Valuasi Saham dengan Metode Dividend Discount Model (DDM ...
PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, DISCOUNT, …digilib.unila.ac.id/25942/20/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, DISCOUNT, …digilib.unila.ac.id/25942/20/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, DISCOUNT, FASHIONINVOLVEMENT, DAN PROMOSI PENJUALAN
TERHADAP IMPULSE BUYING
(Studi pada Konsumen Fashion Beberapa Mal di Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
Arnika Ayu Sakina
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRAK
PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, DISCOUNT, FASHIONINVOLVEMENT, DAN PROMOSI PENJUALAN
TERHADAP IMPULSE BUYING(Studi pada Konsumen Fashion Beberapa Mal di Bandar Lampung)
Oleh
Arnika Ayu Sakina
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas Lampung
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabelshopping lifestyle, discount, fashion involvement, dan promosi penjualan terhadapimpulse buying yang dilakukan oleh konsumen fashion beberapa mall di BandarLampung baik secara parsial maupun simultan. Populasi pada penelitian ini yaitukonsumen fashion beberapa mall di Bandar Lampung dengan jumlah sampelsebanyak 100 orang responden. Penelitian dilaksanakan di tujuh mal yang ada diBandar Lampung diantaranya: Mal Lampung, Mal Boemi Kedaton, BandarLampung Plaza, Chandra Seperstore Tanjung Karang, Central Plaza Lampung,Chandra Superstore Teluk Betung, Mal Kartini pada hari Jumat, Sabtu, danMinggu.
Berdasarkan hasil penelitian, di dapatkan hasil shopping lifestyle memilikikontribusi sebesar 10,4%, variabel discount memiliki kontribusi sebesar 0%,variabel fashion involvement memiliki kontribusi sebesar 22,9%, dan variabelpromosi penjualan memiliki kontribusi sebesar 0% terhadap impulse buying.Secara simultan, diperoleh nilai fhitung sebesar 9,231 > ftabel sebesar 2,47 sehinggadapat disimpulkan bahwa fhitung > ftabel yang artinya bahwa ada pengaruh secarasimultan antara variabel shopping lifestyle (X1), discount (X2), fashioninvolvement (X3), dan promosi penjualan (X5) terhadap impulse buying dengankontribusi sebesar 25%.
Kata Kunci: Discount, Fashion Involvement, Impulse Buying, PromosiPenjualan, Shopping Lifestyle.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SHOPPING LIFESTYLE, DISCOUNT, FASHIONINVOLVEMENT, AND SALES PROMOTION ON IMPULSE BUYING
(Study in Some Consumers Fashion Mall in Bandar Lampung)
By
Arnika Ayu Sakina
Department of Business Administration, Faculty of Social and Political SciencesUniversity of Lampung
This study aimed to determine the influence shopping lifestyle, discount, fashioninvolvement, and sales promotion on impulse buying is done by consumers offashion in some malls in Bandar Lampung either partially or simultaneously. Thepopulations in this research are consumers of fashion in some malls in BandarLampung with 100 samples respondent. This research was done in seven mall ofBandar Lampung, there are Mal Lampung, Mal Boemi Kedaton, BandarLampung Plaza, Chandra Seperstore Tanjung Karang, Central Plaza Lampung,Chandra Superstore Teluk Betung at Friday, Saturday, and Sunday.
Based on research result, in getting results lifestyle shopping have contributed by10.4%, discounted variable has a contribution of 0%, variable of fashioninvolvement has contributed 22.9%, and variable of sales promotion hascontributed 0% of impulse buying. Based on the simultan test results, the valueFcount 9,231 > Ftable of 2,47, so that it can be concluded that Fcount > Ftablewhich means that there is a simultaneous influence between shopping lifestylevariables (X1), discount (X2), fashion involvement (X4), and sales promotion (X5)on impulse buying. with a contribution of 25%.
Keywords: Discount, Fashion Involvement, Impulse Buying, Sales Promotion,Shopping Lifestyle.
PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, DISCOUNT, FASHION
INVOLVEMENT, DAN PROMOSI PENJUALAN
TERHADAP IMPULSE BUYING
(Studi pada Konsumen Fashion Beberapa Mal di Bandar Lampung)
Oleh
Arnika Ayu Sakina
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Arnika Ayu Sakina dilahirkan di Daya Murni pada
tanggal 13 Juni 1995. Penulis merupakan anak pertama
dari dua bersaudara, dan anak dari pasangan Bapak
Habibi, S.E dan Ibu Herlinda, S.K.M., MM. Jenjang
pendidikan awal yang ditempuh penulis adalah TK
Aisyah Tulang Bawang Barat
yang telah diselesaikan pada tahun 2000, kemudian kembali melanjutkan
pendidikan di SD Negeri 01 Daya Murni yang diselesaikan pada tahun 2006.
Setelah itu penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tumijajar yang
diselesaikan pada tahun 2009. Pendidikan dilanjutkan ke SMA Negeri 1
Terbanggi Besar yang diselesaikan pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung pada
program Strata Satu (S1) melalui jalur SNMPTN.
MOTTO
Luangkan waktumu untuk orang tua
dengan begitu kamu telah membuat senyum kecil dibibirnya
( Arnika Ayu Sakina)
Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya
bersama kesulitan itu ada kemudahan
(QS. Al-Insyirah: 5-6)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan atas doa serta
dukungan dari orang-orang tercinta, alhamdulillah akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, karya ini ku persembahkan kepada:
Kedua orang tua ku
Ayah Habibi dan Bunda Herlinda
Adikku
Beryl Kautsar Asyraf
Sahabat-Sahabat terbaik dan tersayang
Saudara-saudaraku yang tercinta
Dosen Pembimbing dan Penguji yang sangat berjasa
HMJ Administrasi Bisnis Universitas Lampung
Almamater tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya skripsi ini
dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “pengaruh shopping lifestyle, discount,
fashion involvement, dan promosi penjualan terhadap impulse buying” adalah
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis di
Universitas Lampung. Dalam proses pembuatan skripsi ini sudah banyak bantuan
yang penulis dapatkan baik berupa doa, dukungan, saran, dan bimbingan dari
berbagai pihak yang tiada habisnya. Maka penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, serta Nabi
Muhammad SAW yang selalu menjadi panutan dan suri tauladan.
2. Bapak Dr. Syarief Makhya, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Susetyo, M.Si. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
4. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si. selaku Wakil Dekan II Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
5. Bapak Drs. Dadang Karya Bakti, M.M., selaku Wakil Dekan III Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
6. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
7. Bapak Drs. Ahmad Effendi, M.M selaku Pembimbing Akademik (PA)
dan dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran, selalu memberikan
motivasi, saran, nasihat yang amat berharga. Terima kasih pak untuk
bimbingannya, mohon maaf untuk setiap salah dan khilaf selama ini.
8. Bapak Dr. Nur Efendi, S.Sos., M.Si. selaku dosen penguji utama yang
sudah memberikan banyak saran serta membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu dosen Ilmu Administrasi Bisnis yang telah membekali
penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.
10. Ibu Mertayana selaku Staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis yang selama
ini banyak membantu penulis dalam mengurus berkas-berkas kuliah.
11. Kedua orang tua ku, Ayah Habibi dan Bunda Herlinda yang selalu
menyebut namaku disetiap doa, yang selalu memberikan nasehat,
motivasi, yang selalu jadi tempat mengadu, kalian orang tua yang luar
biasa hebat. Semoga selalu diberikan kesehatan, dan anak-anaknya bisa
jadi kebanggaan. Amiinnn, terimakasih kesayangan.
12. Beryl Kautsar Asyraf adik semata wayangku si lelaki cerewet yang banyak
mau, terimakasih sudah menjadi hiburan disaat aku penat..
13. Sahabat-sahabat tersayang Butet, Uti, Epooy, Jami, Litak, Ayu, Liza, Rifa,
Putri, terimakasih untuk warna-warni masa perkuliahan ini, sudah menjadi
sahabat yang tidak hanya ada disaat senang saja, saling memberikan
motivasi, nasehat, canda tawa, menghibur disaat sedih, saling
meminjamkan uang alias ngutang kalo ada yang lagi bokek hahaha,
banyak cerita yang gak bisa ditulis di sanwaca ini karena bakal abis
berlembar-lembar kertas, harapannya semoga persahabatan ini jangan
berhenti ketika semua sudah mendapat gelar Sarjana, terus bersahabat
sampai tua nanti...
14. Teman-teman seperjuangan KKN Desa Andalas Cermin, Rawa Pitu.
Temen berjuang selama 2 bulan mandi air rawa, dorong bentor kalo
kepater, perjuangan nyari sinyal sampe manjat tiang, masih bnyak lagi
kegiatan yang ngangenin, terimakasih untuk kebersamaannya...
15. Kedua sepupuku, Ses Tiara & Alvin terimakasiii kebersamaannya di
rumah selama ini.
16. Temen-temen Administrasi Bisnis 2013, semoga tetep kompak walau
sudah lulus semua.
17. Mahasiswa bimbingan Bapak Drs. Ahmad Effendi, M.M ( Happy, Bayu
Umara, Uki) “penelitian jangan dijadikan beban, nikmati prosesnya”
18. Temen-temen SMA kesayangan Egy Amelia Paradhita, Ayu Nurjanah,
Kesuma Arinandi, dan anggota OSIS SMA N 1 Terbanggi Besar
angkatan 2010.
19. Patner kelas marketing, Lita Vista, I Kadek Oka Suchandra, Gustomi
Yori S, terimakasih bantuannya selama perkuliahan.
20. Temen main dari SD sampai sekarang, Nafi, Tegar, Isti, terus berteman
sampai tua yaaaa...
21. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
22. Almamaterku, Universitas Lampung yang turut mendewasakanku, baik
dari segi pemikiran dan tindakan.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita semua. Amin...
Bandar Lampung, 23 Februari 2017
Penulis
Arnika Ayu Sakina
NPM 1316051010
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
ABSTRAK ................................................................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................................. iii
HALAMAN RIWAYAT HIDUP ............................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
HALAMAN MOTTO .............................................................................................. vi
HALAMAN SANWACANA ................................................................................... vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ x
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Konsumen ....................................................................................... 9
2.2 Shopping Lifestyle ......................................................................................... 11
2.3 Discount ........................................................................................................ 12
2.3.1 Jenis-Jenis Discount ....................................... ..................................... 13
2.4 Fashion Involvement ..................................................................................... 14
2.5 Promosi Penjualan ........................................................................................ 15
2.5.1 Tujuan Promosi Penjualan .................................................................. 17
2.5.2 Metode–Metode Promosi Penjualan Konsumen ................................ 18
2.6 Impulse Buying ............................................................................................. 20
2.6.1 Karakteristik Impulse Buying ............................................................. 21
2.6.2 Tipe Impulse Buying ........................................................................... 22
2.7 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 23
2.8 Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 25
2.9 Hipotesis........................................................................................................ 28
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 29
3.2 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional.............................................. 30
3.2.1 Definisi Konseptual ............................................................................ 30
3.2.2 Definisi Operasional Variabel ............................................................. 31
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 33
3.3.1 Lokasi Penelitian ................................................................................. 33
3.3.2 Waktu Penelitian ................................................................................. 33
3.4 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 33
3.4.1 Populasi ............................................................................................... 33
3.4.2 Sampel................................................................................................. 34
3.5 Data ............................................................................................................... 35
3.5.1 Data Primer ......................................................................................... 35
3.5.2 Data Sekunder ..................................................................................... 35
3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 35
3.7 Skala Pengukuran .......................................................................................... 36
3.8 Teknik Pengujian Instrumen ......................................................................... 36
3.8.1 Uji Validitas ........................................................................................ 36
3.8.2 Uji Reliabilitas .................................................................................... 39
3.9 Teknik Analisis data...................................................................................... 41
3.9.1 Uji Regresi Linear Sederhana ............................................................. 41
3.9.2 Uji Regresi Linear Berganda .............................................................. 41
3.10 Uji Asumsi Klasik ....................................................................................... 42
3.10.1 Uji Normalitas ................................................................................... 43
3.10.2 Heteroskesdastisitas .......................................................................... 44
3.10.3 Multikolinearitas ............................................................................... 45
3.11 Uji Hipotesis ............................................................................................... 47
3.11.1 Uji t ................................................................................................... 47
3.11.2 Uji F ................................................................................................. 48
3.11.3 Uji Determinasi (R2) ........................................................................ 48
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum ................................................................................................ 49
4.2 Hasil Analisis Data ............................................................................................ 51
4.2.1 Deskripsi Umum Responden ..................................................................... 51
4.3 Variabel yang Memengaruhi Impulse buying ...................................................... 60
4.4 Pengaruh Shopping Lifestyle, Discount, Fashion Invilvement,
Promosi Penjualan Terhadap Impulse Buying .................................................... 70
4.4.1 Uji Validitas ............................................................................................... 70
4.4.2 Uji Reliabilitas ........................................................................................... 72
4.5 Hasil Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 73
4.5.1 Uji Normalitas ............................................................................................ 73
4.5.2 Uji Multikolinieritas ................................................................................... 74
4.5.3 Heteroskedestisitas ..................................................................................... 75
4.6 Analisis Data ....................................................................................................... 77
4.6.1 Uji Regresi Linear Sederhana .................................................................... 77
4.6.2 Uji Regresi Linear Berganda ..................................................................... 83
4.7 Hasil Uji Hipotesis .............................................................................................. 85
4.7.1 Uji t (Parsial) ............................................................................................. 85
4.7.2 Hasil Uji F (Simultan) ............................................................................... 87
4.7.3 Hasil Uji Determinasi (R2) ........................................................................ 88
4.8 Pembahasan .......................................................................................................... 89
4.8.1 Pengaruh Shopping Lifestyle Terhadap Impulse Buying ........................... 89
4.8.2 Pengaruh Discount Terhadap Impulse buying ........................................... 90
4.8.3 Pengaruh Fashion Involvement Terhadap Impulse buying ........................ 90
4.8.4 Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Impulse buying ........................... 91
4.8.5 Pengaruh Shopping Lifestyle, Discount, Fashion Involvement,
dan Promosi Penjualan Terhadap Impulse Buying .................................... 92
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 93
5.2 Saran ................................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Perusahaan Ritel Modern di Bandar Lampung............................................. 4
2. Penelitian Terdahulu.............................................................................................. 23
3. Definisi Operasional Variabel ............................................................................... 32
4. Kriteria Bobot Jawaban Responden ...................................................................... 36
5. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ............................. 40
6. Lokasi Penelitian ................................................................................................... 51
7. Distribusi Jawaban Responden Menghabiskan Waktu Luang Untuk
Berbelanja di Mall-Mall Bandar Lampung ........................................................... 60
8. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Membeli Produk.................................
Model Terbaru di Mall-Mall Yang Ada di Bandar Lampung ............................... 61
9. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Berbelanja di Mall
Mencerminkan Tinggi Rendahnya Status Sosial Seseorang ................................. 61
10. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Berbelanja di Mall
Mencerminkan Martabat Seseorang...................................................................... 62
11. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Berbelanja di Mal
Mencerminkan Kebiasaan Gaya Hidup Mewah Seseorang ................................. 62
12. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Besarnya Pengurangan
Harga Yang Diberikan Menarik Perhatian saya.................................................... 63
13. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Saya Merasa
Diuntungkan Dengan Adanya Potongan Harga di Mall-Mall............................... 63
14. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Membeli Pakaian
Sesuai Dengan Kepribadian Saya.......................................................................... 64
15. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Membeli Produk Kualitas
Terbaik di Mall- Mall Yang Ada di Bandar Lampung.......................................... 64
16. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Membeli
Produk- Produk Bermerek di Mall-Mall Yang Ada di Bandar Lampung............. 65
17. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Saya Mengikuti Informasi
Tentang Produk FashionTerbaru........................................................................... 65
18. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Harga Yang Ditawarkan
Tergolong Rendah ................................................................................................. 66
19. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Sampel produk
Yang Dipromosikan Menarik Perhatian Saya ....................................................... 67
20. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Efektifitas Komunikasi
Saat Demonstrasi Produk Menarik Perhatian Saya............................................... 67
21. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pembelian
Secara Spontan Ketika Melihat Produk FashionYang Menarik di Mall............... 68
22. Distribusi Jawaban Responden MengenaiMembeli Produk Fashion
Tanpa Dipikirkan Terlebih Dahulu ....................................................................... 68
23. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Tidak Melakukan Pertimbangan
Produk Yang Akan Dibeli Dengan Produk Yang Mungkin Lebih Berguna ......... 69
24. Distribusi Jawaban Responden Mengenai Membeli Produk Fashion
di Mall Dengan Tidak Direncanakan Sebelumnya................................................ 69
25. Hasil Uji Validitas Variabel Shopping Lifestyle (X1) ........................................... 70
26. Hasil Uji Validitas Variabel Dicount (X2)............................................................ 71
27. Hasil Uji Validitas Variabel Fashion Infolvement (X3)........................................ 71
28. Hasil Uji Validitas Variabel Promosi Penjualan (X4)........................................... 71
29. Hasil Uji Validitas Variabel Impulse Buying (Y).................................................. 72
30. Indikator Tingkat Reliabilitas................................................................................ 72
31. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................................. 73
32. Hasil Uji Multikolinieritas..................................................................................... 75
33. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ...................................................................... 77
34. Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda............................................................. 83
35. Hasil Uji T ............................................................................................................. 85
36. Hasil Uji F ............................................................................................................. 87
37. Hasil Uji R2 .............................................................................................................................................................. 88
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Omzet Peritel Modern ........................................................................................... 2
2. Mall-mall di Bandar Lampung .............................................................................. 4
3. Rangsangan Pemasaran Dan Lingkungan Masukkan Kesadaran Pembeli ........... 10
4. Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 27
5. Peta Bandar Lampung ........................................................................................... 50
6. Hasil Uji Normalitas.............................................................................................. 74
7. Hasil Uji Heteroskedastisitas................................................................................. 76
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1. Jumlah Responden Berdasarkan Tempat Pengambilan Sampel............................ 52
2. Jumlah Responden Berdasarkan Kelompok Usia ................................................. 53
3. Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .......................................... 54
4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan ....................................................... 55
5. Deskripsi Responden Berdasarkan Penghasilan.................................................... 56
6. Deskripsi Responden Berdasarkan Frekuensi Pergi ke Mall ................................ 57
7. Deskripsi Responden Berdasarkan Tujuan Pergi ke Mall..................................... 58
8. Deskripsi Responden Berdasarkan Mall Yang Sering Dikunjungi ....................... 59
9. Alasan Responden Memilih Mall Yang Dikunjungi ............................................. 60
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lokasi Penelitian ................................................................................................... 100
2. Dokumentasi Mall-Mall di Bandar Lampung ....................................................... 101
3. Dokumentasi Pengisian Kuesioner........................................................................ 102
4. Kuesioner............................................................................................................... 106
5. Data Responden..................................................................................................... 110
6. Distribusi Jawaban Responden.............................................................................. 122
7. Hasil Uji Validitas ................................................................................................. 123
8. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................................. 124
9. Hasil Uji Normalitas.............................................................................................. 125
10. Hasil Uji Multikolinearitas.................................................................................. 126
11. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................................... 127
12. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana..................................................................... 128
13. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .............................................................. 131
14. Hasil Uji F ............................................................................................................ 132
15. Hasil Uji R2 ............................................................................................................................................................ 133
16. Tabel r .................................................................................................................. 134
17. Tabel t................................................................................................................... 135
18. Tabel f ................................................................................................................. 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi dan perkembangan dunia telah menyebabkan semakin ketatnya
persaingan bagi dunia usaha dalam upaya untuk menembus pasar yang
semakin luas. Persaingan yang ketat dalam perdagangan tidak saja menerpa
pada satu jenis perusahaan saja, namun juga berlaku pada hampir semua jenis
perusahaan salah satunya persaingan bisnis ritel. Untuk meraih posisi yang lebih
baik maka setiap perusahaan harus memperhatikan kepuasan konsumen
dengan cara memberikan pelayanan yang terbaik. Hal ini dapat memberikan
keuntungan dalam waktu yang panjang bagi perusahaan. Keuntungan tersebut
didapat dari adanya pembelian produk. Kemampuan meningkatkan pembelian
produk secara terus menerus merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan hidup
suatu perusahaan.
Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat
pesat, tidak hanya bisnis ritel tradisional tetapi mulai berkembang juga bisnis ritel
modern.
2
Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia dapat di lihat dari gambar berikut ini.
Salah satu faktor yang memengaruhi pertumbuhan bisnis ritel yaitu pertumbuhan
jumlah konsumen khususnya konsumen kelas menengah. Bisnis ritel adalah usaha
yang menjual barang-barang ke konsumen rumah tangga untuk digunakan secara
non-bisnis. Dengan istilah lain pengecer (Laksana, 2008: 79).
Menurut Simamora (2003: 388), secara garis besar pengecer dapat dibedakan
menjadi pengecer toko (store retailing) yaitu usaha eceran yang menggunakan
toko sebagai sarana memasarkan produk yang dijual. Dan pengecer bukan toko
(non – store retailing) yaitu produk tidak dipajangkan secara langsung.
Berkembangnya bisnis ritel modern, maka gaya hidup masyarakat berubah
menjadi lebih modern. Dahulu masyarakat tidak terlalu mementingkan urusan
penampilan dan gaya hidup. Mereka lebih mementingkan masalah kebutuhan
pokok, tetapi saat ini urusan penampilan dan gaya hidup mulai menjadi perhatian
serius. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Euis tahun 2008 mengenai analisis
industri ritel di Indonesia, menyimpulkan bahwa prospek bisnis ritel di Indonesia
Sumber: Aprindo, 2016. Oktober 2016.
Gambar 1.1 Omzet Peritel Modern
3
cukup menarik bagi pendatang baru dimana pasar yang ada saat ini cukup
potensial melihat perekonomian Indonesia yang terus membaik dan meningkatnya
jumlah penduduk Indonesia. Menurut Arvinia dkk. (2013: 1) peningkatan yang
terjadi pada bisnis ritel juga disebabkan oleh semakin banyaknya konsumen yang
ingin berbelanja dengan mudah dan nyaman. Salah satu pusat perbelanjaan yang
mudah dan nyaman serta ramai dikunjungi oleh masyarakat kelas menengah ke
atas adalah mal.
Mal merupakan sebuah tempat yang luas dengan berbagai fasilitas dalam satu
bangunan yang terdiri dari berbagai macam toko, seperti toko buku, toko pakaian,
supermarket, timezone, caffe, toko elektronik (handphone,televisi,camera,dan
sebagainya). Beragam fasilitas tersebut menjadikan mal sebagai salah satu tempat
favorit sebagai penyedia kebutuhan yang diinginkan.
Berdirinya mal sebagai pusat perbelanjaan dan tempat hiburan bertaraf modern di
berbagai kota telah berkembang menjadi sangat pesat, sehingga konsumen lebih
banyak memilih untuk berkunjung ke sebuah mal yang memiiki fasilitas lengkap
dari pada berkunjung ke tempat hiburan dengan fasilitas yang minim. Melalui
fasilitas serta sarana dan prasarana yang mendukung tentunya akan membuat
konsumen merasa tertarik untuk berkunjung dan melihat-lihat keseluruhan
fasilitas yang ada dalam sebuah mall. Berkembangnya mal sebagai pusat
perbelanjaan dan tempat hiburan bertaraf modern juga terjadi di Provinsi
Lampung lebih tepatnya di kota Bandar Lampung.
Sebagai ibu kota dari Provinsi Lampung, Bandar Lampung menjadi pusat
perkembangan ekonomi yang sangat pesat, terbukti dengan adanya beberapa mal
4
yang ramai dikunjungi masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat yang lebih
modern sehingga lebih memilih tempat yang lebih nyaman saat berbelanja, dan
tidak perlu berdesak-desakkan saat berjalan maupun membeli. Di bawah ini data
perusahaan ritel modern yang ada di Bandar Lampung.
Tabel 1.1 Data Perusahaan Ritel Modern di Bandar Lampung
No Nama Ritel Modern Nama Department Store Pemilik DepartmentStore
1. Mall Kartini Center Point DepartmentStore
PT. CenterPointSejahtera
2. Central Plaza Lampung Matahari DepartmentStore
PT. MatahariDepartment Store Tbk
3. Chandra SuperstoreTanjung Karang
Chandra Department Store Chandra Group
4. Chandra SuperstoreTeluk Betung
Chandra Department Store Chandra Group
5. Mall Lampung Ramayana DepartmentStore
PT. Ramayana LestariSentosa Tbk
6. Bandar Lampung Plaza Ramayana DepartmentStore
PT. Ramayana LestariSentosa Tbk
Sumber: Diskoperindag Prov. Lampung 2012.
Selain mal-mal yang ada di tabel 1.1, terdapat satu mal baru yang ada di Bandar
Lampung yaitu Mal Boemi Kedaton (MBK). Dengan bertambahnya mal-mal
yang ada di Bandar Lampung , masyarakat dapat memilih mal mana yang dirasa
sesuai dengan kebutuhan mereka.
5
Dibawah ini gambar-gambar mall yang ada di Bandar Lampung.
Gambar 2.1 Mall-mall di Bandar Lampung
Sumber: Data diolah dari berbagai referensi, Juli 2016.
Mall Kartini yangberalamatkan Jalan KartiniNo.49, Tanjung KarangPusat, Kota BandarLampung, Lampung 35116.
Cantral Plaza beralamatkandi Durian Payung, Tj.Karang Pusat, Kota BandarLampung, Lampung 35214.
Chandra Super Storeberalamatkan di Jl. HayamWuruk, Pemuda I, TanjungKarang, Lampung.
Chandra Super Storeberalamatkan di Jl. Ikan HiuNo. 1 Teluk Betung - BandarLampung.
Mall Lampung beralamatkandi Jl. ZA Pagar AlamRajabasa, Lampung.
Bandar Lampung Plazaberalamatkan di Jl. R. Intan,Pasar Bawah, TanjungKarang, Lampung, 35118.
Mall Boemi Kedatonberalamatkan di JalanTeuku Umar No. 01,Lampung 35132
6
Semakin banyaknya bisnis ritel modern yang ada di Bandar Lampung, membuat
peritel berlomba-lomba menarik perhatian konsumen agar tetap menjaga
eksistensi dan meningkatkan omzet penjualan yang didapat dari pembelian yang
dilakukan konsumen. Untuk menarik perhatian konsumen agar membeli produk
yang dijual, pengusaha bisnis ritel melakukan promosi penjualan seperti buy one
get one free, pemberian kupon belanja. Selain itu pengusaha bisnis ritel juga
mengadakan discount untuk setiap pembelian produknya. Salah satu jenis
pembelian yang dilakukan oleh konsumen adalah pembelian yang tidak terencana
atau impulse buying.
Mowen & Minor (2002: 198) mengatakan, impulse buying adalah kegiatan
pembelian mendadak tanpa ada perencanaan terlebih dahulu pada saat memasuki
toko. Sedangkan menurut (Utami, 2010: 67 ) pembelian impulsif atau pembelian
tidak terencana merupakan bentuk lain dari pola pembelian konsumen, sesuai
dengan istilahnya pembelian tersebut tidak secara spesifik. Ada dua faktor yang
dapat memengaruhi perilaku impulse buying yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Menurut Herukalpiko dkk. (2013: 2) yang menjadi faktor internal dari
perilaku impulse buying adalah isyarat internal konsumen dan karakteristik
kepribadian konsumen, dimana rangsangan internal pembelian impulsif mengacu
pada rangsangan yang dikontrol dan dilakukan oleh diri konsumen. Rangsangan
internal dalam penelitian tersebut adalah fashion involvement. Hasil survey yang
dilakukan oleh AC Nielson yang menyatakan bahwa 85% konsumen ritel modern
di Indonesia cenderung berbelanja secara impulsif. Konsumen dalam membeli
kebutuhannya tidak akan memikirkan suatu produk tertentu atau merek tertentu
melainkan mereka langsung membeli karena ketertarikannya terhadap produk
7
tersebut yang muncul secara tiba-tiba. Hasil wawancara tidak terstruktur yang
telah dilakukan oleh beberapa pelanggan pada penelitian terdahulu dikatakan
bahwa pelanggan sering melakukan impulse buying dikarenakan pemberian
diskon yang menarik ditambah dengan potongan harga pada saat pembelian
kedua, produk fashion yang dijual mengikuti trend yang ada, sesuai dengan citra
diri seseorang tersebut, harga yang dijual sesuai dengan kualitas, dan memiliki
banyak pilihan produk fashion. Namun tidak dipungkiri bahwa tidak jarang
ditemukan pelanggan yang tidak sering melakukan impulse buying karena tempat
lalu lalang pelanggan yang sempit, dimana pada saat ramai pelanggan sering
berdesak desakan, pendapatan yang dimiliki tidak mencukupi, busana yang
diinginkan tidak dijual dan pemberian diskon hanya pada busana tertentu saja.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti bertujuan melakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh yang diberikan shopping lifestyle, discount, fashion
involvement, dan promosi penjualan terhadap impulse buying dengan judul “
Pengaruh shopping lifestyle, discount, fashion involvement, dan promosi
penjualan terhadap impulse buying (Studi Pada Konsumen Fashion Beberapa
Mal di Bandar Lampung)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah seberapa besar pengaruh:
1. Shopping lifestyle terhadap impulse buying?
2. Discount terhadap impulse buying?
3. Fashion involvement terhadap impulse buying?
8
4. Promosi penjualan terhadap impulse buying?
5. Shopping lifestyle, discount, fashion involvement, dan promosi penjualan
terhadap impulse buying?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh:
1. Shopping lifestyle terhadap impluse buying.
2. Discount terhadap impluse buying.
3. Fashion involvement terhadap impluse buying.
4. Promosi penjualan terhadap impluse buying.
5. Shopping lifestyle, discount, fashion involvement, dan promosi penjualan
terhadap impluse buying.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dan dapat digunakan sebagai
sumber inspirasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya dan menambah
wawasan mengenai pengaruh shopping lifestyle, discount, fashion involvement,
dan promosi penjualan terhadap perilaku pembelian impulsif.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat dijadikan informasi, masukan dan bahan evaluasi bagi
pengusaha bisnis ritel dalam upaya menentukan strategi pemasaran yang lebih
baik untuk kemajuan usaha dalam jangka panjang.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Konsumen
Menurut Morrisan (2010: 84) perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai: the
process and activities people engage in when searching for, selecting, purchasing,
using, evaluating, and disposing of product and service so as to satisfy their needs
and desire, artinya suatu proses dan kegiatan yang terlibat ketika orang mencari,
memilih, membeli menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Suryani (2008: 6) pengertian perilaku merupakan proses yang dinamis yang
mencakup perilaku konsumen individual, kelompok, dan anggota masyarakat
yang secara terus menerus mengalami perubahan. Perilaku konsumen merupakan
tentang bagaimana individu, kelompok dan organisasi serta proses yang dilakukan
untuk memilih, mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa,
pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan dampaknya terhadap
konsumen atau masyarakat.
10
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying
unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan
pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide. Definisi tentang perilaku
konsumen juga menyatakan bahwa proses pertukaran melibatkan serangkaian
langkah-langkah, dimulai dengan tahap perolehan atau akuisisi dan tahap
konsumsi (Mowwen, 2004: 6-7).
Perilaku konsumen dapat didefinisikan semua kegiatan, tindakan serta proses
yang mendorong tindakan pada saat sebelum membeli, saat membeli,
mengkonsumsi, menghabiskan produk dan melakukan evaluasi.
Titik awal untuk memahami perilaku pembeli adalah model stimulus-respon yang
ditunjukkan pada gambar 2.1. Karakteristik pembeli dan proses keputusan
menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami
apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli antara datangnya stimulus luar dan
keputusan pembelian.
Gambar 2.1
Sumber : Kotler dan Keller (2009 : 226)
Rangsangan
Pemasaran
Rangsangan
Lain
- Produk
- Harga
- Distribusi
- Promosi
- Ekonomi
- Teknologi
- Kebudayaan
- Politik
Ciri-Ciri
Pembeli
Proses Keputusan
Membeli
- Biaya
- Sosial
- Individu
- Psikolog
- Memahami
masalah
- Mencari
informasi
- Keputusan
- Perilaku setelah
membeli
Keputusan
Pembelian
- Pilihan Produk
- Pilihan Merek
- Pilihan Penjual
- Waktu Pembelian
- Jumlah
Pembelian
11
Menurut Kotler dan Amstrong (2008: 159) karakteristik yang memengaruhi
perilaku konsumen yaitu :
1. Faktor Budaya
Mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam pada perilaku konsumen.
Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, sub budaya,
dan kelas sosial pembeli.
2. Faktor sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti
kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial konsumen.
3. Faktor pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti
usia, dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya
hidup, serta kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor psikologis
Selanjutnya pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis utama seperti motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan
dan sikap.
2.2 Shopping Lifestyle
Gaya hidup mengacu pada bagaimana seseorang hidup, bagaimana mereka
menghabiskan waktu dan uang mereka, kegiatan pembelian yang di lakukan,
sikap dan pendapat mereka tentang dunia dimana mereka tinggal (Levy, 2009:
131).
12
Gaya hidup seseorang dapat ditunjukan dengan melihat pada pendapatnya
terhadap obyek tertentu. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang
diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan pendapatan seseorang.
Shopping lifestyle didefinisikan sebagai perilaku yang ditunjukkan oleh pelanggan
sehubungan dengan serangkaian tanggapan pribadi dan pendapat tentang
pembelian produk (Cobb dan Hoyer, 1986 dalam Tirmizi, dkk., 2009: 524).
Shopping lifestyle menurut Betty Jackson dalam Japarianto (2011: 33), adalah
ekspresi tentang lifestyle dalam berbelanja yang mencerminkan perbedaan status
sosial. Cara kita berbelanja mencerminkan status, martabat, dan kebiasaan.
Shopping lifestyle menunjukkan cara yang dipilih oleh seseorang untuk
mengalokasikan pendapatan, baik dari segi alokasi dana untuk berbagai produk
dan layanan, serta alternatif-alternatif tertentu dalam pembedaan kategori serupa
(Zablocki dan Kanter dalam Japarianto 2011: 12).
Dari definisi-definisi diatas maka shopping lifestyle merupakan bagaimana
seseorang menghabiskan waktu dan uang mereka yang dari kegiatan tersebut
dapat mencerminkan status, martabat, dan kebiasaan seseorang.
2.3 Discount
Menurut Sutisna (2002: 302) discount adalah pengurangan harga produk dari
harga normal pada periode tertentu. Sedangkan menurut Tjiptono (2008: 166)
discount merupakan potongan harga yang diberikan oleh penjual kepada pembeli
sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu dari pembeli yang menyenangkan bagi
penjual.
13
Menurut Sutisna (2002: 303) tujuan pemberian potongan harga adalah:
1. Mendorong pembelian dalam jumlah besar.
2. Mendorong agar pembelian dapat dilakukan dengan kontan atau waktu yang
lebih pendek.
3. Mengikat pelanggan agar tidak berpindah ke perusahaan lain.
2.3.1 Jenis-Jenis Discount
Berdasarkan Tjiptono (2008: 166) terdapat empat bentuk diskon, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Diskon Kuantitas
Diskon kuantitas merupakan potongan harga yang diberikan guna mendorong
konsumen agar membeli dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga
meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan. Diskon kuantitas terdiri atas
dua jenis, yaitu :
a. Diskon Kuantitas Kumulatif
Diskon kuantitas kumulatif diberikan kepada konsumen yang membeli barang
selama periode waktu tertentu, misalnya terus-menerus selama satu tahun.
b. Diskon Kuantitas Non Kumulatif
Diskon kuantitas non kumulatif didasarkan pada pesanan pembelian secara
individual. Jadi hanya diberikan pada satu pembelian dan tidak dikaitkan
dengan pembelian-pembelian sebelum dan sesudahnya.
2. Diskon Musiman
Diskon musiman adalah potongan harga yang diberikan hanya pada masa-masa
tertentu saja. Diskon musiman digunakan untuk mendorong konsumen agar
14
membeli barang-barang yang sebenarnya baru akan dibutuhkan beberapa waktu
mendatang.
3. Diskon Kas (Cash discount)
Diskon kas merupakan potongan harga yang diberikan apabila pembeli membayar
tunai barang-barang yang dibelinya atau membayarnya dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian transaksi (termin penjualan/ sales term).
4. Trade (Functional) Discount
Trade discount diberikan oleh produsen kepada para penyalur yang terlibat dalam
pendistribusian barang dan pelaksanaan fungsi-fungsi tertentu, seperti penjualan,
penyimpanan, record keeping.
Selain empat macam diskon diatas, ada pula istilah harga obral (sale price), yakni
diskon sementara dari harga menurut daftar (list price). Tipe diskon ini bertujuan
mendorong pembelian dengan segera.
2.4 Fashion Involvement
Menurut Setiadi (2008: 115) keterlibatan (involvement) mengacu pada persepsi
konsumen tentang pentingnya atau relevansi personal suatu objek, kejadian, atau
aktivitas. Konsumen yang melihat bahwa produk yang mewakili konsekuensi
relevan secara pribadi dikatakan terlibat dengan produk dan memiliki hubungan
dengan produk tersebut. Keterlibatan adalah status motivasi yang menggerakkan
serta mengarahkan proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka
membuat keputusan. Konsumen dengan keterlibatan yang cukup tinggi dengan
fashion cenderung untuk lebih sering membeli produk-produk pakaian (Fairhurts,
Seo dalam Tirmizi dkk 2009: 524).
15
O’Cass dalam Mulianingrum (2010: 26) menemukan bahwa fashion involvement
pada pakaian berhubungan sangat erat dengan karakteristik pribadi (yaitu wanita
dan kaum muda) dan pengetahuan fashion, yang mana pada gilirannya
memengaruhi kepercayaan konsumen di dalam membuat keputusan pembelian.
Sedangkan menurut Zaichkowsky (2000: 341) fashion involvement didefinisikan
sebagai hubungan seseorang terhadap sebuah objek berdasarkan kebutuhan, nilai,
dan ketertarikan.
Fashion involvement adalah keterlibatan seseorang dengan suatu produk pakaian
karena kebutuhan, ketertarikan dan nilai produk tersebut. Fashion involvement
berhubungan erat dengan karakteristik konsumen, pengetahuan tentang fashion,
dan keputusan pembelian.
2.5 Promosi Penjualan
Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai
insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan
meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono, 2008: 229).
Promosi penjualan menurut Cummins (2010: 30) adalah serangkaian teknik yang
digunakan untuk mencapai sasaran-sasaran penjualan/pemasaran dengan
penggunaan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai tambah pada produk
atau jasa baik kepada para perantara maupun pemakai langsung, biasanya tidak
dibatasi dalam jangka waktu tertentu.
16
Menurut Kotler dan Keller (2009: 219) promosi penjualan (sales promotion)
merupakan bahan inti dalam kampanye pemasaran, terdiri dari koleksi alat
insentif, sebagian besar jangka pendek, yang dirancang untuk menstimulasikan
pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh
konsumen atau perdagangan.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001: 174) tujuan promosi penjualan sangat luas
penjual bisa menggunakan promosi konsumen tujuannya adalah untuk menarik
konsumen agar mau mencoba produk baru, memancing konsumen agar
meninggalkan produk pesaing, atau untuk membuat konsumen meninggalkan
produk yang sudah matang, atau menahan dan memberi penghargaan pada
konsumen yang loyal. Tujuan promosi dagang mencakup: membuat pengecer
mendagangkan produk baru dan memberi ruang lebih banyak untuk persediaan,
membuat mereka membeli di muka.
Nickels dalam Swastha (2007: 279) promosi penjualan adalah kegiatan-kegiatan
pemasaran selain personal selling, periklanan, dan publisitas, yang mendorong
efektivitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat-alat
seperti peragaan, pameran, demonstrasi, dan sebagainya.
2.5.1 Tujuan Promosi Penjualan
1. Tujuan Promosi Intern
Untuk meningkatkan atau mempertahankan moral karyawan, melatih karyawan
tentang bagaimana cara terbaik yang harus dilakukan untuk melayani konsumen,
dan untuk meningkatkan dukungan karyawan, kerjasama, serta semangat bagi
17
usaha promosinya. Promosi penjualan juga menambah dan melengkapi kegiatan-
kegiatan bagian humas dengan memberikan beberapa peralatan dan materi yang
diperlukan untuk melaksanakan program humas intern (contoh : slide, film,
brosur, dan selebaran).
2. Tujuan Promosi Penjualan Perantara
Usaha-usaha promosi penjualan dengan perantara (pedagang besar, pengecer,
lembaga pengkreditan, dan lembaga jasa) dapat dipakai untuk memperlancar atau
mengatasi perubahan-perubahan musiman dalam pesanan, untuk mendorong
jumlah pembelian yang lebih besar, untuk mendapatkan dukungan yang luas
dalam saluran terhadap usaha promosi, atau untuk memperoleh tempat serta ruang
gerak yang lebih baik.
3. Tujuan Promosi Penjualan Konsumen
Promosi penjualan konsumen dapat dilakukan untuk mendapatkan orang yang
bersedia mencoba produk baru, untuk meningkatkan volume per penjualan.
Promosi penjualan perusahaan yang ditujukan pada konsumen dapat dibedakan
kedalam dua kelompok, yaitu:
Kegiatan yang ditujukan untuk mendidik atau memberitahukan konsumen.
Kegiatan yang ditujukan untuk mendorong mereka.
Untuk memberitahukan konsumen, perusahaan dapat menyediakan buku kecil,
mengadakan demonstrasi, dan menawarkan jasa konsultasi. Sedangkan untuk
mendorong konsumen, perusahaan dapat memberi contoh barang atau hadiah.
18
Sering melakukan publisitas juga dilakukan untuk membangkitkan daya tarik
promosi seperti ini.
2.5.2 Metode – Metode Promosi Penjualan Konsumen
Beberapa metode promosi penjualan diantaranya:
1. Pemberian Contoh Barang (Product Sampling)
Penjual dapat memberikan contoh barang secara cuma-cuma kepada konsumen
dengan tujuan untuk digunakan atau dicoba. Hal tersebut merupakan salah satu
alat promosi penjualan yang dianggap paling mahal, tetapi paling efektif.
Pemberian contoh barang ini dapat efektif terutama untuk memperkenalkan
produk baru, dan pemberian tersebut sering disertakan pada penjualan produk
lain. Contoh: sabun, kosmetik, dan sebagainya. Apabila produsen merasa bahwa
produk tersebut superior, pemberian contoh barang semacam ini adalah yang
terbaik. Contoh barang tersebut dapat di sampaikan kepada konsumen melalui
pos, dirumah, atau di toko.
2. Kupon / Nota
Dalam satu periode tertentu, sering penjual menyarankan kepada pembeli untuk
menyimpan dan mengumpulkan nota atau kupon bukti pembeliannya. Seorang
pembeli yang memiliki sebuah atau sejumlah kupon sampai seharga tertentu, ia
akan memperoleh barang seharga tertentu. Penjual menggunakan cara tersebut
dengan maksud untuk menarik pembeli lebih banyak dan menciptakan langganan.
3. Hadiah
Metode ini pada prinsipnya sama dengan metode kupon / nota dimuka, hanya
mempunyai variasi yang lain. Seperti contoh, sebuah studio foto memberikan
hadiah berupa bingkai foto apabila konsumen mencetak foto sebanyak 20 lembar.
19
Cara ini dapat mendorong seseorang untuk melakukan pembelian lebih banyak
lagi, mempelajari keuntungan-keuntungannya, dan akhirnya menjadi langganan.
4. Kupon Berhadiah
Setiap pembeli yang membeli sampai jumlah tertentu atau membeli satu unit
barang akan memperoleh satu kupon yang diundi di kemudian hari. Nomor kupon
yang cocok dengan nomor undiannya akan mendapatkan hadiah.
5. Undian dan Kontes
Merupakan alat promosi lain yang juga banyak dikenal di masyarakat. Sekarang,
cara ini hanya dilakukan di tempat-tempat tertentu atau oleh penjual tertentu saja,
seperti yang terdapat di arena hiburan Taman Hiburan Surabaya. Caranya
bermacam-macam, ada yang menggunakan cincin besar dari rotan untuk
dilemparkan ke barang yang diinginkan. Sering terjadi bahwa orang sudah
membayar tetapi tidak memperoleh barangnya karena tidak berhasil.
6. Rabat (Cash Refund)
Rabat merupakan pengurangan harga yang diberikan kepada pembeli. Rabat ini
digunakan terutama untuk memperkenalkan produk baru. Juga dipakai untuk
mendorong pembelian ulang atas suatu barang yang menguntungkan. Besarnya
rabat dapat ditentukan dengan persentase atau dengan satuan rupiah.
7. Peragaan (Display)
Peragaan sering disebut juga demonstrasi yang memamerkan barang-barang pada
waktu, tempat, dan situasi tertentu.
20
2.6 Impluse Buying
Menurut Mowen dan Minor (2001: 65) menjelaskan bahwa pembelian impulsif
adalah tindakan membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil
dari pertimbangan, atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko.
Verplanken & Herabadi dalam Puspayani (2015: 13) mendefinisikan pembelian
impulsif sebagai pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan dengan
pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh adanya konflik fikiran
dan dorongan emosional. Terdapat dua elemen penting dalam impulse buying
yaitu:
1. Kognitif
Elemen ini fokus pada konflik yang terjadi pada kognitif individu yang meliputi:
a. Tidak mempertimbangkan harga dan kegunaan suatu produk.
b. Tidak melakukan evaluasi terhadap suatu pembelian produk.
c. Tidak melakukan perbandingan produk yang akan dibeli dengan produk yang
mungkin lebih berguna.
2. Emosional
Elemen ini fokus pada kondisi emosional konsumen yang meliputi:
a. Timbulnya dorongan perasaan untuk segera melakukan pembelian.
b. Timbul perasaan senang dan puas setelah melakukan pembelian.
Menurut Rook (1987: 190) pembelian implusif diartikan sebagai pembelian ketika
konsumen merasakan dorongan keinginan secara tiba-tiba, terkadang sangat kuat
dan keras untuk membeli sesuatu secara cepat.
21
Beatty dan Farrel (1998: 170) mendefinisikan pembelian implusif sebagai
pembelian cepat dan tiba-tiba dengan tidak adanya maksud sebelumnya untuk
membeli kategori produk tertentu atau untuk memenuhi tugas membeli produk
tertentu.
Pembelian implusif adalah perilaku berbelanja yang terjadi secara tidak terencana,
tertarik secara emosional, dimana proses pembuatan keputusan dilakukan dengan
cepat tanpa berpikir secara bijak dan pertimbangan terhadap keseluruhan
informasi dan alternatif yang ada (Baylel dan Nancarrow, 1998 dalam Yistiana,
2012: 140).
Dapat dikatakan bahwa pembelian impulsif atau yang sering disebut impulse
buying adalah perilaku berbelanja yang dilakukan secara tiba–tiba, cepat, dan
tidak direncanakan sebelumnya.
2.6.1 Karakteristik Impulse Buying
Loudon dan Bitta dalam Wathani (2009: 14) mengemukakan lima karakteristik
penting yang membedakan tingkah laku konsumen yang impulsif dan tidak
impulsif. Diantaranya:
1. Konsumen merasakan adanya suatu dorongan yang tiba-tiba dan spontan untuk
melakukan suatu tindakan yang berbeda dengan tingkah laku sebelumnya.
2. Dorongan tiba-tiba untuk melakukan suatu pembelian menempatkan konsumen
dalam keadaan tidak seimbang secara psikologis, dimana konsumen tersebut
merasa kehilangan kendali untuk sementara waktu.
22
3. Konsumen akan mengalami konflik psikologis dan berusaha untuk
mengimbangi antara pemuasan kebutuhan langsung dan konsekuensi jangka
panjang dari pembelian.
4. Konsumen akan mengurangi evaluasi kognitif dari produk.
5. Konsumen seringkali membeli secara impulsif tanpa memperhatikan
konsekuensi yang akan datang.
2.6.2 Tipe Impulse Buying
Menurut Stern dalam Utami (2012: 68) ada empat tipe pembelian impulsif:
1. Pure Impulse
Pure Impulse adalah tipe pembelian impulsif dimana konsumen membeli tanpa
pertimbangan, atau dengan kata lain pembeli tidak membeli dengan pola yang
biasa dilakukan.
2. Suggestion Impulse
Suggestion Impulse adalah tipe pembelian impulsif dimana konsumennya tidak
mengetahui mengenai suatu produk, tetapi ketika melihat produk tersebut untuk
pertama kali, konsumen tetap membelinya karena mungkin memerlukannya.
3. Reminder Impulse
Reminder Impulse adalah tipe pembelian impulsif dimana konsumen melihat
suatu produk dan mengingat bahwa mereka membutuhkan produk tersebut
dikarenakan persediaan yang berkurang.
23
4. Planned Impulse
Planned Impulse adalah tipe pembelian impulsif dimana konsumen memasuki
toko dengan harapan dan intensi untuk melakukan transaksi pembelian
berdasarkan harga khusus, kupon dan kesukaan.
2.7 Penelitian Terdahulu
Peneliti menemukan empat penelitian yang meneliti topik yang sama. Empat
penelitian tersebut dirasa relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan dasar
oleh peneliti dalam menyelesaikan penelitiannya. Tabel 2.2 menjelaskan
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul
Penelitian
Variabel
Independent
Variabel
Dependen
Hasil Penelitian
Mugiyanti
(2003)
Respon
Lingkungan
Berbelanja
Sebagai
Stimulus
Pembelian
Tidak
Terencana Pada
Toko Serba
Ada Pada Mall
Saga Abepura
1. Pleasure
2. Arousal
3. Dominance
4. Hedonic
5. Shopping
Value
6. Resource
7. Utilitarian
Shopping
Value
Impulse
Buying
1. Variabel
dominance
berpengaruh
positif terhadap
impulse buying
2. Variabel
resources
expenditure dan pengalaman
belanja menjadi
variabel
mediasi antara
respon lingkungan
belanja dan
memiliki
hubungan
negatif
terhadap
impulse buying
24
Peneliti Judul
Penelitian
Variabel
Independent
Variabel
Dependen
Hasil Penelitian
Suranta
Sembiring
(2013)
Pengaruh
Shopping
Lifestyle
Dan
Fashion
Involvement
Terhadap
Impulse
Buying
Behaviour
(Survey Pada
Konsumen Di
Toko “Top Man,
Top Shop Di
Paris Van
Java Mall,
Bandung)
1. Shopping
Lifestyle
2. Fashion
Involvement
Impulse
Buying
1. Terdapat
pengaruh yang
signifikan dari
variabel
shopping
lifestyle
terhadap
variabel
impulse buying
2. Terdapat
pengaruh yang
signifikan dari
variabel fashion
involvement
terhadap
variabel impulse
buying
Edwin
Japarianto
dan Sugiono
Sugiharto
(2011)
Pengaruh
Shopping
Lifestyle dan
Fashion
Infolvement
terhadap
Impulse
Buying Behavior
Masyarakat
High
Income
Surabaya
1. Shopping
Lifestyle
2. Fashion
Involvement
Impulse
Buying
Shopping lifestyle
memiliki pengaruh
yang paling
dominan diantara
variabel lain yang
ada terhadap
impulse buying
behavior pada
masyarakat high
income di Galaxy
Mall Surabaya
I Km. Wisnu
Temaja, dkk
(2015)
Pengaruh
Fashion
Involvement,
Atmosfer Toko
Dan Promosi
Penjualan
Terhadap
Impulse Buying
Pada Matahari
Department
Store Di Kota
Denpasar
1. Fashion
involvement
2. Atmosfer toko
3. Promosi
penjualan
Impulse
Buying
Fashion
involvement,
atmosfer toko, dan
promosi penjualan
berpengaruh
signifikan terhadap
impulse buying
Febrisa
Pawestri
Manggiasih,
dkk
Pengaruh
Discount,
Merchandising,
Dan Hedonic
Shopping
Motives
Terhadap
Impulse Buying
1. Discount
2. Merchandising
3. Hedonic
Shopping
Motives
Impulse
Buying
Discount,
merchandising,
hedonic shopping
lifestyle
berpengaruh
signifikan terhadap
impulse buying.
25
Peneliti Judul
Penelitian
Variabel
Independent
Variabel
Dependen
Hasil Penelitian
(Studi Kasus
Pada Konsumen
Robinson
Department
Store Mal
Ciputra
Semarang)
Sumber: Data diolah dari berbagai referensi, Juli 2016.
2.8 Kerangka Pemikiran
Pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia masih menunjukkan prospek cerah di masa
yang akan datang. Menurut Dune dan Lusch (2005) bahwa 70% pembelian yang
terjadi dipasar modern atau ritel ternyata merupakan pembelian impulsif (impulse
buying). Verplanken & Herabadi dalam Japarianto (2011: 45) mendefinisikan
pembelian impulsif sebagai pembelian yang tidak rasional dan diasosiasikan
dengan pembelian yang cepat dan tidak direncanakan, diikuti oleh adanya konflik
fikiran dan dorongan emosional. Konsumen saat membeli suatu produk tidak ada
niatan sebelumnya yang terjadi dengan cepat ketika konsumen melihat suatu
produk yang membuatnya tertarik sehingga melakukan pembelian. Terjadinya
pembelian tidak direncanakan tersebut, disebabkan oleh beberapa hal. Yang
pertama yaitu shopping lifestyle. Shopping lifestyle menurut Betty Jackson dalam
Japarianto (2011: 33), adalah ekspresi tentang lifestyle dalam berbelanja yang
mencerminkan perbedaan status sosial. Cara kita berbelanja mencerminkan status,
martabat, dan kebiasaan. Sebuah gaya hidup seseorang yang ditunjukkan melalui
kegiatan berbelanja, saat mereka melakukan kegiatan berbelanja tersebut dapat
terlihat tinggi rendahnya status sosial mereka, martabat, dan kebiasaan. Apabila
seseorang memiliki gaya hidup berbelanja, maka sangat besar peluang mereka
26
melakukan pembelian impulsif. Yang kedua adalah discount, menurut Sutisna
(2002: 302) discount adalah pengurangan harga produk dari harga normal pada
periode tertentu. Saat sebuah mall melakukan discount, akan menarik perhatian
konsumen karena produk yang dijual mengalami penurunan harga, sehingga
pengunjung mall yang tidak berniat membeli akan melakukan pembelian.
Selanjutnya fashion involvement, O’Cass dalam Mulianingrum (2010: 26)
menemukan bahwa fashion involvement pada pakaian berhubungan sangat erat
dengan karakteristik pribadi (yaitu wanita dan kaum muda) dan pengetahuan
fashion, yang mana pada gilirannya memengaruhi kepercayaan konsumen di
dalam membuat keputusan pembelian. Fashion involvement adalah keterkaitan
fashion di kehidupan seseorang, dalam fashion pakaian berhubungan sangat erat
dengan karakteristik pribadi dimana cenderung pada wanita dan kaum muda.
Seseorang akan menilai pakaian mana yang sesuai dengan karakter pribadi
mereka, ditambah dengan pengetahuan fashion yang mereka miliki akan
memengaruhi konsumen dalam membuat keputusan akan membeli atau tidak
produk tersebut. Seseorang yang memiliki pemahaman terhadap produk apa yang
sesuai dengan diri mereka dan pengetahuan tentang fashion, ketika mereka
melihat sebuah produk yang mereka rasa sesuai dengan dirinya dan merupakan
produk terbaru maka kemungkinan akan melakukan pembelian impulsif. Dan
yang terakhir yaitu promosi penjualan, promosi penjualan adalah bentuk persuasi
langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk
merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang
yang dibeli pelanggan (Tjiptono, 2008: 229). Promosi penjualan bertujuan untuk
menarik perhatian pembeli agar membeli produk yang dijual, dengan adanya
27
promosi-promosi yang ditawarkan maka tak sedikit pembeli yang merasa tertarik
dan membeli produk tersebut.
Dibawah ini gambaran kerangka pikir penelitian:
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran
Shopping Lifestyle
Impulse Buying Discount
Fashion Involvement
Promosi Penjualan
28
2.9 Hipotesis
Berdasarkan uraian dan permasalahan kerangka pikir diatas, hipotesis yang
diajukan peneliti yaitu:
Ha1 :Shopping Lifestyle berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.
Ha2 : Discount berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.
Ha3 : Fashion Involvement berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.
Ha4 : Promosi Penjualan berpengaruh signifikan terhadap impulse buying.
Ha5: Shopping Lifestyle, Discount, Fashion Involvement, dan Promosi
Penjualan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap impulse
buying.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatif yaitu penelitian yang bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel memengaruhi variabel lain (Umar, 2003: 59). Sumber
data yang diperoleh pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.
Menurut Sugiyono (2012: 402), data primer adalah data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder merupakan
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data
primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden yang
merupakan objek penelitian sedangkan data sekunder merupakan data-data yang
telah dikumpulkan oleh pihak lain atau lembaga pengumpul data yang kemudian
dipublikasi. Dalam penelitian yang menjadi variabel independen yaitu: shopping
lifestyle, discount, fashion infolvement, dan promosi penjualan. Sedangkan yang
menjadi variabel dependen adalah impulse buying.
30
3.2 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional
3.2.1 Definisi Konseptual
Menurut Singarimbun dan Efendi (2008: 43), definisi konseptual adalah
pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga memudahkan peneliti untuk
mengoperasikan konsep tersebut di lapangan.
Menurut (Silalahi, 2009: 118) definisi konseptual merupakan pemaknaan dari
konsep yang digunakan sehingga memudahkan peneliti untuk
mengoperasionalkan konsep tersebut di lapangan. Definisi konseptual dalam
penelitian ini adalah:
1. Shopping Lifestyle
Shopping lifestyle menurut Betty Jackson dalam Japarianto (2011: 33), adalah
ekspresi tentang lifestyle dalam berbelanja yang mencerminkan perbedaan status
sosial. Cara kita berbelanja mencerminkan status, martabat, dan kebiasaan.
2. Discount
Menurut Sutisna (2002: 302) Discount adalah pengurangan harga produk dari
harga normal pada periode tertentu.
3. Fashion Involvement
Menurut O’Cass dalam Mulianingrum (2010: 26) mengatakan bahwa fashion
involvement pada pakaian berhubungan sangat erat dengan karakteristik pribadi
(yaitu wanita dan kaum muda) dan pengetahuan fashion, yang mana pada
gilirannya memengaruhi kepercayaan konsumen di dalam membuat keputusan
pembelian.
31
4. Promosi Penjualan
Menurut Tjiptono (2008: 229) Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung
melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan.
5. Impulse Buying
Menurut Mowen dan Minor (2001: 65) Pembelian impulsif adalah tindakan
membeli yang sebelumnya tidak diakui secara sadar sebagai hasil dari
pertimbangan, atau niat membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko.
3.2.2 Definisi Operasional Variabel
Menurut (Silalahi, 2009: 119) definisi operasional adalah suatu definisi yang
diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau
menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan satu operasional yang
diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. Tujuannya adalah
agar dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang
sudah didefinisikan konsepnya. Yang menjadi definisi operasional dari penelitian
ini yaitu :
32
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator
Shopping Lifestyle Cara seseorangmenghabiskan waktu dan uangmereka yang dari kegiatan tersebutdapat mencerminkan status,martabat, dan kebiasaan seseorang.
- Menghabiskan waktuluang untuk berbelanja.
- Membeli produk denganmodel terbaru.
- Berbelanja di malmencerminkan tinggirendahnya status sosialseseorang.
- Berbelanja di malmencerminkan martabatseseorang.
- Berbelanja di malmencerminkan kebiasaangaya hidup mewahseseorang.
Discount Pengurangan harga produk dariharga normal pada periodetertentu.
- Besarnya penguranganharga yang diberikanmenarik perhatianpembeli.
- Pembeli merasadiuntungkan denganadanya potongan harga.
Fashion
Involvement
fashion involvement pada pakaianberhubungan sangat erat dengankarakteristik pribadi (yaitu wanitadan kaum muda) dan pengetahuanfashion, yang mana padagilirannya memengaruhikepercayaan konsumen di dalammembuat keputusan pembelian.
- Membeli pakaiansesuai dengan karakterpribadi.
- Membeli produk yangmemiliki kualitas terbaik.
- Membeli produk denganMerek ternama.
- mengikuti informasitentang produk fashionterbaru.
Promosi Penjualan Bentuk persuasi langsung melaluipenggunaan berbagai insentif yangdapat diatur untuk merangsangpembelian produk dengan segeradan meningkatkan jumlah barangyang dibeli.
- Harga yang ditawarkantergolong rendah.
- Tampilan sampel produkyang menarik.
- Demonstrasi produkyang menarik
Impulse Buying tindakan membeli yangsebelumnya tidak diakui secarasadar sebagai hasil daripertimbangan, atau niat membeliyang terbentuk sebelum memasukitoko.
- Saya melakukanpembelian secara spontanketika melihat produkfashion yang menarik dimal.
- Saya membeli produkfashion tanpa dipikirkan
33
Variabel Definisi Variabel Indikator
terlebih dahulu.- Saya tidak melakukan
pertimbangan produkyang akan dibeli denganproduk yang mungkinlebih berguna.
- Saya membeli produkfashion di mal dengantidak direncanakansebelumnya.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Bandar Lampung, dikarenakan letak mal-mal yang ada di
Bandar Lampung.
3.3.2 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan November 2016, dengan waktu
pengambilan sampel pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu pukul 10.00- 15.00.
Hari-hari tersebut dipilih karena pada hari tersebut lebih banyak pengunjung mal
yang datang.
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Sugiyono (2012: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi
34
dalam penelitian ini adalah konsumen fashion beberapa mal di Bandar Lampung
yang pernah melakukan pembelian impulsif.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut
(Sugiyono, 2012: 118). Pengambilan sampel menurut Arikunto (2002: 120) dapat
menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
n = jumlah sampel
Z = 1,96 dengan tingkat kepercayaan 95%
Moe = Margin of Error, atau tingkat kesalahan maksimum 10%
Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak 100 orang
kosumen fashion mal-mal di Bandar lampung.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling,
dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik pengambilan
sampel berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2009: 118). Dalam
35
penelitian ini, yang menjadi ketentuan pengambilan sampel yaitu: berjenis
kelamin wanita, berusia 20-40 tahun, melakukan pembelian impulsif atau
pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya.
3.5 Data
3.5.1 Data Primer
Menurut Sugiyono (2012: 193) data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data primer pada penelitian ini yaitu
data yang didapatkan dengan memberikan kuesioner kepada responden.
3.5.2 Data Sekunder
Sugiyono (2012: 193) data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder adalah data yang
diperlukan untuk melengkapi informasi yang dapat diperoleh melalui studi
pustaka dari buku-buku literatur, jurnal, data dari internet, dan skripsi penelitian
sebelumnya.
3.6 Metode Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Pada peneitian ini peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat untuk
mengumpulkan data. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2012: 199). Metode ini
dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan dan pernyataan yang
berkaitan dengan permasalahan penelitian kepada konsumen fashion beberapa
36
mall di Bandar Lampung sebagai sampel penelitian sehingga memperoleh data
yang akurat.
3.7 Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini, skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert.
Sugiyono (2012: 135) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial. Dengan skala likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Dalam skala likert setiap jawaban diberi bobot seperti tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.2 Kriteria Bobot Jawaban Responden
Alternatif Jawaban SkorSangat Setuju (ST) 5Setuju (S) 4Netral (N) 3Tidak Setuju 2Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2012:135).
3.8 Teknik Pengujian Instrumen
3.8.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2012: 172), validitas data penelitian dapat diperoleh dengan
menggunakan instrumen valid, menggunakan sumber data tepat dan cukup
jumlahnya, serta metode pengumpulan dan analisis data yang benar. Validitas
artinya sejauh mana tes dapat mengukur dengan tepat dan dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya.
37
Menurut Arikunto (2010: 210), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Semakin tinggi validitas suatu alat
ukur, semakin tepat alat ukur tersebut mengenai sasaran.
Keterangan:
r : Koefisien korelasi
X : Skor pertanyaan
N : Jumlah responden
Y : Skor total
Berikut ini hasil uji validitas variabel shopping lifestyle, discount, fashion
involvement, promosi penjualan, dan impulse buying:
1. Shopping Lifestyle
Berikut dibawah ini adalah hasil uji validitas variabel shopping lifestyle:
Tabel 4.20Uji Validitas Variabel Shopping Lifestyle (X1)
N=100
Sumber: Data diolah, 2016.
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa setiap indikator mempunyai rhitung > rtabel
dengan demikian seluruh indikator tersebut dapat dinyatakan valid.
No Indikator rhitung rtabel Validitas1 X1 0,577 0,1966 Valid2 X2 0,454 0,1966 Valid3 X3 0,784 0,1966 Valid4 X4 0,818 0,1966 Valid5 X5 0,742 0,1966 Valid
38
2. Discount
Berikut dibawah ini adalah hasil uji validitas variabel discount:
Tabel 4.21Uji Validitas Variabel Discount (X2)
N=100
No Indikator rhitung rtabel Validitas1 X1 0,819 0,1966 Valid2 X2 0,877 0,1966 Valid
Sumber: Data diolah, 2016.
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa setiap indikator mempunyai rhitung>rtabel
dengan demikian seluruh indikator tersebut dapat dinyatakan valid.
3. Fashion Involvement
Berikut dibawah ini adalah hasil uji validitas variabel fashion involvement:
Tabel 4.22Uji Validitas Variabel Fashion Involvement (X3)
N=100
No Indikator rhitung rtabel Validitas1 X1 0,700 0,1966 Valid2 X2 0,740 0,1966 Valid3 X3 0,697 0,1966 Valid4 X4 0,760 0,1966 Valid
Sumber: Data diolah, 2016.
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa setiap indikator mempunyai rhitung>rtabel
dengan demikian seluruh indikator tersebut dapat dinyatakan valid.
4. Promosi Penjualan
Berikut dibawah ini adalah hasil uji validitas variabel promosi penjualan:
39
Tabel 4.23Uji Validitas Variabel Promosi Penjualan (X4)
N=100
No Indikator rhitung rtabel Validitas1 X1 0,601 0,1966 Valid2 X2 0,822 0,1966 Valid3 X3 0,803 0,1966 Valid
Sumber: Data diolah, 2016.
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa indikator mempunyai rhitung>rtabel dengan
demikian seluruh indikator tersebut dapat dinyatakan valid.
5. Impulse buying
Berikut dibawah ini adalah hasil uji validitas variabel impulse buying:
Tabel 4.24Uji Validitas Variabel Impulse Buying (Y)
N=100
No Indikator rhitung rtabel Validitas1 Y1 0,418 0,1966 Valid2 Y2 0,895 0,1966 Valid3 Y3 0,863 0,1966 Valid4 Y4 0,718 0,1966 Valid
Sumber: Data diolah, 2016.
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa setiap indikator mempunyai rhitung>rtabel
dengan demikian seluruh indikator tersebut dapat dinyatakan valid.
3.8.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas untuk mengetahui apakah suatu instrumen dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
menggunkan rumus Cronbach Alpha dikarenakan skor instrumennya merupakan
rentangan nilai1-5, sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2002: 193)
40
bahwa, rumus alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian. Pengujian pengadaan
alat ukur dalam penelitian ini mengunakan metode Cronbach.
Rumus Alpha digunkan sebagai berikut :
r11 =
( Arikunto, 2002: 194)
Keterangan ;
r11 : koefisien reabilitas instrumenk : banyaknya butir pertanyaanα : alpha
: jumlah varian butir
: varian total
Tabel 3.3Pedoman untuk memberikan interpretasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan0,00 – 0,1990,20 – 0,3990,40 – 0,5990,60 – 0,7990,80 – 1,000
Sangat rendahRendahSedangKuat
Sangat KuatSumber: Sugiyono (2009: 121)
Berikut hasil uji reliabilitas penelitian:
Hasil Uji Reliabilitas
No Variabel alphaCronbach
Keterangan
1 Shopping Lifestyle (X1) 0,686 Tinggi2 Discount (X2) 0,607 Tinggi3 Fashion Involvement (X3) 0,690 Tinggi4 Promosi Penjualan (X4) 0,585 Sedang5 Impulse Buying (X5) 0,733 Tinggi
Sumber: Data diolah, 2016.
41
3.9 Teknik Analisis Data
3.9.1 Uji Regresi Linear Sederhana
Menurut Sugiyono (2012:270) metode analisis regresi linier sederhana didasarkan
pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu
variabel dependen. Persamaan umum regresi linier sederhana adalah:
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a = Harga Y bila x = 0 (harga konstan).
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen.
X = Subyek pada variabel independenyang mempunyai nilai tertentu.
3.9.2 Uji Regresi Linear Berganda
Rangkuti (1997: 162) mendefinisikan analisis regresi linear berganda digunakan
untuk menganalisis pengaruh antara variabel independen ( shopping lifestyle,
discount, fashion involvement, dan promosi penjualan) terhadap variabel
dependen yaitu impulse buying. Rumus sistematis dari regresi linear berganda
yang umum digunakan dalam penelitian yaitu:
Y = a + bX1 + bX2 + bX3 + bX4 + e1
42
Keterangan :
Y : Impulse buying
X1 : Shopping lifestyle
X2 : Discount
X3 : Fashion involvement
X4 : Promosi penjualan
a : Konstanta
b1 : Koefisien regresi untuk variabel shopping lifestyle
b2 : Koefisien regresi untuk variabel discount
b3 : Koefisien regresi untuk variabel fashion involvement
b4 : Koefisien regresi untuk variabel promosi penjualan
e : Error
3.10 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji
data-data yang digunakan dalam penelitian ini apakah telah memenuhi asumsi
klasik, yaitu data terdistribusi normal, tidak terjadi gejala multikolinearitas, tidak
terdapat autokorelasi dan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Jika telah
memenuhi keempat hal tersebut maka model regresi akan memberikan hasil yang
Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) (Ghozali, 2011:173). Untuk melakukan
pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program
komputer
SPSS 16.
43
3.10.1 Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2011:160) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah dengan melihat
histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati distribusi normal. Artinya kriteria berdistribusi normal apabila
tampilan grafiknya menunjukkan pola penyebaran disekitar garis dialog dan
mengikuti arah garis dialog. Pengujian asumsi dilakukan dengan melihat Normal
P-P Plot of Regression Standardizel Residual yang berguna untuk menguji apakah
residual model regresi memiliki distribusi normal ataukah tidak. Dasar
pengambilan keputusannya adalah:
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal
yaitu mengikuti atau mendekati bentuk lonceng, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal
yaitu tidak mengikuti atau mendekati bentuk lonceng, maka model regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
44
3.10.2 Multikolinearitas
Ghozali (2011:105) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak
orgonal. Variabel orgonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali 2011:105). Ada beberapa
cara yang digunakan untuk mendeteksi multikolonieritas, akan tetapi untuk
mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi dalam penelitian
ini dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF). Adapun
pemilihan tolerance value atau variance inflation factor (VIF) dalam penelitian ini
karena cara ini merupakan cara umum yang dilakukan dan dianggap lebih handal
dalam mendeteksi ada tidaknya multiklonieritas dalam model regresi serta
pengujian dengan tolerance value atau variance inflation factor (VIF) lebih
45
lengkap dalam menganalisis data. Dasar pengambilan keputusan dengan tolerance
value atau variance inflation factor (VIF) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jika nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
2. Jika nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa
ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
Shopping lifestyle .736 1.360
Discount .840 1.191
Fashion involvement .642 1.559
Promosi Penjualan .960 1.041
3.10.3 Heteroskesdastisitas
Menurut Ghozali (2011:139) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Cara
yang paling umum yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
46
heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatterplot antara nilai prediksi variabel
terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED.
Menurut Ghozali (2011:139) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dengan scatterplot yaitu:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola
tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik–titik menyebar diatas dan
dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
47
3.11 Uji Hipotesis
Untuk melakukan pembuktian hipotesis tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan uji statistik, sebagai berikut :
3.11.1 Uji t
Uji statistik t ini adalah untuk menguji keberhasilan koefisien regresi secara
parsial. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X)
secara tunggal berpengaruh terhadap variabel terikat (Y) dengan membandingkan
antara nilai thitung masing-masing variabel bebas dengan nilai ttabel dengan derajat
kesalahan 5% (α = 0.05). Apabila nilai thitung ≥ dari nilai ttabel, maka variabel
bebasnya memberikan pengaruh bermakna terhadap variabel terikat.
Pengujian ini dapat sekaligus digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh shopping lifestyle, discount, fashion involvement, dan promosi penjualan
terhadap impulse buying dengan melihat nilai-nilai t masing-masing variabel.
Berdasarkan nilai t itu, maka dapat diketahui variabel bebas mana yang
mempunyai pengaruh paling bermakna atau signifikan mempengaruhi variabel
terkait.
Adapun rumus untuk thitung (Sugiyono, 2012) sebagai berikut :
Keterangan :
t = statistik t dengan derajat bebas n-1
n = banyaknya observasi atau pengamatan
r2 = koefisien korelasi ganda
48
3.11.2 Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) secara bersama-
sama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Y). Pengujian dilakukan
dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada derajat kesalahan 5% (α =
0.05). Apabila nilai Fhitung ≥ dari nilai Ftabel, maka berarti variabel bebasnya secara
serempak memberikan pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat atau
hipotesis pertama diterima. Adapun rumus Fhitung (Sugiyono, 2012) sebagai
berikut:
Keterangan :
R2 = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah sampel
3.11.3 Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik
dalam analisa regresi, hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi
antara 0 sampai dengan 1. Jika koefisien determinasi nol berarti variabel
independen sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila
koefisien determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dikarenakan pada
penelitian ini variabel independen lebih dari dua, maka koefisien determinasi yang
digunakan adalah Adjusted R Square.
93
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil analisis dan pembahasan tentang pengaruh shopping
lifestyle, discount, fashion involvement, dan promosi penjualan terhadap impulse
buying maka kesimpulan dan saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
1. Shopping lifestyle berpengaruh signifikan terhadap impulse buying atau
pembelian yang tidak direncanakan pada produk fashion yang ada di mall-mall
di Bandar Lampung dengan nilai kontribusi sebesar 10,4%.
2. Discount berpengaruh tidak signifikan terhadap impulse buying atau pembelian
yang tidak direncanakan pada produk fashion yang ada di mall-mall di Bandar
Lampung dengan nilai kontribusi sebesar 0%.
3. Fashion involvement berpengaruh signifikan terhadap impulse buying atau
pembelian yang tidak direncanakan pada produk fashion yang ada di mall-mall
di Bandar Lampung dengan nilai kontribusi 22,9%.
4. Promosi penjualan berpengaruh tidak signifikan terhadap impulse buying atau
pembelian yang tidak direncanakan pada produk fashion yang ada di mall-mall
di Bandar Lampung dengan nilai kontribusi sebesar 0%.
94
5. Secara simultan shopping lifestyle, discount, fashion involvement, dan promosi
penjualan berpengaruh signifikan terhadap impulse buying atau pembelian
yang tidak direncanakan pada produk fashion yang ada di mall-mall di Bandar
Lampung dengan nilai sebesar 25%.
5.2 Saran
Berdasarkan pada hasil analisis serta kesimpulan yang telah diuraikan, maka
saran-saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Pada penelitian ini, mendapatkan hasil bahwa variabel shopping lifestyle,
discount, dan promosi penjualan berpengaruh tidak signifikan terhadap impulse
buying, maka dari itu sebaiknya pihak perusahaan harus lebih memahami perilaku
konsumen agar lebih meningkatkan pembelian impulsif seperti contoh,
meletakkan produk fashion terbaru dengan memberikan discount ditempat-tempat
yang strategis dan mudah dilihat konsumen. Dengan produk-produk fashion
terbaru dapat menarik perhatian konsumen ditambah lagi jika produk fashion
terbaru diberikan discount akan berpotensi konsumen membeli secara impulsif.
Disamping itu, perusahaan juga diuntungkan apabila banyak pengunjung mall
yang melakukan pembelian tidak direncanakan sebelumnya. Selain itu, mal-mall
yang ada di Bandar Lampung, sebaiknya memberikan potongan harga atau
memberikan promosi seperti kupon hadiah untuk setiap kosumen yang memiliki
kartu member (member card) dikarenakan akan berpotensi kosumen melakukan
impulse buying yang pada akhirnya menguntungkan perusahaan.
95
2. Bagi penelitian selanjutnya
Disarankan untuk mengkombinasikan penelitian ini dengan penelitian lainnya
yang memiliki kesamaan kriteria. Jika penelitian yang dilakukan mengenai status
sosial, perbanyak lagi data reponden seperti pengeluaran perbulan, besarnya
pendapatan perbulan yang ditabungkan sehingga penelitian dapat menjadi lebih
akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. EdisiRevisi V. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Penerbit Rineka Cipta
Cummins, Julian. 2010. Promosi Penjualan. Editor: Dr. Lyndon Saputra.Tanggerang: Binarupa Aksara.
Husein, Umar. 2003. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001. Prinsip- Prinsip Pemasaran.Penerjemah: Bob Sabran, MM. Jilid 2. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Armstrong, Garry. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1.Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Penerjemah:Bob Sabran, MM. Jilid 2. Edisi Ketiga belas. Jakarta: Erlangga.
Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Morrisan, M.A. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Mowen, JC dan Minor. 2002. Perilaku Konsumen Jilid 2, Ed 5. Jakarta: Erlangga.
Mowen, Minor. 2004. Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.
Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Schiffman, Lean, Leslie Lazar Kanuk. 2000. Consumer behavior,seventh edition.Patience Hall International, Inc, New Jersey.
Setiadi, Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untukStrategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial Edisi Pertama. Bandung: PTRefika Aditama.
Simamora, 2003. Membongkar Kotak Hitam Perilaku Konsumen. Jakarta; PT.Gramedia Pustaka Utama
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 2008. Metode Penelitian Survai. Jakarta:Pustaka LP3ES Indonesia.
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Edisi Pertama. Jakarta:Kencana.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryani, Tatik, 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi Pada Strategi Pemasaran.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Swastha, Basu. 2007. Azaz Azaz Marketing. Yogyakarta: Liberty.
Utami, Christina Whidya. 2010. Manajemen Ritel: Strategi dan ImplementasiOperasional Bisnis Ritel Modern di Indnesia. Jakarta: Salemba Empat.
Sumber Dari Jurnal
Arvinia Herawati, Ari & Reni. 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel terhadapLoyalitas Pelanggan melalui Kepuasan Pelanggan Pada KonsumenAlfamart di Kecamatan Tembalang Semarang, 1-9.
Eka Prastia, Fita. 2013. Pengaruh Shopping Lifestyle, Fashion Involvement DanHedonic Shopping Value Terhadap Impulse Buying Behaviour Pelanggan TokoElizabeth Surabaya.
Euis Soliha, 2008. Analisis Industri Ritel Di Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE),15(2), pp: 128-142.
Herukalpiko, Diah Kenanga D.Prihatini, Apriatni Endang & Widayanto. 2013.Pengaruh Kewajaran Harga, Atmosfer toko dan pelayanan toko terhadapperilaku impulse buying konsumen robinson department store semarang.Jurnal Ilmu Sosial dan Politik, pp. 1-9.
Japarianto, E., dan Sugiharto, S. 2011. Pengaruh Shopping Lifestyle dan FashionInvolvement Terhadap Impulse Buying Behavior Masyarakat High IncomeSurabaya, Jurnal Manajemen Pemasaran, Vol. 6, No. 1, April: pp 32-40.
Lumintang, F. Fenny. 2012. Pengaruh Hedonic Motives terhadap Impulse Buyingmelalui Browsing dan Shopping Lifestyle pada Online Shop. Artikel Vol 1,No 6.
Mariana. 2009. Hubungan Sikap Konsumen Pada Discount Dengan MinatMembeli Produk Fashion Pada Remaja Akhir.Skripsi. Malang : FakultasPsikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Mulianingrum, Wikartika. (2010). Analisis Faktor-Faktor Yang MemengaruhiImpulse Buying Pada Merek Super T-Shirt. Skripsi. Universitas SebelasMaret.
Muruganantham, G. and Ravi Shankar Bhakat. 2013. A Review of Impulse BuyingBehavior. International Journal of Marketing Studies, 5(3), pp: 149-160,
Rook, D.W. 1987. The Impulse Buying. Journal of Consumer Research. Vol 9.No. 14. 189-199.
Satyo dan Suprihhadi. 2013. Pengaruh Diskon Harga, Merek Produk DanLayanan Pelanggan Terhadap Keputusan Pembelian Garmen diSurabaya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 2 No. 8.
Sembiring, Suranta. 2013. Pengaruh Shopping Lifestyle dan Fashion InvolvementTerhadap Impulse Buying Behaviour(Survey Pada Konsumen di Toko TOPMAN, TOP SHOP di Paris Van Java Mall, Bandung). Skripsi. Bandung:Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia.
Sukma Andriyanto, Dian., dkk. 2016. Pengaruh Fashion Involvement DanPositive Emotion Terhadap Impulse Buying (Survey pada WargaKelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang). JurnalAdministrasi Bisnis (JAB), Vol. 31, No. 1.
Tirmizi, M. A., Rehman, K. U and Saif, M. I, 2009. An Empirical Study ofConsumer Impulse Buying Behavior in Local Markets. European Journalof Scientific Research. ISSN 1450-216X Vol. 28 No. 4 (2009), pp. 552-553.
Wisnu Bayu Temaja, I Km., dkk. 2015. Pengaruh Fashion Involvement, AtmosferToko, Dan Promosi Penjualan Terhadap Impulse Buying Pada MatahariDepartment Store Di Kota Denpasar. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4,No. 6, 2015: 1466-1482.
Sumber Lain:
Diskoperindag Prov. Lampung.
http://www.jelajahlampung.com. Diakses tanggal 30 Juli 2016.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=142770&val=4721. Diakses pada 20
Oktober 2016
http://koran.bisnis.com/read/20161019/448/593855/optimistis-tumbuh-dua-digit . Diakses
pada 29 Oktober 2016.