Cara Skoring

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan berupa skala likert dan memiliki

9 skala yakni dua skala sikap, dua skala norma subjetif, dua skala perceived

behavioral control, dua skala konformitas dan satu skala intensi mematuhi

peraturan lalu lintas yang digabung menjadi sebuah kuesioner. Untuk model skala

peneliti menggunakan model skala likert, dimana variabel penelitian dijadikan

sebagai titik tolak penyusunan item-item instrument. Jawaban dari setiap

instrument ini terdiri dari empat kategori jawaban yaitu, “Sangat Setuju” (SS),

“Setuju” (S), “Agak Setuju” (AS), “Tidak Setuju” (TS), “Sangat Tidak Setuju”

(STS). Model ini terdiri dari pernyataan yang mendukung aspek (favourable) dan

pernyataan yang tidak mendukung (unfavourable). Adapun penskoran dapat dilihat

di tabel 3.3

Page 59: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

45

Tabel 3.3

Proporsi Nilai Skala

Pilihan Pernyataan

Favourable Unfavourable

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Agak Setuju 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari Sembilan alat ukur

tersebut adalah:

1. Skala Sikap

Tabel 3.4

Blueprint Skala Sikap

No. Dimensi Indikator No. item

Favourable Unfavourable

1 Behavioral

Belief

1. Taat pada peraturan

lalulintas

2. Disiplin

3. Wajib

4. Tertib & Tidak Macet

5. Wajar

9, 10, 11,

12, 13

2 Evaluation

of

Behavioral

Belief

1. Pentingnya Berkendara

dengan aman adalah hal

yang penting

2. Pentingnya Terhindar

dari bahaya dan tilang

3. Pentingnya Berkendara

sesuai kewajiban

4. Pentingnya Jalan tertib

dan tidak macet

5. Pentingnya

Mengendarai motor

dengan wajar

14, 15, 16,

17, 18

Page 60: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

46

2. Skala Norma Subjektif

Tabel 3.5

Blueprint Skala Norma Subjektif

No. Dimensi Indikator No. item

Favourable Unfavourable

1 Normatives

Belief

1. Teman

2. Orang Tua

3. Pengguna jalan lain

4. Saudara

5. Polisi

19, 20, 21,

22, 23

2 Motivation

to comply

1. Memperhatikan

perkataan teman

2. Memperhatikan

perkataan orang tua

3. Memeperhatikan

perkataan\

4. Memperhatikan

perkataan/ perilaku

pengguna jalan lain

5. Memperhatikan

keberadaan polisi

24, 25, 26,

27, 28

3. Skala Perceived Behavioral Control

Tabel 3.6

Blueprint Skala Perceived Behavioral Control

No. Dimensi Indikator No. item

Favourable Unfavourable

1 Control

Belief

1. Peraturan lalu lintas

nembuat lebih lama

ke tujuan

2. Kesulitan dalam

mengikuti aturan

lalulintas 6,7,8 4,5

2 Perceived

power

1. Keselamatan dijalan

2. Ketertiban yang

memicu kelancaran

3. tilang

Page 61: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

47

4. Skala Konformitas

Tabel 3.7

Blueprint Skala konformitas

No. Dimensi Indikator No. item

Favourable Unfavourable

1 Informative

social

influence

1. Situasi

Ambigu

2. Situasi Gawat

3. Orang yang

lebih ahli

29,31,32,33,35,36 30,34,37

2 Normative

social

influence

1. Besar

kelompok

2. Kebulatan

suara

kelompok

3. Komitmen

4. Keinginan

untuk tidak

bergantung

38,39,41,42,44,45,

46,47,48 40,43,49

5. Skala intensi

Tabel 3.8

Blueprint Skala Intensi

No. Dimensi Indikator No. item

Favourable Unfavourable

1 Attitude

Toward

Behavior

1. Keinginan untuk

menggunakan

1,2 3 2 Subjective

Norms

1. Merasa aman ketika

patuh

3

Perceived

Behavioral

Control

1. Memeriksa

kelengkapan dan

kondisi

Page 62: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

48

3.5 Uji Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap validitas

konstruk alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan CFA

(Confirmatory Factor Analysis) dengan menggunakan software LISREL (Linear

Structural Relationship). Adapun logika dari CFA (Umar, 2011):

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran terhadap

faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor. Artinya baik item maupun

subtes bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional.

Matriks korelasi ini disebut sigma ( ∑ ), kemudian dibandingkan dengan matriks

dari data empiris yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar

(unidimensional) maka tidak ada perbedaan antara matriks ∑ - matriks S atau

bisa juga dinyatakan dengan ∑ - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan

chisquare. Jika hasil chisquare tidak signifikan p > 0,05, maka hipotesis nihil

tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensional tersebut dapat diterima

bahwa item ataupun subtes instrumen hanya mengukur satu faktor saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau

tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-value. Jika

hasil t-value tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam

Page 63: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

49

mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian dikeluarkan

dan sebaliknya.

6. Apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan faktornya negatif,

maka item tersebut harus dikeluarkan. Sebab hal ini tidak sesuai dengan sifat

item, yang bersifat positif (favorable)

3.5.1 Uji Validitas Konstruk Attitude Towards Behavior

3.5.1.1 Uji Validitas Konstruk Behavioral Belief

Peneliti menguji 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item tersebut

benar-benar hanya mengukur behavioral belief. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan denga model satu faktor, model tersebut fit setelah dilakukan modifikasi

sebanyak 2 kali dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara

item-item yang dianalisis, dengan nilai Chi-square = 2.31, df = 3, P-value =

0.50986, RMSEA = 0.000. artinya, model satu faktor dapat diterima, bahwasanya

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu behavioral belief .

Selanjutnya , melihat signifikan atau tidak nya item dalam mengukur apa

yang hendak diukur, dan juga menentukan apakah item tertentu perlu dibuang atau

tidak. Di sini yang diuji adalah hipotesis nihil mengenai koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t> 1.96 artinya item tersebut signifikan (valid) dan begitu

juga sebaliknya. Koefisen muatan faktor untuk item pengukuran behavioral belief

disajikan dalam Tabel 3.9

Page 64: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

50

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Behavioral Belief

No. Item Koefisien Std. Error Nilai-t Keterangan

Item 1 0.96 0.06 15.46 Valid

Item 2 0.80 0.06 12.82 Valid

Item 3 0.76 0.06 12.06 Valid

Item 4 0.59 0.07 8.64 Valid

Item 5 0.47 0.07 6.59 Valid

Keterangan: valid = signifikan (t >1.96); tidak valid – tidak signifikan ( t < 1.96)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh item signifikan (t >

1.96). artinya, seluruh item tersebut akan masuk kedalam analisis factor score.

3.5.1.2 Uji Validitas Konstruk Evaluation Of Behavioral Belief

Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar benar hanya mengukur evaluation of behavioral belief. Dari hasil

awal analisis CFA yang dilakukan denga model satu faktor, model tersebut fit

setelah dilakukan modifikasi sebanyak 2 kali dengan membebaskan korelasi

kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, dengan nilai Chi-square

= 4.34, df = 3, P-value = 0.22690, RMSEA = 0.048. artinya, model satu faktor dapat

diterima, bahwasanya seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu

evaluation of behavioral belief .

Selanjutnya , melihat signifikan atau tidak nya item dalam mengukur apa

yang hendak diukur, dan juga menentukan apakah item tertentu perlu dibuang atau

tidak. Di sini yang diuji adalah hipotesis nihil mengenai koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t> 1.96 artinya item tersebut signifikan (valid) dan begitu

juga sebaliknya. Koefisen muatan faktor untuk item pengukuran evaluation of

behavioral belief disajikan dalam Tabel 3.10

Page 65: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

51

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Evaluation of Behavioral Belief

No. Item Koefisien Std. Error Nilai-t Keterangan

Item 1 0.77 0.06 12.04 Valid

Item 2 0.71 0.07 10.74 Valid

Item 3 0.87 0.06 14.24 Valid

Item 4 0.70 0.07 10.61 Valid

Item 5 0.73 0.07 10.95 Valid

Keterangan: valid = signifikan (t >1.96); tidak valid – tidak signifikan ( t < 1.96)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh item signifikan (t > 1.96).

artinya, seluruh item tersebut akan masuk kedalam analisis factor score.

3.5.2 Uji Validitas Konstruk Subjective Norms

3.5.2.1 Uji Validitas Konstruk Normatives belief

Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar benar hanya mengukur normatives belief. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan denga model satu faktor, model tersebut fit setelah dilakukan

modifikasi sebanyak 1 kali dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran

diantara item-item yang dianalisis, dengan nilai Chi-square = 5.34, df = 4, P-value

= 0.25384, RMSEA = 0.041. artinya, model satu faktor dapat diterima, bahwasanya

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu Normatives belief .

Selanjutnya , melihat signifikan atau tidak nya item dalam mengukur apa

yang hendak diukur, dan juga menentukan apakah item tertentu perlu dibuang atau

tidak. Di sini yang diuji adalah hipotesis nihil mengenai koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t> 1.96 artinya item tersebut signifikan (valid) dan begitu

juga sebaliknya. Koefisen muatan faktor untuk item pengukuran normatives belief

disajikan dalam Tabel 3.11

Page 66: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

52

Tabel 3.11

Muatan Faktor Normatives Belief

No. Item Koefisien Std. Error Nilai-t Keterangan

Item 1 0.78 0.06 12.59 Valid

Item 2 0.77 0.06 11.93 Valid

Item 3 0.77 0.06 12.02 Valid

Item 4 0.87 0.06 14.76 Valid

Item 5 0.32 0.07 4.46 Valid

Keterangan: valid = signifikan (t >1.96); tidak valid – tidak signifikan ( t < 1.96)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh item signifikan (t >

1.96). artinya, seluruh item tersebut akan masuk kedalam analisis factor score.

3.5.2.2 Uji Validitas Konstruk motivation to comply

Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar benar hanya mengukur motivation to comply. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan denga model satu faktor, model tersebut fit setelah dilakukan

modifikasi sebanyak 1 kali dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran

diantara item-item yang dianalisis, dengan nilai Chi-square = 6.04, df = 4, P-value

= 0.19603, RMSEA = 0.051. artinya, model satu faktor dapat diterima, bahwasanya

seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu motivation to comply.

Selanjutnya , melihat signifikan atau tidak nya item dalam mengukur apa

yang hendak diukur, dan juga menentukan apakah item tertentu perlu dibuang atau

tidak. Di sini yang diuji adalah hipotesis nihil mengenai koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t> 1.96 artinya item tersebut signifikan (valid) dan begitu

juga sebaliknya. Koefisen muatan faktor untuk item pengukuran motivation to

comply disajikan dalam Tabel 3.12

Page 67: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

53

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Motivation to Comply

No. Item Koefisien Std. Error Nilai-t Keterangan

Item 1 0.80 0.06 13.05 Valid

Item 2 0.82 0.06 13.40 Valid

Item 3 0.88 0.06 14.87 Valid

Item 4 0.62 0.07 8.92 Valid

Item 5 0.52 0.07 7.52 Valid

Keterangan: valid = signifikan (t >1.96); tidak valid – tidak signifikan ( t < 1.96)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh item signifikan (t >

1.96). artinya, seluruh item tersebut akan masuk kedalam analisis factor score.

3.5.3 Uji Validitas Konstruk Perceived Behavioral Control

Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar benar hanya mengukur perceived behavioral control. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan denga model satu faktor, model tersebut fit setelah

dilakukan modifikasi sebanyak 1 kali dengan membebaskan korelasi kesalahan

pengukuran diantara item-item yang dianalisis, dengan nilai Chi-square = 9.24, df

= 4, P-value = 0.05531, RMSEA = 0.082. artinya, model satu faktor dapat diterima,

bahwasanya seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu perceived

behavioral control.

Selanjutnya , melihat signifikan atau tidak nya item dalam mengukur apa

yang hendak diukur, dan juga menentukan apakah item tertentu perlu dibuang atau

tidak. Di sini yang diuji adalah hipotesis nihil mengenai koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t> 1.96 artinya item tersebut signifikan (valid) dan begitu

juga sebaliknya. Koefisen muatan faktor untuk item pengukuran perceived

behavioral control disajikan dalam Tabel 3.13

Page 68: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

54

Tabel 3.13

Muatan Faktor Item Perceived Behavioral Control

No. Item Koefisien Std. Error Nilai-t Keterangan

Item 1 0.12 0.08 1.60 Tidak Valid

Item 2 0.49 0.07 6.72 Valid

Item 3 0.75 0.07 10.13 Valid

Item 4 0.91 0.07 12.18 Valid

Item 5 0.23 0.08 3.02 Valid

Keterangan: valid = signifikan (t >1.96); tidak valid – tidak signifikan ( t < 1.96)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan terdapat 4 item signifikan (t > 1.96) dan

1 item yang tidak signifikan (t < 1.96) yaitu item nomor 1. Dengan begitu item

nomor 1 akan di-drop yang artinya item tersebut tidak akan masuk kedalam analisis

dalam perhitungan factor score. Sedangkan item-item yang signifikan seluruhnya

sudah memiliki koefisien yang bermuatan positif. Artinya koefisien muatan faktor

dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya sudah bersifat favourable.

Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.

3.5.4 Uji Validitas Konstruk Conformity

3.5.4.1 Uji Validitas Konstruk Informational social influence

Peneliti menguji apakah 9 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar benar hanya mengukur informational social influence. Dari hasil

awal analisis CFA yang dilakukan denga model satu faktor, model tersebut fit

setelah dilakukan modifikasi sebanyak 7 kali dengan membebaskan korelasi

kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, dengan nilai Chi-square

= 29.72, df = 20, P-value = 0.07457, RMSEA = 0.050. artinya, model satu faktor

dapat diterima, bahwasanya seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu

informational social influence.

Page 69: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

55

Selanjutnya , melihat signifikan atau tidak nya item dalam mengukur apa

yang hendak diukur, dan juga menentukan apakah item tertentu perlu dibuang atau

tidak. Di sini yang diuji adalah hipotesis nihil mengenai koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t> 1.96 artinya item tersebut signifikan (valid) dan begitu

juga sebaliknya. Koefisen muatan faktor untuk item pengukuran informational

social influence disajikan dalam Tabel 3.14

Tabel 3.14

Muatan Faktor Item Informational Social Influence

No. Item Koefisien Std. Error Nilai-t Keterangan

Item 1 0.44 0.08 5.69 Valid

Item 2 -0.07 0.08 -0.86 Tidak Valid

Item 3 0.77 0.08 10.16 Valid

Item 4 0.72 0.08 9.54 Valid

Item 5 0.57 0.08 7.10 Valid

Item 6 -0.10 0.08 -1.22 Tidak Valid

Item 7 0.49 0.08 6.38 Valid

Item 8 0.41 0.08 5.32 Valid

Item 9 0.24 0.08 2.92 Valid

Keterangan: valid = signifikan (t >1.96); tidak valid – tidak signifikan ( t < 1.96)

Dari tabel di atas dapat disimpulkan terdapat 7 item signifikan (t > 1.96) dan

2 item yang tidak signifikan (t < 1.96) yaitu item nomor 2 dan 6. Dengan begitu

item nomor 2 dan 6 akan di-drop yang artinya item tersebut tidak akan masuk

kedalam analisis dalam perhitungan factor score. Sedangkan item-item yang

signifikan seluruhnya sudah memiliki koefisien yang bermuatan positif. Artinya

koefisien muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya sudah

bersifat favourable. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di-drop.

Page 70: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

56

3.5.4.2 Uji Validitas Konstruk normatives social influence

Peneliti menguji apakah 12 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-

item tersebut benar benar hanya mengukur normatives social influencel. Dari hasil

awal analisis CFA yang dilakukan denga model satu faktor, model tersebut fit

setelah dilakukan modifikasi sebanyak 20 kali dengan membebaskan korelasi

kesalahan pengukuran diantara item-item yang dianalisis, dengan nilai Chi-square

= 46.05, df = 33, P-value = 0.06522, RMSEA = 0.045. artinya, model satu faktor

dapat diterima, bahwasanya seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu

normatives social influencel.

Selanjutnya , melihat signifikan atau tidak nya item dalam mengukur apa

yang hendak diukur, dan juga menentukan apakah item tertentu perlu dibuang atau

tidak. Di sini yang diuji adalah hipotesis nihil mengenai koefisien muatan faktor

dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

muatan faktor, jika nilai t> 1.96 artinya item tersebut signifikan (valid) dan begitu

juga sebaliknya. Koefisen muatan faktor untuk item pengukuran normatives social

influencel disajikan dalam Tabel 3.15

Tabel 3.15

Muatan Faktor Item Normatives Social Influence

No. Item Koefisien Std. Error Nilai-t Keterangan

Item 1 0.44 0.08 5.69 Valid

Item 2 -0.07 0.08 -0.86 Tidak Valid

Item 3 0.77 0.08 10.16 Valid

Item 4 0.72 0.08 9.54 Valid

Item 5 0.57 0.08 7.10 Valid

Item 6 -0.10 0.08 -1.22 Tidak Valid

Item 7 0.49 0.08 6.38 Valid

Item 8 0.41 0.08 5.32 Valid

Item 9 0.24 0.08 2.92 Valid

Keterangan: valid = signifikan (t >1.96); tidak valid – tidak signifikan ( t < 1.96)

Page 71: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

57

Dari tabel di atas dapat disimpulkan terdapat 7 item signifikan (t > 1.96) dan 2 item

yang tidak signifikan (t < 1.96) yaitu item nomor 2 dan 6. Dengan begitu item

nomor 2 dan 6 akan di-drop yang artinya item tersebut tidak akan masuk kedalam

analisis dalam perhitungan factor score. Sedangkan item-item yang signifikan

seluruhnya sudah memiliki koefisien yang bermuatan positif. Artinya koefisien

muatan faktor dari item sesuai dengan sifat item yang semuanya sudah bersifat

favourable. Dengan demikian item-item tersebut tidak akan di-drop

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode analisis

regresi berganda yaitu suatu metode untuk menguji signifikan atau tidaknya

pengaruh dari sekumpulan variabel independent terhadap variabel dependen.

Berikut ini adalah persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini:

Keterangan:

Y = Intensi

a = konstanta / intercept

b = koefisien regresi

X1 = behavioural belief dari intensi

X2 = evaluation of behavioural belief dari Intensi

X3 = normatives belief dari Intensi

X4 = motivation to comply dari Intensi

X5 = perceived behavioural control dari Intensi

X6 = informational social influence dari Intensi

X7 = normative social influence dari Intensi

e = residu

Adapun data yang dianalisis dengan persamaan di atas adalah hasil dari pengukuran

yang sudah ditransformasikan kedalam true score. Dalam hal ini, true score adalah

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+e

Page 72: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

58

faktor yang diukur dengan menggunakan software SPSS menggunakan item yang

valid. Tujuan dari true score adalah agar koefisien regresi tidak mengalami atenuasi

atau underestimate (koefisien regresi yang terhitung lebih rendah dari yang

seharusnya sehingga tidak signifikan).

Dalam analisis regresi berganda, besarnya proporsi varians intensi yang

dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh dependent variabel yang bias diukur dengan

rumus R2, dimana:

𝑅2 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑅𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙=

𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔

𝑆𝑆𝑦

Adapun jika R2 signifikan (P<0.05) maka proporsi varians Y yang dipengaruhi oleh

faktor-faktor (sikap, norma subjektif, kontrol perilaku dan konformitas) secara

keseluruhan adalah signifikan.

Jika telah terbukti signifikan, maka peneliti akan menguji bariabel mana dari

ke 4 variabel independent tersebut yang signifikan. Dalam hal ini peneliti menguji

signifikan atau tidaknya koeifisien regresi (b) dengan t-test. Jika memiliki skor t >

1.96 maka koefisien regresi variabel tersebut dinyatakan signifikan, sebaliknya

apabila t < 1.96 maka variabel tersebut dinyatakan tidak signifikan (dalam taraf

signifikan 0,05 atau 5%).

Dalam regresi analisis berganda ini dapat diperoleh beberapa informasi

yaitu:

1. R² yang menunjukkan proporsi varians dari variabel dependen yang bisa

diterangkan oleh variabel independen.

Page 73: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

59

2. Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing

koefisien regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang

signifikan dari variabel independen yang bersangkutan.

3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat

prediksi tentang beberapa nilai Y jika nilai variabel independen

diketahui.

4. Sumbangan varian dari masing-masing dimensi variabel independen

yaitu sikap, norma subjektif, kontrol perilaku dan konformitas dalam

mempengaruhi penerimaan diri.

3.7 Prosedur penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan berikut :

1. Peneliti melihat apa saja fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat yang

sekiranya menarik untuk dijadikan latar belakang penelitian.

2. Peneliti mulai merumuskan masalah yang akan diteliti dari fenomena yang

sudah dipilih untuk menjadi topik penelitian.

3. Kemudian peneliti melakukan studi pustaka untuk menentukan konstruk apa

yang sesuai dengan fenomena yang dipilih sebagai topik penelitian, serta

melihat masalah yang telah dirumuskan dari sudut pandang teoritis agar dapat

dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

4. Menentukan variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian dengan

memperluas studi pustaka mengenai apa saja faktor-faktor pembentuk

variabel utama.

5. Menentukan judul, rumusan penelitian, menentukan teori apa yang akan

digunakan dalam penelitian.

Page 74: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

60

6. Setelah mendapatkan semua yang dibutuhkan untuk landasan teori, peneliti

menyiapkan instrumen penelitian yang sejalan dengan teori yang digunakan.

Selanjutnya, peneliti menentukan populasi dan sampel, teknik pengambilan

sampel, dan pengumpulan data yang akan digunakan.

7. Mengajukan persetujuan kepada pembimbing mengenai alat ukur yang akan

digunakan.

8. Mengajukan proposal penelitian dan surat izin penelitian.

9. Membuat salinan instrumen penelitian yang sudah disetujui pembimbing dan

menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk pengambilan data seperti

pulpen dan reward untuk responden.

10. Mengambil data di lapangan setelah sebelumnya memperoleh izin penelitian

dari fakultas.

11. Setelah data yang dibutuhkan telah didapat, peneliti melakukan pengolahan data

dengan melakukan uji validitas dan reliabilitas.

12. Membahas secara tertulis hasil dari uji validitas dan reliabilitas yang telah

dilakukan sebelumnya lalu membuat kesimpulan dan laporan hasil penelitian.

Page 75: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

61

4 BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang telah dilakukan. Pembahasan tersebut

meliputi gambaran umum subjek penelitian, deskriptif statistic variabel penelitian,

kategorisasi skor variabel penelitian dan hasil uji hipotesis.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ini merupakan 198 orang yang mengendarai sepeda motor di

kota Tangerang Selatan. Gambaran subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1

Gambaran Subjek Penelitian

Kategori Frekuensi Persentase

Jenis kelamin :

Laki-laki 144 72,7 %

Perempuan 54 27,3 %

Usia :

15 – 25 155 78.28 %

26 – 35 23 11.62 %

36 – 45 16 8.08 %

46 – 55 4 2.02%

Tingkat pendidikan :

SMP/MTs 3 1.52 %

SMA/SMK 97 48.99 %

D3 7 3.54 %

S1/D4 87 43.94 %

S2 3 1.52 %

S3 1 0.51 %

Domisili tempat tinggal:

Setu 79 39.90 %

Serpong 39 19.70 %

Serpong Utara 5 2.53 %

Pamulang 33 16.67 %

Ciputat 13 6.57 %

Ciputat Timur 22 11.11 %

Pondok Aren 7 3.54 %

Page 76: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

62

Dari tabel diatas dapat dilihat gambaran subjek penelitian terdiri dari pria sebanyak

144 orang (72,7%) dan wanita sebanyak 54 orang (27.3%). Frekuensi umur

responden antara 15 – 55 tahun. Untuk tingkat Pendidikan responden juga

berangam dari tingkat SMP hingga S3.

Selain itu peneliti juga menanyakan beberapa hal mengenai kepemilikan SIM dan

pengalaman berkendara. Jawabannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2

Sebaran kepemilikan SIM

Kepemilikan SIM Jumlah Responden Persentase

Memiliki SIM 156 78.8%

Tidak Memiliki SIM 42 21.2%

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 198 responden, responden yang memiliki

SIM sebanyak 156 orang (78.8%) dan yang tidak memiliki SIM 42 orang (21.2%).

Tabel 4.3

Pengalaman ditilang

Pengalaman ditilang Jumlah Responden Persentase

<3 kali 93 47 %

4 – 9 Kali 16 8.1 %

>9 kali 1 0.5 %

Tidak Pernah 88 44.4 %

Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa responden yang ditilang < 3 kali

sebanyak 93 orang (47%), ditilang 4 – 9 kali sebanyak 16 orang (8.1%), > 9 kali

sebanyak 1 orang (0.5%) dan yang tidak pernah ditilang sebanyak 88 orang

(44.4%).

Page 77: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

63

Tabel 4.4

Pengalaman Kecelakaan

Pengalaman Kecelakaan Jumlah Responden Persentase

Pernah kecelakaan 79 39.9%

Tidak pernah kecelakaan 119 60.1%

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden yang pernah mengalami

kecelakaan sebanyak 79 orang atau 39.9% dari keseluruhan responden. Sedangkan

responden yang tidak pernah mengalami kecelakaan sebanyak 119 orang atau

60.2% dari total responden.

Tabel 4.5

Pengalaman Melanggar Peraturan Lalu lintas

Pengalaman Melanggar Jumlah Responden Persentase

Pernah Melanggar 125 63.1 %

Tidak Pernah Melanggar 73 36.9 %

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden yang pernah melanggar

peraturan lalu lintas sebanyak 125 orang atau 63.1% dari keseluruhan responden.

Sedangkan responden yang tidak pernah melanggar peraturan lalu lintas sebanyak

73 orang atau 36.9% dari total responden.

4.2 Analisi Deskriptif

Hasil analisis deskriptif adalah hasil yang memberikan gambaran data penelitian.

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai minimum, maksimum, mean

dan standar deviasi dari setiap variabel serta kategorisasi tinggi dan rendahnya skor

variabel penelitian. Gambaran hasil analisis deskriptif ini dapat dilihat pada Tabel

4.6

Page 78: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

64

Tabel 4.6

Analisis Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

intensi 198 18.33 66.85 50.0000 10.00000

Perceived behavioral control 198 18.37 67.54 50.0000 10.00000

behavioral belief 198 -3.56 64.07 50.0000 10.00000

Evaluation of behavioral belief 198 -13.74 62.34 50.0000 10.00000

Normatives belief 198 18.71 66.31 50.0000 10.00000

Motivation to comply 198 13.29 69.97 50.0000 10.00000

Informational influence 198 21.49 77.61 50.0000 10.00000

Normatives influence 198 14.76 76.66 50.0000 10.00000

Valid N (listwise) 198

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat dari kolom minimum diketahui variabel

evaluation of behavioral belief memiliki nilai terendah dengan nilai -13.74.

sementara itu berdasarkan kolom maksimum diketahui variabel informational

social influence memiliki nilai tertinggi dengan nilai 69.86.

4.3 Kategorisasi Hasil Penelitian

Kategorisasi dalam penelitian ini dibuat menjadi dua kategori yaitu tinggi dan

rendah. Adapun norma kategoriasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut.

Tabel 4.7

Norma Skor Kategorisasi

Setelah norma kategorisasi didapatkan, selanjutnya akan dijelaskan perolehan nilai

persentase kategorisasi untuk variabel intensi, behavioral belief, evaluation of

behavioral belief, normatives belief, motivation to comply, PBC, informational

social influence, normatives social influence. Perolehan nilai persentase

kategorisasi akan dijelaskan pada tabel 4.4 berikut:

Norma Interpretasi

X > Mean Tinggi

X < Mean Rendah

Page 79: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

65

Tabel 4.8

Skor Kategorisasi

4.4 Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Uji Regresi Berganda

Pada tahapan ini menguji hipotesis penelitian dengan Teknik analisis regresi

berganda yang perhitungannya menggunakan software SPSS 25. Ada tiga hal yang

perlu diperhatian dalam analisis regresi, pertama adalah besaran R square untuk

mengetahui berapa persen (%) varians pada Dependent Variabel yang dijelaskan

oleh Independent Variabel, kedua adalah apakah Independent Variabel

berpengaruh secara signifikan terhadap dependent variabel, dan yang ketiga adalah

melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent

variabel. Langkah pertama yang dilakukan adalah menganalisis besaran R- square

untuk mengetahui berapa persen (%) varians pada Dependent Variabel yang

dijelaskan oleh Independent Variabel. Untuk tabel R square bias dilihat sebagai

berikut.

Frekuensi

Variabel Rendah Tinggi

Intensi 87 (43.9 %) 111 (56.1 %)

PBC 115 (58.1 %) 83 (41.9 %)

Behavioral belief 95 (48.0 %) 103 (52.0 %)

Evaluation of behavioural belief 85 (42.9 %) 113 (57.1 %)

Normative belief 106 (53.5 %) 92 (46.5 %)

Motivation to comply 76 (38.4 %) 122 (61.6 %)

Informational social influnce 100 (50.5 %) 98 (49.5 %)

Normatives social influence 100 (50.5 %) 98 (49.5 %)

Page 80: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

66

Tabel 4.9

Tabel R square

a. Predictors: (constant), normative social influence, pbc, motivation to comply, evaluation of

behavioral belief, informational social influence, normatives belief, behavioural belief

Berdasarkan tabel R square, dapat dilihat R square yang didapat sebesar

0.274 atau 27.4 %. Artinya 27.4% bervariasinya variabel dependen yaitu intensi

disebabkan oleh normative social influence, pbc, motivation to comply. Evaluation

of behavioral belief,informational social influence, normatives belief, dan

behavioral belief. Sedangkan sisanya yaitu 72.6% bervariasinya variabel dependen

intensi disebabkan oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah ke dua menganalisis dampak dari seluruh variabel independent

terhadap intensi. Adapun hasil uji F dapat dilkihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Anova Keseluruhan IV terhadap DV

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5394.973 7 770.710 10.237 .000b

Residual 14305.027 190 75.290

Total 19700.000 197

a. Dependent Variabel: Intensi

b. Predictors: (Constant), Perceived behavioral control, behavioural belief,

evaluation of behavioural belief, normatives belief, motivation to comply,

informational social influence, normatives social influence

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada kolom paling

kanan adalah 0.000 atau p = 0.000 dengan nilai p kurang dari 0.05 (p < 0.05).

Dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .523a .274 .247 8.67696

Page 81: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

67

signifikan seluruh variabel independen (behavioral belief, evaluation of behavioral

belief, normatives belief, motivation to comply, perceived behavioral control,

informational social influence dan normatives social influence ditolak. Artinya

terdapat pengaruh yang signifikan variabel behavioral belief, evaluation of

behavioral belief, normatives belief, motivation to comply, perceived behavioral

control, informational social influence dan normatives social influence terhadap

intensi.

Langkah ketiga adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing

independen variabel. Jika Sig. kurang dari 0.05 (Sig. < 0.05) atau nilai t lebih besar

dari 1.96 (t > 1.96) maka koefisien tersebut signifikan yang berarti bahwa variabel

independen tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap penerimaan diri.

Adapun penyajiannya ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 4.11

Koefisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 28.332 5.344 5.302 .000

Perceived

behavioural

control

.266 .080 .266 3.330 .001

Behavioural

belief

.208 .104 .208 2.004 .046

Evaluation of

behavioral

belief

.040 .095 .040 .416 .678

Normatives

belief

.100 .083 .100 1.212 .227

Motivation to

comply

.002 .073 .002 .025 .980

Inform inf -.108 .073 -.108 -1.469 .144

Norms inf -.074 .069 -.074 -1.083 .280

a. Dependent Variabel: intensi

Page 82: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

68

Dalam kolom sig pada tabel koefisien regresi diatas, terlihat bahwa hanya variabel

perceived behavioral control dan behavioral belief yang memiliki nilai Sig. < 0.05

(t > 1.96). Artinya dua variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel intensi. Sedangkan variabel lainnya memiliki Sig. > 0.05 (t < 1.96) yang

artinya variabel-variabel lainnya tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap

intensi. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing

independent variabel sebagai berikut:

1. Perceived behavioral control

Variabel perceived behavioral control memiliki koefisien regresi sebesar 0.266

dengan nilai signifikansi sebesar 0.001 (Sig. < 0.05). hasil ini menunjukan

bahwa perceived behavioral control berpengaruh signifikan terhadap intensi.

Koefisien tersebut menunjukan tanda positif, artinya semakin tinggi dalam

meyakini perilaku maka akan semakin tinggi pula intensinya. Begitu juga

sebaliknya apabila koefisien menunjukan tanda negatif, artinya semakin rendah

perceived behavioral control, maka semakin rendah intensinya.

2. Behavioral belief

Variabel behavioral belief memiliki koefisien regresi sebesar 0.208 dengan

nilai signifikansi sebesar 0.046 (Sig. < 0.05). hasil ini menunjukan bahwa

behavioral belief berpengaruh signifikan terhadap intensi. Koefisien tersebut

menunjukan tanda positif, artinya semakin tinggi dalam meyakini perilaku

maka akan semakin tinggi pula intensinya. Begitu juga sebaliknya, semakin

rendah dalam meyakini perilaku maka akan semakin rendah pula intensinya.

Page 83: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

69

3. Evaluation of behavioral belief

Variabel evaluation of behavioral belief memiliki koefisien regresi sebesar

0.040 dengan nilai signifikansi sebesar 0.678 (Sig. > 0.05). hasil ini

menunjukan bahwa evaluation of behavioral belief tidak berpengaruh

signifikan terhadap intensi. Begitu juga sebaliknya, apabila nilai signifikansi

ada di < 0.05 maka evaluation of behavioral belief berpengaruh terhadap

intensi.

4. Normatives belief

Variabel normatives belief memiliki koefisien regresi sebesar 0.100 dengan

nilai signifikansi sebesar 0.227 (Sig. > 0.05). hasil ini menunjukan bahwa

normatives belief tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi. Begitu juga

sebaliknya, apabila nilai signifikansi ada di < 0.05 maka normatives belief

berpengaruh terhadap intensi.

5. Motivation to comply

Variabel motivation to comply memiliki koefisien regresi sebesar 0.002 dengan

nilai signifikansi sebesar 0.980 (Sig. > 0.05). hasil ini menunjukan bahwa

motivation to comply tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi.

6. Informational social influence

Variabel informational social influence memiliki koefisien regresi sebesar -

0.108 dengan nilai signifikansi sebesar 0.144 (Sig. > 0.05). hasil ini

menunjukan bahwa informational social influence tidak berpengaruh

signifikan terhadap intensi.

7. Normatives social influence

Page 84: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

70

Variabel normatives social influence memiliki koefisien regresi sebesar -0.074

dengan nilai signifikansi sebesar 0.280 (Sig. > 0.05). hasil ini menunjukan

bahwa normatives social influence tidak berpengaruh signifikan terhadap

intensi.

4.4.2 Pengujian Proporsi Varians

Penulis ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varians dari masing-

masing variabel independen terhadap intensi. Secara keseluruhan dapat dilihat

proporsi varians seluruh (R square) variabel independen terhadap intensi adalah

sebesar 0.247, yang artinya 24.7% dari bervariasinya intensi dapat dijelaskan oleh

7 variabel independen. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai proporsi varians

untuk masing-masing variabel independen terhadap penerimaan diri dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.12

Proporsi Varians untuk Masing-Masing Variabel Independen

a. Predictors: (Constant), perceived behavioral control, behavioral belief, evaluation of behavioral

belief, normatives belief, motivation to comply, informational social influence, normatives social

influence.

Pada Tabel 4.12 kolom pertaman adalah variabel independent (bebas) yang

dianalisis scara satu persatu. Kolom kedua merupakan penambahan varians variabel

dependen (terikat) dari tiap variabel independent yang dianalisis satu persatu

tersebut, kolom ketiga merupakan nilai murni varians variabel dependen dari setiap

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .449a .201 .197 1.662 .201 49.440 1 196 .000

2 .497b .247 .239 1.618 .045 11.700 1 195 .001

3 .500c .250 .238 1.619 .003 .753 1 194 .386

4 .502d .252 .236 1.621 .002 .555 1 193 .457

5 .504e .254 .235 1.623 .003 .668 1 192 .415

6 .519f .269 .246 1.610 .015 3.941 1 191 .049

7 .523g .274 .247 1.610 .004 1.174 1 190 .280

Page 85: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

71

variabel independent yang dimasukan secara satu persatu. Kolom keempat adalah

nilai F hitung bagi variabel independent yang bersangkutan. Kolom df adalah

derajat bebas bagi variabel independent yang bersangkutan pula yang terdiri dari

numerator dan denumerator. Kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai variabel

independent pada tabel F dengan df yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom

inilah yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai F hitung

lebih besar dari F tabel, maka klom selanjutnya yaitu klom signifikansi yang akan

dituliskan signifikan atau tidak signifikan. Dari tabel 4.8 di atas dapat dijelaskan

informasi berikut ini:

1. Variabel perceived behavioral control memberikan sumbangan 0.201 atau

20.1% dalam varians intensi.

2. Variabel behavioral belief memberikan sumbangan 0.045 atau 4.5% dalam

varians intensi.

3. Variabel evaluation of behavioral belief memberikan sumbangan 0.003

atau 0.3% dalam varians intensi.

4. Variabel normatives belief memberikan sumbangan 0.002 atau 0.2% dalam

varians intensi.

5. Variabel motivation to comply memberikan sumbangan 0.003 atau 0.3%

dalam varians intensi.

6. Variabel informatioanl social influence memberikan sumbangan 0.015 atau

1.5% dalam varians intensi.

7. Variabel normatives social influence memberikan sumbangan 0.004 atau

0.4% dalam varians intensi.

Page 86: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

72

5 BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah: “ada pengaruh signifikan dari sikap (behavioral belief) dan

perceived behavioral control terhadap intensi mematuhi peraturan lalu lintas”.

Kemudian hasil uji hipotesis yang menguji signifikan masing-masing koefisien

regresi terhadap variabel dependen diperoleh dua variabel yang berpengaruh secara

signifikan terhadap intensi mematuhi peraturan lalu lintas yaitu behavioral belief

dan perceived behavioral control.

Secara keseluruhan dapat dilihat proporsi varians seluruh (R square) variabel

independen terhadap intensi adalah sebesar 0.247, yang artinya 24.7% dari

bervariasinya intensi dapat dijelaskan oleh variabel independen dan selebihnya

74.3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

5.2 Diskusi

Berdasarkan kesimpulan di atas, secara teoritis diketahui bahwa hasil penelitian ini

sedikit bertolak belakang dengan teori planned behavior yang dikemukakan oleh

Ajzen (1985), yang mengemukakan bahwa intensi dipengaruhi oleh sikap, norma

subjektif dan perceived behavioral control. Sedangkan menurut penelitian ini, yang

berpengaruh terhadap intensi adalah sikap (behavioral belief) dan perceived

behavioral control. sedangkan norma subjektif tidak mempengaruhi intensi.

Page 87: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

73

Dalam penelitian sebelumnya banyak penelitian mengenai kepatuhan

terhadap peraturan lalu lintas menggunakan TPB. Seperti penelitian yang dilakukan

oleh Elliot (2003) yang menyatakan bahwa sikap, norma subjektif dan perceived

bvehavioral control secara signifikan berhubungan secara positif dengan intensi

perilaku. Lebih penting lagi bahwa hasil dari penelitian ini berhasil

menggambarkan TPB sebagai hasil yang baik untuk memprediksi perilaku

berkendara dengan kecepatan tinggi, seperti yang telah diukur dalam periode 3

bulan. Elliot (2003) juga berpendapat bahwa TPB secara umum menjadi predictor

perilaku terbaik dari pada variabel demografis.

Selain itu terdapat perceived behavioral control dimana hal ini merupakan

persepsi terhadap kemudahan atau kesulitan akses menampilkan perilaku. Dalam

hal ini perceived behavioral control berpengaruh signifikan terhadap intensi. Hal

ini dapat menggambarkan bahwa kontrol perilaku yang dipersepsikan

mempengaruhi intensi dikarenakan kemungkinan kemungkinan yang akan dilalui

responden seperti kemudahan untuk mengontrol perilaku melanggar apakah mudah

atau sulit. Atau bahkan lebih sulit untuk melakukan perilaku mematuhi peraturan

lalu lintas karena terdesak dengan hal – hal tertentu namun persepsi responden

menganggap masih bias mengontrol perilaku yang dikeluarkan.

Dalam penelitian lain tentang intensi menyebrang jalan dengan aman juga

ditemukan bahwa sikap untuk menyebrang dengan aman dan kontrol perilaku

adalah determinan dari intensi perilaku menyebrang dengan aman. Dapat dilihat

bahwa nilai signifikansi dari penelitian ini data yang signifikan adalah Sikap (B =

0.146, Sig = 0.000) dan perceived behavioral control (B = 0.294, Sig = 0.026)

(Jalilian, Mostafavi, Mahaki, Delpisheh, Rad, 2015).

Page 88: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

74

Variabel yang ada diluar teori planned behavior namun memengaruhi

adalah konformitas (informational social influence) dimana pada teori ini ketika

seseorang berada pada situasi yang ambigu, gawat dan ada orang yang dianggap

lebih ahli dari mereka. Orang ini akan memunculkan konformitas. Diduga

penyebab adanya pengaruh konformitas terhadap intensi adalah seseorang yang

terdesak akan memunculkan intensi untuk patuh atau tidak patuh, sehingga ketika

merasa memiliki informasi yang cukup dan menurut orang tersebut sesuai dengan

apa yang dibutuhkan, orangtersebut akan memunculkan perilaku konformitas,entah

itu dalam keadaan yang patuh atau tidak patuh pada peraturan lalu lintas.

Dalam proses penyusunan item, peneliti melakukan elisitas terhadap 30

orang untuk mendapatkan salient belief atau keyakinan yang menonjol, dari hasil

elisitas tersebut terdapat 3 item dengan jawaban terbuka. Dari elisitas ini muncul

lah keyakinan keyakinan responden terhadap sikap, norma subjektif dan perceived

behavioral control yang diambil beberapa kata yang menurut peneliti dapat

berhubungan dengan penelitian ini. Lalu dari keyakinan yang meonjol tersebut

dibuat lah item item dimana untuk sikap ada beberapa keyakinan keyakinan

perilaku, dan perilaku tersebut dievaluasi hal ini untuk membuat item evaluation of

behavioral belief. Untuk norma subjektif untuk mencari tau siapakah significant

others yang menurut responden paling berpengaruh falam hidupnya. Perceived

behavioral control yang dicari adalah bagaimana orang menaggap perilaku

mematuhi peraturan lalu lintas dari kmudahan dan kerugiannya. Setelah itu peneliti

membuat item item dari sailent belief 30 responden yang telah mengisinya.

Dalam penelitian ini terdapat 198 responden dimana laki- laki sebanyak 144

orang dan perempuan sebanyak 54 orang. Sebaran usia masing masing responden

Page 89: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

75

beragam. Responden dengan umur 15 – 25 tahun sebanyak 155 orang, usia 26 – 35

tahun sebanyak 23 orang, usia 36 – 45 tahun sebanyak 16 orang, dan usia 46 – 55

tahun sebanyak 4 orang. Untuk tingkat Pendidikan responden SMP/ MTs sebanyak

3 orang, SMA/ SMK sebanyak 97 orang, D3 sebanyak 7 orang, S1/ D4 sebanyak

87 orang, S2 sebanyak 3 orang dan S3 sebanyak 1 orang. Sedangkan domisili

responden untuk Kecamatan Setu sebanyak 79 orang, Kecamatan Serpong

sebanyak 39 orang, Kecamatan Serpon Utara sebanyak 5 orang, Kecamatan

Pamulang sebanyak 33 orang, Kecamatan Ciputat sebanyak 13 orang, Kecamatan

Ciputat Timur sebanyak 22 orang dan Kecamatan Pondok Aren sebanyak 7 orang.

Untuk hal-hal yang berhubungan dengan mengendarai sepeda motor seperti

mimiliki SIM (Surat Izin Mengemudi), lama berkendara menggunakan motor,

berapa banyak ditilang, seberapa sering kecelakaan dan seberapa sering melanggar

rambu-rambu adalah sebagai berikut: untuk responden yang memiliki SIM

sebanyak 156 orang dan yang tidak memiliki SIM sebanyak 42 orang. Lalu untuk

pertanyaan frekuensi mengendarai motor dalam sehari untuk < 3 jam sebanyak 147

orang, 4 – 5 jam sebanyak 36 orang dan > 5 jam sebanyak 15 orang.

Untuk seberapa sering terkena tilang, sebanyak 93 orang ditilang < 3 kali,

sebanyak 16 orang ditilang sebanyak 4 – 9 kali sebanyak 1 orang ditilang > 9, dan

sisanya sebanyak 88 orang yang tidak pernah ditilang. Alasan mengapa ditilang

juga beragam, ada yang tidak punya sim, tidak menggunakan helm, berboncengan

lebih dari tiga orang, lupa membayar pajak, lewat jalur cepat (khusus mobil) dan

lain-lain .

Page 90: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

76

Peneliti juga menanyakan apakah responden pernah mengalami kecelakaan

ketika mengendarai motor. 79 orang menjawab tidak dan sisanya sebanyak 119

orang menjawab ya. Alasannya pun beragam. Ada yang karena mengantuk, karena

terserempet kendaraan lain, ditabrak oleh kendaraan lain, jalanan yang licin, rem

blong dan lain sebagainya.

Selain bertanya mengenai pengalaman tertilang dan kecelakaan, peneliti

juga menanyakan tentang pernah melanggar atau tidak. Dari 198 responden,

sebanyak 73 orang berkata tidak dan sisanya sebanyak 125 orang pernah

melanggar. Pelanggaran yang dilakukan juga beragam seperti melawan arus,

menerobos lampu merah, melanggar rambu putar balik, tidak memakai helm,

melewati marka jalan, dan lain-lain.

5.3 Saran

Melalui analisis seluruh proses dan isi dari laporan, peneliti merasa masih banyak

kekurangan yang harus dilengkapi agar penelitian ini menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa saran yang dapat digunakan untuk

penelitian selanjutnya

5.3.1 Saran Teoritis

1. Mengangkat salah satu faktor yang melatarbelakangi intensi seperti faktor

demografi, kepribadian, faktor lingkungan dan coba menggunakan teori lain

seperti teori

2. Menggunakan sampel penelitian yang mewakili populasi untuk mendapat

validitas eksternal penelitian.

Page 91: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

77

3. Menambah jumlah sampel dan item elisitas sesuai kebutuhan agar lebih

terperinci dalam membentuk item.

5.3.2 Saran Praktis

1. Bagi aparat penegak hukum hendaknya memperketat pembuatan SIM, agar

penerima SIM adalah orang yang memang tepat dan siap dalam

mengendarai kendaraan dengan aman dan nyaman.

2. Bagi para pengendara kendaraan bermotor untuk selalu memperhatikan

rambu-rambu, lampu, dan peraturan lalu lintas. Hal ini agar membuat

keadaan di jalan menjadi aman dan nyaman bagi seluruh pengguna jalan.

3. Bagi para orang tua, pahamilah bahwa penggunaan kendaraan bermotor

pada anak usia dibawah 17 tahun merupakan pelanggaran dan pemberian

kendaraan bermotor pada anak usia dibawah 17 tahun bukan merupakan

rasa sayang karena dapat membahayakan diri si anak.

Page 92: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

78

6 DAFTAR PUSTAKA

Ajzen I. (1985) From Intentions to Actions: A Theory of Planned Behavior. In:

Kuhl J., Beckmann J. (eds) Action Control. SSSP Springer Series in Social

Psychology. Springer, Berlin, Heidelberg

Ajzen, I. (1991.) The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and

Human Decision Processes. 50 (2). 179 – 211.doi:

https://doi.org/10.1016/0749-5978(91)90020-T

Ajzen, I. (2001). Nature and Operation of Attitudes. Annual review of psychology.

52. 27-58. 10.1146/annurev.psych.52.1.27.

Ajzen, I. (2005). Attitudes, personality and behavior second edition England: Mc

Graw-Hill

Aronson, E., Wilson, T. D., Akert, Robin M., Sommers, S. R. (2016). Social

Psychology Ninth Edition. USA: Pearson Education, Inc

Baron, R. A. & Byrne, D. (2003). Psikologi Sosial. Jilid 1 Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Chaplin, J. P. (1999). Kamus Lengkap Psikologi. penerjemah : Kartini Kartono.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Chris, H. (2011). Kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas para pengendara di

perkotaan. 4. Retrieved from

https://www.researchgate.net/publication/323934853_Kepatuhan_terhadap_

peraturan_lalu_lintas_para_pengendara_di_perkotaan

Corsini, Raymond J. (2002). Dictionary of Psychology. Great Britain: Brunner-

Routledge

De Pelsmacker, P. & Janssens, W. (2007). The effect of norms, attitudes and habits

on speeding behavior: Scale development and model building and estimation.

Accident; analysis and prevention. 39. 6-15. Doi: 10.1016/j.aap.2006.05.011.

Dinh, D & Kubota, H. (2013). Speeding behavior on urban residential streets with

a 30km/h speed limit under the framework of the theory of planned behavior.

Transport Policy. 29. 199-208. Doi: 10.1016/j.tranpol.2013.06.003.

Eagly, A.H & Chaiken. (1993). The psychology of attitude. Forth Worth: Harcout

Brace Jovannovich College Publishers

Page 93: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

79

Elliot, A. J., & Reis, H. T. (2003). Attachment and exploration in

adulthood. Journal of Personality and Social Psychology, 85(2), 317-331.

Doi: http://dx.doi.org/10.1037/0022-3514.85.2.317

Enggarsasi, U & Sa’diyah N.K. (2017). Kajian Terhadap Faktor-Faktor Penyebab

Kecelakaan Lalu Lintas Dalam Upaya Perbaikan Pencegahan Kecelakaan

Lalu Lintas. Kajian Masalah Hukun dan Pembangunan Perspektif. 22 (3).

228 – 237.doi: http://dx.doi.org/10.30742/perspektif.v22i3.632

Feldman, R.S. (1995). Social Psychology.New Jersey: Prentice Hall

Fishbein, M & Icek Ajzen. (1975). Belief, attitude, intention and behavior an

introduction to theory and research. England: Addison-Wesley Publishing

Company

Freedman, Jonathan L, Sears, David O., Carlsmith., J. (1978). Social psychology.

Library of Congress Cataloging In Publication Data. Prentice-Hall, Inc.,

Englewood Cliffs

Hartley L.R. & El Hassani. J. (1994). Stress, Violation and Accident.Applied

Ergonomics. 25(4).221-30. Doi:10.1016/0003-6870(94)90003-

Hogg, M.A., & Vaughan, G.M. (2002). Social Psychology: Third edition.

London: Pearson Education

http://korlantas-irsms.info/graph/accidentData. Data Kecelakaan KORLANTAS

POLRI. di akses pada tanggal 16 Agustus 2019. Jam 15:16

https://news.detik.com/berita/d-3710592/2-hari-operasi-zebra-di-tangsel-polisi-

tilang-316-kendaraan 11/05/18 10.24 diakses pada tanggal 25 Agustus 2019

pukul 23.00

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/the-top-10-causes-of-death.

Top 10 Cause of Death. Diakses pada tanggal 03 Agustus 2019 Jam 22.10

knkt.dephub.go.id › ntsc_home › Media Release 2016 - IK LLAJ 20161130 di akses

pada tanggal 04 September 2019 Pukul 1.38

Parker, D., Manstead, A. S. R., Stradling, S. G., Reason, J. T., & Baxter, J. S.

(1992). Intention to commit driving violations: An application of the theory

of planned behavior. Journal of Applied Psychology, 77(1), 94-101. Doi:

http://dx.doi.org/10.1037/0021-9010.77.1.94

Penyebab Utama Kecelakaan. (2018). https://otomotif.tempo.co/read/1022850/10-

penyebab-utama-kecelakaan-lalu-lintas-me6n ?mnurut-korlantas-polri.

diakses tanggal 11 Mei 2018 pukul 20.00

Pranata, R.A., Indrawati E.S (2017). Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya

Dengan Intensi Seksual Pranikah Pada Remaja. Jurnal Empati. 6(1). 352 –

356. Retrieved from https://www.neliti.com/id/publications/62524/hubungan-

antara-konformitas-teman-sebaya-dengan-intensi-seksual-pranikah-pada-re

Page 94: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

80

Pusrikasari, D. (2010). Kontribusi Sikap, Norma Subjektif dan Perceived

Behavioral Control Terhadap Intensi berselingkuh. Jakarta: UIN Syarif

Hidayatullah

Putri, P.D.A., Indrawati, E.S. (2013). Hubungan Antara Konformitas Dengan

Intensi Membeli Tablet PC Pada Mahasiswa Angkatan 2012 Program Studi

Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro.

Jurnal Empati. 2 (4). Retrieved from

ejournal3.undip.ac.id/index.php/empati/article/view/7422

Ramdhani, N. (2011). Penyusunan Alat Ukur Berbasis Theory of Planned behavior.

Buletin Psikologi. 19 (2). 55 – 69. Doi: 10.22146/bpsi.11557

Tabibi, Zahra & Pfeffer, Karen. (2014). Predicting intentions to comply with traffic

rules among Iranian drivers. Advances in Transportation Studies an

international Journal. 35. 89-102. Retrieved from

https://www.researchgate.net/publication/281446349_Predicting_intentions

_to_comply_with_traffic_rules_among_Iranian_drivers

Taylor, . E., Peplau, L A., Sears, D. O. (2006). Social Psychology Twelft Edition.

USA: Pearson Education, Inc

Tondok, M. & Ardiansyah, F. & Ayuni,. (2012). Intensi kepatuhan menggunakan

helm pada pengendara sepeda motor: aplikasi teori perilaku terencana..

Jurnal Sains Psikologi. 2. 96-112. Retrieved from

https://www.researchgate.net/publication/309010067_Intensi_kepatuhan_m

enggunakan_helm_pada_pengendara_sepeda_motor_aplikasi_teori_perilaku

_terencana

Yogadhita, Gde Yulian (2013). Status Keselamatan Jalan di WHO Regional Asia

Tenggara Tahun 2013. Retrieved from www.searo.who.int › entity ›

documents › roadsafety-factsheetino

Zhou, R. & Horrey, W. & Yu, R. (2009). The effect of conformity tendency on

pedestrians' road-crossing intentions in China: An application of the theory

of planned behavior. Accident; analysis and prevention. 41. 491-7. Doi:

10.1016/j.aap.2009.01.007.

Page 95: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

81

7 LAMPIRAN

Page 96: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

82

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Kepada

Yth Responden Penelitian

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Saya Naufal Nurramadhan mahasiswa Program Strata-I (SI) Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan penelitian sebagai bagian dari

pemenuhan tugas akhir. Saya mengharapkan bantuan Bapak/Ibu untuk menjadi responden

penelitian ini. Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini dengan mengikuti petunjuk pengisian

yang telah diberikan. Adapun data dan informasi yang Bapak/Ibu berikan, hanya digunakan

untuk kepentingan penelitian saja dan dijamin kerahasiaannya. Kesediaan Bapak/Ibu

dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner ini merupakan bantuan yang amat

besar bagi keberhasilan penelitian ini. Untuk itu saya mengucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Hormat

Saya

Naufal

Nurrammadhan

[email protected] / 082213047959 (WA/Telp)

I. Identitas Responden

a. Nama / Inisial :

b. Usia :

c. Jenis kelamin :

d. Domisili :

o Setu

o Serpong

o Serpong Utara

o Pamulang

o Ciputat Timur

o Ciputat

o Pondok Aren

e. Pendidikan terakhir :

f. No.Hp :

II. Tentang Mengemudi

a. Memiliki SIM? : Ya / Tidak

b. Lama Mengendara : < 3 Jam / 4-5 Jam / > 5 Jam

c. Kena Tilang? : < 3Kali / 4-9 Kali / > 9 Kali / Tidak Pernah

d. Kenapa di Tilang? : ___________________________________

Page 97: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

83

e. Kecelakaan? : Ya / Tidak

f. Kenapa Kecelakaan? : ___________________________________

g. Melanggar Rambu : Ya / Tidak

h. Kenapa Melanggar : ___________________________________

III. Petunjuk Pengisian

a. Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan, bacalah setiap pernyataan

dan Anda diminta untuk memberikan pendapat tentang pernyataan

rersebut dengan cara memilih salah satu dari jawaban yang tersedia.

b. Berikan tanda checklist (√) pada jawaban yang Anda pilih, mohon

benar-benar jujur. Jawaban Anda sepenuhnya rahasia dan akan dapat

digunakan hanya jika Anda menjawab secara akurat.

c. Tidak ada jawaban yang dianggap salah, oleh karena itu, pilihlah

satu jawaban yang Anda anggap paling sesuai atau yang paling

menggambarkan diri Anda.

d. Disetiap pernyataan terdapat 5 pilihan jawaban yang menyatakan :

STS = Sangat Tidak Setuju, jika pernyataan sangat tidak sesuai

dengan diri Anda

TS = Tidak Setuju, jika pernyataan tidak sesuai dengan diri Anda

AS = Agak Setuju, jika pernyataan agak sesuai dengan diri Anda

S = Setuju, jika pernyataan sesuai atau menggambarkan diri

Anda

SS = Sangat Setuju, jika pernyataan sangat sesuai atau paling

menggambarkan diri Anda

Skala 1

NO PERNYATAAN STS TS AS S SS

1 Saya akan menggunakan atribut keselamatan

ketika mengendarai sepeda motor

2 Saya akan mematuhi peraturan lalu lintas

3 Memeriksa kelengkapan dan kondisi motor

tidak akan saya lakukan (memeriksa lampu,

fungsi klakson dll)

Skala 2

NO PERNYATAAN STS TS AS S SS

4 Mematuhi peraturan lalu lintas membuat saya

sampai ke tujuan dengan waktu yang lebih

lama

5 Saya merasa kesulitan jika harus mengikuti

peraturan lalu lintas

Page 98: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

84

Skala 3

NO PERNYATAAN STS TS AS S SS

6 Keselamatan di jalan adalah hal yang

mendorong saya untuk mematuhi peraturan lalu

lintas

7 Ketertiban yang memicu Kelancaran di jalan

merupakan hal yang mendorong saya untuk

mematuhi peraturan lalu lintas

8 Tilang merupakan hal yang mendorong saya

untuk mematuhi peraturan lalulintas

Skala 4

NO PERNYATAAN STS TS AS S SS

9 Menaati peraturan lalu lintas membuat saya

merasa aman dan nyaman ketika berkendara

10 Disiplin berlalulintas membuat saya terhindar

dari bahaya dan tilang

11 Menurut saya mengikuti rambu-rambu lalu lintas

adalah hal yang wajib dilakukan

12 Apabila orang mematuhi rambu lalu lintas

jalanan akan lebih tertib dan terhindar dari macet

13 Seseorang yang mematuhi peraturan lalulintas

adalah sesuatu yang wajar

Skala 5

NO PERNYATAAN STS TS AS S SS

14 berkendara dengan aman adalah hal yang penting

15 terhindar dari bahaya dan tilang adalah hal yang

baik/penting

16 berkendara sesuai kewajiban adalah hal yang

penting

17 Jalan yang tertib dan tidak macet adalah sesuatu

yang saya harapkan

18 Mengendarai sepeda motor dengan wajar adalah

hal yang baik/penting

Page 99: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

85

Skala 6

NO PERNYATAAN STS TS AS S SS

19 Teman Saya berpendapat bahwa mematuhi

peraturan lalu lintas merupakan hal yang

penting

20 Orangtua saya berpendapat bahwa mematuhi

peraturan lalu lintas merupakan hal yang

penting

21 Saya melihat pengguna jalan lain menganggap

bahwa mematuhi peraturan lalu lintas

merupakan hal yang penting

22 Saudara saya berangapan bahwa mematuhi

peraturan lalu lintas merupakan hal yang

penting

23 Ketika ada polisi saya beranggapan bahwa

peraturan lalu lintas merupakan hal yang

penting

Skala 7

NO PERNYATAAN STS TS AS S SS

24 Secara umum saya akan memperhatikan

pendapat teman saya dari pada yang lain tentang

berkendara

25 Secara umum saya akan memperhatikan

pendapat orangtua saya tentang berkendara

26 Secara umum saya akan memperhatikan

pendapat saudara saya tentang berkendara

27 Secara umum saya akan memperhatikan

perilaku pengguna jalan lain tentang berkendara

28 Secara umum saya akan memperhatikan posisi

polisi dalam berkendara

Page 100: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

86

Skala 8

NO PERNYATAAN STS TS AS S SS

29 Saya melakukan apa yang orang lakukan ketika

sesuai dengan apa yang saya inginkan

30 Saya dapat memutuskan suatu tindakan dalam

situasi yang tak tentu tanpa andil orang lain

31 Saya sering mengikuti saran orang lain ketika

berada di dua pilihan sulit

32 saya melakukan hal yang dilakukan orang lain

ketika terdesak

33 dalam kondisi kritis saya selalu melakukan apa

yang orang lain katakan.

34 ketika terjadi bencana saya berusaha berpikir

mencara jalan keluar terbaik agar bisa selamat

35 saya meniru seseorang ketika saya menganggap

orang tersebut lebih ahli dibanding saya

36 Saya sering mengikuti perilaku yang dilakukan

oleh teman yang lebih pintar dari saya

37 Saya selalu berperilaku tanpa mengikuti orang

lain

Skala 9

NO PERNYATAAN STS TS AS S SS

38 Saya melakukan tindakan karena saya merasa

takut terhadap suatu kelompok

39 Saya merasa nyaman dan percaya diri ketika

mengikuti suatu kelompok dengan banyak

anggota kelompok

40 Menurut saya besar atau kecilnya kelompok

tidak memengaruhi perilaku saya

41 Saya melakukan suatu perilaku apabila banyak

orang yang melakukannya

42 Saya lebih senang mengikuti pemilih

terbanyak apabila harus memutuskan suatu

persoalan dalam kelompok

43 Saya tidak akan terpengaruh dengan

banyaknya pemilih ketika memilih suatu

keputusan

44 saya melakukan sesuatu karena saya merasa

terikat terhadap sesuatu

Page 101: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

87

NO PERNYATAAN STS TS AS S SS

45 ketika saya terikat dengan suatu kelompok

maka perilaku saya tergantung dengan

keputusan kelompok

46 Ketika saya senang dengan suatu kelompok

maka saya akan melakukan apa yang

dilakukan oleh kelmpok tersebut

47 Saat melakukan sesuatu dikarenakan ingin

diakui oleh orang terdekat

48 Perilaku saya tergantung dengan bagaimana

orang akan memandang saya

49 Saya melakukan sesuatu karena keinginan

sendiri

Page 102: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

88

Lampiran 2 Path Diagram

1. Hasil CFA Behavioral Belief

UJI VALIDITAS SIKAP BELIEF DA NI=5 NO=198 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=BELIEF.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY AD=OFF LK SIKAP BELIEF FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 5 4 TD 5 2 PD OU TV SS MI

2. Hasil CFA Evaluation of Behavioral Belief

Page 103: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

89

UJI VALIDITAS SIKAP EVAL DA NI=5 NO=198 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=EVAL.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY AD=OFF LK SIKAP EVAL FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 5 4 TD 5 3 PD OU TV SS MI

3. Hasil CFA Normatives Belief

UJI VALIDITAS SN PANUTAN DA NI=5 NO=198 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=SNPANUTAN.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY AD=OFF LK SNPANUTAN FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 3 2 PD OU TV SS MI

Page 104: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

90

4. Hasil CFA Motivation to Comply

UJI VALIDITAS SN MOTIV DA NI=5 NO=198 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=SNMOTIV.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY AD=OFF LK SN MOTIV FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 4 2 PD OU TV SS MI

5. Hasil CFA Perceived Behavioral Control

Page 105: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

91

UJI VALIDITAS PBC DA NI=5 NO=198 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=PBC.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY AD=OFF LK PBC FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 2 1 PD OU TV SS MI

6. Hasil CFA Informational Social Influence

UJI VALIDITAS CONFINF DA NI=9 NO=198 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 PM SY FI=CONFINF.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR TD=SY AD=OFF LK CONFINF FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR TD 8 7 TD 7 6 TD 2 1 TD 5 4 TD 8 5 TD 8 2 TD 9 8 PD OU TV SS MI

Page 106: PENGARUH SIKAP, NORMA SUBJEKTIF, PERCEIVED BEHAVIORAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50361... · 2020. 2. 25. · pengendara kendaraan bermotor, khususnya pengendara

92

7. Hasil CFA Normatives Social Influence

UJI VALIDITAS CONNORM DA NI=12 NO=198 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 PM SY FI=CONNORM.COR MO NX=12 NK=1 LX=FR TD=SY AD=OFF LK CONNORM FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11 1 FR TD 11 10 TD 11 9 TD 9 8 TD 7 5 TD 12 11 TD 6 3 TD 10 7 TD 8 7 TD 10 5 TD 8 6 TD 3 2

TD 5 3 TD 2 1 TD 11 8 TD 11 7 TD 4 3 TD 5 1 TD 12 10 TD 12 3 TD 12 6 TD 10 3 PD OU TV SS MI