PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi...

93
PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS TERHADAP PERILAKU CYBERBULLYING PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Shalsabila Ayuningtyas NIM: 11120700000086 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019M

Transcript of PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi...

Page 1: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR

DEMOGRAFIS TERHADAP PERILAKU CYBERBULLYING

PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Shalsabila Ayuningtyas

NIM: 11120700000086

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019M

Page 2: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Page 3: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Page 4: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Juli 2019

C) Shalsabila Ayuningtyas

D) Pengaruh self control, empati, dan faktor demografis terhadap perilaku

cyberbullying pada komunitas penggemar k-pop

E) XIII + 66 halaman (termasuk lampiran)

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dimensi

self-control (general self discipline dan impulse control), empati (perspective

taking, fantasy, emphatic concern dan personal distress) dan faktor

demografis (gender dan socio-economic status) terhadap perilaku

cyberbullying pada komunitas penggemar k-pop. Sampel pada penelitian ini

sebanyak 217 penggemar k-pop yang berusia 15-21 tahun yang bergabung ke

dalam komunitas penggemar. Pendekatan yang dilakukan adalah kuantitatif,

dengan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari dimensi self-

control, empati dan faktor demografis terhadap perilaku cyberbullying (R

square = 15,3; sig = 0,000). Hasil uji hipotesis minor menunjukkan bahwa

tedapat dua variabel yang signifikan mempengaruhi perilaku cyberbullying,

yaitu perspective taking dan gender. Implikasi dari penelitian ini dapat

memberi masukan kepada para penggemar k-pop agar dapat bersikap bijak,

berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan ativitas di media sosial dan

merasakan apa yang orang lain rasakan. Perilaku negatif saat melakukan

aktivitas di media sosial dapat menyebabkan terjadinya perilaku

cyberbullying, yaitu perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan secara

sengaja dengan tujuan menyakiti seseorang melalui media elektronik.

G) Bahan bacaan : 50 ; buku 2 : + jurnal 36 : + artikel online 12

Page 5: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) July 2019

C) Shalsabila Ayuningtyas

D) The influence of self control, empathy, and demografic factors on

cyberbullying behavior among K-pop fans community.

E) XIII + 66 pages (including atachments)

F) This study is aimed to examine the influence of self-control (general self

discipline dan impulse control), empathy (perspective taking, fantasy, emphatic

concern dan personal distress) and demografic factors (gender dan socio-

economic status) on cyberbullying behavior in k-pop fans community. Sample

used int this study 217 k-pop fans aged 15-21 who joined online fans group.

Quantitative method with multiple regression analysis was used to examine

hypotheses. Analysis showed there is a significant influence of self-control,

empathy, and demographic factors on cyberbullying behavior (R square =

15,3; sig = 0,000). Minor hypotheses analysis showed two dimensions that

significantly influence cyberbullying behavior: perspective taking and gender.

This study suggests k-pop fans to act wisely and think before act anything in

social media and considering other perspective of feeling.

G) Reading materials : 50 ; books 2 : + journals 36 : + online article 12

Page 6: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ―Pengaruh

Self- Control¸ Empati, dan Faktor Demografis terhadap Perilaku Cyberbullying

pada Komunitas Penggemar K-Pop‖. Shalawat serta salam senantiasa penulis

sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini tentunya penulis dibantu oleh berbagai pihak

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, peneliti

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Zahrotun Nihayah M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Bambang Suryadi, Ph.D

selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Miftahuddin, M.Psi, selaku dosen pembimbing skripsi. Penulis

ucapkan terima kasih atas segala bimbingan, masukan, kritikan, dan nasehat

selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Mohon maaf jika banyak hal dari

penulis yang kurang berkenan selama menjadi mahasiswa bimbingan Bapak.

3. Ibu Layyinah, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik Kelas C 2012.

Penulis ucapkan terima kasih atas segala bimbingan dan arahan selama

perkuliahan.

Page 7: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

4. Seluruh dosen dan staff Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah banyak membantu penulis dalam menjalani perkuliahan dan

menyelesaikan skripsi ini.

5. Kedua orangtua serta keluarga yang tak henti-hentinya memberikan

dukungan, doa, dan semangat.

6. Partner penulis Anggakara dan sahabat penulis, Robby, Rasyid, Nasya dan

Widi, yang telah memberikan dukungan di segala aspek, terutama moral.

7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 yang telah membantu,

membagikan pengetahuan, pengalaman, semangat, dan kebersamaan.

8. Seluruh responden penelitian dan teman-teman online.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini memiliki segala

keterbatasan dan jauh dari kata sempurna, maka penulis mohon maaf apabila ada

kekurangan. Akhir kata penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Juli 2019

Penulis

ShalsabilaAyuningtyas

Page 8: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................iv

ABSTRAK .........................................................................................................v

KATA PENGANTAR .......................................................................................vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................ix

DAFTAR TABEL .............................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah .........................................................................1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah .....................................................7

1.2.1 Pembatasan Masalah ......................................................................7

1.2.2 Perumusan Masalah .......................................................................8

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................................9

1.3.1 Tujuan Penelitian ...........................................................................9

1.3.2 Manfaat Penelitian .........................................................................10

BAB 2 LANDASAN TEORI ............................................................................11

2.1 Perilaku Cyberbullying ...........................................................................11

2.1.1 Pengertian Perilaku cyberbullying ................................................11

2.1.2 Bentuk-bentuk Perilaku Cyberbullying ..........................................13

2.1.3 Faktor-faktor Perilaku Cyberbullying ............................................14

2.1.4 Dimensi Perilaku Cyberbullying ....................................................18

2.1.5 Pengukuran Perilaku Cyberbullying ..............................................19

2.2 Self-Control .............................................................................................20

2.2.1 Pengertian Self-Control ..................................................................20

2.2.2 Dimensi Self-Control .....................................................................21

2.2.3 Pengukuran Self-Control ................................................................22

2.3 Empati ....................................................................................................23

2.3.1 Pengertian Empati ..........................................................................23

2.3.2 Dimensi Empati ..............................................................................24

2.3.3 Pengukuran Empati ........................................................................24

2.4 Faktor Demografis ..................................................................................26

2.4.1 Pengertian Faktor Demografis .......................................................26

2.4.1.1 Pengertian Gender .............................................................26

2.4.1.2 Pengertian Socio-economic status .....................................27

2.5 Kerangka Berpikir ...................................................................................28

2.6 Hipotesis Penelitian .................................................................................30

2.6.1 Hipotesis Mayor ............................................................................31

2.6.2 Hipotesis Minor .............................................................................31

Page 9: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

ix

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................32

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .............................32

3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................32

3.3 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................33

3.3.1 Skala Perilaku Cyberbullying .........................................................34

3.3.2 Skala Self-Control ..........................................................................34

3.3.3 Skala Empati ..................................................................................35

3.4 Uji Validitas Konstruk ............................................................................35

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Skala Perilaku Cyberbullying ...................39

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Skala Self-Control .....................................40

3.4.2.1 Uji Validitas Konstruk Skala General Self Discipline ......40

3.4.2.2 Uji Validitas Konstruk Skala Impluse Control ..................41

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Skala Empati .............................................42

3.4.3.1 Uji Validitas Konstruk Skala Perspective Taking .............42

3.4.3.2 Uji Validitas Konstruk Skala Fantasy ...............................43

3.4.3.3 Uji Validitas Konstruk Skala Emphatic Control ...............44

3.4.3.4 Uji Validitas Konstruk Skala Personal Distress ...............44

3.5 Teknik Analisis Data ..............................................................................45

3.6 Prosedur Penelitian .................................................................................47

BAB 4 HASIL PENELITIAN ..........................................................................48

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ....................................................48

4.2 Analisis Deskriptif ..................................................................................49

4.3 Kategorisasi Skor ....................................................................................50

4.4 Uji Hipotesis ...........................................................................................51

4.4.1 Analisis Regresi .............................................................................52

4.4.2 Analisis Proporsi Varians ..............................................................55

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN .........................................58 5.1 Kesimpulan .............................................................................................58

5.2 Diskusi ....................................................................................................58

5.3 Saran .......................................................................................................60

5.3.1 Saran Teoritis ................................................................................60

5.3.2 Saran Praktis ..................................................................................61

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................63

LAMPIRAN .......................................................................................................67

Page 10: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Perhitungan skor pilihan jawaban instrumen penelitian .....................33

Tabel 3.2 Cetak biru skala perilaku cyberbullying..............................................34

Tabel 3.3 Cetak biru skala self-control ...............................................................35

Tabel 3.4 Cetak biru skala empati .......................................................................35

Tabel 3.5 Muatan faktor item perilaku cyberbullying .........................................39

Tabel 3.6 Muatan faktor item general self disciplne...........................................41

Tabel 3.7 Muatan faktor item impluse control ....................................................42

Tabel 3.8 Muatan faktor item perspective taking................................................42

Tabel 3.9 Muatan faktor item fantasy .................................................................43

Tabel 3.10 Muatan faktor item emphatic concern ..............................................44

Tabel 3.11 Muatan faktor item personal distress................................................45

Tabel 4.1 Gambaran umum subjek penelitian.....................................................48

Tabel 4.2 Statistik deskriptif penelitian variabel.................................................50

Tabel 4.3 Norma pengkategorisasian skor ..........................................................51

Tabel 4.4 Kategorisasi skor .................................................................................51

Tabel 4.5 Model summary hasil uji regresi .........................................................52

Tabel 4.6 Hasil ANOVA pengaruh seluruh variabel bebas ................................53

Tabel 4.7 Koefisien regresi masing-masing variabel ..........................................53

Tabel 4.8 Hasil analisis proporsi varians ............................................................55

Page 11: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................30

Page 12: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kuesioner Penelitian .......................................................................67

Lampiran 2: Syntax Lisrel dan Path Diagram Uji Validitas Konstruk ..............73

Lampiran 3: Tabel Hasil Analisis Data dan Uji Hipotesis ..................................79

Page 13: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan hal-hal yang melatar belakangi dilakukannya penelitian,

pembatasan dan perumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat dari

penelitian, serta sistematika penulisan laporan penelitian.

1.1 Latar Belakang

Saat ini kehidupan tidak dapat dipisahkan dari teknologi salah satunya adalah

internet. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara

Jasa Internet Indonesia atau APJII pada tahun 2017, diketahui jumlah pengguna

internet di Indonesia adalah sebanyak 143,26 juta orang. Dari jumlah pengguna

internet tersebut sebanyak 16,68% berusia 12-18 tahun dan 49,52% berusia 19-34

tahun. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat cukup besarnya pengguna internet

di usia remaja.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kominfo sebanyak 80% anak-anak

dan remaja menggunakan internet, dan sebagian besar dari mereka online setiap

hari atau setidaknya seminggu sekali (Kominfo, 2014). Sebagian responden atau

80% menggunakan internet untuk mencari data dan informasi khususnya untuk

tugas-tugas sekolah, bertemu teman online melalui platform media sosial sekitar

70%, dan menikmati konten musik sebanyak 65% atau video sebanyak 39%

(UNICEF, 2014).

Media sosial merupakan akses tertinggi kedua setelah chatting, yaitu sebanyak

87,13%, hal ini berdasarkan survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara

Jasa Internet Indonesia (APJII, 2017). Menurut psikolog Rose Mini (dalam

Page 14: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

2

Nasrullah, 2015). mengemukakan saat ini media sosial kerap dijadikan sarana

untuk katarsis, yaitu upaya untuk menyalurkan emosi dan mendapatkan perhatian.

Platform media sosial saat ini sudah sangat banyak didirikan seperti Facebook,

Twitter, Line, Instagram dll. Namun, menurut data survei British Anti-bullying

organization Ditch The Label’s, dari 10.020 responden berusia antara 12 sampai

20 tahun, terungkap bahwa instagram merupakan media sosial dengan kekerasan

verbal tertinggi pertama pada tahun 2017 dan Facebook menjadi media sosial

dengan kekerasan verbal kedua (Ditch the Label, 2017). Tidak terkecuali Twitter,

terdapat salah satu kasus yang termasuk besar. Terdapat pesan dalam Twitter yang

sangat menyakiti salah satu artis K-Pop dan K-drama hingga artis tersebut

melaporkan kepada pihak berwajib (Hyun, 2014).

Pop Korea (K-pop) dalam lima tahun terakhir kian menginvansi Indonesia

terlihat dengan datangnya para boyband dan girlband K-pop baik dalam konser

tunggal maupun sebagai musisi tamu dalam acara (Rura, 2018). K-Pop singkatan

dari Korean Pop atau Musik Pop Korea, ialah jenis musik populer yang berasal

dari Korea. Demam Korea atau korean wave sendiri sudah mulai dikenal di

Indonesia pada tahun 2002 lewat serial drama Korea seperti Full House, Endless

Love, Winter Sonata, dan masih banyak lagi (Sembiring, 2018). Dengan

terkenalnya drama-drama tersebut soundtrack lagu dari drama tersebut juga mulai

muncul dan terkenal, dengan begitu K-pop mulai dikenal di Indonesia (Rura,

2018).

Suksesnya budaya Korea yang masuk di Indonesia juga didukung pada visual

dan kemampuan para artisnya. Selain itu, industri musik Korea juga menyajikan

Page 15: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

3

genre musik yang terdiri dari Pop, Dance, Hiphop, Rock, R&B, electro Pop, serta

electric musik yang merupakan gabungan dari menyanyi dan menari. Hal ini yang

membuat para remaja hingga dewasa mengenal K-Pop dan menyukainya bahkan

menjadi fanatik (Sembiring, 2018). Terdapat istilah yang memperkenalkan hal-hal

yang terkait dengan K-Pop salah satunya adalah fandom. Fandom adalah

singkatan dari Fans Kingdom, yaitu sebuah komunitas penggemar idol

Korea.Fandom merupakan kelompok penggemar yang sangat penting bagi sebuah

grup idol. Para idol pun dengan hati-hati memilih nama fandomnya agar memiliki

arti yang baik dan mampu menghubungkan mereka dengan penggemar (Kim,

2018).

Tahun 2012 merupakan puncak membludaknya fans K-Pop di Indonesia.

Setiap harinya bakal ada trending topic di Twitter. Melihat besarnya

perkembangan K-Pop, SM kemudian mengeluarkan boyband baru mereka yakni

EXO yang terdiri dari 12 member. Tak hanya SM tapi diikuti dengan agency-

agency besar hingga kecil mengeluarkan group band baru (Rura, 2018). Dengan

adanya boyband baru ini mulai terjadi peperangan antar fans groupband (fandom)

yang berbeda atau sering disebut juga dengan fanwar.

Banyak beberapa yang menyukai groupband lebih dari satu dan sering disebut

multifandom. Banyak yang kemudian mem-bully fans yang multifandom dengan

sebutan pengkhianat. Fanwar antara fandom pun tak terelakkan demi merebut

gelar pendatang baru terbaik (Wardoyo, 2017). Kasus bullying dan fanwar di

dunia K-Pop bukan yang pertama terjadi. Jauh sebelum media sosial seperti

Instagram eksis para fans K-Pop sudah terbiasa dengan hal ini. Mulai dari perang

Page 16: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

4

di Twitter, berbalas komentar di Youtube hingga membuat akun haters (Wardoyo,

2017). Salah satu kasus yang terjadi di Indonesia adalah kasus yang menimpa

seorang anak artis, Cinta Kuya. Dimana Cinta mengalami di bully oleh oknum-

oknum penggemar BTS karena permaslahan mengenai tiket konser (Manilasari,

2017).

Menurut psikolog M.M Nilam Widyarini (dalam Irawan, 2018) cyberbullying

dapat menyebabkan banyak dampak negatif bagi psikologi korban, diantaranya,

depresi atau stress, karena penghinaan yang sering didapat, frekuensi perasaan

sedih dan melakolis yang mengarah ke stress dan depresi meningkat pada diri

korban dan efeknya akan membekas dalam waktu yang cukup panjang. Begitu

juga Bauman et al. (2013), Raskauskas dan Stoltz (2007 dalam Ang & Goh, 2010)

menyatakan bahwa cyberbullying memiliki hubungan dan pengaruh dengan

depresi dan bunuh diri. Pernyataan di atas memberikan dukungan bahwa

cyberbullying sangat berbahaya bagi korban, perlu pencegahan dan penting untuk

dilakukan penelitian lebih lanjut.

Salah satu faktor yang dapat m empengaruhi cyberbullying adalah self-control

pada diri seseorang dalam pengambilan keputusan untuk melakukan

cyberbullying. Calhoun dan Acocella (1990) dalam bukunya Psychology of

Adjustment and Human Relationship mendefinisikan self-control sebagai

pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang dengan kata

lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Self-control dapat

diartikan sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku, pengendalian tingkah

laku mengandung makna yaitu melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih

Page 17: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

5

dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Semakin intens

pengendalian tingkah laku, semakin tinggi pula seseorang.

Sementara Lindner, Nagy, & Retelsdorf (2015), mendefinisikan self-control

sebagai kemampuan untuk mengesampingkan atau mengubah sebuah inner

response sebagai kecenderungan tingkah laku yang mengganggu dan mampu

menahan diri untuk bertindak dari hal tersebut. Lindner membagi self-control

menjadi terdiri atas general self-discipline dan impulse control. Self-discipline

yang menilai tentang kedisiplinan diri dalam individu saat melakukan sesuatu. Hal

ini berarti individu fokus dalam tugasnya. Individu yang memiliki self-discipline

mampu menahan dirinya dari hal-hal lain yang dapat mengganggu konsentrasinya.

Sementara impulse control menilai kecnderungan individu dalam melakukan

suatu tindakan yang impulsive dengan pertimbangan yang baik, bersikap hati-hati,

dan tidak tergesa-gesa dalam pengambilan keputusan atau bertindak

Hasil penelitian yang berasal dari Denson, DeWall, dan Finkel (2012)

menyatakan bahwa kegagalan self-control dapat memberikan kontribusi untuk

tindakan yang paling agresif yang menyertakan kekerasan. Ketika agresi

mendesak menjadi aktif, self-control dapat membantu seseorang mengabaikan

keinginan untuk berperilaku agresif, dan akan membantu seseorangmerespon

sesuai dengan standar pribadi atau standar sosial yang dapat menekan perilaku

agresif tersebut. Masih sedikit studi yang mengaitkan self-control yang rendah

terhadap pelaku dan korban bullying, meskipun fakta bahwa self-control yang

rendah telah diidentifikasi sebagai prediktor yang penting dari perilaku

penyimpangan dan kejahatan dalam studi empiris yang telah ada (Gottfredson &

Page 18: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

6

Hirshchi, 1990). Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa secara

langsung maupun tidak langsung rendahnya self-control mempengaruhi perilaku

pelaku maupun korban dalam cyberbullying (Vazsonyi, Machackova, Sevcikova

et al., 2012).

Pada penelitian lainnya dibahas mengenai variabel empati yang memberikan

pengaruh pada perilaku cyberbullying. Cohen & wheelwright (2004)

menyebutkan terdapat dua dimensi, yaitu affective empathy dan cognitive

empathy. Pada penelitiannya Ang dan Goh (2010) menjelaskan interaksi tiga jalur

dari variabel affective empathy dan cognitive empathy dan gender terhadap

cyberbullying pada remaja. Secara umum hasil yang ditemukan oleh Ang dan Goh

(2010) adalah tinggi rendahnya afektif empati maupun kognitif empati

mempengaruhi tinggi rendahnya perilaku cyberbullying pada remaja perempuan

maupun laki-laki (Ang & Goh, 2010).

Dari penelitian ini dapat terlihat peran empati pada pelaku cyberbullying

sangatlah penting. Berdasarkan apa yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa

perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sampel yang

digunakan yaitu pelaku cyberbullying dimana pada penelitian sebelumnya lebih

banyak meneliti tentang korban cyberbullying daripada pelakunya. Sehingga pada

penelitian ini peneliti hanya berfokus pada pelaku cyberbullying.

Katzer, Fetchenhauer, dan Belschak (2009) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa self-concept benar terbukti secara signifikan memengaruhi perilaku cyber

bullying. Hasil didapatkan bahwa seseorang yang terlapor menjadi pelaku

cyberbullying benar memiliki konsep diri yang rendah. Secara rinci disebutkan

Page 19: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

7

bahwa pelaku benar memiliki konsep diri yang rendah dan melakukan

cyberbullying pada chatroom.

Dari data-data dan beberapa hasil penelitian di atas, peneliti menyimpulkan

bahwa perilaku cyberbullying pada remaja merupakan permasalahan yang perlu

mendapatkan perhatian dalam pencegahan dan pemecahan solusi yang tepat.

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena masih kurangnya penelitian tentang

pelaku cyberbullying di Indonesia. Dengan demikian, peneliti mengangkat judul

penelitian yaitu ―Pengaruh Self-Control, Empati dan Faktor Demografis Terhadap

Perilaku Cyberbullying Pada Komunitas Penggemar K-Pop‖

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Penelitian ini dibatasi hanya mengenai pengaruh dari independent variable,

yaitu self-control, empati dan factor demografis terhadap perilaku cyberbullying.

Adapun pengertian tentang konsep variabel yang digunakan, yaitu:

1. Perilaku cyberbullying yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perbuatan

kejam terhadap orang lain dengan mengirimkan atau mem-posting material

yang menyakitkan bagi korbannya atau berkaitan dengan agresi sosial

menggunakan internet atau teknologi digital lainnya (Willard, 2007). Pada

penelitian ini peneliti menggunakan keenam bentuk cyberbullying.

2. Self-control didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengesampingkan atau

mengubah sebuah inner response sebagai kecenderungan tingkah laku yang

mengganggu dan mampu menahan diri untuk bertindak dari hal tersebut.

Dimensi self-control terdiri atas general self-discipline dan impulse control.

Page 20: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

8

3. Empati dapat mengarahkan individu dalam perilaku berbagi dan memahami

kondisi emosional orang lain. Beberapa penelitian terdahulu telah

membuktikan bahwa empati memiliki hubungan dengan tindakan kekerasan

berupa traditional bullying, agresivitas, dan perilaku anti sosial. Empati

memiliki empat aspek, yaitu ,perspective taking, fantasy, empathic concern,

dan personal distress.

4. Faktor demografis terdiri dari dua faktor yaitu gender dan socio-economic

status. Gender yang dimaksud dalam penelitian adalah laki-laki dan

perempuan. Socio-economic status dalam penelitian ini adalah penggolongan

ke dalam empat kategori yaitu, bawah, menengah bawah, menengah atas dan

atas.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, peneliti merumuskan

masalah menjadi ―Apakah terdapat pengaruh yang signifikan self-control, empati

dan faktor demografis terhadap perilaku cyberbullying pada penggemar k-pop‖

Adapun perumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara dimensi general self-

disciplineterhadap perilaku cyberbullying?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan dimensi impulse control terhadap

perilaku cyberbullying?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikansi anatara dimensi perspective taking

terhadap perilaku cyberbullying?

Page 21: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

9

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara dimensi fantasy terhadap

perilaku cyberbullying?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara dimensi empathic concern

terhadap perilaku cyberbullying?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara dimensi personal distress

terhadap perilaku cyberbullying?

7. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara dimensi gender terhadap

perilaku cyberbullying?

8. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara dimensi socio-economic status

terhadap perilaku cyberbullying?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh dimensi general self discipline terhadap perilaku

cyberbullying

2. Mengetahui pengaruh dimensi impulse control terhadap perilaku

cyberbullying

3. Mengetahui pengaruh dimensi perspective taking terhadap perilaku

cyberbullying

4. Mengetahui pengaruh dimensi fantasy terhadap perilaku cyberbullying

5. Mengetahui pengaruh dimensi empathic concern terhadap perilaku

cyberbullying

Page 22: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

10

6. Mengetahui pengaruh dimensi personal distress terhadap perilaku

cyberbullying

7. Mengetahui pengaruh dimensi gender terhadap perilaku cyberbullying

8. Mengetahui pengaruh dimensi socio-economic status terhadap perilaku

cyberbullying

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Memberikan dalam pengembangan teori mengenai cyberbullying, self-

control, empati, dan faktor demografis sehingga khazanah psikologi

menjadi lebih berkembang, serta dapat menjadi bahan acuan dalam

penelitian mengenai cyberbullying berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Dapat memberikan pengetahuan serta informasi bagi seluruh masyarakat

dalam upaya memahami faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

cyberbullying, sehingga mampu mengelola penggunaan internet secara

lebih sehat dan bermanfaat. Selain itu, dengan memahami faktor-faktor

penyebab terjadinya cyberbullying, pemerintah maupun dunia pendidikan

dapat memberikan solusi terbaik untuk mencegah terjadinya kasus

cyberbullying.

Page 23: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku Cyberbullying

2.1.1 Pengertian Perilaku Cyberbullying

Pengertian cyberbullying telah dijelaskan oleh para ahli (Belsey 2017 dalam Li &

Wu, 2018) menjelaskan mengacu pada situasi ketika seseorang atau kelompok

secara jahat dan berulang kali menggunakan teknologi informasi dan komunikasi

untuk mengancam orang lain. Tokunaga (2010) menunjukkan bahwa perilaku

cyberbullying biasanya dilakukan secara aktif melalui penggunaan media

elektronik atau digital.

Definisi cyberbullying bermacam-macam, diilustrasikan baik fenomena

terbaru dan kemajuan teknologi yang cepat yang mempengaruhi frekuensi dan

bentuk komunikasi elektronik. Namun, definisi yang diterima secara luas merujuk

pada cyberbullying sebagai tindakan agresif yang disengaja yang dilakukan oleh

kelompok atau individu menggunakan bentuk kontak elektronik, berulang kali dan

dari waktu ke waktu terhadap korban yang tidak dapat dengan mudah membela

dirinya sendiri.(Smith et al.,2008 , hal. 376).

Menurut Hinduja dan Patchin (2013), cyberbullying sebagai bahaya yang

disengaja dan berulang yang ditimbulkan melalui penggunaan komputer, ponsel,

atau perangkat elektronik lainnya.Cyberbullying tidak dibatasi oleh waktu atau

ruang dan dapat menggunakan berbagai platform media, seperti foto, video, slide

show dan interactive polls, untuk menargetkan korban mereka (Li, 2007).

Page 24: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

12

Bentuk umum dari cyberbullying termasuk mengirim pesan yang mengancam

menggunakan komputer atau ponsel, memposting pesan fitnah atau melecehkan di

halaman Facebook seseorang, atau mengunggah gambar atau video yang tidak

menyenangkan atau memalukan ke Internet tanpa izin (Kowalski & Limber

2007).

Menurut Lee et al. (2015), cyberbullying adalah perilaku agresi atau

berbahaya yang ditujukan untuk individu atau kelompok dengan menggunakan

teknologi komunikasi elektronik seperti internet. Karena mediateknis yang

terlibat, cyberbullying memiliki karakteristik unik seperti anonimitas, akses gratis

dari waktu ke waktu, dan penyebaran yang cepat. Menurut Erdur-Baker dan

Kavsut (2007) dalam Erdur-Baker & Tpocu (2010) menyatakan bahwa mencuri

password, berbagi komunikasi internet pribadi dengan orang lain dan

mengucilkan atau mengeluarkan seseorang dari ruang obrolan (chatroom) adalah

bentuk umum dari cyberbullying.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan definisi dari Willard (2007), dimana

Willard mendefinisikan cyberbullying sebagai perbuatan kejam terhadap orang

lain dengan mengirimkan atau mem-posting material yang menyakitkan bagi

korbannya atau berkaitan dengan agresi sosial menggunakan internet atau

teknologi digital lainnya. Peneliti menggunakan teori ini karena penjelasannya

yang lebih luas dibandingkan teori lainnya dan sesuai dengan kebutuhan

penelitian.

Page 25: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

13

2.1.2 Bentuk-bentuk Perilaku Cyberbullying

Terdapat berbagai bentuk yang dikemukakan oleh para ahli. Topcu, C., & Erdur-

Baker, O. (2010) dalam Brewer (2015) menyebutkan bahwa dalam mengenali

cyberbullying dapat melihat dari sisi pelaku maupun dari sisi korban. Menurut Li

(dalam Raskauskas & Huynh, 2015), perilaku cyberbullying dapat mencakup lima

bentuk, yaitu mengirim pesan yang berisikan permusuhan, mengancam atau

melecehkan ke korban; exclusion (mengeluarkan seseorang); intimidasi; membuat

website atau membuat posting materi kebencian atau yang mencemarkan nama

baik; mengambil atau mengubah gambar untuk mempermalukan korban.

Menurut Lee, et al. (2015), terdapat tiga bentuk perilaku perundungan dunia

maya, yaitu verbal/written perpetration, visual/sexual perpetration, dan social

exclusion perpetration. Individu dapat dikatakan melakukan perundungan dunia

maya, jika telah melakukan salah satu dari perilaku perundungan dunia maya.

1. Verbal/Written Perpetration

Verbal/written perpetration didefinisikan sebagai mengirimkan pesan dengan

bahasa yang vulgar, tidak sopan dan mengandung unsur kemarahan. Dapat

pula berupa kalimat ancaman dengan menggunakan media komunikasi

berbasis online dengan tujuan melukai atau menyakiti seseorang. Misalnya

seperti mengirimkan private massage dengan kata-kata ancaman dengan

maksud

2. Visual/sexual Perpetration

Visual/sexual perpetration didefinisikan sebagai perbuatan mengirim atau

mem-posting hal-hal yang secara visual/seksual memberatkan. Posting-an

Page 26: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

14

atau kiriman dapat berupa foto atau video pribadi atau yang memalukan untuk

mempermalukan seseorang. Foto atau video yang disebarkan dapat berupa

penyebaran melalui media sosial, email maupun grup percakapan online.

3. Social Exclusion

Social exclusion didefinisikan sebagai mengeluarkan seseorang dari aktifitas

grup online. Selain itu, mengeluarkan seseorang dari komunitas sosial dengan

maksud menyakiti seseorang. Misalnya sengaja mengeluarkan seseorang dari

grup percakapan online dengan tujuan orang tersebut tersakiti

2.1.3 Faktor-faktor Perilaku Cyberbullying

Berikut ini merupakan elemen-elemen yang diidentifikasi sebagai faktor-faktor

yang mempengaruhi cyberbullying. Faktor-faktor yang mempengaruhi

cyberbullying dibedakan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal

sebagai berikut :

1. Faktor Internal

Faktor internal pada diri seseorang dapat mempengaruhi cyberbullying,

karena internal seseorang berbeda satu sama lain. Berikut faktor internal yang

dapat mempengaruhi cyberbullying.

Self-control

Self-control dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku

cyberbullying. Li, Holt, Bossler, dan May (2016) dalam penelitiannya

menyebutkan bahwa seseorang dengan self-control yang rendah memiliki

kesempatan untuk melakukan cyberbullying yangrendah pula, begitu juga

sebaliknya.

Page 27: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

15

Gender

Menurut Hoover dan Olsen (dalam Li, 2007), siswa laki-laki lebih

memungkinkan melakukan tindakan cyberbullying dibandingkan dengan

siswa perempuan. Gender merupakan prediktor yang signifikan terhadap

tindakan cyberbullying. Pada penjelasan di atas, yang dimaksud dengan

gender adalah jenis kelamin.

Usia

Cyberbullying tidak dibatasi oleh usia dan dapat muncul dari sekolah

dasar hingga perguruan tinggi. Meskipun cyberbullying muncul di antara

semua kelompok umur dalam berbagai tingkatan, sebagian besar

penelitian ini ditargetkan pada anak-anak dan remaja. Bahkan dalam

meta-sintesis secara eksklusif menyelidiki pelaku cyberbullying di antara

anak di bawah umur 18 tahun (Tobunaga, 2010).

Empati

Penelitian telah secara konsisten mengidentifikasi hubungan antara

empati dan tindakan intimidasi tradisional atau perilaku agresif dan

antisosial, terlepas dari jenis intimidasi atau jenis kelamin pelaku (Ciucci

& Baroncelli, 2014; Jolliffe & Farrington, 2006). Khususnya, mereka

yang tingkat empati rendah terlibat dalam intimidasi yang lebih sering

atau parah. Berbeda dengan intimidasi tradisional di mana pelaku

terekspos pada penderitaan korban, intimidasi online ditandai oleh

anonimitas, dan kurangnya umpan balik langsung dari korban, yang

menjauhkan pelaku dari korban.Dengan demikian mungkin kurang

Page 28: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

16

penting bahwa pelaku cyberbullying dapat menjauhkan diri dari korban

mereka. Terlepas dari perbedaan-perbedaan ini, temuan awal

menunjukkan bahwa empati juga merupakan prediktor yang sah untuk

tindakan cyberbullying. (Ang & Goh, 2010; Casas, Del Rey & Ortega-

Ruiz, 2013; Steffgen, Konig, Pfetsch, & Melzer, 2011).

Moral disengagement

Pornari dan Wood (2010) berpendapat bahwa anonimitas dan jarak dari

pengalaman korban saat menjadi pelaku cyberbullying berarti pelaku

cenderung mengalami segala bentuk perasaan negatif ketika melakukan

cyberbullying orang lain, yang mengurangi kemungkinan berempati

dengan korban. Hal ini dapat membantu menjelaskan mengapa hubungan

antara moral disengagement dan cyberbullying lebih lemah,

dibandingkan dengan hubungan antara moral disengagement dan

bullying. Ketika memeriksa praktik-praktik pelepasan moral tertentu,

Pornari dan Wood (2010) menemukan hubungan positif antara intimidasi

tradisional dan pembenaran moral, bahasa eufemistik, dan pemindahan

tanggung jawab. Namun, satu-satunya praktik yang secara signifikan

meramalkan cyberbullying adalah pembenaran moral.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal pada diri seseorang juga dapat mempengaruhi cyberbullying,

karena situasi apa yang ada pada seseorang berbeda satu sama lain. Berikut

faktor eksternal yang dapat mempengaruhi cyberbullying.

Konformitas

Page 29: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

17

Penelitian yang dilakukan oleh Maeda (1999 dalam Huang dan Chou,

2010) menunjukkan bahwa perundungan dunia maya yang terjadi di

Jepang cenderung mengarah pada konformitas pada kehidupan sosial

pada umumnya. Seorang anak dapat memiliki keinginan untuk

melakukan perundungan dunia maya ketika merasa seseorang tidak

melakukan konformitas dengan norma yang sudah ditetapkan

sebelumnya, dan pada kejadian lain seorang anak bisa saja melakukan

perundungan dunia maya karena memiliki kemampuan yang

memungkinkan melakukannya dan mengajak orang lain untuk

melakukan hal yang sama.

Penggunaan teknologi

Sejak cyberbullying banyak terjadi di dunia maya, cukup masuk akal

untuk mengasumsikan bahwa jika siswa memiliki kesempatan terbatas

untuk mengakses teknologi, mereka juga memiliki sedikit kesempatan

untuk terlibat dalam cyberbullying. Frekuensi penggunaan teknologi oleh

siswa, dapat memprediksi pelaku serta korban cyberbullying (Li, 2007).

Socio-Economic Status

Faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku cyberbullying adalah

socio-economic status atau status sosio-ekonomi. Akbulut, Salin dan

Eristi (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa kelompok socio-

economic status individu dapat memprediksi perilaku cyberbullying

terutama pelakunya. Hasil yang ditemukan menjelaskan bahwa individu

dengan kelompok socio-economic status yang tinggi memiliki

Page 30: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

18

kesempatan untuk melakukan cyberbullying lebih tinggi dibandingkan

dengan seseorang dengan status kelompok sosioekonomi yang rendah.

Budaya

Masih di dalam Li (2007), bullying adalah masalah universal yang telah

terbukti dari berbagai negara termasuk Norwegia dan Swedia, Spanyol,

Australia, Kanada, Jepang, serta Amerika Serikat. Meskipun bullying

telah diidentifikasi di seluruh dunia, penelitian sebelumnya menunjukkan

bahwa siswa dari berbagai negara dan budaya yang berbeda, berperilaku

berbeda pula dengan keterlibatannya dalam bullying. Hal ini dikarenakan

orang-orang dalam budaya yang berbeda dapat memegang kepercayaan

atau agama yang berbeda yang dipengaruhi oleh lingkungan masyarakat

maupun sekolah, dan hal ini berkaitan dengan pelaku maupun korban

bullying. Maka, budaya memiliki peran dalam mempengaruhi

cyberbullying.

2.1.4 Dimensi Perilaku Cyberbullying

Menurut Willard (2006) bentuk dalam perilaku cyberbullying memiliki enam

aspek, yaitu :

1. Flaming

Flaming adalah perkelahian online yang menyiaratkan penggunaan pesan

eletronik dengan menggunakan bahasa yang bermusuhan dan vulgar.

Page 31: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

19

2. Slandering

Slandering atau fitnah adalah modalitas yang menyiratkan penghinaan

online, misalnya, mengirim gambar atau desas-desus kejam tentang orang

lain untuk merusak reputasi atau hubungan sosial mereka.

3. Impersonation (Hacking)

Impersonation atau peniruan (peretasan) melalui infiltrasi ke akun seseorang

untuk mengirim pesan yang membuat korban kehilangan muka atau malu,

menyebabkan masalah atau membahayakan korban, atau merusak reputasi

dan relasi korban.

4. Defamation

Defemation dilakukan dengan cara menyebarkan rahasia atau informasi

memalukan tentang seseorang.

5. Exclusion

Exclusion memiliki arti mengeluarkan seseorang dari suatu grup online.

6. Harassment

Harassment pelecehan dunia maya atau pengiriman pesan berulang yang

mencakup ancaman cedera atau yang sangat mengintimidasi.

2.1.5 Pengukuran Perilaku Cyberbullying

Cyberbullying Questioner (CBQ) dibuat oleh Calvete et,al. pada tahun 2010.

Kuesioner ini terdiri dari dua skala yang berbeda, satu untuk mengukur perilaku

cyberbullying dan satu untuk mengukur korban cyberbullying. Versi awal dari

kuesioner ini terdiri dari 16 item untuk pelaku cyberbullying dan 11 item untuk

Page 32: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

20

korban cyberbullying, kemudian dilakukan revisi dan dieliminasi dua item dalam

setiap skala (Gámez-Guadix, Villa-George, & Calvete, 2014).

Cyber Bullying Inventory (CBI) yang dikembangkan oleh Erdu-Baker namun

pertama kali digunakan oleh Erdu-Baker dan Kavsut pada tahun 2007. Terdapat 2

kuesioner pada CBI, yaitu kuesioner 1 berisi 16 pertanyaan untuk pelaku

cyberbullying dan kuesioner 2 berisi 18 pertanyaan untuk korban cyberbullying

(Topcu & Erdu-Baker, 2010). Di Indonesia, Narpaduhita & Suminar (2014)

menggunakan alat ukur cyberbullying berdasarkan aktivitas-aktivitas dalam

perilaku cyberbullying yang mengacu pada teori Willard (2007), yaitu flaming,

harassment, denigration, impersonation, outing, trickery, exclusion, dan

cyberstalking.

Pada penelitian ini menggunakan alat ukur yang disusun berdasarkan pada

teori Willard (2006) yaitu CBQ. Item dalam skala pengukuran ini berjumlah 16

item mewakili enam bentuk perilaku cyberbullying. Alat ukur ini dianggap sesuai

dengan cyberbullying penelitian yang akan dilanjutkan.

2.2 Self-Control

2.2.1 Pengertian Self-Control

Averill (1973) mendefinisikan self-control sebagai variabel psikologis yang

mencakup tiga konsep berbeda mengenai kemampuan mengontrol diri yaitu

kemampuan individu untuk memodifikasi perilaku, kemampuan individu dalam

mengelola informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, serta

kemampuan individu untuk memilih suatu tindakan berdasarkan sesuatu yang

diyakininya.

Page 33: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

21

Self-control juga diartikan sebagai kemampuan diri untuk mengubah suatu

respon dan kondisi. Dua hal tersebut menjadi kunci untuk menyesuaikan diri

dengan baik terhadap lingkungan, khususnya penyesuaian diri terhadap

lingkungan sosial yang diinginkan sebagai pengganti dari pursuing selfish goals

(Baumeister, 2000).

Sedangkan Tangney et.al (2004) mendefinisikan self-control sebagai

kemampuan untuk mengesampikan atau menghambat kecenderungan perilaku

yang tak diinginkan (seperti impuls-impuls) dan kemampuan untuk menahan diri

dari perbuatan tertentu. Dalam penelitian yang dilakukan Tangney et.al (2004)

bahwa self-control memiliki keterhubungan dengan penyesuaian diri yang lebih

baik (diantaranya berkurangnya psikopatologi dan meningkatnya self-esteem),

berkontribusi terhadap keberhasilan di bidang akademis, mengurangi makan

berlebihan dan mengurangi konsumsi alkohol, memiliki hubungan yang sehat dan

memiliki keterampilan interpersonal yang baik.

Ferrari et, al (2009), membagi self control menjadi dua bagian, yaitu general

self control dan impulse control, dimana general self discipline merupakan pola

perilaku secara umum dan impulse control merupakan kemampuan menahan diri

dari kesenangan atau godaan jangka pendek untuk meraih tujuan jangka panjang.

Berdasarkan pengertian yang dijelaskan sebelumnya, dalam penulisan ini

penulis menggunakan pengertian dari self-control dari Ferrari et al (2009).

2.2.2 Dimensi Self-Control

Adapun dimensi-dimensi self control menurut Ferrari (2009) adalah sebagai

berikut:

Page 34: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

22

1. General self-discipline

General self-discipline adalah pola perilaku disiplin seseorang secara umum.

2. Impulse control

Impulse control adalah kemampuan seseorang dalam menahan godaan jangka

pendek atau sesaat agar tercapainya tujuan jangka panjang.

2.2.3 Pengukuran Self-Control

Terdapat beberapa alat ukur yang dikembangkan untuk dapat mengukur variabel

self-concept. The Restrospective Behavioral Self-control Scale (RBS): merupakan

alat ukur yang dikembangkan oleh Marcus (2003). RBS dibuat berdasarkan

kemungkinan konsekuensi negatif perilaku dalam jangka waktu long-term, yang

terdiri dari 26 item untuk sampel berusia 8-13 tahun, 19 item untuk sampel

berusia 14-18 tahun, dan 22 item untuk sampel berusia 19-25 tahun.

Self-Control Scale (SCS) merupakan alat ukur self-control yang

dikembangkan oleh Tangney et.al (2004). SCS terdiri dari 36 item untuk kategori

responden remaja yang mengukur self-discipline, deliberate/non impulsive,

healthy habits, work ethic dan reliability. Dipilih dikarenakan memiliki item yang

sedikit agar tidak membebani responden dalam pengerjaan kuesioner.

The Brief Self Control merupakan alat ukur self control yang dibuat oleh

Ferrari et.al (2009) yang terdiri dari 13 item yang mengukur 9 item merupakan

general self discipline dan 4 item merupakan impulse control.

Dari beberapa alat ukur yang dikemukakan, penulis menggunakan alat

ukur The Brief Self-Control dikarenakan sesuai dengan kajian teori yang

digunakan dalam penulisan ini.

Page 35: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

23

2.3 Empati

2.3.1 Pengertian Empati

Empati (dari Bahasa Yunani εμπάθεια yang berarti "ketertarikan fisik")

didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres

emosional orang lain. Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan

emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan

mengambil perspektif orang lain.

Empati menurut Davis (1990) adalah segala keunikan dan perbedaanyang

mencolok dari proses hubungan inter-subjective yang di dalamnya ditemukan

tahapan yang bertingkat dan memberikan kita sesuatu yang telah dilakukan,

seperti realitas setelah kejadian. Definisi lainnya adalah dari Harlock (1994),

empati merupakan kemampuan untuk menghayati perasaan dan emosi orang

lain.Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa empati merupakan

proses afektif dan kognitif yang menjadikan seseorang dapat memahami dan

merasakan emosi orang lain serta melihat dari sudut pandang orang tersebut

seakan-akan mengalami hal yang serupa atau menjadi orang tersebut.

Berdasarkan pengertian yang dijelaskan sebelumnya, dalam penulisan ini

penulis menggunakan pengertian empati dari Davis (1990) didefinisikan sebagai

segala keunikan dan perbedaanyang mencolok dari proses hubungan inter-

subjective yang di dalamnya ditemukan tahapan yang bertingkat dan memberikan

kita sesuatu yang telah dilakukan, seperti realitas setelah kejadian.

Page 36: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

24

2.3.2 Dimensi Empati

Adapun dimensi-dimensi empati menurut Davis (1990) adalah sebagai berikut:

1. Perspective taking

Kecenderungan seseorang untuk mengambil sudut padangan orang lain secara

spontan. Secara psikologis dan sosial perspective taking penting dalam

harmonisasi interaksi antar individu, selain itu dapat mengoptimalkan

kemampuan berpikir dalam memahami kondisi orang lain dengan pemaknaan

sikap dan perilaku yang terlihat.

2. Fantasy

Kemampuan seseorang untuk mengubah diri mereka secara imajinatif dalam

mengalami perasaan dan tindakan darikarakter khayalan.

3. Empathy concern

Perasaan simpati yang berorientasi kepada orang lain dan perhatian terhadap

kemalangan yang dialami orang lain.

4. Personal distress atau empati negatif

Reaksi terhadap penderitaan orang lain yang diekspresikan dengan perasaan

takut, cemas, terkejut, prihatin berlebhan dan perasaan tak berdaya.

2.3.3 Pengukuran Empati

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis terhadap alat ukur empati

terdapat tiga alat ukur yang mengukur empati diantaranya sebagai berikut :

1. Empathy Questionnaire (EQ)

Baron-Cohen dan Wheelwright (2004), membuat alat ukur empati setelah

memberikan kritikannya terhadap skala IRI, mereka membuat alat ukur

Page 37: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

25

empati baru daru penggabungan alat ukur sebelumnya, diaplikasikan dalam

bidang klinis dan sangat sensitif dalam mengukur individu yang kurang

empatik yang disebut Empathy Questionnaire (EQ). EQ berhasil

mengidentifikasi beberapa kelompok orang-orang yang didiagnosa memiliki

kecenderungan autis dan psikopat.

2. QMEE dan BEES

Alat tes ini dibuat oleh Merhabian dan Epstein pada tahun 1971, yang

mengukur tanggapan-tanggapan emosional, alat ini dianggap berhasil dalam

mengungkap beberapa kasus psikoterapi. The QMEE secara luas banyak

digunakan untuk mengukur empati pada orang tua. Alat ini terdiri atas 33

pernyataan yang merefleksikan reaksi mereka terhadap perilaku-perilaku

emosional orang lain dan situasi-situasi emosional yang beragam. Respon

jawaban terhadap anat laindilakukan dengan menjawab skala 1-9 (diberi

angka 0 hingga +4, 0 hingga -4). Item-item negatif diskor terbalik dan semua

item ditotal.

3. Interpersonal Reactivity Index (IRI)

Davis membuat alat ukur empati yang diberi nama Interpersonal Reactivity

Index (IRI) pada tahun 1980, yaitu pengukuran yang mengarah pada

pengukuran multidimensional dan disposisional. Alat ukur ini memiliki alat

ukur yang terpisah dari aspek-aspek keahlian sosial, namun kntraknya saling

berkaitan. Instrumen ini terdiri dari empat sub-skala item, dengan jumlah 28

skala likert. Empat subskala yang ada pada alat ukur ini, yaitu : perspective

taking, fantasy, empathic concern, dan personal distress.

Page 38: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

26

Dari beberapa alat ukur yang dikemukakan, penulis menggunakan alat ukur

Interpersonal Reactivity Index (IRI), dikarenakan sesuai dengan kajian teori yang

digunakan dalam penulisan ini.

2.4 Faktor Demografi

2.4.1 Pengertian Faktor demografis

Faktor demografis adalah variabel terakhir yang akan diuji keberpengaruhannya

oleh peneliti. Pada variabel demografis ini terdapat dua hal yang akan diuji yaitu

gender dan socio-economic status. Berikut adalah rinciannya.

2.4.1.1 Pengertian Gender

Terdapat banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan

antara laki-laki dan perempuan dalam cyberbullying. Kapatzia dan Syngollitou

(2007) melakukan penelitian cyberbullying dibidang pendidikan dan ditemukan

hasil bahwa perilaku yang berbeda pada laki-laki dan perempuan dalam

cyberbullying. Kapatzia dan Syngollitou (2007) menyimpulkan bahwa laki-laki

lebih dilaporkan melakukan cyberbullying dibandingkan dengan perempuan.

Dalam wawancaranya anak laki-lakimengakui bahwa mereka melakukan

cyberbullying kepada orang lain melalui ponsel lebih sering dibandingkan dengan

perempuan.

Dalam penelitiannya Robson & Witenberg (2013) mengungkapkan bahwa

faktor demografis mempengaruhi perilaku memilih seseorang dengan hasil yang

bertentangan Kapatzia dan Syngollitou (2007). Perempuan dilaporkan konsisten

dalam melakukan perilaku cyberbullying pada media sosial dibandingkan dengan

Page 39: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

27

laki-laki.Anak perempuan juga dilaporkan mengintimidasi pada internet untuk

jangka waktu yang lebih lama daripada anak laki-laki.

2.4.1.2 Pengertian Socio-Economic Status

Status sosial ekonomi atau socioeconomic status (SES) didefinisikan sebagai

ukuran status ekonomi dan sosial gabungan seseorang (House 2002; Galobardes et

al. 2006). Secara umum, dalam sosiologi SES dipandang sebagai konstruk laten

dan diukur menggunakan ukuran gabungan dari pendidikan, pendapatan, dan

pekerjaan atau beberapa variasi dari ketiga indikator ini. Sementara ketiga

indikator ini mewakili ukuran SES yang paling banyak diterima, SES kadang-

kadang didefinisikan dalam hal SES subyektif, kekayaan, kepemilikan rumah,

atau sebagai kerugian lingkungan. Dalam penelitian ini akan melihat SES dari

seberapa banyak rupiah pendapatan orang tua.

Cross (2015) mengungkapkan bahwa atribut demografis salah satunya

status socioeconomic status (SES) telah dikaitkan dengan cyberbullying untuk

memprediksi perilaku tersebut. Analisis lebih lanjut dengan dataset

mengungkapkan bahwa ada hubungan langsung antara frekuensi penggunaan

Internet dan status sosial ekonomi, menunjukkan bahwa tingkat pendapatan yang

tinggi berarti jumlah penggunaan Internet yang lebih tinggi, yaitu tren

peningkatan viktimisasi yang sesuai. Sehingga dapat diprediksi bahwa seseorang

dengan SES tinggi akan melakukan perilaku cyberbullying (Gradinger, Yanagida,

Strohmeier, & Spiel, 2015).

Page 40: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

28

2.5 Kerangka Berpikir

Pertumbuhan internet yang pesat tentunya memberikan dampak yang besar, baik

positif maupun negatif. Salah satu dampak buruk dari majunya teknologi

informasi yaitu maraknya perilaku cyberbullying yang terjadi di media sosial.

Cyberbullying merupakan tindakan bullying yang dilakukan di internet khususnya

media sosial, terkait perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan secara

sengaja dan berulang kali baik secara individu ataupun kelompok dengan maksud

menyakiti seseorang melalui media elektronik seperti pesan instan, e-mail, atau

sosial media. Fenomena menunjukkan tingginya angka cyberbullying di media

sosial dalam ranah k-pop, yaitu yang dilakukan oleh para penggemar k-pop

kepada artis yang berkarir di dunia k-pop, atau ke sesama penggemar k-pop dalam

fandom yang berbeda.

Perilaku cyberbullying dipengaruhi beberapa faktor yaitu self-control (general

self discipline dan impulse control), empati (perspective taking, fantasy, emphatic

concern, dan personal distress) dan faktor demografis (gender dan socio-

economic status).

Li, Holt, Bossler, dan May (2016) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

seseorang dengan self-control yang rendah memiliki kesempatan untuk

melakukan cyberbullying yang rendah pula, begitu juga sebaliknya. Hal ini karena

seseorang dengan self control yang rendah kurang mampu mengontrol dirinya

dalam berperilaku dan memperhitungkan dampak dari perilakunya kepada diri

sendiri maupun orang lain.

Page 41: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

29

Empati merupakan tindakan yang dapat memahami dan merasakan apa yang

dirasakan oleh orang lain seolah-olah menjadi orang tersebut. Peneliti memiliki

asumsi bahwa tingginya rasa empati seseorang akan mempengaruhi dalam

melakukan tindakan sehingga terhindar dari perbuatan tidak baik seperti

cyberbullying. Dapat dikatakan bahwa seseorang dengan affective empathy dan

cognitive empathy yang rendah maka, akan lebih mudah untuk seseorang tersebut

melakukan cyberbullying sebab individu tidak mampu memahami perasaan subjek

yang di-bully.

Penelitian-penelitian sebelumnya mengungkapkan pengaruh jenis kelamin

terhadap kecenderungan melakukan cyberbullying. Hal ini menarik untuk diteliti

pada sa mpel penggemar k-pop di Indonesia. Status ekonomi-sosial juga menarik

untuk diteliti karena saat ini internet sudah terjangkau oleh segala kalangan atau

lapisan masyarakat. Tentunya, status ekonomi-sosial dapat dijadikan faktor

eksternal yang mampu memprediksi kecenderungan melakukan tndakan

cyberbullying.

Dari penjelasan di atas, kemudian disusun ringkasan untuk mendeskripsikan

hubungan antar variabel sesuai dengan judul penelitian. Penjelasan tersebut

diilustrasikan ke dalam bagan sebagai berikut.

Page 42: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

30

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

2.6 Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis ingin menguji pengaruh independent variable

terhadap dependent variable. Dependent variable dalam penelitian ini yaitu

cyberbullying, sedangkan variabel yang diteorikan sebagai independent

variable berdasarkan teori dan penelitian sebelumnya yaitu self control,

empati dan faktor demografi.

Self Control

self discipline

deliberate/non-impulsive

Empati

fantasy

perspective taking

empathic concern

personal distress

Faktor Demografis

Gender

SES

Perilaku

Cyberbullying

Page 43: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

31

2.6.1 Hipotesis Mayor

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara self control (general self

discipline, impulse control), empati (perspective taking, fantasy, empathic

concern, personal distress) dan faktor demografi (gender dan socio-

economic status) terhadap perilaku cyberbullying.

2.6.2 Hipotesis Minor

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan general self discipline pada self

control terhadap perilaku cyberbullying.

H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan impulse control pada self control

terhadap perilaku cyberbullying.

H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan perspective taking pada empati

terhadap perilaku cyberbullying.

H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan fantasy pada empati terhadap perilaku

cyberbullying.

H5 : Terdapat pengaruh yang signifikan empathy concern pada empati

terhadap perilaku cyberbullying.

H6 : Terdapat pengaruh yang signifikan personal distress pada empati

terhadap perilaku cyberbullying.

H7 : Terdapat pengaruh yang signifikan gender pada faktor demografi

terhadap perilaku cyberbullying.

H8 : Terdapat pengaruh yang signifikan socio-economic status pada faktor

demografi terhadap perilaku cyberbullying.

Page 44: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

32

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan populasi komunitas penggemar K-

pop. Adapun karakteristik sampel yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Penggemar K-pop yang bergabung dalam suatu grup.

2. Penggemar K-pop berusia 15-21 tahun.

3. Menggunakan media sosial Instagram dan aktif.

4. Bersedia menjadi responden dalam penelitian.

Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel yang digunakan adalah

adalah teknik non probability sampling, yaitu setiap unsur yang terdapat dalam

populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel (Siregar, 2013). Sedangkan untuk teknik sampling peneliti menggunakan

convenience sampling technique, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan

berdasarkan pertimbangan kemudahan dan kesediaan untuk merespon menjadi

sampel.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini terdiri Dependent Variable yaitu perilaku

cyberbullying. Sedangkan Independent Variable meliputi self-control (general self

discipline,), empati (perspective taking, fantasy, empathic concern, personal

distress), dan faktor demografis (gender, socioeconomic status).

Page 45: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

33

1. Cyberbullying adalah perbuatan kejam terhadap orang lain dengan

mengirimkan atau mem-posting material yang menyakitkan bagi korbannya

atau berkaitan dengan agresi sosial menggunakan internet atau teknologi

digital lainnya. Bentuk-bentuk cyberbullying yang digunakan adalah flaming,

slendering, impersonation, defemation, exclusion dan harassment.

2. Self-control sebagai kemampuan untuk mengesampikan atau menghambat

kecenderungan perilaku yang tak diinginkan (seperti impuls-impuls) dan

kemampuan untuk menahan diri dari perbuatan tertentu. Bentuk-bentuk dari

self-control adalah general self discipline dan impulse control.

3. Empati adalah proses afektif dan kognitif yang menjadikan seseorang dapat

memahami dan merasakan emosi orang lain serta melihat dari sudut pandang

orang tersebut seakan-akan mengalami hal yang serupa atau menjadi orang

tersebut. Bentuk-bentuk empati adalah perspective taking, fantasy, empathic

concern, personal distress.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian. Bagian

pertama terdiri dari nama atau inisial, jenis kelamin, usia, daerah tinggal dan

pengahsilan orang tua. Bagian kedua terdiri dari skala mengenai cyberbullying.

Bagian ketiga terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi cyberbullying. Alat

ukur yang digunakan dibuat dalam bentuk skala model Likert dengan empat

pilihan jawaban.

Tabel 3.1 Perhitungan skor pilihan jawaban instrumen penelitian

Jawaban Skor

Favorable Unfavorable

STS/TS/S/SS 1 4

Page 46: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

34

Terdapat empat instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur

masing-masing variabel, yaitu skala perilaku berkendara aman, skala traffic-locus

of control, skala tipe kepribadian, dan skala sabar.

3.3.1 Skala Perilaku Cyberbullying

Penulis menggunakan skala cyberbullying dari Calvete, et al. (2010) yang

berdasarkan teori Willard (2006) dengan dimensi flaming, slandering,

impersonation, defemation, exclusion, harassment. Pengukuran menggunakan

skala model Likert dengan empat rentang penilaian (1 = sangat tidak sesuai, 2 =

tidak sesuai, 3 = sesuai, dan 4 = sangat sesuai).

Tabel 3.2 Blueprint skala perilaku cyberbullying

Variable Dimensi Indikator No. Item Jml

Cyberbullying Flaming Perkelahian online 11, 14, 15 3

Slandering Penghinaan online 5,6,9 3

Impersonation Peretasan akun seseorang. 2, 12 2

Defemation Penyebarkan rahasia seseorang. 3,4,8,16 4

Exclusion Mengeluarkan seseorang dari grup

online.

13 1

Harassment Pelecehan di dunia maya. 1,7,10 3

Total 16

3.3.2 Skala Self-Control

The Brief Self-Control (TBSC) merupakan alat ukur self-control yang

dikembangkan oleh Ferrari et.al (2009). Alat ukur terdiri dari 13 item dengan

mengukur dimensi dari self control yaitu general self-discipline dan impulse

control. Pengukuran menggunakan skala model Likert dengan empat rentang

penilaian (1 = sangat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 = sesuai, dan 4 = sangat

sesuai).

Page 47: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

35

Tabel 3.3 Blueprint skala self-control Variable Aspek Indikator No. Item Jml

Self control General self

control

Pola perilaku disiplin 2,3,4,5,6,

7,8,10,11

9

Impulse control Menahan godaan jangka pendek

untuk tujuan jangka panjang

1.9.12.13 4

Total 13

3.3.3 Skala Empati

Empati ini diukur dengan Interpersonal Reactivity Index (IRI) terdiri dari 28 item

yang mengukur dimensi empati yaitu perspective taking, fantasy, empathic

concern dan personal distress. Pengukuran menggunakan skala model Likert

dengan empat rentang penilaian (1 = sangat tidak sesuai, 2 = tidak sesuai, 3 =

sesuai, dan 4 = sangat sesuai).

Tabel 3.4 Blueprint skala empati

Variable Dimensi Indikator No. Item Jml

Empati Perspective

taking

- - Berpikir berdasarkan keadaan orang

lain

- - Merasakan berdasarkan kondisi orang

lain

3,8,11,15,21

,25,28

6

Fantasy Mengimajinasikan diri dalam situasi

fiktif atau khayalan

1,5,7,12,16,

23,26

5

Empathic

concern

Merasakan pengalaman orang lain 2,4,9,14,18,

20,22

4

Personal

distress

- - Merasakan perasaan cemas dari

pengalaman negatif

- - Merasakan perasaan takut dari

pengalaman negatif

6,10,13,17,

19,24,27

4

Total 19

3.4 Uji Validitas Konstruk

Validitas merupakan suatu instrumen untuk mengukur apa yang akan diukur

dengan syarat instrumen harus valid agar dapat mengukur hal yang diukur.

Setelah mendapatkan data yang diinginkan peneliti akan menguji validitas

konstruk dan masing-masing dari alat ukur yang dipakai.

Page 48: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

36

Pengujian validitas menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis)

melalui metode ini akan dapat diketahui apakah seluruh item mengukur apa yang

akan diukur dan apakah masing-masing item signifikan dalam mengukur hal

tersebut. Caranya adalah dengan membandingkan sejauhmana matriks korelasi

hasil estimasi menggunakan teori dengan matriks korelasi yang diperoleh dari

data. Kemudian menguji apakah masing-masing dari item mengukur hal yang

diukur.

Instrumen yang digunakan akan diuji validitasnya dengan menggunakan

metode CFA (confirmatory factor analysis). Adapun logika dari CFA (Umar,

2013):

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya.Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran

terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-

itemnya.

2. Diteorikan seluruh item hanya mengukur satu faktor saja. Artinya

keseluruhan tes bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat diprediksi matriks korelasi antar item yang

seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi ini

disebut sigma (Σ), kemudian dibandingkan dengan matriks dari data

empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar (unidimensional)

maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks Σ dan matriks S, atau bisa

juga dinyatakan dengan Σ - S = 0.

Page 49: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

37

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan

chi square. Jika hasil chi-square tidak signifikan (p>0.05), maka hipotesis

nihil tersebut ―tidak ditolak‖. Artinya teori unidimensionalitas tentang alat

ukur dapat diterima (hanya mengukur satu faktor saja). Tetapi jika chi-

square signifikan (p<0.05), maka dapat dilakukan modifikasi model dengan

cara membebaskan parameter berupa korelasi antar kesalahan pengukuran

(biasanya terjadi ketika suatu item mengukur konstruk selain yang ingin

diukur /multidimensional).

5. Setelah diperoleh model fit dengan data, maka langkah selanjutnya diuji

apakah koefisien muatan faktor untuk setiap item signifikan atau tidak

mengukur apa yang hendak di ukur. Ini dilakukan dengan menggunakan uji-

t. Pada penelitian ini, penulis menggunakan taraf signifkansi 5% sehingga

item yang dikatakan signifikan adalah item yang memiliki nilai t lebih dari

1.96 (t>1.96). Jika hasil uji-t tidak signifikan maka item tersebut tidak

mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di-drop.

6. Adapun kriteria untuk mengeliminasi atau mendrop item adalah sebagai

berikut:

Jika suatu item memiliki koefisien negatif, maka item tersebut akan di-

drop karena mengukur hal yang berlawanan dari apa yang hendak

diukur. Namunjika suatu item terdiri dari penyataan yang bersifat

unfavorable maka tentu saja koefisien muatan faktornya pun akan

berarah negatif. Oleh kerena itu, pada item yang seperti ini skornya

harus dibalik (reversed) terlebih dahulu sebelum analisis faktor dan

Page 50: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

38

perhitungan skor faktor dilakukan sehingga diperoleh koefisien muatan

faktor yang positif. Apabila skor pada item sudah dibalik tetap

menghasilkan koefisien yang bernilai negatif maka item tersebut di-

drop.

Menguji apakah suatu item signifikan atau tidak dalam mengukur hal

yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Dalam hal ini yang

dites adalah koefisien muatan faktor untuk setiap item. Jika nilai t

koefisien muatan faktor (t>1.96) maka item tersebut dinyatakan

signifikan dalam mengukur konstruk yang hendak diukur. Artinya item

tersebut tidak di-drop. Sedangkan item yang nilai t tidak signifikan (t <

1.96) maka item akan di-drop.

Apabila kesalahan pengukuran pada sebuah item terlalu banyak saling

berkorelasi, maka item tersebut sebaiknya di-drop. Sebab item yang

demikian, selain mengukur apa yang hendak diukur, juga mengukur hal

lain (multidimensional). Maka item yang digunakan hanyalah item yang

valid saja.

Item yang digunakan untuk mendapatkan faktor skor (true score) hanya

item yang terbukti valid saja.

Selanjutnya ialah menguji juga reliabilitas dari item-item yang dimiliki

peneliti. Reliabilitas merupakan seberapa besar proporsi varian dari total skor

yang merupakan varian dari true score. Untuk memudahkan dalam penafsiran

hasil analisis maka peneliti mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam

skala baku (Z score) menjadi T score yang memiliki mean = 50 dan standar

Page 51: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

39

deviasi (SD) = 10 sehingga tidak ada responden yang mendapatkan skor negative.

Adapun Rumus T score adalah :

T score = (10 x skor faktor ) + 50

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan lisrel.

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Skala Perilaku Cyberbullying

Pengujian validitas konstruk terhadap cyberbullying, peneliti menguji apakah 16

item pada skala perilaku cyberbullying bersifat unidimensional artinya benar

hanya mengukur perilaku cyberbullying. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor diperoleh Chi-Square = 74,26, df = 57, p-value =

0,06196, dan RMSEA = 0,037. Nilai tersebut menunjukkan bahwa model fit yang

artinya seluruh item mengukur satu faktor yaitu cyberbullying.

Tabel 3.5 Muatan faktor item perilaku cyberbullying

No. Item Koefisien Standard Error T-value Signifikan

1 0.75 0.06 12.84

2 0.64 0.06 10.44

3 0.78 0.06 13.80

4 0.92 0.05 17.41

5 0.79 0.06 14.10

6 0.61 0.06 9.94

7 0.87 0.05 16.19

8 0.75 0.06 12.74

9 0.91 0.05 17.46

10 0.90 0.05 10.07

11 0.83 0.06 14.88

12 0.90 0.05 17.19

13 0.57 0.06 9.00

14 0.86 0.05 15.99

15 0.35 0.07 5.29

16 0.82 0.06 14.52

Keterangan: tanda = signifikan (t >1.96), = tidak signifikan

Setelah itu, penulis melihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus memnetukan apakah item tertentu perlu

Page 52: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

40

didrop atau tidak. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien

faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut signifikan dan begitu juga

sebaliknya.

Dari data tabel 3.5 muatan faktor diatas, diperoleh gambaran hasil

perhitungan koefisien dari enam belas item konstruk cyberbullying, dapat dilihat

bahwa tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif. Artinya, seluruh item

valid untuk mengukur apa yang hendak diukur.

3.4.2 Uji Validitas Kostruk Skala Self-Control

3.4.2.1 Uji Validitas Skala General Self Discipline

Dalam perhitungan data CFA model unidimensional dari konstruk self discipline

diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 118,44; df = 27; P-value = 0.0000;

skor RMSEA = 0.125. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0.00001 < 0.05 sehingga

dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, penulis melakukan modifikasi

terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi.

Setelah melakukan modifikasi sebanyak enam kali, diperoleh nilai Chi-Square =

28.16; df = 20; P-value = 0.10563; skor RMSEA = 0.043 dengan P-value > 0.05

yang artinya, model ini sudah fit.

Setelah mendapatkan model yang fit, peneliti melihat muatan faktor dari

konstruk general self discipline dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap

item. Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan

melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor pada tabel 3.6.

Page 53: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

41

Tabel 3.6 Muatan faktor item general self discipline

No.Item Koefisien Standard Error T-value Signifikan

2 0.21 0.08 2.69

3 0.42 0.07 5.64

4 0.19 0.06 -3.20

5 -0.86 0.12 -7.38

6 0.17 0.06 2.83

7 0.40 0.07 5.45

8 0.20 0.06 3.30

10 1.06 0.13 8.20

11 0.05 0.06 0.82

Keterangan: tanda = signifikan (t >1.96), = tidak signifikan

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan

koefisien dari enam item konstruk self discipline, dapat dilihat bahwa enam item

memiliki T-value>1.96 dan tiga item memiliki T-value < 1.96artinya item4, 5 dan

11harus di-drop pada konstrukgeneralself discipline.

3.4.2.2 Uji Validitas Konstruk Skala Impulse Control

Dalam perhitungan data CFA model unidimensional dari konstruk deliberate/non

impulsive diperoleh skor perhitungan awal Chi-Square = 4.59; df = 2; P-value =

0.10096; skor RMSEA = 0.077. Dari hasil tersebut nilai P-value = 0.00001 < 0.05

sehingga dikatakan bahwa model ini belum fit. Selanjutnya, penulis melakukan

modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk

berkorelasi. Setelah melakukan modifikasi sebanyak empat kali diperoleh,

nilaiChi-Square = 0.63; df = 1; P-value = 0.42842; skor RMSEA = 0.000 dengan

P-value> 0.05 yang artinya, model ini sudah fit.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk impulse control dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item.

Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan

Page 54: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

42

melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Muatan faktor item impulsive control

No.Item Koefisien Standard Error T-value Signifikan

1 0.50 0.16 3.21

9 0.24 0.09 2.58

12 0.60 0.17 3.51

13 0.33 0.13 2.51

Keterangan: tanda = signifikan (t >1.96), = tidak signifikan

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan

koefisien dari enam item konstruk deliberate/non impulsive, dapat dilihat bahwa

seluruh item memiliki T-value>1.96 dan tidak ada item yang di drop.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Empati

3.4.3.1 Uji Validitas Konstruk Skala Perspective Taking

Dalam perhitungan data CFA model unidimensional dari konstruk perspective

taking diperoleh skor Chi-Square = 15.22; df = 10; P-value = 0.12429; skor

RMSEA = 0.049 dengan P-value > 0.05 yang artinya, model ini sudah fit.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk fantasydengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item. Dalam

menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan melihat T-

value dan melihat muatan positif atau negatif pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Muatan faktor item perspective taking

No.Item Koefisien Standard Error T-value Signifikan

3 0.38 0.07 5.64

8 0.65 0.07 9.73

11 0.26 0.07 3.74

15 0.10 0.07 1.43

21 0.97 0.06 15.06

25 0.33 0.07 4.85

28 0.59 0.07 8.76

Page 55: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

43

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan

koefisien dari enam item konstruk perspective taking, dapat dilihat bahwa enam

item memiliki T-value>1.96 dan satu item memiliki T-value < 1.96artinya item 15

di-drop pada konstruk perspective taking.

3.4.3.2 Uji Validitas Konstruk Skala Fantasy

Dalam perhitungan data CFA model unidimensional dari konstruk perspective

takingdiperoleh skor Chi-Square = 14.73; df = 12; P-value = 0.25662; skor

RMSEA = 0.032 dengan P-value > 0.05 yang artinya, model ini sudah fit.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk perspective takingdengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item.

Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan

melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Muatan faktor item fantasy

No.Item Koefisien Standard Error T-value Signifikan

1 0.34 0.07 4.61

5 0.56 0.0 8.07

7 0.21 0.07 2.88

12 -0.58 0.07 -8.39

16 0.85 0.06 13.69

23 0.58 0.07 8.49

26 0.70 0.07 10.66

Keterangan: tanda = signifikan (t >1.96), = tidak signifikan

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan

koefisien dari lima item konstruk fantasy, dapat dilihat bahwa enam item memiliki

T-value > 1.96 dan satu item memiliki T-value < 1.96 artinya item 12 harus di-

drop pada konstruk fantasy.

Page 56: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

44

3.4.3.3 Uji Validitas Konstruk Skala Empathic Concern

Dalam perhitungan data CFA model unidimensional dari konstruk empathic

concerndiperoleh skor Chi-Square = 15.20; df = 11; P-value = 0.17360; skor

RMSEA = 0.042 dengan P-value > 0.05 yang artinya, model ini sudah fit.

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk empathic concerndengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item.

Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan

melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Muatan faktor item empathic concern

No.Item Koefisien Standard Error T-value Signifikan

2 0.56 0.07 7.54

4 0.65 0.07 9.12

9 0.51 0.08 6.80

14 0.54 0.07 7.19

18 0.37 0.08 4.40

20 0.64 0.07 8.69

22 0.33 0.08 4.37

Keterangan: tanda = signifikan (t >1.96), = tidak signifikan

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan

koefisien dari empat item konstruk empathic concern, dapat dilihat bahwa seluruh

item memiliki T-value > 1.96 artinya tidak ada item yang harus di-drop pada

konstruk empathic concern.

3.4.3.4 Uji Validitas Konstruk Skala Personal Distress

Dalam perhitungan data CFA model unidimensional dari konstruk personal

distressdiperoleh skor Chi-Square = 10.98; df = 8; P-value = 0.20296; skor

RMSEA = 0.042 dengan P-value > 0.05 yang artinya, model ini sudah fit.

Page 57: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

45

Setelah mendapatkan model yang fit, penulis melihat muatan faktor dari

konstruk personal distress dengan melakukan uji hipotesis nihil dari setiap item.

Dalam menentukan nilai koefisien muatan faktor item ini dilakukan dengan

melihat T-value dan melihat muatan positif atau negatif dari data tabel muatan

faktor pada tabel 3.11.

Tabel 3.11 Muatan faktor item personal distress

No.Item Koefisien Standard Error T-value Signifikan

6 0.51 0.08 6.13

10 0.49 0.08 6.00

13 0.23 0.08 2.97

17 0.51 0.09 5.92

19 0.05 0.10 0.47

24 0.70 0.09 7.69

27 -0.08 0.09 -0.92

Keterangan: tanda = signifikan (t >1.96), = tidak signifikan

Dari data tabel muatan faktor diperoleh gambaran hasil perhitungan

koefisien dari empat item konstruk personal distress, dapat dilihat bahwa lima

item memiliki T-value > 1.96 dan dua item memiliki T-value < 1.96 artinya item

19 dan 27 harus di-drop pada konstruk personal distress.

3.5 Teknik Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penulisan ini adalah multiple regression yang

berfungsi untuk mengetahui besar dan arah hubungan antara variable X (general

self discipline, impulse control, perspective taking, fantasy, empathic concern,

personal distress, faktor demografis) dengan Y (cyberbullying). Analisa multiple

regression juga digunakan untuk mengkaji akibat dan besarnya akibat dari lebih

satu variable bebas terhadap satu variable terikat dengan prinsip korelasi dan

regresi.Dalam analisis tersebut menggunakan software SPSS 16.0. Adapun

persamaan regresi dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

Page 58: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

46

Keterangan :

Y’ = Cyberbullying

a = Intercept

b = Koefisien regresi

X1 = General Self Discipline

X2 = Impulse Control

X3 = Perspective Taking

X4 = Fantasy

X5 = Empathic Concern

X6 = Personal Distress

X7 = Gender

X8 = Socio-Economic Status

Kemudian penulis melakukan analisis regresi berganda agar mendapatkan

model regresi yang paling sesuai (memiliki error terkecil). Melalui regresi

berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien korelasi berganda

antarageneral self discipline, impulse control, perspective taking, fantasy,

empathic concern, personal distress, faktor demografi. Besarnya keterampilan

social yang disebabkan oleh faktor-faktor yang telag disebutkan tadi ditunjukkan

oleh koefisien dterminasi berganda atau R2. Fungsi R

2 adalah untuk melihat

proporsi varians atau determinant. R2

didapatkan rumus :

R2

=

Kemudian melakukan uji F untuk membuktikan signifikansi regresi hal

tersebut menggunkan rumus :

F =

( ) ⁄

Pada pembilang tersebut adalah R2 dengan df-nya dilambangkan k, yaitu

sejumlah IV yang dianalisis, sedangkan penyebutnya (1- R2) dibagi dengan df-nya

Y’ = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + b8x8 +e

Page 59: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

47

N-k-1 (N adalah jumlah sampel). Dari hasil uji F yang dilakukan nanti akan

dilihat apakah IV yang diujikan memiliki pengaruh terhadap DV.

Setelah itu penulis melakukan uji T dari tiap-tiap IV yang dianalisis untuk

melihat apakah signifikan dampak dari setiap IV tehadap DV. Uji T dilakukan

menggunakan rumus sebagai berikut :

Koefisien b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standar error dari b.

hasil uji T akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh penulis

nantinya.

3.6 Prosedur Penelitian

Proses pengambilan data dilakukan dari tanggal 16 Juli 2019 hingga tanggal 18

Juli 2019 dengan cara menyebarkan kuesioner ke dalam grup chat online

penggemar k-pop di Line, yang kemudian disebarkan oleh penggemar lain ke grup

chat lainnya. Hasil dari pengumpulan data terdapat sebanyak 231 responden yang

mengisi kuesioner. Namun dikarenakan beberapa responden tidak memenuhi

kriteria yang ditentukan oleh peneliti maka hanya sejumlah 217 responden yang

digunakan oleh peneliti, yang selanjutnya data diolah menggunakan Lisrel dan

SPSS.

Page 60: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

48

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini sebanyak 217 orang para penggemar k-pop yang

bergabung dalam komunitas penggemar yang berpartisipasi melalui kuesioner

online. Subjek penelitian ini memiliki rentang usia dari 15-21 tahun. Berikut

adalah gambaran populasi yang menjadi subjek dalam penelitian ini.

Tabel 4.1 Gambaran umum subjek penelitian (N = 260)

Karakterisktik n(%)

Gender

Laki-laki 15 (6.91%)

Perempuan 202 (93.09%)

Usia

15 13 (5.99%)

16 16 (7.37%)

17 20 (9.22%)

18 29 (13.36%)

19 25 (11.52%)

20 35 (16.13%)

21 79 (36.41%)

Sosio-economic status

Rendah 110 (50.69%)

Menengah bawah 75 (34.56%)

Menengah atas 22 (10.14%)

Tinggi 10 (4.61%)

Suku Bangsa

Jawa 80 (36.87%)

Sunda 72 (33.18%)

Minang 10 (4.61%)

Lainnya 55 (25.35%)

Pendidikan

SMP 5 (2.3%)

SMA/SMK 49 (22.58%)

Kuliah 144 (66.36%)

Lainnya 19 (8.76%)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar sampel dalam

penelitian ini responden laki-laki dengan jumlah 15 orang (6.91%) sedangkan

jumlah responden perempuan berjumlah 202 orang (93.09%). Selanjutnya

berdasarkan usia responden. dapat diketahui bahwa mayoritas responden berusia

Page 61: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

49

21 tahun dengan jumlah 79 orang (36.41%). Berdasarkan socio-economic status

sebanyak110 orang (50.69%) tergolong memiliki socio-economic status rendah,

75 orang (34.56%) menengah bawah, 22 orang (10.14%) menengah atas dan 10

orang (4.61%) berada di golongan tinggi.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Sebelum diuraikan secara lebih detail tentang beberapa sub bab selanjutnya, perlu

dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor faktor

yang dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi,

perhitungan skor faktor pada tiap variabel tidak menjumlahkan item-item seperti

pada umumnya, tetapi dihitung dengan menggunakan maximum likelihood, skor

ini disebut true score. Item-item yang dianalisis oleh maximum likelihood adalah

item yang bermuatan positif dan signifikan. Adapun true score yang dihasilkan

oleh maximum likelihood satuannya berbentuk factor-score. Untuk

menghilangkan bilangan negatif dari factor-score. semua skor ditransformasi ke

skala T yang semuanya positif dengan menetapkan nilai mean = 50 dan standar

deviasi = 10. Langkah selanjutnya adalah melakukan proses komputasi melalui

formula T-score = 50 + 10.z.

Selanjutnya, untuk menjelaskan gambaran umum tentang deskriptif

statistik dari variabel-variabel dalam penelitian ini indeks yang menjadi patokan

adalah nilai mean, standar deviasi (SD), nilai maksimal dan minimal dari masing-

masing variabel. Nilai tersebut disajikan dalam tabel 4.2.

Berdasarkan tabel 4.2. diketahui deskripsi statistik pada setiap variable,

kolom N menjelaskan bahwa sampel pada setiap variabel berjumlah 217. Adapun

Page 62: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

50

nilai mean masing-masing variabel adalah 50 dikarenakan untuk menyamakan

nilai antara skala satu dengan skala lainnya agar dapat dihitung walaupun bobot

antara item satu dengan item lainnya berbeda. Kolom minimum dan maximum

menjelaskan nilai minimum dan maximum pada setiap variabel. Dilihat dari

kolom minimum diketahui variabel impulse control memiliki nilai terendah

dengan nilai 9.75. Sementara itu, berdasarkan kolom maximum diketahui variable

cyberbullying memiliki nilai tertinggi dengan nilai 118.66.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Variabel N Minimum Maximum St.

Deviation

Cyberbullying 217 42.89 118.66 9.68136

General Self Discipline 217 35.04 83.86 8.16454

Impulse Control 217 9.75 66.97 9.99500

Perspective Taking 217 9.81 65.01 8.81400

Fantasy 217 24.81 68.05 8.69632

Emphatic Concern 217 17.25 66.89 8.13434

Personal Distress 217 25.63 67.33 8.45710

Gender 217 .00 1.00 .25425

Socio-Economic Status 217 1.00 4.00 .83525

4.3 Kategorisasi Skor Variabel

Kategorisasi skor variabel bertujuan untuk menempatkan subjek ke dalam

kelompok-kelompok yang terpisah berdasarkan skor pada variabel yang diukur

apakah subjek tergolong kelompok dengan skor rendah atau skor tinggi. Sebelum

mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan tingkat rendah

atau tinggi. peneliti menetapkan norma dari skor dengan menggunakan mean dan

standar deviasi (dalam tabel 4.3). Setelah itu akan didapatkan persentase pada

masing-masing kategori setiap variabel.

Page 63: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

51

Tabel 4.3 Norma pengkategorisasian skor

Kategori Rumus

Tinggi X > Mean + 1SD

Rendah X < Mean – 1SD

Uraian mengenai kategori skor variabel berdasarkan pengelompokkan

tinggi dan rendahnya tiap variabel dapat dilihat dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4 Kategorisasi skor

Variabel Rendah (%) Tinggi (%)

Cyberbullying 151 (69.6%) 66 (30.4%)

General Self Discipline 81 (37.3%) 136 (62.7%)

Impulse Control 176 (81.1%) 41 (18.9%)

Perspective Taking 134 (61.8%) 83 (38.2%)

Fantasy 100 (46.1%) 117 (53.9%)

Emphatic Concern 111 (51.4%) 105 (48.6%)

Personal Distress 101 (46.5%) 116 (53.5%)

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa skor

pada variabel cyberbullying sebanyak 151 orang (69.6%) pada kategori rendah, 66

orang (30.4%) pada kategori tinggi. Pada variabel general self discipline sebanyak

81 orang (37.3%) berada pada kategori rendah, 136 orang (62.7%) ada pada

kategori tinggi. Untuk variabel impulsve control sebanyak 176 orang kategori

rendah (81.1%), sebanyak 41 orang (18.9%) berada pada kategori tinggi.

Kemudian variabel perspective taking sebanyak 134 orang kategori rendah

(61.8%), sebanyak 83 orang (38.2%) berada pada kategori tinggi. Untuk variabel

fantasy sebanyak 100 orang (46.1%) pada kategori rendah, 117 orang (53.9%)

pada kategori tinggi. Pada variabel emphatic concern sebanyak 111 orang (51.4%)

berada pada kategori rendah, 105 orang (48.6%) pada kategori tinggi. Pada

variabel personal distress sebanyak 101 orang (46.5%) pada kategori rendah, lalu

116 orang (53.5%) pada kategori tinggi.

4.4 Hasil Uji Hipotesis

Page 64: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

52

4.4.1 Analisis Regresi

Dalam melakukan uji hipotesis penelitian, penulis menggunakan teknik analisis

regresi dengan software SPSS 16. Dalam melakukan analisis regresi, dapat

melihat tiga hal penting. Pertama,penulis dapat melihat R² (R-square) untuk

mengetahui berapa persen proporsi varians dependent variable yang dijelaskan

oleh independent variable. Kedua, penulis dapat melihat apakah keseluruhan

independent variable memengaruhi dependent variable secara signifikan. Ketiga,

penulis dapat melihat signifikansi dan besar pengaruh dari masing-masing

independent variable terhadap dependent variable.

Langkah pertama penulis melihat besaran R-square untuk mengetahui

berapa persen (%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent

variable. Selanjutnya untuk tabel R-square. dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Model summary hasil uji regresi

Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .391a .153 .121 9.07829

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perolehan R-Square sebesar 0.153

atau 15.3%. Artinya proporsi varians dari cyberbullyingyang dijelaskan oleh

variabel self control yaitu general self discipline, impulse control, variabel empati

yaitu, perspective taking, fantasy, empathic concern, personal distress dan

variabel faktor demografi adalah sebesar 15.3% sedangkan 84.7% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua, penulis menganalisis dampak dari seluruh independent

variabel terhadap cyberbullying. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6

berikut:

Page 65: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

53

Tabel 4.6 Hasil ANOVA pengaruh seluruh variabel bebas

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 3103.010 8 387.876 4.706 .000a

Residual 17142.408 208 82.415

Total 20245.418 216

Berdasarkan uji F pada tabel 4.6. dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada

kolom paling kanan adalah p = 0.000 dengan nilai p < 0.05. Maka hipotesis nihil

yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari self control, empati dan

faktor demografis terhadap cyberbullying ditolak. Artinya, ada pengaruh yang

signifikan antara self control, empati dan faktor demografis terhadap

cyberbullying pada komunitas penggemar k-pop.

Langkah selanjutnya, penulis melihat koefisien regresi dari masing-

masing IV. Jika sig < 0.05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti

independent variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

cyberbullying. Adapun besar koefisien regresi dari masing-masing independent

variabel terhadap cyberbullying dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Koefisien regresi masing-masing variabel

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 55.604 12.356 4.500 .000

General Self Discipline .068 .108 .057 .628 .530

Impulse Control -.042 .066 -.044 -.647 .519

Perspective Taking -.165 .080 -.150 2.060 .041

Fantasy .129 .076 .116 1.700 .091

Emphatic Concern -.181 .110 -.152 -1.646 .101

Personal Distress .090 .077 .079 1.169 .244

Gender 7.704 2.539 .202 3.034 .003

Socio-Economic Statue -.064 .766 -.055 -.835 .404

Dependent Variable: CB

Berdasarkan koefisein regresi pada tabel 4.7 dapat dijelaskan persamaan

regresi sebagai berikut:

Page 66: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

54

Cyberbullying' = 55.604 + 0.068 (general self discipline) - 0.042 (impulse

control) - 0.165 (perspective taking) + 0.129 (fantasy) - 0.181 (empathic concern)

+ 0.90 (personal distress) + 7.704 (gender) - 0.064 (socio-economic statue)

Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa dua dimensi pada independent

variable berdampak signifikan terhadap dependent variable yaitu perspective

taking dan gender sisanya berdampak tidak signifikan terhadap dependent

variable. Berikut adalah penjelasan mengenai koefisien regeresi dari masing-

masing variabel :

1. General self discipline memiliki koefisien regresi sebesar 0.068 dengan nilai

p sebesar 0.530 (sig > 0.05). Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

dimensi general self discipline pada variabel self-control terhadap

cyberbullying.

2. Impulse control memiliki koefisien regresi sebesar -0.042 dengan nilai p

sebesar 0.519 (sig > 0.05). Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

dimensi impulse control pada variabel self-control terhadap cyberbullying.

3. Perspective taking memiliki koefisien sebesar -0.165 dengan nilai p sebesar

0.041 (sig < 0.05). Artinya ada pengaruh yang signifikan dimensi perspective

taking pada variabel empati secara negatif terhadap cyberbullying.

4. Fantasy memiliki koefisien regresi sebesar 0.129 dengan nilai p sebesar 0.091

(sig > 0.05). Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dimensi fantasy pada

variabel empati terhadap cyberbullying.

Page 67: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

55

5. Emphatic concern memiliki regresi sebesar -0.181 dengan nilai p sebesar

0.101 (sig > 0.05). Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dimensi

emphatic concern pada variabel empati terhadap cyberbullying.

6. Personal distress memiliki koefisien regresi sebesar 0.90 dengan nilai p

sebesar 0.244 (sig > 0.05). Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

dimensi personal distresspada variabel empati terhadap cyberbullying.

7. Gender memiliki koefisien regresi sebesar 7.704 dengan nilai p sebesar 0.003

(sig < 0.05). Artinya ada pengaruh yang signifikan gender pada faktor

demografis terhadap cyberbullying.

8. Socio-economic status memiliki koefisien regresi sebesar -0.64 dengan nilai p

sebesar 0.404 (sig>0.05). Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan socio-

economic status pada faktor demografis terhadap cyberbullying.

4.4.2 Analisis Proporsi Varians

Selanjutnya penulis ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varian

dari tiap variabel terhadap cyberbullying.

Tabel 4.8 Hasil analisis proporsi varians

Model R R

Square

Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .204a .042 .037 9.49992 .042 9.330 1 215 .003

2 .221b .049 .040 9.48540 .007 1.659 1 214 .199

3 .283c .080 .067 9.35197 .031 7.150 1 213 .008

4 .300d .090 .073 9.32351 .010 2.303 1 212 .131

5 .334e .112 .091 9.23145 .022 5.249 1 211 .023

6 .339f .115 .090 9.23766 .003 .716 1 210 .398

7 .388g .150 .122 9.07173 .036 8.753 1 209 .003

8 .391h .153 .121 9.07829 .003 .698 1 208 .404

Page 68: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

56

Dari tabel 4.8 dapat diketahui proporsi varians dari masing–masing

independent variable terhadap cyberbullying. Berikut informasi yang dapat

dijelaskan:

1. Variabel general self discipline memberikan sumbangan sebesar 4.2% dalam

varians cyberbullying. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan

F = 9.330. df2 = 215 dan signifikan nilai p < 0.05.

2. Variabel impulse control memberikan sumbangan sebesar 0.7% dalam

varians cyberbullying. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F = 1.659. df2 = 214 dan signifikan nilai p > 0.05.

3. Variabel perspective taking memberikan sumbangan sebesar 3.1% dalam

varians cyberbullying. Sumbangan tersebutsignifikan secara statistik dengan

F = 7.150. df2 = 213 dan signifikan nilai p < 0.05.

4. Variabel fantasy memberikan sumbangan sebesar 1.0% dalam varians

cyberbullying. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik dengan F

= 2.303. df2 = 212 dan signifikan nilai p > 0.05.

5. Variabel empathic concern memberikan sumbangan sebesar 2.2 % dalam

varians cyberbullying. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan

F = 5.249. df2 = 211 dan signifikan nilai p < 0.05

6. Variabel personal distress memberikan sumbangan sebesar 0.3% dalam

varians cyberbullying. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F = 0.716. df2 = 210 dan signifikansi nilai p > 0.05.

Page 69: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

57

7. Variabel gender memberikan sumbangan sebesar 3.6% dalam varians

cyberbullying. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan F =

8.753. df2 = 209 dan signifikansi nilai p < 0.05.

8. Variabel socio-economic stuatus memberikan sumbangan sebesar 0.3%

dalam varians cyberbullying. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara

statistik dengan F = 0.698. df2 = 250 dan signifikansi nilai p > 0.05.

Berdasarkan penjelasan diatas. dapat disimpulkan bahwa terdapat empat

independent variable dari delapan independent variable yang mempengaruhi

cyberbullying pada komunitas penggemar k-pop. empat variabel tersebut adalah

general self discipline, perspective taking,emphatic concern dan gender. Variabel

yang tidak signifikan yaitu impulse control, fantasy, personal distress, dan socio-

economic status.

Page 70: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

58

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang dilakukan secara bersamaan,

kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: ―Terdapat pengaruh

yang signifikan dari self-control (general self discipline, impulse control),

empati (perspective taking, fantasy, emphatic concern, personal distress) dan

faktor demografis (gender, socioeconomy status) terhadap perilaku

cyberbullying pada komunitas penggemar K-pop.‖

Berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji masing-masing

koefisien regresi terhadap independent variable, diperoleh dua koefisien

regresi yang berpengaruh signifikan terhadap cyberbullying, yaitu perspective

taking dan gender. Sedangkan, enam independent variable lain yang tidak

mempengaruhi signifikan yaitu general self discipline, impulse control,

fantasy, emphatic concern, personal distress, dan socioeconomy status.

Selanjutnya, berdasarkan proporsi varian sumbangan masing-masing variable

independent, diperoleh tiga koefisien regresi yang signifikan yaitu impulse

control, fantasy dan gender. Total sumbangan pengaruh seluruh independent

variable terhadap cyberbullying sebanyak 15,3 persen.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa self control, empati, dan faktor demografis memiliki

Page 71: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

59

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku cyberbullying pada komunitas

penggemar K-pop.

Secara umum, pada penelitian ini ditemukan bahwa variabel self control

tidak mempengaruhi perilaku cyberbullying pada komunitas penggemar K-

pop secara signifikan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Lee, Holt, Bossler, dan May (2016) menyatakan bahwa self control yang

rendah mempengaruhi cyberbullying melalui komponen-komponen dari social

learning. Dimensi general self discipline dalam penelitian ini tidak signifikan

terhadap perilaku cyberbullying penggemar K-pop. Dimensi impulse control

dalam penelitian ini tidak signifikan terhadap perilaku cyberbullying

penggemar K-pop. Temuan ini mungkin disebabkan oleh sampel penelitian

yang masih tergolong dalam usia remaja, di mana segala aspek psikologis,

termasuk kemampuan mengontrol dirinya masih dalam proses pembentukan.

Segala perilaku yang dilakukan oleh remaja lebih banyak dipengaruhi oleh

dorongan dari luar diri mereka, seperti pengaruh dari teman dan media.

Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa empati memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap perilaku cyberbullying pada komunitas

penggemar K-pop. Berpengaruhnya empati sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Steffgen, Konig, Pfetsch, Melzer (2011). Empati memiliki

empat dimensi yaitu perspective taking, fantasy, emphatic concern dan

personal distress yang secara keseluruhan digunakan sebagai variabel

prediktor. Hasil penelitian ini mendapatkan satu dimensi variabel empati yang

memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap cyberbullying, yaitu

Page 72: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

60

dimensi perspective taking. Sementara, dimensi fantasy, emphatic concern

dan personal distress tidak berpengaruh signifikan terhadap cyberbullying.

Dimensi perspective taking memiliki hubungan negatif dengan perilaku

cyberbullying, jadi semakin rendah skor perspective taking pada pelaku

cyberbullying, maka semakin tinggi perilaku cyberbullying. Hal ini

menunjukkan bahwa individu dengan persepctive taking atau kemampuan

melihat dari sudut pandang orang lain terutama korban yang rendah

terprediksi melakukan tindakan cyberbullying.

Jenis kelamin diketahui memilki pengaruh yang signifikan terhadap

perilaku cybervbullying. Hal ini berarti perbedaan jenis kelamin memiliki

kecenderungan yang berbeda dalam melakukan cyberbullying. Variabel socio-

economis status tidak mempengaruhi kecenderungan perilaku cyberbullying

secara signifikan, diasumsikan bahwa temuan ini disebabkan internet yang

saat ini sudah dapat diakses oleh seluruh kalangan masyarakat baik dari

lapisan bawah hingga atas, sehingga semua orang memiliki peluang yang

sama dalam mengakses informasi seputar K-pop dan melakukan tindakan

cyberbullying.

5.3 Saran

5.3.1 Saran Teoretis

1. Ditemukan dalam penelitian ini bahwa variabel self control tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku cyberbullying.

Diharapkan pada penelitian selanjutnya menggunakan teori self control

lain dan disesuaikan dengan sampel penelitian.

Page 73: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

61

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empati berpengaruh signifikan

terhadap cyberbullying. Diharapkan variabel ini tetap dipergunakan dalam

topik sejenis, atau yang lainnya seperti perilaku agresif, dan lain

sebagainya.

3. Jenis kelamin diketahui signifikan mempengaruhi perilaku cyberbullying.

Diharapkan penelitian selanjutnya melakukan analisis perbedaan

kecenderungan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dalam melakukan

tindakan cyberbullying.

4. Status ekonomi sosial tidak berpengaruh secara signifikan dalam penelitian

ini. Diharapkan variabel ini tidak diikutsertakan pada penelitian

selanjutnya dan menggantinya dengan variabel demografis lain yang lebih

menarik dan berhubungan dengan budaya atau norma sosial.

5.3.2 Saran Praktis

Secara keseluruhan, penelitian ini diharapkan memberikan gambarann tentang

perilaku cyberbullying dan faktor-faktor prediktor terhadapnya, sehingga dapat

dijadikan pembelajaran dan pencegahan terhadap tindakan cyberbullying pada

penggemar K-pop.

1. Saran bagi pihak pemerintah adalah meningkatkan peranan pemerintah

terhadap media sosial dan lebih memperketat aturan yang terkait ujaran

kebencian, berita-berita tidak baik ataupun palsu, serta menerapkan

undang-undangan perlindungan terhadap korban cyberbullying.

Page 74: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

62

2. Bagi institusi pendidikan, memberikan seminar atau penataran atau

himbauan terkait cyberbullying serta dampak bagi pelaku. Selain itu

emberikan sangsi yang tegas terhadap pelaku cyberbullying.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukan rendahnya perspective

taking signifikan terhadap cyberbullying menunjukan bahwa rendahnya

empati dan tidak dapat memahami orang lain dari sudut pandang orang

lain maka semakin tinggi perilaku cyberbullying, saran bagi orang tua

adalah mengedukasikan anak agar lebih bijak dalam menggunakan media

sosial, mengajarkan anak agar tidak mudah percaya dengan setiap berita

yang media beritakan.

4. Diharapkan untuk para penggemar K-pop dapat melatih kemampuan

memahami perspektif orang lain sebelum melakukan sesuatu, terutama

hal-hal negatif di media sosial. Hal ini bisa dilakukan dengan memahami

bahwa perilaku bullying memberikan dampak negatif pada orang lain, dan

memahami dahulu informasi-informasi yang diperoleh agar tidak langsung

memberi sikap dan melakukan tindakan judging negatif yang berujung

pada perilaku cyberbullying.

Page 75: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

63

DAFTAR PUSTAKA

Ang, R.P., & Goh, D.H. (2010). Cyberbullying among adolescents: the role of

affective and cognitive empathy, and gender. Child Psychiatry Human

Development, 41(4):387-97. doi: 10.1007/s10578-010-0176-3.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2017). Profil pengguna internet

Indonesia 2017. Diunduh tanggal 24 Desember 2018 dari

http://www.apjii.or.id

Averill, J.R. (1973). Personal control over aversive stimuli and its relationship to

stress.Psyhological Bulletin.80(4). 286-303

Baron-Cohen, S., & Wheelwright, S. (2004). The empati question: An

investigation of adult with asperger syndrome or high functioning autism,

and normal sex differences. Journal of Autism and Developmental Disorder,

34, 2, 163-175.

Bauman, S., Toomey, R. B., & Walker, J. L. (2013). Associations among

bullying, cyberbullying, and suicide in high school students. Journal of

adolescence, 36(2), 341-350. doi: 10.1016/j.adolescence.2012.12.001.

Baumeister, R.F.,&Exline, J.J. (2000). Self-control, morality, and human

strength.Journal of Social and Clinical Psychology.9(1). 29-42

Calvete, E., Orue, I., Estévez, A., Villardón, L., & Padilla, P. (2010).

Cyberbullying in adolescents: Modalities and aggressors’ profile.

Computers in Human Behavior, 26(5), 1128-1135.

http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2010.03.017

Carrie K. W. Li, Thomas J. Holt, Adam M. Bossler & David C.May (2016)

Examining the Mediating Effects of Social Learning on the Low Self-

Control—Cyberbullying Relationship in a Youth Sample, Deviant Behavior,

37:2, 126-138, DOI:10.1080/01639625.2014.1004023

Ciucci, E., & Baroncelli, A. (2014). The emotional core of bullying: Further

evidences of the role of callous-unemotional traits and empathy. Personality

and Individual Differences, 67, 67–74.

http://dx.doi.org/10.1016/j.paid.2013.09.033

Cross, D., Barnes, A., Papageorgiou, A.,Hadwen, K., Hearn, L.,&Lester, L.

(2015). A social–ecological framework for understanding and

reducingcyberbullying behaviours. Journal ofAggression and Violent

Behavior.23 (15), 109-117

Davis, C.M. (1990). What is empathy, and can empathy be taught. Physical

Therapy. Journal of the American Physical Therapy Association. 70, 707-

711.

Erdur-Baker, O. (2010). Cyberbullying and its correlation to traditional bullying,

gender, and frequent and risky usage of internet-mediated communication

tools. New Media & Society, 12(1), 109-125.

Page 76: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

64

Ditch the Label. (2017). The annual cyberbullying survey 2017. Diunduh tanggal

18 Maret 2019 dari https://www.ditchthelabel.org/research-papers/.

De Corte, K., Buysse, A., Verhofstatd, L. L., Roeyers, H., Ponnet, K., & Davis,

M.K. (2007). Measuring Emphatic Tendencies: Realibility and Validity of

The Dutch Version of The Interpersonal Reactivity Index. Psychologica

Belgica. 47(4), 235-260.

Denson, Thomas & Nathan DeWall, C & J. Finkel, Eli. (2012). Self-Control and

Aggression. Current Directions in Psychological Science. 21(1), 20-25.

Ferrari, J. R., Stevens, E. B., & Jason, L. A. (2009). The role of self-regulation in

abstinence maintenance: Effects of communal living on self-regulation.

Journal of Groups in Addiction & Recovery, 4(1-2), 32-41.

http://dx.doi.org/10.1080/15560350802712371

Galobardes, Bruna, Shaw, Mary, Lawlor, Debbie A., Lynch, John W., and Smith,

George Davey. 2006. ―Indicators of Socioeconomic Position (Part 1).‖

Journal of Epidemiology & Community Health 60: 7–12.

Gottfredson, M. R., & Hirschi, T. (1990).A general theory of crime. Stanford, CA:

Stanford University Press

Hinduja, S., & Patchin, J. (2013). Social influences on cyberbullying behaviors

among middle and high school students. Journal of Youth Adolescence. 42

(1), 711-722.

House, James S. 2002. ―Understanding Social Factors and Inequalities in Health:

20th Century Progress and 21st Century Prospects. Journal of Health and

Social Behavior 43(2): 125–142.

Huang, Y.Y., & Chou, C. (2010). An analysis of multiple factors of

cyberbullying among junior high school students in Taiwan. Computers in

Human Behavior, 26, 1581-1590.

Hyun, J. O. (2014). Dipetik Desember 24, 2018 dari

https://www.asiaone.com/digital/internet-bullying-distresses-k-pop-idols

Irawan (2018), Dipetik Desember 10, 2018

https://www.liputan6.com/health/read/3304433/psikolog-cyberbullying-

bisa-membuat-korban-jadi-depresi

Jolliffe, D., & Farrington, D.P. (2006). Development and validation of the Basic

Empathy Scale. Journal of adolescence, 29 4, 589-611 .

Katzer, C., Fetchenhauer, D., & Belschak, F. (2009). Cyberbullying: Who are the

victims? A comparison of victimization in Internet chatrooms and

victimization in school. Journal of Media Psychology, 21, 25–36.

doi:10.1027/1864-1105.21.1.25

Kim (2018), Dipetik Desember 12, 2018

https://www.idntimes.com/hype/entertainment/try-ervina/9-nama-fandom-

idol-kpop-ini-punya-makna-yang-dalam-dan-indah-c1c2

Page 77: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

65

Kominfo. (2014). Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan

Remaja Dalam Menggunakan Internet. Diunduh tanggal 18 Maret 2019 dari

https://kominfo.go.id/

Kowalski, R.M. & Limber, S.P. (2007). Electronic bullying among middle school

students. Journal of Adolescence Health, 41, 522-530.

Lee, J., Abell, N., & Holmes, J. (2015). Validation of Measures of Cyberbullying

Perpetration and Victimization in Emerging Adulthood. Journal Of

Research On Social Work Practice, 1- 12. Gámez-Guadix, M., Villa-

George, F.,Calvete, E. (2014). Psychometric properties of the cyberbullying

questionnaire (CBQ) among Mexican adolescents.Violence and Victims. 29

(2), 232-247

Li, Q. (2007). New bottle but oldwine: A research of cyberbullying in schools.

Computers in Human Behavior, 23, 1777–1791.

http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2005.10.005.

Manilasari (2017), Dipetik Desember 24, 2018

https://style.tribunnews.com/2017/04/27/cinta-kuya-kronologi-putri-uya-

kuya-di-bully-gara-gara-tiket-konser-bts?page=2

Marcus, B. (2003). An empirical examination of the construct validity of two

alternative self-control measures. Educational and Psychological

Measurement.63. 674-706

Muraven, M., & Baumeister, R. F. (2000). Self-regulation and depletion of limited

resources: Does self-control resemble a muscle? Psychological Bulletin,

126(2), 247-259. http://dx.doi.org/10.1037/0033-2909.126.2.247

Narpaduhita, R.D. & Suminar, D.R. (2014). Perbedaan perilaku cyberbullying

ditinjau dari persepsi siswa terhadap iklim sekolah di SMK negeri 8

Surabaya. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 3(3), 146-152.

Nasrullah, R (2015).Media Sosial:Perspektif Komunikasi, Budaya, dan

Sosioteknologi.Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

https://doi.org/10.1007/978-1-4614-3137-4

Pornari, C. D., & Wood, J. (2010). Peer and cyber aggression in secondary school

students: The role of moral disengagement, hostile attribution bias, and

outcome expectancies. Aggressive Behavior, 36, 81–94.

http://dx.doi.org/10.1002/ab.20336

Raskauskas,J., &Huynh, A. (2015). The process of coping with cyberbullying: a

systematic review. Journal of Aggression and Violent Behavior.doi:

10.1016/j.avb.2015.05.019

Rura (2018) Dipetik Desember 10, 2018

https://www.medcom.id/hiburan/indis/ybDzOxZK-fenomena-hallyu-dan-

fanatisme-k-pop-di-indonesia

Robson, C., & Witenberg, R. T. (2013). The influence of moral disengagement,

morally based self-esteem, age, and gender on traditional bullying and

Page 78: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

66

cyberbullying. Journal of School Violence, 12(2), 211-231. Retrived from

http://dx.doi.org/10.1080/15388220.2012.762921

Sembiring (2018), Dipetik Desember 12, 2018

https://www.kompasiana.com/dea32887/5bc8a80aaeebe15569382174/feno

mena-k-pop-di-indonesia?page=all

Smith, P. K., Mahdavi, J., Carvalho, M., Fisher, S., Russell, S., & Tippett, N.

(2008). Cyberbullying: Its nature and impact in secondary school pupils.

Journal of child psychology and psychiatry, 49(4), 376-385.

Steffgen, G., Konig, A., Pfetsch, J., & Melzer, A. (2011). Are cyberbullies less

empathic? adolescents’ cyberbullying behavior and empathic

responsiveness. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 14(11),

643-648. DOI: 10.1089/cyber.2010.0445.

Tangney JP, Baumeister RF, Boone AL. High self-control predicts good

adjustment, less pathology, better grades, and interpersonal success. Journal

of Personality 2004;72:271–322

Tokunaga, R. S. (2010). Following you homefromschool: A critical reviewand

synthesis of research on cyberbullying victimization. Computers in Human

Behavior, 26, 277–287. http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2009.11.014.

Trip, S., Bora, C., Sipos-Gug, S., Tocai, I., Gradinger, P., Yanagida, T., &

Strohmeier, D. (2015). Bullying prevention in schools by targeting

cognitions, emotions, and behavior: Evaluating the effectiveness of the

REBE-ViSC program. Journal of Counseling Psychology, 62(4), 732-740.

Umar, J. (2015). Statistika 3. Bahan Ajar Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri , Tidak diterbitkan.

Unicef. (2014). Studi Terakhir: Kebanyakan Anak Indonesia Sudah Online,

Namun Masih Banyak yang Tidak Menyadari Potensi Resikonya. Jakarta:

Unicef. Diunduh ... https://www.unicef.org/indonesia/id/media_22169.htm

Vazsonyi, A., Machackova, H., Sevcikova, A.,Smahel, D.,& Cerna, A. (2012).

Cyberbullying in context: direct and indirect effects bylow self-

controlacross 25 European countries. European Journal of Developmental

Psychology. 9 (2), 210-227.

Wardoyo (2017), Dipetik Desember 24, 2018

https://www.idntimes.com/hype/entertainment/erina-wardoyo/rekam-jejak-

fans-k-pop-di-indonesia-bully-fanwar-dan-pertemanan-dunia-maya

Willard, N. (2006). Cyberbullying and cyberthreats effectively managing internet

use risks in schools.

Willard, N. (2007). Educator’s guide to cyberbullying and cyberthreats., dari

http://education.ohio.gov

Page 79: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

67

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Perkenalkan saya Shalsabila Ayuningtyasmahasiswi Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan

studi jenjang Strata 1 (S1).

Saya mengharapkan kesediaan Anda untuk menjadi responden dengan

cara mengisi beberapa pernyataan dalam kuesioner ini sesuai dengan keadaan diri

Anda. Tidak ada jawaban yang benar atau salah untuk setiap jawaban yang

Anda berikan. Adapun informasi atau data yang Anda berikan akan dijaga

kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas

perhatian dan bantuan Anda, saya ucapkan terima kasih.

Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Hormat Saya,

___________________

Shalsabila Ayuningtyas

LEMBAR PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya setuju untuk

secara sukarela menjadi responden penelitian ini. Data yang saya berikan adalah

data yang sebenar-benarnya dan saya menyetujui bahwa data saya akan digunakan

dalam keperluan penelitian.

Tanda Tangan

_____________

Page 80: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

68

DATA RESPONDEN

Nama/ Inisial : _______________________________________________

Usia : ____ Tahun

Fandom : _______________________________________________

No Telepon : _______________________________________________

E-mail : _______________________________________________

Lokasi Tinggal : _________________________________Contoh:

(Pesanggrahan, Jakarta Selatan)

*Centang() pada salah satu pilihan

Jenis Kelamin : ☐ Laki-laki ☐ Perempuan

Suku Bangsa : ☐ Jawa ☐ Sunda ☐Minang

☐ Lainnya, sebutkan _______________

Pendidikan Saat Ini : ☐SMP☐SMA/SMK ☐Kuliah

☐ Lainnya, sebutkan ______________

Penghasilan Per BulanOrang Tua:

☐ Kurang dari 4/000.000☐10.000.000 – 19.999.000

☐4.000.000 – 9/999.000 ☐ Lebih dari 20.000.000

BAGIAN SATU

Pada bagian ini Anda diminta untuk mengisi pertanyaan dibawah ini dengan

memberikan tanda centang () pada salah satu pilihan jawaban yang sesuai

dengan diri Anda.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah Anda masuk ke dalam grup chat online

bertemakan K-Pop

Jika ya, grup social media apa, paparkan (WA, LINE, dst):

2 Apakah Anda aktif menggunakan Instagram

Jika ya berapa lama Anda menggunakan IG untuk mencari seputar

K-Pop:

☐> 8 jam perhari

☐> 4jam- 8 jamperhari

☐1 am - 4 jam perhari

☐< 1 jam perhari

☐1 kali perminggu

3 Apakah Anda aktif menggunakan twitter

Page 81: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

69

Jika ya berapa Anda menggunakan twitter untuk mencari seputar

K-Pop:

☐> 8 jam perhari

☐> 4jam - 8 jamperhari

☐1 am - 4 jam perhari

☐< 1 jam perhari

☐1 kali perminggu

BAGIAN DUA

Pada bagian ini Anda diminta untuk memilih pernyataan yang sesuai dengan

keadaan diri Anda. Berikan tanda centang() pada jawaban yang anda pilih dari

keempat alternatif yang tersedia pada tiap-tiap pernyataan, yaitu:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh:

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya adalah penggemar yang setia.

Skala 1

No Pernyataan STS TS S SS

1 Mengirim pesan yang mengancam atau menghina

melalui komentar di media sosial.

2 Meretas (hacking) akun penggemar lain ataupun artis

mengirim pesan ke orang lain menggunakan nama

orang tersebut yang dapat mempermalukan atau

menyebabkan masalah terhadap orang tersebut.

3 Memposting gambar yang memalukan tentang artis di

internet.

4 Menyebarkan rahasia atau informasi penting orang

lain melalui live di instagram

5 Menulis lelucon memalukan, rumor, gosip atau

komentar tentang seseorang (fandom lain/artis) di

media sosial

6 Mengirim link atau screenshot rumor, gosip, dsb

tentang artis atau penggemar lain ke ruang obrolan

grup agar anggota grup membaca.

7 Mengirim pesan yang mengancam atau menghina

melalui komentar di direct massage (DM)

8 Mengirim tautan gambar yang memalukan

tentangartis ke orang lain agar mereka melihat hal

memalukan tersebut.

Page 82: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

70

9 Mengirimkan screenshot dengan tujuan untuk

mengadu domba antar fandom atau antar penggemar

lain agar terjadinya fanwar.

10 Mengirim pesan berulang kali yang menyertakan

ancaman atauitu sangat menakutkan.

11 Memposting komentar negatif yang ditujukan untuk

menghina atau menyinggung penggemar lain atau

artis.

12 Meretas (hacking) akun fanbase dan mengirimkan

pesan kepada orang lain mengatasnamakan pemilik

akun dan menyalahgunakannya atau mengambil

keuntungan.

13 Sengaja mengeluarkan seseorang dari obrolan

onlinegrup.

14 Mengirim pesan yang mengancam atau menghina

melalui komentar.

15 Membela artis meski harus menentang penggemar

lain.

16 Menyebarkan rahasia atau informasi penting orang

lain dengan cara tweeting.

Skala 2

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya pandai menahan godaan.

2 Saya kesulitan menghentikan kebiasaan buruk.

3 Saya malas.

4 Saya mengatakan hal-hal yang tidak pantas.

5 Saya melakukan hal-hal tertentu yang buruk bagi saya,

jika itu menyenangkan.

6 Saya berharap saya lebih disiplin.

7 Kesenangan membuat pekerjaan saya tidak selesai.

8 Saya sulit berkonsentrasi.

9 Saya dapat bekerja secara efektif menuju tujuan jangka

panjang.

10 Saya tidak bisa berhenti melakukan sesuatu yang salah.

11 Saya sering bertindak tanpa memikirkan alternatif.

12 Saya menolak hal-hal yang buruk bagi saya

13 Orang mengatakan bahwa saya memiliki disiplin diri

yang kuat.

Page 83: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

71

Skala 3

No Pernyataan STS TS S SS

1 Saya melamun dan berfantasi, tentang hal-hal yang

mungkin terjadipada saya.

2 Saya memiliki perasaan yang lembut dan peduli

terhadap orang-orangyang kurang beruntung.

3 Saya merasa sulit untuk melihat sesuatu dari

sudutpandang orang lain.

4 Saya tidak merasa kasihan terhadap orang lain

ketikamereka mengalami masalah.

5 Saya benar-benar terlibat dengan perasaan karakter

dalam novel.

6 Dalam situasi darurat, saya merasa khawatir.

7 Saya bersikap objektif ketika menonton film atau

bermain,dan tidak merasakan perasaan yang

mendalam.

8 Jika terjadi perselisihan, saya mencoba memahami

sudut pandangorang lain sebelum saya membuat

keputusan.

9 Ketika saya melihat seseorang dimanfaatkan, saya

merasa kasihanterhadap mereka.

10 Saya merasa tidak berdaya ketika berada ditengah-

tengahsituasi yang sangat emosional.

11 Saya mencoba memahami teman saya melalui

perspektifteman saya.

12 Saya merasa terlibat dengan buku atau film yang

bagus.

13 Ketika saya melihat seseorang terluka, sayacenderung

untuk tetaptenang.

14 Saya merasa tidak terganggu terhadap kemalangan

orang lain.

15 Jika saya yakin akan sesuatu, saya

tidakmendengarkan pendapat oranglain.

16 Setelah bermain atau menonton film, saya merasa

seolah-olah menjadibagian dari karakter yang tadi

saya tonton.

17 Berada dalam situasi emosional membuat saya takut.

18 Ketika saya melihat seseorang diperlakukan tidak

adil, kadang-kadangsaya tidak merasa kasihan

terhadap mereka

19 Saya biasanya cukup efektif dalam menangani

keadaan darurat

20 Saya sering tersentuh terhadap hal-hal yang saya

lihat.

Page 84: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

72

21 Saya mencoba untuk melihat permasalahan dari

berbagai sudutpandang.

22 Saya akan menggambarkan diri saya sebagai orang

yang baik danberhati lembut.

23 Ketika saya menonton film yang bagus, saya dapat

dengan mudahmenempatkan diri pada karakter yang

baik.

24 Saya cenderung kehilangan kontrol selama keadaan

darurat.

25 Ketika saya sedang marah pada seseorang, saya

mencoba berdiam diriuntuk sementara waktu.

26 Ketika saya membaca sebuah cerita atau novel yang

menarik, sayamembayangkan dan merasakan

bagaimana jika peristiwa dalam ceritaitu terjadi pada

saya.

27 Ketika saya melihat seseorang yang membutuhkan

pertolongan dalamkeadaan darurat, saya ikut

merasakan sedih.

28 Sebelum mengkritik orang lain, saya mencoba

membayangkan danmerasakan jika saya berada di

posisi mereka.

Page 85: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

73

Lampiran 2 : Syntax Lisrel dan Path Diagram Uji Validitas Konstruk

1. Uji Validitas Konstruk Perilaku Cyberbullying

UJI VALIDITAS KONSTRUK CB DA NI=16 NO=217 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 PM SY FI=CB.COR MO NX=16 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1 LX 11

1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 FR TD 11 4 TD 12 3 TD 3 2 TD 6 5 TD 16 15 TD 15 10 TD 14 9 TD 5 2 TD 5 1 TD 13 1

TD 8 6 TD 10 2 TD 14 10 TD 7 2 TD 8 4 TD 13 12 TD 8 3 TD 12 8 TD 16 8 TD 16 10

TD 12 2 TD 8 7 TD 10 6 TD 15 6 TD 13 6 TD 11 7 TD 12 7 TD 10 5 TD 15 5 TD 15 7

TD 11 1 TD 16 9 TD 6 3 TD 12 6 TD 6 4 TD 13 4 TD 5 3 TD 9 2 TD 11 2 TD 4 3 TD 14

12 TD 11 3 TD 8 5 TD 8 2 TD 15 11 TD 15 3 TD 15 14 LK CB PD OU TV SS MI

Page 86: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

74

2. Uji Validitas General Self Control

UJI VALIDITAS KONSTRUK SCGSD DA NI=9 NO=217 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 PM SY FI=SCGSD.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR TD 6 5 TD 9 3 TD 8 4 TD 9 6 TD 7 5 TD 9 5 TD 8 1 LK SCGSD PD OU TV SS MI

Page 87: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

75

3. Uji Validitas Impulse Control

UJI VALIDITAS KONSTRUK SCIC DA NI=4 NO=217 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 PM SY FI=SCIC.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 4 1 LK SCIC PD OU TV SS MI

4. Uji Validitas Perspective Taking

UJI VALIDITAS KONSTRUK E_PT DA NI=7 NO=217 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 PM SY FI=E_PT.COR MO NX=7 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 3 1 TD 7 6 TD 7 1 TD 4 1 LK E_PT PD OU TV SS MI

Page 88: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

76

5. Uji Validitas Fantasy

UJI VALIDITAS KONSTRUK E_F DA NI=7 NO=217 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 PM SY FI=E_F.COR MO NX=7 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 4 2 TD 2 1 LK E_F PD OU TV SS MI

Page 89: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

77

6. Uji Validitas Emphatic Concern

UJI VALIDITAS KONSTRUK E_EC DA NI=7 NO=217 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 PM SY FI=E_EC.COR MO NX=7 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 6 5 TD 5 4 TD 3 1 LK E_EC PD OU TV SS MI

Page 90: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

78

7. Uji Validitas Personal Distress

UJI VALIDITAS KONSTRUK E_PD DA NI=7 NO=217 MA=PM LA X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 PM SY FI=E_PD.COR MO NX=7 NK=1 LX=FR PH=ST TD=SY FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 7 5 TD 4 2 TD 7 4 TD 7 1 TD 6 5 TD 5 4 LK E_PD PD OU TV SS MI

Page 91: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

79

Lampiran 3 : Tabel Hasil Analisa Data dan Uji Hipotesis

1. Tabel Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

T_CB 217 42.89 118.66 50.0000 9.68136

T_SC_GSD 217 35.04 83.86 50.0000 8.16454

T_SC_IC 217 9.75 66.97 50.0000 9.99500

T_E_PT 217 9.81 65.01 50.0000 8.81400

T_E_F 217 24.81 68.05 50.0000 8.69632

T_E_EC 217 17.25 66.89 50.0000 8.13434

T_E_PD 217 25.63 67.33 50.0000 8.45710

JK 217 .00 1.00 .0691 .25425

SES 217 1.00 4.00 1.6866 .83525

Valid N (listwise) 217

2. Tabel R-Square

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .391a .153 .121 9.07829 .153 4.706 8 208 .000

a. Predictors: (Constant), SES, T_SC_GSD, JK, T_E_F, T_E_PD, T_SC_IC, T_E_PT, T_E_EC

Page 92: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

80

3. Tabel Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3103.010 8 387.876 4.706 .000a

Residual 17142.408 208 82.415

Total 20245.418 216

a. Predictors: (Constant), SES, T_SC_GSD, JK, T_E_F, T_E_PD, T_SC_IC, T_E_PT, T_E_EC

b. Dependent Variable: T_CB

4. Tabel Koefisien Regresi Masing-masing Variabel

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 55.604 12.356 4.500 .000

T_SC_GSD .068 .108 .057 .628 .530

T_SC_IC -.042 .066 -.044 -.647 .519

T_E_PT -.165 .080 -.150 -2.060 .041

T_E_F .129 .076 .116 1.700 .091

T_E_EC -.181 .110 -.152 -1.646 .101

T_E_PD .090 .077 .079 1.169 .244

JK 7.704 2.539 .202 3.034 .003

SES -.640 .766 -.055 -.835 .404

a. Dependent Variable: T_CB

Page 93: PENGARUH SELF-CONTROL, EMPATI DAN FAKTOR DEMOGRAFIS ... · PADA KOMUNITAS PENGGEMAR K-POP. Skripsi . Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh . Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

81

5. Tabel Analisis Proporsi Varians

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .204a .042 .037 9.49992 .042 9.330 1 215 .003

2 .221b .049 .040 9.48540 .007 1.659 1 214 .199

3 .283c .080 .067 9.35197 .031 7.150 1 213 .008

4 .300d .090 .073 9.32351 .010 2.303 1 212 .131

5 .334e .112 .091 9.23145 .022 5.249 1 211 .023

6 .339f .115 .090 9.23766 .003 .716 1 210 .398

7 .388g .150 .122 9.07173 .036 8.753 1 209 .003

8 .391h .153 .121 9.07829 .003 .698 1 208 .404

a. Predictors: (Constant), T_SC_GSD

b. Predictors: (Constant), T_SC_GSD, T_SC_IC

c. Predictors: (Constant), T_SC_GSD, T_SC_IC, T_E_PT

d. Predictors: (Constant), T_SC_GSD, T_SC_IC, T_E_PT, T_E_F

e. Predictors: (Constant), T_SC_GSD, T_SC_IC, T_E_PT, T_E_F, T_E_EC

f. Predictors: (Constant), T_SC_GSD, T_SC_IC, T_E_PT, T_E_F, T_E_EC, T_E_PD

g. Predictors: (Constant), T_SC_GSD, T_SC_IC, T_E_PT, T_E_F, T_E_EC, T_E_PD, JK

h. Predictors: (Constant), T_SC_GSD, T_SC_IC, T_E_PT, T_E_F, T_E_EC, T_E_PD, JK, SES