PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT -...
Transcript of PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT -...
PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIQIH SISWA
MTs ISLAMIYAH CIPUTAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
Ari Noer Khoiriyah NIM 111400110000063
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/ 1404 H
i
ABSTRAK
Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa
MTs Islamiyah Ciputat.
Kata Kunci : Reward dan Punishment, Motivasi Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh reward dan
punishment terhadap motivasi belajar fiqih siswa. Penelitian ini dilaksanakan di
MTs Islamiyah Ciputat. Metode penelitian yang diguanakan adalah kuesioner
(angket). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik random
sampling. Sampel penelitian berjumlah 30 siswa. Teknik analisis data dalam
penelitian ini yaitu analisis regresi liniear berganda. Analisis statistik
mendapatkan korelasi berganda antara reward dan punishment secara simultan
(bersama-sama) dan parsial (terpisah) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
motivasi belajar fiqih. Data diambil dari hasil analisis parsial dimana thitung X1 dan
thitung X2 lebih besar dari ttabel (3,812 dan 2,248 > 2,048) pada taraf signifikan 5%.
Hasil analisis simultan dimana fhitung lebih besar dari ftabel (16,134 > 3,35) pada
taraf signifikan 5%. Kemudian adjustend R square yaitu 0,544 atau 54,4%. Oleh
karena itu motivasi belajar fiqih di MTs Islamiyah Ciputat bisa dijelaskan oleh
kedua variabel independen yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan antara reward dan punishment terhadap motivasi belajar fiqih
siswa. Berikut hasil persamaan regresinya:
Y = 0, 2395 + X1 0,657 + X2 0,319
ARI NOER KHOIRIYAH
ii
ABSTRAC
Effect of Reward and Punishment Against Student Fiqh Motivation MTs
Islamiyah Ciputat.
Keywords: Reward, Punishment, Motivation
This study aims to detemine the effect of reward and punishment to the
students’ learning fiqh motivation. This study was conducted in MTs Islamiyah
Ciputat. The method used is questionnaire (questionnaire). Sampling was done using
random sampling technique.The research sample was 30 students. The date analysis
techniques in this study are multiple linear regression analysis. Statistical analysis
gets multiple correlastion between reward and punishment simultaneously
)simultaneously) and partially (partially) has a positive and significant effect on
learning fiqh motivation. Data is taken from partial analysis where t count X1 and t
count X2 sgreater than t table (3,812 and 2,248 > 2,048) at a significant level of 5%.
The result of simultaneous analysis where f count is greater than f table (16,134 >
3,35) at a significant level of 5%. Therefore the motivation to learn fiqh in MTs
Islamiyah Ciputat can be explained by the two independent variables used. This
showsthat there is significant influence between reward and punishment to the
students’ learninng fiqh motivation. Below the regression equation result:
Y = 0,2395 + X1 0,657 + X2 0,319
ARI NOER KHOIRIYAH
iii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الر حمن الر حيم
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil ‘aalamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan banyak nikmat, dan hidayah sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan skipsi ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW, yang selalu mencintai dengan kasih sayang Aamiin.
Alhamdulillah, atas karunia dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul PENGARUH REWARD dan
PUNISHMENT TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIQIH SISWA MTs
ISLAMIYAH CIPUTAT.
Terimakasih yang teramat banyak kepada orang tua tecinta Ayahanda
Mahdi Hidayat dan Ibunda Mursidah, atas segala pengorbanan dan kasih
sayang yang tercurahkan, yang telah mengajarkan penulis kebaikan, makna hidup,
dan telah mendidik penulis dengan kasih sayang sejak kecil.
Selama proses skripsi ini, penulis menyadari banyak kesulitan dan
hambatan yang dihadapi. Namun atas bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak
penulis dapat menyelesaikannya. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih juga kepada:
1. Prof. Dr. Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakata.
2. Dr. Abdul Majid Khon, MA Ketua Jurusan dan Dosen Penasihat
Akademik Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Marhamah Shaleh, Lc, MA Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Drs. Rusdi Jamil, M. Ag Dosen pembimbing Skripsi yang selalu
meluangkan waktunya untuk membimbing dan memotivasi penulis.
iv
5. Aep Saepullah, S. Pd Kepala Sekolah MTs Islamiyah Ciputat, yang telah
membeikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MTs
Islamiyah Ciputat.
6. Drs. Aris Herdiana Guru Fiqih Kelas VII VIII IX di MTs Islamiyah
Ciputat, yang telah memberikan izin dan menyediakan waktu untuk
penulis teliti di MTs Islamiyah Ciputat.
7. Khopipatun Shofwa dan Abdul Rofi adik tersayang, serta keluarga besar
tersayang yang selalu memberikan doa dan semangat kepada penulis.
8. Partner yang selalu memberi semangat, membantu, dan mendoakan
Syahruli.
9. Sahabat-sahabat dan teman-teman yang selalu memberikan semangat,
kasih sayang, serta teman-teman seperjuangan PAI anggkatan 2014 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya PAI B yang telah memberikan
semangat selama ini.
Serta semua pihak yang berjasa, mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dan
doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridha dan kasih sayang Allah
SWT. didunia dan akhirat kelak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan pada umumnya.
Jakarta,03 Desember2018
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRAC ............................................................................................................... ii
KATAPENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ..................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
F. Kegunaan Penelitian .................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Tentang Reward ............................................................ 8
1. Pengertian Reward ................................................................. 8
vi
2. Jenis-jenis Reward ................................................................. 10
3. Syarat-syarat Reward ............................................................. 12
4. Tujuan Pemberian Reward. .................................................... 13
B. Tinjauan Tentang Punishment ..................................................... 14
1. Pengertian Punishment ........................................................... 14
2. Macam-macam Punishment ................................................... 18
3. Syarat-syarat Punishment ....................................................... 20
4. Tujuan Pemberian Punishment ............................................. 21
5. Konsep Hukuman dalam Pendidikan Islam Perspektif
Abdullah Nashih Ulwan ......................................................... 23
C. Persamaan dan Perbedaan Reward dan Punishment .................... 27
D. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar.............................................. 28
1. Pengertian Motivasi Belajar ................................................... 28
2. Jenis-jenis Motivasi ............................................................... 31
3. Cara Membangkitkan Motivasi .............................................. 32
4. Peran dan Fungsi Motivasi dalam belajar .............................. 35
5. Bentuk-bentuk Motivasi dalam belajar .................................. 37
6. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar ................................. 37
E. Tinjauan Tentang Fiqih ................................................................ 38
1. Pengertian Fiqih ..................................................................... 38
2. Ruang Lingkup Fiqih di Madrasah Tsanawiyah .................... 40
3. Tujuan Ilmu Fiqih di Madrasah Tsanawiyah ......................... 40
F. Hasil Penelitian Relevan .............................................................. 41
G. Kerangka Berfikir ........................................................................ 42
H. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 46
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................... 46
C. Populasi dan Sampel .................................................................... 47
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 48
vii
E. Uji Coba Instrumen ...................................................................... 51
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 53
G. Hipotesis Statistik ........................................................................ 56
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data .............................................................................. 58
B. Pengujian Prasyarat dan Analisis Pengujian ................................ 60
Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................. 60
1. Uji Multikolinearitas .............................................................. 60
2. Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 61
3. Uji Normalitas ........................................................................ 62
C. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 71
B. Implikasi ...................................................................................... 72
C. Saran ............................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Kerangka Pemikiran................................................................................ 45
Tabel 3.1 Kis-kisi Angket Motivasi ........................................................................ 49
Tabel 3.1 Kis-kisi Angket Reward dan Punishment ............................................... 49
Tabel 3.2 Sekala Likert ........................................................................................... 50
Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa .................................................................................. 58
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................................... 60
Tabel 4.3 Hasil Persamaan Regresi Berganda ........................................................ 63
Tabel 4.4 Koefisien Determinasi ............................................................................ 64
Tabel 4.5 Hasil Uji t ................................................................................................ 65
Tabel 4.6 Anova, hasil Uji f .................................................................................... 67
Tabel 4.7 Penolong Uji Regresi Linear Berganda .................................................. 68
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 59
Grafik 4.2 Jumlah Siswa Berdasarkan Kelas .......................................................... 59
Grafik 4.3 Hasil Uji Heterokedastisidas ................................................................. 61
Grafik 4.4 Hasil Histogram Uji Normalitas ............................................................ 61
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Uji Referensi
Lampiran 2. Data Siswa MTs Islamiyah Ciputat
Lampiran 3. Data Guru MTs Islamiyah Ciputat
Lampiran 4. Kisi-kisi Angket
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Instrumen
Lampiran 6. Hasil Uji Reabilitas Instrumen
Lampiran 7. Angket Kuesioner
Lampiran 8. Data Hasil Sebar angket/Kuesioner
Lampiran 9. Penolong Uji Regresi Linear Berganda
Lampiran 10. Hasil Uji Asumsi Klasik
Lampiran 11. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Lampiran 12. Tabel t
Lampiran 13. Tabel f
Lampiran 14. Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 15. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 16. Surat Tanda Bukti Penelitian
Lampiran 17. Photo Dokumentasi
Lampiran 18. Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
perkembangan suatu bangsa. Sejarah membuktikan ketika Jepang mengalami
kehancuran dahsyat akibat boom atom yang diluncurkan Amerika Serikat
terhadap kota Hirosima dan Nagasaki, yang mereka bicarakan pertama kali
adalah berapa banyak jumlah guru yang masih hidup?. Maka begitu
pentingnya pendidikan bagi setiap manusia.1
Kata pendidikan sering diartikan bermacam-macam, secara umum
pendidikan ialah pemberian bimbingan atau pengaruh, perlindungan, serta
bantuan yang diberikan untuk anak didik agar cukup cakap dalam
melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Ada yang mengatakan pendidikan itu
ialah sekolah atau lembaga. Ada juga yang mengatakan pendidikan ialah
usaha dari manusia, yakni usaha sadar untuk membimbing pertumbuhan dan
perkembangan anak didik yang dilakukan dengan sengaja dan terencana
melalui proses bimbingan, pengajaran, dan latihan atau pembiasaan yang
dapat membangkitkan suasana belajar dan proses pembelajaran, yang
menjadikan peserta didik secara aktif mengembangkan potensi kepribadian,
kecerdasan, spiritual agama, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan Negara, dan hal itu dapat dilaksanakan di dalam dan di luar sekolah
berlangsung seumur hidup.2
Proses pendidikan dikatakan seumur hidup sebab pendidikan adalah
kehidupan. Artinya, pendidikan adalah pengalaman belajar diberbagai
1 Syaifurrahman, DKK, Manajemen dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h.
51. 2 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h.
5-8.
2
lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi
perkembangan individu.3
Pembelajaran merupakan suatu proses dimana berbagai pengalaman
diberikan dan dialami oleh siswa sehingga menghasilkan perubahan yang
relatif permanen pada tingkah laku baru yang nampak, melainkan ada
perubahan dalam segi kognitif maupun afektif yang belum atau tidak muncul
pada tingkah laku nyata.4
Untuk mendukung pendidikan dan proses pembelajaran agar tercapai
tujuan pendidikan, dibutuhkan motivasi yang tinggi untuk siswa. Motivasi
adalah kesiapan untuk belajar.5 Motivasi anak-anak untuk belajar terletak pada
pencapaian sukses di dalam sekolah. Karena kemajuan teknologi yang pesat,
basis pengetahuan yang selalu berubah dan kebutuhan tempat kerja yang
bergeser, motivasi terus-menerus untuk belajar menjadi ciri dari prestasi
individu sepanjang hayat mereka.6 Motivasi belajar timbul karena faktor
ekstrinsik dan intrinsik. Motivasi ekstrinsik, motivasi yang timbul karena ada
rangsangan dari luar, sementara motivasi intrinsik, dorongannya dari individu
itu sendiri tanpa ada dorongan dari luar.7
Pendapat diatas mengisyaratkan betapa pentingnya motivasi dalam
belajar, begitu pula pembelajaran fiqih perlu ada yang mendorong agar siswa
mau tekun belajar, sehingga terampil dalam melaksanakan pekerjaan yang
berkenaan dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu motivasi perlu
ditanamkan kepada siswa, yang diharapkan dapat memberikan energi positif
siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.
3 Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 27. 4 Fadhilah Suralaga, Dkk, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah, 2010), h. 94. 5 Wendy L. Ostroff, Memahami Cara Anak-anak Belajar, Terj. B. Endra Tanidjaja,
(Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 7. 6 Paul Eggen, DKK, Strategi dan Model Pembelajaran, Terj. Hermawan, (Jakarta: PT
Indeks, 2012), h. 67. 7 Ade Yuliasari dan Nanang Indiarsa, Peran Dominan Moitvasi Intrinsik dan Motivasi
Ekstrinsik Siswa Putri dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal, Jurnal Pendidikan
Olahraga dan Kesehatan, Vol. 01, 2013. h. 315.
3
Reward dan punishment merupakan dua bentuk alat dalam memotivasi
seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya. Kedua
alat pembelajaran ini sering digunakan dalam dunia pendidikan, tidak hanya di
dunia pendidikan Islam juga mengenal reward dan punishment sebagai pahala
dan dosa.
Dalam dunia pendidikan, kita sering menjumpai anak dengan karakter
yang berbeda-beda. Ada anak yang mudah dibina, dan ada yang sulit dibina,
sebagian anak ada yang giat belajar dan sebagian yang lain malas belajar,
sebagian mereka belajar untuk maju dan meraih cita-cita di masa depan dan
sebagian lain belajar hanya untuk terhindar dari hukuman. Pada pembelajaran
fiqih anak masih sulit dibina ketika pratik ibadah masih merasa malu dan
bermalas-malasan. Sikap anak tersebut hadir karena kurangnya peringatan
sejak dini dan apabila kita menyepelehkan kesalahan-kesalahan kecil dari anak
maka akan berakibat kesalahan yang besar.
Maka dari itu pembelajaran harus disajikan dengan alat pembelajaran
yang menarik yang melibatkan siswa secara aktif. Belum lagi Untuk itu
diperlukan alat belajar yang sesuai dan dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa salah satunya dengan menerapkan alat pembelajaran yaitu reward dan
punishment.
Reward adalah penghargaan, penghargaan disini adalah sesuatu yang
menyenangkan yang dijadikan sebagai hadiah bagi anak yang berprestasi baik
dalam belajar maupun sikap berperilaku.8 Sedangkan punishment adalah
hukuman, hukuman diberikan karena adanya pelanggaran yang dilakukan oleh
peserta didik yang dilakukan secara berulang-ulang maupun tidak.9
Di dalam al-Qur’an banyak ayat yang menjelaskan tentang
penghargaan atau reward dan hukuman. Reward dan hukuman ini di dalam
Islam dijadikan metode dakwah guna memotivasi umat Islam untuk selalu
8 Ramayulis, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta:P Kalam Mulia, 2015), h. 223.
9 Ibid, h. 223.
4
berperilaku amar ma’ruf nahi munkar (mengerjakan yang baik dan
meninggalkan yang buruk).
Ayat yang berkaitan dengan reward (reward) diantaranya Allah SWT
memberi reward pahala 10 kali lipat bagi orang yang berbuat baik agar
hambaNya termotivasi untuk selalu beramal shalih yaitu dalam al-Qur’an surat
al-An’am [6]: 160.
Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali
lipat amalnya dan Barangsiapa yang membawa perbuatan jahat Maka Dia
tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang
mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).10
Adapun ayat yang berkaitan dengan punishment (hukuman) salah
satunya yang berbicara tentang hukuman bagi orang kafir, terdapat dalam
surat al-Anfal [8]: 13.
(Ketentuan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka
menentang Allah dan Rasul-Nya; dan Barangsiapa menentang Allah dan
Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya Allah Amat keras siksaan-Nya.11
10
Kemenag. RI, Al-Qur’an dan Terjemah Untuk Wanita, (Bandung, Oasis Terrace
Recident, 2012), h. 150. 11
Ibid., h. 178.
5
Kedua ayat tersebut menjelaskan bahwa reward dan punishment tidak
hanya terjadi di dunia pendidikan formal saja, di dalam kehidupan manusia
reward dan punishment diajarkan agar kita selalu termotivasi agar tujuan
hidup tercapai ke arah yang baik. Begitu juga dalam dunia pendidikan formal
reward dan punishment dijadikan alat pendidikan sebagai suatu tindakan atau
atau situasi yang sengaja diadakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan
menerapkan reward dan punishment ini diharapkan dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa sehingga siswa lebih antusias dalam belajar.
Dalam memberikan reward banyak guru yang tidak berhasil, karena
saat memberi ganjaraan kenyataannya masih banyak siswa yang iri hati
dengan siswa lain yang diberi reward. Juga dengan hukuman, hukuman adalah
hal yang lebih sensitif dibandingkan dengan reward, akhir-akhir ini dunia
pendidikan mendapat sorotan karena hukuman. Berita mengabarkan, guru di
Sampang menjadi korban kekerasan murid, karena pada saat pelajaran siswa
tidak mendengarkan pelajaran, dan justru mengganggu teman-temannya
dengan mencoret-coret lukisan temannya, kemudian sang guru memberi
hukuman yang baik dengan menegur si murid, tetapi murid justru semakin
menjadi-jadi, akhirnya guru memberi hukuman yang kedua dengan mencoret
bagian pipi siswa dengan lukisan dan siswa tidak terima hingga memukul guru
tersebut.12
Seorang guru memiliki peran penting untuk membangkitkan kembali
keinginan belajar siswa dan menertibkan siswa, pemberian rangsangan yang
diberikan oleh guru dapat membentuk motivasi siswa. Dengan adanya alat
pembelajaran berupa reward disini diharapkan bisa menimbulkan energi
dalam belajar dan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan
dengan diberikan punishment diharapkan dapat menertibkan siswa yang dalam
proses belajar juga menjadikan perbaikan-perbaikan terhadap kesalahan
murid.
12
Lukman Hakim, “Guru di Sampang Meninggal Setelah dipukul Siswanya”, Sindo
News, Surabaya: 2 Februari 2018.
6
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR FIQIH SISWA MTs ISLAMIYAH
CIPUTAT”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Kurang maksimalnya penerapan reward terhadap siswa pada saat proses
pembelajaran.
2. Kurang maksimalnya penerapan punishment terhadap siswa pada saat
proses pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti memberikan pembatasan
masalah sebagai ruang lingkup dalam penelitian yang dilakukan, yaitu:
1. Penerapan reward sebagai upaya memotivasi belajar fiqih siswa di kelas
VIII MTs Islamiyah Ciputat
2. Penerapan punishment sebagai upaya memotivasi belajar fiqih siswa di
kelas VIII MTs Islamiyah Ciputat
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan reward dalam pembelajaran fiqih di MTs
Islamiyah Ciputat?
2. Bagaimana pelaksanaan punishment dalam pembelajaran fiqih di MTs
Islamiyah Ciputat?
3. Apakah reward dan punishment memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap motivasi belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat?
7
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan reward dalam pembelajaran fiqih di MTs
Islamiyah Ciputat?
2. Untuk mengetahui pelaksanaan punishment dalam pembelajaran fiqih di
MTs Islamiyah Ciputat?
3. Untuk menguji Pengaruh reward dan punishment terhadap motivasi
belajar motivasi belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat?
F. Kegunaan Penelitian
Suatu penelitian mempunyai harapan bahwa hasil dari penelitian akan
berguna bagi orang lain. Dalam penelitian ini ada beberapa kegunaan yaitu:
1. Kegunaan Teoritis
Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia
pendidikan dalam pengajaran fiqih terutama dalam hal penggunaan alat
pembelajaran berupa reward dan punishment.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, pengetahuan, dan keterampilan khususnya yang
terkait dengan penggunaan alat belajar reward dan punishment.
b. Bagi Guru
Mendapat pengalaman menggunakan alat pembelajaran reward dan
punishment dan mendapat motivasi untuk terus berkreasi untuk
meningkatkan kualifikasi propesionalisme.
c. Bagi Siswa
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dan kreatif,
memotivasi siswa membangun kepercayaan diri, serta
mengembangkan potensi siswa mengarah pada pembentukan
kemampuan sikap agar lebih mentaati peraturan disekolah maupun
diluar sekolah.
8
d. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan informasi bagi
pembenahan sistem belajar fiqih guna peningkatan motivasi belajar
siswa, profesionalisme guru dan pada akhirnya kualitas sekolah.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Dekripsi Teoretik
1. Tinjauan Tentang Reward
a. Pengertian Reward
Menurut Tatang S, “Reward adalah menawarkan hadiah bagi anak
didik yang melaksanakan berbagai perintah dan meningalkan larangan”.1
Reward juga dapat diartikan sebagai alat pendidikan represif yang
menyenangkan, reward disini diberikan kepada anak-anak yang
menunjukkan prestasi baik dalam prestasi belajarnya maupun prestasi
kepribadiannya seperti kelakuannya baik, kerajinannya, dan sebagainya.2
Menurut Ngalim Purwanto, reward disini merupakan salah satu alat
pendidikan, dimana alat ini untuk mendidik anak-anak agar anak
merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya mendapat
penghargaan. Umumnya anak mengetahui bahwa pekerjaan dan
perbuatannya yang menyababkan ia mendapatkanm reward yang
baik. Selanjutnya sebagai pendidik bermaksud dengan adanya reward
tersebut anak lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau
mempertinggi prestasi yang telah dapat dicapainya. Dengan
kata lain anak menjadi lebih keras kemauannya untuk bekerja atau
berbuat baik lagi.3
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan reward adalah
segala sesuatu berupa penghargaan yang menyenangkan yang diberikan
kepada siswa dari hasil pekerjaannya dalam pendidikan yang baik dengan
tujuan agar siswa selalu berbuat baik.
1Tatang S., Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 97.
2 Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 60.
3 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoreti dan Praktis, (Jakarta: Roda Karya, 2007), h
.182.
9
Jadi, penghargaan disini yang terpenting bukanlah hasilnya yang
dicapai oleh peserta didik melainkan bertujuan membentuk kemauan yang
tinggi serta kerja keras yang lebih dari hasil yang dicapai peserta didik.
reward bagi seorang pendidik mengajarkan kita untuk berbuat baik dan
berbudi luhur, dalam Islam juga mengenal adanya reward yakni berupa
pahala, pahala dapat diberikan kepada hamba Allah SWT yang
mengerjakan kebaikan, dijelaskan dalam al-Qur‟an al-Zalzalah [99] ayat
7:
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya
Dia akan melihat (balasan)nya.4
Di dalam al-Qur‟an juga dijelaskan bahwa kita dianjurkan untuk
selalu berbuat kebaikan, yaitu dalam Q.S al-Baqarah [2] ayat 261 yang
berbunyi:
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih
yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipat gandakan (reward) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.5
4 Kemenag. RI, Al-Qur‟an dan Terjemah Untuk Wanita, (Bandung: Oasis Terrace Recident,
2012), h. 599. 5 Ibid., h. 44.
10
Ayat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam Islam diperintahkan
untuk selalu berbuat baik, begitu juga dalam dunia pendidikan reward
dapat melatih anak untuk melakukan pekerjaan dan perbuatan yang baik
bagi siswa agar tujuan belajarnya tercapai, begitu juga bagi guru reward
dapat mengajarkan seorang guru berbuat kebaikan kepada murid,
menyayangi murid, dan melatih murid senantiasa berbuat baik. Reward
tidak hanya dijelaskan dalam dunia pendidikan, dalam Islam reward
dikenal sebagai pahala, pemberian reward dalam konteks pendidikan
dapat diberikan bagi siapa saja yang berprestasi dan lebih giat dalam
belajar sehingga siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk selalu
berusaha menjadi lebih baik lagi, sebagaimana yang telah dilakukan oleh
Rasulullah dalam sebuah hadis berikut:
اعة ت فضل عن عبد الله بن عمر أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال صلة الم صلة الفذ بسبع وعشرين درجة
Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda,”Shalat berjama‟ah mengungguli shalat sendirian dua puluh
tujuh derajat. (H.R Bukhari dan Muslim)6
b. Jenis-jenis Reward
Reward tidak hanya diberikan semena-mena, guru harus bisa
memilah manakah reward yang baik diberikan kepada siswa. Sebagai alat
pendidikan banyak sekali macam-macam reward, disini ada beberapa
macam reward diantaranya :
6 „Aidh Al-Qorni, Bulughul Maram Hadis-hadis Pilihan Tentang Islam, (Jakarta: Qithi Press
2006), h.
11
1) Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu
jawaban yang diberikan oleh anak.
2) Guru memberikan kata berupa pujian seperti “Tulisanmu sudah baik
nak, kalau terus berlatih, tentu akan lebih baik lagi”.
3) Pekerjaan juga merupakan reward, misalnya ketika anak sudah cukup
baik mengerjakan satu soal, kemudian diberikan soal tambahan yang
lebih sukar.
4) Reward tidak hanya perorangan bisa diberikan kepada seluruh kelas,
dengan membolehkan mereka bernyanyi di dalam kela bersama, atau
pergi berdarmawisata.
5) Reward yang satu ini sering diberikan kepada anak yakni berupa
benda-benda yang menyenangkan dan berguna bagi anak, misalnya
penil, buku tuli, permen, atau makanan lainnya.7
Dari uraian diatas Reward bisa dilakukan dari hal yang paling
mudah dari menggunakan isyarat tubuh, kata-kata pujian,
pekerjaan/latihan, benda-benda, seni, wisata berpendidikan. Selain itu
macam-macam reward menurut Alisuf Sabri secara garis besar dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
Reward yang diberikan oleh pendidik kepada anak didik berupa: (a)
pujian, adalah bentuk reward yang paling mudah karena hanya
berupa kata-kata seperti baik sekali, bagus, atau dapat berupa kata-
kata sugesif “lain kali hasilnya akan lebih bagus lagi”, (b)
peghormatan, reward yang berbentuk penghormatan ini ada dua
macam, pertama beberbentuk semacam penobatan yaitu anak dapat
reward diumumkan di depan teman-temannya, kedua penghormatan
berbentuk pemberian kesempatan misalnya anak yang dapat
mengerjakan pr sulit disuruh mengerjakan di depan papan tulis agar
dilihat teman-temannya, (c) hadiah, reward yang diberikan dalam
bentuk barang seperti alat-alat keperluan sekolah misalnya pensil,
pulpen, penggaris atau dapat berbentuk barang seperti kaos, baju, alat
7 Ngalim Purwanto, op. cit., h.183.
12
permainan dan sebagainya. reward dalam bentuk barang ini sering
mendatangkan pengaruh negatif dalam belajar yaitu anak belajar
bukannya karena ingin mengejar pengetahuan tetapi semata-mata
karena ingin mendapat hadiah, akibatnya apabila dalam belajarnya
tidak memperoleh hadiah maka anak menjadi malas, (d) tanda
penghargaan, reward yang bukan dalam bentuk barang tetapi bentuk
surat/sertifikat sebagai simbol atas prestasi yang dicapai oleh si anak.
reward simbolis ini besar sekali pengaruhnya terhadap kehidupan
pribadi anak sehingga dapat menjadi pendorong bagi perkembangan
anak selanjutnya.8
Dari berbagai macam reward diatas, pendidik dapat menggunakan
reward dalam penerapan pembelajaran dikelas guna memancing motivasi
siswa dan memberi penghargaan kepada siswa, tentunya sebelum
memberikan reward pendidik harus mengerti karakter siswa terlebih
dahulu dan harus melihat kondisi yang baik pula saat memberikan
penghargaan. Selain menggunakan berbagai macam dalam memberikan
reward, ada hal-hal penting saat memberikan reward yakni syarat-syarat
dalam memberikan reward.
c. Syarat-syarat Reward
Banyak para ahli mengatakan bahwa reward itu dapat
menimbulkan persaingan yang tidak sehat pada murid-murid, oleh karena
itu pendidik harus memperhatikan beberapa syarat di bawah ini saat
memberi reward:
1) Saat memberi reward guru harus mengenal betul-betul murid-
muridnya dan tahu menghargai dengan tepat, sebab reward dan
penghargaan yang salah dan tidak tepat dapat membawa akibat yang
tidak diinginkan.
2) Reward yang diberikan kepada anak janganlah menimbulkan rasa
cemburu atau iri hati bagi anak yang lain.
8 Alisuf Sabri, op.cit., h. 60-61.
13
3) Memberi reward hendaknya hemat, terlalu sering memberi reward
atau penghargaan akan menjadi hilang arti reward itu sebagai alat
pendidikan.
4) Ketika memberi rewardg, janganlah menjanjikan terlebih dahulu
sebab hanyalah akan membuat anak-anak berburu-buru dalam bekerja
dan akan membawa kesukaran-kesukaran bagi anak yang kurang
pandai.
5) Pendidik harus berhati-hati saat memberi reward, jangan sampai
reward yang diberikan anak-anak diterimanya sebagai upah dari jerih
payah yang dilakukannya.9
Agar reward dapat berjalan dengan baik dan benar, hendaknya
reward yang diberikan pendidik itu memenuhi syarat-syarat yang telah
dipaparkan diatas. Berdasarkan syarat-syarat diatas, dalam memberikan
reward seorang guru dan pihak sekolah tentunya mengetahui siapa yang
berhak diberikan reward, reward disini diberikan guru atau pihak sekolah
dengan cara yang bijaksana agar tidak timbul iri hati kepada siswa yang
lain, yang tidak mendapatkan reward.
d. Tujuan Pemberian Reward
Tujuan diadakan reward adalah sebagai berikut:
Reward bertujuan untuk mendidik anak-anak agar dapat merasa
senang karena perbuatannya mendapatkan penghargaan, kemudian dengan
adanya reward anak menjadi giat lagi dalam belajar, memperbaiki atau
mempertinggi prestasiyang telah dicapainya. Reward juga menjadikan
anak lebih keras lagi kemaunnya untuk berbuat yang lebih baik lagi,
9 Ngalim Purwanto, op. cit., h. 184.
14
sehingga terbentuk kata hati dan kemauan yang baik dan lebih keras lagi
terhadap anak.10
Kemudian reward dapat diartikan penghargaan terhadap usaha
atau kerja keras dan prestasi yang telah dicapai oleh anak didik, selain itu
juga reward (reward) diadakan untuk penguatan positif agar anak didik
dapat memperkuat usahanya sehingga dapat mempertahankan dan
meningkatkan prestasi yang dicapai.11
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa reward
diadakan bertujuan untuk:
1) Reward bertujuan untuk memotivasi anak agar anak selalu berbuat
baik dan menyadari anak disetiap perbuatan baiknya itu memiliki
reward.
2) Reward bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi
yang telah dicapai anak didik.
2. Tinjauan Tentang Punishment
a. Pengertian Punishment
Menurut Tatang. S, “Punishment dapat diartikan menetapkan sanksi
hukum yang bersifat mendidik bagi semua anak didik yang melanggar
peraturan, baik dalam keluarga, sekolah maupun lingkungan sekitarnya”.12
Hukuman merupakan alat pendidikan terakhir dilakukan apabila
teguran dan peringatan tidak mampu lagi untuk mencegah terjadinya
pelanggaran, hukuman dilakukan dengan sengaja dan secara sadar kepada
anak didik yang melakukan suatu kesalahan, agar anak didik tersebut
10
Ibid., h. 182. 11
Alisuf Sabri, op.cit., h. 60. 12
Tatang S., op. cit., h. 97.
15
menyadari kesalahannya dan berjanji dalam hatinya untuk tidak
mengulanginya.13
Dalam dunia pendidikan Islam melarang keras adanya hukuman
yang bersifat keras dan kekasaran terhadap subyek didik, karena paksaan
terhadap fisik di dalam upaya pendidikan sangat membahayakan subyek
didik, terutama anak-anak yang masih kecil. Salah satu tokoh pendidikan
Islam, Ibnu Khaldun seorang ahli dari Islam yang mengecam, bahkan anti
kekerasan dan kekasaran dalam pendidikan. Menurutnya, hukuman dalam
pendidikan belum tentu menjadi alat yang efektif, tetapi sebaliknya justru
menjadi semakin besarnya efek negative dalam diri peserta didik.14
Islam mengenal punishment sebagai larangan dan dosa, di dalam al-
Qur‟an banyak ayat yang menjelaskan punishment (hukuman), salah
satunya yaitu al-Qu‟an surat al-Zalzalah [99 ] ayat 8:
Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun,
niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.15
Kemudian Islam melarang keras kepada umatnya berbuat dosa,
sesuai dengan yang dijelaskan dalam al-Qur‟an surat al-An‟am [6] ayat
120:
13
Aliuf Sabri, op. cit., h. 57. 14
Warul Walidin, Konstelasi Pemikiran Pedailgogik Ibnu Khaldun Perspektif Pendidikan
Modern, (Yogyakarta: Suluh Press, 2005), Cet. II, h. 105-106. 15
Kemenag., op. cit., h. 599.
16
Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi.
Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi
pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah
kerjakan.16
Kedua ayat tersebut menjelaskan dalam Islam punishment itu ada
jika seseorang melakukan perbuatan dosa, begitu juga dalam dunia
pendidikan punishment ada karena anak didik telah melanggar peraturan
yang tidak sesuai dengan norma, dengan adanya punishment mengajarkan
kita akan kesadaran untuk meninggalkan hal-hal yang buruk dan
memotivasi diri untuk selalu berbuat kebaikan.
Dalam dunia pendidikan punishment atau hukuman dijatuhkan atas
perbuatan-perbuatan yang jahat atau buruk yang telah dilakukan peserta
didik. Semua orang bisa bebas memberi hadiah atau reward tetapi tidak
semua orang bebas menghukum peserta didik. Menghukum disini hanya
diberikan kepada seorang yang mempunyai fungsi khusus, seperti hakim,
orang tua, dan guru. Karena dari hukuman ini berakibat lebih berat
dibandingkan dengan reward atau hadiah oleh karenanya hukuman adalah
perbuatan yang selalu mendapat pengawasan (dikontrol), baik oleh undang-
undang dan peraturan, maupun oleh masyarakat atau badan-badan
kemasyarakatan yang memang bertugas untuk hal tersebut.17
Oleh karena itu sebagai salah satu seseorang yang berhak
memberikan hukuman, pendidik tidak semena-mena dalam menghukum
sebab semua selalu diawasi oleh undang-undang maupun masyarakat,
belum lagi dalam dunia pendidikan di zaman sekarang banyak orang tua
yang tidak terima dengan hukuman yang diberikan dari pihak sekolah.
16
Ibid., h. 143. 17
Ngalim Puranto, op. cit., h. 186-187.
17
Sebagai pendidik kita harus lebih hati-hati dalam memberi hukuman,
tentunya hukuman tersebut harus bersifat mendidik, dan memperhatikan
perbedaan-perbedaan yang dimiliki peserta didik, ada peserta didik
memiliki tempramen yang tenang, adapula yang memiliki emosional yang
tinggi. Berdasarkan perbedaan prilaku tersebut sebagai seorang guru
berbeda pula memberi punishment terhadap murid, mungkin ada yang
hanya diberikan sindiran saja, ada yang diberikan bentakan, semua
punishment tentunya diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan. Sesuai
dengan sabda Rasul di bawah ini:
عن عمرو بن شعيب عن ابيو عن جده عبد اهلل بن عمرو عن رسول اهلل نة فال ص انو سئل عن الثمر المعلق ف قال: ما ر متخذ خب اصاب من ذي حاجة غي
و شيء عليو. و من خرج بشيء منو ف عليو غرامة مث ليو و العقوبة. و من سرق شيئا من القطع ب عد ان ي ؤويو الجرين ف ب لغ ثمن المجن ف عليو و من سرق دون ذلك ف عليو .
غرامة مث ليو و العقوبة. النسائىDari „Amr bin Syu‟aib, dari ayahnya, dari kakeknya yakni „Abdullah bin
„Amr, dari Rasulullah SAW, bahwasanya beliau pernah ditanya tentang
buah yang dicuri ketika masih di pohon, beliau bersabda, “Bila seseorang
mencuri buah karena terpaksa, maka ia tidak dikenakan hukuman apapun,
selagi ia tidak membawanya pulang. Tetapi barangsiapa yang membawa
pulang, maka ia dikenakan denda dua kali lipat dari harga barang yang
dicurinya, dan diberi hukuman sebagai peringatan. Dan barangsiapa yang
mencuri buah yang telah berada di tempat penjemuran, sedangkan buah
18
yang dicuri itu harganya mencapai harga sebuah perisai, maka tangannya
harus dipotong. Tetapi barangsiapa yang mencurinya kurang dari itu,
maka ia dikenakan denda dua kali lipat dan harus diberi hukuman sebagai
peringatan”.18
(HR. Nasaiy)
b. Macam-macam Punishment
Sebaiknya dalam memberikan hukuman jangan menggunakan
hukuman badan, dan jangan menggunakan hukuman perasaan sebab hal itu
dapat menggangu hubungan kasih sayang antara pendidik dan anak didik.19
Bahkan juga sering terjadi jika hukuman perasaan dan hukuman badan
dilakukan dapat mengganggu hubungan baik antara pendidik dengan wali
murid, banyak yang terjadi orang tua tidak terima jika anaknya diberi
hukuman di sekolah, dan jangan sampai hukuman mengganggu psikologi
anak di sekolah misalnya trauma atau malu karena di ejek oleh teman.
Seharusnya dalam memberikan hukuman harus disesuaikan dengan
tingkat perkembangan anak, berikut ada tiga macam hukuman yang
disesuaikan perkembangan anak:
1) Hukuman Asosiatif
Hukuman Asosiatif yaitu mengasosiasikan antara hukuman dan
anak didik yang diakibatkan oleh hukuman yang dilakukan.
Untuk menyingkirkan hukuman tersebut, biasanya peserta didik
menjauhi perbuatan yang tidak baik atau yang dilarang.
2) Hukuman Logis
Hukuman ini dipergunakan kepada anak-anak yang telah besar.
Diadakan hukuman anak mengerti bahwa hal itu terjadi sebab
dari pekerjaan atau perbuatan yang tidak baik. Anak mengerti
18
„Aidh Al-Qorni, op. cit., h. 373. 19
Aliuf Sabri, op. cit., h. 58.
19
bahwa ia mendapat hukuman itu akibat dari kesalahan yang
diperbuatnya.
3) Hukuman Normatif
Hukuman normatif adalah hukuman yang bermaksud
memperbaiki moral anak-anak. Hukuman ini dilakukan
terhadap pelanggaran-pelanggaran mengenai norma etika,
seperti berbohong, menipu, dan mencuri. Dengan adanya
hukuman ini pendidik berusaha mempengaruhi kata hati anak,
menginsafkan anak terhadap perbuatannya yang salah, dan
memperkuat perlakuannya untuk selalu berbuat baik.20
Disamping itu hukuman dapat dibedakan menjadi dua macam
yakni:
1) Hukuman alam
Yang menyebab anak itu rusak yaitu masyarakat dan manusia itu
sendiri. Maka dari itu anak didik biarlah alam yang
menghukumnya. Seperti anak bermain pisau kemudian tersayat
tangannya, anak yang bermain di air kotor kemudian gatal-gatal.
Ditinjau secara pedagogis hukum alam ini tidak mendidik, karena
tidak dapat mengetahui norma-norma etika. Anakpun tidak dapat
berkembang kearah cita-cita dan tujuan pendidikan. Hukuman alam
itu sangat membahayakan bagi dunia pendidikan bahkan
membinasakan.
2) Hukuman yang disengaja
20
Ngalim Purwanto, op. cit., h. 190.
20
Hukuman ini lawan dari hukum alam, ia dilakukan sengaja dan
bertujuan. Seperti contoh hukuman yang dilakukan oleh si pendidik
terhadap anak didik.21
c. Syarat-syarat Punishment yang pedagogis
Menurut Ngalim Purwanto, syarat-syarat hukuman yang
pedagogis itu ialah: (a) hukuman hendaknya dapat dipertanggung
jawabkan. berarti hukuman tidak boleh dilakukan dengan
sewenang-wenang. biarpun dalam hal ini seorang guru atau
orang tua agak bebes menetapkan hukuman yang akan diberikan
kepada anak didik. tetapi harus pada batasan-batasan yang
ditentukan oleh pendapat umum, (b) hukuman itu sedapatnya
bersifat memperbaiki berarti bahwa ia harus memiliki nilai didik,
(c) hukuman tidak boleh bersifat ancaman atau balas dendam
yang bersifat persorangan karena hukuman ini dapat memberikan
hubungan tidak baik antar peserta didik dan pendidik, (d) jangan
menghukum pada waktu kita marah, kemungkinan besar
hukuman itu tidak adil atau berat, (e) hukuman harus standar dan
sudah diperhitungkan atau dipertimbangkan terlebih dahulu, (f)
bagi si terhukum atau anak, hukuman dirasakan sebagai
kedukaan, karena dengan hukuman anak menyesal dan merasa
bahwa untuk sementara waktu ia merasakan kehilangan kasih
sayang pendidiknya, (g) jangan melakukan hukuman badan
sebab dilarang oleh negara, tidak sesuai dengan keprimanusiaan,
dan merupakan penganiayaan terhadap makhluk. dengan
hukuman badan tidak meyakinkan adanya perbaikan pada si
terhukum tetapi hanya menimbulkan dendam dan sikap suka
melawan, (h) hukuman tidak boleh merusakkan hubungan baik
antara si pendidik dan anak didiknya, hukuman diadakan yang
dapat dimengerti dan dipahmi oleh anak, (i) kesanggupan
memberi maaf dari si pendidik, agar dapat terhindar perasaan
atau sakit hati yang mungkin timbul pada anak.22
Kemudian ada beberapa persyaratan penting yang harus
diperhatikan oleh pendidik diantaranya sebagai berikut:
21
Ibid., h. 190-191. 22
Ibid., h. 191-192.
21
1) Hukuman harus diberikan atas dasar cinta kasih sayang. Bukan karena
benci ataupun balas dendam atau karena ingin menyakiti anak. Tetapi
pendidik menghukum demi kebaikan anak dan masa depan anak.
2) Hukuman diberikan karena keharusan, karena sudah tidak bisa lagi
ditegur dan diperingati maka alat pendidikan yang terakhir dilakukan
adalah hukuman.
3) Memberikan hukuman harus memberikan kesan kesadaran dan
penyesalan dalam hati anak didik, dengan hukuman anak menjadi
insyaf, menyadari kesalahannya. Jangan sampai hukuman memberikan
kesan negatif seperti rasa putus asa, rendah diri, atau benci kepada
pendidiknya.
4) Hukuman akhirnya harus diikuti dengan pemberian ampunan, setelah
anak didik selesai diberi hukuman guru harus terbebas dari rasa yang
menjadi beban batin anak sehingga anak dapat melaksanakan tugasnya
dengan perasaan lega. Kemudan pendidik memberi kepercayaan kepada
anak didik bahwa anak tersebut akan mampu berbuat baik.23
d. Tujuan Pemberian Punishment
Punishment atau hukuman perlu dilakukan, tentunya sesuai dengan
syarat dan ketentuan hukuman dalam dunia pendidikan. Semua tidak
semata-mata dilakukan, ada berbagai dasar dan tujuan mengenai perlunya
pemberian hukuman, yaitu sebagai berikut:
1) Memperbaiki kesalahan yang diperbuat oleh peserta didik.
2) Mengganti kerugiaan akibat perbuatan peserta didik.
3) Melindungi masyarakat atau orang sekitar agar tidak mengikuti
perbuatan yang salah.
23
Aliuf Sabri, op. cit., h. 58-59.
22
4) Menjadikan anak didik takut mengulangi perbuatan yang mereka yang
salah.24
Maksud dan tujuan seseorang dalam memberikan hukuman itu
berbeda-beda, hal ini berkaitan erat dengan pendapat orang tentang teori-
teori hukuman di bawah ini:
1) Teori Pembiasaan
Teori ini muncul paling tertua, ia menjelaskan bahwa diadakan
hukuman ialah sebagai pembalasan dendam terhadap keburukan dan
pelanggaran yang telah dilakukan oleh peserta didik. Teori ini di dalam
dunia pendidikan di sekolah tidak dibolehkan.
2) Teori Perbaikan
Teori ini menjelaskan, hukuman diadakan membasmi kejahatan. Yaitu
untuk memperbaiki si terhukum agar tidak mengulang kesalahan yang
sama. Teori ini bersifat pedagogis karena bermaksud memperbaiki,
baik lahiriyah maupun bathiniyah.
3) Teori Perlindungan
Menurut teori ini hukuman diadakan untuk melindungi masyarakat dan
anak didik dari kejahatan-kejahatan dan perbuatan-perbuatan yang
tidak wajar.
4) Teori Ganti Kerugian
Teori ini dilakukan datang dalam masyarakat dan pemerintahan, sebab
hukuman ini diadakan untuk mengganti kerugian-kerugian yang telah
diderita akibat dari kejahatan-kejahatan atau pelanggaran. Dalam dunia
pendidikan teori ini masih belum cukup, sebab dengan hukuman ganti
24
Ibid., h. 58.
23
rugi ini anak merasa tidak bersalah karena kesalahannya itu telah
terbayar.
5) Teori Menakut-nakuti
Teori menakut-nakuti diadakan untuk menimbulkan rasa takut kepada
si pelanggar, sehingga ia marasa akan selalu takut untuk melakukan
perbuatan yang merugikan itu dan mau meninggalkannya. Teori ini
masih membutuhkan perbaikan, sebab anak meninggalkan keburukan
dikarenakan takut, bukan atas kesadaran atau keinsafan.25
Dari uraian diatas dapat disimpulkan tiap pendidik memberikan
hukuman dengan tujuan yang berbeda-beda, tentunya tujuan tersebut
mengarahkan kepada kebaikan anak didiknya agar selalu berbuat baik dan
meninggalkan hal yang buruk agar tujuan pembelajaran tercapai. Dan pada
tiap-tiap teori diatas masih belum lengkap karena hanya mencakup satu
aspek saja, tiap-tiap teori diatas saling membutuhkan kelengkapan dari
teori-teori lain.
Dengan singkat, dapat kita katakan bahwa tujuan pedagogis dari
pemberian hukuman adalah untuk memperbaiki tabiat dan tingkah laku
anak didik, untuk mendidik anak ke arah kebaikan.
e. Konsep Hukuman dalam Pendidikan Islam Perspektif Abdullah
Nashih Ulwan
Seorang pendidik yang sadar akan selalu berusaha menciptakan
pembelajaran yang efektif, dan kaidah-kaidah pendidikan yang
berpengaruh guna mempersiapkan akidah dan akhlak anak untuk
membentuk ilmu.
25
Ngalim Purwanto, op. cit., h. 188.
24
Menurut Abdullah Nashih Ulwan kaidah-kaidah yang berpengaruh
terhadap akidah dan akhlak anak untuk membentuk ilmu adalah sebagai
berikut:
1) Pendidikan dengan teladan
2) Pendidikan dengan pembiasaan
3) Pendidikan dengan nasihat
4) Pendidikan dengan memberi perhatian
5) Pendidikan dengan memberi hukuman26
Apabila kita mendengar kata “hukuman” pasti mengandung unsur
negatif. Akan tetapi Abdullah Nashih Ulwan memiliki cara yang efektif
agar orang dewasa maupun anak-anak mendapat pelajaran atau makna
yang dapat membuat mereka paham bahwa hukuman dapat membimbing
seseorang ke arah yang lebih baik lagi. Beliau membedakan antara
hukuman orang dewasa dengan anak-anak karena ada batas-batas antara
keduanya.
Hukuman bagi orang dewasa meliputi: hudud dan ta‟zir sedangkan
hukuman bagi anak meliputi: terapi bertahap (dari yang ringan ke yang
berat), yaitu dengan lemah lembut, melihat karakter anak, terapi bertahap
(pengarahan, isyarat, kecaman, boikot, dan pukulan).
1) Hudud
Abdullah Nashih Ulwan mengatakan bahwa “Hudud adalah hukuman
yang telah ditentukan oleh syariat yang merupakan hak Allah ta‟ala.
Hudud tersebut meliputi: hukuman bagi orang murtad, bagi orang
26
Abdullah Nashih Ulwan, Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak dalam Islam, Terjemahan
Emiel Ahmad, (Jakarta: Khatulistiwa Press, 2013), h. 363.
25
membunuh, bagi orang yang mencuri, menuduh orang berzina, membuat
kerusakan di Bumi, dan peminum khamr”.27
Hukuman bagi orang yang murtad yaitu dibunuh, hukuman bagi orang
yang membunuh manusia adalah dibunuh, hukuman bagi orang yang
mencuri adalah dipotong tangannya, hukuman bagi yang menuduh orang
baik-baik berzina adalah dicambuk delapan puluh kali dan kesaksiannya
tidak diterima, hukuman bagi orang yang berzina adalah dicambuk
seratus kali bagi yang belum menikah, sedangkan yang sudah menikah
ialah dirajam hingga mati, hukuman bagi orang yang membuat
kerusakan di bumi adalah dibunuh atau disalib atau dipotong kaki dan
tangannya bersilang atau di usir (diasingkan), hukuman bagi peminum
khamr adalah dicambuk empat puluh hingga delapan puluh kali.28
2) Ta‟dzir
Hukuman yang tidak ditentukan oleh syariah sebagai hak Allah, atau
hukuman bagi manusia yang melakukan pelanggarn yang tidak ada
ketentuan had dan kafarat (penghapusannya). Hukuman diberikan untuk
perbaikan bagi umat. Di sini hakimlah yang menentukan hukuman yang
sesuai, bisa hanya dengan celaan, pukulan, penjara, atau dengan
penyitaan29
.
Adapun hukuman yang diberikan kepada anak-anak adalah
sebagai berikut:
1) Lemah lembut
Diriwayatkan dalam Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, “Kalian harus
bersikap lemah lembut dan hindari bersikap keras dan keji”.
Apabila pendidik bersikap lemah lembut kepada anak didik maka anak
didik akan mendengarkan ucapan pendidik dan biasanya komunikasi
27
Ibid., h. 435. 28
Ibid., h. 435-436. 29
Ibid., h. 437.
26
dengan cara ini membuat anak mengerti dan memahami maksud yang
disampaikan pendidik.
2) Memperhatikan karakter anak yang bersalah sebagai dasar
pemberlakuan hukuman
Nabi mengajarkan apabila peserta didik melakukan kesalahan kita harus
tahu dahulu karakter anak, karakter anak ada yang tenang damai, tapi
ada juga yang mosional dan agresif.
3) Terapi bertahap dari yang ringan ke yang berat
Metode yang diberikan Rasulullah dalam menghukum anak melalui
tahapan berikut:
a) Memperbaiki kesalahan dengan pengarahan
Setelah memberi kasih sayang dan perhatian kepada seorang anak,
maka pemberian pengarahan dan nasihat dalam mendidik anak
adalah suatu yang harus diperhatikan seorang pendidik, terlebnih
kepada anak permpuan, para pendidik hendaknya tidak
menggunakan kekerasan apalagi sampai memukul wajah, juga tidak
mencaci dan menjelekkan anak didik. Jika anak didik melakukan
kesalahan maka langkah awal ialah memberi nasihat dan
pengarahan.
b) Memperbaiki kesalahan dengan isyarat
Rasulullah mengajarkan kepada anak agar ketika anak tersebut
bersalah maka hukumannya dengan menggunakan isyarat. Isyarat
disini bisa menggunakan mimik muka , mimik muka yang tidak
biasanya akan membuat anak mengerti bahwa apa yang dilakukan
anak itu salah dan akan memperbaiki kesalahannya dengan bertanya
atau mencari tahu sendiri penyebabnya.
c) Memperbaiki kesalahan dengan kencaman
27
Ulwan berpendapat bahwa ketika anak melakukan kesalahan maka
boleh dengan menggunakan celaan karena jika menggunakan celaan
dapat memperbaiki sifat seseorang yang sering mencela orang lain.
d) Menunjukkan kesalahan dengan boikot
Rasulullah dan para sahabat memberi hukuman boikot untuk
memperbaiki kesalahan dan meluruskan penyimpangan mereka agar
kembali kepada kebenaran. Diboikot disini yaitu didiamkan saja agar
kesalahan yang ia lakukan memang salah dan harus diperbaiki. Bila
perlu memang dijauhi dan jangan bergaul lagi sebelum kesalahan
diperbaiki. Akan tetapi ketika orang yang diboikot sudah menyadari
kesalahannya dan meminta maaf maka sebagai umat Islam yang baik
memang harus dimaafkan.
e) Memperbaiki kesalahan dengan pukulan
Ulwan mengatakan sanksi pukulan adalah salah satu cara yang telah
ditetapkan oleh Islam. Namun, cara ini ditetapkan pada tahap akhir
setelah nasihat dan boikot sudah tidak lagi mempan. Fungsi
rangkaian urutan ini adalah agar pendidik tidak menggunakan cara
yang lebih keras, maka pendidik tidak boleh menggunakannya
kecuali bila seluruh cara lain untuk melakukan dan memperbaiki
ternyata gagal. Sedangkan Rasulullah tidak perna sekalipun
memukul wanita.30
3. Persamaan dan Perbedaan Reward dan Punishment
a. Persamaan Reward dan Punishment
Reward dan punishment memiliki tujuan yang sama yaitu ingin
mengubah tingkah laku anak. Respon poitif seperti reward bertujuan agar
tingkah laku yang sudah baik (bekerja, belajar, berprestasi, dan memberi)
itu frekuensinya akan berulang dan terus bertembah. Sedangkan respon
30
Ibid., h. 439-442
28
yang negatif seperti hukuman bertujuan agar prilaku yang kurang baik itu
frekuensinya berkurang atau hilang.31
b. Perbedaan Reward dan Punishment
Perbedaan reward dan punishment adalah reward dalam proses
belajar mengajar dipelukan hadiah untuk menghargai hasil pekerjaan
siswa, pemberiaan penghargaan psikologis akan berpengaruh terhadap
tingkah laku anak. Sedangkan punishment diberikan anak karena telah
melanggar aturan seperti mencuri, menyontek, tidak mengerjakan tugas,
datang terlambat dan lain-lain, yang akan berpengaruh terhadap orang
yang menerima hukuman.32
4. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi adalah kesiapan untuk belajar.33
Motif dan motivasi itu
tidak dapat dipisahkan. Motif merupakan suatu tenaga potensial untuk
terjadinya prilaku atau tindakan, sedangkan motivasi merupakan proses
pengarahan dan penguatan motif itu untuk diaktualisasikan dalam
perbuatan nyata. Dalam kaitannya dengan prilaku maka motif dan
motivasi ini tidak dapat dipisahkan.34
Motivasi menurut para ahli pendidikan tentunya berbeda-beda,
berikut pengertian motivasi dijelaskan:
31
Alfattory Rheza Syahrul, Reward, Punishment terhadap Motivasi Belajar Siswa IPS
Terpadu Kls VIII MTsN Punggasan, Jurnal Curricula, Vol. 2, 2017, h. 3. 32
Ibid., h. 3. 33
Wendy L. Ostroff, Memahami Cara Anak-anak Belajar, Terj. B. Endra Tanidjaja, (Jakarta:
PT Indeks, 2013), h. 7.
34 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h.
27.
29
1) Menurut Zakiah Darajat, yang dikemukakan oleh S. Nasution, “To
Motivate a child to arrange condition so that the wants to do what he is
capable doing”.35
Memotivasi murid adalah menciptakan kondisi
sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat
dilakukan.
2) Menurut Salahudin, yang dikemukakan oleh Hasan Langgulung,
“Motivasi adalah keadaan psikologis yang merangsang dan
memberikan arah aktivitas manusia. Motivasi itulah yang
menggerakkannya dan membimbing ke arah tujuan dan aktivitas-
aktivitas seseorang”.36
3) Menurut salahudin, yang dikemukakan oleh M. Utman Najati,
“Motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan kegiatan
dalam diri makhluk hidup memotori tingkah laku serta
mengarahkannya pada suatu tujuan atau berbagai tujuan”.37
Dari berbagai penjelasan di atas mengenai pengertian motivasi,
sebagai seorang guru senantiasa mampu mempelajari bagaimana
melaksanakan motivasi secara efektif. Tentunya sebagai seorang guru
memotivasi murid dengan kesabarannya, pemahaman bagaimana
memotivasi murid, dan memotivasi dengan ketulusan hati. Tidak hanya
guru saja orang tua juga berperan untuk memberi panduan kepada anak,
bahwa motivasi dalam pendidikan Islam dapat membangun peradaban dan
kehidupan semua makhluk merupakan wawasan yang rahmatan lil
„alamin, yaitu memberikan kemaslahatan bagi kehidupan seluruh makhluk
ciptaan Allah, dan tidak ada yang makhluk yang tersakiti dari kreativitas
yang peserta didik kembangkan.
35
Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
Cet. 1, h. 140. 36
Anas Salahudin, dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis
Agama dan Budaya), (Jakarta: Pustaka Setia, 2013), h. 330. 37
Ibid., h. 330.
30
Menurut Trianto, “belajar bukan sesuatu yang benar-benar belum
diketahui tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah
ada dengan pengetahuan baru”.38
Sedangkan Menurut Slameto, “belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.39
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan
dengan tujuan dan bahan acuan interaksi baik yang bersifat nyata maupun
tersembunyi, dalam pembelajaran tersebut siswa menggunakan
kemampuan pada ranah, kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan
dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesi, dan
evaluasi. Afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi,
yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap,
organisasi, dan pembentukan pola hidup. Psikomotorik yaitu kemampuan
yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan,
gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian
pola gerak dan kreativitas.40
Jadi, motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada
peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan prilaku, motivasi
belajar adalah poses yang memberi semangat belajar, arah, dan kegigihan
pelaku.
38
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), h.
15. 39
Slameto, belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
h. 2. 40
Syaifurrahman, Dkk, Manajemen Dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 55-
56.
31
b. Jenis-jenis Motivasi
1) Jenis motivasi berdasarkan fungsinya
a) Motif Intrinsik, yaitu motif yang muncul tanpa perlunya
reward atas perbuatan, dan tidak perlu hukuman untuk tidak
melakukannya. Misalnya siswa tekun belajar karena sadar akan
pentingnya belajar. Motif ini tanpa perlu rangsangan dari luar.
41 Macam-macam motivasi intrinsik terdiri dari aspek perasaan,
aspek minat, aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek
kepuasan.42
b) Motif ekstrinsik, yaitu motif yang menyebabkan prilaku itu,
seakan-akan dari luar, ia timbul karena adanya reward atas
perbuatan, menguatkan motif yang melatar belakangi
perbuatan itu, sedangkan hukuman memperlemahnya. Contoh
dari motif ini ialah siswa menjadi lebih tekun belajar karena
adanya hadiah.
2) Jenis motivasi berdasarkan asal mula dan perkembangannya
a) Motif asali, yaitu motif yang timbul dengan sendirinya, yang
dimiliki individu sejak ia lahir, bahkan sebelumnya, dan
muncul secara nyata pada waktu yang diperlukan. Motif ini
bersifat naluriah, alamiah, tidak dipelajari. Misalnya motif
yang menimbulkan makan karena lapar.
b) Motif yang dipelajari, yaitu motif yang timbul dari pengalaman
individu selama perkembangan hidupnya dan dipelajari.
Misalnya motif yang menimbulkan rasa malu dan takut saat
mencontek43
41
Hamzah B. Uno, op. cit., h. 33. 42
Ade Yuliasari dan Nanang Indiarsa, Peran Dominan Moitvasi Intrinsik dan Motivasi
Ekstrinsik Siswa Putri dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Futsal, Jurnal Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan, Vol. 01, 2013. h. 315. 43
Ibid., h. 24-25.
32
3) Jenis motivasi berdasarkan pembentukannya
a) Motif Pribadi, yaitu motif yang yang datang dari kepribadian
dan prilaku manusia dari manusia itu sendiri ia berasal dari
dalam diri manusia yang bersangkutan.44
b) Motif Lingkungan, yaitu motif untuk belajar dengan baik,
dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui belajar
dan latihan, dengan kata lain delalui pengaruh dari
lingkungan.45
Berdasarkan pemaparan diatas motivasi terdari dua yakni motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik, motif intrrinsik yakni motif tanpa
rangsangan dari luar ia datang dari dalam diri anak itu sendiri berbeda
dengan motif ekstrinsik yakni seakan-akan prialaku itu datang dari luar.
Tapi pada dasarnya motif intrinsik selalu berkaitan dengan motif
ekstrinsik sebab pada umumnya motif dasar yang bersifat pribadi atau
intrinsik muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh pengaruh
lingkungan atau motif ekstrinsik. Oleh karena itu, motif individu untuk
melakukan sesuatu dapat dikembangkan, diperbaiki, atau diubah melalui
belajar dan latihan dengan kata lain melalui pengaruh dari luar atau
lingkungan.
c. Cara Membangkitkan Motivasi
1) Pernyataan penghargaan secara verbal. Pernyataan seperti “Bagus
Sekali” “Hebat”, “Menakjubkan”. Ini dapat menyenangkan siswa
apalagi kalau pernyataan verbal itu diberikan di depan orang
banyak.
2) Meggunakan nilai ulangan sebagai pemacu keberhasilan ini dapat
meningkatkan motif belajar anak.
44
Ibid., h. 29. 45
Ibid., h. 32.
33
3) Menimbulkan rasa ingin tahu. Menimbulkan konflik secara
konseptual yang membuat siswa merasa penasaran dengan
sendirinya menyebabkan siswa tersebut berupaya keras
memecahkannya, Misalnya suasana yang mengejutkan, keragua-
raguan, ketidaktentuan, adanya kontradiksi, menghadapi masalah
yang sulit dipecahkan, menemukan suatu hal yang baru,
menghaadapi teka-teki.
4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa. Untuk
meningkatkan rasa ingin tahu.
5) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam
belajar, sesuatu yang dikenal siswa dapat diingat dan diterima
dengan mudah.
6) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan
suatu konsep atau prinsip yang telah dipahami. Sesuatu yang unik
dapat dikenang oleh siswa dari pada sesuatu yang biasa-biasa saja.
7) Menuntut siswa untuk menggunakan hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya. Ini dapat menguatkan pemahaman dan pengetahuan
siswa tentang hal-hal yang telah dipelajarinya.
8) Menggunakan stimulasi dan permainan. Suasana yang sangat
menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna secara
efektif dan emosional bagi siswa.
9) Memberi kesempatan siswa untuk memperlihatkan kemahirannya
di depan umum. Hal ini akan timbul rasa bangga dan dihargai di
depan umum, suasana tersebut akan meningkatkan motif belajar
siswa.
10) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan
siswa dalam kegiatan belajar.
34
11) Memahami iklim sosial dalam sekolah. Dengan begitu siswa
mampu memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi masalah
atau kesulitan.
12) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat. Jenis-jenis
kewibawaan itu adalah dalam memberikan reward, dalam
pengendaliam prilaku siswa, kewibawaan berdasarkan hukum,
kewibawaan sebagai rujukan, dan kewibawaan karena keahlian.
13) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai. Makin jelas
tujuan yang dicapai makin terarah upaya untuk mencapainya.
14) Merumuskan tujuan-tujuan sementara. Agar upaya mencapai
tujuan itu lebih terarah.
15) Memberitahukan hasil belajar yang telah dicapai. Yakni selalu
memebrikan nilai ujian atau nilai pekerjaan rumah, dengan
mengetahui hasil yang telah dicapai maka motif belajar siswa lebih
kuat, baik itu dilakukan karena ingin mempertahankan hasil belajar
yang telah baik, maupun untuk memperbaiki hasil belajar yang
kurang memuaskan.
16) Membuat persaingan yang sehat di antara para siswa. Disini
digunakan prinsip keinginan individu untuk selalu lebih baik dari
orang lain.
17) Mengembangkan persaingan dengan diri sendiri. Persaingan ini
dilakukan dengan memberikan tugas dalam berbagai kegiatan yang
harus dilakukan sendiri.
18) Memberikan contoh yang positif. Banyak guru yang mempunyai
kebiasaan untuk membebankan pekerjaan para siswa tanpa kontrol.
Biasanya ia memberikan suatu tugas kepada kelas, dan guru
meninggalkan kelas untuk pekerjaan lain. keadaan ini dapatt
merugikan siswa, untuk menggiatkan siswa guru tidak cukup
dengan cara memberi tugas saja, melainkan harus dilakukan
35
pengawasan dan bimbingan yang memadai selama siswa
mengerjakan tugas kelas.46
Cara membangkitkan motivasi sebagai berikut:
1) Membangkitkan kebutuhan pada diri anak seperti kebutuhan
rohani, jasmani, sosial, dan sebagainya. Rasa kebutuhan ini akan
menimbulkan ketidakpuasan yang memerlukan pemuasan.
2) Pengalaman-pengalaman yang ingin ditanamkan pada anak
hendaknya didasari oleh pengalaman-pengalaman yang sudah
dimiliki.
3) Beri kesempatan berpartisipasi untuk mencapai hasil yang
diinginkan, Tugas-tugas harus disesuaikan dengan kesanggupan
murid. Anak-anak yang tidak pernah mencapai hasil yang baik
atau tidak dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, akan merasa
putus asa.
4) menggunakan alat-alat peraga dan berbagai metode mengajar.47
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk
membangkitkan motivasi belajar murid guru harus mengerti berbagai
metode pendekatan, mengerti kondisi lingkungan murid, guru harus
membangkitkan motif anak sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
d. Peran dan fungsi Motivasi dalam Belajar
Peran motviasi dalam belajar adalah sebagai berikut:
1) Peran Motivasi Dalam Menentukan Penguatan Belajar
Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang
anak yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang
memerlukan pemecahan, dan hanya dapat dipecahkan berkat
bantuan yang pernah dilaluinya. Sesuatu dapat menjadi penguat
46
Ibid., h. 34-37. 47
Zakiah Daradjat, op. cit., h. 143-144.
36
belajar untuk seseorang apabila dia sedang benar-benar
mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu. Motivasi dapat
menentukan hal-hal apa dilingkungan anak yang dapat
memperkuat perbuatan belajar.
2) Peran Motivasi Dalam Memperjelas Tujuan Belajar
Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajat erat kaitannya
dengan kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar
sesuatu jika yang dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui
atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
3) Motivasi Menentukan Ketekunan Belajar
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun dengan harapan
memperoleh hasil yang baik. Dalam hal itu, tampak motivasi untuk
belajar menyebabkan seorang tekun belajar. Sebaliknya apabila
seorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar maka
dia tidak tahan lama belajar. Dia mudah tergoda mengerjakan hal
yang lain dan bukan belajar. Ini berarti motivasi sangat
terpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.48
Adapun fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:
1) Memberi semangat dan mengaktifkan murid agar tetap berminat
dan siaga.
2) memusatkan perhatian anak pada tugas-tugas tertentu yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.
3) membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan
jangka panjang.49
48
Hamzah B. Uno, op.cit., h. 27-29. 49
Zakiah Daradjat, op. cit., h. 141.
37
Dari keterangan di atas, setiap anak menunjukkan problem
individual sendiri-sendiri, maka dari itu guru harus mengembangkan
pemahamannya tentang motif dan teknik memotivasi anak, agar anak
dapat terus membangkitkan motivasinya saat belajar.
e. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar
Ada beberapa bentuk Motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam
rangka mengarahkan belajar sanak di kelas, diantaranya:
1) Memberi angka, angka dimaksud sebagai simbol diberikan sesuai
hasil belajar anak.
2) Hadiah, sebagai penghargaan dan kenangan, semua berhak menerima
hadiah, hadiah berupa apa saja tergantung keinginan.
3) Kompetisi, yakni persaingan untuk mendorong agar bergairah belajar,
persaingan bisa dalam bentuk individu maupun kelompok.
4) Memberi ulangan, ulangan merupakan strategi untuk memotivasi
5) Mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih giat saat
mengetahui hasil belajarnya.
6) Pujian, pujian diberikan sesuai dengan hasil kerja, bukan dibuat-buat
atau bertentang dengan hasil kerja anak didik.
7) Hukuman, harus dilakukan dengan tepat dan bijak bukan karena
dendam, hukuman harus yang mendidik dan bertujuan.50
f. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
1) Menggairahkan anak didik, guru harus menghindari hal-hal yang
monoton dan membosankan.
2) Memberikan Harapan Realistis, harapan yang tidak realistis adalah
kebohongan maka dari itu guru harus memelihara dan
memodifikasi harapan-harapan anak.
50
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka, 2011), 161-164.
38
3) Memberikan Insentif, seperti memberikan hadiah jika anak
mengalami keberhasilan, sehingga anak didik termotivasi.
4) Mengarahkan Prilaku Anak Didik, anak didik yang diam, membuat
keributan, berbicara semaunya, guru harus memberikan teguran
secara arif dan bijaksana.51
5. Tinjauan Tentang Fiqih
a. Pengertian Fiqih
Fiqih menurut bahasa yaitu, mengetahui, memahami, dan
mendalami ajaran agama secara keseluruhan, pemahaman ini dilakukan
secara mendalam yang membutuhkan pengerahan potensi akal.52
Sedangkan menurut istilah fiqih adalah mengetahui hukum-hukum syara
yang amaliah (mengenai perbuatan, dan prilaku) dengan melalui dalil-dalil
yang terperinci. Fiqih ialah ilmu yang dihasilkan oleh pikiran serta ijtihad
dan memerlukan wawasan serta perenungan.53
Mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah merupakan
pembelajaran yang diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat
memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk
diaplikasikan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat
menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna).54
51
Ibid., h. 69-70. 52
Burhannudin, Fiqih Ibadah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), Cet. 1, h.12. 53
A. Djazuli, Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum Islam, (Jakarta:
Kencana, 2010), Cet. 7, h. 4-5. 54
Menteri Agama RI, Permenag RI no. 000912 Tahun 2013, (Jakarta: Menteri Hukum dan
HAM RI, 2013). h. 38.
39
Beberapa ilmuan Islam berpendapat tentang pengertian fiqih di
bawah ini:
1) Menurut Ibnu Khaldun
Fiqih adalah sekumpulan hukum syara‟ yang berhubungan dengan
perbuatan yang diketahui melalui dalil-dalilnya yang terperinci dan
dihasilkan dengan jalan ijtihad
2) Menurut Mazhab Hanafi
Fiqih diartikan dengan ilmu yang menerangkan segala hak dan
kewajiban, dalam arti yang sangat luas, di dalamnya terdapat masalah-
masalah yang berkaitan dengan akidah di kalangan hanafi.
3) Menurut Al-Ghazali dan Mazhab Syafi‟i
Fiqih itu berarti mengetahui, dan memahami, akan tetapi dalam tradisi
para ulama, fiqih diartikan dengan suatu ilmu tentang hukum-hukum
syara‟ yang tertentu bagi perbuatan para mukalaf, seperti wajib,
haram, mubah, sunnah, makruh, sah, fasid, batal ,qadla, ada‟an, dan
yang sejenisnya.55
4) Menurut para ahli, mempelajari fiqih dalam berbagai masa
perkembangannya, jelaslah bahsa definisi fiqih telah mengalami
perubahan sesuai dengan perkembangan zamannya masing-masing.56
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
fiqih adalah mengetahui dan memahami hukum-hukum syara tertentu
yang berhubungan dengan perbuatan para mukalaf, dengan dalil yang
terperinci, dan dihasilkan dengan jalan ijtihad para mujtahid.
55
A. Dzajuli, op. cit., h. 4-6. 56
Burhannudin, op.cit., h.13.
40
b. Ruang Lingkup Fiqih di Madrasah Tsanawiyah
Ruang lingkup fiqih di Madrasah Tsanawiyah meliputi ketentuan
pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian, dan keseimbangan
antara hubungan manusia dengan Allah SWT dan hubungan manusian
dengan sesama manusia. Ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah
Tsanawiyah yakni:
1) Aspek fiqih ibadah meliputi ketentuan tatacara taharah, salat fardu,
salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan
iqomah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji, umrah,
kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.
2) Aspek fiqih muamalah meliputi, ketentuan dan hukuman jual beli,
qirad, riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan upah.57
c. Tujuan Ilmu Fiqih di Madrasah Tsanawiyah
Pembelajaran fiiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar:
1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam
mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia
dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia
dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah.
2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan
benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial.
Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan menjalankan
hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam
kehidupan pribadi maupun sosial.58
57
Ibid., h. 43-44. 58
Ibid., h. 38.
41
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Peneliti akan mendeskripsikan beberapa karya yang mempunyai relevansi
dengan judul skripsi ini. Adapun karya-karya tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, Judul skripsi tentang “Pengaruh Reward dan Punishment
Terhadap Kedisiplinan Siswa di MA Islamiyah”, yang ditulis oleh Abdul Rohmat,
NIM. 1111011000115, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam, tahun 2016.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif yang
signifikan antara reward dan punishment terhadap kedisiplinan siswa. Tingkat
kedisiplinan memiliki presentase baik, baik kedisiplinan dalam bentuk waktu
seperti datang tepat waktu dan tidak membolos, maupun kedisiplinan perbuatan
seperti menghormati gurru dan berpakaian rapih.
Kedua, Judul skripsi tentang “Pengaruh Reward dan Punishment
Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMP Islam Plus Batul Maal-Pondik Aren”,
yang ditulis oleh Erna Martiva Ningtiyas, NIM. 18100110000056, tahun 2014.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan reward dan punishment
berpengauh terhadap motivasi belajar siswa SMPIP Baitul Maal, peneliti
mendapatkan korelasi antara reward dan punishment berpengaruh positif
terhadap motivasi belajar sebesar 11.1%, dengan signifikansi 5% dimana t hitung
2,435> t rf tabel 2,0. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signfikan
anatar reward dan punishment terhadap motivasi belajar siswa.
Ketiga, Judul skripsi tentang “Pengaruh Pemberian Reward dan
Punishment Terhadap Motivasi Belajar Mata pelajaran IPS Siswa Kelas VII SMP
NU Pakis Malang, yang ditulis oleh Muammarotul Hasanah, NIM. 09130096,
mahasiswa jurusan ilmu pengetahuan sosial, tahun 2015. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan hasil analisis data uji t menyatakan bahwa H0
diterima Ha ditolak, secara parsial (sendiri-sendiri) reward tidak berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar. Sedangkan punishment menyatakan H0 ditolak
42
Ha diterima, t hitung (2,577) > t tabel (2,05) artinya ada pengaruh positif
signifikan pemberian punishment terhadap motivasi belajar mata pelajaran IPS.
Pada penelitian ini menjelaskan hubungan variabel-variabel penelitian
dengan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Penelitian ini memiliki
persamaan dan perbedaan yang terdapat pada penelitian terdahulu. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian di atas sebelumnya adalah sama-sama meneliti
tenteng metode reward dan punishment apakah berpengaruh signifikan terhadap
siswa. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu di
atas adalah pada penelitian sebelumnya ada yang menggunakan variabel
dependen yang berbeda yakni kedesiplinan siswa, sedangkan dalam penelitian ini
menggunakan variabel dependen motivasi belajar siswa, perbedaan selanjutnya
yang paling mendasar ialah objek penelitian, dan waktu penelitian yang berbeda,
dan penelitian kali ini mendeskripsikan pengaruh reward dan punishment
terhadap motivasi belajar fiqih siswa berbeda dengan penelitian sebelumnya yang
mendeskripsikan metode reward dan punishment terhadap variabel dependen lain
dan pada mata pelajaran yang berbeda pula.
C. Kerangka Berfikir
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh perubahan tingkah laku yang baru tentunya prilaku yang baik,
faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar salah satunya adalah motivasi.
Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan-kegiatan mengajar
yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, dan memberikan arahan pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dalam belajar itu dapat
tercapai. Di dalam proses pembelajaran motivasi sangat diperlukan. Motivasi
dapat mendorong, dan mengarahkan perbuatan siswa untuk mencapai tujuan
belajar yang optimal. Berbagai cara dapat ditempuh guru untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa salah satunya menggunakan alat pembelajaran berupa
43
reward dan punishment, maka dari itu reward dan punishment berperan sangat
penting dalam dunia pendidikan sebab pendidikan yang kurang motivasi akan
menimbulkan kurangnya semangat belajar pada anak dan juga disiplin saat belajar
kurang.
Metode reward dan punishment adalah metode pembelajaran interaktif
antara guru dan siswa yang menerapkan sistem pemberian hadiah dan hukuman
sebagai suatu pendorong, penyemangat, agar anak didik lebih meningkatkan
motivasi belajar sesuai yang diharapkan.
Dalam pendidikan Islam berupaya menciptakan manusia yang baik dan
berupaya menjauhkan manusia dari keburukan dan sejenisnya. Allah menjelaskan
dalam al-Qur‟an bahwa reward atau reward atau hadiah terjadi karena adanya
prilaku yang baik, dan punishment atau hukuman merupakan balasan bagi yang
berbuat buruk, balesan tersebut bisa dilakukan didunia maupun diakhira. Hal
tersebut sesuai pada al-Qur‟an surat al-Zalzalah [99]:7-8
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan
melihat (balasan)nya, Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar
dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.59
Ayat al-Qur‟an diatas merupakan salah satu ayat yang menjelaskan
tentang reward dan punishment menurut Islam, dijelaskan setiap seseorang
melakukan perbuatan pasti akan ada balasannya baik didunia maupun diakhirat,
59
Kemenag, op. cit., h. 599.
44
jika perbuatannya baik maka akan mendapat balasan baik (reward), dan jika
perbuatannya buruk maka akan mendapat balasan buruk pula (punishment).
Berbagai cara pelaksanaan reward dan punishment dilakukan, beberapa
cara melaksanakan reward bisa dilakukan dari hal yang termudah yakni mulai
dari dengan senyuman, pujian, berbuat baik, penghormatan, dan sebagainya,
hingga yang berbiaya seperti memberi piagam, sertifikat, makanan, wisata, dan
sebagainya. Sedangkan punishment dilakukan oleh pendidik dengan hati-hati,
pendidik sebelum memberikan hukuman terlebih dahulu mengerti karakteristik
anak agar tidak terjadi kesalahan atau hal yang tidak diinginkan selanjutnya. Di
sekolah punishment dilakukan agar siswa terdorong dan terus berkembang agar
lebih baik lagi, terutama dalam hal kedisiplinan agar siswa cendrung termotivasi
dalam hal dan perbuatan yang baik-baik.
Tentunya dalam memberikan reward dan punishment guru harus benar-
benar teliti agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebagai seorang guru
harus mengetahui karakteristik peserta didik, kondisi lingkungan sekolah, dan
kondisi keluarga anak didik, agar pemberian reward dan punishment ini tetap
berjalan sesuai yang diinginkan guru yakni memotivasi belajar siswa dan tujuan
belajar tercapai dengan baik.
Di dalam penelitian ini diharapkan metode pembelajaran reward dan
punishment dapat memberikan pengaruh terhadap motivasi siswa. Atas dasar
itulah peneliti mengadakan penelitian tentang pengaruh reward dan punishment
terhadap motivasi belajar fiqih siswa di MTs Islamiyah Ciputat. Variabel (X)
adalah pengaruh reward dan punishment, dan variabel terikatnya adalah motivasi
belajar.
45
Tabel 2.2
Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara, hipotesis disini diperlukan untuk
memperjelas masalah yang diteliti. Hipotesis yang peneliti ajukan yaitu:
1. Ada pengaruh reward terhadap motivasi belajar motivasi belajar siswa di MTs
Islamiyah Ciputat
2. Ada pengaruh punishment terhadap motivasi belajar motivasi belajar siswa di
MTs Islamiyah Ciputat
3. Ada Pengaruh reward dan punishment terhadap motivasi belajar motivasi
belajar siswa di MTs Islamiyah Ciputat.
Reward
(X1)
Motivasi Belajar
(Y)
Punishment
(X2)
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan di MTs Islamiyah Ciputat yang beralamat
di Jl. Kihajar Dewantara No. 23 Ciputat-Tangerang Selatan. Waktu
Penelitian
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Reward dan Punishment
terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs Islamiyah Ciputat” ini
dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kuantitatif, metode
kuantitatif adalah metode yang data penelitiannya menggunakan angka-
angka1, penelitian ini di khususkan lagi pada metode deskriptif korelatif.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan
apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan.2 Sedangkan Penelitian
korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak
hubungan itu.3
Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif korelatif adalah mengkaji
hubungan antara variabel-variabel bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
korelatif antara variabel.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 13. 2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatann Praktik,(Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 282. 3 Ibid., h. 166.
47
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Mahmud, “Populasi adalah keseluruhan objek penelitian,
mungkin berupa manusia, gejala, banda, pola sikap, tingkah laku, dan
sebagainya yang menjadi objek penelitian”.4 Menurut Sugiyono, “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya sehingga
populasi bukan hanya orang saja tetapi obyek dan benda-benda alam yang
lain”.5
Peneliti melakukan penelitian di Madrasah Tsanaiyah Islamiyah
Ciputat maka populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa MTs
Islamiyah Ciputat tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah 307 siswa.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi, sampel merupakan
pemilihan sejumlah individu sehingga individu-individu tersebut menjadi
perwakilan dari kelompok yang lebih besar atau populasi. Sampel diambil
melalui cara-cara tertentu yang memiliki karakteristik tertentu.6 Adapun
teknik penarikan sampel pada penelitian ini adalah probability sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang/kesempatan
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel.7 probability sampling memiliki beberapa jenis diantaranya simple
random sampling, Menurut Sugiyono “teknik random sampling yaitu
pengambilan sampel secara acak/random dapat dilakukan dengan bilangan
random komputer maupun dengan undian”.8 Peneliti mengambil sampel
4Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 154.
5Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), (Bandung: Alfabeta, 2011), h.
119. 6 Mahmud, op. cit., h. 155.
7 Sugiyono, op. cit., h. 122.
8 Ibid., h. 91.
48
dengan random undian yaitu memberikan ketas undian kepada seluruh
populasi dengan menuliskan nomor urut kemudian kertas digulung, dan
peneliti mengambil secara acak kertas tersebut untuk mengambil sampel.
Adapun saran-saran untuk ukuran sampel adalah sebagai berikut:
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai
500.
2. Bila Sampel dibagi dalam katagori (misalnya: pria-wanita, pegawai
negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap
kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
korelasi atau regresi berganda), maka jumlah anggota sampel minimal
10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel
penelitiannya ada 5 (independen + dependen) maka jumlah anggota
sampel = 10 X 5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota
sampel masing-masing antara 10 s/d 20.9
Dalam penelitian ini menggunakan penelitian analisis korelasi
regresi berganda, dalam penelitian ini memiliki 3 variabel (independen +
dependen), maka dari itu sesuai dengan teori di atas sampel minimal 10
kali dari jumlah variabel yakni = 10 X 3 = 30 anggota sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu:
1. Angket (kuesioner) Skala Sikap
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
9 Ibid., h. 131-132.
49
kepada responden untuk dijawabnya, angket dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.10
Tabel 3.1
Kisi-kisi Angket Motivasi
Aspek No Indikator No
Item
Jumlah
Item
Intrinsik 1. Adanya hasrat dan keinginan
berhasil
14
6
2. Adanya dorongan dan kebutuhan
dalam belajar
13
Ekstrinsik
3. Adanya harapan dan cita-cita
masa depan
15
4. Adanya kegiatan menarik dalam
belajar
17, 18
5. Adanya lingkungan belajar yang
kondusif, sehingga
memungkinkan seseorang siswa
dapat belajar dengan baik.
16
Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket Reward dan Punishment
Aspek No Indikator No
Item
Jumlah
Item
Reward 1. Guru memiliki kepribadian yang
bisa menjadi teladan contoh
1, 2 3
2. Guru memberikan hadiah
sebagai pendorong semangat
3
10
Ibid., h. 193.
50
belajar
3. Guru memberikan imbalan balik
berupa materi maupun nilai dan
angka yang bagus, juga sikap
yang baik serta perhatian dari
guru
4, 5, 6 3
Punishment 1. Guru memberikan hukuman
berupa sanksi bersifat teguran,
kecaman, dll.
7, 8, 9,
10, 11,
12
6
Berdasarkan indikator di atas, dalam penelitian ini akan
menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial, fenomena sosial ini dapat
ditetapkan oleh peneliti sebagai variabel penelitian.11
Jawaban dalam setiap instrumen yang menggunakan skala
likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif,
yaitu dapat berupa kata-kata berikut:
Tabel 3.3
Skala Likert12
No Skala Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Ragu-ragu 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat tidak setuju 1
11
Sugiyono, op. cit., h. 136. 12
Ibid., h. 136-137.
51
2. Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan datanya secara
sistematis dan dengan persiapan matang.13
Penulis dalam penelitian ini
menggunakan observasi partisipan sebagai observasi tahap awal yaitu,
observasi partisipan adalah observasi yang dilakukan pengamat dan
dalam pengamatan itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan
kelompok yang sedang diamati, observasi partisipan dilaksanakan
sepenuhnya pengamat mengikuti dan merasakan seperti apa keadaan
bukan pura-pura, dengan demikian ia dapat menghayati dan merasakan
seperti apa orang-orang dalam kelompok yang diamati. Dalam
observasi ini penulis mengamati keadaan wajar dan sebenarnya, objek
dari observasi ini adalah lingkungan sekolah, guru, dan peserta didik.
E. Uji Coba Instrumen
Suatu tes yang baik harus mampu mengukur apa yang diukur (aspek
validitas) dan konsisten/stabil dalam mengukur apa yang akan diukur (aspek
reabilitas).14
Oleh karena itu sebelum angket disebarkan, angket tersebut harus
diuji coba terlebih dahulu untuk mengetahui apakah angket tersebut memenuhi
persyaratan validitas dan reabilitas atau tidak.
1. Validitas
Validitas mengacu pada aspek ketepatan dan kecermatan hasil
pengukuran.15
Sebelum guru menggunakan suatu tes, hendaknya guru
mengukur terlebih dahulu drajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu.16
Untuk mengukut kevalidan atau keshahihan butir pernyataan, analisis yang
13
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h. 29. 14
A. Muri Yusuf, Asesment dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan
Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan,( Jakarta: Prenadamedia Grup, 2015), h. 93. 15
Saifuddin Azwar, Reabilitas dan Validitas Instrumen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015). h. 40. 16
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016). h.
247.
52
digunakan untuk menguji validitas butir angket adalah korelasi product
moment. Perhitungan korelasi dibantu dengan program SPSS 23 , item
dikatakan valid membandingkan dengan r tabel. Jika r hitung > r tabel, maka
valid perhitungan secara SPSS 23 langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Masuk progam SPSS 23
b. Klik variabel view pada SPSS 23data editor
c. Pada kolom name ketik P 1 - P 18, P yang dimaksud disini adalah
pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner, kemudian skor total
didapatkan dari penjumlahan P 1 sampai P 18.
d. Pada kolom decimal angka ganti menjadi 0 untuk seluruh item
e. Buka data view pada SPSS 23
f. Klik analyze-correlate-Bivariate
g. Klik semua variabel dan masukkan ke kotak vaiabel
h. Klik OK hasil output uji validitas akan muncul,17
2. Reabilitas
Reabilitas adalah tingkat atau drajat konsistensi dari suatu instrument.
Relibialitas tes berkenaan dengan pertanyaan apakah suatu tes teliti dan dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan suatu tes dapat
dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada
kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.18
Instrumen
dikatakan reable jika r hitung > r tabel.
Langkah-langkah reabilitas menggunakan prorgram SPSS 23:
a. Masuk progam SPSS 23
b. Klik variabel view untuk memberi nama variabel, mengatur type data di
type, lebar kolom di (width), decimal di (decimals), lebel di (lebel).
c. Klik data view pada untuk menampilkan lembar kerja
d. Entri data ke program SPSS 23
17
C. Trihendradi, Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik, (Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2010), h. 130. 18
Zainal Arifin, op.cit., h. 258.
53
e. Klik analyze-scale-reability analyze
f. Klik semua variabel dan masukkan ke kotak vaiabel
g. Klik statistik pada descriptipes for klik scale if item deleted klik continue
h. Klik OK hasil output uji reabilitas akan muncul.19
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis data
dalam penelitian ini digunakan teknik statistik parametik dengan
menggunakan analisis regresi liniear berganda. Menurut Suharsimi Arikunto
“regresi linear berganda adalah analisis terhadap hubungan antara satu
dependent variabel dengan dua atau lebih independen variabel.20
Sebelum
melakukan uji analisis regresi linear langkah aal adalah menguji asumsi klasik
untuk mengetahui layak tidaknya data yang didapatkan untuk dianalisis
dengan metode regresi linear berganda.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinieritas
Pada uji multikolinearitas data penelitian tidak mengalami
multikolinearitas untuk dapat diolah dengan analisis regresi linear
berganda. berikut langkah-langkah pengambilan keputusan:
1) Melihat nilai tolerance
Tidak terjadi multikolinearitas, jika nilai tolerance lebih besar
0,1, dan sebaliknya terjadi multikolinearitas, jika nilai tolerance
lebih kecil atau sama dengan 0,1.
2) melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)
Tidak terjadi multikolinearitas, jika nilai VIF lebih kecil 10,00,
dan sebaliknya terjadi multikolinearitas, jika nilai tolerance
lebih kecil atau sama dengan 10,0021
19
Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Ciputat: Islamic Reserch
Publishing, 2009), h. 114-121.
20
Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 278.
21 Akila, “Pengaruh Intensif dan Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
pada CV. Vassel Palembang”, Jurnal Erocment Global, Vol. 2, 2017. h. 40.
54
Langkah pengujian menggunakan SPSS 23 sebagai berikut:
Klik menu analyze - Pilih submenu regresion - klik liniear - Box
dependent : Variabel terikat (Y) - Box independen: Variabel bebas
(X) – klik method pilih enter - klik tombol statistik, akan muncul
linier regression statistik, non aktifkan estimates dan model fit,
aktifkan: covariance matrix dan collinieritas diagnostic – klik
continu – klik ok.22
b. Uji Heteroskedatisitas
Dalam persamaan regresi beganda perlu diuji mengenai sama atau
tidak varian, jika residual mempunyai varian sama disebut
homoskedastisitas, dan jika tidak sama disebut heteroskedatisitas.
Pada uji heteroskedatisitas data penelitian tidak mengalami
heteroskedatisitas untuk dapat diolah dengan analisis regresi linear
berganda. Ada atau tidaknya heteroskedatisitas dapat dilihat
dengan ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot, jika
ada pola tertentu maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedatisitas tetapi jika tidak ada pola yang jelas serta titik-
titik berada di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedatisitas.23
Langkah pengujian menggunakan SPSS sebagai berikut:
Klik menu analuze - pilih submenu regresion, klik linear – box
dependent : variabel terikat (Y) – boxindependent: variabel bebas
(X) – klik plots, muncul liniear regresion plot dan isikan: variabel
SRESID disumbu Y dan variabel ZPRED disumbu X – klik
continu – klik ok.24
22
Fadli, Model Asumsi Kalsik Model Regresi Bergamda, 2018,
(http://dawaisimfoni.wordpress.com). 23
Haslinda dan Jamaludin, “ Pengaruh Perencanaan anggaran dan Evaluasi anggaran
terhadap kinerja organisasi Dengan Standar Biaya Sebagai Variabel Moderating Pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Wajo”, Jurnal Akuntansi Peradaban, Vol 11, 2016, h. 8. 24
Fadli, op. cit.
55
c. Uji Normalitas
Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu akan dilakukan
pengujian normalitas data, berikut langkah dalam pengujian
normalitas data dengan SPSS 23 sebagai berikut:
1) Masukkan data ke SPSS 23
2) Klik Analyze-descriptive statistics-descriptive
3) Klik semua variabel dan masukkan ke kotak vaiabel
4) Klik options-kurtonis dan skwness-continue.
5) Klik OK hasil output uji normalitas akan muncul.25
2. Uji Regresi Berganda
Regresi linier berganda adalah analisis yang digunakan oleh
peneliti bila peneliti bemaksud meneliti dengan menggunakan variabel
independen yang diteliti berjumlah minimal dua.26
Rumus regresi linear
berganda adalah sebagai berikut27
:
Keterangan:
Y = Variabel terikat
X1, X2 = Variabel bebas
a = Konstanta
b1, b2 = Koefisien regresi
Pengujian analisis regresi linier berganda ini dilakukan dengan
softare SPSS, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Klik analyze-regresion-linear
25
Nuraida Halid Alkaf, op.cit., h.123-125. 26
Sugiyono, op.cit., h. 267. 27
Ibid., h. 253.
56
b. Masukkan variabel Y ke kolom dependent, kemudian X1 dan X2 ke
kolom independent
c. Klik tombol statistics, pilih esrimates, model fit, dan durbin-watson.
d. Klik continue
e. Klik tombol options, pilih use probability of F, kemudian masukkan
nilai tingkat kepercayaan pada kotak entry
f. klik continue-klik OK sehingga output SPSS 23 viee akan tampil.28
G. Hipotesis Statistik
1. Uji hipotesis parsial (terpisah)
a. Membuat hipotesis dalam kalimat
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
(terpisah) antara reward dan puniwhment terhadap motivasi
belajar siswa MTs Islamiyah ciputat.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial
(terpisah) antara reward dan puniwhment terhadap motivasi
belajar siswa MTs Islamiyah ciputat.
b. Hipotesis statistik
H0 : βi = 0
Ha : βi ≠ 0
2. Uji Hipotesis simultan (bersama-sama)
Membuat hipotesis dalam kalimat
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan
(bersama-sama) antara reward dan puniwhment terhadap motivasi
belajar siswa MTs Islamiyah ciputat.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan secara secara simultan
(bersama-sama) antara reward dan puniwhment terhadap motivasi
belajar siswa MTs Islamiyah ciputat.
Hipotesis statistik
H0 : p = 0
Ha : p ≠ 0
28
C. Trihendradi, op.cit., 135-141.
57
Apabila t hitung > t tabel signifikan Ha diterima atau hipotesis
diterima. Sedangkan apabila t hitung > t tabel maka tidak signifikan
atau dengan kata lain Ho diterima atau tidak ada variabel bebas
terhadap variabel terikat dan tidak signifikan.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat. Tempat peneliti
melaksanakan tugas Praktik Profesi Keguruan Terpadu. MTs Islamiyah
Ciputat berdomisili di Jl. KH. Dewantara No. 23 Ciputat Telp. Telp.
(021)8612272 Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan 15411. Kepala
sekolah saat ini adalah Aep Saepullah, S.Pd. yang menjadi subjek pada
penelitian ini adalah seluruh siswa MTs Islamiyah Ciputat tahun ajaran
2017/2018 karena keterbatasan waktu kelas IX tidak dijadikan subjek karena
sedang fokus ujian nasional, maka dari itu peneliti menjadikan subjek kelas
VII dan VIII yang berjumlah 200 siswa dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Jumlah Siswa
No Kelas Jumlah Rombel L P Jumlah
1. Kelas VII 3 36 54 90
2. Kelas VIII 3 55 55 110
Jumlah 6 91 109 200
59
Grafik 4.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
Grafik 4.2 Jumlah Siswa Berdawarkan Kelas
91
109
80
85
90
95
100
105
110
115
L P
45%
55%
L P
0
20
40
60
80
100
120
Kelas X Kelas XI
45%
55%
Kelas X Kelas XI
60
B. Pengujian Persyaratan dan Analisis dan Pengujian
Sebelum dilakukan analisis regresi berganda terlebih dahulu dilakukan
uji asumsi klasik terhadap data hasil penelitian untuk mengetahui layak
tidaknya data yang didapatkan untuk diolah dan dianalisis dengan metode
regresi liniear berganda. Berikut hasil uji asumsi klasik dan analisis regresi
liniear berganda:
Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Berikut hasil uji multikolinearitas dengan menggunakan SPSS 23:
Tabel 4.2
Uji Multikolinearitas
Dari hasil uji multikolinearitas terlihat bahwa nilai tolerance variabel
X1 (Reward) dan X2 (Punishment) yakni = 0,828 lebih besar dari 0,1 atau
0,828 > 0,1.Kemudian nilai VIF variabel X1 (Reward) dan X2 (Punishment)
yakni = 1,208 lebih kecil dari 10,00 atau 1,208 < 10,00. Sehingga dapat
disimpulkan tidak terjadi multikoloniearitas yang berarti bahwa tidak ada
korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%, hal ini berarti
tidak terjadi multikolinearitas.
61
2. Uji Heteroskedastisitas
Grafik 4.3 Hasil Uji Heterokedastisidas
Dari diagram diatas, terliahat pada diagram scatterplots setiap plots
(titik), titik-titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SRESID
menyebar di bawah ataupun di atas titik origin (angka 0) pada sumbu X
dan Y dan tidak mempunyai pola tertentu, baik menumpuk, zig zag
,maupun bergelombang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data penelitian
tidak mengalami heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas.
62
3. Uji Normalitas
Grafik 4.4 Hasil Histogram Uji Normalitas
Dari diagram di atas, terlihat pada diagram batang, garis diagram
membentuk lengkungan gunung dan terlihat sempurna dengan kaki
simetris, maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini berdistribusi
normal.
Dari hasil uji asumsi klasikdi atas, terlihat bahwa data penelitian tidak
mengalami multikolinearitas, tidak mengalami heteroskedastisitas, dan data
berdistribusi normal. Maka, dapat disimpulkan bahwa data penelitian dapat
diolah dengan analisis regresi linear berganda.
63
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Seperti yang sudah dijelaskan di BAB III, bahwa penelitian ini
menggunakan analisis regresi linear berganda, Menurut Suharsimi Arikunto
“regresi linear berganda adalah analisis terhadap hubungan antara satu dependent
variabel dengan dua atau lebih independen variabel.1Adapun langkah-langkah
yang ditempuh dalam melakukan analisis linear berganda adalah dengan
perhitungan aplikasi SPSS 23 dan manual, berikut hasil uji regresi linear berganda
menggunakan SPSS 23:
1. Persamaan regresi berganda
Tabel 4.3
Persamaan Regresi Berganda
Persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y = 0,2359 + 0,657 X1 + 0,383
X2, artinya jika X1 dan X2 adalah nol, maka variabel Y akan konstan sebesar
0,2359. Apabila terjadi kenaikan X1 sebesar 1, maka akan terjadi kenaikan Y
sebesar 544, dan demikian sebaliknya, apabila terjadi kenaikan X2 sebesar 1,
maka akan terjadi kenaikan Y sebesar 0,321.
1 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 278.
64
2. Koefisien determinasi
Tabel 4.4
Koefisien Determinasi
Hasil R square pada perhitungan tabel di atas adalah 0,544 atau 54,
4%, yang berarti bahwa kemampuan dalam menjelaskan variabel adalah
sebesar 54,4%, sedangkan sisanya sebesar 45,6% dijelaskan oleh variabel lain
di luar variabel penelitian ini.
Kemudian Rhitung sebesar 0,738 yang berada di rentang 0,70-0,90
memiliki arti bahwa korelasi bergandanya adalah tinggi.
Melakukan uji hipotesis regresi linear berganda dua prediktor
a. Uji signifikansi secara parsial (terpisah)
1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial (terpisah)
antara Reward dan Punishment terhadap motivasi belajar Fiqih
siswa MTs Islamiyah Ciputat.
Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial (terpisah) antara
Reward dan Punishment terhadap motivasi belajar Fiqih siswa
MTs Islamiyah Ciputat.
2) Membuat hipotesis dalam bentuk statistik α
Ho: βi = 0
65
Ha: βi ≠ 0
Dimana βi = merupakan koefisien yang akan diuji.
3) Menentukan taraf signifikan α yang digunakan adalah 5% atau 0,05.
4) Kaidah pengujian
Jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka terima Ho.
Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho.
5) Menghitung thitung dan menentukan ttabel
Hasil penghitungan dengan menggunakan SPSS 23, sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji t
Hasil pengujian dengan SPSS 23 menunjukkan bahwa thitung
untuk X1 adalah 3,812 dan untuk X2 adalah 2,248, sedangkan nilai ttabel
adalah 2,048 dapat dilihat dari tabel disribusi t dua arah, pada kolom
0,05 atau 5% dan pada baris 28 (jumlah data 30 dikurangi jumlah
variabel bebas 2).
6) Membandingkan thitung dengan ttabel
Berdasarkan kaidah pengujian, disimpulkan bahwa:
X1: thitung = 3,812 > ttabel = 2,048 Ho ditolak.
X2: thitung = 2,248 > ttabel = 2,048 Ho ditolak.
Hal ini berarti bahwa secara terpisah variabel X1 (Reward) dan
X2 (Punishment) berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi
belajar fqih siswa MTs Islamiyah Ciputat
66
7) Mengambil keputusan
Keputusannya adalah X1 dan X2 menyatakan Ho ditolak Ha diterima,
maka hipotesisnya adalah:
X1 : Terdapat pengaruh Terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial (terpisah) antara Reward dan Punishment terhadap
motivasi belajar Fiqih siswa MTs Islamiyah Ciputat.
X2 : Terdapat pengaruh Terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial (terpisah) antara Reward dan Punishment terhadap
motivasi belajar Fiqih siswa MTs Islamiyah Ciputat.
b. Uji signifikan secara simultan (bersama-sama)
1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
Ho: Tidak terdapat pengaruh Terdapat pengaruh yang signifikan
secara simultan (bersama-sama) antara Reward dan
Punishment terhadap motivasi belajar Fiqih siswa MTs
Islamiyah Ciputat.
Ha: Terdapat pengaruh Terdapat pengaruh yang signifikan secara
simultan (bersama-sama) antara Reward dan Punishment terhadap
motivasi belajar Fiqih siswa MTs Islamiyah Ciputat.
2) Membuat hipotesis dalam bentuk statistik
Ho: p = 0
Ha: p ≠ 0
3) Menentukan taraf signifikan α yang digunakan adalah 5% atau 0,05.
4) Kaidah pengujian
Jika fhitung ≤ ftabel maka terima Ho
Jika fhitung > ftabel maka tolak Ho
5) Menghitung fhitung dengan ftabel
Hasil penghitungan dengan menggunakan SPSS 23 sebagai berikut:
67
Tabel 4.6
Anova, Hasil Uji f
Pada tabel ANOVA di atas, menunjukkan hasil fhitung adalah
16,134, sedangkan ftabel 3,35 dilihat pada tabel distribusi pada kolom 2
(total variabel 3 dikurangi variabel terikat 1) pada baris ke 27 (jumlah
data 30 jumlah seluruh variabel 3).
6) Membandingkan fhitung dengan ftabel
Berdasarkan kaidah pengujian fhitung = 16,134 > ftabel = 3,35,
maka tolak Ho.
Hal ini berarti bahwa secara simultan atau bersama-sama,
variabel X1 dan X2 berpengaruh signifikan terhadap variabel Y. Selain
itu, nilai sig. 0,000 < 0,05, yang berarti bahwa secara bersama-sama
variabel X1 dan X2 berpengaruh signifikan terhadap variabel Y.
7) Mengambil keputusan
Keputusannya adalah menyatakan Ho ditolak, maka
hipotesisnya adalah terdapat pengaruh yang signifikan tsecara
simultan (bersama-sama) antara Reward dan Punishment terhadap
motivasi belajar fiqih siswa MTs Islamiyah Ciputat.
68
Berikut hasil uji regresi linear berganda menggunakan perhitungan
manual:
1. Membuat persamaan regresi linear berganda
a. Membuat tabel penolong
Tabel 4.7
Penolong Uji Regresi Linear Berganda
X1 X2 Y X1Y X2Y X1² X2² X1X2 Y²
1 25 24 25 625 600 625 576 600 625
2 24 23 24 576 552 576 529 552 576
3 28 24 28 784 672 784 576 672 784
4 27 19 26 702 494 729 361 513 676
5 27 19 28 756 532 729 361 513 784
6 26 22 29 754 638 676 484 572 841
7 24 17 26 624 442 576 289 408 676
8 24 21 27 648 567 576 441 504 729
9 26 20 27 702 540 676 400 520 729
10 29 19 27 783 513 841 361 551 729
11 29 17 27 783 459 841 289 493 729
12 25 16 21 525 336 625 256 400 441
13 26 21 27 702 567 676 441 546 729
14 22 19 23 506 437 484 361 418 529
15 26 21 28 728 588 676 441 546 784
16 24 21 22 528 462 576 441 504 484
17 26 22 27 702 594 676 484 572 729
18 27 21 26 702 546 729 441 567 676
19 26 23 27 702 621 676 529 598 729
20 25 20 24 600 480 625 400 500 576
21 22 15 23 506 345 484 225 330 529
22 27 24 30 810 720 729 576 648 900
23 27 22 30 810 660 729 484 594 900
24 28 20 26 728 520 784 400 560 676
25 30 24 28 840 672 900 576 720 784
26 27 23 28 756 644 729 529 621 784
69
27 26 22 26 676 572 676 484 572 676
28 27 22 24 648 528 729 484 594 576
29 23 18 22 506 396 529 324 414 484
30 22 17 21 462 357 484 289 374 441
∑ 775 616 777 20174 16054 20145 12832 15976 20305
b. Menerapkan metode skor deviasi/rumus pembantu
184
100
63
6656
20,5 4202
25,9 6708
c. Mencari nilai konstanta-konstanta
a. Menghiung nilai konstanta b1
b. Menghitung nilai konstanta b1
c. Menghitung nilai konstanta a
70
=
0,2359
d. Menentukan persamaan regresi dengan dua variabel bebas
e. Mencari korelasi berganda
√
=√( )( ) ( )( )
f. Mencari koefisien determinasi
Dari hasil perhitungan manual di atas menjelaskan bahwa persamaan
regresi dan koefisien determinasi sama dengan perhitungan menggunakan SPSS 23,
dimana persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y = 0,2359 + 0,657 X1 + 0,383
dengan koefisien determinasi atau kemampuan seluruh variabel bebas dalam
menjelaskan veriabel terikat dalam perhitungan manual di atas adalah 0,544 atau 54,
4%, yang berarti bahwa kemampuan dalam menjelaskan variabel , yang berarti bahwa
kemampuan dalam menjelaskan variabel adalah sebesar 54,4%, sedangkan sisanya
sebesar 45,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel penelitian ini.
71
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang menggunakan kuesioner
untuk menilai variabel reward dan punishment dengan delapan belas pertanyaan,
oleh karena itu peneliti menyimpulkan beberapa kesimpulan:
1. Pelaksanaan reward dan punishment dalam pembelajaran fiqih di MTs
Islamiyah Ciputat berpengaruh positif terhadap motivasi.
2. Reward dan punishment berpengaruh terhadap motivasi belajar fiqih di
MTs Islamiyah Ciputat. Dalam analisis deskriptif, peneliti mendapatkan
gambaran tentang besarnya pengaruh reward dan punishment terhadap
motivasi belajar fiqih siswa. Sedangkan analisis statistik peneliti
mendapatkan korelasi berganda antara reward dan punishment
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa sebesar 54,4%. Data
itu diambil dari hasil analisis dengan responden 30, dimana secara parsial
(terpisah) thitung lebih besar dari ttabel (3,812 dan 2,248 > 2,048), dan secara
simultan fhitung lebih besar dari ftabel (16,134> 3,35).. Maka, Ho ditolak dan
hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya secara parsial dan simultan
terdapat pengaruh yang signifikan antara reward dan punishment terhadap
motivasi belajar fiqih siswa MTs Islamiyah Ciputat.
3. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, pelaksanaan dan pemberian
reward dan punishment yang dilakukan di MTs Islamiyah Ciputat,
sangatlah efektif.
72
B. Implikasi
Dari hasil kesimpulan di atas memiliki implikasi dalam bidang pendidikan
tentunya, maka implikasi dari penelitian ini adalah:
Hasil penelitian mengenai reward dan punishment terhadap motivasi
belajar fiqih siswa di MTs Islamiyah Ciputat ternyata reward dan punishment
secara bersama-sama maupun terpisah berpengaruh signifikan terhadap motivasi
belajar fiqih siswa di MTs Islamiyah Ciputat, dan memiliki tingkat cukup baik
yaitu 0,54,4 atau 54,4%.
Maka dari itu untuk mengatasi motivasi belajar fiqih siswa reward dan
punishment dapat dikatakan salah satu cara yang menumbuhkan motivasi belajar
fiqih siswa baik motivasi intrinsik (motivasi dalam diri sendiri) maupun motivasi
ekstrinsik (motivasi dari luar) untuk meningkatkan kemauan belajar siswa.
C. Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitanm maka peneliti dapat
memberi saran-saran sebagai berikut:
Pelaksanaan pemberian reward dan punishment di MTs Islamiyah
Ciputat sudah cukup baik, hendaknya dalam proses belajar tentunya guru bidang
dapat memberi reward tidak hanya saat pemberian raport saat kenaikan kelas,
guru dapar memberi reward yang bervariasi saat pembelajaran berlangsung agar
siswa termotivasi saat proses pembelajaran, tentunya pemberian reward harus
memperhatikan kaidah-kaidah reward yakni tidak terlalu sering diberikan .
Punishment dilakukan dengan hati-hati dan bersifat pedagogis untuk
memperbaiki dan mendidik ke arah yang lebih baik. Guru dapat melakukan
punishment dengan tepat, sebab jika guru melakukan punishment dengan tepat
dan bijak maka punishment dapat menjadi alat motivasi belajar fiqih siswa.
74
DAFTAR PUSTAKA
Akila “Pengaruh Intensif dan Pengawasan Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
pada CV. Vassel Palembang”. Jurnal Erocment Global. 2. 2017.
Al-Qorni, „Aidh. Bulughul Maram Hadis-hadis Pilihan Tentang Islam. Jakarta:
Qithi Press, 2006.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2016.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu PendekatSPann Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2013.
Azwar. Saifuddin. Reabilitas dan Validitas Instrumen. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2015.
B. Uno, Hamzah .Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008.
Bahri, Djamarah Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka. 2011.
Burhan, Nurgiyantoro. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu Sosial.
Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. Cet. 6, 2015.
Burhannudin. Fiqih Ibadah. Bandung: CV Pustaka Setia. Cet. 1, 2001.
Darajat, Zakiah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta Bumi Aksara.
Cet. 1, 1995.
Djazuli, A.. Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan, dan Penerapan Hukum
Islam. Jakarta: Kencana. Cet. 7. 2010.
Eggen, Paul. Strategi dan Model Pembelajaran. Terj. Hermawan. Jakarta: PT
Indeks, 2012.
Fadli. Model Asumsi Kalsik Model Regresi Bergamda.
(http://dawaisimfoni.wordpress.com). 2018.
Hakim, Lukman. “Guru di Sampang Meninggal Setelah dipukul Siswanya”. Sindo
News. Surabaya: 2 Februari 2018.
75
Halid, Nuraida Alkaf. Metodologi Penelitian Pendidikan. Ciputat: Islamic
Reserch Publishin., 2009.
Haslinda dan Jamaludin. “ Pengaruh Perencanaan anggaran dan Evaluasi anggaran
terhadap kinerja organisasi Dengan Standar Biaya Sebagai Variabel
Moderating Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo”. Jurnal Akuntansi
Peradaban. Vol 11. 2016.
Idawati. Tinjauan Hukum terhadap Perlindungan Profesi Guru dan Anak Didik.
Jurnal Justivia. 2. 2014.
Kemenag. RI. Al-Qur’an dan Terjemah Untuk Wanita. Bandung: Oasis Terrace
Recident. 2012.
L. Ostroff, Wendy. Memahami Cara Anak-anak Belajar. Terj. B. Endra Tanidjaja.
Jakarta: PT Indeks, 2013.
Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2011.
Menteri Agama RI. Permenag RI no. 000912 Tahun 2013. Jakarta: Mentri Hukum
dan HAM RI. 2013.
Muri, A. Yusuf. Asesment dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi dan
Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Grup,
2015.
Purwanto, Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoreti dan Praktis. Jakarta: Roda Karya,
2007.
Ramayulis. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta:P Kalam Mulia, 2015.
Rheza, Syahrul Alfattory. Reward, Punishment terhadap Motivasi Belajar Siswa
IPS Terpadu Kls VIII MTsN Punggasan. Jurnal Curricula. 2. 2017.
Riadi, Edi. Alat Statistika Parametrik & Nonparametrik. Tangerang: Pustaka
Mandiri, 2014.
Sabri, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press. Cet. I,
2005.
Salahudin, Anas. Pendidikan Karakter Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya).
Jakarta: Pustaka Setia, 2013.
76
Slameto. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press, 2011.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method). Bandung: Alfabeta,
2011.
-------. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2016.
Suprijono, Agus. Coopeative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2015.
Suralaga, Fadhilah. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah, 2010.
Syaifurrahman. Manajemen Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks, 2013.
Syarifudin, Tatang. Landasan Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan
Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009.
Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT.Remaja Rosda
Karya. Cet. iii, 2000.
Tatang. Ilmu Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,
2009.
Trihendradi, C. Step by Step SPSS 18 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2010.
Ulwan, Abdullah Nashih. Tarbiyatul Aulad Pendidikan Anak dalam Islam.
Terjemahan Emiel Ahmad. Jakarta: Khatulistiwa Press, 2013.
Walidin, Warul . Konstelasi Pemikiran Pedagogik Ibnu Khaldun Perspektif
Pendidikan Modern. Yogyakarta: Suluh Press. Cet. II, 2005.
Yuliasari, Ade, dan Indiarsa, Nanang .Peran Dominan Moitvasi Intrinsik dan
Motivasi Ekstrinsik Siswa Putri dalam Mengikuti Kegiatan
77
Yusuf, A. Muri. Asesment dan Evaluasi Pendidikan: Pilar Penyedia Informasi
dan Kegiatan Pengendalian Mutu Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia
Grup, 2015.
LEMBAR UJI REFERENSI
BAB I Paraf Dosen
Pembimbing
1. Syaifurrahman, DKK, Manajemen dalam
Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 51.
2. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:
UIN Jakarta Press), Cet. I, h. 5-8.
3. Tatang Syarifudin, Landasan Pendidikan, (Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen
Agama Republik Indonesia, 2009), h. 27.
4. Fadhilah Suralaga, Dkk, Psikologi Pendidikan,
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah, 2010), h. 94.
5. Wendy L. Ostroff, Memahami Cara Anak-anak
Belajar, Terj. B. Endra Tanidjaja, (Jakarta: PT
Indeks, 2013), h. 7.
6. Paul Eggen, DKK, Strategi dan Model
Pembelajaran, Terj. Hermawan, (Jakarta: PT Indeks,
2012), h. 67.
7. Ade Yuliasari dan Nanang Indiarsa, Peran Dominan
Moitvasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Siswa
Putri dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Futsal, Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,
Vol. 01, 2013. h. 315.
8. Ramayulis, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta:P
Kalam Mulia, 2015), h. 223.
9. Ibid, h. 223.
..................
10. Kemenag. RI, Al-Qur’an dan Terjemah Untuk
Wanita, (Bandung, Oasis Terrace Recident, 2012), h.
150.
11. Ibid., h. 178.
12. Lukman Hakim, “Guru di Sampang Meninggal
Setelah dipukul Siswanya”, Sindo News, Surabaya:
2 Februari 2018.
..................
BAB II Paraf Dosen
Pembimbing
1. Tatang S., Ilmu Pendidikan, (Bandung: Pustaka
Setia, 2012), h. 97.
2. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 60.
3. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoreti dan
Praktis, (Jakarta: Roda Karya, 2007), h .182.
4. Kemenag. RI, Al-Qur’an dan Terjemah Untuk
Wanita, (Bandung: Oasis Terrace Recident, 2012),
h. 599.
5. Ibid., h. 44.
6. „Aidh Al-Qorni, Bulughul Maram Hadis-hadis
Pilihan Tentang Islam, (Jakarta: Qithi Press 2006),
h.
7. Ngalim Purwanto, op. cit., h.183.
8. Alisuf Sabri, op.cit., h. 60-61.
9. Ngalim Purwanto, op. cit., h. 184.
10. Ibid., h. 182.
11. Alisuf Sabri, op.cit., h. 60.
12. Tatang S., op. cit., h. 97.
..................
13. Aliuf Sabri, op. cit., h. 57.
14. Warul Walidin, Konstelasi Pemikiran Pedailgogik
Ibnu Khaldun Perspektif Pendidikan Modern,
(Yogyakarta: Suluh Press, 2005), Cet. II, h. 105-106.
15. Kemenag., op. cit., h. 599.
16. Ibid., h. 143.
17. Ngalim Puranto, op. cit., h. 186-187.
18. „Aidh Al-Qorni, op. cit., h. 373.
19. Aliuf Sabri, op. cit., h. 58.
20. Ngalim Purwanto, op. cit., h. 190.
21. Ibid., h. 190-191.
22. Ibid., h. 191-192.
23. Aliuf Sabri, op. cit., h. 58-59.
24. Ibid.,h.
25. Ngalim Purwanto, op. cit., h. 188.
26. Alfattory Rheza Syahrul, Reward, Punishment
terhadap Motivasi Belajar Siswa IPS Terpadu Kls
VIII MTsN Punggasan, Jurnal Curricula, Vol. 2,
2017, h. 3.
27. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif
Islam, (Cet. iii, Bandung PT.Remaja Rosda Karya,
2000), h. 186.
28. Wendy L. Ostroff, Memahami Cara Anak-anak
Belajar, Terj. B. Endra Tanidjaja, (Jakarta: PT
Indeks, 2013), h. 7.
29. Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan
Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008),
h. 27.
..................
30. Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama
Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet. 1, h. 140.
31. Anas Salahudin, dan Irwanto Alkrienciehie,
Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis Agama
dan Budaya), (Jakarta: Pustaka Setia, 2013), h. 330.
32. Ibid., h. 330.
33. Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-
Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 15.
34. Slameto, belajar dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
2.
35. Syaifurrahman, Dkk, Manajemen Dalam
Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 55-56.
36. Agus Suprijono, Coopeative Learning: Teori dan
Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2015), h. 3.
37. Hamzah B. Uno, op. cit., h. 33.
38. Ade Yuliasari dan Nanang Indiarsa, Peran Dominan
Moitvasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik Siswa
Putri dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler
Futsal, Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,
Vol. 01, 2013. h. 315.
39. Ibid., h. 24-25.
40. Ibid., h. 29.
41. Ibid., h. 32.
42. Ibid., h. 34-37.
43. Zakiah Daradjat, op. cit., h. 143-144.
44. Hamzah B. Uno, op.cit., h. 27-29.
..................
45. Zakiah Daradjat, op. cit., h. 141.
46. Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta:
Rineka, 2011), 161-164.
47. Ibid., h. 69-70.
48. Burhannudin, Fiqih Ibadah, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2001), Cet. 1, h.12.
49. A. Djazuli, Ilmu Fiqih: Penggalian, Perkembangan,
dan Penerapan Hukum Islam, (Jakarta: Kencana,
2010), Cet. 7, h. 4-5.
50. Menteri Agama RI, Permenag RI no. 000912 Tahun
2013, (Jakarta: Menteri Hukum dan HAM RI, 2013).
h. 38.
51. A. Dzajuli, op. cit., h. 4-6.
52. Burhannudin, op.cit., h.13.
53. Ibid., h. 43-44.
54. Ibid., h. 38.
55. Kemenag, op. cit., h. 599.
BAB III Paraf Dosen
Pembimbing
1. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2016), h. 13.
2. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu
Pendekatann Praktik,(Jakarta: Rineka Cipta, 2013),
h. 282.
3. Ibid., h. 166.
4. Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:
Pustaka Setia, 2011), h. 154.
5. Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed
Method), (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 119.
6. Mahmud, op. cit., h. 155.
7. Sugiyono, op. cit., h. 122.
8. Ibid., h. 91.
9. Ibid., h. 131-132.
10. Ibid., h. 193.
11. Sugiyono, op. cit., h. 136.
12. Ibid., h. 136-137.
13. A. Muri Yusuf, Asesment dan Evaluasi Pendidikan:
Pilar Penyedia Informasi dan Kegiatan
Pengendalian Mutu Pendidikan, (Jakarta:
Prenadamedia Grup, 2015), h. 93.
14. Saifuddin Azwar, Reabilitas dan Validitas
Instrumen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015). h.
40.
15. Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2016). h. 247.
16. C. Trihendradi, Step by Step SPSS 18 Analisis Data
Statistik, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2010), h.
130.
17. Zainal Arifin, op.cit., h. 258.
18. Nuraida Halid Alkaf, Metodologi Penelitian
Pendidikan, (Ciputat: Islamic Reserch Publishing,
2009), h. 114-121.
19. Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 278.
20. Akila “Pengaruh Intensif dan Pengawasan Terhadap
..................
..................
Produktivitas Kerja Karyawan pada CV. Vassel
Palembang”, Jurnal Erocment Global. 2, 2017. h.
40.
21. Fadli, Model Asumsi Kalsik Model Regresi
Bergamda, 2018,
(http://dawaisimfoni.wordpress.com).
22. Haslinda dan Jamaludin, “ Pengaruh Perencanaan
anggaran dan Evaluasi anggaran terhadap kinerja
organisasi Dengan Standar Biaya Sebagai Variabel
Moderating Pada Pemerintah Daerah Kabupaten
Wajo”, Jurnal Akuntansi Peradaban, Vol 11, 2016,
h. 8.
23. Fadli, op. cit.
24. Nuraida Halid Alkaf, op.cit., h.123-125.
25. Sugiyono, op.cit., h. 267.
26. Ibid., h. 253.
27. C. Trihendradi, op.cit., 135-141.
Jakarta, 12 September2018
Yang Mengesahkan
Dosen Pembimbing
Drs. Rusdi Jamil, M. Ag.
NIP. 19621231 199503 1 005
DATA SISWA
MADRASAH TSANAWIYAH ISLAMIYAH CIPUTAT
TAHUN AJARAN 2017/2018
NO KELAS JUMLAH SISWA
1. VII (Al-Khawarizmi,
Al-Batani, Al-Fargani)
90
2. VIII (Ibnu Batutah, Ibnu
Sina, Ibnu Ruysd)
110
3. IX (Al-Kindi, At-Tusi,
Ar-Razi)
107
DATA GURU
MADRASAH TSANAWIYAH ISLAMIYAH CIPUTAT
TAHUN AJARAN 2017/2018
NO MATA PELAJARAN KLS JUMLAH
ROMBEL
NAMA GURU
PENGAMPU
1 Pendidikan
Kewarganegaraan
1 3 rombel Drs. Hilmudin
2 3 rombel Dra. Ch. Suhartini
3 3 rombel Drs. Hilmudin
2 Al-Quran-Hadits
1 3 rombel Dra. Tatu Uyainah
2 3 rombel Ummi Arfi‟ah S.Ag
3 3 rombel Dra. Tatu Uyainah
3 Akidah Akhlak
1 3 rombel
Ummi Arfi‟ah, S.Ag 2 3 rombel
3 3 rombel
4 Fikih
1 3 rombel
Drs. Aris Herdiana 2 3 rombel
3 3 rombel
5 Sejarah Kebudayaan 1 3 rombel Drs. Aris Herdiana
Islam 2 3 rombel
Masnah, S.Pd.I
3 3 rombel
6 Bahasa Arab
1 3 rombel Anna Saraswati, SS
2 3 rombel
Amirudin, S.Pd
3 3 rombel
7 Bahasa Inggris
1 3 rombel Preli Ratnawati, S.Pd
2 3 rombel
Nurul Atikah, S.Pd
3 3 rombel
8 Ilmu Pengetahuan
Sosial
1 3 rombel M. Rizky Awaludin
2 3 rombel
Achmad Djuanda, SE
3 3 rombel
9 Fiqih
1 3 rombel
Hikmatulloh, S.Pd
2 3 rombel
3 3 rombel Aep Saepullah, S.Pd
10 IPA
1 3 rombel Iin Safrina, S.Pd
2 3 rombel Drs. Abdul Muthalib
3 3 rombel Iin Safrina, S.Pd
11 Bahasa Indonesia
1 3 rombel
Dra. Ecin Kuraesin
2 3 rombel
3 3 rombel Siti Annisah, S.Pd
12 BTQ
1 3 rombel Amiruddin, S.Pd
2 3 rombel Anna Saraswati, SS
3 3 rombel Amiruddin, S.Pd
13 Penjaskes
1 3 rombel
Qosim Sarofil, S.Pd 2 3 rombel
3 3 rombel
14 Seni Budaya
1 3 rombel
Yulia Ruhamayanti,
S.Ag 2 3 rombel
3 3 rombel
15 TIK
1 3 rombel
Muhamad Fauzi,
S.Kom 2 3 rombel
3 3 rombel
17 Pramuka
1 3 rombel Preli Ratnawati, S.Pd
2 3 rombel Qosim Sarofil, S.Pd
3 3 rombel Preli Ratnawati, S.Pd
KISI-KISI ANGKET
Kisi-kisi Angket Motivasi
Aspek No Indikator No Item Jumlah
Item
Intrinsik 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 14
6
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar
13
Ekstrinsik
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 15
4. Adanya kegiatan menarik dalam belajar 17, 18
5. Adanya lingkungan belajar yang kondusif,
sehingga memungkinkan seseorang siswa
dapat belajar dengan baik.
16
Kisi-kisi Angket Reward dan Punishment
Aspek No Indikator No Item Jumlah
Item
Reward 1. Guru memiliki kepribadian yang bisa
menjadi teladan contoh
1, 2 3
2. Guru memberikan hadiah sebagai
pendorong semangat belajar
3
3. Guru memberikan imbalan balik berupa
materi maupun nilai dan angka yang
bagus, juga sikap yang baiK serta
perhatian dari guru
4, 5, 6 3
Punishment 1. Guru memberikan hukuman berupa sanksi
bersifat teguran, kecaman, dll.
7, 8, 9,
10, 11,
12
6
HASIL UJI VALIDITAS ANGKET/KUESIONER
Responden
Butir Pernyataan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
1 4 4 4 3 4 3 4 5 2
2 5 5 4 5 5 3 3 4 4
3 4 4 5 5 5 4 4 5 4
4 5 4 5 5 4 4 3 5 4
5 5 5 4 4 3 5 3 4 4
6 4 4 4 5 5 4 4 5 2
7 4 5 4 4 5 3 4 4 5
8 5 5 4 4 4 4 4 4 4
9 5 5 5 5 5 4 4 5 4
10 3 2 2 4 2 3 3 4 4
11 3 2 2 4 2 3 3 5 4
12 5 4 4 5 4 4 3 5 4
13 5 4 4 5 4 3 5 5 4
14 4 3 4 4 3 3 4 4 4
15 4 3 4 2 4 1 4 5 4
16 4 5 5 4 5 4 5 5 4
17 4 5 5 4 3 4 5 5 4
18 4 5 4 5 5 3 4 5 5
19 5 5 5 4 3 4 5 4 4
20 4 3 3 4 4 3 3 4 3
21 5 5 5 4 5 3 5 5 4
22 5 5 5 4 5 3 5 5 4
23 5 5 4 4 4 4 4 4 5
24 5 4 4 5 4 5 5 5 5
25 5 4 4 5 4 2 3 4 3
26 4 5 4 5 4
2 4 4 4
27 3 4 4 5 5 4 5 4 4
28 3 5 3 4 4 4 4 4 4
29 3 3 4 4 4 3 4 4 4
30 5 4 4 5 4 2 4 4 4
T hitung 0,491 0,698 0,756 0,434 0,509 0,571 0,546 0,469 0,378
T tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Butir Pernyataan/Pertanyaan
Total
P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18
5 1 3 5 4 5 3 5 2 67
3 3 3 5 5 5 5 4 2 75
4 1 4 5 5 5 5 5 2 79
5 3 4 3 5 5 5 5 2 80
4 2 4 5 5 4 4 4 2 76
5 2 5 5 4 5 4 5 2 80
3 1 5 5 5 5 4 5 2 80
4 3 5 4 4 5 5 4 1 81
5 4 3 5 5 5 4 5 1 88
4 2 2 3 4 4 3 4 3 66
3 2 5 5 4 4 3 5 1 71
4 3 5 5 5 5 3 4 3 87
5 1 3 5 5 5 4 5 3 88
4 2 3 5 4 5 5 4 3 82
4 4 3 5 4 5 1 4 3 79
5 4 4 5 5 5 4 5 2 96
5 4 4 5 5 5 4 4 3 95
3 2 4 5 5 5 4 5 4 95
5 5 2 5 4 5 4 5 3 96
3 2 4 4 4 5 3 4 3 83
4 2 4 4 5 5 4 4 2 96
4 2 3 4 5 5 4 4 3 97
4 2 4 5 4 5 5 4 3 98
5 4 5 5 5 4 4 5 3 106
3 2 3 4 2 4 5 4 2 88
3 2 1 5 4 5 3 5 2 92
5 3 3 5 4 5 4 5 5 104
4 3 5 4 4 5 4 4 3 99
3 3 4 5 4 4 5 4 3 97
3 2 4 4 4 4 5 4 2 98
0,410 0,538 0,373 0,453 0,363 0,579 0,493 0,486 0,521
0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
HASIL UJI RELIABILITAS ANGKET/KUESIONER
Responden
Butir Pernyataan
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
1 4 4 4 3 4 3 4 5 2
2 5 5 4 5 5 3 3 4 4
3 4 4 5 5 5 4 4 5 4
4 5 4 5 5 4 4 3 5 4
5 5 5 4 4 3 5 3 4 4
6 4 4 4 5 5 4 4 5 2
7 4 5 4 4 5 3 4 4 5
8 5 5 4 4 4 4 4 4 4
9 5 5 5 5 5 4 4 5 4
10 3 2 2 4 2 3 3 4 4
11 3 2 2 4 2 3 3 5 4
12 5 4 4 5 4 4 3 5 4
13 5 4 4 5 4 3 5 5 4
14 4 3 4 4 3 3 4 4 4
15 4 3 4 2 4 1 4 5 4
16 4 5 5 4 5 4 5 5 4
17 4 5 5 4 3 4 5 5 4
18 4 5 4 5 5 3 4 5 5
19 5 5 5 4 3 4 5 4 4
20 4 3 3 4 4 3 3 4 3
21 5 5 5 4 5 3 5 5 4
22 5 5 5 4 5 3 5 5 4
23 5 5 4 4 4 4 4 4 5
24 5 4 4 5 4 5 5 5 5
25 5 4 4 5 4 2 3 4 3
26 4 5 4 5 4
2 4 4 4
27 3 4 4 5 5 4 5 4 4
28 3 5 3 4 4 4 4 4 4
29 3 3 4 4 4 3 4 4 4
30 5 4 4 5 4 2 4 4 4
Responden
Butir Pernyataan
P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18
1. 5 1 3 5 4 5 3 5 2
2. 3 3 3 5 5 5 5 4 2
3. 4 1 4 5 5 5 5 5 2
4. 5 3 4 3 5 5 5 5 2
5. 4 2 4 5 5 4 4 4 2
6. 5 2 5 5 4 5 4 5 2
7. 3 1 5 5 5 5 4 5 2
8. 4 3 5 4 4 5 5 4 1
9. 5 4 3 5 5 5 4 5 1
10. 4 2 2 3 4 4 3 4 3
11. 3 2 5 5 4 4 3 5 1
12. 4 3 5 5 5 5 3 4 3
13. 5 1 3 5 5 5 4 5 3
14. 4 2 3 5 4 5 5 4 3
15. 4 4 3 5 4 5 1 4 3
16. 5 4 4 5 5 5 4 5 2
17. 5 4 4 5 5 5 4 4 3
18. 3 2 4 5 5 5 4 5 4
19. 5 5 2 5 4 5 4 5 3
20. 3 2 4 4 4 5 3 4 3
21. 4 2 4 4 5 5 4 4 2
22. 4 2 3 4 5 5 4 4 3
23. 4 2 4 5 4 5 5 4 3
24. 5 4 5 5 5 4 4 5 3
25. 3 2 3 4 2 4 5 4 2
26. 3 2 1 5 4 5 3 5 2
27. 5 3 3 5 4 5 4 5 5
28. 4 3 5 4 4 5 4 4 3
29. 3 3 4 5 4 4 5 4 3
30. 3 2 4 4 4 4 5 4 2
ANGKET PENELITIAN
Angket Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap Motivasi
Belajar Fiqih Siswa MTs Islamiyah Ciputat
Identitas Responden
Nama : Kelas :
Petunjuk
1. Mulailah dengan membaca basmallah.
2. Pada kuesioner ini terdapat 18 pertanyaan , pertimbangkan baik-baik pertanyaan
.Dan berikan jawaban yang benar-benar sesuai dengan keadaan di sekolah.
3. Mohon kuesioner diisi dengan jawaban yang jujur.
4. Berikan tanda ( ) pada jawaban yang sesuai dengan keadaan di sekolah.
5. Sebelum kuesioner dikembalikan, periksa kembali jawaban-jawaban anda apakah
sudah benar.
Keterangan
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
R : Ragu-ragu
No Pertanyaan/Pernyataan SS S R TS STS
REWARD/PENGHARGAAN
1. Guru bersikap baik terhadap murid-muridnya
2. Guru memberikan penghargaan kepada siswa
yang berprestasi baik sikap maupun pengetahuan
3. Guru memberikan pujian ketika siswa belajar
dengan baik
4. Guru memberikan nilai sesuai hasil kerja siswa
5. Guru memberi nilai tinggi kepada siswa yang
berprstasi
6.. Siswa yang berprestasi diberikan imbalan berupa
hadiah oleh guru
PUNISHMEN/HUKUMAN
7. Guru memberikan hukuman sesuai dengan
tingkat kesalahan siswa.
8. Guru tidak perlu menghukum tapi cukup dengan
memberi contoh
9. Guru menegur saat siswa berbuat salah
10. Guru cukup memberi hukuman dengan
menasihati saja
11. Guru memberikan hukuman berupa kecaman saat
siswa melakukan kesalahan
12. Guru memberi hukuman dengan pukulan jika
siswa tidak bisa dinasihati lagi
MOTIVASI
13. Saya tidak terlambat saat masuk kelas
14. Saya tidak membolos saat jam pelajaran masih
ada
15. Saya ingin menjadi manusia yang sukses
16. Saya menyukai lingkungan belajar yang baik
yang dapat menumbuhkan semangat belajar
17. Saya menyenangi kegiatan belajar yang
menciptakan persaingan dan kompetisi
18. Saya menyukai kegiatan pembelajaran yang
menantang seperti perlombaan
Terimakasih atas kesediaannya telah meluangkan waktu mengisi kuesioner
penelitian ini, semoga Allah SWT memberi ganjaran pahala dan kebaikan.
Data Hasil Sebar Angket/Kuesioner
Responden
Butir Angket
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18
1. 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 2 4 3 4 5 5 4 4
2. 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 2 4 3 4 5 5 4 3
3. 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 2 4 4 5 5 5 4 5
4. 4 5 4 5 5 4 4 3 5 2 2 3 5 5 5 5 4 2
5. 4 5 4 4 4 5 4 2 5 2 2 1 4 5 5 5 5 4
6. 5 5 3 5 2 4 4 5 5 4 2 2 5 5 5 5 5 4
7. 5 5 3 5 2 4 4 5 5 1 1 1 4 4 5 5 5 3
8. 5 4 3 4 3 3 4 5 5 4 2 1 5 5 5 5 4 3
9. 5 5 5 5 4 2 5 4 5 2 2 2 5 5 5 5 5 2
10. 5 5 5 5 5 5 4 3 4 3 3 2 5 5 5 5 5 2
11. 5 5 5 5 5 4 4 3 3 3 3 1 4 5 5 5 5 3
12. 4 4 5 5 5 4 4 3 3 3 2 1 1 5 5 3 4 3
13. 5 5 4 4 4 4 5 4 4 3 3 2 4 3 5 5 5 5
14. 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4
15. 4 4 5 5 5 3 5 3 5 4 3 1 5 5 5 5 5 3
16. 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 2 2 3 3 4 4 4 1
17. 5 4 4 5 4 4 4 5 5 5 2 1 4 5 5 5 5 3
18. 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 2 1 4 4 5 5 4 4
19. 5 4 4 5 4 4 5 4 5 3 3 3 5 5 5 5 4 3
20. 5 3 4 4 4 5 4 5 4 3 3 1 1 5 5 4 5 4
21. 5 4 3 4 2 4 4 1 5 2 1 2 4 1 5 5 5 3
22. 5 5 4 5 4 4 2 5 5 3 2 2 5 5 5 5 5 5
23. 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 2 2 5 5 5 5 5 5
24. 5 5 4 5 5 4 2 5 5 4 2 2 5 5 5 4 3 4
25. 5 5 5 5 5 5 2 5 5 3 2 2 5 5 5 5 4 4
26. 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 2 3 5 5 5 5 5 3
27. 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 2 2 5 5 5 5 4 2
28. 5 5 3 5 5 4 4 5 4 3 2 2 5 4 5 4 4 2
29. 4 5 4 5 3 2 3 5 4 2 2 2 4 4 5 3 4 2
30. 4 4 4 5 3 2 4 3 5 2 2 1 3 4 5 3 4 2
Penolong Uji Regresi Linear Berganda
X1 X2 Y X1Y X2Y X1² X2² X1X2 Y²
1 25 24 25 625 600 625 576 600 625
2 24 23 24 576 552 576 529 552 576
3 28 24 28 784 672 784 576 672 784
4 27 19 26 702 494 729 361 513 676
5 27 19 28 756 532 729 361 513 784
6 26 22 29 754 638 676 484 572 841
7 24 17 26 624 442 576 289 408 676
8 24 21 27 648 567 576 441 504 729
9 26 20 27 702 540 676 400 520 729
10 29 19 27 783 513 841 361 551 729
11 29 17 27 783 459 841 289 493 729
12 25 16 21 525 336 625 256 400 441
13 26 21 27 702 567 676 441 546 729
14 22 19 23 506 437 484 361 418 529
15 26 21 28 728 588 676 441 546 784
16 24 21 22 528 462 576 441 504 484
17 26 22 27 702 594 676 484 572 729
18 27 21 26 702 546 729 441 567 676
19 26 23 27 702 621 676 529 598 729
20 25 20 24 600 480 625 400 500 576
21 22 15 23 506 345 484 225 330 529
22 27 24 30 810 720 729 576 648 900
23 27 22 30 810 660 729 484 594 900
24 28 20 26 728 520 784 400 560 676
25 30 24 28 840 672 900 576 720 784
26 27 23 28 756 644 729 529 621 784
27 26 22 26 676 572 676 484 572 676
28 27 22 24 648 528 729 484 594 576
29 23 18 22 506 396 529 324 414 484
30 22 17 21 462 357 484 289 374 441
∑ 775 616 777 20174 16054 20145 12832 15976 20305
HASIL UJI REGRESI LINEAR BERGANDA
Persamaan Regresi Berganda
Persamaan regresi yang terbentuk Y = 0,2359 + 0,657 X1 + 0,383 X2,
Koefisien Determinasi
Hasil Uji F
TENTANG PENULIS
Nama lengkap penulis adalah Ari Noer Khoiriyah, biasa dipanggil Ari,
penulis lahir di Bekasi, 12 Juni 1996 dari Ayahanda Mahdi Hidayat dan Ibunda
Mursida, saya anak pertama dari tiga bersaudara, adik-adik saya bernama Abdul
Rofi dan Khopipatun Shofwa. Alamat e-mail penulis
Riwayat pendidikan penulis mulai dari sekolah TK Islam Drurrahmah
Bekasi tahun 2001-2002, kemudian di MI Attaqwa 19 Bekasi tahun 2002-2008,
kemudian lanjut ke MTs Attaqwa 04 Bekasi tahun 2008-2011, kemudian lanjut ke
MAN 4 Tarumajaya Bekasi tahun 2011-2014, setelah itu lanjut ketingkat S1 di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Skripsi yang penulis buat berjudul “Pengaruh Reward dan Punishment
Terhadap Motivasi Belajar Fiqih Siswa MTs Islamiyah Ciputat”, skripsi ini
dibuat dengan bimbingan dan arahan dari Bapak Drs. Rusdi Jamil, M. Ag.