PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT -...

129
PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIQIH SISWA MTs ISLAMIYAH CIPUTAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Ari Noer Khoiriyah NIM 111400110000063 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/ 1404 H

Transcript of PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT -...

PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIQIH SISWA

MTs ISLAMIYAH CIPUTAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh

Ari Noer Khoiriyah NIM 111400110000063

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/ 1404 H

i

ABSTRAK

Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa

MTs Islamiyah Ciputat.

Kata Kunci : Reward dan Punishment, Motivasi Belajar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh reward dan

punishment terhadap motivasi belajar fiqih siswa. Penelitian ini dilaksanakan di

MTs Islamiyah Ciputat. Metode penelitian yang diguanakan adalah kuesioner

(angket). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random

sampling. Sampel penelitian berjumlah 30 siswa. Teknik analisis data dalam

penelitian ini yaitu analisis regresi liniear berganda. Analisis statistik

mendapatkan korelasi berganda antara reward dan punishment secara simultan

(bersama-sama) dan parsial (terpisah) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

motivasi belajar fiqih. Data diambil dari hasil analisis parsial dimana thitung X1 dan

thitung X2 lebih besar dari ttabel (3,812 dan 2,248 > 2,048) pada taraf signifikan 5%.

Hasil analisis simultan dimana fhitung lebih besar dari ftabel (16,134 > 3,35) pada

taraf signifikan 5%. Kemudian adjustend R square yaitu 0,544 atau 54,4%. Oleh

karena itu motivasi belajar fiqih di MTs Islamiyah Ciputat bisa dijelaskan oleh

kedua variabel independen yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan antara reward dan punishment terhadap motivasi belajar fiqih

siswa. Berikut hasil persamaan regresinya:

Y = 0, 2395 + X1 0,657 + X2 0,319

ARI NOER KHOIRIYAH

ii

ABSTRAC

Effect of Reward and Punishment Against Student Fiqh Motivation MTs

Islamiyah Ciputat.

Keywords: Reward, Punishment, Motivation

This study aims to detemine the effect of reward and punishment to the

students’ learning fiqh motivation. This study was conducted in MTs Islamiyah

Ciputat. The method used is questionnaire (questionnaire). Sampling was done using

random sampling technique.The research sample was 30 students. The date analysis

techniques in this study are multiple linear regression analysis. Statistical analysis

gets multiple correlastion between reward and punishment simultaneously

)simultaneously) and partially (partially) has a positive and significant effect on

learning fiqh motivation. Data is taken from partial analysis where t count X1 and t

count X2 sgreater than t table (3,812 and 2,248 > 2,048) at a significant level of 5%.

The result of simultaneous analysis where f count is greater than f table (16,134 >

3,35) at a significant level of 5%. Therefore the motivation to learn fiqh in MTs

Islamiyah Ciputat can be explained by the two independent variables used. This

showsthat there is significant influence between reward and punishment to the

students’ learninng fiqh motivation. Below the regression equation result:

Y = 0,2395 + X1 0,657 + X2 0,319

ARI NOER KHOIRIYAH

iii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الر حمن الر حيم

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil ‘aalamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah

memberikan banyak nikmat, dan hidayah sehingga saya dapat menyelesaikan

penyusunan skipsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi

besar Muhammad SAW, yang selalu mencintai dengan kasih sayang Aamiin.

Alhamdulillah, atas karunia dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul PENGARUH REWARD dan

PUNISHMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIQIH SISWA MTs

ISLAMIYAH CIPUTAT.

Terimakasih yang teramat banyak kepada orang tua tecinta Ayahanda

Mahdi Hidayat dan Ibunda Mursidah, atas segala pengorbanan dan kasih

sayang yang tercurahkan, yang telah mengajarkan penulis kebaikan, makna hidup,

dan telah mendidik penulis dengan kasih sayang sejak kecil.

Selama proses skripsi ini, penulis menyadari banyak kesulitan dan

hambatan yang dihadapi. Namun atas bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak

penulis dapat menyelesaikannya. Pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih juga kepada:

1. Prof. Dr. Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakata.

2. Dr. Abdul Majid Khon, MA Ketua Jurusan dan Dosen Penasihat

Akademik Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Marhamah Shaleh, Lc, MA Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Rusdi Jamil, M. Ag Dosen pembimbing Skripsi yang selalu

meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis.

iv

5. Aep Saepullah, S. Pd Kepala Sekolah MTs Islamiyah Ciputat, yang telah

membeikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MTs

Islamiyah Ciputat.

6. Drs. Aris Herdiana Guru Fiqih Kelas VII VIII IX di MTs Islamiyah

Ciputat, yang telah memberikan izin dan menyediakan waktu untuk

penulis teliti di MTs Islamiyah Ciputat.

7. Khopipatun Shofwa dan Abdul Rofi adik tersayang, serta keluarga besar

tersayang yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis.

8. Partner yang selalu memberi semangat, membantu, dan mendoakan

Syahruli.

9. Sahabat-sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan semangat,

kasih sayang, serta teman-teman seperjuangan PAI anggkatan 2014 UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya PAI B yang telah memberikan

semangat selama ini.

Serta semua pihak yang berjasa, mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dan

doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah

SWT. didunia dan akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.

Jakarta,03 Desember2018

Penulis

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

ABSTRAK ............................................................................................................... i

ABSTRAC ............................................................................................................... ii

KATAPENGANTAR ............................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. v

DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii

DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

F. Kegunaan Penelitian .................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Tentang Reward ............................................................ 8

1. Pengertian Reward ................................................................. 8

vi

2. Jenis-jenis Reward ................................................................. 10

3. Syarat-syarat Reward ............................................................. 12

4. Tujuan Pemberian Reward. .................................................... 13

B. Tinjauan Tentang Punishment ..................................................... 14

1. Pengertian Punishment ........................................................... 14

2. Macam-macam Punishment ................................................... 18

3. Syarat-syarat Punishment ....................................................... 20

4. Tujuan Pemberian Punishment ............................................. 21

5. Konsep Hukuman dalam Pendidikan Islam Perspektif

Abdullah Nashih Ulwan ......................................................... 23

C. Persamaan dan Perbedaan Reward dan Punishment .................... 27

D. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar.............................................. 28

1. Pengertian Motivasi Belajar ................................................... 28

2. Jenis-jenis Motivasi ............................................................... 31

3. Cara Membangkitkan Motivasi .............................................. 32

4. Peran dan Fungsi Motivasi dalam belajar .............................. 35

5. Bentuk-bentuk Motivasi dalam belajar .................................. 37

6. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ................................. 37

E. Tinjauan Tentang Fiqih ................................................................ 38

1. Pengertian Fiqih ..................................................................... 38

2. Ruang Lingkup Fiqih di Madrasah Tsanawiyah .................... 40

3. Tujuan Ilmu Fiqih di Madrasah Tsanawiyah ......................... 40

F. Hasil Penelitian Relevan .............................................................. 41

G. Kerangka Berfikir ........................................................................ 42

H. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 46

B. Metode dan Desain Penelitian .................................................... 46

C. Populasi dan Sampel .................................................................... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 48

vii

E. Uji Coba Instrumen ...................................................................... 51

F. Teknik Analisis Data .................................................................... 53

G. Hipotesis Statistik ........................................................................ 56

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data .............................................................................. 58

B. Pengujian Prasyarat dan Analisis Pengujian ................................ 60

Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................. 60

1. Uji Multikolinearitas .............................................................. 60

2. Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 61

3. Uji Normalitas ........................................................................ 62

C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 71

B. Implikasi ...................................................................................... 72

C. Saran ............................................................................................ 72

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 74

LAMPIRAN-LAMPIRAN

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Kerangka Pemikiran................................................................................ 45

Tabel 3.1 Kis-kisi Angket Motivasi ........................................................................ 49

Tabel 3.1 Kis-kisi Angket Reward dan Punishment ............................................... 49

Tabel 3.2 Sekala Likert ........................................................................................... 50

Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa .................................................................................. 58

Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................................... 60

Tabel 4.3 Hasil Persamaan Regresi Berganda ........................................................ 63

Tabel 4.4 Koefisien Determinasi ............................................................................ 64

Tabel 4.5 Hasil Uji t ................................................................................................ 65

Tabel 4.6 Anova, hasil Uji f .................................................................................... 67

Tabel 4.7 Penolong Uji Regresi Linear Berganda .................................................. 68

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 59

Grafik 4.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas .......................................................... 59

Grafik 4.3 Hasil Uji Heterokedastisidas ................................................................. 61

Grafik 4.4 Hasil Histogram Uji Normalitas ............................................................ 61

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Uji Referensi

Lampiran 2. Data Siswa MTs Islamiyah Ciputat

Lampiran 3. Data Guru MTs Islamiyah Ciputat

Lampiran 4. Kisi-kisi Angket

Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Instrumen

Lampiran 6. Hasil Uji Reabilitas Instrumen

Lampiran 7. Angket Kuesioner

Lampiran 8. Data Hasil Sebar angket/Kuesioner

Lampiran 9. Penolong Uji Regresi Linear Berganda

Lampiran 10. Hasil Uji Asumsi Klasik

Lampiran 11. Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Lampiran 12. Tabel t

Lampiran 13. Tabel f

Lampiran 14. Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 15. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 16. Surat Tanda Bukti Penelitian

Lampiran 17. Photo Dokumentasi

Lampiran 18. Biodata Penulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap

perkembangan suatu bangsa. Sejarah membuktikan ketika Jepang mengalami

kehancuran dahsyat akibat boom atom yang diluncurkan Amerika Serikat

terhadap kota Hirosima dan Nagasaki, yang mereka bicarakan pertama kali

adalah berapa banyak jumlah guru yang masih hidup?. Maka begitu

pentingnya pendidikan bagi setiap manusia.1

Kata pendidikan sering diartikan bermacam-macam, secara umum

pendidikan ialah pemberian bimbingan atau pengaruh, perlindungan, serta

bantuan yang diberikan untuk anak didik agar cukup cakap dalam

melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Ada yang mengatakan pendidikan itu

ialah sekolah atau lembaga. Ada juga yang mengatakan pendidikan ialah

usaha dari manusia, yakni usaha sadar untuk membimbing pertumbuhan dan

perkembangan anak didik yang dilakukan dengan sengaja dan terencana

melalui proses bimbingan, pengajaran, dan latihan atau pembiasaan yang

dapat membangkitkan suasana belajar dan proses pembelajaran, yang

menjadikan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi kepribadian,

kecerdasan, spiritual agama, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,

dan Negara, dan hal itu dapat dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah

berlangsung seumur hidup.2

Proses pendidikan dikatakan seumur hidup sebab pendidikan adalah

kehidupan. Artinya, pendidikan adalah pengalaman belajar diberbagai

1 Syaifurrahman, DKK, Manajemen dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h.

51. 2 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h.

5-8.

2

lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi

perkembangan individu.3

Pembelajaran merupakan suatu proses dimana berbagai pengalaman

diberikan dan dialami oleh siswa sehingga menghasilkan perubahan yang

relatif permanen pada tingkah laku baru yang nampak, melainkan ada

perubahan dalam segi kognitif maupun afektif yang belum atau tidak muncul

pada tingkah laku nyata.4

Untuk mendukung pendidikan dan proses pembelajaran agar tercapai

tujuan pendidikan, dibutuhkan motivasi yang tinggi untuk siswa. Motivasi

adalah kesiapan untuk belajar.5 Motivasi anak-anak untuk belajar terletak pada

pencapaian sukses di dalam sekolah. Karena kemajuan teknologi yang pesat,

basis pengetahuan yang selalu berubah dan kebutuhan tempat kerja yang

bergeser, motivasi terus-menerus untuk belajar menjadi ciri dari prestasi

individu sepanjang hayat mereka.6 Motivasi belajar timbul karena faktor

ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi ekstrinsik, motivasi yang timbul karena ada

rangsangan dari luar, sementara motivasi intrinsik, dorongannya dari individu

itu sendiri tanpa ada dorongan dari luar.7

Pendapat diatas mengisyaratkan betapa pentingnya motivasi dalam

belajar, begitu pula pembelajaran fiqih perlu ada yang mendorong agar siswa

mau tekun belajar, sehingga terampil dalam melaksanakan pekerjaan yang

berkenaan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu motivasi perlu

ditanamkan kepada siswa, yang diharapkan dapat memberikan energi positif

siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.

3 Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam

Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 27. 4 Fadhilah Suralaga, Dkk, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah, 2010), h. 94. 5 Wendy L. Ostroff, Memahami Cara Anak-anak Belajar, Terj. B. Endra Tanidjaja,

(Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 7. 6 Paul Eggen, DKK, Strategi dan Model Pembelajaran, Terj. Hermawan, (Jakarta: PT

Indeks, 2012), h. 67. 7 Ade Yuliasari dan Nanang Indiarsa, Peran Dominan Moitvasi Intrinsik dan Motivasi

Ekstrinsik Siswa Putri dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal, Jurnal Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan, Vol. 01, 2013. h. 315.

3

Reward dan punishment merupakan dua bentuk alat dalam memotivasi

seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Kedua

alat pembelajaran ini sering digunakan dalam dunia pendidikan, tidak hanya di

dunia pendidikan Islam juga mengenal reward dan punishment sebagai pahala

dan dosa.

Dalam dunia pendidikan, kita sering menjumpai anak dengan karakter

yang berbeda-beda. Ada anak yang mudah dibina, dan ada yang sulit dibina,

sebagian anak ada yang giat belajar dan sebagian yang lain malas belajar,

sebagian mereka belajar untuk maju dan meraih cita-cita di masa depan dan

sebagian lain belajar hanya untuk terhindar dari hukuman. Pada pembelajaran

fiqih anak masih sulit dibina ketika pratik ibadah masih merasa malu dan

bermalas-malasan. Sikap anak tersebut hadir karena kurangnya peringatan

sejak dini dan apabila kita menyepelehkan kesalahan-kesalahan kecil dari anak

maka akan berakibat kesalahan yang besar.

Maka dari itu pembelajaran harus disajikan dengan alat pembelajaran

yang menarik yang melibatkan siswa secara aktif. Belum lagi Untuk itu

diperlukan alat belajar yang sesuai dan dapat meningkatkan motivasi belajar

siswa salah satunya dengan menerapkan alat pembelajaran yaitu reward dan

punishment.

Reward adalah penghargaan, penghargaan disini adalah sesuatu yang

menyenangkan yang dijadikan sebagai hadiah bagi anak yang berprestasi baik

dalam belajar maupun sikap berperilaku.8 Sedangkan punishment adalah

hukuman, hukuman diberikan karena adanya pelanggaran yang dilakukan oleh

peserta didik yang dilakukan secara berulang-ulang maupun tidak.9

Di dalam al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan tentang

penghargaan atau reward dan hukuman. Reward dan hukuman ini di dalam

Islam dijadikan metode dakwah guna memotivasi umat Islam untuk selalu

8 Ramayulis, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta:P Kalam Mulia, 2015), h. 223.

9 Ibid, h. 223.

4

berperilaku amar ma’ruf nahi munkar (mengerjakan yang baik dan

meninggalkan yang buruk).

Ayat yang berkaitan dengan reward (reward) diantaranya Allah SWT

memberi reward pahala 10 kali lipat bagi orang yang berbuat baik agar

hambaNya termotivasi untuk selalu beramal shalih yaitu dalam al-Qur’an surat

al-An’am [6]: 160.

Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali

lipat amalnya dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia

tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang

mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).10

Adapun ayat yang berkaitan dengan punishment (hukuman) salah

satunya yang berbicara tentang hukuman bagi orang kafir, terdapat dalam

surat al-Anfal [8]: 13.

(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka

menentang Allah dan Rasul-Nya; dan Barangsiapa menentang Allah dan

Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya Allah Amat keras siksaan-Nya.11

10

Kemenag. RI, Al-Qur’an dan Terjemah Untuk Wanita, (Bandung, Oasis Terrace

Recident, 2012), h. 150. 11

Ibid., h. 178.

5

Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa reward dan punishment tidak

hanya terjadi di dunia pendidikan formal saja, di dalam kehidupan manusia

reward dan punishment diajarkan agar kita selalu termotivasi agar tujuan

hidup tercapai ke arah yang baik. Begitu juga dalam dunia pendidikan formal

reward dan punishment dijadikan alat pendidikan sebagai suatu tindakan atau

atau situasi yang sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan

menerapkan reward dan punishment ini diharapkan dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa sehingga siswa lebih antusias dalam belajar.

Dalam memberikan reward banyak guru yang tidak berhasil, karena

saat memberi ganjaraan kenyataannya masih banyak siswa yang iri hati

dengan siswa lain yang diberi reward. Juga dengan hukuman, hukuman adalah

hal yang lebih sensitif dibandingkan dengan reward, akhir-akhir ini dunia

pendidikan mendapat sorotan karena hukuman. Berita mengabarkan, guru di

Sampang menjadi korban kekerasan murid, karena pada saat pelajaran siswa

tidak mendengarkan pelajaran, dan justru mengganggu teman-temannya

dengan mencoret-coret lukisan temannya, kemudian sang guru memberi

hukuman yang baik dengan menegur si murid, tetapi murid justru semakin

menjadi-jadi, akhirnya guru memberi hukuman yang kedua dengan mencoret

bagian pipi siswa dengan lukisan dan siswa tidak terima hingga memukul guru

tersebut.12

Seorang guru memiliki peran penting untuk membangkitkan kembali

keinginan belajar siswa dan menertibkan siswa, pemberian rangsangan yang

diberikan oleh guru dapat membentuk motivasi siswa. Dengan adanya alat

pembelajaran berupa reward disini diharapkan bisa menimbulkan energi

dalam belajar dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan

dengan diberikan punishment diharapkan dapat menertibkan siswa yang dalam

proses belajar juga menjadikan perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan

murid.

12

Lukman Hakim, “Guru di Sampang Meninggal Setelah dipukul Siswanya”, Sindo

News, Surabaya: 2 Februari 2018.

6

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIQIH SISWA MTs ISLAMIYAH

CIPUTAT”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Kurang maksimalnya penerapan reward terhadap siswa pada saat proses

pembelajaran.

2. Kurang maksimalnya penerapan punishment terhadap siswa pada saat

proses pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti memberikan pembatasan

masalah sebagai ruang lingkup dalam penelitian yang dilakukan, yaitu:

1. Penerapan reward sebagai upaya memotivasi belajar fiqih siswa di kelas

VIII MTs Islamiyah Ciputat

2. Penerapan punishment sebagai upaya memotivasi belajar fiqih siswa di

kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan reward dalam pembelajaran fiqih di MTs

Islamiyah Ciputat?

2. Bagaimana pelaksanaan punishment dalam pembelajaran fiqih di MTs

Islamiyah Ciputat?

3. Apakah reward dan punishment memiliki pengaruh positif yang signifikan

terhadap motivasi belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat?

7

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pelaksanaan reward dalam pembelajaran fiqih di MTs

Islamiyah Ciputat?

2. Untuk mengetahui pelaksanaan punishment dalam pembelajaran fiqih di

MTs Islamiyah Ciputat?

3. Untuk menguji Pengaruh reward dan punishment terhadap motivasi

belajar motivasi belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat?

F. Kegunaan Penelitian

Suatu penelitian mempunyai harapan bahwa hasil dari penelitian akan

berguna bagi orang lain. Dalam penelitian ini ada beberapa kegunaan yaitu:

1. Kegunaan Teoritis

Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia

pendidikan dalam pengajaran fiqih terutama dalam hal penggunaan alat

pembelajaran berupa reward dan punishment.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Peneliti

Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan khususnya yang

terkait dengan penggunaan alat belajar reward dan punishment.

b. Bagi Guru

Mendapat pengalaman menggunakan alat pembelajaran reward dan

punishment dan mendapat motivasi untuk terus berkreasi untuk

meningkatkan kualifikasi propesionalisme.

c. Bagi Siswa

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan kreatif,

memotivasi siswa membangun kepercayaan diri, serta

mengembangkan potensi siswa mengarah pada pembentukan

kemampuan sikap agar lebih mentaati peraturan disekolah maupun

diluar sekolah.

8

d. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi bagi

pembenahan sistem belajar fiqih guna peningkatan motivasi belajar

siswa, profesionalisme guru dan pada akhirnya kualitas sekolah.

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Dekripsi Teoretik

1. Tinjauan Tentang Reward

a. Pengertian Reward

Menurut Tatang S, “Reward adalah menawarkan hadiah bagi anak

didik yang melaksanakan berbagai perintah dan meningalkan larangan”.1

Reward juga dapat diartikan sebagai alat pendidikan represif yang

menyenangkan, reward disini diberikan kepada anak-anak yang

menunjukkan prestasi baik dalam prestasi belajarnya maupun prestasi

kepribadiannya seperti kelakuannya baik, kerajinannya, dan sebagainya.2

Menurut Ngalim Purwanto, reward disini merupakan salah satu alat

pendidikan, dimana alat ini untuk mendidik anak-anak agar anak

merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat

penghargaan. Umumnya anak mengetahui bahwa pekerjaan dan

perbuatannya yang menyababkan ia mendapatkanm reward yang

baik. Selanjutnya sebagai pendidik bermaksud dengan adanya reward

tersebut anak lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau

mempertinggi prestasi yang telah dapat dicapainya. Dengan

kata lain anak menjadi lebih keras kemauannya untuk bekerja atau

berbuat baik lagi.3

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan reward adalah

segala sesuatu berupa penghargaan yang menyenangkan yang diberikan

kepada siswa dari hasil pekerjaannya dalam pendidikan yang baik dengan

tujuan agar siswa selalu berbuat baik.

1Tatang S., Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 97.

2 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 60.

3 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoreti dan Praktis, (Jakarta: Roda Karya, 2007), h

.182.

9

Jadi, penghargaan disini yang terpenting bukanlah hasilnya yang

dicapai oleh peserta didik melainkan bertujuan membentuk kemauan yang

tinggi serta kerja keras yang lebih dari hasil yang dicapai peserta didik.

reward bagi seorang pendidik mengajarkan kita untuk berbuat baik dan

berbudi luhur, dalam Islam juga mengenal adanya reward yakni berupa

pahala, pahala dapat diberikan kepada hamba Allah SWT yang

mengerjakan kebaikan, dijelaskan dalam al-Qur‟an al-Zalzalah [99] ayat

7:

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya

Dia akan melihat (balasan)nya.4

Di dalam al-Qur‟an juga dijelaskan bahwa kita dianjurkan untuk

selalu berbuat kebaikan, yaitu dalam Q.S al-Baqarah [2] ayat 261 yang

berbunyi:

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang

menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih

yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah

melipat gandakan (reward) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah

Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.5

4 Kemenag. RI, Al-Qur‟an dan Terjemah Untuk Wanita, (Bandung: Oasis Terrace Recident,

2012), h. 599. 5 Ibid., h. 44.

10

Ayat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam Islam diperintahkan

untuk selalu berbuat baik, begitu juga dalam dunia pendidikan reward

dapat melatih anak untuk melakukan pekerjaan dan perbuatan yang baik

bagi siswa agar tujuan belajarnya tercapai, begitu juga bagi guru reward

dapat mengajarkan seorang guru berbuat kebaikan kepada murid,

menyayangi murid, dan melatih murid senantiasa berbuat baik. Reward

tidak hanya dijelaskan dalam dunia pendidikan, dalam Islam reward

dikenal sebagai pahala, pemberian reward dalam konteks pendidikan

dapat diberikan bagi siapa saja yang berprestasi dan lebih giat dalam

belajar sehingga siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk selalu

berusaha menjadi lebih baik lagi, sebagaimana yang telah dilakukan oleh

Rasulullah dalam sebuah hadis berikut:

اعة ت فضل عن عبد الله بن عمر أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال صلة الم صلة الفذ بسبع وعشرين درجة

Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam

bersabda,”Shalat berjama‟ah mengungguli shalat sendirian dua puluh

tujuh derajat. (H.R Bukhari dan Muslim)6

b. Jenis-jenis Reward

Reward tidak hanya diberikan semena-mena, guru harus bisa

memilah manakah reward yang baik diberikan kepada siswa. Sebagai alat

pendidikan banyak sekali macam-macam reward, disini ada beberapa

macam reward diantaranya :

6 „Aidh Al-Qorni, Bulughul Maram Hadis-hadis Pilihan Tentang Islam, (Jakarta: Qithi Press

2006), h.

11

1) Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu

jawaban yang diberikan oleh anak.

2) Guru memberikan kata berupa pujian seperti “Tulisanmu sudah baik

nak, kalau terus berlatih, tentu akan lebih baik lagi”.

3) Pekerjaan juga merupakan reward, misalnya ketika anak sudah cukup

baik mengerjakan satu soal, kemudian diberikan soal tambahan yang

lebih sukar.

4) Reward tidak hanya perorangan bisa diberikan kepada seluruh kelas,

dengan membolehkan mereka bernyanyi di dalam kela bersama, atau

pergi berdarmawisata.

5) Reward yang satu ini sering diberikan kepada anak yakni berupa

benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak, misalnya

penil, buku tuli, permen, atau makanan lainnya.7

Dari uraian diatas Reward bisa dilakukan dari hal yang paling

mudah dari menggunakan isyarat tubuh, kata-kata pujian,

pekerjaan/latihan, benda-benda, seni, wisata berpendidikan. Selain itu

macam-macam reward menurut Alisuf Sabri secara garis besar dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

Reward yang diberikan oleh pendidik kepada anak didik berupa: (a)

pujian, adalah bentuk reward yang paling mudah karena hanya

berupa kata-kata seperti baik sekali, bagus, atau dapat berupa kata-

kata sugesif “lain kali hasilnya akan lebih bagus lagi”, (b)

peghormatan, reward yang berbentuk penghormatan ini ada dua

macam, pertama beberbentuk semacam penobatan yaitu anak dapat

reward diumumkan di depan teman-temannya, kedua penghormatan

berbentuk pemberian kesempatan misalnya anak yang dapat

mengerjakan pr sulit disuruh mengerjakan di depan papan tulis agar

dilihat teman-temannya, (c) hadiah, reward yang diberikan dalam

bentuk barang seperti alat-alat keperluan sekolah misalnya pensil,

pulpen, penggaris atau dapat berbentuk barang seperti kaos, baju, alat

7 Ngalim Purwanto, op. cit., h.183.

12

permainan dan sebagainya. reward dalam bentuk barang ini sering

mendatangkan pengaruh negatif dalam belajar yaitu anak belajar

bukannya karena ingin mengejar pengetahuan tetapi semata-mata

karena ingin mendapat hadiah, akibatnya apabila dalam belajarnya

tidak memperoleh hadiah maka anak menjadi malas, (d) tanda

penghargaan, reward yang bukan dalam bentuk barang tetapi bentuk

surat/sertifikat sebagai simbol atas prestasi yang dicapai oleh si anak.

reward simbolis ini besar sekali pengaruhnya terhadap kehidupan

pribadi anak sehingga dapat menjadi pendorong bagi perkembangan

anak selanjutnya.8

Dari berbagai macam reward diatas, pendidik dapat menggunakan

reward dalam penerapan pembelajaran dikelas guna memancing motivasi

siswa dan memberi penghargaan kepada siswa, tentunya sebelum

memberikan reward pendidik harus mengerti karakter siswa terlebih

dahulu dan harus melihat kondisi yang baik pula saat memberikan

penghargaan. Selain menggunakan berbagai macam dalam memberikan

reward, ada hal-hal penting saat memberikan reward yakni syarat-syarat

dalam memberikan reward.

c. Syarat-syarat Reward

Banyak para ahli mengatakan bahwa reward itu dapat

menimbulkan persaingan yang tidak sehat pada murid-murid, oleh karena

itu pendidik harus memperhatikan beberapa syarat di bawah ini saat

memberi reward:

1) Saat memberi reward guru harus mengenal betul-betul murid-

muridnya dan tahu menghargai dengan tepat, sebab reward dan

penghargaan yang salah dan tidak tepat dapat membawa akibat yang

tidak diinginkan.

2) Reward yang diberikan kepada anak janganlah menimbulkan rasa

cemburu atau iri hati bagi anak yang lain.

8 Alisuf Sabri, op.cit., h. 60-61.

13

3) Memberi reward hendaknya hemat, terlalu sering memberi reward

atau penghargaan akan menjadi hilang arti reward itu sebagai alat

pendidikan.

4) Ketika memberi rewardg, janganlah menjanjikan terlebih dahulu

sebab hanyalah akan membuat anak-anak berburu-buru dalam bekerja

dan akan membawa kesukaran-kesukaran bagi anak yang kurang

pandai.

5) Pendidik harus berhati-hati saat memberi reward, jangan sampai

reward yang diberikan anak-anak diterimanya sebagai upah dari jerih

payah yang dilakukannya.9

Agar reward dapat berjalan dengan baik dan benar, hendaknya

reward yang diberikan pendidik itu memenuhi syarat-syarat yang telah

dipaparkan diatas. Berdasarkan syarat-syarat diatas, dalam memberikan

reward seorang guru dan pihak sekolah tentunya mengetahui siapa yang

berhak diberikan reward, reward disini diberikan guru atau pihak sekolah

dengan cara yang bijaksana agar tidak timbul iri hati kepada siswa yang

lain, yang tidak mendapatkan reward.

d. Tujuan Pemberian Reward

Tujuan diadakan reward adalah sebagai berikut:

Reward bertujuan untuk mendidik anak-anak agar dapat merasa

senang karena perbuatannya mendapatkan penghargaan, kemudian dengan

adanya reward anak menjadi giat lagi dalam belajar, memperbaiki atau

mempertinggi prestasiyang telah dicapainya. Reward juga menjadikan

anak lebih keras lagi kemaunnya untuk berbuat yang lebih baik lagi,

9 Ngalim Purwanto, op. cit., h. 184.

14

sehingga terbentuk kata hati dan kemauan yang baik dan lebih keras lagi

terhadap anak.10

Kemudian reward dapat diartikan penghargaan terhadap usaha

atau kerja keras dan prestasi yang telah dicapai oleh anak didik, selain itu

juga reward (reward) diadakan untuk penguatan positif agar anak didik

dapat memperkuat usahanya sehingga dapat mempertahankan dan

meningkatkan prestasi yang dicapai.11

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa reward

diadakan bertujuan untuk:

1) Reward bertujuan untuk memotivasi anak agar anak selalu berbuat

baik dan menyadari anak disetiap perbuatan baiknya itu memiliki

reward.

2) Reward bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi

yang telah dicapai anak didik.

2. Tinjauan Tentang Punishment

a. Pengertian Punishment

Menurut Tatang. S, “Punishment dapat diartikan menetapkan sanksi

hukum yang bersifat mendidik bagi semua anak didik yang melanggar

peraturan, baik dalam keluarga, sekolah maupun lingkungan sekitarnya”.12

Hukuman merupakan alat pendidikan terakhir dilakukan apabila

teguran dan peringatan tidak mampu lagi untuk mencegah terjadinya

pelanggaran, hukuman dilakukan dengan sengaja dan secara sadar kepada

anak didik yang melakukan suatu kesalahan, agar anak didik tersebut

10

Ibid., h. 182. 11

Alisuf Sabri, op.cit., h. 60. 12

Tatang S., op. cit., h. 97.

15

menyadari kesalahannya dan berjanji dalam hatinya untuk tidak

mengulanginya.13

Dalam dunia pendidikan Islam melarang keras adanya hukuman

yang bersifat keras dan kekasaran terhadap subyek didik, karena paksaan

terhadap fisik di dalam upaya pendidikan sangat membahayakan subyek

didik, terutama anak-anak yang masih kecil. Salah satu tokoh pendidikan

Islam, Ibnu Khaldun seorang ahli dari Islam yang mengecam, bahkan anti

kekerasan dan kekasaran dalam pendidikan. Menurutnya, hukuman dalam

pendidikan belum tentu menjadi alat yang efektif, tetapi sebaliknya justru

menjadi semakin besarnya efek negative dalam diri peserta didik.14

Islam mengenal punishment sebagai larangan dan dosa, di dalam al-

Qur‟an banyak ayat yang menjelaskan punishment (hukuman), salah

satunya yaitu al-Qu‟an surat al-Zalzalah [99 ] ayat 8:

Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,

niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.15

Kemudian Islam melarang keras kepada umatnya berbuat dosa,

sesuai dengan yang dijelaskan dalam al-Qur‟an surat al-An‟am [6] ayat

120:

13

Aliuf Sabri, op. cit., h. 57. 14

Warul Walidin, Konstelasi Pemikiran Pedailgogik Ibnu Khaldun Perspektif Pendidikan

Modern, (Yogyakarta: Suluh Press, 2005), Cet. II, h. 105-106. 15

Kemenag., op. cit., h. 599.

16

Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi.

Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi

pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah

kerjakan.16

Kedua ayat tersebut menjelaskan dalam Islam punishment itu ada

jika seseorang melakukan perbuatan dosa, begitu juga dalam dunia

pendidikan punishment ada karena anak didik telah melanggar peraturan

yang tidak sesuai dengan norma, dengan adanya punishment mengajarkan

kita akan kesadaran untuk meninggalkan hal-hal yang buruk dan

memotivasi diri untuk selalu berbuat kebaikan.

Dalam dunia pendidikan punishment atau hukuman dijatuhkan atas

perbuatan-perbuatan yang jahat atau buruk yang telah dilakukan peserta

didik. Semua orang bisa bebas memberi hadiah atau reward tetapi tidak

semua orang bebas menghukum peserta didik. Menghukum disini hanya

diberikan kepada seorang yang mempunyai fungsi khusus, seperti hakim,

orang tua, dan guru. Karena dari hukuman ini berakibat lebih berat

dibandingkan dengan reward atau hadiah oleh karenanya hukuman adalah

perbuatan yang selalu mendapat pengawasan (dikontrol), baik oleh undang-

undang dan peraturan, maupun oleh masyarakat atau badan-badan

kemasyarakatan yang memang bertugas untuk hal tersebut.17

Oleh karena itu sebagai salah satu seseorang yang berhak

memberikan hukuman, pendidik tidak semena-mena dalam menghukum

sebab semua selalu diawasi oleh undang-undang maupun masyarakat,

belum lagi dalam dunia pendidikan di zaman sekarang banyak orang tua

yang tidak terima dengan hukuman yang diberikan dari pihak sekolah.

16

Ibid., h. 143. 17

Ngalim Puranto, op. cit., h. 186-187.

17

Sebagai pendidik kita harus lebih hati-hati dalam memberi hukuman,

tentunya hukuman tersebut harus bersifat mendidik, dan memperhatikan

perbedaan-perbedaan yang dimiliki peserta didik, ada peserta didik

memiliki tempramen yang tenang, adapula yang memiliki emosional yang

tinggi. Berdasarkan perbedaan prilaku tersebut sebagai seorang guru

berbeda pula memberi punishment terhadap murid, mungkin ada yang

hanya diberikan sindiran saja, ada yang diberikan bentakan, semua

punishment tentunya diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan. Sesuai

dengan sabda Rasul di bawah ini:

عن عمرو بن شعيب عن ابيو عن جده عبد اهلل بن عمرو عن رسول اهلل نة فال ص انو سئل عن الثمر المعلق ف قال: ما ر متخذ خب اصاب من ذي حاجة غي

و شيء عليو. و من خرج بشيء منو ف عليو غرامة مث ليو و العقوبة. و من سرق شيئا من القطع ب عد ان ي ؤويو الجرين ف ب لغ ثمن المجن ف عليو و من سرق دون ذلك ف عليو .

غرامة مث ليو و العقوبة. النسائىDari „Amr bin Syu‟aib, dari ayahnya, dari kakeknya yakni „Abdullah bin

„Amr, dari Rasulullah SAW, bahwasanya beliau pernah ditanya tentang

buah yang dicuri ketika masih di pohon, beliau bersabda, “Bila seseorang

mencuri buah karena terpaksa, maka ia tidak dikenakan hukuman apapun,

selagi ia tidak membawanya pulang. Tetapi barangsiapa yang membawa

pulang, maka ia dikenakan denda dua kali lipat dari harga barang yang

dicurinya, dan diberi hukuman sebagai peringatan. Dan barangsiapa yang

mencuri buah yang telah berada di tempat penjemuran, sedangkan buah

18

yang dicuri itu harganya mencapai harga sebuah perisai, maka tangannya

harus dipotong. Tetapi barangsiapa yang mencurinya kurang dari itu,

maka ia dikenakan denda dua kali lipat dan harus diberi hukuman sebagai

peringatan”.18

(HR. Nasaiy)

b. Macam-macam Punishment

Sebaiknya dalam memberikan hukuman jangan menggunakan

hukuman badan, dan jangan menggunakan hukuman perasaan sebab hal itu

dapat menggangu hubungan kasih sayang antara pendidik dan anak didik.19

Bahkan juga sering terjadi jika hukuman perasaan dan hukuman badan

dilakukan dapat mengganggu hubungan baik antara pendidik dengan wali

murid, banyak yang terjadi orang tua tidak terima jika anaknya diberi

hukuman di sekolah, dan jangan sampai hukuman mengganggu psikologi

anak di sekolah misalnya trauma atau malu karena di ejek oleh teman.

Seharusnya dalam memberikan hukuman harus disesuaikan dengan

tingkat perkembangan anak, berikut ada tiga macam hukuman yang

disesuaikan perkembangan anak:

1) Hukuman Asosiatif

Hukuman Asosiatif yaitu mengasosiasikan antara hukuman dan

anak didik yang diakibatkan oleh hukuman yang dilakukan.

Untuk menyingkirkan hukuman tersebut, biasanya peserta didik

menjauhi perbuatan yang tidak baik atau yang dilarang.

2) Hukuman Logis

Hukuman ini dipergunakan kepada anak-anak yang telah besar.

Diadakan hukuman anak mengerti bahwa hal itu terjadi sebab

dari pekerjaan atau perbuatan yang tidak baik. Anak mengerti

18

„Aidh Al-Qorni, op. cit., h. 373. 19

Aliuf Sabri, op. cit., h. 58.

19

bahwa ia mendapat hukuman itu akibat dari kesalahan yang

diperbuatnya.

3) Hukuman Normatif

Hukuman normatif adalah hukuman yang bermaksud

memperbaiki moral anak-anak. Hukuman ini dilakukan

terhadap pelanggaran-pelanggaran mengenai norma etika,

seperti berbohong, menipu, dan mencuri. Dengan adanya

hukuman ini pendidik berusaha mempengaruhi kata hati anak,

menginsafkan anak terhadap perbuatannya yang salah, dan

memperkuat perlakuannya untuk selalu berbuat baik.20

Disamping itu hukuman dapat dibedakan menjadi dua macam

yakni:

1) Hukuman alam

Yang menyebab anak itu rusak yaitu masyarakat dan manusia itu

sendiri. Maka dari itu anak didik biarlah alam yang

menghukumnya. Seperti anak bermain pisau kemudian tersayat

tangannya, anak yang bermain di air kotor kemudian gatal-gatal.

Ditinjau secara pedagogis hukum alam ini tidak mendidik, karena

tidak dapat mengetahui norma-norma etika. Anakpun tidak dapat

berkembang kearah cita-cita dan tujuan pendidikan. Hukuman alam

itu sangat membahayakan bagi dunia pendidikan bahkan

membinasakan.

2) Hukuman yang disengaja

20

Ngalim Purwanto, op. cit., h. 190.

20

Hukuman ini lawan dari hukum alam, ia dilakukan sengaja dan

bertujuan. Seperti contoh hukuman yang dilakukan oleh si pendidik

terhadap anak didik.21

c. Syarat-syarat Punishment yang pedagogis

Menurut Ngalim Purwanto, syarat-syarat hukuman yang

pedagogis itu ialah: (a) hukuman hendaknya dapat dipertanggung

jawabkan. berarti hukuman tidak boleh dilakukan dengan

sewenang-wenang. biarpun dalam hal ini seorang guru atau

orang tua agak bebes menetapkan hukuman yang akan diberikan

kepada anak didik. tetapi harus pada batasan-batasan yang

ditentukan oleh pendapat umum, (b) hukuman itu sedapatnya

bersifat memperbaiki berarti bahwa ia harus memiliki nilai didik,

(c) hukuman tidak boleh bersifat ancaman atau balas dendam

yang bersifat persorangan karena hukuman ini dapat memberikan

hubungan tidak baik antar peserta didik dan pendidik, (d) jangan

menghukum pada waktu kita marah, kemungkinan besar

hukuman itu tidak adil atau berat, (e) hukuman harus standar dan

sudah diperhitungkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu, (f)

bagi si terhukum atau anak, hukuman dirasakan sebagai

kedukaan, karena dengan hukuman anak menyesal dan merasa

bahwa untuk sementara waktu ia merasakan kehilangan kasih

sayang pendidiknya, (g) jangan melakukan hukuman badan

sebab dilarang oleh negara, tidak sesuai dengan keprimanusiaan,

dan merupakan penganiayaan terhadap makhluk. dengan

hukuman badan tidak meyakinkan adanya perbaikan pada si

terhukum tetapi hanya menimbulkan dendam dan sikap suka

melawan, (h) hukuman tidak boleh merusakkan hubungan baik

antara si pendidik dan anak didiknya, hukuman diadakan yang

dapat dimengerti dan dipahmi oleh anak, (i) kesanggupan

memberi maaf dari si pendidik, agar dapat terhindar perasaan

atau sakit hati yang mungkin timbul pada anak.22

Kemudian ada beberapa persyaratan penting yang harus

diperhatikan oleh pendidik diantaranya sebagai berikut:

21

Ibid., h. 190-191. 22

Ibid., h. 191-192.

21

1) Hukuman harus diberikan atas dasar cinta kasih sayang. Bukan karena

benci ataupun balas dendam atau karena ingin menyakiti anak. Tetapi

pendidik menghukum demi kebaikan anak dan masa depan anak.

2) Hukuman diberikan karena keharusan, karena sudah tidak bisa lagi

ditegur dan diperingati maka alat pendidikan yang terakhir dilakukan

adalah hukuman.

3) Memberikan hukuman harus memberikan kesan kesadaran dan

penyesalan dalam hati anak didik, dengan hukuman anak menjadi

insyaf, menyadari kesalahannya. Jangan sampai hukuman memberikan

kesan negatif seperti rasa putus asa, rendah diri, atau benci kepada

pendidiknya.

4) Hukuman akhirnya harus diikuti dengan pemberian ampunan, setelah

anak didik selesai diberi hukuman guru harus terbebas dari rasa yang

menjadi beban batin anak sehingga anak dapat melaksanakan tugasnya

dengan perasaan lega. Kemudan pendidik memberi kepercayaan kepada

anak didik bahwa anak tersebut akan mampu berbuat baik.23

d. Tujuan Pemberian Punishment

Punishment atau hukuman perlu dilakukan, tentunya sesuai dengan

syarat dan ketentuan hukuman dalam dunia pendidikan. Semua tidak

semata-mata dilakukan, ada berbagai dasar dan tujuan mengenai perlunya

pemberian hukuman, yaitu sebagai berikut:

1) Memperbaiki kesalahan yang diperbuat oleh peserta didik.

2) Mengganti kerugiaan akibat perbuatan peserta didik.

3) Melindungi masyarakat atau orang sekitar agar tidak mengikuti

perbuatan yang salah.

23

Aliuf Sabri, op. cit., h. 58-59.

22

4) Menjadikan anak didik takut mengulangi perbuatan yang mereka yang

salah.24

Maksud dan tujuan seseorang dalam memberikan hukuman itu

berbeda-beda, hal ini berkaitan erat dengan pendapat orang tentang teori-

teori hukuman di bawah ini:

1) Teori Pembiasaan

Teori ini muncul paling tertua, ia menjelaskan bahwa diadakan

hukuman ialah sebagai pembalasan dendam terhadap keburukan dan

pelanggaran yang telah dilakukan oleh peserta didik. Teori ini di dalam

dunia pendidikan di sekolah tidak dibolehkan.

2) Teori Perbaikan

Teori ini menjelaskan, hukuman diadakan membasmi kejahatan. Yaitu

untuk memperbaiki si terhukum agar tidak mengulang kesalahan yang

sama. Teori ini bersifat pedagogis karena bermaksud memperbaiki,

baik lahiriyah maupun bathiniyah.

3) Teori Perlindungan

Menurut teori ini hukuman diadakan untuk melindungi masyarakat dan

anak didik dari kejahatan-kejahatan dan perbuatan-perbuatan yang

tidak wajar.

4) Teori Ganti Kerugian

Teori ini dilakukan datang dalam masyarakat dan pemerintahan, sebab

hukuman ini diadakan untuk mengganti kerugian-kerugian yang telah

diderita akibat dari kejahatan-kejahatan atau pelanggaran. Dalam dunia

pendidikan teori ini masih belum cukup, sebab dengan hukuman ganti

24

Ibid., h. 58.

23

rugi ini anak merasa tidak bersalah karena kesalahannya itu telah

terbayar.

5) Teori Menakut-nakuti

Teori menakut-nakuti diadakan untuk menimbulkan rasa takut kepada

si pelanggar, sehingga ia marasa akan selalu takut untuk melakukan

perbuatan yang merugikan itu dan mau meninggalkannya. Teori ini

masih membutuhkan perbaikan, sebab anak meninggalkan keburukan

dikarenakan takut, bukan atas kesadaran atau keinsafan.25

Dari uraian diatas dapat disimpulkan tiap pendidik memberikan

hukuman dengan tujuan yang berbeda-beda, tentunya tujuan tersebut

mengarahkan kepada kebaikan anak didiknya agar selalu berbuat baik dan

meninggalkan hal yang buruk agar tujuan pembelajaran tercapai. Dan pada

tiap-tiap teori diatas masih belum lengkap karena hanya mencakup satu

aspek saja, tiap-tiap teori diatas saling membutuhkan kelengkapan dari

teori-teori lain.

Dengan singkat, dapat kita katakan bahwa tujuan pedagogis dari

pemberian hukuman adalah untuk memperbaiki tabiat dan tingkah laku

anak didik, untuk mendidik anak ke arah kebaikan.

e. Konsep Hukuman dalam Pendidikan Islam Perspektif Abdullah

Nashih Ulwan

Seorang pendidik yang sadar akan selalu berusaha menciptakan

pembelajaran yang efektif, dan kaidah-kaidah pendidikan yang

berpengaruh guna mempersiapkan akidah dan akhlak anak untuk

membentuk ilmu.

25

Ngalim Purwanto, op. cit., h. 188.

24

Menurut Abdullah Nashih Ulwan kaidah-kaidah yang berpengaruh

terhadap akidah dan akhlak anak untuk membentuk ilmu adalah sebagai

berikut:

1) Pendidikan dengan teladan

2) Pendidikan dengan pembiasaan

3) Pendidikan dengan nasihat

4) Pendidikan dengan memberi perhatian

5) Pendidikan dengan memberi hukuman26

Apabila kita mendengar kata “hukuman” pasti mengandung unsur

negatif. Akan tetapi Abdullah Nashih Ulwan memiliki cara yang efektif

agar orang dewasa maupun anak-anak mendapat pelajaran atau makna

yang dapat membuat mereka paham bahwa hukuman dapat membimbing

seseorang ke arah yang lebih baik lagi. Beliau membedakan antara

hukuman orang dewasa dengan anak-anak karena ada batas-batas antara

keduanya.

Hukuman bagi orang dewasa meliputi: hudud dan ta‟zir sedangkan

hukuman bagi anak meliputi: terapi bertahap (dari yang ringan ke yang

berat), yaitu dengan lemah lembut, melihat karakter anak, terapi bertahap

(pengarahan, isyarat, kecaman, boikot, dan pukulan).

1) Hudud

Abdullah Nashih Ulwan mengatakan bahwa “Hudud adalah hukuman

yang telah ditentukan oleh syariat yang merupakan hak Allah ta‟ala.

Hudud tersebut meliputi: hukuman bagi orang murtad, bagi orang

26

Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak dalam Islam, Terjemahan

Emiel Ahmad, (Jakarta: Khatulistiwa Press, 2013), h. 363.

25

membunuh, bagi orang yang mencuri, menuduh orang berzina, membuat

kerusakan di Bumi, dan peminum khamr”.27

Hukuman bagi orang yang murtad yaitu dibunuh, hukuman bagi orang

yang membunuh manusia adalah dibunuh, hukuman bagi orang yang

mencuri adalah dipotong tangannya, hukuman bagi yang menuduh orang

baik-baik berzina adalah dicambuk delapan puluh kali dan kesaksiannya

tidak diterima, hukuman bagi orang yang berzina adalah dicambuk

seratus kali bagi yang belum menikah, sedangkan yang sudah menikah

ialah dirajam hingga mati, hukuman bagi orang yang membuat

kerusakan di bumi adalah dibunuh atau disalib atau dipotong kaki dan

tangannya bersilang atau di usir (diasingkan), hukuman bagi peminum

khamr adalah dicambuk empat puluh hingga delapan puluh kali.28

2) Ta‟dzir

Hukuman yang tidak ditentukan oleh syariah sebagai hak Allah, atau

hukuman bagi manusia yang melakukan pelanggarn yang tidak ada

ketentuan had dan kafarat (penghapusannya). Hukuman diberikan untuk

perbaikan bagi umat. Di sini hakimlah yang menentukan hukuman yang

sesuai, bisa hanya dengan celaan, pukulan, penjara, atau dengan

penyitaan29

.

Adapun hukuman yang diberikan kepada anak-anak adalah

sebagai berikut:

1) Lemah lembut

Diriwayatkan dalam Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, “Kalian harus

bersikap lemah lembut dan hindari bersikap keras dan keji”.

Apabila pendidik bersikap lemah lembut kepada anak didik maka anak

didik akan mendengarkan ucapan pendidik dan biasanya komunikasi

27

Ibid., h. 435. 28

Ibid., h. 435-436. 29

Ibid., h. 437.

26

dengan cara ini membuat anak mengerti dan memahami maksud yang

disampaikan pendidik.

2) Memperhatikan karakter anak yang bersalah sebagai dasar

pemberlakuan hukuman

Nabi mengajarkan apabila peserta didik melakukan kesalahan kita harus

tahu dahulu karakter anak, karakter anak ada yang tenang damai, tapi

ada juga yang mosional dan agresif.

3) Terapi bertahap dari yang ringan ke yang berat

Metode yang diberikan Rasulullah dalam menghukum anak melalui

tahapan berikut:

a) Memperbaiki kesalahan dengan pengarahan

Setelah memberi kasih sayang dan perhatian kepada seorang anak,

maka pemberian pengarahan dan nasihat dalam mendidik anak

adalah suatu yang harus diperhatikan seorang pendidik, terlebnih

kepada anak permpuan, para pendidik hendaknya tidak

menggunakan kekerasan apalagi sampai memukul wajah, juga tidak

mencaci dan menjelekkan anak didik. Jika anak didik melakukan

kesalahan maka langkah awal ialah memberi nasihat dan

pengarahan.

b) Memperbaiki kesalahan dengan isyarat

Rasulullah mengajarkan kepada anak agar ketika anak tersebut

bersalah maka hukumannya dengan menggunakan isyarat. Isyarat

disini bisa menggunakan mimik muka , mimik muka yang tidak

biasanya akan membuat anak mengerti bahwa apa yang dilakukan

anak itu salah dan akan memperbaiki kesalahannya dengan bertanya

atau mencari tahu sendiri penyebabnya.

c) Memperbaiki kesalahan dengan kencaman

27

Ulwan berpendapat bahwa ketika anak melakukan kesalahan maka

boleh dengan menggunakan celaan karena jika menggunakan celaan

dapat memperbaiki sifat seseorang yang sering mencela orang lain.

d) Menunjukkan kesalahan dengan boikot

Rasulullah dan para sahabat memberi hukuman boikot untuk

memperbaiki kesalahan dan meluruskan penyimpangan mereka agar

kembali kepada kebenaran. Diboikot disini yaitu didiamkan saja agar

kesalahan yang ia lakukan memang salah dan harus diperbaiki. Bila

perlu memang dijauhi dan jangan bergaul lagi sebelum kesalahan

diperbaiki. Akan tetapi ketika orang yang diboikot sudah menyadari

kesalahannya dan meminta maaf maka sebagai umat Islam yang baik

memang harus dimaafkan.

e) Memperbaiki kesalahan dengan pukulan

Ulwan mengatakan sanksi pukulan adalah salah satu cara yang telah

ditetapkan oleh Islam. Namun, cara ini ditetapkan pada tahap akhir

setelah nasihat dan boikot sudah tidak lagi mempan. Fungsi

rangkaian urutan ini adalah agar pendidik tidak menggunakan cara

yang lebih keras, maka pendidik tidak boleh menggunakannya

kecuali bila seluruh cara lain untuk melakukan dan memperbaiki

ternyata gagal. Sedangkan Rasulullah tidak perna sekalipun

memukul wanita.30

3. Persamaan dan Perbedaan Reward dan Punishment

a. Persamaan Reward dan Punishment

Reward dan punishment memiliki tujuan yang sama yaitu ingin

mengubah tingkah laku anak. Respon poitif seperti reward bertujuan agar

tingkah laku yang sudah baik (bekerja, belajar, berprestasi, dan memberi)

itu frekuensinya akan berulang dan terus bertembah. Sedangkan respon

30

Ibid., h. 439-442

28

yang negatif seperti hukuman bertujuan agar prilaku yang kurang baik itu

frekuensinya berkurang atau hilang.31

b. Perbedaan Reward dan Punishment

Perbedaan reward dan punishment adalah reward dalam proses

belajar mengajar dipelukan hadiah untuk menghargai hasil pekerjaan

siswa, pemberiaan penghargaan psikologis akan berpengaruh terhadap

tingkah laku anak. Sedangkan punishment diberikan anak karena telah

melanggar aturan seperti mencuri, menyontek, tidak mengerjakan tugas,

datang terlambat dan lain-lain, yang akan berpengaruh terhadap orang

yang menerima hukuman.32

4. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah kesiapan untuk belajar.33

Motif dan motivasi itu

tidak dapat dipisahkan. Motif merupakan suatu tenaga potensial untuk

terjadinya prilaku atau tindakan, sedangkan motivasi merupakan proses

pengarahan dan penguatan motif itu untuk diaktualisasikan dalam

perbuatan nyata. Dalam kaitannya dengan prilaku maka motif dan

motivasi ini tidak dapat dipisahkan.34

Motivasi menurut para ahli pendidikan tentunya berbeda-beda,

berikut pengertian motivasi dijelaskan:

31

Alfattory Rheza Syahrul, Reward, Punishment terhadap Motivasi Belajar Siswa IPS

Terpadu Kls VIII MTsN Punggasan, Jurnal Curricula, Vol. 2, 2017, h. 3. 32

Ibid., h. 3. 33

Wendy L. Ostroff, Memahami Cara Anak-anak Belajar, Terj. B. Endra Tanidjaja, (Jakarta:

PT Indeks, 2013), h. 7.

34 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h.

27.

29

1) Menurut Zakiah Darajat, yang dikemukakan oleh S. Nasution, “To

Motivate a child to arrange condition so that the wants to do what he is

capable doing”.35

Memotivasi murid adalah menciptakan kondisi

sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat

dilakukan.

2) Menurut Salahudin, yang dikemukakan oleh Hasan Langgulung,

“Motivasi adalah keadaan psikologis yang merangsang dan

memberikan arah aktivitas manusia. Motivasi itulah yang

menggerakkannya dan membimbing ke arah tujuan dan aktivitas-

aktivitas seseorang”.36

3) Menurut salahudin, yang dikemukakan oleh M. Utman Najati,

“Motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan kegiatan

dalam diri makhluk hidup memotori tingkah laku serta

mengarahkannya pada suatu tujuan atau berbagai tujuan”.37

Dari berbagai penjelasan di atas mengenai pengertian motivasi,

sebagai seorang guru senantiasa mampu mempelajari bagaimana

melaksanakan motivasi secara efektif. Tentunya sebagai seorang guru

memotivasi murid dengan kesabarannya, pemahaman bagaimana

memotivasi murid, dan memotivasi dengan ketulusan hati. Tidak hanya

guru saja orang tua juga berperan untuk memberi panduan kepada anak,

bahwa motivasi dalam pendidikan Islam dapat membangun peradaban dan

kehidupan semua makhluk merupakan wawasan yang rahmatan lil

„alamin, yaitu memberikan kemaslahatan bagi kehidupan seluruh makhluk

ciptaan Allah, dan tidak ada yang makhluk yang tersakiti dari kreativitas

yang peserta didik kembangkan.

35

Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

Cet. 1, h. 140. 36

Anas Salahudin, dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis

Agama dan Budaya), (Jakarta: Pustaka Setia, 2013), h. 330. 37

Ibid., h. 330.

30

Menurut Trianto, “belajar bukan sesuatu yang benar-benar belum

diketahui tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah

ada dengan pengetahuan baru”.38

Sedangkan Menurut Slameto, “belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.39

Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan

dengan tujuan dan bahan acuan interaksi baik yang bersifat nyata maupun

tersembunyi, dalam pembelajaran tersebut siswa menggunakan

kemampuan pada ranah, kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan

dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesi, dan

evaluasi. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi,

yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap,

organisasi, dan pembentukan pola hidup. Psikomotorik yaitu kemampuan

yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan,

gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian

pola gerak dan kreativitas.40

Jadi, motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan prilaku, motivasi

belajar adalah poses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan

pelaku.

38

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), h.

15. 39

Slameto, belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

h. 2. 40

Syaifurrahman, Dkk, Manajemen Dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 55-

56.

31

b. Jenis-jenis Motivasi

1) Jenis motivasi berdasarkan fungsinya

a) Motif Intrinsik, yaitu motif yang muncul tanpa perlunya

reward atas perbuatan, dan tidak perlu hukuman untuk tidak

melakukannya. Misalnya siswa tekun belajar karena sadar akan

pentingnya belajar. Motif ini tanpa perlu rangsangan dari luar.

41 Macam-macam motivasi intrinsik terdiri dari aspek perasaan,

aspek minat, aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek

kepuasan.42

b) Motif ekstrinsik, yaitu motif yang menyebabkan prilaku itu,

seakan-akan dari luar, ia timbul karena adanya reward atas

perbuatan, menguatkan motif yang melatar belakangi

perbuatan itu, sedangkan hukuman memperlemahnya. Contoh

dari motif ini ialah siswa menjadi lebih tekun belajar karena

adanya hadiah.

2) Jenis motivasi berdasarkan asal mula dan perkembangannya

a) Motif asali, yaitu motif yang timbul dengan sendirinya, yang

dimiliki individu sejak ia lahir, bahkan sebelumnya, dan

muncul secara nyata pada waktu yang diperlukan. Motif ini

bersifat naluriah, alamiah, tidak dipelajari. Misalnya motif

yang menimbulkan makan karena lapar.

b) Motif yang dipelajari, yaitu motif yang timbul dari pengalaman

individu selama perkembangan hidupnya dan dipelajari.

Misalnya motif yang menimbulkan rasa malu dan takut saat

mencontek43

41

Hamzah B. Uno, op. cit., h. 33. 42

Ade Yuliasari dan Nanang Indiarsa, Peran Dominan Moitvasi Intrinsik dan Motivasi

Ekstrinsik Siswa Putri dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal, Jurnal Pendidikan Olahraga

dan Kesehatan, Vol. 01, 2013. h. 315. 43

Ibid., h. 24-25.

32

3) Jenis motivasi berdasarkan pembentukannya

a) Motif Pribadi, yaitu motif yang yang datang dari kepribadian

dan prilaku manusia dari manusia itu sendiri ia berasal dari

dalam diri manusia yang bersangkutan.44

b) Motif Lingkungan, yaitu motif untuk belajar dengan baik,

dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar

dan latihan, dengan kata lain delalui pengaruh dari

lingkungan.45

Berdasarkan pemaparan diatas motivasi terdari dua yakni motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik, motif intrrinsik yakni motif tanpa

rangsangan dari luar ia datang dari dalam diri anak itu sendiri berbeda

dengan motif ekstrinsik yakni seakan-akan prialaku itu datang dari luar.

Tapi pada dasarnya motif intrinsik selalu berkaitan dengan motif

ekstrinsik sebab pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi atau

intrinsik muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh pengaruh

lingkungan atau motif ekstrinsik. Oleh karena itu, motif individu untuk

melakukan sesuatu dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui

belajar dan latihan dengan kata lain melalui pengaruh dari luar atau

lingkungan.

c. Cara Membangkitkan Motivasi

1) Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan seperti “Bagus

Sekali” “Hebat”, “Menakjubkan”. Ini dapat menyenangkan siswa

apalagi kalau pernyataan verbal itu diberikan di depan orang

banyak.

2) Meggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan ini dapat

meningkatkan motif belajar anak.

44

Ibid., h. 29. 45

Ibid., h. 32.

33

3) Menimbulkan rasa ingin tahu. Menimbulkan konflik secara

konseptual yang membuat siswa merasa penasaran dengan

sendirinya menyebabkan siswa tersebut berupaya keras

memecahkannya, Misalnya suasana yang mengejutkan, keragua-

raguan, ketidaktentuan, adanya kontradiksi, menghadapi masalah

yang sulit dipecahkan, menemukan suatu hal yang baru,

menghaadapi teka-teki.

4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. Untuk

meningkatkan rasa ingin tahu.

5) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam

belajar, sesuatu yang dikenal siswa dapat diingat dan diterima

dengan mudah.

6) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan

suatu konsep atau prinsip yang telah dipahami. Sesuatu yang unik

dapat dikenang oleh siswa dari pada sesuatu yang biasa-biasa saja.

7) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari

sebelumnya. Ini dapat menguatkan pemahaman dan pengetahuan

siswa tentang hal-hal yang telah dipelajarinya.

8) Menggunakan stimulasi dan permainan. Suasana yang sangat

menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna secara

efektif dan emosional bagi siswa.

9) Memberi kesempatan siswa untuk memperlihatkan kemahirannya

di depan umum. Hal ini akan timbul rasa bangga dan dihargai di

depan umum, suasana tersebut akan meningkatkan motif belajar

siswa.

10) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan

siswa dalam kegiatan belajar.

34

11) Memahami iklim sosial dalam sekolah. Dengan begitu siswa

mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi masalah

atau kesulitan.

12) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. Jenis-jenis

kewibawaan itu adalah dalam memberikan reward, dalam

pengendaliam prilaku siswa, kewibawaan berdasarkan hukum,

kewibawaan sebagai rujukan, dan kewibawaan karena keahlian.

13) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Makin jelas

tujuan yang dicapai makin terarah upaya untuk mencapainya.

14) Merumuskan tujuan-tujuan sementara. Agar upaya mencapai

tujuan itu lebih terarah.

15) Memberitahukan hasil belajar yang telah dicapai. Yakni selalu

memebrikan nilai ujian atau nilai pekerjaan rumah, dengan

mengetahui hasil yang telah dicapai maka motif belajar siswa lebih

kuat, baik itu dilakukan karena ingin mempertahankan hasil belajar

yang telah baik, maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang

kurang memuaskan.

16) Membuat persaingan yang sehat di antara para siswa. Disini

digunakan prinsip keinginan individu untuk selalu lebih baik dari

orang lain.

17) Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri. Persaingan ini

dilakukan dengan memberikan tugas dalam berbagai kegiatan yang

harus dilakukan sendiri.

18) Memberikan contoh yang positif. Banyak guru yang mempunyai

kebiasaan untuk membebankan pekerjaan para siswa tanpa kontrol.

Biasanya ia memberikan suatu tugas kepada kelas, dan guru

meninggalkan kelas untuk pekerjaan lain. keadaan ini dapatt

merugikan siswa, untuk menggiatkan siswa guru tidak cukup

dengan cara memberi tugas saja, melainkan harus dilakukan

35

pengawasan dan bimbingan yang memadai selama siswa

mengerjakan tugas kelas.46

Cara membangkitkan motivasi sebagai berikut:

1) Membangkitkan kebutuhan pada diri anak seperti kebutuhan

rohani, jasmani, sosial, dan sebagainya. Rasa kebutuhan ini akan

menimbulkan ketidakpuasan yang memerlukan pemuasan.

2) Pengalaman-pengalaman yang ingin ditanamkan pada anak

hendaknya didasari oleh pengalaman-pengalaman yang sudah

dimiliki.

3) Beri kesempatan berpartisipasi untuk mencapai hasil yang

diinginkan, Tugas-tugas harus disesuaikan dengan kesanggupan

murid. Anak-anak yang tidak pernah mencapai hasil yang baik

atau tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, akan merasa

putus asa.

4) menggunakan alat-alat peraga dan berbagai metode mengajar.47

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk

membangkitkan motivasi belajar murid guru harus mengerti berbagai

metode pendekatan, mengerti kondisi lingkungan murid, guru harus

membangkitkan motif anak sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

d. Peran dan fungsi Motivasi dalam Belajar

Peran motviasi dalam belajar adalah sebagai berikut:

1) Peran Motivasi Dalam Menentukan Penguatan Belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang

anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang

memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat

bantuan yang pernah dilaluinya. Sesuatu dapat menjadi penguat

46

Ibid., h. 34-37. 47

Zakiah Daradjat, op. cit., h. 143-144.

36

belajar untuk seseorang apabila dia sedang benar-benar

mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Motivasi dapat

menentukan hal-hal apa dilingkungan anak yang dapat

memperkuat perbuatan belajar.

2) Peran Motivasi Dalam Memperjelas Tujuan Belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajat erat kaitannya

dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar

sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui

atau dinikmati manfaatnya bagi anak.

3) Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan

berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan

memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak motivasi untuk

belajar menyebabkan seorang tekun belajar. Sebaliknya apabila

seorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar maka

dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda mengerjakan hal

yang lain dan bukan belajar. Ini berarti motivasi sangat

terpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.48

Adapun fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:

1) Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat

dan siaga.

2) memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang

berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.

3) membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan

jangka panjang.49

48

Hamzah B. Uno, op.cit., h. 27-29. 49

Zakiah Daradjat, op. cit., h. 141.

37

Dari keterangan di atas, setiap anak menunjukkan problem

individual sendiri-sendiri, maka dari itu guru harus mengembangkan

pemahamannya tentang motif dan teknik memotivasi anak, agar anak

dapat terus membangkitkan motivasinya saat belajar.

e. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar

Ada beberapa bentuk Motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam

rangka mengarahkan belajar sanak di kelas, diantaranya:

1) Memberi angka, angka dimaksud sebagai simbol diberikan sesuai

hasil belajar anak.

2) Hadiah, sebagai penghargaan dan kenangan, semua berhak menerima

hadiah, hadiah berupa apa saja tergantung keinginan.

3) Kompetisi, yakni persaingan untuk mendorong agar bergairah belajar,

persaingan bisa dalam bentuk individu maupun kelompok.

4) Memberi ulangan, ulangan merupakan strategi untuk memotivasi

5) Mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih giat saat

mengetahui hasil belajarnya.

6) Pujian, pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat

atau bertentang dengan hasil kerja anak didik.

7) Hukuman, harus dilakukan dengan tepat dan bijak bukan karena

dendam, hukuman harus yang mendidik dan bertujuan.50

f. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

1) Menggairahkan anak didik, guru harus menghindari hal-hal yang

monoton dan membosankan.

2) Memberikan Harapan Realistis, harapan yang tidak realistis adalah

kebohongan maka dari itu guru harus memelihara dan

memodifikasi harapan-harapan anak.

50

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka, 2011), 161-164.

38

3) Memberikan Insentif, seperti memberikan hadiah jika anak

mengalami keberhasilan, sehingga anak didik termotivasi.

4) Mengarahkan Prilaku Anak Didik, anak didik yang diam, membuat

keributan, berbicara semaunya, guru harus memberikan teguran

secara arif dan bijaksana.51

5. Tinjauan Tentang Fiqih

a. Pengertian Fiqih

Fiqih menurut bahasa yaitu, mengetahui, memahami, dan

mendalami ajaran agama secara keseluruhan, pemahaman ini dilakukan

secara mendalam yang membutuhkan pengerahan potensi akal.52

Sedangkan menurut istilah fiqih adalah mengetahui hukum-hukum syara

yang amaliah (mengenai perbuatan, dan prilaku) dengan melalui dalil-dalil

yang terperinci. Fiqih ialah ilmu yang dihasilkan oleh pikiran serta ijtihad

dan memerlukan wawasan serta perenungan.53

Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah merupakan

pembelajaran yang diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat

memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk

diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat

menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).54

51

Ibid., h. 69-70. 52

Burhannudin, Fiqih Ibadah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), Cet. 1, h.12. 53

A. Djazuli, Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam, (Jakarta:

Kencana, 2010), Cet. 7, h. 4-5. 54

Menteri Agama RI, Permenag RI no. 000912 Tahun 2013, (Jakarta: Menteri Hukum dan

HAM RI, 2013). h. 38.

39

Beberapa ilmuan Islam berpendapat tentang pengertian fiqih di

bawah ini:

1) Menurut Ibnu Khaldun

Fiqih adalah sekumpulan hukum syara‟ yang berhubungan dengan

perbuatan yang diketahui melalui dalil-dalilnya yang terperinci dan

dihasilkan dengan jalan ijtihad

2) Menurut Mazhab Hanafi

Fiqih diartikan dengan ilmu yang menerangkan segala hak dan

kewajiban, dalam arti yang sangat luas, di dalamnya terdapat masalah-

masalah yang berkaitan dengan akidah di kalangan hanafi.

3) Menurut Al-Ghazali dan Mazhab Syafi‟i

Fiqih itu berarti mengetahui, dan memahami, akan tetapi dalam tradisi

para ulama, fiqih diartikan dengan suatu ilmu tentang hukum-hukum

syara‟ yang tertentu bagi perbuatan para mukalaf, seperti wajib,

haram, mubah, sunnah, makruh, sah, fasid, batal ,qadla, ada‟an, dan

yang sejenisnya.55

4) Menurut para ahli, mempelajari fiqih dalam berbagai masa

perkembangannya, jelaslah bahsa definisi fiqih telah mengalami

perubahan sesuai dengan perkembangan zamannya masing-masing.56

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

fiqih adalah mengetahui dan memahami hukum-hukum syara tertentu

yang berhubungan dengan perbuatan para mukalaf, dengan dalil yang

terperinci, dan dihasilkan dengan jalan ijtihad para mujtahid.

55

A. Dzajuli, op. cit., h. 4-6. 56

Burhannudin, op.cit., h.13.

40

b. Ruang Lingkup Fiqih di Madrasah Tsanawiyah

Ruang lingkup fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan

pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, dan keseimbangan

antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusian

dengan sesama manusia. Ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah

Tsanawiyah yakni:

1) Aspek fiqih ibadah meliputi ketentuan tatacara taharah, salat fardu,

salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan

iqomah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji, umrah,

kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.

2) Aspek fiqih muamalah meliputi, ketentuan dan hukuman jual beli,

qirad, riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan upah.57

c. Tujuan Ilmu Fiqih di Madrasah Tsanawiyah

Pembelajaran fiiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk

membekali peserta didik agar:

1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam

mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia

dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia

dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah.

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan

benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.

Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan

hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam

kehidupan pribadi maupun sosial.58

57

Ibid., h. 43-44. 58

Ibid., h. 38.

41

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti akan mendeskripsikan beberapa karya yang mempunyai relevansi

dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, Judul skripsi tentang “Pengaruh Reward dan Punishment

Terhadap Kedisiplinan Siswa di MA Islamiyah”, yang ditulis oleh Abdul Rohmat,

NIM. 1111011000115, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, tahun 2016.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif yang

signifikan antara reward dan punishment terhadap kedisiplinan siswa. Tingkat

kedisiplinan memiliki presentase baik, baik kedisiplinan dalam bentuk waktu

seperti datang tepat waktu dan tidak membolos, maupun kedisiplinan perbuatan

seperti menghormati gurru dan berpakaian rapih.

Kedua, Judul skripsi tentang “Pengaruh Reward dan Punishment

Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Islam Plus Batul Maal-Pondik Aren”,

yang ditulis oleh Erna Martiva Ningtiyas, NIM. 18100110000056, tahun 2014.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan reward dan punishment

berpengauh terhadap motivasi belajar siswa SMPIP Baitul Maal, peneliti

mendapatkan korelasi antara reward dan punishment berpengaruh positif

terhadap motivasi belajar sebesar 11.1%, dengan signifikansi 5% dimana t hitung

2,435> t rf tabel 2,0. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signfikan

anatar reward dan punishment terhadap motivasi belajar siswa.

Ketiga, Judul skripsi tentang “Pengaruh Pemberian Reward dan

Punishment Terhadap Motivasi Belajar Mata pelajaran IPS Siswa Kelas VII SMP

NU Pakis Malang, yang ditulis oleh Muammarotul Hasanah, NIM. 09130096,

mahasiswa jurusan ilmu pengetahuan sosial, tahun 2015. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan hasil analisis data uji t menyatakan bahwa H0

diterima Ha ditolak, secara parsial (sendiri-sendiri) reward tidak berpengaruh

positif terhadap motivasi belajar. Sedangkan punishment menyatakan H0 ditolak

42

Ha diterima, t hitung (2,577) > t tabel (2,05) artinya ada pengaruh positif

signifikan pemberian punishment terhadap motivasi belajar mata pelajaran IPS.

Pada penelitian ini menjelaskan hubungan variabel-variabel penelitian

dengan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Penelitian ini memiliki

persamaan dan perbedaan yang terdapat pada penelitian terdahulu. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian di atas sebelumnya adalah sama-sama meneliti

tenteng metode reward dan punishment apakah berpengaruh signifikan terhadap

siswa. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu di

atas adalah pada penelitian sebelumnya ada yang menggunakan variabel

dependen yang berbeda yakni kedesiplinan siswa, sedangkan dalam penelitian ini

menggunakan variabel dependen motivasi belajar siswa, perbedaan selanjutnya

yang paling mendasar ialah objek penelitian, dan waktu penelitian yang berbeda,

dan penelitian kali ini mendeskripsikan pengaruh reward dan punishment

terhadap motivasi belajar fiqih siswa berbeda dengan penelitian sebelumnya yang

mendeskripsikan metode reward dan punishment terhadap variabel dependen lain

dan pada mata pelajaran yang berbeda pula.

C. Kerangka Berfikir

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh perubahan tingkah laku yang baru tentunya prilaku yang baik,

faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar salah satunya adalah motivasi.

Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya

penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan-kegiatan mengajar

yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, dan memberikan arahan pada

kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dalam belajar itu dapat

tercapai. Di dalam proses pembelajaran motivasi sangat diperlukan. Motivasi

dapat mendorong, dan mengarahkan perbuatan siswa untuk mencapai tujuan

belajar yang optimal. Berbagai cara dapat ditempuh guru untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa salah satunya menggunakan alat pembelajaran berupa

43

reward dan punishment, maka dari itu reward dan punishment berperan sangat

penting dalam dunia pendidikan sebab pendidikan yang kurang motivasi akan

menimbulkan kurangnya semangat belajar pada anak dan juga disiplin saat belajar

kurang.

Metode reward dan punishment adalah metode pembelajaran interaktif

antara guru dan siswa yang menerapkan sistem pemberian hadiah dan hukuman

sebagai suatu pendorong, penyemangat, agar anak didik lebih meningkatkan

motivasi belajar sesuai yang diharapkan.

Dalam pendidikan Islam berupaya menciptakan manusia yang baik dan

berupaya menjauhkan manusia dari keburukan dan sejenisnya. Allah menjelaskan

dalam al-Qur‟an bahwa reward atau reward atau hadiah terjadi karena adanya

prilaku yang baik, dan punishment atau hukuman merupakan balasan bagi yang

berbuat buruk, balesan tersebut bisa dilakukan didunia maupun diakhira. Hal

tersebut sesuai pada al-Qur‟an surat al-Zalzalah [99]:7-8

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan

melihat (balasan)nya, Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar

dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.59

Ayat al-Qur‟an diatas merupakan salah satu ayat yang menjelaskan

tentang reward dan punishment menurut Islam, dijelaskan setiap seseorang

melakukan perbuatan pasti akan ada balasannya baik didunia maupun diakhirat,

59

Kemenag, op. cit., h. 599.

44

jika perbuatannya baik maka akan mendapat balasan baik (reward), dan jika

perbuatannya buruk maka akan mendapat balasan buruk pula (punishment).

Berbagai cara pelaksanaan reward dan punishment dilakukan, beberapa

cara melaksanakan reward bisa dilakukan dari hal yang termudah yakni mulai

dari dengan senyuman, pujian, berbuat baik, penghormatan, dan sebagainya,

hingga yang berbiaya seperti memberi piagam, sertifikat, makanan, wisata, dan

sebagainya. Sedangkan punishment dilakukan oleh pendidik dengan hati-hati,

pendidik sebelum memberikan hukuman terlebih dahulu mengerti karakteristik

anak agar tidak terjadi kesalahan atau hal yang tidak diinginkan selanjutnya. Di

sekolah punishment dilakukan agar siswa terdorong dan terus berkembang agar

lebih baik lagi, terutama dalam hal kedisiplinan agar siswa cendrung termotivasi

dalam hal dan perbuatan yang baik-baik.

Tentunya dalam memberikan reward dan punishment guru harus benar-

benar teliti agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebagai seorang guru

harus mengetahui karakteristik peserta didik, kondisi lingkungan sekolah, dan

kondisi keluarga anak didik, agar pemberian reward dan punishment ini tetap

berjalan sesuai yang diinginkan guru yakni memotivasi belajar siswa dan tujuan

belajar tercapai dengan baik.

Di dalam penelitian ini diharapkan metode pembelajaran reward dan

punishment dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi siswa. Atas dasar

itulah peneliti mengadakan penelitian tentang pengaruh reward dan punishment

terhadap motivasi belajar fiqih siswa di MTs Islamiyah Ciputat. Variabel (X)

adalah pengaruh reward dan punishment, dan variabel terikatnya adalah motivasi

belajar.

45

Tabel 2.2

Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara, hipotesis disini diperlukan untuk

memperjelas masalah yang diteliti. Hipotesis yang peneliti ajukan yaitu:

1. Ada pengaruh reward terhadap motivasi belajar motivasi belajar siswa di MTs

Islamiyah Ciputat

2. Ada pengaruh punishment terhadap motivasi belajar motivasi belajar siswa di

MTs Islamiyah Ciputat

3. Ada Pengaruh reward dan punishment terhadap motivasi belajar motivasi

belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat.

Reward

(X1)

Motivasi Belajar

(Y)

Punishment

(X2)

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di MTs Islamiyah Ciputat yang beralamat

di Jl. Kihajar Dewantara No. 23 Ciputat-Tangerang Selatan. Waktu

Penelitian

Penelitian yang berjudul “Pengaruh Reward dan Punishment

terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs Islamiyah Ciputat” ini

dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, metode

kuantitatif adalah metode yang data penelitiannya menggunakan angka-

angka1, penelitian ini di khususkan lagi pada metode deskriptif korelatif.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan.2 Sedangkan Penelitian

korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya

hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak

hubungan itu.3

Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif korelatif adalah mengkaji

hubungan antara variabel-variabel bertujuan untuk mengungkapkan hubungan

korelatif antara variabel.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 13. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatann Praktik,(Jakarta: Rineka

Cipta, 2013), h. 282. 3 Ibid., h. 166.

47

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Mahmud, “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian,

mungkin berupa manusia, gejala, banda, pola sikap, tingkah laku, dan

sebagainya yang menjadi objek penelitian”.4 Menurut Sugiyono, “Populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya sehingga

populasi bukan hanya orang saja tetapi obyek dan benda-benda alam yang

lain”.5

Peneliti melakukan penelitian di Madrasah Tsanaiyah Islamiyah

Ciputat maka populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa MTs

Islamiyah Ciputat tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah 307 siswa.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi, sampel merupakan

pemilihan sejumlah individu sehingga individu-individu tersebut menjadi

perwakilan dari kelompok yang lebih besar atau populasi. Sampel diambil

melalui cara-cara tertentu yang memiliki karakteristik tertentu.6 Adapun

teknik penarikan sampel pada penelitian ini adalah probability sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang/kesempatan

yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel.7 probability sampling memiliki beberapa jenis diantaranya simple

random sampling, Menurut Sugiyono “teknik random sampling yaitu

pengambilan sampel secara acak/random dapat dilakukan dengan bilangan

random komputer maupun dengan undian”.8 Peneliti mengambil sampel

4Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 154.

5Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2011), h.

119. 6 Mahmud, op. cit., h. 155.

7 Sugiyono, op. cit., h. 122.

8 Ibid., h. 91.

48

dengan random undian yaitu memberikan ketas undian kepada seluruh

populasi dengan menuliskan nomor urut kemudian kertas digulung, dan

peneliti mengambil secara acak kertas tersebut untuk mengambil sampel.

Adapun saran-saran untuk ukuran sampel adalah sebagai berikut:

1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai

500.

2. Bila Sampel dibagi dalam katagori (misalnya: pria-wanita, pegawai

negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap

kategori minimal 30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate

korelasi atau regresi berganda), maka jumlah anggota sampel minimal

10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel

penelitiannya ada 5 (independen + dependen) maka jumlah anggota

sampel = 10 X 5 = 50.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota

sampel masing-masing antara 10 s/d 20.9

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian analisis korelasi

regresi berganda, dalam penelitian ini memiliki 3 variabel (independen +

dependen), maka dari itu sesuai dengan teori di atas sampel minimal 10

kali dari jumlah variabel yakni = 10 X 3 = 30 anggota sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian, peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data yaitu:

1. Angket (kuesioner) Skala Sikap

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

9 Ibid., h. 131-132.

49

kepada responden untuk dijawabnya, angket dapat diberikan kepada

responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.10

Tabel 3.1

Kisi-kisi Angket Motivasi

Aspek No Indikator No

Item

Jumlah

Item

Intrinsik 1. Adanya hasrat dan keinginan

berhasil

14

6

2. Adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar

13

Ekstrinsik

3. Adanya harapan dan cita-cita

masa depan

15

4. Adanya kegiatan menarik dalam

belajar

17, 18

5. Adanya lingkungan belajar yang

kondusif, sehingga

memungkinkan seseorang siswa

dapat belajar dengan baik.

16

Tabel 3.2

Kisi-kisi Angket Reward dan Punishment

Aspek No Indikator No

Item

Jumlah

Item

Reward 1. Guru memiliki kepribadian yang

bisa menjadi teladan contoh

1, 2 3

2. Guru memberikan hadiah

sebagai pendorong semangat

3

10

Ibid., h. 193.

50

belajar

3. Guru memberikan imbalan balik

berupa materi maupun nilai dan

angka yang bagus, juga sikap

yang baik serta perhatian dari

guru

4, 5, 6 3

Punishment 1. Guru memberikan hukuman

berupa sanksi bersifat teguran,

kecaman, dll.

7, 8, 9,

10, 11,

12

6

Berdasarkan indikator di atas, dalam penelitian ini akan

menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

kelompok orang tentang fenomena sosial, fenomena sosial ini dapat

ditetapkan oleh peneliti sebagai variabel penelitian.11

Jawaban dalam setiap instrumen yang menggunakan skala

likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif,

yaitu dapat berupa kata-kata berikut:

Tabel 3.3

Skala Likert12

No Skala Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Ragu-ragu 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat tidak setuju 1

11

Sugiyono, op. cit., h. 136. 12

Ibid., h. 136-137.

51

2. Observasi

Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan datanya secara

sistematis dan dengan persiapan matang.13

Penulis dalam penelitian ini

menggunakan observasi partisipan sebagai observasi tahap awal yaitu,

observasi partisipan adalah observasi yang dilakukan pengamat dan

dalam pengamatan itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan

kelompok yang sedang diamati, observasi partisipan dilaksanakan

sepenuhnya pengamat mengikuti dan merasakan seperti apa keadaan

bukan pura-pura, dengan demikian ia dapat menghayati dan merasakan

seperti apa orang-orang dalam kelompok yang diamati. Dalam

observasi ini penulis mengamati keadaan wajar dan sebenarnya, objek

dari observasi ini adalah lingkungan sekolah, guru, dan peserta didik.

E. Uji Coba Instrumen

Suatu tes yang baik harus mampu mengukur apa yang diukur (aspek

validitas) dan konsisten/stabil dalam mengukur apa yang akan diukur (aspek

reabilitas).14

Oleh karena itu sebelum angket disebarkan, angket tersebut harus

diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui apakah angket tersebut memenuhi

persyaratan validitas dan reabilitas atau tidak.

1. Validitas

Validitas mengacu pada aspek ketepatan dan kecermatan hasil

pengukuran.15

Sebelum guru menggunakan suatu tes, hendaknya guru

mengukur terlebih dahulu drajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu.16

Untuk mengukut kevalidan atau keshahihan butir pernyataan, analisis yang

13

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 29. 14

A. Muri Yusuf, Asesment dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan

Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan,( Jakarta: Prenadamedia Grup, 2015), h. 93. 15

Saifuddin Azwar, Reabilitas dan Validitas Instrumen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015). h. 40. 16

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016). h.

247.

52

digunakan untuk menguji validitas butir angket adalah korelasi product

moment. Perhitungan korelasi dibantu dengan program SPSS 23 , item

dikatakan valid membandingkan dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel, maka

valid perhitungan secara SPSS 23 langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Masuk progam SPSS 23

b. Klik variabel view pada SPSS 23data editor

c. Pada kolom name ketik P 1 - P 18, P yang dimaksud disini adalah

pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner, kemudian skor total

didapatkan dari penjumlahan P 1 sampai P 18.

d. Pada kolom decimal angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item

e. Buka data view pada SPSS 23

f. Klik analyze-correlate-Bivariate

g. Klik semua variabel dan masukkan ke kotak vaiabel

h. Klik OK hasil output uji validitas akan muncul,17

2. Reabilitas

Reabilitas adalah tingkat atau drajat konsistensi dari suatu instrument.

Relibialitas tes berkenaan dengan pertanyaan apakah suatu tes teliti dan dapat

dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan suatu tes dapat

dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada

kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.18

Instrumen

dikatakan reable jika r hitung > r tabel.

Langkah-langkah reabilitas menggunakan prorgram SPSS 23:

a. Masuk progam SPSS 23

b. Klik variabel view untuk memberi nama variabel, mengatur type data di

type, lebar kolom di (width), decimal di (decimals), lebel di (lebel).

c. Klik data view pada untuk menampilkan lembar kerja

d. Entri data ke program SPSS 23

17

C. Trihendradi, Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik, (Yogyakarta: CV Andi

Offset, 2010), h. 130. 18

Zainal Arifin, op.cit., h. 258.

53

e. Klik analyze-scale-reability analyze

f. Klik semua variabel dan masukkan ke kotak vaiabel

g. Klik statistik pada descriptipes for klik scale if item deleted klik continue

h. Klik OK hasil output uji reabilitas akan muncul.19

F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis data

dalam penelitian ini digunakan teknik statistik parametik dengan

menggunakan analisis regresi liniear berganda. Menurut Suharsimi Arikunto

“regresi linear berganda adalah analisis terhadap hubungan antara satu

dependent variabel dengan dua atau lebih independen variabel.20

Sebelum

melakukan uji analisis regresi linear langkah aal adalah menguji asumsi klasik

untuk mengetahui layak tidaknya data yang didapatkan untuk dianalisis

dengan metode regresi linear berganda.

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Pada uji multikolinearitas data penelitian tidak mengalami

multikolinearitas untuk dapat diolah dengan analisis regresi linear

berganda. berikut langkah-langkah pengambilan keputusan:

1) Melihat nilai tolerance

Tidak terjadi multikolinearitas, jika nilai tolerance lebih besar

0,1, dan sebaliknya terjadi multikolinearitas, jika nilai tolerance

lebih kecil atau sama dengan 0,1.

2) melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

Tidak terjadi multikolinearitas, jika nilai VIF lebih kecil 10,00,

dan sebaliknya terjadi multikolinearitas, jika nilai tolerance

lebih kecil atau sama dengan 10,0021

19

Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Reserch

Publishing, 2009), h. 114-121.

20

Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 278.

21 Akila, “Pengaruh Intensif dan Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

pada CV. Vassel Palembang”, Jurnal Erocment Global, Vol. 2, 2017. h. 40.

54

Langkah pengujian menggunakan SPSS 23 sebagai berikut:

Klik menu analyze - Pilih submenu regresion - klik liniear - Box

dependent : Variabel terikat (Y) - Box independen: Variabel bebas

(X) – klik method pilih enter - klik tombol statistik, akan muncul

linier regression statistik, non aktifkan estimates dan model fit,

aktifkan: covariance matrix dan collinieritas diagnostic – klik

continu – klik ok.22

b. Uji Heteroskedatisitas

Dalam persamaan regresi beganda perlu diuji mengenai sama atau

tidak varian, jika residual mempunyai varian sama disebut

homoskedastisitas, dan jika tidak sama disebut heteroskedatisitas.

Pada uji heteroskedatisitas data penelitian tidak mengalami

heteroskedatisitas untuk dapat diolah dengan analisis regresi linear

berganda. Ada atau tidaknya heteroskedatisitas dapat dilihat

dengan ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot, jika

ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi

heteroskedatisitas tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-

titik berada di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedatisitas.23

Langkah pengujian menggunakan SPSS sebagai berikut:

Klik menu analuze - pilih submenu regresion, klik linear – box

dependent : variabel terikat (Y) – boxindependent: variabel bebas

(X) – klik plots, muncul liniear regresion plot dan isikan: variabel

SRESID disumbu Y dan variabel ZPRED disumbu X – klik

continu – klik ok.24

22

Fadli, Model Asumsi Kalsik Model Regresi Bergamda, 2018,

(http://dawaisimfoni.wordpress.com). 23

Haslinda dan Jamaludin, “ Pengaruh Perencanaan anggaran dan Evaluasi anggaran

terhadap kinerja organisasi Dengan Standar Biaya Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah

Daerah Kabupaten Wajo”, Jurnal Akuntansi Peradaban, Vol 11, 2016, h. 8. 24

Fadli, op. cit.

55

c. Uji Normalitas

Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu akan dilakukan

pengujian normalitas data, berikut langkah dalam pengujian

normalitas data dengan SPSS 23 sebagai berikut:

1) Masukkan data ke SPSS 23

2) Klik Analyze-descriptive statistics-descriptive

3) Klik semua variabel dan masukkan ke kotak vaiabel

4) Klik options-kurtonis dan skwness-continue.

5) Klik OK hasil output uji normalitas akan muncul.25

2. Uji Regresi Berganda

Regresi linier berganda adalah analisis yang digunakan oleh

peneliti bila peneliti bemaksud meneliti dengan menggunakan variabel

independen yang diteliti berjumlah minimal dua.26

Rumus regresi linear

berganda adalah sebagai berikut27

:

Keterangan:

Y = Variabel terikat

X1, X2 = Variabel bebas

a = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi

Pengujian analisis regresi linier berganda ini dilakukan dengan

softare SPSS, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Klik analyze-regresion-linear

25

Nuraida Halid Alkaf, op.cit., h.123-125. 26

Sugiyono, op.cit., h. 267. 27

Ibid., h. 253.

56

b. Masukkan variabel Y ke kolom dependent, kemudian X1 dan X2 ke

kolom independent

c. Klik tombol statistics, pilih esrimates, model fit, dan durbin-watson.

d. Klik continue

e. Klik tombol options, pilih use probability of F, kemudian masukkan

nilai tingkat kepercayaan pada kotak entry

f. klik continue-klik OK sehingga output SPSS 23 viee akan tampil.28

G. Hipotesis Statistik

1. Uji hipotesis parsial (terpisah)

a. Membuat hipotesis dalam kalimat

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial

(terpisah) antara reward dan puniwhment terhadap motivasi

belajar siswa MTs Islamiyah ciputat.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial

(terpisah) antara reward dan puniwhment terhadap motivasi

belajar siswa MTs Islamiyah ciputat.

b. Hipotesis statistik

H0 : βi = 0

Ha : βi ≠ 0

2. Uji Hipotesis simultan (bersama-sama)

Membuat hipotesis dalam kalimat

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan

(bersama-sama) antara reward dan puniwhment terhadap motivasi

belajar siswa MTs Islamiyah ciputat.

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan secara secara simultan

(bersama-sama) antara reward dan puniwhment terhadap motivasi

belajar siswa MTs Islamiyah ciputat.

Hipotesis statistik

H0 : p = 0

Ha : p ≠ 0

28

C. Trihendradi, op.cit., 135-141.

57

Apabila t hitung > t tabel signifikan Ha diterima atau hipotesis

diterima. Sedangkan apabila t hitung > t tabel maka tidak signifikan

atau dengan kata lain Ho diterima atau tidak ada variabel bebas

terhadap variabel terikat dan tidak signifikan.

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat. Tempat peneliti

melaksanakan tugas Praktik Profesi Keguruan Terpadu. MTs Islamiyah

Ciputat berdomisili di Jl. KH. Dewantara No. 23 Ciputat Telp. Telp.

(021)8612272 Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan 15411. Kepala

sekolah saat ini adalah Aep Saepullah, S.Pd. yang menjadi subjek pada

penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Islamiyah Ciputat tahun ajaran

2017/2018 karena keterbatasan waktu kelas IX tidak dijadikan subjek karena

sedang fokus ujian nasional, maka dari itu peneliti menjadikan subjek kelas

VII dan VIII yang berjumlah 200 siswa dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Jumlah Siswa

No Kelas Jumlah Rombel L P Jumlah

1. Kelas VII 3 36 54 90

2. Kelas VIII 3 55 55 110

Jumlah 6 91 109 200

59

Grafik 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Grafik 4.2 Jumlah Siswa Berdawarkan Kelas

91

109

80

85

90

95

100

105

110

115

L P

45%

55%

L P

0

20

40

60

80

100

120

Kelas X Kelas XI

45%

55%

Kelas X Kelas XI

60

B. Pengujian Persyaratan dan Analisis dan Pengujian

Sebelum dilakukan analisis regresi berganda terlebih dahulu dilakukan

uji asumsi klasik terhadap data hasil penelitian untuk mengetahui layak

tidaknya data yang didapatkan untuk diolah dan dianalisis dengan metode

regresi liniear berganda. Berikut hasil uji asumsi klasik dan analisis regresi

liniear berganda:

Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Berikut hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan SPSS 23:

Tabel 4.2

Uji Multikolinearitas

Dari hasil uji multikolinearitas terlihat bahwa nilai tolerance variabel

X1 (Reward) dan X2 (Punishment) yakni = 0,828 lebih besar dari 0,1 atau

0,828 > 0,1.Kemudian nilai VIF variabel X1 (Reward) dan X2 (Punishment)

yakni = 1,208 lebih kecil dari 10,00 atau 1,208 < 10,00. Sehingga dapat

disimpulkan tidak terjadi multikoloniearitas yang berarti bahwa tidak ada

korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%, hal ini berarti

tidak terjadi multikolinearitas.

61

2. Uji Heteroskedastisitas

Grafik 4.3 Hasil Uji Heterokedastisidas

Dari diagram diatas, terliahat pada diagram scatterplots setiap plots

(titik), titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID

menyebar di bawah ataupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu X

dan Y dan tidak mempunyai pola tertentu, baik menumpuk, zig zag

,maupun bergelombang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data penelitian

tidak mengalami heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas.

62

3. Uji Normalitas

Grafik 4.4 Hasil Histogram Uji Normalitas

Dari diagram di atas, terlihat pada diagram batang, garis diagram

membentuk lengkungan gunung dan terlihat sempurna dengan kaki

simetris, maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini berdistribusi

normal.

Dari hasil uji asumsi klasikdi atas, terlihat bahwa data penelitian tidak

mengalami multikolinearitas, tidak mengalami heteroskedastisitas, dan data

berdistribusi normal. Maka, dapat disimpulkan bahwa data penelitian dapat

diolah dengan analisis regresi linear berganda.

63

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Seperti yang sudah dijelaskan di BAB III, bahwa penelitian ini

menggunakan analisis regresi linear berganda, Menurut Suharsimi Arikunto

“regresi linear berganda adalah analisis terhadap hubungan antara satu dependent

variabel dengan dua atau lebih independen variabel.1Adapun langkah-langkah

yang ditempuh dalam melakukan analisis linear berganda adalah dengan

perhitungan aplikasi SPSS 23 dan manual, berikut hasil uji regresi linear berganda

menggunakan SPSS 23:

1. Persamaan regresi berganda

Tabel 4.3

Persamaan Regresi Berganda

Persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y = 0,2359 + 0,657 X1 + 0,383

X2, artinya jika X1 dan X2 adalah nol, maka variabel Y akan konstan sebesar

0,2359. Apabila terjadi kenaikan X1 sebesar 1, maka akan terjadi kenaikan Y

sebesar 544, dan demikian sebaliknya, apabila terjadi kenaikan X2 sebesar 1,

maka akan terjadi kenaikan Y sebesar 0,321.

1 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 278.

64

2. Koefisien determinasi

Tabel 4.4

Koefisien Determinasi

Hasil R square pada perhitungan tabel di atas adalah 0,544 atau 54,

4%, yang berarti bahwa kemampuan dalam menjelaskan variabel adalah

sebesar 54,4%, sedangkan sisanya sebesar 45,6% dijelaskan oleh variabel lain

di luar variabel penelitian ini.

Kemudian Rhitung sebesar 0,738 yang berada di rentang 0,70-0,90

memiliki arti bahwa korelasi bergandanya adalah tinggi.

Melakukan uji hipotesis regresi linear berganda dua prediktor

a. Uji signifikansi secara parsial (terpisah)

1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat

Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial (terpisah)

antara Reward dan Punishment terhadap motivasi belajar Fiqih

siswa MTs Islamiyah Ciputat.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial (terpisah) antara

Reward dan Punishment terhadap motivasi belajar Fiqih siswa

MTs Islamiyah Ciputat.

2) Membuat hipotesis dalam bentuk statistik α

Ho: βi = 0

65

Ha: βi ≠ 0

Dimana βi = merupakan koefisien yang akan diuji.

3) Menentukan taraf signifikan α yang digunakan adalah 5% atau 0,05.

4) Kaidah pengujian

Jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka terima Ho.

Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho.

5) Menghitung thitung dan menentukan ttabel

Hasil penghitungan dengan menggunakan SPSS 23, sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji t

Hasil pengujian dengan SPSS 23 menunjukkan bahwa thitung

untuk X1 adalah 3,812 dan untuk X2 adalah 2,248, sedangkan nilai ttabel

adalah 2,048 dapat dilihat dari tabel disribusi t dua arah, pada kolom

0,05 atau 5% dan pada baris 28 (jumlah data 30 dikurangi jumlah

variabel bebas 2).

6) Membandingkan thitung dengan ttabel

Berdasarkan kaidah pengujian, disimpulkan bahwa:

X1: thitung = 3,812 > ttabel = 2,048 Ho ditolak.

X2: thitung = 2,248 > ttabel = 2,048 Ho ditolak.

Hal ini berarti bahwa secara terpisah variabel X1 (Reward) dan

X2 (Punishment) berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi

belajar fqih siswa MTs Islamiyah Ciputat

66

7) Mengambil keputusan

Keputusannya adalah X1 dan X2 menyatakan Ho ditolak Ha diterima,

maka hipotesisnya adalah:

X1 : Terdapat pengaruh Terdapat pengaruh yang signifikan secara

parsial (terpisah) antara Reward dan Punishment terhadap

motivasi belajar Fiqih siswa MTs Islamiyah Ciputat.

X2 : Terdapat pengaruh Terdapat pengaruh yang signifikan secara

parsial (terpisah) antara Reward dan Punishment terhadap

motivasi belajar Fiqih siswa MTs Islamiyah Ciputat.

b. Uji signifikan secara simultan (bersama-sama)

1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat

Ho: Tidak terdapat pengaruh Terdapat pengaruh yang signifikan

secara simultan (bersama-sama) antara Reward dan

Punishment terhadap motivasi belajar Fiqih siswa MTs

Islamiyah Ciputat.

Ha: Terdapat pengaruh Terdapat pengaruh yang signifikan secara

simultan (bersama-sama) antara Reward dan Punishment terhadap

motivasi belajar Fiqih siswa MTs Islamiyah Ciputat.

2) Membuat hipotesis dalam bentuk statistik

Ho: p = 0

Ha: p ≠ 0

3) Menentukan taraf signifikan α yang digunakan adalah 5% atau 0,05.

4) Kaidah pengujian

Jika fhitung ≤ ftabel maka terima Ho

Jika fhitung > ftabel maka tolak Ho

5) Menghitung fhitung dengan ftabel

Hasil penghitungan dengan menggunakan SPSS 23 sebagai berikut:

67

Tabel 4.6

Anova, Hasil Uji f

Pada tabel ANOVA di atas, menunjukkan hasil fhitung adalah

16,134, sedangkan ftabel 3,35 dilihat pada tabel distribusi pada kolom 2

(total variabel 3 dikurangi variabel terikat 1) pada baris ke 27 (jumlah

data 30 jumlah seluruh variabel 3).

6) Membandingkan fhitung dengan ftabel

Berdasarkan kaidah pengujian fhitung = 16,134 > ftabel = 3,35,

maka tolak Ho.

Hal ini berarti bahwa secara simultan atau bersama-sama,

variabel X1 dan X2 berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Selain

itu, nilai sig. 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa secara bersama-sama

variabel X1 dan X2 berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.

7) Mengambil keputusan

Keputusannya adalah menyatakan Ho ditolak, maka

hipotesisnya adalah terdapat pengaruh yang signifikan tsecara

simultan (bersama-sama) antara Reward dan Punishment terhadap

motivasi belajar fiqih siswa MTs Islamiyah Ciputat.

68

Berikut hasil uji regresi linear berganda menggunakan perhitungan

manual:

1. Membuat persamaan regresi linear berganda

a. Membuat tabel penolong

Tabel 4.7

Penolong Uji Regresi Linear Berganda

X1 X2 Y X1Y X2Y X1² X2² X1X2 Y²

1 25 24 25 625 600 625 576 600 625

2 24 23 24 576 552 576 529 552 576

3 28 24 28 784 672 784 576 672 784

4 27 19 26 702 494 729 361 513 676

5 27 19 28 756 532 729 361 513 784

6 26 22 29 754 638 676 484 572 841

7 24 17 26 624 442 576 289 408 676

8 24 21 27 648 567 576 441 504 729

9 26 20 27 702 540 676 400 520 729

10 29 19 27 783 513 841 361 551 729

11 29 17 27 783 459 841 289 493 729

12 25 16 21 525 336 625 256 400 441

13 26 21 27 702 567 676 441 546 729

14 22 19 23 506 437 484 361 418 529

15 26 21 28 728 588 676 441 546 784

16 24 21 22 528 462 576 441 504 484

17 26 22 27 702 594 676 484 572 729

18 27 21 26 702 546 729 441 567 676

19 26 23 27 702 621 676 529 598 729

20 25 20 24 600 480 625 400 500 576

21 22 15 23 506 345 484 225 330 529

22 27 24 30 810 720 729 576 648 900

23 27 22 30 810 660 729 484 594 900

24 28 20 26 728 520 784 400 560 676

25 30 24 28 840 672 900 576 720 784

26 27 23 28 756 644 729 529 621 784

69

27 26 22 26 676 572 676 484 572 676

28 27 22 24 648 528 729 484 594 576

29 23 18 22 506 396 529 324 414 484

30 22 17 21 462 357 484 289 374 441

∑ 775 616 777 20174 16054 20145 12832 15976 20305

b. Menerapkan metode skor deviasi/rumus pembantu

184

100

63

6656

20,5 4202

25,9 6708

c. Mencari nilai konstanta-konstanta

a. Menghiung nilai konstanta b1

b. Menghitung nilai konstanta b1

c. Menghitung nilai konstanta a

70

=

0,2359

d. Menentukan persamaan regresi dengan dua variabel bebas

e. Mencari korelasi berganda

=√( )( ) ( )( )

f. Mencari koefisien determinasi

Dari hasil perhitungan manual di atas menjelaskan bahwa persamaan

regresi dan koefisien determinasi sama dengan perhitungan menggunakan SPSS 23,

dimana persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y = 0,2359 + 0,657 X1 + 0,383

dengan koefisien determinasi atau kemampuan seluruh variabel bebas dalam

menjelaskan veriabel terikat dalam perhitungan manual di atas adalah 0,544 atau 54,

4%, yang berarti bahwa kemampuan dalam menjelaskan variabel , yang berarti bahwa

kemampuan dalam menjelaskan variabel adalah sebesar 54,4%, sedangkan sisanya

sebesar 45,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel penelitian ini.

71

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang menggunakan kuesioner

untuk menilai variabel reward dan punishment dengan delapan belas pertanyaan,

oleh karena itu peneliti menyimpulkan beberapa kesimpulan:

1. Pelaksanaan reward dan punishment dalam pembelajaran fiqih di MTs

Islamiyah Ciputat berpengaruh positif terhadap motivasi.

2. Reward dan punishment berpengaruh terhadap motivasi belajar fiqih di

MTs Islamiyah Ciputat. Dalam analisis deskriptif, peneliti mendapatkan

gambaran tentang besarnya pengaruh reward dan punishment terhadap

motivasi belajar fiqih siswa. Sedangkan analisis statistik peneliti

mendapatkan korelasi berganda antara reward dan punishment

berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa sebesar 54,4%. Data

itu diambil dari hasil analisis dengan responden 30, dimana secara parsial

(terpisah) thitung lebih besar dari ttabel (3,812 dan 2,248 > 2,048), dan secara

simultan fhitung lebih besar dari ftabel (16,134> 3,35).. Maka, Ho ditolak dan

hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya secara parsial dan simultan

terdapat pengaruh yang signifikan antara reward dan punishment terhadap

motivasi belajar fiqih siswa MTs Islamiyah Ciputat.

3. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, pelaksanaan dan pemberian

reward dan punishment yang dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat,

sangatlah efektif.

72

B. Implikasi

Dari hasil kesimpulan di atas memiliki implikasi dalam bidang pendidikan

tentunya, maka implikasi dari penelitian ini adalah:

Hasil penelitian mengenai reward dan punishment terhadap motivasi

belajar fiqih siswa di MTs Islamiyah Ciputat ternyata reward dan punishment

secara bersama-sama maupun terpisah berpengaruh signifikan terhadap motivasi

belajar fiqih siswa di MTs Islamiyah Ciputat, dan memiliki tingkat cukup baik

yaitu 0,54,4 atau 54,4%.

Maka dari itu untuk mengatasi motivasi belajar fiqih siswa reward dan

punishment dapat dikatakan salah satu cara yang menumbuhkan motivasi belajar

fiqih siswa baik motivasi intrinsik (motivasi dalam diri sendiri) maupun motivasi

ekstrinsik (motivasi dari luar) untuk meningkatkan kemauan belajar siswa.

C. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitanm maka peneliti dapat

memberi saran-saran sebagai berikut:

Pelaksanaan pemberian reward dan punishment di MTs Islamiyah

Ciputat sudah cukup baik, hendaknya dalam proses belajar tentunya guru bidang

dapat memberi reward tidak hanya saat pemberian raport saat kenaikan kelas,

guru dapar memberi reward yang bervariasi saat pembelajaran berlangsung agar

siswa termotivasi saat proses pembelajaran, tentunya pemberian reward harus

memperhatikan kaidah-kaidah reward yakni tidak terlalu sering diberikan .

Punishment dilakukan dengan hati-hati dan bersifat pedagogis untuk

memperbaiki dan mendidik ke arah yang lebih baik. Guru dapat melakukan

punishment dengan tepat, sebab jika guru melakukan punishment dengan tepat

dan bijak maka punishment dapat menjadi alat motivasi belajar fiqih siswa.

74

DAFTAR PUSTAKA

Akila “Pengaruh Intensif dan Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

pada CV. Vassel Palembang”. Jurnal Erocment Global. 2. 2017.

Al-Qorni, „Aidh. Bulughul Maram Hadis-hadis Pilihan Tentang Islam. Jakarta:

Qithi Press, 2006.

Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu PendekatSPann Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2013.

Azwar. Saifuddin. Reabilitas dan Validitas Instrumen. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2015.

B. Uno, Hamzah .Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara,

2008.

Bahri, Djamarah Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka. 2011.

Burhan, Nurgiyantoro. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu Sosial.

Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. Cet. 6, 2015.

Burhannudin. Fiqih Ibadah. Bandung: CV Pustaka Setia. Cet. 1, 2001.

Darajat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta Bumi Aksara.

Cet. 1, 1995.

Djazuli, A.. Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum

Islam. Jakarta: Kencana. Cet. 7. 2010.

Eggen, Paul. Strategi dan Model Pembelajaran. Terj. Hermawan. Jakarta: PT

Indeks, 2012.

Fadli. Model Asumsi Kalsik Model Regresi Bergamda.

(http://dawaisimfoni.wordpress.com). 2018.

Hakim, Lukman. “Guru di Sampang Meninggal Setelah dipukul Siswanya”. Sindo

News. Surabaya: 2 Februari 2018.

75

Halid, Nuraida Alkaf. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ciputat: Islamic

Reserch Publishin., 2009.

Haslinda dan Jamaludin. “ Pengaruh Perencanaan anggaran dan Evaluasi anggaran

terhadap kinerja organisasi Dengan Standar Biaya Sebagai Variabel

Moderating Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo”. Jurnal Akuntansi

Peradaban. Vol 11. 2016.

Idawati. Tinjauan Hukum terhadap Perlindungan Profesi Guru dan Anak Didik.

Jurnal Justivia. 2. 2014.

Kemenag. RI. Al-Qur’an dan Terjemah Untuk Wanita. Bandung: Oasis Terrace

Recident. 2012.

L. Ostroff, Wendy. Memahami Cara Anak-anak Belajar. Terj. B. Endra Tanidjaja.

Jakarta: PT Indeks, 2013.

Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.

Menteri Agama RI. Permenag RI no. 000912 Tahun 2013. Jakarta: Mentri Hukum

dan HAM RI. 2013.

Muri, A. Yusuf. Asesment dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan

Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Grup,

2015.

Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoreti dan Praktis. Jakarta: Roda Karya,

2007.

Ramayulis. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta:P Kalam Mulia, 2015.

Rheza, Syahrul Alfattory. Reward, Punishment terhadap Motivasi Belajar Siswa

IPS Terpadu Kls VIII MTsN Punggasan. Jurnal Curricula. 2. 2017.

Riadi, Edi. Alat Statistika Parametrik & Nonparametrik. Tangerang: Pustaka

Mandiri, 2014.

Sabri, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press. Cet. I,

2005.

Salahudin, Anas. Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya).

Jakarta: Pustaka Setia, 2013.

76

Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta, 2010.

Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta,

2011.

-------. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta, 2016.

Suprijono, Agus. Coopeative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2015.

Suralaga, Fadhilah. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Syarif Hidayatullah, 2010.

Syaifurrahman. Manajemen Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks, 2013.

Syarifudin, Tatang. Landasan Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan

Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT.Remaja Rosda

Karya. Cet. iii, 2000.

Tatang. Ilmu Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,

2009.

Trihendradi, C. Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: CV Andi

Offset, 2010.

Ulwan, Abdullah Nashih. Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak dalam Islam.

Terjemahan Emiel Ahmad. Jakarta: Khatulistiwa Press, 2013.

Walidin, Warul . Konstelasi Pemikiran Pedagogik Ibnu Khaldun Perspektif

Pendidikan Modern. Yogyakarta: Suluh Press. Cet. II, 2005.

Yuliasari, Ade, dan Indiarsa, Nanang .Peran Dominan Moitvasi Intrinsik dan

Motivasi Ekstrinsik Siswa Putri dalam Mengikuti Kegiatan

77

Yusuf, A. Muri. Asesment dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi

dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia

Grup, 2015.

LAMPIRAN-LAMPIRAN

LEMBAR UJI REFERENSI

BAB I Paraf Dosen

Pembimbing

1. Syaifurrahman, DKK, Manajemen dalam

Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 51.

2. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:

UIN Jakarta Press), Cet. I, h. 5-8.

3. Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta:

Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen

Agama Republik Indonesia, 2009), h. 27.

4. Fadhilah Suralaga, Dkk, Psikologi Pendidikan,

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah, 2010), h. 94.

5. Wendy L. Ostroff, Memahami Cara Anak-anak

Belajar, Terj. B. Endra Tanidjaja, (Jakarta: PT

Indeks, 2013), h. 7.

6. Paul Eggen, DKK, Strategi dan Model

Pembelajaran, Terj. Hermawan, (Jakarta: PT Indeks,

2012), h. 67.

7. Ade Yuliasari dan Nanang Indiarsa, Peran Dominan

Moitvasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Siswa

Putri dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Futsal, Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

Vol. 01, 2013. h. 315.

8. Ramayulis, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta:P

Kalam Mulia, 2015), h. 223.

9. Ibid, h. 223.

..................

10. Kemenag. RI, Al-Qur’an dan Terjemah Untuk

Wanita, (Bandung, Oasis Terrace Recident, 2012), h.

150.

11. Ibid., h. 178.

12. Lukman Hakim, “Guru di Sampang Meninggal

Setelah dipukul Siswanya”, Sindo News, Surabaya:

2 Februari 2018.

..................

BAB II Paraf Dosen

Pembimbing

1. Tatang S., Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka

Setia, 2012), h. 97.

2. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:

UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 60.

3. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoreti dan

Praktis, (Jakarta: Roda Karya, 2007), h .182.

4. Kemenag. RI, Al-Qur’an dan Terjemah Untuk

Wanita, (Bandung: Oasis Terrace Recident, 2012),

h. 599.

5. Ibid., h. 44.

6. „Aidh Al-Qorni, Bulughul Maram Hadis-hadis

Pilihan Tentang Islam, (Jakarta: Qithi Press 2006),

h.

7. Ngalim Purwanto, op. cit., h.183.

8. Alisuf Sabri, op.cit., h. 60-61.

9. Ngalim Purwanto, op. cit., h. 184.

10. Ibid., h. 182.

11. Alisuf Sabri, op.cit., h. 60.

12. Tatang S., op. cit., h. 97.

..................

13. Aliuf Sabri, op. cit., h. 57.

14. Warul Walidin, Konstelasi Pemikiran Pedailgogik

Ibnu Khaldun Perspektif Pendidikan Modern,

(Yogyakarta: Suluh Press, 2005), Cet. II, h. 105-106.

15. Kemenag., op. cit., h. 599.

16. Ibid., h. 143.

17. Ngalim Puranto, op. cit., h. 186-187.

18. „Aidh Al-Qorni, op. cit., h. 373.

19. Aliuf Sabri, op. cit., h. 58.

20. Ngalim Purwanto, op. cit., h. 190.

21. Ibid., h. 190-191.

22. Ibid., h. 191-192.

23. Aliuf Sabri, op. cit., h. 58-59.

24. Ibid.,h.

25. Ngalim Purwanto, op. cit., h. 188.

26. Alfattory Rheza Syahrul, Reward, Punishment

terhadap Motivasi Belajar Siswa IPS Terpadu Kls

VIII MTsN Punggasan, Jurnal Curricula, Vol. 2,

2017, h. 3.

27. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif

Islam, (Cet. iii, Bandung PT.Remaja Rosda Karya,

2000), h. 186.

28. Wendy L. Ostroff, Memahami Cara Anak-anak

Belajar, Terj. B. Endra Tanidjaja, (Jakarta: PT

Indeks, 2013), h. 7.

29. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan

Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),

h. 27.

..................

30. Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama

Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. 1, h. 140.

31. Anas Salahudin, dan Irwanto Alkrienciehie,

Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis Agama

dan Budaya), (Jakarta: Pustaka Setia, 2013), h. 330.

32. Ibid., h. 330.

33. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-

Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 15.

34. Slameto, belajar dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.

2.

35. Syaifurrahman, Dkk, Manajemen Dalam

Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 55-56.

36. Agus Suprijono, Coopeative Learning: Teori dan

Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2015), h. 3.

37. Hamzah B. Uno, op. cit., h. 33.

38. Ade Yuliasari dan Nanang Indiarsa, Peran Dominan

Moitvasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Siswa

Putri dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Futsal, Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,

Vol. 01, 2013. h. 315.

39. Ibid., h. 24-25.

40. Ibid., h. 29.

41. Ibid., h. 32.

42. Ibid., h. 34-37.

43. Zakiah Daradjat, op. cit., h. 143-144.

44. Hamzah B. Uno, op.cit., h. 27-29.

..................

45. Zakiah Daradjat, op. cit., h. 141.

46. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:

Rineka, 2011), 161-164.

47. Ibid., h. 69-70.

48. Burhannudin, Fiqih Ibadah, (Bandung: CV Pustaka

Setia, 2001), Cet. 1, h.12.

49. A. Djazuli, Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan,

dan Penerapan Hukum Islam, (Jakarta: Kencana,

2010), Cet. 7, h. 4-5.

50. Menteri Agama RI, Permenag RI no. 000912 Tahun

2013, (Jakarta: Menteri Hukum dan HAM RI, 2013).

h. 38.

51. A. Dzajuli, op. cit., h. 4-6.

52. Burhannudin, op.cit., h.13.

53. Ibid., h. 43-44.

54. Ibid., h. 38.

55. Kemenag, op. cit., h. 599.

BAB III Paraf Dosen

Pembimbing

1. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 13.

2. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatann Praktik,(Jakarta: Rineka Cipta, 2013),

h. 282.

3. Ibid., h. 166.

4. Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:

Pustaka Setia, 2011), h. 154.

5. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed

Method), (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 119.

6. Mahmud, op. cit., h. 155.

7. Sugiyono, op. cit., h. 122.

8. Ibid., h. 91.

9. Ibid., h. 131-132.

10. Ibid., h. 193.

11. Sugiyono, op. cit., h. 136.

12. Ibid., h. 136-137.

13. A. Muri Yusuf, Asesment dan Evaluasi Pendidikan:

Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan

Pengendalian Mutu Pendidikan, (Jakarta:

Prenadamedia Grup, 2015), h. 93.

14. Saifuddin Azwar, Reabilitas dan Validitas

Instrumen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015). h.

40.

15. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2016). h. 247.

16. C. Trihendradi, Step by Step SPSS 18 Analisis Data

Statistik, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010), h.

130.

17. Zainal Arifin, op.cit., h. 258.

18. Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian

Pendidikan, (Ciputat: Islamic Reserch Publishing,

2009), h. 114-121.

19. Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 278.

20. Akila “Pengaruh Intensif dan Pengawasan Terhadap

..................

..................

Produktivitas Kerja Karyawan pada CV. Vassel

Palembang”, Jurnal Erocment Global. 2, 2017. h.

40.

21. Fadli, Model Asumsi Kalsik Model Regresi

Bergamda, 2018,

(http://dawaisimfoni.wordpress.com).

22. Haslinda dan Jamaludin, “ Pengaruh Perencanaan

anggaran dan Evaluasi anggaran terhadap kinerja

organisasi Dengan Standar Biaya Sebagai Variabel

Moderating Pada Pemerintah Daerah Kabupaten

Wajo”, Jurnal Akuntansi Peradaban, Vol 11, 2016,

h. 8.

23. Fadli, op. cit.

24. Nuraida Halid Alkaf, op.cit., h.123-125.

25. Sugiyono, op.cit., h. 267.

26. Ibid., h. 253.

27. C. Trihendradi, op.cit., 135-141.

Jakarta, 12 September2018

Yang Mengesahkan

Dosen Pembimbing

Drs. Rusdi Jamil, M. Ag.

NIP. 19621231 199503 1 005

DATA SISWA

MADRASAH TSANAWIYAH ISLAMIYAH CIPUTAT

TAHUN AJARAN 2017/2018

NO KELAS JUMLAH SISWA

1. VII (Al-Khawarizmi,

Al-Batani, Al-Fargani)

90

2. VIII (Ibnu Batutah, Ibnu

Sina, Ibnu Ruysd)

110

3. IX (Al-Kindi, At-Tusi,

Ar-Razi)

107

DATA GURU

MADRASAH TSANAWIYAH ISLAMIYAH CIPUTAT

TAHUN AJARAN 2017/2018

NO MATA PELAJARAN KLS JUMLAH

ROMBEL

NAMA GURU

PENGAMPU

1 Pendidikan

Kewarganegaraan

1 3 rombel Drs. Hilmudin

2 3 rombel Dra. Ch. Suhartini

3 3 rombel Drs. Hilmudin

2 Al-Quran-Hadits

1 3 rombel Dra. Tatu Uyainah

2 3 rombel Ummi Arfi‟ah S.Ag

3 3 rombel Dra. Tatu Uyainah

3 Akidah Akhlak

1 3 rombel

Ummi Arfi‟ah, S.Ag 2 3 rombel

3 3 rombel

4 Fikih

1 3 rombel

Drs. Aris Herdiana 2 3 rombel

3 3 rombel

5 Sejarah Kebudayaan 1 3 rombel Drs. Aris Herdiana

Islam 2 3 rombel

Masnah, S.Pd.I

3 3 rombel

6 Bahasa Arab

1 3 rombel Anna Saraswati, SS

2 3 rombel

Amirudin, S.Pd

3 3 rombel

7 Bahasa Inggris

1 3 rombel Preli Ratnawati, S.Pd

2 3 rombel

Nurul Atikah, S.Pd

3 3 rombel

8 Ilmu Pengetahuan

Sosial

1 3 rombel M. Rizky Awaludin

2 3 rombel

Achmad Djuanda, SE

3 3 rombel

9 Fiqih

1 3 rombel

Hikmatulloh, S.Pd

2 3 rombel

3 3 rombel Aep Saepullah, S.Pd

10 IPA

1 3 rombel Iin Safrina, S.Pd

2 3 rombel Drs. Abdul Muthalib

3 3 rombel Iin Safrina, S.Pd

11 Bahasa Indonesia

1 3 rombel

Dra. Ecin Kuraesin

2 3 rombel

3 3 rombel Siti Annisah, S.Pd

12 BTQ

1 3 rombel Amiruddin, S.Pd

2 3 rombel Anna Saraswati, SS

3 3 rombel Amiruddin, S.Pd

13 Penjaskes

1 3 rombel

Qosim Sarofil, S.Pd 2 3 rombel

3 3 rombel

14 Seni Budaya

1 3 rombel

Yulia Ruhamayanti,

S.Ag 2 3 rombel

3 3 rombel

15 TIK

1 3 rombel

Muhamad Fauzi,

S.Kom 2 3 rombel

3 3 rombel

17 Pramuka

1 3 rombel Preli Ratnawati, S.Pd

2 3 rombel Qosim Sarofil, S.Pd

3 3 rombel Preli Ratnawati, S.Pd

KISI-KISI ANGKET

Kisi-kisi Angket Motivasi

Aspek No Indikator No Item Jumlah

Item

Intrinsik 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 14

6

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam

belajar

13

Ekstrinsik

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 15

4. Adanya kegiatan menarik dalam belajar 17, 18

5. Adanya lingkungan belajar yang kondusif,

sehingga memungkinkan seseorang siswa

dapat belajar dengan baik.

16

Kisi-kisi Angket Reward dan Punishment

Aspek No Indikator No Item Jumlah

Item

Reward 1. Guru memiliki kepribadian yang bisa

menjadi teladan contoh

1, 2 3

2. Guru memberikan hadiah sebagai

pendorong semangat belajar

3

3. Guru memberikan imbalan balik berupa

materi maupun nilai dan angka yang

bagus, juga sikap yang baiK serta

perhatian dari guru

4, 5, 6 3

Punishment 1. Guru memberikan hukuman berupa sanksi

bersifat teguran, kecaman, dll.

7, 8, 9,

10, 11,

12

6

HASIL UJI VALIDITAS ANGKET/KUESIONER

Responden

Butir Pernyataan

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

1 4 4 4 3 4 3 4 5 2

2 5 5 4 5 5 3 3 4 4

3 4 4 5 5 5 4 4 5 4

4 5 4 5 5 4 4 3 5 4

5 5 5 4 4 3 5 3 4 4

6 4 4 4 5 5 4 4 5 2

7 4 5 4 4 5 3 4 4 5

8 5 5 4 4 4 4 4 4 4

9 5 5 5 5 5 4 4 5 4

10 3 2 2 4 2 3 3 4 4

11 3 2 2 4 2 3 3 5 4

12 5 4 4 5 4 4 3 5 4

13 5 4 4 5 4 3 5 5 4

14 4 3 4 4 3 3 4 4 4

15 4 3 4 2 4 1 4 5 4

16 4 5 5 4 5 4 5 5 4

17 4 5 5 4 3 4 5 5 4

18 4 5 4 5 5 3 4 5 5

19 5 5 5 4 3 4 5 4 4

20 4 3 3 4 4 3 3 4 3

21 5 5 5 4 5 3 5 5 4

22 5 5 5 4 5 3 5 5 4

23 5 5 4 4 4 4 4 4 5

24 5 4 4 5 4 5 5 5 5

25 5 4 4 5 4 2 3 4 3

26 4 5 4 5 4

2 4 4 4

27 3 4 4 5 5 4 5 4 4

28 3 5 3 4 4 4 4 4 4

29 3 3 4 4 4 3 4 4 4

30 5 4 4 5 4 2 4 4 4

T hitung 0,491 0,698 0,756 0,434 0,509 0,571 0,546 0,469 0,378

T tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361

Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Butir Pernyataan/Pertanyaan

Total

P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18

5 1 3 5 4 5 3 5 2 67

3 3 3 5 5 5 5 4 2 75

4 1 4 5 5 5 5 5 2 79

5 3 4 3 5 5 5 5 2 80

4 2 4 5 5 4 4 4 2 76

5 2 5 5 4 5 4 5 2 80

3 1 5 5 5 5 4 5 2 80

4 3 5 4 4 5 5 4 1 81

5 4 3 5 5 5 4 5 1 88

4 2 2 3 4 4 3 4 3 66

3 2 5 5 4 4 3 5 1 71

4 3 5 5 5 5 3 4 3 87

5 1 3 5 5 5 4 5 3 88

4 2 3 5 4 5 5 4 3 82

4 4 3 5 4 5 1 4 3 79

5 4 4 5 5 5 4 5 2 96

5 4 4 5 5 5 4 4 3 95

3 2 4 5 5 5 4 5 4 95

5 5 2 5 4 5 4 5 3 96

3 2 4 4 4 5 3 4 3 83

4 2 4 4 5 5 4 4 2 96

4 2 3 4 5 5 4 4 3 97

4 2 4 5 4 5 5 4 3 98

5 4 5 5 5 4 4 5 3 106

3 2 3 4 2 4 5 4 2 88

3 2 1 5 4 5 3 5 2 92

5 3 3 5 4 5 4 5 5 104

4 3 5 4 4 5 4 4 3 99

3 3 4 5 4 4 5 4 3 97

3 2 4 4 4 4 5 4 2 98

0,410 0,538 0,373 0,453 0,363 0,579 0,493 0,486 0,521

0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

HASIL UJI RELIABILITAS ANGKET/KUESIONER

Responden

Butir Pernyataan

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

1 4 4 4 3 4 3 4 5 2

2 5 5 4 5 5 3 3 4 4

3 4 4 5 5 5 4 4 5 4

4 5 4 5 5 4 4 3 5 4

5 5 5 4 4 3 5 3 4 4

6 4 4 4 5 5 4 4 5 2

7 4 5 4 4 5 3 4 4 5

8 5 5 4 4 4 4 4 4 4

9 5 5 5 5 5 4 4 5 4

10 3 2 2 4 2 3 3 4 4

11 3 2 2 4 2 3 3 5 4

12 5 4 4 5 4 4 3 5 4

13 5 4 4 5 4 3 5 5 4

14 4 3 4 4 3 3 4 4 4

15 4 3 4 2 4 1 4 5 4

16 4 5 5 4 5 4 5 5 4

17 4 5 5 4 3 4 5 5 4

18 4 5 4 5 5 3 4 5 5

19 5 5 5 4 3 4 5 4 4

20 4 3 3 4 4 3 3 4 3

21 5 5 5 4 5 3 5 5 4

22 5 5 5 4 5 3 5 5 4

23 5 5 4 4 4 4 4 4 5

24 5 4 4 5 4 5 5 5 5

25 5 4 4 5 4 2 3 4 3

26 4 5 4 5 4

2 4 4 4

27 3 4 4 5 5 4 5 4 4

28 3 5 3 4 4 4 4 4 4

29 3 3 4 4 4 3 4 4 4

30 5 4 4 5 4 2 4 4 4

Responden

Butir Pernyataan

P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18

1. 5 1 3 5 4 5 3 5 2

2. 3 3 3 5 5 5 5 4 2

3. 4 1 4 5 5 5 5 5 2

4. 5 3 4 3 5 5 5 5 2

5. 4 2 4 5 5 4 4 4 2

6. 5 2 5 5 4 5 4 5 2

7. 3 1 5 5 5 5 4 5 2

8. 4 3 5 4 4 5 5 4 1

9. 5 4 3 5 5 5 4 5 1

10. 4 2 2 3 4 4 3 4 3

11. 3 2 5 5 4 4 3 5 1

12. 4 3 5 5 5 5 3 4 3

13. 5 1 3 5 5 5 4 5 3

14. 4 2 3 5 4 5 5 4 3

15. 4 4 3 5 4 5 1 4 3

16. 5 4 4 5 5 5 4 5 2

17. 5 4 4 5 5 5 4 4 3

18. 3 2 4 5 5 5 4 5 4

19. 5 5 2 5 4 5 4 5 3

20. 3 2 4 4 4 5 3 4 3

21. 4 2 4 4 5 5 4 4 2

22. 4 2 3 4 5 5 4 4 3

23. 4 2 4 5 4 5 5 4 3

24. 5 4 5 5 5 4 4 5 3

25. 3 2 3 4 2 4 5 4 2

26. 3 2 1 5 4 5 3 5 2

27. 5 3 3 5 4 5 4 5 5

28. 4 3 5 4 4 5 4 4 3

29. 3 3 4 5 4 4 5 4 3

30. 3 2 4 4 4 4 5 4 2

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.769 18

ANGKET PENELITIAN

Angket Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Motivasi

Belajar Fiqih Siswa MTs Islamiyah Ciputat

Identitas Responden

Nama : Kelas :

Petunjuk

1. Mulailah dengan membaca basmallah.

2. Pada kuesioner ini terdapat 18 pertanyaan , pertimbangkan baik-baik pertanyaan

.Dan berikan jawaban yang benar-benar sesuai dengan keadaan di sekolah.

3. Mohon kuesioner diisi dengan jawaban yang jujur.

4. Berikan tanda ( ) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan di sekolah.

5. Sebelum kuesioner dikembalikan, periksa kembali jawaban-jawaban anda apakah

sudah benar.

Keterangan

SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju

R : Ragu-ragu

No Pertanyaan/Pernyataan SS S R TS STS

REWARD/PENGHARGAAN

1. Guru bersikap baik terhadap murid-muridnya

2. Guru memberikan penghargaan kepada siswa

yang berprestasi baik sikap maupun pengetahuan

3. Guru memberikan pujian ketika siswa belajar

dengan baik

4. Guru memberikan nilai sesuai hasil kerja siswa

5. Guru memberi nilai tinggi kepada siswa yang

berprstasi

6.. Siswa yang berprestasi diberikan imbalan berupa

hadiah oleh guru

PUNISHMEN/HUKUMAN

7. Guru memberikan hukuman sesuai dengan

tingkat kesalahan siswa.

8. Guru tidak perlu menghukum tapi cukup dengan

memberi contoh

9. Guru menegur saat siswa berbuat salah

10. Guru cukup memberi hukuman dengan

menasihati saja

11. Guru memberikan hukuman berupa kecaman saat

siswa melakukan kesalahan

12. Guru memberi hukuman dengan pukulan jika

siswa tidak bisa dinasihati lagi

MOTIVASI

13. Saya tidak terlambat saat masuk kelas

14. Saya tidak membolos saat jam pelajaran masih

ada

15. Saya ingin menjadi manusia yang sukses

16. Saya menyukai lingkungan belajar yang baik

yang dapat menumbuhkan semangat belajar

17. Saya menyenangi kegiatan belajar yang

menciptakan persaingan dan kompetisi

18. Saya menyukai kegiatan pembelajaran yang

menantang seperti perlombaan

Terimakasih atas kesediaannya telah meluangkan waktu mengisi kuesioner

penelitian ini, semoga Allah SWT memberi ganjaran pahala dan kebaikan.

Data Hasil Sebar Angket/Kuesioner

Responden

Butir Angket

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18

1. 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 2 4 3 4 5 5 4 4

2. 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 4 3 4 5 5 4 3

3. 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 2 4 4 5 5 5 4 5

4. 4 5 4 5 5 4 4 3 5 2 2 3 5 5 5 5 4 2

5. 4 5 4 4 4 5 4 2 5 2 2 1 4 5 5 5 5 4

6. 5 5 3 5 2 4 4 5 5 4 2 2 5 5 5 5 5 4

7. 5 5 3 5 2 4 4 5 5 1 1 1 4 4 5 5 5 3

8. 5 4 3 4 3 3 4 5 5 4 2 1 5 5 5 5 4 3

9. 5 5 5 5 4 2 5 4 5 2 2 2 5 5 5 5 5 2

10. 5 5 5 5 5 5 4 3 4 3 3 2 5 5 5 5 5 2

11. 5 5 5 5 5 4 4 3 3 3 3 1 4 5 5 5 5 3

12. 4 4 5 5 5 4 4 3 3 3 2 1 1 5 5 3 4 3

13. 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 2 4 3 5 5 5 5

14. 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4

15. 4 4 5 5 5 3 5 3 5 4 3 1 5 5 5 5 5 3

16. 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 2 3 3 4 4 4 1

17. 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 2 1 4 5 5 5 5 3

18. 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 2 1 4 4 5 5 4 4

19. 5 4 4 5 4 4 5 4 5 3 3 3 5 5 5 5 4 3

20. 5 3 4 4 4 5 4 5 4 3 3 1 1 5 5 4 5 4

21. 5 4 3 4 2 4 4 1 5 2 1 2 4 1 5 5 5 3

22. 5 5 4 5 4 4 2 5 5 3 2 2 5 5 5 5 5 5

23. 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 2 2 5 5 5 5 5 5

24. 5 5 4 5 5 4 2 5 5 4 2 2 5 5 5 4 3 4

25. 5 5 5 5 5 5 2 5 5 3 2 2 5 5 5 5 4 4

26. 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 2 3 5 5 5 5 5 3

27. 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 2 2 5 5 5 5 4 2

28. 5 5 3 5 5 4 4 5 4 3 2 2 5 4 5 4 4 2

29. 4 5 4 5 3 2 3 5 4 2 2 2 4 4 5 3 4 2

30. 4 4 4 5 3 2 4 3 5 2 2 1 3 4 5 3 4 2

Penolong Uji Regresi Linear Berganda

X1 X2 Y X1Y X2Y X1² X2² X1X2 Y²

1 25 24 25 625 600 625 576 600 625

2 24 23 24 576 552 576 529 552 576

3 28 24 28 784 672 784 576 672 784

4 27 19 26 702 494 729 361 513 676

5 27 19 28 756 532 729 361 513 784

6 26 22 29 754 638 676 484 572 841

7 24 17 26 624 442 576 289 408 676

8 24 21 27 648 567 576 441 504 729

9 26 20 27 702 540 676 400 520 729

10 29 19 27 783 513 841 361 551 729

11 29 17 27 783 459 841 289 493 729

12 25 16 21 525 336 625 256 400 441

13 26 21 27 702 567 676 441 546 729

14 22 19 23 506 437 484 361 418 529

15 26 21 28 728 588 676 441 546 784

16 24 21 22 528 462 576 441 504 484

17 26 22 27 702 594 676 484 572 729

18 27 21 26 702 546 729 441 567 676

19 26 23 27 702 621 676 529 598 729

20 25 20 24 600 480 625 400 500 576

21 22 15 23 506 345 484 225 330 529

22 27 24 30 810 720 729 576 648 900

23 27 22 30 810 660 729 484 594 900

24 28 20 26 728 520 784 400 560 676

25 30 24 28 840 672 900 576 720 784

26 27 23 28 756 644 729 529 621 784

27 26 22 26 676 572 676 484 572 676

28 27 22 24 648 528 729 484 594 576

29 23 18 22 506 396 529 324 414 484

30 22 17 21 462 357 484 289 374 441

∑ 775 616 777 20174 16054 20145 12832 15976 20305

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

Uji Multikolinearitas

Uji Heteroskedastisitas

UjiNormalitas

HASIL UJI REGRESI LINEAR BERGANDA

Persamaan Regresi Berganda

Persamaan regresi yang terbentuk Y = 0,2359 + 0,657 X1 + 0,383 X2,

Koefisien Determinasi

Hasil Uji F

Hasil Uji T

PHOTO-PHOTO KEGIATAN PENELITIAN

`

`

TENTANG PENULIS

Nama lengkap penulis adalah Ari Noer Khoiriyah, biasa dipanggil Ari,

penulis lahir di Bekasi, 12 Juni 1996 dari Ayahanda Mahdi Hidayat dan Ibunda

Mursida, saya anak pertama dari tiga bersaudara, adik-adik saya bernama Abdul

Rofi dan Khopipatun Shofwa. Alamat e-mail penulis

[email protected].

Riwayat pendidikan penulis mulai dari sekolah TK Islam Drurrahmah

Bekasi tahun 2001-2002, kemudian di MI Attaqwa 19 Bekasi tahun 2002-2008,

kemudian lanjut ke MTs Attaqwa 04 Bekasi tahun 2008-2011, kemudian lanjut ke

MAN 4 Tarumajaya Bekasi tahun 2011-2014, setelah itu lanjut ketingkat S1 di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Skripsi yang penulis buat berjudul “Pengaruh Reward dan Punishment

Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs Islamiyah Ciputat”, skripsi ini

dibuat dengan bimbingan dan arahan dari Bapak Drs. Rusdi Jamil, M. Ag.