Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan...

21
PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KOMPETENSI MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK Wisnu B. Nasutiyon, I Ketut Pegig Arthana Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Kampus Lidah Wetan [email protected] Abstrak Pemerintah mengadakan program sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan kualitas mengajar dan kompetensi guru, agar menjadi pendidik professional. Sertifikasi guru merupakan kegiatan peningkatan keprofesionalismean guru dengan cara memberikan sertifikat kepada guru yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk meningkatkan pendidikan nasional di Indonesia. Kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial. Apabila guru dinyatakan lulus dalam uji sertifikasi maka hasil tersebut dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan nilai kompetensi guru dalam bidang keterampilan mengajar. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah sertifikasi guru berpengaruh terhadap kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Gresik? I. Pendahuluan Perkembangan teknologi di Era globalisasi sangat berpengaruh pada sektor ekonomi, sosial, budaya, bahkan berpengaruh pada dunia pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan merupakan lembaga yang mengembangkan sumber daya manusia, hal inilah yang menjadikan pendidikan harus memiliki suatu pengembangan atau kemajuan dalam pembelajaran untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan aset utama sebagai modal bangsa dalam membangun negara indonesia sesuai dengan undang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan Nasional yang merupakan dasar fungsi dan tujuan, isi dari undang undang tersebut adalah sebagai berikut : Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional “. Upaya Pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan tersebut adalah dengan mengadakan pembaharuan dalam bidang pendidikan. Salah satu cara yang ditempuh Depdiknas adalah melakukan serangkaian kegiatan untuk menyempurnakan kurikulum 1994 dan melakukan rintisan secara terbatas untuk validasi mendapatkan masukan empiris. Kurikulum tersebut dikenal sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi, karena menggunakan pendekatan kompetensi. Lahirnya UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, draf kurikulum tersebut perlu disesuaikan dan disempurnakan kembali. Penyempurnaan

description

Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : WISNU BUYUNG NASUTIYON, http://ejournal.unesa.ac.id

Transcript of Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan...

Page 1: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KOMPETENSI MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

Wisnu B. Nasutiyon, I Ketut Pegig ArthanaTeknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri SurabayaKampus Lidah Wetan

[email protected]

AbstrakPemerintah mengadakan program sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan kualitas mengajar dan

kompetensi guru, agar menjadi pendidik professional. Sertifikasi guru merupakan kegiatan peningkatan keprofesionalismean guru dengan cara memberikan sertifikat kepada guru yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk meningkatkan pendidikan nasional di Indonesia. Kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial. Apabila guru dinyatakan lulus dalam uji sertifikasi maka hasil tersebut dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan nilai kompetensi guru dalam bidang keterampilan mengajar. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah sertifikasi guru berpengaruh terhadap kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Gresik?

I. PendahuluanPerkembangan teknologi di Era globalisasi sangat berpengaruh pada sektor ekonomi, sosial, budaya,

bahkan berpengaruh pada dunia pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan merupakan lembaga yang mengembangkan sumber daya manusia, hal inilah yang menjadikan pendidikan harus memiliki suatu pengembangan atau kemajuan dalam pembelajaran untuk dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang merupakan aset utama sebagai modal bangsa dalam membangun negara indonesia sesuai dengan un-dang-undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem pendidikan Nasional yang meru-pakan dasar fungsi dan tujuan, isi dari undang undang tersebut adalah sebagai berikut :

“Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidu-pan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional “.

Upaya Pemerintah dalam peningkatan mutu pendidikan tersebut adalah dengan mengadakan pembaharuan dalam bidang pendidikan. Salah satu cara yang ditempuh Depdiknas adalah melakukan serangkaian kegiatan untuk menyempurnakan kurikulum 1994 dan melakukan rintisan secara terbatas untuk validasi mendapatkan masukan empiris. Kurikulum tersebut dikenal sebagai Kurikulum Berbasis Kompetensi, karena menggunakan pendekatan kompetensi. Lahirnya UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas dan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, draf kurikulum tersebut perlu disesuaikan dan disempurnakan kembali. Penyempurnaan tersebut mencakup sinkronisasi, kompetensi untuk setiap mata pelajaran antar jenjang pendidikan, beban belajar dan jumlah mata pelajaran serta validasi empiris terhadap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kurikulum hasil penyempurnaan tersebut dikenal sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Salah satu tujuan didalam KTSP adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. Berdasarkan uraian di atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional menerapkan standar kompetensi guru yang  berhubungan dengan, Komponen Kompetensi Pengelolaan pembelajaran dan wawasan kependidikan, Komponen kompetensi akademik atau vokasional sesuai materi pembelajaran Pengembangan Profesi. Komponen-komponen Standar Kompetensi Guru ini mewadahi kompetensi profesional, personal dan sosial yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Pengembangan standar kompetensi guru diarahkan pada peningkatan kualitas guru dan pola pembinaan guru yang terstruktur dan sistematis. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya profesionalisme guru antara lain: 1) Masih banyak guru yang tidak menekuni profesinya secara utuh, hal ini disebabkan oleh sebagian guru bekerja diluar jam kerjanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk menigkatkan diri, baik membaca, menulis ataupun menggunakan internet. 2) belum adanya standar professional guru sebagaimana tuntutan Negara-negara maju. 3) Adanya perguruan tinggi swasta yang mencetak guru asal jadi atau setengah jadi, tanpa memperhitungkan outputnya dilapangan, sehingga banyak guru yang tidak patuh terhadap etika profesinya. 4) kurangnya motivasi guru dalam

Page 2: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

meningkatkan kualitas diri karena guru tidak dituntut untuk meneliti sebagaimana yang diberlakukan dosen diperguruan tinggi. (Standart kompetensi dan sertifikasi guru, 2008:10)

Kecamatan Benjeng merupakan salah satu kecamatan yang memiliki 28 Sekolah Dasar Negeri. Sarana dan prasarana yang dimiliki dikecamatan ini memiliki kondisi yang cukup memadai, diknas kecamatan ini juga sering mengadakan acara-acara lomba bertema kependidikan sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi sekolah agar selalu memperbaruhi kegiatan belajar mengajarnya. Kecamatan ini merupakan salah satu kecamatan yang memiliki kategori cukup baik dibidang pendidikan untuk sektor wilayah gresik, hal ini dapat diketahui berdasarkan persentase nilai kelulusan siswa dan berbagai prestasi yang diraih siswa ataupun guru, akan tetapi data yang penulis peroleh pada studi pendahuluan dari Diknas Kecamatan Gresik menunjukkan bahwa guru-guru di kecamatan ini masih banyak yang tidak lulus sertifikasi. Sebagai indikasi dari hal tersebut, berikut adalah hasil tes sertifikasi yang dilaksanakan oleh guru-guru sekolah dasar di Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik:

Tabel 1.1Sumber: Ringkasan Hasil inventarisasi tenaga teknis SDN bulan maret 2009 Kecamatan Benjeng,

GresikNo Jumlah Guru

( maret 2009 )Lulus Sertifikasi

1 KS 27 Tahun jumlah2 GU 138 2006 103 GA 30 2007 64 GO 8 2008 425 PJG 12 - -

JUMLAH 215 guru 58 guru

Sumber: UPTD Pendidikan Kecamatan BenjengBerdasarkan tabel di atas, jumlah guru yang belum lulus sertifikasi hampir ±70% dari jumlah guru yang

ada. Menurut hasil observasi lapangan dan wawancara dengan beberapa guru ditiap sekolah yang ada di Kecamatan Gresik, salah satu faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman guru tentang standar kompetensi. Peneliti juga memperoleh data bahwa antara guru yang lulus Sertifikasi dengan yang belum lulus Sertifikasi, terdapat perbedaan kompetensi khususnya ketrampilan dalam mengajar. Hal ini dapat dilihat dalam pembuatan RPP atau pada saat memberikan penjelasan didalam kelas. Guru yang lulus Sertifikasi memberikan penjelasan dengan menggunakan model atau metode pembelajaran yang bervariasi sedangkan guru yang belum lulus Sertifikasi tidak melakukan hal tersebut.

Peningkatkan kualitas mengajar, dan kompetensi guru dicanangkan program sertifikasi pada guru, yang diharapkan guru menjadi pendidik profesional, dengan berpendidikan minimal S-1/D-4 yang berkompetensi sebagai agen pembelajaran serta dibuktikan dengan pemilikkan sertifikat pendidik setelah dinyatakan lulus uji kompetensi (lulus sertifikasi). Kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial.

Berdasarkan pernyataan tersebut penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “PENGARUH SERTIFIKASI GURU TERHADAP KOMPETENSI MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK".

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah sertifikasi guru berpengaruh terhadap kompetensi mengajar guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Benjeng Gresik?

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sertifikasi guru berpengaruh terhadap kompetensi mengajar guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Benjeng Gresik.

II. Landasan TeoriA. Keterkaitan Masalah Dengan Kawasan Teknologi Pendidikan

Teknologi pendidikan dapat didefinisikan sebagai teori dan praktek desain, pengembangan, pemakaian, management, dan evaluasi proses dan sumber untuk belajar. (Seels dan Richey, 1994: 1). Definisi ini dibangun berdasarkan lima kawasan yang menjadi teknolog pembelajaran yaitu: desain, pengembangan,

Page 3: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

pemanfaatan, management, evaluasi. dimana kelima kawasan tersebut merupakan lima domain bidang studi teknologi pembelajaran.

Penelitian dengan judul pengaruh sertifikasi guru terhadap kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik jika dihubungkan dengan domain teknologi pembelajaran yang ada maka, berhubungan dengan domain Pengelolaan. Pengelolaan meliputi pengendalian Teknologi pembelajaran melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan supervisi. Pengelolaan meru-pakan hasil dari penerapan suatu unsur nilai. (Seels dan Richey, 1994 :54). Pengelolaan tidak berfungsi secara independent atau terpisah dari kawasan domain Evaluasi, Menejemen, desain dan Pemakaian. Dalam kegiatan pengelolaan terdapat proses desain yaitu desain sistem pembelajaran, proses pemanfaatan yaitu ke-bijakan dan regulasi, proses manajemen yaitu manajemen sistem penyebaran dan proses evaluasi yaitu evaluasi formatif.

Berikut ini adalah gambar kawasan Teknologi Pendidikan, sub domain yang terkait ditunjukkan dengan teks yang bercetak tebal.

Gambar 2.1KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

(Seels dan Richey, 1994 )

Penjelasan dari bagan tersebut adalah sebagai berikut :“Pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain ke dalam bentuk fisik” (Seels dan

Richey, 1994 : 38). Dalam domain pengembangan terdapat hubungan yang kompleks antara teknologi dan teori yang mengendalikan desain pesan dan strategi pembelajaran.

“Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar” (Seels dan Richey, 1994 : 50). Difusi inovasi merupakan proses komunikasi melalui strategi terencana yang bertujuan memperoleh adopsi. Tujuan utama difusi inovasi ialah membawa suatu perubahan.

PENGEMBANGANTeknologi CetakTeknologi Audio VisualTeknologi Berbasis KomputerTeknologi Terpadu

PENGEMBANGANTeknologi CetakTeknologi Audio VisualTeknologi Berbasis KomputerTeknologi Terpadu

PEMANFAATANPemanfaatan MediaDifusi InovasiImplementasi dan InstitusionalisasiKebijakan dan Regulasi

PEMANFAATANPemanfaatan MediaDifusi InovasiImplementasi dan InstitusionalisasiKebijakan dan Regulasi

DESAINDesain Sistem PembelajaranDesain PesanStrategi PembelajaranKarakteristik Pebelajar

DESAINDesain Sistem PembelajaranDesain PesanStrategi PembelajaranKarakteristik Pebelajar

PENGELOLAANManajemen ProyekManajemen SumberManajemen Sistem PenyebaranManajemen Informasi

PENGELOLAANManajemen ProyekManajemen SumberManajemen Sistem PenyebaranManajemen Informasi

PENILAIANAnalisis Masalah Pengukuran Acuan PatokanEvaluasi FormatifEvaluasi Sumatif

PENILAIANAnalisis Masalah Pengukuran Acuan PatokanEvaluasi FormatifEvaluasi Sumatif

TEORIPRAKTEK

TEORIPRAKTEK

9

Page 4: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

“Pengelolaan informasi meliputi perencanaan, pemantauan dan pengendalian cara penyimpanan, pengiriman pemindahan atau pemrosesan informasi dalam rangka tersedianya sumber untuk kegiatan belajar” (Seels dan Richey, 1994 : 56).

Penilaian formatif berkaitan dengan pengumpulan informasi tentang kecukupan dan penggunaan informasi ini sebagai dasar pengembangan selanjutnya (Seels dan Richey, 1994 : 62). Evaluasi formatif dilakukan untuk mengetahui apakah produk perlu direvisi atau tidak.

Merujuk kelima domain Teknologi Pendidikan di atas yang termasuk bidang garapan yang dilakukan peneliti adalah domain Pengelolaan dengan sub domain Manajemen Sistem Penyampaian.

B. Sertifikasi Guru1. Pengertian Sertifikasi Guru

Sebagaimana dijelaskan pada halaman 5, dapat penulis simpulkan bahwa sertifikasi guru merupakan Kegiatan peningkatan keprofesionalismean guru dengan cara memberikan sertifikat kepada guru yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk meningkatkan pendidikan nasional di Indonesia.

2. Tujuan dan Manfaat SertifikasiUndang–undang guru dan dosen menyatakan bahwa, sertifikasi sebagai bagian dari peningkatan

mutu guru dan peningkatan kesejahteraannya. Oleh karena itu, lewat sertifikasi ini diharapkan guru menjadi pendidik yang professional yaitu dengan dibuktikan pemilikan sertifikat pendidik setelah dinyatakan lulus uji kompetensi. Kompetensi professional guru terdiri atas kemampuan :a. Mengenal secara mendalam peserta didik yang hendak dilayani.b. Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajar, baik dari segi disciplinary content knowledge maupun

pedagogical content knowledge.c. Kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidikd. Mengembangkan kemampuan yang profesional secara berkelanjutan merupakan kompetensi

akademik dari seorang guru. (Muslich, 2007:8)3. Proses mengikuti Sertifikasi Profesi Guru

Program sertifikasi bagi guru diperuntukan bagi guru yang telah ada baik guru negeri maupun swasta yang belum memiliki sertifikat profesi guru. Program sertifikasi ini dapat diikuti diperguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Sebelum mengikuti tahap sertifikasi, guru harus menyiapkan berbagai macam dokumen guna mendukung proses kelulusan tes. Program sertifikasi guru dalam jabatan ini, sertifikat guru sebagai profesi dapat diperoleh melalui :a. Proses pendidikan profesi terlebih dahulu yang dilanjutkan dengan uji sertifikaasi (bila lulus uji

sertifikasi).b. Uji sertifikasi langsung sebagai bentuk kemampuan kompetensi keprofesian guru sebagai agen

pembelajaran oleh perguruan tinggi terakreditasi yang ditetapkan oleh pemerintah (bila lulus dalam uji sertifikasi ). (Sarimaya, 2008: 25)

GAMBAR 2.2PROSEDUR SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

( Muslich, 2007 :22 )

Page 5: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

Berdasarkan gambar di atas, prosedur sertifikasi bagi guru dalam jabatan dapat dijelaskan sebagai berikut:a. Guru peserta sertifikasi, menyusun dokumen portofolio dengan mengacu pada panduan penyusunan

perangkat sertifikasi bagi guru dalam jabatanb. Dokumen portofolio yang telah disusun, diserahkan kepada dinas pendidikan kabupaten atau kota

untuk diteruskan kepada LPTK induk untuk dinilai oleh asesor di rayon tersebut.1) Hasil penilaian portofolio pesrta sertifikasi,bila mencapai skor minimal kelulusan dan dinyatakan lu -

lus akan memperoleh sertifikat pendidik.2) Hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi yang belum mencapai skor minimal kelulusan, rayon

LPTK akan merekomendasikan kepada peserta dengan alternative sebagai berikut :a) melakukan kegiatan untuk melengkapi kekurangan dokumen portofolio.b) mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi guru (diklat profesi guru atau DPG) yang diakhiri

dengan ujian.c) Materi DPG mencakup 4 kompetensi yaitu kepribadian, pedagogik, professional, dan sosial.

3) Pelaksanaan DPG diatur oleh LPTK penyelenggara dengan memerhatikan skor hasil penilaian porto-folio dan rambu-rambu yang ditetapkan oleh KSG.a) Peserta DPG yang lulus ujian, akan memperoleh sertifikat pendidik.b) Peserta yang tidak lulus diberi kesempatan mengikuti ujina ulang sebanyak dua kali, dengan

tenggang waktu sekurang-kurangnya dua minggu. Apabila tidak lulus peserta diserahkan kem-bali ke dinas pendidikan kabupaten atau kota .

4) Untuk menjamin standarisasi prosedur dan mutu lulusan maka rambu-rambu mekanisme, materi, dan sistem ujian DPG dikembangkan oleh konsorsium sertifikasi guru (KSG). (Muslich, 2007 : 22)

Berdasarkan program sertifikasi calon guru ini, sertifikat guru sebagai pendidik diperoleh melalui proses pendidikan perofesi dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Beban belajar pendidikan profesi untuk guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentik lain yang sederajat dan pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat adalah 18 sampai 20 satuan kredit semester.

2. Beban belajar pendidikan profesi untuk guru satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB atau bentuk lain yang sederajatdan satuan pendidikan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat adalah 36 sampai 40 satuan kredit semester.

3. Muatan belajar pendidikan profesi meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profes-sional.

4. Bobot muatan kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan dengan latar belakang pendidikan sebagai berikut :a. lulusan program sarjana (S1) atau diloma empat (D-IV) kependidikan dititikberatkan pada pen-

guatan kompeteansi profesionalb. lulusan program sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV) non-kependidikan dititik beratkan pada

pengembangan kompetansi pedagogik. Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa Program sertifikasi dapat diikuti oleh

perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. 4. Tata Cara Pengujian Sertifikasi Guru

Uji kompetensi terdiri atas dua tahapan, yaitu harus menempuh tes tertulis dan tes kinerja yang dipadukan dengan self appraisal, portofolio, dan dilengkapi dengan peer appresial dan didasarkan pada indikator esensial kompetensi guru sesuai tuntutan minimal sebagai agen pembelajaran.a. Guru harus memenuhi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan dan baru menempuh ujian tulis

yang digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pedagogik dan kompetensi professional guru. Tes tertulis ini merupakan alat ukur berupa satu set pertanyaan untuk mengukur sampel perilaku kog-nitif yang diberikan secara tertulis dan jawaban yang diberikan juga secara tertulis dapat dikategorikan kedalam bentuk tes dikotomi menjadi benar atau salah. (Trianto dan Tutik, 2007: 85)

b. Apabila lulus dalam uji tertulis maka diwajibkan mengikuti uji kinerja, yaitu ujian mengelola pembela-jaran dalam bentuk senyata (real teaching) di sekolah guru yang bersangkutan. Secara umum tes kin-erja ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengungkapkan gambaran menyeluruh dari akumulasi ke-mampuan guru sebagi sinergi dari keempat kemampuan dasar yaitu persiapan pembelajaran, melak-sanakan pembelajran, menutup pembelajaran beserta aspeknya. (Trianto dan Tutik, 2007: 106).

Page 6: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

c. Self appraisal dan portofolio. Guru diwajibkan mencatat dan mengumpulkan semua aktifitas yang di-lakukan baik saat pembelajaran maupun diluar pembelajaran dalam bentuk portofolio. Aktivitas-aktivi-tas dalam bentuk portofolio tersebut sebagai refleksi dari empat kompetnsi dasar guru sebagai agen pembelajaran yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi professional, kompetensi personal dan kompe-tensi sosial. (Trianto dan Tutik, 2007: 84)

d. Peer appraisal merupakan bentuk penilaian sejawat yang terkait dengan kompetensi guru secara umum. Terutama menyangkut pelaksanaan tugas mengajar sehari-hari dalam interval waktu tertentu. Dalam hal ini sebagai penilai dapat dilakukan oleh kepala sekolah atau guru senior sejenis yang ditun-juk. Kompetensi guru yang diungkap melalui peer appraisal ini terkait dengan hal-hal sebagai berikut: (Trianto dan Tutik, 2007: 128)1) Kedisiplinan dalam melaksanakan tugas2) Keteladanan dalam bersikap dan berprilaku 3) Kesopanan dan kesantunan dalam bergaul4) Etos kerja sebagai guru5) Keterbukaan dalam menerima kritik dan saran 6) Penguasaan bidang studi yang diajarkan 7) Kemampuan dalam membuat perencanaan pembelajaran8) Kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran9) Kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa10) Kemampuan memanfaatkan sarana dan prasarana belajar11) Kemampuan melaksanakan remedial dan pengayakan 12) Pengembangan diri sebagai guru (misalnya mengikuti seminar, pelatihan, membuat karya inovatif,

melaksanakan tindakan kelas).13) Keaktifan membimbing peserta didikdalam kegiatan akademik dan non akademik14) Kemampuan berkomunikasi lisan dan tulisan15) Kemampuan bekerja sama

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sebagai seorang guru, apabila akan mengajukan sertifikasi harus melalui 2 tahap uji kompetensi yaitu tes tertulis dan tes kinerja yang dipadukan dengan self appraisal , portofolio, dan dilengkapi dengan peer appresial dan didasarkan pada indikator esensial kompetensi guru sesuai tuntutan minimal sebagai agen pembelajaran.

C. Standar KompetensiKompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi disamping kode etik sebagai regulasi

perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemukan cara–cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien.

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme. Yang dimaksud standar kompetensi dalam sertifikasi meliputi :1. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:a) Kemampuan mengelola pembelajaranb) Pemahaman terhadap peserta didikc) Pengembangan kurikulum atau silabusd) Perancangan pembelajarane) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogisf) Pemanfaatan teknologi pembelajarang) Evaluasi pembelajaran (EHB)h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. (Mulyasa, 2008:75)

Page 7: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan maka perlu kegiatan manjemen sistem pembelajaran sebagi keseluruhan proses untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien. Guru diharapkan membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif serta melakukan pengawasan dalam pengawasan dalam pelaksanaannya. Dalam proses pengembangan program, guru hendaknya tidak membatasi diri pada pembelajaran dalam arti sempit, tetapi harus menghubungkan program-program pembelajaran dengan seluruh kehidupan peserta didik kebutuhan masyarakat dan dunia usaha.

Sehubungan dengan itu, kemampuan mengelola pembelajaran sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, dapat dianalisis kedalam kompetensi yang mencakup pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa untuk memperoleh pembelajaran efektif dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan perlu dilakukan kegiatan manajemen, untuk itu Guru diharapkan dapat membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan pembelajaran secara efektif serta melakukan pengawasan dalam pengawasan dalam pelaksanaannya.2. Kompetensi kepribadian

Berdasarkan standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, de -wasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi keprib -adian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik. Kom -petensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia, serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara, dan bangsa pada umumnya.

Sehubungan dengan uraian di atas, setiap guru dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang memadai, bahkan kompetensi ini akan melandasi atau menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lainnya. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang paling penting adalah bagaimana dia menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualiatas pribadi peserta didik. Mulyasa, 2008:117). Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa setiap guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang baik agar kompetensi-kompe -tensi lainnya dapat terasah pula.3. Kompetensi professional

Berdasarkan standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran se -cara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing pesrta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Secara umum dapat diidentifikasikan dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi profesioanl guru sebagai berikut:a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan se -

bagainya.b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik.c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasie. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan.f. Mampu mengoorganisasikan dan melaksanakan program pembelajarang. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didikh. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.

Dari uraian di atas maka tampak bahwa kompetensi profesionalisme merupakan kopetensi yang harus dikuasai guru dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas utamanya mengajar.4. Kompetensi sosial

Berdasarkan standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakatuntuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Hal tersebut diuraikan dalam RPP tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk:

Page 8: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

a. Berkomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat.b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau

wali peserta didikd. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar. Mulyasa, 2008:173)

Guru adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan yang tidak terlepas dari pembelajaran disekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung dimasyarakat. Sedikitnya terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar dapat berkomunikasi dan bergaul secara efektif, baik disekolah maupun dimasyarakat. Ketujuh kompetensi tersebut antara lain:1) Memiliki pengetahuan tantang adat istiadat baik sosial maupun agama2) Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi3) Memiliki pengetahuan tantang estetika4) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial5) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan6) Setia terhadap harkat dan martabat manusia. (Mulyasa, 2008:176)

Dari uraian di atas maka tampak bahwa sebagi seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang baik, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan yang tidak terlepas dari pembelajaran disekolah maupun masyarakat.

D. Kompetensi mengajarKompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki dihayati,

dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. (Undang–Undang Republik Indonesia NO.14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 11 tentang guru dan dosen).

Mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem ligkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta saran dan prasaran belajar mengajar yang tersedia. (Hasibuan dan Moedjiono, 2006:3).

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat dinyatakan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat diperoleh dari pendidikan pra-jabatan atau latihan. Dalam bidang keguruan, kompetensi mengajar dapat dikatakan merupakan kemampuan dasar yang mengimplikasikan apa yang seharusnya dilaksanakan guru dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru yang sebenarnya.

Berdasarkan penjelasan di atas maka pada dasarnya tugas-tugas seorang guru adalah sebagai pengajar, pembimbing, maupun sebagai administrator kelas. Tugas-tugas tersebut dapat dijelaskan dalam beberapa komponen yaitu:1. Merencanakan proses belajar mengajar

Pengertian dari merencanakan proses belajar mengajar adalah suatu proyeksi guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pengajaran itu berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara terperinci harus dijelaskan kemana siswa itu akan dibawa (tujuan), apa yang yang harus dipelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana cara ia mempelajarinya (metode dan teknik), dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya (penilaian). Tujuan, isi, metode, dan teknik serta penilaian merupakan unsur-unsur utama yang secara minimal harus ada dalam setiap program belajar mengajar. Tujuan dari program atau perencanaan be-lajar mengajar tidak lain sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan praktik atau tindakan mengajar. Dengan demikian, apa yang harus dilakukan guru pada waktu mengajar dimuka kelas semestinya bersumber dari program yang telah disusun sebelumnya.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar.

a. SilabusSilabus sebagai acuan pengembangan RPP memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK,

Page 9: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta panduan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah/ madrasah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK, serta departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

Menurut Mulyasa, 2007 silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Prinsip Pengembangan silabus :1.Ilmiah

Artinya mulai awal sampai akhir kegiatan mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu tujuan kegiatan.

2.RelevanArtinya program harus sesuai dengan sasaran yang ada.

3.SistematisArtinya program harus terarah, atau sesuai dengan prosedur yang berlaku.

4.KonsistenArtinya tidak dapat diubah-ubah

5.MemadaiArtinya sesuia dengan keadaan peserta didik, kondisi lingkungan, media dan sebagainya.

6.Aktual dan kontekstualArtinya mengikuti perkembangan jaman atau kemajuan teknologi, daya pikir sasaran dan sebagainya.

7.FleksibelArtinya dapat digunakan alam berbagai kondisi, sasaran dan keadaan.

8.MenyeluruhArtinya dapat digunakan oleh semua peserta didik. ( Majid, 2008 : 40 )

Mulyasa (2007) mengemukan pendapatnya tentang Peran dan tanggung jawab guru dalam pengembangan silabus adalah sebagai berikut:a) Menganalisis Rencangan Kompetensi dan indikator kompetensi, serta materi standarb) Menyusun RPPc) Mengembangkan strategi pembelajaran d) Mengembangkan media dan metode pembelajaran

Menurut uraian di atas dapat diketahui bahwa silabus merupakan suatu rincian yang memuat memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang nantinya akan dijadikan guru sebagai dasar dalam penyusunan RPP yang mana menuntut kemampuan guru untuk menganalisa suatu standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah di tetapkan dalam kurikulumb. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Komponen RPP adalah :1). Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.

2). Standar kompetensi

Page 10: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas atau semester pada suatu mata pelajaran.

3). Kompetensi dasarKompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.

4). Indikator pencapaian kompetensiIndikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

5). Tujuan pembelajaranTujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.

6). Materi ajarMateri ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.

7). Alokasi waktuAlokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar.

8). Metode pembelajaranMetode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/M I.

9). Kegiatan pembelajaran a) Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

b) IntiKegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di-lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses.eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

c) PenutupPenutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut.

10). Penilaian hasil belajarProsedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.

11). Sumber belajarPenentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

c. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RPPBeberapa aspek yang dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam menyusun RPP adalah sebagai

berikut :1) Kejelasan perumusan tujuan pelayanan bimbingan (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan men-

gandung perilaku hasil belajar)2) Pemilihan materi ajar (sesuai dengan tujuan dan karakteristik peserta didik)3) Pengorganisasian materi ajar (keruntutan, sistematika materi dan kesesuaian dengan alokasi waktu)

Page 11: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

4) Pemilihan sumber atau media pembelajaran (sesuai dengan tujuan, materi dan karakteristik peserta didik)

5) Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah kegiatan pembelajaran : awal, inti, dan penutup)6) Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin strategi atau metode dan alokasi waktu

pada setiap tahap)7) Kesesuaian teknik dengan tujuan pembelajaran8) Kelengkapan instrumen (soal, kunci, pedoman penskoran)

2. Penilaian dan pelaksanaan pembelajaranPenilaian dan pelaksanaan pembelajaran merupakan tahapan pelaksanaan pembelajaran yang telah

dibuat sebelumnya dalam rancangan pembelajaran. Dalam pelaksanan kegiatan pembelajaran, kemampuan yang dituntut adalah kreativitas seorang guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam perencanaan.

Adapun beberapa aspek yang perlu diperhatikan seorang guru dalam pelaksanaan pembelajaran antara lain aspek kegiatan prapembelajaran, aspek kegiatan inti pembelajaran yang meliputi penguasaan materi pelajaran, pendekatan atau strategi pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar atau media pembelajaran, pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, penilaian proses dan hasil belajar, penggu-naan bahasa, serta aspek penutup.a. Aspek Prapembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar, seseorang guru harus dapat mempersiapkankegiatan pembelajaran sesuai silabus dan RPP. Tujuan diadakannya kegiatan prapembelajaran antara lain:1) Mempersiapkan siswa untuk belajar2) Melakukan apersepsi

b. Aspek Kegiatan IntiPada kegiatan inti ini, guru melakukan kegiatan belajar sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Biasanya kegiatan belajar diawali dengan penjelasan, dari penjelasan itu siswa dapat mengajukan per-tanyaan kepada guru mengenai subjek yang tidak mengerti. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran antara lain :1) penguasaan materi pelajaran2) pendekatan atau strategi pembelajaran3) pemanfaatan sumber belajar atau media pembelajaran4) pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa5) penilaian proses dan hasil belajar6) penggunaan bahasa

c. Aspek Penutup.Setelah kegiatan penjelasan Tanya jawab dilakukan guru dan siswa dapat melakukan kegiatan beberapa kegiatan akhir pembelajaran. Beberapa kegiatan yang dilakukan guru dan siswa dalam kegiatan akhir dalam pembelajaran adalah Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswaMelaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugs sebagai bagian remidi/ pengayaan

III. Metodologi PenelitianDitinjau dari segi pendekatannya berdasarkan jenis data, penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian

kuantitatif. Hal ini dikarenakan data yang digunakan untuk mendapat hasil penelitian adalah data kuantitatif. Pemilihan penggunaan data kuantitatif dimaksudkan agar hasil penelitian dapat bersifat obyektif dan akurat. Penelitian ini termasuk penelitian Asosiatif karena digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang ada. Populasi (subyek penelitian) dari penelitian ini adalah guru yang lulus sertifikasi di Kecamatan Benjeng sejumlah 58 orang. Dengan perincian 5 guru TK, 2 guru SD Swasta, dan 51 guru SDN. Data ini terhitung mulai tahun 2006 sampai dengan 2008. Sedangkan subyek penelitian pada tahun 2009 sampai dengan 2010 tidak diambil karena masih dalam tahap pengajuan DIKNAS. Penelitian ini variabel bebasnya adalah sertifikasi guru yang nantinya akan disebut sebagai variabel X. Penulis memperoleh data tentang sertikikasi guru dari metode dokumentasi yang dilakukan di DIKNAS Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik.

Page 12: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

Berdasarkan penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kompetensi mengajar yang nantinya disebut sebagai variabel Y. Penulis mendapat data tentang kompetensi guru berasal dari metode observasi dan wawancara yang dilakukan penulis.

Berdasarkan penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik, yaitu korelasi Product Moment dengan rumus kasar sebagai berikut:.

Keterangan : rxy = Koefisien korelasi N = Banyaknya subjek penelitian X = Nilai Variabel 1Y = Nilai Variabel 2

(Sugiyono, 2009:255)Hasil korelasi yang diperoleh dari rumus tersebut akan dibandingkan dengan nilai r tabel dengan N=50

dan taraf signifikan 5%. Selanjutnya untuk mencari pengaruh varians variabel digunakan teknik statistik den-gan menghitung besarnya koefisien determinasi. Koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi yang telah ditemukan dan selanjutnya akan dikalikan 100%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sertifikasi guru dengan kompetensi mengajar, atau dengan kata lain hal ini digunakan untuk menyimpulkan jika makin tinggi nilai sertifikasi guru maka apakah akan semakin tinggi pula kompetensi mengajar guru.

IV. Analisa Dan DesainBerikut hasil yang diperoleh peneliti dari kegiatan penelitian dilapangan yang dimasukkan dalam rumus

product moment:

Koefisian determinasi = rxy2 x 100%= 0.30562 x 100%= 0.093 x 100%= 9 %

Page 13: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

Berdasarkan perhitungan di atas langkah selanjutnya adalah membandingkan hasil korelasi yang diperoleh dari rumus tersebut dengan nilai r tabel dengan N= 50 dan taraf signifikan 5%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara sertifikasi guru dengan kompetensi mengajar. Tahap selanjutnya adalah pengecekan hasil dengan tabel kriteria, sehingga diketahui bahwa nilai r tabel = 0.279 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai r hitung (0,3056) lebih besar daripada nilai kritik r tabel (0,279) maka H0 yang berbunyi “Tidak ada pengaruh sertifikasi guru terhadap kompetensi mengajar guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik " ditolak dan Ha yang berbunyi “Adanya pengaruh sertifikasi guru terhadap kompetensi mengajar guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik " diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa terdapat hubungan/korelasi antara sertifikasi guru dengan kompetensi mengajar guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik. Sedangkan arah korelasinya positif antara sertifikasi guru dengan kompetensi mengajar guru sekolah dasar negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik.

Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi diperoleh hasil 9% yang artinya bahwa varians yang terjadi pada variabel kompetensi Mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik 9% yang dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel Sertifikasi guru atau dapat dinyatakan bahwa pengaruh sertifikasi guru terhadap kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik sama dengan 9%, sedangkan sisanya 91% ditentukan oleh faktor diluar variabel sertifikasi guru. Sehingga dari perhitungan yang dilakukan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan antara sertifikasi guru dengan kompetensi mengajar guru sebesar 0,3056 yang artinya makin tinggi nilai sertifikasi seorang guru, maka akan semakin tinggi pula kompetensi mengajar guru.

V. Kesimpulan Dan Saran

A. SimpulanDari analisis hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa hipotesis alternatif pada penelitian ini dapat diterima. Hal itu dikarenakan nilai r hitung (0,3056) lebih besar daripada nilai kritik r tabel (0,279). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Sertifikasi Guru berpengaruh terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik”.

B. SaranBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, adapun saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertim-

bangan guru-guru SD yang ada di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik adalah guru yang belum lulus maupun yang sudah lulus sertifikasi agar lebih memahami dan menjalankan kompetensi-kompetensi yang terdapat dalam sertifikasi guru.

VI. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Edivi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. pedoman penetapan peserta sertifikasi guru dalam jabatan buku 1. Jakarta : Diknas

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. 2009. petunjuk teknis pelaksanaan sertifikasi sertifikasi guru dalam jabatan buku 2. Jakarta : Diknas

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. 2009. pedoman penyusunan portofolio sertifikasi guru dalam jabatan buku 3. Jakarta : Diknas

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. 2009. petunjuk teknis sertifikasi guru untuk guru sertifikasi guru dalam jabatan buku 4. Jakarta : Diknas

Page 14: Pengaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. 2009. rambu‐rambu pelaksanaan pendidikan dan latihan profesi guru (plpg) sertifikasi guru dalam jabatan buku 5. Jakarta : Diknas

Djamarah Syaiful Bahri. 2006 Strategi Belajar Mengajar Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Hasibuan, J J dan Moedjiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta : Balai Pustaka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional.

Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Muslich, Masnur. 2007. Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Mulyasa,E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mulyasa,E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Panduan Lengkap KTSP. 2007. Yogyakarta : Pustaka Yustisia.

Sarimaya, Farida. 2008. Sertifikasi Guru : Apa, mengapa dan bagaimana. Bandung : Yrama Widia

Sheels Barbara B dan Richey Rita C. 1994. Intructional Technology: The Definition and Domain of The Field. Washington DC: AECT.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Undang–undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (sisdiknas). Jakarta : sinar Grafika