PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

13
JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015 FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155 PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMONOSTIMULAN TERHADAP TINGKAT KESEMBUHAN DAN HISTOPATOLOGI IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii) YANG DI INFEKSI DENGAN BAKTERI Aeromonas hidropylla Eko Prasetio² Muammar Kadafi¹ Eka Indah Raharjo² Hastiadi Hasan² 1. Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak 2. Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Muhammadiyah Pontianak E-mail : [email protected] ABSTRAK Infeksi bakteri Aeromonas hydrophila merupakan salah satu penyebab Motile Aeromonad Septicemia (MAS). Pada penelitian ini, serbuk lidah buaya diaplikasikan dengan pakan sebagai imunostimulan untuk mengobati penyakit MAS pada ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii). Dosis serbuk lidah buaya yang ditambahkan ke dalam pakan adalah 0 gram, 10 gram, 20 gram, dan 40 gram/kg bobot kering. Ikan uji diberikan pakan perlakuan selama 7 hari setelah uji tantang. Gejala klinis diamati setiap hari pasca uji tantang. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pakan yang mengandung serbuk lidah buaya sebanyak 10, 20, dan 40 g/kg dapat mengurangi tingkat mortalitas dan gejala klinis jika dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrol positif. Dosis 40 g/kg menunjukkan hasil terbaik dan berbeda nyata dengan dosis yang lain. Kata kunci : serbuk lidah buaya, imunostimulan, motile aeromonas septicemia THE EFFECT OF POWDER ALOE VERA (Aloe vera) IMMUNOSTIMULATORY AS THE LEVEL OF HEALING AND HISTOPATHOLOGY TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii) INFECTED BY BACTERIA Aeromonas hydrophila ABSTRACT Aeromonas hydrophila infections are one cause of Motile Aeromonad Septicemia ( MAS ) . In this study , aloe vera powder is applied to the feed as an immunostimulant to treat diseases in tengadak fish(Barbonymus schwanenfeldii) MAS. Doses of aloe vera powder were added to the feed is 0 grams, 10 grams, 20 grams and 40 grams/kg dry weight . Test fish are given feed treatment for 7 days after challenge test . The clinical symptoms were observed daily post challenge test . The results show that feed containing aloe vera powder as much as 10, 20, and 40 g/kg can reduce mortality and clinical symptoms when compared to the negative control and a positive control . Dose of 40 g/kg showed the best results and significantly different with another dose. Keywords : Aloe vera powder, immunostimulant, motile aeromonas septicemia 1. Pendahuluan Ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) merupakan ikan endemik yang berasal dari pulau Kalimantan (Huwoyon et al., 2010). Tengadak termasuk ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, berdasarkan hasil pengamatan di Kota Pontianak, harga ikan tengadak mencapai Rp. 55.000 – Rp. 60.000/kg. Ikan ini umumnya diperoleh dari penangkapan alam, sedangkan budidayanya 1

Transcript of PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

Page 1: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155

PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAIIMONOSTIMULAN TERHADAP TINGKAT KESEMBUHAN DAN

HISTOPATOLOGI IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii)YANG DI INFEKSI DENGAN BAKTERI Aeromonas hidropylla

Eko Prasetio² Muammar Kadafi¹ Eka Indah Raharjo² Hastiadi Hasan²

1. Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas MuhammadiyahPontianak

2. Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, UniversitasMuhammadiyah Pontianak

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Infeksi bakteri Aeromonas hydrophila merupakan salah satu penyebab MotileAeromonad Septicemia (MAS). Pada penelitian ini, serbuk lidah buaya diaplikasikandengan pakan sebagai imunostimulan untuk mengobati penyakit MAS pada ikantengadak (Barbonymus schwanenfeldii). Dosis serbuk lidah buaya yang ditambahkan kedalam pakan adalah 0 gram, 10 gram, 20 gram, dan 40 gram/kg bobot kering. Ikan ujidiberikan pakan perlakuan selama 7 hari setelah uji tantang. Gejala klinis diamati setiaphari pasca uji tantang. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pakan yangmengandung serbuk lidah buaya sebanyak 10, 20, dan 40 g/kg dapat mengurangitingkat mortalitas dan gejala klinis jika dibandingkan dengan kontrol negatif dan kontrolpositif. Dosis 40 g/kg menunjukkan hasil terbaik dan berbeda nyata dengan dosis yanglain.

Kata kunci : serbuk lidah buaya, imunostimulan, motile aeromonas septicemia

THE EFFECT OF POWDER ALOE VERA (Aloe vera) IMMUNOSTIMULATORY AS THE LEVELOF HEALING AND HISTOPATHOLOGY TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii)

INFECTED BY BACTERIA Aeromonas hydrophila

ABSTRACT

Aeromonas hydrophila infections are one cause of Motile Aeromonad Septicemia ( MAS ). In this study , aloe vera powder is applied to the feed as an immunostimulant to treatdiseases in tengadak fish(Barbonymus schwanenfeldii) MAS. Doses of aloe vera powderwere added to the feed is 0 grams, 10 grams, 20 grams and 40 grams/kg dry weight .Test fish are given feed treatment for 7 days after challenge test . The clinical symptomswere observed daily post challenge test . The results show that feed containing aloevera powder as much as 10, 20, and 40 g/kg can reduce mortality and clinical symptomswhen compared to the negative control and a positive control . Dose of 40 g/kg showedthe best results and significantly different with another dose.

Keywords : Aloe vera powder, immunostimulant, motile aeromonas septicemia

1. Pendahuluan Ikan tengadak

(Barbonymus schwanenfeldii)merupakan ikan endemik yangberasal dari pulau Kalimantan(Huwoyon et al., 2010). Tengadaktermasuk ikan yang memiliki nilai

ekonomis tinggi, berdasarkanhasil pengamatan di KotaPontianak, harga ikan tengadakmencapai Rp. 55.000 – Rp.60.000/kg. Ikan ini umumnyadiperoleh dari penangkapanalam, sedangkan budidayanya

1

Page 2: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155

masih dikembangkan. Budidayaikan tengadak perlu dilakukansecara kontinu sebagai upayadomestikasi.

Tujuan dari domestikasiadalah supaya ikan tengadak liardapat dijinakan dan selanjutnyadapat dilakukan manipulasiterhadap ikan tersebut supayadapat dikembangbiakan.Hal inimengingat banyaknya faktor–faktor penyebab menurunnyapopulasi ikan tengadak di alam.

Salah satu penyebabnya adalah aktifitaspenangkapan ikan tengadak di alamsudah berlebih (over exploitation) danrusaknya habitat ikan tengadak (sungaidan rawa-rawa). Namun, prosesdomestikasi terkadang terkendala olehbanyak faktor diantaranya, ikan menjadistres dan mudah terserangpenyakit.Penanggulangan penyakit padasistem budidaya umumnyamenggunakan antibiotik. Akan tetapi,penggunaan antibiotik saat ini sudahdilarang karena dapat menimbulkanefek resisten pada bakteri patogen sertamengakibatkan pencemaran padalingkungan. Oleh karena itu diperlukanalternatif pengobatan lain yang lebihramah lingkungan dan tidakmenimbulkan efek resisten terhadapbakteri.

Pengobatan tradisionaldengan fitofarmaka danpemanfaatan bahan obatalamiah lainnya mulai menjadiperhatian dunia sekarang. Hal inidisebabkan karena obatkemoterapi serta obat kimialainnya mempunyai efeksamping yang mengganggukeseimbangan kesehatan danlingkungan (Simanungkalit,2000). Beberapa bahanfitofarmaka telah digunakanuntuk menanggulangi penyakitMotile Aeromonad Septicemia(MAS) yang disebabkan olehbakteri Aeromonas hydrophila,baik untuk pencegahan maupunpengobatan. Salah satu bahanalami yang sering digunakanadalah lidah buaya.

Lidah buaya telahdilaporkan mengandungbeberapa bahan therapeutic

penting, termasuk untukmempercepat peyembuhan luka,immunostimulan, anti kanker,dan anti virus pada mamalia(Stuart et al., 1997).Penggunaanlidah buaya sebagaiimmunostimulan untukpencegahan infeksi bakteriAeromonas hydrophila telahdilakukan pada ikan lele dumbo(Clarias sp.) oleh Faridah (2010).Dari penelitian tersebut, terbuktipenggunaan lidah buaya mampumeningkatkan sistem kekebalantubuh ikan lele dumbo dan ikanpatin.

Penelitian ini bertujuanuntuk menentukan dosis efektifserbuk lidah buaya yangdiaplikasikan melaluipencampuran pakan, sebagaiupaya peningkatan sistem imunnon spesifik ikan tengadak yangdi infeksi dengan bakteriAeromonas hydrophila.

Hasil penelitian inidiharapkan dapat memberikaninformasi kepada masyarakatpada umumnya, khususnyamasyarakat pembudidaya ikanterkait potensi serbuk lidahbuaya sebagai imonustimulanterhadap ikan yang terserangbakteri aeromonas hidrophylla.Dengan demikian, serbuk lidahbuaya dapat menjadi alternatifpengendalian penyakit ikan yanglebih aman dan ramahlingkungan karena dapatmengurangi pemakaian obat-obat kimia yang berbahaya bagiikan dan pencemaranlingkungan.

2. METODE PENELITIANPenelitian dilaksanakan pada bulan

Juni sampai Juli 2015 di LaboratoriumBasah Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan Universitas MuhammadiyahPontianak selama ± 30 hari, dimulai 7hari persiapan dan 14 haripengamatan.Alat yang digunakan dalampenelitian ini adalah ; jarum suntik,mikroskop, mortar, pisau, gunting danATK. Sedangkan alat untuk mengukurkualitas air meliputi; termometer, DOmeter, pH meter. Bahan yang digunakanyaitu; serbuk lidah buaya, ikan

2

Page 3: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155

tengadak, kuning telur, bakteri A.Hidropillyla dan pelet.

Prosedur penelitian terdiri daritahap persiapan wadah, adaptasi ikanuji, penyediaan bakteri uji, pembuatanpakan mengandung serbuk lidah buaya,uji tantang dan uji histopatologi organhati.2.1. Persiapan Wadah

Wadah yang digunakan dalampenelitian ini adalah akuarium ukuran60x30x30 cm3 sebanyak 15 buah.Akuarium diletakkan bejajar danpenempatannya dilakukan secara acak.Sebelum digunakan, akuarium dicucidengan sabun sampai benar-benar sterildan bersih. Akuarium diisi dengan airdengan ketinggian 25 cm dan dipasangaerasi. Air yang digunakan sebagaimedia hidup ikan berasal dari air sumuryang di endapkan kedalam bak fiberselama 3-4 hari kemudian di beri kapursecukupnya.2.2. Adaptasi Ikan

Pengadaptasian ikan uji, ikantengadak yang digunakan berasal dariBalai Budidaya Ikan Sentral (BBIS)Anjongan, Kalimantan Barat. Ikan yangdigunakan berbobot rata-rata 10-15gram/ekor. Setelah itu sebanyak masing-masing 10 ekor ikan dimasukan kedalam 15 akuarium yang telahdidesinfeksi. Ikan dipelihara selama 1minggu sampai kondisinya benar-benarstabil dengan nafsu makan yang tinggidan tidak terjadi kematian. Selamaproses adaptasi, ikan diberi pakankomersil sebanyak 2 kali seharimenggunakan metode at satiation.2.3. Penyediaan Bakteri Uji

Penyediaan Bakteri Uji,bakteri A.hydrophila yang yang digunakan berasaldari koleksi Laboratorium Karantina danPengendalian Mutu Ikan Supadio,Kalimantan Barat.2.4. Pembuatan Sediaan pakan

Pembuatan Sediaan PakanMengandung Serbuk Lidah Buaya,serbuk lidah buaya yang digunakanuntuk perlakuan dibuat sendiri, langkahpertama lidah buaya segar dibersihkankemudian di iris kecil-kecil selanjutnyalidah buaya tersebut dijemur diterikmatahari selama 3-5 hari. Pengeringandilakukan dengan tujuan agarmengurangi kadar air, sehingga lebihtahan terhadap aktifitas mikroba,

mempermudah menentukan dosis danmeningkatkan konsentrasi zak aktifpada bahan obat. Setelah lidah buayakering selanjutnya di blender sekitar 2-5menit sampai lidah buaya benar-benarhalus. 2.5. Pembuatan Pakan

Pembuatan campuran pakandengan serbuk lidah buaya diawalidengan ditimbangnya lidah buaya(bobot kering) sesuai dengan dosis yangdiperlukan. Langkah selanjutnya adalahserbuk lidah buaya yang telahditimbang dicampurkan dengan putihtelur sebanyak 2% dari bobot pakan,dan diaduk hingga merata pada sebuahmortar. Setelah itu sejumlah pakan yangsudah ditimbang sesuai dengankebutuhan untuk masing-masingperlakuan dimasukan ke dalam mortar,lalu diaduk merata denganmenggunakan sendok makan. Pakanyang telah tercampur merata denganekstrak lidah buaya selanjutnya dikeringudarakan. 2.6. Uji In Vivo

Ikan yang telah melalui prosesadaptasi kemudian diseleksi menjadi 5ekor per akuarium untuk perlakuan. Ikanselanjutnya diuji tantang. Pada saat ujitantang, perlakuan kontrol negatifdiinjeksi dengan Posphate BufferedSaline (PBS) sebanyak 0,1 ml,sedangkan untuk perlakuan kontrolpositif dan perlakuan dosis sebuk lidahbuaya (10 ppt, 20 ppt, dan 40 ppt)diinjeksi dengan bakteri A. Hydrophila.Pemberian pakan sebanyak 3% padatiap perlakuan dimulai 1 hari setelahikan diuji tantang.Frekuensi pemberianpakan diberikan sebanyak 3 kali sehari,yaitu pada pagi, siang dan sore haridengan metode at satiation. Jumlahpakan yang dikonsumsi dicatat dengancara menghitung selisih bobot pakanawal dengan sisa pakan. Pemberianpakan perlakuan dilakukan sampai 7hari pasca uji tantang, dan diamatiselama 7 hari pasca uji tantang.

Rancangan yang digunakanadalah Rancangan Acak Lengkapdengan sesuai model Hanafiah (2012).Penelitian menggunakan rancanganacak lengkap (RAL), yang dibagikedalam 5 perlakuan dan masing-masing terdiri dari 3 ulangan. Adapunperlakuannya adalah sebagai berikut:

3

Page 4: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155

A : 0 g serbuk lidah buaya per kg pakan(KN) + diinjeksi PBS B : 0 g serbuk lidah buaya per kg pakan(KP) + diinjeksi A. hydophilaC : 10 g serbuk lidah buaya per kgpakan (10 ppt) + diinjeksi A. hydophilaD : 20 g serbuk lidah buaya per kgpakan (20 ppt) + diinjeksi A. hydophilaE : 40 g serbuk lidah buaya per kgpakan (40 ppt) + diinjeksi A. Hydophila2.7. Variabel Pengamatan

Variabel pengamatanmeliputi; Gejala klinis, responsmakan, pertambahan bobot,kelangsungan hidup (SR),histopatologi dan kualitas air.

2.7.1. Gejala KlinisGejala klinis diamati

secara visual setiap hari setelahikan diuji tantang sampai akhirmasa pemeliharaan selamakurun waktu 7 hari.Perkembangan dan perubahandari gejala klinis yang timbuldiamati secara deskriptif denganmodifikasi dari Kamaludin (2011),yaitu pada (Tabel 1).

Tabel 1. Gejala Klinis

No Gejala Klinis yang di Tandai1 Radang2 Hemoragi

3 Radang dan Hemoragi

4 Nekrosis

5 Radang dan Nekrosis

6 Hemoragi dan Nekrosis

7 Radang, Hemoragi dan Nekrosis

8 Tukak

9 Tukak mengecil

9 Sembuh

10 Ikan mati

11 Ikan Normal

2.7.2. Respons Pakan Respons pakan pada ikan

diukur secara visual dandianalisis secara deskriptif setiaphari, yaitu 7 hari sebelum dansesudah ikan diuji tantang.Pengamatan respon makandilakukan dengan pemberian

penilaian sebagaimana yangdilakukan Faridah (2010) sebagaiberikut :

- = Tidak ada respons makan (Σ pakan terkonsumsi 0-10%)

+ = Respons makan rendah (Σ pakan terkonsumsi 11-40%)

++ = Respons makan sedang (Σ pakan terkonsumsi 41-70%)

+++ = Respons makan tinggi (Σ pakan terkonsumsi 71-100%)

X = Tidak diberi pakan.Pengamatan respon makan pada

ikan tengadak dilakukan dari awalhingga akhir perlakuan. Berikut iniadalah cara perhitungan respon makan:Respon makan (%) =

Jumlah pakan yang dikonsumsiBobot Biomassa ikan

x100

2.7.3. Pertambahan BobotPertambahan bobot diamati

dengan cara menimbang bobot ikansaat uji tantang dan pada akhirpengamatan. Nilai perubahan bobotdiketahui dengan cara menghitungselisih bobot ikan pada akhir masapengamatan dengan bobot awal ikanpada saat di uji tantang. MenurutZonneveld et al., (1991) pertambahanbobot dihitung dengan menggunakanrumus :

△W= Wt – WoKeterangan:△W = Pertambahan bobotWt = Bobot rataan akhir (g)Wo = Bobot rataan awal (g)

2.7.4. Kelangsungan Hidup (SR)Kelangsungan hidup,

perhitungan jumlah ikan yangmati dilakukan setelah ikantengadak diuji tantang sampaihari ke-14 pasca uji tantang.Tingkat kelangsungan hidup ikandihitung dengan rumus yangdikemukakan Effendi (1997)sebagai berikut:

NtSR = x 100%

NoKeterangan : SR : Tingkat kelangsungan hidup % Nt : Jumlah ikan yang hidup pada

akhir pengamatan (ekor) No : Jumlah ikan awal yang hidup

pada uji tantang (ekor)2.7.5. Histopatologi

4

Page 5: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155

Uji histopatologi atauorgan dalam yang diamatimeliputi organ hati, empedu danginjal. Pengamatan organ dalamdilakukan secara visual padaakhir masa pengamatan dengancara membedah ikan perlakuan.Kelainan yang diamati berupaperubahan warna dan ukuranorgan dalam. Sedangkan analisishistopatologi yang diamatiadalah organ hati.

2.7.6. Kualitas AirKualitas air sebagai data

pendukung, pengamatanparameter kualitas air yangdiamati adalah pH, suhu dan DO.Pengukuran suhu dilakukansetiap hari yaitu pada pagi dansore hari. Kualitas air diamatipada awal, tengah dan akhirpercobaan.

3. Hasil dan Pembahasan Bakteri A. hydrophila

memiliki morfologi koloniberwarna krem, elevasi kolonicembung, tepian halus dan hasilpengamatan mikroskopmenunjukan bahwa sel bakteriberbentuk batang dan bersifatgram negatif tampak berwarnamerah jika di diamati denganmenggunakan mikroskop. Hasilpengamatan selama penelitiansifat biokimia dan fisiologibakteri uji adalah positifterhadap uji O/F

(Oksidatif/Fermentatif), bersifatmotil dan positif terhadap ujioksidase dan katalase. Denganuji sifat biokimia Hasil identifikasipengujian bakteri tersebutmenandakan bahwa bakteri ujimenunjukan bakteri A.hydrophila (Swan dan White,1989).

3.1. Gejala Klinis Hasil pengamatan selama

penelitian ikan yang diinfeksiAeromonas hydrophilamenunjukan gejala klinis yangberbeda-beda setiap perlakuan.Munculnya gejala klinis yangpada perlakuan kontrol positifdan perlakuan yang di beriserbuk lidah buaya (10 ppt, 20ppt dan 40 ppt) berupahemoragi, radang, nekrosis dantukak dan mati. Gejala klinisyang dialami ikan tengadakpasca infeksi bakteri A.hydrophila yaitu terjadiperubahan tingkah laku danmorfologi. Perubahan lain yangterjadi pada tubuh ikan setelahdilakuan penginfeksianperubahan tersebut meliputiperubahan warna, lendir yangberlebihan serta badan yangkemerah-merahan yang didugaterserang infeksi bakteri. Adapunperubahan gejala klinis pada ikantengadakdapat dilihat dari hasil(Tabel 2).

Tabel 2. Perubahan gejala klinis pada ikan tengadak

Perlakuan UlanganPengamatan Tingkah Laku Hari Ke -

1 2 3 4 5 6 7

KN1 N N N N N N N2 N N N N N N N3 N N N N N N N

KP1 N N R T T T X2 N R R T T X X3 R R R T X X X

10 ppt1 N R R H RH T T2 R R H RH T T TM3 N R R H RH T T

20 ppt1 N R H RH T T TM2 N R RH T T TM TM3 N R R RH T TM TSM

40 ppt1 N R RH T TM TSM TSM2 N R H T T TM TSM3 N R RH T TM TSM TSM

Keterangan:N = Normal T = Tukak

R = Radang TM = Tukak Mengecil

H = Hemoragi TSM = Tukak semakin mengecil (membaik)

RH = Radang dan Hemoragi X = Ikan mati

5

Page 6: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155

Hasil pengamatan gejala klinisselama 7 hari berupa perubahanmorfologi terjadi pada perlakuan A (KN)ikan mengalami stres pascapenyuntikan, sehingga terjadipenurunan nafsu makan dikarenakanadanya bekas suntikan. Hai ini sesuaimenurut Kamaludin, (2011) gejala klinisyang ditimbulkan setelah penyuntikanikan mengalami perubahan yaitu ikanmulai stes dan terjadinya penurnannafsu makan. Sedangkan Perlakuan B(KP ), C (10 ppt), D (20 ppt) dan E (40ppt). Hari ke-2 sudah ada nampak gejalaklinis yaitu produksi lendir yangberlebihan sampai muncul peradangan.Peradangan terjadi dikarenakan adanyatoksin yang keluar dari bakteri tersebut.Hal ini disebabkan oleh adanya enzimyang dihasilkan oleh A. hydrophilaseperti enzim hemolisin. MenurutWahjuningrum et al (2013), bakteri A.

hydrophila mendegradasi jaringan organtubuh serta mengeluarkan toksin berupahemolisin yang disebarkan keseluruhtubuh melalui aliran darah sehinggamenimbulkan peradangan. 3.2. Respons Makan

Berdasarkan respon makan padaikan ditandai dengan besarnyapersentase pada pakan yang dihabiskanperbobot tubuh ikan. Semakin banyakjumlah pakan yang dimakan oleh ikan,akan berpengaruh terhadap jumlahserapan serbuk lidah buaya yangterkandung pada pakan dan semakinefektif proses pengobatan karenasemakin banyak serbuk lidah buayayang terkonsumsi oleh ikan. Selama 14hari perlakuan yang memiliki responsmakan yang paling tinggi secaraberurutan adalah perlakuan E (40 ppt),KN, D (20 ppt), C (10 ppt) dan KP (Tabel3).

Tabel 3. Rata-rata respons makan ikan tengadak selama penelitian

Perlakuan Respon makan %Kontrol negatif 2,35Kontrol positif 0,9910 ppt 1,7720 ppt 2,0940 ppt 2,41

Berdasarkan tabel diatas, pada masing-masing perlakuam memiliki respons makanberbeda antara perlakuan. Hal ini didukung oleh data pengamatan visual respon makan(Tabel 4) berikut ini.

Tabel 4. Perubahan Respons Makan Ikan Tengadak Pasca Infeksi Bakteri A.hydrophila

6

Keterangan : x = Tidak diberi pakan - = Respons makan tidak ada + = Respons makan rendah ++ = Respons makan sedang+++ = Respons makan tinggi

Page 7: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155

Hasil pengamatan perubahanrespon makan terjadi setelah ikantengadak di uji tantang dengan disuntikdengan PBS pada perlakuan KP (kontrolpositif) dan disuntik dengan bakteri A.hydrophila pada perlakuan KN (kontrolnegatif) maupun pada perlakuan danperlakuan dosis serbuk lidah buaya (10ppt, 20 ppt, 40 ppt). Respon makanpada ikan tengadak setelah dilakukan ujitantang memiliki penurunan makan. Halini dikarenakan ikan mengalami stresssetelah penyuntikan, sehingga nafsumakan ikan menurun atau menurun.Pada hari ke-1 pasca penyuntikanterlihat bahwa perlakuan kontrol negatifmemiliki respon makan sedang. Padakontrol positif respon makan tidak adakemudian pada perlakuan serbuk lidahbuaya pada perlakuan (10 ppt, 20 pptdan 40 ppt) mengalami perubahannafsu makan rendah.

Hal ini terjadi pada perlakuankontrol positif, serbuk lidah buaya 10ppt, 20 ppt, dan 40 ppt. Sedangkanpada kontrol negatif perubahan responmakan cendrung stabil karena padaperlakuan kontrol negatif hanya diinjeksi PBS (Phosfat Bufer Saline). Padahari ke-2 pasca penyuntikan respon

makan rendah di tunjukan padaperlakuan (10 ppt, 20 ppt dan 40 ppt).Pada kontrol positif menunjukan responmakan rendah pada hari ke-3 dan 4.Hari ke-5 dan 6 sedikit demi sedikitterjadi peningkatan nafsu makan, akantetapi masih tergolong rendah.

Pada hari ke-7 respon makanikan uji perlakuan kontrol positif nafsumakan rendah dan pada perlakuankontrol negatif maupun perlakuan yangdi beri serbuk lidah buaya mengalaminafsu makan yang sedang. Kenyataanini menandakan bahwa penyuntikanbakteri A. hydrophila mempengaruhinafsu makan pada ikan tegadak.

Menurut Kabata (1985) ikan yangterserang bakteri A. hydrophila akankehilangan nafsu makannya, karenaadanya racun hasil produksiekstraseluler yang mengganggu kerjatubuh ikan tersebut. Semakin baikrespon makan ikan semakin cepat pulaterjadi proses penyembuhan.

3.3. Perubahan BobotBerdasarkan hasil perubahan

bobot yang diperoleh hasil perubahanbobot ikan tengadak dapat dilihat pada(gambar 1) berikut ini.

Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D Perlakuan E0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.48

0.09

0.18

0.40

0.50

Per

tum

buha

n B

erat

(g)

Gambar 1. Selisih perubahan bobot ikan tengadak pada perlakuan pemberian serbuklidah

buaya (10 ppt, 20 ppt, 40 ppt), KN dan KP.

Pada (gambar 1) menunjukkan selisihperubahan bobot yang rendah padaperlakuan kontrol positif (KP) sebesar

0,09±0,055(g). Sedangkan padaperlakuan kontrol negatif (KN) sebesar0,48±0,075(g).Untuk perlakuan dosis

7

Page 8: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155

serbuk 10 ppt, 20 ppt dan 40pptmengalami peningkatan sebesar0,18±0,105(g),0,40±0,025(g) dan0,50±0,036(g).Hal ini seiringdenganbanyaknya konsumsi pakan yangdi makan oleh ikan tengadak sehinggaperubahan bobotyang berbeda sangatnyata P<0,05 dan P<0,01.

Hasil pengamatan selama 7 hariperubahan bobot akhir terendah padaperlakuan kontrol positif sebesar 0,09gram. Sedangkan perubahan bobotakhir tertinggi terdapat pada perlakuanE (40 ppt) dengan pertambahan bobotsebesar 0,50 gram. Perubahan bobotikan dikarenakan oleh adanya pengaruhrespon makan jika pakan yang dimakanoleh ikan lebih banyak maka lajuperubahan bobot semakin meningkatsebaliknya jika respon makan menurunlaju perubahan bobot lebih sedikit.Menurunnya perubahan bobotdikarenakan ikan diinjeksi denganbakteri Aeromonas hydrophila sehingga

ikan lamban merespon pakan. Hal inisesuai dengan pernyataan Kabata(1985), bahwa ikan yang terserangbakteri A. hydrophila memperlihatkangejala berupa nafsu makan yangberkurang. Semakin baik respon makanikan semakin cepat pula terjadi prosespenyembuhan.Menurut hasil penelitian Arindita et al,(2014) penambahan dosis serbuk lidahbuaya sebanyak 30 g//kg pakanmemberikan hasil positif terhadaprespon makan ikan pasca di infeksibakteri Aeromonas hydrophila.

3.4. HistopatologiHasil pengamatan organ

dalam ikan tengadak pada masaakhir penelitian diketahui adanyaperbedaan di antara perlakuanbaik perlakuan KN, KP, dosis 10ppt, 20 ppt dan 40 ppt yangdapat dilihat pada (gambar 2)berikut ini.

Gambar 2. Organ dalam ikan tengadak pada perlakuan KN, KP, dosis serbuk lidahbuaya (10 ppt, 20 ppt dan 40 ppt). Pada akhir pengamatan (keterangan: A= hati; B =empedu; C = ginjal).

Organ dalam yang diamatiberupa organ hati, empedu dan ginjal.Hasil pengamatan menunjukan bahwaorgan dalam pada perlakuan dosis10ppt, 20 ppt dan 40 ppt memiliki kondisiyang sama atau mendekati perlakuankontrol yang ada pada perlakuan kontrolnegatif (normal), yaitu hati berwarnamerah kecoklatan,empedu berwarnahijau tua dan ginjal berwarna merahkehitaman. Sedangkan pada perlakuan

kontrol positif menunjukan perbedaanyaitu kelainan organ dalam sepertiorgan hati yangberwarnapucatkekuningan danpembengkakan organ hati. Selain ituorgan empedu dan ginjal padaperlakuan kontrol positif.

Menurut Angka (2001), bakteri A.hydrophila mampu mengeluarkaneksotoksin yang menyebabkankerusakan pada organ target yaitu hati

8

KN KP

10ppt

40ppt

20ppt

A

C

B

AB

C

A

C

BA

B

C

A B

C

Page 9: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155

dan ginjal serta akan menimbulkanperubahan histopatologi pada organtersebut. Perubahan warna empedudisebabkan karena terhambatnyapembongkaran eritrosit menjadi heminmenjadi zat asal warna empedu menjadimenurun (Sari et al, 2013). Sedangkanperubahan warna pada organ ginjaldisebabkan oleh racun berupa hemolisindan protease yang merusak tubuliginjal, sehingga warna ginjal menjadipucat (kordi, 2004). Setiap perubahanwarna yang terjadi pada organ target,yaitu hati, empedu dan ginjaldisebabkan oleh adanya aktivitasbakteri.

Perubahan warna hati danempedu adalah kerena masa infeksi,kerja hati untuk menimbun zat-zatmetabolik dan serta menetralkannyakembali menjadi meningkat. Karenakinerja hati yang meningkat itulah,pigmen warna yang tampak padaempedu juga mengalami peningkatan.Toksin yang dihasilkan oleh bakteri A.hydrophila sebagai produk ekstraselulermerupakan racun bagi ikan yang dapatmenyebabkan perubahan warna danstruktur organ dalam organisme yangterinfeksi (Lallier dan Daigneault, 1984).

Setelah pengamatan organdalam pada setiap perlakuanselanjutnya akan dilakukan ujihistopatologi pada hati ikan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada (gambar 3)berikut ini.

Pada (gambar 3)histopatologi hati ikan tengadakyang normal di perlakuan kontrolnegatif tanpa diinjeksi bakteriAeromonas hydrophila secaraumum menunjukan kondisi yangbaik, keadaan jaringan hepatositdan organel-organel penyusunjaringan hati masih terlihat baik,bentuk susunan jaringan terlihatrapi dan sempurna. Sel-selpenyusun jaringan hati memilikiletak yang teratur akibat tidakadanya pengaruh toksik maupununsur lainnya. Struktur utamajaringan hati adalah sel hati atauhepatosit. Hepatosit berperansebagai metabolisme. Sel-selhapatosit yaitu sinusoid dan venayang berisi darah dalam empedu(yunasfi, 2006).

Perlakuan B (kontrol positif)memperlihatkan adanyaperubahan yaitu kerusakan selpada hati diantaranyamelanomakrofag, nekrosis dandegenerasi sel.

Melanomakrofagyaitusejenismakrofagyangmempunyaibanyakpigmenmelanindidalamsitoplasmanya(Wakitaetal.,2007).

9

A B

C D E

Page 10: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155

Gambar 3. Histopatologi hati ikan tengadak pada A (kontrol negatif) diinjeksi denganPBS, sedangkan B (kontrol positif), C (10 ppt), D (20 ppt) dan E (40 ppt) diinjeksidengan bakteri Aeromonas hydrophila. pembersaran 400x dan pewarnaan H-E(hematoksilin dan eosin) Melanomakrofag ( ), Degenerasi( ), dan Nekrosis( ).

Priyatnaetal .(2011) menyatakanbahwa terdapat melanomakrofag padahati ikan yang diinfeksi A. Salmonicida.Sedangkan Harikrishnan et al. (2009)menemukan kerusakan berupamelanomakrofag pada hati gold fishyang diinfeksibakteri A. hydrophila.Nekrosis pada selhatidisebabkanolehaktivitas sitolisis atau pagositosis darilimfosit atau histosit yangmenyebabkan pengkerutan / pengecilanukuran nucleus secara menyeluruh(sporadic) (Takashima dan Hibiya,1995).

Degenerasi sel adalahdegenerasi lemak, di mana padajaringan hati yang rusak terisi lemak,sehingga pada waktu diwarnai dalamproses histologi, bagian yang terisilemak tersebut nampak kosong denganbatas yang jelas. Selain itu sering puladijumpai degenerasi hidrophyl (cloudyswelling), di mana ruang yang kosongterisi air. Pada waktu diwarnai, bagianyang terisi air tersebut terwarna pucatatau kusam dan tidak ada batas yangjelas, seolah-olah ada awan yangmenutupi sehingga disebut dengancloudy swelling (Yunasfi, 2006).

Sedangkan pada perlakuan Cditemukan kerusakan hati yng masing-masing berupa degenerasi sel dannekrosis. Pada perlakuan C terdapatnekrosis terlihat lebih besar darinormalnya. nekrosis pada sel hatidisebabkan oleh aktivitas sitolisis ataupagositosis dari limfosit atau histosityang menyebabkanpengkerutan/pengecilan ukuran nucleussecaramen yeluruh. Menurut Prince danWilson (2006) nekrosis merupakan sel-sel yang mempunyai aktivitas yangsangat rendah dan akhirnya mengalamikematian sel jaringan sehinggamenyebabkan hilangnya fungsi padadaerah yang mengalami nekrosis.Berdasarkan pengamatan, nekrosis

yang terjadi pada hati termasuk dalamkategori kariolisis, yang ditandai olehadanya bagian jaringan yang intiselnyasudahtidak tampak dan tidak dapatdiwarnai atau hilang.

Pada (Gambar 3) perlakuan Dterdapat nekrosis, degenerasi sel danhipatopangkreas sehingga kerusakantersebut sedikit sedikit mulai berkurang,perlakuan D tampak lebih sedikitkerusakannya. Sedangkan padaperlakuan E terdapat nekrosis sedikitmulai sembuh dan menunjukanpengaruh yang signifikan oleh serbuklidah buaya. Hal ini disebabkan olehadanya daya aktif kandungan yang adadalam serbuk lidah buaya sehinga dayaaktif tersebut secara sedikit-sedikitmulai membaik. Menurut Hastuti (2010),lidah buaya (Aloe vera) memilikikemampuan untuk meningkatkanketahan tubuh ikan. Dari hasil ujifitokimia menunjukkan bahwa serbuklidah buaya memilki kandungansenyawa aktif salah satunya flavonoid.Flavonoid mampu memperbaikikerusakan jaringan-jaringan hati danmeningkatkan sel imun (Wahjuningrum,et al, 2013).

3.5. Kelangsungan Hidup (SR)Kelangsungan hidup ikan

tengadak selama pemeliharaan 14 harididapatkan databerkisar antara 46,7% -93,3%. Pesentase kelangsungantertinggi terdapat pada perlakuan dosisserbuk lidah buaya 40 ppt (E) dengannilai 93,3% sedangkan persentasekelangsungan hidup yang terendahterdapat pada perlakuan kontrol positif(KP) tanpa di beri serbuk lidah buayadengan nilai 46,7. Untuk lebih jelasnyadapat dilihat pada (gambar 4) berikut ini:

10

Page 11: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155

A(KN) B(KP) C(10PPT) D(20PPT) E(40PPT)0

20

40

60

80

100

120100.00

46.67

73.3386.67

93.33

Per

sent

ase

SR

Pada (gambar 4) menunjukkantingkat SR yang rendah pada perlakuanKontrol positif (KP) sebesar46,67±11,547%. Sedangkan padaperlakuan kontrol negatif (KN) sebesar100,0±0,000 %. Untuk perlakuan dosis10 ppt, 20 ppt dan 40 ppt mengalami

peningkatan sebesar 73,3±11,547 %,86,7±11,547 % dan 93,3±11,547 % .Hal ini seiring dengan bertambahnyanafsu makan ikan dan pengaruh serbuklidah buaya maka tingkat SR semakinmeningkat.

3.6. Kualitas AirTabel 5. Kualitas Air Ikan Tengadak Selama Penelitian

PerlakuanParameter

Suhu (0C ) DO (mg/l) pH

Kontrol Negatif 27-29 5.20-5.30 6.90-6.95

Kontrol Positif 27-29 6.00-6.20 6.80-6.84

10 ppt 27-29 5.00-5.30 7.00-7.30

20 ppt 27-29 5.00-5.60 6.90-7.00

40 ppt 27-29 5.36-5.86 6,96-7.23

4. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian, dapatdiketahui bahwa pengaruh serbuk lidahbuaya sebagai immunostimulanterhadaptingkatkesembuhan danhistopatologi ikan tengadak yang diinfeksi dengan bakteri Aeromonas

hydrophilaberpengaruh sangat nyataterhadap peningkatan derajatkelangsungan hidup dan penyembuhanluka. Dosis 40 ppt merupakan dosisyang paling efektif digunakan dalampenelitian tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Angka, S.L., 2001. Kajian penyakitMotile Aeromonad Septicemia(MAS) pada Ikan Lele Dumbo(Clarias sp.): Patologi, Pencegahandan Pengobatannya denganfitofarmaka. [Disertasi]. Programpascasarjana, Institut PertanianBogor. Bogor.

Arindita, C. Sarjito dan B.S. Prayitno.2014. Pengaruh PenambahanSerbuk Lidah Buaya (aloe vera)dalam Pakan TerhadapKelulushidupan dan Profil Darah IkanMas (Cyprinus carpio) yang DiinfeksiBakteri Aeromonashydrophila.Journal of AquacultureManagement and Technology.Volume 3, Nomor 3. Halaman 66-75

11

Gambar 4. Grafik Kelangsungan Hidup Ikan Tengadak

Page 12: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...

JURNAL RUAYA VOL. 6. NO .1. TH 2015FPIK UNMUH-PNK ISSN 2541 - 3155

Faridah, N., 2010. Efektivitas ekstraklidah buaya Aloe vera dalam pakansebagai imunostimulan untukmencegah infeksi Aeromonashydophila pada ikan lele dumboClarias Sp. [Skripsi]. DepartemenBudidaya Perairan, FakultasPerikanan dan Ilmu Kelautan,Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hanafiah. K. A., 2012. RancanganPercobaan Teori dan Aplikasi.Rajawali Pers. Jakarta. xiv, 260 hlm.21cm.

Harikrishnan,R.,C.Balasundaram,Y.G.Moon,M.C.Kim,J.S.Kim,andA.S.Heo.2009.UseofHerbalConcoctionintheTherapyofGoldfish(CarassiusAuratus)InfectedwithAeromonas hydrophila. BullVetInstPulawy,53:27-36.

Hastuti, S.D., 2007. Potensi ekstraklidah buaya sebagaiimmunostimulant untukmeningkatkan kekebalan nonspesifik pada ikan mas. LaporanPenelitian Dosen Muda DP2M-DIKTI.Universitas Muhammadiyah,Malang.

Huwoyon, et al, 2010. PengembanganUsaha Budidaya Ikan Tengadakdipengaruhi oleh berbagai aspek.Balai Riset dan PengembanganBudidaya Air Tawar. BRPBAT Bogor.

Kabata, Z. 1985. Parasite and DiseaseOf Fish Cultured in Tropics. Taylorand Prancis Press, London andPhiladelphia.

Kamaludin, I.,2011. Efektivitas ekstraklidah buaya (Aloe vera) untukPengobatan infeksi Aeromonashydophila pada ikan lele dumbo(Clarias Sp) Melalui Pakan. [Skripsi].Departemen Budidaya Perairan,Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan, Institut Pertanian Bogor.Bogor. 54 hlm.

Khairuman, H dan K. Amri.,2012.Pembesaran Ikan Nila di Kolam AirDeras. Cetakan Pertama. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta. 13-25 hlm.

Kordi, M.G.H, dan A.B. Tancung. 2004.Pengelolaan Kualitas Air dalamBudidaya Perairan. Rineka Cipta.Makasar.

Lalliier, R., Daigneault, P., 1984.Antigenic Differentiation Of PhiliFrom non Virulent and FishPhathogenic Strain Of Aeromonashydrophila. Fish Deseases. 7, 509-512.

Priyatna,R.,S.Indarjulianto,danKurniasih.2011.InfeksiAeromonassalmonicidadariBerbagaiWilayahdiIndonesiapadaIkanMas(Cyprinuscarpio).JurnalBiota,16(2):287−297.

Prince, S.A. dan Wilson, L.M.2006.Patofisiologi.EdisiVI.Volume1.EGC.Philadelphia.

Stuart, R.W., Lefkowitz, D.L., Lincoln,J.A., Howard, K., Gelderman, M.P.,Lefkowitz, S.S., 1997. Upregulationof phagocytosis and candidicidalactivity of macrophages exposed tothe immunostimulant acemannan.Int. J. Immunopharmacol. 19, 75-82

Swan, L., White, R.M., 1989. Diagnosisand Treatment Of Aeromonashydrophila Infection Of Fish.Aquaculture extention. PurdueUniversity.

Takshima,F.and T.Hibiya. 1995.AnAtlasofFishHistologyNormalandPhatologyFeature. TokyoKodanshaLtd.p. 108.

Wahjuningrum, D., R. Astrini dan M.Setiawati. 2013. Pencegahan InfeksiAeromonas hydrophila Pada BenihIkan Lele Clarias sp yang Berumur11 Hari Menggunakan Bawang putihAllium setivum dan MeniranPhyllanthus niruri. J. AkuakulturIndonesia., 12 (1) : 94-104.

Wakita,K.,N.Panigoro,I.Astuti,M.Bahnan,danP.Salfira.2007.TeknikDasarHistologi danAtlasDasar-DasarHistopatologiIkan.BalaiBudidayaAirTawar.Jambi.69 hlm.

Yunasfi. 2006. Dekomposisi SerasahDaun Auicennia marina oleh Bakteridan Fungsi Pada Berbagai TingkatSalinitas. Desertasi. IPB. Bogor.

Zonneveld, N., Huisman, E.A, & Boon,J.H. 1991. Prinsip – prinsip BudidayaIkan. Penerjemah. Pustaka Utama.Gramedia. Jakarta, 71 hlm.

12

Page 13: PENGARUH SERBUK LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI ...